bilangan ulangan 14


at untuk kelangsungan hidup mereka. Perhati-
kanlah, apa pun milik kita, Tuhan  harus memperoleh bagian-Nya 
yang semestinya dari milik kita itu. Dan di sini (seperti sebelum-
nya), para prajurit lebih diutamakan dibandingkan  seluruh jemaah 
Israel, sebab  dari bagian jemaah Israel, Tuhan  menuntut satu dari 
setiap lima puluh, namun  dari bagian prajurit, Ia hanya menuntut 
satu dari setiap lima ratus, sebab  jemaah Israel mendapatkan 
bagian mereka dengan mudah, tanpa menghadapi bahaya atau 
berjerih payah. Semakin sedikit kesempatan yang kita miliki un-
tuk memuliakan Tuhan  dengan pelayanan pribadi kita, semakin 
besar diharapkan dari kita untuk memuliakan-Nya dengan harta 
benda kita. Upeti yang dikumpulkan dari yang setengah yang di-
dapat para prajurit diberikan kepada para imam (ay. 29), semen-
tara dari yang setengah yang didapat jemaah Israel diberikan 
kepada orang-orang Lewi (ay. 30). Sebab para imam diambil dari
Kitab Bilangan 31:48-54 
 471 
 antara orang-orang Lewi, seperti halnya para prajurit ini diambil 
dari antara jemaah Israel, untuk melakukan tugas khusus dan 
berbahaya, sehingga imbalan mereka pun disesuaikan sebagai-
mana mestinya. 
Pembagian Hasil Rampasan 
(31:48-54) 
48 Lalu mendekatlah para pemimpin tentara, yaitu  kepala-kepala pasukan 
seribu dan kepala-kepala pasukan seratus, kepada Musa 49 serta berkata ke-
padanya: “Hamba-hambamu ini telah menghitung jumlah prajurit yang ada 
di bawah kuasa kami dan dari mereka tidak ada seorangpun yang hi-
lang. 50 Sebab itu kami mempersembahkan sebagai persembahan kepada 
TUHAN apa yang didapat masing-masing, yaitu  barang-barang emas, gelang 
kaki, gelang tangan, cincin meterai, anting-anting dan kerongsang untuk 
mengadakan pendamaian bagi nyawa kami di hadapan TUHAN.” 51 Maka 
Musa dan imam Eleazar menerima dari mereka emas itu, semuanya barang-
barang tempaan. 52 Dan segala emas persembahan khusus yang dipersem-
bahkan mereka kepada TUHAN, yaitu  yang dari pihak kepala-kepala pasuk-
an seribu dan kepala-kepala pasukan seratus, ada enam belas ribu tujuh 
ratus lima puluh syikal beratnya. 53 namun  prajurit-prajurit itu masing-
masing telah mengambil jarahan bagi dirinya sendiri. 54 Sesudah  Musa dan 
imam Eleazar menerima emas itu dari pihak kepala-kepala pasukan seribu 
dan kepala-kepala pasukan seratus, maka mereka membawanya ke dalam 
Kemah Pertemuan sebagai peringatan di hadapan TUHAN untuk mengingat 
orang Israel. 
Di sini ada contoh yang luar biasa dari kesalehan dan pengabdian 
para pemimpin tentara, para perwira menengah, yang disebut  kepala 
pasukan seribu, dan para perwira bawahan yang merupakan kepala 
pasukan seratus. Mereka datang menghadap Musa sebagai jenderal 
dan panglima besar mereka, dan, meskipun sekarang Musa akan 
pergi meninggalkan panggung dunia, mereka dengan sangat rendah 
hati dan penuh hormat berbicara kepadanya, dengan menyebut diri 
mereka sendiri sebagai hamba-hamba Musa. Kehormatan-kehormat-
an yang telah mereka raih tidak membuat mereka besar kepala, 
hingga membuat mereka melupakan kewajiban mereka kepada Musa. 
Cermatilah dalam pembicaraan mereka dengannya,  
1. Perhatian yang penuh kesalehan yang mereka berikan tentang 
kebaikan Tuhan  yang menakjubkan terhadap mereka dalam pepe-
rangan belum lama ini, dengan menyelamatkan bukan hanya nya-
wa mereka, melainkan juga nyawa semua prajurit yang berada di 
bawah tanggung jawab mereka. Dengan begitu, pada waktu peng-
hitungan kembali jumlah prajurit, tampak tidak ada satu orang 

 472
pun yang hilang (ay. 49). Ini sangat luar biasa, dan mungkin tidak 
ada padanannya dalam sejarah apa pun. Ada ribuan jiwa ter-
ancam bahaya di tengah-tengah medan peperangan, namun tak 
satu pun yang mati, entah oleh pedang musuh atau oleh suatu 
penyakit atau malapetaka. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, dan 
tidak bisa tidak pasti merupakan suatu perbuatan ajaib di mata 
mereka yang menyadari betapa nyawa semua orang, khususnya 
para prajurit, senantiasa ada di tangan mereka. Ini merupakan 
bukti dari perasaan yang lembut yang dimiliki para kepala pasuk-
an ini terhadap prajurit-prajurit mereka, dan bahwa nyawa para 
prajurit itu sangat berharga di mata mereka. Mereka memandang 
sebagai belas kasihan terhadap diri mereka sendiri bahwa tak 
satu pun dari orang-orang yang berada di bawah tanggung jawab 
mereka mengalami petaka. Dari semua yang diserahkan kepada 
mereka, tidak ada seorang pun yang binasa. Begitu pulalah 
berharganya darah para pengikut dan prajurit Kristus bagi-Nya 
(Mzm. 72:14). 
2. Pengakuan yang penuh kesalehan yang mereka buat atas kebaik-
an ini: Sebab itu kami mempersembahkan persembahan kepada 
TUHAN (ay. 50). Persembahan yang mereka bawa berasal dari apa 
yang didapat masing-masing orang, dan semua itu didapat dengan 
jujur di bawah perintah ilahi. Demikianlah setiap orang harus me-
nyisihkan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka peroleh dari 
Tuhan  (1Kor. 16:2). Sebab di tempat Tuhan  menabur karunia-karu-
nia kemurahan-Nya secara berlimpah, di situ Ia menanti untuk 
menuai buah-buah kesalehan dan kasih kita secara berlimpah 
pula. Pertama-tama Kemah Suci, dan lalu  Bait Suci diperin-
dah dan diperkaya dengan hasil-hasil rampasan yang diperoleh 
dari musuh-musuh Israel, seperti yang dilakukan oleh Daud 
(2Sam. 8:11-12), dan para pemimpin pasukannya (1Taw. 26:26-
27). Kita tidak boleh mengambil apa pun untuk diri kita sendiri, 
baik dalam perang maupun perdagangan, yang sebagiannya tidak 
dapat kita sisihkan secara jujur untuk Tuhan , yang membenci 
perampasan dan kecurangan. Akan namun , jika  Tuhan  dengan 
luar biasa telah menjaga dan menyejahterakan kita, Ia menanti 
kita untuk memberi  suatu persembahan syukurtertentu ke-
pada-Nya. Mengenai persembahan ini, 
(1) Para kepala pasukan mempersembahkannya untuk mengada-
kan pendamaian bagi nyawa mereka (ay. 50). Mereka tidak 
Kitab Bilangan 31:48-54 
 473 
datang kepada Musa untuk menuntut imbalan atas jasa baik 
yang telah mereka perbuat dalam menjalankan pembalasan 
Tuhan terhadap Midian, atau untuk menegakkan piala-piala 
kemenangan agar nama-nama mereka sendiri tetap abadi. Se-
baliknya, mereka mempersembahkan persembahan untuk 
mengadakan pendamaian bagi nyawa mereka, sebab  mereka 
sadar, seperti yang harus disadari oleh orang-orang terbaik 
bahkan dalam pelayanan-pelayanan mereka yang terbaik se-
kalipun, bahwa mereka bercacat cela dalam menjalankan ke-
wajiban mereka. Ini bukan hanya dalam perkara yang mem-
buat mereka ditegur (ay. 14), melainkan juga dalam banyak 
perkara. Sebab sebetulnya , di bumi tidak ada orang yang 
saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa. 
(2) Musa menerima persembahan itu, dan menyimpannya dalam 
Kemah Pertemuan sebagai peringatan untuk mengingat orang 
Israel (ay. 54), yaitu , sebagai tugu peringatan akan kebaikan 
Tuhan  terhadap mereka, agar mereka dapat terdorong untuk 
mempercayai-Nya dalam peperangan mereka selanjutnya. Per-
sembahan itu juga bisa menjadi tugu ucapan syukur mereka 
terhadap Tuhan  yaitu korban persembahan dikatakan sebagai 
ingat-ingatan, agar Ia, sebab  berkenan akan pengakuan yang 
penuh syukur atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan 
ini, dapat meneruskan dan mengulangi belas kasihan-Nya 
kepada mereka.   
 
  
  
 
 
 
 
 
 
PASAL 32  
Pada pasal ini kita mendapati,  
I. Permohonan yang penuh kerendahan hati dari suku Ruben 
dan Gad untuk mendapat milik pusaka di tepi sungai Yordan 
di mana orang Israel sedang berkemah sekarang (ay. 1-5).  
II. Kesalahpahaman Musa atas permohonan mereka (ay. 6-15).  
III. Penjelasan mereka tentang permohonan mereka itu, dan 
bagaimana mereka menyatakannya dengan benar  (ay. 16-19). 
IV. Dikabulkannya permohonan mereka dengan beberapa  keten-
tuan dan batasan yang mereka usulkan sendiri (ay. 20, dst.). 
Permohonan Bani Ruben 
(32:1-15) 
1 Adapun bani Ruben dan bani Gad ternaknya banyak, bahkan sangat ba-
nyak sekali. saat  mereka melihat tanah Yaezer dan tanah Gilead, tampak-
lah tempat itu tempat yang baik untuk peternakan. 2 Lalu datanglah bani 
Gad dan bani Ruben dan berkata kepada Musa, imam Eleazar dan para pe-
mimpin umat itu: 3 “Atarot, Dibon, Yaezer, Nimra, Hesybon, Eleale, Sebam, Nebo dan 
Beon, 4 negeri yang telah dikalahkan oleh TUHAN untuk umat Israel, itulah 
suatu negeri yang baik untuk peternakan dan hamba-hambamu ini memang 
ada ternaknya.” 5 Lagi kata mereka: “Jika kami mendapat kasihmu, biarlah 
negeri ini diberikan kepada hamba-hambamu ini sebagai milik; janganlah 
kami harus pindah ke seberang sungai Yordan.” 6 Jawab Musa kepada bani 
Gad dan bani Ruben itu: “Masakan saudara-saudaramu pergi berperang dan 
kamu tinggal di sini? 7 Mengapa kamu hendak membuat enggan hati orang 
Israel untuk menyeberang ke negeri yang diberikan TUHAN kepada mereka?  
8 Demikian juga dilakukan bapa-bapamu, saat  aku menyuruh mereka dari 
Kadesh-Barnea untuk melihat-lihat negeri itu; 9 mereka berjalan sampai ke 
lembah Eskol, melihat-lihat negeri dan membuat enggan hati orang Israel, 
sehingga mereka tidak mau pergi ke negeri yang diberikan TUHAN kepada 
mereka. 10 Maka bangkitlah murka TUHAN pada waktu itu dan Ia bersum-
pah: 11 Bahwasanya orang-orang yang telah berjalan dari Mesir, yang ber-
umur dua puluh tahun ke atas, tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan 
dengan bersumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, oleh sebab  mereka 

 476
tidak mengikut Aku dengan sepenuh hatinya, 12 kecuali Kaleb bin Yefune, 
orang Kenas itu, dan Yosua bin Nun, sebab keduanya mengikut TUHAN de-
ngan sepenuh hatinya. 13 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN kepada orang 
Israel, sehingga Ia membuat mereka mengembara di padang gurun empat puluh 
tahun lamanya, sampai habis mati segenap angkatan yang telah berbuat jahat 
di mata TUHAN. 14 Dan sekarang kamu bangkit ganti bapa-bapamu, suatu 
kawanan orang-orang berdosa, untuk menambah lagi murka TUHAN yang 
menyala-nyala kepada orang Israel itu. 15 Jika kamu berbalik membelakangi 
Dia, maka kamu akan lebih lama lagi dibiarkan-Nya tinggal di padang gurun 
dan kamu akan membawa kemusnahan atas seluruh bangsa ini.” 
 
Perkemahan orang Israel sekarang didirikan di dataran Moab, di 
mana mereka terus tinggal berbulan-bulan lamanya, dengan melihat 
ke belakang pada penaklukan-penaklukan yang sudah mereka buat 
atas negeri Sihon dan Og, dan dengan melihat ke depan ke tanah 
Kanaan, yang mereka harap akan mereka kuasai sebentar lagi. Se-
waktu mereka membuat pertahanan ini, dan sedang beristirahat se-
jenak, perkara besar mengenai pembagian negeri-negeri yang telah 
mereka taklukkan dirundingkan bersama-sama dan dituntaskan di 
sini. Hal itu tidak dilakukan berdasar  perintah atau ketetapan 
tertentu dari Tuhan , melainkan atas tindakan dan permohonan khu-
sus dari dua suku. Sesudah  perdebatan yang panjang yang timbul ka-
renanya, Musa pun mengabulkan permohonan mereka. Sebab bah-
kan pada saat itu, saat  ada begitu banyak yang dilakukan melalui 
penampakan-penampakan yang luar biasa dari Penyelenggaraan 
Ilahi, banyak hal diserahkan pada pimpinan akal budi manusia. 
Sebab Tuhan , dalam memerintah dunia maupun jemaat, memanfaat-
kan nalar manusia, dan memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri mela-
luinya. 
I. Di sini ada permohonan yang diajukan oleh bani Ruben dan bani 
Gad, bahwa negeri yang belum lama ini sudah mereka duduki, 
dan yang menjadi milik orang Israel bersama berdasar  hak 
penaklukan, dapat diberikan kepada mereka secara khusus se-
bagai milik pusaka mereka. berdasar  pengertian umum yang 
mereka miliki tentang tanah perjanjian, mereka mengira bahwa 
sebanyak inilah yang kira-kira akan menjadi bagian mereka. Bani 
Ruben dan bani Gad berkemah di bawah panji yang sama, dan 
dengan begitu memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mem-
bandingkan catatan-catatan mereka, dan menyelesaikan perkara 
ini di antara mereka sendiri. Dalam ayat pertama, bani Rubenlah 
yang pertama kali disebut, namun  sesudahnya bani Gadlah yang 
Kitab Bilangan 32:1-15 
 477 
pertama kali disebut (ay. 2, 25, 31). Mungkin sebab  bani Gadlah 
yang pertama kali mengajukan permohonan dan yang paling ber-
hasrat untuk itu, atau sebab  mereka yaitu  juru bicara yang 
lebih baik dan lebih pandai dalam mengaturnya, sebab bani 
Ruben masih berada di bawah hukuman Yakub, tidak lagi dia 
yang terutama. Dua hal yang lazim di dunia ini mendorong kedua 
suku ini untuk membuat pilihan ini dan mengajukan permohonan 
ini, yaitu keinginan mata dan keangkuhan hidup (1Yoh. 2:16).  
1. Keinginan mata. Tanah yang mereka dambakan ini tidak 
hanya menjulang permai, dan menyenangkan kelihatannya, 
melainkan juga baik untuk makanan dan untuk pakan ternak. 
Dan mereka memiliki ternak yang sangat banyak, lebih dari 
suku-suku lainnya, diduga sebab  mereka membawa lebih 
banyak ternak dari tanah Mesir dibandingkan  suku-suku lainnya. 
namun  itu empat puluh tahun yang lalu, dan jumlah ternak 
bertambah dan berkurang dalam waktu yang kurang dari itu. 
Oleh sebab itu, saya lebih berpikir bahwa mereka telah men-
jadi peternak-peternak yang lebih baik di padang gurun, telah 
merawat ternak mereka dengan lebih baik, lebih memperhati-
kan ternak mereka, dan tidak begitu rakus seperti tetangga-
tetangga mereka dalam memakan kumpulan kambing dom-
ba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang 
yang tambun. Sekarang mereka, Sesudah  memiliki ternak yang 
banyak ini, menginginkan tanah yang sebanding. Banyak nas 
Kitab Suci berbicara tentang tanah Basan dan tanah Gilead 
sebagai tempat-tempat yang terkenal akan ternaknya. Tanah-
tanah ini telah dikenal demikian pada waktu itu, dan oleh 
sebab itu suku-suku ini berharap bahwa tanah-tanah ini akan 
baik juga untuk mereka, dan apa pun yang akan terjadi, di 
sinilah mereka ingin mendapat bagian mereka. Calvin yang 
bijak dalam menilai berpikir bahwa ada banyak kekeliruan 
dalam pemikiran yang mendasari tindakan mereka, dan bahwa 
mereka lebih mengedepankan kenyamanan mereka sendiri 
dibandingkan  kebaikan bersama. Bahwa mereka tidak peduli pada 
kehormatan dan kepentingan orang Israel, dan janji yang di-
buat kepada Abraham mengenai tanah Kanaan, tepatnya di-
sebut demikian, seperti yang seharusnya. Dan masih saja 
terjadi bahwa banyak orang mencari kepentingannya sen-
diri dibandingkan  kepentingan Kristus Yesus (Flp. 2:21). Juga bah-

 478
wa banyak orang dipengaruhi oleh kepentingan dan keuntung-
an duniawi untuk menerima  sesuatu yang kurang dari tanah 
Kanaan sorgawi. Mereka begitu sehati dengan dunia ini, dan 
dengan hal-hal yang terlihat, yang bersifat sementara. Mereka 
berkata, “betapa bahagianya kami berada di sini,” dan dengan 
begitu mereka kehilangan apa yang kekal sebab  tidak berusa-
ha mencarinya. Lot memilih menurut pandangan mata seperti 
itu, dan menderita sebab  pilihannya. Kalau kita ingin memilih 
bagian kita dengan benar, maka kita harus melihat melampaui 
hal-hal yang kasat mata. 
2. Mungkin ada sesuatu yang berbau keangkuhan hidup dalam 
permohonan mereka ini. Ruben yaitu  anak sulung dari 
Israel, namun  ia telah kehilangan hak kesulungannya. beberapa  
suku yang lain, dan suku Yehuda terutama, telah naik me-
lebihi suku Ruben, sehingga suku Ruben tidak dapat meng-
harapkan bagian yang terbaik di tanah Kanaan. Oleh sebab 
itu, untuk menyelamatkan bayang-bayang hak kesulungan, 
Sesudah  kehilangan wujud nyatanya, suku Ruben di sini lang-
sung menyambar bagian yang pertama, walaupun tanah itu di 
luar tanah Kanaan, dan jauh dari Kemah Suci. Begitu pula 
Esau menjual hak kesulungannya, namun demikian ia dila-
yani pertama kali dengan sebuah milik pusaka di pegunungan 
Seir. Suku Gad yaitu  keturunan dari anak sulung Zilpa, dan 
sama-sama penuntut seperti suku Ruben. Manasye juga ada-
lah anak sulung, namun  ia tahu bahwa ia harus dipudarkan 
oleh Efraim adiknya, dan sebab  itu dia juga ingin mendapat-
kan yang utama. 
II. Ketidaksenangan Musa akan permohonan ini, dan teguran keras 
yang ia berikan untuknya, sebagai seorang pemimpin dan nabi 
yang setia. 
1. Harus diakui bahwa prima facie – pada pandangan pertama, 
hal ini terlihat buruk, terutama kata-kata penutup dari permo-
honan mereka: Janganlah kami harus pindah ke seberang 
sungai Yordan (ay. 5).  
(1) Kelihatannya perkataan itu timbul dari dasar pemikiran 
yang buruk, yaitu penghinaan terhadap tanah perjanjian, 
yang begitu ingin dilihat oleh Musa sendiri, dan juga keti-
Kitab Bilangan 32:1-15 
 479 
dakpercayaan pada kuasa Tuhan  untuk menghalau orang 
Kanaan. Seolah-olah suatu bagian di tanah yang mereka 
ketahui, dan yang telah ditaklukkan, lebih diidamkan dari-
pada suatu bagian di tanah yang tidak mereka ketahui, 
dan yang masih belum ditaklukkan. Seekor burung dalam 
genggaman sama nilainya dengan dua ekor burung di 
semak-semak. Tampak ada ketamakan juga dalam permo-
honan mereka itu. Sebab apa yang bersikeras mereka 
minta yaitu  apa yang bagus untuk ternak mereka. Hal itu 
juga memperlihatkan pengabaian mereka terhadap sau-
dara-saudara mereka, seolah-olah mereka tidak peduli 
akan apa yang terjadi dengan Israel, selama kebutuhan 
mereka sendiri tercukupi. 
(2) Perkataan mereka bisa saja berakibat buruk. Orang-orang 
bisa saja menangkap isyarat-isyarat yang tidak benar dari 
perkataan itu, dan memberi kesan bahwa jumlah mereka 
sedikit, padahal jumlah mereka penuh, untuk menghadapi 
orang Kanaan. namun  betapa tidak imbangnya peperangan 
itu jika mereka harus melepaskan dua setengah suku yaitu 
lebih dari seperlima kekuatan mereka, di seberang sungai 
Yordan sini. Hal ini juga akan menjadi contoh yang buruk. 
Jika mereka harus diberi tanah seperti itu, segera Sesudah  
tanah itu ditaklukkan, maka suku-suku lainnya bisa saja 
membuat permintaan dan tuntutan yang sama, dan de-
ngan begitu pembagian tanah yang biasa dilakukan dengan 
undi akan didahului sebelum waktunya. 
2. Oleh sebab itu, Musa sangat marah terhadap mereka, dan hal 
ini harus dihubungkan dengan semangatnya yang penuh ke-
salehan untuk melawan dosa, dan bukan dengan  sikap yang 
suka berkeluh kesah, akibat dari umur tua, sebab kelemah-
lembutannya tidak berkurang, seperti juga kekuatan raganya.  
(1) Musa menunjukkan kepada mereka apa yang dipahaminya 
sebagai kejahatan dalam permohonan ini, bahwa hal itu 
akan mengecilkan hati saudara-saudara mereka (ay. 6-7). 
“Apa?” serunya, dengan amarah yang kudus atas sikap me-
reka yang mementingkan diri sendiri. “Masakan saudara-
saudaramu pergi berperang, dan memperhadapkan diri 
mereka pada segala kesusahan dan bahaya di medan pepe-

 480
rangan, dan kamu tinggal di sini dengan nyaman? Tidak, 
jangan menipu dirimu sendiri. Aku tidak akan memanja-
kan kalian dalam kemalasan dan kepengecutan ini.” Sung-
guh buruk jika ada orang dari bangsa Israel milik Tuhan  
duduk tanpa ambil peduli terhadap berbagai urusan sau-
dara-saudara mereka yang sulit dan berbahaya, baik yang 
bersifat umum maupun pribadi. 
(2) Musa mengingatkan mereka akan akibat-akibat yang me-
matikan dari ketidakpercayaan dan kekecutan hati bapak 
leluhur mereka, saat  tinggal selangkah lagi mereka me-
masuki tanah Kanaan, seperti halnya mereka sekarang ini. 
Musa menceritakan kembali kisah itu dengan sangat ter-
perinci (ay. 8-13): “Demikian juga dilakukan bapa-bapamu, 
yang penghukumannya harus menjadi peringatan bagimu 
untuk berjaga-jaga supaya tidak berbuat dosa dengan cara 
yang sama seperti yang telah mereka perbuat.” 
(3) Musa memberi mereka peringatan yang baik mengenai ma-
lapetaka yang kemungkinan akan terjadi sesudah  pemi-
sahan yang hendak mereka buat dari perkemahan Israel 
ini. Mereka ditakutkan akan mendatangkan murka atas 
seluruh jemaat, dan membuat mereka bergegas kembali ke 
padang gurun (ay. 14-15): “Sekarang kamu bangkit ganti 
bapa-bapamu untuk memandang rendah negeri yang indah 
itu dan menolaknya seperti mereka, pada saat kami ber-
harap kamu bangkit ganti mereka untuk mendudukinya.” 
Sungguh membesarkan hati Musa melihat betapa banyak-
nya orang bertambah dalam suku-suku ini, namun  sungguh 
mengecilkan hatinya melihat bahwa bersamaan dengan itu, 
bertambah pula orang-orang berdosa, yang mengikuti jejak 
kedurhakaan bapa-bapa mereka. Sungguh menyedihkan 
melihat angkatan yang baru muncul dalam berbagai ke-
luarga dan bangsa bukan hanya tidak lebih baik, namun  
juga lebih buruk dibandingkan  angkatan sebelumnya. Lalu apa 
akibatnya? Ah, hal itu menambah lagi murka TUHAN yang 
menyala-nyala. Perbuatan mereka itu tidak hanya mem-
buat api murka itu terus menyala-nyala, namun  juga mem-
buatnya semakin besar, dan memenuhi takaran, sering kali 
sampai meluap menjadi air bah kehancuran. Perhatikan-
lah, kalau saja orang merenungkan seperti yang seharus-
Kitab Bilangan 32:16-27 
 481 
nya, apa yang akan menjadi kesudahan dari dosa, mereka 
pasti akan takut pada permulaan-permulaan dosa. 
Persyaratan dan Persetujuan 
(32:16–27) 
16 namun  mendekatlah mereka kepadanya serta berkata: “Kami hendak men-
dirikan kandang-kandang kambing domba di sini untuk ternak kami dan 
kota-kota untuk anak-anak kami, 17 namun  kami sendiri akan mempersenjatai 
diri dan dengan bersegera kami akan berjalan di depan orang Israel, sampai 
kami membawa mereka ke tempatnya; sementara itu anak-anak kami akan 
tinggal dalam kota-kota yang berkubu oleh sebab  penduduk negeri ini;  
18 kami tidak akan pulang ke rumah kami, sampai setiap orang Israel mem-
peroleh milik pusakanya; 19 sebab kami tidak mau menerima milik pusaka di 
seberang sungai Yordan sana dan seterusnya, jika  kami mendapat milik 
pusaka di seberang sungai Yordan sini, di sebelah timur.” 20 Lalu berkatalah 
Musa kepada mereka: “Jika kamu hendak berbuat demikian, jika kamu 
hendak mempersenjatai diri untuk berperang di hadapan TUHAN, 21 dan 
setiap orang dari kamu yang telah bersenjata hendak menyeberangi sungai 
Yordan di hadapan TUHAN, sampai Ia menghalau musuh-musuh-Nya dari 
hadapan-Nya, 22 sehingga negeri itu takluk ke hadapan TUHAN, dan jika ke-
mudian kamu pulang, maka akan bebaslah kamu dari kewajibanmu kepada 
TUHAN dan kepada Israel, dan negeri ini pun akan menjadi milikmu di 
hadapan TUHAN. 23 namun  jika kamu tidak berbuat demikian, sebetulnya  
kamu berdosa kepada TUHAN, dan kamu akan mengalami, bahwa dosamu itu 
akan menimpa kamu. 24 Dirikanlah kota-kota bagi anak-anakmu dan kandang-
kandang bagi kambing dombamu, dan perbuatlah apa yang telah kamu 
ucapkan.” 25 Maka berkatalah bani Gad dan bani Ruben itu kepada Musa: 
“Hamba-hambamu ini akan berbuat seperti yang diperintahkan tuanku.  
26 Anak-anak dan isteri-isteri kami, ternak dan hewan kami akan tinggal di sini 
di kota-kota Gilead, 27 namun  hamba-hambamu ini akan menyeberang di 
hadapan TUHAN untuk bertempur, yaitu  setiap orang yang bersenjata untuk 
berperang, seperti yang dikatakan tuanku.” 
Di sini kita mendapati penyelesaian masalah antara Musa dan kedua 
suku, mengenai pemukiman mereka di seberang sungai Yordan sini. 
Mungkin para pemohon itu undur diri terlebih dahulu, dan berun-
ding di antara mereka sendiri tentang jawaban apa yang harus mere-
ka berikan untuk menanggapi teguran keras yang telah diberikan 
Musa kepada mereka. Sesudah  sedikit banyak berunding, mereka 
kembali dengan usulan ini, bahwa para prajurit mereka akan pergi 
dan membantu saudara-saudara mereka dalam menaklukkan tanah 
Kanaan, dan mereka akan meninggalkan sanak keluarga mereka 
serta hewan ternak mereka di tanah ini. Dan dengan demikian mere-
ka bisa mendapatkan apa yang mereka minta, tanpa menimbulkan 
masalah. Nah, tidaklah pasti apakah mereka merancang hal ini sejak 
dari awal saat  mereka membawa permohonan mereka atau tidak. 

 482
Jika mereka merancangnya sejak dari awal, ini merupakan contoh 
betapa sering apa yang dimaksudkan dengan tulus, disalahartikan 
secara tidak menyenangkan. Namun Musa dalam hal ini dapat di-
maklumi, sebab beralasan baginya untuk menyangka yang terburuk 
dari mereka, dan teguran yang diberikannya kepada mereka timbul 
dari kehati-hatiannya yang melimpah untuk mencegah dosa. Akan 
namun , jika mereka tidak merancangnya sejak dari awal, ini merupa-
kan contoh tentang dampak baik dari menangani perkara secara 
terang-terangan. Musa, dengan menunjukkan dosa mereka kepada 
mereka, dan bahaya dari dosa itu, menuntun mereka pada kewajiban 
mereka tanpa mereka bersungut-sungut atau berbantah-bantah. Me-
reka tidak keberatan bahwa saudara-saudara mereka sanggup me-
lawan orang Kanaan tanpa bantuan mereka, terutama sebab  mereka 
yakin bahwa Tuhan  berperang untuk mereka. namun  mereka melibat-
kan diri mereka sendiri untuk berdiri membela saudara-saudara 
mereka. 
I. Usulan mereka sangat baik dan penuh kemurahan hati, dan 
begitu rupa hingga, bukannya mengecilkan, namun  justru mem-
besarkan hati saudara-saudara mereka. 
1. Bahwa prajurit-prajurit mereka, yang layak untuk berperang, 
akan mempersenjatai diri dan dengan bersegera berjalan di 
depan orang Israel menuju tanah Kanaan. Mereka sama sekali 
tidak akan meninggalkan orang Israel, namun  justru, jika itu 
dianggap baik, mereka akan memimpin orang Israel, dan akan 
menjadi yang terdepan dalam semua usaha yang berbahaya. 
Mereka sama sekali bukan tidak percaya atau memandang 
rendah penaklukan tanah Kanaan, namun  mereka justru akan 
membantu penaklukan itu dengan kesiapan dan ketetapan 
hati yang sepenuh-penuhnya. 
2. Bahwa mereka akan meninggalkan keluarga dan ternak mere-
ka yang hanya akan menjadi beban bagi perkemahan mereka, 
dan dengan begitu mereka akan menjadi lebih berguna bagi 
saudara-saudara mereka (ay. 16). 
3. Bahwa mereka tidak akan kembali ke tanah milik mereka 
sebelum penaklukan atas tanah Kanaan selesai (ay. 18). 
Saudara-saudara mereka harus mendapatkan bantuan terbaik 
dari mereka selama yang mereka butuhkan. 
Kitab Bilangan 32:16-27 
 483 
4. Bahwa sekalipun begitu mereka tidak akan mengharapkan 
bagian apa pun dari tanah yang masih belum ditaklukkan (ay. 
19): “Kami tidak mau menerima milik pusaka bersama mereka, 
tidak pula, dengan berdalih ingin membantu mereka dalam 
peperangan, menuntut bagian bersama mereka di tanah itu. 
Tidak, kami akan puas dengan milik pusaka kami di seberang 
sungai Yordan sini, dan akan ada bagian yang jauh lebih 
banyak lagi di seberang sana untuk mereka.” 
II. Musa sebab  itu mengabulkan permohonan mereka, atas pertim-
bangan bahwa mereka akan memegang teguh usulan-usulan mere-
ka. 
1. Musa bersikeras bahwa mereka tidak boleh meletakkan sen-
jata mereka sampai saudara-saudara mereka meletakkan sen-
jata mereka. Mereka berjanji untuk mempersenjatai diri dan 
berjalan di depan orang Israel (ay. 17). “Bukan itu saja,” kata 
Musa, “engkau akan mempersenjatai diri dan berjalan di ha-
dapan TUHAN (ay. 20-21). Ini lebih merupakan perkara Tuhan  
dibandingkan  perkara saudara-saudaramu, dan kepada Dialah eng-
kau harus mengarahkan pandangan, bukan kepada mereka 
saja.” Di hadapan TUHAN, yaitu , di hadapan tabut Tuhan, 
tanda kehadiran-Nya, yang, nampaknya, mereka bawa ber-
sama mereka dalam peperangan dengan orang Kanaan, dan 
yang tepat di hadapannya kedua suku ini ditempatkan, seperti 
yang kita dapati dalam urutan barisan mereka (2:10, 17). 
2. Dengan syarat ini Musa memberi  tanah ini sebagai milik 
mereka, dan memberi tahu mereka bahwa mereka akan bebas 
dari kewajiban kepada TUHAN dan kepada Israel (ay. 22). 
Mereka akan memiliki tanah itu, dan dosa ataupun kesalahan 
tidak akan melekat kepadanya, baik itu dosa di hadapan Tuhan  
maupun kesalahan di hadapan orang Israel. Dan, apa pun 
yang kita miliki, sungguh baik jika kita bisa memilikinya tanpa 
kesalahan seperti itu. Akan namun ,  
3. Musa memperingatkan mereka akan bahaya yang mengintai 
jika mereka tidak menepati apa yang mereka katakan: “Jika 
kamu gagal, kamu berdosa kepada TUHAN (ay. 23), dan bukan 
hanya kepada saudara-saudaramu, dan kamu akan meng-
alami, bahwa dosamu itu akan menimpa kamu.” Yaitu, “Tuhan  
pasti akan mengadakan perhitungan denganmu sebab  per-

 484
buatanmu ini, walaupun kamu mungkin menganggap remeh 
hal itu.” Perhatikanlah, dosa tanpa diragukan lagi akan me-
nimpa si pendosa cepat atau lambat. Oleh sebab itu, kita 
berkepentingan untuk mencari tahu dosa-dosa kita, supaya 
kita dapat bertobat darinya dan meninggalkannya, agar jangan 
sampai dosa-dosa kita menimpa kita hingga menghancurkan 
dan mempermalukan  kita. 
III. Mereka dengan suara bulat menyetujui syarat dan ketentuan itu, 
dan benar-benar, seperti yang tampak dalam penggambarannya, 
mengikat diri untuk melaksanakannya, dengan sebuah janji yang 
khidmat: Hamba-hambamu ini akan berbuat seperti yang diperin-
tahkan tuanku (ay. 25). Semua saudara mereka telah menyum-
bang bantuan untuk menaklukkan negeri ini, yang ingin mereka 
miliki. Oleh sebab itu, mereka mengakui bahwa mereka wajib, 
dalam keadilan, untuk membantu saudara-saudara mereka dalam 
menaklukkan negeri yang akan menjadi milik saudara-saudara 
mereka. Sesudah  menerima kebaikan, kita harus membalasnya, 
walaupun tidak disyaratkan seperti itu saat  kita menerimanya. 
Kita dapat menduga bahwa janji ini dipahami, pada kedua belah 
pihak, dengan begitu rupa hingga tidak mewajibkan semua orang 
yang terhitung dalam suku-suku ini untuk pergi berperang, me-
lainkan hanya orang-orang yang paling layak untuk peperangan 
itu, yang akan paling berguna, sementara sebagian orang harus 
ditinggal untuk mengolah tanah dan menjaga negeri. Dan itulah 
sebabnya kita tahu bahwa sekitar empat puluh ribu orang dari 
dua setengah suku itu pergi berperang (Yos. 4:13), sementara 
jumlah mereka secara keseluruhan yaitu  sekitar seratus ribu. 
Milik Pusaka Bani Ruben 
(32:28–42) 
28 Lalu Musa memberi perintah mengenai mereka kepada imam Eleazar dan 
kepada Yosua bin Nun, dan kepada kepala-kepala puak dari suku-suku 
Israel, 29 kata Musa kepada mereka: “Jika bani Gad dan bani Ruben itu telah 
menyeberangi sungai Yordan bersama-sama dengan kamu untuk berperang 
di hadapan TUHAN, yaitu  semuanya orang yang bersenjata untuk berperang, 
dan jika negeri itu telah takluk kepadamu, maka haruslah kamu memberi  
tanah Gilead kepada mereka sebagai milik. 30 namun  jika mereka tidak menye-
berang dengan bersenjata bersama-sama dengan kamu, maka haruslah 
mereka menerima tanah miliknya di tengah-tengahmu di tanah Kanaan.”
Kitab Bilangan 32:28-42 
 485 
31 Lalu bani Gad dan bani Ruben itu menjawab: “Apa yang difirman-
kan TUHAN kepada hamba-hambamu ini akan kami lakukan. 32 Kami sendiri 
akan menyeberang dengan bersenjata di hadapan TUHAN ke tanah Kanaan, 
namun  bagi kami tetaplah tanah milik pusaka kami di seberang sungai 
Yordan sini.” 33 Lalu Musa memberi  kepada mereka, kepada bani 
Gad, kepada bani Ruben dan kepada setengah suku Manasye bin Yusuf: 
kerajaan Sihon, raja orang Amori, dan kerajaan Og, raja Basan, yaitu  negeri 
mereka beserta kota-kotanya di seluruh negeri itu, dengan daerah-daerah 
setiap kota itu. 34 Maka bani Gad membangun kota-kota Dibon, Atarot, 
Aroer, 35 Atarot-Sofan, Yaezer, Yogbeha, 36 Bet-Nimra, Bet-Haran, sebagai 
kota-kota yang berkubu dan sebagai tempat kandang-kandang kambing 
domba. 37 Dan bani Ruben membangun kota-kota Hesybon, Eleale, Kiryataim, 
38 Nebo, Baal-Meon, – dengan mengganti nama-namanya--dan Sibma; dan 
mereka memberi nama lain kepada kota-kota yang dibangun mereka itu.  
39 Bani Makhir bin Manasye pergi ke Gilead; mereka merebutnya dan meng-
halaukan orang Amori yang ada di sana. 40 Lalu Musa memberi  Gilead 
kepada Makhir bin Manasye dan diamlah ia di sana. 41 Yair, anak Manasye, 
pergi merebut dusun-dusunnya dan menamainya Hawot-Yair. 42 Nobah pergi 
merebut Kenat dengan segala anak kotanya dan menamainya Nobah 
menurut namanya sendiri. 
Di sini, 
1. Musa merundingkan masalah ini dengan Eleazar, dan dengan 
Yosua yang akan menjadi penerusnya, sebab  mengetahui bahwa 
ia sendiri tidak akan hidup untuk melihat masalah ini betul-betul 
dirampungkan (ay. 28-30). Musa memberi  mereka tanah 
dengan sebuah syarat, dan menyerahkannya kepada Yosua, jika 
mereka memenuhi syarat itu, untuk menyatakan bahwa tanah itu 
mutlak menjadi milik mereka: “Jika mereka tidak meyeberang 
bersama-sama dengan kamu,” Musa tidak berkata “maka kamu 
tidak boleh memberi mereka milik pusaka sama sekali,” melain-
kan “kamu tidak boleh memberi mereka milik pusaka yang mere-
ka dambakan ini. Jika pasukan mereka tidak mau menyeberang 
bersama-sama dengan kamu, maka paksalah seluruh suku untuk 
ikut menyeberang, dan biarlah mereka mengambil bagian ber-
sama saudara-saudara mereka, dan bernasib sama seperti sau-
dara-saudara mereka. Haruslah mereka menerima tanah miliknya 
di tanah Kanaan, dan hendaklah mereka tidak berharap bahwa 
mereka akan mendapat bagian yang baik.” Sesudah itu bani 
Ruben dan bani Gad mengulangi janji mereka untuk setia kepada 
saudara-saudara mereka (ay. 31-32).  
2. Musa menempatkan mereka di tanah yang mereka inginkan. Ia 
memberi mereka tanah itu sebagai milik mereka (ay. 33). Di sini 
disebutkan pertama kali tentang setengah suku Manasye yang 
datang bersama mereka untuk mengambil bagian. Mungkin sebe-

 486
lumnya setengah suku Manasye itu tidak ikut dengan mereka 
untuk memohon, namun , sebab  pada waktu dibagi tanah itu 
ternyata terlalu luas untuk mereka, maka setengah suku Manasye 
ini mendapat bagian di antara mereka, mungkin atas permintaan 
setengah suku Manasye sendiri, atau atas petunjuk ilahi, atau 
sebab  mereka telah membuat diri mereka menonjol dalam pe-
naklukan negeri ini. Sebab bani Makhir, keluarga yang gagah dan 
suka perang, telah merebut Gilead dan menghalaukan orang 
Amori (ay. 39). “Biarlah mereka memenangkannya dan mengena-
kannya, mendapatkannya dan merebutnya.” Dan, sebab  mereka 
termasyhur akan keperkasaan dan keberanian mereka, maka 
demi keamanan bersama mereka ditempatkan di kubu pertahan-
an negeri ini. Mengenai pemukiman suku-suku ini amatilah,  
(1) Mereka membangun kota-kota, yaitu, memperbaikinya, sebab 
mungkin kota-kota itu telah rusak sebab  perang, atau orang 
Amori telah membiarkannya rusak dan hancur. 
(2) Mereka mengubah nama kota-kota itu (ay. 38), mungkin 
untuk menunjukkan kewenangan mereka, supaya perubahan 
nama kota-kota itu dapat menandakan perubahan para pemi-
liknya, atau sebab  nama kota-kota itu berhubungan dengan 
penyembahan berhala, dan mengandung penghormatan ter-
hadap ilah-ilah sampah yang disembah di sana. Nebo dan Baal 
yaitu  nama para ilah dari kota-kota itu, yang tidak boleh 
disebut oleh orang Israel (Kel. 23:13), dan yang, dengan meng-
ubah nama kota-kota ini, berusaha mereka kuburkan hingga 
terlupakan. Dan Tuhan  berjanji untuk menjauhkan nama para 
Baal dari mulut umat-Nya (Hos. 2:16). 
Yang terakhir, dapat diamati bahwa, sama seperti suku-
suku ini sekarang ditempatkan terlebih dahulu dibandingkan  suku-
suku lainnya, demikian pula, lama Sesudah nya, mereka diang-
kut terlebih dahulu dibandingkan  suku-suku lainnya. Kita men-
dapati bahwa mereka diangkut ke Asyur ke dalam pembuang-
an beberapa tahun sebelum suku-suku lainnya (2Raj. 15:29). 
Penyeimbangan seperti itulah yang terkadang dilakukan oleh 
sang Penyelenggara dalam menyeimbangkan kemakmuran dan 
kesusahan. Ia mempertentangkan yang satu dengan yang lain.  
 
PASAL 33  
Dalam pasal ini kita mendapati,  
I. Sebuah gambaran khusus tentang perjalanan dan persing-
gahan orang Israel, sejak mereka meloloskan diri dari Mesir 
sampai masuk ke tanah Kanaan. Perjalanan dan persinggah-
an mereka itu terhitung empat puluh dua kali semuanya, 
dengan beberapa peristiwa luar biasa yang terjadi di bebe-
rapa tempat persinggahan atau perkemahan itu (ay. 1-49).  
II. Perintah keras yang diberikan kepada mereka untuk meng-
halau keluar semua penduduk negeri Kanaan, yang akan me-
reka taklukkan dan miliki (ay. 50-56). Dengan begitu, bagian 
awal dari pasal ini melihat ke belakang pada perjalanan 
mereka melalui padang gurun, sedang  bagian akhirnya 
melihat ke depan kepada bermukimnya mereka di Kanaan. 
Tempat-tempat Persinggahan Orang Israel 
(33:1-49)  
1 Inilah tempat-tempat persinggahan orang Israel, Sesudah  mereka keluar dari 
tanah Mesir, pasukan demi pasukan, di bawah pimpinan Musa dan Harun;  
2 Musa menuliskan perjalanan mereka dari tempat persinggahan ke tempat 
persinggahan sesuai dengan titah TUHAN; dan inilah tempat-tempat persing-
gahan mereka dalam perjalanan mereka: 3 Mereka berangkat dari Rameses 
pada bulan yang pertama, pada hari yang kelima belas bulan yang pertama 
itu; pada hari sesudah Paskah berjalanlah orang Israel keluar, oleh tangan 
yang dinaikkan, di depan mata semua orang Mesir, 4 sementara orang Mesir 
sedang menguburkan orang-orang yang telah dibunuh TUHAN di antara 
mereka, yaitu  semua anak sulung; sebab TUHAN telah menjatuhkan hukum-
an-hukuman kepada para Tuhan  mereka. 5 Berangkatlah orang Israel dari 
Rameses, lalu berkemah di Sukot. 6 Mereka berangkat dari Sukot, lalu ber-
kemah di Etam yang di tepi padang gurun. 7 Mereka berangkat dari Etam, 
lalu balik kembali ke Pi-Hahirot yang di depan Baal-Zefon, lalu  ber-
kemah di tentangan Migdol. 8 Mereka berangkat dari Pi-Hahirot dan lewat 

 488
dari tengah-tengah laut ke padang gurun, lalu mereka berjalan tiga hari 
perjalanan jauhnya di padang gurun Etam, lalu  mereka berkemah di 
Mara. 9 Mereka berangkat dari Mara, lalu sampai ke Elim; di Elim ada dua 
belas mata air dan tujuh puluh pohon korma; di sanalah mereka berkemah. 
10 Mereka berangkat dari Elim, lalu berkemah di tepi Laut Teberau. 11 Mereka 
berangkat dari Laut Teberau, lalu berkemah di padang gurun Sin. 12 Mereka 
berangkat dari padang gurun Sin, lalu berkemah di Dofka. 13 Mereka berang-
kat dari Dofka, lalu berkemah di Alus. 14 Mereka berangkat dari Alus, lalu 
berkemah di Rafidim, dan di sana tidak ada air minum untuk bangsa itu.  
15 Mereka berangkat dari Rafidim, lalu berkemah di padang gurun Sinai.  
16 Mereka berangkat dari padang gurun Sinai, lalu berkemah di Kibrot-
Taawa. 17 Mereka berangkat dari Kibrot-Taawa, lalu berkemah di Hazerot. 18 
Mereka berangkat dari Hazerot, lalu berkemah di Ritma. 19 Mereka berangkat 
dari Ritma, lalu berkemah di Rimon-Peros. 20 Mereka berangkat dari Rimon-
Peros, lalu berkemah di Libna. 21 Mereka berangkat dari Libna, lalu berkemah 
di Risa. 22 Mereka berangkat dari Risa, lalu berkemah di Kehelata. 23 Mereka 
berangkat dari Kehelata, lalu berkemah di Har-Syafer. 24 Mereka berangkat 
dari Har-Syafer, lalu berkemah di Harada. 25 Mereka berangkat dari Harada, 
lalu berkemah di Makhelot. 26 Mereka berangkat dari Makhelot, lalu berke-
mah di Tahat. 27 Mereka berangkat dari Tahat, lalu berkemah di Tarah.  
28 Mereka berangkat dari Tarah, lalu berkemah di Mitka. 29 Mereka berangkat 
dari Mitka, lalu berkemah di Hasmona. 30 Mereka berangkat dari Hasmona, 
lalu berkemah di Moserot. 31 Mereka berangkat dari Moserot, lalu berkemah 
di Bene-Yaakan. 32 Mereka berangkat dari Bene-Yaakan, lalu berkemah di 
Hor-Gidgad. 33 Mereka berangkat dari Hor-Gidgad, lalu berkemah di Yotbata. 
34 Mereka berangkat dari Yotbata, lalu berkemah di Abrona. 35 Mereka 
berangkat dari Abrona, lalu berkemah di Ezion-Geber. 36 Mereka berangkat 
dari Ezion-Geber, lalu berkemah di padang gurun Zin, yaitu Kadesh.  
37 Mereka berangkat dari Kadesh, lalu berkemah di gunung Hor, di perbatas-
an tanah Edom. 38 saat  itu imam Harun naik ke gunung Hor sesuai dengan 
titah TUHAN, dan di situ ia mati pada tahun keempat puluh sesudah orang 
Israel keluar dari tanah Mesir, pada bulan yang kelima, pada tanggal satu 
bulan itu; 39 Harun berumur seratus dua puluh tiga tahun, saat  ia mati di 
gunung Hor. 40 Pada waktu itu raja negeri Arad, orang Kanaan itu, yang 
tinggal di Tanah Negeb di tanah Kanaan, mendengar kabar tentang kedatang-
an orang Israel. 41 Berangkatlah mereka dari gunung Hor, lalu berkemah di 
Zalmona. 42 Mereka berangkat dari Zalmona, lalu berkemah di Funon. 43 Me-
reka berangkat dari Funon, lalu berkemah di Obot. 44 Mereka berangkat dari 
Obot, lalu berkemah dekat reruntuhan di Abarim di daerah Moab. 45 Mereka 
berangkat dari reruntuhan itu, lalu berkemah di Dibon-Gad. 46 Mereka 
berangkat dari Dibon-Gad, lalu berkemah di Almon-Diblataim. 47 Mereka 
berangkat dari Almon-Diblataim, lalu berkemah di pegunungan Abarim di 
depan Nebo. 48 Mereka berangkat dari pegunungan Abarim, lalu berkemah di 
dataran Moab di tepi sungai Yordan dekat Yerikho. 49 Mereka berkemah di 
tepi sungai Yordan, dari Bet-Yesimot sampai ke Abel-Sitim di dataran Moab. 
Ayat-ayat ini melihat kembali secara ringkas seluruh perjalanan 
orang Israel melalui padang gurun. Kisah itu memang pantas dike-
nang dan dirangkum seperti itu. Rangkuman kenangan itu dipelihara 
untuk menghormati Tuhan  yang telah menuntun mereka, dan untuk 
membesarkan hati angkatan-angkatan selanjutnya. Amatilah di sini, 
Kitab Bilangan 33:1-49 
 489 
I.   Bagaimana catatan tentang kisah perjalanan itu tersimpan: Musa 
menuliskan perjalanan mereka dari tempat persinggahan ke tempat 
persinggahan (ay. 2). saat  mereka memulai perjalanan yang me-
lelahkan ini, Tuhan  memerintahkan Musa untuk terus menulis 
buku harian, dan memasukkan ke dalamnya semua kejadian luar 
biasa yang terjadi dalam perjalanan mereka. Dengan begitu, Musa 
sendiri bisa merasa puas saat  membacanya kembali, dan orang 
lain bisa mendapat pengajaran saat  catatan itu dibagikan. Akan 
bermanfaat bagi orang-orang Kristen secara perorangan, namun  
terutama bagi mereka yang pekerjaannya berhadapan dengan 
orang banyak, untuk menuliskan penyelenggaraan Tuhan  terhadap 
mereka, yaitu rangkaian belas kasih yang terus-menerus mereka 
alami. Terutama segala peralihan dan perubahan yang telah men-
jadikan beberapa hari dalam kehidupan mereka lebih luar biasa. 
Ingatan kita dapat menipu, sehingga membutuhkan pertolongan 
ini, supaya kita dapat mengingat seluruh perjalanan yang kita la-
kukan atas kehendak TUHAN, Tuhan  kita, di padang gurun (Ul. 8:2). 
II. Apa yang Musa catat itu. Catatannya dimulai dari keberangkatan 
orang Israel keluar dari Mesir, terus dilanjutkan dengan perjalan-
an melalui padang gurun, dan berakhir di dataran Moab, tempat 
mereka sedang berkemah sekarang saat  kejadian dalam pasal 
ini terjadi. 
1. Beberapa hal diamati di sini mengenai keberangkatan mereka 
dari Mesir, yang diingatkan kepada mereka dalam segala ke-
sempatan, sebagai sebuah karya ajaib yang tidak pernah boleh 
dilupakan.  
(1) Bahwa mereka keluar, pasukan demi pasukan (ay. 1), 
pasukan rakyat jelata, seperti tentara dengan panji-panji.  
(2) Di bawah tangan Musa dan Harun, pembimbing mereka, 
pengawas mereka, dan pemimpin mereka, di bawah Tuhan .  
(3) Oleh tangan yang dinaikkan, sebab tangan Tuhan  teracung 
tinggi bertindak untuk mereka, dan di depan mata semua 
orang Mesir (ay. 3). Mereka tidak pergi dengan sembunyi-
sembunyi (Yes. 52:12), namun  dengan menentang musuh-
musuh mereka. Tuhan  telah membuat mereka menjadi batu 
yang begitu memberatkan bagi musuh-musuh mereka itu, 

 490
sehingga musuh-musuh itu tidak dapat, tidak mau, dan 
tidak berani, melawan mereka.  
(4) Mereka berangkat pergi saat  orang-orang Mesir sedang 
menguburkan, atau setidak-tidaknya sedang bersiap-siap, 
untuk menguburkan anak-anak sulung mereka (ay. 4). 
Mungkin mereka berniat untuk terus manawan orang 
Israel, namun  Tuhan  memberi pekerjaan lain untuk mereka 
lakukan. Mereka hendak menguburkan anak-anak sulung 
Tuhan , namun  Tuhan  membuat mereka menguburkan anak-
anak sulung mereka sendiri.  
(5) Kepada semua tulah Mesir, ditambahkan di sini bahwa 
TUHAN juga telah menjatuhkan hukuman-hukuman kepada 
para Tuhan  mereka. Berhala-berhala yang mereka sembah, 
ada kemungkinan, sudah dirobohkan, seperti yang kemu-
dian terjadi pada Dagon di hadapan tabut Tuhan. Dan me-
reka tidak dapat meminta petunjuk lagi kepada berhala-
berhala itu mengenai perkara besar yang sedang menimpa 
mereka ini. Inilah mungkin yang dirujuk dalam Yesaya 
19:1, berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya. 
2. Mengenai perjalanan-perjalanan mereka menuju Kanaan. 
Amatilah,  
(1) Mereka terus-menerus berpindah tempat. Sesudah  berkemah 
sebentar di satu tempat, mereka meninggalkan tempat itu 
menuju tempat lain. Seperti itulah keadaan kita di dunia ini. 
Di sini kita tidak memiliki  tempat tinggal yang tetap.  
(2) Sebagian besar jalan mereka harus melewati padang gu-
run, yang tidak berpenghuni, tidak pernah dilewati orang, 
dan bahkan tidak menyediakan bahan-bahan pokok untuk 
kehidupan manusia. Hal ini semakin mengagungkan hik-
mat dan kuasa Tuhan , sebab  oleh pimpinan dan kemurah-
an-Nya yang menakjubkan, beribu-ribu orang Israel tidak 
hanya bertahan hidup selama empat puluh tahun di tem-
pat yang sunyi sepi itu, namun  juga keluar setidak-tidaknya 
sama banyak dan sama kuatnya seperti saat  mereka 
masuk. Pada awalnya mereka berkemah di tepi padang 
gurun (ay. 6), namun  sesudahnya mereka berkemah di 
tengah-tengahnya. Melalui kesulitan-kesulitan kecil, Tuhan  
mempersiapkan umat-Nya untuk kesulitan-kesulitan yang
Kitab Bilangan 33:50-56 
 491 
 lebih besar. Kita mendapati mereka di padang gurun Etam 
(ay. 8), Sin (ay. 11), Sinai (ay. 15). Kepindahan-kepindahan 
kita di dunia ini hanyalah dari satu padang gurun ke 
padang gurun lain.  
(3) Mereka dibawa ke sana kemari, maju mundur, seperti di 
jalan yang simpang siur atau berkelok-kelok, namun se-
lama itu mereka ada di bawah pimpinan tiang awan dan 
api. Tuhan  membuat mereka berputar-putar (Ul. 32:10, KJV), 
dan sekalipun begitu Ia menuntun mereka ke jalan yang 
benar (Mzm. 107:7). Jalan yang diambil Tuhan  dalam mem-
bawa umat-Nya kepada diri-Nya selalu merupakan jalan 
yang terbaik, meskipun tidak selalu tampak bagi kita seba-
gai jalan yang terdekat. 
(4) Beberapa peristiwa disebutkan dalam catatan harian ini, 
seperti ketiadaan air di Rafidim (ay. 14), kematian Harun 
(ay. 38-39), serangan raja Arad (ay. 40). Dan nama Kibrot-
Taawa – kuburan nafsu (ay. 16) itu sendiri, memiliki  
cerita yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di sana. 
Demikianlah kita harus terus mengingat penyelenggaraan 
Tuhan  menyangkut kita dan keluarga kita, kita dan negeri 
kita, dan banyak contoh dari penjagaan ilahi yang telah 
menuntun kita, memberi kita makan, dan memelihara kita, 
selama bertahun-tahun hingga saat ini. Sitim, tempat di 
mana bangsa itu berdosa dalam hal Peor (25:1), di sini 
disebut Abel-Sitim. Abel berarti berkabung (seperti dalam Kej. 
50:11), dan ada kemungkinan tempat ini disebut demikian 
sebab  orang-orang Israel yang baik berkabung sebab  dosa 
itu, dan sebab  murka Tuhan  terhadap mereka sebab nya. 
Begitu dalam perkabungan mereka saat itu tempat itu pun 
dinamakan demikian. 
Orang-orang Kanaan Dihukum  
(33:50-56) 
50 TUHAN berfirman kepada Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan 
dekat Yerikho: 51 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada 
mereka: jika  kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah Kanaan,  
52 maka haruslah kamu menghalau semua penduduk negeri itu dari depan-
mu dan membinasakan segala batu berukir kepunyaan mereka; juga harus-
lah kamu membinasakan segala patung tuangan mereka dan memusnahkan 
segala bukit pengorbanan mereka. 53 Haruslah kamu menduduki negeri itu 

 492
dan diam di sana, sebab kepadamulah Kuberikan negeri itu untuk diduduki. 
54 Maka haruslah kamu membagi negeri itu sebagai milik pusaka dengan 
membuang undi menurut kaummu: kepada yang besar jumlahnya haruslah 
kamu memberi  milik pusaka yang besar, dan kepada yang kecil jumlah-
nya haruslah kamu memberi  milik pusaka yang kecil; yang ditunjuk oleh 
undi bagi masing-masing, itulah bagian undiannya; menurut suku nenek 
moyangmu haruslah kamu membagi milik pusaka itu. 55 namun  jika kamu 
tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang 
kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di mata-
mu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesat-
kan kamu di negeri yang kamu diami itu. 56 Maka akan Kulakukan kepada-
mu seperti yang Kurancang melakukan kepada mereka.”      
saat  orang Israel ada di padang gurun, terpisahnya mereka sepe-
nuhnya dari semua bangsa lain menjauhkan mereka dari godaan 
pada penyembahan berhala. Dan mungkin inilah satu hal yang men-
jadi tujuan terkurungnya mereka di padang gurun untuk waktu yang 
lama, supaya dengan demikian berhala-berhala Mesir terlupakan, 
dan orang-orang Israel seolah-olah dijemur dan dimurnikan supaya 
tidak terjangkiti penyakit itu. Dan angkatan yang masuk ke Kanaan 
akan menjadi orang-orang yang tidak pernah mengetahui kejahatan-
kejahatan Iblis yang dalam itu. namun , sekarang mereka akan menye-
berangi sungai Yordan, dan masuk kembali ke dalam godaan berhala 
itu, sehingga sebab  itu, 
1. Mereka di sini diperintahkan dengan keras untuk menghancurkan 
sehabis-habisnya semua sisa penyembahan berhala. Mereka tidak 
hanya harus menghalau semua penduduk negeri itu, supaya dapat 
memiliki negeri mereka, namun  juga harus merusak semua batu 
berukir dan patung tuangan orang-orang itu, dan memusnahkan 
segala bukit pengorbanan mereka (ay. 52). Mereka tidak boleh 
membiarkan satu pun dari sisa-sisa penyembahan berhala itu, 
sekalipun itu dengan maksud sebagai tugu peringatan akan za-
man dulu untuk memuaskan keingin-tahuan, atau sebagai per-
hiasan rumah, atau untuk mainan anak-anak mereka. Sebalik-
nya, mereka harus menghancurkan semuanya, baik sebagai tan-
da rasa benci dan jijik terhadap penyembahan berhala, maupun 
untuk mencegah agar mereka tidak tergoda untuk menyembah 
patung-patung itu beserta semua Tuhan  palsu yang digambarkan-
nya. Juga, supaya jangan mereka tergoda untuk menyembah 
Tuhan  Israel dengan memakai patung-patung dan gambar-gambar 
seperti itu.  
Kitab Bilangan 33:50-56 
 493 
2. Mereka diberi jaminan, bahwa jika mereka menghancurkan se-
mua sisa penyembahan berhala itu, maka Tuhan  secara perlahan-
lahan akan membuat mereka sepenuhnya memiliki tanah perjan-
jian (ay. 53-54). Jika mereka mau menjaga diri tetap murni dari 
berhala-berhala Kanaan, maka Tuhan  akan memperkaya mereka 
dengan kekayaan Kanaan. Jangan belajar dari jalan mereka, dan 
jangan takut terhadap kekuatan mereka.  
3. Mereka diancam, bahwa jika mereka menyayangkan berhala-ber-
hala ataupun penyembah-penyembah berhala, maka mereka akan 
dipukul dengan tongkat mereka sendiri, dan dosa mereka pasti 
akan menjadi hukuman mereka sendiri. Jika mereka menyayang-
kan berhala-berhala dan para penyembahnya, 
(1) Mereka seperti membesarkan ular-ular dalam pangkuan mere-
ka sendiri (ay. 55). Sisa-sisa orang Kanaan, jika mereka 
mengadakan persekutuan dengan orang-orang itu, meskipun 
itu hanya gencatan senjata, akan menjadi selumbar di mata 
mereka dan duri yang menusuk lambung mereka. Yaitu, orang-
orang Kanaan dalam segala kesempatan akan menyusahkan 
mereka, menghina mereka, merampok mereka, dan, dengan 
segenap kekuatan, akan melakukan kejahatan di antara mere-
ka. Bersiap-siaplah kita menerima kesusahan dan penderitaan 
dari suatu perbuatan dosa yang kita jalani. Apa yang kita 
biarkan menggoda kita, akan kita dapati menyusahkan kita.  
(2) Tuhan  yang benar akan memutar roda untuk menggilas orang 
Israel, roda yang semula dimaksudkan-Nya untuk meremuk-
kan orang Kanaan: Akan Kulakukan kepadamu seperti yang 
Kurancang melakukan kepada mereka (ay. 56). Diniatkan oleh 
Tuhan  bahwa orang Kanaan tidak boleh lagi memiliki negeri itu. 
namun  jika orang Israel mengikuti kebiasaan mereka, dan 
mempelajari jalan mereka, maka hak kepemilikan mereka 
akan dicabut, sebab murka Tuhan  dengan sewajarnya akan 
lebih besar melawan mereka dibandingkan  melawan orang Kanaan 
sendiri. Marilah kita dengarkan ini, dan menjadi takut. Jika 
kita tidak mengusir dosa, maka dosa akan mengusir kita. Jika 
kita tidak mematikan hawa nafsu kita, maka hawa nafsu kita 
akan mematikan jiwa kita.  
 
 
  
  
 
 
 
 
 
 
PASAL 34  
alam pasal ini Tuhan  memberi petunjuk kepada Musa, dan Musa 
harus mengarahkan Israel,  
I. Mengenai batas-batas tanah Kanaan (ay. 1-15).  
II. Mengenai pembagiannya kepada suku-suku Israel (ay. 16, dst.). 
Batas-batas Kanaan 
(34:1-15)  
1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Perintahkanlah kepada orang Israel dan 
katakanlah kepada mereka: jika  kamu masuk ke negeri Kanaan, maka 
inilah negeri yang akan jatuh kepadamu sebagai milik pusaka, yaitu  tanah 
Kanaan menurut batas-batasnya. 3 Adapun sisi selatanmu ialah dari padang 
gurun Zin menyusur Edom, maka batas selatanmu mulai dari ujung Laut 
Asin di sebelah timur. 4 Lalu batasmu membelok di selatan pendakian Akra-
bim, terus ke Zin dan berakhir di sebelah selatan Kadesh-Barnea. Sesudah 
itu ia mencapai Hazar-Adar, dan terus ke Azmon. 5 lalu  batas itu mem-
belok dari Azmon ke sungai Mesir dan berakhir ke laut. 6 Batas baratmu 
ialah laut besar dan pantainya; itulah batas baratmu. 7 Inilah batas utaramu: 
mulai dari laut besar haruslah kamu buat tanda batas ke gunung Hor, 8 dari 
gunung Hor harus kamu buat tanda batas ke jalan yang menuju ke Hamat, 
lalu batas itu mencapai Zedad. 9 lalu  batas itu mencapai Zifron dan 
berakhir di Hazar-Enan; itulah batas utaramu. 10 Sebagai batasmu di sebelah 
timur haruslah kamu membuat tanda batas dari Hazar-Enan ke Sefam.  
11 Dari Sefam batas itu turun ke Ribla, di sebelah timur Ain; lalu  batas 
itu turun lagi dan mencapai tebing danau Kineret di sebelah timur. 12 Lalu 
batas itu turun ke sungai Yordan dan berakhir di Laut Asin. Itulah negerimu 
menurut batas-batasnya sekeliling.” 13 Musa memerintahkan kepada orang 
Israel: “Itulah negeri yang akan kamu bagi sebagai milik pusaka dengan 
membuang undi, yang diperintahkan TUHAN untuk diberikan kepada suku 
yang sembilan setengah itu. 14 Sebab suku bani Ruben menurut puak-puak 
mereka dan suku bani Gad menurut puak-puak mereka telah menerima 
milik pusakanya; juga suku Manasye yang setengah itu telah menerimanya. 
15 Dua setengah suku itu telah menerima milik pusaka mereka di seberang 
sungai Yordan di dekat Yerikho, ke sebelah timur.” 

 496
Kita mendapati di sini rancangan khusus tentang garis batas untuk 
mengukur tanah Kanaan di semua sisi. Tuhan  mengarahkan Musa 
untuk menetapkan garis batas itu, bukan sebagai seorang ahli ilmu 
bumi dengan petanya, untuk sekadar memuaskan hati orang yang 
ingin tahu, melainkan sebagai seorang pemimpin yang memiliki 
kuasa atas pembagian harta milik, supaya semua orang tahu apa 
yang berlaku dan apa yang disampaikan. Ada milik pusaka yang jauh 
lebih luas yang dijanjikan kepada mereka, yang pada waktunya akan 
mereka miliki jika mereka taat, yang bahkan sampai menjangkau 
sungai Efrat (Ul. 11:24). Dan kekuasaan Israel bahkan benar-benar 
meluas sejauh itu pada zaman Daud dan Salomo (2Taw. 9:26). namun  
milik pusaka yang digambarkan di sini hanyalah Kanaan, yang meru-
pakan bagian untuk sembilan setengah suku, sebab dua setengah 
suku lainnya sudah mendapatkan bagian mereka (ay. 14-15). Nah, 
mengenai batas-batas Kanaan itu amatilah, 
I. Bahwa Kanaan dibatasi dalam batas-batas tertentu: sebab Tuhan  
menentukan batas-batas kediaman kita (Kis. 17:26). Batas-batas 
itu ditentukan untuk mereka,  
1. Supaya mereka tahu siapa yang tanahnya harus mereka 
kuasai, dan seberapa jauh jangkauan dari perintah penugasan 
yang diberikan kepada mereka (33:53), bahwa mereka harus 
menghalau penduduk negeri itu. Penduduk yang berada dalam 
batas-batas ini, dan hanya orang-orang itu saja, yang harus 
mereka hancurkan. Sampai di sini saja pedang mereka yang 
berdarah boleh datang, jangan lewat.  
2. Supaya mereka tahu apa yang dapat mereka harapkan untuk 
mereka miliki. Tuhan  tidak ingin membuat umat-Nya memper-
besar keinginan mereka akan harta milik duniawi, namun  Ia 
ingin membuat mereka tahu kalau mereka sudah mendapat 
cukup, dan berpuas diri dengannya. Orang-orang Israel sendiri 
tidak boleh tinggal sendirian di dalam negeri, namun  harus 
menyediakan tempat bagi sesama mereka untuk hidup ber-
dampingan dengan mereka. Tuhan  menetapkan batas-batas 
pada bagian kita. Jadi marilah kita menetapkan batas-batas 
pada keinginan kita, dan menyesuaikan pikiran kita dengan 
keadaan kita. 
Kitab Bilangan 34:1-15 
 497 
II. Bahwa Kanaan itu terbilang sangat kecil kelilingnya. Menurut 
pembatasan di sini, diperkirakan bahwa panjangnya hanya seki-
tar 260 km dan lebarnya sekitar delapan puluh kilometer. Mung-
kin tanah Kanaan tidak lebih dari setengah luas Inggris, namun 
sekalipun begitu inilah negeri yang dijanjikan kepada bapak orang 
beriman dan yang menjadi milik keturunan Israel. Inilah sebidang 
tanah kecil yang hanya di dalamnya, selama berabad-abad, Tuhan  
dikenal, dan nama-Nya masyhur (Mzm. 76:2). Inilah kebun anggur 
Tuhan, kebun yang dipagari. Akan namun , sama seperti kebun-
kebun dan kebun-kebun anggur pada umumnya, sempitnya tem-
pat itu diimbangi dengan berlimpah oleh suburnya tanah itu se-
cara luar biasa. Seandainya tidak demikian, tanah itu tidak akan 
dapat menghidupi bangsa yang berpenduduk begitu banyak yang 
mendiaminya. Jadi lihatlah di sini,  
1. Betapa kecilnya bagian dunia yang dimiliki Tuhan  bagi diri-Nya 
sendiri. Meskipun Dia yang empunya bumi serta segala isinya, 
namun sedikit orang yang mengenal-Nya dan beribadah ke-
pada-Nya. namun  orang-orang yang sedikit itu berbahagia, 
sangat berbahagia, sebab mereka berbuah bagi Tuhan .  
2. Betapa kecilnya bagian dari dunia ini yang sering kali diberi-
kan Tuhan  kepada umat-Nya sendiri. Orang-orang yang men-
dapat bagian di sorga memiliki  alasan untuk puas dengan 
bagian yang sangat kecil di bumi ini. Akan namun , di sini pun 
sama, apa yang kurang dalam jumlah diimbangi dalam mutu. 
Yang sedikit pada orang benar, sebab  ia memilikinya dari 
kasih Tuhan  dan dengan berkat-Nya, jauh lebih baik dan lebih 
menghibur dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik 
(Mzm. 37:16). 
III. Bahwa batas-batas Kanaan dapat diamati.  
1. Kanaan sendiri disebut Tanah Permai (Dan. 8:9), namun demi-
kian tanah itu berbatasan dengan padang gurun dan laut, dan 
dikelilingi oleh berbagai macam pemandangan yang suram. 
Demikian pula kebun anggur jemaat dikelilingi dari segala 
penjuru oleh padang gurun dunia ini, yang berguna sebagai 
pembanding untuknya, dan membuatnya tampak lebih indah 
dipandang.  

 498
2. Banyak dari batas-batas Kanaan justru menjadi pagar-pagar 
pertahanan dan benteng alaminya, sehingga menyulitkan mu-
suh-musuh untuk masuk. Ini menyiratkan kepada Israel, bah-
wa Tuhan  semesta alam yaitu  pelindung mereka, dan dengan 
perkenanan-Nya, Ia akan memagari mereka seperti perisai.  
3. Batas itu menjangkau sampai ke sungai Mesir (ay. 5), supaya 
dengan memandang negeri itu, yang dapat mereka lihat dari 
negeri mereka sendiri, mereka diingatkan akan perbudakan 
mereka di sana, dan akan pembebasan mereka yang menak-
jubkan dari sana.  
4. Batas mereka yang dibuat di sini dimulai dari Laut Asin (ay. 3), 
dan berakhir di sana (ay. 12). Ini yaitu  tugu peringatan yang 
masih ada dan abadi dari kehancuran Sodom dan Gomora. 
Lembah permai dan subur yang di dalamnya kedua kota itu 
pernah berdiri sudah menjadi danau, yang tidak pernah kena 
tiupan angin apa pun, tidak dilalui kapal, tidak dipenuhi 
dengan ikan, dan tidak ada makhluk hidup jenis apa pun yang 
ditemukan di dalamnya, dan sebab  itu disebut Laut Mati. Ini 
yaitu  bagian dari batas mereka, supaya laut itu bisa menjadi 
peringatan yang tetap bagi mereka untuk berjaga-jaga terha-
dap dosa-dosa yang telah menjadi kehancuran Sodom. Namun 
demikian, kejahatan Sodom sesudahnya ditemukan di Israel 
(Yeh. 16:49), yang sebab nya Kanaan dijadikan, meskipun 
bukan laut garam seperti Sodom, namun tanah yang tandus, 
dan terus demikian hingga saat ini.  
5. Batas barat mereka yaitu  Laut Besar (ay. 6), yang sekarang 
disebut Laut Tengah. Sebagian penafsir menganggap bahwa 
laut ini sendiri pernah menjadi bagian dari milik mereka, dan 
bahwa berdasar  pemberian ini, mereka memiliki  kekua-
saan atasnya. Dan, seandainya laut itu tidak diambil dari 
mereka sebab  dosa, mereka bisa menguasai pelayaran di situ. 
Pembagian Tanah Kanaan 
 (34:16-29) 
16 TUHAN berfirman kepada Musa: 17 “Inilah nama orang-orang yang harus 
membagikan tanah itu kepadamu sebagai milik pusaka: imam Eleazar dan 
Yosua bin Nun. 18 Lagi haruslah kamu mengambil seorang pemimpin dari 
setiap suku untuk membagikan tanah itu sebagai milik pusaka. 19 Inilah 
nama orang-orang itu: dari suku Yehuda: Kaleb bin Yefune; 20 dari suku bani
Kitab Bilangan 34:16-29 
 499 
Simeon: Samuel bin Amihud; 21 dari suku Benyamin: Elidad bin Kislon;  
22 dari suku bani Dan seorang pemimpin: Buki bin Yogli; 23 dari anak-anak 
Yusuf, yaitu  dari suku bani Manasye seorang pemimpin Haniel bin Efod;  
24 dan dari suku bani Efraim seorang pemimpin: Kemuel bin Siftan; 25 dari 
suku bani Zebulon seorang pemimpin: Elisafan bin Parnah; 26 dari suku bani 
Isakhar seorang pemimpin: Paltiel bin Azan; 27 dari suku bani Asyer seorang 
pemimpin: Ahihud bin Selomi; 28 dari suku bani Naftali seorang pemimpin: 
Pedael bin Amihud. 29 Itulah orang-orang yang diperintahkan TUHAN untuk 
membagikan milik pusaka kepada orang Israel di tanah Kanaan.”      
Di sini Tuhan  menetapkan para petugas untuk membagi-bagi tanah 
Kanaan kepada mereka. Penaklukan atas negeri Kanaan dianggap 
sudah pasti, meskipun sampai pada saat itu belum pernah ada 
pukulan yang dihantamkan kepadanya. Di sini tidak ada pengang-
katan para jendral dan panglima yang harus melaksanakan perang. 
Sebab, mereka akan menguasai tanah itu, bukan dengan pedang 
atau busur mereka sendiri, melainkan dengan kuasa dan perkenanan 
Tuhan . Begitu yakinnya mereka akan kemenangan dan keberhasilan 
selama Tuhan  berperang bagi mereka hingga sekarang harus disebut-
kan nama-nama orang yang akan diberi kepercayaan untuk mem-
bagi-bagi tanah itu. Yaitu, siapa yang harus memimpin dalam mem-
buang undi, dan menyelesaikan perseteruan-perseteruan yang bisa 
saja timbul, dan memastikan bahwa semuanya dilakukan secara adil.  
1. Para petugas utama, yang merupakan panitia intinya, yaitu  
Eleazar dan Yosua (ay. 17). Mereka melambangkan Kristus, yang, 
sebagai imam dan raja, membagi-bagikan Kanaan sorgawi kepada 
Israel rohani. Namun demikian, sama seperti mereka harus mene-
rima undi, demikian pula Kristus mengakui bahwa yang menentu-
kan pastilah kehendak Bapa (Mat. 20:23). Bandingkan dengan 
Efesus 1:11.  
2. Selain kedua orang ini, supaya tidak ada kecurigaan bahwa mere-
ka bertindak berat sebelah, seorang pemimpin dari setiap suku 
ditetapkan untuk memeriksa perkara ini, dan untuk memastikan 
bahwa suku yang dilayaninya tidak dirugikan dalam hal apa pun. 
Perkara-perkara umum harus diatur begitu rupa hingga tidak 
hanya memberi  hak kepada semua orang, namun  juga, jika 
memungkinkan, memuaskan hati semua orang bahwa mereka 
diperlakukan dengan adil. Berbahagialah sebuah negeri jika  
pemimpin-pemimpin rakyatnya bertemu bersama, diwakili dari se-
tiap suku, untuk merundingkan perkara-perkara yang menyang-
kut kepentingan bersama, dan untuk menghasilkan sebuah dasar 

 500
hukum. Hal ini mendatangkan berkat kehormatan, kenyamanan, 
dan keamanan bagi bangsa itu.  
3. Sebagian penafsir mencermati, bahwa urutan suku-suku di sini 
sangat berbeda dari urutan yang biasa dipakai sampai saat itu. 
Urutan yang dipakai di sini sesuai dengan siapa yang menjadi 
tetangganya sebagai hasil undi saat  dilakukan pembagian atas 
tanah itu. Yehuda, Simeon, dan Benyamin, tiga suku yang per-
tama-tama disebutkan di sini, tinggal berdekatan. Milik pusaka 
Dan terletak di sebelah mereka pada satu sisi, dan milik pusaka 
Efraim dan Manasye pada sisi lain. Zebulun dan Isakhar tinggal 
sejajar lebih jauh ke utara. Dan, yang terakhir, Asyer dan Naftali 
tinggal paling utara dari semuanya, seperti yang mudah diamati 
dengan melihat peta Kanaan. Menurut Uskup Patrick hal ini me-
rupakan bukti bahwa Musa dibimbing oleh Roh ilahi dalam 
tulisan-tulisannya. Semua karya Tuhan  sudah diketahui-Nya sebe-
lumnya. Apa yang baru dan mengejutkan bagi kita, sudah dilihat-
Nya lebih dahulu dengan sempurna, tanpa kebingungan atau 
ketidakpastian.  
 
 
 
  
PASAL 35  
etelah sebelumnya diberikan perintah--perintah untuk membagi 
tanah Kanaan di antara suku-suku awam,kalau boleh saya me-
nyebut mereka demikian, di sini diberikan perhatian untuk memberi-
kan persediaan yang layak bagi para imam, yaitu suku Lewi, yang 
melayani dalam segala perkara yang kudus. 
I.  Empat puluh delapan kota harus diberikan kepada suku 
Lewi, berikut dengan tanah-tanah penggembalaan di seke-
lilingnya, beberapa kota dari setiap suku yang lain (ay. 1-8).  
II. Enam kota di antaranya harus dijadikan sebagai kota-kota 
perlindungan, bagi siapa saja yang telah membunuh orang 
lain dengan tidak sengaja (ay. 9-15). Dalam hukum mengenai 
kota-kota perlindungan ini, cermatilah:  
1.  Dalam perkara apa kota perlindungan tidak diperboleh-
kan, yaitu dalam perkara pembunuhan yang disengaja 
(ay. 16-21).  
2.  Dalam perkara apa kota perlindungan diperbolehkan (ay. 
22-24).  
3. Apa  hukum yang berlaku bagi orang-orang yang berlindung 
di dalam kota-kota perlindungan ini (ay. 25, dst.). 
Kota-kota Orang Lewi  
(35:1-8) 
1 TUHAN berfirman kepada Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan di 
dekat Yerikho: 2 “Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya dari milik 
pusaka kepunyaannya diberikan mereka kota-kota kepada orang Lewi untuk 
didiami; juga haruslah kamu memberi  kepada orang Lewi tanah-tanah 
penggembalaan yang di sekeliling kota-kota itu. 3 Kota-kota itu akan menjadi 
kepunyaan mereka untuk didiami dan tanah-tanah penggembalaannya un-

 502
tuk hewan yang mereka miliki dan untuk segala ternak mereka yang lain.  
4 Tanah-tanah penggembalaan kota-kota yang harus kamu berikan kepada 
orang Lewi itu ialah dari tembok kota ke luar seribu hasta berkeliling. 5 Di 
luar kota itu haruslah kamu mengukur dua ribu hasta di sisi timur dan dua 
ribu hasta di sisi selatan dan dua ribu hasta di sisi barat dan dua ribu hasta 
di sisi utara, sehingga kota itu berada di tengah-tengah; itulah bagi mereka 
tanah-tanah penggembalaan kota-kota. 6 Mengenai kota-kota yang harus 
kamu berikan kepada orang Lewi itu, ialah enam kota perlindungan yang 
harus kamu berikan, supaya orang pembunuh dapat melarikan diri ke sana; 
di samping itu haruslah kamu memberi  empat puluh dua kota. 7 Segala 
kota yang harus kamu berikan kepada orang Lewi itu berjumlah empat puluh 
delapan kota, semuanya dengan tanah-tanah penggembalaannya. 8 Mengenai 
kota-kota yang akan kamu berikan dari tanah milik orang Israel, dari suku 
yang banyak jumlahnya haruslah kamu ambil banyak, dan dari suku yang 
sedikit jumlahnya haruslah kamu ambil sedikit. Setiap suku harus memberi-
kan dari kota-kotanya kepada orang Lewi sekadar milik pusaka yang dibagi-
kan kepadanya.” 
Hukum-hukum tentang persepuluhan dan persembahan telah mem-
berikan persediaan yang sangat berlimpah bagi pemeliharaan orang 
Lewi. namun  janganlah ada yang berpikir, tidak pula dimaksudkan 
untuk kebaikan bersama, bahwa saat  orang Lewi tiba di Kanaan, 
mereka semua harus tinggal di sekitar Kemah Suci, seperti yang telah 
mereka lakukan di padang gurun. Oleh sebab  itu, perhatian harus 
diberikan untuk menyediakan tempat tinggal bagi mareka, yang di 
dalamnya mereka dapat hidup dengan nyaman dan berguna. Hal 
inilah yang diberi perhatian di sini.  
I. Kota-kota ditentukan untuk mereka, dengan tanah-tanah peng-
gembalaannya (ay. 2). Mereka tidak boleh memiliki tanah apa pun 
untuk digarap. Mereka tidak perlu menabur dan menuai dan 
mengumpulkan bekal dalam lumbung, sebab Bapa mereka yang di 
sorga memberi mereka makan dengan persepuluhan dari hasil 
pekerjaan orang lain, supaya mereka dapat mempelajari hukum 
Taurat dengan lebih khusyuk, dan memiliki lebih banyak waktu 
untuk mengajar umat. Sebab mereka tidak diberi makan dengan 
begitu mudah supaya mereka bisa hidup bermalas-malasan, me-
lainkan supaya mereka dapat mencurahkan segenap jiwa raga 
mereka untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan tidak memu-
singkan diri mereka dengan soal-soal penghidupan mereka.  
1. Kota-kota ditentukan untuk mereka, supaya mereka dapat 
hidup bersama secara berdekatan, dan berbincang-bincang 
tentang hukum Taurat satu dengan yang lain, untuk mem-
bangun satu sama lain. Juga supaya dalam perkara-perkara 
Kitab Bilangan 35:1-8 
 503 
yang meragukan mereka dapat meminta petunjuk kepada satu 
sama lain, dan dalam semua perkara dapat menguatkan 
tangan satu sama lain.  
2. Kota-kota ini memiliki tanah-tanah penggembalaan yang diga-
bungkan ke dalamnya untuk ternak mereka (ay. 3), 450 meter 
dari tembok kota dipakai sebagai bangunan-bangunan luar 
untuk kandang ternak mereka, dan 900 meter lagi dipakai 
sebagai padang gembala untuk memberi makan ternak mereka 
(ay. 4-5). Demikianlah perhatian diberikan supaya mereka 
tidak hanya hidup, namun  juga hidup secara berkelimpahan, 
dan memiliki segala kemudahan yang mereka inginkan, se-
hingga mereka tidak dipandang rendah oleh para tetangga 
mereka. 
II. Kota-kota ini harus diberikan kepada mereka dari milik pusaka 
setiap suku yang lain (ay. 8).  
1. Supaya setiap suku dengan demikian dapat memberi  per-
sembahan syukur kepada Tuhan  dari tanah milik mereka dan 
juga dari harta benda mereka secara pribadi sebab apa yang 
diberikan kepada suku Lewi diterima sebagai sesuatu yang 
diberikan kepada Tuhan. Dengan demikian harta milik mereka 
dikuduskan bagi mereka.  
2. Supaya setiap suku dapat memperoleh manfaat dari keberada-
an suku Lewi di antara mereka, yaitu menunjukkan akal budi 
yang baik dalam melayani TUHAN. Dengan demikian, terang 
itu disebarkan ke seluruh penjuru negeri, dan tak seorang pun 
dibiarkan duduk dalam kegelapan (Ul. 33:10). Mereka meng-
ajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub. Kutukan Ya-
kub atas kemarahan Lewi yaitu , aku akan menyerakkan 
mereka di antara anak-anak Israel (Kej. 49:7). namun  kutukan 
itu  diubah menjadi berkat, dan suku Lewi, dengan diserakkan 
seperti itu, dimampukan untuk melakukan kebaikan yang 
jauh lebih besar. Merupakan belas kasihan yang besar bagi 
sebuah negeri jika  semua wilayahnya dipenuhi kembali 
oleh hamba-hamba Tuhan yang setia.  
III. Jumlah kota yang ditentukan untuk mereka yaitu  empat puluh 
delapan semuanya, empat kota dari masing-masing dua belas  
suku. Sembilan kota dari suku gabungan Simeon dan Yehuda, 

 504
tiga kota dari suku Naftali, dan empat kota dari tiap-tiap suku 
yang lain, seperti yang dapat disaksikan dalam Yosua 21. Dengan 
demikian mereka diberkati dengan pelayanan yang baik, dan 
pelayanan itu diberkati dengan pemeliharaan yang menghibur, 
bukan hanyadalam persepuluhan, melainkan juga dalam tanah-
tanah penggembalaan. Dan, walaupun Injil tidak begitu terperinci 
seperti hukum Taurat dalam hal ini, namun Injil dengan tegas 
menetapkan bahwa dia yang menerima pengajaran dalam Firman 
harus membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang 
yang memberi  pengajaran itu (Gal. 6:6). 
Kota-kota Perlindungan  
(35:9-34)  
9 TUHAN berfirman kepada Musa: 10 “Berbicaralah kepada orang Israel dan 
katakanlah kepada mereka: jika  kamu menyeberangi sungai Yordan ke 
tanah Kanaan, 11 maka haruslah kamu memilih beberapa kota yang menjadi 
kota-kota perlindungan bagimu, supaya orang pembunuh yang telah mem-
bunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. 12 Kota-
kota itu akan menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut balas, 
supaya pembunuh jangan mati, sebelum ia dihadapkan kepada rapat umat 
untuk diadili. 13 Dan kota-kota yang kamu tentukan itu haruslah enam buah 
kota perlindungan bagimu. 14 Tiga kota harus kamu tentukan di seberang 
sungai Yordan sini dan tiga kota harus kamu tentukan di tanah Kanaan; 
semuanya kota-kota perlindungan. 15 Keenam kota itu haruslah menjadi 
tempat perlindungan bagi orang Israel dan bagi orang asing dan pendatang di 
tengah-tengahmu, supaya setiap orang yang telah membunuh seseorang 
dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. 16 namun  jika ia membu-
nuh orang itu dengan benda besi, sehingga orang itu mati, maka ia seorang 
pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. 17 Dan jika ia membunuh orang 
itu dengan batu di tangan yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, 
sehingga orang itu mati, maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu 
dibunuh. 18 Atau jika ia membunuh orang itu dengan benda kayu di tangan 
yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, sehingga orang itu mati, 
maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. 19 Penuntut 
darahlah yang harus membunuh pembunuh itu; pada waktu bertemu dengan 
dia ia harus membunuh dia. 20 Juga jika ia menumbuk orang itu sebab  
benci atau melempar dia dengan sengaja, sehingga orang itu mati, 21 atau 
jika ia memukul dia dengan tangannya sebab  perasaan permusuhan, 
sehingga orang itu mati, maka pastilah si pemukul itu dibunuh; ia seorang 
pembunuh; penuntut darah harus membunuh pembunuh itu, pada waktu 
bertemu dengan dia. 22 namun  jika ia sekonyong-konyong menumbuk orang 
itu dengan tidak ada perasaan permusuhan, atau dengan tidak sengaja 
melemparkan sesuatu benda kepadanya, 23 atau dengan kurang ingat menja-
tuhkan kepada orang itu sesuatu batu yang mungkin menyebabkan matinya 
seseorang, sehingga orang itu mati, sedang  dia tidak merasa bermusuh 
dengan orang itu dan juga tidak mengikhtiarkan celakanya, 24 maka haruslah 
rapat umat mengadili antara orang yang membunuh itu dan penuntut darah, 
menurut hukum-hukum ini, 25 dan haruslah rapat umat membebaskan
Kitab Bilangan 35:9-34 
 505 
pembunuh dari tangan penuntut darah, dan haruslah rapat umat mengem-
balikan dia ke kota perlindungan, ke tempat ia telah melarikan diri; di situlah 
ia harus tinggal sampai matinya imam besar yang telah diurapi dengan 
minyak yang kudus. 26 namun  jika terjadi bahwa pembunuh itu keluar dari 
batas kota perlindungan, tempat ia melarikan diri, 27 dan penuntut darah 
mendapat dia di luar batas kota perlindungannya, dan penuntut darah mem-
bunuh pembunuh itu, maka tidaklah ia berhutang darah, 28 sebab pem-
bunuh itu wajib tinggal di kota perlindungan sampai matinya imam besar, 
namun  sesudah matinya imam besar bolehlah pembunuh itu kembali ke tanah 
kepunyaannya sendiri. 29 Itulah semuanya yang harus menjadi ketetapan 
hukum bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu. 30 Setiap 
orang yang telah membunuh seseorang haruslah dibunuh sebagai pembunuh 
menurut keterangan saksi-saksi, namun  kalau hanya satu orang saksi saja 
tidak cukup untuk memberi keterangan terhadap seseorang dalam perkara 
hukuman mati. 31 Janganlah kamu menerima uang tebusan sebab  nyawa 
seorang pembunuh yang kesalahannya setimpal dengan hukuman mati, 
namun  pastilah ia dibunuh. 32 Juga janganlah kamu menerima uang tebusan 
sebab  seseorang yang telah melarikan diri ke kota perlindungannya, supaya 
ia boleh kembali untuk diam di tanahnya sebelum matinya imam besar.  
33 Jadi janganlah kamu mencemarkan negeri tempat tinggalmu, sebab darah 
itulah yang mencemarkan negeri itu, maka bagi negeri itu tidak dapat diada-
kan pendamaian oleh sebab  darah yang tertumpah di sana, kecuali dengan 
darah orang yang telah menumpahkannya. 34 Maka janganlah najiskan 
negeri tempat kedudukanmu, yang di tengah-tengahnya Aku diam, sebab 
Aku, TUHAN, diam di tengah-tengah orang Israel.” 
Dalam perikop ini kita mendapati perintah-perintah yang diberikan 
mengenai kota-kota perlindungan, yang secara pas digabungkan de-
ngan apa yang disampaikan sebelumnya, sebab kota-kota perlin-
dungan itu semuanya kota Lewi. Dalam bagian ketetapan ini, banyak 
terkandung hukum yang baik maupun Injil yang murni.  
I. Di sini banyak terkandung hukum yang baik, dalam perkara pem-
bunuhan yang disengaja dan yang tidak disengaja, sebuah per-
kara yang sudah diperhatikan secara khusus oleh hukum dari 
segala bangsa. Di sini ditetapkan dan ditentukan, sesuai dengan 
rasa keadilan yang lazim: 
1. Bahwa pembunuhan yang disengaja harus diganjar hukuman 
mati, dan bahwa dalam perkara itu kota perlindungan tidak 
boleh disediakan, tebusan tidak boleh diterima, dan juga 
peringanan hukuman tidak boleh diberikan: Pastilah pembu-
nuh itu dibunuh (ay. 16). Pembunuhan itu dianggap dilakukan 
sebab  benci (ay. 20), atau sebab  perasaan permusuhan (ay. 
21), atas amarah yang tersulut secara tiba-tiba (sebab Juru-
selamat kita menyatakan kemarahan yang terburu nafsu, dan 
juga kebencian di dalam hati, sebagai pembunuhan, Mat. 5:21, 

 506
22). Entah orang itu dibunuh dengan benda besi (ay. 16) atau 
benda kayu (ay. 18), atau dengan dilempari batu (ay. 17, 20). 
Bahkan, jika seseorang memukulnya sebab  perasaan bermu-
suhan, dan itu mengakibatkan kematian, maka hal itu meru-
pakan pembunuhan (ay. 21). Dan sudah menjadi hukum pada 
zaman purbakala, selaras dengan hukum alam, bahwa siapa 
yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah 
oleh manusia (Kej. 9:6). jika  kejahatan telah diperbuat, 
maka harus ada ganti rugi. Dan, sebab  si pembunuh tidak 
dapat mengembalikan nyawa orang yang telah dihilangkannya 
dengan berbuat jahat, maka nyawanya sendiri harus diambil 
sebagai penggantinya. Hal ini bukanlah (seperti yang diba-
yangkan sebagian orang) untuk memuaskan arwah gentayang-
an atau h