Ekslopedi aliran Mazhab 22,

 


Sa'id bin

Al-Mughirah Al-Bajali, yang mengklaim dirinya sebagai Al-Mahdi yang

ditunggu-tunggu. Selain itu, perlakuannya terhadap Ali melebihi perlakuan

terhadap para Nabi yang lain, kecuali Nabi Muhammad ry. Menurutnya,

Ali setaraf dengan beliau. Sa'id Al-Bajali juga keterlaluan dalam menyikapi

Al-Baqir &, sehingga menyifatinya dengan sifat-sifat Allah. Menurutnya,

dia mengetahui perkara gaib. Ia sungguh Punya nyali untuk mendatangi

Al-Baqir dan mengatakan, " Kuputuskan bahwa Anda mengetahui perkara

gaib. Maka dari itu, kujadikan Irak ini tunduk padamu." Al-Baqir pun

membentaknya dan mengusirnya."'o Setelah itu, Al-Bajali mengusung

tasybihdan bentuk yang lain. Ia mengklaim Tuhan itu seseorang dari cahaya,

yang di atas kepalanya terdapat mahkota. Ia memiliki anggota badan,

sebagaimana laiknya manusia. Ia punya perut dan hati yang mendegupkan

hikmah. Ia mengklaim bahwa sesembahannya adalah jism yang seperti

huruf-huruf hijaiyah. Alif adalah contoh kaki-Nya, 'ain adalah bentuk

kedua matanya, dan seterusnya. Para pengikutnya semakin bertambah

banyak, hingga akhirnya ia ditangkap oleh Khalid bin Abdullah Al-Qisri,

kemudian dibunuh oleh sejumlah pengiku tny u.'n'

- Al-Manshuriyah. Mereka adalah para pengikut Abu Manshur Al-

Mustanir Al-Ajali, yang mengaku sebagai anak Allah. Ia manamai dirinya

1769 Al-Khathabiyah: Mereka adalah para pengikut Abu Al-Khathab Muhammad bin Abi

Zainab Bani Asad Al-Kufi. Ia mengklaim Ja'far bin Shadiq sebagai Tuhan. Selain itu,

mereka juga mengklaim bahwa Al-Hasan dan Al-Husain adalah anak Allah, dan para

Nabi adalah Tuhan. Maqalat Al-lslamiyyin (1'/77).

1770 Mereka adalah para pengikut Abdullah bin Muawiyah Ath-Thalibi. Mereka juga

disebut Al-fanahiyyah, dinisbatkan kepada dzul jana.hayni (yangmemiliki dua sayap),

yakni Ja'far bin Abi Thalib dq. Mereka mengklaim ketuhanan pemimpin para imam di

kalangan Ahlul Bait. Menurut mereka, ruh Tuhan itu menitis pada Adam, kemudian

berpindah kepada para Nabi yang lain, hingga kemudian menitis pada Ali bin

Abi Thalib. Setelah itu, kepada anak-anaknya, hingga kemudia pada Abdullah bin

Muar,r'iyah. Mereka mengklaim dia mengetahui perkara gaib, menghalalkan yang

diharamkary dan menggugurkan kewajiban ibadah. Lihat Maqalat Al-lslamiyyin (l /67),

Al-Farq bayna Al-Firaq (hlm.222), dan At-Tattshir fi Ad-Din (hlm. 125).

177L Mereka adalah para pengikut Yunus bin Abdurrahman Al-Maqi, budak Ayqath bin

Afrath. Ia mengklaim bahwa para pembawa 'arsy membawa Sang Pencipta. Mereka

menyamakan istiwa' Allah seperti bertahtanya makhluk. Lihat I'tiqadat Firaq Al-

Muslimin wa Al-Musyrikir, hlm. 98).

870 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

kalimatullah. jika kita perhatikan sejumlah sekte dalam Syiatr, seperti: Al-

Khathabiyah,lnz Al-linahiyatr,lz3Al-Yunisiyah,-t774dan sebagainya, kita akan

mendapati pernyataan-pernyataan bernuansak an tasybih yang berbeda-

beda. Akan tetapi, hakikat semua itu adalah satu, yaitu melepaskan diri

dari martabat tercipta dan kemanusiaan-mulai dari Nabi, Ahlul Bait,

dan pemimpin-, lalu menyifatinya dengan sifat-sifat Tuhan. Ini dari

satu sisi. Adapun dari sisi yang lain, teriadi degradasi dalam pemahaman

tentang konsep ketuhanan, serta penisbatan anggota badan dan hal-hal lain

yang bercorak jasmaniyah. Ini merupakan tasybih ganda. Dalam arti kata,

menyerupakan Sang Pencipta dengan makhluk, sekaligus menyerupakan

makhluk dengan Sang Pencipta.

Di luar kalangan Syiah, sepertinya Al-Karramiyah menjadi golongan

yang paling popular dikenal dengan tasybih dan tajsim. Mereka adalah para

pengikut Muhammad bin Karram As-Sijistani. Dia seorang teolog kalam.

Ibnu Karram dan para pengikutnya termasuk golongan yang keterlaluan di

dalam itsbat danmenisbatkan makna sifat-sifat kemanusiaan kepada Tuhan.

Ibnu Hazm menuturkan, "sesungguhnya Ibnu Karrarn ifu bermadzhab

tajsim."l77s Asy-Syahrastani menuturkan bahwa Ibnu Karram menyebut

sesembahanny a sebagai j auhar. Di dalam buku' Adzab Al-Qabn disebutkan

bahwa Dia adalah salah satu zat, salah satu jauhar. Jadi, Allah ia sebut

jism.1776 Kita sudah menerima materi tentang Al-Karramiyah dalam judul

Al-Mujassimah. Oleh karena itu, kami tidak ingin membahasnya kembali.

Namun, kami akanmencermatibeberapa golongan penting di antara akidah

Al-Karramiyah dan Syiah yang kebablasan. Kendati tasybih di kalangan

Syiah yang kebablasan telah berlipat-lipat-maksudnya menyerupakan

makhluk dengan Tuhan, dan menyerupakan Tuhan dengan makhluk-

Nyu-, tetapi pemersatu tasybih adalah yang menguasai kecenderungan

Al-Karrami. Mereka tidak keterlaluan menyikapi para Nabi, sahabat, Ahlul

Bait, dan atau menisbatkan salah satu sifat Tuhan kepada imam mereka.

Setelah menjelaskan perbedaan ini, mudah-mudahan kita bisa menemukan

kesamaan para pelaku tasybih di kalangan umat Islam.

1772 Al-Fashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa' (5/73).

1773 Al-Milal wa An-Nihal (1/108, 108).

177 4 Al-Hujjah fi Bayanil Mahjah (1 / 131).

1775 Majmu'ul fatawa (8/299).

177 6 Maqalatut Tasybih (1, / 315, 31,6).

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 871

Berikutnya akan kami ketengahkan beberapa golongan yang melakukan

tasybih di luar Syiah dan Al-Karramiyah, antara lain: Al-Qadariyah dan

yang mengatakan bahwa Allah tidak menghendaki kemaksiatan. Abu Al-

Qasim At-Tamimi berkata, "Menurut mereka, Allah tidak menghendaki

kemaksiatan bagi hamba-Nya, lalu menjatuhkan hukuman atas mereka.

Orang yang berilmu dan berakal tidak akan membolehkan ini, karena ini

dinilai kezaliman. Semua makhluk yang melakukan serupa ini akan dicap

zalim. Selanjutnya, mereka membandingkan Allah dengan makhluk-Nya,

lalu menyerupakan Dia dengan rrrereka."lm Ibnu Taimiyah d;:z berkata,

"Mt'tazilah Qadariyah menyerupakan Allah dalam hal perbuatan, dan

meniadakan sifat-sifat-Nyu. Mereka menyerupakan Sang Pencipta dengan

ciptaan-Nya, dan menyerupakan nlakhluk dengan khaliq dalam hal

perbuatan. Menyerupakan perbuatan Allah dengan perbuatan salah satu

keturunan Adam adalah tindakan yang mengikuti kaum Majusi. Mereka

menyusun syariat dan analogi seenaknya sendiri. Mereka meniscayakan

itu kepada Allah, juga mengharamkan bagi-Nya yangwajib."lnq

Mereka juga mengatakan, "Allah tidaklah menciptakan perbuatan

hamba-Nya. Kezaliman dari-Nya sama dengan kezaliman manusia satu

sama lain." Mereka menyerupakan perbuatan Allah dengan perbuatan

manusia. Mereka mewajibkan bagi Allah yang diwajibkan atas manusia.

Mereka juga mengharamkan bagi Allah yang diharamkan atas manusia.177e

Ibnu Taimiyah menilai, penafian mereka terhadap qadar atau takdir

Allah, juga pernyataan mereka tentang relativisme perbuatan manusia,

sama dengan menyerupakan ilmu Allah dengan ilmu makhluk; tidak

mengetahui sesuatu, kecuali setelah sesuatu itu benar-benar terjadi.

Di kalangan Mu'tazilah yang melakukan tasybih adalah Al-Khabithiyah

dari sekte Al-Qadariyah. Mereka adalah para pengikut Ahmad bin Khabith.

Ia mengklaim bahwa Isa bin Maryam adalah Tuhan kedua, dan dia akan

membuat perhitungan dengan manusia di Hari Kiamat.1780

Sementara itu, Mu'tazilah Bashrah menyerupakan kehendak Allah

dengan kehendak lain-Nya. Mereka menganggap kehendak-Nya sejenis

1777 Al-Baghdadi, Al-Earqu bayna Al-Firaq, hlm. 209.

1778 lbid., hlm. 181 - 209.

1779 Maqalat Al-lslamiyyin (1./180), Al-Farqu bayna Al-Firaq (103).

1780 Al-Milal wa An-Nihal (1. / 133).

872 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

kehendak makhluk-Nya. Setelah itu, mereka membedakan antara kehendak

khaliq dengan kehendak makhluk. Mereka berkata, "Kehendak Khaliq

boleh terjadi di luar tempatnya. Akan tetapi, kehendak makhluk tidak

hanya akan terjadi pada tempatnya."1781

Adapun di kalangan Khawarij, yang melak:ukantasybih adalah sekte

Asy-Syaibaniyah. Mereka adalah pengikut syaiban bin Maslamah Al-

Khariji (w. 130 H.). Di masa pemerintahan Abu Muslim Al-Khurasani,

Syaibah muncul dan menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.""'

Asy-Syahrastani menuturkan bahwa Ziyad bin Abdurrahman Asy-

Syaibani Al-Khariji berkata, "Allah itu tidaklah mengetahui sampai Dia

menciptakan ilmu untuk diri-Nya. segala sesuatu baru diketahui oleh-Nya

setelah terjadi atau ada."1781Selanjutnya, tasybih hampir pudar di tengah

gempuran al-hasywu wa an-nafarah. Sampai-sampai mereka menafikan

sifat Allah. Meskipun bestu, Al-Qadariyah tidak mau disebut melakukan

tasybih, kecuali tasybih yang berhubungan dengan salah satu sifat Allah,

yaitu sifat iradah (berkehendak).

Prof. Asyraf Sa'ad

1781. Al-farqubayna Al'Firaq, hlm. 181-209.

1782 Maqalat Al-lslamiyyin (1. / 180), dan Al-Farqu bayna AlFiraq (102).

1783 Al-Milal wa An-Nlhal (1, / 133).

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 873

AN-NAJARIYAH

KELOMPOK AN-NAJARIYAH disandarkan pada Abu Al-Husain An-

Najar. Banyak sekali buku biografi, buku tentang sekte-sekte, dan al-

maqalat y ang membahas perjalanan hidupnya. Tanggal kelahirannya tidak

diketahui pasti. Bisa jadi karena semula ia merupakan pribadi yang tidak

jelas. Berdasarkan referensi-referensi yang kami miliki, ia bernama Abu

Abdillah Al-Husain bin Muhammad bin Abdillah An-Najar.178a Namun,

beberapa tulisan menyebutnya Muhammad bin Al-Husain An-Najar.178s

Ia seorang tukang tenun di rumah Al-Abbas bin Muhammad Al-

Hasyimi. Ia diikuti banyak orang. Maka, jadilah ia seorang Mu'tazilah yang

paling banyak pengikutnya. Lama kelamaan, ia meniadi seorang teolog

kalam terkemuka. Di masa mudanya, ia pernah belajar kepada Bisyr bin

Ghiyats Al-Muraisi.1786la banyak berdiskusi dan bertukar pikiran dengan

para teolog kalam yang lain, khususnya An-Nizham.1787

Karya-karyanya

Menurut Ibnu An-Nadim, karya-karya Abu Al-Husain An-Najar

mendekati dua puluhan, antara lain: Kitab Al-lstithn'ah, Ash-Shifat wa Al-Asma' ,

1784 Ibnu An-Nadim, Al-Fahrasat, hlm.354, Dar Al-Ma'rifah, Beirut, 1978M.

1785 Al-Jirjani, At-Ta'rifat, hlm.314, Dar Al-Kitab Al-Arabi, Beirut, 1405 H, tahqiq: Ibrahim

Al-Ibyari.

1786 Ibrahim bin Ali bin Yusuf, Thabaqat Al-Fuqaha',145, tahqiq: Khalil Al-Mays, Dar A1-

Qalam, Beirut.

1787 Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubata', '1'O/ 454, di-tahqiq oleh Syu'aib Al-Arna'uth,

Muhammad Na'im, Muassasah Ar-Risalah, Beitut, 1423 H. Lihat: Ibnu An-Nadim,

Al-Fahrasat, hlm. 354.

814 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Itsbat Ar-Rusul, Al-Qadha'wa Al-Qadar, At-Ta'utilat, Ar-Radd'ala Al-Mulhidin,

dan Al-Ma'rifah.1788

Terjadi silang pendapat dalam mendudukkan kelompok An-Najariyah

di kalangan ilmuwan al-firaq dan al-maqalat.l7gs Ada ulama yang memosisi-

kannya di delapan besar dalam sejarah Islam.17eo Sementara itu, Al-Asy'ari

menggolongkannya sebagai salah satu kelompok Al-Murji'ah .17e1 Ar-Razi

dan Asy-Syahrastani menggolongkannya sebagai salah satu kelompok

Al-jabariyah.17e2 Al-Baghdadi menggolongkannya sebagai kelompok yang

sesat dan menyimpang.lTe3 Adapun Ibnu Hazm menggolongkannya sebagai

kelompok Mu'tazilah yang paling dekat dengan Ahlu Sunnah.17s4

Beberapa Sekte Utama dalam An-Naiariyah

Setelah kematian pendirinya, Abu Al-Husain An-Najar, An-Najariyah

terbagi menjadi beberapa kelompok, antara lain:

1. Al-Burghutsiyah

Nama kelompok ini dinisbatkan kepada Muhammad bin Is4, yang

dijuluki dengan Burghuts. Ia berbeda pendapat dengan An-Najjar

mengenai al-kasb. Menurutnya, seorang yang melakukan sesuatu,

bukanlah pelaku yang sebenarnya. Dalam keyakinan mereka, perbuatan

itu merupakan ciptaan Allah.

2. Az-Za'faraniyah

Meralah para pengikut seseorang yang bernama Az-Za'tarani,

tinggal di Ar-Ray. Ia seorang yang tidak konsisten; pernyataannya

yang terakhir berbeda dengan yang pertama. Ia mengatakan bahwa

1788 Ibnu An-Nadim, Al-Fahrasat, hlm. 304.

1789 tbid.

1790 Kelompok-kelompok ini adalah: Mu'tazila[ Syiah, Khawarij, Murji'ah, An-Najariyah,

Al-Musyabbihah, An-Najiyah, dan Ahlu Sunnah. Al-Iji, A l-Mawaqif, 41,4 (diaahqiq oleh

Abdurrahman Umairah, Darul Jail, Beirut, 1417 H.); Haji Khalifah, IGsyf Azh-Zhunun,

L/27,Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, Beirut, 1992 M.

1791. Al-Asy'ari,MaqalatAl-lslamiyyin,l./2'1.6(.diaahqiqolehMuhammadMuhyiddinAbdul

Hamid), Mathba'ah As-Sa'adah, Mesir, 195 M.

1792 Ar-Razi, l'tiqadat Firaq Al-Muslimin wa Al-Musyrikin, h1m.104, La;'natut Ta'lif wat

Tarjamah wan Nasyr, Kairo, 1938 M.

1793 Al-Baghdadi, Al-Farqu bayna Al-Firaq, hlm. 1L, di-tahqiq oleh Muhammad Zahid Al-

Kautsari, Nasyr Izzat Aththar, Kairo, L948 M.

1794 lbnt Hazm, Al-Eashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa' wa An-Nihal, 2/266, Al-Mathba'ah Al-

Adabiyah, Kairo, 1.320 H.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 875

kalamullah adalah selain Dia, dan semua yang selain Dia adalah

makhluk. Setelah itu, ia menyerang orang-orangyang mengatakan

bahwa kalamullah adalah makhluk.

3. Al-Mustadrikiyah

Dinamakan Al-Mustadrikiyah karena mereka mengklaim

bisa mencapai yang tidak dicapai para pendahulunya, dan yang

tersembunyi dari mereka. Di antara yang tidak dicapai para pendahulu

mereka adalah masalah keterciptaan Al-Qur'an. Para pendahulu

mereka menolak mengatakan Al-Qur'an itu makhluk, alias tercipta'

Sementara itu, mereka mengatakan demikian. Untuk memperjelas,

mereka mengatakart, " Kalamullah iut makhluk. Akan tetapi, kami

mengikuti Sunnah yang ada, bahwa kalamullah bukanlah makhluk,

begitu pula ijma' yang menafikanny a." SayyidAsy-Syarif menjelaskan

hal itu dengan berkata, "Yang dimaksud bukan makhluk adalah, tidak

tercipta dengan susunan seperti ini, baik huruf maupun suaranya.

Melainkary ia tercipta dengan huruf-huruf selain it1r."17es

Al-Baghdadi menuturkan bahwa kelompok An-Najariyah yang

ada di Ar-Ray saja sudah mencapai dua puluh kelompok, semua

bersumber dari tiga kelompok di atas.17e6

Pendapat Kelompok yang Paling Masyhur

Kelompok ini memiliki banyak pendapat, yang dikumpulkan tak

beraturan di antara pendapat-pendapat kelompok lain di dunia Islam. Di

antara pendapat itu adalah:

Perbuatan Manusia

An-Najariyah sepakat dengan Al-Jabariyah bahwa manusia llumuibar

(terpaksa) dalam berbuat, dan tidak memiliki ikhtiar. Perbuatan terjadi

atas pengetahuan Allah. Oleh karena manusia tidak mampu menciptakan,

maka ia hanya mampu melakukan kasb.17e7

Ibnul Qayyim menukil pendapat mereka yang membolehkan

Lihat: Syarh Al-Mawahib, juz VIII, hIm.421.

Al-Farqu bayna Al-Firaq, hlm. 25.

Llhat Maqalat Al-lslamiyyin, juz I, hlm. 340, dan Al-Farqu bayna Al-Firaq, hlm. 208.

1795

1796

'1797

876 Ensiklopedi AJiran dan Madzhab di Dunia tslam

terjadinya suatu perbuatan pada dua pelaku dengan nisbat yang berbeda-

beda; salah satu menjadimuhdits, dan yang lain meniadikasib.lTes

Kemampuan melakukan sesuatu berhubungan dengannya. Bantuan

dari Allah terjadi ketika sebuah perbuatan berlangsung. Satu kemampuan

tidaklah melakukan dua perbuatan. fadi, setiap perbuatan memiliki

kemampuan yang terjadi ketika perbuatan itu berlangsung. Kemampuan

ini tidaklah abadi.Keberadaannya menjadikan perbuatan ada. Dan,

ketiadaannya meniadakan perbuatan. Jadi, ia bersama perbuatan, bukan

sesudahnya.lTry

Kemampuan iman menjelma dalam bentuk taufik, penguatan,

keutamaan, nikmat, kebaikan, dan petunjuk. Sedangkan kemampuan

kekafiran menjelma dalam bentuk kegelapan, kerugian, musibah, dan

kejahatan.

jadi, iman dan kafir, petunjuk dan kesesatan adalah sama-sama

dari Allah. Seseorang yang beriman adalah mukmin yang mendapatkan

petunjuk. Allahlah yang memberinya petunjuk dan taufik. Sementara

itu, seseorang yang kafir dihinakan. Allah jualah yang menghinakan dan

menyesatkarmya.Hatinya dibuat keras dan tidak diberi petunjuk. Dialah

yang menciptakan kekafirannya dan tidak memperbaikinya. Andaikata

Allah melihatnya, kemudian memperbaikinya, niscaya ia akan menjadi

sosok yang saleh.l8mSepertinya, pendapat-pendapat ini sangat mirip dengan

pandangan-pandangan Madzhab Al-Asy'ari.

Pendapat Mereka dalam Masalah Ketuhanan

1. Nama dan Sifat (Al-Asma' ua Ash-Shifatl

An-Najariyah menafikan shifat ma'ani. Seperti halnya Mu'tazilah,

mereka menafikan srtat'llm, Qudrah, lradnh, Hayat, Sama', danBashar.180l

Meski begitu,-seperti halnya Mu'tazilah jrgu-mereka tidak

mengingkari hukum-hukum sifat, yaitu bahwa Dia itu Mahatahu,

MahakKuasa, Maha Berkehendak Mahahidup, dan sifat-sifat yang

Syifo' Al- Alil, hlm. 56.

Al-Milal wa An-Nihal, 1. / 233.

Al-Maqalat, juzl/347.

Al-Milal wa An-Nihal, juz I, hlm. 116.

t798

1799

1800

1801

\-.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 877

2.

lain. Dalam penafsiran An-Najariyah, sifat-sifat ini menyangkal

kekurangan. Sebagai contoh, iika Allah disifati dermawan, berarti

menyangkal Dia itu bakhil. )ika Allah disifati berbicara, berarti Dia

tidaklah lemah untuk berbicara.1802 Dan, bahwa Allah itu Maha

Berkehendak, bermakna Dia tidaklah dipaksa.lm3Begitulah seterusnya.

An-Najar beranggapan, sifat Allah itu adalah cahaya langit dan

bumi. Dalam arti kata, Dialah pemberi petunjuk pada seluruh penghuni

langit dan bumi.lsuMereka tidak menafikan sifat atau meniadakan zat

darinya sama sekali, melainkan menakwilkannya.lsos

Arah dan Tempat

Kelompok ini juga menetapkan arah dan tempat bagi Allah.

Menurutnya, Allah di setiap tempat. Ibnu Asakir menuturkan, mereka

menetapkan tempat, tetapi tidak menetapkan arah. Jadi, Allah di

setiap tempat, tanpa reinkarnasi dan arah.1806 Lihatlah bagaimana

mereka menggabungkan antara tenggelam dalam penyucian dengan

menafikan sifat zhahir, dengan penakwilan mereka bahwa Allah di

setiap tempat. Setelah itu, mereka kembali menyucikan-Nya dari arah.

Al-Ka'bi menceritakan bahwa An-Najar sendiri mengatakary "Sang

Pencipta di setiap tempat, Zat dan wujud-Nya. Bukan atas makna

ilmu dan kekuasaan.lwT Jadi, Allah dd berada di setiap tempat, bukan

dengan ilmu dan kekuasaan-Nya, melainkan dengan Zat-Nya."

Melihat Allah

Sebagaimana Mu'tazilah, An-Najariyah juga berpendapat, mustahil

melihat Allah di dunia dan akhirat dengan mata. Meskipun begitu,

Imam Al-Asy'ari pemah menukil pemyataan dari Abu Al-Husain An-

Najar bahwa Allah boleh mengubah mata menjadi hati. Maksudnya,

menjadikan kekuatan mata seperti kekuatan hati. Dengan begitu,

seseorang dapat melihat Allah dengan matanya. Dia mengingkari melihat

1,802 Al-Maqalat, |uzl, hal. 341..

1803 Al-Milal wa An-Nihal, 1, / "1"16.

1804 Maqalat Al-lslamiyyin, 1. / 341.

1805 Ibnu Hazm, Al-Fashl,3/8.

1806 Al-Milal wa An-Nihal, 1. / 117.

1,807 Al-Milal wa An-Nihal, juz I, hlm. 1.1.9.

878 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

3.

Allah selain dengan cara seperti ini.1808 Ibnu Hazm menegaskan, "Ia

membolehkary bukan mewajibkan atau memustahilkan."ls@Barangkali

pemyataan ini merupakan upaya harmonisasi antara pendapat yang

membantah Allah dapat dilihat dengan mata dengan pendapat yang

membolehkan-Nya dilihat dengan hati.

4. Kalamullah

Seperti halnya Mu'tazilah, Al-Husain An-Najar berpendapat

bahwa kalamullah itu makhluk. Namun, ia berbeda pendapat dengan

Mu'tazilah dalam beberapa bagian terkait masalah ini. Menurutnya,

jikakalamullah dibaca, maka ia menjadi 'ardh. Akan tetapi, jika ditulis,

ia menjadi jism.181o Jika ditulis dengan tinta di atas sesuatu, jadilah

iakalamullah.lsll Barangkali di bagian terdahulu kita melihat bahwa

yang paling banyak mengundang perbedaan pendapat di kalangan

An-Najariyah adalah soal keterciptaan Al-Qur'an.1812 Dalam hal ini,

mereka berbeda pendapat dengan Ahlu Sunnah.

Pandangan-pandangan Lain An-Naiariyah

1. Iman

An-Najariyah sepaham dengan Al-Jahmiyah bahwa iman itu adalah

pengetahuan dan pengakuan. Jadi, iman adalah pengetahuan tentang

Allah, Rasul-Nya, kewajiban-kewajiban-Nya yang disepakati oleh umat

Islam, tunduk kepada-Nya, dan pengakuan dengan lisan. Barangsiapa

tidak mengetahui sebagian dari itu setelah tegaknya hujjah, atart

mengetahuinya tetapi tidak mengakuinya, berarti ia kafir.1813

Setiap sifat di antara sifat-sifat iman menjadi ketaatan, tidak

menjadi iman. Oleh karena itu, wajib mengetahui setiap persoalan

iman1814 dan mengakuinya. Atas dasar itu, iman menurut mereka bisa

bertambah dan berkurang. Ia akan bertambah dengan pengetahuan

dan pembenarary bukan dengan perbuatan dan ketaatan.

1808 Maqalat Al-lslamiyyin, juzl, hlm. 342.

1809 Al-Fashl, juz III, hlm. 8.

1810 Al-Milal wa An-Nihal, juz l, hlm. 117 .

18"11 At-Tabshir, hlm. 62.

1812 Al-Asy' ari, Maqalat Al-lslamiyyin, 1. / 341

1,8'13 Al-Farqu bayna Al-Firaq, hlm. 208.

181.4 lbid., hlm. 28.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 879

2. Kelembutan (Al-Luthf)

Al-Luthf rnenurut mereka adalah perbuatan yang mendekatkan

seseorang dari ketaatan dan menjauhkannya dari kemaksiatan. Hal

ini jaiz bagi Allah, bukan wajib sebagaimana pandangan Mu'tazilah.

Jadi, andaikata Allah memberikan taufik dan perlindungan terhadap

seluruh orang kafir, pastilah mereka semua akan beriman. Dia

Mahakuasa untuk melakukan itu terhadap mereka. Jika itu dilakukan,

pastilah mereka semua akan beriman'.r81s

Taklif di luar kemampuan

Menurut An-Najar, Allah c* boleh saja memberikan faklifkepadahamba-

Nya, berupa sesuatu yang di luar kemampuannya. Allah membebani

orang-orang kafir sesuatu yang tidak mereka mamPu. Karena itu,

mereka tidak melakukannya. Bukan karena ketidakberdayaan mereka,

bukan pula karena bencana yang menimpa."'u

Al-Irja'

Menurut Imam Al-Asy'ari, Abu Al-Husain An-Najar mengeluarkan

pemyataan irj a' .1817 Isttlah irj a' disini boleh jadi bermakna "memberikan

harapan", atau "penundaan hukuman bagi pelaku dosa besar kepada

Altah M." ladi, bukan bermakna seperti yang masyhur di kalangan

Al-Murji'ah, yaitu, "Maksiat tidaklah membahayakan keimanan,

sebagaimana ketaatan tidaklah bermanfaat bagi kekafiran." Begitulah,

sehingga berkelindan dengan beberapa pandangannya yang lain,

terutama mengenai pelaku dosa besar.

Ajal

An-Najar sepaham dengan Ahlu Sunnah bahwa seorang mayit

meninggal dunia karena ajalnya. Begitu pula seseorang yang dibunuh

tewas karena ajalnya.1818

Rezeki

Dalam masalah rezeki, An-Najjar memiliki pandangan, bahwa Allah

memberikan rezeki yang halal dan yang haram. Keduanya bersumber

1815 Maqalat Al-lslamiyyin, 1' / 341'.

L8L6 Al-Maqalat, |uzl, hlm.341.

1817 tbid, 1. / 21.6, 342.

1818 Al-Maqalat, |uz l, hlm. 342.

880 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

3.

4.

5.

6.

7.

dari Allah. Menurubrya, rezeki itu ada dua macam, yaitu rezeki berupa

makanan dan kekuasaan.l8le Pendapat ini senada dengan pandangan

para teolog kalam dari Ahlu Sunnah.

]anji dan ancaman

Sebagaimana pandangan Ahlu Sunnah, Abu Husain An-Najar juga

berpendapat bahwa Allah tidak berkewajiban untuk menunaikan

janji dan ancaman-Nya. Alih-alih, Dia berhak memberikan anugerah

kepada hamba-Nya.ladi, jika Dia berjanji akan ditunaikan' Akan

tetapi, jika mengancam, Dia berhak untuk memaafkan.182o

Hukum pelaku dosa besar

Mereka sependapat dengan Ahlu Sunnatr, bahwa Allah berhak untuk

memberikan ampunan kepada para pendosa di kalangan umat Islam.

Jadi, mereka tergantung kehendak Allah. Jika Allah berkehendak,

Allah akan memaafkan mereka. Akan tetapi, jika Allah berkehendak,

Dia akan menyiksa mereka. Setelah itu, mereka berpindah tempat ke

surga.1821

Asy-Syahrastani menukil pendapat Abu Husain An-Najar, bahwa

siapapun yang melakukan dosa besar, kemudian mati sebelum

sempat bertobat, wajib disiksa. Akan tetapi, wajib dikeluarkan dari

neraka. Adalah tidak adil memperlakukan mereka sama dengan

memperlakukan orang-orang kafir, yakni kekal di dalam neraka'18z

Yang diriwayatkan oleh Asy-syahrastani ini menafikan kebolehan

memaafkan mereka, seperti diutarakan di atas. Jadi, penukilan darinya

bermasalah. Sebab, ditemukan nukilan lain yang menyatakan bahwa

orang-orang kafir akan kekal di dalam neraka, sedangkan orang-orang

beriman seluruhnya di dalam surga, kendati mereka adalah pelaku

dosa besar yang mati dalam keadaan berbuat dosa. Mereka terbagi

menjadi dua golongan; Pertama,rnerekamasuk neraka, kemudian keluar

dan pindah ke surga. Kedun, golongan yang sama sekali tidak masuk

neraka.lsa Pendapat seperti ini juga diungkapkan oleh para teolog kalam

dari kalangan Ahlu Sunnah.

8.

1819 tbid,1./342.

1820 Al-F arqu bayna Al-Firaq, h1m.208.

1821. rbid,208.

1822 Al-Milal wa An-N ihal, 1' / 120.

1823 Al-Fashl- fi Al-Milal wa An-Nihal, 4/ 80.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 881

Pendapat-pendapat Mereka tentang Beberapa Persoalan

Thabi'iyah

Hakikat/ism

Menurut mereka, hakikatiism adalah sekumpulan'ardh. Dan, 'ardh-

ardh ini adalah yang tidak memisahkan jism darinya, melainkan selalu

bersamanya, seperti warrra, rasa, bau, dan berbagai'ardh lain yang tidak

terlepas dari jism. Adapun yang tidak ada pada jism dan kebalikannya,

seperti ilmu, kebodohan, dan sebagainya, bukanlah jism.182a Pendapat ini

mendapat bantahan dari kalangan Mu'tazilah dan Asy'ariyah.182s

Berdasarkan uraian dan pendapat yang dikemukakan kelompok ini,

terlihat jelas bahwa ini merupakan percobaan yang menyimpang. Tidak

berdasarkan metodologi yang jelas untuk menggabungkan pendapat-

pendapat teologisyang sekilas terlihat Mu'tazilah, sebagian lagi Asy'ariyah,

sebagian lagi didasarkan takwil dan tanzih, dan sebagian yang lain

cenderung menyimpang pada tasybih. Cukuplah seseorang mengutarakan

penafsirannya terhadap sifat dan mengatakan bahwa itulah intizat, berarti

ia cenderung pada pemikiran Mu'tazilah. Apalagi jika menetapkan tempat

bagi Allah, yang dinafikan oleh Asy'ariyah. Dualisme yang menyimpang

ini tidaklah logis. Terlihat juga dalam menafikan Allah dapat dilihat mata,

sekaligus menetapkannya di waktu bersamaan. Selain itu, terlihat pula

dalam penerimaan mereka atas sesuatu yang mirip "keterpaksaan murni"

di dalam masalah-masalah kemanusiaan, padahal mereka cenderung pada

Mu'tazilah di dalam masalah-masalah ketuhanan. Hal ini menegaskan

pada kita semua keraguan sejarawan yang meneliti tentang kelompok dan

golongan; mengategorikan mereka Murji'ah, Jabariy ah,Mu' taztlah, dan atau

Zhahiriyah. Secara umum, ini merupakan salah satu contoh kedewasaan

berpikir dan kejanggalan madzhab yang persebarannya mengindikasikan

kebodohan di kalangan muslim awam. Selain itu, persebaran madzhab ini

merupakan rahmat yang terkadang terpecah belah karena sebab-sebab

tertentu, bahkan terkadang juga tanpa sebab yang jelas.

Al-Farqu bayna Al-Firaq,

Syarh Al-Mawaqif, T /3.

Prof. Dr. lamil Ibrahim As-SayyidTu'ailib

h1m.209,21.4.1824

1825

882 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

AN.NAJDAT

Pengertian An-Naidat

AN-NAJDAT adalah para pengikut Najdah bin Amir Al-Hanafi. Mereka

merupakan salah satu dari tujuh kelompok besar di kalangan Khawarij.1826

Patut diingat, di kalangan Khawarij secara umum dan An-Najdat

secara khusus, tidak ditemukan referensi yang merupakan karya tulis

mereka. Oleh karena itu, siapapun yang ingin menulis tentang mereka,

harus mengumpulkan informasi dari para sejarawan yang meneliti tentang

agam4 aliran, dan golongan.l827

Selain itu, kelompok An-Najdat tidak banyak disebut-sebut orang,

mungkin karena bertahan tidak seberapa lama. Selain itu, terlokalisasi di

wilayah yang sempit, yaitu Yamamah. Padahal, An-Najdat sudah diberi

kesempatan untuk menguasai beberapa wilayah yang lain, seperti Yaman

dan Bahrain.

Fenomena perpecahan sangat jelas terlihat di dalam pertumbuhan

kelompok Khawarij. salah satuny+ ketika pemimpin luar yang terkenal-

Nafi' bin Al-Azraq- menyatakan berlepas diri dari perjanjian dengan

Khawarij dan menyebut mereka orang-orang musyrik, bahkan menghalalkan

darah anak dan kaum perempuan di kalangan mereka. Abu Fudaik dan yang

lain memisahkan diri dari Nafi' dan pergi ke Yamamah. Mereka disambut

oleh Najdah bin Amir bersama sejumlah pasukan Khawarij. Mereka ingin

1826 DitulisolehbeberapaorangAl-Mawsu'ahAl-MuyassarahfiAl-AdyanwaAl-Madzahibwa

Al-Ahzab Al-Mu'ashirah, di bawah pengawasan Dr. Nafi' bin Hamad Al-Jahti, cetakan

ke-3, Dar An-Nadwah Al-Alimah, Riyadh, 1418 H., iuzke-2, hlm. 1063.

1,827 Dr. Muhammad Abu sa'dah, Al-Khawarij f Mizan Al-Fikr Al-lslami, Kairo, 1998 M,

hlm. 19.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 883

7

bertemu dengan pasukan Nafi' dan memberitahukan tentang apa yang terjadi

dengannya. Namun pasukan Najdah melarang bertemu dengannya. Mereka

membaiat Najdah sebagai khalifah di usia tidak lebih dari tiga puluh tahury

yaitu pada tahun 66 H (685 M).

Mereka mengkafirkan siapa saja yang menyatakan ingkar dengan

perjanjian bersama mereka, sebagaimana mereka juga mengkafirkan

siapapun yang mengakui kepemimpinan Nafi'. Mereka mengakui imamah

Najdah, sampai mereka berseberangan dengannya terkait masalah-masalah

yang menjadikan mereka menaruh dendam kepadanya.

Perpecahan Pengikut Naidah Semasa Hidupnya

Ketika para pengikut Najdah berselisih dengannya, mereka terbagi

menjadi tiga golongan:

1. Golongan yang ikut bersama Athiyah bin Al-Aswad Al-Hanafi ke

Sijistan. Oleh karena itu, kaum KhawarijSijistan kala itu menyebut

mereka "Athawiyah".

2. Golongan yang ikut bersama Abi Fudaik untuk memerangi Najdah.

Merekalah yang membunuh Najdah pada tahun 70 H (689 M).

3. Golongan yang memaafkan tindakan Najdah dan tetap mengakui

imamah-nya.18B

Faktor Utama Pemicu Dendam Para Pengikut Naidah Kepadanya

1. Di antara pemicu dendam para pengikut Najdah adalah karena ia

mengutus pasukan untuk berperang di darat, dan pasukan lain di laut.

Namun, ia lebih mengistimewakan pasukan darat ketimbang pasukan

laut, baik dalam masalah perbekalan (logistik) dan pemberian.

Padahal, berperang di laut itu lebih berbahaya dan lebih sulit daripada

berperang di darat.

2. Najdah mengirimkan pasukan untuk menyerang Madinah. Pada saat

bersamaan, mereka berhasil menahan putri-putri Utsman bin Affan.

Selanjutnya, Abdul Malik bin Marwan menulis surat kepadanya

1828 Falhozorn, Al-Khawarij wa Asy-Syiah, diterjemahkan dari bahasa |erman oleh Dr.

Abdurrahman Badawi, Maktabah Nahdhah Al-Mishriyyah, Kairo, 1958 M., hlrn.77.

884 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

3.

mengenai para wanita itu. Najdah pun membelinya dari orang yang

"memiliki" mereka, kemudian mengembalikan kepada Khalifah Abdul

Malik. Mereka berkata kepada Najdah, "Kamu telah mengembalikan

budak kami pada musuh kita. Irri sungguh taruhan dalam agama.182e

Tampaknya, Najdah tidak mengizinkan para Pengikutnya terus

menerus menyerang Madinah, terlebih ketika ia mendengar bahwa

Ibnu Umar telah menyandang senjata dan siap mempertahankan

Madinah dari serangan mereka.lm

Najdah memaafkan orang-orangyang salah dalam berijtihad karena

ketidaktahuan. Kala itu, ia mengutus putranya Al-Mudharrajbersama

pasukan ke Qathif. Mereka Pun menyerangnya. Pada saat bersamaan/

mereka menahan kaum perempuan, dan menikahi mereka sebelum

mengeluarkan yang seperlima dari harta rampasan Perang. Mereka

bilang, "Jika terdapat wanita pada bagian kita, itulah yang kita

inginkan. Jika nilai mereka melebihi bagian kita dari harta rampasan

perang, kita akan membayar biaya tambahan itu dari uang sendiri."

Sepulang menemui Najdah, mereka mempertanyakan hukum

meniduri wanita-wanita itu, termasuk juga memakan harta rampasan

perang sebelum mengeluarkan yang seperlima, dan membagi empat

perlima kepada para serdadu.

Najdah berkata kepada mereka, "seharusnya tidak begitu." Mereka

berkata, "Kami tidak tahu bahwa itu tidak diperbolehkan." Maka,

Najdah punmemaafkan mereka, karena ketidaktahuan. Oleh karena

itu, An-Najdat juga disebutAl- Adziriyah,karena mereka memaafkan

orang yang salah berijtihad mengenai suatu hukum.1831

Menggugurkan hadd minuman keras terhadap seseorang yang

menenggak khamar di antara pasukannya, karena ia dinilai selalu

berhasil mengalahkan musuh.1s2

1829 Al-Baghdadi, Al-Farqu bayna Al-Firaq, diaahqiq oleh Muhammad Muhyiddin Abdul

Hamid, Maktabah Muhammad Ali Shabih, Kairo, hlm. 87.

1g30 Al-Asy'ari, Maqalat Al-lslamiyyin,l,:1.54, di-tahqi4 oleh Muhammad Muhyiddin Abdul

Hamid, Maktabah Nahdhah Al-Mistuiyyah, Kairo, 1969 M.,iuz kesatu, hlm. 164.

1831 Al-Baghdadi, Al-Farqubayna Al-Firaq, hlm. 88.

1832 Falhozoun, Al-Ktawaii wa Asy-Syiah, hlm.80.

4.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 885

Pendapat yang Dinisbatkan kepada Naidah

1.. Salah satu kepercayaan dalam Madzhab An-Najdah adalah bahwa

agama itu terkait dua hal pokok, yaitu:

Pertama, mengenal Allah (makrifatullah) dan mengenal Rasulullah itl&.

Kedua, mengakui segala yang datang dari sisi Allah secara umum/

mengharamkan darah umat Islam, mengharamkan perampasan harta

mereka. Semua ini wajib diketahui oleh setiap mukallaf.

Selainitu, manusia diampuni karena ketidaktahumnya, sampai ulama

menegaskan yang halal dan yang haram pada mereka.

Najdah berpendapat, barangsiapa salah berijtihad dalam menghalalkan

yang haram, ia diampuni. Dary barangsiapa takut siksa atas seorang

mujtahid yang salah sebelum ditegakkannyahujjah atasnya, maka ia

kafir.1833

2. Di antara pendapat An-Najdat bahwa Allah mencabut sanksi bagi

yang dikehendaki-Nya. Ia berkata, "Bisa saja Allah menyiksa seorang

pendosa bukan di neraka Jahanam, kemudian memasukkannya ke

dalam surga." Menurutnya, neraka akan menjadi tempat bagi orang

yang berbeda pandangan dengannya dalam soal agama.

3. Selain itu, ia juga menyatakan, "Barangsiapa melihat (dosa) sekecil

apapun, berbohong sekecil apapury lalu terus menerus melakukannya,

maka ia telah musyrik. Akan tetapi, barangsiapaberzina, mencuri,

dan atau menenggak khamar, namun jika tidak dilakukan secara

terus menerus, tidak menjadikannya musyrik. Ia tetap muslim, jika

sependapat dengannya dalam soal agama.18e

4. Pendapatnya yang lain; menegakkan imamah bukanlah kewajiban

syariat. Oleh karena itu, masyarakat tidak harus memilih imam,

melainkan menegakkan kebenaran di antara mereka. Namun,

mayoritas pimpinan Khawarij mengincar kursi kekuasaan.183s

1833 Asy-Syahrastani, Al-Milal wa An-Nihal, kata pengantar oleh Dr. Abdul Lathif

Muhammad Al-Abd, 1379 H./1977 M., Maktabah Al-Anjalu Al-Mishriyyah, Kairo,

hlm. 1.26.

1.834 Al-farqu bayna Al-Eiraq, hlm. 88 - 89. Lihat juga: Al-Khawaij wa Asy-Syiah, hlm. 81.

1835 Asy-Syahrastani, AlMilal wa An-Nihal, hlm. L26.

886 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

Hal lain yang dilakukan Najdah adalah berkirim surat kepada Ibnu

IJmar, menanyakan beberapa rnasalah furu' iy ah. Surat tersebut kemudian

dialihkan kepada Ibnu Abbas yang tidak mau menjawabnya. Alih-alih,

ia memperlihatkan keheranannya pada sosok orang ini yang tidak puas-

puasnya menumpahkan darah umat Islam di siang hari. Meskipun begitu,

ia masih menaruh perhatian terhadap detil masalah furu'iyah seperti ini.

Di sisi lain, Najdah juga tiada henti menyerang Makkah dan Madinah,

membuat masyarakat Haramain ketakutan. Setelah Ibnu Abbas berkirim

surat kepadanya, barulah ia berhenti.1836

Ia pun mendeklarasikan pendapat-pendapat ini. Ketika Najdah

membicarakannya, juga mengampuni pengikutnya karena ketidaktahuaru

mayoritas pengikutnya menuntutnya bertobat. Mereka berkata kepadanya,

"Pergilah ke masjid, dan bertobatlah atas dosa-dosa perkataanmu." Ia pun

melakukan itu.

Namun, pengikutnya yang lain menyesalkan pertobatan Najdah.

Mereka bergabung pada barisan orang-orang yang dimaafkan atau

diampuni. Mereka berkata kepadanya, "Anda ini imam, Anda berhak

melakukan ijtihad. Kita tidak berhak menuntutmu bertobat. Oleh karena itu,

bertobatlah. Dan, suruhlah bertobat orang-orang yang memintamu bertobat.

Jika tidak, kami akan menghabisimu." Najdah pun melakukan itu juga.

Pemyataan tersebut sama dengan yang diucapkan Khawarij kepada Imam

Ali @r. Akan tetapi, ia tidak mengindahkan mereka dan usulan bodohnya.

Akan tetapi yang terjadi setelah itu, pengikut Najdah terpecah.

Mayoritas berseberangan dengannya. Mereka berkata kepadanya, " Pilihlah

bagi kami seorang imam selainmu." Najdah pun memilih Abu Fudaik.

Sungguh ironi, Najdah memilihkan seorang imam bagi lawan-

lawannya untuk menggantikan dirinya sendiri.1837

Rasyid Ath-Thawil telah bekerjasama dengan Abu Fudaik. Ketika Abu

Fudaik menguasai Yamamah, ia tahu para pendukung Najdah baru kembali

1,836 Al-Farqu bayna Al-Firaq, hlm. 89; Muhammad Syarif Salim, Mulakhkhash Tarikh Al-

Khawaij Mundzu Zhuhuihim ila an Syattata Al-Mahlab Syamlatahum, Darut Taqaddum,

Kairo,1924 M., hlm.39

1837 Al-Farqu bayna Al-Firaq, hlm. 89; Muhammad Syarif Salim, Mulakhkhash Tarikh Al'

Khawarij mundzu Zhuhurihim ila an Syattata Al-Mahlab Syamlatahum, Darut Taqaddum,

Kairo,1924 M., hlm.39

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 887

dari peperangan. Mereka berusaha untuk mengembalikan Najdah pada

kepemimpinan. Oleh karena itu, Abu Fudaik mencari Najdah untuk dibunuh.

Najdah pun bersembunyi di rumah salah seorang sambil menunggu Para

pasukannya pulang. Mereka dipecah belah di pinggran Syam dan Yaman.

Salah seorang pendukung Abu Fudaik berseru, "Barangsiapa

menunjukkan pada kami keberadaan Najdah, ia akan diberi upah sepuluh

ribu dirham. Jika seorang budak menunjukkan kami keberadaannya,

maka ia merdeka." Temyata, seorang budak perempuan di tempat Najdah

bersembunyi membongkar keberadaannya. Abu Fudaik segera mengutus

Rasyid Ath-Thawil bersama sekelompok pasukan. Setelah berhasil

menangkapnya, mereka membawa kepalanya kepada Abu Fudaik. Peristiwa

pembunuhan ini terjadi pada tahun 70H (689 NrD.'*

Setelah kepergian Najdah, kelompok An-Najdat terbagi menjadi:

Athawiyah dan Fudaikiyah. Setelah kematian Najdah, masing-masing dari

mereka berdiri sendiri-sendiri. Wilayah menjadi kekuasaan Abu Fudaik.

Maka, kaum Khawarij di tengah masyarakat Sjistan, Khurasan, Kirman,

Qahastan mengikuti sekte Athiyah.183e

Meskipun pergerakan An-Najdat telah terhenti seiring kematian

Najda,h, namun sisa-sisa pemikirannya masih tersisa di Bahrain dan

beberala wilayah yang kami sebutkan di atas.lm Pemikiran itu tersimpan

di dalam turatskaum Khawarij.

Setelah kematian Najdah, Abu Fudaik berkuasa tidak seberapa

lama. Kekuasaannya berakhir ketika Abdul Malik bin Marwan mengutus

Umar bin Ubaidillah bin Ma'mar At-Tamimi bersama pasukannya untuk

membunuh Abu Fudaik. Mereka pun membawa penggalan kepalanya

kepada Abdul Malik bin Manrran.lel

etelah kematian Najdah, An-Najdat terpecah menjadi tiga kelompok

di dalam menyikapinya:

L838 Ibnul Atsi, Al-Kamil fi At-Tankh, Kairo, juz kedua, hlm. 116 - 117.

1839 Lihat Al-Kamil f At-Taikh, 4:'I.,68; dan Al-Khawarij wa Asy-Syiah, hlm. 81 - 82.

"1840 Al-Khawaij wa Asy-Syiah, hlm. $ Kairo, juz kedua, hlm. 776 - 117 .

Lihat: Al-IGmil, 4:168 ; dan 3.

-184L AI-Farqu bayna Al-Firaq, hlm. 89 - 90; dan Tankh Khalifah lbn Khayyath, dilahqiq oleh

Dr. Suhail Zakkar, Darul Fikr, Damaskus, 1993M, hlm.205.

888 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

a. Satu kelompok berpihak kepada Abu Fudaik, seperti Rasyid Ath-

Thawil, Abu Baihas, Abu Asy-Syamrakh, danpara pengikutmereka.

b. Satu kelompok lagi memaafkan perbuatan dan fatwanya. Mereka

adalah jumhur An-Najdat.

c. Kelompok ketiga adalah mereka yang jauh dari Yamamah. Mereka di

tepi Bashrah. Konory mereka mengeluhkan pemyataan Najdafu dan

memilih diam. Mereka berkata, "Entahlah, kami tidak tahu; apakah

ia benar-benar mengucapkan pernyataan itu atau tidak?! Kami tidak

akan menghukuminya, kecuali setelah mengetahui dengan pasti."

Oleh karena itu, mereka disebut Al-Waqifah (y*g memilih diam).

Begitulah kelompok An-Najdat. Kendati bersikap moderat dalam

soal qiyas, seperti Azariqah, itulah gambaran kedewasaan berpikir, insting,

dan kepolosan yang pada akhirnya menggiring mereka untuk bergabung

dengan Khawarij dan pandangan-pandangannya yang ekstrem.

Prof. Dn Abilul Lathif Al-Abd

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 889

AN-NAZHAMIYAH

BERBICARA tentang An-Nazhamiyah tidak bisa lepas dari An-Nazharn,

karena kelompok ini merepresentasikan dirinya. Setelah dia, bisa dibilang

tidak ada lagi orang yang meneruskan. An-Nazham adalah salah seorang

pentolan Mu'tazilah. Ia bernama lengkap Ibrahim bin Siyar An-Nazham,

berasal dari kalangan Mu'tazilah Basrah. Bahkan, ia merupakan salah

satu pembesar Mu'tazilah di sana. Juga salah satu pemikir dan ahli kalam

yang ditokohkan di kalangan Mu'tazilah.18a2 Tidak ada referensi yang

menuturkan tahun kelahirannya. Akan tetapi, hal itu tidak menghalangi

para ilmuan untuk menyimpulkan tahun kelahirannya berdasarkan

tahun kematiannya, juga tahun-tahun yang dijalani semasa hidupnya. Ia

meniirggal dunia pada tahun 221, H dalam usia 36 tahun menurut Ibnu

Nabatah. Oleh karena itu, berarti ia lahir sekitar tahun 185 H.1843

Akan tetapi, ditemukan beberapa teks yang menumbuhkan keraguan

terhadap pernyataan Ibnu Nabatah. Sebab, menurut Al-Mas'udi,18aa

An-Nazham pernah menghadiri majelis Yahya bin Khalid Al-Barmaki,

menteri Ar-Rasyid, bersama sekelompok pemikir dan ahli kalam, seperti

Abu Al-Hudzail Al-Allaf, Hisyam bin Al-Hakam, Bisyr bin Al-Mu'tamar,

Tsamamah bin Asyras, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sang menteri

berkata kepada mereka, "Kalian terlalu banyak bicara tentang kumun,

zhuhur, qidam, istitha'ah, jauhar, dan kammiyyah." Ia meminta mereka

bicara tentang al-isy q (cinta). Masing-masing mengutarakan pendapatnya,

termasuk An-Nazham.

Al-Khathib Al-Baghdadi, Taikh Baghdad,6/97,Thaba' ah Al-Qahirah,1349 H./193L}l{.

Syarh Al-Uyun: Syarh Risalah lbni Zaidun, hlm. 123, Thaba'ah AlQahirah, 1378 H.

Muraunoij Adz-Dzahab wa Ma'adin Al-lawahir, Al-Mas'udi,6/368 - 372,Thaba'ah Baris.

1842

1843

1844

890 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

Al-Khawansaril&s menuturkary di Basrah, An-Nazham hidup semasa

dengan Harun Ar-Rasyid. Ia pemah diutus Ar-Rasyid ke Baghdad untuk

bertukar pikiran atau berdebat dengan seorang budak perempuanbernama

Al-Husainiyah. Kepadanya ia mengutarakan delapan puluh pertanyaan,

semua itu dijawab di hadapan khalifah. Setelah itu, ia melontarkan

beberapa pertanyaan yang tidak mampu dijawabnya. Menurut cerita Ibnu

Al-Murtadha,la'far bin Yahya Al-Barmaki pernah menyinggung soal

Aristoteles. An-Nazham berkata, "Aku telah membantah tulisannya." Ja'far

bertanya "Bagaimana mungkin, sedangkan kamu tidak bisa membac al-rya?|"

An-Nazham menjawab, "Mana yang lebih kamu sukai; aku membacanya

dari awal sampai akhir, atau dari akhir sampai awal?" Setelah itu, An-

Nazham menyebutkan sesuatu, lalu ia membantahnya.Ja'far pun terpana

dibuatnya.l&6 Al-Qummi juga berkata, "An-Nazham itu hidup di masa

Harun Ar-Rasyid."1&7

Berdasarkan teks-teks di atas, meskipun sebagian ditulis oleh

orang-orang belakangan, atau beberapa lawan An-Nazham-yang bisa

jadi menuliskan itu dengan tujuan tertentu- bisa disimpulkan bahwa

An-Nazham hidup di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, dan pernah

berhubungan dengan Al-Baramikah.

Sayyid Al-Murtadha dan lainnya berkata, "Orangtua An-Nazham

membawa putranya kepada Al-Khalil bin Ahmad untuk diaiari. A1-

Khalil pun mengujinya dengan sifat-sifat botol dan ia memujinya dengan

perkataannya, "meninggalkan kotoran, hindari olehmu bahayanya, dan

jangan kamu tutupi isinya." Namun, ia menyalahkan pernyataannya;

"Cepat patah, lama mengeras." Setelah itu, ia diuji dengan sifat pohon

kurma. Dan, ia kembali memuji pemyataannya, "Mards memetiknya, tinggi

menjulang puncaknya, indah dari ketinggiannya." Namury ia menyalahkan

pemyataannya, "Susah menaikinya, jauh jaraknya, dan dikelilingi bahaya."

Saat itu, Al-Khalil berkata kepadanya, "Wahai anakku, kami merasa lebih

butuh untuk belajar darimu."lm

1845 RaudhahAl-lannahfiAhwalAl-UlamawaAs-Saailat,Al-Khawansari,hlm.4243,Thaba'ah

Iran, 1307 H.

L846 Dzikrul Mu'tazilah, Ibnu Al-Murtadha, hlm. 29.

1847 Hadiyyah Ahbab fi Dzikr Al-Ma'rufin bi Al-Kina wa Al-Alqab wa Al-Ansab, Abbas bin

Muhammad Ridha Al-Qum a, }:.lm. 256, Thaba'ah An-Najf.

1848 Al-Hayawan, Al-Jalizh,3/L46.Lihat: Al-Amali, Abu Ali Al-Qati, 1/133.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 891

Jika benar ada hubungan antara An-Nazham dengan Al-Khalil bin

Ahmad Al-Manufi, berarti ia dilahirkan sebelum Al-Khalil bin Ahmad

wafat. Dengan begitu, pantas untuk dikatakan ia belajar darinya. Dan, bisa

dipastikan kala itu bakat-bakat kepemikirannya sudah mulai matang.lee

Apapun yang terjadi bisa kita katakan, An-Nazham hidup kira-kira

di antara tahun L6L sampai 231, H.Ia meninggal dunia mendekati atau

melebihi usia enam puluh tahun. Akan tetapi, Hourton menegaskan bahwa

An-Nazham meninggal dunia pada usia enam puluh atau tujuh puluh

tahun. Ia dilahirkan pada tahun 775M atau L60 H.18s

Sebagaimana kami singgung di depan, An-Nazham adalah salah

seorang pengikut Mu'tazilah Basrah. Di sanalah Al-Khalil bin Ahmad

hidup. Begitu pula Az-Ziyadiyyun. Jadi, tidak menutup kemungkinan An-

Nazham itu dilahfukan di Basrah dan tumbuh berkembang di sana. Oleh

karena itu, ia kerap dijuluki Al-Bashri. Beberapa referensi yang ada hampir

sepakat menyatakan, bahwa ia memilih Mu'tazilah atas pengaruh dari

Abu Al-Hudzail Al-Allaf, syaikh masyarakat Basrah dalam hal Mu'tazilah.

Dialah pentolan kelompok ini di sana, juga penentu jalannya.18sl

Sebagaimana kebiasaan ulama di masa ini, An-Nazham juga hidup

berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah yang lain, mencari ulama

dan rpenghadiri majelisnya. Ia pernah ke A1-Ahwdz,'852 mengunjungi

Kaskar,18s3 juga berangkat haji. Selain itu, ia juga pernah ke Kufah, lalu

bertemu dengan Hisyam bin Al-Hakam dan sekelompok lawan-lawannya.

Lantas, ia berdebat dengan mereka mengenai hal-hal detail dalam ilmu

kalam. Dan, ia berhasil mematahkan mereka.18il Ia juga pernah pergi ke

1849 Ibrahim bin Siyar An-Nazhalr., trlm.45, Dr. Muhammad Abdul Hadi Abu Ruwaidah,

cetakan ke-Z 1989 M.

1850 lbi4 hlm.S

1851 Yang pertama berbicara tentang Madzhab Mu'tazilah adalah Washil bin Atha',

kemudian diikuti oleh Amr bin Ubaid. Di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid,

muncullah Abu Al-Hudzail Al-Allaf. Ia menulis buku Mu'tazilah dan menjelaskan

madzhabmereka, serta menghimpunilmu mereka. Buku tersebut diberi judulAl-Ushul

Al-Khamsah. Setiap kali berjumpa seseorang, mereka menanyakan,"Sudahkah kamu

membaca AI-Ushul Al-Khamsah?" Jlka dijawab "Ya", mereka tahu orang tersebut satu

madzhab dengannya. Lihat: Bahr Al-Kalam, Abu Al-Mu'in Maimun An-Nasafi, hlm.

34. Lihat juga: Al-Milalwa An-Nihal,34.

1852 Al-Hayawan, 3 / 139.

1853 Al-Hayawan,4/57.

1854 Ibnu Al-Murtadha, Dzikr Al-Mu' tazilah, hlm. 29.

892 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

Baghdad, lalu berkenalan dengan Majelis Ar-Rasyid dan menterinya, Yahya

Al-Barmaki. Selain itu, ia juga berkenalan dengan Ja'far bin Yahya. Dan, ia

menghadiri majelis Al-Ma'mun bersama para gurunya, Abu Al-Hudzail.18ss

Tampaknya, setelah berkelana sekian lama, akhimya An-Nazham menetap

di ibu kota. Selain itu, tampaknya setelah hidup miskin, ia menjadi kaya.

fulukannya

Terjadi silang pendapat mengenai pemberian julukan An-Nazham.

Menurut Mu'tazilah, ia dijuluki An-Nazham, karena ia menjadi Nazham

(yu^g mengatur) perkataan yang berantakan, dan syair yang berwazan.

Yang lain mengatakan, Mu'tazilah melekatkan perkataan ini pada orang-

orang yang berani mati dalam pertempuran. Akan tetapi yang benar, ia

dijuluki "An-Nazham" karena mengafur atau menyusun manik-manik di

pasar Basrah. Oleh karena itu, ia dijuluki An-Nazham.18s6

Abu Raidahberkata "Bagiku, tidakada yangmeragukan jika dibilang

ia menyusun manik-manik di pasar Basrah. Kami semua tahu bahwa

semula ia adalah orang miskin. Ia berasal dari kalangan budak.4l-fahizh

pernah bercerita tentangnya, bahwa ia pernah berkata, 'Aku kelaparan,

sampai-sampai aku makan tanah liat.' Pun bahwa ia bolak-balik mendatangi

orang-orang untuk mendapatkan makan pagi atau malam. Bisa jadi ia

melepaskan pakaian untuk dijual dan dibelikan makanan. Ketika beberapa

orang baik mengirimkan padanya tiga puluh dinar, An-Nazham dengan

penuh keheranan mengakui, bahwa sepanjang hidupnya belum pernah

memegang uang sejumlah tiga puluh dinar."

Pendidikannya

An-Nazham menyelesaikan belajamya di majelis milik paman sekaligus

gurunya/ Abu Al-Hudzail Al-Allaf. Dalam berbagai momen debat dan

bertukar pikiran, ia selalu ikut menyertainya. Bahkan, tidak jarang ia ikut

terlibat aktif dalam perdebatan Abu Al-Hudzail dan lainnya, sebagaimana

diceritakan oleh Ash-Shafadi, Ibnu Nabatah, dan Ibnu Syakir. Al-Baghdadi

berkata, "Di masa mudanya, An-Nazham bergaul dengan kaum yang

1855 Muratowij Adz-Dzahab, 8 / 301..

1856 Al-Farqu bayna Al-Firaq, hlm. 113, Thaba'ah Al-Qahirah. Banyak sejarahwan yang

mendukung penisbatan ini.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 893

menganut kepercayaan A ts-Tsanawiyyalt (dualisme). Selain itu, ia juga bergaul

dengan para penganut As-samniyyah, yaitu mereka yang mengatakan

takafu'ul adillah (kesetaraan dalil). Setelah besar, ia bergaul dengan para filsuf

yangnyelrneh. Setelah itu, ia bergaul dengan Hisyam bin Al-Hakam Asy-

Syi'i.l8sTSebagaimana kita ketahui bersama, An-Nazham itu pandai sekali

membaca buku-buku filsafat. Sejak kecil, ia sudah terlihat cerdas dan fasih.

Daya hafalnya kuat. Ibnu Al-Murtadha berkata,"Iahafal Al-Qu1an, Taurat,

Injil, dan Zabur. Lebih dari itu, ia mampu menafsirkannya. Padahal, ia juga

hafal banyak syair, informasi, dan beragam fatwa. Meskipun banyak yang

dihafal, An-Nazham bukanlah npe muqallid (yangmelakukan taklid; suka

meniru-niru). Bukan pula sekadar meriwayatkan. Alih-alih, ia justru mampu

memilih dari sekian banyak yang dihafal."

An-Nazham meneruskan "peperangan" yang sejak awal berkobar

di antara Mu'tazilah dengan lawan-lawannya. Sebagai contoh, di dalam

membantah Al-Manawiryah, ia menulis buku berjudul Alfu Mas'alah.l8s8

Reaksi dan bantahan Abu Al-Hudzail terhadap lawan-lawannya sudah

bukan hal yang asing lagi.18se

An-Nazham bangkit untuk membela Islam dan membantah lawan-

lawannya dari kalangan Tsanawiyatg Dahriyah, Rafidhah, dan sebagainya.

Keterl(batannya di dalam kancah seperti ini memberinya pelajaran

tentang madzhab-madzhab yang lain. Ini memberikan warna tersendiri

bagi pendidikannya. Sebab, para pengikut aliran yang dibantah oleh

An-Nazham memiliki kecenderungan terhadap filsafat Yunani. Sebagai

contoh, Al-Manaiyah yang mencampur-adukkan madzhab Persia dengan

peradaban Yunani, kemudian menyebarkannya sebagai agama laten.1860An-

Nazham memperlihatkan kemampuan yang luar biasa di hadapan Al-Hajjaj

di dalam membantah madzhab-madzhab lawan, dan itu menjadi bukti

keluasan wawasan dan pengetahuannya.

1,857 Dzikr Al-Mu' tazilah, 29.

1858 tbid.

1859 Lihar Kitab At-lntishar, Al-Khayyath. Lihat iuga: Al-Amali, Al-Murtadha. Di situ kita

akan melihat upaya Mu'tazilah di dalam membalas Para Penentang dan jasa mereka

di dalam membela Islam.

1860 LihaL Ibrahim bin Siyar An-Nazham, hlm. 11.

894 Ensiktopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Manhai An-Nazham

Siapapun yang memerhatikan dengan seksama pandangan-pandangan

An-Nazham akan tahu, bahwa pembahasannya mengenai selain Zat Allah,

bersumber dari pandangan-pandangan naturalis. Mayoritas berkisar

masalah-masalah material dan inderawi. Bahkan, An-Nazham melakukan

tajsim terhadap beberapa wujud yang bersifat ruhani, begitu pula ardh.Ini

menunjukkan bahwa ia dipengaruhi filsafat Ar-Riwaqiyyun (Stoicisme).

Ketika diminta mengomentari pendapat An-Nazham, Asy-Syahrastani

berkata, "Ia menganibil pernyataan ini dari para filsuf al-kumun dan

azh-zhuhur. Ia selalu cenderung menegaskan aliran naturalis ketimbang

teologis."1861Akan tetapi, Asy-Syahrastani berpandangan, kecenderungan

An-Nazham pada aliran naturalis itu bersumber dari pengetahuannya

yang sedikit mengenai aliran di luar naturalis. Hal itu dibuktikan dengan

pandangannya mengenai substansi ruh.ls62Pandangannya jelas keliru.

Namury yang mengatakan bahw a ruh rtu jism, tetapi al-jis al-lathif (jism y ang

lembut), bukan hanya An-Nazham, melainkan banyak lagi yang lainnya.

Yang bisa dipastikan ketika menyelidiki kecenderungan pandangan-

pandangan An-Nazham yang inderawi, adalah bahwa kecenderungan

tersebut bersifat mayoritas. Tidak ada yang hampa dari kecenderungan

ini selain pembicaraan mengenai Zat Allah. Baginya dan mayoritas ahli

kalam, seluruhal-mumkinat itu inderawi. Sebagai contoh, menurutnya ruh

itu inderawi. Ruh adalahal-jism al-lathif, sebagaimana disebutkan di depan.

Ia mengingkari ardh selain gerak. Adapun rasa dan bau menurutnya juga

al-jism al-lathif, sedangkan ilmu dan keinginan menurutnya adalah gerakan

jiwa (hnrakah an-nafs).1863 Sebagaimana kita ketahui, ia mengakui gerak,

karena memiliki substansi inderawi.

Asy-Syahrastani juga menuturkan, bahwa An-Nazham mengingkari

hal-hal yang terpisahkan dari yang inderawi. Baginya, panjang itu adalah

sesuatu yang panjang. Luas itu adalah sesuatu yang luas. Ciptaan adalah

sesuatu yang diciptakan. Awal adalah sesuatu yang dimulai. Keinginan

adalah sesuatu yang diinginkan. Yang kekal tidaklah kekal dengan

1861. Al-Milal wa An-Nihal, 39.

1862 lbid, hlm.38.

1863 Maqalat Al-lslamiyyin,hlm.347 - 404.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 895

kekekalan. Yang rusak tidaklah rusak oleh kerusakan. Selain itu, ia juga

mengingkari kehidupan dan kekuatan itu memiliki makna lain selain yang

hidup dan yang kuat. Ruh adalah nafs, iahidup dengan sendirinya.

Begitulah An-Nazham dengan pemikirannya, sampai-sampai alam

baginya merupakan ungkapan tentang materi dan gerak.

Al-]ahizh menceritakan dari gurunya-An-Nazham-sesuatu

yang menunjukkan pengetahuan An-Nazham tentang tabiat beragam

binatang.lsaDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan

yang mewarnai pemikiran An-Nazham di bidang keagamaan dan natural,

adalah kecenderungan penyucian yang bersifat mutlak (at-tanzih al-muthlaq)

atas zatAllah. Dan, kecenderungan material-naturalis pada selain itu.

Orientasi Keilmuan

Di bidang keilmuan, An-Nazham cenderung menempuh metode

empiris dalam mendefinisikan beberapa hakikat.

Al-Jahizh menceritakan bahwa An-Nazham ikut bersama Amir

Muhammad bin Ali bin Sulaiman Al-Hasyimi melakukan eksperimen untuk

mengetahui dampak khamar pada beraneka jenis binatang. Maka, mereka

meminumkan khamar pada beberapa binatang berukuran besar, seperti

onta dbn kuda. Selain itu, mereka menuangkannya juga pada beruang dan

anjing, bahkan burung elang dan ular. Selanjutnya, mereka melihat reaksi

khamar terhadap binatang-binatang tersebut.

Berkenaan dengan itu, An-Nazham berkata, "Dani eksperimen itu,

kami tahu bahwa tidak adayang lebih mabuk di antara binatang-binatang

itu melebihi kijang. Kalau tidak karena mahal, aku akan memiliki kijang,

lalu kubuat ia mabuk supaya dapat melihat hal-hal lucu yang terjadi

padanya."186s

1.864 Sepertinya An-Nazham bukanlah satu-satunya yang menaruh perhatian terhadap

binatang; jenis dan karaktemya. Bisyr bin Al,Mu'tamir memiliki dua kasidah panjang

tentang berbagai jenis dan karakter binatang. Al-jahizh juga banyak meriwayatkannya

dari Tsamamah bin Al-Asyras dan lainnya dari kalangan Mu'tazilah. Tampaknya,

di dalam Mu'tazilah terdapat sekelompok oranS yanS menaruh perhatian terhadap

kajian soal binatang, salah satunya An-Nazham. Kecenderungan An-Nazham terhadap

binatang ini mulai tumbuh dan bertambah hingga mencapai beberapa sisi, sebagaimana

dituturkan muridnya, Al-Jahizh.

1865 Al-Hayawan, 1. / 83-M.

896 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

An-Nazham mengawasi eksperimen dan menafsirkan yang terlihat.

Ia tidak bisa melakukan eksperimen ini secara mandiri, karena terkendala

dana. Kendati sederhana, eksperimen ini telah menghantarkan An-Nazham

menemukan beberapa kenyataan. Bagaimanapun juga, demikian itu

termasuk sarana dalam metode eksperimental. Dan, itu menunjukkan

kecenderungan An-Nazham yang eksperimentatif. fadi, ia bukanlah sosok

yang gampang percaya pada semua yang disampaikan padanya. Alih-

alih, ia justru berusaha untuk melihat kekurangannya yan8 jauh. sebagai

contoh, ia akan menampik "ramalan buruk", bila realita yang ada tidaklah

mendukungnya. Alih-alih percaya, ia akan mengutarakan sebaliknya dari

yang dikatakan peramal.

Di dalam pemikiran, ia memiliki daya kritis. Ia akan menerima sesuatu

berdasarkan pengetahuannya, dan mempertimbangkanrrya dengan logika.

Setelah itu, barulah ia memutuskan untuk menerima atau menolaknya,

dan terhindar dari keragu-raguan. Ia berkata, "Aku pernah berdebat

dengan orang-oran gyangragu dan kafir. Ternyata, orang yang ragu lebih

mampu melihat substansi ketimbang yang memiliki argumen (ashhabul

hujjah,baca: yakin)." Dan ia berkata, "Orang yang ragu lebih dekat darimu

ketimbang yang membangkang. Tidak akan pernah mencapai keyakinan

yang utuh, sampai di dalamnya masih ada keraguan. Dan, seseorang tidak

akan berpindah dari satu keyakinan ke keyakinan lain, kecuali di antara

keduanya melampaui masa-masa ragtJ." 1866

Terakhir, kecenderungan sikap ilmiah An-Nazham terlihat dalam

metodologinya yang detil dan rinci. Oleh karena itu, ia mengeritisi

orang-oran g yartg menggunakan gaya bahasa tauriyah (memperlihatkan

sesuatu di luar yang diinginkan). Sebab, di belakang itu tersimpan tipuan

dan kebohongan. Pun karena yang dipahami bisa berbeda dengan yang

dimaksudkan. sebab, gaya bahasa tauriyah mengandung dua makna,

alias tidak mengandung makna yang tegas. Karena itu, ia menolak

menggunakannya dalam retorikanya.

1866 lbid,6/16. Charter mengklaim An-Nazham mengikuti Aristoteles di dalam pemyataan-

nya; bahwa keraguan merupakan langkah awal pengetahuan. Lihat: Ibrahim bin siyar

An-Nazham,53.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 897

Orientasi Dialektika pada An-Nazham

Setelah orientasi keilmuary kecenderungan kedua pada An-Nazham

dan An-Nazhamiyah adalah kecenderungan dialektik. Hal itu terlihat

jelas dalam perdebatan An-Nazham dengan lawan-lawannya di dalam

mendukung Islam sesuai madzhabnya. Menurut Neibriz, An-Nazham

memiliki akal paling besar dan pemikiran paling tajam dalam perhelatan

antara Islam dengan agama yang lain.1867 Ia memiliki kemampuan

untuk menundukkan lawan. Karena mengkhawatirkan An-Nazham,

sampai-sampai sang guru, Al-Hudzail, berpura-pura sakit supaya tidak

memperlihatkan tanda-tanda kekalahan di hadapannya. Al-Khayyath

berkata, "An-Nazham adalah yang paling tangguh membantah Ad-

Dahriyah, sebagaimana membantah Galenos yang beranggapan bahwa

nafs ltu adalah campuran."1ffi

Al-Mananiyah yang menyuarakan dualisme cahaya dan kegelapan,

yakni; kejujuran itu baik dan berasal dari cahaya, sedangkan kebohongan

itu buruk dan berasal dari kegelapan, dibantah habis. Ia berkata pada

mereka, "Beritahu kami tentang seseorang yang berkata bohong, siapa

sebenarnya yang berbohong?" Mereka menjawab, "Kegelapan." Ia berkata

lagi,"Jika setelah itu ia menyesal telah berkata bohong, dan berkata,'Aku

telah berbohong, berarti aku telah berbuat jahat,' lantas siapakah yang

berkata'aku telah berbohong itu'? Mereka pun bersilang pendapat. Ia

katakan pada mereka, 'Jika kalian bilang cahayalah yang mengatakan

'aku telah berbohong, berarti aku telah berbuat jahat' , tentu kebohongan

bukanlah darinya, dan ia tentu bukanlah yang mengatakannya. Jika

kejahatan dikatakan bersumber dari cahaya, ini membantah pernyataan

kalian sendiri."

"Akan tetapi, jika kalian bilang kegelapanlah yang mengatakan'aku

telah berbohong, berarti aku telah berbuah jahat' itu, berarti ia telah berkata

jujur. Padahal, kejujuran itu baik. Ini berarti, di dalam kegelapan terdapat

kejujuran dan kebohongan. Padahal, menurut kalian keduanya itu berbeda.

Tidaklah mungkin di dalam sesuatu yang satu muncul dua hal yang

1867 Lihat: Al-Muqtabisat, Abu Hayyan At-Tauhidi, hlm. 21-54, Kaito,1347 H/1925M.

1868 IbnuHazm,Al-Fashl,s/4T,kemudianbandingkandenganMaqalatAl-Islamiyyin,Abu

Al-Hasan Al-Asy'ari,335. Lihat: Al-Maqalat Al-Asyr, hlm. 67, Dr. Abdul Fattah Al-Fawi.

898 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

berbeda atau berlawanan; kebaikan dan keburukan. Ini juga membantah

pernyataan kalian mengenai eternalitas dualisme itu./ 186e

Selain itu, An-Nazham iuga berusaha membantah pernyataan

Al-Mananiyah mengenai bercampurnya cahaya dengan kegelapan. Al-

Mananiyah beranggapan, cahaya dan kegelapan itu berbeda dalam jauhar,

kerja, dan arah gerakan. Akan tetapi, mereka mengatakan keduanya

bercampur. oleh karena itu, An-Nazham berkata, "Jika memang seperti yang

kalian katakary bagaimana keduanya bercampur, saling menginfiltrasi, dan

bersatu. Padahal, di atas mereka tidak ada yang kuasa untuk menjadikan

keduanya kuasa, tidak ada pemersatu yang memersatukan mereka, dan

melarang mereka dari pekerjaannya. Itu seperti menghalangi batu yang

punya karakter menggelinding, atau menghalangi air yang punya karakter

mengalir. seharusnya, keduanya tidaklah bertambatu kecuali keduanya

berbeda dengan yang kalian katakan.1870

An-Nazham pernah ditentang karena mengatakan bahwa keterbagian

jismitutidaklah terbatas. Akan tetapi, bagaimana mungkin ia memastikan

jarak bagi sesuatu yang terbagi secara tidak terbatas? Untuk menyelamatkan

diri dari kesulitan ini, ia menjawab, "Bagian-bagian itu bisa dipastikan

dengan lon catarl." selain itu, dari pernyataan bahwa cahaya dan kegelapan

terhenti di beberapa arah keduanya, An-Nazham meniscayakan A1-

Mananiyah mengatakan terhenti di seluruh arah.1871

Ia juga membantah Ad-Daishaniyah yang beranggapan bahwa

perbuatan cahaya bagi hikmah itu adalahiauhar dankarakter darinya, pun

bahwa kerasnya kegelapan yang dapat menyakiti cahaya adalah jauhar

dan karakternya. Bahwa cahaya itu senantiasa tersakiti oleh kegelapary

dan bahwa ia mencampurinya untuk menyakitinya. Kemudian mereka

menganggap ini tidaklah meniscayakan mereka untuk mengatakan bahwa

kegelapan senantiasa bersampur dengan cahaya. Maka, An-Nazham berkata

pada mereka, "Jika ini yang kalian katakan, maka seharusnya cahaya

senantiasa bercampur dengan kegelapan. Ia melakukan hikmah dari jauhnr

1869 Al-lntishar, hlm.30-31. Lihat: Al-Maqalat Al-Asyr, hlm.67 dan seterusnya, Dr. Abdul

Fattah Al-Fawi.

1g70 Dr. Muhammad Abdul Hadi Abu Raidah, lbrahim bin siyar An-Nazhzham, hlm. 58

187-l Al-lntishar, hlrn. 32-35.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 899

dan karaktemya. Tidak ada karakter yang tidak berhubungan dengannya.

Ini suatu keniscayaan."1872

Menurut An-Nazham, penyifatan Allah dengan kuasa itu bukanlah

kezaliman. Alasannya, kezaliman itu tidaklah terjadi, kecuali dari seseorang

yang punya keinginan menunggangi keyakinan. Atau, dari seseorang

yang tidak tahu dampak dan keburukannya. Allah tidak seperti itu. Ia

juga mengatakan, Allah berbuat adil karena kebaikan dan kemuliaan-Nya,

bukan karena untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari bahaya.

Dua kecenderungan ini, kritis dan dialektika, sangat mempengaruhi

An-Nazham dalam banyak perselisihan. Tidak heran ia membuat geram

para teolog dari kalangan Mu'tazilah dan lainnya, ahlul hadits, dan

fuqaha, termasuk Tsanawiyah dan Dahriyah. Tampaknya, An-Nazham

sangat gemar berdebat dan berdiskusi. Dengan begitu, ia mendapatkan

makanan bagi akalnya. Selain itu, ia mendapatkan latihan bagi kemampuan

dialektikanya. Bahkan, sebagaimana dikatakan Abu Raidah,1873 cara ia

menguji dan mendebat orang lain seperti cara-cara Socrates.

Orientasi yang Mendalam dalam Berpikir

Kecenderungan berpikir yang ketiga pada diri An-Nazham adalah

kecenderungan membahas sesuafu secara mendalam. Salah satu buktinya,

ia meniscayakanmanthlq (ogika) dalam pemikirannya, tanpa takut apa-apa,

tak terkecuali bila akhirnya berbenturan dengan nash. Salah satu sebab

radikalisme dan ekstrimisme ini adalah, An-Nazham seorang budak. Ia

cerdas dan mengenal banyak kesulitan. Maka dari itu, ia tidak takut lagi

prasangka buruk orang lain, apalagi diberontak. Pemikirannya jelas, tidak

ada toleransi. Disibukkan oleh ilmu merupakan satu-satunya yang paling

disenangi oleh An-Nazham. Satu-satunya jalan keluar bagi dia untuk

menemukan kemerdekaan. Begitulah keadaan mayoritas budak yang

ingin terbebas dari penguasa Arab. Mereka berusaha agar kepercayaan

dan agama Arab tidaklah dimonopoli akal. Beberapa sejarawan menuduh

An-Nazham cenderung pada peradaban asing, seperti aliran Barahimah

dan ajarannyayangbertentangan dengan nubuwwah dan syariat. Ia tidak

1.872 tbid.

1873 Ibrahim bin Siyar An-Nazham, hlm.60.

900 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

mengakui terang-terangan, karena takut pedang. selain itu, ada pula yang

menuduhnya dipengaruhi oleh Ats-Tsanawiyyah.1874 Menurutku, pendapat

itu berlebihan.

Salah satu sisi kekurangan An-Nazham, ia tipikal orang yang buruk

sangka. Bahkan, cenderung berlebihan dalam menyerang dan menuduh.

Teramat mudah bagi peneliti untuk mendapati jejak kecenderungan ini di

dalam hadits dan sahabat. Ia tidak mengklarifikasi yang diriwayatkannya.

Selain itu, serangannya terhadap sahabat didasarkan riwayat yang tidak

shahih. Itu terlihat ketika ia menyerang Sayyidina Ali 4:; misalnya. Padahal,

di sisi lain ia juga menghormatinya, membenarkan tahkim padanya, dan

menyalahkan orang yang memeranginya.l8Ts

Menurut analisa Ibnu Abi Al-Hadid, kecenderungan An-Nazham

itu dikarenakan ia jauh dari pengetahuan tentang iniformasi dan sirah.Ia

memaksimalkan pikiran dan berjuang keras di dalam persoalan-persoalan

teoritis yang mendetil, seperti masalah bagian yang tidak terbagi (al-iuz'ul

ladzi la yatajazza), infiltrasi jism, dan sebagainya. Adapun hadits dan sirah

bukanlah bidang dan keilmuannya.1876 ]adi, An-Nazham mengambil dari

setiap ilmu di masanya. Maka ia menguasai dengan baik di beberapa bidang

tetapi tidak di bidang-bidang yang lain. Inilah yang mendekati benar.

An-Nazham memiliki banyak karya tulis. Namun, seperti mayoritas

Mu'tazilah, tidak satu pun karya tulisnya yang ada, bahkan sekadar

judul bukunya saja tidak, selain yang disebutkan dalam buku-buku Al-

Khayyath, A1-Asy'ari, dan Al-Baghdadi. Selain Al-Juz'u yang disebutkan

oleh Al-Asy'ari, adapula Afs-Tsanawiyahyang merupakan bantahan bagi

para pengikut aliran Ats-Tsanaw w ah, dan At-T auhid. sernentara itu, Al-

Khayyath menyebutkan Al-A lam dan N aqdhu Kitabi Aistoteles,sebagaimana

disebutkan oleh penulis Al-Maniyah wa Al-Amal.

]ejak yang ditinggalkan An-Nazham di dalam Madrasah Mu'tazilah,

tidaklah seperti jejak gurunya, Al-Allaf. Kita bisa dapati banyak oranS

"1874 Al-Earqu bayna Al-Firaq, Al-baghdadi, hlm. 1 14, Ibnu syakir, uyun At-Tawarikh,hlm. 6.

1875 Al-Farqu bayna Al-Firaq, hlm.28.

1876 Ibnu Abi Al-Hadid , syarh Nahj Al-Balaghah, 2/ 48. Bahkan, Al-Qadhi Abdul Jabbar

menuturkan sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar dalam Lisan Al-Mizan, bahwa An-

Nazham itu seorang yang ummi; tidak bisa menulis. Penulis tidak bisa memastikan

hal itu, karena sebagaimana diketahui An-Nazham memiliki beberapa karya tulis.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 901

Mu'tazilah yang membantah pandangan-pandangannya, seperti gurunya

sendiri, Al-Allaf. Selain itu, Al-Iskafi,la'far bin Harb, dan Al-Jaba'i.

Di antara para muridnya adalah; Al-Jahizh dan Ali Al-Aswari.

Ahmad bin Ha'ith dan Fadhlul Hirtsi juga pernah berguru kepada An-

Nazham. Mereka berdua diusir oleh Mu'tazilah setelah Ahmad bin Ha'ith

mengatakan reinkamasi ruh, sedangkan Fadhlul Hirtsi melukai Rasulullah

ffi dengan mengatakan bahwa Abu Dzar lebih zuhud dari beliau.

Semua itu tidaklah mengurangi pengaruh An-Nazham di dalam

Madrasah Mu'tazilah. Sebagaimana diungkapkan Al-Jahizh, ia tak ubahnya

telah merintis banyak jalan bagi Mu'tazilah, menyelesaikan banyak persoalan,

membukakan banyak pintu bagi mereka yang jelas membawa manfaat.lEn

Manhainya dalam Berpikir

Sebagaimana telah disinggung di depary ciri khas berpikir An-Nazham

adalah kritis. Inilah kecenderungan yang mewarnai hampir seluruh

Mu'tazilah. Sebab, mereka menjadikan akal sebagai prinsip selain wahyu.

Bahkan, terkadang akal mengalahkan wahyu, apabila secara zhahir nash

bertentangan dengan akal. Akan tetapi, perhitungan akal An-Nazham

melampaui rekan-rekannya yang lain, sampai ia mampu mengangkat

keraguan di batas yang membuatnya menyamai filsuf atau teolog kalam.

Dialah yang mengatakan, "Tidak ada keyakinan mumi, sampai di dalamnya

terdapat keraguan. Dan, seseorang tidaklah berpindah dari suatu keyakinan

ke keyakinan yang lain, kecuali setelah melawati keraguan."1878

Karena menggunakan metodologi ilmiah (dirayah) bukan riwayah,

membuatnya meragukan beberapa hadits dan menuduh perawinya

yang bukan-bukan, seperti Abu Hurairah dan Ibnu Mas'ud. Pernah ia

menimbang-nimbang hadits Rasulullah {S hanya dengan logika saja.

Penerimaan dan penolakannya didasarkan pada hasil kerja akal. Sikapnya

ini tentu mengundang kritik keras dari seluruh Ahlu Sunnah, terutama

ahli hadits.

1877 Fi llm Al-Kalam,1./220,Dr. Ahmad Mahmud Shubhi, Dar An-Nahdhah Al-Mishriyyatr,

Beirut.

1878 Al-Jahizh, Al-Hayawan,6/1.6.Bahkan, ia mengatakan, "Seribu keraguan itu lebih baik

daripada satu keyakinan yang tidak didahului keraguan."

902 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Daya kritisnya menjadikannya menolak hal-hal bernuansa gaib,

seperti ramalan, hantu, dan pengaruh jin pada manusia. Bahkan, ia

mendustakan orang yang mengaku pernah melihat jin, atau mengaku

mendapat informasi dari jin. Kecenderungannya menggunakan akal yang

berlebihan membuatnya hampir tidak mempercayai mukjizat RasulullalU

seperti bulan yang terbelah. Penuturannya yang bernas dan diksi yang

digunakan menjadikan perdebatannya lebih menyerupai filsuf daripada

ulama, sebagaimana telah kami singgung di depan.

Pandangannya Tentang Sifat-sifat Ketuhanan

An-Nazham berpendapat, sifat-sifat Allah itu adalah Zat-Nya' Pun

bahwa sif at-sif at Allah y ang az ali,seperti;' llm, Qu dr ah, dan H ay ah tidaklah

lebih bermanfaat dari menetapkan zat Tuhan dan menafikan sifat-sifat

yang berlawanan dari zat. Jadi, perkalaan'Alim (berilmu) merupakan

penetapan Zat-Nya, dan menafikan kebodohan dari-Nya. Perkataan

Qadir (N{ahakuasa) merupakan penetapan Zat-Nya, dan menafikan

ketidakberdayaan dari-Nya. Perkataan Hayyun (Mahahidup) merupakan

penetapan Zat-Nya dan menafikan kematian-Nya. Perbedaan 'llm dengan

Qudrah danHayah, merujuk pada perbedaan yang dinafikan;iahl (bodoh),

'ajz (lemah), danmaut (mati).

selain itu ia berpendapat, lradah merupakan kata majemuk; meliputi

Allah dan manusia. oleh karena itu, menafikan lebih baik untuk

menghindari tasybih keduanYa.

Menurut An-Nazham, sejatinya Allah tidaklah disifati dengan lradah

(berkehenduk).""

Ia juga berpendapat, tidaklah benar menyifati sang Pencipta dengan

Qudrahatas perbuatan hamba-Nya, atau sesuatu yang menjadikan mereka

mampu melakukannya.Jadi,Dia tidak disifati Qudrah untuk sesuatu yang

zalimdan bohong. Dan, mustahil Dia disifati Qudrah atas penyiksaan para

Nabi dan pemberian anugerah pada iblis. Akan tetapi, terdapat perbedaan

makna di antara, "Allah tidak disifati dengan qudrah atas sesuatu" dengan

"Allah tidak mampu". Namun, perbedaan tersebut hanyalah ada pada

orang cerdas dan pandai ini.

1879 Asy -Sy ahrastani, N ihayatlqdam, hlm'238

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 903

Semua ini mendorong Al-Khayyath untuk mengomentari An-Nazham

dengan berkata, "Menurut An-Nazham, Allah tidaklah melakukan sesuatu,

karena Dia Mahakuasa untuk meninggalkannya dan melakukan yang

lainnya. Akan tetapi, mengerjakan atau meninggalkan sesuatu masuk

ke dalam wllayahfi'l al-ashlah (melakukan yang terbaik).lika Allah tidak

melakukan sesuatu, itulah yang terbaik untuk Dia lakukan bagi hamba-Nya.

Jika Dia meninggalkannya untuk perbuatan yang kedua, maka yang kedua

sama baiknya dengan yang pertama. Bukan berarti yang kedua lebih baik

dari yang pertama. Jika tidak, tentu Dia akan melakukan yang lebih baik,

daripada melakukan yang kurang baik. Itu tidak boleh terjadi pada-Nya."lm

Pendapat An-Nazham tentang Mukiizat AI-Qur'an

Dalam pandangan An-Nazham, Al-Qur'an ifu sungguh mengagumkan

dalam hal mengalihkan. Maksudnya, mengalihkan bangsa Arab untuk tidak

menentang, meskipun terdapat banyak hal yang bisa ditentang. Sebab,

boleh jadi manusia mampu untuk menyusun, jika Allah tidak melarang

dan menjadikannya lemah.lslJadi, dalam pandangan An-Nazham, ada dua

sisi yang mengagumkan di dalam Al-Qur'an. Pertama, informasi tentang

perkara gaib. Kedua, pengalihan Allah terhadap bangsa Arab agar tidak

menentangnya.

Asy'ariyah mengeritik An-Nazham yang mengaku tidak menemukan

mukjizat di dalam Al-Qur'an, melainkan pengalihan. Dalam arti kata,

Allah mengalihkan mereka untuk tidak melakukan penentangan. Ibnu

Hazm menjelaskan pernyataan An-Nazham dengan berkata, "Yang

dimaksud pengalihan oleh An-Nazham adalah; Allah menjadikan mereka

tidak mampu, dan melarang mereka melakukan penentangan secara

paksa. Mereka sebenamya mampu melakukan itu, kalau saja Allah tidak

mengalihkan mereka.ls2Sebuah pembelaan yang tidak ada hubungannya

dengan pokok pembahasan.

An-Nazham rnenolakqiyas di dalamsyariat. Sebab, menurutnya syariat

Islam itu sudah menyamakan yang berbeda, dan membedakan yang sama.

1880 Al-Khayyath, Al-lntishar,hlm.24. Lihat juga: Fillm Al-IGlam, Dr. Ahmad Shubhi, hlm.

1/22s.

1881 Al-Asy'ari,MaqalatAl-lslamiyyin,hlm.225.Al-Baqilani, IJazAl-Qur'an,hkn.18,28,99.

1882 Al-Milal w a An-N ihal, 1. / 39. Lihat: F i llm Al-IGlam, 1. / 228.

904 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Ia mewajibkan wanita haid untuk rneng-qadha'puasa, tetapi shalat tidak.

Dalamkasus pembunuhan, kesaksian dua orang dapat diterima, sedangkan

dalam kasus perzinahan harus empat orang. Padahal, pembunuhan itu lebih

kejam. Adapun menyamakan yang berbeda, contohnya: ia menyamakan

kaffarahseorang pemburu yang menghabisi nyawa orang lain, baik dengan

sengaja maupun tidak. selain itu, kewajiban membunuh oranS murtad dan

pelaku zinamuhshan (pezinayang sudah menikah). Padahal, hal-hal yang

dapat mencegahnya berbeda.

Jika ini benar dikeluarkan An-Nazham, Pernyataan ini tidaklah

muhkam.Hal-hal yang ia sebut sama, sebenarnya tidaklah benar-benar sama.

Masing-masing pasti punya sebab tertentu yang meniscayakan hukuman

tertentu;1883 tidak bertentangan dengan prinsip qiyas, yaitu menyamakan

yang serupa, dan tidak menyamakan yang berbeda.

Kritik yang dilontarkan kepada An-Nazham karena menggunakan

akal dalam hal-hal yang berhubungan dengan syariat, dipandang aneh

oleh kalangan Mu'tazilah. Sebab, madzhabnya mengusung prinsip

penggunaan akal, termasuk dalam menakwilkan nash suPaya sejalan

dengan akal. Tampaknya kritik itu berasal dari ahlu azh'zhahir yang tidak

menggunakan akal, baik dalam ushul maupun furu'. Atau, dari syiah

Imamiyah yang memposisikan imam makshum, sebagaimana Rasul. Lebih

aneh lagi, An-Nazham dibilang mengeritik para sahabat yang berijtihad

di dalam melahirkan hukum syariat. Pun karena mereka mengatakan;

begitulah pendapatku. Jika benar, itu dari Allah. Akan tetapi, jika salah,

itu dariku sendiri. Lantas, apakah itu berarti ijtihadnya sia-sia?! Atau,

seperti yang dikatakan Dr. Ahmad shubhi,tsaa"Pernyataan mereka itu

bukanlah menggambarkan sikap tawadhu" melainkan mengobarkan

keraguan terhadap hukum." Sebenarnya, An-Nazham mengusung prinsip;

membedakan yang mungkin dengan yang pasti dalam perkara-perkara

ketuhanan, memelihara keputusan hukum wahyu atau logika dalam

perkara amaliah, dan mendepankan akal dalam perkara kepercayaan.

Madzhab ini bisa dipahami, meskipun mengundang banyak pertentangan.

Dr. Muhammad Abdul Hadi Abu Raidah, lbrahim bin siyar An-Nazhzham, hlm.25.

Fi llm Al-Kalam, hlm. 332.

1883

1884

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 905

Bagian yang Tidak Terbagi (Al-juz'u Al-Ladzi La Yatajazza)

Menurut An-Nazham, tidak ada bagian kecuali ia memiliki bagian

lagi, tidak ada sebagian kecuali ia memiliki sebagian lagi, dan tidak ada

separuh kecuali ia memiliki separuh lagi. Bahwa bagian itu selamanya

boleh terbagi lagi hingga tak terbatas.

Ibnu Hazm mendukung pernyataan An-Nazham dengan berkata,

"Menurut An-Nazham, tidak ada bagian sekecil apapun, kecuali masih

memungkinkan untuk terbagi lagi hingga tak terbatas."188s Bagian yang

dimaksud An-Nazham adalah bagian otak yang memungkinkan (qismah

dzihniyyah ihtimaliyah). Al-Khayyath menjelaskan itu dengan berkata,

"Menurutnya, tidak ada jism, melainkan dibagi oleh anggapan (tnahm)

menjadi dua... Akan tetapi, menurut Ibrahim ada bagian yang tidak dapat

dibagi oleh anggapan, tidak pula terbayang ia memiliki separuh di dalam

hati, yaitu akal. Maksudnya, keputusan pikiran."

Pertanyaannya, mengapa An-Nazham mengemukakan teori pembagian?

Ada banyak istilah metafisik dan fisika yang mendorong An-Nazham

mengemukakan teori ini, antara lain kekuasaan Allah. Pun bahwa

pernyataan tentang keterbatasan kuasa dan ilmu Allah, menggambarkan

kuasa dan ilmu-Nya seperti pada manusia. Dan, bahwa teori pembagian

memberi kesan umum tentang pecahnya dunia fisika. Oleh karena itu,

An-Nazham mengutarakan teori-teori yang berlawanan.

Dalam mengemukakan teori pembagian, lahirlah teori-teorinya

tentang Al- Kumun, Al-Mudakhlah, dan Ath-Thafrah. Sedangkan dalam teori-

teori Al-Allaf tentang diamnya semesta, lahirlah teori-teorinya tentang

gerak secara umum. Sebab, gerak lebih menggambarkan kemampuan atau

kekuasaan daripada diam. Setelah itu, teori-teorinya tentang penciptaan

berkelanjutan. Di dalam teori mudakhalah, ia berpendapat bahwa semesta ini

terdiri dari unsur-unsur yang berlawanan dengan alam. Pun, bahwa Allah

dengan kekuasaan-Nya menundukkan sesuatu pada yang dikehendaki

oleh-Nya, kendati bertentangan dengan karakternya. Jadi, semua yang ada

di alam semesta ini adalah perbuatan Allah dengan mewajibkan ciptaan-

Nya pada sesuatu.

1885 Ibnu Hazm, Al-Fashl,5/58.

906 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Al-Kumun

Dalam teori Al-Kumun (potensi, laten, tersembunyi), An-Nazham ingin

menjelaskan kekuasaan Allah untuk menundukkan hal-hal yang bersifat

material pada yang berlawanan dengan karakternya. Demikian itu lebih

menunjukkan perbuatan Allah. An-Nazham menunjuk beragam fenomena

Al-Kumun di jagat raya ini dan sekitarnya.

Pertama, potensi kongesti atau kemacetan, seperti potensi minyak

di dalam zaitun,lemak di dalam sumsum, dan sari di dalam anggur.

Fenomena ini dipaparkan oleh An-Nazham untuk menunjukkan fenomena

lain di dalam Al-Kumun; dan tak seorang pun membantah jenis Al-Kumun

yang satu ini.

Kedua, potensi kekuatary seperti potensi pohon anggur di dalam benih,

dan manusia di dalam nuthfah.

Ketiga, potensi unsur-unsur yang berlawanan. Menurutnya, jism ilu

terdiri dari unsur-unsur yang berlawanan. Batang kayu terdiri dari api

dan air, tanah dan udara. Api terdiri dari panas dan sinar, sedangkan air

mengalir dan basah... begitu seterusnya. Segala sesuatu yang tersimpan

(potensi) memiliki cara untuk keluar. Api keluar dengan gesekan,

sedangkan mentega keluar dari susu dengan makhdh (cara mengeluarkan

mentega dari susu), begitu seterusnya.

Ath-Thafrah

Yang dimaksud dengan Ath-Tahfrah (perubahan yang terjadi secara

tiba-tiba), adalah keberadaan jism yang bergerak secara aktif di suatu

tempat tertentu, kemudian berpindah ke tempat ketiga tanpa melewati

tempat kedua, atau tempat-tempat yang menghubungkannya. Sebuah

pemikiran yang unik.

Pendapat An-Nazham yang Lain

Di antara pendapat An-Nazham adalah perkataannya tentang

penciptaan berkelanjutan. Menurutnya, penciptaan itu ada dua

macam, yaitu; Pertama, mengadakan dari tidak ada.Kedua, penciptaan

berkelanjutan.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 907

Maksudnya, senantiasa menjaga dan melestarikan wujud. Jadi,

hubungan Allah dengan makhluk-Nya tidak terhenti pada penciptaan

pertama, melainkan senantiasa menjaganya.

Al-Jahizh menceritakan bahwa An-Nazham berkata, "Allah mencipta-

kan dunia dan segala isinya dalam setiap keadaan, tanpa merusak dan

mengembalikannya. Sebuah pemikiran yang detil, yang dilontarkan teolog

kalam dan kaum Sufi selain dirinya."

Al-Asy'ari juga menuturkan bahwa ia berkata, "lism ifit diciptakan

setiap waktu.//1886 Terkait dengan teori penciptaan berkelanjutan ini, An-

Nazham berdalil dengan firman Allatu "Kemudiankami jadikan ia makhluk

yang lain."1887Dan firman-Nya,"Kami menciptakan setelah menciptakan."1899

|adi, setiap waktu Allah senantiasa menjaga segala yang ada. Inilah yang

disebut penciptaan berkelanjutan.

Jadi, menurut hemat kami, An-Nazham adalah seorang teolog kalam.

Ia menjadikan ilmu kalam sebagai tandingan filsafat dalam hal berpikir

mendalam, ketelitian istilah yang dipergunakan, dan ketegasan manhaj yang

ditempuh. Oleh karena itu, banyak kalangan menganggap filsuf Mu'tazilah

adalah orang-orang yang paling getol membela Islam dari Tsanawlyyah.

Akan tetapi, tak seorang pun dari kalangan Mu'tazilah yang mendapatkan

reaksi seperti An-Nazham. Sesuatu yang tidak pemah diucapkan olehnya,

telah dinisbatkan kepadanya sewaktu hidup maupun setelah mati.

Anehnya, pentolan Asy'ariyah berulang kali melontarkan cemoohan

Ibnu Ar-Rawandi, padahal mereka tahu dia atheis. Lebih aneh lagi,

seseorang yang tidak sehaluan dengan Mu'tazilah-maksudnya, Ibnu

Hazm Azh-Zh.ahiri- baik dalam hal manhaj maupun madzhab, malah

mendukung pendapat-pendapatnya. Jika tidak karena ini, pastilah

pendapat-pendapatnya akan dihapus dari barisan pencemooh. Di satu sisi,

semua ini gara-gara keberanian An-Nazham terhadap para sahabat, ahli

hadits, danmufassir.Dan di sisi lairy karena ia mendalami makna secara

detil, hingga terkadang tidak bisa diimbangi oleh yang lain. Barangkali

juga karena ia cenderung pada pendapat-pendapat Hisyam bin Al-Hakam,

seorang teolog kalam dari kalangan Syiah.

1 886 Al-Khay y ath, Al - I n ti shar, 52. Lihat: Ma q al a t Al -l sl am iyy in, hlm. 404.

1887 Surah Al-Mu'minun: 14.

1888 Surah Az-Zumar:6.

908 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Yang paling aneh pada diri An-Nazham adalah pemyataannya tentang

Ath-Thafrah. Sampai-sampai ada yang bilang, "Ada tiga hal yang tidak bisa

dirasionalisasi alias tidak masuk di akal, yaitu; teorikasab-nya Al-Asy'ari,

Thafrah-nya An-Nazham, dan Ahwal-nya Abu Hasyim. Apapun yang

terjadi, An-Nazham - muridnya Al-Allaf dan gurunya Al-|ahizh - tetaplah

menjulang di antara para tokoh Mu'tazilah.

Madzhab An-Nazham menerima banyak kritik. Salah satunya

dari Ar-Rawandi, penulis kitab Fadhihah Al-Mu'tazilah. Ibnu Hazm

juga mengeritik pernyataannya, "Allah selamanya tidak akan sanggup

berbuat zalirn pada seseorang, bahkan kebohongan apaPun. Namun,

manusia sanggup melakukan itu./188e Sementara itu, Al-Asy'ari mengeritik

pemikiran An-Nazham te ntang Al-Mudakhalah, yang dinilai bersumber dari

prinsip Tsanawi. Al-Baghdadi cenderung seperti Ibnu Hazm, menuduh

pernyataan "pelaku keadilan tidak akan sanggup melakukan kebohongan"

itu bersumber dari Tsanawiyyah. Al-Iji mengeritik pernyataannya "Allah

hanya mampu berbuat kebaikan, tidak untuk berbuat keburukan."'8e0

Semakin banyak kritikan, semakin menunjukkan kekayaan dan orisinalitas

madzhab. Di tengah kritik yang bertubi-tubi, panji An-Nazham tetaplah

berkibar tinggi di kalangan Mu'tazilah secara khusus, dan di tengah kancah

pemikiran Islam secara umum.

Murid-murid An-Nazham (An-Nazhamiyah)

Seseorang yang memiliki keilmuan seperti ini di tengah keluarga

dan masanya, pasti memiliki banyak sahabat dan murid. Para penulis

buku aliran mencatat banyak sahabat dan muridnya, antara lain; Ali

Al-Aswari, Abu fa'far Al-Iskafi, duaJa'far; Ja'far bin Harb dan Ja'far bin

Mubasyir, Muhammad bin Syabib, Musa bin Imran, Ahmad bin Hayith,

Al-Iskafi, dan sebagainya.lsel Siapapun yang mencermati turats mereka,

akan menemukan jejak keterpengaruhan mereka pada sang guru. Namun,

1889 Dr. Ali Syami An-Nasyar, Nasy'at Al-Fikr Al-Falsafifi Al-lslam, hlm. 964, cetakan ke-3'

1890 Al-Farqu baynn Al-Firaq, hlm. 114. Lihat: Syarh Al-Mawaqif, 3/60 dan Nasy'at Al-Fikr

Al-Falsafi,10/566.

1891, Al-Fashl, 5/1.4; L)shuluddin, Al-Baghdadi, hlm.322; Dzikr Al-Mu'tazilah, Ibnu Al-

Murtadha, hlm. 45; Al-lntishar, Al-Khayyath, hlm. 26; dan At-Tanbih wa Al-lsyraf,

Al-Mas'udi, hlm.395.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 909

dalam hal kecemerlangan otak, keberanian, dan kepribadian, tak seorang

pun dari mereka mampu menandingi sang guru.

Selain itu, yang terpengaruh oleh An-Nazham adalah seseorang dari

Az-Zaidiyah bernama Al-Qasim bin Ibrahim Al-Hasani (w. 246 H.). Ia

memiliki kecenderungan seperti Mu'tazilah, dan telah menulis buku tentang

keadilan, tauhid, penahan jabr, dan tasybih. Pandangan-pandangannya di

dalam buku-buku tersebut sangat terlihat dipengaruhi oleh An-Nazham.

Kecenderungan An-Nazham yang mendasar juga sangat kental terlihat

pada sosok Al-Jahizh, karena ia memang banyak mengikuti gurunya.

Sampai-sampai ia ikut mengatakan bahwa Al-Qur'an itu mukjizat yang

dibuat. Selain itu, ia juga terpengaruh di dalam kritik hadits dan pendapat-

pendapat yang lainnya. Bahkan dapat kita katakan, sedikit sekali ia berbeda

pendapat dengan gurunya. Untuk mengetahui itu, pembaca bisa menelaah

buku-buku Al-Jahiztu yang sebagian telah kami singgung di depan.

Di sini kami tidak bisa berbicara panjang lebar tentang pengaruh An-

Nazham terhadap generasi sesudah ia meninggal dunia. Akan tetapi cukup

diketahui, bahwa seseorang seperti Al-Baqilani di dalam buku At-Tamhid

banyak mengambil manfaat dari dalil-dalil An-Nazham yang tersebar di

banyak tempat. Begitu pula Ibnu Hazm-yang telah kami singgung lebih

dari sekali-, meskipun ia juga mengeritik An-Nazham dalam beberapa

persoalan. Di dalam masalah al-juz'u al-ladzi la yatajazza, ia mengambil

pendapatnya. Selain itu, ia juga ikut mengatakan bahwa Al-Qur'an itu

mukjizat yang sudah diatur oleh Allah.

Sejarah pemikiran akan mencatat An-Nazham sebagai pembela

Islam terbaik di dalam menghadapi para lawan dari kalangan Dahriyah

dan Mananiyah, juga Daishaniyah dan para filsuf. Tidak sedikit orang

yang meniru jejaknya, seperti; Imam Al-Ghazali di dalam membantah Al-

Bathiniyah, Al-Ibahiyah, kelompok Kristery dan para filsuf . Tidak menutup

kemungkinan Al-Ghazali terpengaruh oleh An-Nazham dalam hal itu.

Selain itu, reaksi An-Nazham terhadap Ats-Tsanawiyyah terlihat jelas

pada sosok Asy-Syahrastani dalam bukunya Nihayah Al-lqdam.

Begitulan, An-Nazham untuk sekian lama memberi warna di dalam

Mu'tazilah. Ia senantiasa memiliki sahabat yang mengkritisi pandangan-

91 0 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

pandangannya, dan membelanya hingga belakangan ini. Tidak sedikit

para pemikir selanjutnya yang menaruh perhatiary seperti: Fakhruddin

Ar-Razi, Nashiruddin Ath-Thusi, Najmuddin Al-Katibi, Al-Iji, Al-f irjani,

Asy-Syairazi, dan sebagainya. Mereka menjelaskan pandangan-pandangan

An-Nazham dan membantah serangan terhadapnya. Demikian itu

menunjukkan bahwa pandangan-p

.

Related Posts:

  • Ekslopedi aliran Mazhab 22, Sa'id binAl-Mughirah Al-Bajali, yang mengklaim dirinya sebagai Al-Mahdi yangditunggu-tunggu. Selain itu, perlakuannya terhadap Ali melebihi perlakuanterhadap para Nabi yang lain, kecuali Nabi Muhammad ry. Menurutnya,Ali… Read More