bilangan ulangan 12


 uatu, 

dan menang atas segala perlawanan, yang diperlambang-

kan melalui kemenangan-kemenangan Daud atas Moab 

dan Edom. namun  Mesias akan menghancurkan, atau se-

perti sebagian penafsir membacanya, akan memerintah, 

semua anak Set (ay. 17), yaitu semua anak manusia, yang 

merupakan keturunan Set, anak Adam, sebab keturunan 

anak-anak Adam yang lain telah dibinasakan oleh air bah. 

Kristus akan menjadi Raja, bukan hanya atas Yakub dan 

Israel, melainkan juga atas seluruh dunia, sehingga semua 

keturunan Set akan diperintah oleh tongkat emas keraja-

an-Nya, atau dihancurkan berkeping-keping oleh gada besi-

Nya. Ia akan menegakkan pemerintahan, kekuasaan, dan 

kekuatan-Nya sendiri atas segala sesuatu, dan akan mero-

bohkan semua pemerintahan yang melawan (1Kor. 15:24). 

Ia akan merobohkan tembok-tembok semua keturunan Set, 

demikianlah sebagian penafsir membacanya. Ia akan me-

runtuhkan semua pertahanan dan benteng keduniawian 

mereka, sehingga mereka akan mengakui pemerintahan-

Nya atau menghadapkan diri mereka pada penghakiman-

penghakiman-Nya. 

(4) Bahwa Israel milik-Nya akan melakukan perbuatan-per-

buatan yang gagah perkasa. Para pengikut Kristus, sebab  

digerakkan oleh keperkasaan-Nya, akan terus mengadakan 

peperangan rohani dengan kuasa-kuasa kegelapan, dan 

akan menjadi lebih dibandingkan  pemenang. Umat yang menge-

nal Tuhan nya akan tetap kuat dan akan bertindak (Dan. 

11:32). 

III. Di sini ada nubuatan Bileam tentang orang Amalek dan orang 

Keni. Ada kemungkinan bahwa Bileam sekarang sedang melihat 

sebagian dari negeri-negeri mereka. 

1. Orang Amalek pada saat itu merupakan yang pertama di 

antara bangsa-bangsa (ay. 20). Itulah sebabnya Agag dikata-

kan (ay. 7) sebagai seorang raja yang terkemuka, dan mereka 

yaitu  bangsa pertama yang berperang melawan Israel Sesudah  

orang Israel keluar dari Mesir. namun  akan tiba waktunya 

saat  bangsa itu, sekalipun sekarang tampak begitu hebat, 

akan dihancurkan sepenuhnya dan disapu bersih: namun  

akhirnya ia akan sampai kepada kebinasaan. Di sini Bileam 

meneguhkan hukuman terhadap orang Amalek yang telah 

dibacakan Musa (Kel. 15:14, 16), yang di dalamnya Tuhan  ber-

sumpah bahwa Ia akan berperang melawan Amalek turun-

temurun. Perhatikanlah, orang-orang yang diperangi Tuhan  

pasti akan binasa selamanya, sebab saat  Tuhan  menghakimi, 

Ia akan menang. 

2. Orang Keni pada saat itu merupakan bangsa yang paling 

aman. Tempat kediaman mereka seolah-olah diukir oleh alam, 

dan telah membentengi mereka dengan kokoh: “Tertaruh di 

atas bukit batu sarangmu seperti rajawali (ay. 21). Engkau me-

nyangka dirimu aman, namun demikian orang Keni akan 

hapus (ay. 22), dan secara perlahan-lahan dibuat merosot, 

Kitab Bilangan 24:15-25 


sampai mereka dibawa sebagai tawanan oleh orang Asyur,” 

yang terjadi pada penawanan kesepuluh suku. Perhatikanlah, 

badan pemerintahan, seperti badan jasmani, meskipun terben-

tuk dengan teramat kuat, akan berangsur-angsur merosot, 

dan menjadi hancur pada akhirnya. Bahkan sarang di atas 

bukit batu pun tidak akan menjadi tempat perlindungan yang 

aman untuk selamanya. 

IV. Di sini ada nubuatan yang melihat jauh ke depan sejauh bangsa 

Yunani dan bangsa Romawi, sebab  pantai merekalah yang kira-

nya dimaksudkan dengan pantai orang Kitim (ay. 24). 

1. Kata pengantar bagi sanjak ini. Bagian dari nubuatan Bileam 

ini sangat patut diperhatikan (ay. 23): Celaka! Siapakah yang 

akan hidup, jika  Tuhan  melakukan hal itu? Di sini ia meng-

akui bahwa semua pergolakan pemerintahan dan kerajaan 

yaitu  perbuatan Tuhan: Tuhan  melakukan hal itu. Siapa pun 

yang menjadi alat-alatnya, Dialah pengarah utamanya. namun  

Bileam berbicara dengan sedih tentang mereka, dan mempu-

nyai pandangan yang memilukan tentang peristiwa-peristiwa 

ini: Siapakah yang akan hidup? Entah sebab , 

(1) Peristiwa-peristiwa ini masih begitu jauh, dan masih begitu 

lama terjadinya, hingga sulit untuk berkata siapakah yang 

akan hidup saat  peristiwa-peristiwa itu terjadi. Akan 

namun , siapa pun yang akan hidup untuk melihatnya, akan 

terjadi perubahan-perubahan yang menakjubkan. Atau, 

(2) Peristiwa-peristiwa itu akan begitu suram, dan membuat 

kehancuran-kehancuran yang begitu rupa, hingga nyaris 

tak seorang pun akan luput atau tetap hidup. Siapakah 

yang akan hidup saat  maut datang dengan penuh keme-

nangan? (Why. 6:8). Orang-orang yang hidup pada masa itu 

akan menjadi seperti puntung yang direnggut dari api, dan 

nyawa mereka terselamatkan dari pemangsaan. Semoga 

Tuhan  mempersiapkan kita untuk menghadapi masa-masa 

yang terburuk! 

2. Nubuatan itu sendiri patut diperhatikan. Baik Yunani maupun 

Italia sebagian besarnya terletak di tepi laut, dan oleh sebab 

itu tentara-tentara mereka kebanyakan dikirimkan melalui 

kapal. Nah, Bileam di sini tampak bernubuat, 


(1) Bahwa pasukan-pasukan Yunani akan merendahkan dan 

menjatuhkan orang Asyur, yang bersatu dengan orang 

Persia. Hal ini digenapi saat  negeri Timur itu dikalahkan, 

atau lebih tepatnya diduduki, oleh Aleksander Agung. 

(2) Bahwa pasukan-pasukan Yunani dan pasukan-pasukan 

Romawi akan mencelakai orang-orang Ibrani, atau orang-

orang Yahudi, yang disebut anak-anak Eber. Hal ini dige-

napi sebagian saat  kekaisaran Yunani menindas bangsa 

Yahudi, namun  terutama saat  kekaisaran Romawi meng-

hancurkannya dan menghabisinya. Akan namun , 

(3) Kitim itu sendiri, yaitu kekaisaran Romawi, yang di dalam-

nya kekaisaran Yunani pada akhirnya tertelan, akan binasa 

selama-lamanya, saat  batu yang terungkit lepas dari gu-

nung tanpa perbuatan tangan manusia itu melenyapkan 

semua kerajaan ini, dan khususnya kaki yang dari besi dan 

tanah liat (Dan. 2:34). Dengan demikian (menurut Dr. Light-

foot), Bileam, bukannya mengutuki jemaat, malah mengu-

tuki orang Amalek pertama-tama, dan lalu  mengutuki 

musuh-musuh jemaat lainnya. Maka akan binasa segala 

musuh-Mu, ya TUHAN!   

PASAL  25  

srael, Sesudah  terluput dari kutukan Bileam, di sini menanggung 

kerusakan dan celaan yang sangat besar melalui nasihat Bileam, 

yang tampaknya, sebelum meninggalkan Balak, telah memberi tahu 

Balak suatu cara yang lebih ampuh dibandingkan  yang dipikirkannya 

untuk memisahkan orang Israel dari Tuhan  mereka. “Tuhan tidak 

akan bisa dibujuk oleh mantra-mantra Bileam untuk menghancur-

kan mereka. namun  coba lihat apakah mereka bisa dibujuk oleh pe-

sona perempuan-perempuan Moab untuk menghancurkan diri 

mereka sendiri.” Tidak ada orang yang terpesona secara lebih mema-

tikan selain mereka yang terpesona oleh hawa nafsu mereka sendiri.  

Di sini kita mendapati,  

I. Dosa bangsa Israel. Mereka tergoda oleh perempuan-perem-

puan Moab untuk melakukan perzinahan dan juga penyem-

bahan berhala (ay. 1-3). 

II. Hukuman atas dosa ini oleh tangan para hakim (ay. 4-5) dan 

oleh tangan Tuhan  secara langsung (ay. 9).  

III. Semangat Pinehas yang penuh kesalehan dalam membunuh 

Zimri dan Kozbi, dua orang pendosa yang kurang ajar (ay. 6, 

8, 14-15). 

IV. Pujian Tuhan  terhadap semangat Pinehas (ay. 10-13).  

V. Permusuhan yang diadakan antara bangsa Israel dan bangsa 

Midian, yaitu penggoda mereka, seperti yang diadakan pada 

mulanya antara perempuan dan si ular (ay. 16, dst.) 


Dosa Israel 

(25:1-5) 

1 Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan 

perempuan-perempuan Moab. 2 Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa 

itu ke korban sembelihan bagi Tuhan  mereka, lalu bangsa itu turut makan 

dari korban itu dan menyembah Tuhan  orang-orang itu. 3 saat  Israel berpa-

sangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel; 4 lalu 

berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tangkaplah semua orang yang mengepa-

lai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, 

supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel.” 5 Lalu 

berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: “Baiklah masing-masing kamu 

membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor.” 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Dosa Israel, yang mereka lakukan akibat tergoda oleh perempuan-

perempuan Moab dan Midian. Mereka bersalah atas perzinahan 

jasmani maupun rohani, sebab Israel berpasangan dengan Baal-

Peor (ay. 3). Bukan semuanya, bukan pula sebagian besar, me-

lainkan sangat banyak dari mereka, masuk ke dalam perangkap 

ini. Nah, mengenai hal ini amatilah, 

1. Bahwa Balak, dengan mengikuti nasihat Bileam, menyesatkan 

orang Israel (Why. 2:14). Perhatikanlah, musuh-musuh ter-

besar kita yaitu  mereka yang menyeret kita ke dalam dosa, 

sebab itulah kejahatan terbesar yang bisa dilakukan manusia 

terhadap kita. Seandainya Balak mengerahkan pasukannya  

untuk memerangi Israel, maka Israel pasti sudah memberi  

perlawanan dengan berani, dan tidak diragukan lagi telah 

menjadi lebih dibandingkan  pemenang. namun  sebab  sekarang 

Balak mengirimkan perempuan-perempuannya yang cantik ke 

tengah-tengah mereka, dan mengajak mereka untuk datang ke 

perayaan-perayaannya yang penuh penyembahan berhala, 

maka orang Israel menyerah dengan hina, dan ditaklukkan 

secara memalukan. Orang-orang yang tidak dapat dikalahkan 

dengan pedangnya, dikalahkan dengan para pelacur ini. Per-

hatikanlah, kita lebih terancam bahaya oleh segala pesona dari 

dunia yang tersenyum dibandingkan  oleh segala kengerian dari 

dunia yang mengernyitkan dahi. 

2. Bahwa perempuan-perempuan Moab yaitu  yang menggoda 

dan menaklukkan mereka. Semenjak Hawa menjadi yang per-

tama jatuh ke dalam dosa, wanita, meskipun lebih lemah, 

telah menjadi jerat bagi banyak orang. Ya, besarlah jumlah 

Kitab Bilangan 25:1-5 

 

orang kuat yang gugur ditewaskan dan dibunuh oleh bibir 

perempuan jalang (Ams. 5:3, 7:25-26). Lihat saja Salomo, yang 

istri-istrinya menjadi jerat dan belenggu baginya (Pkh. 7:26).  

3. Bahwa perzinahan dan penyembahan berhala berjalan ber-

iringan. Pertama-tama mereka mencemari dan membuat bejat 

hati nurani mereka, dengan melakukan percabulan dengan pe-

rempuan-perempuan itu, dan lalu  mereka dengan mu-

dah ditarik, untuk menuruti perempuan-perempuan itu, dan 

dalam penistaan terhadap Tuhan  Israel, untuk sujud menyem-

bah kepada berhala-berhala mereka. Dan lebih besar kemung-

kinan bagi mereka untuk berbuat demikian jika, seperti yang 

pada umumnya dianggap, dan yang kelihatannya mungkin 

dengan bergabungnya mereka bersama-sama, bahwa kenajis-

an yang dilakukan itu merupakan bagian dari penyembahan 

dan pemujaan kepada Baal-Peor. Orang-orang yang telah me-

langgar batas-batas kesopanan tidak akan pernah terhalang 

oleh ikatan-ikatan kesalehan. Dan mereka yang telah meng-

hina diri mereka sendiri dengan berbagai hawa nafsu keda-

gingan, tidak akan segan-segan untuk menghina Tuhan  dengan 

penyembahan-penyembahan berhala. Dan untuk hal ini me-

reka secara adil diserahkan lebih jauh kepada hawa nafsu 

yang memalukan.  

4. Bahwa dengan memakan korban-korban untuk berhala, mere-

ka berpasangan dengan Baal-Peor, yang kepadanya korban-

korban itu dipersembahkan. Hal ini ditegaskan oleh rasul Pau-

lus sebagai alasan mengapa orang Kristen tidak boleh makan 

daging persembahan berhala, sebab  dengan demikian mereka 

bersekutu dengan roh-roh jahat yang kepadanya korban-kor-

ban itu dipersembahkan (1Kor. 10:20). Hal itu disebut mema-

kan korban-korban sembelihan bagi orang mati (Mzm. 106:28), 

bukan hanya sebab  berhala itu sendiri yaitu  benda mati, 

melainkan juga sebab  orang yang dilambangkan oleh berhala 

itu yaitu  seorang pahlawan besar, yang sejak kematiannya 

dipuja sebagai dewa, sebagaimana kadang-kadang terjadi di 

gereja juga.  

5. Sangat memperberat dosa mereka bahwa Israel tinggal di 

Sitim, padahal mereka sudah bisa melihat tanah Kanaan, dan 

tinggal selangkah lagi memasuki dan mendudukinya. yaitu  

pengkhianatan dan sikap tidak tahu terima kasih yang sejadi-

jadinya bahwa mereka berlaku ingkar terhadap Tuhan  mereka, 

yang telah mereka dapati begitu setia kepada mereka, dan 

bahwa mereka memakan daging persembahan berhala, saat  

mereka siap untuk dijamu dengan begitu berlimpah dalam 

kemurahan-kemurahan Tuhan .  

II. Murka Tuhan  yang adil terhadap mereka sebab  dosa ini. Perzinah-

an-perzinahan Israel mengakibatkan apa yang tidak dapat di-

akibatkan oleh mantera-mantera Bileam, yaitu membuat Tuhan  

melawan mereka. Sekarang Ia berubah menjadi musuh mereka, 

dan berperang melawan mereka. Begitu banyak dari umat, bah-

kan, begitu banyak dari para pemimpin, bersalah atas dosa ini, 

sehingga dosa ini menjadi dosa seluruh bangsa, dan sebab nya 

Tuhan  murka kepada seluruh jemaat.  

1. Sebuah tulah timbul dengan segera, sebab kita membaca ten-

tang berhentinya tulah itu (ay. 8), dan tentang jumlah orang 

yang mati sebab nya (ay. 9), namun  tidak disebutkan tentang 

permulaannya. Oleh sebab  itu, permulaan tulah itu pasti ter-

sirat dalam kata-kata berikut (ay. 3), bangkitlah murka TUHAN 

terhadap Israel. Dikatakan dengan jelas (Mzm. 106:29), tim-

bullah tulah. Perhatikanlah, wabah penyakit  yaitu  dampak 

dari murka Tuhan , dan hukuman yang adil atas dosa-dosa yang 

mewabah. Satu wabah penyakit diikuti dengan wabah penya-

kit lain. Tulah itu, tidak diragukan lagi, membidik orang-orang 

yang paling bersalah, yang segera dibuat membayar mahal 

atas kenikmatan-kenikmatan mereka yang terlarang. Meski-

pun sekarang Tuhan  tidak selalu menulahi pendosa-pendosa 

seperti itu, seperti yang dilakukan-Nya di sini, namun firman 

Tuhan  akan digenapi, jika ada orang yang membinasakan bait 

Tuhan , maka Tuhan  akan membinasakan dia (1Kor. 3:17).  

2. Orang-orang yang menjadi biang keladi diperintahkan untuk 

dihukum mati oleh tangan keadilan umum, yang akan menjadi 

satu-satunya cara untuk menghentikan tulah itu (ay. 4): Tang-

kaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu yaitu, yang 

mengepalai sebagian orang dari bangsa itu yang keluar dari 

kemah orang Israel dan masuk ke negeri orang Moab, untuk 

bergabung dalam penyembahan berhala mereka. Tangkaplah 

dan gantunglah mereka di tempat terang, sebagai korban-kor-

ban bagi keadilan Tuhan , dan untuk membuat ngeri semua

Kitab Bilangan 25:6-15 


 orang yang lain. Para hakim pertama-tama harus memerintah-

kan supaya mereka dibunuh dengan pedang (ay. 5), dan kemu-

dian mayat-mayat mereka harus digantung. Dengan begitu, 

orang-orang Israel yang bodoh, sebab  melihat para pemimpin 

dan pemuka mereka dihukum dengan begitu keras atas 

perzinahan dan penyembahan berhala mereka, tanpa meman-

dang kedudukan mereka, akan menyadari betapa jahatnya 

dosa itu, dan betapa ngerinya murka Tuhan  terhadap mereka. 

Biang keladi dalam dosa haruslah dijadikan contoh keadilan.  

Semangat Pinehas untuk Membela Tuhan  

(25:6-15) 

6 Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan 

Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat 

Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan.  

7 saat  hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, ba-

ngunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di 

tangannya, 8 mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan meni-

kam mereka berdua, yaitu  orang Israel dan perempuan itu, pada perutnya. 

Maka berhentilah tulah itu menimpa orang Israel. 9 Orang yang mati sebab  

tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya. 10 TUHAN berfirman 

kepada Musa: 11 “Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurut-

kan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh sebab  ia begitu giat membela ke-

hormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang 

Israel dalam cemburu-Ku. 12 Sebab itu katakanlah: sebetulnya  Aku beri-

kan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku 13 untuk menjadi 

perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturun-

annya, sebab  ia telah begitu giat membela Tuhan nya dan telah mengadakan 

pendamaian bagi orang Israel.” 14 Nama orang Israel yang mati terbunuh 

bersama-sama dengan perempuan Midian itu ialah Zimri bin Salu, pemimpin 

salah satu puak orang Simeon, 15 dan nama perempuan Midian yang mati 

terbunuh itu ialah Kozbi binti Zur; Zur itu yaitu  seorang kepala kaum – 

yaitu puak – di Midian. 

Di sini ada sebuah pertarungan yang luar biasa antara kefasikan dan 

kebajikan, yang mana yang akan menjadi paling berani dan teguh. 

Dan kebajikanlah yang menang, seperti yang tidak diragukan lagi 

akan demikian pada akhirnya. 

I. Belum pernah kejahatan tampil dengan lebih berani dibandingkan  

yang ditampilkan dalam diri Zimri, pemimpin salah satu puak 

dalam suku Simeon. Betapa ia sudah sampai pada puncak keku-

rangajaran yang begitu tinggi, hingga ia tampil di muka umum 

dengan membawa seorang pelacur Midian di hadapan Musa, dan 

segenap umat Israel yang baik. Dan dia seorang pelacur yang juga 

berkedudukan tinggi seperti dirinya, anak seorang kepala puak di 

Midian. Tidak cukup bagi Zimri hanya pergi dengan pelacurnya 

untuk menyembah ilah-ilah Moab, namun  juga, Sesudah  melaku-

kannya, ia membawa pelacur itu bersamanya untuk menghina 

Tuhan  Israel. Ia tidak hanya mengakui pelacur itu di hadapan 

umum sebagai temannya, dan lebih menyukainya dibandingkan  anak-

anak perempuan Israel, namun  juga ia secara terang-terangan 

membawanya ke ruang tengah (ay. 8, KJV: ke dalam tenda). Kata 

yang dipakai berarti suatu bilik atau tempat pojokan yang diran-

cang dan diatur untuk berbuat cabul. Demikianlah, seperti orang 

Sodom, ia dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, se-

bab ia sama sekali tidak malu akan dosanya itu, namun  malah 

membanggakan diri dengannya, dan bermegah dalam aibnya. 

Semua keadaan yang melatarbelakangi perbuatan itu membantu 

menjadikannya luar biasa berdosa, luar biasa memalukan. 

1. Perbuatan itu merupakan penghinaan terhadap peradilan 

bangsa itu, dan memberi  tantangan terhadapnya. Para 

hakim diperintahkan untuk menghukum mati para pelaku 

kejahatan itu, namun  Zimri menganggap dirinya terlalu hebat 

untuk mereka tangani, dan sebab  itu menantang mereka 

untuk menyentuhnya kalau berani. Orang pasti telah mem-

buang segala rasa takut akan Tuhan  jika  ia tidak takut dan 

hormat terhadap pemerintah yang telah ditetapkan-Nya untuk 

menjadi kengerian bagi para pelaku kejahatan.  

2. Perbuatan itu mencoreng agama bangsa itu, dan memberi  

penghinaan terhadapnya. Musa, dan kumpulan utama dari 

umat Israel, yang memelihara kelurusan hati mereka, ber-

tangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan, meratapi 

dosa yang telah dilakukan dan mengutuki tulah yang mulai 

merebak. Mereka sedang mengadakan puasa yang kudus da-

lam sebuah kumpulan yang khidmat, menangis di antara balai 

depan dan mezbah, untuk menjauhkan murka Tuhan  dari je-

maat. lalu  datanglah Zimri dari antara mereka, dengan 

menggandeng seorang pelacur, untuk mengolok-olok mereka, 

dan, pada dasarnya, untuk memberi tahu mereka bahwa ia 

telah menetapkan hati untuk memenuhi takaran dosa dengan 

cepat secepat mereka mengosongkannya.  

Kitab Bilangan 25:6-15 


II. Belum pernah kebajikan tampil dengan lebih berani dibandingkan  

yang ditampilkan dalam diri Pinehas. sebab  sadar akan keku-

rangajaran Zimri, yang ada kemungkinan diperhatikan oleh 

seluruh jemaat, maka dalam kemarahan yang kudus kepada para 

pelanggar hukum, Pinehas bangkit dari doanya, mengambil pe-

dang atau tombaknya, mengejar kedua pendosa yang tidak tahu 

malu itu ke dalam tenda mereka, dan menikam mereka berdua 

(ay. 7-8). Tidak sulit sama sekali untuk membenarkan perbuatan 

Pinehas. Sebab, sebagai ahli waris yang pasti dari jabatan imam 

besar, tidak diragukan lagi bahwa ia merupakan salah satu dari 

hakim-hakim Israel yang telah diperintahkan Musa, oleh kete-

tapan ilahi, untuk membunuh semua orang yang mereka ketahui 

telah berpasangan dengan Baal-Peor. Dengan begitu, hal ini sama 

sekali tidak memperbolehkan orang perorangan, dengan dalih 

semangat melawan dosa, untuk membunuh para pelanggar hu-

kum, yang semestinya diadili melalui jalur hukum. Hakim yang 

menangani urusan warga  yaitu  hamba Tuhan  untuk mem-

balaskan murka Tuhan  atas mereka yang berbuat jahat, dan tidak 

ada seorang pun yang boleh mengambil pekerjaannya dari ta-

ngannya. Ada dua cara yang dipakai Tuhan  untuk memberi  ke-

saksian atas perkenanan-Nya pada semangat Pinehas yang penuh 

kesalehan: 

1. Ia menghentikan tulah itu dengan sesaat  (ay. 8). Tangisan 

dan doa mereka tidaklah ampuh, sampai tindakan keadilan 

yang penting ini dilakukan. Jika para hakim tidak ambil peduli 

untuk menghukum dosa, maka Tuhan  yang akan melakukan-

nya. namun  keadilan mereka akan menjadi hal yang terbaik 

untuk mencegah penghakiman-Nya, seperti pada perkara 

Akhan (Yos. 7:13). 

2. Tuhan  memberi  penghormatan kepada Pinehas. Meskipun 

Pinehas tidak berbuat hal yang lebih selain melakukan kewa-

jibannya sebagai seorang hakim, namun ia melakukannya 

dengan semangat yang luar biasa untuk melawan dosa, dan 

bagi kehormatan Tuhan  dan Israel. Dan ia melakukannya saat  

para hakim yang lain merasa takut, sebab  ingin menghormati 

kedudukan Zimri sebagai pemimpin, dan menolak untuk mela-

kukannya. Oleh sebab itu, Tuhan  menunjukkan diri-Nya sangat 

berkenan secara khusus kepadanya. Dan hal itu diperhitung-

kan kepadanya sebagai jasa (Mzm. 106:31). Kita tidak akan 

kehilangan apa-apa dengan mempertaruhkan diri bagi Tuhan . 

Kalaupun saudara-saudara Zimri menyimpan dendam kepada 

Pinehas sebab  perbuatannya itu, dan teman-teman Pinehas 

sendiri mencelanya sebagai gegabah sebab  ia melaksanakan 

hukuman itu dengan keras dan tergesa-gesa, apa pedulinya, 

selama Tuhan  menerimanya? Dalam perkara yang baik, kita 

harus bertindak dengan berapi-api.  

(1) Pinehas, pada kesempatan ini, meskipun masih muda, di-

nyatakan sebagai pahlawan dan sahabat terbaik bagi 

bangsanya (ay. 11). Ia telah menyurutkan murka-Ku dari 

pada orang Israel. Betapa Tuhan  senang dalam menunjuk-

kan belas kasihan, hingga Ia sangat berkenan pada orang-

orang yang berperan dalam  menyurutkan murka-Nya. Ini 

yaitu  pelayanan terbaik yang bisa kita lakukan kepada 

bangsa kita. Dan kita bisa memberi  sumbangan kepada 

bangsa kita melalui doa-doa kita, dan melalui usaha-usaha 

kita di tempat kita masing-masing untuk mengakhiri keja-

hatan orang fasik. 

(2) Jabatan imam diteruskan berdasar  kovenan kepada 

keluarga Pinehas. Keimaman ini sudah dirancang bagi Pi-

nehas sebelumnya, namun  sekarang keimaman itu diteguh-

kan kepadanya, dan, yang semakin menambah penghibur-

an dan kehormatannya, keimaman itu dijadikan sebagai 

upah atas semangatnya yang penuh kesalehan (ay. 12-13). 

Keimaman itu di sini disebut sebagai keimaman selama-

lamanya, sebab jabatan imam itu akan terus berlangsung 

selama masa penyelenggaraan ilahi dalam Perjanjian Lama, 

dan lalu  akan mencapai kesempurnaan dan kekekal-

annya dalam keimaman Kristus yang tidak dapat berubah, 

yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya. Yang 

dipahami oleh sebagian penafsir dengan perjanjian kesela-

matan yang diberikan kepada Pinehas yaitu  secara umum 

janji umur panjang dan hidup sejahtera, dan segala se-

suatu yang baik. namun  lebih tepatnya, yang tampak di-

maksudkan yaitu  kovenan keimaman secara khusus, 

sebab kovenan itu disebut sebagai perjanjian kehidupan 

dan sejahtera (Mal. 2:5), dan diadakan untuk menjaga per-

damaian antara Tuhan  dan umat-Nya. Cermatilah bagai-

mana upah yang didapat disesuaikan dengan pelayanan

Kitab Bilangan 25:16-18 

 yang diberikan. Dengan menegakkan keadilan, Pinehas 

mengadakan pendamaian bagi orang Israel (ay. 13), dan 

sebab  itu ia dan keturunannya untuk seterusnya akan 

bertugas mengadakan pendamaian melalui korban. Ia be-

gitu giat membela Tuhan nya, dan sebab  itu ia akan menda-

patkan kovenan keimaman selama-lamanya. Perhatikanlah, 

sudah menjadi keharusan bahwa hamba-hamba Tuhan 

tidak hanya hidup untuk Tuhan , namun  juga giat untuk 

Tuhan . Mereka dituntut untuk berbuat lebih dibandingkan  yang 

lain untuk mendukung dan memajukan kepentingan-

kepentingan kerajaan Tuhan  di antara manusia. 

Hukuman bagi Midian 

(25:16-18) 

16 lalu  berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 17 “Lawanlah orang Midian 

itu, dan tewaskanlah mereka, 18 sebab mereka telah melawan kamu dengan 

daya upaya yang dirancang mereka terhadap kamu dalam hal Peor dan 

dalam hal Kozbi, saudara mereka, yaitu  anak perempuan seorang pemimpin 

Midian; Kozbi itu mati terbunuh pada waktu turunnya tulah sebab  Peor itu.” 

Tuhan  telah menghukum orang Israel dengan tulah sebab  dosa 

mereka. Sebagai Bapa, Ia menghajar anak-anak-Nya sendiri dengan 

rotan. namun  kita tidak membaca bahwa satu pun orang Midian mati 

sebab  tulah itu. Tuhan  mengambil jalan lain untuk mereka, dan 

menghukum mereka dengan pedang musuh, bukan dengan rotan 

seorang ayah. 

1. Musa, meskipun seorang yang paling lembut hatinya, dan jauh 

dari roh pendendam, diperintahkan untuk melawan orang Midian 

itu dan menewaskan mereka (ay. 17). Perhatikanlah, kita harus 

menetapkan hati untuk melawan sesuatu, apa pun itu, yang 

mengakibatkan dosa bagi kita, sekalipun itu mata kanan atau 

tangan kanan yang menyesatkan kita seperti itu (Mat. 5:29-30). 

Inilah kemarahan dan pembalasan yang kudus itu, yang dikerja-

kan oleh dukacita yang menurut kehendak Tuhan  (2Kor. 7:11) 

2. Alasan yang diberikan untuk merencanakan pembalasan ini ada-

lah sebab  mereka melawan kamu dengan daya upaya (ay. 18). 

Perhatikanlah, apa saja yang menyeret kita ke dalam dosa harus-

lah kita lawan, sebagai duri di dalam daging. Kejahatan yang dila-

kukan orang Midian kepada orang Israel dengan memikat mereka 

pada perzinahan haruslah diingat dan dihukum dengan berat, 

seberat yang dilakukan terhadap orang Amalek sebab  telah 

memerangi orang Israel saat  keluar dari Mesir (Kel. 17:14). Tuhan  

pasti akan membuat perhitungan dengan mereka yang menger-

jakan pekerjaan Iblis, dengan menggoda orang untuk berbuat 

dosa. Lihat lebih lanjut perintah-perintah yang diberikan berkena-

an dengan perkara ini dalam pasal 31:2.  

 

 

  

PASAL  26  

itab ini disebut Bilangan, berdasar  penghitungan jumlah 

orang Israel, yang tentangnya kitab ini memberi  penjelasan. 

Mereka pernah dihitung satu kali di gunung Sinai, pada tahun 

pertama Sesudah  mereka keluar dari Mesir, yang penjelasannya kita 

dapati dalam pasal 1 dan 2. Dan sekarang untuk kedua kalinya 

mereka dihitung di dataran Moab, tepat sebelum mereka memasuki 

Kanaan, dan penjelasan tentang hal ini kita dapati dalam pasal ini. 

Di sini diceritakan tentang:  

I. Perintah-perintah yang diberikan untuk melakukan penghi-

tungan (ay. 1-4).  

II. Daftar kaum dan jumlah setiap suku (ay. 5-50), dan jumlah 

keseluruhannya (ay. 51).  

III. Petunjuk yang diberikan untuk membagi-bagi tanah di 

antara mereka (ay. 52-56).  

IV. Kaum dan jumlah suku Lewi secara tersendiri (ay. 57-62).  

V. Perhatian yang diberikan tentang penggenapan dari ancaman 

yang sudah diberikan, dalam kematian semua orang yang 

pertama kali dihitung (ay. 63-65). Dan inilah yang tampak 

diperhatikan secara khusus dalam membuat dan menyimpan 

catatan ini.  

Penghitungan Umat 

(26:1-4) 

1 Sesudah tulah itu berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan kepada Eleazar, 

anak imam Harun: 2 “Hitunglah jumlah segenap umat Israel, yang berumur 

dua puluh tahun ke atas menurut suku mereka, semua orang yang sanggup 

berperang di antara orang Israel.” 3 Lalu berkatalah Musa dan imam Eleazar 

kepada mereka di dataran Moab, di tepi sungai Yordan dekat Yerikho: 4 “Hi-

tunglah jumlah semua orang yang berumur dua puluh tahun ke atas!” – se-

perti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Inilah orang Israel yang telah 

keluar dari tanah Mesir: 

Amatilah di sini:  

1. Bahwa Musa tidak menghitung umat kecuali Tuhan  memerintah-

kannya. Daud pada masa pemerintahannya menghitung umat 

tanpa diperintah, dan telah membayar mahal untuk itu. Tuhan  

yaitu  Raja Israel, dan Ia tidak mau tindakan yang berwewenang 

ini dilakukan kecuali atas perintah-Nya yang jelas. Musa, mung-

kin, pada waktu ini telah mendengar tentang berkat yang terpak-

sa diucapkan Bileam dengan berat hati dan melawan keinginan-

nya, untuk memberkati Israel, dan khususnya tentang perhatian 

yang diberikan Bileam tentang jumlah mereka. Dan Musa sangat 

senang dengan kesaksian umum yang diberikan oleh seorang 

musuh itu tentang contoh dari kekuatan dan kehormatan bangsa 

Israel, meskipun dia tidak tahu persis jumlah mereka, hingga 

Tuhan  sekarang memerintahkannya untuk menghitungnya.  

2. Eleazar diikutsertakan untuk bekerja sama dengan Musa, seperti 

Harun sebelumnya. Melalui hal ini, Tuhan  memberi  kehormat-

an kepada Eleazar di hadapan para tua-tua bangsanya, dan me-

neguhkannya sebagai penerus Harun.  

3. Sesudah tulah diturunkanlah cerita ini diperintahkan untuk di-

catat, untuk menunjukkan bahwa meskipun Tuhan  dalam keadilan 

telah berseteru dengan mereka melalui wabah penyakit yang me-

nyapu bersih mereka itu, namun Ia tidak menghabisi mereka 

sampai musnah, tidak pula Ia akan membuang mereka sepenuh-

nya. Israel milik Tuhan  tidak akan dihancurkan, meskipun mereka 

ditegur dengan keras.  

4. Mereka sekarang harus mengikuti peraturan yang sama yang 

telah mereka ikuti dalam penghitungan sebelumnya, yaitu 

menghitung hanya orang-orang yang sanggup maju berperang, 

sebab inilah tugas yang ada di hadapan mereka sekarang. 

Penghitungan Umat 

(26:5-51) 

5 Ruben ialah anak sulung Israel; bani Ruben ialah dari Henokh kaum orang 

Henokh; dari Palu kaum orang Palu; 6 dari Hezron kaum orang Hezron dan 

dari Karmi kaum orang Karmi. 7 Itulah kaum-kaum orang Ruben, dan orang-

Kitab Bilangan 26:5-51 

orang yang dicatat dari mereka berjumlah empat puluh tiga ribu tujuh ratus 

tiga puluh orang.8 Adapun anak Palu ialah Eliab,9 dan anak-anak Eliab ialah 

Nemuel, Datan dan Abiram. Datan dan Abiram, orang-orang yang dipilih oleh 

umat itu, ialah orang-orang yang telah membantah Musa dan Harun dalam 

kumpulan Korah, saat  mereka membantah TUHAN,10 namun  bumi mem-

buka mulutnya dan menelan mereka bersama-sama dengan Korah, saat  

kumpulan itu mati, saat  kedua ratus lima puluh orang itu dimakan api, 

sehingga mereka menjadi peringatan. 11 namun  anak-anak Korah tidaklah 

mati. 12 Bani Simeon, menurut kaum mereka, ialah: dari Nemuel kaum orang 

Nemuel; dari Yamin kaum orang Yamin; dari Yakhin kaum orang Yakhin;  

13 dari Zerah kaum orang Zerah dan dari Saul kaum orang Saul. 14 Itulah 

kaum-kaum orang Simeon, dua puluh dua ribu dua ratus orang banyak-

nya.15 Bani Gad, menurut kaum mereka, ialah: dari Zefon kaum orang Zefon; 

dari Hagi kaum orang Hagi; dari Syuni kaum orang Syuni; 16 dari Ozni kaum 

orang Ozni, dari Eri kaum orang Eri; 17 dari Arod kaum orang Arod dan dari 

Areli kaum orang Areli. 18 Itulah kaum-kaum bani Gad, dan orang-orang yang 

dicatat dari mereka berjumlah empat puluh ribu lima ratus orang.19 Anak-

anak Yehuda ialah: Er dan Onan; namun  Er dan Onan itu mati di tanah 

Kanaan. 20 Bani Yehuda, menurut kaum mereka, ialah: dari Syela kaum 

orang Syela; dari Peres kaum orang Peres dan dari Zerah kaum orang Zerah. 

21 Bani Peres ialah: dari Hezron kaum orang Hezron dan dari Hamul kaum 

orang Hamul. 22 Itulah kaum-kaum Yehuda, dan orang-orang yang dicatat 

dari mereka berjumlah tujuh puluh enam ribu lima ratus orang. 23 Bani 

Isakhar, menurut kaum mereka, ialah: dari Tola kaum orang Tola; dari Pua 

kaum orang Pua; 24 dari Yasub kaum orang Yasub dan dari Simron kaum 

orang Simron. 25 Itulah kaum-kaum Isakhar, dan orang-orang yang dicatat 

dari mereka, berjumlah enam puluh empat ribu tiga ratus orang. 26 Bani Ze-

bulon, menurut kaum mereka, ialah: dari Sered kaum orang Sered; dari Elon 

kaum orang Elon dan dari Yahleel kaum orang Yahleel. 27 Itulah kaum-kaum 

orang Zebulon, dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah enam 

puluh ribu lima ratus orang.28 Keturunan Yusuf, menurut kaum mereka, 

ialah orang Manasye dan orang Efraim. 29 Bani Manasye ialah: dari Makhir 

kaum orang Makhir; dan Makhir beranakkan Gilead; dari Gilead kaum orang 

Gilead. 30 Inilah bani Gilead: dari Iezer kaum orang Iezer; dari Helek kaum 

orang Helek; 31 dari Asriel kaum orang Asriel; dari Sekhem kaum orang 

Sekhem; 32 dari Semida kaum orang Semida dan dari Hefer kaum orang 

Hefer. 33 Adapun Zelafehad bin Hefer tidak memiliki  anak laki-laki, namun  

anak perempuan saja, dan nama anak-anak perempuan Zelafehad ialah 

Mahla, Noa, Hogla, Milka dan Tirza. 34 Itulah kaum-kaum Manasye, dan 

orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah lima puluh dua ribu tujuh 

ratus orang. 35 Inilah bani Efraim, menurut kaum mereka: dari Sutelah kaum 

orang Sutelah; dari Bekher kaum orang Bekher dan dari Tahan kaum orang 

Tahan. 36 Dan inilah bani Sutelah: dari Eran kaum orang Eran. 37 Itulah 

kaum-kaum bani Efraim, dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjum-

lah tiga puluh dua ribu lima ratus orang banyaknya. Itulah bani Yusuf menu-

rut kaum mereka. 38 Bani Benyamin, menurut kaum mereka, ialah: dari Bela 

kaum orang Bela; dari Asybel kaum orang Asybel; dari Ahiram kaum orang 

Ahiram; 39 dari Sefufam kaum orang Sefufam dan dari Hufam kaum orang 

Hufam. 40 Dan anak-anak Bela ialah Ared dan Naaman; dari Ared kaum 

orang Ared dan dari Naaman kaum orang Naaman. 41 Itulah bani Benyamin 

menurut kaum mereka, dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah 

empat puluh lima ribu enam ratus orang. 42 Inilah bani Dan, menurut kaum 

mereka: dari Suham kaum orang Suham. Itulah kaum-kaum Dan menurut 

kaum mereka. 43 Segala kaum orang Suham, orang-orang yang dicatat dari 

mereka berjumlah enam puluh empat ribu empat ratus orang. 44 Bani Asyer, 

menurut kaum mereka, ialah: dari Yimna kaum orang Yimna; dari Yiswi

kaum orang Yiswi dan dari Beria kaum orang Beria. 45 Mengenai bani Beria: 

dari Heber kaum orang Heber dan dari Malkiel kaum orang Malkiel. 46 Dan 

nama anak perempuan Asyer ialah Serah. 47 Itulah kaum-kaum bani Asyer, 

dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah lima puluh tiga ribu 

empat ratus orang. 48 Bani Naftali, menurut kaum mereka, ialah: dari Yahzeel 

kaum orang Yahzeel; dari Guni kaum orang Guni; 49 dari Yezer kaum orang 

Yezer dan dari Syilem kaum orang Syilem. 50 Itulah kaum-kaum Naftali me-

nurut kaum mereka, dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah 

empat puluh lima ribu empat ratus orang. 51 Itulah orang-orang yang dicatat 

dari orang Israel, enam ratus satu ribu tujuh ratus tiga puluh orang banyak-

nya.  

Ini yaitu  daftar dari suku-suku sebagaimana mereka didaftar seka-

rang, dalam urutan yang sama seperti mereka dihitung dalam pasal 

1. Amatilah: 

I. Catatan yang disimpan di sini tentang kaum-kaum (KJV: keluarga-

keluarga) dari setiap suku, yang tidak boleh dipahami sebagai apa 

yang kita sebut dengan keluarga, yaitu orang-orang yang hidup 

bersama dalam satu rumah, melainkan orang-orang yang meru-

pakan keturunan dari beberapa  anak dari bapak leluhur bangsa 

Israel. Dan dengan nama para bapak leluhur itulah, sebagai 

penghormatan bagi mereka, keturunan mereka membedakan diri 

mereka sendiri dan satu dari yang lain. Kaum-kaum dari kedua 

belas suku itu dihitung demikian: Dari suku Dan hanya satu 

kaum, sebab Dan hanya memiliki  satu anak laki-laki, namun 

demikian suku itu merupakan suku dengan jumlah orang yang 

paling banyak dari semua suku, kecuali suku Yehuda (ay. 42-43). 

Permulaan suku Dan kecil, namun lalu  ia menjadi sangat 

besar. Zebulon dibagi ke dalam tiga kaum, Efraim ke dalam empat 

kaum, Isakhar ke dalam empat kaum, Naftali ke dalam empat 

kaum, dan Ruben ke dalam empat kaum. Yehuda, Simeon, and 

Asyer, masing-masing memiliki lima kaum, Gad dan Benyamin 

masing-masing tujuh kaum, dan Manasye delapan kaum. Benya-

min membawa sepuluh anak laki-laki ke Mesir (Kej. 46:21), na-

mun tiga di antaranya, sepertinya, meninggal tanpa keturunan 

atau kaum-kaum mereka punah, sebab di sini kita hanya men-

dapati tujuh dari nama-nama itu yang bertahan, dan jumlah dari 

seluruh suku itu bukanlah jumlah yang terbanyak. Sebab Pe-

nyelenggaraan ilahi, dalam membangun kaum dan bangsa, tidak 

terikat pada kemungkinan-kemungkinan. Orang yang mandul 

Kitab Bilangan 26:5-51 

melahirkan tujuh anak, namun  orang yang banyak anaknya, men-

jadi layu (1Sam. 2:5).  

II. Jumlah dari setiap suku. Hal yang paling menyenangkan yang 

bisa kita lakukan di sini yaitu  membandingkan jumlah ini 

dengan jumlah saat  mereka dihitung di gunung Sinai. Jumlah 

keseluruhannya hampir sama. Mereka sekarang berjumlah 1.820 

lebih sedikit dibandingkan  sebelumnya. Namun demikian, tujuh dari 

suku-suku itu telah bertambah jumlahnya. Yehuda telah bertam-

bah 1.900, Isakhar 9.900, Zebulon 3.100, Manasye 20.500, 

Benyamin 10.200, Dan 1.700, dan Asyer 11.900. namun  lima suku 

lainnya telah berkurang lebih banyak, sehingga tidak dapat meng-

imbangi pertambahan itu. Ruben telah berkurang 2.770, Simeon 

37.100, Gad 5.150, Efraim 8.000, and Naftali 8.000. Dalam 

catatan ini kita dapat mengamati,  

1. Bahwa ketiga suku yang berkemah di bawah panji Yehuda, 

yang merupakan nenek moyang Kristus, telah bertambah, 

sebab jemaat-Nya akan dibangun dan dilipatgandakan.  

2. Bahwa tidak ada suku-suku lain yang bertambah begitu 

banyak seperti suku Manasye, yang dalam catatan sebelum-

nya merupakan yang terkecil dari semua suku, yaitu hanya 

32.200, sedang  di sini suku itu menjadi salah satu dari 

yang paling banyak. Dan saudaranya, yaitu suku Efraim, yang 

sebelumnya banyak, di sini menjadi salah satu dari yang pa-

ling sedikit. Yakub telah menyilangkan tangannya ke atas ke-

pala mereka saat  sedang memberkati mereka, dan lebih me-

milih Efraim dibandingkan  Manasye. Mungkin sebab  itulah orang 

Efraim terlalu menyombongkan diri mereka, dan menginjak-

injak saudara mereka, orang Manasye. Akan namun , saat  

Tuhan melihat bahwa Manasye dipandang rendah, maka Ia 

melipatgandakan kaumnya secara luar biasa seperti itu, sebab 

sudah menjadi kemuliaan-Nya untuk menolong yang paling 

lemah, dan mengangkat orang-orang yang jatuh tergeletak.  

3. Bahwa tidak ada suku-suku lain yang berkurang begitu 

banyak seperti suku Simeon. Dari jumlah sebelumnya 59.300, 

mereka berkurang menjadi 22.200, sepertiga lebih sedikit dari 

jumlah mereka sebelumnya. Satu keluarga penuh dari suku 

itu, yaitu Ohad, yang disebut dalam Keluaran 6:14, telah pu-

nah di padang gurun. Itulah sebabnya Simeon tidak disebut

kan dalam berkat Musa (Ul. 33), dan milik pusaka suku itu di 

Kanaan tidaklah besar, hanya sebuah wilayah kecil yang 

diambil dari milik pusaka suku Yehuda (Yos. 19:9). Sebagian 

penafsir menduga bahwa sebagian besar dari 24.000 orang 

yang dibinasakan oleh tulah sebab  noda yang di Peor itu 

berasal dari suku Simeon. Sebab Zimri, yang merupakan biang 

keladi dalam noda yang di Peor itu, yaitu  seorang pemimpin 

dari suku Simeon. Itulah sebabnya banyak orang terpengaruh 

oleh contoh buruknya untuk mengikuti cara hidupnya yang 

dikuasai hawa nafsu.  

III. Dalam penjelasan tentang suku Ruben, disebutkan mengenai 

pemberontakan Datan dan Abiram, yang berasal dari suku itu, 

dalam persekongkolan dengan Korah, seorang Lewi (ay. 9-11). 

Meskipun kisah itu sudah disampaikan secara panjang lebar ha-

nya beberapa pasal sebelumnya, namun di sini kisah itu muncul 

lagi, sebagai kisah yang layak untuk diingat dan direnungkan oleh 

keturunan yang akan datang, setiap kali mereka melihat silsilah 

mereka dan menghibur diri sendiri dengan sejarah keluarga 

mereka dan kebesaran nenek moyang mereka. Dengan begitu, me-

reka dapat menyebut diri mereka sebagai keturunan orang-orang 

yang berbuat jahat. Dua hal dikatakan di sini tentang mereka:  

1. Bahwa mereka yaitu  orang-orang yang dipilih oleh umat itu 

(ay. 9, KJV: mereka sudah terkenal dalam jemaat itu). Ada ke-

mungkinan bahwa mereka itu terkenal sebab  kecerdikan, ke-

giatan, dan kelayakan mereka untuk bekerja: Datan dan Abi-

ram yang itu, yang bisa saja diangkat pada waktu yang tepat di 

bawah Tuhan  dan Musa. Namun hasrat mereka untuk berkuasa 

membuat mereka membantah Tuhan  dan Musa, dan saat  

mereka berbantah dengan Musa, mereka juga berbantah 

dengan Tuhan . Dan apa yang menjadi kesudahannya?  

2. Orang-orang yang bisa saja menjadi terkenal dibuat menjadi 

tercela: Mereka menjadi peringatan (ay. 10). Mereka dijadikan 

peringatan akan keadilan ilahi. Tuhan , dalam kehancuran me-

reka, menunjukkan diri-Nya mulia sebab  kekudusan-Nya, 

dan dengan begitu mereka ditetapkan sebagai peringatan bagi 

semua yang lain, di sepanjang zaman, untuk berjaga-jaga su-

paya tidak mengikuti jejak langkah kesombongan dan pembe-

rontakan mereka. Di sini ada perhatian yang diberikan tentang

Kitab Bilangan 26:52-56 

 terpeliharanya anak-anak Korah (ay. 11). Mereka tidaklah 

mati, seperti anak-anak Datan dan Abiram, tidak diragukan lagi 

sebab  mereka tetap menjaga diri mereka murni dari penyakit 

yang menjangkiti umat itu, dan tidak mau bergabung, sekalipun 

itu dengan bapak mereka sendiri, dalam pemberontakan. Jika 

kita tidak ambil bagian dalam dosa para pendosa, maka kita 

tidak akan ambil bagian dalam tulah-tulah yang menimpa 

mereka. Anak-anak Korah ini sesudahnya, dalam keturunan 

mereka, sungguh-sungguh berguna bagi jemaat, dipakai oleh 

Daud sebagai para penyanyi di rumah Tuhan. Itulah sebabnya 

banyak mazmur dikatakan berasal dari bani Korah. Dan 

mungkin mereka dibuat menyandang nama Korah begitu lama 

sesudahnya, dibandingkan  nama seorang nenek moyang mereka 

yang lain, sebagai peringatan bagi diri mereka sendiri, dan 

sebagai contoh dari kuasa Tuhan , yang menghasilkan buah-

buah pilihan itu bahkan dari akar yang pahit itu. Anak-anak 

dari keluarga yang telah mendapat nama buruk harus 

berupaya, melalui kebajikan-kebajikan mereka yang unggul, 

untuk menyingkirkan cela dari bapak leluhur mereka.  

Pembagian Milik Pusaka Setiap Suku 

(26:52-56) 

52 TUHAN berfirman kepada Musa: 53 “Kepada suku-suku itulah harus dibagi-

kan tanah itu menjadi milik pusaka menurut nama-nama yang dicatat; 54 ke-

pada yang besar jumlahnya haruslah engkau memberi  milik pusaka yang 

besar dan kepada yang kecil jumlahnya haruslah engkau memberi  milik 

pusaka yang kecil; kepada setiap suku sesuai dengan jumlah orang-orangnya 

yang dicatat haruslah diberikan milik pusaka. 55 namun  tanah itu harus diba-

gikan dengan membuang undi; menurut nama suku-suku nenek moyang me-

reka haruslah mereka mendapat milik pusaka; 56 seperti yang ditunjukkan 

undian haruslah dibagikan milik pusaka setiap suku, di antara yang besar 

dan yang kecil jumlahnya.” 

Kalau ada orang bertanya mengapa disimpan catatan yang begitu 

terperinci tentang suku-suku, kaum-kaum, dan jumlah umat Israel, 

maka inilah jawabannya. saat  jumlah mereka berlipat ganda, 

mereka pun harus dibagi-bagi, bukan berdasar  penyelenggaraan 

ilahi sehari-hari, melainkan berdasar  janji. Dan, untuk menyo-

kong kehormatan dari wahyu ilahi, Tuhan  ingin supaya penggenapan 

janji itu diperhatikan, baik dalam pertambahan jumlah mereka 

maupun dalam milik pusaka mereka. Sesudah  Musa menghitung jum-

lah umat, Tuhan  tidak berkata, oleh mereka inilah negeri Kanaan akan 

ditaklukkan. Sebaliknya, dengan menerima begitu saja kepastian 

akan penaklukan itu, Ia berfirman kepada Musa, kepada suku-suku 

itulah harus dibagikan tanah itu. “Orang-orang yang sekarang didaf-

tarkan sebagai anak-anak Israel ini akan diakui, seolah-olah melalui 

salinan surat pengadilan, sebagai para ahli waris tanah Kanaan.” 

Nah, dalam pembagian, atau penempatan, suku-suku ini:  

1. Aturan umum tentang keadilan diperintahkan kepada Musa di 

sini, bahwa kepada yang banyak dia harus memberi banyak, dan 

kepada yang sedikit dia harus memberi sedikit (ay. 54). Namun 

demikian, sayangnya, dia sama sekali tidak dapat memberi  

apa-apa kepada orang lain, malah ia sendiri tidak boleh memiliki 

apa-apa, namun  perintah yang diberikan kepadanya ini dimaksud-

kan bagi Yosua, penerusnya.  

2. Penerapan dari aturan umum ini harus ditentukan dengan mem-

buang undi (ay. 55). Meskipun pembagian itu tampak diserahkan 

pada kebijakan dari pemimpin mereka seperti itu, namun perkara 

itu pada akhirnya harus diserahkan pada penyelenggaraan Tuhan  

mereka. Dan mereka semua harus menerimanya, betapa pun itu 

bertentangan dengan kebijakan-kebijakan atau kehendak mereka: 

Seperti yang ditunjukkan undian haruslah dibagikan milik pusaka 

itu. Sebagai Tuhan  segala bangsa, dan sebagai Tuhan  Israel secara 

khusus, Ia sendirilah yang menentukan batas-batas kediaman 

mereka. Demikian pula halnya Kristus, Yosua kita, saat  didesak 

untuk menetapkan seorang dari murid-murid-Nya untuk duduk 

di sebelah kanan-Nya, dan seorang yang lain di sebelah kiri-Nya 

dalam kerajaan-Nya, mengakui kedaulatan Bapa-Nya dalam pem-

bagian itu: Aku tidak berhak memberi nya. Yosua tidak boleh 

membagi-bagi milik pusaka di Kanaan menurut pikirannya sen-

diri. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku 

telah menyediakannya.  

Perkecualian bagi Suku Lewi 

(26:57-62) 

57 Inilah orang-orang yang dicatat dari orang Lewi, menurut kaum mereka: 

dari Gerson kaum orang Gerson; dari Kehat kaum orang Kehat dan dari 

Merari kaum orang Merari. 58 Inilah kaum-kaum Lewi: kaum orang Libni,

Kitab Bilangan 26:63-65 

kaum orang Hebron, kaum orang Mahli, kaum orang Musi dan kaum orang 

Korah. Adapun Kehat beranakkan Amram. 59 Dan nama isteri Amram ialah 

Yokhebed, anak perempuan Lewi, yang dilahirkan bagi Lewi di Mesir; dan 

bagi Amram perempuan itu melahirkan Harun dan Musa dan Miryam, sau-

dara mereka yang perempuan. 60 Pada Harun lahir Nadab dan Abihu, Eleazar 

dan Itamar.61 namun  Nadab dan Abihu mati, saat  mereka mempersembah-

kan persembahan api yang asing ke hadapan TUHAN. 62 Dan orang-orang 

yang dicatat dari mereka berjumlah dua puluh tiga ribu orang, semuanya 

laki-laki, yang berumur satu bulan ke atas, sebab mereka tidak dicatat ber-

sama-sama dengan orang Israel, sebab  mereka tidak diberikan milik pusaka 

di tengah-tengah orang Israel. 

Lewi yaitu  suku milik Tuhan , suku yang tidak boleh memiliki  

milik pusaka bersama dengan suku-suku yang lain di negeri Kanaan, 

dan sebab  itu tidak dihitung bersama suku-suku yang lain, melain-

kan secara tersendiri. Begitulah suku Lewi dihitung pada permulaan 

kitab ini di gunung Sinai, dan sebab  itu suku Lewi tidak berada di 

bawah hukuman yang dijatuhkan atas semua orang yang dihitung 

pada waktu itu, bahwa tak seorang pun dari mereka akan memasuki 

Kanaan kecuali Kaleb dan Yosua. Sebab dari antara suku Lewi yang 

tidak dihitung bersama mereka, dan juga yang tidak boleh maju 

berperang, Eleazar dan Itamar memasuki Kanaan, dan mungkin 

orang-orang lain yang berumur dua puluh tahun ke atas pada waktu 

itu (seperti yang tampak dalam pasal 4:16, 28). Namun demikian 

suku ini, sekarang dalam penghitungannya yang kedua, telah ber-

tambah 1.000 orang, dan masih merupakan salah satu dari suku-

suku yang terkecil. Disebutkan di sini tentang kematian Nadab dan 

Abihu sebab  mempersembahkan persembahan api yang asing, se-

perti sebelumnya tentang dosa dan hukuman terhadap Korah, sebab 

semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh.  

Catatan yang Akurat 

(26:63-65) 

63 Itulah orang-orang yang dicatat oleh Musa dan imam Eleazar, saat  ke-

duanya mencatat orang-orang Israel di dataran Moab di tepi sungai Yordan 

dekat Yerikho. 64 Di antara mereka tidak ada terdapat seorang pun yang dica-

tat Musa dan imam Harun, saat  keduanya mencatat orang Israel di padang 

gurun Sinai 65 sebab TUHAN telah berfirman tentang mereka: “Pastilah mere-

ka mati di padang gurun.” Dari mereka itu tidak ada seorang pun yang masih 

tinggal hidup selain dari Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun.  

Apa yang dapat diamati dalam bagian penutup dari catatan ini ada-

lah pelaksanaan hukuman yang telah dijatuhkan atas orang-orang 

yang bersungut-sungut (14:29), bahwa tak seorang pun dari orang-

orang yang dicatat, yang berumur dua puluh tahun ke atas akan 

memasuki Kanaan, kecuali Kaleb dan Yosua (dan suku Lewi tidak 

dicatat, namun  mungkin berumur satu bulan ke atas atau tiga puluh 

sampai lima puluh tahun). Dalam pendaftaran yang dibuat sekarang, 

perintah-perintah khusus, tidak diragukan lagi, diberikan kepada 

orang-orang dari setiap suku yang bertugas untuk membuat catatan 

itu, untuk membandingkan daftar-daftar ini dengan daftar sebelum-

nya, dan untuk mencermati apakah orang-orang yang telah dihitung 

di gunung Sinai masih ada yang tersisa sekarang. Dan tampak bahwa 

tak ada seorang pun yang dihitung sekarang, telah dihitung sebelum-

nya, kecuali Kaleb dan Yosua (ay. 64-65). Dalam hal ini tampak,  

1.  Keadilan Tuhan , dan keteguhan-Nya dalam memegang ancaman-

ancaman-Nya, sekali titah dikeluarkan.  Ia bersumpah dalam mur-

ka-Nya, dan apa yang telah diucapkan-Nya dalam sumpah, dilak-

sanakan-Nya. Lebih baik semua bangkai itu, sekalipun sepuluh 

kali lipat banyaknya, jatuh bergelimpangan ke tanah, dibandingkan  

firman Tuhan  harus gugur. Meskipun angkatan yang muncul ke-

mudian bercampur dengan mereka, dan banyak dari para pen-

jahat yang bersalah dan dihukum tetap hidup Sesudah  hukuman 

itu dijatuhkan, bahkan sampai tahun terakhir yaitu tahun keem-

pat puluh, namun mereka dibinasakan dengan satu atau lain cara 

sebelum pendaftaran ini dilakukan. Orang-orang yang sudah di-

hukum Tuhan  tidak akan dapat  terluput entah dengan menghi-

langkan diri dalam keramaian atau dengan ditundanya pelak-

sanaan hukuman itu.  

2. Kebaikan Tuhan  terhadap bangsa ini, kendati dengan perbuatan-

perbuatan mereka yang menyulut murka-Nya. Walaupun kaum 

yang bersungut-sungut itu telah dipunahkan, namun Tuhan  mem-

bangkitkan angkatan yang lain, yang banyak jumlahnya seperti 

mereka. Dengan begitu, meskipun mereka binasa, namun nama 

Israel tidak akan punah, supaya jangan sampai milik pusaka yang 

dijanjikan itu hilang sebab  tidak adanya ahli waris. Dan, meski-

pun jumlahnya menjadi sedikit berkurang dibandingkan  saat  di 

gunung Sinai, namun orang-orang yang sekarang dihitung men-

dapat keuntungan ini, bahwa mereka semua yaitu  laki-laki pa-

ruh baya, antara dua puluh sampai enam puluh tahun, di puncak 

hidup mereka untuk melakukan pelayanan. Dan selama tiga 

puluh delapan tahun pengembaraan dan pembuangan mereka di 

Kitab Bilangan 26:63-65 

padang gurun, mereka memiliki kesempatan untuk mengenal 

dengan baik segala hukum dan ketetapan Tuhan . Sebab tidak ada 

urusan, baik yang bersifat kewarga an maupun ketentaraan, 

yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari pelajaran-pelajar-

an suci itu, dan sebab  mereka memiliki Musa dan Harun untuk 

mengajar mereka, serta Roh Tuhan  yang baik (Neh. 9:20).  

3. Kebenaran Tuhan , dalam menepati janji yang dibuat-Nya kepada 

Kaleb dan Yosua. Mereka harus dipelihara supaya tidak gugur 

dalam kehancuran yang menimpa banyak orang ini, dan memang 

demikian kenyataannya. Anak-anak panah kematian, meskipun 

melesat dalam kegelapan, tidaklah melesat secara sembarangan, 

bahkan saat  yang melesat itu teramat banyak, namun  diarahkan 

kepada sasaran, dan bukan kepada yang lain. Semua orang yang 

tercatat untuk beroleh hidup akan diselamatkan, dan nyawa 

mereka akan menjadi jarahan bagi mereka, dalam masa-masa 

yang paling berbahaya sekalipun. Ribuan orang bisa saja rebah di 

sebelah kanan mereka, dan puluhan ribu di sebelah kiri mereka, 

namun mereka akan terluput.  

 

  

 

PASAL  27  

Di sini kita mendapati,  

I. Perkara anak-anak perempuan Zelafehad diputuskan (ay. 1-11).  

II. Musa diberi tahu tentang kematiannya yang sudah dekat (ay. 

12-14).  

III. Disediakan seorang penerus dalam pemerintahan,  

1. Melalui doa Musa (ay. 15-17).  

2. Melalui ketetapan Tuhan  (ay. 18, dst.). 

Anak-anak Perempuan Zelafehad 

(27:1-11)  

1 lalu  mendekatlah anak-anak perempuan Zelafehad bin Hefer bin 

Gilead bin Makhir bin Manasye dari kaum Manasye bin Yusuf – nama anak-

anaknya itu yaitu : Mahla, Noa, Hogla, Milka dan Tirza – 2 dan berdiri di 

depan Musa dan imam Eleazar, dan di depan para pemimpin dan segenap 

umat itu dekat pintu Kemah Pertemuan, serta berkata: 3 “Ayah kami telah 

mati di padang gurun, walaupun ia tidak termasuk ke dalam kumpulan yang 

bersepakat melawan TUHAN, ke dalam kumpulan Korah, namun  ia telah mati 

sebab  dosanya sendiri, dan ia tidak memiliki  anak laki-laki. 4 Mengapa 

nama ayah kami harus hapus dari tengah-tengah kaumnya, oleh sebab  ia 

tidak memiliki  anak laki-laki? Berilah kami tanah milik di antara saudara-

saudara ayah kami.” 5 Lalu Musa menyampaikan perkara mereka itu ke ha-

dapan TUHAN. 6 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 7 “Perkataan 

anak-anak perempuan Zelafehad itu benar; memang engkau harus memberi-

kan tanah milik pusaka kepadanya di tengah-tengah saudara-saudara ayah-

nya; engkau harus memindahkan kepadanya hak atas milik pusaka ayahnya. 

8 Dan kepada orang Israel engkau harus berkata: jika  seseorang mati 

dengan tidak memiliki  anak laki-laki, maka haruslah kamu memindahkan 

hak atas milik pusakanya kepada anaknya yang perempuan. 9 jika  ia 

tidak memiliki  anak perempuan, maka haruslah kamu memberi  milik 

pusakanya itu kepada saudara-saudaranya yang laki-laki. 10 Dan jika  ia 

tidak memiliki  saudara-saudara lelaki, maka haruslah kamu memberi  

milik pusakanya itu kepada saudara-saudara lelaki ayahnya. 11 Dan jika  

ayahnya tidak memiliki  saudara-saudara lelaki, maka haruslah kamu 

memberi  milik pusakanya itu kepada kerabatnya yang terdekat dari

antara kaumnya, supaya dimilikinya.” Itulah yang harus menjadi ketetapan 

hukum bagi orang Israel, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 

Perkara anak-anak perempuan Zelafehad ini sudah disebutkan dalam 

pasal sebelumnya (26:33). Tampaknya, sebab  mendapat perhatian 

khusus, ini yaitu  perkara satu-satunya, yang belum pernah terjadi 

selama ini di seluruh Israel, bahwa kepala sebuah keluarga tidak 

memiliki  anak laki-laki, melainkan anak-anak perempuan saja. 

Perkara mereka diperdebatkan lagi (ps. 36), menyangkut masalah 

lain yang timbul darinya. Dan, menurut putusan-putusan yang di-

berikan dalam perkara mereka, kita mendapati mereka memperoleh 

milik pusaka ayah mereka (Yos. 17:3-4). Orang bisa menduga bahwa 

kepribadian anak-anak perempuan itu pastilah begitu hebatnya 

hingga menambah bobot bagi perkara mereka itu, dan membuatnya 

begitu sering diperhatikan. Di sini kita mendapati,  

I.   Perkara mereka dinyatakan oleh mereka sendiri, dan permohonan 

mereka atas perkara itu diajukan kepada pengadilan tertinggi, 

yang terdiri atas Musa sebagai raja, para pemimpin sebagai ke-

pala, dan segenap umat, atau para tua-tua yang terpilih dari 

bangsa itu, sebagai wakil rakyat (ay. 2). Majelis agung ini duduk 

di dekat pintu Kemah Pertemuan, supaya dalam perkara-perkara 

yang sulit mereka dapat meminta bimbingan ilahi. Kepada mereka 

perempuan-perempuan muda ini mengajukan permohonan mere-

ka. Sebab sudah menjadi kewajiban para hakim untuk memberi 

keadilan kepada anak yatim (Mzm. 82:3). Kita tidak mendapati 

bahwa mereka memiliki  seorang pembela atau perantara untuk 

berbicara atas nama mereka. Sebaliknya, mereka mengurus per-

kara mereka sendiri dengan cukup cerdik, yang dapat mereka 

lakukan dengan lebih baik sebab  perkaranya jelas dan jujur, dan 

berbicara membela dirinya sendiri. Sekarang amatilah, 

1. Apa yang mereka mohonkan: Bahwa mereka boleh mendapat-

kan tanah milik di Kanaan, di antara saudara-saudara ayah 

mereka (ay. 4). Apa yang telah difirmankan Tuhan  kepada Musa 

(26:53), diberitahukan-Nya dengan setia kepada umat, bahwa 

tanah Kanaan harus dibagi-bagi di antara orang-orang yang 

namanya sudah dicatat. Anak-anak perempuan ini mengeta-

hui bahwa mereka tidak tercatat, dan sebab  itu oleh peratur-

an ini mereka tidak dapat mengharapkan warisan. Dan keluar-

Kitab Bilangan 27:1-11 

 425 

ga ayah mereka harus dipandang punah, dan dianggap tidak 

memiliki  anak, meskipun ia memiliki  semua anak pe-

rempuan ini. Hal ini mereka anggap berat, dan sebab  itu 

mereka memohon supaya diakui sebagai ahli waris ayah 

mereka, dan mendapatkan hak warisnya. Seandainya mereka 

memiliki  saudara laki-laki, mereka tidak akan mengajukan 

permohonan kepada Musa (seperti yang diajukan seseorang 

kepada Kristus, Luk. 12:13) supaya ada perintah bahwa mere-

ka harus berbagi warisan dengan saudara laki-laki mereka. 

namun , sebab  tidak memiliki  saudara laki-laki, mereka 

memohon untuk mendapatkan milik pusaka. Dalam hal ini 

mereka menyingkapkan,  

(1) Iman yang kuat akan kuasa dan janji Tuhan  tentang diberi-

kannya tanah Kanaan kepada Israel. Meskipun tanah itu 

belum ditaklukkan, belum disentuh, dan masih dimiliki 

sepenuhnya oleh penduduk asli, namun mereka memohon 

supaya mendapat bagian di dalamnya seolah-olah tanah itu 

sudah sepenuhnya menjadi milik mereka sendiri. Lihat 

Mazmur 60:8, Tuhan  telah berfirman di tempat kudus-Nya, 

punya-Ku Gilead dan punya-Ku Manasye.  

(2) Sebuah keinginan yang sungguh-sungguh untuk mendapat 

tempat dan nama di tanah perjanjian, yang merupakan 

perlambang sorga. Dan jika mereka, seperti menurut seba-

gian penafsir, mengarahkan pandangan pada sorga, dan 

melalui tuntutan ini berpegang pada kehidupan kekal, 

maka mereka sungguh-sungguh merupakan lima gadis 

yang bijaksana. Dan teladan mereka haruslah menggugah 

kita untuk memastikan hak kita atas warisan sorgawi de-

ngan setekun mungkin, yang dalam pembagiannya, melalui 

kovenan anugerah, tidak ada pembedaan antara laki-laki 

dan perempuan (Gal. 3:28).  

(3) Penghargaan dan penghormatan yang sungguh-sungguh 

terhadap ayah mereka, yang namanya dekat di hati mereka 

dan berharga bagi mereka Sesudah  ia tiada. Dan sebab  itu, 

mereka berupaya keras supaya nama ayah mereka tidak 

hapus dari tengah-tengah kaumnya. Ada utang yang harus 

dibayar anak-anak untuk mengenang orangtua mereka, 

yang dituntut oleh perintah kelima: Hormatilah ayahmu 

dan ibumu. 


 426

2. Apa pembelaan mereka: Bahwa ayah mereka tidak mati sebab  

suatu pelanggaran yang mencemarkan darahnya dan menghi-

langkan haknya harta bendanya. namun  ia mati sebab  dosa-

nya sendiri (ay. 3), tanpa terlibat dalam perlawanan atau 

pemberontakan apa pun terhadap Musa, khususnya dalam 

pemberontakan Korah dan kumpulannya. Tidak pula ia de-

ngan cara apa pun terlibat dalam dosa-dosa orang lain. namun  

kematiannya hanya disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran 

umum umat manusia, yang untuknya ia akan berdiri atau jatuh 

di hadapan Tuannya sendiri. Ia tidak melakukan apa pun yang 

membuatnya harus dihadapkan pada pengadilan Musa dan 

para pemimpin. Ia tidak pernah dinyatakan bersalah atas keja-

hatan apa pun yang dapat menghalangi tuntutan anak-anak-

nya. Suatu penghiburan bagi orangtua, saat  mereka akan 

mati, jika, meskipun mereka sendiri menderita sebab  dosa-

dosa mereka, namun mereka yakin bahwa mereka tidak me-

lakukan pelanggaran-pelanggaran apa pun yang akan dibalas-

kan Tuhan  kepada anak-anaknya. 

II. Perkara mereka diputuskan oleh bimbingan ilahi. Musa tidak 

berlagak memberi  penghakiman sendiri, sebab , meskipun 

tuntutan mereka tampak wajar dan masuk akal, namun semua 

perintah yang dikeluarkannya sudah jelas, yaitu untuk membagi-

bagikan tanah di antara orang-orang yang sudah dicatat, yaitu 

kaum laki-laki saja. Oleh sebab itu, Musa menyampaikan perkara 

mereka itu ke hadapan TUHAN, dan menunggu keputusan-Nya 

(ay. 5), dan Tuhan  sendiri memberi  penghakiman atasnya. Tuhan  

tidak hanya memperhatikan perkara-perkara bangsa, namun  juga 

perkara-perkara keluarga, dan mengaturnya dalam penghakiman, 

sesuai dengan putusan kehendak-Nya sendiri.  

1. Permohonan itu dikabulkan (ay. 7): Perkataan mereka itu be-

nar, berikanlah tanah milik pusaka kepada mereka. Orang yang 

mencari milik pusaka di tanah perjanjian akan mendapatkan 

apa yang mereka cari, dan hal-hal lain akan ditambahkan 

kepada mereka. Ini yaitu  tuntutan-tuntutan yang akan di-

setujui dan dimahkotai oleh Tuhan .  

2. Putusannya ditetapkan untuk semua kejadian serupa di masa 

depan. Anak-anak perempuan Zelafehad ini mengurus perkara 

mereka, tidak hanya untuk penghiburan mereka sendiri dan

Kitab Bilangan 27:12-14 

 nama baik keluarga mereka, namun  juga untuk kehormatan 

dan kebahagiaan kaum perempuan. Sebab atas kejadian khu-

sus ini, dibuatlah sebuah hukum umum bahwa, jika sese-

orang tidak memiliki  anak laki-laki, maka harta miliknya 

harus jatuh kepada anak-anak perempuannya (ay. 8). Bukan 

kepada yang sulung, seperti anak sulung laki-laki, melainkan 

kepada mereka semua sebagai rekan, dengan berbagi rata. 

Orangtua yang dalam perkara seperti ini mencabut hak anak-

anak perempuan mereka atas warisan keluarga, semata-mata 

sebab  alasan mau mempertahankan nama keluarga mereka, 

mereka ini tanpa sadar bisa jadi sedang membuat tanah miliki 

mereka itu sebentar lagi akan berpindah tangan ke orang lain. 

Diberikan petunjuk-petunjuk lebih jauh untuk membagi-

bagikan warisan (ay. 9-11). “Jika seseorang tidak memiliki  

keturunan sama sekali, maka harta bendanya akan jatuh 

kepada saudara-saudara lelakinya. Jika tidak ada saudara 

lelaki, maka hartanya akan jatuh kepada saudara-saudara 

lelaki dari ayahnya. Dan jika tidak ada juga, maka hartanya 

akan jatuh kepada kerabat dekatnya.” Peraturan-peraturan 

dalam hukum kita persis sesuai dengan peraturan ini. Dan 

meskipun yang dipahami oleh para ahli Yahudi di sini yaitu  

bahwa jika seseorang tidak memiliki  anak, maka harta 

bendanya akan jatuh kepada ayahnya, kalau ayahnya masih 

hidup, sebelum jatuh kepada saudara-saudaranya, namun 

tidak terdapat hal semacam itu dalam hukum Taurat. Dan 

hukum umum kita memberi  perintah yang jelas untuk 

menentangnya, bahwa harta benda tidak bisa jatuh kepada 

garis keturunan yang ada di atas. Dengan begitu, jika sese-

orang membeli tanah dengan beberapa  uang, dan mati tanpa 

keturunan saat  ayahnya masih hidup, maka ayahnya tidak 

bisa menjadi ahli warisnya. Lihatlah bagaimana Tuhan  mem-

buat orang menjadi ahli waris, dan pembagian yang ditetap-

kan-Nya haruslah kita terima. 

Musa Diperingatkan akan Kematiannya 

(27:12-14)  

12 TUHAN berfirman kepada Musa: “Naiklah ke gunung Abarim ini, dan pan-

danglah negeri yang Kuberikan kepada orang Israel. 13 Sesudah engkau me-

mandangnya, maka engkau pun juga akan dikumpulkan kepada kaum leluhur-

mu, sama seperti Harun, abangmu, dahulu. 14 sebab  pada waktu pembantah-

an umat itu di padang gurun Zin, kamu berdua telah memberontak terhadap 

titah-Ku untuk menyatakan kekudusan-Ku di depan mata mereka dengan air 

itu.” Itulah mata air Meriba dekat Kadesh di padang gurun Zin. 

Di sini,  

1. Tuhan  memberi tahu Musa akan kesalahannya, saat  ia berbicara 

tanpa pikir panjang di mata air pembantahan, di mana ia tidak 

menunjukkan rasa hormat yang sepatutnya terhadap Tuhan  mau-

pun Israel (ay. 14). Meskipun Musa yaitu  hamba Tuhan, hamba 

yang setia, namun pernah sekali ia memberontak terhadap titah 

Tuhan , dan gagal dalam menjalankan kewajibannya. Dan meskipun 

ia seorang hamba yang sangat terhormat, dan sangat berkenan di 

hati Tuhan , namun ia akan mendengar tentang kegagalannya, dan 

seluruh dunia akan mendengar tentangnya juga, lagi dan lagi. 

Sebab Tuhan  akan menunjukkan murka-Nya terhadap dosa, bah-

kan yang diperbuat orang-orang yang paling dekat dengan-Nya 

dan paling disayangi-Nya. Mereka yang terkenal memiliki  hik-

mat dan kehormatan perlu terus berhati-hati dengan kata-kata 

dan jalan-jalan mereka, supaya jangan sampai pada suatu waktu 

mereka mengatakan atau melakukan sesuatu yang dapat mengu-

rangi penghiburan mereka, atau nama baik mereka, atau kedua-

duanya, lama sesudahnya.  

2. Tuhan  memberi tahu Musa tentang kematiannya. Kematiannya 

yaitu  hukuman atas dosanya, namun kematian itu diberitahu-

kan kepadanya dengan cara yang terbaik yang dapat memper-

manis dan meringankan hukuman itu, dan membuat dia rela me-

nerima kematiannya.  

(1) Musa harus mati, namun  ia pertama-tama akan dipuaskan de-

ngan memandang tanah perjanjian (ay. 12). Dengan meman-

dang tanah Kanaan ini, Tuhan  tidak bermaksud untuk mem-

buat Musa tergiur, atau menegurnya atas kebodohannya da-

lam melakukan sesuatu yang membuatnya tidak bisa ke sana. 

Tidak pula hal itu menimbulkan kesan semacam itu padanya. 

namun  Tuhan  menetapkannya dan Musa menerimanya sebagai 

perkenanan, dan penglihatannya (beralasan bagi kita untuk 

berpikir demikian) dipertajam dan diperluas secara menakjub-

kan untuk dapat melihat tanah itu dengan begitu utuh dan 

jelas, hingga memuaskan secara berlimpah rasa ingin tahunya

Kitab Bilangan 27:15-23 

 yang polos. Memandang Kanaan ini melambangkan peng-

harapan Musa yang penuh kepercayaan akan negeri yang lebih 

baik, yaitu negeri sorgawi, yang sangat menghibur bagi orang-

orang kudus saat  sedang menunggu ajal.  

(2) Musa harus mati, namun  kematian tidak melenyapkannya. 

Kematian hanya mengumpulkannya kepada kaum leluhurnya, 

membawanya beristirahat dengan para bapak leluhur yang 

suci yang sudah pergi mendahuluinya. Abraham, Ishak, dan 

Yakub yaitu  kaum leluhurnya, kaum yang dipilih dan dika-

sihi-Nya, dan kepada mereka kematian mengumpulkannya.  

(3) Musa harus mati, namun  seperti Harun yang sudah mati sebe-

lum dia (ay. 13). Musa telah melihat betapa dengan mudah 

dan riang hati Harun menanggalkan jabatan imamnya per-

tama-tama, dan lalu  jasadnya. Oleh sebab itu, janganlah 

Musa takut mati. Kematiannya hanyalah untuk dikumpulkan 

kepada kaum leluhurnya, seperti yang terjadi dengan Harun. 

Demikianlah, kematian saudara-saudara yang dekat dan kita 

sayangi haruslah kita manfaatkan,  

[1] Sebagai ajakan bagi kita untuk sering memikirkan kematian. 

Kita tidak lebih baik dibandingkan  nenek moyang kita atau sau-

dara-saudara kita. Jika mereka pergi, kita pun akan pergi. 

Jika mereka sudah dikumpulkan, kita pun pasti akan di-

kumpulkan dengan segera.  

[2] Sebagai dorongan bagi kita untuk memikirkan kematian 

tanpa rasa ngeri. Malah, hendaklah hati kita bersuka keti-

ka memikirkan kematian itu. Itu hanyalah mati seperti si 

ini dan si anu sudah mati, jika kita telah menjalani hidup 

seperti mereka dahulu. Dan masa depan mereka yaitu  

damai, mereka mencapai garis akhir mereka dengan suka-

cita. Lalu mengapa kita harus takut ada yang jahat di da-

lam lembah yang menyedihkan hati itu? 

Yosua Ditetapkan sebagai Penerus Musa 

(27:15-23)  

15 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: 16 “Biarlah TUHAN, Tuhan  dari roh 

segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang 17 yang mengepalai me-

reka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, su-

paya umat TUHAN jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mem-

punyai gembala.” 18 Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah Yosua 

bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya, 19 suruh-

lah ia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat, lalu 

berikanlah kepadanya perintahmu di depan mata mereka itu 20 dan berilah 

dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat Israel mendengarkan 

dia. 21 Ia harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya Eleazar menanyakan 

keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas titahnya mereka akan 

keluar dan atas titahnya mereka akan masuk, ia beserta semua orang Israel, 

segenap umat itu.” 22 Maka Musa melakukan seperti yang diperintahkan 

TUHAN kepadanya. Ia memanggil Yosua dan menyuruh dia berdiri di depan 

imam Eleazar dan di depan segenap umat itu, 23 lalu ia meletakkan tangan-

nya atas Yosua dan memberi  kepadanya perintahnya, seperti yang difir-

mankan TUHAN dengan perantaraan Musa.      

Di sini,  

I. Musa berdoa meminta seorang penerus. saat  Tuhan  memberi 

tahu dia bahwa ia harus mati, meskipun tampak di tempat lain 

bahwa ia meminta penangguhan bagi dirinya (Ul. 3:24-25), na-

mun, saat  penangguhan ini tidak dapat diperoleh, ia memohon 

dengan sungguh-sungguh supaya pekerjaan Tuhan  dapat dilanjut-

kan. Walaupun ia mungkin tidak mendapatkan kehormatan un-

tuk menyelesaikannya. Orang yang suka iri hati tidak menyukai 

penerus mereka, namun  Musa bukanlah salah satu dari orang-

orang seperti ini. Kita harus memberi perhatian, baik dalam doa-

doa maupun usaha-usaha kita, terhadap angkatan yang akan 

datang, supaya agama berkembang, dan kepentingan-kepentingan 

kerajaan Tuhan  di antara manusia dipertahankan dan dimajukan, 

saat  kita sudah ada di dalam kubur. Dalam doa ini Musa meng-

ungkapkan,  

1. Perhatian besar terhadap umat Israel: Supaya umat TUHAN 

jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempu-

nyai gembala. Juruselamat kita menggunakan perbandingan 

ini dalam belas kasihan-Nya terhadap orang banyak saat  

mereka tidak memiliki  pelayan-pelayan yang baik (Mat. 

9:36). Para hakim dan hamba Tuhan yaitu  gembala-gembala 

umat. Jika mereka tidak ada, atau tidak seperti yang seharus-

nya, maka umat cenderung berkeliaran dan terpencar, rentan 

terhadap serangan musuh, dan terancam bahaya kekurangan 

makanan dan menyakiti satu sama lain, seperti domba yang 

tidak bergembala.  

2. Kebergantungan pada Tuhan  dengan penuh keyakinan, sebagai 

Tuhan  dari roh segala makhluk. Tuhan lah yang menjadikan dan 

juga yang menyelidiki roh, dan sebab  itu Ia bisa menemukan 

Kitab Bilangan 27:15-23 

orang yang layak atau membuatnya layak untuk memenuhi 

tujuan-tujuan-Nya, bagi kebaikan jemaat-Nya. Musa berdoa 

kepada Tuhan , bukan untuk mengutus seorang malaikat, me-

lainkan untuk mengangkat seseorang atas umat ini, yaitu, un-

tuk menunjuk dan menetapkan seseorang yang akan dibuat-

Nya memenuhi syarat dan yang akan diakui-Nya sebagai pe-

mimpin umat-Nya Israel. Sebelum Tuhan  memberi  berkat ini 

kepada Israel, Ia menggugah Musa untuk berdoa memintanya. 

Demikian pula Kristus, sebelum mengutus para rasul-Nya, 

memanggil orang-orang di sekitar-Nya untuk meminta kepada 

tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-

pekerja untuk tuaian itu (Mat. 9:38). 

II. Tuhan , dalam menjawab doa Musa, menetapkan baginya seorang 

penerus, yaitu Yosua. Yosua sudah lama dikenal dengan kebera-

niannya dalam memerangi orang Amalek, dengan kerendahan 

hatinya dalam melayani Musa, dan dengan iman dan ketulusan-

nya dalam bersaksi melawan laporan dari mata-mata yang jahat. 

Inilah orang yang ditetapkan Tuhan  untuk meneruskan Musa: 

Seorang yang penuh roh, Roh kasih karunia (dia yaitu  orang yang 

baik, takut akan Tuhan  dan membenci ketamakan, dan bertindak 

berdasar  dasar pegangan). Roh pemerintahan (dia cocok untuk 

melakukan pekerjaan dan melaksanakan kepercayaan-kepercaya-

an dalam jabatannya), roh tindakan dan keberanian. Dan ia juga 

memiliki  roh nubuat, sebab Tuhan sering kali berfirman kepa-

danya (Yos. 4:1; 6:2; 7:10). Nah di sini, 

1. Tuhan  mengarahkan Musa bagaimana mengangkat Yosua seba-

gai penerus.  

(1) Musa harus menahbiskan Yosua: Letakkanlah tanganmu 

atasnya (ay. 18). Hal ini dilakukan sebagai tanda bahwa 

Musa meneruskan pemerintahan kepadanya, sama seperti 

meletakkan tangan pada korban menempatkan korban itu 

di tempat orang yang mempersembahkannya, dan mem-

buatnya menggantikan orang itu. Itu juga dilakukan seba-

gai tanda bahwa Tuhan  menganugerahkan berkat Roh ke 

atas Yosua, yang sebelumnya diperoleh Musa melalui doa. 

Dikatakan (Ul. 34:9), Yosua penuh dengan roh kebijaksana-

an, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. 

Upacara penumpangan tangan ini kita dapati digunakan 

dalam Perjanjian Baru untuk menahbiskan pelayan-pela-

yan Injil. Upacara ini menandakan ditetapkannya mereka 

secara khidmat untuk pekerjaan itu, dan suatu keinginan 

yang sungguh-sungguh supaya Tuhan  membuat mereka me-

menuhi syarat untuk pekerjaan itu dan mengakui mereka 

di dalamnya. Upacara itu menandakan dipersembahkannya 

mereka kepada Kristus dan jemaat-Nya sebagai korban-

korban yang hidup.  

(2) Musa harus membawa Yosua ke hadapan Eleazar dan sege-

nap umat, menempatkannya di depan mereka, supaya me-

reka mengetahui Yosua sebagai orang yang ditetapkan 

Tuhan  untuk menjalankan kepercayaan yang besar ini, dan 

supaya mereka menerima penetapan itu.  

(3) Musa harus memberi  perintah kepadanya (ay. 19). 

Yosua harus diberi mandat untuk menjaga umat Israel, 

yang diserahkan ke dalam tangannya seperti domba dise-

rahkan ke tangan sang gembala, dan yang untuknya ia ha-

rus bertanggung jawab. Ia harus diberi perintah secara ke-

tat untuk melaksanakan kewajibannya terhadap mereka. 

Meskipun mereka ada di bawah perintahnya, Yosua ada di 

bawah perintah Tuhan , dan dari-Nya ia harus menerima 

perintah. Yang paling tinggi harus mengetahui bahwa ada 

yang lebih tinggi dibandingkan  mereka. Perintah ini harus di-

berikan kepada Yosua di depan mata mereka, supaya 

Yosua dapat lebih tergerak olehnya, dan supaya umat, de-

ngan melihat pekerjaan dan tugas pemimpin mereka, dapat 

lebih tergugah untuk membantu dan menyemangatinya.  

(4) Musa harus memberi Yosua sebagian dari kewibawaannya 

(ay. 20). Yosua paling-paling hanya mendapat sebagian dari 

kewibawaan Musa, dan dalam banyak hal masih tertinggal 

darinya. namun  tampaknya yang dimaksudkan di sini ada-

lah bahwa Musa mengambil Yosua, saat  Musa masih 

hidup, untuk menjadi rekannya dalam memerintah, dan 

memperbolehkan Yosua untuk bertindak dengan wewenang 

sebagai pendampingnya. yaitu  suatu kehormatan untuk 

dipekerjakan bagi Tuhan  dan jemaat-Nya. Sebagian dari ke-

hormatan ini harus diberikan kepada Yosua, supaya umat, 

sebab  sudah terbiasa mematuhi Musa saat  ia masih 

Kitab Bilangan 27:15-23 

hidup, dapat melakukannya dengan lebih riang hati se-

sudah ia tidak ada lagi.  

(5) Musa harus mengangkat imam besar Eleazar, dengan tu-

tup dada pernyataan keputusan ini, sebagai penasihatnya 

(ay. 21): Yosua harus berdiri di depan imam Eleazar, dan 

melaluinya ia harus meminta bimbingan ilahi, siap untuk 

menerima dan melaksanakan semua petunjuk yang diberi-

kan kepadanya oleh bimbingan ilahi. Ini yaitu  petunjuk 

kepada Yosua. Meskipun ia penuh dengan Roh, dan semua 

kehormatan ini diberikan kepadanya, namun ia tidak boleh 

berbuat sesuatu tanpa meminta bimbingan Tuhan , tidak 

bersandar pada pengertiannya sendiri. Itu juga merupakan 

dorongan besar baginya. Memerintah Israel dan menakluk-

kan Kanaan yaitu  dua tugas yang berat, namun  Tuhan  me-

yakinkan dia bahwa dalam kedua tugas itu ia akan berada 

di bawah pimpinan ilahi. Dan dalam setiap perkara yang 

sulit, Tuhan  akan menasihati dia untuk melakukan apa 

yang terbaik. Musa datang sendiri untuk meminta bimbing-

an Tuhan , namun  Yosua dan hakim-hakim selanjutnya harus 

memanfaatkan pelayanan imam besar, dan menanyakan 

keputusan Urim. Menurut orang-orang Yahudi, Urim ini 

tidak boleh dimintai petunjuk kecuali oleh raja atau kepala 

Mahkamah Agama (Sanhedrim), atau oleh utusan atau 

wakil rakyat, untuk mereka, dan atas nama mereka. De-

ngan demikian, pemerintahan Israel sekarang murni bersi-

fat ilahi, sebab baik penetapan maupun pengarahan pemim-

pin-pemimpin mereka sepenuhnya bersifat ilahi, yaitu oleh 

keputusan Tuhan . Atas titah sang imam, menurut keputusan 

Urim, Yosua dan seluruh Israel harus keluar atau masuk. 

Dan tidak diragukan lagi bahwa Tuhan , yang membimbing 

seperti itu, akan melindungi mereka baik saat  mereka 

keluar maupun saat  mereka masuk. Orang-orang yang 

mengikuti Tuhan , dan yang mengakui-Nya dalam segala laku 

mereka, akan aman, dan bisa merasa tenang. 

2. Musa bertindak menurut petunjuk-petunjuk ini (ay. 22-23). Ia 

dengan riang hati menahbiskan Yosua,  

(1) Meskipun penahbisan itu pada saat ini membuat dirinya 

mengecil, dan itu hampir sama saja dengan menyerahkan 

pemerintahan. Ia sangat bersedia supaya umat memaling-

kan pandangan darinya, dan menatap matahari yang se-

dang terbit.  

(2) Meskipun penahbisan itu bisa saja tampak sebagai hinaan 

yang abadi terhadap keluarganya. Tidak akan mendatang-

kan begitu banyak pujian baginya seandainya ia menyerah-

kan kehormatannya itu kepada anaknya sendiri. namun  

dengan tangannya sendiri ia pertama-tama menahbiskan 

imam besar Eleazar, dan lalu  Yosua, salah seorang 

dari suku lain, sebagai pemimpin utama, sementara anak-

anaknya sendiri tidak mendapatkan kedudukan sama se-

kali, namun  dibiarkan sejajar dengan orang-orang Lewi 

biasa. Hal ini merupakan contoh akan penyangkalan diri 

dan penyerahan diri kepada kehendak Tuhan  yang luar bia-

sanya hingga lebih mendatangkan kemuliaan baginya dari-

pada seandainya anggota keluarganya yang diangkat ke da-

lam jabatan yang tertinggi. Sebab perbuatannya itu mene-

guhkan tabiatnya sebagai orang yang paling lemah lembut 

di atas muka bumi, dan yang setia kepada Dia yang telah 

mengangkatnya memerintah atas seluruh keluarga-Nya. 

Hal ini (menurut yang mulia Uskup Patrick) menunjukkan, 

betapa Musa memiliki  suatu pegangan hidup yang me-

ninggikan dia di atas semua pemberi hukum lain, sebab  

mereka ini biasanya selalu berupaya untuk meneguhkan 

keluarga mereka supaya mendapat suatu bagian dari kebe-

saran yang sudah mereka capai. namun  dengan ini tampak 

bahwa Musa tidak bertindak dari dirinya sendiri, sebab ia 

tidak bertindak untuk dirinya sendiri.  

 

  

PASAL  28  

arena sekarang jumlah rakyat sudah tercatat, perintah-perintah 

untuk membagi tanah sudah diberikan, dan seorang panglima 

atas pasukan-pasukan sudah diangkat dan diberi tugas, orang akan 

menduga bahwa pasal berikutnya haruslah dimulai dengan sejarah 

pertempuran, atau setidak-tidaknya harus memberi kita suatu gam-

baran tentang ketetapan-ketetapan perang. namun  tid