ng dimaksudkan-
nya, “Dari mana Tuhan harus mengambil daging itu untuk
mereka?”, maka ia terlalu membatasi kuasa Yang Kudus
dari Israel.
(6) Ia sungguh tidak percaya akan anugerah ilahi, saat de-
ngan rasa putus asa ia mengungkapkan ketidakmampuan
untuk memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini (ay.
14). Sekalipun tugas itu jauh lebih ringan, ia juga tidak
akan dapat menanggungnya dengan kekuatannya sendiri.
Dan kalaupun pekerjaan itu jauh lebih besar, melalui Tuhan
yang menguatkannya, ia akan dapat melakukannya.
(7) Yang terburuk dari semuanya yaitu ia sungguh-sungguh
berharap untuk mati saja, dan ingin dibunuh sesaat itu
juga, sebab saat itu hidupnya sungguh tidak tenang (ay.
15). Inikah Musa itu? Inikah orang yang paling lemah
lembut dari semua manusia di bumi? Orang-orang yang
paling baik sekalipun memiliki kelemahan-kelemahan-
nya, dan kadang-kadang gagal memakai anugerah yang
justru membuat mereka terkenal. Namun demikian,
dengan penuh rahmat Tuhan mengabaikan amarah Musa
pada saat ini, dan sebab itu kita tidak boleh terlalu keras
dalam mencela dia sebab nya, namun harus berdoa, Tuhan,
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.
Pertolongan Disediakan untuk Musa
(11:16-23)
16 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Kumpulkanlah di hadapan-Ku
dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi
tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, lalu bawalah mereka ke
Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan
Kitab Bilangan 11:16-23
143
engkau. 17 Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu
sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas
mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tang-
gung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memi-
kulnya. 18 namun kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah diri-
mu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah me-
nangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi
kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? – TUHAN
akan memberi kamu daging untuk dimakan. 19 Bukan hanya satu hari kamu
akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari,
bukan dua puluh hari, 20 namun genap sebulan lamanya, sampai keluar dari
dalam hidungmu dan sampai kamu muak – sebab kamu telah menolak
TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya
dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?” 21 namun kata Musa:
“Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan
kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan
genap sebulan lamanya mereka akan memakannya! 22 Dapatkah sekian ba-
nyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga me-
reka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi me-
reka, sehingga mereka mendapat cukup?” 23 namun TUHAN menjawab Musa:
“Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang eng-
kau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!”
Kita mendapati di sini jawaban Tuhan yang penuh rahmat terhadap
kedua keluhan yang disebutkan sebelumnya. Dengan jawaban-Nya
itu, kebaikan-Nya mengambil peluang dari keburukan manusia dan
muncul dengan semakin berkilau.
I. Dibuat ketentuan untuk meringankan penderitaan-penderitaan
yang dikeluhkan Musa. Ia merasa beban pemerintahan itu terlalu
berat menindihnya, dan terlalu berlebihan dalam berbantah. Wa-
laupun begitu, ia akan diringankan dari beban itu, bukan dengan
cara diambil jabatannya dari pemerintahan itu, seperti yang sewa-
jarnya menimpanya seandainya Tuhan berlaku keras menyatakan
dia bersalah, melainkan dengan diangkatnya para pendamping
untuknya. Para pendamping itu, seperti yang dikatakan Rasul
Paulus (1Kor. 12:28), yaitu untuk melayani, memimpin (yaitu,
membantu memerintah), dan bukan untuk mengurangi atau me-
mudarkan kehormatannya, melainkan untuk membuat pekerjaan
itu lebih mudah baginya, dan untuk memikul tanggung jawab atas
bangsa itu bersama-sama dengan dia. Dan supaya ketentuan ini
dapat diterimanya dan benar-benar bermanfaat, maka
1. Musa diperintahkan untuk menunjuk orang-orangnya (ay. 16).
Rakyat itu terlalu cepat panas hati, terburu nafsu, dan ricuh
untuk dipercayai melakukan pemilihan itu. Jadi Musa sendiri
144
yang harus memilih, supaya ia senang dengan pilihan yang dia
buat, dan tidak mengeluh sesudahnya. Jumlah yang harus dia
pilih yaitu tujuh puluh orang, sesuai dengan jumlah orang
yang turun ke Mesir. Ia harus memilih orang-orang yang di-
ketahuinya sebagai tua-tua, yaitu, orang-orang yang bijak dan
berpengalaman. Mereka yang sudah membuktikan diri terbaik
sebagai pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang (Kel.
18:25), akan memperoleh gelar yang baik ini. “Pilihlah orang-
orang yang engkau ketahui sebagai para tua-tua yang sejati,
dan bukan namanya saja, para petugas yang melaksanakan
tugas mereka.” Kita membaca tentang jumlah yang sama dari
tua-tua Israel (Kel. 24:1) yang naik bersama Musa ke gunung
Sinai, namun mereka itu dipilih hanya untuk keperluan itu,
sedang tua-tua yang ini dipilih untuk selama-lamanya.
Dan, menurut ketetapan ini, Sanhedrin, atau Mahkamah
Agama bangsa Yahudi, yang pada masa-masa sesudahnya du-
duk di Yerusalem, dan merupakan lembaga peradilan tertinggi
di antara mereka, terdiri atas tujuh puluh orang. Juruselamat
kita tampak mengarahkan pandangan pada hal ini dalam me-
milih tujuh puluh murid, untuk menjadi pendamping para
rasul (Luk. 10).
2. Tuhan berjanji untuk melengkapi dan melayakkan ketujuh
puluh tua-tua itu. Jika mereka didapati tidak layak untuk pe-
kerjaan itu, mereka akan dibuat layak, sebab jika tidak,
mereka hanya akan lebih menjadi penghalang dibandingkan peno-
long bagi Musa (ay. 17). Meskipun Musa sudah berbicara ter-
lalu lancang kepada Tuhan , namun Tuhan tidak memutuskan
persekutuan dengannya. Ia sangat bersabar terhadap kita, dan
kita pun harus demikian satu dengan yang lain: Aku akan
turun (firman Tuhan ) dan berbicara dengan engkau, saat eng-
kau sudah tenang dan menguasai diri. Lalu sebagian dari Roh
kebijaksanaan, kesalehan, dan keberanian yang sama yang
hinggap padamu itu akan Kuambil, dan Kutaruh atas mereka.
Bukan berarti bahwa Roh pada Musa berkurang sebab para
tua-tua itu berbagi dengannya, atau bahwa dengan begitu
mereka dibuat setara dengannya. Musa masih tiada banding-
nya (Ul. 34:10), namun kepada mereka dikenakan roh pemerin-
tahan yang sepadan dengan tempat mereka, dan roh nubuatan
untuk membuktikan panggilan ilahi yang mereka terima untuk
Kitab Bilangan 11:16-23
145
memerintah, sebab pemerintahan itu didasarkan atas hukum
ilahi dengan Tuhan sebagai Kepala Pemerintahannya. Perhati-
kanlah,
(1) Orang-orang yang dipakai Tuhan dalam suatu pelayanan
pasti akan dilengkapi dan dilayakkan-Nya, dan sebab itu
siapa yang tidak memenuhi syarat, jangan merasa diri
sudah layak dan terpanggil.
(2) Semua kelengkapan yang layak berasal dari Tuhan . Setiap
pemberian yang baik diturunkan dari Bapa segala terang.
II. Bahkan keinginan dari orang-orang yang tidak pernah puas ini
akan dipuaskan juga, supaya setiap mulut dibungkam. Mereka di-
perintahkan untuk menguduskan diri mereka (ay. 18), yaitu,
mengambil sikap tubuh yang pantas untuk menerima bukti kuasa
Tuhan yang begitu rupa, hingga akan menjadi tanda rahmat mau-
pun penghakiman. Bersiaplah untuk bertemu dengan Tuhan mu, hai
Israel (Am. 4:12).
1. Tuhan berjanji, boleh saya katakan, mengancam lebih tepatnya,
bahwa mereka akan kenyang makan daging, sehingga selama
sebulan penuh mereka tidak hanya akan diberi makan, namun
juga dibuat berpesta daging, di samping manna yang mereka
terima tiap hari. Dan, jika mereka tidak dapat menguasai
nafsu makan mereka sekarang ini dengan lebih baik, maka
mereka akan dibuat kekenyangan dengan daging (ay. 19-20):
Kamu akan memakannya sampai keluar dari dalam hidungmu
dan sampai kamu muak. Lihatlah di sini,
(1) Sia-sianya semua kenikmatan inderawi. Semua kenikmat-
an itu akan membuat bosan, namun tidak pernah memuas-
kan. Sebaliknya dengan kesenangan-kesenangan rohani.
Sama seperti dunia akan lenyap, demikian pula dengan
keinginannya (1Yoh. 2:17). Apa yang diinginkan dengan
tamak, dalam waktu singkat akan memuakkan.
(2) Betapa kerasukan dan kemabukan yaitu dosa-dosa yang
menyerupai perilaku binatang (dan lebih buruk dibandingkan
perilaku binatang). Dosa-dosa itu membuat apa yang
alamiah menjadi tidak normal, apa yang seharusnya me-
nyehatkan tubuh, dibuatnya sakit. Dosa-dosa itu mengan-
146
dung hukuman-hukumannya sendiri di dalamnya, namun
bukan yang terburuk yang menyertainya.
(3) Betapa benarlah Tuhan untuk membuat apa yang diingin-
kan manusia dengan nafsu yang berlebihan menjadi men-
jijikkan. Tuhan dapat membuat mereka membenci daging
sama seperti mereka telah membenci manna.
2. Musa tidak yakin bahwa perkataan Tuhan itu akan terwujud
(ay. 21-22). Ketidakpercayaan ini sama seperti yang dibuat
oleh para murid (Mrk. 8:4), bagaimana orang dapat memberi
mereka roti sampai kenyang? Sebagian orang dapat menerima
keberatan Musa di sini, dan menafsirkan apa yang dikatakan-
nya hanya sebagai pertanyaan yang sederhana, dari mana
persediaan itu harus didapat. namun pertanyaan itu terlalu
terdengar seperti ia kehilangan kepercayaan terhadap Tuhan ,
dan itu tidak bisa dibenarkan. Ia berkeberatan mengenai jum-
lah orangnya, seolah-olah Dia yang menyediakan roti untuk
mereka semua tidak dapat, dengan kuasa tak terbatas yang
sama, menyediakan daging juga. Musa menganggap bahwa itu
pasti daging binatang darat atau ikan, sebab hewan-hewan
itu paling banyak dagingnya. Sedikit terlintas dalam pikiran-
nya bahwa daging burung, burung-burung kecil, dapat meme-
nuhi keperluan itu. Tuhan tidak melihat seperti manusia me-
lihat, namun pemikiran-pemikiran-Nya jauh mengatasi kita.
Musa merasa berat hatinya memikirkan betapa rakusnya
bangsa Israel, jadi bagaimana caranya sehingga mereka men-
dapat cukup. Perhatikanlah, bahkan orang-orang percaya yang
hebat dan bersungguh-sungguh terkadang merasa sulit untuk
mempercayai Tuhan di bawah kejadian-kejadian yang menge-
cilkan hati. Terkadang mereka merasa sukar untuk sekalipun
tidak ada dasar untuk berharap, berharap juga dan percaya.
Musa sendiri hampir tidak bisa menahan diri untuk berkata,
sanggupkah Tuhan menyajikan hidangan di padang gurun?,
saat keyakinan ini sudah menjadi teriakan umum. Tidak
diragukan lagi bahwa ini yaitu kelemahannya.
3. Tuhan memberi sebuah jawaban yang singkat namun me-
muaskan hati terhadap keberatan hati Musa yang penuh
keraguan itu, masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk mela-
kukan itu? (ay. 23). Seandainya Musa ingat akan tahun-tahun
tangan kanan Yang Mahatinggi, maka ia tidak akan memulai
Kitab Bilangan 11:24-30
147
semua kesulitan ini. Itulah sebabnya Tuhan mengingatkan dia
akan tahun-tahun itu, yang menyiratkan bahwa keberatan ini
menghina kuasa ilahi, yang untuknya Musa sendiri sudah
begitu sering menjadi bukan hanya saksi, melainkan juga alat.
Sudah lupakah ia akan keajaiban-keajaiban kuasa ilahi yang
dibuat untuk bangsa itu, saat kuasa itu menimbulkan tulah-
tulah di Mesir, membelah laut, menghancurkan gunung batu,
dan menurunkan hujan roti dari sorga? Adakah kuasa itu
telah berkurang? Adakah Tuhan menjadi semakin lemah? Atau-
kah Ia lelah dengan apa yang sudah dilakukan-Nya? Apa pun
hal berlawanan yang terbersit dalam hati kita yang tidak per-
caya, tetaplah pasti bahwa,
(1) Tangan Tuhan tidak pendek. Kuasa-Nya tidak dapat ditahan
untuk dikerahkan oleh apa saja kecuali oleh kehendak-Nya
sendiri. Bagi-Nya tidak ada yang mustahil. Tidaklah pendek
tangan-Nya itu yang menakar air laut dan mengukur langit
(Yes. 40:12), dan mengumpulkan angin (Ams. 30:4).
(2) Tangan-Nya tidak menjadi layu. Ia masih kuat seperti sebe-
lum-sebelumnya, Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi
lesu. Dan ungkapan berikut ini sudah cukup untuk mem-
bungkam semua ketidakpercayaan kita saat berbagai
sarana gagal bekerja bagi kita, adakah sesuatu apa pun
yang mustahil untuk TUHAN? Tuhan di sini membawa Musa
kembali kepada dasar pegangan yang mula-mula ini, meng-
arahkan dia kembali untuk belajar, untuk mempelajari
nama Tuhan yang sudah ada sejak zaman purbakala, bahwa
Tuhan , Tuhan Yang Mahakuasa. lalu Tuhan memberi-
kan bukti atas perkara itu: Sekarang engkau akan melihat
apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak. Ini meng-
agungkan firman Tuhan di atas semua nama-Nya, bahwa
perbuatan-perbuatan-Nya tidak pernah terlalu sulit untuk
firman-Nya. Jika Ia berfirman, maka terjadilah.
Tuhan Menjanjikan Daging kepada Bangsa Israel,
Masalah Eldad dan Medad
(11:24-30)
24 Sesudah Musa datang ke luar, disampaikannya firman TUHAN itu kepada
bangsa itu. Ia mengumpulkan tujuh puluh orang dari para tua-tua bangsa
148
itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah. 25 Lalu turunlah
TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, lalu diambil-Nya se-
bagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh
tua-tua itu; saat Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka se-
perti nabi, namun sesudah itu tidak lagi. 26 Masih ada dua orang tinggal di
tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama
Medad. saat Roh itu hinggap pada mereka – mereka itu termasuk orang-
orang yang dicatat, namun tidak turut pergi ke kemah – maka kepenuhanlah
mereka seperti nabi di tempat perkemahan. 27 Lalu berlarilah seorang muda
memberitahukan kepada Musa: “Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di
tempat perkemahan.” 28 Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mu-
danya menjadi abdi Musa: “Tuanku Musa, cegahlah mereka!” 29 namun Musa
berkata kepadanya: “Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah,
kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh sebab TUHAN memberi Roh-
Nya hinggap kepada mereka!” 30 lalu kembalilah Musa ke tempat
perkemahan, dia dan para tua-tua Israel.
Kita mendapati di sini penggenapan dari firman Tuhan kepada Musa,
bahwa ia akan diberi penolong dalam memerintah Israel.
I. Inilah perkara tentang ketujuh puluh orang penasihat secara
umum. Musa, walaupun sedikit terganggu oleh kericuhan orang
banyak, namun sepenuhnya ditenangkan oleh persekutuan yang
dimilikinya dengan Tuhan , dan segera menguasai dirinya kembali.
Dan sesuai dengan ketetapannya dengan Tuhan ,
1. Ia melakukan bagiannya. Ia mempersembahkan ketujuh puluh
tua-tua di hadapan Tuhan, di sekeliling Kemah Suci (ay. 24),
supaya mereka berdiri di sana, siap menerima anugerah Tuhan ,
di tempat di mana Ia telah menyatakan diri-Nya, dan supaya
umat juga dapat menjadi saksi dari panggilan mereka yang
khidmat. Perhatikanlah, orang-orang yang menantikan perke-
nanan dari Tuhan haruslah dengan rendah hati mempersem-
bahkan diri mereka dan pelayanan mereka kepada-Nya.
2. Tuhan tidak lalai melakukan bagian-Nya. Ia menaruh Roh yang
hinggap pada Musa ke atas ketujuh puluh tua-tua itu (ay. 25).
Roh ini membuat orang-orang yang kemampuan dan pendidik-
annya setara dengan sesamanya tiba-tiba mampu mengatakan
dan melakukan hal yang luar biasa. Dan ini membuktikan
bahwa mereka digerakkan oleh ilham ilahi. Mereka bernubuat,
dan tidak berhenti sepanjang hari itu, dan (menurut sebagian
penafsir) hanya pada hari itu. Mereka menceritakan perkara-
perkara tentang Tuhan kepada bangsa itu, dan mungkin mene-
rangkan hukum Taurat yang belakangan ini mereka terima
Kitab Bilangan 11:24-30
149
dengan kejelasan, keutuhan, kesiapan, dan ketepatan ungkap-
an yang mengagumkan, sehingga semua orang yang mende-
ngar mereka dapat melihat dan berkata bahwa sungguh, Tuhan
ada di tengah-tengah mereka. Lihat 1 Korintus 14:24-25. Demi-
kian pula, lama sesudahnya, Saul ditandai untuk memerintah
oleh karunia bernubuat, yang menghinggapinya selama sehari
semalam (1Sam. 10:6, 11). saat Musa harus menjemput
Israel untuk keluar dari Mesir, Harun ditunjuk menjadi nabi-
nya (Kel. 7:1). namun , sebab sekarang Tuhan telah memanggil
Harun untuk suatu pekerjaan lain, maka sebagai gantinya
Musa memiliki tujuh puluh nabi untuk mendampinginya.
Perhatikanlah, orang-orang yang paling pantas memerintah
Israel milik Tuhan yaitu mereka yang mengenal baik perkara-
perkara ilahi dan selalu ingin mengajar untuk membangun
orang lain.
II. Di sini ada perkara khusus tentang dua orang dari antara mereka,
Eldad and Medad, kemungkinan dua bersaudara.
1. Mereka ditunjuk oleh Musa untuk menjadi pendamping dalam
pemerintahan, namun mereka tidak turut pergi ke kemah seperti
yang lain (ay. 26). Calvin menduga bahwa perintah itu dikirim-
kan kepada mereka, namun tidak sampai, sebab mereka
sedang berada di suatu tempat lain. Jadi, walaupun mereka
tercatat, namun mereka tidak terpanggil. Sebagian besar pe-
nafsir berpendapat bahwa mereka menolak datang ke Kemah
Suci sebab terlalu bersahaja dan merendah. sebab sadar
akan kelemahan dan ketidaklayakan mereka sendiri, mereka
ingin dimaklumi untuk tidak ikut dalam pemerintahan. Pemi-
kiran mereka itu merupakan sesuatu yang terpuji, namun per-
buatan mereka yang tidak mematuhi perintah yaitu kesalah-
an mereka.
2. Roh Tuhan menemukan mereka di dalam perkemahan, di mana
mereka tersembunyi di antara segala pekerjaan, dan di sana
mereka bernubuat, yaitu, mereka menerapkan karunia berdoa,
berkhotbah, dan memuji Tuhan , di dalam suatu tenda pribadi.
Perhatikanlah, Roh Tuhan tidak terikat pada Kemah Suci,
namun , seperti angin, bertiup ke mana ia mau (Yoh. 3:8). Ke
mana kita dapat pergi menjauhi Roh itu? Ada penyelenggaraan
ilahi secara khusus yang ikut campur tangan dalam ketidak-
150
hadiran kedua orang ini, sebab dengan demikian semakin jelas
tampak bahwa memang Roh Tuhan lah yang menggerakkan para
tua-tua itu, dan bahwa bukan Musa yang memberi mereka
Roh itu, melainkan Tuhan sendiri. Mereka dengan rendah hati
menolak pengangkatan itu, namun Tuhan memaksakannya
kepada mereka. Bahkan, mereka mendapat kehormatan untuk
disebut namanya, yang tidak didapat oleh semua yang lain.
Sebab barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan, dan
orang-orang yang paling pantas memerintah yaitu mereka
yang paling tidak berhasrat menginginkannya.
3. Kabar tentang hal ini diberitahukan kepada Musa (ay. 27):
“Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di tempat perkemah-
an. Ada sebuah perkumpulan dalam suatu tenda, dan Eldad
dan Medad sedang berkhotbah di sana, di bawah pengawasan
dan kepemimpinan Musa, dan di luar persekutuan dengan
para tua-tua lain.” Siapa pun orang yang membawa kabar itu,
ia tampak melihatnya sebagai suatu hal yang tidak biasanya.
4. Yosua tergerak untuk mendiamkan mereka: Tuanku Musa,
cegahlah mereka! (ay. 28). Ada kemungkinan bahwa Yosua
sendiri yaitu salah satu dari ketujuh puluh tua-tua itu, yang
membuatnya semakin cemburu bagi kehormatan kelompok-
nya. Ia beranggapan kedua orang itu tidak seharusnya berlaku
seperti itu, sebab karunia nabi takluk kepada nabi-nabi, dan
sebab itu ia ingin supaya mereka tidak bernubuat sama
sekali atau datang ke Kemah Suci dan bernubuat bersama-
sama dengan yang lain. Ia tidak ingin mereka dihukum atas
apa yang telah mereka lakukan, namun hanya dikekang supaya
tidak lagi melakukan hal yang sama di lalu hari. Ia
berlaku begini sebab maksud baik, bukan sebab tidak suka
dengan Eldad dan Medad, melainkan sebab semangat yang
tulus untuk apa yang dipahaminya sebagai kesatuan jemaat,
dan kepedulian terhadap kehormatan Tuhan dan Musa.
5. Musa menolak permohonan itu, dan menegur orang yang
mengajukannya (ay. 29): “Apakah engkau begitu giat mendu-
kung diriku? Engkau tidak tahu dengan roh apa engkau ber-
bicara.” Meskipun Yosua yaitu teman dan orang kepercayaan
istimewa Musa, walaupun ia mengatakan ini berdasar rasa
hormat kepada Musa, yang kehormatannya tidak mau ia lihat
berkurang oleh panggilan kedua tua-tua itu, namun Musa
Kitab Bilangan 11:24-30
151
menegurnya serta secara tidak langsung juga menegur semua
orang lain yang menunjukkan roh seperti itu.
(1) Kita tidak boleh bersedih secara diam-diam atas karunia,
anugerah, dan kebergunaan orang lain. yaitu kesalahan
murid-murid Yohanes Pembaptis bahwa mereka iri terha-
dap kehormatan Kristus, sebab kehormatan-Nya memu-
darkan kehormatan guru mereka (Yoh. 3:26, dst.).
(2) Kita tidak boleh terbawa amarah terhadap kelemahan dan
kekurangan orang lain. Kalaupun Eldad dan Medad ber-
salah atas suatu penyimpangan, Yosua terlalu cepat dan
terlalu keras dalam menghardik mereka. Semangat kita
harus selalu diimbangi dengan kelemahlembutan hikmat.
Kebenaran Tuhan tidak memerlukan amarah manusia (Yak.
1:20).
(3) Kita tidak boleh membuat orang-orang yang paling baik
dan paling berguna sekalipun sebagai kepala suatu golong-
an. Paulus tidak ingin namanya dipakai untuk mengayomi
sebuah golongan (1Kor. 1:12-13).
(4) Kita tidak boleh gegabah dalam mengutuk dan membung-
kam orang-orang yang berbeda dari kita, seolah-olah mere-
ka tidak mengikuti Kristus sebab mereka tidak mengikuti
Dia bersama kita (Mrk. 9:38). Akankah kita menolak orang-
orang yang telah diakui Kristus, atau menahan siapa saja
untuk berbuat baik sebab mereka tidak sepikiran dengan
kita dalam segala hal? Musa memiliki roh yang lain. Ia
sama sekali tidak mau membungkam kedua orang ini, dan
memadamkan Roh dalam diri mereka, namun justru berha-
rap seluruh umat TUHAN menjadi nabi, yaitu, supaya
TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka. Bukan
berarti bahwa ia ingin mengangkat siapa saja sebagai nabi
walaupun mereka tidak memenuhi syarat, atau bahwa ia
berharap supaya Roh nubuatan dibuat menjadi sedemikian
umum. namun begitulah ia mengungkapkan kasih dan
penghargaannya terhadap seluruh umat TUHAN, kepuasaan
hatinya atas karunia-karunia orang lain, dan betapa ia
tidak marah sama sekali terhadap Eldad dan Medad sebab
bernubuat di bawah pengawasannya. Roh unggul seperti
itu jugalah yang dimiliki Paulus yang terberkati itu, yang
bersukacita bahwa Kristus diberitakan, meskipun oleh
152
orang-orang yang dengan berbuat demikian bermaksud
memperberat bebannya dalam penjara (Flp. 1:17). Kita ha-
rus senang bahwa Tuhan dilayani dan dimuliakan, dan
kebaikan dilakukan, meskipun itu mengurangi pujian bagi
diri kita dan kesempatan bagi kita untuk dipuji.
6. Para tua-tua, yang baru ditahbiskan sekarang, segera masuk
ke dalam pelayanan mereka (ay. 30). Sesudah panggilan mereka
sudah cukup terbukti melalui nubuat-nubuat mereka, mereka
pergi bersama Musa ke dalam perkemahan, dan membaktikan
diri untuk bekerja. Sesudah menerima karunia, mereka mela-
yani seorang akan yang lain sebagai pengurus yang baik. Dan
sekarang Musa senang bahwa ia memiliki begitu banyak
orang untuk berbagi dengannya dalam pekerjaan dan kehor-
matannya. Dan,
(1) Hendaklah kesaksian Musa diyakini oleh orang-orang yang
ingin berkuasa, bahwa memerintah yaitu sebuah beban.
Memerintah yaitu beban masalah dan kesusahan bagi
orang-orang yang menjalankan kewajiban itu dengan kesa-
daran hati nurani. Dan bagi orang-orang yang tidak menja-
lankannya dengan kesadaran hati nurani, memerintah
akan terbukti menjadi beban yang lebih berat pada hari
penghakiman nanti, saat mereka dijatuhi hukuman
sebagai hamba yang tidak berguna, yang menguburkan
talentanya.
(2) Hendaklah teladan Musa ditiru oleh orang-orang yang
sedang berkuasa. Janganlah mereka menganggap remeh na-
sihat dan bantuan dari orang lain, namun hendaklah mereka
menginginkannya, dan bersyukur untuk itu, dengan tidak
berhasrat untuk memegang sendiri hikmat dan kekuasaan.
Jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.
Burung-burung Puyuh
(11:31-35)
31 Lalu bertiuplah angin yang dari TUHAN asalnya; dibawanyalah burung-
burung puyuh dari sebelah laut, dan dihamburkannya ke atas tempat perke-
mahan dan di sekelilingnya, kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala
penjuru, dan kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi. 32 Lalu se-
panjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkit-
lah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu – setiap orang
Kitab Bilangan 11:31-35
153
sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer –, lalu mereka menye-
barkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan. 33 Selagi daging itu ada
di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN ter-
hadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang
sangat besar. 34 Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, sebab di
sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus. 35 Dari Kibrot-Taawa
berangkatlah bangsa itu ke Hazerot dan mereka tinggal di situ.
Tuhan , Sesudah menggenapi janji-Nya kepada Musa dengan memberi-
nya para penasihat dalam memerintah bangsa itu, dan dengan demi-
kian membuktikan kuasa yang dimiliki-Nya atas roh-roh manusia
oleh Roh-Nya, di sini menggenapi janji-Nya kepada bangsa itu dengan
memberi mereka daging. Dan dengan demikian Ia membuktikan
kuasa-Nya atas makhluk-makhluk ciptaan yang lebih rendah dari
manusia dan kekuasaan-Nya dalam kerajaan alam. Amatilah,
1. Bagaimana umat dipuaskan dengan daging yang berkelimpahan:
Angin (angin timur dan angin selatan, seperti yang tampak, Mzm.
78:26) membawa burung-burung puyuh (ay. 31). Tidak pasti hewan
macam apa mereka itu. Sang pemazmur menyebutnya burung-
burung bersayap. Cendikiawan Uskup Patrick, cenderung sepen-
dapat dengan beberapa penulis masa kini, yang berpendapat
bahwa hewan itu yaitu belalang, jenis makanan lezat yang terke-
nal di bagian-bagian dunia itu, terlebih lagi sebab mereka dibawa
oleh angin, tergeletak bertumpuk-tumpuk, dan dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk dimakan lalu . Bagaimanapun,
apa pun hewan itu, mereka sungguh memenuhi keinginan orang
Israel, mereka memenuhi persediaan pesta bangsa Israel selama
sebulan. Betapa Tuhan yaitu Bapa yang suka memanjakan ke-
luarga-Nya yang suka membangkang. Belalang-belalang, yang
sudah menjadi tulah bagi Mesir yang subur, dengan memakan
hasil-hasil ladangnya, menjadi berkat bagi padang gurun yang
tandus, menjadi makanan orang.
2. Betapa rakusnya orang Israel dalam mengumpulkan daging yang
dikirimkan Tuhan kepada mereka ini. Mereka lari berhamburan
mengambil jarahan itu dengan nafsu yang tak terpuaskan, tanpa
mengindahkan apa yang telah dikatakan Musa kepada mereka
dari Tuhan , bahwa mereka akan memakannya sampai kekenyang-
an (ay. 32). Dua hari satu malam mereka memburunya, me-
ngumpulkan daging, sampai setiap kepala keluarga membawa
pulang setidak-tidaknya sepuluh homer (yaitu, sepuluh muatan
keledai). Daud menginginkan air dari perigi Betlehem, namun
154
tidak mau meminumnya saat ia mendapatkannya, sebab air
itu diperoleh dengan mempertaruhkan nyawa orang. Jauh lebih
beralasan bagi orang-orang Israel ini untuk menolak daging ini,
yang diperoleh dengan bersungut-sungut, dan yang, dapat me-
reka lihat dengan mudah, melalui apa yang dikatakan Musa,
diberikan kepada mereka dalam murka. namun orang-orang yang
dikuasai oleh sifat kedagingan ingin memuaskan hawa nafsu
mereka, meskipun itu pasti merusak dan menghancurkan jiwa
mereka yang berharga.
3. Betapa mahalnya harga yang mereka bayar untuk pesta mereka,
saat diadakan perhitungan dengan mereka: TUHAN memukul
bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar (ay. 33). Suatu
penyakit jasmani, yang ada kemungkinan merupakan akibat dari
kekenyangan mereka, dan yang menimbulkan kematian bagi
banyak orang dari mereka. Dan orang-orang itu, ada kemungkin-
an, yaitu biang keladi dalam pemberontakan terhadap Tuhan
Tuhan itu. Perhatikanlah, Tuhan sering kali mengabulkan keingin-
an-keinginan umat-Nya sendiri di dalam kasih. Diberikan-Nya
kepada mereka apa yang mereka minta, namun didatangkan-Nya
penyakit paru-paru di antara mereka (Mzm. 106:15). Oleh segala
sesuatu yang dikatakan kepada mereka, mereka belum merasa
puas, dan sebab itu, sedang makanan masih ada di mulut mere-
ka, bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka (Mzm. 78:30-31).
Apa yang kita inginkan secara berlebihan, jika kita mendapat-
kannya (beralasan bagi kita untuk takut), akan menjadi pen-
deritaan dan salib bagi kita dengan suatu cara tertentu. Tuhan
memuaskan mereka terlebih dahulu, dan lalu menulahi
mereka,
(1) Untuk menyelamatkan nama baik kuasa-Nya, supaya tidak
dikatakan, “Ia tidak akan melenyapkan mereka seandainya Ia
sanggup menyediakan daging untuk mereka.” Dan,
(2) Untuk menunjukkan kepada kita arti dari kemujuran orang-
orang berdosa. Kemujuran itu yaitu persiapan mereka un-
tuk kehancuran, mereka diberi makan seperti lembu yang
akan disembelih. Yang terakhir, ingatan akan peristiwa ini
diabadikan dalam nama yang diberikan kepada tempat itu
(ay. 34). Musa menyebutnya Kibrot-Taawa, kuburan orang-
orang yang bernafsu atau kuburan nafsu. Dan sungguh baik
seandainya kuburan orang-orang Israel yang bernafsu ini
Kitab Bilangan 11:31-35
155
terbukti sebagai kuburan bagi nafsu Israel. Peringatan itu
dirancang untuk tujuan itu, namun tidak menimbulkan dam-
pak yang semestinya, sebab dikatakan selanjutnya (Mzm.
78:32), sekalipun demikian mereka masih saja berbuat dosa.
PASAL 12
alam pasal sebelumnya kita membaca perihal kesusahan yang
ditimbulkan umat Israel kepada Musa. Dalam pasal ini kita
mendapati kesabarannya diuji oleh sanak keluarganya sendiri.
I. Miryam dan Harun, saudari dan saudara kandungnya sen-
diri, telah menghina dia (ay. 1-3).
II. Tuhan memanggil mereka untuk mengadakan perhitungan
dengan mereka (ay. 4-9).
III. Miryam terkena kusta sebab nya (ay. 10).
IV. Harun patuh, dan Musa dengan lemah lembut memohonkan
kesembuhan untuk Miryam (ay. 11-13).
V. Miryam sembuh, namun mendapat malu selama tujuh hari
(ay. 14-16). Hal ini dicatat untuk menunjukkan bahwa orang-
orang dan keluarga-keluarga terbaik sekalipun memiliki
kebodohan dan kesusahan mereka sendiri.
Miryam dan Harun Bersungut-sungut
(12:1-3)
1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush
yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan
Kush. 2 Kata mereka: “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan
Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” Dan
kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. 3 Adapun Musa ialah seorang yang
sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
Di sini diceritakan tentang,
I. Luapan amarah Harun dan Miryam yang tidak pantas: mereka
mengatai Musa (ay. 1). Kalau Musa saja, yang telah menerima be-
gitu banyak kehormatan dari Tuhan , namun menerima begitu
D
158
banyak perlakuan yang meremehkan dan penghinaan dari ma-
nusia, masakan kita menganggap pencobaan-pencobaan sema-
cam itu aneh atau berat, dan menjadi gusar atau berkecil hati ka-
renanya? namun siapa yang akan menyangka bahwa ada ganggu-
an yang diberikan kepada Musa,
1. Oleh orang-orang yang juga bersungguh-sungguh dan baik.
Bahkan, yang terkemuka dalam agama, yaitu Miryam seorang
nabiah, dan Harun seorang imam besar, yang kedua-duanya
diberi tugas bersama Musa untuk membebaskan orang Israel.
Aku telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai
penganjurmu (Mi. 6:4).
2. Oleh orang-orang yang berkerabat paling dekat dengannya,
yaitu saudara dan saudarinya sendiri, yang bersinar begitu
cemerlang berkat cahaya-cahaya yang dipinjam darinya?
Demikian pula sang mempelai mengeluh (Kid. 1:6), putera-
putera ibuku marah kepadaku. Dan pertengkaran-pertengkar-
an di antara sanak saudara secara khusus mendukakan hati.
Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota
yang kuat. Namun demikian, hal ini justru membantu mene-
guhkan panggilan Musa, dan menunjukkan bahwa pengang-
katannya semata-mata terjadi oleh perkenanan ilahi, dan
bukan akibat suatu kesepakatan atau persekongkolan dengan
sanak keluarganya, yang justru menggerutu sebab pengang-
katannya. Tidak pula banyak dari saudara-saudara Jurusela-
mat kita percaya kepada-Nya (Yoh. 7:5). Sepertinya Miryamlah
yang memulai pertengkaran itu, dan Harun, sebab tidak
diikutsertakan atau diminta pendapat dalam pemilihan ketu-
juh puluh tua-tua, merasa agak muak pada saat ini. Dengan
begitu, ia segera terseret untuk memihak saudara perempuan-
nya. Sungguh menyedihkan melihat Harun ikut andil dalam
begitu banyak pelanggaran, namun itu menunjukkan bahwa
hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan
menjadi Imam Besar. Iblis pertama-tama menang atas Hawa,
dan melalui dia atas Adam. Lihatlah betapa kita perlu berjaga-
jaga agar tidak terseret ke dalam pertengkaran-pertengkaran
oleh saudara-saudara kita, sebab kita tidak tahu seberapa
besar kebakaran yang dapat ditimbulkan oleh api yang kecil.
Harun seharusnya ingat bagaimana Musa tetap mendampingi-
nya sebagai teman saat Tuhan murka kepadanya sebab telah
Kitab Bilangan 12:1-3
159
membuat anak lembu tuangan (Ul. 9:20), dan tidak membalas
kebaikannya dengan kejahatan. Ada dua hal yang mereka per-
tengkarkan dengan Musa:
(1) Tentang pernikahannya. Menurut sebagian penafsir, perni-
kahannya baru-baru ini dengan seorang perempuan Kush
atau Arab. Menurut sebagian yang lain, sebab pernikah-
annya dengan Zipora, yang dalam kejadian ini mereka
sebut, dengan nada menghina, sebagai perempuan Kush
(KJV: perempuan Etiopia). Mereka juga menyindir secara
tidak langsung bahwa Zipora terlampau memengaruhi
Musa dalam pemilihan ketujuh puluh tua-tua itu. Mungkin
telah terjadi suatu pertengkaran pribadi antara Zipora dan
Miryam, yang menyebabkan terlontarnya kata-kata kasar.
Dan satu celaan yang penuh kemarahan menimbulkan
celaan yang penuh kemarahan lain, hingga Musa dan
Harun ikut terseret ke dalamnya.
(2) Tentang pemerintahan Musa. Bukan sebab ia salah me-
ngelolanya, melainkan sebab ia memegang hak tunggal
atasnya (ay. 2): “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan
perantaraan Musa saja? Haruskah dia saja yang boleh
memilih orang-orang yang akan didatangi oleh roh nubuat?
Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?
Tidak bolehkah kami ikut andil dalam perkara itu, dan
memilih teman-teman kami, sama seperti Musa memilih
teman-temannya?” Miryam dan Harun memang tidak dapat
menyangkali bahwa Tuhan telah berbicara melalui Musa,
namun jelas bahwa adakalanya Ia juga berbicara melalui
mereka. Apa yang menjadi tujuan mereka yaitu membuat
diri mereka setara dengan Musa, meskipun Tuhan sudah
membedakan dia dalam begitu banyak cara. Perhatikanlah,
berusaha keras untuk menjadi yang terbesar yaitu dosa
yang dengan mudah merintangi para murid sendiri, dan ini
luar biasa berdosa. Bahkan orang-orang yang diberi kedu-
dukan tinggi jarang merasa senang jika orang lain diberi
kedudukan yang lebih tinggi. Orang-orang yang unggul
biasanya menimbulkan iri hati pada orang lain.
II. Kesabaran Musa yang luar biasa di bawah hasutan ini. Kedengar-
anlah hal itu kepada TUHAN (ay. 2), namun Musa sendiri tidak
160
memperhatikannya, sebab (ay. 3) ia seorang yang sangat lembut
hatinya. Sebenarnya ia memiliki alasan kuat untuk merasa
marah atas penghinaan itu. Penghinaan itu timbul dari hati yang
dengki dan datang pada saat yang tidak tepat, saat bangsa itu
berkecenderungan untuk memberontak, dan belakangan ini su-
dah membuat Musa sangat jengkel dengan sungut-sungut me-
reka. Ada bahaya bahwa pemberontakan itu akan pecah kembali
saat dipimpin dan didukung seperti itu oleh Harun dan Miryam.
namun Musa, seperti orang tuli, tidak mendengar. jika me-
nyangkut kehormatan Tuhan , seperti dalam perkara anak lembu
emas, tidak ada orang yang lebih gigih membelanya dibandingkan
Musa. Akan namun , saat kehormatannya sendiri diusik, tidak
ada orang yang lebih lemah lembut dibandingkan Musa. Segarang
singa dalam perkara Tuhan , namun sejinak anak domba dalam
perkaranya sendiri. Umat Tuhan yaitu orang yang rendah hati di
negeri (Zef. 2:3), namun sebagian orang lebih menonjol dibandingkan
sebagian yang lain dalam anugerah ini. Contohnya Musa, yang
dengan demikian dibuat layak untuk menjalankan tugas yang
menjadi panggilannya, yang menuntut segenap kelemah-lembutan
yang dimilikinya, dan terkadang lebih. Adakalanya ketidakbaikan
teman-teman kita menjadi ujian yang lebih berat bagi kelemah-
lembutan kita dibandingkan kedengkian musuh-musuh kita. Kristus
sendiri menyebutkan kelemah-lembutan-Nya (Aku lemah lembut
dan rendah hati, Mat. 11:29). Teladan kelemah-lembutan yang
sudah ditetapkan Kristus sungguh tanpa cela, namun tidak demi-
kian dengan teladan kelemah-lembutan Musa.
Miryam dan Harun Bersungut-sungut
(12:4-9)
4 Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan
Miryam: “Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan.” Maka keluarlah me-
reka bertiga. 5 Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu
kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka ke-
duanya. 6 Lalu berfirmanlah Ia: “Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu
ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam
penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. 7 Bukan demikian hamba-
Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. 8 Berhadap-hadapan
Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia
memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku
Musa?” 9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia.
Kitab Bilangan 12:4-9
161
Musa tidak marah atas penghinaan yang melukai hatinya, tidak pula
mengeluhkannya kepada Tuhan , atau membuat pembelaan bagi diri-
nya di hadapan-Nya. namun Tuhan murka atas kejadian itu. Ia men-
dengar segala sesuatu yang kita ucapkan dalam amarah, dan cepat
menjadi saksi atas perkataaan-perkataan yang kita ucapkan dengan
gegabah. Itulah sebabnya mengapa kita harus dengan tegas menge-
kang lidah kita, agar kita tidak berbicara buruk tentang orang lain.
Dan mengapa kita harus dengan sabar menutup telinga kita dan ti-
dak memberi perhatian jika orang lain berbicara buruk tentang
diri kita. Aku tidak mendengar, sebab Engkaulah yang akan men-
dengar (Mzm. 38:14-16, KJV). Semakin kita diam dalam perkara kita
sendiri, semakin Tuhan tergerak untuk membelanya. Orang yang tidak
bersalah namun dituduh bersalah, tidak perlu berkata banyak jika ia
tahu bahwa sang hakim sendiri akan menjadi pembelanya.
I. Perkara itu digelar, dan pihak-pihak yang bersangkutan dipanggil
dengan segera untuk berkumpul di depan pintu Kemah Pertemu-
an (ay. 4-5). Musa sendiri sudah sering menunjukkan dirinya
gigih untuk menjaga kehormatan Tuhan , dan sekarang Tuhan me-
nunjukkan diri-Nya gigih untuk menjaga nama baik Musa. Sebab
siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, dan Ia tidak akan
pernah terlambat untuk memberi kehormatan kepada siapa
saja yang tampil bagi-Nya. Para hakim pada zaman dahulu biasa
duduk di gerbang kota untuk mengadili perkara. Demikian pula
pada kesempatan ini Syekina (hadirat Tuhan – pen.) dalam tiang
awan kemuliaan berdiri di pintu kemah itu, sementara Harun dan
Miryam, sebagai para pelanggar hukum, dipanggil untuk diadili.
II. Harun dan Miryam dibuat tahu bahwa sekalipun mereka orang-
orang besar, mereka tidak boleh berlagak sederajat dengan Musa,
atau menegakkan diri sebagai saingannya (ay. 6-8). Adakah me-
reka nabi-nabi TUHAN? Tentang Musa, bisa dikatakan dengan se-
sungguhnya, ia lebih lagi.
1. Memang benar bahwa Tuhan memberi kehormatan yang
sangat besar kepada para nabi. Betapapun orang mengolok-
olok dan memperlakukan mereka dengan semena-mena, mere-
ka tetap merupakan orang-orang kesayangan dan sahabat-
sahabat karib sorga. Tuhan menyatakan diri kepada mereka,
baik melalui mimpi saat mereka sedang tertidur ataupun
162
melalui penglihatan saat mereka sedang terjaga. Dan melalui
mereka Ia menyatakan diri-Nya kepada orang-orang lain. Ber-
bahagialah orang-orang, besarlah orang-orang, sungguh-sung-
guh besar, sungguh-sungguh berbahagia, jika Tuhan menya-
takan diri-Nya kepada mereka. Sekarang Ia tidak menyatakan
diri-Nya melalui mimpi dan penglihatan, seperti pada zaman
dahulu, namun melalui Roh hikmat dan wahyu. Roh ini mem-
beritahukan kepada orang kecil, hal-hal yang ingin dilihat,
namun tidak dapat dilihat, oleh banyak nabi dan raja. Itulah
sebabnya pada zaman akhir, zaman Mesias, anak-anak laki-
laki dan perempuan dikatakan akan bernubuat (Yl. 2:28), sebab
mereka akan lebih mengenal rahasia-rahasia kerajaan anu-
gerah bahkan lebih dibandingkan nabi-nabi sendiri. Lihat Ibrani
1:1-2.
2. Namun demikian, kehormatan yang diberikan kepada Musa
itu jauh lebih besar (ay. 7): Bukan demikian hamba-Ku Musa,
ia lebih unggul dibandingkan mereka semua. Untuk memberi
imbalan kepada Musa atas kelembutan hati dan kesabarannya
dalam menanggung penghinaan-penghinaan yang diberikan
Miryam dan Harun kepadanya, Tuhan tidak saja membersihkan
namanya, namun juga memujinya. Dan Tuhan memanfaatkan
kesempatan itu untuk memberi dia kata-kata pujian yang
tetap tercatat sebagai penghormatan yang abadi baginya.
Demikianlah orang-orang yang dicela dan dianiaya oleh sebab
kebenaran akan menerima upah besar di sorga. Kristus akan
mengakui mereka di hadapan Bapa-Nya dan para malaikat
kudus.
(1) Musa yaitu orang yang sangat lurus hati dan teruji kese-
tiaannya. Ia setia dalam segenap rumah-Ku. Hal ini disebut
pertama mengenai tabiatnya, sebab anugerah melebihi
pemberian, kasih melebihi pengetahuan, dan ketulusan
dalam melayani Tuhan memberi kehormatan yang lebih
besar bagi seseorang. Ketulusan membuat orang memper-
oleh perkenanan ilahi lebih dibandingkan pengetahuan, buah-
buah pikiran yang sulit dimengerti, dan kemampuan untuk
berkata-kata dalam bahasa roh. Ini merupakan bagian dari
tabiat Musa yang dikutip oleh sang rasul saat ia hendak
menunjukkan bahwa Kristus lebih besar dibandingkan Musa,
dengan menyimpulkan bahwa Kristus memang demikian
Kitab Bilangan 12:4-9
163
dalam contoh utama dari kebesaran-Nya. Sebab Musa setia
hanya sebagai pelayan, namun Kristus setia sebagai Anak
(Ibr. 3:2, 5-6). Tuhan memberi kepercayaan kepada Musa
untuk menyampaikan pikiran-Nya tentang segala hal ke-
pada umat Israel. Israel memberi kepercayaan kepada
Musa untuk melakukan perundingan dengan Tuhan bagi
mereka. Dan Musa setia baik kepada Tuhan maupun kepada
Israel. Ia berkata dan berbuat segala sesuatu dalam meng-
urus perkara besar itu selayaknya orang yang jujur dan
baik, yang tidak memiliki tujuan lain selain kehormatan
Tuhan dan kesejahteraan Israel.
(2) Oleh sebab itu Musa diberi kehormatan untuk menerima
penyingkapan-penyingkapan yang lebih jelas tentang pikir-
an Tuhan , dan persekutuan yang lebih akrab dengan Tuhan ,
dibandingkan nabi-nabi lain. Ia akan,
[1] Mendengar lebih banyak dari Tuhan dibandingkan nabi-
nabi lain, mendengar dengan lebih terang dan jelas:
Berhadap-hadapan, atau berhadapan muka (Kel. 33:11),
Aku berbicara dengan dia, seperti seorang berbicara
kepada temannya. Dengan Musa Tuhan bercakap-cakap
secara bebas dan akrab, tanpa ada kebingungan atau
ketakutan, seperti yang adakalanya dialami oleh nabi-
nabi lain. Misalnya Yehezkiel, dan Yohanes sendiri, ke-
tika Tuhan berbicara kepada mereka. Melalui nabi-nabi
lain, Tuhan menyampaikan kepada umat-Nya teguran-
teguran, dan nubuatan-nubuatan tentang yang baik atau
buruk, yang memang pantas disampaikan dalam berba-
gai teka-teki, bayangan, perlambang, dan perumpamaan.
namun melalui Musa Tuhan memberi hukum-hukum
kepada umat-Nya, dan ketetapan-ketetapan kudus, yang
sama sekali tidak dapat disampaikan melalui teka-teki,
namun harus diutarakan dengan cara yang sejelas-jelas-
nya dan dapat dimengerti.
[2] Musa akan melihat lebih banyak tentang Tuhan diban-
dingkan nabi-nabi lain: Ia memandang rupa TUHAN,
seperti yang pernah dilihatnya di gunung Horeb, saat
Tuhan menyerukan nama-Nya di depan dirinya. Namun
demikian, ia hanya memandang rupa TUHAN, sedang-
kan para malaikat dan orang-orang kudus yang dimu-
164
liakan senantiasa memandang wajah Bapa kita. Musa
memiliki roh nubuat dengan cara yang istimewa, dan
yang mengangkatnya jauh di atas semua nabi lain. Na-
mun demikian, yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih
besar dari pada Musa, maka jauh lebih lagi Yesus
Tuhan kita secara tak terhingga lebih unggul dibandingkan
Musa (Ibr. 3:1, dst.).
Sekarang biarlah Miryam dan Harun merenungkan,
siapa yang telah mereka hina itu: Mengapakah kamu
tidak takut mengatai hamba-Ku Musa? Menentang ham-
ba-Ku, menentang Musa? demikianlah bunyi ayat itu
dalam bahasa aslinya. “Berani-beraninya kamu men-
caci-maki seorang hamba-Ku, terutama hamba seperti
Musa, yang merupakan sahabat, orang kepercayaan,
dan pengurus rumah-Ku?” Bisa-bisanya mereka berani
berbicara dengan cara yang membuat sedih dan men-
cela orang yang kepadanya Tuhan memiliki begitu
banyak hal untuk dikatakan sebagai pujian? Tidakkah
mereka menduga bahwa Tuhan akan marah atas perka-
taan mereka, dan menganggapnya sebagai penghinaan
terhadap diri-Nya sendiri? Perhatikanlah, ada alasan
bagi kita untuk takut mengatakan atau melakukan apa
saja yang menentang hamba-hamba Tuhan . Jika kita
melakukannya, kita sendirilah yang akan menanggung
akibatnya, sebab Tuhan akan membela perkara mereka,
dan menganggap bahwa siapa yang menjamah mereka,
berarti menjamah biji mata-Nya. Sungguh berbahaya
untuk menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil
yang percaya kepada Kristus (Mat. 18:6). Sungguh
lancang orang-orang yang tidak segan-segan menghujat
kemuliaan (2Ptr. 2:10).
III. Sesudah menunjukkan kesalahan dan kebodohan mereka seperti
itu, Tuhan selanjutnya memperlihatkan murka-Nya kepada mereka
(ay. 9): Bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka. Mungkin
beberapa tanda dari murka itu, yang dapat disaksikan oleh indra
jasmani, diberikan dalam perubahan warna tiang awan, atau
kilat-kilat yang menyambar dari dalamnya. namun memang sudah
cukup menjadi tanda murka-Nya bahwa Ia pergi, dan sama sekali
Kitab Bilangan 12:10-16
165
tidak mau mendengarkan dalih mereka, yang memang tidak
perlu, sebab Ia mengerti pikiran mereka dari jauh. Dan dengan
cara itu Ia mau menunjukkan bahwa Ia murka. Perhatikanlah,
beranjaknya hadirat Tuhan dari kita merupakan tanda yang paling
pasti dan paling menyedihkan dari murka Tuhan terhadap kita.
Celakalah kita jika Ia pergi. Dan Ia tidak pernah pergi sampai kita,
melalui dosa dan kebodohan kita, membuat-Nya menjauh dari
kita.
Miryam Terkena Kusta
(12:10-16)
10 Dan saat awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam
kena kusta, putih seperti salju; saat Harun berpaling kepada Miryam, maka
dilihatnya, bahwa dia kena kusta! 11 Lalu kata Harun kepada Musa: “Ah
tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami
perbuat dalam kebodohan kami. 12 Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai
anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah
busuk dagingnya.” 13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: “Ya Tuhan ,
sembuhkanlah kiranya dia.” 14 lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
“Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama
tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat
perkemahan, lalu bolehlah ia diterima kembali.” 15 Jadi dikucilkanlah
Miryam ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak
berangkat sebelum Miryam diterima kembali. 16 lalu berangkatlah
mereka dari Hazerot dan berkemah di padang gurun Paran.
Di sini diceritakan tentang,
I. Hukuman Tuhan atas Miryam (ay. 10): Awan telah naik dari atas
bagian kemah itu, sebagai tanda dari murka Tuhan , dan pada saat
itu Miryam pun terkena kusta. saat Tuhan pergi, kejahatan
datang. Janganlah mengharapkan kebaikan jika Tuhan pergi.
Kusta yaitu penyakit yang sering kali ditimpakan langsung oleh
tangan Tuhan sebagai hukuman atas dosa tertentu. Misalnya
hukuman terhadap Gehazi sebab berdusta, terhadap Uzia sebab
menyerobot pekerjaan imam, dan di sini terhadap Miryam sebab
mengata-ngatai Musa dan menimbulkan kejahatan di antara
sesama saudara. Tulah kusta itu, ada kemungkinan, muncul di
wajahnya, sehingga tampak oleh semua orang yang melihatnya
bahwa ia terkena kusta, kusta yang paling parah. Ia terkena kusta
hingga menjadi putih seperti salju. Ia tidak saja menjadi begitu
putih, namun juga begitu lunak, sebab dagingnya telah kehilang-
166
an kekencangannya, seperti daging yang membusuk. Lidahnya
yang busuk (menurut Uskup Hall) dihukum setimpal dengan
wajah yang busuk. Dan kebodohannya dalam berlagak menjadi
saingan Musa dinyatakan kepada semua orang, sebab setiap
orang melihat wajah Musa mulia, sedang wajah Miryam ter-
kena kusta. Sementara Musa membutuhkan selubung untuk me-
nyembunyikan kemuliaannya, Miryam membutuhkan selubung
untuk menyembunyikan aibnya. Perhatikanlah, penyakit-penyakit
yang mengakibatkan suatu cacat pada diri kita haruslah kita
anggap sebagai teguran atas kesombongan kita, dan dimanfaat-
kan untuk menyembuhkannya. Dan di bawah pemeliharaan-
pemeliharaan ilahi yang merendahkan seperti itu, kita harus
menjadi sangat rendah hati. Jika daging menjadi busuk, namun
nafsu-nafsu kedagingan tetap tidak membusuk, maka itu me-
rupakan tanda bahwa hati sungguh keras. Sepertinya tulah yang
menimpa Miryam ini dimaksudkan untuk menjelaskan hukum
tentang penyakit kusta (Im. 13), sebab tulah ini mengacu pada
hukum yang diulang (Ul. 24:8-9). Miryam terkena kusta, namun
Harun tidak, sebab Miryamlah yang pertama melakukan pelang-
garan itu, dan Tuhan hendak membedakan antara orang-orang
yang menyesatkan dan orang-orang yang disesatkan. Tugas
Harun, meskipun tidak meluputkan dia dari murka Tuhan , namun
membantu melindunginya dari tanda murka-Nya ini. Tanda mur-
ka Tuhan itu tidak saja akan menghentikan Harun dari tugasnya
untuk sementara waktu, saat ia bisa diluputkan dari pen-
deritaan itu, mengingat tidak ada imam-imam lain selain dia dan
kedua putranya. namun hal itu juga akan membuat dirinya dan
pekerjaannya hina, dan akan menjadi cela bagi keluarganya
untuk selama-lamanya. Sebagai imam, Harun harus memberi
penghakiman terhadap orang yang sakit kusta. Ia menjalankan
bagian dari tugasnya itu pada kesempatan ini, saat ia berpaling
kepada Miryam, dan dilihatnya, bahwa dia kena kusta. Hal itu
sudah cukup membuatnya malu. Ia dihantam melalui Miryam,
dan tidak sanggup menyatakan Miryam terkena kusta tanpa me-
merah mukanya dan gemetar tubuhnya, sebab tahu bahwa ia
sendiri bersikap sama buruknya. Hukuman atas Miryam ini dapat
kita manfaatkan sebagai peringatan untuk berhati-hati supaya
kita tidak memberi penghinaan apa saja terhadap Yesus Tu-
Kitab Bilangan 12:10-16
167
han kita. Jika Miryam dihajar seperti itu sebab mengatai Musa,
apa jadinya dengan orang-orang yang berdosa melawan Kristus?
II. Kepatuhan Harun dalam kejadian ini (ay. 11-12). Ia merendahkan
diri di hadapan Musa, mengakui kesalahannya, dan memohon
pengampunan. Ia yang baru saja bergabung dengan saudara pe-
rempuannya untuk mengata-ngatai Musa, di sini terpaksa me-
nyampaikan penyesalan yang sangat dalam bagi dirinya dan
saudara perempuannya kepada Musa. Dan ia mengagungkan
Musa dengan setinggi-tingginya seolah-olah Musa memiliki kuasa
Tuhan untuk mengampuni dan menyembuhkan, yang belum begitu
lama ini sudah dijelek-jelekkannya. Perhatikanlah, mereka yang
menginjak-injak orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan ,
suatu hari nanti akan berusaha mendekati mereka dengan senang
hati. Sejauh-jauhnya di dunia lain, seperti yang dilakukan gadis-
gadis bodoh kepada gadis-gadis yang bijaksana untuk meminta
sedikit minyak, dan yang dilakukan orang kaya kepada Lazarus
untuk meminta setetes air. Mungkin juga di dunia ini, seperti
yang dilakukan teman-teman Ayub kepadanya untuk meminta
doanya, dan di sini, yang dilakukan Harun kepada Musa (Why.
3:9). Dalam kepatuhannya,
1. Harun mengakui dosanya sendiri dan dosa saudarinya (ay.
11). Ia berbicara dengan penuh hormat kepada Musa, yang
tentangnya ia sudah berbicara dengan meremehkan. Ia menye-
but Musa sebagai tuannya, dan sekarang membuat celaan itu
berbalik ke atas dirinya sendiri. Ia berbicara sebagai orang
yang malu atas apa yang telah diucapkannya: Janganlah kira-
nya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam
kebodohan kami. Orang-orang yang mencerca dan berbicara
buruk tentang orang lain, terutama tentang orang baik atau
orang-orang yang berwenang, telah berdosa dan bertindak
bodoh. Pertobatan yaitu mencabut kesalahan yang telah kita
ucapkan. Lebih baik ucapan itu dicabut dibandingkan kita binasa
sebab nya.
2. Harun memohon ampun kepada Musa: Janganlah kiranya tim-
pakan kepada kami dosa ini. Harun hendak membawa persem-
bahannya ke mezbah, namun , sebab tahu bahwa ada sesuatu
dalam hati saudaranya terhadap dirinya, ia dari semua orang
berkepentingan untuk berdamai dengan saudaranya itu,
168
supaya ia dapat memenuhi syarat untuk mempersembahkan
persembahannya. Sebagian penafsir berpendapat bahwa Tuhan
melihat Harun siap untuk patuh, dan kepatuhannya yang
cepat itulah yang mencegah dia terkena kusta seperti saudara
perempuannya.
3. Harun menyerahkan keadaan saudarinya yang mengenaskan
kepada pertimbangan Musa yang penuh belas kasihan (ay. 12):
Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur. Maksud-
nya, “Jangan biarkan dia terus terpisah seperti itu dari per-
gaulan dengan warga , dengan mencemarkan semua yang
disentuhnya, dan bahkan membusuk di atas tanah seperti
orang mati.” Harun menggambarkan sengsaranya keadaan
Miryam dengan penuh perasaan, untuk menggerakkan rasa
iba Musa.
III. Permohonan yang dibuat bagi Miryam (ay. 13): Musa berseru
kepada TUHAN dengan suara nyaring, sebab tiang awan, lambang
kehadiran-Nya, telah berpindah dan berdiri di tempat yang agak
jauh. Dan Musa berseru seperti itu untuk mengungkapkan
kesungguhannya dalam permohonan ini: “Ya Tuhan , sembuhkanlah
kiranya dia.” Melalui seruan ini Musa hendak memperlihatkan
bahwa ia benar-benar memaafkan Miryam dengan sepenuh hati
atas penghinaan yang telah diberikan kepadanya, bahwa ia tidak
mendakwa Miryam di hadapan Tuhan , atau menuntut keadilan
terhadapnya. Sama sekali tidak, justru saat Tuhan , dalam ke-
pekaan terhadap kehormatannya, telah menghajar Miryam atas
sikapnya yang kurang ajar, Musalah yang pertama tergerak untuk
membatalkan penghakiman itu. Melalui contoh ini kita diajar
untuk berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Janganlah ber-
gembira atas hukuman yang paling adil yang dijatuhkan oleh
Tuhan ataupun manusia atas orang-orang yang telah mencederai
kita. Tangan Yerobeam yang kejang dipulihkan kembali berkat
tindakan dan permohonan abdi Tuhan yang kepadanya tangan itu
telah diulurkan (1Raj. 13:6). Demikian pula Miryam di sini disem-
buhkan melalui doa Musa, yang telah ia perlakukan dengan se-
mena-mena, dan Abimelekh melalui doa Abraham (Kej. 20:17).
Musa bisa saja menolak, dan berkata, “Dia pantas mendapat
hukuman itu. Lain kali biarlah ia mengendalikan lidahnya dengan
lebih baik.” Sebaliknya, tidak puas hanya dengan dapat berkata
Kitab Bilangan 12:10-16
169
bahwa ia tidak berdoa supaya hukuman itu ditimpakan, Musa
berdoa sepenuh hati agar hukuman itu diangkat. Teladan Musa
ini, dan teladan Juruselamat kita, Ya Bapa, ampunilah mereka,
haruslah berusaha kita ikuti.
IV. Penanganan perkara ini dengan cara yang disesuaikan supaya
belas kasihan dan keadilan dapat bertemu bersama-sama.
1. Belas kasihan diberikan dengan begitu rupa hingga Miryam
akan sembuh kembali. Musa memaafkan Miryam, dan Tuhan
pun akan memaafkannya. Lihat 2 Korintus 2:10. Akan namun ,
2. Keadilan ditegakkan dengan begitu rupa hingga Miryam akan
direndahkan (ay. 14): Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan
ke luar tempat perkemahan, supaya ia lebih dapat menyadari
kesalahannya dan menyesalinya. Juga supaya hukumannya
bisa lebih diketahui umum, dan seluruh Israel dapat memper-
hatikannya serta belajar dari peringatan itu untuk tidak
memberontak. Jika Miryam sang nabiah saja harus mendapat
tanda-tanda yang memperpermalukan seperti itu sebab satu
perkataan yang diucapkan tanpa pikir panjang menentang
Musa, apa jadinya jika kita bersungut-sungut? Jikalau orang
berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan
terjadi dengan kayu kering? Lihatlah bagaimana orang meren-
dahkan dan mengecilkan diri mereka sendiri sebab dosa,
menodai kemuliaan mereka, dan membaringkan kehormatan
mereka di dalam debu. saat Miryam memuji Tuhan , kita
mendapati dia berada di bagian depan himpunan umat, dan
menjadi salah satu hiasannya yang paling cemerlang (Kel.
15:20). Sekarang sebab ia berseteru dengan Tuhan , kita men-
dapati dia dikucilkan sebagai sampah dan kotoran umat.
Diberikan alasan mengapa ia dikucilkan dari perkemahan
selama tujuh hari, yaitu sebab dengan demikian ia harus
membayar pulih kesalahannya. Andaikata ayahnya, ayah kan-
dungnya, meludahi wajahnya, dan dengan begitu menunjuk-
kan kemarahannya terhadap dia, bukankah ia akan merasa
begitu risau dan prihatin sebab nya, dan begitu menyesal
bahwa ia sudah pantas mendapatkannya, sehingga ia akan
mengunci diri di kamar selama beberapa waktu? Bukankah ia
tidak akan datang menghadap ayahnya, atau memperlihatkan
wajahnya kepada keluarganya, sebab merasa malu atas
170
kebodohan dan ketidakbahagiaannya sendiri? Jika penghor-
matan seperti ini harus diberikan kepada bapak kandung
kita, saat ia menegur kita, terlebih jauh lagi kita harus me-
rendahkan diri di bawah tangan yang kuat dari Bapa segala
roh (Ibr. 12:9). Perhatikanlah, saat kita berada di bawah
tanda-tanda murka Tuhan akibat dosa, sudah sepantasnya
kita menerima rasa malu, dan terbaring dalam rasa malu itu,
dengan mengakui bahwa patutlah kita malu. Jika sebab
kesalahan dan kebodohan kita sendiri, kita membiarkan diri
kita terbuka untuk dicela dan dihina manusia, dikecam
jemaat secara pantas, atau ditegur oleh sang pemelihara ilahi,
maka kita harus mengakui bahwa sudah sepantasnya Bapa
kita meludahi muka kita, sehingga kita harus merasa malu
sebab nya.
V. Hambatan yang diakibatkan oleh masalah ini pada kelanjutan
perjalanan umat Israel: Bangsa itu tidak berangkat sebelum
Miryam diterima kembali (ay. 15). Tuhan tidak memindahkan tiang
awan, dan oleh sebab itu mereka tidak memindahkan perkemah-
an mereka. Hal ini dimaksudkan,
1. Sebagai teguran bagi bangsa itu, yang sadar diri bahwa mere-
ka telah berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang
telah dibuat oleh Miryam, dalam mengata-ngatai Musa. Oleh
sebab itu, mereka akan ikut menanggung hukuman Miryam
dengan sedemikian jauh, hingga hal itu akan memperlambat
perjalanan mereka menuju Kanaan. Banyak hal menentang
kita, namun tidak ada yang menghalangi perjalanan kita menu-
ju sorga seperti dosa.
2. Sebagai tanda penghormatan bagi Miryam. Andaikata per-
kemahan itu berpindah tempat selama pengucilannya, maka
kesusahan dan aibnya akan lebih besar. Oleh sebab itu,
dalam belas kasihan terhadap Miryam, mereka akan tetap
tinggal hingga pengucilannya dihentikan, dan ia diterima kem-
bali, ada kemungkinan dengan upacara-upacara yang biasa
dilaksanakan untuk mentahirkan orang kusta. Perhatikanlah,
orang-orang yang sedang dikecam dan ditegur sebab dosa,
harus diperlakukan dengan sangat lembut, dan tidak terlam-
pau dibebani, bahkan dengan aib yang pantas mereka dapat-
kan. Mereka tidak boleh dianggap sebagai musuh (2Tes. 3:15),
Kitab Bilangan 12:10-16
171
namun harus diampuni dan dihibur (2Kor. 2:7). Orang-orang
berdosa harus dikucilkan dengan rasa sedih, dan orang-orang
yang bertobat harus diterima dengan sukacita. saat Miryam
telah diampuni dan diterima kembali, bangsa itu pun berang-
kat menuju padang gurun Paran, yang bersebelahan dengan
perbatasan selatan dari Kanaan. Ke sanalah mereka seharus-
nya berpindah selanjutnya, kalau saja mereka tidak menaruh
penghalang di jalan mereka sendiri.
PASAL 1 3
ungguh tak terlupakan dan sangat menyedihkan kisah yang di-
ceritakan dalam pasal ini dan pasal berikutnya, yaitu mengenai
berbaliknya Israel dari perbatasan Kanaan, saat mereka tinggal
selangkah lagi memasukinya, dan dihukumnya mereka untuk ber-
kelana dan binasa di padang gurun akibat ketidakpercayaan dan
sungut-sungut mereka. Kisah ini disebut di dalam Kitab Mazmur
95:7 dan seterusnya, dan dipakai sebagai peringatan untuk orang-
orang Kristen (Ibr. 3:7, dst.). Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Pengutusan kedua belas pengintai untuk mendahului bangsa
Israel memasuki Kanaan (ay. 1-16).
II. Perintah-perintah yang diberikan kepada para pengintai ini
(ay. 17-20).
III. Pelaksanaan tugas para pengintai sesuai dengan perintah-
perintah yang diberikan kepada mereka, dan kembalinya me-
reka dari pengintaian (ay. 21-25).
IV. Laporan yang mereka bawa kembali ke perkemahan Israel
(ay. 26, dst.)
Tugas Perutusan untuk
Kedua Belas Pengintai
(13:1-20)
1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Suruhlah beberapa orang mengintai
tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap
suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemim-
pin-pemimpin di antara mereka.” 3 Lalu Musa menyuruh mereka dari padang
gurun Paran, sesuai dengan titah TUHAN; semua orang itu yaitu kepala-
kepala di antara orang Israel. 4 Dan inilah nama-nama mereka: Dari suku
Ruben: Syamua bin Zakur; 5 dari suku Simeon: Safat bin Hori; 6 dari suku
Yehuda: Kaleb bin Yefune; 7 dari suku Isakhar: Yigal bin Yusuf; 8 dari suku
S
174
Efraim: Hosea bin Nun; 9 dari suku Benyamin: Palti bin Rafu; 10 dari suku
Zebulon: Gadiel bin Sodi; 11 dari suku Yusuf, yaitu dari suku Manasye: Gadi
bin Susi; 12 dari suku Dan: Amiel bin Gemali; 13 dari suku Asyer: Setur bin
Mikhael; 14 dari suku Naftali: Nahbi bin Wofsi; 15 dari suku Gad: Guel bin
Makhi. 16 Itulah nama orang-orang yang disuruh Musa untuk mengintai negeri
itu; dan Musa menamai Hosea bin Nun itu Yosua. 17 Maka Musa menyuruh
mereka untuk mengintai tanah Kanaan, katanya kepada mereka: “Pergilah
dari sini ke Tanah Negeb dan naiklah ke pegunungan, 18 dan amat-amatilah
bagaimana keadaan negeri itu, apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau
lemah, apakah mereka sedikit atau banyak; 19 dan bagaimana negeri yang
didiaminya, apakah baik atau buruk, bagaimana kota-kota yang didiaminya,
apakah mereka diam di tempat-tempat yang terbuka atau di tempat-tempat
yang berkubu, 20 dan bagaimana tanah itu, apakah gemuk atau kurus, apa-
kah ada di sana pohon-pohonan atau tidak. Tabahkanlah hatimu dan bawalah
sedikit dari hasil negeri itu.” Waktu itu ialah musim hulu hasil anggur.
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Perintah-perintah yang diberikan untuk mengirim para pengintai
agar menyelidiki tanah Kanaan. Dikatakan di sini bahwa Tuhan
memerintahkan Musa untuk mengirim mereka (ay. 1-2), namun
dari pengulangan kisah ini sesudahnya (Ul. 1:22), tampak bahwa
usulan itu digagas oleh orang Israel sendiri. Mereka mendatangi
Musa, lalu berkata, marilah kita menyuruh beberapa orang men-
dahului kita. Dan itu merupakan buah dari ketidakpercayaan me-
reka. Mereka tidak mau meyakini firman Tuhan bahwa negeri itu
baik, dan bahwa Ia takkan gagal untuk membawa mereka men-
dudukinya. Mereka tidak dapat mempercayai tiang awan dan api
untuk menunjukkan kepada mereka jalan menuju ke sana, namun
lebih mengandalkan kepandaian mereka sendiri dalam bersiasat
dibandingkan hikmat Tuhan . Betapa tidak masuk akalnya mereka
untuk mengirim para pengintai untuk mengintai negeri yang
sudah diintai Tuhan sendiri bagi mereka, dan menanyakan jalan ke
sana, padahal Tuhan sendiri sudah bersedia menunjukkan jalan
itu kepada mereka! namun demikianlah kita menghancurkan diri
kita sendiri, dengan lebih mempercayai apa yang dilihat dan di-
rasakan oleh indra jasmani dibandingkan apa yang diwahyukan oleh
Tuhan . Kita hidup sebab melihat, bukan sebab percaya. Kita
menerima kesaksian manusia, padahal tidak diragukan lagi bahwa
kesaksian Tuhan lebih kuat. Sesudah orang Israel menyampaikan
usulan ini kepada Musa ia, mungkin tanpa menyadari ketidak-
percayaan yang mendasarinya, meminta petunjuk tentang perkara
itu kepada Tuhan . Tuhan lalu memerintahkan Musa untuk
mengabulkan permohonan mereka, dan mengirimkan para peng-
Kitab Bilangan 13:1-20
175
intai untuk mendahului mereka: “Biarlah mereka berjalan meng-
ikuti rencananya sendiri.” Namun demikian, Tuhan sama sekali
tidak punya andil dalam dosa yang diperbuat Sesudah nya. Sebab
pengutusan para pengintai ini sama sekali bukan merupakan pe-
nyebab dari dosa itu. Justru seandainya para pengintai itu me-
lakukan tugas mereka, dan orang Israel melakukan tugas mereka,
pengutusan itu akan meneguhkan iman mereka, dan akan mem-
berikan pelayanan yang baik bagi mereka.
II. Orang-orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas ini (ay. 4,
dst.), yaitu satu orang dari tiap-tiap suku, agar hal itu tampak
sebagai tindakan umat Israel secara keseluruhan. Dari yang di-
tunjuk itu ada yang merupakan para pemimpin, orang-orang ter-
pandang dalam suku mereka masing-masing, dan sebagian dari
para pemimpin seribu atau seratus orang, untuk memberi
kehormatan yang lebih besar pada tugas pengutusan mereka. Hal
ini sebetulnya dirancang untuk membawa hasil terbaik, namun
ternyata menimbulkan dampak buruk ini, bahwa kedudukan dari
orang-orang yang diutus itu menyebabkan kabar buruk yang
mereka bawa semakin dipercaya, dan orang banyak semakin ter-
pengaruh olehnya. Sebagian penafsir berpendapat bahwa nama-
nama para pengintai itu sengaja dituliskan demi dua orang baik
yang ada di antara mereka, yaitu Kaleb dan Yosua. Diberi per-
hatian tentang adanya perubahan pada nama Yosua pada kesem-
patan ini (ay. 16). Ia yaitu abdi Musa, namun pernah ditugaskan
sebagai panglima pasukan yang dikirim melawan orang Amalek,
meskipun ia sendiri berasal dari suku Efraim. Di dalam sukunya
sendiri, ia biasanya dipanggil dan dikenal dengan nama Hosea,
namun Musa memanggilnya dengan nama Yosua, sebagai tanda
dari kasih Musa kepadanya dan kewenangan Musa atas dirinya.
Dan sekarang, dari apa yang tampak, Musa memerintahkan orang
lain untuk memanggilnya dengan nama Yosua juga, dan menetap-
kan nama itu sebagai namanya mulai saat itu. Hosea berarti doa
untuk meminta keselamatan, selamatkanlah kami, sementara
Yosua berarti sebuah janji keselamatan, Dia akan menyelamatkan,
sebagai jawaban atas doa itu. Begitu dekatnya hubungan antara
doa dan janji. Doa dikabulkan sebab adanya janji, dan janji
mengarahkan dan mendorong doa. Sebagian penafsir berpendapat
bahwa dengan mengambil suku kata pertama dari nama Yehova
176
lalu menempatkannya pada awal nama Yosua, yang mengubah
Hosea menjadi Yehosua (KJV), Musa hendak memberi kehormatan
kepada Yosua, dan menyemangatinya dalam pekerjaan ini dan
semua pekerjaannya di lalu hari dengan jaminan-jaminan
akan penyertaan Tuhan . Namun, Sesudah peristiwa ini ia dipanggil
dengan nama Yosua (Ul. 32:44, KJV). Yesus yaitu nama yang
sama artinya dengan Yosua, dan itulah nama Kristus Tuhan kita.
Yosua yaitu perlambang akan Kristus sebagai penerus Musa,
panglima Israel, dan penakluk Kanaan. Ada pula orang lain yang
bernama sama, yang juga merupakan perlambang Kristus (Za.
6:11). Yosua yaitu penyelamat umat Tuhan dari kuasa-kuasa
Kanaan, namun Kristus yaitu Juruselamat mereka dari kuasa-
kuasa neraka.
III. Perintah-perintah yang diberikan kepada para pengintai. Mereka
diutus ke tanah Kanaan melalui jalan terdekat, untuk melintasi
negeri itu, dan memberi gambaran tentang keadaannya seka-
rang (ay. 17). Ada dua hal pokok yang harus mereka selidiki, yaitu ,
1. Mengenai negeri itu sendiri: Amat-amatilah bagaimana keada-
an negeri itu (ay. 18, dan lagi, ay. 19), lihatlah apakah negeri
itu baik atau buruk, dan (ay. 20) apakah tanahnya gemuk atau
kurus. Tidak semua daerah di bumi diberkati dengan hasil
yang berlimpah-limpah. Sebagian negeri diberkati dengan
tanah yang lebih subur dibandingkan sebagian yang lain. Musa
sendiri sudah puas saat diberi tahu bahwa Kanaan meru-
pakan negeri yang sangat baik, namun ia tetapmengutus para
pengintai ini untuk memberi gambaran tentangnya untuk
memuaskan orang Israel. Sama halnya seperti Yohanes Pem-
baptis yang mengirimkan murid-muridnya kepada Yesus, un-
tuk menanyakan apakah Ia yaitu Kristus, bukan untuk
memberi tahu dirinya sendiri, melainkan untuk memberi tahu
murid-murid yang diutusnya. Mereka harus memperhatikan
apakah udaranya menyehatkan atau tidak, seperti apa tanah-
nya, dan apa hasil-hasil buminya. Dan, untuk lebih memuas-
kan orang Israel, mereka harus membawa pulang beberapa
buah dari sana.
2. Mengenai penduduknya, yaitu berapa jumlahnya, apakah se-
dikit atau banyak, seperti apa ukuran tubuh dan perawakan-
nya, apakah bertubuh kuat dan sehat atau lemah. Lalu di
Kitab Bilangan 13:21-25
177
mana tempat tinggalnya, apakah mereka tinggal di perkemah-
an atau di perumahan, apakah di pedesaan yang terbuka atau
di kota-kota berkubu. Lalu apakah pepohonannya dibiarkan
tetap tumbuh seperti di negeri-negeri yang belum diolah, kare-
na penduduknya tidak terampil dan malas, ataukah pepohon-
annya sudah dipapras, dan negeri itu dibuat menjadi padang
yang terhampar, untuk memudahkan bercocok tanam. Inilah
hal-hal yang harus mereka selidiki. Mungkin pada beberapa
tahun terakhir tidak ada perdagangan yang begitu ramai
antara Mesir dan Kanaan seperti yang ada pada zaman Yakub.
sebab jika ada, tentu mereka sudah mengetahui hal-hal ini
tanpa perlu mengirim orang-orang untuk menyelidikinya.
Lihatlah manfaat yang dapat kita peroleh dari membaca buku
dan belajar, sehingga orang-orang yang ingin tahu dan haus
akan ilmu dapat mengenal keadaan negeri-negeri asing, yang
jaraknya sangat jauh melampaui jarak Kanaan dari Israel,
tanpa perlu bersusah-payah dan mengeluarkan biaya seperti
ini.
IV. Musa melepas para pengintai itu dengan nasihat ini, tabahkanlah
hatimu. Ini menyiratkan bahwa tak hanya mereka harus menguat-
kan diri menghadapi kesulitan-kesulitan dari perjalanan ini, namun
juga bahwa mereka harus membawa berita yang menguatkan hati
orang-orang Israel, dan memanfaatkan segala sesuatunya dengan
sebaik-baiknya. Itu bukan hanya tugas besar yang diletakkan di
pundak mereka, yang menuntut penanganan yang baik dan
keteguhan hati, melainkan juga kepercayaan besar yang dititipkan
kepada mereka, yang menuntut agar mereka setia.
Mengintai Tanah Perjanjian
(13:21-25)
21 Mereka pergi ke sana, lalu mengintai negeri itu mulai dari padang gurun
Zin sampai ke Rehob, ke jalan yang menuju ke Hamat. 22 Mereka berjalan
melalui Tanah Negeb, lalu sampai ke Hebron; di sana ada Ahiman, Sesai dan
Talmai, keturunan Enak. Hebron didirikan tujuh tahun lebih dahulu dari
Soan di Mesir. 23 saat mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah
di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah
mereka menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima dan
buah ara. 24 Tempat itu dinamai orang lembah Eskol, sebab tandan buah
178
anggur yang dipotong orang Israel di sana. 25 Sesudah lewat empat puluh
hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu.
Kita mendapati di sini gambaran singkat tentang pengintaian yang
dilakukan para pengintai di tanah perjanjian.
1. Mereka menjelajahi negeri itu dengan saksama, mulai dari padang
gurun Zin di selatan sampai ke Rehob, dekat Hamat, di utara (ay.
21 dan juga 34:3, 8). Ada kemungkinan bahwa mereka tidak
bepergian bersama-sama dalam satu kelompok, supaya mereka
tidak dicurigai lalu ditangkap. Bahaya itu akan lebih mengancam
mereka jika orang Kanaan tahu (dan orang akan berpikir bahwa
tidak bisa tidak mereka pasti tahu) betapa dekatnya orang Israel
dengan mereka. Akan namun , mereka membagi diri mereka ke
dalam beberapa kelompok, dan dengan begitu melewati negeri itu
tanpa mengundang curiga, sebagai para pelancong.
2. Mereka memberi perhatian khusus pada Hebron (ay. 22), mung-
kin sebab di dekat sana terdapat ladang Makhpela, tempat para
bapa leluhur dimakamkan (Kej. 23:9), yang jasadnya, seolah-olah,
tetap menjaga kepemilikan atas tanah itu bagi keturunan mereka.
Ke makam ini mereka mengadakan kunjungan khusus, dan men-
dapati bahwa kota di sebelahnya diduduki oleh keturunan Enak,
yang nama-namanya dituliskan di sini. Di tempat di mana mereka
berharap akan mendapat dorongan-dorongan terbesar, di situ
mereka justru menemukan kejadian-kejadian yang teramat me-
ngecilkan hati. Di tempat di mana jasad nenek moyang mereka
menduduki tanah itu bagi mereka, di situ para raksasa mendu-
dukinya melawan mereka. Mereka berjalan melalui Tanah Negeb,
lalu sampai ke Hebron, yaitu , menurut orang Yahudi, “kepada
Kaleb, secara khusus,” sebab keberadaannya di sana kita dapati
dirujuk secara langsung dalam Yosua 14:9, 12-13. namun bahwa
para pengintai lain juga berada di sana, tampak dari gambaran
mereka tentang orang Enak (ay. 33).
3. Mereka membawa serta setandan buah anggur, dan beberapa
buah lain dari hasil bumi, sebagai bukti betapa luar biasa subur-
nya negeri itu. Ada kemungkinan mereka membekali diri mereka
dengan buah-buahan ini dalam perjalanan pulang meninggalkan
negeri itu. Tandan buah anggur itu begitu besar dan berat sehing-
ga mereka menggantungnya di atas gandar (tongkat untuk memi-
kul – pen.), dan berdua-dua mereka memikulnya (ay. 23-24).
Kitab Bilangan 13:26-33
179
Tempat mereka memetik buah anggur itu, berdasar kejadian
ini, disebut lembah tandan, tandan yang ternama itu, yang bagi
orang Israel menjadi tanda maupun contoh dari segala buah yang
ada di tanah Kanaan. Seperti itu jugalah penghiburan-peng-
hiburan yang sekarang kita miliki dalam persekutuan dengan
Tuhan , yaitu sebagai pendahulu dari kepenuhan sukacita yang
berharap kita dapatkan di Kanaan sorgawi. Melalui penghiburan-
penghiburan itu, kita dapat melihat apa sorga itu.
Hasil Mengintai
(13:26-33)
26 dan [mereka] langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat
Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar
kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada
sekaliannya hasil negeri itu. 27 Mereka menceritakan kepadanya: “Kami
sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu
berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. 28 Hanya, bangsa
yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat
besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. 29 Orang Amalek diam
di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunung-
an, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.”
30 lalu Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan
Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita
pasti akan mengalahkannya!” 31 namun orang-orang yang pergi ke sana ber-
sama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa
itu, sebab mereka lebih kuat dari pada kita.” 32 Juga mereka menyampaikan
kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan
berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai yaitu suatu negeri yang
memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana yaitu
orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. 33 Juga kami lihat di sana
orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan
kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap
kami.”
Sungguh mengherankan bagaimana orang Israel dapat bersabar
untuk menunggu selama empat puluh hari hingga para pengintai
mereka kembali, padahal mereka sudah bersiap-siap untuk mema-
suki Kanaan, dengan semua jaminan keberhasilan yang bisa mereka
dapatkan dari kuasa ilahi, dan serangkaian mujizat yang hingga saat
itu telah menyertai mereka. Akan namun , mereka tidak percaya pada
kuasa dan janji Tuhan , dan rela dibuat was-was oleh rancangan-
rancangan mereka sendiri, dibandingkan dibuat pasti oleh perjanjian
Tuhan . Betapa kita bergantung pada pengertian kita sendiri dengan
180
ketidakpercayaan kita! Memang, pada akhirnya para pengintai itu
kembali, namun mereka tidak satu suara dalam laporan mereka.
I. Sebagian besar dari pengintai itu mengecilkan hati orang Israel
agar tidak maju memasuki Kanaan. Sudah sepantasnya orang-
orang Israel dibiarkan jatuh ke dalam pencobaan ini, sebab mere-
ka sudah menaruh keyakinan yang begitu besar pada penilaian
manusia, padahal mereka memiliki firman Tuhan untuk mereka
andalkan. Tuhan bertindak benar dengan mendatangkan kesesatan
atas orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran-Nya dalam
cinta terhadap kebe