i Ma'mar. Silahkan melihat AbFath (Vlll/ 723)
€,ffi?r&
mana Rasulullah shallallahu Alaihi wa sallam mengerak-geral<Junnya."
sa'id berkata, "Aktt akan menggerak-geralckan bibirku sebagaimana lbnu
Abbas menggerak-gerakknnnya." Lalu ia menggerak-geralckan kedua bi-
birnya. Kemudian turunlah ayat, "langan engkau (Muhammad) gerak-
kan lidahmu (untuk membaca Al-Qur',an) larena hendak cepat-cepat
(menguasai)nya. sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di
dadamu) dan membacakannya." (QS. Al'Qiyamah:76-77) Yalcni: Me-
ngumpulkannya dalam dadamu untuk lamu baca. "Apabila Knmi telah
selesai membacakannya maka ikutilahbacaannya itu" (QS. Al-Qiyamah:
7g) Yakni: Dinm dan dengarkanlah bacaannya." Kemudian sesungguh-
nya Knmi yang alun menjelaslannya." (QS. Al-Qiyamah: 79) Yalcni:
Kemudinn Knmilah yang meniamin engkau bisa membacanya. setelah
itu apabila Jibrit Alahissalam datang membawa wahyu malu beliau diam
mendengarkannya. Setelah libril pergi barulah Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam membacanya sebagaimana bacaan libril'' 3e
[Hadits 5 - tercantum juga pada hadits nomor : 4927,4928,4929,
5044,75241
Syarah Hadits
Ayat-ayat berikut ini mengandrrng beberapa faedah, yakni:
Firman Allah Ta'Ala, "langan engkau (Muhammad) gerakknn lidahmu
(untuk membaca Al-Qur' an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
sesungguhnya Kami yang alan mengumpullannya @i dadamu) dan
membacakanny a. " (QS. Al-Qiyamah z 16-1,7l
Sesungguhnya Allah 'Azza wa lalla telah memberikan jaminan pe-
ngumpulan Al-Qur'an dan pembacaannya kepada Nabi shallalla-
hu Alaihiwa Sallam.
Firman Allah Ta'ala "Apabila IQmi telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu, " (QS. Al-Qiyamah: 18)
Yang membacakannya adalah Jibril. Namun ketika bacaan Rasu-
Iullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadi seperti firman Allah,
maka ucapan Jibril berasal dari perkataan Allah. Dan tidak ada
berita yang disampaikannya kecuali aPa yang Allah 'Azza wa lalla
firmankan.
Firman AIIah Ta'ala, "Kemudian sesungguhnya Kami yang akan men-
jelaskanny a. " (Q S. Al-Qiyamah: 19)
25
1.
2.
3.
39 Diriwayatkan oleh Muslim (I/ 330) (448) (1'4n
26 4r*t[;ffi't&
Allah 'Azza u)a lalla mewajibkan diri-Nya untuk mengumpulkan
Al-Qur'an ini dan membacakannya kepada Nabi Shallallahu Alai-
hi wa Sallam melalui perantaraan ]ibril. Kemudian Allah Ta'ala
mewajibkan diri-Nya untuk menjelaskannya dan tidak menyi-
sakan darinya sesuatu yang tersembunyi. Dan ini merupakan
kesempumaan perhatian Allah Ta'ala terhadap firman-Nya. Ia
menjaganya, mengharuskan diri-Nya untuk mengumpulkan dan
membacakannya.
Oleh sebab itu, kita harus mengetahui bahwa tidak ada satu
pun bagian dari AI-Qur'an yang maknanya tidak diketahui manusia
selama-lamanya. Tidak satu bagian pun kecuali manusia mengetahui
maknanya, hanya saja terkadang ada yang tersembunyi di kalangan
sebagian manusia disebabkan kelalaian mereka atau pengabaian me-
reka. Akan tetapi maknanya tidak tersembunyi dari seluruh umat ma-
nusia. Di dalam Al-Qur'an tidak ada -walaupun sebuah kata- yang
maknanya tidak diketahui seseorang. Sebab Allah Ta'ala telah berfir-
man, "Kemudian sesungguhnya Kami yang alan menjelaskannya." (QS. Al-
Qiyamah:19)
Dan Dia berfirman, "Dan Kami turunkankitab (Al-Qur'an) kepadamu
untuk menjelaskan segala sesuatu." (QS. An-Nahl: 89)
Dan Dia berfirman, "Dan Kami turunkan az-zikr ( Al-Qur'an ) kepada-
mu, agar engkau menerangkan kEada manusia, apa yang telah diturunlan
lcepada merel(n." (QS. An-Nahl: 44)
Dengan ini kita mengetahui kebatilan pendapat Ahlu Tafwidh
yang berkata mengenai ayat-ayat sifat bahwa Allah-lah yang paling
mengetahui maknanya, sedangkan kita tidak mengetahui apa yang
Altah kehendaki darinya. Sesungguhnya perkataan ini batil. Dan
perkataan inilah yang dipegang oleh para ahli filsafat dan orang-
orang mulhid (menyimpang). Sampai-sampai mereka menyebutkan,
"Sekiranya kalian tidak mengetahui maknanya, maka kamilah yang
mengerti maknanya. Dan kami adalah ulama yang sesungguhnya, se-
dangkan engkau adalah orang jahil yang menjauhkan diri.ao
40 Silahkan melihat Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyyah karya Fadhilah Syaikh Mu-
hammad bin Shalih Al-Utsaimin Rnhimalullah (l/ 93- 95)
€.ntrfrrp
, c &-nlt Y .;i; t:';;i i6 ,nr 31 *Fi iu 3t* $'-6 .1
W, ,;:;rl';;i i6 ir '"t r:';;i is # il ?13'";
Js uW i.t #9r 1;, tr W o4 ie ;'6 &7'lt a
|iu:;1 {,:s; ,,at;;i & *'}nt ;* at 3;: i:rs
,F e;t;U
'os: ,jh lW'q lt;rr') e
& *'at ;^b Ar i-r. {:t';:t br.t*
yiste)l
5. Abdaan-telah menceritalan kepada knmi, in berkata, '^Odurro, ,do,
menceritakan lcepada lami, in berlata, "Y unus telah mengabarlan kepada
kami dari Az-Zuhri, Dan Bisyr bin Muhammad telah menceritalun ke-
pada kami, in berkata, "Abdullah telah menceritakan k"pado lumi, ia
berluta, "Yunus dan Ma'mar telah menceritalan kepaila lami dari Az-
Zuhri bahwa ia berluta, "l-lbaidullah bin Abdullah Telah mengabarlan
kepadaht dari Abdullah bin Abbas Rndhiyallahu Anhu, in berlata,'Rn-
sulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling derma-
wan. Kedermau)anan beliau bertambah pada bulan Ramadhan ketika ma-
lailut libril datang menemui beliau, libril biasa datang menemui beliau
setiap malam pada bulan Ramadhan untuk membacakan Al-Qur'an lee-
pada beliau. Sungguh kedemawanan belinu paila bulan ini lebih cepat da-
ripadn angin yang berhemblts."4l
[Hadits 6- tercantum juga pada hadits nomor: 1902,3220,3554,
4e971
Syarah Hadits
Hikmah beliau membacakan AlQur'an kepada Iibril di bulan Ra-
madhan adalah bahwa Ramadhan merupakan bulan diturunkannya
Al-Qur'an. Dan hikmah beliau membacakannya kepada |ibril setiap
tahunnya adalah untuk menguatkan bacaan (hafalan) Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam, serta mengingat wahyu ketika Jibril turun
kepadanya.
27
';tw: by
4 rJu, ?;i
41. Driwayatkan oleh Muslim (IVl 1803) (2308) (50)
€mmmr&
JC &/')t ; A-3" *i;,i Ju 4v U #t gr.;Jr ;J c'-G .v
qW i lt *; I'i 1F i,.# i.,fr f ..I lr rt s.ri
U t'i e gL,.P:i *t 3i iri *r G ('# vr i'i t;i
'xt ,k yt',5;: {:c *}r i6t e,lbu, t'rt*,tritrt 47
{ci ;+t, ii U'e dl'.,ki $t# 6J ql iY * : *
fi J* gcVGi') !G3 i r:1t lui^i'd';t # e
6 ,til ()t1-" ,i Jut :; {l ii ,t$t ,y1 r'4 r* ,ili
F :t:* + {kv iv;i t}';i ;rr}i iw $ &ii
i;K irs i$.Vll"; yv; gv jlp,j u,*'liv
v J':i
'oe
F'^b u.A ry * \iu- ii q ir*st r'l !'ti
ic eic # ,ie,; di 5*.*,: -s iv:'iu 1u
* A y.c) b'os ki6 .i J-ii {tlt Lt
";i
E ipt fu
i:,ri. J a;t i3* ii fr# ,tht ':tve is 'i ei;
& ki 3;i ,p iv [':L.i J As 6;tz. ii St*it iS
:Sr,'ik: t*]6i6 i * *l;s.l'i "x
*tn'-^L);
ir e y,ri.i i^r )* ki6 .i ui i6 v i* 3i #
,i, tt, v. E\i 4 ,#r3 l; iC w, E, 'ri Y s:i I
#+ #q St{ 3t io F ,f! t#G J1' iv '^:tAt 4'
* {flriYiG r'laiq'16.,:r+ 4,iq.+'Ft J
€3,1 ,s* Y tiiti Q* y,ti; ii;,s'r'!nr tr"5t )r4
28
4'ffit &
ii sy:s',1'Ft tk 8,ki J6'.1; ,UU') U? * g
)7,iU ,Y, al'S ,s'Pt tt'L iv bi SA i L'i i
')1 Art ii .iYi at:, ,t, g,q :l$g ,Y Cii'ii k
# 'Jt Cii *: * ak J*' *:t # b Y,t'1 b6s
';t 3i if; <) ii ayi ,sc Y'Jtk :,i ,y :4u,{#
u,Vi ,.fiui yt ,b a*:, q:61 ,* +St 34. # P
Lqt ii;*r ;ia1;,+ i'i ayii i3t* ii ;;it utlt
1si' UL.i-6 ayi '.o':"*.ii st'"i: cui ,y')t
g.,.ys.iti i,x. *..n'eL).; vi 3t';i Cii H t* 9u:1t ;i
,fiu-i +ru;lt'*tx. \C'o itl)t 1s, i iti aytt
€i|Zdii3*|,trtt si'iv ii -Yi
"Y,Y# €W3 t';., y,tf f i; .ir t:3i li iiU a aYs
3i v 'ot LV Jat: :til6 1t*su, €iU', o1'1it ;;tv
gt e t.G {i et& ui i6 ;,;i u;,1++:5 k
,.s.)')i;ra,.*u,A *t*i;l $,I'* E';1 #i
'{, lr;'i,t ;} }tt Jyt:$,Gt F Ys e aA;*
y.tip;ii *7 iy^a'"t,si.* it€: i,*. olt
*S't J\*-3')Yt*# bF')t,f")t 1' *
irrrl' ,{.Gi a;ii ;y * Yi 6^iSt €t / & iia r"t')l
i,it C,r#l'E at; iy i'; !;i'i,t,t:,i. v'vi
ixj.i :'i;<*iW it-- * iyUw:4' $i u\ :
.i,r ir13 n r:.u'ri tix. tix. '* it G:-* y, iJ;, 'l; i nl1
29
v jv w ot*:, it ;S
t6') et e i4 os',
€rm,mrut&
{ u # Gi tr-r;:,t U-* tif iy
-t';ir *i3t, ,U,2)r l+ -F :4t ga.i,y Zji je
1* o,i i.,;i ti a'-;i q *el aiorii
.F,sr F;i e,;bt; fr q; dld *\t i ry ttd
sr6 dr uL $t, ;Wt, +V ,_pfjlt ;;t ors, f>u)'
,lu; At +o';-&i;u1y,.+ q,jtiti ..',-,:-rii.tt
;t; *t lts', .,$At i1.r Su A% u.g.:,r i3 ^;r$. Cx
c-y: q .+itAi: CL";U,r &i6 riJtc,u.
#. A Uv i$t :y b F. J* -;), fr 9gll, .* r_ilt
V. i tfi +4 *tu Jt r*ry fr:G q J,; lgt $y
tvi* y,*;)i Filt ai eii J; {4 z$t q
iu *trp*til *i *')tt,y*,!t )it f :r *
t i W i\ t;'"'; gttr'p.i ii ; gi tr,t-v rr5!r
.;i' b iit :yiri: r.i; *t i6 {)rry. ii j* q}t ,r
9:t,{ ?G SL,}t ,-s i
?tiyv b+qtu| F,*ii.p e Jt,jt
Ut (':t ii frii #) +E'it S3 C,cr, * *t ei,
'{,Lt F ;31 A,t;\ -}i F ,h,i: a,fr"; €. rslr ,vi.a.
itat, dt ii, y)rycri' e 6 ,F r:It ;,:,:1 U jut
Grki *t;it Jl,a.*it #'^-2F 1r*4 git tt; ti$
A; &3) j6 .rG..jr :/ A), #.; ,yt "i:
tai ;A;'i
€*ffi?,p
U.ii -, &: e #U A,ti o) ,,4w * ;Y,sv1
il AQ ;t:: ,!t :U tt rort 'rgJ';i ti:i'i tr'';i
is-o'lt f P'r.i;i 3W
7. Abul Yaman Al-Hakam bin Nafi' telah menceritakan krpada kami, ia ber-
kata, "Syu'aib telah mengabarkan lcepada lumi dari Az-Zuhri bahwa in
berlata, "l-lbeidullah bin Abdillahbin lltbah bin Mas'ud telah mengabar-
kan kepada kami bahwa Abdutlah bin 'Abbas telah menceritakan kepada-
nya bahwasanya Abu Sufyan bin Harb telah menceritaknn lcepadanya,
,,Hiraklius telah mengundnngnya bersama beberapa rombongan dari
suku Quraisy. Mereka berninga di negeri Syam pada masa perianiian
Hudaibiyah antara Rasulullah shallallahu Alaihi wa sallam dengan Abu
Sufyan dan knum lafir Quraisy. Merekn pun menemuinya di lliyaa' . Raia
Hiraklius mengundang merelu di majelisnya sementara saat itu para pem-
besar Romawi duduk di sekitarnya. Lalu Hiraklius mernanggil merelu dan
memang gil p en er j em ahnY a'
Hiraklius (H) berkata, "sinpakah diantara lulian yang paling delat hu-
'
bungankekerabatannya dengan orang yang mengaku nabi ini?"
Abu Sufyan (Al meniawab, "Saya yang paling dekat hubungan lceke-
rabatannya dengan orang itu."
(H): " Suruhlah ia mendelut kepadaht beserta slahabat-shahabatnya di be-
lakangnya."
L^alu Hiraklius berluta kepada peneriemahnya, "Katakan kepadanya bah-
wa aku alan menanyaknn orang ini. lila ia berdusta mala latakanlah
dusta!"
(AS): Demi Allah, kalaulah bulan knrena perasaan malu dikntakan pen-
dusta niscay a aku sudah ber dusta di hadnp anny a. "
Kemudian pertanyaan pertama yang diajulannya l<epadaku adalah:
(H) : " Bagaimanaluh lctdudukan nasabnya diantara kalian? "
(AS): "laberasal dari orang yang terpandang nasabnya."
(H): " Adaknh orang lain dinntara lalian yang menyerukan ajaran tersebut
sebelumnya?"
(AS): "Tidak ada!"
(H): "Adalah dinntara bapak-bapaknya yang berasal dari keturunan
raja?"
3l
32 €mmrur&
(AS): "Tidak ada!"
(H): "Apalah yang mengihttinya orang-orang yang terpanilang atauluh
orang-orang lemah?"
(AS) : " Orang-orang lemah! "
(H): " Apaluh pengilafinya bertambah ataukah berhtrang? "
( AS ) : " Pengilafiny a terus bertambah ! "
(H): " Adaknh pengihrtnya yang murtad larena benci terhailap agamanya
setelah memeluknya?"
(AS): "Tidak ada!"
(H): "Adakah kalian menuduhnya sebagai seorang pendusta sebelum i"a
meny erulun aj ar annya itu? "
(AS): "Tidak!"
(H) : " P ernahluh ia berkhianat? "
(AS): "Tidak pernah, sekarang ini kami terikat perjanjian dengannya,
kami tidak tahu apa yang akan dilakulunnya?"
Abu Sufyan mengatalan: " Aku tidakkuasa menambah-nambah perlutaan
selain kalimat-kalimat tersebut."
(H) : " P ernahkah kalian berperang melawanny a? "
(AS): "Pernah"
(H): "Bagaittuna kondisi peperangan kalian melawannya?"
(AS): "Peperangan yang terjadi diantara lumi sangat seimbang. Selali
waktu merelu menang dan seluli waktu lami yang menang."
( H ) : " Ap a y an g dip er int ahkanny a kep a da lalian T "
(AS): la berkata, "Sembahlah Allah semata dan janganlah berbuat syirik
terhadap-Nya! Tinggallanlah apa yang dilatalun oleh nenek moyang
lamu!" la memerintahlun lami mengerjalan shalat, mmtbayar zalat,
berlaku jujur, menjaga kehormatan diri dan menyambung hubungan
silaturahim,"
Hiraklius berkata kepada penerjemahnya, "Katakan kepadanya: Aku
tadi menanyalannya tentang nasabnya, lalu dia katalun ia memiliki
nasab yang terpandang. Begitulah seorang rasul diutus dari nasab yang
tupandang di antara kaumnya.
Afu tadi mmanyakannya adalah di antara lealian ada yang menyeru-
kan ajaran itu sebelumnya? Dia jawab tidak! Sekiranya aih orang lain
yang menyerulan ajaran ini sebelumnya niscaya aht latakan ia hanyalah
seorang yang mmgikuti apa yang telah diserulan sebelumnya,
€n.trffirp
Aku tadi menanyakannya adakah salnh seorang bapak-bapaknya yang
berasal dariketurunan raja? Dia jawab tidak! Sekiranya ada salah seorang
dari bapak-bapaknya yang berasal dari lceturunan raja niscaya aku lutafum
i"a hanyalah seorang yang menuntut keraiaan bapaknya,
Aku tadi menanyalcnnnya adalah lalian menuduhnya pendusta sebelum
ia menyerukan ajarannya? Din jawab tidak! Barulah kutahu ia tidak mau
berdusta terhadap manusia apalagi terhadap Allah,
Aht tadi menanyakannya apalah para pengikutnya oranS-orang yang
terpandang ataulah orang-orang lernahT Dia meniawab pengikutnya
berasal dari orang-orang lemah! Begitulah pengikut para rasul.
Aku tadi menany aknnny a berkur anglah p engikutny a at aulah b er tamb ah?
Dia menjawab bahwa putgihttnya terus bertambah! Demikianlah imnn,
apabila kemanisannya telah meresap ke dalam hati.
Aht tadi menanyalannya pern"aluh ia berl&ianatT Din iawab tidak per-
nah! Demilcianlah para rasul tidak pernah berkhianat.
Aht tadi menanyakannya tentang apa yang telah in perintahlun? Dia
menjawab bahwa in menyerulan: Sembahlah Allah semata dan ianganlah
tulian berbuat syirik terhadap-Nya, in melarang kalian dari penyembahan
berhala, memerintahlan lalian shalat, berlaku juiur dan meniaga ke-
hormatan diri,
Jika benar apa yang din latalan tadi niscaya kekuasaannya akan meluas
hingga lcer aj aanku ini !
Sebelumnya aku sudah tahu bahwa ia pasti muncul. Namun aku tidak
mengira in berasal dari bangsa kalian, Kalaulah sekiranya aht dapat be-
rangkat lce sana niscaya aku sangat berharap sekali bertemu dengannya.
Dan sekiranya aku bertemu dengannya niscaya alil kabasuh telapak la-
kinya."
Kemudian Hiraklius meminta surat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam yang dibawa oleh Dihyah Radhiyallahu Anhu kepada pembesar
Bushri. Lalu surat itu diserahkan lcepaila Hiraklius lalu dibacanya, isi
surat itu adalah:
Dari Muhammad,hamba Allah dan Rasul-Nya
Kepada Hir aklius, p embesar Romawi
Keselamatan bagi yang mengilatti petunjuk
Ammaba'du,
Sesungguhnya aht mengaiakrnu lcepada agama lslam. Masuk lslamlah
niscaya engkau selamat dan Allah memberimu pahala dua kali lipat' Jikn
33
34 €mmiffi'tp
engkau berpaling mnka engknu akan manikul dosa-dosa kaum Ariisi! "
Katakanlah ( Muhamm"ad), wahai ahli kitab ! marilah kita menuju kepada
satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami ilan lamu, bahwa kita
tidak menyembah selain Allah dan kita tidak memperselantukan-Nya
dengan sesuatupun dan bahwa kita tidak menjadilan tuhan-tuhan lain
selain Allah, jika mereka berpaling malu katakanlah (kepada merela),
saksikanlah bahwa lami adalah orang muslim" (QS. Ali'Imran: 64)
Abu Sufyan berkata, "Begitu selesai mengatalun perlataan itu dan selesai
membaca surat tersebut, gaduhlah orang-orang yang ada di sekitarnya
dan suara-suara kian meninggi. Mala kamtpun keluar dari ruangan itu.
Setelah keluar aku lutakan kepada shahabat-shahabatku, "sungguh per-
soalan lbnu Abi Kabsyah ini balal menghebohknn, Rnia Bani Ashfar
(bangsa Romawi) saja takut kepadanya."
Sejak saat itu kami yakin bahwa knnmangannya alan tampak hingga
alchirny a All ah memasulclunku lce dalam lslam. "
lbnu Naathuur, salah seorang walilcota lliyaa', salah seorang shahabat Hi-
raklius dan juga seorang ushtp Nasrani di negeri Syam, menceritalan
bahwa pada suatu ketila Hiraklius datang lce llryaa' ia lcelihatannya sangat
muram. Para menteri-menterinya berlata lcepadanya, "Kami lihat kondisi
tuan sangat muram!"
lbnu Naathuur melanjutlan, "Hiraklius adalah seorang ahli nujum, Ke-
tika merela bertanya sebabnya i.a berkata, "Tadi mahm aht melihat lalat
ilmu nujum bahwa raja yang berkhitan telahberkuasa. Siapakah dinntara
bangsa-bangsa ini yang berWitan?"
Merelu menjawab, 'Tidak ada yang berkhitan melainlcnn bangsa Yahudi,
tapi janganlah tuan risau terhadap merela. Tulislah perintah lce seluruh
negeri dikerajaan tuan agar membunuh setiap orang Yahudi yang ada!"
Setelah berlalu beberapa waktu, dihadapkan seorang lelaki yang diutus
oleh raja Ghassan. la menceritalcnn tentang perihal Rasulullah Shallalla-
hu Alaihiwa Sallam.
Setelah Hiraklius mengorek lceterangan darinya in berkata, "Bawalah
le-laki ini dan coba perilcsa apakah in berlditan atauknh tidak?' Setelah
mer eka perilcsa terny ata berkhitan. Spontan saj a Hiraklius berkata,' Dialah
(Rasulullah) raja umat ini, ia telah muncul!"
Kemudian Hiraklius menulis surat lcepada shahabatnya di Roma yang me-
miliki ilmuny a y ang sederaj at denganny a.
L^alu Hiraklius beranglut lce Hims, namun belum lagi tiba di Hims da-
€'^ffitt P
tanglah balasan dari shahabatnya yang menyetuiui pendapatnya bahwa
alan muncul seorang nabi, dan bahwasanya Muhammad itu benar-benar
seorang nabi.
Kemudian Hiraklius mangundang para pembesar Romawi di sebuah aula
istananya di Hims. la perintahlan agar semua pintu dikunci. Kemudian
Hiraklius pun muncul lalu berlata, "W1hai sekalian bangsa Romawi,
mauknh kalian memperoleh lcciayaan dan petuniuk serta tetap langgeng
kerajaanknlian dengan membaint nabi ini?"
Dengan serta merta para pembesar Romawi itu berhamburan ke pintu-
pintu bagaikan keledai-keledai liar yang panik. Namun merela dapati
semua pintu terkunci. Begitu Hiraklius melihat kebencinn merelu dan
tidak ada lagi harapan merelu mau beriman mala ia berkata, "suruhlah
merela l<tmbali!"
l,antas ia berlata, "Aku tadi lnnya ingin menguii keteguhan lulian me-
me gang ag ama knlian. D an aht telah meny aksilanny a. "
Demi mendengar pefnyataan Hiraklius itu mereknpun sujud kepailanya
dan ridha terhadapnya, ltulah aldir kisah Hiraklius."az
Diriwayatkan oleh Shalih bin lGisan, Yunus dan Ma'mar dari Az-Zuhri.ai
[Hadits 7- tercantum juga pada hadits nomor: 5'l',268'1,2804,294'1.,
2978, 317 4, 4553, 5980, 6260, 7196, 75411
Syarah Hadits
lni iuga termasuk hadits agung yang harus ditulis, sebab ia men-
cakup sifat Nabi Shallallahu Alaihiwa Sallam dan sifat para shahabatnya,
serta mengandung pengakuan nia yang pintar ini -namun kepinta-
rannya tidak mengarahkannya- bahwa Nabishallallahu Alaihiwa Sallam
adalah benar-benar seorang nabi.
Diriwayatkan oleh Muslim (III/ 1393) $nq Q4)
Dalan-At-Taghliq (ll/ 18) Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, "Perkataan Al-Bukhari
'diriwayatkan oleh Shalih, Yunus, dan Ma'mar dari Az Zuhri', beliau menyebutkan
hadits ketika perawi tersebut lengkap dengan sanadnya dalam Al-lami' .
Adapun hadiis shalih maka beliau mencantumkannya dalam Al-]ihad (2940,2941)
secaia lengkap dari Ibrahim bin Hamzah dari Ibrahim bin Sa'ad darinya.
Adapun hidiis Yunus maka beliau mencantumkannya dalam Al-lsti'dzan (6260)
meliluilalur Ibnu Al-Mubarak secara ringkas, serta dalam Al-Jizyah (3174) melalui
jalur Laits bin Sa'ad. Keduanya dari Yunus.
Adapun hadits Ma'mar maka ia mencantumkannya dalam At-Tafsir (4553) dari
hadits Hisyam bin Yusuf dan'Abdurrazzaq.Keduanya dari Ma'mar'
35
42
43
36 €1".:ltmruT&
Hadits ini juga mengandung faedah kebenaran perkiraan raja
tersebut, di mana ia mengatakan, "]ika benar apa yang dia katakan
tadi niscaya kekuasaannya akan meluas hingga kerajaanku ini!" Se-
sungguhnya perkiraannya benar-benar terbukti, karena Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam menguasai kerajaannya/ namun beliau ti-
dak menguasainya secara individu tetapi secara syar'i. Artinya syari-
'at beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam sampai ke tempat ini, dan para
khalifahnya menguasai tempat ini.
Perkataan Sufyan Radhiyallahu Anhu, "Demi Allatu kalaulah bukan
karena perasaan malu dikatakan pendusta niscaya aku sudah ber-
dusta di hadapannya."
Yang mengucapkan perkataan ini adalah Abu Sufyan Radhiyalla-
hu Anhu. Perhatikanlah bagaimana Abu Sufyan -yang pada saat itu
masih kafir- merasa malu berdusta. Sedangkan pada hari ini kaum
muslimin begitu gampangnya berdusta. Dan ini termasuk perkara
yang menunjukkan bahwa dalam masalah ini manusia jar:h dari Is-
lam, bahkan jauh dari akhlak orang-orang Arap Badui pada masa ]ahi-
liyah!
Perkataannya Radhiyallahu Anhu, "Sekarang ini kami terikat per-
janjian dengannya, kami tidak tahu apa yang akan dilakukannya."
Namun Sufyan Radhiyallahu Anhu mengetahui bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak akan berkhianat. Hanya saja ia me-
ngatakarutya untuk berkamuflase.
Oleh sebab itu ia mengatakan, "Aku tidak kuasa menambah-nam-
bah perkataan selain kalimat-kalimat tersebut."
Semua pertanyaan yang diajukan oleh Heraklius kepada Abu Suf-
yan menunjukkan bahwa Heraklius adalah orang yang cerdas dan
memiliki kesimpulan kuat. Namun, apakah kecerdasannya tersebut
memberikan manfaat kepada dirinya? ]awabnya tidak! Ia memang
orang yang cerdas tetapi tidak bersih! ]ika mau engkau bisa menye-
butnya sebagai orang yang cerdas (dzakiyyun) tapi tidak bijak ('aqil).Se-
bab masing-masing kata' aql dan dzaka' mempunyai makna tersendiri.
Intinya kesebelas pertanyaan yang diajukan itu merupakan per-
tanyaanbesar dari sang raja, dan jawaban yang dilontarkan Abu SuSran
merupakan jawaban yang jujur, selain sindiran yang diucapkannya,
yaitu perkataannya, "Kami dan dia terikat dengan sebuah perjanjian,
dan kami tidak mengetahui apa yang akan dilakukannya dalam masa
perjanjian tersebut."
€",[tr*p
Adapun faedah yang terkand,^g dalam hadits ini maka sangat
banyak. Faedah terpenting adalah petunjuk Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam untuk menulis surat kepada para raja, dan seseorang tidak boleh
menghinakan dirinya sendiri. Ia tidak boleh menuliskan surat kepada
seorang penguasa dengan sesuatu yang dianggaPnya sebagai sebuah
kebenaran. Baik itu raja di negerinya mauPun pararqanegeri lainnya.
Boleh jadi kata-kata yang disebutkan dalam surat itu menawan hati
orang yang mendengar atau membacanya sehingga Allah memberikan
manfaat dengannya.
Coba perhatikan keadaan Nabi Musa Alaihis Shalatu was Salam
ketika masyarakat dan para ahli sihir berkumpul di hadapannya,pada
hari raya mereka. Ketika mereka semua berkumpul ia mengucaP-
kan sebuah kalimat, " Celakalah lamu ! ianganlah kamu mengada-ad-aknn
lcebohongan terhadnp All"ah, nanti Din membinasakan lumu dengan azfrb",
Dan sungguh rugi orang yang mengada-ailakan lcebohongan " (QS. Thaha:
61)
Perkataan Musa tersebut bagaikan sebuah peluru hingga mem-
buat sesama mereka saling berselisih. Dan apabila sebuah masyarakat
telah saling berselisih, niscaya hilanglah kekuatan mereka. Altah Ta'ala
berfirman, "langanlah kamu berselisih, yang menyebablcnn kamu meniadi
gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta oranS-
orang sAbar." (QS. Al Anfal: 45)
OIeh sebab itulah para tukang sihir beriman kepada Musa. Di awal
siang mereka masih dalam keadaan kafir dan menjadi tukang sihir,
dan di akhir siang mereka telah berubah menjadi orang-orang muk-
min yang baik. Itu adalah kanrnia yang Allah anugerahkan kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya
37
-$'
.rlo=fyl -rEA
KITAB
IMAN
-m.
€1&
,:i';l * i; iiritd.#) &,'ht ;* #,Ji,9,s.
e,ti;;) { e,\g6q1lt:ll J';,ar i6 ,&:t '.,"i:,Pt
.sri ,;iir j ry*At a$t, ) { .eii r;..u.ir ;ir ar *i;i t"U
'nsrj;tJJl ;i:i:{ 6q ,y, a$,5$g;11 t:}, t e,ee'iij
#";rtil i'f ) ,y tiyt t69r+s,? t:-t ult stt ritalos
,S*it1 {6)fi 'i,q
{l eiri G')l Jvo;iyt { 6q is,'i
i e* 4#'* t * u?:9'+' ,r lr eo*v lt
jK,;;t t4i.<1,' ,f U,it's-.;,)1 €t'p:,eri gV.itti,y
6 W.ut ,hi :"i iqi' :&"i '4i*<ix" d *t 5ul'
et';.ti,t:,r"* #J A;'5tui Ui ittW,t#,i,
;.J*t F fi"'sa its: t,# W,,ft I & *'in,,k
&fu { '* ii.t ,Stt'ui. i'r!' 4, )# iiti6:'ru" ei a,
L"l3,i.# t6') )At ;,i:rc 6 Lq,F "rtt'et;; *st
eV i, ,Sti: ,4,, G4: ir311 3,;'i u" lqati { c,*il' b F
,::,:y$W}byt
Bab Sabda Nabi Shollollohu Aloihi wq Sollom, olslom dibongun
otos limo dosot.'aa lmon terdiri otas perkotoon don perbuoton,
M Al-Bukhari Rnhimahullah meriwayatkannya secara mu'allaq dengan shighat jazam.
Namun beliau menyebutkan hadits tersebut lengkap dengan sanadnya pada bab
setelahnya pada nomor (8) dari hadits Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar.
Silahkan mellhat Taghliq At-Ta'liq Gl/ 19) dan Fath Al-Bari $/ 4n
40
€'tflfli,&
biso bertomboh don biso berkurong- Alloh Tq'olo berfirmon,
'lJntuk menomboh keimonon diotos keimonon mereko-'(QS.
Al Foth: 4) 'Don Komi tombohkon petuniuk kepodo mereko-'
(OS. A, Kohfi: 73)'Don Alloh okon menomboh petunluk
kepodo mereko yong teloh mendopot petuniuk' (QS- Moryom:
7f)'Don orong'orung yong mendopot petunluk, Alloh okon
menomboh petuniuk kepodo mereko don mengonugeruhi
ketokwaon mereko." (QS. Muhommod: 1.7)'Agor orong yong
berimon bertamboh imonnyo.' (QS. Al Muddotsir:37) Don
firmon-Nyo,'Siopo diontoro komu yong bertomboh imonnya
dengon(turunnyo) surat int? Adopun orong'orong yong berlmon,
moko suroh lnl menomboh imonnyo'" (Qs' At-Touboh: 724)
Firmon-Nyo lollo Dzikruhu, oKoreno ltu tokutloh kepodo mereko.
ternyoto (ucopon) itu menomboh (kuot) lmon mereko.' (QS-
Ali 'lmron: 773) Flrmon'Nyo To'olo, "Dan yong demlkion ltu
menomboh kelmonon don keislomon mereko-'(QS- A, Ahzob:
22) Ctnto koreno Alloh don benci koreno Alloh termosuk
cobong kelmonon.l[mor btn Abdul Azlz pernoh menulls surot
kepodo Adi bin Adt yong lsinyo,'Sesungguhnyo lmon ltu
m e m i I i kt kew oJt b o n - kew oJ t bo n, syo rl ot- sy o rl ot, h u ku m- h u ku m
don sunoh-sunnoh. Borongslopo menyempurnokonnyo berortl
io teloh menyempurnokon Re'lmonon- Don borangslopo belum
menyempurnokonnyo berortt lo belum menyemPurnokon
kelmonon. ttko oku dibert umur ponJong nlscoyo okon
kujeloskon semuo itu kepodo kollon htnggo dopot kollon
omolkon. Don itko ternyato Alloh lebih dohulu memonggllku
moko oku tidoktoh terlolu berombisi untuk terus mendompingi
kolion.'as Nobi lbrohim Aloihissolom berkoto,'Agor hottku tetop
montop (dengon keimonon).' Mu'odz berkoto,'Morlloh duduk
bersomo Romi sesoot untuk menomboh keimonon!'ar lbnu
Al-Bukhari Rahimahutlah meriwayatkannya secara mu'allaq dengan shighat iamm.
sedangkan Imam Ahmad dan Abu Bakar bin Abi syaibah Rqhimahumallah me
riwayitkannya secara maushul dalam kitab Ablman mereka berdua melaluiia-lur
Isa bin Ashim. Ia berkata, "Telah menceritakan kepadaku Adi bin Adi, ia berkata,
"Ijmar bin Abdul Aziz menulis surat kepadaku yang isinya, "Amma Ba'du,
sesungguhnya keimanan memiliki kewajiban-kewajiban, syariat-syariat ... dan
seterusnya."
el-Hafizhberkata dalam At-Taghliq (ll/ 20), "Hadits ini sanadnya shahih dan para
perawinya tsiqah." silahkan melihat Fath Al-Bari $/ 4n dan Muslunnaf lbni Abi
byaibah(vV tn)
.{l-Bukhari Rahimahullah meriwayatkannya secara mu'allaq dengan shighat ia-
4l
42 €mmrurp
Mos'ud berkoto, a(okin itu seluruhnyo odoloh imon.'aT
lbnu Umor berkota,'Seorong tidqk okon mencopoi hqkikot
ketokwaon hinggo io meninggolkon perkoro yong menggonjol
dolom hotinyo.'a8 Mujohid berkoto tentong firmon Alloh,'Dio
Alloh yong teloh menyoriotkon kepodomu.' (QS. Asy-Syuro: 73)
Yokni:'Komi teloh mewosiotkon kepodomu wohoi Muhommod
ogomo yong somo seperti yong teloh diberikon kepodo nobi
sebelummu.'ae lbnu Abbos berkoto tentong firmon Alloh,
'Aturon don jolon yong terong' (QS. Al-Moidoh: 48) Yokni:
'lolon don sunnohnyo.nso
zam. kdangkan Imam Ahmad telah meriwayatkannya xcara maushul dalam Al-
Irnan dari Waki'. DalamAl-Fattr (I/ 48) Al-Hafizhberkata, "Riwayat secaramu'allaq
ini disebutkan secara tnaushul oleh Ahmad dengan sanad yang shahih sampai
kepada Al-Aswad bin Hilal. (Al-Aswad berkata), "Mn'adz berkata kepadaku,
"Marilah duduk bersama kami sesaat untuk menambah keimanan!"
Silahkan juga melihat At-Taghliq (Il/ 20- 2L)
Al-Bukhari Rahinahullah meriwayatkannya secara mu'allaq dengan shighat jazam.
Dalam Al-Fath (l/ 48) Al-Hafizh menyebutkan, "Hadits yang diriwayatkan secara
mu'alaq ini merupakan penggalan dari sebuah Atsar yang diriwayatkan secara
maushul oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Knbir (8544) dengan sanad yang
shahih. Sedangkan penggalan lainnya adalah, "Dan kesabaran adalah separuh
keimanan."
Silahkan melihat Taghliq At-Ta'liq (ll/ 2L-23)
A1-Bukhari Rahimahullah meriwayatkannya secara mu'allaq dengan shighat ja-
zam.Dalam AfTaghliq (ll/ 24) Al-Hafizh menyebutkary "Aku belum mengetahui-
nya. Pada At-Tirmi&i (2451) dan Al-Hakim ((lY / 3L9) dari hadits 'Athiyyah As-
Sa'di terdapat hadits yang semakna dengannya secara marfu' dengan redaksi,
"Seorang hamba tidak akan sampai kepada derajat orang-orang yang bertakwa
hingga ia meninggalkan perkara yang tidak memiliki dampak negatif, sebagai
kehati-hatian agar tidak terjatuh kepada perkara yang negatif."
Namun Syaikh Al-Albani Rahitnahullah berkata dalam Jami' At-Tirmidzi ketika
mengomentari hadits ini, "Dha' if ."
Al-Bukhari Rahimahullah meriwayatkannya secara mu'allaq dengan shighat ja-
zam. Dan diriwayatkan secara maushul oleh 'Abd bin Humeid dalam Taftir-nya.
Ia berkata, "Telah menceritakan kepada kami Syababah, yaitu Ibnu Sawwar, dari
Warqa' dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid, firman AllahTa'ala: "Dia (Allah ) telah
mensyariatlun kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh" (QS. Asy
Syura:13)
Dan Dia telah mewasiatkan kepadamu agama yang sama seperti yang telah
diberikan kepada para nabi-Nya yang lain.
Al Hafizf berkata dalam At-Taghliq (l/ 24), "Riwayat ini sanadnya shahih." Silah-
kan juga melihat AI-Fath (l/ 48)
50 Al-Bukhari Rahimahullah meriwayatkannya secara mu'allaq dengan shighat ja-
zam. Dalam Al-Fath (l/ 48) Al-Hafizh menyebutkary "Riwayat mu'allaq ini di-
riwayatkan *cara maushul oleh 'Abdunazzaq dalam Tafsir-nya dengan sanad
yang shahih.
Silahkan melihat Taghliq At-Ta'liq (lI/ 25)
48
49
€,ttift&
Syarah Hadlts
Al-Bukhari Rahimahullah memulai dengan Kitab Al-Iman setelah
Kitab Bad'ul Wahyi (Awal mula turunnya wahyu -Peni.). Sebab segala
yang berhubungan dengan amal didasarkan kepada keimanan dan
akidah. ]ika seorang manusia tidak memiliki keimanan dan akidah
maka amaLrya tidak bermanfaat baginya. Dengan demikian harus
didasari oleh keimanan dan akidah.
Kemudian ia berkata, "Iman terdiri atas perkataan dan perbuatan,
bisa bertambah dan bisa berkurart1."
Ia tidak berbicara tentang keyakinan, kecuali jika kita mengatakan,
"sesungguhnya ucaPan itu ada yang berupa ucaPan hati dan ucapan
lisan. Dan perbuatan juga dengan lisan, anggota tubuh dan hati. Itu
disebabkan keimanan tersusun dari empat perkara yaitu keyakinan
hati, amal hati, ucapan lisan dan perbuatan anggota tubuh. Dan ini
merupakan mazhab Ahlus sunnah wal jamaah.
Adapun yang pertama, yaitu keyakinan hati, maka daliLrrya ada-
lah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, "lman adalah englau
beriman kepada Allah, para malailat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya,
hari akhir, serta takdir yang baik maupun yang buruk'sr Ini adalah akidah
dan disebut dengan ucapan hati.
Adapun yang kedua, yaitu amalan hati, maka dalilnya ialah sabda
Rasulullah Shatlallahu Alaihi wa Sallam, "Mlllt merupakan bagian dari ke-
imhnan."52
Dan malu merupakan amalan hati. Termasuk juga di dalamnya
rasa takut, harap dan sebagainya. Allah Ta'ala berfirman, "Karena itu
janganlah kamu takut lcepada merekn, tetapi takutlah kepada-Ku, jika knmu
orang-orang yangberiman," (QS. Ali 'Imran: 175)
Rasa takut letaknya di dalam hati, maka ia termasuk amalan hati
dan Allah Ta'ala menyebutnya sebagai keimanan.
Adapun yang ketiga, yaitu ucapan lisan, maka dalibrya yaitu sab-
da Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, "lman itu ada tujuh puluhan cabang,
Yang pating tinggi ialah ucapan laa ilaaha illallaah."s3
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (4777) dan Muslim (9) (5) dari hadits Abu Hurairah
Radhiyallahu Anhu.
Driwayatkan oleh Al-Bukhari (24) dan Muslim (36) (59) dari hadits'Abdullah bin
Umar Radhiy allahu Anhu.
Diriwayatkin oleh Al-Bukhari (9) dan Muslim (I/ 53) (35) (58)' sedangkan redaksi
hadits milik Muslim.
43
51
52
53
44 €i'tEtTdffi'tp
Beliau menetapkan bahwa ucapan termasuk perkara keimanan.
Adapun yang keempat, yalfii amalan anggota tubuh, maka dalil-
nya adalah firman Atlah Ta'ala "Dan Allah tidak akan menyia-nyiaknn
imanmlt," (QS. Al Baqarah:143)
Para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan keimanan
dalam ayat tersebut adalah shalat mereka yang selama ini menghadap
ke Baitul Maqdis.sa
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, "lman itu tujuh
puluhan cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallaah, dan
yang paling rendah adalah menyingkirlan gangguan dari jalan."ss
Dan menyingkirkan gangguan dari jalan merupakan amalan ang-
gota tubuh.
Sebagian kelompok manusia yang telah turun kitab suci Allah
kepada mereka beranggapan bahwa iman adalah akidah (keyakinan)
semata. Bahkan mereka menyebutkan bahwa iman adalah ma'rifah
(mengetahui) saja, sedangkan ucaPan dan perbuatan tidak terkait
sedikit pun dengan keimanan.
Mereka ini adalah Ghulatul Murji'ah (Murji'ah ekstrim)s6 dari
Diriwayatkan oleh Sa'id bin Manshur, 'Abd bin Humeid, dan Ibnu Jarir dalam
Tafsir-nya(il/ ln,serta Ibnu Hatim dari AI Bara'bin'Azib mengenai firman Allah
Subhanahu waTa'ah, "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan keimanan kalian." Ia
mengatakan, "shalat kalian yang selama ini menghadap ke Baitul Maqdis,"
Diriwayatkan juga oleh Ibnu |arir Rshittuhullah dalamTafsir-nya (IIl 17- 18) dari
Ibnu'Abbas, As-Suddi dan Sa'id bin Al-Musayyib.
Silahkan melihat Tasir Al-Baghawi (l/ 124),Tafsir Ihni Yatsir (I/ 193), Fath Al-Qadir
karya Asy Syaukani (l/ 151), Ad Dun Al'Mantsur (l/ 353) dan Adhwa' Al-Bayan (l/
160)
Takhrij hadis telah disebutkan sebelumnya
Disebut Murji'ah karena menyebutkan irja'.Iria' arti dasarnya adalah mengakhir-
kan, hal itu disebabkan mereka mengakhirkan amal perbuatan dari defenisi
keimanan.
Pendapat lain menyebutkan karena I'tha' Ar Rala' (memberikan harapan), mereka
mengatakan, "Dosa tidak memudharatkan keimanary sebagaimana ketaatan tidak
memberikan manfaat kepada kakufuran.
Ada lagi yang menyebutkan bahwa Allria'yaitu menunda keputusan (hukuman)
pelaku dosa besar hingga hari Kiamat. Maka tidak diputuskan atasnya dengan
hukum yang ada di dunia, apakah termasuk penghuni surga atau penghuni
neraka.
Atas dasar inimaka kaum Murji'ah dan wa'idiyyah adalah dua firqah (kelompok)
yang saling bertolak belakang.
Pendapat lain mengatakan Al-Iria' maksudnya
Anhu dari tingkat pertama ke tingkat ke empat.
Murji"ah dan Syi'ah saling bertentangan.
55
56
mengakhirka n' Ali Radhiy allahu
Atas dasar ini maka kelompok
Sementara itu kelompok Murji'ah ada empat golongan lagi, yaitu
I(hawarij, Murji'ah Qadariyatu Murji'ah ]abariyyah dan Murji'ah tulen.
Murji'ah
Sffi*&
kalangan ]ahmiyahsT dan yang mengikuti mereka dalam hal itu.
Mereka juga berkata, "sesungguhnya irnan tidak bertambah dan tidak
berkurang, sebab ia adalah keyakinan hati, sedangkan keyakinan tidak
bertambah dan tidak berkurang.
Sesungguhnya manusia itu satu dnlamlccimanan
B agailan sisir meny erup ai gigi- gigi
Atas dasar ini maka orang yang paling semptuna amal dan per-
kataannya adalah seperti orErn8 yang pating fasik amal dan per-
kataannya, selama tidak sampai ke batasan kekufuran'
Sedangkan kelompok yang lain mengatakan sebaliknya. Mereka
mengatakan, "Kei.manan tersusun dari keempat elemen ini. Dan tidak
*rr,gtir, ada keimanan kecuali dengan semPunanya keempat unsur
tersebut." Hingga mereka mengatakan, "sesungguhnya pelaku dosa
besar, boleh jadi ia kafir dan boleh jadi bukan mukmin. Ia berada di
antara salah satu dari dua kedudukan'"s8
SilanUr,metItrat At-Milalwa An-Nihal(l/ 186), At-Fashlf Al-Milulwa An-Nihal(ll/
113) dan I'tiqadat Firaq Al'Musliminwa Al-Musyrikin (hal' 107- 108)
45
STGolonganla.trmiyy"rr,ainisbatkankepada.plmimpinmereka.{Srekadinamakan
demilian sebagii r,isb"tk"pada lahm'bin Shafwan, orang yan' dibunuh oleh Salm
bin Ahwaz paia tahun iZ A.Mereka termasuk orangyang menafikan seluruh
sifat dan narna Allah subhanahu waTa',ala, berpendapat bahwa surga dan nelk3
tidak kekal, keimanan hanyalah ma,rifah lmmgenil; saja, kekufuran hanyalah
kebodohan yang melakukannya adalah Allah semata, sedangkan perbuatan ma.
nusia dinisbatkan kepada mereka secara majazi'
Di antara prinsip ,iereka adalah mendahulukan akal daripada naqal (dalil),
sebagaimana meieka belpendapat bahwaAl Qur'an adalah makhluk.
peniapat lain menyebutkn bahwa ]ahmiyah tidaktermasu\ tila\ yang berdiri
sendiri sebagaimaia Mu'tazilah. Oleh karena ia tidak disebut sebagai seluah
firqah di kalingan para penulis AlMilal wa An'Nilal, melainkan ditulis sebagai
bagian dari firgh Mu'tazilah dan Murji'ah'
Sylim el-Utsaimin Rahimahullah berkata, "sesungguhny-a-jahmiyyah menyatu-
k'an uga huruf jim, semuanya sesat. )ahmiyah dalam masalah sifat-sifat Allah, Iah-
miyyan dalam masalah peibuatan m"ttt'iia, dan Murji'ahdalam.masalah keima-
r,*]Uut" itu adalah seburuk-buruk huruf jim dan seburuk-buruk gabulqant
-
Silahkan melihat Maqalat lslamiyyin (l/ 23ti), Taritch At-Turats Al:Ambi (l/ 4/ 21'
22), Al-Burhan f ',tqaiid Al-Adyan (hal. 17-18) dan Al-Fashl fi Al-Milal wa An-Nihal
(tv / 204)
5g iit"t t
^r,
melihat penjelasan dan keterangan masalah ini dalam syarh Al'Aqillah
At_w ashithiyah kaiy a 3yaikh Al-Utsamin Rnhimahullah (ll / 229- 245).
Dalamr*t".y"r,grr,'u(ll/z33)beliatRahimahuttahmenyebltka+"Kelompok
Mu'tazilah dan Ktawarij menyatakan bahwa amal termasuk dalam defmisi
keimanan,danamalmeruput<ansyaratkekalnya.Mak3barangsiapamelakukan
salah satu kemaksiatan dosa besar, ia telah keluar dari keimanan. Namun kelom-
pok Khawarij menyatakan ia berada di salah satu dari dua kedudukan, oleh ka-
i"*r,y" tami Uaa( menyebutnya mukmrn, tidak pula kafir- Tetapi kami katakan
bahwa ia telah keluar dari keimanan dan tidak masuk ke dalam kekufuran' Dan
jadilah ia berada di salah satu dari dua kedudukan'
46 €r.m;rut&
Adapun Ahlus sunnah wal jamaah mengatakan keimanan men-
cakup keempat unsur itu, yaitu keyakinan hati, amalan hati, ucapan
lisan dan amalan anggota tubuh. Akan tetapi sebagiannya merupakan
rukun dan syarat dalam iman. ]ika sebagiannya hilang, maka hilanglah
keimanan itu, sedangkan sebagian yang lain tidak demikian.
Ahlussunnah juga mengatakan iman bisa bertambah dan bisa
berkurang. Barangsiapa bersedekah dengan uang satu Dirham, maka ia
tidak sama dengan orang yang bersedekah dengan uang dua Dirham.
Orang yang kedua lebih bertambah keimanannya. Namun masing-
masing disebut keimanan.
Demikian pula halnya mengenai ucapan. Barangsiapa mengucap-
kanlaa ilaaha illallaah sebanyak sepuluh kali, maka tidak sama dengan
orang yang mengucapkannya sebanyak seratus kali. Orang yang kedua
lebih bertambah keimanannya, karena amalannya lebih banyak.
Adapun amalan hati maka kita katakan, hingga amalan hatipun
bisa bertambah dan bisa p ula berkurang. Oran g y ao.lg tidak bertawakkal
kecuali kepada Allah, tidak takut kecuali kepada Allah, tidak berha-
rap kecuali kepada Allah; tentu tidak sama dengan orang yang tidak
bertawakkal kecuali kepada Allah, akan tetapi dalam hal pengharapan
dan rasa takut ia berharap kepada selain Allah dan takut kepada selain
Allah. Tenhrnya orang yang pertama lebih sempuma dan bertambah
keimanarutya.
Manusia juga berbeda-beda dalam perkara akidah (keyakinan).
]ika seorang lelaki menyampaikan sebuah inforrtasi kepadamu, lalu
engkau meyakini apa yang dituniukkan oleh informasi tersebut, kemu-
dian orang lain datang kepadamu menyampaikan informasi tadi ke-
padamu. Tentunya keyakinanmu semakin bertambah. Setelah itu da-
tang orang ke tiga kepadamu menyampaikan inforrrasi yang sama,
tentunya keyakinanmu semakin bertambah lagi. Selanjutnya engkau
menyaksikan sendiri informasi yang disampaikan, maka semakin ber-
tambahlah keyakinanmu. Oleh sebab itu, ketika Ibrahim Alaihissalam
berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kEadaku bagaimana Engknu menS-
hiduplun orang mAti." (QS. Al-Baqarah: 250)
Maka Allah berfirmmt, "Belltmpercayaknh englau? Dia (lbrahim) men-
jawab, Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap)." (QS. Al-Baqarah:
2601
Dengan demikian pada dasamya keimanan itu bisa bertamball
dan ia adalah akidah (keyakinan). Ini bukanlah perkara yang musykil
4,ffifli,p 47
(sulit). Manusia berbeda-beda dalam masalah itu menjadi beberapa
kelompok. Dan seorang manusia merasakan itu di dalam dirinya sen-
diri. Terkadang ia melihat keimanan yang ada dalam hatinya seperti
menyaksikan perkara-perkara gaib dengan pandangan mata langsung,
dan terkadang ia lalai'
Kalau begitu keimanan bisa bertambah dengan bertambahnya uca-
pan, dan ini jelas sekali. Karena pahala orang yang bersaksi bahwa
tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah sebanyak seribu kali,
tidak sama dengan pahala orang yang memPersaksikannya sebanyak
sepuluh kali. Dan keimanan juga bisa bertambah dengan perbuatan.
Karena orang yang menjalankan puasa sepuluh hari tidak sama de-
ngan yang berpuasa cuma sehari. Maka keimanan bisa bertambah dan
bisa berkurang.s'
penulis (Al-Bukhari) Rnhimnhullah meniadikan ayat-ayat Al-Qur-
'an yang beliau sebutkan sebagai dalil. Kemudian ia menukil isi surat
Umar bin Ab drl Azizsecara mu'allaq iazam.Disebutkan bahwa Umar bin
Abdil Aziz menulis surat kepada Adi bin Adi -salah seorang amirnya-
yang isinya,,,sesungguhnya keimanan memiliki kewajiban-kewajiban,
syari,at-syari'at, batasan-batasan dan sunnah-sunnah. Barangsiapa me-
nyempurnakan itu semua maka ia telah menyemPurnakan keimanan.
Dan barangsiapa belum menyemptunakan itu semua ia belum me-
nyempumakan keimananrtya." Ia tidak menyebutkarr, "la tidak muk-
min lagi.,, sebab tidak setiap perbuatan yang tidak dilakukan manusia
karena terluput menyebabkannya menjadi orang yang kafir'
Kemudian Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah berkata, "!ika aku
diberi runur panjang niscaya akan kuielaskan semua itu kepada kalian
hingga dapat kalian amalkan." semoga Allah membalasnya dengan
kebaikaO dan memberikan ganjaran atas niatnya karena ia akan me-
nerangkannya. Sebab ia adalah seorang yang alim dan fakih, termasuk
dalam jajaranfuqaha'Tabi'in semoga Allah merahmati mereka semua.
selanjutnya ia berkata, "Darrjika temyata Allah lebih dahulu me-
manggilku maka aku tidaklah terlalu berambisi untuk terus mendam-
pingi kalian."
HaI itu disebabkan mereka membuatnya letih, dan tidak menuruti
keinginannya. Sebelum ia menjabat sebagai khalifatU berbagai fitnah
59 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Mujahi4 ia berkata, "Keimananbisa bertambah
dan bisa berkurang, ia terdiri dari ucapan dan perbuatan. Asy-Syafi'i, Ahmad, Abu
,Ubeid dan yang liinnya meriwayatkan ijma'ulama dalam masalah ini."
48 €ilffiiHl'fp
dan peperangan terjadi di antara kaum muslimin, sebagaimana yang
diketahui dalam sejarah. Namun ketika beliau Rnhimahullah memegang
tampuk kekuasaan, maka peperangan yang sering berkecamuk antara
kelompok Khawarij dan non Khawarij mereda. Hanya saya Allah
Subhanahu wa Ta'ala tidak mempelpanjang masa hidupnya. Kira-kira
dua tahtrn empat bulan setelah itu Umar bin Abdul Azu pun dipanggil
oleh Allah Subhanahu wa T a' ala.
|ika ada yang berkata, "APakah perkataan IJmar, "Maka aku ti-
daklah terlalu berambisi untuk terus mendampingi kalian" menun-
jukkan kebosa4annya atas apa yang telah te{adi?"
Maka jawabnya kita katakan ada dua jenis bosan. Pertama bosan
terhadap suatu perkara yang ditetapkan. Kedua bosan terhadap tak-
dir.
|ika seseorang merasa bosan terhadap sebuah perkara yang di-
tetapkan maka sesungguhnya ia tidaklah tercela. sebab boleh jadi ia
melihat kondisi manusia yang tidak berada di atas kebenaran, sehing-
ga ia merasa bosan dan menderita.
Adapun merasa bosan terhadap takdir maka tidak diperbolehkan.
Sebab seluruh takdir Allah Ta'ala merupakan hikmah, dan semuanya
berhak untuk dipuji, baik itu yang menyusahkan manusia mauPun
yang tidak menyusahkan mereka.
Perkataan Al-Bukhar i Rahimahullah, "Mu' adz berkata, "Marilah du-
duk bersama kami sesaat untuk menambah keimanan!"
Apakah ucaPan beliau 'sesaat' terkait dengan ucapannya 'marilah
duduk!' atau dengan ucaPannya 'untuk menambah keimanan'? Atau
terkiat dengan keduanya?
]awabnya pendapat yang menyebutkan bahwa keduanya saling
bertentangan merupakan pendapat yang paling tepat. Hanya saja hal
itu bukan berarti bahwa kita beriman sesaat kemudian tidak beriman
lagi. Tetapi maknanya ialah kita menguatkan keimanan kita pada saat
ini. Sebab bisa saja seorang manusia itu lalai. Apabila saudaranya duduk
bersamanya, bersama-sama membahas ayat-ayat A1lah yang bersifat
kauniyah dan syar'iyah, dan masing-masing menyampaikan nasehat
kepada saudaranya; maka keimanan mereka berdua pasti meningkat.
Adapun perkataan Al-Bukhari y*8 selanjutnya maka jelas mak-
sudnya dan tidak perlu diterangkan lagi.
€ z &
isl,,al giai +s.
Bab kata Du'a'ukum artinya lman kallan
d* # o# C l.'{i,Y *;;i io n;i lr '"* trk .^
,.' ; , , " '
at & ;:'r Jyi i6 Jtt W *t gei'# irt :; l.c i
f*;t'tir'lnri;\i\i ii;lg * iti:v.;)t o'{: *
{tw: l*, ?\ islt $ti f'at rvls ;nt 'Jy,
8. lJbeidullah bin Musa telah menceritakan kepada knmi ia berkata, 'Telah
mengabarkan lcepada lumi Hanzhalah bin Abi Sufyan dari lkrimah bin
Knlid dari lbnu ll.mar Radhiyallahu Anhu ma ia berlata, "Rasulullah
Shallaltahu Ataihi wa Sallam bersabda, " lslam dibangun atas lima perkara;
syahadat Laa ilaaha illallah ua anna Muhammadar Rasulullah, menegak-
knn shalat, membayar znkat, menunailun ibadah haji, dan mengerjakan
puasa Ramadhan."il
[Hadits 8- tercantum juga pada hadits nomor: 4515]
Syarah Hadits
Ibnu Hajar Rahimahullahberkata dalam Al-Fath (l/ 49), "Perkataan
Al-Bukhari €':Vl artinya iman kalian." An-Nawawi Rahimahullah me-
nyebutkan, "Dalam banyak naskah di sini tercantum 'Bab', dan ini
merupakan kekeliruan besar. Ya.g benar kata 'Bab' tersebut tidak
dicantumkan. Dan tidak boleh memasukkan kata 'Bab' di sini, sebab
tidak ada memiliki hubungan apa-apa."
50 Diriwayatkan oleh Muslim (l/ 45) (16) (22)
49
50 €rmlimTp
Aku (Syaikh Al-Utsaimin) berkata, "Dalatrrberbagai riwayat yang
bersambr.mg sanadnya, shahih disebutkan kata'Bab', di antaranya ia-
lah riwayat Abu Dzarr, dan bisa diarahkan ke sana. Hanya saja Al-Kir-
mani berkata, "Sesungguhnya menurut naskah (redaksi) yang dipero-
leh secara sima'i oleh Al-Firabri kata 'Bab'tidak dicantumkan."
Atas dasar ini maka perkataan Al-Bukhari i3t;3 artinya iman
kalian merupakan bagian dari perkataan Ibnu Abbas, dan beliau
menyambungnya dengan perkataannya y{Lg sebelumnya tentang
penghapusan adat 'athaf (huruf sambung), di mana beliau menukil-
kan penafsirannya. Sementara itu Ibnu )arir meriwayatkannya secara
maushul dari perkataan Ibnu Abbas. Mengenai finrtan Allah berikut,
"Tuhanku tidak alun mengindahkan lamu, lalau tidak knrena ibadah lamu."
(QS. Al Furqan:77)
Ibnu Abbas berkata, "Kalau ada keimanan kamu." Allah menga-
barkan kepada orang-orang kafir bahwa Dia tidak mengindahkan
mereka, dan sekiranya kalau bukan karena keimanan orang-orilng
mukmin niscaya Dia tidak mengindahkan kamu juga."
Sisi pendalilan pengarang bahwa doa merupakan amalan, dan ia
memutlakkannya kepada keimanan. Oleh karena itu sah kemutlakan
bahwa keimanan tersusun dari amal. Dan ini berdasarkan penafsiran
Ibnu Abbas.
Ulama yang lain berkata, "Kata doa di sini merupakan bentuk
mashdar yartg diidhafahkan (disandarkan) kepada maful (objek kali-
mat). Pengertiarmya para Rasul mengajak semua makhluk kepada
keimanan. Maka maknanya kalian tidak memiliki uzur di sisi Allah,
kecuali seorang rasul mengajak kalian. Lalu berimanlah yang beriman
dan kufurlah yang kufur. Sesungguhnya kalian telah mendustakan,
maka kalian berhak memperoleh azab.
Ada yang berpendapat makna doa di sini adalah ketaatan. Dan
ini didukung oleh hadits Nu'man bin Basyu, "Sesungguhnya doa itu-
lah ibadah." Diriwayatkan oleh para ahli hadits penulis kitab-kitab
Sunan dengan sanad yang baik.
Yang paling dekat -utallahu a'lam- adalah perkataan An-Nawawi
Rahhnnhullah yang menyatakan tidak adanya kata 'Bab'. Dan kalimat
ini merupakan lanjutan dari perkataan Ibnu Abbas yang sebelumnya.
€,[[Af,,p
Yaitu perkataannya tentang ayat €t$. i ^;Z yaitu sebuah jalan dan
Strnnah. Sedangkan pengertian €:el adalah keimanan ka1ian.61
Adapun perkataannya (Al-Bukhari), "Telah menceritakan kepa-
da kami Ubaidil1ah..." hingga akhir. Maka sisi pendalilannya adalah
Islam mencakup seluruh keimanan, dengan dalil sabda Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa S allam,
"Bersaksi bahwa tidak ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan pe-
ngakuan bahwa Muhammad adalah Rasulullah."
5l
t+rt16
6l Silahkan melihat Taghliq At-Ta'liq (ll/ 25-26)
€3P
,y.;Ei,il ,ji I'i :lt -fr I J6 l' )yt 9qi' ,-ri qu.
e5liitj i\t.epts 9tu, 6T u '1, -#t :/,t g;J,
d..,Jt: ;;t4ti ;.pt e:i #.JI, jujr,61'4t: i4,:
(tt;ttiiilt C:ai,at ivil is"j, G:'$,ttry )*:Jt i.t2
4ti q4, ,q: :,'A,::ukl' € aatary tssri ,tteq,
i;:' { Syp,e"i:t} !,y3{ oy3' i qtl't,y* ;j-ll
Bab Perkara-perkara Keimanan dan Firman Allah To'olo'Kebo'
Jtkon itu bukonloh menghodopkon woiohmu ke qroh timur
don ke borot, tetopi kebojikon itu ioloh (keboiikon) orong yong
berlmon kepodo Alloh, hori okhir, moloikot'mololkot, kitob'
kitob, don nobi-nobi don memberikon horto yong dicintoinyo
kepoda kerabot, onok yotim, orung'orong miskin, orong'orong
yong dolom perjolonon (musofir), peminto-minto, don untuk
memerdekokon hombo sahoyo, yong meloksonokon sholot don
menunoikon zokot, orong-orong yong menepoti ionJi opobilo
berjonji, don orong yong sobor dolom kemeloroton, penderitoon,
don podo moso peperongon. Mereko ituloh orong-orong yong
benor, don mereko itulah orong'otong yong beftokwo-- (QS-
Al Baqarahz 1-77l Don firmon-Nyo,'Sungguh beruntung orong-
orong yong berimon'(QS. Al Mukminun: 1)
i6 > ,G ;i c|E JG :*Y;t # :;
j:;CVe**:c;rt*cy,a
dJl
"t
$k .1
lt:y tl"E
52
53
,y;i
:tors
ll'*t 6at
'rratt'+i
6a .lrir'J r )v {: *'tu, & Ct Y
9G..jr ni*
€,ffi&
g. Abdullah bin Muhammad Al-lu'fi telah menceritakan kepada lumi, ia
berlata, " Abu Amir Al-Aqadi telah menceritakan kepailn kami, ia berlata,
,,sulaiman bin Bilal telah menceritalun kepada kami dari Abdullah bin
Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah Rndhiyallahu Anhu dari Ra-
sulullah Shaltaltahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda, "lmln itu
memitiki sekitar enam puluhan cabang, ilan rnalu terrnnsuk salah satu
cabang keimanan."
Syarah Hadlts
Semua perkara yang tercantum dalam beberapa ayat dan hadits
di atas termasuk keimanan. Dan ini merupakan keterangan yang jelas
bahwa kebajikan tidak hanya seseorang menghadapkan dirinya ke Ti-
mur atau ke Barat. Akan tetapi kebajikan adalah berimannya seorang
kepada Allah.
Berdasarkan hal ini maka mengalihkan kiblat dari Baitul Maqdis
ke Ka'bah tidak menafikan kebajikan, karena hal itu termasuk bagian
dari keimanan kepada Allah dan seluruh syari'atnya. Dan ini meru-
pakan bantahan kepada orang-orang yang mengingkari dialihkan-
nya kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah. Sebagaimana Allah Ta'ala
berfirman, "Orang-orang yang kurang akal diantara manusia akan berkata
,,Apakah yang memalinglun merelu (muslim) dari kiblat yang dahulu tnere-
ka (berkibtat) kepadanya? kataknnlah (Muhammad)" milik Allahlah timur dan
barat, Dia memberi petunjuklnpado siapa yang Dia kehendaki lce ialan yang
lurus," (QS. Al Baqarah:142)
Firman AIIah Ta'ala, (# ,*) (yang dicintainya), boleh jadi makna
'yung dicintainya' adalah karena keperluannya kepadanya, atau 'ymrg
dicintainya' karena kebakhilanny a, atau karena kedua-duanya (karena
keperluannya dan kebakhilannya). Pendapat yang benar adalah karena
kedua-duanya sekaligus.
Adakalanya seorang manusia mencintai harta karena keperluan-
nya kepadanya. Sebagaimana yang dilakukan oleh para shahabat Ra-
dhiyallahu Anhu, yang lebih mengutamakan saudara mereka daripada
diri mereka sendiri walaupun mereka sangat membutuhkannya. Dan
54
adakalanya ia mencintainya karena ia
imanannya mengalahkan kekikirannya
€rul.;mt&
sangat kiklr, hanya saja ke-
hingga ia mendermakan har-
tanya.
Oleh sebab itu Anda mendapati -sebagai contoh- mengeluarkan
uang satu Reyal bagi si kaya namun pelit lebih berat rasanya diban-
dingkan orang fakir namun dermawan yang mengeluarkannya. Sebab
si fakir namun dermawan tersebut mendermakannya dengan kerelaan
hati dan kedermawanannya. Sedangkan si kikir sebaliknya.
Firrtan-Ny a, (j ir,€ 11 1t<epada kerabatny a)
Yakni orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan, ia men-
dermakan hartanya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, oranS-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang
yang meminta-minta meskipun mereka adalah orang yang kaya. Se-
bagaimana Allah Ta'ala berfirman,
?rf.:)t, +.il.? et;l ei
"Dan pada harta-harta mereka ada lnk untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin y ang tidnk mendapat baginn." (QS. Adz Dzafiy at: 79)
Dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak menolak orang yang
meminta-minta kepadanya.62 Dan kepribadian beliau sesuai dengan
yang diungkapkan seorang penyair,
la tidak pernah mengatakan 'tidak' lcecuali dalam tasyahhudnya
S ekir any a bulun lar ena tasy ahhudny a
N iscay a' tidak' ny a adalah' y a' 63
Bait syair ini hanya pantas ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam. Tidaklah beliau dimintai sesuatu demi Islam kecuali
beliau memberikannyan, karena orang yang meminta mempunyai
haknya.
Akan tetapi jika ada yang berkata, "Jka memberi kepada yang
meminta berdampak negatif, yaitu akan terus menjadi peminta-minta,
apakah tetap diberi kemudian dinasehati, atau dinasehati dan tidak
diberi?
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5810) dan Muslim (IV/ 1805) (2311) (56)
Bait syiir ini merupakan penggalan sebuah syair yang paljalgl Penyairnya ialah
al-Faiazdaq. Silahkan melhai l&azanah At-Adab karya Al-Baghdadi (XIl 170) dan
SyarhDiwan Al-Mutarubb, (IIl 381)
Driwayatkan oleh Muslim (IVl 1806,) (23L2) $n
62
63
€,ttffiS
Jawabnya yang pertama lebih baik, yaitu Anda memberinya ke-
mudian menasehatinya dan memotivasinya agar takut kepada Allah
'Azza wa lalla.
Firman-Nya, (tG'1 G) @an (memerdelcalan) hamba sahnya), kata
ar-riqab artinya yang dimiliki ftamba sahaya),,dengan cara diberi dan
dimerdekakan.
Firman-Ny a, $l)r lfii'r1 q&mairikan shalat), kata fdi di'athaf ke-
pada kata #T maksudnya 'dan yang mendirikan shalat...'
Firman-Nya,
l'A$ :6:Qt i. a)-a$ ttni ttl, e*,.3 t;6 itrlt ;i',
"Dan menunailan zalut; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila in
berjanji, dan orang-orang yang sabar ilalam l<esempitan, penderitaan"
Dari ayat tersebut muncul sebuah persoalan, yaitu kata 6;St
disebutkan dalam kondisi rafa' (dengan huruf waw), sedangkan kata
ut6t berakhiran dengan huruf ya'?os
Jawaban dari permasalahan ini, kita katakan adapun sebab kata
[t-i;t dalam kondisi marfu'maka disebabkan firman Atlah , lt 6i
6llkatamankondisrnyamabni'alas suhtn fi mahalli raf in sebagai khabar.
Maka kata o;;t di:athaf kePadanya.
Satu permasalahan lagi, yaitu firman Allah ort6l-t maka mereka
(para ahli tata bahasa Arab -penj) mengatakan bahwa ia di:athaf se-
cara'athaf jumlah, taqdir-nya (kalimat perkiraan) adalah wa amdahu ash
shabirin fil ba'sa' wadh dharra' (Aku memuji orang-orang yang sabar
dalam kesempitan dan penderitaan). Maka ia menjadi maful bih dari
sebuah fi' il yang dibuang.65
Hadits ini mengandr.g dalil bahwa amal-amal anggota tubuh
termasuk ke dalam bagian keimanan. Karena sesunggtrtrnya malu ter-
masuk amalan hati, dan malu adalah sebuah sifat mulia yang akan
mengerem seseorang ketika berkata, berbuat, atau mendengar dari
perkara yang dapat menimbulkan malu.
Padahal kata tersebut di-'athaf kepada kata al muufuun, oleh sebab itu seharusnya
kataash-shaabiriin diakhiri denganhuruf arar juga. Sebab ma'thuf mengSlatima'thuf
'ahih dalamhal harakah i'rabnya. Ada permasalahan lainnya, yaitu apa sebab kata
al muufuun tersebut dinyatakan secara marfu'?
Silahkan melihat Syarh Syuzur Ailz-Dzalub (hal.84- 85)
55
56 €rmiHi'tp
Para ulama berusaha menentukan jumlah dari cabang-cabang ke-
imanan dan menghitungnya. Lalu mereka membaginya kepada amalan-
amalan hati, amalan-amalan anggota badan dan ucapan-ucapan lisan.
Kemudian mereka juga membagi-bagi lagi ketiga bagian tersebut.
Sebagian yang lainnya menyebutkan bahwa ini adalah isyarat
kepada sebuah bilangan tertentu, namun Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam tidak merincinya satu persatu. Senada dengan sabda beliau
Shallallahu Alaihi wa Sallam, "sesungguhnya Allah memiliki sembilan pu-
luh sembilan nlmlt barangsinpa menghitungnya niscaya ia masuk lce dalam
surga."67
Setiap amal yang diiringi dengan keikhlasan dan mengikuti
(Sunnah) Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam terrrasuk keimanan.
Sebab keikhlasan bertempat di hati, sementara mengikuti (mutaba'ah)
tempatnya adalah anggota tubuh. Jika ada sebuah amal yang terktrrtpul
di dalamnya keikhlasan dan mengikuti Sururah Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam, serta ia termasuk perkara yang disyari'atkan-Nya,
maka ia termasuk salah satu cabang keimanan.
Hadits di atas juga mengandung motivasi untuk malu. Namun
terkadang muncul kesamaran bagi seseorang untuk membedakan an-
tara malu dengan menuntut ilmu. Karena malu yang menghalangi-
mu dari ilmu adalah malu yang tercela, bukan malu yang dilandasi
keimanan. Akan tetapi sebenarnya itu adalah pengecut dan lemah'
Malu yang menghalangimu dari perkara yang bertentangan de-
nganmartabat diri atau Syara'adalah malu yang terpuji.
Malu yang menghalangimu dari menyelisihi martabat diri adalah
malu kepada manusia, ini juga terpuji. Dan sesungguhnya umat ma-
nusia memahami perkataan kenabian yang pertam a, " Jika engkau tidak
malu maka berbuatlah sesukamu!"
Kalimat ini menganduog dua kemungkinan makna.
o Makna pertama, jika perbuatanmu tidak termasuk perkara yang
merupakan objek rasa malu maka berbuatlah sekehendakmu!
. Makna kedua, jika engkau tidak tergolong ke dalam orang yang
tidak memiliki rasa malu, maka orang yang tidak memiliki rasa
malu berbuat semau perutnya.
67 Diriwayatkan oleh Al-Bukh ari (2736) dan Muslim Q677) darihadits Abu Hurairah
Railhiyallalu Anhu
€4
9*: y,rt q ot;t;*tt U!*.;Jt v(
. 1,.
.11 {; ji Ju
&
#
Bab Muslim (yang paling baik) adalah seseorang yang mana
kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya
/tC # tr * Y'd $'* ,Su UulA,A i3T ct.t '
'i,Gu3 rf ,if, .];; *:#t:r,!.o e) i. ,yb\,
(:r;r*t U U;5ir is;t;:St;.n' ,k :lt rW
,
,,r" .ir ;i: U '# U ?Wt) :*: LA,,t
)S ,* Js tG U * C Jt ,X,'r)t'> C'* 4rA ;i ,ls1
, l,
.:"o.lrca.-\y &\t * tGi #, * xt -v dt v )P Gt d ll
{, y';tt ;+ ,}t #gr .1;; f {G JL t3tt
L0. Adam bin Abi lyas telah menceritalcnn kepada kami, ia berkata, "Syu'bah
dari Abdullah bin Abis Safar dan Ismail bin Abi Khalid telah menceritalan
krpada kami dari Asy-sya'bi dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu
ma dari Rasulullah shallallahu Alaihi wa sallam beliau bersabda, "se-
\rang muslim adalah yang dapat selamat semua orang lslam dari 8an8-
guan lisan dan tangannya. seorang muhajir adalah yang meninggalkan
apa yang dilarang Allah.' Abu Abdillah berkata, "Abrl Mu'awiyah ber
knta, "Telah menceritalan kepada lami Dawud - yaitu lbnu Abi Hind
dari Amir , ia berkata, " Saya telah mendengar Abdullah -yaitu lbnu ' Amr-
meriwayatkan hadits dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam."68
6g Dalam Al-Fath (l/ il) Al-Hafizh Ibnu Hajar Rthimahullqh berkata, "Hadits ini
diriwayatkan secara mu'allaq dati Abu Mu'awiyah. Diriwayatkan secara maushul
57
58 €r*u,;Hi'lb
Abdul A'laa berluta, "Dari Dantud dari Amir dari Abdullah dari Nabi
Shallallahu Alaihi wa S allam. " 6s
[Hadits 10- juga tercantum pada hadits nomor 6484]
Syarah Hadits
Hadits ini senada dengan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam yang lainnya, yaitu "Bukanlah yang benar-benar miskin orang
yang berjalan keliling yang bisa ditolak oleh sesuap dan dua suap makanan.
Sesungguhnya yang benar-benar miskin adalah orang yang tidak menenga-
dahkan telapak tangannya, tidak dilcenal, tidak menerima sedeknh dan tidak
meminta-mint a kep ada manusia. " T o
Di sini, jika engkau memperhatikan sabda beliau Shallallahu Alaihi
wa Sallam, "seorang muslim adalah yang ilapat selamat semua orang lslam
dari gangguan lisan dan tangannya", maka engkau dapati bahwa jumlah
ini memberikan faedah al-hashr (pembatasan) disebabkan kedua ba-
giannyaTl. Sementara jumlah ismiyahjika kedua bagiannya ma'rifah ma-
ka ia memberikan faedah pembatasan.
Dan jika engkau memperhatikan bahwa kata Islam lebih banyak
disebutkan, barangkali timbul permasalahan bagimu. Bagaimana
(maksudnya) beliau mengatakan'seorang muslim adalah yang dapat
selamat semua orang Islam dari gangguan lisan dan tangannya'
sementara orilng muslim adalah yang bersaksi bahwa tidak ada ilah
berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah Rasul A1lah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat... dan seterusnya?
olehlshaqbin Rahawaih dalamMusnad-nya. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban
dalamshahih-nya (196) melalui jalurnya. Redaksiny4 "Aku mendengar'Abdullah
bin 'Amr berkata, "Demi Rabb bangunan ini sesungguhnya aku mendengar
Rasulullah Slr allallahu Alaihi wa Sallambersabda, "Orang yang muhajir adalah yang
meninggalkan keburukan. Dan muslim (yang baik) adalah yang kaum muslimin
lainnya selamat dari lisan dan tangannya."
Silahkan melihat Taghliq At-Ta'liq (ll/ 26-27)
Adapun hadits Abu AI A'la maka Al-Hafizh berkata dalam Hady As-Sari (hal. 20),
"Hadits ini diriwayatkan secara maushul oleh 'Utsman bin Abi Syaibah dalam
Musnad-nya.
Sedangkan Abu Al A'la sendiri adalah Ibnu'Abdi Al-A'la As-Sami Al-Qurasyi Al-
Bashri, salah seorang muhaddits (wafat 189 H) (Thabaqat Al-Huffazh 123\
Driwayatkan oleh Al-Bukhari (1476) dan Muslim (ll / 719) (1039)
yang dimaksud dengan tharfai al-jumlah (dua bagian kalimat) adalah mubtada' dan
khabar, yaitu kata al-muslim danismul maushul yaitu man. Keduanya termasuk ke
dalam isim-isim yang ma'rifah
70
7l
€,ffiii,p
Jawabnya adalah dengan mengatakan bahwa keislaman itu ada-
lah dua jenis. Keislaman yang umum dan keislaman yang khusus.
Sedangkan keislaman yang dimaksud di sini ialah keislaman khusus
ditinjau dari mu'amalahnya dengan orang lain. Maka seorang muslim
bita ditinjau dari mu'amalahnya dengan orang lain adalah yang dapat
selamat semua orang Islam dari gangguan lisan dan tangannya. Akan
tetapi muslim dalam tiniauan yang umum adalah orang yang me-
ngerjakan rukun-rukun Islam dan apa saja yang menjadi konsekuen-
sinya.
]ika kamu hendak mengatakan maka katakanlah bahwa yang di-
sebut sebagai seorang muslim dalam hak Allah adalah yang bersaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan Mu-
hammad adalah Rasul Allalu serta melaksanakan rukun Islam yang
lima. Sedangkan muslim dalam hak hamba atau makhluk adalah yang
dapat selamat semua orang lslam dari gangguan lisan dan tangannya.
Begitu pula halnya kita katakan tentang seorang muhajir. Muha-
jir adalah orang yang meninggalkan larangan Allah, dan ini urnurn.
Berbeda dengan hijrah khusus yang hakikatnya adalah berpindah dari
negeri kesyirikan menuju negeri Islam.
Berdasarkan hal ini maka muhajir dalam konteks meninggalkan
larangan Allah lebih umum dari hijrah khusus yang hakekatnya adalah
berpindah dari negeri kesyirikan menuju negeri Islam. Sebab hijrah
khusus tersebut termasuk ke dalam makna meninggalkan larangan
A1lah.
|ika demikian, barangsiapa meninggalkan perbuatan ghibah ka-
rena melaksanakan perintah Allah maka ia adalah seorang muhajir, ba-
rangsiapa meninggalkan dusta maka ia adalah seorang muhajir, dan
demikian seterusnya.
59
€s&
J:;ilfri' &1 eu.
Bab Siapakah Orang lslam Yang Pallng utama?
;J $"'; io dj $3; itt efit # i. A.U r"; uir. r r
'At
6+t d; d) Y i;i €j F i3';, d i lr 5; J. ;3i
|rtptt * U JG JSi l*j' &i yti;; utiG is u
:5: Y,4b
11. Sa'id bin Yahya bin Sa'id Al'Qurasyi telah menceritaknn kepada kami, ia
berlata, "Abu Burdah bin Abdillah bin Abi Burdah telah menceritakan
kepada kami dari Abu Burdah dari Abu Musa Radhiyallahu Anhu ia
berknta, "PadA shahabat bertanya, "siapakah orang lslam yang paling
utuma?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meniawab, "Yang da-
pat selamat semua orang lslam dari gangguan lidah dan tangannya."72
Syarah Hadlts
Perkataan shahabat Radhiyallahu Anhu, "Siapakah orang Islam yang
paling utama?"
Ini ditinjau dari sisi mu'amalah kepada orang lain, maka keadaan-
nya seperti yang pertama, umlun namun yang dimaksud adalah khu-
sus. Sebab tidak diragukan lagi bahwa Islam adalah bersaksi bahwa
tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad
adalah Rasul Allah, serta mendirikan shalat lebih utama dari ini.
72 Driwayatkan oleh Muslim (l/ 66) (42) (6)
60
Sffi*F
Boteh jadi ada yang mengatakan, "Muslim yang dapat selamat
semua orang Islam dari gangguan lisan dan tangannya telah me-
nunaikan apa yang ada di antara dirinya dengan Allah dan berserah
diri kepada Allah. Sebab jika ia telah menyerahkan kepada manusia
hak-hak mereka, maka penyerahan dirinya kepada Altah lebih utama
lagi. Berarti ini menunjukkan bahwa menyerahkan diri kepada Allah
adalah lebih utama lagi.
6l
46P
lfr!' b .uit, $h )u
Bab Memberi Makan Termasuk Salah Satu Aiaran lslam
r ft ,ti V *i,r i;[rr rik !6 l,o U. :* ri-r;.t v
4r.'i,&:;tJu-Jc::,iW'ltt get,f i. lt *
u,; :t ,,,".ry*r' ifi ,r';br pi; is F ly-,j' &i pt
,-t; l;i
12. Amr bin Khatid telah menceritalan krpada lumi, ia brrl*tr, "Al-Iaits
dariYazid dari Abul l(hair telah menceritakankepadalami ilari Abdullah
bin Amr Rndhiyallahu Anhubahwa seorang lelakibertanyakepada Rasu-
lullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Antal apakah yang paling baik da-
lam lslam?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, "Yaitu
englcau memberi rual<nn dan memberi salam kEada orang yang engkau
kenal maupun yang tidak engkau kenal."7i
[Hadits 12- tercantum juga pada hadits nomor: 28,62361
Syarah Hadits
Sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, " Engknu memberi mnkan."
Ini dalam kondisi memberikan makanan yang terpuji baik sebagai
pendekatan diri kepada Allah dengan memberi makan kepada orang
fakir, memperlihatkan kecintaan kepada saudara-saudaramu yang
kaya, dan memperlihatkan kecintaan kepada seluruh kaum mukminin.
n DriwayatkanolehMuslim (I/ 65) (39) (63)
62
€'t[ffi,p
Tidak diragukan lagi ini adalah kebaikan, dan orang yang melaku-
kannya akan terpuji.
Perkataan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam,
i fi t) h d';,U e$ttiv,/ f r
"Dan memberi salam kepada orang yang engknu kenal maupun yang tidak
engkau kenal."
xat^i jbermakna mengucapkan salam.
Perkataan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Kepada orang yang
engknu kenal maupun yang tidak engkau kenal."
Apakah ini mencakup orang yang engkau kenal sebagai seorang
muslim, engkau tidak mengenalrya sebagai seorang muslim, atau
yang engkau kenali namanya adalah si Fulan dan tidak mengenali
namanya adalah si Fulan?
Itu berlaku kepada semuanya, baik orang itu engkau kenal atau
tidak kenal, maka ucapkanlah salam kepadanya! Karena jika engkau
melakukan itu berarti engkau mengetahui bahwa engkau mengucap-
kan salam karena mengikuti Sunnah dan menghidupkan salah satu
syi'ar Islam.
Sekiranya engkau tidak mengucapkan salam kecuali kepada orang
yang engkau kenal, maka ucapan salammu untuk yang dikenal saja.
Dan inilah yang banyak melanda mayoritas kaum muslimin dewasa
ini. Suatu ketika engkau melihat seseorang yang berjumpa denganmu,
jika ia tidak mengenalmu maka ia tidak mengucapkan salam ke-
padamu. Apabila engkau mendapati kasus seperti ini maka engkau
harus menaharurya dan bertanya kepadanya, "Mengapa engkau tidak
mengucapkan salam?" Danjangan engkau biarkan ia melengos pergi.
Jika engkau melakukan hal itu niscaya ia tidak akan melupakannya,
dan insya Allah akan mengucapkan salam di masa mendatang.
Dan ingatkanlah dia bahwa dengan mengucapkan salam ia akan
mendapatkan sepuluh kebaikaru ucapan salam merupakan sebab cin-
ta, cinta mengandung kesempurnaan imary sedangkan kesempurnaan
iman merupakan sebab masuk ke dalam surga. Dan perhatikanlah
-wahai saudaraku- sekiranya seseorang berkata kepadamu, "Setiap
kali engkau bertemu dengan seorang manusia dan mengucapkan
salam kepadanya, maka aku akan memberimu uang satu Riyal. Maka
apakah yang akan engkau lakukan? Barangkali engkau akan langsung
63
€r*ttimi'l&
pergi ke pasar untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dengan
mengucapkan salam kepada orang-orang di sana. Lantas bagaimana
mungkin engkau tidak mau mengucapkan salam, padahal Allah telah
berjanji kepadamu akan memberimu sepuluh kebaikan yang engkau
simpan di sisi-Nya, dengan mengucapkafftya keimananmu akan ber-
tambah di dunia, dan pahalamu akan bertambah di akhirat.
€7&
*r. I o y,i 4i,i ori:ir e q6.
Bab Termasuk Cabang Keimanan Adalah Menyukai Untuk
Saudaranya Sesama Muslim Apa Yang la Sukai Untuk Dirinya
Sendiri
,.
lxt 6ei C # i;a 3;'^ii b A- clG i$
""'r
s.r; . t r
istsc,- iG #t ,f ,fl tv3,*'i, 'v i;t i;
rb
p €ri n'i..;;u g, +r'Ar S; Ctf . F
*r.uJYr\1.
13. Musaddad telah menceritakan kepada lcami, ia berkata, 'Telah mencerita-
kanlcepadakamiYahya dari Syu'bah dari Qatadah dari Anas Radhiyalla-
hu Anhu dari Rnsulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan dari Husein
Al-Mu'allim, ia berkata, "Telah menceritaknn kepada knmi Qatadah dari
Anas dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersab-
da, "Tidak sempurna iman seseorang hingga ia menyukai untuk sauilara-
nya sesama muslim apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri."Ta
74 Diriwayatkan oleh (I/ 67) (45) (7L)
Dalam Taghliq At-Ta'liq (ll/ 27- 28) Ibnu Hajar Rahimahullahberkata, "Perkataan
beliatt'diriwayatkandariHusein'adalahma'thuf dariperkataannya'diriwayatkandari
Syu'bah'. Yahya -ia adalah putera Al-Qaththan- meriwayatkannya dari Syu'bah
dari Qatadah dan dari Husein Al-Mu'allim dari Qatadah. Dengan demikian ia
memiliki dua orang Syaikh, namun ia menyatukan keduanya, sebab Musaddad
menceritakannya seperti ini secara terpisah. Aku hanya memperingatkan hal ini.
Meskipun aku tidak belpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan secara mu'allaq,
sebab sebagian penSyarah Hadits menganggapnya diriwayatkan secara mu'allaq.
Maka aku ingin memperingatkan masalah ini agar tidak keliru."
6s
66 €r*tl.iffi'tp
Syarah Hadits
Hadits ini termasuk dalil yang menunjukkan bahwa seorang ke-
cintaan seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim aPa yang
ia cintai untuk dirinya sendiri termasuk cabang keimanan, dan bahwa
dengan hilangnya rasa cinta tersebut berarti hilang pulalah keimanan.
Akan tetapi apakah ini maknanya hilangnya asal keimanan atau hi-
langnya kesempumaan?
]awabannya ialah yang kedua, yaitu hilangnya kesempurnaan
iman, bukan asaLrya.
Di antara faedah yang terkandung dalam hadits di atas adalah
keharusan seorang muslim untuk bermua'malah dengan mu'amalah
yang ditunjukkan oleh hadits tersebut. Ia tidak boleh memperlakukan
mereka dengan sesuatu yang ia sendiri tidak suka diperlakukan yang
sama oleh mereka. Oleh sebab itu disebutkan dalam hadits yang lain,
"Barangsiapa ingin dijauhknn dari api neraka dan dimasukknn ke dalam surga
maka hendaklah ia mendapati ajalnya (mati) sedang ia beriman kepada Allah
dan hari aldrir, serta berbuat terhadap manusia dengan sesuatu yang dia sulu
manusia berbuat begitu terhadapny a ! "75
Apabila ada yang mengatakan, "Bagaimana kita mengkompromikan
hadits ini dengan hadits 'mulailah dengan dirimu sendiri!'? "76
Maka dijawab sesungguhnya tidak ada kontradiksi di antara ke-
duanya. Engkau menyukai untuk saudaramu apa yang engkau sukai
untuk dirimu sendiri, namun bukan maksudnya engkau diperintah-
kan untuk mendahulukannya dari dirimu, dan sikap lebih menguta-
makan orang latn (itsar) adalah perkara yang lain lagi.
Lebih mengutamakan orang lain bisa jadi dengan perkara yang
wajib, mustahab (anjuran) atau mubah (dibolehkan). ltsar dengan
perkara yang wajib haram hukumnya, sebab ia mengandung makna
gugumya sebuah kewajiban.
Contohnya, ada seorang lelaki membawa air yang cukup untuk
wudhu' satu orang saja, sementara ia dalam kondisi belum berwudhu'
begitu juga dengan temannya. Jika ia lebih mendahulukan temannya
untuk berwudhu dengan air tersebut maka ia melakukan tayammum,
dan jika ia berwudhu dengarurya maka air itu cukup r.mtuknya. Apa-
Driwayatkan oleh Muslim (XIU' / 4n) (1844) (45)
Diriwayatkan oleh Muslim (il/ 692) P9n $1)
75
76
67€,ffiffi,p
kah ia mendahulukan temannya berwudhu sementara ia melakukan
tayammum?
Jawabannya tidak, sebab ia harus memPergunakan air ifu, semen-
tara itsar hanya boleh dilakukan dalam perkara yang mustahab saja.
Adapun itsar dengan perkara-perkara yang mustahab maka con-
tohnya yaitu tentang shaf pertama dalam shalat berjama'ah, di barisan
shaf tersebut masih ada yang kosong untuk satu orang makmum, lalu
engkau dan temanmu datang. Apakah engkau mendahulukannya me-
ngisi shaf yang masih kosong tersebut, atau engkau mendahulukan
dirimu?
Kami jawab dahulukanlah dirimu karena itsar dalamperkara men-
dekatkan diri kepada Allah. Sebab melakukan itsar (mendahulukan
orang lain) mengisyaratkan seakan-akan engkau tidak memerlukan
dan kurang menyukai mendekatkan diri kepada Allah.
Akan tetapi jika dalam hal ini meninggalkan perkara mustahab
tersebut mengandung kemaslahatan yang lebih besar darinya -yaitu
dari kemaslahatan melakukan perkara mustahab- maka tidak menga-
pa mendahulukan orang lain. Misahya kalau yang bersamamu ada-
lah ayahmu sendiri. Karena sekiranya engkau yang maju mengisi shaf
tersebut, maka ia akan merasa tidak senang kepadamu. Maka dalam hal
ini kami katakan kepadamu bahwa mendahulukannya lebih utama.
Demikian pula halnya jika dengan mendahulukannya membuat
hatinya simpatik. Misalnya temanmu yang bersamamu datang mene-
mui seorang pemimpin, menteri atau yang sejenisnya yang diyakini
sekiranya engkau mendahuluinya, hal itu akan memberikan makna
penghinaan atas dirinya. Maka di sini menolak kerusakan lebih utama
dari mendatangkan kemaslahatan.
Adapun sikap mendahulukan dalam perkara yang mubah maka
itu dianjurkan, karena hal tersebut mengand,-g makna berbuat baik
kepada orang lain serta berakhlak dengan akhlak yang baik. OIeh se-
bab itu Allah Subhanahu wa Ta'ala memuji kaum Anshar, "Dan merelca
mengutamakan atas (Muhaiirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka iuga
memerlulan " (QS.Al Hasyr:9)
,+rt*
9qi' b{3
p
eJ )n') 4J qu.
8
t
I,.
4lll
€
^ti
Bab Mencintai Rasulullah Shollollohu Aloihi wo Sollom
Termasuk Salah Satu Cabang Keimanan
cr<tt r )v")t ;i ,lk irl #; ,i';;i JG o.t ; c* .t t
i . a / lr , r / 11 ,
t
iu &: gr,n' 'v lt ,S;.,'Ji'^b ;rt 6ti;y eJ ,r
,Lt) q g\*i6i p iki qin )*,,* ,jlti
2lr)
14. Abul Yaman telah menceritalcan kepada lumi, ia berlata, "Syu'aib telah
menceritaknn lcepada lumi, ia berlata, " Abu Az-Zinad telah menceritalun
kEada lami dari Al-A'rai dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Demi Allah yang
jiwaku berada di tangan-Nya, tidak sempurna imnn seseorang dari kamu
hingga aku menjadi orang yang paling ia cintai daripada orang tua dan
anaknya sendiri."
# r, ,ft * F^l; Utck is eY;,tfi +';:i6-r-. t o
'd, $k' )s i';i G? s c * ) 4^r-'At & :;t :r, U
;ski bin #'t *'it ;* Ctio i" |i ;;sa 3;
'wai qs$ 2*) 2tt, b gt :ti ('f1 F
Ya'qub bin lbrahim telah menceritakan kepado lami, in berlata, "Ihnu,
ukyyah telah menceritaltnn k pada knmi dari Abdul Aziz bin shuheib
68
€'ffin&
dari Anas dariNabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan Adam telah men-
ceritalan lcepada knmi, ia berluta, "Syu'bah telah menceritakan kepada
kami dari Qatadah dari Anas ia berluta, "Rasulullah Shallallahu Akihi
wa Sallam bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang ilari lamu hingga
aht menjadi orang yang paling ia cintai daripada orang tua, anak dan
s elur uh umat manusin. " 7 7
Syarah Hadits
Hadits ini menunjukkan wajibnya mencintai Rasulullah Shallallahu
Alaihiwa Sallam, mendahulukan kecintaan terhadapnya dari mencintai
semua orang hingga orang tua, anak dan diri sendiri. Dan diri sendiri
termasuk ke dalam ucapanbeliau'dan seluruh umat manusia'.
Oleh sebab itu ketika Umar berkata kepada Nabi Shallallahu Alai-
hi wa Sallam, "Demi Allah, sesungguhnya Anda lebih aku cintai dari
segalanya kecuali dari diriku sendiri." Nabi Shallallahu Alaihiwa Sallam
berkata kepadanya , "Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga
aku menjadi orang yang lebih engkau cintai dari dirimu sendiri." Umar ber-
kata, "Sesungguhnya saat ini Anda lebih aku cintai daripada diriku sen-
diri." Beliau berkata, "Sekarang (engkau benar), wahai lJmar!"78
Kita wajib mendahulukan kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam dari kecintaan kepada semua orang, kecintaan kepada
seorang anak, orang tua, keluarBa, harta juga jiwa.Te Namun bila ada
yang berkata, "Bagaimana caranya dan apa tandanya?"
Maka kita jawab, adapun tandanya adalah mendahulukan pe-
rintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari hawa nafsunya. Ini
adalah tanda terbesar yang menunjukkanbahwa Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam lebih engkau cintai dari dirimu sendiri. ]ika Rasu-
Diriwayatkan oleh Muslim (l / 67) (M) (70)
Diriwayatkan oleh Al-Bukh ari (6632)
Hal ini mengandung keterangan bahwa kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam wajib hukumnya dan didahulukan dari kecintaan kepada segala
sesuatu selain Allah. Sebab kecintaan kepada beliau mengikuti kecintaan kepada-
Nya dan merupakan konsekuensinya. Karena kecintaan kepada beliau merupakan
kecintaan demi dan karena Allah. Kecintaankepada beliau akanbertambah dengan
bertambahnya kecintaan kepada Allah dalam hati seorang mukmin, dan akan
berkurang dengan berkurangnya kecintaannya kepada-Nya. Setiap orang yang
mencintainya sesungguhnya ia mencintainya atas nama Allah serta demi Allah.
Dan kecintaan kepada beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam mengharuskan adanya
pengagungan terhadapnya, memuliakannya, mengikutinya, dan mendahulukan
ucapannya dari ucapan siapa saja, juga mengagungkan Sunnahnya
69
n
78
79
70 €rm;ffi't&
lullah memerintahkanmu dengan suatu perkara, sementara hawa
nafsumu menginginkan agar engkau tidak melakukannya, atau beliau
melarangmu dari sesuafu sementara hawa nafsumu menginginkan
agar engkau melakukannya; kemudian engkau meninggalkan hawa
nafsumu, maka ini artinya Rasulullah lebih engkau cintai dari dirimu
sendiri. Dan jika tidak, maka engkau pasti mengikuti hawa nafsumu
dan meninggalkan perintah Rasul.
Kemudian, setiap kali seseorang semakin menghadirkan dalam
benaknya untuk mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam da-
lam segala amalnya serta akhlaknya, maka semakin bertambahlah
kecintaannya kepada beliau. Artinya jika saat berwudhu, mendirikan
shalat, menjalankan shaum dan berbagai ibadah lainnya, begitu pula
ketika bermuamalah dengan or.Ing lain dengan akhlak yang luhur
dan berbuat baik kepada mereka engkau merasa bahwa dengan be-
gitu engkau meneladani Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan
mengikutinya; maka sesungguhnya itu mengisyaratkan kecintaanmu
kepadanya, dan membuatmu mengikutinya secara semPturul.
Faedah lain yang tersimpan dalam hadits ini ialah diperbolehkan-
nya mengucapkan sumpah tanpa diminta bersumpah, berdasarkan
sabda beliau 'demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya'. Dan me-
ngucapkan sumpah tanpa diminta bersumpah tidak boleh dilaku-
kan kecuali karena suatu sebab. Di antaranya sebabnya adalah pen-
tingnya masalah yang disampaikan. Terkadang sejumlah sebab me-
nuntut seseorang untuk bersumpah meskipun ia tidak diminta untuk
bersumpah untuk mempertegas perkaranya. Dan tidak diragukan lagi
bahwa perkara yang beliau sampaikan di atas termasuk perkara yang
terpenting.
Sebab lain yang memperbolehkannya ialah mengingkari orang
yang menjadi lawan bicara. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,
"Orang-orang yang knfir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan.
Ifutakanlah (Muhammad), "Tidak demikian, demi Tuhanku,lamu pasti di-
bangkitknn." (QS. At-Taghabun: 7)
Termasuk sebab diperbolehkannya bersumpah tanpa diminta
adalah adanya keraguan pada diri lawan bicara. )ika lawan bicara me-
rasa bimbang maka engkau harus bersumpah kepadanya agar kera-
guannya hilang. sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta'ala,
"Dan mereka menanyakan lccpadamu (Muhammad)" Benarlah azab yang
dijanjiknn itu? Ihtakanlah, "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu
pasti benar." (QS. Yunus: 53)
€'[[f-P
Namun jika ia tidak merasa ragu maka yang lebih utama adalah
tidak bersumpah. Berdasarkan firman-Nya, "DAn jagalah sumpahtnu."
(QS. Al-Maidah:89)
Dan Allah mencela orang yang bersumpah adalah kebiasaannya.
Dia berfirm art, "DAn janganlah engkau patuhi setinp oranS yang sula ber-
sumpah dan suka menghina." (QS. Al-Qalam:10)
7l
€e&
l'*!' ::>v ,+u.
Bab Manisnya lman
$'-,; i6 ;r;at iu,jt '"+ $'"; iv pjt :; '"""' , 13.r;. r r
,k :;t J; ^b'ir 6+t *v ;, ,fl F'r* C F +;l
'it okii oG.,jr iiJ; ";) y.; U LJ,: j$ #: :l;')i,t
ili y\Ai ;yst
-.
I'ii*it' q gt,;i t;ii
t8, e 3i i,i t.;;,* At' e ; i l,i ;.5;
L6. Muhammad bin Al-Mutsanna tehh menceritalan kepada lumi, in berlata,
'Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi telah menceritalun kepada lami, ia berlata,
"Ayyub telah menceritalunlepadalumi dari Abu Qilabah dari Anas bin
Malik Radhiyallahu Anhu ilari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
beliau bersabda, 'Aila tiga perlara, siapa saja memiliki lcetiga perlara
tqsebut niscaya ia alun merasalun manisnya iman; l.-Allah dan rasul-
Nya menjadi yang paling ia cintai daripada selain keduanya, 2-Mencintai
seseorang larena Allah semata. 3-Bmci kembali lrepada lcekufuran seba-
gaimana benci dilemparkan ltc ilalam api."80
[Hadits L6- tercantum juga pada hadits nomor: 2'1.,4'I..,50 dan694Lj
Syarah Hadlts
Perkataannya, "Manisnya iman". Iman memiliki rasa yang manis.
Dan manisnya bukan manis yang bersifat kongkrit yang dirasakan
manusia dengan lidahnya. Akan tetapi manisnya bersifat abstrak yang
80 Diriwayatkan oleh Muslim (l/ 66) (4q 6n
72
€ffi-&
dirasakannya dengan hatinya. Maksudnya memPeroleh kenikmatan
dengan iman, kalapangan dada dengan Islam, ketenteraman dan se-
bagainya yang hampir tidak dapat dilukiskan oleh seorang manusia.
sebab ini termasuk perkara yang bersifat abstrak dan batini"h y*8
tidak mungkin dapat dilukiskan,
Iman memiliki rasa yang manis, hingga dalam beberapa kesem-
patan seseorang merasakan manisnya iman, namun dalam kesempa-
tan yang lain rasa manis ini melemah. Hal itu menurut ketergantungan
dan hubungan hati dengan Allah. Dan manisnya iman dalam hadits
ini dijelaskan Rasulull ah Shallallahu Alaihi wa Sallam memiliki beberapa
tanda di antaranya:
o Pertama: Allah dan Rasul-Nya menjadi yang Paling dicintai da-
ripada selain keduanya -semoga Allah menjadikan kami dan kalian
seperti itu-. Engkau mengagungkan Allah dan Rasulnya melebihi
pengagungarunu terhadap selain kedua-Nya, mematuhi keduanya
melebihi kepatuhanmu kepada selain kedua-Nya, dan demikian
seterusnya.
. Kedua: Mencintai seseorang karena Allah semata. Artinya tidak
ada sebab lain untuk mencintai seseorang, misalnya mencintai-
nya karena kekerabatan, persahabatan, kebaikan yang pernah di-
terima dan sebagainya. Dengan demikian tidak ada sesuatu yang
mengharuskan r:ntuk mencintai seseorang melainkan karena Allah
semata, yaitu untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya.
Persoalan ini mengantarkan sebagian orang -terlebih lagi kaum
wanita- untuk menjadikan kecintaannya yang seharusnya un-
tuk Allah semata berubah menjadi kecintaan kepada yang lain
bersama Allah -kita memohon keselamatan kepada Allah-, se-
hingga ketergantungan hatinya kepada yang ia cintai melebihi
ketergantr:ngannya kepada Allah 'Azza wA lalla. Sehtngga yang ia
cintailah yang selalu diingat dan dipikirkannya, baik ketika terjaga
maupun dalam keadaan tidur.
Ini bukan cinta kepada Allah semata, tetapi ada yang lain selain
Atlah yang ia cintai, dan hal ini termasuk jenis kesyirikan. Oleh se-
bab itu ketika seseorang memiliki Perasaan seperti itu, ia harus me-
lepaskan diri darinya dengan cara aPaPun yang dihalalkan syari-
'at, bukan yang diharamkan. Misalnya seorang laki-laki bertindak
semenamena kepada lelaki lainnya, atau seorang wanita bersikap
zalim kepada wanita lainnya dan sebagainya. Sebab sebagian ma-
73
74 €ilffiiffi't&
nusia mengobati penyakit ini dengan keburukan, seperti meng-
ganggu seseorang dengan tujuan menimbulkan permusuhan dan
perselisihan di antara mereka berdua. Ini tidak benar. Mengobati
dengan cara seperti ini adalah pengobatan dengan obat yang ha-
ram, dan berobat dengan sesuatu yang diharamkan hukumnya ha-
r,rm menurut para ulama.
Mungkin ia dapat mengalihkannya kepadanya kecintaannya ke-
pada Allah dan Rasul-Nya seperti menelaah sirah, sejarah atau
melakukan hal-hal lain agar berimbang, atau berimbang kecinta-
annya kepada seseorang yang menjadi pautan hatinya, sehingga
ia mencintainya bersama Allah atau mencintainya bukan karena
Allah.
o Ketiga: Benci kembali kepada kekufuran sebagaimana benci di-
lemparkan ke dalam api. Apakah ini khusus orang yang sebelum-
nya kafir kemudian masuk Islam, atau maksudnya meskipun ia
tidak kafir sebelumnya?
|awabnya, yang paling jelas ada yang kedua. Hal ini ditunjukkan
oleh ucapan Syu'aib kepada kaumnya, "Sungguh, kami telah mengada-
adalun lcebohongan yang besar terhadap Allah, jika lumi lcembali pada aga-
mamt4 setelah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas lami
kembali kepadanya lcecuali jika Allah, Tuhan lami menghendaki." (QS. Al
A'raf:89)
Sesungguhnya kita tidak mengatakan bahwa Syu'aib dahulunya
berada dalam kekufuran, namun maknanya ialah sesungguhnya kami
tidak menyifati diri kami dengan sifat tersebut.
Di antaranya juga sabda Rasulullah Shallallahu Akihi wa Sallam,
"Tidnk alan terjadi hari Kinmat hingga lazirah Arab kembali menjadi negeri
yang luas dan sungai-sungAi."81
Bukan maksudnya laztuah Arab dahulunya adalah negeri yang
luas dan sungai-sungai kemudian akan kembali menjadi seperti itu.
Tetapi maknanya adalah hingga kembali menjadi negeri yang luas
dan sungai-sungai.
Zahirnya ucapan beliau, "Kembali kepada lcekufuran." Maknanya
adalah kembali kepada kekufuran, bukan dahulunya kafir kemudian
masuk Islam.
81 D