ibrani wahyu 12

 


di dalamnya: Sebenarnya kamu harus ber-

kata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat 

ini dan itu” (ay. 15). Rasul Yakobus, sesudah  menegur mereka atas 

apa yang salah, sekarang mengarahkan mereka bagaimana men-


 376

jadi dan berbuat lebih baik: “Kamu harus mengatakannya di da-

lam hatimu sepanjang waktu, dan dengan lidahmu pada kesem-

patan-kesempatan yang cocok, terutama dalam doa-doa dan iba-

dah sehari-hari, bahwa jika Tuhan menghendaki, dan jika Ia mau 

mengakui dan memberkatimu, kamu memiliki  rencana ini dan 

itu untuk kamu selesaikan.” Ini harus dikatakan bukan dengan 

cara yang seenaknya, atau resmi, atau mengikuti kebiasaan, me-

lainkan dengan benar-benar memikirkan apa yang kita katakan, 

sehingga kita hormat dan sungguh-sungguh dalam apa yang kita 

katakan. Sungguh baik mengatakan ini saat  berurusan dengan 

orang lain, namun  kita mutlak dituntut untuk mengatakan ini 

kepada diri kita sendiri dalam segala sesuatu yang kita kerjakan. 

Syn Theō – dengan izin dan berkat Tuhan , diucapkan oleh orang-

orang Yunani pada setiap awal usaha.  

1.  Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup. Kita harus 

ingat bahwa waktu kita tidak berada di tangan kita sendiri, 

namun  bergantung pada Tuhan . Kita hidup selama Tuhan  menen-

tukannya, dan dalam keadaan-keadaan yang ditetapkan Tuhan , 

dan sebab  itu kita harus tunduk kepada-Nya, bahkan me-

nyangkut hidup itu sendiri. Barulah kemudian,  

2.  Jika Tuhan menghendakinya, kami akan berbuat ini dan itu. 

Semua tindakan dan rancangan kita berada di bawah kendali 

Sorga. Kepala kita bisa saja penuh dengan berbagai pemikiran 

dan rencana. Kita bisa merencanakan ini dan itu bagi diri kita 

sendiri, atau keluarga kita, atau sahabat-sahabat kita. namun  

adakalanya Tuhan  Sang Pemelihara menghancurkan segala 

ukuran yang kita tetapkan, dan mengacaukan rancangan-

rancangan kita. Oleh sebab  itu, baik keputusan-keputusan 

untuk bertindak maupun tindakan yang kita lakukan harus-

lah sepenuhnya diserahkan kepada Tuhan . Semua yang kita 

rancangkan dan kita lakukan haruslah dibuat dengan keber-

gantungan dan keberserahan kepada Tuhan .  

IV. Kita diminta untuk menghindari bualan yang sia-sia, dan untuk 

memandangnya bukan hanya sebagai suatu hal yang lemah, me-

lainkan juga sangat jahat. Kamu memegahkan diri dalam congkak-

mu, dan semua kemegahan yang demikian yaitu  salah (ay. 16). 

Mereka menjanjikan bagi diri mereka sendiri kehidupan dan ke-

makmuran, dan perkara-perkara besar di dunia, tanpa sedikit 

Surat Yakobus 4:11-17 

 377 

pun memberi  perhatian yang layak kepada Tuhan . Lalu mereka 

bermegah dengan semuanya ini. Begitulah sukacita orang-orang 

duniawi, memegahkan semua keberhasilan mereka, bahkan se-

ring kali memegahkan rencana-rencana mereka sebelum mereka 

tahu apakah itu akan berhasil atau tidak. Begitu biasa orang 

bermegah dengan hal-hal yang atasnya mereka tidak berhak. 

Yang benar yaitu  bahwa mereka bermegah sebab  kesombongan 

dan kelancangan mereka sendiri! Kemegahan yang demikian 

(tegas Rasul Yakobus) yaitu  salah. Kemegahan seperti itu bodoh 

dan mencelakakan. Jika orang memegahkan hal-hal duniawi, dan 

rancangan yang mereka cita-citakan, padahal seharusnya mereka 

memperhatikan kewajiban-kewajiban sederhana yang ada di 

depan mata (yang diuraikan dalam ay. 8-10), maka itu yaitu  

suatu hal yang sangat jahat. Itu dosa besar dalam pandangan 

Tuhan , dan akan membawa kekecewaan besar bagi diri mereka 

sendiri, serta menghancurkan mereka pada akhirnya. Jika kita 

bersukacita di dalam Tuhan  bahwa waktu kita berada di tangan-

Nya, bahwa semua peristiwa ada dalam genggaman-Nya, dan 

bahwa Ia yaitu  Tuhan  yang mengikat perjanjian dengan kita, 

maka sukacita ini baik. Dengan begitu, hikmat, kuasa, dan peme-

liharaan Tuhan  akan membuat segala sesuatu bekerja bersama-

sama demi kebaikan kita. namun  , jika kita bersukacita dalam 

keyakinan diri dan kesombongan kita yang sia-sia, maka sukacita 

ini salah. Ini merupakan suatu kejahatan yang harus berusaha 

dihindari oleh semua orang bijak dan baik. 

V. Kita diajar, dalam seluruh perilaku kita, untuk bertindak sesuai 

dengan apa yang kita yakini, dan entah kita berhadapan dengan 

Tuhan  atau manusia, kita harus memastikan bahwa kita tidak 

pernah melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang kita 

sendiri ketahui (ay 17): Jika seorang tahu bagaimana ia harus 

berbuat baik, namun  ia tidak melakukannya, ia berdosa. Dosa itu 

menjadi lebih berat. Itu berarti berdosa di depan saksi. Itu juga 

berarti memiliki saksi yang paling memberatkan melawan hati 

nurani sendiri. Cermatilah,  

1. Hal ini berhubungan langsung dengan pelajaran sederhana 

yang mengatakan, jika Tuhan menghendakinya, kami akan 

berbuat ini dan itu. Mungkin mereka siap berkata, “Ini sung-

guh jelas sekali. Siapa yang tidak tahu bahwa kita semua ber-


 378

gantung pada Tuhan  yang Mahakuasa untuk hidup dan nafas 

dan segala sesuatu?” Maka dari itu ingatlah, jika memang 

kamu tahu ini, setiap kali kamu melakukan hal yang tidak 

sesuai dengan itu dan tidak bergantung kepada-Nya, bahwa 

jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, namun  ia 

tidak melakukannya, ia berdosa, maka dosanya itu lebih berat.  

2. Kelalaian, seperti halnya pelanggaran, yaitu  dosa yang akan 

dihakimi. Orang yang tidak melakukan kebaikan yang dia ke-

tahui harus dilakukannya, seperti juga orang yang melakukan 

kejahatan yang dia ketahui tidak boleh dilakukannya, akan 

dihukum. Oleh sebab  itu, marilah kita betul-betul memasti-

kan bahwa hati nurani kita mendapat pengetahuan yang be-

nar, maka barulah kita bisa mematuhinya senantiasa dengan 

setia. Sebab, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita 

memiliki  keberanian percaya untuk mendekati Tuhan . namun  

jika kita berkata bahwa kita melihat, namun tidak bertindak 

sesuai dengan apa yang kita lihat, maka tetaplah dosa kita 

(Yoh. 9:41). 

PASAL  5  

i dalam pasal ini, Rasul Yakobus menyatakan penghukuman 

Tuhan  ke atas orang-orang kaya yang menindas kaum miskin, 

sambil menunjukkan betapa besar dosa dan kebodohan mereka di 

mata Tuhan , serta betapa berat hukuman yang akan ditimpakan 

kepada mereka (ay. 1-6). Kemudian, semua orang percaya dinasihati 

untuk bersabar di bawah segala pencobaan dan penderitaan mereka 

(ay. 7-11). Mereka diperingatkan untuk tidak melakukan dosa ber-

sumpah (ay. 12). Kita diberi pengarahan tentang cara bertindak, baik 

di bawah penderitaan maupun kemakmuran (ay. 13). Doa bagi orang 

sakit dan pengolesan dengan minyak juga dianjurkan (ay. 14-15). 

Orang-orang Kristen diarahkan untuk saling mengakui kesalahan 

dan saling mendoakan, sebab  manfaat doa sudah terbukti (ay. 16-

18). Terakhir, kita dianjurkan untuk berusaha sekeras mungkin 

membawa kembali mereka yang sudah menyimpang dari kebenaran. 

Peringatan kepada Orang Kaya;  

Alasan untuk Bersabar di bawah Penderitaan 

(5:1-11) 

1 Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah 

atas sengsara yang akan menimpa kamu! 2 Kekayaanmu sudah busuk, dan 

pakaianmu telah dimakan ngengat! 3 Emas dan perakmu sudah berkarat, 

dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan 

dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang 

sedang berakhir. 4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, sebab  

upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan 

telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit 

panenmu. 5 Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, 

kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. 6 

Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak 

dapat melawan kamu. 7 sebab  itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai 

kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang 


 380

berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur 

dan hujan musim semi. 8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan 

hatimu, sebab  kedatangan Tuhan sudah dekat! 9 Saudara-saudara, jangan-

lah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu ja-

ngan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. 10 Sau-

dara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang 

telah berbicara demi nama Tuhan. 11 Sesungguhnya kami menyebut mereka 

berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang 

ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan 

Tuhan baginya, sebab  Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. 

Di sini Rasul Yakobus lebih dahulu berbicara kepada orang-orang 

berdosa, kemudian baru kepada orang-orang kudus. 

I.  Marilah kita merenungkan nasihat yang ditujukan kepada orang-

orang berdosa. Di sini kita mendapati Yakobus mendukung apa 

yang pernah diucapkan oleh Guru Agungnya, namun  celakalah 

kamu, hai kamu yang kaya, sebab  dalam kekayaanmu kamu 

telah memperoleh penghiburanmu (Luk. 6:24). Orang-orang kaya 

yang diperingatkan dengan peringatan ini bukanlah mereka yang 

menganut agama Kristen, melainkan orang-orang Yahudi yang 

duniawi dan tidak percaya kepada Kristus. Di sini mereka dikata-

kan telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar, yang 

tidak mampu dilakukan orang-orang Kristen sebab  tidak punya 

kuasa untuk itu. Walaupun surat ini ditulis demi kepentingan 

orang-orang percaya dan khusus ditujukan kepada mereka, 

namun, surat ini bisa dipandang ditujukan juga kepada orang-

orang Yahudi yang tidak percaya itu, meskipun mereka tidak 

disapa langsung dalam surat ini. Mereka ini tidak mau mendengar 

perkataan itu, dan oleh sebab itu dituliskan di sini, supaya 

mereka bisa membacanya. Di awal surat ini dapat diamati bahwa 

isinya tidak ditujukan kepada saudara-saudara dalam Kristus, 

seperti yang ada  di dalam surat-surat Paulus, namun  secara 

umum kepada kedua belas suku. Salam yang disampaikan 

bukanlah Kasih karunia dan damai sejahtera di dalam Kristus, 

melainkan salam secara umum (1:1). Orang-orang Yahudi yang 

miskin menyambut Injil, dan banyak di antara mereka yang 

percaya. Namun, kebanyakan orang kaya menolak Kekristenan, 

dan hati mereka dikeraskan dalam ketidakpercayaan, dan mereka 

membenci serta menganiaya orang-orang yang percaya kepada 

Kristus. Kepada orang-orang kaya penindas, tidak percaya, dan

Surat Yakobus 5:1-11 

 381 

 penyiksa ini, Rasul Yakobus menyampaikan pesannya di dalam 

keenam ayat pertama. 

1.  Ia menubuatkan perihal penghakiman Tuhan  yang akan jatuh 

ke atas mereka (ay. 1-3). Mereka akan ditimpa kesengsaraan, 

kesengsaraan yang begitu mengerikan, hingga ketakutan ter-

hadap hal-hal yang akan terjadi itu saja sudah cukup untuk 

membuat mereka menangis dan meratap. Kesengsaraan yang 

terjadi sebab  hal-hal yang tadinya mereka andalkan untuk 

memperoleh kebahagiaan. Kesengsaraan yang akan digenapi 

melalui hal-hal yang akhirnya menjadi kesaksian melawan 

mereka, yang mendatangkan kebinasaan sehabis-habisnya ke 

atas mereka. Sekarang mereka dipanggil untuk merenungkan 

dan mempertimbangkan hal itu, dan memikirkan bagaimana 

mereka akan berdiri di hadapan Tuhan  pada hari penghakiman 

nanti: Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya.  

(1) “Percayalah bahwa malapetaka yang sangat mengerikan ini 

akan menimpamu, malapetaka yang sama sekali tidak 

mengandung pertolongan ataupun penghiburan, namun  ke-

sengsaraan semata, kesengsaraan yang datang pada wak-

tunya, kesengsaraan sampai selama-lamanya, kesengsara-

an dalam penderitaan jasmani, kesengsaraan batiniah dan 

pikiran, kesengsaraan di dunia ini, serta kesengsaraan di 

neraka. Kamu tidak akan ditimpa satu, namun  banyak 

kesengsaraan. Kehancuran jemaat dan bangsamu sudah 

dekat. Akan datang suatu hari penuh murka, saat  

kekayaan tidak bermanfaat lagi bagi manusia, sebab orang 

fasik akan dipunahkan.” 

(2) Ketakutan terhadap kesengsaraan yang akan menimpa me-

reka itu cukup untuk membuat mereka menangis dan me-

ratap. Orang-orang kaya suka berkata kepada diri sendiri 

(dan orang-orang lain siap berkata kepada mereka), makan-

lah, minumlah dan bersenang-senanglah!, namun  Tuhan  ber-

kata, menangislah dan merataplah. Di sini tidak dikatakan, 

menangislah dan bertobatlah, sebab rasul ini tidak meng-

harapkan hal itu dari mereka (gaya bicaranya lebih bersifat 

mencela dibandingkan  menasihati), namun  “Menangislah dan 

merataplah, sebab  saat malapetaka itu tiba, hanya akan 

ada  ratap dan kertak gigi.” Orang-orang yang hidup 


 382

seperti binatang dikatakan meraung seperti hewan. Mala-

petaka yang menimpa orang banyak terasa teramat menye-

dihkan bagi orang-orang kaya yang hidup dalam kesenang-

an penuh hawa nafsu serta merasa aman-aman saja. Itulah 

sebabnya mereka akan menangis dan meratap lebih keras 

dibandingkan  orang lain sebab  kesengsaraan yang akan me-

nimpa mereka. 

(3) Kesengsaraan mereka akan timbul justru sebab  hal-hal 

yang mereka andalkan untuk memperoleh kebahagiaan. 

“Kebinasaan, kebusukan, karat, dan kehancuran akan 

menimpa seluruh harta kekayaanmu: Kekayaanmu sudah 

busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! (ay. 2). Hal-

hal yang sekarang teramat kamu sukai itu akan mencela-

kaimu hingga tidak tertahankan. Semuanya itu akan tidak 

berharga dan berguna lagi bagimu, namun  sebaliknya justru 

akan menyiksa dirimu dengan berbagai-bagai duka, sebab,” 

(4) “Hal itu akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan 

memakan dagingmu seperti api (ay. 3). Benda-benda mati 

sering kali disebut di dalam Alkitab sebagai hal yang men-

jadi kesaksian terhadap orang fasik. Langit, bumi, bebatu-

an di ladang, hasil bumi, dan di sini karat pada harta yang 

diperoleh dan disimpan dengan tidak benar, dikatakan 

akan menjadi kesaksian melawan orang kaya yang tidak 

saleh. Mereka menyangka telah menimbun harta untuk 

masa depan, sehingga dapat hidup makmur saat  mereka 

sudah tua kelak. Namun, celaka! Mereka ternyata hanya 

menimbun harta untuk menjadi mangsa pihak lain (seperti 

harta orang Yahudi yang telah dirampas semuanya oleh 

orang Romawi). Harta yang akhirnya hanya akan terbukti 

merupakan harta penuh murka, pada hari waktu mana 

murka dan hukuman Tuhan  yang adil akan dinyatakan.  Ke-

tika itulah hukuman atas kejahatan mereka akan mema-

kan daging mereka seperti dengan api. Dalam penghancur-

an Yerusalem, ribuan orang binasa oleh api. Pada hari 

penghakiman nanti, orang fasik akan dihukum di dalam 

api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-

malaikatnya. Kiranya Tuhan menjauhkan kita dari hal yang 

menjadi bagian orang kaya yang fasik! Untuk itu, marilah 

Surat Yakobus 5:1-11 

 383 

kita berjaga-jaga agar tidak jatuh ke dalam dosa-dosa me-

reka, yang berikut ini akan kita renungkan.  

2.  Rasul Yakobus menunjukkan dosa-dosa apa saja yang dapat 

jmemicu  kesengsaraan seperti itu. Berada di dalam ke-

adaan menyedihkan seperti itu, tidak diragukan lagi tentu 

diakibatkan oleh kejahatan yang sangat keji. 

(1) Ketamakan merupakan hal yang membebani orang-orang 

ini. Mereka menyimpan pakaian sedemikian rupa hingga 

memunculkan ngengat yang memakannya. Mereka menim-

bun emas dan perak hingga berkarat. Sungguh sangat me-

malukan bagaimana hal-hal ini menyimpan di dalam diri 

mereka sendiri akar kebinasaan dan kehancuran. Yakni, 

pakaian menimbulkan ngengat yang memakannya, emas 

dan perak menimbulkan karat yang menggerogotinya. Na-

mun, aib itulah yang sangat hebat menimpa orang-orang 

yang menimbun dan mengumpulkan hal-hal ini sampai 

menjadi rusak seperti itu, berkarat, dan dimakan ngengat. 

Tuhan  memberi kita harta duniawi supaya kita dapat meng-

hormati-Nya dan berbuat baik dengannya. Sebaliknya, apa-

bila bukan melakukan demikian kita malah berbuat dosa 

dengan menimbunnya, mencintainya dengan berlebihan 

dan tidak semestinya, atau sampai tidak percaya akan 

pemeliharaan Tuhan  di masa depan, maka ini merupakan 

kejahatan yang sangat keji, yang akan menjadi kesaksian 

terhadap kita sebab  karat dan kerusakan harta yang di-

timbun seperti itu. 

(2) Dosa lain yang dituduhkan ke atas mereka yang disebut-

kan Yakobus yaitu  penindasan: Sesungguhnya telah ter-

dengar teriakan besar, sebab  upah yang kamu tahan dari 

buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan seterusnya 

(ay. 4). Orang-orang yang memiliki kekayaan, juga memiliki 

kekuasaan, dan sebab  itu mereka tergoda untuk menyalah-

gunakan kekuasaan itu guna menindas orang-orang yang 

bekerja bagi mereka. Di sini kita mendapati bahwa orang-

orang kaya mempekerjakan orang miskin. Orang kaya mem-

butuhkan tenaga orang miskin, sama seperti orang miskin 

membutuhkan upah dari orang kaya, dan masing-masing 

tidak dapat terlepas dari kebutuhan itu. Namun demikian, 


 384

tanpa peduli dengan hal ini, orang-orang kaya menahan 

upah para pekerja. sebab  memiliki kekuasaan, mereka bo-

leh jadi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari orang 

miskin. Bahkan sesudah itu pun mereka tidak menggenapi 

kesepakatan seperti seharusnya. Ini merupakan dosa yang 

berteriak, kejahatan yang berteriak begitu keras hingga 

sampai ke telinga Tuhan . Dalam hal ini, Tuhan  harus diingat 

sebagai Tuhan semesta alam atau Kyriou sabaōth, ungkap-

an yang sering digunakan di Perjanjian Lama, saat  umat 

Tuhan  tidak berdaya dan membutuhkan perlindungan, ke-

tika musuh mereka banyak dan sangat kuat. Tuhan semes-

ta alam, yang memiliki seluruh makhluk ciptaan dari sega-

la tingkatan yang siap melayani-Nya, dan yang menetapkan 

semuanya di tempat masing-masing, mendengar mereka 

yang tertindas saat mereka berseru sebab  kekejaman atau 

ketidakadilan para penindas. Ia akan memerintahkan bebe-

rapa dari isi semesta alam yang berada di bawah kekuasaan-

Nya (para malaikat, setan, badai, sakit penyakit, atau seje-

nisnya) untuk membalas semua kesalahan yang dilakukan 

terhadap mereka yang diperlakukan dengan tidak adil dan 

tanpa belas kasihan. Berjaga-jagalah terhadap dosa peni-

puan serta penindasan ini, dan jauhilah hal-hal serupa. 

(3) Dosa lain yang disebutkan di sini yaitu  hawa nafsu dan 

gairah yang meluap-luap. Dalam kemewahan kamu telah 

hidup dan berfoya-foya di bumi (ay. 5). Tuhan  tidak melarang 

kita menikmati kesenangan, namun  hidup di dalamnya 

seolah-olah hanya untuk tujuan itu semata, merupakan 

dosa yang sangat mendatangkan murka Tuhan . Berbuat 

seperti ini di bumi, tempat kita hanyalah orang asing dan 

musafir belaka, tempat kita hidup untuk sementara saja, 

dan tempat kita harus mempersiapkan diri bagi kekekalan 

– akan memperparah dosa hawa nafsu. Kemewahan mem-

buat orang suka berfoya-foya, seperti di dalam Hosea 13:6, 

saat  mereka makan rumput, maka mereka kenyang; 

sesudah  mereka kenyang, maka hati mereka meninggi; itulah 

sebabnya mereka melupakan Aku. Hidup berfoya-foya dan 

kemewahan biasanya merupakan dampak yang diakibat-

kan oleh kekayaan yang berlimpah. Memang sulit bagi 

orang jika  ia memiliki kekayaan berlimpah. Sulit bagi 

Surat Yakobus 5:1-11 

 385 

mereka yang memiliki banyak harta untuk tidak memper-

turutkan keinginan sendiri dalam kesenangan duniawi 

yang penuh hawa nafsu: “Kamu telah memuaskan hatimu 

sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu hidup seolah-

olah setiap hari yaitu  hari untuk mempersembahkan 

korban, suatu hari raya. sebab  itu hatimu digemukkan 

dan dikenyangkan sehingga menjadi bodoh, bebal, som-

bong, dan tidak peka terhadap kebutuhan dan penderitaan 

orang lain.” Ada yang mungkin akan berkata, “Apa salah-

nya bergembira, asalkan orang tidak menghabiskan lebih 

dari apa yang mereka miliki?” Apa! Apakah tidak ada salah-

nya jika  orang mendewakan perut, dan menghabiskan 

harta demi kesenangan-kesenangan ini, bukannya berlim-

pah dalam perbuatan amal dan hidup saleh? Apakah tidak 

ada salahnya jika  orang membuat diri tidak pantas 

memperhatikan urusan jiwa mereka, dengan memuaskan 

hawa nafsu jasmani mereka? Sudah barang tentu hal yang 

jmemicu  api turun ke atas Sodom, dan yang akan 

membawa kesengsaraan yang membuat orang kaya mena-

ngis dan meratap seperti yang disebutkan di sini, merupa-

kan kejahatan yang sangat keji! Kesombongan, kemalasan, 

dan makanan berlimpah, sama artinya dengan hidup da-

lam kesenangan, hidup berfoya-foya, dan memuaskan hati 

seperti pada hari penyembelihan. 

(4) Dosa lain yang di sini dituduhkan kepada orang kaya ada-

lah penganiayaan: Kamu telah menghukum, bahkan membu-

nuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu 

(ay. 6). Hal ini melengkapi takaran kejahatan mereka. Me-

reka menindas dan bertindak sangat tidak adil, demi men-

dapatkan harta kekayaan. sesudah  mendapatkannya, mere-

ka bergelimang kemewahan dan hawa nafsu, sampai mere-

ka kehilangan seluruh rasa dan kepekaan terhadap kebu-

tuhan atau penderitaan orang lain. sesudah  itu, mereka 

menganiaya dan membunuh tanpa rasa menyesal. Mereka 

bahkan berpura-pura bertindak sesuai hukum, dan menja-

tuhkan hukuman sebelum membunuh. Namun, penuntut-

an yang tidak adil, dengan memakai topeng hukum apa 

pun, akan diperhitungkan saat  Tuhan  akan mengadakan 

penyelidikan atas darah yang telah tertumpah, termasuk 


 386

pembantaian dan pembunuhan keji. Amatilah di sini, bah-

wa orang-orang benar mungkin saja dijatuhi hukuman dan 

dibunuh. Namun amati juga bahwa saat  mereka men-

derita dan tetap bertahan meskipun dijatuhi hukuman 

secara tidak adil oleh para penindas, hal ini diperhatikan 

oleh Tuhan , sebagai kehormatan bagi para penderitanya dan 

untuk mempermalukan para penindas mereka. Hal ini 

biasanya menunjukkan bahwa penghakiman sudah dekat, 

dan kita jelas boleh menyimpulkan bahwa hari perhitungan 

akan datang, guna memberi  imbalan atas kesabaran 

kaum yang tertindas dan untuk menghancurkan sang 

penindas. Demikianlah kecaman yang ditujukan kepada 

orang-orang berdosa. 

II.  Berikut ini kita melihat lanjutan perkataan yang ditujukan kepada 

orang-orang kudus. Ada sebagian orang memandang rendah atau 

mencela cara mengajar seperti ini, yakni saat  para hamba 

Tuhan, menyampaikan perkataan kepada orang berdosa, sekali-

gus kepada orang kudus. Namun, dari cara yang digunakan Rasul 

Yakobus di sini, kita dapat menyimpulkan bahwa inilah cara 

terbaik untuk memilah firman kebenaran dengan tepat. Dari apa 

yang telah dikatakan perihal orang-orang kaya yang fasik dan 

suka menindas, juga ada pesan untuk memberi  penghiburan 

kepada umat Tuhan  yang menderita. “Oleh sebab itu bersabarlah, 

sebab  Tuhan  akan mendatangkan kesengsaraan kepada orang 

fasik, sehingga kamu bisa melihat apa kewajibanmu, dan bagai-

mana hatimu dapat dikuatkan.” 

1.  Kerjakan kewajibanmu: Bersabarlah (ay. 7), teguhkan hatimu 

(ay. 8), Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut 

dan saling mempersalahkan (ay. 9). Renungkan baik-baik mak-

na ketiga ungkapan ini: 

(1) “Bersabarlah, yakni tanggunglah penderitaanmu tanpa ber-

sungut-sungut dan cederamu tanpa membalas dendam. 

Kalaupun Tuhan  tidak segera datang membelamu melalui 

tanda apa pun, nantikanlah Dia. Sebab penglihatan itu ma-

sih menanti saatnya, namun  ia bersegera menuju kesudahan-

nya dengan tidak menipu; jika  berlambat-lambat, nanti-

kanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan 

Surat Yakobus 5:1-11 

 387 

tidak akan bertangguh. Biarlah kesabaranmu terus bertam-

bah dalam penderitaan yang lama.” Demikianlah makna 

istilah makrothymēsate yang digunakan di sini. sesudah  

melaksanakan tugas, kita membutuhkan kesabaran untuk 

bisa bertahan menantikan pahala kita. Kesabaran orang 

Kristen seperti ini bukanlah sekadar sikap bertahan sebab  

terpaksa, seperti kesabaran moral yang diajarkan oleh be-

berapa filsuf, melainkan dengan rendah hati bersedia tun-

duk di dalam hikmat serta kehendak Tuhan , dengan mata 

tertuju pada imbalan mulia yang kelak akan diberikan: 

bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan. sebab  

merupakan pelajaran yang harus diterima orang Kristen, 

meskipun terasa sangat berat dan sulit bagi mereka, hal ini 

diulangi dalam ayat 8, Kamu juga harus bersabar. 

(2) “Teguhkan hatimu, yakni biarlah imanmu tetap teguh, tan-

pa bimbang. Teruskan berbuat baik tanpa lelah, dan tetap 

teguh hati terhadap Tuhan  dan sorga, meskipun ada banyak 

penderitaan atau pencobaan.” Kemakmuran orang fasik 

dan penderitaan orang benar sepanjang zaman merupakan 

ujian berat bagi iman umat Tuhan . Daud berkata, namun  

aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelin-

cir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau 

aku melihat kemujuran orang-orang fasik (Mzm. 73:2-3). 

Beberapa orang Kristen yang disurati Yakobus ini mungkin 

saja juga tertatih-tatih seperti itu. Oleh sebab itu mereka 

diimbau untuk teguh hati. Iman dan kesabaran akan 

meneguhkan hati. 

(3) Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan 

saling mempersalahkan. Ungkapan mē stenazete berarti, 

jangan saling berkeluh kesah, atau, “Jangan membuat 

tidak nyaman satu sama lain dengan bersungut-sungut 

perihal apa yang menimpamu, atau dengan berkeluh kesah 

sebab  tidak percaya tentang apa yang selanjutnya akan 

terjadi pada dirimu. Jangan juga menggerutu penuh den-

dam terhadap penyebab penderitaanmu, atau sebab  iri 

terhadap mereka yang mungkin tidak mengalami mala-

petaka seperti dirimu. Jangan membuat dirimu dan orang 

lain merasa tidak nyaman dengan menggerutu serta saling 

membuat sedih.” Dr. Manton berkata, “Menurut pendapat 


 388

saya, di sini Rasul Yakobus sepertinya menyebut-nyebut 

perihal kerugian dan rasa permusuhan yang bisa saling 

ditimbulkan di antara orang-orang Kristen pada masa itu, 

yang disatukan di bawah sebutan bersunat dan tak ber-

sunat, dan ternyata hal ini  membuat sedih satu sama 

lain sehingga mereka saling bersungut-sungut. Jadi mere-

ka tidak saja berkeluh kesah di bawah penindasan para 

penganiaya kaya, namun  juga sebab  luka-luka hati yang 

ditimbulkan oleh banyak saudara, yang bersama mereka 

mengakui iman suci.” Orang-orang yang tengah mengha-

dapi musuh bersama dan sama-sama ada dalam penderita-

an, harus lebih berhati-hati lagi supaya tidak saling menya-

kiti hati dan saling menggerutu. Jika tidak, penghakiman 

akan jatuh ke atas mereka, selain ke atas orang lain. Sema-

kin keras mereka menggerutu, semakin dekat juga peng-

hakiman itu. 

2.  Perhatikanlah dorongan yang diberikan di sini agar orang Kris-

ten bersabar, meneguhkan hati, dan tidak saling bersungut-

sungut. 

(1) “Lihatlah teladan petani: Sesungguhnya petani menantikan 

hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai 

telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Keti-

ka kamu menabur benih di tanah, kamu menunggu da-

tangnya hujan musim gugur dan hujan musim semi selama 

berbulan-bulan, dan bersedia menanti sampai tiba masa 

panen untuk menuai hasil kerja kerasmu. Bukankah hal 

ini mengajarmu untuk menanggung badai dan bersabar 

menunggu sementara waktu, sementara kamu mencari 

kerajaan dan kebahagiaan kekal? Perhatikanlah orang yang 

menantikan hasil tuaian gandum, dan bukankah kamu 

juga menantikan mahkota kemuliaan? Jika kamu diminta 

menunggu sedikit lebih lama dibandingkan  sang petani, bukan-

kah itu sebanding dengan apa yang sedang engkau nanti-

kan, yang lebih besar dan tak terhingga nilainya? Walau-

pun begitu, 

(2) “Pikirkanlah betapa singkat waktu penantian yang mungkin 

akan kamu jalani nanti: kedatangan Tuhan sudah dekat! 

(ay. 8). Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu 

Surat Yakobus 5:1-11 

 389 

(ay. 9). Jangan bersikap tidak sabar, jangan saling berteng-

kar. Sang Hakim Agung, yang akan memperbaiki segala 

sesuatu, yang akan menghukum orang fasik dan memberi 

imbalan kepada orang benar, sudah dekat. Sadarilah bah-

wa Dia telah berdiri dekat dengan engkau seperti orang 

yang sedang mengetuk pintu.” Kedatangan Tuhan untuk 

menghukum orang-orang Yahudi yang fasik saat  itu 

sudah sangat dekat, saat  Yakobus menulis surat ini. 

Setiap kali kesabarannya dan anugerah kepada umat-Nya 

sedang diuji dengan cara luar biasa, kepastian tentang ke-

datangan Kristus sebagai Hakim yang sudah dekat, seha-

rusnya cukup untuk membuat hati mereka teguh. Seka-

rang ini Sang Hakim yang akan menghakimi dunia sudah 

jauh lebih dekat dibanding dahulu saat  surat ini ditulis. 

Lebih dekat melebihi seribu tujuh ratus tahun. Oleh sebab 

itu hal ini sudah seharusnya menimbulkan dampak lebih 

besar bagi kita. 

(3) Bahaya bahwa kita bisa saja dihukum saat  Sang Hakim 

muncul, sudah seharusnya mendorong kita untuk mem-

perhatikan kewajiban kita seperti yang disampaikan sebe-

lum ini: Janganlah kamu bersungut-sungut, supaya kamu 

jangan dihukum. Keluh kesah dan ketidakpuasan mem-

bawa kita kepada penghakiman Tuhan  yang adil. Juga, lebih 

dari yang kita sadari, kita mendatangkan banyak mala-

petaka ke atas diri sendiri dengan perbuatan menggerutu, 

tidak percaya, iri hati, dan saling menyalahkan. Jika kita 

menghindari semua kejahatan ini, dan bersabar di bawah 

semua pencobaan, maka Tuhan  tidak akan menghukum 

kita. Marilah kita menguatkan hati dengan hal ini. 

(4) Kita didorong untuk bersabar dengan meniru teladan para 

nabi (ay. 10): Turutilah teladan penderitaan dan kesabaran 

para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Amatilah 

di sini, para nabi yang sangat dihargai dan diperkenan 

Tuhan , telah mengalami penderitaan paling berat. Saat kita 

merenungkan bahwa orang-orang terbaiklah yang paling 

mengalami kesukaran di dunia ini, maka sudah sepatutnya 

kita berdamai dengan penderitaan. Amatilah selanjutnya, 

bahwa mereka yang menjadi teladan-teladan terbaik dalam 

hal menanggung penderitaan, juga merupakan teladan 


 390

terbaik dan terbesar menyangkut kesabaran: kesengsaraan 

itu menimbulkan ketekunan. sebab  itu Yakobus meman-

dang masuk akal bagi orang-orang percaya bahwa: kami 

menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah 

bertekun (ay. 11). Kami memandang mereka yang menderi-

ta dengan benar dan sabar sebagai orang-orang yang paling 

bahagia (lihat 1:2-12). 

(5) Ayub juga disebutkan sebagai teladan untuk menguatkan 

hati orang-orang yang dirundung kemalangan. Kamu telah 

mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu 

apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, dan 

seterusnya (ay. 11). Di dalam pengalaman Ayub, bisa dili-

hat contoh tentang berbagai kesengsaraan yang teramat 

menyedihkan. Namun, di bawah semua itu ia masih bisa 

memuji Tuhan . Mengenai keadaan batinnya secara umum, 

ia tetap bersabar dan rendah hati. Dan apa yang akhirnya 

terjadi pada dirinya? Dengan sesungguhnya Tuhan  meme-

nuhi dan menyebabkan hal-hal yang dengan jelas mem-

buktikan bahwa Tuhan maha penyayang dan penuh belas 

kasihan. Cara terbaik untuk menanggung penderitaan ada-

lah mengetahui apa yang akhirnya tersedia. Belas kasihan 

Tuhan  sedemikian besarnya hingga Ia tidak akan berlambat-

lambat menyediakan segalanya, jika  tujuan-Nya sudah 

tercapai. Rahmat Tuhan  sedemikian lembutnya hingga Ia 

akan mengganti kerugian dengan berlimpah atas semua 

penderitaan dan kesengsaraan umat-Nya. Kasih mesra-Nya 

ditujukan kepada mereka sementara mereka menderita, 

dan rahmat-Nya dinyatakan sesudah itu. Marilah kita 

melayani Tuhan  kita, dan menanggung semua pencobaan 

yang menimpa kita, seperti mereka yang percaya bahwa 

kesudahannya akan memahkotai semua pencobaan itu. 

Peringatan terhadap Bersumpah; 

Pengakuan dan Doa  

(5:12-20) 

12 namun  yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi 

sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah 

kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu 

jangan kena hukuman. 13 Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita,

Surat Yakobus 5:12-20 

 391 

baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! 14 

Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para 

penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan 

minyak dalam nama Tuhan. 15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyela-

matkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia 

telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. 16 sebab  itu hendak-

lah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu 

sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar 

kuasanya. 17 Elia yaitu  manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah ber-

sungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak 

turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. 18 Lalu ia berdoa pula dan 

langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya. 19 Saudara-

saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan 

ada seorang yang membuat dia berbalik, 20 ketahuilah, bahwa barangsiapa 

membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan 

menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa. 

Sekarang surat ini sudah hampir mencapai akhirnya. Penulisnya ber-

gegas dari satu hal ke lain hal. Itulah sebabnya hal-hal yang sangat 

berbeda ditekankan dalam beberapa ayat ini. 

I.  Di sini diperingatkan perihal dosa bersumpah: namun  yang teruta-

ma, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah, dan seterusnya 

(ay. 12). Beberapa orang menanggapi hal ini dengan terlampau 

membatasi, seolah-olah makna ayat ini yaitu , “Jangan menyum-

pahi para penganiayamu, jika  kamu dicela dan dianiaya dan 

kepadamu difitnahkan segala yang jahat oleh mereka. Jangan 

biarkan dirimu tersulut amarah sebab  kerugian yang mereka 

timbulkan atasmu, sehingga dengan demikian kamu terpancing 

untuk menyumpahi.” Sumpah serapah semacam ini jelas dilarang 

di sini, dan tidak bisa dijadikan dalih untuk memaafkan orang-

orang yang bersalah melakukan dosa ini, dan berkata bahwa 

amarah mereka terbakar saat  dipanas-panasi, sehingga melaku-

kan hal itu sebelum menyadarinya. namun  , peringatan Rasul 

Yakobus ini mencakup sumpah-sumpah lain di samping yang 

satu ini. Beberapa orang menerjemahkan istilah pro pantōn “yang 

terutama” sebagai di depan semua hal, dan sebab  itu bahwa 

mereka tidak boleh, dalam percakapan sehari-hari, di depan sega-

la sesuatu yang mereka katakan, mengucapkan sumpah. Semua 

kebiasaan bersumpah yang tidak perlu, jelas-jelas dilarang, dan 

dikecam di seluruh Kitab Suci sebagai dosa yang sangat berat. 

Sumpah serapah sudah sangat biasa dilakukan orang Yahudi, 

dan sebab  surat ini ditujukan secara umum kepada kedua belas 

suku di perantauan (seperti yang telah dibahas sebelum ini), maka 


 392

kita boleh memahami bahwa nasihat ini ditujukan kepada mereka 

yang belum percaya. Sungguh sulit memercayai bahwa bersum-

pah merupakan salah satu noda yang biasa ada  pada anak-

anak Tuhan , mengingat bahwa Petrus, saat  dituduh sebagai mu-

rid Kristus dan menyangkalinya, kemudian mengutuk dan ber-

sumpah. Ia menyangka bahwa dengan cara ini ia dapat meyakin-

kan mereka bahwa ia bukanlah murid Yesus, sebab  orang sudah 

tahu bahwa murid-Nya tidak akan berani bersumpah. Namun, 

boleh jadi beberapa dari antara mereka yang disebut orang Kris-

ten dan termasuk golongan yang terlampau longgar, juga melaku-

kan kesalahan ini di samping dosa-dosa lain yang dituduhkan ke-

pada mereka. Ini merupakan dosa memalukan yang selama 

tahun-tahun berikutnya tetap saja terjadi, bahkan di antara 

orang-orang yang terutama dianggap berhak menyandang nama 

dan kehormatan Kristen. Memang sangat jarang terjadi bahwa 

seorang meninggalkan gereja Inggris sebab  melakukan dosa 

bersumpah, namun, di antara mereka yang membanggakan diri 

sebagai anggota jemaat, tidak ada kebiasaan yang tidak lebih 

lumrah. Bahkan sumpah serapah dan kutukan yang paling buruk 

pun sering melukai telinga dan hati orang-orang Kristen yang 

bersungguh-sungguh. Di sini Yakobus berkata, 

1. namun  yang terutama, janganlah kamu bersumpah. Namun, 

berapa banyak orang yang menganggap hal ini sepele dan 

meremehkan hal seperti sumpah serapah? Mengapa di sini 

bersumpah terutama dilarang?  

(1)  Sebab perbuatan ini langsung memukul telak kehormatan 

Tuhan  dan paling merendahkan nama serta wibawa-Nya. 

(2)  Sebab di antara semua dosa, dosa ini mengandung godaan 

paling sedikit. Tidak ada keuntungan, kesenangan, atau-

pun nama baik yang dapat membuat orang tertarik mela-

kukannya, selain kecerobohan dalam berbuat dosa dan me-

nunjukkan sikap bermusuhan yang sia-sia kepada Tuhan . 

Musuh-musuh-Mu menggunakan nama-Mu dengan sia-sia 

(Mzm. 139:20, KJV). Ini merupakan bukti tentang manusia 

yang memusuhi Tuhan , meskipun mereka mengaku-ngaku 

menyebut diri dengan menggunakan nama-Nya, atau 

terkadang memuji Dia di dalam ibadah. 

Surat Yakobus 5:12-20 

 393 

(3) Sebab dosa ini paling sulit ditinggalkan jika  orang 

sudah terbiasa melakukannya, sehingga terutama harus 

diwaspadai. 

(4) “namun  yang terutama, janganlah kamu bersumpah, sebab 

bagaimana kamu dapat berharap bahwa nama Tuhan  men-

jadi menara yang kuat di tengah kesusahan bagimu, jika 

kamu mencemarkan dan mempermainkannya pada kesem-

patan lain?” Namun, (seperti yang diamati Baxter), “Semua 

ini sama sekali tidak berarti melarang orang mengucapkan 

sumpah yang memang diperlukan, namun  untuk menegas-

kan kepada mereka supaya memelihara rasa hormat terha-

dapnya.” Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa “Hakikat 

sebenarnya dari sumpah yaitu , menggadaikan nama baik 

sesuatu yang besar, demi menegaskan kebenaran hal 

sepele yang diragukan, dan bukannya (seperti yang umum 

dilakukan) mengajukan permohonan kepada Tuhan  atau ha-

kim lainnya.” Itulah sebabnya bersumpah demi langit, 

bumi, dan sumpah-sumpah lain yang dirujuk Rasul Yako-

bus, kemudian digunakan. Orang Yahudi berpikir bahwa 

asalkan menghindari sumpah agung Chi-Eloah, mereka 

akan tetap aman. Namun, mereka ternyata telah bersikap 

begitu cemar hingga berani bersumpah demi makhluk cip-

taan, seolah-olah makhluk itu yaitu  Tuhan  sendiri, sehing-

ga meninggikan makhluk menggantikan tempat Tuhan . 

Sementara itu, di pihak lain, orang yang biasa bersumpah 

sambil menggunakan nama Tuhan  dengan sembarangan, 

sama saja dengan menempatkan Dia setingkat dengan 

benda biasa lainnya. 

2.  Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah 

kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman. 

Artinya, “Cukuplah bagimu untuk mengiakan atau menyang-

kali sesuatu bila tersedia kesempatan untuk itu, dan pastikan-

lah untuk berpegang teguh pada perkataanmu dan menepati 

janji, agar tidak memberi  kesempatan kepada orang untuk 

mencurigaimu berdusta. Dengan demikian kamu akan terhin-

dar dari hukuman sebab  tidak menyokong apa yang kamu 

katakan dan janjikan dengan mengucapkan sumpah dengan 

gegabah, dan menodai nama Tuhan  demi membenarkan diri 

sendiri. sebab  dicurigai berdusta, orang lalu bersumpah. 


 394

Biarlah orang tahu bahwa kamu berkata benar, dan teguh 

dalam perkataanmu, sehingga dengan demikian kamu akan 

mendapati bahwa kamu tidak perlu bersumpah atas apa yang 

kamu katakan. Dengan demikian kamu akan terhindar dari 

penghukuman yang secara jelas ditambahkan pada perintah 

ketiga: TUHAN akan memandang bersalah orang yang menye-

but nama-Nya dengan sembarangan 

II. Sebagai orang Kristen, kita diajar untuk menyesuaikan diri de-

ngan penyelenggaraan pemeliharaan Tuhan  (ay. 13): Kalau ada 

seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau 

ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Keadaan kita 

di dunia ini beragam, dan sebab  itu kita harus berhikmat untuk 

menerima keadaan itu, dan berperilaku pantas, baik dalam 

kemakmuran maupun dalam penderitaan. Adakalanya kita ber-

sedih, dan adakalanya bergembira. Tuhan  telah menetapkan kedua 

hal ini dengan silih berganti, supaya kita lebih bisa mengamati 

berbagai tugas yang diperintahkan-Nya, dan supaya pengaruh 

yang ditimbulkan ke atas kegemaran dan perasaan kita bisa 

memberi  manfaat bagi ibadah kita. Penderitaan sudah seha-

rusnya membuat kita berdoa, sedang  kemakmuran membuat 

kita memuji-muji Dia. Ini tidak berarti bahwa doa hanya terbatas 

pada masa sulit, atau menyanyi hanya kita lakukan saat  ber-

gembira. Sebaliknya, berbagai tugas ini bisa dilaksanakan dengan 

menghasilkan manfaat khusus dan dengan tujuan penuh keba-

hagiaan pada masa seperti itu. 

1. Di dalam penderitaan, tidak ada yang lebih cocok dilakukan 

dibanding doa. Orang yang mengalami penderitaan harus 

berdoa sendiri, dan juga meminta dukungan doa orang lain. 

Masa penderitaan sudah seharusnya menjadi masa untuk 

berdoa. Untuk tujuan inilah Tuhan  mengizinkan penderitaan 

datang, supaya kita segera mencari Dia, dan supaya mereka 

yang pernah mengabaikan-Nya dapat dibawa kembali untuk 

mencari Dia. Pada masa itu, roh seseorang berada dalam taraf 

paling merendah, dan hatinya hancur serta lembut. Doa paling 

dapat diterima Tuhan  saat  timbul dari roh yang merendah 

dan penuh penyesalan. Penderitaan biasanya memunculkan 

keluhan. Dan kepada siapa lagi kita harus mengeluh selain ke-

pada Tuhan  dalam doa? Sungguh penting untuk melatih iman 

Surat Yakobus 5:12-20 

 395 

serta pengharapan di tengah penderitaan. Dan doa merupakan 

sarana yang ditetapkan, baik untuk memperoleh maupun 

untuk meningkatkan kasih karunia di dalam diri kita. Kalau 

ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! 

2. Di dalam masa penuh kegembiraan dan kemakmuran, menya-

nyi mazmur yaitu  kegiatan yang sangat patut dan masuk 

akal. Di dalam teks asli, hanya disebutkan menyanyi, psalletō, 

tanpa tambahan kata mazmur atau perkataan lain. Kita tahu 

dari tulisan beberapa orang pada abad-abad pertama Kekris-

tenan (terutama dari sepucuk surat yang ditulis Pliny, serta 

dari beberapa  tulisan Justin Martir dan Tertullian), bahwa 

orang-orang Kristen itu terbiasa menyanyikan lagu-lagu him-

ne, baik yang diambil dari Kitab Suci maupun dari gubahan 

yang dikarang sendiri, saat  mereka menyembah Tuhan . 

Walaupun ada juga yang berpendapat bahwa nasihat Paulus 

kepada orang Kolose dan Efesus supaya mereka  mengajar dan 

menegur seorang akan yang lain psalmois kai hymnois kai 

ōdais pneumatikais – sambil menyanyikan mazmur, dan puji-

pujian dan nyanyian rohani, hanya merujuk kepada rangkaian 

ayat firman Tuhan, yakni mazmur gubahan Daud yang dapat 

dibedakan dalam bahasa Ibrani melalui Shurim, Tehillim, dan 

Mizmorim, kata-kata yang sangat sesuai dengan perkataan 

Rasul Yakobus. Biarlah hal itu berlaku seperti seharusnya dan 

yang bisa kita yakini, bahwa menyanyikan mazmur merupa-

kan ketetapan Injil, dan bahwa sukacita kita harus bersifat 

kudus, dikhususkan bagi Tuhan . Di sini, menyanyi dianjurkan 

untuk menunjukkan bahwa jika ada seseorang yang sedang 

berada dalam keadaan gembira dan makmur, ia harus me-

ngembalikan kegembiraannya dalam jalur ini, meskipun se-

dang berada seorang diri. Kegembiraan kudus sungguh sesuai 

saat  orang berada bersama keluarga, menyendiri, ataupun 

dalam persekutuan. Biarlah nyanyian kita merupakan lagu 

kepada Tuhan  di dalam hati kita, dan Tuhan  pasti akan bersuka-

cita dengan penyembahan semacam ini. 

III. Di sini ada  petunjuk-petunjuk tertentu yang diberikan me-

nyangkut orang-orang sakit, dan rahmat pengampunan yang 

menyembuhkan yang dijanjikan jika  petunjuk-petunjuk itu 

dijalankan. Kalau ada seorang yang sakit, mereka perlu, 


 396

1. Memanggil para penatua jemaat, presbyterous tēs ekklēsias – 

para penatua, yakni gembala atau hamba Tuhan dari jemaat 

(ay. 14-15). Menjadi kewajiban orang sakit untuk memanggil 

hamba-hamba Tuhan dan meminta bantuan serta doa mereka. 

2. Sudah menjadi kewajiban para hamba Tuhan untuk mendoa-

kan orang sakit saat  mereka dipanggil dan diminta melaku-

kan itu. Supaya mereka mendoakan dia, supaya doa-doa mere-

ka sesuai bagi keadaan si sakit, dan permohonan doa mereka 

cocok bagi orang yang dirundung kemalangan itu. 

3. Pada masa penyembuhan melalui mujizat, orang sakit diolesi 

dengan minyak dalam nama Tuhan. Para penafsir Kitab Suci 

biasanya  membatasi makna pengolesan dengan minyak 

ini pada orang-orang yang memiliki kuasa mengadakan muji-

zat. Namun saat  mujizat tidak terjadi lagi, cara ini juga 

berhenti. Di dalam Injil Markus, kita membaca perihal rasul 

yang mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan me-

nyembuhkan mereka (Mrk. 6:13). Kita juga membaca laporan 

bahwa dua ratus tahun sesudah Kristus, cara ini masih di-

gunakan di jemaat. Namun, pada masa itu karunia kesem-

buhan juga dijalankan. saat  karunia mujizat itu berhenti, 

upacara itu juga ditinggalkan. Orang Katolik Roma memakai 

upacara ini sebagai sebuah sakramen, yang disebut sakramen 

orang sakit atau minyak suci. Mereka menjalankan sakramen 

ini tidak untuk menyembuhkan orang sakit, seperti yang 

dahulu digunakan para rasul, namun  untuk mengurapi orang 

yang sudah hampir mengembuskan nafas terakhir. Pengolesan 

yang dilakukan rasul dimaksudkan untuk menyembuhkan 

penyakit, sedang  sakramen perminyakan di gereja Katolik 

dengan tujuan menghapus dosa yang masih tersisa, dan 

memampukan jiwa (seperti yang mereka percayai) melawan 

kuasa-kuasa di udara dengan lebih baik. Bagaimanapun, lebih 

baik meninggalkan kebiasaan pengolesan dengan minyak ini 

dibandingkan  mengubah tujuannya sehingga cukup bertolak bela-

kang dengan yang dibicarakan di Kitab Suci. beberapa  orang 

Protestan berpendapat bahwa pengolesan ini hanya dapat 

diizinkan atau disetujui oleh Kristus, dan tidak ditetapkan se-

bagai aturan. Namun, melalui perkataan Yakobus di sini, se-

pertinya hal itu dianjurkan dalam kasus-kasus saat  ada  

iman untuk mengalami kesembuhan. beberapa  orang Protes-

Surat Yakobus 5:12-20 

 397 

tan juga memperdebatkan pandangan ini. Kebiasaan ini tidak 

umum digunakan, bahkan pada zaman rasuli. Beberapa lagi 

berpendapat bahwa kebiasaan ini jangan ditiadakan sama se-

kali pada zaman apa pun. Jika orang yang mengoles dan yang 

dioles dengan minyak itu memiliki iman yang kuat, berkat 

yang luar biasa mungkin saja menyertai pelaksanaan petunjuk 

bagi orang sakit itu. Bagaimanapun, ada satu hal yang harus 

dicermati di sini, bahwa keselamatan si sakit tidak dikatakan 

terjadi berkat mengolesnya dengan minyak, namun  dengan doa: 

doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu, 

dan seterusnya (ay. 15). Dengan demikian, 

4. Doa bagi orang sakit harus dimulai dari dan disertai iman 

yang hidup. Harus ada  iman, baik di dalam diri orang 

yang mendoakan maupun yang didoakan. saat  seseorang 

sakit, bukanlah doa yang dingin dan kaku yang memberi  

hasil, melainkan doa dengan iman. 

5. Kita harus memperhatikan manfaat doa. Tuhan akan mem-

bangunkan dia. Artinya, jika orang itu memang masih bisa dan 

layak disembuhkan, dan jika  Tuhan  masih memiliki  

sesuatu yang harus dikerjakan orang itu di dunia. Dan jika ia 

telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Artinya, 

saat  penyakit diizinkan sebagai hukuman atas dosa tertentu, 

dosa itu akan diampuni, dan sebagai tandanya, penyakit itu 

akan diangkat. Sama seperti saat  Kristus berkata kepada 

orang lumpuh itu, Jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu 

jangan terjadi yang lebih buruk, di situ tersirat bahwa dosa 

tertentulah yang menjadi penyebab penyakitnya. Oleh sebab 

itu, hal penting yang harus kita pohonkan dari Tuhan  bagi diri 

sendiri dan orang lain saat  sakit, yaitu  pengampunan dosa. 

Dosa merupakan akar dan juga sengat penyakit. Jika dosa 

telah diampuni, kesengsaraan itu akan diangkat sebab  belas 

kasihan-Nya, atau kita akan melihat bahwa ada belas kasihan 

meskipun penyakit itu tetap berlanjut. saat  kesembuhan ter-

jadi sebab  pengampunan, kita dapat berkata seperti Hizkia, 

Dalam kasih-Mu terhadap jiwaku, Engkau telah mencegah 

jiwaku dari lobang kebinasaan (Yes. 38:17). saat  seseorang 

sakit dan merasa kesakitan, biasanya ia berdoa dan berseru, 

O, ringankan penderitaanku! O, pulihkan kesehatanku! Namun, 


 398

doa itu lebih baik dan seharusnya berbunyi, O, kiranya Tuhan  

mengampuni dosa-dosaku!  

IV. Orang Kristen diajarkan untuk saling mengaku dosa dan saling 

mendoakan (ay. 16). Beberapa ahli tafsir Kitab Suci menghubung-

kan hal ini dengan ayat 14. Seperti saat  orang sakit memanggil 

hamba Tuhan untuk mendoakannya, mereka juga harus 

mengakui dosa mereka kepada para hamba Tuhan itu. Benar, 

saat  seseorang menyadari bahwa penyakit mereka merupakan 

hukuman sebagai ganjaran atas dosa tertentu, dan ia tidak dapat 

terlepas dari penyakit tanpa memohon ampun dari Tuhan  untuk 

dosa itu, maka sudah sepatutnya ia mengakui dan menceritakan 

perkaranya, supaya mereka yang berdoa baginya tahu bagaimana 

harus memanjatkan doa dengan tepat baginya. Namun, pengaku-

an yang dianjurkan di sini yaitu  supaya orang Kristen saling 

mengakui dosanya kepada sesamanya, dan bukan kepada hamba 

Tuhan saja. saat  orang telah saling menyakiti, perbuatan 

ketidakadilan itu harus diakui kepada mereka yang telah disakiti 

itu. saat  orang saling mencobai dan mengajak berbuat dosa 

atau sepakat melakukan kejahatan yang sama, mereka harus 

sama-sama menyalahkan diri sendiri dan saling mendorong untuk 

bertobat. saat  kejahatan yang dilakukan bersifat umum yang 

mempengaruhi dan merugikan orang banyak, maka kejahatan itu 

harus diakui di hadapan umum juga, sehingga bisa didengar 

semua orang yang terkait. Terkadang, ada baiknya kita mengakui 

kesalahan kepada hamba Tuhan yang bijaksana atau sahabat 

yang mau berdoa bagi kita, supaya ia dapat membantu kita me-

mohon belas kasihan dan pengampunan dari Tuhan . Namun, ja-

nganlah kita berpikir bahwa Yakobus menyuruh kita mencerita-

kan semua kesalahan yang ada pada diri kita atau sesama kita. 

Sudah cukup jika  kita menyampaikan pengakuan supaya bisa 

berdamai dengan mereka yang bermasalah dengan kita, atau 

untuk memperoleh penjelasan bagi hati nurani dan membuat 

perasaan kita tenang serta tenteram. Sejauh itulah kita harus 

siap mengakui kesalahan kita. Kadang-kadang ada baiknya juga 

bagi orang Kristen untuk saling mengungkapkan kelemahan dan 

pelanggaran mereka, sepanjang sudah terjalin keakraban serta 

persahabatan di antara mereka, sehingga mereka dapat saling 

membantu melalui doa-doa mereka untuk memperoleh pengam-

Surat Yakobus 5:12-20 

 399 

punan bagi dosa-dosa mereka dan kekuatan untuk melawan 

dosa-dosa itu. Orang-orang yang saling mengakui kesalahan, 

sudah seharusnya berdoa bersama dan saling mendoakan. Ayat 

13 menyuruh orang untuk berdoa bagi diri sendiri, Kalau ada 

seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Ayat 

14 menyuruh orang untuk memohon doa para hamba Tuhan, 

sedang  ayat 16 menyuruh anggota jemaat Kristen untuk 

saling mendoakan. Dengan demikian kita lihat di sini berbagai 

jenis doa (yaitu doa dari hamba Tuhan, doa bersama-sama, dan 

doa pribadi) yang disarankan.  

V. Keuntungan dan manfaat besar dari doa dinyatakan dan dibukti-

kan, Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat 

besar kuasanya, entah didoakan bagi diri sendiri atau bagi orang 

lain. Lihatlah contoh dari Elia (ay. 17-18). Orang yang berdoa 

haruslah orang yang benar. Bukan benar dalam arti sempurna 

(sebab Elia yang di sini dijadikan teladan bagi kita, bukanlah 

orang yang sempurna), melainkan benar dalam arti Injili. Ia tidak 

mencintai ataupun menyetujui kejahatan jenis apa pun. Seandai-

nya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau men-

dengar (Mzm. 66:18). Selanjutnya, doa itu sendiri haruslah meru-

pakan doa yang sungguh-sungguh dan dinaikkan secara khusus. 

Doa itu harus merupakan luapan hati kepada Tuhan , dan dialirkan 

dari iman yang tulus. Doa semacam itu sangatlah bermanfaat. 

Bermanfaat bagi diri kita sendiri, mungkin juga berguna bagi 

teman-teman kita, dan yang pasti, diterima oleh Tuhan . Sungguh 

baik jika  memiliki sahabat yang doa-doanya diterima oleh 

Tuhan . Di sini, kuasa doa dibuktikan melalui keberhasilan Elia. 

Peristiwa ini dapat menguatkan hati kita, bahkan dalam perkara-

perkara yang biasa, jika  kita mengingat bahwa Elia yaitu  

manusia biasa sama seperti kita. Dia orang baik yang bersema-

ngat dan sangat hebat, namun  dia juga memiliki kelemahannya 

sendiri, dan harus berhadapan dengan masalah-masalah nafsu-

nya sama seperti orang lain. Saat berdoa, janganlah kita meman-

dang jasa manusia, namun  kasih karunia Tuhan . Hanya dalam hal 

inilah kita harus meneladani Elia, yaitu bahwa ia berdoa dengan 

sungguh-sungguh. Atau, sesuai naskah aslinya, di dalam doa ia 

berdoa. Belumlah cukup untuk sekadar mengucapkan doa, namun  

kita juga harus berdoa dalam doa. Pikiran kita harus terpusat, 


 400

kerinduan kita harus teguh dan tekun, dan semua anugerah yang 

telah kita terima kita manfaatkan. jika  kita berdoa seperti itu, 

maka kita akan berhasil di dalam doa. Elia berdoa, supaya hujan 

jangan turun, dan Tuhan  mendengar permohonannya dalam meng-

hadapi bangsa penyembah berhala yang menganiaya umat-Nya, 

sehingga hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan 

enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan, 

dan seterusnya. Dengan demikian bisa dilihat bahwa doa merupa-

kan kunci yang mampu membuka dan menutup langit. Mengenai 

hal ini kita bisa mengacu kepada Wahyu 11:6, yang mengatakan 

bahwa kedua saksi itu memiliki kuasa menutup langit, supaya 

jangan turun hujan. Contoh mengenai kuasa doa yang luar biasa 

ini dicatat demi menguatkan hati, bahkan kepada orang Kristen 

biasa sekalipun, supaya mereka giat dan bersungguh-sungguh 

dalam doa. Tuhan  tidak pernah berkata kepada keturunan Yakub, 

carilah wajah-Ku dengan sia-sia. Jika melalui doa Elia dapat 

melakukan hal-hal yang begitu hebat dan luar biasa, maka doa-

doa orang benar pasti tidak akan kembali dengan sia-sia. Kalau-

pun tidak terjadi mujizat dalam jawaban Tuhan  atas doa-doa kita, 

masih ada  kasih karunia yang besar. 

VI. Surat ini ditutup dengan nasihat agar kita berusaha sekeras 

mungkin pada tempat kita untuk mengupayakan pertobatan serta 

keselamatan orang lain (ay. 19-20). Ada beberapa yang mengarti-

kan ayat-ayat ini sebagai permintaan maaf Rasul Yakobus, sebab  

ia terpaksa menegur orang Kristen Yahudi dengan begitu terus 

terang dan tajam atas dosa dan kesalahan mereka yang tidak 

sedikit itu. Yakobus tentu saja memberi  alasan yang sangat 

tepat mengapa ia begitu peduli menyadarkan mereka dari kesa-

lahan mereka, sebab dengan berbuat demikian, ia dapat menyela-

matkan jiwa-jiwa dan menutupi banyak dosa. Bagaimanapun, 

janganlah kita membatasi upaya Rasul Yakobus dalam membawa 

kembali orang-orang yang menyimpang dari kebenaran di tempat 

ini saja, atau pada pelayanan sejenisnya. Sebab telah dikatakan 

bahwa “Barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalan-

nya yang sesat, biarlah ia bersedia melakukan kebaikan bagi 

orang lain, sehingga dengan demikian ia menjadi alat untuk me-

nyelamatkan jiwa orang dari maut.” Rasul Yakobus beranggapan 

bahwa orang-orang yang di sini disebut saudara olehnya, telah 

Surat Yakobus 5:12-20 

 401 

menempuh jalan yang sesat. Bukanlah ciri khas orang bijak atau 

suci untuk membanggakan diri sebagai orang yang bebas dari 

kesalahan, atau tidak mau mengakui bahwa dia melakukan kesa-

lahan. Namun, jika ada orang-orang yang melakukan kesalahan 

sebesar apa pun, janganlah takut menunjukkan kesalahan itu 

kepada mereka. Bila mereka melakukan kesalahan sekecil apa 

pun, janganlah meremehkannya agar kamu bisa membuat mereka 

lebih bijaksana dan baik. Jika orang menyimpang dari kebenaran, 

maksudnya dari Injil (kaidah dan norma agung kebenaran), baik 

dalam pendapat maupun perbuatan, berusahalah untuk mem-

bawa mereka kembali kepada kaidah agung tadi. Kesalahan da-

lam penilaian dan hidup ini biasanya berjalan bersama. Biasanya 

ada suatu kesalahan dalam memahami ajaran Injil yang men-

dasari setiap perbuatan salah. Tidak seorang pun berperilaku 

buruk sebab  hal itu sudah merupakan kebiasaannya, namun  ini 

disebabkan oleh asas yang salah. Nah, untuk membawa mereka 

kembali berarti menjauhkan mereka dari kekeliruan mereka, dan 

menarik mereka kembali dari jalan sesat yang telah mereka 

tempuh. Janganlah kita langsung menuduh dan berteriak kepada 

saudara yang melakukan kesalahan, serta berusaha mencerca 

dan mendatangkan malapetaka ke atas orang itu. Sebaliknya, 

buatlah dia bertobat. Seandainya pun semua usaha kita tidak 

membuahkan hasil, kita sama sekali tidak diberi wewenang untuk 

menganiaya dan menghancurkannya. Jika kita dipakai sebagai 

alat dalam pertobatan seseorang, maka dikatakan bahwa kita 

mempertobatkan mereka, meskipun pada dasarnya ini yaitu  

hasil pekerjaan Tuhan . Jika tidak mampu berbuat apa pun lagi 

bagi pertobatan orang berdosa, kita masih bisa melakukan hal ini, 

yaitu berdoa supaya kasih karunia dan Roh Tuhan  menobatkan 

dan mengubah mereka. Biarlah mereka yang dapat dipakai untuk 

menobatkan orang lain, tahu apa yang akan menjadi akibat 

menggembirakan atas apa yang mereka lakukan. Mereka dapat 

memperoleh penghiburan sekarang ini, dan pada akhirnya nanti 

mereka akan memperoleh mahkota. Orang yang disebut menyim-

pang dari kebenaran (ay. 19), dikatakan menempuh jalannya yang 

sesat (ay. 20). Kita tidak dapat dikatakan menobatkan seseorang, 

hanya dengan mengubah pendapat mereka, kecuali kita dapat 

membuat mereka memperbaiki dan mengubah jalan hidup mere-

ka. Inilah arti pertobatan, yaitu membuat orang berdosa berbalik 


 402

dari jalannya yang sesat, bukannya mengalihkannya dari satu 

pihak ke pihak lain, atau sekadar dari gagasan dan cara berpikir 

yang satu kepada yang lain. Orang yang berhasil menobatkan 

orang berdosa dari jalannya yang sesat, akan menyelamatkan 

jiwa orang itu dari maut. Jiwa seseorang terlibat di dalamnya, dan 

apa yang dilakukan demi keselamatan jiwa itu pasti akan dapat 

menguntungkan. sebab  jiwa merupakan bagian utama manusia, 

maka di sini hanya disebutkan penyelamatan jiwa saja. Namun, 

sebenarnya penyelamatan jiwa juga mencakup keselamatan ma-

nusia itu secara keseluruhan seutuhnya. Roh akan diselamatkan 

dari neraka, tubuh dibangkitkan dari kubur, dan keduanya 

diselamatkan dari maut yang kekal. Sesudah itu, pertobatan hati 

dan hidup itu akan menutupi banyak dosa. Ayat ini sungguh 

sangat menghibur. Dari situ kita tahu bahwa meskipun dosa kita 

banyak, bahkan teramat banyak, namun semuanya dapat ditu-

tupi atau diampuni. saat  dijauhi dan ditinggalkan, dosa akan 

ditutupi dan tidak pernah muncul untuk melawan kita pada hari 

penghakiman. Tidak peduli sekeras apa pun manusia berusaha 

berkelit dari atau menyembunyikan dosa mereka, tidak ada cara 

yang mampu menutupinya dengan sempurna, selain dengan 

meninggalkannya. Beberapa orang berkata ayat ini berarti, 

pertobatan akan mencegah banyak dosa. Sungguh merupakan 

kebenaran yang tidak dapat disangkali bahwa banyak dosa dapat 

dicegah dalam diri orang yang bertobat, bahkan dalam diri orang-

orang lain yang terpengaruh olehnya, atau yang bergaul dengan-

nya. Secara keseluruhan, betapa kita harus mempersiapkan diri 

dengan memberi  perhatian sepenuhnya bagi pertobatan orang 

berdosa! Ini yaitu  demi kebahagiaan serta keselamatan mereka 

yang bertobat. Pertobatannya akan mencegah banyak kejahatan, 

serta menghambat penyebaran dan pertambahan dosa di dunia. 

Ini yaitu  demi kemuliaan dan kehormatan Tuhan , dan akan 

mendatangkan penghiburan dan kehormatan bagi kita sendiri 

pada hari yang agung itu kelak. Mereka yang telah menuntun 

banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti bintang-

bintang, tetap untuk selama-lamanya. 


Surat  

1 Petrus 

   

 

  

 

 

 

 

 

 

Tafsiran  

SURAT 1 Petrus  


ua surat rasuli yang kita dapati terdaftar dalam kanon Kitab 

Suci ini ditulis oleh Petrus, rasul Yesus Kristus yang paling 

terkemuka, dan yang tabiatnya bersinar terang seperti digambarkan 

dalam keempat Injil dan Kisah Para Rasul. Namun, dalam gambaran 

para pemimpin gereja dan penulis tertentu, Petrus terlihat seperti 

orang yang luar biasa angkuh dan penuh ambisi. berdasar  Kitab 

Suci, sudah pasti bahwa Simon Petrus yaitu  salah seorang yang 

pertama-tama dipanggil Tuhan kita untuk menjadi murid dan peng-

ikut-Nya. Bahwa ia yaitu  orang yang dikaruniai dengan kebaikan-

kebaikan luhur, dari alam maupun anugerah, orang yang memiliki  

andil besar dan cepat dalam mengeluarkan perkataan, cepat mema-

hami dan berani melaksanakan apa saja yang dia ketahui sebagai 

kewajibannya. saat  Juruselamat kita memanggil rasul-rasul-Nya, 

dan memberi mereka mandat, Ia pertama-tama menyebut Petrus. 

Dan melalui perlakuan-Nya terhadap Petrus, Ia tampak membedakan 

Petrus sebagai rasul istimewa di antara kedua belas rasul. Banyak 

contoh kasih sayang Tuhan kita kepadanya, baik selama Dia hidup 

maupun sesudah  kebangkitan-Nya, yang tercatat dalam Kitab Suci. 

namun  ada banyak hal yang secara meyakinkan ditegaskan tentang 

orang kudus ini jelas-jelas salah: Seperti, bahwa ia memiliki keuta-

maan dan kekuasaan yang lebih unggul dibandingkan  semua rasul lain, 

bahwa ia lebih tinggi dibandingkan  mereka, bahwa ia yaitu  pangeran, 

raja, dan penguasa mereka yang berdaulat, dan bahwa ia memiliki  

kewenangan hukum atas seluruh kumpulan para rasul itu. Terlebih 


 406

lagi, bahwa ia satu-satunya gembala untuk semua umat Kristen di 

seluruh dunia, satu-satunya wakil Kristus di bumi – bahwa selama 

lebih dari dua puluh tahun ia menjadi uskup Roma – dan bahwa 

semua ini merupakan perintah dan ketetapan Tuhan kita. Sementara 

Kristus tidak pernah memberinya keutamaan semacam ini, namun  

jelas-jelas melarangnya, dan justru memberi  perintah-perintah 

yang sebaliknya. Rasul-rasul lain tidak pernah menyetujui pengaku-

an-pengakuan seperti itu. Rasul Paulus menyatakan dirinya sedikit 

pun tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu 

(2Kor. 11:5 dan 12:11). Tidak terkecuali dalam hal ini keunggulan 

martabat Petrus, sebab Paulus sendiri berani mempersalahkan dia, 

dan berterang-terang menentangnya (Gal. 2:11). Petrus sendiri tidak 

pernah menganggap hal-hal yang seperti itu, namun  dengan bersahaja 

menyebut dirinya sebagai rasul Yesus Kristus. Dan saat  menulis 

kepada para penatua jemaat, dengan rendah hati ia menempatkan 

dirinya dalam kedudukan yang sama dengan mereka: Aku menasihat-

kan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua (5:1).  

Maksud dari surat rasuli yang pertama dari Petrus ini yaitu ,  

I.  Untuk menjelaskan secara lebih lengkap ajaran-ajaran Kekristen-

an kepada orang-orang Yahudi yang baru bertobat ini.  

II. Untuk membimbing dan mengajak mereka supaya berperilaku 

kudus, dalam menjalankan dengan setia semua kewajiban pribadi 

mereka masing-masing. Dengan demikian, mereka sendiri akan 

tetap hidup dalam damai sejahtera dan mampu menjawab segala 

fitnah dan celaan dari musuh-musuh mereka.  

III. Untuk mempersiapkan mereka menghadapi penderitaan. Hal ini 

tampak menjadi niat utama sang Rasul, sebab ia mengatakan 

sesuatu tentang hal ini dalam setiap pasal. Dan, melalui berbagai 

macam alasan, ia betul-betul mendorong mereka supaya bersabar 

dan bertekun dalam iman, agar segala penganiayaan dan mala-

petaka yang menimpa mereka tidak sampai membuat mereka 

murtad dari Kristus dan Injil. Sungguh menakjubkan bahwa kita 

tidak menemukan satu kata pun yang menyerupai semangat dan 

keangkuhan seorang penguasa dalam kedua surat ini.  

 

PASAL  1  

etelah diberikan salam pembuka dari penulis (ay. 1), orang-orang 

Kristen diajar bagaimana mereka harus berperilaku jika  Rasul 

Petrus menjelaskan siapa orang-orang yang disuratinya, dan mem-

beri mereka salam (ay. 1-2), dan memuji Tuhan  atas kelahiran baru 

mereka sehingga memiliki pengharapan yang nyata akan keselamat-

an kekal (ay. 3-5). Dalam harapan akan keselamatan ini, ia menun-

jukkan bahwa mereka memiliki banyak alasan untuk bersukacita, 

meskipun untuk sementara waktu mereka sedang berdukacita dan 

menderita sebab  iman mereka sedang diuji. Ujian ini akan meng-

hasilkan kegembiraan yang tidak terkatakan dan penuh dengan 

kemuliaan (ay. 6-9). Inilah keselamatan yang dinubuatkan nabi-nabi 

di zaman dulu dan yang ingin diketahui oleh para malaikat (ay. 10-

12). Ia menasihati mereka supaya waspada dan hidup kudus, yang ia 

tekankan dengan mempertimbangkan darah Yesus, yang merupakan 

harga penebusan manusia yang tak ternilai (ay. 13-21). Ia juga mena-

sihati supaya mereka menjalin kasih persaudaraan, mengingat me-

reka sudah lahir baru dan betapa luhurnya keadaan rohani mereka 

(ay. 22-25). 

Salam Pembuka  

(1:1-2) 

1 Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang 

tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, 2 yaitu orang-

orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Tuhan , Bapa kita, dan yang diku-

duskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan 

darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas 

kamu. 

Dalam salam pembuka ini kita mendapati tiga bagian: 


 408

I.   Penulisnya, yang dijelaskan,  

1.  Dengan namanya, yaitu Petrus. Nama depannya yaitu  Simon, 

dan Yesus Kristus memberinya nama belakang Petrus, yang 

berarti batu, sebagai pujian bagi imannya, dan untuk menun-

jukkan bahwa ia akan menjadi sokoguru terkemuka dalam 

jemaat Tuhan  (Gal. 2:9).  

2. Dengan jabatannya, yaitu rasul Yesus Kristus. Kata rasul ber-

arti seorang yang diutus, wakil, utusan, siapa saja yang diutus 

dalam nama Kristus dan melakukan pekerjaan-Nya. namun  

secara lebih khusus kata rasul menandakan jabatan tertinggi 

dalam jemaat Kristen. Tuhan  telah menetapkan beberapa orang 

dalam Jemaat: pertama sebagai rasul (1Kor. 12:28). Martabat 

dan keutamaan mereka ada  pada hal-hal ini: Mereka lang-

sung dipilih oleh Kristus sendiri, mereka yaitu  yang pertama-

tama menyaksikan, dan kemudian memberitakan, kebangkitan 

Kristus, dan demikian seluruh tatanan Injil. Karunia-karunia 

mereka sangat luhur dan luar biasa. Mereka memiliki kuasa 

mengadakan mujizat, bukan setiap saat, melainkan jika  

Kristus menghendakinya. Mereka dipimpin ke dalam seluruh 

kebenaran, dikaruniai roh nubuat, dan memiliki tingkat kekua-

saan dan kewenangan hukum melampaui semua orang lain. 

Setiap rasul yaitu  uskup untuk semua jemaat, dan atas 

semua hamba Tuhan. Dengan cara yang merendah ini Petrus,  

(1) Menegaskan sifatnya sendiri sebagai seorang rasul. Dari 

sini amatilah, orang boleh mengakui, dan kadang-kadang 

harus menegaskan, karunia-karunia dan anugerah-anuge-

rah yang diberikan Tuhan  kepadanya. Mengaku-ngaku me-

miliki apa yang tidak kita miliki berarti munafik. Akan 

namun , menyangkali apa yang kita miliki berarti tidak tahu 

berterima kasih.  

(2) Ia menyebutkan bahwa tugasnya sebagai rasul merupakan 

mandat dan panggilannya untuk menulis surat rasuli ini 

kepada orang-orang ini. Perhatikanlah, sudah menjadi ke-

pedulian kita, namun  terutama kepedulian hamba-hamba 

Tuhan, untuk merenungkan baik-baik mandat dan panggil-

an mereka dari Tuhan  bagi pekerjaan mereka. Ini akan mem-

benarkan siapa mereka di hadapan orang lain, dan memberi 

Surat 1 Petrus 1:1-2 

 409 

mereka dukungan serta penghiburan batin dalam meng-

hadapi semua bahaya dan perasaan tawar hati. 

II. Siapa orang-orang yang dikirimi surat rasuli ini. Mereka digam-

barkan, 

1.  Dengan keadaan lahiriah mereka, yaitu Orang-orang pen-

datang, yang tersebar di Pontus, Galatia, dst. Sebagian besar 

dari mereka yaitu  orang-orang Yahudi, keturunan orang-

orang Yahudi (menurut pendapat Dr. Prideaux) yang kembali 

dari Babel, atas perintah Antiokhus raja Aram, sekitar dua 

ratus tahun sebelum kedatangan Kristus, dan ditempatkan di 

kota-kota Asia Kecil. Besar kemungkinan bahwa rasul kita 

sudah tinggal di antara mereka, dan mempertobatkan mereka, 

sebagai rasul untuk orang-orang bersunat. Dan bahwa kemu-

dian ia menulis surat ini kepada mereka dari Babel, di mana 

banyak orang Yahudi tinggal pada waktu itu. Pada saat itu, 

mereka berada dalam keadaan yang miskin dan menderita.  

(1) Hamba-hamba Tuhan  yang terbaik bisa saja, dalam masa 

susah dan oleh sebab  pemeliharaan ilahi, terserak, dan 

terpaksa meninggalkan negeri asal mereka. Orang-orang 

yang bagi mereka dunia ini tidak layak sudah dipaksa 

mengembara di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-

celah gunung.  

(2) Kita harus memberi perhatian khusus kepada hamba-ham-

ba Tuhan  yang teraniaya dan terpencar. Mereka inilah yang 

secara khusus mendapat perhatian dan belas kasihan Rasul 

Petrus ini. Kita harus memberi perhatian yang seimbang ter-

hadap orang-orang kudus, bahwa mereka itu merupakan 

orang-orang luhur namun  juga memiliki  kebutuhan.  

(3) Nilai orang baik tidak boleh ditaksir berdasar  keadaan 

lahiriah mereka pada saat ini. Di sini ada sekumpulan 

orang yang unggul, yang dikasihi Tuhan , namun mereka me-

rupakan orang-orang asing, terpencar dan miskin di dunia. 

Mata Tuhan  senantiasa tertuju pada mereka dalam keadaan 

mereka yang terpencar, dan Rasul Petrus dengan penuh 

kelembutan memberi perhatian dengan menulis kepada 

mereka untuk membimbing dan menghibur mereka. 


 410

2.  Mereka digambarkan melalui keadaan rohani mereka: Orang-

orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Tuhan , Bapa kita, dst. 

Orang-orang asing yang malang ini, yang tertindas dan dibenci 

di dunia, bernilai tinggi di mata Tuhan  yang Mahabesar, dan 

ada dalam keadaan paling terhormat yang pernah dapat di-

duduki manusia selama hidup ini. Sebab mereka yaitu , 

(1) Orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Tuhan , 

Bapa kita. Pemilihan dibuat entah untuk suatu jabatan: 

demikianlah Saul merupakan orang yang dipilih TUHAN 

untuk menjadi raja (1Sam. 10:24), dan Tuhan kita berkata 

kepada para rasul-Nya, Bukankah Aku sendiri yang telah 

memilih kamu yang dua belas ini? (Yoh. 6:70). Atau, pemi-

lihan dibuat dalam rangka pendirian bangsa-jemaat, untuk 

menikmati hak-hak istimewa tertentu: demikianlah Israel 

merupakan umat pilihan Tuhan  (Ul. 7:6), sebab engkaulah 

umat yang kudus bagi TUHAN, Tuhan mu; engkaulah yang 

dipilih oleh TUHAN, Tuhan mu, dari segala bangsa di atas 

muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Atau 

pemilihan dibuat untuk memperoleh keselamatan kekal: 

Tuhan  dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan 

dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran 

yang kamu percayai. Inilah pemilihan yang dibicarakan di 

sini, yang berarti ketetapan atau keputusan Tuhan  yang 

penuh anugerah untuk menyelamatkan sebagian orang, 

dan membawa mereka, melalui Kristus, dengan sarana 

yang tepat, kepada hidup yang kekal.  

[1] Pemil