hadits Abu
Hurairah gE dalam hal itu, sebagaimanayangtelah lalu. Selanjutnya,
Syaikh menyebutkan masalah-masalah yang dapat diambil dari hadits
tersebut, ia berkata: "Yang kedua, hujjah yangterdapat di dalamnya
(ayat itu) menerangkan kebathilan syirik, khususnya bagi oranB yang
bergantung kepada orang-orang shalih. Di samping itu, inilah ayatyarag
diumpamakan se b a gai ay at y ang memoton g akar pohon syirik. "
Pensyarah Kitaabut Tauhiid, Syaikh Sulaiman bin 'Abdullah
4!;5,menjelaskan: "Dalam penafsiran ini penulis hendak menerangkan
kondisi para Malaikat yang dijadikan sembahan selain Allah yanglebih
kuat dan lebih besar. Akan tetapi, jika kondisi mereka bersama Allah
W seperti ini, yaitu kekhawatiran mereka dari-Nya serta ketakutan
mereka kepada-Nya, maka mengapa seseorang mau menyembah
mereka selain Allah? Apabila mereka tidak layak disembah bersama
Allah, baik secara langsung maupun sebagai Perantara, maka selain
mereka yaagtidak mampu melakukan sesuatu, sePerti orang-orang
yarrgtelah mati dan berhala-berhala, lebih tidak Pantas lagi untuk
diseru dan disembah. Dalam penjelasan ini terdapatbantahan terhadap
orang-orang musyrik yang menyembah bersama Allah kepada sesuatu
yangtidak mendekati dan tidak menyamai satu pun dari sifat-sifat
Malaikat."os
Syaikh Ibnu 'Utsaimin 4!$5 berkomentar: "Yang demikian itu
karena meskipun para Malaikat memiliki kekuatan dan keagungan,
mereka tetap pingsan dan terperanjat karena mengagungkan Allah.
Lantas, bagaimana dengan berhala-b erhala yang disembah selain
Allah, sementara mereka jauh lebih lemah dibanding para Malaikat,
tetapi manusia malah bergantung penuh kepada berhala-berhala itu.
Oleh sebab itu, diungkapkan:'Sesungguhnya ayat ini memoton g akar
kemusyrikan dari hati. Sebab, jika manusia telah mengenal keagungan
Allah W , yang membuat langit bergetar dan penghuninya pingsan
hanya karena Dia berbicara dengan wahyu, maka bagaimana mungkin
manusia menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain? Bahkan,
sebagian manusia membuat sekutu itu dengan tangannya sendiri.
Misalnya, orang-orang Arab dulu yang jahil membuat tuhan-tuhan dari
kurma, namun sesembahan itu akan dimakan juga jika salah seorang
dari mereka lapar. Terdapat pula seseorang di antara mereka yang
turun ke suatu lembah lalu mengambil emPat buah batu: tiga buah
batu untuk (mencari ketetapan) takdirnya, sedangkan yang keempat,
yaitu yangterbaik, dijadikannya sebagai tuhan."ae
Renungkanlah, wahai saudaraku, makna-makna yang sangat agung
ini agar Anda dapat mencapai apayangdikehendaki Allah dengan cara
yangdisyari'atkan-Nya. Dengan menjalaninya, niscaya Anda akan
beruntung di dunia dan di akhirat. Semoga Allah memberikan taufik
(kepada kita).
3. Mengetahui berbagai rahasia alam dan makhluk sehingga
dapat menambah keimanan di hati seorang Mukmin
Manusia benar-benar bingung (takjub) di hadapan alam semesra
yang agung ini, dengan langitnya, buminya, bintang-bintangnya,
planet-planetnya, gunungnya, lembahnya, laut dan daratnya, serta
pepohonan dan binatangnya. Manusia pun melihat keseimban gan dan
keteraturan di alam yangluar biasa ini, sampai-sampai pandangannya
tidak dapat melihat ujung dan batasnya. Tatkala melihat awan yar.g
diterbangkan, mendengarkan gunrur yangmenggelegar, melihat kilat
yangmenyambar penglihatan, serta merta manusia akan mengetahui
dengan yakin bahwa alam semesta ini memiliki Pencipta dan Pengatur
yangMahabijaksana. Alhasil, manusia sangat membutuhkan petunjukNyr, penga1aran-Nyr, dan seruan-Nya terha dap apa-ap^ y angbermanfaat
baginya. Di dalam hatinya muncul berbagai pertanyaan tentang alam
dan proses kejadiannya, juga mengenai malam dan siangnya, namun
manusia tidak mendapatkan jawaban semua iru.
Siapa yarlgmenerbangkan awan dari satu negeri ke negeri yang
lainnya? Siapa yang mengatur urusan nutbfah? Siapa yang menjaga
manusia dari musuh-musuhnya, baik yangtampak maupun yang
tersembunyi? Demikian pula pertanyaan-pertanyaansemacarnny a y ang
membuat manusia kebingungan. Sungguh, dalam waktu singkat manusia
dapat mengenal rahasia-rahasia alam ini jlka dia mau mentadabburi
ay at- ay at y ang di dalamnya Allah menj elaskan Malaikat-Malaikat-Ny,
dan apa-apa yang ditugaskan-Nya kepada mereka. Alhasil, dadanya
akan menjadi lapang dan imannya bertambah.
Pada saat itulah, manusia mengetahui bahwa ada Malaikat yang
menerbangkan awan ketika melihatnya, merTyadari ada Malaikat
yangmemelihara pegunungan tatkala menyaksikannya, dan menatap
pepohonan pun seperti itu. Demikian juga terhadap nuthfah yang
ada di rahim dan mayat di dalam kuburan. Ia pun beriman terhadap
kedatanganparaMalaikat pada hari Kiamat dan kepastian akan melihat
Malaikat sehingga dia mencintai mereka serta bertambah ketakutan
dan pengagungannya kepada Allah, sebagaimana firman-Nya
Tidakkab kamu melibat bahwasanya Allab menurunkan bujan dari
langit lalu Kami basilkan dari hujan itu buab-buaban yang beraneka
macam jenisnya. Dan di antara gununggunung itu ada garis-garis putib
dan merab ydng beraneka nm.cdrn w)arnartyrt. dan ada (pula) yang bitam
pekat. Dan demikian (pula) di antara manusiz, binatang'binatangmelata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-?nacanx warnanya.
(dan jenisnya). Sesungguhnyd. yd.ng takut kepada Allah di antara hamba'
bamba-Nya, banyalah ulama. Sesunggubnya Allab Mabaperkasa lagi Maba
Pengampuz." (QS. Faathir: 27-28)
4. Mendapatkan keamanan dan ketenangan
Firman Allah \W:
"Orang-orang yd.ng beriman dan tid,ak nt encdrnPuradukkan iman mereka
dengan kezh aliman (sy irik), mereka itulah ordng' ord,ng y dng mendap at
keamanan dan mereka ini adalab orang-ord.ngyang mendapat petunjuk."
(QS. Al-An'aam:82)
Allab berfi.rman: 'Turunlab kamu berdua dari Surga bersama-sama,
sebagian kamu menjadi musuh sebagian ydng lain. Maka jika datang
kepadamu petunjuk, dari-Ku, lalu barang siapa ydng mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaha. Dan barang siapaydng
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesunggubnya baginya penghi.dupan
ydng sempit, dan Kami akan mengbimpunkannya pada bari Kiamat
dalam keadaan buta.' Berkatalah ia: 'Ya Rabbku, ntengd.pa Engkau
mengbimpunkan aku dalam headaan buta, padahal aku dahulunya
seora.ng yang melibat.' Allah berfirman: 'Demikianlab, telab datang
kepadamu ayd.t-d.yat Kdmi, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula)
pada bari ini pun kamu dilupakan'" (QS. Thaha: 123-126)
Keamanan di dunia dan ketenangan sena kehidupan yang baik
di dunia dan di akhirat tergantung pada kebenaran iman, di antaranya
adalah beriman kepada para Malaikat r&.
Ada keamar\an lain dan ketenangan jiwa di dunia yar.g dapat
diraih orang y^ng membenarkan imannya kepada Malaikat. Apabila
seorang manusia mengetahui bahwasanya Allah menugaskan para
Malaikat untuk menjaganya dari perintah-Nya dan dengan perintahNya juga mereka melindunginya dari musuh-musuhnya, maka jiwanya
pasti akan tenang dan hatinya menjadi tenteram. Sebab, ia menyadari
bahwa apa pun yangditakdirkan Allah pasti akan terjadi, begitu pula
sebaliknya.
Orang itu pun memahami bahwa jika dia mengingat Allah dengan
dzikir-dzikir yang disyari'atkan, seperti memb aca ayat K:ursi, Qul
Huaullab u ah ad (surat al-Ikhlaash), al -Mu' auwidzatain (al-F alaq dan
an-Naas) dan yang semacamnya, niscaya Allah mengutus Malaikat
yang akan menjaganya dari musuh-musuhnya. Maka jin, binatang,
dan sihir tidak mungkin dapat mendatangkan mudharat baginya.
Jika hal itu telah diketahuinya, niscaya dia akan tunduk kepada Allah
dan bertawakkal kepada-Nya.Ia pun menjauhi hal-hal yang tidak
bermanfaat baginya,seperti mendatangi dukun, juru tenung, penyihir,
dan yang semisalnya. Sesungguhnya mereka (yrtg diminta pertolongan
itu) hanya akan menambah ketakutan manusia, sebagaimana firman
Allah W:
"DAn babwasanya ada beberapa ordng laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka
jin-jin itu menambab bagi mereka dosa dan kesalaban." (QS.Al-Jin: 6)
Di mana pun kamu berada dan ke mana pun kamu menghadapkan
wajahmu, di darat ataupun di laut, di bumi mauPun di langit, pada
waktu malam atau waktu siang, sesungguhnya bersamamu ada Malaikat
yangtidak akan berpisah darimu selama-lamanya. Oleh sebab itu,
amalkan dzlkir-dzikir yang disyari'atkan agar kamu mendapatkan
keamanan dan ketenangan. Oleh karena itu pula, Allah mengutus
para Malaikat kepada Nabi ffi dan para Sahabatnya o&a dalam
peperangan untuk meneguhkan mereka, sebagaimana firman-Nya \99:
"(Ingatlab), ketika kamu memohon pertolongan kEada Rabbmu, lalu
diperkmankan-Nya bagimu:'sesunguhnya Aku akan mmdatangkan bala
bantuan kepadamu dengan seribu Malaikat ydng datang bertutut-turut.'
Dan Allab tidak menjadikanryd (mmgirim bala bantuan itu), melainkan
sebagai kabar gembira dan agar batimu menjadi tenterdm harenanya.
Dan kemenangan itu banyalah dari sisi Allab. Sesunggubnya Allab
Mabaperkasa lagi Mababijaksand. (Ingatlab), ketika Allab menjadikan
kamu rnengd.ntuk, sebagai sudtu penentrarnan dari-Nya, dan Allah
msnurunkan kepadamu bujan dari langit untuk menltucikan kamu dmgan
bujan itu dan mengbilangkan dari kamu gdnggud.n-gdngguan syaitan
dan untuk menguatkan batimu dan memperteguh dengannya telapak
kaki(mu). (Ingatlah), ketika Rabbmu rneraalryukan kepada para Malaihat:
'Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlab (pendirian) orangordngydng telab beriman.' Kelak akan Ahu jatuhkan rasa ketakutan ke
dalam hati orang-ordng kafi.r, maka penggallab kepala-kepala mereka
dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mere,€a. " (QS. Al-Anfaal: 9-1,2)
Jika setiap Muslim telah mengetahui hal ini, niscaya jiwanya
tenang dan hilanglah rasa takut yangsebelumnya dihunjamkan syaitan
ke dalam hainya. Apabila kaum Muslimin bertawakkal kepada Allah
serta senantiasa menjaga dzlkir-dzikir yangdisyari'atkan, maka dia pasti
selamat dari se gala sesuatu y
^ngmenakutk anny a, tentunya dengan izin
Allah, uallaabu a'lam.
5. Mencintai amal-amal shalih dan tempat-tempat yang mulia
Di antara buah keimanan kepada para Malaikat adalah mencintai
amal-amal shalih. Sesungguhnya paraMalaikat mencintai amal shalih
dan mencintai oran g yang mengerj ak arnya, bahkan mereka berdo'a
dan bershalawat serta memohonkan ampunan untuknya. oleh karena
itu, Nabi ffi memotivasi ummatnya untuk melakukan amal-amal
shalih karena buah dari amal tersebut adalah do'a dan shalawat para
Malaikat bagi pelakunya. Contohnya, shalawat mereka untuk orang
y argmengaj arkan kebaikan kepada manusia, sej atinya menyebabkan
Andauntuk mencintai ilmu dan orang yangberilmu. Shalawat mereka
kepada orang-orang yang berdiri di shaf Pertama, sejatinya membuat
Anda untuk senang berada pada shaf pertama. Mereka juga bershalawat
kepada orang-orang yang makan sahur sehingga sejatinya Anda rutin
untuk makan sahur. Mereka bershalawat kepada orang-orang yang
bershalawat atas Nabi ffi hingga Anda pun banyak menyampaikan
shalawat kepada beliau. Demikian pula seterusnya. Kapan saja kalian
mengetahui suatu perbuatan yang disukai Malaikat itu termasuk
amal shalih, maka berusahalah untuk melaksanakannya agar Anda
mendapatkan kemenangan dengan do'a dan permohonan amPun
mereka.
Demikian pula, Anda senantiasa berada pada temPat-temPat
yang disukai Malaikat, seperti masjid dan balaqab (majelis) ilmu,
karena di dalamnyaterdapatkeutamaan yang sangat banyak. Di antara
kemuliaanrlya ialah Allah Mj menugaskarr para Malaikat untuk
berkumpul bersama dengan orang-orangyang berada di dalamnya.
Anda pun akan senantiasa mengisi waktu dengan berbagai amal
shalih dan mendatangi tempat-tempat yang mulia. Inilah sebagian
buah keimanan kepada Malaikat. Seandainya Anda tidak mengetahui
hal ini, niscaya Anda tidak mau melakukannya, wallaabu a'lam.
6. Membenci maksiat dan segalayangdibenci Malaikat
Sebagaimana beriman kepada par^ Malaikat dapat meniadikan seseorang selalu dalam ketaatan kepada-Nya, maka ia juga akan
menjauhkan Anda dari perbuatan maksiat dan dosa, baik perkataan
maupun perbuatan. Jika Anda telah mengetahui bahwa Allah W
menugask an para Malaikat untuk mencatat setiaP perkataan dan
perbuatan Anda, niscaya Anda akan berhati-hati agar mereka tidak
mencatat kecuali sesuatu yangbaik dan bermanfaat di akhirat kelak,
yaitu ketika diberikan kepada Anda catatan amal dan disuruh untuk
membacakannya, sebagaimana firman-Nya:
Bacalab kitabmu, cukuplab dirimu sendiri pada waktu ini sebagai pengbisap terhadapmz." (QS. Al-Israa': 14)
Apabila iman Anda kepada para Malaikat bertambah hingga
seolah-olah dapat melihat mereka, maka tidak diragukan lagi bahwa
keimanan ini akan memberikan pengaruh y^ng positif dan akan
menjauhkan Anda dari segala yangdiharamkan. Bagaimanahalitu bisa
terjadi? Penyebabnya tidak lain karenajisrayangtidak pernah kosong
selamanya (penuh keimanan), sedangkan biasanya, manusia tidak
berani melakukan maksiat, kecuali jika jiwanya kosong. Maka dari
itu, siapa yang benar imannya kepada Malaikat niscaya tidak pernah
merasakan kekosongan, bahkan tidak diragukan lagi hal ini akan
menyamp aikannyakepada tingkatan ihsan. Alangkah mulianya derajat
tersebut. Kita memohon kepada A1lah agar Dia memberikan ihsan
sehingga seolah-olah kita melihat-Nya ketika beribadah kepada-Nya.
Sebagaimana pula perbuatan-perbuatan y angpelakunya dilaknat
oleh Allah,yangjika telah mengetahuinya, pasti Anda akan menjauhi
perbuatan yang dapat menyebabkan laknat Allah tersebut. Alhasil,
jika telah mengetahui bahwa Malaikat melaknat para pelaku bid'ah,
maka Anda akan meninggalkan bid'ah; terlebih lagi jika Anda sedang
berada di Madinah Nabawiyah-semoga shalawat dan salam senantiasa
dilimpahkan kepada para penduduknya-pasri Anda akan tebih
menjauhi perbuatan munkar itu karena adanya nash khusus yang
melaknat pelaku bid'ah di dalamnya. Anda akan mengagungkan para
Sahabat Nabi M, dan tidak mencela mereka walaupun hanya satu
kata karena Malaikat akan melaknat orang yang mencela mereka.
Anda tidak akan mengancam saudara Anda dengan senjata arau yang
semacamnya karena Malaikat melaknat pelakunya. Demikianlah,
Anda akan menjauhi banyak perbuatan buruk karena takut Allah
menurunkan Malaikat kepada Anda untuk mendo'akan hal yarLgsangat
menakutkan ini.
Anda bersegera mengeluarkan gambar-gambar dari rumah, karena
Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yangdi dalamnya ada
gambar atau anjing. Anda akan memperhatikan untuk selalu mandi
junub dan tidak menyerupai perempuan dalam hal-hal yangkhususbagi mereka, seperti dalam hal minyak wangi dan yang lainnya.
Pengetahuan Anda terhadap beberapa hal yang disebutkan Allah dan
(Nabi ffi) dalam as-Sunnah tentang Malaikat akan membuat Anda
istiqamah dalam menjauhi dosa dan maksiat sesuai dengan ilmu Anda,
anllaahu a'lam.
7. Memperbaiki amal perbuatan dengan mencontoh Malaikat
Di antara pengaruh keimanan kepada Malaikat dalam bentuk
perbuatan ialah sebagaimana peringatan Nabi ffi dalam sabdanya:
l
"Mengapa kalian tidak bershaf sebagaimana Malaikat bershaf di sisi
Rabbnya?" Mereka menjawab: "Bagaimana para Malaikat bershaf di
sisi Rabbnya?" Beliau menjawab: "Mereka menyempurnakan shaf
(meluruskan) dan merapatk aflny a." s0
Nabi ffitelahmembimbing kita untuk mengikuti Malaikat dalam
beribadah kepada Allah Mj ,tenttnya sesuai dengan kemampuan dan
kesanggupan, karena kita tidak memiliki kekuatan y^ngsama dengan
para Malaikat. Yang dimaksudkan ialah memperbaiki amal perbuatan
kita sebagaimana Malaikat melaksanakan ibadahny a, misalnya dengan
meluruskan dan merapatkan shaf.
Hendakny a jugamanusia melihat ketawadhu'an Malaikat kepada
Allah W, yaitu meskipun ibadahnya banyak dan terus-menerus
dalam menjalank anrlya,Malaikat tersebut selalu memperbaiki dirinya,
tawadhu'kepada Allah, serta menjauhi sifat sombong dan merasa lebih
berjasa terhadap Allah Mj , sebagaimana firman-Nya
Mereka telah merasa memberi nikmat kEadamu dengan keislaman
mereka. Katakanlab: Janganlab kamu rnerasd telah memberi nikmat
kepadaku dmgan keislamanmu, sebenarnya Allab Dialab yang melimpabkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika
kamu adalah ord,ng-orangyang benar.'" (QS. Al-Hujuraat: 17)
Apabila manusia memperhatikan keagungan penciptaan,
kekuatan, kegagahan, dan keperkasaan para Malaikat, bahk an di antara
mereka ada Malaikat Zabaniyah dan Malaikat penjaga Neraka yarLg
kasar lagi keras, dan mengetahui kekhawatiran dan ketakutan mereka
terhadap Allah wi , makaniscaya dia akan memperbaiki amalnyadan
mencontohparaMalaikat dalam ketakutan mereka kepada Allah wj .
Setiap kali pengetahuan seseorang tenrang Allah bertambah, niscaya
akan bertambah pula ketakuran, kecintaan, dan pengharapan orang
itu kepada-Nyr.
8. Banyak berdzikir dan bersyukur kepada Allah atas nikmat
yang agung ini
Hal tersebut akan dilakukan apabila manusia mengetahui bahwa
Allah W telah memudahkan bagi keturunan Adam dengan hadirnya
makhluk-makhluk yarlg agung ini (Malaikat). Allah membebaninya
dengan tugas yangdapat mendarangkan maslahat bagi keturunan Adam
di dunia dan di akhirat, di antaranyaadayangbertugas memberi bentuk
ketika berada dalam rahim ibunya dan menjagany^atas perintah Allah
dalam tiga kegelapan, lalu memindahkannya dari satu tahap penciptaan
ke tahap penciptaan lainnya, hingga akhirnya sempurna dan lahir ke
dunia.
Para Malaikat menyertai manusia sejak kecil dan menghindarkannya
dari setiap musuhnya (marabahaya) karena manusia ketika itu belum
memiliki kekuatan untuk menghalaunya. Merekalah yangmenundukkan segala kebaikan kepadanya, meneguhkan hatinya dengan izin
Allah, mengaj arkan kep ada ny a ap a-ap a y ang mendatan gkan manf aaq
menjanjikan kebaikan dan mengajak kepadanya, serra memperingatkan
dari keburukan dan melarang darinya. Para malaikat bersama manusia
ketika manusia sedang tidur sebagaimana ketika sedang terjaga.
Mereka pun menjaga anak Adam dari setiap yangtidak disukai dan
memperlihatkan kepadany a apa-ap^ y ang dapat menggembirakannya,
bahkan memperin gatkan ap a-ap a y angdap at memb aha y akanny a. P ar a
malaikat jugayangmemberi kabar gembira dengan Surga bagi manusia
beriman ketika dalam keadaan sekarat.
Mereka menjadi wali dan penolong, penjaga,pengajar,dan pemberi
nasihat; serta yan g mendo' ak anny a, memohonkan ampun baginya, dan
bershalawat kepadanya. ParaMalaikat mengingatkan manusia ketika
lupa, membuatnya aktif lagi ketika malas, menjadikantyaberani ketika
takut, dan berusaha keras demi kebaikannya di dunia dan di akhirat.
Apabila manusia mengetahui tugas-tugas yang mulia ini, niscaya
dia akan memuji Allah \H dan bersyukur kepada-Nya terhadap
nikmat ini. Betapa kelembutan dan kemudahan dari-Nya menjadikan
manusia memohon agar diteguhkan di atas agama-Nya. Dengan
mengakui nikmat ini dengan hatinya dan mengakui keutamaanyang
Allah berikan kepada para Malaikat, manusia akan selalu mengingat
mereka dalam lisan dan ucapannya serta akan dibenarkan melalui
Perbuatannya.
Pada kondisi demikian, Allah IH tidak melihatnya, kecuali dia
sedang sibuk dengan apa yang disukai-Nya dan menjauhi apa yang
dibenci-Nya. Setiap kali manusia mengingat bahwa Malaikat pemikul
'Arsy dan Malaikat-Malaikat yang ada di sekitarnya bershaf-shaf di
hadapan Allah, bertasbih dan memuji-Nya, serta memohonkan ampun
untuk orang yangada di bumi dari tempat yangtinggi lagi mulia itu,
maka wajib baginyauntuk bersyukur kepada Allah \H atas nikmat ini.
Sebab, Dia telah memudahkan bagi paraMalaikat untuk memohonkan
ampunan untuknya serta mengeluarkannya dari kegelapan menuju
cahaya dengan do'a dan shalawat mereka.
Segalapuji bagi Allah dan kita bersyukur kepada-Nya atas nikmat
yangagung ini. Hal ini, tidak diragukan lagi, termasuk buah keimanan
kepada Malaikat dan salah satu faedah untuk mengetahui lebih luas
mengenai keadaan-keadaan dan tugas-tugas mereka, uallaahu a'lam.
Keyakinan Sebagian Kelompok-Kelompok
Islam Mengenai Malaikat
A. Keyakinan Sebagian Ahli Ilmu Kalam mengenai Malaikat
Para Ahli Ilmu Kalam (ahli teologi) adalah mereka yang
memban gun keyakin anny a di atas kalam, ata:u ap a y angdisebut den gan
dalil akal (logika). Poros madzhab mereka dibangun di atas dua kaidah:
(1) mendahulukan akal daripada naql (dalil al-Qur-an atau al-Hadits)
dan Q) mentakwil nash.'
Kelompok-kelompok mereka yangpaling penting adalah sebagai
berikut.
l. Jahmiyyah
Di antara kelompok-kelompok yang muncul pertama kali adalah
Jahmiyyah yang dinisbatkan kepada al-Jahm bin Shafwan as-Samarqandi.
Pertama kali, aliran ini muncul di Tirmidz, kemudian berpindah ke Balkh
dan (penganutnya) bermukim di sana. Setelah itu, dia diusir ke Tirmidz
dan gugur dalam salah satuf tnab Q<eiadian) di Asfahan pada tahun 128H.
Adz-Dzahabi berkata: "Al-Jahm bin Shafwan Abu Mihraz asSamarqandi adalah sesat, mubtadi'(pelaku bid'ah), dan pemimpin
Jahmiyyah. Ia gugur pada masa Tabi'in junior. Tidaklah aku mengetahui
riwayatnya, melainkan ia telah menanamkan kejahatar- yang sangat
besar."2
Al-Jahm pernah belajar kepada al-Ja'd bin Dirham. Mengenai
dirinya, adz-Dzahabi berkata: "Al-Ja'd adalah Ahlul Bid'ah dan
sesat. Ia mengklaim bahwa Allah tidak menjadikan Nabi Ibrahim
sebagai kbalil ftekasih) dan berpendapat bahwa Allah tidak berbicara
langsung dengan Nabi Musa. Maka karena itu, ia dibunuh di Irak
pada hari Naht'. Gubernur Irak ketika itu, Khalid bin 'Abdullah alQusari, yangmendengarkan ucapan al-Ja'd, lantas segera menuntutnya
(ke pengadilan). Ketika berhasil mengalahkannya, Khalid pun
mengeluarkannya ke hadapan orang banyak pada hari 'Iedul Adhha. Kemudian, seusai shalat dan menyampaikan khutbah, Gubernur
itu berseru: '\7ahai sekalian manusia, berkurbanlah! Semoga Allah
menerima kurban kalian. Adapun saya akan berkurban dengan a1-Ja'd
bin Dirham. Karena al-Ja'd meyakini bahwa Musa tidak diajak bicara
oleh Allah secara langsung dan Allah tidak menjadikan Nabi Ibrahim
sebagai kbalil (kekasih). Mahatinggi Allah dari apa yang dikatakan
al-Ja'd dengan setinggi-tingginya.' Sesudah itu, Khalid turun (dari
mimbarnya*d) lalu menyembelih (menebas leher) al-Ja'd di dekat
mimbar, sebagai kurbannya. "a
a. Intisari keyakinan Jahmiryah
1,. Meniadakan nama-nama Allah Mj" dan sifat-sifat-Nya serta
menegaskan bahwa Dia berada di setiap tempat dan senantiasa
bersama dengan setiap orang dengan Dzat-Nya.
2. Al-Qur-an adalah Makhluk dan Allah tidak dapat dilihat pada
hari Kiamat.
3. Iman hanyalah pengetahuan dan seorang hamba majbur (tidak
memiliki kehendak berikhtiar) atas perbu atanny a.4. Mereka mengingkari hal-hal ghaib, sePerti adzab dan nikmat
kubur, asb-sbirath (tempat meniti), al-Mizan (timbangan amal),
serta banyak lagi bentuk kesesatan mereka. Para ulama Islam
telah membantah pendapat mereka. Kitab terPenting mengenai
bantahan tersebui adalah ar-Raddu 'alal labmiyyah karya adDarimi, ar-Raddu 'alaz Zanadiqah ual Jabmiyyah karya Imam
Ahmad, dan ar-Raddu'alal lahmlryah karya Ibnu Mandah.s
b. Keyakinan Jahmiyyah mengenai Malaikat
Iman menurut paham Jah miyy ahhanyalah mengenal Allah. u Oleh
sebab itu, disebutkan dari Jahmiyyah bahwasanya iman manusia sama
dengan iman Jibril dan para Malaikat.' Demikianlah pengakuannya
merigenai keberadaan Malaikat. Meskipun mengakuinya, s_u-ngguh
dia telah mengingkari tugas-tugasnya. Al-Jahm mengingk ari al-kiraam
al-kaatibiin'8- m- ngingkari bahwa Malaikat maut mencabut roh;e
mengingk ari adanya adzab dan nikmat kubur serta para Malaikat
yanidiiugaskan mengurusnya; serra mengingkari pertanyaan.di
dalam kubur dan dua Malaikat yangditugaskan, yaitu Munkar dan
Nakir.roJahmiyyah pun berpendapat bahwa Surga dan Neraka bersifat
fana, tidak kekal.,, Ini berarti, menurutnya penghuni kedua temPat
itu juga tidak kekal, demikian pula para Malaikat Peniaganya. _Pada
hakikatnya, ia tidak beriman kepada para Malaikat, tetapi menolak dan
mendustakan mereka berdasarkan apa y^ngtelah ditetapkan dalam alQur-an dan as-Sunnah mengenai sifat-sifat dan tugas-tugas mereka.
2. Mu'tazilah
Mu'tazilah adalah salah satu sekte ahli kalam yangmuncul pada
masa-masa akhir Khilafah Umayyah. Penamaan aliran ini diambil
dari peristiwa yang dialami salah seorang pembesar mereka, yaituTashil bin'Atha', murid al-Hasan al-Bashri, yang i'tizal (menyendiri/
memisahkan diri) karena peftarLyaennyamengenai hukum pelaku dosa
besar. Al-Hasan menjawab pertanyaan -.riidrrya itu sesuai dengan
manhaj Ahlus sunnah wal Jama'ah, bahwasanya pelaku dosa beiar
tetap dihukumi seorang Mukmin, harryasaja berkurang imannya. Akan
t_etapi, jaw aban tersebut tidak memuaskan \7ashil bin'Atha' sehingga
dia berdiri dan berseru: "Aku, berpendapat bahwa pelaku dosa besar
berada di suatu rempat antaraduamanzilab (tempat)." Sesudah itu, dia
berdiri meninggalkan majelis al-Hasan dan -.-t.rrtuk perkumpulan
orang-oran gyangmendukung pendapatnya. Al-Hasan berkata:.Washil
telah_mening_galkan (menyendiri dari) kita (i'tazalana). Kelompok
mereka pun dinamakan Mu'tazilah, uallaabu a'lam.
a. Intisari keyakinan Mu'tazilah
Ringkasan madzhab mereka disebutkan dalam prinsip yarTglima,
yaitu sebagai berikut:
L. Tauhid yang menurut mereka bermakna nafius sbrfaar (meniadakan
sifat-sifat Allah), al-Qur-an itu, makbluq (ciptaan) Allah, dan Allah
tidak dapat dilihat padahari Kiamat.
2. Al-'Adl, yang berarti bahwa Allah tidak menciptakan afaal
(perbuatan-perbuatan) hamba dan Allah tidak suka didurhakai.
Hamba itu sendiri yangmenciptakan perbua tanny a,maka karena
itu pula kelak dia akan diberi pahaladan disiksa.
3. ALlva'du ual wa'iid (lanjidan ancaman), maksudnya wajib bagi
Allah menyiksa pelaku dosa besar dan tidak diperbolehkan baglNya mengampuninya.
4. Al-Manzilah bainal manzilatain (berada di antara dua tempat).
Adayangmengatakan bahwa inilah dasar keyakinan mereka i^ng
pertama. Baru kemudian t plna pendukungnya mengumpulkan
pendapat-pendapat J ahmiyy ah padanya dalam masalatr- ta'thil
(meniadakan sifat Allah) hingga mereka melahirkan aliran ini.
Maksud dari manzilah ini adalah, pelaku dosa besar di dunia
!"hl orang Mukmin, tetapi juga bukan orang kafir; sedangkan
di akhirat, dia termasuk orang kafir dan kekal selama-laminy^
di dalam Neraka.5. Amar ma'ruf nabi munkar, menurut mereka artinya wajib
mengajak kepada bid'ah yang mereka lakukan dan memaksa
manusia dengan kekuatan untuk mengikutinya. Sebagai contoh,
mereka mengklaim bahwa al-Qur-an itu adalah makhluk, bukan
Kalamullah. Sebagian khalifah dari Bani'Abbasiyyah terpengaruh
dengan paham ini, lalu mereka memaksa masyarakat untuk
meyakini hal itu. Mereka bahkan menyiksa Imam Ahmad dan
ulama Salaf lainnya dengan klaim am r ma'ruf nahi munkar
terhadap mereka yangtidak meyakini hal tersebut.'2
Termasuk amar ma'ruf nahi munkar menurut paham Mu'tazilah
adalah keluar untuk melawan imam (pemimpin) zhalim. Banyak para
da'i dengan cara seperti ini saat ini yang terpengaruh, tidak ada daya
dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.
Inilah lima dasar yangmereka tetapkan berdasarkan akal semata,
jauh dari dalil-dalil al-Qur-an dan as-Sunnah. Apa yang dianggap
baik oleh akal berani itulah yang baik dan apa yang dianggap jelek
oleh akal berarti itulah yangjelek. Di antara riwayat paling keji dari
mereka dalam menolak nash adalah yang disampaikan oleh salah
seorang pembesar mereka, yaitu Amr bin 'Ubaid, ketika disebutkan
di hadapannya hadits 'Abdullah bin Mas'ud gg , berikut ini: "AsbShadiqul Masbduuq (Rasulullah ffi) telah memberitahuku bahwa
sesungguhnya salah seorang kalian dikumpulkan penciptaannya di
dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam keadaan nuthfah."
Hadits ini telah disebutkan sebelumnya. Maka Amr bin 'Ubaid pun
berseru: "Seandainya aku mendengarkan al-A'masy mengucapkan ini,
pasti aku akan mendustakannya; andaikata aku mendengarkanZaidbin
\7ahab mengucapkan ini, niscaya aku tidak menjawabnya; apabila aku
mendengar'Abdullah bin Mas'ud mengucapkan ini, niscaya aku tidak
menerimanya; dan jikalau aku mendengar Rasulullah ffi mengucapkan
ini, niscaya aku menolaknya; sefta kalau aku mendengarkan Allah
berfirman seperti ini, niscaya aku katakan: "Bukan atas yang demikian
ini Engkau mengambil perjanjian kami."rPerhatikanlah kelancangan Mitazilah dalam menolak nash jika
bertentangan dengan akal dan keyakinan mereka. Kaum yangsesat ini
menolak hadits yang rnuttafa,q 'alaib ini karena bertentangan dengan
pendapatnya. Alhasil, mereka menafikan kehendak Allah dan meyakini
bahwa hambalah y ang menciptakan perbuat annya sendiri.
As-Sam'ani '+55 berkata: "Mu'tazilah menjadikan akal sebagai
penyeru kepada Allah dan menempatkannya sebagai Rasul di antara
mereka. Seandainya ada yang berkata: 'Tidak ada ilah yang berhak
diibadahi melainkan Allah dan akalku adalah Rasul Allah,' maka
pendapat ini tidak tertolak di kalangan ahli kalam dari segi makna."ra
b. Keyakinan Mu'tazilah mengenai Malaikat
Mu'tazilah beriman dengan keberadaan Malaikat. 'Aqidah
mereka mengenai Malaikat sama dengan 'aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama'ah secara umum, meskipun mereka menyelisihi pada beberapa
perinciannya. Mu'tazrlah menjadikan keimanan kepada Malaikat
termasuk as-sam'iyyddt, yaitt diambil berdasarkan wahyu. Tetapi
kenyataannya, mereka tidak menerima semua yang disebutkan
wahyu dalam hal itu, bahkan menolak dan mentakwilnya dengan
menggunakan akal.
Di antarayaagdisebutkan dari mereka adalah:
1. Definisi Malaikat
Malaikat menurut Mu'tazilah adalah jasad dalam bentuk cahaya,
udara, dan (bersifaQ lembut. Mereka tidak berketurunan dan bertempat
tinggal di langit. Para malaikat itu dimuliakan di sisi Allah dan lebih
utama daripada seluruh hamba karena mereka memiliki kondisi dan
sifat-sifat yangtidak dimiliki makhluk lainnya.'s
2. lbadahMalaikat
Mu'tazilah berpendapat bahwa para Malaikat diciptakan untuk
beribadah kepada Allah. Mereka beribadah kepada Allah sesuai dengan
apa-apa yang diperintahkan-Nya, seperti tasbih dan tahmid serta
yang semacamnya. Kaum ini juga berpendapat bahwa ada beberapa
kelompok Malaikat yang memiliki ibadah khusus yangtidak sama
dengan ibadah-ibadahyanglainnya, seperti thawaf di Baitul Ma'mur.
Meskipun demikian, menurut mereka semua Malaikat memiliki tabiat
yangsama, yaitu hanya beribadah kepada Allah.'u
Mu'tazilah berpendapat bahwa Malaikat memiliki kehendak dan
kemampuan untuk bermaksiat. Mereka berkata: "seandainya para
malaikat tidak mampu untuk meninggalkan kebaikan, niscaya mereka
tidak akan mendapatkan pujian dengan mengerjakannya. Sebab, yang
berlindung kepada ,.rrrrtr., dan yang tidak memiliki kemampuan
untuk meninggalkan sesuatu tidak akan mendapatkan pujian dengan
melakukan sesuatu itu."rz
Sebagian kaum Mu'tazllah berpendapat bahwa para Malaikat
memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan manusia dan jin, yaitu
mereka diciptakan untuk taat meskipun mampu bermaksiat. Akan
tetapi, tidak adayangmereka lakukan selain ketaatan."
Az-Zamakhsyari berpendapat bahwa para Malaikat itu ma'sltum
(terjagadari dosa), namun dia tidak menyebutkan hal itu secara detail.''
Mu'tazilah juga berpendapat bahwa paraMalaikat tidak dapat
dilihat seperti jin.20 Mereka memiliki sayap sebanyak dua, tiga, empat,
atau lebih dari itu.
Az-Zamakhsyari menj elaskan: "Maksudnya, Malaikat adalah
makhluk (Allah) yangbersayap dua-dua. Artinya, setiap mereka memiliki dua sayap. Ada juga yargdiciptakan memiliki sayap tiga-tiga dan
ada pula yattg-e-ilikitry.f .-prt-empat 4',6-C {t e3"i* ;Ahb
menambabkan pada ciptaan-Nya aprt, ydng dikehendaki-Nya" (QS.
Faathir: 1), maknanyaDia menambahkan pada ciptaan-Nya sayap atau yang lainnya, sesuai dengan kehendak dan hikmah-Nya. Pada
dasarnya, sayap itu berjumlah dua karena dua sayap itu kedudukannya
sama dengan kedua tangan. Jadi, sayap yangketiga dan keempat adalah
tambahan dari yang asli. Yang demikian itu menjadikan Malaikat
lebih kuat untuk terbang dan sangat membantunya." Setelah itu, AzZamakhsyari menjelaskan hal itu secara panjang lebar."2r
Kaum Mu'tazilah mengingkari orang-orarLg yang menyifati
Malaikat dengan jenis perempuan.
Az-Zamakhsyari mengemukakan bantahan terhadap orang y ang
berpendapat bahwa Malaikat adalah anak perempuan Allah: "Mereka
menghina makhluk Allah yan1paling mulia dan paling dekat kepadaNya dengan menjadikannya perempuan. Seandainya dikatakan kepada
orang yangpaling minim dan paling rendah (ilmu dan kedudukannya)
di antara mereka: 'Kamu memiliki sifat perempuan atau perawakanmu
seperti perempuan,' niscaya dia akan marah, bahkan mungkin saja
matanya akan terbelalak. Pernyataan tersebut adalah upaya penghinaan
terhadap mereka secara nyata.oz2
Telah disebutkan sebelumnya bahwasanya al-Mala-ul a'laa
termasuk nama Malaikat rsr. Akan tetapi, az-ZamaL<hsyari belpendapat
bahwa al-Mala-ul a'laa adalah para pelaku kisah, Malaikat, Adam,
dan Iblis dikarenakan mereka berada di langit dan pembicaraan itu
berlangsung di antara mereka.23 Dalam pembahasan khusus tentang
nama-nama Malaikat y^ng lalu, terdapat dalil yang menerangkan
kebathilan perkataan az-Zamakhsyari ini.
Mu'tazilah berkeyakinan bahwa para Malaikat mampu menampakkan diri dalam beberapa bentuk, di antaranya menyerupai manusia,
hewan, dan burung. Al-Jahizh menyebutkan hal itu secara panjang
lebar.'
Az-Zamakhsyari berkata dalam menafsirkan surat Maryam:
"Maryam didatangi oleh Malaikat dalam bentuk seorang pemuda ...
tidak kurang dari bentuk manusia sedikit pun, fisiknya bagus dan tegak
perawakannya. Malaikat itu menampakkan diri kepadany^ dalam
wujud seorang manusia agar dapat mengajaknya berbicara dan (yrrg
diajak bicara) tidak lari darinya. Seandainya Malaikat itu menampakkan
diri kepadanya dalam wujud aslinya, niscaya Maryam akan lari dan
tidak sanggup mendengarkan (memahami) pembicara anny a ... ar- Ruub
adalah Jibril karena agama menj adi hidup (bergantung) dengan ny a dan
dengan wahyu yatgdibawanya..." ia menyebutkan selain itu."
Telah dijelaskan kemampuan Malaikat untuk menjelma, tetapi
saya tidak pernah mendapatkan satu riwayat pun yang menunjukkan
bahwa mereka menampakkan diri selain dalam bentuk seorang lakilaki, uallaahu a'lam.
3. Tugas Para Malaikat
Mu'tazilah menyebutkan rugas-tugas para Malaikat y^ng sangat
agung dan banyak. Di arltaramereka terdapat utusan yangmenyampaikan risalah Allah kepada para Nabi dan mereka dikepalai oleh Jibril.
Di antara mereka terdapat juga Malaikat pembawa'Arsy. Mu'tazilah
mengklaim bahwasanya 'Arsy yang berada di langit digunakan
sebagai tempat ibadah Malaikat, seperti halnya Baitullab al-Haram
(Masjidil Haram) di bumi.26 Ucapan ini bathil, karena'Arsy Allah,
sebagaimana yang sudah diketahui, adalah sariirul mulk (singgasana
kerajaan) atau tempat Allah \H beristiwa' di atasnya. Adapun nama
tempat ibadah di langit yarLg di dalamnya para Malaikat berkumpul
adalah Baitul Ma'mur, sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan
khusus tentang jumlah Malaikat, bahwasanya masuk ke dalamnya
70.000 Malaikat setiap hari dan mereka tidak akan kembali lagi ke
dalamnya.Terdapat pula Malaikat al-Hafazbab yang bertugas menjaga
para Nabi rHu. Di antara mereka ada juga al-Hafazbab yangmenjaga
manusia. Malaikat pencatat dan pencabut nyawa pun ada.
Adapun para Malaikat y ang ditugaskan menyiksa dalam kubur,
orang-orang Mu'tazilah berbeda pendapat. Hal ini berkaitan dengan
perselisihan ulama-ulama mereka dalam menetapkan adzab kubur.
Jadi, merekayangmenetapkan adanya adzab kubur menetapkan juga
adanya Malaikat yangditugaskan dengan adzab dan nikmat kubur,
sedangkan mereka yangmengingk arinya mengingkari juga Malaikat
yangditugaskan untuk memberikan siksa dan nikmat kubur.
Ibnu Hazm berkata: "Dhirar bin 'Amr al-Ghathfani, salah seorang
sesepuh Mu'tazilah, mengingkari adanya adzab kubur. Pendapat ini
adalah pendapat kaum Khawarij, setahu kami. Pendapat yang sama
dikemukakan oleh sebagian Ahlus Sunnah, Bisyr bin al-Mu'tamir, dan
al-Jub ba-i, serta seluruh Mu't azilah lainny a." "
Adzab kubur dan nikmatnyamenunrt para ulamayangmenetapkannya berlaku untuk roh saja.'s Sebagian mereka mengingkari
penamaan Malaikat Munkar dan Nakir yangditugaskan untuk adzab
kubur." Mereka beriman kepada tiupan sangkak ala danyang meniupnya
adalah Israfil, j u ga te rhadap Malaikat-M alaikat al -Mu qarr abuun (y
^ng dekat kepada Allah).:o
Mu'tazilah berpendapat bahwa Malaikat lebih mulia darrpada par a
Nabi, bahkan Abul Hasan al-Asy'ari menyebutkan ijma' ftesepakatan)
mereka atas hal itu.3r Telah disebutkan perbedaan derajat manusia
dalam hal ini dalam pembahasan khusus mengenai manakah yanglebih
utama antara manusia dan Malaikat.
Mu'tazilah berpendapat bahwa Iblis termasuk golongan jin
sehingga bukan dari golongan Malaikat.
Abul Hudzail al-'Allaf, dari kalangan Mu'tazllah, berpendapat
bahwa pergerakan penghuni Surga dan Nerakaitufana' (akan terhenti
karena bersifat sementara) sehingga nantinya mereka sePerti benda
mati yang tidak bergerak meskipun hidup kekal. 'Walaupun demikian
dalam kondisi seperti itu, mereka tetap menikmad kelezatan atau
merasakan adzab.tt
Dalam pada itu, Ibnul Qayyim '{E berkata:
3a Syarb al-'Aqiidzh an-Nuuniyyahkarya, al-Harras (hlm. 393).
Menyelisik Alam Malaikat
Abul Hudzail berkata: 'Akan musnah setiap apayangada di
dalamnya
dari seluruh gerakan penghuninya)
Negeri yangkekal (Surga dan Neraka) itu bersama penghuninya,
sedangkan
buah-buah annya seperti batu bangunan.
Mereka berkata: 'seandainya bukan karena negeri yangkekal,
maka Rabb tidak menetapkan bagi kami
lantaran segala yangada saling bergantian
Kaum itu ada yangdurhaka kepada Rabb mereka
atau mengingkari hakikat-hakikat iman.3a
Inilah ringkasan paham il..dutaztlah mengenai Malaikat, yarLg
sebenarnya dekat kepada pemahaman madzhab Salaf tt:t'rit;-t tentunya
apabilatidak ada beberapaperbedaan keyakinan yang mendasar menurut
mereka. Siapa saja yang ingin memperoleh tambahan penjelasan
hendaknya mengkaji ayat-ayat yang membicarakan Malaikat dalam
t afsir az-Zamakhsyari. 35
Pada akhir pembahasan ini, penulis memandang perlu untuk
menyebutkan sekilas tentang 'aqidah Ibnu Hazm tenrang Malaikat
karena kemasyhuran dan kedekatannya kepada metode Mu'tazilah
dalam mengambil dalil, sebagaimana hal itu akan tampak bagi yang
mengkaji perkatannya dalam kitab al-Asmaa'was Sifaat.36
Ibnu Hazm berkata: "Malaikat itu baq (benar). Mereka adalah
makhluk Allah Wj . Mereka mulia dan semua nya adalah Rasul Allah
... Mereka diciptakan dari nur (cahaya), sedangkan Adam diciptakan
dari air dan tanah; sementara itu jin diciptakan dari api.t'Malaikat
adalah makhluk Allah yangpaling mulia, tidak ada satu pun di antara
mereka yang durhaka dalam masalah kecil maupun besar. Mereka
adalah penghuni langit ..."
Kemudian, Ibnu Hazm menyebutkan dalil-dalil yang menunjukkan
Malaikat itu lebih mulia daripada manusia, seraya berkata: "Adapun
diperintahkannya Malaikat untuk bersujud kepada Adam hanyalah
semata-mata sebagai penghormatan kepadanya. Tidak terdapat padanya
dalil bahwasanya Adam lebih mulia." lajugamenjelaskan pembahasan
yarLgdetail seputar masalah ini dalam kitabnya, al-Fasblls
Pada bagian kitab yang lain, Ibnu Hazm berkata: 'Lembaranlembaran yang di dalamnya Malaikat mencatat amal perbuatan para
hamba-Nya adalah baq (benar) ... Bahwasanya pada setiap manusia
ada dua Malaikat penjaga dari kalangan Malaikat yang mencatar
perkataan dan perbuatannya... Barang siapa yanghendak melakukan
suatu kebaikan, tetapi dia belum melaksanakannya, maka akan dicatat
baginya satu kebaikan; lalu jika dia telah melaksanakannya, maka
dicatat baginya sepuluh kebaikan. Demikian pula sebaliknya, barang
siapa yanghendak melakukan keburukan, tetapi dia meninggalkannya
karena Allah, maka dicatat baginya satu kebaikan; kemudian iika dia
meninggalkannya lantaran tidak mampu melakukannya atau karena
hal lainnya, maka tidak dicatat sesuatu apa pun baginya; sedangkan
jika dia melakukannya, maka dicatat baginya satu keburukan."3e
Ibnu Hazm berpendapat bahwa Iblis bukanlah Malaikat, tetapi
termasuk golongan jin, dia berkata: 'Jin bukan Malaikat. Malaikat
semuanya baik lagi mulia menurut nash al-Qur-an, sedangkan jin dan
manusia adayangtercela dan ada pula yang terpuji."a,
Demikianlah ringkasan dari nukilan yartg saya dapatkan mengenai
pendapat Ibnu Hazm.Intinya, dia sepakat dengan pendapat para Salaf
selain dalam masalah keuatamaan manusia atas Malaikat, sebagaimana
telah dijelaskan tadi.
3. Asy'ariyyah dan Maturidiyyah
.Prsy'ariyyah adalah kelompok Ilmu kalam y^ngpaling terkenal
dan paling banyak menyebar di dunia Islam saat ini. Mereka sama
sepefti kelompok ilmu kalam lainnya, yaitu mendahulukan akalyang dimaksud dengan akal adalah sejumlah kaidah yang dibuat
oleh filosof dalam penyimpulan dalil-namun bukan akal sehat.
Sebab, sama sekali tidak ada pertentangan antara akal sehat dan
dalil shahih-daripada dalil-dalil yang sangat terkenal dalam kitabkitab mereka. Ar-Razi,al salah seorang pemimpin mereka, membuat
undang-undang tentang keharusan meninggalkan al-Qur-an dan
as-Sunnah yang dinamakan dengan al-qaanuunul al'kullii, yang
intinya bahwa ayat-ayat tentang sifat-sifat Allah y^ng bertentangan
dengan akal (ogika) wajib untuk ditakwil agar sejalan dengan akal.
Yang dimaksud dengan takwil di sini adalah memalingkannya
dari zb ah ir (makna lahiriah) ay at lal:u menyelewen gkanny a, u al' i.y adzu
billaah. Mereka menambahkan atas hal yang sangar berbahaya ini
musibah yangkedua, yaitumembuang sunnah Nabi ffi dengan bujjah
(argumen) bahwa sunnah itu adalah berita-beritaabad (tidak memenuhi
syarat mutawatir) yangtidak memberikan ilmu pasti sehingga tidak
diperbolehkan berhujjah dengannya dalam masalah 'aqidah. AlAsy' ariyyah memiliki b anyak bantahan-bant ahan terhadap Mu'tazilah
yarLgsangat berpengaruh dalam penyebaran paham mereka dan karena
pengagungan orang-orang terhadap mereka.
Di sisi lain, Asy'ariyyah juga berperan aktif dalam menjauhkan
paham ini dari al-Qur-an dan as-Sunnah, lalu menyibukkan diri
dengan akal dan filsafat dengan hujjah untuk membantah orang-orang
Mu'tazilah. Yang sangat mengherankan ialah orang-orang Asy'ariyyah
sengaja menyelisihi orang-orang Mu'tazilah walaupun kebenaran
itu ada pada pihak Mu'tazilah, seperti masalah hikmah dan at-ta'lil,
masalah al-hasan (baik) danal-qubb (felek), dan masalah masuknyaamal
perbuatan ke dalam iman. Meskipun demikian, Asy'ariyyah sepakat
dengan Mu'tazilah dalam beberapa masalah yang masybur (sangat
terkenal).
a. Intisari keyakinan Asy'ariyyah
Alhasil, paham ini (Asy'ariyyah) menjadi paham baru dan diadaadakan, yarg tegak di atas prinsip-prinsip Jahmiyyah, meskipun
mereka berhujjah dengan a1-Qur-an dan as-sunnah dalam beberapa
masalah. Akan tetapi, dalam masalah-masalah prinsipil kaum ini
tidak berhujjah dengan keduanya. Oleh karena itu, mereka membagi
keyakinan menurut mereka sesuai dengan masbdar at-talaqqike dalam
dua bagian:
Pertarna: Al-'Aqliyaat. Yang mereka maksudkan ialah hal-hal
yang ditetapkan dengan akal, termasuk bagian ini adalah hal-hal
yang bersifat ketuhanan, nama-nama dan sifat-sifat (A11ah), dalil-dalil
keberadaan Allah, qadha'dan qadar, kenabian, dan berbagai masalah
'aqidah lainnya.Kedua: As-Sam'iyaat Yaitu, hal-hal ghaib yangmenurut akal tidak
mustahil terjadi dan telah disebutkan oleh dahl naqli (nash wahyu).
Atas dasar ini, kaum Asy'ariyyah menolak beberapa nash
(berita) seputar akhirat yangtidak dapat dicerna oleh akal. Alhasil,
mereka pun mentakwilkan sebagian urusan akhirat, sePerti al-Miizaan
(timbangan).
Meskipun semua keyakinan Asy'ariyyah telah dijelaskan di atas,
pada hakikatnya mereka tetap dalam keadaan bimbang. Seandainya
Anda kembali merujuk kepada prinsip-prinsip mereka, niscaya Anda
tidak akan mendapatkan dua orang dari merekayang memiliki satu
keyakinan. Maka benarlah firman Allah \liH berikut ini:
*Maka apakab mereka tiddk memperhatikan al-Qur'an? Kalau kiranya alQur-an itu bukan dari sisi Allah, tentulab mereka mendapat pertentanSnn
ydng banyak di dalamnya." (QS. An-Nisaa': 82)
Yang sangat mengherankan dari penults al-laubarab-salah satu
kitab Asy'ariyyah-yangmengakui'aqidah ahli filsafat di bawah nama
'aqidah khalaf bahwa ia memperingatkan orang-orang dari kebid'ahan
para khalaf dan menyenr kepada 'aqidah as-Salaf, seraya bersya'ir:
;l
Semua kebaikan terdapat dalam mengikuti orang salaf
dan semua keburukan terdapat dalam kebid'ahan orang
khalaf.
Berdasarkan pernyataan ini, terlihat bahwa orang-orang tersebut
tidak mengenal paham Salaf. Mereka menyangka para ulama Salaf
meninggalkan ilmu kalam dan filsafatlantaran kebodohan. Tidak
demikian, sebenarny a parasalaf meninggalkannya karena kedua ilmu
tersebut termasuk sesuatu yangdiada-adakan, atau bid'ah, sehingga
menghalangi pengikutnya dari kebenaran yang terdapat di dalam alQur-an dan Sunnah Rasulullah ffi. Seandainya mereka meninggalkan
bid'ah ini lalu mentadabburi al-Qur-an dan Sunnah Nabi ffi serta
mengikuti pemahaman para Salafush Shalih, niscaya mereka akan
mendapat hidayah dengan izin Allah.a
Apa yang diterangkan mengenai Asy'ariyyah di atas sama saja
keadaannya seperti saudaranya (a1-Maturidiyyah).
b. Keyakinan Asy'adyyah mengenai Malaikat
Asy' ariyyah menjadikan keimanan kepada Malaikat termasuk
as-Sam'i4ryaat, yaitu yang ditetapkan melalui wahyu. Oleh karena itu,
kaum ini sepakat dengan salaf dalam masalah'aqidah secara global. Di
antara ungkapan mereka dalam hal ini ialah definisi iman yarTgwajib
sebagai berikut: "Membenarkan apa-apayangdibawa Nabi ffi, seperti
yang diketahui dalam agama secara alami (fitrah)... dalam hal yang
wajib diyakini secara global maka kita cukup mengetahuinya secara
global, seperti beriman kepada para Nabi dan Malaikat; dan wajib
beriman secara terperinci pada hal-h alyangdiwajibkan secara terperinci
pula ... Di antara hrl yr"g wajib diketahui ,..r.. terperinci diri para
Malaikat adalahJibril, Mika-il, Israfil, 'Izra-il, dan Ridhwan penjaga
Surga.a5 Adapun Munkar dan Nakir, orang yangmengingkarinyatidakdikafirkan karena dasar ftetetapan) pertanyaan (dalam kubur) masih
diperdebatkan. \7ajib juga beriman kepada para pembawa'Arsy dan
Malaikat-Malaikat yangada di sekitarnya secara global, berbeda dengan
Malaikat-Malaikat lainny a." o6
Jumhur Asy'ariyyah berpendapat bahwa para Nabi lebih mulia
daripada Malaikat. Sementara itu, 'Abdullah al-Hulaimi berpendapat
bahwa Malaikat lebih mulia daripada para Nabi, kecuali Nabi
Muhamm^d M.
Tajuddin as-Subki berkata: "Kemuliaan manusia dibandingkan
dengan Malaikat tidak termasuk yangwajib diyakini, bahkan yang
lebih selamat adalah diam dalam masalah ini. Sebab, menganggap mulia
sesuatu tanpa berdasarkan dalil qath'i sangat berbahaya, seperti halnya
menghukumi suatu hal tanpa hak."o'
As-Subki benar dalam hal ini. Alangkah baiknya seandainya dia dan
kaumnya menggunakan dasar pemikiran ini dalam pendapat-pendapat
mereka yalglebih besar dari ini, yaitu Asma-ul Husna dan sifat-Nya
yargMulia. Kaum Asy'ariyyah menggunakan akal mereka dalam
hal-hal yargtidak mampu dicernanya hingga menyebabkan mereka
menolak Kitabullah dan sunnah Nabi ffi. Mereka Pun meniadakan
sifat-sifat Allah ffij" dan menyifati-Nya dengan sesuatu yang tidak
pantas bagi-Nya \H. Sungguh,fitrab (akal) yangsudah dirusak dengan
flsafat-wal iyaadzu billab-tidak bisa lagi membedakan mana yang
benar dan mana yangsalah, sebagaimana dikatakan:
,*U,6 v \% 6i .3L,( )t, ?\3"i e #\ lF,*
Dia memutuskan atas seseorangpada hari-hari fitnah
hingga dia memandang baik hal yangtidak baik.
Asy'ariyyah berkata: "Para Malaikat tidak boleh disifati dengan
laki-laki. Siapa saja yang menyifati mereka demikian berarti fasik.
Para Malaikat juga tidak disifati dengan perempuan. Siapa saja yang
menyifatinya demikian maka dia telah kafir karena hal tersebut
bertentangan dengan a1-Qur-an."a8
Demikianlah 'aqidah-'aqidah lainnya yang diyakini kaum Asy-
'ariyyah ini. Intinya, secara umum mereka sepakat dengan 'aqidah
Salaf, kecuali dalam sebuah masalah yangsangar berbahaya. Mereka
menjauh dari pemahaman Salaf dan menyetujui paham Mu'tazilah
dalam masalah 'aqidah yangpaling terkenal, yaitu Jibril menerima alQur-an dari Allah lalu menyampaikannya kepada Nabi Muhamm ad M.
Para ulama Salaf meyakini bahwa al-Qur-an adalah kalamullab,
dariNyalah keluar dan dari-Nya pula dimulai. Allah berbicara dengan
al-Qur-an, huruf dan maknanya, lalu Dia memperdengarkannya kepada
Jibril, kemudian baru turun dibawakan olehnya kepada Nabi kita,
MuhammadM, dan selanjutnya didengarkan oleh para sahabat beliau
nya. Jibril l,yo;, Nabi Muhammad M, dan orang-orang yangdatang
setelahnya tidak memiliki (kalam tersebut), kecuali hanya sebatas
melaksanakan dan menyampaikan. Dalil-dalil atas hal itu sangar
banyak.o'
Adapun paham Asy'ariyyah dan Maturidiyyah dalam hal ini
sangat berbeda dengan pemahaman Salaf iitt'rigr. Pemahaman kedua
aliran ini sesuai dengan 'aqidah Jahmiyyah dan Mu,'tazilah. Mereka
pun berbeda pendapat dalam keyakinan rersebut dan mengalami
kebimban gan y ang sangat dahsyat.
Sebagian mereka berkata: "Allah berbicara kepada siapa saja
y ang be rbicara den gan-Nya-Jib ril atau p ar a Nabi-dan menciptakan
pengetahuan makna pembicaraan-Nya itu kepada mereka. Dengan
kata lain, Jibril tidak mendengarkan kalamullab."
Mereka berkata: "Allah \iH menciptakan al-Qur-an di Laubul
Mabfuzb dan Jibril mengambilnya dari Laubul MahfuzbJ'
Di antara mereka ada yang mengatakan: "sesungguhnya Allah
menciptakannya (al-Qur-an) di udara lalu ia diambil oleh Jibril fWE.
Bahkan, di antara mereka ada yang berkata: "Allah memahamkan maknanyakepada Jibril lalu Malaikat ini mengucaPkan dengan
perkataannya. Maka dari itu, al-Qur-an adalah ucapan Jibril."t'
Penulis al-J aub arah berkata:
,
Dia mensucikan al-Qur-an, yaitu kalam-Nya
dari hal-hal yangbaru, tetapi berhati-hatilah dari dendamnya.
Karena semua nash bagi hal-haIbaru sebagai petunjuk,
p ahamilah atas laf azh y ang ditunj ukk anny a.
Pensyarah berkata: 'Madzhab Ahlus Sunnah- Asy'ariyyah
menamakan diri mereka dengan Ahlus Sunnah, namun ini adalah dusta
dan pemalsuan terhadap manusia-bahwa al-Qur-an yang bermakna
kalam jiwa, adalah bukan makhluk. Adapun a1-Qur-an-dengan
makna lafazh yang kita baca-adalah makhluk, tetapi tidak boleh
dikatakan secara mutlak bahwa al-Qur-an adalah makhluk karena
yarLg dimaksudkan adalah lafazh y ang kita baca, kecuali apabila hal
itu diungkapkan dalam rangka pengajaran ...
Pendapat yang rajih (ebih kuat) adalah yang diturunkan (oleh
Allah) hanyalah laf.azh dan makna. Ada yang berpendapat bahwa
yangditurunkan adalah makna, kemudian Jibril mengucaPkannya
dengan lafazhmiliknya. Ada yang mengatakan bahwa yangditurunkan
adalah makna, lalu Nabi ffi mengucapkannya dengan lafazh darinya.
Pendapat y arLgditetapkan melalui penelitian adalah pendap at Pert ama.
sebab, Allah menciptakan (al-Qur-an) perrama kali di Lauhul Mahfuzb,
kemudian menurunkannya di dalam lembaran-lembaran ke langit
dunia, pada satu rempat yang disebut Baitul 'Izzah, pada malam
Lailatul Qadr. Setelah itu, Dia menurunkannya kepada Nabi ffi
secara terpisah sesuai dengan peristiwa-peristiwa yangterjadi (dengan
perantar^Jibril).5'
Berdasarkan pendapat ini, Asy'ariyyah dan Maturidiyyah mengingkari Jibril $g; yang mendengarkan al-eur-an dari Allah Mj
dan mengingkari bahwa Jibril mendengarkan berbagai perintah dan
larangan yangditurunkan kepada Nabi MdariAllah a;I . Meskipun
demikian, mereka menyep ak ati Mu' tazilah dengan mengarakan bahwa
al-Qur-an adalah makhluk, ual'iyadzu billaab.
As-Safarini ,+!fi5 berkata: "A1hasil, kaum Mt'tazilah sepakat
dengan Asy'ariyyah. Kaum Asy'ariyyah pun sepakat dengan Mu'tazilah
bahwasanya al-Qur-an yang ada di antara dua sampul ini adalah
makhluk dan mubdars (suatu halyangbaru). Perbedaan antarakedua
kelompok itu terletak pada tidak ditetapkan nya kalambagi Allah selain
ini oleh Mu't azilah, sedangkan Asy' ari w ah menetapk an adany akalam
an-Nafsi (iwa) yangmelekat dengan Dzar-Nya."52
Perhatikanlah kesesuaian antarakedua paham sesat ini. Berdasarkan hal itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ,#8, brrkomenrar: ,.Sesungguhnya ucapan mereka (Asy'ariyyah dan Maturidiyyah) mengerai alQur-an itu lebih buruk daripadapendapat Mu'tazilah. Adapun hakikat
paham mereka kembali kepada paham Jahmiyyah."s3
4. Madzhab Neo Mu'tazilah
Yang dimaksud deng an madzhab Neo Mu'tazilah adalah kelompok
dakwah dan pembaruan di Mesir. Ia mengaitkan Islam dengan budaya
Barat serta menanamkan taklid. Dari satu segi mereka benar dalam
dakwahnya, tetapimereka melakukan kesalahan dalam banyak segi.
a. Intisari kegiatan Neo Mu'tazilah
Kegiatan-kegiatan terpenting kelompok ini adalah:
Memberikan kekuasaan kepada akal dan mendahulukannya
daripada wahyu, seperti metode para ahli ilmu kalam.
Bebas dalam pengkajian segala sesuatu yangdi dalamnyaterdapat
pengagungan terhadap orang-orang terdahulu yaitu para Sahabat,
Tabi'in, dan para ulama Salaf, sebagaimanayangdiserukan oleh
orang-orang orientalis.
Berusaha mengadakan pembaruan sesuai dengan metode orangorang barat.
Berusaha mendekatkan antara kelompok-kelompok Islam, seperti
Syi'ah dan Sunni.
Berusaha mendekatkan antar
^gamaagama y ang berkemb an g.
Memberhalakan budaya materialisme barat dan berusaha bertaklid
dengannya, dengan klaim pembaruan (tajdiiQ dan perbaikan
Qsblab).
Demikianlah hal-hal utama dari pergerakan kelompok ini.
Adapun tokoh-tokoh penting aliran ini adalah:
Jamaluddin al-Afghani, wafat di Istanbul pada tahun 1314 H.s4
Muhammad Abduh."
Muhammad Mushtafa al-Maraghi, wafat pada tahun 1364 H.
Demikian juga tokoh-tokoh lainnya yang menisbatkan diri
kepada kelompok da'wah ini.
b. Keyakinan Neo Mu'tazilah mengenai Malaikat
Al-Maraghi berkata: "Malaikat termasuk alam ghaib sehingga kita
tidak mengetahui hakikatnya. Al-Qur-an hanya menyebutkan bahwa
mereka berkelompok-kelompok dan setiap kelompok memiliki tugas.
Telah disebutkan dalam syari'at, menyandarkan ilham kebaikan dan
kebenaran kepada para Malaikat ... dan penyandaran waswas kepada
syaitan ...
Malaikat dan syaitan adalah roh yang memiliki hubungan dengan
ma