nusia yang kita tidak mengetahui hakikatny^, tetapi kita beriman
dengan ap
^
y angdisebutkan mengen ainy a dan tidak menambahkannya
dengan sesuatu yanglain."s6
Muhammad Syaltut berkata: "Orang-orang Islam yar,g mempercayai bahwa sumber'aqidah dalam masalah-masalah ghaib adalah
al-Qur-an saj a-kare na ia adilah kebenar an y ang kita imani-beriman
kepada para Malaikat hanya pada batas yangdisebutkan oleh al-Qur-an
tentang mereka dengan penyebutan yang tidak mengandung takwil ...
Mereka (para Malaikat) termasuk alam ghaib yangtidak dapat
diketahui oleh manusia dengan pengetahuannya, tetapi hanya dapat
dikenal melalui berita yangbenar dari Allah \iM, yaitu yangdisebutkan
dalam al-Qur-an, bahwa Malaikat tersebut merupakan salah satu tentara
Allah, hakikat mereka dihijab dari pengetahuan manusia, mereka
tunduk pada kekuasaan-Nya yaflgumum, tidak ada sesuatu di alam ini
atau di luar alam ini yang menghalangi mereka untuk tunduk kepadaNyr, dan mereka adalah sarana yang menghubungkan antara Allah
dan makhluk-Nya."sz
Engkau dapat melihat bagaimana dia membatasi ilmu mengenai
hal-hal ghaib harryaberdasarkan apa yangdisebutkan di dalam al-Qur-an,
sedangkan as-Sunnah sama sekali tidak disebut-sebut. Ini menurut
paham mereka mengenai kekurangan as-Sunnah dan mengingkari
apa sala y^ng bertentangan dengan akal mereka yar.g terdapat di
dalamnya.tt
Menurut mereka, Malaikat sama seperti jin, tidak ada perbedaanny^yang mencolok.
Al-Maraghi berkata: "Tidak dapat dipungkiri bahwa Malaikat
dapat bermaksiat, sebagaimana telah disebutkan tentang Harut dan
Marut. Tidak ada dalil yangmenyebutkan bahwaterdapat perbedaan
yarLgjelas antara Malaikat dan jinyangsalah satu di antara keduanya
memiliki kelebihan dari yang lainnya. Tetapi hanyalah perbedaanperbedaan dalam sifatnya saja, semuatyatermasuk alam ghaib yang kita
tidak mengetahui hakikatnya, dan kita tidak menyandarkan sesuatu
kepadanya melainkan apa yang telah disebutkan oleh nash tentang
kema'shumanflya."se
Pendapat mengenai kemampuan Malaikat bermaksiat ini adalah
pendapat sebagian Mu'tazilah, sebagaimana yangbaru saja dijelaskan
mengenai'aqidah mereka.
Adapun perbedaan-perbedaan antara jin dan Malaikat telah
disebutkan oleh Allah dibj danjuga terdapat dalam as-Sunnah. Silakan
merujuk pembahasan khusus tentang zat penciptaan Malaikat pada
awal pembahasan buku ini.
Meskipun kaum Mu'tazilah mengklaim bahwa mereka tidak
melampaui nash-nash al-Qur-an dalam pembicaraan tentang Malaikat,
tetapi begitu cepat mereka meninggalkan prinsipyangmereka tetapkan
ini ketika mendengarkan sebuah teori yarLg bersumber dari seorang
pakar tumbuh-tumbuhan atau pakar hewan atau dokter dan yang
semacamnya dari para pemuja akal yangilmunya cemerlang. Dengan
sangat cepat mereka meninggalkan prinsip-prinsip mereka lalu
mengambil perkataan-perkata
^n
para dokter dan yang semisalnya itu.
Al-Maraghi berkata: "sebagian ulama tafsir berpendapat mengenai
tugas-tugas para Malaikat yangtelah disebutkan, seperti menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, menciptakan hewan, dan menjaga manusia.
Maknanya adalah pertumbuhan yang terjadi terhadap tumbuhtumbuhan ini hanya bermakna roh khusus yang ditiupkan oleh
Allah pada sebuah biji maka terdapatlah padanya kehidupan khusus
ini. Demikian pula pada hewan dan manusia, segala sesuatu terladi
dengan peraturan khusus yang terjadi karena hikmab ilabiyyab
(kebijakan Rabb) dalam menciptakannya. Sesungguhnya semuanya
dapat tegak dikarenakan roh ilahi yang dalam syari'at disebut dengan
Malaikat; sedangkan bagi orang yangtidak mengakui hal yang ghaib,
dia menyambutnya sebagai kekuatan alami atauNamus alami. Orang
yang beriman kepada yang ghaib dapat melihat wujud roh-roh itu
meskipun tidak mengetahui hakikatnya, sedangkan yang tidak beriman
kepada yang ghaib akan berkata: "Aku mengetahui kekuatan, tetapi
tidak memahami hakikatnya."
Kemudian, dia (Al-Maraghi) menukil perkataan Muhammad
Abduh, bahkan sepertinya dia membenarkan perkataan ini dan
cenderung kepadanya, yakni dia-yaitu Muhammad Abduh-berkata:
"Jika kita memahami sebagaimana penafsiran ini, maka tidaklah
jauh jika dalam ayat ittt mengandung isyarat bahwa ketika Allah
menciptakan bumi dan mengaturnyasebagaiman yangdikehendakiNya berupa kekuatan rohaniah yang dengannya ia dapat tegak, dan
Dia menjadikan kekuatan bagi setiap kelompok dari makhluk itu
(Malaikat) yangtidak diberikan kepada penciptaan manusia, lalu Dia
memberikan kepada manusia kekuatan yang dengannya dia mampu
berbuat pada segenap kekuatan itu dan menundukkannya untuk
memakmurkan bumi. Penundukan inilah yangdiungkapkan dengan
kata sujud yang bermakna tunduk, dan dengan kekuatan yang ranpa
batas ini dia dijadikan oleh Allah sebagai khalifah di bumi karena
dialah makhluk yangpaling sempurna ... Seandainyaadasatu jiwa yang
cenderung untuk menerima penafsiran ini, niscaya Anda tidak akan
mendapatkan dalam agama ini apa yangmenghalanginya dari hal itu,
dan merupakan sandaran demi ketenangan hati dan terpautnya jiwa
terhadap apa yang diketahuinya berupa kebenar afl ." 60
Berdasarkan penjelasan tersebut, terlihat kecenderungan alMaraghi kepada pendapat bahwa Malaikat adalah kekuatan alami yang
disebarkan Allah pada semua makhluk yang ada dan memberikan
kepada manusia kemampuan atasnya. Tidak diragukan lagi bahwa
terdapat kerusakan, peniadaan dan penolakan terhadap dabl sbarib,
yaitu al-Qur-an dan as-Sunnah pada pendapat ini. Nash-nash telah
menunjukkan Malaikat itu adalah jasad yanghakiki, diciptakan-Ny,
darinuur (cahaya) dan ditugaskan untuk melaksanakan apayangAllah
\H perintahkan.6' Dengan pengalaman ini, mereka sepakat dengan
pendapat para ahli filsafat, sebagaimana y^ng akan Anda lihat pada
pembahasan-pembahasan yang akan datang, insya Allah.
s. Al-Ibadhiyyah
a. Intisari keyakinan al-Ibadhiyyah
Al-Ibadhiryahialah salah satu sekte dalam aliran Khawarij yang
masih ada hingga kini di dunia Islam. Pemahaman mereka menyelisihi
Ahlus Sunnah dalam beberapa hal, yaitu:
1. Mereka sepaham dengan madzhab Mu'tazilah dalam hal Asma
dan Sifat Allah.
2. Mereka meyakini bahwa al-Qur-an adalah makhluk.
3. Mengingkari bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari
Kiamat.
4. Keyakinan bahwa orang fasik itu kekal di dalam Neraka.
5. Tidak menjadikan hadits abad sebagai hujjah dalam masalah
'aqidah.
b. Keyakinan al-Ibadhiyyah mengenai Malaikat
Adapun paham mereka mengenai Malaikat mirip dengan paham
Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mereka beriman kepada para Malaikat,
bahwasanya mereka adalah makhluk Allah dan memiliki tugas. Mereka
juga beriman kepada penjaga Neraka yangkasar lagi keras, yangtidak
pernah mendurhakai Allah terhadap apayarLgdiperintahkan dan selalu
melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.6' Paham ini
beranggapan bahwa beriman kepada mereka termasuk rukun iman.63
Dalam al-Musnadkaryaal-Habib bin ar-Rabi', pada bab keutamaan
menuntut ilmu, disebutkan sabda Nabi ffi berikut:
"Sesungguhnya Malaikat meletakk an sayapnya
karena ridha rcrhadap apa y ang diperbuat ny a."
Ar-Rabi' berkata: "Sayap adalah ganti dari tangan dalam hal
do'a."6a
Mereka beriman terhadap adzab kubur, juga beriman kepada
dua Malaikat yang ditugaskan, yaitu Munkar dan Nakir, serra bahwa
keduanya mendatangi manusia dalam kuburnya lalu mengujinya.6s
B. Kaum Sufi
Kata asb-sbuufiyyah adalah kata umum yangdi bawahnya masuk
berbagai kelompok yang sangat banyak, namun sangat disayangkan
ia tersebar luas di dunia Islam dengan berbagai nama yangdisatukan
oleh kata Tasbaaruuf. Kaum Sufi memiliki pemikiran-pemikiran dan
berbagai keyakinan yangberbeda-beda. Akan tetapi, mereka disatukan
dalam kebodohan yang sangar terhadap al-Qur-an dan as-Sunnah,
bergantung kepada seseorang, taklid kepada pemimpin-pemimpi nnya
tanpa menimbang ucapan mereka dengan al-Qur-an dan as-sunnah atau
akal sehat. Mereka sangat berlawanan dengan kelompok ahli kalam
yangtelah mengangkat nilai akal hingga mereka menentang al-Qur-an
dan as-Sunnah. sementara itu, ahli tashawwuf meniadakan akal dan
tidak memfungsikannya sama sekali.
Pada awal pertumbuhannya, kaum sufi mengajak kepada zuhtd
dan mencampakkan kelezatan dunia, dengan memakai pakaianpakaian kasar (usuh), kemudian mengumpulkan seriap perkataan demi
mengajak orang-orang kepada dakwahnya. Akibatnya, bercampurlah
keyakinan mereka dengan ajaran Hindu dan Budha serta mereka
ghuluu (berlebihan) dengan dzat-dzat sehingga terpengaruh dengan
kelompok kebatinan dan kelompok Syi'ah.
l. Sumber hukum syari'at menurut keyakinan Tasawuf
a. Al-Kasyf,yaitu kumpulan dari perkara-perkara yangdiyakini
bahwa dengan itu mereka dapat mengambil sesuatu langsung
dari Allah, termasuk bertemu dengan para Malaikat dan NabiNabi, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga. Bahkan, mereka
dapat mendengarkan bisikan-bisikan lembut (lirih) ketika
berkhalwat (menyendiri) atau di tengah padang pasir. Terdapat
pula hal-hallarnnyayang dipalsukan Iblis atas mereka hingga
akhirnya mereka membuang agama Islam secara keseluruhan
dan menggantinya dengan agamaHindu, wal'iyaadzu billab (<ita
memohon perlindungan kepada Allah).
b. Tarekat-tarekat yang diwarisi dari para syaikh (guru)nya dan
pemimpin-pemimpin mereka.
c. Isyarat-isyarrat dan penafsiran-penafsiran yang bersifat batin terhadap al-Qur-an dan as-Sunnah.
Kaum Muslimin telah diuji dengan kelompok sesat ini. Mereka
menyebar ke dunia Islam untuk menyebarkan bid'ah dan kesesataranya,
terlebih bagi orang-orang yang tidak mengetahui ilmu syari'at. Di setiap
tempat mereka memerangi al-Qur-an dan as-Sunnah serta orang-orang
yang mengajak kepada keduanya.uu
2. Keyakinan kaum Sufi mengenai Malaikat
Sufi memiliki pandangan lain terhadap Malaikat dibandingkan dengan kelompok-kelompok Islam lainnya-selain saudara
kandungnya, yaitu syi'ah. Malaikat menurut paham Tashawwuf
diciptakan untuk melayani tarekat dan penganutnya. Mereka masuk
menemui penganutnya ketika sedang berkhalwat pada waktu siang dan
malam. Para Malaikat duduk menemani dan berjalan bersama mereka,
menaungi mereka dengan sayap-sayapnya, membawakan bagi mereka
makanan musim panas pada musim dingin dan makanan musim dingin
pada musim panas, serta melaksanakan kemaslahatan-kemaslahatan
mereka di laut dan di darat. Para Malaikat adalah utusan mereka di
antara sesamanya. Malaikat menghadiri tempat berdzikir mereka;
mendengar ucapan mereka, mengetahui senda gurau dan permainan
mereka; hingga mereka pun menamainya Malaikat sufi. Demikianlah
secuil dari sebuah luapan besar dan sedikit dari yangsangat banyak
tentang keyakinan yang mereka miliki, berupa keterpedayaan dan
kesesatan, wal'iadzu billaab.
Al-Halwani berkata: "Malaikat adalah hamba Allah yang
diciptakan-Ny, dari cahaya, mereka tampak dalam jasad dari cahaya.
Mereka baik (shalih) dan tidak pernah melakukan keburukan
(kemaksiatan) sama sekali ... Sedikit sekali makhluk yangmengetahui
jati diri Malaikat ketika ia menjelma. Kalangan yang sedikit itu
adalah para \Wali yang diberitahukan oleh Allah tentang hakikathakikat. Dan mereka memiliki al-kasyf al-gbaibi. Kaum ini jarang sekali
menampakkan hal itu karena mereka akan dihisab."u,
Ketika telah mengenal Malaikat yangmenyerupai definisi para
ulama Salaf 'at'rig-_,, dia hendak menjelaskan keadaan yang lain bersama orang-orang sufi. Itulah yangmembedakannya dari kelompokkelompok lainnya. Sebab, orang selain mereka menurur kaum Sufi,
tidak mampu melihat Malaikat ketika menampakkan diri, artinya:
Mereka tidak mampu membedakan antara seorang laki-laki dan
Malaikat. Maka hal itu khusus bagi orang-orang sufi yang memiliki
kasyaf (daya tembus pandang) dengan kemampuan mereka mengenal
Malaikat ketika menampakkan diri. Al-Halwani tidak menyinggung
tentang para Nabi sedikit pun dalam hal ini, meskipun nash-nash telah
menyebutkan bahwaparaNabi rS tidak mengetahui Malaikat ketika
menampakkan diri dalam bentuk seorang laki-laki, kecuali setelah
mereka memberitahukannya, sebagaimana yang terjadi padakisah
Ibrahim dan Luth dW.Akan tetapi para sufi memiliki kekuatan, firasat, dan kasyaf
y^ngtidak dimiliki oleh para Nabi-menurut dugaan mereka-karena
Malaikat menurut sufi mengilhamkan sesuatu kepadanya sebagaimana
mereka mengilhamkannya kepada para Nabi tEu. Sesungguhnya
wahyu menunrt para sufi tidak terputus. Jibril pun turun kepada para
sufi dan mengilhamkan kepada mereka serta memberinya nur (cahaya)
kewalian sebagaimana Malaikat ini turun kepada para Nabi.
'Abdul 'Aziz ad-Dabbagh berkata: 'Jibril melindungi para wali
di antara ummat Muhammad dengan kerohanianflya, ketika Allah
membuka hati dan memberikannur (cahaya) kewalian kepada mereka,
agar hati mereka tenang. Sungguh, tidaklah seseorang memiliki iman yang
benar, melainkan Allah pasti sangat mencintainya. Allah memberikan
roh-Nya kepada kita dan menolong ummat Muhammad dengan roh
dariNya agar bisa menang atas sekalian ummat lainnya."68
Dengn kata lain, para wali dan para Nabi mengambil dari sumber
yangsama. Malaikat turun kepada waliwali tersebut, karena menurut
mereka tidak ada perbedaan antara para Nabi dan para wali.
Ibnu Qudhaib al-Ban berkata: "Setiap yangdikhususkan bagi para
Nabi berarti juga dikhususkan untuk para wali."
Asy-Sya'rani berkata: "Telah tunrn kepada kami Malaikat, segala
puji bagi Allah."6e
Asy-Sya'rani menukil bahwa Syaikh Tajuddin berkata kepada
orang yang meminta sesuatu atau bertanya tentang suatu keperluan:
"Tunggulah hingga Jibril datang!"'o
As-sahruardi berkata: "Kaum sufi mempelajari ilmu dari Ruhul
Qudus tidak seperti orang lain belajar. Mereka mendapatkan materi
yangbersifat unsur alam. Mereka memberikan peringatan kepada alam
semesta dan memberitahukan perincian apa sa'1a yangterj adi, baik pada
waktu yangtelah lampau maupun yangakan dataflg."
Apa yang disebutkan mengenai mereka dalam hal ini cukup
banyak.
Al-Ghazali menjelaskan persaksian orang-orang sufi ketika sedang
berkhalwat: "Carayang pertama kali dilakukan adalah berupaya
mendapatkan kasyaf dan musyahadah. Setelah iru, seseorang akan dapat
menyaksikan Malaikat, roh-roh para Nabi, dan mendengarkan suara
mereka dalam keadaan terjaga. Selanjutnya, orang tersebut mengambil
f.aeda,h-taedah dari mereka sampai meningkat kepada musyabadatus
shuurab (menyaksikannya dalam bentuk wujud), hingga akhirnya
memperoleh derajat yangtidak bisa lagi diungkapkan."T2
An-Nursi berkata: "sesungguhnya orang-orang yang diterangi
dengan cahaya Nabi ffi mendapatkan tarbiyab (pendidikan)nya,
mengikuti jejaknya, dan mendidik ribuan orang, seperri Syaikh alKailani dari kalangan para wali, para pemimpin, dan para ulama
pilihan. Orang-orang itu telah bertemu dengan para Malaikat dan
jin, lalu berbicara dengan mereka. Riwayat-riwayat tenrang hal ini
rnutaantir, masybur, dan qath'i. "73
Seandainya kita mengkaji ucapan orang-orang sufi dalam hal
ini, niscaya pembahasannya menjadi panjang lebar. Intinya adalah
menyebutkan apa-apa yang menunjukkan 'aqidah mereka secara
ringkas. Malaikat menghadiri dan mendengarkan senda gurau dan
berdansa bersama mereka.
Al-Halwani berkata: "Apabila melihat seorang yang berdzikir
atau ahli dztkir,para Malaikat turun ke tempat tersebut dan berdzikir
bersamanya, lalu syaitan menghilang dari rempat tersebut sesuai dengan
kadar kebenaran dalam berdzikir. Jika ia mencintai sesuaru, Malaikat
pun ikut mencintainya, bahkan melebur bersamanyadengan kecintaan
dan ketertarikan terhadap orang yarlgjujur kepada Allah. Ia merasakan
kelezatan den gan berdzikir kep ada-N y a dan melup akan syahwat y ang
membinasakan. Ia pun sadar (bertaubat) darinyahingga menjadi hamba
Allah Yang Maha Penyayang dan bercampur dengan para Malaikat.
Alhasil, Malaikat berada di mana ia berada dan bertemu di alam roh
yarTg merupakan rahasia mereka. Mereka itulah yar.g memiliki roh
yangbenar dan senantiasa menjaga cintanyakepadaAllah. Anda akan
melihat Malaikat berada di tempat perkumpulannya dan tidak keluar
dari sisi mereka, kecuali saat lalai, dan mereka tidak meninggalkannya,
kecuali jika mereka kembali mendengarkan syaitan. Sebagian Malaikat
merangkul orang yang mencintai karena Allah dan oran g yang
berdzikir kepada-Nya, sebagaimana orang yang penuh kerinduan
merangkul hingga berlinang air mata,lalu Dia membersihkan semua
dosanya dengan ittt."' o
Orang-orang sufi mengklaim bahwa Allah memiliki MalaikatMalaikat yang disibukkan dengan tarian dan dansa ala mereka dan
mendengarkannya.
Abul Hadi ash-Syayyadi berkata mengenai Malaikat-Malaikat
itu: 'sesungguhnya Allah menciptakan mereka dari cahaya-Nya
yangterang, dan menciptakan seperti mereka berjumlah 70.000 yang
disuruh tinggal diantara 'Arsy dan Kursi. Pakaian mereka adalah kain
wol berwarna biru, wajah mereka seperti bulan purnama, dan mereka
memiliki perasaan seperti perempuan. Mereka berdiri penuh tawadhu'
dan rendah diri, berpindah antara 'Arsy dengan Kursi dan dari Kursi
ke 'Arsy, kondisi mereka sepefti orang mabuk lantaran sangat sedih.
Israfil -lM; adalah pemimpin dan pembimbing mereka, Jibril ketuanya,
serta Allah \H sebagai raja dan teman mereka."'s
Dalam hal itu mereka meriwayatkan beberapa kisah palsu, di
antaranya: "Bahwasanya ketika diturunkan ke bumi, Nabi Adam
menangis selama 300 tahun. Allah pun berfirman kepadanya: '\fahai
Adam, mengapa kamu menangis; mengapa kamu bersedih?'
Adam menjawab: ''$7ahai Rabbku, aku bukan menangis karena
rindu terhadap Surga-Mu dan bukan karena takut terhadap NerakaMu, tetapi aku menangis karena rindu kepada paraMalaikat sufi yang
berada di sekitar'Arsy sebanyak 70.000. Mereka berdansa dan berada
di sekitar'Arsy, seraya berkata:Malaikat yangpaling mulia adalah Malaikat kami.
Seandainya bukan karena Malaikat, niscaya kami telah binasa.
Allah Ta'ala mewahyukan kepadanya: ''Wahai Adam, angkatlah
kepalamu dan perhatikan mereka.' Maka Adam mengangkat kepalanya
ke langit lalu melihat Malaikat yang sedang berdansa di sekitar'Arsy.
Jibril ketua mereka dan Mika-il juru bicara mereka."76
nama Allah dan Rasul-Nya ini,
Pad
Perhatikanlah kedustaan atas
ahal Rasulullah ffi bersabda:
"Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja maka hendaklah
dia menyiapkan tempat duduknya di Neraka."77
Mereka telah berdusta dan mengetahui perbuatan keji tersebut.
Allah akan menimpakan (siksa) kepada mereka y^ng berhak
menerimanya. Tidak diragukan lagi bahwa paham ini didapatkan
orang-orang sufi dari agama Hindu dan Budha.
Imam asy-Syafi'i 'u!ti5 berkata: "Aku tinggalkan sesuatu di Iraq
yang diada-adakan oleh orang zindiq, y^ng mereka sebut dengan attagbbiir,'8 y^ngsangat melalaikan manusia dari al-Qu r-an.nBenar-benar indah
^pa
yangdisifatkan oleh Ibnul Qayyim 'q;'15
mengenai mereka, sebagai berikut:
Dia membaca al-Kitab lalu meninggalkannya tanpa rasa takut,
sebagaimana kelakuan orang yanglupa lagi lalai.
Dia mendatangi lagu-lagu seperti keledai yangmeringkik.
Demi Allah, tidaklah mereka berdansa karena Allah,
Dengan rebana, seruling, dan nyanyian manja
Kapan engkau melihat ibadah dengan sesuatu yangmelalaikan?
Adapun hadirnya Malaikat ketika para wali meninggal dunia, juga
membawa roh mereka ke dalam Surga, menyaksikanjenazah mereka,
dan yang semacamnya, pembahasan ini sangat panjang sehingga tidak
mungkin disebutkan dalam bahasan buku ini.
Kesimpul annya; orang-orang sufi mengangg ap para wali mereka
lebih mulia daripada Malaikat. Mereka mengklaim bahwa Malaikat
turun kepada wali-wali itu dengan membawa pertolongan dan ilham.
Mereka pun menganggap para Malaikat menyaksikan mereka ketika
berkhalwat; begitu juga berjabatan tar,gan, merangkul, dan menari
berdansa bersama mereka. Kedustaan serta kesesatan lainnya dapat
kita temukan dalam setiap buku-buku mereka.
Apabila seorang sufi sudah meningkat sampai derajat syubud
dan wibdatul uujuud, maka dia akan menyatu dengan Malaikat, jika
termasuk orang yangtelah menyatu, bahkan dia akan menyatu dengan
Allah. Adapun jika termasuk ahli uibdatul wlujud, maka dia akan
melihat bahwa tidak ada yang maujud (ada), kecuali dirinya sendiri
y^rLg sebenarnya; hingga dia yakin bahwa tidak ada Rabb dan tidak
ada Malaikat selain dirinya.Ibnul Qayyim '#iE berkata:
Telah datang satu kelompok kemudian berkata, aku telah
mendapatkannya,
yangada ini dengan dirinya.
Tidak adayangada selain dia, tetapi sesungguhnya
lisannya keliru lalu berkata dua-duanya ada.8o
Ya Allah, kami berlindung diri kepada-Mu dari apayangmereka
katakan. Kami pun memohon keteguhan di atas kebenaran hingga
kami bertemu dengan-Mu, wahai Yang Mahamulia.
C. Syi'ah
l. Intisari keyakinan Syi'ah
Syi'ah adalah kelompok yang sangat terkenal, termasuk sekte
sesat yang tegak di atas tiga prinsip:
'Aqidah kebatinan , yangsecara zhahirnya tasyalryu' dan rafi.dbab,
tetapi batinnya kekafiran murni. Artinya, keyakinan mazdak
dalam agama Majusi dan fanatisme terhadap etnis Persia.
Menampakkan sebagian syari'at seperti shalat dan yang lainnya
disertai kesungguhan untuk menyelisihi kebenaran yangtetap
menurut Ahlus Sunnah walJama'ah, termasuk juga berpura-pura
menampakkan kecintaan terhadap Ahlul Bait.
Mengadakan tipu daya terhadap kaum Muslimin secara umum
dan lebih khusus pengikut manhaj Salaf. Mereka menyerupakan
tipu daya mereka terhadap Ahlus Sunnah sepefti tipu daya orang
Yahudi terhadap kaum Muslimin.Propaganda ini mereka lancarkan dengan slogan cinta kepadaAhlul
Bait dan membalas dendam terhadap orang yangtelah menzhalimi,
serta mengambil hak mereka dari orang yangtelah meramPasnyaberdasarkan klaim merekasl-disertai dengan kepandira n yang sangat
jelas dan tidak punya rasa malu sama sekali. Kerusakan paham mereka
sangat jelas, namun pembahasan kali ini hanyaakan menjelaskan sekilas
tentang keyakinan mereka terhadap Malaikat.
'Aqidah Rafidhah mengenai Malaikat tidak berbeda jauh dengan
saudara mereka, orang-orang sufi. Semua yangdikatakan orang-orang
sufi pada pembahasan. y^ng lalu mengenai Malaikat juga dikatakan
oleh Rafidhah, hanya saja mereka mengganti kalimat wali dengan
kalimat imam. Selain itu, sama saja karena 'aqidah mereka memang
satu, kisah-kisah mereka pun satu, dan sikap melampaui batas mereka
serupa. Sebab, semua keyakinan itu lahir dari sumber yangsama, yaitu
Madzakisme, Hinduisme, dan Budhisme.
2. Keyakinan Syi'ah mengenai Malaikat
Sesungguhnye- para Malaikat diciptakan dari nur (cahaya') para
imam. Mereka berkata: "Allah menciptakan 70.000 Malaikat dari
cahayawajah'Ali bin Abi Thalib. Malaikat-Malaikat itu memohonkan
ampunan untuknya dan untuk orang-orang yang mencintainya hingga
hari Kiamat." Merek a jtgaberkata: "sesungguhnya Allah menciptakan
Malaikat dari nur 'Ali."t'
Para Malaikat menurut Rafidhah tidak memiliki kesibukan
melainkan mengurus para imam, anak-anak para imam, dan kuburan
para imam. Malaikat tersebut benugas menziarahi kuburan para imam,
bahkan mereka lancang mengatakan: "sesungguhnya Malaikat adala'h
pelayan para imam dan orang-orang yalgmencintai mereka."
Mereka berkata: "sesungguhnya para Malaikat adalah pelayanpelayan kami dan pelayan orang-o rarrg y^ng mencintai kami. "
Mereka bercerita bahwa Abu Nuwas menjawab dengan sya'ir
berikut ketika ditanya: "Mengapa Anda tidak memuji Imam 'Ali arRidha?"
Mengapa kamu tidak memuji Ibnu Musa,
padahal kemulian-kemuliaan berkumpul padanya
Aku berkata: 'Aku tidak mampu memuji seorang imam
karena Jibril pernah menjadi pelayan ayahnya.'
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pE berkomentar tentang baitbait sya'ir ini: "Meskipun dia benar, tidak sepantasnya bagi kita
menetapkan keutamaan seseor ang hany a berdasarkan kesaksian seorang
penyair terkenal, apalagi j ika kedustaan dan kedurhak aannya dikenal
luas oleh orangyangmemiliki pengetahuan paling rendah rentang
sejarah sekalipun. Lantas, bagaimana pula apabila perkataan yang
disebutkannyarusak ... Adapun mengenai lakilaki itu yang dikatakan
termasuk keturunan para Nabi, sesungguhnya penghargaan tersebut
dimiliki semua orang karena manusia seluruhnya adalah keturunan
Nabi Nrh lp;; sedangkan Nuh AO; adalah keturunan Adam 4O;;
demikian pula Bani Israil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, adalah
keturunan Ibrahim, Ishaq, dan Ya'qub rHi.
Penamaan Jibril sebagai utusan Allah sekaligus pelayan bagi
Muhammad W adalah ungkapan orang yang tidak mengetahui
kedudukan Malaikat dan tujuan Allah mengutus mereka kepada para
Nabi r#.
Orang-orang Rafidhah menjadikan sya'ir-sya'ir dan hikayathikayat dusta sebagai hujjah mereka lanraran kebodohan, kezhaliman,
dan kedustaan mereka. Prinsip-prinsip ag ma tidak bisa ditetapkan
berdasarkan sya'ir-sya'ir seperti ini, kecuali bagi orang yangtidak dianggap kalangan orang-orang yang berakal."Ibnu Abil'Izz al-Hanafi '+iM berkata: "Yangmembuatku harus
berbicara panjang lebar di sini-yaitu seputar keutamaan antara
manusia dan Malaikat-ialah karena sebagian orang bodoh telah
berbuat buruk dengan mengatakan bahwa Malaikat adalah pelayan
Nabi ffiataubahwa sebagian Malaikat, yangmereka maksudkan adalah
Malaikat yangditugaskan kepada manusia, adalah pelayan manusia
serta ucapan-ucapan semacamnya yang bertentangan dengan syari'at
dan tidak sesuai dengan etika."8s
Bahkan, kaum Syi'ah mengklaim bahwa Malaikat berdo'a
kepada Allah agar dikaruniai kemuliaan untuk melayani para imam,
sebagaima na y
^ngdisebutkan
dalam sebuah hadits mereka yangsangat
panjang: "SesungguhnyaJibril berdo'a agar menjadi pelayan bagi para
imam." Mereka pun berkata: "Maka dari itu, Jibril adalah pelayan
kami."86
Mengutamakan para imam daripada para Malaikat adalah suatu
hal yang sangat masyhur di kalangan mereka. Hal ini disebutkan
dalam buku-buku mereka dan disebutkan juga oleh para ulama yang
mengumpulkan perkataan-perkataan mereka.
Al-Majlisi berkata: "Bab keutamaan mereka ffi Gtara imam
Syi'ah) atas para Nabi dan atas semua makhluk. Dia mengambil
perjanjian dari mereka, dari Malaikat, dan dari semua makhluk, serta
bahwa sesungguhnya Ulul' Azmi disebut Ulul'Azmi hanyakarena
kecintaan mereka kepada para imam."87
'Aqidah ini terus diyakini di kalangan mereka hingga saat ini.
Tambahan pula, Khumaini (y"rg binasa) memPertegas'aqidah tersebut
dan menyeru orang-orang kepadany a, di antara perkataannya: "Sesungguhnya di antara hal terpenting dalam paham kita adalah para imam
memiliki kedudukanyangtidak mungkin bisa dicapai oleh Malaikat
yaigdekat kepada Allah dan Nabi yartgdiutus ... dan benar-benar telah
diriwayatkan dari mereka-yaitu para imam-bahwa kita memilikikondisi-kondisi bersama Allah yangtidak dapatdicapai oleh Malaikat
yangdekat kepada Allah dan Nabi yatgdiutus."88
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa para Malaikat
dibebani tugas dalam masalah ailayah (mengakui kepemimpinan
'Ali) tetapi menurut mereka, tidak adayangmemenuhinya, kecuali
kelompok al-Muqaruabiin.
Hukuman akan menimpa bagi yang enggan mengakuinya
hingga Malaikat pun disiksa dengan dirusak sayapnya lantaran menolak kepemimpinan Amirul Mukminin. Malaikat itu tidak akan
sembuh melainkan setelah menyentuh dan berguling di tempat tidur
(kuburan) Husain. Malaikat tidaklah mulia, kecuali jika ia menerima
kepemimpinan 'Ali. Kehidupan para Malaikat bergantungpada para
imam. Mereka bershalawat atas mereka dan kepada orang-orarLgyang
mencintainya, serta memohonkan ampunan bagi pendukun gnya yang
berdosa."se
Di antara yangmereka riwayatkan dari para imam, misalnya dari
Abu 'Abdullah [a'far ash-Shadiq), yaitu: "Perkaraan ini bukan dari
perkataannya, tetapi kedustaan mereka atas dirinya: 'sesungguhnya
para Malaikat benar-benar rurun kepada kami; tidur di tempat tidur
kami; menghadiri jamuan kami; membawakan kepada kami semua
tumbuhan pada z^mannya, baik yang basah maupun yarLg kering;
membolak-balikkan sayapnya kepada kami; membolak-balikkan
sayapnya kepada anak-anak kami; menghalangi binatarTg agar tidak
sampai kepada kami; serra mendatangi kami pada waktu shalat dan
shalat bersama kami. Tidak ada satu pun hari yarlgkami lewati dan
tidak juga malam, melainkan Malaikat akan membawa berita penghuni
bumi di sisi kami dan apa saja yang menimpa mereka. Tidak ada
Malaikat yang mati di bumi dan digantikan oleh lainnya, melainkan
beritanya dan perjalarlannya di dunia sampai kepada kami."
Mereka juga mengklaim bahwa Malaikat bertugas menjaga anakanak para imam, bahkan kalung dan bantal anak-anak itu diambil dari
sayap para Malaikat.'o Dongeng-dongeng sepefti ini yang mereka warisi
dari-kepercaya n orang-orang Majusi dan hikayat-hikayat mereka
sangatlah banyak.
Di antara keyakinan mereka yangpaling keji tentang Malaikat
adalah apa yangdiyakini sebagian kelompok di antara mereka, yaitu
al-Ghurabiyyah. Kelompok ini berpendapat bahwasanya Nabi ffi
adalah orang yangpaling mirip dengan 'Ali sebagaimana pemimpin
burung gagak (gburab) dengan burung gagak larnnya. Oleh karena itu,
ketika All ah wj" mengutus Jibril 2gi untuk membawa wahyu kepada
'Ali, Malaikat ini keliru dan memberikannya kepada Muhammad.
Meskipun demikian, dalam hal itu tidak ada celaan bagi Jibril karena
kekeliruannya.
Sekelompok Syi'ah mengatakan: "Hal itu disengaja oleh Jibril
sehingga mereka mengkafirkan dan melaknatnya." Semoga Allah melaknat mereka.er
Al-Qadhi'Iyadh berkata: "Dalam kitab an-Nauaadir dariMalik,
yakni mengenai orang yangberkata: 'sesungguhnyaJibril salah dalam
menyampaikan wahyu, padahal Nabi y ang sesungguhnya adalah'Ali
bin Abi Thalib.'Maka orang itu disuruh benaubatdandibunuh kalau
tidak mau."'
Perkataan seperti itu juga diriwayatkan dari Sahnun. Ucapan alGhurabiyyah, yaitu salah satu kelompok Rafidhah. Mereka dijuluki
demikian karena ucapan mereka: "Bahwasanya Nabi ffiadalah orang
yangpaling mirip dengan 'Ali bin Abi Thalib sepeni halnya pemimpin
burung gagak dengan burung gagak."e2
Syaikh Ibnu 'Utsai min-bafi.zbahullah-be*ata: Jibril r# dikenal
sebagai pembawa arnanatwahyu, sebagaimana Allah telah menyifatinya
demikiarr. Di dalamnya terdapat bantahan terhadap Rafidhah kafir
yang mengatakan: 'Jibril diperintahkan untuk membawa wahyu
kepada 'Ali, tetapi dia malah memberikannya kepada Muhammad M.'
Mereka juga berkaaz'Al-Amin [ibril) telah berkhianat sehingga dia
menghalan ginya dan Haidarab.Haidarah merupakan julukan bagi'A11. "r,
Di antara keyakinan Syi'ah adalahJibril senantiasa tunrn kepada
imam-imam mereka. Pertama kali, Malaikat turun kepada Fathimah
setelah Nabi 4*,waf.at,hingga mereka berkata: "Kami memilih mushaf
Fathimah, sebagaiman^ yang diberitahukan kepada mereka tentang
hakikat mushaf ini, yaitu sebuah mushaf yangtebalnya tiga kali lipat
daripada mushaf kalian. Demi Allah, tidak terdapat di dalamny^ip^
yangterdapat di dalam al-Qur-an kalian walaupun hanyasatu huruf."
Bagaimana Fathimah mendatangkan mushaf ini? Ketika Nabi ffi
wafat, Fathimah sangat sedih. oleh sebab itu, Allah mengutus Jibril
kepadanya untuk menghibur dan berbicara dengannya, sementara'Ali
45 bersembunyi di balik tabir sambil menulis pembicaraanny^.Inilah
asal muasal mushaf Fathimah yangdiklaim mereka."ea
Disebutkan tentang keyakin an al-Kisaniyyah, bahwasanya
Muhammad bin al-Hanafiwah (putera 'Ali bin Abi rhalib) hidup
di Gunung Radhwa, di sebelah kanannya ada singa dan di sebelah
kirinya ada harimau. Malaikat berbicara kepadanya, bahwa rizkinya
datang pada waktu pagi dan petang, serra dia belum mati dan tidak
akan mati hingga bumi dipenuhi dengan keadilan sebagaimana telah
penuh dengan kezhaliman."et
Mengenai kuburan para imam dan penyembahnya, hal ini bagi
Syi'ah memiliki kedudukan yang sangat agung. Anda tidak akan
mendapati kelompok Islam yang mengangkat kedudukan berziarah
kubur dan menjadikannya sebagai doktrin agamaserra menamakannya
tempat para syuhada seperti kelompok Syi'ah ini. Mereka sangat
memperhatikan bangunan kuburan yang mereka kuasai. Mereka
menamakan ziarah kubur dengan haji. Mereka menulis banyak
kitab mengenai adab dan do'a ziarah kubur. Pada umumnya, mereka
menjadikannya sebagai sarana untuk mengumpulkan manusia, yakni
dengan menziarahi kubur atau menangisi penghuninya yaflgmenurut
anggapan mereka mati lantaran kezhaliman. Bahkan, di antara tugas
Malaikat menurut mereka adalah mengelilingi kuburarL P^ra imam.
Ulama Syi'ah berkata: "Barang siapa yang keluar dari rumahnya untuk mengunjungi Husain maka Allah mencatat baginyauntuk
setiap langkah satu kebaikan ..." hingga perkataannya: "Apabila dia
telah menyelesaikan manasiknya, maka Malaikat mendatanginya lalu
berkata: 'Saya adalah utusan Rabbmu untuk menyamPaikan salam
kepadamu dan menyampaikan kepadamu bahwa dosa-dosamu yang
lalu telah diampuni. "'e6
Tidak cukup sampai di situ, sebagaimana kebiasaan mereka yang
ghuluu (berlebihJebihan) dan melampaui batas. Merekapun mengklaim
bahwa Allah Ta'ala, seperti yangdikatakan oleh orang-orang zhalim,
mengunjungi kubur^n par^ imam, sebagaimana Pernyataan mereka:
"sesungguhnya kuburan Amirul Mukminin ('Ali) dikunjungi oleh
Allah dan Malaikat, serta dikunjungi oleh para Nabi dan orang-orang
Mukmin.""
Inilah keyakinan-keyakinan mereka yangsesat tentang Malaikat
secara global. Apabila Anda ingin mengkaji perkataan-perkataan
mereka, niscaya akan mengetahui lebih banyak lagi. Akan tetapi,
yangdimaksudkan dalam pembahasan ini adalah menjelaskan dan
memperkenalkan paham mereka. Penulis telah menunjukkan, bagi
siapa salayangingin mendalami hal ini, beberapa rujukan sebelumnya,
uallaabu a'lam.
D. KelompokBathiniyyah
Aliran Bathiniyyah termasuk kelompok sesat yalgmenisbatkan
diri secara zhalimdan dusta kepada Islam. Pengikutnya masih tetap ada
di belahan dunia Islam hingga kini. Penulis mengutip penjelasan Ibnul
Jatzi mengenai mereka: "Mereka itu adalah kaum yang mengikuti
metode orang-orang Atheis dan para penentang syari'at. Penulis akan
menunjukkan kepada prinsip-prinsip mereka karena maksud dan
tujuan sebenarnya ialah tidak mempercayai adanya Maha Pencipta.
1. Intisari keyakinan Bathiniryah
Aliran Bathiniyyah bergantung pada aliran orang-orang Atheis,
sep erti Z or oaster dan Mazdak y ang men ghalalkan berb agai lar angan.
Ketika Nabi kita, Muhammad i&, datans menawarkan (Islam)
kepada Raja Persia dan melarang kekafiran, sekelompok penyembah
berhala (paganis)pun bersatu; tidak ketinggalan orang Majusi,
kaum Atheis, dan siapa saja yang menganut filsafat kuno. Mereka
menggunakan akalnya dengan tujuan membaralkan agama Islam,
tetapi mereka ragu dan berkata: "Kita tidak bisa memerangi kaum
Muslimin lantaran banyaknya jumlah mereka. Maka dari itu, tidak
ada jalan lain selain menyebarkan dakwah kita kepada agama Islam
dan berkomitmen terhadap salah satu kelompok di antara mereka.
Dan tidak ada kelompok-kelompok Islam yanglebih lemah akalnya
daripada Rafidhah. Maka kita harus menyusup di tengah mereka dan
mulai menyerukankezhaliman yang menimpa para pendahulu mereka
yang mulia dari keluarga Nabi untuk membela hak-hak mereka,
menuntut balas pembunuhan terhadap mereka , dan apa sajayangtelah
mereka alami berupa penghinaan. Semua itu dilakukan agar mereka
dapat membantu kita (kaum paganis) menghancurkan agama Islam.
Jadi, saling tolong-menolonglah dan bersatulah serra bergabunglah
kalian dengan Isma'il bin Ja'far bin Muhammad ash-Shadiq ....
Adapun penamaan mereka dengan Bathiniyyah dikarenakan
klaim mereka bahwa al-Qur-an mencakup yangbathin danyangzbahir.
Barang siapa yang telah mengetahui bathin al-Qur-an maka gugur
darinya beban syarT'at. Tujuan mereka ialah membatalkan syari'at,
yaitu dengan menyelewengkan' aqidah dari kewajiban lahiriah. setelah
berhasil melakukan ini, mereka melanjutkan dengan dakwah bathiniah
y ang mewaj ibkan seseorang melepaskan diri dari agam any a.nsg
Pada zamansekarang, mereka menamakan diri dengan berbagai
nama, di antaranya al-Ism a' tliyy ah, al-Aghakh aniyy ah, al-Bahrah,
ad-Dtruz, al-Makarimah, an-Nusha iriyy ah, al-Baktasy iyy ah, dan alAlawiyyah.
Di antara nama mereka sebelumnyaialah al-Qaramithah, alIsma' iliyyah, al-Kha r amiyy ah, al-B abik iyy ah, al-Muhammarah, asS ab' iyyah, at-Ta' alu miyy ah, al-Mufawwadhah, dan al-Hakimiyyah. "
2. Keyakinan Bathiniyyah mengenai Malaikat
Seorang penyeru al-Isma' ili W ah berkebangsaan Yaman,' Ali bin
Muhammad al-\flalid, berkata: 'Bahwasanya paraMalaikat itu bermacam-macam dan be rtingkat-tingkat. Semuan y a t elah disiapkan demi
kemaslahatan makhluk. Setiap mereka tidak melampaui sesuatu yang
tidak ditugaskan kepadanya, sebagaimana Pernyataan mereka: 'Tidak
ada di antarakami, melainkan memiliki tugas tertentu.'Al-Jauhar (inti)
di kalangan mereka adalah satu. Yang berbeda-beda hanyalah nama
mereka disesuaikan dengan apa yarrg ditugaskan terhadap mereka.
Di antara mereka ada yang berada di alam akal, ada y^ng berada di
alam planet, dan adayangberada di alam dunia untuk menjaga segala
penjurunya. Ada pula yang tersembunyi, namun mereka selalu meliputi
sebagaimana meliputi sesuatu yaigtampak. " r00
Mereka berkata: "Malaikat adalah roh yangtersembunyi, halus, dan
sederhana; bukan jasad. Berdasarkan hal ini, mereka mengingkari Nabi
My^ngpernah melihat Jibril disebabkan Malaikat tersebut sebenarnya
tersembunyi, halus berupa roh, dan lembut (tidak terlihat)."101
Para Malaikat menurut aliran Bathiniyyah adalah roh yang dzatnya
disembunyikan Allah. Manusia tidak mungkin dapat melihatnya,
kecuali bagi para Nabi. Dapat juga dilihat oleh seseorang yang dekat
kepada Nabi dan memiliki derajat yangtinggi dengan PerantaraNabi
tersebut.Seorang penyeru dari sekte Isma'iliyyah berkat a: "Dzat para
Malaikat disembunyikan Allah dari pandangan (manusia). Dia menjadikan tabi'at-tabi'at makhluk terhijab darinya sehingga mereka
tidak dapat melihatnya hingga setaraf dengan kedudukan Nabi.
Malaikat berhubungan dengan dzat-dzat dan bersembunyi dari alam
serta berbicara dengan alam dengan kesempurnaan dan keagungan
kedudukannya. Seseorang yangditerima Nabi dengan ikhlas lantaran
kedekatan nya dapar melihat Malaikat setelah diperlihatkan oleh NabiNyr. Sungguh, melihat hal itu (Malaikat) termasuk hal ghaib yarg
terhijab dari manusia.Dro2
An-Nusha iriyy ah men gin gkari Malaikat, seperti p er ny ataannya :
"Tidak ada Malaikat, kecuali lima Malaikat yangyatim lagi muli2."ro:
Lima Malaikat yatim yangdi tangan mereka urusan langit dan
bumi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Al-Miqdad: Rabb manusia dan pencipta mereka. Ditugaskan
untuk guntur, kilat, dan gempa.
2. Abud Dar: (Yaitu, Abu Dzarr al-Ghifari) ditugaskan untuk
peredaran planet-planer dan bintang.
3. 'Abdullabbin Rauahab al-Ansbari: Ditugaskan untuk angin
dan mencabut roh manusia.
4. 'UtsmanbinMazh'un:Dittgaskan untuk lambung dan suhu
panas tubuh sefta penyakit-penyakit manusia.
5. Qanbar bin Kadan: Dittgaskan meniup roh ke dalam
tubuh.too
Mengenai penyampaian wahyu kepada Nabi, al-Qaramithah
berkata: "sesungguhnya Nabi adalah ungkapan untuk seseorang yang
diberikan kekuatan yargtelah lalu dan kekuatan yar,gakan datang,
yaitu yarLg suci lagi murni, sedangkan Jibril adalah ungkapan untuk
akal yang memberikan kepada yanglainnya, bukan suaru sosokDalam Rasaa-il lkhwanush Sbafaa diterangkan: "Ketahuilah,
wahai saudaraku, perkataal para Malaikat hanyalah isyarat-isyarat
dan anggukan kepala, sedangkan perkataan manusia adalah ungkapanun gkap an dan laf.azh-Lafazh. Adapun y ang dimaksud makn a-makn a
ialah yang menyertai semuanya. Para Nabi mengambil wahyu dan
berita-berita dari Malaikat berupa anggukan dan isyarat. Hal itu
karena lembutnya kecerdasan jiwa mereka dan beningnya jaubar
(inti) mereka. Malaikat mengucapkan makna-makna tersebut kepada
manusia (ummat Islam) dengan lisan yang merupakan bagian dari
anggota tubuh, tentunya dengan lafazh-Iafazh (bahasa) yangdipahami
mereka."l06
Beginilah proses wahyu yangturun kepada para Nabi menurut
aliran kebathinan.
Sedangkan kenabian, menurut mereka, merupakan perkara yarrg
bisa diusahakan, maka demikian pula kemungkinan bagi manusia
untuk menjadi Malaikat. Mereka berpendapat: "Ketahuilah, wahai
saudaraku, bahwasanya Anda adalah Malaikat dengan kekuatan. Anda
dapat menjadi Malaikat yang sebenarnya jika mau menempuh jalan
para Nabi."ro?
AdapunJibril menurut aliran kebathinan tiada lain hanyalah salah
satu dari sepuluh akal, khayalan, atau kiasan manusia yang darinya
Nabi ffi mengambil agama ini.Dro8
Bualan mereka dalam hal ini dan hal lainnya dalam masalah 'aqidah sangat banyak. Namun, pembaca tidak perlu terlalu
memperluas omong kosong tersebut lantaran rusaknya dan tidak
adanya faedah serta kekejian kandungan yan:g dapat membuat jiwa
bosan. Semoga Allah merahmati Ibnu Taimiyyah ketika menyebutkan
contoh perkataan mereka dari kalangan al-\Tihdah (wibdatul rutujuuQ:
"Ketahuilah bahwa suatu paham yang bathil tidak mungkin dinukil
oleh para pengkritiknya dengan mengungkapkan penggambaranyang sebenarnya,karenayang dituju tiada lain untuk menyingkap
kebenaran. Demikian pula, perkataan (pendapat) yrrg bathil akan
menamp akkan ke rus akan ny a jika dij elaskan. " t 0e
E. Keyakinan Beberapa Aliran Sesat Modern tentang Malaikat
l. Al-Qadiyaniyyah
Firqab (sekte) ini muncul di India pada masa penjajahan Inggris.
Pendirinya adalah Gulam Ahmad al-Qadiyani. Dia mengaku Nabi
dan dinamai al-Masih an-Nashiri. Para ulama pada masanya telah
mengeluarkan f.atwa akan kekafiran dan kemurtadannya. Gulam
mengaku bahwa Jibril tumn kepadanya, bahkan juga turun kepada
sekalian para penolong dan pengikutnya, dan meyakini bahwa jalan
wahyu tidak mungkin bisa ditutup dari manusia."rl0
Dia pun mengklaim akan turun pada akhir zaman di menara
putih di Damaskus atau di tempat lain sambil bersandar di atas pundak
dua Malaikat.rrr
2. Al-Babiyyah
Kelompok Syi'ah ini muncul di Iran di bawah pimpinan
Muhammad asy-syairazi. Al-Babiyyah dinisbatkan kepada al-baab
(pintu), berdasarkan pengakuan asy-Syairazi bahwasanya dia adalah
pintu al-Mahdi yang ditunggu. Artinya, yar,g sampai kepada ilmu
al-Mahdi hanyalah yang melalui lalannya,lalu meningkat sampai
mengaku Nabi, kemudian rububiyyah (ketuhanan). Asy-Syairazi
dibunuh di Iran pada tahun L265 H.112
Di antar a keyakinannya ialah wahyu diturunkan kep adan y a dan
semua Nabi telah diberitahukan akan kedatangannya
3. Al-Baha-iryah
Pasca terbunuhnya Muhammad asy-Syairazi, kepemimpinan
berpindah kepada seorang bernama Husain bin 'Ali al-Mazandarani,
yang dijuluki Baha-ullah, lalu terbentukl ah jamaahbaginya. Dakwahnya
dikenal dengan nama a1-Baha-iyyah.
D akwah al-Mazandar ani te nrs berkemb an g hin gga dia men gaku
memiliki sifat ketuhanan. Dakwah ini menyebar di Eropa dan Amerika
lantaran jauhnya dari negeri kaum Muslimin.lta
Baha-ullah mengklaim bahwa wahyu turun kepadanya danAllah
memberikan stempel yang digunakan sebagai stempel kenabian serta
menurunkan kepadanya kitab Al-Aqdas. tt5
nya, kelompok-kelompok dusta ini memiliki
pemahamanyangmirip dari satu sisi, yakni Malaikat turun membawa
kitab kepada pendirinya. Penulis belum menemukan orang yang
menulis secara terperinci tentang keyakinan mereka terhadap para
Malaikat. Oleh karena itu, penulis mencukupkan dengan apa yang
telah didapatkan, temasuk di dalamnya penyebutan beberapa sumber
pengingkaran merek a t erhadap para Malaikat. 1'6
4. Al-Bilaliyyah (Ummatul Islam)
Sebuah pergerakan yang muncul di kalangan orang-orang negro
(berkulit hitam) di Amerika. Aliran ini mengadopsi Islam dengan
pemahaman-pemahaman khusus yalgdidasarkan pada etnis (rasialis),
yang kemudian dikenal dengan al-Bilaliyyah, setelah diluruskan
kebanyakan dari keyakinan-keyakinan dan pemikiran-pemikirannya,."'
Di antara yang disebutkan tentang pemimpin mereka, Elisa
Muh ammad, b ahwas anya alir anny a hany a me mp e rc a y ai ap a- ap a y angterlihat oleh indera. Atas dasar itu, dia tidak beriman kepada Malaikat,
demikian pula den g an adany a keb angkit an j asmani (hari Keb angkit an) .
Sebab, kebangkitan jasmani menurutnya tidak lebih dari penafsiran
akal orang-orang. negro Amerika
Aqidah Ahlul Kitab Mengenai Malaikat
A. 'Aqidah Yahudi mengenai Malaikat
Yang dijelaskan dalam pembahasan ini ialah 'aqidah mengenai
Malaikat yang masih tetap diyakini oleh bangsa Yahudi setelah terjadinyapenyelewengan dan penggantian. Pada dasarnya,'aqidah kaum
Yahudi dan kaum Nasrani, sebelum terladinya penyelewengan dan
penggantian, adalah benar, tidak bertentangan dengan 'aqidah Islam
sedikit pun.
Kita akan memulai dengan apa ftutipan) yang disebutkan mengenai
para Malaikat di dalam al-Qur-an dan hadits Rasulullah ffi.
Firman Allah
"Katakanlah: 'Barang siapa ydng menjadi musuh Jibril, maka libril itu
telab rnenurunkan (al-Qur-an) ke dalarn batimu dengan seizin Allab;
membenarkan d.pd. (Kitab- Kitab) y ang s ebelutn ny d dan menj adi petunj uk
sma berita gembira bagi orang-orangyang beriman.' Barang siapa ydng
menj adi musub A llab, Malaikat-Malaikat-Ny a, Rasul-Rasul-Nya, Jibril
dan Mikail, maka sesunggubnya Allab adalab musub orang-orangyang
kafir." (QS. Al-Baqarahz 97-98)
Inilah awal 'aqidah Ahlul Kitab mengenai Malaikat, yaitu
memusuhi Jibril. Allah Wij- mengkafirkan mereka dan menjelaskan
bahwa siapa sala yang memusuhi Jibril, Mika-il, para Malaikat, dan
Rasul-Rasul adalah musuh Allah W, dan siapa yangmemusuhi Allah
berarti telah kafir.
Sebab turunnya ayat ini adalah: "sekelompok orang Yahudi
hadir di sisi Nabi ffi, lalu mereka berkata: ''Wahai Abul Qasim, ceritakanlah kepada kami tentang khilal (persahabatan). Kami bertanya
kepadamu tentangnya karena tidak adayangmengetahui hal ini selain
seorang Nabi.' Beliau menjawab: 'Ya.' Mereka pun bertanya kepada
beliau. Ketika Rasulullah telah menjawab pertatyaan itu, mereka
berkata: 'sekarang, beritahukan kepada kami siapakah walimu dari
kalangan Malaikat. Atas dasar itu, kami akan bersatu atau berpisah
denganmu.' Beliau menjawab: ''$Taliku adalah Jibril lM;. Tidaklah
Allah mengutus seorang Nabi, melainkan Jibril adalah walinya.'
Mereka berkata: 'Dengan jawaban itu, kami berpisah denganmu.
Seandainya walimu adalah Malaikat selain dia, niscaya kami mengikuti
dan mempercayaimu.' Beliau menj awab :' Apa y arTgmenghalan gi kalian
untuk membenarkannya?' Mereka menjawab: 'Jibril adalah musuh
kami.'Beliau menjawab: 'Ketika itulah, Allah Mj ber{irman:
'Katakanlah: 'Barang siapa yang menjadi musub Jibril, maka Jibril itu
telab menurunkan (al-Qur-an) ke dalam batimu dengan seizin Allab;
membenarkan dpd (Kitab-Kitab) yang sebelurrtnya dan mmjad.i petunjuksma berita gembira bagi orang-ordngyang beriman.' (QS. Al-Baqarah: 97)
hingga firman-Nya: 'Melemparkan kitab Allab ke belakang (pungung)
nya seolab-olah mereka tidak mengetahui Babua itu adalab kitab Allah).'
(QS. Al-Baqarah: 101)
Maka pada waktu itu juga, mereka mendapat kemurkaan sesudah
ditimpakan kemurkaan.'
Dari Anas 4lia, dia berkata: "'Abdullah bin Salam mendengar
kedatangan Nabi ffi ketika berada di sebuah tempat yangsedang mengalami musim gugur.Iapun mendatangi Nabi ffi dan bertanya: 'Aku
akan bertanyakepadamu tiga hal yanghanya diketahui oleh seorang
Nabi. Apa tanda Kiamat yang pertama kali muncul, apa makanan
pertama penghuni Surga, dan apa y^ngdapat menyenrpakan seorang
anak terhadap ayah atau ibunya?' Beliau menjawab: 'Baru saja Jibril
memberitahukanku tentang semua itu.' 'Jibril?' Orang itu kaget
mendengar nama tersebut. Beliau menjawab:'Iya.' Abdullah berkata:
'Dia adalah musuh orang Yahudi dari kalangan Malaikat.'Kemudian,
beliau membaca ayatini: $i;,i e\U.;l$ i!; {fii| Ss4{3s <,#S$'Katahanlab: 'Barang siapa ydng menjadi musub Jibril, maka libril itu telah
menurunkan (al-Qur-an) ke dalam batimu dengan seizin Allab,'(QS.
Al-Baqarahz 97)
Adapun tanda Kiamat yangpertama adalah apiyangmenghalau
manusia dari timur ke barat; makanan pertama penghuni Surga
adalah ziyadah hati ikan; serta apabila sperma suami mendahului
ovum istrinya, maka lahirlah anak laki-laki dan apabila ovum isteri
yang mendahuluinya maka lahirlah perempuan.' 'Abdullah bin
Salam berseru: 'Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yar.g berhak
diibadahi dengan benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa engkau
(Muhammad) adalah Rasul (utusan) Al1ah. \7ahai Rasulullah, kaum
Yahudi adalah kaum pendusta. Sesungguhnya jika mereka mengetahui
keislamanku sebelum engkau bertanya kepada mereka, pasti mereka
akan mendustakanku.
Tatkala kaum Yahudi datang, Nabi ffibertanya: 'Bagaimana sosok
'Abdullah di kalangan kalian?' Mereka menjawab: 'Ia adalah orang
terbaik diantarakami, putera orang terbaik, dan pemimpin kami, serta
putera pemimpin kami.' Beliau melanjutkan: 'Bagaimana pendapat
kalian jika 'Abdullah masuk Islam.' Mereka menjawab: 'semoga Allah
melindunginya dari hal itu.' 'Abdullah pun keluar dan berseru: 'Aku
bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.'
Lantas mereka berkata: 'Ia adalah orang yangterjelek di antara kami
dan putera orangjelek.' Mereka pun mengejeknya. 'Abdullah lalu
berkata: 'Inilah yangaku takutkan, wahai Rasulullah.""
Hadits ini menunjukkan permusuhan orang Yahudi terhadap
Jibril .)pi. Mereka adalah kaum yang suka berbohong lantaran
kedengkian. Mereka pun tidak beriman kepada Nabi ffilantaran hasad
dan takabur.
Ibnu Jarir ffi berkata: "Para ahli tafsir bersepakat bahwa ayat
ini turun sebagai jawaban (bantahan) bagi orang-orang Yahudi dari
Bani Isra-ilyangmenyatakan Jibril adalah musuh mereka dan Mika-il
adalah wali mereka."'
Ibnu Hajar '#E berkata: "Ats-Tsa'labi menceritakan dari Ibnu
'Abbas, bahwasanya sebab permusuhan kaum Yahudi terhadap
Jibril berawal dari kabar Nabi mereka yargmemberitahukan bahwa
Nebuchadnezzara akan menghancurkan Baitul Maqdis. Mereka
pun mengutus seorang lakilaki untuk membunuhnya. Tatkala dia
mendapatinya sebagai pemuda y^rglemah, tiba-tiba Jibril menghalangi
laki-laki yangingin membunuhnya. Malaikat itu berkata kepadanya:
'JikaAllah hendak membinasakan kalian lewat tanganny4 makatidak
akan ada yangmampu menghalanginya. Demikian pula, apabila Dia
menghendakinya melalui tangan yang lain, maka atas hak apa kamu
hendak membunuhnya. Maka laki-laki Yahudi itu meninggalkannya
dan Nebuchadnezzar pun bertakbir dan menyerang Baitul Maqdis.
Alhasil, dia berhasil membunuh dan menghancurkan mereka. Oleh
karena itu, kaum yahudi membenci Jibril sejak peristiwa tersebut."t
Kisah itu, tidak diragukan lagi,adalah kedustaan dan kebohongan
semata. Sesungguhnya Allah W menimpakan kepada Bani Israil
musibah, seperti pembunuhan dan pengusiran, dikarenakan kekafiran
mereka terhadap Allah dan pembunuhan mereka terhadap para
Nabi.
Dalam sebagian riwayathadits Ibnu'Abbas, mereka berkata: Jibril
turun untuk berperang, membunuh, dan menyiksa. Ia adalah musuh
kami, sedangkan Mika-il turun membawa rahmat, tumbuh-tumbuhan,
dan hujan."6 Semua itu merupakan kedustaan dan kebohongan murni
dari mereka.
Akan kita mulai sekarang dengan menjelaskan sebagian dari apaapa y
^ng
diriwayatkan dalam kitab-kitab mereka tentang Malaikat.
1. Definisi Malaikat
Semua kitab Yahudi menyebutkan bahwa kalimat asli, baik
dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Yunani, y^ngtelah diteriemahkan
menunjukkan bahwa yangdimaksud dengan Malaikat adalah Rasul
(utusan).
Disebutkan dalam Kitab Kejadian (dalam Perjanjian Lama) bahwa
Ibrahim ig@; berkata: "Ar-Rabb adalah ilab (tuhan) langit yangtelah
mengambilku dari rumah ayahku dan dari bumi kelahiranku, yang
berbicara kepadaku dan bersumpah kepadaku. Dia yartg berkata
kepada keturunanmu: 'Aku berikan kepadamu bumi ini.' Dia pun
akan mengutus Malaikat-Nya di hadapanmu."'
Malaikat adalah Roh langit yang diutus. Sumber untuk mengeahui
roh-roh ini menurut dugaan mereka adalah wahyu. Mereka berkata:
"Al-Kitab menunjukkan bahwaparaMalaikat itu suci, alim, serta selalu
datang membawa pelayan-pelayanmereka pada setiap masa, mulai dari
masa-masa kebangsaan Allah. "8
2. Jumlah Malaikat
Diriwayatkan dari kitab-kitab Yahudi bahwaMalaikat itu ribuan
jumlahnya. Mereka meriwayatkan dari Danial, dia berkata: "Aku
melihat sungai Neraka mengalir, lalu keluar dari hadapannya ribuan,
b ahkan jutaan $dalaikaQ, y
^ng
be rdiri di hadap a nny a.o e
Dalam al-Muluukul Uwal diterangkan: "Aku melihat ar-Rabb ...
dan semua pasukan langit berdiri di hadapan-Nya, di sebelah kanan
dan di sebelah kiri-Nya."to
Adapun dalam ay^t-ayat Mazmur dijelaskan: "Mereka adalah
kendaraan-kendaraan Allah yang tumbuh ribuan secara berulangulang."
Mengenai riwayat nama-nama Malaikat menurut mereka, terdapat
nama umum dan nama khusus.
3. Nama-Nama LJmum Malaikat
7. Al-Malaa-ikah: Mereka sering sekali menyebutkan nama Malaikah.
2. Malaakur Rabb.
3. Rabbul lunuud (nama ketua Malaikat).
4. Jundus Sdmaa'(pasukan langit).
5. Al-Karuubiim
Yaitu sebutan yar.g menunjukkan jamak (plural) dalam bahasa
Ibrani, atau Kdruubiuun, yakni sebutan jamak (plural) dalam
bahasa Arab. Setiap Malaikat memiliki empat wajah dan empat
sayap serta memiliki tangan yartg menyenrp ai tangan manusia,
yang terdapat di bawah sayapnya,, bahkan bentuk wajahnya
sepefti wajah manusia.
6. As-Saraafiim
Maknanya ialah : Makhluk-makhluk y angberkilau dan bersinar.' 2
Disebutkan mengenai sifat kelompok Malaikat ini selagai
berikut. A s - Saraafi im b er diri di atasnya (an git) . Tiap-tiap mereka
memiliki enam sayap: dua sayap untuk menutupi wajah, dua
yanglainnya untuk menutupi kaki, dan dua lagi untuk terbang.l3
Inilah nama-nama umum yang disebutkan dalam kitab-kitab
Yahudi. Perlu diperhatikan bahwa sebagiannya mirip dengan yang
disebutkan dalam a1-Qur-an dan as-Sunnah. Yang perlu diperhatikan
juga ialah salah satu jenis Malaikat, yaitu al-Karuubiim, menurtt
Yahudi mirip dengan nama yang sangat masyhur dalam kitab-kitab
kaum Muslimin, yaitu al-Karuubiiyyuun. Penulis telah menjelaskan
pada pembahasan khusus tentang nama-nama Malaikat, pada bab
pertama, bahwasanya penamaan ini tidak ditegaskan dalam al-Qur-an
as-Sunnah. Boleh jadi para ahli sejarah mengambilnya dari riwayat
Bani Isra-il, uallaabu a'lam.
4. Nama-nama khusus Malaikat
a. Jibra-il'o
Jibra-il menurut kaum Yahudi ialah pemimpin utama Para