• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 25. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 25. Tampilkan semua postingan

ibrani wahyu 25

 


kan nyala api, yang menandakan bahwa Ia mengenal 

semua orang dan segala hal sampai menembus ke dalam. Kaki-

Nya bagaikan tembaga. Sama seperti Ia menghakimi dengan hik-

mat yang sempurna, demikian pula Ia bertindak dengan kekuatan 

dan keteguhan yang sempurna. 

Kitab Wahyu 2:18-28 

II.  Isi surat. 

1.  Watak yang terpuji dan pujian yang diberikan Kristus kepada 

jemaat ini. Kristus menyebutkan dengan hormat kasih mereka: 

tidak ada agama bila tidak ada kasih. Pelayanan mereka. Iman 

mereka, yang merupakan anugerah yang menggerakkan se-

mua hal lain. Ketekunan mereka. Kesetiaan mereka yang ber-

tumbuh: pekerjaan-pekerjaan mereka yang terakhir lebih baik 

dibandingkan  pekerjaan-pekerjaan mereka yang pertama. Harus 

menjadi hasrat dan keinginan sungguh-sungguh dari semua 

orang Kristen bahwa pekerjaan-pekerjaan mereka yang ter-

akhir bisa menjadi pekerjaan-pekerjaan mereka yang terbaik. 

2.  Teguran yang sesuai atas apa yang salah. Penyesat-penyesat 

fasik ini dibandingkan dengan Izebel, dan dipanggil dengan 

namanya. Dosa dari para penyesat ini yaitu  bahwa mereka 

berusaha menarik hamba-hamba Tuhan  ke dalam perzinahan, 

dan mempersembahkan korban-korban kepada berhala. Mere-

ka menyalahgunakan kesabaran Tuhan  untuk mengeraskan diri 

sendiri dalam kefasikan mereka. Tuhan  memberi mereka ruang 

untuk bertobat, namun mereka tidak bertobat. 

3. Hukuman terhadap penyesat ini (ay. 22-23). Aku akan melem-

parkan dia ke atas ranjang, ke atas ranjang penderitaan, bu-

kan ranjang kenikmatan. Anak-anaknya akan Kumatikan, ya-

itu, dalam kematian kedua. 

4.  Kehancuran para penyesat yang fasik ini dimaksudkan Kristus 

sebagai pengajaran bagi orang lain. Tuhan  dikenal melalui 

penghakiman-penghakiman yang dijalankan-Nya. 

5. Dorongan yang diberikan kepada orang-orang yang menjaga 

diri mereka tetap murni dan tak tercemar (ay. 24).  

(1)  Para penyesat ini menyebut ajaran mereka sebagai rahasia-

rahasia yang dalam (KJV).  

(2)  namun  Kristus menyebut ajaran mereka sebagai seluk-beluk 

Iblis, khayalan dan tipu daya Iblis. 

(3) Betapa lembutnya Kristus terhadap hamba-hamba-Nya 

yang setia (ay. 24-25). “Aku hanya menuntut perhatianmu 

terhadap apa yang telah engkau terima.” Jika mereka tetap 

berpegang teguh pada iman dan hati nurani yang baik 

sampai Ia datang, maka semua kesulitan dan bahaya akan 

berlalu. 

III. Penutup pesan ini (ay. 26-29).  

1.  Janji akan imbalan yang berlimpah kepada orang percaya yang 

bertekun dan menang: Kuasa dan pemerintahan yang sangat 

besar atas seluruh dunia: Kuasa atas bangsa-bangsa. Pengeta-

huan dan hikmat, yang sesuai dengan kekuasaan dan peme-

rintahan seperti itu: Kepadanya akan Kukaruniakan bintang 

timur. Kristus yaitu  Bintang Timur. Ia membawa terang siang 

bersama-Nya ke dalam jiwa, terang anugerah dan kemuliaan.  

2.  Surat ini ditutup dengan tuntutan seperti biasa supaya orang 

memberi perhatian. 

 

 

 

PASAL  3  

i sini kita mendapati tiga surat Kristus yang lain kepada jemaat-

jemaat:  

I. Kepada jemaat di Sardis (ay. 1-6).  

II. Kepada jemaat di Filadelfia (ay. 7-13).  

III. Kepada jemaat di Laodikia (ay. 14, sampai selesai). 

Surat kepada Jemaat di Sardis 

(3:1-6) 

1 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang 

memiliki ketujuh Roh Tuhan  dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala peker-

jaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! 2 Bangunlah, dan 

kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak 

satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Tuhan -Ku. 3 

sebab  itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; 

turutilah itu dan bertobatlah! sebab  jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku 

akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah 

Aku tiba-tiba datang kepadamu. 4 namun  di Sardis ada beberapa orang yang 

tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam 

pakaian putih, sebab  mereka yaitu  layak untuk itu. 5 Barangsiapa me-

nang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan 

menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku 

namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. 6 Siapa 

bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada 

jemaat-jemaat.” 

I. Kata pendahuluan. Kepada malaikat jemaat di Sardis, yang dika-

takan sebagai kota pertama di bagian dunia itu yang dipertobat-

kan melalui pemberitaan Yohanes, dan, menurut sebagian orang, 

kota pertama yang memberontak dari Kekristenan. Oleh siapa 

pesan ini dikirimkan – oleh Tuhan Yesus, yang memiliki ketujuh 

Roh Tuhan  dan ketujuh bintang. 

1.  Ia memiliki ketujuh roh, yaitu, Roh Kudus dengan berbagai 

macam kuasa-Nya. sebab  surat ini dikirimkan kepada pela-

yanan dan jemaat yang kendor, maka mereka sangat pantas 

diingatkan bahwa Kristus memiliki ketujuh roh, Roh yang 

tanpa batas dan sempurna, yang kepada-Nya mereka bisa me-

mohon untuk menghidupkan kembali pekerjaan-Nya di antara 

mereka.  

2.  Ia memiliki ketujuh bintang, malaikat-malaikat dari berbagai 

jemaat. Roh Kudus biasanya bekerja melalui pelayanan, dan 

pelayanan tidak akan berhasil tanpa Roh. Tangan ilahi yang 

sama memegang keduanya. 

II. Isi surat ini. Dalam surat ini (dan dalam surat kepada jemaat di 

Laodikia) Ia memulai, 

1.  Dengan sebuah teguran, dan itu teguran yang sangat berat. 

Kemunafikan, dan kemerosotan yang menyedihkan dalam 

agama, yaitu  dosa-dosa yang didakwakan kepada jemaat ini. 

Jemaat ini sudah memperoleh nama yang sangat baik. Jemaat 

ini ternama sebagai jemaat yang berkembang. Kita tidak mem-

baca tentang perpecahan-perpecahan apa pun yang tidak me-

nyenangkan di antara mereka. Segala sesuatunya tampak baik, 

sejauh yang dapat diamati manusia. namun  ternyata jemaat ini 

tidak seperti apa yang dikatakan tentangnya. Ada bentuk 

kesalehan, namun  tanpa kuasa, ada nama untuk hidup, namun  

tidak ada dasar pegangan hidup. Sedikit kehidupan yang tersisa 

di antara mereka sudah mau habis, sudah hampir mati.  

2. Tuhan kita terus memberi  nasihat yang terbaik kepada 

jemaat yang merosot ini (ay. 2).  

(1) Ia menasihati mereka supaya selalu berjaga-jaga. jika  

kita lengah, kita kehilangan tempat berpijak, dan sebab  itu 

kita harus kembali berjaga-jaga terhadap dosa, dan Iblis.  

(2) Untuk menguatkan hal-hal yang masih tinggal, dan yang 

sudah hampir mati. Sebagian orang memahami hal ini se-

bagai orang-orang. Sungguh sulit mempertahankan sendiri 

kehidupan dan kuasa dari kesalehan, jika  kita melihat 

di sekeliling kita kesalehan merosot dan mati di mana-

mana. Atau hal ini dapat dipahami sebagai perbuatan-per-

buatan: Tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sem-

Kitab Wahyu 3:1-6

purna di hadapan Tuhan . Ada sesuatu yang kurang dalam 

diri mereka. Ada cangkang, namun  tidak ada isi. Apa yang 

bersifat batiniah tidak ada, pekerjaan-pekerjaanmu kempis 

dan kosong. jika  roh tidak ada, maka ibadah lahiriah 

tidak bisa bertahan lama. 

(3) Untuk mengingatkan diri mereka sendiri (ay. 3). Untuk 

mengingat apa yang telah mereka terima dan dengar, betapa 

mereka menyambut Injil dan anugerah Tuhan  saat  pertama 

kali mereka menerimanya.  

(4)  Untuk berpegang teguh pada apa yang telah mereka terima, 

supaya mereka tidak kehilangan semuanya dan bertobat. 

3. Kristus menegaskan nasihat-Nya dengan ancaman yang me-

ngerikan (ay. 3).  

(1) jika  Kristus meninggalkan sebuah umat dengan hadi-

rat-Nya yang penuh rahmat, maka Ia akan mendatangi me-

reka dengan penghakiman.  

(2) Kedatangan-Nya untuk menghukum umat yang sudah me-

rosot dan mati akan mengejutkan, sebab matinya kerohani-

an mereka akan membuat mereka merasa aman-aman saja. 

4.  Tuhan kita yang terpuji tidak meninggalkan umat yang ber-

dosa ini tanpa suatu penghiburan dan dorongan (ay. 4). Ia me-

nyebutkan dengan hormat sisa-sisa orang yang setia di Sardis, 

meskipun itu sedikit saja. Sesedikit apa pun orang-orang yang 

tetap setia kepada-Nya, Tuhan  akan memberi perhatian terha-

dap mereka: dan semakin sedikit mereka, semakin berharga 

mereka di mata-Nya. Ia membuat janji yang penuh kemurahan 

hati kepada mereka. Mereka akan berjalan bersama Kristus, 

dan betapa menyenangkan perbincangan yang akan berlang-

sung antara Kristus dan mereka saat  mereka berjalan ber-

sama-sama seperti itu! Orang-orang yang berjalan bersama 

Kristus akan berjalan bersama Kristus dalam jubah putih 

kehormatan dan kemuliaan di dunia lain. 

III. Penutup surat ini. 

1.  Upah besar yang dijanjikan kepada orang Kristen yang men-

jadi pemenang (ay. 5). Kemurnian anugerah akan diberi imbal-

an berupa kemurnian kemuliaan yang sempurna. Kekudusan, 

jika  disempurnakan, sudah mengandung upahnya sendiri. 

Kemuliaan yaitu  kesempurnaan anugerah. Kepada hal ini 

ditambahkan sebuah janji lain. Kristus memiliki kitab kehidup-

an. Kristus tidak akan menghapus nama orang-orang pilihan-

Nya yang setia dari artikel  kehidupan ini. Nama orang-orang yang 

menang tidak akan pernah dihapuskan. Kristus akan menge-

luarkan kitab kehidupan ini, dan mengakui nama orang-orang 

yang setia yang berdiri di sana, di hadapan Tuhan , dan semua 

malaikat. Betapa besarnya kehormatan dan upah ini nanti! 

2.  Tuntutan supaya semua orang memberi perhatian mengakhiri 

pesan ini. Setiap firman dari Tuhan  layak diperhatikan manusia. 

Surat kepada Jemaat di Filadelfia 

(3:7-13) 

7 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari 

Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; jika  Ia membuka, 

tidak ada yang dapat menutup; jika  Ia menutup, tidak ada yang dapat 

membuka. 8 Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka 

pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa 

kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau 

tidak menyangkal nama-Ku. 9 Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, ya-

itu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, namun  yang sebenarnya 

tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesung-

guhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu 

dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau. 10 sebab  engkau menuruti 

firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi 

engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk 

mencobai mereka yang diam di bumi. 11 Aku datang segera. Peganglah apa 

yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu. 12 

Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Tuhan -

Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan 

nama Tuhan -Ku, nama kota Tuhan -Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari 

sorga dari Tuhan -Ku, dan nama-Ku yang baru. 13 Siapa bertelinga, hendaklah 

ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” 

I.   Kepala surat. 

1.  Untuk siapa surat itu ditujukan: Malaikat jemaat di Filadelfia. 

Itulah nama kota itu sejak dulu, sebab  kasih dan kebaikan 

yang dimiliki dan ditunjukkan oleh para warganya satu terha-

dap yang lain. Ini yaitu  roh yang unggul, dan akan membuat 

mereka menjadi jemaat yang unggul, yang memang demikian 

halnya, sebab di sini tidak ada satu kesalahan pun yang 

ditemukan dalam jemaat ini. 

Kitab Wahyu 3:7-13 

2.  Oleh siapa surat ini ditandatangani, oleh Yesus yang sama. 

Kita mendapati watak pribadi-Nya: Dari Yang Kudus dan Yang 

Benar. Kudus dalam kodrat-Nya, dan sebab  itu tidak bisa 

tidak pasti benar dalam firman-Nya. Tindakan-tindakan peme-

rintahan-Nya.  

(1) Ia membuka. Ia membuka pintu kesempatan bagi jemaat-

jemaat-Nya. Ia membuka pintu masuk, membuka hati. Dan 

Ia membuka pintu masuk ke dalam jemaat yang berkeme-

nangan.  

(2) Ia menutup pintu. jika  Ia berkehendak, Ia menutup 

pintu kesempatan, dan Ia menutup pintu sorga terhadap 

para pembuat kejahatan. Cara dan jalan Ia melakukan 

tindakan-tindakan ini yaitu  dengan kedaulatan mutlak. 

jika  Ia bekerja, tak seorang pun dapat menghalangi. 

II.  Pokok bahasan surat ini. 

1.  Kristus mengingatkan mereka akan apa yang telah dilakukan-

Nya untuk mereka (ay. 8). Aku telah membuka pintu itu, dan 

membiarkannya tetap terbuka, meskipun ada banyak musuh. 

Orang-orang yang fasik iri hati terhadap pintu kebebasan 

umat Tuhan , dan ingin menutupnya dari mereka. Jika kita 

tidak menyulut Kristus untuk menutup pintu ini dari kita, 

manusia tidak akan dapat menutupnya. 

2. Jemaat ini dipuji (ay. 8). Dalam pujian ini tampak termuat 

sebuah teguran yang lembut: “Kekuatanmu tidak seberapa, 

anugerah yang ada padamu tidak seberapa.” Anugerah yang 

benar, meskipun lemah, diterima Tuhan . Walaupun begitu, 

orang-orang percaya tidak boleh puas dengan sedikit anuge-

rah, namun  harus berusaha untuk bertumbuh dalam anugerah. 

Anugerah yang benar, meskipun lemah, akan memampukan 

orang Kristen untuk menjalankan firman Kristus, dan tidak 

menyangkal nama-Nya. 

3.  Perkenanan besar yang akan dikaruniakan Tuhan  kepada 

jemaat ini (ay. 9-10).  

(1) Kristus akan membuat musuh-musuh jemaat ini tunduk 

kepadanya.  

[1] Musuh-musuh itu digambarkan sebagai orang-orang 

yang menyebut dirinya orang Yahudi, namun  sebenarnya 

jemaah Iblis.  

[2] Tunduknya mereka kepada jemaat digambarkan: Mere-

ka akan tersungkur di depan kakimu, akan diinsyafkan 

bahwa selama ini mereka salah. Bagaimana perubahan 

yang besar ini dikerjakan? Oleh kuasa Tuhan  dalam hati 

musuh-musuh-Nya, dan dengan menunjukkan serta 

menyingkapkan perkenanan-Nya yang istimewa terha-

dap jemaat-Nya: Mereka akan mengaku, bahwa Aku me-

ngasihi engkau. Kristus dapat menyingkapkan perke-

nanan-Nya ini kepada umat-Nya dengan sedemikian 

rupa sehingga musuh-musuh mereka sendiri akan meli-

hatnya, dan dipaksa untuk mengakuinya. Hal ini, de-

ngan anugerah Kristus, akan melembutkan hati mu-

suh-musuh mereka. 

(2) Contoh lain dari perkenanan yang dijanjikan Kristus (ay. 

10). Injil Kristus yaitu  firman kesabaran-Nya. Injil yaitu  

buah dari kesabaran Tuhan  terhadap dunia yang berdosa. 

sesudah  satu hari kesabaran, kita harus menantikan satu 

jam pencobaan. Orang-orang yang menjaga Injil pada masa 

damai akan dijaga Kristus pada masa pencobaan. 

4.  Kristus berseru kepada jemaat untuk bertekun. “Peganglah 

apa yang ada padamu. Engkau telah memiliki harta karun 

yang sangat berharga ini, peganglah itu erat-erat. Lihatlah, Aku 

datang segera. Aku akan datang untuk melegakan mereka di 

bawah pencobaan, untuk memberi imbalan atas kesetiaan 

mereka, dan untuk menghukum orang-orang yang murtad. 

Orang Kristen yang bertekun akan memenangkan hadiah yang 

diambil dari orang-orang yang dulu mengaku percaya namun  

kemudian murtad.” 

III. Penutup surat ini (ay. 12-13). 

1. Juruselamat kita menjanjikan upah yang mulia kepada orang 

percaya yang menang dalam dua hal:  

(1) Ia akan menjadi sokoguru atau tugu peringatan di Bait Suci 

Tuhan . Bukan sokoguru untuk menopang Bait Suci, melain-

kan tugu peringatan anugerah Tuhan , tugu peringatan yang

Kitab Wahyu 3:14-22 

 tidak akan pernah dirusak atau dihapuskan, seperti tiang-

tiang megah yang banyak didirikan untuk menghormati 

para kaisar dan panglima Romawi.  

(2) Di atas sokoguru ini akan dicetak tulisan yang terhormat, 

seperti yang biasa ditulis untuk kepentingan-kepentingan 

seperti itu.  

[1] Nama Tuhan , dan nama kota Tuhan , yaitu Yerusalem baru, 

yang turun dari sorga.  

[2] Nama baru Kristus. Dengan ini akan tampak di bawah 

panji siapa orang percaya yang menjadi penakluk ini 

berdiri, dan di bawah kuasa siapa ia bertanding dalam 

pertandingan yang baik, dan muncul sebagai pemenang. 

2. Surat ini ditutup dengan tuntutan supaya orang memperhatikan. 

Surat kepada Jemaat di Laodikia  

(3:14-22) 

14 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari 

Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Tuhan : 15 Aku tahu 

segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya 

jika engkau dingin atau panas! 16 Jadi sebab  engkau suam-suam kuku, dan 

tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. 17 

sebab  engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan 

aku tidak kekurangan apa-apa, dan sebab  engkau tidak tahu, bahwa eng-

kau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, 18 maka Aku menasi-

hatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah 

dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, 

supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang 

memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat 

melihat. 19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakan-

lah hatimu dan bertobatlah! 20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan 

mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan 

pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama de-

ngan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. 21 Barangsiapa menang, ia akan 

Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana 

Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas 

takhta-Nya. 22 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikata-

kan Roh kepada jemaat-jemaat.” 

Sekarang kita sampai pada jemaat yang terakhir dan terburuk dari 

ketujuh jemaat di Asia. Di sini tidak ada pujian sama sekali. 

I.  Kepala surat. Kepada malaikat jemaat di Laodikia. Rasul Paulus 

sangat berperan dalam menanam Injil di kota ini, dan dari kota 

itu ia menulis sebuah surat, seperti yang disebutkannya dalam 

surat kepada jemaat di Kolose. Di sini Yesus Tuhan kita menge-

nalkan diri-Nya sebagai Amin, Saksi yang setia dan benar, per-

mulaan dari ciptaan Tuhan . Amin, Dia yang teguh dan tak dapat 

berubah dalam semua tujuan dan janji-Nya. Saksi yang setia dan 

benar, yang kesaksian-Nya tentang Tuhan  kepada manusia harus 

diterima. Permulaan dari ciptaan Tuhan , entah permulaan dari 

ciptaan yang pertama, atau dari ciptaan yang kedua, yaitu jemaat. 

Seperti dalam pasal 1:5. 

II.  Pokok bahasan. 

1.  Dakwaan berat yang ditujukan terhadap jemaat ini (ay. 15). 

Sikap yang suam-suam kuku atau tidak acuh dalam agama 

yaitu  tabiat yang paling buruk di dunia. Jika agama memang 

bernilai, ia bernilai segala-galanya. Di sini tidak ada ruang 

untuk bersikap separuh-separuh. Kristus ingin supaya orang 

menyatakan dengan sungguh-sungguh apakah mereka berpi-

hak kepada-Nya atau melawan-Nya.  

2. Sebuah hukuman yang berat diancamkan: Aku akan memun-

tahkan engkau dari mulut-Ku. Seperti air yang suam-suam 

kuku membuat perut mual, dan ingin muntah, demikian pula 

orang yang mengaku-ngaku beragama yang bersikap suam-

suam kuku membuat hati Kristus berbalik melawan mereka. 

Ia muak dengan mereka, dan tidak bisa tahan lama-lama 

dengan mereka. Mereka akan ditolak.  

3. Kita mendapati ditetapkannya satu penyebab dari ketidak-

acuhan ini, dan itu yaitu  sifat tinggi hati atau menipu diri 

sendiri (ay. 17). Betapa besar perbedaan antara pikiran-pikiran 

mereka tentang diri mereka sendiri dan pikiran-pikiran Kristus 

tentang mereka. Pikiran-pikiran mereka yang tinggi tentang 

diri mereka sendiri: Mungkin kebutuhan jasmani mereka su-

dah terpenuhi dengan baik, dan ini membuat mereka meng-

abaikan kebutuhan-kebutuhan jiwa mereka. Atau mereka 

menyangka bahwa kebutuhan jiwa mereka sudah terpenuhi 

dengan baik. Betapa kita harus berhati-hati supaya tidak me-

nipu jiwa kita sendiri! Tidak diragukan lagi bahwa ada banyak 

orang di neraka yang dulu menyangka bahwa mereka sedang 

berjalan menuju sorga. Bagaimana Kristus memandang ren-

dah mereka. Mereka miskin, benar-benar miskin, walaupun 

mereka berkata dan berpikir bahwa mereka kaya. Jiwa mereka 

Kitab Wahyu 3:14-22 

kelaparan di tengah-tengah kelimpahan mereka. Mereka buta. 

Mereka tidak bisa melihat keadaan mereka, atau jalan mereka. 

Mereka tidak bisa melihat ke dalam diri mereka sendiri. Na-

mun demikian, mereka menyangka bahwa mereka melihat. 

Mereka tidak bisa melihat Kristus. Mereka tidak bisa melihat 

Tuhan . Mereka telanjang. Mereka tidak berpakaian, tidak me-

ngenakan pakaian yang dengannya mereka dibenarkan atau 

dikuduskan.  

4.  Kita mendapati sebuah nasihat baik yang diberikan Kristus 

kepada jemaat yang berdosa ini (ay. 18). Yesus Kristus Tuhan 

kita terus memberi  nasihat yang baik kepada orang-orang 

yang telah membuang jauh nasihat-nasihat-Nya. Orang-orang 

ini miskin. Kristus menasihati mereka untuk membeli dari-Nya 

emas yang telah dimurnikan dalam api, supaya mereka bisa 

menjadi kaya. Ia memberi tahu mereka di mana mereka bisa 

mendapat kekayaan yang sejati dan bagaimana mereka bisa 

memperolehnya. Di mana mereka bisa mendapatnya, yaitu dari 

diri-Nya sendiri. Bagaimana mereka harus mendapat emas se-

jati ini dari Dia? Mereka harus membelinya. “Tinggalkanlah sifat 

yang merasa diri sendiri sudah mencukupi, dan datanglah ke-

pada Kristus dengan kemiskinan dan kehampaanmu, supaya 

kamu dikenyangkan dengan harta karun-Nya yang tersem-

bunyi.” Orang-orang ini telanjang. Kristus memberi tahu mere-

ka di mana mereka bisa mendapat pakaian. Pakaian ini harus 

mereka terima dari Kristus. Dan mereka cuma harus menang-

galkan kain kotor mereka supaya bisa mengenakan pakaian 

putih yang telah disediakan-Nya untuk mereka. Mereka buta. 

Dan Ia menasihati mereka untuk membeli dari pada-Nya mi-

nyak untuk melumas mata mereka, supaya mereka dapat meli-

hat, untuk melepaskan kebijaksanaan dan akal mereka sen-

diri, dan berserah kepada firman dan Roh-Nya, supaya mata 

mereka terbuka.  

5. Dorongan yang kuat dan penuh rahmat kepada umat yang 

berdosa ini supaya mendengarkan baik-baik peringatan yang 

sudah diberikan Kristus kepada mereka (ay. 19-20). “Engkau 

mungkin berpikir bahwa Aku telah memberimu kata-kata yang 

keras dan teguran-teguran yang berat. namun  itu semua timbul 

dari kasih terhadap jiwamu.” Orang-orang berdosa harus 

menerima segala hardikan firman Tuhan  sebagai pertanda ke-

hendak baik-Nya terhadap jiwa mereka. Lebih baik mendapat 

kernyit dahi dan luka dari seorang teman dibandingkan  senyuman 

yang menyanjung dari seorang musuh. Jika mereka mau 

menuruti peringatan-peringatan-Nya, Ia siap untuk membuat 

peringatannya itu berguna bagi jiwa mereka (ay. 20). Kristus, 

melalui firman dan Roh-Nya, dengan penuh rahmat berkenan 

untuk datang mengetuk pintu hati orang-orang berdosa. Na-

mun Ia mendapati pintu ini tertutup bagi-Nya. Hati manusia 

secara kodrati tertutup bagi Kristus. saat  Ia mendapati hati 

tertutup, Ia tidak segera menarik diri, namun  menunggu untuk 

bermurah hati. Orang-orang yang terbuka kepada-Nya akan 

menikmati hadirat-Nya. Ia akan makan dengan mereka. Ia 

akan menerima apa yang baik dalam diri mereka. Dan Ia akan 

membawa bersama-Nya bagian yang terbaik dari jamuan itu. 

III. Penutup surat ini. 

1.  Janji yang dibuat kepada orang percaya yang menang. Ada 

kemungkinan bahwa oleh teguran-teguran dan nasihat-nasi-

hat Kristus mereka terilhami dengan semangat dan tenaga 

yang baru, dan bisa muncul sebagai pemenang dalam pepe-

rangan rohani mereka. Jika memang demikian, mereka akan 

memperoleh upah yang besar (ay. 21). Kristus sendiri telah 

menemui berbagai macam godaan dan pergulatan. Ia meng-

atasi semuanya itu, dan keluar sebagai lebih dari seorang pe-

menang. Orang-orang yang menyerupakan diri mereka dengan 

Kristus dalam pencobaan-pencobaan dan kemenangan-keme-

nangan-Nya akan diserupakan dengan Dia dalam kemuliaan-

Nya.  

2.  Semuanya ini ditutup dengan tuntutan supaya semua orang 

memperhatikan (ay. 22). Dengan demikian, berakhirlah sudah 

pesan-pesan Kristus kepada jemaat-jemaat di Asia. 


 

PASAL  4  

alam pasal ini penglihatan yang bersifat nubuatan dibukakan. 

Rasul Yohanes,  

I. Mencatat pemandangan sorgawi yang dilihatnya (ay. 1-7). 

Dan kemudian,  

II. Nyanyian-nyanyian sorgawi yang didengarnya (ay. 8, sampai 

selesai). 

Penglihatan akan Takhta Sorgawi 

(4:1-8a) 

1 Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka 

di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku 

seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjuk-

kan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. 2 Segera aku dikuasai 

oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk 

Seorang. 3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata 

yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-

gemilang bagaikan zamrud rupanya. 4 Dan sekeliling takhta itu ada dua 

puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-

tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. 5 

Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh 

obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Tuhan . 6 Dan di 

hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah 

takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di 

sebelah muka dan di sebelah belakang. 7 Adapun makhluk yang pertama 

sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan 

makhluk yang ketiga memiliki  muka seperti muka manusia, dan makhluk 

yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. 8a Dan keem-

pat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah 

dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka 

berseru siang dan malam: 

Di sini kita mendapati sebuah penggambaran tentang penglihatan 

kedua yang dikaruniakan kepada Rasul Yohanes. 

I.  Persiapan yang dibuat supaya Rasul Yohanes mendapat peng-

lihatan ini. 

1.  Sebuah pintu terbuka di sorga. Kita tidak tahu apa-apa tentang 

peristiwa-peristiwa masa depan, selain apa yang berkenan 

disingkapkan Tuhan  kepada kita. Peristiwa-peristiwa itu tertu-

tup oleh tabir, sampai Tuhan  membukakan pintu.  

2.  Untuk mempersiapkan Yohanes bagi penglihatan itu, sebuah 

sangkakala dibunyikan, dan ia dipanggil untuk naik ke sorga, 

untuk melihat di sana pemandangan tentang hal-hal yang 

akan terjadi sesudah ini.  

3.  Sebagai persiapan untuk penglihatan ini, Yohanes dikuasai 

oleh Roh. Jiwanya terangkat. Rohnya dikuasai oleh roh nu-

buatan, dan sepenuhnya berada di bawah pengaruh ilahi. 

II. Penglihatan itu sendiri.  

1.  Ia melihat sebuah takhta terdiri di sorga, takhta kehormatan, 

wewenang, dan penghakiman. Semua takhta duniawi berada 

di bawah kekuasaan takhta yang terdiri di sorga ini.  

2.  Ia melihat Seorang yang mulia di atas takhta itu. Ada sosok 

yang menduduki takhta itu, dan itu yaitu  Tuhan . Wajah-Nya 

bagaikan permata yaspis dan permata sardis. Ia tidak digam-

barkan dengan ciri-ciri manusia sehingga bisa dilukiskan, me-

lainkan hanya dengan terang-Nya yang jauh melampaui dunia 

ini.  

3.  Ia melihat suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang 

bagaikan zamrud rupanya (ay. 3). Pelangi itu yaitu  meterai 

dan perlambang dari perjanjian pemeliharaan yang dibuat 

Tuhan  dengan Nuh. Pelangi ini tampak seperti zamrud. Warna 

yang paling mencolok yaitu  hijau segar, untuk menunjukkan 

sifat yang menghidupkan dan menyegarkan dari perjanjian 

baru.  

4.  Ia melihat dua puluh empat takhta di sekeliling takhta itu, de-

ngan dua puluh empat tua-tua. Mereka memakai pakaian putih, 

yaitu kebenaran orang-orang kudus. Ada mahkota emas di 

kepala mereka, yang melambangkan kehormatan dan wewe-

nang yang diberikan Tuhan  kepada mereka, dan kemuliaan 

yang mereka miliki bersama-sama dengan Dia.  

Kitab Wahyu 4:8b-11 

5.  Ia melihat kilat-kilat dan mendengar suara-suara yang keluar 

dari takhta itu. Dengan cara itulah Tuhan  memberi  hukum 

Taurat di gunung Sinai. Dan Injil memiliki kemuliaan dan 

wewenang yang tidak kurang dibandingkan  hukum Taurat.  

6.  Ia melihat tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu (ay. 

5), yaitu berbagai macam karunia, anugerah, dan tindakan 

Roh Tuhan .  

7.  Ia melihat di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kris-

tal. Dalam lauatan inilah semua orang harus dibasuh sebelum 

mereka diterima dalam hadirat Tuhan  yang penuh rahmat.  

8.  Ia melihat empat makhluk, makhluk-makhluk hidup, di antara 

takhta dan lingkaran tua-tua itu (besar kemungkinannya 

seperti itu), berdiri di antara Tuhan  dan umat. Empat makhluk 

ini tampak melambangkan para pelayan Injil. Tua-tua itu 

duduk dan dilayani, sementara keempat makhluk ini berdiri 

dan melayani: mereka tidak berhenti siang dan malam. 

Nyanyian Puji-pujian Sorgawi 

(4:8b-11) 

8b “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Tuhan , Yang Mahakuasa, yang sudah ada 

dan yang ada dan yang akan datang.” 9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu 

mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, 

yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, 10 

maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang 

duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai 

selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta 

itu, sambil berkata: 11 “Ya Tuhan dan Tuhan  kami, Engkau layak menerima 

puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala 

sesuatu; dan oleh sebab  kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” 

Kita sudah membahas pemandangan-pemandangan yang dilihat Ra-

sul Yohanes di sorga: sekarang marilah kita amati nyanyian-nyanyian 

yang didengarnya. 

I.  Ia mendengar nyanyian dari keempat makhluk hidup itu, yang 

merujuk pada penglihatan Nabi Yesaya (Yes. 6). Mereka memuja 

satu Tuhan , dan satu saja, Tuhan Tuhan , Yang Mahakuasa. Mereka 

memuja tiga yang kudus dalam satu Tuhan  ini. 

II.  Ia mendengar pemujaan-pemujaan dari kedua puluh empat tua-

tua itu (ay. 10-11). 

1.  Siapa yang mereka sembah: Dia yang duduk di atas takhta, 

Tuhan  yang kekal dan senantiasa hidup. Hanya ada satu Tuhan , 

dan Dia sajalah, sebagai Tuhan , yang disembah oleh jemaat di 

bumi dan di sorga.  

2.  Tindakan-tindakan pemujaan. Mereka tersungkur di hadapan 

Dia yang duduk di atas takhta itu. Mereka melemparkan mah-

kotanya di hadapan takhta itu. Mereka memuliakan Tuhan  atas 

kekudusan-Nya, yang dengannya Ia telah memahkotai jiwa 

mereka di bumi, dan memuliakan Tuhan  atas kehormatan dan 

kebahagiaan yang dengannya Ia memahkotai jiwa mereka di 

sorga. Suatu kemuliaan bagi mereka untuk memuliakan Tuhan .  

3. Kata-kata pemujaan (ay. 11). Dalam kata-kata ini mereka 

mengakui secara tersirat bahwa Tuhan  ditinggikan jauh meng-

atasi segala pujian dan hormat. Ia layak menerima kemuliaan, 

namun  mereka tidak layak untuk memuji.  

4.  Kita mendapati alasan dari pemujaan mereka.  

(1) Dia yaitu  Pencipta segala sesuatu. Tak ada yang lain se-

lain Pencipta segala sesuatu yang harus dipuja. Benda 

ciptaan tidak bisa dijadikan sesembahan.  

(2) Dia yaitu  Pemelihara segala sesuatu. Semua makhluk 

ciptaan selain Tuhan  bergantung pada kehendak dan kuasa 

Tuhan , dan makhluk yang bergantung tidak boleh ditinggi-

kan sebagai sesembahan.  

(3) Dia yaitu  Penyebab terakhir dari segala sesuatu: Oleh 

sebab  kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan. 

yaitu  kehendak dan kesenangan-Nya untuk menciptakan 

segala sesuatu.


 

PASAL  5  

ekarang keputusan-keputusan hikmat Tuhan  dan ketetapan-kete-

tapan-Nya dihadapkan kepada Rasul Yohanes, seperti dalam se-

buah gulungan kitab, dan gulungan kitab ini digambarkan,  

I. Termeterai di tangan Tuhan  (ay. 1-9).  

II. Diserahkan ke tangan Kristus sang Penebus, untuk dibuka 

meterainya (ay. 6, sampai selesai). 

Gulungan Kitab dengan Ketujuh Meterainya  

(5:1-5) 

1 Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, 

sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan 

dimeterai dengan tujuh meterai. 2 Dan aku melihat seorang malaikat yang 

gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak 

membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” 3 namun  

tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah 

bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat 

sebelah dalamnya. 4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, sebab  

tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab 

itu ataupun melihat sebelah dalamnya. 5 Lalu berkatalah seorang dari tua-

tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku 

Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka 

gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.” 

Sejauh ini Rasul Yohanes hanya melihat Tuhan  yang mahabesar, 

pengatur segala sesuatu. Sekarang, 

I.  Ia dikaruniai sebuah penglihatan tentang cara-cara pemerintah-

an-Nya, sebagaimana yang tertulis semuanya dalam gulungan 

kitab yang dia pegang di tangannya. Dan gulungan kitab ini harus 

kita bayangkan tertutup dan dimeterai. namun  dalam gulungan ki-

tab itu ada isi yang amat begitu penting untuk diketahui secara 

umum, dan secara khusus di bagian nubuatannya. Tuhan  meme-

gang gulungan kitab ini di tangan kanan-Nya, untuk menyatakan 

kewenangan kitab itu. Tak ada yang mengetahui isinya selain Dia 

sendiri, sampai Ia mengizinkannya untuk dibuka. Kitab itu di-

meterai dengan tujuh meterai. Tiap-tiap bagian tampak memiliki 

meterainya sendiri. Ketujuh bagian ini tidak dibuka meterainya 

sekaligus, namun  berturut-turut, satu penglihatan tentang Pemeli-

haraan ilahi menghantarkan pada penglihatan yang lain dan 

menjelaskannya. 

II. Ia mendengar sebuah seruan tentang gulungan kitab yang dimeterai 

ini. Yang berseru itu yaitu  seorang malaikat yang gagah. Malaikat 

ini tampak keluar sebagai penantang, dengan memberi  tantangan 

kepada siapa saja atau semua makhluk untuk mencoba kekuatan 

hikmat mereka untuk membuka keputusan-keputusan hikmat Tuhan . 

Seruan atau tantangan itu sendiri (ay. 2). Tak seorang pun di sorga 

atau di bumi dapat menerima tantangan itu dan mengerjakan peker-

jaan itu. Tak seorang pun yang di bawah bumi, tak satu pun dari ma-

laikat-malaikat yang jatuh. Iblis sendiri, dengan segala kelicikannya, 

tidak bisa membukanya. Makhluk-makhluk hidup tidak bisa mem-

bukanya, atau melihat kepadanya. Mereka tidak bisa membacanya. 

Hanya Tuhan  yang bisa melakukannya. 

III. Rasul Yohanes menangis dengan amat sedihnya. Hal itu sangat 

mengecewakan dia. Dari apa yang telah dilihatnya dalam Dia yang 

duduk di atas takhta, ia sangat ingin melihat dan mengetahui le-

bih banyak tentang pikiran dan kehendak-Nya. Orang-orang yang 

telah melihat kemuliaan-Nya ingin mengetahui kehendak-Nya. 

IV. Rasul Yohanes dihibur dan didorong untuk berharap supaya kitab 

yang dimeterai ini akan dibuka. Siapa yang memberi  isyarat 

itu kepada Yohanes: Seorang dari tua-tua. Tuhan  telah menying-

kapkannya kepada jemaat-Nya. Siapa yang akan membuka kitab 

itu – Tuhan Yesus Kristus, yang disebut singa dari suku Yehuda, 

menurut kodrat manusia-Nya, dan tunas Daud, menurut kodrat 

ilahi-Nya. Dia yang memegang jabatan sebagai Pengantara antara 

Tuhan  dan manusia, pantas dan layak membuka dan menjalankan 

semua keputusan hikmat Tuhan  terhadap manusia. 

 

Kitab Wahyu 5:6-14 

Anak Domba Menerima Gulungan Kitab Itu  

(5:6-14) 

6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di 

tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disem-

belih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Tuhan  yang 

diutus ke seluruh bumi. 7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima 

gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. 8 saat  Ia 

mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua 

puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing meme-

gang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa 

orang-orang kudus. 9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru kata-

nya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-

meterainya; sebab  Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau 

telah membeli mereka bagi Tuhan  dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum 

dan bangsa. 10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, 

dan menjadi imam-imam bagi Tuhan  kita, dan mereka akan memerintah seba-

gai raja di bumi.” 11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malai-

kat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka 

berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12 katanya dengan suara nyaring: 

”Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekaya-

an, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” 

13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan 

yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, ber-

kata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, yaitu  

puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” 

14 Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin.” Dan tua-tua itu jatuh tersung-

kur dan menyembah. 

I. Rasul Yohanes melihat gulungan kitab ini diserahkan ke tangan 

Tuhan Yesus Kristus. Tempat dan kedudukan-Nya. Ia duduk di 

takhta yang sama dengan Bapa. Kristus, sebagai manusia dan 

Pengantara, lebih rendah dari Tuhan  Bapa, namun  lebih dekat 

dengan-Nya dibandingkan  semua makhluk. Rupa yang dengannya 

Kristus menampakkan diri. Sebelumnya Ia disebut sebagai singa. 

Di sini Ia menampakkan diri sebagai Anak Domba yang disem-

belih. Dia yaitu  singa untuk menaklukkan Iblis, dan Anak Dom-

ba untuk membayar lunas tuntutan keadilan Tuhan . Ia menam-

pakkan diri sebagai Anak Domba, yang bertanduk tujuh dan ber-

mata tujuh, kekuatan yang sempurna untuk menjalankan seluruh 

kehendak Tuhan  dan hikmat yang sempurna untuk memahaminya. 

Sebab Ia memiliki ketujuh Roh Tuhan , Ia telah menerima Roh Kudus 

secara tak terbatas. Tindakan dan perbuatan-Nya (ay. 7), bukan 

dengan cara kekerasan, atau tipuan, namun  Ia berhasil membuka 

gulungan kitab itu (seperti dalam ay. 5), Ia berhasil oleh jasa dan 

kelayakan-Nya. 

II. Begitu Kristus menerima kitab ini dari tangan Bapa, Ia segera 

mendapat puji-pujian dan pemujaan dari para malaikat dan ma-

nusia, bahkan, dari segala makhluk. 

1. Jemaat memulai nyanyian puji-pujian itu, sebab  lebih ber-

kepentingan di dalamnya (ay. 8).  

(1) Siapa yang mereka sembah – Anak Domba, Tuhan Yesus 

Kristus.  

(2) Sikap tubuh mereka: Mereka tersungkur di hadapan-Nya, 

memberi-Nya pemujaan yang paling dalam.  

(3) Alat-alat yang dipakai dalam pemujaan mereka – kecapi 

dan cawan. Kecapi dipakai sebagai alat untuk memuji, se-

dangkan cawan dipenuhi dengan kemenyan, yang melam-

bangkan doa orang-orang kudus.  

(4) Isi nyanyian mereka. Engkau layak menerima gulungan ki-

tab itu dan membuka meterai-meterainya. Mereka menye-

butkan alasan-alasan dari kelayakan ini, namun  mereka 

terutama menegaskan jasa penderitaan-penderitaan-Nya. 

Penderitaan-penderitaan-Nya ini lebih menggugah jiwa me-

reka dengan ucapan syukur dan sukacita. Mereka menye-

butkan penderitaan-Nya: “Engkau telah disembelih.” Buah-

buah penderitaan-Nya.  

[1]  Ditebusnya manusia bagi Tuhan .  

[2]  Diangkatnya Kristus ke tempat tinggi (ay. 10). 

2.  Nyanyian puji-pujian itu diteruskan oleh para malaikat (ay. 

11). Mereka dikatakan tak terhitung banyaknya, dan menjadi 

pelayan-pelayan di takhta Tuhan . Meskipun mereka sendiri 

tidak membutuhkan Juruselamat, namun mereka bersukacita 

dalam penebusan dan penyelamatan orang-orang berdosa, dan 

mereka sepakat dengan jemaat bahwa Ia layak untuk mene-

rima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan 

hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian. 

3.  Nyanyian puji-pujian ini digaungkan oleh seluruh ciptaan (ay. 

13). Sorga dan bumi bergema dengan puji-pujian yang luhur 

bagi sang Penebus. Seluruh ciptaan menjadi lebih baik oleh 

sebab  Kristus. Bagian nyanyian yang diciptakan untuk dinya-

nyikan oleh seluruh ciptaan yaitu  nyanyian puji-pujian dan 

hormat dan kemuliaan dan kuasa. Bagi Dia yang duduk di atas 

takhta, bagi Tuhan  Bapa. Bagi Anak Domba, Pengantara perjan-

Kitab Wahyu 5:6-14 

jian baru. Kita menyembah dan memuliakan Tuhan  yang satu 

dan sama sebab  Ia sudah menciptakan kita dan menebus 

kita. Demikianlah kita sudah melihat diserahkannya kitab 

yang dimeterai ini dengan sangat khidmat dari tangan sang 

Pencipta ke tangan sang Penebus. 

  

 

 

PASAL  6  

ekarang kita akan bertolak ke tempat yang dalam, dan tugas kita 

bukan untuk mengukurnya, melainkan terlebih untuk menebar-

kan jala supaya mendapat tangkapan. Kita hanya akan menyinggung 

apa yang terlihat paling jelas. Dalam pasal ini, enam dari tujuh 

meterai dibuka, dan penglihatan-penglihatan yang menyertainya di-

ceritakan. Meterai pertama dalam ayat 1-2, meterai kedua dalam ayat 

3-4, meterai ketiga dalam ayat 5-6, meterai keempat dalam ayat 7-8, 

meterai kelima dalam ayat 9-11, dan meterai keenam dalam ayat 12-

13, dst. 

Meterai Pertama Dibuka 

(6:1-2) 

1 Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh 

meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu 

berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: “Mari!” 2 Dan aku melihat: 

sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya me-

megang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu 

ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. 

Kristus, Anak Domba, membuka meterai yang pertama. Kita men-

dapati penglihatan itu sendiri (ay. 2).  

1.  Tuhan Yesus tampil dengan menunggang kuda putih.  

2. Ia memegang sebuah panah di tangan-Nya. Teguran-teguran fir-

man Tuhan  yang dengan tegas menyatakan kesalahan kita yaitu  

panah-panah yang tajam, yang dapat mengenai sasaran dari 

kejauhan.  

3.  Kepada-Nya diberikan sebuah mahkota. saat  Kristus hendak 

pergi berperang, orang akan mengira sebuah ketopong lebih se-


suai bagi-Nya dibandingkan  sebuah mahkota. namun  mahkota diberi-

kan kepada-Nya sebagai tanda kemenangan.  

4.  Ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Selama 

jemaat terus berjuang, Kristus akan senantiasa merebut keme-

nangan. Ia menaklukkan musuh-musuh-Nya dalam diri umat-

Nya. Dosa-dosa mereka yaitu  musuh-musuh mereka dan mu-

suh-musuh-Nya. jika  Kristus datang dengan kuasa ke dalam 

jiwa mereka, Ia mulai menaklukkan musuh-musuh ini. Dan Ia 

terus menaklukkan, dalam karya pengudusan yang terus dikerja-

kan-Nya, sampai Ia memperoleh bagi kita kemenangan yang se-

utuhnya. Dan Ia menaklukkan musuh-musuh-Nya di dunia, yaitu 

orang-orang fasik. Kemajuan dan keberhasilan Injil Kristus di 

dunia yaitu  pemandangan yang mulia, yang patut untuk dipan-

dang. Pekerjaan-pekerjaan Kristus tidak dilakukan dalam waktu 

yang sesaat . Kita cenderung berpikir bahwa, jika  Injil maju, 

ia pasti akan menyapu bersih seluruh dunia di hadapannya, 

namun  sebaliknya, ia justru sering menghadapi perlawanan, dan 

bergerak perlahan-lahan. Kristus akan melakukan pekerjaan-Nya 

sendiri dengan berhasil, dalam waktu-Nya dan cara-Nya sendiri. 

Meterai Kedua, Ketiga, dan Keempat Dibuka 

(6:3-8) 

3 Dan saat  Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar 

makhluk yang kedua berkata: “Mari!” 4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor 

kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa 

untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling 

membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. 5 Dan 

saat  Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makh-

luk yang ketiga berkata: “Mari!” Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor 

kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan 

di tangannya. 6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah ke-

empat makhluk itu berkata: “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai 

sedinar. namun  janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.” 7 Dan saat  

Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara 

makhluk yang keempat berkata: “Mari!” 8 Dan aku melihat: sesungguhnya, 

ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama 

Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa 

atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan 

kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi. 

Tiga meterai berikutnya memberi kita penglihatan yang menyedihkan 

tentang penghakiman-penghakiman yang akan dipakai Tuhan  untuk 

menghukum orang-orang yang melecehkan Injil kekal. 

Kitab Wahyu 6:3-8 

I. saat  meterai kedua dibuka, seekor kuda lain muncul, kuda 

merah padam (ay. 4). Ini melambangkan penghakiman perang 

yang meluluh-lantakkan. Pedang perang yaitu  penghakiman 

yang mengerikan. Perang mengambil damai sejahtera dari bumi. 

Manusia, yang seharusnya mengasihi dan membantu satu sama 

lain, berada dalam keadaan perang, menetapkan hati untuk 

membunuh satu sama lain. 

II. saat  meterai ketiga dibuka, seekor kuda yang lain lagi muncul, 

kuda hitam, yang melambangkan kelaparan (ay. 5). Satu peng-

hakiman jarang muncul sendirian. Penghakiman perang dengan 

sendirinya menarik serta penghakiman kelaparan. Kelaparan 

makanan yaitu  penghakiman yang mengerikan, namun  kelaparan 

firman jauh lebih mengerikan. 

III. saat  meterai keempat dibuka, tampaklah seekor kuda lain, 

kuda hijau kuning.  

1.  Nama penunggangnya, yaitu Maut, raja kengerian.  

2. Yang mengiringi raja kengerian ini, yaitu neraka (KJV). Ada 

hubungan alami antara satu penghakiman dan penghakiman 

lain: perang yaitu  bencana yang melumat habis semuanya, 

dan membawa serta kelangkaan dan kelaparan, dan kelaparan 

membawa serta wabah penyakit. Tuhan  sudah memberitahukan 

ancaman-ancaman terhadap orang fasik maupun janji-janji 

untuk orang benar. Dan sudah menjadi kewajiban kita untuk 

mempercayai baik ancaman-ancaman maupun janji-janji itu. 

IV. sesudah  meterai-meterai ini dibuka, kita mendapati pengamatan 

yang bersifat umum ini (ay. 8). Kepada tiga penghakiman besar 

berupa perang, kelaparan, dan wabah penyakit, di sini ditambah-

kan binatang-binatang buas yang di bumi, penghakiman lain yang 

pedih dari Tuhan . saat  sebuah bangsa ditinggalkan oleh para 

penduduknya sebab  pedang, kelaparan, dan wabah penyakit, 

maka sedikit sisanya menjadi mangsa yang empuk. Sebagian yang 

lain memahami binatang-binatang buas yang di bumi ini sebagai 

orang-orang kasar, kejam, dan biadab. 

Meterai Kelima dan Keenam Dibuka 

(6:9-17) 

9 Dan saat  Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di 

bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh sebab  firman Tuhan  

dan oleh sebab  kesaksian yang mereka miliki. 10 Dan mereka berseru 

dengan suara nyaring, katanya: “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang 

kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah 

kami kepada mereka yang diam di bumi?” 11 Dan kepada mereka masing-

masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa 

mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-

kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama 

seperti mereka. 12 Maka aku melihat, saat  Anak Domba itu membuka mete-

rai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan 

matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah 

seluruhnya bagaikan darah. 13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke 

atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, 

jika  ia digoncang angin yang kencang. 14 Maka menyusutlah langit bagai-

kan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan 

pulau-pulau dari tempatnya. 15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pem-

besar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang ber-

kuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-

gua dan celah-celah batu karang di gunung. 16 Dan mereka berkata kepada 

gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa 

kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta 

dan terhadap murka Anak Domba itu.” 17 Sebab sudah tiba hari besar murka 

mereka dan siapakah yang dapat bertahan? 

I.   Meterai yang kelima. Meterai ini tidak berisi nubuatan baru, namun  

terlebih membuka mata air penghiburan bagi orang-orang yang 

masih berada dalam kesusahan besar.  

1. Pemandangan yang dilihat oleh rasul ini saat  meterai yang 

kelima dibuka (ay. 9). Ia melihat jiwa-jiwa orang yang mati 

syahid. Di mana ia melihat mereka, yaitu di tempat yang 

paling kudus. Ia melihat mereka di sorga, di kaki Kristus. Tuhan  

telah menyediakan tempat yang baik di dunia yang lebih baik 

bagi orang-orang yang setia sampai mati dan tidak mendapat 

tempat lagi di bumi. Penyebab mereka menderita, yaitu firman 

Tuhan  dan kesaksian yang mereka miliki. Penyebab yang mulia, 

penyebab terbaik yang untuknya orang dapat menyerahkan 

nyawanya. 

 

2.  Seruan yang didengarnya (ay. 10). Bahkan roh-roh orang-orang 

benar yang telah menjadi sempurna tetap menyimpan kebenci-

an yang sudah seharusnya terhadap kejahatan yang telah 

mereka derita oleh musuh-musuh mereka yang kejam. Mereka 

Kitab Wahyu 6:9-17 

 menyerahkan perkara mereka kepada Dia yang empunya pem-

balasan. Mereka tidak ingin menuntut balas sendiri, namun  me-

nyerahkan semuanya kepada Tuhan . 

3. Tanggapan yang baik yang diberikan kepada seruan ini (ay. 

11). Apa yang diberikan kepada mereka, yaitu jubah putih, 

jubah kemenangan dan kehormatan. Apa yang dikatakan ke-

pada mereka, yakni bahwa mereka harus tenang, sebab tidak 

akan lama lagi jumlah kawan-kawan mereka yang sama-sama 

menderita akan digenapi. Ia akan membalaskan kesengsaraan 

kepada orang-orang yang telah menyusahkan mereka, dan 

kepada orang-orang yang disusahkan, Ia akan membalaskan 

ketenangan yang penuh dan tanpa putus-putusnya. 

II. Di sini kita mendapati meterai keenam dibuka (ay. 12). 

1. Peristiwa-peristiwa dahsyat yang akan segera terjadi. Di sini 

ada beberapa  kejadian yang ikut berperan dalam membuat 

hari dan saat itu menjadi sangat mengerikan (ay. 13). Itu akan 

menjadi penghakiman yang mengejutkan seluruh dunia.  

2.  Ketakutan dan kengerian yang akan menyergap semua orang 

dari berbagai golongan di hari yang besar dan mencekam itu 

(ay. 15). Seberapa ngeri dan terkejutnya mereka. Mereka akan 

begitu ngeri dan terkejut sampai-sampai mereka berseru 

kepada gunung-gunung untuk runtuh menimpa mereka, dan ke-

pada bukit-bukit untuk menutupi mereka. Penyebab kengerian 

mereka, yaitu murka Anak Domba. Meskipun Tuhan  tidak ter-

lihat, Ia dapat membuat para penduduk dunia ini merasakan 

kernyit dahi-Nya yang mengerikan. Meskipun Kristus yaitu  

Anak Domba, namun Ia bisa murka, dan murka Anak Domba 

luar biasa mengerikan. Sama seperti manusia memiliki  

hari-hari kesempatan, dan musim-musim rahmat, demikian 

pula Tuhan  memiliki  hari murka-Nya yang penuh kebenar-

an. 

  

 


PASAL  7  

asal yang menghibur ini menjamin anugerah-anugerah dan peng-

hiburan-penghiburan bagi umat Tuhan  saat  terjadi malapetaka 

yang menimpa semua orang.  

I.   Gambaran tentang ditahannya empat mata angin (ay. 1-3).  

II.   Dimeteraikannya hamba-hamba Tuhan  (ay. 4-8).  

III. Nyanyian-nyanyian para malaikat dan orang-orang kudus 

pada kesempatan ini (ay. 9-12).  

IV. Gambaran tentang kehormatan dan kebahagiaan orang-orang 

yang sudah setia melayani Kristus, dan menderita untuk-Nya 

(ay. 13, dst.). 

Ditahannya Empat Mata Angin; Hamba-hamba Tuhan  

Dimeteraikan; Nyanyian Para Malaikat dan Orang Kudus  

(7:1-12) 

1 Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat 

penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada 

angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. 2 Dan aku melihat 

seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa 

meterai Tuhan  yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada 

keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, 3 

katanya: “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum 

kami memeteraikan hamba-hamba Tuhan  kami pada dahi mereka!” 4 Dan aku 

mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh 

empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. 5 Dari 

suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas 

ribu, dari suku Gad dua belas ribu, 6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari 

suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu, 7 dari suku 

Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua 

belas ribu, 8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas 

ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu. 9 Kemudian dari pada itu aku 

melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak 

dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan 

bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai 

jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. 10 Dan 

dengan suara nyaring mereka berseru: “Keselamatan bagi Tuhan  kami yang 

duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” 11 Dan semua malaikat berdiri 

mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersung-

kur di hadapan takhta itu dan menyembah Tuhan , 12 sambil berkata: “Amin! 

puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekua-

saan dan kekuatan bagi Tuhan  kita sampai selama-lamanya! Amin!” 

I.   Gambaran tentang ditahannya empat mata angin. Kita menduga 

bahwa yang dimaksud dengan angin-angin ini yaitu  kesesatan-

kesesatan yang akan menimbulkan berbagai macam masalah dan 

kerusakan pada jemaat Tuhan . Roh-roh kesesatan dibandingkan 

dengan keempat angin, yang bertentangan satu sama lain, namun  

menimbulkan banyak kerusakan kepada taman dan kebun ang-

gur Tuhan . Kesesatan-kesesatan yaitu  seperti angin, olehnya 

orang-orang yang tidak teguh digoncangkan. Keempat angin itu 

ditahan melalui pelayanan para malaikat, yang berdiri pada keem-

pat penjuru bumi. Roh kesesatan tidak bisa maju sampai Tuhan  

mengizinkannya. Malaikat-malaikat melayani demi kebaikan je-

maat dengan menahan musuh-musuhnya. Ditahannya angin-

angin itu hanya berlangsung sementara, yaitu sampai hamba-

hamba Tuhan  dimeteraikan pada dahi mereka. 

II.  Gambaran tentang dimeteraikannya hamba-hamba Tuhan . 

1.  Kepada siapa pekerjaan ini diserahkan, yaitu kepada seorang 

malaikat. Malaikat yang lain ditugaskan untuk menandai dan 

membedakan hamba-hamba Tuhan  yang setia.  

2.  Bagaimana mereka dibedakan, yaitu meterai Tuhan  ditempel-

kan pada dahi mereka. Dengan tanda ini mereka dipisahkan 

untuk mendapat belas kasihan dan keselamatan di masa-

masa terburuk.  

3. Jumlah orang-orang yang dimeterai. Gambaran khusus ten-

tang orang-orang yang dimeterai dari dua belas suku Israel, 

yakni dua belas ribu orang dari setiap suku. Gambaran umum 

tentang orang-orang yang diselamatkan dari bangsa-bangsa 

lain (ay. 9). Meskipun jemaat Tuhan  hanyalah kawanan kecil di-

bandingkan dengan dunia yang jahat, namun itu bukanlah 

kumpulan yang hina, namun  sungguh besar, dan masih bisa 

diperbesar lagi. 

Kitab Wahyu 7:13-17 

III. Kita mendapati nyanyian orang-orang kudus dan para malaikat 

(ay. 9-12). 

1.  Puji-pujian yang dipersembahkan oleh orang-orang kudus. 

(1) Sikap tubuh orang-orang kudus yang memuji ini: mereka 

berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, di 

hadapan sang Pencipta dan sang Pengantara. Takhta Tuhan  

tidak akan bisa didekati oleh orang-orang berdosa, kalau 

bukan sebab  Pengantara.  

(2) Penampilan mereka: mereka memakai jubah putih dan 

memegang daun-daun palem di tangan mereka, seperti para 

penakluk pada waktu dulu tampil dalam kemenangan-

kemenangan mereka.  

(3) Pekerjaan mereka: mereka berseru dengan suara nyaring: 

“Keselamatan bagi Tuhan  kami yang duduk di atas takhta 

dan bagi Anak Domba!” Ini dapat dipahami sebagai seruan 

hosanah, atau seruan haleluya. Baik Bapa maupun Anak 

digabungkan bersama-sama dalam puji-pujian ini. Bapa 

merancang keselamatan ini, Anak membayarnya, dan 

orang-orang yang menikmatinya harus dan akan memuji 

Tuhan dan Anak Domba. 

2. Di sini ada nyanyian para malaikat sewaktu mereka tersung-

kur dan menyembah (ay. 11-12). Oleh sebab  itu, betapa kita, 

makhluk yang keji dan rapuh, harus rendah hati dan penuh 

hormat saat  datang ke hadirat Tuhan ! Mereka sepakat dengan 

puji-pujian orang-orang kudus, dan mengucapkan Amin untuk 

menyetujuinya. Lalu mereka menambahkan lebih banyak puji-

pujian dari mereka sendiri. Kita sudah melihat seperti apa 

pekerjaan di sorga itu, jadi kita harus menyelaraskan hati kita 

dengannya, dan merindukan dunia itu, di mana puji-pujian 

kita, dan juga kebahagiaan kita, akan disempurnakan. 

Kebahagiaan Orang-orang yang Setia  

Melayani Kristus  

(7:13-17) 

13 Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: “Siapakah mereka 

yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?” 14 Maka 

kataku kepadanya: “Tuanku, tuan mengetahuinya.” Lalu ia berkata kepada-

ku: “Mereka ini yaitu  orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; 

dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam 

darah Anak Domba. 15 sebab  itu mereka berdiri di hadapan takhta Tuhan  

dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas 

takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. 16 Mereka tidak 

akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak 

akan menimpa mereka lagi. 17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takh-

ta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air 

kehidupan. Dan Tuhan  akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” 

Gambaran tentang kebahagiaan orang-orang yang sudah setia mela-

yani Tuhan Yesus Kristus. 

I. Sebuah pertanyaan diajukan oleh salah seorang dari tua-tua, bu-

kan untuk mencari tahu bagi dirinya sendiri, melainkan untuk 

mengajar Rasul Yohanes. Orang kudus yang paling rendah di sor-

ga tahu lebih banyak dibandingkan  rasul terbesar di dunia. 

II. Jawaban yang diberikan oleh Rasul Yohanes, yang di dalamnya ia 

mengakui secara tersirat ketidaktahuannya sendiri: Tuan menge-

tahuinya. Gambaran yang diberikan kepada Rasul Yohanes ten-

tang pasukan orang yang mati syahid itu.  

1.  Keadaan yang hina dan hancur yang sebelumnya menimpa 

mereka. Mereka telah melewati kesusahan besar. Jalan ke sor-

ga melewati banyak kesusahan. namun  kesusahan tidak akan 

memisahkan kita dari kasih Tuhan .  

2. Sarana-sarana yang dengannya mereka telah dipersiapkan 

untuk kebahagiaan besar yang sekarang mereka nikmati (ay. 

14). Ini yaitu  satu-satunya darah yang membuat jubah orang-

orang kudus putih dan bersih.  

3.  Keterberkatan yang ke dalamnya mereka sekarang diangkat. 

(1)  Mereka bahagia di tempat mereka, sebab mereka berdiri di 

hadapan takhta Tuhan  siang malam, dan Dia membentang-

kan kemah-Nya di atas mereka.  

(2) Mereka bahagia dalam pekerjaan mereka, sebab mereka 

melayani Tuhan  senantiasa.  

(3)  Mereka bahagia dalam terbebasnya mereka dari semua 

ketidaknyamanan hidup sekarang ini. Dari segala kelapar-

an dan rasa lapar: Mereka tidak menderita lapar dan daha-

ga lagi. Semua kebutuhan mereka disediakan. Dari semua 

sakit penyakit: mereka tidak akan pernah tersengat mata-

hari atau panas terik lagi.  

Kitab Wahyu 7:13-17 

(4) Mereka bahagia dalam kasih dan bimbingan Tuhan Yesus: 

Ia akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mere-

ka ke mata air kehidupan.  

(5) Mereka bahagia sebab  telah dilepaskan dari semua pen-

deritaan. Tuhan  akan menghapus segala air mata dari mata 

mereka. Tuhan  sendiri, dengan tangan-Nya yang lembut dan 

penuh rahmat, akan menghapus air mata itu, dan mereka 

tidak tanpa air mata saat  Tuhan  datang untuk mengha-

pusnya. Dalam hal ini Ia memperlakukan mereka seperti 

seorang bapa yang lembut, yang mendapati anak terkasih-

nya bercucuran air mata, lalu menghibur anak itu, menyeka 

matanya, dan mengubah kesedihannya menjadi sukacita. 

  


 

PASAL  8  

 Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Pengantar bagi dibunyikannya sangkakala (ay. 1-6).  

II. Dibunyikannya empat sangkakala (ay. 7, dst.). 

Meterai Ketujuh Dibuka 

(8:1-6) 

1 Dan saat  Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi 

senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya. 2 Lalu aku melihat ketu-

juh malaikat, yang berdiri di hadapan Tuhan , dan kepada mereka diberikan 

tujuh sangkakala. 3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi ber-

diri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan 

banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa 

semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. 4 Maka 

naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu 

dari tangan malaikat itu ke hadapan Tuhan . 5 Lalu malaikat itu mengambil 

pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke 

bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi. 6 

Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap 

untuk meniup sangkakala. 

I. Dibukanya meterai terakhir. Meterai terakhir ini dibuka untuk 

menghantarkan serangkaian peristiwa yang baru. 

II. Sunyi senyap yang mencekam di sorga, kira-kira setengah jam 

lamanya. Sunyi senyap dalam penantian. Perkara-perkara yang 

besar ada dalam roda pemeliharaan ilahi, dan jemaat Tuhan , baik 

di sorga maupun di bumi, berdiri terdiam, untuk melihat apa yang 

sedang dilakukan Tuhan . 

III. Sangkakala-sangkakala diserahkan kepada para malaikat yang 

akan meniupnya. 

IV. Untuk mempersiapkan hal ini, seorang malaikat lain pertama-

tama harus mempersembahkan kemenyan (ay. 3). Kemenyan ini 

akan dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang 

kudus di atas mezbah emas.  

1.  Semua orang kudus yaitu  orang-orang yang berdoa. Tak satu 

pun dari anak-anak Tuhan  terlahir bisu.  

2.  Masa-masa bahaya haruslah menjadi masa-masa untuk ber-

doa, dan demikian pula dengan masa-masa penantian besar. 

Baik ketakutan-ketakutan kita maupun harapan-harapan kita 

haruslah menggerakkan kita untuk berdoa.  

3. Doa orang-orang kudus sendiri membutuhkan kemenyan dan 

kepengantaraan Kristus supaya diterima dan dikabulkan. Doa 

yang dipersembahkan seperti itu tidak akan pernah ditolak 

untuk didengar atau diterima. Doa-doa yang diterima di sorga 

seperti itu menimbulkan perubahan-perubahan besar di atas 

bumi. Malaikat yang sama di pedupaan yang sama mengisinya 

dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi, maka 

terjadilah kekacauan-kekacauan yang mencengangkan, bunyi 

guruh meledak, disertai halilintar dan gempa bumi. Dan seka-

rang, sebab  segala sesuatunya sudah dipersiapkan seperti 

itu, para malaikat pun melaksanakan tugas mereka. 

Dibunyikannya Empat Sangkakala 

(8:7-13) 

7 Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, 

dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka 

terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan ha-

nguslah seluruh rumput-rumputan hijau. 8 Lalu malaikat yang kedua me-

niup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-

nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu men-

jadi darah, 9 dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di 

dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal. 10 Lalu malaikat yang 

ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, 

menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan 

mata-mata air. 11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua 

air menjadi apsintus, dan banyak orang mati sebab  air itu, sebab sudah 

menjadi pahit. 12 Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan 

terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga 

dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan 

Kitab Wahyu 8:7-13 

sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari. 13 Lalu 

aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit 

dan berkata dengan suara nyaring: “Celaka, celaka, celakalah mereka yang 

diam di atas bumi oleh sebab  bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang 

masih akan meniup sangkakalanya.” 

I. Malaikat yang pertama meniup sangkakala yang pertama (ay. 7). 

Turunlah badai yang sangat dahsyat – api, hujan es, dan darah: 

campuran yang aneh! Batasannya: hujan itu jatuh pada sepertiga 

dari pohon-pohon, dan pada sepertiga dari rumput-rumputan hijau, 

dan membakar serta menghanguskannya. Bencana-bencana yang 

paling parah sekalipun memiliki batas-batasannya sendiri yang 

ditetapkan oleh Tuhan  yang mahabesar. 

II. Malaikat kedua meniup sangkakalanya (ay. 8). Di sini masih ada 

batasan sepertiga, sebab di tengah-tengah penghakiman, Tuhan  ma-

sih berbelas kasih. 

III. Malaikat ketiga meniup sangkakalanya (ay. 10). Sebuah bintang 

jatuh dari langit: Menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-

mata air. Jatuhnya bintang itu mengubah mata-mata air dan 

anak-anak sungai menjadi Apsintus, membuatnya sangat pahit, 

sehingga orang-orang keracunan olehnya. Jiwa-jiwa manusia jus-

tru menemui kehancurannya di tempat yang mereka sangka 

dapat menyegarkan jiwa mereka. 

IV. Malaikat yang keempat meniup sangkakalanya. Sifat bencana ini. 

Bencana itu berupa kegelapan. Itulah sebabnya kegelapan itu 

menimpa benda-benda besar yang terang di langit, yang memberi-

kan cahaya kepada dunia, yakni matahari, bulan, dan bintang-

bintang. Batasannya: kegelapan itu terbatas pada sepertiga dari 

benda-benda terang ini. Ada sedikit banyak cahaya dari matahari 

di siang hari maupun bulan dan bintang-bintang di malam hari. 

jika  Injil datang kepada suatu kaum, namun  hanya diterima 

dengan dingin, maka biasanya hal itu diikuti dengan penghakim-

an-penghakiman yang mengerikan. Tuhan  memberi  peringatan 

kepada manusia tentang penghakiman-penghakiman-Nya sebe-

lum Ia mengirimkan penghakiman-penghakiman itu, sehingga 

kalau mereka dikejutkan olehnya, itu salah mereka sendiri. Na-

mun demikian, di dunia ini Tuhan  tidak menguras habis murka-

Nya, namun  memberi  batasan pada penghakiman-penghakiman 

yang paling mengerikan sekalipun. 

V. Sebelum tiga sangkakala yang lain ditiup, di sini ada peringatan 

yang sungguh-sungguh tentang betapa mengerikan bencana-ben-

cana yang akan mengikutinya (ay. 13). Yang diutus yaitu  seekor 

burung nasar yang terbang di tengah langit (KJV: seorang malaikat 

yang terbang di tengah langit – pen.), seperti sedang tergesa-gesa. 

Di sini ada tiga celaka, untuk menunjukkan betapa bencana-

bencana yang akan datang melebihi bencana-bencana yang sudah 

terjadi. Jika penghakiman-penghakiman yang kurang berat tidak 

berdampak apa-apa, namun  jemaat dan dunia malah bertambah 

buruk di bawahnya, maka mereka tinggal menantikan bencana-

bencana yang lebih besar. 

PASAL  9  

 

itiupnya sangkakala kelima dan keenam, penampakan yang me-

nyertainya, dan peristiwa-peristiwa yang mengikutinya. Sangka-

kala kelima (ay. 1-12), sangkakala keenam (ay. 13, dst.). 

Sangkakala Kelima Dibunyikan  

(9:1-12) 

1 Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah 

bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak 

kunci lobang jurang maut. 2 Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut 

itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan 

matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu. 3 Dan dari asap itu 

berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan 

kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi. 4 Dan kepada 

mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di 

bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya ma-

nusia yang tidak memakai meterai Tuhan  di dahinya. 5 Dan mereka diperke-

nankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyik-

sa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, 

jika  ia menyengat manusia. 6 Dan pada masa itu orang-orang akan 

mencari maut, namun  mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan 

ingin mati, namun  maut lari dari mereka. 7 Dan rupa belalang-belalang itu 

sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala 

mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka 

sama seperti muka manusia, 8 dan rambut mereka sama seperti rambut pe-

rempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa, 9 dan dada mereka sama 

seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta 

yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan. 10 Dan 

ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor 

mereka itu ada  kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan 

lamanya. 11 Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; 

namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah 

Apolion. 12 Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua 

celaka lagi. 

1.  Sebuah bintang jatuh dari langit ke atas bumi.  

2.  Kepada bintang jatuh ini diberikan anak kunci lobang jurang maut. 

Iblis memiliki kunci induk untuk melepaskan kekuatan-kekuatan 

neraka melawan jemaat-jemaat Kristus. 

3.  sesudah  pintu jurang maut dibuka, naiklah asap besar, yang 

menggelapkan matahari dan udara. Iblis melanjutkan rancangan-

rancangannya dengan memadamkan terang dan pengetahuan. 

Jiwa-jiwa yang celaka mengikuti dia di dalam gelap, kalau tidak, 

mereka tidak akan berani mengikutinya.  

4. Dari asap yang hitam ini keluarlah sekawanan belalang, dan bela-

lang-belalang ini, atas izin yang benar dari Tuhan , berkuasa untuk 

menyakiti orang-orang yang tidak memiliki  tanda Tuhan  di dahi 

mereka. 

5. Luka yang ditimbulkan belalang-belalang itu pada mereka bukan-

lah luka jasmani, melainkan luka rohani. Belalang-belalang itu 

tidak boleh menghancurkan semuanya dengan api dan pedang 

seperti tentara perang. Pohon-pohon dan rerumputan tidak boleh 

disentuh, dan orang-orang yang mereka lukai tidak boleh dibunuh.  

6. Mereka tidak memiliki kuasa yang begitu besar sehingga bisa me-

nyakiti orang-orang yang memiliki meterai Tuhan  di dahi mereka.  

7. Kekuatan yang diberikan kepada antek-antek neraka ini terbatas 

waktunya: lima bulan lamanya, satu musim saja, dan hanya 

musim yang singkat.  

8. Meskipun singkat, sakitnya akan terasa sangat pedih (ay. 6).  

9.  Belalang-belalang ini luar biasa besar ukuran dan bentuknya (ay. 

7-8, dst.). Mereka diperlengkapi un