bilangan ulangan 14
By tuna at Januari 28, 2025
bilangan ulangan 14
kanlah, apa pun milik kita, Tuhan harus memperoleh bagian-Nya
yang semestinya dari milik kita itu. Dan di sini (seperti sebelum-
nya), para prajurit lebih diutamakan dibandingkan seluruh jemaah
Israel, sebab dari bagian jemaah Israel, Tuhan menuntut satu dari
setiap lima puluh, namun dari bagian prajurit, Ia hanya menuntut
satu dari setiap lima ratus, sebab jemaah Israel mendapatkan
bagian mereka dengan mudah, tanpa menghadapi bahaya atau
berjerih payah. Semakin sedikit kesempatan yang kita miliki un-
tuk memuliakan Tuhan dengan pelayanan pribadi kita, semakin
besar diharapkan dari kita untuk memuliakan-Nya dengan harta
benda kita. Upeti yang dikumpulkan dari yang setengah yang di-
dapat para prajurit diberikan kepada para imam (ay. 29), semen-
tara dari yang setengah yang didapat jemaah Israel diberikan
kepada orang-orang Lewi (ay. 30). Sebab para imam diambil dari
Kitab Bilangan 31:48-54
471
antara orang-orang Lewi, seperti halnya para prajurit ini diambil
dari antara jemaah Israel, untuk melakukan tugas khusus dan
berbahaya, sehingga imbalan mereka pun disesuaikan sebagai-
mana mestinya.
Pembagian Hasil Rampasan
(31:48-54)
48 Lalu mendekatlah para pemimpin tentara, yaitu kepala-kepala pasukan
seribu dan kepala-kepala pasukan seratus, kepada Musa 49 serta berkata ke-
padanya: “Hamba-hambamu ini telah menghitung jumlah prajurit yang ada
di bawah kuasa kami dan dari mereka tidak ada seorangpun yang hi-
lang. 50 Sebab itu kami mempersembahkan sebagai persembahan kepada
TUHAN apa yang didapat masing-masing, yaitu barang-barang emas, gelang
kaki, gelang tangan, cincin meterai, anting-anting dan kerongsang untuk
mengadakan pendamaian bagi nyawa kami di hadapan TUHAN.” 51 Maka
Musa dan imam Eleazar menerima dari mereka emas itu, semuanya barang-
barang tempaan. 52 Dan segala emas persembahan khusus yang dipersem-
bahkan mereka kepada TUHAN, yaitu yang dari pihak kepala-kepala pasuk-
an seribu dan kepala-kepala pasukan seratus, ada enam belas ribu tujuh
ratus lima puluh syikal beratnya. 53 namun prajurit-prajurit itu masing-
masing telah mengambil jarahan bagi dirinya sendiri. 54 Sesudah Musa dan
imam Eleazar menerima emas itu dari pihak kepala-kepala pasukan seribu
dan kepala-kepala pasukan seratus, maka mereka membawanya ke dalam
Kemah Pertemuan sebagai peringatan di hadapan TUHAN untuk mengingat
orang Israel.
Di sini ada contoh yang luar biasa dari kesalehan dan pengabdian
para pemimpin tentara, para perwira menengah, yang disebut kepala
pasukan seribu, dan para perwira bawahan yang merupakan kepala
pasukan seratus. Mereka datang menghadap Musa sebagai jenderal
dan panglima besar mereka, dan, meskipun sekarang Musa akan
pergi meninggalkan panggung dunia, mereka dengan sangat rendah
hati dan penuh hormat berbicara kepadanya, dengan menyebut diri
mereka sendiri sebagai hamba-hamba Musa. Kehormatan-kehormat-
an yang telah mereka raih tidak membuat mereka besar kepala,
hingga membuat mereka melupakan kewajiban mereka kepada Musa.
Cermatilah dalam pembicaraan mereka dengannya,
1. Perhatian yang penuh kesalehan yang mereka berikan tentang
kebaikan Tuhan yang menakjubkan terhadap mereka dalam pepe-
rangan belum lama ini, dengan menyelamatkan bukan hanya nya-
wa mereka, melainkan juga nyawa semua prajurit yang berada di
bawah tanggung jawab mereka. Dengan begitu, pada waktu peng-
hitungan kembali jumlah prajurit, tampak tidak ada satu orang
472
pun yang hilang (ay. 49). Ini sangat luar biasa, dan mungkin tidak
ada padanannya dalam sejarah apa pun. Ada ribuan jiwa ter-
ancam bahaya di tengah-tengah medan peperangan, namun tak
satu pun yang mati, entah oleh pedang musuh atau oleh suatu
penyakit atau malapetaka. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, dan
tidak bisa tidak pasti merupakan suatu perbuatan ajaib di mata
mereka yang menyadari betapa nyawa semua orang, khususnya
para prajurit, senantiasa ada di tangan mereka. Ini merupakan
bukti dari perasaan yang lembut yang dimiliki para kepala pasuk-
an ini terhadap prajurit-prajurit mereka, dan bahwa nyawa para
prajurit itu sangat berharga di mata mereka. Mereka memandang
sebagai belas kasihan terhadap diri mereka sendiri bahwa tak
satu pun dari orang-orang yang berada di bawah tanggung jawab
mereka mengalami petaka. Dari semua yang diserahkan kepada
mereka, tidak ada seorang pun yang binasa. Begitu pulalah
berharganya darah para pengikut dan prajurit Kristus bagi-Nya
(Mzm. 72:14).
2. Pengakuan yang penuh kesalehan yang mereka buat atas kebaik-
an ini: Sebab itu kami mempersembahkan persembahan kepada
TUHAN (ay. 50). Persembahan yang mereka bawa berasal dari apa
yang didapat masing-masing orang, dan semua itu didapat dengan
jujur di bawah perintah ilahi. Demikianlah setiap orang harus me-
nyisihkan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka peroleh dari
Tuhan (1Kor. 16:2). Sebab di tempat Tuhan menabur karunia-karu-
nia kemurahan-Nya secara berlimpah, di situ Ia menanti untuk
menuai buah-buah kesalehan dan kasih kita secara berlimpah
pula. Pertama-tama Kemah Suci, dan lalu Bait Suci diperin-
dah dan diperkaya dengan hasil-hasil rampasan yang diperoleh
dari musuh-musuh Israel, seperti yang dilakukan oleh Daud
(2Sam. 8:11-12), dan para pemimpin pasukannya (1Taw. 26:26-
27). Kita tidak boleh mengambil apa pun untuk diri kita sendiri,
baik dalam perang maupun perdagangan, yang sebagiannya tidak
dapat kita sisihkan secara jujur untuk Tuhan , yang membenci
perampasan dan kecurangan. Akan namun , jika Tuhan dengan
luar biasa telah menjaga dan menyejahterakan kita, Ia menanti
kita untuk memberi suatu persembahan syukurtertentu ke-
pada-Nya. Mengenai persembahan ini,
(1) Para kepala pasukan mempersembahkannya untuk mengada-
kan pendamaian bagi nyawa mereka (ay. 50). Mereka tidak
Kitab Bilangan 31:48-54
473
datang kepada Musa untuk menuntut imbalan atas jasa baik
yang telah mereka perbuat dalam menjalankan pembalasan
Tuhan terhadap Midian, atau untuk menegakkan piala-piala
kemenangan agar nama-nama mereka sendiri tetap abadi. Se-
baliknya, mereka mempersembahkan persembahan untuk
mengadakan pendamaian bagi nyawa mereka, sebab mereka
sadar, seperti yang harus disadari oleh orang-orang terbaik
bahkan dalam pelayanan-pelayanan mereka yang terbaik se-
kalipun, bahwa mereka bercacat cela dalam menjalankan ke-
wajiban mereka. Ini bukan hanya dalam perkara yang mem-
buat mereka ditegur (ay. 14), melainkan juga dalam banyak
perkara. Sebab sebetulnya , di bumi tidak ada orang yang
saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa.
(2) Musa menerima persembahan itu, dan menyimpannya dalam
Kemah Pertemuan sebagai peringatan untuk mengingat orang
Israel (ay. 54), yaitu , sebagai tugu peringatan akan kebaikan
Tuhan terhadap mereka, agar mereka dapat terdorong untuk
mempercayai-Nya dalam peperangan mereka selanjutnya. Per-
sembahan itu juga bisa menjadi tugu ucapan syukur mereka
terhadap Tuhan yaitu korban persembahan dikatakan sebagai
ingat-ingatan, agar Ia, sebab berkenan akan pengakuan yang
penuh syukur atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan
ini, dapat meneruskan dan mengulangi belas kasihan-Nya
kepada mereka.
PASAL 32
Pada pasal ini kita mendapati,
I. Permohonan yang penuh kerendahan hati dari suku Ruben
dan Gad untuk mendapat milik pusaka di tepi sungai Yordan
di mana orang Israel sedang berkemah sekarang (ay. 1-5).
II. Kesalahpahaman Musa atas permohonan mereka (ay. 6-15).
III. Penjelasan mereka tentang permohonan mereka itu, dan
bagaimana mereka menyatakannya dengan benar (ay. 16-19).
IV. Dikabulkannya permohonan mereka dengan beberapa keten-
tuan dan batasan yang mereka usulkan sendiri (ay. 20, dst.).
Permohonan Bani Ruben
(32:1-15)
1 Adapun bani Ruben dan bani Gad ternaknya banyak, bahkan sangat ba-
nyak sekali. saat mereka melihat tanah Yaezer dan tanah Gilead, tampak-
lah tempat itu tempat yang baik untuk peternakan. 2 Lalu datanglah bani
Gad dan bani Ruben dan berkata kepada Musa, imam Eleazar dan para pe-
mimpin umat itu: 3 “Atarot, Dibon, Yaezer, Nimra, Hesybon, Eleale, Sebam, Nebo dan
Beon, 4 negeri yang telah dikalahkan oleh TUHAN untuk umat Israel, itulah
suatu negeri yang baik untuk peternakan dan hamba-hambamu ini memang
ada ternaknya.” 5 Lagi kata mereka: “Jika kami mendapat kasihmu, biarlah
negeri ini diberikan kepada hamba-hambamu ini sebagai milik; janganlah
kami harus pindah ke seberang sungai Yordan.” 6 Jawab Musa kepada bani
Gad dan bani Ruben itu: “Masakan saudara-saudaramu pergi berperang dan
kamu tinggal di sini? 7 Mengapa kamu hendak membuat enggan hati orang
Israel untuk menyeberang ke negeri yang diberikan TUHAN kepada mereka?
8 Demikian juga dilakukan bapa-bapamu, saat aku menyuruh mereka dari
Kadesh-Barnea untuk melihat-lihat negeri itu; 9 mereka berjalan sampai ke
lembah Eskol, melihat-lihat negeri dan membuat enggan hati orang Israel,
sehingga mereka tidak mau pergi ke negeri yang diberikan TUHAN kepada
mereka. 10 Maka bangkitlah murka TUHAN pada waktu itu dan Ia bersum-
pah: 11 Bahwasanya orang-orang yang telah berjalan dari Mesir, yang ber-
umur dua puluh tahun ke atas, tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan
dengan bersumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, oleh sebab mereka
476
tidak mengikut Aku dengan sepenuh hatinya, 12 kecuali Kaleb bin Yefune,
orang Kenas itu, dan Yosua bin Nun, sebab keduanya mengikut TUHAN de-
ngan sepenuh hatinya. 13 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN kepada orang
Israel, sehingga Ia membuat mereka mengembara di padang gurun empat puluh
tahun lamanya, sampai habis mati segenap angkatan yang telah berbuat jahat
di mata TUHAN. 14 Dan sekarang kamu bangkit ganti bapa-bapamu, suatu
kawanan orang-orang berdosa, untuk menambah lagi murka TUHAN yang
menyala-nyala kepada orang Israel itu. 15 Jika kamu berbalik membelakangi
Dia, maka kamu akan lebih lama lagi dibiarkan-Nya tinggal di padang gurun
dan kamu akan membawa kemusnahan atas seluruh bangsa ini.”
Perkemahan orang Israel sekarang didirikan di dataran Moab, di
mana mereka terus tinggal berbulan-bulan lamanya, dengan melihat
ke belakang pada penaklukan-penaklukan yang sudah mereka buat
atas negeri Sihon dan Og, dan dengan melihat ke depan ke tanah
Kanaan, yang mereka harap akan mereka kuasai sebentar lagi. Se-
waktu mereka membuat pertahanan ini, dan sedang beristirahat se-
jenak, perkara besar mengenai pembagian negeri-negeri yang telah
mereka taklukkan dirundingkan bersama-sama dan dituntaskan di
sini. Hal itu tidak dilakukan berdasar perintah atau ketetapan
tertentu dari Tuhan , melainkan atas tindakan dan permohonan khu-
sus dari dua suku. Sesudah perdebatan yang panjang yang timbul ka-
renanya, Musa pun mengabulkan permohonan mereka. Sebab bah-
kan pada saat itu, saat ada begitu banyak yang dilakukan melalui
penampakan-penampakan yang luar biasa dari Penyelenggaraan
Ilahi, banyak hal diserahkan pada pimpinan akal budi manusia.
Sebab Tuhan , dalam memerintah dunia maupun jemaat, memanfaat-
kan nalar manusia, dan memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri mela-
luinya.
I. Di sini ada permohonan yang diajukan oleh bani Ruben dan bani
Gad, bahwa negeri yang belum lama ini sudah mereka duduki,
dan yang menjadi milik orang Israel bersama berdasar hak
penaklukan, dapat diberikan kepada mereka secara khusus se-
bagai milik pusaka mereka. berdasar pengertian umum yang
mereka miliki tentang tanah perjanjian, mereka mengira bahwa
sebanyak inilah yang kira-kira akan menjadi bagian mereka. Bani
Ruben dan bani Gad berkemah di bawah panji yang sama, dan
dengan begitu memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mem-
bandingkan catatan-catatan mereka, dan menyelesaikan perkara
ini di antara mereka sendiri. Dalam ayat pertama, bani Rubenlah
yang pertama kali disebut, namun sesudahnya bani Gadlah yang
Kitab Bilangan 32:1-15
477
pertama kali disebut (ay. 2, 25, 31). Mungkin sebab bani Gadlah
yang pertama kali mengajukan permohonan dan yang paling ber-
hasrat untuk itu, atau sebab mereka yaitu juru bicara yang
lebih baik dan lebih pandai dalam mengaturnya, sebab bani
Ruben masih berada di bawah hukuman Yakub, tidak lagi dia
yang terutama. Dua hal yang lazim di dunia ini mendorong kedua
suku ini untuk membuat pilihan ini dan mengajukan permohonan
ini, yaitu keinginan mata dan keangkuhan hidup (1Yoh. 2:16).
1. Keinginan mata. Tanah yang mereka dambakan ini tidak
hanya menjulang permai, dan menyenangkan kelihatannya,
melainkan juga baik untuk makanan dan untuk pakan ternak.
Dan mereka memiliki ternak yang sangat banyak, lebih dari
suku-suku lainnya, diduga sebab mereka membawa lebih
banyak ternak dari tanah Mesir dibandingkan suku-suku lainnya.
namun itu empat puluh tahun yang lalu, dan jumlah ternak
bertambah dan berkurang dalam waktu yang kurang dari itu.
Oleh sebab itu, saya lebih berpikir bahwa mereka telah men-
jadi peternak-peternak yang lebih baik di padang gurun, telah
merawat ternak mereka dengan lebih baik, lebih memperhati-
kan ternak mereka, dan tidak begitu rakus seperti tetangga-
tetangga mereka dalam memakan kumpulan kambing dom-
ba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang
yang tambun. Sekarang mereka, Sesudah memiliki ternak yang
banyak ini, menginginkan tanah yang sebanding. Banyak nas
Kitab Suci berbicara tentang tanah Basan dan tanah Gilead
sebagai tempat-tempat yang terkenal akan ternaknya. Tanah-
tanah ini telah dikenal demikian pada waktu itu, dan oleh
sebab itu suku-suku ini berharap bahwa tanah-tanah ini akan
baik juga untuk mereka, dan apa pun yang akan terjadi, di
sinilah mereka ingin mendapat bagian mereka. Calvin yang
bijak dalam menilai berpikir bahwa ada banyak kekeliruan
dalam pemikiran yang mendasari tindakan mereka, dan bahwa
mereka lebih mengedepankan kenyamanan mereka sendiri
dibandingkan kebaikan bersama. Bahwa mereka tidak peduli pada
kehormatan dan kepentingan orang Israel, dan janji yang di-
buat kepada Abraham mengenai tanah Kanaan, tepatnya di-
sebut demikian, seperti yang seharusnya. Dan masih saja
terjadi bahwa banyak orang mencari kepentingannya sen-
diri dibandingkan kepentingan Kristus Yesus (Flp. 2:21). Juga bah-
478
wa banyak orang dipengaruhi oleh kepentingan dan keuntung-
an duniawi untuk menerima sesuatu yang kurang dari tanah
Kanaan sorgawi. Mereka begitu sehati dengan dunia ini, dan
dengan hal-hal yang terlihat, yang bersifat sementara. Mereka
berkata, “betapa bahagianya kami berada di sini,” dan dengan
begitu mereka kehilangan apa yang kekal sebab tidak berusa-
ha mencarinya. Lot memilih menurut pandangan mata seperti
itu, dan menderita sebab pilihannya. Kalau kita ingin memilih
bagian kita dengan benar, maka kita harus melihat melampaui
hal-hal yang kasat mata.
2. Mungkin ada sesuatu yang berbau keangkuhan hidup dalam
permohonan mereka ini. Ruben yaitu anak sulung dari
Israel, namun ia telah kehilangan hak kesulungannya. beberapa
suku yang lain, dan suku Yehuda terutama, telah naik me-
lebihi suku Ruben, sehingga suku Ruben tidak dapat meng-
harapkan bagian yang terbaik di tanah Kanaan. Oleh sebab
itu, untuk menyelamatkan bayang-bayang hak kesulungan,
Sesudah kehilangan wujud nyatanya, suku Ruben di sini lang-
sung menyambar bagian yang pertama, walaupun tanah itu di
luar tanah Kanaan, dan jauh dari Kemah Suci. Begitu pula
Esau menjual hak kesulungannya, namun demikian ia dila-
yani pertama kali dengan sebuah milik pusaka di pegunungan
Seir. Suku Gad yaitu keturunan dari anak sulung Zilpa, dan
sama-sama penuntut seperti suku Ruben. Manasye juga ada-
lah anak sulung, namun ia tahu bahwa ia harus dipudarkan
oleh Efraim adiknya, dan sebab itu dia juga ingin mendapat-
kan yang utama.
II. Ketidaksenangan Musa akan permohonan ini, dan teguran keras
yang ia berikan untuknya, sebagai seorang pemimpin dan nabi
yang setia.
1. Harus diakui bahwa prima facie – pada pandangan pertama,
hal ini terlihat buruk, terutama kata-kata penutup dari permo-
honan mereka: Janganlah kami harus pindah ke seberang
sungai Yordan (ay. 5).
(1) Kelihatannya perkataan itu timbul dari dasar pemikiran
yang buruk, yaitu penghinaan terhadap tanah perjanjian,
yang begitu ingin dilihat oleh Musa sendiri, dan juga keti-
Kitab Bilangan 32:1-15
479
dakpercayaan pada kuasa Tuhan untuk menghalau orang
Kanaan. Seolah-olah suatu bagian di tanah yang mereka
ketahui, dan yang telah ditaklukkan, lebih diidamkan dari-
pada suatu bagian di tanah yang tidak mereka ketahui,
dan yang masih belum ditaklukkan. Seekor burung dalam
genggaman sama nilainya dengan dua ekor burung di
semak-semak. Tampak ada ketamakan juga dalam permo-
honan mereka itu. Sebab apa yang bersikeras mereka
minta yaitu apa yang bagus untuk ternak mereka. Hal itu
juga memperlihatkan pengabaian mereka terhadap sau-
dara-saudara mereka, seolah-olah mereka tidak peduli
akan apa yang terjadi dengan Israel, selama kebutuhan
mereka sendiri tercukupi.
(2) Perkataan mereka bisa saja berakibat buruk. Orang-orang
bisa saja menangkap isyarat-isyarat yang tidak benar dari
perkataan itu, dan memberi kesan bahwa jumlah mereka
sedikit, padahal jumlah mereka penuh, untuk menghadapi
orang Kanaan. namun betapa tidak imbangnya peperangan
itu jika mereka harus melepaskan dua setengah suku yaitu
lebih dari seperlima kekuatan mereka, di seberang sungai
Yordan sini. Hal ini juga akan menjadi contoh yang buruk.
Jika mereka harus diberi tanah seperti itu, segera Sesudah
tanah itu ditaklukkan, maka suku-suku lainnya bisa saja
membuat permintaan dan tuntutan yang sama, dan de-
ngan begitu pembagian tanah yang biasa dilakukan dengan
undi akan didahului sebelum waktunya.
2. Oleh sebab itu, Musa sangat marah terhadap mereka, dan hal
ini harus dihubungkan dengan semangatnya yang penuh ke-
salehan untuk melawan dosa, dan bukan dengan sikap yang
suka berkeluh kesah, akibat dari umur tua, sebab kelemah-
lembutannya tidak berkurang, seperti juga kekuatan raganya.
(1) Musa menunjukkan kepada mereka apa yang dipahaminya
sebagai kejahatan dalam permohonan ini, bahwa hal itu
akan mengecilkan hati saudara-saudara mereka (ay. 6-7).
“Apa?” serunya, dengan amarah yang kudus atas sikap me-
reka yang mementingkan diri sendiri. “Masakan saudara-
saudaramu pergi berperang, dan memperhadapkan diri
mereka pada segala kesusahan dan bahaya di medan pepe-
480
rangan, dan kamu tinggal di sini dengan nyaman? Tidak,
jangan menipu dirimu sendiri. Aku tidak akan memanja-
kan kalian dalam kemalasan dan kepengecutan ini.” Sung-
guh buruk jika ada orang dari bangsa Israel milik Tuhan
duduk tanpa ambil peduli terhadap berbagai urusan sau-
dara-saudara mereka yang sulit dan berbahaya, baik yang
bersifat umum maupun pribadi.
(2) Musa mengingatkan mereka akan akibat-akibat yang me-
matikan dari ketidakpercayaan dan kekecutan hati bapak
leluhur mereka, saat tinggal selangkah lagi mereka me-
masuki tanah Kanaan, seperti halnya mereka sekarang ini.
Musa menceritakan kembali kisah itu dengan sangat ter-
perinci (ay. 8-13): “Demikian juga dilakukan bapa-bapamu,
yang penghukumannya harus menjadi peringatan bagimu
untuk berjaga-jaga supaya tidak berbuat dosa dengan cara
yang sama seperti yang telah mereka perbuat.”
(3) Musa memberi mereka peringatan yang baik mengenai ma-
lapetaka yang kemungkinan akan terjadi sesudah pemi-
sahan yang hendak mereka buat dari perkemahan Israel
ini. Mereka ditakutkan akan mendatangkan murka atas
seluruh jemaat, dan membuat mereka bergegas kembali ke
padang gurun (ay. 14-15): “Sekarang kamu bangkit ganti
bapa-bapamu untuk memandang rendah negeri yang indah
itu dan menolaknya seperti mereka, pada saat kami ber-
harap kamu bangkit ganti mereka untuk mendudukinya.”
Sungguh membesarkan hati Musa melihat betapa banyak-
nya orang bertambah dalam suku-suku ini, namun sungguh
mengecilkan hatinya melihat bahwa bersamaan dengan itu,
bertambah pula orang-orang berdosa, yang mengikuti jejak
kedurhakaan bapa-bapa mereka. Sungguh menyedihkan
melihat angkatan yang baru muncul dalam berbagai ke-
luarga dan bangsa bukan hanya tidak lebih baik, namun
juga lebih buruk dibandingkan angkatan sebelumnya. Lalu apa
akibatnya? Ah, hal itu menambah lagi murka TUHAN yang
menyala-nyala. Perbuatan mereka itu tidak hanya mem-
buat api murka itu terus menyala-nyala, namun juga mem-
buatnya semakin besar, dan memenuhi takaran, sering kali
sampai meluap menjadi air bah kehancuran. Perhatikan-
lah, kalau saja orang merenungkan seperti yang seharus-
Kitab Bilangan 32:16-27
481
nya, apa yang akan menjadi kesudahan dari dosa, mereka
pasti akan takut pada permulaan-permulaan dosa.
Persyaratan dan Persetujuan
(32:16–27)
16 namun mendekatlah mereka kepadanya serta berkata: “Kami hendak men-
dirikan kandang-kandang kambing domba di sini untuk ternak kami dan
kota-kota untuk anak-anak kami, 17 namun kami sendiri akan mempersenjatai
diri dan dengan bersegera kami akan berjalan di depan orang Israel, sampai
kami membawa mereka ke tempatnya; sementara itu anak-anak kami akan
tinggal dalam kota-kota yang berkubu oleh sebab penduduk negeri ini;
18 kami tidak akan pulang ke rumah kami, sampai setiap orang Israel mem-
peroleh milik pusakanya; 19 sebab kami tidak mau menerima milik pusaka di
seberang sungai Yordan sana dan seterusnya, jika kami mendapat milik
pusaka di seberang sungai Yordan sini, di sebelah timur.” 20 Lalu berkatalah
Musa kepada mereka: “Jika kamu hendak berbuat demikian, jika kamu
hendak mempersenjatai diri untuk berperang di hadapan TUHAN, 21 dan
setiap orang dari kamu yang telah bersenjata hendak menyeberangi sungai
Yordan di hadapan TUHAN, sampai Ia menghalau musuh-musuh-Nya dari
hadapan-Nya, 22 sehingga negeri itu takluk ke hadapan TUHAN, dan jika ke-
mudian kamu pulang, maka akan bebaslah kamu dari kewajibanmu kepada
TUHAN dan kepada Israel, dan negeri ini pun akan menjadi milikmu di
hadapan TUHAN. 23 namun jika kamu tidak berbuat demikian, sebetulnya
kamu berdosa kepada TUHAN, dan kamu akan mengalami, bahwa dosamu itu
akan menimpa kamu. 24 Dirikanlah kota-kota bagi anak-anakmu dan kandang-
kandang bagi kambing dombamu, dan perbuatlah apa yang telah kamu
ucapkan.” 25 Maka berkatalah bani Gad dan bani Ruben itu kepada Musa:
“Hamba-hambamu ini akan berbuat seperti yang diperintahkan tuanku.
26 Anak-anak dan isteri-isteri kami, ternak dan hewan kami akan tinggal di sini
di kota-kota Gilead, 27 namun hamba-hambamu ini akan menyeberang di
hadapan TUHAN untuk bertempur, yaitu setiap orang yang bersenjata untuk
berperang, seperti yang dikatakan tuanku.”
Di sini kita mendapati penyelesaian masalah antara Musa dan kedua
suku, mengenai pemukiman mereka di seberang sungai Yordan sini.
Mungkin para pemohon itu undur diri terlebih dahulu, dan berun-
ding di antara mereka sendiri tentang jawaban apa yang harus mere-
ka berikan untuk menanggapi teguran keras yang telah diberikan
Musa kepada mereka. Sesudah sedikit banyak berunding, mereka
kembali dengan usulan ini, bahwa para prajurit mereka akan pergi
dan membantu saudara-saudara mereka dalam menaklukkan tanah
Kanaan, dan mereka akan meninggalkan sanak keluarga mereka
serta hewan ternak mereka di tanah ini. Dan dengan demikian mere-
ka bisa mendapatkan apa yang mereka minta, tanpa menimbulkan
masalah. Nah, tidaklah pasti apakah mereka merancang hal ini sejak
dari awal saat mereka membawa permohonan mereka atau tidak.
482
Jika mereka merancangnya sejak dari awal, ini merupakan contoh
betapa sering apa yang dimaksudkan dengan tulus, disalahartikan
secara tidak menyenangkan. Namun Musa dalam hal ini dapat di-
maklumi, sebab beralasan baginya untuk menyangka yang terburuk
dari mereka, dan teguran yang diberikannya kepada mereka timbul
dari kehati-hatiannya yang melimpah untuk mencegah dosa. Akan
namun , jika mereka tidak merancangnya sejak dari awal, ini merupa-
kan contoh tentang dampak baik dari menangani perkara secara
terang-terangan. Musa, dengan menunjukkan dosa mereka kepada
mereka, dan bahaya dari dosa itu, menuntun mereka pada kewajiban
mereka tanpa mereka bersungut-sungut atau berbantah-bantah. Me-
reka tidak keberatan bahwa saudara-saudara mereka sanggup me-
lawan orang Kanaan tanpa bantuan mereka, terutama sebab mereka
yakin bahwa Tuhan berperang untuk mereka. namun mereka melibat-
kan diri mereka sendiri untuk berdiri membela saudara-saudara
mereka.
I. Usulan mereka sangat baik dan penuh kemurahan hati, dan
begitu rupa hingga, bukannya mengecilkan, namun justru mem-
besarkan hati saudara-saudara mereka.
1. Bahwa prajurit-prajurit mereka, yang layak untuk berperang,
akan mempersenjatai diri dan dengan bersegera berjalan di
depan orang Israel menuju tanah Kanaan. Mereka sama sekali
tidak akan meninggalkan orang Israel, namun justru, jika itu
dianggap baik, mereka akan memimpin orang Israel, dan akan
menjadi yang terdepan dalam semua usaha yang berbahaya.
Mereka sama sekali bukan tidak percaya atau memandang
rendah penaklukan tanah Kanaan, namun mereka justru akan
membantu penaklukan itu dengan kesiapan dan ketetapan
hati yang sepenuh-penuhnya.
2. Bahwa mereka akan meninggalkan keluarga dan ternak mere-
ka yang hanya akan menjadi beban bagi perkemahan mereka,
dan dengan begitu mereka akan menjadi lebih berguna bagi
saudara-saudara mereka (ay. 16).
3. Bahwa mereka tidak akan kembali ke tanah milik mereka
sebelum penaklukan atas tanah Kanaan selesai (ay. 18).
Saudara-saudara mereka harus mendapatkan bantuan terbaik
dari mereka selama yang mereka butuhkan.
Kitab Bilangan 32:16-27
483
4. Bahwa sekalipun begitu mereka tidak akan mengharapkan
bagian apa pun dari tanah yang masih belum ditaklukkan (ay.
19): “Kami tidak mau menerima milik pusaka bersama mereka,
tidak pula, dengan berdalih ingin membantu mereka dalam
peperangan, menuntut bagian bersama mereka di tanah itu.
Tidak, kami akan puas dengan milik pusaka kami di seberang
sungai Yordan sini, dan akan ada bagian yang jauh lebih
banyak lagi di seberang sana untuk mereka.”
II. Musa sebab itu mengabulkan permohonan mereka, atas pertim-
bangan bahwa mereka akan memegang teguh usulan-usulan mere-
ka.
1. Musa bersikeras bahwa mereka tidak boleh meletakkan sen-
jata mereka sampai saudara-saudara mereka meletakkan sen-
jata mereka. Mereka berjanji untuk mempersenjatai diri dan
berjalan di depan orang Israel (ay. 17). “Bukan itu saja,” kata
Musa, “engkau akan mempersenjatai diri dan berjalan di ha-
dapan TUHAN (ay. 20-21). Ini lebih merupakan perkara Tuhan
dibandingkan perkara saudara-saudaramu, dan kepada Dialah eng-
kau harus mengarahkan pandangan, bukan kepada mereka
saja.” Di hadapan TUHAN, yaitu , di hadapan tabut Tuhan,
tanda kehadiran-Nya, yang, nampaknya, mereka bawa ber-
sama mereka dalam peperangan dengan orang Kanaan, dan
yang tepat di hadapannya kedua suku ini ditempatkan, seperti
yang kita dapati dalam urutan barisan mereka (2:10, 17).
2. Dengan syarat ini Musa memberi tanah ini sebagai milik
mereka, dan memberi tahu mereka bahwa mereka akan bebas
dari kewajiban kepada TUHAN dan kepada Israel (ay. 22).
Mereka akan memiliki tanah itu, dan dosa ataupun kesalahan
tidak akan melekat kepadanya, baik itu dosa di hadapan Tuhan
maupun kesalahan di hadapan orang Israel. Dan, apa pun
yang kita miliki, sungguh baik jika kita bisa memilikinya tanpa
kesalahan seperti itu. Akan namun ,
3. Musa memperingatkan mereka akan bahaya yang mengintai
jika mereka tidak menepati apa yang mereka katakan: “Jika
kamu gagal, kamu berdosa kepada TUHAN (ay. 23), dan bukan
hanya kepada saudara-saudaramu, dan kamu akan meng-
alami, bahwa dosamu itu akan menimpa kamu.” Yaitu, “Tuhan
pasti akan mengadakan perhitungan denganmu sebab per-
484
buatanmu ini, walaupun kamu mungkin menganggap remeh
hal itu.” Perhatikanlah, dosa tanpa diragukan lagi akan me-
nimpa si pendosa cepat atau lambat. Oleh sebab itu, kita
berkepentingan untuk mencari tahu dosa-dosa kita, supaya
kita dapat bertobat darinya dan meninggalkannya, agar jangan
sampai dosa-dosa kita menimpa kita hingga menghancurkan
dan mempermalukan kita.
III. Mereka dengan suara bulat menyetujui syarat dan ketentuan itu,
dan benar-benar, seperti yang tampak dalam penggambarannya,
mengikat diri untuk melaksanakannya, dengan sebuah janji yang
khidmat: Hamba-hambamu ini akan berbuat seperti yang diperin-
tahkan tuanku (ay. 25). Semua saudara mereka telah menyum-
bang bantuan untuk menaklukkan negeri ini, yang ingin mereka
miliki. Oleh sebab itu, mereka mengakui bahwa mereka wajib,
dalam keadilan, untuk membantu saudara-saudara mereka dalam
menaklukkan negeri yang akan menjadi milik saudara-saudara
mereka. Sesudah menerima kebaikan, kita harus membalasnya,
walaupun tidak disyaratkan seperti itu saat kita menerimanya.
Kita dapat menduga bahwa janji ini dipahami, pada kedua belah
pihak, dengan begitu rupa hingga tidak mewajibkan semua orang
yang terhitung dalam suku-suku ini untuk pergi berperang, me-
lainkan hanya orang-orang yang paling layak untuk peperangan
itu, yang akan paling berguna, sementara sebagian orang harus
ditinggal untuk mengolah tanah dan menjaga negeri. Dan itulah
sebabnya kita tahu bahwa sekitar empat puluh ribu orang dari
dua setengah suku itu pergi berperang (Yos. 4:13), sementara
jumlah mereka secara keseluruhan yaitu sekitar seratus ribu.
Milik Pusaka Bani Ruben
(32:28–42)
28 Lalu Musa memberi perintah mengenai mereka kepada imam Eleazar dan
kepada Yosua bin Nun, dan kepada kepala-kepala puak dari suku-suku
Israel, 29 kata Musa kepada mereka: “Jika bani Gad dan bani Ruben itu telah
menyeberangi sungai Yordan bersama-sama dengan kamu untuk berperang
di hadapan TUHAN, yaitu semuanya orang yang bersenjata untuk berperang,
dan jika negeri itu telah takluk kepadamu, maka haruslah kamu memberi
tanah Gilead kepada mereka sebagai milik. 30 namun jika mereka tidak menye-
berang dengan bersenjata bersama-sama dengan kamu, maka haruslah
mereka menerima tanah miliknya di tengah-tengahmu di tanah Kanaan.”
Kitab Bilangan 32:28-42
485
31 Lalu bani Gad dan bani Ruben itu menjawab: “Apa yang difirman-
kan TUHAN kepada hamba-hambamu ini akan kami lakukan. 32 Kami sendiri
akan menyeberang dengan bersenjata di hadapan TUHAN ke tanah Kanaan,
namun bagi kami tetaplah tanah milik pusaka kami di seberang sungai
Yordan sini.” 33 Lalu Musa memberi kepada mereka, kepada bani
Gad, kepada bani Ruben dan kepada setengah suku Manasye bin Yusuf:
kerajaan Sihon, raja orang Amori, dan kerajaan Og, raja Basan, yaitu negeri
mereka beserta kota-kotanya di seluruh negeri itu, dengan daerah-daerah
setiap kota itu. 34 Maka bani Gad membangun kota-kota Dibon, Atarot,
Aroer, 35 Atarot-Sofan, Yaezer, Yogbeha, 36 Bet-Nimra, Bet-Haran, sebagai
kota-kota yang berkubu dan sebagai tempat kandang-kandang kambing
domba. 37 Dan bani Ruben membangun kota-kota Hesybon, Eleale, Kiryataim,
38 Nebo, Baal-Meon, – dengan mengganti nama-namanya--dan Sibma; dan
mereka memberi nama lain kepada kota-kota yang dibangun mereka itu.
39 Bani Makhir bin Manasye pergi ke Gilead; mereka merebutnya dan meng-
halaukan orang Amori yang ada di sana. 40 Lalu Musa memberi Gilead
kepada Makhir bin Manasye dan diamlah ia di sana. 41 Yair, anak Manasye,
pergi merebut dusun-dusunnya dan menamainya Hawot-Yair. 42 Nobah pergi
merebut Kenat dengan segala anak kotanya dan menamainya Nobah
menurut namanya sendiri.
Di sini,
1. Musa merundingkan masalah ini dengan Eleazar, dan dengan
Yosua yang akan menjadi penerusnya, sebab mengetahui bahwa
ia sendiri tidak akan hidup untuk melihat masalah ini betul-betul
dirampungkan (ay. 28-30). Musa memberi mereka tanah
dengan sebuah syarat, dan menyerahkannya kepada Yosua, jika
mereka memenuhi syarat itu, untuk menyatakan bahwa tanah itu
mutlak menjadi milik mereka: “Jika mereka tidak meyeberang
bersama-sama dengan kamu,” Musa tidak berkata “maka kamu
tidak boleh memberi mereka milik pusaka sama sekali,” melain-
kan “kamu tidak boleh memberi mereka milik pusaka yang mere-
ka dambakan ini. Jika pasukan mereka tidak mau menyeberang
bersama-sama dengan kamu, maka paksalah seluruh suku untuk
ikut menyeberang, dan biarlah mereka mengambil bagian ber-
sama saudara-saudara mereka, dan bernasib sama seperti sau-
dara-saudara mereka. Haruslah mereka menerima tanah miliknya
di tanah Kanaan, dan hendaklah mereka tidak berharap bahwa
mereka akan mendapat bagian yang baik.” Sesudah itu bani
Ruben dan bani Gad mengulangi janji mereka untuk setia kepada
saudara-saudara mereka (ay. 31-32).
2. Musa menempatkan mereka di tanah yang mereka inginkan. Ia
memberi mereka tanah itu sebagai milik mereka (ay. 33). Di sini
disebutkan pertama kali tentang setengah suku Manasye yang
datang bersama mereka untuk mengambil bagian. Mungkin sebe-
486
lumnya setengah suku Manasye itu tidak ikut dengan mereka
untuk memohon, namun , sebab pada waktu dibagi tanah itu
ternyata terlalu luas untuk mereka, maka setengah suku Manasye
ini mendapat bagian di antara mereka, mungkin atas permintaan
setengah suku Manasye sendiri, atau atas petunjuk ilahi, atau
sebab mereka telah membuat diri mereka menonjol dalam pe-
naklukan negeri ini. Sebab bani Makhir, keluarga yang gagah dan
suka perang, telah merebut Gilead dan menghalaukan orang
Amori (ay. 39). “Biarlah mereka memenangkannya dan mengena-
kannya, mendapatkannya dan merebutnya.” Dan, sebab mereka
termasyhur akan keperkasaan dan keberanian mereka, maka
demi keamanan bersama mereka ditempatkan di kubu pertahan-
an negeri ini. Mengenai pemukiman suku-suku ini amatilah,
(1) Mereka membangun kota-kota, yaitu, memperbaikinya, sebab
mungkin kota-kota itu telah rusak sebab perang, atau orang
Amori telah membiarkannya rusak dan hancur.
(2) Mereka mengubah nama kota-kota itu (ay. 38), mungkin
untuk menunjukkan kewenangan mereka, supaya perubahan
nama kota-kota itu dapat menandakan perubahan para pemi-
liknya, atau sebab nama kota-kota itu berhubungan dengan
penyembahan berhala, dan mengandung penghormatan ter-
hadap ilah-ilah sampah yang disembah di sana. Nebo dan Baal
yaitu nama para ilah dari kota-kota itu, yang tidak boleh
disebut oleh orang Israel (Kel. 23:13), dan yang, dengan meng-
ubah nama kota-kota ini, berusaha mereka kuburkan hingga
terlupakan. Dan Tuhan berjanji untuk menjauhkan nama para
Baal dari mulut umat-Nya (Hos. 2:16).
Yang terakhir, dapat diamati bahwa, sama seperti suku-
suku ini sekarang ditempatkan terlebih dahulu dibandingkan suku-
suku lainnya, demikian pula, lama Sesudah nya, mereka diang-
kut terlebih dahulu dibandingkan suku-suku lainnya. Kita men-
dapati bahwa mereka diangkut ke Asyur ke dalam pembuang-
an beberapa tahun sebelum suku-suku lainnya (2Raj. 15:29).
Penyeimbangan seperti itulah yang terkadang dilakukan oleh
sang Penyelenggara dalam menyeimbangkan kemakmuran dan
kesusahan. Ia mempertentangkan yang satu dengan yang lain.
PASAL 33
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Sebuah gambaran khusus tentang perjalanan dan persing-
gahan orang Israel, sejak mereka meloloskan diri dari Mesir
sampai masuk ke tanah Kanaan. Perjalanan dan persinggah-
an mereka itu terhitung empat puluh dua kali semuanya,
dengan beberapa peristiwa luar biasa yang terjadi di bebe-
rapa tempat persinggahan atau perkemahan itu (ay. 1-49).
II. Perintah keras yang diberikan kepada mereka untuk meng-
halau keluar semua penduduk negeri Kanaan, yang akan me-
reka taklukkan dan miliki (ay. 50-56). Dengan begitu, bagian
awal dari pasal ini melihat ke belakang pada perjalanan
mereka melalui padang gurun, sedang bagian akhirnya
melihat ke depan kepada bermukimnya mereka di Kanaan.
Tempat-tempat Persinggahan Orang Israel
(33:1-49)
1 Inilah tempat-tempat persinggahan orang Israel, Sesudah mereka keluar dari
tanah Mesir, pasukan demi pasukan, di bawah pimpinan Musa dan Harun;
2 Musa menuliskan perjalanan mereka dari tempat persinggahan ke tempat
persinggahan sesuai dengan titah TUHAN; dan inilah tempat-tempat persing-
gahan mereka dalam perjalanan mereka: 3 Mereka berangkat dari Rameses
pada bulan yang pertama, pada hari yang kelima belas bulan yang pertama
itu; pada hari sesudah Paskah berjalanlah orang Israel keluar, oleh tangan
yang dinaikkan, di depan mata semua orang Mesir, 4 sementara orang Mesir
sedang menguburkan orang-orang yang telah dibunuh TUHAN di antara
mereka, yaitu semua anak sulung; sebab TUHAN telah menjatuhkan hukum-
an-hukuman kepada para Tuhan mereka. 5 Berangkatlah orang Israel dari
Rameses, lalu berkemah di Sukot. 6 Mereka berangkat dari Sukot, lalu ber-
kemah di Etam yang di tepi padang gurun. 7 Mereka berangkat dari Etam,
lalu balik kembali ke Pi-Hahirot yang di depan Baal-Zefon, lalu ber-
kemah di tentangan Migdol. 8 Mereka berangkat dari Pi-Hahirot dan lewat
488
dari tengah-tengah laut ke padang gurun, lalu mereka berjalan tiga hari
perjalanan jauhnya di padang gurun Etam, lalu mereka berkemah di
Mara. 9 Mereka berangkat dari Mara, lalu sampai ke Elim; di Elim ada dua
belas mata air dan tujuh puluh pohon korma; di sanalah mereka berkemah.
10 Mereka berangkat dari Elim, lalu berkemah di tepi Laut Teberau. 11 Mereka
berangkat dari Laut Teberau, lalu berkemah di padang gurun Sin. 12 Mereka
berangkat dari padang gurun Sin, lalu berkemah di Dofka. 13 Mereka berang-
kat dari Dofka, lalu berkemah di Alus. 14 Mereka berangkat dari Alus, lalu
berkemah di Rafidim, dan di sana tidak ada air minum untuk bangsa itu.
15 Mereka berangkat dari Rafidim, lalu berkemah di padang gurun Sinai.
16 Mereka berangkat dari padang gurun Sinai, lalu berkemah di Kibrot-
Taawa. 17 Mereka berangkat dari Kibrot-Taawa, lalu berkemah di Hazerot. 18
Mereka berangkat dari Hazerot, lalu berkemah di Ritma. 19 Mereka berangkat
dari Ritma, lalu berkemah di Rimon-Peros. 20 Mereka berangkat dari Rimon-
Peros, lalu berkemah di Libna. 21 Mereka berangkat dari Libna, lalu berkemah
di Risa. 22 Mereka berangkat dari Risa, lalu berkemah di Kehelata. 23 Mereka
berangkat dari Kehelata, lalu berkemah di Har-Syafer. 24 Mereka berangkat
dari Har-Syafer, lalu berkemah di Harada. 25 Mereka berangkat dari Harada,
lalu berkemah di Makhelot. 26 Mereka berangkat dari Makhelot, lalu berke-
mah di Tahat. 27 Mereka berangkat dari Tahat, lalu berkemah di Tarah.
28 Mereka berangkat dari Tarah, lalu berkemah di Mitka. 29 Mereka berangkat
dari Mitka, lalu berkemah di Hasmona. 30 Mereka berangkat dari Hasmona,
lalu berkemah di Moserot. 31 Mereka berangkat dari Moserot, lalu berkemah
di Bene-Yaakan. 32 Mereka berangkat dari Bene-Yaakan, lalu berkemah di
Hor-Gidgad. 33 Mereka berangkat dari Hor-Gidgad, lalu berkemah di Yotbata.
34 Mereka berangkat dari Yotbata, lalu berkemah di Abrona. 35 Mereka
berangkat dari Abrona, lalu berkemah di Ezion-Geber. 36 Mereka berangkat
dari Ezion-Geber, lalu berkemah di padang gurun Zin, yaitu Kadesh.
37 Mereka berangkat dari Kadesh, lalu berkemah di gunung Hor, di perbatas-
an tanah Edom. 38 saat itu imam Harun naik ke gunung Hor sesuai dengan
titah TUHAN, dan di situ ia mati pada tahun keempat puluh sesudah orang
Israel keluar dari tanah Mesir, pada bulan yang kelima, pada tanggal satu
bulan itu; 39 Harun berumur seratus dua puluh tiga tahun, saat ia mati di
gunung Hor. 40 Pada waktu itu raja negeri Arad, orang Kanaan itu, yang
tinggal di Tanah Negeb di tanah Kanaan, mendengar kabar tentang kedatang-
an orang Israel. 41 Berangkatlah mereka dari gunung Hor, lalu berkemah di
Zalmona. 42 Mereka berangkat dari Zalmona, lalu berkemah di Funon. 43 Me-
reka berangkat dari Funon, lalu berkemah di Obot. 44 Mereka berangkat dari
Obot, lalu berkemah dekat reruntuhan di Abarim di daerah Moab. 45 Mereka
berangkat dari reruntuhan itu, lalu berkemah di Dibon-Gad. 46 Mereka
berangkat dari Dibon-Gad, lalu berkemah di Almon-Diblataim. 47 Mereka
berangkat dari Almon-Diblataim, lalu berkemah di pegunungan Abarim di
depan Nebo. 48 Mereka berangkat dari pegunungan Abarim, lalu berkemah di
dataran Moab di tepi sungai Yordan dekat Yerikho. 49 Mereka berkemah di
tepi sungai Yordan, dari Bet-Yesimot sampai ke Abel-Sitim di dataran Moab.
Ayat-ayat ini melihat kembali secara ringkas seluruh perjalanan
orang Israel melalui padang gurun. Kisah itu memang pantas dike-
nang dan dirangkum seperti itu. Rangkuman kenangan itu dipelihara
untuk menghormati Tuhan yang telah menuntun mereka, dan untuk
membesarkan hati angkatan-angkatan selanjutnya. Amatilah di sini,
Kitab Bilangan 33:1-49
489
I. Bagaimana catatan tentang kisah perjalanan itu tersimpan: Musa
menuliskan perjalanan mereka dari tempat persinggahan ke tempat
persinggahan (ay. 2). saat mereka memulai perjalanan yang me-
lelahkan ini, Tuhan memerintahkan Musa untuk terus menulis
buku harian, dan memasukkan ke dalamnya semua kejadian luar
biasa yang terjadi dalam perjalanan mereka. Dengan begitu, Musa
sendiri bisa merasa puas saat membacanya kembali, dan orang
lain bisa mendapat pengajaran saat catatan itu dibagikan. Akan
bermanfaat bagi orang-orang Kristen secara perorangan, namun
terutama bagi mereka yang pekerjaannya berhadapan dengan
orang banyak, untuk menuliskan penyelenggaraan Tuhan terhadap
mereka, yaitu rangkaian belas kasih yang terus-menerus mereka
alami. Terutama segala peralihan dan perubahan yang telah men-
jadikan beberapa hari dalam kehidupan mereka lebih luar biasa.
Ingatan kita dapat menipu, sehingga membutuhkan pertolongan
ini, supaya kita dapat mengingat seluruh perjalanan yang kita la-
kukan atas kehendak TUHAN, Tuhan kita, di padang gurun (Ul. 8:2).
II. Apa yang Musa catat itu. Catatannya dimulai dari keberangkatan
orang Israel keluar dari Mesir, terus dilanjutkan dengan perjalan-
an melalui padang gurun, dan berakhir di dataran Moab, tempat
mereka sedang berkemah sekarang saat kejadian dalam pasal
ini terjadi.
1. Beberapa hal diamati di sini mengenai keberangkatan mereka
dari Mesir, yang diingatkan kepada mereka dalam segala ke-
sempatan, sebagai sebuah karya ajaib yang tidak pernah boleh
dilupakan.
(1) Bahwa mereka keluar, pasukan demi pasukan (ay. 1),
pasukan rakyat jelata, seperti tentara dengan panji-panji.
(2) Di bawah tangan Musa dan Harun, pembimbing mereka,
pengawas mereka, dan pemimpin mereka, di bawah Tuhan .
(3) Oleh tangan yang dinaikkan, sebab tangan Tuhan teracung
tinggi bertindak untuk mereka, dan di depan mata semua
orang Mesir (ay. 3). Mereka tidak pergi dengan sembunyi-
sembunyi (Yes. 52:12), namun dengan menentang musuh-
musuh mereka. Tuhan telah membuat mereka menjadi batu
yang begitu memberatkan bagi musuh-musuh mereka itu,
490
sehingga musuh-musuh itu tidak dapat, tidak mau, dan
tidak berani, melawan mereka.
(4) Mereka berangkat pergi saat orang-orang Mesir sedang
menguburkan, atau setidak-tidaknya sedang bersiap-siap,
untuk menguburkan anak-anak sulung mereka (ay. 4).
Mungkin mereka berniat untuk terus manawan orang
Israel, namun Tuhan memberi pekerjaan lain untuk mereka
lakukan. Mereka hendak menguburkan anak-anak sulung
Tuhan , namun Tuhan membuat mereka menguburkan anak-
anak sulung mereka sendiri.
(5) Kepada semua tulah Mesir, ditambahkan di sini bahwa
TUHAN juga telah menjatuhkan hukuman-hukuman kepada
para Tuhan mereka. Berhala-berhala yang mereka sembah,
ada kemungkinan, sudah dirobohkan, seperti yang kemu-
dian terjadi pada Dagon di hadapan tabut Tuhan. Dan me-
reka tidak dapat meminta petunjuk lagi kepada berhala-
berhala itu mengenai perkara besar yang sedang menimpa
mereka ini. Inilah mungkin yang dirujuk dalam Yesaya
19:1, berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya.
2. Mengenai perjalanan-perjalanan mereka menuju Kanaan.
Amatilah,
(1) Mereka terus-menerus berpindah tempat. Sesudah berkemah
sebentar di satu tempat, mereka meninggalkan tempat itu
menuju tempat lain. Seperti itulah keadaan kita di dunia ini.
Di sini kita tidak memiliki tempat tinggal yang tetap.
(2) Sebagian besar jalan mereka harus melewati padang gu-
run, yang tidak berpenghuni, tidak pernah dilewati orang,
dan bahkan tidak menyediakan bahan-bahan pokok untuk
kehidupan manusia. Hal ini semakin mengagungkan hik-
mat dan kuasa Tuhan , sebab oleh pimpinan dan kemurah-
an-Nya yang menakjubkan, beribu-ribu orang Israel tidak
hanya bertahan hidup selama empat puluh tahun di tem-
pat yang sunyi sepi itu, namun juga keluar setidak-tidaknya
sama banyak dan sama kuatnya seperti saat mereka
masuk. Pada awalnya mereka berkemah di tepi padang
gurun (ay. 6), namun sesudahnya mereka berkemah di
tengah-tengahnya. Melalui kesulitan-kesulitan kecil, Tuhan
mempersiapkan umat-Nya untuk kesulitan-kesulitan yang
Kitab Bilangan 33:50-56
491
lebih besar. Kita mendapati mereka di padang gurun Etam
(ay. 8), Sin (ay. 11), Sinai (ay. 15). Kepindahan-kepindahan
kita di dunia ini hanyalah dari satu padang gurun ke
padang gurun lain.
(3) Mereka dibawa ke sana kemari, maju mundur, seperti di
jalan yang simpang siur atau berkelok-kelok, namun se-
lama itu mereka ada di bawah pimpinan tiang awan dan
api. Tuhan membuat mereka berputar-putar (Ul. 32:10, KJV),
dan sekalipun begitu Ia menuntun mereka ke jalan yang
benar (Mzm. 107:7). Jalan yang diambil Tuhan dalam mem-
bawa umat-Nya kepada diri-Nya selalu merupakan jalan
yang terbaik, meskipun tidak selalu tampak bagi kita seba-
gai jalan yang terdekat.
(4) Beberapa peristiwa disebutkan dalam catatan harian ini,
seperti ketiadaan air di Rafidim (ay. 14), kematian Harun
(ay. 38-39), serangan raja Arad (ay. 40). Dan nama Kibrot-
Taawa – kuburan nafsu (ay. 16) itu sendiri, memiliki
cerita yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di sana.
Demikianlah kita harus terus mengingat penyelenggaraan
Tuhan menyangkut kita dan keluarga kita, kita dan negeri
kita, dan banyak contoh dari penjagaan ilahi yang telah
menuntun kita, memberi kita makan, dan memelihara kita,
selama bertahun-tahun hingga saat ini. Sitim, tempat di
mana bangsa itu berdosa dalam hal Peor (25:1), di sini
disebut Abel-Sitim. Abel berarti berkabung (seperti dalam Kej.
50:11), dan ada kemungkinan tempat ini disebut demikian
sebab orang-orang Israel yang baik berkabung sebab dosa
itu, dan sebab murka Tuhan terhadap mereka sebab nya.
Begitu dalam perkabungan mereka saat itu tempat itu pun
dinamakan demikian.
Orang-orang Kanaan Dihukum
(33:50-56)
50 TUHAN berfirman kepada Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan
dekat Yerikho: 51 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada
mereka: jika kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah Kanaan,
52 maka haruslah kamu menghalau semua penduduk negeri itu dari depan-
mu dan membinasakan segala batu berukir kepunyaan mereka; juga harus-
lah kamu membinasakan segala patung tuangan mereka dan memusnahkan
segala bukit pengorbanan mereka. 53 Haruslah kamu menduduki negeri itu
492
dan diam di sana, sebab kepadamulah Kuberikan negeri itu untuk diduduki.
54 Maka haruslah kamu membagi negeri itu sebagai milik pusaka dengan
membuang undi menurut kaummu: kepada yang besar jumlahnya haruslah
kamu memberi milik pusaka yang besar, dan kepada yang kecil jumlah-
nya haruslah kamu memberi milik pusaka yang kecil; yang ditunjuk oleh
undi bagi masing-masing, itulah bagian undiannya; menurut suku nenek
moyangmu haruslah kamu membagi milik pusaka itu. 55 namun jika kamu
tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang
kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di mata-
mu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesat-
kan kamu di negeri yang kamu diami itu. 56 Maka akan Kulakukan kepada-
mu seperti yang Kurancang melakukan kepada mereka.”
saat orang Israel ada di padang gurun, terpisahnya mereka sepe-
nuhnya dari semua bangsa lain menjauhkan mereka dari godaan
pada penyembahan berhala. Dan mungkin inilah satu hal yang men-
jadi tujuan terkurungnya mereka di padang gurun untuk waktu yang
lama, supaya dengan demikian berhala-berhala Mesir terlupakan,
dan orang-orang Israel seolah-olah dijemur dan dimurnikan supaya
tidak terjangkiti penyakit itu. Dan angkatan yang masuk ke Kanaan
akan menjadi orang-orang yang tidak pernah mengetahui kejahatan-
kejahatan Iblis yang dalam itu. namun , sekarang mereka akan menye-
berangi sungai Yordan, dan masuk kembali ke dalam godaan berhala
itu, sehingga sebab itu,
1. Mereka di sini diperintahkan dengan keras untuk menghancurkan
sehabis-habisnya semua sisa penyembahan berhala. Mereka tidak
hanya harus menghalau semua penduduk negeri itu, supaya dapat
memiliki negeri mereka, namun juga harus merusak semua batu
berukir dan patung tuangan orang-orang itu, dan memusnahkan
segala bukit pengorbanan mereka (ay. 52). Mereka tidak boleh
membiarkan satu pun dari sisa-sisa penyembahan berhala itu,
sekalipun itu dengan maksud sebagai tugu peringatan akan za-
man dulu untuk memuaskan keingin-tahuan, atau sebagai per-
hiasan rumah, atau untuk mainan anak-anak mereka. Sebalik-
nya, mereka harus menghancurkan semuanya, baik sebagai tan-
da rasa benci dan jijik terhadap penyembahan berhala, maupun
untuk mencegah agar mereka tidak tergoda untuk menyembah
patung-patung itu beserta semua Tuhan palsu yang digambarkan-
nya. Juga, supaya jangan mereka tergoda untuk menyembah
Tuhan Israel dengan memakai patung-patung dan gambar-gambar
seperti itu.
Kitab Bilangan 33:50-56
493
2. Mereka diberi jaminan, bahwa jika mereka menghancurkan se-
mua sisa penyembahan berhala itu, maka Tuhan secara perlahan-
lahan akan membuat mereka sepenuhnya memiliki tanah perjan-
jian (ay. 53-54). Jika mereka mau menjaga diri tetap murni dari
berhala-berhala Kanaan, maka Tuhan akan memperkaya mereka
dengan kekayaan Kanaan. Jangan belajar dari jalan mereka, dan
jangan takut terhadap kekuatan mereka.
3. Mereka diancam, bahwa jika mereka menyayangkan berhala-ber-
hala ataupun penyembah-penyembah berhala, maka mereka akan
dipukul dengan tongkat mereka sendiri, dan dosa mereka pasti
akan menjadi hukuman mereka sendiri. Jika mereka menyayang-
kan berhala-berhala dan para penyembahnya,
(1) Mereka seperti membesarkan ular-ular dalam pangkuan mere-
ka sendiri (ay. 55). Sisa-sisa orang Kanaan, jika mereka
mengadakan persekutuan dengan orang-orang itu, meskipun
itu hanya gencatan senjata, akan menjadi selumbar di mata
mereka dan duri yang menusuk lambung mereka. Yaitu, orang-
orang Kanaan dalam segala kesempatan akan menyusahkan
mereka, menghina mereka, merampok mereka, dan, dengan
segenap kekuatan, akan melakukan kejahatan di antara mere-
ka. Bersiap-siaplah kita menerima kesusahan dan penderitaan
dari suatu perbuatan dosa yang kita jalani. Apa yang kita
biarkan menggoda kita, akan kita dapati menyusahkan kita.
(2) Tuhan yang benar akan memutar roda untuk menggilas orang
Israel, roda yang semula dimaksudkan-Nya untuk meremuk-
kan orang Kanaan: Akan Kulakukan kepadamu seperti yang
Kurancang melakukan kepada mereka (ay. 56). Diniatkan oleh
Tuhan bahwa orang Kanaan tidak boleh lagi memiliki negeri itu.
namun jika orang Israel mengikuti kebiasaan mereka, dan
mempelajari jalan mereka, maka hak kepemilikan mereka
akan dicabut, sebab murka Tuhan dengan sewajarnya akan
lebih besar melawan mereka dibandingkan melawan orang Kanaan
sendiri. Marilah kita dengarkan ini, dan menjadi takut. Jika
kita tidak mengusir dosa, maka dosa akan mengusir kita. Jika
kita tidak mematikan hawa nafsu kita, maka hawa nafsu kita
akan mematikan jiwa kita.
PASAL 34
alam pasal ini Tuhan memberi petunjuk kepada Musa, dan Musa
harus mengarahkan Israel,
I. Mengenai batas-batas tanah Kanaan (ay. 1-15).
II. Mengenai pembagiannya kepada suku-suku Israel (ay. 16, dst.).
Batas-batas Kanaan
(34:1-15)
1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Perintahkanlah kepada orang Israel dan
katakanlah kepada mereka: jika kamu masuk ke negeri Kanaan, maka
inilah negeri yang akan jatuh kepadamu sebagai milik pusaka, yaitu tanah
Kanaan menurut batas-batasnya. 3 Adapun sisi selatanmu ialah dari padang
gurun Zin menyusur Edom, maka batas selatanmu mulai dari ujung Laut
Asin di sebelah timur. 4 Lalu batasmu membelok di selatan pendakian Akra-
bim, terus ke Zin dan berakhir di sebelah selatan Kadesh-Barnea. Sesudah
itu ia mencapai Hazar-Adar, dan terus ke Azmon. 5 lalu batas itu mem-
belok dari Azmon ke sungai Mesir dan berakhir ke laut. 6 Batas baratmu
ialah laut besar dan pantainya; itulah batas baratmu. 7 Inilah batas utaramu:
mulai dari laut besar haruslah kamu buat tanda batas ke gunung Hor, 8 dari
gunung Hor harus kamu buat tanda batas ke jalan yang menuju ke Hamat,
lalu batas itu mencapai Zedad. 9 lalu batas itu mencapai Zifron dan
berakhir di Hazar-Enan; itulah batas utaramu. 10 Sebagai batasmu di sebelah
timur haruslah kamu membuat tanda batas dari Hazar-Enan ke Sefam.
11 Dari Sefam batas itu turun ke Ribla, di sebelah timur Ain; lalu batas
itu turun lagi dan mencapai tebing danau Kineret di sebelah timur. 12 Lalu
batas itu turun ke sungai Yordan dan berakhir di Laut Asin. Itulah negerimu
menurut batas-batasnya sekeliling.” 13 Musa memerintahkan kepada orang
Israel: “Itulah negeri yang akan kamu bagi sebagai milik pusaka dengan
membuang undi, yang diperintahkan TUHAN untuk diberikan kepada suku
yang sembilan setengah itu. 14 Sebab suku bani Ruben menurut puak-puak
mereka dan suku bani Gad menurut puak-puak mereka telah menerima
milik pusakanya; juga suku Manasye yang setengah itu telah menerimanya.
15 Dua setengah suku itu telah menerima milik pusaka mereka di seberang
sungai Yordan di dekat Yerikho, ke sebelah timur.”
D
496
Kita mendapati di sini rancangan khusus tentang garis batas untuk
mengukur tanah Kanaan di semua sisi. Tuhan mengarahkan Musa
untuk menetapkan garis batas itu, bukan sebagai seorang ahli ilmu
bumi dengan petanya, untuk sekadar memuaskan hati orang yang
ingin tahu, melainkan sebagai seorang pemimpin yang memiliki
kuasa atas pembagian harta milik, supaya semua orang tahu apa
yang berlaku dan apa yang disampaikan. Ada milik pusaka yang jauh
lebih luas yang dijanjikan kepada mereka, yang pada waktunya akan
mereka miliki jika mereka taat, yang bahkan sampai menjangkau
sungai Efrat (Ul. 11:24). Dan kekuasaan Israel bahkan benar-benar
meluas sejauh itu pada zaman Daud dan Salomo (2Taw. 9:26). namun
milik pusaka yang digambarkan di sini hanyalah Kanaan, yang meru-
pakan bagian untuk sembilan setengah suku, sebab dua setengah
suku lainnya sudah mendapatkan bagian mereka (ay. 14-15). Nah,
mengenai batas-batas Kanaan itu amatilah,
I. Bahwa Kanaan dibatasi dalam batas-batas tertentu: sebab Tuhan
menentukan batas-batas kediaman kita (Kis. 17:26). Batas-batas
itu ditentukan untuk mereka,
1. Supaya mereka tahu siapa yang tanahnya harus mereka
kuasai, dan seberapa jauh jangkauan dari perintah penugasan
yang diberikan kepada mereka (33:53), bahwa mereka harus
menghalau penduduk negeri itu. Penduduk yang berada dalam
batas-batas ini, dan hanya orang-orang itu saja, yang harus
mereka hancurkan. Sampai di sini saja pedang mereka yang
berdarah boleh datang, jangan lewat.
2. Supaya mereka tahu apa yang dapat mereka harapkan untuk
mereka miliki. Tuhan tidak ingin membuat umat-Nya memper-
besar keinginan mereka akan harta milik duniawi, namun Ia
ingin membuat mereka tahu kalau mereka sudah mendapat
cukup, dan berpuas diri dengannya. Orang-orang Israel sendiri
tidak boleh tinggal sendirian di dalam negeri, namun harus
menyediakan tempat bagi sesama mereka untuk hidup ber-
dampingan dengan mereka. Tuhan menetapkan batas-batas
pada bagian kita. Jadi marilah kita menetapkan batas-batas
pada keinginan kita, dan menyesuaikan pikiran kita dengan
keadaan kita.
Kitab Bilangan 34:1-15
497
II. Bahwa Kanaan itu terbilang sangat kecil kelilingnya. Menurut
pembatasan di sini, diperkirakan bahwa panjangnya hanya seki-
tar 260 km dan lebarnya sekitar delapan puluh kilometer. Mung-
kin tanah Kanaan tidak lebih dari setengah luas Inggris, namun
sekalipun begitu inilah negeri yang dijanjikan kepada bapak orang
beriman dan yang menjadi milik keturunan Israel. Inilah sebidang
tanah kecil yang hanya di dalamnya, selama berabad-abad, Tuhan
dikenal, dan nama-Nya masyhur (Mzm. 76:2). Inilah kebun anggur
Tuhan, kebun yang dipagari. Akan namun , sama seperti kebun-
kebun dan kebun-kebun anggur pada umumnya, sempitnya tem-
pat itu diimbangi dengan berlimpah oleh suburnya tanah itu se-
cara luar biasa. Seandainya tidak demikian, tanah itu tidak akan
dapat menghidupi bangsa yang berpenduduk begitu banyak yang
mendiaminya. Jadi lihatlah di sini,
1. Betapa kecilnya bagian dunia yang dimiliki Tuhan bagi diri-Nya
sendiri. Meskipun Dia yang empunya bumi serta segala isinya,
namun sedikit orang yang mengenal-Nya dan beribadah ke-
pada-Nya. namun orang-orang yang sedikit itu berbahagia,
sangat berbahagia, sebab mereka berbuah bagi Tuhan .
2. Betapa kecilnya bagian dari dunia ini yang sering kali diberi-
kan Tuhan kepada umat-Nya sendiri. Orang-orang yang men-
dapat bagian di sorga memiliki alasan untuk puas dengan
bagian yang sangat kecil di bumi ini. Akan namun , di sini pun
sama, apa yang kurang dalam jumlah diimbangi dalam mutu.
Yang sedikit pada orang benar, sebab ia memilikinya dari
kasih Tuhan dan dengan berkat-Nya, jauh lebih baik dan lebih
menghibur dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik
(Mzm. 37:16).
III. Bahwa batas-batas Kanaan dapat diamati.
1. Kanaan sendiri disebut Tanah Permai (Dan. 8:9), namun demi-
kian tanah itu berbatasan dengan padang gurun dan laut, dan
dikelilingi oleh berbagai macam pemandangan yang suram.
Demikian pula kebun anggur jemaat dikelilingi dari segala
penjuru oleh padang gurun dunia ini, yang berguna sebagai
pembanding untuknya, dan membuatnya tampak lebih indah
dipandang.
498
2. Banyak dari batas-batas Kanaan justru menjadi pagar-pagar
pertahanan dan benteng alaminya, sehingga menyulitkan mu-
suh-musuh untuk masuk. Ini menyiratkan kepada Israel, bah-
wa Tuhan semesta alam yaitu pelindung mereka, dan dengan
perkenanan-Nya, Ia akan memagari mereka seperti perisai.
3. Batas itu menjangkau sampai ke sungai Mesir (ay. 5), supaya
dengan memandang negeri itu, yang dapat mereka lihat dari
negeri mereka sendiri, mereka diingatkan akan perbudakan
mereka di sana, dan akan pembebasan mereka yang menak-
jubkan dari sana.
4. Batas mereka yang dibuat di sini dimulai dari Laut Asin (ay. 3),
dan berakhir di sana (ay. 12). Ini yaitu tugu peringatan yang
masih ada dan abadi dari kehancuran Sodom dan Gomora.
Lembah permai dan subur yang di dalamnya kedua kota itu
pernah berdiri sudah menjadi danau, yang tidak pernah kena
tiupan angin apa pun, tidak dilalui kapal, tidak dipenuhi
dengan ikan, dan tidak ada makhluk hidup jenis apa pun yang
ditemukan di dalamnya, dan sebab itu disebut Laut Mati. Ini
yaitu bagian dari batas mereka, supaya laut itu bisa menjadi
peringatan yang tetap bagi mereka untuk berjaga-jaga terha-
dap dosa-dosa yang telah menjadi kehancuran Sodom. Namun
demikian, kejahatan Sodom sesudahnya ditemukan di Israel
(Yeh. 16:49), yang sebab nya Kanaan dijadikan, meskipun
bukan laut garam seperti Sodom, namun tanah yang tandus,
dan terus demikian hingga saat ini.
5. Batas barat mereka yaitu Laut Besar (ay. 6), yang sekarang
disebut Laut Tengah. Sebagian penafsir menganggap bahwa
laut ini sendiri pernah menjadi bagian dari milik mereka, dan
bahwa berdasar pemberian ini, mereka memiliki kekua-
saan atasnya. Dan, seandainya laut itu tidak diambil dari
mereka sebab dosa, mereka bisa menguasai pelayaran di situ.
Pembagian Tanah Kanaan
(34:16-29)
16 TUHAN berfirman kepada Musa: 17 “Inilah nama orang-orang yang harus
membagikan tanah itu kepadamu sebagai milik pusaka: imam Eleazar dan
Yosua bin Nun. 18 Lagi haruslah kamu mengambil seorang pemimpin dari
setiap suku untuk membagikan tanah itu sebagai milik pusaka. 19 Inilah
nama orang-orang itu: dari suku Yehuda: Kaleb bin Yefune; 20 dari suku bani
Kitab Bilangan 34:16-29
499
Simeon: Samuel bin Amihud; 21 dari suku Benyamin: Elidad bin Kislon;
22 dari suku bani Dan seorang pemimpin: Buki bin Yogli; 23 dari anak-anak
Yusuf, yaitu dari suku bani Manasye seorang pemimpin Haniel bin Efod;
24 dan dari suku bani Efraim seorang pemimpin: Kemuel bin Siftan; 25 dari
suku bani Zebulon seorang pemimpin: Elisafan bin Parnah; 26 dari suku bani
Isakhar seorang pemimpin: Paltiel bin Azan; 27 dari suku bani Asyer seorang
pemimpin: Ahihud bin Selomi; 28 dari suku bani Naftali seorang pemimpin:
Pedael bin Amihud. 29 Itulah orang-orang yang diperintahkan TUHAN untuk
membagikan milik pusaka kepada orang Israel di tanah Kanaan.”
Di sini Tuhan menetapkan para petugas untuk membagi-bagi tanah
Kanaan kepada mereka. Penaklukan atas negeri Kanaan dianggap
sudah pasti, meskipun sampai pada saat itu belum pernah ada
pukulan yang dihantamkan kepadanya. Di sini tidak ada pengang-
katan para jendral dan panglima yang harus melaksanakan perang.
Sebab, mereka akan menguasai tanah itu, bukan dengan pedang
atau busur mereka sendiri, melainkan dengan kuasa dan perkenanan
Tuhan . Begitu yakinnya mereka akan kemenangan dan keberhasilan
selama Tuhan berperang bagi mereka hingga sekarang harus disebut-
kan nama-nama orang yang akan diberi kepercayaan untuk mem-
bagi-bagi tanah itu. Yaitu, siapa yang harus memimpin dalam mem-
buang undi, dan menyelesaikan perseteruan-perseteruan yang bisa
saja timbul, dan memastikan bahwa semuanya dilakukan secara adil.
1. Para petugas utama, yang merupakan panitia intinya, yaitu
Eleazar dan Yosua (ay. 17). Mereka melambangkan Kristus, yang,
sebagai imam dan raja, membagi-bagikan Kanaan sorgawi kepada
Israel rohani. Namun demikian, sama seperti mereka harus mene-
rima undi, demikian pula Kristus mengakui bahwa yang menentu-
kan pastilah kehendak Bapa (Mat. 20:23). Bandingkan dengan
Efesus 1:11.
2. Selain kedua orang ini, supaya tidak ada kecurigaan bahwa mere-
ka bertindak berat sebelah, seorang pemimpin dari setiap suku
ditetapkan untuk memeriksa perkara ini, dan untuk memastikan
bahwa suku yang dilayaninya tidak dirugikan dalam hal apa pun.
Perkara-perkara umum harus diatur begitu rupa hingga tidak
hanya memberi hak kepada semua orang, namun juga, jika
memungkinkan, memuaskan hati semua orang bahwa mereka
diperlakukan dengan adil. Berbahagialah sebuah negeri jika
pemimpin-pemimpin rakyatnya bertemu bersama, diwakili dari se-
tiap suku, untuk merundingkan perkara-perkara yang menyang-
kut kepentingan bersama, dan untuk menghasilkan sebuah dasar
500
hukum. Hal ini mendatangkan berkat kehormatan, kenyamanan,
dan keamanan bagi bangsa itu.
3. Sebagian penafsir mencermati, bahwa urutan suku-suku di sini
sangat berbeda dari urutan yang biasa dipakai sampai saat itu.
Urutan yang dipakai di sini sesuai dengan siapa yang menjadi
tetangganya sebagai hasil undi saat dilakukan pembagian atas
tanah itu. Yehuda, Simeon, dan Benyamin, tiga suku yang per-
tama-tama disebutkan di sini, tinggal berdekatan. Milik pusaka
Dan terletak di sebelah mereka pada satu sisi, dan milik pusaka
Efraim dan Manasye pada sisi lain. Zebulun dan Isakhar tinggal
sejajar lebih jauh ke utara. Dan, yang terakhir, Asyer dan Naftali
tinggal paling utara dari semuanya, seperti yang mudah diamati
dengan melihat peta Kanaan. Menurut Uskup Patrick hal ini me-
rupakan bukti bahwa Musa dibimbing oleh Roh ilahi dalam
tulisan-tulisannya. Semua karya Tuhan sudah diketahui-Nya sebe-
lumnya. Apa yang baru dan mengejutkan bagi kita, sudah dilihat-
Nya lebih dahulu dengan sempurna, tanpa kebingungan atau
ketidakpastian.
PASAL 35
etelah sebelumnya diberikan perintah--perintah untuk membagi
tanah Kanaan di antara suku-suku awam,kalau boleh saya me-
nyebut mereka demikian, di sini diberikan perhatian untuk memberi-
kan persediaan yang layak bagi para imam, yaitu suku Lewi, yang
melayani dalam segala perkara yang kudus.
I. Empat puluh delapan kota harus diberikan kepada suku
Lewi, berikut dengan tanah-tanah penggembalaan di seke-
lilingnya, beberapa kota dari setiap suku yang lain (ay. 1-8).
II. Enam kota di antaranya harus dijadikan sebagai kota-kota
perlindungan, bagi siapa saja yang telah membunuh orang
lain dengan tidak sengaja (ay. 9-15). Dalam hukum mengenai
kota-kota perlindungan ini, cermatilah:
1. Dalam perkara apa kota perlindungan tidak diperboleh-
kan, yaitu dalam perkara pembunuhan yang disengaja
(ay. 16-21).
2. Dalam perkara apa kota perlindungan diperbolehkan (ay.
22-24).
3. Apa hukum yang berlaku bagi orang-orang yang berlindung
di dalam kota-kota perlindungan ini (ay. 25, dst.).
Kota-kota Orang Lewi
(35:1-8)
1 TUHAN berfirman kepada Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan di
dekat Yerikho: 2 “Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya dari milik
pusaka kepunyaannya diberikan mereka kota-kota kepada orang Lewi untuk
didiami; juga haruslah kamu memberi kepada orang Lewi tanah-tanah
penggembalaan yang di sekeliling kota-kota itu. 3 Kota-kota itu akan menjadi
kepunyaan mereka untuk didiami dan tanah-tanah penggembalaannya un-
S
502
tuk hewan yang mereka miliki dan untuk segala ternak mereka yang lain.
4 Tanah-tanah penggembalaan kota-kota yang harus kamu berikan kepada
orang Lewi itu ialah dari tembok kota ke luar seribu hasta berkeliling. 5 Di
luar kota itu haruslah kamu mengukur dua ribu hasta di sisi timur dan dua
ribu hasta di sisi selatan dan dua ribu hasta di sisi barat dan dua ribu hasta
di sisi utara, sehingga kota itu berada di tengah-tengah; itulah bagi mereka
tanah-tanah penggembalaan kota-kota. 6 Mengenai kota-kota yang harus
kamu berikan kepada orang Lewi itu, ialah enam kota perlindungan yang
harus kamu berikan, supaya orang pembunuh dapat melarikan diri ke sana;
di samping itu haruslah kamu memberi empat puluh dua kota. 7 Segala
kota yang harus kamu berikan kepada orang Lewi itu berjumlah empat puluh
delapan kota, semuanya dengan tanah-tanah penggembalaannya. 8 Mengenai
kota-kota yang akan kamu berikan dari tanah milik orang Israel, dari suku
yang banyak jumlahnya haruslah kamu ambil banyak, dan dari suku yang
sedikit jumlahnya haruslah kamu ambil sedikit. Setiap suku harus memberi-
kan dari kota-kotanya kepada orang Lewi sekadar milik pusaka yang dibagi-
kan kepadanya.”
Hukum-hukum tentang persepuluhan dan persembahan telah mem-
berikan persediaan yang sangat berlimpah bagi pemeliharaan orang
Lewi. namun janganlah ada yang berpikir, tidak pula dimaksudkan
untuk kebaikan bersama, bahwa saat orang Lewi tiba di Kanaan,
mereka semua harus tinggal di sekitar Kemah Suci, seperti yang telah
mereka lakukan di padang gurun. Oleh sebab itu, perhatian harus
diberikan untuk menyediakan tempat tinggal bagi mareka, yang di
dalamnya mereka dapat hidup dengan nyaman dan berguna. Hal
inilah yang diberi perhatian di sini.
I. Kota-kota ditentukan untuk mereka, dengan tanah-tanah peng-
gembalaannya (ay. 2). Mereka tidak boleh memiliki tanah apa pun
untuk digarap. Mereka tidak perlu menabur dan menuai dan
mengumpulkan bekal dalam lumbung, sebab Bapa mereka yang di
sorga memberi mereka makan dengan persepuluhan dari hasil
pekerjaan orang lain, supaya mereka dapat mempelajari hukum
Taurat dengan lebih khusyuk, dan memiliki lebih banyak waktu
untuk mengajar umat. Sebab mereka tidak diberi makan dengan
begitu mudah supaya mereka bisa hidup bermalas-malasan, me-
lainkan supaya mereka dapat mencurahkan segenap jiwa raga
mereka untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan tidak memu-
singkan diri mereka dengan soal-soal penghidupan mereka.
1. Kota-kota ditentukan untuk mereka, supaya mereka dapat
hidup bersama secara berdekatan, dan berbincang-bincang
tentang hukum Taurat satu dengan yang lain, untuk mem-
bangun satu sama lain. Juga supaya dalam perkara-perkara
Kitab Bilangan 35:1-8
503
yang meragukan mereka dapat meminta petunjuk kepada satu
sama lain, dan dalam semua perkara dapat menguatkan
tangan satu sama lain.
2. Kota-kota ini memiliki tanah-tanah penggembalaan yang diga-
bungkan ke dalamnya untuk ternak mereka (ay. 3), 450 meter
dari tembok kota dipakai sebagai bangunan-bangunan luar
untuk kandang ternak mereka, dan 900 meter lagi dipakai
sebagai padang gembala untuk memberi makan ternak mereka
(ay. 4-5). Demikianlah perhatian diberikan supaya mereka
tidak hanya hidup, namun juga hidup secara berkelimpahan,
dan memiliki segala kemudahan yang mereka inginkan, se-
hingga mereka tidak dipandang rendah oleh para tetangga
mereka.
II. Kota-kota ini harus diberikan kepada mereka dari milik pusaka
setiap suku yang lain (ay. 8).
1. Supaya setiap suku dengan demikian dapat memberi per-
sembahan syukur kepada Tuhan dari tanah milik mereka dan
juga dari harta benda mereka secara pribadi sebab apa yang
diberikan kepada suku Lewi diterima sebagai sesuatu yang
diberikan kepada Tuhan. Dengan demikian harta milik mereka
dikuduskan bagi mereka.
2. Supaya setiap suku dapat memperoleh manfaat dari keberada-
an suku Lewi di antara mereka, yaitu menunjukkan akal budi
yang baik dalam melayani TUHAN. Dengan demikian, terang
itu disebarkan ke seluruh penjuru negeri, dan tak seorang pun
dibiarkan duduk dalam kegelapan (Ul. 33:10). Mereka meng-
ajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub. Kutukan Ya-
kub atas kemarahan Lewi yaitu , aku akan menyerakkan
mereka di antara anak-anak Israel (Kej. 49:7). namun kutukan
itu diubah menjadi berkat, dan suku Lewi, dengan diserakkan
seperti itu, dimampukan untuk melakukan kebaikan yang
jauh lebih besar. Merupakan belas kasihan yang besar bagi
sebuah negeri jika semua wilayahnya dipenuhi kembali
oleh hamba-hamba Tuhan yang setia.
III. Jumlah kota yang ditentukan untuk mereka yaitu empat puluh
delapan semuanya, empat kota dari masing-masing dua belas
suku. Sembilan kota dari suku gabungan Simeon dan Yehuda,
504
tiga kota dari suku Naftali, dan empat kota dari tiap-tiap suku
yang lain, seperti yang dapat disaksikan dalam Yosua 21. Dengan
demikian mereka diberkati dengan pelayanan yang baik, dan
pelayanan itu diberkati dengan pemeliharaan yang menghibur,
bukan hanyadalam persepuluhan, melainkan juga dalam tanah-
tanah penggembalaan. Dan, walaupun Injil tidak begitu terperinci
seperti hukum Taurat dalam hal ini, namun Injil dengan tegas
menetapkan bahwa dia yang menerima pengajaran dalam Firman
harus membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang
yang memberi pengajaran itu (Gal. 6:6).
Kota-kota Perlindungan
(35:9-34)
9 TUHAN berfirman kepada Musa: 10 “Berbicaralah kepada orang Israel dan
katakanlah kepada mereka: jika kamu menyeberangi sungai Yordan ke
tanah Kanaan, 11 maka haruslah kamu memilih beberapa kota yang menjadi
kota-kota perlindungan bagimu, supaya orang pembunuh yang telah mem-
bunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. 12 Kota-
kota itu akan menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut balas,
supaya pembunuh jangan mati, sebelum ia dihadapkan kepada rapat umat
untuk diadili. 13 Dan kota-kota yang kamu tentukan itu haruslah enam buah
kota perlindungan bagimu. 14 Tiga kota harus kamu tentukan di seberang
sungai Yordan sini dan tiga kota harus kamu tentukan di tanah Kanaan;
semuanya kota-kota perlindungan. 15 Keenam kota itu haruslah menjadi
tempat perlindungan bagi orang Israel dan bagi orang asing dan pendatang di
tengah-tengahmu, supaya setiap orang yang telah membunuh seseorang
dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. 16 namun jika ia membu-
nuh orang itu dengan benda besi, sehingga orang itu mati, maka ia seorang
pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. 17 Dan jika ia membunuh orang
itu dengan batu di tangan yang mungkin menyebabkan matinya seseorang,
sehingga orang itu mati, maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu
dibunuh. 18 Atau jika ia membunuh orang itu dengan benda kayu di tangan
yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, sehingga orang itu mati,
maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. 19 Penuntut
darahlah yang harus membunuh pembunuh itu; pada waktu bertemu dengan
dia ia harus membunuh dia. 20 Juga jika ia menumbuk orang itu sebab
benci atau melempar dia dengan sengaja, sehingga orang itu mati, 21 atau
jika ia memukul dia dengan tangannya sebab perasaan permusuhan,
sehingga orang itu mati, maka pastilah si pemukul itu dibunuh; ia seorang
pembunuh; penuntut darah harus membunuh pembunuh itu, pada waktu
bertemu dengan dia. 22 namun jika ia sekonyong-konyong menumbuk orang
itu dengan tidak ada perasaan permusuhan, atau dengan tidak sengaja
melemparkan sesuatu benda kepadanya, 23 atau dengan kurang ingat menja-
tuhkan kepada orang itu sesuatu batu yang mungkin menyebabkan matinya
seseorang, sehingga orang itu mati, sedang dia tidak merasa bermusuh
dengan orang itu dan juga tidak mengikhtiarkan celakanya, 24 maka haruslah
rapat umat mengadili antara orang yang membunuh itu dan penuntut darah,
menurut hukum-hukum ini, 25 dan haruslah rapat umat membebaskan
Kitab Bilangan 35:9-34
505
pembunuh dari tangan penuntut darah, dan haruslah rapat umat mengem-
balikan dia ke kota perlindungan, ke tempat ia telah melarikan diri; di situlah
ia harus tinggal sampai matinya imam besar yang telah diurapi dengan
minyak yang kudus. 26 namun jika terjadi bahwa pembunuh itu keluar dari
batas kota perlindungan, tempat ia melarikan diri, 27 dan penuntut darah
mendapat dia di luar batas kota perlindungannya, dan penuntut darah mem-
bunuh pembunuh itu, maka tidaklah ia berhutang darah, 28 sebab pem-
bunuh itu wajib tinggal di kota perlindungan sampai matinya imam besar,
namun sesudah matinya imam besar bolehlah pembunuh itu kembali ke tanah
kepunyaannya sendiri. 29 Itulah semuanya yang harus menjadi ketetapan
hukum bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu. 30 Setiap
orang yang telah membunuh seseorang haruslah dibunuh sebagai pembunuh
menurut keterangan saksi-saksi, namun kalau hanya satu orang saksi saja
tidak cukup untuk memberi keterangan terhadap seseorang dalam perkara
hukuman mati. 31 Janganlah kamu menerima uang tebusan sebab nyawa
seorang pembunuh yang kesalahannya setimpal dengan hukuman mati,
namun pastilah ia dibunuh. 32 Juga janganlah kamu menerima uang tebusan
sebab seseorang yang telah melarikan diri ke kota perlindungannya, supaya
ia boleh kembali untuk diam di tanahnya sebelum matinya imam besar.
33 Jadi janganlah kamu mencemarkan negeri tempat tinggalmu, sebab darah
itulah yang mencemarkan negeri itu, maka bagi negeri itu tidak dapat diada-
kan pendamaian oleh sebab darah yang tertumpah di sana, kecuali dengan
darah orang yang telah menumpahkannya. 34 Maka janganlah najiskan
negeri tempat kedudukanmu, yang di tengah-tengahnya Aku diam, sebab
Aku, TUHAN, diam di tengah-tengah orang Israel.”
Dalam perikop ini kita mendapati perintah-perintah yang diberikan
mengenai kota-kota perlindungan, yang secara pas digabungkan de-
ngan apa yang disampaikan sebelumnya, sebab kota-kota perlin-
dungan itu semuanya kota Lewi. Dalam bagian ketetapan ini, banyak
terkandung hukum yang baik maupun Injil yang murni.
I. Di sini banyak terkandung hukum yang baik, dalam perkara pem-
bunuhan yang disengaja dan yang tidak disengaja, sebuah per-
kara yang sudah diperhatikan secara khusus oleh hukum dari
segala bangsa. Di sini ditetapkan dan ditentukan, sesuai dengan
rasa keadilan yang lazim:
1. Bahwa pembunuhan yang disengaja harus diganjar hukuman
mati, dan bahwa dalam perkara itu kota perlindungan tidak
boleh disediakan, tebusan tidak boleh diterima, dan juga
peringanan hukuman tidak boleh diberikan: Pastilah pembu-
nuh itu dibunuh (ay. 16). Pembunuhan itu dianggap dilakukan
sebab benci (ay. 20), atau sebab perasaan permusuhan (ay.
21), atas amarah yang tersulut secara tiba-tiba (sebab Juru-
selamat kita menyatakan kemarahan yang terburu nafsu, dan
juga kebencian di dalam hati, sebagai pembunuhan, Mat. 5:21,
506
22). Entah orang itu dibunuh dengan benda besi (ay. 16) atau
benda kayu (ay. 18), atau dengan dilempari batu (ay. 17, 20).
Bahkan, jika seseorang memukulnya sebab perasaan bermu-
suhan, dan itu mengakibatkan kematian, maka hal itu meru-
pakan pembunuhan (ay. 21). Dan sudah menjadi hukum pada
zaman purbakala, selaras dengan hukum alam, bahwa siapa
yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah
oleh manusia (Kej. 9:6). jika kejahatan telah diperbuat,
maka harus ada ganti rugi. Dan, sebab si pembunuh tidak
dapat mengembalikan nyawa orang yang telah dihilangkannya
dengan berbuat jahat, maka nyawanya sendiri harus diambil
sebagai penggantinya. Hal ini bukanlah (seperti yang diba-
yangkan sebagian orang) untuk memuaskan arwah gentayang-
an atau h