h,
sampai ia tidak pernah mencari-cari dalih untuk melalaikannya. Sebab,
kalau ia mencari-cari alasan untuk itu, maka tentu saja sekarang ia harus
meninggalkan ibadahnya itu,
(1) sebab beribadah dilarang oleh raja yang yaitu tuannya, dan juga
untuk menghormati sang raja. Namun, sudah menjadi pernyataan
yang tidak diragukan lagi, bahwa kita harus lebih menaati Tuhan
dibandingkan manusia.
(2) sebab hal itu bisa saja membuat Daniel kehilangan nyawa. Namun,
sudah menjadi pernyataan yang tidak bisa disangkal lagi, bahwa
orang-orang yang menyia-nyiakan jiwanya, seperti yang diperbuat
orang-orang yang hidup tanpa doa, demi menyelamatkan nyawanya,
sebenarnya justru sangat merugikan diri. Meskipun dalam hal ini
mereka, seperti halnya raja Tirus, merasa hikmat mereka melebihi
hikmat Daniel, namun pada akhirnya nanti mereka akan seperti
orang bodoh.
Daniel di Dalam Gua Singa
(6:12-18)
12 Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan
bermohon kepada Tuhan nya. 13 Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan
kepadanya tentang larangan raja: “Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan,
supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada
salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam
gua singa?” Jawab raja: “Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan
Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.” 14 Lalu kata mereka kepada raja: “Daniel, salah
seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak
mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, namun tiga kali sehari ia mengucapkan
doanya.” 15 jsesudah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan
untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk
menolongnya. 16 Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata
kepadanya: “Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia
tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!” 17 Sesudah
itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa.
Berbicaralah raja kepada Daniel: “Tuhan mu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya
yang melepaskan engkau!”
18 Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu
dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam
hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa.
Di sini diceritakan tentang,
1. Bukti bahwa Daniel berdoa kepada Tuhan nya, meskipun telah dikeluarkan
keputusan yang melarang hal itu (ay. 12): Lalu orang-orang itu bergegas-
gegas masuk, kemudian bergegas-gegas berkumpul, demikianlah arti kata
yang dipakai, kata yang sama yang juga dipergunakan di ayat 7, yang
dipinjam dari Mazmur 2:1, Mengapa rusuh bangsa-bangsa? Mereka datang
bersama menemui Daniel, mungkin dengan berpura-pura untuk urusan
tugas, pada waktu yang mereka ketahui merupakan saat teduh Daniel
seperti biasanya. Dan seandainya pun mereka tidak mendapatinya sedang
berdoa, mereka tentu akan mencela dia sebab bersikap pengecut dan tidak
mempercayakan diri kepada Tuhan nya. Namun, seperti yang lebih mereka
harapkan, mereka mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada
Tuhan nya. Sebagai balasan terhadap kasihnya mereka menuduh dia. Namun,
seperti halnya Daud, bapa leluhurnya, Daniel mendoakan mereka (Mzm.
109:4).
2. Perbuatannya itu diadukan kepada raja. saat mendapatkan alasan untuk
menyerang Daniel menyangkut Taurat Tuhan nya, mereka tidak membuang-
buang waktu dan segera menghadap raja (ay. 13). Sesudah memastikan
bahwa bukankah telah dibuat undang-undang dan memperoleh pengakuan
raja tentang hal itu, bahwa keputusan itu telah disahkan sedemikian rupa
hingga tidak mungkin diubah lagi, mereka lalu menuduh Daniel (ay. 14).
Keterangan tentang dirinya yang mereka berikan itu sebegitu rupa untuk
merisaukan raja dan membuatnya semakin geram terhadap Daniel. “Daniel
salah seorang buangan dari Yehuda. Ia orang dari suku Yehuda, bangsa yang
tercela itu, dan sekarang menjadi tawanan hina. Ia tidak dapat menyebut apa
pun sebagai miliknya selain yang diterimanya berkat perkenan raja. Namun,
ia tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan
yang tuanku keluarkan.” Perhatikanlah, bukan hal baru jika hal yang
dilakukan dengan setia dan penuh kesadaran terhadap Tuhan , diberitahukan
dengan cara yang tidak benar sebagai sesuatu yang dilakukan dengan sikap
keras kepala dan melawan kuasa pemerintah. Artinya, orang-orang kudus
yang terbaik justru dicela sebagai orang-orang yang paling buruk. Daniel
menghormati Tuhan , dan itulah sebabnya ia berdoa. Cukup beralasan bila kita
berpikir bahwa ia berdoa bagi raja dan pemerintahannya. Namun, hal ini
direkayasakan sebagai tidak menghormati raja. Roh luar biasa yang ada pada
Daniel, dan nama baik yang telah diraihnya, tidak mampu melindunginya
dari anak-anak panah beracun ini. Mereka tidak berkata, Daniel menaikkan
doa kepada Tuhan nya, sebab kalau mereka berkata demikian, maka Darius
bisa-bisa malah memuji Daniel sebab nya. Sebaliknya, mereka hanya
berkata, Daniel mengucapkan doanya, yang merupakan sesuatu yang dila-
rang undang-undang itu.
3. Keprihatinan luar biasa raja dalam hal ini. Sekarang ia merasa bahwa apa
pun yang pura-pura mereka lakukan, itu bukanlah untuk menghormati dia,
namun sebab Daniel-lah mereka mengusulkan undang-undang ini .
Sekarang sangat sedihlah ia sebab telah memberi kepuasan kepada
mereka dalam hal ini (ay. 15). Perhatikanlah, saat manusia menurutkan
kesenangan penuh kesombongan yang sia-sia dan menghibur diri dengan hal
yang membawa kesenangan itu, mereka sebenarnya tidak tahu kesusahan
seperti apa yang mereka siapkan bagi diri sendiri. Para penyanjung mereka
bisa saja terbukti menjadi penyiksa mereka, dan hanya membentangkan
jerat di depan kakinya. Sekarang raja mencari jalan untuk melepaskan Daniel.
Baik melalui sanggahan maupun wewenang, ia berusaha keras bahkan
sampai matahari masuk untuk menolongnya. Yaitu, ia membujuk para
pendakwa Daniel agar tidak bersikeras menjatuhkan hukuman ke atas Da-
niel. Perhatikanlah, sebab kurang pertimbangan, kita pun sering melakukan
hal itu. Akibatnya, jsesudah itu kita berulang kali melihat alasan untuk
berharap seandainya saja hal ini bisa dibatalkan. Itulah sebabnya kita
patut menempuh jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalan kita.
4. Pelanggaran yang menurut para penuntut harus diadili (ay. 16). Kita tidak
tahu apa yang dikatakan Daniel. Rajalah pembelanya. Ia tidak perlu
memperjuangkan perkaranya sendiri, namun tanpa bicara menyerahkan diri
dan perkaranya itu kepada Dia yang mengadili dengan benar. Sebaliknya,
para penuntut bersikukuh agar undang-undang dijalankan. Sudah menjadi
peraturan dasar undang-undang pemerintah Media dan Persia, yang
sekarang telah menjadi kerajaan bersama, bahwa tidak ada larangan atau
penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah. Kita menjumpai hal
yang sama di Kitab Ester 1:19; 8:8. Orang Kasdim mengagungkan kehendak
raja dengan memberinya kuasa untuk membuat dan membatalkan hukum
sesuka hati, untuk membunuh dan memelihara nyawa orang yang
dikehendakinya. Orang Persia mengagungkan hikmat raja mereka dengan
mempercayai bahwa peraturan apa pun yang telah disahkannya dengan
sepenuh hati itu begitu teguh hingga tidak mungkin bisa diubah atau
dibuang, seakan-akan tinjauan manusia dalam menyusun undang-undang
mampu melindunginya terhadap segala macam gangguan. namun ,
jika peraturan kerajaan Media dan Persia ini diterapkan seperti
seharusnya pada perkara Daniel (saya cenderung berpikir bukan demikian
halnya melainkan diselewengkan), maka sementara peraturan itu
menghormati kuasa raja untuk membuat undang-undang, namun di lain
pihak peraturan itu juga menghambat kuasanya untuk melaksanakan peme-
rintahan dan tidak memampukan raja memperlihatkan belas kasihan yang
menopang takhtanya, dan untuk menyelamatkan orang, yang merupakan
kemuliaan suatu pemerintahan. Orang-orang yang tidak membiarkan kuasa
tertinggi menyelenggarakan keadilan dengan ketetapan yang melumpuhkan,
ternyata tidak pernah mempertanyakan kuasanya untuk mengampuni
pelanggaran terhadap peraturan yang berkaitan dengan hukum. Kuasa ini
tidak diberikan kepada Darius. Lihatlah betapa kita perlu mendoakan para
pemimpin supaya mereka diberi hikmat oleh Tuhan , sebab mereka ini acap
kali dipersulit dengan kesukaran besar, bahkan raja-raja yang paling
bijaksana dan terbaik sekalipun.
5. Pelaksanaan hukum terhadap Daniel. Dengan sangat berat hati dan
bertentangan dengan hati nuraninya, raja sendiri menandatangani surat
perintah untuk pelaksanaan hukum ini . Maka Daniel, orang penting
yang patut dimuliakan itu, dengan perilaku agung serta manis itu, yang
begitu sering tampak hebat di pengadilan dan dewan pengurus istana, serta
lebih agung lagi saat berlutut, yang memiliki kuasa bersama Tuhan dan
manusia serta berjaya, digiring bagaikan pelanggar hukum paling keji,
padahal semata-mata ia hanya menyembah Tuhan nya saja, lalu dilemparkan
ke dalam gua singa supaya diterkam (ay. 17). Mau tidak mau orang
merasakan rahmat terdalam terhadap si penderita yang mulia ini, dan
merasa murka yang amat sangat terhadap para penuntut keji ini. Untuk
memastikan agar hukuman ini berjalan semestinya, sebuah batu diletakkan
pada mulut gua itu, lalu raja mencap batu itu. Ia, yang terlampau mudah
dipengaruhi, lalu dibujuk untuk memeteraikannya dengan cincin meterainya
sendiri (ay. 18), meterai menyedihkan yang digunakannya untuk menetapkan
undang-undang yang telah menjatuhkan Daniel. namun para pembesarnya
tidak mempercayainya, kecuali mereka juga membubuhkan meterai masing-
masing. Demikian pula waktu Kristus dikuburkan, para lawannya
memeteraikan batu yang digulingkan ke pintu kuburnya.
6. Dorongan semangat yang diberikan Darius kepada Daniel supaya ia
mempercayakan diri kepada Tuhan : Tuhan mu yang kausembah dengan tekun,
Dialah kiranya yang melepaskan engkau (ay. 17). Di sini,
(1) Darius membenarkan Daniel dari kesalahan, dengan mengakui bahwa
kejahatan Daniel yaitu sebab terus menyembah Tuhan nya dan tetap
melakukannya meskipun perbuatannya itu dianggap suatu kejahatan.
(2) Ia menyerahkan perkara ini kepada Tuhan untuk membebaskan Daniel
dari hukuman, sebab ia sendiri tidak berhasil melakukannya sendiri:
Dialah kiranya yang melepaskan engkau. Darius yakin bahwa Tuhan
Daniel mampu melepaskannya, sebab ia percaya bahwa Dia yaitu Tuhan
yang Mahakuasa. Ia memiliki alasan untuk berpikir bahwa Tuhan akan
melakukannya, jsesudah mendengar tentang bagaimana Ia melepaskan
teman-teman Daniel dalam perkara serupa dari perapian yang menyala-
nyala. Darius menyimpulkan bahwa Ia akan senantiasa setia kepada
orang-orang yang membuktikan diri setia kepada-Nya. Perhatikanlah,
orang-orang yang senantiasa melayani Tuhan akan senantiasa dipelihara
dan didukung oleh-Nya dalam melayani Dia.
Pemeliharaan dan Pembebasan Daniel
(6:19-25)
19 Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak
menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.
20 Pagi-pagi sekali saat fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru
ke gua singa; 21 dan saat ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan
suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: “Daniel, hamba Tuhan yang hidup, Tuhan mu
yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa
itu?” 22 Lalu kata Daniel kepada raja: “Ya raja, kekTuhan hidupmu! 23 Tuhan ku telah
mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak
mengapa-apakan aku, sebab ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; namun juga
terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” 24 Lalu sangat sukacitalah raja
dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel
dari dalam gua itu, dan tidak ada luka apa-apa padanya, sebab ia percaya kepada
Tuhan nya.
25 Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan
mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri
mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam
mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Di sini ada ,
I. Malam memilukan yang dilalui raja sebab memikirkan keadaan Daniel (ay.
19). Ia memang telah berkata bahwa Tuhan akan melepaskannya dari bahaya,
namun pada saat yang sama ia juga tidak dapat memaafkan diri sebab telah
melemparkan Daniel ke dalam bahaya itu. Sudah sepantasnya Tuhan
mengambil sahabat yang pernah diperlakukannya dengan kejam itu. Lalu
pergilah raja ke istananya, merasa kesal terhadap diri sendiri sebab per-
buatannya, dan menyebut diri tidak bijaksana dan tidak adil sebab tidak
menaati hukum Tuhan dan alam dengan non obstante – tidak menolak hukum
Media dan Persia. Ia tidak mau makan dan berpuasa semalam-malaman.
Hatinya begitu sedih dan takut. Ia menolak para penghibur, sebab tidak ada
yang lebih menyebalkan dibandingkan lagu-lagu yang dilantunkan bagi hati yang
berat. Ia pergi tidur, namun tidak kunjung terlelap. Ia dicekam oleh gelisah
sampai dini hari. Perhatikanlah, cara terbaik untuk mendapat istirahat
malam yang baik yaitu dengan memelihara hati nurani yang baik, sehingga
kita dapat berbaring dengan tenteram.
II. Pertanyaan penuh kecemasan yang dilontarkan raja perihal Daniel pada
keesokan paginya (ay. 20). Ia bangun pagi hari, pagi-pagi sekali saat fajar
menyingsing, sebab bagaimana mungkin ia bisa tetap berbaring di tempat
tidur saat ia tidak bisa terlelap sebab membayangkan Daniel, atau
berbaring dalam keadaan terjaga dengan tenang sementara memikirkan dia?
Begitu terbangun, raja pergi dengan buru-buru ke gua singa, sebab ia tidak
akan puas dengan sekadar mengutus pelayan (cara itu tidak dapat membuk-
tikan kasih sayangnya terhadap Daniel). Ia juga tidak akan sabar menunggu
sampai pelayan kembali kalau ia mengutusnya. saat raja tiba di gua singa,
sambil berharap bahwa Tuhan dengan kemurahan hati-Nya telah
membatalkan perbuatan jahat yang telah dilakukannya, ia berseru dengan
suara yang sayu, penuh cemas dan susah, Daniel! Apakah kau masih hidup?
Raja sangat ingin tahu, namun suaranya bergetar saat bertanya, sebab takut
kalau-kalau dijawab dengan raungan singa yang menuntut mangsa lebih
banyak. Daniel, hamba Tuhan yang hidup, Tuhan mu yang kausembah dengan
tekun, telah ditunjukkan oleh-Nya dan sanggupkah Ia melepaskan engkau
dari singa-singa itu? jika raja benar-benar paham saat ia menyebut Dia
Tuhan yang hidup, ia tentu tidak akan meragukan kemampuan-Nya untuk
memelihara hidup Daniel, sebab Dia yang yaitu hidup itu sendiri, akan
menghidupkan kembali siapa pun yang dikehendaki-Nya. Namun, apakah
dalam perkara ini Ia menganggap tepat untuk menyatakan kuasa-Nya? Apa
yang diragukan raja, dapat kita yakini, yaitu bahwa para hamba Tuhan yang
hidup memiliki Tuhan yang sangat mampu melindungi mereka dan
mendukung mereka dalam pelayanan-Nya.
III. Kabar sukacita yang diperolehnya: bahwa Daniel masih hidup, selamat, baik-
baik saja, dan tidak terluka di dalam gua singa (ay. 22-23). Daniel mengenali
suara raja meskipun sekarang sudah terdengar begitu sayu, lalu menjawab
dengan rasa hormat dan penuh penghargaan yang memang layak bagi
seorang raja: Ya raja, kekTuhan hidupmu. Daniel tidak mencelanya atas sikap
tidak baik terhadap dirinya itu, yang dengan mudah menyerah kepada niat
jahat para lawannya. Sebaliknya, untuk menunjukkan bahwa ia telah dengan
tulus memaafkan raja, ia menjumpainya dengan ucapan selamat.
Perhatikanlah, kita tidak boleh mencela orang-orang sebab sikap tidak baik
yang mereka lakukan terhadap kita, yang kita tahu telah melakukannya
dengan berat hati, dan sangat siap mencela diri sendiri sebab perbuatan
mereka itu. Jawaban yang diberikan Daniel kepada raja sangatlah baik dan
penuh kemenangan.
1. Tuhan telah memelihara nyawanya melalui mujizat. Darius telah
menyebut Dia Tuhan Daniel Tuhan mu yang kausembah dengan tekun.
Daniel menanggapinya seakan-akan melalui gema, Benar, Dialah Tuhan ku
yang kuakui dan yang mengakui aku, sebab Ia telah mengutus malaikat-
Nya. Sosok cemerlang dan agung yang sama, yang terlihat dalam rupa
seperti anak dewa bersama ketiga orang di dalam perapian yang
menyala-nyala itu, telah mengunjungi Daniel. Dan tampaknya, dalam
penampakannya, ia telah menerangi gua singa yang gelap itu, dan
menemani Daniel sepanjang malam. Malaikat itu telah mengatupkan
mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan dia.
Kehadiran malaikat itu bahkan membuat gua singa itu menjadi benteng,
istana, dan firdaus bagi Daniel. Sepanjang hidupnya, Daniel belum
pernah melewati malam yang lebih baik. Lihatlah kuasa Tuhan atas
makhluk-makhluk paling garang, dan percayalah kepada kuasa-Nya yang
mampu menahan singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
dapat ditelannya, sehingga tidak dapat melukai orang-orang kepunyaan-
Nya. Lihatlah pemeliharaan Tuhan terhadap mereka yang menyembah Dia
dengan setia, terutama saat Ia memanggil mereka untuk menderita bagi-
Nya. Jika Ia memelihara jiwa mereka dari dosa, menghibur jiwa mereka
dengan damai sejahtera-Nya, dan menerima jiwa mereka, maka sesung-
guhnya Ia telah mengatupkan mulut singa-singa itu supaya tidak dapat
melukai mereka. Lihatlah betapa siap para malaikat memberi
pelayanan demi kebaikan umat Tuhan , sebab mereka menyebut diri
kawan pelayan.
2. Di dalam apa yang terjadi ini Tuhan telah membela perkaranya. Daniel
digambarkan kepada raja sebagai orang yang tidak setia kepada dirinya
dan pemerintahannya. Kita tidak mendapati bahwa Daniel mengatakan
apa pun demi membersihkan namanya sendiri. Sebaliknya, ia
menyerahkan kepada Tuhan untuk menjelaskan kelurusan hatinya seperti
terang. Dan Tuhan pun melakukannya dengan berhasil, dengan melaku-
kan mujizat yang menyelamatkan nyawa Daniel. Melalui perbuatannya,
Daniel tidak bersalah terhadap Tuhan maupun raja: Aku tak bersalah di
hadapan Dia, kepada siapa aku berdoa. Ia tidak menganggap diri orang
yang sangat berjasa. namun , kesaksian hati nuraninya menyangkut
kelurusan hatinyalah yang menjadi penghiburan baginya. Juga terhadap
tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan, ataupun merencanakan
penghinaan terhadap tuanku.
IV. Dilepaskannya Daniel dari dalam kurungan. Para pendakwa Daniel tidak bisa
tidak haruslah mengakui bahwa hukum itu sudah terlaksana, walaupun
mereka tidak puas. Tidak ada yang mengubah hukum orang Media dan
Persia itu. sebab itu tidak ada alasan apa pun untuk tidak mengeluarkan
Daniel dari gua itu (ay. 24): Lalu sangat sukacitalah raja sebab menemukan
Daniel masih hidup, dan segera memberi perintah supaya Daniel ditarik dari
dalam gua itu, seperti Yeremia ditarik keluar dari dalam ruang cadangan air
bawah tanah. Dan saat orang memeriksa, tidak ada luka apa-apa
padanya. Bagian tubuhnya tidak ada yang hancur atau tergores, namun sehat
sempurna, sebab ia percaya kepada Tuhan nya. Camkanlah, orang yang
dengan berani dan riang hati percaya kepada Tuhan bahwa Ia akan
melindungi mereka saat mereka sedang menjalankan kewajiban ibadahnya,
ia tidak akan dibuat malu dengan keyakinan hati mereka kepada-Nya, namun
akan selalu menemukan Dia sebagai pertolongan pada saat yang mereka
perlukan.
V. Para penuntutnya dijebloskan ke dalam penjara, atau lebih tepat, ke tempat
pelaksanaan hukuman yang sama (ay. 25). Darius sangat digerakkan hatinya
oleh mujizat yang telah dikerjakan bagi Daniel ini, dan sekarang ia mulai
memberanikan diri bertindak seperti dirinya sendiri. Orang-orang yang
tidak mau membiarkan dia memperlihatkan belas kasihan kepada Daniel,
akan merasakan kemarahannya jsesudah Tuhan menunjukkan belas kasih bagi-
nya. jsesudah Daniel dinyatakan tidak bersalah dan sorga sendiri menjadi
penjaminnya, para pendakwa Daniel menerima hukuman sama yang telah
mereka akibatkan dan rencanakan atas dirinya, sesuai hukuman pembalasan
dendam terhadap pendakwa palsu (Ul. 19:18-19). jsesudah Daniel terbukti
tidak bersalah, mereka dimintai pertanggungjawaban, sebab sesuai
kenyataan, perbuatan Daniel bukanlah suatu kesalahan. Orang-orang itu
dilemparkan ke dalam gua singa, tindakan yang mungkin merupakan hukum-
an yang baru mereka ciptakan sendiri, yang telah mereka rancang dengan
hati dengki bagi Daniel. Nec lex est justior ulla quàm necis artifices perire suâ
– Tidak ada hukum yang lebih adil dibandingkan yang telah memutuskan bahwa
para perancang kekejian akan binasa sebab nya (Mzm. 7:16-17; 9:16-17).
Sekarang pengamatan Salomo telah terbukti (Ams. 11:8), Orang benar
diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya. Dalam
pelaksanaan hukuman ini kita dapat mengamati,
1. Murka raja, dengan memerintahkan agar para istri dan anak-anak
mereka juga dilemparkan ke dalam gua singa bersama mereka. Betapa
adil ketetapan Tuhan melebihi ketetapan semua bangsa, sebab Tuhan
memerintahkan agar anak-anak tidak mati akibat kejahatan ayah
mereka (Ul. 24:16). Namun, anak-anak dihukum mati dalam perkara-
perkara luar biasa, seperti halnya Akhan, Saul, dan Haman.
2. Keganasan singa-singa itu. Hewan-hewan itu langsung menerkam
mereka dan mencabik-cabik tubuh mereka sebelum mereka sampai ke
dasar gua itu. Hal ini membuktikan dan semakin mengagungkan mujizat
bagaimana singa-singa itu tidak melakukan apa pun terhadap Daniel.
Dari sini terlihat bahwa hal ini bukanlah disebabkan sebab singa-singa
itu tidak memiliki selera makan, melainkan sebab mereka tidak
diizinkan. Anjing jenis Mastiff yang senantiasa diberangus akan semakin
galak saat berangusnya dilepas. Begitu juga halnya dengan singa-singa
ini. Demikianlah, Tuhan dikenal melalui penghakiman yang dijalankan-
Nya.
Perintah Darius
(6:26-29)
26 Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku
bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: “Bertambah-tambahlah
kiranya kesejahteraanmu! 27 Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan
yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Tuhan nya Daniel, sebab Dialah Tuhan
yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan
kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. 28 Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan
tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari
cengkaman singa-singa.” 29 Dan Daniel ini memiliki kedudukan tinggi pada zaman
pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
Di sini Darius berusaha keras memberi ganti rugi atas aib yang dilakukannya
atas Tuhan dan Daniel, yaitu melemparkan Daniel ke gua singa. Sebagai ganti rugi,
ia memberi penghormatan kepada Tuhan dan Daniel.
I. Ia memberi penghormatan kepada Tuhan dengan ketetapan yang
disebarkan kepada semua bangsa, yaitu supaya mereka takut kepada-Nya.
Dan keputusan ini sungguh pantas tidak bisa diubah sesuai undang-undang
orang Media dan Persia, sebab ini merupakan Injil yang kekal, yang
diberitakan kepada mereka yang diam di atas bumi. Takutlah akan Tuhan dan
muliakanlah Dia (Why. 14:7). Amatilah,
1. Kepada siapa raja mengirimkan perintah ini, yaitu kepada orang-orang
dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi
(ay. 26). Ini merupakan perkataan yang agung, dan memang benar
bahwa seluruh penduduk bumi wajib menaati apa yang ditetapkan di
sini. Namun, di sini yang dimaksudkan tidak lebih dari seluruh kerajaan
yang dikuasai Darius, yang meskipun terdiri atas banyak bangsa, tidak
mencakup semua bangsa. Namun, memang begitulah halnya, orang-
orang yang memiliki banyak biasanya berpendapat bahwa mereka
memiliki semuanya.
2. Isi perintah ini , yakni bahwa orang harus takut dan gentar kepada
Tuhan nya Daniel. Ini berarti lebih jauh dibandingkan ketetapan Nebukadnezar
pada perkara serupa, yang hanya mencegah orang mengucapkan
penghinaan terhadap Tuhan ini. Namun, perintah Darius ini mewajibkan
mereka takut dan gentar kepada-Nya, serta memelihara dan menyatakan
rasa hormat tinggi kepada-Nya. Sungguh tepat ia mendahului perintah
ini dengan kata-kata bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu,
sebab satu-satunya dasar kesejahteraan sejati yang berlimpah yaitu
takut kepada Tuhan . Itulah hikmat yang sebenarnya. Jika kita hidup
dengan takut akan Tuhan , serta berjalan sesuai aturan itu, maka damai
sejahtera akan menyertai kita dan semakin bertambah-tambah. Namun,
meskipun ketetapan ini menjangkau cukup jauh, sebenarnya hal ini
belum memadai. Andaikata raja dahulu bertindak dengan benar dan
keyakinannya seperti sekarang ini, maka ia tidak saja akan
memerintahkan semua orang untuk takut dan gentar kepada Tuhan ini,
namun juga mengasihi dan mempercayai-Nya. Mereka akan
diperintahkan meninggalkan penyembahan berhala, dan hanya
menyembah serta berseru kepada-Nya, seperti yang dilakukan Daniel.
namun , penyembahan berhala telah berlangsung begitu lama dan
berakar begitu dalam hingga tidak dapat dimusnahkan melalui
ketetapan raja ataupun kuasa apa pun selain ketetapan yang selaras
dengan Injil Kristus yang agung.
3. Alasan-alasan serta pertimbangan yang menggerakkan raja mengeluarkan
perintah ini. Semuanya cukup kuat untuk membenarkan perintah
menumpas penyembahan berhala, apalagi mendukung perintah
ini . Ada alasan tepat mengapa semua orang harus takut kepada
Tuhan Daniel ini, sebab,
(1) Keberadaan-Nya mengatasi segala sesuatu. “Dialah Tuhan yang hidup,
hidup sebagai Tuhan , sementara dewa-dewa yang kita sembah
hanyalah benda-benda mati, yang bahkan tidak memiliki nyawa
hewan.”
(2) Pemerintahan-Nya tidak tertandingi. Ia memiliki pemerintahan dan
kekuasaan. Ia tidak saja hidup, namun juga memerintah sebagai raja
yang berkuasa mutlak.
(3) Baik keberadaan maupun pemerintahan-Nya tidak dapat diubah. Dia
sendiri kekal untuk selama-lamanya, dan pada-Nya tidak ada
bayang-bayang perubahan sedikit pun. Pemerintahan-Nya tidak akan
binasa oleh kekuatan luar apa pun, dan di dalam kekuasaan-Nya
tidak ada apa pun yang dapat mengakibatkan kerusakan, dan
oleh sebab itu tidak akan berakhir.
(4) Ia memiliki kemampuan yang cukup untuk mendukung wewenang
semacam itu (ay. 28). Ia melepaskan hamba-hamba-Nya yang setia
dari masalah dan mengeluarkan mereka dari tengah kesukaran. Ia
mengadakan tanda dan mujizat, melebihi kekuatan alam, baik di
langit dan di bumi, dan dengan demikian tampaklah bahwa Ia yaitu
Tuhan yang berdaulat atas keduanya.
(5) Ia telah memberi bukti segar tentang semua ini dengan melepaskan
Daniel, hamba-Nya, dari cengkaman singa-singa. Mujizat ini, dan juga
pembebasan ketiga temannya, terjadi di depan mata dunia, terlihat,
diberitakan, dan dibuktikan kebenarannya oleh dua raja paling besar
yang pernah ada, serta merupakan penegasan terkenal perihal asas
pertama agama, yang diringkaskan dari pola sempit agama Yahudi,
dan menjadi bantahan jitu terhadap semua kekeliruan kepercayaan
orang kafir, dan persiapan sangat tepat bagi kekristenan murni.
II. Raja Darius memberi penghormatan kepada Daniel (ay. 29): Dan Daniel
ini memiliki kedudukan tinggi. Lihatlah betapa Tuhan mendatangkan
kebaikan baginya dari kejahatan. Pukulan telak yang dilancarkan musuh-
musuhnya atas kehidupannya, justru mendatangkan peristiwa
menyenangkan saat mereka dijatuhkan, termasuk anak-anak mereka juga,
yang jika tidak, tentu akan menghalang-halangi pemulihan martabat Daniel.
Dalam segala kesempatan mereka pasti akan mendatangkan kemarahan
baginya. Sekarang Daniel lebih berhasil dibandingkan dahulu, lebih diperkenan
raja dan nama baiknya semakin dikenal rakyat. Hal ini memberinya
kesempatan besar untuk berbuat baik kepada saudara-saudaranya.
Demikianlah dari yang makan (juga seekor singa) keluar makanan, dari yang
kuat keluar manisan.
PASAL 7
nam pasal pertama kitab ini bersifat sejarah. Sekarang kita memasuki enam
pasal berikutnya dengan rasa takut dan gentar. Keenam pasal ini
mengandung nubuatan, dan di dalamnya berisi banyak hal yang tidak jelas dan
sulit dimengerti. sebab itu kita tidak dapat menentukan maknanya dengan
pasti. Namun, banyak juga hal-hal yang jelas dan bermanfaat, yang saya percaya
diizinkan Tuhan untuk kita gunakan. Dalam pasal tujuh ini kita temukan,
I. Penglihatan Daniel akan empat binatang besar (ay. 1-8).
II. Penglihatan Daniel akan takhta pemerintahan dan pengadilan Tuhan
(ay. 9-14).
III. Makna penglihatan-penglihatan ini, yang diberitahukan kepada Daniel
oleh seorang malaikat yang berdiri di sana (ay. 15-28).
Entah penglihatan-penglihatan itu mengenai akhir zaman, atau akan
segera digenapi, sulit dikatakan, para penafsir yang paling bijak pun tidak
sepakat mengenai hal ini.
Penglihatan Mengenai Empat Binatang
(7:1-8)
1 Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel, bermimpilah Daniel dan
mendapat penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu, dan
inilah garis besarnya: 2 Berkatalah Daniel, demikian: “Pada malam hari aku mendapat
penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, 3 dan empat
binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. 4 Yang pertama
rupanya seperti seekor singa, dan memiliki sayap burung rajawali; aku terus meli-
hatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua
kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia. 5 Dan tampak ada seekor
binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang
sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan
demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak. 6 Kemudian
aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat
sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya
diberikan kekuasaan. 7 Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak
seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat.
Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya
dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk
sepuluh.
8 Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu
tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan
pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong.
Penggalan dalam pasal ini menempatkan pasal ini sebelum pasal 5, yang terjadi
di tahun terakhir pemerintahan Belsyazar, dan pasal 4, yang terjadi di tahun
pertama pemerintahan Darius. Daniel mendapatkan penglihatan-penglihatan ini
di tahun pertama pemerintahan Belsyazar, saat pembuangan bangsa Yahudi
mendekati masa akhirnya. Nama Belsyazar di sini, aslinya, dieja berbeda
dibandingkan yang biasa digunakan dahulu. Dahulunya, namanya biasa dieja dengan
Bel-she-azar, yang artinya Bel yaitu orang yang menimbun harta. Di sini,
namanya dieja dengan Bel-eshe-zar, yang artinya Bel dibakar oleh musuh. Bel
yaitu ilah orang Kasdim. Ia tadinya jaya, namun sekarang habis binasa.
Kita temukan dalam ayat-ayat di atas penglihatan Daniel mengenai empat
kerajaan yang menekan bangsa Yahudi. Amatilah,
I. Keadaan saat penglihatan ini terjadi. Daniel sebelumnya telah mengartikan
mimpi Nebukadnezar, dan sekarang ia sendiri diberi kehormatan
mendapatkan berbagai penyingkapan ilahi yang serupa (ay. 1): Ia mendapat
penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya, saat ia sedang tidur.
Demikianlah, Tuhan terkadang menyatakan diri-Nya dan pikiran-Nya kepada
anak-anak manusia saat mereka sedang nyenyak tidur (Ayb. 33:15). Sebab,
saat kita sedang undur diri jauh dari dunia, dan terpisah dari hal-hal yang
terjangkau oleh indra, kita dalam keadaan paling siap untuk bersekutu
dengan Tuhan . Namun saat Daniel terbangun, dituliskannya mimpi itu untuk
kegunaan dirinya sendiri, supaya jangan sampai ia melupakannya seperti
mimpi yang berlalu. Dan diceritakannya garis besarnya kepada saudara-
saudaranya bangsa Yahudi untuk kepentingan mereka, dalam bentuk tulisan,
agar dapat diceritakan kepada orang-orang yang tinggal jauh dan disimpan
untuk anak-anak mereka yang akan datang, yang akan melihat hal-hal ini
digenapi. Bangsa Yahudi, yang salah paham akan sebagian nubuatan Yeremia
dan Yehezkiel, membuai diri mereka dengan harapan bahwa, jsesudah
kembali ke tanah mereka, mereka akan menikmati hidup aman tenteram
tanpa gangguan. namun , agar mereka tidak menipu diri sendiri, dan
tidak mengalami kesedihan dua kali lipat sebab kekecewaan, Tuhan melalui
nabi ini memberi tahu mereka bahwa mereka akan mengalami kesusahan.
Janji-janji tentang kesejahteraan mereka itu akan digenapi dalam bentuk
berkat-berkat rohani yang berasal dari kerajaan kasih karunia. Ini seperti
perkataan Kristus kepada murid-murid-Nya bahwa mereka pasti akan
mengalami penganiayaan, dan janji-janji yang mereka nantikan akan
digenapi dalam berkat-berkat kekal kerajaan kemuliaan. Daniel menuliskan
hal-hal ini dan juga mengatakannya langsung kepada orang Yahudi. Hal ini
menyiratkan bahwa jemaat harus diajar melalui Kitab Suci dan juga melalui
pemberitaan hamba-hamba Tuhan, melalui firman yang tertulis maupun
perkataan mulut. Dan hamba-hamba Tuhan dalam pemberitaannya harus
memberitahukan garis besar dari hal-hal yang tertulis.
II. Penglihatan itu sendiri, yang menubuatkan pergantian pemerintahan yang
terjadi dengan cepat dan hebat pada bangsa-bangsa yang menaklukkan
jemaat Yahudi di beberapa masa ke depan.
1. Ia mengamati keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar (ay.
2). Keempat angin ini bertempur untuk menjadi angin yang paling kuat
dan paling jauh bertiup. Hal ini menggambarkan persaingan di antara
para pemimpin untuk merebut kekaisaran, dan goncangan yang dialami
bangsa-bangsa sebab persaingan ini. Kerajaan-kerajaan besar itu, yang
kini dilihat Daniel dalam penglihatannya, mendapatkan kemajuannya
dari pertempuran itu. Angin dari satu mata angin saja, jika bertiup keras,
akan menimbulkan kegemparan besar di laut. Jadi betapa hebatnya
goncangan yang terjadi saat keempat angin semuanya bertempur untuk
menjadi yang terunggul! Inilah yang diperjuangkan raja-raja bangsa-
bangsa dalam perang mereka, yang sama ribut dan kerasnya dengan
pertempuran antar angin. Betapa malang laut itu diombang-ambingkan
dan dikoyak-koyakkan. Betapa mengerikan tabrakannya dan betapa
keras ledakannya saat keempat angin itu bertempur untuk menentukan
siapa yang akan mendapatkan kuasa tunggal mengacaukan laut itu!
Perhatikanlah, dunia ini bagaikan laut yang berbadai dan bergelora
akibat tiupan-tiupan angin sombong dan gila kuasa yang mengacau-
kannya.
2. Ia melihat empat binatang besar naik dari dalam laut, dari perairan yang
bergejolak itu, tempat orang yang gila kuasa suka memancing untuk
keuntungannya sendiri. Para raja dan kerajaan itu digambarkan dengan
binatang besar, sebab sering kali mereka dibangkitkan dan ditopang
melalui kekejaman dan kelaliman yang sadis. Binatang-binatang besar
ini yang satu berbeda dengan yang lain (ay. 3), berbeda bentuk, untuk
menunjukkan perbedaan kecerdikan dan rupa bangsa-bangsa yang
menggenggam bangsa Yahudi.
(1) Binatang yang pertama rupanya seperti seekor singa (ay. 4). Binatang
ini melambangkan kerajaan Kasdim, yang ganas dan kuat, dan yang
membuat raja-rajanya berkuasa mutlak. Singa ini memiliki sayap
burung rajawali, yang digunakannya untuk terbang menyergap
mangsanya, melambangkan kecepatan luar biasa yang ditunjukkan
Nebukadnezar dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan. namun ,
Daniel tak lama kemudian melihat sayapnya tercabut, yang berarti
lengannya yang jaya perkasa terhenti sudah. Berbagai bangsa, yang
tadinya membayar upeti kepada mereka, memberontak dan berhasil
menentang mereka. Oleh sebab itu, binatang mengerikan ini, singa
bersayap ini, ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan
kepadanya diberikan hati manusia. Binatang itu sudah kehilangan
hati seekor singa, yang selama ini membuatnya terkenal (salah satu
raja Inggris kita disebut Caeur de Lion – Hati singa), telah kehilangan
keberaniannya, dan menjadi lemah dan rapuh, takut pada segala
sesuatu dan tidak berani menghadapi apa pun. Mereka dibuat
ketakutan dan menyadari bahwa mereka hanyalah manusia.
Terkadang keberanian suatu bangsa menyusut secara aneh, dan
bangsa itu menjadi pengecut dan seperti banci. Bangsa yang tadinya
kepala bangsa-bangsa, di satu atau dua masa kemudian, menjadi
ekor.
(2) Binatang yang kedua, rupanya seperti beruang (ay. 5). Binatang ini
melambangkan kerajaan Persia, tidak sekuat dan sebesar kerajaan
Kasdim, namun tidak kalah serakahnya. Beruang ini berdiri pada
sisinya yang sebelah melawan singa itu, dan langsung
menaklukkannya. Beruang itu mendirikan satu daerah penaklukan,
demikianlah beberapa penafsir mengartikannya. Persia dan Media,
yang pada patung dalam mimpi Nebukadnezar dilambangkan
dengan dua lengan pada satu dada, sekarang mendirikan pemerin-
tahan bersama. Beruang ini memiliki tiga tulang rusuk di dalam
mulutnya di antara giginya, yaitu sisa bangsa-bangsa yang
dilahapnya, sebagai tanda kerakusannya. Namun, hal ini juga
melambangkan bahwa sekalipun telah melahap banyak bangsa, ia
tidak bisa memangsa semuanya. Beberapa tulang rusuk masih
tersisa di antara giginya, yang tidak bisa ditaklukkannya. Kemudian,
dikatakan kepadanya, “Ayo, makanlah daging banyak-banyak. Biar-
kan saja tulangnya, rusuknya, yang tidak dapat ditaklukkan, dan
bidik bagian yang lebih mudah dimangsa.” Pemimpin-pemimpin
akan menghasut raja-raja dan bangsanya untuk melanjutkan
penaklukannya, dan tidak membiarkan apa pun menghalangi
mereka. Perhatikanlah, penaklukan yang tidak adil sama saja dengan
binatang pemakan mangsa, dan dalam hal ini bahkan lebih buruk lagi
sebab binatang buas itu tidak memangsa jenisnya sendiri, seperti
yang dilakukan orang-orang yang jahat dan keterlaluan.
(3) Binatang yang ketiga rupanya seperti macan tutul (ay. 6). Binatang
ini melambangkan kerajaan Yunani, yang didirikan oleh Aleksander
Agung, lincah, cerdik, dan bengis, seperti macan tutul. Ia memiliki
empat sayap burung pada punggungnya. Singa itu tampaknya hanya
memiliki dua sayap, namun macan tutul ini memiliki empat sayap.
Meskipun Nebukadnezar sangat cepat dalam penaklukannya, Alek-
sander bahkan lebih cepat lagi. Dalam waktu enam tahun, ia
menguasai hampir semua kekaisaran Persia, sebagian besar Asia,
menjadikan dirinya penguasa Siria, Mesir, India, dan bangsa-bangsa
lain. Binatang besar ini berkepala empat. jsesudah kematian
Aleksander, daerah taklukkannya dibagi di antara empat pemimpin
kepala. Seleukos Nikator menguasai Asia Besar, kemudian Perdikas,
dan digantikan oleh Antigonos, menguasai Asia Kecil. Kassandros
menguasai Makedonia, dan Ptolemaios menguasai Mesir. Kepadanya
diberikan kekuasaan. Jadi, kekuasaan itu diberikan oleh Tuhan , yang
dari-Nya sajalah kedudukan berasal.
(4) Binatang keempat lebih ganas, mengerikan, dan licik, dibandingkan
mereka semua, tidak seperti yang lain, dan tidak ada binatang
pemangsa yang dapat dibandingkan dengannya (ay. 7). Para penafsir
tidak sepakat mengenai binatang tanpa nama ini. Beberapa
menafsirkannya sebagai kekaisaran Romawi, yang, saat berada
dalam masa kejayaannya, menguasai sepuluh kerajaan, Italia,
Prancis, Spanyol, Jerman, Inggris, Sarmatia, Panonia, Asia, Yunani,
dan Mesir. Dan tanduk kecil yang tumbuh dengan tercabutnya ketiga
tanduk lain (ay. 8) mereka tafsirkan sebagai kekaisaran Turki, yang
muncul menggantikan Asia, Yunani, dan Mesir. Beberapa yang lain
menafsirkan binatang keempat ini sebagai kerajaan Siria, kerabat
dari Seleukia, yang sangat kejam dan menindas bangsa Yahudi,
seperti yang kita lihat dalam Yosefus dan sejarah kaum Makabe.
Yang mendasari penafsiran ini bahwa kekaisaran ini berbeda dengan
yang sebelumnya, tidak ada penguasa sebelumnya yang memaksa
bangsa Yahudi meninggalkan agamanya, namun raja-raja Siria
melakukannya, dan melakukannya dengan biadab. Tentara dan
panglimanya yaitu gigi besar dari besi yang melahap dan
meremukkan umat Tuhan , dan mereka menginjak-injak sisa umat
Tuhan dengan kaki mereka. Maka kesepuluh tanduk itu ditafsirkan
sepuluh raja yang berturut-turut memerintah di Siria. Dan tanduk
kecil itu yaitu Antiokhos Epifanes, raja terakhir dari kesepuluh raja
itu, yang dengan satu atau lain cara meruntuhkan tiga raja, dan
merebut pemerintahan. Ia orang yang penuh kelihaian, dan sebab
itu dikatakan memiliki mata seperti mata manusia. Ia juga sangat
lantang dan berani, memiliki mulut yang menyombong. Kita akan
menjumpainya lagi dalam nubuat-nubuat ini.
Penglihatan Mengenai Empat Binatang
(7:9-14)
9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut
Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba;
kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; 10 suatu
sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia,
dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan
dan dibukalah Kitab-kitab. 11 Aku terus melihatnya, sebab perkataan sombong yang di-
ucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya
dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. 12 Juga kekuasaan binatang-
binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan
saatnya. 13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-
awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya
itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. 14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan ke-
muliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa
dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak
akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Entah kita melihat binatang keempat sebagai kekaisaran Siria, atau Romawi,
atau Siria menjadi perlambang bagi Romawi, jelas bahwa ayat-ayat ini
dimaksudkan untuk menghibur dan menguatkan umat Tuhan berkenaan dengan
penganiayaan yang akan mereka hadapi, baik sebab kekaisaran Siria maupun
Romawi, dan sebab semua musuhnya yang sombong di segala masa. Ayat-ayat
ini dituliskan untuk pembelajaran bagi mereka yang akan menghadapi akhir za-
man, agar mereka juga, melalui kesabaran dan penghiburan ayat firman Tuhan
ini, memiliki pengharapan. Kita menemukan tiga hal yang sangat menguatkan
hati di sini:
I. Bahwa akan ada penghakiman, dan Tuhan lah hakimnya. Nah, manusia
memiliki hari kejayaannya, dan setiap penipu merasa dia harus
mendapatkan hari kejayaannya, dan dia berjuang untuk itu. namun ,
Tuhan menertawakan orang fasik itu, sebab Ia melihat bahwa harinya sudah
dekat (Mzm. 37:13). Aku terus melihat (ay. 9) sampai takhta-takhta
diletakkan, bukan hanya takhta-takhta binatang-binatang besar itu, namun
segala pemerintahan, kekuasaan, kekuatan yang didirikan menentang
kerajaan Tuhan di antara manusia (1Kor. 15:24). Takhta-takhta ini yaitu
takhta-takhta kerajaan dunia, dibandingkan dengan kerajaan Tuhan . Mereka
yang melihat takhta-takhta ini ditegakkan hanya perlu menanti sekejap saja
sebelum melihat takhta-takhta itu dihancurkan. Aku terus melihat sampai
takhta-takhta ditegakkan (bisa juga dibaca demikian), takhta Kristus dan
takhta Bapa-Nya. Salah satu rabi mengakui bahwa takhta-takhta ini
ditegakkan, satu untuk Tuhan , dan yang lain untuk Anak Daud. Takhta peng-
adilan (KJV: penghakiman) yang didirikan di sini (ay. 10). Nah,
1. Takhta penghakiman ini dimaksudkan untuk memberitakan
pemerintahan Tuhan yang bijaksana dan benar atas dunia dengan
tindakan penyelenggaraan-Nya. Takhta pengadilan ini juga
memberitakan kepuasan tak terkatakan yang diberikannya kepada
semua orang benar, di tengah kegoncangan dan perubahan keadaan dan
kerajaan, bahwa TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan
kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu (Mzm. 103:19), sesungguhnya
ada Tuhan yang memberi keadilan di bumi (Mzm. 58:12).
2. Takhta penghakiman ini mungkin mengacu pada penghancuran oleh
sebab tindakan penyelenggaraan Tuhan , yang ditimpakan atas
kekaisaran Siria, atau Romawi, akibat kelaliman mereka terhadap umat
Tuhan . namun ,
3. Takhta penghakiman ini tampaknya terutama dipakai untuk
menjelaskan penghakiman terakhir. Meskipun penghakiman ini tidak
langsung terjadi jsesudah kekuasaan binatang keempat itu, bahkan,
meskipun masih belum terjadi, dan mungkin masih beberapa masa lagi
baru terjadi, namun umat Tuhan di segala masa diharapkan menguatkan
dirinya, dalam segala kesesakan mereka, dengan mempercayai dan
memandang ke depan pada penghakiman itu. Henokh, keturunan
ketujuh dari Adam, menubuatkan hal ini (Yud. 14). Apakah mulut musuh
menyombong (KJV: membicarakan hal-hal yang besar) (ay. 8). Inilah hal-
hal yang jauh lebih besar lagi, yang dikatakan oleh mulut Tuhan. Banyak
nubuat Perjanjian Baru tentang penghakiman yang akan datang jelas
mengacu pada penglihatan ini, terutama penglihatan Rasul Yohanes
tentang penghakiman (Why. 20:11-12).
(1) Hakimnya sendiri yaitu Yang Lanjut Usianya, yang kemuliaan
hadiratnya dipaparkan di sini. Dia disebut Yang Lanjut Usianya,
sebab Dia-lah Tuhan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Di
antara manusia, kita mengakui bahwa hikmat ada pada orang yang
tua dan yang sudah lanjut usianya berbicara. Oleh sebab itu,
bukankah sudah selayaknya semua makhluk bungkam di hadapan
Dia Yang Lanjut Usianya? Kemuliaan Sang Hakim di sini dinyatakan
dengan pakaian-Nya, yang putih seperti salju, yang menunjukkan
kemegahan dan kemurnian-Nya dalam melakukan keadilan-Nya.
Rambut-Nya bersih dan putih, seperti bulu domba, seperti kepala
yang putih dan beruban, Dia tampak agung.
(2) Takhtanya sangat menakutkan. Kursi-Nya dari nyala api, mengerikan
bagi orang jahat yang akan dipanggil ke hadapan-Nya. Dan takhta itu
dapat bergerak dengan roda, atau paling tidak dengan kereta yang
dikendarai-Nya untuk mengelilingi lintasan itu. Roda-rodanya dari
api yang berkobar-kobar, untuk menghabisi musuh, sebab Tuhan kita
yaitu api yang menghanguskan, dan pada-Nya ada perapian yang
abadi (Yes. 33:14). Penyataan ini diuraikan di ayat 10. Bagi semua
sahabat setia-Nya, di sana mengalir ke luar dari takhta Tuhan dan
takhta Anak Domba itu sungai air kehidupan (Why. 22:1), dan bagi
semua musuh-Nya yang tidak mau tunduk, di sana timbul dan
mengalir dari hadapan takhta-Nya suatu sungai api, sungai belerang
(Yes. 30:33), api yang akan menjilat di hadapan-Nya. Dia yaitu saksi
yang setia, dan perkataan-Nya yaitu firman yang digerakkan roda.
(3) Pengiring-Nya banyak dan sangat semarak. Shakinah selalu dilayani
oleh malaikat-malaikat. Demikian pula di sini (ay. 10): seribu kali
beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di
hadapan-Nya. Itulah kemuliaan-Nya bahwa Ia memiliki pengiring
yang sedemikian banyak, namun kemuliaan-Nya bahkan lebih besar
lagi sebab Dia tidak membutuhkan mereka dan tidak diuntungkan
oleh kehadiran mereka. Lihatlah betapa banyak penghuni sorga yaitu
beribu-ribu malaikat, dan betapa tunduknya mereka. Mereka berdiri
di hadapan Tuhan , siap melaksanakan perintah-Nya dan segera
menanggapi maklumat kehendak dan kesukaan-Nya. Mereka
terutama akan dipakai sebagai pelayan-pelayan bagi peradilan yang
akan dijalankan-Nya di hari penghakiman terakhir, saat Anak
Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-
sama dengan Dia. Henokh menubuatkan bahwa Tuhan akan datang
dengan beribu-ribu malaikat kudus-Nya.
(4) Prosesnya adil dan tidak bisa digugat: Sidang pengadilan digelar,
secara umum dan terbuka, agar semua orang dapat menyaksikannya.
Kemudian, dibukalah Kitab-kitab. Seperti sidang pengadilan manusia,
pemeriksaan perkara dibuat secara tertulis dan tercatat, yang
semuanya dibuka saat sidang digelar. Pemeriksaan saksi-saksi
dilakukan dan pernyataan kesaksian diteguhkan dengan sumpah.
Untuk memastikan kebenaran perkara, kitab-kitab undang-undang
dan hukum diteliti, agar jelas apa yang dikatakan hukum mengenai
perkara itu. Jadi, pada hari penghakiman besar itu, keadilan
putusannya merupakan bukti yang tidak dapat diragukan, seolah
kitab-kitab dibuka untuk membenarkannya.
II. Bahwa musuh-musuh jemaat Tuhan yang sombong dan lalim itu pasti diberi
ganjaran dan dihancurkan pada waktunya (ay. 11-12). Hal ini ditunjukkan di
sini,
1. Dengan dihancurkannya binatang keempat. Pertikaian Tuhan dengan
binatang keempat ini sebab perkataan sombong yang diucapkan tanduk
itu, menentang sorga, dan bersorak menginjak-injak hal-hal yang kudus.
Hal ini membangkitkan murka Tuhan lebih dari apa pun, yaitu saat
musuh lawan mereka salah mengerti (Ul. 32:27, AYT: menjadi sombong).
Oleh sebab itu, Firaun harus ditundukkan kesombongannya, sebab ia
berkata, Siapakah Tuhan? dan berkata, Aku akan mengejar, akan
mencapai mereka. Henokh menubuatkan bahwa sebab itu Tuhan akan
datang untuk menghakimi dunia, agar Ia dapat menjatuhkan hukuman
atas orang-orang fasik sebab semua kata-kata nista mereka, Yud. 15.
Perhatikanlah, kata-kata hebat hanyalah kata-kata sia-sia yang harus
dipertanggungjawabkan orang pada hari yang hebat itu. Dan lihatlah apa
jadinya dengan binatang yang bermulut besar itu: Binatang itu dibunuh,
tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar.
jsesudah pemerintahan Antiokhos, kekaisaran Siria pun hancur. Antiokhos
sendiri meninggal sebab penyakit yang menyengsarakan dan
keluarganya ditumpas. Kerajaannya perlahan-lahan ditumpas oleh Partia
dan Armenia, dan akhirnya dibuat menjadi salah satu propinsi
kekaisaran Romawi oleh Pompeius. Kekaisaran Romawi sendiri (jika kita
menafsirkannya sebagai binatang besar keempat), jsesudah mulai meng-
aniaya orang Kristen, semakin mengecil dan akhirnya pudar, dan
dihancurkan. Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN dan
dibunuh di hadapan-Mu.
2. Dengan direndahkan dan dilemahkannya ketiga binatang yang lain (ay.
12): Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut. Mereka
dilumpuhkan sehingga tidak dapat lagi melakukan kejahatan-kejahatan
seperti yang telah mereka lakukan terhadap jemaat dan umat Tuhan .
Jangka hidup mereka ditentukan, sampai pada waktu dan saatnya, yaitu
waktu yang telah ditetapkan, batas yang tidak dapat mereka lewati.
Kekuatan kerajaan-kerajaan sebelumnya sebenarnya sudah dihancur-
kan, namun orang-orangnya tinggal lesu, lemah, dan payah. Kita dapat
mengaitkan hal ini untuk menjelaskan sisa-sisa dosa yang masih ada
dalam hati orang-orang benar. Kecemaran ada dalam diri mereka, dan
masa hidup kecemaran itu diperpanjang, sehingga mereka tidak benar-
benar bebas dari dosa. namun , kekuasaan dosa itu sudah dicabut,
sehingga dosa tidak berkuasa lagi di dalam tubuh mereka yang fana. Jadi
demikianlah Tuhan berurusan dengan musuh-musuh jemaat-Nya.
Terkadang Tuhan mematahkan gigi mereka (Mzm. 3:8), saat Dia tidak
mematahkan leher mereka. Dia meremukkan perbuatan penganiayaan,
namun menunda hukuman para penganiaya, untuk memberi mereka
waktu untuk bertobat. Dan memang benar bahwa Tuhan , dalam tindakan-
Nya, akan melakukannya menurut waktu dan cara-Nya sendiri.
III. Bahwa kerajaan Mesias akan didirikan, dan ditegakkan di dunia, sekalipun
ada segala perlawanan dari kuasa-kuasa kegelapan. Biar saja orang fasik
rusuh dan gusar sesukanya, Tuhan tetap akan melantik raja-Nya di Sion,
gunung-Nya yang kudus. Daniel melihat hal ini dalam penglihatan, dan
menghibur dirinya dan teman-temannya dengan pengharapan itu.
Penglihatan ini sama dengan penglihatan Nebukadnezar, bahwa tanpa
perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung, yang
menghancurkan patung itu berkeping-keping. Namun, lebih banyak Injil
murni dinyatakan dalam penglihatan Daniel dibandingkan penglihatan
Nebukadnezar.
1. Mesias di sini disebut Anak manusia, seorang seperti anak manusia. Ia
datang dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa,
dan dalam keadaan sebagai manusia. Aku melihat seorang seperti anak
manusia, seorang yang betul-betul sesuai dengan gagasan yang
terbentuk dalam tujuan ilahi mengenai Dia yang sesudah kegenapan
waktu akan menjadi Pengantara antara Tuhan dan manusia. Dia seperti
anak manusia, namun sebenarnya Anak Tuhan . Juruselamat kita tampak
jelas mengacu pada penglihatan ini saat Dia mengatakan (Yoh. 5:27)
bahwa Bapa memberi kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, sebab
Ia yaitu Anak Manusia dan sebab Dialah orang yang dilihat Daniel
dalam penglihatan, orang yang akan menerima kerajaan dan kekuasaan
yang diberikan itu.
2. Ia dikatakan datang dengan awan-awan dari langit. Beberapa orang
menafsirkan hal ini sebagai peristiwa penjelmaan-Nya menjadi manusia.
Dia turun dalam awan-awan dari langit, datang ke dalam dunia tanpa
terlihat, seperti saat kemuliaan Tuhan menguasai Bait Suci dalam awan.
Kekaisaran-kekaisaran dunia seperti binatang-binatang besar yang naik
dari dalam laut. namun , kerajaan Kristus datang dari atas. Dia ada-
lah Tuhan yang berasal dari sorga. Menurut saya, hal ini lebih mengacu
pada kenaikan-Nya. saat Dia kembali kepada Bapa, mata murid-murid-
Nya mengikuti-Nya sampai awan menutup-Nya dari pandangan mereka
(Kis. 1:9). Dia menjadikan awan itu kendaraan-Nya, yang dikendarai-Nya
dengan jaya penuh kemenangan ke dunia yang ada di atas. Dia datang
dengan cepat, tak dapat dilawan, dan dengan megah sebab Dia datang
dengan awan-awan dari langit.
3. Dia di sini digambarkan memiliki kekuasaan Yang Mahabesar di sorga.
Saat awan menutup-Nya dari pandangan murid-murid-Nya, penting
sekali kita mempertanyakan (seperti yang dilakukan rombongan nabi
mengenai Elia dalam kejadian yang mirip dengan ini) ke mana awan itu
membawa-Nya, ke mana awan itu menempatkan-Nya. Di sini kita diberi
tahu, terutama untuk menghiburkan kita, bahwa Ia datang kepada Yang
Lanjut Usianya itu. Ia pergi kepada Bapa-Nya dan Bapa kita, kepada
Tuhan -Nya dan Tuhan kita (Yoh. 20:17). Dari Bapalah Dia datang, dan
kepada-Nya Dia kembali, untuk dimuliakan bersama-Nya, dan duduk di
sebelah kanan-Nya. Dengan penuh sukacita Dia mengatakan, sekarang
Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. namun , apakah Dia
disambut? Ya, Ia pasti disambut, sebab Ia dibawa ke hadapan-Nya. Ia
dibawa masuk ke dalam hadirat Bapanya, dengan diiringi dan dipuja
oleh semua malaikat Tuhan (Ibr. 1:6). Tuhan membuat Dia maju dan
mendekat kepada-Nya, sebagai pembela dan penjaga kita (Yer. 30:21),
sehingga melalui Dia kita dibuat menjadi dekat. Ia dibawa mendekat
kepada Yang Lanjut Usianya itu, yang berarti bahwa Bapa menerima
korban yang Dia persembahkan dan tebusan yang telah Dia lakukan, dan
Bapa sepenuhnya berkenan pada semua yang telah Dia perbuat. Dia di-
bawa menghadap sebagai imam besar kita, yang untuk kita masuk
sampai ke belakang tabir, dan sebagai Perintis bagi kita.
4. Dia di sini digambarkan memiliki pengaruh mahabesar atas bumi ini (ay.
14). Saat Ia pergi untuk dimuliakan bersama Bapa-Nya, Ia diberi kuasa
atas segala yang hidup (Yoh. 17:2, 5). Dengan mata yang tertuju pada
peristiwa inilah, Daniel dan teman-temannya dihiburkan, yaitu bahwa
bukan saja kekuasaan musuh jemaat akan dicabut (ay. 12), namun juga
bahwa Sang Kepala dan Sahabat terbaik jemaat akan diberi kekuasaan.
Di hadapan-Nya semua orang akan bertekuk lutut dan memuliakan Tuhan
(Flp. 2:9-10). Kepada-Nya diberikan kemuliaan dan kekuasaan sebagai
raja, dan diberikan oleh Dia yang memiliki hak mutlak untuk
memberi nya. Beberapa orang menafsirkan, dengan melihat pada
kata-kata ini, Juruselamat kita mengajar kita untuk mengakuinya dalam
Doa Bapa Kami, sebab Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa
dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Di sini diberitahukan bahwa
kerajaan Penebus yang ditinggikan itu akan menjadi,
(1) Kerajaan atas seluruh dunia, satu-satunya kerajaan yang berkuasa
atas segalanya. Tidak peduli siapa pun yang mengaku-ngaku
berkuasa atau hendak berkuasa, Orang-orang dari segala bangsa,
suku bangsa dan bahasa akan takut akan Dia, dan akan berada di
bawah kedaulatan-Nya, entah sebagai warga yang sukarela atau
sebagai tawanan yang ditaklukkan-Nya, untuk dikuasai atau
diperintah oleh-Nya. Dengan cara apa pun, kerajaan-kerajaan dunia
akan menjadi milik kerajaan-Nya.
(2) Kerajaan yang kekal. Kekuasaan-Nya tidak akan lenyap (KJV: tidak
akan diserahkan) kepada penerus mana pun, apalagi kepada
penjajah, dan kerajaan-Nya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Bahkan pintu-pintu alam maut, maupun kuasa dan kekuasaan
neraka, tidak akan tahan terhadapnya. Jemaat Tuhan akan terus giat
bekerja sampai akhir zaman, dan berkemenangan sampai selama-
lamanya.
Penglihatan Mengenai Empat Binatang
(7:15-28)
15 Maka aku, Daniel, terharu sebab hal itu, dan penglihatan-penglihatan yang kulihat itu
menggelisahkan aku. 16 Lalu kudekati salah seorang dari mereka yang berdiri di sana dan
kuminta penjelasan tentang semuanya itu. Maka berkatalah ia kepadaku dan
diberitahukannyalah kepadaku maknanya: 17 Binatang-binatang besar yang empat ekor
itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi; 18 sesudah itu orang-orang kudus
milik Yang Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang peme-
rintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya.
19 Lalu aku ingin mendapat penjelasan tentang binatang yang keempat itu, yang berbeda
dengan segala binatang yang lain, yang sangat menakutkan, dengan gigi besinya dan kuku
tembaganya, yang melahap dan meremukkan dan menginjak-injak sisanya dengan
kakinya; 20 dan tentang kesepuluh tanduk yang ada pada kepalanya, dan tentang tanduk
yang lain, yakni tanduk yang memiliki mata dan yang memiliki mulut yang
menyombong, yang tumbuh sehingga patahlah tiga tanduk, dan yang lebih besar rupanya
dari tanduk-tanduk yang lain. 21 Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-
orang kudus dan mengalahkan mereka, 22 sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan
keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya
datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan. 23 Maka demikianlah katanya:
Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan
berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan
meremukkannya. 24 Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan
itu. Sesudah mereka, akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu
dan akan merendahkan tiga raja. 25 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang
Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia
berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam
tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. 26 Lalu Majelis Pengadilan
akan duduk, dan kekuasaan akan dicabut dari padanya untuk dimusnahkan dan
dihancurkan sampai lenyap. 27 Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari
kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus,
umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka yaitu pemerintahan yang kekal, dan
segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka. 28 Sekianlah berita itu.
Adapun aku, Daniel, pikiran-pikiranku sangat menggelisahkan aku, sehingga aku menjadi
pucat; dan aku menyimpan hal itu dalam ingatanku.”
Di sini kita melihat,
I. Kesan mendalam yang dirasakan sang nabi sebab penglihatan-penglihatan
ini. Tuhan memberinya kehormatan dengan menyatakan penglihatan-
penglihatan itu, dan memberinya kepuasan, namun bukan tanpa rasa nyeri
dan kebingungan yang besar: Maka aku, Daniel, terharu sebab hal itu (ay.
15, KJV: Aku, Daniel, berduka dalam rohku di tengah-tengah tubuhku). Kata
yang di sini digunakan untuk tubuh tepatnya menggambarkan selongsong
atau sarung, sebab tubuh tidak lebih dari itu bagi jiwa. Jiwalah senjatanya.
Jiwalah yang terutama harus kita jaga. Penglihatan-penglihatan yang kulihat
itu menggelisahkan aku, dan lagi (ay. 28), pikiran-pikiranku sangat
menggelisahkan aku. Cara penglihatan-penglihatan ini dinyatakan
kepadanya membuatnya kewalahan, dan membuat pikirannya sangat
tertekan sehingga rohnya putus asa. Selama rohnya diliputi kuasa ilahi,
kekuatannya terkuras dan membuatnya tak sadarkan diri. Penglihatan-
penglihatan itu sendiri menakjubkan dan mengherankan baginya, dan
membuatnya kebingungan, sampai saat ia sadar kembali dan menguasai
dirinya, dan mengalahkan rasa ngeri dengan penghiburan yang
dirasakannya dari penglihatan itu.
II. Keinginannya yang kuat untuk memahami makna penglihatan-penglihatan
itu (ay. 16): Lalu kudekati salah seorang dari mereka yang berdiri di sana,
yaitu salah satu malaikat yang datang mengiringi Anak Manusia dalam
kemuliaan-Nya, dan kuminta penjelasan (maksud dan makna sebenarnya)
tentang semuanya itu. Perhatikanlah, sangatlah perlu bagi kita untuk
mengetahui makna yang benar dan penuh akan perkara yang kita lihat atau
dengar dari Tuhan . Orang yang ingin mengetahuinya harus menanyakannya
melalui doa yang tak putus-putusnya dan penuh kesungguhan serta dengan
rancangan sudah rampung (KJV: melakukan pencarian mendalam).
III. Jawaban yang diberikan kepadanya agar dia dapat memahami penglihatan
ini. Malaikat itu memberitahukan kepadanya, dan memberitahukannya
dengan sangat jelas sehingga ia mengerti maknanya dan menjadi sedikit
lebih tenang.
1. Binatang-binatang besar itu yaitu raja-raja besar dan kerajaan mereka,
yang akan muncul dari dalam bumi seperti binatang-binatang itu keluar
dari dalam laut (ay. 17). Mereka hanyalah terraefilii – berasal dari
bawah. Mereka berasal dari bumi, dan dasar mereka dalam debu. Mereka
berasal dari tanah, dibentuk dalam debu, dan akan kembali menjadi
debu.
2. Daniel sangat paham mengenai ketiga binatang besar yang pertama.
namun , mengenai binatang besar yang keempat, ia ingin lebih
banyak tahu, sebab binatang itu banyak berbeda dari semua binatang
yang lain. Binatang itu sangat menakutkan, dan bukan itu saja, juga
sangat jahat, melahap dan meremukkan (ay. 19). Mungkin binatang ini
yang membuat Daniel begitu ketakutan, dan bagian penglihatan ini
menyusahkannya lebih dibandingkan yang lain. Namun terutama ia ingin
tahu apakah yang dilambangkan dengan tanduk yang kecil itu, tanduk
yang memiliki mata dan yang memiliki mulut yang menyombong,
dan yang rupanya lebih menakutkan dan mengerikan dibandingkan tanduk-
tanduk yang lain (ay. 20). Tanduk inilah yang paling ingin dimengerti,
sebab tanduk inilah yang berperang melawan orang-orang kudus dan
mengalahkan mereka (ay. 21). saat yang dimaksudkan tidak lebih dari
anak manusia berperang satu sama lain, dan menguasai satu sama lain,
sang nabi tidak terlihat terlalu khawatir, dia tidak lain dari beling periuk
saja! (KJV: biar saja beling periuk berbantah dengan beling periuk dan
saling meremukkan sampai berkeping-keping). Namun, saat mereka
berperang melawan orang-orang kudus, saat anak-anak Sion yang ber-
harga, yang setimbang dengan emas tua, diremukkan seperti belanga
tanah, maka saatnya kita bertanya, “Apakah arti semua ini? Akankah
Tuhan membuang umat-Nya? Akankah Dia membiarkan musuh-musuh
mereka menginjak-injak mereka dan menguasai mereka? Apakah tanduk
yang sama ini yang akan mengalahkan orang-orang kudus dengan hebat-
nya?” Terhadap pertanyaan ini, malaikat penafsirnya menjawab (ay. 23-
25), bahwa binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat, yang
akan menelan seluruh bumi, atau (dapat dibaca sebagai) seluruh negeri.
Bahwa kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja, dan tanduk kecil itu
ialah raja yang akan merendahkan tiga raja, dan akan sangat menghina
Tuhan dan umat-Nya. Raja itu akan bertindak,
(1) Sangat durhaka terhadap Tuhan . Ia akan mengucapkan perkataan
yang menentang Yang Mahatinggi, menentang Dia, kekuasaan dan
keadilan-Nya.
(2) Berlaku semena-mena terhadap umat Tuhan . Ia akan menganiaya
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi. Ia tidak akan menumpas
mereka sekaligus, namun akan menganiaya mereka dengan
penindasan berkepanjangan dan memberi mereka penderitaan yang
tak henti-henti, menghancurkan harta milik mereka dan
melemahkan keluarga mereka. Rancangan setan selalu ingin meng-
aniaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, agar mereka tidak
diingat lagi. namun , usahanya sia-sia, sebab selama masih ada dunia,
Tuhan pasti memiliki jemaat di dalamnya. Ia berusaha untuk
mengubah waktu dan hukum, menghapuskan semua peraturan dan
ketetapan agama, dan membuat semua orang mengatakan dan
melakukan yang diinginkannya. Ia akan menginjak-injak hukum dan
adat istiadat, baik yang berasal dari manusia maupun yang ilahi.
Diruit, aedificut, mutat quadrata rotundis – Ia meruntuhkan, ia mem-
bangun, ia mengubah persegi menjadi bulat, seakan-akan ia bahkan
ingin mengubah ketetapan sorga. Dan upayanya yang lancang ini
akan berhasil selama suatu masa. Mereka akan diserahkan ke dalam
tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa, yaitu,
selama tiga setengah tahun. Inilah nubuat ukuran waktu yang
terkenal itu, yang kita jumpai dalam Kitab Wahyu, yang terkadang
disebut empat puluh dua bulan, terkadang 1260 hari, namun pada
dasarnya semua mengacu pada hal yang sama. namun , di akhir
masa itu Majelis Pengadilan akan duduk, dan kekuasaan akan dicabut
dari padanya (ay. 26), yang dijelaskan malaikat itu (ay. 11) bahwa
binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan. Dan (seperti penafsiran
Tuan Mede, ay. 12) mengenai bagian binatang-binatang yang lain,
yaitu kesepuluh tanduk itu, terutama tanduk kecil yang pongah itu
(demikianlah dia menyebutnya), kekuasaannya akan dicabut. Nah,
pertanyaannya yaitu , siapakah musuh ini, yang kemunculan,
pemerintahan, dan kehancurannya dinubuatkan? Para penafsir tidak
semuanya sepakat. Beberapa orang menafsirkan kerajaan keempat
sebagai Seleukia, dan tanduk kecil itu sebagai Antiokhos, dan
menunjukkan penggenapan semua ini dalam sejarah kaum Makabe.
Jadi raja-raja itu yaitu Junius, Piscator, Polanus, Broughton, dan
banyak lagi. namun , penafsir lain melihat kerajaan keempat
sebagai Romawi, dan tanduk kecil itu Julius Caesar dan raja-raja yang
menggantikannya (menurut Calvin), sang antikristus, si pendurhaka
itu, yang seperti tanduk kecil ini, akan dimusnahkan oleh Kristus
kalau Ia datang kembali. Ada juga pemimpin gereja yang
menganggap diri berkuasa untuk mengubah waktu dan hukum,
memiliki potestas autokratorikē – kuasa yang mutlak dan
sepenuhnya. Penafsir lain melihat tanduk kecil itu sebagai kekaisaran
Turki, yaitu Luther, Vatablus, dll. Nah, saya tidak bisa membuktikan
salah satu pihak salah, sebab nubuat adakalanya memiliki banyak
penggenapan, dan kita semestinya memberi ayat firman Tuhan
keluasan penuh (baik dalam penglihatan ini maupun dalam banyak
perbedaan dalam penglihatan lain). Saya menganggap semua
tafsiran tadi benar, dan melihat bahwa nubuat ini terutama mengacu
pada kekaisaran Siria, dan dimaksudkan untuk menguatkan hati
orang Yahudi yang menderita di bawah pemerintahan Antiokhos,
agar mereka dapat melihat bahwa masa-masa menyedihkan ini pun
sudah dinubuatkan, sehingga mereka dapat memandang pada
kemuliaan yang ada di ujungnya, dan bahwa para penindas mereka
pada akhirnya akan dihancurkan. Dan yang terbaik dari semuanya,
mereka dapat melihat, tak lama sesudahnya, penegakan kerajaan
Mesias di dunia. Dengan pengharapan ini, sudah biasa para nabi
sebelumnya menghibur umat Tuhan dalam kesesakannya. Namun,
nubuat ini memiliki makna untuk masa mendatang juga, dan
menubuatkan adanya kuasa penganiayaan dan kemarahan yang
sama pada bangsa kafir Romawi terhadap agama Kristen, seperti
yang dilakukan Antiokhos terhadap bangsa Yahudi yang saleh dan
agama mereka. Dan Rasul Yohanes, dalam penglihatan-penglihatan
dan nubuat-nubuatnya, yang terutama menunjuk pada Romawi, jelas
mengacu, dalam banyak hal, pada penglihatan-penglihatan Daniel
ini.
3. Daniel diberi penglihatan yang penuh sukacita akan kejayaan kerajaan
Tuhan di antara manusia, dan kemenangan-Nya atas semua lawan pada
akhirnya. Dan sangat jelas terlihat bahwa di tengah-tengah nubuatan
tentang tekanan dan kegeraman musuh, datangnya pengharapan ini
dimunculkan dengan tiba-tiba (ay. 18, 22), tanpa diduga sebelumnya,
muncul di tengah-tengah penglihatan, untuk ditafsirkan di ayat 26-27.
Dan hal ini juga mengacu,
(1) Pada hari-hari kejayaan jemaat Yahudi, jsesudah mereka melewati
badai di bawah pemerintahan Antiokhos, dan kuasa yang diperoleh
kaum Makabe atas musuh-musuhnya.
(2) Pada penegakan kerajaan Mesias di dunia melalui pemberitaan Injil.
Kristus datang ke dalam dunia untuk menghakimi, untuk memerintah
melalui Roh-Nya, dan untuk membuat orang-orang kudus-Nya
menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Tuhan -Nya.
(3) Pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, saat orang-orang
kudus akan menghakimi dunia, duduk bersama-Nya di takhta-Nya,
dan menang atas keruntuhan kerajaan iblis untuk selama-lamanya.
Marilah kita menyimak apa yang dinubuatkan di sini.
[1] Yang Lanjut Usianya itu akan datang (ay. 22). Tuhan akan
menghakimi dunia melalui Anak-Nya. Kepada Anak-Nya Tuhan
telah menyerahka