daniel obaja 6


 h, 

sampai ia tidak pernah mencari-cari dalih untuk melalaikannya. Sebab, 

kalau ia mencari-cari alasan untuk itu, maka tentu saja sekarang ia harus 

meninggalkan ibadahnya itu,  

(1) sebab  beribadah dilarang oleh raja yang yaitu  tuannya, dan juga 

untuk menghormati sang raja. Namun, sudah menjadi pernyataan 

yang tidak diragukan lagi, bahwa kita harus lebih menaati Tuhan   

dibandingkan  manusia. 

(2) sebab  hal itu bisa saja membuat Daniel kehilangan nyawa. Namun, 

sudah menjadi pernyataan yang tidak bisa disangkal lagi, bahwa 

orang-orang yang menyia-nyiakan jiwanya, seperti yang diperbuat 

orang-orang yang hidup tanpa doa, demi menyelamatkan nyawanya, 

sebenarnya justru sangat merugikan diri. Meskipun dalam hal ini 

mereka, seperti halnya raja Tirus, merasa hikmat mereka melebihi 

hikmat Daniel, namun pada akhirnya nanti mereka akan seperti 

orang bodoh. 

Daniel di Dalam Gua Singa 

(6:12-18) 

12 Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan 

bermohon kepada Tuhan  nya. 13 Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan 

kepadanya tentang larangan raja: “Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, 

supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada 

salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam 

gua singa?” Jawab raja: “Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan 

Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.” 14 Lalu kata mereka kepada raja: “Daniel, salah 

seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak 

mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, namun  tiga kali sehari ia mengucapkan 

doanya.” 15 jsesudah  raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan 

untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk 

menolongnya. 16 Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata 

kepadanya: “Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia 

tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!” 17 Sesudah 

itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. 

Berbicaralah raja kepada Daniel: “Tuhan  mu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya 

yang melepaskan engkau!”  

18 Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu 

dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam 

hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa. 

Di sini diceritakan tentang,  

1. Bukti bahwa Daniel berdoa kepada Tuhan  nya, meskipun telah dikeluarkan 

keputusan yang melarang hal itu (ay. 12): Lalu orang-orang itu bergegas-

gegas masuk, kemudian bergegas-gegas berkumpul, demikianlah arti kata 

yang dipakai, kata yang sama yang juga dipergunakan di ayat 7, yang 

dipinjam dari Mazmur 2:1, Mengapa rusuh bangsa-bangsa? Mereka datang 

bersama menemui Daniel, mungkin dengan berpura-pura untuk urusan 

tugas, pada waktu yang mereka ketahui merupakan saat teduh Daniel 

seperti biasanya. Dan seandainya pun mereka tidak mendapatinya sedang 

berdoa, mereka tentu akan mencela dia sebab  bersikap pengecut dan tidak 

mempercayakan diri kepada Tuhan  nya. Namun, seperti yang lebih mereka 

harapkan, mereka mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada 

Tuhan  nya. Sebagai balasan terhadap kasihnya mereka menuduh dia. Namun, 

seperti halnya Daud, bapa leluhurnya, Daniel mendoakan mereka (Mzm. 

109:4). 

2. Perbuatannya itu diadukan kepada raja. saat  mendapatkan alasan untuk 

menyerang Daniel menyangkut Taurat Tuhan  nya, mereka tidak membuang-

buang waktu dan segera menghadap raja (ay. 13). Sesudah memastikan 

bahwa bukankah telah dibuat undang-undang dan memperoleh pengakuan 

raja tentang hal itu, bahwa keputusan itu telah disahkan sedemikian rupa 

hingga tidak mungkin diubah lagi, mereka lalu menuduh Daniel (ay. 14). 

Keterangan tentang dirinya yang mereka berikan itu sebegitu rupa untuk 

merisaukan raja dan membuatnya semakin geram terhadap Daniel. “Daniel 

salah seorang buangan dari Yehuda. Ia orang dari suku Yehuda, bangsa yang 

tercela itu, dan sekarang menjadi tawanan hina. Ia tidak dapat menyebut apa 

pun sebagai miliknya selain yang diterimanya berkat perkenan raja. Namun, 

ia tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan 

yang tuanku keluarkan.” Perhatikanlah, bukan hal baru jika  hal yang 

dilakukan dengan setia dan penuh kesadaran terhadap Tuhan  , diberitahukan 

dengan cara yang tidak benar sebagai sesuatu yang dilakukan dengan sikap 

keras kepala dan melawan kuasa pemerintah. Artinya, orang-orang kudus 

yang terbaik justru dicela sebagai orang-orang yang paling buruk. Daniel 

menghormati Tuhan  , dan itulah sebabnya ia berdoa. Cukup beralasan bila kita 

berpikir bahwa ia berdoa bagi raja dan pemerintahannya. Namun, hal ini 

direkayasakan sebagai tidak menghormati raja. Roh luar biasa yang ada pada 

Daniel, dan nama baik yang telah diraihnya, tidak mampu melindunginya 

dari anak-anak panah beracun ini. Mereka tidak berkata, Daniel menaikkan 

doa kepada Tuhan  nya, sebab kalau mereka berkata demikian, maka Darius 

bisa-bisa malah memuji Daniel sebab nya. Sebaliknya, mereka hanya 

berkata, Daniel mengucapkan doanya, yang merupakan sesuatu yang dila-

rang undang-undang itu. 

3. Keprihatinan luar biasa raja dalam hal ini. Sekarang ia merasa bahwa apa 

pun yang pura-pura mereka lakukan, itu bukanlah untuk menghormati dia, 

namun  sebab  Daniel-lah mereka mengusulkan undang-undang ini . 

Sekarang sangat sedihlah ia sebab  telah memberi  kepuasan kepada 

mereka dalam hal ini (ay. 15). Perhatikanlah, saat  manusia menurutkan 

kesenangan penuh kesombongan yang sia-sia dan menghibur diri dengan hal 

yang membawa kesenangan itu, mereka sebenarnya tidak tahu kesusahan 

seperti apa yang mereka siapkan bagi diri sendiri. Para penyanjung mereka 

bisa saja terbukti menjadi penyiksa mereka, dan hanya membentangkan 

jerat di depan kakinya. Sekarang raja mencari jalan untuk melepaskan Daniel. 

Baik melalui sanggahan maupun wewenang, ia berusaha keras bahkan 

sampai matahari masuk untuk menolongnya. Yaitu, ia membujuk para 

pendakwa Daniel agar tidak bersikeras menjatuhkan hukuman ke atas Da-

niel. Perhatikanlah, sebab  kurang pertimbangan, kita pun sering melakukan 

hal itu. Akibatnya, jsesudah  itu kita berulang kali melihat alasan untuk 

berharap seandainya saja hal ini  bisa dibatalkan. Itulah sebabnya kita 

patut menempuh jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalan kita. 

4. Pelanggaran yang menurut para penuntut harus diadili (ay. 16). Kita tidak 

tahu apa yang dikatakan Daniel. Rajalah pembelanya. Ia tidak perlu 

memperjuangkan perkaranya sendiri, namun  tanpa bicara menyerahkan diri 

dan perkaranya itu kepada Dia yang mengadili dengan benar. Sebaliknya, 

para penuntut bersikukuh agar undang-undang dijalankan. Sudah menjadi 

peraturan dasar undang-undang pemerintah Media dan Persia, yang 

sekarang telah menjadi kerajaan bersama, bahwa  tidak ada larangan atau 

penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah. Kita menjumpai hal 

yang sama di Kitab Ester 1:19; 8:8. Orang Kasdim mengagungkan kehendak 

raja dengan memberinya kuasa untuk membuat dan membatalkan hukum 

sesuka hati, untuk membunuh dan memelihara nyawa orang yang 

dikehendakinya. Orang Persia mengagungkan hikmat raja mereka dengan 

mempercayai bahwa peraturan apa pun yang telah disahkannya dengan 

sepenuh hati itu begitu teguh hingga tidak mungkin bisa diubah atau 

dibuang, seakan-akan tinjauan manusia dalam menyusun undang-undang 

mampu melindunginya terhadap segala macam gangguan. namun  , 

jika  peraturan kerajaan Media dan Persia ini diterapkan seperti 

seharusnya pada perkara Daniel (saya cenderung berpikir bukan demikian 

halnya melainkan diselewengkan), maka sementara peraturan itu 

menghormati kuasa raja untuk membuat undang-undang, namun di lain 

pihak peraturan itu juga menghambat kuasanya untuk melaksanakan peme-

rintahan dan tidak memampukan raja memperlihatkan belas kasihan yang 

menopang takhtanya, dan untuk menyelamatkan orang, yang merupakan 

kemuliaan suatu pemerintahan. Orang-orang yang tidak membiarkan kuasa 

tertinggi menyelenggarakan keadilan dengan ketetapan yang melumpuhkan, 

ternyata tidak pernah mempertanyakan kuasanya untuk mengampuni 

pelanggaran terhadap peraturan yang berkaitan dengan hukum. Kuasa ini 

tidak diberikan kepada Darius. Lihatlah betapa kita perlu mendoakan para 

pemimpin supaya mereka diberi hikmat oleh Tuhan  , sebab mereka ini acap 

kali dipersulit dengan kesukaran besar, bahkan raja-raja yang paling 

bijaksana dan terbaik sekalipun. 

5. Pelaksanaan hukum terhadap Daniel. Dengan sangat berat hati dan 

bertentangan dengan hati nuraninya, raja sendiri menandatangani surat 

perintah untuk pelaksanaan hukum ini . Maka Daniel, orang penting 

yang patut dimuliakan itu, dengan perilaku agung serta manis itu, yang 

begitu sering tampak hebat di pengadilan dan dewan pengurus istana, serta 

lebih agung lagi saat berlutut, yang memiliki kuasa bersama Tuhan   dan 

manusia serta berjaya, digiring bagaikan pelanggar hukum paling keji, 

padahal semata-mata ia hanya menyembah Tuhan  nya saja, lalu dilemparkan 

ke dalam gua singa supaya diterkam (ay. 17). Mau tidak mau orang 

merasakan rahmat terdalam terhadap si penderita yang mulia ini, dan 

merasa murka yang amat sangat terhadap para penuntut keji ini. Untuk 

memastikan agar hukuman ini berjalan semestinya, sebuah batu diletakkan 

pada mulut gua itu, lalu raja mencap batu itu. Ia, yang terlampau mudah 

dipengaruhi, lalu dibujuk untuk memeteraikannya dengan cincin meterainya 

sendiri (ay. 18), meterai menyedihkan yang digunakannya untuk menetapkan 

undang-undang yang telah menjatuhkan Daniel. namun  para pembesarnya 

tidak mempercayainya, kecuali mereka juga membubuhkan meterai masing-

masing. Demikian pula waktu Kristus dikuburkan, para lawannya 

memeteraikan batu yang digulingkan ke pintu kuburnya. 

6. Dorongan semangat yang diberikan Darius kepada Daniel supaya ia 

mempercayakan diri kepada Tuhan  : Tuhan  mu yang kausembah dengan tekun, 

Dialah kiranya yang melepaskan engkau (ay. 17). Di sini, 

(1) Darius membenarkan Daniel dari kesalahan, dengan mengakui bahwa 

kejahatan Daniel yaitu  sebab  terus menyembah Tuhan  nya dan tetap 

melakukannya meskipun perbuatannya itu dianggap suatu kejahatan. 

(2) Ia menyerahkan perkara ini kepada Tuhan   untuk membebaskan Daniel 

dari hukuman, sebab  ia sendiri tidak berhasil melakukannya sendiri: 

Dialah kiranya yang melepaskan engkau. Darius yakin bahwa Tuhan   

Daniel mampu melepaskannya, sebab ia percaya bahwa Dia yaitu  Tuhan   

yang Mahakuasa. Ia memiliki  alasan untuk berpikir bahwa Tuhan   akan 

melakukannya, jsesudah  mendengar tentang bagaimana Ia melepaskan 

teman-teman Daniel dalam perkara serupa dari perapian yang menyala-

nyala. Darius menyimpulkan bahwa Ia akan senantiasa setia kepada 

orang-orang yang membuktikan diri setia kepada-Nya. Perhatikanlah, 

orang-orang yang senantiasa melayani Tuhan   akan senantiasa dipelihara 

dan didukung oleh-Nya dalam melayani Dia. 

Pemeliharaan dan Pembebasan Daniel 

(6:19-25) 

19 Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak 

menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.  

20 Pagi-pagi sekali saat  fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru 

ke gua singa; 21 dan saat  ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan 

suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: “Daniel, hamba Tuhan   yang hidup, Tuhan  mu 

yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa 

itu?” 22 Lalu kata Daniel kepada raja: “Ya raja, kekTuhan   hidupmu! 23 Tuhan  ku telah 

mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak 

mengapa-apakan aku, sebab  ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; namun  juga 

terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” 24 Lalu sangat sukacitalah raja 

dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel 

dari dalam gua itu, dan tidak ada  luka apa-apa padanya, sebab  ia percaya kepada 

Tuhan  nya.  

25 Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan 

mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri 

mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam 

mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka. 

Di sini ada , 

I. Malam memilukan yang dilalui raja sebab  memikirkan keadaan Daniel (ay. 

19). Ia memang telah berkata bahwa Tuhan   akan melepaskannya dari bahaya, 

namun pada saat yang sama ia juga tidak dapat memaafkan diri sebab  telah 

melemparkan Daniel ke dalam bahaya itu. Sudah sepantasnya Tuhan   

mengambil sahabat yang pernah diperlakukannya dengan kejam itu. Lalu 

pergilah raja ke istananya, merasa kesal terhadap diri sendiri sebab  per-

buatannya, dan menyebut diri tidak bijaksana dan tidak adil sebab  tidak 

menaati hukum Tuhan   dan alam dengan non obstante – tidak menolak hukum 

Media dan Persia. Ia tidak mau makan dan berpuasa semalam-malaman. 

Hatinya begitu sedih dan takut. Ia menolak para penghibur, sebab tidak ada 

yang lebih menyebalkan dibandingkan  lagu-lagu yang dilantunkan bagi hati yang 

berat. Ia pergi tidur, namun tidak kunjung terlelap. Ia dicekam oleh gelisah 

sampai dini hari. Perhatikanlah, cara terbaik untuk mendapat istirahat 

malam yang baik yaitu  dengan memelihara hati nurani yang baik, sehingga 

kita dapat berbaring dengan tenteram. 

II. Pertanyaan penuh kecemasan yang dilontarkan raja perihal Daniel pada 

keesokan paginya (ay. 20). Ia bangun pagi hari, pagi-pagi sekali saat  fajar 

menyingsing, sebab bagaimana mungkin ia bisa tetap berbaring di tempat 

tidur saat  ia tidak bisa terlelap sebab  membayangkan Daniel, atau 

berbaring dalam keadaan terjaga dengan tenang sementara memikirkan dia? 

Begitu terbangun, raja pergi dengan buru-buru ke gua singa, sebab ia tidak 

akan puas dengan sekadar mengutus pelayan (cara itu tidak dapat membuk-

tikan kasih sayangnya terhadap Daniel). Ia juga tidak akan sabar menunggu 

sampai pelayan kembali kalau ia mengutusnya. saat  raja tiba di gua singa, 

sambil berharap bahwa Tuhan   dengan kemurahan hati-Nya telah 

membatalkan perbuatan jahat yang telah dilakukannya, ia berseru dengan 

suara yang sayu, penuh cemas dan susah, Daniel! Apakah kau masih hidup? 

Raja sangat ingin tahu, namun suaranya bergetar saat bertanya, sebab  takut 

kalau-kalau dijawab dengan raungan singa yang menuntut mangsa lebih 

banyak. Daniel, hamba Tuhan   yang hidup, Tuhan  mu yang kausembah dengan 

tekun, telah ditunjukkan oleh-Nya dan sanggupkah Ia melepaskan engkau 

dari singa-singa itu? jika  raja benar-benar paham saat ia menyebut Dia 

Tuhan   yang hidup, ia tentu tidak akan meragukan kemampuan-Nya untuk 

memelihara hidup Daniel, sebab Dia yang yaitu  hidup itu sendiri, akan 

menghidupkan kembali siapa pun yang dikehendaki-Nya. Namun, apakah 

dalam perkara ini Ia menganggap tepat untuk menyatakan kuasa-Nya? Apa 

yang diragukan raja, dapat kita yakini, yaitu bahwa para hamba Tuhan   yang 

hidup memiliki Tuhan yang sangat mampu melindungi mereka dan 

mendukung mereka dalam pelayanan-Nya. 

III. Kabar sukacita yang diperolehnya: bahwa Daniel masih hidup, selamat, baik-

baik saja, dan tidak terluka di dalam gua singa (ay. 22-23). Daniel mengenali 

suara raja meskipun sekarang sudah terdengar begitu sayu, lalu menjawab 

dengan rasa hormat dan penuh penghargaan yang memang layak bagi 

seorang raja: Ya raja, kekTuhan   hidupmu. Daniel tidak mencelanya atas sikap 

tidak baik terhadap dirinya itu, yang dengan mudah menyerah kepada niat 

jahat para lawannya. Sebaliknya, untuk menunjukkan bahwa ia telah dengan 

tulus memaafkan raja, ia menjumpainya dengan ucapan selamat. 

Perhatikanlah, kita tidak boleh mencela orang-orang sebab  sikap tidak baik 

yang mereka lakukan terhadap kita, yang kita tahu telah melakukannya 

dengan berat hati, dan sangat siap mencela diri sendiri sebab  perbuatan 

mereka itu. Jawaban yang diberikan Daniel kepada raja sangatlah baik dan 

penuh kemenangan. 

1. Tuhan   telah memelihara nyawanya melalui mujizat. Darius telah 

menyebut Dia Tuhan   Daniel Tuhan  mu yang kausembah dengan tekun. 

Daniel menanggapinya seakan-akan melalui gema, Benar, Dialah Tuhan  ku 

yang kuakui dan yang mengakui aku, sebab Ia telah mengutus malaikat-

Nya. Sosok cemerlang dan agung yang sama, yang terlihat dalam rupa 

seperti anak dewa bersama ketiga orang di dalam perapian yang 

menyala-nyala itu, telah mengunjungi Daniel. Dan tampaknya, dalam 

penampakannya, ia telah menerangi gua singa yang gelap itu, dan 

menemani Daniel sepanjang malam. Malaikat itu telah mengatupkan 

mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan dia. 

Kehadiran malaikat itu bahkan membuat gua singa itu menjadi benteng, 

istana, dan firdaus bagi Daniel. Sepanjang hidupnya, Daniel belum 

pernah melewati malam yang lebih baik. Lihatlah kuasa Tuhan   atas 

makhluk-makhluk paling garang, dan percayalah kepada kuasa-Nya yang 

mampu menahan singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang 

dapat ditelannya, sehingga tidak dapat melukai orang-orang kepunyaan-

Nya. Lihatlah pemeliharaan Tuhan   terhadap mereka yang menyembah Dia 

dengan setia, terutama saat Ia memanggil mereka untuk menderita bagi-

Nya. Jika Ia memelihara jiwa mereka dari dosa, menghibur jiwa mereka 

dengan damai sejahtera-Nya, dan menerima jiwa mereka, maka sesung-

guhnya Ia telah mengatupkan mulut singa-singa itu supaya tidak dapat 

melukai mereka. Lihatlah betapa siap para malaikat memberi  

pelayanan demi kebaikan umat Tuhan  , sebab mereka menyebut diri 

kawan pelayan.  

2. Di dalam apa yang terjadi ini Tuhan   telah membela perkaranya. Daniel 

digambarkan kepada raja sebagai orang yang tidak setia kepada dirinya 

dan pemerintahannya. Kita tidak mendapati bahwa Daniel mengatakan 

apa pun demi membersihkan namanya sendiri. Sebaliknya, ia 

menyerahkan kepada Tuhan   untuk menjelaskan kelurusan hatinya seperti 

terang. Dan Tuhan   pun melakukannya dengan berhasil, dengan melaku-

kan mujizat yang menyelamatkan nyawa Daniel. Melalui perbuatannya, 

Daniel tidak bersalah terhadap Tuhan   maupun raja: Aku tak bersalah di 

hadapan Dia, kepada siapa aku berdoa. Ia tidak menganggap diri orang 

yang sangat berjasa. namun , kesaksian hati nuraninya menyangkut 

kelurusan hatinyalah yang menjadi penghiburan baginya. Juga terhadap 

tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan, ataupun merencanakan 

penghinaan terhadap tuanku. 

IV. Dilepaskannya Daniel dari dalam kurungan. Para pendakwa Daniel tidak bisa 

tidak haruslah mengakui bahwa hukum itu sudah terlaksana, walaupun 

mereka tidak puas. Tidak ada yang mengubah hukum orang Media dan 

Persia itu. sebab  itu tidak ada alasan apa pun untuk tidak mengeluarkan 

Daniel dari gua itu (ay. 24): Lalu sangat sukacitalah raja sebab  menemukan 

Daniel masih hidup, dan segera memberi perintah supaya Daniel ditarik dari 

dalam gua itu, seperti Yeremia ditarik keluar dari dalam ruang cadangan air 

bawah tanah. Dan saat  orang memeriksa, tidak ada  luka apa-apa 

padanya. Bagian tubuhnya tidak ada yang hancur atau tergores, namun  sehat 

sempurna, sebab  ia percaya kepada Tuhan  nya. Camkanlah, orang yang 

dengan berani dan riang hati percaya kepada Tuhan   bahwa Ia akan 

melindungi mereka saat mereka sedang menjalankan kewajiban ibadahnya, 

ia tidak akan dibuat malu dengan keyakinan hati mereka kepada-Nya, namun  

akan selalu menemukan Dia sebagai pertolongan pada saat yang mereka 

perlukan. 

V.  Para penuntutnya dijebloskan ke dalam penjara, atau lebih tepat, ke tempat 

pelaksanaan hukuman yang sama (ay. 25). Darius sangat digerakkan hatinya 

oleh mujizat yang telah dikerjakan bagi Daniel ini, dan sekarang ia mulai 

memberanikan diri bertindak seperti dirinya sendiri. Orang-orang yang 

tidak mau membiarkan dia memperlihatkan belas kasihan kepada Daniel, 

akan merasakan kemarahannya jsesudah  Tuhan   menunjukkan belas kasih bagi-

nya. jsesudah  Daniel dinyatakan tidak bersalah dan sorga sendiri menjadi 

penjaminnya, para pendakwa Daniel menerima hukuman sama yang telah 

mereka akibatkan dan rencanakan atas dirinya, sesuai hukuman pembalasan 

dendam terhadap pendakwa palsu (Ul. 19:18-19). jsesudah  Daniel terbukti 

tidak bersalah, mereka dimintai pertanggungjawaban, sebab sesuai 

kenyataan, perbuatan Daniel bukanlah suatu kesalahan. Orang-orang itu 

dilemparkan ke dalam gua singa, tindakan yang mungkin merupakan hukum-

an yang baru mereka ciptakan sendiri, yang telah mereka rancang dengan 

hati dengki bagi Daniel. Nec lex est justior ulla quàm necis artifices perire suâ 

– Tidak ada hukum yang lebih adil dibandingkan  yang telah memutuskan bahwa 

para perancang kekejian akan binasa sebab nya (Mzm. 7:16-17; 9:16-17). 

Sekarang pengamatan Salomo telah terbukti (Ams. 11:8), Orang benar 

diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya. Dalam 

pelaksanaan hukuman ini kita dapat mengamati,  

1. Murka raja, dengan memerintahkan agar para istri dan anak-anak 

mereka juga dilemparkan ke dalam gua singa bersama mereka. Betapa 

adil ketetapan Tuhan   melebihi ketetapan semua bangsa, sebab Tuhan   

memerintahkan agar anak-anak tidak mati akibat kejahatan ayah 

mereka (Ul. 24:16). Namun, anak-anak dihukum mati dalam perkara-

perkara luar biasa, seperti halnya Akhan, Saul, dan Haman. 

2. Keganasan singa-singa itu. Hewan-hewan itu langsung menerkam 

mereka dan mencabik-cabik tubuh mereka sebelum mereka sampai ke 

dasar gua itu. Hal ini membuktikan dan semakin mengagungkan mujizat 

bagaimana singa-singa itu tidak melakukan apa pun terhadap Daniel. 

Dari sini terlihat bahwa hal ini bukanlah disebabkan sebab  singa-singa 

itu tidak memiliki  selera makan, melainkan sebab  mereka tidak 

diizinkan. Anjing jenis Mastiff yang senantiasa diberangus akan semakin 

galak saat berangusnya dilepas. Begitu juga halnya dengan singa-singa 

ini. Demikianlah, Tuhan dikenal melalui penghakiman yang dijalankan-

Nya. 

Perintah Darius 

(6:26-29) 

26 Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku 

bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: “Bertambah-tambahlah 

kiranya kesejahteraanmu! 27 Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan 

yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Tuhan  nya Daniel, sebab Dialah Tuhan   

yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan 

kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. 28 Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan 

tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari 

cengkaman singa-singa.” 29 Dan Daniel ini memiliki  kedudukan tinggi pada zaman 

pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu. 

Di sini Darius berusaha keras memberi  ganti rugi atas aib yang dilakukannya 

atas Tuhan   dan Daniel, yaitu melemparkan Daniel ke gua singa. Sebagai ganti rugi, 

ia memberi  penghormatan kepada Tuhan   dan Daniel. 

I. Ia memberi  penghormatan kepada Tuhan   dengan ketetapan yang 

disebarkan kepada semua bangsa, yaitu supaya mereka takut kepada-Nya. 

Dan keputusan ini sungguh pantas tidak bisa diubah sesuai undang-undang 

orang Media dan Persia, sebab ini merupakan Injil yang kekal, yang 

diberitakan kepada mereka yang diam di atas bumi. Takutlah akan Tuhan   dan 

muliakanlah Dia (Why. 14:7). Amatilah, 

1. Kepada siapa raja mengirimkan perintah ini, yaitu kepada orang-orang 

dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi  

(ay. 26). Ini merupakan perkataan yang agung, dan memang benar 

bahwa seluruh penduduk bumi wajib menaati apa yang ditetapkan di 

sini. Namun, di sini yang dimaksudkan tidak lebih dari seluruh kerajaan 

yang dikuasai Darius, yang meskipun terdiri atas banyak bangsa, tidak 

mencakup semua bangsa. Namun, memang begitulah halnya, orang-

orang yang memiliki banyak biasanya berpendapat bahwa mereka 

memiliki semuanya. 

2. Isi perintah ini , yakni bahwa orang harus takut dan gentar kepada 

Tuhan  nya Daniel. Ini berarti lebih jauh dibandingkan  ketetapan Nebukadnezar 

pada perkara serupa, yang hanya mencegah orang  mengucapkan 

penghinaan terhadap Tuhan   ini. Namun, perintah Darius ini mewajibkan 

mereka takut dan gentar kepada-Nya, serta memelihara dan menyatakan 

rasa hormat tinggi kepada-Nya. Sungguh tepat ia mendahului perintah 

ini dengan kata-kata bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu, 

sebab satu-satunya dasar kesejahteraan sejati yang berlimpah yaitu  

takut kepada Tuhan  . Itulah hikmat yang sebenarnya. Jika kita hidup 

dengan takut akan Tuhan  , serta berjalan sesuai aturan itu, maka damai 

sejahtera akan menyertai kita dan semakin bertambah-tambah. Namun, 

meskipun ketetapan ini menjangkau cukup jauh, sebenarnya hal ini 

belum memadai. Andaikata raja dahulu bertindak dengan benar dan 

keyakinannya seperti sekarang ini, maka ia tidak saja akan 

memerintahkan semua orang untuk takut dan gentar kepada Tuhan   ini, 

namun  juga mengasihi dan mempercayai-Nya. Mereka akan 

diperintahkan meninggalkan penyembahan berhala, dan hanya 

menyembah serta berseru kepada-Nya, seperti yang dilakukan Daniel. 

namun  , penyembahan berhala telah berlangsung begitu lama dan 

berakar begitu dalam hingga tidak dapat dimusnahkan melalui 

ketetapan raja ataupun kuasa apa pun selain ketetapan yang selaras 

dengan Injil Kristus yang agung. 

3. Alasan-alasan serta pertimbangan yang menggerakkan raja mengeluarkan 

perintah ini. Semuanya cukup kuat untuk membenarkan perintah 

menumpas penyembahan berhala, apalagi mendukung perintah 

ini . Ada alasan tepat mengapa semua orang harus takut kepada 

Tuhan   Daniel ini, sebab, 

(1) Keberadaan-Nya mengatasi segala sesuatu. “Dialah Tuhan   yang hidup, 

hidup sebagai Tuhan  , sementara dewa-dewa yang kita sembah 

hanyalah benda-benda mati, yang bahkan tidak memiliki nyawa 

hewan.” 

(2) Pemerintahan-Nya tidak tertandingi. Ia memiliki pemerintahan dan 

kekuasaan. Ia tidak saja hidup, namun  juga memerintah sebagai raja 

yang berkuasa mutlak. 

(3) Baik keberadaan maupun pemerintahan-Nya tidak dapat diubah. Dia 

sendiri kekal untuk selama-lamanya, dan pada-Nya tidak ada  

bayang-bayang perubahan sedikit pun. Pemerintahan-Nya tidak akan 

binasa oleh kekuatan luar apa pun, dan di dalam kekuasaan-Nya 

tidak ada  apa pun yang dapat mengakibatkan kerusakan, dan 

oleh sebab itu tidak akan berakhir. 

(4) Ia memiliki kemampuan yang cukup untuk mendukung wewenang 

semacam itu (ay. 28). Ia melepaskan hamba-hamba-Nya yang setia 

dari masalah dan mengeluarkan mereka dari tengah kesukaran. Ia 

mengadakan tanda dan mujizat, melebihi kekuatan alam, baik di 

langit dan di bumi, dan dengan demikian tampaklah bahwa Ia yaitu  

Tuhan yang berdaulat atas keduanya. 

(5) Ia telah memberi  bukti segar tentang semua ini dengan melepaskan 

Daniel, hamba-Nya, dari cengkaman singa-singa. Mujizat ini, dan juga 

pembebasan ketiga temannya, terjadi di depan mata dunia, terlihat, 

diberitakan, dan dibuktikan kebenarannya oleh dua raja paling besar 

yang pernah ada, serta merupakan penegasan terkenal perihal asas 

pertama agama, yang diringkaskan dari pola sempit agama Yahudi, 

dan menjadi bantahan jitu terhadap semua kekeliruan kepercayaan 

orang kafir, dan persiapan sangat tepat bagi kekristenan murni. 

II. Raja Darius memberi  penghormatan kepada Daniel (ay. 29): Dan Daniel 

ini memiliki  kedudukan tinggi. Lihatlah betapa Tuhan   mendatangkan 

kebaikan baginya dari kejahatan. Pukulan telak yang dilancarkan musuh-

musuhnya atas kehidupannya, justru mendatangkan peristiwa 

menyenangkan saat  mereka dijatuhkan, termasuk anak-anak mereka juga, 

yang jika tidak, tentu akan menghalang-halangi pemulihan martabat Daniel. 

Dalam segala kesempatan mereka pasti akan mendatangkan kemarahan 

baginya. Sekarang Daniel lebih berhasil dibandingkan  dahulu, lebih diperkenan 

raja dan nama baiknya semakin dikenal rakyat. Hal ini memberinya 

kesempatan besar untuk berbuat baik kepada saudara-saudaranya. 

Demikianlah dari yang makan (juga seekor singa) keluar makanan, dari yang 

kuat keluar manisan. 

 

PASAL  7  

nam pasal pertama kitab ini bersifat sejarah. Sekarang kita memasuki enam 

pasal berikutnya dengan rasa takut dan gentar. Keenam pasal ini  

mengandung nubuatan, dan di dalamnya berisi banyak hal yang tidak jelas dan 

sulit dimengerti. sebab  itu kita tidak dapat menentukan maknanya dengan 

pasti. Namun, banyak juga hal-hal yang jelas dan bermanfaat, yang saya percaya 

diizinkan Tuhan   untuk kita gunakan. Dalam pasal tujuh ini kita temukan,  

I. Penglihatan Daniel akan empat binatang besar (ay. 1-8).  

II. Penglihatan Daniel akan takhta pemerintahan dan pengadilan Tuhan   

(ay. 9-14).  

III. Makna penglihatan-penglihatan ini, yang diberitahukan kepada Daniel 

oleh seorang malaikat yang berdiri di sana (ay.  15-28).  

Entah penglihatan-penglihatan itu mengenai akhir zaman, atau akan 

segera digenapi, sulit dikatakan, para penafsir yang paling bijak pun tidak 

sepakat mengenai hal ini.  

Penglihatan Mengenai Empat Binatang 

(7:1-8) 

1 Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel, bermimpilah Daniel dan 

mendapat penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu, dan 

inilah garis besarnya: 2 Berkatalah Daniel, demikian: “Pada malam hari aku mendapat 

penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, 3 dan empat 

binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. 4 Yang pertama 

rupanya seperti seekor singa, dan memiliki  sayap burung rajawali; aku terus meli-

hatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua 

kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia. 5 Dan tampak ada seekor 

binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang 

sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan 

demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak. 6 Kemudian 

aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat 

sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya 

diberikan kekuasaan. 7 Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak 

seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. 

Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya 

dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk 

sepuluh.  

8 Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu 

tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan 

pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. 

Penggalan dalam pasal ini menempatkan pasal ini sebelum pasal 5, yang terjadi 

di tahun terakhir pemerintahan Belsyazar, dan pasal 4, yang terjadi di tahun 

pertama pemerintahan Darius. Daniel mendapatkan penglihatan-penglihatan ini 

di tahun pertama pemerintahan Belsyazar, saat pembuangan bangsa Yahudi 

mendekati masa akhirnya. Nama Belsyazar di sini, aslinya, dieja berbeda 

dibandingkan  yang biasa digunakan dahulu. Dahulunya, namanya biasa dieja dengan 

Bel-she-azar, yang artinya Bel yaitu  orang yang menimbun harta. Di sini, 

namanya dieja dengan Bel-eshe-zar, yang artinya Bel dibakar oleh musuh. Bel 

yaitu  ilah orang Kasdim. Ia tadinya jaya, namun  sekarang habis binasa.  

Kita temukan dalam ayat-ayat di atas penglihatan Daniel mengenai empat 

kerajaan yang menekan bangsa Yahudi. Amatilah,  

I. Keadaan saat penglihatan ini terjadi. Daniel sebelumnya telah mengartikan 

mimpi Nebukadnezar, dan sekarang ia sendiri diberi kehormatan 

mendapatkan berbagai penyingkapan ilahi yang serupa (ay. 1): Ia mendapat 

penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya, saat ia sedang tidur. 

Demikianlah, Tuhan   terkadang menyatakan diri-Nya dan pikiran-Nya kepada 

anak-anak manusia saat mereka sedang nyenyak tidur (Ayb. 33:15). Sebab, 

saat kita sedang undur diri jauh dari dunia, dan terpisah dari hal-hal yang 

terjangkau oleh indra, kita dalam keadaan paling siap untuk bersekutu 

dengan Tuhan  . Namun saat Daniel terbangun, dituliskannya mimpi itu untuk 

kegunaan dirinya sendiri, supaya jangan sampai ia melupakannya seperti 

mimpi yang berlalu. Dan diceritakannya garis besarnya kepada saudara-

saudaranya bangsa Yahudi untuk kepentingan mereka, dalam bentuk tulisan, 

agar dapat diceritakan kepada orang-orang yang tinggal jauh dan disimpan 

untuk anak-anak mereka yang akan datang, yang akan melihat hal-hal ini 

digenapi. Bangsa Yahudi, yang salah paham akan sebagian nubuatan Yeremia 

dan Yehezkiel, membuai diri mereka dengan harapan bahwa, jsesudah  

kembali ke tanah mereka, mereka akan menikmati hidup aman tenteram 

tanpa gangguan. namun  , agar mereka tidak menipu diri sendiri, dan 

tidak mengalami kesedihan dua kali lipat sebab  kekecewaan, Tuhan   melalui 

nabi ini memberi tahu mereka bahwa mereka akan mengalami kesusahan. 

Janji-janji tentang kesejahteraan mereka itu akan digenapi dalam bentuk 

berkat-berkat rohani yang berasal dari kerajaan kasih karunia. Ini seperti 

perkataan Kristus kepada murid-murid-Nya bahwa mereka pasti akan 

mengalami penganiayaan, dan janji-janji yang mereka nantikan akan 

digenapi dalam berkat-berkat kekal kerajaan kemuliaan. Daniel menuliskan 

hal-hal ini dan juga mengatakannya langsung kepada orang Yahudi. Hal ini 

menyiratkan bahwa jemaat harus diajar melalui Kitab Suci dan juga melalui 

pemberitaan hamba-hamba Tuhan, melalui firman yang tertulis maupun 

perkataan mulut. Dan hamba-hamba Tuhan dalam pemberitaannya harus 

memberitahukan garis besar dari hal-hal yang tertulis.  

II. Penglihatan itu sendiri, yang menubuatkan pergantian pemerintahan yang 

terjadi dengan cepat dan hebat pada bangsa-bangsa yang menaklukkan 

jemaat Yahudi di beberapa masa ke depan.  

1. Ia mengamati keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar (ay. 

2). Keempat angin ini bertempur untuk menjadi angin yang paling kuat 

dan paling jauh bertiup. Hal ini menggambarkan persaingan di antara 

para pemimpin untuk merebut kekaisaran, dan goncangan yang dialami 

bangsa-bangsa sebab  persaingan ini. Kerajaan-kerajaan besar itu, yang 

kini dilihat Daniel dalam penglihatannya, mendapatkan kemajuannya 

dari pertempuran itu. Angin dari satu mata angin saja, jika bertiup keras, 

akan menimbulkan kegemparan besar di laut. Jadi betapa hebatnya 

goncangan yang terjadi saat keempat angin semuanya bertempur untuk 

menjadi yang terunggul! Inilah yang diperjuangkan raja-raja bangsa-

bangsa dalam perang mereka, yang sama ribut dan kerasnya dengan 

pertempuran antar angin. Betapa malang laut itu diombang-ambingkan 

dan dikoyak-koyakkan. Betapa mengerikan tabrakannya dan betapa 

keras ledakannya saat keempat angin itu bertempur untuk menentukan 

siapa yang akan mendapatkan kuasa tunggal mengacaukan laut itu! 

Perhatikanlah, dunia ini bagaikan laut yang berbadai dan bergelora 

akibat tiupan-tiupan angin sombong dan gila kuasa yang mengacau-

kannya.  

2. Ia melihat empat binatang besar naik dari dalam laut, dari perairan yang 

bergejolak itu, tempat orang yang gila kuasa suka memancing untuk 

keuntungannya sendiri. Para raja dan kerajaan itu digambarkan dengan 

binatang besar, sebab  sering kali mereka dibangkitkan dan ditopang 

melalui kekejaman dan kelaliman yang sadis. Binatang-binatang besar 

ini yang satu berbeda dengan yang lain (ay. 3), berbeda bentuk, untuk 

menunjukkan perbedaan kecerdikan dan rupa bangsa-bangsa yang 

menggenggam bangsa Yahudi.  

(1) Binatang yang pertama rupanya seperti seekor singa (ay. 4). Binatang 

ini melambangkan kerajaan Kasdim, yang ganas dan kuat, dan yang 

membuat raja-rajanya berkuasa mutlak. Singa ini memiliki sayap 

burung rajawali, yang digunakannya untuk terbang menyergap 

mangsanya, melambangkan kecepatan luar biasa yang ditunjukkan 

Nebukadnezar dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan. namun  , 

Daniel tak lama kemudian melihat sayapnya tercabut, yang berarti 

lengannya yang jaya perkasa terhenti sudah. Berbagai bangsa, yang 

tadinya membayar upeti kepada mereka, memberontak dan berhasil 

menentang mereka. Oleh sebab  itu, binatang mengerikan ini, singa 

bersayap ini, ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan 

kepadanya diberikan hati manusia. Binatang itu sudah kehilangan 

hati seekor singa, yang selama ini membuatnya terkenal (salah satu 

raja Inggris kita disebut Caeur de Lion – Hati singa), telah kehilangan 

keberaniannya, dan menjadi lemah dan rapuh, takut pada segala 

sesuatu dan tidak berani menghadapi apa pun. Mereka dibuat 

ketakutan dan menyadari bahwa mereka hanyalah manusia. 

Terkadang keberanian suatu bangsa menyusut secara aneh, dan 

bangsa itu menjadi pengecut dan seperti banci. Bangsa yang tadinya 

kepala bangsa-bangsa, di satu atau dua masa kemudian, menjadi 

ekor. 

(2) Binatang yang kedua, rupanya seperti beruang (ay. 5). Binatang ini 

melambangkan kerajaan Persia, tidak sekuat dan sebesar kerajaan 

Kasdim, namun  tidak kalah serakahnya. Beruang ini berdiri pada 

sisinya yang sebelah melawan singa itu, dan langsung 

menaklukkannya. Beruang itu mendirikan satu daerah penaklukan, 

demikianlah beberapa penafsir mengartikannya. Persia dan Media, 

yang pada patung dalam mimpi Nebukadnezar dilambangkan 

dengan dua lengan pada satu dada, sekarang mendirikan pemerin-

tahan bersama. Beruang ini memiliki tiga tulang rusuk di dalam 

mulutnya di antara giginya, yaitu sisa bangsa-bangsa yang 

dilahapnya, sebagai tanda kerakusannya. Namun, hal ini juga 

melambangkan bahwa sekalipun telah melahap banyak bangsa, ia 

tidak bisa memangsa semuanya. Beberapa tulang rusuk masih 

tersisa di antara giginya, yang tidak bisa ditaklukkannya. Kemudian, 

dikatakan kepadanya, “Ayo, makanlah daging banyak-banyak. Biar-

kan saja tulangnya, rusuknya, yang tidak dapat ditaklukkan, dan 

bidik bagian yang lebih mudah dimangsa.” Pemimpin-pemimpin 

akan menghasut raja-raja dan bangsanya untuk melanjutkan 

penaklukannya, dan tidak membiarkan apa pun menghalangi 

mereka. Perhatikanlah, penaklukan yang tidak adil sama saja dengan 

binatang pemakan mangsa, dan dalam hal ini bahkan lebih buruk lagi 

sebab  binatang buas itu tidak memangsa jenisnya sendiri, seperti 

yang dilakukan orang-orang yang jahat dan keterlaluan.  

(3) Binatang yang ketiga rupanya seperti macan tutul (ay. 6). Binatang 

ini melambangkan kerajaan Yunani, yang didirikan oleh Aleksander 

Agung, lincah, cerdik, dan bengis, seperti macan tutul. Ia memiliki 

empat sayap burung pada punggungnya. Singa itu tampaknya hanya 

memiliki dua sayap, namun  macan tutul ini memiliki empat sayap. 

Meskipun Nebukadnezar sangat cepat dalam penaklukannya, Alek-

sander bahkan lebih cepat lagi. Dalam waktu enam tahun, ia 

menguasai hampir semua kekaisaran Persia, sebagian besar Asia, 

menjadikan dirinya penguasa Siria, Mesir, India, dan bangsa-bangsa 

lain. Binatang besar ini berkepala empat. jsesudah  kematian 

Aleksander, daerah taklukkannya dibagi di antara empat pemimpin 

kepala. Seleukos Nikator menguasai Asia Besar, kemudian Perdikas, 

dan digantikan oleh Antigonos, menguasai Asia Kecil. Kassandros 

menguasai Makedonia, dan Ptolemaios menguasai Mesir. Kepadanya 

diberikan kekuasaan. Jadi, kekuasaan itu diberikan oleh Tuhan  , yang 

dari-Nya sajalah kedudukan berasal. 

(4) Binatang keempat lebih ganas, mengerikan, dan licik, dibandingkan 

mereka semua, tidak seperti yang lain, dan tidak ada binatang 

pemangsa yang dapat dibandingkan dengannya (ay. 7). Para penafsir 

tidak sepakat mengenai binatang tanpa nama ini. Beberapa 

menafsirkannya sebagai kekaisaran Romawi, yang, saat berada 

dalam masa kejayaannya, menguasai sepuluh kerajaan, Italia, 

Prancis, Spanyol, Jerman, Inggris, Sarmatia, Panonia, Asia, Yunani, 

dan Mesir. Dan tanduk kecil yang tumbuh dengan tercabutnya ketiga 

tanduk lain (ay. 8) mereka tafsirkan sebagai kekaisaran Turki, yang 

muncul menggantikan Asia, Yunani, dan Mesir. Beberapa yang lain 

menafsirkan binatang keempat ini sebagai kerajaan Siria, kerabat 

dari Seleukia, yang sangat kejam dan menindas bangsa Yahudi, 

seperti yang kita lihat dalam Yosefus dan sejarah kaum Makabe. 

Yang mendasari penafsiran ini bahwa kekaisaran ini berbeda dengan 

yang sebelumnya, tidak ada penguasa sebelumnya yang memaksa 

bangsa Yahudi meninggalkan agamanya, namun  raja-raja Siria 

melakukannya, dan melakukannya dengan biadab. Tentara dan 

panglimanya yaitu  gigi besar dari besi yang melahap dan 

meremukkan umat Tuhan  , dan mereka menginjak-injak sisa umat 

Tuhan   dengan kaki mereka. Maka kesepuluh tanduk itu ditafsirkan 

sepuluh raja yang berturut-turut memerintah di Siria. Dan tanduk 

kecil itu yaitu  Antiokhos Epifanes, raja terakhir dari kesepuluh raja 

itu, yang dengan satu atau lain cara meruntuhkan tiga raja, dan 

merebut pemerintahan. Ia orang yang penuh kelihaian, dan sebab  

itu dikatakan memiliki mata seperti mata manusia. Ia juga sangat 

lantang dan berani, memiliki mulut yang menyombong. Kita akan 

menjumpainya lagi dalam nubuat-nubuat ini.  

Penglihatan Mengenai Empat Binatang 

(7:9-14) 

9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut 

Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; 

kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; 10 suatu 

sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, 

dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan 

dan dibukalah Kitab-kitab. 11 Aku terus melihatnya, sebab  perkataan sombong yang di-

ucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya 

dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. 12 Juga kekuasaan binatang-

binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan 

saatnya. 13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-

awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya 

itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. 14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan ke-

muliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa 

dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak 

akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. 

Entah kita melihat binatang keempat sebagai kekaisaran Siria, atau Romawi, 

atau Siria menjadi perlambang bagi Romawi, jelas bahwa ayat-ayat ini 

dimaksudkan untuk menghibur dan menguatkan umat Tuhan   berkenaan dengan 

penganiayaan yang akan mereka hadapi, baik sebab  kekaisaran Siria maupun 

Romawi, dan sebab  semua musuhnya yang sombong di segala masa. Ayat-ayat 

ini dituliskan untuk pembelajaran bagi mereka yang akan menghadapi akhir za-

man, agar mereka juga, melalui kesabaran dan penghiburan ayat firman Tuhan 

ini, memiliki pengharapan. Kita menemukan tiga hal yang sangat menguatkan 

hati di sini:  

I. Bahwa akan ada penghakiman, dan Tuhan  lah hakimnya. Nah, manusia 

memiliki hari kejayaannya, dan setiap penipu merasa dia harus 

mendapatkan hari kejayaannya, dan dia berjuang untuk itu. namun  , 

Tuhan menertawakan orang fasik itu, sebab Ia melihat bahwa harinya sudah 

dekat (Mzm. 37:13). Aku terus melihat (ay. 9) sampai takhta-takhta 

diletakkan, bukan hanya takhta-takhta binatang-binatang besar itu, namun  

segala pemerintahan, kekuasaan, kekuatan yang didirikan menentang 

kerajaan Tuhan   di antara manusia (1Kor. 15:24). Takhta-takhta ini yaitu  

takhta-takhta kerajaan dunia, dibandingkan dengan kerajaan Tuhan  . Mereka 

yang melihat takhta-takhta ini ditegakkan hanya perlu menanti sekejap saja 

sebelum melihat takhta-takhta itu dihancurkan. Aku terus melihat sampai 

takhta-takhta ditegakkan (bisa juga dibaca demikian), takhta Kristus dan 

takhta Bapa-Nya. Salah satu rabi mengakui bahwa takhta-takhta ini 

ditegakkan, satu untuk Tuhan  , dan yang lain untuk Anak Daud. Takhta peng-

adilan (KJV: penghakiman) yang didirikan di sini (ay. 10). Nah, 

1. Takhta penghakiman ini dimaksudkan untuk memberitakan 

pemerintahan Tuhan   yang bijaksana dan benar atas dunia dengan 

tindakan penyelenggaraan-Nya. Takhta pengadilan ini juga 

memberitakan kepuasan tak terkatakan yang diberikannya kepada 

semua orang benar, di tengah kegoncangan dan perubahan keadaan dan 

kerajaan, bahwa TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan 

kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu (Mzm. 103:19), sesungguhnya 

ada Tuhan   yang memberi keadilan di bumi (Mzm. 58:12).  

2. Takhta penghakiman ini mungkin mengacu pada penghancuran oleh 

sebab  tindakan penyelenggaraan Tuhan  , yang ditimpakan atas 

kekaisaran Siria, atau Romawi, akibat kelaliman mereka terhadap umat 

Tuhan  . namun  ,  

3. Takhta penghakiman ini tampaknya terutama dipakai untuk 

menjelaskan penghakiman terakhir. Meskipun penghakiman ini tidak 

langsung terjadi jsesudah  kekuasaan binatang keempat itu, bahkan, 

meskipun masih belum terjadi, dan mungkin masih beberapa masa lagi 

baru terjadi, namun  umat Tuhan   di segala masa diharapkan menguatkan 

dirinya, dalam segala kesesakan mereka, dengan mempercayai dan 

memandang ke depan pada penghakiman itu. Henokh, keturunan 

ketujuh dari Adam, menubuatkan hal ini (Yud. 14). Apakah mulut musuh 

menyombong (KJV: membicarakan hal-hal yang besar) (ay. 8). Inilah hal-

hal yang jauh lebih besar lagi, yang dikatakan oleh mulut Tuhan. Banyak 

nubuat Perjanjian Baru tentang penghakiman yang akan datang jelas 

mengacu pada penglihatan ini, terutama penglihatan Rasul Yohanes 

tentang penghakiman (Why. 20:11-12). 

(1) Hakimnya sendiri yaitu  Yang Lanjut Usianya, yang kemuliaan 

hadiratnya dipaparkan di sini. Dia disebut Yang Lanjut Usianya, 

sebab  Dia-lah Tuhan   dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Di 

antara manusia, kita mengakui bahwa hikmat ada pada orang yang 

tua dan yang sudah lanjut usianya berbicara. Oleh sebab itu, 

bukankah sudah selayaknya semua makhluk bungkam di hadapan 

Dia Yang Lanjut Usianya? Kemuliaan Sang Hakim di sini dinyatakan 

dengan pakaian-Nya, yang putih seperti salju, yang menunjukkan 

kemegahan dan kemurnian-Nya dalam melakukan keadilan-Nya. 

Rambut-Nya bersih dan putih, seperti bulu domba, seperti kepala 

yang putih dan beruban, Dia tampak agung.  

(2) Takhtanya sangat menakutkan. Kursi-Nya dari nyala api, mengerikan 

bagi orang jahat yang akan dipanggil ke hadapan-Nya. Dan takhta itu 

dapat bergerak dengan roda, atau paling tidak dengan kereta yang 

dikendarai-Nya untuk mengelilingi lintasan itu. Roda-rodanya dari 

api yang berkobar-kobar, untuk menghabisi musuh, sebab Tuhan   kita 

yaitu  api yang menghanguskan, dan pada-Nya ada perapian yang 

abadi (Yes. 33:14). Penyataan ini diuraikan di ayat 10. Bagi semua 

sahabat setia-Nya, di sana mengalir ke luar dari takhta Tuhan   dan 

takhta Anak Domba itu sungai air kehidupan (Why. 22:1), dan bagi 

semua musuh-Nya yang tidak mau tunduk, di sana timbul dan 

mengalir dari hadapan takhta-Nya suatu sungai api, sungai belerang 

(Yes. 30:33), api yang akan menjilat di hadapan-Nya. Dia yaitu  saksi 

yang setia, dan perkataan-Nya yaitu  firman yang digerakkan roda.  

(3) Pengiring-Nya banyak dan sangat semarak. Shakinah selalu dilayani 

oleh malaikat-malaikat. Demikian pula di sini (ay. 10): seribu kali 

beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di 

hadapan-Nya. Itulah kemuliaan-Nya bahwa Ia memiliki pengiring 

yang sedemikian banyak, namun kemuliaan-Nya bahkan lebih besar 

lagi sebab  Dia tidak membutuhkan mereka dan tidak diuntungkan 

oleh kehadiran mereka. Lihatlah betapa banyak penghuni sorga yaitu 

beribu-ribu malaikat, dan betapa tunduknya mereka.  Mereka berdiri 

di hadapan Tuhan  , siap melaksanakan perintah-Nya dan segera 

menanggapi maklumat kehendak dan kesukaan-Nya. Mereka 

terutama akan dipakai sebagai pelayan-pelayan bagi peradilan yang 

akan dijalankan-Nya di hari penghakiman terakhir, saat  Anak 

Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-

sama dengan Dia. Henokh menubuatkan bahwa Tuhan akan datang 

dengan beribu-ribu malaikat kudus-Nya.  

(4) Prosesnya adil dan tidak bisa digugat: Sidang pengadilan digelar, 

secara umum dan terbuka, agar semua orang dapat menyaksikannya. 

Kemudian, dibukalah Kitab-kitab. Seperti sidang pengadilan manusia, 

pemeriksaan perkara dibuat secara tertulis dan tercatat, yang 

semuanya dibuka saat sidang digelar. Pemeriksaan saksi-saksi 

dilakukan dan pernyataan kesaksian diteguhkan dengan sumpah. 

Untuk memastikan kebenaran perkara, kitab-kitab undang-undang 

dan hukum diteliti, agar jelas apa yang dikatakan hukum mengenai 

perkara itu. Jadi, pada hari penghakiman besar itu, keadilan 

putusannya merupakan bukti yang tidak dapat diragukan, seolah 

kitab-kitab dibuka untuk membenarkannya.  

II. Bahwa musuh-musuh jemaat Tuhan   yang sombong dan lalim itu pasti diberi 

ganjaran dan dihancurkan pada waktunya (ay. 11-12). Hal ini ditunjukkan di 

sini,  

1. Dengan dihancurkannya binatang keempat. Pertikaian Tuhan   dengan 

binatang keempat ini sebab  perkataan sombong yang diucapkan tanduk 

itu, menentang sorga, dan bersorak menginjak-injak hal-hal yang kudus. 

Hal ini membangkitkan murka Tuhan   lebih dari apa pun, yaitu saat  

musuh lawan mereka salah mengerti (Ul. 32:27, AYT: menjadi sombong). 

Oleh sebab  itu, Firaun harus ditundukkan kesombongannya, sebab  ia 

berkata, Siapakah Tuhan? dan berkata, Aku akan mengejar, akan 

mencapai mereka. Henokh menubuatkan bahwa sebab  itu Tuhan akan 

datang untuk menghakimi dunia, agar Ia dapat menjatuhkan hukuman 

atas orang-orang fasik sebab  semua kata-kata nista mereka, Yud. 15. 

Perhatikanlah, kata-kata hebat hanyalah kata-kata sia-sia yang harus 

dipertanggungjawabkan orang pada hari yang hebat itu. Dan lihatlah apa 

jadinya dengan binatang yang bermulut besar itu: Binatang itu dibunuh, 

tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. 

jsesudah  pemerintahan Antiokhos, kekaisaran Siria pun hancur. Antiokhos 

sendiri meninggal sebab  penyakit yang menyengsarakan dan 

keluarganya ditumpas. Kerajaannya perlahan-lahan ditumpas oleh Partia 

dan Armenia, dan akhirnya dibuat menjadi salah satu propinsi 

kekaisaran Romawi oleh Pompeius. Kekaisaran Romawi sendiri (jika kita 

menafsirkannya sebagai binatang besar keempat), jsesudah  mulai meng-

aniaya orang Kristen, semakin mengecil dan akhirnya pudar, dan 

dihancurkan. Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN dan 

dibunuh di hadapan-Mu.  


2. Dengan direndahkan dan dilemahkannya ketiga binatang yang lain (ay. 

12): Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut. Mereka 

dilumpuhkan sehingga tidak dapat lagi melakukan kejahatan-kejahatan 

seperti yang telah mereka lakukan terhadap jemaat dan umat Tuhan  . 

Jangka hidup mereka ditentukan, sampai pada waktu dan saatnya, yaitu 

waktu yang telah ditetapkan, batas yang tidak dapat mereka lewati. 

Kekuatan kerajaan-kerajaan sebelumnya sebenarnya sudah dihancur-

kan, namun  orang-orangnya tinggal lesu, lemah, dan payah. Kita dapat 

mengaitkan hal ini untuk menjelaskan sisa-sisa dosa yang masih ada 

dalam hati orang-orang benar. Kecemaran ada dalam diri mereka, dan 

masa hidup kecemaran itu diperpanjang, sehingga mereka tidak benar-

benar bebas dari dosa. namun  , kekuasaan dosa itu sudah dicabut, 

sehingga dosa tidak berkuasa lagi di dalam tubuh mereka yang fana. Jadi 

demikianlah Tuhan   berurusan dengan musuh-musuh jemaat-Nya. 

Terkadang Tuhan   mematahkan gigi mereka (Mzm. 3:8), saat Dia tidak 

mematahkan leher mereka. Dia meremukkan perbuatan penganiayaan, 

namun  menunda hukuman para penganiaya, untuk memberi mereka 

waktu untuk bertobat. Dan memang benar bahwa Tuhan  , dalam tindakan-

Nya, akan melakukannya menurut waktu dan cara-Nya sendiri.  

III. Bahwa kerajaan Mesias akan didirikan, dan ditegakkan di dunia, sekalipun 

ada segala perlawanan dari kuasa-kuasa kegelapan. Biar saja orang fasik 

rusuh dan gusar sesukanya, Tuhan   tetap akan melantik raja-Nya di Sion, 

gunung-Nya yang kudus. Daniel melihat hal ini dalam penglihatan, dan 

menghibur dirinya dan teman-temannya dengan pengharapan itu. 

Penglihatan ini sama dengan penglihatan Nebukadnezar, bahwa tanpa 

perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung, yang 

menghancurkan patung itu berkeping-keping. Namun, lebih banyak Injil 

murni dinyatakan dalam penglihatan Daniel dibandingkan  penglihatan 

Nebukadnezar.  

1. Mesias di sini disebut Anak manusia, seorang seperti anak manusia. Ia 

datang dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, 

dan dalam keadaan sebagai manusia. Aku melihat seorang seperti anak 

manusia, seorang yang betul-betul sesuai dengan gagasan yang 

terbentuk dalam tujuan ilahi mengenai Dia yang sesudah kegenapan 

waktu akan menjadi Pengantara antara Tuhan   dan manusia. Dia seperti 

anak manusia, namun  sebenarnya Anak Tuhan  . Juruselamat kita tampak 

jelas mengacu pada penglihatan ini saat  Dia mengatakan (Yoh. 5:27) 

bahwa Bapa memberi  kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, sebab  

Ia yaitu  Anak Manusia dan sebab  Dialah orang yang dilihat Daniel 

dalam penglihatan, orang yang akan menerima kerajaan dan kekuasaan 

yang diberikan itu.  

2. Ia dikatakan datang dengan awan-awan dari langit. Beberapa orang 

menafsirkan hal ini sebagai peristiwa penjelmaan-Nya menjadi manusia. 

Dia turun dalam awan-awan dari langit, datang ke dalam dunia tanpa 

terlihat, seperti saat kemuliaan Tuhan menguasai Bait Suci dalam awan. 

Kekaisaran-kekaisaran dunia seperti binatang-binatang besar yang naik 

dari dalam laut. namun  , kerajaan Kristus datang dari atas. Dia ada-

lah Tuhan yang berasal dari sorga. Menurut saya, hal ini lebih mengacu 

pada kenaikan-Nya. saat  Dia kembali kepada Bapa, mata murid-murid-

Nya mengikuti-Nya sampai awan menutup-Nya dari pandangan mereka 

(Kis. 1:9). Dia menjadikan awan itu kendaraan-Nya, yang dikendarai-Nya 

dengan jaya penuh kemenangan ke dunia yang ada di atas. Dia datang 

dengan cepat, tak dapat dilawan, dan dengan megah sebab  Dia datang 

dengan awan-awan dari langit.  

3. Dia di sini digambarkan memiliki kekuasaan Yang Mahabesar di sorga. 

Saat awan menutup-Nya dari pandangan murid-murid-Nya, penting 

sekali kita mempertanyakan (seperti yang dilakukan rombongan nabi 

mengenai Elia dalam kejadian yang mirip dengan ini) ke mana awan itu 

membawa-Nya, ke mana awan itu menempatkan-Nya. Di sini kita diberi 

tahu, terutama untuk menghiburkan kita, bahwa Ia datang kepada Yang 

Lanjut Usianya itu. Ia pergi kepada Bapa-Nya dan Bapa kita, kepada 

Tuhan  -Nya dan Tuhan   kita (Yoh. 20:17). Dari Bapalah Dia datang, dan 

kepada-Nya Dia kembali, untuk dimuliakan bersama-Nya, dan duduk di 

sebelah kanan-Nya. Dengan penuh sukacita Dia mengatakan, sekarang 

Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. namun  , apakah Dia 

disambut? Ya, Ia pasti disambut, sebab Ia dibawa ke hadapan-Nya. Ia 

dibawa masuk ke dalam hadirat Bapanya, dengan diiringi dan dipuja 

oleh semua malaikat Tuhan   (Ibr. 1:6). Tuhan   membuat Dia maju dan 

mendekat kepada-Nya, sebagai pembela dan penjaga kita (Yer. 30:21), 

sehingga melalui Dia kita dibuat menjadi dekat. Ia dibawa mendekat 

kepada Yang Lanjut Usianya itu, yang berarti bahwa Bapa menerima 

korban yang Dia persembahkan dan tebusan yang telah Dia lakukan, dan 

Bapa sepenuhnya berkenan pada semua yang telah Dia perbuat. Dia di-

bawa menghadap sebagai imam besar kita, yang untuk kita masuk 

sampai ke belakang tabir, dan sebagai Perintis bagi kita.  

4. Dia di sini digambarkan memiliki pengaruh mahabesar atas bumi ini (ay. 

14). Saat Ia pergi untuk dimuliakan bersama Bapa-Nya, Ia diberi kuasa 

atas segala yang hidup (Yoh. 17:2, 5). Dengan mata yang tertuju pada 

peristiwa inilah, Daniel dan teman-temannya dihiburkan, yaitu bahwa 

bukan saja kekuasaan musuh jemaat akan dicabut (ay. 12), namun  juga 

bahwa Sang Kepala dan Sahabat terbaik jemaat akan diberi kekuasaan. 

Di hadapan-Nya semua orang akan bertekuk lutut dan memuliakan Tuhan   

(Flp. 2:9-10). Kepada-Nya diberikan kemuliaan dan kekuasaan sebagai 

raja, dan diberikan oleh Dia yang memiliki hak mutlak untuk 

memberi nya. Beberapa orang menafsirkan, dengan melihat pada 

kata-kata ini, Juruselamat kita mengajar kita untuk mengakuinya dalam 

Doa Bapa Kami, sebab  Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa 

dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Di sini diberitahukan bahwa 

kerajaan Penebus yang ditinggikan itu akan menjadi,  

(1) Kerajaan atas seluruh dunia, satu-satunya kerajaan yang berkuasa 

atas segalanya. Tidak peduli siapa pun yang mengaku-ngaku 

berkuasa atau hendak berkuasa, Orang-orang dari segala bangsa, 

suku bangsa dan bahasa akan takut akan Dia, dan akan berada di 

bawah kedaulatan-Nya, entah sebagai warga yang sukarela atau 

sebagai tawanan yang ditaklukkan-Nya, untuk dikuasai atau 

diperintah oleh-Nya. Dengan cara apa pun, kerajaan-kerajaan dunia 

akan menjadi milik kerajaan-Nya.  

(2) Kerajaan yang kekal. Kekuasaan-Nya tidak akan lenyap (KJV: tidak 

akan diserahkan) kepada penerus mana pun, apalagi kepada 

penjajah, dan kerajaan-Nya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. 

Bahkan pintu-pintu alam maut, maupun kuasa dan kekuasaan 

neraka, tidak akan tahan terhadapnya. Jemaat Tuhan   akan terus giat 

bekerja sampai akhir zaman, dan berkemenangan sampai selama-

lamanya.  

Penglihatan Mengenai Empat Binatang 

(7:15-28) 

15 Maka aku, Daniel, terharu sebab  hal itu, dan penglihatan-penglihatan yang kulihat itu 

menggelisahkan aku. 16 Lalu kudekati salah seorang dari mereka yang berdiri di sana dan 

kuminta penjelasan tentang semuanya itu. Maka berkatalah ia kepadaku dan 

diberitahukannyalah kepadaku maknanya: 17 Binatang-binatang besar yang empat ekor 

itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi; 18 sesudah itu orang-orang kudus 

milik Yang Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang peme-

rintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya.  

19 Lalu aku ingin mendapat penjelasan tentang binatang yang keempat itu, yang berbeda 

dengan segala binatang yang lain, yang sangat menakutkan, dengan gigi besinya dan kuku 

tembaganya, yang melahap dan meremukkan dan menginjak-injak sisanya dengan 

kakinya; 20 dan tentang kesepuluh tanduk yang ada pada kepalanya, dan tentang tanduk 

yang lain, yakni tanduk yang memiliki  mata dan yang memiliki  mulut yang 

menyombong, yang tumbuh sehingga patahlah tiga tanduk, dan yang lebih besar rupanya 

dari tanduk-tanduk yang lain. 21 Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-

orang kudus dan mengalahkan mereka, 22 sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan 

keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya 

datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan. 23 Maka demikianlah katanya: 

Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan 

berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan 

meremukkannya. 24 Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan 

itu. Sesudah mereka, akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu 

dan akan merendahkan tiga raja. 25 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang 

Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia 

berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam 

tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. 26 Lalu Majelis Pengadilan 

akan duduk, dan kekuasaan akan dicabut dari padanya untuk dimusnahkan dan 

dihancurkan sampai lenyap. 27 Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari 

kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, 

umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka yaitu  pemerintahan yang kekal, dan 

segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka. 28 Sekianlah berita itu. 

Adapun aku, Daniel, pikiran-pikiranku sangat menggelisahkan aku, sehingga aku menjadi 

pucat; dan aku menyimpan hal itu dalam ingatanku.” 

Di sini kita melihat,  

I. Kesan mendalam yang dirasakan sang nabi sebab  penglihatan-penglihatan 

ini. Tuhan   memberinya kehormatan dengan menyatakan penglihatan-

penglihatan itu, dan memberinya kepuasan, namun  bukan tanpa rasa nyeri 

dan kebingungan yang besar: Maka aku, Daniel, terharu sebab  hal itu (ay. 

15, KJV: Aku, Daniel, berduka dalam rohku di tengah-tengah tubuhku). Kata 

yang di sini digunakan untuk tubuh tepatnya menggambarkan selongsong 

atau sarung, sebab  tubuh tidak lebih dari itu bagi jiwa. Jiwalah senjatanya. 

Jiwalah yang terutama harus kita jaga. Penglihatan-penglihatan yang kulihat 

itu menggelisahkan aku, dan lagi (ay. 28), pikiran-pikiranku sangat 

menggelisahkan aku. Cara penglihatan-penglihatan ini dinyatakan 

kepadanya membuatnya kewalahan, dan membuat pikirannya sangat 

tertekan sehingga rohnya putus asa. Selama rohnya diliputi kuasa ilahi, 

kekuatannya terkuras dan membuatnya tak sadarkan diri. Penglihatan-

penglihatan itu sendiri menakjubkan dan mengherankan baginya, dan 

membuatnya kebingungan, sampai saat ia sadar kembali dan menguasai 

dirinya, dan mengalahkan rasa ngeri dengan penghiburan yang 

dirasakannya dari penglihatan itu.  

II. Keinginannya yang kuat untuk memahami makna penglihatan-penglihatan 

itu (ay. 16): Lalu kudekati salah seorang dari mereka yang berdiri di sana, 

yaitu salah satu malaikat yang datang mengiringi Anak Manusia dalam 

kemuliaan-Nya, dan kuminta penjelasan (maksud dan makna sebenarnya) 

tentang semuanya itu. Perhatikanlah, sangatlah perlu bagi kita untuk 

mengetahui makna yang benar dan penuh akan perkara yang kita lihat atau 

dengar dari Tuhan  . Orang yang ingin mengetahuinya harus menanyakannya 

melalui doa yang tak putus-putusnya dan penuh kesungguhan serta dengan 

rancangan sudah rampung (KJV: melakukan pencarian mendalam).  

III. Jawaban yang diberikan kepadanya agar dia dapat memahami penglihatan 

ini. Malaikat itu memberitahukan kepadanya, dan memberitahukannya 

dengan sangat jelas sehingga ia mengerti maknanya dan menjadi sedikit 

lebih tenang.  

1. Binatang-binatang besar itu yaitu  raja-raja besar dan kerajaan mereka, 

yang akan muncul dari dalam bumi seperti binatang-binatang itu keluar 

dari dalam laut (ay. 17). Mereka hanyalah terraefilii – berasal dari 

bawah. Mereka berasal dari bumi, dan dasar mereka dalam debu. Mereka 

berasal dari tanah, dibentuk dalam debu, dan akan kembali menjadi 

debu.  

2. Daniel sangat paham mengenai ketiga binatang besar yang pertama. 

namun  , mengenai binatang besar yang keempat, ia ingin lebih 

banyak tahu, sebab  binatang itu banyak berbeda dari semua binatang 

yang lain. Binatang itu sangat menakutkan, dan bukan itu saja, juga 

sangat jahat, melahap dan meremukkan (ay. 19). Mungkin binatang ini 

yang membuat Daniel begitu ketakutan, dan bagian penglihatan ini 

menyusahkannya lebih dibandingkan  yang lain. Namun terutama ia ingin 

tahu apakah yang dilambangkan dengan tanduk yang kecil itu, tanduk 

yang memiliki  mata dan yang memiliki  mulut yang menyombong, 

dan yang rupanya lebih menakutkan dan mengerikan dibandingkan  tanduk-

tanduk yang lain (ay. 20). Tanduk inilah yang paling ingin dimengerti, 

sebab  tanduk inilah yang berperang melawan orang-orang kudus dan 

mengalahkan mereka (ay. 21). saat  yang dimaksudkan tidak lebih dari 

anak manusia berperang satu sama lain, dan menguasai satu sama lain, 

sang nabi tidak terlihat terlalu khawatir, dia tidak lain dari beling periuk 

saja! (KJV: biar saja beling periuk berbantah dengan beling periuk dan 

saling meremukkan sampai berkeping-keping). Namun, saat mereka 

berperang melawan orang-orang kudus, saat anak-anak Sion yang ber-

harga, yang setimbang dengan emas tua, diremukkan seperti belanga 

tanah, maka saatnya kita bertanya, “Apakah arti semua ini? Akankah 

Tuhan membuang umat-Nya? Akankah Dia membiarkan musuh-musuh 

mereka menginjak-injak mereka dan menguasai mereka? Apakah tanduk 

yang sama ini yang akan mengalahkan orang-orang kudus dengan hebat-

nya?” Terhadap pertanyaan ini, malaikat penafsirnya menjawab (ay. 23-

25), bahwa binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat, yang 

akan menelan seluruh bumi, atau (dapat dibaca sebagai) seluruh negeri. 

Bahwa kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja, dan tanduk kecil itu 

ialah raja yang akan merendahkan tiga raja, dan akan sangat menghina 

Tuhan   dan umat-Nya. Raja itu akan bertindak, 

(1) Sangat durhaka terhadap Tuhan  . Ia akan mengucapkan perkataan 

yang menentang Yang Mahatinggi, menentang Dia, kekuasaan dan 

keadilan-Nya.  

(2) Berlaku semena-mena terhadap umat Tuhan  . Ia akan menganiaya 

orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi. Ia tidak akan menumpas 

mereka sekaligus, namun  akan menganiaya mereka dengan 

penindasan berkepanjangan dan memberi mereka penderitaan yang 

tak henti-henti, menghancurkan harta milik mereka dan 

melemahkan keluarga mereka. Rancangan setan selalu ingin meng-

aniaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, agar mereka tidak 

diingat lagi. namun , usahanya sia-sia, sebab  selama masih ada dunia, 

Tuhan   pasti memiliki jemaat di dalamnya. Ia berusaha untuk 

mengubah waktu dan hukum, menghapuskan semua peraturan dan 

ketetapan agama, dan membuat semua orang mengatakan dan 

melakukan yang diinginkannya. Ia akan menginjak-injak hukum dan 

adat istiadat, baik yang berasal dari manusia maupun yang ilahi. 

Diruit, aedificut, mutat quadrata rotundis – Ia meruntuhkan, ia mem-

bangun, ia mengubah persegi menjadi bulat, seakan-akan ia bahkan 

ingin mengubah ketetapan sorga. Dan upayanya yang lancang ini 

akan berhasil selama suatu masa. Mereka akan diserahkan ke dalam 

tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa, yaitu, 

selama tiga setengah tahun. Inilah nubuat ukuran waktu yang 

terkenal itu, yang kita jumpai dalam Kitab Wahyu, yang terkadang 

disebut empat puluh dua bulan, terkadang 1260 hari, namun  pada 

dasarnya semua mengacu pada hal yang sama. namun  , di akhir 

masa itu Majelis Pengadilan akan duduk, dan kekuasaan akan dicabut 

dari padanya (ay. 26), yang dijelaskan malaikat itu (ay. 11) bahwa 

binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan. Dan (seperti penafsiran 

Tuan Mede, ay. 12) mengenai bagian binatang-binatang yang lain, 

yaitu kesepuluh tanduk itu, terutama tanduk kecil yang pongah itu 

(demikianlah dia menyebutnya), kekuasaannya akan dicabut. Nah, 

pertanyaannya yaitu , siapakah musuh ini, yang kemunculan, 

pemerintahan, dan kehancurannya dinubuatkan? Para penafsir tidak 

semuanya sepakat. Beberapa orang menafsirkan kerajaan keempat 

sebagai Seleukia, dan tanduk kecil itu sebagai Antiokhos, dan 

menunjukkan penggenapan semua ini dalam sejarah kaum Makabe. 

Jadi raja-raja itu yaitu  Junius, Piscator, Polanus, Broughton, dan 

banyak lagi. namun  , penafsir lain melihat kerajaan keempat 

sebagai Romawi, dan tanduk kecil itu Julius Caesar dan raja-raja yang 

menggantikannya (menurut Calvin), sang antikristus, si pendurhaka 

itu, yang seperti tanduk kecil ini, akan dimusnahkan oleh Kristus 

kalau Ia datang kembali. Ada juga pemimpin gereja yang 

menganggap diri berkuasa untuk mengubah waktu dan hukum, 

memiliki potestas autokratorikē – kuasa yang mutlak dan 

sepenuhnya. Penafsir lain melihat tanduk kecil itu sebagai kekaisaran 

Turki, yaitu Luther, Vatablus, dll. Nah, saya tidak bisa membuktikan 

salah satu pihak salah, sebab  nubuat adakalanya memiliki banyak 

penggenapan, dan kita semestinya memberi ayat firman Tuhan 

keluasan penuh (baik dalam penglihatan ini maupun dalam banyak 

perbedaan dalam penglihatan lain). Saya menganggap semua 

tafsiran tadi benar, dan melihat bahwa nubuat ini terutama mengacu 

pada kekaisaran Siria, dan dimaksudkan untuk menguatkan hati 

orang Yahudi yang menderita di bawah pemerintahan Antiokhos, 

agar mereka dapat melihat bahwa masa-masa menyedihkan ini pun 

sudah dinubuatkan, sehingga mereka dapat memandang pada 

kemuliaan yang ada di ujungnya, dan bahwa para penindas mereka 

pada akhirnya akan dihancurkan. Dan yang terbaik dari semuanya, 

mereka dapat melihat, tak lama sesudahnya, penegakan kerajaan 

Mesias di dunia. Dengan pengharapan ini, sudah biasa para nabi 

sebelumnya menghibur umat Tuhan   dalam kesesakannya. Namun, 

nubuat ini memiliki makna untuk masa mendatang juga, dan 

menubuatkan adanya kuasa penganiayaan dan kemarahan yang 

sama pada bangsa kafir Romawi terhadap agama Kristen, seperti 

yang dilakukan Antiokhos terhadap bangsa Yahudi yang saleh dan 

agama mereka. Dan Rasul Yohanes, dalam penglihatan-penglihatan 

dan nubuat-nubuatnya, yang terutama menunjuk pada Romawi, jelas 

mengacu, dalam banyak hal, pada penglihatan-penglihatan Daniel 

ini.  

3. Daniel diberi penglihatan yang penuh sukacita akan kejayaan kerajaan 

Tuhan   di antara manusia, dan kemenangan-Nya atas semua lawan pada 

akhirnya. Dan sangat jelas terlihat bahwa di tengah-tengah nubuatan 

tentang tekanan dan kegeraman musuh, datangnya pengharapan ini 

dimunculkan dengan tiba-tiba (ay. 18, 22), tanpa diduga sebelumnya, 

muncul di tengah-tengah penglihatan, untuk ditafsirkan di ayat 26-27. 

Dan hal ini juga mengacu, 

(1) Pada hari-hari kejayaan jemaat Yahudi, jsesudah  mereka melewati 

badai di bawah pemerintahan Antiokhos, dan kuasa yang diperoleh 

kaum Makabe atas musuh-musuhnya.  

(2) Pada penegakan kerajaan Mesias di dunia melalui pemberitaan Injil. 

Kristus datang ke dalam dunia untuk menghakimi, untuk memerintah 

melalui Roh-Nya, dan untuk membuat orang-orang kudus-Nya 

menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Tuhan  -Nya.  

(3) Pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, saat orang-orang 

kudus akan menghakimi dunia, duduk bersama-Nya di takhta-Nya, 

dan menang atas keruntuhan kerajaan iblis untuk selama-lamanya. 

Marilah kita menyimak apa yang dinubuatkan di sini.  

[1] Yang Lanjut Usianya itu akan datang (ay. 22). Tuhan   akan 

menghakimi dunia melalui Anak-Nya. Kepada Anak-Nya Tuhan   

telah menyerahka