k-
anak dan ahli waris-Nya, yang dikasihi-Nya dan diangkat-Nya
sebagai anak. Mereka harus bersuka dalam hubungan mereka
yang berbahagia dengan Anak Bapa, sebagai anggota-anggota
tubuh-Nya yang terkasih, dan sebagai ahli waris bersama-
sama dengan Dia. Mereka juga harus bersuka dalam pengam-
punan akan dosa-dosa mereka, pengudusan kodrat mereka,
pengangkatan mereka sebagai anak, dan pengharapan akan
anugerah dan kemuliaan, yang akan disingkapkan saat
Tuhan dan Kepala sorgawi mereka datang kembali. Kalau
mereka teguh dalam iman mereka yang kudus, betapa mereka
akan bersukacita! Murid-murid di Antiokhia penuh dengan
sukacita dan dengan Roh Kudus (Kis. 13:52).
Surat 1 Yohanes 1:5-7
625
Kesaksian Rasuli
(1:5-7)
5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sam-
paikan kepada kamu: Tuhan yaitu terang dan di dalam Dia sama sekali tidak
ada kegelapan. 6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan
Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak
melakukan kebenaran. 7 namun jika kita hidup di dalam terang sama seperti
Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan
yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala
dosa.
Rasul Yohanes, sesudah menyatakan kebenaran dan martabat dari
Sang Pengarang Injil, di sini membawa pesan atau berita dari Dia.
Dari sini ada kesimpulan yang dengan sewajarnya harus diambil
untuk diperhatikan dan diyakini oleh orang-orang yang mengaku
beriman, atau yang mengaku menyambut Injil yang mulia ini.
I. Inilah pesan atau berita yang ditegaskan Rasul Yohanes sebagai
pesan yang datang dari Tuhan Yesus: Dan inilah berita, yang telah
kami dengar dari Dia (ay. 5), dari Anak-Nya Yesus Kristus. sebab
Kristuslah yang langsung mengutus para rasul, maka Dia yaitu
Pribadi yang terutama dibicarakan dalam bacaan sebelumnya,
dan Kristus jugalah yang dimaksud dengan kata ganti Dia dalam
bacaan ini. Para rasul dan hamba-hamba Tuhan di zaman rasuli
yaitu utusan-utusan Tuhan Yesus. Merupakan suatu kehormat-
an bagi mereka, kehormatan utama yang mereka agungkan,
untuk menyampaikan pikiran dan pesan-pesan-Nya kepada dunia
dan kepada jemaat-jemaat. Inilah hikmat dan ketetapan (dispen-
sasi) sekarang dari Tuhan Yesus, yaitu menyampaikan pesan-
pesan-Nya kepada kita melalui orang-orang seperti kita sendiri.
Dia yang mengenakan kodrat manusia berkenan untuk meng-
hormati bejana-bejana tanah liat. Sudah menjadi keinginan besar
para rasul untuk didapati setia, dan menyampaikan dengan setia
semua tugas dan pesan yang mereka terima. Apa yang sudah
disampaikan kepada mereka, ingin sekali mereka beritahukan:
Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami
sampaikan kepada kamu. Sebuah pesan yang datang dari Firman
hidup, dari Firman kekal, haruslah kita terima dengan senang
hati. Dan pesan-Nya sekarang yaitu (berkenaan dengan kodrat
Tuhan yang harus kita layani, dan yang dengan-Nya kita harus
mendambakan persekutuan yang seerat-eratnya), yaitu bahwa
626
Tuhan yaitu terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada
kegelapan (ay. 5). Pesan ini menegaskan keluhuran kodrat ilahi.
Dia yaitu segala keindahan dan kesempurnaan yang dapat
digambarkan kepada kita melalui terang. Kerohanian, kemurnian,
kebijaksanaan, kekudusan, dan kemuliaan-Nya utuh tak
terpisahkan dan berasal dari diri-Nya sendiri. Dan pesan ini juga
menegaskan mutlak dan utuhnya keluhuran dan kesempurnaan
itu. Di dalam Dia tidak ada cacat atau ketidaksempurnaan, tidak
ada campuran dengan hal apa saja yang asing atau bertentangan
dengan keluhuran yang mutlak, tidak ada perubahan, tidak pula
ada kemungkinan untuk menjadi rusak: Di dalam Dia sama sekali
tidak ada kegelapan (ay. 5). Atau pesan ini mungkin lebih
berhubungan langsung dengan apa yang biasanya disebut sebagai
kesempurnaan moral dari kodrat ilahi, yaitu apa yang harus kita
tiru, atau apa yang secara lebih langsung mempengaruhi kita
dalam pekerjaan Injili kita. Dalam pengertian itu, maka pesan ini
mencakup kekudusan Tuhan , kemurnian mutlak dari kodrat dan
kehendak-Nya, pengetahuan-Nya yang menusuk sampai ke dalam
(khususnya ke dalam hati), serta kecemburuan dan keadilan-Nya,
yang menyalakan api yang amat terang dan berkobar-kobar.
Sudah sepantasnya kepada dunia yang gelap ini Tuhan yang agung
digambarkan sebagai terang yang murni dan sempurna. Tuhan
Yesuslah yang dengan paling baik membukakan kepada kita
nama dan kodrat Tuhan yang tak terselami: Anak Tunggal Tuhan ,
yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Meru-
pakan hak istimewa dari wahyu Kristen untuk memberitahukan
kepada kita gambaran yang paling mulia, paling megah, dan
paling serasi tentang Tuhan yang terpuji, yang sedemikian rupa
sehingga gambaran itu sangat sesuai dengan terang akal budi dan
dengan apa yang dapat ditunjukkan olehnya, sangat sesuai
dengan kemegahan karya-karya-Nya di sekitar kita, dan dengan
kodrat serta jabatan-Nya sebagai Pengatur, Penguasa, dan Hakim
Agung atas dunia. Apa lagi yang bisa dimasukkan (berkenaan
dengan segala sesuatu yang mencakup kesempurnaan seperti itu)
ke dalam satu kata selain hal ini, bahwa Tuhan yaitu terang dan
di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan? Maka dari itu,
II. Ada kesimpulan yang dengan sewajarnya harus diambil dari
pesan dan berita ini, dan kesimpulan itu untuk dipertimbangkan
Surat 1 Yohanes 1:5-7
627
dan diyakini oleh orang-orang yang mengaku beriman, atau yang
mengaku menyambut Injil ini. Kesimpulan ini terbagi menjadi
dua:
1. Untuk meyakinkan orang-orang yang mengaku beriman namun
tidak memiliki persekutuan yang benar dengan Tuhan : Jika kita
katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun
kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak
melakukan kebenaran. Sudah diketahui bahwa dalam
pengertian Kitab Suci, hidup atau berjalan berarti mengatur
dan menyusun jalan dan tindakan-tindakan hidup bermoral,
yaitu hidup sejauh itu ditundukkan kepada hukum ilahi.
Berjalan atau hidup di dalam kegelapan berarti hidup dan
bertindak sesuai dengan kebodohan, kesalahan, dan perbuat-
an yang sangat keliru sehingga bertentangan dengan tuntutan-
tuntutan dasar dari agama kita yang kudus. Nah, mungkin
ada orang yang mengaku sudah memperoleh pencapaian-
pencapaian dan kenikmatan-kenikmatan besar dalam agama.
Mereka mungkin mengaku bersekutu dengan Tuhan , namun
hidup mereka tidak saleh, tidak bermoral, dan tidak murni.
Kepada orang-orang seperti itu, Rasul Yohanes tidak takut
menunjukkan kebohongan mereka: Mereka berdusta dan tidak
melakukan kebenaran. Mereka mendustai Tuhan , sebab Ia tidak
memiliki persekutuan atau hubungan sorgawi dengan jiwa-
jiwa yang tidak kudus. Bagaimanakah terang dapat bersatu
dengan gelap? Mereka mendustai diri mereka sendiri, atau
berdusta mengenai diri mereka sendiri, sebab mereka tidak
memiliki hubungan seperti itu dengan Tuhan , dan juga tidak
memiliki cara untuk masuk menghadap Dia. Tidak ada
kebenaran dalam pengakuan atau perbuatan mereka, atau
perbuatan mereka menunjukkan kebohongan dari pengakuan
dan kepura-puraan mereka, dan memperlihatkan kebodohan
dan kepalsuannya.
2. Untuk meyakinkan dan selanjutnya memuaskan orang-orang
yang dekat dengan Tuhan : namun jika kita hidup di dalam
terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang
lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari
pada segala dosa. Seperti halnya Tuhan yang terpuji yaitu
terang yang kekal dan tak terhingga, dan Sang Pengantara
yaitu terang dunia dari Tuhan , demikian pula ketetapan
628
kristiani yaitu terang besar yang terbit dalam bola dunia kita,
dan bersinar di dunia bawah sini. Jika roh dan perbuatan kita
serupa dengan terang ini, maka itu menunjukkan persekutuan
atau hubungan dengan Tuhan . Orang-orang yang hidup demi-
kian menunjukkan bahwa mereka mengenal Tuhan , bahwa
mereka telah menerima Roh Tuhan , dan bahwa gambar atau
rupa ilahi tercap pada jiwa mereka. Maka kita beroleh perse-
kutuan seorang dengan yang lain, mereka dengan kita dan kita
dengan mereka, dan kita semua dengan Tuhan , dalam hal-hal
yang terberkati atau yang membawa kebahagiaan sorgawi,
yang disampaikan Tuhan kepada kita. Dan inilah salah satu hal
yang membawa kebahagiaan sorgawi, yang sudah disampai-
kan-Nya kepada kita itu, yakni bahwa darah atau kematian
Anak-Nya diterapkan atau diperhitungkan kepada kita: Darah
Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
Sang Hidup kekal, Anak yang kekal, telah mengenakan darah
dan daging, dan dengan demikian menjadi Yesus Kristus.
Yesus Kristus telah menumpahkan darah-Nya bagi kita, atau
mati untuk menyucikan dosa-dosa kita dalam darah-Nya
sendiri. Darah-Nya yang dicurahkan ke atas kita membebas-
kan kita dari kesalahan akibat semua dosa kita, baik dosa
asali maupun dosa perbuatan kita sendiri, yang bersifat bawa-
an maupun yang nyata dilakukan. Dan dengan demikian kita
menjadi benar di mata-Nya. namun bukan hanya itu, darah-
Nya juga mendatangkan bagi kita kuasa-kuasa kudus yang
dengannya dosa semakin hari semakin ditundukkan, sampai
pada akhirnya terhapuskan (Gal. 3:13-14).
Pengakuan dan Pengampunan
(1:8-10)
8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita
sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 9 Jika kita mengaku dosa
kita, maka Ia yaitu setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 10 Jika kita berkata,
bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi
pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Surat 1 Yohanes 1:8-10
629
Dalam perikop ini,
I. Rasul Yohanes, sesudah memberi pandangan bahwa bahkan
orang-orang yang sudah beroleh persekutuan sorgawi ini sekali-
pun masih berdosa, melanjutkan dengan membenarkan anggapan
itu. Ini dilakukannya dengan menunjukkan akibat-akibat yang
mengerikan jika kita menyangkal kebenaran hal ini, yang secara
khusus ada dua:
1. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu
diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita (ay. 8).
Kita harus berhati-hati supaya tidak menipu diri sendiri dalam
menyangkali dosa-dosa kita atau berdalih bagi dosa-dosa kita.
Semakin kita melihat dosa-dosa kita, semakin kita akan
menghormati dan menghargai obat penawarnya. Jika kita
menyangkalnya, kebenaran tidak ada di dalam kita, entah
kebenaran yang menentang penyangkalan itu (kita berdusta
dalam menyangkal dosa kita), atau kebenaran agama, dua-
duanya tidak ada di dalam kita. Agama Kristen yaitu agama
orang-orang berdosa, orang-orang yang sudah berdosa, yang
dalam diri mereka dosa sedikit banyak masih tinggal. Kehidup-
an Kristen yaitu kehidupan yang senantiasa bertobat, senan-
tiasa merendahkan diri sebab dosa dan mematikan dosa,
senantiasa beriman, bersyukur, dan mengasihi Sang Penebus,
dan senantiasa menantikan dengan penuh harapan dan
sukacita kedatangan hari penebusan yang mulia, saat orang
percaya akan sepenuhnya dan pada akhirnya dibebaskan, dan
dosa dihapuskan untuk selama-lamanya.
2. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka
kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada
di dalam kita (ay. 10). Menyangkali dosa tidak hanya menipu
diri kita sendiri, namun juga menghina kehormatan Tuhan .
Penyangkalan itu menantang kebenaran-Nya. Ia sudah begitu
banyak memberi bukti tentang dosa dunia dan melawan dosa
dunia. Berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya (bertekad demikian
dalam hati-Nya): Aku takkan mengutuk bumi ini lagi (seperti
yang baru-baru ini dilakukan-Nya) sebab manusia, sebab
atau sekalipun (mengikuti seorang cendekiawan, Uskup
Patrick) yang ditimbulkan hatinya yaitu jahat dari sejak kecil-
nya (Kej. 8:21). Tuhan telah bersaksi tentang adanya dosa yang
630
terus berlanjut dan keberdosaan dunia dengan menyediakan
korban yang memadai dan mujarab untuk dosa, yang akan
dibutuhkan di segala zaman. Dan Tuhan telah bersaksi tentang
berlanjutnya keberdosaan orang-orang percaya sendiri dengan
mengharuskan mereka untuk senantiasa mengakui dosa-dosa
mereka, dan membasuh diri mereka dengan iman dalam darah
korban itu. Oleh sebab itu, jika kita berkata bahwa kita tidak
berdosa atau belum berdosa, maka firman Tuhan tidak ada di
dalam kita, tidak ada di dalam pikiran kita sehingga kita dapat
mengenalnya, tidak pula ada di dalam hati kita sehingga
berpengaruh dalam perilaku kita.
II. Rasul Yohanes kemudian mengajar orang percaya mengenai jalan
yang harus ditempuh supaya senantiasa memperoleh pengam-
punan dosa. Di sini kita mendapati,
1. Kewajiban orang percaya supaya senantiasa mendapat peng-
ampunan dosa: Jika kita mengaku dosa kita (ay. 9). Mengaku
dosa dan bertobat yaitu pekerjaan orang percaya, dan sarana
untuk membebaskannya dari kesalahan dosa. Dan,
2. Apa yang dapat mendorongnya untuk memperoleh pengam-
punan dosa, dan kepastian bahwa hasilnya akan membahagia-
kan. Inilah kebenaran, kebajikan, dan pengampunan Tuhan ,
yang kepada-Nya orang percaya membuat pengakuan dosa: Ia
yaitu setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (ay. 9).
Tuhan itu setia terhadap perjanjian dan firman-Nya, yang di
dalamnya Ia telah menjanjikan pengampunan bagi mereka
yang mengaku dosa dengan hati yang bertobat dan percaya. Ia
pasti adil terhadap diri-Nya sendiri dan kemuliaan-Nya, sebab
Ia sudah menyediakan korban seperti itu, yang melaluinya
kebenaran-Nya menjadi nyata dalam membenarkan orang-
orang berdosa. Ia juga pasti adil terhadap Anak-Nya, sebab Ia
tidak hanya mengutus-Nya untuk menjalankan pelayanan
pengampunan dosa, namun juga berjanji kepada-Nya bahwa
siapa yang datang melalui Anak-Nya itu akan diampuni sebab
Dia. Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenar-
kan banyak orang oleh hikmatnya (dengan mengenal Dia
disertai hati yang percaya) (Yes. 53:11). Tuhan itu pengampun
Surat 1 Yohanes 1:8-10
631
dan juga pemurah, dan sebab itu Dia akan mengampuni
semua dosa orang yang mengakui dosa-dosa mereka dengan
menyesal, dan akan menyucikan dia dari segala kesalahan
akibat kejahatannya, dan pada waktunya akan melepaskan
dia dari kuasa dan perbuatan jahat.
PASAL 2
i sini Rasul Yohanes menganjurkan supaya tidak berbuat dosa
(ay. 1-2), menunjukkan pengetahuan dan kasih kepada Tuhan
yang sebenarnya (ay. 3-6), memperbarui ajaran tentang kasih persau-
daraan (ay. 7-11), berbicara kepada orang-orang Kristen dari bebe-
rapa golongan usia (ay. 12-14), memperingatkan perihal cinta terha-
dap dunia (ay. 15-17), terhadap para penyesat (ay. 18-19), menyata-
kan jaminan bagi orang-orang Kristen sejati (ay. 20-27), dan menasi-
hati agar tetap tinggal di dalam Kristus (ay. 28-29).
Pendamaian Kristus
(2:1-2)
1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita memiliki seorang
pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. 2 Dan Ia yaitu
pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, namun
juga untuk dosa seluruh dunia.
Ayat-ayat ini berhubungan dengan pokok yang mengakhiri pasal
sebelum ini, perihal anggapan Rasul Yohanes mengenai dosa orang
Kristen yang sesungguhnya. Dan di sini ia memberi mereka anjuran
berupa larangan dan juga dukungan.
I. Larangan. Ia tidak mengizinkan perbuatan dosa: “Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat
dosa (ay. 1). Tujuan atau inti surat ini, maksud tentang apa yang
baru kukatakan tentang persekutuan dengan Tuhan dan upaya
merusaknya melalui jalan yang tidak saleh, yaitu untuk mela-
rangmu berbuat dosa dan mendorongmu agar menjauhinya.”
Amatilah dorongan penuh kasih sayang yang biasa digunakannya
D
634
untuk menyampaikan peringatan: Anak-anakku, anak-anak yang
mungkin diperoleh melalui Injil yang diberitakannya, anak-anak
sebab mereka jauh di bawah usia dan pengalamannya, anak-
anakku, sebab mereka sangat dikasihinya di dalam ikatan Injil.
Pastilah Injil paling berjaya di mana dan bilamana kasih
pelayanan yang demikian berlimpah. Atau boleh jadi pembaca
yang bijaksana akan memiliki alasan untuk berpikir bahwa
maksud Rasul Yohanes dalam larangan atau peringatan ini bisa
juga dibaca sebagai berikut: Hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
bukan supaya kamu berbuat dosa. Dengan demikian perkataan-
nya akan mengacu kepada apa yang sebelum ini dikatakannya
perihal jaminan pengampunan dosa: Ia yaitu setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita (1:9). Dengan
demikian, perkataannya bertujuan menghindari semua penyalah-
gunaan terhadap kebaikan dan kemurahan ini. “Walaupun dosa
orang-orang yang mengaku dengan penuh penyesalan akan di-
ampuni, namun aku menulis ini bukan untuk mendorongmu agar
berbuat dosa, melainkan sebab alasan lain.” Atau, kalimat
ini bisa juga merujuk kepada apa yang akan dikatakan
Rasul Yohanes perihal Pengantara atau Pembela bagi orang-orang
berdosa. Dengan demikian ayat ini dipakai untuk berjaga-
jaga, sebagai pencegahan supaya jangan terjadi kesalahan atau
penyalahgunaan seperti itu: “Hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
bukan supaya kamu berbuat dosa, melainkan supaya kamu bisa
melihat ada obat bagi dosa.” Dengan demikian, kalimat ini
dapat diubah secara terbalik (seperti yang diketahui orang terpela-
jar): Namun jika seorang berbuat dosa, ia bisa mengetahui perto-
longan dan penyembuhannya. Dengan demikian kita melihat,
II. Dukungan serta kelepasan bagi orang percaya dalam hal dosa:
Namun (namun ) jika seorang berbuat dosa (siapa pun di antara kita
atau dari persekutuan kita yang disebutkan sebelum ini), kita
memiliki seorang pengantara pada Bapa, dst. (ay. 1). Orang
percaya sendiri, yakni mereka yang sudah lebih dahulu bersuka-
cita di dalam Injil, masih bisa berbuat dosa. Oleh sebab itu terda-
pat perbedaan mencolok dengan orang-orang berdosa duniawi.
ada orang-orang yang sudah di-Kristen-kan (yaitu yang di-
sahkan di dalam hak-hak istimewa yang kudus dan yang menye-
lamatkan dari tubuh mistik atau tubuh rohani Kristus), dan
Surat 1 Yohanes 2:1-2
635
orang-orang yang belum di-Kristen-kan, antara orang-orang ber-
dosa yang sudah bertobat dan yang belum bertobat. Ada sebagian
orang yang meskipun benar-benar berbuat dosa, namun jika
dibandingkan dengan orang-orang lain, dikatakan tidak berbuat
dosa (3:9). saat orang-orang percaya menerima pendamaian
pada saat mereka masuk ke dalam keadaan pengampunan dan
pembenaran, mereka memiliki seorang Pengantara di sorga yang
akan terus mempertahankan keadaan itu bagi mereka, dan terus
mendapatkan pengampunan bagi mereka. Dan inilah yang harus
menjadi dukungan, kepuasan, dan tempat perlindungan bagi
orang-orang percaya (atau orang Kristen sejati) di dalam atau atas
dosa-dosa mereka: Kita memiliki seorang Pengantara. Sebutan
ini adakalanya digunakan untuk Roh Kudus, yang kemudian
diterjemahkan menjadi Penghibur. Ia bertindak di dalam kita. Ia
menaruh permohonan dan perkataan di dalam hati serta mulut
kita. Demikian juga halnya dengan Pengantara kita, yakni dengan
mengajar kita menjadi pengantara bagi diri sendiri. namun di
sini ada seorang Pengantara di luar diri kita, yakni di sorga ber-
sama Tuhan Bapa. Jabatan serta tugas yang pantas dari seorang
pengantara atau pembela yaitu dengan hakim. Terhadap hakim-
lah ia membela perkara orang yang dibelanya. Hakim dengan
siapa Pengantara kita mengajukan pembelaan yaitu Sang Bapa,
Bapa-Nya dan Bapa kita. Dia yang dulunya menjadi Hakim kita di
pengadilan hukum Taurat (pengadilan terhadap hukum Taurat
yang dilanggar) sekarang yaitu Bapa kita di pengadilan Injili,
yakni pengadilan sorga dan kasih karunia. Takhta atau kursi
pengadilan-Nya merupakan tutup pendamaian atau kursi rahmat.
Dan Dia yang yaitu Bapa kita, juga merupakan Hakim kita,
Pengadil yang Maha-agung bagi kedudukan dan keadaan kita,
baik untuk hidup maupun mati, untuk waktu sekarang ataupun
kekekalan. Kamu sudah datang – kepada Tuhan , yang menghakimi
semua orang (Ibr. 12:22-23). Supaya orang-orang percaya dapat
didorong untuk berbesar hati, bahwa perkara mereka akan dita-
ngani dengan baik, maka, seperti halnya Hakim mereka direpre-
sentasikan dalam hubungan sebagai seorang Bapa dengan
mereka, demikian juga Pengantara mereka direkomendasikan
kepada mereka berdasar pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
636
1. Melalui pribadi dan sebutan-sebutan yang disandang-Nya.
Yakni Yesus Kristus, Anak Bapa, yang diurapi Bapa untuk
menjalankan seluruh tugas pengantaraan, seluruh karya pe-
nyelamatan, dan oleh sebab nya juga untuk menjadi Peng-
antara atau Pembela.
2. Melalui kemampuan atau sifat-Nya untuk menjalankan tugas
itu. Dialah Tuhan yang adil, adil di hadapan pengadilan dan
pada pemandangan Sang Hakim. Sifat ini belum tentu terda-
pat pada pembela lain. Pembela lain (atau pembela di pengadil-
an lain) boleh jadi seseorang yang tidak adil, namun membela
perkara yang benar (perkara orang benar), dan membela per-
kara itu sesuai dengan itu. Namun di sini, orang yang dibela
itu memang bersalah. Mereka tidak dapat dibela sebagai orang
yang tidak bersalah dan benar secara hukum. Dosa mereka
harus diakui atau dipandang benar ada. sebab itu kebenaran
Sang Pembela sendirilah yang harus diajukan-Nya untuk
membela pelaku kejahatan itu. Ia tetap benar sampai mati,
benar demi mereka. Ia telah membawa serta kebenaran kekal.
Hal ini tidak akan disangkal oleh Sang Hakim. berdasar
alasan inilah Ia membela, supaya dosa-dosa mereka yang
dibela-Nya itu tidak diperhitungkan kepada mereka.
3. Melalui pembelaan yang harus diajukan-Nya, yakni dasar ser-
ta alasan pembelaan-Nya: Dan Ia yaitu pendamaian untuk se-
gala dosa kita (ay. 2). Ia menjadi korban demi penebusan,
korban persembahan pendamaian yang telah dipersembahkan
kepada Sang Hakim bagi semua pelanggaran kita terhadap
keagungan, hukum, dan pemerintahan Sang Hakim. Merupa-
kan kesia-siaan jika ada sebagian orang percaya yang ber-
usaha membedakan antara pembela penebusan dan pembela
perantaraan, atau pengantara bagi jasa yang sangat berbeda.
Penengah perantaraan, yakni Pengantara kita, yaitu Pene-
ngah penebusan, pendamaian bagi dosa-dosa kita. Pendamai-
an inilah yang dibela-Nya. Kita mungkin saja beranggapan
bahwa darah-Nya telah kehilangan nilai dan keampuhannya,
andaikata hal ini tidak disebut masih terus berlanjut di sorga
sejak saat dicurahkan. Namun, sekarang kita melihat bahwa
darah-Nya sangat dihargai di sorga sana, sebab darah itu
masih terus terlibat dalam pengantaraan Sang Pengantara
agung (jaksa agung) bagi jemaat Tuhan . Ia hidup senantiasa
Surat 1 Yohanes 2:3-6
637
untuk menjadi Pengantara mereka bagi semua orang yang oleh
Dia datang kepada Tuhan .
4. Melalui luasnya pembelaan-Nya atau jangkauan pendamaian-
Nya. Pembelaan atau pendamaian-Nya ini tidak dibatasi bagi
satu bangsa saja, dan tidak dikhususkan bagi bangsa Israel,
umat Tuhan pada zaman dahulu itu: Ia yaitu pendamaian
untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja (bukan
untuk dosa-dosa kita orang Yahudi saja, kita yang merupakan
keturunan Abraham secara jasmani), namun juga untuk dosa
seluruh dunia (ay. 2). Tidak saja bagi orang-orang percaya pada
masa lampau atau sekarang, namun juga bagi dosa-dosa semua
orang yang akan percaya kepada-Nya atau datang kepada
Tuhan melalui Dia. Jangkauan dan tujuan kematian Sang Peng-
antara menjangkau semua suku, bangsa, dan negara. Sama
seperti Ia merupakan satu-satunya Pengantara, Ia juga meru-
pakan pendamaian menyeluruh bagi semua orang yang disela-
matkan dan dibawa pulang kepada Tuhan , dan kepada per-
kenan serta pengampunan-Nya.
Tugas Orang Percaya
(2:3-6)
3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Tuhan , yaitu jikalau kita menu-
ruti perintah-perintah-Nya. 4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, namun
ia tidak menuruti perintah-Nya, ia yaitu seorang pendusta dan di dalamnya
tidak ada kebenaran. 5 namun barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam
orang itu sungguh sudah sempurna kasih Tuhan ; dengan itulah kita ketahui,
bahwa kita ada di dalam Dia. 6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di
dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Ayat-ayat ini tampaknya berkaitan dengan ayat ketujuh pasal sebe-
lumnya, dan di antara ayat ini dengan ayat-ayat ini, ada
suatu pokok bahasan yang muncul saat kewajiban dan pertolongan
bagi orang percaya menyangkut dosa dibicarakan. Hal ini terjadi keti-
ka disebut-sebut soal hak istimewa orang percaya, yakni disucikan
dari dosa oleh darah Sang Pengantara. Di dalam ayat itu, yakni 1
Yohanes 1:7, Rasul Yohanes menegaskan akibat menguntungkan dari
hidup di dalam terang: “Maka kita beroleh persekutuan seorang
dengan yang lain, dan persaudaraan dan persekutuan ilahi yang
demikian merupakan hak istimewa jemaat Kristus.” Sekarang di
dalam pasal ini, yaitu dalam ayat-ayat di atas tadi, kita melihat
638
bagaimana cobaan dan ujian atas terang serta kasih kita bisa
berhasil.
I. Ujian atas terang kita: Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal
Tuhan , yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya (ay. 3).
Terang dan pengenalan ilahi merupakan keindahan dan pening-
katan akal budi. Sungguh pantas bagi para murid Sang Pengan-
tara bila mereka menjadi orang-orang yang memiliki hikmat dan
pengertian. Orang-orang Kristen yang muda mudah membesar-
besarkan terang mereka yang baru dan memuji-muji pengetahuan
mereka sendiri, terutama jika hal ini disampaikan dengan
tiba-tiba atau dalam waktu singkat. Orang-orang Kristen yang tua
mudah ragu, apakah pengenalan mereka sudah cukup dan penuh
atau belum. Mereka mengeluh bahwa mereka sudah tidak
mengenal Tuhan dan Kristus, serta kekayaan Injil-Nya lagi. Namun,
di sini diberikan bukti tentang kekuatan pengenalan atau
pengetahuan kita, yakni jika pengenalan ini mendesak kita
untuk menuruti perintah-perintah Tuhan . Setiap kesempurnaan
hakikat-Nya menguatkan kuasa-Nya. Hikmat di dalam rencana-
rencana-Nya, kekayaan kasih karunia-Nya, serta keagungan kar-
ya-Nya, mendatangkan kepujian bagi hukum serta pemerintahan-
Nya. Ketaatan yang cermat dan berhati-hati terhadap perintah-
perintah-Nya menunjukkan bahwa pemahaman serta pengenalan
tentang perintah-perintah-Nya itu telah tertanam di dalam jiwa
dengan sepenuhnya. Oleh sebab itu, kebalikan dari pernyataan ini
yaitu bahwa, barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, namun ia
tidak menuruti perintah-Nya, ia yaitu seorang pendusta dan di
dalamnya tidak ada kebenaran (ay. 4). Orang-orang yang meng-
aku mengenal kebenaran, sering kali malu dengan ketidaktahuan
mereka, atau malu mengakui ketidaktahuan mereka itu. Mereka
sering kali berlagak telah mencapai banyak dalam mengenali
rahasia ilahi: Kamu bermegah dalam Tuhan , dan tahu akan
kehendak-Nya, dan oleh sebab diajar dalam hukum Taurat, dapat
tahu (menurut penilaian akalmu) mana yang baik dan mana yang
tidak, dan yakin, bahwa engkau (sudah sepantasnya) yaitu
penuntun orang buta, dan seterusnya (Rm. 2:17, dst.). Namun,
pengenalan akan Tuhan macam apa itu sampai tidak bisa melihat
bahwa Ia yaitu yang paling layak untuk mendapatkan seluruh
dan segenap ketaatan sepenuh-penuhnya? Dan kalaupun kela-
Surat 1 Yohanes 2:3-6
639
yakan-Nya itu bisa dilihat dan diketahui, betapa sia-sia dan pal-
sunya pengenalan ini jika tidak berhasil menggerakkan hati
kepada ketaatan! Hidup tanpa ketaatan itu menunjukkan kesa-
lahan dan aib dari pengenalan agama yang penuh kepura-puraan.
Kehidupan tanpa ketaatan demikian menampakkan dusta sikap
dari orang-orang yang penuh dengan sikap bermegah dan kepura-
puraan, dan menunjukkan bahwa tidak ada agama ataupun keju-
juran di dalam diri mereka.
II. Ujian kasih kita: namun barangsiapa menuruti firman-Nya, di
dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Tuhan ; dengan
itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia (ay. 5). Menuruti
firman Tuhan atau Kristus berarti mengikuti firman-Nya di dalam
semua kelakuan dan jalan hidup dengan penuh sikap kudus. Di
dalam diri orang yang berbuat demikian, kasih Tuhan disempurna-
kan. Boleh jadi ada beberapa orang yang dalam hal ini memahami
kasih Tuhan kepada kita. Tidak perlu diragukan lagi bahwa kasih-
Nya kepada kita tidak dapat disempurnakan (atau mencapai
rancangan dan buah sempurnanya) tanpa pengamalan kita sen-
diri akan firman-Nya dalam perbuatan kita. Kita dipilih untuk
menjadi kudus dan tidak bersalah di hadapan-Nya di dalam ka-
sih. Kita dibebaskan untuk menjadi umat kepunyaan-Nya sendiri,
yang rajin berbuat baik. Kita diampuni dan dibenarkan supaya
ikut mengambil bagian yang lebih besar dari Roh Tuhan untuk
memperoleh pengudusan. Kita dikuduskan supaya dapat berjalan
dalam kekudusan dan ketaatan. Tidak ada perbuatan kasih ilahi
yang berakhir pada diri kita dapat mencapai tujuan, akhir, dan
pengaruhnya, jika kita tidak mengamalkan firman Tuhan de-
ngan kekudusan. Bagaimanapun, di sini kalimatnya lebih menan-
dakan kasih kita kepada Tuhan . Jadi menurut ayat 15, maka kasih
akan (kepada) Bapa tidak ada di dalam orang itu. Menurut pasal
3:17, bagaimanakah kasih (kepada) Tuhan dapat tetap di dalam
dirinya? Nah, terang yaitu untuk menyalakan kasih, sedang
kasih harus dan akan menuruti firman Tuhan . Kasih memperta-
nyakan apakah Dia yang dikasihi telah merasa senang dan dila-
yani? Apakah Dia merasa demikian melalui pengamalam atas
kehendak-Nya yang telah Dia nyatakan? Dengan cara itulah maka
kasih itu bekerja dan menampakkan dirinya sendiri. Di situlah
kasih diperlihatkan. Di situlah ia mencapai pengamalannya, pene-
640
rapannya, sukacitanya yang sempurna (atau lengkap). Dan
dengan cara itulah (melalui pengamalan akan kehendak Tuhan
atau Kristus dengan saksama), kita ketahui, bahwa kita ada di
dalam Dia (ay. 5), kita tahu bahwa kita yaitu kepunyaan-Nya,
dan bahwa kita dipersatukan dengan-Nya oleh Roh yang mening-
gikan serta menolong kita dalam ketaatan ini. Jika kita mengakui
hubungan kita dengan-Nya dan penyatuan kita dengan-Nya,
maka keharusan ini harus terus ada pada kita: Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama
seperti Kristus telah hidup (ay. 6). Kristus Tuhan pernah tinggal
dan hidup di dunia ini. Di dunia sini Ia memberi contoh
cemerlang perihal ketaatan mutlak kepada Tuhan . Orang-orang
yang mengaku berada di pihak-Nya dan mau terus mengikuti Dia,
harus hidup bersama-Nya, hidup mengikuti pola dan teladan-Nya.
Para pengikut beberapa sekte filsuf zaman dahulu sangat meng-
hormati perintah serta perilaku para pengajar dan guru sekte me-
reka masing-masing. Jadi terlebih lagi orang Kristen yang meng-
aku tinggal di dalam dan bersama Kristus, harus bertekad men-
jadi serupa dengan Guru dan Kepala mereka itu yang sempurna
tanpa kesalahan apa pun, dan mengikuti jalan serta aturan-Nya:
Kamu yaitu sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperin-
tahkan kepadamu (Yoh. 15:14).
Hukum Kasih
(2:7-11)
7 Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan
kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mula-
nya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. 8 Namun perin-
tah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam
Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang
benar telah bercahaya. 9 Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam
terang, namun ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai
sekarang. 10 Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam
terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. 11 namun barangsiapa mem-
benci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelap-
an. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, sebab kegelapan itu telah membutakan
matanya.
Ayat ketujuh bisa berarti merujuk ke pokok yang disampaikan tepat
sebelum itu (sehingga hidup sama seperti Kristus telah hidup, yang di
sini disebut bukan perintah baru, melainkan perintah lama. Hal inilah
yang pasti hendak ditanamkan para rasul ke mana pun mereka
Surat 1 Yohanes 2:7-11
641
memberitakan Injil Kristus), atau ini juga bisa merupakan apa yang
hendak dinasihatkan kepada kita, yakni hukum kasih persaudaraan.
Inilah pesan yang telah kamu dengar dari mulanya (3:11), dan juga
perintah yang sudah ada (2Yoh. 1:5). Nah, sementara Rasul Yohanes
menganjurkan orang berperilaku seperti itu, ia juga siap memberi
contoh mengenai perilaku itu dengan menggunakan sapaan yang
penuh kasih: “Saudara-saudara, kalian yang kukasihi di dalam kasih
yang kuminta darimu.” Dan dengan demikian pedoman tentang kasih
persaudaraan itu dianjurkan,
I. Sebagai pedoman lama: Saudara-saudara yang kekasih, bukan
perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah
lama yang telah ada padamu dari mulanya (ay. 7). Pedoman ten-
tang kasih pastilah sama tuanya dengan kodrat manusia, namun
pelaksanaan, tuntutan dan alasannya beragam. saat kodrat
manusia dalam keadaan tidak berdosa dahulu diwariskan kepada
keturunannya, manusia harus saling mengasihi sebagai orang
yang sedarah, menempati bumi sebagai anak-anak Tuhan , dan
menyandang citra-Nya. Dalam keadaan berdosa dan dijanjikan
akan mendapatkan pemulihan, mereka harus saling mengasihi
sebagai orang yang bertalian dengan Tuhan Pencipta mereka, saling
bertalian melalui darah, dan sebagai mitra di dalam pengharapan
yang sama. saat orang-orang Ibrani secara khusus dihimpun,
sesuai dengan hal itu mereka harus saling mengasihi sebagai
umat yang memiliki hak istimewa, yang diberikan perjanjian dan
pengangkatan sebagai anak, dan yang darinya Sang Mesias dan
Kepala gereja harus terbit. Dan hukum kasih harus disampaikan
dengan kewajiban baru kepada Israel baru milik Tuhan dan kepada
jemaat Injil, sehingga dengan demikian merupakan perintah lama,
atau perkataan yang telah didengar anak-anak Injil Israel dari
mulanya (ay. 7).
II. Sebagai pedoman baru: “Namun, untuk semakin mendesakmu
kepada kewajiban ini, perintah baru juga yang kutuliskan kepada
kamu, yakni hukum masyarakat baru, atau persatuan Kristen,
yang telah ternyata benar di dalam Dia. Pedoman ini pertama-
tama benar di dalam dan menyangkut Sang Kepala dari persatuan
Kristen itu. Kebenarannya pertama-tama benar, dan juga berlim-
pah di dalam diri-Nya. Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
642
menyerahkan diri-Nya baginya. Dan itu terbukti di dalam kamu.
Dalam ukuran tertentu, hukum ini dituliskan di hatimu. Kamu
diajar Tuhan untuk saling mengasihi, dan hal itu disebab kan
(atau mengingat, atau mengingat kenyataan bahwa) kegelapan
sedang lenyap, yakni kegelapan pikiranmu yang belum bertobat
(baik orang Yahudi atau bukan Yahudi) dan penuh prasangka,
ketidaktahuanmu yang menyedihkan akan Tuhan dan Kristus
sekarang sudah lenyap, dan terang yang benar telah bercahaya
(ay. 8). Terang pewahyuan Injil telah bersinar membawa hidup
dan kuasa ke dalam hatimu. Oleh sebab itu kamu telah melihat
keunggulan kasih Kristen, dan kewajiban mendasar terhadapnya.”
Oleh sebab itu kita melihat bahwa dasar-dasar (terutama
pedoman-pedoman dasar) Kekristenan bisa digambarkan sebagai
sesuatu yang baru ataupun lama. Ajaran Reformasi, atau ajaran
di gereja-gereja Reformed, merupakan ajaran baru dan lama-baru,
yakni merupakan ajaran baru sebab diajarkan sesudah masa
kegelapan yang lama, melalui terang Reformasi, disebut baru ka-
rena dimurnikan dari pemalsuan-pemalsuan ajaran gereja sebe-
lumnya. Disebut lama, sebab telah diajarkan dan telah didengar
dari mulanya. Kita harus memastikan agar kasih karunia atau
kebajikan yang benar di dalam Kristus itu juga benar di dalam
kita. Kita harus serupa dengan Kepala kita. Semakin kegelapan
kita lenyap, dan terang Injil bersinar di dalam diri kita, semakin
dalam juga kita harus takluk kepada perintah-perintah Tuhan
kita, entah itu dianggap lama atau baru. Terang harus menghasil-
kan panas yang sesuai. Sejalan dengan itu, berikut yaitu ujian
lain bagi terang kristiani kita. Sebelum ini, terang itu harus di-
buktikan melalui ketaatan kepada Tuhan , sedang di sini, mela-
lui kasih kristiani.
1. Orang yang tidak memiliki terang seperti itu mengaku-ngaku
sekan-akan memilikinya: Barangsiapa berkata, bahwa ia ber-
ada di dalam terang, namun ia membenci saudaranya, ia berada
di dalam kegelapan sampai sekarang (ay. 9). Sungguh patut
bagi orang-orang Kristen sejati untuk mengakui apa yang telah
Tuhan lakukan bagi jiwa mereka. Namun, di dalam gereja yang
tampak di dunia ini, sering kali ada orang-orang yang
memandang diri lebih dari sebenarnya. Ada yang berkata bah-
wa mereka berjalan di dalam terang, bahwa pewahyuan ilahi
sangat berkesan di hati dan roh mereka, namun tetap hidup
Surat 1 Yohanes 2:7-11
643
dalam kebencian dan permusuhan terhadap saudara-saudara
Kristen mereka. Hati mereka tidak dapat digerakkan dengan
rasa kasih Kristus terhadap saudara-saudara mereka. Oleh
sebab itu mereka tetap berada dalam kegelapan, meskipun
mereka berpura-pura memeluk agama Kristen.
2. Orang yang dikuasai kasih Kristus itu membuktikan bahwa
terangnya sungguh baik dan sejati: Barangsiapa mengasihi
saudaranya (sebagai saudara di dalam Kristus), ia tetap ber-
ada di dalam terang (ay. 10). Ia melihat dasar dan alasan kasih
Kristen. Ia mampu memahami bobot dan nilai penebusan
Kristen. Ia melihat alangkah pantasnya jika kita mengasihi
orang-orang yang dikasihi Kristus. Akibatnya, di dalam dia
tidak ada penyesatan (ay. 10). Ia tidak akan mempermalukan,
tidak akan menjadi batu sandungan bagi saudara-saudaranya.
Ia akan berhati-hati agar tidak menyebabkan saudaranya ber-
buat dosa atau membuatnya berpaling dari jalan benar. Kasih
Kristen mengajar kita agar menjunjung tinggi jiwa saudara
kita, dan menjauhi apa pun yang dapat membahayakan ke-
murnian dan rasa damainya.
3. Kebencian merupakan tanda kegelapan rohani: namun barang-
siapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan (ay.
11). Terang rohani ditanamkan oleh Roh kasih karunia, dan
salah satu buah Roh ialah kasih. sebab itu, orang yang di-
kuasai kedengkian terhadap saudara Kristen tentunya tidak
memiliki terang rohani. Akibatnya, ia hidup di dalam kegelapan
(ay. 11). Hidupnya bersesuaian dengan pikiran dan hati nurani
yang gelap, sehingga ia tidak tahu ke mana ia pergi. Ia tidak
melihat ke mana roh kegelapan ini membawanya, terutama ke
dunia yang penuh kegelapan, sebab kegelapan itu telah mem-
butakan matanya (ay. 11). Kegelapan yang membutakan, yang
dibuktikan dengan roh yang jahat, bertolak belakang dengan
terang hidup. Bila kegelapan berada di dalam diri seseorang,
maka pikiran, penilaian, dan hati nuraninya akan gelap, se-
hingga dengan demikian akan salah melihat jalan menuju
hidup kekal sorgawi. Di sini kita dapat mengamati betapa Rasul
Yohanes sekarang telah dipulihkan dari perangainya yang
meledak-ledak. Pernah dulu ia ingin menyuruh api turun dari
langit ke atas orang-orang Samaria yang miskin dan bodoh,
yang tidak mau menerima Kristus dan para murid (Luk. 9:54).
644
Namun, Tuhannya telah menunjukkan bahwa ia tidak menge-
nal rohnya sendiri, atau ke mana rohnya membawa dia. Kare-
na sudah semakian menghirup Roh Kristus, ia mengembuskan
perbuatan baik kepada umat manusia, dan kasih kepada se-
mua saudara. Tuhan Yesus-lah Guru Agung mengenai kasih,
dan sekolah-Nya (jemaat-Nya sendiri) merupakan sekolah ka-
sih. Murid-murid-Nya merupakan murid-murid kasih, sedang-
kan keluarga-Nya pastilah merupakan keluarga kasih.
Larangan Mengasihi Dunia
(2:12-17)
12 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni
oleh sebab nama-Nya. 13 Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, sebab
kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada
kamu, hai orang-orang muda, sebab kamu telah mengalahkan yang jahat. 14
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab kamu mengenal Bapa.
Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, sebab kamu mengenal Dia, yang
ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, sebab
kamu kuat dan firman Tuhan diam di dalam kamu dan kamu telah mengalah-
kan yang jahat. 15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di
dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada
di dalam orang itu. 16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan
daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia. 17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keingin-
annya, namun orang yang melakukan kehendak Tuhan tetap hidup selama-
lamanya.
Perintah baru tentang kasih kudus ini, termasuk dorongan untuk
menjalankannya, mungkin ditujukan kepada beberapa tingkatan mu-
rid yang ditegur di sini. beberapa lulusan sekolah Kristen, gereja
yang am, harus memastikan diri agar memelihara ikatan kasih ku-
dus. Atau, sebab adanya anjuran penting dan larangan yang harus
diikuti, yang jika tidak diperhatikan dapat jmemicu ajaran
yang sangat penting tentang kasih Tuhan dan kasih persaudaraan
tidak dapat tetap hidup, maka sudah sepantasnya Rasul Yohanes
sepertinya mendahului nasihatnya dengan pesan sepenuh hati ke-
pada beberapa bentuk atau golongan di dalam sekolah Kristus. Biar-
lah bayi-bayi atau anak-anak, orang-orang muda, dan orang-orang
tua (atau adepti, teleioi, yang paling sempurna), di dalam lembaga
Kristen, tahu supaya mereka jangan mengasihi dunia ini. sebab itu,
Surat 1 Yohanes 2:12-17
645
I. Kita lihat di sini bagaimana pesan itu disampaikan kepada berba-
gai bentuk dan tingkatan di dalam jemaat Kristus. Semua orang
Kristen tidak memiliki kedudukan dan sifat yang sama. Ada
yang masih seperti bayi di dalam Kristus, orang dewasa, dan mu-
rid-murid tua. Sama seperti mereka ini berada dalam keadaan
masing-masing yang khas, demikian juga masing-masing memiliki
kewajiban-kewajiban khusus. Walaupun begitu, ada aturan
dan ketaatan yang sama di antara mereka semua, seperti misal-
nya saling mengasihi dan membenci dunia. Kita juga melihat bah-
wa para gembala yang berhikmat akan menyampaikan firman
kehidupan dengan bijaksana, dan memberi berbagai anggota
keluarga Kristus bagian masing-masing yang sesuai: Aku menulis
kepada kamu, hai anak-anak, bapa-bapa, dan orang-orang muda.
Di dalam pembagian ini, Rasul Yohanes berpesan kepada,
1. Tingkatan terendah dalam sekolah Kristen: Aku menulis ke-
pada kamu, hai anak-anak (ay. 12). ada orang-orang baru
di dalam agama, bayi-bayi di dalam Kristus, yakni mereka
yang sedang mempelajari dasar-dasar kesalehan Kristen.
Rasul Yohanes sepertinya membesarkan hati mereka dengan
cara mengajukan permintaan kepada mereka terlebih dulu.
Boleh jadi memang berguna untuk orang-orang yang lebih
cakap untuk mendengar apa yang dikatakan kepada orang-
orang yang lebih muda dari mereka. Dasar-dasar yang paling
sederhana patut diulang. Pedoman-pedoman dasar merupakan
fondasi atau dasar dari semuanya. Rasul Yohanes menyebut
mereka anak-anak dalam Kekristenan berdasar dua per-
timbangan:
(1) Sebab dosa mereka telah diampuni oleh sebab nama-Nya
(ay. 12). Murid termuda yang tulus telah diampuni. Perse-
kutuan orang-orang kudus disertai dengan pengampunan
dosa. Dosa diampuni, baik oleh sebab nama Tuhan , demi
kepujian bagi kemuliaan-Nya (kesempurnaan-Nya yang
mulia diperlihatkan di dalam pengampunan), maupun oleh
sebab nama Kristus, atas alasan-Nya dan penebusan yang
ada di dalam-Nya. Mereka yang diampuni Tuhan sangat ber-
kewajiban untuk melepaskan dunia ini yang sangat meng-
ganggu kasih Tuhan .
646
(2) Oleh sebab pengenalan mereka akan Tuhan : Aku menulis
kepada kamu, hai anak-anak, sebab kamu mengenal Bapa
(ay. 14). Anak-anak biasanya tidak mengenal siapa pun se-
cepat mengenal bapa mereka. Anak-anak di dalam Kekris-
tenan harus dan benar-benar mengenal Tuhan . Mereka se-
mua, besar kecil, akan mengenal Aku (Ibr. 8:11). Anak-anak
di dalam Kristus harus tahu bahwa Tuhan yaitu Bapa me-
reka. Hal ini merupakan hikmat mereka. Kita biasa ber-
kata, anak yang bijaksana mengenal bapanya. Anak-anak
ini tidak bisa tidak pasti mengenal bapa mereka. Mereka
bisa diyakinkan dengan baik oleh kuasa orang yang mela-
hirkan mereka dan oleh kasih karunia orang yang menjadi-
kan mereka anak. Orang-orang yang mengenal Bapa akan
bisa dijauhkan dari kasih akan dunia ini. Kemudian Rasul
Yohanes melanjutkan,
2. Kepada mereka dengan pencapaian serta kedudukan tertinggi,
yakni mereka yang sudah dewasa di dalam Kekristenan, ke-
pada siapa ia memberi sebutan terhormat: Aku menulis ke-
pada kamu, hai bapa-bapa (ay. 13-14), kepada Manason yang
sudah lama menjadi murid (Kis. 21:16). Rasul Yohanes lang-
sung beralih dari tingkat murid dasar ke puncak, dari yang
terendah ke yang tertinggi, supaya mereka yang berada di
tengah bisa mendengar kedua pelajaran yang disampaikan,
dapat mengingat apa yang telah mereka pelajari, dan meng-
amati pelajaran apa yang harus mereka capai: Aku menulis
kepada kamu, hai bapa-bapa. Mereka yang paling lama belajar
di sekolah Kristus membutuhkan nasihat serta petunjuk lebih
lanjut. Murid paling tua harus ke sorga (perguruan tinggi di
atas) sambil membawa artikel nya, yakni Alkitab. Kepada para
bapa harus disampaikan surat dan khotbah, sebab tidak ada
yang terlampau tua untuk belajar. Rasul Yohanes menulis
kepada mereka berdasar pertimbangan akan pengetahuan
mereka: Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, sebab
kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya (ay. 14). Orang-
orang tua memiliki pengetahuan serta pengalaman, dan meng-
harapkan tindakan yang berbeda. Rasul Yohanes bersedia
mengakui pengetahuan orang-orang Kristen berusia lanjut,
dan memberi selamat kepada mereka atas hal itu. Mereka
sudah mengenal Kristus Tuhan, terutama Dia, yang ada dari
Surat 1 Yohanes 2:12-17
647
mulanya (1:1). Sama seperti Kristus yaitu Alfa dan Omega
demikian juga Ia juga harus menjadi awal dan akhir dari
pengetahuan Kekristenan kita. Segala sesuatu kuanggap rugi,
sebab pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia
dari pada semuanya (Flp. 3:8). Orang-orang yang mengenal
Dia yang ada dari mulanya, sebelum dunia ini dijadikan, akan
cukup mampu melepaskan dunia ini. Selanjutnya,
3. Kepada orang-orang Kristen usia muda, yakni mereka yang se-
dang berkembang dan menginjak usia dewasa: Aku menulis
kepada kamu, hai orang-orang muda (ay. 13-14). ada
orang-orang dewasa di dalam Yesus Kristus, yakni yang telah
mencapai kekuatan roh serta akal sehat, dan mampu mem-
bedakan yang baik dan jahat. Rasul Yohanes menulis kepada
mereka berdasar pertimbangan-pertimbangan berikut:
(1) Oleh tindakan kepahlawanan mereka dalam perang. Mereka
yaitu prajurit tangkas Kristus: sebab kamu telah meng-
alahkan yang jahat (ay. 13). Si jahat senantiasa berperang
melawan jiwa-jiwa, terutama para murid. Namun, mereka
yang sudah belajar dengan baik di sekolah Kristus, mampu
menggunakan senjata dan menaklukkan si jahat. Mereka
yang mampu menaklukkannya dapat dipanggil juga untuk
menaklukkan dunia yang merupakan alat Iblis yang sangat
ampuh.
(2) Oleh kekuatan mereka yang tampak melalui pencapaian
mereka: sebab kamu kuat dan kamu telah mengalahkan
yang jahat (ay. 14). Orang-orang muda sudah terbiasa
bermegah di dalam kekuatan mereka. Sungguh merupakan
kemuliaan bagi orang-orang muda jika mereka kuat di
dalam Kristus dan kasih karunia-Nya. Hal ini akan menjadi
kemuliaan bagi mereka dan juga menguji kekuatan mereka
saat mengalahkan Iblis. Jika mereka tidak teramat kuat
bagi Iblis, maka Iblis terlalu tangguh bagi mereka. Biarlah
orang-orang Kristen yang kekar menunjukkan kekuatan
mereka dalam menaklukkan dunia, dan kekuatan yang
sama juga harus digerakkan untuk mengalahkan Iblis.
(3) Oleh pengetahuan mereka tentang firman Tuhan : dan firman
Tuhan diam di dalam kamu (ay. 14). Firman Tuhan harus
diam di dalam murid-murid yang sudah dewasa. Ini meru-
pakan gizi dan persediaan tenaga mereka. Firman Tuhan
648
merupakan senjata yang dapat digunakan untuk menga-
lahkan si jahat. Ia bagaikan pedang Roh untuk menangkal
anak-anak panah berapi Iblis. Dan orang-orang yang memi-
liki firman Tuhan di dalam diri mereka diperlengkapi dengan
baik di dalam penaklukan dunia.
II. Kita telah melihat anjuran ataupun larangan disampaikan sebagai
kata-kata pendahuluan dan pengantar, sebagai peringatan yang
menjadi dasar penting bagi pengamalan agama: “Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya (ay. 15). Hendak-
lah kamu disalibkan terhadap dunia, mati terhadap keinginan,
urusan, dan godaan duniawi.” Berbagai tingkatan orang Kristen
itu harus bersatu di dalam hal ini, yakni mati terhadap dunia.
jika mereka telah dipersatukan seperti itu, tidak lama kemu-
dian mereka akan bersatu sebab sebab-sebab lain: kasih mereka
harus dicadangkan bagi Tuhan dan jangan diberikan kepada dunia.
Di sini kita melihat alasan bagi larangan serta peringatan ini.
Mereka terdiri atas beberapa tingkatan, dan memang sudah demi-
kianlah seharusnya. Sungguh sulit untuk bertengkar dengan atau
melarang para murid mengasihi dunia. Alasan-alasan ini diambil,
1. Dari kasih yang tidak tetap ini, dibandingkan dengan kasih
Tuhan : Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa
tidak ada di dalam orang itu (ay. 15). Hati manusia sungguh
sempit sehingga tidak mampu diisi dengan kedua kasih itu.
Dunia menarik dan menjauhkan hati dari Tuhan . Oleh sebab
itu, semakin kasih akan dunia berjaya, maka kasih akan Tuhan
akan semakin redup dan padam.
2. Dari larangan terhadap kasih duniawi atau keinginan daging.
Hal ini tidak ditentukan Tuhan : bukan berasal dari Bapa, me-
lainkan dari dunia (ay. 16). Kasih atau keinginan daging ini
tidak ditetapkan Tuhan (Ia meminta kita menjauhinya), namun
muncul dari dunia. Dunia merupakan perampok yang meram-
pas kasih sayang kita. Di sini kita melihat seperti apa dunia
itu, yang oleh sebab itu harus disalibkan dan ditolak. Dunia,
jika dipandang secara jasmani, memang baik dan patut dika-
gumi sebagai hasil karya Tuhan , bagaikan gelas dengan kesem-
purnaan-Nya yang memancar dari dalamnya. Namun, dunia
juga harus diperhatikan dalam hubungannya dengan kita
sekarang yang berada dalam keadaan tercemar, dan bagai-
Surat 1 Yohanes 2:12-17
649
mana dunia bekerja terhadap kelemahan kita serta menghasut
dan menyalakan keinginan cemar kita. Di antara dunia ini dan
keinginan daging ada daya tarik-menarik dan persekong-
kolan. Dunia menerobos dan mengganggu keinginan daging,
sehingga dengan demikian bangkit melawan Tuhan . Oleh sebab
itu, semua yang ada di dalam dunia dibedakan dalam tiga
kelompok, sesuai dengan ketiga kemauan utama tabiat yang
telah rusak, yaitu,
(1) Keinginan daging. Di sini daging, dibedakan dari mata dan
hidup, berarti tubuh. Keinginan daging, dari dalam dirinya
sendiri, merupakan kesenangan dan kegemaran dalam
memuaskan kenikmatan daging, sedang di luar dirinya,
terdiri dari semua hal yang membangkitkan dan menyalah-
kan kesenangan daging. Keinginan ini biasanya disebut ke-
mewahan.
(2) Kemudian ada keinginan mata. Mata menyukai harta.
Kekayaan dan harta benda sangat didambakan mata yang
boros. Ini yaitu keinginan yang tamak.
(3) Lalu ada keangkuhan hidup. Pikiran sia-sia mendam-
bakan kehebatan, kelengkapan, dan kemegahan hidup ge-
merlap yang sia-sia. Keangkuhan hidup merupakan ke-
inginan berlebihan dan rasa haus akan kehormatan serta
tepuk tangan. Ini termasuk penyakit telinga, yang suka
disanjung dengan rasa kagum dan pujian. Hal-hal yang
menjadi sasaran keinginan ini harus ditinggalkan dan
disingkirkan. sebab memikat dan menguasai sepenuhnya
perasaan dan keinginan, semua ini bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia (ay. 16). Bapa tidak mengizin-
kan mereka, sedang dunia seharusnya menyimpan sen-
diri semua hal itu bagi dirinya sendiri. Nafsu atau keingin-
an akan hal-hal ini harus ditundukkan dan dimatikan. De-
ngan demikian, memuaskan hal itu tidak ditetapkan oleh
Bapa, namun ditawarkan oleh dunia yang penuh perangkap
ini.
3. Dari keadaan hal-hal duniawi yang sia-sia dan akan lenyap,
serta kesukaan akan hal-hal ini . Dan dunia ini sedang
lenyap dengan keinginannya (ay. 17). Apa yang ada di dalam
dunia sedang menghilang dan mati dengan cepat. Keinginan
650
itu sendiri, berikut kegemaran akan hal ini menjadi layu
dan membusuk. Keinginan itu tidak akan dapat dibangkitkan
lagi dan segera lenyap (Pkh. 12:5). Dan apa yang kemudian
terjadi dengan kemegahan dan kesenangan semua orang yang
sekarang sedang terbaring membusuk di dalam kubur?
4. Dari kekekalan kekasih ilahi, kekasih Tuhan : orang yang mela-
kukan kehendak Tuhan , yang harus menjadi sifat dari kekasih
Tuhan , yang bertentangan dengan kekasih dunia ini, tetap
hidup selama-lamanya (ay. 17). Sasaran kasih-Nya yang ber-
tentangan dengan dunia yang sedang lenyap, akan tetap hidup
selama-lamanya. Kerinduannya atau perasaannya yang kudus,
bertentangan dengan keinginan daging yang akan lenyap,
tetap hidup selama-lamanya. Kasih tidak akan pernah gagal,
sedang kekasih Tuhan itu sendiri merupakan ahli waris
kekekalan serta hidup tanpa akhir, dan pada waktunya nanti
akan dibawa ke sana.
Dari semua ayat ini kita harus mengamati kemurnian dan kero-
hanian ajaran rasuli. Kehidupan hewani harus takluk kepada hidup
ilahi. Tubuh dengan kegemarannya harus dikuasai oleh iman atau
kasih Tuhan yang penuh kemenangan.
Mengenai Antikristus
(2:18-19)
18 Anak-anakku, waktu ini yaitu waktu yang terakhir, dan seperti yang
telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit
banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar yaitu
waktu yang terakhir. 19 Memang mereka berasal dari antara kita, namun mere-
ka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-
sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan
kita. namun hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka
sungguh-sungguh termasuk pada kita.
Di sini ada ,
I. Nubuat tentang waktu, bahwa akhir zaman itu akan datang:
Anak-anakku, waktu ini yaitu waktu yang terakhir (ay. 18).
Sebagian orang beranggapan bahwa Rasul Yohanes di sini kem-
bali berbicara kepada tingkatan pertama orang-orang Kristen.
Mereka yang masih anak-anak paling mudah disesatkan, dan oleh
sebab itu, “Anak-anakku, kalian yang masih muda di dalam iman,
Surat 1 Yohanes 2:18-19
651
waspyaitu agar kalian tidak dicemarkan.” Namun, sama seperti
di tempat lain, hal ini mungkin juga merupakan nasihat secara
umum, sebagai peringatan bahaya bagi semua orang Kristen:
“Anak-anakku, waktu ini yaitu waktu yang terakhir. Pemerintah-
an Yahudi di dalam jemaat dan masyarakat kita akan segera ber-
akhir. Ketetapan dan tata tertib Musa sedang lenyap. Masa-masa
Daniel tidak berlaku lagi. Penghancuran kota serta tempat kudus
orang Ibrani sudah dekat, dan akan menemui ajalnya dalam air
bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan
pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan (Dan. 9:26). Sudah
sepantasnya para murid diperingatkan tentang akhir zaman yang
segera datang, serta diberi tahu sebanyak mungkin tentang masa-
masa waktu yang dinubuatkan.
II. Tanda waktu yang terakhir: sekarang telah bangkit banyak anti-
kristus (ay. 18), dan banyak yang menentang pribadi, pengajaran,
serta kerajaan Kristus. Sungguh merupakan bagian pemeliharaan
Tuhan yang penuh rahasia, mengapa antikristus dibiarkan mun-
cul. Namun, saat mereka sudah datang, sungguh baik dan pa-
tut jika para murid diberi tahu mengenai keberadaan mereka.
Para hamba Tuhan harus menjadi penjaga kaum Israel. Sekarang,
adanya antikristus seperti itu tidak harus menjadi serangan me-
rugikan bagi para murid:
1. Kedatangan seorang antikristus yang hebat telah diberitahu-
kan sebelumnya: seperti yang telah kamu dengar, seorang anti-
kristus akan datang (ay. 18). Jemaat semuanya telah diberi-
tahukan melalui pewahyuan ilahi bahwa akan ada perlawanan
panjang dan berbahaya terhadap Kristus dan jemaat-Nya
(2Tes. 2:8-10). Tidaklah mengherankan jika ada ba-
nyak pendahulu dan pelopor, sebelum antikristus yang utama
itu tiba: sekarang telah bangkit banyak antikristus, rahasia
kejahatan sudah bekerja.
2. Jemaat juga diberi tahu mengenai tanda dari waktu terakhir
ini. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan mun-
cul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat
dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka me-
nyesatkan orang-orang pilihan juga (Mat. 24:24). Inilah para
pelopor penghancuran negeri, bangsa, dan agama orang Ya-
hudi: waktu ini benar-benar yaitu waktu yang terakhir (ay.
652
18). Semoga nubuatan perihal adanya para penyesat yang mun-
cul di dunia Kekristenan itu justru menguatkan kita untuk me-
lawan penyesatan mereka.
III. Beberapa gambaran tentang para penyesat atau antikristus ini.
1. Lebih bersifat positif. Dahulu mereka pernah menyambut atau
mengaku percaya akan pengajaran para rasul: “Memang mere-
ka berasal dari antara kita (ay. 19), dari kalangan dan perse-
kutuan kita.” Boleh jadi dari jemaat di Yerusalem, atau bebe-
rapa jemaat di daerah Yudea, Beberapa orang datang dari
Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara
di situ, dst. (Kis. 15:1). Di antara jemaat-jemaat yang paling
murni bisa saja ada orang-orang yang murtad dan mem-
berontak. Pengajaran rasuli tidak membuat bertobat seluruh
anggota jemaat yang diyakinkan dengan kebenarannya.
2. Lebih bersifat pribadi. “Di dalam hati, mereka tidak seperti
kita: namun mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita.
Mereka tidak dengan segenap hati telah menaati pengajaran
yang telah diteruskan kepada mereka. Mereka tidak bersama
kita, menyatu dengan Kristus yang menjadi Kepala.” Kemu-
dian inilah,
(1) Alasan untuk menyimpulkan bahwa mereka bukan dari
kita, tidak seperti apa yang pura-pura mereka tunjukkan
atau tidak seperti kita, dan itulah pembelotan mereka yang
sesungguhnya: “Sebab jika mereka sungguh-sungguh terma-
suk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan
kita (ay. 19). jika kebenaran kudus itu berurat akar di
dalam hati mereka, maka kebenaran itu akan memegang
mereka bersama kita. Seandainya mereka telah menerima
pengurapan ilahi, yang olehnya mereka dijadikan orang
Kristen yang benar dan sejati, maka mereka tidak akan
berbelok menjadi antikristus.” Mereka yang murtad dari
iman dengan cukup jelas menunjukkan bahwa sudah dari
sebelumnya mereka memang munafik di dalam beragama.
Sebab, orang-orang yang telah mereguk roh kebenaran Injil
memiliki penangkal untuk melawan kekeliruan yang meng-
hancurkan.
Surat 1 Yohanes 2:20-27
653
(2) Alasan mengapa mereka dibiarkan meninggalkan pengajar-
an rasuli dan persekutuan, yaitu supaya ketidaksungguh-
an hati mereka dapat diketahui: namun hal itu terjadi (atau
mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita), supaya
menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sung-
guh termasuk pada kita (ay. 19). Jemaat tidak begitu tahu
siapa saja yang merupakan anggota yang sesungguhnya,
dan siapa yang bukan. Oleh sebab itu, jemaat yang diang-
gap sudah dikuduskan secara batiniah, dapat dikatakan
tidak kelihatan. Beberapa yang munafik harus dinyatakan
di sini, demi mempermalukan dan menguntungkan mereka
juga, sebab telah mengurangi kebenaran, jika mereka
tidak berbuat dosa sampai mati, dan juga demi untuk me-
nimbulkan rasa takut serta memberi peringatan bagi yang
lain. namun kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu
telah mengetahui hal ini sebelumnya. sebab itu waspada-
lah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan
orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehi-
langan peganganmu yang teguh. namun bertumbuhlah dalam
kasih karunia, dst. (2Ptr. 3:17-18).
Mengenai Antikristus
(2:20-27)
20 namun kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demi-
kian kamu semua mengetahuinya. 21 Aku menulis kepadamu, bukan sebab
kamu tidak mengetahui kebenaran, namun justru sebab kamu mengetahui-
nya dan sebab kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal
dari kebenaran. 22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal
bahwa Yesus yaitu Kristus? Dia itu yaitu antikristus, yaitu dia yang
menyangkal baik Bapa maupun Anak. 23 Sebab barangsiapa menyangkal
Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga
memiliki Bapa. 24 Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu
harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari
mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di
dalam Anak dan di dalam Bapa. 25 Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya
sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. 26 Semua itu kutulis kepadamu,
yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. 27 Sebab di
dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-
Nya. sebab itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. namun sebagaimana
pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-
Nya itu benar, tidak dusta – dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar
kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
654
Di sini,
I. Rasul Yohanes menguatkan hati para murid (yang kepadanya
surat ini ditujukan) di dalam masa-masa penuh bahaya saat ini,
pada masa ini yang penuh dengan para penyesat. Ia menguatkan
hati mereka dengan meyakinkan mereka bahwa mereka akan
tetap teguh berdiri di hari kemurtadan ini: namun kamu telah ber-
oleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu
semua mengetahui semua hal. Kita melihat,
1. Berkat yang memperkaya mereka, suatu salep sorgawi: kamu
telah beroleh pengurapan. Orang-orang Kristen sejati merupa-
kan orang-orang yang diurapi, dan nama mereka sungguh
menyiratkan hal ini . Mereka diurapi dengan minyak
kasih karunia, dengan berbagai karunia serta anugerah rohani
oleh Roh kasih karunia. Mereka diurapi sehingga memegang
jabatan serupa dengan Tuhan mereka, yakni sebagai nabi,
imam, dan raja bagi Tuhan . Roh Kudus diperbandingkan de-
ngan minyak, api, dan air, sedang penyampaian kasih ka-
runia-Nya yang mampu menyelamatkan itu merupakan peng-
urapan kita.
2. Dari siapa berkat ini datang, yaitu dari Yang Kudus, baik dari
Roh Kudus maupun dari Kristus Tuhan, Inilah firman dari
Yang Kudus (Why. 3:7). Kristus Tuhan sungguh mulia di
dalam kekudusan-Nya. Kristus Tuhan memberi berbagai
kasih karunia Roh ilahi, dan mengurapi para murid untuk
membuat mereka seperti diri-Nya sendiri, serta untuk mene-
guhkan mereka demi kepentingan-Nya.
3. Akibat dari pengurapan ini, yaitu menjadi salep mata rohani
yang menerangi dan menguatkan mata pengertian: “Dan
dengan demikian kamu semua mengetahuinya (ay. 20), menge-
tahui semua hal menyangkut Kristus dan ajaran-Nya, yang
telah dijanjikan dan diberikan kepadamu untuk tujuan itu”
(Yoh. 14:26). Kristus Tuhan tidak menangani semua orang
yang mengaku murid dengan cara sama, sebab beberapa
menerima urapan lebih dibandingkan yang lain. Sungguh sangat
berbahaya jika mereka yang tidak diurapi seperti itu sama
sekali tidak setia kepada Kristus, sehingga mereka sebaliknya
menjadi antikristus dan kemudian melawan pribadi, kerajaan,
dan kemuliaan Kristus.
Surat 1 Yohanes 2:20-27
655
II. Rasul Yohanes menunjukkan pikiran serta makna surat yang di-
tuliskannya kepada mereka.
1. Dengan memakai kalimat ingkar. Maksudnya bukan untuk
mencurigai bahwa mereka tidak tahu, atau menduga ketidak-
tahuan mereka akan kebenaran agung Injil: “Aku menulis
kepadamu, bukan sebab kamu tidak mengetahui kebenaran
(ay. 21). Sebab kalau demikian adanya, maka tentu saja aku
tidak akan yakin dengan keteguhan hatimu di dalam kebenar-
an itu, ataupun memberi selamat kepadamu atas pengurapan
yang kamu terima dari atas.” Sungguh baik jika kita men-
duga-duga yang baik perihal saudara-saudara Kristen kita.
Kita harus tetap bersikap demikian sampai bukti mengguling-
kan dugaan kita. Keyakinan yang benar terhadap orang-orang
saleh dapat mendorong dan mendukung ketaatan mereka.
2. Dengan memberi penegasan dan pengakuan yang mengandal-
kan penilaian mereka dalam hal-hal berikut: namun justru kare-
na kamu mengetahuinya dan sebab kamu juga mengetahui
(kamu mengetahui kebenaran di dalam Kristus), bahwa tidak
ada dusta yang berasal dari kebenaran. Orang-orang yang
mengenal kebenaran dalam segala hal akan siap melihat hal
yang bertentangan dan tidak sesuai dengan kebenaran itu.
Rectum est index sui et obliqui – Garis yang terlihat lurus, juga
menunjukkan garis mana yang bengkok. Kebenaran dan kepal-
suan tidak dapat menyatu dan cocok satu sama lain. Orang-
orang yang sangat mengenal kebenaran Kristen akan diperkuat
untuk membentengi diri terhadap kesalahan dan pemikiran
antikristus. Tidak ada dusta di dalam agama, baik agama
alamiah maupun agama wahyu. Para rasul sangat mengecam
dusta, dan menunjukkan ketidakbenaran dari dusta dengan
pengajaran mereka. Mereka pasti akan menjadi orang-orang
yang paling terkutuk seandainya mereka telah menyebarkan
kebenaran melalui dusta. Sungguh merupakan pujian bagi
Kekristenan bahwa ia begitu serasi dengan agama alamiah
yang merupakan dasarnya, dan juga begitu sesuai dengan
agama Yahudi, yang mengandung unsur-unsur dasarnya.
Tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Oleh sebab itu,
para penipu dan pemalsu merupakan sarana-sarana yang sa-
ngat tidak sesuai untuk mendukung dan menyebarkan kebe-
naran. Menurut pendapat saya, agama akan menjadi lebih
656
baik jika orang-orang seperti itu tidak dimanfaatkan. Aki-
bat dari perbuatan mereka tampak dalam ketidaksalehan di
zaman kita. Para penipu dan akal muslihat mereka pada za-
man dahulu nyaris membawa zaman kita menuju atheisme
tanpa agama. Walaupun begitu, para pelaku pewahyuan aga-
ma Kristen dan mereka yang menderita sebab nya meyakin-
kan kita bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
III. Selanjutnya, Rasul Yohanes menuntut dan mendakwa para pe-
nyesat yang baru muncul ini.
1. Mereka yaitu pendusta, para penentang yang luar biasa jahat
terhadap kebenaran kudus: Siapakah pendusta itu, atau si
pendusta terkenal pada waktu dan zaman kita hidup, bukan-
kah dia yang menyangkal bahwa Yesus yaitu Kristus? Dusta-
dusta besar dan jahat yang oleh bapa segala dusta atau pen-
dusta, disebarkan ke seluruh dunia, sudah ada sejak dulu,
dan biasanya merupakan kepalsuan serta kekeliruan yang
berhubungan dengan pribadi Kristus. Tidak ada kebenaran
yang terbukti kudus dan benar sepenuhnya kecuali kalau
mendapat perlawanan dan penyangkalan dari sebagian orang.
Bahwa Yesus dari Nazaret yaitu Anak Tuhan terbukti kebenar-
annya oleh sorga, bumi, maupun neraka. Sepertinya, ada
sebagian orang yang dalam penghakiman Tuhan yang dahsyat,
diserahkan kepada rupa-rupa khayalan yang kuat.
2. Mereka merupakan musuh-musuh terbesar Tuhan dan juga
Kristus Tuhan: Dia itu yaitu antikristus, yaitu dia yang me-
nyangkal baik Bapa maupun Anak (ay. 22). Orang yang menen-
tang Kristus menyangkali kesaksian Bapa dan meterai yang
telah diberikan-Nya kepada Anak-Nya, sebab Dialah yang
disahkan oleh Bapa, Tuhan , dengan meterai-Nya (Yoh. 6:27).
Orang yang menyangkali kesaksian Bapa tentang Yesus Kris-
tus, juga berarti menyangkali bahwa Tuhan yaitu Bapa Tuhan
Yesus Kristus, sehingga dengan demikian mencampakkan
pengetahuan akan Tuhan di dalam Kristus. Dengan demikian,
ia juga meninggalkan seluruh pewahyuan Tuhan di dalam Kris-
tus, terutama Tuhan di dalam Kristus yang mendamaikan dunia
dengan diri-Nya. Oleh sebab itu, dengan tepat Rasul Yohanes
menyimpulkan, barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak
memiliki Bapa (ay. 23). Ia tidak memiliki pengetahuan sejati
Surat 1 Yohanes 2:20-27
657
tentang Bapa, sebab Anak telah menyatakan Dia dengan luar
biasa baiknya. Orang seperti itu tidak menaruh minat terha-
dap Bapa, terhadap perkenan, kasih karunia, dan keselamat-
an-Nya, sebab tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Anak. namun , barangsiapa mengaku
Anak, ia juga memiliki Bapa (ay. 23). Sama seperti ada hu-
bungan teramat dekat di antara Bapa dan Anak, demikian pula
ada penyatuan yang tidak dapat dilanggar di antara Keduanya
dalam hal ajaran, pengetahuan, dan kepentingan. Dengan demi-
kian, orang yang memiliki pengetahuan dan hak terhadap
Anak, maka ia juga memiliki pengetahuan dan hak terhadap
Bapa. Barang siapa melekat kepada pewahyuan Kristen, ia juga
memegang terang dan manfaat dari agama alamiah bersama-
nya.
IV. Tentang hal ini, Rasul Yohanes menasihati dan mengajak para
murid agar terus berlanjut di dalam pengajaran lama yang per-
tama disampaikan kepada mereka: apa yang telah kamu dengar
dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu (ay. 24).
Kebenaran lebih tua dibandingkan kekeliruan. Kebenaran tentang
Kristus yang pada mulanya disampaikan kepada orang-orang
kudus, tidak boleh digantikan dengan hal-hal baru. Para rasul
begitu yakin akan kebenaran yang telah mereka sampaikan
perihal Kristus dan terima dari Dia, hingga sesudah bekerja keras
dan menderita oleh sebab nya, mereka tidak bersedia melepas-
kannya. Kebenaran Kristen dapat membuktikan kekunoannya
yang bernilai tinggi, dan oleh sebab itu sangat dihargai. Nasihat
ini dikuatkan oleh pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Mereka akan menerima keuntungan yang kudus bila terus
memeluk kebenaran dan iman yang mula-mula itu.
(1) Mereka akan terus bersatu dalam kekudusan dengan Tuhan
dan Kristus: Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya
itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap
tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa (ay. 24). Kebenar-
an Kristus yang tinggal di dalam diri kit