ibrani wahyu 14


 bali ini mereka dibawa ke dalam 

suatu hubungan yang baru dan dekat satu sama lain. Mere-

ka menjadi bersaudara melalui kelahiran baru mereka.  

(2) Firman Tuhan  yaitu  sarana agung bagi pembaharuan diri 

atau kelahiran kembali (Yak. 1:18). Anugerah pembaharu-

an disampaikan oleh Injil.  

(3) Kelahiran yang baru dan kedua ini jauh lebih diinginkan 

dan luhur dibandingkan  kelahiran pertama. Hal ini diajarkan 

oleh Rasul Petrus dengan lebih memilih benih yang tidak 

fana dibandingkan  benih yang fana. Oleh benih yang fana kita 

menjadi anak-anak manusia, sedang  oleh benih yang 

tidak fana kita menjadi putra dan putri Yang Mahatinggi. 


 444

Firman Tuhan  yang dibandingkan dengan benih mengajar kita 

bahwa meskipun terlihat kecil, namun pekerjaannya menak-

jubkan, meskipun tersembunyi selama beberapa waktu, na-

mun ia tumbuh dan menghasilkan buah-buah yang baik 

pada akhirnya.  

(4) Mereka yang sudah diperbaharui harus sungguh-sungguh 

saling mengasihi dengan hati yang murni. Orang-orang 

yang bersaudara secara jasmani wajib saling mengasihi. 

namun  kewajiban itu berlipat ganda jika  ada hubungan 

rohani: mereka berada di bawah pemerintahan yang sama, 

ambil bagian dalam hak-hak istimewa yang sama, dan 

sekarang sudah memiliki kepentingan yang sama.  

(5) Firman Tuhan  itu hidup dan kekal. Firman ini yaitu  firman 

yang hidup, atau firman yang kuat (Ibr. 4:12). Firman ini 

yaitu  sarana kehidupan rohani, untuk memulai kehidup-

an rohani itu dan bertekun di dalamnya, menghidupkan 

dan menggerakkan kita dalam menjalankan kewajiban, 

sampai ia membawa kita pada kehidupan kekal. Dan fir-

man itu kekal, tetap benar secara abadi, dan tetap berdiam 

dalam hati orang-orang yang diperbaharui untuk selama-

lamanya. 

Sia-sianya Manusia Duniawi 

(1:24-25) 

24 Sebab: “Semua yang hidup yaitu  seperti rumput dan segala kemuliaan-

nya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, 25 

namun  firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.” Inilah firman yang disam-

paikan Injil kepada kamu. 

sesudah  memberi  penjelasan tentang keunggulan manusia rohani 

yang sudah diperbaharui sebagai orang yang lahir kembali, bukan 

dari benih yang fana melainkan dari benih yang tidak fana, Rasul 

Petrus sekarang memperlihatkan kepada kita sia-sianya manusia 

duniawi beserta segala perhiasan dan keuntungan yang menyertai-

nya: Semua yang hidup yaitu  seperti rumput dan segala kemuliaan-

nya seperti bunga rumput. Tiada apa pun yang dapat membuatnya 

menjadi makhluk yang kuat dan teguh, kecuali dengan dilahirkan 

kembali dari benih yang tidak fana, yaitu firman Tuhan . Firman Tuhan  

akan mengubahnya menjadi makhluk paling luhur, yang kemuliaan

Surat 1 Petrus 1:24-25 

 445 

nya tidak akan memudar seperti bunga, namun  bersinar seperti malai-

kat. Firman ini disajikan di hadapan kamu setiap hari dalam pewar-

taan Injil. Amatilah, 

1.  Manusia, dalam semarak dan kemuliaannya yang megah, tetaplah 

makhluk yang bertambah layu, memudar, dan akan mati. Secara 

keseluruhan, semua yang hidup yaitu  seperti rumput. Dalam 

memasuki dunia ini, dalam kehidupan dan kejatuhannya, ia se-

rupa dengan rumput (Ayb. 14:2; Yes. 40:6-7). Bahkan dalam 

segala kemuliaannya, kemuliaan itu seperti bunga rumput. Kecer-

dasannya, keindahannya, kekuatannya, kegigihannya, kekayaan-

nya, kehormatannya, semua ini hanyalah seperti bunga rumput, 

yang akan segera layu dan mati.  

2.  Satu-satunya cara untuk membuat makhluk yang akan binasa ini 

tetap teguh dan tidak fana yaitu  dia harus menyambut dan me-

nerima firman Tuhan . Sebab firman ini tetap merupakan kebenaran 

kekal, dan jika diterima, akan memeliharanya sampai pada hidup 

kekal, dan akan tinggal bersama dia untuk selama-lamanya.  

3.  Para nabi dan rasul memberitakan ajaran yang sama. Firman ini, 

yang disampaikan oleh Yesaya dan nabi-nabi lain dalam Perjanji-

an Lama, yaitu  firman yang sama yang diberitakan oleh para 

rasul dalam Perjanjian Baru. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  2  

asihat secara umum perihal kekudusan dilanjutkan, dan dite-

guhkan dengan beberapa alasan yang diambil dari dasar yang 

di atasnya orang Kristen dibangun, yakni Yesus Kristus, serta dari 

berkat-berkat rohani dan hak-hak istimewa di dalam Dia. Sarana 

untuk memperolehnya, yakni firman Tuhan , dianjurkan di sini, se-

dangkan semua hal yang bertolak belakang dikecam (ay. 1-12). Bebe-

rapa pengarahan tertentu diberikan, tentang bagaimana rakyat harus 

menaati para pemegang kekuasaan yang berwenang, dan bagaimana 

para hamba harus tunduk kepada tuan mereka, sambil berbuat baik 

sementara menanggung penderitaan dengan sabar seperti Kristus (ay. 

13-25). 

Peringatan terhadap Kejahatan dan Kemunafikan 

(2:1-3) 

1 sebab  itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala 

macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. 2 Dan jadilah sama seperti bayi 

yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, 

supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, 3 jika kamu 

benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. 

 

Rasul Petrus sejauh ini telah menganjurkan kasih terhadap sesama, 

dan menyatakan keunggulan firman Tuhan  yang disebutnya benih 

yang tidak fana, yang hidup dan yang kekal. Ia melanjutkan pem-

bicaraannya, dan dengan sangat tepat memberi  nasihat penting 

berikut, sebab  itu buanglah segala kejahatan, dan seterusnya. Dosa-

dosa ini dapat merusak kasih dan juga menghambat keampuhan 

firman itu, sehingga dengan demikian menghambat pembaharuan 

hidup kita juga. 


 448

I.  Ia menyarankan untuk mengesampingkan atau menolak segala 

sesuatu yang jahat, seperti yang diperlakukan orang terhadap 

pakaian yang rusak dan kotor, “Buanglah dengan rasa jijik, dan 

jangan pernah mengenakannya lagi.” 

1.  Dosa-dosa yang harus dikesampingkan atau ditolak yaitu , 

(1) Kejahatan, yang bisa diartikan dengan lebih umum sebagai 

segala jenis kejahatan, seperti yang disebutkan dalam 

Yakobus 1:21 dan 1 Korintus 5:8. Namun, dalam arti yang 

lebih terbatas, kejahatan yaitu  amarah yang tersimpan di 

dada orang bodoh, amarah yang sudah berurat akar dan 

memuncak, yang siap membakar orang itu untuk meren-

canakan kejahatan, melakukan kejahatan, atau bergembira 

dengan kejahatan yang menimpa orang lain. 

(2) Tipu muslihat, atau penipuan melalui perkataan. Hal ini 

mencakup sanjungan yang bersifat menjilat, kepalsuan, 

dan kata-kata khayal yang dengan licik memperdaya orang 

lain sebab  ketidaktahuan atau kelemahannya, sehingga ia 

menderita kerugian. 

(3) Segala macam kemunafikan. Ini berarti berbagai jenis ke-

munafikan. Dalam hal agama, kemunafikan yaitu  keba-

likan dari kesalehan. Di dalam perilaku sehari-hari, kemu-

nafikan yaitu  kebalikan dari persahabatan, yang sering 

kali dilakukan orang-orang yang suka memberi  pujian 

setinggi langit tanpa ketulusan, membuat janji yang tidak 

pernah ditepati, atau pura-pura bersahabat padahal mem-

punyai niat jahat di dalam hati mereka. 

(4) Segala macam kedengkian. Yakni segala sesuatu yang 

dapat disebut kedengkian, yang merasa gusar dengan ke-

baikan dan kesejahteraan orang lain, dengan kemampuan, 

kemakmuran, kemasyhuran, atau keberhasilan orang lain. 

(5) Fitnah, yakni kata-kata yang mencela, menentang, atau 

mencemarkan nama baik orang. Ini juga disebut umpat 

(2Kor. 12:20, TL; Rm. 1:30) 

2. Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa, 

(1) Orang-orang Kristen terbaik perlu diperingatkan dan ber-

hati-hati terhadap dosa-dosa paling buruk, seperti kejahat-

an, kemunafikan, dan kedengkian. Mereka baru dikudus-

kan sebagian, dan masih rapuh terhadap pencobaan. 

Surat 1 Petrus 2:1-3 

 449 

(2) Segala pelayanan terbaik kita kepada Tuhan  tidak akan 

menyukakan hati-Nya ataupun menguntungkan diri kita 

jika  kita tidak tulus dalam kewajiban kita terhadap 

manusia. Dosa-dosa yang disebutkan di sini merupakan 

pelanggaran terhadap loh batu kedua. Semua ini harus 

dikesampingkan, sebab jika tidak, kita tidak akan dapat 

menerima firman Tuhan  seperti seharusnya. 

(3) saat  di sini dikatakan segala kejahatan, dan segala tipu 

muslihat, maka ketahuilah bahwa bila satu dosa tidak di-

kesampingkan, maka ini akan menghambat keuntungan 

rohani dan kesejahteraaan kekal kita. 

(4) Kejahatan, kedengkian, kebencian, kemunafikan, dan fit-

nah, biasanya berjalan bersama. Fitnah merupakan tanda 

bahwa kejahatan dan tipu muslihat ada berdiam dalam 

hati. Dan bersama-sama, semua dosa tadi menghalang-

halangi kita menerima manfaat dari firman Tuhan . 

II. Bagaikan tabib penuh hikmat, sesudah  menasihati tentang pem-

bersihan diri dari keinginan-keinginan jahat, Rasul Petrus melan-

jutkan dengan menyebutkan makanan sehari-hari yang sehat, 

supaya tubuh dapat bertumbuh. Kewajiban yang disarankan 

yaitu  terus-menerus dengan sepenuh tenaga menginginkan 

firman. Di sini, istilah firman disebut dengan susu yang murni. 

Dalam terjemahan LAI (TB) ditambahkan dan yang rohani,  dalam 

terjemahan KJV digunakan perkataan susu firman. Dengan demi-

kian kita dapat memahami bahwa inilah makanan yang tepat bagi 

jiwa, atau makhluk yang berakal budi, yang dengannya akal budi, 

dan bukan tubuh jasmani, diberi gizi dan dikuatkan. Susu firman 

ini haruslah murni, tidak dicemari oleh campuran yang dibubuh-

kan manusia yang sering mencemari firman Tuhan  (2Kor. 2:17). 

Sikap mereka dalam menginginkan susu murni dari firman itu 

dinyatakan sebagai berikut: sama seperti bayi yang baru lahir. 

Rasul Petrus mengingatkan mereka bahwa mereka sudah lahir 

baru. Kehidupan baru membutuhkan makanan yang sesuai. Ka-

rena baru dilahirkan, mereka harus merindukan susu firman. 

Bayi menginginkan susu ibu, dan keinginan mereka akan susu 

itu amat kuat serta sering. Hal ini timbul sebab  rasa lapar yang 

tidak tertahankan, dan diikuti dengan segala upaya yang mampu 

dilakukannya. Seperti itulah orang-orang Kristen harus merindu-


 450

kan firman Tuhan . Dengan cara ini kita dapat bertumbuh, dan 

bertambah dalam kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan dan 

Juruselamat kita (2Ptr. 3:18). Ketahuilah bahwa,  

1.  Keinginan kuat dan rasa kasih sayang terhadap firman Tuhan  

merupakan bukti nyata tentang kelahiran baru seseorang. Jika 

ada keinginan sebegitu rupa seperti yang dimiliki bayi akan 

susu, maka ini membuktikan bahwa orang itu sudah lahir 

baru. Meskipun tergolong yang paling sederhana, bukti ini 

sungguh pasti. 

2. Pertumbuhan dan pertambahan dalam hikmat dan kasih ka-

runia merupakan tujuan dan kerinduan setiap orang Kristen. 

Semua sarana rohani bertujuan mencapai perbaikan dan 

peningkatan. Bila digunakan dengan benar, firman Tuhan  tidak 

membiarkan seseorang tetap sama seperti sebelumnya, namun  

meningkatkan dan memperbaikinya. 

III. Rasul Petrus menambahkan alasan yang diambil dari pengalaman 

jemaat sendiri: jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan 

Tuhan (ay. 3). Ia tidak memperlihatkan keraguan, namun  menegas-

kan bahwa orang-orang Kristen yang baik ini telah mengecap 

kebaikan Tuhan , dan sebab  itu menuntut mereka, “Kamu harus 

mengesampingkan dosa-dosa yang jahat ini (ay. 1). Kamu harus 

merindukan firman Tuhan . Kamu harus bertumbuh dengan firman 

itu, sebab kamu tidak dapat menyangkal bahwa kamu telah 

merasakan sendiri bahwa Tuhan itu penuh rahmat.” Ayat berikut-

nya memastikan kepada kita bahwa Tuhan yang dibicarakan di 

sini yaitu  Tuhan Yesus Kristus. sebab  itu ketahuilah bahwa, 

1.  Yesus Kristus Tuhan kita sangat penuh rahmat terhadap 

umat-Nya. Ia memang baik tidak terhingga. Ia teramat baik 

hati, pemurah, dan penuh perhatian dan pengampun terhadap 

orang-orang berdosa yang malang. Ia penuh belas kasihan dan 

baik kepada mereka yang tidak layak menerimanya. Ia memi-

liki kepenuhan kasih karunia di dalam diri-Nya.  

2.  Bahwa Penebus kita itu penuh dengan rahmat paling mudah 

ditemukan dengan cara mengecapnya sendiri. Indra pengecap 

harus langsung merasakan sendiri sesuatu yang hendak dike-

cap. Kita tidak dapat mengecap dari jarak jauh seperti halnya 

jika  kita melihat, mendengar, dan mencium bau sesuatu.

Surat 1 Petrus 2:4-12 

 451 

 Untuk dapat mengecap kebaikan Kristus langsung sendiri, diri 

kita haruslah dipersatukan dengan-Nya melalui iman. Baru 

sesudah itulah kita dapat mengecap kebaikan-Nya di dalam 

semua pemeliharaan-Nya, di dalam semua urusan rohani kita, 

dalam semua ketakutan dan pencobaan kita, di firman-Nya 

dan penyembahan kita setiap hari. 

3.  Yang terbaik yang dimiliki hamba-hamba Tuhan  dalam hidup 

ini tiada lain yaitu  mengecap kasih karunia Kristus. Menge-

cap berarti mencicipi sedikit saja, tidak mereguk banyak-ba-

nyak, sehingga tidak cukup memuaskan. Begitu jugalah hal-

nya dengan penghiburan Tuhan  dalam hidup ini. 

4. Firman Tuhan  merupakan sarana besar yang digunakan-Nya 

untuk menyingkapkan dan menyampaikan kasih karunia-Nya 

kepada manusia. Orang-orang yang mereguk susu murni fir-

man-Nya, akan mengecap dan mengalami sebagian besar ka-

sih karunia-Nya. Dalam bergaul akrab dengan firman-Nya, kita 

harus senantiasa berusaha keras untuk semakin memahami 

dan mengalami kasih karunia-Nya. 

Batu yang Hidup; 

Peringatan terhadap Hawa Nafsu  

(2:4-12) 

4 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang 

oleh manusia, namun  yang dipilih dan dihormat di hadirat Tuhan . 5 Dan biarlah 

kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu 

rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persem-

bahan rohani yang sebab  Yesus Kristus berkenan kepada Tuhan . 6 Sebab ada 

tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah 

batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya 

kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” 7 sebab  itu bagi kamu, yang per-

caya, ia mahal, namun  bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah di-

buang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah 

menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.” 8 Mereka tersandung 

padanya, sebab  mereka tidak taat kepada Firman Tuhan ; dan untuk itu 

mereka juga telah disediakan. 9 namun  kamulah bangsa yang terpilih, imamat 

yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Tuhan  sendiri, supaya 

kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah 

memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 10 

kamu, yang dahulu bukan umat Tuhan , namun  yang sekarang telah menjadi 

umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani namun  yang sekarang telah beroleh 

belas kasihan. 11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, 

supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari 

keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. 12 Milikilah cara 

hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya 


 452

jika  mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat 

melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Tuhan  

pada hari Ia melawat mereka. 

I.  Di sini Rasul Petrus memberi  gambaran kepada kita perihal 

Yesus Kristus sebagai batu yang hidup. Meskipun bagi orang sa-

ngat cerdas dengan beragam pemikiran, atau orang tidak percaya, 

penggambaran ini bisa terasa kasar dan tajam, namun bagi orang 

Yahudi yang banyak mendasarkan agama mereka pada Bait Tuhan  

mereka yang megah, dan yang memahami gaya nubuat yang 

menyebut Sang Mesias sebagai batu (Yes. 8:14; 28:16), hal ini 

justru dianggap sangat anggun serta pantas. 

1.  Di dalam penggambaran Yesus Kristus secara kiasan ini, Ia 

disebut sebagai batu, untuk menunjukkan kekuatan-Nya yang 

tidak terkalahkan dan keberadaan-Nya yang kekal, serta un-

tuk mengajar hamba-hamba-Nya bahwa Dialah perlindungan 

dan keamanan mereka, dasar yang di atasnya mereka diba-

ngun, serta batu karang yang membentengi mereka dari 

semua musuh mereka. Ia merupakan batu yang hidup sebab  

memiliki hidup kekal di dalam diri-Nya, dan menjadi raja 

kehidupan bagi seluruh umat-Nya. Nama baik dan kehormat-

an-Nya di mata Tuhan  dan manusia sangatlah berbeda. Ia di-

tentang oleh manusia, dikutuk serta ditolak oleh rekan-rekan 

sebangsa-Nya orang Yahudi, dan juga oleh umat manusia 

biasanya . Sebaliknya, Ia yaitu  pilihan Tuhan , disisih-

kan dan ditetapkan sejak dahulu dari semula untuk menjadi 

dasar jemaat (1:20). Ia sangat berharga, terhormat, terpilih, 

layak, serta sangat dihargai di mata Tuhan  dan menurut peni-

laian semua orang yang percaya kepada-Nya. Kepada Dia yang 

digambarkan seperti inilah kita harus mendekat: datang 

kepada-Nya, bukan dengan gerakan seperti biasa, sebab hal 

ini tentunya mustahil dilakukan mengingat Ia sudah naik ke 

sorga, melainkan melalui iman, yang melaluinya kita pertama-

tama dipersatukan dengan-Nya, baru kemudian kita dibawa 

mendekat kepada-Nya. Ketahuilah bahwa, 

(1) Yesus Kristus merupakan satu-satunya batu fondasi dari 

seluruh pengharapan dan kebahagiaan kita. Ia menyampai-

kan pengetahuan yang benar perihal Tuhan  (Mat. 11:27). 

Melalui Dia-lah kita memperoleh jalan masuk kepada Bapa 

Surat 1 Petrus 2:4-12 

 453 

(Yoh. 14:6), dan melalui Dia kita dibuat mengambil bagian 

dalam semua berkat rohani (Ef. 1:3). 

(2) Manusia biasanya  menentang dan menolak Yesus 

Kristus. Mereka meremehkan Dia, tidak menyukai-Nya, 

serta melawan dan menolak Dia, seperti yang dinyatakan 

Kitab Suci dan pengalaman manusia (Yes. 53:3). 

(3) Walaupun sangat ditentang oleh dunia yang tidak tahu 

berterima kasih, Ia dipilih Tuhan , dan sangat berharga di 

mata-Nya. Ia dipilih dan ditentukan menjadi Tuhan semes-

ta alam, kepala gereja, Juruselamat umat-Nya, dan Hakim 

atas dunia ini. Ia sangat berharga dalam hal keunggulan 

kodrat-Nya, di dalam hal martabat jabatan-Nya, dan di 

dalam hal kemuliaan pelayanan-Nya. 

(4) Orang-orang yang mengharapkan belas kasihan dari Pene-

bus yang penuh rahmat ini harus datang kepada-Nya. Un-

tuk mendekati-Nya kita harus bertindak, dan itu terjadi 

atas kasih karunia Tuhan . Ini merupakan tindakan jiwa, dan 

bukan tubuh, suatu usaha keras yang nyata, bukan seka-

dar keinginan yang sia-sia. 

2.  sesudah  menggambarkan Kristus sebagai dasar, Rasul Petrus 

selanjutnya berbicara perihal bangunan bagian atas, yakni ba-

han-bahan yang dibangun di atas diri-Nya: kamu juga diper-

gunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan (ay. 5). Rasul 

Petrus sedang menawarkan jemaat dan aturan dasar Kristen 

kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di perantauan. Me-

mang wajar jika  mereka menyatakan keberatan bahwa 

jemaat Kristen tidak memiliki Bait Tuhan  yang agung ataupun 

imamat dengan banyak anggota seperti mereka. Selain itu, 

bagi mereka, tatanan jemaat Kristen itu sederhana, tata iba-

dah dan persembahan korbannya tidak ada apa-apanya diban-

dingkan dengan kemegahan dan kebesaran yang dimiliki 

tatanan jemaat Yahudi. Terhadap keberatan ini, Rasul Petrus 

menjawab bahwa jemaat Kristen memiliki susunan yang jauh 

lebih mulia dibandingkan  Bait Tuhan  Yahudi. Jemaat Kristen meru-

pakan Bait Tuhan  hidup yang tidak terdiri atas bahan-bahan 

bangunan mati, melainkan atas bagian-bagian yang hidup. 

Kristus, dasarnya bangunan itu, yaitu  batu yang hidup. 

Orang-orang Kristen yaitu  batu-batu hidup yang digunakan 

untuk membangun rumah rohani, dan mereka merupakan 


 454

imamat yang kudus. Dan meskipun mereka tidak mempersem-

bahkan korban hewan yang disembelih, namun mereka memi-

liki sesuatu yang jauh lebih baik dan berkenan. Selain itu, me-

reka juga memiliki  mezbah untuk mempersembahkan kor-

ban mereka, sebab mereka mempersembahkan korban rohani 

yang berkenan kepada Tuhan  melalui Yesus Kristus. Ketahuilah 

bahwa, 

(1) Semua orang Kristen yang bersungguh-sungguh memiliki 

asas kehidupan rohani yang disampaikan kepada mereka 

oleh Kristus Kepala mereka. Itulah sebabnya seperti Dia 

disebut batu yang hidup, demikian juga mereka disebut 

batu-batu hidup. Mereka tidak mati di dalam pelanggaran 

dan dosa, namun  hidup bagi Tuhan  melalui kelahiran baru 

dan karya Roh Tuhan . 

(2) Jemaat Tuhan  merupakan rumah rohani. Dasarnya yaitu  

Kristus (Ef. 2:22). Jemaat disebut rumah sebab  kekuatan, 

keindahan, keragaman bagiannya, dan kegunaannya se-

cara menyeluruh. Dasar rohaninya yaitu  Yesus Kristus, 

dengan bahan-bahannya berupa orang-orang yang rohani, 

perabot-perabotnya berupa kasih karunia Roh, ikatannya 

direkatkan oleh Roh Tuhan  dan oleh satu iman yang sama, 

serta kegunaannya yaitu  pekerjaan rohani, untuk mem-

persembahkan korban-korban rohani. Rumah ini terus 

dibangun setiap hari, setiap bagiannya senantiasa bertam-

bah baik, dan keseluruhannya dilengkapi tiap abad melalui 

bertambahnya anggota-anggota baru. 

(3) Semua orang Kristen yang baik merupakan imamat yang 

kudus. Di sini Rasul Petrus berbicara tentang orang-orang 

Kristen secara umum, dan ia mengatakan kepada mereka 

bahwa mereka yaitu  imamat yang kudus. Mereka semua 

merupakan orang-orang pilihan yang dikuduskan bagi 

Tuhan , berguna bagi orang lain, diberkati dengan karunia-

karunia dan anugerah sorgawi, serta dipekerjakan dengan 

baik. 

(4) Imamat yang kudus ini harus dan akan mempersembah-

kan korban-korban rohani kepada Tuhan . Korban-korban 

rohani yang harus dipersembahkan orang Kristen yaitu  

tubuh, jiwa, perasaan, doa, pujian, dan derma mereka, 

serta kewajiban-kewajiban lainnya. 

Surat 1 Petrus 2:4-12 

 455 

(5) Korban-korban paling rohani yang dipersembahkan orang 

yang terbaik pun tidak berkenan kepada Tuhan , kecuali 

melalui Yesus Kristus. Dialah satu-satunya Imam Besar 

Agung, yang melalui-Nya diri kita dan pelayanan kita dapat 

diterima oleh Tuhan . Oleh sebab itu, bawalah semua per-

sembahanmu kepada-Nya, dan melalui Dia persembahkan-

lah kepada Tuhan . 

II.  Rasul Petrus menegaskan apa yang telah dinyatakannya perihal 

Kristus sebagai batu yang hidup dan seterusnya (Yes. 28:16). 

Amatilah cara Rasul Petrus mengutip Kitab Suci, tidak dengan 

menyebutkan kitab, pasal, dan ayat, sebab saat  itu belum 

dibuat pembagian seperti sekarang. Jadi tidak ada yang disebut-

kan selain menunjuk kepada Musa, Daud, atau para nabi, kecuali 

sebuah mazmur tertentu yang disebutkan (Kis. 13:33). Di dalam 

membuat kutipan, mereka lebih mengutamakan makna dibandingkan  

kata-kata dari Kitab Suci, seperti yang di sini dikutip dari sang 

nabi. Meskipun tidak mengutip kata demi kata dari Kitab Suci, 

baik dalam bahasa Ibrani maupun Septuaginta, Rasul Petrus 

membuat kutipan yang benar dan tepat. Makna sesungguhnya 

dari Kitab Suci boleh dinyatakan dengan benar dan penuh melalui 

kata-kata lain. Ada tertulis. Kata kerja yang dipakai yaitu  kata 

kerja aktif, namun  para penerjemah mengubahnya dengan kata 

pasif, guna menghindari kesulitan dalam menemukan kasus 

nominatif (menurut tata bahasa Yunani) untuk istilah ini , 

hal yang telah membingungkan begitu banyak penerjemah sebe-

lumnya. Yang menjadi pokok kutipan yaitu , Sesungguhnya, Aku 

meletakkan di Sion. Ketahuilah bahwa, 

1.  Di dalam masalah-masalah penting menyangkut agama, kita 

harus sepenuhnya mengandalkan Kitab Suci, sebagai bukti. 

Kristus dan para rasul-Nya merujuk kepada Musa, Daud, dan 

nabi-nabi zaman dahulu. Firman Tuhan  merupakan satu-satu-

nya patokan yang telah diberikan Tuhan  kepada kita. Firman 

itu yaitu  patokan yang sempurna dan cukup bagi kita. 

2.  Uraian dan penjelasan yang telah diberikan Tuhan  kepada kita 

di dalam Kitab Suci menyangkut Yesus Kristus Anak-Nya ada-

lah apa yang perlu kita perhatikan dengan saksama. Sesung-

guhnya, Aku meletakkan dan seterusnya. Yohanes juga me-

minta perhatian serupa (Yoh. 1:29). Tuntutan supaya kita 


 456

memusatkan perhatian kepada Kristus seperti ini menunjuk-

kan kepada kita keunggulan dan pentingnya perkara itu, 

sekaligus kebodohan dan kebebalan kita. 

3.  Penetapan Yesus Kristus sebagai Kepala gereja merupakan 

karya agung Tuhan : Aku meletakkan di Sion. Hanya Kristus 

yang merupakan dasar dan Kepala dari jemaat Tuhan . 

4. Yesus Kristus yaitu  batu penjuru utama yang telah diletak-

kan Tuhan  di dalam bangunan rohani-Nya. Sebuah batu pen-

juru tidak terpisah dari bangunannya, dan menopang, menya-

tukan, dan menghiasinya. Begitu juga halnya dengan Kristus 

terhadap jemaat-Nya yang kudus, rumah rohani-Nya. 

5. Yesus Kristus merupakan batu penjuru yang menopang dan 

menyelamatkan umat-Nya yang bersungguh-sungguh saja. 

Tidak bagi siapa pun selain Sion, hanya bagi mereka yang dari 

Sion. Bukan bagi Babel, bukan bagi musuh-musuh-Nya. 

6.  Iman yang benar dalam Yesus Kristus merupakan satu-satu-

nya jalan untuk mencegah kehancuran mutlak manusia. Ada 

tiga hal yang membawa manusia ke dalam kehancuran besar, 

dan iman mampu mencegah ketiga hal itu, yakni kekecewaan, 

dosa, dan penghukuman. Iman memiliki  obat bagi masing-

masing. 

III. Rasul Petrus menarik kesimpulan penting (ay. 7). Yesus Kristus 

disebut sebagai batu penjuru utama. sebab  itu, dengan rasa 

hormat Rasul Petrus memberi  kesimpulan kepada orang-orang 

baik, “Oleh sebab itu, kepada kamu yang percaya bahwa Ia sangat 

berharga atau terhormat, Kristus merupakan mahkota dan kehor-

matan orang Kristen. Kamu yang percaya, sama sekali tidak akan 

merasa malu dengan-Nya, namun  akan membanggakan Dia dan 

bermegah dalam Dia selamanya.” Mengenai orang-orang fasik, 

mereka yang tidak taat akan terus menentang dan menolak Yesus 

Kristus. Namun, Tuhan  memutuskan bahwa meskipun mereka 

menentang-Nya, Ia akan tetap menjadi batu penjuru. Ketahuilah 

bahwa, 

1.  Apa saja yang disimpulkan dengan benar dari Kitab Suci dan 

sebab  memang begitu adanya, dapat diandalkan kepastian-

nya seolah-olah memang begitu yang dinyatakan dengan jelas 

dalam Kitab Suci. Rasul Petrus menarik kesimpulan dari ke-

saksian sang nabi. Nabi itu memang tidak langsung menyata-

Surat 1 Petrus 2:4-12 

 457 

kannya demikian, namun jelas ia berkata demikian sebab  

jelas terlihat dari apa yang menjadi akibat dari perkataannya 

itu. Juruselamat kita meminta orang-orang menyelidiki Kitab 

Suci, sebab isinya bersaksi tentang diri-Nya, meskipun tidak 

satu pun di antaranya yang berkata bahwa Yesus dari Nazaret 

yaitu  Sang Mesias. Namun, Kitab Suci berkata bahwa Dia 

yang akan lahir dari seorang anak dara, sebelum tongkat 

kerajaan beranjak dari Yehuda, dalam masa Bait Tuhan  kedua, 

dan sesudah tujuh puluh kali tujuh masa dalam kitab Daniel, 

yaitu  Sang Mesias. Seperti itulah Yesus Kristus. Untuk me-

narik kesimpulan ini, orang harus menggunakan penalaran, 

sejarah, penglihatan mata, dan pengalaman. Bagaimanapun 

juga, isi Kitab Suci yaitu  kesimpulan yang sempurna. 

2.  Tugas seorang hamba Tuhan yang setia yaitu  menerapkan 

kebenaran umum kepada suasana dan keadaan tertentu para 

pendengarnya. Rasul Petrus mengutip perkataan sang nabi 

(ay. 6), dan menerapkannya secara terpisah kepada orang-

orang yang baik dan jahat. Hal ini membutuhkan hikmat, ke-

beranian, dan ketaatan, namun sangat bermanfaat bagi para 

pendengarnya. 

3.  Yesus Kristus teramat berharga bagi semua orang percaya 

yang setia. Kemegahan dan keagungan pribadi-Nya, martabat 

jabatan-Nya, hubungan-Nya yang dekat, karya-Nya yang ajaib, 

kasih-Nya yang sangat besar,  semuanya ini membawa orang-

orang percaya untuk memberi penghargaan dan penghormat-

an tertinggi terhadap Yesus Kristus. 

4.  Orang-orang tidak percaya tidak memiliki iman yang benar. 

Yang diartikan dengan orang-orang tidak percaya yaitu  mere-

ka yang tidak dapat diyakinkan, senantiasa ragu-ragu, dan 

tidak mau bertobat. Orang-orang seperti ini mungkin saja 

memiliki  beberapa pengertian yang benar, namun  bukan 

iman yang teguh. 

5. Orang-orang yang seharusnya membangun jemaat Kristus 

sering kali justru merupakan musuh-musuh terbesar Kristus 

di dunia. Di dalam Perjanjian Lama, para nabi palsu paling se-

ring mendatangkan celaka. Di dalam Perjanjian Baru, perla-

wanan dan kekejaman terbesar yang dihadapi Kristus justru 

datang dari para ahli Taurat, orang Farisi, imam-imam besar, 


 458

dan mereka yang berpura-pura membangun dan mengurus 

jemaat. 

6. Tuhan  akan tetap melanjutkan karya-Nya sendiri dan mendu-

kung kepentingan Yesus Kristus di dunia, tidak peduli dengan 

kepalsuan orang-orang yang pura-pura berteman, dan per-

lawanan dari musuh-musuh terbesar-Nya. 

IV. Rasul Petrus menambahkan penggambaran selanjutnya, masih 

menggunakan kiasan batu (ay. 8). Kata-kata ini diambil dari 

Yesaya 8:13-14, TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu 

akui sebagai Yang Kudus – Ia akan menjadi batu sentuhan dan 

batu sandungan. Dari sini terlihat jelas bahwa Yesus Kristus 

yaitu  TUHAN semesta alam, dan sebab  itu juga Tuhan  yang 

Mahatinggi. Amatilah,  

1.  Mereka yang membangun, yakni para imam besar, menolak 

Dia, dan umat lalu mengikuti para pemimpin mereka itu. 

Dengan demikian, bagi mereka Kristus menjadi batu sentuhan 

dan batu sandungan, sehingga mereka tersandung dan melu-

kai diri sendiri. Akibatnya, Ia menimpa mereka bagaikan batu 

besar atau batu karang, dan menghukum mereka dengan 

kebinasaan (Mat. 21:44), barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia 

akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk. 

Ketahuilah bahwa,  

(1) Semua orang yang tidak percaya telah melawan firman 

Tuhan : Mereka tersandung padanya, sebab  mereka tidak 

taat kepada Firman Tuhan . Mereka telah melawan Kristus 

sendiri, melawan pajaran-Nya, dan kemurnian ajaran-Nya. 

Namun, para pengajar Yahudi terutama tersandung sebab  

melihat kesederhanaan penampilan-Nya dan sebab  anjur-

an untuk percaya hanya kepada-Nya supaya bisa dibenar-

kan di hadapan Tuhan . Mereka tidak bisa diajak mencari 

pembenaran melalui iman, dan hanya percaya bahwa pem-

benaran hanya diperoleh dengan melaksanakan Hukum 

Taurat. Mereka tersandung pada batu sandungan (Rm. 

9:32). 

(2) Yesus yang terberkati ini merupakan Juruselamat bagi se-

bagian orang, dan pada saat yang sama juga menjadi 

sandungan bagi dosa dan kehancuran sebagian yang lain. 

Surat 1 Petrus 2:4-12 

 459 

Ia ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan ba-

nyak orang di Israel. Dia bukanlah penyebab dosa mereka, 

melainkan sandungan saja bagi dosa mereka. Ketidaktaat-

an mereka sendirilah yang membuat mereka tersandung 

pada-Nya dan menolak Dia, yang membuat Dia menghu-

kum mereka sebagai hakim dengan kebinasaan. Orang-

orang yang menolak Dia sebagai Juruselamat akan remuk 

tertimpa oleh-Nya sebagai batu karang. 

(3) Tuhan  sendiri telah menetapkan kebinasaan kekal bagi 

semua orang yang tersandung padanya, sebab  mereka 

tidak taat kepada Firman Tuhan . Semua orang yang memu-

tuskan untuk terus berjalan di dalam ketidaksetiaan dan 

kebencian mereka terhadap Injil, ditetapkan akan mene-

rima kebinasaan kekal, dan Tuhan  sejak dari kekekalan 

tahu siapa mereka. 

(4) saat  melihat orang Yahudi biasanya  menolak Kris-

tus, dan orang banyak dari segala zaman meremehkan Dia, 

kita jangan sampai kehilangan semangat dalam kasih dan 

kewajiban kita kepada-Nya. Sebab hal ini telah dinubuat-

kan jauh sebelumnya oleh para nabi, dan merupakan pene-

guhan iman kita baik terhadap Kitab Suci maupun Sang 

Mesias. 

2.  Orang-orang yang menerima Dia memperoleh hak-hak sangat 

istimewa (ay. 9). Orang-orang Yahudi teramat menyanjung 

hak-hak istimewa zaman dahulu mereka, sebagai satu-satu-

nya umat pilihan Tuhan , dibawa ke dalam perjanjian khusus 

dengan-Nya, dan dipisahkan dari dunia selebihnya. “Nah,” 

kata mereka, “jika kita tunduk kepada ketetapan Injil, maka 

kita akan kehilangan semua hak istimewa ini, dan berdiri 

setingkat dengan orang-orang bukan Yahudi.” 

(1) Menanggapi keberatan ini, Rasul Petrus menjawab bahwa 

jika mereka tidak tunduk, maka mereka akan binasa (ay. 

7-8). Sebaliknya, jika  mereka mau tunduk, mereka 

tidak akan kehilangan keuntungan apa pun. Mereka bah-

kan dapat melanjutkan keinginan mereka itu, yakni men-

jadi  bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, dan seterus-

nya. Ketahuilah bahwa, 


 460

[1] Semua orang Kristen yang setia yaitu  bangsa yang 

terpilih. Mereka menjadi sebuah keluarga, umat dengan 

jenis dan rumpun yang berbeda dengan dunia pada 

umumnya. Umat dengan roh, asas, dan perilaku lain, 

yang tidak akan pernah dapat mereka miliki jika tidak 

dipilih di dalam Kristus dan dikuduskan oleh Roh-Nya. 

[2] Semua hamba Kristus yang setia yaitu  imamat yang 

rajani. Mereka rajani dalam hal hubungan mereka de-

ngan Tuhan  dan Kristus, dalam kuasa mereka bersama 

Tuhan , serta dalam kuasa mereka atas diri sendiri dan 

musuh-musuh rohani mereka. Mereka seperti bangsa-

wan sebab  roh mereka ditinggikan dan menjadi ung-

gul, dan juga sebab  tinggi dan mulianya pengharapan 

dan keinginan mereka. Mereka yaitu  imamat rajani, 

yang terpisah dari dosa dan orang-orang berdosa, di-

khususkan bagi Tuhan , serta memberi  pelayanan dan 

persembahan korban rohani kepada Tuhan , yang ber-

kenan kepada Tuhan  melalui Yesus Kristus. 

[3] Semua orang Kristen, siapa pun mereka, membentuk 

sebuah bangsa yang kudus. Mereka merupakan satu 

bangsa, dihimpun di bawah satu kepala, selaras dalam 

perilaku dan kebiasaan yang sama, dan diperintah 

dengan hukum yang sama. Mereka disebut bangsa yang 

kudus sebab  dikuduskan dan dikhususkan bagi Tuhan , 

serta diperbarui dan dikuduskan oleh Roh Kudus-Nya. 

[4] Sungguh merupakan kehormatan bagi hamba-hamba 

Kristus sebab  mereka yaitu  umat Tuhan  yang isti-

mewa. Mereka merupakan umat yang diperoleh, dipilih, 

dipelihara, dan diperkenan oleh-Nya. Keempat martabat 

semua orang Kristen sejati ini sebenarnya bukanlah 

tabiat alamiah mereka, sebab keadaan awal mereka 

sangatlah gelap dan mengerikan. Namun, mereka di-

panggil keluar dari kegelapan untuk memasuki terang, 

sukacita, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang luar 

biasa, sehingga dengan tujuan serta pandangan ini, me-

lalui perkataan dan perbuatan, mereka dapat memper-

lihatkan kebajikan serta puji-pujian kepada Dia yang 

telah memanggil mereka. 

Surat 1 Petrus 2:4-12 

 461 

(2) Guna membuat orang-orang ini merasa puas dan bersyu-

kur atas segala belas kasihan serta kehormatan besar yang 

diberikan kepada mereka melalui Injil, Rasul Petrus mena-

sihati mereka agar membandingkan keadaan mereka dahu-

lu dengan keadaan sekarang ini. Pada masa dahulu mereka 

bukan sebuah bangsa atau umat, dan memperoleh belas 

kasihan-Nya, malah mereka disangkal dan diceraikan (Yer. 

3:8; Hos. 1:6, 9). Namun, sekarang mereka diterima kem-

bali untuk menjadi umat Tuhan , dan telah memperoleh 

belas kasihan. Ketahuilah bahwa, 

[1]  Orang-orang yang terbaik patut sering-sering menengok 

ke belakang dan melihat seperti apa mereka pada masa 

lalu. 

[2] Umat Tuhan  merupakan umat yang paling berharga di 

seluruh dunia. Yang lain bukanlah umat-Nya, dan nya-

ris tidak berguna. 

[3] Masuk ke dalam bilangan umat Tuhan  merupakan belas 

kasihan yang sangat besar, dan hal ini bisa diperoleh. 

V.  Rasul Petrus memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap 

keinginan daging (ay. 11). Bahkan orang yang terbaik sekalipun, 

bangsa yang terpilih, umat Tuhan , membutuhkan nasihat untuk 

menjauhkan diri dari dosa-dosa terburuk, yang di sini terus 

diperingatkan oleh Rasul Petrus kepada mereka dengan sungguh 

dan sepenuh hati. sebab  mengetahui betapa sulit namun  juga 

betapa pentingnya kewajiban itu, ia menumpahkan seluruh 

perhatiannya tentang hal itu: Saudara-saudaraku yang kekasih, 

aku menasihati kamu. Kewajiban mereka yaitu  menjauhkan diri 

dari, dan menekan kecenderungan atau keinginan daging yang 

muncul. Banyak dari antara mereka yang melanjutkan kebiasaan 

buruk, dan dalam melakukannya, mereka mengandalkan tubuh, 

sambil memuaskan hawa nafsu atau kecenderungan keinginan 

daging. Orang-orang Kristen seperti ini seharusnya menghindari 

hal itu, mengingat, 

1.  Kehormatan yang mereka terima dari Tuhan  dan orang-orang 

baik. Mereka yaitu  saudara-saudara yang kekasih. 

2. Keadaan mereka di dunia. Mereka yaitu  pendatang dan 

perantau, dan tidak boleh menghalangi jalan mereka dengan 


 462

mengalah kepada kefasikan dan hawa nafsu negeri yang me-

reka lintasi. 

3. Celaka dan bahaya yang bisa terjadi sebab  dosa-dosa ini: 

“Mereka berjuang melawan jiwa, dan oleh sebab itu jiwamu 

harus berjuang melawan dosa-dosa itu.” Ketahuilah bahwa, 

(1) Celaka terbesar yang diakibatkan dosa terhadap manusia 

yaitu  bahwa dosa itu berjuang melawan jiwa, menghan-

curkan kebebasan moral jiwa. Ia melemahkan dan mem-

buat lesu jiwa dengan merusak kecakapan-kecakapannya. 

Ia merampas ketenteraman dan damai sejahtera. Ia meren-

dahkan derajat serta menghancurkan martabat jiwa, meng-

hambat kesejahteraannya pada masa sekarang, dan men-

campakkannya ke dalam kesengsaraan kekal. 

(2) Dari semua jenis dosa, tidak ada yang lebih mencelakakan 

jiwa dibandingkan  keinginan daging. Nafsu kedagingan, perca-

bulan, dan hawa nafsu, paling menjijikkan bagi Tuhan , dan 

merusak jiwa manusia. Hukuman berat patut dijatuhkan 

sebab  dosa-dosa semacam ini. 

VI. Selanjutnya Rasul Petrus menasihati mereka supaya menghiasi 

pengakuan iman mereka dengan cara hidup yang jujur. Perilaku 

mereka dalam setiap perbuatan, hal, dan setiap tindakan dalam 

hidup mereka, haruslah jujur. Artinya, baik, menyenangkan, so-

pan, ramah, dan tanpa cacat. Dan semua ini sebab  mereka 

hidup di tengah orang-orang bukan Yahudi, bangsa-bangsa yang 

beragama lain, dan yang merupakan musuh bebuyutan bagi 

mereka, yang telah memfitnah mereka dan senantiasa berbicara 

jahat tentang mereka sebagai orang durjana. “Perilaku yang ber-

sih, adil, dan baik, tidak saja mampu membungkam mereka, 

namun  bisa juga menjadi sarana untuk membuat mereka memulia-

kan Tuhan  dan berbalik kepadamu, saat  mereka melihat kamu 

melebihi orang-orang lain dalam perbuatan-perbuatan baik. Seka-

rang mereka menyebutmu orang durjana. Bersihkan kehormatan-

mu melalui perbuatanmu yang baik, sebab inilah cara untuk 

meyakinkan mereka. Akan tiba hari saat  Tuhan  melawat mereka, 

dan saat itu Ia bisa saja memanggil mereka melalui firman serta 

kasih karunia-Nya untuk bertobat. Dan saat  itu mereka akan 

memuliakan Tuhan , dan memujimu atas perilakumu yang sangat 

baik (Luk. 1:68). saat  Injil datang ke tengah mereka dan mulai

Surat 1 Petrus 2:13-25 

 463 

 berpengaruh, maka perilaku yang baik akan semakin mendorong 

mereka menuju pertobatan. Sebaliknya, perilaku buruk justru 

akan menghalangi pertobatan mereka.” Perhatikanlah, 

1.  Pengakuan iman Kristen harus disertai cara hidup yang baik 

(Flp. 4:8). 

2.  Sudah merupakan bagian orang-orang Kristen terbaik untuk 

difitnah oleh orang-orang fasik. 

3.  Orang-orang yang berada di bawah lawatan Tuhan  yang penuh 

rahmat, akan segera mengubah penilaian mereka terhadap 

orang-orang baik, sambil memuliakan Tuhan  dan memuji orang-

orang yang sebelum itu mereka cerca sebagai orang durjana. 

Perihal Warga Negara; Sikap sebagai Hamba 

(2:13-25) 

13 Tunduklah, sebab  Tuhan , kepada semua lembaga manusia, baik kepada 

raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, 14 maupun kepada wali-wali 

yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan 

menghormati orang-orang yang berbuat baik. 15 Sebab inilah kehendak Tuhan , 

yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-

orang yang bodoh. 16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti 

mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi keja-

hatan-kejahatan mereka, namun  hiduplah sebagai hamba Tuhan . 17 Hormatilah 

semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Tuhan , hormatilah 

raja! 18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan ke-

pada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, namun  juga kepada 

yang bengis. 19 Sebab yaitu  kasih karunia, jika seorang sebab  sadar akan 

kehendak Tuhan  menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 20 

Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan sebab  kamu 

berbuat dosa? namun  jika kamu berbuat baik dan sebab  itu kamu harus 

menderita, maka itu yaitu  kasih karunia pada Tuhan . 21 Sebab untuk itulah 

kamu dipanggil, sebab  Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah 

meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 22 Ia tidak 

berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 23 saat  Ia dicaci maki, 

Ia tidak membalas dengan mencaci maki; saat  Ia menderita, Ia tidak meng-

ancam, namun  Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. 

24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, 

supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh 

bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 25 Sebab dahulu kamu sesat seperti 

domba, namun  sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara 

jiwamu. 

Peraturan umum tentang perilaku orang Kristen yaitu  sebagai beri-

kut. Dia harus jujur, yang tidak bisa terjadi jika  semua kewajiban 

yang berkaitan tidak dilaksanakan dengan setia. Di sini Rasul Petrus 

terutama menguraikannya dengan terperinci.  


 464

I.  Perihal warga negara. Orang Kristen tidak saja terkenal sebagai 

pembaharu di bidang agama, namun  juga dianggap mengganggu 

keadaan. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi Rasul Petrus un-

tuk menetapkan peraturan dan takaran ketaatan terhadap para 

pejabat pemerintah, di mana, 

1. Kewajiban yang diminta yaitu  ketaatan atau tunduk, yang 

mencakup kesetiaan dan rasa hormat kepada mereka, kepa-

tuhan pada hukum-hukum dan perintah-perintah mereka 

yang adil, dan sikap tunduk kepada hukuman yang sah. 

2. Orang-orang atau pihak-pihak yang patut mendapat ketaatan 

dijelaskan, 

(1) Secara lebih umum: semua lembaga manusia. Pemerintah-

an jelas merupakan hak ilahi, namun bentuk pemerintahan 

tertentu, kekuasaan sang pejabat, serta orang-orang yang 

harus melaksanakan kekuasaan ini, berasal dari lembaga 

manusia, dan diatur menurut hukum dan undang-undang 

dasar masing-masing negara. Ini merupakan peraturan 

secara umum yang bersifat mengikat dalam semua bangsa, 

tidak peduli bentuk pemerintahan yang telah ditetapkan. 

(2) Secara khusus: kepada raja sebagai pemegang kekuasaan 

yang tertinggi, yang pertama dalam hal martabat dan paling 

utama dalam hal derajat. Raja yaitu  pribadi yang diang-

kat secara hukum, bukan seorang yang lalim: maupun ke-

pada wali-wali, wakil-wakil, gubernur, atau kepala daerah 

yang diutus raja, yaitu yang diangkat olehnya untuk meme-

rintah. 

3. Alasan-alasan untuk menekankan kewajiban ini yaitu , 

(1) sebab  Tuhan , yang telah menetapkan pemerintah demi 

kebaikan umat manusia, serta yang telah menuntut ke-

taatan dan kepatuhan (Rm. 13), dan sebab  kehormatan-

Nya berkaitan dengan perilaku warga negara kepada para 

penguasa mereka. 

(2) Demi tujuan dan kegunaan jabatan pejabat pemerintah, 

yaitu untuk menghukum para pelaku kejahatan dan me-

muji serta memberi  semangat kepada semua orang 

yang berbuat baik. Mereka telah ditunjuk demi kebaikan 

masyarakat. Jika tujuan ini tidak terpenuhi, maka kesalah-

Surat 1 Petrus 2:13-25 

 465 

an tidak terletak pada lembaga itu namun  pada pelaksana-

annya. 

[1] Agama yang benar merupakan penopang terbaik bagi 

pemerintahan sipil. Hal ini membutuhkan kepatuhan 

demi kepentingan Tuhan dan hati nurani. 

[2] Semua hukuman dan semua pejabat pemerintah di 

dunia tidak dapat mencegah adanya para pelaku keja-

hatan di dalam dunia ini. 

[3] Cara terbaik yang bisa diambil pejabat pemerintah ada-

lah bersikap setia dalam melaksanakan tugasnya. Untuk 

bisa mengubah dunia, ia harus menjatuhkan hukuman 

dan ganjaran dengan baik. 

(3) Alasan lain mengapa orang Kristen harus tunduk kepada 

pejabat pemerintah yang jahat yaitu  sebab  inilah kehen-

dak Tuhan , dan oleh sebab  itu merupakan kewajiban mere-

ka juga. Selain itu, sebab  inilah cara untuk membungkam 

orang-orang yang suka memfitnah, dan kepicikan orang-

orang bodoh (ay. 15). Ketahuilah bahwa, 

[1] Kehendak Tuhan  di mata orang baik yaitu  alasan ter-

kuat untuk melakukan kewajiban apa saja. 

[2] Kepatuhan kepada pejabat pemerintah merupakan sa-

lah satu kewajiban besar dari seorang Kristen: sebab 

inilah kehendak Tuhan . 

[3] Di dalam semua hubungan, orang Kristen harus berusa-

ha keras untuk membawa diri sedemikian rupa hingga 

dapat membungkam kecaman-kecaman tidak masuk 

akal yang dilancarkan orang-orang yang picik dan bodoh. 

[4] Orang-orang yang berbicara menentang agama dan 

umat beragama, sebenarnya picik dan bodoh. 

(4) Rasul Petrus mengingatkan mereka perihal sifat rohani dari 

kebebasan Kristen. Orang-orang Yahudi, seperti yang di-

sebut di dalam Kitab Ulangan 17:15, menyimpulkan bahwa 

mereka tidak boleh menaati siapa pun selain pemegang 

kekuasaan tertinggi yang diangkat dari tengah-tengah sau-

dara-saudara mereka sendiri. Di lain pihak, orang-orang 

Yahudi yang sudah beralih ke agama Kristen berpikir bah-

wa mereka bebas dari ketentuan untuk tunduk kepada 

penguasa lain sebab  mereka memiliki hubungan dengan 


 466

Kristus. Untuk mencegah kesalahan ini, Rasul Petrus ber-

kata kepada orang-orang Kristen itu bahwa mereka me-

mang merdeka, namun  dari apa? Bukan dari kewajiban atau 

ketaatan kepada hukum Tuhan , yang menghendaki kepa-

tuhan kepada pejabat pemerintah sipil. Secara rohani me-

reka memang merdeka dari belenggu dosa dan Iblis, serta 

dari hukum Taurat dengan upacara-upacaranya. Namun, 

mereka tidak boleh menggunakan kebebasan kristiani 

mereka sebagai selubung untuk menutup-nutupi kejahatan 

dalam bentuk apa saja, atau untuk menutupi kelalaian 

dalam menunaikan kewajiban terhadap Tuhan  ataupun 

atasan mereka. Sebaliknya, mereka harus ingat bahwa 

mereka yaitu  hamba-hamba Tuhan . Ketahuilah bahwa, 

[1] Semua hamba Kristus yaitu  orang-orang merdeka 

(Yoh. 8:36). Mereka merdeka dari kekuasaan Iblis, peng-

hukuman hukum Taurat, murka Tuhan , ketidaknyaman-

an dalam menjalankan tugas, dan dari kengerian maut. 

[2] Hamba-hamba Yesus Kristus harus sangat berhati-hati 

agar tidak menyalahgunakan kebebasan Kristen mere-

ka. Mereka tidak boleh memanfaatkannya sebagai selu-

bung untuk menutupi kejahatan apa saja terhadap 

Tuhan  atau ketidaktaatan terhadap atasan. 

4.  Rasul Petrus menutup pembicaraannya perihal kewajiban para 

bawahan atau warga negara dengan empat ajaran mengagum-

kan: 

(1) Hormatilah semua orang. Rasa hormat sebagaimana mesti-

nya patut diberikan kepada semua orang. Kaum miskin 

tidak boleh dipandang rendah (Ams. 17:5). Orang fasik pun 

harus dihormati, bukan sebab  kefasikan mereka, melain-

kan sebab  kecakapan-kecakapan lain seperti misalnya 

kecerdasan, kebijaksanaan, keberanian, jabatannya yang 

tinggi, atau yang sudah lanjut usia. Abraham, Yakub, 

Samuel, para nabi, dan para rasul, tidak pernah segan-

segan memberi  hormat yang seharusnya kepada orang-

orang yang jahat sekalipun. 

(2) Kasihilah saudara-saudaramu. Semua orang Kristen terikat 

tali persaudaraan, disatukan dengan Kristus sebagai Ke-

pala, sama-sama diatur dan memenuhi syarat, memiliki 

Surat 1 Petrus 2:13-25 

 467 

hubungan dekat dalam kepentingan yang sama, saling ber-

sekutu, serta sedang menuju rumah yang sama. Oleh se-

bab itu mereka harus saling mengasihi dengan penuh ka-

sih sayang yang istimewa. 

(3) Takutlah akan Tuhan  dengan rasa hormat, kewajiban, dan 

kepatuhan tertinggi. Jika tidak ada rasa takut seperti ini, 

maka tidak satu pun dari ketiga kewajiban yang lain bisa 

dilaksanakan sebagaimana mestinya. 

(4) Hormatilah raja dengan rasa hormat tertinggi yang khusus 

baginya melebihi orang lain. 

II. Para hamba juga mendapatkan ketetapan rasuli seperti halnya 

para bawahan atau warga negara, sebab mereka juga menyangka 

bahwa kebebasan kristiani membebaskan mereka dari majikan 

mereka yang tidak percaya dan kejam. Mengenai hal ini, Rasul 

Petrus berkata, Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah (ay. 18). Yang 

dimaksudkannya dengan hamba-hamba yaitu  mereka yang me-

mang merupakan hamba atau pelayan, baik yang diupah maupun 

yang dibeli dengan uang, ditawan dalam perang, lahir di rumah 

majikan, atau mereka yang bekerja sebagai pekerja kontrak untuk 

beberapa waktu sesuai perjanjian, seperti orang magang. Amati-

lah, 

1.  Rasul Petrus menyuruh mereka agar tunduk, untuk mengerja-

kan tugas mereka dengan setia dan jujur, menjaga perilaku 

sebagaimana seharusnya orang yang berkedudukan lebih ren-

dah, dengan penuh rasa hormat dan sepenuh hati, dan untuk 

tunduk dengan sabar dalam menanggung penderitaan dan 

ketidaknyamanan. Mereka patut tunduk kepada majikan me-

reka, yang berhak menerima layanan mereka. Bukan saja 

kepada yang baik dan peramah, seperti yang memperlakukan 

mereka dengan baik serta mengurangi sedikit saja dari hak 

mereka, namun  juga kepada yang bengis dan jahat sekalipun, 

yang nyaris tidak bisa dibuat senang sama sekali dengan apa 

pun. 

(1) Para hamba harus berkelakuan baik kepada majikan mere-

ka dengan sikap tunduk dan rasa takut jangan sampai 

menimbulkan kemarahan mereka.  


 468

(2) Kelakuan berdosa di dalam suatu hubungan tidak mem-

benarkan suatu pihak lain untuk berbuat dosa. Seorang 

hamba tetap harus mengerjakan tugasnya, meskipun sang 

majikan bersikap bermusuhan dan jahat. 

(3) Orang-orang yang baik bersikap penurut dan lembut ke-

pada hamba-hamba dan bawahan mereka. Rasul Petrus 

memperlihatkan kasih dan perhatiannya kepada jiwa ham-

ba-hambanya yang malang, sama seperti kepada orang-

orang yang berkedudukan lebih tinggi. Dalam hal ini ia 

patut diteladani oleh semua hamba Tuhan yang lebih 

rendah jabatannya, dan mereka harus menerapkan semua 

nasihat mereka kepada orang-orang yang lebih rendah, 

bersahaja, dan muda, serta para pendengar dari golongan 

lebih miskin, termasuk kepada yang lain. 

2.  sesudah  menyuruh mereka tunduk, Rasul Petrus merendahkan 

diri untuk memberi alasan mengenai hal itu. 

(1) Jika mereka tetap sabar di tengah kesukaran sebab  diper-

lakukan dengan tidak adil, dan tetap mengerjakan tugas 

mereka bagi majikan mereka yang tidak percaya dan tidak 

baik, maka perbuatan mereka ini sungguh berkenan ke-

pada Tuhan , dan Ia akan memberi  pahala atas semua 

penderitaan yang mereka alami sebab  sadar akan kehen-

dak-Nya. Namun, bila tetap bersabar saat  dihukum 

dengan adil, maka kesabaran itu tidak layak mendapatkan 

pujian sama sekali. Hanya berbuat baik dan sebab  itu 

harus menderita dengan sabar, maka itulah yang berkenan 

bagi Tuhan  (ay. 19-20). Ketahuilah bahwa, 

[1]  Tidak ada keadaan yang begitu memprihatinkan hingga 

seseorang tidak mampu hidup dengan tulus dan memu-

liakan Tuhan  di dalamnya. Bahkan hamba yang paling 

hina pun dapat melakukannya. 

[2] Orang-orang yang paling tulus sering kali mengalami 

penderitaan-penderitaan yang paling hebat. sebab  

sadar akan kehendak Tuhan , mereka menanggung pen-

deritaan yang tidak harus mereka tanggung. Mereka ber-

buat baik dan sebab  itu harus menderita. Orang-orang 

yang menderita seperti ini patut mendapat pujian. 

Mereka membawa kehormatan bagi Tuhan  dan agama, 

Surat 1 Petrus 2:13-25 

 469 

serta mereka dikenan oleh Dia. Hal inilah yang merupa-

kan dukungan dan kepuasan tertinggi bagi mereka. 

[3] Penderitaan yang memang pantas diterima harus di-

tanggung dengan sabar. Jika kamu menderita pukulan 

sebab  kamu berbuat dosa, maka kamu harus dengan 

sabar menanggung penderitaan yang menimpamu. Pen-

deritaan di dunia ini tidak selalu merupakan janji bagi 

kebahagiaan kita di masa depan. Jika anak-anak atau 

para hamba bersikap kasar dan tidak patuh sehingga 

menderita sebab nya, hal ini tidak berkenan kepada 

Tuhan  serta tidak mendapatkan pujian dari manusia. 

(2) Beberapa alasan lain diberikan untuk menguatkan hati 

hamba-hamba Kristen agar bersabar di bawah penderitaan 

yang tidak seharusnya dialami (ay. 21). 

[1] sebab  panggilan dan pengakuan Kristen mereka: Se-

bab untuk itulah kamu dipanggil. 

[2] Menurut teladan Kristus, yang telah menderita untuk 

kamu, sehingga dengan demikian menjadi teladan bagi-

mu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. sebab  itu 

ketahuilah bahwa, pertama, orang-orang Kristen yang 

baik yaitu  orang-orang yang dipanggil untuk menderi-

ta, sehingga dengan demikian mereka harus sadar dan 

menantikannya. Menurut syarat-syarat Kekristenan, 

mereka harus menyangkal diri dan memikul salib. Me-

reka dipanggil atas perintah Kristus, melalui pemeli-

haraan Tuhan , dan persiapan kasih karunia ilahi. Selain 

itu, melalui karya Yesus Kristus, mereka harus men-

derita saat  terpanggil untuk itu. Kedua, Yesus Kristus 

telah menderita untuk kamu, atau untuk kita. Bukan 

Bapa yang menderita, melainkan Dia yang telah di-

kuduskan oleh Bapa, dan diutus ke dalam dunia untuk 

tujuan itu. Baik tubuh maupun jiwa Kristus-lah yang 

menderita, dan Dia menderita bagi kita, untuk meng-

gantikan kita dan demi kebaikan kita (ay. 24). Ketiga, 

penderitaan Kristus sudah seharusnya menenteramkan 

kita di bawah penderitaan yang paling tidak adil dan 

kejam di dunia ini. Ia menderita atas kemauan sendiri, 

bukan bagi diri-Nya sendiri, melainkan bagi kita, de-


 470

ngan sepenuh hati, dengan kesabaran sempurna, dari 

semua segi. Semua ini dijalani-Nya meskipun Ia yaitu  

Tuhan  yang menjadi manusia. sebab  itu, bukankah kita 

sebagai orang berdosa yang pantas menerima yang ter-

buruk, sudah seharusnya tunduk di bawah penderitaan 

ringan dalam hidup ini, yang kelak akan mendatangkan 

keuntungan tak terkatakan bagi kita sendiri? 

3. Teladan kepatuhan dan kesabaran Kristus dijelaskan dan 

diuraikan di sini: Kristus telah menderita, 

(1) Yang sebenarnya tidak harus ditanggung-Nya, dan tanpa 

alasan. Sebab Ia tidak berbuat dosa (ay. 22). Ia tidak berbuat 

kekerasan, ketidakadilan, atau kesalahan kepada siapa pun. 

Ia tidak melakukan kecurangan apa pun, dan tipu tidak ada 

dalam mulutnya (Yes. 53:9). Begitu pula halnya dengan per-

kataan dan tindakan-Nya, yang semuanya tulus, adil, dan 

benar. 

(2) Dengan sabar: saat  Ia dicaci maki, Ia tidak membalas 

dengan mencaci maki (ay. 23). saat  mereka menghujat-

Nya, mengolok-olok-Nya, dan melontarkan julukan-julukan 

kotor kepada-Nya, Ia tetap kelu dan tidak membuka mu-

lutnya. saat  mereka bertindak lebih lanjut dengan 

melukai Dia melalui pukulan, hantaman, dan memakaikan 

mahkota duri di kepala-Nya, Ia tidak mengancam, namun  Ia 

menyerahkan diri dan perkaranya kepada Dia, yang meng-

hakimi dengan adil, yang pada waktunya akan membuka-

kan bahwa Ia tidak bersalah, serta membalas dendam atas 

musuh-musuh-Nya. Ketahuilah bahwa, 

[1] Penebus kita yang terpuji itu sepenuhnya suci, dan be-

gitu bebas dari dosa, hingga tidak ada pencobaan atau-

pun hasutan macam apa pun, yang mampu memancing 

Dia untuk berbuat dosa sekecil apa pun, bahkan sepa-

tah kata yang tidak pantas dari mulut-Nya. 

[2] Hasutan untuk berbuat dosa tidak bisa membenarkan 

orang untuk berbuat dosa. Kekasaran, kekejaman, dan 

ketidakadilan musuh tidak akan membenarkan orang-

orang Kristen untuk mencaci maki dan membalas den-

dam. Alasan untuk berbuat dosa tidak akan pernah 

Surat 1 Petrus 2:13-25 

 471 

terlampau kuat, sebab kita senantiasa memiliki alasan-

alasan lebih kuat untuk menghindarinya. 

[3] Penghukuman Tuhan  akan dijalankan dengan adil atas 

setiap orang dan setiap perkara. Oleh sebab  itu kita 

sudah seharusnya berserah dengan sabar dan pasrah. 

4.  Supaya tidak ada yang menyimpulkan dari ayat 21-23 bahwa 

kematian Kristus dimaksudkan sekadar sebagai teladan ten-

tang kesabaran di bawah penderitaan, di sini Rasul Petrus 

juga menyebutkan tujuan yang lebih agung berikut pengaruh 

kesabaran dan kematian-Nya: Ia sendiri, dan seterusnya. Per-

hatikanlah, 

(1)  Pribadi yang menderita – Yesus Kristus: Ia sendiri, yaitu di 

dalam tubuh-Nya. Ungkapan Ia sendiri disampaikan dengan 

tegas dan memang penting, untuk menunjukkan bahwa Ia 

menggenapi semua nubuatan pada zaman dahulu, yang 

membedakan diri-Nya dari para imam Lewi (yang mem-

persembahkan darah makhluk lain, sedang  Dia sendiri 

mengadakan penyucian dosa kita [Ibr. 1:3]), dan tidak 

mengikutsertakan orang lain dalam karya penebusan ma-

nusia. Kemudian ditambahkan perkataan di dalam tubuh-

Nya. Tidak saja bahwa Ia menderita di dalam jiwa-Nya (Mat. 

26:38), namun  bahwa penderitaan di dalam jiwa itu berada 

jauh di dalam dan tersembunyi, sementara penderitaan jas-

mani dapat terlihat dan lebih nyata bagi hamba-hamba 

yang menderita ini, untuk siapa contoh ini diberikan. 

(2) Penderitaan yang dialami-Nya jmemicu  bilur-bilur, 

luka-luka, dan kematian, yakni kematian di kayu salib,  

hukuman yang sangat merendahkan dan memalukan! 

(3) Alasan penderitaan-Nya: Ia memikul dosa kita, yang meng-

ajarkan, 

[1] Bahwa Kristus dalam penderitaan-Nya, menanggung 

dosa-dosa kita, sebagai orang yang bersedia untuk me-

nyingkirkan dosa-dosa itu dengan jalan mengorbankan 

diri-Nya sendiri (Yes. 53:6). 

[2] Bahwa Ia menanggung hukuman bagi mereka, sehingga 

dengan demikian memenuhi keadilan ilahi. 

[3] Bahwa dengan cara ini Ia mengangkat dosa-dosa kita 

dan menyingkirkannya dari kita. Sama seperti kambing 


 472

korban yang menjadi perlambang dalam menanggung 

dosa umat Israel di atas kepalanya dan membawanya 

pergi (Im. 16:21-22), demikian juga Anak Domba Tuhan  

pertama-tema menanggung dosa-dosa kita dalam tu-

buh-Nya sendiri, dan dengan begitu menyingkirkan 

dosa-dosa dunia (Yoh. 1:29). 

(4)  Buah-buah yang dihasilkan penderitaan Kristus yaitu , 

[1] Pengudusan diri kita, berupa kematian dari dosa dan 

perbuatan mematikan dosa, serta kehidupan kudus 

yang baru penuh kebenaran. Untuk kedua hal ini kita 

memiliki contoh dan juga kekuatan serta kemampuan 

melalui kematian dan kebangkitan Kristus. 

[2] Pembenaran kita. Kristus disiksa dan disalibkan seba-

gai korban penebusan, dan oleh bilur-bilur-Nya kita telah 

sembuh. Ketahuilah bahwa, pertama, Yesus Kristus 

menanggung dosa-dosa seluruh umat-Nya dan menebus 

mereka melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Kedua, 

tidak seorang pun dapat bergantung dengan selamat 

pada Kristus, yang telah menanggung dosanya dan 

menebus kesalahannya, kalau ia tidak mati terhadap 

dosa dan hidup dalam kebenaran. 

5.  Rasul Petrus menutup nasihatnya kepada hamba-hamba Kris-

ten dengan mengingatkan mereka akan perbedaan antara ke-

adaan mereka dahulu dan sekarang (ay. 25). Mereka dahulu 

sesat seperti domba, yang melambangkan, 

(1) Dosa manusia: ia tersesat. Itu merupakan tindakannya 

sendiri. Ia tidak digiring namun  sesat atas kehendak sendiri. 

(2) Kesengsaraannya: ia tersesat dari padang rumput, dari 

sang gembala, dan dari kawanan domba, sehingga dengan 

demikian membuka diri terhadap bahaya yang tidak terkira 

banyaknya. 

(3) Pemulihan mereka melalui pertobatan: namun  sekarang te-

lah dikembalikan (KJV). Kata ini berbentuk pasif, dan me-

nunjukkan bahwa kembalinya orang berdosa merupakan 

hasil dari kasih karunia ilahi. Mereka kembali dari semua 

kesalahan dan pengembaraan mereka kepada Kristus, gem-

bala sejati dan penuh perhatian, yang mengasihi domba-

domba-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya bagi mereka. Ia 

Surat 1 Petrus 2:13-25 

 473 

yaitu  gembala, penilik, atau pengawas jiwa manusia. Ke-

tahuilah bahwa, 

[1] Sebelum bertobat, orang-orang berdosa senantiasa ter-

sesat. Kehidupan mereka merupakan rangkaian kesa-

lahan yang terus berlanjut. 

[2] Yesus Kristus yaitu  gembala tertinggi dan penilik jiwa-

jiwa yang senantiasa ada bersama kawanan domba-Nya 

serta menjaga mereka. 

[3] Orang-orang yang mengharapkan kasih dan pemeliha-

raan dari sang Gembala yang agung ini harus kembali 

kepada-Nya, harus mati terhadap dosa, dan hidup da-

lam kebenaran. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  3  

alam pasal ini Rasul Petrus menjelaskan kewajiban-kewajiban 

suami istri satu terhadap yang lain, dimulai dengan kewajiban 

istri (ay. 1-7). Ia menasihati orang-orang Kristen supaya bersatu, 

mengasihi, berbelas kasihan, mencari perdamaian, dan bersabar di 

bawah penderitaan. Ia menasihati supaya mereka melawan fitnah 

musuh-musuh mereka bukan dengan membalas kejahatan dengan 

kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, melainkan dengan mem-

berkati, dengan cara siap sedia menjelaskan iman dan pengharapan 

yang ada pada mereka, dan dengan menjaga hati nurani yang murni 

(ay. 8-17). Untuk mendorong mereka melakukan ini, Rasul Petrus 

menunjukkan teladan Kristus, yang menderita, yang benar untuk 

orang-orang tidak benar, namun  menghukum dunia di zaman dulu 

sebab  ketidaktaatan mereka, dan menyelamatkan sedikit orang yang 

setia di zaman Nuh (ay. 18, sampai selesai). 

Kewajiban-kewajiban Suami Istri 

(3:1-7) 

1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya 

jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa 

perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 2 jika mereka melihat, ba-

gaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3 Perhiasanmu jangan-

lah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai per-

hiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 4 namun  

perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan 

yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, 

yang sangat berharga di mata Tuhan . 5 Sebab demikianlah caranya perem-

puan-wanita  kudus dahulu berdandan, yaitu wanita -wanita  

yang menaruh pengharapannya kepada Tuhan ; mereka tunduk kepada suami-

nya, 6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. 

Dan kamu yaitu  anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut 

akan ancaman. 7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana 


 476

dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai 

teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan 

terhalang.      

sesudah  membahas kewajiban-kewajiban warga negara atau rakyat 

kepada pemerintah, dan hamba kepada tuan, Rasul Petrus melanjut-

kan dengan menjelaskan kewajiban suami istri. 

I.  Supaya istri-istri Kristen tidak berpikiran bahwa pertobatan mere-

ka kepada Kristus, dan semua hak istimewa kristiani yang mereka 

peroleh, membebaskan mereka dari kewajiban untuk tunduk 

kepada suami mereka yang berasal dari bangsa kafir atau Yahudi, 

Rasul Petrus di sini memberi tahu mereka, 

1. Apa saja yang merupakan kewajiban seorang istri. 

(1) Dengan tunduk, atau berserah dengan penuh kasih sayang 

kepada kehendak suami mereka, dan patuh pada kewe-

nangannya yang sepatutnya. Perilaku yang pantas ini me-

rupakan cara yang paling besar kemungkinannya untuk 

memenangkan suami yang tidak taat dan tidak percaya, 

yang sudah menolak Firman, atau yang tidak mau melihat 

bukti lain dari kebenaran Firman selain dari apa yang 

mereka lihat dalam kelakuan istri mereka yang bijak, suka 

damai, dan patut diteladani. Amatilah,  

[1] Setiap hubungan memiliki  kewajiban-kewajibannya 

sendiri, yang harus diberitakan oleh hamba-hamba Tu-

han, dan harus dipahami oleh jemaat.  

[2] Tunduk dengan hati yang gembira, dan hormat dengan 

penuh kasih, yaitu  kewajiban wanita -wanita  

Kristen terhadap suami mereka, entah suami mereka 

baik atau jahat. Kewajiban ini dituntut dari Hawa ke-

pada Adam sebelum jatuh ke dalam dosa, dan masih 

dituntut sekarang, meskipun jauh lebih sulit dibandingkan  

sebelumnya (Kej. 3:16; 1Tim. 2:11).  

[3] Walaupun rancangan dari Firman Injil yaitu  untuk 

memenangkan dan memperoleh jiwa-jiwa bagi Kristus 

Yesus, namun ada banyak orang yang begitu keras 

kepala sehingga mereka tidak mau dimenangkan oleh 

Firman.

Surat 1 Petrus 3:1-7 

 477 

[4] Tidak ada yang lebih berkuasa, di samping firman Tuhan , 

untuk memenangkan jiwa, selain perilaku yang baik 

dan menjalankan kewajiban masing-masing dengan pe-

nuh perhatian.  

[5] Kekafiran dan ketidakpercayaan tidak melepaskan ikat-

an, atau menghapuskan kewajiban, terhadap keluarga 

dan kerabat. Istri harus menunaikan kewajibannya ke-

pada suaminya, meskipun suaminya tidak taat kepada 

Firman. 

(2) Dengan takut, atau hormat kepada suami mereka (Ef. 5:33). 

(3) Dengan hidup yang murni, yang akan diamati dan diper-

hatikan dengan teliti oleh suami mereka yang tidak per-

caya.  

[1] Orang jahat suka mengamati dengan saksama perilaku 

orang-orang yang mengaku beragama. Rasa ingin tahu, 

iri hati, dan kecemburuan mereka membuat mereka 

mengawasi jalan dan kehidupan orang-orang baik sam-

pai ke hal yang sekecil-kecilnya.  

[2] Hidup yang murni, disertai rasa hormat yang sepantas-

nya dan semestinya kepada setiap orang, merupakan 

sarana yang sangat baik untuk memenangkan mereka 

kepada iman Injil dan membuat mereka taat kepada 

Firman. 

(4) Dengan lebih memilih perhiasan-perhiasan batin dibandingkan  

perhiasan tubuh.  

[1] Rasul Petrus menetapkan aturan mengenai pakaian 

wanita  saleh (ay. 3). Di sini ada tiga macam per-

hiasan yang dilarang: mengepang-ngepang rambut, yang 

pada waktu itu biasa dilakukan oleh wanita  cabul. 

Memakai emas, atau perhiasan yang terbuat dari emas, 

yang dipakai Ribka, Ester, dan wanita -wanita  

saleh lain, namun  kemudian menjadi pakaian yang ter-

utama dikenakan oleh para pelacur dan orang-orang 

fasik. Mengenakan pakaian yang indah-indah, yang 

tidak mutlak dilarang, namun  hanya sebab  terlalu me-

wah dan mahal. Amatilah, pertama, orang-orang saleh 

harus memperhatikan semua perilaku lahiriah mereka 

supaya sesuai dengan iman Kristen yang mereka akui: 


 478

Mereka harus menjadi kudus di dalam seluruh hidup 

mereka. Kedua, menghiasi tubuh secara lahiriah itu 

sering kali tidak senonoh dan berlebihan. Misalnya, 

jika  yang dikenakan itu tidak wajar dan melebihi 

derajat serta kedudukanmu di dunia, jika  kamu 

bangga dan sombong sebab nya, jika  kamu ber-

pakaian dengan maksud untuk memikat dan menggoda 

orang lain, jika  pakaianmu terlalu megah, aneh, 

atau berlebihan, jika  gaya dandananmu seronok, 

dengan meniru kesembronoan dan kesia-siaan orang-

orang yang buruk, dan jika  pakaianmu tidak sopan 

dan nakal. Pakaian seorang pelacur tidak pantas di-

pakai seorang ibu Kristen yang murni.  

[2] Sebagai ganti menghiasi tubuh jasmani, Rasul Petrus 

mengarahkan para istri Kristen untuk memakai per-

hiasan yang jauh lebih luhur dan indah (ay. 4). Di sini 

perhatikanlah, pertama, bagian yang harus dihiasi: 

Manusia batiniah yang tersembunyi, yaitu jiwa, bagian 

dalam manusia yang tersembunyi. Berilah perhatian 

untuk menghias dan mempercantik jiwamu dibandingkan  

tubuhmu. Kedua, perhiasan yang ditentukan. Perhiasan 

itu, secara umum, haruslah sesuatu yang tidak binasa, 

yang memperindah jiwa, yaitu segala anugerah dan 

kebajikan dari Roh Kudus Tuhan . Perhiasan-perhiasan 

tubuh akan hancur oleh ngengat, dan binasa dengan di-

gunakan. namun  anugerah Tuhan , semakin lama kita 

memakainya, semakin terang dan baiklah ia. Secara 

lebih khusus, perhiasan terindah dari wanita  Kris-

ten yaitu  roh yang lemah lembut dan tenteram, kecen-

derungan hati yang penurut, tanpa nafsu, kesombong-

an, dan kemarahan yang berlebihan, yang menunjuk-

kan dirinya dalam perilaku yang bertanggung jawab 

dengan diam terhadap suami dan keluarganya. Jika 

suami bersikap kasar dan menentang agama (yang ter-

jadi di sini pada istri-istri yang baik, yang diberi perin-

tah ini oleh Rasul Petrus), maka tidak ada cara lain 

untuk memenangkan dia selain dengan perilaku yang 

lemah lembut dan bijaksana. Setidak-tidaknya, jiwa 

yang tenteram akan membuat wanita  yang baik itu 

Surat 1 Petrus 3:1-7 

 479 

sendiri tenang, dan sebab  terlihat oleh orang lain, itu 

akan menjadi perhiasan yang menyenangkan bagi diri-

nya di mata dunia. Ketiga, keunggulan roh yang lemah 

lembut dan tenteram. Kelemahlembutan dan ketente-

raman roh, dalam pandangan Tuhan , bernilai tinggi. Ia 

menyenangkan di mata manusia, dan berharga di mata 

Tuhan . Amatilah,  

1.  Yang harus menjadi perhatian utama orang Kristen 

yang sungguh-sungguh yaitu  bagaimana menata 

dan menguasai dengan benar rohnya sendiri. Di 

mana perbuatan orang munafik berakhir, di situ per-

buatan orang Kristen yang sungguh-sungguh dimulai.  

2.  Karunia-karunia manusia batiniah yaitu  perhiasan 

utama orang Kristen. namun  roh yang sabar, tenang, 

dan tenteramlah yang terutama membuat laki-laki 

ataupun wanita  indah dan elok. 

2. sebab  kewajiban-kewajiban para istri Kristen itu pada dasar-

nya sulit, Rasul Petrus menegaskan berbagai kewajiban itu 

melalui teladan,  

(1) wanita -wanita  kudus di zaman dulu, yang mena-

ruh pengharapan kepada Tuhan  (ay. 5). “Kamu tidak bisa 

mencari-cari alasan bahwa kaummu lemah, namun  kamu 

harus melihat apa yang dapat dilakukan oleh wanita -

wanita  kudus di zaman dulu. Mereka hidup di zaman 

dahulu, dan kekurangan pengetahuan untuk memberi tahu 

mereka serta teladan untuk menyemangati mereka. Namun 

di segala zaman mereka menjalankan kewajiban ini. Mere-

ka yaitu  wanita -wanita  kudus, dan sebab  itu 

teladan mereka wajib diikuti. Mereka menaruh pengharap-

an kepada Tuhan , namun  tidak mengabaikan kewajiban me-

reka terhadap manusia. Kewajiban-kewajiban yang dikena-

kan padamu, yaitu roh yang tenteram dan tunduk kepada 

suami, bukanlah hal baru, namun  sudah dijalankan sejak 

dahulu oleh wanita -wanita  hebat dan terbaik di 

dunia.” 

(2) Melalui teladan Sara, yang patuh pada suaminya, dan 

mengikutinya saat  dia pergi dari Ur-Kasdim, dengan tidak 

mengetahui tempat yang ia tujui, dan menamai dia tuannya, 


 480

dan dengan demikian menunjukkan kepada suaminya 

penghormatan dan pengakuan akan keunggulannya atas 

dia. Semua ini dilakukan Sara meskipun ia dinyatakan se-

bagai putri oleh Tuhan  dari sorga, melalui perubahan nama-

nya. “Dan kamu yaitu  anak-anaknya, jika kamu menela-

dani dia dalam iman dan perbuatan baik, dan tidak, sebab  

takut terhadap suami, meninggalkan kebenaran yang 

kamu akui atau mengabaikan kewajibanmu terhadap sua-

mimu, namun  siap menjalankannya, tanpa takut atau pak-

saan, namun  timbul dari hati nurani di hadapan Tuhan  dan 

rasa kewajiban terhadap suami.” Amatilah,  

[1] Tuhan  memperhatikan secara teliti, dan mencatat secara 

persis, semua tindakan semua laki-laki dan wanita  

di dunia.  

[2] Tunduknya istri kepada suami yaitu  kewajiban yang 

sudah dijalankan di mana-mana oleh wanita -pe-

rempuan kudus di segala zaman.  

[3] Kehormatan terbesar dari setiap laki-laki atau perem-

puan terletak pada sikap mereka yang rendah hati dan 

setia dalam hubungan atau keadaan di mana Tuhan  

Sang Pemelihara telah menempatkan mereka.  

[4] Tuhan  memperhatikan kebaikan yang ada pada hamba-

hamba-Nya, bagi kehormatan dan keuntungan mereka, 

namun  Ia menutupi banyak kekurangan. Ketidakpercaya-

an dan cemooh Sara diabaikan, saat  kebajikan-keba-

jikannya dirayakan.  

[5] Orang-oran