kan nyala api, yang menandakan bahwa Ia mengenal
semua orang dan segala hal sampai menembus ke dalam. Kaki-
Nya bagaikan tembaga. Sama seperti Ia menghakimi dengan hik-
mat yang sempurna, demikian pula Ia bertindak dengan kekuatan
dan keteguhan yang sempurna.
Kitab Wahyu 2:18-28
II. Isi surat.
1. Watak yang terpuji dan pujian yang diberikan Kristus kepada
jemaat ini. Kristus menyebutkan dengan hormat kasih mereka:
tidak ada agama bila tidak ada kasih. Pelayanan mereka. Iman
mereka, yang merupakan anugerah yang menggerakkan se-
mua hal lain. Ketekunan mereka. Kesetiaan mereka yang ber-
tumbuh: pekerjaan-pekerjaan mereka yang terakhir lebih baik
dibandingkan pekerjaan-pekerjaan mereka yang pertama. Harus
menjadi hasrat dan keinginan sungguh-sungguh dari semua
orang Kristen bahwa pekerjaan-pekerjaan mereka yang ter-
akhir bisa menjadi pekerjaan-pekerjaan mereka yang terbaik.
2. Teguran yang sesuai atas apa yang salah. Penyesat-penyesat
fasik ini dibandingkan dengan Izebel, dan dipanggil dengan
namanya. Dosa dari para penyesat ini yaitu bahwa mereka
berusaha menarik hamba-hamba Tuhan ke dalam perzinahan,
dan mempersembahkan korban-korban kepada berhala. Mere-
ka menyalahgunakan kesabaran Tuhan untuk mengeraskan diri
sendiri dalam kefasikan mereka. Tuhan memberi mereka ruang
untuk bertobat, namun mereka tidak bertobat.
3. Hukuman terhadap penyesat ini (ay. 22-23). Aku akan melem-
parkan dia ke atas ranjang, ke atas ranjang penderitaan, bu-
kan ranjang kenikmatan. Anak-anaknya akan Kumatikan, ya-
itu, dalam kematian kedua.
4. Kehancuran para penyesat yang fasik ini dimaksudkan Kristus
sebagai pengajaran bagi orang lain. Tuhan dikenal melalui
penghakiman-penghakiman yang dijalankan-Nya.
5. Dorongan yang diberikan kepada orang-orang yang menjaga
diri mereka tetap murni dan tak tercemar (ay. 24).
(1) Para penyesat ini menyebut ajaran mereka sebagai rahasia-
rahasia yang dalam (KJV).
(2) namun Kristus menyebut ajaran mereka sebagai seluk-beluk
Iblis, khayalan dan tipu daya Iblis.
(3) Betapa lembutnya Kristus terhadap hamba-hamba-Nya
yang setia (ay. 24-25). “Aku hanya menuntut perhatianmu
terhadap apa yang telah engkau terima.” Jika mereka tetap
berpegang teguh pada iman dan hati nurani yang baik
sampai Ia datang, maka semua kesulitan dan bahaya akan
berlalu.
III. Penutup pesan ini (ay. 26-29).
1. Janji akan imbalan yang berlimpah kepada orang percaya yang
bertekun dan menang: Kuasa dan pemerintahan yang sangat
besar atas seluruh dunia: Kuasa atas bangsa-bangsa. Pengeta-
huan dan hikmat, yang sesuai dengan kekuasaan dan peme-
rintahan seperti itu: Kepadanya akan Kukaruniakan bintang
timur. Kristus yaitu Bintang Timur. Ia membawa terang siang
bersama-Nya ke dalam jiwa, terang anugerah dan kemuliaan.
2. Surat ini ditutup dengan tuntutan seperti biasa supaya orang
memberi perhatian.
PASAL 3
i sini kita mendapati tiga surat Kristus yang lain kepada jemaat-
jemaat:
I. Kepada jemaat di Sardis (ay. 1-6).
II. Kepada jemaat di Filadelfia (ay. 7-13).
III. Kepada jemaat di Laodikia (ay. 14, sampai selesai).
Surat kepada Jemaat di Sardis
(3:1-6)
1 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang
memiliki ketujuh Roh Tuhan dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala peker-
jaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! 2 Bangunlah, dan
kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak
satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Tuhan -Ku. 3
sebab itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya;
turutilah itu dan bertobatlah! sebab jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku
akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah
Aku tiba-tiba datang kepadamu. 4 namun di Sardis ada beberapa orang yang
tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam
pakaian putih, sebab mereka yaitu layak untuk itu. 5 Barangsiapa me-
nang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan
menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku
namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. 6 Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat.”
I. Kata pendahuluan. Kepada malaikat jemaat di Sardis, yang dika-
takan sebagai kota pertama di bagian dunia itu yang dipertobat-
kan melalui pemberitaan Yohanes, dan, menurut sebagian orang,
kota pertama yang memberontak dari Kekristenan. Oleh siapa
pesan ini dikirimkan – oleh Tuhan Yesus, yang memiliki ketujuh
Roh Tuhan dan ketujuh bintang.
1. Ia memiliki ketujuh roh, yaitu, Roh Kudus dengan berbagai
macam kuasa-Nya. sebab surat ini dikirimkan kepada pela-
yanan dan jemaat yang kendor, maka mereka sangat pantas
diingatkan bahwa Kristus memiliki ketujuh roh, Roh yang
tanpa batas dan sempurna, yang kepada-Nya mereka bisa me-
mohon untuk menghidupkan kembali pekerjaan-Nya di antara
mereka.
2. Ia memiliki ketujuh bintang, malaikat-malaikat dari berbagai
jemaat. Roh Kudus biasanya bekerja melalui pelayanan, dan
pelayanan tidak akan berhasil tanpa Roh. Tangan ilahi yang
sama memegang keduanya.
II. Isi surat ini. Dalam surat ini (dan dalam surat kepada jemaat di
Laodikia) Ia memulai,
1. Dengan sebuah teguran, dan itu teguran yang sangat berat.
Kemunafikan, dan kemerosotan yang menyedihkan dalam
agama, yaitu dosa-dosa yang didakwakan kepada jemaat ini.
Jemaat ini sudah memperoleh nama yang sangat baik. Jemaat
ini ternama sebagai jemaat yang berkembang. Kita tidak mem-
baca tentang perpecahan-perpecahan apa pun yang tidak me-
nyenangkan di antara mereka. Segala sesuatunya tampak baik,
sejauh yang dapat diamati manusia. namun ternyata jemaat ini
tidak seperti apa yang dikatakan tentangnya. Ada bentuk
kesalehan, namun tanpa kuasa, ada nama untuk hidup, namun
tidak ada dasar pegangan hidup. Sedikit kehidupan yang tersisa
di antara mereka sudah mau habis, sudah hampir mati.
2. Tuhan kita terus memberi nasihat yang terbaik kepada
jemaat yang merosot ini (ay. 2).
(1) Ia menasihati mereka supaya selalu berjaga-jaga. jika
kita lengah, kita kehilangan tempat berpijak, dan sebab itu
kita harus kembali berjaga-jaga terhadap dosa, dan Iblis.
(2) Untuk menguatkan hal-hal yang masih tinggal, dan yang
sudah hampir mati. Sebagian orang memahami hal ini se-
bagai orang-orang. Sungguh sulit mempertahankan sendiri
kehidupan dan kuasa dari kesalehan, jika kita melihat
di sekeliling kita kesalehan merosot dan mati di mana-
mana. Atau hal ini dapat dipahami sebagai perbuatan-per-
buatan: Tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sem-
Kitab Wahyu 3:1-6
purna di hadapan Tuhan . Ada sesuatu yang kurang dalam
diri mereka. Ada cangkang, namun tidak ada isi. Apa yang
bersifat batiniah tidak ada, pekerjaan-pekerjaanmu kempis
dan kosong. jika roh tidak ada, maka ibadah lahiriah
tidak bisa bertahan lama.
(3) Untuk mengingatkan diri mereka sendiri (ay. 3). Untuk
mengingat apa yang telah mereka terima dan dengar, betapa
mereka menyambut Injil dan anugerah Tuhan saat pertama
kali mereka menerimanya.
(4) Untuk berpegang teguh pada apa yang telah mereka terima,
supaya mereka tidak kehilangan semuanya dan bertobat.
3. Kristus menegaskan nasihat-Nya dengan ancaman yang me-
ngerikan (ay. 3).
(1) jika Kristus meninggalkan sebuah umat dengan hadi-
rat-Nya yang penuh rahmat, maka Ia akan mendatangi me-
reka dengan penghakiman.
(2) Kedatangan-Nya untuk menghukum umat yang sudah me-
rosot dan mati akan mengejutkan, sebab matinya kerohani-
an mereka akan membuat mereka merasa aman-aman saja.
4. Tuhan kita yang terpuji tidak meninggalkan umat yang ber-
dosa ini tanpa suatu penghiburan dan dorongan (ay. 4). Ia me-
nyebutkan dengan hormat sisa-sisa orang yang setia di Sardis,
meskipun itu sedikit saja. Sesedikit apa pun orang-orang yang
tetap setia kepada-Nya, Tuhan akan memberi perhatian terha-
dap mereka: dan semakin sedikit mereka, semakin berharga
mereka di mata-Nya. Ia membuat janji yang penuh kemurahan
hati kepada mereka. Mereka akan berjalan bersama Kristus,
dan betapa menyenangkan perbincangan yang akan berlang-
sung antara Kristus dan mereka saat mereka berjalan ber-
sama-sama seperti itu! Orang-orang yang berjalan bersama
Kristus akan berjalan bersama Kristus dalam jubah putih
kehormatan dan kemuliaan di dunia lain.
III. Penutup surat ini.
1. Upah besar yang dijanjikan kepada orang Kristen yang men-
jadi pemenang (ay. 5). Kemurnian anugerah akan diberi imbal-
an berupa kemurnian kemuliaan yang sempurna. Kekudusan,
jika disempurnakan, sudah mengandung upahnya sendiri.
Kemuliaan yaitu kesempurnaan anugerah. Kepada hal ini
ditambahkan sebuah janji lain. Kristus memiliki kitab kehidup-
an. Kristus tidak akan menghapus nama orang-orang pilihan-
Nya yang setia dari artikel kehidupan ini. Nama orang-orang yang
menang tidak akan pernah dihapuskan. Kristus akan menge-
luarkan kitab kehidupan ini, dan mengakui nama orang-orang
yang setia yang berdiri di sana, di hadapan Tuhan , dan semua
malaikat. Betapa besarnya kehormatan dan upah ini nanti!
2. Tuntutan supaya semua orang memberi perhatian mengakhiri
pesan ini. Setiap firman dari Tuhan layak diperhatikan manusia.
Surat kepada Jemaat di Filadelfia
(3:7-13)
7 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari
Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; jika Ia membuka,
tidak ada yang dapat menutup; jika Ia menutup, tidak ada yang dapat
membuka. 8 Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka
pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa
kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau
tidak menyangkal nama-Ku. 9 Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, ya-
itu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, namun yang sebenarnya
tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesung-
guhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu
dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau. 10 sebab engkau menuruti
firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi
engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk
mencobai mereka yang diam di bumi. 11 Aku datang segera. Peganglah apa
yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu. 12
Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Tuhan -
Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan
nama Tuhan -Ku, nama kota Tuhan -Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari
sorga dari Tuhan -Ku, dan nama-Ku yang baru. 13 Siapa bertelinga, hendaklah
ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
I. Kepala surat.
1. Untuk siapa surat itu ditujukan: Malaikat jemaat di Filadelfia.
Itulah nama kota itu sejak dulu, sebab kasih dan kebaikan
yang dimiliki dan ditunjukkan oleh para warganya satu terha-
dap yang lain. Ini yaitu roh yang unggul, dan akan membuat
mereka menjadi jemaat yang unggul, yang memang demikian
halnya, sebab di sini tidak ada satu kesalahan pun yang
ditemukan dalam jemaat ini.
Kitab Wahyu 3:7-13
2. Oleh siapa surat ini ditandatangani, oleh Yesus yang sama.
Kita mendapati watak pribadi-Nya: Dari Yang Kudus dan Yang
Benar. Kudus dalam kodrat-Nya, dan sebab itu tidak bisa
tidak pasti benar dalam firman-Nya. Tindakan-tindakan peme-
rintahan-Nya.
(1) Ia membuka. Ia membuka pintu kesempatan bagi jemaat-
jemaat-Nya. Ia membuka pintu masuk, membuka hati. Dan
Ia membuka pintu masuk ke dalam jemaat yang berkeme-
nangan.
(2) Ia menutup pintu. jika Ia berkehendak, Ia menutup
pintu kesempatan, dan Ia menutup pintu sorga terhadap
para pembuat kejahatan. Cara dan jalan Ia melakukan
tindakan-tindakan ini yaitu dengan kedaulatan mutlak.
jika Ia bekerja, tak seorang pun dapat menghalangi.
II. Pokok bahasan surat ini.
1. Kristus mengingatkan mereka akan apa yang telah dilakukan-
Nya untuk mereka (ay. 8). Aku telah membuka pintu itu, dan
membiarkannya tetap terbuka, meskipun ada banyak musuh.
Orang-orang yang fasik iri hati terhadap pintu kebebasan
umat Tuhan , dan ingin menutupnya dari mereka. Jika kita
tidak menyulut Kristus untuk menutup pintu ini dari kita,
manusia tidak akan dapat menutupnya.
2. Jemaat ini dipuji (ay. 8). Dalam pujian ini tampak termuat
sebuah teguran yang lembut: “Kekuatanmu tidak seberapa,
anugerah yang ada padamu tidak seberapa.” Anugerah yang
benar, meskipun lemah, diterima Tuhan . Walaupun begitu,
orang-orang percaya tidak boleh puas dengan sedikit anuge-
rah, namun harus berusaha untuk bertumbuh dalam anugerah.
Anugerah yang benar, meskipun lemah, akan memampukan
orang Kristen untuk menjalankan firman Kristus, dan tidak
menyangkal nama-Nya.
3. Perkenanan besar yang akan dikaruniakan Tuhan kepada
jemaat ini (ay. 9-10).
(1) Kristus akan membuat musuh-musuh jemaat ini tunduk
kepadanya.
[1] Musuh-musuh itu digambarkan sebagai orang-orang
yang menyebut dirinya orang Yahudi, namun sebenarnya
jemaah Iblis.
[2] Tunduknya mereka kepada jemaat digambarkan: Mere-
ka akan tersungkur di depan kakimu, akan diinsyafkan
bahwa selama ini mereka salah. Bagaimana perubahan
yang besar ini dikerjakan? Oleh kuasa Tuhan dalam hati
musuh-musuh-Nya, dan dengan menunjukkan serta
menyingkapkan perkenanan-Nya yang istimewa terha-
dap jemaat-Nya: Mereka akan mengaku, bahwa Aku me-
ngasihi engkau. Kristus dapat menyingkapkan perke-
nanan-Nya ini kepada umat-Nya dengan sedemikian
rupa sehingga musuh-musuh mereka sendiri akan meli-
hatnya, dan dipaksa untuk mengakuinya. Hal ini, de-
ngan anugerah Kristus, akan melembutkan hati mu-
suh-musuh mereka.
(2) Contoh lain dari perkenanan yang dijanjikan Kristus (ay.
10). Injil Kristus yaitu firman kesabaran-Nya. Injil yaitu
buah dari kesabaran Tuhan terhadap dunia yang berdosa.
sesudah satu hari kesabaran, kita harus menantikan satu
jam pencobaan. Orang-orang yang menjaga Injil pada masa
damai akan dijaga Kristus pada masa pencobaan.
4. Kristus berseru kepada jemaat untuk bertekun. “Peganglah
apa yang ada padamu. Engkau telah memiliki harta karun
yang sangat berharga ini, peganglah itu erat-erat. Lihatlah, Aku
datang segera. Aku akan datang untuk melegakan mereka di
bawah pencobaan, untuk memberi imbalan atas kesetiaan
mereka, dan untuk menghukum orang-orang yang murtad.
Orang Kristen yang bertekun akan memenangkan hadiah yang
diambil dari orang-orang yang dulu mengaku percaya namun
kemudian murtad.”
III. Penutup surat ini (ay. 12-13).
1. Juruselamat kita menjanjikan upah yang mulia kepada orang
percaya yang menang dalam dua hal:
(1) Ia akan menjadi sokoguru atau tugu peringatan di Bait Suci
Tuhan . Bukan sokoguru untuk menopang Bait Suci, melain-
kan tugu peringatan anugerah Tuhan , tugu peringatan yang
Kitab Wahyu 3:14-22
tidak akan pernah dirusak atau dihapuskan, seperti tiang-
tiang megah yang banyak didirikan untuk menghormati
para kaisar dan panglima Romawi.
(2) Di atas sokoguru ini akan dicetak tulisan yang terhormat,
seperti yang biasa ditulis untuk kepentingan-kepentingan
seperti itu.
[1] Nama Tuhan , dan nama kota Tuhan , yaitu Yerusalem baru,
yang turun dari sorga.
[2] Nama baru Kristus. Dengan ini akan tampak di bawah
panji siapa orang percaya yang menjadi penakluk ini
berdiri, dan di bawah kuasa siapa ia bertanding dalam
pertandingan yang baik, dan muncul sebagai pemenang.
2. Surat ini ditutup dengan tuntutan supaya orang memperhatikan.
Surat kepada Jemaat di Laodikia
(3:14-22)
14 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari
Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Tuhan : 15 Aku tahu
segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya
jika engkau dingin atau panas! 16 Jadi sebab engkau suam-suam kuku, dan
tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. 17
sebab engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan
aku tidak kekurangan apa-apa, dan sebab engkau tidak tahu, bahwa eng-
kau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, 18 maka Aku menasi-
hatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah
dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih,
supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang
memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat
melihat. 19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakan-
lah hatimu dan bertobatlah! 20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan
mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan
pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama de-
ngan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. 21 Barangsiapa menang, ia akan
Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana
Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas
takhta-Nya. 22 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikata-
kan Roh kepada jemaat-jemaat.”
Sekarang kita sampai pada jemaat yang terakhir dan terburuk dari
ketujuh jemaat di Asia. Di sini tidak ada pujian sama sekali.
I. Kepala surat. Kepada malaikat jemaat di Laodikia. Rasul Paulus
sangat berperan dalam menanam Injil di kota ini, dan dari kota
itu ia menulis sebuah surat, seperti yang disebutkannya dalam
surat kepada jemaat di Kolose. Di sini Yesus Tuhan kita menge-
nalkan diri-Nya sebagai Amin, Saksi yang setia dan benar, per-
mulaan dari ciptaan Tuhan . Amin, Dia yang teguh dan tak dapat
berubah dalam semua tujuan dan janji-Nya. Saksi yang setia dan
benar, yang kesaksian-Nya tentang Tuhan kepada manusia harus
diterima. Permulaan dari ciptaan Tuhan , entah permulaan dari
ciptaan yang pertama, atau dari ciptaan yang kedua, yaitu jemaat.
Seperti dalam pasal 1:5.
II. Pokok bahasan.
1. Dakwaan berat yang ditujukan terhadap jemaat ini (ay. 15).
Sikap yang suam-suam kuku atau tidak acuh dalam agama
yaitu tabiat yang paling buruk di dunia. Jika agama memang
bernilai, ia bernilai segala-galanya. Di sini tidak ada ruang
untuk bersikap separuh-separuh. Kristus ingin supaya orang
menyatakan dengan sungguh-sungguh apakah mereka berpi-
hak kepada-Nya atau melawan-Nya.
2. Sebuah hukuman yang berat diancamkan: Aku akan memun-
tahkan engkau dari mulut-Ku. Seperti air yang suam-suam
kuku membuat perut mual, dan ingin muntah, demikian pula
orang yang mengaku-ngaku beragama yang bersikap suam-
suam kuku membuat hati Kristus berbalik melawan mereka.
Ia muak dengan mereka, dan tidak bisa tahan lama-lama
dengan mereka. Mereka akan ditolak.
3. Kita mendapati ditetapkannya satu penyebab dari ketidak-
acuhan ini, dan itu yaitu sifat tinggi hati atau menipu diri
sendiri (ay. 17). Betapa besar perbedaan antara pikiran-pikiran
mereka tentang diri mereka sendiri dan pikiran-pikiran Kristus
tentang mereka. Pikiran-pikiran mereka yang tinggi tentang
diri mereka sendiri: Mungkin kebutuhan jasmani mereka su-
dah terpenuhi dengan baik, dan ini membuat mereka meng-
abaikan kebutuhan-kebutuhan jiwa mereka. Atau mereka
menyangka bahwa kebutuhan jiwa mereka sudah terpenuhi
dengan baik. Betapa kita harus berhati-hati supaya tidak me-
nipu jiwa kita sendiri! Tidak diragukan lagi bahwa ada banyak
orang di neraka yang dulu menyangka bahwa mereka sedang
berjalan menuju sorga. Bagaimana Kristus memandang ren-
dah mereka. Mereka miskin, benar-benar miskin, walaupun
mereka berkata dan berpikir bahwa mereka kaya. Jiwa mereka
Kitab Wahyu 3:14-22
kelaparan di tengah-tengah kelimpahan mereka. Mereka buta.
Mereka tidak bisa melihat keadaan mereka, atau jalan mereka.
Mereka tidak bisa melihat ke dalam diri mereka sendiri. Na-
mun demikian, mereka menyangka bahwa mereka melihat.
Mereka tidak bisa melihat Kristus. Mereka tidak bisa melihat
Tuhan . Mereka telanjang. Mereka tidak berpakaian, tidak me-
ngenakan pakaian yang dengannya mereka dibenarkan atau
dikuduskan.
4. Kita mendapati sebuah nasihat baik yang diberikan Kristus
kepada jemaat yang berdosa ini (ay. 18). Yesus Kristus Tuhan
kita terus memberi nasihat yang baik kepada orang-orang
yang telah membuang jauh nasihat-nasihat-Nya. Orang-orang
ini miskin. Kristus menasihati mereka untuk membeli dari-Nya
emas yang telah dimurnikan dalam api, supaya mereka bisa
menjadi kaya. Ia memberi tahu mereka di mana mereka bisa
mendapat kekayaan yang sejati dan bagaimana mereka bisa
memperolehnya. Di mana mereka bisa mendapatnya, yaitu dari
diri-Nya sendiri. Bagaimana mereka harus mendapat emas se-
jati ini dari Dia? Mereka harus membelinya. “Tinggalkanlah sifat
yang merasa diri sendiri sudah mencukupi, dan datanglah ke-
pada Kristus dengan kemiskinan dan kehampaanmu, supaya
kamu dikenyangkan dengan harta karun-Nya yang tersem-
bunyi.” Orang-orang ini telanjang. Kristus memberi tahu mere-
ka di mana mereka bisa mendapat pakaian. Pakaian ini harus
mereka terima dari Kristus. Dan mereka cuma harus menang-
galkan kain kotor mereka supaya bisa mengenakan pakaian
putih yang telah disediakan-Nya untuk mereka. Mereka buta.
Dan Ia menasihati mereka untuk membeli dari pada-Nya mi-
nyak untuk melumas mata mereka, supaya mereka dapat meli-
hat, untuk melepaskan kebijaksanaan dan akal mereka sen-
diri, dan berserah kepada firman dan Roh-Nya, supaya mata
mereka terbuka.
5. Dorongan yang kuat dan penuh rahmat kepada umat yang
berdosa ini supaya mendengarkan baik-baik peringatan yang
sudah diberikan Kristus kepada mereka (ay. 19-20). “Engkau
mungkin berpikir bahwa Aku telah memberimu kata-kata yang
keras dan teguran-teguran yang berat. namun itu semua timbul
dari kasih terhadap jiwamu.” Orang-orang berdosa harus
menerima segala hardikan firman Tuhan sebagai pertanda ke-
hendak baik-Nya terhadap jiwa mereka. Lebih baik mendapat
kernyit dahi dan luka dari seorang teman dibandingkan senyuman
yang menyanjung dari seorang musuh. Jika mereka mau
menuruti peringatan-peringatan-Nya, Ia siap untuk membuat
peringatannya itu berguna bagi jiwa mereka (ay. 20). Kristus,
melalui firman dan Roh-Nya, dengan penuh rahmat berkenan
untuk datang mengetuk pintu hati orang-orang berdosa. Na-
mun Ia mendapati pintu ini tertutup bagi-Nya. Hati manusia
secara kodrati tertutup bagi Kristus. saat Ia mendapati hati
tertutup, Ia tidak segera menarik diri, namun menunggu untuk
bermurah hati. Orang-orang yang terbuka kepada-Nya akan
menikmati hadirat-Nya. Ia akan makan dengan mereka. Ia
akan menerima apa yang baik dalam diri mereka. Dan Ia akan
membawa bersama-Nya bagian yang terbaik dari jamuan itu.
III. Penutup surat ini.
1. Janji yang dibuat kepada orang percaya yang menang. Ada
kemungkinan bahwa oleh teguran-teguran dan nasihat-nasi-
hat Kristus mereka terilhami dengan semangat dan tenaga
yang baru, dan bisa muncul sebagai pemenang dalam pepe-
rangan rohani mereka. Jika memang demikian, mereka akan
memperoleh upah yang besar (ay. 21). Kristus sendiri telah
menemui berbagai macam godaan dan pergulatan. Ia meng-
atasi semuanya itu, dan keluar sebagai lebih dari seorang pe-
menang. Orang-orang yang menyerupakan diri mereka dengan
Kristus dalam pencobaan-pencobaan dan kemenangan-keme-
nangan-Nya akan diserupakan dengan Dia dalam kemuliaan-
Nya.
2. Semuanya ini ditutup dengan tuntutan supaya semua orang
memperhatikan (ay. 22). Dengan demikian, berakhirlah sudah
pesan-pesan Kristus kepada jemaat-jemaat di Asia.
PASAL 4
alam pasal ini penglihatan yang bersifat nubuatan dibukakan.
Rasul Yohanes,
I. Mencatat pemandangan sorgawi yang dilihatnya (ay. 1-7).
Dan kemudian,
II. Nyanyian-nyanyian sorgawi yang didengarnya (ay. 8, sampai
selesai).
Penglihatan akan Takhta Sorgawi
(4:1-8a)
1 Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka
di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku
seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjuk-
kan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. 2 Segera aku dikuasai
oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk
Seorang. 3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata
yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-
gemilang bagaikan zamrud rupanya. 4 Dan sekeliling takhta itu ada dua
puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-
tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. 5
Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh
obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Tuhan . 6 Dan di
hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah
takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di
sebelah muka dan di sebelah belakang. 7 Adapun makhluk yang pertama
sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan
makhluk yang ketiga memiliki muka seperti muka manusia, dan makhluk
yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. 8a Dan keem-
pat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah
dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka
berseru siang dan malam:
Di sini kita mendapati sebuah penggambaran tentang penglihatan
kedua yang dikaruniakan kepada Rasul Yohanes.
I. Persiapan yang dibuat supaya Rasul Yohanes mendapat peng-
lihatan ini.
1. Sebuah pintu terbuka di sorga. Kita tidak tahu apa-apa tentang
peristiwa-peristiwa masa depan, selain apa yang berkenan
disingkapkan Tuhan kepada kita. Peristiwa-peristiwa itu tertu-
tup oleh tabir, sampai Tuhan membukakan pintu.
2. Untuk mempersiapkan Yohanes bagi penglihatan itu, sebuah
sangkakala dibunyikan, dan ia dipanggil untuk naik ke sorga,
untuk melihat di sana pemandangan tentang hal-hal yang
akan terjadi sesudah ini.
3. Sebagai persiapan untuk penglihatan ini, Yohanes dikuasai
oleh Roh. Jiwanya terangkat. Rohnya dikuasai oleh roh nu-
buatan, dan sepenuhnya berada di bawah pengaruh ilahi.
II. Penglihatan itu sendiri.
1. Ia melihat sebuah takhta terdiri di sorga, takhta kehormatan,
wewenang, dan penghakiman. Semua takhta duniawi berada
di bawah kekuasaan takhta yang terdiri di sorga ini.
2. Ia melihat Seorang yang mulia di atas takhta itu. Ada sosok
yang menduduki takhta itu, dan itu yaitu Tuhan . Wajah-Nya
bagaikan permata yaspis dan permata sardis. Ia tidak digam-
barkan dengan ciri-ciri manusia sehingga bisa dilukiskan, me-
lainkan hanya dengan terang-Nya yang jauh melampaui dunia
ini.
3. Ia melihat suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang
bagaikan zamrud rupanya (ay. 3). Pelangi itu yaitu meterai
dan perlambang dari perjanjian pemeliharaan yang dibuat
Tuhan dengan Nuh. Pelangi ini tampak seperti zamrud. Warna
yang paling mencolok yaitu hijau segar, untuk menunjukkan
sifat yang menghidupkan dan menyegarkan dari perjanjian
baru.
4. Ia melihat dua puluh empat takhta di sekeliling takhta itu, de-
ngan dua puluh empat tua-tua. Mereka memakai pakaian putih,
yaitu kebenaran orang-orang kudus. Ada mahkota emas di
kepala mereka, yang melambangkan kehormatan dan wewe-
nang yang diberikan Tuhan kepada mereka, dan kemuliaan
yang mereka miliki bersama-sama dengan Dia.
Kitab Wahyu 4:8b-11
5. Ia melihat kilat-kilat dan mendengar suara-suara yang keluar
dari takhta itu. Dengan cara itulah Tuhan memberi hukum
Taurat di gunung Sinai. Dan Injil memiliki kemuliaan dan
wewenang yang tidak kurang dibandingkan hukum Taurat.
6. Ia melihat tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu (ay.
5), yaitu berbagai macam karunia, anugerah, dan tindakan
Roh Tuhan .
7. Ia melihat di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kris-
tal. Dalam lauatan inilah semua orang harus dibasuh sebelum
mereka diterima dalam hadirat Tuhan yang penuh rahmat.
8. Ia melihat empat makhluk, makhluk-makhluk hidup, di antara
takhta dan lingkaran tua-tua itu (besar kemungkinannya
seperti itu), berdiri di antara Tuhan dan umat. Empat makhluk
ini tampak melambangkan para pelayan Injil. Tua-tua itu
duduk dan dilayani, sementara keempat makhluk ini berdiri
dan melayani: mereka tidak berhenti siang dan malam.
Nyanyian Puji-pujian Sorgawi
(4:8b-11)
8b “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Tuhan , Yang Mahakuasa, yang sudah ada
dan yang ada dan yang akan datang.” 9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu
mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia,
yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, 10
maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai
selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta
itu, sambil berkata: 11 “Ya Tuhan dan Tuhan kami, Engkau layak menerima
puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala
sesuatu; dan oleh sebab kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”
Kita sudah membahas pemandangan-pemandangan yang dilihat Ra-
sul Yohanes di sorga: sekarang marilah kita amati nyanyian-nyanyian
yang didengarnya.
I. Ia mendengar nyanyian dari keempat makhluk hidup itu, yang
merujuk pada penglihatan Nabi Yesaya (Yes. 6). Mereka memuja
satu Tuhan , dan satu saja, Tuhan Tuhan , Yang Mahakuasa. Mereka
memuja tiga yang kudus dalam satu Tuhan ini.
II. Ia mendengar pemujaan-pemujaan dari kedua puluh empat tua-
tua itu (ay. 10-11).
1. Siapa yang mereka sembah: Dia yang duduk di atas takhta,
Tuhan yang kekal dan senantiasa hidup. Hanya ada satu Tuhan ,
dan Dia sajalah, sebagai Tuhan , yang disembah oleh jemaat di
bumi dan di sorga.
2. Tindakan-tindakan pemujaan. Mereka tersungkur di hadapan
Dia yang duduk di atas takhta itu. Mereka melemparkan mah-
kotanya di hadapan takhta itu. Mereka memuliakan Tuhan atas
kekudusan-Nya, yang dengannya Ia telah memahkotai jiwa
mereka di bumi, dan memuliakan Tuhan atas kehormatan dan
kebahagiaan yang dengannya Ia memahkotai jiwa mereka di
sorga. Suatu kemuliaan bagi mereka untuk memuliakan Tuhan .
3. Kata-kata pemujaan (ay. 11). Dalam kata-kata ini mereka
mengakui secara tersirat bahwa Tuhan ditinggikan jauh meng-
atasi segala pujian dan hormat. Ia layak menerima kemuliaan,
namun mereka tidak layak untuk memuji.
4. Kita mendapati alasan dari pemujaan mereka.
(1) Dia yaitu Pencipta segala sesuatu. Tak ada yang lain se-
lain Pencipta segala sesuatu yang harus dipuja. Benda
ciptaan tidak bisa dijadikan sesembahan.
(2) Dia yaitu Pemelihara segala sesuatu. Semua makhluk
ciptaan selain Tuhan bergantung pada kehendak dan kuasa
Tuhan , dan makhluk yang bergantung tidak boleh ditinggi-
kan sebagai sesembahan.
(3) Dia yaitu Penyebab terakhir dari segala sesuatu: Oleh
sebab kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.
yaitu kehendak dan kesenangan-Nya untuk menciptakan
segala sesuatu.
PASAL 5
ekarang keputusan-keputusan hikmat Tuhan dan ketetapan-kete-
tapan-Nya dihadapkan kepada Rasul Yohanes, seperti dalam se-
buah gulungan kitab, dan gulungan kitab ini digambarkan,
I. Termeterai di tangan Tuhan (ay. 1-9).
II. Diserahkan ke tangan Kristus sang Penebus, untuk dibuka
meterainya (ay. 6, sampai selesai).
Gulungan Kitab dengan Ketujuh Meterainya
(5:1-5)
1 Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu,
sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan
dimeterai dengan tujuh meterai. 2 Dan aku melihat seorang malaikat yang
gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak
membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” 3 namun
tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah
bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat
sebelah dalamnya. 4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, sebab
tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab
itu ataupun melihat sebelah dalamnya. 5 Lalu berkatalah seorang dari tua-
tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku
Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka
gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.”
Sejauh ini Rasul Yohanes hanya melihat Tuhan yang mahabesar,
pengatur segala sesuatu. Sekarang,
I. Ia dikaruniai sebuah penglihatan tentang cara-cara pemerintah-
an-Nya, sebagaimana yang tertulis semuanya dalam gulungan
kitab yang dia pegang di tangannya. Dan gulungan kitab ini harus
kita bayangkan tertutup dan dimeterai. namun dalam gulungan ki-
tab itu ada isi yang amat begitu penting untuk diketahui secara
umum, dan secara khusus di bagian nubuatannya. Tuhan meme-
gang gulungan kitab ini di tangan kanan-Nya, untuk menyatakan
kewenangan kitab itu. Tak ada yang mengetahui isinya selain Dia
sendiri, sampai Ia mengizinkannya untuk dibuka. Kitab itu di-
meterai dengan tujuh meterai. Tiap-tiap bagian tampak memiliki
meterainya sendiri. Ketujuh bagian ini tidak dibuka meterainya
sekaligus, namun berturut-turut, satu penglihatan tentang Pemeli-
haraan ilahi menghantarkan pada penglihatan yang lain dan
menjelaskannya.
II. Ia mendengar sebuah seruan tentang gulungan kitab yang dimeterai
ini. Yang berseru itu yaitu seorang malaikat yang gagah. Malaikat
ini tampak keluar sebagai penantang, dengan memberi tantangan
kepada siapa saja atau semua makhluk untuk mencoba kekuatan
hikmat mereka untuk membuka keputusan-keputusan hikmat Tuhan .
Seruan atau tantangan itu sendiri (ay. 2). Tak seorang pun di sorga
atau di bumi dapat menerima tantangan itu dan mengerjakan peker-
jaan itu. Tak seorang pun yang di bawah bumi, tak satu pun dari ma-
laikat-malaikat yang jatuh. Iblis sendiri, dengan segala kelicikannya,
tidak bisa membukanya. Makhluk-makhluk hidup tidak bisa mem-
bukanya, atau melihat kepadanya. Mereka tidak bisa membacanya.
Hanya Tuhan yang bisa melakukannya.
III. Rasul Yohanes menangis dengan amat sedihnya. Hal itu sangat
mengecewakan dia. Dari apa yang telah dilihatnya dalam Dia yang
duduk di atas takhta, ia sangat ingin melihat dan mengetahui le-
bih banyak tentang pikiran dan kehendak-Nya. Orang-orang yang
telah melihat kemuliaan-Nya ingin mengetahui kehendak-Nya.
IV. Rasul Yohanes dihibur dan didorong untuk berharap supaya kitab
yang dimeterai ini akan dibuka. Siapa yang memberi isyarat
itu kepada Yohanes: Seorang dari tua-tua. Tuhan telah menying-
kapkannya kepada jemaat-Nya. Siapa yang akan membuka kitab
itu – Tuhan Yesus Kristus, yang disebut singa dari suku Yehuda,
menurut kodrat manusia-Nya, dan tunas Daud, menurut kodrat
ilahi-Nya. Dia yang memegang jabatan sebagai Pengantara antara
Tuhan dan manusia, pantas dan layak membuka dan menjalankan
semua keputusan hikmat Tuhan terhadap manusia.
Kitab Wahyu 5:6-14
Anak Domba Menerima Gulungan Kitab Itu
(5:6-14)
6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di
tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disem-
belih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Tuhan yang
diutus ke seluruh bumi. 7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima
gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. 8 saat Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua
puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing meme-
gang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus. 9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru kata-
nya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-
meterainya; sebab Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau
telah membeli mereka bagi Tuhan dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum
dan bangsa. 10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan,
dan menjadi imam-imam bagi Tuhan kita, dan mereka akan memerintah seba-
gai raja di bumi.” 11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malai-
kat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka
berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12 katanya dengan suara nyaring:
”Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekaya-
an, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan
yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, ber-
kata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, yaitu
puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”
14 Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin.” Dan tua-tua itu jatuh tersung-
kur dan menyembah.
I. Rasul Yohanes melihat gulungan kitab ini diserahkan ke tangan
Tuhan Yesus Kristus. Tempat dan kedudukan-Nya. Ia duduk di
takhta yang sama dengan Bapa. Kristus, sebagai manusia dan
Pengantara, lebih rendah dari Tuhan Bapa, namun lebih dekat
dengan-Nya dibandingkan semua makhluk. Rupa yang dengannya
Kristus menampakkan diri. Sebelumnya Ia disebut sebagai singa.
Di sini Ia menampakkan diri sebagai Anak Domba yang disem-
belih. Dia yaitu singa untuk menaklukkan Iblis, dan Anak Dom-
ba untuk membayar lunas tuntutan keadilan Tuhan . Ia menam-
pakkan diri sebagai Anak Domba, yang bertanduk tujuh dan ber-
mata tujuh, kekuatan yang sempurna untuk menjalankan seluruh
kehendak Tuhan dan hikmat yang sempurna untuk memahaminya.
Sebab Ia memiliki ketujuh Roh Tuhan , Ia telah menerima Roh Kudus
secara tak terbatas. Tindakan dan perbuatan-Nya (ay. 7), bukan
dengan cara kekerasan, atau tipuan, namun Ia berhasil membuka
gulungan kitab itu (seperti dalam ay. 5), Ia berhasil oleh jasa dan
kelayakan-Nya.
II. Begitu Kristus menerima kitab ini dari tangan Bapa, Ia segera
mendapat puji-pujian dan pemujaan dari para malaikat dan ma-
nusia, bahkan, dari segala makhluk.
1. Jemaat memulai nyanyian puji-pujian itu, sebab lebih ber-
kepentingan di dalamnya (ay. 8).
(1) Siapa yang mereka sembah – Anak Domba, Tuhan Yesus
Kristus.
(2) Sikap tubuh mereka: Mereka tersungkur di hadapan-Nya,
memberi-Nya pemujaan yang paling dalam.
(3) Alat-alat yang dipakai dalam pemujaan mereka – kecapi
dan cawan. Kecapi dipakai sebagai alat untuk memuji, se-
dangkan cawan dipenuhi dengan kemenyan, yang melam-
bangkan doa orang-orang kudus.
(4) Isi nyanyian mereka. Engkau layak menerima gulungan ki-
tab itu dan membuka meterai-meterainya. Mereka menye-
butkan alasan-alasan dari kelayakan ini, namun mereka
terutama menegaskan jasa penderitaan-penderitaan-Nya.
Penderitaan-penderitaan-Nya ini lebih menggugah jiwa me-
reka dengan ucapan syukur dan sukacita. Mereka menye-
butkan penderitaan-Nya: “Engkau telah disembelih.” Buah-
buah penderitaan-Nya.
[1] Ditebusnya manusia bagi Tuhan .
[2] Diangkatnya Kristus ke tempat tinggi (ay. 10).
2. Nyanyian puji-pujian itu diteruskan oleh para malaikat (ay.
11). Mereka dikatakan tak terhitung banyaknya, dan menjadi
pelayan-pelayan di takhta Tuhan . Meskipun mereka sendiri
tidak membutuhkan Juruselamat, namun mereka bersukacita
dalam penebusan dan penyelamatan orang-orang berdosa, dan
mereka sepakat dengan jemaat bahwa Ia layak untuk mene-
rima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan
hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian.
3. Nyanyian puji-pujian ini digaungkan oleh seluruh ciptaan (ay.
13). Sorga dan bumi bergema dengan puji-pujian yang luhur
bagi sang Penebus. Seluruh ciptaan menjadi lebih baik oleh
sebab Kristus. Bagian nyanyian yang diciptakan untuk dinya-
nyikan oleh seluruh ciptaan yaitu nyanyian puji-pujian dan
hormat dan kemuliaan dan kuasa. Bagi Dia yang duduk di atas
takhta, bagi Tuhan Bapa. Bagi Anak Domba, Pengantara perjan-
Kitab Wahyu 5:6-14
jian baru. Kita menyembah dan memuliakan Tuhan yang satu
dan sama sebab Ia sudah menciptakan kita dan menebus
kita. Demikianlah kita sudah melihat diserahkannya kitab
yang dimeterai ini dengan sangat khidmat dari tangan sang
Pencipta ke tangan sang Penebus.
PASAL 6
ekarang kita akan bertolak ke tempat yang dalam, dan tugas kita
bukan untuk mengukurnya, melainkan terlebih untuk menebar-
kan jala supaya mendapat tangkapan. Kita hanya akan menyinggung
apa yang terlihat paling jelas. Dalam pasal ini, enam dari tujuh
meterai dibuka, dan penglihatan-penglihatan yang menyertainya di-
ceritakan. Meterai pertama dalam ayat 1-2, meterai kedua dalam ayat
3-4, meterai ketiga dalam ayat 5-6, meterai keempat dalam ayat 7-8,
meterai kelima dalam ayat 9-11, dan meterai keenam dalam ayat 12-
13, dst.
Meterai Pertama Dibuka
(6:1-2)
1 Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh
meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu
berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: “Mari!” 2 Dan aku melihat:
sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya me-
megang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu
ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Kristus, Anak Domba, membuka meterai yang pertama. Kita men-
dapati penglihatan itu sendiri (ay. 2).
1. Tuhan Yesus tampil dengan menunggang kuda putih.
2. Ia memegang sebuah panah di tangan-Nya. Teguran-teguran fir-
man Tuhan yang dengan tegas menyatakan kesalahan kita yaitu
panah-panah yang tajam, yang dapat mengenai sasaran dari
kejauhan.
3. Kepada-Nya diberikan sebuah mahkota. saat Kristus hendak
pergi berperang, orang akan mengira sebuah ketopong lebih se-
suai bagi-Nya dibandingkan sebuah mahkota. namun mahkota diberi-
kan kepada-Nya sebagai tanda kemenangan.
4. Ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Selama
jemaat terus berjuang, Kristus akan senantiasa merebut keme-
nangan. Ia menaklukkan musuh-musuh-Nya dalam diri umat-
Nya. Dosa-dosa mereka yaitu musuh-musuh mereka dan mu-
suh-musuh-Nya. jika Kristus datang dengan kuasa ke dalam
jiwa mereka, Ia mulai menaklukkan musuh-musuh ini. Dan Ia
terus menaklukkan, dalam karya pengudusan yang terus dikerja-
kan-Nya, sampai Ia memperoleh bagi kita kemenangan yang se-
utuhnya. Dan Ia menaklukkan musuh-musuh-Nya di dunia, yaitu
orang-orang fasik. Kemajuan dan keberhasilan Injil Kristus di
dunia yaitu pemandangan yang mulia, yang patut untuk dipan-
dang. Pekerjaan-pekerjaan Kristus tidak dilakukan dalam waktu
yang sesaat . Kita cenderung berpikir bahwa, jika Injil maju,
ia pasti akan menyapu bersih seluruh dunia di hadapannya,
namun sebaliknya, ia justru sering menghadapi perlawanan, dan
bergerak perlahan-lahan. Kristus akan melakukan pekerjaan-Nya
sendiri dengan berhasil, dalam waktu-Nya dan cara-Nya sendiri.
Meterai Kedua, Ketiga, dan Keempat Dibuka
(6:3-8)
3 Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar
makhluk yang kedua berkata: “Mari!” 4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor
kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa
untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling
membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. 5 Dan
saat Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makh-
luk yang ketiga berkata: “Mari!” Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor
kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan
di tangannya. 6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah ke-
empat makhluk itu berkata: “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai
sedinar. namun janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.” 7 Dan saat
Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara
makhluk yang keempat berkata: “Mari!” 8 Dan aku melihat: sesungguhnya,
ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama
Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa
atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan
kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
Tiga meterai berikutnya memberi kita penglihatan yang menyedihkan
tentang penghakiman-penghakiman yang akan dipakai Tuhan untuk
menghukum orang-orang yang melecehkan Injil kekal.
Kitab Wahyu 6:3-8
I. saat meterai kedua dibuka, seekor kuda lain muncul, kuda
merah padam (ay. 4). Ini melambangkan penghakiman perang
yang meluluh-lantakkan. Pedang perang yaitu penghakiman
yang mengerikan. Perang mengambil damai sejahtera dari bumi.
Manusia, yang seharusnya mengasihi dan membantu satu sama
lain, berada dalam keadaan perang, menetapkan hati untuk
membunuh satu sama lain.
II. saat meterai ketiga dibuka, seekor kuda yang lain lagi muncul,
kuda hitam, yang melambangkan kelaparan (ay. 5). Satu peng-
hakiman jarang muncul sendirian. Penghakiman perang dengan
sendirinya menarik serta penghakiman kelaparan. Kelaparan
makanan yaitu penghakiman yang mengerikan, namun kelaparan
firman jauh lebih mengerikan.
III. saat meterai keempat dibuka, tampaklah seekor kuda lain,
kuda hijau kuning.
1. Nama penunggangnya, yaitu Maut, raja kengerian.
2. Yang mengiringi raja kengerian ini, yaitu neraka (KJV). Ada
hubungan alami antara satu penghakiman dan penghakiman
lain: perang yaitu bencana yang melumat habis semuanya,
dan membawa serta kelangkaan dan kelaparan, dan kelaparan
membawa serta wabah penyakit. Tuhan sudah memberitahukan
ancaman-ancaman terhadap orang fasik maupun janji-janji
untuk orang benar. Dan sudah menjadi kewajiban kita untuk
mempercayai baik ancaman-ancaman maupun janji-janji itu.
IV. sesudah meterai-meterai ini dibuka, kita mendapati pengamatan
yang bersifat umum ini (ay. 8). Kepada tiga penghakiman besar
berupa perang, kelaparan, dan wabah penyakit, di sini ditambah-
kan binatang-binatang buas yang di bumi, penghakiman lain yang
pedih dari Tuhan . saat sebuah bangsa ditinggalkan oleh para
penduduknya sebab pedang, kelaparan, dan wabah penyakit,
maka sedikit sisanya menjadi mangsa yang empuk. Sebagian yang
lain memahami binatang-binatang buas yang di bumi ini sebagai
orang-orang kasar, kejam, dan biadab.
Meterai Kelima dan Keenam Dibuka
(6:9-17)
9 Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di
bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh sebab firman Tuhan
dan oleh sebab kesaksian yang mereka miliki. 10 Dan mereka berseru
dengan suara nyaring, katanya: “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang
kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah
kami kepada mereka yang diam di bumi?” 11 Dan kepada mereka masing-
masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa
mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-
kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama
seperti mereka. 12 Maka aku melihat, saat Anak Domba itu membuka mete-
rai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan
matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah
seluruhnya bagaikan darah. 13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke
atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah,
jika ia digoncang angin yang kencang. 14 Maka menyusutlah langit bagai-
kan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan
pulau-pulau dari tempatnya. 15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pem-
besar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang ber-
kuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-
gua dan celah-celah batu karang di gunung. 16 Dan mereka berkata kepada
gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa
kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta
dan terhadap murka Anak Domba itu.” 17 Sebab sudah tiba hari besar murka
mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
I. Meterai yang kelima. Meterai ini tidak berisi nubuatan baru, namun
terlebih membuka mata air penghiburan bagi orang-orang yang
masih berada dalam kesusahan besar.
1. Pemandangan yang dilihat oleh rasul ini saat meterai yang
kelima dibuka (ay. 9). Ia melihat jiwa-jiwa orang yang mati
syahid. Di mana ia melihat mereka, yaitu di tempat yang
paling kudus. Ia melihat mereka di sorga, di kaki Kristus. Tuhan
telah menyediakan tempat yang baik di dunia yang lebih baik
bagi orang-orang yang setia sampai mati dan tidak mendapat
tempat lagi di bumi. Penyebab mereka menderita, yaitu firman
Tuhan dan kesaksian yang mereka miliki. Penyebab yang mulia,
penyebab terbaik yang untuknya orang dapat menyerahkan
nyawanya.
2. Seruan yang didengarnya (ay. 10). Bahkan roh-roh orang-orang
benar yang telah menjadi sempurna tetap menyimpan kebenci-
an yang sudah seharusnya terhadap kejahatan yang telah
mereka derita oleh musuh-musuh mereka yang kejam. Mereka
Kitab Wahyu 6:9-17
menyerahkan perkara mereka kepada Dia yang empunya pem-
balasan. Mereka tidak ingin menuntut balas sendiri, namun me-
nyerahkan semuanya kepada Tuhan .
3. Tanggapan yang baik yang diberikan kepada seruan ini (ay.
11). Apa yang diberikan kepada mereka, yaitu jubah putih,
jubah kemenangan dan kehormatan. Apa yang dikatakan ke-
pada mereka, yakni bahwa mereka harus tenang, sebab tidak
akan lama lagi jumlah kawan-kawan mereka yang sama-sama
menderita akan digenapi. Ia akan membalaskan kesengsaraan
kepada orang-orang yang telah menyusahkan mereka, dan
kepada orang-orang yang disusahkan, Ia akan membalaskan
ketenangan yang penuh dan tanpa putus-putusnya.
II. Di sini kita mendapati meterai keenam dibuka (ay. 12).
1. Peristiwa-peristiwa dahsyat yang akan segera terjadi. Di sini
ada beberapa kejadian yang ikut berperan dalam membuat
hari dan saat itu menjadi sangat mengerikan (ay. 13). Itu akan
menjadi penghakiman yang mengejutkan seluruh dunia.
2. Ketakutan dan kengerian yang akan menyergap semua orang
dari berbagai golongan di hari yang besar dan mencekam itu
(ay. 15). Seberapa ngeri dan terkejutnya mereka. Mereka akan
begitu ngeri dan terkejut sampai-sampai mereka berseru
kepada gunung-gunung untuk runtuh menimpa mereka, dan ke-
pada bukit-bukit untuk menutupi mereka. Penyebab kengerian
mereka, yaitu murka Anak Domba. Meskipun Tuhan tidak ter-
lihat, Ia dapat membuat para penduduk dunia ini merasakan
kernyit dahi-Nya yang mengerikan. Meskipun Kristus yaitu
Anak Domba, namun Ia bisa murka, dan murka Anak Domba
luar biasa mengerikan. Sama seperti manusia memiliki
hari-hari kesempatan, dan musim-musim rahmat, demikian
pula Tuhan memiliki hari murka-Nya yang penuh kebenar-
an.
PASAL 7
asal yang menghibur ini menjamin anugerah-anugerah dan peng-
hiburan-penghiburan bagi umat Tuhan saat terjadi malapetaka
yang menimpa semua orang.
I. Gambaran tentang ditahannya empat mata angin (ay. 1-3).
II. Dimeteraikannya hamba-hamba Tuhan (ay. 4-8).
III. Nyanyian-nyanyian para malaikat dan orang-orang kudus
pada kesempatan ini (ay. 9-12).
IV. Gambaran tentang kehormatan dan kebahagiaan orang-orang
yang sudah setia melayani Kristus, dan menderita untuk-Nya
(ay. 13, dst.).
Ditahannya Empat Mata Angin; Hamba-hamba Tuhan
Dimeteraikan; Nyanyian Para Malaikat dan Orang Kudus
(7:1-12)
1 Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat
penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada
angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. 2 Dan aku melihat
seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa
meterai Tuhan yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada
keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, 3
katanya: “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum
kami memeteraikan hamba-hamba Tuhan kami pada dahi mereka!” 4 Dan aku
mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. 5 Dari
suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas
ribu, dari suku Gad dua belas ribu, 6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari
suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu, 7 dari suku
Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua
belas ribu, 8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas
ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu. 9 Kemudian dari pada itu aku
melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak
dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai
jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. 10 Dan
dengan suara nyaring mereka berseru: “Keselamatan bagi Tuhan kami yang
duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” 11 Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersung-
kur di hadapan takhta itu dan menyembah Tuhan , 12 sambil berkata: “Amin!
puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekua-
saan dan kekuatan bagi Tuhan kita sampai selama-lamanya! Amin!”
I. Gambaran tentang ditahannya empat mata angin. Kita menduga
bahwa yang dimaksud dengan angin-angin ini yaitu kesesatan-
kesesatan yang akan menimbulkan berbagai macam masalah dan
kerusakan pada jemaat Tuhan . Roh-roh kesesatan dibandingkan
dengan keempat angin, yang bertentangan satu sama lain, namun
menimbulkan banyak kerusakan kepada taman dan kebun ang-
gur Tuhan . Kesesatan-kesesatan yaitu seperti angin, olehnya
orang-orang yang tidak teguh digoncangkan. Keempat angin itu
ditahan melalui pelayanan para malaikat, yang berdiri pada keem-
pat penjuru bumi. Roh kesesatan tidak bisa maju sampai Tuhan
mengizinkannya. Malaikat-malaikat melayani demi kebaikan je-
maat dengan menahan musuh-musuhnya. Ditahannya angin-
angin itu hanya berlangsung sementara, yaitu sampai hamba-
hamba Tuhan dimeteraikan pada dahi mereka.
II. Gambaran tentang dimeteraikannya hamba-hamba Tuhan .
1. Kepada siapa pekerjaan ini diserahkan, yaitu kepada seorang
malaikat. Malaikat yang lain ditugaskan untuk menandai dan
membedakan hamba-hamba Tuhan yang setia.
2. Bagaimana mereka dibedakan, yaitu meterai Tuhan ditempel-
kan pada dahi mereka. Dengan tanda ini mereka dipisahkan
untuk mendapat belas kasihan dan keselamatan di masa-
masa terburuk.
3. Jumlah orang-orang yang dimeterai. Gambaran khusus ten-
tang orang-orang yang dimeterai dari dua belas suku Israel,
yakni dua belas ribu orang dari setiap suku. Gambaran umum
tentang orang-orang yang diselamatkan dari bangsa-bangsa
lain (ay. 9). Meskipun jemaat Tuhan hanyalah kawanan kecil di-
bandingkan dengan dunia yang jahat, namun itu bukanlah
kumpulan yang hina, namun sungguh besar, dan masih bisa
diperbesar lagi.
Kitab Wahyu 7:13-17
III. Kita mendapati nyanyian orang-orang kudus dan para malaikat
(ay. 9-12).
1. Puji-pujian yang dipersembahkan oleh orang-orang kudus.
(1) Sikap tubuh orang-orang kudus yang memuji ini: mereka
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, di
hadapan sang Pencipta dan sang Pengantara. Takhta Tuhan
tidak akan bisa didekati oleh orang-orang berdosa, kalau
bukan sebab Pengantara.
(2) Penampilan mereka: mereka memakai jubah putih dan
memegang daun-daun palem di tangan mereka, seperti para
penakluk pada waktu dulu tampil dalam kemenangan-
kemenangan mereka.
(3) Pekerjaan mereka: mereka berseru dengan suara nyaring:
“Keselamatan bagi Tuhan kami yang duduk di atas takhta
dan bagi Anak Domba!” Ini dapat dipahami sebagai seruan
hosanah, atau seruan haleluya. Baik Bapa maupun Anak
digabungkan bersama-sama dalam puji-pujian ini. Bapa
merancang keselamatan ini, Anak membayarnya, dan
orang-orang yang menikmatinya harus dan akan memuji
Tuhan dan Anak Domba.
2. Di sini ada nyanyian para malaikat sewaktu mereka tersung-
kur dan menyembah (ay. 11-12). Oleh sebab itu, betapa kita,
makhluk yang keji dan rapuh, harus rendah hati dan penuh
hormat saat datang ke hadirat Tuhan ! Mereka sepakat dengan
puji-pujian orang-orang kudus, dan mengucapkan Amin untuk
menyetujuinya. Lalu mereka menambahkan lebih banyak puji-
pujian dari mereka sendiri. Kita sudah melihat seperti apa
pekerjaan di sorga itu, jadi kita harus menyelaraskan hati kita
dengannya, dan merindukan dunia itu, di mana puji-pujian
kita, dan juga kebahagiaan kita, akan disempurnakan.
Kebahagiaan Orang-orang yang Setia
Melayani Kristus
(7:13-17)
13 Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: “Siapakah mereka
yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?” 14 Maka
kataku kepadanya: “Tuanku, tuan mengetahuinya.” Lalu ia berkata kepada-
ku: “Mereka ini yaitu orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar;
dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba. 15 sebab itu mereka berdiri di hadapan takhta Tuhan
dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas
takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. 16 Mereka tidak
akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak
akan menimpa mereka lagi. 17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takh-
ta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Tuhan akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Gambaran tentang kebahagiaan orang-orang yang sudah setia mela-
yani Tuhan Yesus Kristus.
I. Sebuah pertanyaan diajukan oleh salah seorang dari tua-tua, bu-
kan untuk mencari tahu bagi dirinya sendiri, melainkan untuk
mengajar Rasul Yohanes. Orang kudus yang paling rendah di sor-
ga tahu lebih banyak dibandingkan rasul terbesar di dunia.
II. Jawaban yang diberikan oleh Rasul Yohanes, yang di dalamnya ia
mengakui secara tersirat ketidaktahuannya sendiri: Tuan menge-
tahuinya. Gambaran yang diberikan kepada Rasul Yohanes ten-
tang pasukan orang yang mati syahid itu.
1. Keadaan yang hina dan hancur yang sebelumnya menimpa
mereka. Mereka telah melewati kesusahan besar. Jalan ke sor-
ga melewati banyak kesusahan. namun kesusahan tidak akan
memisahkan kita dari kasih Tuhan .
2. Sarana-sarana yang dengannya mereka telah dipersiapkan
untuk kebahagiaan besar yang sekarang mereka nikmati (ay.
14). Ini yaitu satu-satunya darah yang membuat jubah orang-
orang kudus putih dan bersih.
3. Keterberkatan yang ke dalamnya mereka sekarang diangkat.
(1) Mereka bahagia di tempat mereka, sebab mereka berdiri di
hadapan takhta Tuhan siang malam, dan Dia membentang-
kan kemah-Nya di atas mereka.
(2) Mereka bahagia dalam pekerjaan mereka, sebab mereka
melayani Tuhan senantiasa.
(3) Mereka bahagia dalam terbebasnya mereka dari semua
ketidaknyamanan hidup sekarang ini. Dari segala kelapar-
an dan rasa lapar: Mereka tidak menderita lapar dan daha-
ga lagi. Semua kebutuhan mereka disediakan. Dari semua
sakit penyakit: mereka tidak akan pernah tersengat mata-
hari atau panas terik lagi.
Kitab Wahyu 7:13-17
(4) Mereka bahagia dalam kasih dan bimbingan Tuhan Yesus:
Ia akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mere-
ka ke mata air kehidupan.
(5) Mereka bahagia sebab telah dilepaskan dari semua pen-
deritaan. Tuhan akan menghapus segala air mata dari mata
mereka. Tuhan sendiri, dengan tangan-Nya yang lembut dan
penuh rahmat, akan menghapus air mata itu, dan mereka
tidak tanpa air mata saat Tuhan datang untuk mengha-
pusnya. Dalam hal ini Ia memperlakukan mereka seperti
seorang bapa yang lembut, yang mendapati anak terkasih-
nya bercucuran air mata, lalu menghibur anak itu, menyeka
matanya, dan mengubah kesedihannya menjadi sukacita.
PASAL 8
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Pengantar bagi dibunyikannya sangkakala (ay. 1-6).
II. Dibunyikannya empat sangkakala (ay. 7, dst.).
Meterai Ketujuh Dibuka
(8:1-6)
1 Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi
senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya. 2 Lalu aku melihat ketu-
juh malaikat, yang berdiri di hadapan Tuhan , dan kepada mereka diberikan
tujuh sangkakala. 3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi ber-
diri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan
banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa
semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. 4 Maka
naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu
dari tangan malaikat itu ke hadapan Tuhan . 5 Lalu malaikat itu mengambil
pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke
bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi. 6
Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap
untuk meniup sangkakala.
I. Dibukanya meterai terakhir. Meterai terakhir ini dibuka untuk
menghantarkan serangkaian peristiwa yang baru.
II. Sunyi senyap yang mencekam di sorga, kira-kira setengah jam
lamanya. Sunyi senyap dalam penantian. Perkara-perkara yang
besar ada dalam roda pemeliharaan ilahi, dan jemaat Tuhan , baik
di sorga maupun di bumi, berdiri terdiam, untuk melihat apa yang
sedang dilakukan Tuhan .
III. Sangkakala-sangkakala diserahkan kepada para malaikat yang
akan meniupnya.
IV. Untuk mempersiapkan hal ini, seorang malaikat lain pertama-
tama harus mempersembahkan kemenyan (ay. 3). Kemenyan ini
akan dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang
kudus di atas mezbah emas.
1. Semua orang kudus yaitu orang-orang yang berdoa. Tak satu
pun dari anak-anak Tuhan terlahir bisu.
2. Masa-masa bahaya haruslah menjadi masa-masa untuk ber-
doa, dan demikian pula dengan masa-masa penantian besar.
Baik ketakutan-ketakutan kita maupun harapan-harapan kita
haruslah menggerakkan kita untuk berdoa.
3. Doa orang-orang kudus sendiri membutuhkan kemenyan dan
kepengantaraan Kristus supaya diterima dan dikabulkan. Doa
yang dipersembahkan seperti itu tidak akan pernah ditolak
untuk didengar atau diterima. Doa-doa yang diterima di sorga
seperti itu menimbulkan perubahan-perubahan besar di atas
bumi. Malaikat yang sama di pedupaan yang sama mengisinya
dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi, maka
terjadilah kekacauan-kekacauan yang mencengangkan, bunyi
guruh meledak, disertai halilintar dan gempa bumi. Dan seka-
rang, sebab segala sesuatunya sudah dipersiapkan seperti
itu, para malaikat pun melaksanakan tugas mereka.
Dibunyikannya Empat Sangkakala
(8:7-13)
7 Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es,
dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka
terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan ha-
nguslah seluruh rumput-rumputan hijau. 8 Lalu malaikat yang kedua me-
niup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-
nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu men-
jadi darah, 9 dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di
dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal. 10 Lalu malaikat yang
ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar,
menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan
mata-mata air. 11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua
air menjadi apsintus, dan banyak orang mati sebab air itu, sebab sudah
menjadi pahit. 12 Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan
terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga
dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan
Kitab Wahyu 8:7-13
sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari. 13 Lalu
aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit
dan berkata dengan suara nyaring: “Celaka, celaka, celakalah mereka yang
diam di atas bumi oleh sebab bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang
masih akan meniup sangkakalanya.”
I. Malaikat yang pertama meniup sangkakala yang pertama (ay. 7).
Turunlah badai yang sangat dahsyat – api, hujan es, dan darah:
campuran yang aneh! Batasannya: hujan itu jatuh pada sepertiga
dari pohon-pohon, dan pada sepertiga dari rumput-rumputan hijau,
dan membakar serta menghanguskannya. Bencana-bencana yang
paling parah sekalipun memiliki batas-batasannya sendiri yang
ditetapkan oleh Tuhan yang mahabesar.
II. Malaikat kedua meniup sangkakalanya (ay. 8). Di sini masih ada
batasan sepertiga, sebab di tengah-tengah penghakiman, Tuhan ma-
sih berbelas kasih.
III. Malaikat ketiga meniup sangkakalanya (ay. 10). Sebuah bintang
jatuh dari langit: Menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-
mata air. Jatuhnya bintang itu mengubah mata-mata air dan
anak-anak sungai menjadi Apsintus, membuatnya sangat pahit,
sehingga orang-orang keracunan olehnya. Jiwa-jiwa manusia jus-
tru menemui kehancurannya di tempat yang mereka sangka
dapat menyegarkan jiwa mereka.
IV. Malaikat yang keempat meniup sangkakalanya. Sifat bencana ini.
Bencana itu berupa kegelapan. Itulah sebabnya kegelapan itu
menimpa benda-benda besar yang terang di langit, yang memberi-
kan cahaya kepada dunia, yakni matahari, bulan, dan bintang-
bintang. Batasannya: kegelapan itu terbatas pada sepertiga dari
benda-benda terang ini. Ada sedikit banyak cahaya dari matahari
di siang hari maupun bulan dan bintang-bintang di malam hari.
jika Injil datang kepada suatu kaum, namun hanya diterima
dengan dingin, maka biasanya hal itu diikuti dengan penghakim-
an-penghakiman yang mengerikan. Tuhan memberi peringatan
kepada manusia tentang penghakiman-penghakiman-Nya sebe-
lum Ia mengirimkan penghakiman-penghakiman itu, sehingga
kalau mereka dikejutkan olehnya, itu salah mereka sendiri. Na-
mun demikian, di dunia ini Tuhan tidak menguras habis murka-
Nya, namun memberi batasan pada penghakiman-penghakiman
yang paling mengerikan sekalipun.
V. Sebelum tiga sangkakala yang lain ditiup, di sini ada peringatan
yang sungguh-sungguh tentang betapa mengerikan bencana-ben-
cana yang akan mengikutinya (ay. 13). Yang diutus yaitu seekor
burung nasar yang terbang di tengah langit (KJV: seorang malaikat
yang terbang di tengah langit – pen.), seperti sedang tergesa-gesa.
Di sini ada tiga celaka, untuk menunjukkan betapa bencana-
bencana yang akan datang melebihi bencana-bencana yang sudah
terjadi. Jika penghakiman-penghakiman yang kurang berat tidak
berdampak apa-apa, namun jemaat dan dunia malah bertambah
buruk di bawahnya, maka mereka tinggal menantikan bencana-
bencana yang lebih besar.
PASAL 9
itiupnya sangkakala kelima dan keenam, penampakan yang me-
nyertainya, dan peristiwa-peristiwa yang mengikutinya. Sangka-
kala kelima (ay. 1-12), sangkakala keenam (ay. 13, dst.).
Sangkakala Kelima Dibunyikan
(9:1-12)
1 Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah
bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak
kunci lobang jurang maut. 2 Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut
itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan
matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu. 3 Dan dari asap itu
berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan
kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi. 4 Dan kepada
mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di
bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya ma-
nusia yang tidak memakai meterai Tuhan di dahinya. 5 Dan mereka diperke-
nankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyik-
sa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking,
jika ia menyengat manusia. 6 Dan pada masa itu orang-orang akan
mencari maut, namun mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan
ingin mati, namun maut lari dari mereka. 7 Dan rupa belalang-belalang itu
sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala
mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka
sama seperti muka manusia, 8 dan rambut mereka sama seperti rambut pe-
rempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa, 9 dan dada mereka sama
seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta
yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan. 10 Dan
ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor
mereka itu ada kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan
lamanya. 11 Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut;
namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah
Apolion. 12 Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua
celaka lagi.
1. Sebuah bintang jatuh dari langit ke atas bumi.
2. Kepada bintang jatuh ini diberikan anak kunci lobang jurang maut.
Iblis memiliki kunci induk untuk melepaskan kekuatan-kekuatan
neraka melawan jemaat-jemaat Kristus.
3. sesudah pintu jurang maut dibuka, naiklah asap besar, yang
menggelapkan matahari dan udara. Iblis melanjutkan rancangan-
rancangannya dengan memadamkan terang dan pengetahuan.
Jiwa-jiwa yang celaka mengikuti dia di dalam gelap, kalau tidak,
mereka tidak akan berani mengikutinya.
4. Dari asap yang hitam ini keluarlah sekawanan belalang, dan bela-
lang-belalang ini, atas izin yang benar dari Tuhan , berkuasa untuk
menyakiti orang-orang yang tidak memiliki tanda Tuhan di dahi
mereka.
5. Luka yang ditimbulkan belalang-belalang itu pada mereka bukan-
lah luka jasmani, melainkan luka rohani. Belalang-belalang itu
tidak boleh menghancurkan semuanya dengan api dan pedang
seperti tentara perang. Pohon-pohon dan rerumputan tidak boleh
disentuh, dan orang-orang yang mereka lukai tidak boleh dibunuh.
6. Mereka tidak memiliki kuasa yang begitu besar sehingga bisa me-
nyakiti orang-orang yang memiliki meterai Tuhan di dahi mereka.
7. Kekuatan yang diberikan kepada antek-antek neraka ini terbatas
waktunya: lima bulan lamanya, satu musim saja, dan hanya
musim yang singkat.
8. Meskipun singkat, sakitnya akan terasa sangat pedih (ay. 6).
9. Belalang-belalang ini luar biasa besar ukuran dan bentuknya (ay.
7-8, dst.). Mereka diperlengkapi un