berbagai benteng di Mesir, dan dengan demikian ia menjadikan dirinya
penguasa atas benteng-benteng itu.
III. Perangnya dengan Mesir, yang merupakan perjalanan keduanya ke sana. Hal
ini digambarkan dalam ayat 25 dan 27. Antiokhos akan menujukan kekuatan
dan keberaniannya melawan Ptolemaios Philometor, raja Mesir. Ptolemaios,
sebab itu, bersiap untuk berperang melawannya, akan datang melawannya
dengan tentara yang amat besar dan kuat. namun Ptolemaios, meskipun
memiliki tentara yang begitu besar, tidak akan mampu menghadapinya.
Sebab tentara Antiokhos akan menggulingkan tentaranya, dan
menaklukkannya, dan berjumlah-jumlah tentara Mesir akan tewas dibunuh.
Dan itu tidak mengherankan, sebab raja Mesir akan dikhianati oleh
penasihat-penasihatnya sendiri. Orang-orang yang makan dari santapannya,
yang memakan rotinya dan hidup dari dirinya, sebab disuap oleh
Antiokhos, akan diadakan siasat terhadap dia, dan bahkan mereka akan
meruntuhkannya. Dan pagar apa yang bisa melawan pengkhianatan seperti
itu? jsesudah pertempuran itu, perjanjian damai akan diberlakukan, dan
kedua raja ini akan bertemu di suatu dewan penasihat, untuk menyesuaikan
butir-butir perdamaian di antara mereka. namun tak satu pun dari mereka
akan tulus melakukannya, sebab mereka, dalam kepura-puraan dan janji-
janji mereka untuk berteman dan bersahabat, akan berbohong satu sama
lain, sebab hati mereka pada saat yang sama ingin melakukan segala
kejahatan sebisa-bisanya satu terhadap yang lain. Maka tidak mengherankan
kalau hal itu tidak akan berhasil. Perdamaian itu tidak akan bertahan. namun
akhir darinya akan terjadi pada waktu yang ditetapkan dalam
Penyelenggaraan ilahi, dan pada saat itu perang akan pecah lagi, seperti luka
yang hanya terkelupas kulitnya.
IV. Serangan lain melawan Mesir. Dari perjalanan sebelumnya Antiokhos pulang
dengan banyak harta (ay. 28), dan sebab itu ia mengambil peluang pertama
untuk menyerang Mesir lagi, pada waktu yang ditetapkan oleh
Penyelenggaraan ilahi, dua tahun sesudahnya, pada tahun kedelapan
pemerintahannya (ay. 29). Ia akan memasuki pula negeri Selatan. namun
upaya ini tidak akan berhasil, tidak seperti dua upaya sebelumnya, tidak pula
ia akan mencapai tujuannya, seperti yang sudah dicapainya dua kali
sebelumnya. Sebab (ay. 30) akan datang kapal-kapal orang Kitim melawan
dia, yaitu, angkatan laut Roma, atau hanya duta-duta besar dari majelis
tinggi Roma, yang datang dalam kapal-kapal. Ptolemaios Philometor, raja
Mesir, sebab pada saat itu sedang menjalin persekutuan yang ketat dengan
orang Roma, mendambakan bantuan mereka untuk melawan Antiokhos,
yang telah mengepung dia dan ibunya, Kleopatra, di kota Aleksandria. Itulah
sebabnya majelis tinggi Roma mengirimkan seorang utusan kepada
Antiokhos, untuk memerintahkan dia supaya menghentikan pengepungan
itu. Dan, saat Antiokhos meminta beberapa waktu untuk
mempertimbangkannya dan merundingkannya dengan teman-temannya,
Popilius, salah seorang duta besar itu, bersama jajarannya menggambar
sebuah lingkaran di sekeliling Antiokhos, dan memberi tahu dia, sebagai
orang yang berwenang, supaya ia memberi jawaban setuju sebelum ia
keluar dari lingkaran itu. jsesudah itu, sebab takut terhadap kekuasaan
Romawi, ia terpaksa langsung memberi perintah untuk menghentikan
pengepungan itu dan supaya pasukannya mundur dari Mesir. Demikianlah
Livius (sejarawan Romawi abad 1 M – pen.) dan yang lain menyampaikan
cerita yang dirujuk oleh nubuatan ini. Hilanglah keberaniannya, lalu
pulanglah ia. Sebab sangat geram hatinya dipaksa untuk tunduk seperti itu.
V. Kegeraman Antiokhos dan perlakuan-perlakuannya yang kejam terhadap
orang-orang Yahudi. Ini yaitu bagian dari pemerintahannya, atau lebih
tepatnya kelalimannya, yang diceritakan secara paling panjang lebar dalam
nubuatan ini. Dalam kembalinya dia dari perjalanannya ke Mesir (yang
dinubuatkan, ay. 28) ia bermaksud menentang orang-orang Yahudi, pada
tahun keenam pemerintahannya. Pada saat itu ia menjarah kota dan Bait
Suci. namun badai yang paling mengerikan yaitu pada saat ia kembali dari
Mesir, dua tahun sesudahnya, yang dinubuatkan (ay. 30). Pada saat itu ia
merebut Yudea dalam perjalanan pulangnya. Dan, sebab ia tidak bisa
mencapai tujuannya di Mesir sebab dihalang-halangi oleh Roma, ia
melampiaskan dendamnya terhadap orang-orang Yahudi yang malang, yang
tidak menyulut amarahnya sama sekali, namun sangat menyulut murka Tuhan
sehingga mengizinkan Antiokhos untuk melakukannya (8:23).
1. Antiokhos memiliki kebencian yang sangat dalam terhadap agama
Yahudi: Hatinya bermaksud menentang Perjanjian Kudus (ay. 28). Dan
(ay. 30) hatinya mendendam terhadap Perjanjian Kudus, kovenan
kesayangan yang melaluinya orang-orang Yahudi dipersatukan sebagai
umat yang berbeda dari semua bangsa lain, dan dimuliakan di atas
mereka. Ia membenci hukum Musa dan penyembahan terhadap Tuhan
yang benar, dan geram terhadap hak-hak istimewa bangsa Yahudi dan
janji-janji yang dibuat kepada mereka. Perhatikanlah, apa yang
merupakan harapan dan sukacita umat Tuhan menimbulkan iri hati pada
tetangga-tetangga mereka, dan itu yaitu Perjanjian Kudus. Esau
membenci Yakub sebab Yakub mendapat berkat. Orang-orang yang
asing dengan kovenan itu sering kali menjadi musuh-musuh terhadap
kovenan itu.
2. Antiokhos meneruskan rancangan-rancangan yang jahat terhadap
orang-orang Yahudi dengan bantuan beberapa orang Yahudi yang
berkhianat dan murtad. Ia menujukan perhatiannya kepada mereka yang
meninggalkan Perjanjian Kudus (ay. 30), yaitu sebagian dari orang-orang
Yahudi yang mendustai agama mereka, dan memperkenalkan kebiasaan-
kebiasaan bangsa kafir, yang dengannya mereka membuat kovenan.
Lihatlah penggenapan dari hal ini (1 Makabe 1:11-15), yang di dalamnya
dikatakan dengan jelas, mengenai orang-orang Yahudi yang membelot
itu, bahwa mereka memulihkan kulup mereka pula dan murtadlah mereka
dari perjanjian kudus (terjemahan bebas: mereka menghilangkan bekas
sunat mereka dan meninggalkan perjanjian dengan Tuhan ). Kita membaca
(2 Makabe 4:9) tentang Yason, saudara Onias imam besar, yang melalui
ketetapan Antiokhos mendirikan sebuah gelanggang olahraga di
Yerusalem, untuk serikat pemuda (terjemahan bebas: untuk tempat
latihan bagi pemuda-pemuda). Dan tentang Menelaus, yang jatuh ke
dalam kepentingan-kepentingan Antiokhos, dan merupakan orang yang
membantunya ke Yerusalem, dalam kembalinya dia sekarang untuk
terakhir kali dari Mesir (2 Makabe 4:23, dst.). Kita banyak membaca
dalam Kitab Makabe tentang kejahatan yang dilakukan terhadap orang-
orang Yahudi oleh para pengkhianat dari bangsa mereka sendiri, Yason
dan Menelaus, dan golongan mereka. Mereka ini dalam semua
kesempatan dimanfaatkan Antiokhos. “Orang-orang yang berlaku fasik
terhadap Perjanjian, orang-orang yang memuntahkan agama mereka,
dan mengikuti bangsa kafir, akan dibujuknya sampai murtad dengan
kata-kata licin, untuk mengeraskan mereka dalam kemurtadan mereka,
dan memanfaatkan mereka sebagai umpan untuk menarik orang lain”
(ay. 32). Perhatikanlah, tidak aneh jika orang-orang yang tidak hidup
sesuai dengan agama mereka, dan dalam pergaulan mereka berlaku fasik
terhadap Perjanjian, mudah dibujuk sampai murtad dengan kata-kata
licin untuk meninggalkan agama mereka. Orang-orang yang membuat
kandas hati nurani akan segera membuat kandas iman mereka.
3. Antiokhos menajiskan Bait Suci. Tentaranya akan muncul (ay. 31), bukan
hanya tentaranya sendiri yang sekarang dibawanya dari Mesir,
melainkan juga sejumlah besar orang yang meninggalkan agama Yahudi
yang bergabung dengan mereka. Dan mereka akan menajiskan tempat
kudus, benteng itu, bukan hanya kota suci, melainkan juga Bait Suci.
Cerita tentang ini kita dapati dalam 1 Makabe 1:21, dst. Ia memasuki Bait
Suci dengan congkaknya, mengangkut mezbah emas, kandil, dst. Oleh
sebab itu, maka Israel di segenap tempat tinggalnya ditimpa dukacita
besar. Mengeluhlah para pemimpin dan orang tua-tua (1 Makabe 1:25-
26), dst. Dan sang raja berani memasuki Bait Tuhan yang tersuci di
seluruh dunia. Ia disertai Menelaus sebagai pengantar, yang telah menjadi
pengkhianat hukum dan tanah air (2 Makabe 5:15, dst.). Antiokhos,
jsesudah menetapkan hati untuk membuat semua orang di sekelilingnya
memeluk agamanya, menghapuskan korban sehari-hari (ay. 31).
Sebagian orang mencermati bahwa kata Tammidh, yang artinya tidak
lebih dari sehari-hari, hanya di sini, dan di tempat yang berpadanan,
dipakai dengan arti korban sehari-hari. Seolah-olah dirancang suatu
kebebasan untuk mengisinya dengan korban, yang ditindas oleh
Antiokhos, atau dengan ibadah Injil, yang ditindas oleh Antikristus. Pada
saat itu ia menegakkan kekejian yang membinasakan di atas mezbah (1
Makabe 1:54), bahkan mezbah korban bakaran (1 Makabe 1:59,
terjemahan bebas: mezbah untuk berhala), dan menyebut Bait Suci
dengan kuil Zeus Olimpios (2 Makabe 6:2).
4. Antiokhos menganiaya orang-orang yang mempertahankan kelurusan
hati mereka. Meskipun ada banyak orang yang meninggalkan perjanjian
dan berlaku fasik terhadap Perjanjian, namun ada sekelompok umat yang
mengenal Tuhan nya dan menjaga pengenalan akan Dia. Mereka ini akan
tetap kuat dan akan bertindak (ay. 32). saat orang lain tunduk kepada
tuntutan-tuntutan si penguasa lalim, dan menyerahkan hati nurani
mereka kepada paksaan-paksaannya, mereka tetap berdiri dengan
berani, menolak godaan itu, dan membuat si penguasa lalim itu sendiri
malu akan usahanya untuk menjahati mereka. Eleazar yang sudah tua
dan baik hati, salah seorang ahli Taurat yang utama, saat ia dipaksa
makan daging babi yang dijejalkan ke dalam mulutnya, dengan berani
memuntahkannya lagi, meskipun ia tahu bahwa ia harus disiksa sampai
mati sebab berbuat begitu, dan memang demikian yang terjadi (2
Makabe 6:19). Seorang ibu dan ketujuh anak laki-lakinya dihukum mati
sebab menaati agama mereka (2 Makabe 7). Ini memang pantas disebut
bertindak. Sebab memilih menderita dibandingkan berdosa yaitu suatu
tindakan yang besar. Dan sebab imanlah, sebab kuat dalam imanlah
sehingga mereka melakukan tindakan-tindakan itu, bahwa mereka
membiarkan diri mereka disiksa dan tidak mau menerima pembebasan,
seperti yang dikatakan sang rasul, mungkin dengan merujuk pada cerita
itu (Ibr. 11:35). Atau mungkin itu merujuk pada keberanian berperang
dan pencapaian-pencapaian Yudas Makabeus dan yang lain dalam
melawan Antiokhos. Perhatikanlah, pengetahuan yang benar tentang
Tuhan yaitu , dan, akan menjadi, kekuatan jiwa, dan dalam kekuatan itu,
jiwa-jiwa yang beroleh anugerah bertindak. Orang yang mengenal nama-
Nya percaya kepada-Nya, dan oleh percaya itu mereka akan melakukan
perkara-perkara besar. Sekarang, mengenai umat yang mengenal Tuhan
mereka ini, kita diberi tahu di sini,
(1) Bahwa mereka akan membuat banyak orang mengerti (ay. 33).
Mereka akan mengambil sebagai pekerjaan mereka untuk
menunjukkan kepada orang lain apa yang telah mereka pelajari
sendiri tentang perbedaan antara kebenaran dan kepalsuan,
kebaikan dan kejahatan. Perhatikanlah, orang-orang yang
memiliki pengetahuan akan Tuhan , mereka sendiri harus
menyampaikan pengetahuan mereka itu kepada orang-orang di
sekeliling mereka, dan amal rohani ini harus meluas: mereka harus
membuat banyak orang mengerti. Sebagian orang memahami ini
sebagai masyarakat yang baru didirikan untuk menyebarluaskan pe-
ngetahuan ilahi, yang disebut Hasidim, orang-orang saleh, pietis
(demikian arti dari nama itu), yang mengenal hukum Taurat dan juga
bersemangat dalam menjalankannya. Mereka ini mengajar banyak
orang. Perhatikanlah, pada masa-masa penganiayaan dan
kemurtadan, yang merupakan masa-masa pencobaan, orang-orang
yang memiliki pengetahuan akan Tuhan harus memanfaatkan
pengetahuan itu untuk menguatkan dan meneguhkan orang lain.
Orang-orang yang paham dengan benar, mereka sendiri harus
melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk membuat orang
lain paham. Sebab pengetahuan yaitu talenta yang harus
ditukarkan. Atau, mereka akan mengajar banyak orang melalui
ketekunan mereka dalam menjalankan kewajiban ibadah mereka
dan melalui penderitaan mereka yang penuh kesabaran sebab nya.
Teladan yang baik akan mengajar banyak orang, dan bagi banyak
orang, teladan itu merupakan ajaran-ajaran itu yang punya kuasa
dalam memengaruhi mereka.
(2) Mereka akan jatuh oleh kekejaman Antiokhos, akan dibawa ke
tempat penyiksaan, dan dihukum mati, oleh kegeramannya.
Meskipun mereka sendiri begitu unggul dan cerdas, dan begitu
berguna dan bermanfaat bagi orang lain, namun Antiokhos tidak
akan menunjukkan belas kasihan kepada mereka, namun mereka
akan jatuh beberapa waktu lamanya. Jadi ayat itu bisa juga dibaca
(Why. 2:10), kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari . Kita
banyak membaca, dalam Kitab Makabe, tentang perlakuan Antiokhos
yang biadab terhadap orang-orang Yahudi yang saleh, berapa banyak
yang ia bunuh dalam peperangan dan berapa banyak yang ia bunuh
dengan darah dingin. Kaum wanita dihukum mati sebab telah
mempersunatkan kanak-kanaknya, dan bayi-bayinya digantung pada
leher mereka (1 Makabe 1:60-61). namun mengapa Tuhan membiar-
kan ini? Bagaimana hal ini dapat dipandang sesuai dengan keadilan
dan kebaikan Tuhan ? Saya menjawab, baiklah, jika kita merenungkan
apa yang menjadi tujuan Tuhan dalam hal ini (ay. 35): Sebagian dari
orang-orang bijaksana itu akan jatuh, namun itu untuk kebaikan
jemaat dan untuk keuntungan rohani mereka sendiri. Supaya dengan
demikian diadakan pengujian, penyaringan dan pemurnian di antara
mereka. Mereka sendiri memerlukan penderitaan-penderitaan ini.
Orang-orang terbaik sekalipun memiliki noda-noda mereka, yang
harus dibasuh, memiliki kotoran, yang harus dimurnikan. Dan
kesusahan-kesusahan mereka, khususnya bagian mereka dalam
kesusahan-kesusahan bersama, membantu melaksanakan hal ini.
sebab dikuduskan bagi mereka oleh anugerah Tuhan , kesusahan-
kesusahan itu menjadi sarana untuk mematikan kebobrokan-
kebobrokan mereka, melepaskan ikatan mereka terhadap dunia, dan
menggugah mereka untuk lebih bersungguh-sungguh dan tekun
dalam ibadah agama. Kesusahan-kesusahan itu menguji mereka,
seperti perak dalam tungku dimurnikan dari sanganya. Kesusahan-
kesusahan itu menyaring mereka, seperti gandum di dalam lumbung
ditampi dari sekam. Dan kesusahan-kesusahan itu memurnikan
mereka, seperti kain dibersihkan dengan pembersih dari noda-
nodanya (Lihat 1Ptr 1:7). Penderitaan-penderitaan mereka oleh se-
bab kebenaran akan menguji dan memurnikan bangsa Yahudi, akan
meyakinkan mereka akan kebenaran, keunggulan, dan kuasa dari
agama yang kudus yang membuat orang-orang bijaksana ini mati
sebab menaatinya. Darah para martir yaitu benih jemaat. Itu
yaitu darah yang berharga, dan tidak setetes pun yang akan jatuh
kecuali atas pertimbangan yang berharga seperti itu.
(3) Kepentingan agama, meskipun diinjak-injak seperti itu, tidak akan
digilas. Sementara jatuh, mereka tidak akan benar-benar tergeletak,
namun mereka akan mendapat pertolongan sedikit (ay. 34). Judas
Makabe, dan saudara-saudaranya, dan beberapa orang bersama
mereka, akan maju melawan si penguasa lalim itu, dan mendesakkan
kepentingan agama mereka yang dijahati. Mereka merobohkan
semua perkorbanan berhala, memaksa pula orang menyunatkan
anak-anak yang belum bersunat, Taurat direbut dari tangan orang
asing ... dan tidaklah mereka biarkan orang berdosa itu berkuasa (1
Makabe 2:46, dst.). Perhatikanlah, orang-orang yang membela
kepentingan agama saat kepentingan itu diancam dan dihantam,
meskipun mereka mungkin tidak langsung dilepaskan dan dibuat
menang, namun mereka akan mendapat pertolongan yang senantiasa
hadir. Dan sedikit pertolongan tidak boleh diremehkan. namun , saat
masa-masa sangat buruk, kita harus bersyukur atas sedikit banyak
kelegaan. Begitu pula dinubuatkan bahwa banyak orang akan
menggabungkan diri kepada mereka secara berpura-pura. saat
mereka melihat Makabe bersaudara berhasil, sebagian orang Yahudi
akan bergabung dengan mereka, namun mereka bukanlah teman
sejati bagi agama. Orang-orang itu hanya akan berpura-pura
berteman dengan niat untuk mengkhianati mereka atau dengan
harapan akan naik bersama mereka. namun api pengujian (ay. 35)
akan memisahkan antara yang berharga dan yang hina, dan olehnya
akan nyata nanti siapakah di antara mereka yang tahan uji dan siapa
yang tidak.
(4) Meskipun mungkin berlanjut untuk waktu yang lama, kesusahan-
kesusahan itu akan berakhir. Kesusahan-kesusahan itu untuk waktu
yang ditetapkan, waktu yang terbatas, yang ditetapkan dalam
putusan-putusan hikmat ilahi. Peperangan ini akan selesai. Sampai di
sini saja kekuatan musuh akan datang, dan tidak lebih. Di sinilah ge-
lombang-gelombangnya yang congkak akan dihentikan.
5. Antiokhos semakin menjadi sangat sombong, kurang ajar, dan durhaka,
dan, sebab dadanya membusung oleh penaklukan-penaklukannya, ia
menentang sorga, dan menginjak-injak segala sesuatu yang sakral (ay.
36, dst.). Dan di sinilah menurut sebagian orang dimulai nubuatan
tentang antikristus. Jelas bahwa Rasul Paulus, dalam nubuatannya ten-
tang bangkit dan berkuasanya manusia durhaka, menyinggung hal ini
(2Tes. 2:4), yang menunjukkan bahwa Antiokhos yaitu perlambang dan
bayangan dari musuh itu, seperti juga Babel. namun , sebab nubuatan ini
digabungkan dengan nubuatan-nubuatan sebelumnya dalam perkataan
yang berkelanjutan tentang Antiokhos, maka bagi saya tampak ada
kemungkinan bahwa nubuatan itu terutama merujuk kepada Antiokhos,
dan di dalam dirinya nubuatan itu terutama digenapi, dan merujuk pada
antikristus lain hanya melalui kemungkinan penerapan saja.
(1) Dengan durhaka ia akan menghina Tuhan Israel, satu-satunya Tuhan
yang hidup dan benar, yang di sini disebut sebagai Tuhan yang
mengatasi segala Tuhan . Ia, dengan menentang Tuhan dan wewenang-
Nya, akan berbuat sekehendak hatinya terhadap umat-Nya dan
agama-Nya yang kudus. Ia akan meninggikan diri di atas Tuhan ,
seperti yang dilakukan Sanherib, dan akan mengucapkan kata-kata
yang tak senonoh melawan-Nya dan melawan hukum-hukum dan
ketetapan-ketetapan-Nya. Hal ini digenapi saat Antiokhos
melarang korban-korban yang akan dipersembahkan di dalam bait
Tuhan , dan memerintahkan supaya mencemarkan hari Sabat, menodai
tempat suci (dan bangsa yang kudus dinodai) dst., ... sehingga mereka
lupa akan hukum Taurat dan membatalkan segala peraturannya, dan
ini dengan ancaman hukuman mati (1 Makabe 1:45-49).
(2) Dengan sombongnya ia akan melontarkan penghinaan atas semua
Tuhan lain, akan membesarkan dirinya terhadap setiap Tuhan , bahkan
para Tuhan bangsa-bangsa. Antiokhos menulis perintah kepada
kerajaannya sendiri bahwa semua orang harus meninggalkan Tuhan -
Tuhan yang sudah mereka sembah, dan menyembah seperti yang
diperintahkannya, bertentangan dengan kebiasaan semua penakluk
yang mendahuluinya (1 Makabe 1:41-42). Dan semua bangsa kafir
menuruti perintah raja. Sekalipun mereka sayang dengan Tuhan -Tuhan
mereka, mereka tidak menganggap bahwa mereka layak menderita
untuk Tuhan -Tuhan itu, namun , sebab Tuhan -Tuhan mereka yaitu
berhala, bagi mereka menyembah Tuhan mana pun sama saja.
Antiokhos tidak mengindahkan Tuhan mana pun juga, namun membe-
sarkan diri terhadap semuanya itu (ay. 37). Ia begitu sombong
sehingga menganggap dirinya berada di atas manusia yang fana, bah-
wa ia bisa memerintah gelombang-gelombang laut, dan dapat
mencapai bintang-bintang di langit, begitulah kekurangajaran dan
keangkuhannya diungkapkan (2 Makabe 9:8, 10). Demikianlah ia
membawa pergi semua yang ada di hadapannya, dan ia akan
beruntung sampai akhir murka itu (ay. 36), sampai ia selesai berlari,
dan memenuhi takaran kejahatannya. Sebab apa yang telah
ditetapkan akan terjadi, dan tidak lebih, tidak kurang.
(3) Ia, bertentangan dengan cara bangsa kafir, akan mengabaikan Tuhan
nenek moyangnya (ay. 37). Meskipun rasa kasih terhadap agama
nenek moyang yaitu , di antara bangsa-bangsa kafir, hampir alami
bagi mereka seperti pujaan orang-orang wanita (sebab, jika kita
menelusuri tanah pesisir orang Kitim, kita tidak akan menemukan
satu pun contoh dari bangsa yang telah menukarkan Tuhan nya, Yer.
2:10-11). Namun Antiokhos tidak akan mengindahkan para Tuhan
nenek moyangnya. Ia membuat undang-undang untuk
menghapuskan agama bangsanya, dan membawa masuk berhala-
berhala Yunani. Dan meskipun para pendahulunya menghormati
Tuhan Israel, dan memberi pemberian-pemberian yang besar
kepada Bait Suci di Yerusalem (2 Makabe 3:2-3), namun ia
mempersembahkan penghinaan-penghinaan terbesar kepada Tuhan
dan Bait Suci-Nya. Tidak diindahkannya pujaan orang-orang perem-
puan (KJV: keinginan orang-orang wanita ) mungkin menandakan
kekejamannya yang biadab (ia tidak akan menyayangkan orang dari
usia atau jenis kelamin apa pun, sekalipun mereka orang-orang yang
lembut). Atau itu menandakan hawa nafsunya yang tidak wajar, atau,
secara umum, penghinaannya terhadap segala sesuatu yang menjadi
kepedulian orang-orang terhormat. Atau mungkin itu digenapi dalam
sesuatu yang tidak kita jumpai dalam sejarah. Tindakannya yang
tidak mengindahkan keinginan orang-orang wanita , yang
digabungkan dengan tindakannya yang tidak mengindahkan para
Tuhan nenek moyangnya, menyiratkan bahwa penyembahan-
penyembahan berhala di negerinya lebih berkenaan dengan
pemuasan daging dibandingkan penyembahan-penyembahan berhala di
negeri-negeri lain. Lukianos pernah menulis tentang dewi-dewi
Asyur. Dan sekalipun begitu, hal itu tidak akan berhasil membuatnya
mengindahkan Tuhan nenek moyangnya.
(4) Ia akan menegakkan suatu Tuhan yang tidak dikenal, Tuhan baru (ay.
38). Sebagai ganti semuanya itu, sebagai ganti Tuhan nenek
moyangnya (Apolo dan Diana, dewa-dewa kesenangan), ia akan
menghormati dewa benteng-benteng, yang dianggap sebagai dewa
kekuasaan, dewa yang tidak dikenal oleh nenek moyangnya, yang
tidak pula mereka sembah. sebab ia ingin dianggap melebihi nenek
moyangnya dalam hikmat dan kekuatan, ia akan menghormati dewa
ini dengan membawa emas dan perak dan permata, dengan berpikir
bahwa tak ada yang terlalu bagus untuk dewa yang disenanginya.
Dewa ini tampaknya yaitu Zeus Olimpios, yang dikenal di antara
orang Fenisia dengan nama Baal-Semen, penguasa sorga, namun tidak
pernah diperkenalkan di antara orang Siria sampai Antiokhos mem-
perkenalkannya. Demikianlah ia akan bertindak terhadap benteng-
benteng yang diperkuat itu, terhadap Bait Tuhan di Yerusalem, yang
disebut tempat kudus, benteng itu (ay. 31), dan di sini benteng-
benteng kekuatan. Di sana ia akan mendirikan patung dewa asing ini.
Sebagian orang membacanya, ia akan mempersembahkan benteng-
benteng kekuatan, atau benteng Tuhan yang Mahaperkasa (yaitu kota
Yerusalem), kepada dewa asing. Ia menempatkannya di bawah
perlindungan dan pemerintahan Zeus Olimpios. Dewa ini tidak
hanya akan diakuinya, namun juga akan dilimpahi kehormatan,
dengan mendirikan patungnya bahkan di atas mezbah Tuhan . Dan ia
akan membuat mereka yang melayani berhala ini menjadi berkuasa
atas banyak orang, akan menempatkan mereka di tempat-tempat ke-
kuasaan dan kepercayaan, dan mereka akan membagikan tanah
sebagai upah, akan ditopang penghidupannya dengan berlimpah dari
keuntungan-keuntungan negeri. Sebagian orang memahami
Mahuzzim, atau dewa benteng-benteng, yang akan disembah
Antiokhos, sebagai uang, yang dikatakan memungkinkan semuanya,
dan yang merupakan berhala besar dari orang-orang duniawi.
Nah, di sini ada sangat banyak yang dapat diterapkan kepada si
manusia durhaka. Ia meninggikan diri di atas segala yang disebut
atau yang disembah sebagai Tuhan , membesarkan dirinya di atas
semua. Para penyanjungnya menyebutnya tuhan Tuhan kami.
VI. Di sini tampak ada serangan lain ke Mesir, atau, setidak-tidaknya,
pergumulan dengan Mesir. Orang-orang Roma telah mengikat dia sehingga
tidak bisa menyerang Ptolemaios, namun sebab sekarang raja negeri Selatan
akan berperang dengan dia (ay. 40), berusaha merebut sebagian wilayahnya,
maka Antiokhos, raja negeri Utara itu, akan menyerbunya, dengan kecepatan
dan kegeraman yang luar biasa, dengan kereta dan orang-orang berkuda dan
dengan banyak kapal, suatu kekuatan yang hebat. Ia akan memasuki negeri-
negeri, dan menggenangi dan meliputi semuanya seperti air bah . Dalam
serbuan yang cepat ini banyak orang akan jatuh olehnya. Dan ia akan
memasuki Tanah Permai, tanah Israel. Itu yaitu kata yang sama yang
diterjemahkan dengan Tanah Permai (8:9). Ia akan melakukan pekerjaan
yang mengerikan di antara bangsa-bangsa sekitar. Namun, sebagian orang
akan luput dari amukannya, khususnya Edom dan Moab, dan bagian yang
penting dari bani Amon (ay. 41). Ia tidak mewajibkan negeri-negeri ini untuk
membayar pajak, sebab mereka sudah bergabung dengannya melawan
orang-orang Yahudi. namun terutama tanah Mesir tidak akan terluput,
sebaliknya, ia akan menjadikannya betul-betul miskin, akan melucutinya
sampai habis. Serangan ini menurut perhitungan sebagian orang yaitu
serangannya yang keempat dan terakhir melawan Mesir, pada tahun
kesepuluh atau kesebelas dari pemerintahannya, dengan berpura-pura men-
dampingi adik Ptolemaios Philometor untuk melawannya. Kita tidak
membaca tentang suatu pembantaian besar-besaran yang dibuat dalam
serangan ini, namun penjarahan besar-besaran. Sebab, dari apa yang tampak,
itulah tujuan kedatangannya: Ia akan menguasai harta benda emas dan perak
dan segala barang berharga negeri Mesir (ay. 43). Polibius, dalam Atenaios,
menceritakan bahwa Antiokhos, jsesudah mengumpulkan kekayaan yang
berlimpah, dengan menjarah Philometor muda, dan memutuskan
persekutuan dengannya, dan melalui sumbangan dari teman-temannya,
membagi-bagikan banyak harta untuk satu kemenangan, dengan meniru
Paullus Aemilius, dan menggambarkan pemborosan yang dilakukannya.
sini kita diberi tahu bagaimana ia memperoleh uang yang dibelanjakannya
dengan begitu boros. Di sini juga diperhatikan tentang perlakuannya ter-
hadap orang-orang Libia dan Etiopia, yang berbatasan dengan Mesir. Mereka
mengikuti dia. Mereka mengikuti jejaknya, siap sedia melayaninya, dan
mereka membuat terobosan-terobosan ke Mesir untuk melayaninya.
VII. Di sini ada nubuatan tentang kejatuhan dan kehancuran Antiokhos, seperti
sebelumnya (8:25). saat ia berada di puncak kehormatannya, memerah
mukanya oleh kemenangan, dan dimuati dengan rampasan-rampasan,
kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara (dari sebelah timur
laut) akan menyusahkan hatinya (ay. 44). Atau, ia akan mendapat kabar, baik
dari bagian timur maupun bagian utara, bahwa raja Partia sedang
menyerang kerajaannya. Hal ini mengharuskannya menghentikan upaya-
upaya yang sedang dijalankannya, supaya bisa maju melawan orang-orang
Persia dan Partia yang memberontak terhadapnya. Dan ini membuatnya
geram, sebab pada saat itu ia bermaksud memusnahkan dan membasmi
bangsa Yahudi dengan sehabis-habisnya, saat serangan itu memanggilnya
ke sana, di mana ia binasa. Hal ini dijelaskan dalam tulisan Tacitus, meskipun
ia bukan orang saleh. Dalam tulisan itu ia memuji Antiokhos atas usahanya
untuk menghapuskan takhayul orang Yahudi, dan memperkenalkan perilaku
orang Yunani di antara mereka (ut teterrimam gentem in melius mutaret –
untuk memperhalus bangsa yang menjijikkan). Tacitus menyesalkan bahwa
Antiokhos dihalang-halangi untuk melakukan usaha ini oleh sebab perang
Partia itu. Sekarang inilah,
1. Upaya terakhir dari kegeramannya terhadap orang-orang Yahudi. saat
ia mendapati dirinya kebingungan dan dipermalukan dalam urusan-
urusannya, ia akan keluar dengan kegeraman yang besar untuk
memusnahkan dan membinasakan banyak orang (ay. 44). Cerita tentang
ini kita dapati dalam 1 Makabe 3:27, dst., betapa geramnya Antiokhos
saat mendengar tentang keberhasilan Yudas Makabe, dan perintah-
perintah yang diberikannya kepada Lisias untuk menghancurkan
Yerusalem. Kemudian ia akan mendirikan kemah kebesarannya, atau
kemah istananya, di antara laut, di antara Laut Besar dan Laut Mati. Ia
mendirikan pondok kerajaannya di Emaus dekat Yerusalem, sebagai
tanda bahwa, meskipun ia sendiri tidak bisa hadir, namun ia
memberi kuasa penuh kepada panglima-panglimanya untuk
meneruskan perang melawan orang-orang Yahudi dengan sekuat tenaga.
Ia menempatkan kemahnya di sana, seolah-olah ia telah menguasai
gunung Permai yang kudus itu dan menyebutnya sebagai miliknya
sendiri. Perhatikanlah, saat kedurhakaan bertambah sangat kurang
ajar, kita bisa melihat kehancurannya yang dekat.
2. Kepergiannya: Ia akan menemui ajalnya dan tidak ada seorang pun yang
menolongnya. Tuhan akan melenyapkannya di tengah-tengah puncak
hidupnya dan tak seorang pun akan mampu mencegah kejatuhannya. Ini
sama dengan apa yang dinubuatkan dalam pasal 8:25 (tanpa perbuatan
tangan manusia, ia akan dihancurkan), yang dari situ kita melihat
kesudahannya yang menyedihkan. Perhatikanlah, saat tiba waktu
Tuhan untuk membawa para penindas yang sombong pada kesudahan
mereka, maka tak seorang pun akan mampu menolong mereka, dan
tidak ada pula yang ingin menolong mereka. Sebab para penguasa yang
ingin ditakuti oleh semua orang di kala mereka sedang berjaya, saat
mereka jatuh ke dalam kesusahan, mereka akan mendapati bahwa tidak
ada seorang pun yang menyayangi mereka. Bahkan tak seorang pun
akan mengulurkan tangan atau memanjatkan doa untuk menolong
mereka. Dan, jika Tuhan tidak menolong, siapa yang akan menolong?
Tentang raja-raja yang datang jsesudah Antiokhos, tidak ada yang
dinubuatkan di sini, sebab Antiokhos yaitu musuh jemaat yang paling
keji dan jahat. Dia yaitu perlambang dari manusia durhaka yang harus
binasa, yang akan dibunuh Tuhan dengan napas mulut-Nya dan akan
dimusnahkan-Nya kalau Ia datang kembali dengan cahaya kemilau, dan
tak seorang pun akan menolongnya.
PASAL 12
etelah nubuatan tentang kesusahan-kesusahan bangsa Yahudi di bawah
Antiokhos, yang melambangkan kesusahan-kesusahan jemaat Kristen di
bawah kekuasaan anti-Kristen, kita mendapati di sini,
I. Penghiburan-penghiburan, dan itu sangat berharga, yang ditetapkan
untuk menyokong umat Tuhan pada masa-masa susah itu. Dan
penghiburan-penghiburan itu sedemikian rupa hingga dapat
bermanfaat, baik untuk masa-masa susah dulu di bawah Antiokhos
maupun masa-masa susah nanti yang diperlambangkan olehnya (ay. 1-
4).
II. Pembicaraan antara Kristus dan seorang malaikat mengenai masa
berlanjutnya peristiwa-peristiwa ini, yang dimaksudkan untuk
memberi kepuasan kepada Daniel (ay. 5-7).
III. Pertanyaan Daniel untuk kepuasannya sendiri (ay. 8). Dan jawaban
yang diterimanya untuk pertanyaan itu (ay. 9-12).
Kemunculan Mikhael yang Dijanjikan;
Nubuatan Dimeteraikan
(12:1-4)
1 “Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi
anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang
belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. namun pada waktu
itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam
Kitab itu. 2 Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah,
akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami
kehinaan dan kengerian yang kekal. 3 Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti
cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya. 4 namun engkau, Daniel, sembunyikanlah
segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang
akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah.”
Sudah biasa bagi para nabi, saat mereka menubuatkan kesusahan-kesusahan
jemaat, untuk melengkapinya pada saat yang sama dengan penangkal yang
tepat, obat penawar untuk setiap penyakit. Dan tidak ada kelegaan yang begitu
mujarab, yang didapat diterapkan pada keadaan apa saja, begitu mudah
disesuaikan dengan setiap keadaan, dan yang begitu manjur, seperti kelegaan-
kelegaan yang diperoleh dari Kristus dan keadaan lega akan masa depan. Dari
situlah penghiburan-penghiburan di sini diperoleh.
I. Yesus Kristus akan muncul sebagai pengayom dan pelindung jemaat-Nya:
Pada waktu itu, saat penganiayaan sedang panas-panasnya, akan muncul
Mikhael (ay. 1). Sang malaikat sudah memberi tahu Daniel betapa Mikhael
yaitu teman yang teguh bagi jemaat (10:21). Sampai saat itu ia sudah
menunjukkan pertemanan ini di dunia atas. Para malaikat mengetahuinya.
namun sekarang akan muncul Mikhael menurut tindakan penyelenggaraan-
Nya, dan mengerjakan pembebasan bagi orang-orang Yahudi, jika dilihat-
Nya, bahwa kekuatan mereka sudah lenyap (Ul. 32:36). Kristus yaitu
pemimpin besar itu, sebab Dialah yang berkuasa atas raja-raja bumi ini (Why.
1:5). Dan, jika Ia berdiri membela jemaat-Nya, siapakah yang dapat mela-
wannya? namun ini belum semuanya: Pada waktu itu (yaitu, segera
sesudahnya) Mikhael akan muncul untuk mengerjakan keselamatan kekal
kita. Anak Tuhan akan menjelma, akan menyatakan diri-Nya supaya Ia
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Kristus berdiri mendampingi
anak-anak bangsa kita saat Ia dijadikan dosa dan kutuk bagi mereka,
berdiri menggantikan mereka sebagai korban, menanggung kutuk bagi
mereka, dengan menanggungnya dari mereka. Ia berdiri sebagai perantara
bagi mereka yang senantiasa dibuat-Nya di balik tabir, berdiri membela
mereka, dan berdiri sebagai teman mereka. Dan jsesudah kehancuran
antikristus, yang diperlambangkan oleh Antiokhos, Kristus akan akhirnya
akan bangkit di atas debu (Ayb. 19:25, KJV: berdiri pada akhir zaman di atas
bumi), akan muncul untuk menyelesaikan penebusan semua orang
kepunyaan-Nya.
II. saat Kristus muncul, Ia akan membalaskan kesusahan kepada orang-orang
yang menyusahkan umat-Nya. Akan ada suatu waktu kesesakan yang besar,
yang mengancam semuanya, namun hanya menghancurkan semua yang
menjadi musuh bebuyutan kerajaan Tuhan di antara manusia, kesesakan
seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa. Hal ini dapat
diterapkan,
1. Pada kehancuran Yerusalem, yang disebut Kristus (mungkin dengan
pandangan yang tertuju pada nubuatan ini) sebagai siksaan yang dahsyat
seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang (Mat.
24:21). Hal ini sudah banyak dibicarakan oleh sang malaikat (9:26-27).
Dan saat Kristus mendirikan kerajaan Injil di dunia, kira-kira pada
waktu yang sama pula Mikhael pemimpin kita muncul. Atau,
2. Merujuk pada penghakiman pada hari besar, hari yang akan menyala
seperti perapian itu, dan yang akan memakan habis orang-orang
sombong dan semua orang yang berlaku fasik. Akan ada waktu
kesesakan seperti yang belum pernah terjadi pada semua orang yang
ditentang oleh Mikhael sang pemimpin kita.
III. Kristus akan mengerjakan keselamatan bagi umat-Nya: ”Pada waktu itu
bangsamu akan terluput, terluput dari kejahatan dan kehancuran yang
dirancang untuk mereka oleh Antiokhus, yaitu semua orang yang ditandai
untuk diselamatkan, yang tercatat untuk beroleh hidup” (Yes. 4:3). saat
Kristus datang ke dalam dunia, Ia akan menyelamatkan Israel rohani-Nya
dari dosa dan neraka, dan, pada kedatangan-Nya yang kedua, Ia akan
menuntaskan keselamatan mereka, yaitu keselamatan banyak orang se-
banyak yang telah diberikan kepada-Nya, sebanyak yang namanya tertulis di
dalam kitab kehidupan (Why. 20:15). Nama mereka tertulis di sana sebelum
dunia diciptakan, dan akan didapati tertulis di sana pada akhir dunia, saat
kitab-kitab akan dibuka.
IV. Akan ada kebangkitan istimewa orang-orang yang telah tidur di dalam debu
tanah (ay. 2).
1. saat Tuhan mengerjakan pembebasan bagi umat-Nya dari peng-
aniayaan, itu yaitu semacam kebangkitan. Dengan cara demikian pula
pembebasan orang-orang Yahudi dari Babel digambarkan dalam
penglihatan (Yeh. 37), dan begitu pula dengan pembebasan orang-orang
Yahudi dari Antiokhos, dan bentuk-bentuk pemulihan lain yang terjadi
pada kesejahteraan lahiriah jemaat. Semuanya itu seperti hidup dari
antara orang mati. Banyak dari antara orang-orang yang sudah lama
tidur di dalam debu kegelapan dan malapetaka akan bangun pada waktu
itu, sebagian akan bangun untuk mendapat hidup, kehormatan, dan
penghiburan yang akan terus berlangsung, yang kekal. namun untuk
sebagian yang lain, yang, saat mereka kembali pada kemakmuran
mereka, kembali juga pada kejahatan mereka, itu akan menjadi
kebangkitan untuk menerima kehinaan dan kengerian. Sebab
kemakmuran orang bebal hanya akan membukakan mereka pada bahaya
dan menghancurkan mereka.
2. saat , dengan kemunculan Mikhael pemimpin kita, Injil-Nya
diberitakan, banyak dari orang-orang yang telah tidur di dalam debu
tanah, baik orang-orang Yahudi maupun bukan Yahudi, akan
dibangunkan olehnya untuk memeluk agama Injili, dan akan bangkit dari
kekafiran atau kepercayaan Yahudi mereka. namun , sebab akan selalu
ada percampuran antara orang-orang munafik dan orang-orang kudus
sejati, maka hanya sebagian dari mereka yang akan bangkit untuk
mendapat hidup, yang bagi mereka Injil yaitu bau kehidupan yang
menghidupkan. namun sebagian yang lain akan dibangkitkan olehnya
untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal, yang bagi mereka
Injil Kristus akan menjadi bau kematian yang mematikan, dan Kristus
sendiri ditetapkan untuk menjadi kejatuhan mereka. Jala Injil
menangkap yang baik maupun yang buruk. namun ,
3. Yang pasti dimaksudkan yaitu kebangkitan secara umum pada akhir
zaman: Banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu
tanah, akan bangun, yaitu, semua orang, yang akan berjumlah banyak
sekali. Atau, dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu
tanah, banyak yang akan bangkit untuk mendapat hidup dan banyak
yang akan bangkit untuk mengalami kehinaan. Orang-orang Yahudi
sendiri memahami hal ini sebagai kebangkitan orang mati pada akhir
zaman. Dan Kristus tampak mengarahkan pandangan pada kebangkitan
orang mati di akhir zaman saat Ia berbicara tentang bangkit untuk
hidup yang kekal dan bangkit untuk dihukum (Yoh. 5:29). Itulah sebabnya
orang-orang Yahudi dikatakan Rasul Paulus menantikan kebangkitan
semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang
yang tidak benar (Kis. 24:15). Dan tidak ada hal lain yang lebih pantas
terjadi tepat pada waktunya di sini, sebab, di bawah penganiayaan
Antiokhos, sebagian orang dengan hina mengkhianati agama mereka,
dan sebagian yang lain dengan berani menaatinya. Nah, akan menjadi
masalah bagi mereka jika, saat badai telah usai, mereka tidak bisa
memberi upah kepada yang satu atau menghukum yang lain. Oleh sebab
itu, kebangkitan ini akan memberi kepuasan bagi mereka, bahwa
kedua-duanya akan mendapat balasan dalam kebangkitan sesuai dengan
perbuatan mereka. Dan sang rasul, saat berbicara tentang orang-orang
Yahudi yang saleh yang mati syahid di bawah Antiokhos, memberi tahu
kita bahwa meskipun mereka disiksa, namun mereka tidak mau
menerima pembebasan, sebab mereka berharap untuk beroleh kebang-
kitan yang lebih baik (Ibr. 11:35).
V. Akan ada upah yang mulia yang diberikan kepada orang-orang yang pada
waktu kesesakan dan kesusahan, sebab mereka sendiri bijaksana, betul-
betul membuat banyak orang mengerti. Orang-orang seperti itu diberi
perhatian khusus dalam nubuatan tentang penganiayaan ini (11:33), bahwa
mereka akan melakukan pelayanan yang mulia, namun akan jatuh oleh
sebab pedang dan api. Nah, seandainya tidak ada kehidupan lain jsesudah
kehidupan ini, maka mereka akan menjadi orang-orang yang paling malang
dari segala manusia, dan oleh sebab itu di sini kita diyakinkan bahwa mereka
akan menerima upah dalam kebangkitan orang-orang benar (ay. 3): Orang-
orang bijaksana (para pengajar, demikian sebagian orang membacanya,
sebab para pengajar membutuhkan kebijaksanaan, dan orang-orang yang
memiliki kebijaksanaan, mereka sendiri harus menyampaikannya kepada
orang lain) akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, akan bersinar dalam
kemuliaan, kemuliaan sorgawi, kemuliaan dunia atas. Dan orang-orang yang
dengan kebijaksanaan yang mereka miliki, dan pengajaran-pengajaran yang
mereka berikan, berperan untuk menuntun siapa saja, terutama menuntun
banyak orang kepada kebenaran, mereka akan bersinar seperti bintang-
bintang, tetap untuk selama-lamanya. Perhatikanlah,
1. Ada kemuliaan yang disediakan untuk semua orang kudus dalam
kehidupan di masa depan, sebab semua orang yang bijaksana itu,
bijaksana bagi jiwa dan kehidupan kekal mereka. Kebijaksanaan
manusia pada saat ini menjadikan wajahnya bercahaya (Pkh. 8:1), namun
jauh terlebih lagi wajahnya akan bercahaya dalam kehidupan itu, di
mana kekuatannya akan disempurnakan dan pelayanan-pelayanannya
diberi upah.
2. Semakin banyak kebaikan yang dilakukan orang di dunia ini, terutama
bagi jiwa-jiwa manusia, semakin besar kemuliaan dan upah mereka di
dunia lain. Mereka yang menuntun banyak orang kepada kebenaran, yang
membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat dan membantu
menyelamatkan jiwa orang itu dari maut (Yak. 5:20), akan ikut berbagi
dalam kemuliaan orang-orang yang telah mereka tolong sampai masuk
sorga, yang akan banyak menambah kemuliaan mereka sendiri.
3. Hamba-hamba Kristus, yang telah memperoleh belas kasihan-Nya untuk
berlaku setia dan berhasil, dan dengan demikian dijadikan sebagai pelita
yang menyala dan yang bercahaya di dunia ini, akan bersinar sangat
terang di dunia lain, akan bersinar seperti bintang-bintang. Kristus
yaitu sang surya, sumber dari segala terang, baik terang anugerah
maupun terang kemuliaan. Hamba-hamba Tuhan, seperti bintang-bin-
tang, bersinar dalam anugerah dan kemuliaan dengan terang yang
berasal dari-Nya, dengan terang yang kecil jika dibandingkan dengan
terang-Nya. Namun bagi manusia yang merupakan bejana tanah liat, itu
akan menjadi kemuliaan yang secara tak terhingga melampaui apa yang
pantas mereka dapatkan. Mereka akan bersinar seperti bintang-bintang
yang besarnya berbeda-beda, sebagian dengan kemilau yang lebih kecil,
dan sebagian yang lain dengan kemilau yang lebih besar. namun ,
walaupun akan tiba hari saat bintang-bintang jatuh dari langit seperti
daun-daun di musim gugur, namun bintang-bintang ini akan bersinar
untuk selama-lamanya, tidak akan pernah terbenam, tidak akan pernah
pudar cahayanya.
VI. Bahwa nubuatan tentang masa-masa itu, meskipun dimeteraikan untuk saat
ini, akan sangat bermanfaat bagi orang-orang yang hidup pada masa itu (ay.
4). Daniel sekarang harus menyembunyikan segala firman itu dan
memeteraikan Kitab itu sebab waktunya masih lama sebelum semuanya ini
digenapi. Dan suatu penghiburan bahwa bangsa Yahudi, saat baru saja
kembali dari Babel, sewaktu masih sedikit saja jumlahnya dan lemah, meski-
pun menemui halangan-halangan dalam pekerjaan mereka, namun tidak
dianiaya sebab agama mereka sampai lama sesudah itu, saat mereka
sudah bertambah kuat dan matang. Daniel harus memeteraikan Kitab itu
sebab Kitab itu tidak akan dipahami, dan oleh sebab itu tidak akan
diindahkan, sampai hal-hal yang termuat di dalamnya digenapi. namun ia
harus menjaganya dengan aman, seperti harta yang sangat berharga,
menyimpannya untuk masa-masa yang akan datang, yang untuknya Kitab itu
akan banyak bermanfaat. Sebab banyak orang akan menyelidikinya, dan
pengetahuan akan bertambah. Pada saat itu harta yang tersembunyi ini akan
dibuka, dan banyak orang akan menyelidikinya, dan menggali pengetahuan
tentangnya, seperti menggali perak. Mereka akan menyelidikinya, untuk
mencari tahu salinan-salinannya, akan membanding-bandingkannya, dan
memastikan apakah salinan-salinan itu benar dan asli. Mereka akan mem-
bacanya berulang kali, akan merenungkannya, dan terus memikirkannya
dalam benak mereka. Discurrent – mereka akan berbincang-bincang
tentangnya, dan membicarakannya di antara mereka sendiri, dan
membanding-bandingkan berbagai catatan tentang hal itu, kalau-kalau
mereka dapat menyaring maknanya. Dan dengan demikian pengetahuan
akan bertambah. Dengan mencari petunjuk dari nubuatan ini pada
kesempatan ini, mereka akan dituntun untuk menyelidiki bagian-bagian lain
dari Kitab Suci, yang akan sangat berperan dalam kemajuan mereka untuk
memperoleh pengetahuan yang berguna. Sebab kita akan mengenal, jika kita
berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN (Hos. 6:3). Orang-orang yang
ingin meningkatkan pengetahuan mereka harus bersusah payah, tidak boleh
duduk diam dalam kemalasan dan harapan-harapan hampa, namun harus
menyelidiki. Mereka harus menggunakan semua sarana pengetahuan dan
memanfaatkan semua kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
mereka, mencari jawaban bagi keragu-raguan mereka, dan menambah
pengenalan mereka akan perkara-perkara tentang Tuhan , untuk mengetahui
lebih banyak dan lebih baik tentang apa yang sudah mereka ketahui. Dan
marilah kita lihat di sini alasan untuk berharap bahwa,
1. Perkara-perkara tentang Tuhan yang sekarang gelap dan kabur akan
dibuat jelas dalam kehidupan nanti, dan mudah dipahami. Kebenaran
yaitu anak waktu. Nubuatan-nubuatan Kitab Suci akan dijelaskan
melalui penggenapannya. Itulah sebabnya nubuatan-nubuatan itu
diberikan, dan untuk penjelasan itulah nubuatan-nubuatan itu disimpan.
Itulah sebabnya nubuatan-nubuatan itu diberitahukan kepada kita sebe-
lumnya, supaya, saat nubuatan-nubuatan itu digenapi, kita bisa
percaya.
2. Perkara-perkara tentang Tuhan yang dipandang rendah dan diabaikan,
dan dibuang sebagai tidak berguna, akan mendapat nama baik, akan
didapati sangat berguna, dan akan mendapat banyak permintaan. Sebab
wahyu ilahi, betapapun ia diremehkan untuk sementara waktu, akan
diagungkan dan dibuat terhormat, dan, di atas semuanya, dalam
penghakiman pada hari besar, saat kitab-kitab dibuka, dan Kitab Suci
itu juga ada di antara semua kitab lain yang dibuka itu.
Kecemasan Daniel untuk Mengetahui Masa
Akhir dari Nubuatan, Daniel Dihibur
(12:5-13)
5 Kemudian aku, Daniel, melihat, maka tampaklah berdiri dua orang lain, seorang di tepi
sungai sebelah sini dan yang lain di tepi sungai yang sebelah sana. 6 Dan yang seorang
bertanya kepada yang berpakaian kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu:
“Bilakah hal-hal yang ajaib ini akan berakhir?” 7 Lalu kudengar orang yang berpakaian
kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi Dia yang hidup kekal,
sambil mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke langit: “Satu masa dan dua masa
dan setengah masa; dan jsesudah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus itu, maka
segala hal ini akan digenapi!” 8 Adapun aku, memang kudengar hal itu, namun tidak
memahaminya, lalu kutanya: “Tuanku, apakah akhir segala hal ini?” 9 namun ia menjawab:
“Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir
zaman. 10 Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, namun orang-orang
fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, namun
orang-orang bijaksana akan memahaminya. 11 Sejak dihentikan korban sehari-hari dan
ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan
sembilan puluh hari. 12 Berbahagialah orang yang tetap menanti-nanti dan mencapai
seribu tiga ratus tiga puluh lima hari. 13 namun engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman,
dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada
kesudahan zaman.”
Daniel sudah diperlihatkan dengan berbagai pergolakan yang mencengangkan
dari berbagai pemerintahan dan kerajaan, sejauh Israel Tuhan berkepentingan di
dalamnya. Di dalamnya ia melihat masa-masa kesusahan bagi jemaat, masa-
masa penderitaan dan ujian, yang penglihatan tentangnya membuat hatinya
sangat terenyuh dan memenuhinya dengan kekhawatiran. Nah, ada dua
pertanyaan yang pantas diajukan mengenai hal ini: Kapan akhir dari segala hal
ini? Dan, apakah akhir dari segala hal ini? Kedua pertanyaan ini diajukan dan
dijawab di sini, dalam penutup kitab ini. Dan meskipun orang akan berpikir
bahwa penghiburan-penghiburan yang ditetapkan dalam ayat-ayat sebelumnya
sudah cukup memuaskan, namun, untuk kepuasan yang lebih melimpah lagi, hal
ini ditambahkan.
I. Pertanyaan, kapan akhir dari segala hal ini? ditanyakan oleh sang malaikat
(ay. 5-6). Mengenai hal ini kita dapat mengamati,
1. Siapa yang mengajukan pertanyaan itu. Daniel sudah mendapat
penglihatan tentang Kristus dalam kemuliaan-Nya, seorang yang
berpakaian kain lenan (10:5). namun percakapannya sejauh ini diadakan
dengan malaikat Gabriel, dan sekarang ia melihat, dan tampaklah dua
orang lain (ay. 5), dua malaikat yang tidak dilihatnya sebelumnya.
Seorang di tepi sungai sebelah sini dan yang lain di tepi sungai yang
sebelah sana, supaya, sebab ada sungai di antara mereka, mereka tidak
berbisik satu terhadap yang lain, namun apa yang mereka katakan dapat
didengar. Kristus berdiri di sebelah atas air sungai itu (ay. 6), dari tengah
sungai Ulai (8:16). Oleh sebab itu pantaslah jika para malaikat, sebagai
pengiring-Nya, berdiri di kedua tepi sungai, supaya mereka bisa siap
untuk pergi, yang satu ke arah sini dan yang lain ke arah sana, sesuai
yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Para malaikat ini muncul,
(1) Untuk menghiasi penglihatan ini, dan membuatnya lebih agung lagi,
dan untuk menambah kemuliaan Anak Manusia (Ibr. 1:6). Daniel
tidak pernah melihat mereka sebelumnya, meskipun ada
kemungkinan bahwa mereka ada di sana. namun sekarang, saat
mereka mulai berbicara, ia menengadah, dan melihat mereka.
Perhatikanlah, semakin jauh kita melihat ke dalam perkara-perkara
tentang Tuhan , dan semakin kita mengenalnya, semakin banyak yang
akan kita lihat tentang perkara-perkara itu, dan masih ada penying-
kapan-penyingkapan baru yang akan diberikan kepada kita. Orang-
orang yang tahu banyak, jika mereka memanfaatkannya, akan
mengetahui lebih banyak lagi.
(2) Untuk meneguhkan penyingkapan itu, supaya atas keterangan dua
atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Tiga malaikat
menampakkan diri kepada Abraham.
(3) Untuk memberi tahu diri mereka sendiri, untuk mendengar dan
mengajukan pertanyaan. Sebab misteri-misteri Kerajaan Tuhan
yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat (1Ptr.
1:12) dan misteri-misteri itu diberitahukan kepada jemaat (Ef. 3:10).
Nah, salah satu dari kedua malaikat ini berkata, kapan akhir dari
segala hal ini? Mungkin mereka berdua bertanya, pertama-tama yang
satu dan kemudian yang lain, namun Daniel hanya mendengar satu
saja.
2. Kepada siapa pertanyaan ini diajukan. Kepada seorang yang berpakaian
kain lenan, yang tentangnya sudah kita baca sebelumnya (10:5). Kepada
Kristus Imam Besar kita, yang ada di sebelah atas air sungai, dan yang
selama ini malaikat Gabriel menjadi juru bicara-Nya, atau penafasir-Nya.
Sungai ini yaitu sungai Hidekel (10:4), sama saja dengan sungai Tigris,
tempat di mana banyak peristiwa yang dinubuatkan akan terjadi. Oleh
sebab di sanalah peristiwa itu dinubuatkan terjadi. Tigris disebut sebagai
salah satu sungai yang mengairi taman Eden (Kej. 2:14). Oleh sebab itu,
pantaslah jika Kristus berdiri di atas sungai itu, sebab oleh-Nya pohon-
pohon di firdaus Tuhan disirami. Air menandakan orang banyak, dan
dengan begitu, berdirinya Dia di atas air sungai menandakan kekuasaan-
Nya atas segala sesuatu. Ia bersemayam di atas air bah (Mzm. 29:10). Ia
melangkah di atas gelombang-gelombang laut (Ayb. 9:8). Dan Kristus,
untuk menunjukkan bahwa ini yaitu Dia, pada waktu Ia mengambil
rupa daging, berjalan di atas air (Mat. 14:25). Ia berada di atas air sungai
itu (demikian sebagian orang membacanya). Ia menampakkan diri di
udara di atas sungai.
3. Apa pertanyaannya: Bilakah hal-hal yang ajaib ini akan berakhir? Daniel
tidak mau menanyakan pertanyaan itu, sebab ia tidak mau mengorek-
ngorek apa yang tersembunyi, dan juga tidak tampak ingin tahu
mengenai masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-
Nya (Kis. 1:7). namun , supaya ia mendapat kepuasan dengan diberi
jawaban, sang malaikat mengajukan pertanyaan itu dengan cara yang
dapat didengarnya. Yesus Tuhan kita kadang-kadang menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tidak berani diajukan murid-murid-Nya
sebab takut atau malu (Yoh. 16:19). Sang malaikat bertanya seperti
orang yang berkepentingan, berapa lama itu akan terjadi? Kapan waktu
yang ditetapkan dalam putusan-putusan ilahi sebagai akhir dari
keajaiban-keajaiban ini, masa-masa penderitaan dan pencobaan ini, yang
harus dilewati umat Tuhan ? Perhatikanlah,
(1) Kesusahan-kesusahan jemaat yaitu keajaiban para malaikat.
Mereka tertegun bahwa Tuhan akan membiarkan jemaat-Nya ditimpa
penderitaan seperti itu, dan harap-harap cemas untuk mengetahui
kebaikan apa yang akan dikerjakan-Nya bagi jemaat-Nya melalui
penderitaan-penderitaannya.
(2) Malaikat-malaikat yang baik tidak mengetahui hal-hal yang akan
datang lebih dibandingkan yang berkenan disingkapkan Tuhan kepada
mereka, apalagi malaikat-malaikat yang jahat.
(3) Malaikat-malaikat yang kudus di sorga peduli terhadap jemaat di
bumi, dan mereka menempatkan penderitaan-penderitaannya dekat
di hati mereka. Jauh terlebih lagi kita seharusnya, yang lebih
langsung berhubungan dengan jemaat itu, dan damai sejahtera kita
begitu banyak bergantung dari damai sejahteranya.
4. Apa jawaban yang diberikan untuk pertanyaan itu oleh Dia yang
memang yaitu penyingkap rahasia, dan mengetahui hal-hal yang akan
datang.
(1) Di sini ada penjelasan yang lebih umum tentang berlanjutnya
kesusahan-kesusahan ini, yang diberikan kepada malaikat yang
mengajukan pertanyaan itu (ay. 7). Bahwa kesusahan-kesusahan itu
akan berlanjut selama satu masa dan dua masa dan setengah masa,
yaitu, satu tahun, dua tahun, dan setengah tahun, seperti yang
disiratkan sebelumnya (7:25), namun setengah dari masa nubuatan.
Sebagian orang memahaminya sebagai waktu yang tak terbatas,
suatu masa untuk waktu yang tidak pasti. Itu akan terjadi selama
satu masa (masa yang lama), selama dua masa (waktu yang lebih
lama lagi, dua kali lipat dari apa yang semula dipikirkan), namun
sesungguhnya itu hanya akan terjadi selama setengah masa, atau
separuh masa. saat sudah selesai, akan tampak bahwa itu tidak
sampai setengah dari yang ditakutkan. namun lebih tepatnya itu
harus dipahami sebagai suatu waktu tertentu. Kita menjumpainya
dalam Wahyu, dengan sebutan kadang-kadang tiga setengah hari,
untuk tiga setengah tahun, kadang-kadang empat puluh dua bulan,
kadang-kadang seribu dua ratus enam puluh hari. Nah, penentuan
waktu ini di sini,
[1] Diteguhkan oleh sumpah. Orang yang berpakaian kain lenan itu
mengangkat kedua tangannya ke langit, dan bersumpah demi Dia
yang hidup kekal, bahwa memang demikian halnya. Begitu pula
malaikat yang kuat yang dilihat Rasul Yohanes digambarkan
untuk pertama kali, dengan rujukan yang jelas pada penglihatan
ini, yang berdiri dengan menginjakkan kaki kanannya di atas laut
dan kaki kirinya di atas bumi, dan dengan tangannya yang
terangkat ke sorga, sambil bersumpah bahwa tidak akan ada
penundaan lagi (Why. 10:5-6). Yang Perkasa yang dilihat Daniel
ini berdiri dengan kedua kaki di atas air, dan bersumpah dengan
kedua tangan yang terangkat. Perhatikanlah, sumpah itu berguna
untuk meneguhkan. Demi Tuhan sajalah orang harus bersumpah,
sebab Dia yaitu Hakim yang tepat yang kepada-Nya kita harus
membawa perkara kita. Dan tangan yang terangkat yaitu tanda
yang sangat tepat dan besar artinya untuk digunakan dalam
sumpah yang khidmat.
[2] Penentuan waktu itu digambarkan dengan sebuah alasan. Tuhan
akan membiarkannya menang sampai jsesudah berakhir kuasa
perusak bangsa yang kudus itu. Tuhan akan membiarkannya
melakukan yang terburuk, dan bertindak sejauh-jauhnya, lalu
pada saat itu segala hal ini akan digenapi. Perhatikanlah, waktu
Tuhan untuk menolong dan membebaskan umat-Nya yaitu
saat perkara-perkara mereka sudah luar biasa gawat. Di atas
gunung TUHAN akan disediakan (Kej. 22:14), bahwa Ishak
diselamatkan tepat saat ia terbaring dan siap untuk
dikorbankan. Sekarang peristiwa yang terjadi menggenapi
nubuatannya. Yosefus mengatakan dengan jelas, dalam artikel nya
Wars of the Jews (Peperangan Bangsa Yahudi – pen.), bahwa
Antiokhos, yang bernama belakang Epifanes, mengejutkan
Yerusalem dengan kekerasan, dan menguasainya selama tiga
tahun enam bulan, dan kemudian diusir dari negeri itu oleh Hasmo-
nayim bersaudara atau Makabeus bersaudara. Pelayanan Kristus
di depan umum berlanjut selama tiga setengah tahun, dan selama
masa itu Ia tekun menanggung bantahan terhadap diri-Nya dari
pihak orang-orang berdosa, dan hidup dalam kemiskinan dan ke-
hinaan. Dan kemudian, saat kuasa-Nya tampak tercerai-berai
pada saat kematian-Nya, dan musuh-musuh-Nya bersorak-sorak
atas Dia, Ia pun memperoleh kemenangan yang paling mulia dan
berkata, sudah selesai.
(2) Di sini ada sesuatu yang ditambahkan secara lebih khusus tentang
waktu berlanjutnya kesusahan-kesusahan itu, dalam apa yang
dikatakan kepada Daniel (ay. 11-12), yang di dalamnya kita
mendapati,
[1] Peristiwa yang ditetapkan yang darinya waktu kesesakan itu
terhitung, yaitu sejak dihentikannya korban sehari-hari oleh
Antiokhos, dan ditegakkannya patung Zeus di atas mezbah, yang
merupakan kekejian yang membinasakan. Mereka harus
menghitung bahwa kesusahan-kesusahan mereka benar-benar
dimulai saat dari mereka dirampas keuntungan dari ke-
tetapan-ketetapan ibadah umum. Bagi mereka itu yaitu per-
mulaan penderitaan. Peristiwa itu sungguh dalam menyentuh
hati mereka.
[2] Berlanjutnya kesusahan mereka. Kesusahan mereka akan
berlangsung selama 1.290 hari, tiga tahun dan tujuh bulan, atau
(seperti yang dihitung sebagian orang) tiga tahun, enam bulan,
dan lima belas hari. Dan kemudian, ada kemungkinan, korban
sehari-hari dipulihkan, dan kekejian yang membinasakan
dihapuskan. Untuk mengenang itulah hari raya Pentahbisan
dijalankan bahkan sampai pada zaman Juruselamat kita (Yoh.
10:22). Meskipun tidak tampak dari sejarah bahwa hal itu terjadi
tepat selama itu sampai pada hari-harinya, namun tampak
bahwa permulaan penderitaan itu terjadi pada tahun ke-145 dari
pemerintahan Seleukia, dan pada akhir pemerintahan itu pada
tahun ke-148. Dan dipulihkannya korban sehari-hari, serta
disingkirkannya patung Zeus, baru terjadi berhari-hari kemu-
dian, atau terjadi suatu peristiwa lain sebelumnya yang luar
biasa, yang tidak dicatat. Ada banyak waktu tertentu yang
ditetapkan dalam nubuatan-nubuatan Kitab Suci, yang tidak
tampak dari sejarah apa saja, suci ataupun umum, bahwa
peristiwa itu digenapi, namun tidak diragukan bahwa nubuatan
itu digenapi tepat pada waktunya, seperti dalam Yesaya 16:14.
[3] Dituntaskannya pembebasan mereka, atau setidak-tidaknya
langkah lebih maju menuju pembebasan itu, yang di sini
ditetapkan empat puluh lima hari jsesudah pembebasan
sebelumnya, dan, menurut sebagian orang, menunjuk pada
kematian Antiokhus, yaitu 1.335 hari jsesudah ia menajiskan Bait
Suci. Berbahagialah orang yang tetap menanti-nanti dan
mencapai waktu itu. Dikatakan bahwa Makabeus bersaudara, di
bawah pimpinan ilahi, merebut Bait Suci dan kota (1 Makabe
9:28; 10:1). Banyak penafsir yang baik memandang ini sebagai
masa-masa nubuatan (yaitu, sekian banyak tahun), dan
menghitungnya dari kehancuran Yerusalem oleh bangsa
Romawi. namun nubuatan-nubuatan itu jatuh pada peristiwa-
peristiwa apa, mereka tidak sepakat. Sebagian yang lain
menghitungnya dari dirusaknya ibadah Injili oleh antikristus,
yang pemerintahannya dibatasi dalam Kitab Wahyu sampai
1.260 hari (yaitu tahun), yang pada akhir pemerintahan itu ia
akan mulai jatuh. namun tiga puluh tahun sesudah itu ia akan
benar-benar jatuh, pada akhir 1.290 hari. Dan barang siapa yang
hidup empat puluh tahun lebih lama, sampai 1.335 hari, ia akan
melihat masa-masa yang benar-benar mulia. Apakah nubuatan
itu melihat begitu jauh ke depan seperti itu atau tidak, saya tidak
bisa katakan. namun hal ini, bagaimanapun juga, dapat kita
pelajari,
Pertama, bahwa ada waktu yang ditetapkan sebagai akhir
dari kesusahan-kesusahan jemaat, dan diwujudkannya
pembebasannya, dan bahwa waktu ini akan digenapi secara
tepat sampai pada hari-harinya.
Kedua, bahwa waktu ini harus dinantikan dengan iman dan
kesabaran.
Ketiga, bahwa, saat waktu itu tiba, penantian-penantian
kita yang lama akan terbayar dengan berlimpah. Berbahagialah
orang yang, jsesudah menunggu lama, mencapai waktu itu pada
akhirnya, sebab pada saat itu ia akan memiliki alasan untuk
berkata, inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan.
II. Pertanyaan, apakah akhir segala hal ini? diajukan oleh Daniel, dan sebuah
jawaban diberikan untuk pertanyaan itu. Amatilah,
1. Mengapa Daniel mengajukan pertanyaan ini. Alasannya, walaupun ia
mendengar apa yang dikatakan kepada malaikat itu, namun ia tidak
memahaminya (ay. 8). Daniel yaitu seorang yang sangat cerdas, dan
sudah terbiasa dengan penglihatan-penglihatan dan nubuatan-nubuatan,
namun di sini ia merasa kebingungan. Ia tidak memahami arti satu masa,
dua masa, dan setengah masa, setidak-tidaknya tidak memahami dengan
begitu jelas dan begitu pasti seperti yang diharapkannya. Perhatikanlah,
orang-orang yang terbaik sekalipun sering kali sangat kebingungan
dalam mencari-cari jawaban atas perkara-perkara ilahi, dan menemui
hal yang tidak mereka pahami. namun semakin baik mereka, semakin
sadar mereka akan kelemahan dan ketidaktahuan mereka sendiri, dan
semakin siap untuk mengakuinya.
2. Apa pertanyaannya: Tuanku, apakah akhir segala hal ini? Ia mengajukan
pertanyaannya bukan kepada malaikat yang berbicara dengannya,
melainkan langsung kepada Kristus, sebab kepada siapa lagi kita harus
datang dengan pertanyaan-pertanyaan kita? “Apa yang akan menjadi
akhir dari peristiwa-peristiwa ini? Ke mana menujunya peristiwa-
peristiwa ini? Apa yang akan menjadi kesudahannya?” Perhatikanlah,
saat kita memandang perkara-perkara dunia ini, dan perkara-perkara
jemaat Tuhan di dalamnya, kita tidak bisa tidak berpikir, apa yang akan
menjadi akhir dari hal-hal ini? Kita melihat segala sesuatunya bergerak
seolah-olah semuanya mengarah kepada kehancuran sepenuhnya dari
kerajaan Tuhan di antara manusia. saat kita mengamati merajalelanya
perbuatan tercela dan kedurhakaan, merosotnya agama, penderitaan-
penderitaan orang benar, dan kemenangan-kemenangan orang fasik atas
mereka, pantaslah kita bertanya, Tuanku, apakah akhir segala hal ini?
namun ini mungkin dapat memuaskan kita secara umum, bahwa segala
sesuatunya akan berakhir dengan baik pada akhirnya. Agunglah
kebenaran, dan akan menang pada akhirnya. Semua kekuasaan,
pemerintahan, dan penguasa yang menentang akan ditundukkan,
kekudusan dan kasih akan menang, dan akan mendapat kehormatan,
sampai pada kekekalan. Akhirnya, akhir ini, akan tiba.
3. Jawaban apa yang diberikan untuk pertanyaan Daniel ini. Selain jawaban
yang merujuk pada waktu (ay. 11-12), yang sudah dibicarakan
sebelumnya, di sini ada beberapa petunjuk umum yang diberikan kepada
Daniel, yang dengannya ia disuruh pergi dan tidak terus tinggal di situ.
(1) Ia harus berpuas diri dengan penyingkapan-penyingkapan yang
telah diberikan kepadanya, dan tidak bertanya-tanya lebih jauh:
“Pergilah, Daniel. Cukuplah bagimu bahwa engkau sudah
diperbolehkan sejauh ini untuk melihat hal-hal yang akan datang,
namun berhentilah di sini. Pergilah dan kerjakan urusan raja lagi
(8:27). Pergilah, dan catatlah apa yang telah engkau lihat dan dengar,
demi kebaikan anak cucu, dan janganlah ingin melihat dan
mendengar lebih banyak lagi untuk saat ini.” Perhatikanlah, perseku-
tuan dengan Tuhan bukanlah pesta kita yang akan terus berlangsung
di dunia ini. Adakalanya kita dibawa untuk menjadi saksi dari
kemuliaan Kristus, dan kita berkata, betapa bahagianya berada di
tempat ini. namun kita harus turun gunung, dan tidak tinggal di kota
yang tetap ada di sana. Orang-orang yang tahu banyak sekalipun
hanya tahu sebagian, dan masih melihat ada banyak hal yang ten-
tangnya mereka tetap dalam kegelapan, dan kemungkinan akan
tetap demikian hingga tabir terbelah. Sampai di sini sajalah
pengetahuan mereka, dan tidak lebih. “Pergilah Daniel, berpuas
dirilah dengan apa yang sudah engkau dapatkan.”
(2) Ia tidak boleh berharap bahwa apa yang sudah dikatakan kepadanya
akan dipahami sepenuhnya sampai hal itu digenapi: Firman ini akan
tinggal tersembunyi dan termeterai, terbungkus dalam kebingungan,
dan kemungkinan akan tetap demikian, sampai akhir zaman, sampai
akhir dari semua hal ini. Bahkan, sampai akhir dari segala sesuatu.
Daniel diperintahkan untuk memeteraikan Kitab itu sampai pada
akhir zaman (ay. 4). Orang-orang Yahudi biasa berkata, saat Elia
datang, ia akan memberi tahu kita segala sesuatu. “Firman itu
tersembunyi dan termeterai, yaitu, penyingkapan yang dirancang
untuk diberikan oleh firman itu pada saat ini sudah selesai dan
lengkap sepenuhnya. Tidak ada yang harus ditambahkan kepadanya
atau diambil darinya, sebab firman itu tersembunyi dan termeterai.
Oleh sebab itu, janganlah bertanya-tanya lagi.” Nescire velle quæ
magister maximus docere non vult erudita inscitia est – Orang yang
banyak belajar yaitu orang yang rela untuk tidak mengetahui hal-
hal yang sang guru agung memilih untuk tidak memberitahukannya.
(3) Ia tidak boleh mengharapkan yang lain selain bahwa, selama dunia
berdiri, di dalamnya akan tetap ada campuran seperti yang kita lihat
sekarang antara yang baik dan yang buruk (ay. 10). Kita rindu untuk
melihat semuanya gandum dan tidak ada lalang di ladang Tuhan ,
semuanya jagung dan tidak ada sekam di tempat pengirikan Tuhan .
namun tidak akan demikian sampai tiba waktu pengumpulan hasil
panen, sampai tiba hari menampi. Keduanya harus tumbuh bersama
sampai waktu menuai. Seperti yang sudah terjadi, demikian pula
sekarang, dan nanti, orang-orang fasik akan berlaku fasik, namun
orang-orang bijaksana akan memahaminya. Dalam hal ini, seperti
dalam hal-hal lain, Wahyu Rasul Yohanes ditutup seperti Kitab
Daniel. Barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barang-
siapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya (Why. 22:11).
[1] Tidak ada obat penawar selain bahwa orang fasik akan berlaku
fasik. Dan orang-orang seperti itu ada dan akan ada di dunia
sampai akhir zaman. Seperti peribahasa orang tua-tua
mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan (1Sam. 24:14).
Dan pengamatan orang-orang pada zaman sekarang pun sama.
Orang-orang jahat akan melakukan hal-hal yang jahat. Dan pohon
yang tidak baik tidak akan pernah menghasilkan buah yang baik.
Apakah orang memetik buah anggur dari semak duri, atau
mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan hatinya
yang jahat? Tidak. Perbuatan-perbuatan fasik yaitu buah alami
dari dasar-dasar pegangan dan kecenderungan-kecenderungan
hati yang fasik. Jadi, janganlah heran akan perkara itu (Pkh. 5:7).
Kita diberi tahu, sebelumnya, bahwa orang-orang fasik akan ber-
laku fasik. Kita tidak bisa mengharapkan yang lebih baik dari
mereka. namun , yang lebih buruk, tidak seorang pun dari orang
fasik itu akan memahami. Ini bisa berarti,
Pertama, bagian dari dosa mereka. Mereka tidak mau
memahami. Mereka menutup mata terhadap terang, dan tidak
ada orang yang demikian buta seperti orang yang tidak mau
melihat. Itulah mengapa mereka itu fasik, sebab mereka tidak
mau memahami. Kalau saja mereka betul-betul mengetahui
dengan benar kebenaran-kebenaran Tuhan , maka mereka akan
dengan mudah mematuhi hukum-hukum Tuhan (Mzm. 82:5, 8).
Dosa yang disengaja yaitu dampak dari ketidaktahuan yang di-
sengaja. Mereka tidak mau memahami sebab mereka fasik.
Mereka membenci terang, dan tidak datang kepada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat (Yoh. 3:19). Atau,
Kedua, itu yaitu bagian dari hukuman mereka. Mereka akan
berbuat fasik, dan sebab itu Tuhan telah menyerahkan mereka
pada kebutaan pikiran, dan sudah berkata mengenai mereka,
bahwa mereka tidak akan mengerti, tidak pula akan berbalik dan
disembuhkan (Mat. 13:14-15). Tuhan tidak akan memberi mereka
mata untuk melihat, sebab mereka akan berbuat fasik (Ul. 29:4).
[2] Namun demikian, sekalipun dunia ini jahat, Tuhan akan
mengamankan bagi diri-Nya sisa-sisa orang baik di dalamnya.
Masih akan ada sebagian orang, akan ada banyak orang, yang
bagi mereka penyelenggaraan-penyelenggaraan dan ketetapan-
ketetapan Tuhan akan menjadi bau kehidupan yang
menghidupkan, sementara bagi yang lain menjadi bau kematian
yang mematikan.
Pertama, penyelenggaraan-penyelenggaraan Tuhan akan
melakukan kebaikan bagi mereka: Banyak orang akan disucikan
dan dimurnikan dan diuji, oleh kesusahan-kesusahan mereka
(bandingkan dengan pasal 11:35), oleh kesusahan-kesusahan yang
sama yang justru akan membangkitkan kebobrokan-kebobrokan
orang fasik dan membuat mereka berbuat lebih fasik. Perhatikan-
lah, penderitaan-penderitaan orang baik dirancang untuk
menguji mereka. namun oleh ujian-ujian ini mereka disucikan dan
dimurnikan, kebobrokan-kebobrokan mereka dibersihkan,
anugerah-anugerah mereka dibuat cemerlang, dan menjadi lebih
kuat dan lebih menonjol, sehingga mereka memperoleh puji-
pujian dan kemuliaan dan kehormatan (1Ptr. 1:7). Kepada orang-
orang yang memang dikuduskan dan baik, setiap peristiwa diku-
duskan, dan bekerja untuk kebaikan, dan membantu membuat
mereka lebih baik.
Kedua, firman Tuhan akan melakukan kebaikan bagi mereka.
saat orang-orang fasik tidak memahami, namun tersandung
sebab firman itu, orang-orang bijaksana akan memahaminya.
Orang-orang yang