uatu,
dan menang atas segala perlawanan, yang diperlambang-
kan melalui kemenangan-kemenangan Daud atas Moab
dan Edom. namun Mesias akan menghancurkan, atau se-
perti sebagian penafsir membacanya, akan memerintah,
semua anak Set (ay. 17), yaitu semua anak manusia, yang
merupakan keturunan Set, anak Adam, sebab keturunan
anak-anak Adam yang lain telah dibinasakan oleh air bah.
Kristus akan menjadi Raja, bukan hanya atas Yakub dan
Israel, melainkan juga atas seluruh dunia, sehingga semua
keturunan Set akan diperintah oleh tongkat emas keraja-
an-Nya, atau dihancurkan berkeping-keping oleh gada besi-
Nya. Ia akan menegakkan pemerintahan, kekuasaan, dan
kekuatan-Nya sendiri atas segala sesuatu, dan akan mero-
bohkan semua pemerintahan yang melawan (1Kor. 15:24).
Ia akan merobohkan tembok-tembok semua keturunan Set,
demikianlah sebagian penafsir membacanya. Ia akan me-
runtuhkan semua pertahanan dan benteng keduniawian
mereka, sehingga mereka akan mengakui pemerintahan-
Nya atau menghadapkan diri mereka pada penghakiman-
penghakiman-Nya.
(4) Bahwa Israel milik-Nya akan melakukan perbuatan-per-
buatan yang gagah perkasa. Para pengikut Kristus, sebab
digerakkan oleh keperkasaan-Nya, akan terus mengadakan
peperangan rohani dengan kuasa-kuasa kegelapan, dan
akan menjadi lebih dibandingkan pemenang. Umat yang menge-
nal Tuhan nya akan tetap kuat dan akan bertindak (Dan.
11:32).
III. Di sini ada nubuatan Bileam tentang orang Amalek dan orang
Keni. Ada kemungkinan bahwa Bileam sekarang sedang melihat
sebagian dari negeri-negeri mereka.
1. Orang Amalek pada saat itu merupakan yang pertama di
antara bangsa-bangsa (ay. 20). Itulah sebabnya Agag dikata-
kan (ay. 7) sebagai seorang raja yang terkemuka, dan mereka
yaitu bangsa pertama yang berperang melawan Israel Sesudah
orang Israel keluar dari Mesir. namun akan tiba waktunya
saat bangsa itu, sekalipun sekarang tampak begitu hebat,
akan dihancurkan sepenuhnya dan disapu bersih: namun
akhirnya ia akan sampai kepada kebinasaan. Di sini Bileam
meneguhkan hukuman terhadap orang Amalek yang telah
dibacakan Musa (Kel. 15:14, 16), yang di dalamnya Tuhan ber-
sumpah bahwa Ia akan berperang melawan Amalek turun-
temurun. Perhatikanlah, orang-orang yang diperangi Tuhan
pasti akan binasa selamanya, sebab saat Tuhan menghakimi,
Ia akan menang.
2. Orang Keni pada saat itu merupakan bangsa yang paling
aman. Tempat kediaman mereka seolah-olah diukir oleh alam,
dan telah membentengi mereka dengan kokoh: “Tertaruh di
atas bukit batu sarangmu seperti rajawali (ay. 21). Engkau me-
nyangka dirimu aman, namun demikian orang Keni akan
hapus (ay. 22), dan secara perlahan-lahan dibuat merosot,
Kitab Bilangan 24:15-25
sampai mereka dibawa sebagai tawanan oleh orang Asyur,”
yang terjadi pada penawanan kesepuluh suku. Perhatikanlah,
badan pemerintahan, seperti badan jasmani, meskipun terben-
tuk dengan teramat kuat, akan berangsur-angsur merosot,
dan menjadi hancur pada akhirnya. Bahkan sarang di atas
bukit batu pun tidak akan menjadi tempat perlindungan yang
aman untuk selamanya.
IV. Di sini ada nubuatan yang melihat jauh ke depan sejauh bangsa
Yunani dan bangsa Romawi, sebab pantai merekalah yang kira-
nya dimaksudkan dengan pantai orang Kitim (ay. 24).
1. Kata pengantar bagi sanjak ini. Bagian dari nubuatan Bileam
ini sangat patut diperhatikan (ay. 23): Celaka! Siapakah yang
akan hidup, jika Tuhan melakukan hal itu? Di sini ia meng-
akui bahwa semua pergolakan pemerintahan dan kerajaan
yaitu perbuatan Tuhan: Tuhan melakukan hal itu. Siapa pun
yang menjadi alat-alatnya, Dialah pengarah utamanya. namun
Bileam berbicara dengan sedih tentang mereka, dan mempu-
nyai pandangan yang memilukan tentang peristiwa-peristiwa
ini: Siapakah yang akan hidup? Entah sebab ,
(1) Peristiwa-peristiwa ini masih begitu jauh, dan masih begitu
lama terjadinya, hingga sulit untuk berkata siapakah yang
akan hidup saat peristiwa-peristiwa itu terjadi. Akan
namun , siapa pun yang akan hidup untuk melihatnya, akan
terjadi perubahan-perubahan yang menakjubkan. Atau,
(2) Peristiwa-peristiwa itu akan begitu suram, dan membuat
kehancuran-kehancuran yang begitu rupa, hingga nyaris
tak seorang pun akan luput atau tetap hidup. Siapakah
yang akan hidup saat maut datang dengan penuh keme-
nangan? (Why. 6:8). Orang-orang yang hidup pada masa itu
akan menjadi seperti puntung yang direnggut dari api, dan
nyawa mereka terselamatkan dari pemangsaan. Semoga
Tuhan mempersiapkan kita untuk menghadapi masa-masa
yang terburuk!
2. Nubuatan itu sendiri patut diperhatikan. Baik Yunani maupun
Italia sebagian besarnya terletak di tepi laut, dan oleh sebab
itu tentara-tentara mereka kebanyakan dikirimkan melalui
kapal. Nah, Bileam di sini tampak bernubuat,
(1) Bahwa pasukan-pasukan Yunani akan merendahkan dan
menjatuhkan orang Asyur, yang bersatu dengan orang
Persia. Hal ini digenapi saat negeri Timur itu dikalahkan,
atau lebih tepatnya diduduki, oleh Aleksander Agung.
(2) Bahwa pasukan-pasukan Yunani dan pasukan-pasukan
Romawi akan mencelakai orang-orang Ibrani, atau orang-
orang Yahudi, yang disebut anak-anak Eber. Hal ini dige-
napi sebagian saat kekaisaran Yunani menindas bangsa
Yahudi, namun terutama saat kekaisaran Romawi meng-
hancurkannya dan menghabisinya. Akan namun ,
(3) Kitim itu sendiri, yaitu kekaisaran Romawi, yang di dalam-
nya kekaisaran Yunani pada akhirnya tertelan, akan binasa
selama-lamanya, saat batu yang terungkit lepas dari gu-
nung tanpa perbuatan tangan manusia itu melenyapkan
semua kerajaan ini, dan khususnya kaki yang dari besi dan
tanah liat (Dan. 2:34). Dengan demikian (menurut Dr. Light-
foot), Bileam, bukannya mengutuki jemaat, malah mengu-
tuki orang Amalek pertama-tama, dan lalu mengutuki
musuh-musuh jemaat lainnya. Maka akan binasa segala
musuh-Mu, ya TUHAN!
PASAL 25
srael, Sesudah terluput dari kutukan Bileam, di sini menanggung
kerusakan dan celaan yang sangat besar melalui nasihat Bileam,
yang tampaknya, sebelum meninggalkan Balak, telah memberi tahu
Balak suatu cara yang lebih ampuh dibandingkan yang dipikirkannya
untuk memisahkan orang Israel dari Tuhan mereka. “Tuhan tidak
akan bisa dibujuk oleh mantra-mantra Bileam untuk menghancur-
kan mereka. namun coba lihat apakah mereka bisa dibujuk oleh pe-
sona perempuan-perempuan Moab untuk menghancurkan diri
mereka sendiri.” Tidak ada orang yang terpesona secara lebih mema-
tikan selain mereka yang terpesona oleh hawa nafsu mereka sendiri.
Di sini kita mendapati,
I. Dosa bangsa Israel. Mereka tergoda oleh perempuan-perem-
puan Moab untuk melakukan perzinahan dan juga penyem-
bahan berhala (ay. 1-3).
II. Hukuman atas dosa ini oleh tangan para hakim (ay. 4-5) dan
oleh tangan Tuhan secara langsung (ay. 9).
III. Semangat Pinehas yang penuh kesalehan dalam membunuh
Zimri dan Kozbi, dua orang pendosa yang kurang ajar (ay. 6,
8, 14-15).
IV. Pujian Tuhan terhadap semangat Pinehas (ay. 10-13).
V. Permusuhan yang diadakan antara bangsa Israel dan bangsa
Midian, yaitu penggoda mereka, seperti yang diadakan pada
mulanya antara perempuan dan si ular (ay. 16, dst.)
I
Dosa Israel
(25:1-5)
1 Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan
perempuan-perempuan Moab. 2 Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa
itu ke korban sembelihan bagi Tuhan mereka, lalu bangsa itu turut makan
dari korban itu dan menyembah Tuhan orang-orang itu. 3 saat Israel berpa-
sangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel; 4 lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tangkaplah semua orang yang mengepa-
lai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang,
supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel.” 5 Lalu
berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: “Baiklah masing-masing kamu
membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor.”
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Dosa Israel, yang mereka lakukan akibat tergoda oleh perempuan-
perempuan Moab dan Midian. Mereka bersalah atas perzinahan
jasmani maupun rohani, sebab Israel berpasangan dengan Baal-
Peor (ay. 3). Bukan semuanya, bukan pula sebagian besar, me-
lainkan sangat banyak dari mereka, masuk ke dalam perangkap
ini. Nah, mengenai hal ini amatilah,
1. Bahwa Balak, dengan mengikuti nasihat Bileam, menyesatkan
orang Israel (Why. 2:14). Perhatikanlah, musuh-musuh ter-
besar kita yaitu mereka yang menyeret kita ke dalam dosa,
sebab itulah kejahatan terbesar yang bisa dilakukan manusia
terhadap kita. Seandainya Balak mengerahkan pasukannya
untuk memerangi Israel, maka Israel pasti sudah memberi
perlawanan dengan berani, dan tidak diragukan lagi telah
menjadi lebih dibandingkan pemenang. namun sebab sekarang
Balak mengirimkan perempuan-perempuannya yang cantik ke
tengah-tengah mereka, dan mengajak mereka untuk datang ke
perayaan-perayaannya yang penuh penyembahan berhala,
maka orang Israel menyerah dengan hina, dan ditaklukkan
secara memalukan. Orang-orang yang tidak dapat dikalahkan
dengan pedangnya, dikalahkan dengan para pelacur ini. Per-
hatikanlah, kita lebih terancam bahaya oleh segala pesona dari
dunia yang tersenyum dibandingkan oleh segala kengerian dari
dunia yang mengernyitkan dahi.
2. Bahwa perempuan-perempuan Moab yaitu yang menggoda
dan menaklukkan mereka. Semenjak Hawa menjadi yang per-
tama jatuh ke dalam dosa, wanita, meskipun lebih lemah,
telah menjadi jerat bagi banyak orang. Ya, besarlah jumlah
Kitab Bilangan 25:1-5
orang kuat yang gugur ditewaskan dan dibunuh oleh bibir
perempuan jalang (Ams. 5:3, 7:25-26). Lihat saja Salomo, yang
istri-istrinya menjadi jerat dan belenggu baginya (Pkh. 7:26).
3. Bahwa perzinahan dan penyembahan berhala berjalan ber-
iringan. Pertama-tama mereka mencemari dan membuat bejat
hati nurani mereka, dengan melakukan percabulan dengan pe-
rempuan-perempuan itu, dan lalu mereka dengan mu-
dah ditarik, untuk menuruti perempuan-perempuan itu, dan
dalam penistaan terhadap Tuhan Israel, untuk sujud menyem-
bah kepada berhala-berhala mereka. Dan lebih besar kemung-
kinan bagi mereka untuk berbuat demikian jika, seperti yang
pada umumnya dianggap, dan yang kelihatannya mungkin
dengan bergabungnya mereka bersama-sama, bahwa kenajis-
an yang dilakukan itu merupakan bagian dari penyembahan
dan pemujaan kepada Baal-Peor. Orang-orang yang telah me-
langgar batas-batas kesopanan tidak akan pernah terhalang
oleh ikatan-ikatan kesalehan. Dan mereka yang telah meng-
hina diri mereka sendiri dengan berbagai hawa nafsu keda-
gingan, tidak akan segan-segan untuk menghina Tuhan dengan
penyembahan-penyembahan berhala. Dan untuk hal ini me-
reka secara adil diserahkan lebih jauh kepada hawa nafsu
yang memalukan.
4. Bahwa dengan memakan korban-korban untuk berhala, mere-
ka berpasangan dengan Baal-Peor, yang kepadanya korban-
korban itu dipersembahkan. Hal ini ditegaskan oleh rasul Pau-
lus sebagai alasan mengapa orang Kristen tidak boleh makan
daging persembahan berhala, sebab dengan demikian mereka
bersekutu dengan roh-roh jahat yang kepadanya korban-kor-
ban itu dipersembahkan (1Kor. 10:20). Hal itu disebut mema-
kan korban-korban sembelihan bagi orang mati (Mzm. 106:28),
bukan hanya sebab berhala itu sendiri yaitu benda mati,
melainkan juga sebab orang yang dilambangkan oleh berhala
itu yaitu seorang pahlawan besar, yang sejak kematiannya
dipuja sebagai dewa, sebagaimana kadang-kadang terjadi di
gereja juga.
5. Sangat memperberat dosa mereka bahwa Israel tinggal di
Sitim, padahal mereka sudah bisa melihat tanah Kanaan, dan
tinggal selangkah lagi memasuki dan mendudukinya. yaitu
pengkhianatan dan sikap tidak tahu terima kasih yang sejadi-
jadinya bahwa mereka berlaku ingkar terhadap Tuhan mereka,
yang telah mereka dapati begitu setia kepada mereka, dan
bahwa mereka memakan daging persembahan berhala, saat
mereka siap untuk dijamu dengan begitu berlimpah dalam
kemurahan-kemurahan Tuhan .
II. Murka Tuhan yang adil terhadap mereka sebab dosa ini. Perzinah-
an-perzinahan Israel mengakibatkan apa yang tidak dapat di-
akibatkan oleh mantera-mantera Bileam, yaitu membuat Tuhan
melawan mereka. Sekarang Ia berubah menjadi musuh mereka,
dan berperang melawan mereka. Begitu banyak dari umat, bah-
kan, begitu banyak dari para pemimpin, bersalah atas dosa ini,
sehingga dosa ini menjadi dosa seluruh bangsa, dan sebab nya
Tuhan murka kepada seluruh jemaat.
1. Sebuah tulah timbul dengan segera, sebab kita membaca ten-
tang berhentinya tulah itu (ay. 8), dan tentang jumlah orang
yang mati sebab nya (ay. 9), namun tidak disebutkan tentang
permulaannya. Oleh sebab itu, permulaan tulah itu pasti ter-
sirat dalam kata-kata berikut (ay. 3), bangkitlah murka TUHAN
terhadap Israel. Dikatakan dengan jelas (Mzm. 106:29), tim-
bullah tulah. Perhatikanlah, wabah penyakit yaitu dampak
dari murka Tuhan , dan hukuman yang adil atas dosa-dosa yang
mewabah. Satu wabah penyakit diikuti dengan wabah penya-
kit lain. Tulah itu, tidak diragukan lagi, membidik orang-orang
yang paling bersalah, yang segera dibuat membayar mahal
atas kenikmatan-kenikmatan mereka yang terlarang. Meski-
pun sekarang Tuhan tidak selalu menulahi pendosa-pendosa
seperti itu, seperti yang dilakukan-Nya di sini, namun firman
Tuhan akan digenapi, jika ada orang yang membinasakan bait
Tuhan , maka Tuhan akan membinasakan dia (1Kor. 3:17).
2. Orang-orang yang menjadi biang keladi diperintahkan untuk
dihukum mati oleh tangan keadilan umum, yang akan menjadi
satu-satunya cara untuk menghentikan tulah itu (ay. 4): Tang-
kaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu yaitu, yang
mengepalai sebagian orang dari bangsa itu yang keluar dari
kemah orang Israel dan masuk ke negeri orang Moab, untuk
bergabung dalam penyembahan berhala mereka. Tangkaplah
dan gantunglah mereka di tempat terang, sebagai korban-kor-
ban bagi keadilan Tuhan , dan untuk membuat ngeri semua
Kitab Bilangan 25:6-15
orang yang lain. Para hakim pertama-tama harus memerintah-
kan supaya mereka dibunuh dengan pedang (ay. 5), dan kemu-
dian mayat-mayat mereka harus digantung. Dengan begitu,
orang-orang Israel yang bodoh, sebab melihat para pemimpin
dan pemuka mereka dihukum dengan begitu keras atas
perzinahan dan penyembahan berhala mereka, tanpa meman-
dang kedudukan mereka, akan menyadari betapa jahatnya
dosa itu, dan betapa ngerinya murka Tuhan terhadap mereka.
Biang keladi dalam dosa haruslah dijadikan contoh keadilan.
Semangat Pinehas untuk Membela Tuhan
(25:6-15)
6 Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan
Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat
Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan.
7 saat hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, ba-
ngunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di
tangannya, 8 mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan meni-
kam mereka berdua, yaitu orang Israel dan perempuan itu, pada perutnya.
Maka berhentilah tulah itu menimpa orang Israel. 9 Orang yang mati sebab
tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya. 10 TUHAN berfirman
kepada Musa: 11 “Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurut-
kan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh sebab ia begitu giat membela ke-
hormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang
Israel dalam cemburu-Ku. 12 Sebab itu katakanlah: sebetulnya Aku beri-
kan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku 13 untuk menjadi
perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturun-
annya, sebab ia telah begitu giat membela Tuhan nya dan telah mengadakan
pendamaian bagi orang Israel.” 14 Nama orang Israel yang mati terbunuh
bersama-sama dengan perempuan Midian itu ialah Zimri bin Salu, pemimpin
salah satu puak orang Simeon, 15 dan nama perempuan Midian yang mati
terbunuh itu ialah Kozbi binti Zur; Zur itu yaitu seorang kepala kaum –
yaitu puak – di Midian.
Di sini ada sebuah pertarungan yang luar biasa antara kefasikan dan
kebajikan, yang mana yang akan menjadi paling berani dan teguh.
Dan kebajikanlah yang menang, seperti yang tidak diragukan lagi
akan demikian pada akhirnya.
I. Belum pernah kejahatan tampil dengan lebih berani dibandingkan
yang ditampilkan dalam diri Zimri, pemimpin salah satu puak
dalam suku Simeon. Betapa ia sudah sampai pada puncak keku-
rangajaran yang begitu tinggi, hingga ia tampil di muka umum
dengan membawa seorang pelacur Midian di hadapan Musa, dan
segenap umat Israel yang baik. Dan dia seorang pelacur yang juga
berkedudukan tinggi seperti dirinya, anak seorang kepala puak di
Midian. Tidak cukup bagi Zimri hanya pergi dengan pelacurnya
untuk menyembah ilah-ilah Moab, namun juga, Sesudah melaku-
kannya, ia membawa pelacur itu bersamanya untuk menghina
Tuhan Israel. Ia tidak hanya mengakui pelacur itu di hadapan
umum sebagai temannya, dan lebih menyukainya dibandingkan anak-
anak perempuan Israel, namun juga ia secara terang-terangan
membawanya ke ruang tengah (ay. 8, KJV: ke dalam tenda). Kata
yang dipakai berarti suatu bilik atau tempat pojokan yang diran-
cang dan diatur untuk berbuat cabul. Demikianlah, seperti orang
Sodom, ia dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, se-
bab ia sama sekali tidak malu akan dosanya itu, namun malah
membanggakan diri dengannya, dan bermegah dalam aibnya.
Semua keadaan yang melatarbelakangi perbuatan itu membantu
menjadikannya luar biasa berdosa, luar biasa memalukan.
1. Perbuatan itu merupakan penghinaan terhadap peradilan
bangsa itu, dan memberi tantangan terhadapnya. Para
hakim diperintahkan untuk menghukum mati para pelaku
kejahatan itu, namun Zimri menganggap dirinya terlalu hebat
untuk mereka tangani, dan sebab itu menantang mereka
untuk menyentuhnya kalau berani. Orang pasti telah mem-
buang segala rasa takut akan Tuhan jika ia tidak takut dan
hormat terhadap pemerintah yang telah ditetapkan-Nya untuk
menjadi kengerian bagi para pelaku kejahatan.
2. Perbuatan itu mencoreng agama bangsa itu, dan memberi
penghinaan terhadapnya. Musa, dan kumpulan utama dari
umat Israel, yang memelihara kelurusan hati mereka, ber-
tangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan, meratapi
dosa yang telah dilakukan dan mengutuki tulah yang mulai
merebak. Mereka sedang mengadakan puasa yang kudus da-
lam sebuah kumpulan yang khidmat, menangis di antara balai
depan dan mezbah, untuk menjauhkan murka Tuhan dari je-
maat. lalu datanglah Zimri dari antara mereka, dengan
menggandeng seorang pelacur, untuk mengolok-olok mereka,
dan, pada dasarnya, untuk memberi tahu mereka bahwa ia
telah menetapkan hati untuk memenuhi takaran dosa dengan
cepat secepat mereka mengosongkannya.
Kitab Bilangan 25:6-15
II. Belum pernah kebajikan tampil dengan lebih berani dibandingkan
yang ditampilkan dalam diri Pinehas. sebab sadar akan keku-
rangajaran Zimri, yang ada kemungkinan diperhatikan oleh
seluruh jemaat, maka dalam kemarahan yang kudus kepada para
pelanggar hukum, Pinehas bangkit dari doanya, mengambil pe-
dang atau tombaknya, mengejar kedua pendosa yang tidak tahu
malu itu ke dalam tenda mereka, dan menikam mereka berdua
(ay. 7-8). Tidak sulit sama sekali untuk membenarkan perbuatan
Pinehas. Sebab, sebagai ahli waris yang pasti dari jabatan imam
besar, tidak diragukan lagi bahwa ia merupakan salah satu dari
hakim-hakim Israel yang telah diperintahkan Musa, oleh kete-
tapan ilahi, untuk membunuh semua orang yang mereka ketahui
telah berpasangan dengan Baal-Peor. Dengan begitu, hal ini sama
sekali tidak memperbolehkan orang perorangan, dengan dalih
semangat melawan dosa, untuk membunuh para pelanggar hu-
kum, yang semestinya diadili melalui jalur hukum. Hakim yang
menangani urusan warga yaitu hamba Tuhan untuk mem-
balaskan murka Tuhan atas mereka yang berbuat jahat, dan tidak
ada seorang pun yang boleh mengambil pekerjaannya dari ta-
ngannya. Ada dua cara yang dipakai Tuhan untuk memberi ke-
saksian atas perkenanan-Nya pada semangat Pinehas yang penuh
kesalehan:
1. Ia menghentikan tulah itu dengan sesaat (ay. 8). Tangisan
dan doa mereka tidaklah ampuh, sampai tindakan keadilan
yang penting ini dilakukan. Jika para hakim tidak ambil peduli
untuk menghukum dosa, maka Tuhan yang akan melakukan-
nya. namun keadilan mereka akan menjadi hal yang terbaik
untuk mencegah penghakiman-Nya, seperti pada perkara
Akhan (Yos. 7:13).
2. Tuhan memberi penghormatan kepada Pinehas. Meskipun
Pinehas tidak berbuat hal yang lebih selain melakukan kewa-
jibannya sebagai seorang hakim, namun ia melakukannya
dengan semangat yang luar biasa untuk melawan dosa, dan
bagi kehormatan Tuhan dan Israel. Dan ia melakukannya saat
para hakim yang lain merasa takut, sebab ingin menghormati
kedudukan Zimri sebagai pemimpin, dan menolak untuk mela-
kukannya. Oleh sebab itu, Tuhan menunjukkan diri-Nya sangat
berkenan secara khusus kepadanya. Dan hal itu diperhitung-
kan kepadanya sebagai jasa (Mzm. 106:31). Kita tidak akan
kehilangan apa-apa dengan mempertaruhkan diri bagi Tuhan .
Kalaupun saudara-saudara Zimri menyimpan dendam kepada
Pinehas sebab perbuatannya itu, dan teman-teman Pinehas
sendiri mencelanya sebagai gegabah sebab ia melaksanakan
hukuman itu dengan keras dan tergesa-gesa, apa pedulinya,
selama Tuhan menerimanya? Dalam perkara yang baik, kita
harus bertindak dengan berapi-api.
(1) Pinehas, pada kesempatan ini, meskipun masih muda, di-
nyatakan sebagai pahlawan dan sahabat terbaik bagi
bangsanya (ay. 11). Ia telah menyurutkan murka-Ku dari
pada orang Israel. Betapa Tuhan senang dalam menunjuk-
kan belas kasihan, hingga Ia sangat berkenan pada orang-
orang yang berperan dalam menyurutkan murka-Nya. Ini
yaitu pelayanan terbaik yang bisa kita lakukan kepada
bangsa kita. Dan kita bisa memberi sumbangan kepada
bangsa kita melalui doa-doa kita, dan melalui usaha-usaha
kita di tempat kita masing-masing untuk mengakhiri keja-
hatan orang fasik.
(2) Jabatan imam diteruskan berdasar kovenan kepada
keluarga Pinehas. Keimaman ini sudah dirancang bagi Pi-
nehas sebelumnya, namun sekarang keimaman itu diteguh-
kan kepadanya, dan, yang semakin menambah penghibur-
an dan kehormatannya, keimaman itu dijadikan sebagai
upah atas semangatnya yang penuh kesalehan (ay. 12-13).
Keimaman itu di sini disebut sebagai keimaman selama-
lamanya, sebab jabatan imam itu akan terus berlangsung
selama masa penyelenggaraan ilahi dalam Perjanjian Lama,
dan lalu akan mencapai kesempurnaan dan kekekal-
annya dalam keimaman Kristus yang tidak dapat berubah,
yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya. Yang
dipahami oleh sebagian penafsir dengan perjanjian kesela-
matan yang diberikan kepada Pinehas yaitu secara umum
janji umur panjang dan hidup sejahtera, dan segala se-
suatu yang baik. namun lebih tepatnya, yang tampak di-
maksudkan yaitu kovenan keimaman secara khusus,
sebab kovenan itu disebut sebagai perjanjian kehidupan
dan sejahtera (Mal. 2:5), dan diadakan untuk menjaga per-
damaian antara Tuhan dan umat-Nya. Cermatilah bagai-
mana upah yang didapat disesuaikan dengan pelayanan
Kitab Bilangan 25:16-18
yang diberikan. Dengan menegakkan keadilan, Pinehas
mengadakan pendamaian bagi orang Israel (ay. 13), dan
sebab itu ia dan keturunannya untuk seterusnya akan
bertugas mengadakan pendamaian melalui korban. Ia be-
gitu giat membela Tuhan nya, dan sebab itu ia akan menda-
patkan kovenan keimaman selama-lamanya. Perhatikanlah,
sudah menjadi keharusan bahwa hamba-hamba Tuhan
tidak hanya hidup untuk Tuhan , namun juga giat untuk
Tuhan . Mereka dituntut untuk berbuat lebih dibandingkan yang
lain untuk mendukung dan memajukan kepentingan-
kepentingan kerajaan Tuhan di antara manusia.
Hukuman bagi Midian
(25:16-18)
16 lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 17 “Lawanlah orang Midian
itu, dan tewaskanlah mereka, 18 sebab mereka telah melawan kamu dengan
daya upaya yang dirancang mereka terhadap kamu dalam hal Peor dan
dalam hal Kozbi, saudara mereka, yaitu anak perempuan seorang pemimpin
Midian; Kozbi itu mati terbunuh pada waktu turunnya tulah sebab Peor itu.”
Tuhan telah menghukum orang Israel dengan tulah sebab dosa
mereka. Sebagai Bapa, Ia menghajar anak-anak-Nya sendiri dengan
rotan. namun kita tidak membaca bahwa satu pun orang Midian mati
sebab tulah itu. Tuhan mengambil jalan lain untuk mereka, dan
menghukum mereka dengan pedang musuh, bukan dengan rotan
seorang ayah.
1. Musa, meskipun seorang yang paling lembut hatinya, dan jauh
dari roh pendendam, diperintahkan untuk melawan orang Midian
itu dan menewaskan mereka (ay. 17). Perhatikanlah, kita harus
menetapkan hati untuk melawan sesuatu, apa pun itu, yang
mengakibatkan dosa bagi kita, sekalipun itu mata kanan atau
tangan kanan yang menyesatkan kita seperti itu (Mat. 5:29-30).
Inilah kemarahan dan pembalasan yang kudus itu, yang dikerja-
kan oleh dukacita yang menurut kehendak Tuhan (2Kor. 7:11)
2. Alasan yang diberikan untuk merencanakan pembalasan ini ada-
lah sebab mereka melawan kamu dengan daya upaya (ay. 18).
Perhatikanlah, apa saja yang menyeret kita ke dalam dosa harus-
lah kita lawan, sebagai duri di dalam daging. Kejahatan yang dila-
kukan orang Midian kepada orang Israel dengan memikat mereka
pada perzinahan haruslah diingat dan dihukum dengan berat,
seberat yang dilakukan terhadap orang Amalek sebab telah
memerangi orang Israel saat keluar dari Mesir (Kel. 17:14). Tuhan
pasti akan membuat perhitungan dengan mereka yang menger-
jakan pekerjaan Iblis, dengan menggoda orang untuk berbuat
dosa. Lihat lebih lanjut perintah-perintah yang diberikan berkena-
an dengan perkara ini dalam pasal 31:2.
PASAL 26
itab ini disebut Bilangan, berdasar penghitungan jumlah
orang Israel, yang tentangnya kitab ini memberi penjelasan.
Mereka pernah dihitung satu kali di gunung Sinai, pada tahun
pertama Sesudah mereka keluar dari Mesir, yang penjelasannya kita
dapati dalam pasal 1 dan 2. Dan sekarang untuk kedua kalinya
mereka dihitung di dataran Moab, tepat sebelum mereka memasuki
Kanaan, dan penjelasan tentang hal ini kita dapati dalam pasal ini.
Di sini diceritakan tentang:
I. Perintah-perintah yang diberikan untuk melakukan penghi-
tungan (ay. 1-4).
II. Daftar kaum dan jumlah setiap suku (ay. 5-50), dan jumlah
keseluruhannya (ay. 51).
III. Petunjuk yang diberikan untuk membagi-bagi tanah di
antara mereka (ay. 52-56).
IV. Kaum dan jumlah suku Lewi secara tersendiri (ay. 57-62).
V. Perhatian yang diberikan tentang penggenapan dari ancaman
yang sudah diberikan, dalam kematian semua orang yang
pertama kali dihitung (ay. 63-65). Dan inilah yang tampak
diperhatikan secara khusus dalam membuat dan menyimpan
catatan ini.
Penghitungan Umat
(26:1-4)
1 Sesudah tulah itu berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan kepada Eleazar,
anak imam Harun: 2 “Hitunglah jumlah segenap umat Israel, yang berumur
dua puluh tahun ke atas menurut suku mereka, semua orang yang sanggup
berperang di antara orang Israel.” 3 Lalu berkatalah Musa dan imam Eleazar
kepada mereka di dataran Moab, di tepi sungai Yordan dekat Yerikho: 4 “Hi-
tunglah jumlah semua orang yang berumur dua puluh tahun ke atas!” – se-
perti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Inilah orang Israel yang telah
keluar dari tanah Mesir:
Amatilah di sini:
1. Bahwa Musa tidak menghitung umat kecuali Tuhan memerintah-
kannya. Daud pada masa pemerintahannya menghitung umat
tanpa diperintah, dan telah membayar mahal untuk itu. Tuhan
yaitu Raja Israel, dan Ia tidak mau tindakan yang berwewenang
ini dilakukan kecuali atas perintah-Nya yang jelas. Musa, mung-
kin, pada waktu ini telah mendengar tentang berkat yang terpak-
sa diucapkan Bileam dengan berat hati dan melawan keinginan-
nya, untuk memberkati Israel, dan khususnya tentang perhatian
yang diberikan Bileam tentang jumlah mereka. Dan Musa sangat
senang dengan kesaksian umum yang diberikan oleh seorang
musuh itu tentang contoh dari kekuatan dan kehormatan bangsa
Israel, meskipun dia tidak tahu persis jumlah mereka, hingga
Tuhan sekarang memerintahkannya untuk menghitungnya.
2. Eleazar diikutsertakan untuk bekerja sama dengan Musa, seperti
Harun sebelumnya. Melalui hal ini, Tuhan memberi kehormat-
an kepada Eleazar di hadapan para tua-tua bangsanya, dan me-
neguhkannya sebagai penerus Harun.
3. Sesudah tulah diturunkanlah cerita ini diperintahkan untuk di-
catat, untuk menunjukkan bahwa meskipun Tuhan dalam keadilan
telah berseteru dengan mereka melalui wabah penyakit yang me-
nyapu bersih mereka itu, namun Ia tidak menghabisi mereka
sampai musnah, tidak pula Ia akan membuang mereka sepenuh-
nya. Israel milik Tuhan tidak akan dihancurkan, meskipun mereka
ditegur dengan keras.
4. Mereka sekarang harus mengikuti peraturan yang sama yang
telah mereka ikuti dalam penghitungan sebelumnya, yaitu
menghitung hanya orang-orang yang sanggup maju berperang,
sebab inilah tugas yang ada di hadapan mereka sekarang.
Penghitungan Umat
(26:5-51)
5 Ruben ialah anak sulung Israel; bani Ruben ialah dari Henokh kaum orang
Henokh; dari Palu kaum orang Palu; 6 dari Hezron kaum orang Hezron dan
dari Karmi kaum orang Karmi. 7 Itulah kaum-kaum orang Ruben, dan orang-
Kitab Bilangan 26:5-51
orang yang dicatat dari mereka berjumlah empat puluh tiga ribu tujuh ratus
tiga puluh orang.8 Adapun anak Palu ialah Eliab,9 dan anak-anak Eliab ialah
Nemuel, Datan dan Abiram. Datan dan Abiram, orang-orang yang dipilih oleh
umat itu, ialah orang-orang yang telah membantah Musa dan Harun dalam
kumpulan Korah, saat mereka membantah TUHAN,10 namun bumi mem-
buka mulutnya dan menelan mereka bersama-sama dengan Korah, saat
kumpulan itu mati, saat kedua ratus lima puluh orang itu dimakan api,
sehingga mereka menjadi peringatan. 11 namun anak-anak Korah tidaklah
mati. 12 Bani Simeon, menurut kaum mereka, ialah: dari Nemuel kaum orang
Nemuel; dari Yamin kaum orang Yamin; dari Yakhin kaum orang Yakhin;
13 dari Zerah kaum orang Zerah dan dari Saul kaum orang Saul. 14 Itulah
kaum-kaum orang Simeon, dua puluh dua ribu dua ratus orang banyak-
nya.15 Bani Gad, menurut kaum mereka, ialah: dari Zefon kaum orang Zefon;
dari Hagi kaum orang Hagi; dari Syuni kaum orang Syuni; 16 dari Ozni kaum
orang Ozni, dari Eri kaum orang Eri; 17 dari Arod kaum orang Arod dan dari
Areli kaum orang Areli. 18 Itulah kaum-kaum bani Gad, dan orang-orang yang
dicatat dari mereka berjumlah empat puluh ribu lima ratus orang.19 Anak-
anak Yehuda ialah: Er dan Onan; namun Er dan Onan itu mati di tanah
Kanaan. 20 Bani Yehuda, menurut kaum mereka, ialah: dari Syela kaum
orang Syela; dari Peres kaum orang Peres dan dari Zerah kaum orang Zerah.
21 Bani Peres ialah: dari Hezron kaum orang Hezron dan dari Hamul kaum
orang Hamul. 22 Itulah kaum-kaum Yehuda, dan orang-orang yang dicatat
dari mereka berjumlah tujuh puluh enam ribu lima ratus orang. 23 Bani
Isakhar, menurut kaum mereka, ialah: dari Tola kaum orang Tola; dari Pua
kaum orang Pua; 24 dari Yasub kaum orang Yasub dan dari Simron kaum
orang Simron. 25 Itulah kaum-kaum Isakhar, dan orang-orang yang dicatat
dari mereka, berjumlah enam puluh empat ribu tiga ratus orang. 26 Bani Ze-
bulon, menurut kaum mereka, ialah: dari Sered kaum orang Sered; dari Elon
kaum orang Elon dan dari Yahleel kaum orang Yahleel. 27 Itulah kaum-kaum
orang Zebulon, dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah enam
puluh ribu lima ratus orang.28 Keturunan Yusuf, menurut kaum mereka,
ialah orang Manasye dan orang Efraim. 29 Bani Manasye ialah: dari Makhir
kaum orang Makhir; dan Makhir beranakkan Gilead; dari Gilead kaum orang
Gilead. 30 Inilah bani Gilead: dari Iezer kaum orang Iezer; dari Helek kaum
orang Helek; 31 dari Asriel kaum orang Asriel; dari Sekhem kaum orang
Sekhem; 32 dari Semida kaum orang Semida dan dari Hefer kaum orang
Hefer. 33 Adapun Zelafehad bin Hefer tidak memiliki anak laki-laki, namun
anak perempuan saja, dan nama anak-anak perempuan Zelafehad ialah
Mahla, Noa, Hogla, Milka dan Tirza. 34 Itulah kaum-kaum Manasye, dan
orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah lima puluh dua ribu tujuh
ratus orang. 35 Inilah bani Efraim, menurut kaum mereka: dari Sutelah kaum
orang Sutelah; dari Bekher kaum orang Bekher dan dari Tahan kaum orang
Tahan. 36 Dan inilah bani Sutelah: dari Eran kaum orang Eran. 37 Itulah
kaum-kaum bani Efraim, dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjum-
lah tiga puluh dua ribu lima ratus orang banyaknya. Itulah bani Yusuf menu-
rut kaum mereka. 38 Bani Benyamin, menurut kaum mereka, ialah: dari Bela
kaum orang Bela; dari Asybel kaum orang Asybel; dari Ahiram kaum orang
Ahiram; 39 dari Sefufam kaum orang Sefufam dan dari Hufam kaum orang
Hufam. 40 Dan anak-anak Bela ialah Ared dan Naaman; dari Ared kaum
orang Ared dan dari Naaman kaum orang Naaman. 41 Itulah bani Benyamin
menurut kaum mereka, dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah
empat puluh lima ribu enam ratus orang. 42 Inilah bani Dan, menurut kaum
mereka: dari Suham kaum orang Suham. Itulah kaum-kaum Dan menurut
kaum mereka. 43 Segala kaum orang Suham, orang-orang yang dicatat dari
mereka berjumlah enam puluh empat ribu empat ratus orang. 44 Bani Asyer,
menurut kaum mereka, ialah: dari Yimna kaum orang Yimna; dari Yiswi
kaum orang Yiswi dan dari Beria kaum orang Beria. 45 Mengenai bani Beria:
dari Heber kaum orang Heber dan dari Malkiel kaum orang Malkiel. 46 Dan
nama anak perempuan Asyer ialah Serah. 47 Itulah kaum-kaum bani Asyer,
dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah lima puluh tiga ribu
empat ratus orang. 48 Bani Naftali, menurut kaum mereka, ialah: dari Yahzeel
kaum orang Yahzeel; dari Guni kaum orang Guni; 49 dari Yezer kaum orang
Yezer dan dari Syilem kaum orang Syilem. 50 Itulah kaum-kaum Naftali me-
nurut kaum mereka, dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah
empat puluh lima ribu empat ratus orang. 51 Itulah orang-orang yang dicatat
dari orang Israel, enam ratus satu ribu tujuh ratus tiga puluh orang banyak-
nya.
Ini yaitu daftar dari suku-suku sebagaimana mereka didaftar seka-
rang, dalam urutan yang sama seperti mereka dihitung dalam pasal
1. Amatilah:
I. Catatan yang disimpan di sini tentang kaum-kaum (KJV: keluarga-
keluarga) dari setiap suku, yang tidak boleh dipahami sebagai apa
yang kita sebut dengan keluarga, yaitu orang-orang yang hidup
bersama dalam satu rumah, melainkan orang-orang yang meru-
pakan keturunan dari beberapa anak dari bapak leluhur bangsa
Israel. Dan dengan nama para bapak leluhur itulah, sebagai
penghormatan bagi mereka, keturunan mereka membedakan diri
mereka sendiri dan satu dari yang lain. Kaum-kaum dari kedua
belas suku itu dihitung demikian: Dari suku Dan hanya satu
kaum, sebab Dan hanya memiliki satu anak laki-laki, namun
demikian suku itu merupakan suku dengan jumlah orang yang
paling banyak dari semua suku, kecuali suku Yehuda (ay. 42-43).
Permulaan suku Dan kecil, namun lalu ia menjadi sangat
besar. Zebulon dibagi ke dalam tiga kaum, Efraim ke dalam empat
kaum, Isakhar ke dalam empat kaum, Naftali ke dalam empat
kaum, dan Ruben ke dalam empat kaum. Yehuda, Simeon, and
Asyer, masing-masing memiliki lima kaum, Gad dan Benyamin
masing-masing tujuh kaum, dan Manasye delapan kaum. Benya-
min membawa sepuluh anak laki-laki ke Mesir (Kej. 46:21), na-
mun tiga di antaranya, sepertinya, meninggal tanpa keturunan
atau kaum-kaum mereka punah, sebab di sini kita hanya men-
dapati tujuh dari nama-nama itu yang bertahan, dan jumlah dari
seluruh suku itu bukanlah jumlah yang terbanyak. Sebab Pe-
nyelenggaraan ilahi, dalam membangun kaum dan bangsa, tidak
terikat pada kemungkinan-kemungkinan. Orang yang mandul
Kitab Bilangan 26:5-51
melahirkan tujuh anak, namun orang yang banyak anaknya, men-
jadi layu (1Sam. 2:5).
II. Jumlah dari setiap suku. Hal yang paling menyenangkan yang
bisa kita lakukan di sini yaitu membandingkan jumlah ini
dengan jumlah saat mereka dihitung di gunung Sinai. Jumlah
keseluruhannya hampir sama. Mereka sekarang berjumlah 1.820
lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Namun demikian, tujuh dari
suku-suku itu telah bertambah jumlahnya. Yehuda telah bertam-
bah 1.900, Isakhar 9.900, Zebulon 3.100, Manasye 20.500,
Benyamin 10.200, Dan 1.700, dan Asyer 11.900. namun lima suku
lainnya telah berkurang lebih banyak, sehingga tidak dapat meng-
imbangi pertambahan itu. Ruben telah berkurang 2.770, Simeon
37.100, Gad 5.150, Efraim 8.000, and Naftali 8.000. Dalam
catatan ini kita dapat mengamati,
1. Bahwa ketiga suku yang berkemah di bawah panji Yehuda,
yang merupakan nenek moyang Kristus, telah bertambah,
sebab jemaat-Nya akan dibangun dan dilipatgandakan.
2. Bahwa tidak ada suku-suku lain yang bertambah begitu
banyak seperti suku Manasye, yang dalam catatan sebelum-
nya merupakan yang terkecil dari semua suku, yaitu hanya
32.200, sedang di sini suku itu menjadi salah satu dari
yang paling banyak. Dan saudaranya, yaitu suku Efraim, yang
sebelumnya banyak, di sini menjadi salah satu dari yang pa-
ling sedikit. Yakub telah menyilangkan tangannya ke atas ke-
pala mereka saat sedang memberkati mereka, dan lebih me-
milih Efraim dibandingkan Manasye. Mungkin sebab itulah orang
Efraim terlalu menyombongkan diri mereka, dan menginjak-
injak saudara mereka, orang Manasye. Akan namun , saat
Tuhan melihat bahwa Manasye dipandang rendah, maka Ia
melipatgandakan kaumnya secara luar biasa seperti itu, sebab
sudah menjadi kemuliaan-Nya untuk menolong yang paling
lemah, dan mengangkat orang-orang yang jatuh tergeletak.
3. Bahwa tidak ada suku-suku lain yang berkurang begitu
banyak seperti suku Simeon. Dari jumlah sebelumnya 59.300,
mereka berkurang menjadi 22.200, sepertiga lebih sedikit dari
jumlah mereka sebelumnya. Satu keluarga penuh dari suku
itu, yaitu Ohad, yang disebut dalam Keluaran 6:14, telah pu-
nah di padang gurun. Itulah sebabnya Simeon tidak disebut
kan dalam berkat Musa (Ul. 33), dan milik pusaka suku itu di
Kanaan tidaklah besar, hanya sebuah wilayah kecil yang
diambil dari milik pusaka suku Yehuda (Yos. 19:9). Sebagian
penafsir menduga bahwa sebagian besar dari 24.000 orang
yang dibinasakan oleh tulah sebab noda yang di Peor itu
berasal dari suku Simeon. Sebab Zimri, yang merupakan biang
keladi dalam noda yang di Peor itu, yaitu seorang pemimpin
dari suku Simeon. Itulah sebabnya banyak orang terpengaruh
oleh contoh buruknya untuk mengikuti cara hidupnya yang
dikuasai hawa nafsu.
III. Dalam penjelasan tentang suku Ruben, disebutkan mengenai
pemberontakan Datan dan Abiram, yang berasal dari suku itu,
dalam persekongkolan dengan Korah, seorang Lewi (ay. 9-11).
Meskipun kisah itu sudah disampaikan secara panjang lebar ha-
nya beberapa pasal sebelumnya, namun di sini kisah itu muncul
lagi, sebagai kisah yang layak untuk diingat dan direnungkan oleh
keturunan yang akan datang, setiap kali mereka melihat silsilah
mereka dan menghibur diri sendiri dengan sejarah keluarga
mereka dan kebesaran nenek moyang mereka. Dengan begitu, me-
reka dapat menyebut diri mereka sebagai keturunan orang-orang
yang berbuat jahat. Dua hal dikatakan di sini tentang mereka:
1. Bahwa mereka yaitu orang-orang yang dipilih oleh umat itu
(ay. 9, KJV: mereka sudah terkenal dalam jemaat itu). Ada ke-
mungkinan bahwa mereka itu terkenal sebab kecerdikan, ke-
giatan, dan kelayakan mereka untuk bekerja: Datan dan Abi-
ram yang itu, yang bisa saja diangkat pada waktu yang tepat di
bawah Tuhan dan Musa. Namun hasrat mereka untuk berkuasa
membuat mereka membantah Tuhan dan Musa, dan saat
mereka berbantah dengan Musa, mereka juga berbantah
dengan Tuhan . Dan apa yang menjadi kesudahannya?
2. Orang-orang yang bisa saja menjadi terkenal dibuat menjadi
tercela: Mereka menjadi peringatan (ay. 10). Mereka dijadikan
peringatan akan keadilan ilahi. Tuhan , dalam kehancuran me-
reka, menunjukkan diri-Nya mulia sebab kekudusan-Nya,
dan dengan begitu mereka ditetapkan sebagai peringatan bagi
semua yang lain, di sepanjang zaman, untuk berjaga-jaga su-
paya tidak mengikuti jejak langkah kesombongan dan pembe-
rontakan mereka. Di sini ada perhatian yang diberikan tentang
Kitab Bilangan 26:52-56
terpeliharanya anak-anak Korah (ay. 11). Mereka tidaklah
mati, seperti anak-anak Datan dan Abiram, tidak diragukan lagi
sebab mereka tetap menjaga diri mereka murni dari penyakit
yang menjangkiti umat itu, dan tidak mau bergabung, sekalipun
itu dengan bapak mereka sendiri, dalam pemberontakan. Jika
kita tidak ambil bagian dalam dosa para pendosa, maka kita
tidak akan ambil bagian dalam tulah-tulah yang menimpa
mereka. Anak-anak Korah ini sesudahnya, dalam keturunan
mereka, sungguh-sungguh berguna bagi jemaat, dipakai oleh
Daud sebagai para penyanyi di rumah Tuhan. Itulah sebabnya
banyak mazmur dikatakan berasal dari bani Korah. Dan
mungkin mereka dibuat menyandang nama Korah begitu lama
sesudahnya, dibandingkan nama seorang nenek moyang mereka
yang lain, sebagai peringatan bagi diri mereka sendiri, dan
sebagai contoh dari kuasa Tuhan , yang menghasilkan buah-
buah pilihan itu bahkan dari akar yang pahit itu. Anak-anak
dari keluarga yang telah mendapat nama buruk harus
berupaya, melalui kebajikan-kebajikan mereka yang unggul,
untuk menyingkirkan cela dari bapak leluhur mereka.
Pembagian Milik Pusaka Setiap Suku
(26:52-56)
52 TUHAN berfirman kepada Musa: 53 “Kepada suku-suku itulah harus dibagi-
kan tanah itu menjadi milik pusaka menurut nama-nama yang dicatat; 54 ke-
pada yang besar jumlahnya haruslah engkau memberi milik pusaka yang
besar dan kepada yang kecil jumlahnya haruslah engkau memberi milik
pusaka yang kecil; kepada setiap suku sesuai dengan jumlah orang-orangnya
yang dicatat haruslah diberikan milik pusaka. 55 namun tanah itu harus diba-
gikan dengan membuang undi; menurut nama suku-suku nenek moyang me-
reka haruslah mereka mendapat milik pusaka; 56 seperti yang ditunjukkan
undian haruslah dibagikan milik pusaka setiap suku, di antara yang besar
dan yang kecil jumlahnya.”
Kalau ada orang bertanya mengapa disimpan catatan yang begitu
terperinci tentang suku-suku, kaum-kaum, dan jumlah umat Israel,
maka inilah jawabannya. saat jumlah mereka berlipat ganda,
mereka pun harus dibagi-bagi, bukan berdasar penyelenggaraan
ilahi sehari-hari, melainkan berdasar janji. Dan, untuk menyo-
kong kehormatan dari wahyu ilahi, Tuhan ingin supaya penggenapan
janji itu diperhatikan, baik dalam pertambahan jumlah mereka
maupun dalam milik pusaka mereka. Sesudah Musa menghitung jum-
lah umat, Tuhan tidak berkata, oleh mereka inilah negeri Kanaan akan
ditaklukkan. Sebaliknya, dengan menerima begitu saja kepastian
akan penaklukan itu, Ia berfirman kepada Musa, kepada suku-suku
itulah harus dibagikan tanah itu. “Orang-orang yang sekarang didaf-
tarkan sebagai anak-anak Israel ini akan diakui, seolah-olah melalui
salinan surat pengadilan, sebagai para ahli waris tanah Kanaan.”
Nah, dalam pembagian, atau penempatan, suku-suku ini:
1. Aturan umum tentang keadilan diperintahkan kepada Musa di
sini, bahwa kepada yang banyak dia harus memberi banyak, dan
kepada yang sedikit dia harus memberi sedikit (ay. 54). Namun
demikian, sayangnya, dia sama sekali tidak dapat memberi
apa-apa kepada orang lain, malah ia sendiri tidak boleh memiliki
apa-apa, namun perintah yang diberikan kepadanya ini dimaksud-
kan bagi Yosua, penerusnya.
2. Penerapan dari aturan umum ini harus ditentukan dengan mem-
buang undi (ay. 55). Meskipun pembagian itu tampak diserahkan
pada kebijakan dari pemimpin mereka seperti itu, namun perkara
itu pada akhirnya harus diserahkan pada penyelenggaraan Tuhan
mereka. Dan mereka semua harus menerimanya, betapa pun itu
bertentangan dengan kebijakan-kebijakan atau kehendak mereka:
Seperti yang ditunjukkan undian haruslah dibagikan milik pusaka
itu. Sebagai Tuhan segala bangsa, dan sebagai Tuhan Israel secara
khusus, Ia sendirilah yang menentukan batas-batas kediaman
mereka. Demikian pula halnya Kristus, Yosua kita, saat didesak
untuk menetapkan seorang dari murid-murid-Nya untuk duduk
di sebelah kanan-Nya, dan seorang yang lain di sebelah kiri-Nya
dalam kerajaan-Nya, mengakui kedaulatan Bapa-Nya dalam pem-
bagian itu: Aku tidak berhak memberi nya. Yosua tidak boleh
membagi-bagi milik pusaka di Kanaan menurut pikirannya sen-
diri. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku
telah menyediakannya.
Perkecualian bagi Suku Lewi
(26:57-62)
57 Inilah orang-orang yang dicatat dari orang Lewi, menurut kaum mereka:
dari Gerson kaum orang Gerson; dari Kehat kaum orang Kehat dan dari
Merari kaum orang Merari. 58 Inilah kaum-kaum Lewi: kaum orang Libni,
Kitab Bilangan 26:63-65
kaum orang Hebron, kaum orang Mahli, kaum orang Musi dan kaum orang
Korah. Adapun Kehat beranakkan Amram. 59 Dan nama isteri Amram ialah
Yokhebed, anak perempuan Lewi, yang dilahirkan bagi Lewi di Mesir; dan
bagi Amram perempuan itu melahirkan Harun dan Musa dan Miryam, sau-
dara mereka yang perempuan. 60 Pada Harun lahir Nadab dan Abihu, Eleazar
dan Itamar.61 namun Nadab dan Abihu mati, saat mereka mempersembah-
kan persembahan api yang asing ke hadapan TUHAN. 62 Dan orang-orang
yang dicatat dari mereka berjumlah dua puluh tiga ribu orang, semuanya
laki-laki, yang berumur satu bulan ke atas, sebab mereka tidak dicatat ber-
sama-sama dengan orang Israel, sebab mereka tidak diberikan milik pusaka
di tengah-tengah orang Israel.
Lewi yaitu suku milik Tuhan , suku yang tidak boleh memiliki
milik pusaka bersama dengan suku-suku yang lain di negeri Kanaan,
dan sebab itu tidak dihitung bersama suku-suku yang lain, melain-
kan secara tersendiri. Begitulah suku Lewi dihitung pada permulaan
kitab ini di gunung Sinai, dan sebab itu suku Lewi tidak berada di
bawah hukuman yang dijatuhkan atas semua orang yang dihitung
pada waktu itu, bahwa tak seorang pun dari mereka akan memasuki
Kanaan kecuali Kaleb dan Yosua. Sebab dari antara suku Lewi yang
tidak dihitung bersama mereka, dan juga yang tidak boleh maju
berperang, Eleazar dan Itamar memasuki Kanaan, dan mungkin
orang-orang lain yang berumur dua puluh tahun ke atas pada waktu
itu (seperti yang tampak dalam pasal 4:16, 28). Namun demikian
suku ini, sekarang dalam penghitungannya yang kedua, telah ber-
tambah 1.000 orang, dan masih merupakan salah satu dari suku-
suku yang terkecil. Disebutkan di sini tentang kematian Nadab dan
Abihu sebab mempersembahkan persembahan api yang asing, se-
perti sebelumnya tentang dosa dan hukuman terhadap Korah, sebab
semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh.
Catatan yang Akurat
(26:63-65)
63 Itulah orang-orang yang dicatat oleh Musa dan imam Eleazar, saat ke-
duanya mencatat orang-orang Israel di dataran Moab di tepi sungai Yordan
dekat Yerikho. 64 Di antara mereka tidak ada terdapat seorang pun yang dica-
tat Musa dan imam Harun, saat keduanya mencatat orang Israel di padang
gurun Sinai 65 sebab TUHAN telah berfirman tentang mereka: “Pastilah mere-
ka mati di padang gurun.” Dari mereka itu tidak ada seorang pun yang masih
tinggal hidup selain dari Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun.
Apa yang dapat diamati dalam bagian penutup dari catatan ini ada-
lah pelaksanaan hukuman yang telah dijatuhkan atas orang-orang
yang bersungut-sungut (14:29), bahwa tak seorang pun dari orang-
orang yang dicatat, yang berumur dua puluh tahun ke atas akan
memasuki Kanaan, kecuali Kaleb dan Yosua (dan suku Lewi tidak
dicatat, namun mungkin berumur satu bulan ke atas atau tiga puluh
sampai lima puluh tahun). Dalam pendaftaran yang dibuat sekarang,
perintah-perintah khusus, tidak diragukan lagi, diberikan kepada
orang-orang dari setiap suku yang bertugas untuk membuat catatan
itu, untuk membandingkan daftar-daftar ini dengan daftar sebelum-
nya, dan untuk mencermati apakah orang-orang yang telah dihitung
di gunung Sinai masih ada yang tersisa sekarang. Dan tampak bahwa
tak ada seorang pun yang dihitung sekarang, telah dihitung sebelum-
nya, kecuali Kaleb dan Yosua (ay. 64-65). Dalam hal ini tampak,
1. Keadilan Tuhan , dan keteguhan-Nya dalam memegang ancaman-
ancaman-Nya, sekali titah dikeluarkan. Ia bersumpah dalam mur-
ka-Nya, dan apa yang telah diucapkan-Nya dalam sumpah, dilak-
sanakan-Nya. Lebih baik semua bangkai itu, sekalipun sepuluh
kali lipat banyaknya, jatuh bergelimpangan ke tanah, dibandingkan
firman Tuhan harus gugur. Meskipun angkatan yang muncul ke-
mudian bercampur dengan mereka, dan banyak dari para pen-
jahat yang bersalah dan dihukum tetap hidup Sesudah hukuman
itu dijatuhkan, bahkan sampai tahun terakhir yaitu tahun keem-
pat puluh, namun mereka dibinasakan dengan satu atau lain cara
sebelum pendaftaran ini dilakukan. Orang-orang yang sudah di-
hukum Tuhan tidak akan dapat terluput entah dengan menghi-
langkan diri dalam keramaian atau dengan ditundanya pelak-
sanaan hukuman itu.
2. Kebaikan Tuhan terhadap bangsa ini, kendati dengan perbuatan-
perbuatan mereka yang menyulut murka-Nya. Walaupun kaum
yang bersungut-sungut itu telah dipunahkan, namun Tuhan mem-
bangkitkan angkatan yang lain, yang banyak jumlahnya seperti
mereka. Dengan begitu, meskipun mereka binasa, namun nama
Israel tidak akan punah, supaya jangan sampai milik pusaka yang
dijanjikan itu hilang sebab tidak adanya ahli waris. Dan, meski-
pun jumlahnya menjadi sedikit berkurang dibandingkan saat di
gunung Sinai, namun orang-orang yang sekarang dihitung men-
dapat keuntungan ini, bahwa mereka semua yaitu laki-laki pa-
ruh baya, antara dua puluh sampai enam puluh tahun, di puncak
hidup mereka untuk melakukan pelayanan. Dan selama tiga
puluh delapan tahun pengembaraan dan pembuangan mereka di
Kitab Bilangan 26:63-65
padang gurun, mereka memiliki kesempatan untuk mengenal
dengan baik segala hukum dan ketetapan Tuhan . Sebab tidak ada
urusan, baik yang bersifat kewarga an maupun ketentaraan,
yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari pelajaran-pelajar-
an suci itu, dan sebab mereka memiliki Musa dan Harun untuk
mengajar mereka, serta Roh Tuhan yang baik (Neh. 9:20).
3. Kebenaran Tuhan , dalam menepati janji yang dibuat-Nya kepada
Kaleb dan Yosua. Mereka harus dipelihara supaya tidak gugur
dalam kehancuran yang menimpa banyak orang ini, dan memang
demikian kenyataannya. Anak-anak panah kematian, meskipun
melesat dalam kegelapan, tidaklah melesat secara sembarangan,
bahkan saat yang melesat itu teramat banyak, namun diarahkan
kepada sasaran, dan bukan kepada yang lain. Semua orang yang
tercatat untuk beroleh hidup akan diselamatkan, dan nyawa
mereka akan menjadi jarahan bagi mereka, dalam masa-masa
yang paling berbahaya sekalipun. Ribuan orang bisa saja rebah di
sebelah kanan mereka, dan puluhan ribu di sebelah kiri mereka,
namun mereka akan terluput.
PASAL 27
Di sini kita mendapati,
I. Perkara anak-anak perempuan Zelafehad diputuskan (ay. 1-11).
II. Musa diberi tahu tentang kematiannya yang sudah dekat (ay.
12-14).
III. Disediakan seorang penerus dalam pemerintahan,
1. Melalui doa Musa (ay. 15-17).
2. Melalui ketetapan Tuhan (ay. 18, dst.).
Anak-anak Perempuan Zelafehad
(27:1-11)
1 lalu mendekatlah anak-anak perempuan Zelafehad bin Hefer bin
Gilead bin Makhir bin Manasye dari kaum Manasye bin Yusuf – nama anak-
anaknya itu yaitu : Mahla, Noa, Hogla, Milka dan Tirza – 2 dan berdiri di
depan Musa dan imam Eleazar, dan di depan para pemimpin dan segenap
umat itu dekat pintu Kemah Pertemuan, serta berkata: 3 “Ayah kami telah
mati di padang gurun, walaupun ia tidak termasuk ke dalam kumpulan yang
bersepakat melawan TUHAN, ke dalam kumpulan Korah, namun ia telah mati
sebab dosanya sendiri, dan ia tidak memiliki anak laki-laki. 4 Mengapa
nama ayah kami harus hapus dari tengah-tengah kaumnya, oleh sebab ia
tidak memiliki anak laki-laki? Berilah kami tanah milik di antara saudara-
saudara ayah kami.” 5 Lalu Musa menyampaikan perkara mereka itu ke ha-
dapan TUHAN. 6 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 7 “Perkataan
anak-anak perempuan Zelafehad itu benar; memang engkau harus memberi-
kan tanah milik pusaka kepadanya di tengah-tengah saudara-saudara ayah-
nya; engkau harus memindahkan kepadanya hak atas milik pusaka ayahnya.
8 Dan kepada orang Israel engkau harus berkata: jika seseorang mati
dengan tidak memiliki anak laki-laki, maka haruslah kamu memindahkan
hak atas milik pusakanya kepada anaknya yang perempuan. 9 jika ia
tidak memiliki anak perempuan, maka haruslah kamu memberi milik
pusakanya itu kepada saudara-saudaranya yang laki-laki. 10 Dan jika ia
tidak memiliki saudara-saudara lelaki, maka haruslah kamu memberi
milik pusakanya itu kepada saudara-saudara lelaki ayahnya. 11 Dan jika
ayahnya tidak memiliki saudara-saudara lelaki, maka haruslah kamu
memberi milik pusakanya itu kepada kerabatnya yang terdekat dari
antara kaumnya, supaya dimilikinya.” Itulah yang harus menjadi ketetapan
hukum bagi orang Israel, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Perkara anak-anak perempuan Zelafehad ini sudah disebutkan dalam
pasal sebelumnya (26:33). Tampaknya, sebab mendapat perhatian
khusus, ini yaitu perkara satu-satunya, yang belum pernah terjadi
selama ini di seluruh Israel, bahwa kepala sebuah keluarga tidak
memiliki anak laki-laki, melainkan anak-anak perempuan saja.
Perkara mereka diperdebatkan lagi (ps. 36), menyangkut masalah
lain yang timbul darinya. Dan, menurut putusan-putusan yang di-
berikan dalam perkara mereka, kita mendapati mereka memperoleh
milik pusaka ayah mereka (Yos. 17:3-4). Orang bisa menduga bahwa
kepribadian anak-anak perempuan itu pastilah begitu hebatnya
hingga menambah bobot bagi perkara mereka itu, dan membuatnya
begitu sering diperhatikan. Di sini kita mendapati,
I. Perkara mereka dinyatakan oleh mereka sendiri, dan permohonan
mereka atas perkara itu diajukan kepada pengadilan tertinggi,
yang terdiri atas Musa sebagai raja, para pemimpin sebagai ke-
pala, dan segenap umat, atau para tua-tua yang terpilih dari
bangsa itu, sebagai wakil rakyat (ay. 2). Majelis agung ini duduk
di dekat pintu Kemah Pertemuan, supaya dalam perkara-perkara
yang sulit mereka dapat meminta bimbingan ilahi. Kepada mereka
perempuan-perempuan muda ini mengajukan permohonan mere-
ka. Sebab sudah menjadi kewajiban para hakim untuk memberi
keadilan kepada anak yatim (Mzm. 82:3). Kita tidak mendapati
bahwa mereka memiliki seorang pembela atau perantara untuk
berbicara atas nama mereka. Sebaliknya, mereka mengurus per-
kara mereka sendiri dengan cukup cerdik, yang dapat mereka
lakukan dengan lebih baik sebab perkaranya jelas dan jujur, dan
berbicara membela dirinya sendiri. Sekarang amatilah,
1. Apa yang mereka mohonkan: Bahwa mereka boleh mendapat-
kan tanah milik di Kanaan, di antara saudara-saudara ayah
mereka (ay. 4). Apa yang telah difirmankan Tuhan kepada Musa
(26:53), diberitahukan-Nya dengan setia kepada umat, bahwa
tanah Kanaan harus dibagi-bagi di antara orang-orang yang
namanya sudah dicatat. Anak-anak perempuan ini mengeta-
hui bahwa mereka tidak tercatat, dan sebab itu oleh peratur-
an ini mereka tidak dapat mengharapkan warisan. Dan keluar-
Kitab Bilangan 27:1-11
425
ga ayah mereka harus dipandang punah, dan dianggap tidak
memiliki anak, meskipun ia memiliki semua anak pe-
rempuan ini. Hal ini mereka anggap berat, dan sebab itu
mereka memohon supaya diakui sebagai ahli waris ayah
mereka, dan mendapatkan hak warisnya. Seandainya mereka
memiliki saudara laki-laki, mereka tidak akan mengajukan
permohonan kepada Musa (seperti yang diajukan seseorang
kepada Kristus, Luk. 12:13) supaya ada perintah bahwa mere-
ka harus berbagi warisan dengan saudara laki-laki mereka.
namun , sebab tidak memiliki saudara laki-laki, mereka
memohon untuk mendapatkan milik pusaka. Dalam hal ini
mereka menyingkapkan,
(1) Iman yang kuat akan kuasa dan janji Tuhan tentang diberi-
kannya tanah Kanaan kepada Israel. Meskipun tanah itu
belum ditaklukkan, belum disentuh, dan masih dimiliki
sepenuhnya oleh penduduk asli, namun mereka memohon
supaya mendapat bagian di dalamnya seolah-olah tanah itu
sudah sepenuhnya menjadi milik mereka sendiri. Lihat
Mazmur 60:8, Tuhan telah berfirman di tempat kudus-Nya,
punya-Ku Gilead dan punya-Ku Manasye.
(2) Sebuah keinginan yang sungguh-sungguh untuk mendapat
tempat dan nama di tanah perjanjian, yang merupakan
perlambang sorga. Dan jika mereka, seperti menurut seba-
gian penafsir, mengarahkan pandangan pada sorga, dan
melalui tuntutan ini berpegang pada kehidupan kekal,
maka mereka sungguh-sungguh merupakan lima gadis
yang bijaksana. Dan teladan mereka haruslah menggugah
kita untuk memastikan hak kita atas warisan sorgawi de-
ngan setekun mungkin, yang dalam pembagiannya, melalui
kovenan anugerah, tidak ada pembedaan antara laki-laki
dan perempuan (Gal. 3:28).
(3) Penghargaan dan penghormatan yang sungguh-sungguh
terhadap ayah mereka, yang namanya dekat di hati mereka
dan berharga bagi mereka Sesudah ia tiada. Dan sebab itu,
mereka berupaya keras supaya nama ayah mereka tidak
hapus dari tengah-tengah kaumnya. Ada utang yang harus
dibayar anak-anak untuk mengenang orangtua mereka,
yang dituntut oleh perintah kelima: Hormatilah ayahmu
dan ibumu.
426
2. Apa pembelaan mereka: Bahwa ayah mereka tidak mati sebab
suatu pelanggaran yang mencemarkan darahnya dan menghi-
langkan haknya harta bendanya. namun ia mati sebab dosa-
nya sendiri (ay. 3), tanpa terlibat dalam perlawanan atau
pemberontakan apa pun terhadap Musa, khususnya dalam
pemberontakan Korah dan kumpulannya. Tidak pula ia de-
ngan cara apa pun terlibat dalam dosa-dosa orang lain. namun
kematiannya hanya disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran
umum umat manusia, yang untuknya ia akan berdiri atau jatuh
di hadapan Tuannya sendiri. Ia tidak melakukan apa pun yang
membuatnya harus dihadapkan pada pengadilan Musa dan
para pemimpin. Ia tidak pernah dinyatakan bersalah atas keja-
hatan apa pun yang dapat menghalangi tuntutan anak-anak-
nya. Suatu penghiburan bagi orangtua, saat mereka akan
mati, jika, meskipun mereka sendiri menderita sebab dosa-
dosa mereka, namun mereka yakin bahwa mereka tidak me-
lakukan pelanggaran-pelanggaran apa pun yang akan dibalas-
kan Tuhan kepada anak-anaknya.
II. Perkara mereka diputuskan oleh bimbingan ilahi. Musa tidak
berlagak memberi penghakiman sendiri, sebab , meskipun
tuntutan mereka tampak wajar dan masuk akal, namun semua
perintah yang dikeluarkannya sudah jelas, yaitu untuk membagi-
bagikan tanah di antara orang-orang yang sudah dicatat, yaitu
kaum laki-laki saja. Oleh sebab itu, Musa menyampaikan perkara
mereka itu ke hadapan TUHAN, dan menunggu keputusan-Nya
(ay. 5), dan Tuhan sendiri memberi penghakiman atasnya. Tuhan
tidak hanya memperhatikan perkara-perkara bangsa, namun juga
perkara-perkara keluarga, dan mengaturnya dalam penghakiman,
sesuai dengan putusan kehendak-Nya sendiri.
1. Permohonan itu dikabulkan (ay. 7): Perkataan mereka itu be-
nar, berikanlah tanah milik pusaka kepada mereka. Orang yang
mencari milik pusaka di tanah perjanjian akan mendapatkan
apa yang mereka cari, dan hal-hal lain akan ditambahkan
kepada mereka. Ini yaitu tuntutan-tuntutan yang akan di-
setujui dan dimahkotai oleh Tuhan .
2. Putusannya ditetapkan untuk semua kejadian serupa di masa
depan. Anak-anak perempuan Zelafehad ini mengurus perkara
mereka, tidak hanya untuk penghiburan mereka sendiri dan
Kitab Bilangan 27:12-14
nama baik keluarga mereka, namun juga untuk kehormatan
dan kebahagiaan kaum perempuan. Sebab atas kejadian khu-
sus ini, dibuatlah sebuah hukum umum bahwa, jika sese-
orang tidak memiliki anak laki-laki, maka harta miliknya
harus jatuh kepada anak-anak perempuannya (ay. 8). Bukan
kepada yang sulung, seperti anak sulung laki-laki, melainkan
kepada mereka semua sebagai rekan, dengan berbagi rata.
Orangtua yang dalam perkara seperti ini mencabut hak anak-
anak perempuan mereka atas warisan keluarga, semata-mata
sebab alasan mau mempertahankan nama keluarga mereka,
mereka ini tanpa sadar bisa jadi sedang membuat tanah miliki
mereka itu sebentar lagi akan berpindah tangan ke orang lain.
Diberikan petunjuk-petunjuk lebih jauh untuk membagi-
bagikan warisan (ay. 9-11). “Jika seseorang tidak memiliki
keturunan sama sekali, maka harta bendanya akan jatuh
kepada saudara-saudara lelakinya. Jika tidak ada saudara
lelaki, maka hartanya akan jatuh kepada saudara-saudara
lelaki dari ayahnya. Dan jika tidak ada juga, maka hartanya
akan jatuh kepada kerabat dekatnya.” Peraturan-peraturan
dalam hukum kita persis sesuai dengan peraturan ini. Dan
meskipun yang dipahami oleh para ahli Yahudi di sini yaitu
bahwa jika seseorang tidak memiliki anak, maka harta
bendanya akan jatuh kepada ayahnya, kalau ayahnya masih
hidup, sebelum jatuh kepada saudara-saudaranya, namun
tidak terdapat hal semacam itu dalam hukum Taurat. Dan
hukum umum kita memberi perintah yang jelas untuk
menentangnya, bahwa harta benda tidak bisa jatuh kepada
garis keturunan yang ada di atas. Dengan begitu, jika sese-
orang membeli tanah dengan beberapa uang, dan mati tanpa
keturunan saat ayahnya masih hidup, maka ayahnya tidak
bisa menjadi ahli warisnya. Lihatlah bagaimana Tuhan mem-
buat orang menjadi ahli waris, dan pembagian yang ditetap-
kan-Nya haruslah kita terima.
Musa Diperingatkan akan Kematiannya
(27:12-14)
12 TUHAN berfirman kepada Musa: “Naiklah ke gunung Abarim ini, dan pan-
danglah negeri yang Kuberikan kepada orang Israel. 13 Sesudah engkau me-
mandangnya, maka engkau pun juga akan dikumpulkan kepada kaum leluhur-
mu, sama seperti Harun, abangmu, dahulu. 14 sebab pada waktu pembantah-
an umat itu di padang gurun Zin, kamu berdua telah memberontak terhadap
titah-Ku untuk menyatakan kekudusan-Ku di depan mata mereka dengan air
itu.” Itulah mata air Meriba dekat Kadesh di padang gurun Zin.
Di sini,
1. Tuhan memberi tahu Musa akan kesalahannya, saat ia berbicara
tanpa pikir panjang di mata air pembantahan, di mana ia tidak
menunjukkan rasa hormat yang sepatutnya terhadap Tuhan mau-
pun Israel (ay. 14). Meskipun Musa yaitu hamba Tuhan, hamba
yang setia, namun pernah sekali ia memberontak terhadap titah
Tuhan , dan gagal dalam menjalankan kewajibannya. Dan meskipun
ia seorang hamba yang sangat terhormat, dan sangat berkenan di
hati Tuhan , namun ia akan mendengar tentang kegagalannya, dan
seluruh dunia akan mendengar tentangnya juga, lagi dan lagi.
Sebab Tuhan akan menunjukkan murka-Nya terhadap dosa, bah-
kan yang diperbuat orang-orang yang paling dekat dengan-Nya
dan paling disayangi-Nya. Mereka yang terkenal memiliki hik-
mat dan kehormatan perlu terus berhati-hati dengan kata-kata
dan jalan-jalan mereka, supaya jangan sampai pada suatu waktu
mereka mengatakan atau melakukan sesuatu yang dapat mengu-
rangi penghiburan mereka, atau nama baik mereka, atau kedua-
duanya, lama sesudahnya.
2. Tuhan memberi tahu Musa tentang kematiannya. Kematiannya
yaitu hukuman atas dosanya, namun kematian itu diberitahu-
kan kepadanya dengan cara yang terbaik yang dapat memper-
manis dan meringankan hukuman itu, dan membuat dia rela me-
nerima kematiannya.
(1) Musa harus mati, namun ia pertama-tama akan dipuaskan de-
ngan memandang tanah perjanjian (ay. 12). Dengan meman-
dang tanah Kanaan ini, Tuhan tidak bermaksud untuk mem-
buat Musa tergiur, atau menegurnya atas kebodohannya da-
lam melakukan sesuatu yang membuatnya tidak bisa ke sana.
Tidak pula hal itu menimbulkan kesan semacam itu padanya.
namun Tuhan menetapkannya dan Musa menerimanya sebagai
perkenanan, dan penglihatannya (beralasan bagi kita untuk
berpikir demikian) dipertajam dan diperluas secara menakjub-
kan untuk dapat melihat tanah itu dengan begitu utuh dan
jelas, hingga memuaskan secara berlimpah rasa ingin tahunya
Kitab Bilangan 27:15-23
yang polos. Memandang Kanaan ini melambangkan peng-
harapan Musa yang penuh kepercayaan akan negeri yang lebih
baik, yaitu negeri sorgawi, yang sangat menghibur bagi orang-
orang kudus saat sedang menunggu ajal.
(2) Musa harus mati, namun kematian tidak melenyapkannya.
Kematian hanya mengumpulkannya kepada kaum leluhurnya,
membawanya beristirahat dengan para bapak leluhur yang
suci yang sudah pergi mendahuluinya. Abraham, Ishak, dan
Yakub yaitu kaum leluhurnya, kaum yang dipilih dan dika-
sihi-Nya, dan kepada mereka kematian mengumpulkannya.
(3) Musa harus mati, namun seperti Harun yang sudah mati sebe-
lum dia (ay. 13). Musa telah melihat betapa dengan mudah
dan riang hati Harun menanggalkan jabatan imamnya per-
tama-tama, dan lalu jasadnya. Oleh sebab itu, janganlah
Musa takut mati. Kematiannya hanyalah untuk dikumpulkan
kepada kaum leluhurnya, seperti yang terjadi dengan Harun.
Demikianlah, kematian saudara-saudara yang dekat dan kita
sayangi haruslah kita manfaatkan,
[1] Sebagai ajakan bagi kita untuk sering memikirkan kematian.
Kita tidak lebih baik dibandingkan nenek moyang kita atau sau-
dara-saudara kita. Jika mereka pergi, kita pun akan pergi.
Jika mereka sudah dikumpulkan, kita pun pasti akan di-
kumpulkan dengan segera.
[2] Sebagai dorongan bagi kita untuk memikirkan kematian
tanpa rasa ngeri. Malah, hendaklah hati kita bersuka keti-
ka memikirkan kematian itu. Itu hanyalah mati seperti si
ini dan si anu sudah mati, jika kita telah menjalani hidup
seperti mereka dahulu. Dan masa depan mereka yaitu
damai, mereka mencapai garis akhir mereka dengan suka-
cita. Lalu mengapa kita harus takut ada yang jahat di da-
lam lembah yang menyedihkan hati itu?
Yosua Ditetapkan sebagai Penerus Musa
(27:15-23)
15 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: 16 “Biarlah TUHAN, Tuhan dari roh
segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang 17 yang mengepalai me-
reka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, su-
paya umat TUHAN jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mem-
punyai gembala.” 18 Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah Yosua
bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya, 19 suruh-
lah ia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat, lalu
berikanlah kepadanya perintahmu di depan mata mereka itu 20 dan berilah
dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat Israel mendengarkan
dia. 21 Ia harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya Eleazar menanyakan
keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas titahnya mereka akan
keluar dan atas titahnya mereka akan masuk, ia beserta semua orang Israel,
segenap umat itu.” 22 Maka Musa melakukan seperti yang diperintahkan
TUHAN kepadanya. Ia memanggil Yosua dan menyuruh dia berdiri di depan
imam Eleazar dan di depan segenap umat itu, 23 lalu ia meletakkan tangan-
nya atas Yosua dan memberi kepadanya perintahnya, seperti yang difir-
mankan TUHAN dengan perantaraan Musa.
Di sini,
I. Musa berdoa meminta seorang penerus. saat Tuhan memberi
tahu dia bahwa ia harus mati, meskipun tampak di tempat lain
bahwa ia meminta penangguhan bagi dirinya (Ul. 3:24-25), na-
mun, saat penangguhan ini tidak dapat diperoleh, ia memohon
dengan sungguh-sungguh supaya pekerjaan Tuhan dapat dilanjut-
kan. Walaupun ia mungkin tidak mendapatkan kehormatan un-
tuk menyelesaikannya. Orang yang suka iri hati tidak menyukai
penerus mereka, namun Musa bukanlah salah satu dari orang-
orang seperti ini. Kita harus memberi perhatian, baik dalam doa-
doa maupun usaha-usaha kita, terhadap angkatan yang akan
datang, supaya agama berkembang, dan kepentingan-kepentingan
kerajaan Tuhan di antara manusia dipertahankan dan dimajukan,
saat kita sudah ada di dalam kubur. Dalam doa ini Musa meng-
ungkapkan,
1. Perhatian besar terhadap umat Israel: Supaya umat TUHAN
jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempu-
nyai gembala. Juruselamat kita menggunakan perbandingan
ini dalam belas kasihan-Nya terhadap orang banyak saat
mereka tidak memiliki pelayan-pelayan yang baik (Mat.
9:36). Para hakim dan hamba Tuhan yaitu gembala-gembala
umat. Jika mereka tidak ada, atau tidak seperti yang seharus-
nya, maka umat cenderung berkeliaran dan terpencar, rentan
terhadap serangan musuh, dan terancam bahaya kekurangan
makanan dan menyakiti satu sama lain, seperti domba yang
tidak bergembala.
2. Kebergantungan pada Tuhan dengan penuh keyakinan, sebagai
Tuhan dari roh segala makhluk. Tuhan lah yang menjadikan dan
juga yang menyelidiki roh, dan sebab itu Ia bisa menemukan
Kitab Bilangan 27:15-23
orang yang layak atau membuatnya layak untuk memenuhi
tujuan-tujuan-Nya, bagi kebaikan jemaat-Nya. Musa berdoa
kepada Tuhan , bukan untuk mengutus seorang malaikat, me-
lainkan untuk mengangkat seseorang atas umat ini, yaitu, un-
tuk menunjuk dan menetapkan seseorang yang akan dibuat-
Nya memenuhi syarat dan yang akan diakui-Nya sebagai pe-
mimpin umat-Nya Israel. Sebelum Tuhan memberi berkat ini
kepada Israel, Ia menggugah Musa untuk berdoa memintanya.
Demikian pula Kristus, sebelum mengutus para rasul-Nya,
memanggil orang-orang di sekitar-Nya untuk meminta kepada
tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-
pekerja untuk tuaian itu (Mat. 9:38).
II. Tuhan , dalam menjawab doa Musa, menetapkan baginya seorang
penerus, yaitu Yosua. Yosua sudah lama dikenal dengan kebera-
niannya dalam memerangi orang Amalek, dengan kerendahan
hatinya dalam melayani Musa, dan dengan iman dan ketulusan-
nya dalam bersaksi melawan laporan dari mata-mata yang jahat.
Inilah orang yang ditetapkan Tuhan untuk meneruskan Musa:
Seorang yang penuh roh, Roh kasih karunia (dia yaitu orang yang
baik, takut akan Tuhan dan membenci ketamakan, dan bertindak
berdasar dasar pegangan). Roh pemerintahan (dia cocok untuk
melakukan pekerjaan dan melaksanakan kepercayaan-kepercaya-
an dalam jabatannya), roh tindakan dan keberanian. Dan ia juga
memiliki roh nubuat, sebab Tuhan sering kali berfirman kepa-
danya (Yos. 4:1; 6:2; 7:10). Nah di sini,
1. Tuhan mengarahkan Musa bagaimana mengangkat Yosua seba-
gai penerus.
(1) Musa harus menahbiskan Yosua: Letakkanlah tanganmu
atasnya (ay. 18). Hal ini dilakukan sebagai tanda bahwa
Musa meneruskan pemerintahan kepadanya, sama seperti
meletakkan tangan pada korban menempatkan korban itu
di tempat orang yang mempersembahkannya, dan mem-
buatnya menggantikan orang itu. Itu juga dilakukan seba-
gai tanda bahwa Tuhan menganugerahkan berkat Roh ke
atas Yosua, yang sebelumnya diperoleh Musa melalui doa.
Dikatakan (Ul. 34:9), Yosua penuh dengan roh kebijaksana-
an, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya.
Upacara penumpangan tangan ini kita dapati digunakan
dalam Perjanjian Baru untuk menahbiskan pelayan-pela-
yan Injil. Upacara ini menandakan ditetapkannya mereka
secara khidmat untuk pekerjaan itu, dan suatu keinginan
yang sungguh-sungguh supaya Tuhan membuat mereka me-
menuhi syarat untuk pekerjaan itu dan mengakui mereka
di dalamnya. Upacara itu menandakan dipersembahkannya
mereka kepada Kristus dan jemaat-Nya sebagai korban-
korban yang hidup.
(2) Musa harus membawa Yosua ke hadapan Eleazar dan sege-
nap umat, menempatkannya di depan mereka, supaya me-
reka mengetahui Yosua sebagai orang yang ditetapkan
Tuhan untuk menjalankan kepercayaan yang besar ini, dan
supaya mereka menerima penetapan itu.
(3) Musa harus memberi perintah kepadanya (ay. 19).
Yosua harus diberi mandat untuk menjaga umat Israel,
yang diserahkan ke dalam tangannya seperti domba dise-
rahkan ke tangan sang gembala, dan yang untuknya ia ha-
rus bertanggung jawab. Ia harus diberi perintah secara ke-
tat untuk melaksanakan kewajibannya terhadap mereka.
Meskipun mereka ada di bawah perintahnya, Yosua ada di
bawah perintah Tuhan , dan dari-Nya ia harus menerima
perintah. Yang paling tinggi harus mengetahui bahwa ada
yang lebih tinggi dibandingkan mereka. Perintah ini harus di-
berikan kepada Yosua di depan mata mereka, supaya
Yosua dapat lebih tergerak olehnya, dan supaya umat, de-
ngan melihat pekerjaan dan tugas pemimpin mereka, dapat
lebih tergugah untuk membantu dan menyemangatinya.
(4) Musa harus memberi Yosua sebagian dari kewibawaannya
(ay. 20). Yosua paling-paling hanya mendapat sebagian dari
kewibawaan Musa, dan dalam banyak hal masih tertinggal
darinya. namun tampaknya yang dimaksudkan di sini ada-
lah bahwa Musa mengambil Yosua, saat Musa masih
hidup, untuk menjadi rekannya dalam memerintah, dan
memperbolehkan Yosua untuk bertindak dengan wewenang
sebagai pendampingnya. yaitu suatu kehormatan untuk
dipekerjakan bagi Tuhan dan jemaat-Nya. Sebagian dari ke-
hormatan ini harus diberikan kepada Yosua, supaya umat,
sebab sudah terbiasa mematuhi Musa saat ia masih
Kitab Bilangan 27:15-23
hidup, dapat melakukannya dengan lebih riang hati se-
sudah ia tidak ada lagi.
(5) Musa harus mengangkat imam besar Eleazar, dengan tu-
tup dada pernyataan keputusan ini, sebagai penasihatnya
(ay. 21): Yosua harus berdiri di depan imam Eleazar, dan
melaluinya ia harus meminta bimbingan ilahi, siap untuk
menerima dan melaksanakan semua petunjuk yang diberi-
kan kepadanya oleh bimbingan ilahi. Ini yaitu petunjuk
kepada Yosua. Meskipun ia penuh dengan Roh, dan semua
kehormatan ini diberikan kepadanya, namun ia tidak boleh
berbuat sesuatu tanpa meminta bimbingan Tuhan , tidak
bersandar pada pengertiannya sendiri. Itu juga merupakan
dorongan besar baginya. Memerintah Israel dan menakluk-
kan Kanaan yaitu dua tugas yang berat, namun Tuhan me-
yakinkan dia bahwa dalam kedua tugas itu ia akan berada
di bawah pimpinan ilahi. Dan dalam setiap perkara yang
sulit, Tuhan akan menasihati dia untuk melakukan apa
yang terbaik. Musa datang sendiri untuk meminta bimbing-
an Tuhan , namun Yosua dan hakim-hakim selanjutnya harus
memanfaatkan pelayanan imam besar, dan menanyakan
keputusan Urim. Menurut orang-orang Yahudi, Urim ini
tidak boleh dimintai petunjuk kecuali oleh raja atau kepala
Mahkamah Agama (Sanhedrim), atau oleh utusan atau
wakil rakyat, untuk mereka, dan atas nama mereka. De-
ngan demikian, pemerintahan Israel sekarang murni bersi-
fat ilahi, sebab baik penetapan maupun pengarahan pemim-
pin-pemimpin mereka sepenuhnya bersifat ilahi, yaitu oleh
keputusan Tuhan . Atas titah sang imam, menurut keputusan
Urim, Yosua dan seluruh Israel harus keluar atau masuk.
Dan tidak diragukan lagi bahwa Tuhan , yang membimbing
seperti itu, akan melindungi mereka baik saat mereka
keluar maupun saat mereka masuk. Orang-orang yang
mengikuti Tuhan , dan yang mengakui-Nya dalam segala laku
mereka, akan aman, dan bisa merasa tenang.
2. Musa bertindak menurut petunjuk-petunjuk ini (ay. 22-23). Ia
dengan riang hati menahbiskan Yosua,
(1) Meskipun penahbisan itu pada saat ini membuat dirinya
mengecil, dan itu hampir sama saja dengan menyerahkan
pemerintahan. Ia sangat bersedia supaya umat memaling-
kan pandangan darinya, dan menatap matahari yang se-
dang terbit.
(2) Meskipun penahbisan itu bisa saja tampak sebagai hinaan
yang abadi terhadap keluarganya. Tidak akan mendatang-
kan begitu banyak pujian baginya seandainya ia menyerah-
kan kehormatannya itu kepada anaknya sendiri. namun
dengan tangannya sendiri ia pertama-tama menahbiskan
imam besar Eleazar, dan lalu Yosua, salah seorang
dari suku lain, sebagai pemimpin utama, sementara anak-
anaknya sendiri tidak mendapatkan kedudukan sama se-
kali, namun dibiarkan sejajar dengan orang-orang Lewi
biasa. Hal ini merupakan contoh akan penyangkalan diri
dan penyerahan diri kepada kehendak Tuhan yang luar bia-
sanya hingga lebih mendatangkan kemuliaan baginya dari-
pada seandainya anggota keluarganya yang diangkat ke da-
lam jabatan yang tertinggi. Sebab perbuatannya itu mene-
guhkan tabiatnya sebagai orang yang paling lemah lembut
di atas muka bumi, dan yang setia kepada Dia yang telah
mengangkatnya memerintah atas seluruh keluarga-Nya.
Hal ini (menurut yang mulia Uskup Patrick) menunjukkan,
betapa Musa memiliki suatu pegangan hidup yang me-
ninggikan dia di atas semua pemberi hukum lain, sebab
mereka ini biasanya selalu berupaya untuk meneguhkan
keluarga mereka supaya mendapat suatu bagian dari kebe-
saran yang sudah mereka capai. namun dengan ini tampak
bahwa Musa tidak bertindak dari dirinya sendiri, sebab ia
tidak bertindak untuk dirinya sendiri.
PASAL 28
arena sekarang jumlah rakyat sudah tercatat, perintah-perintah
untuk membagi tanah sudah diberikan, dan seorang panglima
atas pasukan-pasukan sudah diangkat dan diberi tugas, orang akan
menduga bahwa pasal berikutnya haruslah dimulai dengan sejarah
pertempuran, atau setidak-tidaknya harus memberi kita suatu gam-
baran tentang ketetapan-ketetapan perang. namun tid