Ekslopedi aliran Mazhab 24

 


m (w. 183 H), berikut sekte-sekte yang ada di

dalamnya. Merekalah yang dimaksud dengan Al-Waqifah dalam makna

khusus, sebagaimana telah disinggung di depan.

1997 Abu Khalaf Al-Asy'ari, Al-Maqalat wa Al-Firaq, hlm. 79-80. Imam Al-Hasan Al-Asy'ari

menyebutkan, bahwa pemimpin mereka bernama Ajlan bin Nawuws dari Basrah.

Lihat:, Maqalat Al-lslnmiyyin,l/100. Asy-Syahrastani berbicara tentang mereka, "Mereka

adalah para pengikut Nawuws." Ada juga yang bilang nama kelompok itu dinisbatkan

pada sebuah desa yang bemama Nawuws. Lihrat: Al-Milal wa An-Nihal, 1/148.

1998 Abu Khalaf Al-Asy'ari, Al-Maqalat wa Al-Firaq, hlm. 80.

1999 Lihal lbid,hlm.87 - 88.

950 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Di kalangan Syiah Alawiyah, ada yang menetapkanimamah setelah Al-

Kazhim pada putranya, AIi Ar-Ridha (w. 303 H), kemudian pada putranya -

Muhammad Al-Jawwad AtTaqi (w.?20H) - kemudian pada putranya - Al-

Hadi An-Naqi (w. 254H). Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa

Ali Al-Hadi telah mewasiatkan imamah pada putranya, Muhammad. Ketika

ia meninggal dunia di Sarra Man Ra'a (Samara wilayah di Irak) sewaktu

ayahnya masih hidup, mereka mengklaim dia masih hidup, sama sekali

tidak mati. Karena sang ayah mengkhawatirkannya, ia dihilangkan. Menurut

mereka, dialah Al-Mahdi, sebagaimana diklaim para pengikut Ismail bin

Ja'far yang dikenal dengan kelompok Ismailiyah yang murni.2m

Abu Khalaf menuturkan, di antara sekian banyak orang yang

menetapkanimamahbagi Ali Al-Hadi, sedikitsekali di antara mereka yang

menetapkanimamah bagi putranya, Al-Hasan Al-Asy'ari Az-Zaki (w.260

H). Dialah imam kesebelas di antara kedua belas imam Syiah. Setelah itu,

mereka menetapkan imamahba$ putranya yang hilang dan disembunyikary

hirgg, Allah mengizinkannya untuk muncul. Inilah kelompok yang tersisa

dari para pengikut Hasan Al-Askari yang terpecah menjadi lima belas,

sebagaimana kalkulasi Abu Khalaf Al-Asy'ari. Namun, menurut Asy-

Syahrastani, mereka terpecah menjadi sebelas kelompok. Menurut penulis,

salah satunya adalah yang berhenti pada Al-Hasan. Di antara mereka ada

yang beranggapan bahwa Hasan Al-Askari tidak mati. Seorang imam tidak

boleh mati. Karena tidak memiliki putra, tidak ada penggantinya. Mereka

juga beranggapan bahwa ia menghilang, kemudian akan muncul, lalu

menghilang lagi. Abu Khalaf berkata, "Dalam hal itu, pandangan mereka

senada dengan pandangan Al-Waqifah pada Musa bin Ja'far. Menurut

mereka, para pengikut Musa telah keliru berhenti padanya. Sebab, ia

meninggalkan belasan anak laki-laki. Perhentian itu hanya dibolehkan pada

seseorang yang sewaktu meninggal dunia jelas-jelas tidak ada pengganti

atau penerusnya. Pada orang seperti itu, wajib berhenti, karena seorang

imam tidak boleh mati tanpa pengganti..."2m1

Kelompok kedua di antara mereka menerima kematian Al-Hasan.

Akan tetapi, mereka mengklaim ia akan hidup setelah mati. Dialah yang

2000 Lihat: Ibid, hlm. 101.

2001 lbid,106-107. Lihat juga: Asy-Syahrastaru,Al-MilalwaAn-Nihal,'1./1,52.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 951

bangkit setelah kematian. Menurut mereka, dia bersembunyi hingga

muncul lagi untuk memenuhi dunia dengan keadilan.2oo2

Kelompok ketiga mengklaim berhentinya imamah sesudah Hasan

Al-Askari. Mereka mengatakan, kematiannya itu benar, sebagaimana

benarnya kematian ayah-ayahnya. Yang seperti ini, benar jika dikatakan

tidak ada pengganti sesudahnya. Oleh karena itu, bisa ditetapkan bahwa

tidak ada imam setelah kepergiannya. Jadi, imamahterputus, sebagaimana

terputusnya kenabian setelah Muhammad ffi. Demikian itu jaiz, baik

menurut akal, qiyas, dan tradisi. Sebab, risalah atau kerasulan itu lebih

penting dan lebih dibutuhkan umat manusia.2003

Kelompok keempat menerima kematian Hasan Al-Askari. Mereka

mengklaim imamah sesudahnya terputus, hingga Allah membangkitkan

seseorang dari keluarga Muhammad ffin yang bisa jadi Hasan Al-Askari

atau salah satu ayahnya.'*

b. Waqifiyah Imam Musa Al-Kazhim

Abu Khalaf Al-Asy'ari menuturkan, bahwa setelah pengumuman

kematian Al-Kazhim di dalam tawanan Harun Ar-Rasyid untuk yang

kedua kali, mereka yang menetapkan imamah-nya terpecah menjadi

lima kelompok. Pertama, mereka yang menetapkan kematiannya,ltga

menetapkan imamah sesudahnya berdasarkan manhaj Imamiyah, yaitu

dengan wasiat kepada putranya, Ali Ar-Ridha.

Kelompok kedua meyakini bahwa Al-Kazhim adalah Al-Mahdi.

Pun bahwa ia masih hidup dan tidak mati, bahkan tidak akan mati

sampai ia menguasai Barat dan Timur, serta memenuhi dunia dengan

keadilaru sebagaimana saat ini dipenuhi kezaliman. Selain itu, mereka juga

beranggaparl karena ia mengkhawatirkan dirinya, ia lari dari tawanan

di siang hari tanpa diketahui siapa-siapa. Kemudian Sultan dan orang-

orangnya mengelabuhi masyarakat dengan seseorang di dalam tawanan.

Jasadnya dikeluarkan dan dikuburkan di pemakaman Quraisy. Lalu orang-

orang mengklaim itulah kuburan Al-Kazhim Musa bin Ja'far.

Lihat Abu Khalaf Al-Asy'ari, Al-Maqalat wa AI-Firaq, hlm. 107, dan Asy-Syahrastani

di tempat yang sama.

Lihat: Ibid, hal. 107 - 108. Lihat juga: Asy-Syatuastani: Al-Milal wa An-Nihal,7/153.

Lihat: Abu Khalaf Al-Asy'ari, Al-Maqalatwa Al-Eiraq, hlm. 108.

2003

2004

952 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Kelompok ketiga beranggapan bahwa dialah yang akan dibangkitkan.

Pun bahwa ia telah mati, dan tidak ada imamah sesudahnya sampai ia

kembali. Selanjutnya, mereka beranggapan bahwa ia akan kembali setelah

mati. Ia bersembunyi di suatu tempat yang diketahui, memberikan perintah

dan larangan. Barangsiapa percaya padanya, bisa berjumpa dengan

melihatnya. Sebagian di kalangan mereka berkata, "Ia bersembunyi dan

akan kembali setelah persembunyiannya. Ia memiliki banyak tempat hingga

tiba waktu ia kembali."

Kelompok keempat beranggaparu dialah yang dibangkitkan. Pun,

bahwa ia serupa dengan Isa bin Maryam.$t. Sebagian di antara mereka

membenarkan ia dibunuh, dan mendustakan bahwa ia akan kembali.

Sebab, ia baru akan kembali pada Hari Kiamat. Di antara mereka ada

pula yang mengingkari pembunuhannya, dan mengklaim Allah telah

mengangkatnya. Beberapa di antara mereka yang mengatakan bahwa

Al-Kazhim masih hidup mengatakan bahwa Ar-Ridha dan anak-anaknya

sesudahnya bukanlah imam, melainkan setiap mereka adalah khalifah

hingga masa kemunculannya. Manusia berkewajiban untuk menerima

dan mendengarkan mereka.

Kelompok kelima tidak berpihak pada salah satu dari dua pendapat.

Mereka berhenti pada Imam Al-Kazhim. Mereka juga berkata, "Entahla[

kami tidak tahu; apakah ia masih hidup atau sudah mati. Sebab, kami

mendengar banyak riwayat bahwa dialah Al-Mahdi. Jadi, tidak boleh

didustakan. Kami juga mendengar berita yang shahih tentang kematiannya,

sebagaimana mendengar berita kematian ayalvrya, dan nenek moyangnya

terdahulu. Demikian itu juga tidak boleh diingkari, karena sudah teramat

jelas, masyhur, dan mutawatir." Mereka juga berkata, "Kami menegakkan

imamah-ny a, tidak melampauinya pada yang lain, hingga jelas perkaranya,

termasuk orang yang mengganti dan mengklaim kematiannya." Yang

mereka maksud adalah Imam Abul Hasan Ar-Ridha. Abu Khalaf Al-

Asy'ari berkata, "Sebagian dari mereka menyaksikan beberapa hal pada

diri Abul Hasary membuat mereka memastikannya seorang imam. Salah

satu kelompok di antara mereka membenarkan riwayat para pengikutnya,

lalu menerimanya. Lantas, mereka kembali mengakui imamah-nya."20os

2005 Lihat: lbid, hlrr..89-91. Perhatikan bahwa di dalam Maqalat-nya, -l/1.03, L04, lmam

Abul Hasan Al-Asy'ari tidak berbicara sedetil ini tentang Al-Musaiyah; mereka yang

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 953

sebagaimana Al-waqifah di kalangan As-sabaiyah dan Al-Kaisaniyah

yang keterlaluan tidak hanya menganggap imam sebagai Al-Mahdi,

melainkan sebagai Tuhan, di kalangan Al-waqifah " Al-Mamthurah" ini

pun terdapat Muhammad bin Basyir, budak Bani Asad, di Kufah, yang

juga mengklaim Musa Al-Kazhim seperti itu. Abu Khalaf Al-Asy',ari

menurunkan beritanya ketika berbicara tentang sekte-sekter Syiah yang

ekstrem. Ia meriwayatkan bahwa Muhammad bin Basyir mengaku

mengatakan tawaqquf,pun bahwa Musa Al-Kazhim adalah Allah. Ia muncul

di antara makhluk-Nya, dan dapat dilihat oleh semuanya. Di depan cahaya

ia tampil sebagai cahaya, dan di depan kekeruhan ia tampil sebagai yang

keruh. setelah itu, ia menutup penglihatan seluruh makhluk pada-Nya,

lalu ia berada di antara mereka sebagaimana adanya.

Abu Khalaf berkata, "Musa bin Basyir mengaku bisa melihat Musa bin

la'far.Menurutnya, ia tidak tertutup dari penglihatannya. Ia bisa melihatnya

kapan saja, mendekatinya dengan perintah dan larangan. Siapapun yang

dikehendaki oleh Muhammad bin Basyir juga bisa melihatnya. Ia mengaku

dirinya Nabi, pandai bermain sulap dan melakukan hal-hal luar biasa. Dan,

ada kelompok yang memiliki kecenderungan kepadanya, membenarkannya,

dan mengakui kenabiannya. Ia menyuruh para pengikutnya masuk ke

dalam rumah. Kepada mereka ia berkata, "Akan kuperlihatkan pada kalian

sahabat kalian. Ia akan bangkit menyerupai Abul Hasan (yakni Musa Al-

Kazhim)." Mereka sama sekali tidak menampiknya, hingga menyesatkan

banyak orang. Dary mereka telah bersikap lancang kepada Abul Hasan

Ar-Ridha sendiri, dan kepada siapa saja yang menisbatkan dirinya pada

keluarga Muhamma d g.zoot

menetapkan irz amahbagtr Mtsa Al-Kazhim. Melainkan sekadar menyinggung bahwa di

antara mereka ada golongan yang terkena hujan(tha'ifahmamthurah),yangmenganggaP

Al-Kazhim itu hidup dan tidak mati, serta tidak akan mati hingga menguasai bumi.

selain itu, tentang Al-Qath'iyah, yaitu mereka yanS memastikan kematiannya dan

mengakui kehidupannya kembali. setelah itu, ditambah tagi kelompok yang meyakini

bahwa Al-Kazhim mewasiatkanimamahpada putranya, Ahmad bin Musa. Abu Khalaf

Al-Asy,ari Al-Qummi menyinggung kelompok yang mengakui imamah Ahmad bin

Musa ietelah Abul Hasan Ar-Ridha, melalui wasiat seorang saudara pada saudaranya'

Konon, mereka membolehkannya pada dua bersaudara, Al-Hasan dan Al-Husain'

Lihat Al-Maqalat wa Al-Firaq, hlm. 93.

2006 Abu Khalaf Al-Asy'ati, Al-Maqalat wa Al-Eiraq, hlm. 62 - 63'

954 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

Usai menjelaskan secara detil kelima kelompok yang menetapkan

imamah bagi Al-Kazhim, sebagaimana disebutkan di atas, Abu Khalaf

melanjutkan pembicaraan mengenai para pengikut Muhammad bin Basyir

yang dikenal dengan sebutan Al-Basyariyah. Menurutnya, mereka pernah

mengatakan, "Sesungguhnya Musa Al-Kazhim itu tidak mati dan tidak

ditahary melainkan menghilang dan bersembunyi. Dialah Al-Mahdi yang

akan bangkit. Dan, selama menghilang, ia menunjuk Muhammad bin

Basyir sebagai penggantinya. Ia memberikan wasiat dan cincinnya, ltga

mengajarinya segala yang diperlukan rakyatnya, baik berkenaan dengan

urusan agama maupun dunia. Segala sesuatu ia serahkan kepadanya,

karena ia diposisikan sebagai penggantiny a.il 2oo7

Menurutku, barangkali dari sinilah penetapan imamah Al-Kazhim oleh

Muhammad bin Basyir bermula. Setelah itu, mereka termasuk madzhab-

madzhab yangkeblingerkarena mempertuhankan para imam. Abu Khalaf

menuturkan madzhab dan pandangan Muhammad bin Basyir yang tidak

berkualitas. Sebagai contoh, ia berkata, "Lahiriah manusia itu tanah,

sedangkan batiniahnya azali. Ia tersusun dari dua hal ini." Demikian itu

diungkapkan ketika berdebat dengan Hisyam bin Salim Al-jawaliqi.2o08

Apapun akidah Ibnu Basyir, ia teramat rakus pada harta orang

Syiah yang mereka berikan sebagai kewajiban terhadap siapa saja yang

diakui imamah-nya dari keluarga Muhammad. Adalah haknya dan anak

keturunannya. Oleh karena itu, ia mengaku mendapat wasiat dari Al-

Kazhim, kemudian mewasiatkan pada putranya, Sami'. Dary siapa saja

yang mendapatkan wasiat dari Sami', dialah imam yang berhak ditaati,

hingga Al-Kazhim muncul kembali.

Di kalangan para pengikutnya, ia menggembar-gemborkan bahwa

yang diberikan masyarakat sebagai kewajiban drr taqarrub kepada Allah,

wajib diberikan kepada Muhammad bin Basyir dan yang mendapatkan

wasiatrya hingga Al-Mahdi dibangkitkan. Selain itu, mereka menilai bahwa

Abul Hasan Ar-Ridha dan putranya yang diklaim sebagai imam itu tidak

benar dan bohong. Bahkary mereka dilahirkan tidak dalam keadaan yang

baik. Oleh karena itu, dinafikan dari nasab mereka. Ia juga menyuarakan af-

2007 Llhat: lbid, hlm. 91..

2008 Lihat: lbid,hlm.92.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 955

tanasukh (reinkamasi ruh), membatalkan perkara-perkara wajib selain shalat

dan puasa, menghalalkan hal-hal yang diharamkan seperti mempermainkan

kemaluan (berzina) dan anak-anak, juga menghibur diri dengan harta dan

kemaluan. Melepaskan taklif ataubeban agama menjadi magnet yang mampu

menarik sejumlah orang dan melenakan akal pikiran.2m

c. Faktor-faktor yang memicu kemunculan Al-Waqififh

Untuk memaparkan masalah ini secara ringkas, secara umum kita

terlebih dulu mengklasifikasi para pemimpin Al-Wiqifiyah dan sekte

Syiah yang popular menyuarakan konsep At-Tawaqquf. Kondisi para

pemimpin Al-Waqifiyah tak ubahnya Muhammad bin Basyir; sama-

sama mengejar kekuasaan dan harta. Abu Amr Muhammad bin Umr bin

Abdul Aziz Al-Kasyi mengungkapkan dukungannyapada pendapat ini.

Ia berkata, "Semu1a Al-Waqifiyah ini berhasil mengumpulkan tiga puluh

ribu dinar sebagai zakat harta mereka. Lantas, mereka membawanya pada

dua wakil Musa bin Ja'far di Kufah, yaitu Hanan As-Siraj dan temannya.

Kala itu Musa sedang dalam penahanan. Dari dana itu, mereka berdua

membangun rumah, membeli tanatu dan benda-benda berharga. Ketika

terdengar berita kematian Musa, mereka berdua menampiknya. Bahkan,

mereka menggembar-gemborkan di kalangan Syiah bahwa ia tidak mati,

sebab dialah Al-Mahdi. Satu kelompok di kalangan Syiah termakan oleh

pernyataan mereka berdua yang tersebar luas di kalangan masyarakat.

Sampai-sampai, ketika mereka berdua meninggal dunia, mereka berwasiat

untuk membayar sejumlah uang kepada pewaris Musa. Bagi Syiah,

pernyataan itu jelas-jelas mengungkap kerakusannya pada harta.2010

Syaikh Ath-Thusi berk ata, " Beberapa orang yan g tsiqah meriwayatkan

bahwa yang pertama memunculkan keyakinan ini (yakni menyuarakan

2009 Dari Syaikh Muhammad bin Al-Hasan Ath-Thusi, Ifthtiyar Ma'ifah Ar-Rryal (dan inilah

yang tersisa dari orang-orang Abu Amr Al-Kasyl),2/760, no. 870. Tulisan tersebut

diberi mukadimah, penjelasan, dan catatan kaki oleh As-Sayyid Ahmad Al-Husaini,

Mu'assasah Al-A'lami li Al-Mathbu'at, Karbala', Irak, di-tahqiq oleh Meir Damat,

Muhammad Baqir Al-Husaini, dan Sayyid Mahdi Ar-Raja'i, dipublikasikan oleh

Mu'assasah Ahlul Bait, Qumm, Iran, L404 H.

2010 Syaikh Muhammad bin Al-Hasan Ath-Thusi, Al-Ghaybah, hlm. 63, nomor 65, tahqiq:

Syaikh Abdullah Ath-Thahrani dan Syaikh Ali Ahmad Nashih, dipublikasikan oleh

Mu'assasah Al-Ma'arif Al-Islamiyyah, Qumm, cetakan II, dicetak oleh Percetakan

Bahmary Qumm, han,1417 H.

956 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

al-waffi-berhenti mengakui imam-pada Al-Kazhim) adalah Ali bin

Abi Hamzah Al-Batha'ini, Ziyad bin Marwan Al-Kindi, Utsman bin Isa

Ar-Rawasi. Mereka adalah orang-orangyarrg tamak pada harta. Maka,

mereka mempengaruhi kaum yang bisa memberikan banyak harta."2017

Selanjutnya, ia meriwayatkan dengan sanadnya dari Yunus bin

Abdurrahman bahwa ia berkata, "Ketika Ibrahim meninggal, yang

merawatnya adalah orang-orang yang berharta. Itulah mengapa mereka

melakukan al-zaaqf dan mengingkari kematiannya; untuk meraih banyak

harta. PadaZiyad bin Marwan Al-Qindi terdapat 70.000 dinar, sedangkan

pada Ali bin Abi Hamzah 30.000 dirrar.ilzolz

Di kalangan Syiah atau Al-Waqifiyah secara umum, ada yang

menyepelakan penghalalantaklif agama. Atau, bid'ah yang merujuk pada

ushul yang bersumber dari peradaban dan akidah umat sebelum Islam.

Hal senada diungkapkan oleh Al-Wahid Al-Bahbani dalam Fawaid-nya.Ia

berkata, "Kecintaan yang teramat besar kaum Syiah terhadap para imam,

besarnya harapan terhadap mereka, kesulitan dan cobaan yang ditimpakan

pada mereka, mulai dari pembunuhan, ketakutan, dan beragam penyiksaan

lainnya, juga kebencian musuh-musuh mereka, memicu kerinduan mereka

terhadap daulah yang dibangkitkan dari keluarga Muhammad ffi yang

akan memenuhi dunia dengan keadilan. . .. Sampai-sampai ada yan gbilang,

Syiah itu biasa dididik dengan berandai-andai."

Kelompok-kelompok Al-Waqifiyah ini sudah tersebar sejak dahulu

kala, dilanjutkan oleh Syiah ltsna Al-Asyariyah hingga sekarang. Mereka

menghentikan imamah pada Imam Hasan Al-Askari yang kesebelas.

Mereka menganggapnya anak, pun bahwa ayahnya telah memberitahukan

sesuatu yang bersifat khusus di luar sepengetahuan para penguasa

Abbasiyah. Terkait kelahirannya tidak ada data-data historis yang bisa

mempertemukan yang pro dan kontra. Para teolog mereka mengandalkan

dalil-dalil filsafat teoritis yang mewajibkan imamah, berikut cabang-

cabangnya, seperti menafikan kematian imam tanpa memiliki pengganti

yang bisa menerima wasiat. Selanjutnya, mereka menganggap imam yang

kedua belas, yang tidak diketahui pasti kelahirannya, adalah Al-Mahdi.

2011. lbid, hlm. 64, nomer 64.

2012 Al-Wahid Al-Bahbani, Al-F auta' id Ar-Rijaliyyah, hlm. 41.

Ensiklopedi AJiran dan Madzhab di Dunia tslam 957

Selain itu, bahwa ia menghilang sebanyak dua kali. Pertama, al-ghaybah

ash-shughra (kegaiban yang kecil), mulai tahun 260- 329 H. Artinya,

kurang lebih tujuh puluh tahun. Selama itu, ia mentransfer perintah dan

larangan dan mengumpulkan harta yang menjadi haknya. Ada empat

wakil yang menjalankan tugas ini secara bergantian. Kedua, al-ghaybah al-

kubra (kegaiban yang besar), dimulai dari terputusnya perwakilan itu dan

terus berlangsung sampai sekarang, bahkan sampai kemunculan Imam

Al-Mahdi Ali bin Hasan Al-Askari. Lantas, terhentinya imamahpada imam

kedua belas, juga sebab-sebabnya telah dibiacarakan di depan, dalam bab

hak Al-waqifiyah terhadap tafsir politik individual. Dalam arti kata, ini

merupakan keniscayaan madzhab yang dibutuhkan oleh prinsip-prinsip

mereka. Untuk itu semua, mereka berani berkorban dan mempertahankan.

Prof. Dr. Mush'ab Iilris Asy-Sayyiil Musthafa Al-ldrisi

958 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

WAHABIYAH

SEBUAH gerakan dakwah perbaikan (islahiyah), keagamaary dan salafiyah.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab memulainya dari wilayah Nejed

pada abad ke-12 Hijriyah/ 18 Masehi. Kelompok ini pun dihubungkan

dengan namanya, kemudian di beberapa wilayah dikenal dengan sebutan

Dakwah Wahabiyah. Beberapa buku menghilangkan kata " dakw ah", hingga

hanya tinggal sebutan Wahabiyah. Begitu saja masyarakat sudah paham

yang dimaksud. Di beberapa buku Barat, ada yang menghubungkan antara

dakwah dengan imamnya sehingga dirasa sebagai madzhab baru dalam

Islam yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Atau,Islam yang

baru, sebagaimana disebutkan dalam buku lslamWahabi yang ditulis oleh

Delong-Bas Natana, cetakan Al-Jami'ah Al-Amrikiya[ Kairo, 2005 M.

Sejatinya, dakwah Wahabiyah bukanlah madzhab baru dalam

Islam yang dibawa oleh Syaikh Muhammad Abdul Wahab. Dia dan para

pengikutnya tidak ada yang menyerukan itu. Bahkan, mereka memastikan,

Wahabiyah adalah dakwah salafiyah yang mengajak kembali pada Kitabullah

dan As-Sunnah, mengikuti jejak Ahlu Sunnah wal Jamaah. Syaikh Abdullah

bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menuturkan, " Madzhab kami di

bidang ushul, seperti Madzhab Ahlu Sunnah wal Jamaah. jalan yang kami

tempuh adalah jalan kaum salaf, seperti meyakini ayat dan hadits tentang

sifat-sifat Allah secara zhahir. Cukup meyakini kebenarannya, karena hanya

Allah-lah yang mengetahui makna sesungguhnya. Ketika Malik bin Anas -

salah seorang ulama salaf terkemuka - ditanya tentang firman Allah; " Allah

bersemayam di atas 'Arsy," ia berkata, " Istiuta'-Nya diketahui, bagaimananya

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 959

rur

I

tidak diketahui, mengimaninya adalah wajib dan mempertanyakannya

adalah bid'ah./2013

Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin At-Turki -salah seorang ulama

Saudi - berkata, "syaikh Muhammad bin Abdul Wahab tidaklah membawa

sesuatu yang baru bagi manusia. Ia juga tidak mengajak mereka pada

sesuatu yang asing. Alih-alih, iustru mengajak mereka kembali pada agama

Allah. Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Memegang

teguh keduanya, dan membersihkan keyakinan dari kotoran-kotoran

yang melingkupinya.'/2014 Sementara itu, dalam banyak hal di bidang

furu', pengSkut Al-Wahabiyah berpegang pada Madzhab Imam Ahmad

bin Hanbal. Akan tetapi, mereka juga tidak kaku. jika pendapat salah

seorang di antara ketiga imam yang lain-Abu Hanifah, Malik, dan Asy-

Syafi'i-dilandasi dalil yang lebih kuat, mereka akan mengambilnya dan

meninggalkan pendapat Imam Ahmad.

Beberapa referensi yang menuturkan tentang sejarah dakwah dan

imamnya, menegaskan bahwa kelompok ini berdiri di tengah lingkungan

yang sangat menyimpang dari substansi akidah tauhid. Oleh karena itu,

Sang Imam memutuskan untuk meluruskan penyimpangan ini. Para

pengikut dakwah ini tidak suka mereka disebut Al-Wahabiyun, melainkan

lebih suka disebut Al-Muwahhidun, atau Al-Ikhwary dan atau As-Salafiyun.

Untuk membangun konstruksi sejarah dakwah ini, dan memberikan

definisi yang benar, maka kami akan menyampaikan apa saja yang

mendukung dan menentangnya, kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi,

peyebaran mereka yang sukses, termasuk kritik terhadap mereka. Visibilitas

kelompokini di dalammaupun di luarSemenanjung Arab diawali dengan

dua perkara penting, yaitu:

P ertama,referensi-referensi penting yang menuliskan sejarah dakwah

dan para pendukungnya, termasuk juga para penentangnya.

Kedua,mengenali iklim Nejed yang ikut membentangkan jalan bagi laju

dakwah, baik dari sisi politik maupunkeagamaan. Sebab, itulah lingkungan

2013 Dr. Abdurrahman Abdurrahim, Ad-Daulah As-su'udiyyah Al-ula, Dar Al-Kitab Al-

Jami'i, Kairo, 1979 M., cetakan ke-3, juz 1, hlm. 50, dinukil dari Al-Wahabiyyun wa

Al-Hijaz, karya Syaikh Rasyid Ridha.

201,4 Mu'allafat Syailch Muhammadbin AbdulWalub, Mulhaq Al-Mushannafat,Jami'ah Al-Imam

Muhammad binSu'ud, Riyadh, 1398}{/1988 M, hlm.2'

960 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

yang menjadi tempat tumbuh dan penyebarannya ke seluruh Semenanjung

Arab, lalu meluas keluar. Terkait poin pertama, ketika Syaikh Muhammad

bin Abdul Wahab dipandang oleh para pengikutnya sebagai sosok paling

berpengaruh di abad ke-12 Hijriyah/ 18 Masehi, maka tak pelak ia menjadi

pusat perhatian para peneliti. Banyak sekali bermunculan tulisan-tulisan

yang mendukung dan menentang dakwahnya. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini, akan disampaikan beberapa yang penting saja.

Di antara tulisan yang paling lama dan paling penting tentang sejarah

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan dakwahnya adalah sejarah Nejed

yang diberi jr;.dul Ratndhah Al-Aftar wa Al-Aftam li Murtadi Halil lmam dan

Ti'dadu Ghazautat Dzawil Islam, yang ditulis oleh seorang pakar sejarah, Husain

bin Ghamam. Menurut banyak pakar, ia seorang sejarawan yang terpercaya.

Ia hidup semasa dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, bahkan

pernah menjadi muridnya. Ia menulis buku ini berdasarkan keinginan

Syaikh. Buku yang tidak kalah penting adalah Unwan Al-MajdifiTankhNajdi,

ditulis oleh seorang sejarawan, Utsman bin Abdullah bin Basyir, yang lahir

tidak lama setelah Syaikh wafat. Artinya, ia tumbuh di tengah lingkungan

dakwah yang terus melaju kendati ditinggal pergi Syaikh Muhammad bin

Abdul Wahab. Ia begitu dekat dengan berbagai peristiwa yang terjadi. Dua

buku ini sangatlah penting mengenai sejarah dakwah ini. Keduanya tidak

sekadar menuliskan sejarah Nejed saja, atau Semenanjung Arab secara

umum/ melainkan juga menyinggul soal konstelasi beberapa wilayah Arab

yang lairy seperti Irak, Syam, dan Mesir. Seolah mereka ingin mengatakary

"Bukan hanya Nejed yang menjadi persebaran bid'ah, melainkan wilayah-

wilayah Islam yang lain juga perlu perbaikan."

Di antara referensi yang menuliskan sejarah dakwah dan imamnya;

kehidupan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, terdapat dalam sejumlah

buku biografi, seperti Ulama' Najd f Sittati Qurun, ditulis oleh Syaikh

Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Al-Bassam; buku Masyahiru Lllama'

Najd wa Ghairuhum, ditulis oleh Syaikh Abdurrahman bin Abdul Lathif

Alus Syaikh; buku Al-Mujaddiduna fi Al-lslam, ditulis oleh Syaikh Abdul

Muta'al Ash-Sha'idi; buku Zu'ama' Al-lshlah fi Al-Ashr Al-Hadits, ditulis

oleh Ustadz Ahmad Amin. Selain itu, ada pula buku-buku sejarah yang

menuliskan sejarah KerajaanSaudi yang mendukung dakwah salafiyah dan

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 961

bergandengan tangan dengannya, seperti bttku. Ad-Daulah As-su'udiyyah

Al-llla, ditulis oleh Dr. Abdurrahim Abdurrahman Abdurrahim; buku

Tarikh Asy-Syarq Al-Arabi fit Taikh Al-Hadits wa Al-Mu'ashir, ditulis oleh Dr.

Muhammad Anis dan sayyid Rajab Harraz;bukt Taikhu Najd Al-Hadits

bayna Hawaliqi lbni Ghunam wa lbni Busyr,ditulis oleh Dr. Husain Muhammad

Abdullah Al-Hunaidi. Tentu tidaklah cukup dengan membaca buku-buku

yang mendukung gerakan dakwah dan imamnya, melainkan juga harus

membaca buku-buku lain yang menentangnya.

Di antara buku yang mengusung penolakan seperti itu adalah Ash-

Shawa'iq Al-Ilahiyah fi Ar-Raddi 'ala Al-Wahabiyah, ditulis oleh Syaikh

sulaiman bin Abdut wahab, saudara kandung syaikh Muhammad bin

Abdul wahab. Di dalam buku ini, ia membantah dan menyalahkan

pendapat saudaranya yang mengategorikan tawasul kepada para Nabi

dan wali sebagai syirik. Buku ini disertai sisipan risalah para imam lain

yang juga melancarkan bantahan terhadapnya, seperti Risalah Asy-syaikh

Muhammad Hasanain Makhluf, Mufti Ad-Diyar Al-Mishriyah Al-Asbaq

tentang hukum bertawasul kepada para Nabi dan wali. selain itu, buku Al-

Minhah Al-wahabiy ah fi Raddi At-wahabiy ah. Bukuini merupakan kumpulan

makalah dan risalah yang menentang dakwah Wahabiyah, dikodifikasikan

oleh Husain Hilmi. selain itu, buku l..llqma' Al-Muslimin wa Al-wahabiyin,

tulisan yang diintisarikan dari beberapa buku, dikodifikasikan juga oleh

Husain Hilmi. Masih ada banyak buku yang menentang gerakan dakwah

wahabiyah. Di dalam brtku At-Maqalat As- sunniyy ah fi Kasyfi Dhalalah lbni

Taimiyah, syaikh Abdullah Al-Harari menulis 83 buku yang menentang

Wahabiyah.2olslnilah beberapa referensi penting yang melakukan kajian,

secara langsung mauPun tidak.

sementara itu, terkait poin kedua, yaitu kajian tentang keadaan Nejed

yang sangat mendukun gbagdakwah salafiyah dilihat dari dua sisi: politik

dan keagamaan, beberapa saat sebelum kemunculan Muhammad bin

Abdul Wahab. Pertama, kami ingin menyamPaikan bahwa Nejed terletak

2015 Lihat: syaikh Abdullah Al-Harari, Al-Maqatat As-sunniyualr fi Kasyfi Dhalalah lbni

TaimiyaL, karya Syaikh Abdullah Al-Harari, cetakan ke-3, Dar Al-Masyari' li Ath-

Thiba,ah wa An-Nasyr wa At-Tawzi" Beirut, Lebanon, 1.417 H/1996 M, hlm. 244:251.

962 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

di bagian tengah Semenanjung Arab,2016di sebelah utara dibatasi gunung

Syamr, di sebelah selatan Ar-Rub'ul Khali, di sebelah baratHiiaz, dan di

sebelah timur Ad-Dahna' dan Al-Ahsa'.2017

Ketika dunia disinari cahaya Islam, dan ketika kekuatan Islam mulai

terlihat pasca Perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah ffi dengan kaum

Quraisy pada tahun 6 H, beliau mengirimkan surat kepada para raja di

dunia, termasuk para pemimpin Arab. Tujuannya satu; mengajak mereka

pada Islam. Maka, kepada Hawadzah bin Ali, beliau menulis surat yang

berbunyi sebagai berikut, "Salam sejahtera semoga tercurah kepada yang

mengikuti hidayah. Ketahuilah bahwa agamaku akan terus nampak hingga

akhir pemakai sandal (menguasai seluruh dunia) dan tukang gali. Masuk

Islamlah, Anda akan selamat. Jika kamu masuk Islam, akan kujadikan

untukmu yang ada di bawah kedua tanganmu."

Ketika Salith bin Amr Al-Amiri membawa surat Rasulullah ffi

kepadanya, ia menerimanya dan menghormatinya. Selanjutnya, ia

membalas surat kepada Rasulullah dengan bunyi, "Betapabaik dan indah

yang engkau serukan. Aku adalah penyair dan juru bicara kaumku. Arab

takut pada kedudukanku. Maka, jadikan untukku beberapa hal, aku akan

mengikutimu." Sekembalinya Salith dan menyerahkan surat balasan itu

kepada Rasulullah, beliau mengerti yang dimaksudkan. Beliau bersabda,

"Andaikata ia meminta tanah Sibayah kepadaku, aku tidak akan melakukannya.

I a akan bin as a, dan b in as a p ul a ker aj aanny a. " Tak lama berselang, Hawadzah

meninggal dunia. Sementara itu, Tsamamah bin Atsal datang ke Madinah

dan menyatakan diri masuk Islam kepada Rasulullah ffi.

Selanjutnya beliau mengangkatnya sebagai pemimpin di Yamamah.

SetelahFathu Makkahtahun 8 H, delegasi Arab dari berbagai penjuru datang

berduyun-duyun untuk berbaiat dan menyatakan diri masuk Islam, salah

satunya delegasi Bani Hanifah yang di antara mereka terdapat Musai[mah.2o18

Rasulullah mengapresiasi para delegasi itu, termasuk baiat dan keinginan

201,6 Dr. Mahmud Thaha Abu Al-Ula, lughrafiyyah Syibh Al-lazirah Al-Arabiyah, jnz 1.,

Maktabah Al-Anjalu Al-Mishriyah, Kairo, 1993NI., hlm.43.

2017 Lihat: Ibnu Sayyidinn as, Uyun Al-Atsar fi Funun Al-Maghazi zoa Asy-Syama'il wa As-Siyar,

Dar Al-Awqaf Al-Jadidah, Beirut, cetakan ke-2, 1400 H/1.980M, juzll,hlm.242.

2018 Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tarikh Ar-Rusul wa Al-Muluk, cetakan ke-2, Dar

Al-Ma'arif, Kairo,1969}i{, juz3, hlm. 137.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 963

mereka untuk memeluk Islam. Akan tetapi, tidak lama setelah kepulangan

mereka ke daerah asal masing-masing; Musailimah tiba-tiba mengaku nabi.

Ia menulis surat kepada Rasulullah, memberitahu bahwa dirinya adalah nabi

seperti beliau. Ia juga mengklaim mendapatkan separuh risalah dan separuh

bumi. Maka, Rasulullah membalas sebagai berikut, "Dari Muhammad

Rasulullah kepada Musailimah Al-Kadzdzab (Sang Pembohong). Salam

sejahtera kepada yang mengikuti hidayah . Amma ba' d. Sesungguhnya bumi

ini milik Allah. Dia akan mewariskannya kepada siapa saja yang dikehendaki-

Nya di antara hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya kesudahan yang baik bagi

orang-oran g y arrg bertakwa."2o1e Tidak sedikit dari kalangan Bani Hanifah

yang ikut-ikutan mengaku nabi seperti Musailimah, dan murtad. Sikap

mereka semakin menjadi-jadi setelah Rasulullah wafat. Maka, pada tahun

11-12 H, Khalifah pertam4 Abu Bakar Ash-Shiddiq, menumpas mereka. Juga

menumpas orang-orang murtad lainnya di negara Arab, mengembalikan

persafuan mereka, baik secara keagamaan maupun politik, sebagaimana

dicapai pada akhir masa Rasulullah. Pada tahun 13-23 H, ketika Umar bin

Al-Khathab menjabat Khalifah, ia bisa meredam keliaran kabilah-kabilah

Arab,2u] dan mengarahkannya unfuk menghadapi serangan bangsa Romawi

terhadap beberapa negara Islam yang baru berkembang. Kabilah-kabilah

Nejed juga ikut ambil bagian dalam berbagai penaklukan (futuhat lslamiyyah).

Alhlasil, futuhat itu telahmengalihkan perhatian mereka dari pertikaian antar

kabilahhingga saat ini. Dan, di masa kekhalifahan UtsmanbinAffan (tahun

24-35H),sangat disayangkan sekali fanatisme kesukuan itu kembali terusik.

Bahkary menjadi salah satu sumber petaka besar. Ribuan muslim menjadi

korbary antara lain dua orang khalifah; Utsman dan Ali hg.

Ragam peristiwa telah menyita perhatian Ali twa terhadap Nejed.

Baru pada masa kepemimpinan Dinasti Umawiyah (41' -132 H.), melalui

kepiawaian politik sang perintisnya, Muawiyah bin Abi Sufyan, simpati

kabilah-kabilah Nejed dan yang lainnya berhasil ia dapatkan. Kepemimpinan

sesudah Dinasti Umawiyyah cenderung tidak mengindahkanJazirah Arab

secara umum, khususnya Nejed. Nasib Semenanjung Arab pada masa

Dinasti Abbasiyah (132-656H/750-258 M) tidak jauh lebih baik dari masa

2019 lbid, hlm.3:L46.

2020 SyaikhHusainKhalaf(SyaikhKhaz'al),HayahAsy-SyaiWMuhammadbinAbdulWahhab,

Beirut, 1388 H/1968 M, hlm. 137

964 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

kepemimpinan Umawiyah. Para pemimpin hanya memerhatikan dua

kota suci, Makkah dan Madinah, tentu karena pertimbangan politik dan

keagamaan.

Ketika Utsmaniyah muncul, mereka mulai menguasai beberapa

wilayah di Semenanjung Arab, khususnya daerah yang menonjol ke Teluk

danHijaz yang menonjol ke Laut Merah.2021

Begitulah, sehingga dua kota suci ini masuk ke dalam wilayah

kekuasaan mereka. Oleh karena tak ada upaya dari Utsmaniyah untuk

memajukan negeri, melainkan hanya peduli pada penarikan retribusi pajak

saja, maka keadaan memburuk. Terlebih Nejed, kebodohan dan khurafat

merajalela. Fanatisme acapkali memicu konflik kesukuan. Akibatnya,

setiap keluarga ibarat satu kabilah, dan setiap desa memiliki seorang amir.

Dinasti Utsmaniyah sendiri mendorong dan membiarkan konflik ini, karena

menguntungkan kekuasaannya.2oz Yang menjadi amir semakin banyak.

Keamiran di Uyainah berada di bawah kekuasaan keluarga Ma'mar, di

Ad-Dar'iyah berada di bawah kekuasaan keluarga Su'ud, di Hail berada

di bawah kekuasaan Ali, dan di Al-Qashim berada di bawah kekuasaan

Hujailan. Masih banyak lagi amir di beberapa daerah yang lain, sampai-

sampai satu desa terbagi menjadi beberapa wilayah kepemimpinan.2ots

Begitulah konstalasi politik di Nejed. Lantas, bagaimana dengan sisi

keagamaannya?

Kondisi Keberagamaan di Neied pada Abad ke-12 Hiiriyah

Sebagaimana daerah-daerah lain sebelum Islam, masyarakat Nejed

umurnnya menganut animisme. Meskipun kala itu Kristen sudah masuk

ke beberapa wilayah bagian utara, khususnya di kalangan kabilah Taghallub

bin Wail bin Rabi'ah.2024 Di atas telah kami singgung kisah keislaman

mereka, tentang kemurtadan mereka setelah Rasulullah wafat, jugatentang

keberhasilan Abu Bakar Ash-Shiddiq w mengembalikan mereka pada Islam.

Dr. Muhammad Anis dan Sayyid Rajab Harraz, Tarikh Asy-Syarq Al-Arabi fi At-Tarikh

Al-Hadits wa Al-Mu'ashir, Dar An-Nahdhah Al-Arabiyah, Kairo, 1967 M., hlm. 30 dan

sesudahnya.

Hayah Syaikh Muhammad bin AbdulWahab,Ibid, hlm. 38.

Ibid, hlm.39.

Ibid, hlm.40.

2022

2023

2024

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 965

Konstalasi politik sebagaimana telah kami singgung di atas, menjadi-

kan Nejed kurang mendapat perhatian. Akibatnya, putra-putri terbaiknya

yang pandai berkuda, penyair, dan sastrawan, lebih memilih tinggal di

daerah-daerah yang lebih menjanjikan. Mereka lebih memilih tinggal di

dekat penguasa. Akibatnya, Nejed semakin terpuruk, bahkan mencapai

puncaknya di abad ke-12 Hijriyah (ke-18 Masehi). Jadilah Nejed tempat

yang subur bagi pertumbuhan khurafat dan bid'ah, sampai-sampai

masyarakat meminta bantuan kepada jin dan melakukan persembahan

kepadanya.

Mereka meletakkan sesajen makanan di pojok-pojok rumah supaya

sembuh dari sakit. Selain itu, mereka juga meminta berkah pada kuburan,

mengultuskan, dan menunaikan haji ke sana. Mereka meyakini pohon dan

bebatuan memiliki kekuatan. Maka, mereka pun tak sungkan memohon

kepada benda-benda itu agar kebutuhannya dipenuhi. Mereka bertawasul

kepada benda itu agar musibah yang menimpanya segera diangkat. Sebagai

contoh, di desa Al-Jubailah terdapat kuburan Zaid bin Al-Khaththab,

saudara kandung Khalifah Umar bin Al-Khaththab &D yang meninggal

dunia dalam peperangan melawan orang-orang murtad. Nah, kuburan

tersebut ramai dikunjungi masyarakat untuk meminta perbaikan nasib.

Selain itu, di Ad-Dari'ah terdapat sebuah gua yang disucikan. Dan, di

mulut gua terdapat pohon kurma jantan yang kerap didatangi para gadis

untuk meminta jodoh. Kepadanya mereka kerap mengucapkan, "Wahai

pohon kurma pejantan, berilah aku jodoh tahun irri.t2ozs

Di tengah kegelapan dan kebodohan yang membabi buta ini, masih

ada beberapa ulama yang di lubuk hatinya mengingkari semua itu. Akan

tetapi, mereka tidak punya cukup keberanian untuk menentangnya secara

terang-terangan, karena takut reaksi masyarakat yang berlebihan. Namun di

sisi lain, ada pula ulama yang malah mendukung kemungkaran ini, karena

mereka mendapatkan keuntungan darinya. Di antara mereka ada yang

menjadi pemandu permohonan dengan mendapatkan imbalan sejumlah

uang, ada pula yang menerima praktik nazar dan mengaku memiliki

kekuatan wali untuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan.2026

Ibid, hlm.42.

Ibid, hlm.43.

2025

2026

966 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

singkat cerita, begitulah konstelasi politik dan keagamaan di Nejed

sejak kemunculan Islam hingga kemunculan syaikh Muhammad bin

Abdul wahab pada abad ke-12 Hijriyah. Lantas, siapakah gerangansyaikh

Muhammad bin Abdul Wahab itu?

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Muhammad bin Abdul wahhab bin sulaiman At-Tamimi An-Naidi Al-

Khaili dilahirkan di kota Uyainah pada tahun 1115H/1703M,m27di tengah

keluarga berilmu. Kakeknya adalah Syaikh Sulaiman, salah seorang ulama

terkemuka yang bermadzhab Hanabilah di Nejed. Selain itu, ia iruga seorang

Qadhi di uyainah. setelah wafat, ia digantikan oleh putranya, Abdul

wahab. Muhammad bin Abdul wahab kecil memulai kehidupan ilmiahnya

dengan menghafal Al-Qur'ary sebagaimana tradisi anak kecil di beberapa

negara Islam kala itu. Dan, di usia 10 tahun, ia sudah merampungkan

hafalannya. Selanjutnya, untuk pertama kali ia mempelajari kaidah bahasa

Arab, fikih Madzhab Imam Ahmad bin Hanbal, ilmu tafsir, dan hadits dari

sang ayah. selain itu, ia juga belajar dari para ulama Nejed yang lain, seperti;

syaikh Abdurrahman bin Ahmad dan syaikh Hassan At-Tamimi.2o28 Melihat

kecintaannya pada ilmu, sang ayah memberikan dukungan. Menginjak

dewasa, ia ditunjuk menjadi imam shalat supaya mulai mendapat tempat

di hati masyarakat.Ia sangat membanggakannya. Muhammad bin Abdul

wahab dinikahkan di usia muda. Melihat pergerakan keilmuan di kampung

halamannya tidak menggeliat, bahkan tidak bisa memenuhi ambisinya,

ia pun berniat mengembara untuk mencari ilmu. Keinginannya yang

teramat besar adalah pergi ke negara-negara Hijaz untuk menunaikan

ibadah haji, kemudian berkumpul dengan para ulama di Makkah. setelah

itu, ke Madinah mengunjungi makam Rasulullah dan berkumpul dengan

para ulama di sana untuk menimba ilmu. Maka, ia pun belajar fikih dari

sayyid Muhammad Hayat As-Sanadi, juga syaikh Al-Bukhari Abdullah

bin Ibrahim bin Yusuf Ali Yusuf. selama dua bulan tinggal di sana,

ia menentang keras praktik-praktik khurafat sebagaimana dilakukan

2027 Pembicaraan kami tentang kehidupan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab meruiuk

pada referensi-referensi yang telah disebutkan.

2028 Nama-nama syaikh yang menjadi guru bagi syaikh Muhammad bin Abdul wahab

akan dibicarakan di akhir pembahasan.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 967

masyarakat di kampung halamannya, seperti bertawasul kepada para

Nabi dan wali. Tak jarang ia melihat orang-orang komat-kamit meminta

pertolongan kepada Rasulullah. Maka, ia berkata kepada gurunya, Syaikh

As-Sanadi, " sesungguhnya mereka akan dihancurkan (oleh kepercayaan) yanS

dianutnya dan akan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan" (Al-A'raf: L391.202e

syaikh Muhammad bin Abdul wahab kembali ke Uyainah dari

pengembaraan pertamanya ke negeri Hijaz pada tahun 1136H/1723 M'

(Akan tetapi, di lain kesempatan, ia juga masih pergi ke Hijaz). Selanjutnya,

ia belajar pada sang ayah dan ulama yang lain. Ia dikenal tekun dan sabar

dalam menuntut ilmu. sebagaimana dituturkan sejarawan yang menulis

biografinya, ia menulis satu buku penuh di satu majelis dengan telaten

dan tiada bosan. Tulisannya bagus. selain itu, ia getol mempelajari karya-

karya Ibnu Taimiyah dan muridnya,Ibnul Qayyim. Keduanya memberikan

pengaruh yang cukup besar. Ia melihat Ibnu Taimiyah sebagai sosok

teladan yang patut diikuti di dalam memberantas bid'ah dan kemungkaran,

termasuk tawasul kepada para Nabi, Rasul, wali, dan orang-orang saleh.

Setelah merenungkan sekian lama, ia menyampaikan itu kepada khalayak'

Akan tetapi, penyampaiannya direspon penolakan keras dari masyarakat,

bahkan dari beberapa ulama. Memerangi sesuatu yang sudah diyakini

memang tidak mudah, butuh waktu yang panjang. Reaksi atas seruan

dan ajakannya bukan hanya penolakan, melainkan juga kecaman dari

pemerintah. Bahkan, tak jarang terjadi pertengkaran antara keluarganya

dengan pihak penentangnya. Kondisi inilah yang menuntutnya menjauh

untuk sementara waktu. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab akhirnya

memutuskan untuk pergi ke beberapa neSara Islam, berkonsultasi dengan

para ulama di sana, juga belajar dari pengalaman hidup masyarakat yang

lain. Ia pun meninggalkan Uyainah di akhir tah,tn1136 H / l724Mmenunju

Ahsa'. Di sana ia berjumpa dengan syaikh Abdurrahman bin Muhammad

bin Abdul Lathif Asy-syaf i Al-Ahsa'i. Dialah yang memPerkenalkannya

padaKarais yang diintisarikan dari shahih Al-Imam Al-Bukhnrl, membuatnya

terpana. setelah itu, ia meninggalkan Ahsa' menuju Basrah di Irak. Di sana ia

iugaberjumpa dengan para ulama terkemuka, seperti; syaikhMuhammad

Al-Majmu'i, syaikh Anas bin Darwis, syaikh shihabuddin Al-Maushili

2029 Hayah Asy- Syaikh Muhammadbin AbdulWahab, ibid, hlm' 59'

968 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

dan sebagainya.2o3o Di Basrah pun ia melihat fenomena yang sama/ seperti

yang dilihat di kampung halamannya sendiri dan di Hriaz. Karena sudah

tak sabar, ia menyerang dan menentangnya. Sepertinya ia memang tidak

setuju dengan praktik-praktik seperti itu. Jika memang tidak bisa mencegah

yang terjadi di kampung halamannya sendiri, barangkali bisa mencegah

di negeri yang jauh. Ternyata, reaksi masyarakat Basrah lebih keras lagi.

Tidak sebatas perkataan, lebih jauh lagi memasuki ancaman pembunuhan,

atau pengusiran dari Basrah. Oleh karena itu, karena lebih memilih selamat,

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab pergi meninggalkan Basrah. Atau,

diusir secara tidak hormat. Menurut para sejarawary ia sedianya berniat

menuju Syam untuk berkonsultasi dengan para ulama di sana. Juga

melihat yang terjadi di sana. Akan tetapi, biaya tidak mendukung. Selain

itu, ia mendapat berita bahwa ayahandanya, Syaikh Abdul Wahab, telah

meninggalkan Uyainah karena terlibat perselisihan dengan Sang Amir,

Ibnu Mu'ammar. Ia dipecat sebagai qadhi, karena pergi ke Huraimala'.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab akhirnya memutuskan untuk

bertemu dengan ayahannya, meneruskan belajar darinya. Kendati berat

dan menyiksa, perjalanan ini telah memberinya pengalaman dan ilmu

yang tidak didapat dari Nejed. Terlebih masyarakat di sana hanya fokus

pada fikih Hambali. Adapun ilmu-ilmu keislaman yang lain, seperti tafsir,

hadits, dan bahasa Arab, mereka kesampingkan.2o3l Beberapa sejarawan

yang menulis biografi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menulis, ia

pergi ke Persia dan tinggal di Kurdistan, Hamdzan, Ashfahan, dan Qumm.

Di sana ia belajar filsafat, tasawuf, dan orientalisme.2032

Namun, beberapa sejarawan yang lain membantah kepergian Syaikh

ke wilayah-wilayah tersebut. Bukti-bukti yang disodorkan adalah sebagai

berikut:

1. Tidak ada bukti yang menguatkan bahwa Syaikh Muhammad bin

Abdul Wahab bisa berbahasa Persia. Jika benar ia pernah tinggal di

sana, tentu sedikit banyak tahu dan mengenal bahasanya.

2030 Ibid, hlm. 60-61.

2031 Syaikh Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Al-B assam, Ulama' Nejed fi Sittati Qurun,

Maktabah Nahdhah Al-Haditsah, Makkah Al-Mukarramah, cetakan ke-1, tahun 1398,

juz I, hlm.29.

2032 Dr. Ahmad Amin, Zu'ama' Allshlah fil Ashr Al-Hadits, Maktabah Nahdhah Al-

Mishriyyah, Kairo, 1965, hlm. 10.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 969

2.

J.

Mempelajari warisan keilmuan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

tidak ditemukan jejak filsafat tasawuf dan orientalisme. Alih-alih, ia

justru memusuhi dan sama sekali menolaknya.

Mereka yang mengklaim kepergian syaikh ke wilayah-wilayah Persia,

termasuk belajar filsafat dan tasawuf, hanya bersumber pada satu

buku, yaitu Lam'u Asy-Syihab fi Sirah Muhammad bin Abdil Wahab wa

Da'watihi.

Di dalam banyak risalah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

menceritakan daerah-daerah yang dikunjunginya dan menjadi tempat

menimba ilmu dari para ulamanya. Namun, Persia sama sekali tidak

disebutkan di sana.2o33

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab di Huraimala'

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab kembali dari Basrah ke

Huraimala' melalui Ahsa', dan berjumpa dengan orangtuanya. Ia lantas

meneruskan belajar fikih Hambali, tafsir, hadits, dan sirah nabawiyah.

Semakin mendalami dan semakin banyak mengetahui warisan serta

pemikiran Ibnu Taimiyah dan muridnya, Ibnul Qayyim, semakin kuat

keinginan untuk memerangi bid'ah, kendati dirasa berat. Kesabaran Ibnu

Taimiyah ia tiru, kendati harus mati di penjara demi memperjuangkan

prinsipnya. Mengapa ia tidak bisa melakukan seperti itu? Karena teramat

mengagumi Ibnu Taimiyah, ia menyalin ulangbeberapa karyanya dengan

tulisan tangan sendiri. Di museum Inggris di London ditemukan banyak

sekali risalah warisan Ibnu Taimiyah yang ditulis tangan oleh Syaikh

Muhammad bin Abdul Wahab.2os

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab tidak bisa tinggal diam

menyaksikan bid'ah-bid'ah di Huraimala'. Ia pun mulai bertindak. Sang

ayah sempat mencegahnya, karena khawatir diprotes khalayak dan

berujung pembunuhan. Terlebih beberapa ulama tidak setuiu dengan

dakwahnya. Bahkan, menurut beberapa pakar, ayahnya sendiri menentang

dakwahnya tersebut.2o3s Sikap sang ayah yang terus menerus melarangnya

Ad-Daulah As-Su'udiyyah, ibid, yuz I, hlm. 34.

Syaikh Abdul Muta'al Ash-Sha'idi, Al-Mujaddidun fi Al-Islam, Maktabah Al-Adab,

Mesir, hlm.438.

Al-Maqalat As-Sunnir1rtrah, ibid, hlm. 45.

4.

2033

2034

970 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

untuk menyatakan pendapat secara terbuka tidak bertahan lama. Setelah

sang ayah wafat pada tahun 1153 H / 1738 M, Syaikh Muhammad bin Abdul

Wahab mulai terang-terangan menentang tazuasul terhadap para Nabi,

wali, dan orang-orang saleh. Menurutnya, semua itu termasuk kategori

menyekutukan Allah. Ia pun mulai berkirim surat kepada masyarakat

Nejed dan sebagainya.2o36

Alih-alih mendapat penerimaan, malah memicu pemberontakan.

Kekhawatiran sang ayah menjadi kenyataan. Upaya pembunuhan beberapa

kali berhasil digagalkan. Akibatnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

memilih untuk meninggalkan Huraimala' dan kembali ke kampung

halamannya sendiri.

Babak Baru Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab di Uyainah

Sekembalinya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ke Uyainah, ia

disambut dengan sukacita oleh sang amir, Utsman bin Ma'mar. Selanjutnya,

ia dinikahkan dengan Jauharah binti Abdullah binti Ma'mar. Melalui

pemikahan tersebut, hubungan mereka berdua bertambah kuat. Sang amir

kemudian bisa menerima dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab,

bahkan berjanji untuk mendukungnya. Langkah pertama yang ia tempuh

adalah menghancurkan makam (bagunan atau gundukan tanah di atas

kuburan) Zaid bin Al-Khathab. Masyarakat pun protes, termasuk tokoh

agama yang mengultuskan makam dan thawaf mengelilinginya. Mereka

berkoalisi menghadapinya, dan menuduhnya kafir. Kendati demikian, Syaikh

Muhammad bin Abdul Wahab tak bergeming. Ia malah terus menghancurkan

makam-makam yang lain, termasuk menebang pepohonan yang diyakini

bisa mendatangkan manfaat dan menghilangkan mudharat. Atas tindakan

ini, Nejed pun gempar. Berita merebak begitu cepat. Musuh-musuh dakwah

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab melakukan konfrontasi. Mereka

mengirim surat kepada masyarakat Ahsa', Makkah, Madinah, Basrah,

Baghdad, dan Syam, menyatakan bahwa seruan dakwah Syaikh Muhammad

bin Abdul Wahab keluar dari Islam. Selain itu apa yang didakwahkannya

juga merupakan tindak perusakan dan kesesatan. PPara pengikutnya

2036 Mu'alhfat Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab; Al-Qism Al-Khash,Ar-Rasa'il Astl-

Syakhshiyyah, Jami'ah Al-Imam Muhammad bin Su'ud Al-Islamiyyah, Riyadh.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 971

adalah Khawarij paling berbahaya.2o37 Di sisi lain, Syaikh Muhammad bin

Abdul Wahab jugaberkirim suratkepada para ulamayang dipercaya untuk

meminta dukungan dan persetujuan, bahwa yang dilakukan adalah benar,

diperkuat oleh dalil Al-Qur'an dan hadits Rasulullah {f-, serta pendapat para

ulama besar dari keempat madzhab sunni; Abu Hanifatu Malik bin Anas,

Asy-Syaf i, dan Ahmad bin Hambal. Di antara kalimat yang disampaikan

syaikh Muhammad bin Abdul wahab kepada salah seorang ulama berbunyi,

" Dari kalangan Malikiyyah, Ath-Tharthusi berkata dalam Al- Hawadits wa Al-

Bida"bahwa Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu waqid Al-Laitsi berkata,

'Kami pergi bersama Rasulullah ke Hurvrin, dan kami baru saja meninggalkan

kek#iran. Orang-orang musyrik biasa memilikisidrah (sejenis pohon) yang

tidak pemah ditinggalkan dan tempat menggantungkan senjata, yang biasa

disebut dengan dzatu anznath. Ketika melewati dzatu anwath, kami berkata

kepada Rasulullatu 'Wahai Rasulullah, buatkan bagi kami dzatu anwath,

sebagaimana yang mereka miliki." Rasulullah menjawab, 'Allahu akbar. Apa

yang kamu katakan sEerti yang dikatakan Bani Israil kepada Musa, 'ladikan bagi

knmi tuhnn, sebagaimana tuhan yang merekn miliki' (Al-A'raf: L38). Dengan begitu,

berarti kalian melakukan dosa, seperti dosa orang-orang sebelum kalian.//2038

Dalam kesempatan yang berbeda, Syaikh Muhammad bin Abdul

Wahab berdalil dengan sikap Umar bin Al-Khathab $g ketika memerintah-

kan untuk menebang pohon tempat Bai'at Ar-Ridhwan, dimana ia melihat

banyak orang meminta berkatU karena Rasulullah dan para sahabat pernah

duduk di bawahnya.2o3e

Selanjutnya, sebuah peristiwa dijadikan momentum oleh pihak

musuh untuk menyerang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Seorang

wanita menuduhnya berzina. Ketika tuduhan itu dibenarkan, Syaikh

Muhammad bin Abdul Wahab dijatuhi hukuman had di hadapan amir

Uyainah. Bahkan, dialah orang pertama yang melemparinya dengan

batu. Peristiwa ini menggemparkan seantero Arab. Terlebih, sudah sekian

lama masyarakat tidak pernah menyaksikan penegakan hukumanhudud'

Oleh karena perempuan tersebut masih memiliki hubungan kekerabatan

2037 Syaikh Utsman bin Busyr, lJnwan Al-Maidi fi Tarikh Neied, Maktabah Ar-Riyadh Al-

Haditsah, Riyadh, juz I, hlm. 9.

2038 Hayah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, ibid, hlm. 116'

2039 Ibid, hlm. 124.

972 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

dengan amir Ahsa', Sulaiman bin Uzair Al-Humaidi, pemimpin Bani

Khalid, ia mengira kekerabatan itu akan menghalanginya dari penegakan

hudud. Sekali lagi, para musuh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

memanfaatkan kesempatan ini untuk menuntut amir Ahsa' agar ia juga

dijatuhi hukuman had (hukuman badan). Mereka menghasut sang amir

untuk menyerang syaikh. Tak pelak sang amir dibuat bingung. Menurut

mereka, mendukung gerakan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul

Wahab hanya akan menghancurkan wibawanya. Menurut mereka, Syaikh

sengaja ingin menceraiberaikan kerajaannya. Sang amir tentu terbelalak

mendengarnya. Maka, ia pun berkirim surat kepada amir Uyainah,

memerintahkan agar mengusir Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

dari wilayahnya, atau mengirimkannya kepadanya. Jika tidak, ia akan

menghentikan upeti dari Ahsa'.2uo

Dari Uyainah ke Dar'iyah

Amir Uyainah, Ibnu Muammar, menyimak perintah amir Ahsa',

karena mengkhawatirkan keberingasan dan dendamnya. Oleh karena itu,

ia mengusir Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dari negerinya. Syaikh

pun menuju Dar'iyah yang berada di bawah kekuasaan amir Muhammad

bin Su'ud. Ketika berjumpa dengan syaikh, amir ini menyambutnya dengan

tangan terbuka, bahkan berjanji mendukungnya. Ia berkata kepadanya,

"Aku datang kepadamu membawa berita gembira tentang kebaikan,

kejayaan, dan kekuatan..." Syaikh membalas, "Dan aku memberimu

kabar gembira dengan Yaman dan kemenangan atas seluruh negeri

Nejed, dengan kalimat la ilaha illallah. Barangsiapa memegangnya kuat-

kuat, melaksanakannya, dan mendukungnya, maka Allah akan berikan

kepadanya kuasa atas negeri dan manusia." Sebelum baiat antara syaikh

dan amir diakhiri, Sang Amir seolah ingin meyakinkan diri dengan berkata,

"Akan tetapi, aku ingin mengajukan dua syarat kepadamu;

Pertama, jika kami mendukungmu dengan berjihad di jalan Allah,

kemudian Allah izinkanmu dan kami menaklukkan negeri-negeri,

janganlah kamu meninggalkan kami dan mengganti dengan yang lain.20a1

2040 Unwan Al-Majdi, lbid, ytz I, hLn. 10-11.

2041 Seharusnya ia berkata , Wa la tastabdil bina ghayrana...

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 973

Kedua, akumendapatkan pajak dari masyarakat Dar'iyah yang dipungut

sewaktu musim panen. Maka, janganlah kamu menghalangi kami."

Syaikh menjawab,"Terkait yang pertama, ulurkan tanganmu biar

aku berjanji kepadamu." Amir mengulurkan tangannya, lalu Syaikh

menggenggamnya erat-erat sambil berkata, "Darah dengan darah,

pembunuhan dengan pembunuhan." Lebih lanjut ia berkata, "Adapun

yang kedua, semoga Allah memberikan kita kemenangan, lalu mengganti

harta rampasan perang untukmu dengan yang lebih baik.il2042

Melalui perjanjian yang berlangsung pada tahun 11,58H/1744 M ini,

dimulailah kerjasama untuk membebaskan negeri dari bid'ah dan khurafat,

serta mengembalikan umat manusia pada tauhid yang murni kepada

Allah ds dengan tidak bergantung pada selain-Nya dalam urusan apapun.

Di mata para pendukung Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, baiat

atau perjanjian dengan amir Muhammad bin Su'ud ini tak ubahnya baiat

kaum Anshar terhadap Rasulullah dalam peristiwa Baiat Al-Aqabah Al-

Kubra. Dar'iyyah tak ubahnya negeri tujuan hijrah Rasulullah. Syaikh pun

mempersaudarakan penduduk asli dengan kaum muhajirin, meneladani

Rasulullah yang mempersaudarakan kaum Anshar dengan Muhajirin.2oa3

Tak disangsikan lagi, pertemuan atau perjanjian antara syaikh dengan

amir Muhammad bin Su'ud ini merupakan peristiwa penting dalam

kehidupan mereka berdua. Bahkan, dalam kehidupan Semenanjung

Arab secara keseluruhan. Bagi Sang Amir, inilah momentum perubahan

pemerintahannya dari yang kecil di Dar'iyah menjadi besar meliputi

mayoritas Semenanjung Arab. Ini tentu dianggap sebagai perkembangan

yang positif, kendati peperangan yang dikobarkan amir Muhammad bin

Su'ud telah menghancurkan perpecahan dalam kehidupan bangsa-bangsa

Arab, lalu menjelma sebagai satu kekuatan politik yang terpandang.

Sementara itu, bagi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, akhirnya ia

berhasil menemukan kekuatan yang mendukung gerakan dakwahnya

sepenuh kekuatan dan keikhlasan sehingga merebak ke seantero Arab,

bahkan pengaruhnya menjangkau ke luar.

2042 Unwan Al-Majdi, ibid, juz I, hlm. 12.

2043 Hayah Asy-Syaikh Muhammad bin AbdulWahab, ibid, hlm. 164.

974 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

fatuhnya Daulah As-Su'udiyah Pertama (L234 H/1818 M)

Kebangkitan Daulah As-Su'udiyah, perluasan wilayah kekuasaannya/

dan hubungannya yang erat dengan gerakan dakwah Wahabiyah, mengusik

ketenangan Dinasti Utsmaniyah. Yang paling mereka khawatirkan, orang-

orang pendukungSu'ud akan merangsek ke Hijaz.BagSmereka, jika sampai

dua kota suci-Makkah dan Madinah-terlepas dari kekuasaan mereka,

ini merupakan pukulan telak bagi kewibawaannya di mata dunia Islam.

Selain itu, api peperangan keluarga Su'ud masih terus menyala, bahkan

mulai sampai ke tepian Irak dan Syam. Para penguasa Dinasti Utsmaniyah

di wilayah-wilayah itu tidak mampu menghalau serangan mereka. Kondisi

ini memaksa Gubernur Mesir, Muhammad Ali Pasha-yang tunduk pada

kekuasaannya- untuk menumpas Daulah Su'udiyah. Maka, bersama

kedua putranya, Thusun dan Ibrahim, Muhammad Ali Pasha segera

bertindak. Setelah sekian lama berperang, barulah ia berhasil menjatuhkan

Daulah As-Su'udiyah pada tahun 1234H/1,818 M.2044

Berdirinya Daulah As-Su'udiyah Kedua (L256-13O9 H/18,4O'

1891M)

Keluarga Su'ud tidak menyerah begitu saja atas hilangnya kedaulatan

mereka yang diambil oleh Muhammad Ali Pasha-Mesir Utsmani-

dan anak-anaknya. Mereka terus berjuang mati-matian. Setengah abad

kemudian, mereka berhasil mengembalikan kekuasaan itu, menegakkan

kembali Daulah As-Su'udiyah kedua. Namun, setelah itu sempat jatuh

lagi. Penyeb abnya, setelah kepergian sangfoundingfather, Amir Faishal bin

Turki bin Abdullah bin Muhammad bin Su'ud, pada tahun 1282H/1865

M, keempat putranya (Abdullah, Su'ud, Muhammad, dan Abdurrahman)

pecah gara-gata memperebutkan kursi kekuasaan. Konfrontasi ini

mengakibatkan kedaulatan mereka hilang dirampas musuh-musuh yang

mengintai; Utsmaniyah di belahan timur yang bersekutu dengan keluarga

Ar-Rasyid lJmara' Ha'il di belahan utara untuk menumpas mereka.2oas

Upaya yang ditempuh Abdurrahman bin Faishal untuk mengembalikan

kekuasaan tidak iuga berhasil. Kondisi ini memaksanya membawa lari

Ad-Daulah As-Su'udiyah Al-Ula, ibid, juzI,hlm.327 dan sesudahnya.

Dr. Fuad Abdussalam Al-Fasi, Al-Ashalah wal Mu' asharah, Al-Mu' adalah As-Su' udiyah,

Dar Al-Ashfahani, Mamlakah Al-Arabaiyah As-Su'udiyah, hlm. 378-379.

2044

2045

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 975

anak-anak dan keluarganya ke Kuwait. Setelah sekian lama berselang,

pada tahtrn 1902M, putranya yang masih muda-Abdd aziz-berhasil

mendirikan Daulah As-Su'udiyah ketiga.

Daulah As-Su'udiyah Ketiga (L32O H/ L9OZ M)

Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Faishal (Ali Su'ud) termasuk

pejantan tangguh yang mewarisi seluruh sifat perintis daulah; keberanian,

keinginan keras, berwawasan luas, dan kemampuan yang luar biasa untuk

menghadapi kesulitan dan rintangan. Di usia tiga puluhan, ia sudah

bertekad untuk mengembalikan kekuasaan ayah dan kakeknya. Aksinya

dimulai dari Kuwait bersama segelintir orang. Langkah pertamanya

diayunkan untuk menguasai Riyadh dari kekuasaan Ali Ar-Rasyid, tentu

melalui serangkaian petualangan yang heroik. Upaya-upaya itu terus ia

lakukan tiada henti hingga berhasil mendirikan Daulah As-Su'udiyah yang

besar, jauh melampaui kekuasaan ayah dan kakeknya, baik dari keluasan

wilayah yang dikuasai maupun kekuatannya. Pada bulan September tahun

1932 H, ia mendeklarasikan berdirinya Al-Mamlakah Al-Arabiyah As-

Su'udiyah (Kerajaan Arab Saudi), ya.g cakupan kekuasaannya meliputi

tiga perempat Semanjung Arab dan masih ada sampai sekarang.2e6

Babak demi babak perjalanan Daulah As-Su'udiyah dirasa perlu

mendapatkan perhatian, mengingat hubungannya yang kuat dengan

gerakan dakwah Wahabiyah. Sejak berdiri, secara umum Daulah As-

Su'udiyah telah mengadopsi paham Wahabi dan menjaganya. Cucu-cucu

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang mereka sebut "Alu Syaikh"

menempati tempat terhormat di kalangan masyarakat Saudi, mulai dari

keluarga kerajaan hingga ke akar rumput. Peran mereka tidak hanya di

bidang taklim keagamaan. Lebih dari itu, mereka dan kaum salaf yang

lain memberikan keputusan hukum, saran, fatwa, juga amar makruf

nahi mungkar, dan sebagainya. Bahkan, beberapa cucu syaikh kami lihat

menempati posisi kementerian. Ikut terlibat aktif dalam pemerintahan.

Oleh karena itu, membicarakan gerakan dakwah Wahabiyah tidak mungkin

terlepas dari sejarah pemerintahan Alu Su'ud dalam setiap episode yang

dijalaninya.

2046 lbid, hlm.434.

976 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Substansi Dakwah Wahabiyah

Substansi dakwah salafiyah yang diserukan Syaikh Muhammad bin

Abdul Wahab bisa disimpulkan ke dalam tiga perkara:

Pertama, yang mengusik pikirannya sejak masih belia adalah masalah

tautasul terhadap para Nabi, wali, dan orang-orang saleh. Termasuk

pengultusan kuburan, pohon, bebatuan, dengan meminta bantuan

kepadanya. Selain itu, meyakininya bisa mendatangkan kebaikan dan

menghilangkan keburukan. Kondisi ini sangat mengkhawatirkannya,

karena orang-orang di Nejed sudah terbilang sangat bodoh, mundur, dan

berlebihan di dalam mengultuskan semua ilr.zuz

Menurutnya, semua itu bertentangan dengan tauhid. Sebab,

hanya Allah jualah yang bisa mendatangkan kebaikan dan menjauhkan

keburukan. Dia sajalah yang berhak disembah. Dan, hanya kepada-Nya-

lah saja seharusnya orang-orang meminta apa saja yang diinginkan.

Permasalahan ini kami dapati sangat kental di mayoritas karya-karya

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, termasuk surat-suratnya yang

ditujukan kepada para ulama, baik yang mendukung maupun yang

menentangnya.'*' Oleh karena itu, para pelaku tazuasul diserang tanpa

ampun, dimulai dengan nasihat, arahan, berkirim surat pada ulama dan

sebagainya. Jika masih bersikeras, diperkuat dengan hukuman dari amir

Muhammad bin Su'ud yang cenderung dengan kekuatan. Ia menilai, para

pelaku tawasul itu menyekutukan Allah. Oleh karena itu, wajib diperangi

untuk mengembalikan mereka pada kebenaran, yaitu memurnikan tauhid

kepada Allah S5. Bersama Sang Amir, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

terlibat langsung dalam menyiapkan pasukan dan menyusun taktik perang.

Syaikh dan Amir terus mengimplementasikan yang diyakini mereka

benar. Tidak ada kebenaran selain itu yang patut diatasi dengan kekuatan.

Syaikh Muhammad Abu Zuhrah, Taikh Al-Madzahib Al-Islamryah fi As-Siyasah usa

Al-Aqa'id toa At-Tarikh Al-Madzahib AlFiqhiyah, Dar Al-Fikr Al-Arabi, Kairo, 1996 M,

hlm.212.

Majmu'at At-Tauhid, merupakan antologi 26 risalah Syaikhul Islam Ahmab bin

Taimiyah dan Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab, serta beberapa ulama

terkemuka lainnya, diterbitkan oleh Ri'asah Idarah Al-Buhuts A1-llmiyyah wa Al-Ifta'

wa Ad-Da'wah wa Al-Irsyad, Mamlakah Al-Arabiyyah As-Su'udiyyah, hlm. L69 dan

sesudahnya. Lihat juga: jilid ke-2 dari Taikh Nejed, Syaikh Husain bin Ghannam , tahqiq:

Dr.Nashiruddin Al-Asad, cetakan ke-3, Riyadtr, 1403 H. Di dalamnya terdapat banyak

risalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab.

2047

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 977

Semangat ini menjalari para pengikut mereka. Maka, setiap kali mereka

singgah di suatu desa, kota, atau wilayah tertentu, mereka menghancurkan

bangunan-bangunan di atas kuburan. Natu ketika mereka menguasai Hijaz

di awal pendirian Daulah As-Su'udiyah ketiga, di bawah pimpinan Abdul

Azizbin Abdurrahman bin Faishal Alu Su'ud, mereka menghancurkan

kuburan sahabat dan meratakannya dengan tanah, termasuk kuburan

ummul mu' mininsayyidah Khadijah w4; dan tempat kelahiran Rasulullah ffi .

Bahkary mereka juga hendak menghancurkan kuburan Rasulullah dan

sahabat-sahabatnya; Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Al-Khathab

W).204s Beruntung raja Abdul Aziz mencegah mereka, sebagai bentuk

penghormatan terhadap beliau. Selain itu, mengantisipasi reaksi umat Islam

atas tindakan ini. Karena sampai seberingas itu di Hijaz, padahal umat Islam

setiap tahun datang dari segala penjuru untuk menunaikan kewajiban haji

dan menziarahi kuburan Rasulullah. Umat Islam tentu dicekam ketakutan.

Akibatnya, jumlah mereka yang datang ke tempat-tempat suci itu mulai

berkurang, karena takut menjadi korban kekerasan pengikut dakwah. Lebih

dari itu, pemerintah Mesir juga melarang Al-Mahmal Al-Mishri datang ke

sana, padahal kiswah Ka'bah dibuat di Mesir sejak dahulu kala. Donasi

dari Al-Awqaf Al-Mishriyah yang diberikan kepada Para fakir miskin

di Al-Haramain Asy-Syarifain juga dihentikan.2oso Semua itu membuat

khawatir Raja Abdul Aziz Alu Su'ud. Maka, untuk menenangkan dunia

Islam dan menjamin tempat suci mereka yang paling berharga diHiiaz,

digelarlah kongres Islam internasional pada musim haji 13a5 H/1926M.

Kongres ini bertujuan agar para delegasi negara-negara Islam melihat

langsung dan mengutarakan pendapatnya. Delegasi Mesir dipimpin oleh

Syaikh Muhammad Al-Ahmadi Azh-Zhawahiri, yang di kemudian hari

menjadi syaikh di Universitas Al-Azhar. Syaikh Azh-Zhawahiri mencatat

kesimpulan kongres, kemudian menyerahkannya kepada kementrian luar

negeri Mesir. Sebab, misi yang ia jalankan bersifat formal. Di dalam kongres

tersebut, Syaikh Azh-Zhaw ahiri menyatakan," Aku akan mengatakannya

2049 Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahab, Ash-Shawa'iq Al-llahiyyah fi Ar-Raddi 'ala Al-

Wahabiyah, yang dilampirkan beberapa risalah yang lain, cetakan ke-2, Al-Futuh Al-

Adabiyyah, Kairo, hlm. 190.

Fakhruddin Ahmad Azh-Zhawahiri, As-Siyasah wa Al-Azhar, Mathba'ah Al-I'timad,

Kairo, 1364 H/1945 M, hlm.240.

978 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

terus terang, dan ku harap tidak ada seorang pun yang tersinggung;

'Masyarakat Nejed banyak yang mengkafirkan kalian, gara-Bara ini dan

ini.' Maksudnya, Syaikh mengkafirkan orang yang bertawasul kepada

para Nabi dan wali. Oleh karena itu, kami datang untuk menjelaskan

persoalan ini. Dulu, Abu ja'far Al-Manshur-Khalifah Abbasiyah-

berniat menggiring masyarakat pada Muwaththa' Al-lmam Malik. Akan

tetapi, Imam Malik sendiri berkata, 'Percuma. Para sahabat Rasulullah

{$ tersebar di seantero dunia. Daru di setiap kaum terdapat ilmu (baca:

ulama).' Natu coba simak pernyataan Imam Malik ini. Sama sekali tidak

ada kesombongan dan egoisme. Dia justru meminta masyarakat dibiarkan

bebas menentukan mdzhabnya... Aku telah menyaksikan dengan mata

kepalaku sendiri, permasalahan ini menyakitkan hati. Pernah suatu ketika

aku sedang melakukan sesuatu di belakang Maqam Ibrahim y4tusai thawaf.

Tiba-tiba aku melihat sekelompok orang berkumpul mengelilingi salah

satu orang Mesir. Dengan kasar mereka membentaknya, 'Adakah kamu

mengucapkan; wahai Rasulullah?' Orang itu sangat ketakutan. Setelah itu,

ia datang kepadaku bersama orang-orang Mesir yang lain. Orang itu berkata

kepadaku,'Sudahkah Anda melihat, bagaimana mereka menghalangi kami?'

Aku berusaha menenangkan orang itu. Kukatakan pada mereka semua,

'Tenanglah kaliary jangan takut. Bersabarlatu hingga kebenaran itu nyata.

Sesungguhnya hidayah itu hanyalah dari Allah $s.'Begitulah tuan-tuan,

inilah salah satu alasan aku menyampaikan usulan ini. Kuharap kalian setuju.

Aku akan serukan pada kalian, Allah dan Rasul-Nya. Jika aku katakan'Allah

dan Rasul-Nya', kuharap tak seorang pun menentang. Inilah keyakinanku

di dalam menjalani agama Allah. Demi Allah dan Rasul-Nya, aku harap

kalian bisa memberikan toleransi dan berlapang dada. Kita hentikan pemicu

perselisihan yang sangat merugikan umat Islam sendiri.//20s1

Inilah bunyi usulan yang disampaikan Syaikh Azh-Zhawahiri.

Pertimbangannya, Hijaz merupakan pusat keagamaan bagi seluruh umat

Islam. Mereka mendatanginya dari segala penjuru dunia, meskipun berbeda

madzhab fikih dan kalam, dengan satu tujuan: menyembah Tuhan mereka

dan melaksanakan manasik. Akhirnya, kongres memutuskan/ semua boleh

melaksanakan ibadah danmanasik sesuai madzhab masing-masing. Tidak

2051 Ibid, hlm.345.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 979

ada yang dilarang, kecuali apabila menodai kehormatan seseorang, baik

yang masih hidup maupun yang telah mati. Atau, melanggar ijma' ulama

ushul fikih yang kuat. Selain itu, kongres juga memutuskary konsekwensi

dari sesuai-tidaknya hukum yang dijalani pengikut madzhab kembali pada

ulama madzhab itu sendiri.2os2 Ketika usulan ini digulirkan di kongres,

terjadilah diskusi. Dimensi teologis meluas di kalangan delegasi India,

Mesir, dan Suriah. Kemudian kongres ditutup dengan keputusannya.2os3

Berkat kebijaksanaan dan keluasan cara pandang Raja Abdul Aziz,

kekhawatiran umat Islam bisa diatasi dengan menggelar kongres ini. Selain

itu, mengurangi anarkisme pengikut dakwah di dalam menyikapi persoalan

ini, juga banyak persoalan lainyang mereka anggap bid'ah. Sebagai contoh,

mengambil manfaat dari kemajuan peradaban modem, seperti penggunaan

mobil, telegram, telepory dan sebagainya. Kondisi ini memaksa Raja Abdul

Aziz untuk berbicara langsung dengan mereka mengenai persoalan ini.

Salah satu yang diutarakan adalah: kemajuan yang masih menjaga agama,

kehormatary dan kemuliaan kita harus disambut dengan gembira. Adapun

kemajuan yang melukai agama, kehormatan, dan kemuliaan kita, demi

Allah kita tidak akan mengizinkannya, tidak pula melakukannya, kendati

leher kita harus menjadi taruhannya.2os

Siapapun tahu bahwa penggunaan mobil, telegram, dan telepon

dan sebagainya tidak menyakiti agama, tidak menodai kehormatan dan

kemuliaannya. Sepertinya para pengikut dakwah Wahabiyah memperluas

cakupan istilah bid'ah. Padahal, menurut banyak ulama yang lain tidaklah

demikian. Syaikh Muhammad Abu Ztthrah berkata, "Sejatinya, kaum

Wahabi terlampau bersemangat di dalam mengimplementasikan pendapat

Ibnu Taimiyah. Penjelasan kami tentang pandangan Ibnu Taimiyah ketika

berbicara mengenai yang menyebut diri mereka "As-Salafiyun" telah

mereka ambil. Akan tetapi, mereka memperluas cakupan makna bid'ah.

Akibatnya, perkara yang tidak ada hubungannya dengan ibadah pun

mereka sebut bid'ah. Padahal, bid'ah sebenamya merupakan sesuatu yang

dilakukan seseorang sebagai ibadatu bertujuan untuk bertaqarrub kepada

Ibid, hlm.345.

Ibid, hlm.346.

Al-Mustasyar Abdul Halim Al-lundi, Al-lmam Muhammadbin Abdul wahhab aw lntishar

Al-Manhaj As-Salafi,Dar Al-Ma'arif, Kairo, cetakan ke-2,1986 M, hlm. 183.

2052

2053

2054

980 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

Allah S*, tetapi tidak ada dasar hukum agamanya. Tak seorang pun akan

menggolongkan peletakan tirai di Rawdhah Asy-Syarifah sebagai ibadatu

melainkan bertujuan untuk mempercantiknya, pun agar orang-orang tidak

melihatnya. Tirai ini tak ubahnya omamen di Masjid Nabawi. Jadi, aneh saja

apabila peletakan tirai itu ditentang, sedangkan peletakan ornamen masjid

tidak. Ini sama artinya dengan at-tafriq baynal mutamatsilayn (membedakan

dua perkara yang sama). Sepertinya, ulama Wahabi mematok kebenaran

mutlak atas pendapat dan pandangannya, seolah-olah tidak akan pernah

salah. Sebaliknya, pendapat dan pandangan orang lain salah dan tidak

pernah benar. Bahkan, mereka menilai pendirian bangunan di atas kuburan

dan mengitarinya itu identik sekali dengan animisme.

Pandangan seperti itu tidaklah terlalu berbahaya selama mereka

terkurung di tengah padang pasir dan tidak pernah melampauinya.

Akan tetapi, karena mereka telah berbaur dengan yang lain, tentu ini

mulai berbahaya. Oleh karena itu, almarhum Raja Abdul Aziz Aht Su'ud

mengantisipasinya dengan menjadikan pendapat-pendapat mereka itu

hanya untuk kalangan mereka sendiri, tidak untuk yang lain. Maka, tak

heran apabila ia sendiri membuatkan tirai untuk Raudhah, menggantikan

kain yang telah usang.2oss

Raja Abdul Aziz AhtSu'ud berhasil mengurangi anarkisme mereka,

juga mengajak mereka berinteraksi denganyang lain melalui cara-cara yang

lebih mudah, serta menerima manfaat dari produk kemajuan peradaban.

Salah seorang tokoh berkata, "Aku telah membuatnya merasakan spirit

yang kuat, bahwa umat Islam yang tinggal di Mesir, India, Suriah,

Palestina, Turki, Rusia, Yogoslavia, dan bangsa-bangsa lain yang sebagian

atau seluruh penduduknya beragama Islam, bahwa keislaman mereka itu

benar. Adapun soal kubah masjid yang besar, tempat adzanyang megah,

dan bangunan kuburan yang mewah tidaklah mempengaruhi keislaman

mereka. Tidak pula mengurangi rukun-rukunnya. Sebaliknya, malah

menambah keagungan dan keindahannya. Semua itu menjadikanmu

merasa agung dan kuat. Selain itu, temuan-temuan bangsa Eropa modern,

mulai dari cahaya listrik, alat telepory radio, pesawat rel kereta, otomobil,

dan sebagainya bukanlah produk setan. Alih-alih, melainkan perbuatan

2055 Tarikh Al-Madzahib Al-lslamiyyah, ibid, hlm. 361.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 981

Allah yang diwahyukan kepada hamba-Nya, anak keturunan Adam. Dialah

yang mengajarkan semua itu, sebagaimana mengajarkan pada ayah mereka,

Adam, semua nama."2o56

Upaya Raja Abdul Aziz pribadi dan kongres yang digelarnya mem-

buahkan hasil yang baik.

Sepuluh tahun kemudian dari digelarnya kongres itu, pada tahun

1356H/1937 M, Syaikh Azh-Zhawahiri menunaikan ibadah haji. Kala itu

ia melihat keadaan jauh lebih baik dari ketika menunaikan haji pertama

kalinya. Pemikiran orang-orang Wahabi telah jauh berbeda. Radio

terdengar di mana-mana. Telepon telah masuk ke dalam istana Kerajaan

Saudi dan kantor-kantor pemerintahan. Bahkan, Syaikh Azh-Zhawahiri

sendiri terbang ke negara-negara Hijaz dengan menggunakan maskapai

penerbangan Mesir, ditemani Thal'at Harb Pasha, kepala perusahaan dan

perintisnya. Demikian itu dilakukan untuk meyakinkan umat Islam secara

umum, khususnya penduduk Nejed, bahwa menunaikan haji dengan

menggunakan pesawat sebagai salah satu alat transportasi alternatif itu

diperbolehkan, bahkan dianjurkan.2osT

Kedua, yang diperangi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan

para pengikutnya hingga kini adalah persoalan tasawuf dan filsafat secara

umum, tanpa diversifikasi antara filsafat sunni dan salafi yang bersumber

dari Al-Kitab, As-Sunnah, dan suluk para sahabat &. ladi, tidak ada

perbedaan antara filsafat yang diakui jumhur ulama ahlus sunnah

dengan tasawuf falsafi yang menyuarakan al-hulul, al-ittihad, danwihdah

al-wujud.

Ketiga, penolakan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan para

pengikutnya hingga kini untuk menakwilkan Al-Qur'an. Alih-alih,

mereka membiarkan ayat yang berbicara tentangZat ALlah apa adanya

secara tekstual. Inilah ketiga persoalan keyakinan yang dipegang teguh

oleh Wahabi. Pemikiran ini mendapat penentangan dari kalangan ulama,

mayoritas di antara mereka berasal dari Ahlu Sunnah wal jamaah. Artinya,

berasal dari rumpun yang sama dengan Wahabi, yaitu salafi. Terdapat

2056 As-Siyasah wa Al-Azhar, ibid, hlm. 214.

2057 lbid,hlm.262.

982 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

puluhan buku dan risalah yang menyanggah pemikiran Wahabi, disertai

dalil-dalil dari Al-Qur'an, Sunnah, dan perbuatan sahabat ,4b.m58

Terkait dengan permasalahan pokok, yaitu masalah pemujaan

kuburan yang diyakini bisa mendatangkan kebaikan dan menghilangkan

keburukan, yang pertama kali menyanggah pemikiran Syaikh Muhammad

bin Abdul Wahab dan menyalahkannya adalah saudaranya sendiri, yaitu

Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahab, melalui dua risalah; Pertama, berjudul

Ash-Shausa'iq Al-llahiyyahfir Raddi'ala Al-Wahabiyah. Kedua, berjudul Fashl

Al-Khithab fi Ar-Raddi' ala lbni Abdil Wahab. Risalah Ash -Shawa' iq berjumlah

64 halaman, dari awal sampai akhir berisi bantahan terhadap pendapat

Syaikh Muhammad. Risalah ini disertai sisipan, yaitu sejumlah risalah

dari banyak ulama yang lain, seperti risalah Syaikh Muhammad Hasanain

Makhluf, Mufti Ad-Diyar Al-Mishriyah, terkait dengan hukum bertawasul.

Setelah menerangkanmakna leksikal dari istilahtautasul,zose di dalam risalah

tersebut ia menyatakary "Seseorang yang melakukan tawasul kepada Allah

melalui para Nabi dan wali memiliki banyak ragam, antara lain; Pertama,

seseorang bertawasul kepada Allah dengan para Nabi dan wali dengan niat

berdoa kepada-Nya. Sebagai contoh, seseorang yang bertawasul berkata,

'Ya Allah, aku bertawasul kepada-Mu dengan Rasulullah M, atau Ahlul

Bait, dan atau seseorang yang wali, agar Engkau berkenan mengabulkan

permintaanku, atau menyembuhkan penyakitku, atau mengembalikan

ketersesatanku, atau memberikan rejeki kepadaku, atau memasukkanku ke

dalam surga.' ladi, diniatkan sebagai doa kepada-Nya, agar masing-masing

dari mereka berdua sama-sama menghadap Allah $c. Hal seperti ini atau

yang serupa dengannya jelas diperbolehkan. Allah berfirman, "Tolong

menolonglah kamu dalam kebaikan dan takut a" (Al-Maaidah: 2).

Allah akan menolong seseorang, asal orang itu menolong saudaranya.

Para sahabat pernah bertawasul kepada Rasulullah ketika meminta

hujan. Pernah juga bertawasul dengan paman beliau, Al-Abbas. Selain

itu, Rasulullah pernah bersabda kepada Umar bin Khathab u; ketika

hendak umrah, "Jangan lupakan kami, wahai saudaraku, dalam doamu."

Umar berkata, "Mintakanlah oleh kalian kepada Allah wasilah untukku.

2058 Ash-Shau;a'iq Alllahiyyah, ibid, dari awal hingga akhir.

2059 Ibid, hlm.84.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 983

Sesungguhnya itu merupakan kedudukan di surga yang khusus diper-

untukkan bagi para Nabi." Inilah asal mula semua tawasul yang bermakna

minta doa.

Selain itu, Allah ik berfirman, "Dan sungguh, sekiranya mereka setelah

menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan

kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya

mereka mendapati Allah Maha Penerirna tobat, Maha Penyayang" (An-Nisaa':

64). Ini berisi ajakan kepada umat Islam untuk datang kepada beliau dan

beristighfar bersamanya. Ini tidak hanya khusus Rasulullah saja, karena

tidak ada dalil yang menerangkan kekhususan itu. Oleh karena itu, ini

menunjukkan disyariatkannya meminta syafaat orang-orang saleh, dan

menjadikan mereka sebagai wasilah kepada Allah. Allah juga berfirmary

"Wahai orang-orang yangberiman! Bertalcttalahkepada Allah dan carilahwasilah

(jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya" (Al-Maaidah: 35).

Dalam arti kata, bertakwalah kepada-Nya dengan melaksanakan

ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Dary carilah apa saja yang bisa

kalian jadikan wasilah, baik ketaatan yang dilakukan dan kemaksiatan

yang ditinggalkan oleh kalian sendiri, mauPun amal saleh yang bersumber

dari selain kalian, yang dapat menghantarkan kalian mendapatkan yang

diminta, berupa kebutuhan dunia dan akhirat. Tidak ada bedanya, apakah

yang dijadikan tatuasul masih hidup atau sudah mati. Sebab, sebagaimana

ditegaskan, setelah meninggalkan iasad, ruh seseorang tetap hidup,

mengetahui, mendengar, melihat, dan berbicara. Bahkary ia berbicara

sebagaimana laiknya makhluk hidup. Oleh karena itu, maka Rasulullah

mengajarkan kepada para sahabat agar ketika menziarahi kuburan

mengucapkan; as-salamu 'alaikum ya ahlad diyar minal mu'minin, uta inna

insya Allahbikumlahiqun (salam sejahtera bagi kaliary wahai para penghuni

kubur dari kalangan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya kami insya

Allah akan menyusul kalian). Mereka tentu mendengar ucaPan salam itu

dan membalasnya, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits shahih.

Inilah tawasul yang menurut Syaikh Hasanain Makhluf diperbolehkan.

Adapun tawasulyartg tidak diperbolehkan karena mengandung unsur

syirik, yaitu meminta wasilah melakukan tindakan dan mengandalkannya'

Ia berkata, "Inilah tazuasul yang patut diperdebatkan, yaitu tawasul kepada

984 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

Nabi maupun wali, yang hidup maupun yang mati, dengan menyandarkan

tindakan atau perbuatan kepadanya. Sebagai contotr, dengan berkata, 'Wahai

Nabi fulan, sembuhkanlah penyakitku, atau kembalikanlah ketersesatanku,

atau berikanlah aku rejeki, atau masukkanlah aku ke dalam surga, atau

jauhkanlah aku dari neraka, dan hal lain yang seharusnya disandarkan

kepada Allah dE.'Seharusnya hanya meminta usaha dan menjadikannya

perantara untuk mencapai yang diinginkary dengan meyakini bahwa nabi

maupun wali tidak bisa mendatangkan manfaat dan menjauhkan bahaya.

Bertawasul kepadanya, supaya ia menghadap Allah dan meminta-Nya

melakukan itu. Nabi maupun wali hanya bisa menghadap, sedangkan

perbuatan mutlak hanya milik Allah. Usaha yang diperbolehkan ini

terjadi pada banyak Nabi dan wali. Berapa banyak orang yang sembuh

penyakitnya setelah mengikuti sEran mereka. Berapa banyak orang yang

berhasil memenuhi kebutuhannya setelah mengikuti keinginan dan arahan

mereka. Memang benar Rasulullah berhasil mengembalikan penglihatan

Qatadah, juga mengobati Ibnu Mula'ib dari penyakit edematousnya.

Akan tetapi, tidak boleh meminta kepada Nabi atau wali sesuatu yang

seharusnya disandarkan kepada Allah. Sebab, itu mengandung anggapan

bahwa Nabi atau wali itu memiliki salah satu sifat ketuhanan. Pun bahwa

ia disembah, bukan Allah. Jadi, sebagaimana disampaikan oleh Al-Alusi,

umat Islam sebaiknya menjauhi hal seperti ini.2mJadi,arlama membedakan

permintaan seseorangkepada nabi atau wali sebagai wasilah kepada Allah,

karena meyakininya sebagai orang yang paling dekat dengan-Nya. Namun,

meyakini bahwa seluruh tindakan adalah mutlak wewenang Allah. Tawasul

seperti ini diperbolehkan. Adapun tauasul yang disertai keyakinanbahwa

yang diminta sebagai wasilah memiliki kemampuan, tidak diperkenankary

karena mengandung unsur menyerupakannya dengan Tuhan.

Syaikh Muhamamd bin Abdul Wahab dan para pengikutnya menolak

seluruh jenis tawasul. Pandangan ini-sebagaimana disinggung di atas-

ditegaskan di dalam beberapa karyanya, juga karya para pengikutnya.

Di antara bantahan terbaik atas pandangan Syaikh Muhammad bin

Abdul Wahab yang pernah kubaca, adalah bantahan gurunya, Syaikh

Muhammad Sulaiman Al-Kurdi. Ia menulis, "Wahai lbnu Abdil Wahab...

2060 Ibid, hlm.84

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 985

salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk. Aku pesankan kepadamu

agar menjaga lisanmu dari umat Islam. Jika kamu mendengar seseorang

mendapat pengaruh dari orang lain yang dimintai pertolongan selain Allatu

beritahu dia yang benar. |elaskan kepadanya dalil-dalil bahwa tidak ada

yang bisa memberikanpengaruh selain Allah. Jika ia tidak mau, kafirkanlah

dia seorang saja saat itu juga, tidak perlu mengkafirkan mayoritas umat

Islam."2ffi1

Syaikh Muhamamd bin Abdul Wahab dan para pengikutnya menolak

tasawuf, mencela para pengikutnya, dan menghina mereka dengan sesuatu

yang tidak pantas. Hal ini memicu bantahan dari banyak ulama, seperti

Syaikh Hasan Asy-Syathi melalui risalah yang disisipkan dalam Ash-

Shawa'iq Al-llahiyah fi Ar-Raddi 'ala Al-Wahabiyah. Dalam risalah tersebut

ia mengatakan, "Babak akhir dalam tasawuf dan pengikutnya, menjadi

pemicu adanya penentangan dari para ulama zhahir, jawaban atasnya, dan

menjadi penyebab keberpalingan. Sekarang aku sudah tidak mendengamya

lagi dan tidak sampai kepadaku pengingkaran pada masa ini atas

kelompok Wahabiyah dan selainnya dari para ahli ilmu. Penentangan itu

dikarenakan ketidaktahuan mereka terhadap kelompok yang mulia ini

dan ketidaktahuan atas tauhid yang murni, yang sesuai dengan syariat,

dalil, bukti, fakta, dan penglihatan sebagaimana akan kita ketahui bersama.

Allahlah yang ajan menjadi penolong."

Tasawuf diartikan oleh para pemimpin kelompok ini dengan lebih

dari seratus definisi, semua merujuk pada ketulusan menghadap Allah

dc... Para pengikutnya adalah ahlul wujud yang memiliki pengetahuan.2062

Syaikh Asy-Syathi menyebutkan beberapa sejumlah tokoh tasawuf, seperti

Syaikh Abdul Ghani An-Nabalisi, Musthafa Al-Bakri Ash-Shadiqi, Ibnu

Al-Faridh, Abdul Wahab Asy-Sya'rani, dan sebagainya.2063

Syaikh Abdullah Al-Harawi berkata, "Salah satu bid'ah kelompok

Wahabiyah adalah mencela tasawuf dan pengikutnya tanpa penjelasan

yang detil. Dalam hal ini, mereka bertentangan dengan pemimpin mereka,

2061, Lllama' Al-Muslimin wa Al-Wahabiyyun, k'tmpulan risalah sejumlah ulama yang

dihimpun oleh Husain Halim Isyiq bin Sa'id Istanbuli, Maktabah Isyiq, Istambul, 1393

H/1972M, hlm. 176.

2062 Ash-Shawa'iq Al-llahiyyah, ibid, hlm. L17.

2063 Al-Maqalat As-Sunniyuah, ibid, hlm. 222.

986 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

yaitu Ahmad bin Taimiyah. Sebab, dia pernah mengomentari Al-Junaid-

salah satu tokoh tasawuf -dengan menyebutnya Sayyidush Shufiyyah.

Mereka juga bertentangan dengan Imam Ahmad bin Hanbal,yangpernah

mengatakan kepada Abu Hamzah Ash-Shuh, " Apa pendapatmu, wahai

Sufi?" Jadi, penolakan mereka menggambarkan ketidaktahuan dan

kelemahan mereka. Bagi yang mengenal, sufi melaksanakan Al-Kitab dan

As-Sunnah, menjalankan kewajiban dan meninggalkan yang diharamkan.

Selain itu, meninggalkan bermewah-mewahan dalam soal makan, minum,

berpakaian, dan sebagainya. Sifat-sifat ini sejatinya merupakan sifat

keempat khalifah. Oleh karena itu, Abu Na'im menulis buku Hilyah Al-

Auliya'yang bertujuan membedakan antara sufi yang sesungguhnya dari

yang imitasi.

Ketika di zamannya Sufisme dituduh yang bukan-bukan, juga

tasawuf diklaim berbeda dengan sufisme, maka ia memulai dari keempat

khalifah. Al-Mustasyar Abdul Halim Al-Jundi berkata, "Tasawuf salafi

yang disepakati umat Islam, adalah kezuhudan para sahabat dan tabiin,

alias as-salafush shalih. Kaum sufi secara umum menganggap Imam Ahmad

bin Hanbal termasuk bagian dari mereka." Abu Bakar Al-Bathanihi

berkata, "Tokoh Sufi di Irak itu ada delapan: Ma'ruf Al-Karkhi, Ahmad

bin Hambal, Busyr Al-Hafi, Sari As-Saqthi, ... Ahmad adalah yang paling

zuhud dalam pendapatan dan pengeluaran, tempat tinggal, konsumsi,

dan pakaian."2064 Di sana sikap Syaikh Muhamamd bin Abdul Wahab dan

para pengikutnya terhadap tasawuf mendapat beragam reaksi yang tidak

mungkin disebutkan di sini satu persatu. Barangsiapa ingin mengetahui

lebih jauh, bisa ditelisik lewat catatan referensi dan footnote. Akan tetapi,

yang perlu diperhatikan, tidak sedikit juga ulama yang tidak suka pada

sikap orang-orang Wahabi terhadap filsafat secara umum. Syaikh Abdul

Muta'al Ash-Sha'idi berkata, "Karakter dakwah Wahabiyah itu dipengaruhi

oleh karakter dakwah Ibnu Taimiyah. Dary dakwah Ibnu Taimiyah antipati

terhadap filsafat dan ilmunya. Ini kekuarangannya. Akan tetapi, dakwah

Wahabiyah jauh lebih berbahaya. Sebab, di masa Ibnu Taimiyah, filsafat

yang berkembang masih filsafat klasik, sehingga tidak banyak bernilai

di dalam kehidupan praktis. Sementara itu, filsafat di masa Wahabiyah

2064 Al-lmam Muhammad bin Abdul Wahab au lntislur Al-Manhaj As-Salafi, ibid, hlm. 42.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 987

adalah filsafat praktis yang nyata manfaatnya bagi kehidupan. Oleh karena

itu, bagi sebuah gerakan dakwah perbaikan (ishlah), tidaklah pas apabila

menampik dan acuh tak acuh pada manfaat filsafat."2ffi

Masalah ketiga yang disebut-sebut menjadi konsentrasi dakwah

Wahabiyah adalah soal penolakan mereka terhadap takwil Al-Qur'an dan

As-Sunnah. Ayat-ayat yang berbicara tentang zat dan sifat Tuhan mereka

biarkan sesuai teks yang ada. Sebagai contoh, terkait firman Allah S6,

,,Tangan Allah di atas tangan mereka" (Al-Fath: 10), mereka berkata, "Allah

memang mempunyai tangan, tetapi tidak seperti tangan manusia. Dan,

terkait firman Allah $*, "Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan

kemuliaan tetap kekal" (Ar-Rahmanz 271, mereka berkata, "Allah memang

mempunyai wajah, tetapi tidak seperti wajah manusia." Dan, terkait firman

Allatu ,,zat Yang Maha Pengasihbersemayam di atas singgasana" (Thaha: 5),

mereka berkata, " lstiu)a'itu diketahui benar adanya, tetapi bagaimananya

tidak diketahui." |ika mereka menerima pendapat ini, memercayai, dan

menjaganya untuk diri sendiri, tentu tidak akan berbahaya apa-aPa.

Persoalan ini memang masih diperdebatkan para ulama. Bahkan, lmam

Ahlu Sunnah wal Jamaah setelah terpisah dari Mu'tazilah dan berselisih

pendapat dengannya, menilai pendapat ini bersumber dari Imam Ahmad

bin Hanbal. Ia dianggap sebagai imam terkemuka dan alim yanS Punya

pemahaman.2o6 Akan tetapi, ia sendiri mening


Related Posts:

  • Ekslopedi aliran Mazhab 24 m (w. 183 H), berikut sekte-sekte yang ada didalamnya. Merekalah yang dimaksud dengan Al-Waqifah dalam maknakhusus, sebagaimana telah disinggung di depan.1997 Abu Khalaf Al-Asy'ari, Al-Maqalat wa Al-Firaq, hlm. 79-80. I… Read More