Nama lengkapnya Abu Abditlah Muhammad bin Shalih bin
Utsaimin Al-Wuhaibi At-Tamimi'
KEI.AHIRANNTA
BeliauRahimahutlahdilahirkanpadatangga|27Ramadhan1.347
Hijriyah.
PERIUMBUHANNTA
BeliauadalahoransyangsangatantusiasterhadapiLnusemenjak
kecil.Iasud'ah*u*p,,menghapalAl.Qur.anmelaluibimbingan
kakek dari pihak ibunya. Kemudian ia diarahkan untuk menuntut
ilmu, sehingga menjadj anak yang cerdas dan berhasil menamatkan
pendidikarmyapad,aMadrasahMutawassithah(setingkatmadrasah
Tsana*iyah di Indonesia -penj') dan Tsanawiyyah Ammah selama
kurangdarienamtahrrn.BeliausatuangkatandenganSyaikh
Abdullah Al-Bassam ketika belajar kepada syaikh As-sa'di' Mereka
berdua menghapal beberapa matan bersama-sama, dan masing-masing
memperbaiki hapalan yang lainnya'
syaikh Muhammad bin shalih Al-Munajjid menuturkan, "syaikh
Abdullah Al-Bassam menceritakan kepadaku bahwa dahulu ia me-
lakukan muraja'ah Al-Qur'an bersama syaikh Ibnu Utsaimin' Yang
lDalammemaparkanbiografibeliaukamiberpedomantepada.'rekamanMi.ah
Faa'idah Ii lbni t-ttsaimil oi'"h Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid'
x1
x11 €r,m;rut&
pertama membaca dengan (membubuhkan) cap lalu membaca delapan
ayat kemudian yang lain membaca deLapan ayat selanjutnya demikian
seterusnya. Hingga ketika sudah sampai pada cap tersebut, keduanya
memberi cap yang baru. Kemudian bacaan orang kedua dihapal oleh
orang pertama, sedangkan bacaan orang pertama dihapal temannya.
Sehingga masing-masing membaca bacaan temannya dan melakukan
muraja'ah terhadap semua bacaan.
KESABARAN BEUAU DAI.AM MENUNIT'T II.MU
Sebagai seorang penuntut ilmu sekaligus ahli ilmu, Syaikh adalah
seorang yang penyabar. Sebagai seorang penuntut ilmu beliau senan-
tiasa mengikuti Syaikhnya (gurunya) Al-Allamah As-Sa'di Rnhimahullah
sehingga beliau memperoleh faedah yang melimpah darinya, baik da-
Iam masalah akhlak maupun i}nu.
Biasanya beliau mendampingi Syaikh Abdurrahman hingga da-
lam perjalanan beliau memenuhi berbagai panggilan dakwah. Be-
liau bertanya dan belajar kepada Syaikhnya tersebut selama dalam
perjalanan hingga keduanya tiba di pintu rumah yang mengtrndang.
Lalu Syaikh As-Sa'di masuk ke dalam, sementara Syaikh Al-Utsaimin
Rahimahullah adakaLanya pulang dan adakalanya ikut masuk.
IGSABAMN BEUAU SEBAGAI SEORANG PENGAJAR
Sebelum beliau begitu dikenal oleh khalayak masyarakat, dahulu
beliau rutin mengajar berapa pun iumlah muridnya. Sampai-sampai
dalam beberapa kesempatan yang hadir hanya empat orang, dan
terkadang separuhnya tidak datang. Pemah terjadi ketika Syaikh A1-
Utsaimin tiba terlebih dahulu di tempat mengajarnya, yartg beliau da-
pati cuma sebuah kitab yang diletakkan oleh salah seorang penuntut
ilmu lalu orang itu pun pergi karena suatu urusan. Dalam kondisi
seperti ini beliau berjalan ke arah mihrab, mengambil mushaf AI-Qur-
'an kemudian duduk membacanya. Dalam keadaan demikian Syaikh
Rahimahullah tetap bertahan sampai akhirnya Allah Ta'ala melimpah-
kan berkah-Nya kepadanya. Sampai-sampai majelisnya dihadiri oleh
500 orang penuntut ilmu, sedangkan orang yang menghadiri majelis
beliau di Al-Haram beberapa kali lipat jumlahoyu.
€ff[tT,iHi'tp
BEBERAPA KARAKIERISI|K KEIIMUWANI.IYA YANG KHAS
Pelajaran tafsir beliau memiliki keistimewaan tersendiri, di anta-
ranya pelajaran tersebut bersifat komprehensif dan ilmiyah dalam
sejumlah ensiklopedi yang Anda temukan di berbagai bidang ilmu
Syar'i. Begitu juga dengan kedisiplinan beliau dalam produktivitas
keilmuwarurya. Beliau berpedoman kepada berbagai kaidah umurn
dalam mengikuti yang zahir di sejumlah masalah hukum, dan mengikuti
yang zahir dalam berbagai masalah akidah, kecuali ada dalil yang
membuktikan bahwa yang dimaksud bukanlah yang zalir. Namun
sikap beliau yang mengikuti makna lahiriah dalam persoalan akidah
lebih tegas lagi. Sebab persoalan akidah merupakan lingkup masalah
gaib yang tidak memberikan ruang kepada akal sedikit pun. Berbeda
halrrya dengan perkara yang berkaitan dengan hukum (fikih), karena
adakalanya akal juga berperan di situ.
Beliau tidak pernah ragu untuk menyatakan ketidaktahuannya
dengan mengatakai, "Saya [dak mengetahui masalah ini."
Beliau menempuh metode komparatif (perbandingan) yang sangat
bermanfaat bagi para penuntut ilmu, dan memiliki defenisi yang
mendetail terhadap berbagai istilah.
Beliau juga menaruh perhatian besar terhadap beragam masalah
perbedaan yang berhubungan dengan masalah fikih, di mana masalah
tersebut menunjukkan kedalaman ilmunya.
DAKI,VAH BEUAU YANG BERTARAF hIIERNASIONAL
Syaikh Rnhimahullah memiliki berbagai daurah (seminar) yang
bertaraf internasional yang dilaksanakan dalam beberapa bentuk. Di
antaranya menyampaikan pelajaran bulanan melalui telepon kepada
sejumlah Islamic Centre di berbagai belahan dunia, berkomunikasi
dengan sejumlah instansi penanggulangan bencana yang terjadi
di sejumlah negeri kaum muslimin, mengutus beberapa muridnya
untuk mengajar dan berdakwah di luar negeri, beqpartisipasi dalam
pengiriman buku-buku serta kaset, melakukan korespondensi dengan
orang-orang yang meminta fatwanya dari luar negeri dengan tulisan
tangannya sendiri, dan mengkhususkan waktu untuk mereka juga
melalui Intemet.
xlll
xiv €rm,iHt't&
IBADAHITIYA
Syaikh Muhamma d, Rnhimahullah ad,atahseorang ahli ibadah. Usai
menunaikan shalat Isya biasanya beliau langsung tidur. Lalu pada
pukul dua dini hari beliau terjaga secara spontan tanpa ada yang
membangunkan untuk melakukan Qiyamul Lail.
Orang yang pemah menemani beliau dalam salah satu perjala-
nannya untuk berdakwah menufurkan, suatu malam mereka pulang
ke tempat tinggal mereka dalam kondisi letih. Lalu keduanya pun
tidur pada pukul satu dini hari. Yang menemani beliau ini berkata,
"Aku terjaga pada pukul 1.30 dini hari. Aku dapati ternyata Syaikh
Muhammad sedang berdiri mengerjakan shalat malam."
Pada masa hidupnya beliau gemar mengerjakan suatu amal se-
cara kontinyu. Beliau tidak pemah meninggalkan puasa tiga hari di
setiap bulannya. ]ika beliau melakukan safar dan dalam kondisi sibuk,
maka beliau mengqadhanya sekembalinya dari safar. Tatkala beliau
biasa pergi ke Baitullah Al-Haram dan Makkah untuk mengajar,
beliau terus melakukan kebiasaan itu sampai pada tahun Allah Ta'ala
menanggilnya.
|ika beliau telah menetapkan jadwal pelajaran beliau untuk para
penuntut ilmu, maka beliau tidak pernah menarik diri darinya, dan
majelis beliau jarang sekali absen. Inilah di antara penyebab yang
membuat para penuntut iLnu senang menghadiri pelajaran beliau dan
datang berbondong-bondong dari berbagai tempat yang jauh.
Sfikh Rahimahullah rulrn bersedekah setiap hari ]um'at, dan ti-
dak pernah meninggalkan kebiasaannya tersebut kecuali ketika jelas
baginya bahwa tidak ada dalil shahih dari Sunnah Nabi Shallallahu
Alaihiwa Sallam yang mendasari hal tersebut.
Beliau juga rutin membaca Al-Qur'an sebagai wiridnya secara kon-
ti.yu. Ia membaca Al-Qur'an selama dalam perjalanannya menuju
tempat shalat, dan tidak mau disela oleh siapa pun saat melangkahkan
kakinya menuju masjid, karena ini adalah waktu wirid Al-Qur'an.
Sekiranya beliau harus memutus wiridnya dan mesti berbicara dengan
salah seorang penuntut ilmu, maka beliau berhenti di pintu mesjid saat
mua&in mengumandangkan iqamah shalat dan wiridnya selesai.
€mmmrut& xv
KEIEKUNANIIYA DAI.AM MENIAI.ANKAN XETAATAN
syaikh Rahimahullah adaLahorans yang tekun. Beliau berjalan me-
nuju masjid (r:ntuk mengerjakan shalat) dengan berjalan kaki, padahal
jarak antara rumah dan masjid 2 kilometer pergi dan kembali dengan
iama pe4alanan sekitar L5 menit. Dan terkadang beliau berjalan ke sana
tanpamengenakan alas kaki aPaPun, sebab perbuatan tersebutmemang
aai Sronatnya. Kalau pun kondisinya hujan, maka beliau memakai
Payung.
syaikh At-Munajjid menceritakan, "suatu ketika saya melihat be-
liau berjalan agak terburu-buru. Lantas saya berjalan mengiringinya
sambil melontarkan pertanyaan kepadanya, sementara ia dikerumuni
oleh sejumlah pemuda. Tatkala kami sampai pada rambu hifau beliau
berlari, kami pun berlari dan beliau berhasil mendahului kami' Padahal
usia beliau kala itu sud,ah mencapai 70 tahun. Semoga Allah Ta'ala
mencurahkan rahmat-Nya yang luas kepada beliau"'
KEZUHUDANT$TA
Beliau Rahimahullah menghiasi dirinya dengan akhlak para ulama
dan orang-orang mulia. Yang paling menonjol adalah sifat wara' dan
zuhudnya. Ia bukan termasuk orang yang memiliki harta melimpah.
Gaji bulanan yang biasa diterimanya ia infakkan kepada keluarganya.
Pemah kejadian beliau diberi sebuah mobil baru, nalnun beliau tidak
mau mempergunakannya. Hingga ketika akhimya mobil tersebut
menjadi beidebu (karena tidak dipakai -penj) dipindahkan dari depan
rumah.
Ia juga pernah diberi sebuah rumah gedongan, tetapi beliau hi-
bahkan untuk para Penuntut ilmu.
Mobil yang Syaikh Rahimahullah mtliki sudah kuno dengan model
tahun 80-an.
Beliau makan roti kering dengan air putih sebagai minumannya,
dan memberi makan para saudaranya dengan daging'
siapa saja yang memperhatikan kondisi syaikh Rahimahullah darj
dekat, niscaya ia mengetahui bahwa beliau adalah orang yang zuhud
dan tidak lengket dengan kenikmatan dunia'
xvl €ilffi.iffi'l&
SIFATWARA'iIYA
Sifat wara'nya Rnhimahullahu tampak jelas ketika ia mengeluarkan
fatwa tentang diperbolehkannya beberapa hal, dan menuruhrya pen-
dapat yang paling rajih adalah membolehkannya. Akan tetapi beliau
tidak mempergrrnakannya karena bersikap wara', misalnya dalam
masalah alkohol. Ada yang memberitahukan bahwa dirinya tidak
mau memakai parfum yang mengandung alkohol. Be1iau Rahimahullah
berkata, "Tetapi saya mempergunakannya untuk sterilisasi luka."
|uga pemah terjadi pihak Fakultas menunjuknya membuat silabus
untuk salah satu jenjang pendidikan, dan mereka mengurangi jam
mengajarnya demi tugas tersebut. Maksudnya agar beliau bisa fokus
untuk menyelesaikan pembuatan kurikulum. Usai melaksanakan tu-
gasnya, pihak Fakultas memberikan upah kepadanya. Melihat hal ini
Syaikh Rnhimahullah keheranan lalu mengembalikannya kepada pihak
yang menangani penyusunan kurikulum, meskipun pihak Fakultas
bersikeras memberikannya karena itu merupakan haknya.
Salah seor:Lng polisi lalu lintas di Mamlakah (Arab Saudi) men-
ceritakan bahwa dalam sebuah kesempatan Syaikh Muhammad me-
nemani seseorang di dalam mobilnya -mobil tersebut milik orang
yang beliau temani-, berangkat dari 'Unaizah menuju Buraidah tur-
tuk suatu keperluan penting dengan sebuah lembaga sosial. Pemilik
mobil mengemudikan mobiLrya melebihi kecepatan yang telah di-
tetapkan pemerintah. Tidak berapa lama beberapa aparat lalu lintas
menghentikannya. Mereka mendapati ternyata di dalam mobil ada
Syaikh Muhammad Shalih, serta merta mereka mengizinkan mobil
tersebut untuk melanjutkan perjalanan. Melihat hal ini Syaikh meminta
penjelasan kepada temannya tentang apa yang terjadi, maka ia mem-
beritahukannya. Demi mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, serta
merta Syaikh Rahimahullah berkata kepada temannya, "Balik lagi ke
titik yang tadi!" Beliau bertanya kepada aparat itu, "Mengapa Anda
menghentikan laju mobil kami?" Ia menjawab, "Karena laju mobil
melebihi batas kecepatan." "Lantas mengapa Anda tidak menilang
kami?" Tanya beliau kembali. Ia menjawab, "Barmrgkali Anda berdua
sedang terburu-buru karena ada masalah penting, ya Syaikh!" Syaikh
menolak dan bertanya berapa ongkos til*g karena melanggar pera-
tutan, ternyata biayanya adalah 300 real. Maka Syaikh pun berkata,
strltT,iHi'lp xvu
'Ini 150 real dari saya. Dan ambillah L50 realnya lagi dari teman
saya ini! Karena ia telah melan8gar Peraturan sedangkan saya tidak
menasehatinYa."
Dalam sebuah kesempatan lain, beliau Rahimahullalr menyerahkan
tas sumbangan berisi uang yang cukup banyak kepada seorang ketua
lembaga totiul. Ketika orang tersebut telah pergi membawa tas tadl
syaikh bergegas menyusulnya sambil memanggilnya dan berkata
klpadanya,-,,irroggo sebentar! Dalam tas itu ada uang setengah Real."
Syaikh Rahimahutlah mengingatkan orang itu agar tidak lupa dengan
uang setengah Real tersebut, karena ia merupakan sedekah dari se-
otang *rrli* dan boleh jadi memiliki nilai yang tinggi di sisi Allah
Ta,ali. Hal ini sekaligus menunjukkan kepribadian beliau yang luhur
untuk menunaikan amanah. Semoga Allah Ta'ala merahmati dan
meridhaibeliau.
SFATTAWADHU'I$TA
Beliau adalah orang yang tawadhu' (rendah hati) dan tidak merasa
gengsi mengendarai sebuah mobil tua. Bahkan adakalanya ketika
["m,, mengendarai beberapa mobil lalu mobil tersebut mogok, beliau
langsung turun dan mendoronSnya bersama sang supir. Ini beliau
lakukan karena khawatir tidak memperoleh shalat berjama'ah di
mesjid. Termasuk ketawadhu'arutya adalah tidak mau disebut sebagai
Al-'Allamah. Dan apabila seseorang yang merekam sebutan tersebut
dalam kaset maka beliau berkata, "Hapuslah bagian itu!"
Dalam salah satu majelis ilmu yang terbuka untuk umum, salah
seorang lelaki yang hadir berkata, "Wahai Syaikh, sesungguhnya
suyu p"*ah mengghibah Anda. Maka hatalkanlah sayal" syaikh
ninimanuttah berkata, "siapakah saya sehingga tidak dighibahi? Dan
saya telah menghalalkan (memaafkan) Anda'"
Syaikh Rahimahullah ttdaksungkan mendekati para pembersih mat-
ras yang menjadi tenaga pembantu di mesjid dan berbincang-bincang
dengan mereka.
suatu ketika seorang pemuda meminta izin (kepada beliau) untuk
membacakan bait-bait syair yang dirangkainya untuk memuji syaikh
Rahimahullah. Bebauberulang kali menyelanya seraya memProtes san-
jungan yang dituiukan kepadanya dan memerintahkan agar kata-ka-
tanya dirubah. Setiap kali mendengar sanjungan beliau memprotes-
xvlll €ilffiiffi't&
nya sehingga pemuda tersebut berkata, "Protes Anda tidak ada gu-
nanya, ya Syaikh! Hanya ada dua pilihan, saya lanjutkan pembacaan
syair ini atau berhenti." Syaikh menjawab, "Saya lebih senang kalau
kamu berhenti membacanya. ]angan kalian kaitkan kebenaran dengan
manusia! Karena orang yang masih hidup tidak akan merasa arnan
dari fitnah." Rekaman ini beredar di kalangan kaum muslimin. Siapa
saja yang mendengar kisah ini, niscaya ia akan sangat terkesan dengan
kepribadian beliau.
SIFAT SANruNNYA RAHIMAHUIMH
Pernah terjadi sebuah kitab dibacakan kepada beliau sejak dari
mesjid hingga ke rumah beliau saat pulang. Mendadak seorang lelaki
Arab Badui muncul dan dengan kasamya mendorong para penuntut
ilmu, lalu memegang Syaikh dari belakang dan menarik beliau dengan
kuat sekali hingga beliau terputar karena kuatnya tarikan. Ia berkata
kepada beliau, "Penuhilah keperluanku!" Syaikh bertanya, "Apa ke-
perluanmu?" Ia menjawab, "Tolong bacakan ini!" yaitu secarik kertas
yang berisi tulisan. Melihat hal ini salah seorang penuntut ilmu berka-
ta, "Wahai orang ini! Apa yang akan terjadi dan apa yang akan dipero-
leh lelaki ini?" Lebih lanjut orang yang menukilkan kisah ini berkata,
"Namun yang membuat kami terkejut adalah Syaikh menanggapinya
dengan sopary terlihat senlrng, tersenyum dan meminta maaf kepada-
nya karena belum bisa memenuhi keperluannya sekarang. Namun
lelaki tersebut terus memaksa dan tidak menerima permintaan maaf
beliau, hingga akhimya beliau memenuhi keperluannya.
SAAT SYAIKH SAKTT
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata kepada Syaikh At-Munajjid, "Ketika
aku merasakan sakit, aku menduga penyakitnya adalah wasir. Dahulu
aku pemah menjalani operasi wasir, maka aku mengira rasa sakit yang
aku rasakan adalah penyakit tersebut. Namun ketika rasa sakitnya
semakin bertambah, aku berobat ke rumah sakit sekaligus untuk me-
meriksakan keadaan sebelah mataku, sebab aku mengalami sakit mata.
Mereka memeriksaku lalu memberitahukan kepadaku bahwa aku
mengidap kanker." Syaikh menyebut penyakit kanker ini dengan A1-
Maradh Al-Khathir (penyakit yang berbahaya), dan menolak untuk
€ilffi,ihT'lp xlx
menyebutnya sebagai Al-Maradh Al-Khabits (penyakit yang buruk
(ganas)). Beliau berkata, "Tidak ada yang buruk pada perbuatan
Allah."
Beberapa waktu setetah mengalami rasa sakit itu, syaikh A1-
Munajjid menanyakan kondisi beliau. Katanya, "Rasa sakit itu hilang
timbul, kecuali di lokasi sakit yang utama yang terus menyebar. Rasa
sakitnya terus ada." Meskipun dalam kondisi demikian, beliau tetap
melakukan tugasnya mengajar dan memberi fatwa.
KESABARANIIYA SELAMA SAKft
Barangkali sebagian orang mengamati, selama sakit, beliau berbi-
cara dengan suara yang kuat ketika mengajar. Seakan-akan beliau
menahan rasa sakit itu dan memperlihatkan kepada hadirin bahwa
kondisinya baik-baik saja.
Beliau tidak suka menggunakan obat-obatan analgesik (pengtuang
rasa sakit), sebab dapat membuatnya tertidur dan menghalanginya
untuk melakukan qiyamul lail serta mengaiar. Beliau memiliki keingi-
nan yang pernah disebutkannya kepada beberapa syaikh, "Aku ingin
meninggal dunia di dekat Ka'bah sambil menyebarkan ilmu." Beliau
menilai bahwa menyebark^. ilh., termasuk pendekatan diri kepada
Allah yang paling agung.
Oleh sebab itu, tatkala kondisi beliau sudah sangat payah, pada
pagi hari tanggal2g Ramadhan dan saat itu beliau berada di Mekkah,
para dokter memutuskan untuk memindahkannya dari Al-Haram ke
Jeddah untuk mendapatkan Perawatan yang lebih fokus. Tatkala beliau
telah merasa agak baikan di waktu 'Ashar, beliau bersikeras untuk
dibawa kembali ke Mekkah meskipun para dokter berusaha mence-
gahnya. Beliau berk ata, "Jangarrhalangi kami untuk memperoleh paha-
la ini. Karena ini adalah malam terakhir dari bulan Ramadhan." Akhir-
nya syaikh dibawa kembali ke Mekkah dengan diiringi oleh sejumlah
dokter. Sesampainya di sana beliau masuk ke dalam ruangan khusus.
Beliau meminta diambilkan air wudhu' kemudian mengerjakan shalat
Maghrib dan Isya. setetah itubeliau meminta izin untuk mengajar, dan
beliau tetap mengajar pada malam terakhir dari bulan Ramadhan.
€rmrur&
SMT-SAATIERAKHIR
Ketika beliau tersadar dari pingsannya, ia membaca Al-Qur'an
dan berziktu kepada Allah. Ayat terakhir yang beliau baca adalah fu-
man Allah Subhanahu u)a Ta'ala," (lngatlah) l<etila Allah menfuuat lamu
mengantuk untuk memberi lcetentramnn dari-Nya)." (QS. Al-Anfaal: 11)
Kemudian ruh beliau pun meninggalkan jasadnya pada pukul 1.30
siang.
WAFAIIIYA
Syaikh Rahimahullahu wafat pada hari Rabu tanggal 1.5 Syawwal
7421. H. Beliau dimakamkan di Mekkah berdekatan dengan kubur
syaikhnya Ibnu Baaz. Semoga Allah merahmati mereka berdua.
KAIUilT,TAH]IIYA
Orang-orang yang memandikan beliau menceritakan apa yang
mereka lihat berupa kondisi fisik beliau yang baik, mudah dimandi-
kan dan bersih badannya. Sampai-sampai mereka menyangka bahwa
beliau sudah dimandikan terlebih dahulu sebelum mereka mandikan.
Beliau berpendapat tidak boleh duduk-duduk ketika bertakziyah.
Ketika ayah dan ibunya wafat beliau duduk di mesjid dan mengunci
pintu rumahnya. Dan anak-anaknya meliakukan hal yang sama terha-
apnya saat ia meninggal dunia.
Dan beliau pernah mengalami beberapa kali mimpi yang baik.
DAFTAR ISI
PENGANTAR PENERBIT
MUQADDIMAH
8roGRAFI................
KITAB AWAL MULA TURUNNYA WAFMJ
Bab cara awal mula wahyu ditumnkan kepada Rasulullah
Shallallahu Alaihi uta Sallam.
KITAB IMAN
1. Bab Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Srillam, "Islam dibangun
atas lima dasAt," bnan terdiil atas perkataan dan petbuatan,bisa
b ert amb ah dan bis a b erkw ang,,
2. Bab kata Du'a'ukum artinya Iman kalian
3. Bab Perkara-perkara Keimanan dan Firman Allah Ta'ala "Keba-
jikan itu bukanlah menghailapkan utaiahmu ke atah timur dan ke
4. Bab Muslim (yang paling baik) adalah seseorang yang mana
kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya............
5. Bab Siapakah Orang Islam Yang Paling utama?
5. Bab Memberi Makan Termasuk Salah Satu Ajaran Islam..............
7. Bab Termasuk Cabang Keimanan Adalah Menyukai Untuk
Saudaranya Sesama Muslim Apa Yang Ia Sukai Untuk Dirinya
Sendiri
8. Bab Mencintai Rasulull ah Shallallahu Aloihi uta Sallam Terma-
suk Salah Satu Cabang Keimanan
9. Bab Manisnya Iman........
10. Bab Salah Satu Tanda Keimanan Adalah Mencintai Kaum Anshar
v
vii
xi
1,
a
39
40
49
57
50
62
58
72
75
xxi
55
xxii
1L.
72.
13.
82
84
93
95
100
\02
Bab Sabda Nabi Shallallahu Alaihiuta Sallam,"Akt Adahh
Orang Yang Palfug Tahu Tentang Allah." Dan bahwasanya
ma'rifah itu merupakan amalan hati, .....,.....
Bab Termasuk Cabang Keimanan Adalah Benci Kembali Jatuh
Dalam Kekufuran Sebagaimana Bencinya Dilempar Ke Dalam
Api
14. Bab Tingkatan Ahli Iman Dalam Amal..........
15. Bab Malu Termasuk Cabang Keimanan
1,6. Bab Firman Allah, "lika merekabefiobat dan melaksanakan
shalat serta menunaikan zakat, makabeilah kebebasan kepada
tnereka." (QS. At-Taubah: 5)
17. Bab perkataan, "Sesungguhnya iman adalah amal" berdasarkan
firman Allah Ta'ala, "Dan itulah surga yaflg diutariskan
kepaila kamu karena perbuatan yang telah kamu kerjakan,"
18. Bab Apabila Islam Tidak Seperti Hakikat Sebenarnya Seperti
Karena Menyerah Atau Takut Dibunuh.... 109
19. Bab menyebarkan salam termasuk ajaran Is1am.......... l!6
20. Bab Kufur (Durhaka) kepada Suami, KufurYang Tidak Menge-
luarkan Pelakunya Dari Islam. 119
2'1,. Bab perbuatan maksiat termasuk perkara jahiliyah, pelakunya
tidak boleh dihukumi kafir kecuali bila melakukan syirik 123
22. Bab Kezhaliman yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam 1.30
23. Bab Tanda orang munafik..... .. 132
24. Bab menghidupkan malam lailatul qadar dengan shalat dan iba-
dah lainnya termasuk cabang keimanan... 136
25. Bab Jihad termasuk cabang keimanan 139
25. Bab Melaksanakan kesunnahan qiyatn ramadhan termasuk
cabang keimanan
Bab Puasa Ramadahan tennasuk cabang keimanan..
Bab Dien (agama) Itu Mudah.
Bab Shalat Termasuk Cabang Keimanan
Bab kebaikan Islam seseorang..
Bab Amalan Dalam Agama Yang Paling Disukai Allah Adalah
Yang Paling B erkesinambungan....... 't56
32, Bab Penambahan Iman Dan Pengurangannya 171
33. Bab Mengeluarkan Zakat Tennasuk Amalan Dalam Is1am............ L80
34. Bab Mengiringi Jenazah Termasuk Cabang Keimanan.. L84
105
27.
28.
29.
30.
3L.
t44
145
746
152
1.59
€rm;ruT&
Bab Termasuk Aiaran Agama Adalah Menghindar Dari Fitnah-
fitnah
"€"nffi,iHl'l&
5. Bab Seorang Imam (Alim) Melemparkan Pertanyaan Kepada
sahabat-sahabatnya Untuk Menguii Tingkat Keilmuan Mereka.
6. Bab Perihal [lmu, Dan Finnan Allah, "Ya tuhanku tambahkanlah
ilmu kep adaku." (QS. Thaha: 114) ...'.."""'
7. Bab Perihal Munaautalah, Penulisan tlmu (Riwayat) oleh Para
Ahli Ilmu Dan Pengirimannya Ke Penjuru Negeri
8. Bab Perihal orang Yang Duduk Di Bagian Akhir Maielis Dan
orangYangMelihatCelahDalamMajelisLaluDudukDisitu...
g.BabUcapanNabi,"AdakalanyaOrangYangDisampaikanTer-
nyata Lebih Paham Daripada Yang Mendengar (Yang Menyam-
paikan)
10. Bab Berilmu Sebelum Berkata Dan Berbuat"""""""""'
1.1.. Bab Perihal Nabi shallallahu Alaihiuta sallam Yang Mengatur
]adwal Rutin Dalam Penyampaian Nasihat Dan Ilmu Bagi Para
Shahabat Agar Mereka Tidak Lari (Bosan)' """"""""'
L2. Bab Membuat Jadwal Ta'lim Pada Hari-hari Tertentu untuk Ahli
xxlll
35. Bab orang Mukmin senantiasa Takut Amalnya Terhapus Tanpa
Ia sadari"" """""""186
96. Bab Pertanyaan |ibril kepada Nabi sftallallahu Alaihi wa sallam
Tentang Iman, lslam,IhJan Dan Tanda Hari Kiamat """"""""""" 195
g7. Bab Keutamaan orang Yang Menjaga Kesucian Agama................. 215
3g. Bab Menyerahkan seperlima Dari Harta Ghanimah (Rampasan
Perang Untuk Allah Dan Rasul-Nya) Termasuk cabang Keimanan 223
39. Bab sesungguhnya setiap Amalan Tergantung Niat DanAl-His-
bahDansetiap Orang Memperoleh Sesuai Dengan Kadar Niatnya,
Termasuk Di balamnya Imary Wudhu, Shalat, Zakat, Haji, Shaum
Dan Hukum-hukum Muamalat.. 230
40. Bab sabda Nabi shallallahu Aldhi uta sallam, "Dien itu adalah
nasihat,bagi Allah, Rasul-Nya, imam-imam kaum muslimin dan
bagi segenip kaum muslimifl." Dan firman Allah Subhanahu ua
f i alai,epabila mercka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-
Nya," (Qd.At-Taubah:91)'.............. 234
KITAB ILMU 238
1 Bab Keutamaan [1mu............ 240
2. Bab orang Yang Ditanya Tentang suatu Masalah sementara Ia
sedang sibuk Berbicara Maka Hendaklah Ia Menuntaskan Bica-
ranya kemudian Baru Meniawab Pertanyaan """""""' 243
3. Bab Mengangkat Suara Untuk Menyampaikan llmu " 248
4. Bab Ucapan seorang Muhaddits: Hadilatsanaa atau Akhbarunaa
251
259
261.
272
279
283
290
301
306Ilmu
xxiv
13.
€rm,iiilttP
Bab Barangsiapa Yang Allah Kehendaki Kebaikan Niscaya Allah
Akan Anugerahi Ia Pemahaman Dalam A9ama........
14. Bab Keutamaan Pemahaman Dalam Masalah llmu...........
15. Bab Kecemburuan Dalam HaI Ilmu Dan Hikmah
15. Bab Kisah Kepergian I&,flasaAlaihissalam Ke Tepi Laut Untuk
Menjumpai Al-Khadhir g2t
17. Bab Sabda Nabi Shallallahu Alaihi uta Sallamz "Ya Allah ajarilah
ia tafsir Al-Qur/an."
18. Bab Bilakah Penyimakan Riwayat Seorang Anak Kecil Dinyata-
kan Sah?....
79. Bab Keluar Mengembara Dalam Rangka Menuntut Ilmu.............. 334
20. Bab Keutamaan Orang Yang Berilmu Dan Mengajarkan lImu...... 338
21, Bab Diangkatnya Ilmu dan Merajalelanya Kebodohan g4't,
22. Bab Kelebihan Dalam Ilmu Pengetahuan 946
23. Bab Berdiri Di Atas Kendaraan Atau Sejenisnya Sambil Membe-
rikan Fatw 354
350
26.
27.
28.
24.
25.
33.
34.
35.
Bab Memberi Fatwa dengan isyarat tangan dan kepala.
Bab Nabi Shallallahu Alaihian Sallam Memberi Dorongan Ke-
pada Utusan Abdul Qais Agar Menjaga Keimanan Dan Mengha-
fal Ilmu Serta Menyampaikannya Kepada Kaumnya...
Bab Bepergian untuk menanyakan guatu masalah dan mengajar-
kan ilmu kepada keluarga.....
Bab Membuat Giliran Dalam Menuntut l1mu............
Bab Marah Ketika Memberi Nasehat Dan Pelaiaran Apabila Ia
308
376
317
973
379
391
393
400
403
405
Melihat Perkara Yang Dibenci...............
29. Bab Duduk Berlutut Dihadapan Seorang Imam Atau Seorang
Muhaddits
30. Bab Mengulangi Perkataan Tiga Kali Agar Dapat Dipahami........
31. Bab Seorang Laki-Laki Memberi Pengajaran Ilmu Kepada Budak
Wanitanya dan Kelualganya ...........
32, Bab Nasehat dan Pelajaran yang Diberikan Seorang Pemimpin
Kepada Kaum Wanita
Bab Antusias Untuk Mendapatkan Hadits
Bab Bagainana Terangkatnya Ilmu
Bab Perlukah Menentukan Hari Tersendiri Untuk Menyampai-
kan Pelaiaran Kepada Kaum Wanita? 409
Bab Barangsiapa Yang Mendengar Sesuatu Hendaklah Ia
Menanyakannya Hingga Ia Faham 412
37. Bab Hendaklah Orang Yang Hadir Menyampaikan Ilmu Kepada
Orang Yang Tidak Hadir.......... 417
€mmmT&
3g. Bab Dosa Berdusta Atas Nama Nabi slrcllallahu Alaihiwa sallam
39. Bab Penulisan Ilmu......
40. Bab Memberikan Ilmu Dan Nasehat Pada Malam Hari"""""""""
41. Bab Membicarakan llmu Sebelum Tidur""'
42. Bab Menghafal llmu
49. Bab Menyimak Apa Yang Disampaikan Ulama""""
44. Bab Anjuran Bagi orang Alim Apabila Ditanya, "siapakah orang
Yang Piling Berilmu," Hendaklah Ia Serahkan Ilmunya (fawa-
bannya) Kepada liltah Subhonahu ut a Ta' ala'
45. Bab Bertanya sambil Berdiri Kepada seorang Alim Yang sedang
Duduk
46. Bab Bertanya Dan Berfatwa Ketika MelontarJumrah'
47. Bab Firman Allah subhanahu utaTt'ala z "Dan tidaklah ktmu
dibei pengetahuan meloinkan seilikit" (QS' Al-Israa': 85)'
4g. Bab Meninggalkan perbuatan yang hukumnya mustahab karena
kekhawatiran or"r,g-orang salah memahami sehingga jatuh ke-
pada urusan yang lebih parah lagi.....'."""
49,BabMengkhususkanSebuahllmuKepadaSuatuKaumYang
Tidak Disampaikan Kepada Kaum Yang Lain Karena Khawatir
Mereka Tidak Dapat Memahaminya.""""""'
50. Bab Perasaan malu dalam masalah ilmu""""""
51. Bab Barangsiapa Merasa Malu, Lalu Ia Memerintahkan orang
Lain Untuk BertanYa
52. Bab Menyapaikan llmu dan Fatwa di dalam Masiid
53. Bab Menjawab Pertanyaan Melebihi Apa Yang Ditanyakan""""'
KITAB WUDHU
1,. Bab Perihal Wudhu 552
2, Bab Shalat tidak diterima tanpa bersuci 558
3. Bab Keutamaan Wudhu Dan Cahaya Pada Wajah, Tangan Dan
Kaki Karena Bekas Wudhu....... 561
4. Bab seseorang Tidak (Mengulangi) wudhu Karena Ragu Hingga
Yakin (Wudhu Sudah Batal).....-... 567
5. Bab Berlaku Ringan Dalam Wudhu..""' 573
6. Bab Menyempurnakan Wudhu....... 581
7. Bab Membasuh wajah Dengan Dua Tangan Dari satu Kali Cidu-
kan 585
Bab Membaca Basmalah Dalam Memulai setiap Aktifitas Terma-
suk Ketika Hendak Bersetubuh 588
Bab Apa Yang Dibaca Ketika Masuk WC."""""" 594
xxv
432
446
473
476
487
493
495
505
s09
5L3
520
524
531
539
542
54s
551
8.
9.
xxvl €tr$ffi,iHl'tp
10. Bab Menyiapkan Air Ketika Buang Hajat.......... S98
11. Bab Dilarang Menghadap Kiblat Ketika Buang Air Besar Atau
Buang Air Kecil Kecuali Di Dalam Bangunan Dinding atau Seje-
nisnya 500
12. Bab Buang Hajat Di atas Dua Batu Bata.... d03
13. Bab Keluamya Kaum Wanita ke Tempat Buang Hajat....................
14. Bab Buang Hajat Di Dalam Rumah
15. Bab Istinja'Dengan Menggunakan Air
16. Bab Barangsiapa Yang Dibawakan Air Untuk Bersuci....... 679
77. Bab Membawa'Anazah Dan Air Saat Istinja' ................... 622
18. Bab Larangan Beristinja'Dengan Menggunakan Tangan Kanan . 627
79. Bab Tidak Memegang Kemaluan Dengan Tangan Kanan Ketika
Buang Air Kecil 690
20. Bab Instinja'Dengan Batu............ Ggz
2'1.. Bab Tidak Beristinja'Dengan Kotoran Hewan....... 694
22. Bab Berwudhu Satu Kali - Satu Ka1i............. 699
23. Bab Berwudhu Dua Kali - Dua Ka1i............. 040
24. Bab Berwudhu Tiga Kali - Tiga Ka1i............. 641
25. Bab Mengeluarkan Air Dari Hidung Ketika Berrvudhu
Demikian yang disebutkan oleh Utsman, Abdullah bin Zaid dan
Abdullah bin Abbas Railhiyallahu Anhun dari Nabi Shallallahu
Alaihi uta Sallam..... 646
26 Bab Beristinja' Menggunakan Batu dalam lumlah yang Ganjil.... 648
27. Bab Membasuh Kedua Kaki, Bukan Mengusap Telapak kaki ..... 652
28. Bab Berkumur-kumur Saat Berwudhu
Demikian yang diriwayatkan oleh lbnu Abbas dan Abdullah bin
Zaid. Railhiyallahu Anhum dari Nabi Shallallahu Alaihi uta Sallam 658
29. Bab Membasuh Tumit
Dahulu Ibnu Siriin membasuh tempat cincinnya saat berwudhu. 664
30. Bab Membasuh Kedua Kaki yang Memakai Sandal dan Bukan
Mengusap Di atas Sandal....... 669
31. Bab Mendahulukan Anggota Tubuh Sebelah Kanan Ketika
Berwudhu Dan Mandi
Bab Mencari Air Wudhu Ketika Waktu Shalat Telah Tiba
Aisyah berkata, "Waktu shalat Subuh telah masuk,lalu dicarilah
air wudhu namun tidak diperoleh. Maka tumnlah ayat yang
memerintahkan untuk melakukan tayammum."................. 683
Bab AirYang Dipakai Untuk Membasuh Rambut Manusia.......... 588
Bab Pihak Yang Tidak Berpendapat Harus Mengulangi Wudhu
Kecuali Karena Ada Yang Keluar Dari Dua ]alan, Yakni Kemaluan
Bagian Depan (Qubul) Dan Belakang (Dubur). 708
510
515
518
678
32.
33.
34.
42.
43.
45.
46.
47.
48.
49.
44.
€"rm;mt& xxvll
35. Bab Orang yang Mewudhukan Temannya' 733
95. Bab Membaca Al,Qut'an Setelah Berhadats dan selainnya........... 740
37. Bab orang Yang Tidak Berwudhu Kecuali Karena Pingsan Yang
Berat 759
3g. Bab Mengusap seluruh Kepala Berdasarkan Firman Allah Ta'ala,
"dan sapilahkepalamu'(QS.Al-Miidah:6) """""""' 772
39. Bab Membasuh Kedua Kaki Sampai Mata Kaki"""""' 777
40. Bab Memakai Bekas AirWudhu Orang Lain
Dan f arir bin'Abdillah memerintahkan keluarganya berwudhu
dengan bekas air siwaknya.................. 780
Bab Orang Yang Berkumur'Kumur Dan Memasukkan Air Ke
Dalam Hi-<lungbari Satu Cidukan................ 790
Bab Mengusap KePala Satu Kali 793
Bab Seorang Suami Berwudhu Dengan Isterinya, Dan Bekas Air
Wudhu Isteri
Umar pernah berwudhu dengan air yang dihangatkan, dan dari
*^rlis"ot"og wanita Nasrani. 795
Bab Nabi shaltatlahu Ataihiuta sallam Menuangkan Air wudhu-
nya Ke Tubuh Orang Yang Tidak Sadarkan Diri""""""' 798
Bab Mandi Dan Wudhu Pada Mikhdhab, Qadah, Kayu dan Batu 801
Bab Berwudhu Dari At-Taur 807
Bab Berwudhu Dengan Air Sebanyak Satu Mud """""' 810
Bab Mengusap Dua Khuff (sepatu).........-.... 812
Bab )ika Seseorang Memasukkan Kedua Kakinya (Ke dalam
sepatu) Dalam Keidaan Suci............ 817
50. Bab Orang Yang Tidak Berwudhu Setelah Memakan Daging
Kambing danSawiq
Abu Bakar, Umar, dan Utsman Radhiyallahu Anhum memakan-
nya namun mereka tidak berrt'udhu.........'." 824
51. Bab orang Yang Berkumur-Kumur Karena Memakan sauiq Dan
Tidak Berwudhu 830
52, Bab Apakah Harus Berkumur-Kumur setelah Meminum susu.... 833
53. Bab Berwudhu Karena Tidur, Dan orang Yang Tidak Berpendapat
Harus Mengulangi wudhu Karena Mengantuk Baik sekali Atau
Pun Dua fii, etau Karena Sedikit Hilang Kesadaran 835
54. BabBerwudhuTanpaBerhadats 837
55. Bab Termasuk Dosa Besar orang Yang Tidak Menutup Diri Dari
Buang Air Kecil.... 843
55. Bab Tentang Mencuci Air Seni 849
57. Bab sikap Nabishallatlahu Ataihiua sallam Yang Membiarkan
orang Arab Badui Kencing Di Dalam Masjid Hingga selesai...... 852
41.
)oniiii
58.
59.
50.
61.
62.
63.
64.
55.
66.
67.
58.
69.
Bab Buang Air Kecil Di Tempat Sampah Satu Kaum
Bab Membasuh Darah
Bab Membasuh Dan Mengerik Mani Serta Membasuh Bagian
Yang Terkena Dari Cairan Wanita
Bab Apabila Mani Dan Lainnya Dibasuh Namun Bekasnya Tidak
Hilang
Bab Air Kencing Unta, Hewan Tunggangan Dan Air Kencing
Kambing Serta Kandangnya............................
Bab Najis Yanglatuh Ke Dalam Minyak Samin Dan Air...............
Bab Kencing Pada Air Yang Tergenang
Bab Apabila Ada Kotoran Atau Bangkai Diletakkan Di Atas
Punggung Seorang Yang Sedang Shalat Maka Shalatnya Tidak
Batal
70. Bab Ludah,Ingus Dan Semisalnya Yang Menempel Pada Pakaian gl1
71, Bab Tidak Boleh Berwudhu dengan Nabidz Dan Minuman Yang
Memabukkan
Al-Hasan dan Abu Al-'Aliyah memakruhkannya 920
72. Bab Seorang Wanita Membasuh Darah Yang Terdapat Pada wajah
Ayahnya
Abu 'Aliyah berkata, "Usaplah kakiku yang sedang sakit!"..........
Bab Siwak.
Bab Memberikan Siwak Kepada Yang Lebih Tua.............
Bab Keutamaan Orang Yang Berrralam Dalam Keadaan Bentrudhu
KITAB MANDI
Bab Berwudhu Sebelum Mandi.......
853
859
852
853
864
871
890
899
905
972
973
975
924
926
929
935
943
950
963
965
968
971
73.
7L.
75.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
€rmiffi't&
Bab Menyiram Air Seni Di Masjid Dengan Air
Bab Air Kencing Bayi Laki-Laki
Bab Buang Air Kecil Sambil Berdiri Dan Duduk
Bab Buang Air Kecil Di dekat Teman Dan Berlindung Dibalik
Tembok.....
Bab Suami Mandi Bercama Isterinya.....
Bab Mandi Dengan Air Satu Sha'Dan Semisalnya
Bab Menyiram Kepala Sebanyak Tiga Kali
Bab Mandi Dengan Sahr Kali Siraman
Bab Memulai Dengan MenyiapkanHilaab (Ember) AtaruThiib
(Parfu m) Sewaktu Mandi........
Bab Berkumur-Kumur Dan Memasukkan Air Ke Dalam Hidung
Ketika Mandi tunub......... .............................
Bab Mengusap Tangan Dengan Tanah Agar Lebih Bersih.............
€rsmrut&
g. Bab Bolehkah Orang funub Memasukkan Tangannya Ke Dalam
Bejana sebelum Mencucinyalika Tidak Ada Naiis Pada Tangan-
nya Setain Keadaannya Yang Masih Junub
10. Bab Memisahkan Pembasuhan Ketika Mandi |unub Dan Wudhu
Disebutkan dari Ibnu umar bahwa ia mencuci kedua kakinya
sesudah air wudhunya mengering (dari tubuhnya)'
DAFTAR ISTILAH HADITS DAN INDEKS..
xxlx
977
982
99L
{rrll e1 -Il:ia
KITAB A\ryAL MUIA
TURUNT{YA
WAHYU
\r/6.\d1
]tt i?: & y,er .rt- it Jy, j1 ;it i'$.3e iS +t1.
9y q'$tt cj ,S\t*'ti G ,g$')i r31.:iY;. ;;,
Bab cara awal niula wahyu diturunkan kepada Rasulutlah
Shollollohu Aloihi wo Sollom, serta firman Allah lollo Dztknthu,
"Sesungguhnyo Komi mewohyukon kepadomu (Muhommod)
sebogoimono Komi teloh mewahyukon kepodo Nuh don Nobi-
nobi setelohnyo.' (QS. An-Nisaa': 163)
,F-6k i6'o$ s* iu ,t'tt i i' ,*; &#t$k . r
'* tfi ;r.gt .4tit j: :,yJ *7i iG &.a:it y i
tr ar e: i,iAt i'# + 'Jrt :#t q|i G'ai:t
v:iii.#r y i' ,,u yt i*i + iG;Ut ,,b
ti! d\i'., UG d ay Y Vit ,F.9t ?Qu,ir;$'
41, ;6 v Jt t'il W.1i;t St "ti ti;..
1. Al-Humaidi Ab dullah bin Az-Zub air men cer tiakan kep ada lumi dari S uf-
yan, ia berknta, "Yahya bin Sa'id Al-Anshari telah menceritakan kepada
lumi, ia berkata, "Muhammld bin lbrahim At-Taimi telah menceritaknn
kEada kami bahwasanya ia mendengar Alqamah bin Waqqash Al-I-aitsi
berkata, "Saya telah mendengar Umar bin Al-Ktaththab Radhiyallahu
Anhu berkata di atas mimbar, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya setiap amalan tergantung
ni.atnya. Dan setiap orang alan memperoleh sesuai dengan niat masing-
masing. Barangsiapahijrahnya untukmmgejar materi dunia atau untuk
€-ffiir&
menilahi seorang wanita, makn hiirahnya sebatas pada apa yang meniadi
niatnya."2
[Hadits L- tercantum juga pada hadits nomor: 54,2529,3898,5070,
6689 dan6953l
Syarah Hadlts
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaim,fr-J Rahimahullah, Pensya-
rah kitab shahih ini berkata, "Al-Bukhari Rahimahullah betkata, "Kai-
fiyat (cara) Awal Mula Turunnya Wahyu Kepada Rasulullah Shallalk-
hu Alaihiwa Sallam."
Melalui bab ini Penulis (Al-Bukhort) Rnhimahullah rngn menielas-
kan kaifiyat (cara) awal mula turunnya wahyu. Lsya Allah akan di-
sebutkan bahwa kaifiyat pertama turunnya wahyu adalah beliau
Shaltallahu Ataihi wa Sallam mengalami mimpi yang baik' Dan tidaklah
beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam mengalami mimpi kecuali seperti fa-
laq Subuh.a
Perkataan Penulis Rahimahultlh, "Dart firman Allah lalla Dzilcruhu,
,,sesungguhnya Knmi mewahyuknn kepadnmu (Muhammad) sebagaimana
IGmi telah mewahyulan kepada Nuh dan Nabi-nabi setelahnya." (QS. An-
Nisaa':163)
Tidak ada perbedaan mengenai wahyu Altah kepada para rasul-
Nya, dan yang menjadi mediator antara mereka dengan Allah Ta'ala
adahh malaikat libril. Dialah malaikat yang diserahi mandat tentang
wahyu yang dibawanya turun kepada para rasul'
Dalam firman-Ny a, " Sebagaimnna Kami telah manahyukan lcepada Nuh
dan Nabi-nabi setelahnya.- (QS. An-Nisaa': 153) terkandung dalil bahwa
Nuh merupakan rasul pertama yang Allah Azza wa /alla utus.s Dan
2 Diriwayatkan oleh Muslim (III/ 1515) (1907) (155)
3 Kata ;+Jr teUin menyerupai bentuk muthaq dengan iamak mudmlckar salim, sebab
kata tersebut tergolong isim dalam bentuk jamak sebagaimana kata i16. ne-tul
asal kata ini adalah bentuk jamak dari kata $ yang meruPakan nama dari salah
seorang perawi hadits. Kemudian ia dialihkan dari nama perawi kepada nama
iy uita.r'xonir*hultah. Jika kata ini merupakan mulhaq iamak mudz.alckar salim, maka
hlruf nun-nya selalu berbaris fathah, baik dalam posisi rafo', nashab rnattpun iarr.
Wallaahu A'lam.
4 Takhrij haditsnya akan segera disebutkan lruya Allah- - .
5 Di antara dalil yang juga-menunjukkan hal ini adalah hadits yanS,diriwayatkan
oteh Al-Bukhuri (oiob)i"n Musiim (193) (322) dari Anas bin Malik Radhiyallahu
Anhu. Dalam riwayat tersebut dinyatakan, ".. . tetapi temuilah Nuh yang meru;
pakan rasul pertama yang Allah rt t!..." silahkan melihat syarah Al-'Aqidah Al-
€msu,;xilltb
berdasarkan firman Allah di atas maka Adam adalah Nabi pertama
dan bukan seorang Rasu1.6
sementara itu hadits Umar bin Al-Khathab Radhiyallahu Anhu me-
rupakan hadits pertama yang dicantumkan oleh Al-Bukhari Rahima-
hullah, kendati tidak memiliki kaitan dengan wahyu. Tujuannya ada-
lah menerangkan bahwa sebuah amal harus diikhlaskan karena Allah
TA'Ala, dan dengan amalnya ia harus mengharapkan wajah A1lah dan
negeri akhirat. Atas dasar inilah hadits yang agung tersebut harus di-
sebutkan dalam seluruh bab ilmu.7
sabda Rasulullah shallallahu Alaihi wa sailam, "sesungguhnya setiap
amalan tergantung niatny a."
Maksudnya tidak ada amal kecuali dengan niat. setiap manusia
berakal yang melakukan suatu amalan pasti meniatkannya. Dan
mustahil bagi yang berakal melakukan suatu amalan tanpa disertai
lNasithiyynh karya Fadhilatus Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah (l/ 6* 66)
Dalam rekaman kaset syaikh Al-Utsaimin Rahimahultah pernah ditanya tentang
glang yang bersikeras dengan pendapatnya bahwa Adam bukanlah seoran[
Nabi,.dengan menjadikan ayat 'sebagaimani Kami terah memberikan wahyu kepad"a
Ntth don nabi-nabi yang datang kemudian'sebagai dalil. orang tersebui berkata,
"sesungguhnya dalam ayat tersebut yang pertima sekali Alla-h sebutkan adalah
Nuh, sedangkan Nuh diciptakan setelah Adam. Dengan demikian sesungguhnya
Adam bukanlah seorang Ngbi." syaikh Al-utsainiin Rahimahulloh
^"r,j"*uu,"Bagaimana orang ini? Padahal Nabi shnllallahu Alaihi roo sallnm telah bersabda,
"sesungguhnya dia (Adam) adalah seorang Nabi yang diajak bicara." Adapun
firman Allah subhanahu
1oa
Ta'nla 'sebagaimaia lemi'telai memberikan wahyu kepada
lih d!! nabinobi yang d1ta1g lcemudian'maka wahyu yang dimaksud dalam ayat
ini adalah wahyu risalah. oleh sebab itulah pada hari-Kiairat umat manusia ber-
kata.kepada- Nuh, "Engkau adalah Rasul pertama yang Ailah utus kepada para
makhluk di bumi."
syaikh Al-Utsaimin Rnhimahutlah pernah ditanya oleh salah seorang penuntut
ilmu mengenai hadits umar Radhhlallahu Anhuini, bahwasanya ia meriyampaikan
hadits ini di atas mimbar, artinya di hadapan banyak shahabat dan yang lalnnya.
Meskipun demikian tidak ada yang meriwayatkan hadits ini darinfa selain yih-
ya bin sa'id Al-Anshari. Dengan demikian apakah ia tergolong ke dalam hadits
Ahad?"
Beliau Raftirrahullah menjawab, "Benar. Tidak diragukan lagi bahwa ia merupa-
kan hadits Ahad. Namun hadits ini didukung oleh sejumlah-nash yang tercantum
dalam Al-Qur'an dan sunnah. oleh karenanya maknanya dianggap-mutawatir.
Dantrendaknya diketahui bahwa para shahabat tidak menyebutlia-n iradits ini bu-
kan berarti mereka tidak mengirapalnya. oleh sebab itu kita katakan Abu Hu-
rairah merupakan shahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Namun
tentunya tidak bisa dipastikan bahwa hadistnya lebih banyak dari Abu Bakar dan
umar._ Tetapi ia meriwayatkan hadits. sedangkan me."i" adalah orang-orang
ya.ng disibukkan dengan berbagai persoalan kaum rnuslimin. sehingga boleh jadi
sebagian shahabat tidak menyebutkan hadits ini namun meriwayatka-nnya.
€*fltr*&
niat selamanya. OIeh sebab itu sebagian ulama berkata, "Sekiranya
Allah membebankan kepada kita suatu amalan tanpa niat niscaya
amalan tersebut merupakan taklif (pembebanan) yang tidak sangguP
dilaksanakan."
KemudiansesungguhnyaaPayangdiniatkanseseorangmakaitu-
lah yang didapatnya. Jika ia meniatkan sesuatu yang berrranfaat, maka
itulah yang aiaapatnya. Dan jika dia meniatkan sesuatu yang berba-
haya,niscaya itu pulalah yang d.iperolehnya. Nabi slralkllahu Alaihiwa
Saitam membuat permisaian akan hal ini dengan amalan hiirah' Bah-
wa siapa yang hijrahnya diniatkan kepada Auah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnyakefada Altah dan Rasul-Nya, ar$nya ia telah memperoleh
apa yang diinginkarmYa.
Ini menuniukkan bahwa Allah akan mempermudah perkara ter-
sebut untuknya sehingga ia bisa sampai kepada aPa yang diingin-
karutya. Namun sekiianya ia belum sampai kepadanya' maka sesunS-
g"il)," Allah Ta'al^aberiirman, "Danbarang staPa yang berhiirah di ialan
"euon,
niscaya merela al<nn menilapatlan di bumi ini tmryat hiirah yang luas
ilan (rezeki) yangbanyak." (QS. An-Nisaa': 100)
Adapunoranglainmakaadajugayangmelakukanhijrah,na.
mun temyata hiirahnya itu dilakukan demi mengejar dunia, untuk
perniagaan, atau demi menikahi seorang wanita; *"Y sesungguh-
,,yu iu
^"rakukan
hijruh demi memenuhi syahwat Perut dan syahwat
kemaluarutYa.
sabda beliau slullattahu Alnihi wa sallam, "Mala hiirahnya sebatas
p aila apa runi adi niatnY a."
Dan beliau tidak menyebutkan 'untuk mengeiar matei dunin atau
menikahi seorang u)Anita" sebagai bentuk penghinaan terhadap kedua
hal ini dan keduanya lebih rendah untuk disebutkan kembali.
Sejumlahulamaberkata,,,Sesungguhnyakeduajumlah(kalimat)
,sesungguhnya setinp amalan tergantung niatnya' dan'Dan setinp orang alan
*r*piitrt, sesuai dengan niatnya masing-masing' memiliki makna yang
sama, yaitu amalmu tlrgantung kepada niatmu' ]ika engkau meniatkan
sesuatu, maka hasiLrya bergantung kepada aPa yang engkau niatkan'
Tetapi pengertian yang telah kami sebutkan sebelurrnya, itulah
yang lebih sesuai. sebab yang kami sebutkan memberikan konsekuenYi
tut*u setiap kalimat memiliki maknanya sendiri. Dan bila pembaha-
€flffiiffi't&
san sebuah masalah berkisar antara fa'sis atau taukid maka yang lebih
baik adalah membawanya kepada ta'sis.8e
,r ii* q lU e iuy *;;i jG ;:;,I lr 'rs t3'_6 . y
iii l,U i ,>.,rAt iri q-'it G*', qflt li {*.G r y,i
6/'t i;: Y. jw & *'it S-a yt j;; Ju, ,u'it
,h g.'u er;i ;ti *'i, ,*, !,t j;, 3* git A-j.11.
iu Y'^b 4) ii ,f # U; *ei i: tdt il^a;
ats.e ue ,lg.t ,.*t # J:,ijrlir d,' k',:r;ii
)'1t *91 rAt ,f. F)t g" ii Ai3 -":i 6'At 6*,:
Gi!*ay:,litbe?
2. Abdullah bin Yusuf telah menceritalan kEada lami, ia berkata, .Malik
telah mengabarlun kqada lumi dari Hiysam bin ljrwah itai ayahnya
dari Aisyah ummul Mukminin Radhiyailahu Anha bahwasanya Al-
Harits bin Hisyam Radhiyallahu Anhu bertanya kepada Rasulultah
shallallahu Alaihi wa sallam: "wahai Rasuruilah, bagaimana wahyu
turun kepadamuT" Rasulullah shallanahu Alaihi wa sallam bersabila,
"Kadangkala wahyu itu datang bagailun bunyi dentingan lonceng, itulah
yang paling berat buatku. I-alu dentingan itu terputus dari pendengaran-
ku sedanglun aku telah memahami apa yang difirmantan Ailah, Kadang
Ta'sis adalah menyebutkan faedah lain yang sebelumnya tidak disebutkan. se-
dangkan ta'hicl adalah mengulangi faedah yang sudah disebutkan. Dan fa.sis
lebih baik dafi ta'kid sebab menyebutkan suitu faedah lain lebih baik daripada
mengulangi penyebutan faedah yang sudah ada. silahkan melihat At-Ta,ifai kar-
ya Al-Jurjani. (penj.)
syaikh Rahimahullah ditanya tentang sebagian ahli ilmu yang berpendapat bahwa
niat tidak.dijadikan syarat ketika hendak berwudhu', lantas bagaimaira mereka
mmgarahkan hadits Umar di atas?
Beliau Rahimahullah merrjawab, "pendapat tersebut tidak memiliki landasan dalil.
Dan mereka tidak bisa memberikan fawaban terhadap hadits itu. Dan meng-
qiyaskannya dengan menghilangkan najis merupakan
-qiyas
ma'a at-fanq (meng-
qiyagkan kepada sesuatu yang berbeda -penj.).sebab wudhu' *"*p"k"., sebua=h
amal yang bila dikerjakan seseorang maka ia akan diberi ganjaran pahala, dan
pengguguran dosa-dosa. Berbeda halnya dengan menghilangkan najis, sebab
tujuannya adalah menghilangkan benda yang kotor dengan apa saja yang bisa
menghilangkannya.
€*trffi"&
knla seorang malaikat datang kepadaku dalam wujud seorang lelaki. lnlu
berbicara kepadaht dan aku mernahami apa yanS dikatalannya." Aisyah
Radhiyallahu Anha berkata, "sungguh pada suatu hari yang sangat
dingin aku melihat langsung turunnya walryu itu lcepada Rasulullah
Shallallahu Ataihi wa Sallam. Ketila wahyu tetputus dari pendetgaran
beliau sungguh aku lihat lceringat mengalir pada dahibeliau"'lo
[Hadits 2- tercantum juga pada hadits nomor 32L5)
Syarah Hadits
Ini merupakan dalil bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
menderita [sedih dan payah] karena beratnya wahyu. Allah Ta'ala
berfirman, "sesungguhnya Kami akan menurunlun perkataan yang berat
kepadamu." (QS. Al-Muzzammil: 5)
Pada suatu hari wahyu turun kepada beliau, sementara kepala
beliau di atas paha Hudzartah bin Al-Yaman, hingga hampir-hampir
membuat pahanya lebam.ll
Dan ini termasuk perkara yang Allah perintahkan kepada Nabi-
Nya untuk bersabar. Allah Ta'ala berfirman, "sesungguhnya lhmilah
yang menurunlun Al-Qur'an kepadamu (Muhammad) secara berangsur-
angsur. Maka bersabarlah untuk (melalsanalan) ketetapan Tuhanmu, dan
janganlah englau ikuti orang yang bndosa dan orang yang lufir di antara
merelca." (QS. Al-Insaan: 23-24)
Dalam hadits ini terkandung dalil bahwa [cara penurunan] wahyu
terbagi menjadi dua bagian:
o Pertama, Nabi mendengar sesuatu seperti dentingan lonceng ke-
mudian wahyu diturunkan kepadanya.
o Kedua, malaikat menjelma menjadi seorang manusia laki-laki,lalu
berbicara kepada beliau setelah itu beliau menghapal apa yang
disampaikannya. Penyampaian wahyu dengan cara kedua ini lebih
ringan bagi beliau, sebab kondisinya seperti pembicaraan biasa.
Dan Allah Ta'ala telah berfirman dalam kitab-Nya, "Dan tidaklah
patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya ke-
cuali dengan .perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan
10 Diriwayatkan oleh Muslim 0V/ 1816) (2333)
11 Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya (v / 229),Ibnu Abi Hatim dalam
tafsimya (III/ 1043) dan Ath-Thabrani dalam AlMu'jam Al-Kabir N / 146) (4899).
Dalarn-kitab muJamnya tersebut dinyatakan bahwa shahabat yang bersama Nabi
Shallallahu Alnihi wa Sallam adalahZaid, bukan Hudzaifah'
€rsm;ruts
mengutus utusan (malaiknt) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-
Nya apa yang Din kehendaki." (QS. Asy-syuuraa: 51)
Allah menerangkan -dalam ayat di atas- bahwa Dia berbicara ke-
pada manusia dengan tiga perantaraan (cara), yaitu:
1. wahyu.
2. Berbicara dari balik tabir (hijab).
3. Mengirimkan seorang utusan (malaikat) lalu ia mewahyukan apa
yang dikehendaki-Nya dengan izin-Nya.
c:V i..t,r y F,tsrcl* iC f U ,F.t1'-6 .r
t;: y,u*v J3i UuW(qjatiilke f ;|Jt q;'r';
.i oK ft e'z4at VIt,r;lt,, # ) llr-'At,t ll
fr ['u-i i>tAt gt # i #t ,{, e &;u; itu:: ui
Li ii # ,st ?t-)i A,Wt |,:;it ii ^* c:4 lz *.
i;t* 6; W,3';;*Q; Jtbi F,t.43,):ii #i 4
jc
Vro,ui
y isiititil b:;t i;t ; itr tG ,t, y: idt
r;iY,.*iittte #)i F 6t,t{ p
"F G.c:u
iitite ,#)i F #t ,;.. { '- q.ult ,p ,i.E:u f *,
au,il} i* *:i p aut #1 ,r.";G f *,6 y ifr
a,€i {i;\t o|:'iiit * a 3t;;1t A; A; q$r ei1.,
* q* e,p'" t"ri,Ei & * it.k ir Jy,
tcz ..: a. ,l.ei, i--6: ,* 6l:i d.h €.h ira r*'itt 6ei y-;
UG *; & + "a.Htefiial,#.iut (tt
,Ft,F: g1r $,A d\t"rt'i,t *Ht !t'rJk uy
,2 fiL:13 iA, t't, * ,ryi ,;*z:r qf ) irjsjr ,$:,
€*ffi?,p
F Gtu?t* i. *i i. ,y, G i, y,u\ ;; *y
.",
ii.t-et *4tiSJ{ts'ra!:at e'F uilt {tsrae,y
o ^<
). - c
Jryr' b +,4t.S Glt, 6s', ,S;- ii ar ;t;, Y ,'Hr
fr:i t i6 t*i it,r ?t ? G.r u qy'd ;,il ;,4 i
oztr'
Y 'F & * n' ,rr- lnt Jyi i';;:v 6j ttY e1 i.t U
V C u. 6;,1, i' ii ,irt Jlgt tt; ii'r, { ;ta aii
'lnt ;* yt Ji, iw $, ,r|i; \LV 3i d Gx;
i- v g-, tr,y'r:U p F io i efit;xi *
isi, ,:"iZ- I F t'r":sl t'i !'ii U'; 6.,t iti ,j:r 'lL
F'jt'Li ei ii
3. Yahya bin Bukeir telah menceritalan kepada lami dari Al-Inits bahwa
ia telah menceritalan dari'Uqeil dari Syihab ilari Urwah bin Az-Zubeir
dari Aisyah ll.mmul Mukminin Radhiyallahu Anha bahwa ia berlata,
"Peristiwa yang dialami Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saat
pertama lali menerima wahyu adalah mimpi yang benar. Biasanya setinp
kali Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat mimpi pastilah
mimpi itu datang seperti cahaya fajar. Kemudinn beliau meniadi sulu
menyendiri. Beliau biasanya menyendirilce gua Hira'. Beliau menyendiri
untuk mengerjalan ibadah dalam gua tersebut selama beberapa hari. Se-
belum beliau kembali menemui keluarga, beliau biasanya telah menyiap-
knn bekal untuk itu. Begitulah, belinu kembali menemui Ktadijah un-
tuk menyediakan bekal beribadah di gua Hira' seperti binsanya. Hingga
al&irnya turunlah kebenaran atas beliau di gua Hira'. Seorang mala-
ikat datang menemui beliau, Malaikat itu berkata, "Bacalah!" "Aku ti-
dak bisa memblca" jawabku. Malaiknt itu mendekatiku dan memelukku
hingga membuatku kepayahan, Kemudinn ia melepaskan peluknnnya.
Lalu bertanya lagi, "Bacallh!" " Aku tidak bisa membaca" jawabku pula.
Malaikat itu mendekatiku lagi dan memelukku untuk kedua kalinya
hingga membuatku kepayahan. Kemudian ia melepaskan pelukannya,
Lalu bertanya lagi, "BacalAh!" "Aku tidak bisa membaca" jawab beliau.
Malaikat itu mendekntiku lagi dan memelukku untuk ketiga knlinya
l0 €r*t'mrut&
hingga membuatku kepayahan. Kemudian ia melEaskan pelukannya.
Lalu malaikat itu berknta, "BAcalAh dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan, Din telah menciptalan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan Tuhanmulah Y ang Mahamulin. " ( Q,S. Al-F al aq : 7- 3)
Rnsulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kembali dengan membawa
firman Allah tersebut dalam keadaan takut hatinya. la langsung mene-
mui Khadijah binti Khuweilid Radhiyallahu Anha. Beliau berknta, "Se-
limutilah daku, selimutilah daku!" Malcn Khadijahpun menyelimuti
beliau hingga hilanglah rasa tahtt beliau. Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam menceritalcan peristiwa yang baru saja dialaminya. Beliau
berknta, " Aku mengkhawatirknn lceselamatan diriku sendiri." Khadijah
Radhiyallahu Anhaberkata, "Demi Allah, jangan takut! Allah tidak alun
menghinalanmu s elamn-lamany a. Bukanlcnh englcau s elalu meny ambung
tali silaturrahim, sulcn membantu orang yang butuh pertolongan, sula
memberi orang fakir, memulialan tamu dan sula menolong dalam hal
lcebenaran?"
Khadijah Radhiyallahu Anha pun pergi membawa beliau menemui
Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdil Uzza -salah selrang lceponakan
Khadijah Radhiyallahu Anha-. Ia adalah seorang penganut agama Nasrani
padn masa lahiliyah. la juga pandai menulis kitab dalam bahasa lbrani.
la banyak menulb Injil dalam bahasa lbrani. Dan i.a adalah seorang yang
sudah berusia lanjut dan telah hilang penglihatannya. Khadijah berkata
kqadanya, "Wahai anak pamanht, dengarlunlah peristiwa yang diala-
mi oleh (anak) saudaramu!" Waraqah berkata kepadanya, "Wahai anak
saudaraku apa yang engluu lihat?" I-alu Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam menceritalun peristiwa yang beliau alami. Setelah mendengar
cerita belinu Waraqah berkata, "lni adalah Namus yang dahulu diturun-
kan Allah kepada Musa! Duhai sekiranya aku seorang pemuda yang 8a-
gah! Duhai sekiranya aht masih hidup tatlula luummu mengusir diri-
mu!" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya, " Apaluh mereka
alan mengusirhtT" Naufal bukata, "Benar, setiap orang yang datang
membawa ajaran seperti yang engkau bawa pasti dimusuhi! Sekiranya
aku masih bersamamu pada saat itu niscaya aku akan menolongmu dengan
sekuat tenlgl."
Tidaklama setelah itu waraqah meninggal dunia, dan wahyupun terhenti
selama b eb er ap a to aktu. "
[Hadits 3- tercantum j uga pada hadits nomo r : 3392, 4953, 4955, 49 5 6,
4957 dm6982l
€rJffi"p
Syarah Hadits
Perkataan Aisyah Radhiyallahu Anha, "Peristiwa yang dialami Ra-
sulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saat pertama kali menerima wahyu
adalah mimpi yang benar."
Di sini Aisyah Radhiyallahu Anha menceritakan tentang peristi-
wa yang dialami Rasulullah Shallallahu Alaihi uta Sallam saat pertama
sekali menerima wahyu. Dan sebagaimana yang diketahui bahwa di-
rinya waktu itu belum mencapai usia baligh, karena Nabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam menikahinya saat masih berumur 6 tahun. Dan beliau
mencampurinya di Madinah saat ia telah berusia 9 tahun.r2 Beliau
tiba di Madinah pada tahun ke-L4 dari kenabiarmya. Beliau tinggal di
Mekah selama L3 tahun kemudian melakukan hijrah.t3
Berdasarkan keterangan ini maka (bisa disimpulkan) permulaan
wahyu turun adalah sebelum ia dilahirkan. Apakah kita katakan bah-
wa haditsnya ini statusya mursal shahabi, atau kita katakan bahwa se-
sungguhnya rasul telah menceritakan hal itu kepadanya sehingga
status haditsnya muttashil (bersambung)?
]awabnya, yang paling dekat ialah hadits tersebut muttashil
karena Aisyah adalah isterinya, dan ia bersama beliau siang dan
malam. Maka boleh jadi beliau menyampaikan kepadanya. Oleh se-
bab itu, dalam ilmu Musthalah Hadits para ulama membawa hadits
mursal shahabi kepada makna muttashil, bukan munqathi' karena me-
ngandung kemungkinan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam me'
nyampaikannya kepada mereka.
Dan ini sudah tidak asing lag bila perawinya adalah Aisyah.
Akan tetapi perawi hadits seperti Muhammad bin Abi Bakrla kita ke-
tahui bahwa mursalnyamunqathi' dan di antara dia dengan Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam ada perantara. Karena Muhammad bin
Abi Bakr dilahirkan pada waktu haji Wada',ls mustahil saat itu sudah
berakal, mumayyiz dan menerimanya dari Rasulullah Shallallahu Alai-
Diriwayatkan oleh Muslim (l/ 139) (160) (252)
Driwayatkan oleh Al-Bukhari (5134) dan Muslim (Il/ 1038) (1422)
Muhammad bin Abi Bakr Ash-Shiddiq At-Taimi Abu Al-Qasim Al-Madani.
Ia dilahirkan ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam masih hidup pada waktu
haji Wada'. Ia meriwayatkan hadits secara mursal. Ia meriwayatkan hadits dari
ayahnya, dan hadits darinya diriwayatkan oleh puteranya yang bemama Al-
Qasim. Ia meninggal dunia pada tahun 33 Hijriyah. Silahkan melihat Khulashah
TadzhibTahdzib Al-Kamal (l/ 329)
Silahkan melihat At-Tarikh AlKabirkarya Al-Bukhari (l/ 124)
11
72
13
t4
t2 €msu,iHt'tp
hi wa Sallam dalam kondisi demikian. Sebab Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam wafatbeberapa bulan setelah haji Wada'tersebut.
Atas dasar ini maka kita katakan mursal shahnbijika perawinya ter-
masuk orang yang memiliki kemungkinan Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam menyampaikan hadits kepadanya, maka hukumnya muttashil.
Sebab pada dasarnya paru shahabat mustahil melakukan tadlis karena
jelasnya sifat adil mereka dan jauh dari perilakutadlb. Contohnya ada-
lah hadits aisyah, hadits Abu Hurairah sebelum ia masuk Islam dan
hadits Ibnu Abbas, apabila riwayat itu terjadi dalam kondisi ia tidak
mungkin menerima (mengambil) hadits. Demikianlah.adanya.
Namun jika perawinya termasuk orang yang tidak memiliki ke-
mnngkinan Nabi Shallallnhu Alaihi wa Sallam menyampaikan hadits ke-
padanya, maka sesunggulrnya ia munqathi'. Namun para ulama me-
nyebutkan, "Oleh karena kita menganggap bahwa para shahabat ada-
lah orang yang tsiqarh, maka hukumnya menjadi muttashil. Contohnya
adalah hadits Muhammad bin Abi Bakt Rahimahullah.
Boleh jadi Aisyah meriwayatkan hadits awal mula tururmya wah-
yu dari orang lain IaIu dari Nabi Shallallahu Alaihiwa Sallam. Namun ka-
rena melihat kepada hubungarmya dengan Rasulullah Shallallahu Alai-
hiwa Sallam serta kecintaanbeliau kepadanya, maka kita membawanya
kepada makna bahwa beliaulah yang menyampaikan hadits tersebut
kepadanya.
Perkataan Aisyah Radhiyallahu Anha, "Peristiwa yang dialami Ra-
sulullah Shallallahu Alaihiwa Sallam saat pertama kali menerima wahyu
adalah mimpi yang benar."
Tidaklah beliau bermimpi kecuali mimpi tersebut muncul seperti
cahaya fajar, yaitunyata,jelas dan cepat. Baik mimpi itu muncul pada
harinya atau pada hari selanjutnya, menurut apa ya g beliau lihat.
Yang penting adalah mimpi tersebut datang dengan jelas seperti cahaya
Subuh.
Perkataan dari Aisyah ini merupakan dalil bahwa mimpi yang be-
nar merupakan suatu jenis wahyu. Disebutkan dalam sebuah hadits
shahih dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa mimpi yang benar
adalah satu bagian dari46 bagian kenabian.l6
Perkataan Aisyah Radhiyallahu Anha, "Beliau menjadi suka me-
nyendiri."
1.6 Driwayatkan oleh Al-Bukhari (6983) dan Muslim (lV / lnq e2$)
€*fltr &
Yakni Allah menimbulkan dalam diri Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam kesenangan untuk menyendiri jauh dari orang banyak. Hal
itu disebabkan beliau membenci akhlak, adab serta berbagai periba-
datan yang sesat yang dijalani oleh orang-orang lahiliyah.
Maka beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam memilih sebuah 1o-
kasi yang paling jauh dari orang banyak dan paling sulit untuk
rnereka daki, yaitu Gua Hira', sebuah gua di gunung yang sudah
dikenal berada di sebelah kanan dalam ke Mekah dari arah Timur.
Lokasinya jauh di puncak gunung dan sukar dijalani. Namun Allah
Ta'ala mengokohkan rasul-Nya untuk mempersiapkannya menerima
wahyu dengan kekuatan jasmani dan keberanian mental. Kalau tidak
demikiarg siapa yang mau tidur di puncak gunung ini seorang diri di
malam hari baik terang maupun gelap, sekiranya bukan Allah yang
meneguhkan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan apa saja yang
dapat meneguhkannya.
Sebagian ulama berkata, "sesungguhnya semata-mata menyen-
dirinya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam di tempat ini bisa dianggap
sebagai sebuah tanda karena sukar dan sulitrya perjalanan untuk
sampai ke sana. Kendati demikian Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ,
tinggal seorang diri di atas puncak guntrng tersebut di antara puncak-
puncak gunung lainnya. Maka tidak diragukan lagi bahwa ini me-
rupakan pertolongan dari Allah 'Azzawalalla.
Perkataan Aisyah Radhiyallahu Anha, "Beliau biasanya menyendiri
di gua Hira' lalu ber-tahannufs di dalamya."
Maksudnya beribadah selama beberapa malam. Para ulama me-
nyebutkary "Sesungguhnya perkata au,.r' yailu beribadah...dan seterusnya'
merupakan al-idraaj dari perkataan Az-Zri,vi Rahimahullah.rT al-idraaj
artinya seorang perawi menyisipkan dalam matan perkataan yang
bukan bagian dari matan. Pada asaLrya, apakah ada al-idraaj atau
tidak ada? Jawabnya asalnya tidak ada al-idraaj, namun al-idraajdapat
diketahui melalui sejumlah bukti, atau ada hadits dari jalur lain yang
menegaskan adanya al-idraajdi dalamnya, atau cara lainnya.
Perkataan tnam Az-Zuhi 'yaitu beribadah'. Sesungguhnya beliau
Rahimahullah perlu menafsirkan kata at-tahannuts dengan at-ta'abbud
(beribadah). Karena ia harus ditafsfukan dengan lawan katanya. Sebab
17 Beliau adalah Muhammad bin Muslim bin'Abdillah bin Syihab bin Al-Harits bin
Zuhra[ seorang imam yang alim, hafizh pada zamannya, Abu Bakar Al-Qurasyi
Az-Zuhn Al-Madani penduduk negeri Syam.
13
t4 €mmltiffitP
sesnngguhnyr" y*g diketahui makna tahannuts adalah terjerumus
ke dalam al-hints, dan al-hints artinya dosa. Sebagaimana Allah Ta'ala
berfirrran, "Dan mereka terus-menerus mengerjalun dosa yang besar." (QS.
Al-Waaqi'ah:45)
Kata at-tahannuts juga dipergunakan untuk memberikan makna
at-takhalli min al-hints (membebaskan diri dari dosa -penj.). Dengan
menggunakan pengertian ini maka maknanya adalah at-ta'abbud (ber-
ibadah). Sebab at-takhalli min al-hints artinya membebaskan diri dari
dosa.
Tetapi bagaimana cara beliau beribadah, apakah d.engan ilham,
dengan syariat-syariat Nabi Isma'il yang masih tersisa di negeri Arab,
atau hanya berdasarkan fitrahnya?
Ketiga kemungkinan di atas bisa saja terjadi. Namun tidak dira-
gukan lagi bahwa di tempat ini (gua Hira') beliau Shallallahu Alaihi wa
Sallam merasa dekat kepada Allah dan mendekatkan dirinya kepada-
Nya. Baik itu melalui syari'at yang Allah ilhamkan kepada beliau, atau
syari'at Nabi Isma'il yang masih tersisa, atau fitrahnya. Yang terpen-
ting adalah beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam beribadah.
Perkataan Aisyah, "sebelum beliau kembali menemui keluarga."
Artinya sebelum beliau kembali menemui keluarganya dan memper-
siapkan bekal untuk malam seperti malam-malam sebelumnya, sebab
beliau adalah manusia biasa juga yang membutuhkan makanan dan
minuman.
Perkataannya Radhiyallahu Anha, "Hingga akhimya turunlah kebe-
naran atas beliau di gua Hira'. Lalu seorang malaikat datang menemui
beliau.
Perkataann ya',:-itmaksudnya adalah wahyu. Sedangkan huruf alif
lam pad.a kata iftjr berfungsi lil'ahdi adz-dzihni karena ia belum per-
nah disebutkan sebelumnyale, dan kurang tepat bila fungsinya adalah
Dalam naskah asli tertulis inna, Ibnu Hisyam Rthimahullah dalam Audhah Al-
Masaalik (l/ 229), Syarh Asy-Syudzuur Qral.230) dan Al-Asymuni dalam syarahnya
atas Al-Alfiyah $/ nq menetapkan wajibnya huruf hamzah pada inna berbais
kasrah setelah kata idz.
Jika telah disebutkan sebelumnya maka berfungsi lil'ahdi adz-dzikri, sebagaimana
di salah satu firman Allah Subhanahu waTa'ala, "Sebagaitnana Kami telah mengutus
seorang Rasulkepada Fir'aun" (QS. Al-Muzzammil: 15) Yaitu rasul yang telah dise-
butkan.
Silahkan melihat pembagian alif lam lebih telperinci pada kitab At-Ta'liqat Al-
Jaliyyah 'ala Syarh Al-Ajurumiyyah karya Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah (hal.
t9
€rtrffirp
lil'ahdi al-hudhuurl. Malaikat yang dimaksud dalam hadits ini adalah
malaikat lihil Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Perkataan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Malaikat itu
berkata, "Bacalaht"
Perkataan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Aku tidak bisa
membaca."
Beliau tidak mengatakan, "Aku tidak akan membaca." Sebab uca-
pan beliau, "Aku tidak bisa membaca." Maknanya adalah aku bukan
termasuk orang-orang yang (bisa) membaca. Dan ucapan beliau ter-
sebut memang jujur adanya. Beliau termasuk orang yang Ummi dan
disifati dengan Nabi yang Ummi.
Perkataan beliau, "Malaikat itu mendekatiku dan memelukku.,'
Yakni mendekapku dan merengkuhku dengan rengkuhan yang
kuat.
Perkataan beliau, "Hingga membuatku kep ayahan. "
Al-j ahdu artinya kekuatan. Maksudnya merenggutnya sekuat-kuat-
nya.
Perkataan beliau, ""Kemudian ia melepaskan pelukarurya lalu ber-
kata lagi, "Bacalah!" "Aku tidak bisa membaca" jawabku pula. Ma-
laikat itu mendekatiku lagi dan memelukku tmtuk kedua kalinya."
Perkataan beliau iii 1em katakan) menunjukkan bahwa beliau
menceritakan hal tersebut kepada Aisyah.
Dan perkataan beliau, "Malaikat itu mendekatiku lagi dan meme-
lukku untuk kedua kalinya hingga membuatku kepayahan. Kemu-
dian ia melepaskan pelukannya. Lalu berkata, "Bacalah!" Aku berkata,
"Aku tidak bisa membaca." Malaikat itu mendekatiku lagi dan meme-
lukku untuk ketiga kalinya, kemudian ia melepaskan pelukannya. Lalu
malaikat itu berkata, "Bacalah dengan (mutyebut) nama Rabbmu Yang
Maha menciptalan!"
Inilah ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah shallalla-
hu Alaihi wa sallam. Hal ini mengandung dalil bahwa basmalah tidak
termasuk (bagian) surat sebab ucapan basmalah tidak disebutkan di si-
ni, sebagaimana ia juga tidak disebutkan dalam hadits Abu Hurairah,
"Aku (yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala) membagi shalat antara dirikt
dengan hamba-Ku menjadi dua bagian."2o
s36- s39)
20 Driwayatkan oleh Muslim (I/ 296) (395) (38)
l5
t6 €rmlirurs
Firrrran Allah Ta' ala, " Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptalan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
ilan Tuhanmulah Yang Mahamuli"a. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
Dia mengajarknn manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-Falaq: 1-
s)
Perhatikanlah ayat-ayat yang agung ini! Di dalamnya Allah
mengawali fuman-Nya dengan penciptaan dan RububUyah.Serta me-
nyebutkan permulaan Adam bahwa ia diciptakan dari segumpal da-
rah tanpa menyebutkannuthfah. Sebab materi kehidupan adalah darah
yang ada dengan segumpal darah.
Kemudian anugerah yang besar dan agung ini berlanjut kepada
anugerah Allah kepada hamba-Nya. Dia berfirmart, "YAng mengajar (ma-
nusia) dengan pena. Din mmgajarlan manusia apa yang tidak dilcetahuinya."
(QS. Al-'Alaq: &5)
Adalah sebuah nikmat yang sangat besar ketika Allah mengaja-
rimu dengan perantaraan kalam, dan mengajarkan kepadamu apa
yang tidak kamu ketahui.
Hal ini mengandung isyarat bahwa wahyu yang turun kepada
Rasulullah Shallallnhu Alaihi wa Sallnm akan dijaga, dan di antara sara-
na penjagaannya adalah ilmu dengan kalam dan ilmu dengan tulisan.
Perkataan Aisyah, "LaIu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
kembali dengan membawa firman Atlah tersebut dalam keadaan takut
hatinya."
Antara perasaan takut dan asing apa yang sebenarnya telah tu-
run kepadanya? Sekiranya Allah tidak mengikat hatinya niscaya per-
karanya lebih berat dari ini. Seorang malaikat yang aneh telah turun
kepadanya serta mendekapnya dengan dekapan yang kuat, kemudian
menurunkan ayat-ayat agung itu kepadanya dan membacakannya ke-
padanya.
Perkataan Aisyah, "Beliau langsung menemui Khadijah binti
Khuweilid." Ia (Khadijah) adalah isteri beliau dan menceritakan ke-
padanya apa yang telah dialaminya.
Perkataan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Selimutilah aku! Se-
limutilah aku!" Maka mereka pun menyelimuti beliau. Yaitu menu-
tupinya dengan kain penutup.
Perkataan Aisyah, Ltl A 6t ;; (hingga hilanglah rasa takut
beliau), Ar-rau' artinya rasa takut.
€#{ffi,P
Perkataarurya, "Beltau berkata kepada Khadijah dan mencerita-
kan peristiwa yang baru saja dialaminya, "Aku mengkhawatirkan ke-
selamatan diriku sendiri."
Maksudnya beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam mengkhawatirkan
dirinya ditimpa kematian, kegilaan dan sebagainya. Sebab sesung-
guhnya ini merupakan perkara yang ganiil.
' Perkataan eisyah, "Khadijah berkata, "Demi Atlah, iangan takut!
Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sesungguhnya
engkau selalu menyambung tali silaturrahim, suka membantu orang
yang butuh pertolongan, suka memberi orang fakir, memuliakan tamu
dan suka menolong dalam hal kebenaran."
Allahu Akbar! Kepintaran wanita ini amat menSagumkan. Ia ja-
dikan nikmat yang Allah berikan kepadanya sebagai hujjah bahwa Dia
tidak akan menghinakannya. Dan ini diambil dari firman Allah Ta'ala,
'Maka barang siapa memberilcan (hartanya di ialan Allah) dan bertalcua dan
membenarkan (adanya pahnla) yang terbaik (surga) mala alan IQmi mudah-
kan baginy a j alan menuju lcemudahan (lcebahaginan)." (QS. Al-Lail: 5-7)
oleh sebab itu, jika engkau melihat seseoranS telah Allah anu-
gerahi dengan sifat-sifat ini, maka ketahuilah bahwa ia termasuk
orang yang bertakwa, disiapkan baginya jalan yang mudah. Selama
berbagai perkara yang baik dimudahkan untuknya, maka itu adalah
berita gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin. Kita berdoa
semoga Allah menjadikan kami dan kalian termasuk ke dalam orang
yang seperti itu.
Ketika Khadijah Radhiyallahu Anha belpendapat bahwa Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam memiliki sifat-sifat tersebut, ia berkata,
"Allah tidak mungkin merendahkan dan menghinakanmu selama-
lamanya. Atau Allah tidak mungkin mengaitkanmu dengan keburu-
kan selamanya karena sifat-sifat telpuji dan agung yang memenuhi
dirimu.
Sifat-sifat tersebut ialatU "sesungguhnya engkau selalu menyam-
brrng tali silaturrahirl."
Mahasuci Altah, dengan fitrah yang ada pada manusia, barangsia-
pa menyambung tali silaturrahim niscaya Allah menyambungnya.
Disebutkan dalam hadits shahih bahwa barangsiapa menyambung
tali silaturrahim niscaya Allah menyambungnya." Namun siapakah
t7
2t Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5988, 5989) dan Muslim (Ivl 1980) (2554) (16)
l8 €ilffi,iffi't&
yang disebut sebagai penyambung tali silaturrahim? Apakah dia ada-
lah orang yang jika para kerabatnya menyambung tali silaturrahim
dengannya, Iantas ia menyambungnya dengan mereka?
|awabnya tidak, yang demikian itu adalah membalas kebaikan se-
timpal dengan apa yang telah diterima.22 Sebab ia membalas kebaikan
orang yang telah berbuat baik kepadanya.
Namun yang dikatakan penyambung tali silaturrahim adalah
orang yang apabila tali silaturahimnya diputus ia menyambung-
nya. Oleh sebab itu, ketika seorang lelaki datang menemui Rasulullah
Shatlallahu Alaihi wa Sallam lalu berkata, "Wahii Rasulullah, sesungi
guhnya aku memiliki keluarga yang aku sambung tali kekeluargaan-
nya sedangkan mereka memutusnya dariku.a Aku berbuat baik kepa-
da mereka, sedangkan mereka memperlakukanku secara buruk. Aku
berlemah lembut kepada mereka sedangkan mereka bersikap masa
2. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5991) dari Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwabeliau bersabda,
'Belum dikatakan menyambung tali lcclceluargaaan bagi orang yang membalas kebaikan
*timpal dengan apa yang telah ia teirna. Tetapi yang dilatalan pmyamhmg tali lceke-
luargaan adahh orang yang apabila diputus tali kelceluargaannya ia menyambungnya."
23 Boleh jadi langsung terbetik di benak pembaca bahwa U,ata g)4;- -karena asal-
nya adalah d';Li:- - di mana lnurut nun rafa'-nya dibuang merupakan sebuah
kekeliruan dari segi bahasa. Sebab dalam kalimat tersebut tidak diperlukan
pembuangan huruf nun. Namun anggapan ini tidak benar. Sebab para ahli Nahwu
(tata bahasa Arab -penj) telah menyatakan bahwa jika terhimpun huruf nun pa-
da Af alul Khamsah (nun rafa') dengan nun al-wiqayah maka ada tiga pilihan yang
boleh dilakukan, yaitu:
1. Membiarkan kedua huruf nun itu (nun rafa' dan nun wiqayah) dalam kondi-
si keduanya tanpa harus mxg-idghamkan -yaitu menyatukan keduanya
dengan memberi tasydid danbaris fathah. Kamu katakan
Dan demikian *#ff,i1 )d qt - 4-u as r* Fr - q-tq gi;?.y di
2. Mengidglamkan kedua huruf nun tersebut. Dengan memakai contoh kalimat
di atas, kamu bisa katakan,
qqi.t'#di
4q dP Fl
Dengan membuang huruf pal al-jarna'ah serta y4' al-mukhatabah karena ber-
temunya dua sukun. Asalnya adalah :15.,* dan StG
3. Menghilangkan salah satu huruf nun untuk meringarikan, dan membiarkan
huruf nun satunya lagi. tGmu katakan,
d,. F 4i -;;i,,:i {r -s.ry rr:: usl
Terdapat perdebatan yang panjang mengehai penentuan huruf nun yang
dibuang, apakah huruf nun Afalul Khamsah alau al-wiqayah? Namun di sini
bukan tempat untuk membahasnya dengan panjang lebar. Silahkan melihat
an-Nahwu al-Waafi (l/ 284)
€*trffir&
bodoh kepadaku.' Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "]ika
keadaannya adalah seperti yang engkau utarakan -maksudnya me-
mang benar demikian- maka seolah-olah engkau menyuapi mereka de-
ngan pasir panas. Engkau senantiasa akan mendapatkan pertolongan
dari Allah Ta'ala dalam menghadapi mereka (selama engkau dalam
keadaan demikian)."24 Kata al-mall dalam hadits tersebut bermakna
tanah yang panas atau pasir yang panas.2s
Dalil dari hadits di atas adalah Khadijah Radhiyallahu Anha men-
jadikan kepribadian beliau yang gemar menyambtrng tali silaturrahim
serta sifat-sifat mulia lainnya sebagai bukti bahwa Allah tidak mung-
kin menghinakannya.
Perkataan Khadijah Radhiyallahu Anha, "Suka membantu orang
yang butuh pertolongan."
Yakni orang yang tidak sanggup membantu dirinya sendiri karena
keletihan, maka engkau membantunya. Apabila ia orang yang fakir
maka dibantu dengan harta. Apabila ia orang yang lemah tubuhnya
maka dengan memberikan bantuan. Ternyata Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam telah mendermakan dirinya sebelum masa kenabian dan
sesudahnya. Kamu mengetahui sesudah masa kenabian beliau
Shallallahu Alaihi wa Sallam mengganjal perutnya dengan batu karena
1apar26. Beliau memberi dengan pemberian orang yang tidak khawatir
akan jahr-h miskin karena memberi. Dalam sebuah riwayat disebutkan
bahwa beliau pernah memberikan beberapa ekor kambing kepada
seorang lelaki di antara dua gunung.27
Itu artinya jumlah kambing yang diberikan banyak sekali. Kendati
demikian tatkala wafat baju perangnya digadaikan kepada seorang
lelaki Yahudi.28 Dan ini menunjukkan kedermawanan beliau Shallalla-
hu Alaihi wa Sallam yang amat tinggi.
Diriwayatkan oleh Muslim (fvl 1982) (2558)
Ibnu Al-Atsir berkata dalam An-Mhaayah, " (J J C ) al-mallu wa al-mallatu adalah
pasir panas yang dipanaskary dipergunakan sebagai tempat untuk menimbun
roti agar matang. Maksudnya kamu menjadikan pasir panas itu sebagai tepung
bagi mereka yang mereka telan. Artinya pemberianmu haram atas mereka dan
merupakan api di perut mereka." Dan silahkan melihat Syarh An-Nawawi'alaa
Muslim (vlll/ 35n
Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (4101) dari
|abir bin AbdillahRndhiyallahu Anhu bahwa pada peperangan Khandaq ia melihat
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallamberdiri dengan perut diikat dengan batu.
Diriwayatkan oleh Muslim (IVl 1806) (2312) (57)
Driwayatkan oleh Al-Bukha i (2916)
r9
24
25
27
28
20 €mmrur&
Perkataan Khadiiah Rndhiyallahu Anha, "Suka memberi orang fakir.'
Yakni mengusahakan agar ada orang yang bisa menolong orang
miskin tersebut sehingga ia pun bisa memberikan kebaikan kepada
orang lain. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
beliau.2e
Perkataanny a Radhiyallahu Anha, "Memuliakan tamu. "
Yaitu memberikan al-qira kepada tamu, dan al-qira artinya ke-
derrtawanan yang disuguhkan kepada tamu. Sebelum Rasulullah
Shallnllahu Alaihi wa Sallam memperoleh wahyu beliau adalah orang
yang memuliakan tamu.
Perkataannya (Aisyah) Radhiyallahu Anha, "Dan suka menolong
dalam hal kebenaran." jAt ,-:ti arinya sesuatu yang mewakili ma-
nusia dari berbagai perkara. ]ika perkara tersebut benar, maka beliau
Shallallahu Alaihi wa Sallam menolongnya. Sedangkan jika perkara itu
batil maka beliau menentangnya.
Inilah beberapa sifat mulia, agung dan luhur yang mustahil Allah
'Azzn uta lalla untuk menghinakan orang yang disifati dengan semua
sifat tersebut. Sebab hal itu bertentangan dengan tuntutan hikmah-
Nya lalla wa 'Alaa. Dia Jalla wa 'Alaa Mahabijaksana yang meletakkan
segala sesuatunya pada tempatnya. Maka barangsiapa menjadi wadah
bagi kebaikan, niscaya Allah memenuhi wadahnya. Dan barangsiapa
menjadi wadah bagi keburukan, niscaya ia terhalang dari mendapat-
kan kebaikan. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, "malcnketila merelu
berpaling (dari kebenaran), Allah memalinglan hati mereka." (QS. Ash-
Shaff:5)
Perkataannya Radhiyallahu Anha, "Lalu Khadiiah pergi membawa
beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdil Uzza yang
merupakan salah seorang keponakan Khadijah. Ia adalah seorang Pe-
nganut agama Nasrani pada masa Jahiliyah. Ia juga pandai menulis
kitab dalam bahasa Ibrani. Ia banyak menulis Injil dalam bahasa Ibra-
ni menurut kehendak AIIah untuk menulisnya. Dan ia adalah seorang
yang sudah berusia lanjut dan telah hil*g pengelihatannya' Khadijah
berkata kepadanya, "Wahai anak pamanku, dengarkanlah peristiwa
yang dialami oleh (anak) saudaramu!" Waraqah berkata kepadanya,
"Wahai anak saudaraku, apa yan& engkau lihat?" Lalu Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam menceritakan peristiwa yang beliau alami.
29 Silahkan melihat Al-Fath (l/ 24-%)
€,nffiirp
Setelah mendengar cerita beliau Waraqah berkat4 "Ini adalah Namus
yang dahulu ditur:nkan Allah kepada Musa. Duhai sekiranya aku se-
orang pemuda yang gagah! Duhai sekiranya aku masih hidup tatkala
kaummu mengusir dirimu!" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?" Naufal menjawab, "Be-
nar, setiap orang yang datang membawa ajaran seperti yang engkau
bawa pasti dimusuhi! Sekiranya aku masih bersamamu pada saat itu
niscaya aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga."
Tidak lama setelah itu waraqah meninggal dunia, dan wahyupun
terhenti selama beberapa waktu."
Penggalan hadits ini mengandung dalil bahwa ketika Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam menceritakan kepada Khadijah apa yang
beliau ceritakan, Khadijah pergi membawa beliau menemui Waraqah
bin Naufal. Sebab ia memiliki ilmu tentang Al-Kitab karena ia menga-
nut agama Nasrani. Waktu itu agama Nasrani belum mengandung
penyimpangan yang terjadi setelah diutusnya Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam. Agama ini -meskipun saat itu mengandung penyimpangan-
namun penyimpangannya tidak seperti y*g terjadi setelah diutusnya
Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sebab penyimpangan yang te{adi
setelah diutusnya Rasulullah sangat besar. Penyimpangan kaum Nas-
rani sudah sampai pada taraf pengingkaran terhadap kenabian Mu-
hammad Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun kenabiannya telah di-
sebutkan dalam kitab Injil.
Perkataan Waraqah Rahimahullah, "lni adalah Namus yang dahulu
diturunkan Allah kepada Musa."
Para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Namus
adalah utusan rahasia yang diutus membawa berita rahasia.3o
Perkataannya lagi, "Duhai sekiranya aku seorang pemuda yang
gagah! Duhai sekiranya aku masih hidup tatkala kaummu mengusir
dirimu!"
Ini merupakan firasatnya bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
akan diusir, karena ia berkesimpulan bahwa tidaklah yang datang
30 Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam Al-Fath (l/ 26), "Namus adalah pemilik
rahasia sebagaimana yang ditegaskan pengarang dalam hadits-hadits tentang
para Nabi. Ibnu Zhafar menduga kuat bahwa Namus adalah pemilik rahasia ke-
baikary sedangkan Jasus adalah pemilik rahasia keburukan. Namun pendapat
pertama yang shahih yang dipegang oleh jumhur ulama. Sementara itu Ru'bah bin
Al-'Ajjaj, salah seorang ahli bahasa Arab yang fasih menyamakan keduanya. Dan
yang dimaksud dengan Namus di sini adalah Jibril Shallallahu Alaihiwa Sallam.
2t
22 €ilffi,iffi'l&
membawa ajaran seperti yang beliau bawa pasti dimusuhi. Maksud-
nya dimusuhi oleh kaumnya, dan ini benar-benar terjadi.
Kemudian Waraqah berkata, "Sekiranya aku masih bersamamu
pada saat itu niscaya aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga.",
Akan tetapi ia tidak bersama beliau saat itu. Sebagian ulama me-
nyebutkan bahwa Waraqah bin Naufal adalah orang pertama yang
beriman kepada beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam dari kalangan lelaki
dewasa. Dan ini pendapat yang benar. Namun ia merupak4n orang
pertama yang beriman kepadanya'dari kalangan lelaki dewasa sebe=
lum risalah. Sebab Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam belum men-
jadi seorang Rasul saat turun surat Iqra', tetapi seorang Nabi. Adapun
orang pertama dari kalangan lelaki dewasa yang beriman kepada be-
liau adalah Abu Bakar Radhiyallahu Anhusr.
* ; 7v l)i ,f')t* 5 fu ;: s,,-ii 7q U.r ie .t
q *t' ,r i* ;1t ,ii # L";i ii ,se &rt-aiir lnt
C:jr $p ef.&i guat bGya ry \t d St
t
.ot , o
+'j ,;:iit: ru3rt.G ilf ,-y Av lZ,s:v qlr
i:At W u | ,)u"'it itb €.h ,r.h ili; u;i +
kG6G, Flt # t i#6 ;')\ -li ir. ii:u p
iui i:flr oL >t':, il'J\ k6: dt-b ;J') e; G lt *
t":tv.W, ";:;
4. Ibnu Syihab berlata, "Dan Abu Salamah bin Abdirrahman telah men-
ceritakan kepadaku bahwa labir bin Abdillah Al-Anshari berkata men-
ceritakan masa terputusnya wahyu. la berlata dalam haditsnya, 'Ketila
aku (Rasulultah) sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari
langit, lalu aht menengadahlun kepalaku. Ternyata itu adalah malaikat
yang pernah datang menemuiku di Gua Hira', duduk di atas kursi di
antara langit dan bumi. Aht meniadi takut larenanya lalu pulang ke
rumah. Aht berluta, " Selimutilah aku! Selimutiah aku!" Ialu Allah Ta' ala
31 Silahkan melihat Tarilih Ath-Thabari (l/ 540), Al-Bidayah wa An-Nihayah (Ill/ 26)
danTarilch Al-Khulafa' (l/ 33)
S,ffiir&
menurunlan, Wahai orang yang berlcemul (berselimut) ! bangunlah, lalu
berilah peringatan! ... dan tinggallanlah segala (perbuatan) yang keji,"
(QS. Al Mudilatsir: 7-5).
Lalu turunlah wahyu secara bertubi-tubi dan turun secara beruntun.32
Riwayat ini disertai3s oleh Abdullah bin Yusufa ilan Abu Shalih'3s Di-
sertai juga oleh Hilal bin Raddadss dari Az-Zuhri, Sedangkan Yunus3T dan
23
32 Diriwayatkan oleh Muslim (l/ 143) (161) (255)
Dalam A/-Fath (l/ 28) Ibnu Hajar mengomentari perkataan Al-Bukhari, "Ibnu
Syihab berkata, "Dan Abu Salamah telah menceritakan kepadaku." Hadits ini
disebutkan dengan menggunakan hurul atlwf agar diketahui bahwa ia di'atluf
kepada riwayai yang sebelumnya. Seakan-akan Al-Bukhari berkata, "'Utwah
memberitahukan kepidaku dengan ini, dan Abu salamah memberitahukan ke-
padaku dengan ini. Abu Salamah adalah putera dari 'Abdurrahman bin 'Auf.
ban keliru &"ng y"ng beranggapan bahwa hadits ini mu'allaq, kendati bentuk
periwayatannya mu'atlaq. i(alaulpun tidak ada petunjuk selain huruf 'athaf maka
itu sudah menunjukkanbahwa adanya na'thuf sebelumnya
Ibnu Ash-Shalah berkata mengenai istilah fabi', ryahid dan i'tibat, "Ketigatrya
merupakan istilah yangbiasa mereka pakai untuk menilai kondisi hadits. Apakalt
hanyi seorang perawi saja yang meriwayatkannya atau tidak? Dan apakah
perawinya dikenal atau tidak?"
et-numiri meriwayatkannya secara mu'allaq dalam kitab shlhih-^ya. Dan beliau
telah meriwayatkarurya lengkap dengan sanadnya dalam Ahadits Al-Anbiya' x'
cara lengkap (3392) dan dalam menafsirkannya secara ringkas (4926). Silahkan
melihat Taghliq At -Ta'liq (ll/ 16)
yang dimiksud dengan ta'liq (periwayatan hadits *cara mu'alla4) ialah riwayat
yan[ pada awal sanadnya tidak disebutkan satu orang perawi atau lebih walau-
pun sampai ke akhir sanad
itl"*a A-b.r Shalih sebenamya adalah 'Abdullah bin Shalih, juru tulis Al-Laits.
Penyertaannya ini disebutkan oleh Al-Bukhari Rnhiruhullah secara mu'allaq da-
lam'Shahih-nya. Sementara itu hadits ini diriwayatkan secara ruushul oleh Ath-
Thabrani, ya;qub bin Sufyan dalam Taikbnya dan Ar-Ruyani dalamMusnad-nya.
Silahkan melihat Taghliq At-Ta'liq (lU 16- ln dan Al-Fath (l/ 28)
Ibnu Hajar Rahinahutlah berkata dalam At-Taghliq (l/ ln, "Adapun mutaba'ah
(peiryertaan) Hilal bin Raddad maka Abu'Abdillah Muhammad bin Yahya A&-
Orrt ti ketika menyatukan hadits Az'Zuhri, "Aku diberitahukan oleh Muhammad
bin Muslim Ar-Razi, Abu Al-Qasim bin Hilal bin Raddad Ath-Tha'i menceritakan
kepadaku, ayahku menceritakan kepada kami {an ia termasuk juru tulis Hisyam-
ia 6erkata, "Aku mendengar Ibnu Syihab." Adz-Dzuhli berkata, "Hilal bin Raddad
Ath-Tha'i merupakan perawi yang haditsnya paling banyak. Yakni bagi hadits
Az-Zrthri."
Kami mendapat berita mengenai hal ini dari Abu Al-'Abbas Ahmad bin Bakar
bin Qudamah dalam kitabnya dari Sulaiman bin Hamzah bahwa Adh-Dhiya'
Muhammad bin 'Abdil Wahid Al-Maqdisi memberitakan kepada mereka,
"Kami diberitahukan oleh AI-Qasim bin 'Abdillah bin Umar Ash-Shaffar, kami
dibeitahukan oleh Wajih bin Thahir, kami diberitahukan oleh Abu Hamid Al-
Azhari, kami dibeitahukan oleh Muhammad bin 'Abdillah bin Hamdun, kami
diberitahukan olah Abu Hamid Asy-syaraqi, Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhli
menceritakan kepada kami
Dalam At-Taghliq (ll/ 17'18) Al-Hafizh berkata, "Adapun riwayat Yunus maka
Abu ,Abdillah meriwayatkannya dengan sanadnya dalam At-Tafsit (4953), dari
sa,id bin sulaiman, dari Muhammad bin Abdil Aziz bin Abi Rizmah, dari Abu
33
u
35
37
24 €rmiffi't&
Ma' mat38 berlata, " Dalam keadaan muinding bulu htdulcnya."
[Hadits 4- hadits yang sama tercantum pada nomor:3238, 4922,
4923, 4924, 4925, 4926, 4954, 62'1.4'l
il A; d* it tt'* it $k jv ,tru*,,t# ,;-; s-6 .o
i" i6 li e,V i..t r F il '*,t G'* iu t*.a o;
& 4E'it 'v yt'J;:'oA JG 'i}*..);t-J,r!,F
(t uw ilt iut # in\{,siiy +/t b Aur.
,r-sn #) y'ir S; yt l;:'oA G € Wfi
# !,;i W,fr tV i.t *i: w *,;i ul 3* iui
Air'^rE t t,i \tyr'W.urt ,;),r;3 \ ", jw'i,t i j:u
iG " fii Av it;ij 6g " i"?, !r,b *;,) 'e iG :'
SK til ii,4;ltp " {q. W i'tp " .>:i;'i pg"A
tiy; 'g,-,t .yh ;rii rsy d.t A fi *'i,t S-b *t Ji',
;ii* :r-r+i-i' *u ;rltti1.lh gtt
5. Musa bin lsmail telah menceritakan lcepada kami ia berkata, "Abu Awa-
nah telah menceritakan kepada lami ia berkata, "Musa bin Abi Aisyah
telah menceritaknn kepada kami ia berkata, "Sa'id bin lubeir telah mence-
ritakankepadakami dari Abdullahbin Abbas Radhiyallahu Anhu tentang
firman Allah Ta'ala," Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu
(untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)-
nya." (Q,5. Al'Qiy amah:76) lbnu Abbas berkata, " Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam merasakan kepayalun yang sangat saat menerima
wahyu. Untuk mengatasinya beliau -gerakkan kedua bibir beliau." lbnu
Abbas melanjutkan, "Aht alun menggerak-geralckan bibirku sebagai-
Shalih Salmuwaih, dari Abdullah bin Al-Mubarak dari Yunus dengan lengkap
38 Dalam At-Taghliq 0I/18) Al-Hafizh berkata, "Adapun riwayat Ma'mar maka
Abu Abdillah meriwayatkan lengkap dengan sanadnya juga dalam At-Ta'bir
dari syaikhnya ya g bernama 'Abdullah bin Muhammad Al-Musnadi, dari Ab-
dtnazzaqdar