bilangan ulangan 19


 Isinya sama dengan tulisan pada loh-loh batu pertama, dan 

kedua-duanya sama dengan yang diucapkan Tuhan  di atas 

gunung. Cetakan kedua ini tidak perlu diralat ataupun di-

ubah, tidak pula apa yang ditulis-Nya berbeda dari apa yang 

diucapkan-Nya. Firman yang tertulis yaitu  sungguh-sungguh 

firman Tuhan  seperti halnya firman yang disampaikan-Nya 

kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. 

2. Perawatan apa yang diberikan pada kedua loh batu itu. Kedua 

loh batu ini, Sesudah  dipahat seperti itu, disimpan di dalam 

tabut seperti yang diperintahkan. Di situlah tempatnya, kata 

Musa, mungkin sambil menunjuk ke arah tempat kudus (ay. 

5). Hal baik yang dipercayakan kepadanya itu diteruskannya 


 658

kepada mereka, dan ditinggalkannya murni dan utuh dalam 

tangan mereka. Sekarang biarlah mereka menjaganya dan me-

nanggung sendiri akibatnya kalau terjadi sesuatu dengannya. 

Demikian pula kita dapat berkata kepada angkatan yang baru 

muncul, “Tuhan  telah memercayakan kepada kami Alkitab, hari 

Sabat, sakramen-sakramen dan lain-lain, sebagai tanda dari 

hadirat dan perkenanan-Nya. Dan di situlah tempatnya. Kami 

menitipkannya kepada kalian (2Tim. 1:13-14). 

II.  Tuhan  memimpin mereka berjalan maju menuju Kanaan, walau-

pun mereka, di dalam hati, berpaling kembali ke arah Mesir, dan 

Ia bisa saja dengan adil menuruti angan-angan mereka yang 

menyesatkan (ay. 6-7). Ia membawa mereka ke suatu daerah yang 

banyak sungainya, dari padang gurun yang kering dan tandus. 

Adakalanya Tuhan  memenuhi kebutuhan mereka melalui cara yang 

biasa dan alamiah. Bila cara itu tidak berhasil, maka Ia melaku-

kannya melalui mujizat. Namun demikian sesudah ini, saat  

mereka dibuat mengalami sedikit kesukaran, kita mendapati me-

reka menyangsikan Tuhan  dan bersungut-sungut (Bil. 20:3-4). 

III. Tuhan  menentukan pelayanan tetap di antara mereka, untuk me-

nangani hal-hal yang kudus bagi mereka. Pada waktu itu, saat  

Musa naik ke atas gunung untuk kedua kalinya, atau segera 

sesudahnya, ia mendapat perintah untuk mengkhususkan suku 

Lewi bagi Tuhan , dan supaya suku itu melayani-Nya secara lang-

sung, sebab  suku itu sudah membedakan diri mereka melalui 

semangat mereka dalam menentang para penyembah anak lembu 

tuangan (ay. 8-9). Kaum Kehat mengangkut tabut perjanjian. 

Mereka dan orang-orang Lewi lain bertugas melayani TUHAN, 

melayani-Nya dalam semua tugas di Kemah Suci. Dan para imam, 

yang berasal dari suku itu, harus memberkati umat. Ini merupa-

kan ketentuan tetap, yang pada saat itu telah berlangsung selama 

hampir empat puluh tahun, bahkan sampai pada hari ini. Kete-

tapan ini dibuat untuk mengabadikan pelayanan imamat itu me-

lalui pemeliharaan yang ditentukan atas suku itu. Pemeliharaan 

ini begitu rupa hingga memberi mereka dorongan yang besar 

dalam pekerjaan mereka, dan membuat mereka tidak terganggu 

dalam melakukannya. TUHANlah milik pusakanya. Perhatikanlah, 

pelayanan tetap yaitu  berkat yang besar bagi sebuah umat, dan

Kitab Ulangan 10:12-22 

 659 

 tanda istimewa dari perkenanan Tuhan . Dan, mengingat para imam 

secara perseorangan tidak dapat terus melayani sebab  akan 

mati, Tuhan  menunjukkan kepedulian-Nya terhadap umat Israel 

dengan menjamin pergantian imamat, yang diperhatikan Musa di 

sini (ay. 6). saat  Harun mati, jabatan imam tidak mati bersama-

nya, namun  Eleazar, anaknya, menjadi imam menggantikan dia. 

Eleazar merawat tabut, yang di dalamnya kedua loh batu itu, 

batu-batu yang sangat berharga itu, disimpan, supaya tidak 

mengalami kerusakan. Di situlah tempatnya, dan Eleazar men-

jaganya. Di bawah hukum Taurat, pergantian dalam pelayanan 

imamat tetap terjaga, dengan diteruskannya jabatan imamat 

kepada suku dan kaum tertentu. namun  sekarang, di bawah Injil, 

saat  Roh tercurah secara lebih berlimpah dan penuh kuasa, 

pergantian itu dipelihara oleh pekerjaan Roh dalam hati manusia. 

Roh itu bekerja dengan melayakkan manusia untuk, dan mencon-

dongkan manusia pada, pekerjaan imamat itu. Roh itu bekerja 

dalam diri sebagian orang di setiap zaman, supaya nama Israel 

tidak terhapus. 

IV. Tuhan  menerima Musa sebagai pembela atau perantara bagi mere-

ka, dan sebab  itu mengangkatnya sebagai raja dan pemimpin 

mereka (ay. 10-11): TUHAN mendengarkan aku dan berfirman, 

bersiaplah, pergilah berjalan di depan bangsa itu. Sungguh suatu 

belas kasihan bagi mereka bahwa mereka memiliki sahabat 

seperti itu, yang begitu setia, baik kepada Dia yang telah meng-

angkatnya maupun kepada orang-orang yang untuk mereka ia 

diangkat. Sudah selayaknya orang yang telah menyelamatkan 

mereka dari kebinasaan, melalui perantaraannya dengan sorga, 

memimpin dan memerintah mereka. Dan dalam hal ini Musa 

merupakan perlambang akan Kristus, yang, sama halnya seperti 

Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara kita, demikian 

pula Ia diberi segala kuasa di sorga dan di bumi. 

Imbauan untuk Taat  

(10:12-22) 

12 “Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu 

oleh TUHAN, Tuhan mu, selain dari takut akan TUHAN, Tuhan mu, hidup menu-

rut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada 

TUHAN, Tuhan mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,  


 660

13 berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan ke-

padamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. 14 sebetulnya , TUHAN, 

Tuhan mulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala 

langit, dan bumi dengan segala isinya; 15 namun  hanya oleh nenek moyangmu-

lah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan mere-

kalah, yaitu  kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. 

16 Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.  

17 Sebab TUHAN, Tuhan mulah Tuhan  segala Tuhan  dan Tuhan segala tuhan, 

Tuhan  yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun 

menerima suap; 18 yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjuk-

kan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberi  kepadanya makanan 

dan pakaian. 19 Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada 

orang asing, sebab kamupun dahulu yaitu  orang asing di tanah Mesir.  

20 Engkau harus takut akan TUHAN, Tuhan mu, kepada-Nya haruslah engkau 

beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.  

21 Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Tuhan mu, yang telah melakukan di 

antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat 

dengan matamu sendiri. 22 Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi 

ke Mesir, namun  sekarang ini TUHAN, Tuhan mu, telah membuat engkau ba-

nyak seperti bintang-bintang di langit.” 

Di sini kita mendapati imbauan yang penuh permohonan agar umat 

Israel berlaku taat, yang disimpulkan dari pernyataan-pernyataan 

sebelumnya, dan didesakkan dengan alasan yang sangat kuat serta 

kepandaian berbicara yang sangat meyakinkan. Musa menyampai-

kannya seperti seorang pembicara ulung, dengan berseru kepada 

para pendengarnya, maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang 

dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Tuhan mu? (ay. 12). Tanyakanlah 

apa yang dimintakan oleh-Nya, seperti Daud bertanya (Mzm. 116:12), 

bagaimana akan kubalas? Bila kita sudah menerima belas kasih dari 

Tuhan , maka sudah sepatutnya kita menanyakan balasan apa yang 

dapat kita berikan kepada-Nya. Renungkanlah apa yang dimintakan 

oleh-Nya, dan engkau akan mendapati bahwa hal itu tidak lain selain 

apa yang sangat wajar dan masuk akal dengan sendirinya, dan yang 

bermanfaat serta menguntungkan secara tak terkira bagi dirimu. 

Marilah kita lihat di sini apa yang benar-benar diminta-Nya, dan 

betapa ada segudang alasan mengapa kita harus melakukan apa 

yang diminta-Nya. 

I.   Di sini kita jelas-jelas diarahkan kepada kewajiban kita terhadap 

Tuhan , terhadap sesama kita, dan terhadap diri kita sendiri. 

1. Di sini kita diajar tentang kewajiban kita terhadap Tuhan , baik 

dalam kecenderungan hati dan perasaan jiwa kita maupun 

dalam tindak-tanduk hidup kita, baik dalam dasar-dasar 

pegangan kita maupun dalam perbuatan-perbuatan kita. 

Kitab Ulangan 10:12-22 

 661 

(1) Kita harus takut akan TUHAN, Tuhan  kita (ay. 12), dan lagi 

(ay. 20). Kita harus memuja keagungan-Nya, mengakui ke-

wenangan-Nya, kagum dan hormat akan kuasa-Nya, dan 

ngeri akan murka-Nya. Inilah kewajiban Injili (Why. 14:6-7). 

(2) Kita harus mengasihi Dia, senang bahwa Dia ada, ingin agar 

Dia menjadi milik kita, dan suka merenungkan Dia dan ber-

sekutu dengan-Nya. Takutlah akan Dia sebagai Tuhan  yang 

agung, dan Tuhan kita. Kasihilah Dia sebagai Tuhan  yang 

baik, dan sebagai Bapa kita serta pemberi rahmat bagi kita. 

(3) Kita harus hidup menurut jalan-jalan-Nya, yaitu jalan-jalan 

yang telah ditetapkannya bagi kita untuk kita tempuh. 

Segenap perilaku kita haruslah sesuai dengan kehendak-

Nya yang kudus.  

(4) Kita harus beribadah kepada-Nya (ay. 20), beribadah ke-

pada-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa 

kita (ay. 12). Kita harus mengabdikan diri kita bagi kehor-

matan-Nya, menempatkan diri kita di bawah pemerintahan-

Nya, dan berusaha keras untuk memajukan semua kepen-

tingan kerajaan-Nya di antara manusia. Kita juga harus 

melayani-Nya dengan sepenuh hati dan bersemangat, harus 

melibatkan dan mengerahkan manusia batiniah kita dalam 

melakukan pekerjaan-Nya. Apa  yang kita kerjakan bagi-Nya, 

haruslah kita kerjakan dengan riang hati dan kehendak 

baik. 

(5) Kita harus berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN 

(ay. 13). Sesudah  memberi diri untuk melayani-Nya, kita ha-

rus menjadikan kehendak-Nya yang dinyatakan sebagai 

pedoman kita dalam segala hal, melaksanakan segala 

sesuatu yang diperintahkan-Nya, menahan diri dari semua 

larangan-Nya, seraya meyakini dengan teguh bahwa semua 

ketetapan yang diperintahkan-Nya kepada kita yaitu  demi 

kebaikan kita. Di samping upah atas ketaatan kita, yang 

akan menjadi keuntungan tak terkira bagi kita, ada kehor-

matan dan kenikmatan sejati dalam ketaatan. Sungguh 

demi kebaikan kita pada saat ini untuk bersikap lemah 

lembut dan rendah hati, menjaga kesucian dan berkepala 

dingin, bersikap adil dan mengasihi sesama, bersabar dan 

berpuas hati. Semuanya ini membuat kita tenang, aman, 

senang, dan sungguh-sungguh besar. 


 662

(6) Kita harus menghormati Tuhan , dengan bersumpah demi 

nama-Nya (ay. 20), dan dengan begitu kita menghormati 

kemahatahuan-Nya, kedaulatan-Nya, keadilan-Nya, dan 

juga keberadaan-Nya yang mutlak perlu. Demi nama-Nya 

haruslah engkau bersumpah, dan bukan demi nama makh-

luk mana pun, atau dewa palsu, setiap kali engkau ditun-

tut bersumpah untuk menegaskan sesuatu. 

(7) Kepada-Nya kita harus berpaut (ay. 20). Sesudah  memilih 

Dia sebagai Tuhan  kita, kita harus senantiasa dan tetap 

tinggal bersama-Nya, dan tidak pernah meninggalkan Dia. 

Berpautlah kepada-Nya sebagai yang kita kasihi dan kita 

sukai, yang kita percayai dan kita andalkan, dan yang ke-

pada-Nya kita menaruh pengharapan-pengharapan besar. 

2. Di sini kita diajar perihal kewajiban kita terhadap sesama kita 

(ay. 19): Haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang 

asing, dan, kalau orang asing, terlebih jauh lagi kepada sau-

dara kita sendiri, seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Jika 

orang Israel saja yang merupakan umat kesayangan seperti 

itu, yang begitu dibedakan dari semua bangsa lain, harus ber-

buat baik kepada orang asing, apalagi kita, yang tidak ter-

masuk dalam golongan terbatas seperti itu. Kita harus peduli 

dan lemah lembut kepada semua orang yang memiliki  

kodrat manusia seperti kita, dan kita harus melakukannya 

selama masih ada kesempatan bagi kita. Artinya, sesuai 

dengan kebutuhan mereka dan kemampuan kita, kita harus 

berbuat baik kepada semua orang. Di sini ada dua alasan yang 

ditegaskan untuk menekankan kewajiban ini: 

(1) Penyelenggaraan Tuhan  secara umum, yang berlaku untuk 

semua bangsa manusia, sebab  dari satu orang saja Ia 

telah menjadikan mereka semua. Tuhan  menunjukkan kasih-

Nya kepada orang asing (ay. 18). Artinya, Ia memberi  

kehidupan, napas, dan segala sesuatu kepada semua 

orang, bahkan kepada orang-orang bukan Yahudi, serta 

mereka yang tidak termasuk kewargaan Israel dan merupa-

kan orang asing bagi Tuhan  bangsa Israel. Ia mengenal 

dengan sempurna orang-orang yang tidak kita kenal sama 

sekali. Ia memberi  makanan dan pakaian bahkan ke-

pada orang-orang yang tidak ditunjukkan-Nya firman dan 

Kitab Ulangan 10:12-22 

 663 

ketetapan-Nya. Pemberian-pemberian Tuhan  secara umum 

kepada umat manusia mewajibkan kita untuk menghor-

mati semua orang. Atau ungkapan itu bisa juga menunjuk-

kan perhatian khusus dari sang Penyelenggara terhadap 

orang asing yang sedang kesusahan (Mzm. 146:9, TUHAN 

menjaga orang-orang asing). Untuk itu kita harus memuji-

Nya, meneladani-Nya, melayani-Nya, dan bertindak ber-

sama-Nya dalam hal itu, dengan membuat diri kita tergerak 

untuk menjadi alat di tangan-Nya untuk menunjukkan ke-

baikan kepada orang asing. 

(2) Penderitaan yang telah dialami orang Israel sendiri, saat  

mereka hidup sebagai orang asing di Mesir. Orang-orang 

yang telah mengalami kesusahan, dan telah mendapat 

belas kasihan Tuhan , harus berbela rasa dengan sepenuh 

hati terhadap orang-orang yang mengalami kesusahan 

serupa, dan harus siap menunjukkan kebaikan kepada 

mereka. Bangsa Yahudi, meskipun sudah berulang kali 

diperintahkan untuk bersikap baik terhadap orang asing, 

justru menyimpan perasaan bermusuhan yang berurat 

akar terhadap bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang mereka 

pandang dengan serendah-rendahnya. Hal ini membuat 

mereka iri hati terhadap anugerah Tuhan  dan Injil Kristus, 

dan itu mendatangkan kehancuran yang sehabis-habisnya 

atas diri mereka sendiri.  

3. Di sini kita diajar tentang kewajiban terhadap diri kita sendiri 

(ay. 16): Sunatlah hatimu. Artinya, “Buanglah semua perasaan 

dan kecenderungan yang bobrok dari dirimu, yang mengha-

langimu untuk takut akan Tuhan  dan mengasihi-Nya. Matikan-

lah daging beserta keinginan-keinginannya. Buanglah segala 

sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu, 

yang merintangi firman Tuhan  untuk masuk bebas ke dalam 

hatimu. Janganlah mengandalkan sunat jasmani, yang hanya 

merupakan tanda, namun  sunatlah hatimu, yang merupakan 

hal yang ditandakan.” Lihat Roma 2:29. Perintah Kristus me-

nuntut lebih dari ini, dan mewajibkan kita bukan saja untuk 

sunat hati, yang bisa saja dengan mudah dikorbankan, me-

lainkan juga untuk memenggal tangan kanan kita dan men-

cungkil mata kanan kita yang menyesatkan kita. Semakin 

rohani tatanan hukum yang berlaku, semakin kita diwajibkan 


 664

untuk bersikap rohani, dan makin dekat dengan tujuan untuk 

mematikan dosa. Dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk, 

seperti yang sudah mereka lakukan sampai sekarang (9:24). 

“Janganlah lagi bersikeras menentang perintah dan hajaran 

ilahi, namun  bersedialah menuruti kehendak Tuhan  dalam 

perintah dan hajaran itu.” Sunat hati akan membuat hati siap  

berserah kepada Tuhan , dan memikul kuk-Nya. 

II. Di sini kita diimbau dengan sungguh-sungguh untuk menjalan-

kan kewajiban kita. Kalau saja akal sehat mengendalikan kita, 

maka agama pun akan melakukan hal yang sama. 

1. Renungkanlah keagungan dan kemuliaan Tuhan , dan takutlah 

akan Dia sebab  itu. Dan berdasar  dasar pegangan itu, 

layani dan taatilah Dia. Apa gerangan yang dianggap dapat 

membuat orang menjadi besar, kalau bukan kehormatan dan 

kekuasaan yang besar, serta harta benda yang berlimpah? 

Kalau begitu, pikirkanlah betapa besarnya Tuhan Tuhan  kita, 

dan sangat patut untuk ditakuti. 

(1) Ia memiliki kehormatan yang besar, nama di atas segala 

nama. Ia yaitu  Tuhan  segala Tuhan  dan Tuhan segala tuhan 

(ay. 17). Para malaikat disebut “Tuhan ”, begitu juga para 

pemimpin, dan bangsa-bangsa bukan Yahudi memiliki  ba-

nyak “Tuhan ” dan banyak “tuhan,” makhluk-makhluk cipta-

an khayalan mereka sendiri. Namun, Tuhan  secara tak ter-

hingga melebihi semua yang disebut ilah ini. Betapa tidak 

masuk akal bagi orang Israel untuk menyembah ilah-ilah 

lain, sementara Tuhan  yang kepada-Nya mereka telah ber-

sumpah setia yaitu  Tuhan  segala Tuhan !  

(2) Ia memiliki kuasa yang besar. Ia yaitu  Tuhan  yang kuat 

dan dahsyat (ay. 17), yang tidak memandang bulu. Ia me-

miliki kuasa seorang penakluk, dan dengan begitu Ia me-

nakutkan bagi orang-orang yang menolak-Nya dan mem-

berontak terhadap-Nya. Ia memiliki kuasa seorang hakim, 

dan dengan begitu Ia adil terhadap semua orang yang ber-

seru kepada-Nya atau datang menghadap Dia. yaitu  ke-

besaran dan kehormatan seorang hakim untuk tidak me-

mihak dalam menegakkan keadilan, tanpa memandang bulu 

atau menerima suap. Begitu pula halnya, yaitu  kebesaran 

Kitab Ulangan 10:12-22 

 665 

dan kehormatan seorang panglima untuk membuat ngeri 

pihak musuh. Kedua-duanya ada pada Tuhan  kita. 

(3) Ia memiliki banyak harta. Langit dan bumi yaitu  milik-

Nya (ay. 14), beserta segenap penghuni dan bintang gemin-

tangnya. Oleh sebab itu, Ia sanggup menopang kita dalam 

melayani-Nya, dan mengganti kerugian-kerugian yang kita 

alami dalam melaksanakan kewajiban kita terhadap-Nya. 

Sekalipun demikian, Ia sebab  itu tidak membutuhkan 

kita, atau apa pun yang kita miliki dan yang bisa kita 

lakukan. Kita akan binasa tanpa Dia, namun  Ia akan tetap 

bahagia tanpa kita. Hal ini membuat kesediaan-Nya untuk 

merendah dalam anugerah-Nya, dengan menerima kita dan 

pelayanan-pelayanan kita, sungguh-sungguh mengagum-

kan. Langit dan bumi yaitu  milik-Nya, dan sekalipun 

begitu bagian TUHAN ialah umat-Nya. 

2. Renungkanlah kebaikan dan anugerah Tuhan , dan kasihilah 

Dia sebab  itu. Dan berdasar  dasar pegangan itu, layani 

dan taatilah Dia. Kebaikan-Nya yaitu  kemuliaan-Nya, sama 

halnya seperti keagungan-Nya. 

(1) Ia baik kepada semua orang. Siapa saja yang didapati-Nya 

sedang menderita, kepada mereka Ia akan didapati berbe-

las kasihan: Ia membela hak anak yatim dan janda (ay. 18). 

yaitu  kehormatan-Nya untuk menolong mereka yang 

tidak berdaya, dan membantu mereka yang paling membu-

tuhkan pertolongan serta yang mudah disakiti orang, atau 

setidak-tidaknya untuk memberi  terang kepada mereka 

Lihat Mazmur 68:5-6; 146:7, 9. 

(2) namun  sebetulnya  Tuhan  itu baik bagi Israel dalam kewa-

jiban-kewajiban khusus terhadapnya: “Dialah pokok puji-

pujianmu dan Dialah Tuhan mu (ay. 21). Maka dari itu kasihi 

dan layanilah Dia, sebab  hubungan yang terbina antara 

Dia dan engkau. Ia yaitu  Tuhan mu, Tuhan  yang mengikat 

kovenan denganmu, dan dengan begitu Ia yaitu  pokok 

puji-pujianmu,” yaitu, 

[1] “Ia memberi  kehormatan kepadamu. Dialah Tuhan  

yang di dalam-Nya, sepanjang hari, engkau dapat ber-

megah bahwa engkau mengenal Dia, dan dikenal oleh-


 666

Nya. Jika Ia yaitu  Tuhan mu, maka Ia yaitu  kemulia-

anmu.” 

[2] “Ia menantikan penghormatan darimu. Dialah pokok puji-

pujianmu,” artinya, “Dialah Tuhan  yang harus engkau puji. 

Jika Ia tidak memperoleh pujian darimu, dari mana lagi 

Ia dapat menantikannya?” Ia bersemayam di atas puji-

pujian orang Israel. Renungkanlah, pertama, pilihan 

yang penuh anugerah yang dibuat-Nya atas Israel (ay. 

15). “Ia terpikat oleh nenek moyangmu, dan oleh sebab 

itu memilih keturunan mereka.” Tidak berarti bahwa 

ada sesuatu dalam diri mereka yang pantas menerima 

perkenanan-Nya, atau yang membuat mereka layak 

mendapatkannya, namun  itulah yang tampak baik di 

mata-Nya. Ia mau berbuat baik kepada mereka, meski-

pun Ia tidak membutuhkan mereka. Kedua, perkara-

perkara besar yang telah diperbuat-Nya bagi Israel (ay. 

21-22). Ia mengingatkan mereka bukan hanya pada apa 

yang telah mereka dengar dengan telinga mereka, dan 

yang telah diceritakan kepada mereka oleh nenek mo-

yang mereka, melainkan juga pada apa yang telah me-

reka lihat dengan mata mereka, dan yang harus mereka 

ceritakan kepada keturunan mereka. Khususnya bahwa 

dalam beberapa angkatan saja, tujuh puluh jiwa ber-

tambah menjadi bangsa yang besar, yang banyak seper-

ti bintang-bintang di langit sebab  jumlah mereka tidak 

lebih dari itu saat  Yakub pergi ke Mesir. Semakin ba-

nyak jumlah mereka, semakin banyak pula pujian dan 

pelayanan yang dinantikan Tuhan  dari mereka. Namun 

demikian terbukti, seperti yang terjadi di dunia purba, 

bahwa saat  mereka mulai bertambah banyak, mereka 

menjalankan hidup yang rusak.  

 

 

 

 

PASAL 1 1  

engan pasal ini, Musa mengakhiri kata-kata pendahuluannya 

mengenai pengulangan dari ketetapan dan peraturan yang 

harus dilakukan dengan setia oleh orang Israel. Ia mengulangi pesan-

nya secara umum (ay. 1). Dan, Sesudah  pada bagian penutup dalam 

pasal sebelumnya Musa mulai menyebutkan perkara-perkara besar 

yang telah diperbuat Tuhan  di antara mereka, dalam pasal ini, 

I. Ia memperinci beberapa  karya besar yang telah diperbuat 

Tuhan  di depan mata mereka (ay. 2-7). 

II. Ia membentangkan di hadapan mereka, untuk masa depan, 

hidup dan mati, berkat dan kutuk, sesuai dengan ketaatan 

atau ketidaktaatan mereka untuk berpegang kepada perintah 

Tuhan . Bahwa mereka pasti akan sejahtera jika  taat, dan 

akan diberkati dengan kelimpahan dari semua hal yang baik 

(ay. 8-15), dengan kemenangan atas seteru-seteru mereka, 

dan dengan begitu dengan perluasan wilayah mereka (ay. 22-

25). Sebaliknya, ketidaktaatan mereka tidak diragukan lagi 

akan menjadi kehancuran mereka (ay. 16-17). 

III. Ia memberi mereka petunjuk tentang sarana-sarana yang 

harus mereka pergunakan agar mereka dapat terus meng-

ingat hukum Tuhan  (ay. 18-21).  

IV. Ia menutup semuanya dengan memberi mereka pesan secara 

khidmat untuk memilih yang mana yang hendak mereka 

peroleh, berkat atau kutuk (ay. 26, dst.). 


 668

Ajakan untuk Taat 

(11:1-7) 

1 “Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Tuhan mu, dan melakukan dengan 

setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala 

ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya. 2 Kamu tahu sekarang –

kukatakan bukan kepada anak-anakmu, yang tidak mengenal dan tidak 

melihat hajaran TUHAN, Tuhan mu – kebesaran-Nya, tangan-Nya yang kuat 

dan lengan-Nya yang teracung, 3 tanda-tanda dan perbuatan-perbuatan yang 

dilakukan-Nya di Mesir terhadap Firaun, raja Mesir, dan terhadap seluruh 

negerinya; 4 juga apa yang dilakukan-Nya terhadap pasukan Mesir, dengan 

kuda-kudanya dan kereta-keretanya, yaitu  bagaimana Ia membuat air Laut 

Teberau meluap meliputi mereka, saat  mereka mengejar kamu, sehingga 

TUHAN membinasakan mereka untuk selamanya; 5 dan apa yang dilakukan-

Nya terhadapmu di padang gurun, sampai kamu tiba di tempat ini; 6 pula 

apa yang dilakukan-Nya terhadap Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, anak 

Ruben, yaitu  saat  tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka 

dengan seisi rumahnya, kemah-kemah dan segala yang mengikuti mereka, di 

tengah-tengah seluruh orang Israel. 7 Sebab matamu sendirilah yang telah 

melihat segala perbuatan besar yang dilakukan TUHAN.” 

Oleh sebab  Tuhan  telah membuat engkau banyak seperti bintang-

bintang di langit, demikianlah pasal sebelumnya diakhiri, maka ha-

ruslah engkau mengasihi TUHAN, Tuhan mu, demikianlah pasal ini 

dimulai. Orang-orang yang telah dibangun Tuhan  menjadi keluarga-

keluarga, yang awalnya kecil, namun akhirnya menjadi bertambah 

sangat besar, haruslah menjadikan hal itu sebagai alasan bagi diri 

mereka sendiri mengapa mereka harus melayani Tuhan . Engkau harus 

melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia, yaitu  petunjuk-

petunjuk firman-Nya dan ketetapan-ketetapan untuk beribadah 

kepada-Nya, yang dipercayakan kepada mereka dan yang harus 

mereka pertanggungjawabkan. Ini merupakan perkataan yang kerap 

digunakan menyangkut tugas para imam dan orang Lewi, sebab  

seluruh Israel merupakan kerajaan imamat, bangsa yang kudus. 

Cermatilah hubungan dari kedua perkataan ini: Haruslah engkau me-

ngasihi TUHAN dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap 

Dia, sebab  kasih akan bekerja di dalam ketaatan, dan hanya ketaat-

an yang mengalir dari kasihlah yang akan diterima Tuhan  (1Yoh. 5:3). 

Disebutkan tentang perbuatan-perbuatan Tuhan  yang besar dan 

dahsyat, yang telah dilihat mata mereka sendiri (ay. 7). Bagian dari 

khotbah Musa ini ditujukannya kepada orang-orang tua di antara 

orang Israel, yaitu  mereka yang sudah berumur tua, yang ada ke-

mungkinan turut menjabat sebagai para tua-tua, dan yang sekarang 

menjadi para pendengarnya secara langsung. Ada sebagian orang 

dari para tua-tua ini yang dapat mengingat pembebasan mereka dari 

Kitab Ulangan 11:1-7 

 669 

Mesir, yang semuanya berusia di atas lima puluh tahun. Dan kepada 

merekalah Musa menyampaikan perkataan ini, bukan kepada anak-

anak mereka, yang mengetahuinya hanya sebab  mendengar ten-

tangnya (ay. 2). Perhatikanlah, belas kasihan Tuhan  kepada kita se-

waktu kita masih muda, haruslah kita ingat dan kita simpan dalam 

benak kita saat  kita tua. Apa yang telah dilihat mata kita, ter-

utama pada usia belia, telah memengaruhi kita, dan harus kita man-

faatkan lama Sesudah nya. Mereka telah menyaksikan penghakiman-

penghakiman mengerikan yang dilaksanakan Tuhan  atas para seteru 

yang mengganggu kedamaian Israel, 

1. Atas Firaun dan orang Mesir yang telah memperbudak mereka. 

Negeri yang begitu indah dihancurkan dan diluluhlantakkan oleh 

berbagai tulah yang datang bertubi-tubi, untuk membuka paksa 

jalan supaya Israel bertambah besar! (ay. 3). Pasukan yang begitu 

gagah ditenggelamkan seluruhnya di Laut Merah, untuk men-

cegah supaya Israel tidak kembali diperbudak! (ay. 4) Demikianlah 

Tuhan  menebus mereka dengan Mesir (Yes. 43:3). Lebih baik negeri 

yang tersohor itu dihancurkan dibandingkan  Israel tidak dibebaskan. 

2. Atas Datan dan Abiram yang menimbulkan pertikaian di antara 

mereka. Ingatlah apa yang dilakukan-Nya di padang gurun (ay. 5), 

betapa melalui banyak hajaran yang diperlukan, demikian hal itu 

disebut, (ay. 2), mereka dicegah sehingga tidak menghancurkan 

diri mereka sendiri, khususnya saat  orang-orang Ruben yang 

lancang itu menentang wewenang Musa dan memimpin pembe-

rontakan yang berbahaya melawan Tuhan  sendiri. Hal itu meng-

ancam kehancuran seluruh bangsa, dan bisa saja berakhir demi-

kian seandainya kuasa ilahi tidak segera meremukkan pemberon-

takan itu dengan mengubur para pemberontak itu hidup-hidup, 

mereka dan segala yang mengikuti mereka (ay. 6). Apa yang telah 

diperbuat terhadap mereka ini, meskipun disalahartikan oleh 

pihak yang tidak senang akan hal itu (Bil. 16:41), sebetulnya  

diperbuat dalam belas kasihan terhadap Israel. Diselamatkan dari 

hal-hal buruk akibat pemberontakan di negeri sendiri merupakan 

suatu kebaikan yang sama besarnya terhadap sebuah bangsa, 

dan sebab  itu membuat mereka berutang budi yang sama ba-

nyaknya, seperti dilindungi dari serangan para musuh dari luar.  


 670

Ajakan untuk Taat  

(11:8-17) 

8 “Jadi kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan 

kepadamu pada hari ini, supaya kamu kuat untuk memasuki serta mendu-

duki negeri, ke mana kamu pergi mendudukinya, 9 dan supaya lanjut umur-

mu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang-

mu untuk memberi nya kepada mereka dan kepada keturunan mereka, 

suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 10 Sebab negeri, ke 

mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah 

Mesir, dari mana kamu keluar, yang Sesudah  ditabur dengan benih harus 

kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. 11 namun  negeri, ke 

mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-

gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang 

turun dari langit; 12 suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Tuhan mu: mata 

TUHAN, Tuhan mu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun. 13 Jika 

kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan 

kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Tuhan mu, dan 

beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 

14 maka Ia akan memberi  hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan 

awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, 

anggurmu dan minyakmu, 15 dan Dia akan memberi rumput di padangmu 

untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang. 16 Hati-

hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan 

beribadah kepada Tuhan  lain dan sujud menyembah kepadanya. 17 Jika demi-

kian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan me-

nutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, 

lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN 

kepadamu. 

Masih juga Musa menegaskan pokok pengajaran yang sama, seolah-

olah ia enggan mengakhirinya sampai maksudnya tersampaikan. 

“Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, jikalau engkau hendak 

memasuki Kanaan, yang merupakan perlambang dari hidup itu, dan 

mendapatinya sebagai negeri yang sungguh-sungguh baik bagimu, 

maka turutilah segala perintah Tuhan : Berpeganglah pada seluruh 

perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. Kasihilah Tuhan , 

dan beribadahlah kepada-Nya dengan segenap hatimu.” 

I. sebab  inilah jalan untuk memasuki dan menduduki Tanah Per-

janjian. 

1. Ini yaitu  jalan untuk memasukinya (ay. 8): Supaya kamu 

kuat untuk berperang, dan dengan begitu memasuki dan serta 

menduduki negeri itu. Begitu sedikit yang mereka ketahui 

tentang kesulitan ataupun bahaya dalam peperangan untuk 

menaklukkan Kanaan, sehingga Musa tidak berkata bahwa 

mereka harus memasuki dan memeranginya. Tidak, pada

Kitab Ulangan 11:8-17 

 671 

 dasarnya mereka tidak harus berbuat apa-apa selain mema-

suki dan mendudukinya. Musa tidak berusaha untuk meng-

ajari mereka ilmu perang, bagaimana menarik anak panah, 

menggunakan pedang, dan mengatur barisan, agar mereka 

menjadi kuat, lalu memasuki serta menduduki negeri itu. 

Tidak, namun  hendaklah mereka berpegang pada seluruh perin-

tah Tuhan , maka agama mereka, asalkan mereka setia men-

jalankannya, akan menjadi kekuatan mereka, dan menjamin 

keberhasilan mereka. 

2. Ini yaitu  jalan untuk mendudukinya (ay. 9): Supaya lanjut 

umurmu di tanah yang ada dalam pandanganmu ini. Dosa cen-

derung memperpendek umur orang perorangan dan memper-

singkat masa kesejahteraan suatu bangsa, namun  ketaatan 

akan memperpanjang ketenteraman mereka. 

II. sebab  negeri Kanaan yang akan mereka masuki, berdasar  

apa yang tampak dari keadaan alamnya, lebih bergantung pada 

berkat-berkat yang turun dari langit dibandingkan  negeri Mesir (ay. 

10-12). Mesir yaitu  negeri yang cukup subur, namun seluruh 

permukaan tanahnya datar, dan tidak diairi oleh hujan seperti 

halnya negeri-negeri lain. Dikatakan tentang Mesir, bahwa di 

negeri itu tidak turun hujan (Za. 14:18, KJV). namun  negeri itu diairi 

oleh aliran sungai Nil yang berlimpah pada musim tertentu, dan 

untuk memanfaatkannya, diperlukan banyak keterampilan dan 

kerja keras dari para petani, sehingga di Mesir, seseorang harus 

mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untuk mengolah tanah 

seperti mengolah kebun sayur. Dan hal ini membuat mereka lebih 

cenderung berpikir bahwa kekuatan tangan mereka sendirilah 

yang membuat mereka memperoleh kekayaan ini. Sebaliknya, 

tanah Kanaan yaitu  tanah yang permukaannya tidak datar, 

negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang 

tidak hanya memberi  pemandangan yang lebih menyenangkan 

untuk mata, namun  juga menghasilkan jenis tanah yang lebih 

beragam untuk beberapa  kebutuhan para petani. Kanaan yaitu  

negeri yang tidak memiliki  sungai besar, kecuali sungai Yor-

dan, namun  mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit, 

sehingga, 

1. Mereka tidak perlu terlalu berjerih payah mengusahakannya. 

Sementara orang Mesir membuat parit dan saluran air di 


 672

ladang, berkubang dalam lumpur setinggi lutut, untuk men-

datangkan air ke tanah mereka, yang akan cepat menjadi 

seperti semak belukar di padang gurun jika tidak diairi, orang 

Israel bisa duduk-duduk di dalam rumah mereka, dalam 

suasana yang hangat dan santai, sambil menyerahkan kepada 

Tuhan  untuk mengairi tanah mereka dengan hujan awal dan 

hujan akhir, yang disebut batang air Tuhan  (Mzm. 65:10). 

Sebutan ini mungkin mengacu kepada, dan menjadi penghina-

an terhadap, sungai Mesir, yang begitu dibangga-banggakan 

oleh bangsa itu. Perhatikanlah, semakin baik persediaan yang 

diberikan Tuhan  untuk kemudahan dan kenyamanan hidup kita, 

dalam keadaan lahiriah kita, semakin giat kita harus melayani-

Nya. Semakin sedikit pekerjaan yang harus kita lakukan untuk 

memenuhi kebutuhan jasmani kita, semakin besar pekerjaan 

yang harus kita perbuat bagi Tuhan  dan jiwa kita. 

2. Dengan demikian, Musa mengarahkan mereka untuk melihat 

ke atas kepada Tuhan , yang menurunkan hujan dari langit dan 

memberi  musim-musim subur bagi kita (Kis. 14:17), dan 

yang berjanji bahwa Dia sendiri akan menjadi seperti embun 

bagi Israel (Hos. 14:6). Perhatikanlah, 

(1) Belas kasih turut membawa serta penghiburan dan keba-

hagiaan terbesar jika  kita melihatnya turun dari sorga, 

sebagai pemberian-pemberian langsung dari Penyelengga-

raan ilahi. 

(2) Semakin kita bergantung pada Tuhan , semakin kita harus 

bersukacita dalam ketaatan kita kepada-Nya. Lihatlah ba-

gaimana Musa di sini meninggikan tanah Kanaan di atas 

negeri-negeri lain, bahwa mata Tuhan  tetap mengawasinya, 

artinya, mata Tuhan  pasti akan mengawasinya, untuk me-

mastikan bahwa negeri itu tidak kekurangan suatu apa 

pun, selama mereka tetap dekat dengan Tuhan  dan setia 

melaksanakan kewajiban mereka. Kesuburan negeri itu 

bukanlah sebab  dampak baik dari tanahnya, melainkan 

terlebih sebab  buah langsung dari berkat ilahi. Hal ini 

dapat disimpulkan dari keadaannya sekarang, sebab  

pada saat ini, mengingat Tuhan  telah meninggalkannya, 

tanah Kanaan dikatakan sebagai tanah yang mungkin 

paling tandus dari segala tanah yang ada di bawah kolong 

Kitab Ulangan 11:8-17 

 673 

langit. Janganlah sebutkan negeri itu Naomi: sebutkanlah 

ia Mara.  

III. sebab  Tuhan  pasti akan memberkati mereka dengan kelimpahan 

dari segala sesuatu yang baik jika  mereka mau mengasihi dan 

melayani-Nya (ay. 13-15): Aku akan memberi  hujan untuk ta-

nahmu pada masanya, sehingga mereka tidak akan kekurangan 

hujan pada saat tanah membutuhkannya, tidak pula memper-

olehnya dengan berlebihan. namun  mereka akan memperoleh 

hujan awal, yang turun pada musim menanam benih, dan hujan 

akhir, yang turun sebelum musim menuai (Am. 4:7). Hal ini 

menggambarkan semua berkat yang akan dilimpahkan Tuhan  ke 

atas mereka pada waktunya, terutama penghiburan-penghiburan 

rohani, yang akan dicurahkan seperti hujan pada awal dan akhir 

musim (Hos. 6:3, KJV). Dan bumi yang diairi seperti itu menghasil-

kan,  

1. Hasil-hasil bumi untuk diusahakan manusia, yaitu gandum, 

anggur, dan minyak (Mzm. 104:13-15). 

2. Rumput bagi hewan, agar hewan juga dapat berguna bagi ma-

nusia, sehingga manusia dapat makan dan menjadi kenyang 

(ay. 15). Di sini kesalehan mengandung janji untuk hidup ini, 

namun  perkenanan Tuhan  akan menggembirakan hati, lebih da-

ripada hasil gandum, anggur, dan minyak yang berlimpah. 

IV. sebab  pemberontakan mereka terhadap Tuhan  dengan menyem-

bah berhala pasti akan menjadi kehancuran mereka: Hati-hatilah, 

supaya jangan hatimu terbujuk (ay. 16-17). Semua orang yang 

meninggalkan Tuhan  untuk mematrikan hati mereka, atau meng-

abdikan diri mereka, kepada makhluk apa pun, akan mendapati 

diri mereka tertipu secara mengenaskan, bagi kehancuran mereka 

sendiri. Dan kenyataan bahwa itu terjadi semata-mata sebab  

mereka tidak berhati-hati, akan memperburuk perkara itu. Sedikit 

saja kewaspadaan akan dapat mencegah mereka terpedaya oleh 

sang pendusta besar. Untuk menyadarkan mereka agar berhati-

hati, Musa di sini berkata terus terang kepada mereka, bahwa jika 

mereka menyimpang kepada Tuhan  lain, 

1. Mereka akan membangkitkan murka Tuhan  terhadap mereka, 

dan siapakah yang mengenal kekuatan murka-Nya? 


 674

2. Hal-hal baik akan dijauhkan dari mereka. Langit akan mena-

han hujannya, dan pada saat itu tentu saja bumi pun tidak 

akan menghasilkan buahnya. 

3. Hal-hal jahat akan menimpa mereka. Mereka akan segera le-

nyap dari negeri yang baik ini. Dan semakin baik suatu negeri, 

semakin menyedihkan rasanya untuk lenyap darinya. Kebaikan 

suatu negeri tidak akan menjadi jaminan bagi mereka, jika  

kejahatan penduduknya telah membuat mereka matang untuk 

dihancurkan. 

Ajakan untuk Taat 

(11:18-25) 

18 namun  kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam 

jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan 

haruslah itu menjadi lambang di dahimu. 19 Kamu harus mengajarkannya 

kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, jika  engkau duduk di 

rumahmu dan jika  engkau sedang dalam perjalanan, jika  engkau ber-

baring dan jika  engkau bangun; 20 engkau harus menuliskannya pada 

tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu, 21 supaya panjang umur-

mu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sum-

pah kepada nenek moyangmu untuk memberi nya kepada mereka, selama 

ada langit di atas bumi. 22 Sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang 

pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan, dengan me-

ngasihi TUHAN, Tuhan mu, dengan hidup menurut segala jalan yang ditunjuk-

kan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya, 23 maka TUHAN akan menghalau 

segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-

bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu. 24 Setiap tempat yang 

diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari 

padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yaitu  sungai 

Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu. 25 Tidak ada yang 

akan dapat bertahan menghadapi kamu: TUHAN, Tuhan mu, akan membuat 

seluruh negeri yang kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu, 

seperti yang dijanjikan TUHAN kepadamu. 

Dalam perikop ini, 

I. Musa mengulangi perintah-perintah yang telah diberikannya 

untuk membimbing dan membantu orang Israel dalam ketaatan 

mereka, dan untuk memelihara agama di tengah-tengah mereka 

(ay. 18-20). Tujuannya hampir sama dengan apa yang telah kita 

baca sebelumnya (6:6 dst.) Hendaklah kita semua dituntun oleh 

tiga pedoman yang diberikan di sini: 

1. Hendaklah hati kita dipenuhi oleh firman Tuhan : Taruhlah per-

kataanku ini dalam hatimu dan jiwamu. Hati haruslah menjadi

Kitab Ulangan 11:18-25 

 675 

 perbendaharaan atau gudang yang di dalamnya firman Tuhan  

harus disimpan, untuk digunakan dalam segala kesempatan. 

Kita tidak bisa mengharapkan adanya perbuatan-perbuatan 

baik dalam perilaku, kecuali ada pikiran-pikiran yang baik, 

perasaan-perasaan yang baik, dan dasar-dasar pegangan yang 

baik di dalam hati. 

2. Hendaklah mata kita terpancang pada firman Tuhan . “Ikatkan-

lah firman ini sebagai tanda pada tanganmu, yang selalu 

tampak bagimu (Yes. 49:16), dan menjadi lambang di dahimu, 

yang tidak bisa tidak engkau lihat. Hendaklah firman itu 

selalu tersedia bagimu dan akrab denganmu, dan matamu 

senantiasa tertuju kepadanya, seakan-akan firman itu ditulis-

kan pada pintu tiang rumahmu, dan tidak bisa tidak engkau 

lihat pada saat engkau keluar ataupun masuk.” Demikianlah 

kita harus menempatkan hukum-hukum Tuhan  di hadapan kita, 

dengan senantiasa mengindahkannya, sebagai penuntun ja-

lan kita, dan sebagai pedoman bagi perilaku kita (Mzm. 

119:30). 

3. Hendaklah lidah kita dipakai untuk mengucapkan firman 

Tuhan . Biarlah firman itu menjadi pokok pembicaraan kita se-

hari-hari, di mana pun kita berada, terutama saat  bersama 

anak-anak kita, yang harus diajari bahwa melayani Tuhan  

merupakan sesuatu yang penting, jauh lebih penting dibandingkan  

tata krama atau panggilan yang harus mereka jalani di dunia 

ini. Segala daya dan upaya harus dikerahkan untuk membuat 

anak-anak sedari dini akrab dan senang dengan firman Tuhan  

dan keajaiban-keajaiban dari Taurat-Nya. Sejalan dengan itu, 

tidak ada hal lain yang akan berperan lebih besar bagi per-

kembangan dan kelangsungan agama dalam suatu bangsa 

selain pendidikan yang baik bagi anak-anak. jika  tunasnya 

kudus, maka itulah yang menjadi tunggul negeri. 

II. Musa mengulangi jaminan-jaminan yang telah diberikannya ke-

pada mereka sebelumnya, dalam nama Tuhan , akan kesejahteraan 

dan keberhasilan jika  mereka taat. 

1. Mereka akan memperoleh tempat tinggal yang membawa keba-

hagiaan (ay. 21). Umur mereka akan dipanjangkan, dan, keti-

ka umur mereka sudah habis, umur anak-anak mereka juga 

akan panjang, selama ada langit di atas bumi. Artinya, Kanaan 


 676

pasti akan menjadi kepunyaan mereka dan ahli waris mereka 

untuk selama-lamanya, selama dunia masih ada, asalkan 

mereka tidak membuat diri mereka terlempar keluar darinya 

sebab  dosa mereka sendiri. 

2. Musuh-musuh mereka tidak akan berdaya mengusik mereka, 

atau membuat mereka khawatir akan perkara apa pun. “jika  

kamu berpegang kepada perintah Tuhan , dan bersungguh-sung-

guh melaksanakan kewajibanmu (ay. 22), maka Tuhan  tidak 

hanya akan memahkotai jerih payah para petani dengan hasil-

hasil bumi yang berlimpah, namun  juga akan memberi  peng-

akuan dan keberhasilan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang le-

bih mulia dari para prajurit. Kemenangan akan mengiringi bala 

tentaramu. Ke mana saja mereka pergi, Tuhan  akan menghalau se-

gala bangsa ini, dan membuatmu menduduki negeri-negeri mere-

ka” (ay. 23-24). Wilayah-wilayah mereka akan diperluas hingga 

mencapai sejauh yang telah dijanjikan (Kej. 15:18). Semua bang-

sa di sekeliling mereka akan menjadi takut dan hormat kepada 

mereka (ay. 25). Tidak ada hal yang berperan lebih besar dalam 

membuat sebuah bangsa menjadi patut diperhitungkan di mana-

mana, berharga bagi para sahabatnya dan menakutkan bagi para 

seterunya, selain agama yang bertakhta di dalamnya. Sebab 

siapakah yang dapat melawan mereka yang memiliki  Tuhan  di 

pihak mereka? Dan Dia pasti ada di pihak orang-orang yang 

dengan tulus berpihak kepada-Nya (Ams. 14:34). 

Berkat dan Kutuk 

(11:26-32) 

26 Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: 

27 berkat, jika  kamu mendengarkan perintah TUHAN, Tuhan mu, yang ku-

sampaikan kepadamu pada hari ini; 28 dan kutuk, jika kamu tidak men-

dengarkan perintah TUHAN, Tuhan mu, dan menyimpang dari jalan yang kupe-

rintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti Tuhan  lain yang tidak 

kamu kenal. 29 Jadi jika  TUHAN, Tuhan mu, telah membawa engkau ke 

negeri, yang engkau masuki untuk mendudukinya, maka haruslah engkau 

mengucapkan berkat di atas gunung Gerizim dan kutuk di atas gunung Ebal. 

30 Bukankah keduanya terletak di sebelah barat sungai Yordan, di belakang 

jalan raya sebelah matahari terbenam, di negeri orang Kanaan yang diam di 

Araba-Yordan, di tentangan Gilgal dekat pohon-pohon tarbantin di More?  

31 Sebab kamu ini sebentar lagi hendak menyeberangi sungai Yordan untuk 

memasuki dan menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, 

Tuhan mu; dan bila kamu akan menduduki dan mendiaminya, 32 maka harus-

Kitab Ulangan 11:26-32 

 677 

lah kamu melakukan dengan setia segala ketetapan dan peraturan yang ku-

paparkan kepadamu pada hari ini.” 

Dalam perikop ini Musa mengakhiri nasihat-nasihat umumnya supaya 

bangsa Israel taat. Caranya menyusun nasihat-nasihat itu sangatlah 

menyentuh, dan begitu rupa hingga, orang akan berpikir, pasti akan 

membuat mereka tergerak untuk berpaut kepada Tuhan  untuk selama-

lamanya, dan meninggalkan kesan-kesan dalam benak mereka yang 

tidak akan pernah hilang. 

I. Musa merangkum semua alasan yang dipakainya untuk men-

dorong ketaatan dalam dua kata, berkat dan kutuk (ay. 26), yaitu 

upah dan hukuman, dalam kaitannya dengan janji dan ancaman, 

yang merupakan ganjaran utama dalam hukum Taurat, sambil 

menggenggam harapan dan ketakutan, dua kendali bagi jiwa itu. 

Olehnya jiwa dicengkeram, digenggam, dan diatur. Kedua hal ini, 

yaitu berkat dan kutuk, dipaparkan Musa kepada mereka, arti-

nya, 

1. Musa menjelaskan berkat dan kutuk itu, supaya orang Israel 

memahaminya. Ia menyebutkan secara terperinci hal-hal yang 

terkandung dalam berkat dan kutuk itu, agar mereka dapat 

melihat secara lebih utuh betapa layak didambakannya berkat 

itu, dan betapa mengerikannya kutuk itu. 

2. Musa menegaskan berkat dan kutuk itu, supaya orang Israel 

mempercayainya. Ia membuatnya nyata bagi mereka, melalui 

bukti-bukti yang ditunjukkannya tentang perintah penugasan 

yang diterimanya, bahwa berkat itu bukanlah sorga khayalan 

orang bodoh, pun kutuk itu bukanlah isapan jempol belaka, 

namun  bahwa keduanya sungguh-sungguh merupakan pernya-

taan dari tujuan Tuhan  menyangkut mereka. 

3. Musa memerintahkan mereka untuk memilih, yang mana dari 

keduanya yang hendak mereka peroleh. Betapa dengan adil 

Musa berurusan dengan mereka, dan betapa ia sama sekali 

tidak mengelabui mata orang-orang ini, jauh dari apa yang 

dituduhkan kepadanya (Bil. 16:14). Mereka dan kita diberi 

tahu dengan jelas bagaimana kita harus berhubungan dengan 

Tuhan  Yang Mahakuasa. 

(1) jika  kita patuh terhadap perintah-Nya, kita pasti akan 

memperoleh berkat (ay. 27). Akan namun , 


 678

(2) jika  kita tidak patuh, kita pasti akan memperoleh ku-

tuk (ay. 28). Katakanlah kepada orang benar (sebab  Tuhan  

telah berfirman, dan seluruh dunia tidak dapat membatal-

kannya), bahwa mereka akan berbahagia. namun  celakalah 

orang fasik, malapetaka akan menimpanya. 

II. Musa menetapkan agar pernyataan tentang berkat dan kutuk 

yang telah dipaparkannya kepada mereka itu dikumandangkan 

dengan khidmat di depan umum di atas gunung Gerizim dan 

gunung Ebal (ay. 29-30). Kita mendapati petunjuk-petunjuk yang 

lebih terperinci untuk upacara ini dalam pasal 27:11 dan seterus-

nya, serta penjelasan tentang pelaksanaannya (Yos. 8:33, dst.). 

Upacara itu harus dilaksanakan, dan memang dilaksanakan, se-

gera Sesudah  mereka memasuki tanah Kanaan, agar saat  men-

duduki negeri itu untuk pertama kalinya, mereka dapat mengeta-

hui apa saja yang harus mereka lakukan. Tempat di mana 

upacara itu harus dilaksanakan, digambarkan dengan terperinci 

oleh Musa, meskipun ia sendiri tidak pernah melihat tempat itu. 

Ini merupakan satu dari sekian banyak hal yang membuktikan 

bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikannya memang berasal 

dari Tuhan . Tempat itu dikatakan dekat suatu dataran, atau pohon-

pohon tarbantin, atau padang rumput di More, yang merupakan 

salah satu tempat yang pertama kali dikunjungi Abraham di 

Kanaan. Jadi, dengan mengutus bangsa Israel ke sana, untuk 

mendengarkan berkat dan kutuk, Tuhan  mengingatkan mereka akan 

janji yang telah dibuat-Nya kepada Abraham persis di tempat itu 

(Kej. 12:6-7). Disebutkannya ketetapan ini di sini bertujuan, 

1. Untuk menguatkan iman mereka akan janji Tuhan , bahwa 

mereka akan segera menjadi penguasa atas Kanaan. Perbuat-

lah itu (kata Musa) di sebelah barat sungai Yordan (ay. 30), 

sebab engkau bisa yakin bahwa engkau akan menyeberangi 

sungai Yordan (ay. 31). Ditetapkannya upacara ini untuk dilak-

sanakan di Kanaan merupakan jaminan bagi mereka bahwa 

mereka akan dibuat mendudukinya, dan merupakan tanda 

seperti yang diberikan Tuhan  kepada Musa (Kel. 3:12): Kamu 

akan beribadah kepada Tuhan  di gunung ini. Dan, 

2. Untuk mendorong mereka supaya taat, agar mereka terhindar 

dari kutuk itu, dan memperoleh berkat itu. Mereka sudah 

mendengar sesuatu tentang berkat dan kutuk itu, namun  selain 

Kitab Ulangan 11:26-32 

 679 

itu, mereka juga harus segera menjadi saksi bagaimana berkat 

dan kutuk itu dinyatakan dengan khidmat (ay. 32): “Haruslah 

kamu melakukan dengan setia segala ketetapan dan peraturan, 

agar jangan sampai kamu, dalam upacara itu, menjadi saksi 

melawan dirimu sendiri.”  

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 12  

alam pasal ini, Musa sampai pada ketetapan-ketetapan tertentu 

yang harus disampaikannya sebagai pesan kepada bangsa Israel. 

Ia memulai dengan ketetapan-ketetapan yang berkaitan dengan pe-

nyembahan kepada Tuhan , khususnya ketetapan-ketetapan yang men-

jelaskan hukum kedua. Menyangkut hukum kedua itu,  Tuhan  cemburu  

secara khusus. 

I. Mereka harus memusnahkan sama sekali semua barang pe-

ninggalan dan sisa-sisa penyembahan berhala (ay. 1-3). 

II. Mereka harus tetap tinggal dekat dengan Kemah Suci (ay. 4-5). 

Ketetapan yang pertama dimaksudkan untuk mencegah se-

gala penyembahan yang salah, sementara ketetapan yang ke-

dua dimaksudkan untuk memelihara penyembahan yang 

telah ditentukan Tuhan . Menurut ketetapan yang kedua ini, 

1. Mereka diperintahkan untuk membawa semua persem-

bahan mereka ke mezbah Tuhan , dan segala persembahan 

kudus mereka ke tempat yang akan dipilih-Nya (ay. 6-7, 

11-12, 14, 18, 26-28).  

2. Secara umum mereka dilarang untuk berbuat seperti 

yang mereka perbuat sekarang di padang gurun (ay. 8-

11), dan seperti yang telah diperbuat bangsa Kanaan (ay. 

29-32). Secara khusus, mereka dilarang memakan per-

sembahan yang dikuduskan di dalam rumah mereka sen-

diri (ay. 13, 17-18), atau melalaikan pelayanan yang telah 

ditetapkan (ay. 19). 

3. Mereka diperbolehkan untuk makan daging sebagai ma-

kanan sehari-hari di rumah mereka, asalkan mereka tidak 

memakan darahnya (ay. 15-16, 20-26).   


 682

Barang-barang Keramat Peninggalan  

Penyembahan Berhala Harus Dimusnahkan  

(12:1-4) 

1 “Inilah ketetapan dan peraturan yang harus kamu lakukan dengan setia di 

negeri yang diberikan TUHAN, Tuhan  nenek moyangmu, kepadamu untuk me-

milikinya, selama kamu hidup di muka bumi. 2 Kamu harus memusnahkan 

sama sekali segala tempat, di mana bangsa-bangsa yang daerahnya kamu 

duduki itu beribadah kepada Tuhan  mereka, yaitu  di gunung-gunung yang 

tinggi, di bukit-bukit dan di bawah setiap pohon yang rimbun. 3 Mezbah me-

reka kamu harus robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, 

tiang-tiang berhala mereka kamu bakar habis, patung-patung Tuhan  mereka 

kamu hancurkan, dan nama mereka kamu hapuskan dari tempat itu. 4 Ja-

ngan kamu berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Tuhan mu. 

Dari kebenaran-kebenaran asali yang agung itu, bahwa Tuhan  itu ada, 

dan bahwa hanya ada satu Tuhan , muncullah hukum-hukum pokok 

yang agung itu, bahwa Tuhan  itu harus disembah, dan Dia saja. Oleh 

sebab itu kita tidak boleh memiliki Tuhan  lain di hadapan-Nya. Inilah 

hukum yang pertama, dan hukum yang kedua ialah penjaga 

untuknya, atau pagar yang mengelilinginya. Untuk mencegah kita 

membelot kepada ilah-ilah palsu, kita dilarang untuk menyembah 

Tuhan  yang benar dengan jalan dan cara yang sama seperti ilah-ilah 

palsu disembah. Dan kita diperintahkan untuk menjalankan ke-

tetapan-ketetapan ibadah yang telah ditentukan, supaya kita dapat 

setia kepada apa yang selayaknya disembah. Itulah sebabnya Musa 

menguraikan hukum yang kedua secara panjang lebar. Apa yang 

termuat dalam pasal ini dan empat pasal berikutnya sebagian besar 

mengacu kepada hukum yang kedua. Inilah ketetapan dan peraturan 

yang harus mereka lakukan dengan setia (ay. 1),  

1. Selama mereka menikmati hari-hari yang tenang dan makmur, 

saat  mereka menjadi penguasa atas Kanaan. Kita tidak boleh 

berpikir bahwa agama kita didirikan hanya untuk diamalkan sela-

ma kita menjadi hamba, sebagai penghiburan di tempat-tempat 

kita menyendiri, dan sebagai pelipur lara dalam penderitaan. 

Tidak, saat  kita sudah menduduki negeri yang baik, tetap saja 

kita harus memelihara ibadah kepada Tuhan  di Kanaan seperti 

juga di padang gurun, saat  kita telah bertumbuh dewasa seperti 

juga saat  kita masih kanak-kanak, saat  kita sibuk bekerja 

seperti juga saat  tidak ada apa-apa untuk dikerjakan. 

2. Selama dan sepanjang kamu hidup di muka bumi. Selama kita 

berada di sini dalam masa pencobaan, kita harus tetap taat, bah-

Kitab Ulangan 12:1-4 

 683 

kan sampai akhir, dan tidak boleh melalaikan kewajiban kita, 

juga tidak boleh jemu-jemu berbuat baik. Nah, 

I. Mereka di sini diperintahkan untuk memusnahkan dan mem-

basmi tuntas segala sesuatu yang digunakan orang Kanaan untuk 

beribadah kepada berhala-berhala mereka (ay. 2-3). Di sini tidak 

disebutkan mengenai kuil-kuil penyembahan berhala, yang me-

nguatkan pendapat sebagian penafsir, bahwa Kemah Suci yang 

didirikan Musa di padang gurun merupakan tempat tinggal 

pertama yang pernah dibuat untuk keperluan-keperluan agama, 

dan bahwa dari situlah asal-muasal kuil. namun  tempat-tempat 

yang sudah digunakan orang Kanaan itu, dan yang diperintahkan 

untuk diratakan, yaitu  tempat untuk memagari ibadah mereka 

di gunung-gunung dan bukit-bukit, seolah-olah tingginya tanah 

akan membantu menaikkan penyembahan-penyembahan mereka, 

dan di bawah setiap pohon yang rimbun, mungkin sebab  menye-

jukkan atau sebab  mengundang rasa takut dan kagum. Apa saja 

yang membuat pikiran nyaman dan hormat, yang memusatkan 

dan menenangkannya, dianggap baik untuk ibadah. Pohon rim-

bun yang teduh dan hutan yang sunyi masih didambakan oleh 

orang-orang yang suka merenung. namun  keuntungan yang diberi-

kan oleh tempat-tempat pertapaan ini bagi bangsa kafir dalam 

menyembah Tuhan  mereka ialah bahwa tempat itu menyembunyi-

kan perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak tahan muncul di 

dalam terang. Oleh sebab itu, semua tempat itu harus dihancur-

kan, bersama dengan tugu-tugu berhala, tiang-tiang berhala, dan 

patung-patung, yang telah digunakan oleh penduduk asli dalam 

menyembah Tuhan -Tuhan  mereka. Dengan begitu, bahkan nama-

nama para Tuhan  itu dapat terkubur dan terlupakan, dan bukan 

hanya tidak diingat dengan hormat, melainkan juga tidak diingat 

sama sekali. Dengan demikian, mereka harus memperhitungkan 

juga,  

1. Nama baik tanah mereka. Janganlah pernah dikatakan ten-

tang tanah suci ini bahwa ia telah tercemar seperti itu, namun  

hendaklah semua gundukan sampah ini dibawa pergi, sebagai 

sesuatu yang memalukan bagi mereka. 

2. Keamanan agama mereka. Janganlah ada yang tersisa dari 

tempat-tempat itu, supaya jangan sampai orang-orang yang 

tidak hormat dan tidak berpikir panjang, terutama pada masa-


 684

masa terjadinya kemerosotan iman, memakai tempat-tempat 

itu untuk beribadah kepada Tuhan  Israel. Hendaklah rumah-

rumah hama ini diruntuhkan, sebagai sesuatu yang mereka 

takuti. Musa memulai ketetapan-ketetapan yang berkaitan 

dengan penyembahan kepada yang ilahi dengan hal ini, sebab 

pertama-tama harus ada kebencian terhadap apa yang jahat, 

sebelum ada kesetiaan yang teguh terhadap apa yang baik 

(Rm. 12:9). Kerajaan Tuhan  harus ditegakkan, baik dalam diri 

orang perorangan maupun di berbagai tempat, di atas rerun-

tuhan kerajaan Iblis. Sebab keduanya tidak dapat berdiri ber-

sama-sama, tidak mungkin pula ada persekutuan antara Kris-

tus dan Belial. 

II. Mereka diperintahkan untuk tidak memasukkan tata ibadah dan 

kebiasaan para penyembah berhala ke dalam penyembahan ke-

pada Tuhan . Tidak, sekalipun dengan dalih untuk memperindah 

atau memperbaiki penyembahan itu (ay. 4): Jangan kamu berbuat 

seperti itu terhadap TUHAN, Tuhan mu. Yaitu, “jangan kamu coba-

coba untuk menghormati-Nya dengan mempersembahkan korban-

korban di atas gunung dan bukit, dengan mendirikan tiang-tiang, 

menanam pohon-pohon yang rimbun, dan menegakkan patung-

patung. Tidak, engkau tidak boleh berkhayal yang megah-megah 

dalam beribadah, juga tidak boleh berpikir bahwa apa saja yang 

menyenangkanmu, pasti akan menyenangkan Tuhan : Ia melebihi 

segala Tuhan  , dan tidak mau disembah seperti Tuhan -Tuhan  lain.” 

Di mana Korban-korban Harus Dipersembahkan,  

Tata Laksana Upacara Ibadah, Peringatan terhadap  

Tata Ibadah Penyembahan Berhala  

(12:5-32) 

5 namun  tempat yang akan dipilih TUHAN, Tuhan mu, dari segala sukumu 

sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah 

harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi. 6 Ke sanalah harus kamu 

bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluh-

anmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarela-

mu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu. 7 Di sanalah 

kamu makan di hadapan TUHAN, Tuhan mu, dan bersukaria, kamu dan seisi 

rumahmu, sebab  dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN, 

Tuhan mu. 8 Jangan kamu melakukan apa pun yang kita lakukan di sini seka-

rang, yaitu  masing-masing berbuat segala sesuatu yang dipandangnya 

benar. 9 Sebab hingga sekarang kamu belum sampai ke tempat perhentian

Kitab Ulangan 12:5-32 

 685 

dan ke milik pusaka yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu.  

10 namun  jika  nanti sudah kamu seberangi sungai Yordan dan kamu diam 

di negeri yang diberikan TUHAN, Tuhan mu, kepadamu untuk dimiliki, dan 

jika  Ia mengaruniakan kepadamu keamanan dari segala musuhmu di se-

kelilingmu, dan kamu diam dengan tenteram, 11 maka ke tempat yang dipilih 

TUHAN, Tuhan mu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah kamu 

bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yaitu  korban bakaran dan 

korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan 

khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu nazarkan 

kepada TUHAN. 12 Kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Tuhan mu, 

kamu ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan 

hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, sebab orang 

Lewi tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama kamu. 13 Hati-

hatilah, supaya jangan engkau mempersembahkan korban-korban bakaran-

mu di sembarang tempat yang kaulihat; 14 namun  di tempat yang akan dipilih 

TUHAN di daerah salah satu sukumu, di sanalah harus kaupersembahkan 

korban bakaranmu, dan di sanalah harus kaulakukan segala yang kuperin-

tahkan kepadamu. 15 namun  engkau boleh menyembelih dan memakan daging 

sesuka hatimu, sesuai dengan berkat TUHAN, Tuhan mu, yang diberikan-Nya 

kepadamu di segala tempatmu. Orang najis ataupun orang tahir boleh me-

makannya, seperti juga daging kijang atau daging rusa; 16 hanya darahnya 

janganlah kaumakan, namun  harus kaucurahkan ke bumi seperti air. 17 Di 

dalam tempatmu tidak boleh kaumakan persembahan persepuluhan dari 

gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung 

lembu sapimu dan kambing dombamu, ataupun sesuatu dari korban yang 

akan kaunazarkan, ataupun dari korban sukarelamu, ataupun persembahan 

khususmu. 18 namun  di hadapan TUHAN, Tuhan mu, haruslah engkau mema-

kannya, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Tuhan mu, engkau ini, anakmu 

laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perem-

puan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan haruslah engkau ber-

sukaria di hadapan TUHAN, Tuhan mu, sebab  segala usahamu. 19 Hati-hati-

lah, supaya jangan engkau melalaikan orang Lewi, selama engkau ada di 

tanahmu. 20 jika  TUHAN, Tuhan mu, telah meluaskan daerahmu nanti, 

seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu dan engkau berpikir: Aku mau makan 

daging, sebab  engkau ingin makan daging, maka bolehlah engkau makan 

daging sesuka hatimu. 21 jika  tempat yang akan dipilih TUHAN, Tuhan mu, 

untuk menegakkan nama-Nya di sana, terlalu jauh dari tempatmu, maka 

engkau boleh menyembelih dari lembu sapimu dan kambing dombamu yang 

diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang kuperintahkan kepadamu, dan 

memakan dagingnya di tempatmu sesuka hatimu. 22 namun  engkau harus 

memakan dagingnya, seperti memakan daging kijang atau daging rusa; baik 

orang najis maupun orang tahir boleh memakannya. 23 namun  jagalah baik-

baik, supaya jangan engkau memakan darahnya, sebab darah ialah nyawa, 

maka janganlah engkau memakan nyawa bersama-sama dengan daging.  

24 Janganlah engkau memakannya; engkau harus mencurahkannya ke bumi 

seperti air. 25 Janganlah engkau memakannya, supaya baik keadaanmu dan 

keadaan anak-anakmu yang lalu , jika  engkau melakukan apa yang 

benar di mata TUHAN. 26 namun  persembahan kudusmu yang ada padamu 

dan korban nazarmu haruslah kaubawa ke tempat yang akan dipilih TUHAN; 

27 engkau harus mengolah korban bakaranmu, daging dan darahnya, di atas 

mezbah TUHAN, Tuhan mu, dan darah korban sembelihanmu haruslah di-

curahkan ke atas mezbah TUHAN, Tuhan mu, namun  dagingnya boleh kau-

makan. 28 Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu, 

supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang lalu  untuk 

selama-lamanya, jika  engkau melakukan apa yang baik dan benar di 

mata TUHAN, Tuhan mu.” 29 “jika  TUHAN, Tuhan mu, telah melenyapkan dari 


 686

hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk menduduki-

nya, dan jika  engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negeri-

nya, 30 maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti 

mereka, Sesudah  mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan 

engkau menanya-nanya tentang Tuhan  mereka dengan berkata: Bagaimana 

bangsa-bangsa ini beribadah kepada Tuhan  mereka? Aku pun mau berlaku 

begitu. 31 Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Tuhan mu; se-

bab segala yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya, itulah 

yang dilakukan mereka bagi Tuhan  mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan 

anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi Tuhan  mereka.  

32 Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan 

setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya. 

Tidak ada satu perintah tertentu sejauh yang saya ingat, dalam 

seluruh hukum Musa yang sedemikian ditekankan dan ditanamkan 

seperti perintah ini. Oleh perintah itu semua orang Israel diwajibkan 

untuk membawa korban-korban mereka ke mezbah yang satu itu, 

yang didirikan di pelataran Kemah Suci, dan di sana mereka harus 

melaksanakan semua upacara keagamaan mereka. Sebab, mengenai 

ibadah yang bersangkut-paut dengan perbuatan-perbuatan baik, 

pada waktu dulu, tidak diragukan lagi seperti juga sekarang, orang 

boleh berdoa di mana saja, sebagaimana orang Yahudi melakukannya 

di tempat ibadah mereka. Perintah untuk membawa korban ke 

mezbah ini, dan larangan untuk meninggalkannya, di sini diulangi 

berkali-kali, seperti saat  kita mengajari anak-anak. Dan sekalipun 

demikian, kita yakin bahwa tidak ada pengulangan yang sia-sia 

dalam Kitab Suci. namun  perintah ini sedemikian ditekankan, 

1. sebab  kecenderungan yang mengherankan yang ada dalam hati 

bangsa itu terhadap penyembahan berhala dan takhayul, dan 

bahaya bahwa mereka akan terpikat oleh banyak godaan yang 

akan mengelilingi mereka. 

2. sebab  manfaat besar yang akan mereka peroleh dengan menja-

lankan ketetapan ini, baik untuk mencegah masuknya kebiasaan-

kebiasaan yang bobrok ke dalam ibadah mereka maupun untuk 

memelihara persatuan dan kasih persaudaraan di antara mereka. 

Dengan begitu, dengan bertemuanya mereka semua di satu tem-

pat, mereka dapat terus satu tingkah langkah dan satu hati. 

3. sebab  pentingnya ketetapan ini. Mereka harus tetap bertemu di 

satu tempat, sebagai tanda kepercayaan mereka akan dua kebe-

naran agung itu, yang kita dapati bersama-sama (1Tim. 2:5), 

bahwa Tuhan  itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara 

antara Tuhan  dan manusia. Ketetapan ini tidak hanya berguna 

Kitab Ulangan 12:5-32 

 687 

untuk memelihara kepercayaan tentang Tuhan  yang satu, namun  

juga merupakan isyarat bagi mereka, meskipun mereka tidak 

dapat menangkap isyarat itu dengan baik akan satu-satunya jalan 

untuk mendekat kepada Tuhan  dan bersekutu dengan-Nya, di 

dalam dan melalui sang Mesias. 

Sekarang mari kita memilah pesan yang panjang ini ke dalam 

pokok-pokok bahasan yang sesuai. 

I. Di sini dijanjikan bahwa saat  mereka sudah menetap di Kanaan, 

saat  mereka telah dikaruniai keamanan dari segala musuh me-

reka, dan diam dengan tenteram, Tuhan  akan memilih suatu tem-

pat tertentu, yang akan ditetapkan-Nya sebagai pusat kesatuan 

mereka, dan ke sanalah mereka harus membawa semua persem-

bahan mereka (ay. 10-11). Amatilah, 

1. jika  mereka diikat hanya pada satu tempat, mereka tidak 

akan dibiarkan dalam keraguan mengenai tempat itu, namun  

pasti akan tahu tempat apa itu. Seandainya Kristus berniat, di 

bawah Injil, untuk membuat satu tempat menjadi pusat ke-

kuasaan seperti yang diaku-aku oleh Roma, maka kita pasti 

tidak akan dibiarkan tanpa petunjuk seperti ini mengenai tem-

pat yang ditentukan itu. 

2. Tuhan  tidak menyerahkan kepada mereka untuk memilih tem-

patnya, supaya jangan sampai suku-suku itu bertengkar me-

ngenai hal ini, masing-masing berusaha, untuk keuntungan 

duniawi mereka, supaya tempat itu ada di tengah-tengah suku 

mereka. namun  Tuhan  menyimpan pilihan ini bagi diri-Nya sen-

diri, seperti yang dilakukan-Nya dalam menetapkan sang 

Penebus dan mendirikan ketetapan-ketetapan kudus. 

3. Tuhan  tidak menetapkan tempatnya sekarang, sebagaimana Ia 

telah menetapkan gunung Gerizim dan gunung Ebal, untuk 

mengucapkan berkat dan kutuk (11:29), namun  menundanya 

untuk lalu  hari. Dengan begitu, mereka dapat dibuat 

menantikan petunjuk-petunjuk lebih lanjut dari sorga, dan 

pimpinan ilahi, sesudah Musa tiada. Tempat yang akan dipilih 

Tuhan  dikatakan sebagai tempat di mana Ia akan menegakkan 

nama-Nya, yaitu, tempat yang akan Ia sebut sebagai kepunya-

an-Nya, di mana kemuliaan-Nya akan berdiam. Tempat di 

mana Ia akan menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya, dan 

membuat diri-Nya dikenal, sebagaimana orang dikenal dengan 


 688

nama mereka. Dan tempat di mana Ia akan menerima berbagai 

aduan, yang melaluinya nama-Nya akan dipuji-puji dan di-

serukan. Tempat itu akan menjadi kediaman-Nya, di mana, 

sebagai Raja Israel, Ia akan menjadi hakim, dan dapat ditemui 

oleh semua orang yang mencari-Nya dengan hormat. Tabut 

perjanjian merupakan tanda kehadiran Tuhan , dan di mana 

tabut itu diletakkan, di sanalah Tuhan  menegakkan nama-Nya, 

dan itulah tempat kediaman-Nya. Tabut itu berisi dua loh batu 

yang bertuliskan hukum Tuhan . Sebab tidak ada yang boleh 

berharap menerima perkenanan-perkenanan dari tangan Tuhan  

selain mereka yang mau menerima apa yang diajarkan mulut-

Nya. Tempat yang pertama-tama dipilih Tuhan  sebagai kediam-

an tabut yaitu  Silo. Sesudah  tempat itu berdosa dan kehilang-

an kehormatan-kehormatannya, kita mendapati tabut berada 

di Kiryat-Yearim dan tempat-tempat lain. namun  pada akhir-

nya, pada zaman Raja Daud, tabut itu tetap tinggal di Yeru-

salem. Dan Tuhan  berfirman tentang bait suci Salomo, secara 

lebih jelas dibandingkan  yang pernah Ia katakan mengenai tempat-

tempat lain, telah Kupilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah per-

sembahan (2Taw. 7:12). Bandingkan dengan 2 Tawarikh 6:5. 

Sekarang, di bawah Injil, kita tidak memiliki bait suci yang me-

nguduskan emas, tidak ada mezbah yang menguduskan per-

sembahan, namun  hanya ada Kristus. Mengenai tempat-tempat 

penyembahan, para nabi menubuatkan bahwa di setiap tempat 

akan dibakar dan dipersembahkan korban rohani (Mal. 1:11). 

Juruselamat kita telah menyatakan bahwa yang diterima se-

bagai penyembah-penyembah yang benar yaitu  mereka yang 

menyembah Tuhan  dalam ketulusan dan kebenaran, tanpa me-

mandang gunung ini ataupun Yerusalem (Yoh. 4:23) 

II. Mereka diperintahkan untuk membawa semua korban bakaran 

dan korban sembelihan mereka ke tempat yang akan dipilih Tuhan  

ini (ay. 6, 11): Ke sanalah harus kamu bawa semuanya yang ku-

perintahkan kepadamu. Di sanalah harus kaupersembahkan kor-

ban bakaranmu (ay. 14). Daging dan darahnya harus diolah di 

atas mezbah TUHAN, Tuhan mu (ay. 27). Dan untuk korban kesela-

matan mereka, yang di sini disebut sebagai korban sembelihan, 

meskipun dagingnya boleh mereka makan, namun darahnya ha-

rus dicurahkan ke atas mezbah. Melalui hal ini mereka diajar 

Kitab Ulangan 12:5-32 

 689 

bahwa korban dan persembahan tidaklah diinginkan Tuhan , atau 

diterima-Nya, demi korban dan persembahan itu sendiri, tidak 

pula sebab  suatu nilai hakiki yang ada padanya, sebagai ung-

kapan alami untuk memberi  penghormatan dan pemujaan. 

Sebaliknya, korban dan persembahan itu menjadi bernilai 

semata-mata sebab  mezbah yang di atasnya keduanya dipersem-

bahkan, sebab mezbah itu melambangkan Kristus. Sementara 

doa-doa dan puji-pujian, sebagai sesuatu yang jauh lebih penting 

dan berharga, harus dipersembahkan setiap hari oleh umat Tuhan  

di mana saja mereka berada. Seorang Israel yang taat bisa saja 

menghormati Tuhan , tetap bersekutu dengan-Nya, dan mendapat-

kan belas kasihan dari-Nya, meskipun ia tidak memiliki kesem-

patan, mungkin selama berbulan-bulan, untuk membawa korban 

ke mezbah-Nya. namun  ini melambangkan kewajiban yang meng-

ikat kita sebagai orang-orang Kristen untuk mempersembahkan 

segala persembahan rohani kita kepada Tuhan  di dalam nama 

Yesus Kristus, dengan mengharapkan perkenanan hanya ber-

dasarkan perantaraan-Nya (1Ptr. 2:5). 

III. Mereka diperintahkan untuk mengenyangkan diri dengan per-

sembahan-persembahan kudus mereka di hadapan Tuhan, de-

ngan sukacita yang kudus. Mereka tidak hanya harus membawa 

ke mezbah akan korban-korban sembelihan yang harus mereka 

persembahkan kepada Tuhan , melainkan juga semua hal yang 

harus mereka makan dan minum sesuai dengan ketentuan hu-

kum, untuk menghormati Tuhan , sebagai tanda persekutuan me-

reka dengan-Nya (ay. 6). Persembahan persepuluhan mereka, dan 

persembahan khusus mereka, yaitu hasil-hasil pertama mereka, 

korban nazar mereka, dan korban sukarela mereka, dan yang su-

lung dari hewan ternak mereka, segala sesuatu yang harus di-

pakai untuk keperluan ibadah, baik oleh diri mereka sendiri mau-

pun oleh para imam dan orang Lewi, harus dibawa ke tempat 

yang akan dipilih Tuhan . Sama halnya seperti semua pendapatan 

negara, dari segala penjuru kerajaan, dibawa ke perbendaharaan: 

Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, dan bersukaria da-

lam segala usahamu (ay. 7, 12). Kamu harus bersukaria di hadap-

an TUHAN, Tuhan mu, kamu ini, anakmu laki-laki dan anakmu pe-

rempuan. Cermatilah di sini, 


 690

1. Bahwa apa yang kita lakukan untuk melayani Tuhan  dan bagi 

kemuliaan-Nya akan membawa keuntungan bagi kita, kalau 

bukan sebab  kesalahan kita sendiri. Orang-orang yang mem-

persembahkan korban kepada Tuhan  diundang untuk makan di 

hadapan-Nya, dan mengenyangkan diri dengan korban-korban 

mereka: Ia makan bersama-sama dengan kita, dan kita ber-

sama-sama dengan Dia (Why. 3:20). jika  kita memuliakan 

Tuhan , kita membangun diri kita sendiri, dan mengembangkan 

pikiran kita, melalui anugerah Tuhan , dengan bertambahnya 

pengetahuan dan iman kita, berkobarnya perasaan-perasaan 

yang saleh, dan diteguhkannya kebiasaan-kebiasaan dan ke-

tetapan-ketetapan hati yang penuh rahmat. Dengan demikian 

jiwa menjadi sehat dan terpelihara. 

2. Bahwa pekerjaan bagi Tuhan  harus dikerjakan dengan sukacita 

yang kudus dan hati yang riang. Kamu akan makan dan ber-

sukaria (ay. 7), dan lagi (ay. 12) dan (ay. 18). 

(1) Sekarang, saat  mereka sedang berada di hadapan Tuhan, 

mereka harus bersukaria (ay. 12). Tuhan  menghendaki agar 

kita melayani-Nya dengan hati yang gembira. Tidak ada 

orang yang mendukakan hati-Nya lebih dibandingkan  mereka 

yang menutupi mezbah-Nya dengan air mata (Mal. 2:13). 

Lihatlah betapa baiknya Tuan yang kita layani, yang telah 

menjadikan kewajiban bagi kita untuk bernyanyi dalam 

pekerjaan kita. Bahkan anak-anak dan hamba-hamba ha-

rus bersukaria bersama-sama dengan mereka di hadapan 

Tuhan , supaya ibadah bisa menjadi kesenangan bagi me-

reka, dan bukan suatu tugas atau pekerjaan yang mem-

bosankan. 

(2) Mereka harus membawa serta kenikmatan yang penuh 

syukur dari kesukaan yang mereka dapatkan dalam ber-

sekutu dengan Tuhan . Mereka harus bersukaria dalam segala 

usaha mereka (ay. 7). Sebagian dari penghiburan itu harus-

lah mereka bawa bersama mereka ke dalam pekerjaan me-

reka sehari-hari. Dan, Sesudah  jiwa mereka dikuatkan se-

perti itu, apa saja yang mereka lakukan haruslah dilaku-

kan dengan sepenuh hati dan riang. Sukacita yang kudus 

di dalam Tuhan  dan kebaikan-Nya ini, yang dengan sukacita 

itu kita harus bersukaria untuk selamanya, akan menjadi 

pelindung terbaik melawan dosa dan jerat dari kegirangan 

Kitab Ulangan 12:5-32 

 691 

jasmani yang sia-sia, dan penawar bagi dukacita yang dari 

dunia ini. 

IV. Mereka diperintahkan untuk berbaik hati kepada orang Lewi. 

Adakah mereka berpesta dengan sukacita? Orang Lewi harus 

berpesta bersama mereka, dan bersukaria bersama mereka (ay. 

12), dan lagi (ay. 18). Dan sebuah peringatan umum diberikan (ay, 

19), hati-hatilah, supaya jangan engkau melalaikan orang Lewi, se-

lama engkau ada. Ada orang-orang Lewi yang melayani di mezbah 

sebagai pendamping para imam, dan mereka ini tidak boleh dila-

laikan, yaitu, pelayanan yang mereka jalankan harus senantiasa 

disokong. Tidak boleh ada mezbah lain yang didirikan selain 

mezbah yang ditentukan Tuhan , sebab hal itu berarti melalaikan 

orang Lewi. namun  yang tampak dibicarakan di sini yaitu  orang-

orang Lewi yang tersebar di seluruh negeri untuk mengajarkan 

hukum Tuhan  kepada umat, dan untuk mendampingi mereka 

dalam ibadah-ibadah mereka. Sebab kepada orang Lewi yang di 

dalam tempat merekalah mereka di sini diperintahkan untuk ber-

baik hati. Sungguh merupakan belas kasih yang besar jika ada 

orang Lewi tinggal di dekat kita, di dalam tempat kita, sehingga 

kita bisa meminta pengajaran dari mulut mereka, dan supaya 

mereka bisa menjadi pengendali dalam pesta-pesta kita, untuk 

menahan kita dari perbuatan-perbuatan yang berlebihan. Sudah 

menjadi kewajiban umat untuk berbaik hati kepada hamba-

hamba Tuhan yang melayani mereka, yang memberi mereka peng-

ajaran-pengajaran dan teladan yang baik. Selama kita hidup, kita 

akan membutuhkan pelayanan mereka, sampai kita tiba di dunia 

di mana ketetapan-ketetapan ibadah akan digantikan. Oleh sebab 

itu, selama kita ada, kita tidak boleh melalaikan orang Lewi. 

Alasan yang diberikan (ay. 12) yaitu  sebab  orang Lewi tidak 

mendapat bagian milik pusaka bersama-sama kamu, sehingga ia 

tidak dapat menjadi kaya dengan beternak atau berdagang. Oleh 

sebab itu, biarlah dia berbagi denganmu dalam penghiburan yang 

engkau peroleh dari kekayaanmu. Mereka harus memberi  per-

sembahan persepuluhan mereka dan persembahan khusus me-

reka kepada orang Lewi, yang ditetapkan bagi mereka oleh hukum 

Taurat, sebab orang Lewi tidak memiliki penghidupan lain. 


 692

V. Mereka diizinkan untuk memakan daging biasa, namun bukan 

daging persembahan-persembahan mereka, di dalam rumah me-

reka sendiri, di mana pun mereka tinggal. Apa saja yang diper-

sembahkan kepada Tuhan , tidak boleh mereka makan di dalam 

rumah (ay. 13, 17). namun  apa yang tidak dipersembahkan seperti 

itu boleh mereka sembelih dan makan sesuka hati (ay. 15). Izin ini 

diulangi lagi pada ayat 20-22. Sepertinya selama mereka berada di 

padang gurun, mereka tidak memakan daging dari jenis-jenis 

binatang yang digunakan dalam korban, selain apa yang disem-

belih di pintu Kemah Pertemuan, dan sebagian darinya dipersem-

bahkan kepada Tuhan  sebagai korban keselamatan (Im. 17:3-4). 

namun  saat  mereka sampai di Kanaan, di mana mereka harus 

tinggal sangat jauh dari Kemah Pertemuan, mereka boleh me-

nyembelih yang mana saja yang mereka inginkan untuk keper-

luan mereka dari lembu sapi dan kambing domba mereka, tanpa 

membawa sebagiannya ke mezbah. Pemberian izin ini sangat 

jelas, dan diulangi, supaya jangan sampai Iblis mengambil kesem-

patan dari hukum yang melarang mereka memakan korban me-

reka di rumah mereka sendiri, untuk menanamkan ke dalam diri 

mereka, seperti yang ditanamkannya kepada orangtua pertama 

kita, pikiran-pikiran yang keras tentang Tuhan . Seolah-olah Ia 

menggerutu kepada mereka: Engkau boleh makan daging sesuka 

hatimu. Ada nafsu makan yang alami dan teratur, yang boleh di-

puaskan sambil mengendalikan diri dan menguasai perasaan, 

dengan tidak terlalu berlebihan dalam menikmati kepuasan itu, 

tidak pula merasa gelisah jika nafsu makan itu tidak terpuaskan. 

Orang najis, yang tidak boleh memakan persembahan-persem-

bahan kudus, boleh memakan jenis daging yang sama hanya 

saat  daging itu dipakai sebagai makanan biasa. Pembedaan 

antara orang tahir dan orang najis yaitu  hal yang suci, dan di-

rancang untuk menjaga kehormatan perayaan-perayaan kudus 

mereka. Oleh sebab itu, pembedaan itu tidak boleh dibawa ke 

dalam makanan mereka sehari-hari. Izin ini memiliki batasan 

ganda: 

1. Mereka harus makan sesuai dengan berkat yang telah diberi-

kan Tuhan  kepada mereka (ay. 15). Perhatikanlah, berhikmat-

lah bagi kita, dan sudah menjadi kewajiban kita, untuk hidup 

sesuai dengan penghasilan kita, dan tidak menghabiskan lebih 

dibandingkan  yang kita miliki. Sama seperti, pada satu sisi, tidak 

Kitab Ulangan 12:5-32 

 693 

adil untuk menyimpan apa yang seharusnya dikeluarkan, 

demikian pula, pada sisi lain, jauh lebih tidak adil untuk 

mengeluarkan lebih dibandingkan  yang kita miliki. Sebab apa yang 

bukan milik kita, pasti merupakan milik orang lain, yang 

dengan demikian terampas dan tertipu. Dan ini, saya katakan, 

jauh lebih tidak adil, sebab lebih mudah untuk membagikan 

apa yang sudah disimpan dengan tidak semestinya, dan 

dengan begitu membuat semacam ganti rugi, dibandingkan  untuk 

membayar kembali kepada anak istri, dan orang-orang yang 

memberi  pinjaman, apa yang telah dipakai dengan tidak 

semestinya. Di antara kedua hal yang berlebihan ini, biarlah 

hikmat menemukan jalan tengahnya, lalu biarlah kehati-

hatian dan ketetapan hati menjaga jalan tengah itu.  

2. Mereka tidak boleh makan