, dan menetapkan hati untuk menjalani kehidupan
menyangkal diri dan bermati raga. Mefiboset, dalam duka-
citanya, tidak memelihara janggutnya (2Sam. 19:24).
(2) Sebagian orang mengamati bahwa rambut panjang dikata-
kan sebagai lambang tunduk (1Kor. 11:5, dst.). Dengan
demikian, rambut panjang orang-orang nazir menandakan
bahwa mereka tunduk kepada Tuhan , dan menempatkan
diri di bawah kekuasaan-Nya.
(3) Dengan rambut panjang ini mereka dikenal sebagai orang-
orang nazir oleh semua orang yang bertemu dengan mere-
ka, dan dengan demikian rambut panjang itu menuntut
penghormatan. Rambut panjang itu membuat mereka tam-
pak hebat tanpa dibuat-buat. Itu yaitu mahkota alam
untuk kepala, dan sebuah kesaksian bagi mereka bahwa
mereka telah menjaga kemurnian mereka. Sebab, jika me-
reka telah tercemar, rambut mereka pasti dipotong (ay. 9).
Lihat Yeremia 7:29.
3. Mereka tidak boleh berada di dekat mayat (ay. 6-7). Orang lain
boleh menyentuh mayat, dan hanya menjadi najis olehnya
selama beberapa waktu menurut hukum keupacaraan. Seba-
gian orang harus menyentuh mayat, sebab kalau tidak, orang
mati tidak dapat dikubur. namun , orang-orang nazir tidak bo-
leh melakukannya, sebab terancam kehilangan semua kehor-
matan kenaziran mereka. Mereka tidak boleh menghadiri pe-
makaman saudara-saudara mereka, tidak, sekalipun itu pe-
makaman ayah atau ibu mereka, sama seperti imam besar
sendiri, sebab tanda kenaziran bagi Tuhan nya ada di atas
Kitab Bilangan 6:1-21
71
kepalanya. Orang-orang yang mengkhususkan diri bagi Tuhan
harus belajar,
(1) Untuk membedakan diri mereka, dan berbuat lebih dari-
pada orang lain.
(2) Untuk menjaga hati nurani mereka tetap murni dari per-
buatan yang sia-sia, dan tidak menyentuh barang yang
najis. Semakin kita mengaku beragama, dan semakin kita
terlihat menonjol, dan semakin kita harus berhati-hati un-
tuk menghindari segala dosa, sebab kita memiliki kehor-
matan yang jauh lebih besar yang akan hilang sebab nya.
(3) Untuk memperlunak kasih sayang mereka bahkan kepada
saudara-saudara dekat mereka, supaya jangan sampai
dukacita mereka akibat kehilangan saudara-saudara mere-
ka mengganggu sukacita mereka di dalam Tuhan dan tun-
duknya mereka pada kehendak-Nya. Lihat Matius 8:21-22.
4. Selama waktu kenazirannya ia harus kudus bagi TUHAN (ay.
8). Kekudusan inilah yang dimaksudkan oleh ibadah-ibadah
lahiriah itu, dan tanpanya ibadah-ibadah itu tidak ada nilai-
nya. Orang-orang nazir harus mengabdi kepada Tuhan , bekerja
untuk-Nya, dan pikiran mereka harus terpatri pada-Nya.
Mereka harus menjaga diri mereka tetap murni dalam hati dan
hidup, dan dalam segala sesuatu harus menjadi serupa
dengan gambar dan kehendak ilahi. Inilah yang dimaksudkan
dengan menjadi kudus, inilah yang dimaksudkan dengan men-
jadi orang nazir yang sejati.
III. Ketentuan yang dibuat untuk mentahirkan orang nazir, jika ia ke-
betulan, tanpa terelakkan, menjadi cemar menurut hukum ke-
upacaraan sebab menyentuh mayat orang. Tidak ada hukuman
yang diperintahkan oleh hukum ini atas pelanggaran yang sengaja
dilakukan terhadap hukum-hukum yang sudah disebutkan. Se-
bab, tak terpikirkan bahwa orang yang begitu saleh hingga mau
bernazar itu sampai hati berani melanggar nazarnya sendiri. Juga
tak terpikirkan bahwa ia sampai minum anggur, atau mencukur
rambutnya, kecuali sebab kesalahannya sendiri. namun semata-
mata oleh penyelenggaraan Tuhan , tanpa kesalahannya sendiri, ia
bisa saja berada di dekat mayat, dan itulah permasalahan yang
diajukan (ay. 9): jika seseorang mati di dekatnya dengan
72
sangat tiba-tiba, ia menajiskan rambut kenazirannya. Perhatikan-
lah, kematian kadang-kadang membawa pergi orang dengan sa-
ngat tiba-tiba, dan tanpa peringatan sebelumnya. Orang bisa jadi
baik-baik saja dan lalu meninggal dalam waktu yang begitu
singkat, hingga orang nazir yang paling berhati-hati sekalipun
tidak dapat terhindar dari kecemaran akibat menyentuh mayat.
Begitu pendeknya kadang-kadang langkah itu, dan begitu cepat
langkah itu diambil, dari waktu ke kekekalan. Semoga Tuhan mem-
persiapkan kita untuk menghadapi kematian yang mendadak!
Dalam hal ini,
1. Ia harus ditahirkan dari kenajisan menurut hukum yang telah
ditetapkan, seperti yang harus dilakukan orang lain juga, pada
hari ketujuh (ay. 9). Bahkan, lebih banyak yang dituntut un-
tuk mentahirkan orang nazir dibandingkan untuk mentahirkan
orang lain yang telah menyentuh mayat. Ia harus membawa
korban penghapus dosa dan korban bakaran, dan pendamaian
harus diadakan untuknya (ay. 10-11). Ini mengajar kita bahwa
dosa-dosa sebab kelemahan, dan kesalahan-kesalahan yang
kita lakukan secara tiba-tiba, harus kita tinggalkan dengan
bertobat secara sungguh-sungguh. Dan bahwa kuasa dari
korban Kristus harus diterapkan pada jiwa kita supaya segala
dosa dan kesalahan kita diampuni setiap hari (1Yoh. 2:1-2).
Hal itu juga mengajar kita bahwa, jika orang-orang yang ter-
kenal mengaku beragama melakukan sesuatu yang menodai
nama baik pengakuan mereka, maka lebih banyak yang ditun-
tut dari mereka dibandingkan dari orang lain untuk menda-
patkan kembali kedamaian mereka dan kehormatan mereka.
2. Ia harus memulai waktu kenazirannya lagi dari awal. Sebab
semua yang dilakukan sebelum ia menjadi najis sudah hilang,
dan tidak diperhitungkan kepadanya, meskipun sudah begitu
dekat dengan akhir kenazirannya (ay. 12). Hal ini mewajibkan
mereka untuk sangat berhati-hati supaya tidak menajiskan
diri dengan menyentuh orang mati, sebab itulah satu-satunya
hal yang membuat mereka kehilangan waktu kenaziran me-
reka. Dan ini mengajar kita bahwa jika orang benar berpaling
dari kebenarannya, dan menajiskan dirinya dengan perbuatan
yang sia-sia, maka semua kebenaran yang telah dia lakukan
akan hilang darinya (Yeh. 33:13). Semuanya hilang, semuanya
Kitab Bilangan 6:1-21
73
sia-sia, jika ia tidak bertekun (Gal. 3:4). Ia harus memulai lagi,
dan melakukan lagi apa yang semula ia lakukan.
IV. Hukum untuk membebaskan orang nazir dengan khidmat dari
nazarnya, Sesudah ia menyelesaikan waktu yang dia tetapkan bagi
dirinya sendiri. Sebelum berakhirnya jangka waktu itu, ia tidak
dapat dibebaskan. Sebelum bernazar, ia bebas, namun sudah
terlambat Sesudah ia bernazar. Orang-orang Yahudi berkata bahwa
waktu nazar orang nazir tidak boleh kurang dari tiga puluh hari.
Dan jika seseorang berkata, “Aku akan menjadi orang nazir hanya
untuk dua hari,” ia tetap saja terikat selama tiga puluh hari.
namun dari apa yang tampak, nazar Rasul Paulus hanya untuk
tujuh hari (Kis. 21:27). Atau, lebih tepatnya, pada waktu itu ia
melaksanakan upacara penyelesaian nazar kenaziran yang dari-
nya, sebab berada jauh dari Bait Suci, ia telah membebaskan
dirinya beberapa tahun sebelumnya di Kengkrea, hanya dengan
upacara pencukuran rambut (Kis. 18:18). saat waktu kenaziran
sudah habis, orang nazir harus dibebaskan,
1. Di depan umum, di pintu Kemah Pertemuan (ay. 13), supaya
semua orang dapat melihat bahwa nazarnya sudah digenapi,
dan tidak ada orang yang akan tersandung jika mereka se-
karang melihatnya minum anggur, yang tidak dilakukannya
selama beberapa waktu belakangan ini.
2. Pembebasan itu harus dilakukan dengan korban-korban (ay.
14). Supaya jangan sampai ia berpikir bahwa dengan sepotong
ibadah yang istimewa ini ia telah membuat Tuhan berutang
kepadanya, maka ia ditetapkan, bahkan Sesudah menyelesai-
kan nazarnya, untuk membawa persembahan kepada Tuhan .
Sebab, walaupun kita sudah melakukan kewajiban kita de-
ngan sebaik-baiknya kepada Tuhan , tetap saja kita harus meng-
akui bahwa masih ada yang perlu kita lakukan bagi Dia. Ia
harus membawa satu dari tiap-tiap jenis persembahan yang
ditetapkan.
(1) Korban bakaran, sebagai pengakuan terhadap kekuasaan
Tuhan yang berdaulat atas dirinya dan atas segala sesuatu
yang masih dimilikinya, kendati dengan pembebasannya
dari nazar khusus ini.
74
(2) Korban penghapus dosa. Korban ini, meskipun disebutkan
dalam urutan kedua (ay. 14), namun tampaknya sudah
dipersembahkan terlebih dahulu (ay. 16), sebab pendamai-
an harus diadakan untuk dosa-dosa kita sebelum korban-
korban kita dapat diterima. Dan dapat diamati dengan
sangat jelas bahwa bahkan orang nazir sekalipun, yang di
mata manusia lebih bersih dari salju dan lebih putih dari
susu, tidak berani menunjukkan diri di hadapan Tuhan yang
kudus tanpa korban penghapus dosa. Meskipun ia sudah
memenuhi nazar kenazirannya tanpa tercemar sedikit pun,
namun ia harus membawa korban untuk menghapus dosa.
Sebab ada kesalahan yang tanpa sadar dilakukan oleh
orang-orang terbaik sekalipun, bahkan dalam perbuatan-
perbuatan terbaik mereka. Ada suatu kebaikan yang dihi-
langkan, suatu kejahatan yang dibiarkan, yang, jika kita
dihakimi menurut keadilan yang ketat, akan menjadi ke-
hancuran kita. Dan oleh sebab itu penting bagi kita untuk
menerima pendamaian, dan memohon agar dibenarkan
oleh Tuhan di hadapan-Nya.
(3) Korban keselamatan, untuk mengucap syukur kepada
Tuhan yang telah memampukannya untuk memenuhi nazar-
nya, dan untuk memohon anugerah kepada Tuhan untuk
menjaganya dari tindakan apa saja yang tidak patut dilaku-
kannya sebagai seorang nazir. Juga, supaya ingat terus
ingat bahwa, meskipun sekarang ia dibebaskan dari ikat-
an-ikatan nazarnya, ia tetap berada di bawah ikatan-ikatan
hukum ilahi.
(4) Kepada semuanya ini ditambahkan korban sajian dan kor-
ban curahan, sesuai dengan cara yang ditetapkan (ay. 15,
17), sebab korban-korban ini selalu menyertai korban bakar-
an dan korban keselamatan. Dan, selain korban-korban ini,
ada juga sebakul roti bundar dan roti tipis yang tidak beragi.
(5) Bagian dari korban keselamatan, dengan roti bundar dan
roti tipis, harus diunjukkan sebagai persembahan unjukan
(ay. 19-20). Dan ini merupakan imbalan bagi sang imam,
atas jerih payahnya, Sesudah bagian dari korban itu terlebih
dahulu dipersembahkan kepada Tuhan .
(6) Selain semuanya ini, orang nazir itu dapat membawa kor-
ban-korban sukarelanya, apa yang ia mampu mempersem-
Kitab Bilangan 6:22-27
75
bahkan di samping itu (ay. 21). Lebih dari ini boleh ia bawa,
namun tidak kurang dari itu. Dan, untuk menyemarakkan
khidmatnya upacara itu, pada kesempatan ini mereka
biasa meminta teman-teman mereka untuk menanggung
biaya mereka (Kis. 21:24). Terakhir, satu upacara lagi dite-
tapkan, yaitu seperti yang dilakukan orang untuk memba-
talkan ikatan janji saat syaratnya sudah dipenuhi, yaitu
upacara mencukur rambutnya, yang sudah dibiarkan tum-
buh selama ia menjadi orang nazir. Dan rambut itu dibakar
dalam api yang di atasnya korban-korban keselamatan se-
dang dimasak (ay. 18). Ini menyiratkan bahwa pemenuhan
nazarnya diterima oleh Tuhan di dalam Kristus sang Korban
Agung, dan tidak dengan cara lain. Belajarlah dari sini
untuk bernazar dan menepatinya kepada Tuhan Tuhan kita,
sebab Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh.
Suatu Bentuk Pemberkatan Ditetapkan
(6:22-27)
22 TUHAN berfirman kepada Musa: 23 “Berbicaralah kepada Harun dan anak-
anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada
mereka: 24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; 25 TUHAN
menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera. 27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang
Israel, maka Aku akan memberkati mereka.”
Di sini,
I. Para imam, selain pekerjaan-pekerjaan baik lain yang harus
mereka lakukan, juga ditunjuk dengan khidmat untuk member-
kati umat dalam nama Tuhan (ay. 23). Itu yaitu bagian dari
pekerjaan mereka (Ul. 21:5). Dengan ini Tuhan memberi kehor-
matan kepada para imam, sebab yang lebih rendah diberkati oleh
yang lebih tinggi. Dan dengan ini pula Ia memberi penghibur-
an dan kepuasan yang besar kepada umat-Nya, yang memandang
sang imam sebagai juru bicara Tuhan kepada mereka. Meskipun
para imam, dari diri mereka sendiri, tidak dapat berbuat lebih
selain memohon berkat saja, namun sebab pekerjaan mereka
yaitu menjadi perantara, dan melakukannya dalam nama Dia
yang memerintahkan berkat, maka doa mereka itu membawa
76
serta sebuah janji. Dan ia mengucapkannya sebagai orang yang
berwenang, dengan tangan yang terangkat dan wajah menghadap
umat. Nah,
1. Ini yaitu perlambang dari tugas Kristus saat datang ke
dalam dunia, yaitu untuk memberkati kita (Kis. 3:26), sebagai
Imam Besar yang kita akui. Hal terakhir yang Ia lakukan di
bumi yaitu memberkati murid-murid-Nya dengan tangan ter-
angkat (Luk. 24:50-51). Cendekiawan Uskup Pearson, meng-
amati sebagai kebiasaan orang-orang Yahudi bahwa para
imam memberkati umat hanya pada penutup korban pagi,
bukan pada penutup korban petang hari. Ini untuk menunjuk-
kan bahwa pada akhir zaman, zaman Mesias, yang merupakan
seolah-olah petang hari dunia, pemberkatan hukum Taurat itu
telah berhenti, dan berkat Kristus menggantikannya.
2. Pemberkatan itu yaitu contoh bagi para pelayan Injil, para
pemimpin ibadah bersama, untuk menyudahi ibadah bersama
dengan pemberkatan. Orang yang sama yang menjadi juru
bicara Tuhan kepada umat-Nya, untuk mengajar dan memerin-
tah mereka, juga menjadi juru bicara Tuhan untuk memberkati
mereka. Dan orang-orang yang menerima hukum akan mene-
rima berkat. Para ahli agama Yahudi memperingatkan umat
supaya mereka tidak berkata, “Apa gunanya berkat dari imam
yang miskin dan sederhana ini?” “Sebab,” kata mereka, “pene-
rimaan berkat itu bergantung, bukan pada sang imam, melain-
kan pada Tuhan yang kudus dan penuh berkat.”
II. Suatu bentuk pemberkatan ditetapkan di sini untuk mereka.
Dalam ibadah-ibadah mereka yang lain, tidak ada suatu bentuk
yang ditetapkan, namun sebab ini yaitu perintah Tuhan menyang-
kut pemberkatan, maka supaya pemberkatan itu tidak terlihat
seperti pemberkatan mereka sendiri, maka Ia menaruh kata-kata-
nya sendiri ke dalam mulut mereka (ay. 24-26). Di sini amatilah,
1. Bahwa berkat itu diperintahkan atas tiap-tiap orang secara
khusus: TUHAN memberkati engkau. Tiap-tiap dari mereka
harus mempersiapkan diri untuk menerima berkat itu, supaya
mereka boleh mengalami kebahagiaan dalam berkat itu.
Diberkatilah engkau (Ul. 28:3). Jika kita menerapkan hukum
Kitab Bilangan 6:22-27
77
itu pada diri kita sendiri, maka kita juga dapat menerima ber-
kat itu, seolah-olah nama kita dimasukkan di dalamnya.
2. Bahwa nama Yehova diulang sebanyak tiga kali dalam pem-
berkatan itu. Dan, seperti yang diamati oleh para penafsir Alki-
tab, masing-masing dengan nada suara yang berbeda dalam
bahasa aslinya. Orang-orang Yahudi sendiri berpikir bahwa
ada suatu misteri dalam hal ini, dan kita tahu apa misteri itu,
sebab Perjanjian Baru sudah menjelaskannya. Yaitu, kita di-
arahkan untuk menantikan berkat dari kasih karunia Tuhan
Yesus Kristus, kasih Bapa, dan persekutuan Roh Kudus. Tiap-
tiap pribadi itu yaitu Yehova, namun mereka “bukan tiga
Tuhan, melainkan satu Tuhan” (2Kor. 13:14).
3. Bahwa perkenanan Tuhan yaitu segala-galanya dalam berkat
ini, sebab perkenanan-Nya merupakan sumber dari semua
kebaikan.
(1) TUHAN memberkati engkau! saat kita memuji-muji Tuhan ,
kita hanya berkata-kata baik tentang-Nya. namun saat Ia
memberkati kita, Ia berbuat baik kepada kita. Orang-orang
yang diberkati-Nya, sungguh-sungguh terberkati.
(2) TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya, yang merujuk
pada bersinarnya matahari atas bumi, untuk meneranginya
dan membuatnya nyaman, dan untuk memperbaharui muka
bumi. “Tuhan mengasihi engkau dan membuat engkau me-
ngetahui bahwa Ia mengasihi engkau.” Kita tidak bisa tidak
pasti berbahagia jika kita memiliki kasih Tuhan . Dan kita
tidak bisa tidak pasti merasa tenang jika kita mengetahui
bahwa kita mengalami kasih-Nya.
(3) TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu. Ini mempu-
nyai tujuan yang sama dengan sebelumnya, dan tampak
merujuk pada senyuman-senyuman seorang ayah kepada
anaknya, atau senyuman seseorang kepada teman yang
disenanginya. Jika Tuhan memberi kita jaminan bahwa Ia
berkenan dan menerima kita secara istimewa, maka ini
akan memberi sukacita kepada kita (Mzm. 4:8-9).
4. Bahwa buah-buah dari perkenanan yang diberikan oleh berkat
ini yaitu perlindungan, pengampunan, dan kedamaian.
(1) Perlindungan dari kejahatan (ay. 24). TUHAN melindungi
engkau, sebab Dialah yang menjaga Israel, dan Ia tidak
78
terlelap dan tidak tertidur (Mzm. 121:4), dan semua orang
percaya dipelihara dalam kekuatan Tuhan .
(2) Pengampunan dosa (ay. 25). TUHAN memberi kasih karunia,
atau memberi rahmat, kepadamu.
(3) Kedamaian (ay. 26), termasuk segala sesuatu yang baik
yang bersama-sama menghasilkan kebahagiaan utuh.
III. Tuhan di sini berjanji untuk mengesahkan dan meneguhkan berkat
itu: Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang
Israel (ay. 27). Tuhan mengizinkan para imam untuk menggunakan
nama-Nya dalam memberkati umat, dan untuk memberkati
mereka sebagai umat-Nya, yang dipanggil dengan nama-Nya. Ini
mencakup semua berkat yang dapat mereka ucapkan atas umat,
untuk menandai mereka sebagai umat kesayangan Tuhan , umat
yang dipilih dan dikasihi-Nya. Nama Tuhan atas mereka yaitu
kehormatan mereka, penghiburan mereka, keamanan mereka,
dan pembela mereka. Nama-Mu diserukan di atas kami; janganlah
tinggalkan kami. Ditambahkan, maka Aku akan memberkati mere-
ka. Perhatikanlah, berkat ilahi menyertai ketetapan-ketetapan
ilahi, dan memberi kuasa dan keberhasilan ke dalamnya. Apa
yang dikatakan Kristus tentang damai sejahtera sungguh merupa-
kan berkat, “Damai sejahtera bagi jemaat ini.” Jika orang-orang
yang layak menerima damai sejahtera dan ahli-ahli waris berkat
ada di sana, maka damai sejahtera, dan berkat, akan tinggal atas
mereka (Luk. 10:5-6). Sebab pada setiap tempat yang ditentukan
Tuhan menjadi tempat peringatan bagi nama-Nya, di sana Ia akan
datang dan memberkati mereka.
PASAL 7
arena Tuhan telah mendirikan rumah, seperti yang tampak dalam
penggambarannya, di tengah-tengah perkemahan Israel, maka
para pemimpin Israel dalam pasal ini datang berkunjung dengan
membawa persembahan-persembahan mereka, seperti penyewa ta-
nah datang menghadap tuan tanah, atas nama suku mereka masing-
masing.
I. Mereka membawa persembahan-persembahan,
1. Pada saat penahbisan Kemah Suci, supaya persembahan-
persembahan itu dapat dipergunakan untuk pekerjaan di
dalamnya (ay. 1-9).
2. Pada saat penahbisan mezbah, supaya persembahan-per-
sembahan itu dapat digunakan untuk keperluan mezbah
(ay. 10-88). Dan,
II. Tuhan dengan penuh rahmat menunjukkan perkenanan-Nya
atas persembahan-persembahan mereka (ay. 89). Dua pasal
sebelumnya merupakan catatan tentang hukum-hukum tam-
bahan yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel, sementara
pasal ini merupakan riwayat tentang ibadah-ibadah tambah-
an yang dilakukan bangsa Israel kepada Tuhan .
Persembahan-persembahan
para Pemimpin Israel
(7:1-9)
1 Pada waktu Musa selesai mendirikan Kemah Suci, diurapinya dan dikudus-
kannyalah itu dengan segala perabotannya, juga mezbah dengan segala per-
kakasnya; dan Sesudah diurapi dan dikuduskannya semuanya itu, 2 maka
para pemimpin Israel, para kepala suku mereka, mempersembahkan persem-
K
80
bahan. Mereka itu ialah para pemimpin suku yang bertanggung jawab atas
pencatatan itu. 3 Sebagai persembahan dibawa mereka ke hadapan TUHAN:
enam kereta beratap dengan dua belas ekor lembu; satu kereta untuk dua
orang pemimpin dan satu ekor lembu untuk satu orang pemimpin, lalu me-
reka membawa semuanya itu ke depan Kemah Suci. 4 lalu TUHAN ber-
firman kepada Musa: 5 “Terimalah semuanya itu dari mereka, supaya dipergu-
nakan untuk pekerjaan pada Kemah Pertemuan; berikanlah semuanya itu
kepada orang Lewi, sesuai dengan keperluan pekerjaan masing-masing.” 6 Lalu
Musa menerima kereta-kereta dan lembu-lembu itu dan memberi nya ke-
pada orang Lewi; 7 dua kereta dengan empat ekor lembu diberikannya kepada
bani Gerson, sesuai dengan keperluan pekerjaan mereka, 8 dan empat kereta
dengan delapan ekor lembu diberikannya kepada bani Merari, sesuai dengan
keperluan pekerjaan mereka di bawah pimpinan Itamar, anak imam Harun
itu. 9 namun kepada bani Kehat tidak diberikannya apa-apa, sebab pekerjaan
mereka ialah mengurus barang-barang kudus, yang harus diangkat di atas
bahunya.
Dalam perikop ini ada persembahan dari para pemimpin Israel,
supaya dipergunakan untuk pekerjaan di Kemah Suci. Cermatilah,
I. Kapan persembahan-persembahan itu dipersembahkan. Persem-
bahan-persembahan itu tidak dipersembahkan sampai Sesudah
Kemah Suci selesai didirikan (ay. 1). saat segala sesuatu baik
menyangkut Kemah Suci itu sendiri maupun perkemahan Israel
yang mengelilinginya telah dilakukan, menurut petunjuk-petun-
juk yang sudah diberikan, pada saat itulah mereka mulai mem-
persembahkan persembahan-persembahan mereka, mungkin se-
kitar hari kedelapan pada bulan kedua. Perhatikanlah, kewajiban-
kewajiban yang perlu dilakukan haruslah selalu diutamakan di
atas persembahan-persembahan sukarela: pertama-tama kewajiban-
kewajiban itu dahulu, baru lalu persembahan-persembahan
sukarela.
II. Siapa yang memberi persembahan-persembahan: Para pemim-
pin Israel, para kepala suku mereka (ay. 2). Perhatikanlah, orang-
orang yang memiliki kekuasaan dan martabat yang lebih tinggi
dibandingkan orang lain haruslah selalu berbuat mendahului orang
lain, dan berupaya untuk melampaui orang lain, dalam segala ke-
baikan. Semakin orang diangkat, semakin banyak yang diharap-
kan dari mereka, mengingat kesempatan mereka yang lebih besar
untuk melayani Tuhan dan angkatan mereka. Apa gunanya keka-
yaan dan wewenang, selain untuk memampukan orang untuk
berbuat kebaikan yang jauh lebih besar lagi di dunia?
Kitab Bilangan 7:1-9
81
III. Apa saja yang dipersembahkan: enam kereta beratap, yang ma-
sing-masing ditarik oleh sepasang lembu (ay. 3). Tidak diragukan
lagi, kereta-kereta beratap ini sesuai dengan semua perabotan
yang lain dari Kemah Suci beserta perlengkapan-perlengkapan-
nya. Kereta-kereta beratap ini yaitu kereta dari jenis yang ter-
baik, seperti kereta-kereta yang digunakan para pemimpin besar
saat sedang melakukan perarakan. Sebagian penafsir berpenda-
pat bahwa Tuhan , melalui Musa, memberi isyarat kepada para
pemimpin Israel tentang persembahan apa yang harus mereka
bawa. Atau mungkin pertimbangan mereka sendirilah yang men-
dorong mereka untuk membawa pemberian ini. Meskipun hikmat
Tuhan sudah menetapkan semua hal pokok mengenai Kemah Suci,
namun tampaknya hal-hal sampingan ini dibiarkan untuk diurus
oleh kebijaksanaan mereka sendiri, yaitu untuk mengatur apa
yang masih perlu diatur (Tit. 1:5). Dan kereta-kereta beratap ini
tidak ditolak, meskipun tidak ada contoh kereta yang ditunjukkan
kepada Musa di atas gunung. Perhatikanlah, kita tidak boleh ber-
harap bahwa ketetapan-ketetapan ilahi yang sudah ditentukan
akan turun untuk mengikuti segala keadaan yang dapat ditentu-
kan, dan yang pantas dibiarkan untuk diubah, oleh hikmat ma-
nusia, hikmat yang bermanfaat untuk mengarahkan itu. Amati-
lah, begitu Kemah Suci selesai didirikan, ketentuan ini dibuat
untuk mengurus pemindahannya. Perhatikanlah, bahkan saat
kita baru saja hidup tenang di dunia, dan berpikir bahwa kita
mulai berakar di dalamnya, kita harus bersiap-siap untuk meng-
hadapi pelbagai perubahan dan perpindahan, terutama perubah-
an yang besar itu. Selama kita berada di dunia ini, segala se-
suatunya harus disesuaikan dengan keadaan berperang dan me-
ngembara. saat Kemah Suci sedang didirikan, para pemimpin
Israel sangat bermurah hati dalam memberi persembahan-
persembahan mereka, sebab pada waktu itu mereka membawa
permata krisopras dan permata tatahan (Kel. 35:27), dan sekali-
pun begitu mereka sekarang membawa persembahan-persembah-
an yang lebih banyak. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah
berbuat kebaikan harus berusaha untuk berbuat kebaikan
dengan lebih melimpah dan melimpah lagi, dan tidak jemu-jemu
berbuat baik.
82
IV. Bagaimana persembahan itu dibagi-bagikan, dan untuk keperlu-
an apa saja persembahan itu. Semua kereta beratap dan lembu
diberikan kepada orang Lewi, agar dipakai untuk membawa Ke-
mah Suci. Ini demi kenyamanan mereka (sebab Tuhan tidak
menghendaki hamba-hamba-Nya terlalu dibebani oleh pekerjaan),
dan juga supaya beberapa bagian dari Kemah Suci dapat dibawa
dengan lebih aman dan lebih benar. Dan cara yang paling baik
yaitu bagian-bagian itu tetap dikumpulkan bersama-sama, dan
dilindungi dari cuaca, di dalam kereta-kereta.
1. Bani Gerson, yang bertugas membawa barang bawaan yang
ringan, yaitu tirai-tirai dan layar-layar, hanya diberi dua
kereta dan dua pasang lembu (ay. 7). Seusai menaikkan
barang-barang ini ke dalam kereta, mereka harus mengangkut
sisanya, jika memang masih ada, di atas bahu mereka.
2. Bani Merari, yang bertugas membawa barang bawaan yang
berat, dan yang paling susah dipindahkan, yaitu papan, tiang,
alas dan lain-lain, diberi empat kereta dan empat pasang
lembu (ay. 8). Dan sekalipun begitu, jika mereka tidak mem-
punyai lebih banyak kereta sendiri, mereka akan diwajibkan
untuk memanggul barang-barang yang sangat berat di atas
punggung mereka juga, sebab alas-alas perak saja beratnya
seratus talenta, yaitu lebih dari empat ton. Dan itu sudah
cukup untuk memuati empat kereta, yang masing-masing
ditarik oleh sepasang lembu. namun sebab satu alas beratnya
satu talenta, yaitu berat yang kira-kira cukup untuk dibawa
oleh satu orang (seperti yang tampak dalam 2Raj. 5:23), ada
kemungkinan mereka memanggul alas-alas itu di punggung
mereka, dan menempatkan papan-papan serta tiang-tiang di
dalam beberapa kereta. Amatilah di sini, bagaimana Tuhan
dengan bijak dan penuh rahmat memberi kekuatan ter-
besar kepada orang-orang yang memiliki pekerjaan terbe-
sar. Tiap-tiap kaum diberi kereta-kereta yang sesuai dengan
keperluan pekerjaan mereka. Beban apa saja yang ditimpakan
Tuhan dalam penyelenggaraan-Nya ke atas kita, Ia dengan
anugerah-Nya yang mencukupi akan memberi kita kekuatan
yang sepadan untuk memikul beban itu (1Kor. 10:13).
3. Bani Kehat, yang bertugas membawa barang bawaan yang
paling kudus, tidak diberi kereta sama sekali, sebab mereka
harus memanggul barang-barang mereka di atas punggung
Kitab Bilangan 7:10-89
83
mereka (ay. 9), dengan sangat hati-hati dan penuh penghor-
matan. saat pada zaman Daud orang Israel membawa tabut
Tuhan di dalam kereta, Tuhan membuat mereka mengetahui bagi
kengerian mereka, melalui kematian Uza, bahwa mereka tidak
meminta petunjuk-Nya seperti seharusnya (1Taw. 15:13).
Para Pemimpin Mempersembahkan Persembahan
(7:10-89)
10 Lagi para pemimpin mempersembahkan persembahan pentahbisan mez-
bah, pada hari mezbah itu diurapi; para pemimpin membawa persembahan
mereka ke depan mezbah itu. 11 TUHAN berfirman kepada Musa: “Satu pe-
mimpin setiap hari haruslah mempersembahkan persembahannya untuk
mentahbiskan mezbah itu.” 12 Yang mempersembahkan persembahannya
pada hari pertama ialah Nahason bin Aminadab, dari suku Yehuda. 13 Per-
sembahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbang-
annya, dan satu bokor penyiraman dari perak tujuh puluh syikal beratnya,
ditimbang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah
dengan minyak, untuk korban sajian; 14 satu cawan sepuluh syikal emas berat-
nya, berisi ukupan; 15 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan
seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 16 seekor kambing
jantan, untuk korban penghapus dosa; 17 dan untuk korban keselamat-
an dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan
lima ekor domba berumur setahun. Itulah persembahan Nahason bin
Aminadab. 18 Pada hari kedua Netaneel bin Zuar, pemimpin suku Isakhar,
mempersembahkan persembahan. 19 Sebagai persembahannya dipersembah-
kannya satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan
satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang
menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan
minyak, untuk korban sajian; 20 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya,
berisi ukupan; 21 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan
seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 22 seekor kambing
jantan untuk korban penghapus dosa; 23 dan untuk korban keselamatan dua
ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor
domba berumur setahun. Itulah persembahan Netaneel bin Zuar. 24 Pada
hari ketiga: pemimpin bani Zebulon, Eliab bin Helon. 25 Persembahannya
ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu
bokor penyiraman dari perak tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang
menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan
minyak, untuk korban sajian; 26 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya,
berisi ukupan; 27 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan
seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 28 seekor kambing
jantan untuk korban penghapus dosa; 29 dan untuk korban keselamatan dua
ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor
domba berumur setahun. Itulah persembahan Eliab bin Helon. 30 Pada hari
keempat: pemimpin bani Ruben, Elizur bin Syedeur. 31 Persembahannya
ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu
bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang
menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik diolah dengan
minyak, untuk korban sajian; 32 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya,
berisi ukupan; 33 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan
84
seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 34 seekor kambing
jantan untuk korban penghapus dosa; 35 dan untuk korban keselamatan dua
ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor
domba berumur setahun. Itulah persembahan Elizur bin Syedeur. 36 Pada
hari kelima: pemimpin bani Simeon, Selumiel bin Zurisyadai. 37 Persembah-
annya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan
satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang
menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan
minyak, untuk korban sajian; 38 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya,
berisi ukupan; 39 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan
seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 40 seekor kambing
jantan untuk korban penghapus dosa; 41 dan untuk korban keselamatan dua
ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor
domba berumur setahun. Itulah persembahan Selumiel bin Zurisya-
dai. 42 Pada hari keenam: pemimpin bani Gad, Elyasaf bin Rehuel. 43 Persem-
bahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya,
dan satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditim-
bang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah
dengan minyak, untuk korban sajian; 44 satu cawan, sepuluh syikal emas
beratnya, berisi ukupan; 45 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan
dan seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 46 seekor kam-
bing jantan untuk korban penghapus dosa; 47 dan untuk korban keselamatan
dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima
ekor domba berumur setahun. Itulah persembahan Elyasaf bin Rehuel. 48 Pada
hari ketujuh: pemimpin bani Efraim, Elisama bin Amihud. 49 Persembahannya
ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu
bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang
menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan
minyak, untuk korban sajian; 50 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya,
berisi ukupan; 51 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan
seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 52 seekor kambing
jantan untuk korban penghapus dosa; 53 dan untuk korban keselamatan dua
ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor
domba berumur setahun. Itulah persembahan Elisama bin Amihud. 54 Pada
hari kedelapan: pemimpin bani Manasye, Gamaliel bin Pedazur. 55 Persem-
bahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya,
dan satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya,
ditimbang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik,
diolah dengan minyak, untuk korban sajian; 56 satu cawan, sepuluh syikal
emas beratnya, berisi ukupan; 57 seekor lembu jantan muda, seekor domba
jantan dan seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 58 seekor
kambing jantan untuk korban penghapus dosa; 59 dan untuk korban kesela-
matan dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan
dan lima ekor domba berumur setahun. Itulah persembahan Gamaliel bin
Pedazur. 60 Pada hari kesembilan: pemimpin bani Benyamin, Abidan bin Gi-
deoni. 61 Persembahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal
timbangannya, dan satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal
beratnya, ditimbang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang
terbaik, diolah dengan minyak, untuk korban sajian; 62 satu cawan, sepuluh
syikal emas beratnya, berisi ukupan; 63 seekor lembu jantan muda, seekor
domba jantan dan seekor domba berumur setahun, untuk korban bakar-
an; 64 seekor kambing jantan untuk korban penghapus dosa; 65 dan untuk
korban keselamatan dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor
kambing jantan dan lima ekor domba berumur setahun. Itulah persembahan
Abidan bin Gideoni. 66 Pada hari kesepuluh: pemimpin bani Dan, Ahiezer bin
Amisyadai. 67 Persembahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh
Kitab Bilangan 7:10-89
85
syikal timbangannya, dan satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh
syikal beratnya, ditimbang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung
yang terbaik, diolah dengan minyak, untuk korban sajian; 68 satu cawan,
sepuluh syikal emas beratnya, berisi ukupan; 69 seekor lembu jantan muda,
seekor domba jantan dan seekor domba berumur setahun, untuk korban
bakaran; 70 seekor kambing jantan untuk korban penghapus dosa; 71 dan
untuk korban keselamatan dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima
ekor kambing jantan dan lima ekor domba berumur setahun. Itulah
persembahan Ahiezer bin Amisyadai. 72 Pada hari kesebelas: pemimpin bani
Asyer, Pagiel bin Okhran. 73 Persembahannya ialah satu pinggan perak,
seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu bokor penyiraman dari
perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang menurut syikal kudus,
keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, untuk korban
sajian; 74 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, berisi ukupan; 75 seekor
lembu jantan muda, seekor domba jantan dan seekor domba berumur
setahun, untuk korban bakaran; 76 seekor kambing jantan untuk korban
penghapus dosa; 77 dan untuk korban keselamatan dua ekor lembu, lima
ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor domba berumur
setahun. Itulah persembahan Pagiel bin Okhran. 78 Pada hari kedua belas:
pemimpin bani Naftali, Ahira bin Enan. 79 Persembahannya ialah satu ping-
gan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu bokor penyi-
raman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang menurut syikal
kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, untuk
korban sajian; 80 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, berisi ukup-
an; 81 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan seekor domba
berumur setahun, untuk korban bakaran; 82 seekor kambing jantan untuk
korban penghapus dosa; 83 dan untuk korban keselamatan dua ekor lembu,
lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor domba
berumur setahun. Itulah persembahan Ahira bin Enan. 84 Itulah persembah-
an pentahbisan mezbah pada hari mezbah itu diurapi, dari pihak para
pemimpin Israel, yaitu dua belas pinggan perak, dua belas bokor penyiraman
dari perak, dua belas cawan emas. 85 Beratnya tiap-tiap pinggan yaitu sera-
tus tiga puluh syikal perak, dan beratnya tiap-tiap bokor penyiraman yaitu
tujuh puluh syikal; segala perak perkakas-perkakas itu ada dua ribu empat
ratus syikal beratnya, ditimbang menurut syikal kudus. 86 Selanjutnya dua
belas cawan emas berisi ukupan, tiap-tiap cawan sepuluh syikal beratnya,
ditimbang menurut syikal kudus; segala emas cawan itu ada seratus dua
puluh syikal beratnya. 87 Segala hewan untuk korban bakaran itu ialah dua
belas ekor lembu jantan, dua belas ekor domba jantan, dua belas ekor domba
berumur setahun, dengan korban sajiannya; juga dua belas ekor kambing
jantan untuk korban penghapus dosa. 88 Segala hewan korban keselamat-
an itu ialah dua puluh empat ekor lembu jantan, enam puluh ekor dom-
ba jantan, enam puluh ekor kambing jantan, enam puluh ekor domba ber-
umur setahun. Itulah persembahan pentahbisan mezbah, sesudah mezbah
itu diurapi. 89 jika Musa masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk ber-
bicara dengan Dia, maka ia mendengar suara yang berfirman kepadanya dari
atas tutup pendamaian, yang di atas tabut hukum Tuhan , dari antara kedua
kerub itu; demikianlah Ia berfirman kepadanya.
Kita mendapati di sini gambaran tentang upacara agung penahbisan
mezbah-mezbah, baik itu mezbah korban bakaran maupun mezbah
ukupan. Mezbah-mezbah itu sudah dikuduskan sebelumnya, saat
diurapi (Im. 8:10-11), namun sekarang mezbah-mezbah itu dipakai
86
untuk pertama kali, seperti yang tampak dalam penggambarannya,
oleh para pemimpin Israel, dengan persembahan-persembahan suka-
rela mereka. Mereka memulai penggunaan mezbah-mezbah itu
dengan pemberian-pemberian yang berlimpah, ungkapan-ungkapan
yang besar akan sukacita dan kegembiraan, dan penghormatan yang
luar biasa terhadap tanda-tanda dari hadirat Tuhan di tengah-tengah
mereka. Sekarang, amatilah di sini,
I. Bahwa para pemimpin dan pembesar menjadi yang pertama dan
terdepan dalam melayani Tuhan . Orang-orang yang berhak men-
duduki tempat kehormatan haruslah menjadi yang terlebih da-
hulu dalam melakukan pekerjan-pekerjaan baik, dan itulah ke-
hormatan yang sejati. Di sini ada contoh bagi para bangsawan
dan kaum terpandang, yaitu orang-orang yang berwenang dan
berkedudukan tinggi di negeri mereka. Mereka harus memanfaat-
kan kehormatan dan kekuasaan mereka, serta harta milik dan
pengaruh mereka, untuk memajukan agama, dan untuk melayani
Tuhan , di tempat-tempat mereka berada. Sudah sewajarnya diha-
rapkan bahwa orang-orang yang memiliki lebih banyak dari-
pada orang lain harus berbuat kebaikan yang lebih besar dari-
pada orang lain dengan apa yang mereka miliki. Sebab jika tidak,
mereka merupakan pelayan-pelayan yang tidak setia, dan tidak
akan memberi pertanggungjawaban mereka dengan gembira.
Bahkan, orang-orang besar tidak hanya harus membantu dan
melindungi orang-orang yang melayani Tuhan dengan kekayaan
dan kekuasaan mereka, namun juga mereka sendiri, dengan kesa-
daran hati nurani, harus berusaha untuk taat beragama, dan
mengerjakan perbuatan-perbuatan kesalehan. Hal ini akan sangat
mendatangkan kehormatan bagi Tuhan (Mzm. 138:4-5), dan akan
berpengaruh baik atas orang lain, yang akan lebih mudah diya-
kinkan untuk menjalankan ibadah-ibadah agama saat mereka
melihat orang-orang besar itu mendapat nama baik seperti itu.
Sudah pasti bahwa manusia yang paling hebat sekalipun masih
lebih kecil dibandingkan dengan yang terkecil dari ketetapan-
ketetapan Tuhan . Dan ibadah-ibadah agama yang paling rendah
sekalipun tidaklah menjadi suatu penghinaan bagi orang-orang
yang paling berpengaruh di dunia.
Kitab Bilangan 7:10-89
87
II. Persembahan-persembahan yang mereka bawa sangatlah mahal
dan berharga, begitu mahal hingga sebagian penafsir berpendapat
bahwa tidak ada perbedaan yang begitu besar dalam harta milik
di antara mereka. Dengan begitu, mereka mampu menanggung
sendiri biaya persembahan-persembahan itu. namun para kepala
dari tiap-tiap suku turut menyumbang untuk persembahan yang
dibawa oleh pemimpin mereka.
1. Mereka membawa beberapa barang untuk terus dipergunakan
dalam ibadah tetap, yaitu dua belas pinggan perak yang lebar,
yang beratnya masing-masing sekitar dua kilogram, dan dua
belas piala perak yang lebar, atau bokor penyiraman dari
perak, yang beratnya masing-masing sekitar satu kilogram.
Pinggan-pinggan perak akan digunakan untuk korban sajian,
sementara bokor-bokor perak untuk korban curahan. Pinggan-
pinggan perak akan dipergunakan untuk menaruh daging-
daging korban, sementara bokor-bokor perak untuk menam-
pung darahnya. Bokor perak ini yaitu meja Tuhan (seperti
yang tampak dalam penggambarannya), dan pantaslah bila
Raja yang begitu agung harus dilayani dengan pinggan.
Cawan-cawan emas yang diisi dengan ukupan itu dimaksud-
kan, ada kemungkinan, untuk ibadah di mezbah emas, sebab
kedua mezbah itu diurapi pada saat yang bersamaan. Perhati-
kanlah, dalam pekerjaan-pekerjaan kesalehan dan amal, kita
harus bermurah hati menurut kemampuan kita. Dia yang ter-
baik harus dilayani dengan yang terbaik yang kita miliki.
Orang-orang Israel sejati rela berpisah dengan emas dan perak
mereka yang berlimpah demi melayani tempat kudus, sebab
mereka tidak memerlukannya untuk membeli makanan dan
membekali perkemahan mereka, sebab mereka diberi makan
setiap hari oleh roti dari sorga. Tidak pula mereka memerlu-
kannya untuk membeli tanah, atau mengupah tentara mereka,
sebab tidak lama lagi mereka akan dibuat menduduki tanah
Kanaan.
2. Mereka membawa beberapa barang untuk dipergunakan de-
ngan segera, yaitu bermacam-macam korban, seperti korban-
korban bakaran, korban-korban penghapus dosa, dan banyak
sekali korban keselamatan (yang dengan sebagian dari korban
ini mereka akan berpesta dengan teman-teman mereka), serta
korban-korban sajian yang akan ditambahkan kepada korban-
88
korban itu. Dengan ini mereka menunjukkan bahwa mereka
menerima dengan penuh syukur, dan patuh dengan riang hati,
kepada semua hukum tentang korban-korban yang belum
lama ini telah disampaikan Tuhan kepada mereka melalui
Musa. Dan, walaupun ini yaitu saat bersukacita dan bergem-
bira, namun dapat diamati bahwa di tengah-tengah berbagai
korban mereka, tetap saja kita mendapati korban penghapus
dosa. Oleh sebab dalam ibadah-ibadah kita yang terbaik se-
kalipun kita menyadari bahwa ada dosa yang ikut tercampur,
maka pantaslah bahwa bahkan dalam ibadah-ibadah kita yang
paling menggembirakan sekalipun pertobatan harus diikutser-
takan. Setiap kali kita datang kepada Tuhan , kita dengan iman
harus mengarahkan pandangan kepada Kristus sebagai kor-
ban agung penghapus dosa, dan menyebutkan nama-Nya.
3. Mereka membawa persembahan-persembahan mereka masing-
masing di hari yang berbeda, sesuai urutan yang belum lama
ini sudah ditentukan, sehingga upacara itu berlangsung se-
lama dua belas hari. Demikianlah Tuhan menetapkan (ay. 11):
Satu pemimpin setiap hari haruslah mempersembahkan persem-
bahannya, dan demikianlah yang mereka lakukan. Satu hari
Sabat pasti jatuh dalam dua belas hari itu, jika bukan dua,
namun dari apa yang tampak, mereka tidak berhenti pada hari
Sabat, sebab ini yaitu pekerjaan yang kudus, pantas untuk
hari yang kudus. Tuhan menetapkan bahwa persembahan itu
harus dilakukan selama beberapa hari seperti itu,
(1) Agar upacara itu dapat berlangsung lama, dan dengan begitu
dapat diperhatikan oleh seluruh umat Israel, dan ingatan
akan upacara itu dapat terpelihara dengan lebih baik.
(2) Agar kehormatan yang sama dengan demikian dapat diberi-
kan kepada tiap-tiap suku. Pada tutup dada Harun, tiap-
tiap suku memiliki batu permatanya sendiri, demikian pula
dalam persembahan ini, tiap-tiap suku memiliki harinya
sendiri.
(3) Dengan demikian, persembahan itu akan dilakukan secara
tertib dan teratur. Pekerjaan Tuhan tidak boleh dilakukan
secara kacau-balau, dan dengan tergesa-gesa. Ambillah
waktu, maka kita akan melakukannya dengan lebih cepat,
atau setidak-tidaknya kita akan melakukannya dengan
lebih baik.
Kitab Bilangan 7:10-89
89
(4) Tuhan dengan ini menunjukkan betapa Ia sangat senang,
dan betapa kita harus senang, dengan kegiatan-kegiatan
kesalehan dan ibadah. Diulanginya kegiatan-kegiatan itu
haruslah membawa kegembiraan yang terus-menerus bagi
kita, dan kita tidak boleh jemu berbuat baik. Jika suatu
pekerjaan yang luar biasa diminta untuk dilakukan selama
dua belas hari penuh, kita tidak boleh undur dibandingkan nya,
atau menyebutnya sebagai tugas berat dan beban.
(5) Para imam dan orang-orang Lewi diberi kesempatan untuk
mempersembahkan korban-korban yang sama, dan seba-
gian dari tiap-tiap jenis korban, setiap hari, selama berhari-
hari lamanya. Dengan begitu, mereka akan menjadi mahir
dalam melakukannya, dan akan benar-benar memahami
hukum-hukum yang berkenaan dengan korban-korban itu.
(6) Korban-korban keselamatan harus dimakan semuanya
pada hari yang sama korban-korban itu dipersembahkan.
Dua ekor lembu jantan, lima ekor domba jantan, lima ekor
kambing jantan, dan lima ekor domba berumur setahun
sudah cukup untuk satu hari perayaan. Seandainya lebih,
terutama jika semuanya dibawa dalam satu hari, bisa jadi
akan ada bahaya kelebihan. Sifat menahan diri tidak boleh
ditinggalkan, dengan dalih perayaan agama.
4. Semua persembahan mereka persis sama, tanpa suatu kera-
gaman, meskipun ada kemungkinan bahwa para pemimpin
ataupun anggota-anggota suku tidak memiliki kekayaan yang
setara. namun dengan demikian tersirat bahwa semua suku
Israel mendapat bagian yang sama rata dalam mezbah, dan
kepentingan yang sama rata dalam korban-korban yang akan
dipersembahkan di atas mezbah itu. Meskipun satu suku
ditempatkan secara lebih terhormat dalam perkemahan dari-
pada suku lain, namun mereka dan semua ibadah mereka
sama berkenannya bagi Tuhan . Kita pun tidak boleh beriman
kepada Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan memandang muka
(Yak. 2:1).
5. Nahason, pemimpin suku Yehuda, memberi persembahan
pertama-tama, sebab Tuhan telah memberi kepada suku
itu tempat kehormatan yang pertama dalam perkemahan. Dan
suku-suku yang lain menyetujuinya, dan memberi persem-
bahan dalam urutan yang sama yang telah ditetapkan Tuhan
90
bagi mereka untuk berkemah. Yehuda, yang dari suku itu
Kristus berasal, memberi persembahan pertama-tama, dan
lalu suku-suku yang lain. Demikian pula halnya, dalam
mempersembahkan jiwa-jiwa kepada Tuhan , tiap-tiap orang
dipersembahkan menurut urutannya, dengan Kristus sebagai
buah sulung (1Kor. 15:23). Sebagian penafsir mengamati bah-
wa Nahason yaitu satu-satunya orang yang tidak disebut
secara tegas sebagai pemimpin (ay. 12). Orang-orang Yahudi
memberi penjelasan ini tentangnya: Nahason tidak disebut
sebagai pemimpin, agar ia tidak menjadi sombong sebab
menjadi yang pertama yang mempersembahkan persembahan.
Dan semua yang lain disebut sebagai pemimpin sebab
mereka patuh (meskipun sebagian dari mereka berasal dari
kaum yang lebih tua), dan mempersembahkan persembahan
Sesudah Nahason. Atau, sebab gelar pemimpin Yehuda benar-
benar lebih pantas menjadi milik Kristus, sebab kepada-Nya
akan takluk bangsa-bangsa.
6. Meskipun semua persembahan itu sama, namun gambaran
tentang persembahan-persembahan itu diulangi secara pan-
jang lebar untuk tiap-tiap suku, dalam kata-kata yang sama.
Kita yakin bahwa tidak ada pengulangan yang sia-sia dalam
Kitab Suci. Lantas bagaimana kita harus memandang peng-
ulangan-pengulangan ini? Bukankah sudah cukup untuk di-
katakan tentang kumpulan orang yang mulia ini bahwa per-
sembahan yang sama yang dibawa oleh pemimpin satu suku
pada harinya, dibawa juga oleh pemimpin-pemimpin suku
yang lain pada hari mereka? Tidak, Tuhan ingin merincikannya
untuk tiap-tiap suku. Dan mengapa demikian?
(1) Untuk membesarkan hati para pemimpin ini, dan suku
mereka masing-masing, bahwa sebab tiap-tiap persem-
bahan mereka dicatat secara panjang lebar, maka persem-
bahan-persembahan itu tidak tampak diremehkan. Sebab
yang kaya dan yang miskin bertemu bersama-sama di
hadapan Tuhan .
(2) Untuk mendorong segala perbuatan saleh dan amal yang
penuh kemurahan hati, dengan membiarkan kita tahu bah-
wa apa yang telah diberikan dengan cara itu, dipinjamkan
kepada Tuhan. Dan Ia mencatatnya secara hati-hati,
dengan membubuhkan nama setiap orang pada pemberian-
Kitab Bilangan 7:10-89
91
Nya, sebab apa yang telah diberikan dengan cara itu, akan
dibayar-Nya kembali. Bahkan air sejuk secangkir saja akan
mendapatkan upahnya sendiri. Sebab Tuhan bukan tidak
adil, sehingga Ia lupa akan biaya ataupun pekerjaan kasih
(Ibr. 6:10). Kita mendapati bahwa Kristus memberi
perhatian khusus terhadap apa yang dimasukkan ke dalam
peti persembahan (Mrk. 12:41). Meskipun apa yang diper-
sembahkan sedikit saja, meskipun itu sumbangan untuk
didermakan kepada orang lain, namun jika itu sesuai
dengan kemampuan kita, maka itu akan dicatat, agar bisa
dibalas pada hari kebangkitan orang-orang benar.
7. Jumlah keseluruhannya diberikan pada bagian akhir dari catat-
an ini (ay. 84-88), untuk menunjukkan betapa Tuhan berkenan
dengan disebutkannya persembahan-persembahan sukarela
bagi-Nya, dan betapa banyaknya persembahan-persembahan itu
secara keseluruhan, saat setiap pemimpin membawa bagian-
nya masing-masing! Betapa tempat kudus Tuhan akan sangat
diperkaya dan diperindah jika semua orang, di tempat mereka
masing-masing, mau mengerjakan bagian mereka untuk tu-
juan itu, dengan memberi teladan dalam kemurnian dan
ketaatan, kemurahan hati dalam beramal, dan kebergunaan
dalam segala hal!
8. Tuhan menunjukkan perkenanan-Nya yang penuh rahmat ter-
hadap persembahan-persembahan yang dibawa kepada-Nya
ini, dengan berbicara secara akrab dengan Musa, seperti orang
berbincang-bincang dengan sahabatnya, dari atas tutup pen-
damaian (ay. 89, 12:8). Dan dengan berbicara kepada Musa, Ia
pada dasarnya berbicara kepada seluruh umat Israel, dengan
menunjukkan kepada mereka tanda kebaikan ini (Mzm.
103:7). Perhatikanlah, melalui hal ini kita dapat mengetahui
bahwa Tuhan mendengar dan menerima doa-doa kita jika Ia
memberi kita anugerah untuk mendengarkan dan menerima
firman-Nya, sebab dengan demikian persekutuan kita de-
ngan-Nya terpelihara dan terjaga. Saya tidak menemukan alas-
an mengapa kita tidak dapat menduga bahwa pada tiap-tiap
hari saat persembahan-persembahan ini dibawa, mungkin
saat para imam dan pembawa persembahan sedang ber-
pesta makan dari korban-korban keselamatan, Musa berada di
dalam Kemah Suci, sedang menerima beberapa hukum dan
92
perintah yang telah kita jumpai dalam kitab ini dan kitab sebe-
lumnya. Dan di sini yang mulia uskup Patrick mencermati
bahwa Tuhan berbicara kepada Musa dengan suara yang ter-
dengar dan jelas, seakan-akan Ia terbalut dalam tubuh yang
kudus. Hal ini dapat dipandang sebagai tanda dari penjelmaan
Anak Tuhan dalam kegenapan waktu, saat Firman akan men-
jadi daging, dan berbicara dalam bahasa anak-anak manusia.
Sebab, meskipun Tuhan pada zaman dahulu berulang kali dan
dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita,
pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya. Dan banyak tokoh kuno secara saleh
menduga bahwa Dia yang sekarang sedang berbicara kepada
Musa, sebagai syekinah atau Keagungan ilahi, dari antara dua
kerub, yaitu sang Firman kekal, pribadi kedua dalam Tri-
tunggal. Sebab segala persekutuan Tuhan dengan manusia ber-
langsung melalui Anak-Nya, yang oleh-Nya Tuhan telah men-
jadikan dunia, dan memimpin jemaat, dan yang tetap sama,
baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
PASAL 8
asal ini membahas tentang lampu-lampu atau penerangan-pene-
rangan bagi tempat kudus,
I. Lampu-lampu yang menyala di kandil, yang perawatannya
ditugaskan kepada para imamat (ay. 1-4).
II. Lampu-lampu hidup, kalau saya boleh menyebut mereka
demikian, yaitu orang-orang Lewi, yang sebagai para pelayan
merupakan terang-terang yang menyala dan bersinar. Penah-
bisan imam-imam sudah kita dapati gambarannya dalam
Imamat 8. Dalam pasal ini kita mendapati gambaran menge-
nai penahbisan orang-orang Lewi, kaum imamat yang lebih
rendah.
1. Bagaimana mereka ditahirkan (ay. 5-8).
2. Bagaimana mereka dipisahkan dan dilepaskan oleh umat
(ay. 9-10).
3. Bagaimana mereka dipersembahkan kepada Tuhan sebagai
pengganti anak-anak sulung (ay. 11-18).
4. Bagaimana mereka diserahkan kepada Harun dan anak-
anaknya, untuk menjadi pelayan-pelayan mereka (ay. 19).
5. Bagaimana semua perintah ini dijalankan sebagaimana
mestinya (ay. 20-22). Dan, yang terakhir, usia yang dite-
tapkan untuk pelayanan mereka (ay. 23, dan seterusnya).
Penerangan-penerangan di Tempat Kudus
(8:1-4)
1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Berbicaralah kepada Harun dan kata-
kanlah kepadanya: jika engkau memasang lampu-lampu itu, haruslah
ketujuh lampu itu menerangi yang di sebelah depan kandil.” 3 Demikianlah
diperbuat Harun. Di sebelah depan kandil dipasangnyalah lampu-lampunya,
P
94
seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 4 Dan beginilah kandil itu
dibuat: dari emas tempaan; kandil itu tempaan, baik kakinya maupun
kembangnya; sesuai dengan apa yang telah diperlihatkan TUHAN kepada
Musa, demikianlah kandil itu dibuatnya.
Petunjuk-petunjuk untuk membuat kandil emas telah diberikan jauh
sebelum ini (Kel. 25:31), dan kandil itu dibuat sesuai dengan contoh
yang ditunjukkan kepada Musa di atas gunung (Kel. 25:40). namun
baru sekaranglah lampu-lampu itu pertama kali diperintahkan untuk
dinyalakan, saat barang-barang lain mulai digunakan. Amatilah,
1. Siapa yang harus memasang lampu-lampu itu. Harun sendiri, ia
memasang lampu-lampu itu (ay. 3). Sebagai wakil umat kepada
Tuhan , ia dengan demikian menjalankan pekerjaan seorang pela-
yan di rumah Tuhan , menyalakan lilin Tuannya. Dan sebagai wakil
Tuhan kepada umat, ia dengan demikian memberi mereka petun-
juk-petunjuk tentang kehendak dan perkenanan Tuhan , yang
diungkapkan seperti ini (Mzm. 18:29), Engkaulah yang membuat
pelitaku bercahaya. Dan demikian pula halnya Harun sendiri
belum lama ini diperintahkan untuk memberkati umat, TUHAN
menyinari engkau dengan wajah-Nya (6:25). Perintah itu yaitu
pelita (Ams. 6:23). Kitab Suci yaitu pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap (2Ptr. 1:19). Dan bahkan jemaat akan menjadi
tempat yang sungguh gelap tanpanya, seperti Kemah Pertemuan
yang di dalamnya tidak ada jendela, tanpa lampu-lampu itu. Nah,
pekerjaan hamba-hamba Tuhan yaitu menyalakan lampu-lampu
ini, dengan cara menerangkan dan menerapkan firman Tuhan .
Sang imam menyalakan lampu tengah dengan mengambil api dari
mezbah, sedang lampu-lampu selebihnya ia nyalakan dengan
mengambil api dari satu lampu ke lampu lain. Menurut Tuan
Ainsworth (seorang rohaniwan Inggris abad ke-17 – pen.), hal ini
menunjukkan bahwa sumber dari semua terang dan pengetahuan
ada di dalam Kristus, yang memiliki tujuh Roh Tuhan , yang dilam-
bangkan dengan tujuh obor menyala-nyala (Why. 4:5). namun
dalam menerangkan Kitab Suci, satu bagian harus meminjam
terang dari bagian lain. Tuan Ainsworth juga menduga bahwa,
sebab tujuh yaitu angka kesempurnaan, maka melalui tujuh
cabang kandil itu ditunjukkan kesempurnan yang penuh dari
Kitab Suci, yang dapat memberi hikmat kepada kita dan menun-
tun kita kepada keselamatan.
Kitab Bilangan 8:5-28
95
2. Apa tujuan lampu-lampu itu dipasang, yaitu supaya lampu-lampu
itu menerangi yang di sebelah depan kandil, yaitu bagian Kemah
Suci tempat meja berdiri, dengan roti sajian di atasnya, di sebelah
depan kandil. Lampu-lampu itu tidak dinyalakan seperti lilin-lilin
kecil dan panjang di dalam pasu, supaya habis terbakar sendiri,
namun untuk menerangi sisi lain dari Kemah Suci, sebab untuk
itulah pelita-pelita dinyalakan (Mat. 5:15). Perhatikanlah, terang-
terang dunia, terang-terang jemaat, haruslah bersinar seperti
terang. Itulah sebabnya kita memiliki terang, supaya kita dapat
memberi terang.
Penahbisan Orang-orang Lewi
(8:5-28)
5 TUHAN berfirman kepada Musa: 6 “Ambillah orang Lewi dari tengah-tengah
orang Israel dan tahirkanlah mereka. 7 Beginilah harus kaulakukan kepada
mereka untuk mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air
penghapus dosa, lalu haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya
dan mencuci pakaiannya dan dengan demikian mentahirkan dirinya. 8 Sesu-
dah itu haruslah mereka mengambil seekor lembu jantan muda dengan
korban sajiannya dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, juga
seekor lembu jantan muda yang lain haruslah kauambil untuk korban
penghapus dosa. 9 Selanjutnya haruslah kausuruh orang Lewi mendekat ke
depan Kemah Pertemuan, dan kaupanggil berkumpul segenap umat Israel.
10 jika engkau telah menyuruh orang Lewi mendekat ke hadapan TUHAN,
maka haruslah orang Israel meletakkan tangannya atas orang Lewi itu,
11 dan Harun harus mengunjukkan orang Lewi itu sebagai persembahan
unjukan dari antara orang Israel di hadapan TUHAN, dan demikianlah
mereka diuntukkan melakukan pekerjaan jabatannya bagi TUHAN. 12 Sesudah
orang Lewi meletakkan tangannya atas kepala lembu-lembu jantan muda itu,
maka haruslah yang seekor diolah sebagai korban penghapus dosa dan yang
lain sebagai korban bakaran bagi TUHAN untuk mengadakan pendamaian
bagi orang Lewi. 13 Maka haruslah engkau menghadapkan orang Lewi kepada
Harun dengan anak-anaknya dan mengunjukkan mereka sebagai persem-
bahan unjukan bagi TUHAN. 14 Demikianlah harus engkau mentahirkan me-
reka dari tengah-tengah orang Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepu-
nyaan-Ku. 15 Barulah sesudah itu orang Lewi boleh masuk untuk melakukan
pekerjaan jabatannya pada Kemah Pertemuan, sesudah engkau mentahirkan
mereka dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan. 16 Sebab
mereka harus diserahkan dengan sepenuhnya kepada-Ku dari tengah-tengah
orang Israel; ganti semua yang terdahulu lahir dari kandungan, yaitu semua
anak sulung yang ada pada orang Israel, telah Kuambil mereka bagi-Ku.
17 Sebab semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia
maupun dari hewan, yaitu kepunyaan-Ku; pada waktu Aku membunuh
semua anak sulung di tanah Mesir, Aku telah menguduskan semuanya bagi-
Ku. 18 Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada
pada orang Israel, 19 dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah
orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk
melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan,
96
dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel
jangan kena tulah jika mereka mendekat ke tempat kudus.” 20 Lalu Musa,
Harun dan segenap umat Israel melakukan yang demikian kepada orang
Lewi; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang
Lewi, demikianlah dilakukan orang Israel kepada mereka. 21 Orang Lewi itu
menghapus dosa dari dirinya dan mencuci pakaian mereka, lalu Harun
mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN,
dan mengadakan pendamaian bagi mereka sambil mentahirkan mereka.
22 Sesudah itu masuklah orang Lewi untuk melakukan pekerjaan jabatan
mereka di Kemah Pertemuan, di bawah pengawasan Harun dan anak-
anaknya. Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang
Lewi, demikianlah dilakukan kepada mereka. 23 TUHAN berfirman kepada
Musa: 24 “Inilah yang berlaku bagi orang Lewi: setiap orang yang berumur
dua puluh lima tahun ke atas wajib bertugas, supaya ia bekerja pada Kemah
Pertemuan, 25 namun jika ia berumur lima puluh tahun haruslah ia dibebas-
kan dari pekerjaan itu, sehingga tak usah ia bekerja lebih lama lagi. 26 Ia
boleh membantu saudara-saudaranya di Kemah Pertemuan dalam menjalan-
kan tugas mereka, namun tidak usah lagi ia menjabat pekerjaan itu. Demi-
kianlah harus kaulakukan kepada orang Lewi mengenai tugas mereka.”
Sebelumnya kita telah membaca mengenai dipisahkannya orang-
orang Lewi dari antara orang Israel saat mereka dihitung, dan
penghitungan terhadap mereka oleh mereka sendiri (3:6, 15), supaya
mereka dapat dipekerjakan untuk melayani di Kemah Suci. Sekarang
di sini kita mendapati petunjuk-petunjuk yang diberikan untuk
penahbisan mereka yang khidmat (ay. 6), dan pelaksanaannya (ay.
20). Semua orang Israel harus tahu bahwa orang-orang Lewi tidak
mengambil kehormatan ini bagi diri mereka sendiri, namun dipanggil
oleh Tuhan untuk itu. Juga tidak cukup bahwa mereka dibedakan dari
sesama mereka, namun mereka harus diabdikan secara sungguh-
sungguh bagi Tuhan . Perhatikanlah, semua orang yang dipekerjakan
bagi Tuhan harus diabdikan kepada-Nya, sesuai dengan jenis pekerja-
annya. Orang-orang Kristen harus dibaptis, hamba-hamba Tuhan ha-
rus diahbiskan. Kita pertama-tama harus menyerahkan diri kita ke-
pada Tuhan, dan lalu pelayanan-pelayanan kita. Amatilah ba-
gaimana cara penahbisan ini dilaksanakan:
I. Orang-orang Lewi itu harus ditahirkan, dan memang demikian.
Tata ibadah dan upacara-upacara pentahiran mereka harus dilak-
sanakan,
1. Oleh mereka sendiri. Mereka harus mencuci pakaian mereka,
dan bukan hanya mandi, namun juga harus mencukur seluruh
tubuh mereka, seperti yang harus dilakukan oleh orang yang
sakit kusta saat ia ditahirkan (Im. 14:8). Mereka harus mem-
Kitab Bilangan 8:5-28
97
buat pisau cukur lalu di seluruh tubuh mereka, untuk member-
sihkan diri mereka dari pencemaran yang tidak dapat dibasuh.
Yakub, yang dikasihi Tuhan , berkulit licin. Esaulah yang ber-
bulu badannya. Susah payah yang besar ini untuk membuat
diri mereka menjadi tahir mengajarkan semua orang Kristen,
dan hamba-hamba Tuhan secara khusus, melalui pertobatan
dan pengendalian hawa nafsu, untuk menyucikan diri mereka
dari semua pencemaran jasmani dan rohani, supaya mereka
dapat menyempurnakan kekudusan. Orang-orang yang meng-
angkat perkakas rumah TUHAN haruslah suci.
2. Oleh Musa. Ia harus memercikkan air penghapus dosa kepada
mereka, yang telah dipersiapkan dengan petunjuk ilahi. Hal ini
melambangkan diterapkannya darah Kristus kepada jiwa kita
melalui iman, untuk membersihkan kita dari hati nurani yang
jahat, supaya kita layak untuk melayani Tuhan yang hidup.
Sudah menjadi tugas kita untuk mentahirkan diri kita sendiri,
dan sudah menjadi janji Tuhan bahwa Ia akan mentahirkan
kita.
II. Orang-orang Lewi, Sesudah dipersiapkan seperti itu, harus disuruh
mendekat ke hadapan Tuhan dalam perkumpulan kudus segenap
umat Israel, dan orang Israel harus meletakkan tangannya atas
orang Lewi itu (ay. 10). Dengan begitu, orang Israel mengalihkan
kepentingan mereka dalam orang Lewi dan dalam pelayanan me-
reka kepada Tuhan dan tempat kudus-Nya. Seluruh bangsa Israel
berhak atas pelayanan orang Lewi, sebagai bagian dari tubuh
bangsa itu. Orang Israel mempersembahkan orang Lewi kepada
Tuhan sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan, untuk menjalankan ibadah yang sejati. Dan sebab itu,
seperti yang dilakukan oleh para pembawa persembahan dalam
semua perkara lain, orang Israel meletakkan tangannya atas orang
Lewi. Mereka menginginkan agar pelayanan orang Lewi diterima
sebagai pengganti kehadiran seluruh jemaat, khususnya anak-
anak sulung, yang mereka akui bisa saja dituntut Tuhan . Hal ini
tidak dapat dipakai untuk membuktikan adanya wewenang dalam
umat untuk menahbiskan hamba-hamba Tuhan. Sebab penum-
pangan tangan oleh orang Israel atas orang Lewi ini tidak mem-
buat orang Lewi menjadi pelayan-pelayan tempat kudus, namun
hanya menandakan berpisahnya umat dengan suku itu dari
98
pasukan perang mereka, dan dari kumpulan-kumpulan masyara-
kat, supaya orang Lewi dapat dijadikan pelayan-pelayan oleh Ha-
run, yang harus mempersembahkan mereka di hadapan Tuhan.
Segenap jemaah Israel tidak dapat meletakkan tangan atas me-
reka, namun ada kemungkinan bahwa para pemimpin dan tua-tua
melakukannya sebagai perwakilan dari seluruh bangsa. Sebagian
penafsir berpendapat bahwa anak-anak sulunglah yang meletak-
kan tangan, sebab orang-orang Lewi ditahbiskan kepada Tuhan se-
bagai pengganti mereka. Apa pun yang Tuhan minta dari kita
untuk dipakai untuk melayani kemuliaan-Nya, haruslah kita se-
rahkan dengan riang hati. Dan kita harus meletakkan tangan kita
ke atasnya, bukan untuk menahannya, melainkan untuk menye-
rahkannya, dan melepaskannya kepada Dia yang berhak atasnya.
III. Korban-korban harus dipersembahkan bagi orang Lewi, pertama-
tama korban penghapus dosa (ay. 12), dan lalu korban
bakaran, untuk mengadakan pendamaian bagi orang Lewi, yang,
sebagai pihak yang berkepentingan, harus meletakkan tangan
mereka atas kepala korban-korban itu. Lihatlah di sini,
1. Bahwa kita semua sama sekali tidak layak dan tidak pantas
untuk diperbolehkan dan dipekerjakan untuk melayani Tuhan ,
sebelum diadakan pendamaian untuk dosa, dan dengan demi-
kian kita didamaikan dengan Tuhan . Awan penghalang itu
harus diserakkan terlebih dahulu sebelum bisa ditetapkan
suatu persekutuan yang menghibur antara Tuhan dan jiwa kita.
2. Bahwa oleh korban, oleh Kristus sang Korban Agung, kita di-
damaikan dengan Tuhan , dan dibuat layak untuk dipersembah-
kan kepada-Nya. Oleh Dialah orang-orang Kristen dikuduskan
untuk mengerjakan hidup Kekristenan mereka, dan para ham-
ba Tuhan untuk mengerjakan pelayanan mereka. Pendapat
cendekiawan Uskup Patrick (seorang rohaniwan Irlandia abad
ke-17 – pen.) tentang korban yang dipersembahkan oleh orang
Lewi itu yaitu bahwa orang-orang Lewi sendiri dianggap
sebagai korban penebus dosa, sebab mereka diberikan untuk
mengadakan pendamaian bagi orang Israel (ay. 19). Dan seka-
lipun begitu, sebab mereka tidak dipersembahkan kepada
maut, sama seperti anak-anak sulung, maka kedua korban ini
dijadikan sebagai pengganti mereka. Itulah sebabnya mereka
harus meletakkan tangan ke atas kedua korban itu, supaya
Kitab Bilangan 8:5-28
99
dosa yang diletakkan orang Israel ke atas mereka (ay. 10)
dapat dialihkan kepada binatang-binatang ini.
IV. Orang-orang Lewi itu sendiri dipersembahkan di hadapan TUHAN
sebagai persembahan unjukan dari antara orang Israel (ay. 11).
Harun menyerahkan mereka kepada Tuhan , Sesudah mereka per-
tama-tama diserahkan oleh diri mereka sendiri, dan oleh orang
Israel. Kata dalam bahasa aslinya berarti persembahan unjukan.
Bukan berarti bahwa mereka benar-benar diunjukkan, namun me-
reka dipersembahkan kepada Tuhan sebagai Tuhan di sorga, dan
Tuhan atas seluruh bumi, seperti persembahan unjukan. Dan
dengan menyebut mereka sebagai persembahan unjukan, disirat-
kan kepada mereka bahwa mereka harus terus-menerus meng-
angkat diri mereka kepada Tuhan dalam melayani-Nya, meng-
angkat mata mereka, mengangkat hati mereka, dan harus siap
bergerak ke sana kemari dalam mengerjakan pekerjaan mereka.
Mereka tidak ditahbiskan untuk bermalas-malasan, namun untuk
giat bekerja dan bangkit bergerak.
V. Tuhan di sini menyatakan perkenanan-Nya atas mereka: Supaya
orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku (ay. 14). Tuhan mengambil
mereka sebagai ganti semua anak sulung (ay. 16-18), yang ten-
tangnya sudah kita dapati sebelumnya (3:41). Perhatikanlah, apa
yang dipersembahkan kepada Tuhan dengan penuh ketulusan,
akan diakui dan diterima oleh-Nya dengan penuh rahmat. Dan
hamba-hamba-Nya yang telah memperoleh belas kasih dari-Nya
untuk tetap setia, diberi tanda-tanda perkenanan dan kehormat-
an secara khusus: Mereka akan menjadi kepunyaan-Ku, dan ke-
mudian (ay. 15) mereka akan masuk untuk melakukan pekerjaan
jabatan pada Kemah Pertemuan. Tuhan menerima mereka sebagai
milik-Nya, supaya mereka dapat melayani Dia. Semua orang yang
berharap untuk berbagi dalam hak-hak istimewa dari Kemah Per-
temuan harus bertekad untuk melakukan pekerjaan pada Kemah
Pertemuan. Sama seperti, pada satu sisi, tak satu pun dari
makhluk-makhluk ciptaan Tuhan merupakan hamba-hamba-Nya
yang diperlukan-Nya sebab Ia tidak membutuhkan pelayanan
siapa pun dari mereka, demikian pula, pada sisi lain, tak satu
pun dari mereka yang diambil hanya sebagai pelayan kehormatan
belaka, untuk tidak berbuat apa-apa. Semua yang dimiliki Tuhan ,
100
Ia pekerjakan. Para malaikat sendiri memiliki tugas mereka
masing-masing.
VI. Orang-orang Lewi pada saat itu diserahkan sebagai pemberian
kepada Harun dan anak-anaknya (ay. 19), namun supaya men-
datangkan keuntungan bagi orang Israel.
1. Orang-orang Lewi harus bertindak di bawah para imam seba-
gai pelayan mereka, dan pendamping mereka, dalam pekerjaan
di tempat kudus. Harun mempersembahkan mereka kepada
Tuhan (ay. 11), dan lalu Tuhan menyerahkan mereka kem-
bali kepada Harun (ay. 19). Perhatikanlah, apa saja yang kita
serahkan kepada Tuhan , akan Ia berikan kembali kepada kita
bagi keuntungan kita yang tak terkira. Hati kita, anak-anak
kita, harta milik kita, tidak pernah menjadi lebih milik kita,
milik kita secara lebih sungguh-sungguh, dan secara lebih
menghibur, dibandingkan kalau kita mempersembahkan mereka
kepada Tuhan .
2. Orang-orang Lewi harus bertindak bagi umat. Mereka diserah-
kan untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang
Israel, yaitu, tidak hanya pekerjaan yang harus mereka laku-
kan, namun juga melayani kepentingan-kepentingan orang Is-
rael, dan melakukan apa yang akan benar-benar membawa ke-
hormatan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi seluruh bang-
sa. Perhatikanlah, orang-orang yang melaksanakan pekerjaan
Tuhan dengan setia, melakukan salah satu dari pekerjaan-
pekerjaan terbaik yang dapat dilakukan bagi warga .
Selama hamba-hamba Tuhan tetap berada dalam ruang ling-
kup pekerjaan mereka, dan melaksanakan kewajiban dari
pekerjaan itu dengan kesadaran hati nurani, mereka harus
dipandang sebagai sebagian dari hamba-hamba yang paling
berguna di negeri mereka. Orang-orang Israel tidak dapat
menyisihkan suku Lewi sama seperti suku-suku mereka yang
lain. namun pelayanan apa yang mereka lakukan bagi orang
Israel? Dikatakan selanjutnya, untuk mengadakan pendamaian
bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah.
yaitu pekerjaan para imam untuk mengadakan pendamaian
dengan korban, namun orang-orang Lewi mengadakan penda-
maian dengan kehadiran mereka, dan memelihara perdamaian
dengan sorga, yang dibuat dengan korban. Seandainya pe-
Kitab Bilangan 8:5-28
101
kerjaan para imam di dalam Kemah Suci itu diserahkan ke-
pada semua anak sulung Israel secara sembarangan, maka pe-
kerjaan itu akan menjadi terbengkalai, atau dikerjakan secara
tidak terampil dan tidak hormat. Sebab pekerjaan itu dikerja-
kan oleh orang-orang yang tidak begitu terkait erat dengannya,
atau yang begitu terlatih dengan tekun untuknya, atau yang
begitu terbiasa dengannya dan terus-menerus melakukannya,
seperti orang-orang Lewi. Dan hal ini akan mendatangkan
tulah atas orang Israel, yang artinya, mungkin, kematian bagi
anak-anak sulung sendiri, yang merupakan tulah terakhir dan
terbesar dari tulah-tulah Mesir. Untuk mencegah tulah ini,
dan untuk memelihara pendamaian itu, orang-orang Lewi dite-
tapkan untuk melakukan pekerjaan ini. Mereka harus dididik
sejak kecil di bawah orangtua mereka untuk melakukan pe-
kerjaan itu, dan sebab itu mereka akan benar-benar mema-
hami pekerjaan itu. Dengan begitu, orang-orang Israel, yaitu
anak-anak sulung, tidak perlu datang mendekat ke tempat ku-
dus. Atau, jika ada orang Israel yang memiliki keperluan,
orang-orang Lewi akan siap mengajar mereka, dan memper-
kenalkan mereka pada pekerjaan itu, dan dengan demikian
mencegah suatu kesalahan atau kekeliruan yang mematikan.
Perhatikanlah, yaitu suatu kebaikan yang sangat besar bagi
jemaat bahwa hamba-hamba Tuhan ditetapkan untuk pergi
mendahului jemaat dalam perkara-perkara tentang Tuhan , se-
bagai pembimbing, pengawas, dan pemimpin dalam ibadah,
dan untuk menjadikannya sebagai pekerjaan mereka. saat
Kristus naik ke tempat tinggi, Ia memberi pemberian-pem-
berian ini (Ef. 4:8, 11-12).
VII. Masa bakti mereka ditetapkan.
1. Mereka wajib bertugas pada usia dua puluh lima tahun (ay.
24). Mereka tidak diberi tugas untuk mengusung Kemah Suci
dan perabotannya sampai mereka berumur tiga puluh tahun
(4:3). namun mereka diwajibkan bertugas untuk menjadi ber-
guna dalam hal lain pada usia dua puluh lima tahun, usia
yang sangat baik bagi hamba-hamba Tuhan untuk memulai
pekerjaan mereka berhadapan dengan orang banyak. Peker-
jaan pada usia dua puluh lima tahun menuntut kekuatan jas-
mani, dan pekerjaan pada usia tiga puluh tahun menuntut
102
kematangan dalam menilai dan kemantapan perilaku, yang
jarang dicapai orang sebelum menginjak usia tiga puluh
tahunan. Dan para pemula akan terancam bahaya bila men-
jadi sombong.
2. Mereka harus dibebaskan dari pekerjaan pada usia lima puluh
tahun. Pada waktu itu mereka harus kembali dari peperangan,
sebagaimana yang diungkapkan (ay. 25). Mereka tidak dipecat
secara tidak hormat, namun lebih diminta untuk beristirahat
sesuai dengan tuntutan umur mereka, untuk dianugerahi
dengan kehormatan-kehormatan dari pekerjaan mereka, se-
perti halnya sampai saat ini mereka telah dibebani dengan
beban-beban pekerjaan mereka. Mereka akan membantu sau-
dara-saudaranya di Kemah Pertemuan, untuk mengarahkan
orang-orang Lewi yang masih muda, dan memantapkan mere-
ka dalam pekerjaan itu. Dan mereka akan tetap mengawasi,
sebagai para penjaga di jalan-jalan menuju Kemah Suci, untuk
memastikan supaya tidak ada orang asing yang menyerobot
masuk, atau seseorang yang najis. namun mereka tidak boleh
melakukan suatu pekerjaan yang dapat membuat mereka
kelelahan. Jika anugerah Tuhan menetapkan bahwa manusia
akan memiliki kemampuan sesuai dengan pekerjaan mereka,
maka kebijaksanaan manusia harus memberi perhatian su-
paya orang bekerja hanya sesuai dengan kemampuan mereka.
Orang-orang yang sudah lanjut usia paling cocok untuk diberi
kepercayaan, dan melakukan pengawasan, sedang orang-
orang yang lebih muda paling cocok untuk bekerja, dan men-
jalankan pelayanan. Orang-orang yang sudah melayani dengan
baik, beroleh kedudukan yang baik (1Tim. 3:13). Namun, karu-
nia-karunia memang tidak terikat dengan umur (Ayb. 32:9),
namun semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang
sama. Demikianlah perkara orang-orang Lewi ditetapkan.
PASAL 9
Pasal ini membahas,
I. Mengenai ketetapan agung Paskah.
1. Diberikan perintah-perintah untuk merayakan Paskah,
pada pergantian tahun (ay. 1-5).
2. Ditambahkan ketentuan-ketentuan mengenai orang-orang
yang dianggap najis dan tidak boleh mengikuti upacara
ibadah, atau yang dianggap berhalangan, saat Paskah
akan dirayakan (ay. 6-14).
II. Mengenai berkat yang besar berupa tiang awan, yang menjadi
penuntun bagi orang Israel melalui padang gurun (ay. 15, dst.).
Hukum Paskah
(9:1-14)
1 TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, pada bulan yang
pertama tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir: 2 “Orang
Israel harus merayakan Paskah pada waktunya; 3 pada hari yang keempat
belas bulan ini, pada waktu senja, haruslah kamu merayakannya pada waktu
yang ditetapkan, menurut segala ketetapan dan peraturannya haruslah
kamu merayakannya.” 4 Lalu Musa menyuruh orang Israel merayakan Pas-
kah. 5 Maka mereka merayakan Paskah pada bulan yang pertama, pada hari
yang keempat belas bulan itu, pada waktu senja, di padang gurun Sinai; te-
pat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah dilakukan
orang Israel. 6 namun ada beberapa orang yang najis oleh sebab ma-
yat, sehingga tidak dapat merayakan Paskah pada hari itu. Mereka datang
menghadap Musa dan Harun pada hari itu juga, 7 lalu berkata kepadanya:
“Sungguhpun kami najis oleh sebab mayat, dengan dasar apakah kami di-
cegah mempersembahkan persembahan bagi TUHAN di tengah-tengah orang
Israel pada waktu yang ditetapkan?” 8 Lalu jawab Musa kepada mereka:
“Tunggulah dahulu, aku hendak mendengar apa yang akan diperintahkan
TUHAN mengenai kamu.” 9 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 10 “Kata-
kanlah kepada orang Israel: jika salah seorang di antara kamu atau ketu-
104
runanmu najis oleh sebab mayat, atau berada dalam perjalanan jauh, maka
ia harus juga merayakan Paskah bagi TUHAN. 11 Pada bulan yang kedua, pada
hari yang keempat belas, pada waktu senja, haruslah orang-orang itu mera-
yakannya; beserta roti yang tidak beragi dan sayur pahit haruslah mereka
memakannya. 12 Janganlah mereka meninggalkan sebagian dari padanya
sampai pagi, dan satu tulangpun tidak boleh dipatahkan mereka. Menurut
segala ketetapan Paskah haruslah mereka merayakannya. 13 Sebaliknya
orang yang tidak najis, dan tidak dalam perjalanan, namun lalai merayakan
Paskah, orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsa-
nya, sebab ia tidak mempersembahkan persemba