dan merasakan banyak
kekhawatiran dan penderitaan. Biaya yang besar akan
dikeluarkan untuk merawat mereka, dan jika seorang musuh
yang kejam datang dan menghabisi semuanya dengan pedang,
yang muda dan yang tua, tanpa ampun, pada saat itulah mereka
tampak seperti domba-domba yang selama ini diberi makan
untuk disembelih. Perhatikanlah, penghiburan yang dirasakan
orangtua atas anak-anak mereka bercampur dengan hal-hal yang
sangat tidak pasti, sebab mereka tidak tahu untuk apa mereka
melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka, mungkin bagi
si pembunuh, atau yang lebih buruk lagi, untuk menjadi
malapetaka bagi angkatan mereka. Hal itu diancamkan lagi (ay.
16), bahkan sekalipun mereka melahirkan anak, Aku akan
mematikan buah kandungannya yang berharga, yaitu anak-anak
Kitab Hosea 9:1-6
523
yang sangat mereka sayangi. Perhatikanlah, kasih sayang
orangtua bukanlah jaminan bagi hidup anak-anak. Bahkan
kadang-kadang kematian diperintakan untuk mengambil
anggota-anggota keluarga yang paling dikasihi dan membiarkan
hidup orang-orang yang menjadi beban keluarga itu. saat
hukuman dijatuhkan atas Israel di padang gurun, bahwa mereka
semua akan binasa di sana, belas kasihan yang berikut ini ber-
campur dengan murka itu, bahwa kendati demikian anak-anak
mereka akan masuk ke tempat perhentian yang tidak dapat
mereka masuki sebab ketidakpercayaan mereka. Namun
penolakan yang disampaikan di sini yaitu penolakan yang sepe-
nuhnya dan pemungkas. Bahkan anak-anak mereka akan
dibinasakan, dan negeri mereka akan dikembalikan kepada raja,
ob defectum sanguinis – akan hilang sebab tidak ada ahli waris.
Kitab terjemahan bahasa Aram, dan banyak rabi Yahudi,
memahami si pembunuh yang kepadanya anak-anak mereka
diserahkan itu sebagai orang-orang yang mengorbankan anak-
anak mereka kepada Molokh. Ini merupakan suatu dosa yang
menjadi hukumannya sendiri, yang menunjukkan bahwa sang
orangtua tanpa belas kasihan dan sudah sepantasnya dibiarkan
tanpa berkat.
[3] Sedikit orang yang luput dan tersisa akan diserakkan (ay. 17):
Mereka akan mengembara di antara bangsa-bangsa. Demikianlah
keadaan orang-orang Yahudi yang tersisa pada masa kini, dan
tidak ada tempat di dunia ini di mana mereka menjadi sebuah
bangsa tersendiri.
(2) Doa sang nabi terkait dengan ancaman hukuman ini (ay. 14): Berilah
kepada mereka, ya TUHAN – apakah yang hendak Kauberi? Apa yang
akan kuminta untuk suatu bangsa yang ditetapkan untuk binasa
seperti itu? Hanya ini. sebab titah telah dikeluarkan, bahwa mereka
harus mati sejak dari rahim atau dilahirkan bagi si pembunuh, maka
dari kedua pilihan itu biarlah mereka mati sejak dari rahim. Lebih
baik mereka tidak memiliki keturunan dibandingkan memiliki keturunan
untuk dibuat sengsara. Untuk alasan yang sama pula, saat
kehancuran yang menyeluruh akan datang atas bangsa Yahudi,
Kristus berkata, berbahagialah wanita yang rahimnya tidak
pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui (Luk.
23:29). “Oleh sebab itu, berilah kepada mereka kandungan yang
mandul dan buah dada yang kering. Sebab lebih baik jatuh ke dalam
524
tangan TUHAN, yang kasih sayang-Nya besar, dibandingkan jatuh ke
dalam tangan manusia.” Perhatikanlah, orang-orang yang tidak
memiliki anak dapat mendamaikan diri dan keadaan mereka
dengan kehendak Tuhan dalam hal ini, bahwa akan tiba saatnya
saat , seandainya mereka memiliki anak, mereka akan berharap
bahwa mereka tidak memiliki anak.
PASAL 10
Dalam pasal ini,
I. Umat Israel didakwa atas penyelewengan yang nyata dalam ibadah
kepada Tuhan , dan diberi ancaman bahwa tugu-tugu berhala dan
mezbah-mezbah mereka akan dimusnahkan (ay. 1-2, 5-6, 8).
II. Mereka didakwa atas penyimpangan dalam mengelola pemerintahan
negeri dan diberi ancaman bahwa pemerintahan ini akan
diruntuhkan (ay. 3-4, 7).
III. Mereka didakwa atas kesalahan mengikuti dosa-dosa para bapa leluhur
mereka, dan merasa aman dalam dosa-dosa mereka sendiri. Dan mereka
diancam akan ditimpa penghukuman-penghukuman yang berat dan
merendahkan (ay. 9-11).
IV. Mereka sungguh-sungguh diajak untuk bertobat dan mereformasi diri,
serta diancam dengan kehancuran bila tidak melakukannya (ay. 12-
15).
Kemerosotan Israel; Ancaman Hukuman
(10:1-8)
1 Israel yaitu pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin
banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin
baik dibuatnya tugu-tugu berhala. 2 Hati mereka licik, sekarang mereka harus
menanggung akibat kesalahannya: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka,
akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka. 3 Sungguh, sekarang mereka berkata: “Kita
tidak memiliki raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dila-
kukan raja bagi kita?” 4 Mereka membual, mengangkat sumpah dusta, mengikat
perjanjian, sehingga tumbuh hukum seperti pohon upas di alur-alur ladang. 5 Penduduk
Samaria gentar mengenai anak lembu Bet-Awen. Sungguh, rakyatnya akan berkabung
oleh sebab nya, dan imam-imamnya akan meratap oleh sebab nya, oleh sebab
kemuliaannya telah beralih dari padanya. 6 Anak lembu itu sendiri akan dibawa ke Asyur
sebagai persembahan kepada Raja ‘Agung’. Efraim akan menanggung malu, Israel akan
mendapat malu sebab rancangannya. 7 Samaria akan dihancurkan; rajanya seperti se-
potong ranting yang terapung di air. 8 Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa Israel,
528
akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas mezbah-
mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung: “Timbunilah kami!” dan
kepada bukit-bukit: “Runtuhlah menimpa kami!”
Cermatilah,
I. Dosa-dosa apa yang didakwakan atas Israel di sini, yaitu dosa-dosa seluruh
bangsa yang mendatangkan hukuman terhadap seluruh bangsa pula. Nabi
Hosea bersikap terus terang terhadap mereka, sebab apa baiknya bagi
mereka bila mereka disanjung-sanjung?
1. Mereka tidak menghasilkan buah-buah kebajikan yang lebat bagi
kemuliaan Tuhan . Di sinilah awal dari segala kejahatan mereka (ay. 1):
Israel yaitu pohon anggur yang riap tumbuhnya (KJV: Israel yaitu
pohon anggur yang kopong). Jemaat Tuhan memang tepat diibaratkan
pohon anggur, yang tampak lemah dan tidak menjanjikan dari luar,
namun menjalar dan berbuah. Orang-orang percaya bagaikan ranting-
ranting pohon anggur itu, dan mendapat bagian dalam akar dan
getahnya. Namun, inilah citra diri bangsa Israel, mereka seperti pohon
anggur yang kopong, tiada getah atau kebajikan padanya. Oleh sebab
itu, mereka tidak menghasilkan buah yang bagus sesuai harapan, yaitu
buah yang dipakai untuk menghormati Tuhan dan manusia.
Perhatikanlah, ada banyak orang yang walaupun belum menjadi pohon
anggur yang berbau busuk, namun mereka merupakan pohon anggur
yang kopong, tidak ada gunanya. Dari antara segala jenis pepohonan,
pohon anggurlah yang paling tidak berguna jika tidak berbuah. Mulai
dari saat itu, pohon itu tidak bermanfaat sama sekali (Yeh. 15:3, 5). Dan
pohon yang tidak menghasilkan buah anggur yang baik pasti akan segera
menghasilkan buah anggur yang asam. Orang yang tidak mengerjakan
kebaikan pasti akan mengerjakan kejahatan. Israel yaitu pohon anggur
yang kopong, sebab ia menghasilkan buah bagi dirinya sendiri (ay. 1, KJV).
Kebaikan yang ada padanya tidak ditujukan untuk kemuliaan Tuhan ,
melainkan untuk mendapat puji-pujian bagi diri sendiri, dan ia
bermegah dalam kebaikannya itu. Orang Kristen hidup bukan untuk
dirinya sendiri (Rm. 14:6), namun orang munafik mementingkan diri
sendiri. Mereka makan dan minum untuk diri mereka sendiri (Za. 7:5-6).
Atau oleh penghakiman Tuhan , segala kekayaan Israel akan dikosongkan
dan dijarah darinya, sebab ia memakai kekayaannya itu demi
memuaskan hawa nafsu, dan bukan untuk memuliakan Tuhan yang telah
mengaruniakan kekayaan ini kepadanya. Perhatikanlah, jika
Kitab Hosea 10:1-8
529
kita tidak menggunakan suatu hal dengan benar, maka sudah
sepantasnya kita bersiap-siap bahwa hal itu akan diambil dari kita.
2. Mereka memperbanyak mezbah dan tugu berhala mereka. Semakin
berlimpah penyelenggaraan Tuhan bagi mereka, semakin royal pula
mereka dalam melayani berhala-berhala mereka: Makin banyak buahnya,
yang merupakan hasil tanahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-
mezbah. Dan makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu
berhala. Perhatikanlah, sungguh penghinaan yang besar terhadap Tuhan ,
dan penyalahgunaan terhadap kebaikan-Nya, jika makin banyak be-
las kasihan yang kita terima dari-Nya, makin banyak pula dosa yang kita
perbuat terhadap-Nya, dan makin banyak kekayaan yang dimiliki
manusia, makin banyak pula kejahatan yang dilakukannya. Bukankah
seharusnya kita royal seperti itu dalam melayani Tuhan kita, sebagaimana
mereka dalam melayani berhala-berhala mereka? Saat kita mendapati
kekayaan kita bertambah, semestinya kita semakin berlimpah dalam me-
lakukan kesalehan dan amal sedekah.
3. Hati mereka licik (ay. 2, KJV: Hati mereka bercabang).
(1) Mereka terpecah-belah di antara mereka sendiri. Mereka tidak seia
sekata dalam penyembahan berhala mereka. Yang sebagian
menyembah berhala ini, yang sebagian lain menyembah berhala itu.
Mereka juga berselisih mengenai raja-raja mereka, dan perbedaan
kepentingan dari para raja itu menimbulkan perpecahan dalam
kerajaan. Dalam batin mereka sendiri, hati mereka terbagi-bagi, dan
mengasingkan yang seorang dari yang lain. Tidak ada yang namanya
pertemanan tulus yang dapat dijumpai di antara mereka. Oleh
sebab itu dikatakan selanjutnya, sekarang mereka harus
menanggung akibat kesalahannya. Perhatikanlah, perpecahan dan
permusuhan di antara sebuah bangsa merupakan sebab musabab
banyaknya dosa dan menjadi pertanda kehancuran.
(2) Hati mereka terbagi-bagi antara Tuhan dan berhala-berhala mereka.
Dalam batin mereka masih tersisa rasa kasih kepada Tuhan , namun
rasa cinta kepada berhala bertakhta di dalam hati mereka. Mereka
bercabang hati antara Tuhan dan Baal, itulah yang membuat hati
mereka terbagi-bagi. Namun, Tuhan yaitu penguasa yang berdaulat
atas hati maunsia, dan Ia sama sekali tidak akan membiarkan adanya
pesaing. Ia ingin memiliki segenap diri kita, atau tidak sama sekali.
Iblis, seperti wanita yang mengaku-ngaku sebagai ibu, berkata,
“Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggTuhan !” namun ,
jika hati harus diserahkan, Tuhan berkata, “Jangan, biarlah ia
530
mengambil semuanya.” Hati yang terbagi-bagi seperti itu akan me-
nanggung akibat kesalahannya, dan ditolak sebagai pengkhianat da-
lam ikatan kovenan dengan Tuhan . Perhatikanlah, hati yang
bercabang antara Tuhan dan Mamon, sekalipun ia memberi alasan
yang sedemikian rupa sehingga tampak masuk akal, pasti harus
menanggung akibat kesalahannya pada hari penghakiman saat
semua disingkapkan.
4. Umat Israel tidak mengindahkan suara hati nurani dalam perkataan dan
perbuatan mereka yang paling sakral (ay. 4).
(1) Mereka tidak mengindahkan suara hati nurani dalam perkataan
mereka, terutama dalam bersumpah, yang merupakan ucapan paling
khidmat: Mereka membual, hanya omong belaka, sebab mereka tidak
bersungguh-sungguh dengan ucapan mereka. Mereka melakukan
verba dare – obral kata. Mereka mengangkat sumpah dusta dalam
mengikat perjanjian. Mereka penuh tipu daya dalam kovenan mereka
dengan Tuhan , yakni kovenan sunat dan janji-janji manis yang mereka
ucapkan untuk mereformasi diri di tengah kesesakan. Tidak heran
jika orang-orang yang berdusta kepada Tuhan juga berdusta kepada
semua manusia. Mereka telah membangun kebiasaan berkhianat
dengan begitu rupa hingga ikatan yang paling sakral pun mereka
langgar, dan tidak mereka anggap penting. Rakyat melanggar
sumpah setia mereka, sedangkan para raja melanggar sumpah
jabatan mereka. Mereka memutus ikatan yang telah mereka bina
dengan bangsa-bangsa sekutu, dan perjanjian antar perorangan
dibuat tanpa mengindahkan suara hati nurani.
(2) Mereka tidak mengindahkan suara hati nurani dalam perbuatan
mereka, terutama dalam penghakiman, yang merupakan tindakan
paling khidmat. Keadilan tidak dapat ditegakkan jika orang
bersumpah palsu dengan seenaknya. Sebab dengan demikian hukum,
yang seharusnya menjadi tanaman obat yang menyembuhkan dan
berbau harum, tumbuh seperti pohon upas, yang berbau busuk dan
beracun, di alur-alur ladang, yakni di ladang yang sudah dibajak dan
dibuat alur untuk benih yang baik. Perhatikanlah, Tuhan sangat
murka atas penyelewengan, bukan hanya dalam ibadah terhadap-
Nya sendiri, melainkan juga dalam penegakan keadilan antar
manusia. Dan kecurangan sebuah bangsa akan menjadi alasan bagi
perseteruan-Nya dengan mereka, sama halnya seperti penyembahan
berhala dan kedurhakaan. Sebab hukum Tuhan dimaksudkan untuk
Kitab Hosea 10:1-8
531
kebaikan manusia dan kesejahteraan masyarakat, seperti juga untuk
kehormatan Tuhan sendiri. Menajiskan lembaga peradilan pasti akan
menuai hukuman, sama seperti menajiskan tempat ibadah.
II. Penghukuman apa yang akan menimpa Israel sebab dosa-dosa mereka ini.
Mereka berdosa baik dalam perkara kemasyarakatan maupun dalam
perkara keagamaan, maka dalam kedua perkara itu mereka akan dihukum.
1. Mereka tidak akan mendapat sukacita atas raja-raja dan pemerintahan
mereka. sebab keadilan melenceng menjadi penindasan, maka orang
yang mengemban tugas untuk menegakkan keadilan, dan semestinya
menjadi berkat bagi negeri, justru akan dikecam sebagai beban baginya
(ay. 3). Dan orang yang tidak mau memimpin rakyatnya dengan baik,
pasti tidak akan mampu melindungi rakyatnya itu: Sungguh, sekarang
mereka berkata: “Kita tidak memiliki raja lagi.” Artinya, “Kita seolah-
olah sudah tidak memiliki raja, tiada seorang pun yang akan memberi
kita kesejahteraan atau bersedia menolong kita. Tiada yang akan
mencegah kita menjadi hancur oleh diri kita sendiri, atau dihancurkan
oleh musuh-musuh kita. Tiada yang menjaga ketenteraman negeri atau
memimpin pertempuran bagi kita. Dan sudah sepantasnya semua itu
menimpa kita. Sebab kita tidak takut kepada TUHAN, sewaktu kita aman
di bawah perlindungan raja-raja kita, maka sekarang kita ditolak oleh-
Nya. Kalau sudah begitu, apakah yang dapat dilakukan raja bagi kita?
Kebaikan apa yang bisa kita harapkan dari seorang raja bila kita sudah
kehilangan perkenanan Tuhan kita?” Perhatikanlah, barang siapa
membuang rasa takut akan Tuhan , mereka tidak akan merasakan sukacita
dari makhluk ciptaan yang biasanya mereka jadikan sumber
penghiburan. Kesetiaan rakyat kepada pemimpin mereka pun tidak akan
bermanfaat bagi mereka tanpa adanya keimanan, sebab sekalipun
kesetiaan itu dapat membuat sang pemimpin berperang bagi mereka,
apalah gunanya itu jika Tuhan berperang menentang mereka? Orang yang
tetap menjaga rasa takut akan Tuhan dan tinggal dalam perkenanan-Nya
bisa berkata dengan penuh kemenangan, “Apa yang bisa dilakukan orang
terkuat sekalipun melawan kita?” Sebaliknya, orang yang melemparkan
diri keluar dari perlindungan-Nya pasti berkata dengan putus asa,
“Adakah yang bisa dilakukan orang terkuat bagi kita?” Seorang rajalah
yang pernah berujar, “Jika TUHAN tidak menolong engkau, dengan
apakah aku dapat menolong engkau?” Namun, seorang bodohlah yang
berkata, “Jika raja tidak dapat menolong kita, pastilah kita binasa”
(seperti yang tersirat dalam perkataan orang Israel di sini), sebab Tuhan
532
sanggup melakukan bagi kita apa yang tidak dapat diperbuat oleh raja-
raja. Dulu pernah orang Israel sangat menginginkan seorang raja. namun
sekarang, apa yang bisa dilakukan seorang raja (yang mereka pikir dapat
melakukan apa saja) bagi mereka? Tuhan dapat membuat manusia muak
akan makhluk ciptaan yang mereka andalkan, yang sebelumnya sangat
mereka sukai. Itu tadi keluh kesah umat Israel saat raja mereka sudah
tidak mampu menolong mereka. Namun, masih ada yang lebih buruk
lagi. Pemerintahan negeri mereka bukan hanya akan dilumpuhkan,
namun juga benar-benar dihancurkan (ay. 7): Samaria, kota kerajaan,
nyaris satu-satunya kota yang tersisa sekarang, akan dihancurkan;
rajanya seperti sepotong ranting yang terapung di air (KJV: seperti buih
air). Buih mengapung paling atas dan sangat mencolok mata pada
permukaan air, namun itu tidak lain hanyalah tumpukan gelembung yang
timbul sebab gerakan air. Seperti itulah raja-raja Israel, jsesudah
pemberontakan mereka terhadap keluarga Daud, cuma kotoran yang
membuih. Pemerintahan mereka tidak memiliki dasar yang teguh. Raja-
raja terbesar sekalipun tidak berguna, jika mereka menegakkan diri
dengan menentang Tuhan . saat Tuhan datang untuk beperkara dengan
mereka lewat penghakiman-Nya, Ia bisa dengan mudah menyerakkan
dan menceraiberaikan mereka, dan membuat mereka hilang lenyap,
seperti buih di permukaan air.
2. Mereka tidak akan mendapat sukacita atas berhala-berhala mereka dan
ibadah mereka terhadapnya. Dan celakalah rakyat bila para ilah mereka
tidak mampu menolong mereka sama seperti raja-raja mereka.
(1) Berhala-berhala yang telah mereka buat, dan mezbah-mezbah yang
telah mereka dirikan untuk menghormati berhala-berhala itu, akan
diruntuhkan, dijarah, dan dibawa pergi, sebagai barang rampasan
bersama, oleh musuh yang menang: Dia akan menghancurkan
mezbah-mezbah mereka. Tuhan akan melakukannya melalui tangan
orang Asyur, dan orang Asyur akan melakukannya melalui perintah
Tuhan . Dia akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka (ay. 2). Per-
hatikanlah, yang dijadikan berhala oleh manusia pantas dihancurkan
dan diruntuhkan oleh Tuhan . namun anak lembu di Betel merupakan
berhala tertinggi. Inilah berhala yang paling dipuja-puja oleh
penduduk Samaria. Sekarang dinubuatkan di sini bahwa anak lembu
itu akan dihancurkan: Kemuliaannya telah beralih dari padanya (ay.
5) saat ia digulingkan dan dicoreng, tidak lagi disembah. Namun,
bukan itu saja: Anak lembu itu sendiri akan dibawa ke Asyur (seperti
juga anak lembu yang ada di Dan beberapa waktu sebelumnya,
Kitab Hosea 10:1-8
533
menurut sejumlah penafsir), sebagai persembahan kepada Raja
‘Agung.’ Benda itu dibawa kepadanya sebagai jarahan yang mewah,
sebab berhala itu yaitu anak lembu emas, dan kemungkinan
berhiaskan pemberian dan persembahan dari para pemujanya, dan
sebagai piala kemenangan atas musuh-musuh Asyur. Dan piala
apakah yang lebih gemilang yang dapat mereka bawa selain anak
lembu itu, atau adakah bukti yang lebih tak terbantahkan atas
kemenangan yang mutlak selain anak lembu ini ? Oleh sebab itu
dikatakan, dosa Israel akan dimusnahkan (ay. 8), yaitu berhala-
berhala yang membuat mereka berdosa. Tentang patung-patung
berhala itu dikatakan, hal itu menyebabkan seluruh orang Israel
berdosa (1Raj. 12:30). Perhatikanlah, bila anugerah Tuhan tidak ber-
hasil meruntuhkan cinta akan dosa dalam diri kita, maka adillah bila
penyelenggaraan Tuhan akan menghancurkan pemicu dan penyulut
dosa yang ada di sekeliling kita. Bersama dengan patung-patung
berhala itu, bukit-bukit pengorbanan juga akan dihancurkan, bukit-
bukit pengorbanan Awen (ay. 8), yaitu Bet-Awen (ay. 5), atau Betel.
Betel disebut sebagai rumah Tuhan (itulah arti kata Betel), namun se-
karang tempat itu disebut rumah kedurjanaan, bahkan kedurjanaan
itu sendiri. Para rajanya tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan
melalui pedang keadilan, seperti yang semestinya mereka lakukan.
Oleh sebab itu, Tuhan akan melenyapkan mereka melalui pedang
perang, sehingga semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas
mezbah-mezbahnya, artinya mezbah-mezbah itu akan menjadi rerun-
tuhan. Mezbah-mezbah mereka, sewaktu masih berdiri tegak,
bagaikan semak dan rumput duri. menyakitkan bagi Tuhan dan orang-
orang baik, dan merupakan buah dari dosa dan kutuk. Oleh sebab itu,
adillah bila sekarang mezbah-mezbah itu terkubur dalam semak duri
dan rumput duri.
(2) Pemusnahan segala berhala, mezbah, dan bukit pengorbanan mereka
akan menimbulkan dukacita, aib, dan kengerian bagi mereka.
[1] Pemusnahan itu akan menimbulkan dukacita bagi mereka.
saat anak lembu di Betel diremukkan, rakyatnya akan
berkabung oleh sebab nya. Anak lembu itu mereka pandang
sebagai pelindung bangsa, dan saat ia sudah lenyap, mereka
berpikir bahwa mereka semua pasti akan binasa. Dengan begitu,
rakyat yang malang dan tidak tahu-menahu, yang terperdaya
untuk memiliki rasa cinta terhadap berhala ini , akan me-
ratap dengan pahitnya, seperti Mikha (Hak. 18:24), “Tuhan ku yang
534
kubuat juga kamu ambil. Apakah lagi yang masih tinggal
padaku?” Para imam berhala yang dulu bersuka atas berhala
mereka, sekarang akan meratap sebab nya bersama dengan
rakyat. Perhatikanlah, bila orang menuhankan apa saja, maka
mereka pasti akan menangisi kehilangannya. Dan kesedihan
yang berlebihan atas kehilangan suatu hal yang duniawi me-
rupakan tanda bahwa kita sudah memberhalakan hal ini .
Dulu umat Israel biasa sangat bergembira dalam penyembahan
berhala-berhala mereka, namun sekarang mereka akan meratapi
berhala-berhala itu. Sebab kegirangan yang berdosa pasti, cepat
atau lambat, akan berubah menjadi perkabungan.
[2] Pemusnahan segala berhala itu akan mendatangkan aib bagi
mereka (ay. 6): Efraim akan menanggung malu saat melihat
ilah-ilah yang dipercayainya kini diangkut sebagai tawanan, dan
Israel akan mendapat malu sebab rancangannya, sebab telah
mengandalkan dan memuja-muja semua berhala itu dengan
sedemikian rupa. Tabut Tuhan dan mezbah-mezbah-Nya tidak
pernah dirobohkan selama umat tidak menolaknya, namun
mezbah-mezbah berhala dirobohkan justru saat umat sedang
memuja-mujanya. Hal itu menunjukkan bahwa penghinaan
terhadap mezbah Tuhan , dan penghormatan terhadap mezbah
berhala, merupakan dosa yang dibalaskan Tuhan kepada mereka.
[3] Pemusnahan segala berhala itu akan menimbulkan kengerian
bagi mereka (ay. 5): Penduduk Samaria gentar. Mereka akan
mencemaskan dewa-dewa mereka dan takut kehilangan dewa-
dewa itu. Atau lebih tepatnya, mereka mencemaskan diri mereka
sendiri, anak-anak mereka, dan sanak keluarga mereka, saat
melihat penghakiman-penghakiman Tuhan menerobos masuk ke
tengah-tengah mereka, dimulai dari berhala-berhala mereka,
sama seperti saat Ia menjatuhkan hukuman kepada semua Tuhan
di Mesir (Kel. 12:12). Demikianlah para penyembah berhala
dibuat gemetar saat Tuhan bangkit menakut-nakuti bumi (Yes.
2:21). Dan di sini (ay. 8), mereka akan berkata kepada gunung-
gunung: “Timbunilah kami!” dan kepada bukit-bukit: “Runtuhlah
menimpa kami!” Para penyembah berhala (Why. 6:15-16) dibuat
berseru dengan sia-sia seperti itu kepada batu karang dan
gunung-gunung untuk menutupi mereka dari murka Tuhan .
Kitab Hosea 10:1-8
535
Ancaman Hukuman
(10:9-15)
9 Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel; di sana mereka bangkit melawan.
Tidakkah perang melawan orang-orang curang akan mencapai mereka di Gibea? 10 Aku
telah datang untuk menghajar mereka; bangsa-bangsa akan berkumpul melawan mereka,
jika mereka dihajar sebab salahnya yang berganda. 11 Efraim dahulu seekor anak
lembu yang terlatih, yang suka mengirik, dan Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok,
Aku memasang Efraim; Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah baginya
sendiri. 12 Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia!
Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia
datang dan menghujani kamu dengan keadilan. 13 Kamu telah membajak kefasikan, telah
menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh sebab engkau telah
mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu, 14 maka
keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan
seperti Salman menghancurkan Bet-Arbel pada hari pertempuran: ibu beserta anak-anak
diremukkan. 15 Demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai kaum Israel, oleh sebab
dahsyatnya kejahatanmu. Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja Israel.
Dalam perikop ini,
I. Kaum Israel diingatkan pada dosa-dosa bapa leluhur dan para pendahulu
mereka, yang sebab nya Tuhan sekarang hendak mengadakan perhitungan
dengan mereka. Sudah diberitahukan kepada mereka (9:9) bahwa busuk
sangat perbuatan mereka seperti pada hari-hari Gibea. Dan dalam pasal ini
(ay. 9), mereka diberi tahu, “Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai
Israel.” Kejahatan yang diperbuat pada zaman Gibea itu tidak hanya hidup
lagi pada zaman Hosea, dan dilakukan kembali, seperti menyalin yang
aslinya, namun juga tetap berlanjut dari masa ke masa hingga pada saat itu.
Jadi, takaran kejahatan mereka sudah lama terpenuhi, namun masih juga
ditambah-tambahi. Atau, “Engkau telah berdosa melebihi pada hari-hari
Gibea” (demikian ayat itu dapat dibaca). “Dosa-dosa zaman ini melampaui
yang terjahat dari zaman-zaman sebelumnya. Maka buruklah keadaan
mereka, sebab di sana mereka bangkit melawan. Para penjahat bangkit
membela diri, sedangkan suku-suku Israel, yang turun tangan untuk
menghajar para penjahat itu atas kejahatan mereka, justru terhuyung-
huyung, saat baik pada pertempuran pertama maupun pertempuran
kedua, yang jahat menjadi pemenangnya. Perang di Gibea melawan orang-
orang curang tidak berhasil hingga pertempuran yang ketiga, itu pun tidak
menewaskan mereka semua, sebab ada 600 orang yang lolos. Namun,
dosamu lebih jahat dibandingkan dosa orang Gibea, maka jangan heran bila
perang melawan orang-orang curang akan mencapaimu dan
mengalahkanmu.”
536
II. Kaum Israel telah diperingatkan, diperingatkan dengan baik, tentang
penghakiman-penghakiman Tuhan yang akan datang menimpa mereka (ay.
10). Hingga saat itu, Tuhan telah mengasihani mereka dan menyayangkan
nyawa mereka. Sekalipun mereka sangat menyulut murka-Nya, Dia hendak
menguji apakah mereka bisa diubahkan melalui ketelatenan dan kesabaran.
Namun sekarang, “Aku telah datang untuk menghajar mereka. Itu memang
sudah menjadi tujuan-Ku, dan Aku akan melakukannya dengan senang hati.”
Ia akan bergirang sebab kamu untuk membinasakan dan memunahkan kamu
(Ul. 28:63). Perhatikanlah, sebab Tuhan tidak menginginkan kematian dan
kebinasaan orang-orang berdosa, maka Ia menginginkan hajaran untuk
mereka. Dan lihatlah apa hajaran itu: Bangsa-bangsa akan berkumpul
melawan mereka, sama seperti semua suku Israel yang lain berkumpul
melawan suku Benyamin dalam pertempuran di Gibea. Salah seorang rabi
Yahudi menjabarkan ayat ini demikian: “sebab orang Israel tidak menerima
hajaran dari-Ku melalui nabi-nabi-Ku, yang menegur mereka dalam nama-
Ku, maka Aku akan menghajar mereka lewat tangan bangsa-bangsa yang
akan berkumpul melawan mereka, saat mereka mengikat diri dalam alur
mereka yang berganda.” Maksudnya, saat mereka seolah-olah hendak
membentengi diri dalam kubu pertahanan ganda. Atau, “jika Aku
mengikat mereka sebab salah mereka yang berganda” (demikian dalam
terjemahan yang agak luas). Kesalahan berganda itu bisa diartikan sebagai
perzinahan jasmani dan rohani, dua hal yang begitu sering didakwakan
terhadap mereka, atau dua anak lembu di Dan dan Betel, atau dua kejahatan
besar yang disebutkan dalam Yeremia 2:13. Atau bisa juga, “jika Aku
mengikat mereka pada dua alur bajak mereka, artinya menjadikan mereka
sebagai budak bagi bani Asyur, yang akan mempekerjakan mereka dengan
kuk, seperti lembu yang sedang membajak, yang terikat pada dua alur di
sepanjang ladang, dan tidak berani keluar dari sana walau selangkah sebab
takut pada tongkat penghalau. Kitab terjemahan bahasa Aram menjelaskan,
“Bangsa-bangsa yang berkumpul melawan mereka akan memerintah atas
mereka, dengan cara serupa seperti sepasang sapi muda terikat pada dua alur
bajak mereka.” Demikianlah orang yang tidak mau menjadi milik Tuhan
sebagai orang merdeka akan menjadi budak musuh-musuhnya, dan akan
dibuat tahu perbedaan antara mengabdi kepada Tuhan dan mengabdi kepada
kerajaan-kerajaan duniawi (2Taw. 12:8).
III. Kaum Efraim diberi tahu bahwa sekalipun mereka tidak terbiasa dengan
penderitaan dan kesusahan, itu tidak akan meluputkan mereka dari
penawanan yang sangat menyengsarakan (ay. 11). Lihatlah betapa baik,
Kitab Hosea 10:1-8
537
penurut, dan lembutnya Efraim. Ia bagaikan seekor anak lembu yang terlatih
untuk mengirik, dan menyukai pekerjaan itu. sebab mulutnya tidak boleh
diberangus, maka ia bebas makan sesuka hati, dan pekerjaannya pun ringan
dan mudah, bisa menjadi hiburan sekaligus upah baginya. “namun ,”
firman Tuhan , “Aku akan menaruh kuk ke atas tengkuknya yang elok,
sekalipun elok tengkuk itu. Aku memasang Efraim, maksudnya Aku akan
menjinakkan mereka, atau membuat mereka ditunggangi oleh Asyur dan
penakluk-penakluk lain yang akan memerintah mereka dengan tangan besi,
seperti orang memperlakukan binatang yang mereka tunggangi (Lihat Mzm.
66:12). Yehuda juga akan dibuat membajak, dan Yakub harus menyisir tanah
baginya sendiri.” Artinya, mereka akan diperlakukan dengan keras, namun
tidak sekeras Efraim. Perhatikanlah, adillah Tuhan bila Ia menunjukkan apa
artinya kesusahan kepada orang-orang yang terlalu memanjakan diri dalam
kenyamanan dan kesenangan. Cendekiawan Dr. Pocock memahami ayat ini
dengan pengertian lain, yakni sebagai perkataan yang menyiratkan cara-cara
yang lemah lembut yang dipakai Tuhan dalam mengadapi kaum ini, untuk
membuat mereka menaati hukum-Nya. Kelemahlembutan-Nya itu menjadi
alasan mengapa mereka harus kembali taat. Dia telah memperlakukan
mereka seperti petani memperlakukan lembu sapi yang dilatihnya untuk
bekerja. Efraim, sebagai anak lembu yang jinak, layak untuk dipekerjakan.
Tuhan mengikat tengkuknya yang elok guna melatihnya agar terbiasa dengan
tangan, lalu memasang kekang padanya, atau menaruh kuk perintah-Nya ke
atas dia, memberi hukum kepada umat-Nya, Israel, supaya jsesudah
terlatih dalam ketetapan-ketetapan-Nya, mereka tidak tergoda untuk
mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa kafir. Tuhan sudah memakai segala cara
yang baik dan manis untuk menjaga mereka tetap taat. Dia telah memasang
Yehuda untuk membajak dan Yakub untuk menyisir tanah baginya sendiri. Dia
telah memperkerjakan mereka untuk melaksanakan perintah-perintah yang
sesuai bagi mereka. Namun, mereka tidak setia dalam ketaatan, namun mulai
menyimpang.
IV. Umat Israel diajak dan didorong untuk kembali kepada Tuhan dengan berdoa,
bertobat, dan mereformasi (ay. 12-13). Lihatlah di sini,
1. Tugas-tugas yang menjadi panggilan mereka. Mereka yaitu ladang
Tuhan (1Kor. 3:9), dan tugas-tugas itu diungkapkan dalam kiasan yang
diambil dari tugas panggilan seorang petani. Kalau tidak mau
diperbudak oleh para penindas, maka hendaklah mereka kembali
bekerja bagi Tuhan .
538
(1) Hendaklah mereka membuka tanah baru. Biarlah mereka
membersihkan hati mereka dari segala perasaan dan hawa nafsu
yang bobrok, yang sama saja seperti semak dan rumput duri.
Hendaklah mereka merendahkan diri sebab dosa-dosa mereka,
dengan jiwa yang hancur dan hati yang remuk saat menyadarinya.
Biarlah mereka dipenuhi kedukaan dan rasa malu saat mengingat
dosa-dosa itu, lalu mempersiapkan diri untuk menerima perintah-
perintah ilahi, seperti tanah yang sudah dibajak siap menerima
benih, supaya dapat berakar (Lihat Yer. 4:3).
(2) Hendaklah mereka menabur bagi diri mereka sendiri sesuai dengan
keadilan. Hendaklah mereka kembali melakukan perbuatan-
perbuatan baik, sesuai dengan hukum Tuhan , yang merupakan kaidah
keadilan. Hendaklah mereka melimpah dalam segala tindak
kesalehan terhadap Tuhan , dan dalam segala tindak keadilan serta
kemurahan hati terhadap satu sama lain. Dan dalam hal ini
hendaklah mereka menabur dalam Roh, seperti kata Rasul Paulus
(Gal. 6:7-8). Setiap tindakan yaitu benih yang ditaburkan. Hendak-
lah mereka menabur sesuai dengan keadilan. Hendaklah mereka
menabur apa yang harus mereka tabur, dan melakukan apa yang
harus mereka lakukan, maka mereka sendirilah yang akan
merasakan manfaatnya.
(3) Hendaklah mereka mencari TUHAN. Hendaklah mereka menengadah
kepada-Nya untuk meminta anugerah-Nya, dan memohon agar Dia
memberkati benih yang sudah ditabur. Petani harus membajak dan
menabur dengan pandangan yang tertuju kepada Tuhan , sambil
meminta dari-Nya hujan pada musimnya.
2. Alasan-alasan yang dipakai untuk menekankan tugas dan kewajiban
ini . Jadikanlah hal berikut ini sebagai bahan pertimbangan,
(1) Sekaranglah waktunya untuk melakukan tugas dan kewajiban itu.
Saatnya telah tiba. Petani menabur pada musim menabur, dan saat
musim itu telah larut, semakin rajinlah ia bekerja. Perhatikanlah,
mencari Tuhan haruslah menjadi pekerjaan yang dilakukan setiap
hari, namun ada saat-saat istimewa yang diberikan oleh
penyelenggaraan dan anugerah ilahi, yang secara khusus menjadi
saat untuk mencari Dia.
(2) Jika kita mengerjakan bagian kita, maka Tuhan pasti mengerjakan
bagian-Nya. Jika kita menabur sesuai dengan keadilan, jika kita
cermat dan tekun melakukan kewajiban kita, dengan bergantung
Kitab Hosea 10:1-8
539
pada anugerah-Nya, maka Dia akan mencurahkan anuugerah-Nya ke
atas kita, akan menghujani kita dengan keadilan, sesuatu yang
memang paling dibutuhkan oleh orang-orang yang hendak menabur
sesuai dengan keadilan. sebab kasih karunia Tuhan kita yaitu
sebagaimana kita ada sekarang. Sebagian orang menerapkan ayat ini
pada Kristus, yang akan datang dalam kegenapan waktu, dan yang
untuk kedatangan-Nya mereka harus mempersiapkan diri. Dia akan
datang sebagai TUHAN keadilan kita dan akan menghujani kita
dengan keadilan, yaitu keadilan kekal yang kini telah dihadirkan-Nya.
Dia akan memberi kita keadilan itu dengan berlimpah-limpah. Telah
dinubuatkan bahwa Ia seperti hujan yang turun (Mzm. 72:6).
(3) Bila kita menabur sesuai dengan keadilan, maka kita akan menuai
menurut kasih setia. Hal ini sejalan dengan janji bahwa jika kita
menabur dalam Roh, kita akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
Kita akan menuai menurut takaran kasih setia (itulah kata yang
digunakan). Upah yang akan diperoleh yaitu upah yang besar,
sesuai dengan kekayaan kasih setia, upah yang begitu rupa yang
tidak layak diterima oleh makhluk ciptaan yang hina seperti kita,
namun yang layak diberikan oleh Tuhan yang tak terhingga kasih setia-
Nya. Upah itu diberikan bukan sebagai hak, melainkan sebagai
hadiah. Kita menuai bukan menurut hasil usaha kita, melainkan
menurut kasih setia. Itulah yang ditaburkan. Tuhan memberi
suatu tubuh seperti yang dikehendaki-Nya.
(4) Kita telah membajak kefasikan dan telah menuai kecurangan, dan
telah cukup banyak waktu yang kita pergunakan untuk melakukan
kejahatan itu (ay. 13). “Engkau telah bersusah payah melayani dosa,
telah bekerja mati-matian di dalamnya. Jadi, masakan engkau hendak
bersungut-sungut saat bekerja berat dan menanggung panas terik
matahari untuk melayani Tuhan dan mengerjakan sesuatu yang akan
menguntungkan dirimu sendiri? Engkau telah berbuat banyak hal
yang dapat mencelakakan jiwamu. Tidakkah engkau hendak
menghentikannya, dan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan
jiwamu?”
(5) Kita tidak pernah mendapat apa-apa dengan berbuat dosa. Orang
Israel telah membajak kefasikan (artinya, mereka telah membanting
tulang dalam dosa) dan telah menuai kecurangan, yaitu telah
menerima segala akibatnya. Mereka telah meneruskannya hingga
musim menuai, dan apa hasilnya? Semuanya hanya tipu daya. Mereka
telah memakan buah kebohongan, buah yang hanya kebohongan
540
belaka, yang kelihatannya bagus, namun di dalamnya busuk. Perbuat-
an-perbuatan kegelapan yaitu perbuatan yang tidak berbuahkan
apa-apa (Ef. 5:11; Rm. 6:21). Bahkan keuntungan yang didapat
dengan berdosa tidak memberi kepuasan bagi si pendosa.
(6) Apa yang menjadi penghiburan bagi kita, dan juga keyakinan yang
kita andalkan, dalam melayani dosa pasti akan mengecewakan kita:
“Engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya
pahlawan-pahlawanmu. Engkau telah bersandar pada makhluk
ciptaan, pada kekuatan dan caramu sendiri, sehingga engkau telah
memberanikan diri untuk membajak kefasikan. Namun,
pengharapan-pengharapanmu telah memperdaya dirimu. Oleh
sebab itu marilah, carilah Tuhan, maka pengharapanmu di dalam
Dia tidak akan memperdaya dirimu.”
V. Umat Israel diancam dengan kehancuran yang sehabis-habisnya, baik sebab
segala perbuatan mereka yang menuruti hawa nafsu maupun sebab segala
makhluk ciptaan yang mereka andalkan (ay. 14-15). sebab engkau telah
menabur kefasikan dan mengandalkan caramu sendiri, maka keriuhan
perang akan timbul di antara bangsamu, baik lewat pemberontakan dari
dalam negeri maupun serbuan dari luar. Satu saja dari kedua hal itu akan
membuat sebuah kerajaan kacau balau dan menimbulkan kegaduhan,
apalagi kalau kedua-duanya secara bersamaan.
1. Kota-kota dan benteng-benteng mereka akan menjadi sasaran empuk
bagi musuh: Segala kubu yang mereka andalkan, dan yang di dalamnya
mereka menaruh harta benda mereka, akan dirampas dan dirampok,
seperti Salman menghancurkan Bet-Arbel pada hari pertempuran.
Pernyataan ini mengacu pada suatu peristiwa yang terjadi belum lama
ini, yang tidak tercatat pada bagian-bagian lain dalam Kitab Suci.
Kemungkinan, Salman yaitu orang yang sama dengan Salmaneser, raja
Asyur, yang belakangan ini telah menggempur suatu kota, atau istana,
atau rumah (Bet-Arbel artinya rumah Arbel). Barangkali ia
melakukannya dengan penuh kekejaman pada awal penaklukannya,
untuk menggentarkan pasukan-pasukan lain agar langsung menyerah
pada seruan perang yang pertama. Tuhan memberi tahu mereka bahwa
dengan cara seperti itulah Samaria akan dihancurkan.
2. Para penduduknya akan dibunuh dengan pedang, sama seperti di Bet-
Arbel. saat kota itu direbut, ibu beserta anak-anak diremukkan, artinya,
mereka semua dicincang oleh kebengisan tentara perang. Lihatlah
betapa kejamnya perang itu. Jusque datum sceleri – Kefasikan bisa
Kitab Hosea 10:1-8
541
melebar ke mana-mana. Sungguh aneh bahwa ada sebagian dari umat
manusia yang bisa bertindak dengan begitu tidak berperikemanusiaan.
namun lihatlah apa akibat dosa. Homo homini lupus – Manusia yaitu
serigala bagi sesamanya, dan kemudian Homo homini agnus – manusia
yaitu domba santapan bagi sesamanya.
3. Bahkan darah keluarga kerajaan pun akan bercampur dengan lumuran
darah rakyat biasa: Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja
Israel (ay. 15). Hosea yaitu raja Israel yang terakhir. Pada zamannya,
seluruh kerajaan dilenyapkan dan berakhir. Ayat ini mungkin merujuk
kepada Raja Hosea atau kepada sebagian dari keturunannya yang
dibunuh melalui pengkhianatan. Peristiwa itu akan terjadi pada waktu
fajar, dalam waktu yang sangat singkat, dengan tiba-tiba seperti
menyingsingnya fajar pada waktu pagi. Atau pada waktu yang telah
ditentukan, sebab demikianlah datangnya pagi, tepat pada waktunya.
Atau pada waktu fajar, saat mereka menyangka bahwa malam
malapetaka telah berakhir dan menantikan kembalinya hari terang. Pada
saat itulah segala harapan mereka kandas dengan dibunuhnya raja
mereka secara tiba-tiba (ay. 7). Sekalipun para raja bagaikan dewa bagi
kita, mereka hanyalah manusia biasa bagi Tuhan , dan akan mati layaknya
manusia. Dan, yang terakhir, apa yang menjadi penyebab dari segala
kehancuran ini? Apa sumber dari pertumpahan darah ini? Nabi Hosea
memberi tahu kita (ay. 15, KJV): Demikianlah akan dilakukan Betel
kepadamu. Betel yaitu tempat terletaknya salah satu patung anak
lembu, dan Gilgal, tempat segala kejahatan mereka dikatakan terjadi,
tidak jauh dari situ. Di sanalah dahsyatnya kejahatan mereka terjadi,
yang paling jahat dari segala kejahatan mereka (demikian kata yang
dipakai), puncak dan wujud sempurna dari dosa mereka. Dosa itulah
yang melakukan kehancuran itu kepada mereka, yang menimbulkan
segala malapetaka ini, sebab dosa itulah yang menyulut murka Tuhan
untuk mendatangkan kemusnahan itu atas mereka. Hosea tidak berkata,
“Demikianlah akan dilakukan raja Asyur kepadamu,” melainkan,
“Demikianlah akan dilakukan Betel kepadamu.” Perhatikanlah,
malapetaka apa pun yang menimpa kita, dosalah penyebabnya. Adakah
kubu-kubu dihancurkan? Adakah wanita dan anak-anak dibantai?
Adakah raja dilenyapkan? Dosalah yang menyebabkan semuanya itu.
Dosalah yang membinasakan jiwa, tubuh, harta benda, dan semuanya.
Demikianlah akan dilakukan Betel kepadamu. Kejahatanmu sendirilah
yang menghajar engkau, dan kemurtadanmulah yang menyiksa engkau!
542
PASAL 1 1
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Kebaikan Tuhan yang besar kepada umat-Nya Israel, dan perkara-
perkara besar yang telah diperbuat-Nya bagi mereka (ay. 1, 3-4).
II. Perilaku mereka yang tak tahu berterima kasih terhadap Tuhan , kendati
dengan segala kebaikan-Nya kepada mereka (ay. 2-4, 7, 12).
III. Ancaman-ancaman murka terhadap mereka sebab pengkhianatan dan
sikap mereka yang tak tahu berterima kasih (ay. 5-6).
IV. Belas kasihan diingat di tengah-tengah murka (ay. 8-9).
V. Janji-janji tentang apa yang masih akan dilakukan Tuhan lebih jauh lagi
bagi mereka (ay. 10-11).
VI. Citra diri yang terhormat yang diberikan tentang Yehuda (12:1).
Kebaikan Tuhan kepada Israel;
Sikap Israel yang Tidak Tahu Berterima Kasih;
Murka Tuhan terhadap Israel
(11:1-7)
1 saat Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. 2 Makin
Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan
korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. 3 Padahal Akulah
yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, namun mereka
tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. 4 Aku menarik mereka dengan tali
kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari
tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.
5 Mereka harus kembali ke tanah Mesir, dan Asyur akan menjadi raja mereka, sebab
mereka menolak untuk bertobat. 6 Pedang akan mengamuk di kota-kota mereka, akan
memusnahkan palang-palang pintu mereka, dan akan memakan mereka di benteng-
benteng mereka. 7 Umat-Ku betah dalam membelakangi Aku; mereka memanggil kepada
Baal dan berhenti meninggikan nama-Ku.
Dalam perikop ini kita mendapati,
546
I. Tuhan begitu berbelas kasihan terhadap Israel. Mereka yaitu suatu bangsa
yang untuknya Tuhan telah berbuat lebih banyak dibandingkan untuk bangsa
mana pun di bawah langit, dan yang kepadanya Ia telah memberi lebih
banyak. Hal itu di sini, saya tidak mau katakan diungkit-ungkit sebab Tuhan
memberi dan tidak mengungkit-ungkit, melainkan diingatkan kepada
mereka, sebagai sesuatu yang memperberat dosa mereka dan sebagai
dorongan untuk bertobat.
1. Tuhan menunjukkan kebaikan kepada mereka saat mereka masih muda
(ay. 1): saat Israel masih muda, Kukasihi dia. saat mereka pertama
kali mulai bertambah banyak menjadi suatu bangsa di Mesir, hati-Nya
terpikat oleh mereka, dan Ia memilih mereka sebab Ia mengasihi mereka,
sebab Ia ingin mengasihi mereka (Ul. 7:7-8). saat mereka lemah dan
tak berdaya seperti anak-anak, bodoh dan bandel seperti anak-anak,
saat mereka menjadi orang-orang buangan, dan anak-anak yang
terancam bahaya, pada saat itulah Tuhan mengasihi mereka. Ia merasa iba
kepada mereka dan menyatakan kehendak baik-Nya terhadap mereka. Ia
menggendong mereka seperti pengasuh menggendong anak yang sedang
menyusui, merawat mereka, dan bersabar menghadapi tingkah laku
mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang telah bertumbuh dewasa,
bahkan orang-orang yang sudah lanjut usia, harus sering merenungkan
kebaikan Tuhan terhadap mereka pada masa kecil mereka.
2. Tuhan telah membebaskan mereka dari rumah perbudakan: Dari Mesir
Kupanggil anak-Ku itu, sebab ia seorang anak, anak yang dikasihi.
saat Tuhan menuntut pembebasan Israel dari Firaun, Ia menyebut
mereka anak-Nya, anak-Nya yang sulung. Perhatikanlah, orang-orang
yang dikasihi Tuhan dipanggil-Nya keluar dari perbudakan dosa dan Iblis
untuk masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak-Nya. Ayat ini
dikatakan telah digenapi di dalam Kristus, saat , jsesudah kematian
Herodes, Ia dan orangtua-Nya dipanggil dari Mesir (Mat. 2:15). Dengan
demikian, ayat itu memiliki makna ganda. Dari segi sejarah, ayat itu
berbicara tentang dipanggilnya Israel keluar dari Mesir, dan dari segi
nubatan, ayat itu berbicara tentang dibawanya Kristus keluar dari sana.
Makna yang pertama yaitu perlambang dari makna yang kedua, dan
merupakan pertanda serta jaminan akan banyaknya dan besarnya
perkenanan yang disediakan Tuhan bagi bangsa itu, terutama dengan
mengutus Anak-Nya ke dalam dunia. Tuhan juga menunjukkan
perkenanan-Nya kepada bangsa itu dengan membawa Anak-Nya kembali
ke tanah Israel jsesudah mereka menghalau-Nya dengan jahat, padahal Ia
bisa saja dengan sepantasnya tidak pernah kembali ke sana.
Kitab Hosea 11:1-7
547
Dipanggilnya Kristus keluar dari Mesir yaitu sebuah perlambang
tentang dipanggilnya semua orang yang menjadi milik-Nya, melalui Dia,
keluar dari perbudakan rohani.
3. Tuhan mendidik mereka dengan baik, merawat mereka, dan mengasuh
mereka, bukan hanya seperti seorang bapak atau pembimbing,
melainkan juga, seperti seorang ibu atau pengasuh, sampai sejauh itulah
anugerah ilahi bersedia merendah (ay. 3): Akulah yang mengajar Efraim
berjalan, seperti seorang anak kecil diajar berjalan dengan berpegangan
pada tali. saat mereka berada di padang gurun, Tuhan menuntun me-
reka melalui tiang awan dan tiang api, menunjukkan kepada mereka
jalan yang harus mereka tempuh, dan menopang mereka, dengan
mengangkat mereka di tangan-Nya. Ia mengajar mereka berjalan di jalan
perintah-perintah-Nya, melalui ketetapan-ketetapan hukum upacara
ibadah, yang seperti pembimbing dan pemimpin bagi bangsa yang masih
di bawah umur itu. Ia mengangkat mereka di tangan-Nya, untuk menun-
tun mereka, supaya mereka tidak menyimpang, dan memegang mereka,
supaya mereka tidak tersandung dan jatuh. Israel rohani milik Tuhan juga
ditopang seperti itu. Engkau memegang tangan kananku (Mzm. 73:23).
4. saat ada sesuatu yang salah dengan mereka, atau sedikit saja yang tidak
beres dengan mereka, Ia yaitu tabib mereka: “Aku menyembuhkan
mereka. Aku tidak hanya merawat mereka dengan lembut, seorang
teman bisa saja melakukannya, namun juga benar-benar menyembuhkan
mereka. Hanya Tuhan yang dapat berbuat demikian. Aku TUHANlah yang
menyembuhkan engkau (Kel. 15:26), yang mengatasi semua keluhanmu.”
5. Ia menuntun mereka untuk bisa melayani-Nya dengan cara-cara yang
lemah lembut (ay. 4): Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan
ikatan kasih. Perhatikanlah, pekerjaan Tuhan sendirilah untuk menarik
jiwa-jiwa yang malang kepada-Nya. Dan tak seorang pun dapat datang
kepada-Nya kecuali ditarik oleh-Nya (Yoh. 6:44). Ia menarik,
(1) Dengan tali kesetiaan (KJV: dengan tali manusia), dengan tali yang
ditarik oleh manusia yang berperikemanusiaan, atau dengan tali
untuk menarik manusia. Ia memperlakukan mereka sebagai
manusia, dengan cara yang adil dan masuk akal, dengan cara yang
ringan dan lembut, dengan tali Adam. Ia memperlakukan mereka
seperti Ia memperlakukan Adam dalam keadaannya sebelum jatuh
ke dalam dosa, dengan sesaat membawa mereka ke dalam sebuah
firdaus, dan ke dalam perjanjian dengan diri-Nya.
(2) Dengan ikatan kasih, atau tali pedati kasih. Kata ini berarti tali yang
lebih kuat dibandingkan tali sebelumnya. Ia tidak mendesak mereka
548
dengan paksa untuk melayani-Nya, entah mereka mau atau tidak,
tidak pula memerintah mereka dengan tangan besi, atau menahan
mereka dengan kekerasan. Sebaliknya, daya tarik-Nya itu penuh
dengan kasih sayang dan kelemahlembutan, supaya Ia dapat menak-
lukkan mereka dengan kebaikan. Musa, yang dijadikan-Nya sebagai
pembimbing mereka, yaitu manusia yang paling lemah lembut di
dunia. Kebaikan di antara manusia biasanya kita sebut utang budi,
atau ikatan, ikatan kasih. Demikian pula Tuhan menarik dengan harum
bau minyak-Nya (Kid. 1:4), menarik dengan kasih setia (Yer. 31:3).
Demikianlah Tuhan memperlakukan kita, dan kita harus berbuat
serupa dalam memperlakukan orang-orang yang berada di bawah
bimbingan dan kuasa kita, harus memperlakukan mereka dengan
masuk akal dan lemah lembut.
6. Tuhan melegakan mereka dari beban-beban yang sudah lama
menindih mereka dan yang membuat mereka merintih: Bagi mereka
Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang
mereka. Perkataan itu merujuk pada perhatian dari seorang petani
yang baik, yang berbelas kasihan kepada hewan peliharaannya, dan
tidak mau membuatnya letih dengan pekerjaan yang keras dan
terus-menerus. Ada kemungkinan, pada masa itu, kuk di leher lembu
dipasang dengan semacam tali kekang yang diikatkan pada rahang,
untuk memberangus mulut lembu. Israel di Mesir dikekang seperti itu
sehingga tidak dapat menikmati waktu senang mereka, dan dipaksa
bekerja rodi. namun Tuhan melegakan mereka, mengangkat beban
dari bahu mereka (Mzm. 81:7). Perhatikanlah, kemerdekaan yaitu
belas kasih yang besar, terutama kemerdekaan dari perbudakan.
7. Tuhan menyediakan makanan yang cukup bagi mereka. Di Mesir
mereka mengalami kesulitan, namun saat Tuhan membawa mereka
keluar, Ia memberi mereka makan, seperti seorang petani, jsesudah
melepaskan kuk ternaknya, memberi makan ternak itu. Tuhan
menurunkan hujan manna di sekitar perkemahan mereka, roti dari
sorga, makanan malaikat. Makhluk-makhluk ciptaan yang lain harus
mencari makanan sendiri, namun Tuhan menyediakan makanan bagi
umat-Nya, seperti yang kita lakukan bagi anak-anak kita. Tuhan
sendiri menjadi penyedia makanan dan pemotong daging bagi
mereka, dan menyambut mereka dengan berkat melimpah.
II. Di sini kaum Israel bersikap sangat tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan .
Kitab Hosea 11:1-7
549
1. Mereka tuli dan tidak taat kepada suara-Nya. Ia berbicara kepada
mereka melalui para utusan-Nya, Musa dan nabi-nabi yang lain,
memanggil mereka dari dosa-dosa mereka, memanggil mereka kepada
diri-Nya, kepada tugas dan kewajiban mereka. namun makin mereka
dipanggil, makin pergi mereka itu. Mereka memberontak dalam perkara-
perkara yang justru sudah diperingatkan kepada mereka. Makin
mendesak dan bersikukuh para nabi dalam menghadapi mereka, untuk
mendorong mereka kepada kebaikan, makin mereka menentang dan
mengeraskan hati di jalan-jalan mereka yang jahat. Mereka tidak taat
demi ketidaktaatan semata-mata. Kebodohan semacam ini terikat di
dalam hati anak-anak. Begitu mereka diajar untuk pergi, mereka akan
pergi dari orang-orang yang memanggil mereka.
2. Kaum Israel menyukai berhala dan menyembahnya: Mereka mem-
persembahkan korban kepada para baal, mula-mula kepada satu baal,
lalu kepada baal yang lain, dan membakar korban kepada patung-
patung, kendati mereka diperingatkan oleh para nabi Tuhan berulang
kali untuk tidak melakukan kekejian yang dibenci-Nya ini. Penyembahan
berhala yaitu dosa yang sejak semula, dan dari masa ke masa, paling
mudah merintangi mereka.
3. Kaum Israel tidak peduli terhadap Tuhan , dan terhadap segala
perkenanan-Nya kepada mereka: Mereka tidak mau insaf, bahwa Aku
menyembuhkan mereka. Mereka memandang hanya kepada Musa dan
Harun, yang dipakai sebagai alat untuk menolong mereka. Dan, saat
ada sesuatu yang tidak beres, mereka berselisih dengan keduanya, namun
tidak, melalui keduanya, memandang kepada Tuhan yang telah memakai
kedua orang itu. Atau, saat Tuhan menghajar mereka, dan terus men-
didik mereka dengan keras, mereka tidak memahami bahwa hal itu demi
kebaikan mereka, dan bahwa Tuhan dengan berbuat demikian
menyembuhkan mereka, dan hal itu diperlukan untuk menyempurnakan
kesembuhan mereka. Oleh sebab itu, mereka sebaiknya menerima saja
cara-cara yang diambil Tuhan . Perhatikanlah, ketidakinsafan yaitu hal
yang mendasari sikap tidak tahu berterima kasih (2:7).
4. Kaum Israel memiliki kecenderungan yang kuat untuk murtad. Ini yaitu
bagian paling hitam di dalam dakwaan mereka (ay. 7): Umat-Ku betah
dalam membelakangi Aku. Setiap kata di sini sungguh memberatkan.
(1) Mereka membelakangi. Kata-kata mereka tidak bisa dipegang, tidak
ada keteguhan pada mereka. Mereka kelihatannya maju terus, maju
kepada Tuhan , namun mereka dengan cepat mundur lagi, dan berlaku
seperti busur tipu.
550
(2) Mereka membelakangi Aku, membelakangi Tuhan , kebaikan yang
utama, sumber kehidupan dan air hidup, membelakangi Tuhan
mereka yang tidak pernah berpaling dari mereka, tidak pula seperti
padang gurun bagi mereka.
(3) Mereka betah membelakangi. Mereka siap untuk berdosa. Dalam sifat
mereka ada kecenderungan kepada apa yang jahat. Paling-paling
mereka menggantung di antara Tuhan dan dunia, sehingga suatu hal
yang kecil saja dapat menarik mereka ke jalan yang salah. Mereka
cenderung mendekati setiap godaan. Hal itu juga menyiratkan bahwa
mereka menetapkan hati untuk berbuat dosa. Hati mereka penuh
niat untuk berbuat jahat. Kecenderungan ke arah itu sangat kuat. Dan
mereka tetap berkeras dalam membelakangi Tuhan , apa pun yang
dikatakan atau dilakukan untuk menghentikan mereka. Namun
demikian,
(4) “Mereka yaitu , menurut pengakuan di bibir, umat-Ku. Nama-Ku
disebut atas mereka, dan mereka mengaku memiliki hubungan
dengan-Ku. Mereka yaitu milik-Ku, Aku telah berbuat banyak bagi
mereka dan berharap banyak dari mereka. Aku telah mengasuh dan
membesarkan mereka seperti anak-anak, namun mereka
membelakangi Aku.” Perhatikanlah, dalam pertobatan kita, kita harus
meratapi bukan hanya tindakan kita yang telah membelakangi Tuhan ,
melainkan juga kebetahan kita dalam membelakangi-Nya, bukan
hanya pelanggaran yang kita lakukan, melainkan juga kebobrokan
kita yang asali, dosa yang tinggal di dalam diri kita, keinginan daging.
5. Kaum Israel secara mengherankan enggan bertobat dan memperbaiki
diri. Di sini ada dua ungkapan tentang sikap mereka yang keras kepala:
(1) Mereka menolak untuk bertobat (ay. 5). Mereka begitu betah dalam
membelakangi Tuhan sehingga, kendati mereka tidak bisa tidak selain
menyadari, jsesudah diuji melalui pengalaman, kebodohan dari
tindakan mereka itu, dan bahwa saat mereka meninggalkan Tuhan
mereka berubah menjadi lebih buruk, namun mereka terus saja
membangkang. Aku cinta kepada orang-orang asing, jadi aku mau
mengikuti mereka. Mereka diperintahkan untuk kembali, dibujuk dan
diminta untuk kembali, dijanjikan bahwa jika mereka mau kembali,
mereka akan disambut dengan ramah, namun mereka menolak.
(2) Mereka menolak untuk bertobat sekalipun mereka dipanggil kepada
Yang Mahatinggi (ay. 7, KJV). Para nabi dan hamba Tuhan memanggil
mereka untuk kembali kepada Tuhan yang terhadap-Nya mereka
Kitab Hosea 11:1-7
551
telah memberontak, kepada Tuhan yang Mahatinggi, yang telah
mereka tinggalkan hingga mereka tenggelam ke dalam kemerosotan
yang menyedihkan ini. Para nabi memanggil mereka dari
penyembahan berhala kepada Tuhan yang benar. Berhala-berhala itu
begitu jauh di bawah mereka, sehingga penyembahan terhadapnya
merupakan cela bagi mereka, sementara Tuhan begitu jauh di atas
mereka, sehingga penyembahan terhadap-Nya mengangkat
kedudukan mereka. Para nabi memanggil mereka dari bumi ini
kepada perkara-perkara yang tinggi dan sorgawi. namun para nabi
itu memanggil dengan sia-sia. Tak seorang pun mau meninggikan Dia.
Kendati Ia yaitu Tuhan yang Mahatinggi, mereka tidak mau meng-
akui-Nya demikian, tidak mau berbuat sesuatu untuk menghormati
Dia atau memberi-Nya kemuliaan yang layak bagi nama-Nya. Atau,
mereka tidak mau meninggikan diri sendiri, tidak mau bangkit dari
kemurtadan dan kesengsaraan yang telah menjerumuskan mereka
itu. Sebaliknya, mereka tetap terbaring dengan puas hati dalam
keadaan seperti itu, tidak mau mengangkat kepala mereka atau
mengangkat jiwa mereka. Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan yang
setia telah banyak bersusah payah, dengan sia-sia, dalam menghadapi
anak-anak yang membelakangi Tuhan , dan telah memanggil mereka
kepada Yang Mahatinggi. namun tak seorang pun mau bangkit
bergerak, tak seorang pun mau meninggikan Dia.
III. Di sini Tuhan sangat marah terhadap Israel, dan memang sudah sepantasnya
demikian. Lihatlah apa tanda-tanda murka Tuhan yang diancamkan kepada
mereka di sini.
1. Tuhan , yang membawa mereka keluar dari Mesir, untuk menjadikan
mereka sebagai umat bagi diri-Nya sendiri, sebab mereka tidak mau
setia kepada-Nya, akan membawa mereka ke dalam suatu keadaan yang
lebih buruk dibandingkan saat Ia pertama kali mendapati mereka (ay. 5,
KJV): “Ia tidak akan kembali ke negeri Mesir, kendati negeri itu yaitu
rumah perbudakan yang sangat menyakitkan. namun ia akan melakukan
perhambaan yang lebih keras, sebab Asyur akan menjadi rajanya, yang
akan memperlakukannya dengan lebih buruk dibandingkan Firaun.” Mereka
tidak akan kembali ke Mesir, yang dekat letaknya, di mana mereka bisa
sering mendengar kabar dari negeri mereka sendiri, dan dari sana
mereka dapat berharap untuk segera kembali ke negeri mereka. namun
mereka akan dibawa ke Asyur, yang terletak sangat jauh, dan di mana
mereka akan diputus dari segala hubungan dengan negeri mereka
552
sendiri dan dari segala harapan untuk kembali ke sana. Dan itu memang
sudah sepantasnya, sebab mereka menolak untuk
bertobat. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak mau kembali kepada
kewajiban yang telah mereka tinggalkan, tidak dapat berharap untuk
kembali kepada penghiburan yang telah hilang dari mereka.
2. Tuhan , yang memberi mereka Kanaan, tanah yang baik itu, dan membuat
mereka tinggal dengan sangat aman dan nyaman di dalamnya, akan
mendatangkan penghakiman-Nya ke atas mereka di sana, yang akan
membuat tempat kediaman mereka menjadi tidak aman dan tidak
nyaman (ay. 6): Pedang akan mendatangi mereka, pedang perang,
pedang seorang musuh asing, yang berhasil mengalahkan mereka dan
menang atas mereka.
(1) Penghakiman ini akan menyebar luas. Pedang akan mengamuk di
kota-kota mereka, tempat orang ramai bermukim dan kekayaan
tersimpan. Pedang juga akan menjangkau cabang-cabang mereka
(ay. 6, KJV), yaitu daerah-daerah pedesaan (demikian menurut
sebagian penafsir), para penduduk itu sendiri (demikian menurut
sebagian yang lain). Atau palang-palang pintu mereka (demikian arti
kata itu) dan pintu-pintu gerbang kota mereka, atau segala cabang
dari penghasilan dan kekayaan mereka, atau anak-anak mereka,
yakni cabang-cabang dari keluarga mereka.
(2) Pedang itu akan berkecamuk dalam waktu yang lama: Pedang akan
tinggal di kota-kota mereka (ay. 6, KJV). Daud memandang tiga bulan
melarikan diri dari hadapan musuh-musuhnya sebagai satu-satunya
hukuman dari tiga hukuman yang tidak mau diterimanya. namun
pedang ini akan tinggal jauh lebih lama dari tiga bulan di kota-kota
Israel. Mereka terus memberontak terhadap Tuhan , dan sebab nya
Tuhan meneruskan penghakiman-Nya ke atas mereka.
(3) Pedang itu akan menghabisi semuanya: Pedang itu akan me-
musnahkan palang-palang pintu mereka, akan memakan mereka, dan
akan memorak-porandakan semuanya, dan hal ini terjadi oleh
sebab rancangan-rancangan mereka sendiri (ay. 6, KJV). Yaitu,
sebab mereka mengikuti kemauan mereka sendiri, sehingga Tuhan ,
melalui hukuman yang adil, menyerahkan mereka pada kemauan
mereka itu. Perhatikanlah, kehancuran para pendosa terjadi sebab
rancangan-rancangan mereka. Rancangan-rancangan Tuhan pasti
akan menyelamatkan mereka, namun rancangan-rancangan mereka
sendiri menghancurkan mereka.
Kitab Hosea 11:1-7
553
Kesabaran Ilahi
(11:8-11, 12:1)
8 Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel?
Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-
Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. 9 Aku tidak akan
melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim
kembali. Sebab Aku ini Tuhan dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan
Aku tidak datang untuk menghanguskan. 10 Mereka akan mengikuti TUHAN, Ia akan
mengaum seperti singa. Sungguh, Ia akan mengaum, maka anak-anak akan datang dengan
gemetar dari barat, 11 seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti
merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah
mereka, demikianlah firman TUHAN.
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati,
I. Keengganan Tuhan yang menakjubkan untuk menghancurkan Israel (ay. 8-9):
Masakan Aku membiarkan engkau? Di sini amatilah,
1. Pergumulan Tuhan yang penuh rahmat di dalam diri-Nya sendiri
menyangkut perkara Israel, pergumulan antara keadilan dan belas
kasihan, yang di dalamnya kemenangan jelas cenderung berpihak pada
belas kasihan. Tertegunlah atas hal ini, hai langit! Dan terheranlah, hai
bumi, akan mulianya kebaikan Tuhan ! Bukan berarti bahwa ada
pergumulan yang begitu rupa di dalam diri Tuhan seperti yang ada di
dalam diri kita, atau bahwa Ia senantiasa berubah-ubah atau tidak
menentu. Tidak, pikiran-Nya menetap dan Ia mengetahuinya. namun itu
merupakan ungkapan menurut cara manusia, yang dirancang untuk
menunjukkan betapa dosa Israel pantas dihukum berat, namun betapa
anugerah ilahi akan diagungkan dalam meluputkan mereka dari
hukuman itu kendati dengan dosa mereka. Hubungan antara pernyataan
ini dengan pernyataan sebelumnya sangatlah mengejutkan. Dikatakan
tentang Israel (ay. 7, KJV) bahwa mereka betah dalam membelakangi
Tuhan , bahwa kendati mereka dipanggil kepada-Nya, mereka tidak mau
meninggikan Dia. Melihat hal itu, orang akan berpikir bahwa selanjutnya
haruslah dikatakan, “Sekarang Aku menetapkan hati untuk membinasa-
kan mereka, dan tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan lagi
kepada mereka.” namun ternyata tidak. Demikianlah kedaulatan belas
kasihan, demikianlah kebebasan dan kepenuhan anugerah ilahi, hingga
selanjutnya langsung dikatakan, masakan Aku membiarkan engkau? Li-
hatlah di sini,
(1) Apa yang diusulkan oleh keadilan mengenai Israel, dan tindakan
yang disarankan untuk itu tersirat di sini. Biarlah Efraim dilepaskan,
seperti seorang anak yang tetap membandel dilepaskan tanpa
554
mendapat hak waris, seperti seorang pasien yang tidak dapat
disembuhkan dilepaskan oleh dokternya. Biarlah Efraim diserahkan
kepada kehancuran. Biarlah Israel diserahkan ke dalam tangan
musuh, seperti seekor anak domba kepada singa untuk dicabik-
cabik. Biarlah mereka dijadikan seperti Adma dan dibuat seperti
Zeboim, dua kota yang bersama-sama dengan Sodom dan Gomora
dibinasakan oleh hujan api dan belerang dari langit ke atas mereka.
Biarlah mereka dihancurkan sehabis-habisnya tanpa bisa dipulihkan
lagi, dan dibuat menjadi seperti kota-kota ini dalam hal kehancuran,
sebagaimana mereka menyerupai kota-kota itu dalam hal dosa.
Biarlah kutukan yang tertulis di dalam hukum Taurat itu terjadi atas
mereka, bahwa seluruh tanah akan menjadi belerang dan garam,
seperti pada waktu ditunggangbalikkan-Nya Sodom, Gomora, Adma
dan Zeboim (Ul. 29:23). Efraim dan Israel pantas untuk ditinggalkan
seperti itu, dan Tuhan tidak akan berbuat salah terhadap mereka apa-
bila Ia memperlakukan mereka seperti itu.
(2) Perlawanan yang diberikan oleh belas kasihan terhadap usulan
keadilan ini: Masakan Aku melakukannya? Seperti seorang ayah yang
lembut bertanya-tanya dalam hatinya, “Masakan aku membuang
anakku yang susah diatur? Sebab dia tetap anakku, kendati dia suka
membangkang. Masakan aku tega melakukannya?” Demikian pula
dalam hal ini, “Efraim telah menjadi seorang anak kesayangan, se-
orang anak yang menyenangkan: Masakan Aku menyerahkan dia? Ia
telah matang bagi kehancuran. Hukuman-hukuman telah siap untuk
menyergapnya. Tidak diperlukan apa-apa lagi selain
menyerahkannya, namun Aku tidak dapat melakukannya. Mereka
telah menjadi umat yang dekat dengan-Ku. Masih ada suatu kebaikan
di antara mereka. Mereka yaitu anak-anak kovenan. Jika mereka di-
hancurkan, musuh akan bersorak-sorak penuh kemenangan. Ba-
rangkali saja mereka akan bertobat dan memperbaiki diri. Oleh
sebab itu, masakan Aku menyerahkannya?” Perhatikanlah, Tuhan di
sorga tidak cepat murka, dan terutama enggan membiarkan suatu
umat yang telah menjalin hubungan khusus dengan Dia mengalami
kehancuran yang sehabis-habisnya. Lihatlah bagaimana belas
kasihan timbul saat tindakan-tindakan yang keras itu disebutkan:
Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, seperti kita berkata, kita tak sampai
hati, saat kita harus melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
perasaan kita. Tuhan berbicara seakan-akan Ia sadar akan adanya
suatu pergumulan perasaan yang mengherankan untuk mengasihi
Kitab Hosea 11:1-7
555
Israel, seperti dalam Ratapan 1:20, betapa gelisah jiwaku; hatiku
terbolak-balik di dalam dadaku. Sebab dikatakan selanjutnya di sini,
belas kasihan-Ku bangkit serentak. Jiwa-Nya tergerak untuk mereka,
dan Ia tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat dosa dan kesukar-
an mereka (Hak. 10:16, KJV). Bandingkan dengan Yeremia 31:20.
Setiap kali Aku menghardik dia, hati-Ku terharu terhadap dia. saat
Tuhan hendak menyerahkan Anak-Nya menjadi korban bagi dosa, dan
Juruselamat bagi orang-orang berdosa, Ia tidak berkata, masakan
Aku menyerahkan-Nya? Tidak, Ia tidak menyayangkan Anak-Nya
sendiri. TUHAN berkehendak meremukkan Dia. Itulah sebabnya Tuhan
tidak menyayangkan-Nya, yaitu supaya Ia dapat menyayangkan kita.
namun ini hanyalah ucapan Tuhan pada hari kesabaran-Nya. saat
manusia telah membuat kesabaran itu habis dengan berbuat dosa,
dan hari besar murka-Nya tiba, maka Tuhan tidak segan-segan
mencurahkan murka-Nya itu. Bahkan, Aku akan menertawakan ce-
laka mereka.
2. Ketetapan Tuhan yang penuh rahmat atas pergumulan ini. Sesudah
perbantahan yang panjang, belas kasihan pada akhirnya menang atas
penghakiman, menentukan hasil akhir, dan muncul sebagai pemenang
(ay. 9). Diputuskan bahwa penangguhan hukuman akan diperpanjang
lebih lama lagi, dan Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang
bernyala-nyala itu, kendati Aku sangat marah. Walaupun mereka tidak
akan pergi begitu saja tanpa dihukum, namun Ia akan mengurangi dan
meringankan hukumannya. Ia akan menunjukkan bahwa sudah
sepantasnya Ia marah, namun kemarahan itu bukannya tidak dapat
diredakan. Mereka akan dihajar, namun tidak akan dimakan habis. Aku
tidak akan membinasakan Efraim kembali. Hukuman-hukuman yang
telah ditimpakan tidak akan diulangi, tidak akan berlangsung sampai
sedemikian parah seperti yang pantas mereka dapatkan. Ia tidak akan
kembali untuk membinasakan, seperti yang dilakukan tentara perang, be-
gitu mereka selesai menjarah sebuah kota. Ia tidak akan kembali untuk
kedua kalinya, untuk mengambil lebih banyak lagi, seperti saat apa
yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan.
Ditambahkan, dalam penutup ayat 9 (KJV), “Aku tidak akan masuk ke
dalam kota, ke Samaria, atau ke kota-kota mereka yang lain. Aku tidak
akan masuk ke dalamnya sebagai musuh, untuk menghancurkannya
sampai sehabis-habisnya, dan memorak-porandakannya, seperti yang
telah Kuperbuat terhadap kota Adma dan kota Zeboim.”
556
3. Dasar dan alasan dari ketetapan ini: Sebab Aku ini Tuhan , dan bukan
manusia, Yang Kudus di tengah-tengah Israel. Untuk menguatkan mereka
agar berharap supaya mereka mendapatkan belas kasihan, cobalah
renungkan,
(1) Siapa Dia dalam diri-Nya sendiri: Ia yaitu Tuhan , dan bukan
manusia, sebagaimana dalam hal-hal lain, demikian pula dalam
mengampuni dosa dan menyayangkan orang-orang berdosa.
Seandainya mereka telah menyakiti manusia seperti mereka sendiri,
maka Ia tidak akan, Ia tidak dapat menahannya. Amarah-Nya akan
mengalahkan belas kasihan-Nya dan Ia akan melaksanakan murka-
Nya yang bernyala-nyala. Sebab Aku ini Tuhan , dan bukan manusia. Ia
yaitu Tuhan atas murka-Nya, sementara kemarahan manusia
biasanya menguasai mereka. Jika seorang raja di bumi berada di
dalam kesulitan seperti itu untuk memilih antara keadilan dan belas
kasihan, maka dia akan kebingungan bagaimana harus
melonggarkan tuntutan di antara keduanya. namun Ia yang yaitu
Tuhan , dan bukan manusia, tahu bagaimana menemukan suatu cara
untuk menjaga kehormatan keadilan-Nya namun mengedepankan
kehormatan belas kasihan-Nya. Belas kasihan manusia bukanlah
apa-apa dibandingkan dengan belas kasihan yang lembut dari Tuhan
kita, yang rancangan dan jalan-jalan-Nya, dalam menerima orang-
orang berdosa yang bertobat, jauh lebih tinggi dibandingkan rancangan
dan jalan kita seperti tingginya langit dari bumi (Yes. 55:9). Perhati-
kanlah, sungguh merupakan dorongan yang besar bagi pengharapan
kita akan belas kasihan Tuhan jika kita mengingat bahwa Ia yaitu
Tuhan , dan bukan manusia. Ia yaitu Yang Kudus. Orang akan berpikir
bahwa ini merupakan alasan mengapa Ia harus menolak umat yang
menyulut murka seperti itu. namun nyatanya tidak. Tuhan tahu
bagaimana menyayangkan dan mengampuni orang-orang berdosa
yang malang, bukan hanya tanpa mendatangkan cela apa pun bagi
kekudusan-Nya, namun juga dengan mendatangkan kehormatan yang
sangat besar bagi kekudusan-Nya itu. Sebab Ia yaitu setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita, dan dengan demikian
menyatakan kebenaran-Nya. Kini Kristus telah memperoleh
pengampunan bagi kita itu, dan Ia telah menjanjikannya.
(2) Siapa Tuhan bagi mereka. Ia yaitu Yang Kudus di tengah-tengahmu.
Kekudusan-Nya dikerahkan demi kebaikan jemaat-Nya, dan bahkan
di negeri dan zaman yang bobrok dan merosot ini ada sebagian
orang yang mengucap syukur saat mengingat kekudusan-Nya, dan
Kitab Hosea 11:1-7
557
Ia pun menuntut me