Isa almahdi akhir zaman 3


 enolong agama Allah. Kami beriman

kepadaAllah; dan salcsikanlah bahwa sesungguhryta kami adalah orang-

zrang lang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada

apayng telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu

masukkanlah kami ke dalam golongan zrang-lrang yng menjadi saksi

(tentang keesaan Allah). '" (Ali Imran: 52-53)

Allah ta'ala berfirman tentang orang-orang yang beriman,

"Sesungguhnya kamu dapati lrang-lrang yng paling keras per-

musuhannla terhadap orang-zrang lang furiman ialah orang'orang Yahudi

dan orang-orang mruyrik. Dan sesungguhnla kamu dapati yng paling

dekat persahabatannya dengan lrang-lrang beriman ialahyng berkata,

'sesungguhnya kami ini orang Nasrani.' Yang demikian itu disebabkan

karena di antara mereka itu (orang-orang Nosrani) terdapat pendeta-


Bab l: Penjelasan Al-0ur'an Tentang Pengangkatan lsa a.s. - 1 05

pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak

menyombongkan dirt Apabila mereka mendengarkan apayng diturunkan

kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air

mata disebabkan kebenaran (Al-Qur- an) lang telah mereka ketahui (dari

kitab kitab mereka sendiri); serala berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah

beriman, maka catatlah kami bersama lrang-lrang ]ang menjadi saksi

(atas kebenaran Al-Qur'an dan kenabian Muhammad saw.). Mengapa

kami tidak akan beriman kepada kebenaran lang datang kepada kami,

padahal kami sangat tngin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam

golongan zrang-zrang saleh?' Maka Allah memberi mereka pahala ter-

hadap perkataan yang mereka ucapkan, (yitu) surga )ang mengalir

sungai-sungai di dalamryta, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah

balasan (bagi) orang-zrang lang berbuat kebaikan (1tang ikhlas

ke imananny a). " (al-Maa' i dah: 82-85)

Allah berfirman tentang pengikut-pengikut Isa a.s.,


"Dan menjadikan zrang-zrangyng mengikuti kamu di atas orang-

zrang lang kafir hingga hari Kiamat. " (Ali Imran: 55)

Begitu juga dengan ayat-ayatlain.

* *..'.

BAB KEDUA

KEPERCAYAAN NASRANI

TENTANG PENYALIBAN

ISA AL.MASIH DAN SANGGAHAN

TERHADAP MEREKA

A. KEPERGAYAAN NASRANI TENTANG

PENYALIBAN ISA AL-MASIH SEBAGAI

PENEBUSAN DOSA MANUSIA

Al-Qur'an membantah dengan tegas dalnvaan bahwa usaha

musuh-musuh Isa al-Masih-hamba dan utusan Allah-untuk

membunuh dan menyalibnya itu berhasil. Allah berfirman,


"Orang-orang kafir itu membuat tipu da1a, danAllah sebaik-sebaik

pembalas tipu day. ""(Ali Imran: 54)

Allah juga berfirman,

"...Padahal mereka tidak membunuhnla, dan tidak pula

menyalibnla, tetapi yng mereka bunuh ialah zrang )ang diserupakan

dengan Isa bagi mereka. Sesungguhryta lrang-zranglang berselisih paham

t e nt ang p e m bunu h an Is a, b e n ar - be n ar d al am ke r agu- r aguan t e nt ang 1 ang

dibunuh itu. Mereka tidak ykin tentang siapa yang dibunuh itu kecuali

hanla mengikuti prasangka. Mereka juga tid,aklakin bahwaltang mereka

bunuh itu adalah Isa. Taapi (sebenarryta) Allah telah mengangkat Isa

kepada-nya.... " (an-Nisaa': 157-L58)

Jadi, masalah penyaliban Isa Al-Masih itu sama sekali tidak

terjadi. Sebaliknya, yang disalib sebenarnya adalah orang yang

diserupakan dengan Isa al-Masih.

Akan tetapi, orang-orang Nasrani yang sesat telah memer-

cayai dugaan orang-orang Yahudi yang mengatakan mereka

menyalibnya. Hanya saja, mereka berkeyakinan bahwa penyalib-

annya sebagai pengorbanan dan penebusan dosa manusia. Hal

itu berbeda dengan orang-orang Yahudi yang menganggap

penyalibannya sebagai penghinaan terhadap Isa Al-Masih.

Kaum Nasrani meletakkan penyaliban IsaAl-Masih sebagai

prinsip dasar kepercayaan mereka, karena mereka meyakini

bahwa Isa Al-Masih adalah tuhan dalam bentuk manusia yang

turun dari langit dan rela mengorbankan dirinya unfuk menebus

dosa manusia.

Itulah kepercayaan kaum Nasrani tentang penyaliban Isa

Al-Masih. Kepercayaan ini menjadi poros kepercayaan atau

doktrin Kristiani, karena doktrin Kristiani bersumber dari penya-

liban Isa Al-Masih. Bila penyaliban itu tidak benar adanya, maka

doktrin Kristiani tersebut juga tidak benar.

Ahmad Deedat mengatakan, "Kematian Isa di atas salib itu

108 - tsa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman

merupakan tulang punggung doktrin Kristiani secara keseluruh-

an. Semua teori Kristiani tentang Tuhan, makhluk, dosa dan

kematian, berporos pada keyakinan tentang disalibnya Isa Al-

Masih. Begitu juga semua teori Kristiani tentang sejarah, gereja,

iman, penyucian dosa, masa depan dan cita-cita, semuanya

bersumber pada Isa Al-Masih yang disalib. Secara singkat dapat

dikatakan bahwa tanpa penyaliban itu dogma Kristiani ini tidak

ada."63

Abdul Karim Khatib mengatakan, "Peristiwa penyaliban itu

merupakan poros kepercayaan bagi agama Kristen. Peristiwa

itulah yang melahirkan Isa Al-Masih dengan kelahiran baru di

mana ia mendapatkan bentuk yang memenuhi eksistensi kaum

Kristiani dan menyibukkan akal dan hati mereka."

Jika sekiranya Isa Al-Masih tidak disalib-menurut keyakinan

kaum Kristiani-pasti agama Kristen tidak mempunyai wajah

yang tampak seperti sekarang, bahkan tidak mempunyai wajah

sama sekali, dan IsaAl-Masih pasti berlalu seperti nabi-nabi dan

rasul-rasul lain sebelumnya, dan ia pun pasti tidak memiliki

predikat melebihi sebagai seorang nabi.

Akan tetapi, peristiwa penyaliban menyebabkan terjadinya

revolusi besar dalam sejarah IsaAl-Masih, dan dalam pandangan

orang yang melihatnya secara langsung, yaitu mereka yang ber-

guru kepadanya dan belajar darinya.6a

Demikianlah teori mereka tentang kepercayaan kepada

penyaliban Isa Al-Masih demi menebus dosa manusia. Mereka

menjelaskan teori ini dengan mengatakan bahwa setelah Adam

a.s. durhaka kepada Allah dengan memakan buah terlarang

maka ia mendapatkan sanksi (hukuman) dijauhkan dari Allah

dan diusir dari surga. Dan keturunannya pun berhak mendapat-

kan hukuman disebabkan oleh dosa yang dilakukan oleh ayah

mereka itu. Karena dosa itu merupakan sumber dosa mereka,

maka mereka pun berhak dijauhkan dari Allah seperti ayah me-

reka, sesuai sifat keadilan Allah ta'ala.

Akan tetapi Allah ta'ala, dengan keluasan rahmat dan ke-

cintaan-Nya kepada manusia, mengampuni dosanya dan men-

dekatkan kembali kepada-Nya setelah menjauhkannya. Tidak

ada jalan lain untuk mencapai hal itu-memadukan antara ke-

adilan dengan rahmat, cinta, dan kasih sayang-kecuali dengan

mengutus putra satu-satunya ke dunia ini untuk membebaskan

manusia dan menebus dosa mereka. Yaitu dengan cara muncul

dalam bentuk manusia dan hidup bersama mereka yang akhir-

nya dibunuh dan disalib secara zalim, demi menebus dosa me-

reka.6s

Di dalam Injil Yohanes disebutkan, "...Demikianlah Allah

mencintai alam sehingga Dia menggerakkan putra satu-satunya

agar orang yang beriman kepada-Nya tidak binasa, bahkan

mendapatkan kehidupan abadi, karena Dia mengutus putranya

ke dunia bukan untuk menjadikan dunia itu berguna, tetapi

untuk membebaskan dunia ..."66

Dalam surah Paulus yang ditujukan kepada penduduk Roma-

wi disebutkan, " (21) Sekarang telah muncul kebaikan Allah

berupa namus malaikat yang disaksikan malaikat (libril) dan

para Nabi. (22) Kebaikan Allah lantaran beriman kepada yesus

Kristus diberikan kepada semua orang yang beriman, karena

tidak ada perbedaan. (23) Karena semua telah berbuat salah

(dosa), maka mereka mendapatkan kebaikan dengan cuma-

cuma berupa nikmat penebusan-Nya dengan Yesus Kristus. (25)

Yang dipersembahkan sebagai penebus dosa dengan darahnya,

untuk menampakkan kebaikan-Nya demi mengampuni dosa-

dosa yang terdahulu dengan penundaan Allah. (26) Untuk me-

nampakkan kebaikan-Nya pada saat ini, agar hal itu menjadi ke-

baikan dan balasan bagi orang yang beriman kepada Yesus."67

Abu Zahrah menjelaskan teori mereka tentang penebusan

dosa manusia sebagai berikut, "... maka dengan kecintaan dan

kasih sayang-Nya, Dia membuat jalan untuk keselamatan diri.

Oleh karena itu, Al-Masih adalah orang yang menebus dosa

alam, dan dia adalah perantara yang memadukan cinta Allah

ta'ala dengan keadilan dan kasih sayang-Nya. Karena, manusia

(yang berdosa) menurut keadilan akan terus jauh dari Allah

akibat perbuatan ayah mereka. Tetapi, karena terpadunya ke-

adilan dengan kasih sayang, dengan perantaraan putra satu-

satunya, dan kesediaan-Nya mengampuni kesalahan-kesalahan

makhluk, maka manusia menjadi dekat dengan Tuhan setelah

jauh dari-Nya. Dan penebusan yang dilakukan oleh Al-Masih

adalah dengan penyaliban. Oleh karena itu, ia disalib, dan Allah

pun rela dengan penyaliban itu..."68

Pastor Abraham Lucas mengatakan-seperti dikutip Dr.

Ahmad Syalabi, "Agama Nasrani meyakini bahwa Allah-dengan

memadukan keadilan dan kasih sayang-Nya di dalam memper-

lakukan manusia setelah berbuat dosa-memberikan cara untuk

menebusnya, yaitu dengan cara mewujudkan putra tercinta-Nya

dan mematikannya di atas kayu salib sebagai penebus dosa kita.

Dengan demikian, keadilan dapat terlaksana, dan kasih sayang

menjadi sempurna, dan akhirnya manusia mendapatkan maaf

dan pengampunan. Inilah teori penebusan itu."

Seorang penulis Nasrani, seperti yang dikutip Dr. Ahmad

Syalabi mengatakan, "Dosa Adam adalah kedurhakaan terhadap

Allah dan terlepasnya hubungan dari-Nya, serta durhaka terha-

dap kesucian Allah ta'ala. Yesus (Isa) saat di atas kayu salib

mengumumkan bahwa Allah ta'ala telah mengalah untuk me-

nyambung lagi hubungan yang telah terputus akibat dosa kita,

dan menyeberangi jurang yang memisahkan kita dengan Allah

lantaran penyelewengan mereka dan kesalahan kita."70

Demikianlah pandangan mereka dan pendapat itu autentik

bersumber dari mereka dan jelas-jelas terdapat di dalam buku-

buku mereka. Teori mereka memiliki argumen yang tetap

(baku), yaitu demi menebus dosa kesalahan manusia. Alasan

itu sangat rapuh, lebih rapuh dari rumah laba-laba sebagaimana

yang akan kita lihat sebentar lagi dalam bantahan terhadap

mereka.

B. PENGAMPUNAN OOSA-DOSA MANUSIA YANG

SEHARUSNYA MENDAPAT LAKNAT

Kaum Nasrani mengatakan tentang penyaliban Al-Masih

bahwa darahnya tidak sia-sia, tetapi menjadi tebusan dan peng-

ampunan dosa-dosa manusia.

Mereka mengatakan, "Penyaliban Al-Masih adalah pengam-

punan dosa-dosa manusia yang seharusnya mendapat laknat,

karena semua manusia pasti bersalah dan berdosa, walaupun

mereka telah berbuat baik, mendekatkkan diri kepada Allah dan

melaksanakan sembahyang. Dosa telah mengotori wujud

mereka karena mereka lahir dari seorang ayah (Adam) yang

eksistensinya tercemar dosa ketika ia durhaka kepadaTuhannya

dan memakan buah terlarang, kemudian diusir dari surga.

Di dalam surah Paulus kepada penduduk Romawi (12: 5)

disebutkan, "Karena itu, seolah-olah dengan seorang manusia

dosa itu masuk ke seluruh alam dan dengan dosa itulah mereka

mati. Demikianlah kematian itu menghampiri semua manusia,

karena mereka semua berdosa Oersalah)."

Al-Qurafi mengatakan, "Mereka berkata bahwa rahasia

penyaliban itu adalah untuk menghapus kesalahan Adam a.s.,

dan Allah menebusnya dengan putra-Nya seperti menebus Ishaq

dengan domba. Jadi, Al-Masih dijadikan sebagai pengganti ke-

makmuran Adam. Kehinaannya sebagai ganti buah yang men-

jadikannya kekal di surga. Disalibnya Isa a.s. di kayu salib karena

Adam memakan buah pohon terlarang. Kedua tangannya men-

jadi hitam karena tangan Adam yang memetik buah' Dia minum

cukak dicampur rasa pahit karena Adam merasakan manisnya

buah yang dimakannya. Dan dia mati sebagai ganti kematian

dalam keadaan durhaka yang ditakdirkan pada Adam."?2

Masalah Transubstansiasi dan Pengampunan

Berkaitan dengan penyaliban Al-Masih, orang-orang Kristen

b erkeyakin an bahw a Lo r d's S u p p er (|amuan Qu dus) yang b eru-

pa makan roti dan minum minuman keras pada hari Paskah (Eas-

ter) itu berubah menjadi tubuh dan darah Al-Masih. Kemudian,

gereja mendapat kekuasaan (wewenang) memberikan pengam-

punan atas kesalahan orang-orang yang memercayai penyaliban

Al-Masih dengan cara membeli kartu pengampunan.

Syekh Abu Zahr ah b e rb icara tentang masalah tran sub stan-

siasi dan pengampunan menurut Kristen yang tercampur

dengan kepercayaan terhadap penyaliban Al-Masih sebagai

berikut, "Masalah transubstansiasi dan pengampunan dosa pada

dasarnya seperti yang saya ketahui dari buku tentang upacara_

upacara agama Nasrani. yaitu, orang_orang Kristen makan roti

dan minum minuman keras-yang mereka sebut Lord,s Supper

(Jamuan Qudus). Gereja memercayai bahwa roti itu akan ber-

ubah menjadi jasadAt-Masih dan minuman keras menjadi darah

Al-Masih yang tumpah. Barangsiapa makan roti dan minum

minuman keras yang telah berubah itu, maka dia memasukkan

darah dan daging Al-Masih ke dalam tubuhnya. Hal seperti itu

tentu aneh menurut akal, tidak dapat dicerna oleh akar manusia

dengan mudah, bahkan tidak dapat dicernanya sama sekali.

Karena, bagaimana mungkin roti itu dapat berubah menjadi da_

ging, dan bagaimana mungkin ia berubah menjadi daging manu_

sia tertentu? Dan bagaimana mungkin minuman keras itu ber-

ubah menjadi darah manusia tertentu yang dikenal?

Hal itu aneh sekali, bahkan mustahil dapat dipersepsi dan

diterima akal. Tetapi gereja mewajibkan orang untuk menerima-

nya dan melarang orang membantahnya atau mendiskusikannya

dengan risiko diusir dan dilarang mengikuti upacara.

Apakah hal itu terdapat dalam kitab_kitab suci, sehingga

orang harus melaksanakannya tanpa penafsiran dan takwil. Hal

itu adalah hakprerogatif gerejayang diumumkan dan dinyatakan

dalam salah satu ketetapannya tanpa berdasarkan pada nash

yang jelas dari Kitab Suci mereka.

Gereja Katolik dan gereja lain berbeda pendapat tentang

sebagian dari masalah ini. Gereja Timur (Ortodoks) berpen_

dapat bahwa Lord's Supper'tidak menggunakan roti, sementara

gereja l-atin menggunakannya. Dan di antara orang_orang yang

tidak mengakui adanya transubstansiasi itu meyakini hal ter_

sebut mustahil menurut akal dan tidak mungkin terjadi menurut

rasional.

Adapun masalah kedua adalah kewenangan gereja meng_

ampuni orang yang berdosa di dunia, sebagaimunu yung

1 14 - tsa dan Al.Mahdi di Akhir Zaman

ditetapkan oleh gereja dalam sinode kedua belas.

Dalam sejarah gereja disebutkan ketetapan sinode mengenai

hal ini sebagai berikut, "sinode mengakhiri ajarannya tentang

masalah pengampunan dengan mengatakan, 'yesus (Isa) Al_

Masih tidak pernah menyerahkan kekuasaan kepada gereja un-

tuk memberikan pengampunan. Tetapi gereja telah mengguna_

kan kewenangan yang didapatnya dari yang Mahatinggi sejak

hari-hari pertama. Sinode suci memberitahukan dan memerin-

tahkan agar gereja memelihara proses pembebasan ini untuk

umat Kristiani yang telah ditetapkan oleh kekuasaan Sinode."

Kemudian orang-orang yang berpendapat bahwa pengam-

punan itu tidak berguna atau yang mengingkari kewenangan

gereja untuk memberi pengampunan tidak akan mendapatkan

pengampunan. Tetapi, ia menginginkan agar kewenangan atau

kekuasaan itu digunakan secara moderat dan hati-hati sesuai

dengan kebiasaan yang berlaku sejak lama dan ditetapkan di

gereja agar ajaran gereja itu tidak terkesan sangat lentur dan

terlalu toleran.

Itulah ketetapan gereja yang memberikan kekuasaan

absolut yang besar, yaitu kekuasaan menghapus dan mengam-

puni dosa yang telah mengotori jiwa dan hati. Tetapi, sinode itu

berpesan kepada gereja agar bersikap moderat dan hati-hati,

sehingga berlebihan dalam memberi pengampunan itu menye-

babkan dogma dan ajaran gereja ditinggalkan, dan petunjuk-

petunjuk agama dipermainkan. Apakah gereja menerapkan

ketetapan Sinode agar tidak terlalu toleran dalam memberikan

pengampunan?

Pernah terjadi suatu peristiwa aneh. Setelah para pemuka

agama memberikan hak pengampunan kepada diri mereka sen-

diri, mereka melaksanakannya dengan sangat berlebihan. Mere-

ka mengeluarkan dokumen pengampunan yang dapat diperjual-

belikan dan mereka menjualnya layaknya barang dagangan di

dunia ini. Maka, orang-orang ahli maksiat berusaha membelinya

dengan harga berapa saja. Mereka tidak segan-segan melanggar

larangan, melakukan dosa-dosa besar, dan berbuat maksiat me-

nuruti kemauan hawa nafsu mereka, selama semua dosa dan

maksiat itu dapat ditebus dengan uang berapa pun jumlahnya.

Salah satu teks dokumen pengampunan yang diperjualbelikan

layaknya barang dagangan itu adalah,

'Tuhan kita Yesus Kristus menyayangimu wahai si A (fulan) ,

dan membebaskanmu dengan hak-hak yang didapatkannya

melalui penderitaan totalnya yang suci. Dan saya dengan wewe-

nang ini (kekuasaan kerasulan yang diberikan kepadaku) mem-

bebaskanmu dari semua dera, hukuman, dan ancaman gereja

yang seharusnya dikenakan padamu karena kelalaian, kesalahan

dan dosa yang telah kamu perbuat seberapa besar dan kejinya

itu, serta karena semua alasan walaupun hanya untuk Papa

Paulus yang suci dan takhta kerasulan. Dan saya menghapuskan

semua kotoran pendosa dan semua tanda-tanda tercela yang

mungkin kamu lakukan terhadap dirimu pada kesempatan ini.

Saya mengangkat hukuman dera yang seharusnya kamu derita

di tempat penyucian dan kamu saya kembalikan lagi ke dalam

rahasia (sakramen) gereja dan saya sertakan kamu ke dalam

lingkungan para pastor. Saya kembalikan kamu lagi kepada ke-

sucian dan kebaikan seperti waktu kamu dibaptis, sehingga ke-

tika kamu meninggal maka tertutup bagimu pintu di mana orang-

orang yang berdosa masuk ke tempat azab danpenyiksaan, dan

terbuka bagimu pintu menuju surga firdaus tempat kesenangan.

Kalau kamu bertahun-tahun tidak meninggal maka hal itu me-

rupakan nikmat yang tetap dan tidak berubah hingga datang

saat ajalmu atas nama Bapak, Anak dan Ruh yang Suci."

Itulah salah satu bentuk dokumen pengampunan yang di-

sebut-sebut mampu menghapus dan mengampuni dosa-dosa

pendurhaka, baik yang lampau maupun yang akan datang.

1 16 - tsa dan Al.Mahdi di Akhir Zaman

Dokumen ini menyucikannya dari dosa-dosanya yang lalu

sehingga ia menjadi bersih, kemudian tidak dapat lagi terpe-

ngaruh dosa walaupun ia melakukan kesalahan dan tenggelam

dalam kedurhakaan. Jadi, seolah-olah dokumen itu seperti pas-

por menuju kenikmatan abadi tanpa ada yang menghalanginya,

dan tidak ada penjaga atau juru kunci yang melarangnya'

Itulah isi dokumen tersebut dan usaha gereja untuk me-

yakinkan orang terhadap kekuasaan atau kewenangannya agar

mereka rela berusaha mendapatkan dokumen pengampunan

dari gereja itu yang merupakan rahasia keamanan dan jalan

menuju tujuan mereka.

Pada mulanya gereja mengeluarkan dokumen pengampun-

an itu berkaitan dengan masalah pengakuan terhadap dosa men-

jelang mati dan tobat. Kemudian pastor meningkatkan wewe-

nang terhadap penghapusan dosa-dosa manusia saat mereka

masih hidup. Kemudian, gereja membuat ilatan baru dengan

menjadikan hak pengampunan berada di tangannya, sehingga

orangyangkuatsekalipundidalammenghadapihidupinitidak

bisa terpisah clarinya, menolaknya, dan menjauhinya' Gereja

semakin berlebihan dengan menjadikan untuk dirinya wewe-

nang mengampuni dosa-dosayang sudah lampau dan yang akan

terjadi kemudian. I-ebih jauh lagi, pemuka-pemuka agama men-

jadikan dokumen pengampunan itu salah satu cara untuk men-

dapatkan keuntungan bagi gereja. Kemudian mereka meng-

gunakan keuntungan materi itu untuk hal-hal yang dihalalkan

agama dan moral, juga untuk hal yang dilarangnya' Karena itu'

terjadilah banjir besar hingga lumpur naik ke atas ikat ping-

gang.

C. KEMATIAN ABADI KARENA DOSA

Pastor Russel Asnatius-sebagaimana dikutip Abdul Karim

Khatib-menyatakan,Ta "KarenaAllah itu baik atau lebih tepatnya

menjadi sumber kebaikan, sedangkan orang yang baik itu tidak

mungkin bakhil terhadap segala sesuatu, dan karena Allah tidak

bakhil untuk memberikan nikmat wujud kepada segala sesuatu,

maka Dia menciptakan dengan 'kalimatnya', Yesus yaitu Kristus

Tuhan kita segala sesuatu dari tiada. l,ebih dari itu, ketikaAllah

kasihan secara khusus kepada manusia bukan pada makhluk

lain di dunia ini, dan ketika Dia melihat kelemahan manusia

pada kodrat alaminya, maka Allah memberinya nikmat yang lain.

Dia tidak hanya menciptakan manusia saja sebagaimana yang

dilakukan-Nya terhadap makhluk lain yang tidak berakal di bumi

ini. Tetapi Dia juga menciptakannya menurut bentuk-Nya,

menyampaikan firman-firman-Nya kepada mereka, di samping

ia diciptakan berakal agar ia dinaungi kebahagiaan abadi dan

hidup dalam kesejatian seperti kehidupan orang-orang suci di

firdaus!

Tetapi karena Dia mengetahui keinginan manusia juga dapat

cenderung kepada salah satu dari dua sisi, maka Dia memper-

kuat nikmat itu dengan pesan-pesan yang diberikan kepadanya

mengenai tempat semula ia berada. Karena ia datang ke firdaus-

-Nya, maka dikirimnya pesan sehingga ia dapat menjaga

hidupnya di Firdaus, tanpa kesusahan, sakit dan gelisah, di

samping ada janji tidak akan binasa di langit.

Kalau ia melanggar wasiat, murtad dan menjadi jahat, maka

ketahuilah bahwa ia telah mengundang bencana kematian untuk

dirinya sendiri yang sudah menjadi haknya. Kemudian ia tidak

berhak hidup di surga firdaus, bahkan sejak itu ia diusir dari


firdaus agar ia mati dan tetap berada dalam kematian dan ke-

binasaan.

Itulah peringatan yang disampaikan oleh Kitab Suci dengan

lisan Tuhan,"Makanlah dari semua pohon yang ada di surga'

Adapun pohon pengetahuan, kebaikan dan kejahatan maka

jangan kamu memakannya karena kamu akan mendapatkan

kematian."

Apa yang dimaksud dengan 'mendapatkan kematian' itu?

Maksudnya bukan hanya kematian, tetapi berada selama-

lamanya dalam kehancuran kematian.

Jadi, Allah menciptakan manusia dengan maksud agar

mereka tetap tidak rusak' Tetapi kalau manusia berbuat hina'

menolak berpikir tentang Allah, dan menganiaya diri sendiri,

maka ia berhak mendapatkan hukuman kematian yang telah

diperingatkan sebelumnya, karena pelanggaran terhadap pesan-

pesan itu dapat mengembalikan mereka kepada keadaan alami

mereka. Sehingga mereka yang dulunya tiada itu hanya bisa

menunggu kehancuran yang lambat laun akan membawa

mereka kembali kepada ketiadaan! Dengan kehadiran 'kalimat'

dan kasih sayangnya, mereka dipanggil untuk menemukan

wujud dan keluar dari keadaan alami yang pertama (ketiadaan)

kepada wujud. Di samping itu, tanpa pengetahuan mereka juga

akan kembali kepada ketiadaan. Dan konsekuensi logisnya

adalah mereka tidak menemukan wujud selama-lamanya. Atau

dengan kata lain, akibat yang mereka dapati adalah kebinasaan,

kemudian tetap dalam keadaan mati dan rusak'"7s

Firrnan", karya Pastor Asnatius' terjemahan Pastor- Marcos

yang dikutib Abdul Karim Khatib dalam al-Masih fil-Qur'an'


Harapan Selamat dari Kebinasaan

PastorAsnatius juga berbicara tentang harapan selamat dari

kebinasaan, setelah dinyatakan bahwa manusia akan mati se-

lamalamanya karena dosa yang diperbuatnya. Ia mengatakan,

"Karena Allah berada dalam diri manusia, maka kebinasaan

alami mereka tidak boleh mendekati mereka, sebagaimana di-

sebut di dalam Hikmah, 'Karena manusia diciptakanAllah dalam

keadaan tidak rusak, maka diciptakan-Nya dalam bentuk azali.

Tetapi mati memasuki alam ini akibat kedengkian Iblis."' (Hik-

mah2:13,23)

Setelah hal itu terjadi maka manusia mulai mati dan kerusak-

an membayangi mereka sejak saat itu dan seterusnya. Kerusak-

an lebih mendominasi umat manusia melebihi kemampuan

alaminya, karena hal itu terjadi akibat ancaman Allah bila

manusia durhaka terhadap pesan-pesan. Implikasi-implikasi dari

ilaran ini sangat menakutkan dan luar biasa.

Pertama, betapa menakutkan seandainya Allah berdusta.

Maksudnya, Allah telah menetapkan hukum kematian pada

manusia akibat berbuat dosa, namun ternyata ia tidak mati pada-

hal ia telah melanggar pesan. Apabila manusia ternyata tidak

mati setelah Allah mengatakan bahwa kita mati, maka Allah tidak

benar dan tidak jujur.

Kedua, adalah tidak pantas bila makhluk yang diciptikan

berakal dan dibekali dengan "kalimat" itu akan menjadi binasa

dan kembali kepada ketiadaan akibat kerusakan atau kebinasa-

an!

Oleh karena itu, "kalimat Allah" diturunkan ke dunia kita

tanpa jasad, tidak rusak dan tidak bersifat materi, walaupun

sebenarnya kita tidak bisa terlepas dari jasad, kerusakan dan

materi, karena semua makhluk ini bisa dipisahkan dari semua

itu. Diayang berada bersama Bapaknya merelakan haknya dan

menemui kita untuk menyatakan belas kasihnya kepada kita

120 - tsa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman

dan memelihara kita.

Bila ia melihat semua manusia terancam kematian, maka ia

mengasihi kita, menyayangi kelemahan kita dan meratapi ke-

susahan kita. Ia tidak kuat melihat kematian mengalahkan kita.

Agar makhluk ini tidak punah akibat mati dan ciptaan Bapaknya

pada manusia ini tidak sia-sia, maka ia menjelma dalam bentuk

tubuh yang tidak berbeda dengan tubuh kita. Demikianlah.

Ketika ia menjelma dalam bentuk tubuh yang serupa dengan

sifat-sifat tubuh kita, dan ketika semua manusia terancam binasa

akibat kematian, maka tubuhnya siap mati sebagai ganti bagi

semua tubuh dan dipersembahkannya kepada Bapak!

Ketika ia mempersembahkan tubuhnya kepada kematian

dengan dijadikan sembelihan yang tidak cacat sama sekali, maka

hukuman mati terhadap semua tubuh yang digantikannya sege-

ra dicabut. Karena ia mempersembahkan tubuh yang serupa

dengan tubuh manusia yang digantikannya.

Demikianlah. Kita sekarang ini belum mati untuk melunasi

utang, sebaliknya kita adalah manusia-manusia yang bangkit dari

kematian, sambil menunggu Kiamat yang meliputi semua orang.

Allah membiarkan Kiamat itu menjadi sempurna,lalu dia men-

jatuhkannya pada kita saat tiba waktunya nanti.

Jadi, inilah sebabnya mengapa kalian mencintai juru sela-

mat.76

D. SANGGAHAN AL.OUR'AN TERHADAP

KEPERCAYAAN PENYALIBAN AL-MASIH

Asal-Usul Kepercayaan Penyaliban dan Penebusan Dosa

Konsep penyaliban dan penebusan dosa di dalam ajaran

Nasrani itu bermula dari dosa asal yang dilakukan Adam a.s.

76 "Inkarnasi Firman", Saint Asnadius Russel, terjemah Pastof Marcus Daud,

hlm. 23, 24,25,27,28, 32, sebagaimana dikutip Abdul Karim Khatib dalam bukunva

AI-Masih rtl Qur'an hlm. 36&369.

Bab 2: Kepercayaan Nasrani tentang Penyaliban lsa Al'Masih - 1 2 1

dan dipikul seluruh manusia sebagai anak cucunya. I-alu, karena

kasih sayang-Nya, Allah menurunkan putra satu-satunya untuk

dibunuh dan disalib untuk menebus dosa yang mereka warisi

dari ayah mereka Adam a.s.7?

Sanggahan Terhadap Kepercayaan lni

D engan merenungk an ay at-ay atAl-e ur' an, maka akan tam-

pak jelas kesalahan konsep tersebut. Penulis menemukan sang.

gahan yang tegas dan jelas terhadap kepercayaan yang sama

sekali tidak benar itu, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

Pertama: Prinsip-Prinsi! Keyakinan Ini Batit Sama Sekali

Dengan merenungkan ayat-ayat Al-eur'an, setiap orang

yang mempunyai akal sederhana pun akan mengerti dengan

jelas bahwa prinsipprinsip konsep tersebut tidak benar sama

sekali. Karena Nabi Adam a.s. telah bertobat dari dosa yang di-

perbuatnya, dan Allah telah menerima tobatnya, memilihnya

menjadi Nabi, dan menunjukinya. lagi pula, hukuman Allah

telah diberikan kepadanya saat ia dikeluarkan dari surga akibat

perbuatannya yang durhaka. Apakah Adam a.s. masih menang_

gung dosa setelah itu? Setelah Allah menerima tobatnya, me_

milihnya dan mengeluarkannya dari surga, apakah ia masih te_

rus menanggung dosanya atau salah seorang dari anak cucu_

nya harus menanggung dosa ayah mereka? Apakah seseorang

harus menanggung dosa yang diperbuat orang lain? Apakah

pembuat dosa dibebaskan dan orang lain dihukum?Apakah rasa

kasih sayang itu dapat meniadakan keadilan atau keadilan itu

dapat meniadakan kasih sayang? Jawabnya tentu tidak.

77 Lihat Surat Paulus kepada penduduk Romawi, pasal 3, alenia 12-16 dan

berbagai pernyataan PastorAbraham Lukas seperti dikutip di dalam "perbandingan

Agama: Nasrani dalam Islam""karya pastor Abraham Lukas, hlm. r71 dan ilin-

lainnya yang kami sebutkan terperinci dalam pembahasan, "Keyakinan Mereka

Tentang Penyaliban Al-Masih Sebagai Tebusan Bagi Manusia".

122 - lsa dan Al,Mahdi di Akhir Zaman

I

Allah ta'ala berfirman tentang tobat Adam a.s. yang telah

diterima-Nya,

t {ttlr; v :itW i.6 $;. ; o i;\ ; iN

" Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannle maka

Allah menerima tobatnla. Sesungguhrya Allah Maha Penerima Tobat

lagi Maha Penyayang." (al-Baqarah: 37)

Allah juga berfirman,

t Fi ;'j K tk]16 1; ; o1; (it:6tLi'1 6

s

"Keduanla berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah menganiay diri

kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat

kepada kami niscay postilah kamitermasuk orang-oranglang mengi."'

(al-A raaf: 23)

Allah ta'ala juga berfirman tentang pemilihannya dan pem-

berian petunjuk kepadanya,


"..'Dan durhakalah Adam kepa'da Tuhanryta dan sesat ia' Kemudian

Tuhannla memilihnya maka Dia menerima tobatnla dan memberinya

p e tunj uk. " (Thaahaa : 121-122)

Allah menyatakan bahwa seseorang tidak dapat menang-

gung dosa yang dilakukan orang lain, siapapun dia, termasuk

anak cucu Adam terhadap Adam a.s. Allah ta'ala berfirman,


"... Dan tidaklah seurang membuoJ dosa melainkan akibatryta kem'

Bab 2: Kepercayaan Nasrani tentang Penyaliban lsa Al'Masih - 1 23

bali kepada dirinya sendiri dan seorangyang berdosa tidak akan memikul

dosa orang lain...." (al-An'aam: 164)

Allah ta'ala berfirman,


"...Dan sezrang lang berdosa itu tidak dapat memikul dosa orang

lain danjika sese,ranglang berat dosanla memanggil orang lain untuk

me-mikul dosanla itu maka tidak akan dipikulkan untuknla sedikit pun

me s kipun (1 ang dip anggi I k an itu ) k e r a b atnl a. . ..,, (Faath ir: 1 g)

Allah ta'ala berfirman,


"Bahwasanla sezrang lang berdosa itu tidak akan memikul d.osa

orang lain. Dan bahwasanla se,rang manusia tiada memperoleh selain

apa )a.ng diusahakanryta. Dan bahwasanya wahanla itu kelak akan

diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi barasan kepadanla

dengan balasan yng pating sempurna dan bahuasanya kepada

Tuhanmulah kesudahan ( s egala s esuatu).,, (an-Naj m : 3g-42)',Dan

ayat-ayat lain.

Masalah yang diputuskan dan ditetapkan Al-eur'an itu me_

rupakan masalah universal dan perkara yang diakui kebenar_

annya oleh setiap akal sehat, karena setiap orang hanya bertang_

gung jawab atas dosa dan perbuatannya sendiri, dan kriteria

keadilan manapun mulai dari A sampai Z mengakui hal tersebut.

124 - lsa dan Al.Mahdi di Akhir Zaman

Sanggahan Pertama: Diterimanya Tobat Adam a.s.

Setan adalah musuh bebuyutanAdam a.s., sehingga ia ingin

menggoda Adam dan istrinya agar berbuat durhaka. Setan ber-

usaha dengan segala cara untuk melakukan godaan itu. Salah

satunya dengan cara bisikan kepada mereka berdua, sebagai-

mana yang dikisahkan Al-Qur'an,


"Maka setan memhisikkan pikiran jahat kepada keduanla untuk

menampakkan kepada keduaryta apa yng tertutup dari mereka laitu

auratnla dan setan berkatq'Tuhan kamu tidak melarangmu dari mende-

kati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat

atau tidak menjadi zrang lang kekal (dalam surga)"' (al-Xraaf:20)

Akan tetapi mereka berdua tidak menerima kata-kata itu,

maka setan pun mengubah siasatnya dengan berpura-pura mem-

beri nasihat dan bersumpah,

#<4;1i';K;[%6

"Dan setan pun bersumpah kepada mereka berdua, 'Sesungguhnla

saya ad.alah termasuk oranglang memberi nasihat kepada kamu berdua."'

(al-Nraaf:21)

Mereka berdua tidak mendengarkan dan tidak percaya ke-

pada nasihatnya, sehingga setan berusaha menipu dan men-

dorong mereka untuk mendapatkan kelezatan sebagaimana ter-

sebut dalam firman Allah ta'ala


Bab 2: Kepercayaan Nasrani tentang Penyaliban lsa Al-Masih - 1 25

"Maka setan memhujuk keduanla (untuk memakan buah itu) dengan

tipu day.... " (al- N raaf: 22)

Akibatnya, keduanya tergerak oleh bujukan itu sehingga

mengarahkan pandangan mereka kepada kelezatan itu dan me-

lupakan larangan Allah,


"...Maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak kami dapati

kepadaryta kemauan lang kuat." (Thaahaa: 115)

Mereka akhirnya merasakan buah pohon itu dan jatuh ke

dalam perangkap setan. Maka, Allah mencaci mereka atas per-

buatan salah yang melanggar perintah itu,

,

"... Kemudian Tuhan mere ka me nJ e ru me re ka,' Buk an kah A ku te lah

melarang kamu berdua dari pohon kay itu dan Aku katakan kepad,amu,

Sesungguhnya setan itu adalah muuhyng nlata bagi kamu berdua?",

(al-Xraaf:22)

Adam dan istrinya pun menyesal dan mereka minta maaf

atas kealpaan dan kesalahan mereka dan bertobat kepada-Nya.

Kemudian Allah mengilhamikepada mereka beberapa kalimat

clan mereka mengerjakannya sehingga mereka kembali kepada-

Nya. Mereka berdua menyatakan,


"...'Ya Tuhan kami, kami telah menganiala diri kami sendiri,

126 - tsa dan Al.Mahdi di Akhir Zaman

dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat

kepada kami, pastilah kami termasuk lrang-zrang lang merugi." (al-

Nraaf:23')

Sayyid Quthb mengatakan,

"Keduanya mendengar teguran dan celaan Tuhan mereka

atas maksiat dan kelalaian mereka terhadap nasihat. Di

depan panggilan yang luhur ini terungkap sisi lain watak

makhluk yang unik ini, yaitu bahwa dia dapat lupa dan salah,

padanya terdapat kelemahan tempat masuknya setan, dia

tidak selamanya menepati perintah, tidak selalu berjalan lu-

rus. Adam menyadari kesalahan dan kekhilafannya, menye-

sal, dan memohon pertolongan dan ampunan kepadaTuhan.

Adam telah bertobat, tidak bersikukuh untuk berbuat mak-

siat seperti setan, dan memohon perlindungan kepada

Tuhan dari berbuat maksiat,


'... Keduanya menlatakan, 'Tuhan, kami telah menganiay diri

kami sendii, dan jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami,

pasti kami akan termasuk orang-orang lang merugi.' (al-Nraaf:23\

Itu adalah ciri khas manusia yang menghubungkannya

dengan Tuhan dan membukakan jalan baginya. la mengakui

kesalahan dan menyesalinya, minta ampunan, merasa dirinya

lemah, minta tolong kepada-Nya, memohon rahmat-Nya, serta

berkeyakinan bahwa dirinya tidak memiliki daya dan kekuatan

kecuali dengan pertolongan dan rahmat Allah. Bila tidak demi-

kian, ia pasti termasuk orang-orang yang merugi."78

78 Sayid Quthb, Fi Zhilal AI-Qur'az, jld. :1, hlm. 1269-1270.

Bab 2: Kepercayaan Nasrani tenlang Penyaliban lsa Al'Masih - 127

Dengan penyesalan, pengakuan akan kesalahan, tobat, per-

mohonan ampun dan kembali kepada Allah Yang Maha Peng-

ampun lagi Pemurah itulah Allah menerima tobat Adam a.s..

Kemudian Allah mengembalikan anugerah dan rahmat-Nya

kepadanya, sehingga tidak tersisa lagi kesalahan pada diri Adam

a.s. sedikit pun. Bahkan Allah memilihnya dan memberinya pe-

tunjuk serta menjadikan dirinya sebaik-baik pilihan, sebagai-

mana firman Allah,


"... Dan berdurhakalahAdam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemu-

dian Tuhannlta memilihnla maka Dia merurimn tobatryta dan memberhtl a

p e tuni u k. " (Thaahaa : 121-122)

Itulah tobat Adam a.s. dan Allah telah menerima tobatnya,

sehingga tidak tersisa kesalahan sedikit pun padanya. Semua

itu karena keadilan dan kasih sayang Allah ta'ala.

Sanggahan Kedua: Anak Gucu Adam Tidak Menang-

gung Dosa Bapak Mereka

Dosa yang dilakukan Adam a.s. adalah dosa pribadi dan

penyelesaiannya juga bersifat pribadi, yaitu dengan bertobat atau

minta ampun secara langsung dengan mudah. Adam a.s. telah

menyesali dosanya, meminta ampun dan bertobat, lalu Allah

menerima tobatnya, memberikan ampunan, memilihnya dan

memberinya petunjuk sehingga tidak ada lagi dosa yang ditang-

gungnya.

Dengan demikian, tidak ada lagi dosa yang diwariskan dan

diturunkan kepada anak cucu Adam a.s., seperti yang dikatakan

teori penyaliban dan penebusan dosa. Menurut umat Nasrani,

semua manusia harus menanggung dosa ayah mereka-Adam-

sesuai keadilan Allah, karena Adam adalah asal-usul manusia

128 - tsa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman

dan mereka semua adalah bagian dari Adam. Berkat kasih

sayangAllah, Dia menurunkan putra satu-satunya untuk disalib

demi membebaskan manusia dari dosayang seharusnya mereka

pikul.

Masalah sebenarnya tidak demikian. Karena setiap orang

akan mendapatkan balasan atas perbuatannya, baik atau buruk.

Yang baik akan mendapatkan balasan baik dan yang buruk akan

mendapatkan balasan buruk. Dan masing-masing orang akan

bertanggung jawab atas perbuatannya serta tidak ada seorang

pun yang memikul beban orang lain. Sebaliknya, masing-masing

harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sayyid Quthb mengatakan, "Akidah Islam tentang dosa dan

tobat adalah dosa itu bersifat individual dan tobat pun demikian.

Konsep ini sangat jelas dan mudah dipahami, tidak ruwet dan

tidak samar. Dalam konsep ini tidak ada dosa yang dibebankan

kepada manusia sebelum ia lahir-sebagaimana pendapat gere-

ja, dan tidak ada penebusan dosa lahuti (ketuhanan). Sebagai-

mana dikatakan gereja, Isa a.s. adalah putra Allah ta'ala yang

menurut kepercayaan mereka ia disalib untuk membebaskan

manusia dari dosa Adam a.s. Tidak, sama sekali tidak. Dosa

Adam adalah dosa pribadi dan pembebasannya adalah dengan

cara bertobat langsung dengan mudah dan sederhana. Demikian

juga, dosa setiap anak Adam adalah dosa pribadi, sedangkan

jalan untuk bertobat tetap terbuka dengan mudah dan seder-

hana. Dogmayang menenteramkan hati adalah setiap orang ber-

tanggung jawab atas kesalahannya. Dogma ini mendorong setiap

orang untuk berusaha dan mencoba, serta tidak putus asa dan

menyerah t?npa usafia."7e

Banyak ayat Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa setiap

orang akan dihisab perbuatannya dan ia tidak bertanggung

jawab atas perbuatan orang lain. Masing-masing akan mendapat-

kan balasan atas perbuatannya. Tidak ada seorang pun yang

diminta bertanggung jawab atas perbuatan kawannya. Allah

berfirman,


"...Dan tidaklah seselrang membuat dosa melainkan

kemudharatannla kembali kepada dirinla sendiri; dan seorang lang

berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada

Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-N1a kepadamu apa

"Barangsiapa yng berbuat sesuai dengan hidayh (Allah), maka

sesungguhnla dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinla sendiri; dan

barangsiapa lang sesat maka sesungguhrya dia tersesat bagi (kerugian)

diriryta sendiri. Dan seorang lang berdosa tidak dapat memikul dosa

orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus

seorang rasul." (al-Isra': 15)

Allah berfirman,

"(Yaitu) bahwasaryta selrang lang berdosa tid.ak akan memikul

dosa orang lain, dan bahwasanla se,rang manwia tiada memperoleh se-

lain apayng telah diusahakannlta. Dan bahwasanla rcahanlta itu akan

diperlihatkan (kepadanla). Kemudian akan diberi balasan ltang paling

sempurna, dan bahwasanla kepada Tuhan-mulah kesudahan (segala se-

s uatu ). " (an-Naj m : 38-42)

Saat menafsiri firman Allah,

"...Dan tidaklah seselrang membuat dosa melainkan kemud,ha-

ratannla kembali kepada dirinla sendiri; dan seoranglang berdosa tidak

akan memikul dosa orang lain...." (al-An'aam: 154)

Ibnu Katsir mengatakan,

"Ayat ini memberitahukan balasan Allah, hukum-Nya dan

keadilan-Nya di hari Kiamat. Semua manusia akan mendapatkan

balasan; yang baik dibalas dengan kebaikan, dan yang buruk

dibalas dengan keburukan. Allah tidak membebankan dosa sese-

orang kepada orang lain." Itulah keadilan Allah ta'ala, sebagai-

mana firman-Nya,

"'... Dan jika sesezrang ]ang berat dosanla memanggil orang lain

untuk memikul dosanla itu maka tidak akan dipikulkan untuknlta sedikit

pun meskipun yng dipanggil itu kerabatn)a..." (Faathin 18)

Dan firman-Nya,


"... Maka ia tidak khauatir akan perlakuanyang ti"dak adil (terha-

dapnla) dan ti"dak pula akan pengurangan hakryta." (Thaahaa: LL2)

Ulama tafsir mengatakan, "Maksudnya tidak dizalimi

dengan dibebani dosa kejahatan orang lain, dan tidak dirugikan

dengan dikurangi amal baiknya."8o

Sanggahan Ketiga: Hukuman bagi Adam a.s.

Allah ta'ala menciptakan Adam a.s. dengan tangan-Nya

(Shaad: 75), meniupkan ruh kepadanya (Shaad: 72, al-H4r:29),

mengajarinya nama-nama seluruh benda (al-Baqarah: 32), dan

memerintahkan malaikat agar bersujud kepadanya. Para malai-

kat itu sujud semua, kecuali Iblis yang enggan, sombong dan

kafir (al-Baqarah: 34, al-Araf: 1, al-Hijr: 30, al-Kahfi: 5, Shaad: 1,

7, dan 73). Lalu Allah memberi tahunya bahwa Iblis adalah

musuhnya yang harus diwaspadai (fhaahaa: 117). Adam dan

istrinya ditempatkan di surga, dan diizinkan bersenang-senang

menikmati segala isinya. Mereka pun makan buah-buahan yang

disenanginya, kecuali satu pohon tertentu yang dilarang mende-

katinya dan memakan buahnya, agar mereka tidak termasuk

orang-orang yang menganiaya diri sendiri, sebagaimana firman

Allah ta'ala,

"Dan wahai Adam, bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga

dan makanlah kamu berdua (buah-buahan) di mana saja kamu sukai,

dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu kemudian kamu

berdua menjadi sebagian dari orang-orang lang zhalim (aniay)" (al-

A raaf: 19)


Tetapi lblis la'natullah' alaihmenggoda agar mereka mema_

kannya, dan mendorong mereka dengan berbagai tipu daya.

Misalnya ia mengatakan, "Allah melarang kalian memakannya,

karena dengan memakannya kalian akan berubah menjadi malai-

kat atau kekal di surga". Ia pun bersumpah bahwa ia adalah pe-

nasihat bagi mereka berdua, sebagaimana firman Allah ta'ala,


"Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanlta untuk

menampakkan kepada keduaryta apa yng tertutup dai mereka laitu

auratnla dan setan berkata, 'Tuhan kamu tidak melarangmu dari men-

dekati pohon ini, melainkan supala kamu berdua tidak menjadi malaikat

atau tidak menjadi oranglang kekal (di datam surga).' Dan d.ia (setan)

pun bersumpah kepada keduanla, 'sesungguhnla aku adalah termasuk

salah seorang yng memberikan nasihat kepada kamu berdua', make

setan memhujuk (untuk memakan buah itu) dengan tipu day....', (al_

.{raaf: 20-22)

Dalam firman Allah ta'ala,

'

"Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanl,a dengan

berkata, 'Hai Adam" maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khutdi

dan kerajaan yng tidak binasa?"'(Thaahaa: L20)

Bab 2: Kepercayaan Nasrani tentang Penyaliban lsa Al.Masih - 1 33

Iblis adalah musuh Adam yang ingin menyesatkannya dan

selalu berusaha menipu dan menggodanya dengan kata-kata

manis, sehinggaAdam dan istrinya lupa bahwa Iblis adalah mu-

suh mereka yang sombong kepada Allah dengan tidak meng-

indahkan perintah-Nya untuk sujud kepadaAdam a.s.. Akhirnya

mereka terperangkap dalam jaringnya dengan memakan buah

terlarang itu, yang menyebabkan aurat mereka terbuka dan

mereka berusaha menutupinya dengan dedaunan taman surga.

lalu mereka mendapat teguran dari Allah ta'ala atas pelanggaran

larangan tersebut dan akhirnya Allah menghukum mereka de-

ngan mengeluarkan mereka dari surga dan menurunkan mere-

ka ke bumi.

Allah berfirman,


"Maka setelah keduanla merasakan buah pohon itu, tampaklah

aural mereka berdua dan mereka mulai menutupinla dengan daun-daun

surga. Kemudian Tuhan mereka meleru mereka, 'Bukankah Aku telah

melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu,'

'Sesungguhnla setan itu adalah mwuh yng nlata bagi kamu berdua?"

(al-Nnaf:22')

Dan Allah berfirman,


"Allah berfirman, 'Turunlah kamu sekalian, sebagian dari kalian

134 - tsa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman

menjadi musuh bagi sebagianlang lain. Dan kalian mempunlai tempat

kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi

sampai waktu yng telah ditentukan." (al-Nraaf:241

Itulah dosaAdam a.s. kepadaTuhan karena memakan buah

pohon yang terlarang dalam keadaan lalai dan tanpa sengaja

akibat anjuran Iblis, sebagaimana firman Allah ta'ala,


"Dan sesungguhrrya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu,

maka ia lupa (perintah itu), dan tidak kami dapati padanlta kemauan

yng kuat." (Thaahaa: 1,L5)

laluAdam a.s. dan istrinya menyesal dan memohon ampun

kepada Tuhan sambil berdoa,

'

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiay diri kami sendii, dan

jika Engkau ti"dak mengampuni kami dan tidak memberikan rahmat

kepada kami, pastilah kami termasuk lrang-lrang )ang mentgi." (al-

Nraaf:'23)

Dan Allah menerima tobat mereka kemudian memilihnya

menjadi nabi,


"Kemudian Tuhanryta memilihnla, menerima tobatrrya dan mem-

beriryta petunju&. " (Thaahaa:122)

Kemudian Allah menghukum mereka berdua dengan me-

ngeluarkan mereka dari surga dan memberitahukan bahwa me-

Bab 2: Kepercayaan Nasrani tenlang Penyaliban lsa Al-Masih - 1 35

reka akan tinggal di bumi, memakmurkannya, dan merasakan

berbagai nikmat sampai waktu tertentu. Allah akan membekali

mereka dengan petunjuk yang diperlukan. Siapa yang mengikuti

petunjuk tersebut maka tidak akan sesat dan tidak pula celaka.

Allah ta'ala berfirman,

'

"Allah berfirman, 'Turunlah kamu sekalian, sebogian dari kalian

menjadi musuh bagi sebagian yng lain. Dan kalian mempunlai tempat

kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi

s amp ai w aktu yng t e I a h dit e ntu kan. "' (al- X r aaf:' 24)

Dan Allah berfirman,


"... Dan Adam durhaka kepada Tuhannya dan sesatlah in Kemud.inn

Tuhannla memilihnla dan meneima tobatryta dan memberirrya petunjuk.

Allah berfirman, 'Tuntnlah kalian berdua dari surga bersama-sama,

sebagian dari kalian menjadi musuh bagi sebagianyng lain. Maka jika

datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa mengikuti pe-

tunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (Thaahaa:

121-L23',)

Allah menghukumAdam dan istrinya dengan mengeluarkan

mereka dari surga dan menurunkan mereka ke bumi setelah

mereka bertobat dan tobatnya diterima Allah. Hal itu menunjuk-

136 - tsa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman

kan bahwawalaupun maksiat diiringi dengan tobatyang diterima

Allah, seseorang tidak dibiarkan begitu saja tanpa hukuman atau

sanksi di dunia.

Al-Maraghi mengatakan, "Pengusiran Adam dan istrinya

dari surga itu merupakan hukuman atas perbuatan maksiatyang

menganiaya diri mereka sendiri. Hukum Allah (sunn atull ah) ber -

kenaan dengan manusia mengharuskan hal tersebut."

"Karena hal itu merupakan akibat yang wajar dari perbuatan

buruk yang dilakukannya. Sedang hukuman di akhirat atas mak-

siat kepada Allah telah dihapus-Nya lantaran Adam memohon

ampunan dan bertobat kepadaAllah sehingga sanksinya dihapus

dari Adam. Allah memilihnya untuk menjadi nabi, sebagaimana

firman Allah di dalam surah Thaahaa ayat 1.D.- 122,


"... D an A dam dur haka ke p ad a Tuhannl a dan s e s at I ah ia. K e mudian

Tuhannla memilihnya dan menerima tobatnla dan memberinya

petunjuk.'81

Hikmah di Balik Pengusiran Adam dari Surga

Allah berhak berbuat apa saja, namun di balik setiap per-

buatan-Nya terdapat hikmah yang sangat berarti. Sebagian

ulama menggali hikmah-hikmah di balik pengusiran Adam a.s.

dari surga ini. Di antarahikmah tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, penyebaran keturunan Adam di muka bumi untuk

melaksanakan tugas ujian dari Allah. Atas dasar itu, Allah mem-

berikan ganjaran dan hukuman di Akhirat nanti, karena surga

dan neraka bukanlah tempat melaksanakan tugas. Jadi, pelang-

garan Adam dengan memakan buah terlarang itu hanya

l merupakan sebab dikeluarkannya Adam dari surga, karena

Allah berhak berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya. Tidak

seorang pun yang berhak bertanya kepada Allah tentang apa

yang diperbuat-Nya. Sebaliknya, merekalah yang akan dimintai

pertanggungjawaban atas perbuatan mereka.

Kedua, hikmah Adam dikeluarkan dari surga dan turun ke

bumi adalah untuk memakmurkan bumi, sebagaimana firman

Allah,


"...Kami akan menjadikan senrang khaffih di bumi ini....', (al-

Baqarah:30)

Kekhalifahan adalah tugas agung dan karunia yang sangat

mulia.82

Perbuatan Adam a.s. makan buah terlarang itu telah ditak-

dirkan Allah sejak azali, sebagaimana tersebut dalam hadits ten-

tang protes Nabi Musa kepada Adam, yang diriwayatkan Mus_

lim, dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad saw; beliau ber_

sabda,

"Musa mendebat Adam dan berkata, 'Hai Adam, kamu adalah

bapak kami dan kamu telah mengeluarkan kami dari surga.' Lalu Adam

menjawab, 'Hai Musa, Allah Yang Mahamulia dan Mahaagung telah

memilihmu untuk diajak berbicara langsung, dan mengariskan sesuatu

untukmu dengan tangan-N1a. Apakah engkau menlalahkanku karena

sesuatu yang telah ditakdirkan Allah 40 tahun sebelum Dia menciptakan-

ku?' Adam mengalahkan Mwa dengan tiga hal.'83

Al-Qurthubi mengatakan, "Argumentasi Adam terhadap

Musa itu benar karena Allah telah mengampuni dosa dan mene-

rima tobatnya. Jadi, Musa seharusnya tidak mengatakannya

karena dosa Adam telah diampuni Allah. Oleh karena itu, Adam

berkata kepada Musa, 'Engkau adalah Musa yang diberi kitab

Taurat oleh Allah yang di dalamnya terdapat berbagai ilmu. Di

antaranya, Allah menakdirkan maksiat dan memberi tobat se-

hingga manusia menjadi bersih dari dosanya. Apakah engkau

menyalahkanku sedang Allah sendiri tidak menyalahkan aku?'

Orang yang berbuat dosa dan kesalahan tetap mendapatkan

ampunan. Namun manusia tidak boleh berargumen seperti argu-

men Adam a.s. dengan mengatakan, 'Bagaimana engkau me-

nyalahkanku karena aku membunuh, berzina atau mencuri,

sedangkan Allah telah menakdirkan hal itu padaku? Ulama se-

pakat, boleh memuji orang yang berbuat baik atas kebaikannya,

dan mencela orang yang berbuat jahat atas kejahatannya dan

menghitung kejahatan yang telah dilakukannya."

Sanggahan Keempat: lsa a.s. Tidak Dibunuh dan Tidak

Disalib

Al-Qur'an membantah pembunuhan dan penyaliban Isa a.s.

sebagaimana dugaan orang-orang Nasrani yang menjadikannya

sebagai salah satu dasar keyakinan mereka. Sebenarnya, musuh-

musuh Isa a.s. itu tidak membunuhnya dan menyalibnya, tetapi

yang mereka salib adalah orang yang mirip dengannya. Allah

menegaskan,

". . . Dan tidaklah mereka membunuhnya dan tidak juga menlalibnla,

tetapi yng mereka bunuh adalah orang yng diserupakan dengan Isa

bagi mereka.... " (an-Nisaa':157)

Mereka tidak membunuh dan menyalibnya, tetapi (yang me-

reka bunuh) adalah orang yang diserupakan dengan Isa a.s. di

mata mereka. Penjelasan tegas Al-eur'an yang membantah pem_

bunuhan dan penyaliban Isa a.s. ini diperkuat oleh pernyataan-

pernyataan para cendekiawan Nasrani sendiri, di samping ada_

nya dalil-dalil dari kitab mereka yang menunjukkan bahwa yang

disalib bukan Isa a.s..

Sayyi d Q uthb di dalam Ta fsir y a F i Zh i I a I i l- e u r' an men gata-

kan, "Masalah pembunuhan dan penyaliban Isa a.s. merupakan

masalah yang gagal dihadapi oleh orang yahudi dan Nasrani.

Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa mereka telah membu_

nuhnya dan mengejeknya ketika mereka mengatakan sesung_

guhnya ia utusan Allah. Mereka mengakui sifat kenabian itu

untuk mengejeknyal Orang-orang Nasrani mengatakan bahwa

ia disalib dan dikubur, tetapi ia bangkit setelah tiga hari. Namun

sejarah tidak menyebutkan kelahiran dan akhir hidup Isa a.s.

seolah-olah ia bukan orang yang penting!

Tidak ada seorang pun di antara umat yahudi dan Nasrani

yang mengatakan pendapatnya secara yakin, karena kejadian_

kejadiannya berlangsung dengan cepat dan riwayat-riwayatnya

saling kontradiksi dan campur aduk pada waktu itu sehingga

sangat sulit mengetahui yang sebenarnya, selain apa yang

diceritakan oleh Tuhan alam semesta.

140 - lsa dan Al.Mahdidi Akhir Zaman

"Dan tidaklah mereka membunuhnla dan tidak pula menlalibryta,

tetapi yng dibunuh adalah zrang Jang diserupakan dengan Isa bagi

mereka.. . Dan tidaklah mereka memhunuhnla secara lakin Taapi (1ang

sebenarnla) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan adalah Allah

M ahap e r k as a I agi M ahhij aks ana. " (an-N i saa' : 157-158)

Mereka tidak membunuh dan tidak pula menyalibnya, tetapi

yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengannya

di mata mereka. Mereka tidak membunuhnya secara yakin. Te-

tapi Allah mengangkatnya kepada-Nya dan Allah itu Maha-

perkasa dan Mahabijaksana.8a

Sanggahan Kelima: Doktrin Penyaliban dan Penebusan

lsa a.s. Berbau Paganisme

Masalah penyaliban Isa a.s. untuk menebus dosa-dosa manu-

sia merupakan kepercayaan paganisme yang bertentangan de-

ngan akidah yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan semua nabi

lainnya, terutama Musa, Isa, dan Muhammad saw.. Akidah se-

perti itu muncul dari kepercayaan-kepercayaan paganisme di

India, Mesir, dan Romawi, sebagaimana di dalam Trinitas.

Doktrin penyaliban dan penebusan dosa tampak sekali da-

lam agama Hindu Brahma yang memiliki doktrin trinitas, yaitu

unifikasi tiga dewa; Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu seba-

gai dewa pemelihara, dan Syiwa sebagai dewa penghancur, yang

mereka sebut dengan pedang Krisna.

Di dalam bukuKhurafat-hhurafat Taurat dan sejenisnya yang

Ada dalam Agama-Agama Inin Qlm.366)-sebagaimana dikutip

Abdul Ghafur-disebutkan, "Doktrin Hindu yang terpenting ada-

lah Trinitas, yang terdiri dari Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Tiga

dewa ini adalah tiga oknum yang manunggal menjadi satu dan

84 Salyid Quthb, Fi Zhilal Al-Qur'an, ik1.2, hlm. 801-802

Bab 2: Kepercayaan Nasrani tentang Penyaliban lsa Al'Masih - 1 41

tak dapat dipisahkan, yang merupakan satu Tuhan menurut

mereka.

Kemudian ia menjelaskan arti dari prinsip-prinsip yang

mereka sebuttrinitas itu. Trinitas tidak dapatberbagi-bagi dalam

substansi dan perbuatannya tunggal. Brahma sebagai prinsip

penciptaan dan tetap mencipta. Sebagai dewa ia adalah Bapak.

Wisnu sebagai penjaga segala sesuatu agar tidak musnah dan

rusak. Ia adalah anakyang muncul dan terjelma dari dewa. Dan

Syiwa adalah dewa penghancur dan pemusnah, yang mereka

sebut dengan Krisna, Dewa Pembebas dan Roh Agung yang

melahirkan Wisnu, dewa yang tampak dengan bentuk manusia

untuk membebaskan mereka. Ia merupakan salah satu dari tiga

oknum yang merupakan satu Tuhan (dewa).8s

Melalui perbandingan antara doktrin Nasrani tentang

penyaliban dan penebusan dosa dengan kepercayaan Hindu

Brahma di bawah ini, akan tampak bagi kita bahwa apa yang

dikatakan tentang Isa sama persis dengan apa yang dikatakan

tentang Krisna, salah satu dewa Hindu Brahma.

Perbandingan teks-teks tentang Krisna dan Isa Al-Masih ini

dijelaskan Syekh Muhammad Rasyid Ridha86 dalam Tarikh al-

Masih di mana ia menukil doktrin Nasrani dan doktrin Hindu

Brahma dari buku-buku mereka dan buku-buku sejarah yang

ditulis orang-orang Eropa.

-


Perbandingan Teks-Teks Tentang Krisna dan Al-Masih

Menurut Hindu dan Nasrani

Pendapat umat Hindu pa-

gan tentang Krisna putra

Tuhan menurut kepercaya-

an mereka.

o Krisna adalah pembebas,

penebus, pengayom, pe-

nggembala yang baik,

perantara, putra Tuhan,

oknum kedua dari Trini-

tas-yaitu bapak, anak, dan

Roh Suci.

o Krisna disalib dan me-

ninggal di kayu salib. Se-

sudah ia meninggal terjadi

berbagai musibah dan

tanda-tanda keburukan

yang besar, gerhana bulan

dan matahari, hujan api

dan abu dari langit, sinar

panas sekali, setan-setan

berbuat kerusakan di bu-

mi, orang-orang menyak-

sikan ribuan roh beter-

bangan di angkasa saling

berperang pagi dan sore.

Mereka muncul di mana-

mana.

. Pinggang Krisna terluka

oleh tombak.

Pendapat umat Nasrani

tentang Isa Al-Masih putra

Allah menurut Kepercaya-

an mereka.

o Al-Masih adalah pembe-

bas, penebus, pengayom,

penggembala yang baik,

perantara, putra Tuhan,

oknum kedua dari Trini-

tas-yaitu bapak, anak dan

Roh Suci.

o Al-Masih disalib dan me-

ninggal pada kayu salib.

Setelah ia meninggal ter-

jadilah berbagai musibah

besar, penutup Haikal ter-

belah dari atas ke bawah,

terjadi gerhana matahari

mulai jam sembilan, ku-

buran terbuka, banyak

pastor-pastor bangkit ke-

luar dari kuburan.

o Pinggang Al-Masih ter-

luka oleh tombak.


. Krisna berkata kepada

pemburu yang memanah-

nya saat ia disalib, "Pergi-

lah wahai pemburu ke

langit tempat dewa-dewa

diliputi kasih sayangku."

Krisna meninggal kemu-

dian bangkit lagi di antara

orang-orang yang telah

meninggal.

Krisna turun ke neraka

Jahim.

Krisna dengan jasadnya

naik ke langit dan banyak

orang menyaksikan ke-

naikannya.

Krisna akan datang kem-

bali ke dunia di akhir za-

man, muncul sebagai ten-

tara berkuda yang leng-

kap dengan senjata, naik

kuda kelabu, dan ketika ia

datang matahari dan

bulan menjadi gelap, bumi

berguncang, bintang-bin-

tang bergetar dan ber-

jatuhan dari langit.

Al-Masih mengatakan

kepada salah seorang dari

dua pencuri yang disalib

bersamanya, "Saya meng-

atakan kebenaran bagimu

bahwa hari ini engkau

akan bersamaku di surga

Firdaus."

Al-Masih meninggal ke-

mudian bangkit lagi di-

antara orang-orang yang

telah meninggal.

Al-Masih turun ke neraka

Jahim

Al-Masih dengan jasadnya

naik ke langit dan banyak

orang yang menyaksikan

kenaikkannya.

Al-Masih akan datang

kembali ke dunia di akhir

zaman, muncul sebagai

tentara berkuda yang

lengkap dengan senjata,

naik kuda kelabu, dan ke-

tika ia datang matahari

dan bulan menjadi gelap,

bumi berguncang, bin-

tang-bintang berjatuhan

dari langit.


E. SANGGAHAN TERHADAP DOKTRIN

PENGAMPUNAN DOSA.DOSA MANUSIA

YANG DITAKNAT DAN DOKTRIN KEMATIAN

ABADI KARENA DOSA

Orang-orang Nasrani berkeyakinan bahwa penyaliban Isa

Al-Masih demi mendapatkan ampunan bagi dosa-dosa manusia

yang menyebabkan laknatAllah. Karena eksistensi mereka ter-

noda oleh dosa yang dibawa sejak dilahirkan dan diwarisi dari

bapak mereka, dan dosa itu telah merusak dalam eksistensi

mereka.

Mereka percaya jugabahwa manusia semuanyaberhak mati

abadi disebabkan oleh dosa bapak mereka (Adam) ketika ia me-

langgar perintah Tuhan, makan buah terlarang, dan diusir dari

surga.

Kepercayaan tersebut tidak benar dan tidak bisa diterima

akal sehat. Kepercayaan itu dimunculkan oleh gereja, sebagai-

mana disebutkan dalam surat Paulus kepada penduduk Romawi

(12: 5), "Karena itu, seolah-olah dengan seorang manusia dosa

itu masuk ke seluruh alam dan dengan dosa itulah mereka mati.

Demikianlah kematian itu menghampiri semua manusia, karena

mereka semua berdosa."

Yohanes juga menggambarkan penyaliban Al-Masih demi

pengampunan dosa-dosa manusia. Di dalam surat pertama

disebutkan, "Ia adalah penebus dosa-dosa manusia. Bukan hanya

dosa-dosa kita, tetapi juga dosa-dosa seluruh alam ini."

Ini adalah persepsi yang salah sama sekali. Pasalnya-

sebagaimana tersirat dalam sangkalan Al-Qur'an terhadap ke-

yakinan mereka tentang penyaliban-Adam telah bertobat dari

dosa-dosanya dan Allah telah menerima tobatnya dan memilih

serta menunjukkannya kepada jalan yang lurus. I-agi pula, dosa

Adam adalah dosa pribadi, dan pembebasannya pun bersifat

pribadi, karena setiap orang bertanggung jawab terhadap per-

buatannya sendiri. Seseorang tidak dimintai tanggung jawab atas

dosa orang lain.

Masalah yang tidak bertentangan dengan akal sehat dan

sesuai dengan prinsip keadilan dan kasih sayang adalah

ketetapan Allah di dalam Al-Qur'an bahwaAllah membuka pintu

tobat bagi semua orang yang berdosa yang mau bertobat, dan

orang yang berdosa yang minta ampun kepada Allah akan

diampuni. Setiap orang bertanggung jawab terhadap dirinya dan

tidak bertanggung jawab atas dosa orang lain. Allah berfirman,


"Dan barangsiapayng berbuat kejahatan dan menganiaya diiryta

kemudian ia minta ampun kepada Allah, niscala ia mendapati Allah

Maha Pengampun lagi Maha Penyayng. Dan barangsiapa menge(akan

dosq maka sesungguhnla ia mengerjakannya untuk kerugian dirinya

sendiri danAIIahMaha Mengetahui lagi Mahabijaksana " (an-Nisaa':

110-111)

Dalam tafsir Fi Zhilalil-Qur'az disebutkan, "Kedua ayat itu

menetapkan prinsipprinsip umum bagaimana Allah memper-

lakukan hamba-hamba-Nya, apa yang seharusnya diperbuat oleh

sesama hamba, dan apa yang diperbuat terhadap Allah sehingga

tidak merugikan sebagian mereka."

Ayat pertama membuka lebar pintu tobat dan pintu am-

punan,


"Dan barangsiapayng berbuat kejahatan atau menganiay dirinla

sendiri lalu memohon ampun kepada Allah, maka akan mendapati Allah

itu Maha Pengampun dan Maha Perytayng. " (an-Nisaa':'110')

Allah memberikan ampunan dan rahmat ketika seseorang

mau minta ampun, tanpa syarat dan ikatan, tanpa pengawal dan

tanpa penjaga pintu. Bila mereka datang untuk meminta ampun

pasti mereka menjumpai Allah Maha Pengampun dan Maha

Pengasih.

Ayat kedua menetapkan bahwa tanggung jawab terhadap

dosa itu bersifat pribadi. Inilah dasar konsep Islam tentang balas-

an atau sanksi, yang dapat menimbulkan rasa takut dalam hati

tiap orang, dan rasa ketenangan. Takut akan balasan atas per-

buatan buruk yang dilakukannya dan tenteram karena ia tidak

akan bertanggung jawab atas akibat perbuatan orang lain.


"Siapalang berbuat dosa maka berarti berbuat dosa kepada dirinya,

dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. " (an-Nisaa':'111)

'Tidak ada yang disebut dengan dosa warisan di dalam Islam

seperti yang dibicarakan oleh Gereja. Dan tidak ada tebusan

kecuali yang dilakukan oleh orang terhadap dosanya sendiri.

Di sini, setiap orang berhati-hati dengan apa yang ia akan kerja-

kan dan merasa tenang karena ia hanya bertanggung jawab atas

apa yang diperbuatnya. Di sini terdapat keseimbangan yang

sangat indah dalam konsep unik yang merupakan salah satu

ciri khas konsep Islam. Doktrin ini adalah salah satu pilar Islam

yang menenangkan fitrah manusia dan merealisasikan keadilan

Tuhan yang absolut yang seharusnya diteladani oleh manusia."

"Dengan prinsipprinsip itulah Al-Qur'an menggambarkan

Bab 2: Kepercayaan Nasrani tentang Penyaliban lsa Al'Masih - 147

neraca keadilan yang memberikan balasan kepada setiap orang

sesuai dengan perbuatannya. Sementara itu, Allah juga mem-

buka pintu tobat selebarJebarnya setiap saat bagi orang-orang

yang ingin bertobat dan meminta ampun kepada Allah, bahkan

bertekad melakukannya tanpa minta izin lebih dahulu, sehingga

mereka mendapatkan rahmat dan ampunan-Ny2."87

Inilah konsep Islam tentang balasan yang mudah dimengerti

dan rasional, tidak ruwet dan tidak samar. Berbeda dengan

doktrin gereja mengenai penyaliban Al-Masih untuk menebus

dosa-dosa manusia dan melepaskan mereka dari laknat dan mur-

ka Allah akibat dosa orang lain. Konsep seperti itu tidak dapat

diterima akal dan bertentangan dengan keadilan dan kasih

sayang.

Bahkan Islam menciptakan neraca keadilan yang sebenar-

nya bahwa orang yang berbuat kesalahan atau dosa kemudian

melimpahkannya kepada orang lain yang tak bersalah maka ia

telah berbuat dosa dua kali. Yaitu dosa tuduhan palsu dan dosa

asli yang dituduhkan kepada orang lain yang tidak bersalah.

Allah ta'ala berfirman,


"Dan barangsiapayng mengerjakan kesalahan atau dosa kemudian

dituduhkanrya kepada zrang Jang tidak bersalah, maka sesungguhnya

ia telah berbuat suotu kebohongan dan dosayng n1ata" (an-Nisa':'L12)

Pendapat tentang penyaliban Al-Masih demi penebusan

dosa-dosa manusia yang berhak mendapat laknat dan kematian

abadi lantaran dosa asal itu bertentangan dengan keadilan dan

kasih sayang Allah ta'ala. Karena keadilan-Nya mengharuskan

sanksi tidak dijatuhkan pada orang yang tidak bersalah, tetapi

dijatuhkan pada orang yang berbuat kejahatan terhadap orang

lain. Dengan kasih sayang-Nya, Dia membuka pintu bagi orang

yang berbuat jahat untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.

Tobat bisa menghapus apa yang dilakukan sebelumnya. Selain

itu, tobat mampu menghidupkan hati dan meluruskan perilaku.

Tobat tidak memberati manusia, karena pintunya banyak

dan terbuka luas. Akhlak yang baik misalnya dapat menutup

dosa, sabar menghadapi musibah dapat melebur kejahatan,

memberi maaf dapat membersihkan hati dari kotoran perbuatan-

perbuatan hina, menjauhi dosa-dosa besar dan bersangka baik

kepada Allah dapat menghapus keburukan, dan jihad di jalan

Allah menghapus berbagai dosa. Dengan itu semuaAllah meng-

ampuni kesalahan hamba-hamba-Nya, membersihkan noda

dosa, dan menghilangkan keburukannya. Allah berfirman,

"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)

dan pada bagian permulaan dari malam perbuatan-perbuatanyang baik

itu menghapuskan dosa perhuatan perbuatanyng huruk. Itulah peringatan

bagi orang-orang )ang ingal. Dan bersabarlah karena sesunguhnya Allah

tiada merytia-nliakan pahala zrang-zrang yang berbuat kebaikan."

(Huud:114-LL5)

Tirmidzi meriwayatkan hadits dengan sanad hasan dariAbu

Dzar dan Mu'adz bin Jabal r.a. bahwa Nabi Muhammad saw.

bersabda,

"Takutlah kepada Allah di manapun engkau berada, ikutilah

ke burukan dengan kebaikan niscala ke baikan ilu akan menghapuskannya,

dan pergaulilah manusia dengan akhlak yng baik.'89

Alangkah indahnya konsep Islam untuk pembebasan se-

orang mukmin dari dosa-dosanya dengan melakukan kebaikan.

Jadi, tidak ada kematian abadi disebabkan dosa, dan tidak ada

peleburan dosa-dosa manusia dengan menanggung laknat atau

murkaTuhan dan penyaliban orang yang tidak bersalah. Tidak

ada sama sekali hal seperti itu, karena maaf dan ampunan dari

Allah bisa didapatkan oleh hamba dengan cara yang sangat

mudah. Karena memang Allah itu senang memberi maaf dan

ampunan. Bahkan di antara al-Asma'ul Husna Allah adalah'c/-

Ghaffaryang berarti Maha Pengantpun , al-'Afuwwuyang berarti

Maha Pemaal dan at-Tawwab yang berarti Maha Penerima

Tobat. Dengan syarat, orang yang bertobat ingat kepada Allah,

memohon ampunan dari dosa-dosanya, serta tidak meneruskan

perbuatan dosanya sedangkan ia tahu bahwa perbuatan itu ada-

lah dosa. Allah berfirman,


"Dan orang-orang jang apabila mengerjakan perbuatan keji atau

menganiala sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampun

dari dosa-dosa mereka; dan siapa tagi yng dapar mengampuni dosa se_

lain daripada Allah? Dan mereka tidak menenukan perbuatan kejtnya

itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannl,a ad.alah o*pu*,

dari Tuhan mereka dan surgalang rli dalamnla mengalir sungai-iungai,

sedang mereka kekal di dalamnla, dan itulah sebaik-baik pahala bagi

0r ang- zrang J ang ber amal baik. " (Ali Imran: 135-136)

Sesungguhnya tidak ada kematian abadi disebabkan karena

dosa dan tidak ada pengampunan dosa melalui tebusan dengan

orang yang tidak bersalah, karena Allah itu Maha pengasih kepa_

da hamba-hamba-Nya, bahkan melebihi kasih sayang ibu kepada

anaknya. Diriwayatkan dari Umar ibnul Khaththab mengatakan,

"Pada suatu hari ada tawanan diserahkan kepada Rasulullah saw,

tiba-tiba seorang tawanan uanita mencari anaknlta dan setelah menemu-

kannya ia segera memeluk dan menyusuinla. Metlihat hal itu Rasulullah

saw. bersabda,"'Menurut kalian, mungkinkah waniJa itu melemparkan

anaknla ke dalam api?' Kami menjawab, 'Demi Allah tidak. Ia tidak

mampn melemparkannya ke dalam api.' Kemudian Rasulullah saw.

M

Bab 2: Kepercayaan Nasrani tentang Penyaliban lsa Al.Masih - 1 5 1

bersabda, 'Sungguh, Allah itu lebih mengasihi hamba-hamba.Nya dari-

pada wanita ini mengasihi anakn1a." (HR Muslim)8e

Tidak ada pengorbanan orang yang tidak bersalah untuk

menebus dosa dan tidak ada kematian abadi lantaran dosa, kare-

na Allah senang apabila hamba-Nya datang untuk bertobat ke-

pada-Nya.

Imam Muslim meriwayatkan hadits shalih dari Anas r.a.

bahwa Rasulullah bersabda,


"Sungguh" Allah lekh senang ketika seorang hamba bertobat kepada-

Nya daripada salah satu di antara kalian ltang sedang naik unta di ta-

nah lapang terbuka, tiba tiba untanla lari darinya dengan membawa

bekal makanan dan minumannla Maka ia putus asa, Ialu ia menuju ke

sebuah pohon dan berbaring di bawah keteduhannya. Sementara ia sudah

puttu asa akan untanlta itu, tiba-tiba untanla itu kembali berada di sam-

ptngrya. Ia pun segera mengambil kendalirya dan karena gembiranlta ia

berkata, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adatah Tuhanmu '

Ia salah ucap karena terlalu gembiranla.'8o

Manfaat tobat dan istigfar itu tidak terbatas pada pengam_

punan dosa dan keselamatan dari siksa neraka. l-ebih dari itu,

tobat dan istigfar bisa menghilangkan perasaan cemas dan susah

serta menambah rezel<l Allah akan mengubah keadaan setiap

hamba yang banyak istigfar dari resah menjadi gembira, dan

dari sedih menjadi lapang, serta membuka pintu rezeki,kebaha-

giaan dan ketenangan.

Ibnu Abbas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"Barangsiapa selatu istighfar kepada Allah maka ,qtUn oton

memberikan jalan keluar dari semua kesempitan, kebahagiaan karena

lepas dari kesusahanrrye dan Allah memberinya rezekiyng tidak pernah

diduganla'8r

Allah ta'ala berfirman,

"...Mohonlah ampun kepada Tuhan kaliary sesungguhnla Dia adalah

Maha Pengampun. Niscala Dia akan menurunkan hujan kepada kalian

dengan lebat dan membarytakkan harta dan anak-anak kalian dan

mengadakan untuk kalian kebun-kebun dan mengadakan pula (di

dalamryta) untuk kalian sungai-sungaa " (Nuh: 10-12)

**,


TURUNNYA ISA BIN MARYAM A.S.

DI AKHIR ZAMAN

Umat Islam sepakat bahwa Allah ta'ala telah menyelamatkan

Nabi Isa a.s. dari tipu daya orang-orang Yahudi yang mau mem-

bunuhnya, dengan mengangkatnya ke langit. Ia masih tetap

hidup sampai sekarang dan akan turun ke bumi di akhir zaman,

di menara putih sebelah timur Damaskus. Lalu ia membunuh

Dajjal, melaksanakan syariat Nabi Muhammad saw., sebagai

penguasa yang adil, dan mengumpulkan semua manusia ke da-

lam satu agamayaitu Islam. Ia berada di bumi beberapa tahun

setelah turunnya, kemudian Allah mewafatkannya, dan orang-

oran g I slam pun menshalati ienazahny a dan me nguburkannya'

Demikian seterusnya sebagaimana dijelaskan dalam hadits-

hadits shahih dari Nabi Muhammad saw.

Dalam hal ini, umat Islam berpijak pada dalil-dalil Al-Qur'an,

Sunnah yan g mutawatir,dan ijma umat Islam, seperti yang akan

dijelaskan di bawah ini, insya Allah.

lsa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman - 155

Untuk membahas turunnya Al-Masih Isa a.s. di akhir zaman,

penulis akan mengurainya di dalam topik-topik berikut.

A. DAIIL.DALII TENTANG TURUNNYA AI.MASIH

Dalil-Dalil Al-Our'an dan Kandungannya

Di dalam Al-Qur'an terdapat empat ayat yang dijadikan para

ulama sebagai dalil turunnya Isa a.s. di akhir zaman,

"Tidak ada seorang pun dari Ahti Kitab kecuari akan beiman

kepadaryta (Isa) sebelum kematiannlta. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu

akan menjadi saksi terhadap mereka.', (an-Nisaa,: 159)


"Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba_

tiba kaummu (Qura$) bersorak karenanla." (az-Zukhruf:57)


"Isa tidak lain hanlalah seorang hambayng Kami berikan kepada

nya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (ke-

kuasaan Allah) untuk bani Israel.', (az-Zukhruf: 59)


_ "Dan sesungguhryta Isa itu benar-benar memberi pengetahuan tentang

hari Kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang Kiamat itu

d an ikutilah A ku. I nil ah j a I an yng hffns.,, (az-Zukhruf: G1)


"Apahila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang)

maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah

mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah ilu kamu bo-

leh membebaskan mereka atau menerima tehtsan sampai perang berhenti

Demikianlah apakla Allah menghendaki niscaya Allah akan memhinasa-

kan mereka, tetapiAllah hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian

yng lain. Dan orang-orang lang gugur pada ialan Allah, Allah tidak

akan menyia- nltiakan amal mereka " (Muhammad: 4)


" ( I ng at I ah ), k e tik a mal aikat be r k at a,' H ai M ary am, s e s ungguhnl a

Allah menggemhirakan kamu dengan kelahiran sezrang putra yng

(diciptakan) dengan kalimat (1ang datang) dai pada Nya' namania

At-Masih Isa putra Maryam, selrang terkemuka di dunia dan di akhirat

dan termasuk urang-lrang yng didekatkan (kepada Allah), dan dia

berhicara dengan mantuia saat dalam buaian dan ketika sudah dewasa,

dan dia termasuk di antara nrang-lrang Jang saleh. 


Related Posts:

  • Isa almahdi akhir zaman 3 enolong agama Allah. Kami berimankepadaAllah; dan salcsikanlah bahwa sesungguhryta kami adalah orang-zrang lang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepadaapayng telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti ra… Read More