Ekslopedi aliran Mazhab 17

 


danwa'id (ancaman),

atau penjelasan hukum bagi pelaku dosa besar.

1395 Al-Baqillani, AlTamhid. Editor: Al-Abu Raitasyarad Mukaritsi. Al-Maktabah Asy-

Syarqiyyarh, Beirut, tahun 1957 M, hlm. 346. Lihat juga: Al-Bazdawi, Ushuluddin, blm.

1.46.

1396 Al-Gha zali, Fadha'il Al-Bathiniyyah, dilahqiq olehDr. Abdurrahman Badawi, Ad-

Darul Qawmiyyah lith Thiba'ah wan Nasyr, Kairo,1964 M., hal. 47

1397 Ibnu Hazrr., Al-Fashl,illid III, hlm. 187.

674 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Ibnu Hazm berkata, "Iman secara bahasa berarti meyakini. Di dalam

bahasa Arab, meyakini di dalam hati saia tanpa diucapkan dengan lisary

belum disebut iman. Orang Arab berkata bahwa seseorang yang meyakini

sesuatu di dalam hatinya, tetapi ia mendustakan dengan lisannya, maka ia

tidak disebut orang yangyakin atau mukmin sama sekali.13e8 Menurut Ibnu

Hazm, istilah iman diambil dari akar kata yang sama di dalam kebahasaary

begitu juga istilah kafir.13e Dengan demikian, iman berarti harmonisasi

antara hati, lisan dan perbuatan. Makna itulah yang dihasilkan dari analisa

kebahasaan mengenai istilah iman. Dan, pengertian seperti itu pula yang

dimaksudkan oleh dalil syariat. Sebab, di dalam bahasa Arab, suatu kata

dipahami dari lahiriah.yu.

Perbedaan pendapat mengenai definisi iman menimbulkan kelompok-

kelompok teologis yang beragam di dalam memberikan hukuman terhadap

pelaku dosa besar. Kaum Khawarij berpendapat - sebagaimana telah kami

jelaskan di depan-bahwa pelaku dosabesar tergolongkafir, karena ia telah

menodai amal perbuatannya, sehingga keimanannya tidak lagi berfungsi.

Menurut kaum Khawarij, pelaku dosa besar bukan tergolong ahli kiblat

(muslim) di dunia ini, dan di akhirat kelak, mereka kekal di neraka. Bahkan,

sebagian kaum khawarijmenghukumi boleh membunuh dan memerangi

pelaku dosa besar di dunia.

Kaum Murji'ah berpendapat bahwa perbuatan maksiat tidak sampai

membahayakan keimanan, sebagaimana perbuatan taat tidak memberikan

manfaat apapun terhadap kekafiran. Karena itu, pelaku dosa besar tetap

dihukumi muslim di dunia, sedangkan hukumnya di akhirat diserahkan

kepada Allah. Jika Allah berkehendak baik, Allah akan mengampuni dan

memasukkannya ke dalam surga, dan jika Allah berkehendak buruk, Allah

akan menyiksanya dan memasukkannya ke dalam neraka.

Kaum Mu'tazilah datang dengan mengambil posisi tengah antara

iman dan kafir, sehingga mereka dikenal dengan kelompok Al-Manzilah

Baina Al-Manzilatain (berada di antara dua posisi). Menurut mereka, pelaku

dosa besar tidak dianggap kafir dan tidak dianggap mukmin, tetapi ia

L398 Ibnu Hazm, ibid, jilid III, hlm. 1.89.

1399 Ibnu Hazm, ibid, iilid III, hlm. 211. Lihat juga: Al-Ushul uta Al-Furu'. Dar Al-Kutub

Al-'Ilmiyyah, Beirut, tahun 1,404H/19U M, hlm. 7'

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 675

dianggap fasik. Di dunia ia tetap berkumpul dengan kaum muslimin, dan

jika sebelum meninggal ia tetap tidak bertobat dari dosa besarnya, maka

di akhirat kelak ia akan kekal di neraka.

Di antara perdebatan tajam tersebut, berdirilah Ibnu Hazm dengan

mengusung Madzhab Azh-Zhahirinya, yang berpegang pada lahiriah

nash dan analisis kebahasaan di dalam memahami sebuah teks-seperti

yang kami jelaskan di depan. Ia tidak membiarkan begitu saja nash-nash

terkait alrafwu (pemberian maaf) dan al-mnghfirah (pengampunan), dan

nash-nash terkait al-hisab (perhitungan) dan al-'iqab (siksa). Ibnu Hazm

berkata, " Ayat-ayat dan hadits-hadits tentang u;a'id (ancaman) yang

dijadikan hujjah olehkaum Mu'tazilah dan Khawarij tidak boleh dipahami

begitu saja tanpa dihubungkan dengan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang

al:afwu (pemberian maaf), yang dijadikan hujjah oleh kelompok yang

menggugurkan wa'id (ancaman). Begitu juga, tidak boleh memahami

ayat-ayat dan hadits-hadits tentang al-'afwu (pemberian maaf) tanpa

menghubungkannya dengan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang tna'id

(ancaman). Bahkan, menurut manhaj yang benar, wajib syar'i hukumnya

mengumpulkan ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut, karena semuanya

sama-sama benar dan sama-sama bersumber dari Allah,€. Menafsirkan

ayat-ayat dan hadits-hadits itu pun harus dikaitkan dengan ayat-ayat

pembanding dan hadits-hadits syafaat yang menjadi penjelas terhadap

universalitas ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut.lam Dengan demikian,

pelaku maksiat tetap dihukumi mukmin, meskipun keimanannya tidak

menjadi sempurna lantaran perbuatan taatnya, selagi ia tidak berputus asa

dari rahmat Allatu dan janji-Nya tak melalaikannya dari ancaman-Nya,

atau sebaliknya. Namun demikian, kami tidak mengambil nash-nashsyar'i

secara keseluruhan.

Di dalam pendapatnya ini, Ibnu Hazm berpegang pada ayat-ayat dan

hadits-hadits tentang ancaman dan peringatan, atau tentang pemberian

maaf dan syafaat. Ia berupaya mengumpulkan ayat-ayat dan hadits-hadits

tersebut kemudian membanding-bandingkannya, sehingga ia keluar dari

pemikiran kelompok-kelompok di atas. Di antara ayat-ayat tentang hisab,

siksa, dan pahala, kesesuaian antara perbuatan dan balasannya, misalnya

1400 Ibnu Hazlr., Al-Eashl, jilid IV, hlm. 47. Lihat juga: Al-Ushul wa Al-Furu', hlm. 123.

676 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

tercermin di dalam firman Allah, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan

seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan, barangsiapa

yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat

(balasan)nya pula." (Az-Zalzalah: 7 dan 8). Di sana juga terdapat ayat-ayat

yang menjadi kabar baik bagi orang yang memiliki banyak kebaikan dan

sedikit kesalahary seperti firman Allah, " ...Sesungguhnya perbuatan-perbuatan

yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk... " (Hud:

114). fika hendak membandingkan antara kebaikan dan kesalahan, di sana

terdapat karunia dan belas kasih Allah terhadap makhluk-Nya seperti

dituniuk dalam firman-Nya,

" B arangsiapa membauta amal y ang baik, maka baginy a (p ahala) sepuluh kali

lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak

diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya... " (Al-An'am:

150). Begitulah Ibnu Hazm menyikapi berbagai nash yang seolah-olah

bertentangan satu sama lain, hingga berujung pada sebuah kesimpulan

yang membandingkan antara kebaikan dan kesalahan. Barangsiapa

yang kebaikannya lebih unggul, maka ia akan selamat, dan jika tidak, ia

akan terjerumus ke dalam siksa selagi belum mendapatkan syafaat atau

pengampunan.14o1 Ini merupakan gambaran dari Madzhab Azh-Zhahiri

yang berupaya mengumpulkan antara lahiriyah nash dan dalilnya secara

sinergis, tanpa mengutamakan dalil yang satu dari yang lain.

B ersikap Pasrah (Ab J ab ar) dan lkhti ar (Berusaha)

Persoalan pasrah dan ikhtiar (berusaha), atau qadha' dan qadar

merupakan persoalan yang terbilang sangat akut, hingga menyibukkan

para pemikir dan para ulama dari masa ke masa. Sebab, hal ini sangat

berhubungan erat dengan kebebasan manusia di dunia dan tempat

kembalinya mereka di akhirat kelak. Informasi yang disuguhkan Al-Qur'an

mencakup kedua-duanya. Di satu sisi, ada ayat-ayat yang secara lahiriah

menginspirasi untuk bersikap pasrah, tetapi di sisi lain ada ayat-ayatyang

secara lahiriah mengisyaratkan untuk berikhtiar (berusaha). Di antara

ayat-ayat yang menginspirasi untuk bersikap pasrah adalah firman Allah

*i, "..ian bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah

1401 Abu Zahrah, lbnu Hazm, hlm. 239.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 677

yang melempar.," (Al-Anfat \71. Ayat senada juga menyebutkary "..ian

(Allah) menunjuki orangyang dikehendaki-Nyakepada jalanyang lurus (lslam)."

(Yunus: 25). Ayat lain juga menegaskan, " Sesungguhnya kamu tidak akan dapat

memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk

kepada orang yang dikehendaki-Nya..." (Al-Qashash: 56). Sedangkan ayat-

ayat yang mengisyaratkan adanya kebebasan dan ikhtiar untuk manusia

adalah firman Allah !s, "...maka burangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah

ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (knfir) biarlah ia kafir..." (Al-Kahfi:

291. Ayat senada lainnya menyebutkart, "Dan katakanlah, 'Bekerjalahkaml4

maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu

itu..." (At-Taubah: L05). Firman Allah yang lain menyebutkan, "Dan kamu

tidak diberipembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telahkamukerjakan."

(Ash-Shaffah 39).

Menyikapi ayat-ayat tersebut, posisi kaum mukmin terbagi ke dalam

beberapa kelompok:

Pertama, ada kelompok yang berpegang pada konsep jabr (pasrah) dan

memiliki kecenderungan untuk bersikap seperti itu.

Kedua, ada kelompok yang berpegang pada konsep ikhtiar (berusaha),

sehingga mereka merasa lebih bebas untuk menentukan hidupnya.

Ketiga, kelompok berusaha menjadi penengah di antara keduanya,

yaitu dengan mengusung konsep iktisab (ya.g berbuat adalah manusia,

tetapi kekuatannya dari Allah). Yang menjadi pelopor dari kelompok

pertama adalah kaum Jahmiyah dan para pengikutnya, sementara yang

menjadi pelopor kelompok kedua adalah kaumQadariyah danMu'tazilah

beserta pendukungnya, sedangkan kelompok ketiga (penengah) dipelopori

oleh kaum Asy'ariyah dan Maturidiyah.

Ibnu Hazm berpendapat, tidak ada ayat-ayat Al-Qur'an tentang

konsep pasrah dan ikhtiar yang bertentangan satu sama lain. Begitu juga

informasi yang dipaparkan Al-Qur'an mengenai persoalan tersebut, tidak

ada yang bertentangan dengan hadits. Menurutnya, kesalahan dalam

memahami ayat-ayat tersebut merujuk pada kecenderungan mereka

yang hanya mengambil sebagian ayat tanpa melihat Al-Qur'an secara

keseluruhan, sehingga terjadilah pemahaman yang sepihak antara pasrah

678 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

dan ikhtiar. Karena itu, menurut Ibnu Hazm, hal pertama yang wajib

dilakukan adalah menganalisa pertentangan tersebut. Ia berkata, "Tidak

ada sesuatu pun di dalam nash-nash Al-Qur'an dan nash-nash hadits yang

saling bertentangan. Itu sudah menjadi kesepakatan yang bersifat pasti.

Namun, ada saja kelompok yang berupaya mempertentangkan antara

satu hadits dengan hadits lain atau mempertentangkan hadits dengan

Al-Qur'nn."taoz

Langkah kedua yang diikuti oleh Ibnu Hazrnsetelah berpegang pada

keseluruhan nash syariat, bukan sebagiannya, adalah menjelaskan makna

kebahasaan dari istilah qadha dan qadar. sebab, sebagian orang mengira

bahwa istilah qadha dan qadar betaftt terpaksa atau pasrah.1rc3 Ini merupakan

kesalahan yang nyata. Menurut Ibnu Hazm, istilah qadha memlliki makna

yang beragam, di antaranya al-hulcrn (hukum atau ketentuar-r). Karena itu, gelar

qadhi jugadisandangkan kepada seorang hakim. Qadha iugabisa bermakna

al-amr (perintah), senada dengan firman Allah Ta'ala, "Dan Tuhnnmu telah

memerintahkan suPaya kamu jangan menyembah selain Dia..." (A[-Israa': 23)'

Kadang, kata qadhabermakna ikhbar (pewahyuan atau pemberitaan), seperti

di dalam firman Allah ds, "Dan telah Kami walryukan kepadanya (Luth) perkara

itu, yaitubahwamereka akan ditumpashabis diwaktu subuh." (Al-Hiir:56). Atau

bisa juga bermakna kehendak, seperti dalam firman-Nya, "...dan bila Dia

berkehendak (untukmenciptakan) sesulttt, maka (cukuplah) Diahanyamengatakan

kEadanya, "|adilah!" Lalu jadilah ia." (N-Baqarah:lLTl-

Adapun makna qadar dalarn bahasa Arab berarti mengukur atau

menentukan batasan tempat berhentinya sesuatu. Anda berkata, "Saya

mengukur bagunan hingga batasan tertentu". Artinya, saya membuat

bangunan dan menentukan ukurannya hingga selesai, sebagaimana

tersurat di dalam firman Allah, "sesungguhnya Kami menciptakan segala

sesuatu menurut ukuran." (Al-Qamar: 49). Dari sini dapat diketahui bahwa

kata qadar tidak menunjuk pada arti pasrah sebagaimana dipedomani oleh

kelompok Jabariyah.

Ibnu Hazm-dengan merujuk pada penafsiran lahiriah terhadap

nash-menentang setiap orang yang berpegang pada konsep pasrah.

1402 Ibnu Hazm, Al-lhkam,irlidII, hlm' 204 dan 205.

1403 Ibnu tl'azm, Al-Fashl,,ilid I, hlm. 51.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 679

Sebab, sikap pasrah berlawanan dengan fungsi panca indera, nash, dan

aksiomatika akal. Misalnya, dalil nash menyebutkan, "...Ya Tuhan kami,

janganlahEngkaupikulkankepadakamiapayangtaksanggupkamimemikulnya..."

(Al-Baqarah: 286). Firman Allah ini jelas menolak pendapat orang yang

berpegang pada konsep pasrah. Kata al-mujbar secara etimologis berarti

seseorang yang dikenai sesuatu tanpa berdasarkan kehendak atau

keinginannya. Fungsi panca indera dan aksiomatika akal menuntut adanya

ikhtiar seseorang. |adi, seseorang yang dikenai sesuatu atas dasar kehendak

dan keinginannya, secara bahasa tidak bisa disebut al-mujbar.laB

Menurut Ibnu Hazrtt, dalil lain yang juga menolak pendapat kelompok

Jabariyah ini adalah sanjungan dan pujian Allah kepada kaum yang yang

berdoa kepada-Nya, "..Ia Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada

kami apa yang tak sanggup kami memikulnya..." (Al-Baqarah: 286). Dari segi

kebahasaan, Ibnu Hazm berpendapat bahwa kata thaqah, istitha'ah, qudrah,

danquwwah memiliki makna yang sama, yaitu mampu. Kata-kata tersebut

menunjukpada satu sifat di m€u1a seseorang melakukanatau meninggalkan

sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri. Ibnu Hazm menolak pendapat

seseorang yang menganut konsep pasrah dengan menggunakan akhir

surat Al-Baqarah tersebut. Ia berkata, "Tidak diragukan lagi bahwa orang-

orang yang berdoa dengan membaca doa tersebut merasa bahwa dirinya

memiutuhkan kemampuan untuk menjalankan ketaatan, melakukan amal

baik dan menjauhi maksiat. Seandainya mereka merasa bahwa semua itu

tidak membutuhkan kemampuary tentu doa yang mereka panjatkan sia-

sia. Sebab, mereka terus-menerus melanfunkan doa tersebut kepada Allah

supaya tidak membebani mereka dengan sesuatu yang tidak sanggup

mereka pikul.lao5

Sebagaimana Ibnu Hazm menolak pendapatnya kaum Mu'tazilah

dengan berpegang pada lahiriah nash dan pengertian kata, ia juga menolak

menisbatkan perbuatan manusia sebagai sesuatu yang diciptakan atau

dibuat oleh manusia itu sendiri. Menurutnya, perbuatan manusia harus

dinisbatkan kepada Allah. Perbuatan manusia bukan murni dibuat oleh

manusia sendiri. Untuk menguatkan pendapatnya, Ibnu Hazm mengajukan

1404 Ibnu Hazm, ibid, iilid III, hlm. 23.

1405 Ibnu Hazm, ibid, jilid III, hlm. 24.

680 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

dalil berupa nash-nash Al-Qur'an dan dalil-dalil yang dapat diterima akal

dan panca indera. Di antara dalil-dalil Al-Qur'an yang diajukan adalah

firman Allah 'M, "...Adakah pencipta selain Allah'.. " (Fathir: 3). Berdasarkan

ayat ini, dapat dipahami bahwa segala sesuatu termasuk perbuatan manusia

adalah ciptaan Allah. Dalam ayat lain. Allah ds berfirmary "Padahal Allah-lah

yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu..." (Ash-Shaffah 95). Di

ayat lain juga disebutkant, "Yartg menciptakan langit dan bumi dan apa yang

ada antarakeduanya dnlnm enam masa..." (Al-Furqan: 59).

Adapun dalil-dalil yang diterima oleh akal dan Panca indera yang

dikemukakan oleh Ibnu Hazm bahwa perbuatan manusia dapat menjadi

sempuma bila didukung oleh tiga unsw; Pertama,kemampuan yang dimiliki

seorang hamba yang dititipkan oleh Allah kepadanya. Kedua, tidak adanya

faktor penghalang. Ketiga, kekuatan dari Allah cc yang disebut dengan

taufik (pertolongan). jadi, harus ada harmonisasi antara kemampuan

yang bersifat internal dengan watak yang bersifat eksternal yang disebut

dengan sunnah kauniyyah (sunnatullah) supaya perbuatan manusia tersebut

bisa menjadi sempurna. Namury Allah-lah yang menciptakan perbuatan

manusia tersebut, sementara manusia sendiri sebagai pelakunya. Artinya,

perbuatan manusia tersebut dilakukan berdasarkan kemampuan yang

telah dititipkan oleh Allah kepadanya. Jadi, semua perbuatan manusia

diciptakan oleh Allah d€. Namury tetap manusia itu sendiri sebagai pelaku

dari perbuatannya tersebut, sebagaimana firman Allah, "...lamendapatpahala

(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari keiahatan) yang

dikerjakannya..."t'4b (Al-Baqarah: 286). Ini merupakan upaya Ibnu Hazm

dalam menggunakan Madzhab Azh-Zhahiri saat menyikapi masalah

tersebut. Manhaj tersebut menggambarkan adanya interaksi kebahasaan

dan pemahaman lahiriah yang dilakukan oleh kekuatan indera dan

aksiomatika akal, sehingga memperoleh kesimpulan bahwa antara ayat Al-

Qur'an yang satu dengan ayat yang lain tidaklah bertentangan. Di samping

itu, Ibnu Hazmjuga mengajukan analisa untuk menyelesaikan masalah

sekitar konsep pasrah dan ikhtiar. Dalam hal ini, ia menggunakan analisa

yang pernah dilakukan oleh pemikir semasanya, yaitu seorang filosuf yang

bernama Ibnu Rusyd. Pemikiran Ibnu Rusyd sendiri lebih dekat dengan

1406 Ibnu tlrazm, ibid, iilid III, hlm. 60 dan 61.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 681

kaum Asy'ariyah, kaum Maturidiyah, dan ahli hadis dari kelompok Ahlu

Sunnah wal Jamaah.laoT

Perkembangan Madzhab Azh-Zhahiri

Sangat sedikit jumlah orang-orang yang memeluk Madzhab Azh-

Zhahiri di belahan dunia Islam, meskipun banyak para ulama yang

menjadi pencetus dari berdirinya madzhab ini. Bahkan, untuk menguatkan

madzhabnya itu, mereka menggunakanistidlal (deduksi dalil), seperti yang

dilakukan oleh Imam Daud Azh-Zhalrtiri sebagai pendirinya, dan Ibnu

Hazmsebagai penyempurnanya. Namury pengikut dari Madzhab ini bisa

dibilang sangat sedikit, hingga dari berbagai masyarakat Islam dari waktu

ke rn aktu masih sedikit yang menganutnya. Barangkali kurang berhasilnya

penyebaran Madzhab Azh-Zhahiri setelah wafatnya Imam Daud Azh-

Zhahiri ini merujuk-sebagaimana kami paparkan sebelumnya-pada

karya-karyanya dan karya-karya muridnya. Penyebaran madzhab ini

yang paling besar pengaruhnya diperankan oleh Imam Ibnu Hazm Al-

Andalusi pada abad ke-15 FI, di mana ia sendiri berupaya menyempumakan

bangunan Madzhab Azh-Zhahiri ini dari sisi fikih dan akidah. Imam Ibnu

Hazm memperjuangkan madzhab ini di dalam persoalan-persoalan berikut.

Yang paling pokok adalah ia berhasil meletakkan ushul Madzhab Azh-

Zhahiri dan kompilasi hukum dari manhaj ini, yang kesemuanya tertuang

di dalam karya-karyanya yang hingga saat ini tetap menjadi rujukan. Karya-

karya Imam Ibnu Hazm Azh-Zhahiri yang monumental di antaranya:

1) Kitab Al-Ihkam fi Ushul Al-Ahkam. Di dalam kitab ini, Ibnu Hazm

berusaha menjelaskan ushul (pokok-pokok) Madzh ab Azh-Zhahiri

secara terperinci dan mernbandingkannya dengan Madzhab-Madzhab

lain. Lebih dari itu, lewat kitab ini, Ibnu Hazm berupaya mati-matian

membela Madzhab Azh-Zhahiri vang dianutnya.

2) Sebuah risalah yang merupakan ringkasan dari I<tab Al-Ihkarz. Risalah

ini merupakan intisari yang merangkum manhai Madzhab Azh-

Zhahiri beserta bantahan-bantahan yang diajukan untuk mengeritisi

madzhab-madzhab lain yang berseberangan dengannya.

1407 Lihat Dr. Muhammad Ba Karim Ba Abdillah, Wasthiyyah Ahl As- Sunnah Baina Al-Firaq,

hlm.382.

682 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

3) Kltab Al-Muhalla. Kitab ini merupakan buku kompilasi fikih Islam

yang fenomenal. Di dalam kitab ini, Ibnu Hazm menuliskan hadits-

hadits hukum dan fikih dari berbagai madzhab,yangdisertai dengan

hukum-hukum Madzh ab Azh-Zhahiri secara terperinci.

4) Di antara kitab monumental lainnya adalah Al-Fashl fi Al-Milal wa

Al-Ahwa' wa An-Nihal. Dalam kitab ini, Ibnu Hazm mengkaji tentang

akidah-akidah keagamaan yang dianut oleh kaum muslim dan

non muslim. Di dalam mengkaji persoalan tersebut, Ibnu Hazm

menggunakan metode komparatif dan menetukan posisi Islam dari

sisi akidah yang sesuai dengan Madzhab Azh-Zhahiri. Kitab tersebut

memiliki pengaruh yang besar di dalam pengembangan Azh-Zhahiri

pasca wafatnya Ibnu Hazm. Sebab, manhajtersebut dilanjutkan oleh

murid-muridnya dan orang-orang yang mengikuti jejaknya dari

kalangan penganut Madzhab Azh-Zhahiri148 dan lainnya.

Ibnu Hazm berupaya menyebarkan Madzhab Azh-Zhahiri dengan

cara mengajak orang lain untuk mengikutinya dan menyebarkan madzhab

tersebut di kalangan masyarakat pada masa itu. Namun, orang-orang yang

menjadi rival dari Ibnu Hazm berusaha melakukan resistensi terhadap

penyebaran Madzhab Azh-Zhahiri. Karena kerasnya Ibnu Hazm dalam

menghadapi rival-rivalnya, sehingga posisi Madzhab Azh-Zhaliri tergeser

oleh Madzhab Maliki di Andalusia dan Maroko. Di antara pemuka M adzhab

Maliki yang paling menonjol adalah Imam Al-Baji yang dengan terang-

terangan menolak Madzhab Azh-Zhatiri, baik dengan cara menyerang

maupun dengan cara mengharnbat, hingga akhirnya masyarakat bersepakat

membakar karya-karya Ibnu Hazm sebelum ia wafat. Namun, sebagian

murid-murid Ibnu Hazm-pasca wafatnya sang guru-tetap berupaya

melestarikan pemikiran-pemikiran Ibnu Hazm.

Sebenarnya, Ibnu Hazm telah berhasil menyebarkan benih madzhab

ini kepada masyarakat luas, terutama santri-santri muda yang dikirim

untuk belajar kepadanya. Dan, merekalah yang pada masa selanjutnya

berupaya menyebarkan Madzhab Azh-Zhahiri. Sayangnya, madzhab ini

kurang diterima oleh sebagian masyarakat di masanya. Barangkali kurang

1408 Abu Zuhrah, Tarikh Al-Madzahib Al-lslamiyyah, juz kedua, Al-Madzahib Al-

Fiqhiyyah, hal.382.

L

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 683

berhasilnya penyebaran madzhab ini dipicu oleh ketatnya batasan yang

dijadikan pijakan. Di antaranya adalah menolak qiyas dan hanya mengambil

dalil hukum dari Al-Qur'an, hadits dan ijma' sahabat yang berlawanan

dengan ushul fikih yang pegangi oleh jumhur ulama dari pengikut madzhab

lain. Inilah yang menjadi faktor penyebab Ibnu Hazm mendapatkan banyak

serangan dari ulama-ulama semasanya dan masyarakat pada umurrrnya.

Generasi penerus Madzhab Azh-Zhahiri yang berusaha menyebarkannya

juga mendapatkan serangan serupa dari masyarakat dari masa ke masa,

sehingga madzhab ini hanya tersisa keilmuannya dengan pengikut yang

sangat minim.

Faktor penyebab lain yang menjadikan penyebaran madzhab ini

terhambat adalah tidak membolehkan penggunaan taklid sama sekali.

Menurut madzhab ini, masyarakat awam sekalipun tidak boleh bertaklid

kepada seseorang tanpa memahami dalilnya. Atau, ia harus merujuk

sendiri kepada nash-nash yang ada. Jika tidak mampu, ia harus bertanya

kepada orang lain yang lebih mengerti. Dengan catatan, ia tetap tidak

boleh menerima begitu saja pendapatnya sebelum ia mengajukan dalil

yang bersumber dari Al-Qur'an, hadits maupun ijma' sahabat, hingga

membuat dirinya puas.

. Karena faktor itulah, Madzhab Azh-Zhahiri tidak bisa berkembang

secara luas, baik pada masa Ibnu Hazm masih hidup atau setelah ia

meninggal dunia. Namun, ada salah seorang murid terkemuka Ibnu

Hazm, yang bernama Abu Abdillah Al-Humaidi (w. 488 H) berusaha

keluar dari Andalusia menuju ke daerah Timur. Di daerah Timur itulah,

ia berusaha membangkitkan Madzhab Azh-Zhahiri untuk yang kedua

kalinya, dan memperkenalkan kembali kitab-kitab yang ditulis oleh Ibnu

Hazm. Melihat gelagat itu, murid-murid lainnya juga ikut mengambil

peran mengembangkan Madzhab Azh-Zhahiri di Andalusia, sehingga

pada masa-n'rasa selanjutnya, tidak ada satu masa pun yang kosong dari

Madzhab Azh-Zhahiri ini.

Di antara ularna Azh-Zhahiri lainnya yang hidup pada masa abad ke-6

dan ke-7 H adalah Abu Al-Khattab bin Umar yang lebih dikenal dengan

sebutan Abu Khattab Ibnu Dihyah. Ia termasuk ulama yang memiliki

peran penting di dalam penyebaran Madzhab Azh-Zhahiri, yang didukung

684 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

oleh seorang Sufi besar bemama Muhyiddin Ibnu Arabi. Ia juga termasuk

penganut Madzhab Azh-Ztlattiri di bidang fikih, terutama terkait dengan

masalah ibadah.

Ibnu Arabi hidup semasa dengan Ibnu Dihyah. Demikian yang

dipaparkan oleh Al-Muqri dalam sebuah pernyataannya, "Ibnu Arabi

adalah penganut Madzhab Azh-Zhahiri di bidang ibadah, dan penganut

bathiniyah di bidang akiclah. Ia hidup semasa dengan Ibnu Dihyah pada

masa Daulah Muwahhidin. Daulah ini menguasai daerah Andalusia dan

Afrika Utara setelah dikuasai oleh daulah Umara Ath-Thawaif. Pada masa

itu, posisi Madzhab Azh-zhahiri mampu menSgeser Madzhab Al-Maliki,

terutama sejak kepemimpinan dipegang oleh Al-Mahdi bin Tumart, di

mana ia mengajak masyarakat untuk berpegang pada lahiriah hadits. Posisi

Madzhab Azh-Zhahiri semakin menguat setelah kepemimpinan diganti

oleh Ya'qub bin Yusuf yang dengan lantang mengumumkan Madzhab Azh-

Zinahiri sebagai madzhab resmi negara. Ia pun mengeluarkan kebijakan

membakar kitab-kitab yang berbau M adzhab Maliki yang bertolak belakang

dengan madzhab resmi negara. Kebiiakan lain yang digulirkannya adalah

mewajibkan masyarakat untuk meninggalkan fikih yang berbau ra'yi

(rasio) atau berusaha mendalaminya. Misi yang diusungnya adalah untuk

memerangi Madzhab Maliki dan memusnahkannya dari Andalusia dan

Maroko.

Ya'qub bin Yusuf berupaya membawa masyarakat pada lahiriah nash

Al-Qur'an dan hadits. Pada masa itu, Ibnu Hazm meniadi ikon negara:

Diceritakan bahwa ketika Manshur Al-Muwahhidi memasuki Andalusia

dan melewati makam Ibnu Hazm, ia berkata, "Semua ulama berhutang

(asa) kepadamu..."1@ Seiring berjalannya waktu, Madzhab Maliki kembali

menemukan masa keemasannya di negara tersebut. Hingga hari ini,

Madzhab Maliki menjadi madzhab terkemuka di belahan dunia Barat.

Dr. Muna Ahmail AbuZaid

140, Lrh"a Atif Kh"ltl Nl"hammad Abu iUrlaid, Al-lmam Dawud Azh-Zhahiri wa Atsaruhu

fiFiqh At-lslamr, Darul Arqam, Kuwait, cetakan pertama, 1404 H./19UM.,Hm. 148.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 685

AL.UTSMANIYAH

MEREKA adalah para pendukung sayyidina Utsman bin Affan pea. Mereka

menetapkan keutamaannya, membelanya dari ser;rng musuh-musuhnya,

yakni syiah, Al-Yazidiyah, dan sebagainya. Mereka adalah cabang dari Al-

Umariya[ yaitu pengikut setia Umar bin Al-Khaththab Nb.1410

Al-utsmaniyah adalah kelompok politik yang paling keras terhadap

Imam AliKarramallahuwajhah. Dengan begitu, secara otomatis syiah juga

sangat memusuhi mereka. Kekerasan syiah terhadap sayyidina utsman

juga mengindikasikan kekerasan terhadap pendahulunya, yaitu Abu Bakar

dan Umar @. Akan tetapi, serangan mereka terhadap Abu Bakar lebih

kuat, karena kedudukannya yang tinggi.

Inilah yang membuat Al-utsmaniyyah mengangkat dan memuliakan

Abu Bakar Ash-shiddiq. Mereka bilang, yang paling baik di antara umat

ini dan paling berhak menjadi imam adalah Abu Bakar bin Abi euhafah.

Terlebih, dialah orang pertama yang memeluk Islam, pada saat tak seorang

pun memeluknya kala itu.

Al-Utsmaniyah membandingkan keutamaan Abu Bakar Ash-

shiddiq dengan Imam Ali. Menurut mereka, ketika Abu Bakar menemani

Rasulullah ffi di gua Hira' di malam hijrah, itu lebih baik dari peran Ali y*g

menggantikan beliau di tempat tidur.

Selain itu mereka menilai, Abu Bakar mendapatkan gelar ,,Ash-

shiddiq", dan gelar itu tidak diberikan kepada Imam Ali. Abu Bakar pernah

berdua di dalam al-arisy dengan Rasulullah sesaat sebelum pecah perang

Badar. sebelum peperangan pecatr, Abu Bakar membangut*an al-'aisy

1410 Ibnu Sa'd, Ath-Thabaqat Al-Kubra, Dar Shadir, Beirut, juz III, hal. 15.

686 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

tersebut untuk Rasulullah S. Beliau Pun memasukinya ditemani Abu

Bakar. Sementara itu, Sa'ad bin Muadz berlaga-iagadi depan pintu dengan

pedang terhunus. selain itu, di dalam peristiwa Hudaibiyah, Rasulullah

lebih mengutamakan Abu Bakar. Dialah saksi pertama dalam perjanjian

yang diselenggarakan antara Rasulullah dengan kaum kafir Quraisy.

Setelah itu, barulah disusul oleh yang lainnya.

selain itu, Abu Bakar Ash-shiddiq pernah menemani Rasulullah

dalam peristiwa Fathu Makkah. Dalarr- peristiwa itu, ketika menemui Al-

Abbas dan Abu sufyan, Rasulullah ditemani Abu Bakar dan Asyad bin

Hudhair. Abu Bakar di sebelah kanan beliau. sebelum itu, semasih dalam

perjalanan, beliau didampingi Abu Bakar dan umar. Dan, Abu Bakar di

sebelah kanan beliau, sedangkan Umar di sebelah kirinya. fuga terdapat

ayat Al-Qur,anyangsecara khusus berbicara tentang Abu Bakar. Dan, tak

seorang pun mendapat kehormatan seperti itu. Salah satunya, ayat yang

membersihkan nama Abu Bakar, kendati Allah tidak menyebutnya secara

spesifik, melainkan khithab ditujukan kepada seluruh umat Islam. Dia

berfirman, "lika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah

telah menolongnya (yaitu) ketika orang-oranSkafir mengusirnya (dari Makkah);

sedang dia salah seorang dari dua orangketikakeduanyaberada dalam gua, ketika

itu dia b erkata kep ada sahab atny a, " l angan kamu b er se dih, sesun gguhny a Allah

bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan

fiembantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu,

danDiamenjadikan seruan oranS-orangkafir itu rendah. Danfirman Allahitulah

y an g t in g gi. All ah Mahap erk as a, Mah ab i j aks an a " (At-T aab ah: 40)'

Dan Allah $g berfirmarr, "DAn janganlah oranS-oranT yang mempunyai

kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan

memberi (bantuan) kepada kerabatQtya), oranS-orang miskin dan orang-orang

yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaaftan dan berlapang

dada. Apakahkamu tidak sukabahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha

Pengampun, Maha Penyayang" (An-Nur: 22).

Ayat ini memerintahkan Abu Bakar agar memaafkan Masthah-

yang menjadi otak di balik peristiwa Haditsul Ifti (Cerita Dusta)' Nah,

apa pendapatmu mengenai seseorang yang menjadi obyek pembicaraan

Allah? Ketika Rasulullah membaca ayat ini, setibanya di ayat: ala tuhibbuna

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 687

L--

an yaghfirallahu lakum (apakah kamu tidak suka bahwa Allah meng-

ampunimu?), Abu Bakar berkata, "Suka, ya Allah." Maka, Allah pun

mengampuninya.

Dan Allah $E berfirmary' Maka barangsiapa membeikan Qwrtanya di j alan

Allah) danbertakwa, danmembenarkan (adnnyapahala) yang terbaik (surga),maka

akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan ftebahngiaan)" (Al-Lail:

5-7). Tak seorang pun menentang bahwa ayat ini diturunkan berkenaan

dengan perbuatan Abu Bakar yang menafkahkan hartanya dan membebas-

kan budak-budak yang teraniaya.

Selain itu, para pakar tafsir juga sepakat bahwa yang dimaksud dengan

ayat, "Apakah orang yang merangkak dengan wajah terlungkup yang lebih

terpimpin (dalamkebenaran) ataukahorangyangberjalan tegap di atas jalanyang

lurus?" (Al-Mulk 22) adalah Abu Bakar aga, sedangkan yang dimaksud di

bagian awal ayat adalah Abu Jahal, dedengkot orang kafir.

Beberapa ulama tafsir juga mengatakan, yang dimaksud Allah$k dalam

ayat, "Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka

dan merekapun mencintai-Nya' (Al-Maaidah: 54) adalah Abu Bakar dan para

sahabatnya. Selain ayat-ayat tersebu! masih banyak lagi yang lainnya.

Di antara keutamaan Abu Bakar w yang lain, ia mengimami umat

Islam ketika Rasulullah S sakit. Ini suatu kehormatan baginya, Rasulullah

memintanya untuk berdiri menggantikan posisinya, termasuk di atas

mimbar. Sayyidah Aisyah dan Hafshah sempat menghalangi beliau,

karena mengetahui Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki perasaan yang

lembut, khawatir membuatnya menangis. Selain itu, Sayyidah Aisyah q9

juga khawatir rnasyarakat menuduh yang b',rkan-bukan. Atau, tidak suka

seseorang - siapapun itu - berdiri di tempat Rasulullah. Namun, Rasulullah

bersabda kepada mereka berdua, "Kalian ini sahabat Yusuf. Katakan pada

Abu Bakar, agar ia mengimami ynng lainnya." Dalam riwayat lain berbunyi,

"Perintahkan Abu Bakar untuk slmlat bersama yang lain." Adalah Nabi ffi di

setiap shalat (ketika beliau sakit) mengatakary"Perintahkan Abu Bakar

untuk memimpin shalat..."

Pada tahun ke-9 Hijriyah, Abu Bakar menjadi amir haji. Ia menjadi

imam, sedangkan Ali menjadi makmum. Abu Bakar menjadi orang yang

menanggung pada musim haji tersebut, bukan Ali bin Abi Thalib. Ketika

688 Ensiklopedi Aliran dan lVtadzhab di Dunia tslam

Rasulullah mengutus Ali untuk membacakan ayat bara' ahkepada khalayak,

di jalan ia berjumpa dengan Abu Bakar.

Keutamaannya yang lain, ia mampu mengatasi perselisihan yang terjadi

di kalangan umat Islam, terkait dengan tempat dikebumikannya Rasulullah

M. Abu Bakar Ash-Shiddiq s, datang di waktu yang tepat. Ia berkata, "Aku

mengetahui sesuatu terkait dengan persoalan yang kalian perselisihkan."

Mereka berkata, "sampaikary wahai Abu Bakar." Ia berkata, "Aku pemah

mendengar Rasulullah bersabda 'Tidnklah seorangNabi meninggal dunia, kecuali

ia dikebumikan di tempatmuringgalnya."''t411Maka, oranS-orzrng punmembuat

garis melingkar di sekitar kepala Rasulullah, kemudian memindahkan

jasad beliau ke sisi rumah. Tak seorang pun menaruh keraguan terhadap

pernyataan Abu Bakar Ash-Shiddiq kala itu. Hal ini menunjukkan

kedudukannya yang ti.gg.

Terakhir, Abu Bakar-lah yang menjaga persatuan dan kesatuan umat

sepeninggal Rasulullah. Tidak berkhianat dan tidak pula menyimpang. Ia

membantah pernyataan yang mengatakan Rasulullah tidaklah meninggal,

karena ia khawatir mereka berlebihan di dalam mengultuskan beliau,

seperti halnya kaum Nasrani. Oleh karena itu, ia segera bertindak,

mengembalikan mereka pada kebenaran. Di majelis As-Saqifah, ia tidak

takut pada siapapun. Alhasil, ia berhasil mempersatukan umat setelah

hampir terpecah belah.1412

Sikap Syiah terhadap keutamaan Abu Bakar dan Imam Ali, berbanding

terbalik dengan pembicaraan Al-Utsmaniyyah tentang keutamaan Ash-

Shiddiq dan kepantasannya untuk menjadi imam bagi umat Islam. Menurut

Syiah,Imam Ali-lah yang lebih pantas menduduki kursi khilafah. Sebab,

menurut mereka, Imam Ali memiliki keutamaan yang tidak dimiliki yang

lainnya. Mereka mengklaim, keislaman Imam Ali di atas yang lain. Ia sudah

masuk Islam di usia lima tahun, atau sekitar tujuh tahun. Keislamannya

itu berkat doa atau ajakan Rasulullah M.Di dalam ajakan, jawaban adalah

pilihan. Jadi, keislaman Imam Ali menunjukkan bahwa selain menaati

Rasulullatu ia juga terpilih di antara yang lainnya.

1411 Ibid., t.lm. 219,221.

1412 lbid,hlm.292.

L

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 689

Selain itu, dalam sudut pandang Syiatu Ali lebih faqih dari Abu Bakar.

Inram Ali berkata, "Jika aku mendengar hadits dari Rasulullalu Allah

memberiku manfaat apa saja yang dikehendaki-Nya. |ika orang lain yang

berbicara kepadaku, aku memintanya bersumpah. Jika ia bersumpah, aku

baru mernbenarkannya. Abu Bakar pernah menyampaikan kepadaku - dan

Abu Bakar benar-bahwa Rasulullah bersabda,'Seseorang yang berdosa,

kemudian berwudhu' dan memperbagus toudhu'nya, lalu shalat dua rakaat

meminta ampunan kepada Allah, maka Allah akan mengampuninyA."'1a73

Imam Ali bersedekah ketika shalat. Konon, seorang peminta-minta

memasuki masjid. Ia meminta-minta kepada yang ada di sana, ketika

Imam Ali sedang ruku'. Karena tak ada yang memberinya, Imam Ali lantas

mencabut cincinya, lalu memberikannya pada peminta-minta itu. Terkait

hal ini, Allah Sg kemudian menurunkan ayat, "Sesungguhnya penolongmu

hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan

shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk ftepada Allah)" (Al-Maidah: 55).

Yang dimaksud ayat ini adalah Ali dan kedua putranya.

Rasulullah & pernah bersabda mengenai Al| "Bagiku, kamu ini ibarat

Harun bagi Musn. Tetapi sayang, tidak ada Nabi lagi sesudahku." Melalui

pernyataan ini, menurut Syiah, Rasulullah ffi hendak memberi tahu

khalayak, bahwa Ali-lah sang penerima wasiat untuk menjadi khalifah.

Ketika Rasulullah {$ mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan

Anshar, beliau mempersaudarakan diri beliau dengan Ali. Nah, kalau

bukan karena memiliki ilmu dan keutamaan yang sama, tentu Rasulullah

tidak akan menjadikan Ali seperti itu. Selain itu, Allah d* memberi Ali

ilmu tentang yang telah dan akan terjadi. Ali tahu bahwa dirinya tidak

akan dibunuh dan mati, sampai ia berhasil menumpas para pemberontak.

Tidak hanya itu, Syiah juga mematahkan dalil-dalil yang disampaikan

Al-Utsmaniyyah tentang siapa yang pantas menjadi khalifah. Tentang

perintah Rasulullah agar Abu Bakar mengimami shalat, menurut mereka,

imamah Abu Bakar itu bukanlah hasil ijma'. Tidak seluruh umat Islam bisa

menerima itu. Terbukti, kaum Anshar berkata, "Bagi kami seorang amir,

dan bagi kalian seorang amir (yang lain)." Khalid bin Sa'id berkata, "Wahai

1413 HR. Ahmad, At-Turmudzi dan Ibnu Majah.

690 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

seluruh Bani Manaf, apakah kalian bisa menerima ini?" Abu Sufyan juga

menyampaikan hal yang sama.

Selain itu, Syiah menegaskan, barangsiapa mengingkari imamah Ali,

berarti ia telah kafir. Maka, kedudukan terendah bagS Az-Zubair adalah

mukmin yang wali, sampai ia mengingkari imamah Ali setelah pembunuhan

Utsman. Mereka juga mengatakan, "Bilal dan Ammar bin Yasir berkata kasar

terhadap Abu Bakar dan Umar. Mereka mencela Abu Bakar dan Utsman itu

bodoh. Bahkan, menurut mereka, keduanya adalah manusia paling bodoh."

Begitulah. Jadi, setiap kebanggaan yang dituliskan Al-Utsmaniyah

tentang Abu Bakar, di mata Syiah adalah kebohongan semata. Sementara

itu, tuduhan-tuduhan Al-Utsmaniyah terhadap Ali, adalah lemah dan

ditolak. Al-Jahizh berusaha menengahi pertentangan ini. Terlihat jelas

dirinya tidak berpihak pada Syiah, tetapi ia tidak bisa menghalangi dirinya

untuk memuliakan Ali, yang secara otomatis membawa-bawa Syiah ikut

terlibat di dalamnya. Ia mengatakan, bukan berarti membantu Ali, karena

ia mengaku bukanlah penolong, juga tidak memiliki insting melindungi.

Pernyataan ini tidaklah dimaksudkan untuk melukai Imam A1i.1414

Perselisihan soal imamah yang terjadi di antara dua kelompok ini murni

bermuatan politis dan keagamaan/ tidak lebih. Terkait hal ini, Al-

Utsmaniyyah mengeluarkan pemyataan yang panjang sekali, tidak mungkin

untuk disampaikandi sini. Akantetapi, harus kami sampaikary "Penuturan

Al-Jahizh di dalam buku Al-Utsmaniyyah, dibantah oleh Abu ]a'far Al-Iskafi.

Ibnu Abi Al-Hadid menyebutkan di dalam Nahjul Balaghah, bahwa Abu

Ja'far Al-Iskafi membantah buku Al-Ufsmaniyyah oleh Abu Utsman Al-jahizh

semasa hidupnya."lals

Al-Mas'udi menuturkan, bahwa Al-Iahizh menulis sebuah buku yang

berisikan argumendan didukung beberapa bukti. Lalu ia terjemahkan dengan

buku Al- Ufs maniyy alt. Menurutnya, di dalamnya memuat beberapa keutamaan

Ali tua, yang ia jadik anhuj j ah pada yang lain, dalam rangka menuntut imamah

'1,41.4 Al-Jatizh (Abu Utsman Amr bin Bahr), Kitab Al-Utsmaniyyah, tahqiq dan syarah Ustadz

Abdussalam Harun, Darul Jail, Beirut,, L411. H.-1991. M., hal. 3. Lihat mukadimah

Ustadz Abdussalam Harun di dalam Kitab Al-Utsmaniyyah, hal.7. Lihat juga: A/-

Utsmaniyyah, hal. 3, 48.

1415 Lihat: Ibnu Abi Al-Hadid, SyarhNahjul Balaghah, Darul Andalus, Beirut, 1.403H./1983

M., iilid ke4, hal. 17,159.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 691

-!

yang meniadi haknya. Allah jualah yang akan menyempurnakan cahaya-Nya,

meskipun orang-orang kafir tidak menyukai.14i6

Abu ]a'far Muhammad bin Abdullah Al-Iskafi, salah seorang Syaikh

Mu'tazilah Al-Baghdadiyah-yang mengutamakan Ali dan menyatakan

seharusnya memberikan imarnah pada yang diutamakan (al-mafdhul),

meskipun ada yang lebih baik (afdhal).Ia disebut-sebut sebagai peneliti yang

tidak fanatik, termasuk tingkatan ketujuh di antara tingkatan Mu'tazilah,

baik Bashriyah (Mu'tazilah Bashrah) maupun Baghdadiyah (Mu'tazilah

Baghdad). Semua sepakat bahwa pembaiatan Abu Bakar Ash-Shiddiq

@a dibenarkan syariat, bukan dengan nash, melainkan dengan ikhtiar.

Yang mereka perselisihkan adalah menyangkut siapa yang lebih utama.

Tokoh terkemuka dari kalangan Al-Bashriyyun, salah satunya Al-Jahiztu

memandang Abu Bakar lebih utama daripada Ali. Urutan keempat khalifah

dalam hal keutamaan, seperti urutan dalam khilafah. Sementara itu, menurut

Al-Baghdadiyyun, salah satunya Abu Ja'far Al-Iskafi, Iebih mengutamakan

Ali daripada Abu Bakar. Namun, tidak sedikit syaikh mereka yang abstain.1a17

Jadi, ada hubungan antara Syiah dan Mu'tazllah. Hubungan ini

menjadikan Syiah mengambil dalil Mu'tazilah untuk dijadikan huiiah

madzhab mereka.1a18

Di dalam Syarh Nahjul Balaghah karya Ibnu Abi Al-Hadid terdapat

penjelasan yang dijadikan dalil oleh Al-Qadhi Abdul Jabbar bin Ahmad

untuk membenarkan imamah Abu Bakar. Dalil tersebut bersumber dari ayat

AlQulan. Akan tetapi, Al-Murtadha dari kalangan Syiah membantahnya.lale

Selanjutrrya kami menemukan uraian singkat yang disebutkan Al-]ahizh

di dalam buku Al-Utsmaniyyah, khususnya terkait imamah Abu Bakar.

Selanjutrrya, disertakanbantahanAbu BakarAl-Iskafi terhadap Al-Jahizh.14o

Ibnu Abi Al-Hadid ikut menuturkan uraian singkat buku Al-Ufsmaniyyah

1416 Al-Mas'udi, Murawwijudz Dzahab, Thaba'ah As-Sa'adah, Kairo, 1367 H., juz III, hal.

253.

'L417 Litrat Ibnu Abi Al-Hadid, Syarh Nahiil Balaghah, jilid I, hal 3, 4.

1418 Lihat Dr. Dhiya'uddin Ar-Rays, An-Nazhaiyyat As-Siyasiyyah Al-lslamiyyah, cetakan

ke-7, Kairo, 1979, hal. 760.

L4L9 Lihat: Ibnu Abi Al-Hadid, Syarh Nahiil Balaghah, juz III, hal. 246 - 250, iilidke-3.

1420 Lihat: ibid, hal.257.

692 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

karya Al-Jahizh. Berangkat dari itu, Abu Ja'far Al-Iskafi menyatakan,

,,Kalau bukan karena manusia dikuasai kebodohan dan suka ikut-ikutan,

niscaya tidak akan berhujjah untuk membantah yang dijadikarthuiiah oleh

Al-Utsmaniyyahr.'lTal Tidak hanya itu yang diucapkan Ibnu Abi Al-Hadid.

Sebab, di dalam buku jilid keempa! ia membicarakan sisi-sisi yang dibantah

Syiah terkait dengan im amah AbuBakar ry. Selain memberikan jawabary ia

juga membantah Al-Murtadha dari kalangan syiah. Pembicaraan mengenai

hal itu sangat detail.laz

Dr. Abilullah Muhammail I amaluililin

Lihat ibid, !nal. 257 - 283, iuz ke-13.

Lihat ibid, jilid ke-4, bagian ke-17, hal. 1.66 - 193. Ustadz Hasan As-Sandubi telah

mengumpulkan dan mempublikasikan risalah Al-]ahizh yang belum pernah

dipublikasikan sebelumnya. Ia mengumpulkannya dari buku Adab Al-lahizh, salah

satunya risalah nomor satu dengan iudti Khulashat Kitab Al-utsmaniyyah. Ia telah

memberinya nomor, hingga mencapai angka 29. Setelah 1tu, I(hulashah Naqdh Kitab

Al-utsmaniyyah oleh Abu |a'far Al-Iskafi. Ia menyebutkannya secara berurutan, sesuai

yang disebutkan di dalam SyarhNahjil Balaghah oleh Ibnu Abi Al-Hadid.

7421.

1.422

L-

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 693

AL.OADARIYAH

MASALAH AL-IABR (determinisme, fatalisme) dan ikhtiar sejak lama - dan

masih selalu-menyita pemikiran banyak orang dari berbagai suku dan

bangsa.

Kita akan membedakan tiga aliran teolog kalam dalam menyikapi

masalah ini. Pertama mengatakan bahwa manusia itu punya kuasa dan

kebebasan memilih (bil qadri wal ikhtiyar/free will dan free choice). Manusia

memiliki kuasa dan menciptakan perbuatannya sendiri. Dengan kata lain,

manusia punya kekuasaan dan kemampuan dalam dirinya sebelurn berbuat

sesuatu. Mereka yang berpandangan seperti ini adalah kaum Mu'tazilah dan

para pendukungnya. Aliran kedua, cenderung pada determinisme (7abr).

Dalarir arti kata, menafikan perbuatan dari manusia. Dalam pandangan

mereka, manusia itu terpaksa di dalam melakukansuatu perbuatan. Manusia

sama sekali tidak punya kuasa dan keinginan. Mereka yang berpandangan

seperti ini adalah kaum jabariyah. Aliran ketiga, menengahi Jabariyah dan

Al-Qadariyah. Menurut mereka, AllahJah yang menciptakan perbuatan

manusia. Sebab, manusia berikut perbuatannya adalah makhluk Allah.

Namun, manusia mempunyai kemampuan yang dianugerahkan Allah

beriringan dengan perbuatannya, bukan mendahului atau menyudahinya.

Jadi, menurut mereka, manusia diminta mencari (muktasab) perbuatannya.

Dan, Allah-lah yang menciptakan kasab (perolehan)-nya itu. Mereka

yang berpandangan seperti ini adalah kaum Ahlu Sunnah dari kalangan

Asy'ariyyah dan yang sependapat dengan mereka.laa

1423 Lihat Dr. Abu Al-Wafa At-Tiftazani, 'llm Al-Kalam wa Ba'dhu Musykilatihi, Daruts

Tsaqafah lith Thaba'ah wan Nasyr, Kairo,1979 M., hal. L35 - 136.

694 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

Umat Islam sudah mulai mempersoalkan masalah qadha' dan qadar

sejak akhir masa Khulafa'urrasyidin dan Daulah Umawiyah. Perbedaan

pendapat tak terelakkan. Pemicunya, jika dalil-dalil yang disimak kala

itu direnungkan, ditemukan kontradiksi. Begitu pula argumentasi akal,

sebagaimana dinyatakan Ibnu Rusyd.la2a

Jika dikatakan kehendak Allah meliputi segala sesuatu, apakah

juga Dia menghendaki kejahatan? Jika dikatakan kehendak-Nya hanya

menyangkut yang baik-baik saja, berarti ada perbuatan yang terjadi di luar

kehendak dan pilihan-Nya.Jika demikian, bagaimana mungkin kehendak

Allah disebut meliputi segala sesuatu? Apakah kuasa-Nya masih akan

disebut mutlak?

Selain tentang kehendak Allah, perbedaan pendapat juga tak bisa

dihindari terkait dengan kuasa-Nya. Di satu sisi, kita lihat Allah mengutus

Rasul, menurunkan Kitab, menjatuhkan taklif pada manusia; memerintah

dan melarang, kemudian memberikan pahala dan hukuman. Jika benar

begitu, logiskah bila dikatakan bahwa manusia itu mu jbar (dipaksa - tidak

memiliki kuasa sama sekali atas perbuatannya)? Sebab, jika manusia tak

puasa kuasa, apalah artinya permohonan, juga pahala dan siksa? Jika itu

yang terjadi, mustahil ada taklif. Dan, bolehlah seseorang membantah

dirinya melakukan kejahatan yang pantas membuatnya dicela dan disiksa.

Di sisi lain, jika dikatakan manusialah yang menciptakan perbuatannya

sendiri, berarti telah te{adi pembatasan atas kekuasaan Allah. Artinya,

kuasa Allah tidak meliputi segala sesuatu. Pun berarti, bahwa manusia

menjadi sekutu Allah dalam mengadakan perbuatan insani ini. Padahal,

menurut akal satu hal tidaklah dilakukanoleh duakekuasaan. Jika memang

kuasa Allah yang menciptakan perbuatan manusia, berarti manusia tidak

punya peran apa-apa. Sebaliknya, jika memang kuasa manusia yang

menciptakan perbuatalrnya, berarti kuasa Allah tidak berperan aPa-apa.

Tidaklah mungkin sebagian dari suatu perbuatan terjadi atas kuasa Allah,

dan sebagian yang lain terjadi atas kuasa manusia. Sebab, satu tidaklah

terbagi-bagi.1a2s

1,424 lbnu Rusyd, Manahij Al-Adillah f 'Aqa'id Al-Millah, di-tahqiq oleh Mahmud Qasim,

Maktabah Al-Anjelo Al-Mishriyyah, cetakan ke-3.

1.425 tbid.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 695

Masalahnya, seseorang yang berpikir akan mendapati dalam AlQur'an

ayat yang menginformasikan determinisme manusi4 sedangkan ayat lain

menginformasikan mereka punya ikhtiar (kebebasan insiatif). Di antara ayat

yang menginformasikan determinisme manusia adalah firman Allah Sg,

"Tetapi knmu tidak mampu (nenempuh jalan itu), kecuali Allah kehendaki" (Al'

Insan: 30). Dan Allah berfirman, " Padnlul Allah-laltyangmenciptaknnkamu dan

apn yang kamu perbuat itu" (Ash-Shaffat: 95). Sementara itu, ada pula ay aty ang

menginformasikan kebebasan inisiatif manusia, seperti firman Allah, "Dan

katakanlah (Muhnmmad), 'Kebenaran itu datangnya dai Tuhanmu; barangsiapa

menghendnki @eiman)hendnklahdiabeiman, danbarangsiapamenghendaki kafir)

biarlah dia kafi/" (Al-KaMil 29). Dan Allah berfirmart, "(Yaitu) bagi siapa di

antara kamu yang ingin maju atau mundur. Setiap orang bertanggung iaznab atas

npa yang telah dilakukannya" (Al-Mudatstsir: 3 -38).

Realitanya, setiap golongan yang berselisih di dalam masalah iabr

dan ikhtiar ini berpegang pada nash yang sesuai dengan madzhabnya.

Selanjutnya, mencoba menginterpretasikannya secara spesifik sehingga

terbentur dengan nash yang lain.

Padahal, tidak ada kontradiksi antar nash yang berbicara tentang jabr

danikhtiar. Semua mengungkapkan tentang satu dari sekian sisi hubungan

manirsia dengan Tuhan, juga hubungannya dengan perbuatannya. Oleh

karena itu, manusia lfrt mujbar (terpaksa) di satu sisi, tetapi Punya ikhtiar

(kebebasan inisiatif) di sisi yang lain. Jadi, tidak ada kontradiksi dalam

hal ini.1a26

Al-Qadariyah adalah istilah yang dinisbatkan kepada para penentang

kuasa Allah.1a27 Mereka adalah kelompok yang beranggapan bahwa

manusia menciptakan perbuatannya sendiri. Menurut mereka, kekafiran

dan kemaksiatan bukanlah takdir Allah.1428

Sebagian kalangan merasa aneh pada penamaan mereka dengan Al-

Qadariyatr, karena sejatinya mereka menafikan takdir. Tetapi, mengaPa

dinisbatkan kepadanya? Sebagian orang menjawab, tidak masalah

menisbatkan sesuatu pada kebalikan dari yang diucapkary seperti memberi

'1426 Lihat: Dr. Abu Al-Wafa At-Tiftazani, ibid,hal.139.

1,427 Kamts Al-Muhith, " qadara"

1428 Al-Jirjani (Ali bin Muhammad), At-Ta'ifat, Kairo, 1306 H.

696 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

nama sesuatu dengan kebalikannya. Sebagian kalangan lagi mengatakan,

mereka menafikan kuasa Allah atas perbuatan seseorang, dan menetapkan

kuasaitu punya manusia. Karenaitu mereka disebut Al-Qadariyah. sebab,

menurut mereka semua perbuatan manusia didasarkan atas keinginan

dan kekuasaan dirinya. fadi, seolah-olah mereka memberikan kuasa atas

manusia. Beberapa penulis cenderung berpendapat, sifat ini disebut para

lawan mereka untuk menegaskan "Al-Qadariyah adalah Majusi-nya umat

ini." Tampaknya, Al-Qadariyah diserupakan dengan Majusi, lantaran

keduanya meyakini dua Tuhan. Majusi-adalah kaum musyrik yang

agamanya tersebar di Persia secara khusus-meyakini dua Tuhan: yang

satu cahaya, satunya lagi kegelapan. Kebaikan adalah perbuatan cahaya;

sedangkan kejahatan adalah perbuatan kegelapan.

sementara itu, Al-Qaduriyuh meyakini bahwa manusia menciptakan

perbuatannya dengan kekuasaan yang diciptakan Allah dalam dirinya. JadL

sang pencipta menurut mereka ada dua, yaitu: Allah dan manusia dalam

perbuatan berdasarkan inisiatifnya. Karena itulah- menurut hemat kami -

mereka diserupakan dengan Majusi, karena kaum Majusi menisbatkan

sebagian takdir pada dua tuhan mereka-Yazdan dan Ahrumus. Jadi,

mereka menetapkan takdir seumPama takdir Allah. Dary menurut mereka,

boleh terjadi salah satu takdir di antara keduanya. Begitu pula AlQadariyah

menetapkan dua takdir, yaitu: Allah dan manusia. Dalam pandangan mereka,

keduatakdiritu takadabeda satu sama lain. Maka, bolehterlaksana diantara

keduanya. Mereka beranggapan, takdil Tuhan itu diperkecualikan oleh takdir

manusia. Mereka bahkan melebihi Majusi. sebab, selain takdir Tuhan, Majusi

hanya mengenal satu takdir. Sementara itu, mereka mengenal takdir tiap-

tiap individu dari manusia, binatang, bahkan serangga.la2lSebagian ulama

menyebut alasan lain di balik penamaan ini, yaitu-sebagaimana kami

singgung di atas-kedekatan pandangan Al-Qadariyah dengan beberapa

keyakinan Majusi. Menurut Majusi, kebaikan itu dinisbatkan kepada Allah,

sedangkan kejahatan dinisbatkan kepada setan. Dan, mereka mengatakan,

Allah tidak menghendakinya.l& Sebagian ulama yang lain mengatakan, kata

"1429 Llhat: Dr. Abdul Mun'im Al-Hifni, Mawsu'ah li Al-Firaq wa Al-lama'at wa Al-Madzahib

At-lslamiyyah, Darur Rasyad, kairo, 1993M, hal.316.

1430 Syaikh Muhammad Abu Zuhrah, Taikh Al-Madzahib Al-lslamiyyah, Dar Al-Fikr Al-

Arabi, Kairo, hal. 106. Lihat juga: Dr. Abdurrahman Badawi, Madzahib Al-lslamiyyin,

Dar Al-Ilmi li Al-Malayin, Beirut, hal. 101.

L--

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 697

Al-Qadariyah sebenamya merupakan sifat mereka yang meyakini kuasa

manusia unfuk menentukan perbuatannya.l4l'

Syaikh Abu Zuhrah berkata, "Sejarawan telah menyelami untuk

mencari kejelasan tentang siapa yang pertama menyerukan madzhab ini,

serta di daerah mana tumbuh dan berkembangnya. Menurut hemat kami,

sebuah pemikiran yang tersebar akan sulit dicari asal muasalnya secara

akurat dan meyakinkan tanpa intuisi dan dugaan. Namun, tidak sedikit

peneliti yang menuturkan bahwa "pohon kurma" ini pertama kali muncul

di Basrah, di tengah perbedaan pendapat silang sengkarut pemikiran, dan

percampuran "pohon kurma". Irak secara keseluruhan menjadi tempat

yang subur bagi hal seperti ini. Dalam kitab Sarh Al-Uyun disebutkan;

'Yang pertama kali bicara tentang takdir adalah seseorang dari Irak yang

semulaberagama Nasrani, kemudianmasuk Islam, kemudianbalik lagi ke

Nasrani. Darinyalah Ma'bad Al-Jahni dan Ghailan Ad-Dimasyqi berguru.'

Dari sini dapat kita lihat bahwa pemikiran ini masuk ke dalam Islam dan

beredar di kalangan umatnya melalui pihak asing yang disuarakan atas

nama Islam, padahal ia menyembunyikan fdflglair1."''t432

Al-Qadariyah yang muncul di abad pertama Hijriyah dikenal dengan

sebutan Al- Qadariyah Al-Ula. Mereka mengingkari ilmu Allah mendahului

segala'sesuatu. Diriwayatkan dari Ma'bad Al-fahni berkata, "Tidak

ada takdir dan perintah yang mendahului sesuatu."1a33 Dalam arti kata,

manusialah yang kuasa untuk menetapkan perbuatan dirinya. Mengarah

ke sana dengan keinginannya, lalu menjadikannya ada dengan kuasanya.

Ini berarti, Allah sama sekali tidak punya kuasa atas perbuatan ini. Tidak

ada campur tangan kehendak dan kuasa Allah pada keberadaannya. Dan,

Allah tidak mengetahuinya, kecuali setelah perbuatan itu terjadi.la3a

Istilah qadar yang bermakna penciptaan manusia atas perbuatannya

dinisbatkan pada salah seorang ulama besar dari Basrah, yaitu Hasan

1431 Lihat: Harry Olnsown, Falsafah Mutakallimin, jilid II, diterjemahkan oleh Dr. Mshthafa

Labib, Al-Majlis Al-A'la li Ats-Tsaqafah, Kairo,2005 M., hal. 783.

1432 Lihat: Syaikh Muhammad Abu Zuhrah, lbid,hal.1.07

1433 Abdul Jabbar bin Ahmad, Fadhl Al-l'tizal waThnbaqat Al-Mu'tazilah, di-tahqiq olehFwad

As-Sayyid, Dar Tunisiyah,1392lI./1974 M., hal. 195

1434 Asy-Syahrastani, Al-Milal wa An-Nihal, di+ahqiq oleh Muhammad As-Sayyid Kailani,

Mathba'ah Mushthafa Al-Baba Al-Halabi, Kairo,1976 M, hlm.47

698 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Al-Bashri yang wafat pada tahun 110 H. (728ily'.). Sebagian orang menilai,

dialah yang paling getol membela Madzhab Al-Qadariyah. Begitulah

pandangan beberapa referensi Mu'tazilah dan yang sependapat dengan

mereka.la3sAdapun menurut referensi Sunni, Hasan Al-Bashri bukanlah

salah satu pentolan Qadariyatr, melainkan dianggap sebagai bagian Ahlu

Sunnah.1a36

Jelas sekali bagi kita bahwa Al-Al-Qndariyah Al-Ula mengatakan,

"sesungguhnya perbuatan manusia, ketaatan dan kemaksiatan mereka,

tidaklah berada di bawah qadha' dan qadar Allah. Mereka menetapkan

kuasa Allah atas individu dan sifat makhluk, tetapi menafikan kuasa-

Nya atas perbuatan manusia. Mereka bilang,'sesungguhnya Allah tidak

menginginkan dan menghendakinya dari mereka. Justru merekalah yang

menginginkary dan melakukannya secara merdeka tanpa kehendak Allah."

Dengan semua itu mereka beranggapan telah menyucikan Allah dari

perbuatan buruk dan menyifati-Nya dengan adil. Sebab, dalam pandangan

mereka, tidak mungkin Allah memerintahkan ketaatan dan melarang

kemaksiatary tetapi malah menciptakan sebaliknya.ia3T

Menurut ulama, fabariyah yang murni, yang didirikan oleh Al-

Jahm bin Shafwan, telah mengerut. Begitu pula Qadariyah yang murni,

yang salah satu pentolannya adalah Ma'bad Al-Jahni, telah musnah.

Hal seperti ini adalah keniscayaan akibat ekstrimisme kedua pemikiran

tersebut, yang menjadikannya tidak diterima akal manusia. Setelah itu,

muncullah Madzhab Mu'tazilah yang disebut Qadariyah kedua (lihat

judul Mu'tazilah).

Menurut Al-Baghdadi, Muktazilah disebut Qadariyah karena mereka

semua mengatakan bahwa Allah tidaklah menciptakan kasb (perolehan)

manusia, tidak pula perbuatan binatang yang lain. Menurut mereka,

manusialah yang menentukan kasab mereka. Tidak ada Allah dalamkasab

1.435 Lihat: Shahih Mustim bi Syarh An-Nawnwi, Darur Rayan lit Turats, Kairo 1987, jilis I,

hal. 150-156 (Kitab Al-lman). Lihat juga: M uqaddimah Asy-Syaikh Zahid Al-Kautsari pada

bukuTabyin Al-Kidzb Al-Muftara finn Nusiba ila Al-lmam Abi Al-Hasan Al-Asy'ari oleh

Ibnu Asakir, Mathba'ah At-Taufiq, Damaskus,'1347 H, hlm. LL'

1436 Baca:MuhammadYusufMusam,Al-Qur'anwaAl-Falsafah,DarAl-Ma'arif,Kairo,hlm.

11.6.

1437 Abdurrahman Nashir As-sa'di, Ail-Durrah Al-Bahiyyah, syarh Al-Qashidah An-

Nawniyyah, Thaba'ah Ar-Riyadh, hlm. 17.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 699

dan perbuatan binatangyang lain. Karena itulah, umat Islam menyebut

mereka Qadariyah.Ia3s

Mungkin tak sedikit yang tahu bahwa Al-Qadariyah pertama tidak

hanya menetapkan kuasa dan keinginan manusia saja, melainkan juga

menafikan kuasa Allah. Dalam arti kata, Allah sama sekali tidak menentukan

perbuatan manusia tersebu t sejak azali. Tidak pula terdapat campur tangan

kehendak dan kekuasaan-Nya dalam terjadinya perbuatan itu.

Sementara itu, Qadariyah kedua mengatakan bahwa manusia

menciptakan perbuatan mereka sendiri. Dan, Allah senantiasa Maha

Mengetahui segala yang diperbuat hamba-Nya.

Dr. Ahmail Abdurrahim As-Sayih

1438 AMul Qahir Al-Baghdadi, Al-Firaq bayna Al-Firaq, di-tahqiq oleh Muhammad Muhyiddin

Abdul Hamid, Thaba'ah Muhammad Ali Shabih, Kairo, hlm. 115.

700 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

OARAMITHAH

QARAMITHAH merupakan kelompok syiah batiniyah yang ekstrem, yang

bermetamorfosis dari Ismailiyah. Kelompok ini mengemuka di dunia Islam

pada akhir abad ke-13 Hijriyah, di tangan Maimun bin Daihan Al-Qadah

dan kawan-kawannya.la3e

Nama kelompok ini diambil dari nama pendirinya, yaitu Hamdan

Qurmuth bin Al-Asy'ats Al-Baqqar. Ia sosok yang sangat rajin mendakwah-

kan syiah batiniyah. Kalau berjalan, langkah kakinya qarmathah, alias

berdekatan. Ia seorang pengantar barang-barang berharga di sekitar Kufah.

Para sejarawan hampir sepakat bahwa Qaramithah pertama kali

didirikan tahun 278H/891. M oleh Hamdan Qurmuth. Tentang peristiwa

yang terjadi pada tahun itu, Ath-Thabari berkata, "...Madzhab Qaramithah

tersebar dan banyak dianut oleh kebanyakan masyarakat Kufah.

Mengetahui hal itu, Ath-Tha'i Ahmad bin Muhammad memberikan satu

dinar pada setiap orang masyarakat Kufah. Tak pelak ia harus merogoh

kantong sangat dalam untuk kelancaran misi ini. Beberapa orang Kufah

mengadukan masalah Qaramithah ini pada sultan. Mereka diduga

menyebarkan agama di luar Is1am. Menurut mereka, pedang itu pantas

bagi umat Muhammad, kecuali bagi yang berbaiat pada agamanya. Akan

tetapi, Ath-Tha'i berhasil mengelabui sultan. Alhasil, sultan membiarkan

mereka. Pengaduan orang-orang Kufah tidak digubrisnya"'l4

Tak diragukan lagi, Qaramithah merupakan aliran batiniah, karena

memiliki prinsip-prinsip yang ekstrem dan menyimPang dari manhaj

Abdul Qahir Al-Baghdadi, A l-Earqu bayna Al-Firaq, hlm' 159'

Tai&t Ar-Rusul wa Al-Muluk, 10 / 25. Lrhar Al-Baghdadi, Al-F arqu bayna Al-Eiraq, tim.

1.69.

1.439

1.M0

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 701

:

yangbenar dan akidah Islam. Selain itu, Qaramithahmenempuhcara-cara

kekerasan bersenjata untuk memaksakan kekuasaan dan kepemimpinan

kelompoknya di atas kelompok muslim yang lain. Karena itu, ia berbeda

dengan kelompok batiniah yang lain dalam mensosialisasikan akidah secara

diam-diam, karena takut terkuak dan terancam bahaya.

Jika secara umum Qaramithah dan batiniah itu sama, maka sebuah

risalah penting dljaga oleh sejarah untuk memberikan penerangan tentang

beberapa ciri Qaramithah, termasuk hubungannya dengan Syiah. Dalam

buku tersebut dipaparkan; "Al-Farj bin Utsman berkata, 'Dialah dai Al-Masitu

yaitu Isa. Dialah kalimat dan Al-Mahdi. Dialah Ahmad bin Muhammad bin

Al-Hanafiyah. Daru dialah Jibril." Sebagaimana diketahui, Muhammad bin

Al-Hanafiyah itu adalah Muhammad bin Ali bin Abi Thalib sa.

Di dalam buku ini juga terdapat konsep kalimat adzanyang berbeda,

yaitu: Allahu akbar (drkurnandangkan empat kali), asyhadu an la ilaha illallah

(dua kali), asyhadu anna Adam Rasulullah, asyhadu anna Nuhan Rasulullah,

asyhadu anna lbrahima Rasulullah, asyhadu aruu Musa Rasulullah, asyhadu anna

Muhammadan Rasulullah, asyhndu anna Ahmad bin Muhammad bin Al-Hanafiyy alt

Rasulullah.lul

Selain itu, buku ini juga menegaskan kesyiahan Qaramithah. Sebab,

ia mewajibkan setiap oang yang shalat untuk membaca istiftah yang

diturunkan kepada Ahmad bin Muhammad bin Al-Hanafiyyah.

Poin ketiga yang terkandung dalam buku ini adalah, pengakuan yang

terang-terangan mengenai hubungan yang erat antara Qaramithah dengan

Yahudi. Di dalamnya dinyatakan bahwa kiblat itu Bait Al-Muqaddas, dan

haji itu Bait Al-Quds.

Adapun poin keempat yang menyingkap penyimpangan Qaramithah

dari akidah Islam, adalah teks dalam buku tersebut yang berbunyi,"Puasa

itu diwajibkan dua kali dalam setahury yaitu pada Mahrajan dan Nairuz."

Jika benar berasal dari mereka, teks ini jelas berbahaya. Demikian itu

menunjukkan kecenderungan talfiq (mencampur-adukkan ajaran agama)

1441 Salah satu pelecahan dalam kesaksian ini, bahwa Muhammad bin Al-Hanafiyah tidak

memiliki anak bernama Ahmad. Sebab, ketujuh anak laki-lakinya adalah: Ja'Iar, Al|

Aun, Ibrahim, AlQasim, Andullah, dan Al-Hasan. lbnuHazm,lamharat Ansab Al-Arab,

hlm.66.

702 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

mereka, selain juga hubungan antara Qaramithah dengan Majusi. Beberapa

pengkaji menyatakan, Majusi itu adalah asal-usul dan dasar berdirinya

aliran batiniah.

Selain itu semua, buku ini menyimpan bukti-bukti penyimPangan

mereka dari syariat Islam, seperti; shalat yang diwajibkan itu empat rakaat,

yaitu dua rakaat sebelum matahari terbit, dan dua rakaat sebelum matahari

terbenam. Selainitu, khamaritu halal. Tidakperlu mandi junub, melainkan

cukup dengan berwudhu seperti hendak shalat. Dan, jizyah diambil dari

muslim yang tidak memerangi mereka.la2 semua ini termasuk dalam

kategori penyelewengan dan penyiimpangan ajaran agama yang sudah

diketahui secara pasti.

Yang paling berbahaya dari semua itu, mereka memerangi umat Islam.

Mereka berambisi untuk menghabisi muslim, kecuali yang bergabung ke

dalam barisan mereka. Mereka tak segan berbuat tiran, seperti merampas

hak, meneror rasa aman, merebut harta secara paksa, menghancurkan

rumah, dan memenjarakan mereka tanpa dipisah-pisahkan antara kaum

laki-laki, perempuan, dan anak-anak.

sejarah Qaramithah sungguh teramat kelam, dinodai beragam kekejian

terhadap umat Islam. Agar pembaca bisa mengenal lebih jauh hakikat

kelompok yang menyimpang ini, kami akan menjabarkan sekilas sejarah

kelompok ini, termasuk prinsip dan pemikirannya.

Pada tahun 28L H (894 M), salah seorang dai Syiah yang bernama

Yahya bin Al-Mahdi datang ke Qathif.l4Masyarakat di sana - kebanyakan

pengikut syiah - mengerumuninya. Di situlah ia mendeklarasikan sebagai

utusan Al-Mahdi kepada mereka. Ia memberitahu kepada mereka sebuah

buku yang diklaim bersumber dari Al-Mahdi. Ia juga memberi tahu bahwa

Al-Mahdi keluar menjumpai para syiah yang tersebar untuk mengajak

mereka menaati perintahnya, Pun bahwa ia sebentar lagi akan muncul ke

dunia. Maka, mereka pun menyambut seruannya. Mereka berbaiat untuk

keluar bersamanya ketika Al-Mahdi muncul ke dunia. Seruan serupa juga

disampaikan ke desa-desa di Bahrain, dan mereka Pun menyambutnya.l4

1442 Lihat nash selengkapnya dalam Taikh Ar-Rusul wa Al-Muluk, oleh Ath-Thab ari,10 / 25

- 26, dan Al-Kamil fi At-T aikh, oleh Ibnul Atsit, 7 / M7 - M9.

1443 Al-Qathif adalah kota di teluk, di sebelah timur Jazirah Arabia.

1rM4 Ibnul Atsir, Al-Kamil, 7 / 494.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 703

Di antara yang menyambut seruan itu adalah Abu Sa'id Al-Hasan

bin Bahram Al-Jannabi Al-Qurmuthiles yang berprofesi sebagai penjual

makanan. Sebelumnya, ia telah menjadi pengikut Hamdan Qurmuth.

Akan tetapi, Abu Sa'id ini tidak seperti orang-orang yang berbaiat pada Al-

Mahdi di Qathif. Ambisinya lebih besar dari sekadar menjadi pengikut Al-

Mahdi sebelum kemunculannya di dunia. Bahkary setelahkemunculannya

sekalipun. Maka, ketika pada tahun 286H/899 M Syiah sudah menguasai

Bahrain dan kelompok Qaramithah mengemuka, ia bergabung ke sana.

Dan, jadilah ia pemimpin yang ditaati. Kelompoknya semakin meluas, dan

pengikutnya semakin banyak; baik dari kalangan Arab maupun bukan.

Jaringannya benar-benar telah sangat kuat sekali. Karena itu, ia mulai

berulah. Qathif dan beberapa desa lainnya diserang. Para penentangnya

meregang nyawa. Selanjutnya, ia menginginkan kota Bashrah. Maka, amir

Bashrah kala itu-Ahmad bin Yahya Al-Watsiqi-atas perintah Khalifah

Al-Mu'tadhid membangun pagar di sekeliling kota. Selain itu, memperkuat

alat pertahanan supaya masyarakat tetap merasa tenang dan aman. Sebab,

mereka hendak lari dari Bashrah karena takut pada Abu sa'id Al-Janabi

dan para pengikutnya dari kalangan Qaramithah.le6

Ketika Kkhalifah Al-Abbasi mulai merasakan bahaya Abu Sa'id dan

para pengikutnya bagi kehidupan masyarakat dan keamanan Daulah, ia

pun bertekad untuk menghadapi bahaya itu dan menumpasnya. Maka,

pada tahun 287 H/900 M, Daulah Abbasiyyah memobilisasi pasukan

yang berjumlah kolosal hingga mencapai sepuluh ribu personel di bawah

pimpinan Al-Abbas bin Amr Al-Ghanawi. Dua pasukan bertemu di bulan

Sya'bary di dekat kota Hijr. Bentrokan pertama antara pasukan Khalifah

Abbasiyah dengan Al-Qaramithah menjadikan beberapa prajurit khalifah

menjadi tawanan Abu Sa'id Al-Janabi setelah kalah telak pada Qaramithah.

Bencana ini mencapai puncaknya, manakala Al-Qurmuthi memerintahkan

seluruh tawanan dibunuh. Maka, seluruhnya dihabisi di hadapannya,

kecuali sang pemimpin mereka, yaitu Al-Abbas bin Amr Al-Ghanawi,

yang dibiarkan hidup. Beberapa hari kemudian, ia dibebaskan dan disuruh

1rM5 Dinisbatkan kepada lannabah, yaitu negeri kecil di pinggiran teluk. Lihat: Yaqut

Harnawi, Mu' jam Al-Buldan, 2 / 192.

11146 Ath-Thabari, Taikh Ar-Rusul wa Al-Muluk, 1O/7'1.;IbnrlJ Atsir, Al-IGmil,7/493;lbnu

Katsir, Al-Bidayah u;a An-Nihayah, 1.4/ 683 - 6M.

704 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

membawa pesan lisan kepada khalifah yang berbunyi, " Beri tahu temanmu

apa yang telah kamu saksikan."le7 Tidak lebih.

Peristiwa ini berpengaruh besar sekali bagi masyarakat. Mereka

dicekam ketakutan, sampai-sampai masyarakat yang tinggal di Bashrah dan

selatan Irak bermaksud hengkang dari kampung halamannya. Beruntung

Sang Amir, Al-Watsiqi, berhasil menenangkan dan menahan mereka agar

tidak hengkang.

Salah satu dampak dari peristiwa ini, beberapa wilayah Bahrain dan

Ahsa' berhasil diduduki kelompok Qaramithah. Hajar menjadi markas

kekuatan mereka. Dari sifulah mereka melancarkan serangan-serangan ke

berbagai wilayah kekuasaan Khalifah Abbasiyah dan kafilah haji. Sebuah

serangan yang membuat umat Islam dicekam ketakutan besar. Tak heran

bila banyak muslim enggan melaksanakan ibadah haji pada tahun 282H

dan beberapa tahun sesudahnya, karena dalam perjalanan mereka takut

diserang kelompok ini secara mendadak tanpa pemberitahuan terlebih

dahulu. Begitulah, akhirnya Qaramithah menjadi kekuatan tirani yang

ditakuti banyak orang. Tak ada yang berani melawan, karena khawatir

mengalami kegagalan.

Meskipun begrtu, Qaramithah tidak mempunya Daulah. Atau, sistem

politik yang berdiri sendiri. Mereka-sebagaimana kita lihat-hanyalah

kekuatan militer, yang kelangsungan hidupnya bergantung pada serangan

terhadap daerah-daerah di sekitarnya. Atau, menyerang kafilah-kafilah

dagang, terutama kafilah haji. Dari sanalah mereka mendapatkan harta

rampasan yang kemudian dibawa pulang ke daerahnya di sebelah timur

JazirahArabia. Dengan cara-cara seperti itulah mereka bisa suroiae hingga

sekarang.las

Namun, pada tahun 289H/902M, sebuahaksi massa dilancarkanoleh

khilafah Abbasiyah untuk memberantas Al-Qaramithah dan menghadang

bahayanya yang menghantui masyarakat Kufah. Kekuatan itu semakin

besar. Setelah beberapa kali pertempuran, Al-Qaramithah mulai tersudut.

Jika bukan tercerabut, mayoritas kekuatan mereka berhasil dipatahkan.

Ath-Thabari, Taikh Ar-Rusulwa Al-Muluk,10/77 -79;lbnul Atsir, Al-Karnil,7 / 498 -500.

Ibnul Atsir, A/-Kamilfi At-Tankh,7 /511.-512,523,530,541.,546,548,8/1.43,147,155,160,

dan sebagainya.

1.447

tM8

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 705

Yang tersisa dari mereka pun mulai merasakan ancaman bahaya dari

pasukan khalifah. Selain itu, pertempuran demi pertempuran yang mereka

jalani telah menjadikan mereka lemah. Atau, seperti bahasa Ibnul Atsir

dalam buku Al-Kamil (7 /51\, menjadikan mereka musnah.

Oleh karena itu, Zikrawaih bin Mihrawaih yang bertanggung jawab

atas Al-Qaramithah usai para pemimpin sebelumnya, meminta bantuan

orang-orang Arabyangberada di dekat Kufatu mulai dari Bani Asad, Thay'i,

dan sebagainya. Namun, tak seorang pun dari mereka yang mengiyakan.

Maka, ia pun mengirimkan anak-anaknya ke Bani Kalb bin wabirah di

pedalaman Samawah.laae Setali tiga uang, tak ada yang mengiyakan,

kecuali Bani ulaysh bin Dhamdham bin Udi dan budak-budak mereka

yang membaiat putranya, Yahya bin Zakrawaih bin Mahrawaih atau yang

dijuluki dengan syaikh. Kepada mereka ia menyebutnya Muhammad bin

Abdullah bin Muhammad bin Ismail bin Ja'far bin Muhammad bin Ali

bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib.1a5o selain itu, ia juga menipu mereka

dengan mengatakan bahwa ia memiliki seratus ribu pengikut. Pun bahwa

onta yang ditungganginya itu mendapat perintah dari langit. Kemana saja

ia mengikuti ontanya berjalan, selalu mendapat pertolongan. Begitulah ia

menggombal, dan karena kebodohan mereka pun mempercayainya.

,.Kelompok yang baru ini tidak kalah berbahaya dibandingkan para

pengikut Al-fanabi, sebagaimana disebutkan di depan. oleh karena itu,

kekhilafahan Abbasiyah dengan sigaP memerangi mereka, namun berhasil

dipatahkan di samawah. oleh karena itu, Al-Qaramithah melanjutkan

perjalanarurya ke utara. Saat melintasi Rashafah, mereka meluluhlantakkan

dan membakar masjidnya. Setelah itu, mereka menuju Syam. Sang gubemur

memerangi mereka, tetapi mereka berhasil memukulnya mundur beberapa

kali. seperti kebiasaan mereka, siapa saja yang dijumpai di jalan, berdamai

atau mengajak berperang, akan dihabisi. Mereka iuga berbuat sewenang-

wenang terhadap masyarakat daerah yang dilaluinya, baik dengan mencuri,

mengambil paksa, bahkan sampai menghancurkan bangunan.1451

1,449 Badiyat As-Samawah adalah padang pasir yang terletak di antara Syam dan Kufah.

Lihat: Yaqut Hamawi, Mu'jam Al-Buldan,3/278.

1450 Muhammad bin Ismail bin Ja'far Ash-Shadiq tidak memiliki putra yang bernama

Abdullah. Ia hanya memiliki dua putra yang bernama |a'far dan Ismail. Ibnu Hazm,

lamharat Ansab Al-Arab, hlm. 60.

1451 Ath-Thabari,TarikhAr-RusulutaAl-Muluk,10/108-114, Ibnul Atsir,Al-Kamil,7/511

706 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Keadaan menjadi terbalik, ketika khilafah Abbasiyah mulai bangkit

dan memobilisasi kekuatan besar. Mereka bertolak dari Irak di bawah

pimpinan Muhammad bin Sulaiman Al-Katib dan Al-Husain bin Hamdan.

Peperangan antara mereka dengan Al-Qaramithah meletus di dekat kota

Hamat pada bulan Muharram tahun 291 H/903 M. Dalam peperangan itu,

Al-Qaramithah di Syam kalah telak. Selain banyak yang tewas, tak sedikit

juga yang menjadi tawanan. Sedikit sekali yang berhasil menyelamatkan

diri,lari dari medan perang menuju markas pertama mereka di Ahsa' dan

Bahrain. Namury segalanya berakhir ketika pemimpin mereka - Yahya bin

Zalcrawaihbin Mahrawaih-yang lari dari medan perang secara sembunyi-

sembunyi berhasil ditangkap dan digelandang memasuki Baghdad,

kemudian disiksa dan dibunuh bersama para pemimpin pengikutnyu.'nu'

Apapun yang menimpa Yahya bin Zakrawaih bin Mahrawaih (yu.g

dikenal dengan panggilan Shahib Asy-Syamah), juga yang menimpa para

pengikutnya dalam perjalanan itu, berupa perang bersenjata yang tak

berkesudahan antara Qaramithah dengan Dinasti Abbasiyah, Zakrawaih

bin Mahrawaih kembali lagi untuk memperdaya sisa-sisa kelompoknya

dari kalangan budak Bani Ulaish yang ditentukan oleh penguasa untuk

tinggal di perkampunganAs-Samawah. Maka, ia punmenulis suratkepada

mereka, menginformasikan kalau ia mendapatkan wahyu bahwa Shahib

Asy-Syamah dan saudaranya telah dibunuh. Ia juga menyatakan bahwa

imam yang masih hidup setelah mereka berdua akan menang.14s3

Zakrawaih ini adalah seorang yang licik dan berbahaya. Berapa banyak

orang yang ditipunya, diperdaya dan dipukau dengan kesamaran dan

kebatilan, lalu mereka patuh dan mengikutinya, tanpa mempertanyakan

apa yang telah mereka lakukan terhadap muslim yang berdamai, seperti dari

kalangan jamaah haji dan sebagainya. Sungguh kejam yang ia lakukan itu!

Sejarah mencatat beragam peristiwa yang melibatkan Qaramithah

Syam, yakni para pengikut Zakrawaih bin Mahrawaih, terutama tindakan

keji mereka terhadap kafilahhaji padatahun29[H/906M. Kala itu, mereka

- 512, Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa An-Nihayah, 11.4/697, terutama yang mereka perbuat

terhadap penduduk Hamat, Ma'irah, Ba'albak, dan Salamiyyah.

Ath-Thabari, Tarikh Ar-Rusul wa Al-Muluk, 10/108-1'1,4, Ibnul Atsir, Al-Yamil,7 /530-

531, Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa An-Nihayah,74/779-736.

Ath-Thabari, Taikh Ar-Rusul wa Al-Muluk, 10 / 775, Ibnul Atsir, Al-Kamil, 7 / 532.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 707

1452

1453

bergerak menuju waqishah,lail menunggu rombongan jamaah haji yang

kembali dari Makkah. Ketika menanyakan pada penduduk setempat, mereka

bilang kafilah itu sudah berlalu. Zakrawaih meragukan jawaban penduduk.

Maka, ia pun membunuh para penjual makanan ternak, dan membakar

kios mereka. Setelah itu, ia bersama pengikutnya mengejar kafilah yang

berhasil lolos dari kekejamannya. Ternyata, ia berhasil menyusul kafilah

itu di Khurasan. Pertempuran tak bisa dihindari' Karena tidak berhasil

memenangkan peperan gan, zakrawaih menghentikan mereka. Ia bertanya,

,,Apakah di antara kalian ada wakil sultan?" Mereka menjawab, "Tidak

ada." Zakrawaih berkata, "Kalau begitu, bukan kalian yang kami inginkan."

Mereka pun merasa tenang, lalu melanjutkan perjalanan' Tanpa disangka-

sangka, zalcrawalhkemudian menyerang mereka secara tiba-tiba. semua

dibunuh, kecuali yang berhasil menyelamatkan diri. Tak tertinggal pula

kaum perempuan, sebagian di antara mereka dijadikan tawanan'

Adapun kafilah ketiga berhadapan dengan Zakrawaih bin Mahrawaih

dan para pengikutnya di salah satu tempat minum pinggir jalan bernama

Al-Habir.1ass Peperangan yang tidak berimbang di antara mereka ber-

langsung selama tiga hari. Lama kelamaan, karena kehausan, kafilan

menyerah. Kesalahan besar yang dilakukan zakrawaih kala itu adalah

menghabisi orang-orang yang menyerah. Jasad mereka ditumpuk-tumpuk

hingga membukit. Tidak hany a iht, Zak'r awaih juga mengutus pengikutnya

untuk membuntuti orang-oran Syangkalah itu. jika ada yang membantah,

langsung dihabisi. Dan, pengkhianatan terkeji dilakukan kaum wanita

Qaramithah yang ikut serta dalam PePerangan itu. Sambil membawa air,

mereka berkeliling di antara korban-korban yang bergelimpangan. ]ika

ada suara yang meminta, atau mengaiukan isyarat, langsung dibunuh

seketika.las6

Pengaruh kekejaman ini sangatlah besar bagi mental umat Islam,

terutama Khalifah Al-Muktafi. Oleh karena itu, ia memerintahkan

mobilisasi pasukan agar bergerak ke Qaramithah pada. bulan Rabiul

1454 Yaqut berkata, "Waqishah itu adalah temPat turun jalan menuju Makkah"' sebelum

Aqabah," 5/407.

1455 Al-Habir adalah tempat berpasir di jalan menuju Makkah. Lihat, Yaqut Al-Hamawi,

Mu' jam Al-Buldan, 5 / 407 .

1456 Ath-Tha bari, Tarikh Ar-Rusul wa Al-Muluk, 10 / 130-132, Ibnul Atsir, Al-Kamil, 7 / 548-

549; Ibnu Katsit, Al-Bidayah wa An-Nihayah,l'4,735-736'

708 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

Awrval 294H/906 M di bawah pimpinan Washif bin Shawaratakin, dan

beberapa pemimpin besar yang lain. Mereka berjumpa dengan Zakrawaih

bin Mahrawaih di dalam peristiwa yang terpisa[ yang pada akhirnya

berhasil menghabisi Zakrawaih dan mayoritas pengikutnya dari kalangan

Qaramithah. S"juk saat itu, barulah Allah memberikan ketenangan bagi

umat Islam dari kekeiian mereka.lasT

Sekte lain dari Qaramithah adalah para pengikut Abu Sa'id Al-Jarurabi.

Mereka juga setali tiga uang dengan yang kami paparkan di atas; sama-

sama mengintimidasi dan mencaplok Hijr, Ahsa', dan Bahrain. Hingga

pada tahun 913 M, pemimpin mereka, Abu Sa'id Al-Hasan bin Bahram

Al-Jannabi, dibunuh secara keji oleh pembantunya sendiri di kamar mandi,

beserta keempat pemimpin besar mereka yang iain. Setelah itu, sang

pembantu pun meregang nyal ra di tangan Qaramithah, ketika mereka

mengetahui tindakannya. Selanjutnya, tampuk kepemimpinan berpindah

kepada sang putra, Abu Thahir Sulaiman bin Abu Sa'id Al-Hasan bin

Bahram Al-Jannabi.

Mengawali kepemimpinannya, hal pertama yang ia lakukan adalah

menjawab surat Khalifah Abbasiyatr, Al-Muqtadir, yang ditujukan kepada

Abu Sa'id sebelum dibunuh. Karena diterima Abu Thahir, dialah yang

menjawabnya. Jawabannya terkesan adil, mengisyaratkan terbukanya

hubungan yairg baik dengan Dinasti Abbasiyah. Terlebih, Abu Thahir

menyambut baik utusan khalifah. Selain itu, ia juga melepaskan tawanary

dan mengamankan perjalanan pulang mereka ke Baghdad' Masyarakat

pun mulai merasa tenang dari gangguan Qaramithah. Tetapi sayang, itu

tidak bertahan lama.1as8

Pada tahun 31L H/923 M, perasaan tenang itu kembali terkoyak.

Terbayang di benak masyarakat kekejaman Qaramithah sebelumnya. Setelah

merapatkan barisan, Abu Thahir tiba-tiba menyerang Basrah di malam

hari. Kendati masyarakat Basrah sudah memberikan perlawanan selama

sepuluh hari, pemimpin dan amir mereka tetap terbunuh. Qaramithah

menang. Penduduk Basrah banyak sekali yang bergelimpangan. Sebagian

Ath-Thabari, Taikh Ar-Rusul wa Al-Muluk, L0/134,Ibnul Atsir, Al-IGmiI,7 /548-549;

Ibnu Katsir, Al-Bidayahwa An-Nihayah, 1'4,735 -736.

Ath-Thabari, Taikh Ar-Rusul wa Al-Muluk,70/L48; Ibnul Atsir, Al-Kamil,8/83 - 84;

Shalahuddin Ash-Shafadi, Al-Wafi bi Al-Wafayat, 15 / 363-364.

1.457

1458

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 709

lagi menyeburkan diri ke air karena menghindari pedang Qaramithah,

tetapi mereka juga tak terselamatkan. Terkait peristiwa ini, para sejarawan

menegaskan, "Abu Thahir dan para pengikutnya menetap di Basrah selama

tujuh belas hari. Selama itu, mereka membunuh dan menawan perempuan

yang disukai, juga mengumpulkan harta benda yang diinginkan. Setelah

itu, mereka kembali ke markas di Hijr."1a5e

Pada bulan Muharram tahun berikutnya (312H/923 M), Qaramithah

kembali mengganggu kafilah haji. Bersama 800 orang pengikutnya, Abu

Thahir berangkat ke Al-Habir untuk menghadang kafilah haji yang baru

kembali dari Makkah usai melaksanakan manasik. Mereka pun berperang

mempertahan diri dan harta benda, meskipun pada akhirnya Qaramithah

berhasil menaklukkan mereka. Tidak sedikit yang terbunuh. Perempuan

dan anak-anak ditawan, harta benda mereka dirampas. Tidak hanya

itu, jamaah haji yang tersisa dibiarkan begitu saja di tengah gurun pasir

yang tandus, tanpa makanan, minuman, dan alat transportasi. Semua

sudah dirampas habis. Maka, tidak sedikit di antara mereka yang tewas

kelaparary kehausan, dan kelelahan. Yang mencengangkan dalam peristiwa

itu, pemimpin Qaramithah yang melakukan semua ini kala itu baru baru

berusia tujuh belas tahun.lm

Tahun ini Al-Qaramithah banyak beraksi. Pemimpin mereka, Abu

Thahir, mengajukan langkah damai kepada khalifah Abbasiyah, juga

kepada seluruh umat Islam. Oleh karena itu, ia melepaskan tawanan ha;'i

yang berjumlah sekitar 2.500 jiwa, salah satunya pemimpin pasukan yang

berhasil ditawan di bulan Muharram, yaitu Abu Al-Haija'bin Hamdan.

Namun, Abu Thahir meminta Khali{ahAl-Muqtadir menyerahkan Basrah

dan Ahwaz sebagai kompensasi atas langkah damai yang ditempuhnya.

Karena Khalifah menolak, keadaan kembali bergejolak. Qaramithah

melancarkan aksi-aksi brutalnya lagi.

Mereka berangkat dari Hijr untuk menghadang kafilah haji lagi.

Kendati kepulangan para jamaah haji dari Makkah sudah dikawal

oleh ribuan pasukan khalifatu Abu Thahir yakin mampu menaklukkan

mereka. Dan benar, mereka berhasil dibuat lari lintang pukang ke Basratu

1459 Ibnul Atsir,Al-Kamil,8/743-1.M,IbnuKatsir, Al-BidayahwaAn-Nihayah,15/5.

1460 Ibnul Atsir, ibid., 8 / 747 -749, Ibnu Katsir, ibid., 75 / 77.

710 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam

dikejar oleh pasukan Qaramithah. Mereka berhasil disusul di pintu kota.

Pertempuran tak bisa dihindari. Sebagian di antara mereka terbunuh,

sebagian yang lain ditawan, dan sebagian lagi berhasil lari menuju kota.

Abu Thahir dan pasukannya menerobos kota, dan menetap di sana selama

enam hari. Harta benda yang memungkinkan untuk dibawa mereka ambil

begitu saja. Setelah itu, mereka kembali ke Hijr. Yang paling menyakitkan

dari serangan brutal ini adalah, salah seorang dari umat Islam di antara

mereka belum sempat haji pada tahun itu.161 Dan, inilah tujuan Qaramithah

menghadang jamaah haji, menakut-nakuti, membunuh, dan mencari-cari

alasan supaya mereka tidak menunaikan rukun Islam yang kelima ini.

Pada tahun 315 H/927 M, bersama 1.500 atau 2.700 orang, Abu

Thahir berangkat menuju Kufah. Khalifah memerintahkan pemimpin

pasukan, Yusuf bin Abu As-Saj, bergegas ke Kufah untuk menghadang

mereka supaya tidak memasukinya. Namun, Qaramithah ternyata sampai

di sana lebih dulu. Alih-alih menghadang, justru Qaramithah-lah yang

menghalangi mereka memasuki Kufah. Pemimpinan pasukan Abbasiyah

lantas menulis surat kepada pemimpin Qaramithah, mengajaknya untuk

menaati khalifah dan menghentikan permusuhan terhadap umat Islam.

Jika tidak, diminta bersiap untuk perang esok hari, yaitu hari Sabtu tanggal

9 Syawwal.

Keesokan harinya, kedua pasukan bertemu. Pasukan pemerintah

yang berjumlah puluhan ribu orang kala itu ternyata masih lebih sedikit

dibandingkan pasukan Qaramithah. Maka, sang pemimpin Ibnu Abi As-

Saj, memerintahkan sang juru tulis untuk berkirim surat kepada khalifah

guna meminta bantuan sebelum peperangan dimulai.

Api peperangan semakin berkobar-kobar. Masing-masing mencoba

bertahan. Abu Thahir terjun langsung memimpin pasukannya sendiri,

ditemani beberapa orang sahabat dekatnya. Ia berteriak lantang mengobarkan

semangat juang pasukannya, menekan pasukan pemerintah. Akhirnya,

Qaramithah berhasil menang. Pemimpin pasukan khalifatu Ibnu Abi As-

Saj, dan sejumlah sahabatnya berhasil ditawan. Tidak sedikit yang tewas

mengenaskary sisanya lari tunggang langgang ke Baghdad. Mereka tiba di

sana dalam keadaan tak beralas kaki, telanjang, dan mengenaskan.

1.461 Ibnul Atsir, ibid.,8/155-156, Ibnu Katsir, ibid., 15/13-14.

Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 711

Qaramithah terus merangsek hingga mencapai kota Al-Anbat.7462

Mereka berhasil mendudukinya setelah mengalahkan pasukan khalifah

yang ditugaskan untuk berjaga di sana. Kekhawatiran semakin besar

manakala Qaramithah semakin mendekati Baghdad, sebagaimana mereka

menduduki Kufah dan Al-Anbar. Penduduk ibu kota dicekam ketakutan.

Tidak sedikit yang keluar menghindari kebrutalan Qaramithah. Akan tetapi,

Allah masih melindungi Baghdad. Abu Thahir dan para pengikutnya tidak

berhasil menjamahnya, melainkan gerak mereka terhenti di kota Hait.i463

Mereka berhasil dipukul mundur oleh pasukan penjaga.l@

Serangkaian peperanganyang terjadi di antara dua kubu ini-sebagai-

mana peperangan-peperangan sebelumnya-cukup kuat menegaskan

bahwa loyalitas pasukan pemerintah dan banyak pemimpin tidak ikhlas

dan sungguh-sungguh terhadap Dinasti Abbasiyah. Semangat juang mereka

di medan perang mereka tidak seperti Qaramithah. inilah yang membuat

heran Khalifah Al-Muqtadir ketika menerima berita pahit kekalahanyang

berturut-turut, meskipun sudah diperkuat puluhan ribu tentara. Terlebih

jumlah pasukan Qaramithah maksimal hanya 2.700iiwa. Oleh karena itu,

entah keheranan atau marah dan sakit hati menghadapi kekalahan itu,

Khalifah Al-Muqtadir pemah berkata, "semoga Allah melaknat delapan

ribu lebih tentara yang tidak mamPu menundukkan dua ribu tujuh ratus

orarig."16s

Hal yang tidak boleh dilupakan umat Islam, juga tidak boleh

memaalkan dosa Qaramithah dan pemimpinnya (Abu Thahir bin sulaiman

bin Abu Sa'id Al-Hasan bin Bahram Al-|annabi), adalah permusuhan yang

mereka lontarkan terhadap kehormatan Baitullah, penistaan terhadap

keamanan jamaah haji, kehormatan bulan Dzulhijjah, dan kesucian kota

Makkah. semua itu dilakukan Qaramithah pada musim haji tahun 317

H/e29i0/..

Setelah jamaah haji berdatangan ke Makkah pada tahun itu, dan

bersiap menuju Mina di hari tanoiyah-yaltu hari kedelapan di bulan

1462 Al-Anbar adalah kota di Eufrat sebelah barat Baghdad, jarak di antara keduanya sekitar

sepuhthfarsakh. Yaqut Hamawi, Mu'iam AlBuldan, 1'/305.

1.463 Haltadalah nama daerah di Eufrat, bersebelahan dengan Baghdad di atas Al-Anbar

(ke sebelah utara), ibid.,5/483.

1464 Ibnul Atsir, Al-Kamil, I / 170-173,Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa An-Nihayah, 15 / 26-27 .

1465 Ibnul Atsir,Al-Kamil, I/173.

712 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam

Dzulhijjah-untuk mabit dan bersiap naik ke Arafah di hari berikutnya,

tiba-tiba Abu Thahir dan pasukannya mendobrak Makkah dan mengotori

kehormatan Baitullah di bulan suci itu. Di hari tarwiyah itu, mereka

melakukan tindakan paling keji yang direkam sejarah bagi para kaum

kafir itu. Mereka membunuh siapa saja yang dijumpai dari penduduk

Makkah, menebaskan pedang pada jamaah haji tanpa memedulikan yang

sedang mereka kerjakan. Korban yang berjatuhan kala itu mencapai tiga

ribu jiwa. Tindakan keji itu dilakukan Qaramithah setelah merampas harta

benda mereka. Tidak hanya itu, kebringasan mereka iuga dilancarkan

kepada Ka'bah yang dimuliakan. Mereka mencabut Hajar Aswad dari

salah satu bagian Ka'bah-dan membawanya pulang. Selain itu, mereka

juga mencopot pintu Ka'bah, melepaskan kiswah dan merobek-robeknya,

kemudian membagi-bagikannya di kalangan mereka.

Abu Thahir memerintahkan salah seorang pengikutnya agar naik ke

atas Ka'bah untuk melepaskan saluran air. Tiba-tiba Pancuran itu jatuh

menimpa kepalanya, lalu ia meninggal. Selain itu, mereka juga melepai;

kubah yang ada di sumur Zamzam,lalu menimbuninya dengan jasad yang

darahnya tumpah di Masjidil Haram. Sisa jasad yang lain mereka kuburkan

di halaman masjid, tanpa dimandikan, dikafani, dan tidak pula dishalati.

Pemimpin mereka, Abu Thahir, menQrehkan tinta sejarah kekejiannya

ketika ia berdiri di depan pintu Ka'bah dengan pedang terhunus sembari

berteriak,

Aku dengan Allah, Allah dengan aku

Dia menciptakan manusia, aku yang membinasakannya

Intimidasi Qaramithah mencekam Makkah selama enam hari.16 Tak

seorang pun bisa merampungkan manasik haii. Bahkan, tak ada yang

melaksanakan manasik di tahun itu. Setelah itu, Abu Thahir memerintahkan

pasukannya angkat 


Related Posts:

  • Ekslopedi aliran Mazhab 17  danwa'id (ancaman),atau penjelasan hukum bagi pelaku dosa besar.1395 Al-Baqillani, AlTamhid. Editor: Al-Abu Raitasyarad Mukaritsi. Al-Maktabah Asy-Syarqiyyarh, Beirut, tahun 1957 M, hlm. 346. Lihat juga: Al-Bazdawi, Us… Read More