daniel obaja 16


 agian penafsir), tidak dipinjam dari 

negeri-negeri tetangga mereka, bahkan tidak dari orang-orang 

Mesir. Sebab, kendati orang Mesir menyembah dewa Apis di 

dalam seekor sapi yang hidup, mereka tidak pernah menyembah 

sebuah anak lembu emas. Anak lembu emas itu asalnya dari 

Israel. Itu yaitu  perbuatan jahat mereka. Nah, apakah sesuatu 

yang merupakan rancangan mereka sendiri layak mereka 

sembah? Berhala itu asalnya dari Israel, maksudnya, emas dan 

perak yang darinya anak lembu itu terbuat dikumpulkan dari 

bangsa Israel melalui ajakan. Patung anak lembu itu merupakan 

Tuhan   yang malang yang dibentuk melalui sumbangan.  

[2] Berhala itu ada berkat keahlian dan pekerjaan seorang tukang 

(Ul. 27:15). Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Tuhan  ! (ay. 6). Ini 


 

492 

merupakan sanggahan yang sangat kuat dan meyakinkan, dan 

kesimpulannya begitu jelas hingga orang akan menganggap 

bahwa itu sudah terbersit dalam pikiran mereka sendiri, 

sehingga mereka malu akan penyembahan berhala mereka. 

Adakah yang lebih tidak masuk akal selain bahwa orang 

menyembah sesuatu sebagai Tuhan  , yang memberinya 

keberadaan dan kebaikan, sementara ia sendirilah yang 

menjadikan Tuhan   itu (baik bahan maupun bentuknya), namun  ia 

tidak dapat memberinya kehidupan? Suatu Tuhan   buatan 

bukanlah Tuhan  . Ini yaitu  sebuah kebenaran yang tak 

terbantahkan. Namun demikian, Rasul Paulus dituduh sebagai 

seorang penjahat sebab  memberitakan bahwa apa yang dibuat 

oleh tangan manusia bukanlah dewa (Kis. 19:26). Dan di sini, apa 

yang seharusnya menjauhkan mereka dari berhala mereka ini 

malah menjadi alasan mengapa mereka tetap melekat kepadanya 

tanpa dapat dipisahkan. Itulah mengapa mereka tidak dapat 

mencapai kesucian, sebab berhala itu berasal dari diri mereka 

sendiri. Mereka mau membuat Tuhan  -Tuhan   mereka sendiri 

melakukan apa yang mereka senangi, supaya mereka sendiri 

dapat berbuat apa yang mereka sukai.  

(2) Apa yang akan terjadi dengan Tuhan  -Tuhan   mereka. Jika mereka bukan 

Tuhan  , mereka pasti tidak akan tetap ada. Bahkan, jika mereka 

mengaku-ngaku sebagai Tuhan  , maka mereka akan dimintai 

pertanggungjawaban: Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu 

Samaria itu. Dan orang-orang yang tidak dapat diyakinkan dengan 

sanggahan sebelumnya, akan diyakinkan dengan sanggahan ini, 

bahwa anak lembu itu bukanlah Tuhan  , melainkan sebuah berhala 

yang tak berguna, sebagaimana disebut dalam kitab bahasa Aram. 

Berhala itu akan diremukkan, seperti tembikar tukang periuk, 

kendati itu yaitu  patung anak lembu emas. Berhala itu 

akan menjadi serpihan atau serbuk gergaji. Berhala itu akan menjadi 

jaring laba-laba, demikian menurut Hieronimus. Hal itu tampak 

mengacu pada tindakan Musa yang menggiling sampai halus patung 

anak lembu emas yang ada pada zamannya. Patung anak lembu ini 

juga akan bernasib sama seperti patung anak lembu itu. Sanherib 

bermegah atas apa yang telah diperbuatnya terhadap Samaria dan 

berhala-berhalanya (Yes. 10:11). Perhatikanlah, mendewakan 

makhluk ciptaan apa pun membuka jalan bagi kehancuran makhluk 

itu. Jika mereka membuat bejana dan hiasan bagi diri mereka sendiri 

Kitab Hosea 8:1-7 

 

493 

dari emas dan perak mereka, mungkin bejana dan hiasan itu akan 

tetap ada. namun  , jika mereka membuat berhala-berhala dari-

nya, maka berhala-berhala itu akan dihancurkan menjadi serpih. 

(3) Apa yang akan dilakukan Tuhan  -Tuhan   mereka terhadap mereka. 

Penghancuran berhala itu akan memberi  kekecewaan bagi 

mereka yang telah mempercayainya. namun  itu belum semuanya: 

Mereka membuat berhala-berhala bagi diri mereka sendiri, sehingga 

mereka dilenyapkan (ay. 4), sehingga emas dan perak mereka, yang 

telah mereka salah gunakan seperti itu, akan dilenyapkan (demikian 

sebagian orang memahaminya). Bahkan, sehingga mereka sendiri 

dilenyapkan dari Tuhan  , dari negeri mereka sendiri, dan dari negeri 

orang-orang yang hidup. Penyembahan berhala mereka pasti akan 

berakhir dalam pemusnahan mereka, seakan-akan mereka telah 

sengaja merancangnya demikian. Dan, saat  hal ini terbukti sebagai 

akibat dari dosa mereka, pertolongan apakah yang akan mereka 

terima dari Tuhan  -Tuhan   yang mereka percayai itu? Tidak ada sama 

sekali: “Anak lembumu itu, hai Samaria, telah menolakmu (ay. 5, KJV).  

Anak lembu ini  tidak dapat memberimu pertolongan apa pun 

dalam kesusahanmu, dan kesenangan yang sekarang engkau 

dapatkan di dalamnya akan lenyap, sehingga tidak akan ada 

kesenangan bagimu.” Orang-orang yang memang sudah sepantasnya 

disuruh pergi kepada para Tuhan   yang telah mereka pilih, mendapati 

para Tuhan   itu sebagai penghibur sialan  (Hak. 10:14). Sekalipun ma-

nusia tidak mau meninggalkan kecintaan dan pelayanan terhadap 

dosa, tetap saja mereka pasti akan kehilangan segala kenikmatan dan 

keuntungan dari dosa. Seandainya Samaria terus berpegang teguh 

dan setia kepada Tuhan   Israel, Ia pasti akan menjadi pertolongan yang 

kuat dan siap sedia baginya. Sebaliknya, patung anak lembu yang 

lebih disukainya dibandingkan  Tuhan   hanyalah sebuah buluh yang patah 

terkulai. Sama halnya dengan orang-orang yang menuhankan emas 

dan perak mereka. Patung ini  akan membuang mereka, dan 

tidak berguna bagi mereka pada hari kemurkaan (Yeh. 7:12). 

Perhatikanlah, orang-orang yang membiarkan diri ditipu ke dalam 

penyembahan berhala pasti akan mendapati diri tertipu di 

dalamnya. Kardinal Wolsey mengakui bahwa jika dirinya telah me-

layani Tuhan  nya dengan sama setianya seperti dia melayani rajanya, 

maka Tuhan   tentu tidak akan membuangnya, seperti yang dilakukan 

oleh rajanya, di masa tuanya. Kekecewaan mereka terhadap berhala-

berhala mereka digambarkan di sini (ay. 7) melalui sebuah 


 

494 

perumpamaan yang menyatakan baik kehancuran anak lembu itu 

maupun kehancuran yang ditimpakan Tuhan   ke atas mereka sebab  

penyembahan berhala mereka.  

[1] Mereka tidak mendapatkan kebaikan apa pun bagi diri mereka 

sendiri dengan menyembah berhala: Mereka menabur 

angin. Mereka telah bersusah payah dan mengeluarkan banyak 

biaya untuk membuat dan menyembah berhala-berhala mereka. 

Mereka telah menjadikan penyembahan berhala sebagai 

pekerjaan mereka, sebagaimana petani  menabur gandum untuk 

bekerja, dengan harapan akan menuai suatu keuntungan yang 

besar darinya. Demikian pula mereka menyembah berhala 

dengan harapan akan menjadi sejahtera dan penuh kemenangan 

seperti bangsa-bangsa tetangga mereka yang menyembah 

berhala. Namun semuanya itu hanyalah tipuan belaka. Yang 

mereka lakukan itu seperti menabur angin, yang tidak akan 

memberi  hasil. Mereka telah bekerja dengan sia-sia, berlelah-

lelah menjaring angin (Pkh. 5:15). Mereka bersusah payah tanpa 

tujuan, berlelah untuk yang sia-sia (Hab. 2:13). Demikian pula 

halnya dengan orang-orang yang memberhalakan dunia ini. 

Mereka mengarahkan mata kepada sesuatu yang tidak ada (Ams. 

23:5, KJV), yang seperti angin, membuat keributan besar, namun  

tidak ada isinya.  

[2] Mereka mendatangkan kehancuran atas diri mereka sendiri 

dengan menyembah berhala: Mereka akan menuai puting 

beliung, puting beliung yang hebat (demikian dalam bahasa 

aslinya), yang akan menghempaskan mereka jauh-jauh dan 

menghancurkan mereka berkeping-keping. Mereka bukan hanya 

tidak akan ditolong oleh Tuhan  -Tuhan   palsu mereka, namun  juga 

akan menyebabkan Tuhan   yang sejati melawan mereka. Kebaikan 

Tuhan  -Tuhan   palsu itu tidak akan berguna bagi mereka sama halnya 

seperti angin, namun  murka-Nya akan mencelakakan 

merekadengan lebih hebat dibandingkan  puting beliung. Apa yang 

ditabur orang, itulah yang akan dituainya. “Anggaplah saja 

bahwa orang dapat menabur angin dan menutupinya dengan 

tanah, atau membuatnya tetap terkurung di sana untuk 

sementara waktu. Apa yang dapat diharapkannya selain bahwa 

sebab  terkurung, angin itu akan memaksa keluar, dan akan ada 

sesuatu yang dapat memperbesar kekuatannya, sehingga angin 

itu kembali mendesak keluar dengan jumlah yang lebih besar 

Kitab Hosea 8:1-7 

 

495 

dan dengan kekerasan yang lebih hebat?” Demikian menurut Dr. 

Pocock. Dengan menyembah berhala, mereka banyak berharap 

akan mendapatkan kelimpahan, kedamaian, dan kemenangan, 

namun  harapan mereka itu hampa belaka. Apa yang mereka tabur 

tidak pernah berhasil. Tidak keluar tangkainya dan daunnya, 

atau jika ada, tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung. 

Yang keluar hanyalah seperti bulir-bulir gandum yang kurus di 

dalam mimpi Firaun, yang layu oleh angin timur, dan tidak ada 

apa-apa di dalamnya. Atau jika memberi hasil, jika mereka 

berhasil untuk sementara waktu di jalan penyembahan berhala 

mereka, orang-orang lain akan menelannya. Keberhasilan itu 

sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, namun  justru hanya 

akan menjadi seperti umpan yang mengundang orang-orang 

asing untuk menyerang mereka, dan seperti jarahan yang 

memperkaya orang-orang asing itu dan memampukan mereka 

untuk melakukan jauh lebih banyak kejahatan. Perhatikanlah, 

melayani berhala yaitu  pelayanan yang tidak menguntungkan, 

dan perbuatan-perbuatan kegelapan itu tidak berbuahkan apa-

apa. Bahkan, pada akhirnya segala perbuatan itu akan 

merugikan. Kesudahan semuanya itu ialah kematian (Rm. 

6:21). Orang yang menabur kecurangan akan menuai 

bencana. Bahkan, orang-orang yang menabur dalam daging akan 

menuai kebinasaan. Pengharapan orang-orang berdosa hanyalah 

tipuan, dan keuntungan-keuntungan yang mereka peroleh akan 

menjadi jerat.  

Dosa-dosa Bangsa Israel 

(8:8-14) 

8 Israel sudah ditelan; sekarang mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang 

yang tidak disukai orang. 9 Sebab mereka telah pergi ke Asyur, bagaikan keledai hutan 

yang memencilkan diri; Efraim telah membagi-bagi hadiah cinta. 10 Sekalipun mereka 

membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa, sekarang ini Aku akan mengumpulkan 

mereka, dan sebentar lagi mereka akan berhenti mengurapi raja dan para pemuka. 11 

Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka 

berdosa. 12 Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap 

mereka sebagai sesuatu yang asing. 13 Mereka mencintai korban sembelihan; mereka 

mempersembahkan daging dan memakannya; namun  TUHAN tidak berkenan kepada 

mereka. Sekarang Ia akan mengingat kesalahan  

mereka dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir! 14 Israel 

telah melupakan Pembuatnya dan telah mendirikan istana-istana; Yehuda telah 

memperbanyak kota-kota yang berkubu; namun  Aku akan melepas api ke dalam kota-kota 

mereka, sehingga puri mereka dimakan habis. 


 

496 

Sungguh suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi Israel bahwa mereka hanya 

memiliki satu Tuhan   untuk diandalkan, Tuhan   yang Maha mencukupi dalam segala 

kesesakan, dan hanya satu Tuhan   untuk dilayani, Tuhan   yang sangat layak 

menerima semua pengabdian mereka. Namun, sungguh merupakan dosa, 

kebodohan, dan aib mereka bahwa mereka tidak menyadari betapa sejahteranya 

mereka, sehingga mereka meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan 

setia, demi berhala kesia-siaan. Sebab,  

I. Mereka memperbanyak sekutu mereka (ay. 9): Mereka telah membagi-bagi 

hadiah cinta, atau  (seperti dalam terjemahan yang agak luas) mereka telah 

mengupah cinta. Mereka mengeluarkan biaya yang besar untuk membeli 

persahabatan bangsa-bangsa di sekitar mereka, yang sebenarnya sama 

sekali tidak menghargai atau mengasihi mereka, tidak pula ambil peduli 

untuk berurusan dengan mereka selain hanya berdasar  dasar-dasar 

pemikiran Sikhem – Ternak mereka, harta benda mereka dan segala hewan 

mereka, bukankah semuanya itu akan menjadi milik kita? (Kej. 34:23). 

Seandainya Israel menjaga kehormatan dari keistimewaan mereka, tentu 

bangsa-bangsa di sekitar akan terus mengagumi mereka sebagai umat yang 

bijaksana dan berakal budi. namun  , saat  mereka mencemarkan 

mahkota mereka sendiri, bangsa-bangsa sekitar pun memandang rendah 

mereka, dan tidak ambil peduli terhadap mereka kecuali mereka membayar 

mahal untuk itu. Namun, orang pasti telah berperilaku buruk di antara 

tetangga mereka jika  mereka tidak memiliki cinta dan kekasih selain 

dengan mengupahnya. Lihatlah di sini,  

1. Penghinaan yang dialami Israel di antara bangsa-bangsa (ay. 8): Israel 

sudah ditelan, diganyang oleh orang-orang asing, dan negeri mereka 

telah dimakan habis (ay. 7), beserta diri mereka. Dan, sebab  menjadi 

miskin, mereka benar-benar kehilangan nama baik dan kehormatan 

mereka, seperti seorang pedagang yang telah menjadi bangkrut, 

sehingga di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi mereka menjadi seperti 

periuk yang tidak disukai orang, perabot yang dipakai untuk maksud yang 

kurang mulia (2Tim. 2:20), periuk yang hina, yang akan dipecahkan 

orang (Yer. 22:28). Tak satu pun dari bangsa-bangsa tetangga mereka 

menghargai mereka, atau ambil peduli untuk berurusan dengan mereka. 

Perhatikanlah, orang-orang yang telah hidup beragama, jika mereka 

menjadi merosot dan berperilaku duniawi, yaitu  orang-orang yang 

paling rendah di antara semuanya. Jika garam itu menjadi tawar, maka ia 

tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Atau pernyataan 

itu menandakan terserak dan tertawannya mereka di antara bangsa-

Kitab Hosea 8:1-7 

 

497 

bangsa. Mereka akan menjadi miskin dan tertawan di antara bangsa-

bangsa itu. Dan siapakah yang merasa senang dalam keadaan seperti itu?  

2. Dukungan yang berusaha diperoleh Israel dari bangsa-bangsa kendati 

dengan semuanya itu (ay. 9): Mereka telah pergi ke Asyur, untuk 

membuat raja Asyur tergerak menolong mereka. Dan dalam hal ini 

mereka menjadi seperti seekor keledai hutan yang memencilkan 

diri, bodoh, keras kepala, dan sulit diatur. Mereka mau mengikuti jalan 

mereka sendiri, dan tidak ada yang dapat menahan mereka, sekalipun itu 

kekang hukum Tuhan  , tidak ada yang dapat membuat mereka berbalik,  

sekalipun itu pedang murka Tuhan  . Mereka menempuh jalan mereka 

sendiri, dan sebagai akibatnya, seperti seekor keledai hutan yang 

memencilkan diri, mereka akan menjadi mangsa yang lebih mudah dan 

lebih empuk bagi singa (Lihat Ayb. 11:12; Yer. 2:24). Perhatikanlah, 

manusia tidaklah lebih seperti keledai jantan jika  mereka mencari pada 

makhluk ciptaan, pertolongan dan kepuasan yang hanya bisa didapatkan 

pada Tuhan   saja.  

3. Kemalangan-kemalangan yang tampaknya akan mereka temui dalam 

persekutuan mereka dengan bangsa-bangsa tetangga (ay. 10): Sekalipun 

mereka membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa, dan dengan 

begitu berharap untuk mencegah kehancuran mereka sendiri, namun 

sekarang ini Aku akan mengumpulkan mereka, seperti berkas gandum ke 

tempat pengirikan (Mi. 4:12). Dengan demikian, apa yang mereka per-

siapkan bagi keamanan mereka sendiri hanya akan membuat mereka 

menjadi mangsa yang lebih mudah bagi musuh-musuh mereka. 

Perhatikanlah, tidak ada pagar yang bisa melindungi diri dari hukuman 

Tuhan  , saat  hukuman itu datang untuk melaksanakan perintah. Bahkan, 

apa yang diupah manusia untuk melindungi diri mereka sering kali 

justru berbalik mendatangkan kehancuran bagi diri mereka sendiri 

(Lihat Yes. 7:20). Raja Asyur, yang ingin mereka ajak bersahabat, menye-

but dirinya sebagai raja dari para pemuka (Yes. 10:8). Bukankah 

panglima-panglimaku itu raja-raja semua? Ia meletakkan beban ke atas 

Israel, memungut pajak dari mereka (2Raj. 15:19-20), dan untuk 

semuanya ini mereka akan sedikit menderita (ay. 10, KJV). Ini hanya akan 

menjadi sedikit beban bagi mereka dibandingkan dengan apa yang dapat 

mereka perkirakan lebih lanjut. Atau mereka hanya akan sedikit merasa-

kan kesedihan ini, tidak akan memasukkannya ke dalam hati, dan sebab  

itu harus bersiap-siap menghadapi hukuman-hukuman yang lebih berat. 

Mereka telah mulai melemah (demikian sebagian penafsir membacanya), 

oleh beban dari raja atas para pemuka. Namun ini barulah permulaan 


 

498 

penderitaan  (Mat. 24:8), permulaan dari pembalasan (Ul. 32:42, KJV). 

Perhatikanlah, Tuhan   sering kali datang secara bertahap dengan hukum-

an-hukuman-Nya ke atas suatu bangsa yang menyulut murka-Nya, 

supaya Ia dapat menunjukkan betapa Ia tidak cepat murka, dan dapat 

menggugah mereka untuk bertobat. namun  orang-orang yang dibuat 

berdukacita sebentar, jika dengan begitu mereka tidak dibuat 

berdukacita menurut kehendak Tuhan  , kelak akan dibuat sangat 

menderita, menderita untuk selamanya.  

II. Mereka memperbanyak mezbah dan istana mereka. Amatilah,  

1. Bagaimana mereka menyangkal kuasa kesalehan, dan membuangnya 

dengan sepenuhnya (ay. 12): Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku. 

Hal ini menyiratkan hak istimewa yang mereka nikmati, sebab  kepada 

mereka dinyatakan ketetapan dan hukum Tuhan  , dan dipercayakan 

firman-firman yang hidup. Perhatikanlah,  

(1) Segala perkara tentang hukum Tuhan   yaitu  magnalia Dei – perkara-

perkara yang agung tentang Tuhan  . Semuanya itu yaitu  perkara-

perkara yang menyatakan keagungan Sang Pembuat hukum dan  

sangat berguna serta sangat penting bagi kita. Semuanya itu yaitu  

hidup kita, dan nasib kekal kita bergantung pada pemeliharaan 

hukum-hukum itu dan ketaatan kepadanya. Hukum-hukum itu akan 

membuat kita besar jika kita menggunakannya dengan benar. Dan 

hukum-hukum itu yaitu  perkara yang akan dijadikan mulia dan 

terhormat oleh Tuhan  .  

(2) Sungguh suatu hak istimewa untuk memiliki hukum Tuhan   secara 

tertulis. Dengan demikian, hukum itu menjadi lebih pasti, tersebar 

lebih luas, dan bertahan lebih lama, dengan kemungkinan bahaya 

yang jauh lebih kecil untuk dipalsukan dan dirusakkan dibandingkan  jika 

hukum ini  diteruskan melalui perkataan mulut saja.  

(3) Semua hukum Tuhan   yaitu  karya tulis-Nya sendiri. Sebab Musa dan 

para nabi hanyalah juru tulis-Nya, dan orang-orang kudus menulis 

sebagaimana mereka digerakkan oleh Roh Kudus.  

(4) Sungguh suatu keuntungan bagi orang-orang yang menjadi anggota 

dari jemaat yang kelihatan di dunia ini bahwa perkara-perkara yang 

agung ini ditulis bagi mereka, dimaksudkan sebagai bimbingan bagi 

mereka, dan mereka harus menerimanya sesuai dengan yang 

dimaksud. Segala sesuatu yang ditulis pada zaman dulu telah ditulis 

untuk menjadi pelajaran bagi kita, dan berguna bagi kita. Dan, jika 

Kitab Hosea 8:1-7 

 

499 

sungguh berbahagia orang-orang yang bagi mereka banyak 

pengajaran Tuhan   ditulis, betapa jauh lebih berbahagia kita sebab  

memiliki Injil yang tertulis bagi kita! namun  lihatlah bagaimana hak 

istimewa ini diremehkan. Perkara-perkara yang agung dari hukum 

Tuhan   ini dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing, yang tidak 

dapat dimengerti dan tidak masuk akal (yang sebab nya dapat dire-

mehkan, sebab tidak dapat dipahami, tidak dapat dijelaskan). Atau 

sebagai sesuatu yang asing dan tidak ada sangkut pautnya dengan 

mereka, sesuatu yang bukan urusan mereka atau yang harus 

mengatur hidup mereka. Mereka memandang hal-hal ini  

sebagai orang asing, yang terhadapnya mereka malu dan tidak tahu 

bagaimana menyambutnya. Kami tidak suka mengetahui jalan-jalan-

Mu. Perhatikanlah,  

[1] sebab  Tuhan   telah menulis bagi kita perkara-perkara yang agung 

dari hukum-Nya, maka kita harus mengakrabkan diri dengan 

perkara-perkara itu, sebagai saudara-saudara terdekat kita 

(Ams. 7:3-4). Sebab itulah mengapa kita memilikinya secara 

tertulis, yaitu supaya hukum itu dapat menyapa kita (Ams. 6:22).  

[2] Kita tidak menganggap penting perkara-perkara agung dari 

hukum Tuhan   jika kita menjadikannya sebagai sesuatu yang asing 

bagi kita, seakan-akan semua perkara itu tidak memengaruhi 

kita, dan sebab  itu kita tidak perlu terpengaruh olehnya.  

2. Bagaimana mereka menjalankan ibadah secara lahiriah kendati dengan 

semuanya itu, dan betapa tidak ada gunanya mereka berbuat demikian.  

(1) Mereka memperbanyak mezbah mereka (ay. 11): Efraim telah 

memperbanyak mezbah yang menjadikan mereka berdosa. Tuhan   

sesungguhnya telah menetapkan bahwa harus ada satu mezbah saja 

untuk korban (Ul. 12:3, 5). namun  sepuluh suku, jsesudah  

meninggalkan mezbah itu, masih ingin dianggap sangat berbakti dan 

giat mengejar kehormatan Tuhan  . Dan seakan-akan ingin menebus 

penghinaan yang pernah mereka timpakan ke mezbah Tuhan  , 

sekarang mereka malah membuat banyak mezbah, yang diabdikan 

bagi Tuhan   Israel. Dengan berbuat begitu mereka bermaksud, atau 

paling tidak mengaku-ngaku, memuliakan-Nya. Namun hal itu tidak 

akan membenarkan pelanggaran mereka terhadap perintah Tuhan   

yang jelas, tidak pula mereka dapat membenarkannya dengan 

contoh para bapak leluhur, yang sebelum hukum Musa telah 

membuat banyak mezbah. Tidak, mereka telah memperbanyak 


 

500 

mezbah yang menjadikan mereka berdosa (yaitu, mereka melakukan 

apa yang berbalik menjadi dosa bagi mereka). Dan sebab nya 

mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa, yaitu, Tuhan   akan 

mendakwakannya kepada mereka sebagai dosa yang keji, dan 

memperhitungkannya sebagai kejahatan mereka, walaupun mereka 

merancangnya untuk menebus kejahatan mereka. Atau mezbah-

mezbah itu akan menjadi bagi mereka kesempatan untuk berbuat 

dosa lebih jauh. Diperbanyaknya mezbah yang diabdikan kepada 

Tuhan   Israel akan membawa masuk mezbah-mezbah yang diabdikan 

kepada Tuhan  -Tuhan   lain. Perhatikanlah, sungguh dosa besar jika orang 

merusak ibadah kepada Tuhan  . Dan orang-orang yang melakukannya 

akan didakwa dengan dosa, betapapun masuk akalnya dalih mereka. 

Jalan dosa ini, seperti dosa-dosa lainnya, terjal ke bawah. Sekali orang 

menyimpang dari aturan tetap perintah Tuhan  , mereka akan mengem-

bara tanpa akhir.  

(2) Mereka memperbanyak korban (ay. 13). Mezbah mereka yaitu  

mezbah yang berasap: Mereka mempersembahkan daging korban 

sebagai persembahan kepada Tuhan   (KJV), dan mereka merayakannya 

dengan menyantap korban mereka. Mereka mengeluarkan biaya 

yang sangat besar untuk ibadah mereka, dan seperti yang biasa 

terjadi pada orang-orang yang menegakkan temuan sendiri sebagai 

ganti ketetapan ilahi, mereka sangat bersemangat dalam menjalan-

kannya. Seakan-akan mereka berharap, dengan menipu diri sendiri, 

untuk menebus penghinaan atas penebusan agung. Dan dengan 

menjalankan upacara ibadah mereka sendiri, mereka berharap 

untuk dilepaskan dari kewajiban semua perintah Tuhan   yang 

menyangkut kebaikan akhlak. namun  adakah mereka berhasil?  

[1] Tuhan   tidak memperhitungkan ibadah mereka: TUHAN tidak 

berkenan kepada mereka. Bagaimana Tuhan   dapat menerimanya, 

jika  mereka tidak mempersembahkan korban mereka di atas 

mezbah, padahal mezbah itulah yang menguduskan 

persembahan, dan jika  mereka hanya mempersembahkan 

daging korban, namun  bukan korban rohani dari hati yang bertobat 

dan percaya? Perhatikanlah, ibadah yang berkenan pada Tuhan   ha-

nyalah ibadah yang dilaksanakan menurut peraturan firman-Nya, 

dan melalui Yesus Kristus (1Ptr. 2:5, terjemahan bebas).  

[2] Tuhan   mengambil kesempatan ini  untuk mengadakan 

perhitungan dengan mereka atas dosa-dosa mereka. Sekarang Ia, 

bukannya mengampuni kesalahan mereka dan menghapus dosa 

Kitab Hosea 8:1-7 

 

501 

mereka, seperti yang mereka harapkan, justru mengingat 

kesalahan mereka dan menghukum dosa mereka. Sungguh suatu 

kekejian bagi TUHAN korban orang fasik itu, sehingga korban 

ini  menggusarkan hati-Nya untuk mengadakan perhitung-

an dengan mereka atas segala kekejian mereka yang lainn. 

Sementara mereka menyangka bahwa, melalui korban-korban 

itu, mereka dapat menyuap Hakim langit dan bumi supaya 

mengabaikan kefasikan mereka, Ia justru akan membenci 

kefasikan itu sebagai penghinaan tertinggi yang dapat mereka 

berikan kepada-Nya, dan hal itu akan menjadi dosa yang 

memenuhi takaran. Perhatikanlah, meminta izin untuk berdosa 

sama saja dengan menyumpahi datangnya kutuk atas dosa itu, dan 

memang demikianlah yang akan digenapi, sesuai dengan 

banyaknya berhala. “Aku akan menghukum dosa-dosa 

mereka, sebab mereka harus kembali ke Mesir.” Mereka akan 

diangkut sebagai tawanan ke Asyur, yang bagi mereka akan 

menjadi rumah perbudakan, seperti Mesir bagi nenek moyang 

mereka. Atau perkataan itu merujuk pada Ulangan 28:68, di 

mana kembali ke Mesir dijadikan sebagai hal yang menutup dan 

melengkapi kesengsaraan-kesengsaraan dari bangsa yang ber-

dosa itu.  

(3) Mereka memperbanyak istana mereka, dan hal ini juga dilakukan 

untuk menghormati Tuhan   yang benar, seperti pengakuan mulut 

mereka. namun  sebenarnya hal itu dilakukan dalam penghinaan 

terhadap pilihan yang telah dibuat-Nya atas Yerusalem supaya nama-

Nya tinggal di sana. Israel telah melupakan Pembuatnya (ay. 14). Me-

reka mengaku-ngaku mengenal Dia, namun mereka melupakan Dia, 

sebab mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Tuhan  , saat  ingatan 

kepada-Nya akan merintangi hawa nafsu mereka. Dosa mereka dalam 

melupakan Tuhan   semakin diperberat sebab Ia yaitu  Pembuat mere-

ka (Ul. 32:15, 18; Ayb. 35:10), sebab  tidak ada yang lebih mewajib-

kan kita untuk mengingat Dia selain bahwa Ia yaitu  Pencipta kita 

(Pkh. 12:1). “Ia telah melupakan Pembuatnya, dan mendirikan tempat-

tempat ibadah (KJV). Melalui tempat-tempat ibadah yang dibangunnya 

itu, ia tampak mengingat Pembuatnya dan tetap ingin mengingat-

Nya. Namun sesungguhnya ia telah melupakan-Nya, sebab  ia telah 

membuang rasa takut akan Dia.” Sebagian penafsir memahami 

tempat ibadah di sini sebagai istana, sebab demikianlah kadang-ka-

dang kata itu diartikan. “Ia telah melupakan Pembuatnya, namun ia 


 

502 

merasa begitu aman dan tinggi hati sehingga ia menantang 

penghakiman-penghakiman-Nya, seperti yang diperbuat 

Nebukadnezar saat  dia berkata, Bukankah itu Babel yang besar itu, 

yang telah kubangun?” Yehuda juga didakwa memperbanyak kota-kota 

yang berkubu, dan mengandalkannya sebagai keamanan, saat  peng-

hakiman-penghakiman Tuhan   sedang dicurahkan. Membentengi kota-

kota mereka dalam sikap yang tunduk dan merendah kepada Tuhan   

yaitu  hal yang baik. namun  membentengi kota-kota itu dalam per-

lawanan kepada Tuhan  , tanpa sedikit pun mengindahkan Dia atau 

penyelenggaraan-Nya (Yes. 22:11), menunjukkan bahwa hati mereka 

sudah benar-benar menjadi tegar sebab  tipu daya dosa. Namun 

tidak ada yang dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat, ter-

masuk mereka. Tuhan   akan melepas api ke dalam kota-kota mereka, ke 

dalam kota-kota Yehuda dan Israel, bukan hanya kota-kota penting 

di Yerusalem dan Samaria, melainkan juga semua kota lain dari dua 

kerajaan ini . Dan api itu akan menelan habis bukan hanya gu-

buk-gubuk, melainkan juga puri-puri. Kendati puri-puri itu begitu 

kuat, api akan membakar habis semuanya. Kendati puri-puri itu 

begitu megah dan mewah, api tidak akan meluputkannya. Hal ini 

digenapi saat  semua kota Israel dihancurleburkan menjadi abu 

oleh raja Asyur, dan semua kota Yehuda oleh raja Babel. Api yang 

mereka kobarkan itu dikirim oleh Tuhan  . Dan saat  Tuhan   

menghakimi, Ia akan menang.  

PASAL  9  

Dalam pasal ini,  

I. Tuhan   mengancam akan melucuti segala kesenangan duniawi dari 

keturunan Israel yang merosot ini, sebab  melalui dosa, mereka telah 

kehilangan hak atasnya. Dengan demikian, mereka tidak akan 

mendapat penghiburan entah dalam menerima sendiri segala 

kesenangan itu atau dalam mempersembahkannya kepada Tuhan   (ay. 1-

5).  

II. Tuhan   menghukum mereka pada kehancuran yang sehabis-habisnya, 

sebab  dosa-dosa mereka dan dosa-dosa para nabi mereka (ay. 6-8).  

III. Tuhan   menegur mereka atas kejahatan nenek moyang yang mendahului 

mereka, yang jejak langkahnya mereka ikuti (ay. 9-10).  

IV. Tuhan   mengancam mereka dengan kebinasaan anak-anak mereka dan 

tercabutnya keturunan mereka (ay. 11-17). 

Ancaman Hukuman 

(9:1-6) 

1 Janganlah bersukacita, hai Israel! Janganlah bersorak-sorak seperti bangsa-bangsa! Sebab 

engkau telah berzinah dengan meninggalkan Tuhan  mu, engkau telah mencintai upah 

sundal di segala tempat pengirikan gandum. 2 Tempat pengirikan gandum dan tempat 

pemerasan anggur tidak akan memberi mereka makan, dan anggur akan mengecewakan 

mereka. 3 Mereka tidak akan tetap diam di tanah TUHAN, namun  Efraim harus kembali ke 

Mesir, dan di Asyur mereka akan memakan makanan najis. 4 Mereka tidak akan memper-

sembahkan korban curahan anggur kepada TUHAN dan korban-korban sembelihan 

mereka tidak akan menyenangkan hati-Nya. Roti mereka yaitu  seperti roti perkabungan, 

semua orang yang memakannya akan menjadi najis, sebab roti mereka yaitu  untuk 

dirinya sendiri, tidak boleh dibawa ke dalam rumah TUHAN. 5 Apakah yang hendak kamu 

perbuat pada waktu pertemuan raya dan pada waktu hari raya TUHAN? 6 Sebab 

walaupun mereka men-gelakkan diri dari pemusnahan, Mesir akan mengumpulkan 

mereka, Memfis akan menguburkan mereka. Rumput akan menutupi barang-barang 

perak mereka yang berharga; onak akan tumbuh dalam kemah-kemah mereka. 


 

506 

Dalam perikop ini,  

I. Bangsa Israel didakwa atas perzinahan rohani: Hai Israel! Engkau telah 

berzinah dengan meninggalkan Tuhan  mu (ay. 1). Kovenan mereka dengan 

Tuhan   yaitu  kovenan pernikahan, yang melaluinya mereka disatukan 

dengan Dia sebagai Tuhan   mereka, dengan menolak semua yang lain. Akan 

namun , saat  mereka mendirikan berhala dan menyembahnya, saat  

mereka lari menghampiri makhluk ciptaan untuk meminta pertolongan dan 

menaruh percaya kepadanya, mereka berzinah dengan meninggalkan Tuhan   

sebagai Tuhan   mereka, dan memberi  penghormatan kepada pihak lain 

yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan   serta para pesaing-Nya dengan kasih 

sayang, pemujaan, dan keyakinan, yang seharusnya diberikan kepada Tuhan   

saja. Bangsa lain yaitu  penyembah berhala, namun  dosa penyembahan 

berhala itu, dalam diri mereka, bukanlah berzinah dengan meninggalkan 

Tuhan  , seperti dalam diri Israel yang telah dinikahkan dengan-Nya. Perhati-

kanlah, dosa orang-orang yang mengaku beragama dan memiliki hubungan 

dengan Tuhan   lebih menyulut murka-Nya dibandingkan  dosa-dosa orang lain. 

Sebagai bukti mereka berzinah dengan meninggalkan Tuhan  , didakwakan 

kepada mereka bahwa mereka telah mencintai upah sundal di segala tempat 

pengirikan gandum.  

1. Mereka senang memberi upah kepada berhala-berhala mereka, berupa 

persembahan dan hasil pertama yang mereka persembahkan kepada 

berhala-berhala itu dari setiap tempat pengirikan gandum. Mereka 

secara mengherankan merasa senang melayani berhala-berhala mereka 

dengan sesuatu yang jika dikuduskan bagi Tuhan  , dan digunakan untuk 

melayani-Nya, pasti akan mereka lakukan dengan menggerutu. 

Perhatikanlah, sudah biasa bahwa orang-orang yang kikir dalam menge-

luarkan biaya untuk ibadah, justru sangat royal dalam mengeluarkan 

uang untuk melampiaskan hawa nafsu mereka. Atau,  

2. Mereka senang menerima upah dari berhala-berhala mereka. Dan 

memang mereka menganggap hasil bumi sebagai upah dari berhala-

berhala itu: Ini semuanya pemberian kepadaku, yang dihadiahkan 

kepadaku oleh para kekasihku (2:11). Perhatikanlah, jika  orang lebih 

mencintai upah di tempat pengirikan gandum dibandingkan  upah berupa 

perkenanan Tuhan   dan hidup yang kekal, hati mereka sudah sangat 

condong pada perzinahan rohani.  

Kitab Hosea 9:1-6 

 

507 

II. Mereka dilarang untuk bersukacita seperti bangsa lain: “Janganlah 

bersukacita, hai Israel! Janganlah bersorak-sorak. Jangan berharap untuk 

bersukacita. Bagaimana ada damai, bagaimana ada sukacita, apa urusanmu 

dengan semuanya itu, selama persundalan dan sihirmu begitu banyak?” 

(2Raj. 9:19-22). Janganlah ingin bersukacita, sebab hal itu tidak patut 

bagimu, namun  berdukacita dan merataplah (Yak. 4:9). Yehuda, yang tetap 

melekat kepada Tuhan   yang benar, dan bangsa lain yang tidak pernah 

mengenal Dia dan tidak pula dapat didakwa telah memberontak terhadap-

Nya, dapat diizinkan untuk bersukacita, sebab  mereka tidak memiliki 

sedemikian banyak alasan untuk merasa malu seperti Israel, yang telah 

berzinah dengan meninggalkan Dia. Sebagian penafsir berpendapat bahwa 

bangsa Israel pada saat itu memiliki alasan-alasan khusus untuk bersukacita, 

mungkin atas sejumlah kehilangan yang didapat kembali, atau sejumlah ke-

untungan yang diperoleh, atau suatu perjanjian yang diadakan dengan seku-

tu yang kuat. Untuk semuanya itu mereka semua bersukacita, seperti yang 

biasa dilakukan oleh bangsa lain dalam kesempatan-kesempatan serupa. 

namun  Tuhan   meminta mereka untuk tidak bersukacita. Perhatikanlah, 

sukacita yaitu  buah terlarang bagi orang fasik. Mereka tidak boleh 

bersukacita, sebab  mereka telah berzinah dengan meninggalkan Tuhan  . Oleh 

sebab  itu,  

1. Apa pun itu yang membuat mereka bersukacita, hal itu tidak akan 

memberi  keamanan atau keuntungan bagi mereka, sepanjang 

mereka menjauh dari Tuhan   dan berseteru dengan-Nya. Perhatikanlah, 

sedikit saja penghiburan yang dapat kita nikmati dari makhluk ciptaan 

jika kita tidak menjadikan Tuhan   sebagai puncak sukacita kita.  

2. Kesadaran akan dosa dan kengerian akan murka haruslah menjadi 

peredam sukacita mereka dan bumbu yang kuat bagi segala penghiburan 

mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang telah meninggalkan Tuhan   

perlu bertobat, dan dengan demikian mereka telah menodai 

kegembiraan mereka sendiri, sebelum mereka kembali dan berdamai 

dengan Tuhan  .  

III. Mereka diancam dengan hukuman-hukuman yang membinasakan atas 

persundalan rohani mereka, sesuai dengan apa yang sudah dikatakan lama 

sebelumnya. Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan 

meninggalkan Engkau (Mzm. 73:27). Diancamkan di sini,  

1. Bahwa tanah mereka tidak akan memberi  hasil seperti biasa. Kanaan, 

tanah yang subur itu, akan menjadi padang asin, oleh sebab kejahatan 


 

508 

orang-orang yang diam di dalamnya. Mereka mencintai upah sundal di 

segala tempat pengirikan gandum, dan begitu penuh dengan sukacita 

panen sehingga hati mereka sama sekali tidak condong untuk berduka 

atas dosa-dosa mereka. Dan sebab nya Tuhan  , untuk benar-benar 

merendahkan mereka, akan mengambil dari mereka bukan hanya 

makanan mereka yang nikmat dan lezat, melainkan juga bahkan 

makanan yang mereka butuhkan (ay. 2): Tempat pengirikan gandum dan 

tempat pemerasan anggur tidak akan memberi mereka makan, apalagi 

menjamu mereka dengan kelimpahan hasilnya. Mereka akan dihantam 

oleh tangan Tuhan   atau dijarah oleh tangan manusia. Anggur baru yang 

dengannya mereka biasa bergembira akan mengecewakan mereka.  

Perhatikanlah, jika  kita menjadikan dunia dan segala sesuatu di 

dalamnya sebagai berhala dan bagian kita, melampaui apa yang 

semestinya, maka adillah bagi Tuhan   untuk mengambil dari kita bahkan 

sesuatu yang perlu untuk menopang hidup kita, yang memang dirancang 

sesuai dengan yang semestinya, untuk menunjukkan kebodohan kita dan 

memperbaiki diri kita. Biarlah orang-orang yang mengharapkan upah 

sundal mereka di tempat pengirikan gandum kehilangan makanaan 

mereka di sana. Kita kehilangan hal-hal yang baik dari dunia ini jika kita 

mencintainya sebagai hal-hal yang terbaik.  

2. Bahwa negeri mereka tidak hanya akan berhenti memberi mereka 

makan, namun  juga berhenti menampung mereka dan menjadi tempat 

tinggal bagi mereka. Negeri itu akan memuntahkan mereka, seperti yang 

telah dilakukannya terhadap orang-orang Kanaan sebelum mereka (ay. 

3): Mereka tidak akan tetap diam di tanah TUHAN. Tanah Kanaan secara 

istimewa yaitu  tanah TUHAN, tanah Shekinah (demikian kitab 

terjemahan bahasa Aram), tanah TUHAN atas seluruh dunia (demikian 

dalam Alkitab terjemahan bahasa Arab). Ia yang empunya seluruh bumi 

(Mzm. 24:1) mengambil tanah Kanaan sebagai tanah milik-Nya. Akulah 

pemilik tanah itu, firman Tuhan   (Im. 25:23). Mereka telah menggunakan 

tanah itu, atau lebih tepatnya menyalahgunakannya, seakan-akan itu 

tanah milik mereka sendiri. Mereka tidak membayar biaya sewa, tidak 

pula melakukan pelayanan-pelayanan yang semestinya diberikan kepada 

kepada Tuhan   sebagai Tuan tanah mereka. Oleh sebab  itu, Tuhan   dengan 

adil masuk dan menduduki tanah itu, sebab hak sewa mereka telah 

dicabut. “Akulah pemilik tanah itu” kata firman Tuhan  , “dan Aku akan me-

nunjukkan hal itu, sebab mereka akan diusir sebagai penyewa yang 

jahat, dan dibuat tahu bahwa, kendati mereka menganggap diri sebagai 

pemilik mutlak, sesungguhnya mereka hanyalah penyewa untuk jangka 

Kitab Hosea 9:1-6 

 

509 

waktu tertentu.” Perhatikanlah, demi kehormatan dari keadilan dan 

kekudusan Tuhan  , orang-orang yang berzinah dengan meninggalkan Dia 

tidak boleh dibiarkan tetap tinggal di tanah-Nya. Oleh sebab  itu, cepat 

atau lambat, orang fasik akan dienyahkan dari dunia. Atau tanah itu dise-

but tanah TUHAN sebab tanah ini  yaitu  tanah suci, negeri 

Imanuel, tanah yang memiliki tanda-tanda khusus akan perkenanan Tuhan   

terhadapnya dan kehadiran-Nya di dalamnya. Tanah itu yaitu  tempat di 

mana Tuhan   dikenal dan nama-Nya masyhur, di mana para nabi dan 

sabda-sabda Tuhan   berada. Tanah ini  seperti salinan dari firdaus di 

bumi dan sebuah perlambang akan Firdaus sorgawi. Sungguh suatu hak 

yang sangat istimewa untuk memperoleh milik pusaka di tanah seperti 

ini. Sungguh suatu dosa dan kebodohan yang sangat besar untuk 

memberontak melawan Tuhan  , dan berzinah meninggalkan Dia, di tanah 

seperti ini, untuk berbuat curang di negeri di mana hukum berlaku (Yes. 

26:10). Dan sungguh suatu penghakiman yang menyedihkan dan berat 

untuk diusir dari tanah seperti ini. Itu sama saja seperti terusirnya 

orangtua pertama kita dari taman Eden, dan hampir sama seperti 

dikucilkan dari Kanaan sorgawi. Perhatikanlah, orang tidak dapat 

berharap untuk tetap tinggal di dalam tanah TUHAN jika  mereka 

tidak mau tunduk kepada hukum TUHAN, atau tergerak hatinya oleh 

kasih-Nya. Orang telah kehilangan hak-hak istimewa jemaat jika  

mereka tidak mau mengikuti aturan-aturan jemaat.  

3. Bahwa, saat  mereka diusir dari tanah TUHAN, mereka tidak akan 

mendapat ketenangan atau kepuasan di tanah lain mana pun. saat  

Kain dihalau dari hadirat TUHAN, dia menjadi seorang pelarian dan 

pengembara untuk selamanya, dan tinggal di negeri 

kegentaran. Demikian pula Israel di sini. Sebagian orang akan kembali ke 

Mesir, rumah perbudakan yang lama. Ke sanalah mereka akan lari dari 

orang Asyur (8:13), dan di tempat di mana mereka hendak bersembunyi 

dan mencari pertolongan, di situ mereka akan kehilangan nyawa dan 

membuat diri mereka sendiri hancur. Sebagian yang lain akan diangkut 

sebagai tawanan ke Asyur, dan di sana mereka akan dipaksa 

untuk memakan makanan najis, baik itu 

(1) Makanan-makanan yang tidak pantas untuk dimakan oleh manusia, 

makanan yang sudah basi dan busuk, yang menyiratkan bahwa 

mereka akan jatuh miskin semiskin-miskinnya, seperti si anak hilang 

yang ingin mengisi perutnya dengan ampas. Maupun,  

(2) Makanan-makanan yang tidak pantas untuk dimakan oleh orang 

Yahudi, sebab  dilarang oleh hukum mereka. Ada kemungkinan 


 

510 

bahwa selama mereka tinggal di negeri sendiri, betapapun tidak 

taatnya mereka dalam hal-hal lain, mereka tetap memelihara diri 

dari makanan yang haram, dan bermegah dalam hal itu. namun  , 

sebab  mereka tidak mau memelihara hukum Tuhan   dalam hal-hal 

lain, maka mereka tidak boleh dibiarkan memelihara hukum tentang 

makanan haram itu. Dan memakan makanan yang dipersembahkan 

kepada berhala yaitu  hukuman yang adil atas dosa mereka. 

Perhatikanlah, saat  kita menderita dalam hal makanan, dan 

terpaksa makan atau minum apa yang tidak menyenangkan, entah 

sebab  kekurangan atau demi kesehatan, kita harus mengakui 

bahwa Tuhan   itu benar, sebab kita telah berdosa dalam hal makanan 

kita, dan telah memanjakan diri terlalu banyak dalam apa yang 

menyenangkan.  

4. Bahwa di negeri musuh mereka, tempat mereka akan dihalau, mereka 

tidak akan memiliki kesempatan untuk memuliakan Tuhan   atau 

memperoleh perkenanan Tuhan  , dengan mempersembahkan korban apa 

pun yang berkenan pada-Nya. Mereka tidak akan mampu memelihara 

ataupun menunjukkan kehidupan yang agamais. “Dan dengan demikian” 

(sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Pocock), “mereka seolah-olah sama 

sekali tidak bisa mengungkapkan adanya suatu hubungan dengan Tuhan  , 

atau mengungkapkan segala tanda anugerah dan sarana pendamaian 

dengan Dia. Hal ini bagi mereka akan menjadi tanda ditolaknya mereka 

oleh Tuhan  , diasingkannya mereka dari-Nya, dan tidak diakuinya lagi 

mereka oleh-Nya sebagai umat-Nya.”  

(1) Mereka tidak akan memiliki korban untuk dipersembahkan, atau 

mezbah untuk mempersembahkannya, atau imam yang 

mempersembahkannya. Mereka bahkan tidak akan lagi mem-

persembahkan korban curahan kepada TUHAN, apalagi korban-

korban lainnya.  

(2) Kalaupun mereka mempersembahkannya, baik mereka maupun 

korban-korban mereka tidak akan berkenan pada-Nya, sebab mereka 

tidak dapat mempersembahkan korban yang sah secara hukum, dan 

hati mereka pun tidak merendah.  

(3) Sebagai ganti korban sukacita dan korban pujian, mereka 

akan memakan roti perkabungan. Mereka akan hidup terasing dan 

tanpa penghiburan, meratapi kematian saudara-saudara mereka dan 

kesengsaraan-kesengsaraan mereka sendiri, sehingga jika mereka 

memiliki  kesempatan untuk mempersembahkan korban, mereka 

Kitab Hosea 9:1-6 

 

511 

sendiri tidak akan pernah berada dalam suasana hati yang pantas 

untuk itu. Sebab mereka dilarang memakan segala sesuatu dari per-

sembahan kudus pada waktu mereka berkabung (Ul. 26:14). Semua 

orang yang memakan roti perkabungan akan menjadi najis, dan tidak 

boleh mendapat bagian dari mezbah.  

(4) Roti mereka yang untuk diri mereka sendiri itu, roti yang harus 

mereka makan atau tanpanya mereka akan kelaparan, roti yang 

harus mereka peroleh untuk menopang hidup mereka, tidak boleh 

dibawa ke dalam rumah TUHAN. Mereka tidak akan memiliki rumah 

TUHAN untuk membawa roti itu ke dalamnya, atau jika mereka 

punya, roti itu tidaklah layak untuk dibawa ke sana, tidak pula hati 

mereka benar untuk membawanya.  

(5) Oleh sebab  itu, kembalinya hari-hari raya kudus mereka akan 

menjadi sangat menyedihkan dan tidak menghibur bagi mereka (ay. 

5): Apakah yang hendak kamu perbuat pada waktu pertemuan raya, 

pada hari Sabat, yaitu pertemuan raya setiap minggu, pada bulan-

bulan baru, yaitu pertemuan raya setiap bulan, dan pada saat 

kembalinya waktu untuk merayakan Paskah, Pentakosta, dan hari 

raya Pondok Daun, yaitu pertemuan raya setiap tahun, waktu hari 

raya TUHAN? Perhatikanlah, hari-hari raya TUHAN yaitu  hari-hari 

yang khidmat. Dan, saat  kita diundang ke perayaan-perayaan itu, 

kita harus memikirkan dengan sungguh-sungguh apa yang akan kita 

lakukan. namun  , pertanyaan itu di sini diajukan kepada orang-

orang yang tidak akan mendapat keuntungan dan penghiburan dari 

perayaan-perayaan itu, “Apakah yang hendak kamu perbuat pada 

waktu itu? Engkau pada saat itu akan menghabiskan hari-hari itu 

dalam dukacita dan ratapan, padahal jika bukan sebab  kesalahanmu 

sendiri, bisa jadi engkau menghabiskannya dalam sukacita dan puji-

pujian. Engkau pada saat itu akan dibuat tahu betapa berharganya 

belas kasih ilahi dengan tidak adanya rahmat itu, dan akan dibuat 

menghargai roti rohani dengan dibuat merasakan kelaparan akan 

roti itu.” Perhatikanlah, saat  kita menikmati sarana-sarana 

anugerah, kita harus mempertimbangkan apa yang akan kita perbuat 

kalau sampai kita mengalami kekurangan sarana-sarana itu, jika 

sarana-sarana itu diambil dari kita atau kita dibuat tidak mampu 

memanfaatkannya.  

5. Bahwa mereka akan binasa di negeri tempat mereka terserak (ay. 6, KJV): 

Sebab, lihatlah, mereka telah pergi keluar dari tanah TUHAN, di mana 

mereka dapat menghabiskan hari-hari Sabat mereka dan hari-hari lain 


 

512 

dengan penuh penghiburan. Mereka telah pergi keluar sebab  

kehancuran, pergi ke Mesir sebab  kehancuran negeri mereka sendiri 

oleh bangsa Asyur, sambil membuai diri dengan harapan bahwa mereka 

akan kembali jsesudah  badai berlalu. namun  pengharapan-pengharapan 

ini  juga akan mengecewakan mereka. Mereka akan mendapati 

bahwa ada kuburan di Mesir, seperti yang dikatakan oleh nenek moyang 

mereka yang suka menggerutu (Kel. 14:11), kuburan bagi mereka. Sebab 

Mesir akan mengumpulkan mereka, seperti orang-orang mati 

dikumpulkan dan diusung ke kuburan, dan Memfis (salah satu kota utama 

di Mesir) akan menguburkan mereka. Mengumpulkan dan menguburkan 

disebutkan secara bersama-sama (Yer. 8:2; Ayb. 27:19, KJV). Perhati-

kanlah, orang-orang yang dengan lancang mencoba melarikan diri dari 

hukuman-hukuman Tuhan   akan menemui kematian mereka di mana 

mereka berharap untuk menyelamatkan hidup mereka.  

6. Bahwa tanah mereka, yang telah mereka tinggalkan dan yang di sana 

mereka berharap untuk kembali, akan menjadi reruntuhan: Ada pun 

kemah-kemah mereka, di mana mereka dulu tinggal dan menyimpan 

perbendaharaan mereka, tempat yang menyenangkan bagi barang-

barang perak mereka (ay. 6, KJV), semuanya itu akan dirubuhkan dan 

diporak-porandakan, dengan begitu rupa sehingga tempat itu akan 

ditutupi dengan onak. Dengan demikian, jika mereka dapat bertahan dari 

kesusahan itu, dan kembali ke tanah mereka sendiri lagi, mereka akan 

mendapatinya tidak lagi subur atau dapat ditinggali. Tanah ini  

tidak akan mencukupkan mereka dengan makanan atau tempat tinggal. 

Perhatikanlah, orang-orang yang menuhankan uang mereka 

menganggap tempat perak mereka sebagai tempat yang menyenangkan, 

sebagaimana orang-orang yang menjadikan TUHAN sebagai Tuhan   

mereka menganggap kemah suci-Nya sebagai tempat yang 

menyenangkan dan ketetapan-ketetapan-Nya sebagai hal yang paling 

indah (Yes. 64:11). namun  , sementara kesenangan dari persekutuan 

dengan Tuhan   kebal terhadap segala gangguan dan perubahan, tempat-

tempat yang menyenangkan dari perak manusia, yang dibeli dengan 

perak, atau yang di dalamnya mereka menyimpan perak mereka, atau 

yang diperindah dan dihiasi dengan perak, bisa saja menjadi reruntuhan, 

dan tertutup onak duri, beserta segala kesenangan yang dirasakan manusia 

di dalamnya.  

Kitab Hosea 9:1-6 

 

513 

Ancaman Hukuman 

(9:7-10) 

7 Sudah datang hari-hari penghukuman, sudah datang hari-hari pembalasan, Israel akan 

mengalaminya, “Nabi yaitu  seorang pandir, orang yang penuh roh yaitu  orang gila!”, 

oleh sebab  besarnya kesalahanmu dan besarnya permusuhan: 8 Efraim, umat Tuhan  ku, 

sedang mengintai nabi, jerat penangkap burung ada di sepanjang jalannya, permusuhan 

ada di rumah Tuhan  nya. 9 Busuk sangat perbuatan mereka seperti pada hari-hari Gibea; Ia 

akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka. 10 Seperti buah-

buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu; seperti buah sulung sebagai 

hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmu. namun  mereka itu telah pergi 

kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada dewa keaiban, sehingga mereka 

menjadi kejijikan sama seperti apa yang mereka cintai itu. 

Untuk menyadarkan mereka lebih jauh, di sini diancamkan,  

I. Bahwa kehancuran yang dibicarakan itu akan datang dengan segera. Mereka 

tidak akan memiliki  alasan untuk mengharapkan penundaan waktu yang 

lama, sebab hukuman itu tidak datang berlambat-lambat. Hukuman itu 

sudah ada di ambang pintu (ay. 7): Sudah datang hari-hari penghukuman, 

dan tidak akan ada lagi penangguhan. Sudah datang hari-hari pembalasan, 

yang sudah begitu sering diperingatkan kepada mereka agar mereka bersiap 

menghadapinya. Para nabi mereka telah memberi tahu mereka bahwa 

kehancuran akan datang, dan sekarang kehancuran itu sudah datang, dan 

waktu kesabaran ilahi telah habis. Perhatikanlah,  

1. Hari penghakiman Tuhan   yaitu  hari penghukuman, di mana dosa manusia 

diperhitungkan dan disingkapkan, dan juga hari pembalasan, di mana 

nasib akhir manusia akan ditentukan, dan upah diberikan kepada setiap 

orang menurut perbuatannya. Penghukuman yang ketat diperlukan 

supaya ada pembalasan yang adil.  

2. Hari penghukuman dan pembalasan ini sedang bergegas menuju 

kedatangannya. Kedatangannya sudah pasti, sudah dekat, seakan-akan 

sudah datang.  

II. Bahwa dengan demikian mereka akan dibuat malu atas apa yang telah 

mereka sangka tentang para nabi mereka. saat  hari penghukuman 

datang, Israel akan mengalaminya, akan dibuat tahu melalui pengalaman 

yang menyedihkan, apa yang tidak akan mereka ketahui melalui ajaran. 

Israel akan mengalaminya pada saat itu betapa meninggalkan Tuhan   yaitu  

hal yang jahat dan pahit, dan betapa ngerinya kalau jatuh ke dalam tangan-

Nya. Pada waktu tangan-Mu dinaikkan mereka tidak melihatnya, namun  mere-

ka akan melihat. Israel akan mengetahui perbedaan antara nabi-nabi yang 

benar dan nabi-nabi yang palsu.  


 

514 

1. Mereka akan mengalami pada saat itu bahwa orang-orang yang 

mengaku-ngaku bernubuat, yang menyanjung-nyanjung mereka di 

dalam dosa mereka, dan membuai mereka dalam rasa aman, serta 

memberi tahu mereka bahwa mereka akan beroleh damai kendati 

mereka terus berbuat dosa, betapapun mereka mengaku-ngaku sebagai 

orang-orang yang penuh roh (seperti yang diperbuat nabi-nabi Ahab, 

1Raj. 22:24), mereka itu yaitu  orang-orang pandir dan gila, dan bukan 

nabi-nabi yang sejati. Mereka menipu diri sendiri dan orang-orang yang 

mendengarkan kata-kata nubuatan mereka. namun  mengapa Tuhan   mau 

membiarkan umat-Nya Israel diperdaya oleh para nabi palsu itu? Ia 

menjawab, “Oleh sebab  besarnya kesalahanmu yang, dengan 

memandang rendah hukum ilahi, terus-menerus engkau lakukan dengan 

berkeras hati. Dan sebab  besarnya permusuhanmu terhadap para nabi 

yang sejati, yang atas nama Tuhan   telah menegur engkau sebab  

tindakanmu itu.” Perhatikanlah, oleh sebab  manusia tidak menerima 

kasih dari Sang Kebenaran, namun  menyimpan permusuhan terhadap-

Nya, dan oleh sebab  besarnya kesalahan mereka, mereka malah 

menentang-Nya, maka Tuhan   akan mendatangkan kesesatan atas mereka, 

yang menyebabkan mereka percaya akan dusta. Kesesatan itu begitu kuat 

sehingga mereka tidak sadar sampai hari penghukuman dan pembalasan 

tiba, yang akan meyakinkan mereka akan kebodohan dan kegilaan 

orang-orang yang telah memperdaya mereka, dan akan kebodohan dan 

kegilaan mereka sendiri dalam membiarkan diri mereka diperdaya oleh 

orang-orang itu.  

2. Mereka akan mengetahui pada saat itu apakah nabi-nabi sejati, yang 

sungguh-sungguh merupakan orang yang penuh roh, dan dibimbing oleh 

Roh Tuhan  , yaitu  orang-orang seperti yang mereka sebut dan anggap, 

yaitu orang pandir dan orang gila. Dan mereka akan diyakinkan bahwa 

nabi-nabi itu sama sekali bukan orang-orang yang demikian, melainkan 

justru orang-orang yang bijak pada zamannya, dan merupakan para 

utusan Tuhan   yang setia yang dikirim kepada mereka. Pada waktu Israel 

melihat bahwa tak satu pun dari kata-kata Samuel yang gugur, mereka 

pun tahu bahwa dia ditetapkan sebagai seorang nabi  (1Sam. 3:20). 

Demikian pula halnya di sini, saat  Tuhan   menggenapi perkataan para 

utusan-Nya, dengan mendatangkan hari-hari pembalasan yang mereka 

nubuatkan, maka pada saat itu orang-orang yang telah meremehkan dan 

mengolok-olok mereka, dan menganggap rumah sakit jiwa sebagai 

tempat yang paling cocok buat mereka, akan menjadi malu 

akan besarnya kesalahan mereka dalam perkara itu, dan akan besarnya 

Kitab Hosea 9:1-6 

 

515 

permusuhan mereka, yang sebab nya Tuhan   menimpakan kehancuran 

yang cepat ini ke atas mereka. Mencemooh utusan Tuhan yaitu  dosa 

yang mengakibatkan hukuman bagi mereka, dan dengan demikian 

membuat mereka malu akan dosa itu.  

III. Bahwa dengan demikian kefasikan nabi-nabi palsu itu sendiri akan 

dibeberkan untuk mempermalukan mereka (ay. 8, KJV): “Pengintai Efraim 

ada bersama Tuhan  ku. Efraim ada bersama Tuhan   sebelumnya. Mereka 

memiliki sederet hamba Tuhan yang baik, yang tetap dekat dengan Tuhan   dan 

menjaga persekutuan dengan Dia. namun  sekarang mereka memiliki 

sekelompok nabi yang bobrok, jahat dan penganiaya, yang menjadi biang 

keladi dari segala kejahatan.” Atau, “Pengintai Efraim sekarang berpura-pura 

sedang bersama dengan Tuhan  ku, dan mengawali perkataan dustanya dengan 

ucapan, demikian firman TUHAN. namun  jerat penangkap burung ada di 

sepanjang jalannya, dan dia dengan licik menarik orang yang polos ke dalam 

dosa dan orang benar ke dalam masalah. Dan ia begitu penuh dengan 

kebencian dan permusuhan terhadap kebaikan dan orang-orang baik, 

sehingga ia telah menjadi permusuhan itu sendiri di rumah Tuhan  nya, atau 

terhadap rumah Tuhan  nya.” Perhatikanlah, nabi-nabi jahat yaitu  manusia 

yang paling buruk. Dosa-dosa mereka terhadap Tuhan   yaitu  yang paling keji, 

dan persekongkolan mereka melawan agama yaitu  yang paling berbahaya. 

Mereka bisa saja bermegah bahwa mereka yaitu  pengintai, pengira-ngira, 

dan, sejauh itu merupakan perkiraan, mereka mungkin saja benar. 

Dan mereka bersama Tuhan  ku, kepala mereka bisa saja penuh dengan 

pemikiran-pemikiran yang baik. Namun coba lihat hidup mereka, jerat 

perangkap burung ada di sepanjang jalan mereka, mereka menangkap untuk 

diri mereka sendiri dan memangsa orang lain. Coba lihat hati mereka, 

mereka yaitu  permusuhan di rumah Tuhan  ku, sangat keji dan penuh 

kebencian terhadap hamba-hamba Tuhan yang baik dan orang-orang baik. 

Celakalah engkau, hai negeri, hai jemaat, jika  para pengintaimu seperti 

itu, jika  nabi-nabimu seperti itu, yakni para pelihat, namun  bukan para 

pelaku firman! Corruptio optimi est pessima – Hal-hal yang terbaik, jika  

dirusakkan, menjadi yang terburuk.  

IV. Bahwa Tuhan   sekarang akan mengadakan perhitungan dengan mereka 

sebab  dosa-dosa nenek moyang mereka, yang jejak langkahnya telah 

mereka ikuti (ay. 9-10).  

1. Mereka sama buruknya seperti nenek moyang mereka: Busuk sangat 

perbuatan mereka. Mereka berurat akar di dalam dosa. Mereka sudah 


 

516 

terlalu jauh menelusuri seluk-beluk Iblis (Yes. 31:6), sehingga hampir 

mustahil mereka dipulihkan. Noda kebusukan mereka sudah menempel 

dalam-dalam, tidak bisa dihapuskan. Noda kebusukan itu merah seperti 

kirmizi dan kain kesumba, atau seperti belang macan tutul. Dan itu kesa-

lahan mereka sendiri. Busuk sangat perbuatan mereka. Mereka telah 

mencemarkan dan mengeraskan hati mereka sendiri, seperti pada hari-

hari Gibea, saat  gundik Lewi dilecehkan hingga mati oleh orang-orang 

Gibea dan seluruh suku Benyamin melindungi kejahatan itu. Itu memang 

merupakan masa yang amat jahat, dan seperti itulah masa sekarang ini. 

Percabulan dan kefasikan dilakukan dengan sama kurang ajar dan lan-

cangnya sekarang seperti pada hari-hari Gibea. Oleh sebab  itu, apa lagi 

yang dapat diharapkan selain pembalasan seperti yang diadakan pada 

waktu itu di Gibea? Setiap suku sekarang ini sama buruknya seperti suku 

Benyamin pada waktu itu, dan sebab  itu harus bersiap-siap untuk 

direndahkan seperti suku ini  pada waktu itu.  

2. Mereka sebab nya akan dimintai perhitungan atas dosa-dosa nenek 

moyang mereka: Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan 

menghukum dosa mereka, kesalahan yang mereka lakukan dengan cara 

serupa seperti nenek moyang mereka dan sebagai keturunannya, dosa 

yang sudah mendarah daging. Dosa bapa sekarang akan dibalaskan 

kepada anak-anak. Dari sini Tuhan   mengambil kesempatan untuk 

menegur mereka atas kemerosotan dan kemurtadan nenek moyang 

mereka, atas kedurhakaan dan sikap nenek moyang mereka yang tidak 

tahu berterima kasih (ay. 10). Di sini amatilah,  

(1) Kehormatan besar yang diberikan Tuhan   atas Israel saat  Ia pertama 

kali membentuk mereka sebagai umat: Seperti buah-buah anggur di 

padang gurun Aku mendapati Israel dahulu. Ia sangat bersuka dan 

senang dengan mereka sama seperti seorang musafir malang saat  

menemukan buah anggur di padang gurun, di mana ia paling mem-

butuhkannya dan paling tidak menyangka akan mendapatkannya. 

Atau saat  mereka sedang berada di padang gurun, Tuhan   mendapati 

mereka seperti buah anggur, tidak berharga dengan sendirinya, 

namun  berharga bagi-Nya, dan menyenangkan sama seperti buah 

anggur yang pertama masak bagi pemilik kebun anggur. Mereka 

berharga di mata-Nya, dan mulia (Yes. 43:4). Ia menanam mereka 

sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni 

(Yer. 2:21), dan mendapati mereka tetap sama seperti saat  Ia 

menjadikan mereka, pokok anggur yang baik pada mulanya. Aku 

melihat mereka dengan senang hati, seperti buah sulung sebagai hasil 

Kitab Hosea 9:1-6 

 

517 

pertama pohon ara. Orang yang baik dibandingkan dengan buah ara 

yang sangat baik, buah ara bungaran (Yer. 24:2). Satu pokok anggur 

pada mulanya, sama harganya dengan amat banyak buah anggur 

sesudahnya. Hal ini menyiratkan bahwa Tuhan   bersuka dalam diri 

mereka dan dalam berbuat baik kepada mereka, bukan demi mereka 

sendiri, melainkan sebab  Ia mengasihi nenek moyang mereka. Ia 

menjaga mereka dengan hati-hati, seperti seseorang menjaga buah 

sulung pilihan di kebun anggurnya. Nah, saat  Ia menaruh semua 

kehormatan ini ke atas mereka, dan mereka menunjukkan harapan 

yang begitu besar untuk menempati kedudukan yang baik, orang 

akan berpikir bahwa mereka seharusnya mempertahankan 

keunggulan mereka. namun  ,  

(2) Lihatlah aib besar yang mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri. 

Tuhan   telah menguduskan mereka bagi diri-Nya sebagai umat 

kesayangan, namun  mereka malah pergi kepada Baal-Peor. Mereka 

bergabung dengan bangsa Moab dalam mempersembahkan korban 

kepada dewa sampah yang kotor itu (Bil. 25:2-3), dan membaktikan 

diri kepada dewa keaiban itu, berhala yang memalukan itu, demikian-

lah Baal-Peor secara khusus, jika (seperti yang tampaknya memang 

demikian) persundalan yang dilakukan oleh bangsa Israel dengan 

putri-putri Moab yaitu  bagian dari ibadah kepada Baal-Peor. 

Perhatikanlah, kepada siapa pun orang-orang membaktikan diri 

jsesudah  meninggalkan Tuhan  , hal itu pasti akan menjadi aib bagi 

mereka, cepat atau lambat. Kejijikan mereka dikatakan di sini sama 

seperti apa yang mereka cintai. Perbuatan-perbuatan mereka yang 

merupakan suatu kejijikan bagi Tuhan   yaitu  sesuatu yang paling 

dicintai jiwa mereka. Atau begitu meninggalkan Tuhan  , mereka 

memperbanyak kejijikan mereka, berhala-berhala mereka dan segala 

penyembahan berhala mereka yang menjijikkan, dengan sesuka hati 

mereka. Inilah jalan hidup nenek moyang mereka. Tuhan   telah 

berbuat baik kepada nenek moyang mereka, namun  nenek moyang 

mereka telah berlaku tidak tahu terima kasih kepada-Nya, dan 

dengan cara yang sama pula angkatan sekarang menjadi buruk 

sangat perbuatannya. 


 

518 

Ancaman Hukuman 

(9:11-17) 

11 Kemuliaan Efraim terbang seperti burung: tiada yang melahirkan, yang hamil dan yang 

mengandung! 12 Sekalipun mereka membesarkan anak-anaknya, Aku akan membuat 

mereka bulus, sehingga tidak ada manusia lagi. Sungguh, celakalah juga mereka pada 

waktu Aku menjauh dari pada mereka! 13 Efraim, seperti yang Aku lihat, telah membuat 

anak-anaknya menjadi binatang perburuan; Efraim terpaksa menyerahkan anak-anaknya 

kepada si pembunuh. 14 Berilah kepada mereka, ya TUHAN – apakah yang hendak Kau-

beri? Berilah kepada mereka kandungan yang mandul dan buah dada yang kering. 15 

Segala kejahatan mereka terjadi di Gilgal, sungguh, di sana Aku mulai membenci mereka. 

Oleh sebab  jahatnya perbuatan-perbuatan mereka Aku akan menghalau mereka dari 

rumah-Ku. Aku tidak akan mengasihi mereka lagi, semua pemuka mereka yaitu  

pemberontak. 16 Efraim telah dipukul, akarnya telah menjadi kering, mereka tidak akan 

menghasilkan buah. Bahkan sekalipun mereka melahirkan anak, Aku akan mematikan 

buah kandungannya yang berharga. 17 Tuhan  ku akan membuang mereka, sebab mereka 

tidak mendengarkan Dia, maka mereka akan mengembara di antara bangsa-bangsa. 

Dalam ayat-ayat sebelumnya kita melihat dosa Israel yang diturunkan dari 

nenek moyang mereka. Dalam perikop ini kita melihat hukuman Israel yang 

diturunkan kepada anak-anak mereka. Sebab, sama seperti kematian masuk ke 

dalam dunia pertama-tama melalui dosa, demikian pula dosa masih diikuti oleh 

kematian. Kita dapat mengamati, di dalam ayat-ayat ini,  

I. Dosa Efraim. Ada beberapa ungkapan di sini yang menggambarkan dosa 

Efraim itu.  

1. Mereka tidak mendengarkan Tuhan   (ay. 17). Mereka tidak memberi 

perhatian kepada suara firman-Nya atau tongkat hajaran-Nya. Mereka 

tidak percaya apa yang telah dikatakan-Nya, tidak pula mau diatur oleh-

Nya. Ia memberi tahu mereka kewajiban mereka, apa yang baik bagi 

mereka, bahaya yang mengancam mereka, namun  mereka tidak 

mengindahkan-Nya. Semua yang dikatakan-Nya kepada mereka melalui 

firman-Nya dan para nabi-Nya bagi mereka hanyalah seperti sebuah 

cerita dongeng. Maka tidak heran jika kita mendengar,  

2. Tentang jahatnya perbuatan-perbuatan mereka (ay. 15), kekejian secara 

terang-terangan yang terkandung di dalam dosa mereka. Itu bukanlah 

kelemahan, melainkan kekurangajaran dan kelancangan. Bagaimana 

mereka tidak melakukan kejahatan bila mereka tidak mau 

mendengarkan firman Tuhan  , yang hendak mengajar dan meyakinkan 

mereka untuk berbuat baik? Dan tidak heran bahwa ada perbuatan-

perbuatan jahat di antara mereka jika ,  

3. Ibadah mereka rusak (ay. 15): Segala kejahatan mereka terjadi di Gilgal, 

yang merupakan tempat tercela oleh sebab  penyembahan berhalanya, 

seperti yang tampak pada pasal 4:15; 12:11; dan Am. 4:4; 5:5. Ada 

Kitab Hosea 9:1-6 

 

519 

kemungkinan bahwa para penyembah berhala memilih tempat ini  

sebagai pusat kegiatan mereka sebab  tempat itu telah tersohor pada 

zaman-zaman sebelumnya sebagai tempat diadakannya upacara-upacara 

ibadah bangsa Israel untuk berhubungan dengan Tuhan   (Yos. 5:2, 10; 

1Sam. 10:8; 11:15). Di sana, di mana sumber penyembahan berhala 

berada, dan dari sana penyembahan berhala itu tersebar ke seluruh 

kerajaan, di sanalah dapat dikatakan bahwa segala kejahatan mereka 

terjadi, sebab  semua kejahatan yang lain berasal dari sana. Kerusakan 

dalam ibadah membuka jalan bagi kerusakan akhlak. Ibu dari wanita-

wanita pelacur yaitu  ibu dari segala kekejian lain (Why. 17:5). 

Cendekiawan Grotius menduga bahwa ada arti mistis di sini. Golgota 

dalam bahasa Aram yaitu  sama dengan Gilgal dalam bahasa Ibrani, dan 

sebab nya dia berpendapat bahwa kata ini mungkin merujuk pada 

peristiwa dihukum matinya Kristus di Golgota, yang merupakan dosa 

terbesar bangsa Yahudi, dan yang tentangnya benarlah kalau dikatakan, 

segala kejahatan mereka memuncak pada tindakan itu. Dan tidak heran 

bahwa bangsa itu melakukan yang jahat, baik di dalam ibadah maupun 

dalam perilaku hidup sehari-hari, jika   

4. Semua pemuka mereka yaitu  pemberontak. Semua penerus raja-raja 

dari sepuluh suku melakukan yang jahat di mata TUHAN, atau seluruh 

kumpulan hakim dan penegak hukum pada waktu itu yaitu  orang-

orang jahat. Mereka menyimpang ke jalan-jalan dosa dan bersikeras 

untuk berada di jalan itu.  

II. Murka Tuhan   terhadap Efraim sebab  dosa mereka. Hal ini diungkapkan 

secara beragam di sini, untuk menunjukkan betapa dosa, bagi mata suci 

kemuliaan-Nya, yaitu  sesuatu yang menyulut murka, dan betapa dosa 

membuat si pendosa menjijikkan bagi Dia.  

1. Ia menjauh dari pada mereka (ay. 12). saat  mereka memberontak 

terhadap-Nya, dan mengingkari sumpah setia mereka kepada-Nya, apa 

lagi yang dapat mereka harapkan selain bahwa Ia akan menjauh dari 

mereka dan menarik kembali baik perlindungan-Nya maupun 

kemurahan hati-Nya? Dan memang pantas ancaman-Nya ditegaskan 

seperti itu, dan dibuat mengerikan: Sungguh, celakalah juga mereka pada 

waktu Aku menjauh dari pada mereka! Perhatikanlah, sungguh celaka 

keadaan orang-orang yang telah ditinggalkan Tuhan  . Kesejahteraan atau 

celaka kita bergantung pada hadirat Tuhan   yang penuh rahmat bersama 

kita. Dan jika Ia pergi, maka segala kesejahteraan juga pergi bersama-

Nya dan segala celaka datang menimpa kita. “Tuhan   telah meninggalkan 


 

520 

dia, kejar dan tangkaplah dia. Saul mengetahui hal ini saat  dia begitu 

menekankan sebagian dari keluhannya ini, orang Filistin berperang 

melawan aku, dan Tuhan   telah undur dari padaku. Bahkan, Tuhan   tidak 

hanya undur dari mereka, namun  juga,  

2.  Ia membenci mereka. Di Gilgal, di mana segala kejahatan mereka terjadi, 

di sana Aku mulai membenci mereka. Di sana, di mana kejijikan dosa 

dilakukan, di sanalah Tuhan   merasa jijik terhadap para pendosanya. Di 

Gilgal, Ia telah memberi  banyak tanda perkenanan-Nya kepada nenek 

moyang mereka, namun  sekarang tempat itu menjadi tempat di mana Ia 

membenci mereka sebab  sikap mereka yang tak tahu berterima kasih. 

Bahkan, Ia tidak hanya membenci mereka, namun  juga,  

3.  Ia tidak akan mengasihi mereka lagi, tidak akan pernah berkenan 

menerima mereka kembali. Jurang pemisah antara Tuhan   dan Israel itu 

luas seluas lautan, yang tidak dapat dijebatani. Hal ini sesuai dengan apa 

yang telah dikatakan-Nya (1:6-7), Aku tidak akan menyayangi lagi kaum 

Israel, yaitu kesepuluh suku.  

4. Ia akan membuang mereka, dan tidak akan berurusan lagi dengan 

mereka: Oleh sebab  jahatnya perbuatan-perbuatan mereka Aku akan 

menghalau mereka dari rumah-Ku. Ia tidak akan lagi mengakui mereka 

sebagai milik-Nya, atau anggota keluarga-Nya di dunia. Ia akan mengusir 

mereka keluar dari pintu sebagai para penyewa yang tidak jujur yang 

tidak membayar uang sewa, sebagai hamba-hamba yang tidak berguna 

yang tidak memberi-Nya kehormatan dan tidak pula melakukan peker-

jaan mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menajiskan rumah Tuhan   

tidak dapat berharap hal lain selain diusir dari rumah-Nya, dan tidak lagi 

dibiarkan menjadi penghuni atau pelayan di dalamnya. Bahkan, Ia tidak 

hanya akan mengusir mereka dari rumah-Nya, namun  juga,  

5. Ia akan menghalau mereka sangat jauh (ay. 17): Tuhan  ku akan membuang 

mereka, bukan hanya dari rumah-Nya, melainkan juga dari pandangan-

Nya. Ia akan benar-benar meninggalkan dan menolak mereka. Mereka 

akan menjadi orang-orang yang terbuang. Tuhan   berkata bahwa Ia 

akan menghalau mereka dari rumah-Nya, dan di sini sang nabi 

menyokong perkataan itu, sebagai orang yang sangat mengenal pikiran 

Tuannya: Tuhan  ku akan membuang mereka. Lihatlah betapa dengan 

nyaman dan senang hati dia menyebut Tuhan   sebagai Tuhan  nya. Perhati-

kanlah, saat  orang lain tidak mengakui Tuhan  , dan tidak diakui oleh-

Nya, sungguh suatu kepuasan yang sangat besar bagi orang baik bahwa 

mereka dapat menyebut Tuhan   sebagai Tuhan   mereka, dapat mengakui Dia 

dengan riang hati dan melihat diri mereka sendiri diakui oleh-Nya. Biar 

Kitab Hosea 9:1-6 

 

521 

saja semua orang menjadi pemberontak, semua orang dihancurkan, 

namun  Tuhan   tetaplah Tuhan  ku. 

III. Akibat dari murka ini, yaitu ditinggalkan dan dibinasakannya keturunan 

mereka, yang merupakan hukuman yang diancamkan di sini berulang kali. 

Amatilah di sini, 

1. Betapa Efraim dulu kelihatannya akan bertambah banyak. 

Nama Efraim berasal dari kata kesuburan (Kej. 41:52). Yusuf 

yaitu  pohon buah-buahan yang muda (Kej. 49:22), dan berkat Musa 

menubuatkan adanya puluhan ribu orang Efraim (Ul. 33:17). Inilah 

kemuliaan Efraim (ay. 11). Untuk hal inilah Efraim tampak dirancang 

oleh Dia yang menentukan batas-batas kediaman manusia. Sebab Efraim, 

seperti Aku melihat Tirus, ditanam di suatu tempat yang menyenangkan  

(ay. 13, KJV), supaya ia cepat bertumbuh, sebagaimana orang berharap 

hal serupa dari sebuah pohon yang ditanam di tepi sungai. Efraim sama 

kuat dan kayanya seperti Tirus, dan sama-sama merasa sombong dan 

aman. Penjelasan kitab terjemahan bahasa Aram memberi  

pengertian ini, jemaah Israel, sewaktu memelihara hukum Taurat, yaitu  

seperti Tirus dalam hal kemakmuran dan keamanan.  

2. Betapa Efraim di kemudian hari akan berjumlah sedikit (ay. 11): 

Kemuliaan Efraim terbang seperti burung. Anak-anak mereka akan 

diambil dan pengharapan-pengharapan keluarga mereka menjadi pupus. 

Segala kemuliaan mereka akan terbang seperti rajawali ke angkasa, 

begitu cepat dan tidak akan kembali. Perhatikanlah, kemuliaan duniawi 

yaitu  kemuliaan yang akan terbang. namun  orang-orang yang menjadi-

kan Tuhan   sebagai kemuliaan mereka memiliki kemuliaan yang kekal dan 

tak pernah pudar di dalam Dia. Efraim telah menjadi seperti pohon yang 

berbuah lebat. namun  sekarang Efraim telah dipukul, ditumbangkan. 

Akarnya telah menjadi kering, mereka tidak akan menghasilkan buah (ay. 

16). Jika akarnya kering, maka cabangnya tentu akan menjadi layu. 

Amatilah, 

(1) Ancaman yang dibuat Tuhan   untuk membinasakan anak-anak mereka.  

[1] Mereka akan binasa sendiri oleh tangan Tuhan   secara langsung 

(ay. 11): Mereka akan terbang sehingga tiada yang melahirkan, 

yang hamil dan yang mengandung. Sebagian dari anak-anak 

mereka akan mati segera sesudah dilahirkan. Buaian akan segera 

berubah menjadi peti mati. Sebagian yang lain dari anak-anak 

mereka akan mati saat  lahir, atau rahim akan menjadi kuburan 


 

522 

mereka, dan kematian mereka di sana juga menjadi kematian ibu 

mereka. Untuk anak-anak mereka yang lain lagi, ibu-ibu mereka 

akan keguguran segera sesudah mengandung, dan mereka akan 

menjadi buah kandungan yang belum waktunya. Lihatlah betapa 

Tuhan   dapat dengan mudah, dan betapa Ia dapat dengan adil, 

sebagaimana yang bisa kita yakini, membasmi seluruh bangsa 

manusia, bangsa yang merosot, bersalah, dan memuakkan itu, 

dan menghapuskan namanya dari bawah kolong langit. Yang 

dilakukan-Nya itu hanyalah dampak dari apa yang diperbuat-Nya 

terhadap Efraim di sini. Ia menetapkan supaya mereka semua 

tidak memiliki  keturunan, membuat semua kemuliaan me-

reka terbang sehingga tiada yang melahirkan, yang hamil dan 

yang mengandung, mengeringkan akar mereka, sehingga mereka 

tidak menghasilkan buah, maka urusan mereka pun habis sudah 

hanya dalam beberapa tahun.  

[2]  Mereka akan binasa oleh tangan musuh-musuh mereka. Mereka 

akan mengalami kematian oleh kekerasan (ay. 12): “Sekalipun 

mereka membesarkan anak-anaknya ke tingkat kedewasaan 

tertentu, kendati mereka luput dari penyakit dan kematian yang 

rentan bagi para balita, dan dianggap sudah melewati 

bahaya, namun Aku akan membuat mereka bulus (ay. 12), melalui 

satu atau lain hukuman, sehingga tidak ada manusia lagi untuk 

membangun keluarga mereka dan meneruskan nama mereka.” 

Sekali lagi (ay. 13), Efraim terpaksa menyerahkan anak-anaknya 

kepada si pembunuh. Ibu-ibu akan menderita sakit bersalin 

saat  melahirkan anak-anak mereka,