imaksudkan selain karena sejumlah sahabat ini sangat mencintai
Ali dan hubungan emosional mereka sangat erat dengannya, tanpa cinta ini
menjadi penghalang bagi mereka untuk mencintai para sahabat Nabi yang
lain. Yang demikian itu setelah Al-Qur'an dan hadits Nabawi menjelaskan
kepada mereka, " Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara."
Di sampingitu, tidak selayaknya ada dalamkalbu sejumlahsahabatini
perasaan dengki kepada siapa pun dari orang-orang beriman dari sahabat
Rasulullah Si yang lain.
1183 Dr. Ali Sami An-Nasysyar, Nasy-ah Al-Fikr Al-Falsafifi Al-lslam,2/34-35, penerbit Dar
Al-Ma'arif, Kairo, tahun 1981 M..
L184 Dr.MushthalaMuhammadHilmi,NizhamAl-IhilafahfiAl-FiknAl-lslami,hlm.202-203.
L185 Dr.AhmadShubhi,NazhniyahAl-lmamahLadaAsy-Syi'ahal-Itsna'Asyariyah,Ltlm.4748,
penerbit Dar Al-Ma'arif, Kairo, tahun 1969 M..
558 Ensiklopedi AJiran dan Madzhab di Dunia tslam
Pemahaman ini memberikan penafsiran kepada kita munculnya istilah
"syiah" pada awal-awal perkembangan Islam atau "Syiah" yang tulus
semisal salman Al-Farisi, Abu Dzar Al-Ghiffari, Al-Miqdad bin Al-Aswad,
Ammar bin Yasir dan selain mereka dari orang-orang yang disinggung
oleh para ahli sejarah dan para peneliti, tanpa salah seorang dari sejumlah
sahabat ini menentang Abu Bakar Ash-shiddiq atau umar bin Al-Khathab.
Bahkan sejumlah sahabat ini -menurut penuturan Ibnu Taimiyah- termasuk
manusia yang paling mengagungkan Abu Bakar dan Umar dan mereka
mengambil keteladan dari Abu Bakar dan Umar. Walaupun di sana ada
kisah yang dilontarkan beberapa sahabat yang disinyalir menjadi kesalahan
utsmary namun kesalahan itu tidak dialamatkan kepada Abu Bakar dan
lJmar.1186
Di antara faktor pendukung apa yang kami sampaikan ini adalah
pendapat yang benar. Maksud kami, sejumlah sahabat telah memutlakkan
kata "syiah" bermakna menurutbahasa, bukanbermakna menurut istilah;
sesungguhnya kitab-kitab sejarah sudah menjelaskan kepada kita bahwa
kata ,,syiah,, dimutlakkan untuk menyebut para pengikut atau para
pendukung, baik dipihak Ali maupun Muawiyah yang menjadi musuh Ali.
Disebutkan dalam dokumen tahkim antarh para pengikut masing-
masing kubu, berikut ini adalah teksnya, "Ini adalah aPa yang diputuskan
Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah berikut syiah pata pendukung) keduanya.
Sesungguhnya Ali dan syiahnya telah ridha mengutus perwakilannya
Abdullah bin Qais, sedang Muawiyah dan syiahnya telah ridha mengutus
perwakilannya Amr bin Al-Ash./'1187
Willhauzery salah seorang orientalis, me Itgatakan, " sebab pembunuhan
Khalifah Utsman bin Affan, maka kaum muslimin telah terpecah menjadi
dua kubu; kubu Ali dan kubu Muawiyah. 'Kubu' dalam istilah bahasa Arab
juga disebut pula dengan istilah "syiah", sehingga disebut pula syiah Ali
dan Syiah Muawiyah."11s
1186 Minhaj As-sunnah An-Nabawiyahkaryalbnu Taimiyah, 2/ 22-23, tahqiq: Dr. Muhammad
Rasyad Salim, penerbit Maktabah Dar Al-'Arubah, Kairo'
1187 Al-Akhbar Ath-Thiwal,karya Ad-Dainuri, hlm. 194 dan halaman berikutnya, danushul
Madzhab Asy-syi'ah Al-lmamiyah Al-ltsna 'Asyariyah, karya Dr. Nashir bin Abdillah Al-
Qaffari, 1./38, cetakan kedua, (tanpa penerbit) tahun 1'994 M"
1188 Al-Khnutanjwa Asy-sfi'ah,karya )ulius wellhausen, terjamah Dr. Abdurrahman Badawi,
hlm. 112, cetakan ketiga, penerbit wakalah Al-Mathbu'at, Kuwait, tahun 1978 M..
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 559
i
',
Pada masa akhir dari pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan,
Abdullah bin Saba' menyulut api fitnah yang beruiung ke pembunuhan
khalifah ketiga dari Khulafaurrasyidin. Abdullah bin saba' telah meng-
eksploitasi manusia supaya cinta kepada Ali bin Abi Thalib secara berlebih-
lebihan dan upayanya ini telah membuahkan hasil. Langkah Abdullah
bin saba' ini merupakan kedok untuk menyembunyikan kedengkian dan
kebencian dirinya kepada Islam. Dia mengumpulkan sejumlah kaum
munafik atau orang-orang yang sudah berhasil dia pengaruhi, kemudian
dia mendirikan sekte syiah dengan akidah-akidah ekstrem yang secara
jelas menegaskan adanya washiyyah, reinkarnasi, mencerca para sahabat,
dan lain sebagainya.
Peristiwa itu terjadi pada masa pemerintahan khalifah keempat atau
sesaat menjelang terbunuhnya khalifah keempat secara langsung. sekte
yang dibangun Abdullah bin Saba' ini kemudian diberi nama sekte As-
Sabaiyah dan sekte ini merupakan sekte pertama dalam Syiah, dalam makna
istilah yang mempunyai akidah tertentu. setelah itu, muncul sekte-sekte lain
dalam syiah secara berkelanjutan sejak waktu itu dalam kategori masih dini.
Kaum syiah terpecah menjadi beberapa sekte dan sebagian sekte menjadi
cabang dari sebagian yang lain, sehingga muncul sekte yang ekstrem
mauprrn moderat dan eksistensinya terus berlanjut sampai sekarang ini.
Sekte-sekte Syiah
Syiah bukan sekte tunggal yang berdiri sendiri, namun di dalamnya
terdapat beberapa macam sekte, ada yang moderat dekat dengan paham
Ahlu Sunnah wal Jamaah, namun ada pula yang gh ulurn atauekstrem. para
pakar sejarah sekte syiah berbeda pendapat mengenai jumlah sekte-sekte
di internal paham Syiah menjadi:
Abu Al-Hasan Al-Asy'ari dalam kitab karyanyaMaqalat Al-lslamiyin
membagi kelompok Syiah menjadi tiga golongan, yaitu:
Golongan pertama; Syiah ghuluw, mereka ini ada lima belas golongan
(sekte).
Golongan kcdua; Syiah Imamiyah, mereka ini ada dua puluh empat
golongan.
Golonganketiga; Ada lima belas golongan.
560 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
Sedang Abdul Qahir Al-Baghdadi dalam kitab k ary arry a Al-F ar qu b aina
Al-Firaq menyebutkan bahwa sekte dalam Syiah antara lain; Zaidiyah ada
tiga sekte, Al-Kisaniyah ada dua sekte, dan Al-Imamiyah ada lima belas
sekte.
Sementara Asy-Syahrastani dalam karyanya Al-Milal wa An-Nihal
membagi Syiah menjadi lima kelompok, di antaranya adalah; 1). Al-Kisaniyah
ada empat sekte. 2). Zaidiyahada tiga sekte 3). Al-Imamiyah ada tujuh sekte.
4). Syiah ghullat (ekstrem) ada sebelas sekte.
Adapun penulis Kitab Mukhtashar At-Tuhfah Al-ltsna' Asy ariyah'dia
adalah seorang Asy'ariyah seperti pakar sejarah sebelumnya- dan ulama
ahli hadits; dia menyebutkan bahwa kelompok Syiah terbagi menjadi empat
sekte, yaitu; Pertama,syiah pertama dan mereka menyebutnya Syiah mumi.
Kedua, Syiah At-Tafdhiliyah (Syiahyang mengutamakan All). Ketiga, Syiah
As-Sabaiyah. Keempat, Syiah ghullat (ekstrem). Syiah ekstrem ini terbagi
lagi menjadi 32 sekte.
Sementara menurut Im arn Zaidiyah Ahmad bin Sulaimary secaia garis
besar, Syiah terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu; 1). Al-Kisaniyah (ada
tiga sekte). 2). Al-Imamiyah (ada dua sekte).3). Zaidiyah (ada tiga sekte).118e
Demikian pula menurut pakar sejarah Syiah Imamiyah I tsna Asy ariy ah,
An-Nubakhti, mengatakan bahwa Syiah terbagi menjadi tiga kelompok
besar. Sedang pecahan-pecahannya menurut Para Penahqiq kitab
menghitung jumlahnya mencapai L92 sekte.
Masalah yang harus diperhatikan, sesungguhnya seluruh pakar
sejarah yang kami paparkan pendapatnya mengenai perpecahaan di
internal Syiatr, pembicaraan mereka hanya terbatas membahas sekte-sekte
yang pernah ada pada masa lalu, sebagian sekte itu sudah musnah dan
sebagian lagi masih eksis dianut oleh manusia sampai sekarang ini. Hanya
saja, mereka tidak menyaksikan perkembangan sekte dalam Syiah pada
masa modern dari mengikuti Syiah masa lalu. Oleh karena itu, kami akan
memaparkan sekte-sekte dalam Syiah yang berkembang, baik pada masa
lalu maupun masa sekarang.
1L89 Dr. Abdul Fattah Ahmad Fu' ad,, Al-lmam Az-zaidi Ahmail bin sulaiman wa Ara' uhu Al-
Kalamiuah, hlm. L4 dan halaman berikutnya, penerbit Dar Ad-Da'wah, Iskandariyah,
tahun 1.978 M.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 561
Pertama; Sekte-sekte Syiah yang Berkembang Pada Masa lalu
1. Syiah Ghullst
Yang dimaksud Syiah Ghullat atauekstrem di sini adalah para pengikut
sekte Syiah yang berlebihJebihan dalam mempermasalahkan para imam
mereka sampai membuat pernyataan-pernyataan di luar batasan makhluk
dan memberikan hukum kepada para imam mereka dengan hukum-hukum
Tuhan.11{ Artinya, mereka menjadikan imam-imam mereka sebagai Tuhan.
Adapun sekte-sekte Syiah ekstrem yang paling penting adalah sebagai berikut:
a. As-Sabaiyah
Pakar sejarah Syiah, An-Nubakhthi berkata, "Sekte pertama dari sekte-
sekte Syiah yang diklaim sebagai sekte ekstrem adalah sekte As-Sabaiyah
yang didirikan oleh Abdullah bin Saba'.211e1
Abdullah bin Saba' adalah orang Yahudi dari Yaman. Dia berpura-
pura memeluk Islam lalu mulai memperlihatkan langkah ekstrem dalam
mencintai Ali bin Abi Thalib. Setelah itu, dia mengumpat tiga khalifah
pertama, kemudian menciptakan pemikiran washiyyahlle2, karena dia
menemukan keterangan cialam Taurat bahwa setiap Nabi adalah washiyyah
(berdasar wasiat). Di dalam agama Yahudi, disebutkan tentang Yusya'bin
Nuru 'lSesungguhnya dia adalah penerima wasiat Musa." Tatkala Abdullah
bin Saba' memperlihat keislamannya, maka dia rnengumumkan bahwa
Rasulullah telah memberikan washiyyah kepada Ali bin Abi Thalib dan
beliau telah menetapkan sebuah nash untuk itu. Oleh karena itu, jabatan
imam itu adalah hak Ali berdasarkan nash tersebut. Dalam utashiyyah itu,
beliau bersabda, "Muhammad adalahpenutup paraNabi dan Ali adalahpenutup
orang-orang yang meneima washiyyah (wasiat). " Abdullah bin Saba' meminta
kepada para pengikutnya supaya merahasiakan urusan (washiyyah) ini,
sehingga mereka lalu berlindung di balik salah satu dasar-dasarSyiatr, yaitu
taqiyah. Setelah itu, dia menggulirkan kepada para pengikutnya gagasan
"ketuhanan Ali" dan dia menisbatkan mukjizat-mukjizat kepada Ali.
1190 Asy-Syahrastani, Al-Milal wa An-Nihal, hlm 179.
1.1.91. Abu Muhammad Al-Hasan Abi Al-Qasim Sa'ad Al-Qummi An-Nubakhti (w. 300 atau
299 H), Firaq Asy-Syi'ah, hlm.32, tahqiq Dr. Abdul Mun'im Al-Hafani, penerbit Dar
Ar-Rasyad, Kairo, tahun 1992M..
1192 Lihat keterangan sebelumnya
562 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lsla'm
Ketika para pengikut Abdullah bin saba' datang menemui Ali bin
Abi Thalib di Kufah, mereka berkata kepada Ali, "Kamu adalah Allah,"
maka Ali nreminta mereka supaya bertaubat. Tatkala mereka tidak mau
bertaubat, maka AIi bin Abi Thalib menyalakan api untuk menghukum
mereka dan Ali memerintahkan para pengikutnya supaya melemparkan
mereka ke dalam kobaran api yang menyala-nyala. sewaktu dilemparkan
ke dalam kobaran api, mereka berteriak, "Kamu adalah tuhan yang hak,
karena tidak memberikan azab dengan api kecuali Tuhan."
Tatkala Ali bin Abi Thalib terbunuh, maka Ibnu Saba' mengingkari
kematian Ali. Ibnu Saba' berdalih bahwa setan telah berubah wujud menjadi
manusia dalam gambaran Ali bin Abi Thalib, sementara Ali sendiri naik
ke langit dan dia akan kembali ke dunia lagl menyiksa musuh-musuhnya
lalu memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi
telah dipenuhi kedurhakaan.lle3
Pakar sejarah Syiah, An-Nubakhti, berkata, "Tatkala kabar kematian
Ali bin Abi Thalib disampaikan kepada Abdullah bin Saba', pada waktu
itu dia sedang berada di Al-MadairU maka dia berkata kepada pembawa
kabar, "Bajingan! Kamu adalah pembohong besar! Seandainya kamu
datang kepadaku membawa bukti dengan otaknya dalam tujuh puluh
bungkusan sekali pun, dan kamu menghadirkan tujuh puluh saksi yang
adil sekalipun, maka aku tidak akanmempercayaikabaryangkamu bawa,
karena aku tahu, bahwa Ali bin Abi Thalib belum mati dan tidak akan
terbunuh! Dia tidak akan mati sampai dia memimpin Arab dan menguasai
dunia seluruhnya."llea
Beberapa peneliti kontemporer -mayoritas dari Syiah- berupaya
meragukan keberadaan Abdullah bin saba' dari segi apakah dia adalah
sosok pelaku sejarah yang benar-benar ada di muka bumi. sehingga
sebagian dari peneliti ini kemudian mengira bahwa Abdullah bin Saba' itu
adalah Ammar bin Yasir.lles Bahkan sebagian lagi mengingkari keberadaan
1193 Mulchtashar At-Tuhfah Al-ltsna'Asyariyah,tlm.7l, Al-Farqubaina Al-Firaq,hlm.204-205,
dan Al-Milal wa An-Nihal, hlm. 180-181.
1194 An-Nub ak'hti, F iraq Asy-Syi' ah, hlm. 32-33.
1195 Dr.AliAl-WardiWi'azhwaSalathin,tim.2T4,Baghdad,tahun1954M.,danAsh-Shilah
baina At-Tashawwuf wa At-Tasyayu" karya Dr. Kamil Mushthafa Asy-syaibi,1./35-37,
penerbit Mathba'ah Az-Zalwa', Baghdad.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 563
Abdullah bin Saba' sama sekali dalam pentas sejarah atau meragukan
keberadaannya.lle6
b. Al-Kisaniyah
Sekte ini adalah pengikut Abu Amrah Kisan. Mereka mengatakan
keimaman Muhammad bin Ali bin Abi Thalib (w. 81 H yang dikenal dengan
nama Ibnu Al-Hanafiyah), saudara tiri Al-Hasan dan Al-Husain bin Ali
bin Abi Thalib, pasca Ali bin Abi Thalib. Mereka disebut Al-Kisaniyah
sebagaimana mereka juga disebut Al-Mukhtariyah, karena pemimpin
yang menyeru mereka adalah Al-Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi (mati
terbunuh pada tahun 67 H) dan gelarnya adalah Kisan.
Syiah sekte Al-Kisaniyah ini mengira bahwa Ali (bin Abi Thalib) telah
meninggalkan wasiat kepada Al-Hasan, kemudian Al-Hasan meninggalkan
wasiat kepada Al-Husain, dan Al-Husain meninggalkan wasiat kepada
Muhammad bin Al-Hanafiyah.11e7
Ahmad bin Sulaiman menyebutkan bahwa Al-Kisaniyah terpecah
menjadi tiga golongan, yaitu:
- Golongan yang meyakini bahwa Muhammad bin Al-Hanafiyah
masih hidup di pegunungan Radhawi. Singa di sebelah kanannya dan
macan tutul di sebelah kirinya. Makanannya datang pada waktu pagi dan
petang. Kelak dia akan muncul dan memenuhi dunia dengan keadilan
sebagaimana bumi sudah dipenuhi kedurhakaan.
- Golongan kedua meyakini bahwa Ibnu Al-Hanfiyah sudah mati,
namun Allah akan membangkitkannya kembali supaya dunia dipenuhi
dengan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi kedurhakaan.
4olongan ketiga meyakini bahwa Ibnu Al-Hanafiyah sudah mati dan
dia telah meninggalkan wasiat kepada putranya, Abu Hasyim Abdullah
bin Muhammad bin Al-Hanafiyah.11e8
c. Al-Manshuriyah
Mereka ini adalah pengikut Abu Manshur Al-Ajali. Dia mengklaim
bahwa Allah memikrajkan dirinya kepada-Nya, mendekatkan dirinya
1L96 Dr. Thaha Husain, Al-Fitnah Al-Kubra -'Ali wa Banuhu,
1197 An-Nuba|-hti, Firaq Asy-Syi'ah, hlm. 33-34.
1198 Dr. Abdul Fattah Ahmad Fu'ad, Al-lmam Az-Zaidi Ahmad bin Sulaiman wa Ara'uhu
Al-IGlamiyah, hlm. 140, penerbit Dar Ad-Da'wah, Iskandariyah, tahun 1978M.
564 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
dari-Nya, Tuhan telah bercakap-cakap dengannya, Tuhan mengusapkan
tangan-Nya di kepalanya, kemudian berfirman kepadanya, "Wahai hamba-
Ku." Tuhan mengingatkan bahwa dia adalah seorang nabi dan rasul dan
mengangkat dirinya sebagaikhnlll sebagaimana Dia telah menjadikan (nabi)
Ibrahim sebagai khalil.
Abu Manshur Al-Ajaliberasal dari Kufahdari kabilahAbdulQais. Dia
seorang ummiyangtidak pandai membaca. Setelah Abu fa'far Muhammad
bin Ali (Al-Baqir) wafat, Abu Manshur AI-Ajali mengklaim bahwa Abu
la'far telah menyerahkan urusan keimamannya kepada dirinya dan
menetapkan dirinya sebagai pelaksana wasiatnya. setelah itu, masalah
menjadi lebih meningkat sampai Abu Manshur berkata, " Ali bin Abi thalib
adalah seorang nabi dan rasul, begitu pula Al-Hasan dan Al-Husain bin
Ali bin Abi Thalib, Ali bin Al-Husain (Zainal Abidin), dan Muhammad
bin Ali (Al-Baqir). Aku setelah mereka ini adalah seorang nabi dan rasul.
Kenabian dan risalah ada di enam orang dari anak keturunanku, mereka
semua setelah aku adalah nabi dan rasul, sedang yang terakhir adalah Al-
Mahdi Al-Qa'im."
Abu Manshur pencetus hukum cekik dan memerintahkan kepada para
pengikutrya mencekik manusia yang berseberangan dengannya disamping
memerintahkan membunuh manusia dengan tipu muslihat. Dia berkata
kepada para pengikutnya,"Barangsiapa menentang kaliary maka dia telah
kafir dan musyrik, maka hendaknya kalian membunuh dia." Dia juga
berkata, "sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad dengan tanzil
(A1-Qur'an) dan Dia telah mengutus (maksudnya diri)nya dengan takwil.
Sesungguhnya kedudukan dirinya dari Rasulullah itu seperti kedudukan
Yusa' bin Nun dari Musa bin Imran."
Yusuf bin Umar Ats-Tsaqafi, Gubemur Irak, Ialu menumpas gerakan
syiah sekte Al-Manshuriyah, sedang Abu Manshur dibunuh dan disalib
pada tahun 127 Hiiriyah.
Setelah Abu Manshur terbunuh, anaknya Al-Husain bin Abu Manshur
lalu memproklamirkan diri menggantikan kedudukan ayahnya. Al-Husain
bin Abu Manshur telah berhasil mengumpulkan harta dalam jumlah besar,
banyak manusia mengikuti pahamnya dan mereka mengatakan perihal
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 565
kenabiannya. Akibatnya, dia dan banyak pengikutnya ditumpas oleh
Khalifah Abbasiyah Al-Mahdi dan sebagian lagi disalib.lle
d. Al-Bayaniyah atau As-Sam'aniyah
Ibnu Taimiyah dalam karyanya Al-Fatazua Al-Hamawiyah Al-Kubra
menyampaikan penjelasan bahwa pendiri Syiah sekte Al-Bayaniyah yang
ekstrem ini adalah Bayan bin Sam'an An-Nahri. Dia seorang Yahudi
yang berpura-pura memperlihatkan keislamannya. Dia muncul pada
pertengahan pertama abad kedua Hijriyah di Irak lalu mendirikan sekte
Al-Bayaniyah atau As-Sam'iyah.
Para pengikut sekte ini mengira bahwa Abu Hasyim Abdullah bin
Muhammad bin Al-Hanafiyah telah mengangkat Bayan bin Sam'an menjadi
imam dan menobatkan dirinya sebagai imam.12m
Bahkan mereka mengatakan, "Sesungguhnya Abu Hasyim telah
mendapatkan ilham Bayan dari Allatu" sehingga Bayan An-Nahri adalah
seorang Nabi. Dalam konteks ini, mereka memberikan takwil firman Allah
.[?
" lnilah (Al-Qur'an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan
menjadi petunjuk." (Ali Imran)
Bayan memproklamirkan diri sebagai nabi pasca Abu Hasyim wafat,
sehingga akhirnya dibunuh dan disalib.1201 Orang yang membunuh Bayan
adalahwali Kufah danBashrah, Khalid Al-Qasari, pada tahun 126Hiiriyah.
e. Al-Muawiyah
Syiah sekte Al-Muawiyah ini dinisbatkan kepada Abdullah bin
Muawiyah dan orang-orang yang mengikutinya. Mereka mengatakan,
"Sesungguhnya al-imamah berlalan sesuai washiyyah." Dalam sekte ini,
mereka berpendapat bahwa ruh-ruh menitis, ruh Allah ada di Adam dan
para Nabi seluruhnya adalah tuhan. Sesungguhnya ruh tuhan berpindah
dari satu orangke oranglain sampai diri Muhamrnadffi-,kemudianke Ali,
kemudian berpindah ke Muhammad bin Al-Hanafiyah, lalu ke anaknya
1199 An-Nubakhn, Eiraq Asy-Syi'ah, hlm. 50, dan Asy-Syatuastani, Al-Milal wa An-Nihal,
hlm.184-185.
1200 Al-Asy'ari (w.330 H.), Maqalat Al-Islamiyah,1,/66-67, Kairo, tahun 1954 M..
1201 An-NubaY.hn, Firaq Asy-Syi'ah, hlm.46.
566 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam
Abu Hasyim dan berikutnya ke dia (Abdullah bin Muawiyah). Mereka juga
berpendapat bahwa dunia ini tidak fana, mereka menghalalkan zina dan
membolehkan laki-laki mendatangi laki-laki di anusnya (homo seksual).
Tatkala Abu Muslim Al-Khurasani berhasil membunuh Abdullah
bin Muawiyah di dalam peniaranya, maka sekte Al-Muawiyah terpecah
menjadi beberapa golongan, yaitu:
L. Golongan sekte yang Al-Muawiyah berpendapat bahwa Abdullah
bin Muawiyah masih hidup dan belum meninggal. Abdullah bin Muawiyah
ada di pegunungan Ashfahan dan selamanya tidak meninggal sampai dia
keluar mengendarai kuda yang di kepalanya berjambul Putih menemui
salah seorang dari Bani Hasyim dari keturunan Ali dan Fathimah. Tatkala
Abdullah bin Muawiyah menyerahkan toashiyyah itu kepadanya, maka
Abdullah bin Muawiyah baru akan meninggal.
2. Golongan sekte Al-Muawiyah berpendapat bahwa Abdullah bin
Muawiyah adalah Al-Qa'im Al-Mahdi yang dikabarkan oleh Rasulullah
ffi. Dia akan menguasai bumi, memenuhi bumi dengan kemakmuran
dan keadilan dimana sebelumnya bumi sudah dipenuhi kezhaliman dan
kedurhakaan. sebelum meninggal, dia akan menyerahkan ?o ashiyyahkepada
seseorang dari Bani Hasyim dari keturunan Ali bin Abi Thalib, setelah itu
dia akan meninggal.
c. Golongan sekte Al-Muawiyah yang lain berpendapat bahwa Abdullah
bin Muawiyah sudah meninggal dan tidak menin ggalkan w ashw olr, sehingga
tidak ada imam lagi setelah kematiannya. Akibatnya, mereka terombang-
ambing di antara kelompok-kelompok dan sekte-sekte Syiah yang lain;
mereka tidak mengikuti siapa pun sebagai imam mereka.1202
f. Al-Khaththabiyah
Mereka ini adalah para pengikut Abu Al-Khaththab Muhammad
bin Abi Al-Ajda'Al-Asadi (mati terbunuh tahun 1,42H). Konon, mereka
ini mempunyai akidah Mukhamma.sah (lima dalam satu), karena mereka
berpendapat bahwa Allah ds itu adalah Muhammad, Ali, Fathimatu Al-
Hasan, dan Al-Husain.12o3
1202 An-Nub al,ha, Eiraq Asy-Syi' ah, hlm. 48.
1203 Ibid, hlm. 57.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 567
Dalam pandangan mereka, sebuah keharusan apabila setiap masa ada
dua Rasul dan dunia tidak dapat lepas dari dua Rasul ini, satu berbicara
dan yang lain diam; Muhammad adalah Rasul berbicara, sementara Ali
adalah Rasul yang diam. Berpijak dari pernyataan ini, mereka kemudian
meningkatkan pernyataan sampai sebagian dari mereka mengatakan
tentang imam-imam mereka itu adalah para nabi. Tidak itu saja, bahkan
mereka mengatakan bahwa para imam mereka adalah tuhan. Tatkala Ja'far
Ash-Shadiq melaknat mereka, maka mereka kemudian terpecah menjadi
empat golongan.
Abu Al-Khaththab mengklaim bahwa Ja'far Ash-Shadiq telah
menjadikan dirinya sebagai penegak dan pemegang toashiyyah setelah
dia, dan sesungguhnyaJa'far Ash-Shadiq telah mengajarkan kepadanya
nama Allah al-a' zham (paLrng agung). Tatkala Ja'far Ash-Shadiq mengetahui
ekstrem yang batil yang diperankan oleh Abu Al-Khaththab terkait dengan
hak Ja'far Ash-Shadiq, maka Ja'far Ash-Shadiq menyatakan terbebas
dari semua dakwaan yang dilontarkan Abu Al-Khaththab, bahkan dia
melaknatnya. Akibatnya, Abu Al-Khaththab mencabut keimaman Ja'far
Ash-Shadiq, Abu Al-Khaththab lalu memproklamirkan diri sebagai nabi
dan rasul. Setelah itu, Abu Al-I(haththab menyatakan bahwa dirinya dari
jenis-malaikat, sehingga wali Kufah,Isa bin Musa,lalu membunuhnya.
Setelah Abu Al-Khaththab meninggal, maka sekte Al-Khaththabiyah
terpecah menjadi empat golongan, yaitu:
- Sekte Al-Ma'mariyah
Mereka adalah pengikut seseorang yang konon bernama Ma'mar.
Ma'mar mengklaim bahwa dia adalah tuhary Abu Al-Khaththab adalah
nabi yang diutus, sedang orang yang mengutus Abu Al-Khaththab
adalah Ja'far Ash-Shadiq dan memerintahkan Abu Al-Khaththab supaya
taat kepadanya. Sekte Al-Ma'mariyah telah menghalalkan hal-hal yang
diharamkan, mereka meninggalkan shalat, zakat, puasa, dan haji. Mereka
juga membolehkan mengikuti syahwat dan melegalkan perzinaan,
menikahi ibu dan perempuan yang statusnya adalah anak kandung sendiri.
- Sekte Al-Yazba'iyah
Sekte ini mengatakan bahwa Yazba' bin Musa atau Yazba' bin
568 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
Yunus adalah seorang imam setelah Abu Al-Khaththab mati. Status dia
adalah seperti Abu Al-Khaththab, seorang nabi dan rasul. Yazba' bin
Musa menganggap Ja'far Ash-Shadiq adalah tuhan yang muncul dalam
bentuknya kepada makhluk. Dia juga beranggapan bahwa setiap orang
yang beriman kepada ajarannya mendapatkan wahyu dari tuhan. Dia
mengklaim bahwa ada di antara pengikutnya itu orang yang lebih utama
daripada malaikat ]ibril dan Mikail.
- Sekte Al-Aialiyah
sekte ini berpendapat bahwa imam setelah Abu Al-Khaththab adalah
Umair bin Bayan Al-Ajali. Para pengikut sekte Al-Ajaliyah membuat tenda
sebagai markas yang letaknya berdampingan dengan gereja di Kufah
untuk berkumpul. Di dalam tenda itu, mereka beribadah kepada Ja'far
Ash-Shadiq. Umair bin Bayan akhirnya dibunuh dan disalib di gereja
Kufah tersebut.
- Sekte Al-Mufadhdhaliyah
Pengikut sekte Al-Mufadhdhaliyah berpendapat bahwa imam setelah
Abu Al-Khaththab adalah Mufadhdhal Ash-shairafi. Mereka mengakui
ketuhanan |a'far Ash-Shadiq, bukan kenabian atau kerasulannya.
Ja'far bin Muhammad Ash-Shadiq merasa terbebas dan tidak
bertanggung jawab atas klaim dari mereka semua, bahkan dia mengusir
dan melaknat mereka.12@
h. Al-Aliya'iyah
Orang-orang yart1 menganut sekte Al-Aliya'iyah adalah pengikut
Basysyar Asy-Sya'iri. Mereka berpendapat bahwa Ali (bin Abi Thalib)
adalah tuhan sang pencipta danmereka sepakat dengan Al-Khaththabiyah
atas akidah Mukhammasah di empat unsur, yaitu: sosok Ali, Fatimah,
Al-Hasary dan Al-Husain. Hakekat empat pribadi ini adalah Ali, karena
Ali adalah orang pertama yang menjadi imam, dan mereka mengingkari
sosok Muhammad. Dalam pandangan mereka, Muhammad (Rasulullah)
adalah budak Ali (bin Abi Thalib), sedang Ali adalah tuannya. Kedudukan
Muhammad dalam pandangan mereka pada akidah muldnmmasah ditempati
1204 Firaq Asy-Syi',ah, karya An-Nubakhri, hlm. 52-55, dan Al-Milal usa An-Nihal, hlm. 185-
1,87.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 569
oleh Salman, karena mereka menganggap bahwa Salman adalah seorang
rasul yang diutus oleh Ali. Mereka juga mengakui adanya pembolehan
(laranganJarzrngan Islam), non-fungsi ayat dan tanasukh (reinkarnasi).120s
i. An-Nushairiyah
Sekte An-Nusahiriyah merupakan sekte Syiah yang ghullaf' Disebut
sekte An-Nushairiyah karena dinisbatkan kepada Muhammad bin Nashir
An-Numairi yang hidup pada abad III Hijriyah (wafat sekitar tahun 270
H). Sekte ini sangat ekstrem dalam menyikapi eksistensi Ali bin Abi Thalib.
Mereka mengatakan ketuhanan Ali bin Abi Thalib dan mereka meyakini
adanya reinkarnasi. Para pengikut sekte An-Nushairiyah eksis sampai
sekarang ini. Mereka berada di pegunungan Ladziqiyah di Syiria, di bagian
pinggiran sebelah utara Lebanon, wilayah bagian selatan Turki, di Iran,
Kurdistan dan Turkistan.i26
Akan tetapi, sekarang ini sekte-sekte Syiah yang ekstrem mayoritas
sudah punah, mereka tidak mempunyai pengikut lags,Walhamdulillah.
Setelah An-Nubakhti memaparkan sekte-sekte yang ada di dalam
Syiah dan selainnya, diaberkata, "Sejak sekte As-Sabaiyah, maka pendapat
ekstrem telah dimulai.Mereka dikategorikan ekstrem karena mengatakan
bahwa para imam itu adalah tuhan, nabi, rasul atau malaiku1."12o7
2. Syiah Zaidiyah
Para pakar sejarah dan para peneliti hampir bersepakat bahw aZaidiyah
adalah salah satu sekte dalam Syiah, kecuali sebagian penulis Syiah penganut
sekte ltsna Asyariyah, semisal Muhammad |awwad Mughniyah, beranggapan
bahwa Zaidiyahbukan dari sekte Syiah sama sekali.1208
Zaidiyah adalah akidah yang mendominasi penduduk utara Yaman
dewasa ini. Namun sesuafu yang mengherankan, pemikir dan sastrawan
Yaman, Dr. Abdul Aziz Al-Muqalih, mengingkari jika Zaidiyah masuk
dalam daftar sekte-sekte Syiah.12@
1205 An-Nubakha, Firaq Asy-Syi'ah, hlm.60.
1206 Muhammad Ahmad Al-Khathib, Al-Harakat Al-Bathiniyah fi Al:Alam Al-lslami, hlrn.
321,-323, cetakan kedua, penerbit Maktabah Al-Aqsha, tahun 1986 M..
1207 An-Nubal<htt, Firaq Asy-Syi'ah, hlm. 48.
1208 Mughniyah, Asy-Syi'ah fi Al-Mizan,26.
1209 Dr. AbdulAzizAl-Muqalih, Qira'ahf FikrAz-ZaidiyahwaAl-Mu'tazilah,hlnfl.63,
Penerbit Dar Al-'Audatu Beirut, tahun 1982 M..
570 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam
Sesungguhnya Zaidiyah merupakan salah satu sekte Syiah. Sekte
Syiah ini disebut Zaidiyah karena dinisbatkan kepada Imam Zaid bin
Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib (w.1.22H),
saudara Imam Muhammad Al-Baqir. Zaid telah keluar berdakwah untuk
mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai imam, kemudian 15.000 dari
penduduk Kufah membaiatnya menjadi imam. Sebelumnya, penduduk
Kufah telah menghianati kakeknya Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, mereka
meninggalkan Al-Husain di medan pertempuran menghadapi musuhnya
di Karbala yang menyebabkan Al-Husain menghadapi istisyhad pada tahun
6l Hilriyah.
Meski demikian, ZaidbinAli tetap gigih berjuang sampai titik darah
penghabisan. Dia bersama pasukannya keluar meninggalkan Kufah
bergerak menuju wali Irak, Yusuf bin Umar Ats-Tsaqafi, pejabat yang
ditunjuk Khalifah Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan untuk wilayah Irak'
Setelah pasukan Zaid bertemu dengan pasukan Yusuf bin Umar, mayoritas
pasukan Zaid yang terdiri dari penduduk Kufah berkata kepada Zaid,
"sesungguhnya kami akan menolong kamu menghadapi musuh-musuhmu
setelah kamu memberitahukan kepada kami, bagaimana pandangan kamu
tentang Abu Bakar dan Umar yang sudah menzalimi kakekmu Ali bin Abi
Thalib?"
Zaidbin Ali menjawab, "Sesungguhnya aku tidak berkata tentang
mereka berdua kecuali mereka berdua adalah orang baik."
Setelah mendengar jawaban ini, pasukan Zaid yang terdiri dari
penduduk Kufah itu meninggalkan Zaidbin Ali. Sehingga Zaid berkata
kepada mereka, " Rafadhtumuni... lRafadhtumuni... ! (Apakah kalian menolak
aku..! Apakah kalian menolak aku..!) Sejak saat itulah, maka mereka
kemudian disebut kelompok Rawafidh atau Rafidhah.
Zaidbin Ali tetap tegar di tempatnya bersama sekitar 200) prajurit
menghadapi pasukan Yusuf bin Umar Ats-Tsaqafi yang berjumlah sangat
besar. Karena jumlah dua pasukan tidak sebanding, akhirnya Yusuf Ats-
Tsaqafi dapat melibasZaidbin Ali berikut pasukannya, sampai membunuh
orang terakhir dari pihak pasukan Zaid bin Ali. Zaid terbunuh pada tanggal
25 Muharram tahun 1^22Hijriyah. Dia disalib kemudian dibakar.1210
1210 Dr. Abdul Fattah Ahmad Fu'a4 AI-Firaq Al-lslamiyahwaushulihn Al-lmaniyah, 2/hlm.
287-288, Penerbit Dar Al-Wafa', Iskandariya[ tahun 1963 M..
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 571
Penganut sekte Zaidiyah secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi dua, klasik dan modern.
P art am a ; Zaidiy ah klasik
L. Al-Batariyah atau Ash-Shalihiyah
Mereka adalah pengikut Al-Hasan bin Shaleh bin Hay yang bergelar
Al-Abtar (w.1.67 atau 168 H) Di antara pernyataan sekte Al-Batariyah
adalah, "sesungguhnya Ali bin Abi Thalib adalah manusia paling utama
setelah Rasulullah dan orang yang paling berhak menduduki jabatan
al-imamah. Sesungguhnya pembaiatan Abu Bakar dan Umar itu tidak
salah, sebab diamnya Ali dari mendapatkan haknya, karena dia telah
menyerahkan haknya menjadi khalifah kepada keduanya (Abu Bakar dan
Umar). Yang demikian itu adalah seperti posisi seseorang yang memPunyai
hak atas orang lairy kemudian seseorang ini tidak mengambil haknya dan
memberikannya kepada orang tersebut." Akan tetapi, sekte Al-Batariyah
mengambil sikap tawaqr.r/mengenai Utsman bin Affan. Sekte Al-Batariyah
merupakan sekte Syiah yang paling baik menurut Ahlu Sunah wal Jamaah
dari dua sekte Zaidiyah klasik yang lain.1211
2. As-Sulaimaniyah atau Al-Jaririyah
Mereka adalah pengikut Sulaiman bin Jarir Ar-Ruqi. Mereka ber-
pendapat bahwa Ali bin Abi Thalib adalah seorang imam, sedangkan baiat
kepada Abu Bakar dan Umar adalah salah. Dua orang ini (Abu Bakar dan
Umar) tidak berhak menyand ar:rg" fasiq" atas pembaiatan mereka menjadi
khalifah dari arah takwil, karena keduanya telah menakwil dan takwil
mereka berdua salah. Para penganut sekte As-Sulaimaniyah cuci tangan
dari Utsman bin Affan, mereka kemudian bersaksi bahwa Utsman adalah
orang kafir. Dan, orang-orang yang memerangi Ali, menurut mereka
adalah kafir.1212
Sulaiman bin Jarir berkata, "sesungguhnya al-imamah diputuskan
dengan musyawarah di antara manusia. Hukumnya sah melegalkan
penetapan dua orang dari manusia terpilih. Sesungguhnya al-imamah sah
1217 Al-Farqu baina Al-Firaq, hlm. 24, Al-Milal wa An-Nihal, hlm. 164-165, Az-Zinah Dhinma
KitabAl-Ghulu wa Al-Firaq AlGhaliyah, karya Abu Hatim Ar-Razi, hlm. 301-302 dan
Al-Hur Al'Ain, hlm. 207. Lihat pula kitab karya kami, Al-Firaq Al-lslamiyah,2/297.
1.212 An-Nub al<}:rn, E iraq Asy-Syi' ah, hlm. 22, dan Al-Hur Al: Ain, hlm. 207 .
572 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam
dijabat oleh al-mafdhal (orang kurang utama) meskipun ada al-fadhil (orang
yang lebih utama)."rzra
3. Al-|arudiyah
Mereka adalah pengikut Abu Al-Jarud yang mempunyai alam
kunyah (panggilan) Abu An-Najm Ziyad bin Al-Mundzir Al-Hamdzani
Al-Khurasani Al-Abdi. Diperkirakan dia wafat antara tahun 1"50 sampai
160 Hijriyah. Berdasarkan pendapat yang kuat, pertama-tama dia
menuntut ilmu kepada Muhammad Al-Baqir. Tatkala dia memperlihatkan
keekstrimitasnya dalam Syiah, maka Imam Al-Baqir menjuluki Abu Al-
Jarud dengan "sarhub". 'sarbub' adalah nama setan yang buta yang tinggal
di lautan.
SedangkanJa'far Ash-Shadiq melaknat Abu Al-Jarud. Mengenai Abu
Al-Jarud ini, Ja'far Ash-Shadiq berkata, "Dia itu buta mata hatinya dan
buta penglihatannya."
Abu Al-Jarud berkata, "sesungguhnya Rasulullah ffi telah menetapkan
Ali bin Abi Thalib dengan isyarat dan sifat, bukan nama langsung dan
bukan pula melalui penunjukkan. Sesungguhnya umat Islam telah sesat
dan kafir karena mengalihkan urusan kekhalifahan kepada selainnya (Ali
bin Abi Thalib). Sesungguhnya Rasulullah telah menetapkan Al-Hasan dan
Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib sebagaimana penetaPan beliau kepada
Ali. Setelah itu, imam pasca tiga orang ini tidak ada penetapan dari beliau,
namun al-imamah adalah hasil musyawarah di antara orang-orang utama
dari keturunan Al-Hasan dan Al-Husain. Barangsiapa di antara mereka
(keturunan Al-Hasan dan Al-Husain) terkenal kehebatan pedangnya, dia
menyeru ke jalan Tuhan, menumpas kezaliman, keilmuannya mendalam,
zuhud dan gagah berani, maka dialah imam."
SetelahAbu Al-Jarud mati, Syiah sekte Al-Jarudiyah terpecah menjadi
tiga golongan.1214
Kedua; Zaidiyah modern
1213 Al-Milal wa An-Nihal, hlm. 162-1.63, dan lihat pula kitab karya kami, Al-Firaq Al-
lslamiyah,2/291-292.
1214 Al-Mital wa An-Nihal, hlm. 162, Al-Fahrasat, karya Ibnu An-Nadinr, hlm. 253, Nasy'ah
Al-Fikr Al-Ealsafi, 2/ 1.47 , dan Al-Hur Al: Ain, hlm. 207-208. Lihat pula kitab karya kami,
Al-Firaq Al-lslamiyah, 2/ 292-294.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 573
Pakar sejarah dari sekte Zaidiyah berkebangsaan Yaman, Nasywan
Al-Humairi (w. 573 H) berpendapat bahwa Syiah Zaidiyah di Yaman pada
masanya/ maksudnya pada abad ke-6 Hijriyah, adalah pengikut sekte Al-
|arudiyah murni.121s
Dikisahkan dari imam sekte Zaidiyah di Yaman, Abdullah bin Hamzah
(w. 6L4 H), dia berkata, "Para pengikut Syiah Zaidiyah itu adalah pengikut
sekte Al-Jarudiyah. Tidak dikenal di antara imam-imam pasca Zaid bin Ali
orang yang tidak menganut sekte Al-Jarudiyah."rzro
Imam Syiah sekte Zaidiyah di Yaman, Ahmad bin Sulaiman (w. 566
H) -dia berpaham Al-|arudiyah- menegaskan bahwa SyiahZaidiyah yang
ada di Yaman adalah satu golongan Al-Jarudiyah sampai setan masuk
membawa sihirnya, lalu mencabik-cabik barisan mereka menjadi dua
golongan, yaitu Al-Mutharrifiyah dan Al-Husainiyah.l217
1. Al-Mutharrifiyah
Sekte Al-Mutharrifiyah dikenal pula dengan nama Zaidiyah
Mukhtari'aft (buatan), mereka adalah pengikut Mutharrif bin Syihab.
Informasi mengenai sekte Al-Mutharrifiyah sangat minim, karena penganut
sekte ini tersebar dan bercerai-berai serta mengalami pembodohan. Imam
Ahmad bin Sulaiman telah menelurkan beberapa karya untuk membantah
sekte Al-Mutharrifiyatr, di antaranya Ar-Risalah Al-Hnsyimiyahli Unf Adh-
Dhalal min Madzahib Al-Mutharuifiyah Al-luhhal. Sekte Al-Mutharrifiyah
mempunyai banyak penganut di Yaman pada abad ke-6 Hijriyah.
Al-Qadhi Ja'far bin Ahmad bin Abdussalam (w. 573 H) yang
kapasitasnya seorang ulama Zaidiyah, dahulu mengikuti Mukhtai' ah atau
sekte Al-Mutharrifiyah, bahkan dia menjadi salah seorang imamnya/ namun
akhimya dia keluar dari Al-Mutharrifiyah.
Kedudukan sekte Al-Mutharrifiyah selalu tetap kuat sampai Imam
Abdullah bin Hamzah (*. 61,4 H) membunuh ribuan dari mereka,
menghancurkan rumah-rumah dan masjid-masjid mereka di beberapa
daerah di Yaman.1218
1215 Al-Hur Al: Ain, hlm. 207 -208.
1216 Lihat karyakami, Al-Imam Az-Zaidi Ahmad bin Sulaiman, hlm. 145,
1217 Al-lmam Az-Zaidi Ahmailbin Sulaiman, hlm. 148.
1218 Litrat kitab karya kami Al-Firaq Al-lslamiyah,2/295-301.
514 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
2. Al-Husainiyah
Mereka adalah pengikut seseorang yang nasabnya menurun ke Al-
Hasan Al-Mutsanna (maksudnya Al-Hasan bin Al-Hasan bin Ali bin Abi
Thalib). Konon, namanya adalah Al-Husain bin Al-Qasim bin Ali bin
Abdillah.
Nasywan Al-Humairi menyebutkan bahwa dia lahir pada tahun 378
Hijriyah. Dia dibunuh oleh kabilah Hamdan di shan'a' pada hari sabtu,
tanggal4 Shafar tahun 404 Hijriyah.
Mengenai kematiannya ini, para pengikutnya berkata, "Sesungguhnya
dia masih hidup, dia belum mati dan tidak akan mati sampai memenuhi
dunia dengan keadilan. sesungguhnya dia adalah Al-Qa'im Al-Mahdi Al-
Muntazhar (yurg ditunggu kembalinya)."121e
Ahmad bin Sulaiman menjelaskan bahwa Al-Husain bin Al-Qasim
memproklamirkan dirinya sebagai imam. Dia berkata, "Sesungguhnya
nama-nama Allah Sk adalah Allah."
Kisah perjalanan Al-Husain bin Al-Qasim belum berakhir sampai
dia berkata, "sesungguhnya dia lebih utama daripada Rasulullah ffi dan
perkataannya lebih terang daripada firman Allah."1220
Tentang para pengikut Al-Husain bin Al-Qasim, Nasywan Al-Humairi
berkata, "setelah Al-Husain bin Al-Qasim mati terbunuh, maka para
pengikutnya terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama meyakini
bahwa dia (Al-Husain bin Al-Qasim) mendatangi mereka secara rahasia.
Dia tidak terputus dari mengunjungi mereka meskipun dia sudah mati.
sesungguhnya mereka tidak melakukan apapun kecuali atas perintahnya
(Al-Husain bin Al-Qasim). Sedangkan kelompok kedua menganggap batil
keyakinan (kelompok kedua) itu. Kelompok kedua mengatakan bahwa
sesungguhnya dia tidak dapat menyaksikan dalam kegaibannya sampai
waktu muncul dan bangkitnya. sesunSguhnya mereka kelompok pertama
hanya mengamalkan sesuatu yang sudah dia tulis dalamkitab-kitabkarya
Al-Husain bin Al-Qasim." Dn
Al-Hur Al:Air, hlm. 208-21L.
Al-lmam Az-Zaidi Ahmadbin Sulaiman, hlm. 154-155.
Al-Hur Al: Ain, l:J:rn. 271..
1219
1220
1221.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 575
Adapun Imam Abdullah bin Hamzah dan Imam Humaidan bin
Yahya (w. 656 H) telah cuci tangan dari apa yang dilakukan Al-Husain
bin Al-Qasim dari tuduhan penjernihan paham Zaidiyali.. Mereka berdua
berpendapat bahwa perkataan-perkataan yang dinisbatkan kepada Al-
Husain bin Al-Qasim itu hanya sesuatu yang dibuat-buat oleh musuh-
musuhnya, kemudian musuh-musuhnya mengatasnamakan perkataan
itu kepada Al-Husain bin Al-Qasim, khususnya dari penganut sekte A1-
Mutharrifiyah. Yang demikian itu karena keilmuan Al-Husain bin Al-Qasim
sangat mendalam dan luas. Ketika dia dibunutU usianya masih relatif muda,
sedang karyanya sudah mencapai tujuh puluh tigabuah.l222
3. Syiah Imamiyah
Istilah "Syi'ah Al-Imamiyah" secara mutlak mempunyai makna
beberapa sekte, di antara sekte-sekte yang paling penting antara lain:
1. Syiah Imamiyah ltsna Asyartyah
Sekarang ini, penganut sekte inilah yang paling banyak bilangannya
setelah Ahlu Sunnah wal Jamaah. Syiah sekte Imamiyah ltsna Asyariyah
tidak mengakui kepemimpinan tiga Khulafaur-Rasyidin pertama, yaitu:
Abu Bakar, IJmar, dan Utsman &., namun mereka hanya mengakui
keimaman Ali setelah Nabi M wafat berdasarkan nash zhahir. Setelah
itu, mereka hanya mengakui kepemimpinan sebelas orang dari anak dan
keturunan Ali bin Abi Thalib, baik sebelas imam ini zhahir dan masyhur
atau gaib dan tersamar. Imam dua belas menurut sekte ini, secara berturut-
turut namanya adalah sebagai berikut:
1. Ali bin Abi Thalib (w. 0 H)
2. Anaknya, Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib (w. 50 H)
3. Saudaranya, Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib (w. 61 H)
4. Anak Al-Husain, Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi
Thalib (w.9a H)
5. Muhammad Al-BaqirbinAlibinAl-HusainbinAlibinAbiThalib (w.
113 H)
1,222 Dr. Ahriad Shubhi, Az-Zaidiyah,Nm.76, penerbit Mansya'ah Al-Ma'arif, Iskandariyah,
tahun L980 M..
576 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam
6. Ja'far Ash-Shadiq bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin
Abi Thalib (w. 148 H)
7. Musa Al-Kazhim bin |a'far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin
Ali bin Abi Thalib (w. 183 H)
8. Ali Ar-Ridha bin Musa binJa'far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain
bin Ali bin Abi Thalib (w. 202 H)
9. Muhammad Al-Jawwad bin Ali bin Musa bin Ja'far bin Muhammad
bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib (w. 220 H)
10. Ali Al-Hadi bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja'far bin
Muharnmad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib (W. 254 H.)
11,. Al-Hasan Al-Askari bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin
]a'far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib (w.
260 H)
12. Muhammad bin Al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa
binJa'far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Muhammad bin Al-Hasan yang menjadi imam ke-12 ini masuk ke
salah safu terowongan di kota Samara' dari kata surraman ra'n (orangyang
melihat akan senang), apakah dia bersembunyi atau menghilang, namun
mereka meyakini dia belum meninggal. Menurut anggaPan mereka dialah
Imam Al-Mahdi yang ditunggu-tunggu kedatangannya. Ketika datang,
maka dia akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimeula sebelumnya
bumi dipenuhi kedurhakaan.
2. Syiah Imamiyah Ismailiyah
Sekte Ismailiyah adalah sekte paling banyak penganutnya dari sekte-
sekte Syiah setelah sekte Imamiyah pada zaman sekarang ini. Banyak
pendapat mengenai cikal-bakal sekte Ismailiyah, pertumbuhan dan
perkembangannya. Menurut pendapat paling kuat, sesungguhnya Imam
|a'far Ash-Shadiq adalah titik persimpangan jalan, jalan satu mengarah
pada munculnya sekte Ismailiyah ini, sedang jalan lainnya mengarah pada
kesinambungan sekte Imamiyah yang berjumlah dua belas orang.
Adapaun sekte Ismailiyah, dalam keyakinan mereka, maka al-
imamah berpindah dari Ja'far Shadiq ke anaknya Ismail bin Ja'far. Dalam
perpindahan imam ini, mereka ada dua pendapat yaitu:
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 577
P endap at pertama; sesungguhny a J a' far Ash-Shadiq memindahkan
washiyyah-nya ke cucunya Muhammad bin Ismail, karena Ismail bin ]a'far
meninggal dunia lima tahun lebih dahulu daripada Ja'far Ash-Shadiq.
Pendapatkedad; sesungguhnya Ismail binJa'far belum mati, namun dia
mengumumkan kematiannya karena kehidupannya terancam.
Adapun Al-Qummi pemilik karya Al-Maqalat wa Al-Firaq dan An-
Nubakhti pemilik karya Firaq Asy-Syi'ah, maka mereka berpendapat
bahwa sekte lsmailiyah merupakan perpanjangan tangan dari sekte Al-
Khaththabiyah. Karena para pengikut sekte Al-Khaththabiyah, setelah Abu
Al-Khaththab wafat, mereka pindah menjadi pengikut Muhammad bin
Ismail bin Ja'far.
Gerakan sekte Ismailiyah sekarang semakin giat dan kuat di daerah
Afrika dan Asia, terutama di Kenya, Uganda, dan Srilangka. Untuk
menyebarkan dakwah sekte Ismailiyah, para penganutnya telah berhasil
membuka pusat-pusat pergerakan di ibu kota Kenya dan di Kampala ibu
kota Uganda. Bahkan mereka juga telah berhasil mengirim juru dakwahnya
ke Amerika Serikat untuk membina para pengikutnya dari warga muslim
kulit hitam di sana. Di antara juru dakwah y*g paling masyhur di daerah
Arab adalah Mushthafa Ghalib dan Arif Tamir,lu yang ruma mereka berdua
membangun dakwahnya dengan mengirim risalah-risalah Ismailiyah.
3. Druze
Sekte Druze termasuk kelompok kebatinan yang mencuat ke
permukaan dan memisahkan diri dari sekte Ismailiyah pada masa
perbudakannya. Sekte ini didirikan oleh Muhammad bin Ismail Ad-Durazi.
Dewasa ini, para pengikut sekte ini tersebar di beberapa daerah di Syam,
khususnya di Syuf daerah Lebanory di gunung Druz di sebelah selatan
Suriah, yaitu dataran tinggi Golan dan di Palestina, yang mana keduanya
adalah daerah jajahan Israel.lza
Kedua: Sekte-sekte Syiah yang Berkembang pada Masa Modern
Pada abad 19 Masehi, muncul dua sekte baru dari Syiah, namun sekte
ini kemudian menanggalkan bajunya. Dua sekte ini adalah Al-Babiyah di
1223 Dr. Muhammad Ahmad Al-Khathib, Al-Harakah Al-Bathiniyah, hlm. 82.
1224 Al-Harakat Al-B athiniy ah, hlm. 199.
578 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
Iran yang didirikan oleh Mirza yang bergelar Al-Baba. Sedang sekte kedua
adalah Al-Bahaiyah yang berhasil menempati posisi sekte Al-Babiyah mulai
tahun 1863 Masehi. Sekte Al-Baha'iyah ini didirikan oleh Mirza Husain
yang terkenal dengan nama Baha'ullah (1817-1892M)
1. Sekte Al-Babiyah
Pendiri sekte Al-Babiyah ini seseorang berkebangsaan Persia, bernama
MirzaAli Muhammad bin Mirza Ridha Al-Bazzaz Asy-Syairazi. Dia lahir
pada awal bulan Muharram tahun 1235H1jriyah/21, Oktober tahun L8L9
Masehi. Dia menerima pendidikan tentang Syiah dari sekte Asy-Syaikhiyah,
sebuah sekte yang memisahkan diri dari sekte Imamiyah ltsna Asyaiyah.
Sekte Asy-Syaikhiyah didirikan oleh Syaikh Ahmad Al-Ahsa'i pada
abadl2 Hijriyah. Dia seorang tokoh besar kaum Risyti dan seorang yang
membawa kabar gembira tentang dekatnya kemunculan Imam Al-Mahdi
Al-Muntazhar.
Pada tahun 1261. Hijriyah, Mirza mendeklarasikan dirinya sebagai
Imam Mahdi, namun tiba-tiba dia mengubah deklarasinya, dia menyerukan
bahwa dirinya adalah " Al-Baba".Istilah " Al-Baba" menurut orang-orang
Syiah adalah juru kunci Imam MahdiAl-Muntazhar, yaitu orangyang akan
mengantar manusia yang mengikutinya mengetahui Imam Mahdi Al-
Muntazhar. Artinya,lewat dia manusia akan mengenali imam ke duabelas
yang kehadirannya ditunggu-tunggu oleh kaum Syiah sekte Imamiyah
Itsna Asyariyah.Langkah Mirza berhasil menarik perhatian para pengikut
Syiah sekte Ismailiyah dengan huruf-huruf dan menjelaskan nilainya
berdasarkan bilangan. Barangkali Al-Bayanmerupakan buku paling penting
dari karya-karyanya.
Pemerintah Iran menghukum mati Mirza pada tanggal27 Sya'ban
tahun 1226 Hijriyah/9 Jdi tahun 1850 Masehi. Jasad Mirza dan jasad
seorang pengikut setianya ditinggalkan di tanah lapang sampai para
pengikutnya -selang beberapa tahun- memindahkan jasadnya ke Palestina
dan mereka membangun kuburan megah untuk jasad Mirza di Akka.
2. Sekte Al-Bahaiyah (Baha'i)
Al-Baba telah menunjuk dua orang bersaudara dari manusia pilihan
warga Persia untuk meneruskan kekhalifahannya. Dua orang ini adalah
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 579
Mirza Yahya Ali Nura dengan gelar "Shubh Azal" dan Mirza Husain Ali
Nura dengan gelar "Bahaullah".
Bahaullah lahir pada tanggal 2 Muharram tahun 1.223 Hijriyah/2
November tahun L8L7 Masehi. Pada usia ketiga puluh, Bahaullah mengikuti
Syiah sekte Al-Babiyah dan reputasinya mulai melambung. Gerakan sekte
Al-Babiyah berlanjut terus -sementara Bahaullah termasuk tokoh yang
membidani pergerakan- dan berjalan secara rahasia dengan konsep dasar
berhati-hati agar tidak dicekal pemerintah.
Tatkala terjadi upaya pembunuhan Syah Iran Nashiruddin pada bulan
Agustus tahun 1852 Masehi, sementara kelompok Syiah sekte Al-Babiyah
dituduh bertanggung jawab atas rencana tersebut maka mayoritas pengikut
Al-Babiyah ditangkap, termasuk di dalamnya adalah dua bersaudara,
Yahya dan Husain Ali Nura. Mereka berdua diasingkan ke Baghdad, dan
setelah mereka diusir dari Baghdad, maka mereka pergi ke Edirne di
Turki.
Perseteruan memperebutkan kekhilafahan Al-Baba di antara dua
bersaudara ini semakin menghangat, masing-masing berambisi untuk
mendudukinya, sehingga mereka satu sama lain saling serang dan saling
menjatuhkan. Akibatnya, sekte Al-Babiyah terpecah menjadi dua kubu, satu
ada ili kubu Bahaullah, dan kubu ini pating banyak pengikutnya, sedang
selainnya mengikuti kubu Shubh Azal.lns
Seperti inilah akhir perjalanan sekte Al-Babiyah, ia terpecah menjadi
dua kelompok, Al-Baha'iyah dan Al-Azaliyah.
Perseteruan di antara dua bersaudara ini berakhir dengan langkah
pemerintah Turki yang mempersempit gerak mereka berdua serta para
pengikutnya. Shubh Azal dibuang ke Qubrus, sedangkan Bahaullah
bersama tujuh puluh orang pengikutnya dibuang ke Akka. Bahaullah dan
tujuh puluh pengikutnya tiba di Akka pada bulan Agustus tahun 1868
Masehi, sehingga kota Akka menjadi markas utama bagi pergerakan sekte
Al-Bahaiyah dan kota suci bagi mereka.
7225 Dr.ZaenabMahmudAl-Hudhairi,DirasahFalsaftyahliBa'dhAl-EiraqAsy-Syi'iyah,hlm.
97 dan halaman setelahnya, penerbit Dar Ats-Tsaqafah li Ath-Thiba'ah wa An-Nasyr,
Kairo, tahun 1986 M., dan Al:Aqa'id Asy-Syi'iyah, karya Nashiruddin Syah, hlm. 118
dan halaman berikutnya, (tanpa penerbit) tahun 1987 M.
580 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam
Syiah sekte Al-Bahaiyah tidak dapat dikategorikan sebagai perpan-
jangan dari Al-Babiyah, bahkan sekte ini mempunyai akidah baru yang
berbeda sama sekali dari akidah-akidah Syiah sebelumnya. Bahaullah
menyeru manusia seluruhnya supaya mengikuti agama baru ini.
Bahaullah meninggal dunia di Akka pada tanggal2 bulan Dzul Qa'dah
tahun 1309 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal28 Mei tahun L892 Masehi
dan dimakamkan di sana.126
Untuk mendapatkan keterangan lebih detil, silahkan melihat kitab
Itsna' Asy ariy ah, lsma' iliy ah wa Zaidiyah.
Dr. Abdul F attah Ahmad Fu' ad
1226 Dr.ZaenabMahmudAl-Hudhairi,DirasahEalsafiyahliBa'dhAl-FiraqAsy-Syi'iyah,hlm.
99 dan halaman setelahnya.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 581
I
I
ASH-SHAFAWIYAH
KELOMPOK ini dinisbatkan kepada Syaikh Shafiyuddin Ishaq Al-Ardabili1z7
(650 H- 735H/ 1252M -1334 M) cucu ke-25 dari Imam Ali bin Abi Thalib e" .
1227 Sejarahkelompok Shafawiyah bermula dari nama seorang lakiJaki bemama Fairuz bin
Muhammad Syarfasyah. Mengenai asal-usul nasab mereka, terjadi perbedaan pendapat
yang cukup tajam di kalangan para pengkaji sejarah. Sumber-sumber Syiah, seperti yang
paling popular Kitab Shafwah Ash-Shafa karya Darwis Tawakkul yang bergelar Ibnu
Bazzaz (w.760) menuturkan nasab Syaikh Shafiyyuddin sebagai berikut: Shafiyyuddin
Abul Fattah Ishaq bin Aminuddin fabrail bin Shaleh bin Qurbuddin Ahmad bin
Shalahuddin Rasyid bin Muhammad Al-Hafizhbin IwadhAl-Khawwas binFairuzShah
bin Kilah Muhammad bin Syarfasyah bin Muhammad bin Husein bin Muhammad bin
Ibrahim bin Ja,far bin Majd Ismail bin Muhammad bin Sayyid Ahmad Al-Aghar bin
Abu Muhammad Al-Qasim bin Al-Qasim Hamzah bin Imam Musa Al-Kazhim(Tarikh
Al-Adab fi lran, Edward Barawan III/39. Penerbit: Al-Majlis Al-A'la li Ats-Tsaqafah
Mesir, 2002). Di antara pengkaji Barat yang yang condong kepada kelompok Shafawiyah
Alawi adalah Edward Barawan. Di antara ucapannya adalatr, "Yang membuatku heran'
. adalah seorang sejarawan politik terkemuka, Risyiduddln Fadhlullah, juga menyebutkan
silsilah nasab serupa dalam tulisannya. Jadi, tidak diragukan lagi mengenai kesahihan
dan nilai pentingnya pendapat tersebut (lbid, lV / 2n. Lebih dari itu, ada juga pengkaji
sejarah lain yang menafikan kearaban Syaikh Shafiyyuddin, terlebih kealawiannya.
Meskipun mereka masih berbeda pendapat mengenai nasabnya. Di antara mereka ada
yang berpendapatbahwa kelompokShafawiyyah berasal dari bangsa Kurdi, seperti yang
dikukuhkan oleh peneliti Iran, Ahmad Kisrawi (Lthat: Ash-Shilah Baina At-Tashawwuf
wa At-Tasyayyr.r ) Dr. Musthala Kamil Asy-Syabibi, II/353). Pendapat ini juga diperkuat
oleh sejarawan Turki, Zaki Walidi Tughan (Llhat: Al-Islamfilran,PeterYoyski, hlm.361.
Penerbit: DaruzZalra,Ktro, 1993). Di antara pengkaji sejarah lain ada yang berpendapat
bahwa kelompok Shafawiyyah merujuk kepada asal-usulnya di Turkuman. Tokoh yang
mendukung pendapat ini adalah Peter Voyski. Ia berpegang pada kenyataan bahwa
kelompok Shalawiyyah yang hidup di Ardabil, Azerbaijan, condong kepada Turki.
Bahasa ibu yang mereka gunakan pada paruh kedua abad ke-15 M/9 H adalah bahasa
Azerbaijan. Terbukti, Shah Ismail menulis kitab dengan menggunakan bahasa ini.
Adapun Dr. Musthafa Asy-Syabibi masih meragukan kealawian kelompok
Shafawiyah. Ia berpendapat bahwa pengakuan nasab tersebut sudah dalam masa yang
berturut-turut. Ia berkata, "Ketika nama Alawiyyin mencapai bintang keemasan pada
permulaan abad ke-8, Shafiyyuddin berpikir untuk menyempurnakan pengaruhnya
dengan menggunakan nasab Alawi. Setelah itu, ia pun mengaku keturunan nasab
Alawi (Ash-Slrilah Baina At-Tashau.ruuf wa At-Tasyayyu', ibid). Untuk membenarkan
pernyataannya itu, Dr. Musthafa menuturkan informasi yang disampaikan oleh
penulis kitab Shafwah Ash-Shafabahwaistri Shafiyyuddin sendiri tidak mengetahui hal
itu. Bahkan, Shadruddiru putra Shafiyyuddin sendiri tidak tahu apakah ia keturunan
Hasan atau Husain (Ibid).
582 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
Kelompok ini telahberkembang sejak masa antara tasawuf Sunni dan
politik Syiah. Mengenai hal ini, akan kami jelaskan pada tulisan-tulisan
selanjubrya.
Perkembangan Pertama: Tasawuf Sunni
Tasawuf ini didirikan oleh pendiri kelompok ini (Syaikh Shafiyuddin)
dan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Shadruddin.
Syaikh Shafiyyuddin mewarisi kekayaan yang melimpah dari ayahnya,
Aminuddin f abrail (w. 656 H / 1258 M).18 Hany a saia,Syaikh Shafiyyuddin
tidak tergiur oleh kekayaan tersebut. Ia lebih memilih jalan tasawuf. Untuk
itu, pada usianya yang memasuki 14 tahun, ia pergi menuju kota (Syiraz)
untuk menimba ilmu kepada Para ulama di kota tersebut. Di sana ia tidak
hanya belajar kepada seorang guru, melainkan berpindah-pindah dari satu
guru kepada guru yang lain, hingga akhirnya menetap danberguru kepada
Syaikh Ibrahim yang bergelar Az-Zahid Al-Gilani (w. 700 H/ 1301. M). Ia
termasuk pemuka sufi yang memiliki kedudukan tinggi. Para pemerintah
dan penguasa sangat menaruh hormat kepadanya. Mereka takut akan
ketinggian wibawanya dan ghirahnya dalam melakukan revolusi.lze
Selama menetap dan berguru kepada Syaikh Ibrahim itulah, Syaikh
Shafiyyuddin mewarisi ketinggian spiritualitas gurunya, sehingga ia
diambil menantu oleh Syaikh Ibrahim dan dinikahkan dengan putrinya.
Sejak itu, Syaikh Shafiyyuddin diberi izin oleh sang guru untuk menjalankan
dakwah dan menjadi mursyid tarekat.
Selang beberapa lama kemudian, ia kembali menemui keluarganya
di Ardabil.123o
1228 Dr.MusthafaKamilAsy-syabibi,Ash-shilahBainaAt-TasauxoufwaAt-Tasyayyu,,lI/348,
Dar Al-Andalus.
1229 Lihat Al-lslam fi lran, hlm. 361.
1230 Kota Ardabil memiliki ukuran lebar ke utara sekitar 3.815 km dan ukuran panjang ke
timur sekitar 4.817 km. Ia termasuk ibu kota Azerbaijan, yang terletak sekitar 210 km
dari kota Tibriz dan 40 km dari perbatasan antara Iran dan Uni Soviet. Kota tersebut
ditaklukkan oleh kaum muslimin pada permulaan tahun 25 H di bawah kekuasaan
Hudzaifah bin Al-Yamani. Ardabil termasuk kota tertua di Iran dan memiliki
kedudukan penting, terutama pada masa Shafawiyah.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 583
Kedudukan Syaikh Shafiyyuddin
Syaikh Shafiyuddin memiliki kedudukan spiritualitas yang tinggi,
hingga Al-Qutub Al-Hanafi menyebutkan dalam kitabnya Al-l'lambi A'lam
Bait Al-Hararar, "Syaikh Shafiyyuddin memiliki zawiyah (tempat peribadahan
khusus) di Ardabil.1ts1 Ia memiliki jalur silsilah dari para syaikh hingga
bersambung kepada Syaikh Ahmad Al-Ghazali.la2 Bahkary ia mendapat
gelar Quthbul Aqthab (Pemuka Para Qutub).143
Dalam Kitab Al-Kasykul, Syaikh Al-Amili menuturkan,"Syaikh
Shafiyyuddin tergolong ulama syariah yang mumpuni dan pembesar guru
tarekat. Segala ilmu lahir maupun batin seolah berhimpun dalam dirinya."le
Di antara misi mulia yang dinisbatkan kepada dirinya adalah
menyelamatkan pemerintahan Mongol dari berbagai intimidasi dan
mengirim bala bantuan kepada mereka.lss Syaikh Shafiyyuddin sangat aktif
di barisan aksi sosial seperti menumpas permusuhan yang bergejolak di
kalangan penduduk Turki, dan membebaskan mereka dari tindak anarkis
para penguasa. Seiring berjalannya waktu, ia memiliki banyak pengikut
1231 Barangkali, keterangan paling jelas yang memaparkan hal ini adalah yang terdapat
dalam Kitab Shafwah Ash-1hafa, di mana sang penulis membagi tulisannya dalam
beberapa bab yang menceritakan tentang kehidupan Syaikh Shafiyyuddin dan
-kedudukannya. Bab pertama dari kitab ini menceritakan tentang nasab Syaikh
Shafiyyuddin dan asal-usulnya, mulai dari masa kelahiran, masa kanak-kanak
dan masa mencari ilmu. Di dalam bab ini juga dibahas tentang kedudukan Syaikh
Shafiyyuddin sebagai mursyid tarekat dan pertemuannya dengan Syaikh Zahid Al-
Gilani, sejak ia hidup di bawah bimbingan Syaikh Zahid, naiknya kedudukan yang
ia miliki, hingga menjadi seorang mursyiil. Tidak ketinggalan dalam bab ini juga
dipaparkan tentang silsilah guru-guru tarekatnya, kepribadian Syaikh Zahid Al-
Gilani dan karamah-karamah yang dimilikinya. Bab kedua dan ketiga dari kitab ini
menuturkan tentang karamah-karamahyang dimiliki Syail,JrShafiyyuddin, baik di saat
serurng maupun marah. luga, karamah-karamah yang tampak pada dirinya pada saat-
saat tertenfu selain kedua kondisi tersebut. Bab keempat menuturkan ucapan-ucapan
Syaikh Shafiyyuddin di dalam menakwilkan Al-Qur>an dan hadits, serta ucapan-
ucapannya yang mengandung hikmah, terutama ucapan-ucapan para waliyullah.
Tidak kettnggalan juga, pada bab ini dipaparkan mengenai karamah-karamah Syatkh
Shafiynrddin yang terjadi secara sadar, kepribadiannya yang masyhur, ketakwaannya,
kemustajaban doanya, kebenaran ilham dan fuasatnya terlebih kemasyhuran Syaikh
Shafiyyuddtn dan para penggantinya.
1232 Ustadz Muhsln Amin, Mustailrakat A>yan Asy-Syiah, penerbit: Darut Ta>aruf, Beirut,
hlm.18.
1233 A,yan AsySyiah, jilld XI, cet.2, hlm.53.
7234 Ash-Shilah Baina At-Tashauruuf wa At-Tasyayyu,, ll/ 354.
L235 Lihat: Ibi4 htm. 355.
584 Enslklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
dan murid tarekat dari berbagai penjuru negeri dan beragam lapisan
masyarakat, mulai dari kaum tani dan buruh hingga kaum bangsawan
dan penguasa, termasuk juga para pemimpin dan pemuka suatu kaum.
Di antara kaum bangsawan yang memiliki hubungan dekat dan
menaruh hormat kepada Syaikh Shafiyyuddin adalah Perdana Menteri
Ghiyatsuddin Ar-Rasyidi. Begitu juga, Rasyiduddin Fadhlullah-
seorang perdana menteri sekaligus sejarawan-yang sangat berlebihan
menampakkan pengagungannya terhadap Syaikh Shafiyyuddin. Ia
meyakini bahwa Syaikh Shafiyyuddin dapat memberikan syafaat dan
memiliki sifat yang dapat diteladani. Ia berkata kepada putranya yang saat
itu menjabat sebagai hakim Ardabil bahwa pada diri SyaikhShafiyyuddin
terdapat lautan hakikat, samudera syariat, dan gudang tarekat. Ia adalah
guru Islam dan kaum muslimin, bukti dari orang-orarLgyanglaushul (sampai
kepada Allah), panutan sifat yang luhur, mawarrlya sifat kesempurnaan
dan pemurni agama.1ts6
Bukti lain yang memperkuat hal itu adalah sebagian besar perdana
menteri Mongol dan penguasa Jengis bersikukuh mengikuti jalan yang
ditempuh oleh murid-murid Syaikh Shafiyyuddin.laT Dilihat dari jumlah
pengikutnya, dapat dikatakan bahwa pengikut Syaikh Shafiyyuddin sangat
banyak. Pernah walikota Jauban bertanya kepada Syaikh Shafiyyuddin,
"Lebih banyak mana, antara tentara pemerintah dengan murid-muridmu?"
Syaikh Shafiyyuddin menjawab,"Di Iran, jumlah murid-muridku melebihi
jumlah tentara pemerintah." Di lran, Syaikh Shafiyyuddin memiliki
pengikut dalam jumlah besar dari berbagai daeratu seperti Gilary Asfahan,
Syiraz, dan bahkan India serta beberapa bagian Dinasti Utsmaniyyah.
Pendek kata, Syaikh Shafiyyuddin memiliki kedudukan yang tinggi
dan pangkat yang mulia, hingga ia diberi gelar Syaikh Ukhrawi/Badsyah
Ukhr awi (Guru Akhirat).1H
Kesunnian Syaikh Shafiyyuddin
Mayoritas ahli sejarah berpendapat bahwa Syaikh Shafiyyuddin
menganut Madzhab Sururi dan gerakannya dikenal dengan sebutan sufisme
1235 Barawan, Tarikh Al- Adab f lran, hlm. 40.
1237 Syarafnama jilid II, hlm. 118 - 119.
1238 Lihat, Ash-Shilah, l/354.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 585
sunni. Untuk memperkuat pernyataan tersebut, mereka mengajukan bukti-
bukti berikut, di antaranya:
1) Ketika menafsirkan firman Allah d* dalam Surah Al-Maa'idah:67,
" Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhnnmu.. ." ,
Syaikh Shafiyyuddin tidak memberikan penafsiran seperti umurnnya
perspektif kaum Syiah. Ia tidak mengaitkan ayat tersebut dengan kisah
pengkhianatan dan pengangkatan Sayyidina Ali u; sebagai khalifah.
2) Ketika menafsirkan firman Allah Surah Ali Imran: 7 " Dan oranS-orang
yang mendalam ilmunya...", SyaTkh Shafiyyuddin tidak mengatakan
bahwa ayat tersebut ditujukan kepada para imam Syiah seperti
umumnya diklaim oleh mereka.
3) Dr. Musthafa Kamil Asy-Syabibi menunjukkan bukti lain mengenai
kesunnian Syaikh Shafiyyuddin. Menurutnya, Syaikh Shafiyyuddin
dalam karyanya tidak pernah merujuk kepada pengarang Syiah, tetapi
kepada karya-karya Imam Ghazali dan ulama-ulama Sunni lainnya.ltse
Meskipun sebenarnya, Dr. Musthafa cenderung kepada pendapat
yang mengatakan bahwa Syaikh Shafiyyuddin tergolong ulama
Syiah. Ia berkata, "Meskipun Syaikh Shafiyyuddin menampakkan
diri sebagai ulama Sunni yang bermadzhabSyah'i, tetapi sebenarnya
ia adalah ulama Syiah yang menyebarkan Madzhab la'fati." Untuk
'menguatkan pendapatnya bahwa Syaikh Shafiyyuddin adalah ulama
Syiatu Dr. Musthafa melanjutkan, "sepertinya, pendapat tersebut lebih
bisa diterima oleh banyak kalangary karena Khawaja Ali Syah Bawas,
cucu Syaikh Shafiyyuddin sendiri dengan tegas mengatakan bahwa
Syaikh Shafiyyuddin menyebarkan dakwah Syiah.124
4) Bukti lain yang memperkuat pernyataan tersebut adalah sebuah
surat yang ditulis oleh salah seorang pemimpin Uzbek kepada Shah
Tahmasp (w. 936 H/1529 M). Dalam surat itu, ia berkata, "Leluhur
kaliaru yang mulia almarhum SyaikhShafiyyuddin-seperti yang saya
dengar-adalah seorang pembesar Ahlu Sunnah wal ]amaah. Kami
sungguh heran melihat kenyataan ini, karena kalian tidak mengikuti
jejak leluhur kalian yang mulia it1r."7247
1239 Lihat, Ash-Shilah, I/ 355.
1240 Hal ini sangat tampak dalam kitabnya yang berjudul Al-Harakah Ash-ShafawiyahWa
Rawasibuha Eil lraq, hlm. 37.
1241, TariklAl- Adab fi lran, hlm. 49.
586 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam
Mengenai kesunnian Syaikh Shafiyyuddin, tidak hanya dipaparkan
oleh sejarawanmuslim, bahkan para orientalis terkemuka juga memperkuat
pemyataan tersebut. Misalnya saja, Barawan yang mengatakan, "Tidak ada
dalil kuat yang dapat kami percaya bahwa Syaikh Shafiyyuddin dan para
penggantinya berpegang kuat pada akidah Syiah."'zoz
Orientalis lairy seperti Peter Voyski juga menuturkan hal serupa. Ia
berkata, "Sekarang, kami memiliki referensi terpercaya yang menyebutkan
bahwa para ulama Shafawiyah generasi awalbukanlah penganut Madzhab
Syiah." Hal ini selaras dengan pernyataan Hamdullah Al-Mustaufa bahwa
Syaikh Shafiyyuddin adalah seorang Sunni yang bermadzhab Syafi'i.
Bahkaru Syaikh Shadruddin sendiri mengakui madzhab yang dianutnya-
meski tidak bersifat resmi-bahwa ia menganut Madzhab Syah'i.1243
Mungkin dapat dijadikan dalil penguat juga bahwa salah seorang
pemuka kelompok Shafawiyah-yakni salah seorang paman dari Syaikh
Junaidi-sering menunjukkan sikap yang bertentangan dengan aturan-
aturan Syiah. Ia adalah salah seorang cucu Syaikh Shafiyyuddin. Mengenai
hal ini, akan dijelaskan pada tulisan selanjutnya.l24
Orang yang banyak mengikuti jejak Syaikh Shafiyyuddin adalah
putranya sendiri, Shadruddin Ishaq (704 H/1304M-794H/1392 M). Ia
dikenal dengan sebutan Khalilul'Ajam (IdolaPenduduk Iran), karena sering
mengeluarkan sedekah. Bahkan ia dikenal sebagai Wali Autad (Pemimpin
Para Wali) dan penasehat mereka."
Syaikh Shadruddin tidak pernah meninggalkan daurah-daurah ilmiah
yang sebelumnya telah dirintis oleh sang ayah. Bahkan, ada sumber yang
menyebutkan bahwa dialah yang mendikte Syaikh Tawakkul (yang lebih
dikenal dengan sebutan Ibnu Bazzaz) dalam menyusun kitabnya yang
berjudul Shafw ah Ash-Shafa.12as
Qasim Anwar-salah seorang sufi pada masa itu-adalah murid
Syaikh Shadruddin. Ia menggubah bait-bait syair yang berisi pujian dan
sanjungan kepada Syaikh Shadruddin selama ia bersama dan berguru
1242 Tarikh Al-Adab fi lran, hlm. 49.
1243 rbid.
12M tbid.
"1245 Lihat, Ash-Shilah, hlm.356.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 587
kepadanya.l2a6 Pengaruh Syaikh Shadruddin semakin dikenal luas di
kalangan masyarakat, hingga para pemerintah merasa khawatir dan
meletakkan namanya ke dalam daftar ulama yang harus diselidiki dan di
penjara.12a7 Namun demikiaru ia tidak mau meninggalkan madzhab yang
dianut ayahandanya, yaitu Ahlu Sunnah wal Jamaah.12a8
Demi melanjutkan perjuangan ayahandanya, Syaikh Shadruddin
membangun gedung raksasa untuk menampung para pengikutnya.
Pembangunan gedung tersebut memakan waktu sepuluh tahun. Para
penguasa kerap mendatangi gedung tersebut dan mengadakan pertemuan
di tempat itu. Hanya saja, sebagian sumber masih belum bisa memastikan
apakah Syaikh Shadruddin atau putranya, Ali Shah Bawas, yang berhasil
mencerai-beraikan pasukan Timur Lenk dan membawa kemenangan ketika
berperang dengan pasukan Utsmani.
Ustadz Hasan Amin berkata, "Di antara yang pernah berkunjung
dan mengalap berkah dari Syaikh Shadruddin adalah Timur Lenk ketika
ia kembali dari Romawi. Ia memohon kepada Syaikh Shadruddin untuk
meminta sesuatu darinya. Syaikh Shadruddin berkata, "Saya minta Anda
mau membebaskan pasukan Romawi yang telah ditawan." Kemudian,
Timur Lenk pun memenuhi permintaan Syaikh Shadruddin, sehingga
penduduk Romawi banyak yang bergabung kepada Syaikh Shadruddin.l2ae
Meskipun Ustadz Hasan Amin merujuk pada Kitab D a'irah Al-Ma' arif Asy-
Syi'iyyah dan menyebutkan bahwa ketika Khawaja Ali menemui Timur
Lenk diArdabil danmemintanya supaya menjadikankota Ardabil sebagai
kota yang amary para penguasa merasa khawatir tidak adanya pencegahan
atas orang-orang yang hendak berziarah ke makam Syaikh Sh#iyyuddin lso
namun sebagian besar ahli sejarah menisbatkan peristiwa tersebut kepada
putranya.12s1
Khawaja Ali (795 H-833 H), cucu Syaikh Shafiyyuddin sekaligus
pewaris Syaikh Shadruddiru berhasil menjaga kedudukan spiritualitas
1.246 tbid.
1247 Haliutdapatdilihatpada:TailkAl-Adabfilran,hlm.50,TaikhAsy-Syu,ubAl-lslamiyyah
li Barukliman, hlm. 494, penerbit: Darul Ilmi Lil Malayin.
1248 Athlas Al-Hadharah Al-lslamiyyah, penulis: Husein Mu,nis, l:.lm.727 .
1249 Mustadrakat Asy-Syiah, hlm. 16
1250 D a' irah Al-Ma' arif Asy-Syi' iyy ah, ll / 327 .
1251. Ash-Shilah, hlm. 358.
588 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam
sang ayah dan kakeknya. Semakin hari, kedudukannya semakin tinggi,
hingga As-Sakhawi menilai bahwa pengagungan para pengikut Khawaja
Ali terhadap dirinya melebihi sifat yang sebenarnya.l2s2
Khawaja Ali mendapat gelar Shah Bawas (Serba Hitam) karena ia
selalu memakai baju yang serba hitam, dan Timur Lenk termasuk murid
seniornya.
Pada masa cucu Syaikh Shafiyyuddin ini, tarekat sufi mengalami
banyak perubahan mendasar, di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Ajakan kepada tasyayyu' (menganut paham Syiah). Disebutkan bahwa
Khawaja Ali adalah orang pertama yang mengajak masyarakat untuk
menganut paham Syiah. Hal ini ia lakukan setelah bermimpi bertemu
dengan Imam ke-9 menurut kaum Syiah. Dalam mimpi itu, sang imam
menyuruh Khawaja A1i untuk mengajak penduduk Dzarqul menempuh
jalan yang lurus. Lebih dari itu, Khawaja Ali mengaku mendapatkan
ijazah40 risalah kesufian secara langsung dari Imam Jawwad.12s3
Namun, penyebaran Syiah yang dilakukan oleh Khawaja Ali
bersifat moderat, tidak seperti halnya yang ditempuh oleh cucu-
cucunya, seperti Junaid, Haidar dan Ismail yang sangat ekstrem
terhadap pengikut Ahlu Sunnah wal Jamaah, baik yang masih hidup
maupun yang sudah meninggal.
Kesyiahan Khawaja Ali begitu tampak pada ucapannya terhadap
Timur Lenk yang menyerunya untuk menghukum kaum Yazidiyah
(pengikut Muawiyah). Ia berkata, "Kami memakai pakaian serba
hitam ini untuk menunjukkan rasa belasungkawa atas kekejaman
mereka terhadap para imam kami yang makshum.l2v
Bukti yang memperkuat bahwa penyebaran paham Syiah Khawaja
Ali bersifat moderat terlihat pada sikap salah seorang muridnya,
yaitu Syaikh Muhammad bin Idris yang sangat anti terhadap pola
penyebaran Syiah Junaid yang sangat ekstrem.
2) Strategi dakwah. Hal kedua yang membuat kita perlu diam sejenak
untuk merenungkannya adalah perlakuan Khawaja Ali terhadap
Adh-Dhau'l Al-Lami'fi A,yan Al-Qarni At-Tasi'Yl/29, penerbit: Darul Jail - Beirut.
Ash-Shilah, hlm.359.
Tarikh Al-Adab fi lran, htm.51..
1252
1253
L254
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam 589
para tawanan yang diserahkan oleh Timur Lenk kepadanya. Saat
itu, Khawaja Ali membebaskan sebagian tawanan tersebut dan
mengizinkan mereka pulang ke daerahnya (Romawi). Harapannya,
para tawanan tersebut dapat mengajak penduduk Romawi lainnya
untuk menganut Syiah. Pengaruh dari strategi tersebut sangat tampak
pada masa-masa mendatang. Sebagian tawanan lainnya oleh Khawaja
Ali ditempatkan di dekatmakamayahandanya di Ardabil. Tujuannya,
supaya mereka berhimpun menjadi sebuah kekuatan yang dikenal
dengan pasukan Qizilbas (Baret Merah) sebagaimana akan dijelaskan
pada tulisan berikutnya. Hingga saat itu, kaum Shafawiyah belum
dipengaruhi kepentingan politik. Mereka masih dikenal sebagai
pemimpin dan pemuka agama.
Perkembangan Kedua: Pendirian Daulah dan Kewaiiban
Bermadzhab
Perkembangan ini bermula sejak pemerintahan Junaid (w. 861
H/1,456 M). Dengan terangkatnyaJunaid, mulai tampakupaya memerangi
kelompok Shafawiyah. Kelompok yang bersama Junaid mulai berubah
haluan dari tarekat sufi menjadi gerakan Syiah atau Mongolisme. Di antara
sikap Junaid yang amat mencolok adalah menyebarkan daku,ahnya melalui
jalur penguasa dan bukan jalur rakyat, atau jalur sufi.12ss Pengaruh Syaikh
Junaid mulai menyebar luas hingga membuat khawatir para pemerintah
di daerah Ardabil. Begitu juga, perjalanan Syaikh Junaid bersama istrinya
(saudara Uzun Hasan) ke Diyar Bakr membawa dampak besar di dalam
menanamkan pengaruh politiknya. Terbukti, ketika ia kembali dari
perjalanan tersebut, bersama dirinya sepasukan tentara dalam jumlah besar
menuju ke daerah Dagestan untuk berperang melawan 10.000 tentara.1256
Ustadz Hasan Amin mencoba menakwilkan kalimat yang menyatakan
bahwa "Penyebaran dakwah yang dilakukan Syaikh Junaid melalui jalur
penguasa dan bukan jalur rakyat." Ia mencoba membelokkan kalimat
tersebut dari makna sebenarnya dan mengatakan bahwa yang dimaksud
"jalur penguasa" adalah pemimpin Sufi. Namun sepertinya penakwilan
tersebut tidak banyak membantu, karena di belakang ungkapan tersebut
terdapat kalimat "dan bukan jalur rakyat" .1257
1255 Ash-Shilah, hlm. 362.
1256 D a,irah Al-Ma, arif Asy-Syi,iyy ah II / 327.
1257 A,yan Asy-Syiah XVll/ 17.
590 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
Seiring perjalanan waktu, pengaruh kaum Shafawiyah semakin
meluas. Mereka pun membuat markas-markas yang tersebar di berbagai
daerah seperti Aleppo dan Antokia, terutama markas-markas tradisional.
FairuzJihan Shah, pemimpin Azerbaijan (w.872H/1,468 M) merasa
khawatir atas gerakan Syaikh Junaid. Akhirnya, Syaikh Junaid diusir secara
paksa dari kota Ardabil. Syaikh Junaid kemudian pergi menuju Aleppo
dan tinggal dengan Syaikh Muhammad bin Uwais, salah seorang pengikut
kelompoknya. Kemudian, Syaikh Muhammad menikahkan Syaikh Junaid
dengan salah seorang putrinya.
Gerakan Syaikh Junaid semakin meluas' Namun gerakannya terkesan
ekstrem dan radikal. Tentu saja, kerabat-kerabat dekat Syaikh ]unaid
tidak setuju dengan tindakan anarkis tersebut. Mereka juga tidak setuju
jika Syaikh Junaid mengobarkan semangat pengikutnya untuk tujuan-
tujuan politik. Karenanya, penduduk Aleppo bersepakat mengadakan
mahkamah untuk mengadili Syaikh Junaid, hanya saja saat itu Syaikh
Junaid tidak hadir. Penduduk Aleppo semakin khawatir atas menyebar
luasnya pengikut Syaikh Junaid.
Syaikh Junaid merasa bahwa kota Aleppo bukanlah tempat yang
kondusif untuk merealisasikan tujuannya. Akhirnya ia pergi ke Diyar
Bakr dan tinggal bersama Uzun Hasan, pemimpin Aquaitilo (857-883
H). Beberapa lama kemudian, Uzun Hasan berkenan menikahkan Syaikh
Junaid dengan saudara putrinya, Khadijah Baijam.lss
Setelah itu, Syaikh Junaid pergi menuju Ardabil dan wafat di kota itu
pada tahun 861H/1'456 M.15e Perjuangan Syaikh Junaid pun dilanjutkan
oleh putranya, Haidar (w. 893 H/1.488 M), yang mengabdikan seluruh
hidupnya untuk menyempumakan tarekat yang telah dirintis oleh sang
ayah. Untuk membedakan pengikutnya dengan kelompok lain, Haidar
menerapkan seragam baret merah dengan 12 sisi yang dililiti dengan
surban, sebagai isyarat atas ke-L2 imam Syiah. Mereka menamakan
kelompoknya dengan pasukan Qizilbas (Baret Merah).
Pasukan Haidar dikerahkan untuk membantu kemenangan pasukan
Uzun Hasan atas sisa pasukan Timur Lenk dan Azerbaijan sebagai rival
1.258 Lihat, Syarafnama, ll/119, ibid.
1'259 Ash-Shilah, hlm. 360.
Ensiktopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 591
kelompok Shafawiyah. Uzun Hasan meminta kepada Haidar untuk meng-
ajarkan tarekatnya kepada dirinya dan putra-putranya. Setelah itu, Uzun
Hasan mengikuti Haidar untuk mendakwahkan tarekatnya ke Diyar Bakr.
Syaikh Haidar dikenal sebagai orang pertama yang melengkapi
pasukan Qizilbas dengan pedang, perisai, baju besi dan alat-alat perang
lainnya. Bahkan, ia melatih pasukannya untuk membuat industri senjata.
Ketika pergi ke Diyar Bakr, Haidar menikah dengan putri Uzun Hasan.
Setelah kembali ke Ardabil, ia mengumumkan jihad dengan melewati jalan
Syirwan menuju Jarkas dan Dagestan bersama 12.000 pasukan Qizilbas.1z60
Setelah Uzun Hasan wafat, hubungan Haidar dengan kerabat-
kerabatnya tampak retak. Haidar sering terjun ke medan peperangan, dan
akhirnya terbunuh pada tahun 893 H/1488 M.u61
Dengan demikian, finalisasi pendirian daulah dan pengukuhannya
dilanjutkan oleh Shah Ismail (893H/1.488 M-930 H/L523 M). Shah Ismail
resmi sebagai pendiri Daulah Shafawiyah yang menyebarkan paham
Syiah di Iran secara paksa. Sebenarnya, Shah Ismail hampir mendekati
kehancuran, terutama setelah ayahnya dibunuh. Ia menjadi buronan
yang selalu dicari di setiap tempat.1262 Namury jika Allah menghendaki
suatu urusan, Dia akan mempersiapkan sebab-sebabnya. Shah Ismail
terui bersembunyi hingga memasuki abad ke-13. Kemudian, ia keluar
sebagai pemberontak terhadap ayah dan kakeknya. Ia terus terjun ke
medan peperangan hingga berhasil menguasai kota Tibriz pada tahun 907
H/1502 M. Di kota itulah, ia menyuarakan kewajiban menganut paham
Syiah. Para ulama Syiah kemudian mendatangi dan memintanya supaya
tidak memaksa penduduk kota Tibriz menganut paham Syiah. Mereka
menasehati Shah Ismail supaya mengurungkan niatnya, karena mayoritas
penduduk kota Tibriz menganut paham Sunni. jika aturan itu diberlakukaru
bisa jadi akan memancing kemarahan penduduk.
Di antara nasehat yang disampaikan kepada Shah Ismail adalah
sebagai berikut, "Semoga Allah menjadikan kami sebagai tebusanmu.
Da>irah Al-Ma' anf Asy-Syi' iyyah, hlm. 327.
Lihat Syarafnama, hlm. 1.1.9
Llhat: Mustailrakat Asy-Syi'iyyah,hlm.1.6,Taikhul Adab Li Barawan, hlm.55, danAsh-
Shilah Baina At-Tashawwuf wat Tasyayryu', hlm. 356.
1260
1261.
1262
592 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab dt Dunia tslam
penduduk Tibriz ini mencapai 200.000 -300.000 penduduk, dan semuanya
menganut paham Ahlu Sunnah wal Jamaah. Sejak masa para imam hinggu
saat ini, belum ada seorang pun yang berani secara terang-terangan
menyuarakan paham Syiah. Kami khawatir mereka akan menjawab seperti
ini, 'Kami tidak menghendaki kekuasaan Syiah.' fika penduduk sudah
tidak senang-kita berlindung kepada Allah-lalu, bagaimana mungkin
kita bisa mengatur urusan mereka?"
Shah Ismail menjawab, "Aku sudah memiliki tekad bulat dalam
urusan ini. Aku bersama Tuhan semesta alam dan para imam yang
makshum. Tidak ada seorang pun yang aku takuti. fika ada yang berani
mengeluarkan suara, akan aku tebaskan pedangku kepada mereka, hingga
tidak ada seorang pun dari mereka yang tersisa."7263
Shah Ismail lalu mewajibkan penduduk Iran untuk menganut paham
syiah dengan menggunakan kekuatan besi dan api. setiap orang yang tidak
rulu menganut paham Syiah akan dibunuh. Di antara ulama Sunni terkemuka
yang telah dibunuhnya adalah Fariduddin Ahmad, cucu Sa'duddin At-
Taftazatidan seorang sastrawan besar yang bernama Imam Sina'i-
Shah Ismail selalu meraih kemenangan dalam setiap pePerangan
yang diikutinya. serangan terbesar yang pernah dilakukannya adalah
pada peperangan Tasyalidran pada tahun 920H,. Pada peperangan itu, ia
berhasil mengalahkan Sultan Salim I dan menduduki kota Tibriz. Hanya
saja, ia meninggalkan kota tersebut selama beberapa waktu dan kembali
lagi untuk yang kedua kalinya.l2e
Demikianlah awal mula berdirinya Daulah Shafawiyah dan terus
berlanjut hingga tahun 1184 M. Dalam rentang waktu tersebut, Daulah
Shafawiyah dipimpin oleh sebelas penguasa yang semuanya bergelar shah.
Urutan mereka adalah sebagai berikut:
1) Tahmasp bin Ismail (930-984 H).Ia diangkat sebagai penguasa pada
usia kanak-kanak, yaitu umur 10 tahun. Para pimpinan ulama Syiah
memang sudah berwasiat bahwa jika Tahmasp memasuki usia berakal,
ia diangkat sebagai penguasa. Ia berhasil mengalahkan Ozbek. Hanya
1263 Ash-Shilah Baina At-Tashauxouf wa At-Tasyayyu,, hlm. 367, Tarikh Al-Adab f lran, hlm.
57, dan lihat ju ga: D a' ir ah Al-Ma' aif Asy - Sy i' iyy ah, V lll / 107 .
1264 Lihat, Syarafnamah, hlm. 140.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 593
2)
saja, ia tidak menempati daerah tersebut, dan langsung memasuki
kota Baghdad hingga pasukan Turki Utsmani datang dan mengusir
kaum Shafawiyah.
Ismail II bin Tahmasp (984-985 H). Ia berselisih dengan saudara-
saudaranya, dan terbunuh ketika berusaha menumpas radikalisme
kelompok Shafawi.
Muhammad Khadaban bin Tahmasp (985-995 H).
Abbas bin Tahmasp (995-1037 H). Ia bersekutu d'engan pasukan Turki
Utsmani pada tahun 998 H untuk membebaskan sebagian daerah
kekuasaannya, seperti Loristary daerah Konyu, Tlbriz, Dagestary dan
Syirwan. Setelah itu, ia menuju Ozbek dan berhasil mengalahkan
mereka serta merampas sebagian daerahnya.
Setelah itu, Abbas beralih menyerang pasukan Turki Utsmani
setelah sebelumnya bersekutu dengan mereka dalam kurun waktu
15 tahun. Pertempuran tersebut terjadi di Irak. Abbas kemudian
bekerjasama dengan Inggris melawan tentara Portugis dan menawan
tentaranya. Setelah itu, Abbas menjadikan Isfahan sebagai pusat
pemerintahan.
Washfi bin Shafi Mirza bin Abbas (1037-1025 H). Ia dikalahkan oleh
pasukan Turki Utsmani ketika mereka merebut kota Irak. Kemudian,
terciptalah sebuah persekutuan di antara kedua belah pihak pada
tahun 1049 H.
Abbas II bin Shafi (1052-1077 H). Ia tidak ambil peduli dengan urusan
pemerintahan, sehingga saat itu banyak aspek yang mengalami
kemunduran.
Washfi II bin AbbasII (1,077-1105 H). Ia juga dikenal dengan sebutan
Sulaiman I. Pada saat itu, pasukan Holandia berkuasa atas pulau
Qazum di Selat Hurmuz, sementara Ozbek berhasil menduduki
Khurasan dan tentara portugal berhasil menduduki pelabuhan Bandar
Abbas.
Husein I bin Abbas II (1105-1135 H). Pada awal pemerintahannya
terjadi pertempuran dengan pasukan Afghanistan.
Tahmasp II bin Abbas II (1135-1144F{). Pada masa pemerintahannya,
pertempuran dengan pasukan Afghanistan masih terus berlangsung.
3)
4)
5)
6)
7)
8)
e)
594 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
Kemudian ia bersekutu dengan Nadir Khan dan akhirnya pasukan
Afghanistan keluar dari daerah tersebut.
10) Abbas III bin Tahmasp II (11414-1148 H).
Pandangan-pandangan Madzhab Ash'Shafawiyah
seiring berjalannya waktu, pandangan-pandangan dan keyakinan-
keyakinan kaum shafawiyah mengalami perkembangan yang beraneka
ragam, mulai dari yang bersifat radikal hingga modern atau moderat.
Persoalan penting yang perlu dibahas pada kesempatan ini bahwa
perbedaan an tar:a tasyayyu' moderat d an tasyayyu' Safawi dipaparkan secara
gamblang oleh sebagian mujtahid Syiah. Tokoh penting di antara mereka
adalah Dr. Ali Syariati yang menielaskan dalam kitabnya Tasyayyu' wa
Ats-Tsaurah dan Kitab Tasyayyu' Alawi.
Di antara fenomena terfadinya perbedaan tersebut dalam pemikiran
syiah disebabkan perbedaan sudut pandang terhadap salah seorang
pemimpin pada masa shafawi, yaitu Mulla Muhammad Baqir Al-Majlisi,
penulis Ensiklopedi Bihar Al-AruDar seperti yang akan dijelaskan dalam
bab tersendiri, serta pengingkaran terhadap pertentangan informasi yang
disampaikan olehnya.
Al-Majlisi sering mendapatkan kritikan. Dr. Ali syariati bukan orang
pertama yang melakukan kritik terhadap Al-Majlisi. Jauh sebelumnya, Al-
Quthaifi-salah seorang tokoh terkemuka pada masa shafawi awal-juga
melontarkan kritik terhadap Al-Majlisi.
Di antara pandangan-pandangan yang bersifat radikal bahwa shah
Ismail menyebarkan syiah Imamiyah Itsna Asy',ariyyah di Iran dengan
menggunakan kekuatan besi dan api. Di samping madzhab tersebut, kala
itu banyak madzhab-madzhab lain yang bersifat radikal dan ekstrem hingga
Itsna Asy' aiyyah dan Az-Zaidiyyahmelepaskan diri dari madzhab tersebut.
Namun sejak masa Syaikh junaid, sebagian pemikir-pemikir radikal telah
berhasil menyusup ke dalam kelompok Shafawi.
Pada masa syaikh Junaid dan putranya, Haidar, fenomena radikalisme
asing telah mulai menyebar, di antaranya:
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 595
Beredarnya paham liberal. Saat itu, pemikiran liberal mengenai
keadilan sosial dan kesetaraan mutlak telah beredar di kalangan kelompok
Qizilbasy.l26s
Sebagaimana diperkuat oleh pendapat Peter Voyski, "syaikh Junaid
dan Syaikh Haidar menganut Madzhab Imamiyah. Bersamaan dengan
itu, pemikiran-pemikiran radikalisme Syiah sudah mulai menyebar di
belahan dunia yang disuarakan oleh kelompok Qizilbasy. Di antara bentuk
pemikiran radikal tersebut adalah sebagai berikut:
Pandangan sebagian kelompok Qizilbasy yang menempatkan Syaikh
Junaid sebagai ruhan yang harus disembah. Pada tahap selanjutnya, mereka
membebaskan para pengikutrya untuk melakukan shalat dan ibadah-ibadah
lain dengan menjadikan Syaikh Junaid sebagai kiblat mereka.126
Selain itu, juga terdapat kelompok lain yang mengangkat Ali sebagai
Tuhan, seperti yang terjadi di Asia Tengah. Keyakinan itu pun ditanamkan
oleh kelompok Qizilbasy.
Fadhlullah Rauzbahan menyebutkan bahwa penduduk Romawi yang
bodoh memposisikan syaikh Junaid sama seperti Yesus dalam trinitas.
Mereka menyebut Syaikh Junaid dengan nama Allah, sedangkan Ali
dan Haidar putra syaikh Junaid sebagai putra Allah. Di antara ucapan
mereka yang berbentuk pengangungan terhadap Syaikh Junaid adalah,
"Dia (SyaikhJunaid) itu esa dan tidak ada Tuhan selain dirinya." Dari sini,
tampak jelas bahwa para radikalis shafawi membentuk kelompok khusus
dari pengikutJunaid yang mengakui adanya reinkamasi ruhan ke dalam
diri manusia.1267
Kami tidak tahu secara pasti bagaimana sikap SyaikhJunaid terhadap
keyakinan yang dianut oleh para pengikutnya. Hanya saja, Syaikh Junaid
sendiri adalah seorang radikalis yang dibenci oleh pamannya, Ja'far dan
bahkan diusir olehnya dari Ardabil. Para murid ayahandanya dan kerabat-
kerabatnya juga menolak terhadap pandangan syaikh Junaid yang radikal.
Bahkan, penduduk Aleppo menyelenggarakan sidang mahkamah untuk
mengadili syaikhJunaid dan mengusirnya secara paksa dari kota Aleppo.
Al-Islam fi lran, hlm. 368.
lbid,hlm.369.
lbid,hlm.364.
1265
1266
1267
596 Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia lslam
Fenomena Sikap Ekstrem pada Masa Ismail
Ekstrimisme Shah Ismail mulai tampak sejak awal memegang tampuk
pemerintahan. Ia mewajibkan penduduk untuk menganut paham syiah
dengan menggunakan kekuatan besi dan api. Ia tidak mau menerima
nasehat dari ulama-ulama Syiah yang menganjurkannya suPaya bersifat
lembut dan meninggalkan unsur pemaksaan.
Karena itu, para ulama menilainya sebagai pemimpin yang fanatik.
Ustadz Muhsin Amin menukil pendapat Qutub Al-Hanafi, yar:.g
mengatakan, "shah Ismail adalah sosok pemimpin yang fanatik, berbeda
dengan ayahny a." Da Mengenai para pengikut Shah Ismail, Ustadz Muhsin
Amin mengatakan, "Mereka meyakini pada diri shah Ismail terdapat unsur
ketuhanan."126e
ustadz Muhsin Amin iuga menuturkan bahwa shah Ismail mengajar
penduduk Lahijan.1270Ia mengajar mereka untuk memiliki sikap fanatik
dan radikal, supaya mereka mengakui ketuhanannya dan berthawaf di
rumahnya.1271
Pemuka Syiah menolak tuduhan Qutub Al-Hanafi yang mengatakan
bahwa Shah Ismail bersifat radikal. Bahkan menurut mereka, Shah Ismail
menolak fanatisme Madzhab.
Hanya saja kami tidak berani menyebut hal itu sebagai fanatisme
madzhab. sebab, itu hanya murni tuduhan. sebagian ahli sejarah Barat dan
penjelajah asing mengakui fenomena radikalisme tersebut. Misalnya, kami
menjumpai Peter Voyski pemah menyebutkan bahwa kelompok Qizilbasy
sangat mencintai Shah Ismail dengan bentuk kecintaan yang sampai pada
derajat ketuhanan.
Barawan menunjukkan data-data terkait kesaksian orang-orang yang
melihat langsung sikap para pengikut Shah Ismail, misalnya kesaksian
berikut, "Parapengikut sufi ini menyembah shah Ismail layaknya Tuhan,
terutama pasukan tentaranya. Misalnya, sebagian dari mereka berani maju
1268 A,yan Asy-Syiah Xl/ 210.
1269 Dieruh1-ahijan dikenal dengan tempat bersarangnya aliran-aliran sesat, seperti Al-
Hurufiyah dan Az-Zaidiyah. Lihat, Mustadrakat A'yan Asy-Syiah, hlm' 16'
1270 Mustadrakat Asy-Syiah, hlm' 1'7.
1271 Al-lslam fi lran, hlrr:.. 374.
Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia tslam 597
ke medan peperangan tanpa membawa senjata. Mereka begitu yakin bahwa
mursyid mereka (Shah Ismail) akan melindungi nyawa mereka...Di Iran
mereka telah melupakan nama Allah. Tidak ada yang mereka sebut dalam
setiap detik selain nama Shah Ismail."1272
Shah Ismail sendiri menegaskan bahwa dirinya tidak mengadakan
sebuah gerakan kecuali atas perintah para imam. Karena itu, ia adalah
manusia yang makshum. Ia juga menyifati dirinya sebagai orang yang
dimaksud dalam firman Allah Surah Maryam: 54, "DAn ceritakanlah Qtai
Muhammad kepada mereka) kisah lsmail...' 7273
Di bawah ini kami akan menuturkan sekilas tentang ulama-ulama
Shafawiyah terkemuka yang ikut mengambil andil dalam penyebaran
radikalisme dan ekstremisme. Juga melihat banyaknya ulama Shafawiyah
yang berada di antara sikap radikalis dan moderat. Sikap mereka sungguh
berlawanan dengan para pendahulunya. Karena itu, di sini kami akan
memaparkan gambaran dari kedua kelompok tersebut.
Para Pemimpin yang Menempuh falan Ekstrem
1. Nuruddin Ali bin Abdul Ali Al-Karki (w. 940lIy.tzzt
Ia melampaui batas dalam membuat ide pembaharuan di kalangan
Shafawiyah. Ia memperbolehkan hal-hal yang sebenamya tidak diperboleh-
kan oleh syariat. Bahkaru ia berani mengubah arah kiblat di sebagian besar
daerah Iran. Karenanya, rival Nuruddin Ali menyebutnya sebagai pembaru
Syiah.127s Di antara tulisan-tulisan yang memperkuat ide pembaruannya
adalah bersujud kepada manusia, kebolehan bersujud di atas tanah Al-
Husainiyyalu dan tulisan tentang kebolehan mencaci maki, yang diberi
judul Nafahat Al-Lahut fi La'n Al-labti wa Ath-Thaghut.1276 Kap