l itu, setelah dibesarkan dengan
mikroskop, rupanya mempunyai hati dan jantung juga, mempunyai mata dan
telinga juga, dan bentuk bikinannya tidak kurang dahsyatnya dengan alat-alat
yang terdapat pada gajah.
Orang telah mempelajari llmu Hayat didalam satu Universitas atau Fakultas yang khusus mempelajari itu. Orang hanya dapat mengetahuiserba-serbi
keganjilan hidup pada segala yang hidup itu. Tetapidibelakang pengetahuan
tentang keadaan hidup, namun orang belumlah dapat memecahkan apakah
hakikat hidup. Dan dari mana datangnya hidup. Orang akan sampai kepada
satu pertanyaan: Segala keganjilan hidup yang terdapat itu mungkinkah terjadi
dengan sendirinya? Apakah ada asal-usulnya? Kalau ada asal-usul hidup,
mungkinkah asal-usul itu mati? Artinya mungkinkah timbul yang hidup dari'
pada yang mati?Tentu tidak mungkin.
Di sinilah permulaan sampai fikiran kepada AL-HAYYU; kepada hidup
yang sebenar hidup. DIAlah sumber segala kehidupan yang sebenarnya, DIAlah ruhan, DIAlah ALLAH. Tidak ada yang sebenarnya hidup, melainkan DIA.
sebab segala yang kelihatan hidup ini, bersumber dari hidup itu dan kembalike
dalam hidup itu. Maka hidup yang sebenarnya hidup itu tidaklah pernah
merasai mati. DIA hidup terus.
AL'QAYYUM: Artinya yang berdiri sendirinya, tidak bersandar atau
bergantung kepada yang lain, sebab yang lain seluruhnya adalah makhlukNya.
Yang lain iniada juga; tetapi karena DIA yang menghidupkan. yang lain hanya
bisa berdiri karena DIA yang mendirikan.
Berkata Mujahid: Al-Qayyum ialah yang berdiri sendiri-sendirinya, sedang
yang lain adalah bergantung kepadaNya.
Berkata ar-Rabi': AlQayyum ialah bahwa Dia yang menciptakan segala
sesuatu, Dia yang memberinya rezeki, dan Dia yang memelihara.
Berkata Qatadah: Al'Qayyum artinya, memberi ukuran kekuatannya dan
rezekinya.
Berkata Ibnul Arabi: Al-Qayyum, artinya Pengatur.
Pendeknva AL-QAYYUM ialah yang mutlak berdirisendiri, tidak bergantung kepada yang lain. Dia yang menegakkan segala yang ada ini, sehingga tidak
terupa pada akal adanya sesuatu atau tetap adanya, kecuali dengan DIA.
Lantaran itu maka sifat Allah AL-QAYYUM itu disebut sebagaisalah satu
rangkaian Ism Allah al-A'zham.
"Dia tidak dihampiri oleh kantuk dqn tidqk (pula) oleh fidur. " Hidup yang
sejati itu, yaitu ALLAH, tidaklah masuk pada akalkalau Dia pernah mengantuk.
Yang mengantuk itu hanya manusia dan binatang yang lain karena relah dan
payah. oleh karena beratnya pekerjaan sehari-hari maka urat saraf menjadi
lesu, mesti ditidurkan terlebih dahulu, barulah badan segar kembali setelah
bangun dari tidur. Memanglah demikian manusia ataupun makhluk melata di
atas bumi ini; ada masa giat dan gesit, ada masa payah dan lelah. Maka tidak
terupa pada akal kalau Allah yang hidup mengenal kantuk dan payah, sebab
adanya Allah bukanlah terdiii daripada darah dan daging dan urat-urat saraf.
Kalau Dia mengantuk dan tidur, samalah keadaannya dengan makhluk yang
Dia jadikan. Apatah lagi sementara manusia ditimpa kantuk dan tidur, niscayi
pekerjaan manusia terbengkalai. Tidak dapat diteruskannya selama dia mengantuk dan tidur. Ingatannya menjadi hilang, dia tidak tahu diri. Masakan
Pengatur Maha Tinggi dari alam, sumber dari segala kehidupan, akan terbengkalai pekerjaannya? Matahari selalu beredar, tidak terlambat walaupun seperempat detik; dia tiba pada ukurannya yang ditentukan pada waktunya yang
tepat. Bumipun mengedari matahari sehingga terjadi siang dan malam.
Tidaklah terkhayal dalam fikiran bahwa Maha Pentadbir itu pemah terkantuk atau tertidur. Dia lebih Maha Besar daripada hanya peredaran siang dan
malam, yang pada siang kita bekerja keras dan pada malam kita mengaso
istirahat. Alam cakrawala, Iangit tujuh tingkat, dan bintang-gemintang, termasuk bumi ini adalah lebih besar, Maha Besar daripada hanya peredaran siang
dan malam, yang bila mataharitelah turun ke Barat badanmulailetihdanminti
istirahat.Bagaimana Dia akan mengantuk ataupun tidur, padahd"Kepunyaanlrlyotah qa yong ado di *mua largit dan ap yarg di bumi. " Maka sangatlah tidak
r*srk dalam akal kalau Yang Maha Kuasa atas segAla sesuatu yang ada di
semua langit dan di bumi itu akan mengantuk dan tertidur. Sebabbagaimanapun gugutip"rkasanya nytnusia, namun di saat dia mengantuk ataupun tertidur
idalah saat yang benar-benar menunjukkan kelemahan dan tidak berkuasanya.
Maka sifat i<ekurangan yang demikian adalah mustahil, artinya tidak masuk
akaljika difikirkan pada Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu itu.
"Siopo wng akan memohonkan syalaat di sisNyo, kolau bukan der:grsn
izirNya? "Ini adalahmenuniukkan Kektrasaailya yang mutlak' sehingga pemberian ampun atau kumia yang akan Dia berikan kepada hambaNya yang
terlalai ataupun lengah tidak dapat dicampuri orang lain. Sebab tidakadaorang
lain yang boleh disebut lain, sebab semua adalah hambaNya.Kalaudalam ayat
ini Dia menyebutkan "kecuali dengan izinNya", bukanlah maksudnya ada
orang lain yang akan diberiNya izin; ini hanya untuk menjelaskan mutlakNya
kekuasaan saja.
"Dia mengetahui apa yarg di hadapan mereka dan apa yang di belakang
mereka."Hanya Dia yang mengetahui apa yang di hadapan kita, meskipun kita
bermata buat melihat apa yang di hadapan kita, maka banyaklah yang kelindungan yang tidak kelihatan oleh mata. Meskipun kita mempunyaiakaldan
perhitungan, namun perhitungan kita buat menghitung zaman depan kita,
iidaktah selalu tepat. Lebih banyak yang tidak tepat daripada yang tepat.
Demikian pula yang ada di belakang kita, baik yang di belakangi oleh badan kita,
atau masa lampau yang telah kita tinggalkan. Sedang Allah mengetahui itu
semuanya; kadang-kadang seakan-akan tersenyum-senyumlah Tuhan mentertawakan kita ketika kita mengelak-elak dari sesuatu yang kita sangka
berbahaya, padahal kita tidak melihat bahwa bahaya itu sudah berdiri dekat
sekali dengan kita. sebab itu maka Tuhan bersabda selanjutnya: "sedong
mereka tidaktah meliputi sesuotu iuapun daripda ilmuNyo. " Kadang-kadang
hanya secubit kecilkita diberiNya ilmu, dan oleh karena diberiNya pengetahuan
tentang yang secubit kecil itu, waktu kitapun tidak ada tersedia lagi buat
mengetahui yang lain. Bertambah orang menjadi spesiolis dalam satu ilmu,
bertimbahlah bingungnya menghadapi ilmu yang lain. "Kecuali apa yang Dia
kehendaki." Artinya apa yang Dia kehendaki buat diberikan sajalah yang
diberikan kepada kita manusia, serba sedikit. Karena kalau sudahagakbanyak
otak kita bisa pecah tidak dapat memikulnya. Sebab: "Meliputi pengetahuanNyo okon semua langit dan bumi." Yang dapat kita ketahui hanyalah serba
sedikit daripada pengetahuan Allah yang ada di bumi. Tempoh manusia tidak
cukup buat pergimenyelidikillmu Tuhan Allah yang ada disemua langit. Kalau
manusia mencoba-coba mendekati matahari, belum sampai ke sana, masih di
tengah jatan dia akan hangus oleh panas sinar matahari itu. Yang paling dekat
daribumi hanya satu bintang satelit bumi yang bemama bulan; waktu "Tafsir"
ini diperbuat, manusia sedang berusaha mempersiapkan perkakas buat sampai
ke sana, moga-moga Tuhan memberi izinmanusia sampai ke bulan. Bukanbuat
membuktikan manusia berkuasa, sebab bulan hanyalah satu bintang kecil,pengrring bumi yang paling dekat kepada kita saja. Padahal di samping matahari
kita ini, ada lasi berjuta matahari dan d! samping bumi kita ada lagi berjuta-juta
bintanglagr. Semuanya itu hanya untuk meyakinkan bahwa memang Ada yang
Maha Kuasa. "Dan tidaklah memberatNya memelil.ora keduanyo." Kekuasaan mutlak kepunyaan Allah yang mengatur seturuh alaim itu niscaya tidak
rnerasa keberatan atau penat dan lelah mengatur seluruh langit dan bumi.
sebab keberatan dan penat hanya terdapat pada makhluk, mustahil pada Allah
yang tidak mengenal mosa kecil ataupun maso tuo, yang meliputi segala ruang
dan meliputi segala waktu.
"Don Db adaloh Maha Tinggi lagi Maha Agung." (Ujung ayat 2S5)
Maha Tinggilah Allah daripada perumpamaan. KekuasaanNya yang meliputi langit dan bumi, demikian tinggidan agungnya, sehinqga terasa oleh tiaptiap orang yang berpengetahuan tentang alam dalam serba-serbi cabangnya.
Dan ilmu hayat dalam segala seginya, dan ilmu tubuh manusia (anatomi) dengan
segala keajaibannya.
Maka kalau banyak kita dengar keterangan daripada ahli.ahliagama bahwa
kita selalu dianjurkan membaca ayat ini, yang dikenaldengan nama,,AyATUL
KURsl", dapatlah kita memahami bahwa maksudnya iatah untuk_menambah
khusyu' kita kepada Allah dan untuk menambah kita berusaha beribadat
dengan langsung menghadapkan jiwa raga kepadaNya, dengan tidak memakai
syafaat dan perantaraan. Memang berpahala siapa yang membacanya dan
memahamkan maksudnya, sebab di dalamnya tersimpulrauhid yang sedalamdalamnya. Adapun kalau hanya dibaca-baca saja, untirk obat sakit kepara,
untuk menjadi azimat tangkal bahayapianggang,maka samalah artinya dengan
kata pepatah: Asing br'duk kolong diletak.
(256) Tidak ada paksaan dalam agama.
Telah nyata kebenaran dan kesesatan. Maka barangsiapa yang
menolak segala pelanggaran besar dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya telah berpeganglah dia dengan tali yang
amat teguh, yang tidak akan putus selama-lamanya. Dan Allah
adalah Maha Mendengar, lagi
Mengetahui.
(257) Allahlah Pemimpin bagi orangorang yang beriman. Dia menge.
luarkan mereka daripada gelapgulita kepada terang-benderang.Akan tetapiorang-orang yang tidak rnau percaya. Pemimpin mereka ialah pelanggar-pelanggar
batas. Mereka itu akan mengeluarkan mereka daripada cahaya
terang kepada gehp-gulita. Mereka itulah ahli neraka. Mereka
akan kekal padanya.
.- 2z 2 22 , , a
4 irf-&;urT L .rr. 4.llijl
Tidak Ado Paksaan Dalam Agama
t tJ! r:Jt
@ r,+-vi:Jl
sebelum kita uraikan sebab turun ayat ini(Asbabun-Nuzul) dan uraian
maksudnya lebih panjang, terlebih dahulu kita jelaskan bahwasanya di antara
Ayatul Kursi dengan ayat *Tidak ada paksaan doram agama" ini, yaitu di
antara ayat 255 dengan 256 tidaklah berpisah. Ayat 255 menjelaskan intisari
ajaran Islam tentang Tauhid. Tauhid yang diuraikan dalam Ayatul Kursi ini
meliputi makna Ketuhanan seluruhnya, yang dengan dia sesuai fithrah manusia. Sebab itu kalau hati seseorang tulus dan ikhlas, tidak dipengaruhioleh
taqlid kepada nenek-moyang atau paksaan dari pemuka-p"-rku agama, dengan sendirinya orang akan menerima keterangan dari Ayatul Kursi itu. Sebab
itu maka dalam ayat 256 ini diterangkan bahwa di antara jalan yang benar, ialan
yang cerdik bijaksana sudah jelas berbeda dengan jalan yanj sesat. sehingga
tidak perlu dipaksakan lagi. Asal orang satu kali sudah mlu melempurlii*n
pengaruh thaghut dari dirinya, dan terus beriman kepada Allah, kebenaran itu pasti diterimanya dengan tidak usah dipaksakan. ylng memaksa orang menganut suatu faham, walaupun faham itu tidak benar, tidak lain hanyalah
thaghut. Inilah yang akan kita perhatikan pada ayat-ayat dan penafsiran selanjutnya kelak.
Sekarang kita masuk kepada Asbabun-Nuzul:
Menurut riwayat dari Abu Daud dan an-Nasa'i, dan Ibnul Mundzir dan Ibnu
Jarir dan lbnu AbiHatim dan Ibnu Hibban dan Ibnu Mardawaihidan al-Baihaqi
dari Ibnu Abbas dan beberapa riwayat yang lain, bahwasanya penduduk
Madinah sebelum mereka memeluk Agama Islam, merasa bahwa kehidupan
orang Yahudi lebih baik dari hidup mereka, sebab mereka Jahiliyah. sebab itu
di antara mereka ada yang menyerahkan anak kepada orang yahudi untuk
mereka didik dan setelah besar anak-anak itu menjadi orang yihudi. Ada pula
perempuan Arab yang tiap beranak tiap mati, maka kalau dapat anak lagi, le'kaslekas diserahkannya kepada orang Yahudi. Danoleh oring yahudi anakanak itu diYahudikan. Kemudian orang Madinah menjadi Islam, menyambut
Rasulullah s.a.w, dan menjadi kaum Anshar. Maka setelah Raiulullah pindah
ke Madinah dibuatlah perjanjian bertetangga baik dengan kabilah-[abilah
Yahudi yang tinggal diMadinah itu. Tetapidaribulan ke bulan, tahun ke tahunperjanjian itu mereka mungkiri, baik secara halus ataupun secara kasar.
Akhimya terjadilah pengusiran atas BaniNadhir yang telah dua kalikedapatan
hendak membunuh Nabi (lihat tafsiran Surat 59
-
AI-Hasyr). Lantaran itu
diputuskanlah mengusir habis seluruh kabilah Bani Nadhir itu keluar dari
Madinah. Rupanya ada pada Bani Nadhir itu anak orang Anshar yang telah
mulai dewasa, dan telah menjadi orang Yahudi. Ayah anak itu memohonkan
kepada Rasulullah s.a.w. supaya anak itu ditarik ke Islam, kalau perlu dengan
paksa. Sebab si ayah tidak sampai hati bahwa dia memeluk Islam, sedang
anaknya menjadi Yahudi. "Belahan diriku sendiri akan masuk neraka, ya
Rasulullah!" Kata orang Anshar itu. Dan di waktu itulah turun ayat ini:
"Tidak ada paksaan dalam agama." (pangkal ayat 256). Kalau anak itu
sudah terang menjadi Yahudi, tidaklah boleh dia dipaksa memeluk Islam.
Menurut riwayat lbnu Abbas, Nabi s.a.w. hanya memanggil anak-anak itu dan
disuruh memilih, apakah mereka sudi memeluk agama ayah mereka, yaitu
Islam atau tetap dalam Yahudi dan turut diusir? Dan menurut riwayat, ada di
antara anak-anak itu yang memilih Islam dan ada yang terus jadiYahudidan
sama berangkat dengan Yahudi yang mengasuhnya itu meninggalkan Madinah.
Keyakinan suatu agama tidaklah boleh dipaksakan, sebab: "Telah nyata
kebenaran dan kesesaton. " Orang boleh mempergunakan akalnya buat menimbang dan memilih kebenaran itu, dan orang pun mempunyai fikiran waras
untuk menjauhi kesesatan. "Maka barangsiapa yong menolak segala pelanggaran batas dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnyq telahberpeganglah dia dengan tali yang amat teguh, yang tidak akan putus selamaIamanya." Agama Islam memberi orang kesempatan buat mempergunakan
fikirannya yang murni, guna mencari kebenaran. Asal orang sudi membebaskan diri daripada hanya turut-turutan dan pengaruh dari hawanafsunya, niscaya
dia akan bertemu dengan kebenaran itu. Apabila inti kebenaran sudah didapat,
niscaya Iman kepada Tuhan Allah mesti timbul,dan kalau iman kepada Tuhan
Allah YangTunggal telahtumbuh, segala pengaruh dari yang lain, dari sekalian
pelanggaran batas mesti hilang. Tetapi suasana yang seperti ini tidak bisa
dengan paksa, mesti timbul dari keinsafan sendiri. "Dan Alloh adalah Maha
Mendengar, Iagi Mengetahui." (ujung avgt 2561. DidengarNya permohonan
hambaNya minta petunjuk. DiketahuiNya hambaNya berusaha mencari kebenaran.
Sungguh-sungguh ayat ini suatu tantangan kepada manusia, karena Islam
adalah benar. Orang tidak akan dipaksa memeluknya, tetapiorang hanya diajak
buat berfikir. Asaldia berfikir sihat, dia pastiakan sampai kepada Islam. Tetapi
kalau ada paksaan, mestilah timbul perkosaan fikiran, dan mestilah timbul
taqlid. Manusia sebagai orang seorang akan datang dan akan pergi, akan lahir
dan akan mati. Tetapi fikiran manusia akan berjalan terus. Penilaian manusia
atas agama akan dilanjutkan dan kebebasan berfikir dalam memilih keyakinan
adalah meniadi tujuan dari manusia yang telah maju.
Ayat ini adalah dasar teguh dari Islam. Musuh-musuh Islam membuat
berbagai fitnah yang dikatakan ilmioh sifatnya bahwa Islam dimajukan denganpedang. Islam dituduh memaksa orang memeluk agamanya. "pengetahuan"
seperti inipun kadang-kadang dipaksakan supaya diterima orang, terutama di
masa-masa negeri-negeri Islam dalam penjajahan. orang dipaksa menerima
feori itu dan orang tidak diberi kesempatan membanding.
Kalau orang benar-benar hendak ilmioh hendaklah menilik kebenaran
sesuatu soal dicari sumber aslinya. Apa sumber aslilslam kalau bukan al-euran
dan sunnah Rasul? Ayat inilah, al-Baqarah 256 sumber itu, yaitu Islam menjelaskan bahwa dalam hal agama tidak boleh ada paksaan. Dan Sunnah atau
praktek dari Nabi s.a.w. sendiri dapat pula dilihat pada sebab turunnya ayat.
Kita melihat jelas bahwa kaum YahudiBaniNadhir diusir habis dariMadinah,
karena mereka mengadakan suatu komplotan hendak membunuh Nabis.a.w.
yang pada waktu itu teloh berkuasa dalam masyarakat Madinah. Tidak ada
perkataan ketika itu bahwa kalau mereka sudi memeluk Islam, mereka tidak
akan diusir. Malahan anak-anak kaum Anshar sendiri, yang telah jadiyahudi,
tidak dipaksa untuk memeluk agama ayah mereka, meskipun ayah itu sendiri
meminta kepada Nabi s.a.w. supaya anak-anak itu dipaksa.
Sarjana Kristen Arabia, Prof. Phillips Hittiyang telah menjadiwarganegara
Amerika, di dalam bukunya sejarah Arob mengakui bahwasanya ayat inilah
salah satu ayat dalam Islam yang patut menjadianutan manusia dalam segala
agama.
Dalam kejadian pengusiran Bani Nadhir itu sudahlah sangat terang perbedaan soalpolitik dengan soal keyakinan agama. Mereka diusir dariMadinah,
karena mereka hendak membunuh Nabis.a.w. Tetapimereka tidak dipaksa
masuk lslam, dan anak orang Arab sendiri yang telah memeluk agama yahudi
tidak dipaksa supaya memeluk agama ayah-bunda mereka.
Peperangan-peperangan yang terjadidiantara Nabi s.a.w. dengan kaum
musyrikin di Makkah dan di seluruh ranah Arab, pun bukanlah paksaan
agama, meskipun kedudukan penyembah berhala Arab di waktu itu jauh
berbeda dengan kedudukan Yahudi dan Nasrani. Sejak mulai Nabi s.a.w.
menyampaikan da'wahnya, dia telah ditolak oleh kaumnya dengan kekerasan
dan pengikut-pengikutnya disiksa dan dianiaya. sampai beliau diusir dari
Makkah dan Hijrah ke Madinah. Dan dengan keinsafan secara ilmiah haruslah
kita selidiki siapa Nabi Muhammad di tengah-tengah kaum Quraisy diMakkah
itu. Semuanya, baik Muhammad ataupun yang menentangnya, adalah orang
berkeluarga semua. Diantaranya paman kandungnya sendiriAbu Lahab. Maka
kalau timbul Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq dan penaklukan
Makkah, sekali-kalijangan langsung dicap bahwa Muhammad memaksakan
Islam dengan pedang, tetapi harus diakui bahwa ini adalah perebutan pimpinan
di antara orang berkeluarga, di antara faham lama dengan faham baru. Dan
kepala penentangnya sampai saat takluknya Makkah, adalah mertuanya sendiri, Abu Sufyan. Dan dengan keinsafan ilmiah pula harus kita selidiki apa
hakikat seruan Muhammad kepada mereka. Mereka mengakuianak-cucu dari
Nabi lbrahim, mereka mengakuiKa'bah sebagaipusat persatuan mereka dan
merekapun mengerjakan Haji dan Umrah tiap tahun, tetapi ajaran asliNabi
Ibrahim itu telah mereka kotori dengan penyembahan berhala. Terhadapmereka Rasulullah s.a.w. tidak memaksakan Islam dengan pedang, tetapi
membersihkan Ka'bah dari berhala dan kembali kepada ajaran lbrahim yang
murni.
Di saat itu datang sendirike Makkah orang-orang Nasrani Arab yang
mengakui kerasulan Muhammad, sebagai Adiy bin Hatim dan saudara perempuannya. Adiy ini adalah putera dari Hatim Thaiy, dermawan Arab Nasrani
yang masyhur. Dia datang sendiri dari tempat yang amat jauh bukan karena
dipaksa dengan pedang. Demikian juga Tamim ad-Dary; dia pun seorang
Nasrani. Dan ada lagi seorang pemuda bernama Suhaib, bangsa Romawiyang
telah lama tinggaldiMakkah. Dalam NabiMuhammad s.a.w. menerima berbagai penghinaan dari kaumnya yang menyembah berhala itu, Suhaib dengan
sukarelanya sendiri memeluk Islam. Diwaktu Nabis.a.w. pergikeThaif, sampai
di sana dipukuli dan dilempari batu, sampaimengalirdarah ke terompah beliau,
di tengah jalan dia berjumpa dengan seorang pemuda Nasrani dari Ninive
bemama Adas. Dia menjadi budak di tempat itu. Dia sendiri pula yang datang
kepada Rasulullah s.a.w. dan menyatakan masuk Islam. Demikian juga Salman
orang Persia; dia sendiri yang datang ke Madinah, sesudah dia terlebih dahulu
masuk Nasrani, pindah dariMajusi, akhimya masuk ke Islam. Padahalsemua
kejadian ini lama sebelum turun ayat tidak ada poksoon dolam ogomo yang
tersebut itu.
Ajaran Nabi s.a.w. ini atau tegasnya dasar yang telah ditentukan oleh alQuran ini dipegang teguh oleh Islam, walaupun dia sedang di puncak kekuasaannya. Menurut riwayat dari Imam Bukhari, yang diterimanya dariAslaj,
bahwa Khalifah Umar bin Khathab mempunyai seorang pelayan p€rempuan tua
beragama Nasrani, yang boleh dikatakan sudah dipandang sebagai keluarga
dan disayangi oleh semua keluarga di rumah beliau. Pernah beliau berkata:
"Masuklah ke Islam, supaya kau selamat!" Tetapi p€rempuan tua itu telah
menggelengkan kepala menolak ajakan itu. Namun dia tetap disayangi. Demikian juga pelayan laki-laki beliau yang bernama Zanbaq orang Romawi, diajak
masuk Islam agar diberijabatan yang lebih tinggi menolong baginda memegang
amanat kaum Muslimin, semua dia tidak mau. Itupun tidak menjadiapa. Bukti
yang hidup dalam perjalanan ayat ini ialah terdapatnya minoritas Nasrani di
Palestina, Suria, Irak dan Mesir. Minoritas Yahudi di negeri Yaman dan di
Afghanistan. Mereka itu hidup damaididalam perlindungan kekuasaan Islam
(Dzimmi) sejak 14 abad yang telah lalu. Berbeda nasib mereka dengan kaum
Muslimin di Spanyol yang diusir meninggalkan negeri itu dan sisanya dipaksa
memeluk agama Nasrani. Habis kekuasaan Islam darisana di tahun 1492, maka
sebelum habis abad ketujuhbelas (1600), sisa yang tinggal telah resmi jadi
Nasrani karena paksaan. Menurut riwayat, berpuluh tahun lamanyaanak-anak
diajar Agama Islam secara diam-diam oleh ayah-bundanya. Tetapi kalau ketahuan, si ayah-bunda dibunuh.
Yang diketahui oleh semua peminat Sejarah Islam ialah bahwa apabila
Angkatan Perang Islam masuk ke suatu negeri, terlebih dahulu dikirim surat
atau utusan yang membawa tiga peringatan:Ajakan masuk Islam. Kalau ajakan ini diterima, timbullah persaudaraan
seagama. Sama derajat, sama kedudukan, tidak ada yang menjajah dan
tidak ada yang terjajah. Hak sama dan kewajiban pun .ama.
2. Kalau tidak mau memeluk Islam, bolehlah terus memeluk agama yanglama.
Mereka akan diberi perlindungan dengan syarat membayir Jizyah.
3. Kalau salah satu dari dua ini tidak diterima, itu adalah alamat akan terjadinya
pep€rangan. Kalau peperangan terjadi, berlakulah hukum perang. Negeri
mereka dikuasai, tetapi tidak juga ada paksaan untuk memelut< tslam.
Apakah lantaran syarat pertama mengajak terrebih dahulu supaya sudi
memeluk Islam itu yang dinamaimemaksakan agama dengan pedang? padahal
ajakan yang kedua yaitu membayar Jizyah terbuka tebai buit mereka?
Dalam pelaksanaan di zaman-zaman mulai perkembangan Islam, di zaman
Abu Bakar dan umar, di bawah pimpinan pahlawan-pahliwan perang Islam,
sebagai Khalid bin al-walid, Abu ubaidah dan 'Amr bin al-'Ash, kerapkali
kepungan atas suatu desa Nasrani dihentikan setelah delegasi (perutusan)
mereka datang menyatakan membayar Jizyah dan kedudukan pemimpinpemimpin mereka diakui. uskup Nasrani di palestina meminta supaya Khalifah
Umar bin Khathab sendiri datang menerima penaklukan mereka. Dan beliau
pun datang. Jaminan perlindungan atas mereka dipegang teguh sampai 14
abad. t'idak sekali juga ada se6rang penguasa atau raja Islam yang berani
bertindak memaksa mereka memeluk Islam, meskipun penguasa itu keras
tindakannya, padahal jumlah mereka sangat kecil saja diwaktu itu. Malahan
tenaga-tenaga mereka banyak yang dipakai dalam administrasi kenegaraan.
lt4engapa penguasa-penguasa Islam itu tidak mau menjalankan paksaan? talah
karena takut akan terlanggar ayat ini.
setelahabad-abadterakhirsetelah pengaruh kerajaan.kerajaan penjajah
Kristen masuk ke Dunia tslam, mereki berusaha memakai gobnjan
kecil Kristen dalam negeri-negeri lslam yang hidup damai dengan tetangganya
orang Islam itu untuk menjadipengslanggu ketenteraman pemerintahan islam.
salah seorang sultan Turkiusmanipernah menyatakan niit, Iebih baik dipaksa
saja golongan-golongan kecil Kristen inimasuk lslam,tetapiMuftiatausya;khullslam membantah keras, karena melanggar hukum agama.
.
Bahkan kadang-kadang toleransi yang ditanamkin oleh ayat inilah yang
diambildijadikan kesempatan yang baik oleh pemeluk Agama Kristen dinegeril
negeri Islam buat mendesak ummat Islam. oleh sebab ltu, jika semangat
beragama telah mundur pada kaum Muslimin sendiri, padahalayat iniada, akin
mudahlah benteng-benteng mereka diruntuhkan. Mereka tiiak boleh oleh
agamanya sendiri melakukan paksaan agama kepada orang lain, padahalorang
lain dengan segala daya-upaya memaksa -ereka meningLalkan Islam. ttuhf,
sebabnya maka ayat vang bertuah ini diikuti oleh ayat Jlinjutnya:
-
"Allahlah pmimpin bogi orang-orang wng berimon. " (pangkalayat 257).
Apabila iman telah subur, kepercayaan kepada Allah difefihiru, iiludikun
didikan, disyi'arkan dan dimajukan, maka Allah sendirilah yang akan memimpinummat beriman itu. Sebab iman kepada Allah Yang Tunggal, tidak memberi
tempat buat mempercayai yang lain. Hubungan yang langsung dengan Allah,
tidak memakai perantaraan, menyebabkan jiwa mendapat sinar selalu dari llahi:
"Dia mengeluarkan mereka daripada gelap-gulita kepda terang-benderang."
Sebab iman kepada Allah itu membawa terbukanya akal. lman membawanya
tunduk kepada Syariat Ilahi dan peraturanNya. lman menimbulkan ukhuwah
lslarr,iyah dan menyuburkan hidup berjamaah. lman menimbulkan masyarakat
yang bercorak Islam. Kelak akan sangat terasa perbedaan hidup dalam cahaya
dengan hidup dalam gelap. Kita dapat menyaksikan sendiri perbedaan wajah
dan bentuk muka orang, dan kegiatan, kegembiraan, kebaikan budipada satu
negeri yang di sana berjalan tuntunan iman kepada Allah. "Akon tetapi orangorang yong tidak mou wrcaya, pemimpin mereka ialah plangar-pelangar
batas." Di dalam ayat, pelanggar batas itu disebut thaghut. Segala pimpinan
yang bukan berdasar atas iman kepada Tuhan, baik raja, atau pemimpin, atau
dukun, atau syaitan, atau berhala, atau orang-orang yang diberhalakan, didewadewakan, semuanya itu termasuk dalam kalirnat thaghut. Pimpinan yang begini
pastilah membawa dari tempat yang terang, kembali kepada gelap.
"Mereko akan mengeluarkan mereka daripoda cahoya terang kepdo
gelap-gulita." Kita akan dapat pula merasakan suasana kufur itu dalam satu
negeri, yang di dalam stotisfik disebut daerah Islam, tetapi pimpinan mereka
adalah thaghut. Cahaya terang kian lama kian berganti dengan gelap-gulita,
fitnah banyak, hasad-dengki, perzinaan, kecabulan dan kemaksiatan yang lain.
Kalau perwalian Allah telah diganti dengan perwalian thaghut, niscaya
padamlah suluh, kembali dalam gelap dan "mereka itulah ahli neroka. Mereka
adalah kekal padanyo. (ujung ayat 257).
Itulah akibat yang wajar darijiwa yang telah gelap, yang telah kehilangan
pedoman, sehingga meraba-raba, merumbu-rumbu, sebab telah putus hubungan dengan bimbingan yang lurus; azab nerakalah ujung dariperjalanan itu.
Di ayat ini mulai kita berjumpa satu perkataan yang penting artinya buat
diperhatikan dan luas perkembangan perkataan itu dipakai dalam lslam, yaitu
kalimat uroli. Luaslah arti yang terkandung dalam kalimat wali itu. Yaitu
pimpinan, penguasa, pengatur, pengurus dan lain-lain arti yang berdekat
dengan itu. Sebab itu maka dalam sejarah perkembangan pemerintah Islam,
kalimat uroli terpakai juga untuk Gubernur wilayah yang besar. 'Amr bin alrAsh
menjadi Wali di l.4esir. Mu'awiyah bin Abu Sufyan sebelum menjadiKhalifah
pertama Bani Umaiyah, adalah Wali di negeriSyam.
Di zaman kekuasaan Belanda di negeri kita, Gubemur Jenderal disebut
juga "Wali Negeri", terjemahan dari "Landvogd". Di zaman Van Mook membentuk negara-negara kecil guna memecah Kesatuan Indonesia, dia memberi
gelar orang-orang yang diangkatnya menjadi kepala negara yang dibentuknya
itu "Wali Negara". Di Sumatera Barat di zaman Revolusi bersenjata, Kepala
Negeri atau Penghulu Kepala diberi gelar baru, yaitu "Wali Negeri"
Bapa atau Paman atau saudara laki-lakiyang berhak menikahkan seorang
perempuan disebut juga wali. Dia timbuldaridasar sabda Nabi:Tidak (sh) nikah, melainkan dengan u.nli."
Maka didalam ayat yang sedang kita tafsirkan ini kita beriumpa dua wali.
Pertarna Allah sebagai Wali dari orang yang beriman- Kedua Thaghut sebagai
wali orang yang kafir.
Maka yang memimpin langsung orang yang beriman ialah Allah. Tetapi
orang yang tidak mau menerima iman, yang menolak (kafir), diapun ada
pemimpinnya. Tetapibukan Allah, melainkqn lhoghuf, yaitu sekalian pemimpin yang akan membawa keluar dari batas yang ditentukan Tuhan. Kadangkadang ditegaskan lagi adanya perwalian dari syaitan, sumber yang asli dari
segala macam thaghut. Ini tersebut dalam Surat ali-lmran (Surat 3 ayat 175),
tersebut juga dalam Surat al-Araf (Surat 7 ayat 30). Dengan demikian di
samping orangorang mu'min berusaha mengambil pimpinan dan bimbingan
Allah, syaitanpun berusaha memasukkan pimpinannya yang sesat kepada
orangorang yang memang sengaja mengelak dari pimpinan Allah.
Sebaliknya, orang-orang yang beriman yang telah menerima pimpinan
Allah tadi, yang dikeluarkan Tuhan darigelap kepada cahaya, mereka itupun
diberi kehormatan tertinggi, diberi nama "Auliaa AIlah"; di dalam Surat Yunus
(Surat l0 ayat 62) mereka diberijaminan oleh Tuhan, bahwa wali-wali Allah itu
tidaklah mereka akan merasa takut dan tidaklah mereka berdukacita.
Kemudian itu dijelaskan pula bahwasanya orang-orang yang beriman lakilaki dan orang-orang yang beriman perempuan, yang sebahagian adalah menjadi wali pula dari yang sebahagiannya lagi; sama menyuruh berbuat ma'ruf
sama mencegah berbuat munkar, sama mendirikan sembahyang, sama mengeluarkan zakat, sama taat kepada Allah dan Rasul. (Surat at-Taubah, Surat 9
ayat 7l). Dikuatkan lagi oleh Surat 8 al-Anfal, ayat 72, bahwa orang yang
berirnan itu sanggup hijrah, dan sanggup pula berjuang fiihad) dengan harta dan
nyawa pada jalan Allah, dan sebahagian mereka jadiwali dari yang sebahagian.
Begitulah luasnya daerah yang tercakup dalam kalimat waliitu. Baik wali
Allah atau wali thaghut dan walisyaitan. Pengikut masing-masing jadiwalipula
bagi masing-masing, sokong-menyokong, bantu-membantu, pimpin-memimpin.
Tetapi timbul pula artiyang lain daripada kalimat wali itu kira-kira 200 atau
300 tahun sesudah Rasulullah s.a.w. wafat.lni sangat berkembang,sehingga
kadang-kadang faham kita tentang arti wali yang mula-mula dikaburkannya
atau dikacau-balaukannya. Yaitu faham setengah kaum Shufi bahwa ada
manusia yang dianggap sebagai Waliullah, yang kedudukannya istimewa daripada manusia biasa, sebab dia telah sangat dekat kepada Allah. Maka kalau kita
hendak memohonkan apa-apa kepada Allah, hendaklah dengan perantaraan
beliau itu. Demikian besarnya pengaruh kepercayaan ini sehingga orang yang
dianggap telah mempunyai Maqam Waliullah itu dalam kenyataannya telah
menjadi wali Thaghut; bahkan kuburan-kuburan mereka dijadikanlah sema-cam tempat ziarah yang telah menyerupai berhala. Dan orang yang mencela
perbuatan itu dipandanglah oleh mereka sebagai merusak agatna; sebab mereka sudah sangat berkeyakinan bahwa tidak akan sampai doa kepada Allah
kalau tidak diminta dengon perantaraan beliau yang telah bermaqam di kuburah itu. Malahan ada semacam kepercayaan bagi pengikut thariqat Syaikh
Samman di Madinah, kalau ada bahaya, misalnya kapal akan karam harap
p€ngll saja: "Ya Samman!" Niscaya terkabul. Malahan ada yang berkata
bahwa kalau diminta kepada Allah dengan langsung: "Ya Allah!" Akan ditolak
oleh Allah dengan marah: "Mengapa diminta langsung kepadaKu, padahal WaliKu telah ada, yaitu Syaikh Samman?"
Mungkin Syaikh Sammannya sendiri tidak sampai mengajarkan begitu.
Tetapi pengikut-pengikut yang di belakang telah menjadi thaghut, membawa
pngikutnya dari terang-benderang Tauhid kepada gelap-gulita syirik.
Selain dari penyembahan kepada orang-orang yang disebut "Waliullah" itu,
yang telah menjadi thaghut yang menyesatkan manusia, terdapat pula thaghut
dalam susunan kenegaraan. Di dalam susunan kenegaraan zaman kuno, raja
dipandang sebagai Tuhan atau Dewa. Raja Cina disebut Putera Langit. Raja
Jepang disebut sebagai Anak matahari. Raja-raja Melayu disebut turun dari atas
bukit Siguntang Mahameru, keturunan dewa-dewa Angkasa. Raja Mesir purbakala yang bergelar Fir'aun, dipandang dan mengakui sendiri bahwa dia adalah
putera Tuhan.
Di zaman moden ini mendudukkan raja sebagaidewa, untuk menjadi sendi
kekuasaan mutlak, sehingga manusia tunduk patuh tidak membantah kepada
kehendak raja, sudah tidak ada lagi, karena dikalahkan oleh zaman diktator.
Diktator tidak disebut sebagai Tuhan, tetapi dipuja sebagai memuja Tuhan.
Diktator tidak pernah salah dan tidak boleh disalahkan. DiJerman, timbullah
diktator Hitler yang disebutkan "Fuchrer", pemimpin besar. Di ltalia Mussolini
disebut "El Duce" yang sama artinya dengan Fuchrer. DiRusia demikian pula
dibuat terhadap Stalin semasa hidupnya. DiCina dibuat begitu pula terhadap
Mao Tse Tung. Seluruh diktator itu pada hakikatnya adalah anti agama,
walaupun kaoang-kadang mulut mereka tidak keberatan menyebut "Allah Subhanahu wa Ta'ala." Yaitu untuk membujuk-bujuk rakyat yang mereka perbodoh. Musuh diktator yang paling besar dan orang yang mereka benci ialah
ulama-ulama atau pendeta-pendeta yang berani menegakkan kebenaran dan
berani membuka molut. Karena mereka memegang tuntunan sendiri dari
Tuhan di dalam Kitab Suci yang mereka imanidari"Kemerdekaan Mimbar" di
dalam gereja atau mesjid. Maka orang-orang yang beriman tidaklah dapat
menjual jiwa mereka kepada diktator-diktator itu, sebab mereka telah mempunyai pegangan yaitu Allah. Sebab Allah menjadi Walibasi orang-orang yang
beriman. Tetapiorang-orang yang lemah pegangannya dengan Tuhan, itulah
yang kerapkalidatang memperhambakan dirinya kepada thaghut. Itulah orang
yang memandang sabda sithaghut sebagaigantiWahyu llahi, maka dizaman
moden pemimpin dipuja-puja dengan selalu menyebut namanya, memberikan
berbagai gelar pujaan. Sehingga dia kian lama kian sombong bahkan kian latah.
Rakyat yang diperintah tadi kian lama kian kehilangan dirinya. Mereka hanyamenjadi laksana binatang-binatang temak dikerahkan pada hari-hari besar buat
beriemur di tanah-lapang buat mendengarkan pidato pemimpin.
Hal ini hanya dapat dihambat dengan memegang teguh ajaran Tauhid
dalam jiwa. Oleh sebab itu rnaka Tauhid itu bukanlah semata-rnata untuk
kepentingan ibadat kepada Tuhan, malahan terhbih lagiuntuk kemerdekaan
jiwa-raga daripada pengaruh sekalian alam ciptaan Allah ini. Salah satu doa
yang diajarkan NabiMuhammad s.a.w. kepada Abu Urnarnah adalah:
)Y.-)t*i.:45;J;
"Dan aku ber*lindung kepada Engkau, ya Alloh, daripada dipengaruhi
orong-orang."
Artinya hilang keperibadian, hilang kesadaran diri, hilang kebebasan mempergunakan fikiran sendiri, karena sudah tenggelam di dalam semboyansemboyan dan slogan-slogan yang diciptakan oleh thaghut.
Dengan ayat yang tengah kita tafsirkan ini, dan setelah kita mengukurnya
dengan keadaan dalam masyarakat, dapatlah kita mengertibahwa thaghut itu,
demikian juga manusia yang menjual kebebasan jiwanya kepada thaghut ada
macam-macam. Setengah menyembah berhala, setengah menyembah kubur,
setengahnya menyembah orang-orang hidup, yang dipandang sebagai Hero
(pahlawan), lalu orang menggantungkan nasib kepadanya.
Tauhid ialah untuk membebaskan jiwa manusia daripada pengaruh thaghut itu. Karena pengaruh thaghut menghilangkan nilai manusia pada diri
seorang anak Adam, berganti dengan binatang yang dapat dihalau ke hilir ke
mudik.
(258) Atau tidakkah engkau fikirkan
dari hal orang yang membantah
Ibrahim tentang Tuhannya? Lantaran Allah telahmemberikan kerajaan kepadanya? Tatkala
Ibrahim berkata: Tuhankulah
yang menghidupkan dan mematikan. Dia berkata: Akulah yang
menghidupkan dan mematikan.
Berkata lbrahim: Maka sesungguhnya Allah mendatangkan
matahari dari timur, maka cobalah datangkan matahari itu dari
barat! Maka terdiamlah orang
yang kafir itu. Dan Allah tidaklah
akan memberi petunjuk kepada
kaum yang zalim!
Sofu Contoh Dari Thoshut
Kemudian Tuhan mengemukakan suatu contoh dariwalithaghut itu. yaitu
pr9 N1mrudz yang terkenal dalam sejarah sebelum kerajaan auuiL o".gan ri;; itulah _lbrahim yang menegakkan perwarian Allah mutai b"rnuaupun (konfrontasi). sebagaimana kita ketahui daram riwayat-riwayat al-euran, Ibrahim telah menlhancurkan berhala dglgul kapak, ditinggarkannvu L"rniu yang paring b".*r. Dia ditangkap dan dihadapkan ke mulii majtis iaja, t".iiai
sebagaimana tersebut dalam surat 21, al-Anbiya, airi ayat'st-J-pd "oJju*u6 ayat 73. sampai Ibrahim dibakar mereka, tetapi diselimatkan iuhan at6rr airi api. seketika raja Namrudz-menanyakan siapa benar yang dimaksudnya dengan Tuhan Allah itu, dia telah menjawab bahwa Tuhan Allah]tuhtrvans menghidup_
kan dan mematikan.
"Atau tidakkah engkou likirkan dari hal orangyangmembantahlbrahim
tentangTuhannya?"(pangkal ayat 25g) pangkal ayal ini rnensajak kepada Rasul khususnya dan ummat-beriman umumnya untuk memikirkln ki""h;i 6r""9 itu ialah Raja Namrudz sendiri.'Lon taran Allah telah memberikan kerajaai kepadanya." suatu pengajaran ilmu jiwa yang mendalam dari al-euran, yaitu
seorang manusia, oleh karena diberi Allah kekuasaan dan kerajaan,
lupa diri, lupa segala, merasa awak sangat berkuasa, "o-bong, seuau itu peikatua., ya.,"g
keluarpun tidak ada batasnya lagi, sebab merasa tidak ada juga orang yang
berani membantah; "Tatkala lbrahim berkata: Tuhankulah ioii kan dan mematikqn." Di hadapan ^ensnidup- raja itu Ibrahim telah mJner"angkan siapa Tuhan, bahwa Tuhan Allahlah yang mematikan dan ,.enshiir;kun. Tetapi karena memang dasar jiwa orang yang merasa berkuasa fidak'berbatas itu sombong dengan kekuasaannya, boleh difikirkannya dengan panjang apa maksud Ibrahim mengatakan demikian, rangsung saja beliiu simbut: .Dl,e
be.rkata: Akulah yang menghidupkan dan memalikan." Nyawa dari seruruh rakyat negeriku ini ada dalam tanganku. Kalau mereka dituiuh bersalah, lalu dihadapkan kepadaku, aku berkuasa memerintahkan supaya dia dibiarkan hidup terus, dan akupun berkuasa pula menjatuhkan k"prir"u. bahwa dia mestidihukum mati.
Rupanya raja tidak mau tahu apa yang dimaksud lbrahim dengan meng- hidupkan dan mematikan. Dia tidak mau tahu bahwa rakyatnya itupun sendiri seketika lahir ke dunia bukanrah atas kehendaknya, dal kaLu merexa mati sewajarnya, tidaklah dia berkuasa menghalangi kematian itu. padahal yang
dapat diberinya ampun atau dibiarkan hidup atau disuruh hukum mati ialah rakyat yang dihadapkan kepadanya, atau budak-budak vans aia di dalam istana. Dia tidak mau mengerti bahwa rakyat yang sebanyit it-u autu- negerinya bukanlah menerima makanan dari dia, melainkan diri karena menerima
buah hasil dari bumi. Diapun tidak mau mengerti bahwa dia sendiripun tidak akan bisa duduk di atas singgasana kerajain kalau rakyat itu tidak bisa bercocok tanam lagi. oleh sebab tidak mau mengerti ini, Ibrahimpun menerus-
kan perkataannya: " Berkota lbrahim: Maka sesungguhnya Allah mendatangkan matahari dari timur, maka cobalah datangkan matahan itu dari barat-"
Dengan sambungan kata yang demikian Ibrahim telah membawa raia berfikir,
yang lebih luas. Bukan berfikir sekedar di bawah cangkung kursi kekuasaannya
saja. Allah, Tuhan Ibrahim menganugerahi manusia hidup, terutama dari
teraturnya perjalanan matahari dari timur ke barat, sehingga terjadi edaran
siang dan malam. Di siang hari manusia mencari makan, di waktu malam
manusia beristirahat, termasuk Namrudz sendiri. Kalau tidak ada peraturan
sedemikian, cobalah engkau obah perjalanan matahari; balikkan matahariitu
dari barat ke timur, kalau memang engkau yang kuasa menghidup dan mematikan. Sekarang baru dia mengerti apa maksud lbrahim: "Maka terdiamlah
orang yang kat'ir itu." Dia tidak dapat menjawab lagi. Dasar berfikirnya salah,
sebab itu dia terdiam. "Dan Allah tidaklah akan memberi petuniuk kepada
kaum yang zalim." (ujung ayat 258).
Itulah sebab dia terdiam. Sebab dia telah mengambil jalan yang salah,
jalan yang zalim, yaitu yang tidak sesuai dengan akal yang sihat. Apabila orang
telah zalim, perkataan yangakan dikeluarkan tidak ditimbangnya lagi. Sebab itu
kalau datang perkataan yang benar, keluar dari fikiran teratur, dia tidak dapat
menjawab lagi.
Pimpinan yang tidak berdasar kebenaran Tuhan tadi dinamai pimpinan
thaghut. Sebab itu maka penguasa-penguasa zalim sebagaiNamrudz itu dalam
bahasa Arab biasa disebut Thaghiyah, dan yang disebut orang barat Tirani.
Perkataannya kerapkali terlaniur salah dan dia tidak sadar akan kesalahan
itu. Malahan dia selalu menganggap dirinya benar, sebab orang di kirikanannya
tidak ada yang berani menegur kesalahannya. Kian lama dia kian tidak berpijak di bumi lagi. Maka kalau perkataannya yang salah itu ada orang yang
berani menyebut dan menyatakan salahnya, sebagaimana yang dilakukan oleh
Ibrahim itu, dia pasti terdiam. Biasanya timbullah kegoncangan dalam hatinya,
rupanya ada pula orang yang bisa mengeluarkan perkataan berlainan gayanya
daripada perkataannya. Di saat yang demikian biasanya timbullah takutnya.
Takut akan terganggu kekuasaannya. Karena ketakutannya itulah biasanya dia
mengambil tindakan yang beroni. Dan tidak lagi bersandar kepada kebenaran
dan keadilan, melainkan bersandar kepada kekuatan dan kekuasaan. Itulah
sebab seketika di dalam pertukaran fikiran dengan Ibrahim, dia selalu dipihak
yarig kalah, sebab salah! Lantaran itu diapun mengambil tindakan amat berani,
yang dengan demikian kekuasaan dapat membungkemkan kebenaran. Dia
memerintahkan membakar Ibrahim dengan api.
Apa salah lbrahim?
Kesalahannya tidak, cuma dia tidak berkuasa. Yang salah dan yang zalim
ialah Namrudz, tetapi dia berkuasa. Niscaya yang dibakar ialah lbrahim.
Syukurlah Allah mempertunjukkan kekuasaanNya yang lebih tinggi.
Ibrahim tidak hangus badannya dalam unggun api, bahkan sihat wal-afiat
dan keluar dengan selamat. Keluar dari dalam unggunan api dengan selamat,
makadiapun berangkat meninggalkan negeri itu. Sementara menanglah Namrudz sebab gangguan tidak ada lagi. Tetapikemenangan penghabisan didapat
lah oleh lbrahim, menegakkan keyakinan kepada Allah yang Maha Kuasa, yang
disambung oleh anak-cucunya.
ceritera Ibrahim dengan Namrudz ini, demikian pula ceritera sesudahnya, yaitu tatkala Musa.menghadap Fir'aun, bukanlah kecil bekas yang ditinggalkannya di dalam hati orang yang beriman. Di sini kita dapai -!ng- gambarkan seorang raja perkasa dengan pakaian kebesaran, e-ur dun p"ruf,
sutera dan dewangga, disembah dipuja oleh dayang-dayang dan inang-pengasuh, dijunjung dan disembah oleh rakyat, dikelilingi oleh menteri-menteri
dan orang besar-besar. Tetapi masuk ke dalam majlis raja itu seorang yang
walinya hanya Allah. seorang yang jiwanya bebas dari benda. Dia masu[
dengan merasa tidak takut akan disiksa dan dihukum, dan tidak merasa bahwa
raja itu lebih mulia daripada makhluk yang lain; sebab dia hanya sama-sama
alam bikinan Allah, dengan benda-benda lain yang ada di sekelilingnya. Maka
akhlak Nabi-nabi inilah hendaknya yang patut dijadikan contoh oleh wakil-wakil
Nabidi dalam dunia, yaitu ulama-ulama. sebab raja-raja itu menjadisombong
sebab dia telah mengetahui khadam-khadam dan budak-budak yang ada di
sekelilingnya. Mereka itu adalah budak-budak yang berebut kurnia, yang di
istana raja-raja Deli disebut Ayapan, yaitu makanan daram tempurung.
Menurut sebuah Hadis yang dirawikan oleh Ibnu AbiHatim dan Abusysyaikh daripada Zaid bin Aslai, bahwa tiap-tiap orang yang menghadap raja
Namrudz itu disediakan untuk mereka makanan yang enak-enak dan minuman yang sejuk lemak. Tetapi ketika akan masuk ke dalam ditanyai terlebih
dahulu satu demi satu, siapa Tuhan kamu. Masing-masing menjawab: "Tuhanku adalah raja kita Namrudz." setelah memberikan jawaban demikian, baru
boleh masuk ke dalam dan makan sekenyang-kenyangnya. Lalu tiba giliran
Ibrahim, diapun hendak masuk dan perutnya lapar. Lalu ditanyai pula: 'Siapa
Tuhan kamu?" Beliau menjawab: "Tuhanku Allah, yang menghidupkan dan
mematikan." Namrudz, menjawab: "Akulah yang menghidupkan dan mematikan." sambil menunjukkan kekuasaannya memberi makan orang dan
tidak ada yang akan membantah, kalau dia menyuruh bunuh
""r"orurrg. Lulu
Ibrahim menjawab dengan tegas; "Tuhanku itu menerbitkan matahari dari
timur ke barat; coba engkau terbitkan dia dari barat ke timur!" Raja terdiam
mendengar jawab setepat itu, sehingga tidak dapat berkata sepatah juapun lpgi.
Tetapi seketika Nabi Ibrahim selesai menjawab pertanyaan yung gunlil puJu
pandangan isi istana itu, sebab berani bercakap keras di hadapan iulu, tidukluh
beliau dipersilahkan makan, sehingga beliau pulang dengan perut lapar. Tetapi
beliau tidak peduli akan hal ini, sebab yang memberinya makan bukan Nam- rudz, melainkan Allah Tuhan Yang Kaya.
Di sini ditunjukkan bahwa penegak kebenaran tidaklah dapat dibeli; tidak
dengan sesuap nasi, bahkan tidak dengan setumpukan gunung.
(259) Atau seperti seorang yang pernah melalui sebuah negeri, se
dang negeri itu telah runtuh bangunan-bangunannya. Dia berkata: Bagaimanakah agaknya kelak Allah akan menghidupkannya sesudah matinya? Maka dimatikanlah dia oleh Allah seratus
tahun, kemudian itu Dia bangkitkan kembali. Bertanya Dia: Berapa lamanya engkau telah terdiam? Dia menjawab: Aku telah
berdiam sehari atau sebahagian
hari. Berfirman Dia: Bahkan engkau telah berdiam seratus tahun.
Maka lihatlah kepada makananmu dan minumanmu itu, tidaklah
dia berubah. Dan lihatlah kepada
keledaimu! Dan oleh karena
Kami hendak menjadikan engkau suatu tanda bagi manusia.
Dan lihatlah kepada tulangtulang itu, betapa Kami membangkitkannya kembali, kemudian Kami pakaikan kepadanya
daging. Maka tatkala telah jelas
kepadanya, berkatalah dia:
Tahulah aku (sekarang) bahwasanya Allah atas tiap-tiap sesuatu
adalah Maha Kuasa.
(260) Dan ingatlah tatkala berkata
Ibrahim: Ya Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaku bagaimana
Engkau menghidupkan orang
yang telah mati. Berfirman Dia:
Apakah engkau tidak percaya?
Berkata dia: Sekali-kali bukan
begitu, akan tetapi untuk menetapkan hatiku. Berfirman Dia:
Kalau begitu, ambillah empat
ekor burung dan jinakkanlah dia
kepada dirimu, kemudian letakkanlah di atas tiap tiap gunung
daripadanya sebahagian-sebahagian, kemudian itu panggillah me
reka, niscaya mereka akan datang kepada engkau dengan segera. Dan ketahuilah bahwasanya Allah adalah Maha Gagah,
lagi Maha Bijaksana!
Telah dikatakan: "Allah menjadi wali daripada orang-orang yang beriman."
Maka Ibrahim a.s. berhadapan dengan Raja Namrudz, Tuhan telah memberinya bimbingan bagaimana menghadapi orang yang seperti demikian, sehingga
mulutnya bungkem terdiam tidak dapat menjawab. Maka kepada orang-orang
yang beriman itu, Allah selalu memberikan petunjuknya dengan berbagai
macam cara. Satu cara lagi ialah sebagai yang diceriterakan pada ayat selanjutnya:
"Atau seperti seorang yang pernah melalui satu negeri, sedang negeri itu
teloh runtuh bangunan-bangunannya." (pangkal ayat 259). Di dalam ayat
tidaklah disebutkan siapa orang itu dan dimana negeri itu, tetapiahli-ahlitafsir
mencoba juga menaksir siapa orangnya dan di mana negerinya. Kata setengahnya orang itu ialah seorang Nabi, kata yang lain ialah seorang yang amat shalih.
Dalam satu perjalanan dia melalui satu negeri yang telah runtuh, pohon-pohon
telah tinggi-tinggi, tidak ada manusia yang mendiaminya lagi. Dan bangunanbangunannya telah runtuh, hanya bertemu saja bekas dari suatu negeri yang
dahulu pernah didiami manusia. Dalam kitab-kitab Melayu lama diungkapkan:
"Telah jadi padang tekukur." Melihat keadaan yang demikian "Dio berkota:
Bogaimanakah agaknya kelak Allah akan menghidupkannya sesudah mati
nyo?" Itulah pertanyaan yang timbul dalam hati Nabi atau orang shalih yang
mengembara itu. Bisakah agaknya negeri ini dibangun Allah kembali? Dan
bagaimanakah cara pembangunannya? Padahal yang tinggal hanya bekasbekas negeri saja? Setelah dia bertanya-tanya demikian dalam hati sendiri
"maka dimatikanlah dia oleh Allah seratus tohun, kemudian itu, Dia bangkitkan kembali. " Menurut keterangan setengah ahli tafuir, bukanlah dia terus
dimatikan, tetapi diperbuat Allah sebagai keadaan penghunigua (Kahfi) yang
ditidurkan 309 tahun lamanya. Karena sebagai tersebut di dalam surat 39 (azZumar, agat42),seketika orang itu tidur, dia diwafatkan oleh Allah dan kalau dia
telah benar-benar dimatikan, maka roh itu tidak dikembalikan lagi kepada
badannya, sehingga tidurlah dia buat selama-lamanya. Maka setelah seratus
tahun lamanya Nabi atau orang shalih itu diwafatkan, diapun dibangkitkan
Tuhan kembali. Setelah dia dibangunkan kembali "Bertanya Dia (Tuhan): Berapa lamanya engkau telah diam? Dia menjawab: Aku telah berdiom sehari
atau sebahagian hari." Dia menjawab demikian karena dari sangat enaknya
tidur, perasaan telah dicabut dari badannya. Sedangkan kita tidur biasa sepanjang malam dapat merasakan hanya sebentar saja, padahal orang yang
matanya tidak mau tertidur, yang berbaring di dekat kita merasakan malam
terlalu panjang. Tidaklah dia tahu bahwa dia telah ditakdirkan Tuhan tertidur,laksana mati sampai seratus tahun. Maka "bey'irman Dia: Bahkan engkau
telah berdiam serofus tahun." Setelah Tuhan merhberitahukan kepadanya
bahwa dia telah dihilangkan perasaan selama seratus tahun, barulah dia tahu.
Padahal setelah dibangunkan dari tidurnya, dia hanya merasa sebagai tidur
sehari atau setengah hari saja. Selanjutnya Tuhan bersabda: "Maka lihatlah
kepada makananmu dan minumanmu itu, tidaklah dia berubah. " Tuhan tidak
menyebutkan di dalam ayat, makanan apakah yang tidak berubah keadaannya,
artinya masih bisa dimakan, padahal sudah terletak selama seratus tahun.
Niscaya inipun adalah salah satu dari ayat ketentuan Allah jua adanya. 'Don
lihatlah kepada keledaimu!" Menurut ahli tafsir, dia disuruh memperhatikan
keledainya yang telah lama.mati dan telah berserak-serak tulang-tulangnya,
membuktikan bahwa memang masa dia tertidur itu sudah berlalu lama sekali,
yaitu 100 tahun. Setengah ahli tafsir lagi menafsirkan, bahwa dia disuruh
memperhatikan keledaiitu, karena dia bukan dimatikan pula, melainkan masih
tetap hidup, sebagai makanan yang seratus tahun tidak berubah itu. Selanjutnya Tuhan bersabda: "Dan oleh karena Kami hendak menjadikan engkau
suatu tanda bogi monusio." Artinya bahwa tidurmu yang sudah laksana mati
selama seratus tahun adalah untuk menjadi tanda bukti kekuasaan Allah bagi
manusia. Orang yang telah hilang tidak tentu ke mana perginya, sudah seratus
tahun, niscaya sudah dihitung mati oleh kaum keluarganya yang tinggal.
Masa seratus tahun adalah masa sekurang-kurangnya3 atau4 perselisihan
(generasi). Nenek-moyang seratus tahun yang lalu tentu berceritera kepada
anak-cucu bahwa ada nenek-moyang mereka yang hilang tidak pulang-pulang
lagi. Kemudian setelah seratus tahun diapun pulang kembali. Di dalam setengah
tafsir dikatakan bahwa setelah dia pulang kembali, didapatinya cucunya telah
tua-tua bungkuk penuh uban, sedang keadaan dirinya tidak banyak perubahan.
Ditunjukkannya bukti-bukti tentang siapa dirinya, siapa keluarganya, yang
semuanya tidak dapat dibantah orang, hampir sama kejadiannya dengan kisah
penduduk Kahfi. Maka bertambah percayalah manusia-manusia itu akan kekuasaan Tuhan: "Dan lihatlah kepada tulang-tulang itu, betapa Kami membangkitkannya kembali kemudian Kami pakaikan kepadonyo doging. " Kalau
menurut jalan penafsiran satu golongan tadi, bahwasanya keledai itu telah
tinggal tulang yang berserak-serak, maka dengan lanjutan ayat ini Tuhan
bersabda'bahwa tulang yang berserak itu sekarang diberi berdaging kembali
dan hidup. Dan menurut Syaikh Muhammad Abduh, sabda Tuhan iniadalah
pandangan yang umum, bahwasanya tulang, sebagai rangka badan manusia,
atau sebagai rangka binatang. Maka kuasalah Tuhan memberinya bungkusan
dengan daging, sejak dari masa mulai lahir ke dunia sampai besar dan mati.
Tuhan yang Maha Kuasa menumbuhkan daging dan tulang menjadi tubuh,
sejak masa kecilsampai berhentihidup, adalah satu Qudratlradat llahiMaha
Besar. Lantaran itu maka membangun kembali .negeri yang telah runtuh,
sehingga hidup kembalidengan lincahnya, bukanlah barang yang mustahilbagi
Tuhan. Dan kelak bila kiamat datang, manusiapun dibangkitkan kembalibuat
menempuh hidup akhirat, pun bukan hal yang mustahil bagi Tuhan. "Maka
tqtkala sudoh jelas kepadanya, berkatalah dia: Tahulah aku (sekarang)bahwasonya Allah atas tiop-tiap sesuofu odalah Maha Kuasa." (ujung ayat
259).
Keterangan: Ahli-ahli tafsir setengah berpendapat bahwa orang yang disebutkan ini mungkin seorang Nabi, ataupun mungkin seorang yang amat
shalih, yang telah mencapai derajat shiddiqin. sebab itu untuk menambah
keyakinannya kepada Tuhan, maka Tuhan telah mempertunjukkan ayat-ayat
(bukti-bukti) kebesaran dan kekuasaanNya itu kepadanya. sebab kepada
orang yang hatinya telah kufur, tidaklah ruhan akan berkenan menunjukkan
yang demikian. Menjadi tafsir lagi dari ayat bermula diatas, bahwasanya Ailah
telahmenjadiwali daripada orang yang beriman, mengeluarkan mereka daripada gelap kepada cahaya. sedang orang yang kafir walinya ialah thaghut;
mengeluarkannya dari cahaya kepada gelap.
Yang kedua, teranglah bahwa tidur nyenyak seratus tahun, atau tulang
diberi pakaian daging kembali, atau makanan tidak rusak selama seratus tahun,
semuanya ini termasuk ayat kebesaran Allah. Yang bila terjadipada Nabi-nabi
mu'jizat namanya. Adapun mu'jizat bukanlah perkara yang mustahil pada akal,
cuma berbeda daripada yang kebiasaan. Tidur seratus tahun bukanlah hal yang
mustahil. Sebab telah pernah ada orang yang tertidur nyenyak sampai 5,500
hari, atau 15 tahun, yang diceriterakan orang kepada sebuah majalah ilmu
pengetahuan al-Moktataf pada tahun 1904 di Mesir. Tidur 15 tahun bukanlah
mustahil, tidak masuk akal, cuma jarang sekali terjadi. Jarang terjadi, bukan
berarti tidak bisa kejadian. Maka keterangan al-Quran ada orang tidur 100
tahun atau 309 tahun, memanglah hal yang sangat jarang terjadi. Itulah dia yang
ayat atau bukti kebesaran Allah. Dan kita sebagaiMuslimpun tentu tidak akan
segera menerima saja perkhabaran begini dari manapun datangnya, kecualiapa
yang telah dikatakan oleh al-Quran ini.
Kemudian Tuhan menunjukkan lagi contoh yang ketiga tentang bagaimana
Allah memimpin orang yang beriman, untuk mengeluarkan mereka daripada
gelap kepada terang-benderang. Ini terjadi pada Nabi Ibrahim a.s. sendiri.
"Dan ingatlah tatkala berkata lbrahim: Ya Tuhanku! Perlihatkanlah
kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang telah mati. Berfirman Dia: Apakah engkau tidak percaya? Berkata dr'.a: sekoli-kali bukan
begitu, akan tetapi untuk menetapkan hatiku." (pangkal ayat 2@1.
Pada ayat ini teranglah bahwa Nabilbrahim ingin menambah pengetahuannya. Dia ingin kenaikan derajat imannya daripada Ilmul-Yaqin menjadi'AinulYaqin. oleh sebab itu kalau dia memohon kepada Allah supaya AIIah memperlihatkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan orang yang telah mati
kelak, bukanlah karena dia tidak percaya atau kurang percaya. Tuhan menanyakan kepadanya apakah dia tidak percaya? Bukan berarti bahwa Tuhan
tahu bahwa belum percaya Ibrahim akan sabda Tuhan. Pertanyaan Ibrahim
kepada Tuhan yang demikian samalah dengan keadaan yang telah kita alamidi
zaman moden ini. Semua orang yang menaruh pesawat televisi di rumahnya,
sudah tahu bahwa dari tempat jauh kita dapat melihat rupa orang yang sedang
bercakap atau menyanyi dengan melihatnya di layar televisi. Tetapi ada pula
orang yang mau tahu bagaimana seluk-beluk pesawatnya, sehingga dipelajarinyalah lebih mendalam lagi. Dia sudah percaya, tetapi dia inqin nrenambah
pengetahuannya, sehingga derajat kepercayaan naik setingkat lagi. Maka
diperkenankan Tuhanlah permohonan Khalil Allah Ibrahim itu: "furfirman Dia:
Kalau begitu ambillah empat ekor burung dan jinakkanlah dio kepada dirimu.
Kemudion letakkanlah di ofos tiap-ttap gunung daripodanya sebahagiansebahagian, kemudian itu panggillah mereka, niscaya mereka akan datang
kepada engkau dengan segera. Dan ketahuilah bahwasanya Allah adalah
Maha Gagoh,lagi Maha Bijaksana." (ujung ayat 250).
Menurut tafsir yang umum, Tuhan memerintahkan lbrahim mengambil
empat ekor burung Ialu diajar dan diasuh, sehingga dia jinak benar-benardapat
disuruh terbang dan dapat dipanggilkembali. Dapat kita umpamakan sebagai
orang mengajar burung merpati buat mengantar-antarkan surat, sehingga ke
manapun dia lepaskan, karena dia sudah diajar jinak, diapun mesti kembali
pulang juga. Kata tafsir itu selanjutnya, Tuhan memerintahkan menyembelih
keempat burung itu dan mengocoknya jadi satu, lalu dibagi-bagi dan sebahagian-sebahagian diantarkan ke puncak gunung. Apakah Ibrahim sendiri yang
mengantarkan atau orang lain yang disuruhnya, tidaklah dijelaskan. Kemudian
burung-burung yang telah cair dan dibagi-bagi itu dipanggil pulang kembali,
maka merekapun telah pulang lengkap dengan tulang, daging dan bulunya
masing-masing, persis burung-burung yang telah dicencang itu.
Tetapi seorang ahli tafsir lagi, Abu Muslim, yang kadang-kadang penafsirannya lebih bebas daripada cara penafsiran yang lain, dia berkata bahwa di
dalam ayat itu sendiri tidak dijelaskan bahwa burung-burung itudisembelih dan
dicencang dan setelah dikocok baru sebahagian-sebahagian diantarkan ke
puncak gunung. Kata beliau, burung yang telah dijinakkan, kalaupun dikirim ke
mina jauhnya, sebab dia telah jinak, dia pasti akan pulang kembiti. Kalau telah
dipanggil niscaya dia akan pulang segera.
Demikian penafsiran dari Abu Muslim. Dan dia melanjutkan bahwasanya
Tuhan menunjukkan kepada Ibrahim, bahwa laksana burung-burung yang
telah dijinakkan itulah kelak roh-roh manusia akan datang kembali [epadi
Tuhan apabila panggilan kiamat sudah datang. Malaikat (lsrafil) akan membunyikan serunai sangkakala; maka akan bangkitlah seluruh manusia dari alamnya memenuhi panggilan itu, laksana burung jinak yang telah terbang jauh akan
pulang segera setelah dia dipanggil kembali oleh yang menjinakkannya.
Untuk menambah keterangan bolehlah kita ingat bahwa orang-orangyang
menjinakkan burung-burung itu, baik burung merpati pengantar surat, atau
burung elang pemburu, ada yang memanggilnya kembali dengan siul, ada juga
dengan melambai-lambaikan kain putih. Dalam Sejarah Islam, Hasan shabah
pemimpin kaum Bathiniyah atau Hasysyasyin menjinakkan beratus-ratus ekor
burung merpati yang dipergunakannya mengantar surat atau membawa kembali surat dari agen-agennya yang tersebar pada masa itu di negeri-negeri Islam
diTimur Tengah.
Kita kemukakan kedua macam penafsiran itu, yang keduanya sama boleh
dipakai. Dan penafsiran Abu Muslim bukanlah memperingankan nilai ayat,tetapi memperdekat kepada faham kita dengan cara mentamsilkan penjinakan burung. Artinya ke manapun terbangnyajiwa kita, oleh karena kita telah
terikat kepada Tuhan, bila datang penggilan, kita pastipulang kembali, laksana
"ayam pulang ke pautan, itik pulang ke kandangnya."
Yang menjadi pangkal perbedaan pendapat tentang tafsir ini di antara
sebahagian terbesar (jumhur) dengan kebebasan berfikir Abu Muslim, ialah
karena terdapatnya kata-kata Juz-an, yang berarti sebahagian-sebahagian,
sehingga menimbulkan kecenderungan fikiran bahwa sesudah burung-burung
itu disembelih lalu dikocok jadisatu, lalu dibagi-bagisebahagian-sebahagian dan
tiap bahagian diantar ke satu gunung. Tetapi Abu Muslim tidak dapat menerima
jika kata "sebahagian-sebahagian" itu dipastikan sesudah disembelih. Bahkan
keempat burung jinak itu telah dibagibagi tempatnya, namanyapun "sebahagian-sebahagian" juga. Demikian pendapat beliau.
Dalam tafsir yang umum itu terdapat juga beberapa perselisihan. Satu tafsir
menyatakan bahwa keempat macam burung itu ialah ayam jantan putih, gagak
hitam, merpati hijau dan burungherak. Dalam tafsir lain dikatakan seekor itik,
seekor burung unta, seekor ayam jantan dan burung merak. Dan ada lagi
riwayat lain, bukan merpati tetapi burung elang. Kemudian terdapat pula
perlainan penafsiran tentang gunung itu; kata setengah tafsir adalah empat
gunung, di timur, barat, utara dan selatan. Kata setengahnya pula tujuh gunung.
Disebutkan bahwa burung-burung itu dicencang lumat, dikocok sehingga
menjadi satu di antara daging, tulang, darah dan bulu-bulu burung itu yang telah
cair. Lalu diantarkan ke gunung. Satu riwayat lagi mengatakan bahwa empat
kepala burung itu dipegang beliau, atau diinjak beliau dengan kakinya. Maka
setelah beliau panggil, datanglah burung-burung itu berkumpul di hadapan
beliau dengan tidak berkepala. Dan setelah tiba di hadapan beliau, barulah
semuanya bertaut dengan kepalanya.
Setengah penafsir mengartikan Fashurhunno dengan potong-potong dan
robek-robeklah dia. Setengah penafsir lagi mengartikan, jinakkanlah dia kepada
dirimu. Tetapi kata-kata sembelihlah dia lebih dahulu, tidaklah terdapat di
dalam ayat. Dan kalau Fashurhunno diartikan dengan potong-potonglah dia,
robek-robeklah dia, tidaklah perlu dipakaiMuta'addinya dengan lloiko kepada
engkau. Bahwa Nabi Ibrahim memegang kepala burung itupun tidak ada dalam
ayat. Ini hanyalah semata-mata tafsir!
Menilik kepada penafsiran yang umum ini, dengan ayat ini mereka hendak
menguatkan bahwasanya Tuhan mempertunjukkan kemaha-kuasaanNya kepada Nabi lbrahim dengan jalan mengocok jadi halus seluruh tubuh empar ekor
burung, antarkan ke gunung, lalu panggil pulang; semuanya datang.
Jika sekalilagidibaca ayat dengan seksama, tidaklah terdapat bahwa Nabi
Ibrahim mengerjakan sepanjang yang disabdakan Tuhan itu.
"Ambillah empat ekor burung, dan jinakkanlah dia kepada dirimu, kemudian letakkanlah di atas tiap-tiap gunung daripadanya sebahagian-sebahagian, kemudian itu panggillah mereka, niscaya mereka akan datang kepada
engkau dengan segera."
Di sini maka timbul faham dari Abu Muslim bahwa maksud ayat iniialah
bahwa Tuhan mengumpamakan panggilan manusia sesudah mati, akan dihidupkan kembali ialah sebagai orang menjinakkan empat ekor burung. Apabila
burung-burung itu telah jinak, ke manapun dia diantarkan, walaupun ke puncak
sebuah gunung yang tinggi, datang waktunya dia mestipulang kembalike dalam
kandang aslinya di dekat tuan yang mengasuhnya.
Manakah di antara kedua penafsiran iniyang sesuaidan lebih dekat kepada
faham kita di zaman ini, terserahlah kepada kita semuanya. Dan dengan
mendekati penafsiran yang dikemukakan oleh Abu Muslim, tidaklah kita akan
keluar daripada lingkaran kebenaran, sebab al-Quran masih dapat ditinjau
tafsirnya kembali, walaupun penafsiran yang lama sudah menafsirkannya terlebih dahulu. Dan dengan kata penutup ayat, menyuruh kita ingat dan mengetahui bahwa Allah adalah Maha Gagah dan Bijaksana, dapatlah kita fahamkan
betapa Allah mengurniakan kegagahanNya itu kepada manusia, sehingga
manusia sanggup menguasai burung-burung liar di hutan, dan dengan kurnia
bijaksana Tuhan, manusiapun dapat pula menjinakkan dan mengajar burungburung itu, sehingga dapat diambil faedahnya.
Dan semua ayat ini, baik orang shalih yang ditidurkan 100 tahun, atau
keahlian Ibrahim yang dapat mengalahkan hujjah raja Namrudz, atau tentang
menjinakkan burung-burung atau menurut penafsir yang tadi memotongmotong burung adalah sebagai pelengkap dari a9at257 di atas tadi, bahwasanya
Allah menjadi Wali daripada orang yang beriman sehingga dengan berkat
kurnia perwalianNya orang-orang yang beriman itu dikeluarkanNya daripada
gelap-gulita kepada terang-benderang; berbagai ilmu pengetahuan buat perkembangan akal, dan berbagai rahasia ghaib sebagai penerangan rohani akan
diberikan oleh Tuhan. Sebaliknya orang yang berwalikepada thaghut, bertambah lama mereka akan bertambah gelap, sebab mereka dibawa daripada
tempat terang ke tempat gelap.
(261) Perumpamaan orang-orang yang
membelanjakan hartabenda mereka pada jalan Allah, adalah
laksana satu biji menumbuhkan
tujuh arai; pada tiap-tiap satu arai
ada seratus biji. Dan Allah akan
menggandakan (pahala) kepada
barangsiapa yangdikehendakiNya dan Allah adalah Maha
Luas, lagi Mengetahui.
z - o)zz>lz 2 2z i. r.a
WCCr' bt'i'-all}:,
4,tcueif ,f il
2 z2)z-z L-.tr.- z)Q) t I
',*_a1: rilll+ ,F
LI z). E'
@*ai'n;{:^-e
(262) Orang-orang yang membelanjakan hartabenda mereka oada ", i t ,
/ .^
jalan Allah kemudian itu iidak f )'W q
mereka iringkan apa yang telah
mereka belanjakan itu dengan
membangkit-bangkit dan tidak
dengan menyakit; untuk mereka
pahala disisiTuhan mereka, dan
tidak ada ketakutan atas mereka
dan tidaklah mereka akan berdukacita.
(263) Suatu kata-kata yang patut dan
menurup (rahasia) lebih baik
daripada sedekah yang diiringi
dengan menyakiti; dan Allah adalah Maha Kaya, lagiMaha Sabar.
irr-,. 4. . t. a-.
s;ilYe U, l.i,ijlL. rry)
lf c z zz Jr)-r
Mengurbankan Horta
Talsir AI-Azhar (Juzu' 3)
o2a d
iL.;
. -.. .rt.L tr:Yt'r]
z )2..,1
--
@ .,y;4d Y-r
lloz lz -zz tt ,.a trr/
. t. F cF osp Jf
oL It zZ z)t.z ./1-z)zoz @# qnit is:lr*r-i,
Apabila cinta dan takwa telah berpusat kepada Allah, maka hartabenda
dunia tidaklah lasimengikat mengebat hati orang yang beriman. Hidup yang
dermawan adalah bukti yang amat nyata dari Iman dan Tauhid. Kalau hati
masih lekat kepada hartabenda sehingga menimbulkan bakhil, kikir, sempelit,
kedekut, tandanya sisa syirik masih ada dalam hati. Tandanya hartabenda itu
masih dipersekutukan dengan Allah. Oleh sebab itu maka pada ayat-ayat yang
berikut ini Tuhan memberikan didikan agar murah-hati, murah-tangan, terutama di dalam menegakkan jalan Allah. Jalan Allah itu amat luas dan mengandung berbagai macam segi, yang semuanya menghendaki pengurbanan
hartabenda. Kadang-kadang timbul peperangan menegakkan agama Allah; dia
menghendaki pengurbanan hartabenda. Kadang-kadang fakir-miskin mesti
dibantu; dia menghendaki pengurbanan hartabenda. Kadang Da'wah Islam
hendak disampaikan kepada orang yang masih jahil. Kadang-kadang pendidikan agama pada kanak-kanak mesti disempurnakan. Kadang-kadang mesjid yang baru mesti didirikan. Atau rumah yatim-piatu, rumahsakit dan lain-lain,
dan seribu macam lagi yang lain. Semuanya menghendaki pengurbanan hartabenda. Sebab itu maka tiap-tiap orang yang mengakuiberiman, wajiblah rendah
hati mengeluarkan hartabenda pada jalan Allah. sebab itu pula maka didalam
al-Quran kadang-kadang disampaikan seruan berkurban harta itu dengan
Targhib, rayuan dan janji gembira, sebagai pada ayat yang terdahulu Tuhan
bertanya siapa yang sudi meminjamkan harta kepada Allah. Kadang-kadang
bersifat Tarhib, sebagai ancaman kepada orang yang bakhil, akan ditunggangbalikkan ke dalam neraka bersama harta yang disimpannya dengan sifat
bakhilnya itu.
Maka di dalam surat al-Baqarah ini sesudah hampir sampai ke akhirnya
bertemulah 14 ayat berturut-turut menerangkan kepentingan menafkahkan
hartabenda, menghilangkan sifat-sifat bakhil dan memberikan tuntunan bagaimana caranya bersedekah yang diridhai oleh Allah. Dan nampaklah pula disini
bahwasanya bersedekah, memberikan bantuan kepada orang-orang yang patut
dibantu, lain tidak adalah hasildaripada iman yang mendalam. Dan keua[niun
adalah gejala daripada diri yang telah diperbudak oleh harta, yang akhir
kelaknya akan membawa kepada syirik jua.
Sekarang datanglah ayat Targhib:
"Perumpamaan orong-orang yang membelanjakan hartabenda mereka
pada jalan Allah adalah loksono satu biji menumbuhkan tujuh oroi. " (pangkal
ayat 26L). Ingatlah arai pinang atau arai kelapa. Dan kalau pada padi disebut
tangkai. 'Pada tiap-tiap satu arai ada serafus bi'i. " Dengan demikian diberikanlah targhib bahwasanya satu kebajikan ditanamkan akan bergandalah hasilnya
sampai tujuh kali seratus. Dengan demikian dijelaskanrah bahwasanya pengurbanan harta menegakkan jalan Allah bukanlah merugikan, tetapi memberikan untung. Dimisalkan sebagai seorang hartawan-dernawan mendirikan sebuah sekolah Dasar dalam sebuah desa atau kampung yang miskin, sehingga
anak-anak tak usah belajar ke tempat jauh, dapat belajar di kampung mereka
sendiri. Beratus anak dikirimkan orang menjadi murid tiap-tiap tahun dan
beratus pula yang melanjutkan sekolahnya kepada yang lebih atur, dun beratus
pula yang telah berkecimpung dalam masyarakat. Kadang-kadang orang yang
mendirikan bermula itu telah lama meninggal, tetapi bekas tangannya sebuoh
rumah sekolah sebagai biji yang pertama, telah menghasilkan buah berpuluh
ataupun beratus, bahkan beribu dari tahun ke tahun. Kalau Tuhan mengatakan
bahwa hasil itu ialah tujuhratus, bukanlah mesti persis tujuhratus, melainkan
beribu-ribu.
Yang dapat mengenal dan menginsafi hal ini tentu saja orang yang beriman.
Adapun orang yang mementingkan diri sendiri dan diperbudak harta, yang
dipandangnya hanyalah berat mengeluarkan yang sebr)i dari dalam pundi
pundinya, dan tidak diingatnya 700 laba keuntungan untuk membina jalan Ailah
yang akan dihasilkan oleh apa yang dikeluarkannya itu. Itu sebabnya maka
lanjutan ayat demikian bunyinya: "Dan Allah akan menggandakan (pahala)
kepada barongsiapa yang dikehendakNya." Padahal akan digandakankepada
barangsiapa yang dikehendaki. Artinya sesudah yang 700 itu masih bisa diiipatgandakan lagi. siapakah yang dikehendakiTuhan buat digandakan pahalanya
itu? Niscaya yang mengurbankan hartanya dengan ikhlas, bukan dengan riya'
dan bukan karena terpaksa dan segan-menyegan. orang yang ikhlas itu
menerima keuntungan dunia dan akhirat, berganda lipat, sehingga tidak sepadan besar pahala yang diterima dengan pengurbanan yang diberikan, sehingga timbul sesal mengapa hanya sebegitu aku berikan dahulu, padahalaku
sanggup lebih. 'Don Allah adalah Maha Luas, lagi Mengetahui.,; (ujung ayat
2611.
Maha Luas, sehingga kalau seorang dermawan memberikan hartanya pada
jalan Allah dengan ikhlas, masih luas sumber rezeki terbuka buat penggantinya.
Maha Mengetahui pula akan keikhlasan hati hambaNya.
Kemudian diterangkanlah adab sopan-santun membelanjakan harta di
jalan Allah. "Orong-orang yang membelanjakan benda-bendo mereka pada
jalan Allah, kemudian itu tidak mereka iringkan opa yang telah mereka
belanjakan itu dengan membangkit-bangkit don tidok dengon menyakiti;
untuk mereka phalo di sisi Tuhon mereka, don tidak ada ketakutan atas
mereka dan tidaklah mereka akon berdukacita." (ayat 262l.
Pada ayat ini dituntun budi orang yang berkurban harta untuk jalan Allah
yang luas itu, supaya pemberian yang telah diberikan jangan hendaknya
dibangkit-bangkit. Sebab seorang yang membangkit-bangkit kembali pemberian yang telah diberikannya, nyatalah bahwa dia tidak memberikarena Allah.
Seumpama seseorang yang telah memberikan bantuan mendirikan sebuah
tempat belajar agama. Satu kali dia telah memberi, tetapi belum mencukupi.
Pekerjaan itu belum selesai. Lalu orang datang lagi meminta perbantuannya.
Tiba-tiba disebut-sebutnya pemberiannya yang lama, mengapa datang lagi,
padahal tempohari saya sudah memberi bantuan. Padahal kalau dia suka 1,000
kali tidaklah ada salahnya.
Atau orang yang membantu seorang fakir-miskin sehingga orang itu bisa
membangun hidupnya lantaran perbantuan itu. Kemudian setelah hidup si
fakir-miskin itu berubah jadi baik, maka yang pernah memberinya bantuan itu
berkata: "Kalau bukan lantaran perbantuan saya tempohari, tidaklah dia akan
sesenang sebagai sekarang itu." Ini namanya membangkit-bangkit. Banyak
orang yang ribut dalam urusan-urusan kemasyarakatan, menyalahkan si anu,
memburukkan panitia, sebab dia telah berkurban, padahal pekerjaan belum
selesai. Dia sendiri yang menghancurkan nilai perbantuannya karena dibangkitbangkitnya.
Kemudian itu ialan menyakiti. Derma perbantuan diberikannya juga, tetapi
dilepaskannya dahulu mulut kasar. Mengapa datang meminta bantu ke mari,
mengapa maka tidak diurus sendiri di kampung itu, dan lain-lain sebagainya.
Atau membiarkan orang yang datang meminta bantu bercakap sepanjangpanjangnya menerangkan maksudnya. Padahal yang diurusnya itu adalah
urusan masyarakat umum. Setelah dia payah bercerita baru diberi bantuan alakadarnya, tidak sepadan dengan kepayahannya. Itupun termasuk menyakiti.
Maka membangkit-bangkit pemberian dan menyakiti hati orang yang
diberi, termasuklah akhlak yang rendah. Inilah orang yang tidak insaf bahwa
kekayaan dan rezekiyang diberikan Allah kepadanya, tidaklah akan ada artinya
kalau dia terputus dalam masyarakat. Berikanlah bantuan dan perbelanjaan
dengan hati tulus; pandanglah orang yang datang meminta bantu itu sebagai
alat dari Allah buat membuka pintu hati dan bungkusan uang, supaya dikeluarkan kepada jalan yang baik.
Di ujung ayat Tuhan memberikan jaminan yang amat mulia kepada orang
yang dermawan. Jaminan yang selalu diberikan kepada orang yang beriman,
yaitu bahwa dia tidak akan ditimpa oleh perasaan takut, dan tidak pula oleh
perasaan dukacita. Dia tidak akan merasa takut bahwa hartanya akan berkurang karena dia dermawan, yang pergi akan mendapat gantinya yang baru.
Dia kaya terus, tidak pemah miskin, sebab kekayaan itu berurat berakar pada
hatinya sendiri. Dan dia tidak akan merasa dukacita karena kekurangan atau
kehilangan. sebab dia tidak merasa berhutang kepada orang. Hatinya lapang
terus dan fikirannya terbuka.
Karena dia tidak merasa takut, niscaya yang ada ialah timbalan takut, yaitu
berani! Dia berani mengurbankan hartabendanya untuk keperluan jalan Allah
sebab dia yakin bahwa dia akan diganti oleh Tuhan dan dia tidak akan terlantar
kalau memberi..
Karena dia tidak merasa dukacita, niscaya yang ada ialah timbalannya,
yaitu gembira sukacita, muka selalu jernih berseri-seri. Karena sebagai orang
yang hidup di tengah masyarakat kaumnya, dia telah melakukan kehidupan
sekedar tenaga yang ada padanya. Dia tidak takut akan miskin. Dia tidak
dukacita kalau ada yang kurang. Gembira terus, sebab walaupun hartabenda
ini kadang-kadang datang dan kadang-kadang pergi, namun satu kekayaan
tidak pernah hilang dari dirinya, yaitu kepercayaannya kepada Tuhan.
Selanjutnya Tuhan bersabda: "Suatu kata-kata yang patut dan menutup
(rahasia) lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan menyakiti; dan
Allah adalah Maha Kaya,lagi Maha Sobor." (Avat 263).
Kadang-kadang sedang tidak ada yang dibantukan dan akan diberikan.
Kadang-kadang keadaan diri sendiri sedang susah pula. Datangorangmeminta
bantu. Maka bukanlah bantuan harta saja yang perlu bagi orang itu. Mulut
manis dan kaya yang jujur kadang-kadang membuat hatinya puas juga, waraupun dia tidak mendapat. Inilah yang dinamai Qaulun Ma' rufun.Kata yang patut
dan sopan, kata yang mengobat hati. Misalnya: "saya sangat menyesar sekali
kedatangan saudara kepada saya pada waktu ini terpaksa tidak berhasil, sebab
sayapun dalam kesusahan. Tetapi sukakah saudara saya tolong denganjalan
lain? Bawalah surat kecil saya ini kepada si Fulan; pada fikiran saya dia dapat
membantu saudara!" Itupun sudah namanya pertolongan. Sebagaimana pepatah orang tua-tua kita: "Nasi dimakan akan habis, kain dipakaiakan lusuh,
uang dibelanjakan akan habis. Tetapi mulut yang manis dan budibahasa yang
baik lebih berkesan ke dalam hati daripada nasi, kain dan uang." Kemudian
dituntunkan lagi supaya menutup rahasia. sebab ada orang yang kadangkadang amat malu membuka rahasia kesusahan hidupnya kepada orang lain.
Kalau tidiklah sangat terdesak, tidaktah dia akan datang meminta bantu
kepada saudara. Dan niscaya dia telah menduga-duga bahwa maksudnyatidak
akan dihampakan. Kalau kejadian yang seperti itu, dan saudara sanS;up
memberinya bantuan, berikanlah bantuan itu dengan diam-diam, dan tutup
rahasianya supaya jangan sampai ketahui orang lain bahwa dia pernah meminta
bantu kepada saudara. Biasakanlah mengirimkan pos wessel kepada orang
yang patut dibantu dengan tidak menuliskan alamat, sehinqga dia sendiripun
tidak tahu dari mana dia mendapat bantuan. Di ujuirg ayat disebutkanlah sifat
Tuhan, bahwa Tuhan Maha Kaya; oleh sebab Tuhan Maha Kaya, maka
janganlah ragu'ragu membantu orang yang susah. Pasti akan diganti Tuhan
dengan yang lebih banyak. Disebut pula sifat Tuhan Maha Sabar, karena tidak
lekas dinyatakanNya hukumanNya kepada orang yang suka membangkitbangkit dan menyakiti. Namun lamalama hukuman Tuhan itu akan datang
juga. Orang-orang yang demikian, dengan tidak sadar, lama-lama akan bertukar menjadi budak daripada hartanya, sesudah tadinya dia masih menguasai
harta itu.
(264) Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu rusakkan
sedekah kamu dengan membangkit-bangkit dan menyakiti,
sebagaimana orang yang membelanjakan hartanya dalam keadaan riya' terhadap manusia,
dan tidak dia'beriman kepada
Allah dan Hari Kemudian. Perumpamaan orang ini adalah laksana satu batu tandus yang di
atasnya ada tanah-debu, lalu dia
ditimpa oleh hujan lebat, maka
jadilah dia licin. Tidaklah mereka
berdaya sesuatupun atas apa
yang telah mereka usahakan itu.
Dan AIlah tidaklah memberikan
petunjuk kepada orang yang
kafir.
(265) Dan perumpamaan orang-orang
yang membelanjakan hartabenda mereka karena mengharapkan ridha Allah dan untuk
meneguhkan (keyakinan) dalam
diri mereka, adalah laksana sebuah kebun di tanah subur, ditimpa dia oleh hujan, maka datanglah hasilnya berlipat dua.
Maka walaupun dia tidakditimpa
hujan, hujan rintikpun jadilah.
Dan Allah atas apa yang kamu
kerjakan adalah melihat. Adakah suka seseorang diantara
kamu bahwa ada baginyasebuah
kebun dari korma dan anggur,
yang mengalir padanya sungaisungai, dan ada pula baginya di
kebun itu berbagai macam buahbuahan dan diapun telah dijelang
tua dandiapun mempunyai anakcucu yang lemah-lemah. Maka
menyeranglah kepadanya angin
puting-beliung dan padanya ada
api, maka terbakarlah (kebun
itu). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya kepada kamu,
supaya kamu berfikir.
i)"|$$ti.C5 r'At,jl
. aaa..att. t, .u
-.a zit grj-U -zt)
)U + )l,a,elkUU rLi*
'ki; *gt *'l'tga;n
z 2i -., -JOL-
-
. .
gp .-:/-!lr.C,-
,y;U:i3Kif .':1';;1
z 2zlz-tr-a t .a zolz
qW,,.l;YTVCrst,lwte
Kemudian dijelaskan lagi bahwasanya sedekah atau pengurbanan hartabenda yang diberikan dengan diiringioleh membangkit-bangkit dan menyakiti,
adalah perbuatan yang sangat rendah.
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu rusakkan sedekah
kamu dengan membangkifbangkit dan menyakifi." (pangkal ayat 264). Terlebih dahulu Tuhan Allah menyebut tuah dari manusia yang diseru dengan ayat
ini, yaitu orang yang beriman. Dengan menyebut itu terlebih dahulu, dapatlah
orang merasakan, kalau dia mengaku beriman, bahwa membangkit-bangkit
dan menyakiti kepada yang diberi sedekah adalah merusakkan sedekah itu
sendiri. Shadaqah (sedekah), baik kepada orang yang perlu dibantu, atau pada
jalan yang lain, yakni keperluan-keperluan umum untuk pembangunan Masyarakat Islam, gunanya ialah untuk membantu dan untuk menunjukkan kesucian
hati. Tidak untuk lain. Maka kalau dimulai membangkit-bangkit atau menyakiti,
niscaya habislah arti sedekah itu. Lebih baik tidak memberi, tetapi dengan budi
yang baik daripada memberi tetapi dihamun dicercakan. Maka kalau telah
ditentukan oleh Tuhan sedekah itu telah rusak, karena dirusakkan sendiri oleh
yang memberikannya dengan membangkit-bangkit dan mennki , apa artinya
lagi? "Sebogaimana orang yang membelanjakan hartanya dalam keadaan
riya' terhadap manusia, dan tidak dia beriman kepada Allah danHariKemudian." Dengan lanjutan ini sudah terang bahwa membangkit dan menyakiti
orang yang diberibukanlah sedekah orang yang beriman, melainkan sedekah
orang yang riya', yaitu orang beramal karena mengha.rapkan pujian dan
sanjungan dari manusia, mencari nama dan sebagainya. Dia memberi bukan
karena Allah, tetapi memasang reklame. Terutama sebagai di zaman kita
sekarang ini; surat-surat khabar dapat menyiarkan berita si anu menderma
sekian juta. orang sepertiini berderma bukanlah karena percaya kepada Allah
dan Hari Kemudian. Sehingga kalau datanglah orang di satu waktu memohon-
kan bantuannya, tetapi tidak akan tersiar di surat-surat khabar, tidaklah dia
akan memberi, dan kalaupun diberinya, hanyalah pemberian yang menambah
sakit hati saja. Untuk perbuatan foya-foya dia berderma 10 juta dan langsung
masuk ke surat-surat khabar, dan untuk mendirikan sebuah Rumahsakit dah;
Da'wah Islam diberinya saja 500 ribu rupiah, itupun dengan berjanji berulangulang dan dijemput berulang-ulang.
Kalau namanya kurang tersebut, diapun membangkit-bangkit, mengomel
sebab dia memberi hanyalah karena ingin dip-uji. Dan kadang-kadang pula dia
memberikan bantuannya karena hendak memasukkan pengaruh kepida orang
yang diberi. Dia menyangka bahwa pemberiannya itu bisa membelip"ru"uun
dan harga diri orang lain. Apabila uangnya sudah keluar, mulutnyapun nyinyir.
Dan kalau dia tidak diangkat-angkat, dia lekas hiba hati. Inisemuanya adalah
perangai dari orang yang beramal karena riya'. Dan orang-orang yang menjadi
pemimpin ummat, atau ulama-ulama yang tahu akan harga dirinya lebih baik
menjauhi orang yang seperti ini. orang begini menyangka bahwa dengan
kekayaan uangnya, rumah indahnya, kenderaannya yang rnahal, akan dapat dia
menguasai segala sesuatu. Dia tidak faham bahwa di samping hartabenda
adalah lagi suatu kekayaan yang pada dirinya sendiritidak ada; yaitu kekayaan
jiwa.
"Perumpomaan orang ini adalah laksana satu batu tondus yang di
atasnya ada tanah-debu,lalu dia ditimpa oleh hujan lebat, maka jadilah dia
licin."
Suatu perumpamaan yang amat jitu dari ruhan; hati orang yang seperti ini
diumpamakan dengan sebuah batu besar yang tandus, yang waraupun ada
tanah di atas datarannya, hanyalah tanah-debu dibawa angin, sebab itu maka
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di atas tanah singgah itu, tidaklah tumbuhtumbuhan yang bisa berurat ke bawah, sebab yang menanti di bawahnya hanya
batu belaka. Kemudian datanglah hujan yang sangat lebat. Maka tanah yang
tertumpuk di atas batu tandus itupun disapu habis oleh air, turut mengalir
dengan air hujan itu ke bawah, sehingga batu itu menjadilicin kemball. Kilau
pun ada terkumpul pula tanah di sana kemudiannya, tidaklah diharap dia akan
menumbuhkan apa-apa, sebab hujan akan datang pula membersihkan tanah itu
dari atas batu itu dan diapun akan licin kembali. "Tidaklah mereka berdaya
sesuatupun atas apa yang telah mereka usahakon ifu." Artinya janganlah
mengharapkan hasil baik dari batu licin, tandus dan kersang. Memang dasar
untuk tumbuh urat itu benarlah yang tidak ada padanya.
Yang dimaksud di sini ialah penderma-penderma yang menghamun, mencerca sedekah itu, membangkit-bangkitkan dan menyakiti, walaupun berulangulang dia memberi sedekah, samalah saja dengan berulang-ulang tumbuh
rumput di atas tanah yang disinggahkan angin di atas batu kersang tadi,
hartanya keluar tetapi nilainya di sisi Tuhan dan di sisimanusia tidak ada. Di
dunia kian lama nilainya kian jatuh dan diakhirat tidak mendapat pahala dari
Tuhan. Sehingga satu waktu dia akan dijadikan orang catatan, dijadikan
peringatan: "Jangan meminta bantuan kepadanya, dia suka membangkit dan
menyakiti.
Penutup ayat:"Dan Allah tidaklah memberikan petunjuk kepada orang
yang kafir." (ujung ayat 2641.
Inilah keputusan Tuhan yang amat berbahaya kepada orang yang bersedekah karena riya'. Dia tidak percaya sungguh-sungguh kepada Allah dan
hari akhirat, sebab itu bukan pahala rltriAllah yang diharapkannya, melainkan
pujian manusia. Teranglah bahwa kalau dia tidak dipuji, dia akan berhenti
bersedekah. Walaupun dia mengakui beragama Islam, sudah sama saja keadaannya dengan orang yang kafir. Kian lama dia akan kian hanyut, petunjuk
tidak akan datang, sebab itu hartabendanya tidak akan membawa berkat
baginya.
Sebaliknya: "Don perumpomoon orang-orang yang membelanjakan
hartabenda mereka karena mengharapkan ridha Allah dan untuk meneguhkan (keyakinan) dalam diri mereka, adalahloksono seb uah kebun di tanah
subur, ditimp dia oleh hujan, maka datanglah hasilnya berlipot duo. " (pangkal
ayat 265).
Orang-orang yang mengeluarkan hartabenda karena mengharapkan ridha
Allah, sebab insaf bahwa harta itu adalah semata-mata pemberian Tuhan
kepadanya. Dia insaf ba