• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 17. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 17. Tampilkan semua postingan

daniel obaja 17


  dan merasakan banyak 

kekhawatiran dan penderitaan. Biaya yang besar akan 

dikeluarkan untuk merawat mereka, dan jika  seorang musuh 

yang kejam datang dan menghabisi semuanya dengan pedang, 

yang muda dan yang tua, tanpa ampun, pada saat itulah mereka 

tampak seperti domba-domba yang selama ini diberi makan 

untuk disembelih. Perhatikanlah, penghiburan yang dirasakan 

orangtua atas anak-anak mereka bercampur dengan hal-hal yang 

sangat tidak pasti, sebab mereka tidak tahu untuk apa mereka 

melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka, mungkin bagi 

si pembunuh, atau yang lebih buruk lagi, untuk menjadi 

malapetaka bagi angkatan mereka. Hal itu diancamkan lagi (ay. 

16), bahkan sekalipun mereka melahirkan anak, Aku akan 

mematikan buah kandungannya yang berharga, yaitu anak-anak 

Kitab Hosea 9:1-6 

 

523 

yang sangat mereka sayangi. Perhatikanlah, kasih sayang 

orangtua bukanlah jaminan bagi hidup anak-anak. Bahkan 

kadang-kadang kematian diperintakan untuk mengambil 

anggota-anggota keluarga yang paling dikasihi dan membiarkan 

hidup orang-orang yang menjadi beban keluarga itu. saat  

hukuman dijatuhkan atas Israel di padang gurun, bahwa mereka 

semua akan binasa di sana, belas kasihan yang berikut ini ber-

campur dengan murka itu, bahwa kendati demikian anak-anak 

mereka akan masuk ke tempat perhentian yang tidak dapat 

mereka masuki sebab  ketidakpercayaan mereka. Namun 

penolakan yang disampaikan di sini yaitu  penolakan yang sepe-

nuhnya dan pemungkas. Bahkan anak-anak mereka akan 

dibinasakan, dan negeri mereka akan dikembalikan kepada raja, 

ob defectum sanguinis – akan hilang sebab  tidak ada ahli waris. 

Kitab terjemahan bahasa Aram, dan banyak rabi Yahudi, 

memahami si pembunuh yang kepadanya anak-anak mereka 

diserahkan itu sebagai orang-orang yang mengorbankan anak-

anak mereka kepada Molokh. Ini merupakan suatu dosa yang 

menjadi hukumannya sendiri, yang menunjukkan bahwa sang 

orangtua tanpa belas kasihan dan sudah sepantasnya dibiarkan 

tanpa berkat.  

[3] Sedikit orang yang luput dan tersisa akan diserakkan (ay. 17): 

Mereka akan mengembara di antara bangsa-bangsa. Demikianlah 

keadaan orang-orang Yahudi yang tersisa pada masa kini, dan 

tidak ada tempat di dunia ini di mana mereka menjadi sebuah 

bangsa tersendiri.  

(2) Doa sang nabi terkait dengan ancaman hukuman ini (ay. 14): Berilah 

kepada mereka, ya TUHAN – apakah yang hendak Kauberi? Apa yang 

akan kuminta untuk suatu bangsa yang ditetapkan untuk binasa 

seperti itu? Hanya ini. sebab  titah telah dikeluarkan, bahwa mereka 

harus mati sejak dari rahim atau dilahirkan bagi si pembunuh, maka 

dari kedua pilihan itu biarlah mereka mati sejak dari rahim. Lebih 

baik mereka tidak memiliki keturunan dibandingkan  memiliki keturunan 

untuk dibuat sengsara. Untuk alasan yang sama pula, saat  

kehancuran yang menyeluruh akan datang atas bangsa Yahudi, 

Kristus berkata, berbahagialah wanita  yang rahimnya tidak 

pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui (Luk. 

23:29). “Oleh sebab  itu, berilah kepada mereka kandungan yang 

mandul dan buah dada yang kering. Sebab lebih baik jatuh ke dalam 


 

524 

tangan TUHAN, yang kasih sayang-Nya besar, dibandingkan  jatuh ke 

dalam tangan manusia.” Perhatikanlah, orang-orang yang tidak 

memiliki  anak dapat mendamaikan diri dan keadaan mereka 

dengan kehendak Tuhan   dalam hal ini, bahwa akan tiba saatnya 

saat , seandainya mereka memiliki  anak, mereka akan berharap 

bahwa mereka tidak memiliki anak. 

 

 

 

PASAL  10  

Dalam pasal ini,  

I. Umat Israel didakwa atas penyelewengan yang nyata dalam ibadah 

kepada Tuhan  , dan diberi ancaman bahwa tugu-tugu berhala dan 

mezbah-mezbah mereka akan dimusnahkan (ay. 1-2, 5-6, 8). 

II. Mereka didakwa atas penyimpangan dalam mengelola pemerintahan 

negeri dan diberi ancaman bahwa pemerintahan ini  akan 

diruntuhkan (ay. 3-4, 7). 

III. Mereka didakwa atas kesalahan mengikuti dosa-dosa para bapa leluhur 

mereka, dan merasa aman dalam dosa-dosa mereka sendiri. Dan mereka 

diancam akan ditimpa penghukuman-penghukuman yang berat dan 

merendahkan (ay. 9-11). 

IV. Mereka sungguh-sungguh diajak untuk bertobat dan mereformasi diri, 

serta diancam dengan kehancuran bila tidak melakukannya (ay. 12-

15). 

Kemerosotan Israel; Ancaman Hukuman  

(10:1-8) 

1 Israel yaitu  pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin 

banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin 

baik dibuatnya tugu-tugu berhala. 2 Hati mereka licik, sekarang mereka harus 

menanggung akibat kesalahannya: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka, 

akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka. 3 Sungguh, sekarang mereka berkata: “Kita 

tidak memiliki  raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dila-

kukan raja bagi kita?” 4 Mereka membual, mengangkat sumpah dusta, mengikat 

perjanjian, sehingga tumbuh hukum seperti pohon upas di alur-alur ladang. 5 Penduduk 

Samaria gentar mengenai anak lembu Bet-Awen. Sungguh, rakyatnya akan berkabung 

oleh sebab nya, dan imam-imamnya akan meratap oleh sebab nya, oleh sebab 

kemuliaannya telah beralih dari padanya. 6 Anak lembu itu sendiri akan dibawa ke Asyur 

sebagai persembahan kepada Raja ‘Agung’. Efraim akan menanggung malu, Israel akan 

mendapat malu sebab  rancangannya. 7 Samaria akan dihancurkan; rajanya seperti se-

potong ranting yang terapung di air. 8 Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa Israel, 


 

528 

akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas mezbah-

mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung: “Timbunilah kami!” dan 

kepada bukit-bukit: “Runtuhlah menimpa kami!” 

Cermatilah, 

I. Dosa-dosa apa yang didakwakan atas Israel di sini, yaitu dosa-dosa seluruh 

bangsa yang mendatangkan hukuman terhadap seluruh bangsa pula. Nabi 

Hosea bersikap terus terang terhadap mereka, sebab apa baiknya bagi 

mereka bila mereka disanjung-sanjung? 

1. Mereka tidak menghasilkan buah-buah kebajikan yang lebat bagi 

kemuliaan Tuhan  . Di sinilah awal dari segala kejahatan mereka (ay. 1): 

Israel yaitu  pohon anggur yang riap tumbuhnya (KJV: Israel yaitu  

pohon anggur yang kopong). Jemaat Tuhan   memang tepat diibaratkan 

pohon anggur, yang tampak lemah dan tidak menjanjikan dari luar, 

namun  menjalar dan berbuah. Orang-orang percaya bagaikan ranting-

ranting pohon anggur itu, dan mendapat bagian dalam akar dan 

getahnya. Namun, inilah citra diri bangsa Israel, mereka seperti pohon 

anggur yang kopong, tiada getah atau kebajikan padanya. Oleh sebab  

itu, mereka tidak menghasilkan buah yang bagus sesuai harapan, yaitu 

buah yang dipakai untuk menghormati Tuhan   dan manusia. 

Perhatikanlah, ada banyak orang yang walaupun belum menjadi pohon 

anggur yang berbau busuk, namun mereka merupakan pohon anggur 

yang kopong, tidak ada gunanya. Dari antara segala jenis pepohonan, 

pohon anggurlah yang paling tidak berguna jika tidak berbuah. Mulai 

dari saat itu, pohon itu tidak bermanfaat sama sekali (Yeh. 15:3, 5). Dan 

pohon yang tidak menghasilkan buah anggur yang baik pasti akan segera 

menghasilkan buah anggur yang asam. Orang yang tidak mengerjakan 

kebaikan pasti akan mengerjakan kejahatan. Israel yaitu  pohon anggur 

yang kopong, sebab ia menghasilkan buah bagi dirinya sendiri (ay. 1, KJV). 

Kebaikan yang ada padanya tidak ditujukan untuk kemuliaan Tuhan  , 

melainkan untuk mendapat puji-pujian bagi diri sendiri, dan ia 

bermegah dalam kebaikannya itu. Orang Kristen hidup bukan untuk 

dirinya sendiri (Rm. 14:6), namun  orang munafik mementingkan diri 

sendiri. Mereka makan dan minum untuk diri mereka sendiri (Za. 7:5-6). 

Atau oleh penghakiman Tuhan  , segala kekayaan Israel akan dikosongkan 

dan dijarah darinya, sebab ia memakai kekayaannya itu demi 

memuaskan hawa nafsu, dan bukan untuk memuliakan Tuhan   yang telah 

mengaruniakan kekayaan ini  kepadanya. Perhatikanlah, jika  

Kitab Hosea 10:1-8 

 

529 

kita tidak menggunakan suatu hal dengan benar, maka sudah 

sepantasnya kita bersiap-siap bahwa hal itu akan diambil dari kita. 

2. Mereka memperbanyak mezbah dan tugu berhala mereka. Semakin 

berlimpah penyelenggaraan Tuhan   bagi mereka, semakin royal pula 

mereka dalam melayani berhala-berhala mereka: Makin banyak buahnya, 

yang merupakan hasil tanahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-

mezbah. Dan makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu 

berhala. Perhatikanlah, sungguh penghinaan yang besar terhadap Tuhan  , 

dan penyalahgunaan terhadap kebaikan-Nya, jika  makin banyak be-

las kasihan yang kita terima dari-Nya, makin banyak pula dosa yang kita 

perbuat terhadap-Nya, dan makin banyak kekayaan yang dimiliki 

manusia, makin banyak pula kejahatan yang dilakukannya. Bukankah 

seharusnya kita royal seperti itu dalam melayani Tuhan   kita, sebagaimana 

mereka dalam melayani berhala-berhala mereka? Saat kita mendapati 

kekayaan kita bertambah, semestinya kita semakin berlimpah dalam me-

lakukan kesalehan dan amal sedekah. 

3. Hati mereka licik (ay. 2, KJV: Hati mereka bercabang). 

(1) Mereka terpecah-belah di antara mereka sendiri. Mereka tidak seia 

sekata dalam penyembahan berhala mereka. Yang sebagian 

menyembah berhala ini, yang sebagian lain menyembah berhala itu. 

Mereka juga berselisih mengenai raja-raja mereka, dan perbedaan 

kepentingan dari para raja itu menimbulkan perpecahan dalam 

kerajaan. Dalam batin mereka sendiri, hati mereka terbagi-bagi, dan 

mengasingkan yang seorang dari yang lain. Tidak ada yang namanya 

pertemanan tulus yang dapat dijumpai di antara mereka. Oleh 

sebab  itu dikatakan selanjutnya, sekarang mereka harus 

menanggung akibat kesalahannya. Perhatikanlah, perpecahan dan 

permusuhan di antara sebuah bangsa merupakan sebab musabab 

banyaknya dosa dan menjadi pertanda kehancuran.  

(2) Hati mereka terbagi-bagi antara Tuhan   dan berhala-berhala mereka. 

Dalam batin mereka masih tersisa rasa kasih kepada Tuhan  , namun  

rasa cinta kepada berhala bertakhta di dalam hati mereka. Mereka 

bercabang hati antara Tuhan   dan Baal, itulah yang membuat hati 

mereka terbagi-bagi. Namun, Tuhan   yaitu  penguasa yang berdaulat 

atas hati maunsia, dan Ia sama sekali tidak akan membiarkan adanya 

pesaing. Ia ingin memiliki segenap diri kita, atau tidak sama sekali. 

Iblis, seperti wanita  yang mengaku-ngaku sebagai ibu, berkata, 

“Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggTuhan  !” namun  , 

jika hati harus diserahkan, Tuhan   berkata, “Jangan, biarlah ia 


 

530 

mengambil semuanya.” Hati yang terbagi-bagi seperti itu akan me-

nanggung akibat kesalahannya, dan ditolak sebagai pengkhianat da-

lam ikatan kovenan dengan Tuhan  . Perhatikanlah, hati yang 

bercabang antara Tuhan   dan Mamon, sekalipun ia memberi alasan 

yang sedemikian rupa sehingga tampak masuk akal, pasti harus 

menanggung akibat kesalahannya pada hari penghakiman saat  

semua disingkapkan. 

4. Umat Israel tidak mengindahkan suara hati nurani dalam perkataan dan 

perbuatan mereka yang paling sakral (ay. 4). 

(1) Mereka tidak mengindahkan suara hati nurani dalam perkataan 

mereka, terutama dalam bersumpah, yang merupakan ucapan paling 

khidmat: Mereka membual, hanya omong belaka, sebab mereka tidak 

bersungguh-sungguh dengan ucapan mereka. Mereka melakukan 

verba dare – obral kata. Mereka mengangkat sumpah dusta dalam 

mengikat perjanjian. Mereka penuh tipu daya dalam kovenan mereka 

dengan Tuhan  , yakni kovenan sunat dan janji-janji manis yang mereka 

ucapkan untuk mereformasi diri di tengah kesesakan. Tidak heran 

jika orang-orang yang berdusta kepada Tuhan   juga berdusta kepada 

semua manusia. Mereka telah membangun kebiasaan berkhianat 

dengan begitu rupa hingga ikatan yang paling sakral pun mereka 

langgar, dan tidak mereka anggap penting. Rakyat melanggar 

sumpah setia mereka, sedangkan para raja melanggar sumpah 

jabatan mereka. Mereka memutus ikatan yang telah mereka bina 

dengan bangsa-bangsa sekutu, dan perjanjian antar perorangan 

dibuat tanpa mengindahkan suara hati nurani. 

(2) Mereka tidak mengindahkan suara hati nurani dalam perbuatan 

mereka, terutama dalam penghakiman, yang merupakan tindakan 

paling khidmat. Keadilan tidak dapat ditegakkan jika  orang 

bersumpah palsu dengan seenaknya. Sebab dengan demikian hukum, 

yang seharusnya menjadi tanaman obat yang menyembuhkan dan 

berbau harum, tumbuh seperti pohon upas, yang berbau busuk dan 

beracun, di alur-alur ladang, yakni di ladang yang sudah dibajak dan 

dibuat alur untuk benih yang baik. Perhatikanlah, Tuhan   sangat 

murka atas penyelewengan, bukan hanya dalam ibadah terhadap-

Nya sendiri, melainkan juga dalam penegakan keadilan antar 

manusia. Dan kecurangan sebuah bangsa akan menjadi alasan bagi 

perseteruan-Nya dengan mereka, sama halnya seperti penyembahan 

berhala dan kedurhakaan. Sebab hukum Tuhan   dimaksudkan untuk 

Kitab Hosea 10:1-8 

 

531 

kebaikan manusia dan kesejahteraan masyarakat, seperti juga untuk 

kehormatan Tuhan   sendiri. Menajiskan lembaga peradilan pasti akan 

menuai hukuman, sama seperti menajiskan tempat ibadah. 

II. Penghukuman apa yang akan menimpa Israel sebab  dosa-dosa mereka ini. 

Mereka berdosa baik dalam perkara kemasyarakatan maupun dalam 

perkara keagamaan, maka dalam kedua perkara itu mereka akan dihukum. 

1. Mereka tidak akan mendapat sukacita atas raja-raja dan pemerintahan 

mereka. sebab  keadilan melenceng menjadi penindasan, maka orang 

yang mengemban tugas untuk menegakkan keadilan, dan semestinya 

menjadi berkat bagi negeri, justru akan dikecam sebagai beban baginya 

(ay. 3). Dan orang yang tidak mau memimpin rakyatnya dengan baik, 

pasti tidak akan mampu melindungi rakyatnya itu: Sungguh, sekarang 

mereka berkata: “Kita tidak memiliki  raja lagi.” Artinya, “Kita seolah-

olah sudah tidak memiliki  raja, tiada seorang pun yang akan memberi 

kita kesejahteraan atau bersedia menolong kita. Tiada yang akan 

mencegah kita menjadi hancur oleh diri kita sendiri, atau dihancurkan 

oleh musuh-musuh kita. Tiada yang menjaga ketenteraman negeri atau 

memimpin pertempuran bagi kita. Dan sudah sepantasnya semua itu 

menimpa kita. Sebab kita tidak takut kepada TUHAN, sewaktu kita aman 

di bawah perlindungan raja-raja kita, maka sekarang kita ditolak oleh-

Nya. Kalau sudah begitu, apakah yang dapat dilakukan raja bagi kita? 

Kebaikan apa yang bisa kita harapkan dari seorang raja bila kita sudah 

kehilangan perkenanan Tuhan   kita?” Perhatikanlah, barang siapa 

membuang rasa takut akan Tuhan  , mereka tidak akan merasakan sukacita 

dari makhluk ciptaan yang biasanya mereka jadikan sumber 

penghiburan. Kesetiaan rakyat kepada pemimpin mereka pun tidak akan 

bermanfaat bagi mereka tanpa adanya keimanan, sebab sekalipun 

kesetiaan itu dapat membuat sang pemimpin berperang bagi mereka, 

apalah gunanya itu jika Tuhan   berperang menentang mereka? Orang yang 

tetap menjaga rasa takut akan Tuhan   dan tinggal dalam perkenanan-Nya 

bisa berkata dengan penuh kemenangan, “Apa yang bisa dilakukan orang 

terkuat sekalipun melawan kita?” Sebaliknya, orang yang melemparkan 

diri keluar dari perlindungan-Nya pasti berkata dengan putus asa, 

“Adakah yang bisa dilakukan orang terkuat bagi kita?” Seorang rajalah 

yang pernah berujar, “Jika TUHAN tidak menolong engkau, dengan 

apakah aku dapat menolong engkau?” Namun, seorang bodohlah yang 

berkata, “Jika raja tidak dapat menolong kita, pastilah kita binasa” 

(seperti yang tersirat dalam perkataan orang Israel di sini), sebab Tuhan   


 

532 

sanggup melakukan bagi kita apa yang tidak dapat diperbuat oleh raja-

raja. Dulu pernah orang Israel sangat menginginkan seorang raja. namun  

sekarang, apa yang bisa dilakukan seorang raja (yang mereka pikir dapat 

melakukan apa saja) bagi mereka? Tuhan   dapat membuat manusia muak 

akan makhluk ciptaan yang mereka andalkan, yang sebelumnya sangat 

mereka sukai. Itu tadi keluh kesah umat Israel saat  raja mereka sudah 

tidak mampu menolong mereka. Namun, masih ada yang lebih buruk 

lagi. Pemerintahan negeri mereka bukan hanya akan dilumpuhkan, 

namun  juga benar-benar dihancurkan (ay. 7): Samaria, kota kerajaan, 

nyaris satu-satunya kota yang tersisa sekarang, akan dihancurkan; 

rajanya seperti sepotong ranting yang terapung di air (KJV: seperti buih 

air). Buih mengapung paling atas dan sangat mencolok mata pada 

permukaan air, namun  itu tidak lain hanyalah tumpukan gelembung yang 

timbul sebab  gerakan air. Seperti itulah raja-raja Israel, jsesudah  

pemberontakan mereka terhadap keluarga Daud, cuma kotoran yang 

membuih. Pemerintahan mereka tidak memiliki dasar yang teguh. Raja-

raja terbesar sekalipun tidak berguna, jika  mereka menegakkan diri 

dengan menentang Tuhan  . saat  Tuhan   datang untuk beperkara dengan 

mereka lewat penghakiman-Nya, Ia bisa dengan mudah menyerakkan 

dan menceraiberaikan mereka, dan membuat mereka hilang lenyap, 

seperti buih di permukaan air. 

2. Mereka tidak akan mendapat sukacita atas berhala-berhala mereka dan 

ibadah mereka terhadapnya. Dan celakalah rakyat bila para ilah mereka 

tidak mampu menolong mereka sama seperti raja-raja mereka. 

(1) Berhala-berhala yang telah mereka buat, dan mezbah-mezbah yang 

telah mereka dirikan untuk menghormati berhala-berhala itu, akan 

diruntuhkan, dijarah, dan dibawa pergi, sebagai barang rampasan 

bersama, oleh musuh yang menang: Dia akan menghancurkan 

mezbah-mezbah mereka. Tuhan   akan melakukannya melalui tangan 

orang Asyur, dan orang Asyur akan melakukannya melalui perintah 

Tuhan  . Dia akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka (ay. 2). Per-

hatikanlah, yang dijadikan berhala oleh manusia pantas dihancurkan 

dan diruntuhkan oleh Tuhan  . namun  anak lembu di Betel merupakan 

berhala tertinggi. Inilah berhala yang paling dipuja-puja oleh 

penduduk Samaria. Sekarang dinubuatkan di sini bahwa anak lembu 

itu akan dihancurkan: Kemuliaannya telah beralih dari padanya (ay. 

5) saat  ia digulingkan dan dicoreng, tidak lagi disembah. Namun, 

bukan itu saja: Anak lembu itu sendiri akan dibawa ke Asyur (seperti 

juga anak lembu yang ada di Dan beberapa waktu sebelumnya, 

Kitab Hosea 10:1-8 

 

533 

menurut sejumlah penafsir), sebagai persembahan kepada Raja 

‘Agung.’ Benda itu dibawa kepadanya sebagai jarahan yang mewah, 

sebab berhala itu yaitu  anak lembu emas, dan kemungkinan 

berhiaskan pemberian dan persembahan dari para pemujanya, dan 

sebagai piala kemenangan atas musuh-musuh Asyur. Dan piala 

apakah yang lebih gemilang yang dapat mereka bawa selain anak 

lembu itu, atau adakah bukti yang lebih tak terbantahkan atas 

kemenangan yang mutlak selain anak lembu ini ? Oleh sebab itu 

dikatakan, dosa Israel akan dimusnahkan (ay. 8), yaitu berhala-

berhala yang membuat mereka berdosa. Tentang patung-patung 

berhala itu dikatakan, hal itu menyebabkan seluruh orang Israel 

berdosa (1Raj. 12:30). Perhatikanlah, bila anugerah Tuhan   tidak ber-

hasil meruntuhkan cinta akan dosa dalam diri kita, maka adillah bila 

penyelenggaraan Tuhan   akan menghancurkan pemicu dan penyulut 

dosa yang ada di sekeliling kita. Bersama dengan patung-patung 

berhala itu, bukit-bukit pengorbanan juga akan dihancurkan, bukit-

bukit pengorbanan Awen (ay. 8), yaitu Bet-Awen (ay. 5), atau Betel. 

Betel disebut sebagai rumah Tuhan   (itulah arti kata Betel), namun  se-

karang tempat itu disebut rumah kedurjanaan, bahkan kedurjanaan 

itu sendiri. Para rajanya tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan 

melalui pedang keadilan, seperti yang semestinya mereka lakukan. 

Oleh sebab  itu, Tuhan   akan melenyapkan mereka melalui pedang 

perang, sehingga semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas 

mezbah-mezbahnya, artinya mezbah-mezbah itu akan menjadi rerun-

tuhan. Mezbah-mezbah mereka, sewaktu masih berdiri tegak, 

bagaikan semak dan rumput duri. menyakitkan bagi Tuhan   dan orang-

orang baik, dan merupakan buah dari dosa dan kutuk. Oleh sebab itu, 

adillah bila sekarang mezbah-mezbah itu terkubur dalam semak duri 

dan rumput duri.  

(2) Pemusnahan segala berhala, mezbah, dan bukit pengorbanan mereka 

akan menimbulkan dukacita, aib, dan kengerian bagi mereka.  

[1] Pemusnahan itu akan menimbulkan dukacita bagi mereka. 

saat  anak lembu di Betel diremukkan, rakyatnya akan 

berkabung oleh sebab nya. Anak lembu itu mereka pandang 

sebagai pelindung bangsa, dan saat  ia sudah lenyap, mereka 

berpikir bahwa mereka semua pasti akan binasa. Dengan begitu, 

rakyat yang malang dan tidak tahu-menahu, yang terperdaya 

untuk memiliki rasa cinta terhadap berhala ini , akan me-

ratap dengan pahitnya, seperti Mikha (Hak. 18:24), “Tuhan  ku yang 


 

534 

kubuat juga kamu ambil. Apakah lagi yang masih tinggal 

padaku?” Para imam berhala yang dulu bersuka atas berhala 

mereka, sekarang akan meratap sebab nya bersama dengan 

rakyat. Perhatikanlah, bila orang menuhankan apa saja, maka 

mereka pasti akan menangisi kehilangannya. Dan kesedihan 

yang berlebihan atas kehilangan suatu hal yang duniawi me-

rupakan tanda bahwa kita sudah memberhalakan hal ini . 

Dulu umat Israel biasa sangat bergembira dalam penyembahan 

berhala-berhala mereka, namun  sekarang mereka akan meratapi 

berhala-berhala itu. Sebab kegirangan yang berdosa pasti, cepat 

atau lambat, akan berubah menjadi perkabungan.  

[2] Pemusnahan segala berhala itu akan mendatangkan aib bagi 

mereka (ay. 6): Efraim akan menanggung malu saat  melihat 

ilah-ilah yang dipercayainya kini diangkut sebagai tawanan, dan 

Israel akan mendapat malu sebab  rancangannya, sebab  telah 

mengandalkan dan memuja-muja semua berhala itu dengan 

sedemikian rupa. Tabut Tuhan   dan mezbah-mezbah-Nya tidak 

pernah dirobohkan selama umat tidak menolaknya, namun  

mezbah-mezbah berhala dirobohkan justru saat  umat sedang 

memuja-mujanya. Hal itu menunjukkan bahwa penghinaan 

terhadap mezbah Tuhan  , dan penghormatan terhadap mezbah 

berhala, merupakan dosa yang dibalaskan Tuhan   kepada mereka.  

[3] Pemusnahan segala berhala itu akan menimbulkan kengerian 

bagi mereka (ay. 5): Penduduk Samaria gentar. Mereka akan 

mencemaskan dewa-dewa mereka dan takut kehilangan dewa-

dewa itu. Atau lebih tepatnya, mereka mencemaskan diri mereka 

sendiri, anak-anak mereka, dan sanak keluarga mereka, saat  

melihat penghakiman-penghakiman Tuhan   menerobos masuk ke 

tengah-tengah mereka, dimulai dari berhala-berhala mereka, 

sama seperti saat  Ia menjatuhkan hukuman kepada semua Tuhan   

di Mesir (Kel. 12:12). Demikianlah para penyembah berhala 

dibuat gemetar saat  Tuhan   bangkit menakut-nakuti bumi (Yes. 

2:21). Dan di sini (ay. 8), mereka akan berkata kepada gunung-

gunung: “Timbunilah kami!” dan kepada bukit-bukit: “Runtuhlah 

menimpa kami!” Para penyembah berhala (Why. 6:15-16) dibuat 

berseru dengan sia-sia seperti itu kepada batu karang dan 

gunung-gunung untuk menutupi mereka dari murka Tuhan  . 

Kitab Hosea 10:1-8 

 

535 

Ancaman Hukuman 

(10:9-15) 

9 Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel; di sana mereka bangkit melawan. 

Tidakkah perang melawan orang-orang curang akan mencapai mereka di Gibea? 10 Aku 

telah datang untuk menghajar mereka; bangsa-bangsa akan berkumpul melawan mereka, 

jika  mereka dihajar sebab  salahnya yang berganda. 11 Efraim dahulu seekor anak 

lembu yang terlatih, yang suka mengirik, dan Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok, 

Aku memasang Efraim; Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah baginya 

sendiri. 12 Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! 

Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia 

datang dan menghujani kamu dengan keadilan. 13 Kamu telah membajak kefasikan, telah 

menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh sebab  engkau telah 

mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu, 14 maka 

keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan 

seperti Salman menghancurkan Bet-Arbel pada hari pertempuran: ibu beserta anak-anak 

diremukkan. 15 Demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai kaum Israel, oleh sebab  

dahsyatnya kejahatanmu. Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja Israel. 

Dalam perikop ini, 

I. Kaum Israel diingatkan pada dosa-dosa bapa leluhur dan para pendahulu 

mereka, yang sebab nya Tuhan   sekarang hendak mengadakan perhitungan 

dengan mereka. Sudah diberitahukan kepada mereka (9:9) bahwa busuk 

sangat perbuatan mereka seperti pada hari-hari Gibea. Dan dalam pasal ini 

(ay. 9), mereka diberi tahu, “Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai 

Israel.” Kejahatan yang diperbuat pada zaman Gibea itu tidak hanya hidup 

lagi pada zaman Hosea, dan dilakukan kembali, seperti menyalin yang 

aslinya, namun  juga tetap berlanjut dari masa ke masa hingga pada saat itu. 

Jadi, takaran kejahatan mereka sudah lama terpenuhi, namun  masih juga 

ditambah-tambahi. Atau, “Engkau telah berdosa melebihi pada hari-hari 

Gibea” (demikian ayat itu dapat dibaca). “Dosa-dosa zaman ini melampaui 

yang terjahat dari zaman-zaman sebelumnya. Maka buruklah keadaan 

mereka, sebab di sana mereka bangkit melawan. Para penjahat bangkit 

membela diri, sedangkan suku-suku Israel, yang turun tangan untuk 

menghajar para penjahat itu atas kejahatan mereka, justru terhuyung-

huyung, saat  baik pada pertempuran pertama maupun pertempuran 

kedua, yang jahat menjadi pemenangnya. Perang di Gibea melawan orang-

orang curang tidak berhasil hingga pertempuran yang ketiga, itu pun tidak 

menewaskan mereka semua, sebab ada 600 orang yang lolos. Namun, 

dosamu lebih jahat dibandingkan  dosa orang Gibea, maka jangan heran bila 

perang melawan orang-orang curang akan mencapaimu dan 

mengalahkanmu.” 


 

536 

II. Kaum Israel telah diperingatkan, diperingatkan dengan baik, tentang 

penghakiman-penghakiman Tuhan   yang akan datang menimpa mereka (ay. 

10). Hingga saat itu, Tuhan   telah mengasihani mereka dan menyayangkan 

nyawa mereka. Sekalipun mereka sangat menyulut murka-Nya, Dia hendak 

menguji apakah mereka bisa diubahkan melalui ketelatenan dan kesabaran. 

Namun sekarang, “Aku telah datang untuk menghajar mereka. Itu memang 

sudah menjadi tujuan-Ku, dan Aku akan melakukannya dengan senang hati.” 

Ia akan bergirang sebab  kamu untuk membinasakan dan memunahkan kamu 

(Ul. 28:63). Perhatikanlah, sebab  Tuhan   tidak menginginkan kematian dan 

kebinasaan orang-orang berdosa, maka Ia menginginkan hajaran untuk 

mereka. Dan lihatlah apa hajaran itu: Bangsa-bangsa akan berkumpul 

melawan mereka, sama seperti semua suku Israel yang lain berkumpul 

melawan suku Benyamin dalam pertempuran di Gibea. Salah seorang rabi 

Yahudi menjabarkan ayat ini demikian: “sebab  orang Israel tidak menerima 

hajaran dari-Ku melalui nabi-nabi-Ku, yang menegur mereka dalam nama-

Ku, maka Aku akan menghajar mereka lewat tangan bangsa-bangsa yang 

akan berkumpul melawan mereka, saat  mereka mengikat diri dalam alur 

mereka yang berganda.” Maksudnya, saat  mereka seolah-olah hendak 

membentengi diri dalam kubu pertahanan ganda. Atau, “jika  Aku 

mengikat mereka sebab  salah mereka yang berganda” (demikian dalam 

terjemahan yang agak luas). Kesalahan berganda itu bisa diartikan sebagai 

perzinahan jasmani dan rohani, dua hal yang begitu sering didakwakan 

terhadap mereka, atau dua anak lembu di Dan dan Betel, atau dua kejahatan 

besar yang disebutkan dalam Yeremia 2:13. Atau bisa juga, “jika  Aku 

mengikat mereka pada dua alur bajak mereka, artinya menjadikan mereka 

sebagai budak bagi bani Asyur, yang akan mempekerjakan mereka dengan 

kuk, seperti lembu yang sedang membajak, yang terikat pada dua alur di 

sepanjang ladang, dan tidak berani keluar dari sana walau selangkah sebab  

takut pada tongkat penghalau. Kitab terjemahan bahasa Aram menjelaskan, 

“Bangsa-bangsa yang berkumpul melawan mereka akan memerintah atas 

mereka, dengan cara serupa seperti sepasang sapi muda terikat pada dua alur 

bajak mereka.” Demikianlah orang yang tidak mau menjadi milik Tuhan   

sebagai orang merdeka akan menjadi budak musuh-musuhnya, dan akan 

dibuat tahu perbedaan antara mengabdi kepada Tuhan   dan mengabdi kepada 

kerajaan-kerajaan duniawi (2Taw. 12:8). 

III. Kaum Efraim diberi tahu bahwa sekalipun mereka tidak terbiasa dengan 

penderitaan dan kesusahan, itu tidak akan meluputkan mereka dari 

penawanan yang sangat menyengsarakan (ay. 11). Lihatlah betapa baik, 

Kitab Hosea 10:1-8 

 

537 

penurut, dan lembutnya Efraim. Ia bagaikan seekor anak lembu yang terlatih 

untuk mengirik, dan menyukai pekerjaan itu. sebab  mulutnya tidak boleh 

diberangus, maka ia bebas makan sesuka hati, dan pekerjaannya pun ringan 

dan mudah, bisa menjadi hiburan sekaligus upah baginya. “namun  ,” 

firman Tuhan  , “Aku akan menaruh kuk ke atas tengkuknya yang elok, 

sekalipun elok tengkuk itu. Aku memasang Efraim, maksudnya Aku akan 

menjinakkan mereka, atau membuat mereka ditunggangi oleh Asyur dan 

penakluk-penakluk lain yang akan memerintah mereka dengan tangan besi, 

seperti orang memperlakukan binatang yang mereka tunggangi (Lihat Mzm. 

66:12). Yehuda juga akan dibuat membajak, dan Yakub harus menyisir tanah 

baginya sendiri.” Artinya, mereka akan diperlakukan dengan keras, namun  

tidak sekeras Efraim. Perhatikanlah, adillah Tuhan   bila Ia menunjukkan apa 

artinya kesusahan kepada orang-orang yang terlalu memanjakan diri dalam 

kenyamanan dan kesenangan. Cendekiawan Dr. Pocock memahami ayat ini 

dengan pengertian lain, yakni sebagai perkataan yang menyiratkan cara-cara 

yang lemah lembut yang dipakai Tuhan   dalam mengadapi kaum ini, untuk 

membuat mereka menaati hukum-Nya. Kelemahlembutan-Nya itu menjadi 

alasan mengapa mereka harus kembali taat. Dia telah memperlakukan 

mereka seperti petani memperlakukan lembu sapi yang dilatihnya untuk 

bekerja. Efraim, sebagai anak lembu yang jinak, layak untuk dipekerjakan. 

Tuhan   mengikat tengkuknya yang elok guna melatihnya agar terbiasa dengan 

tangan, lalu memasang kekang padanya, atau menaruh kuk perintah-Nya ke 

atas dia, memberi  hukum kepada umat-Nya, Israel, supaya jsesudah  

terlatih dalam ketetapan-ketetapan-Nya, mereka tidak tergoda untuk 

mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa kafir. Tuhan   sudah memakai segala cara 

yang baik dan manis untuk menjaga mereka tetap taat. Dia telah memasang 

Yehuda untuk membajak dan Yakub untuk menyisir tanah baginya sendiri. Dia 

telah memperkerjakan mereka untuk melaksanakan perintah-perintah yang 

sesuai bagi mereka. Namun, mereka tidak setia dalam ketaatan, namun  mulai 

menyimpang. 

IV. Umat Israel diajak dan didorong untuk kembali kepada Tuhan   dengan berdoa, 

bertobat, dan mereformasi (ay. 12-13). Lihatlah di sini, 

1. Tugas-tugas yang menjadi panggilan mereka. Mereka yaitu  ladang 

Tuhan   (1Kor. 3:9), dan tugas-tugas itu diungkapkan dalam kiasan yang 

diambil dari tugas panggilan seorang petani. Kalau tidak mau 

diperbudak oleh para penindas, maka hendaklah mereka kembali 

bekerja bagi Tuhan  .  


 

538 

(1) Hendaklah mereka membuka tanah baru. Biarlah mereka 

membersihkan hati mereka dari segala perasaan dan hawa nafsu 

yang bobrok, yang sama saja seperti semak dan rumput duri. 

Hendaklah mereka merendahkan diri sebab  dosa-dosa mereka, 

dengan jiwa yang hancur dan hati yang remuk saat  menyadarinya. 

Biarlah mereka dipenuhi kedukaan dan rasa malu saat  mengingat 

dosa-dosa itu, lalu mempersiapkan diri untuk menerima perintah-

perintah ilahi, seperti tanah yang sudah dibajak siap menerima 

benih, supaya dapat berakar (Lihat Yer. 4:3).  

(2) Hendaklah mereka menabur bagi diri mereka sendiri sesuai dengan 

keadilan. Hendaklah mereka kembali melakukan perbuatan-

perbuatan baik, sesuai dengan hukum Tuhan  , yang merupakan kaidah 

keadilan. Hendaklah mereka melimpah dalam segala tindak 

kesalehan terhadap Tuhan  , dan dalam segala tindak keadilan serta 

kemurahan hati terhadap satu sama lain. Dan dalam hal ini 

hendaklah mereka menabur dalam Roh, seperti kata Rasul Paulus 

(Gal. 6:7-8). Setiap tindakan yaitu  benih yang ditaburkan. Hendak-

lah mereka menabur sesuai dengan keadilan. Hendaklah mereka 

menabur apa yang harus mereka tabur, dan melakukan apa yang 

harus mereka lakukan, maka mereka sendirilah yang akan 

merasakan manfaatnya.  

(3) Hendaklah mereka mencari TUHAN. Hendaklah mereka menengadah 

kepada-Nya untuk meminta anugerah-Nya, dan memohon agar Dia 

memberkati benih yang sudah ditabur. Petani harus membajak dan 

menabur dengan pandangan yang tertuju kepada Tuhan  , sambil 

meminta dari-Nya hujan pada musimnya. 

2. Alasan-alasan yang dipakai untuk menekankan tugas dan kewajiban 

ini . Jadikanlah hal berikut ini sebagai bahan pertimbangan,  

(1) Sekaranglah waktunya untuk melakukan tugas dan kewajiban itu. 

Saatnya telah tiba. Petani menabur pada musim menabur, dan saat  

musim itu telah larut, semakin rajinlah ia bekerja. Perhatikanlah, 

mencari Tuhan haruslah menjadi pekerjaan yang dilakukan setiap 

hari, namun  ada saat-saat istimewa yang diberikan oleh 

penyelenggaraan dan anugerah ilahi, yang secara khusus menjadi 

saat untuk mencari Dia.  

(2) Jika kita mengerjakan bagian kita, maka Tuhan   pasti mengerjakan 

bagian-Nya. Jika kita menabur sesuai dengan keadilan, jika kita 

cermat dan tekun melakukan kewajiban kita, dengan bergantung 

Kitab Hosea 10:1-8 

 

539 

pada anugerah-Nya, maka Dia akan mencurahkan anuugerah-Nya ke 

atas kita, akan menghujani kita dengan keadilan, sesuatu yang 

memang paling dibutuhkan oleh orang-orang yang hendak menabur 

sesuai dengan keadilan. sebab  kasih karunia Tuhan   kita yaitu  

sebagaimana kita ada sekarang. Sebagian orang menerapkan ayat ini 

pada Kristus, yang akan datang dalam kegenapan waktu, dan yang 

untuk kedatangan-Nya mereka harus mempersiapkan diri. Dia akan 

datang sebagai TUHAN keadilan kita dan akan menghujani kita 

dengan keadilan, yaitu keadilan kekal yang kini telah dihadirkan-Nya. 

Dia akan memberi kita keadilan itu dengan berlimpah-limpah. Telah 

dinubuatkan bahwa Ia seperti hujan yang turun (Mzm. 72:6).  

(3) Bila kita menabur sesuai dengan keadilan, maka kita akan menuai 

menurut kasih setia. Hal ini sejalan dengan janji bahwa jika kita 

menabur dalam Roh, kita akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. 

Kita akan menuai menurut takaran kasih setia (itulah kata yang 

digunakan). Upah yang akan diperoleh yaitu  upah yang besar, 

sesuai dengan kekayaan kasih setia, upah yang begitu rupa yang 

tidak layak diterima oleh makhluk ciptaan yang hina seperti kita, 

namun  yang layak diberikan oleh Tuhan   yang tak terhingga kasih setia-

Nya. Upah itu diberikan bukan sebagai hak, melainkan sebagai 

hadiah. Kita menuai bukan menurut hasil usaha kita, melainkan 

menurut kasih setia. Itulah yang ditaburkan. Tuhan   memberi  

suatu tubuh seperti yang dikehendaki-Nya.  

(4) Kita telah membajak kefasikan dan telah menuai kecurangan, dan 

telah cukup banyak waktu yang kita pergunakan untuk melakukan 

kejahatan itu (ay. 13). “Engkau telah bersusah payah melayani dosa, 

telah bekerja mati-matian di dalamnya. Jadi, masakan engkau hendak 

bersungut-sungut saat  bekerja berat dan menanggung panas terik 

matahari untuk melayani Tuhan   dan mengerjakan sesuatu yang akan 

menguntungkan dirimu sendiri? Engkau telah berbuat banyak hal 

yang dapat mencelakakan jiwamu. Tidakkah engkau hendak 

menghentikannya, dan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan 

jiwamu?”  

(5) Kita tidak pernah mendapat apa-apa dengan berbuat dosa. Orang 

Israel telah membajak kefasikan (artinya, mereka telah membanting 

tulang dalam dosa) dan telah menuai kecurangan, yaitu telah 

menerima segala akibatnya. Mereka telah meneruskannya hingga 

musim menuai, dan apa hasilnya? Semuanya hanya tipu daya. Mereka 

telah memakan buah kebohongan, buah yang hanya kebohongan 


 

540 

belaka, yang kelihatannya bagus, namun  di dalamnya busuk. Perbuat-

an-perbuatan kegelapan yaitu  perbuatan yang tidak berbuahkan 

apa-apa (Ef. 5:11; Rm. 6:21). Bahkan keuntungan yang didapat 

dengan berdosa tidak memberi  kepuasan bagi si pendosa.  

(6) Apa yang menjadi penghiburan bagi kita, dan juga keyakinan yang 

kita andalkan, dalam melayani dosa pasti akan mengecewakan kita: 

“Engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya 

pahlawan-pahlawanmu. Engkau telah bersandar pada makhluk 

ciptaan, pada kekuatan dan caramu sendiri, sehingga engkau telah 

memberanikan diri untuk membajak kefasikan. Namun, 

pengharapan-pengharapanmu telah memperdaya dirimu. Oleh 

sebab  itu marilah, carilah Tuhan, maka pengharapanmu di dalam 

Dia tidak akan memperdaya dirimu.” 

V. Umat Israel diancam dengan kehancuran yang sehabis-habisnya, baik sebab  

segala perbuatan mereka yang menuruti hawa nafsu maupun sebab  segala 

makhluk ciptaan yang mereka andalkan (ay. 14-15). sebab  engkau telah 

menabur kefasikan dan mengandalkan caramu sendiri, maka keriuhan 

perang akan timbul di antara bangsamu, baik lewat pemberontakan dari 

dalam negeri maupun serbuan dari luar. Satu saja dari kedua hal itu akan 

membuat sebuah kerajaan kacau balau dan menimbulkan kegaduhan, 

apalagi kalau kedua-duanya secara bersamaan. 

1. Kota-kota dan benteng-benteng mereka akan menjadi sasaran empuk 

bagi musuh: Segala kubu yang mereka andalkan, dan yang di dalamnya 

mereka menaruh harta benda mereka, akan dirampas dan dirampok, 

seperti Salman menghancurkan Bet-Arbel pada hari pertempuran. 

Pernyataan ini mengacu pada suatu peristiwa yang terjadi belum lama 

ini, yang tidak tercatat pada bagian-bagian lain dalam Kitab Suci. 

Kemungkinan, Salman yaitu  orang yang sama dengan Salmaneser, raja 

Asyur, yang belakangan ini telah menggempur suatu kota, atau istana, 

atau rumah (Bet-Arbel artinya rumah Arbel). Barangkali ia 

melakukannya dengan penuh kekejaman pada awal penaklukannya, 

untuk menggentarkan pasukan-pasukan lain agar langsung menyerah 

pada seruan perang yang pertama. Tuhan   memberi tahu mereka bahwa 

dengan cara seperti itulah Samaria akan dihancurkan. 

2. Para penduduknya akan dibunuh dengan pedang, sama seperti di Bet-

Arbel. saat  kota itu direbut, ibu beserta anak-anak diremukkan, artinya, 

mereka semua dicincang oleh kebengisan tentara perang. Lihatlah 

betapa kejamnya perang itu. Jusque datum sceleri – Kefasikan bisa 

Kitab Hosea 10:1-8 

 

541 

melebar ke mana-mana. Sungguh aneh bahwa ada sebagian dari umat 

manusia yang bisa bertindak dengan begitu tidak berperikemanusiaan. 

namun  lihatlah apa akibat dosa. Homo homini lupus – Manusia yaitu  

serigala bagi sesamanya, dan kemudian Homo homini agnus – manusia 

yaitu  domba santapan bagi sesamanya. 

3. Bahkan darah keluarga kerajaan pun akan bercampur dengan lumuran 

darah rakyat biasa: Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja 

Israel (ay. 15). Hosea yaitu  raja Israel yang terakhir. Pada zamannya, 

seluruh kerajaan dilenyapkan dan berakhir. Ayat ini mungkin merujuk 

kepada Raja Hosea atau kepada sebagian dari keturunannya yang 

dibunuh melalui pengkhianatan. Peristiwa itu akan terjadi pada waktu 

fajar, dalam waktu yang sangat singkat, dengan tiba-tiba seperti 

menyingsingnya fajar pada waktu pagi. Atau pada waktu yang telah 

ditentukan, sebab demikianlah datangnya pagi, tepat pada waktunya. 

Atau pada waktu fajar, saat  mereka menyangka bahwa malam 

malapetaka telah berakhir dan menantikan kembalinya hari terang. Pada 

saat itulah segala harapan mereka kandas dengan dibunuhnya raja 

mereka secara tiba-tiba (ay. 7). Sekalipun para raja bagaikan dewa bagi 

kita, mereka hanyalah manusia biasa bagi Tuhan  , dan akan mati layaknya 

manusia. Dan, yang terakhir, apa yang menjadi penyebab dari segala 

kehancuran ini? Apa sumber dari pertumpahan darah ini? Nabi Hosea 

memberi tahu kita (ay. 15, KJV): Demikianlah akan dilakukan Betel 

kepadamu. Betel yaitu  tempat terletaknya salah satu patung anak 

lembu, dan Gilgal, tempat segala kejahatan mereka dikatakan terjadi, 

tidak jauh dari situ. Di sanalah dahsyatnya kejahatan mereka terjadi, 

yang paling jahat dari segala kejahatan mereka (demikian kata yang 

dipakai), puncak dan wujud sempurna dari dosa mereka. Dosa itulah 

yang melakukan kehancuran itu kepada mereka, yang menimbulkan 

segala malapetaka ini, sebab dosa itulah yang menyulut murka Tuhan   

untuk mendatangkan kemusnahan itu atas mereka. Hosea tidak berkata, 

“Demikianlah akan dilakukan raja Asyur kepadamu,” melainkan, 

“Demikianlah akan dilakukan Betel kepadamu.” Perhatikanlah, 

malapetaka apa pun yang menimpa kita, dosalah penyebabnya. Adakah 

kubu-kubu dihancurkan? Adakah wanita  dan anak-anak dibantai? 

Adakah raja dilenyapkan? Dosalah yang menyebabkan semuanya itu. 

Dosalah yang membinasakan jiwa, tubuh, harta benda, dan semuanya. 

Demikianlah akan dilakukan Betel kepadamu. Kejahatanmu sendirilah 

yang menghajar engkau, dan kemurtadanmulah yang menyiksa engkau! 

 


 

542 

 

 

PASAL  1 1  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Kebaikan Tuhan   yang besar kepada umat-Nya Israel, dan perkara-

perkara besar yang telah diperbuat-Nya bagi mereka (ay. 1, 3-4).  

II. Perilaku mereka yang tak tahu berterima kasih terhadap Tuhan  , kendati 

dengan segala kebaikan-Nya kepada mereka (ay. 2-4, 7, 12).  

III. Ancaman-ancaman murka terhadap mereka sebab  pengkhianatan dan 

sikap mereka yang tak tahu berterima kasih (ay. 5-6).  

IV. Belas kasihan diingat di tengah-tengah murka (ay. 8-9).  

V. Janji-janji tentang apa yang masih akan dilakukan Tuhan   lebih jauh lagi 

bagi mereka (ay. 10-11).  

VI. Citra diri yang terhormat yang diberikan tentang Yehuda (12:1). 

Kebaikan Tuhan   kepada Israel;  

Sikap Israel yang Tidak Tahu Berterima Kasih;  

Murka Tuhan   terhadap Israel 

(11:1-7) 

1 saat  Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. 2 Makin 

Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan 

korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. 3 Padahal Akulah 

yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, namun  mereka 

tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. 4 Aku menarik mereka dengan tali 

kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari 

tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan. 

5 Mereka harus kembali ke tanah Mesir, dan Asyur akan menjadi raja mereka, sebab 

mereka menolak untuk bertobat. 6 Pedang akan mengamuk di kota-kota mereka, akan 

memusnahkan palang-palang pintu mereka, dan akan memakan mereka di benteng-

benteng mereka. 7 Umat-Ku betah dalam membelakangi Aku; mereka memanggil kepada 

Baal dan berhenti meninggikan nama-Ku. 

Dalam perikop ini kita mendapati, 


 

546 

I. Tuhan   begitu berbelas kasihan terhadap Israel. Mereka yaitu  suatu bangsa 

yang untuknya Tuhan   telah berbuat lebih banyak dibandingkan  untuk bangsa 

mana pun di bawah langit, dan yang kepadanya Ia telah memberi lebih 

banyak. Hal itu di sini, saya tidak mau katakan diungkit-ungkit sebab Tuhan   

memberi dan tidak mengungkit-ungkit, melainkan diingatkan kepada 

mereka, sebagai sesuatu yang memperberat dosa mereka dan sebagai 

dorongan untuk bertobat.  

1. Tuhan   menunjukkan kebaikan kepada mereka saat  mereka masih muda 

(ay. 1): saat  Israel masih muda, Kukasihi dia. saat  mereka pertama 

kali mulai bertambah banyak menjadi suatu bangsa di Mesir, hati-Nya 

terpikat oleh mereka, dan Ia memilih mereka sebab  Ia mengasihi mereka, 

sebab  Ia ingin mengasihi mereka (Ul. 7:7-8). saat  mereka lemah dan 

tak berdaya seperti anak-anak, bodoh dan bandel seperti anak-anak, 

saat  mereka menjadi orang-orang buangan, dan anak-anak yang 

terancam bahaya, pada saat itulah Tuhan   mengasihi mereka. Ia merasa iba 

kepada mereka dan menyatakan kehendak baik-Nya terhadap mereka. Ia 

menggendong mereka seperti pengasuh menggendong anak yang sedang 

menyusui, merawat mereka, dan bersabar menghadapi tingkah laku 

mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang telah bertumbuh dewasa, 

bahkan orang-orang yang sudah lanjut usia, harus sering merenungkan 

kebaikan Tuhan   terhadap mereka pada masa kecil mereka.  

2. Tuhan   telah membebaskan mereka dari rumah perbudakan: Dari Mesir 

Kupanggil anak-Ku itu, sebab  ia seorang anak, anak yang dikasihi. 

saat  Tuhan   menuntut pembebasan Israel dari Firaun, Ia menyebut 

mereka anak-Nya, anak-Nya yang sulung. Perhatikanlah, orang-orang 

yang dikasihi Tuhan   dipanggil-Nya keluar dari perbudakan dosa dan Iblis 

untuk masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak-Nya. Ayat ini 

dikatakan telah digenapi di dalam Kristus, saat , jsesudah  kematian 

Herodes, Ia dan orangtua-Nya dipanggil dari Mesir (Mat. 2:15). Dengan 

demikian, ayat itu memiliki makna ganda. Dari segi sejarah, ayat itu 

berbicara tentang dipanggilnya Israel keluar dari Mesir, dan dari segi 

nubatan, ayat itu berbicara tentang dibawanya Kristus keluar dari sana. 

Makna yang pertama yaitu  perlambang dari makna yang kedua, dan 

merupakan pertanda serta jaminan akan banyaknya dan besarnya 

perkenanan yang disediakan Tuhan   bagi bangsa itu, terutama dengan 

mengutus Anak-Nya ke dalam dunia. Tuhan   juga menunjukkan 

perkenanan-Nya kepada bangsa itu dengan membawa Anak-Nya kembali 

ke tanah Israel jsesudah  mereka menghalau-Nya dengan jahat, padahal Ia 

bisa saja dengan sepantasnya tidak pernah kembali ke sana. 

Kitab Hosea 11:1-7 

 

547 

Dipanggilnya Kristus keluar dari Mesir yaitu  sebuah perlambang 

tentang dipanggilnya semua orang yang menjadi milik-Nya, melalui Dia, 

keluar dari perbudakan rohani.  

3. Tuhan   mendidik mereka dengan baik, merawat mereka, dan mengasuh 

mereka, bukan hanya seperti seorang bapak atau pembimbing, 

melainkan juga, seperti seorang ibu atau pengasuh, sampai sejauh itulah 

anugerah ilahi bersedia merendah (ay. 3): Akulah yang mengajar Efraim 

berjalan, seperti seorang anak kecil diajar berjalan dengan berpegangan 

pada tali. saat  mereka berada di padang gurun, Tuhan   menuntun me-

reka melalui tiang awan dan tiang api, menunjukkan kepada mereka 

jalan yang harus mereka tempuh, dan menopang mereka, dengan 

mengangkat mereka di tangan-Nya. Ia mengajar mereka berjalan di jalan 

perintah-perintah-Nya, melalui ketetapan-ketetapan hukum upacara 

ibadah, yang seperti pembimbing dan pemimpin bagi bangsa yang masih 

di bawah umur itu. Ia mengangkat mereka di tangan-Nya, untuk menun-

tun mereka, supaya mereka tidak menyimpang, dan memegang mereka, 

supaya mereka tidak tersandung dan jatuh. Israel rohani milik Tuhan   juga 

ditopang seperti itu. Engkau memegang tangan kananku (Mzm. 73:23). 

4. saat  ada sesuatu yang salah dengan mereka, atau sedikit saja yang tidak 

beres dengan mereka, Ia yaitu  tabib mereka: “Aku menyembuhkan 

mereka. Aku tidak hanya merawat mereka dengan lembut, seorang 

teman bisa saja melakukannya, namun  juga benar-benar menyembuhkan 

mereka. Hanya Tuhan   yang dapat berbuat demikian. Aku TUHANlah yang 

menyembuhkan engkau (Kel. 15:26), yang mengatasi semua keluhanmu.”  

5. Ia menuntun mereka untuk bisa melayani-Nya dengan cara-cara yang 

lemah lembut (ay. 4): Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan 

ikatan kasih. Perhatikanlah, pekerjaan Tuhan   sendirilah untuk menarik 

jiwa-jiwa yang malang kepada-Nya. Dan tak seorang pun dapat datang 

kepada-Nya kecuali ditarik oleh-Nya (Yoh. 6:44). Ia menarik,  

(1) Dengan tali kesetiaan (KJV: dengan tali manusia), dengan tali yang 

ditarik oleh manusia yang berperikemanusiaan, atau dengan tali 

untuk menarik manusia. Ia memperlakukan mereka sebagai 

manusia, dengan cara yang adil dan masuk akal, dengan cara yang 

ringan dan lembut, dengan tali Adam. Ia memperlakukan mereka 

seperti Ia memperlakukan Adam dalam keadaannya sebelum jatuh 

ke dalam dosa, dengan sesaat  membawa mereka ke dalam sebuah 

firdaus, dan ke dalam perjanjian dengan diri-Nya.  

(2) Dengan ikatan kasih, atau tali pedati kasih. Kata ini berarti tali yang 

lebih kuat dibandingkan  tali sebelumnya. Ia tidak mendesak mereka 


 

548 

dengan paksa untuk melayani-Nya, entah mereka mau atau tidak, 

tidak pula memerintah mereka dengan tangan besi, atau menahan 

mereka dengan kekerasan. Sebaliknya, daya tarik-Nya itu penuh 

dengan kasih sayang dan kelemahlembutan, supaya Ia dapat menak-

lukkan mereka dengan kebaikan. Musa, yang dijadikan-Nya sebagai 

pembimbing mereka, yaitu  manusia yang paling lemah lembut di 

dunia. Kebaikan di antara manusia biasanya kita sebut utang budi, 

atau ikatan, ikatan kasih. Demikian pula Tuhan   menarik dengan harum 

bau minyak-Nya (Kid. 1:4), menarik dengan kasih setia (Yer. 31:3). 

Demikianlah Tuhan   memperlakukan kita, dan kita harus berbuat 

serupa dalam memperlakukan orang-orang yang berada di bawah 

bimbingan dan kuasa kita, harus memperlakukan mereka dengan 

masuk akal dan lemah lembut.  

6. Tuhan   melegakan mereka dari beban-beban yang sudah lama 

menindih mereka dan yang membuat mereka merintih: Bagi mereka 

Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang 

mereka. Perkataan itu merujuk pada perhatian dari seorang petani 

yang baik, yang berbelas kasihan kepada hewan peliharaannya, dan 

tidak mau membuatnya letih dengan pekerjaan yang keras dan 

terus-menerus. Ada kemungkinan, pada masa itu, kuk di leher lembu 

dipasang dengan semacam tali kekang yang diikatkan pada rahang, 

untuk memberangus mulut lembu. Israel di Mesir dikekang seperti itu 

sehingga tidak dapat menikmati waktu senang mereka, dan dipaksa 

bekerja rodi. namun  Tuhan   melegakan mereka, mengangkat beban 

dari bahu mereka (Mzm. 81:7). Perhatikanlah, kemerdekaan yaitu  

belas kasih yang besar, terutama kemerdekaan dari perbudakan.  

7. Tuhan   menyediakan makanan yang cukup bagi mereka. Di Mesir 

mereka mengalami kesulitan, namun  saat  Tuhan   membawa mereka 

keluar, Ia memberi mereka makan, seperti seorang petani, jsesudah  

melepaskan kuk ternaknya, memberi makan ternak itu. Tuhan   

menurunkan hujan manna di sekitar perkemahan mereka, roti dari 

sorga, makanan malaikat. Makhluk-makhluk ciptaan yang lain harus 

mencari makanan sendiri, namun  Tuhan   menyediakan makanan bagi 

umat-Nya, seperti yang kita lakukan bagi anak-anak kita. Tuhan   

sendiri menjadi penyedia makanan dan pemotong daging bagi 

mereka, dan menyambut mereka dengan berkat melimpah. 

II. Di sini kaum Israel bersikap sangat tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan  . 

Kitab Hosea 11:1-7 

 

549 

1. Mereka tuli dan tidak taat kepada suara-Nya. Ia berbicara kepada 

mereka melalui para utusan-Nya, Musa dan nabi-nabi yang lain, 

memanggil mereka dari dosa-dosa mereka, memanggil mereka kepada 

diri-Nya, kepada tugas dan kewajiban mereka. namun  makin mereka 

dipanggil, makin pergi mereka itu. Mereka memberontak dalam perkara-

perkara yang justru sudah diperingatkan kepada mereka. Makin 

mendesak dan bersikukuh para nabi dalam menghadapi mereka, untuk 

mendorong mereka kepada kebaikan, makin mereka menentang dan 

mengeraskan hati di jalan-jalan mereka yang jahat. Mereka tidak taat 

demi ketidaktaatan semata-mata. Kebodohan semacam ini terikat di 

dalam hati anak-anak. Begitu mereka diajar untuk pergi, mereka akan 

pergi dari orang-orang yang memanggil mereka.  

2. Kaum Israel menyukai berhala dan menyembahnya: Mereka mem-

persembahkan korban kepada para baal, mula-mula kepada satu baal, 

lalu kepada baal yang lain, dan membakar korban kepada patung-

patung, kendati mereka diperingatkan oleh para nabi Tuhan berulang 

kali untuk tidak melakukan kekejian yang dibenci-Nya ini. Penyembahan 

berhala yaitu  dosa yang sejak semula, dan dari masa ke masa, paling 

mudah merintangi mereka.  

3. Kaum Israel tidak peduli terhadap Tuhan  , dan terhadap segala 

perkenanan-Nya kepada mereka: Mereka tidak mau insaf, bahwa Aku 

menyembuhkan mereka. Mereka memandang hanya kepada Musa dan 

Harun, yang dipakai sebagai alat untuk menolong mereka. Dan, saat  

ada sesuatu yang tidak beres, mereka berselisih dengan keduanya, namun  

tidak, melalui keduanya, memandang kepada Tuhan   yang telah memakai 

kedua orang itu. Atau, saat  Tuhan   menghajar mereka, dan terus men-

didik mereka dengan keras, mereka tidak memahami bahwa hal itu demi 

kebaikan mereka, dan bahwa Tuhan   dengan berbuat demikian 

menyembuhkan mereka, dan hal itu diperlukan untuk menyempurnakan 

kesembuhan mereka. Oleh sebab itu, mereka sebaiknya menerima saja 

cara-cara yang diambil Tuhan  . Perhatikanlah, ketidakinsafan yaitu  hal 

yang mendasari sikap tidak tahu berterima kasih (2:7). 

4. Kaum Israel memiliki kecenderungan yang kuat untuk murtad. Ini yaitu  

bagian paling hitam di dalam dakwaan mereka (ay. 7): Umat-Ku betah 

dalam membelakangi Aku. Setiap kata di sini sungguh memberatkan.  

(1) Mereka membelakangi. Kata-kata mereka tidak bisa dipegang, tidak 

ada keteguhan pada mereka. Mereka kelihatannya maju terus, maju 

kepada Tuhan  , namun  mereka dengan cepat mundur lagi, dan berlaku 

seperti busur tipu.  


 

550 

(2) Mereka membelakangi Aku, membelakangi Tuhan  , kebaikan yang 

utama, sumber kehidupan dan air hidup, membelakangi Tuhan   

mereka yang tidak pernah berpaling dari mereka, tidak pula seperti 

padang gurun bagi mereka.  

(3) Mereka betah membelakangi. Mereka siap untuk berdosa. Dalam sifat 

mereka ada kecenderungan kepada apa yang jahat. Paling-paling 

mereka menggantung di antara Tuhan   dan dunia, sehingga suatu hal 

yang kecil saja dapat menarik mereka ke jalan yang salah. Mereka 

cenderung mendekati setiap godaan. Hal itu juga menyiratkan bahwa 

mereka menetapkan hati untuk berbuat dosa. Hati mereka penuh 

niat untuk berbuat jahat. Kecenderungan ke arah itu sangat kuat. Dan 

mereka tetap berkeras dalam membelakangi Tuhan  , apa pun yang 

dikatakan atau dilakukan untuk menghentikan mereka. Namun 

demikian,  

(4) “Mereka yaitu , menurut pengakuan di bibir, umat-Ku. Nama-Ku 

disebut atas mereka, dan mereka mengaku memiliki hubungan 

dengan-Ku. Mereka yaitu  milik-Ku, Aku telah berbuat banyak bagi 

mereka dan berharap banyak dari mereka. Aku telah mengasuh dan 

membesarkan mereka seperti anak-anak, namun  mereka 

membelakangi Aku.” Perhatikanlah, dalam pertobatan kita, kita harus 

meratapi bukan hanya tindakan kita yang telah membelakangi Tuhan  , 

melainkan juga kebetahan kita dalam membelakangi-Nya, bukan 

hanya pelanggaran yang kita lakukan, melainkan juga kebobrokan 

kita yang asali, dosa yang tinggal di dalam diri kita, keinginan daging.  

5. Kaum Israel secara mengherankan enggan bertobat dan memperbaiki 

diri. Di sini ada dua ungkapan tentang sikap mereka yang keras kepala:  

(1) Mereka menolak untuk bertobat (ay. 5). Mereka begitu betah dalam 

membelakangi Tuhan   sehingga, kendati mereka tidak bisa tidak selain 

menyadari, jsesudah  diuji melalui pengalaman, kebodohan dari 

tindakan mereka itu, dan bahwa saat  mereka meninggalkan Tuhan   

mereka berubah menjadi lebih buruk, namun  mereka terus saja 

membangkang. Aku cinta kepada orang-orang asing, jadi aku mau 

mengikuti mereka. Mereka diperintahkan untuk kembali, dibujuk dan 

diminta untuk kembali, dijanjikan bahwa jika mereka mau kembali, 

mereka akan disambut dengan ramah, namun  mereka menolak.  

(2) Mereka menolak untuk bertobat sekalipun mereka dipanggil kepada 

Yang Mahatinggi (ay. 7, KJV). Para nabi dan hamba Tuhan   memanggil 

mereka untuk kembali kepada Tuhan   yang terhadap-Nya mereka 

Kitab Hosea 11:1-7 

 

551 

telah memberontak, kepada Tuhan   yang Mahatinggi, yang telah 

mereka tinggalkan hingga mereka tenggelam ke dalam kemerosotan 

yang menyedihkan ini. Para nabi memanggil mereka dari 

penyembahan berhala kepada Tuhan   yang benar. Berhala-berhala itu 

begitu jauh di bawah mereka, sehingga penyembahan terhadapnya 

merupakan cela bagi mereka, sementara Tuhan   begitu jauh di atas 

mereka, sehingga penyembahan terhadap-Nya mengangkat 

kedudukan mereka. Para nabi memanggil mereka dari bumi ini 

kepada perkara-perkara yang tinggi dan sorgawi. namun  para nabi 

itu memanggil dengan sia-sia. Tak seorang pun mau meninggikan Dia. 

Kendati Ia yaitu  Tuhan   yang Mahatinggi, mereka tidak mau meng-

akui-Nya demikian, tidak mau berbuat sesuatu untuk menghormati 

Dia atau memberi-Nya kemuliaan yang layak bagi nama-Nya. Atau, 

mereka tidak mau meninggikan diri sendiri, tidak mau bangkit dari 

kemurtadan dan kesengsaraan yang telah menjerumuskan mereka 

itu. Sebaliknya, mereka tetap terbaring dengan puas hati dalam 

keadaan seperti itu, tidak mau mengangkat kepala mereka atau 

mengangkat jiwa mereka. Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan   yang 

setia telah banyak bersusah payah, dengan sia-sia, dalam menghadapi 

anak-anak yang membelakangi Tuhan  , dan telah memanggil mereka 

kepada Yang Mahatinggi. namun  tak seorang pun mau bangkit 

bergerak, tak seorang pun mau meninggikan Dia. 

III. Di sini Tuhan   sangat marah terhadap Israel, dan memang sudah sepantasnya 

demikian. Lihatlah apa tanda-tanda murka Tuhan   yang diancamkan kepada 

mereka di sini.  

1. Tuhan  , yang membawa mereka keluar dari Mesir, untuk menjadikan 

mereka sebagai umat bagi diri-Nya sendiri, sebab  mereka tidak mau 

setia kepada-Nya, akan membawa mereka ke dalam suatu keadaan yang 

lebih buruk dibandingkan  saat  Ia pertama kali mendapati mereka (ay. 5, 

KJV): “Ia tidak akan kembali ke negeri Mesir, kendati negeri itu yaitu  

rumah perbudakan yang sangat menyakitkan. namun  ia akan melakukan 

perhambaan yang lebih keras, sebab Asyur akan menjadi rajanya, yang 

akan memperlakukannya dengan lebih buruk dibandingkan  Firaun.” Mereka 

tidak akan kembali ke Mesir, yang dekat letaknya, di mana mereka bisa 

sering mendengar kabar dari negeri mereka sendiri, dan dari sana 

mereka dapat berharap untuk segera kembali ke negeri mereka. namun  

mereka akan dibawa ke Asyur, yang terletak sangat jauh, dan di mana 

mereka akan diputus dari segala hubungan dengan negeri mereka 


 

552 

sendiri dan dari segala harapan untuk kembali ke sana. Dan itu memang 

sudah sepantasnya, sebab  mereka menolak untuk 

bertobat. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak mau kembali kepada 

kewajiban yang telah mereka tinggalkan, tidak dapat berharap untuk 

kembali kepada penghiburan yang telah hilang dari mereka.  

2. Tuhan  , yang memberi mereka Kanaan, tanah yang baik itu, dan membuat 

mereka tinggal dengan sangat aman dan nyaman di dalamnya, akan 

mendatangkan penghakiman-Nya ke atas mereka di sana, yang akan 

membuat tempat kediaman mereka menjadi tidak aman dan tidak 

nyaman (ay. 6): Pedang akan mendatangi mereka, pedang perang, 

pedang seorang musuh asing, yang berhasil mengalahkan mereka dan 

menang atas mereka.  

(1) Penghakiman ini akan menyebar luas. Pedang akan mengamuk di 

kota-kota mereka, tempat orang ramai bermukim dan kekayaan 

tersimpan. Pedang juga akan menjangkau cabang-cabang mereka 

(ay. 6, KJV), yaitu daerah-daerah pedesaan (demikian menurut 

sebagian penafsir), para penduduk itu sendiri (demikian menurut 

sebagian yang lain). Atau palang-palang pintu mereka (demikian arti 

kata itu) dan pintu-pintu gerbang kota mereka, atau segala cabang 

dari penghasilan dan kekayaan mereka, atau anak-anak mereka, 

yakni cabang-cabang dari keluarga mereka. 

(2) Pedang itu akan berkecamuk dalam waktu yang lama: Pedang akan 

tinggal di kota-kota mereka (ay. 6, KJV). Daud memandang tiga bulan 

melarikan diri dari hadapan musuh-musuhnya sebagai satu-satunya 

hukuman dari tiga hukuman yang tidak mau diterimanya. namun  

pedang ini akan tinggal jauh lebih lama dari tiga bulan di kota-kota 

Israel. Mereka terus memberontak terhadap Tuhan  , dan sebab nya 

Tuhan   meneruskan penghakiman-Nya ke atas mereka.  

(3) Pedang itu akan menghabisi semuanya: Pedang itu akan me-

musnahkan palang-palang pintu mereka, akan memakan mereka, dan 

akan memorak-porandakan semuanya, dan hal ini terjadi oleh 

sebab  rancangan-rancangan mereka sendiri (ay. 6, KJV). Yaitu, 

sebab  mereka mengikuti kemauan mereka sendiri, sehingga Tuhan  , 

melalui hukuman yang adil, menyerahkan mereka pada kemauan 

mereka itu. Perhatikanlah, kehancuran para pendosa terjadi sebab  

rancangan-rancangan mereka. Rancangan-rancangan Tuhan   pasti 

akan menyelamatkan mereka, namun  rancangan-rancangan mereka 

sendiri menghancurkan mereka.  

Kitab Hosea 11:1-7 

 

553 

Kesabaran Ilahi 

(11:8-11, 12:1) 

8 Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? 

Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-

Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. 9 Aku tidak akan 

melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim 

kembali. Sebab Aku ini Tuhan   dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan 

Aku tidak datang untuk menghanguskan. 10 Mereka akan mengikuti TUHAN, Ia akan 

mengaum seperti singa. Sungguh, Ia akan mengaum, maka anak-anak akan datang dengan 

gemetar dari barat, 11 seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti 

merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah 

mereka, demikianlah firman TUHAN. 

Dalam ayat-ayat ini kita mendapati,  

I. Keengganan Tuhan   yang menakjubkan untuk menghancurkan Israel (ay. 8-9): 

Masakan Aku membiarkan engkau? Di sini amatilah,  

1. Pergumulan Tuhan   yang penuh rahmat di dalam diri-Nya sendiri 

menyangkut perkara Israel, pergumulan antara keadilan dan belas 

kasihan, yang di dalamnya kemenangan jelas cenderung berpihak pada 

belas kasihan. Tertegunlah atas hal ini, hai langit! Dan terheranlah, hai 

bumi, akan mulianya kebaikan Tuhan  ! Bukan berarti bahwa ada 

pergumulan yang begitu rupa di dalam diri Tuhan   seperti yang ada di 

dalam diri kita, atau bahwa Ia senantiasa berubah-ubah atau tidak 

menentu. Tidak, pikiran-Nya menetap dan Ia mengetahuinya. namun  itu 

merupakan ungkapan menurut cara manusia, yang dirancang untuk 

menunjukkan betapa dosa Israel pantas dihukum berat, namun betapa 

anugerah ilahi akan diagungkan dalam meluputkan mereka dari 

hukuman itu kendati dengan dosa mereka. Hubungan antara pernyataan 

ini dengan pernyataan sebelumnya sangatlah mengejutkan. Dikatakan 

tentang Israel (ay. 7, KJV) bahwa mereka betah dalam membelakangi 

Tuhan  , bahwa kendati mereka dipanggil kepada-Nya, mereka tidak mau 

meninggikan Dia. Melihat hal itu, orang akan berpikir bahwa selanjutnya 

haruslah dikatakan, “Sekarang Aku menetapkan hati untuk membinasa-

kan mereka, dan tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan lagi 

kepada mereka.” namun  ternyata tidak. Demikianlah kedaulatan belas 

kasihan, demikianlah kebebasan dan kepenuhan anugerah ilahi, hingga 

selanjutnya langsung dikatakan, masakan Aku membiarkan engkau? Li-

hatlah di sini, 

(1)  Apa yang diusulkan oleh keadilan mengenai Israel, dan tindakan 

yang disarankan untuk itu tersirat di sini. Biarlah Efraim dilepaskan, 

seperti seorang anak yang tetap membandel dilepaskan tanpa 


 

554 

mendapat hak waris, seperti seorang pasien yang tidak dapat 

disembuhkan dilepaskan oleh dokternya. Biarlah Efraim diserahkan 

kepada kehancuran. Biarlah Israel diserahkan ke dalam tangan 

musuh, seperti seekor anak domba kepada singa untuk dicabik-

cabik. Biarlah mereka dijadikan seperti Adma dan dibuat seperti 

Zeboim, dua kota yang bersama-sama dengan Sodom dan Gomora 

dibinasakan oleh hujan api dan belerang dari langit ke atas mereka. 

Biarlah mereka dihancurkan sehabis-habisnya tanpa bisa dipulihkan 

lagi, dan dibuat menjadi seperti kota-kota ini dalam hal kehancuran, 

sebagaimana mereka menyerupai kota-kota itu dalam hal dosa. 

Biarlah kutukan yang tertulis di dalam hukum Taurat itu terjadi atas 

mereka, bahwa seluruh tanah akan menjadi belerang dan garam, 

seperti pada waktu ditunggangbalikkan-Nya Sodom, Gomora, Adma 

dan Zeboim (Ul. 29:23). Efraim dan Israel pantas untuk ditinggalkan 

seperti itu, dan Tuhan   tidak akan berbuat salah terhadap mereka apa-

bila Ia memperlakukan mereka seperti itu.  

(2) Perlawanan yang diberikan oleh belas kasihan terhadap usulan 

keadilan ini: Masakan Aku melakukannya? Seperti seorang ayah yang 

lembut bertanya-tanya dalam hatinya, “Masakan aku membuang 

anakku yang susah diatur? Sebab dia tetap anakku, kendati dia suka 

membangkang. Masakan aku tega melakukannya?” Demikian pula 

dalam hal ini, “Efraim telah menjadi seorang anak kesayangan, se-

orang anak yang menyenangkan: Masakan Aku menyerahkan dia? Ia 

telah matang bagi kehancuran. Hukuman-hukuman telah siap untuk 

menyergapnya. Tidak diperlukan apa-apa lagi selain 

menyerahkannya, namun  Aku tidak dapat melakukannya. Mereka 

telah menjadi umat yang dekat dengan-Ku. Masih ada suatu kebaikan 

di antara mereka. Mereka yaitu  anak-anak kovenan. Jika mereka di-

hancurkan, musuh akan bersorak-sorak penuh kemenangan. Ba-

rangkali saja mereka akan bertobat dan memperbaiki diri. Oleh 

sebab  itu, masakan Aku menyerahkannya?” Perhatikanlah, Tuhan   di 

sorga tidak cepat murka, dan terutama enggan membiarkan suatu 

umat yang telah menjalin hubungan khusus dengan Dia mengalami 

kehancuran yang sehabis-habisnya. Lihatlah bagaimana belas 

kasihan timbul saat  tindakan-tindakan yang keras itu disebutkan: 

Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, seperti kita berkata, kita tak sampai 

hati, saat  kita harus melakukan sesuatu yang bertentangan dengan 

perasaan kita. Tuhan   berbicara seakan-akan Ia sadar akan adanya 

suatu pergumulan perasaan yang mengherankan untuk mengasihi 

Kitab Hosea 11:1-7 

 

555 

Israel, seperti dalam Ratapan 1:20, betapa gelisah jiwaku; hatiku 

terbolak-balik di dalam dadaku. Sebab dikatakan selanjutnya di sini, 

belas kasihan-Ku bangkit serentak. Jiwa-Nya tergerak untuk mereka, 

dan Ia tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat dosa dan kesukar-

an mereka (Hak. 10:16, KJV). Bandingkan dengan Yeremia 31:20. 

Setiap kali Aku menghardik dia, hati-Ku terharu terhadap dia. saat  

Tuhan   hendak menyerahkan Anak-Nya menjadi korban bagi dosa, dan 

Juruselamat bagi orang-orang berdosa, Ia tidak berkata, masakan 

Aku menyerahkan-Nya? Tidak, Ia tidak menyayangkan Anak-Nya 

sendiri. TUHAN berkehendak meremukkan Dia. Itulah sebabnya Tuhan   

tidak menyayangkan-Nya, yaitu supaya Ia dapat menyayangkan kita. 

namun  ini hanyalah ucapan Tuhan   pada hari kesabaran-Nya. saat  

manusia telah membuat kesabaran itu habis dengan berbuat dosa, 

dan hari besar murka-Nya tiba, maka Tuhan   tidak segan-segan 

mencurahkan murka-Nya itu. Bahkan, Aku akan menertawakan ce-

laka mereka. 

2. Ketetapan Tuhan   yang penuh rahmat atas pergumulan ini. Sesudah 

perbantahan yang panjang, belas kasihan pada akhirnya menang atas 

penghakiman, menentukan hasil akhir, dan muncul sebagai pemenang 

(ay. 9). Diputuskan bahwa penangguhan hukuman akan diperpanjang 

lebih lama lagi, dan Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang 

bernyala-nyala itu, kendati Aku sangat marah. Walaupun mereka tidak 

akan pergi begitu saja tanpa dihukum, namun Ia akan mengurangi dan 

meringankan hukumannya. Ia akan menunjukkan bahwa sudah 

sepantasnya Ia marah, namun  kemarahan itu bukannya tidak dapat 

diredakan. Mereka akan dihajar, namun  tidak akan dimakan habis. Aku 

tidak akan membinasakan Efraim kembali. Hukuman-hukuman yang 

telah ditimpakan tidak akan diulangi, tidak akan berlangsung sampai 

sedemikian parah seperti yang pantas mereka dapatkan. Ia tidak akan 

kembali untuk membinasakan, seperti yang dilakukan tentara perang, be-

gitu mereka selesai menjarah sebuah kota. Ia tidak akan kembali untuk 

kedua kalinya, untuk mengambil lebih banyak lagi, seperti saat  apa 

yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan. 

Ditambahkan, dalam penutup ayat 9 (KJV), “Aku tidak akan masuk ke 

dalam kota, ke Samaria, atau ke kota-kota mereka yang lain. Aku tidak 

akan masuk ke dalamnya sebagai musuh, untuk menghancurkannya 

sampai sehabis-habisnya, dan memorak-porandakannya, seperti yang 

telah Kuperbuat terhadap kota Adma dan kota Zeboim.”  


 

556 

3. Dasar dan alasan dari ketetapan ini: Sebab Aku ini Tuhan  , dan bukan 

manusia, Yang Kudus di tengah-tengah Israel. Untuk menguatkan mereka 

agar berharap supaya mereka mendapatkan belas kasihan, cobalah 

renungkan,  

(1) Siapa Dia dalam diri-Nya sendiri: Ia yaitu  Tuhan  , dan bukan 

manusia, sebagaimana dalam hal-hal lain, demikian pula dalam 

mengampuni dosa dan menyayangkan orang-orang berdosa. 

Seandainya mereka telah menyakiti manusia seperti mereka sendiri, 

maka Ia tidak akan, Ia tidak dapat menahannya. Amarah-Nya akan 

mengalahkan belas kasihan-Nya dan Ia akan melaksanakan murka-

Nya yang bernyala-nyala. Sebab Aku ini Tuhan  , dan bukan manusia. Ia 

yaitu  Tuhan atas murka-Nya, sementara kemarahan manusia 

biasanya menguasai mereka. Jika seorang raja di bumi berada di 

dalam kesulitan seperti itu untuk memilih antara keadilan dan belas 

kasihan, maka dia akan kebingungan bagaimana harus 

melonggarkan tuntutan di antara keduanya. namun  Ia yang yaitu  

Tuhan  , dan bukan manusia, tahu bagaimana menemukan suatu cara 

untuk menjaga kehormatan keadilan-Nya namun mengedepankan 

kehormatan belas kasihan-Nya. Belas kasihan manusia bukanlah 

apa-apa dibandingkan dengan belas kasihan yang lembut dari Tuhan   

kita, yang rancangan dan jalan-jalan-Nya, dalam menerima orang-

orang berdosa yang bertobat, jauh lebih tinggi dibandingkan  rancangan 

dan jalan kita seperti tingginya langit dari bumi (Yes. 55:9). Perhati-

kanlah, sungguh merupakan dorongan yang besar bagi pengharapan 

kita akan belas kasihan Tuhan   jika  kita mengingat bahwa Ia yaitu  

Tuhan  , dan bukan manusia. Ia yaitu  Yang Kudus. Orang akan berpikir 

bahwa ini merupakan alasan mengapa Ia harus menolak umat yang 

menyulut murka seperti itu. namun  nyatanya tidak. Tuhan   tahu 

bagaimana menyayangkan dan mengampuni orang-orang berdosa 

yang malang, bukan hanya tanpa mendatangkan cela apa pun bagi 

kekudusan-Nya, namun  juga dengan mendatangkan kehormatan yang 

sangat besar bagi kekudusan-Nya itu. Sebab Ia yaitu  setia dan adil, 

sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita, dan dengan demikian 

menyatakan kebenaran-Nya. Kini Kristus telah memperoleh 

pengampunan bagi kita itu, dan Ia telah menjanjikannya.  

(2) Siapa Tuhan   bagi mereka. Ia yaitu  Yang Kudus di tengah-tengahmu. 

Kekudusan-Nya dikerahkan demi kebaikan jemaat-Nya, dan bahkan 

di negeri dan zaman yang bobrok dan merosot ini ada sebagian 

orang yang mengucap syukur saat  mengingat kekudusan-Nya, dan 

Kitab Hosea 11:1-7 

 

557 

Ia pun menuntut me