bali ini mereka dibawa ke dalam
suatu hubungan yang baru dan dekat satu sama lain. Mere-
ka menjadi bersaudara melalui kelahiran baru mereka.
(2) Firman Tuhan yaitu sarana agung bagi pembaharuan diri
atau kelahiran kembali (Yak. 1:18). Anugerah pembaharu-
an disampaikan oleh Injil.
(3) Kelahiran yang baru dan kedua ini jauh lebih diinginkan
dan luhur dibandingkan kelahiran pertama. Hal ini diajarkan
oleh Rasul Petrus dengan lebih memilih benih yang tidak
fana dibandingkan benih yang fana. Oleh benih yang fana kita
menjadi anak-anak manusia, sedang oleh benih yang
tidak fana kita menjadi putra dan putri Yang Mahatinggi.
444
Firman Tuhan yang dibandingkan dengan benih mengajar kita
bahwa meskipun terlihat kecil, namun pekerjaannya menak-
jubkan, meskipun tersembunyi selama beberapa waktu, na-
mun ia tumbuh dan menghasilkan buah-buah yang baik
pada akhirnya.
(4) Mereka yang sudah diperbaharui harus sungguh-sungguh
saling mengasihi dengan hati yang murni. Orang-orang
yang bersaudara secara jasmani wajib saling mengasihi.
namun kewajiban itu berlipat ganda jika ada hubungan
rohani: mereka berada di bawah pemerintahan yang sama,
ambil bagian dalam hak-hak istimewa yang sama, dan
sekarang sudah memiliki kepentingan yang sama.
(5) Firman Tuhan itu hidup dan kekal. Firman ini yaitu firman
yang hidup, atau firman yang kuat (Ibr. 4:12). Firman ini
yaitu sarana kehidupan rohani, untuk memulai kehidup-
an rohani itu dan bertekun di dalamnya, menghidupkan
dan menggerakkan kita dalam menjalankan kewajiban,
sampai ia membawa kita pada kehidupan kekal. Dan fir-
man itu kekal, tetap benar secara abadi, dan tetap berdiam
dalam hati orang-orang yang diperbaharui untuk selama-
lamanya.
Sia-sianya Manusia Duniawi
(1:24-25)
24 Sebab: “Semua yang hidup yaitu seperti rumput dan segala kemuliaan-
nya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, 25
namun firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.” Inilah firman yang disam-
paikan Injil kepada kamu.
sesudah memberi penjelasan tentang keunggulan manusia rohani
yang sudah diperbaharui sebagai orang yang lahir kembali, bukan
dari benih yang fana melainkan dari benih yang tidak fana, Rasul
Petrus sekarang memperlihatkan kepada kita sia-sianya manusia
duniawi beserta segala perhiasan dan keuntungan yang menyertai-
nya: Semua yang hidup yaitu seperti rumput dan segala kemuliaan-
nya seperti bunga rumput. Tiada apa pun yang dapat membuatnya
menjadi makhluk yang kuat dan teguh, kecuali dengan dilahirkan
kembali dari benih yang tidak fana, yaitu firman Tuhan . Firman Tuhan
akan mengubahnya menjadi makhluk paling luhur, yang kemuliaan
Surat 1 Petrus 1:24-25
445
nya tidak akan memudar seperti bunga, namun bersinar seperti malai-
kat. Firman ini disajikan di hadapan kamu setiap hari dalam pewar-
taan Injil. Amatilah,
1. Manusia, dalam semarak dan kemuliaannya yang megah, tetaplah
makhluk yang bertambah layu, memudar, dan akan mati. Secara
keseluruhan, semua yang hidup yaitu seperti rumput. Dalam
memasuki dunia ini, dalam kehidupan dan kejatuhannya, ia se-
rupa dengan rumput (Ayb. 14:2; Yes. 40:6-7). Bahkan dalam
segala kemuliaannya, kemuliaan itu seperti bunga rumput. Kecer-
dasannya, keindahannya, kekuatannya, kegigihannya, kekayaan-
nya, kehormatannya, semua ini hanyalah seperti bunga rumput,
yang akan segera layu dan mati.
2. Satu-satunya cara untuk membuat makhluk yang akan binasa ini
tetap teguh dan tidak fana yaitu dia harus menyambut dan me-
nerima firman Tuhan . Sebab firman ini tetap merupakan kebenaran
kekal, dan jika diterima, akan memeliharanya sampai pada hidup
kekal, dan akan tinggal bersama dia untuk selama-lamanya.
3. Para nabi dan rasul memberitakan ajaran yang sama. Firman ini,
yang disampaikan oleh Yesaya dan nabi-nabi lain dalam Perjanji-
an Lama, yaitu firman yang sama yang diberitakan oleh para
rasul dalam Perjanjian Baru.
PASAL 2
asihat secara umum perihal kekudusan dilanjutkan, dan dite-
guhkan dengan beberapa alasan yang diambil dari dasar yang
di atasnya orang Kristen dibangun, yakni Yesus Kristus, serta dari
berkat-berkat rohani dan hak-hak istimewa di dalam Dia. Sarana
untuk memperolehnya, yakni firman Tuhan , dianjurkan di sini, se-
dangkan semua hal yang bertolak belakang dikecam (ay. 1-12). Bebe-
rapa pengarahan tertentu diberikan, tentang bagaimana rakyat harus
menaati para pemegang kekuasaan yang berwenang, dan bagaimana
para hamba harus tunduk kepada tuan mereka, sambil berbuat baik
sementara menanggung penderitaan dengan sabar seperti Kristus (ay.
13-25).
Peringatan terhadap Kejahatan dan Kemunafikan
(2:1-3)
1 sebab itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala
macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. 2 Dan jadilah sama seperti bayi
yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani,
supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, 3 jika kamu
benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
Rasul Petrus sejauh ini telah menganjurkan kasih terhadap sesama,
dan menyatakan keunggulan firman Tuhan yang disebutnya benih
yang tidak fana, yang hidup dan yang kekal. Ia melanjutkan pem-
bicaraannya, dan dengan sangat tepat memberi nasihat penting
berikut, sebab itu buanglah segala kejahatan, dan seterusnya. Dosa-
dosa ini dapat merusak kasih dan juga menghambat keampuhan
firman itu, sehingga dengan demikian menghambat pembaharuan
hidup kita juga.
N
448
I. Ia menyarankan untuk mengesampingkan atau menolak segala
sesuatu yang jahat, seperti yang diperlakukan orang terhadap
pakaian yang rusak dan kotor, “Buanglah dengan rasa jijik, dan
jangan pernah mengenakannya lagi.”
1. Dosa-dosa yang harus dikesampingkan atau ditolak yaitu ,
(1) Kejahatan, yang bisa diartikan dengan lebih umum sebagai
segala jenis kejahatan, seperti yang disebutkan dalam
Yakobus 1:21 dan 1 Korintus 5:8. Namun, dalam arti yang
lebih terbatas, kejahatan yaitu amarah yang tersimpan di
dada orang bodoh, amarah yang sudah berurat akar dan
memuncak, yang siap membakar orang itu untuk meren-
canakan kejahatan, melakukan kejahatan, atau bergembira
dengan kejahatan yang menimpa orang lain.
(2) Tipu muslihat, atau penipuan melalui perkataan. Hal ini
mencakup sanjungan yang bersifat menjilat, kepalsuan,
dan kata-kata khayal yang dengan licik memperdaya orang
lain sebab ketidaktahuan atau kelemahannya, sehingga ia
menderita kerugian.
(3) Segala macam kemunafikan. Ini berarti berbagai jenis ke-
munafikan. Dalam hal agama, kemunafikan yaitu keba-
likan dari kesalehan. Di dalam perilaku sehari-hari, kemu-
nafikan yaitu kebalikan dari persahabatan, yang sering
kali dilakukan orang-orang yang suka memberi pujian
setinggi langit tanpa ketulusan, membuat janji yang tidak
pernah ditepati, atau pura-pura bersahabat padahal mem-
punyai niat jahat di dalam hati mereka.
(4) Segala macam kedengkian. Yakni segala sesuatu yang
dapat disebut kedengkian, yang merasa gusar dengan ke-
baikan dan kesejahteraan orang lain, dengan kemampuan,
kemakmuran, kemasyhuran, atau keberhasilan orang lain.
(5) Fitnah, yakni kata-kata yang mencela, menentang, atau
mencemarkan nama baik orang. Ini juga disebut umpat
(2Kor. 12:20, TL; Rm. 1:30)
2. Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa,
(1) Orang-orang Kristen terbaik perlu diperingatkan dan ber-
hati-hati terhadap dosa-dosa paling buruk, seperti kejahat-
an, kemunafikan, dan kedengkian. Mereka baru dikudus-
kan sebagian, dan masih rapuh terhadap pencobaan.
Surat 1 Petrus 2:1-3
449
(2) Segala pelayanan terbaik kita kepada Tuhan tidak akan
menyukakan hati-Nya ataupun menguntungkan diri kita
jika kita tidak tulus dalam kewajiban kita terhadap
manusia. Dosa-dosa yang disebutkan di sini merupakan
pelanggaran terhadap loh batu kedua. Semua ini harus
dikesampingkan, sebab jika tidak, kita tidak akan dapat
menerima firman Tuhan seperti seharusnya.
(3) saat di sini dikatakan segala kejahatan, dan segala tipu
muslihat, maka ketahuilah bahwa bila satu dosa tidak di-
kesampingkan, maka ini akan menghambat keuntungan
rohani dan kesejahteraaan kekal kita.
(4) Kejahatan, kedengkian, kebencian, kemunafikan, dan fit-
nah, biasanya berjalan bersama. Fitnah merupakan tanda
bahwa kejahatan dan tipu muslihat ada berdiam dalam
hati. Dan bersama-sama, semua dosa tadi menghalang-
halangi kita menerima manfaat dari firman Tuhan .
II. Bagaikan tabib penuh hikmat, sesudah menasihati tentang pem-
bersihan diri dari keinginan-keinginan jahat, Rasul Petrus melan-
jutkan dengan menyebutkan makanan sehari-hari yang sehat,
supaya tubuh dapat bertumbuh. Kewajiban yang disarankan
yaitu terus-menerus dengan sepenuh tenaga menginginkan
firman. Di sini, istilah firman disebut dengan susu yang murni.
Dalam terjemahan LAI (TB) ditambahkan dan yang rohani, dalam
terjemahan KJV digunakan perkataan susu firman. Dengan demi-
kian kita dapat memahami bahwa inilah makanan yang tepat bagi
jiwa, atau makhluk yang berakal budi, yang dengannya akal budi,
dan bukan tubuh jasmani, diberi gizi dan dikuatkan. Susu firman
ini haruslah murni, tidak dicemari oleh campuran yang dibubuh-
kan manusia yang sering mencemari firman Tuhan (2Kor. 2:17).
Sikap mereka dalam menginginkan susu murni dari firman itu
dinyatakan sebagai berikut: sama seperti bayi yang baru lahir.
Rasul Petrus mengingatkan mereka bahwa mereka sudah lahir
baru. Kehidupan baru membutuhkan makanan yang sesuai. Ka-
rena baru dilahirkan, mereka harus merindukan susu firman.
Bayi menginginkan susu ibu, dan keinginan mereka akan susu
itu amat kuat serta sering. Hal ini timbul sebab rasa lapar yang
tidak tertahankan, dan diikuti dengan segala upaya yang mampu
dilakukannya. Seperti itulah orang-orang Kristen harus merindu-
450
kan firman Tuhan . Dengan cara ini kita dapat bertumbuh, dan
bertambah dalam kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan dan
Juruselamat kita (2Ptr. 3:18). Ketahuilah bahwa,
1. Keinginan kuat dan rasa kasih sayang terhadap firman Tuhan
merupakan bukti nyata tentang kelahiran baru seseorang. Jika
ada keinginan sebegitu rupa seperti yang dimiliki bayi akan
susu, maka ini membuktikan bahwa orang itu sudah lahir
baru. Meskipun tergolong yang paling sederhana, bukti ini
sungguh pasti.
2. Pertumbuhan dan pertambahan dalam hikmat dan kasih ka-
runia merupakan tujuan dan kerinduan setiap orang Kristen.
Semua sarana rohani bertujuan mencapai perbaikan dan
peningkatan. Bila digunakan dengan benar, firman Tuhan tidak
membiarkan seseorang tetap sama seperti sebelumnya, namun
meningkatkan dan memperbaikinya.
III. Rasul Petrus menambahkan alasan yang diambil dari pengalaman
jemaat sendiri: jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan
Tuhan (ay. 3). Ia tidak memperlihatkan keraguan, namun menegas-
kan bahwa orang-orang Kristen yang baik ini telah mengecap
kebaikan Tuhan , dan sebab itu menuntut mereka, “Kamu harus
mengesampingkan dosa-dosa yang jahat ini (ay. 1). Kamu harus
merindukan firman Tuhan . Kamu harus bertumbuh dengan firman
itu, sebab kamu tidak dapat menyangkal bahwa kamu telah
merasakan sendiri bahwa Tuhan itu penuh rahmat.” Ayat berikut-
nya memastikan kepada kita bahwa Tuhan yang dibicarakan di
sini yaitu Tuhan Yesus Kristus. sebab itu ketahuilah bahwa,
1. Yesus Kristus Tuhan kita sangat penuh rahmat terhadap
umat-Nya. Ia memang baik tidak terhingga. Ia teramat baik
hati, pemurah, dan penuh perhatian dan pengampun terhadap
orang-orang berdosa yang malang. Ia penuh belas kasihan dan
baik kepada mereka yang tidak layak menerimanya. Ia memi-
liki kepenuhan kasih karunia di dalam diri-Nya.
2. Bahwa Penebus kita itu penuh dengan rahmat paling mudah
ditemukan dengan cara mengecapnya sendiri. Indra pengecap
harus langsung merasakan sendiri sesuatu yang hendak dike-
cap. Kita tidak dapat mengecap dari jarak jauh seperti halnya
jika kita melihat, mendengar, dan mencium bau sesuatu.
Surat 1 Petrus 2:4-12
451
Untuk dapat mengecap kebaikan Kristus langsung sendiri, diri
kita haruslah dipersatukan dengan-Nya melalui iman. Baru
sesudah itulah kita dapat mengecap kebaikan-Nya di dalam
semua pemeliharaan-Nya, di dalam semua urusan rohani kita,
dalam semua ketakutan dan pencobaan kita, di firman-Nya
dan penyembahan kita setiap hari.
3. Yang terbaik yang dimiliki hamba-hamba Tuhan dalam hidup
ini tiada lain yaitu mengecap kasih karunia Kristus. Menge-
cap berarti mencicipi sedikit saja, tidak mereguk banyak-ba-
nyak, sehingga tidak cukup memuaskan. Begitu jugalah hal-
nya dengan penghiburan Tuhan dalam hidup ini.
4. Firman Tuhan merupakan sarana besar yang digunakan-Nya
untuk menyingkapkan dan menyampaikan kasih karunia-Nya
kepada manusia. Orang-orang yang mereguk susu murni fir-
man-Nya, akan mengecap dan mengalami sebagian besar ka-
sih karunia-Nya. Dalam bergaul akrab dengan firman-Nya, kita
harus senantiasa berusaha keras untuk semakin memahami
dan mengalami kasih karunia-Nya.
Batu yang Hidup;
Peringatan terhadap Hawa Nafsu
(2:4-12)
4 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang
oleh manusia, namun yang dipilih dan dihormat di hadirat Tuhan . 5 Dan biarlah
kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu
rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persem-
bahan rohani yang sebab Yesus Kristus berkenan kepada Tuhan . 6 Sebab ada
tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah
batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya
kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” 7 sebab itu bagi kamu, yang per-
caya, ia mahal, namun bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah di-
buang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah
menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.” 8 Mereka tersandung
padanya, sebab mereka tidak taat kepada Firman Tuhan ; dan untuk itu
mereka juga telah disediakan. 9 namun kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Tuhan sendiri, supaya
kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 10
kamu, yang dahulu bukan umat Tuhan , namun yang sekarang telah menjadi
umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani namun yang sekarang telah beroleh
belas kasihan. 11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu,
supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari
keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. 12 Milikilah cara
hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya
452
jika mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat
melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Tuhan
pada hari Ia melawat mereka.
I. Di sini Rasul Petrus memberi gambaran kepada kita perihal
Yesus Kristus sebagai batu yang hidup. Meskipun bagi orang sa-
ngat cerdas dengan beragam pemikiran, atau orang tidak percaya,
penggambaran ini bisa terasa kasar dan tajam, namun bagi orang
Yahudi yang banyak mendasarkan agama mereka pada Bait Tuhan
mereka yang megah, dan yang memahami gaya nubuat yang
menyebut Sang Mesias sebagai batu (Yes. 8:14; 28:16), hal ini
justru dianggap sangat anggun serta pantas.
1. Di dalam penggambaran Yesus Kristus secara kiasan ini, Ia
disebut sebagai batu, untuk menunjukkan kekuatan-Nya yang
tidak terkalahkan dan keberadaan-Nya yang kekal, serta un-
tuk mengajar hamba-hamba-Nya bahwa Dialah perlindungan
dan keamanan mereka, dasar yang di atasnya mereka diba-
ngun, serta batu karang yang membentengi mereka dari
semua musuh mereka. Ia merupakan batu yang hidup sebab
memiliki hidup kekal di dalam diri-Nya, dan menjadi raja
kehidupan bagi seluruh umat-Nya. Nama baik dan kehormat-
an-Nya di mata Tuhan dan manusia sangatlah berbeda. Ia di-
tentang oleh manusia, dikutuk serta ditolak oleh rekan-rekan
sebangsa-Nya orang Yahudi, dan juga oleh umat manusia
biasanya . Sebaliknya, Ia yaitu pilihan Tuhan , disisih-
kan dan ditetapkan sejak dahulu dari semula untuk menjadi
dasar jemaat (1:20). Ia sangat berharga, terhormat, terpilih,
layak, serta sangat dihargai di mata Tuhan dan menurut peni-
laian semua orang yang percaya kepada-Nya. Kepada Dia yang
digambarkan seperti inilah kita harus mendekat: datang
kepada-Nya, bukan dengan gerakan seperti biasa, sebab hal
ini tentunya mustahil dilakukan mengingat Ia sudah naik ke
sorga, melainkan melalui iman, yang melaluinya kita pertama-
tama dipersatukan dengan-Nya, baru kemudian kita dibawa
mendekat kepada-Nya. Ketahuilah bahwa,
(1) Yesus Kristus merupakan satu-satunya batu fondasi dari
seluruh pengharapan dan kebahagiaan kita. Ia menyampai-
kan pengetahuan yang benar perihal Tuhan (Mat. 11:27).
Melalui Dia-lah kita memperoleh jalan masuk kepada Bapa
Surat 1 Petrus 2:4-12
453
(Yoh. 14:6), dan melalui Dia kita dibuat mengambil bagian
dalam semua berkat rohani (Ef. 1:3).
(2) Manusia biasanya menentang dan menolak Yesus
Kristus. Mereka meremehkan Dia, tidak menyukai-Nya,
serta melawan dan menolak Dia, seperti yang dinyatakan
Kitab Suci dan pengalaman manusia (Yes. 53:3).
(3) Walaupun sangat ditentang oleh dunia yang tidak tahu
berterima kasih, Ia dipilih Tuhan , dan sangat berharga di
mata-Nya. Ia dipilih dan ditentukan menjadi Tuhan semes-
ta alam, kepala gereja, Juruselamat umat-Nya, dan Hakim
atas dunia ini. Ia sangat berharga dalam hal keunggulan
kodrat-Nya, di dalam hal martabat jabatan-Nya, dan di
dalam hal kemuliaan pelayanan-Nya.
(4) Orang-orang yang mengharapkan belas kasihan dari Pene-
bus yang penuh rahmat ini harus datang kepada-Nya. Un-
tuk mendekati-Nya kita harus bertindak, dan itu terjadi
atas kasih karunia Tuhan . Ini merupakan tindakan jiwa, dan
bukan tubuh, suatu usaha keras yang nyata, bukan seka-
dar keinginan yang sia-sia.
2. sesudah menggambarkan Kristus sebagai dasar, Rasul Petrus
selanjutnya berbicara perihal bangunan bagian atas, yakni ba-
han-bahan yang dibangun di atas diri-Nya: kamu juga diper-
gunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan (ay. 5). Rasul
Petrus sedang menawarkan jemaat dan aturan dasar Kristen
kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di perantauan. Me-
mang wajar jika mereka menyatakan keberatan bahwa
jemaat Kristen tidak memiliki Bait Tuhan yang agung ataupun
imamat dengan banyak anggota seperti mereka. Selain itu,
bagi mereka, tatanan jemaat Kristen itu sederhana, tata iba-
dah dan persembahan korbannya tidak ada apa-apanya diban-
dingkan dengan kemegahan dan kebesaran yang dimiliki
tatanan jemaat Yahudi. Terhadap keberatan ini, Rasul Petrus
menjawab bahwa jemaat Kristen memiliki susunan yang jauh
lebih mulia dibandingkan Bait Tuhan Yahudi. Jemaat Kristen meru-
pakan Bait Tuhan hidup yang tidak terdiri atas bahan-bahan
bangunan mati, melainkan atas bagian-bagian yang hidup.
Kristus, dasarnya bangunan itu, yaitu batu yang hidup.
Orang-orang Kristen yaitu batu-batu hidup yang digunakan
untuk membangun rumah rohani, dan mereka merupakan
454
imamat yang kudus. Dan meskipun mereka tidak mempersem-
bahkan korban hewan yang disembelih, namun mereka memi-
liki sesuatu yang jauh lebih baik dan berkenan. Selain itu, me-
reka juga memiliki mezbah untuk mempersembahkan kor-
ban mereka, sebab mereka mempersembahkan korban rohani
yang berkenan kepada Tuhan melalui Yesus Kristus. Ketahuilah
bahwa,
(1) Semua orang Kristen yang bersungguh-sungguh memiliki
asas kehidupan rohani yang disampaikan kepada mereka
oleh Kristus Kepala mereka. Itulah sebabnya seperti Dia
disebut batu yang hidup, demikian juga mereka disebut
batu-batu hidup. Mereka tidak mati di dalam pelanggaran
dan dosa, namun hidup bagi Tuhan melalui kelahiran baru
dan karya Roh Tuhan .
(2) Jemaat Tuhan merupakan rumah rohani. Dasarnya yaitu
Kristus (Ef. 2:22). Jemaat disebut rumah sebab kekuatan,
keindahan, keragaman bagiannya, dan kegunaannya se-
cara menyeluruh. Dasar rohaninya yaitu Yesus Kristus,
dengan bahan-bahannya berupa orang-orang yang rohani,
perabot-perabotnya berupa kasih karunia Roh, ikatannya
direkatkan oleh Roh Tuhan dan oleh satu iman yang sama,
serta kegunaannya yaitu pekerjaan rohani, untuk mem-
persembahkan korban-korban rohani. Rumah ini terus
dibangun setiap hari, setiap bagiannya senantiasa bertam-
bah baik, dan keseluruhannya dilengkapi tiap abad melalui
bertambahnya anggota-anggota baru.
(3) Semua orang Kristen yang baik merupakan imamat yang
kudus. Di sini Rasul Petrus berbicara tentang orang-orang
Kristen secara umum, dan ia mengatakan kepada mereka
bahwa mereka yaitu imamat yang kudus. Mereka semua
merupakan orang-orang pilihan yang dikuduskan bagi
Tuhan , berguna bagi orang lain, diberkati dengan karunia-
karunia dan anugerah sorgawi, serta dipekerjakan dengan
baik.
(4) Imamat yang kudus ini harus dan akan mempersembah-
kan korban-korban rohani kepada Tuhan . Korban-korban
rohani yang harus dipersembahkan orang Kristen yaitu
tubuh, jiwa, perasaan, doa, pujian, dan derma mereka,
serta kewajiban-kewajiban lainnya.
Surat 1 Petrus 2:4-12
455
(5) Korban-korban paling rohani yang dipersembahkan orang
yang terbaik pun tidak berkenan kepada Tuhan , kecuali
melalui Yesus Kristus. Dialah satu-satunya Imam Besar
Agung, yang melalui-Nya diri kita dan pelayanan kita dapat
diterima oleh Tuhan . Oleh sebab itu, bawalah semua per-
sembahanmu kepada-Nya, dan melalui Dia persembahkan-
lah kepada Tuhan .
II. Rasul Petrus menegaskan apa yang telah dinyatakannya perihal
Kristus sebagai batu yang hidup dan seterusnya (Yes. 28:16).
Amatilah cara Rasul Petrus mengutip Kitab Suci, tidak dengan
menyebutkan kitab, pasal, dan ayat, sebab saat itu belum
dibuat pembagian seperti sekarang. Jadi tidak ada yang disebut-
kan selain menunjuk kepada Musa, Daud, atau para nabi, kecuali
sebuah mazmur tertentu yang disebutkan (Kis. 13:33). Di dalam
membuat kutipan, mereka lebih mengutamakan makna dibandingkan
kata-kata dari Kitab Suci, seperti yang di sini dikutip dari sang
nabi. Meskipun tidak mengutip kata demi kata dari Kitab Suci,
baik dalam bahasa Ibrani maupun Septuaginta, Rasul Petrus
membuat kutipan yang benar dan tepat. Makna sesungguhnya
dari Kitab Suci boleh dinyatakan dengan benar dan penuh melalui
kata-kata lain. Ada tertulis. Kata kerja yang dipakai yaitu kata
kerja aktif, namun para penerjemah mengubahnya dengan kata
pasif, guna menghindari kesulitan dalam menemukan kasus
nominatif (menurut tata bahasa Yunani) untuk istilah ini ,
hal yang telah membingungkan begitu banyak penerjemah sebe-
lumnya. Yang menjadi pokok kutipan yaitu , Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion. Ketahuilah bahwa,
1. Di dalam masalah-masalah penting menyangkut agama, kita
harus sepenuhnya mengandalkan Kitab Suci, sebagai bukti.
Kristus dan para rasul-Nya merujuk kepada Musa, Daud, dan
nabi-nabi zaman dahulu. Firman Tuhan merupakan satu-satu-
nya patokan yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Firman
itu yaitu patokan yang sempurna dan cukup bagi kita.
2. Uraian dan penjelasan yang telah diberikan Tuhan kepada kita
di dalam Kitab Suci menyangkut Yesus Kristus Anak-Nya ada-
lah apa yang perlu kita perhatikan dengan saksama. Sesung-
guhnya, Aku meletakkan dan seterusnya. Yohanes juga me-
minta perhatian serupa (Yoh. 1:29). Tuntutan supaya kita
456
memusatkan perhatian kepada Kristus seperti ini menunjuk-
kan kepada kita keunggulan dan pentingnya perkara itu,
sekaligus kebodohan dan kebebalan kita.
3. Penetapan Yesus Kristus sebagai Kepala gereja merupakan
karya agung Tuhan : Aku meletakkan di Sion. Hanya Kristus
yang merupakan dasar dan Kepala dari jemaat Tuhan .
4. Yesus Kristus yaitu batu penjuru utama yang telah diletak-
kan Tuhan di dalam bangunan rohani-Nya. Sebuah batu pen-
juru tidak terpisah dari bangunannya, dan menopang, menya-
tukan, dan menghiasinya. Begitu juga halnya dengan Kristus
terhadap jemaat-Nya yang kudus, rumah rohani-Nya.
5. Yesus Kristus merupakan batu penjuru yang menopang dan
menyelamatkan umat-Nya yang bersungguh-sungguh saja.
Tidak bagi siapa pun selain Sion, hanya bagi mereka yang dari
Sion. Bukan bagi Babel, bukan bagi musuh-musuh-Nya.
6. Iman yang benar dalam Yesus Kristus merupakan satu-satu-
nya jalan untuk mencegah kehancuran mutlak manusia. Ada
tiga hal yang membawa manusia ke dalam kehancuran besar,
dan iman mampu mencegah ketiga hal itu, yakni kekecewaan,
dosa, dan penghukuman. Iman memiliki obat bagi masing-
masing.
III. Rasul Petrus menarik kesimpulan penting (ay. 7). Yesus Kristus
disebut sebagai batu penjuru utama. sebab itu, dengan rasa
hormat Rasul Petrus memberi kesimpulan kepada orang-orang
baik, “Oleh sebab itu, kepada kamu yang percaya bahwa Ia sangat
berharga atau terhormat, Kristus merupakan mahkota dan kehor-
matan orang Kristen. Kamu yang percaya, sama sekali tidak akan
merasa malu dengan-Nya, namun akan membanggakan Dia dan
bermegah dalam Dia selamanya.” Mengenai orang-orang fasik,
mereka yang tidak taat akan terus menentang dan menolak Yesus
Kristus. Namun, Tuhan memutuskan bahwa meskipun mereka
menentang-Nya, Ia akan tetap menjadi batu penjuru. Ketahuilah
bahwa,
1. Apa saja yang disimpulkan dengan benar dari Kitab Suci dan
sebab memang begitu adanya, dapat diandalkan kepastian-
nya seolah-olah memang begitu yang dinyatakan dengan jelas
dalam Kitab Suci. Rasul Petrus menarik kesimpulan dari ke-
saksian sang nabi. Nabi itu memang tidak langsung menyata-
Surat 1 Petrus 2:4-12
457
kannya demikian, namun jelas ia berkata demikian sebab
jelas terlihat dari apa yang menjadi akibat dari perkataannya
itu. Juruselamat kita meminta orang-orang menyelidiki Kitab
Suci, sebab isinya bersaksi tentang diri-Nya, meskipun tidak
satu pun di antaranya yang berkata bahwa Yesus dari Nazaret
yaitu Sang Mesias. Namun, Kitab Suci berkata bahwa Dia
yang akan lahir dari seorang anak dara, sebelum tongkat
kerajaan beranjak dari Yehuda, dalam masa Bait Tuhan kedua,
dan sesudah tujuh puluh kali tujuh masa dalam kitab Daniel,
yaitu Sang Mesias. Seperti itulah Yesus Kristus. Untuk me-
narik kesimpulan ini, orang harus menggunakan penalaran,
sejarah, penglihatan mata, dan pengalaman. Bagaimanapun
juga, isi Kitab Suci yaitu kesimpulan yang sempurna.
2. Tugas seorang hamba Tuhan yang setia yaitu menerapkan
kebenaran umum kepada suasana dan keadaan tertentu para
pendengarnya. Rasul Petrus mengutip perkataan sang nabi
(ay. 6), dan menerapkannya secara terpisah kepada orang-
orang yang baik dan jahat. Hal ini membutuhkan hikmat, ke-
beranian, dan ketaatan, namun sangat bermanfaat bagi para
pendengarnya.
3. Yesus Kristus teramat berharga bagi semua orang percaya
yang setia. Kemegahan dan keagungan pribadi-Nya, martabat
jabatan-Nya, hubungan-Nya yang dekat, karya-Nya yang ajaib,
kasih-Nya yang sangat besar, semuanya ini membawa orang-
orang percaya untuk memberi penghargaan dan penghormat-
an tertinggi terhadap Yesus Kristus.
4. Orang-orang tidak percaya tidak memiliki iman yang benar.
Yang diartikan dengan orang-orang tidak percaya yaitu mere-
ka yang tidak dapat diyakinkan, senantiasa ragu-ragu, dan
tidak mau bertobat. Orang-orang seperti ini mungkin saja
memiliki beberapa pengertian yang benar, namun bukan
iman yang teguh.
5. Orang-orang yang seharusnya membangun jemaat Kristus
sering kali justru merupakan musuh-musuh terbesar Kristus
di dunia. Di dalam Perjanjian Lama, para nabi palsu paling se-
ring mendatangkan celaka. Di dalam Perjanjian Baru, perla-
wanan dan kekejaman terbesar yang dihadapi Kristus justru
datang dari para ahli Taurat, orang Farisi, imam-imam besar,
458
dan mereka yang berpura-pura membangun dan mengurus
jemaat.
6. Tuhan akan tetap melanjutkan karya-Nya sendiri dan mendu-
kung kepentingan Yesus Kristus di dunia, tidak peduli dengan
kepalsuan orang-orang yang pura-pura berteman, dan per-
lawanan dari musuh-musuh terbesar-Nya.
IV. Rasul Petrus menambahkan penggambaran selanjutnya, masih
menggunakan kiasan batu (ay. 8). Kata-kata ini diambil dari
Yesaya 8:13-14, TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu
akui sebagai Yang Kudus – Ia akan menjadi batu sentuhan dan
batu sandungan. Dari sini terlihat jelas bahwa Yesus Kristus
yaitu TUHAN semesta alam, dan sebab itu juga Tuhan yang
Mahatinggi. Amatilah,
1. Mereka yang membangun, yakni para imam besar, menolak
Dia, dan umat lalu mengikuti para pemimpin mereka itu.
Dengan demikian, bagi mereka Kristus menjadi batu sentuhan
dan batu sandungan, sehingga mereka tersandung dan melu-
kai diri sendiri. Akibatnya, Ia menimpa mereka bagaikan batu
besar atau batu karang, dan menghukum mereka dengan
kebinasaan (Mat. 21:44), barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia
akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.
Ketahuilah bahwa,
(1) Semua orang yang tidak percaya telah melawan firman
Tuhan : Mereka tersandung padanya, sebab mereka tidak
taat kepada Firman Tuhan . Mereka telah melawan Kristus
sendiri, melawan pajaran-Nya, dan kemurnian ajaran-Nya.
Namun, para pengajar Yahudi terutama tersandung sebab
melihat kesederhanaan penampilan-Nya dan sebab anjur-
an untuk percaya hanya kepada-Nya supaya bisa dibenar-
kan di hadapan Tuhan . Mereka tidak bisa diajak mencari
pembenaran melalui iman, dan hanya percaya bahwa pem-
benaran hanya diperoleh dengan melaksanakan Hukum
Taurat. Mereka tersandung pada batu sandungan (Rm.
9:32).
(2) Yesus yang terberkati ini merupakan Juruselamat bagi se-
bagian orang, dan pada saat yang sama juga menjadi
sandungan bagi dosa dan kehancuran sebagian yang lain.
Surat 1 Petrus 2:4-12
459
Ia ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan ba-
nyak orang di Israel. Dia bukanlah penyebab dosa mereka,
melainkan sandungan saja bagi dosa mereka. Ketidaktaat-
an mereka sendirilah yang membuat mereka tersandung
pada-Nya dan menolak Dia, yang membuat Dia menghu-
kum mereka sebagai hakim dengan kebinasaan. Orang-
orang yang menolak Dia sebagai Juruselamat akan remuk
tertimpa oleh-Nya sebagai batu karang.
(3) Tuhan sendiri telah menetapkan kebinasaan kekal bagi
semua orang yang tersandung padanya, sebab mereka
tidak taat kepada Firman Tuhan . Semua orang yang memu-
tuskan untuk terus berjalan di dalam ketidaksetiaan dan
kebencian mereka terhadap Injil, ditetapkan akan mene-
rima kebinasaan kekal, dan Tuhan sejak dari kekekalan
tahu siapa mereka.
(4) saat melihat orang Yahudi biasanya menolak Kris-
tus, dan orang banyak dari segala zaman meremehkan Dia,
kita jangan sampai kehilangan semangat dalam kasih dan
kewajiban kita kepada-Nya. Sebab hal ini telah dinubuat-
kan jauh sebelumnya oleh para nabi, dan merupakan pene-
guhan iman kita baik terhadap Kitab Suci maupun Sang
Mesias.
2. Orang-orang yang menerima Dia memperoleh hak-hak sangat
istimewa (ay. 9). Orang-orang Yahudi teramat menyanjung
hak-hak istimewa zaman dahulu mereka, sebagai satu-satu-
nya umat pilihan Tuhan , dibawa ke dalam perjanjian khusus
dengan-Nya, dan dipisahkan dari dunia selebihnya. “Nah,”
kata mereka, “jika kita tunduk kepada ketetapan Injil, maka
kita akan kehilangan semua hak istimewa ini, dan berdiri
setingkat dengan orang-orang bukan Yahudi.”
(1) Menanggapi keberatan ini, Rasul Petrus menjawab bahwa
jika mereka tidak tunduk, maka mereka akan binasa (ay.
7-8). Sebaliknya, jika mereka mau tunduk, mereka
tidak akan kehilangan keuntungan apa pun. Mereka bah-
kan dapat melanjutkan keinginan mereka itu, yakni men-
jadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, dan seterus-
nya. Ketahuilah bahwa,
460
[1] Semua orang Kristen yang setia yaitu bangsa yang
terpilih. Mereka menjadi sebuah keluarga, umat dengan
jenis dan rumpun yang berbeda dengan dunia pada
umumnya. Umat dengan roh, asas, dan perilaku lain,
yang tidak akan pernah dapat mereka miliki jika tidak
dipilih di dalam Kristus dan dikuduskan oleh Roh-Nya.
[2] Semua hamba Kristus yang setia yaitu imamat yang
rajani. Mereka rajani dalam hal hubungan mereka de-
ngan Tuhan dan Kristus, dalam kuasa mereka bersama
Tuhan , serta dalam kuasa mereka atas diri sendiri dan
musuh-musuh rohani mereka. Mereka seperti bangsa-
wan sebab roh mereka ditinggikan dan menjadi ung-
gul, dan juga sebab tinggi dan mulianya pengharapan
dan keinginan mereka. Mereka yaitu imamat rajani,
yang terpisah dari dosa dan orang-orang berdosa, di-
khususkan bagi Tuhan , serta memberi pelayanan dan
persembahan korban rohani kepada Tuhan , yang ber-
kenan kepada Tuhan melalui Yesus Kristus.
[3] Semua orang Kristen, siapa pun mereka, membentuk
sebuah bangsa yang kudus. Mereka merupakan satu
bangsa, dihimpun di bawah satu kepala, selaras dalam
perilaku dan kebiasaan yang sama, dan diperintah
dengan hukum yang sama. Mereka disebut bangsa yang
kudus sebab dikuduskan dan dikhususkan bagi Tuhan ,
serta diperbarui dan dikuduskan oleh Roh Kudus-Nya.
[4] Sungguh merupakan kehormatan bagi hamba-hamba
Kristus sebab mereka yaitu umat Tuhan yang isti-
mewa. Mereka merupakan umat yang diperoleh, dipilih,
dipelihara, dan diperkenan oleh-Nya. Keempat martabat
semua orang Kristen sejati ini sebenarnya bukanlah
tabiat alamiah mereka, sebab keadaan awal mereka
sangatlah gelap dan mengerikan. Namun, mereka di-
panggil keluar dari kegelapan untuk memasuki terang,
sukacita, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang luar
biasa, sehingga dengan tujuan serta pandangan ini, me-
lalui perkataan dan perbuatan, mereka dapat memper-
lihatkan kebajikan serta puji-pujian kepada Dia yang
telah memanggil mereka.
Surat 1 Petrus 2:4-12
461
(2) Guna membuat orang-orang ini merasa puas dan bersyu-
kur atas segala belas kasihan serta kehormatan besar yang
diberikan kepada mereka melalui Injil, Rasul Petrus mena-
sihati mereka agar membandingkan keadaan mereka dahu-
lu dengan keadaan sekarang ini. Pada masa dahulu mereka
bukan sebuah bangsa atau umat, dan memperoleh belas
kasihan-Nya, malah mereka disangkal dan diceraikan (Yer.
3:8; Hos. 1:6, 9). Namun, sekarang mereka diterima kem-
bali untuk menjadi umat Tuhan , dan telah memperoleh
belas kasihan. Ketahuilah bahwa,
[1] Orang-orang yang terbaik patut sering-sering menengok
ke belakang dan melihat seperti apa mereka pada masa
lalu.
[2] Umat Tuhan merupakan umat yang paling berharga di
seluruh dunia. Yang lain bukanlah umat-Nya, dan nya-
ris tidak berguna.
[3] Masuk ke dalam bilangan umat Tuhan merupakan belas
kasihan yang sangat besar, dan hal ini bisa diperoleh.
V. Rasul Petrus memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap
keinginan daging (ay. 11). Bahkan orang yang terbaik sekalipun,
bangsa yang terpilih, umat Tuhan , membutuhkan nasihat untuk
menjauhkan diri dari dosa-dosa terburuk, yang di sini terus
diperingatkan oleh Rasul Petrus kepada mereka dengan sungguh
dan sepenuh hati. sebab mengetahui betapa sulit namun juga
betapa pentingnya kewajiban itu, ia menumpahkan seluruh
perhatiannya tentang hal itu: Saudara-saudaraku yang kekasih,
aku menasihati kamu. Kewajiban mereka yaitu menjauhkan diri
dari, dan menekan kecenderungan atau keinginan daging yang
muncul. Banyak dari antara mereka yang melanjutkan kebiasaan
buruk, dan dalam melakukannya, mereka mengandalkan tubuh,
sambil memuaskan hawa nafsu atau kecenderungan keinginan
daging. Orang-orang Kristen seperti ini seharusnya menghindari
hal itu, mengingat,
1. Kehormatan yang mereka terima dari Tuhan dan orang-orang
baik. Mereka yaitu saudara-saudara yang kekasih.
2. Keadaan mereka di dunia. Mereka yaitu pendatang dan
perantau, dan tidak boleh menghalangi jalan mereka dengan
462
mengalah kepada kefasikan dan hawa nafsu negeri yang me-
reka lintasi.
3. Celaka dan bahaya yang bisa terjadi sebab dosa-dosa ini:
“Mereka berjuang melawan jiwa, dan oleh sebab itu jiwamu
harus berjuang melawan dosa-dosa itu.” Ketahuilah bahwa,
(1) Celaka terbesar yang diakibatkan dosa terhadap manusia
yaitu bahwa dosa itu berjuang melawan jiwa, menghan-
curkan kebebasan moral jiwa. Ia melemahkan dan mem-
buat lesu jiwa dengan merusak kecakapan-kecakapannya.
Ia merampas ketenteraman dan damai sejahtera. Ia meren-
dahkan derajat serta menghancurkan martabat jiwa, meng-
hambat kesejahteraannya pada masa sekarang, dan men-
campakkannya ke dalam kesengsaraan kekal.
(2) Dari semua jenis dosa, tidak ada yang lebih mencelakakan
jiwa dibandingkan keinginan daging. Nafsu kedagingan, perca-
bulan, dan hawa nafsu, paling menjijikkan bagi Tuhan , dan
merusak jiwa manusia. Hukuman berat patut dijatuhkan
sebab dosa-dosa semacam ini.
VI. Selanjutnya Rasul Petrus menasihati mereka supaya menghiasi
pengakuan iman mereka dengan cara hidup yang jujur. Perilaku
mereka dalam setiap perbuatan, hal, dan setiap tindakan dalam
hidup mereka, haruslah jujur. Artinya, baik, menyenangkan, so-
pan, ramah, dan tanpa cacat. Dan semua ini sebab mereka
hidup di tengah orang-orang bukan Yahudi, bangsa-bangsa yang
beragama lain, dan yang merupakan musuh bebuyutan bagi
mereka, yang telah memfitnah mereka dan senantiasa berbicara
jahat tentang mereka sebagai orang durjana. “Perilaku yang ber-
sih, adil, dan baik, tidak saja mampu membungkam mereka,
namun bisa juga menjadi sarana untuk membuat mereka memulia-
kan Tuhan dan berbalik kepadamu, saat mereka melihat kamu
melebihi orang-orang lain dalam perbuatan-perbuatan baik. Seka-
rang mereka menyebutmu orang durjana. Bersihkan kehormatan-
mu melalui perbuatanmu yang baik, sebab inilah cara untuk
meyakinkan mereka. Akan tiba hari saat Tuhan melawat mereka,
dan saat itu Ia bisa saja memanggil mereka melalui firman serta
kasih karunia-Nya untuk bertobat. Dan saat itu mereka akan
memuliakan Tuhan , dan memujimu atas perilakumu yang sangat
baik (Luk. 1:68). saat Injil datang ke tengah mereka dan mulai
Surat 1 Petrus 2:13-25
463
berpengaruh, maka perilaku yang baik akan semakin mendorong
mereka menuju pertobatan. Sebaliknya, perilaku buruk justru
akan menghalangi pertobatan mereka.” Perhatikanlah,
1. Pengakuan iman Kristen harus disertai cara hidup yang baik
(Flp. 4:8).
2. Sudah merupakan bagian orang-orang Kristen terbaik untuk
difitnah oleh orang-orang fasik.
3. Orang-orang yang berada di bawah lawatan Tuhan yang penuh
rahmat, akan segera mengubah penilaian mereka terhadap
orang-orang baik, sambil memuliakan Tuhan dan memuji orang-
orang yang sebelum itu mereka cerca sebagai orang durjana.
Perihal Warga Negara; Sikap sebagai Hamba
(2:13-25)
13 Tunduklah, sebab Tuhan , kepada semua lembaga manusia, baik kepada
raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, 14 maupun kepada wali-wali
yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan
menghormati orang-orang yang berbuat baik. 15 Sebab inilah kehendak Tuhan ,
yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-
orang yang bodoh. 16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti
mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi keja-
hatan-kejahatan mereka, namun hiduplah sebagai hamba Tuhan . 17 Hormatilah
semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Tuhan , hormatilah
raja! 18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan ke-
pada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, namun juga kepada
yang bengis. 19 Sebab yaitu kasih karunia, jika seorang sebab sadar akan
kehendak Tuhan menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 20
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan sebab kamu
berbuat dosa? namun jika kamu berbuat baik dan sebab itu kamu harus
menderita, maka itu yaitu kasih karunia pada Tuhan . 21 Sebab untuk itulah
kamu dipanggil, sebab Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah
meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 22 Ia tidak
berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 23 saat Ia dicaci maki,
Ia tidak membalas dengan mencaci maki; saat Ia menderita, Ia tidak meng-
ancam, namun Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 25 Sebab dahulu kamu sesat seperti
domba, namun sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara
jiwamu.
Peraturan umum tentang perilaku orang Kristen yaitu sebagai beri-
kut. Dia harus jujur, yang tidak bisa terjadi jika semua kewajiban
yang berkaitan tidak dilaksanakan dengan setia. Di sini Rasul Petrus
terutama menguraikannya dengan terperinci.
464
I. Perihal warga negara. Orang Kristen tidak saja terkenal sebagai
pembaharu di bidang agama, namun juga dianggap mengganggu
keadaan. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi Rasul Petrus un-
tuk menetapkan peraturan dan takaran ketaatan terhadap para
pejabat pemerintah, di mana,
1. Kewajiban yang diminta yaitu ketaatan atau tunduk, yang
mencakup kesetiaan dan rasa hormat kepada mereka, kepa-
tuhan pada hukum-hukum dan perintah-perintah mereka
yang adil, dan sikap tunduk kepada hukuman yang sah.
2. Orang-orang atau pihak-pihak yang patut mendapat ketaatan
dijelaskan,
(1) Secara lebih umum: semua lembaga manusia. Pemerintah-
an jelas merupakan hak ilahi, namun bentuk pemerintahan
tertentu, kekuasaan sang pejabat, serta orang-orang yang
harus melaksanakan kekuasaan ini, berasal dari lembaga
manusia, dan diatur menurut hukum dan undang-undang
dasar masing-masing negara. Ini merupakan peraturan
secara umum yang bersifat mengikat dalam semua bangsa,
tidak peduli bentuk pemerintahan yang telah ditetapkan.
(2) Secara khusus: kepada raja sebagai pemegang kekuasaan
yang tertinggi, yang pertama dalam hal martabat dan paling
utama dalam hal derajat. Raja yaitu pribadi yang diang-
kat secara hukum, bukan seorang yang lalim: maupun ke-
pada wali-wali, wakil-wakil, gubernur, atau kepala daerah
yang diutus raja, yaitu yang diangkat olehnya untuk meme-
rintah.
3. Alasan-alasan untuk menekankan kewajiban ini yaitu ,
(1) sebab Tuhan , yang telah menetapkan pemerintah demi
kebaikan umat manusia, serta yang telah menuntut ke-
taatan dan kepatuhan (Rm. 13), dan sebab kehormatan-
Nya berkaitan dengan perilaku warga negara kepada para
penguasa mereka.
(2) Demi tujuan dan kegunaan jabatan pejabat pemerintah,
yaitu untuk menghukum para pelaku kejahatan dan me-
muji serta memberi semangat kepada semua orang
yang berbuat baik. Mereka telah ditunjuk demi kebaikan
masyarakat. Jika tujuan ini tidak terpenuhi, maka kesalah-
Surat 1 Petrus 2:13-25
465
an tidak terletak pada lembaga itu namun pada pelaksana-
annya.
[1] Agama yang benar merupakan penopang terbaik bagi
pemerintahan sipil. Hal ini membutuhkan kepatuhan
demi kepentingan Tuhan dan hati nurani.
[2] Semua hukuman dan semua pejabat pemerintah di
dunia tidak dapat mencegah adanya para pelaku keja-
hatan di dalam dunia ini.
[3] Cara terbaik yang bisa diambil pejabat pemerintah ada-
lah bersikap setia dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
bisa mengubah dunia, ia harus menjatuhkan hukuman
dan ganjaran dengan baik.
(3) Alasan lain mengapa orang Kristen harus tunduk kepada
pejabat pemerintah yang jahat yaitu sebab inilah kehen-
dak Tuhan , dan oleh sebab itu merupakan kewajiban mere-
ka juga. Selain itu, sebab inilah cara untuk membungkam
orang-orang yang suka memfitnah, dan kepicikan orang-
orang bodoh (ay. 15). Ketahuilah bahwa,
[1] Kehendak Tuhan di mata orang baik yaitu alasan ter-
kuat untuk melakukan kewajiban apa saja.
[2] Kepatuhan kepada pejabat pemerintah merupakan sa-
lah satu kewajiban besar dari seorang Kristen: sebab
inilah kehendak Tuhan .
[3] Di dalam semua hubungan, orang Kristen harus berusa-
ha keras untuk membawa diri sedemikian rupa hingga
dapat membungkam kecaman-kecaman tidak masuk
akal yang dilancarkan orang-orang yang picik dan bodoh.
[4] Orang-orang yang berbicara menentang agama dan
umat beragama, sebenarnya picik dan bodoh.
(4) Rasul Petrus mengingatkan mereka perihal sifat rohani dari
kebebasan Kristen. Orang-orang Yahudi, seperti yang di-
sebut di dalam Kitab Ulangan 17:15, menyimpulkan bahwa
mereka tidak boleh menaati siapa pun selain pemegang
kekuasaan tertinggi yang diangkat dari tengah-tengah sau-
dara-saudara mereka sendiri. Di lain pihak, orang-orang
Yahudi yang sudah beralih ke agama Kristen berpikir bah-
wa mereka bebas dari ketentuan untuk tunduk kepada
penguasa lain sebab mereka memiliki hubungan dengan
466
Kristus. Untuk mencegah kesalahan ini, Rasul Petrus ber-
kata kepada orang-orang Kristen itu bahwa mereka me-
mang merdeka, namun dari apa? Bukan dari kewajiban atau
ketaatan kepada hukum Tuhan , yang menghendaki kepa-
tuhan kepada pejabat pemerintah sipil. Secara rohani me-
reka memang merdeka dari belenggu dosa dan Iblis, serta
dari hukum Taurat dengan upacara-upacaranya. Namun,
mereka tidak boleh menggunakan kebebasan kristiani
mereka sebagai selubung untuk menutup-nutupi kejahatan
dalam bentuk apa saja, atau untuk menutupi kelalaian
dalam menunaikan kewajiban terhadap Tuhan ataupun
atasan mereka. Sebaliknya, mereka harus ingat bahwa
mereka yaitu hamba-hamba Tuhan . Ketahuilah bahwa,
[1] Semua hamba Kristus yaitu orang-orang merdeka
(Yoh. 8:36). Mereka merdeka dari kekuasaan Iblis, peng-
hukuman hukum Taurat, murka Tuhan , ketidaknyaman-
an dalam menjalankan tugas, dan dari kengerian maut.
[2] Hamba-hamba Yesus Kristus harus sangat berhati-hati
agar tidak menyalahgunakan kebebasan Kristen mere-
ka. Mereka tidak boleh memanfaatkannya sebagai selu-
bung untuk menutupi kejahatan apa saja terhadap
Tuhan atau ketidaktaatan terhadap atasan.
4. Rasul Petrus menutup pembicaraannya perihal kewajiban para
bawahan atau warga negara dengan empat ajaran mengagum-
kan:
(1) Hormatilah semua orang. Rasa hormat sebagaimana mesti-
nya patut diberikan kepada semua orang. Kaum miskin
tidak boleh dipandang rendah (Ams. 17:5). Orang fasik pun
harus dihormati, bukan sebab kefasikan mereka, melain-
kan sebab kecakapan-kecakapan lain seperti misalnya
kecerdasan, kebijaksanaan, keberanian, jabatannya yang
tinggi, atau yang sudah lanjut usia. Abraham, Yakub,
Samuel, para nabi, dan para rasul, tidak pernah segan-
segan memberi hormat yang seharusnya kepada orang-
orang yang jahat sekalipun.
(2) Kasihilah saudara-saudaramu. Semua orang Kristen terikat
tali persaudaraan, disatukan dengan Kristus sebagai Ke-
pala, sama-sama diatur dan memenuhi syarat, memiliki
Surat 1 Petrus 2:13-25
467
hubungan dekat dalam kepentingan yang sama, saling ber-
sekutu, serta sedang menuju rumah yang sama. Oleh se-
bab itu mereka harus saling mengasihi dengan penuh ka-
sih sayang yang istimewa.
(3) Takutlah akan Tuhan dengan rasa hormat, kewajiban, dan
kepatuhan tertinggi. Jika tidak ada rasa takut seperti ini,
maka tidak satu pun dari ketiga kewajiban yang lain bisa
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
(4) Hormatilah raja dengan rasa hormat tertinggi yang khusus
baginya melebihi orang lain.
II. Para hamba juga mendapatkan ketetapan rasuli seperti halnya
para bawahan atau warga negara, sebab mereka juga menyangka
bahwa kebebasan kristiani membebaskan mereka dari majikan
mereka yang tidak percaya dan kejam. Mengenai hal ini, Rasul
Petrus berkata, Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah (ay. 18). Yang
dimaksudkannya dengan hamba-hamba yaitu mereka yang me-
mang merupakan hamba atau pelayan, baik yang diupah maupun
yang dibeli dengan uang, ditawan dalam perang, lahir di rumah
majikan, atau mereka yang bekerja sebagai pekerja kontrak untuk
beberapa waktu sesuai perjanjian, seperti orang magang. Amati-
lah,
1. Rasul Petrus menyuruh mereka agar tunduk, untuk mengerja-
kan tugas mereka dengan setia dan jujur, menjaga perilaku
sebagaimana seharusnya orang yang berkedudukan lebih ren-
dah, dengan penuh rasa hormat dan sepenuh hati, dan untuk
tunduk dengan sabar dalam menanggung penderitaan dan
ketidaknyamanan. Mereka patut tunduk kepada majikan me-
reka, yang berhak menerima layanan mereka. Bukan saja
kepada yang baik dan peramah, seperti yang memperlakukan
mereka dengan baik serta mengurangi sedikit saja dari hak
mereka, namun juga kepada yang bengis dan jahat sekalipun,
yang nyaris tidak bisa dibuat senang sama sekali dengan apa
pun.
(1) Para hamba harus berkelakuan baik kepada majikan mere-
ka dengan sikap tunduk dan rasa takut jangan sampai
menimbulkan kemarahan mereka.
468
(2) Kelakuan berdosa di dalam suatu hubungan tidak mem-
benarkan suatu pihak lain untuk berbuat dosa. Seorang
hamba tetap harus mengerjakan tugasnya, meskipun sang
majikan bersikap bermusuhan dan jahat.
(3) Orang-orang yang baik bersikap penurut dan lembut ke-
pada hamba-hamba dan bawahan mereka. Rasul Petrus
memperlihatkan kasih dan perhatiannya kepada jiwa ham-
ba-hambanya yang malang, sama seperti kepada orang-
orang yang berkedudukan lebih tinggi. Dalam hal ini ia
patut diteladani oleh semua hamba Tuhan yang lebih
rendah jabatannya, dan mereka harus menerapkan semua
nasihat mereka kepada orang-orang yang lebih rendah,
bersahaja, dan muda, serta para pendengar dari golongan
lebih miskin, termasuk kepada yang lain.
2. sesudah menyuruh mereka tunduk, Rasul Petrus merendahkan
diri untuk memberi alasan mengenai hal itu.
(1) Jika mereka tetap sabar di tengah kesukaran sebab diper-
lakukan dengan tidak adil, dan tetap mengerjakan tugas
mereka bagi majikan mereka yang tidak percaya dan tidak
baik, maka perbuatan mereka ini sungguh berkenan ke-
pada Tuhan , dan Ia akan memberi pahala atas semua
penderitaan yang mereka alami sebab sadar akan kehen-
dak-Nya. Namun, bila tetap bersabar saat dihukum
dengan adil, maka kesabaran itu tidak layak mendapatkan
pujian sama sekali. Hanya berbuat baik dan sebab itu
harus menderita dengan sabar, maka itulah yang berkenan
bagi Tuhan (ay. 19-20). Ketahuilah bahwa,
[1] Tidak ada keadaan yang begitu memprihatinkan hingga
seseorang tidak mampu hidup dengan tulus dan memu-
liakan Tuhan di dalamnya. Bahkan hamba yang paling
hina pun dapat melakukannya.
[2] Orang-orang yang paling tulus sering kali mengalami
penderitaan-penderitaan yang paling hebat. sebab
sadar akan kehendak Tuhan , mereka menanggung pen-
deritaan yang tidak harus mereka tanggung. Mereka ber-
buat baik dan sebab itu harus menderita. Orang-orang
yang menderita seperti ini patut mendapat pujian.
Mereka membawa kehormatan bagi Tuhan dan agama,
Surat 1 Petrus 2:13-25
469
serta mereka dikenan oleh Dia. Hal inilah yang merupa-
kan dukungan dan kepuasan tertinggi bagi mereka.
[3] Penderitaan yang memang pantas diterima harus di-
tanggung dengan sabar. Jika kamu menderita pukulan
sebab kamu berbuat dosa, maka kamu harus dengan
sabar menanggung penderitaan yang menimpamu. Pen-
deritaan di dunia ini tidak selalu merupakan janji bagi
kebahagiaan kita di masa depan. Jika anak-anak atau
para hamba bersikap kasar dan tidak patuh sehingga
menderita sebab nya, hal ini tidak berkenan kepada
Tuhan serta tidak mendapatkan pujian dari manusia.
(2) Beberapa alasan lain diberikan untuk menguatkan hati
hamba-hamba Kristen agar bersabar di bawah penderitaan
yang tidak seharusnya dialami (ay. 21).
[1] sebab panggilan dan pengakuan Kristen mereka: Se-
bab untuk itulah kamu dipanggil.
[2] Menurut teladan Kristus, yang telah menderita untuk
kamu, sehingga dengan demikian menjadi teladan bagi-
mu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. sebab itu
ketahuilah bahwa, pertama, orang-orang Kristen yang
baik yaitu orang-orang yang dipanggil untuk menderi-
ta, sehingga dengan demikian mereka harus sadar dan
menantikannya. Menurut syarat-syarat Kekristenan,
mereka harus menyangkal diri dan memikul salib. Me-
reka dipanggil atas perintah Kristus, melalui pemeli-
haraan Tuhan , dan persiapan kasih karunia ilahi. Selain
itu, melalui karya Yesus Kristus, mereka harus men-
derita saat terpanggil untuk itu. Kedua, Yesus Kristus
telah menderita untuk kamu, atau untuk kita. Bukan
Bapa yang menderita, melainkan Dia yang telah di-
kuduskan oleh Bapa, dan diutus ke dalam dunia untuk
tujuan itu. Baik tubuh maupun jiwa Kristus-lah yang
menderita, dan Dia menderita bagi kita, untuk meng-
gantikan kita dan demi kebaikan kita (ay. 24). Ketiga,
penderitaan Kristus sudah seharusnya menenteramkan
kita di bawah penderitaan yang paling tidak adil dan
kejam di dunia ini. Ia menderita atas kemauan sendiri,
bukan bagi diri-Nya sendiri, melainkan bagi kita, de-
470
ngan sepenuh hati, dengan kesabaran sempurna, dari
semua segi. Semua ini dijalani-Nya meskipun Ia yaitu
Tuhan yang menjadi manusia. sebab itu, bukankah kita
sebagai orang berdosa yang pantas menerima yang ter-
buruk, sudah seharusnya tunduk di bawah penderitaan
ringan dalam hidup ini, yang kelak akan mendatangkan
keuntungan tak terkatakan bagi kita sendiri?
3. Teladan kepatuhan dan kesabaran Kristus dijelaskan dan
diuraikan di sini: Kristus telah menderita,
(1) Yang sebenarnya tidak harus ditanggung-Nya, dan tanpa
alasan. Sebab Ia tidak berbuat dosa (ay. 22). Ia tidak berbuat
kekerasan, ketidakadilan, atau kesalahan kepada siapa pun.
Ia tidak melakukan kecurangan apa pun, dan tipu tidak ada
dalam mulutnya (Yes. 53:9). Begitu pula halnya dengan per-
kataan dan tindakan-Nya, yang semuanya tulus, adil, dan
benar.
(2) Dengan sabar: saat Ia dicaci maki, Ia tidak membalas
dengan mencaci maki (ay. 23). saat mereka menghujat-
Nya, mengolok-olok-Nya, dan melontarkan julukan-julukan
kotor kepada-Nya, Ia tetap kelu dan tidak membuka mu-
lutnya. saat mereka bertindak lebih lanjut dengan
melukai Dia melalui pukulan, hantaman, dan memakaikan
mahkota duri di kepala-Nya, Ia tidak mengancam, namun Ia
menyerahkan diri dan perkaranya kepada Dia, yang meng-
hakimi dengan adil, yang pada waktunya akan membuka-
kan bahwa Ia tidak bersalah, serta membalas dendam atas
musuh-musuh-Nya. Ketahuilah bahwa,
[1] Penebus kita yang terpuji itu sepenuhnya suci, dan be-
gitu bebas dari dosa, hingga tidak ada pencobaan atau-
pun hasutan macam apa pun, yang mampu memancing
Dia untuk berbuat dosa sekecil apa pun, bahkan sepa-
tah kata yang tidak pantas dari mulut-Nya.
[2] Hasutan untuk berbuat dosa tidak bisa membenarkan
orang untuk berbuat dosa. Kekasaran, kekejaman, dan
ketidakadilan musuh tidak akan membenarkan orang-
orang Kristen untuk mencaci maki dan membalas den-
dam. Alasan untuk berbuat dosa tidak akan pernah
Surat 1 Petrus 2:13-25
471
terlampau kuat, sebab kita senantiasa memiliki alasan-
alasan lebih kuat untuk menghindarinya.
[3] Penghukuman Tuhan akan dijalankan dengan adil atas
setiap orang dan setiap perkara. Oleh sebab itu kita
sudah seharusnya berserah dengan sabar dan pasrah.
4. Supaya tidak ada yang menyimpulkan dari ayat 21-23 bahwa
kematian Kristus dimaksudkan sekadar sebagai teladan ten-
tang kesabaran di bawah penderitaan, di sini Rasul Petrus
juga menyebutkan tujuan yang lebih agung berikut pengaruh
kesabaran dan kematian-Nya: Ia sendiri, dan seterusnya. Per-
hatikanlah,
(1) Pribadi yang menderita – Yesus Kristus: Ia sendiri, yaitu di
dalam tubuh-Nya. Ungkapan Ia sendiri disampaikan dengan
tegas dan memang penting, untuk menunjukkan bahwa Ia
menggenapi semua nubuatan pada zaman dahulu, yang
membedakan diri-Nya dari para imam Lewi (yang mem-
persembahkan darah makhluk lain, sedang Dia sendiri
mengadakan penyucian dosa kita [Ibr. 1:3]), dan tidak
mengikutsertakan orang lain dalam karya penebusan ma-
nusia. Kemudian ditambahkan perkataan di dalam tubuh-
Nya. Tidak saja bahwa Ia menderita di dalam jiwa-Nya (Mat.
26:38), namun bahwa penderitaan di dalam jiwa itu berada
jauh di dalam dan tersembunyi, sementara penderitaan jas-
mani dapat terlihat dan lebih nyata bagi hamba-hamba
yang menderita ini, untuk siapa contoh ini diberikan.
(2) Penderitaan yang dialami-Nya jmemicu bilur-bilur,
luka-luka, dan kematian, yakni kematian di kayu salib,
hukuman yang sangat merendahkan dan memalukan!
(3) Alasan penderitaan-Nya: Ia memikul dosa kita, yang meng-
ajarkan,
[1] Bahwa Kristus dalam penderitaan-Nya, menanggung
dosa-dosa kita, sebagai orang yang bersedia untuk me-
nyingkirkan dosa-dosa itu dengan jalan mengorbankan
diri-Nya sendiri (Yes. 53:6).
[2] Bahwa Ia menanggung hukuman bagi mereka, sehingga
dengan demikian memenuhi keadilan ilahi.
[3] Bahwa dengan cara ini Ia mengangkat dosa-dosa kita
dan menyingkirkannya dari kita. Sama seperti kambing
472
korban yang menjadi perlambang dalam menanggung
dosa umat Israel di atas kepalanya dan membawanya
pergi (Im. 16:21-22), demikian juga Anak Domba Tuhan
pertama-tema menanggung dosa-dosa kita dalam tu-
buh-Nya sendiri, dan dengan begitu menyingkirkan
dosa-dosa dunia (Yoh. 1:29).
(4) Buah-buah yang dihasilkan penderitaan Kristus yaitu ,
[1] Pengudusan diri kita, berupa kematian dari dosa dan
perbuatan mematikan dosa, serta kehidupan kudus
yang baru penuh kebenaran. Untuk kedua hal ini kita
memiliki contoh dan juga kekuatan serta kemampuan
melalui kematian dan kebangkitan Kristus.
[2] Pembenaran kita. Kristus disiksa dan disalibkan seba-
gai korban penebusan, dan oleh bilur-bilur-Nya kita telah
sembuh. Ketahuilah bahwa, pertama, Yesus Kristus
menanggung dosa-dosa seluruh umat-Nya dan menebus
mereka melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Kedua,
tidak seorang pun dapat bergantung dengan selamat
pada Kristus, yang telah menanggung dosanya dan
menebus kesalahannya, kalau ia tidak mati terhadap
dosa dan hidup dalam kebenaran.
5. Rasul Petrus menutup nasihatnya kepada hamba-hamba Kris-
ten dengan mengingatkan mereka akan perbedaan antara ke-
adaan mereka dahulu dan sekarang (ay. 25). Mereka dahulu
sesat seperti domba, yang melambangkan,
(1) Dosa manusia: ia tersesat. Itu merupakan tindakannya
sendiri. Ia tidak digiring namun sesat atas kehendak sendiri.
(2) Kesengsaraannya: ia tersesat dari padang rumput, dari
sang gembala, dan dari kawanan domba, sehingga dengan
demikian membuka diri terhadap bahaya yang tidak terkira
banyaknya.
(3) Pemulihan mereka melalui pertobatan: namun sekarang te-
lah dikembalikan (KJV). Kata ini berbentuk pasif, dan me-
nunjukkan bahwa kembalinya orang berdosa merupakan
hasil dari kasih karunia ilahi. Mereka kembali dari semua
kesalahan dan pengembaraan mereka kepada Kristus, gem-
bala sejati dan penuh perhatian, yang mengasihi domba-
domba-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya bagi mereka. Ia
Surat 1 Petrus 2:13-25
473
yaitu gembala, penilik, atau pengawas jiwa manusia. Ke-
tahuilah bahwa,
[1] Sebelum bertobat, orang-orang berdosa senantiasa ter-
sesat. Kehidupan mereka merupakan rangkaian kesa-
lahan yang terus berlanjut.
[2] Yesus Kristus yaitu gembala tertinggi dan penilik jiwa-
jiwa yang senantiasa ada bersama kawanan domba-Nya
serta menjaga mereka.
[3] Orang-orang yang mengharapkan kasih dan pemeliha-
raan dari sang Gembala yang agung ini harus kembali
kepada-Nya, harus mati terhadap dosa, dan hidup da-
lam kebenaran.
PASAL 3
alam pasal ini Rasul Petrus menjelaskan kewajiban-kewajiban
suami istri satu terhadap yang lain, dimulai dengan kewajiban
istri (ay. 1-7). Ia menasihati orang-orang Kristen supaya bersatu,
mengasihi, berbelas kasihan, mencari perdamaian, dan bersabar di
bawah penderitaan. Ia menasihati supaya mereka melawan fitnah
musuh-musuh mereka bukan dengan membalas kejahatan dengan
kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, melainkan dengan mem-
berkati, dengan cara siap sedia menjelaskan iman dan pengharapan
yang ada pada mereka, dan dengan menjaga hati nurani yang murni
(ay. 8-17). Untuk mendorong mereka melakukan ini, Rasul Petrus
menunjukkan teladan Kristus, yang menderita, yang benar untuk
orang-orang tidak benar, namun menghukum dunia di zaman dulu
sebab ketidaktaatan mereka, dan menyelamatkan sedikit orang yang
setia di zaman Nuh (ay. 18, sampai selesai).
Kewajiban-kewajiban Suami Istri
(3:1-7)
1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya
jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa
perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 2 jika mereka melihat, ba-
gaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3 Perhiasanmu jangan-
lah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai per-
hiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 4 namun
perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan
yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram,
yang sangat berharga di mata Tuhan . 5 Sebab demikianlah caranya perem-
puan-wanita kudus dahulu berdandan, yaitu wanita -wanita
yang menaruh pengharapannya kepada Tuhan ; mereka tunduk kepada suami-
nya, 6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya.
Dan kamu yaitu anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut
akan ancaman. 7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana
D
476
dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai
teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan
terhalang.
sesudah membahas kewajiban-kewajiban warga negara atau rakyat
kepada pemerintah, dan hamba kepada tuan, Rasul Petrus melanjut-
kan dengan menjelaskan kewajiban suami istri.
I. Supaya istri-istri Kristen tidak berpikiran bahwa pertobatan mere-
ka kepada Kristus, dan semua hak istimewa kristiani yang mereka
peroleh, membebaskan mereka dari kewajiban untuk tunduk
kepada suami mereka yang berasal dari bangsa kafir atau Yahudi,
Rasul Petrus di sini memberi tahu mereka,
1. Apa saja yang merupakan kewajiban seorang istri.
(1) Dengan tunduk, atau berserah dengan penuh kasih sayang
kepada kehendak suami mereka, dan patuh pada kewe-
nangannya yang sepatutnya. Perilaku yang pantas ini me-
rupakan cara yang paling besar kemungkinannya untuk
memenangkan suami yang tidak taat dan tidak percaya,
yang sudah menolak Firman, atau yang tidak mau melihat
bukti lain dari kebenaran Firman selain dari apa yang
mereka lihat dalam kelakuan istri mereka yang bijak, suka
damai, dan patut diteladani. Amatilah,
[1] Setiap hubungan memiliki kewajiban-kewajibannya
sendiri, yang harus diberitakan oleh hamba-hamba Tu-
han, dan harus dipahami oleh jemaat.
[2] Tunduk dengan hati yang gembira, dan hormat dengan
penuh kasih, yaitu kewajiban wanita -wanita
Kristen terhadap suami mereka, entah suami mereka
baik atau jahat. Kewajiban ini dituntut dari Hawa ke-
pada Adam sebelum jatuh ke dalam dosa, dan masih
dituntut sekarang, meskipun jauh lebih sulit dibandingkan
sebelumnya (Kej. 3:16; 1Tim. 2:11).
[3] Walaupun rancangan dari Firman Injil yaitu untuk
memenangkan dan memperoleh jiwa-jiwa bagi Kristus
Yesus, namun ada banyak orang yang begitu keras
kepala sehingga mereka tidak mau dimenangkan oleh
Firman.
Surat 1 Petrus 3:1-7
477
[4] Tidak ada yang lebih berkuasa, di samping firman Tuhan ,
untuk memenangkan jiwa, selain perilaku yang baik
dan menjalankan kewajiban masing-masing dengan pe-
nuh perhatian.
[5] Kekafiran dan ketidakpercayaan tidak melepaskan ikat-
an, atau menghapuskan kewajiban, terhadap keluarga
dan kerabat. Istri harus menunaikan kewajibannya ke-
pada suaminya, meskipun suaminya tidak taat kepada
Firman.
(2) Dengan takut, atau hormat kepada suami mereka (Ef. 5:33).
(3) Dengan hidup yang murni, yang akan diamati dan diper-
hatikan dengan teliti oleh suami mereka yang tidak per-
caya.
[1] Orang jahat suka mengamati dengan saksama perilaku
orang-orang yang mengaku beragama. Rasa ingin tahu,
iri hati, dan kecemburuan mereka membuat mereka
mengawasi jalan dan kehidupan orang-orang baik sam-
pai ke hal yang sekecil-kecilnya.
[2] Hidup yang murni, disertai rasa hormat yang sepantas-
nya dan semestinya kepada setiap orang, merupakan
sarana yang sangat baik untuk memenangkan mereka
kepada iman Injil dan membuat mereka taat kepada
Firman.
(4) Dengan lebih memilih perhiasan-perhiasan batin dibandingkan
perhiasan tubuh.
[1] Rasul Petrus menetapkan aturan mengenai pakaian
wanita saleh (ay. 3). Di sini ada tiga macam per-
hiasan yang dilarang: mengepang-ngepang rambut, yang
pada waktu itu biasa dilakukan oleh wanita cabul.
Memakai emas, atau perhiasan yang terbuat dari emas,
yang dipakai Ribka, Ester, dan wanita -wanita
saleh lain, namun kemudian menjadi pakaian yang ter-
utama dikenakan oleh para pelacur dan orang-orang
fasik. Mengenakan pakaian yang indah-indah, yang
tidak mutlak dilarang, namun hanya sebab terlalu me-
wah dan mahal. Amatilah, pertama, orang-orang saleh
harus memperhatikan semua perilaku lahiriah mereka
supaya sesuai dengan iman Kristen yang mereka akui:
478
Mereka harus menjadi kudus di dalam seluruh hidup
mereka. Kedua, menghiasi tubuh secara lahiriah itu
sering kali tidak senonoh dan berlebihan. Misalnya,
jika yang dikenakan itu tidak wajar dan melebihi
derajat serta kedudukanmu di dunia, jika kamu
bangga dan sombong sebab nya, jika kamu ber-
pakaian dengan maksud untuk memikat dan menggoda
orang lain, jika pakaianmu terlalu megah, aneh,
atau berlebihan, jika gaya dandananmu seronok,
dengan meniru kesembronoan dan kesia-siaan orang-
orang yang buruk, dan jika pakaianmu tidak sopan
dan nakal. Pakaian seorang pelacur tidak pantas di-
pakai seorang ibu Kristen yang murni.
[2] Sebagai ganti menghiasi tubuh jasmani, Rasul Petrus
mengarahkan para istri Kristen untuk memakai per-
hiasan yang jauh lebih luhur dan indah (ay. 4). Di sini
perhatikanlah, pertama, bagian yang harus dihiasi:
Manusia batiniah yang tersembunyi, yaitu jiwa, bagian
dalam manusia yang tersembunyi. Berilah perhatian
untuk menghias dan mempercantik jiwamu dibandingkan
tubuhmu. Kedua, perhiasan yang ditentukan. Perhiasan
itu, secara umum, haruslah sesuatu yang tidak binasa,
yang memperindah jiwa, yaitu segala anugerah dan
kebajikan dari Roh Kudus Tuhan . Perhiasan-perhiasan
tubuh akan hancur oleh ngengat, dan binasa dengan di-
gunakan. namun anugerah Tuhan , semakin lama kita
memakainya, semakin terang dan baiklah ia. Secara
lebih khusus, perhiasan terindah dari wanita Kris-
ten yaitu roh yang lemah lembut dan tenteram, kecen-
derungan hati yang penurut, tanpa nafsu, kesombong-
an, dan kemarahan yang berlebihan, yang menunjuk-
kan dirinya dalam perilaku yang bertanggung jawab
dengan diam terhadap suami dan keluarganya. Jika
suami bersikap kasar dan menentang agama (yang ter-
jadi di sini pada istri-istri yang baik, yang diberi perin-
tah ini oleh Rasul Petrus), maka tidak ada cara lain
untuk memenangkan dia selain dengan perilaku yang
lemah lembut dan bijaksana. Setidak-tidaknya, jiwa
yang tenteram akan membuat wanita yang baik itu
Surat 1 Petrus 3:1-7
479
sendiri tenang, dan sebab terlihat oleh orang lain, itu
akan menjadi perhiasan yang menyenangkan bagi diri-
nya di mata dunia. Ketiga, keunggulan roh yang lemah
lembut dan tenteram. Kelemahlembutan dan ketente-
raman roh, dalam pandangan Tuhan , bernilai tinggi. Ia
menyenangkan di mata manusia, dan berharga di mata
Tuhan . Amatilah,
1. Yang harus menjadi perhatian utama orang Kristen
yang sungguh-sungguh yaitu bagaimana menata
dan menguasai dengan benar rohnya sendiri. Di
mana perbuatan orang munafik berakhir, di situ per-
buatan orang Kristen yang sungguh-sungguh dimulai.
2. Karunia-karunia manusia batiniah yaitu perhiasan
utama orang Kristen. namun roh yang sabar, tenang,
dan tenteramlah yang terutama membuat laki-laki
ataupun wanita indah dan elok.
2. sebab kewajiban-kewajiban para istri Kristen itu pada dasar-
nya sulit, Rasul Petrus menegaskan berbagai kewajiban itu
melalui teladan,
(1) wanita -wanita kudus di zaman dulu, yang mena-
ruh pengharapan kepada Tuhan (ay. 5). “Kamu tidak bisa
mencari-cari alasan bahwa kaummu lemah, namun kamu
harus melihat apa yang dapat dilakukan oleh wanita -
wanita kudus di zaman dulu. Mereka hidup di zaman
dahulu, dan kekurangan pengetahuan untuk memberi tahu
mereka serta teladan untuk menyemangati mereka. Namun
di segala zaman mereka menjalankan kewajiban ini. Mere-
ka yaitu wanita -wanita kudus, dan sebab itu
teladan mereka wajib diikuti. Mereka menaruh pengharap-
an kepada Tuhan , namun tidak mengabaikan kewajiban me-
reka terhadap manusia. Kewajiban-kewajiban yang dikena-
kan padamu, yaitu roh yang tenteram dan tunduk kepada
suami, bukanlah hal baru, namun sudah dijalankan sejak
dahulu oleh wanita -wanita hebat dan terbaik di
dunia.”
(2) Melalui teladan Sara, yang patuh pada suaminya, dan
mengikutinya saat dia pergi dari Ur-Kasdim, dengan tidak
mengetahui tempat yang ia tujui, dan menamai dia tuannya,
480
dan dengan demikian menunjukkan kepada suaminya
penghormatan dan pengakuan akan keunggulannya atas
dia. Semua ini dilakukan Sara meskipun ia dinyatakan se-
bagai putri oleh Tuhan dari sorga, melalui perubahan nama-
nya. “Dan kamu yaitu anak-anaknya, jika kamu menela-
dani dia dalam iman dan perbuatan baik, dan tidak, sebab
takut terhadap suami, meninggalkan kebenaran yang
kamu akui atau mengabaikan kewajibanmu terhadap sua-
mimu, namun siap menjalankannya, tanpa takut atau pak-
saan, namun timbul dari hati nurani di hadapan Tuhan dan
rasa kewajiban terhadap suami.” Amatilah,
[1] Tuhan memperhatikan secara teliti, dan mencatat secara
persis, semua tindakan semua laki-laki dan wanita
di dunia.
[2] Tunduknya istri kepada suami yaitu kewajiban yang
sudah dijalankan di mana-mana oleh wanita -pe-
rempuan kudus di segala zaman.
[3] Kehormatan terbesar dari setiap laki-laki atau perem-
puan terletak pada sikap mereka yang rendah hati dan
setia dalam hubungan atau keadaan di mana Tuhan
Sang Pemelihara telah menempatkan mereka.
[4] Tuhan memperhatikan kebaikan yang ada pada hamba-
hamba-Nya, bagi kehormatan dan keuntungan mereka,
namun Ia menutupi banyak kekurangan. Ketidakpercaya-
an dan cemooh Sara diabaikan, saat kebajikan-keba-
jikannya dirayakan.
[5] Orang-oran