anut masyarakat. Sehingga seseorang selalu menampilkan dirinya tetap
bersahaja. Tidak di luar kebiasaan yang wajar dan dikenali masyarakat.12
Namun demikian, pendidik juga perlu menunjukkan sifat marah kepada
anak didik, jika melakukan kesalahan berulang kali. Perilaku marah yang
proporsional ini dicontohkan Rasul saw. sebagai berikut:
انَثَّدح ُةَلمرح نب ىيحي ُّيِبيِجُّتلا انربخَأ دبع هللا نب ٍبهو يِنربخَأ ُةويح
يِنَثَّدح نبا داهْلا نع يِبَأ ِرْكب ِنب ٍمزح نع َةرمع يِنعي تنِب دبع ِنمحَّرلا نع
َةشئاع ِجوز ِّيِبَّنلا ىلص هللا هيَلع ملسو نَأ َلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو
َلاَق اي ُةشئاع نِإ هللا قيفر ُّبحي قْفِّرلا يطعيو ىَلع ِقْفِّرلا ام اَل يطعي ىَلع
فنعْلا امو اَل يطعي ىَلع ام هاوس11.
11 Artinya: Hadis Harmalah ibn Yahya at-Tujibiyyu, hadis Abdullah ibn Wahbin, hadis
Haiwah, hadis ibn Hadi dari Abi Bakr ibn Hazmin dari ‘Amrah yaitu binti Abdurrahman dari
Aisyah istri Rasul saw. bahwa Rasul saw. bersabda: Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah swt.
Maha lembut dan suka pada kelembutan. Dia memberikan pada orang yang lembut apa yang
tidak diberikan pada orang yang kasar dan apa yang tidak diberikan kepada selainnya. Hadis
ini tergolong syarif marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong tsiqah dan
tsiqah tsubut dan tsiqah hafiz dan shaduq. Naisaburi, Shahih Muslim, juz 4. h. 2003.
12 Nawawi, Syarah an-Nawawi, juz 6, h. 307.
انَثدح دَّمحم نب ٍماَلس َلاَق انربخَأ ُةدبع نع ٍماشه نع هيِبَأ نع َةشئاع تَلاَق
َناَك ُلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو اَذِإ مهرمَأ مهرمَأ نم ِلامعَأْلا امِب
87
Ibn Hajar menjelaskan hadis di atas, perkataan sahabat bahwa keadaan
mereka tidak sama dengan keadaan Rasul saw. dan Rasul saw. marah kepada
sahabat. Sebab tingginya kedudukan Rasul saw. tidak harus menjadikannya
sebagai orang yang malas dalam beribadah. Pelajaran yang dapat diambil
bahwa pendidik perlu menunjukkan sikap marah jika melihat penyimpangan
dalam masalah keberagamaan anak didik.14
Selain marah terhadap hal-hal yang tidak wajar (negatif) yang dilakukan
anak didik, pendidik juga harus menunjukkan sifat pemaaf, sebab Rasul saw.
memberitakan sifat pemaaf ini dapat menjadikan guru sebagai orang
yang mulia di sisi Allah swt., sebagaimana hadis berikut:
Hadis di atas menjelaskan bahwa sifat pemaaf yang dimiliki pendidik akan
membuahkan hasil yang sangat banyak dan nilai dengan kualitas tinggi di sisi Allah swt.
َنوُقيطي اوُلاَق اَّنِإ انسَل كتَئيهَك اي َلوسر هللا نِإ هللا دَق رَفَغ كَل ام مَّدَقت نم
كِبنَذ امو رَّخَأت بضغيَف ىَّتح فرعي بضغْلا يف هِهجو َّمُث ُلوُقي نِإ مُكاَقتَأ
مُكمَلعَأو هللاِب انَأ13.
… يِنَثَّدح وبَأ ٍموحرم دبع ِميحَّرلا نب نوميم نع ِلهس ِنب ذاعم ِنب ٍسنَأ
ِّيِنهجْلا نع هيِبَأ نع ِّيِبَّنلا ىلص هللا هيَلع ملسو َلاَق نم مَظَك اًظيَغ وهو
عيطتسي ْنَأ هَذفني هاعد هللا موي ةمايقْلا ىَلع ِسوءُر ِقئاَلخْلا ىَّتح هرِّيخي يف ِّيَأ
ِروحْلا ءَاش15….
13 Artinya: Hadis Muhammad ibn Salam, katanya hadis ‘Abdah dari Hisyam dari ayahnya
dari Aisyah r.a. katanya, Rasul saw. bersabda: Jika Rasul saw. menyuruh mereka (sahabat),
beliau menyuruh perbuatan yang mampu mereka kerjakan, lalu mereka berkata: Kami
bukan seperti engkau, wahai Rasulullah! Sesungguhnya Allah telah mengampuni semua
kesalahan engkau yang telah lampau dan yang akan dating. Rasul saw. marah dan terlihat
kemarahannya ini di wajahnya. Beliau bersabda: Sesungguhnya yang paling bertakwa
dan paling mengenal Allah di antara kalian yaitu saya. Hadis ini tergolong syarif marfu’
dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong tsiqah dan tsiqah tsubut dan tsiqah rubama
dallasa. Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz 1, h. 70.
14 Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhil al-Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih al-
Bukhari (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1379 H), juz 1, h. 71.
15 Artinya: Hadis Abu Marhum Abdurrahim ibn Maimun dari Sahl ibn Mu’az ibn Anas al-Juhani
dari ayahnya dari Nabi saw. bersabda: Barangsiapa menahan kemarahan padahal ia mampu
melakukannya, niscaya Allah swt. Akan memanggilnya di hari kiamat di atas makhluk lainnya
dan menawarkan padanya ‘’bidadari mana yang ia kehendaki’’. Imam al-Tirmizi, Sunan at-Tirmizi,
tahqiq Ahmad Syakir, cet. 2 (Kairo: Abu Isa Muhammad ibn Isa Mustafa al-Halabi, 1978), 47.
Hadis-Hadis Tentang Pendidik (Zainuddin)
88
Sebaliknya, jika anak didik melakukan hal-hal positif, pendidik juga mestilah
memberikan pujian terhadap perilaku positif anak didik. Sebagaimana Rasul
saw. mencontohkan berikut:
Hikmah hadis di atas, bahwa Rasul saw. menunjukkan rasa senangnya
dan karena kekagumannya pada Thalhah, Rasul saw. memuji dengan perkataan
‘’bagus’’. Kata ibn Hajar, maksudnya mengagungkan sesuatu dan kagum karena
peristiwa ini .17
Dengan demikian, tugas pendidik dalam pendidikan Islam sangat kompleks,
meliputi tugas membantu pertumbuhan dan perkembangan anak didik pada
asfek jasmaniah dan rohaniah. Sehingga Rasul saw. memberikan kepercayaan
yang tinggi kepada “pendidik’’ muslim untuk menjadikan anak didik menjadi
muslim pula. Sebagaimana sabda Rasul saw. berikut:
انَثَّدح دبع هللا نب فسوي انربخَأ كلام نع قاحسِإ ِنب دبع هللا ِنب يِبَأ َةحْلَط
هَّنَأ عمس سنَأ نب كلام يضر هللا هنع ُلوُقي َناَك وبَأ َةحْلَط رَثْكَأ ِراصنَأْلا
ةنيدمْلاِب اًلام نم ٍلخن َناَكو ُّبحَأ هلاومَأ هيَلِإ ءَاحريب تناَكو َةَلِبْقتسم
دِجسمْلا َناَكو ُلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو اهُلخدي برشيو نم ءٍام اهيف
ٍبِّيَط َلاَق سنَأ اَّمَلَف تَلِزنُأ هذه ُةيآْلا نَل اوُلانت َّرِبْلا ىَّتح اوُقفنت اَّمم َنوُّبحت ماَق
وبَأ َةحْلَط ىَلِإ ِلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو َلاَقَف اي َلوسر هللا نِإ هللا
كرابت ىَلاعتو ُلوُقي نَل اوُلانت َّرِبْلا ىَّتح اوُقفنت اَّمم َنوُّبحت نِإو َّبحَأ يلاومَأ
َّيَلِإ ءَاحريب اهَّنِإو ٌةَقدص هلل وجرَأ اهَّرِب اهرخُذو دنع هللا اهعضَف اي َلوسر هللا
ُثيح كارَأ هللا َلاَق َلاَقَف ُلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو ٍخب كلَذ ٌلام حِبار
كلَذ ٌلام حِبار16….
16 Artinya: Hadis Abdullah ibn Yusuf, hadis Malik dari Ishak ibn Abdullah ibn Abi Thalhah,
dia mendengar Anas ibn Malik ra. berkata, bahwa harta kebun Abu Thalhah lebih banyak
dari orang-orang Anshar di Madinah, katanya adapun harta yang paling saya cintai yaitu
(kebun) di Bairaha, maka kebun itu saya sedekahkan karena Allah. Saya berharap kebaikannya
di sisi Allah, maka manfaatkanlah sesuai dengan yang ditunjukkan oleh Allah kepada engkau
ya Rasulullah. Rasul bersabda: Bagus, itu harta yang menguntungkan. Hadis di atas tergolong
syarif marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong tsiqah mutqinun dan tsiqah
dan ra’su mutqinun. Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz 5, h. 396.
17 Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, juz 5, h. 397.
89
Apa yang telah dipaparkan di atas yaitu karakter yang sangat penting
yang tidak boleh ditinggalkan oleh setiap pendidik. Pendidik dalam masyarakat
modern yang ideal seperti dalam masyarakat Islam, lebih dari sekedar petugas
yang mendapat gaji dari pemerintah atau organisasi swasta semata. Ia hendaknya
memahami dirinya lebih dari itu. Bahwa ia yaitu teladan yang akan ditiru
anak didiknya, baik cara bersikap, berucap maupun berperilaku. Ia diharapkan
untuk memperlakukan murid-murid tidak seperti domba atau ternak yang
perlu digembala dan didisiplinkan, melainkan sebagai manusia yang mudah
dipengaruhi, yakni sifat-sifatnya yang mesti harus dibentuk dan harus dididik
olehnya untuk mengenal aturan moral, etika, estetika dan spiritual yang dianut
oleh masyarakat. Oleh karena itu, Islam mengisyaratkan bahwa seorang pendidik
diwajibkan untuk memenuhi syarat, bukan hanya orang yang pandai tapi juga
orang yang berbudi, orang yang beriman yang perbuatannya sendiri dapat
memberikan pengaruh pada pikir, jiwa dan akhlak muridnya. Pendidik dalam
menunaikan tugasnya sebagai pendidik hendaknya pandai dan menguasai
berbagai macam metode dan tekhnik pendidikan.
Al-Kanani, sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, menyatakan bahwa
ada beberapa persyaratan menjadi seorang pendidik yakni:
1. Yang berkenan dengan dirinya sendiri
2. Yang berkenan dengan pelajaran, dan
3. Yang berkenan dengan muridnya.19
Tiga persyaratan menjadi seorang pendidik seperti di atas, dapat dilihat
penjelasan berikut ini:
Pertama, syarat-syarat guru (pendidik) berhungan dengan dirinya, yaitu:
يِنَثَّدح قاحسِإ نب ميهاربِإ انربخَأ دبع ِقاَّزَّرلا انربخَأ رمعم نع ٍماَّمه نع يِبَأ
َةريره َلاَق َلاَق ُلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو ام نم دوُلوم الِإ دَلوي ىَلع
ةرْطفْلا هاوبَأَف هِنادِّوهي هِنارِّصنيو امَك َنوجتنت َةميِهبْلا18….
18 Artinya: Hadis dari Ishak ibn Ibrahim, hadis Abdurrazzak, hadis Ma’mar dari Hammam
dari Abu Hurairah berkata, Rasul saw. bersabda: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,
maka kedua orang tuanya (sebagai pendidik) yang menjadikannya sebagai pengikut (berpola
hidup) Yahudi atau Nasrani, sebagaimana seekor ternak melahirkan ternak pula. Hadis di
atas tergolong syarif marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong tsiqah dan
tsiqah tsubut dan tsiqah lam yattasil. Bukhari, Shahih al-Bukhari, h. 303.
19 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 89.
Hadis-Hadis Tentang Pendidik (Zainuddin)
90
1. Guru (pendidik) hendaknya senantiasa insaf akan pengawasan Allah
swt. terhadapnya dalam segala perkataan dan perbuatan bahwa ia memegang
amanat ilmiah yang diberikan Allah swt. kepadanya.
2. Guru (pendidik) hendaknya memelihara kemuliaan ilmu.
3. Guru hendaknya bersifat zuhud.
4. Guru (pendidik) hendaknya tidak berorientasi duniawi yang mengutamakan
kedudukan, popularitas yang menyebabkan ia bangga diri.
5. Guru (pendidik) hendaknya menjauhi mata pencaharian yang hina dalam
pandangan syara’ dan menjauhi situasi yang mendatangkan fitnah.
6. Guru (pendidik) hendaknya memelihara syari’at Islam.
7. Guru (pendidik) hendaknya rajin melaksanakan hal-hal yang sunat yang
dianjurkan oleh ajaran Islam.
8. Guru (pendidik) hendaknya memelihara akhlak yang mulia.
9. Guru (pendidik) hendaknya pandai memanfaatkan waktu yang luang.
10. Guru (pendidik) hendaknya rajin meneliti, menyusun dan mengarang dengan
memperhatikan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk itu.
Kedua, syarat-syarat yang berhubungan dengan pelajaran, yaitu:
1. Guru (pendidik) ketika hendak mengajar sebelum keluar dari rumah
hendaknya bersuci dari hadas dan kotoran serta mengenakan pakaian
yang baik dengan maksud menghargai ilmu dan syari’at.
2. Guru (pendidik) ketika keluar dari rumah hendaknya selalu berdo’a agar
tidak sesat dan menyesatkan dan terus berzikir kepada Allah swt. hingga
sampai ke majelis pembelajaran.
3. Guru (pendidik) hendaknya memosisikan dirinya pada tempat yang
dapat dilihat oleh anak didik.
4. Sebelum mengajar mestinya guru membaca basmallah, do’a untuk mendapatkan
barkah Allah.
5. Guru (pendidik) hendaknya mengajarkan hierarki keilmuan dalam bidang
keahliannya.
6. Guru (pendidik) hendaknya dapat mengatur suara dengan baik.
7. Guru (pendidik) hendaknya mengendalikan majelis dan mengontrol
agar tidak menyimpang dari fokus.
8. Guru (pendidik) hendaknya menegur anak didiknya yang tidak menjaga
kesopanan.
91
Ketiga, karakter guru (pendidik) di tengah para anak didiknya:
1. Guru (pendidik) mestinya mengajar dengan niat mengharapkan keridhaan
Allah swt.
2. Tidak menolak mengajar anak didik yang tidak lulus dan ikhlas belajar.
3. Mencintai anak didiknya.
4. Memberikan motivasi anak didik dalam belajar.
5. Berusaha menyampaikan materi pelajaran agar anak didiknya dapat
memahaminya.
6. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya.
7. Bersikap adil terhadap semua anak didiknya dan terus melakukan pemantauan
terhadap perkembangan anak didik.
Di samping itu hendaknya seorang pendidik memiliki kecakapan dalam
bidang administrasi, dinamisasi, inovasi, motivasi dan evaluasi yang akan
dipakai ketika mendidik anak didiknya.
Semua kalimat di atas ini meliputi karakter seorang pendidik dalam menjembatani
anak didik menuju kesempurnaannya. Namun hal seperti itu tidak cukup
kalau tidak disertai dengan kesejahteraannya. Karena pendidik di era klasik
dengan era modern sekarang ini berbeda zaman. Untuk menginternalisasikan
dan mendapati tujuan yang mulia itu butuh biaya. Karena itu, semestinya
guru bekerja secara maksimal, demikian pula pemerintah atau organisasi
swasta, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap keilmuan dan finansial
terhadap pendidik sehingga pendidik benar-benar berkonsentrasi pada dirinya
sebagai seorang pendidik.
III. Penutup
Pendidikan bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dan membentuk
kepribadian yang menyeluruh meliputi aspek spiritual, intlektual, imajinatif,
pisik, ilmiah, bahasa, baik secara individu maupun kolektif.
Tujuan akhir pendidikan muslim yaitu perwujudan ketundukan kepada
Allah. Untuk bisa mencapai kepada tujuan ini diperlukan pendidik yang
memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan tuntunan agama. Pendidik/
guru memegang peranan yang penting dan strategis. Sebagai pendidik, guru
merupakan agent of social change yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku
manusia menuju yang lebih baik, lebih bermartabat dan lebih mandiri.
Untuk menjalankan tugas ini guru dituntut memiliki segenap kompetensi,
sifat penyayang, mampu memberikan pujian pada peserta didik, senantiasa
Hadis-Hadis Tentang Pendidik (Zainuddin)
92
menambah ilmu pengetahuan, mencari tahu keadaan peserta didik, dan memiliki
sikap lemah lembut, di mana yang satu dengan lainnya terintegrasi dalam
kepribadiannya secara utuh (wholistic personality).
Dalam perjalanannya seorang guru dituntut untuk mau dan manpu mengem-
bangkan dirinya agar keberadaannya dapat menjadi sosok penerus sebuah
cita-cita bangsa. Untuk itu guru sudah selayaknya mendapat perhatian yang
serius baik mengenai pengembangan dirinya maupun dari segi finansial yang
diterimanya. Ironis jika tugas guru masih dianggap sebuah tugas ikhlas tanpa
bayaran. Karena jika ini terjadi maka keprofesionalan guru tak akan dapat
diwujudkan, dan kemajuan sebuah negara pun akan terancam.
93
HADIS HADIS TENTANG
LEMBAGA PENDIDIKAN
Masdar Limbong
I. Pendahuluan
Pendidikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen
yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Adapun komponen yang termasuk
dalam sistem pendidikan ialah komponen tujuan, komponen pendidik, komponen
peserta didik, komponen alat, dan komponen lingkungan. Salah satu komponen
yang penting dalam sistem pendidikan ialah lembaga. Agar semua komponen
ini dapat berfungsi secara baik, maka diperlukan suatu lembaga pendidikan.
Lembaga sebagai sarana tempat berlangsungnya proses pendidikan. Lembaga
dapat dilihat dari berbagai bentuk sesuai dengan sifat atau bentuk pendidikan
yang dilaksanakan. Apabila pendidikan yang dilaksanakan bersifat formal, maka
lembaga yang dikenal ialah madrasah atau sekolah, apabila bentuk pendidikan
informal, maka lembaganya ialah keluarga. Apabila bentuk pendidikan nonformal,
maka lembaga yang dapat digunakan sangat luas, antara lain mesjid, kantor,
dan di tempat-tempat lain yang berkembang di masyarakat.
Dalam pembahasan ini secara khusus akan menguraikan tentang hadis-hadis
lembaga pendidikan sebagai sarana atau tempat berlangsungnya proses pendidikan.
Apabila berangkat dari perspektif hadis tentu saja lembaga pendidikan yang
dibicarakan dalam hadis sangat berbeda dengan lembaga pendidikan yang ada
sekarang. Ini dipengaruhi oleh faktor perkembangan sistem peradaban dan ilmu
pengetahuan. Semakin maju sistem peradaban manusia akan berpengaruh kepada
cara hidup, termasuk dalam aspek sarana dan prasarana pendidikan. Lembaga
pendidikan semakin maju, baik dari segi fisik bangunan maupun dari segi fasilitas
pendidikan yang digunakan. Namun keberadaan lembaga pendidikan dalam
menunjang proses pendidikan yang berkualitas sangat penting. Ini telah terbukti
dari sejak jaman Rasulullah saw. melaksanakan misi pendidikan sudah mengarah
kepada pembentukan lembaga pendidikan, walaupun bentuk lembaga yang ada
masih sederhana apabila dibanding dengan lembaga pendidikan yang ada sekarang.
Secara spesifik pembahasan ini akan melihat bagaimana hadis menggambarkan
tentang lembaga pendidikan. Pembahasan ini berangkat dari menguraikan
94
beberapa hadis yang berbicara tentang lembaga pendidikan, eksistensi lembaga,
bentuk lembaga yang ada dan tujuan lembaga.
Membahas tentang tidak terlepas dari meneliti
bagaimana lembaga pendidikan yang ada dan berkembang pada jaman permulaan
Islam, yang tokoh utamanya Muhammad Rasulullah Saw. Lembaga pendidikan
pada jaman Rasul sangat berbeda dengan lembaga pendidikan yang ada sekarang.
Lembaga pendidikan pada jaman Rasul masih bersifat sederhana sekali. Pada
jaman Rasul belum ada lembaga pendidikan seperti madrasah atau sekolah.
II. Pengertian Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan yaitu salah satu faktor penunjang kelangsungan
proses pendidikan. Secara umum dipahami lembaga sebagai institusi tempat
berlangsungnya proses pendidikan yang mempunyai struktur dan program
kegiatan dibidang pendidikan. Di Indonesia lembaga pendidikan sudah merupakan
bagian yang sangat menentukan dalam mencapai kualitas pendidikan. Sehingga
dalam perundang-undangan pendidikan telah diatur bagaimana standar suatu
lembaga pendidikan yang memadai.
Lembaga dapat juga diartikan dengan badan atau organisasi penyelenggara
suatu kegiatan, maka dalam pendidikan lembaga ialah sebagai badan yang
menyelenggarakan program pendidikan. Apabila dikaitkan kepada lembaga
pendidikan yang ada pada permulaan Islam, lembaga yang ada masih bersifat
sederhana belum mempunyai struktur organisasi yang lengkap dan profesional
seperti yang ada sekarang. “Lembaga pendidikan dalam Islam telah dikenal
sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw, rumah
al Arqam ibn Abi al-Arqam merupakan lembaga pendidikan pertama.”1
sesudah agama Islam datang, Rasulullah bermaksud hendak mempersatukan
suku-suku bangsa ini, dengan jalan menyediakan suatu tempat pertemuan.
Di tempat ini semua penduduk dapat bertemu untuk mengerjakan ibadat dan
pekerjaan-pekerjaan atau upacara-upacara lain. Maka Nabi mendirikan sebuah
masjid, dan diberi nama “Baitullah”2
Di masjid ini kaum Muslimin dapat bertemu mengerjakan ibadah, belajar,
mengadili perkara-perkara, jual beli dan upacara-upacara lain. Kemudian ternyata
bahwa banyak terjadi hiruk -pikuk yang mengganggu orang-orang yang sedang
bersembahyang. Maka dibuatnyalah satu tempat yang khas untuk sembahyang,
1 Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 99.
2 Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta, Pustaka Al-Husna, 1990),
h. 117.
95
dan satu lagi khas untuk jual beli. Tempat yang dibuat khas untuk sembahyang,
terletak jauh dari hiruk-pikuk: Tempat itu dinamai “masjid”. Masjid ini memegang
peranan besar untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan
jiwa mereka.
Di lembaga-lembaga pendidikan yang ada pada jaman Rasul yang berperan
sebagai guru atau sebagai yang pertama, yaitu Nabi Muhammad saw. Di sinilah
Nabi Muhammad saw. mengumpulkan sekumpulan kecil pengikut-pengikutnya
yang percaya kepadanya secara diam-diam. Di rumah inilah beliau mengajar
kumpulan kecil ini, ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan melalui Malaikat Jibril,
dan membentuk ideologinya sesuai dengan ajaran-ajaran Islam yang mulia.”3
III. Hadis-Hadis yang Berkaitan dengan Lembaga Pendidikan
1. Priode Makkah (Rumah)
Pada priode makkah lembaga pendidikan sudah ada, tetapi masih bersifat
sederhana. Adapun lembaga pendidikan Islam pada priode Makkah ialah rumah.
Islam mengenal lembaga pendidikan atau pusat pendidikan semenjak detik-
detik awal turunnya wahyu kepada Nabi saw. Rumah al-Arqam bin Abi Al-Arqam
merupakan lembega pendidikan pertama. Guru agung yang pertama ialah Nabi
Muhammad saw, beliau mengumpulkan sekumpulan kecil pengikut-pengikutnya
yang percaya kepadanya secara diam-diam. Dirumah inilah beliau mengajar
kumpulan kecil ini, ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan melalui Malaikat Jibril
dan membentuk ideologinya sesuai dengan ajaran-ajaran Islam yang mulia.4
Di rumah al-Arqom, nabi juga menerima tamu dan orang-orang yang hendak
memeluk agama Islam atau menanyakannya hal-hal yang berkaitan dengan
agama Islam. Di rumah al-Arqam inilah terbentuk Jamaah Islamiyah yang
pertama. Selain daripada itu Nabi juga mengajarkan agama Islam di rumah
beliau sendiri, bila ada orang datang berkunjung kepada beliau.
Fungsi rumah zaman Rasul sangat penting, tidak hanya sebagai tempat
tinggal keluarga, melainkan berperan sebagai lembaga pembinaan umat. Dalam
Islam juga banyak penegasan yang berkaitan dengan peran keluarga sebagai
pendidik.
Rumah sebagai lembaga pendidikan, berarti akan membahas tentang
pedidikan yang berlangsung dalam keluarga, karena keluarga yaitu sebagai
unit masyarakat terkecil yang memberikan warna kehidupan masyarakat. Keluarga
3 Suwito, Sejarah Sosial, h. 258.
4 Ibid.
Hadis-Hadis Tentang Lembaga Pendidikan (Masdar Limbong)
96
sebagai lembaga pendidikan pertama yang akan mempengaruhi perkembangan
kepribadian anak. Dalam teori pendidikan dikenal tiga sektor pendidikan, yaitu:
“Pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal.”5
Ketiga sektor di atas dapat dipahami bahwa sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, keluarga sebagai lembaga pendidikan informal dan masyarakat
sebagai lembaga pendidikan nonformal.
Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dalam mempengaruhi
perkembangan anak sangat ditentukan oleh peran dan tanggung jawab orang
sebagai pimpinan lembaga. Pentingnya lembaga pendidikan keluarga dapat
dilihat melalui hadis berikut.6
Dari hadis di atas jelaslah bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Hadis di atas memberikan petunjuk kepada keluarga sebagai lembaga
pertama dalam menanamkan pendidikan kepada anak. Dikemukakan dalam
hadis bahwa anak lahir dalam keadaan fitrah, artinya suci bersih yang belum
terkontaminasi oleh lingkungan, maka lingkungan pertama yang mempengaruhinya
ialah keluarga. Allah swt. berfirman dalam surat al-Tahrim/...: 6, Hari orang-
orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu…
Salah satu upaya keluarga untuk memelihara diri dan keluarga dari siksa
neraka yaitu penegakan salat. Hadis berikut menegaskan pendidikan salat
dalam keluarga.7
انثدح وبا ناميلا انبرخا بيعش لاق نإف ابا ةريره يضر للها هنع ناك ثديح
لاق بينلا ىلص للها هيلع ملسو ام نم دولوم دلوي ىلع ةرطفلا هاوبأف هنادوهي وا
هنارصني وا هناسجيم.
5 UU. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 8
6 Artinya: “Hadis dari Abu Al-Yaman ia berkata dari Syu’aib diriwayatkan dari Abi Hurairah
r.a, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka
kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak ini beragama Yahudi, Nasrani ataupun
Majusi.” Berdasarkan takhij hadis menunjukkan bahwa hadis di atas tergolong syarif marfu’
sedangkan ditinjau dari segi kualitas perawi, berdasarkan penelurusan yang dilakukan bahwa
kualitas perawi yang sebagian tsiqah dan tsiqah tsubut. Abu Abdullah bin Muhammad Isma’il,
Shahih Bukhari, juz 1 (Riyadh: Idarat al-Bahts al-Ilmiah, tt), h. 25.
7 Artinya: Dari Jaddah berkata Rasulullah saw; Ajarilah (didiklah) anak-anakmu dengan
salat, jika telah berusia tujuh tahun dan pukullah (jika meninggalkan salat) dia jika telah berusia
sepuluh tahun. Hadis ini tergolong syarif marfu’ muttashil dengan sanad wahid, adapun
kualitas perawinya yaitu siqah, siqah hafiz, la ba’sa bihi, dan siyah al ‘ajali. Hadis ini
dapat juga di-takhrij pada Sunan Abu Daud bab salat hadis nomor 417 dan Sunan ad-Darimy
bab salat hadis nomor 1395. O1eh Abu al-Isya hadis in; dikatakan sebagai hadis hasan shahih.
97
Hadis ini secara jelas memerintahkan kepada orang tua agar memberi
pendidikan sholat kepada anak-anak jika telah berusia tujuh tahun, dan jika
pada usia sepuluh tahun anak tidak juga mau melaksanakan shalat (meninggalkan
sholat) maka orang tua boleh memukulnya, tetapi bukan memukul anak dengan
kasar dan keras sampai anak merasa tersiksa, yang dianjurkan Rasul yaitu
memukulnya sebagai peringatan dan tidak melampui batas kasih sayang. Berkaitan
dengan tanggungjawab orang tua sebagai pemimpin dan penanggungjawab
pendidikan dapat dilihat dalam hadis berikut:
Hadis-Hadis Tentang Lembaga Pendidikan (Masdar Limbong)
نع ديبع ِنب ىيحي نع ِّينِاهبصَأْلا ِنب َناميَلس نب دَّمحم انَثَّدح ُةبيتُق انَثَّدح
ملسو هيَلع هللا ىلص ِّيبَِّنلا ِبيِبر َةمَلس يِبَأ ِنب رمع نع ٍحابر يِبأَ ِنب ءِاَطع
بهْذيل هللا ديِري امَّنِإ ملسو هيَلع هللا ىلص ِّيبَِّنلا ىَلع ُةيآْلا هذه تَلزن اَّملَ َلاَق
َةمطاَف اعدَف َةمَلس ِّمُأ تيب يف ايرِهْطت مُكرِّهَطيو تيبْلا َلهَأ سجِّرلا مُكنع
َّمهللا َلاَق َّمُث ءٍاسكبِ هَللجَف هِرهَظ فْلخ ٌّيلعو ءٍاسكبِ مهَللجَف انيسحو انسحو
انَأو َةمَلس ُّمُأ تلَاَق ايرِهْطت مهرِّهَطو سجِّرلا مهنع بهْذَأَف يتيب ُلهَأ ءِالَؤه
اَذه ىسيع وبَأ َلاَق ٍريخ ىَلع تنَأو كِناَكم ىَلع تنَأ َلاَق هللا َّيِبن اي مهعم
8.َةمَلس يِبَأ ِنب رمع نع ءٍاَطع ثيدح نم هجوْلا اَذه نم بيِرَغ ٌثيدح
8 Ketika turun ayat: “Sesugguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersihnya” di rumah Umm Salmah maka
Nabi memanggil Fatimah, Hasan dan, Husein maka mereka diselimuti dengan satu kain dan
Ali dibelakangnya kemudian Nabi berkata: Ya Allah mereka adala keluargaku (ahli bait)
maka jauhkanlah dari mereka perbuatan dosa dan bersihkanlah mereka dengan sebersihnya.
Umm Salmah berkata: Apakah saya beserta mereka ya Nabi Allah, Nabi berkata: engkau
lebih baik. HR at-Tirmizi. (Hadis Garib). Berdasarkan takhrij hadis yang dilakukan bahwa
hadis di atas tergolong syarif marfu’ sedangkan ditinjau dari segi kualitas perawi, maka
perawinya yaitu siqah, siqah tsubut, yang diambil dari Sunan Tirmizi, dalam Kitab Tafsir
al-Qur’an yang langsung dari Rasulullah pada Bab Surat Al-Ahzab, h. 3129.
نيهلجا ةبرس نب عيبرلا نب زيزعلا دبع نب ةلمرح انبرخا رجح نب يلع انثدح
للها لوسر لاق لاق هدج نع هيبا نع ةبرس نب عيبرلا نب كبلما دبع همع نع
نب اهيلع هوبرضاو يننس عبس نبا ةلاصلا بيصلا اوملع ملسو هيلع للها ىلص
.ةرشع
98
Apabila diambil penjelasan dari hadis di atas, maka keluarga sebagai
lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat kedua orang dan anak-anak
sebagai unit kelurga. Sebagai penanggung jawabnya ialah orang tua, yang
berperan dalam memberikan pendidikan kepada semua anggota keluarga.
Lembaga pendidikan keluarga yang dimaksud dalam penjelasan ini tidak sama
dengan lembaga pendidikan formal yang ada sekarang. Namun apabila dilihat
secara general, maka dalam lembaga ada penanggungjawab, maka orang tualah
sebagai pimpinan dan penanggungjawab pendidikan di lembaga keluarga
ini. Ini ditegaskan dalam salah satu hadis sebagai berikut:9
Melalui hadis di atas jelaslah bahwa kepemimpinan orang tua dalam
keluarga sebagai wujud dari tanggungjawab. Kepemimpinan dalam konteks
ini berarti melindungi semua anggota keluarga, sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara baik. Tugas dan tanggung jawab kepemimpinan bagi di
keluarga ataupun di lembaga lain yaitu memberikan contoh atau pembinaan
kearah yang lebih baik. Termasuk dalam membekali anak dengan pendidikan
agama yang memadai.
Dalam memelihara fitrah anak peran dan tanggung jawab keluarga sangat
menentukan, sekalipun banyak lembaga pendidikan yang siap menampung
anak dalam mendapatkan pendidikan, namun orang tua harus membekali anak
terlebih dahulu sebelum masuk kelembaga-lembaga pendidikan ini .
نعو دبع هللا نب رمع ُلوُقي تعمس َلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو ُلوُقي
مُكلُك ٍعار مُكلُكو ٌلوُئسم نع هتَّيعر مامِإْلا ٍعار ٌلوُئسمو نع هتَّيعر ُلجَّرلاو
ٍعار يف هلهَأ وهو ٌلوُئسم نع هتَّيعر ُةَأرمْلاو ٌةيعار يف تيب اهِجوز ٌةَلوُئسمو
نع اهتَّيعر مداخْلاو ٍعار يف ِلام هدِّيس ٌلوُئسمو نع هتَّيعر َلاَق تبسِحو ْنَأ دَق
َلاَق ُلجَّرلاو ٍعار يف ِلام هيِبَأ ٌلوُئسمو نع هتَّيعر مُكلُكو ٍعار ٌلوُئسمو نع
هتَّيعر.
9 Artinya: Dari ibn Umar ra., dari Nabi saw., beliau bersabda: “Kalian yaitu pemimpin dan
kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian, seorang penguasa yaitu
pemimpin, seorang suami yaitu seorang pemimpin seluruh keluarganya, demikian pula seorang
istri yaitu pemimpin atas rumah suami dan anak-anaknya. Kalian yaitu pemipin yang akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian. (Riwayat Bukhari dan Muslim).
99
“Mesjid sebagai lembaga pendidikan menerima anak-anak sesudah mereka
dibesarkan dalam asuhan orang tuanya. Keluarga muslim yaitu pelindung
pertama, tempat anak di besarkan dalam suasana pendidikan Islam.”10
Yang dimaksud dengan keluarga muslim ialah sepasang suami istri yang
kedua tokoh intinya (ibu dan ayah) berpadu dalam merealisasikan tujuan
pendidikan. Untuk itulah pembinaan keluarga disyari’atkan. Adapun tugas
dan tanggungjawab utama keluarga sebagai lembaga pendidkan pertama
an-Nahlawi mengemukakan sebagai berikut:
a. Menegakkan hukum-hukum Allah Swt.
b. Merealisasikan ketenteraman jiwa
c. Melaksanakan perintah Rasulullah s.a.w.
d. Merealiasasikan kecintaan kepada anak-anak dan beberapa dampak edukatifnya.11
Prinsip pendidikan yang harus dilaksanakan dalam keluarga ialah menegakkan
hukum-hukum Allah dalam semua aspek kehidupan keluarga. Firman Allah swt.
dalam Q.S. ar-Rum/30: 21, Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untuk kalian istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan diajadikan-Nya diantara kalian rasa kasih sayang.
2. Priode Madinah
Pada periode Madinah, ketika sistem masyarakat Islam mulai terbina
secara baik, lembaga-lembaga pendidikan turut mengalami perkembangan
dan diversifikasi.
a. Mesjid
Masjid diartikan secara harfiah yaitu tempat sujud karena di tempat
ini setidak-tidaknya seorang muslim lima kali sehari semalam melaksanakan
salat. Fungsi masjid tidak saja untuk salat, tetapi juga mempunyai fungsi lain
seperti pendidikan dan lain sebagainya. Di zaman Rasulullah masjid berfungsi
sebagai tempat ibadah dan urusan-urusan sosial kemasyarakatan serta pendidikan.12
Suatu pesantren mutlak mesti memiliki masjid, sebab di situlah akan
dilangsungkan proses pendidikan dalam bentuk komunikasi belajar mengajar
10 Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam (Bandung:
Diponegoro, 1989), h. 244.
11 Ibid., h. 225.
12 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia (Jakarta: Kencana 2007), h. 63.
Hadis-Hadis Tentang Lembaga Pendidikan (Masdar Limbong)
100
antara kiai dan santri. Masjid sebagai pusat pendidikan Islam telah berlangsung
sejak mass Rasulullah, dilanjutkan oleh Khulafa al-Rasyidin, Dinasti Bani
Umaiyah, Abbasiyah, Fathimiyah, dan dinasti-dinasti lain. Tradisi itu tetap
dipegang oleh para kiai pemimpin pesantren untuk menjadikan masjid sebagai
pusat pendidikan. Kendatipun pada saat sekarang pesantren telah memiliki
lokal belajar yang banyak untuk tempat berlangsungnya proses belajar mengajar,
namun masjid tetap difungsikan sebagai tempat belajar.13
Berkaitan dengan mesjid sebagai lembaga pendidikan yang ada pada
Zaman Rasul dapat dilihat pada hadis berikut:14
انَثَّدح ُليعامسِإ َلاَق يِنَثَّدح كلام نع قاحسِإ ِنب دبع هللا ِنب يِبَأ َةحْلَط ابَأ نَأ
َةَّرم ىَلوم ِليقع ِنب يِبَأ ٍبلاَط هربخَأ نع يِبَأ دقاو ِّيثيللا نَأ َلوسر ىلص هللا هللا
هيَلع ملسو امنيب وه سلاج يف دِجسمْلا ساَّنلاو هعم ْذِإ َلبْقَأ ُةَثاَلَث َلبْقَأَف ٍرَفن نانْثا
ىَلِإ ِلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو بهَذو دحاو َلاَق اَفَقوَف ِلوسر ىَلع هللا
ىلص هللا هيَلع ملسو اَّمَأَف امهدحَأ ىَأرَف ًةجرُف يف ةَقْلحْلا اهيف سَلجَف اَّمَأو رخآْلا
سَلجَف مهَفْلخ اَّمَأو ُثلاثلا ربدَأَف ابهاَذ اَّمَلَف َغرَف ُلوسر ىلص هللا هللا هيَلع ملسو
َلاَق اَلَأ مُكرِبخُأ نع ِرَفَّنلا ةَثاَلثلا اَّمَأ مهدحَأ ىوَأَف ىَلِإ هاوآَف هللا هللا اَّمَأو رخآْلا
ايحتساَف ايحتساَف هللا هنم اَّمَأو رخآْلا ضرعَأَف ضرعَأَف هنع هللا.
13 Ibid.
14 Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ismail, dia berkata: Telah bercerita kepadaku
Malik dari Ishaq bin Abdillah bin Abi Thalhah, sesungguhnya ayah Murrah Maula Aqil bin
Abi Thalib telah memberitakannya dari Abi Waqid al-Laitsi, sesungguhnya Rasulullah saw.
ketika dia lagi duduk (mengajar) di mesjid sedangkan orang banyak (para sahabat) bersamanya
(lagi belajar), tiba-tiba datang tiga orang lalu yang dua orang mendatangi Rasululullah saw.
dan yang satu pergi. Abu waqid al-Laitsi berkata: Lalu kedua orang ini berdiri di hadapan
Rasulullah saw; lalu salah satu dari keduanya melihat ada sela (tempat yang bisa ditempati)
di dalam halqah lalu dia duduk di sana, dia yang satu orang lagi lalu duduk di belakang
mereka (jamaah). Adapun orang yang ke tiga lalu dia membelakangi jamaah dan pergi.
Ketika Rasulullah saw. telah selesai (menyampaikan pengajarannya), Rasulullah saw. bersabda:
Ketahuilah, akan aku beritahukan kepada kamu tentang tiga orang ini Adapun yang
pertama, dia berusaha (menuju ridha Allah) maka Allah meridhainya, adapun yang lain
(orang yang kedua) ia malu (kalau tidak mendapat ridha Allah) maka Allah malu (kalau
tidak memberikan rahmat) kepadanya; Dan adapun orang yang ketiga, lalu ia berpaling
maka Allah berpaling dari padanya (murka kepadanya). Hadis ini dinyatakan sebagai
hadis shahih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadis ini dapat ditemukan dalam kitab
Shahih Bukhari pada bab: ‘Siapa Yang Duduk Sementara Majlis Telah Usai dan Siapa Yang
Melihat Tempat Sela Dalam Halaqah Maka Dia Duduk di Sana.”
101
Hadis ini menjelaskan bahwa ketika Rasulullah saw. berada di mesjid
sedang menyampaikan pengajaran agama kepada para sahabat tiba-tiba datang
tiga orang, dua orang dari mereka datang menghadap Rasulullah saw. lalu ia
berdiri di hadapannya, sedangkan seorang lagi berbalik-ke belakang dan pergi.
Selanjutnya, satu dari yang dua orang melihat ada peluang tempat di halaqah
untuk dapat diduduki, lalu ia duduk di sana, sedangkan yang seorang lagi
lalu ia duduk dibelakang halaqah Ketika Rasulullah saw. selesai menyampaikan
pengajarannya ia lalu bersabda: Ketahuilah. akan aku beritahukan kepada
kamu sekalian tentang tiga orang tadi. Orang pertama, ia mengikuti wejangan
yang telah disampaikan maka Allah swt. meridhoinya. sedangkan orang ke
dua, karena ia malu kalau tidak mengikuti wejangan dari Rasulullah saw. maka
Allah juga malu kalau tidak memberikan rahmat kepadanya Adapun orang
yang ke tiga, karena ia berpaling dan pergi maka Allah memalingkan rahmat-
Nya pula dari dia atau memurkainya.
Masjid sebagai lembaga atau pusat pendidikan kedua dalam Islam, merupakan
lembaga pendidikan pokok pada zaman Nabi saw. dan juga pada zaman Khulafa
al-Rasyidin.”15 Ketika ilmu-ilmu memasuki masyarakat Islam, ia juga memasuki
masjid dan harus dipelajari bersama-sama dengan ilmu-ilmu agama. Lembaga
pendidikan Islam yang ketiga dalam Islam hanya muncul sesudah kerajaan
Umayyah sudah lama memerintah di mana masjid dijadikan tempat belajar.
Tetapi ini menghendaki adanya pelajaran diberikan sebelum mereka memasuki
masjid, terutama bagi kanak-kanak. Inilah permulaan timbulnya kuttab.16
Pada masa klasik Islam, masjid mempunyai fungsi yang jauh lebih besar
dan bervariasi dibanding dengan fungsinya sekarang. Dulu, di samping sebagai
tempat ibadah, masjid juga menjadi pusat kegiatan sosial dan politik umat
Islam. Lebih dari itu, dan ini yang akan jadi perhatian kita di sini-masjid yaitu
lembaga pendidikan semenjak masa paling awal Islam. Ketika Rasul dengan
para sahabatnya hijrah ke Madinah, salah satu program Pertama yang dia lakukan
yaitu pembangunan sebuah masjid yang belakangan terkenal sebagai Masjid
Nabi. Di masjid inilah sekelompok sahabat yang bergelar “ashhab al-shuffah’
menghabiskan waktu mereka untuk beribadah dan belajar.17
15 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Al-Husna, 2000), h. 205.
16 Munculnya lembaga Kuttab dapat ditelusuri sampai kepada zaman Rasulullah
sendiri. Al-Kuttab berperan besar pada permulaan sejarah Islam ketika Nabi saw. memerintahkan
para tawanan perang (Badar) yang dapat menulis dan membaca untuk mengajar sepuluh
anak Madinah (bagi setiap tawanan) Ali al-Jumbulati dan Abd al-Futuh al-Tuwainisi,
Dirasatun Muqaranatun fi-Tarbiyatil Islamiyah, terj. H.M. Arifin (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
1994), h. 28.
17 Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam, edisi revisi (Bandung: Citapustaka
Media, 2007), h. 44.
Hadis-Hadis Tentang Lembaga Pendidikan (Masdar Limbong)
102
Melalui informasi di atas jelas bahwa fungsi mesjid selain sebagai tempat
beribadah juga sebagai lembaga pendidikan dan dakwah. Ini sebagai tonggak
sejarah pertama Islam mengenal lembaga pendidikan. Multi fungsi mesjid menjadi
sangat menentukan dalam mempelajari ilmu-ilmu agama dan mempesatukan
umat pada saat itu. Sebagai pimpinan lembaga sekaligus guru yang berperan
penting pada saat itu ialah Nabi Muhammad Saw.
Masjid dapat dianggap sebagai lembaga ilmu pengetahuan yang tertua
dalam Islam, pembangunanya dimulai semenjak zaman nabi dan ia tersebar
ke seluruh negeri Arab bersamaan dengan semakin luas penyebaran umat Islam
di berbagai pelosok negeri zazirah Arab. Dalam masjid inilah mulai meng-ajarkan
Al-Qnr’an dan dasar-dasar agama Islam pada masa RasuluIlah. Selain itu
fungsinya yang utama sebagai tempat untuk menumaikan salat dan beribadah.
Mesjid dan Jami’ berfungsi sebagai sekolah menengah dan per-guruan
tinggi dalam waktu yang sama. Sebenarnya, masjid pada pertama kalinya
merupakan tempat untuk pendidikan dasar, tetapi orang--orang Islam berpendapat
lebih baik memisahkan pendidikan anak-anak pada tempat yang tertentu
dan, demi menjaga kehormatan masjid dari keributan anak-anak dan karena
mereka belum mampu men-jaga kebersihan.18
Di antara masjid-masjid dan jami’ yang terkenal sebagai pusat kegiat-an
belajar mengajar yaitu :
1) Jami’ Umar bin Ash. Mesjid ini digunakan sebagai tempat belajar mulai
tahun 36 H. Mula-mula di sini diajarkan pelajaran agama dan budi pekerti,
kemudian pendidikan di situ menjadi luas secara berangsur-angsur ditambahkan
beberapa mata pelajaran. Pada waktu Imam Syafi’i datang ke masjid ini
untuk menjadi guru pada tahun 182 H. la melihat di situ sudah ada 8 huah
halaqah (lingkaran) yang penuh dengan para pelajar.
2) Jami’ Ahmad bin Thulun. Masjid ini sempurna didirikan pada tahun 256 H
dan pada tahun ini pula para ulama dan fuqaha mulai mengajar, kemudian
pendidikan di situ terus berkembang, sehingga melengkapi pelajaran Fikih,
Hadis, dan ilmu Kedokteran.
3) Masjid al-Azhar. Masjid al-Azhar dianggap sebagai lembaga ilmu pengetahuan
Islam yang termasyhur, dan kemasyhurannya ini masih tetap sampai pada
masa kita sekarang. Pada waktu sekarang ini Universitas al-Azhar bukan
lagi merupakan lembaga pendidikan tinggi agama, akan tetapi di sana telah
terdapat berbagai fakultas.untuk pendidikan umum. Berbicara tenting
Masjid al-Azhar, Al-Maqrizi menjelaskan bahwa di sana disediakan makanan
18 Suwito, Sejarah Sosial, h. 362.
103
bagi pelajar miskin, sedangkan harta-harta wakaf yang terdapat di situ
digunakan untuk memelihara masjid dan untuk beasisiwa bagi murid-
murid yang belajar di situ.
b. Kuttab
Semua institusi pendidikan ini mempunyai karakteristik tersendiri dan
kajiannya masing-masing. Dalam pembahasan ini penulis hanya membatasi
pendidikan pada tingkat dasar (al-Kuttab). Kuttab atau maktab berasal dari
kata dasar kataba, yang berarti menulis jadi kuttuff yaitu tempat belajar dan
menulis. Menurut Ahmad Syalabi kuttab yaitu tempat memberikan pelajaran
pada tingkat rendah, kebanyakan ahli sejarah sepakat mengatakan bahwa
kuttab yaitu lembaga pendidikan tingkat dasar. George Makdisi membedakan
dua bentuk pendidikan dasar ini (Maktab/Kuttab). Menurut beliau maktab berbeda
dengai kuttab, paling tidak di Nisapur, guna memperkuat pendapatnya Makdis
menjelaskan bahwa Abd al-Ghafir al-Farisi belajar di maktab pada usia 5 tahun
untuk belajar al-Qur’an dan ilmu agama di Persia. Setelal berusia 10 tahun,
ia memasuki kuttab, untuk belajar sastra. Selanjutnya beliau pun menjelaskan
bahwa ada laporan yang mengatakan bahwa maktab yaitu sekolah tingkat
dasar yang mengajarkan khat, kaligrafi al-Qur’an, akidah, dan syair
Pengajaran pada tingkatan kuttab meliputi bidang-bidang yang cukup
bervariasi:
1) Membaca al-Qur’an dan menghafalnya;
2) Pokok-pokok agama Islam seperti: wudhu, salat, dan puasa;
3) Menulis;
4) Kisah (riwayat) orang-orang besar;
5) Membaca dan menghafal syair-syair atau natsar-natsar (prosa);
6) Berhitung; dan
7) Pokok-pokok ilmu nahwu dan ilmu sharaf ala kadarnya.”19
Lama belajar di Kuttab ini, tidaklah sama, antara satu anak dengan anak
lainnya sangat tergantung pada kecerdasan dan kemampuan masing-masing
anak, karena sistem pengajaran pada waktu itu berbeda dengan sistem pengajaran
sekarang ini. Sistem pengajaran yang dilaksanakan pada waktu itu belum secara
klasikal, namun bila kita kaji dengan men-dalam ternyata apa yang telah mereka
lakukan dalam proses pembelajaran pada waktu itu jauh lebih baik dari sistem
pengajaran yang dilakukan sekarang mi. Karena tampak waktu belajar yang
19 Ibid., h. 16.
Hadis-Hadis Tentang Lembaga Pendidikan (Masdar Limbong)
104
mereka gunakan jauh lebih efektif dan efisien dari waktu belajar sekarang.
Waktu belajar mereka dari pagi hari hingga waktu Ashar, sedangkan waktu
belajar sekarang hanya dari pagi hari sampai dengan waktu Zuhur (untuk
anak kelas 3 sampai dengan kelas 6) bagi anak kelas 1 dan kelas 2 dari pagi
sampai jam sepuluh. Jumlah hari mereka belajar dalam 1 minggu dari hari
Sabtu sampai dengan hari Kamis, sedangkan hari Jumat mereka libur tampak
waktu belajar mereka cukup padat dan efisien. Tetapi pada umumnya anak-
anak menyelesaikan pendidikan dasar ini selama kurang lebih 5 tahun.20
Pada masa Abbasiyah pengajaran diberikan kepada murid-murid seorang
demi seorang dan belum berkelas-kelas seperti sekarang. Jadi, guru harus
mengajar muridnya dengan berganti-ganti. Oleh karena itu, biasanya diadakan
guru bantu. Mereka juga belum memakai bangku, meja dan papan tulis, mereka
hanya memakai batu tulis dan kertas yang bersahaja. Mereka belajar duduk
bersila berkeliling (berhalaqah) meng-hadapi guru.
Sedangkan metode mengajar yang dipakai dalam lembaga pen-didikan
tingkat tinggi juga dengan cara halaqah. Guru duduk di atas tikar yang dikelilingi
oleh para mahasiswanya. Guru memberikan materi kepada semua mahasiswa
yang hadir. Karenanya jumlah mahasiswa yang mengikuti pelajaran tergantung
pada guru yang mengajar, jika guru itu ulama besar dan mempunyai kredibilitas
intelektual, para mahasiswanya banyak. Namun, jika sebaliknya ulama tidak
terkenal dan tidak mem-punyai kredibilitas intelektual mahasiswanya akan
sepi, bahkan mungkin halaqah-nya ditutup.
Selanjutnya Charles Michael Stanton menjelaskan: sebelum guru menyampaikan
materi, ia terlebih dahulu menyusun ta’liqah yang memuat isi dan uraian yang
disusun oleh masing-masing tenaga pengajar pesantren-pesantren ini terletak
di desa-desa di mana tidak tersedia perumahan untuk menampung santri yang
berdatangan dari luar daerah. Ketiga, ada sikap timbal balik antara kiai dan santri,
di mans para santri menganggap kiai yaitu seolah-olah orang tuanya sendiri.
Dalam sejarah Islam dikenal banyak sekali tempat dan pusat pendidikan
dengan jenis, tingkatan dan sifatnya yang khas. Dalam buku at-Tarbiyah al-
Islamiyah, Nuzumuha, Falsafatuha, Tarikhuha, Ahmad Shalabi menyebutkan
tempat-tempat itu sebagai berikut: Kuttab, al--Qushur, Hawamit al-Waraqin,
mandzil al-Ulama, al-Badiyah, dan al-Madrasah.21 Ia membagi Institusi-Institusi
pendidikan Islam ini menjadi dua kelompok, yaitu kelompok sebelum
madrasah, dan sesudah madrasah. Madrasah dengan demikian dianggap tonggak
20 Ibid., h. 17.
21 Ahmad Shalabi, A!-Tarhiyahah lslnmiyah: Nuzumuha, Falsafatuha, Tarikhuha (Kairo:
Maktabah al-Nahdab al-Misyriyah, 1987).
105
baru dalam pendidikan Islam. Madrasah yang dimaksud yaitu madrasah
yang dibangun oleh Nizam al-Mulk tahun 459 H. Namun demikian, ia juga
mengatakan bahwa “institusi-institusi sebelum madrasah tetap dipakai sesuai
dengan sifat tradisionalnya sekalipun jumlah dan peminatnya sedikit.
Hasan Abd ‘Al, yang melakukan penelitian khusus mengenai institusi-
institusi pendidikan Islam abad ke-4 Hijriyah, menyebutkan bahwa institusi
pendidikan Islam abad ini meliputi: Kuttab, al-Qushur, Hawamit al-Warraqin,
Manzil al-Ulama, al-Badiyah, dan al-Madrasah. Sesuai sumber di atas, Ahmad
Shalabi juga menyinggung masalah Dar al-Hikmah atau sejenisnya, yang oleh
Hasan abd al-’AI dikategorikan sebagai Duar al-Kutub atau Duar al-Ilm. Akan
tetapi, Ahmad Shalabi tidak memasukannya sebagai tempat pendidikan,
melainkan termasuk al-Maktabat. Hasan Abd al-’A1 menyimpulkan bahwa
madrasah yaitu institusi yang timbul pada abad ke-4 Hijriyah.
Menurut Hasan Abd al-Maududi, seorang ahli pendidikan Islam alumni
Universitas Thantha, dalam tesisnya menyebutkan ada tujuh lembaga pendidikan
yang telah berdiri pada masa Abbasiyah terutama pada abad keempat hijrah.
Ketujuh lembaga pendidikan ini :
1) Lembaga pendidikan dasar (al-Kuttab),
2) Lembaga pendidikan masjid (al-Masjid),
3) Kedai pedagang kitab (al-Hawdnit al-Warrdqin),
4) Tempat tinggal pada sarjana (manazil al-‘ulamfi),
5) Sanggar seni dan sastra (al-shulunat al-adabiyah),
6) Perpustakaan (dar al-kutub wa dar al’ilm); dan
7) Lembaga pendidikan sekolah (al-Madrasah).22
IV. Penutup
Lembaga pendidikan dalam perspektif hadis ialah lembaga pendidikan
Islam yang ada pada zaman permulaan Islam yang dijadikan Rasul sebagai
tempat atau sarana untuk menyampaikan pendidikan Islam. Adapun lembaga-
lembaga yang dijadikan Rasul sebagai tempat atau pusat pendidikan pada
waktu ialah rumah dan mesjid. Sebagai program pertama yang dilaksanakan
Rasul untuk menyiarkan ajaran Islam mempersatukan umat ialah mendirikan
mesjid. Di masjid ini kaum Muslimin dapat bertemu mengerjakan ibadah,
belajar, mengadili perkara-perkara, jual beli dan upacara-upacara lain.
22 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, cet. 6 (Jakarta: PT Hidakarya Agung,
1990), h. 50.
Hadis-Hadis Tentang Lembaga Pendidikan (Masdar Limbong)
106
Islam mengenal lembaga pendidikan pertama sekali ialah rumah, sebagai
lembaga pendidikan pertama ialah rumah al-Arqam. Demikian juga rumah-
rumah ulama digunakan untuk melakukan transmisi ilmu agama dan ilmu
umum dan kemungkinan lain perdebatan ilmiah.
Selain mesjid dan rumah juga sudah ada Kuttab merupakan pusat pendidikan
Islam yang terlama. Kuttab didirikan oleh orang Arab pada masa Abu Bakar dan
Umar, yaitu sesudah mereka melakukan penaklukan-penaklukan dan sesudah
mereka mempunyai hubungan dengan bangsa-bangsa yang telah maju. Pada
waktu itu mereka telah merasa pentingnya perluasan penyiaran agama Islam
Kuttab di sepanjang masa tetap bercorak Islam, di seluruh negeri Islam Kuttab
pada umumnya merupa-kan tempat yang utama untuk mengajarkan al-Qur’an
untuk anak-anak.
107
ANEKA ASPEK
PENDIDIKAN
DALAM HADIS
BAGIAN II
108
109
HADIS-HADIS TENTANG
ILMU-ILMU KEALAMAN
Varia Winansih
I. Pendahuluan
Kajian kealaman telah dikemukakan oleh banyak pakar sesuai dengan
kapasitas disiplin ilmu dan orientasi/kepentingannya. Apalagi yang berkaitan
dengan penciptaan Alam. Ini sudah menjadi kajian khusus. Pada tataran disiplin
ilmu, ilmu-ilmu kealaman sudah terpisah dalam beberapa bidang. Dalam tulisan
ini dikemukakan dengan beberapa lintas disiplin yaitu astronomi, geologi,
arkeologi, geografi, botani, zologi, entologi, biologi dan fisika.
Tulisan ini bermaksud menyajikan konsep kealaman dari sudut pandang
hadis kaitannya dengan konsep pendidikan. Karena kealaman yaitu materi
yang sangat penting untuk dikuasai kepada seluruh manusia pada umumnya
dan peserta didik khususnya, agar penguasaan materi kealaman ini sebagai
pembuktian betapa kuasanya Tuhan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
keimanan kepada Allah.
Tema ini akan dikaji dengan menggunakan metode hadis tematik, yaitu
dengan mengumpulkan hadis-hadis yang terkait, dianalisis sesuai dengan karakter
analisis hadis maudhu’i, dirumuskan sebagai hadis yang relevan dengan kajian
tematik/maudhu’i pendidikan ilmu-ilmu kealaman. Oleh pakar pendidikan
Islam khususnya, pendidikan kealaman ini belum menjadi topik khusus sebagai
materi pendidikan. Namun secara umum, materi kealaman disampaikan melalui
mata pelajaran sains.
Hasil penelusuran penulis, tidak semua kealaman telah diterangkan dalam
hadis, karena sudah banyak diterangkan melalui Al-Qur’an sebagai sumber
pertama. Dari berbagai lintas disiplin ilmu sebagaimana disebut pada bagian
awal, penelusuran hadis penulis lakukan dengan mengambil kata-kata pada
setiap disiplin ilmu dimana pengambilan hadis ini dianggap sebagai
perwakilan yang representatif.
110
II. Definisi Pendidikan Ilmu-Ilmu Kealaman
Pendidikan ilmu-ilmu kealaman merupakan kelompok kata yang terdiri
dari pendidikan, ilmu-ilmu, dan kealaman. Menurut Arifin bila pendidikan
diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang menghasilkan manusia
berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab
dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan menumbuhkan
personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.1
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan usaha
yang mencakup pengajaran terasumsi knowledge dilakukan dalam rangka
mencapai tingkat kedewasaan sebagai pribadi yang utuh.
Yang dimaksud dengan ilmu-ilmu yaitu berbagai pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara sistematis dengan metode-metode tertentu, yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.3
Sedangkan kata kealaman yaitu kata dasar yang berasal dari kata alam
dengan berawalan “ke” dan akhiran “an”, yang dalam tata bahasa Indonesia
imbuhan “ke” dan akhiran “an” dapat diartikan seperti atau menyerupai, menyatakan,
membuat jadi. Jika diartikan berdasarkan tata bahasa ini maka kealaman
berarti seperti alam atau menyatakan alam atau menyerupai alam atau membuat
jadi alam. Tetapi alam yaitu semakna dengan kata cosmos dalam bahasa Yunani
dan universe dalam bahasa Inggris. Yang berarti fisik, yaitu kita berhubungan
dengannya lewat indera kita. Makna alam menurut Para theolog Muslim
yaitu “segala sesuatu selain Allah”.4
Untuk memahami istilah yang digunakan dalam tulisan ini, yang dimaksud
dengan kealaman yaitu seluruh wujud yang diciptakan oleh Allah.
Dengan demikian pendidikan ilmu-ilmu kealaman yang dimaksud yaitu
upaya untuk memberikan pengetahuan dan penerapannya tentang ciptaan
1 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 10.
2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Jakarta: Eko Jaya, 2003), h. 4.
3 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 370.
4 Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), h. 20.
111
Allah. Jadi ilmu-ilmu kealaman sebagai materi yang akan disampaikan oleh
pendidik kepada peserta didik baik secara formal maupun non formal dengan
menggunakan metode yang tepat.
III. Ilmu-Ilmu Kealaman
1. Astronomi
Astronomi yaitu suatu disiplin ilmu yang membicarakan tentang matahari,
bulan, bintang dan planet-planet lainnya,5 baik yang dapat dipahami secara teks
dan kontekstual. Dalam Encyclopedia of Britannica sebagaimana dikutip Afzalur
Rahman astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan gerakan,
penyebaran, dan karakteristik benda-benda langit.6 Maurice Bucaille sebagai
mana dikutip Afzalur Rahman Ilmu ini juga membahas kemajemukan langit dan
bumi serta menunjukkan bahwa dalam proses penciptaan benda-benda itu terdapat
sebuah tahap peralihan antara penciptaan langit dan bumi. Ilmu ini dipelajari
sangat bermanfaat untuk membantu manusia dalam menentukan arah jalan, dimana
bintang dianggap laksana kompas, pada penciptaan ini tersembunyi hikmah Illahi
yang sangat agung.7 Hal ini dapat diperhatikan seperti pada bintang yang garis
edarnya memiliki keajaiban yang bergerak bersama bintang-bintang yang menyertainya,
peredaran gugusan yang mengitari orbitnya, begitu pula dengan arah putaran yang
menyebabkan posisinya muncul di arah Timur kemudian garis orbit membawanya
ke arah Barat. Berubahnya antara siang dengan malam, manusia dapat memprediksi
cuaca, selain itu bermanfaat bagi para astronot yang melakukan perjalanan
menuju planet-planet tertentu.8 dan lain sebagainya. Dengan keajaiban ini
manusia dapat berpikir betapa Allah maha mencipta, menjalankan, memelihara
dan mengaturnya dengan bentuk yang yang indah dan tidak tertandingkan
dan Allah semesta Alam sebagaimana yang disebutkan surat al-A’raf 54.
a. Bintang-bintang di Langit
5 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 63.
6 Afzalur Rahman, Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Qur’an (Bandung: Mizania, 2007), h. 79.
7 Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin, Keajaiban-keajaiban Makhluk Dalam Pandangan
Al-Imam Ibnu Qayyim, terj. Abu Ihsan Al-Atsar Al-Maidani (Jakarta: Darul Haq, 2002), h. 96.
8 Muhammad Kamil Abdushshamad, Mu’jizat Ilmiah dalam Al-Qur’an (Jakarta: Akbar,
2007), h. 132.
Hadis-Hadis Tentang Ilmu-Ilmu Kealaman (Varia Winansih)
َنابأَ ِنب رمع نب هللا دبعو ميهاربِإ نب قحسِإو َةبيش يِبَأ نب ِرْكب وبَأ انَثَّدح
ِنب ِعَّمجم نع ُّيفعجْلا ٍّيلع نب نيسح انَثَّدح ٍرْكب وبَأ َلاَق ٍنيسح نع مهلُك
112
Kematian bintang dimaksud dalam hadis ini yaitu memudarnya
sinar bintang. Bintang merupakan benda langit yang berbentuk bulat dan
semi bulat yang memiliki gas yang dapat menyala, bersinar dengan sendirinya,
dan terikat dengan benda langit lainnya melalui daya gravitasi, memiliki massa
dan volume besar, dan bersuhu panas serta menebarkan sinar.
Dalam siklus kehidupannya bintang melewati beberapa fase dari lahir,
lalu muda, kemudian tua, sebelum ia meledak, atau meredup sedikit demi
ىيحي نع ديعس ِنب يِبَأ َةدرب نع يِبَأ َةدرب نع هيِبَأ َلاَق انيلص بِرغمْلا عم
ِلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو َّمُث انْلُق وَل انسَلج ىَّتح يلصن هعم ءَاشعْلا َلاَق
انسَلجَف جرخَف انيَلع َلاَقَف ام متْلِز انهاه انْلُق اي َلوسر هللا انيلص كعم
بِرغمْلا َّمُث انْلُق سلجن ىَّتح يلصن كعم ءَاشعْلا َلاَق متنسحَأ وَأ متبصَأ َلاَق
عَفرَف هسْأر ىَلِإ ءِامَّسلا َناَكو ايرثَك اَّمم عَفري هسْأر ىَلِإ ءِامَّسلا َلاَقَف موجُّنلا
ٌةنمَأ ءِامَّسلل اَذِإَف تبهَذ موجُّنلا ىتَأ ءَامَّسلا ام دعوت انَأو ٌةنمَأ يِباحصَأل اَذِإَف
تبهَذ ىتَأ يِباحصَأ ام َنودعوي يِباحصَأو ٌةنمَأ يتَّمُأل اَذِإَف بهَذ يِباحصَأ ىتَأ
يتَّمُأ ام نودعوي9.
9 Artinya: Kami mendapat hadis dari abu Bakar ibn Abu Syaibah, Ishaq bin Ibrahim dan
Abdullah ibn Umar ibn Aban; semuanya dari Husain. Abu Bakar mengatakan: Kami mendapat
hadis dari Husain bin Ali Al-Ja’fi, dari Mujammi’ibn Yahya dari Sa’id ibn Abu Burdah, dari
Abu Burdah, dari Bapaknya, ia mengatakan: kami salat magrib bersama Rasulullah saw.,
kemudian kami katakan: seandainya kita duduk-duduk dan menunggu sampai kkita salat
‘isya bersama beliau lagi. (Siperawi mengatakan) Kami pun duduk-duduk (menunggu isya’).
Nabi saw. Lantas keluar menemui kami dan berkata: kalian masih di sini? Kami menjawab,
“Wahai Rasulullah, kami salat Magrib bersamamu.”Kemudian kami katakan, “Kami tetap
duduk-duduk (di masjid) agar kami salat isya bersama anda.Rasul menjawab: Kalian bagus.
Lantas bersabda nabi bintang-bintang yaitu pengaman bagi langit; jika bintang mati, maka
datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya. Dan aku yaitu pengaman bagi sahabatku;
jika aku mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu yang mengancam mereka; sahabatku
yaitu pengaman umatku; jika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang
mengancam mereka. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahih-nya (Kitab
Fadha’il al-Shahabah). Ditinjau dari sisi sanad yang berjumlah sembilan orang, hadis ini masyhmr,
dan maqbul, karena sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh periwayat yang ãdil lagi
dabith, terhindar dari kejanggalan (syu¿u¿), dan tidak ada ‘illat yang mencacatkannya; memenuhi
5 syarat hadis shahih. Dari sisi matan, hadis ini termasuk hadis marfu’ dan kualitasnya
maqbul ma’mul bih. Hadis ini tergolong shahih li ¿ãtih dan dapat dijadikan hujjah. Hadis ini juga
diriwayatkan oleh Al-Minawi dalam Faidh Al-Qadir; dan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.
Nawir Yuslem, Ulumul Hadis (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2003), h. 354-362, 282.
113
sedikit kemudian padam (lenyap), atau meledak sebelum atau sesudah itu,
untuk kemudian kembali ke dalam kabut langit dan memasuki siklus kelahiran
bintang baru.
Bintang merupakan oven raksasa penampung atom semesta yang memproses
serangkaian reaksi nuklir, yang disebut dengan proses fusi nuklir yang menghasilkan
segala unsur yang dibutuhkan oleh bumi dan langit. Di samping daya gravitasi
yang mengikat bintang-bintang langit secara kuat, di sana juga terdapat sejumlah
daya lain yang mengikat suatu materi yang ada di dalam bumi juga yang ada
di dalam setiap angkasa, dan lembaran langit dunia sehingga tidak terjatuh
dan berbentur antara satu dengan lainnya. Daya pengikat itu antara lain yaitu
daya nuklir kuat, daya nuklir lemah dan daya listrik. Daya-daya inilah yang
mengikat energi yang ada di dalam semesta.
Karena besarnya massa bintang-bintang, maka dengan daya tariknya dapat
menguasai seluruh planet, satelit, komet, dan segala bentuk materi yang ada
dalam orbit bintang-bintang ini . Bintang-bintang itu sendiri saling mengikat
dengan daya gravitasi dan terhimpun dalam satu unit kosmik yang lebih besar
sehingga jika ikatan daya ini terlepas, maka bintang-bintang akan runtuh.10
Sedangkan yang dimaksud dengan mengancam langit yaitu tersingkapnya
langit terjadinya perubahan yang dipenuhi oleh asap dan kabut.
Selain peran bintang terhadap langit yang telah diungkap Rasul jauh
1400 tahun silam sedangkan fakta kosmologis ini baru dikaji manusia pada
abad 20, Al-Qur’an juga mengungkap bagaimana beredarnya bintang sebagai
sumpah Allah yang tertuang dalam Q.S. al-Waqi’ah/56: 75-76, Maka Aku
bersumpah dengan masa Turunnya bagian-bagian Al-Qur’an. Sesungguhnya
sumpah itu yaitu sumpah yang besar kalau kamu Mengetahui. Dan langit digulung
sebagaimana tertuang dalam Q.S. Az-Zumar/39: 67, Dan mereka tidak mengagungkan
Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam
genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-
Nya Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi dia dari apa yang mereka persekutukan.
Urgensi tempat beredarnya bintang dalam suatu kajian sangat penting
terutama digunakan oleh lembaga pendidikan kelautan, pengusaha trevel,
transportasi dan perjalanan. Allah menjelaskan dengan sumpahnya, terutama
karena jarak antara bintang-bintang mencapai jarak yang tidak dapat digambarkan
oleh khayalan. Seperti kita menemukan bintang terdekat yang terdapat dalam
10 Zaghul An-Nazar, Pembuktian Sains dalam Sunnah, terj. Zainal Abidin dan Syakirun
Ni’am (Jakarta: Amzah, 2006), h. 5.
Hadis-Hadis Tentang Ilmu-Ilmu Kealaman (Varia Winansih)
114
galaksi kita yaitu matahari yang berjarak beberapa tahun cahaya dari bumi
dimana kecepatan cahaya sama dengan 300.000 km per detik.11
Bukti ilmiah lain tempat beredarnya bintang-bintang seperti letak bumi
yang termasuk tempat yang sangat sesuai karena:
a. Apabila bumi jauh dari matahari dua kali lipat jaraknya dengan yang sekarang,
maka akan berkuranglah jumlah panas yang mencapai bumi hingga ¼ dari
jumlahnya saat ini. Sehingga bumi akan mengelilingi matahari pada masa
yang lebih lama. Akibatnya musim dingin bertambah panjang sehingga
makhluk hidup di atas bumi akan membeku.
b. Apabila jarak bumi lebih dekat kematahari setengah jarak yang memisahkan
mereka sekarang, maka panas yang mencapai bumi akan bertambah 4
kali lipat dari panas yang diterimanya sekarang. Hal ini menyebabkan
tiadanya kehidupan di muka bumi dan bertambah kencangnya perputaran
bumi mengelilingi matahari serta tiadanya musim-musim. Selanjutnya
mustahil adanya kehidupan di muka bumi ini.
Kajian ini memiliki rahasia yang mendalam. James Jeans seorang astronom
mengatakan studi tentang letaknya bintang-bintang akan memberikan kunci
pemandangan terindah yang dilihat oleh mata manusia. Dan memungkinkan
memandang ke langit yang lebih luas dan menakjubkan. Sehingga kita dapat
memahami arti-arti yang tidak kita pahami sebelumnya.
Para ilmuan berhasil meneliti bintang-bintang, menentukan letaknya
dan menggambarkan petanya akan menjadi hari yang bersejarah dalam
sejarah umat manusia. Rahasia ini sudah sampai sebelumnya kepada Muhammad
saw. melalui wahyuNya.
Merujuk pada sejarah peradaban sebelum Islam, dimana pengetahuan
dan ilmu dianggap sebagai sihir, maka harus di basmi. Peribahasa pimpinan
gereja waktu itu dengan kebenciannya terhadap pengetahuan manusia, dikatakan:
“Ketidak tahuan yaitu sumber kesalehan”. Sehingga ilmu-ilmu kealaman
tidak perlu di kaji. Sementara Islam di abad ke-9, sudah banyak ahli-ahli dari
berbagai disiplin ilmu seperti tulisan Al-Koni tentang perjalanan panet-planet.12
b. Gerhana Matahari dan Bulan
11 Abdushshamad, Mu’jizat Ilmiah, h. 47.
12 Syed Amir Ali, Api Islam (Jakarta: Bulan Bintang, tt), h. 562-566.
انَثَّدح ُّيِبنعَقْلا نع كلام نع ِماشه ِنب َةورع نع َةورع نع َةشئاع نَأ َّيِبَّنلا
115
ىلص هللا هيَلع ملسو َلاَق سمَّشلا رمَقْلاو اَل ناَفسخي تومل دحَأ اَلو هتايحل
اَذِإَف متيَأر كلَذ اوعداَف هللا َّزع لجو اورِّبَكو اوُقَّدصتو و انَثَّدح ُةبيتُق نب ديعس
نع كلام ِنب ٍسنَأ نع ِماشه ِنب َةورع نع هيِبَأ نع َةشئاع ح و انَثَّدح وبَأ ِرْكب
نب يِبَأ َةبيش ُظْفللاو هَل َلاَق انَثَّدح دبع هللا نب ٍريمن انَثَّدح ماشه نع هيِبَأ نع
َةشئاع تَلاَق تَفسخ سمَّشلا يف دهع ِلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو ماَقَف
ُلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو يلصي َلاَطَأَف مايقْلا اًّدِج َّمُث عَكر َلاَطَأَف
عوُكُّرلا اًّدِج َّمُث عَفر هسْأر َلاَطَأَف مايقْلا اًّدِج وهو َنود ِمايقْلا ِلَّوَأْلا َّمُث عَكر
َلاَطَأَف عوُكُّرلا اًّدِج وهو َنود ِعوُكُّرلا ِلَّوَأْلا َّمُث دجس َّمُث ماَق َلاَطَأَف مايقْلا
وهو َنود ِمايقْلا ِلَّوَأْلا َّمُث عَكر َلاَطَأَف عوُكُّرلا وهو َنود ِعوُكُّرلا ِلَّوَأْلا َّمُث
عَفر هسْأر ماَقَف َلاَطَأَف مايقْلا وهو َنود ِمايقْلا ِلَّوَأْلا َّمُث عَكر َلاَطَأَف عوُكُّرلا
وهو َنود ِعوُكُّرلا ِلَّوَأْلا َّمُث دجس َّمُث فرصنا ُلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو
دَقو تلجت سمَّشلا بَطخَف ساَّنلا دمحَف هللا ىنْثَأو هيَلع َّمُث َلاَق نِإ سمَّشلا
رمَقْلاو نم تايآ هللا امهَّنِإو اَل ناَفسِخني تومل دحَأ اَلو هتايحل اَذِإَف
امهومتيَأر اورِّبَكَف اوعداو هللا اولصو اوُقَّدصتو13.
13 Artinya: Kami mendapatkan hadis dari Malik dari Hisyam Ibn ’Urwah dari ’Urwah dari
“Aisyah sesungguhnya Nabi saw. Berkata sesungguhnya matahari dan bulan yaitu dua tanda
dari sekian tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena kematian seorang maupun
kelahirannya. Sehingga jika kalian melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah,
salat dan bersedekahlah. Kami mendapatkan hadis dari Qutaibah Ibn Sa’id dari Malik Ibn Anas
dari Hisyam Ibn ’Urwah dari anaknya dari ’Aisyah. Kami mendapatkan hadis dari Abu Bakri
Ibn Abi Syaibah dan lafaz baginya berkata kami mendapatkan hadis dari Abdullah Ibn Numair
kami mendapatkan hadis dari Hisyam dari ayahnya dari “aisyah berkata terjadi gerhana matahari
pada masa Rasulullah saw. lalu Rasul melakukan salat, dan memanjangkan berdirinya kemudian
ruku’ dan memanjangkan ruku’nya kemudian mengangkat kepalanya dan memanjangkan
berdirinya dan itu bukanlah berdiri yang pertama kemudian ruku’ dan memanjangkan ruku’nya
dan itu bukanlah ruku’ yang pertama kemudian sujud kemudian memanjangkan berdirinya
dan itu bukanlah brdiri yang pertama kemudian ruku’ dan memanjangkan ruku’nya dan itu
bukanlah ruku’ yang pertama kemudian sujud kemudian Rasulullah saw. berpaling dan matahari
telah muncul dan berkhutbah kepada manusia, ia memuji Allah dan menyanjungNya, lalu berkata
sesungguhnya matahari dan bulan yaitu dua tanda dari sekian tanda kebesaran Allah. Keduanya
tidak gerhana karena kematian seorang maupun kelahirannya. Sehingga jika kalian melihat
hal itu, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salat dan bersedekahlah. Hadis ini juga
Hadis-Hadis Tentang Ilmu-Ilmu Kealaman (Varia Winansih)
116
Gerhana matahari terjadi karena bulan berada di antara bumi dan matahari,
sehingga bulan menghalangi kita dari cahaya matahari, dan terkadang gerhana
terjadi secara total (menutupi bola matahari secara keseluruhan). Dan gerhana
bulan terjadi ketika ia masuk dalam bayang-bayang bumi yang terbentuk
bersamaan dengan rotasi bumi mengelilingi matahari.
Menurut Ibn Hajar al-Asqalani hadis ini menunjukkan bahwa gerhana
matahari dan bulan merupakan fenomena alam yang akan terjadi tanpa memandang
momentum kematian maupun kelahiran orang. Hadis ini muncul, situasi pada
waktu itu yang diyakini oleh masyarakat Jazirah Arab sekaligus menghapus
khurafat-khurafat ini serta menegaskan siklus terjadinya fenomena alam
ini . Keyakinan orang Jazirah Arab ini masih diyakini oleh sebagian
orang di berbagai tempat.14
Saat terjadinya gerhana matahari jumlah energi matahari yang sampai
kepada kita berkurang, sehingga suhu panas bumi menurun. Sebaliknya ketika
terjadi gerhana bulan jumlah energi matahari yang sampai kepada kita meningkat
dan secara bersamaan naiklah suhu panas bumi dalam beberapa menit. Bahaya
yang terjadi dalam dua situasi ini hanya Allah yang tahu
Karena itu Rasul menyuruh untuk memperbanyak zikir tahmid, takbir
dan mengagungkan Allah dengan salat dan segera mengeluarkan sedekah agar
Allah menghilangkan bahaya dari kedua peristiwa ini .
Secara ilmiah dari hadis di atas sudah dibuktikan. Dimana bulan selalu
diikuti oleh kerucut bayang-bayang yang timbul karena ia menghalangi cahaya
matahari. Dan kerucut bayang-bayang ini mengikuti bulan ketika ia
berotasi mengelilingi bumi.
Kemungkinan ini dapat terjadi jika Allah menghendaki. Walaupun yang
selama ini terjadi Bulan membelok dan tidak terjadi gerhana. Di samping itu
hadis ini merupakan kemungkinan yang muncul dan terjadi sebagai penjelasan
ayat-ayat yang diturunkan Allah tentang keberadaan matahari dan bulan seperti
pada Q.S. Al-Furqan/25: 45-46, Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan)
Tuhanmu, bagaimana dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan
kalau dia menghendaki niscaya dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, Kemudian
kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu. Kemudian kami
menarik bayang-bayang itu kepada kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.15
diriwayakan oleh Al-Bukhary dalam Shahih-nya (Kitab Al-Kusuf, Kitab An-Nikah, serta Kitab
Al-Libas); Muslim (Kitab Al-Kusuf); Imam Nasai dan Imam Abu Dawud (Kitab Ash-Shalat).
14 Ibn Hajar, Fathul Bari, juz 3, h. 491 http://www. Al-Islam.com, 1995).
15 Maksudnya: bayang-bayang itu kami hapuskan dengan perlahan-lahan sesuai
dengan terbenamnya matahari sedikit demi sedikit.
117
c. Langit
Menurut an-Nawawi, hadis ini sebagai peringatan bagi orang-orang
yang angkuh dan sombong agar tidak sombong karena suatu saat bumi akan
digulung Allah.17
Munculnya hadis ini menyuarakan pelipatan langit pada hari kiamat
yang hanya baru bisa disikapi oleh disiplin empirik dengan pembuatan teori-
teori pelumatan besar. Tapi ini mengkristal di pertengahan abad ke-20. Ini
menunjukkan betapa urgen isyarat-isyarat kosmologis yang ada di dalam Al-Qu’an
dan sunnah di era kemajuan sains dan teknologi.
Materi ini disampaikan sebagai sarana yang paling mudah dan efektif
untuk mendakwakan agama pada saat dunia menjadi muara pertemuan berbagai
macam peradaban, pengetahuan dan keyakinan.
Hadis ini merupakan salah satu pembicaraan tentang langit yang didasarkan
pada ayat yang tertuang dalam Q.S. az-Zumar/39: 67, Dan mereka tidak mengagungkan
Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam
genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-
Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi dia dari apa yang mereka persekutukan.
Begitu pula dalam Q.S. al-Anbiya’/21: 104, (Yaitu) pada hari kami gulung langit
sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. sebagaimana kami Telah memulai
panciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji
yang pasti kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.
و انَثَّدح وبَأ ِرْكب نب يِبَأ َةبيش انَثَّدح وبَأ َةماسُأ نع رمع ِنب َةزمح نع ِملاس
ِنب دبع هللا يِنربخَأ دبع هللا نب رمع َلاَق َلاَق ُلوسر هللا ىلص هللا هيَلع ملسو
يِوْطي هللا َّزع لجو تاوامَّسلا موي ةمايقْلا َّمُث َّنهُذخْأي هديِب ىنميْلا َّمُث ُلوُقي
انَأ كلمْلا نيَأ َنوراَّبجْلا نيَأ َنورِّبَكتمْلا َّمُث يِوْطي ينضرَأْلا هلامشِب َّمُث ُلوُقي انَأ
كلمْلا نيَأ َنوراَّبجْلا نيَأ َنورِّبَكتمْلا16.
16 Artinya: Pada hari kiamat kelak Allah akan melipat langit, kemudian Allah akan mengambil
langit ini dengan tangan kananNya kemudian berfirman: Akulah Sang Raja, dimanakah
orang-orang yang angkuh? Dimanakah orang-orang yang sombong? Hadis ini dari kitab
Shahih Muslim, juz 13, h. 373.
17 Fatul Bari, juz 20 h.489 lihat juga di Syarah an-Nawawi ala Muslim, juz 9, h. 167;
http://www. Al-Islam.com, 1995).
Hadis-Hadis Tentang Ilmu-Ilmu Kealaman (Varia Winansih)
118
2. Geologi
Geologi yaitu ilmu yang membahas tentang komposisi, struktur dan
sejarah bumi.18 Menurut Afzalur Rahman, zologi yaitu ilmu yang mempelajari
kerak bumi, lapisan-lapisannya, dan hubungan antara tiap-tiap lapisan dan
perubahan-perubahannya.19 Ilmu ini perlu dipelajari karena sangat bermanfaat
agar dapat menemukan penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan
dan sejarah alam semesta bahkan dengan menhetahui pengetahuan ini dapat
mengukuhkan hubungan manusia dengan sang pencipta.
a. Bumi
Hadis ini secara umum melarang segala bentuk kezaliman dan khususnya
pada penyerobotan tanah orang lain tanpa mekanisme yang b