Doktrin roh kudus 6

 


ilnya dan pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi buahnya.

Imamat 26:19-20

Di ayat ini, kata “langit di atasmu sebagai besi” menjelaskan 

bagaimana langit akan menutup pintunya. “Tanahmu sebagai tembaga” 

menunjukkan tanah yang akan menjadi kering dan keras karena tidak 

adanya hujan. Imamat 26:14-16 telah menjelaskan bahwa Allah akan 

melakukan ini saat  orang-orang pilihan tidak taat atau memberontak 

melawan Dia:

namun  jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan 

segala perintah itu, jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu 

muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala 

perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku, 16  maka Akupun 

akan berbuat begini kepadamu.

Imamat 26:14-16

Dalam arti rohani, bangsa Israel yang yaitu  bangsa pilihan Allah 

merupakan penggambaran gereja Allah (ekklesia di bahasa Yunani). 

Ekklesia berarti sebuah “kumpulan orang banyak”, namun  banyak teks 

penting, termasuk Kitab-kitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, 

menggunakan ekklesia untuk mengartikan kata Ibrani qahal, yang 

berarti kumpulan umat perjanjian Allah dalam Perjanjian Lama (lihat 

Ul. 23:2-9; ref. “rumah ibadat” dalam Yak. 2:2). Karena itu ditutupnya 

langit-langit di atas Israel menandakan bagaimana Roh Kudus akan 

berhenti turun pada gereja sesudah  masa para rasul.

Kemerosotan rohani pada gereja sesudah  wafatnya para rasul 

mengakibatkan Roh Kudus meninggalkan gereja. Bila kita melihat 

catatan sejarah, tidak heran bila kita melihat tanda-tanda bahasa 


184

roh hilang bersama dengan perginya Roh Kudus. Seperti tubuh tanpa 

nyawa, gereja mengalami kematian rohani (Yak. 2:26). Lebih lagi, tanpa 

Roh Allah, gereja tidak dapat menghasilkan buah roh (Gal. 5:22-23). 

Walaupun umat percaya berusaha hidup seturut dengan injil, sebagian 

bahkan menerapkan gaya hidup petapa dan tinggal di biara-biara, 

mereka tidak dapat menghasilkan buah yang dikehendaki Allah. Lebih 

parah lagi, sebagian pemimpin gereja sibuk terlibat dalam kekuasaan 

dan politik, dan mengabaikan keadaan rohani jemaat mereka. Hari 

ini, orang-orang Kristen memikul akibat dari ribuan tahun sejarah 

gereja. Kita harus belajar dari pelajaran-pelajaran ini, baik ataupun 

buruk. Lebih penting lagi, kita harus memahami alasan mengapa 

terjadi kemerosotan rohani pada gereja sesudah  masa para rasul. 

Reformis Martin Luther menyadari bahwa tradisi dan sejarah gereja 

harus dikesampingkan untuk tujuan yang lebih tinggi, yaitu mengejar 

kebenaran. Ini terus menjadi masalah kunci bagi komunitas Kristen 

hari ini: mereka harus membuang ajaran-ajaran palsu yang masuk ke 

dalam gereja sesudah  wafatnya para rasul.

Pertanyaannya, apakah kita akan dapat memulihkan iman rasul-

rasul yang mula-mula? Walaupun sebagian orang Kristen merasa ini 

yaitu  hal yang tidak mungkin, kita tahu bahwa kita dapat bersandar 

pada Roh Kudus untuk memungkinkannya. Hanya Dia yang mempunyai 

kuasa untuk memulihkan dan mengumpulkan tulang-tulang kering 

umat Allah (Yeh. 37:1 dst.). Memulihkan sesuatu yang telah lama mati 

sungguh merupakan hal yang sulit, namun Yesus mengajarkan kita, 

“bagi manusia hal ini tidak mungkin, namun  bagi Allah segala sesuatu 

mungkin” (Mat. 19:26).

Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang 

dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya. 

Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu 

dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak 

mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang 

baik yang diberikan TUHAN kepadamu.

Ulangan 11:16-17

Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul dan lihatlah! Di manakah 

engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan engkau duduk 

menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. engkau 

telah mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu. 

Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada akhir musim tidak datang. 


185

namun  dahimu yaitu  dahi perempuan sundal, engkau tidak mengenal 

malu.

Yeremia 3:2-3

Ulangan 11:16-17 memuat sebuah peringatan dari Allah: Ia akan 

menimpakan kekeringan ke atas umat-Nya apabila mereka berpaling 

dari Dia dan menyembah allah-allah lain. Sayangnya, kita dapat 

melihat dari sejarah, bangsa Israel tidak mendengarkan peringatan 

ini, dan Allah terpaksa mengingatkan mereka akan sikap mereka yang 

memberontak. Contohnya, kita melihat bagaimana Raja Ahab membuat 

bangsa Israel menyembah berhala. Ketidaksetiaan yang amat kentara 

ini memurkakan Allah sebegitu rupa sehingga Ia menghentikan embun 

dan hujan selama tiga setengah tahun (1Raj. 17:1, 7; 16:30-33; Yak. 

5:17). Sayang sekali bangsa Israel tidak belajar dari kesalahan mereka, 

karena kemudian Nabi Yeremia harus menegur mereka kembali karena 

berlaku seperti perempuan sundal. Seperti sebelumnya, mereka 

berpaling dari Allah yang sejati dan menyembah allah-allah palsu (Yer. 

2:20-25; 3:6-14).

Dari sejarah, kita melihat gereja awal dimulai di dalam kuasa 

Roh Kudus, namun  pada akhirnya kehilangan visi dan kasihnya kepada 

kebenaran. Kesesatan ini sampai pada titik saat  Paus Katolik Roma 

bahkan menyebut dirinya sendiri sebagai “Wakil Kristus di bumi” dan 

terang-terangan menerima sujudan dan sembahan dari umat percaya. 

Gereja juga mulai mengizinkan penyembahan patung Yesus, para rasul, 

para orang kudus, dan Maria. Karena penyimpangan-penyimpangan 

ini, Roh Kudus kebenaran tidak lagi menyertai gereja, sehingga tidak 

ada lagi tanda-tanda berbahasa roh. Masa berhentinya pencurahan 

Roh Kudus dimulai tidak lama sesudah  wafatnya para rasul hingga 

permulaan abad ke-20, saat  Gereja Yesus Sejati didirikan.

Hari ini komunitas Kristen perlu menangkap kembali visi dan 

kasihnya kepada kebenaran, dan mencari Roh Kudus. Walaupun orang-

orang Kristen mungkin tanpa sadar melakukan penyembahan berhala, 

mereka masih dapat jatuh dalam perangkap penyembahan para ahli 

teologi, penginjil dan pemimpin gereja. Sebagian denominasi bahkan 

menamai gereja mereka dengan nama-nama orang yang mendirikan 

mereka, secara efektif menaruh perhatian pada manusia ketimbang 

Allah, padahal Yesus berkata kepada kita bahwa gereja yaitu  gereja-

Nya, bukan milik manusia (Mat. 16:18).

Allah yaitu  Allah yang cemburu, jadi segala kemuliaaan dan 

hormat haruslah ditujukan kepada-Nya. Rasul-rasul di masa gereja 


186

awal, seperti Petrus dan Paulus, mereka penuh dengan karunia rohani, 

namun Tuhan Yesus hanya menggunakan mereka sebagai perabot 

untuk mewujudkan kemuliaan Allah. Sayangnya, karena kelemahan 

mereka, umat manusia cenderung menaruh perhatian pada orang 

yang melakukan mujizat daripada Allah yang memberikan kuasa itu. 

Para rasul dengan hikmat berhati-hati untuk tidak menerima sedikit 

pun pujian atau sembahan dari orang lain (Kis. 10:25-26; 14:11-15). 

Kita semua patut melakukan yang terbaik dari teladan mereka.

Dibuat-Nya sungai-sungai menjadi padang gurun, dan pancaran-

pancaran air menjadi tanah gersang, tanah yang subur menjadi padang 

asin, oleh sebab kejahatan orang-orang yang diam di dalamnya.

Mazmur 107:33-34

Pencurahan Roh Kudus dimaksudkan untuk mengubah padang 

gurun dalam hati manusia menjadi mata air (Yoh. 4:14). Namun 

karena hati mereka yang tinggal di padang gurun cenderung tertuju 

pada kejahatan (seperti gereja pada masa sesudah  para rasul), Allah 

mengubah mata air itu menjadi padang gurun (dengan berhentinya 

pencurahan Roh Kudus). Lebih lagi, Firman Allah tidak lagi dapat 

ditaburkan di antara mereka, karena tanpa Roh Kudus, benih-benih 

kerajaan Allah tidak dapat berakar, bertunas dan bertumbuh. Dengan 

begitu gereja sesudah  para rasul masuk ke dalam kemunduran dan 

menjadi tanah yang gersang.

Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak 

Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar 

durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, 

sehingga kebun itu diinjak-injak.

Yesaya 5:5

Allah menggunakan kebun anggur untuk melambangkan Israel 

di masa Yesaya. Ini juga menggambarkan gereja sesudah  masa para 

rasul. Di ayat di atas, Allah mengutarakan harapan-Nya, agar umat-Nya 

menghasilkan buah yang baik, seperti damai sejahtera dan kebenaran; 

namun  mereka justru menghasilkan anggur-anggur liar. Jadi Allah 

mengubah kebun itu menjadi tanah gersang, tempat semak duri 

dan belukar tumbuh, dan menahan awan-awan sehingga tidak lagi 

menurunkan hujan (Yes. 5:3-7).


187

Yehuda berkabung, pintu-pintu gerbangnya rebah dan dengan 

sedih terhantar di tanah; jeritan Yerusalem naik ke atas. Pembesar-

pembesarnya menyuruh pelayan-pelayannya mencari air; mereka 

sampai ke sumur-sumur, namun  tidak menemukan air, sehingga mereka 

pulang dengan kendi-kendi kosong. Mereka malu, mukanya menjadi 

merah, sampai mereka menyelubungi kepala mereka. Pekerjaan di 

ladang sudah terhenti, sebab hujan tiada turun di negeri, maka petani-

petani merasa kecewa dan menyelubungi kepala mereka.

Yeremia 14:2-4

Di masa Nabi Yeremia, bangsa Israel berulang kali memberontak 

melawan Allah. Perilaku mereka menyebabkan murka Allah menyala-

nyala, sehingga Ia tidak mau mendengarkan seruan mereka dan 

menolak persembahan mereka. Sebaliknya, Allah menyatakan bahwa 

Ia akan menjawab doa-doa mereka dengan pedang, kelaparan, 

dan penyakit sampar (Yer. 14:7-12). Kata-kata ini memperlihatkan 

keadaan yang dihadapi gereja sesudah  masa para rasul, saat umat gereja 

tidak menaati kehendak dan perintah Allah, dan menyimpang dari 

kebenaran. Karena dosa-dosa inilah Roh Kudus tidak lagi dicurahkan.

Sebelum Ia naik ke surga, Yesus mengembankan tugas kepada 

murid-murid-Nya untuk pergi ke segala bangsa. Kata-Nya, “ajarlah 

mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. 

Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir 

zaman” (Mat. 28:20). Yesus memastikan mereka bahwa Ia tidak akan 

meninggalkan mereka. Namun bila kita membaca dengan hati-hati, 

kita melihat bahwa Yesus mencatatkan sebuah syarat: murid-murid 

harus mengajarkan orang-orang untuk melakukan segala yang telah 

Ia perintahkan. Dengan kata lain, Ia akan senantiasa menyertai gereja 

apabila mereka memegang firman-Nya. Sayang sekali kita melihat 

gereja sesudah  masa para rasul secara perlahan meninggalkan ajaran-

ajaran Tuhan, dan karena itu Roh Kudus, yang yaitu  Roh kebenaran, 

tidak lagi dapat tinggal dengan mereka.

Saat Yesus masih melayani di bumi, Ia berkata:

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu 

seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 

yaitu Roh Kebenaran. …Barangsiapa memegang perintah-Ku dan 

melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi 


188

Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan 

akan menyatakan diri-Ku kepadanya… Jika seorang mengasihi Aku, ia 

akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami 

akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.

Yohanes 14:15–17, 21, 23

ada  sebuah amsal yang mengajarkan, “berpalinglah kamu 

kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku 

kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu” (Ams. 1:23). 

Kita harus menyadari pentingnya tinggal di dalam kebenaran dan 

dalam perintah-perintah Tuhan Yesus.

Banyak gereja-gereja saat ini telah meninggalkan pengajaran 

Alkitab. Kebenaran-kebenaran doktrin dasar seperti Roh Kudus, 

baptisan air, basuh kaki, hari Sabat dan Perjamuan Kudus telah 

diabaikan atau dikesampingkan demi kemudahan atau kompromi. 

Kembali kepada kebenaran sangatlah penting di hari-hari terakhir ini, 

begitu juga menyadari perlunya kembali ke satu kawanan sejati, yang 

kepalanya yaitu  Yesus Kristus (Yoh. 10:16).

8.3.2 Gambaran awal mengenai berhentinya pencurahan Roh 

Kudus

“Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman 

Elia ada  banyak perempuan janda di Israel saat  langit tertutup 

selama tiga tahun dan enam bulan dan saat  bahaya kelaparan 

yang hebat menimpa seluruh negeri” (Luk 4:25). Di masa Nabi Elia, 

langit-langit ditutup karena Raja Ahab telah meninggalkan Allah dan 

mengakibatkan umat Israel menyembah Baal (1Raj. 16:30-33; 18:17-

18).

Hujan melambangkan Roh Kudus. Mengetahui ini, langit-langit 

yang tertutup menggambarkan bagaimana Roh Kudus akan berhenti 

turun kepada umat Allah. Penutupan langit-langit selama tiga 

setengah tahun menandai berhentinya pencurahan Roh Kudus selama 

beberapa waktu (ref. Why. 11:2). Seperti Allah menahan hujan karena 

pemberontakan Raja Ahab dan bangsa Israel, begitu juga Roh Kudus 

akan berhenti tercurah selama beberapa waktu di antara masa hujan 

awal dan akhir, karena pemberontakan gereja melawan Allah sesudah  

masa para rasul.


189

8.3.3 Sejarah mengenai berhentinya pencurahan Roh Kudus

Menjelaskan sejarah mengenai berhentinya pencurahan Roh 

Kudus secara rinci yaitu  tugas yang sangat sulit, karena beberapa 

alasan. Pertama, Alkitab seringkali berbicara dengan nubuat dan 

penggambaran, dan kita tidak dapat menanyakan nabi-nabi yang 

mengucapkannya, apakah yang dimaksudkan Allah mengenai segala 

aspek dalam nubuat-nubuat itu. Bahkan walaupun misalnya kita 

dapat menggunakan mesin waktu dan bertanya langsung kepada 

mereka, kemungkinan besar mereka sendiri tidak memahami 

sepenuhnya nubuat-nubuat yang mereka ucapkan. Kedua, kita tidak 

mempunyai catatan sejarah akurat yang merinci kapan tepatnya Roh 

Kudus meninggalkan gereja dan sebab musababnya secara khusus. 

Ini disebabkan karena catatan-catatan sejarah, yang dicatat dan 

diarsipkan oleh Gereja Katolik Roma, gereja-gereja Reformis, dan 

gereja penginjilan non-denominasi, semuanya memegang pandangan 

bahwa Roh Kudus tidak pernah meninggalkan komunitas Kristen sejak 

hari Pentakosta.

Kita tahu bahwa saat  Yohanes menulis Kitab Wahyu, yang 

seringkali dianggap sebagai kitab yang terakhir ditulis dalam 

Kanon Perjanjian Baru (sekitar 90-100 Masehi), Roh Kudus belum 

meninggalkan gereja awal. Namun kita tahu bahwa gereja sudah mulai 

menghadapi masalah-masalah serius dan pengajaran-pengajaran 

palsu (lihat Wahyu 2 hingga 3). Terakhir, dengan kemunduran terus 

menerus dari kebenaran, Roh Kudus pergi, kemungkinan besar tidak 

secara tiba-tiba, namun  perlahan-lahan seiring terseretnya gereja ke 

dalam kemerosotan rohani.

Lebih lanjut, di abad ke-2 dan ke-3, tampak bahwa gereja 

sesudah  masa para rasul mencoba mengekang apa yang mereka 

lihat sebagai kegiatan kharismatik di perkumpulan-perkumpulan 

gereja lokal. Namun apa yang dilakukan gereja dengan maksud 

baik, mungkin telah mengayunkan bandul ke arah sebaliknya, dan 

dengan demikian memadamkan pekerjaan Roh Kudus. Akibatnya 

yaitu  kemunduran dalam pengalaman rohani, yang mungkin dapat 

menolong memperdalam iman umat percaya. Sejarah menggambarkan 

bagaimana gereja tidak dapat dipimpin oleh Roh, dan pada akhirnya 

membuat Roh Kudus meninggalkan gereja sepenuhnya. Sayangnya, 

banyak orang Kristen hari ini terus memandang remeh pengalaman-


190

pengalaman rohani, atau meragukannya. Mengetahui hal ini, kita perlu 

mengingat peringatan Rasul Paulus, agar jangan memadamkan Roh 

(1Tes. 5:19).

 Saat Rasul Yohanes menulis surat-suratnya, sebuah ajaran sesat 

yang disebut Gnostik mulai menyebar ke dalam gereja. Mereka yang 

tertipu dengan ajaran ini meninggalkan gereja (1Yoh. 2:19). Para 

pendukung ajaran Gnostik percaya bahwa pengetahuan (gnosis, dalam 

bahasa Yunani) yaitu  cara untuk mendapatkan keselamatan, dan 

lebih penting daripada gaya hidup Kristen. Mereka juga percaya bahwa 

keilahian dapat berhubungan dengan dunia jasmani, dan karenanya, 

menyangkal kebangkitan kembali Yesus Kristus (sebuah ajaran 

sesat yang dikenal sebagai Docetisme). Yang paling merusak dalam 

ajaran ini, yaitu  pandangan bahwa tindakan umat percaya tidak 

ada hubungannya dengan keselamatan mereka (sebuah pandangan 

yang secara kebetulan masih dipegang orang Kristen hari ini, saat 

mereka menekankan secara ekstrim bahwa keselamatan sepenuhnya 

karena karunia Allah). Ajaran sesat ini mengakibatkan banyak orang 

percaya berjalan dalam kehidupan yang tidak kudus, menggunakan 

“pengetahuan” mereka sebagai tameng dosa.

Kamus Bergambar Nelson memberikan gambaran sekilas tentang 

pandangan dan praktek Gnostik pada masa gereja mula-mula:

Paham Gnostik juga mengajarkan bahwa manusia terdiri dari 

tubuh, jiwa, dan roh. Karena tubuh dan jiwa yaitu  bagian dari 

keberadaan duniawi manusia, mereka bersifat jahat. Di dalam jiwa ini 

yaitu  roh, satu-satunya bagian ilahi dalam diri manusia. “roh” ini tidur 

dan tidak menyadari apa-apa, dan harus dibangunkan dan dibebaskan 

dengan pengetahuan.

Menurut ajaran Gnostik, tujuan keselamatan yaitu  agar roh 

dibangunkan oleh pengetahuan, sehingga manusia yang ada di 

dalam dapat dibebaskan dari penjara kedagingannya dan kembali ke 

dunia terang, saat jiwa disatukan kembali dengan Allah. Saat jiwa itu 

terangkat, ia perlu menembus ruang kosmik yang memisahkannya dari 

tujuan surgawinya. Ini juga dicapai dengan pengetahuan. Seseorang 

harus mengerti rumus-rumus tertentu yang hanya diungkapkan 

kepada orang yang telah dibangunkan.

Perilaku etis di antara penganut Gnostik sangat berbeda satu 

sama lain. Sebagian berusaha memisahkan diri mereka dari segala 

hal yang jahat agar tidak ternodai. Paulus mungkin menentang 

pandangan seperti itu dalam 1 Timotius 4:1-5. Para penganut Gnostik 


191

lain mengambil bentuk kebebasan. Bagi mereka, pengetahuan berarti 

kebebasan untuk turut serta dalam segala macam kenikmatan. 

Banyak di antara mereka beralasan, karena mereka telah menerima 

pengetahuan ilahi dan telah diberitahukan tentang sifat ilahi mereka, 

maka tidak ada masalah dengan bagaimana mereka hidup.

Ajaran Gnostik masuk ke dalam banyak gereja lokal, menjangkiti 

mereka seperti virus menular. Walaupun para rasul seperti Yohanes 

menentang ajaran ini, gereja tidak mampu menghapus pengaruhnya 

secara menyeluruh. Sebelum diadakannya Sidang Nicea, banyak 

pendukung-pendukung ajaran Gnostik bahkan disambut di 

Konstantinopel dan Roma, titik-titik kekuasaan gereja mula-mula. 

Hanya sesudah  adanya hasil dari Sidang Nicea, ajaran Gnostik secara 

perlahan, walaupun tidak sepenuhnya, dihapus dari gereja.

Sebagian besar ahli Alkitab yakin bahwa Yohanes menulis 

Kitab Wahyu di antara tahun 95 dan 96 Masehi, mendekati akhir 

abad pertama. Yohanes menerima wahyu dari Allah saat ia berada 

dalam pembuangan di Pulau Patmos. sesudah  menerima wahyu itu, 

Yohanes mengirim surat ke tujuh gereja: Efesus, Smirna, Pergamos, 

Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia (Why. 1:9-11). Surat-surat 

ini berisi pesan-pesan kuat dari Tuhan kepada umat-Nya: Ia memuji 

sebagian gereja, namun  menegur yang lain karena kurangnya kasih 

dan karena meninggalkan iman mereka. Pada saat rasul terakhir 

meninggal (menjelang awal abad ke-2), gereja telah kehilangan inti 

kepemimpinan rohaninya, tidak lagi dipimpin oleh Roh Kudus, dan 

semakin bersifat sekular dan politis. Kesalahan gereja yang paling fatal 

yaitu  meninggalkan kebenaran yang telah diletakkan oleh Yesus dan 

para rasul. Perginya Roh Kudus dari gereja tidak lagi dapat dihindari. 

Kita dapat menyimpulkan pencurahan Roh Kudus berhenti sepenuhnya 

sesudah  abad ke-3 Masehi.

8.4 Turunnya hujan akhir

Bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya 

ke atas bumi.

Pengkhotbah 11:3

Pada arti rohani, saat  “awan-awan sarat mengandung hujan”, ini 

berarti turunnya Roh Kudus semakin dekat. Karena ada musim yang 


192

telah ditentukan untuk turunnya hujan awal, maka tentu ada musim 

yang telah ditentukan untuk hujan akhir.

Kitab Pengkhotbah mengatakan:

Untuk segala sesuatu ada masanya,

untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal,

ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan;

ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;

ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa;

ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari;

ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan 

batu;

ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari 

memeluk;

ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi;

ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;

ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit;

ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;

ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci;

ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

Pengkhotbah 3:1-8

Allah maha pengasih dan murah hati. Walaupun gereja sesudah  

masa para rasul telah meninggalkan iman mereka kepada-Nya, sehingga 

Roh Kudus meninggalkan mereka, murka-Nya tidak tidak berlangsung 

selamanya. Pada waktunya, Allah sekali lagi akan mencurahkan Roh 

Kudus-Nya kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Alkitab berkata:

Siapakah Allah seperti engkau yang mengampuni dosa, dan yang 

memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak 

bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan 

kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan 

kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam 

tubir-tubir laut. Kiranya engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub 

dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan 

bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!

Mikha 7:18-20


193

8.4.1 Nubuat-nubuat mengenai hujan akhir

Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya untuk menebus 

sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal.

Yesaya 11:11

Di masa Perjanjian Lama, umat pilihan Allah seringkali 

memberontak melawan Dia. Mereka pada akhirnya menghadapi 

pembuangan di antara bangsa-bangsa lain. Namun Allah berjanji, 

bahwa pada suatu hari Ia akan mengulurkan tangan-Nya keduakalinya 

untuk mengumpulkan dan memulihkan umat-Nya.

Kemudian Allah memberikan anugerah keselamatan-Nya kepada 

umat-Nya melalui sebuah perjanjian baru yang dibuat dengan darah 

Yesus. Ia mengutus Yesus untuk membawa kembali domba-domba 

Israel yang tersesat (Mat. 10:5 dst.) dan untuk menyelamatkan umat 

manusia (Mat. 28:19). Pencurahan Roh Kudus di masa hujan akhir 

yaitu  sebuah sejarah yang terulang kembali di tingkatan rohani: 

rencana keselamatan Allah dan pengumpulan umat-Nya, hal-hal yang 

dahulu dinubuatkan jauh sebelum pembaruan gereja Allah, juga akan 

terjadi pada umat Allah yang tersebar di masa Perjanjian Baru.

Abraham mempunyai dua jenis keturunan, yaitu yang jasmani 

dan yang rohani (Kej. 20:17). bangsa Israel yaitu  keturunan Abraham 

yang jasmani, sementara umat pilihan Perjanjian Baru, yaitu gereja 

sejati, yaitu  keturunan Abraham yang rohani (Gal. 3:29). Namun 

seluruh janji Allah kepada Abraham akan digenapi pada waktunya. 

Seperti bangsa Israel melihat penggenapan nubuat-nubuat-Nya, begitu 

juga gereja sejati.

Nabi Yesaya bernubuat, “Sampai dicurahkan kepada kita Roh 

dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan 

kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan” (Yes. 32:15). Walaupun 

nyatanya bangsa Israel memberontak melawan Allah dan menjadi 

seperti padang belantara rohani, Allah berjanji akan memulihkan 

mereka. Begitu juga gereja sesudah  masa para rasul, yang kehilangan 

penyertaan Roh Kudus saat ia menyimpang dari kebenaran, suatu hari 

akan menghasilkan buah lagi. Jadi Yesaya bernubuat, “Sebab TUHAN 

menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang 

gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman 

TUHAN. Di situ ada  kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan 

lagu yang nyaring” (Yes. 51:3).


194

Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan 

Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan 

perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat 

mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.  Juga 

ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan 

Roh-Ku pada hari-hari itu.  Aku akan mengadakan mujizat-mujizat 

di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. 

Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah 

sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.

Yoel 2:28-31

Petrus mengutip nubuat Yoel sesudah  Roh Kudus dicurahkan 

dengan hebat pada hari Pentakosta, yang menandai dimulainya masa 

hujan awal (Kis. 2:17-21). Namun dua ayat terakhir pada nubuat 

mengenai kejadian-kejadian kosmologis masih harus terjadi di hari-

hari terakhir, sebelum Yesus datang keduakalinya.

Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! Tuhanlah 

yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan 

Diberikannya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada 

setiap orang.

Zakharia 10:1

Hujan akhir melambangkan Roh Kudus yang akan mendirikan 

gereja sejati di akhir zaman. Ayat di atas yaitu  nubuatan Alkitab yang 

paling jelas menjelaskan pencurahan Roh Kudus oleh Allah di masa 

hujan akhir: siapa yang datang ke gereja sejati dan berdoa memohon 

Roh Kudus, akan menerimanya.

Selain nubuat-nubuat yang disebutkan di atas, ada beberapa 

nubuat lain yang juga menjelaskan pencurahan hujan akhir (seperti 

contoh, lihat Ul. 11:14; Yeh. 39:29; Hos. 6:3; Yoel 2:23; Za. 4:6; 8:12). 

(Lihat Bab 7 untuk informasi lebih lanjut).

8.4.2 Penggambaran dan tanda mengenai hujan akhir

elia yaitu  manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-

sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di 

bumi selama tiga tahun dan enam bulan.  Lalu ia berdoa pula dan langit 

menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

Yakobus 5:17-18


195

Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi elia kepadamu menjelang 

datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan 

membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-

anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi 

sehingga musnah.

Maleakhi 4:5-6

Nabi Yesaya, yang berdoa memohon hujan untuk umat pilihan, 

merupakan penggambaran gereja di masa hujan akhir. Ada beberapa 

alasan yang mendukung hal ini. Pertama, pekerjaan Elia yaitu  

menuntun umat pilihan menjauhi penyembahan berhala, dan 

kembali kepada pengajaran Allah. Dengan demikian ia memastikan 

pengampunan Allah dan kembalinya hujan (1Raj. 18:17-21, 39-45). 

Pekerjaannya sejajar dengan gereja sejati di akhir zaman: mengejar 

kebenaran, menuntun umat percaya menjauhi ajaran sesat, dan berdoa 

agar umat pilihan menerima Roh Kudus. Kedua, Elia menggambarkan 

Yohanes Pembaptis: keduanya mempunyai roh dan kuasa yang sama 

untuk mengembalikan umat pilihan kepada Allah (Mat. 17:10-13; 

Luk. 1:15-17). Seperti Yohanes Pembaptis mendahului Tuhan Yesus, 

menuntun umat Allah untuk bertobat dan mempersiapkan mereka 

menerima Tuhan (Yes. 40:3-5), begitu juga gereja sejati menuntun 

orang-orang untuk bertobat dan menyiapkan mereka untuk kedatangan 

Tuhan yang keduakalinya (Why. 21:2, 9-10).

Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan 

akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi 

sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat 

yang telah turun-temurun menjadi sunyi.

Yesaya 61:4

Hati-Ku akan baik kembali dan Aku akan berpaling kepadamu dan kamu 

akan dikerjakan dan ditaburi. Aku akan membuat manusia banyak di 

atasmu, yaitu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya; kota-kota 

akan didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali.

Yehezkiel 36:9-10

Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada hari Aku mentahirkan kamu dari 

segala kesalahanmu, Aku akan membuat kota-kota didiami lagi dan 

reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali.  Tanah yang sudah 

lama tinggal tandus akan dikerjakan kembali, supaya jangan lagi tetap 

tandus di hadapan semua orang yang lintas dari padamu. Sebaliknya 

mereka akan berkata: Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi 


196

seperti taman eden dan kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan 

musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu. Dan bangsa-bangsa 

yang tertinggal, yang ada di sekitarmu akan mengetahui, bahwa Akulah 

TUHAN, yang membangun kembali yang sudah musnah dan menanami 

kembali yang sudah tandus. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan 

akan membuatnya.

Yehezkiel 36:33-36

Di masa Perjanjian Lama, umat pilihan Yehuda dan raja-raja 

mereka tidak taat kepada Allah. Akibatnya Bait Allah yang didirikan 

Salomo dihancurkan, dan bangsa Israel dibuang ke Babel (2Raj. 

25:8-12). sesudah  melalui masa pembuangan selama 70 tahun, Allah 

menggerakkan Raja Koresh dari Persia untuk menggenapi apa yang 

telah diucapkan-Nya dahulu melalui nabi-nabi: Orang-orang Yahudi 

akan kembali ke tanah nenek moyang mereka untuk membangun 

kembali Bait Allah (2Taw. 36:17-23; Yes. 44:28; Yer. 25:11-12). Hal-hal 

yang terjadi pada Bait Allah secara fisik menggambarkan hal serupa 

yang akan terjadi pada Bait Allah rohani, yaitu gereja Allah (1Kor. 3:16-

17; 1Ptr. 2:5): gereja Allah akan didirikan, dihancurkan, dan dibangun 

kembali.

Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel 

bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, 

melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Zakharia 4:6

Di tahun 538 sebelum Masehi, Raja Koresh mengizinkan orang 

Yahudi untuk kembali ke tanah asal mereka untuk membangun kembali 

Bait Allah. Dasar Bait Allah diletakkan pada tahun 536 sebelum Masehi, 

namun tidak lama sesudah  perintah ini dikeluarkan, orang-orang 

Yahudi menghadapi tentangan dari musuh-musuh mereka, sehingga 

pembangunan terhenti. Penundaan ini terus berlangsung hingga tahun 

kedua Raja Darius dari Persia (Ez. 4:1-24). Di masa pemerintahan Raja 

Darius, Allah berbicara kepada Zerubabel (pemimpil sipil) melalui Nabi 

Zakharia untuk menyatakan bahwa pembangunan kembali Bait Allah 

harus dipimpin oleh Roh Kudus, dan dengan begitu, segala rintangan 

akan dapat dilalui.

Pesan yang dinyatakan kepada Zerubabel yaitu  hal yang harus 

diperhatikan oleh gereja sejati akhir zaman. Gereja harus bersandar 


197

pada Roh Kudus untuk mengatasi segala rintangan dan membangun 

kembali gereja Allah.

engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, 

dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. 

engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", 

"yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".

Yesaya 58:12

Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah 

roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan 

kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di 

zaman dahulu kala.

Amos 9:11

Perintahnya kepadanya: Ambillah perlengkapan ini, pergilah dan 

taruhlah itu di dalam bait suci yang di Yerusalem, dan biarlah rumah 

Allah dibangun di tempatnya yang semula.

ezra 5:15

Dari sudut pandang rohani, “membangun reruntuhan yang sudah 

berabad-abad” menggambarkan bagaimana gereja sejati hari ini harus 

membangun kembali gereja yang telah jatuh sesudah  masa para rasul. 

Maka kemunculan kembali Roh Kudus di awal abad ke-20 menunjukkan 

kehendak Allah untuk memulihkan gereja-Nya, yang telah lama jatuh 

dari kebenaran. Nubuat-nubuat mengenai “membangunnya kembali 

seperti di zaman dahulu kala” dan “dibangun di tempatnya yang 

semula” menggambarkan bagaimana gereja sejati di akhir zaman 

harus membangun dasar yang sama seperti dasar gereja awal yang 

murni, yaitu “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan 

Yesus Kristus sebagai batu penjuru” (Ef. 2:19-20). Pemulihan gereja 

sejati berjalan seiring dengan pemulihan iman rasul-rasul.

saat  Zerubabel sedang memimpin umat Allah kembali ke 

tanah asal mereka untuk membangun kembali Bait Allah, Allah telah 

memerintahkan dia melalui Nabi Zakharia, bahwa pembangunan 

kembali Bait Allah hanya dapat dilakukan dengan kuasa Roh Kudus 

(Zak. 4:6). Ini mengingatkan kembali ucapan Tuhan Yesus: “namun  

apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke 

dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Ini mengajarkan kita bahwa 

pertolongan dan pimpinan Roh Kudus tidak dapat dikesampingkan 

untuk dapat mencapai misi memulihkan gereja ke dasarnya yang 

mula-mula.


198

Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, 

ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke 

timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah 

bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.

Yehezkiel 47:1

Di sini, Bait Allah menandakan Tuhan Yesus (Yoh. 2:21), sementara 

air yang keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci menandakan Roh 

Kudus yang diutus oleh Yesus (Yoh. 7:37-39; 17:7). Yehezkiel 47:3-5 

menjelaskan tingkat air yang terus bertambah, yang awalnya setinggi 

lutut, namun kemudian menjadi sebuah sungai yang tidak dapat 

diseberangi. Tinggi air yang meningkat menandakan kuasa dan tenaga 

Roh Kudus hujan akhir yang terus bertambah. Seperti yang telah kita 

pelajari, pekerjaan Roh Kudus di masa hujan awal dimulai dengan 

kuasa yang hebat, namun perlahan menurun dan akhirnya berhenti. 

Ini tampak kontras dengan pekerjaan Roh Kudus di masa hujan akhir 

yang dimulai dalam skala kecil, namun akan terus membesar hingga 

kedatangan Tuhan yang kedua, saat Yesus akan menerima pengantin-

Nya, yaitu gereja (Why. 21:2, 9-10). Seperti yang dinubuatkan dalam 

Alkitab, “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan 

melebihi kemegahannya yang semula” (Hag. 2:9).

8.4.3 Tempat hujan akhir akan turun

Roh Kudus hujan awal pertama-tama turun di Yudea, tempat 

kelahiran Yesus Kristus. Yudea ada di antara tiga benua besar: Asia, 

Eropa dan Afrika. Dari situ Roh Kudus mulai turun ke arah barat, 

mengikuti arah injil. Pola perjalanan dari timur ke barat ini terulang 

di masa hujan akhir.

Alkitab mencatat beberapa nubuat, penggambaran dan tanda 

yang semuanya menandakan bahwa Roh Kudus pertama-tama akan 

turun kepada umat manusia dari arah timur.

A. Kedatangan Anak manusia

Oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan 

melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari 


199

mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk 

mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.

Lukas 1:78-79

“Mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut” 

yaitu  orang-orang berdosa yang tidak mau bertobat dan hidup dalam 

kegelapan rohani; orang-orang ini membutuhkan terang, kehidupan, 

dan jalan kedamaian. “Surya pagi” berasal dari kata Yunani anatole, 

yang berarti “terbit”, dan sering digunakan untuk menandakan arah 

timur (ref. Mat. 2:1), atau terbitnya matahari1. Hal ini menggambarkan 

dengan baik misi Tuhan Yesus untuk membawa terang kepada mereka 

yang duduk dalam kegelapan dan bayang-bayang maut. Lebih lagi, 

seperti matahari yang terbit di arah timur dan terbenam di barat, 

orang-orang dari timur-lah yang akan melihat terang terlebih dahulu.

Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan 

cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak 

Manusia.

Matius 24:27

Roh Kudus yaitu  Roh “Anak Manusia”. Di sini, “kilat” dapat 

menandakan Roh Kudus dan juga kebenaran. Karena kilat memancar 

dari sebelah timur dan bersinar hingga ke barat, maka Roh Kudus 

bergerak bersama-sama dengan kebenaran injil, yang secara historis 

telah menyebar dari timur ke barat. Bila dilanjutkan lagi, “kedatangan 

Anak Manusia” menunjukkan kedatangan Yesus sebagai Roh Kudus 

(Mat. 16:28; ref. Yoh. 14:16 dst.).

B. Berkat Sem

Terpujilah TUHAN, Allah Sem. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman 

Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem.

Kejadian 9:26-27

Secara tradisi, keturunan Nuh telah dihubung-hubungkan dengan 

daerah dan orang-orang yang dibagi ke dalam tiga garis besar, dan 

yang bertemu di daerah Palestina: Sem di timur, Yafet di utara dan 

barat, dan Ham di Mesir dan Afrika2. Kata “Allah Sem” menunjukkan 


200

bagaimana keturunan Sem suatu hari nanti akan menerima berkat 

khusus dari Allah melalui penyembahan mereka kepada Tuhan, dan 

dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa bangsa Israel kuno berasal 

dari keturunannya (ref. Kej. 11:10-27; Luk. 3:23-36).

Di masa hujan awal, Roh Kudus pertama-tama turun di Yerusalem 

pada keturunan Sem (orang-orang Yahudi), sehingga mereka-lah yang 

pertama menerima berkat khusus Allah. Namun pada akhirnya karunia 

dan kebenaran Allah tidak dibatasi hanya pada keturunan Sem, namun  

juga diberikan kepada orang-orang dari segala bangsa, termasuk 

keturunan Ham dan Yafet.

Alkitab mencatat: “Allah meluaskan kiranya tempat kediaman 

Yafet” yang merupakan pernyataan nubuatan mengenai keturunan 

Yafet. Kita hanya dapat mengira-ngira arti di balik nubuat ini, yang 

mungkin menunjukkan kemajuan teknologi dan perluasan wilayah 

yang diberikan kepada keturunan Yafet. Sejarah keturunan Yafet yaitu  

sejarah peradaban barat, yang ditandai dengan kemajuan teknologi 

dan imperialisme. Namun nubuat “Allah meluaskan kiranya tempat 

kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem”, 

kemungkinan besar menunjukkan sebuah nubuat yang bersifat rohani 

ketimbang jasmani. Ada sebuah petunjuk bahwa keturunan Yafet, 

walaupun mereka mempunyai sejarah dan tradisi religius yang panjang, 

suatu hari akan datang dan beribadah bersama dengan keturunan Sem, 

sehingga menerima berkat-berkat yang telah dinubuatkan Nuh.

C. Taman Eden

Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di eden, di sebelah timur; 

disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

Kejadian 2:8

Taman Eden menggambarkan gereja sejati yang dibangun oleh 

Roh Kudus. Ada beberapa petunjuk yang mendukung hal ini:

Allah menyediakan setiap tanaman sebagai makanan bagi

binatang, serangga, dan burung-burung di udara (Kej. 

1:30). Taman Eden yaitu  tempat kedamaian dan harmoni, 

bebas dari binatang-binatang pemangsa. Keadaan ini dapat 

ditemukan kembali di dalam gereja sejati, tempat Roh 

Kudus memperbarui hati kita (ref. Yes. 11:6-9; Tit. 3:5).


201

Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan

sesuai dengan gambar dan rupa-Nya, dan menempatkan 

mereka di dalam taman (Kej. 1:27). Di gereja sejati, manusia 

yang dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru yang kudus, 

suci dan berkebenaran (2Kor. 5:17; Tit. 3:5; Kis. 22:16; Rm. 

8:2; Ef. 4:24).

Ada pohon kehidupan di dalam taman (Kej. 2:9) yang

buahnya dapat memberikan kehidupan kekal (Kej. 3:22). 

Begitu juga di gereja sejati, ada  pohon kehidupan 

(Why. 22:2, 14), yang memberikan kehidupan kekal kepada 

mereka yang memasuki gerbangnya (Yoh. 3:5, 16; Gal. 

5:25).

Ada banyak pohon buah-buahan di dalam taman yang

memberikan buah-buah yang baik dan enak dimakan (Kej. 

2:9). Di gereja sejati, orang-orang percaya yang dipenuhi 

dengan Roh Kudus dapat menghasilkan buah Roh (Yoh. 

15:5; Gal. 5:22-23; Kid. 4:12-14).

ada banyak sekali emas dan batu-batu permata di

dalam taman (Kej. 2:11-12). Begitu juga umat percaya di 

gereja sejati, yang telah melalui ujian iman yang begitu rupa, 

mampu mewujudkan iman yang dapat disamakan dengan 

emas murni dan batu permata (1Ptr. 1:6-7; Why. 21:18-21; 

Ayb. 23:10).

Ada empat sungai yang mengalir melalui kebun dan

mengairinya (Kej. 2:10-14). Roh Kudus di gereja sejati dapat 

disamakan seperti sungai yang selalu mengalir, dan mereka 

yang minum dari sungai ini tidak akan haus lagi (Yoh. 4:13-

14; 7:37-39; Why. 22:1 dst.).

Allah senantiasa berbicara dengan manusia di dalam taman

Eden (Kej. 3:8). Di gereja sejati, Roh Allah menyebabkan 

orang-orang percaya memperoleh persekutuan yang dekat 

dengan Allah (Why. 21:3; Yoh. 14:16-17; 1Yoh. 3:24).

Taman Eden diciptakan di sebelah timur (Kej. 2:8), dan gereja 

para rasul dibangun di sebelah timur. Demikian juga, Roh Kudus hujan 

akhir telah mendirikan gereja sejati akhir zaman di sebelah timur 

(Why. 7:2).


202

Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman eden ditempatkan-

Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan 

menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Kejadian 3:24

saat  Adam dan Hawa diusir keluar dari Taman Eden, Allah 

menempatkan kerub dengan api membara yang menyambar ke segala 

arah, untuk menjaga jalan menuju pohon kehidupan di sebelah timur 

taman. Jadi dari teks Alkitab kita mengetahui bahwa jalan masuk menuju 

Taman Eden ada di sebelah timur. Arah timur biasa dihubungkan 

dengan terbitnya matahari, dan nubuat-nubuat mengenai arah timur 

yaitu  tanda-tanda alkitabiah yang menunjukkan bahwa keselamatan 

akan berawal dari sebelah timur. Malah, Alkitab telah dengan jelas 

mencatat bahwa kemuliaan Allah, dan bahkan Anak manusia sendiri, 

akan bergerak dari timur ke barat (lihat Mat. 24:27). Lebih lagi, kita 

melihat dari Kisah Para Rasul 1:8, penyebaran injil di masa para rasul 

bergerak dari timur ke barat, yang akhirnya berakhir di Roma (lihat 

Kis. 28:14 dst.).

D. Penglihatan Bait Allah oleh Yehezkiel

Allah menunjukkan beberapa penglihatan Bait Allah yang baru 

kepada Yehezkiel. Di pasal 43, ia dibawa ke sebuah gerbang yang 

menghadap sebelah timur:

Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang 

menghadap ke sebelah timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang 

dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang 

menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.

Yehezkiel 43:1-2

Yehezkiel mendengar suara Allah seperti “suara air terjun”. Ini 

mengingatkan kita pada suara doa dalam bahasa roh yang dapat 

didengar di gereja sejati saat ini; suara yang menyerupai air terjun 

(ref. Why. 19:1, 6). Yehezkiel menjelaskan gerbang Bait Allah yang 

menghadap ke arah timur dan kedatangan kemuliaan Allah dari timur, 

yang masuk melalui gerbang itu dan memenuhi Bait Allah (Yeh. 43:4). 


203

Penggambaran ini cocok dengan apa yang kita tahu mengenai jalan 

sejarah turunnya Roh Kudus baik di masa hujan awal maupun hujan 

akhir: Roh pertama-tama turun di arah timur dan berlanjut ke arah 

barat.

Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, 

ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir 

menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu 

mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah 

selatan mezbah.

Yehezkiel 47:1

Dalam penglihatan ini, Yehezkiel melihat air yang keluar dari 

bawah ambang pintu Bait Allah, yang kemudian menjadi sungai yang 

besar. Penglihatan ini melambangkan kehadiran Roh Allah yang terus 

bertambah (lihat Bab 3 untuk informasi lebih lanjut). Air itu mengalir 

ke arah timur, yaitu ke bagian depan Bait Allah.

E. Penglihatan Penatua Yohanes

Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. 

Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara 

nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan 

bumi dan laut, katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau 

pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami 

pada dahi mereka!”

Wahyu 7:2-3

Penatua Yohanes mendapatkan penglihatan seorang utusan Allah, 

malaikat yang membawa sebuah meterai. Meterai ini yaitu  “meterai 

Allah yang hidup”, yang melambangkan Roh Kudus (Ef. 1:13; 4:30). 

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa utusan Allah yang membawa 

Roh Kudus, turun dari timur untuk memeteraikan umat Allah untuk 

menyongsong hari penebusan.


204

F. Nubuat Yesaya

Sebab itu permuliakanlah TUHAN di negeri-negeri timur, nama TUHAN, 

Allah Israel, di tanah-tanah pesisir laut!

Yesaya 24:15

Nubuat Yesaya menyebutkan Yesus Kristus, Juruselamat kita, 

akan muncul di dalam sinar fajar di timur, seperti juga Roh Kudus. 

Cahaya matahari terbit dari timur ke barat, dan demikian juga injil 

akan disebarkan ke segala bangsa sehingga mereka dapat memuliakan 

nama Tuhan yang kudus.

8.4.4 Sejarah mengenai turunnya hujan akhir

Masa hujan akhir dimulai di awal tahun 1900-an dan ditandai 

dengan pencurahan Roh Kudus, bersamaan dengan pengungkapan 

kebenaran dan berdirinya gereja sejati. Ini semua terjadi di sebelah 

timur, negeri China, sesuai dengan nubuat-nubuat yang dituliskan 

dalam Alkitab. Bagian ini menampilkan sebuah ikhtisar urutan 

kejadian, yang memberikan sejarah singkat berdirinya Gereja Yesus 

Sejati dan kejadian sejarah menjelang pendiriannya, seperti peran 

gerakan Pentakosta, yang dimulai di Amerika Serikat dan menjadi 

sebuah fenomena dunia.

A. Permulaan gerakan Pentakosta

Kitab Kisah Para Rasul seringkali disebut sebagai “Kisah Roh 

Kudus”, karena masa para rasul yaitu  masa Roh Kudus bekerja dengan 

penuh kuasa di tengah-tengah gereja awal. Seluruh kegiatan gereja 

dipusatkan pada kehendak dan pimpinan-Nya. Namun seperti yang 

telah kita jelaskan, pada abad ke-2 dan ke-3, sesudah  para rasul wafat, 

gereja awal mengalami kemunduran, dan Roh Kudus meninggalkan 

gereja. Dari catatan sejarah kita mengetahui bahwa Roh Kudus 

meninggalkan gereja karena gereja menyimpang dari kebenaran dan 

menjadi sekular dan korup. Walaupun kita tidak dapat menyebutkan 

kapan tepatnya Roh Kudus pergi, kita tahu dari ketiadaan kebenaran 

dalam gereja, kepergian-Nya telah berlangsung melalui kurun waktu 


205

yang sangat panjang. Dari Alkitab kita mengetahui bahwa gereja tanpa 

kebenaran tidak dapat memperoleh karunia penyertaan Roh Kudus.

Tidak heran, pada masa-masa menjelang awal 1900-an, banyak 

orang Kristen telah menjadi tawar hati dengan ibadah resmi. Namun 

sebagian orang tetap berpegang pada pengajaran Alkitab dan tidak 

meninggalkan persekutuan di dalam nama Yesus (Ibr. 10:25). Maka 

dengan sikap ini, di awah abad ke-20 banyak orang Amerika berkumpul 

di rumah-rumah dan kelompok-kelompok kecil untuk beribadah 

dan mencari kebenaran di Alkitab. Perkumpulan-perkumpulan kecil 

ini merupakan percikan awal gerakan pemulihan yang kemudian 

bermunculan di sepenjuru Amerika. Di waktu itulah terdengar laporan-

laporan mengenai berbahasa roh di berbagai tempat, seperti Kansas, 

Texas dan Oklahoma. Seiring bertambahnya laporan kejadian ini, 

panggilan bagi orang-orang Kristen kepada iman para rasul semakin 

kuat. Sebagai hasil dari kegiatan penginjilan mereka, gereja-gereja 

baru bermunculan di seluruh Amerika, bersamaan dengan kegiatan-

kegiatan pelatihan penginjilan dan penginjilan ke luar Amerika.

B.Permulaan gerakan Pentakosta seluruh dunia dari Amerika

Pada bulan April 1906, sekelompok jemaat Afrika-Amerika dari 

Los Angeles, Amerika Serikat, yang dipimpin oleh William J. Seymour, 

mulai mengadakan pertemuan-pertemuan doa di sebuah rumah untuk 

berdoa memohon baptisan Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa roh. 

Tidak lama, berita itu tersebar luas, dan banyak orang mulai mengikuti 

pertemuan-pertemuan itu. Tidak lama, rumah itu penuh dan tidak lagi 

dapat menampung bertambahnya jumlah orang yang ikut serta, dan 

pertemuan dipindahkan ke sebuah gedung di Jalan Azusa. Dalam kurun 

waktu tiga tahun, pertemuan ini, yang mereka sebut sebagai “Misi 

Iman Rasuli” Jalan Azusa, mengadakan tiga kebaktian sehari, tujuh 

hari seminggu. Sepanjang masa itu, ribuan orang Kristen mengaku 

telah menerima baptisan Roh Kudus.

Di situ, jemaat juga melaporkan mujizat-mujizat, seperti 

penyembuhan penyakit dan pengusiran setan. Di bulan September 

1906, Misi Iman Rasuli menyebarkan selebaran gratis The Apostolic 

Faith ke seluruh dunia untuk menyatakan berita pemulihan iman di 

Jalan Azusa dan pentingnya baptisan Roh Kudus, yang dibuktikan 

dengan berbahasa roh. Orang-orang Kristen dari seluruh dunia 

menanggapi berita itu dengan mengunjung Jalan Azusa. Banyak di 


206

antara mereka ini kemudian kembali ke negara mereka masing-masing 

untuk menyatakan pesan Pentakosta, dan sebagian pada akhirnya 

menjadi misionaris-misionaris di luar Amerika. Kejadian-kejadian ini 

menandai permulaan gerakan Pentakosta di dunia.

C. Penyebaran gerakan Pentakosta ke Eropa

Di tahun 1906, Thomas Ball Barratt dari Norwegia kembali 

dari Amerika untuk mengadakan salah satu dari banyak pelayanan 

Pentakosta pertama di Eropa. Dari Norwegia, Barratt pergi 

mengunjungi Swedia, Inggris, Irlandia, Skotlandia, Perancis, Jerman, 

Denmark, Belanda, dan Italia. Kemudian ia pergi lebih jauh ke negara-

negara seperti Australia, Rusia, tanah Palestina, Siria, India dan China 

untuk memimpin gerakan-gerakan Pentakosta lainnya.

D. Gerakan Pentakosta di India dan Afrika Selatan

Tahun 1905, bermunculan laporan-laporan bahwa ratusan anak-

anak menerima Roh Kudus dan berbahasa roh dari misi penginjilan 

Mukti di Pandita Ramabai, Pune, India. Di antara laporan-laporan itu, 

yaitu  laporan pencurahan karunia rohani, seperti penafsiran bahasa 

roh, dan penyembuhan melalui penumpangan tangan. Hal-hal serupa 

dilaporkan di sebuah sekolah khusus anak laki-laki di Na Ton, dan 

sekitar 65 orang murid diyakini telah menerima baptisan Roh Kudus.

Di tahun 1909, George Berg menginjil di Kottarakara dan Adoor, 

dua kota besar di India. Segera sesudah  itu, Thomas B. Barratt pergi ke 

Coonoor, dan Gerakan Pentakosta mulai tersebar di wilayah selatan 

India. Sebagai hasilnya, beberapa jemaat Pentakosta terbentuk di 

Kerala tahun itu.

Pelayanan penginjilan di Afrika Selatan dipimpin oleh John 

Graham Lake, yang meninggalkan usahanya untuk menginjil ke sana. 

Di bulan April 1908, ia memimpin tim penginjilan berjumlah besar 

ke Johannesburg, dan ia mulai menyebarkan pesan-pesan Pentakosta 

di sana. Muncul beberapa laporan mengenai banyak orang menerima 

Roh Kudus, bersama dengan kesaksian-kesaksian tentang tanda dan 

mujizat.


207

E. Pembentukan badan koordinasi penginjilan

Sebelum tahun 1910, penginjil-penginjil yang pergi ke luar negeri 

seringkali meninggalkan karir dan usaha mereka demi melayani 

Tuhan. Orang-orang percaya yang lain, yang juga mempunyai visi yang 

sama dengan mereka, akan menyokong penginjil-penginjil ini secara 

keuangan. Namun saat itu masih belum ada jaringan organisasi yang 

menangani jenis pekerjaan seperti ini. Barulah kemudian berdiri 

badan-badan koordinasi seperti Majelis Umum, Majelis Allah, dan 

Persekutuan. Sebagai tambahan, seminari-seminari teologi didirikan 

di Amerika Utara dan Selatan untuk menyediakan pelatihan. Menurut 

Laporan Tahunan 1937 Majelis Pentakosta, jumlah penginjil yang diutus 

oleh seminari-seminari ini berjumlah 3086 penginjil. Seminari yang 

terlibat antara lain Uni Iman Rasuli, Majelis Allah, Majelis Pentakosta, 

dan Gereja Allah. Di negeri China daratan, organisasi-organisasi 

penginjilan Pentakosta ini disebut sebagai “kelompok berbahasa roh” 

karena mereka mengabarkan berbahasa roh sebagai bukti tunggal 

menerima Roh Kudus.

Pada awalnya, tujuan organisasi-organisasi penginjilan Pentakosta 

ini yaitu  untuk membuat sebuah struktur untuk menyatukan seluruh 

gereja-gereja Pentakosta dan menggalakkan penginjilan. Namun 

perebutan kekuasaan mulai menyusup masuk ke dalam gerakan ini. 

Tidak lama, beberapa gereja Pentakosta mulai mengabarkan bahwa 

berbahasa roh barulah perwujudan awal baptisan Roh Kudus, dan 

sesudah  itu berbahasa roh tidak mutlak diperlukan. Gereja-gereja lain 

bertindak lebih jauh dengan melarang berbahasa roh dalam ibadah-

ibadah umum.

F. Gerakan Pentakosta di China

Gerakan Pentakosta mencapai negeri China sekitar tahun 1907. 

Majelis Pentakosta bersama dengan Uni Iman Rasuli mendirikan Uni 

Iman Rasuli di Shanghai. Di tahun 1908, seorang pendeta Amerika 

bernama Morris menerbitkan The Hong Kong Pentecostal Truth Journal 

yang menyatakan bahwa berbahasa roh yaitu  bukti telah menerima 

Roh Kudus.

Sekitar tahun 1911, seorang pendeta Amerika bernama Wendelson 

sedang aktif menginjil di propinsi Shanxi, China utara. Ia menerbitkan 


208

surat kabar bernama Herald of the Gospel Truth dan mendirikan 

Uni Iman Rasuli di Shanxi. Di dalam surat kabarnya, Wendelson 

mengabarkan perlunya berdoa memohon Roh Kudus. Kemudian 

ia pergi ke Beijing dan mengubah nama Uni Iman Rasuli menjadi 

“Majelis Allah”, yang kemudian menjadi “Gereja Allah”. Beberapa waktu 

berselang, penerbitan surat kabar berhenti, yang digantikan dengan 

penerbitan traktat injil. Namun seiring berjalannya waktu, gereja-

gereja Pentakosta yang ia dirikan berlalu dari sejarah.

Sejarah memperlihatkan kepada kita, banyak gereja-gereja Kristen 

mempunyai kecenderungan terpecah belah. Sejak masa Reformasi dari 

Gereja Katolik Roma oleh Martin Luther, gereja mulai terpecah-pecah 

hingga beribu-ribu denominasi. Di antara gereja-gereja Pentakosta 

sendiri ada  beratus-ratus gereja dan kelompok, masing-masing 

mempunyai perbedaan tertentu dalam doktrin mereka. Tidak 

diragukan lagi perpecahan dan kekacauan di dalam dunia Kristen ini 

akan terus berlanjut karena tidak adanya bimbingan Roh Kudus.

Namun beberapa hasil penting muncul dari kejadian-kejadian 

di Amerika dan gerakan-gerakan Pentakosta di seluruh dunia. Salah 

satunya yaitu  perpindahan besar orang-orang Kristen dari gereja-

gereja yang telah dicampuri oleh pengaruh-pengaruh dan tradisi 

duniawi. Kedua yaitu  pemulihan iman Kristiani secara global. Ketiga 

yaitu  pembaruan kesadaran (setidaknya untuk sementara) akan 

pengajaran Alkitab bahwa berbahasa roh yaitu  bukti telah menerima 

Roh Kudus. Keempat yaitu  mulai terbentuknya jalan menuju 

pendirian Gereja Yesus Sejati di China, melalui pencurahan Roh Kudus 

masa hujan akhir, bersama dengan pewahyuan injil yang lengkap dan 

sempurna, sesuai dengan Alkitab.

8.5 Sejarah awal Gereja Yesus Sejati

Dibandingkan dengan gereja-gereja lain, Gereja Yesus Sejati tidak 

banyak dikenal. Namun ia memperoleh berkat karena dipercayakan 

dengan kebenaran Alkitab, yang mencakup jalan keselamatan. Dalam 

banyak hal, pendirian Gereja Yesus Sejati berbeda dari kemunculan-

kemunculan denominasi lain. Gereja Yesus Sejati harus dibedakan dari 

gereja-gereja Pentakosta lainnya, karena ia secara langsung didirikan 

oleh Roh Kudus masa hujan akhir, dan mendapatkan wahyu kebenaran 

Alkitab secara langsung oleh Roh Kudus, kebenaran yang hingga 

sekarang tidak dipegang sepenuhnya oleh gereja-gereja.


209

Gereja Yesus Sejati mempunyai keyakinan bahwa tugasnya 

yaitu  untuk membagikan injil yang sepenuhnya kepada semua 

orang dan membawa orang-orang kepada Allah (1Yoh. 4:6; 2Yoh. 

9). Doktrin-doktrinnya yaitu  pengajaran para rasul dan nabi-nabi, 

dengan pengajaran Kristus sebagai intisarinya (Ef. 2:19-22; Kis. 2:42; 

Mat. 28:20; Yoh. 8:31). Dengan jalan menyaksikan kebenaran yang ia 

kabarkan, ada  tanda-tanda dan mujizat (Mrk. 16:20; Ibr. 2:4).

Gereja Yesus Sejati tidak didirikan oleh manusia, karena Roh 

Kudus-lah yang mendirikannya. Namun ada beberapa pekerja penting 

di dalam sejarah awalnya. Tiga di antaranya yaitu : Zhang Lingsheng, 

Barnabas Zhang, dan Paul Wei. Berikut ini yaitu  garis besar pelayanan 

mereka.

8.5.1 Pelayanan Zhang Lingsheng

Nama asli Zhang Lingsheng yaitu  Zhang Bin. Ia berasal dari 

Propinsi Wei di Shandong, China. Di tahun 1900, saat ia berumur 37 

tahun, ia bergabung dengan Gereja Presbiterian dan menjadi anggota 

di sana selama seputuh tahun, termasuk tiga tahun sebagai diaken.

Anak tertua Zhang Lingsheng, Puquan, mengajar bahasa Jerman 

di sebuah sekolah umum di Shanghai. Di tahun 1909, Pendeta Ding 

dari Uni Iman Rasuli membawa Puquan ke gerejanya, dan Puquan 

mengatakan bahwa ia menerima Roh Kudus di sana. Kembali ke 

Shandong saat liburan sekolah, Puquan bersaksi kepada ayahnya 

mengenai Roh Kudus dan injil yang telah ia terima. Zhang Lingsheng 

menjadi percaya karena kesaksian anaknya.

Di bulan September 1909, Zhang Lingsheng pergi ke Uni Iman 

Rasuli di Shanghai, dan ia mengaku dosa dan bertobat dari dosa-

dosanya. Di waktu yang sama, ia mulai berdoa memohon Roh Kudus 

dengan tekun. Ia tetap berada di Uni Iman Rasuli selama lebih dari 

dua puluh hari. Namun, walaupun ditumpangi tangan oleh pendeta-

pendeta, ia tidak menerima Roh Kudus.

Zhang Lingsheng kembali ke Shandong dan terus berdoa dengan 

tekun memohon Roh Kudus selama lebih dari lima puluh hari. Pada 

akhirnya, di pagi hari tanggal 31 Januari 1910, ia menerima Roh Kudus 

dan berbahasa roh. Pada saat itulah Roh Kudus mengatakan kepadanya 

untuk mengubah namanya dari Zhang Bin menjadi Zhang Lingsheng, 

yang berarti “dilahirkan dari Roh”. Di saat yang sama Roh Kudus 


210

menyuruhnya untuk memegang hari Sabtu, hari ketujuh, sebagai hari 

Sabat Kudus.

Di tahun yang sama, Zhang Lingsheng pergi ke Suzhou dan 

menerima baptisan air. Baptisan itu dilakukan di sebuah danau oleh 

pendeta-pendeta dari Uni Iman Rasuli. Sejak saat itu, ia bertekad untuk 

mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. saat  ia kembali ke 

Shandong, ia mendirikan “Gereja Sejati Yesus” di desa Xinzhuangtou, 

propinsi Wei. Tuhan menghujani berkat-berkat dalam pelayanan 

gereja, sehingga banyak orang menerima baptisan air dan baptisan 

Roh Kudus. Banyak anggota juga mendapatkan berkat-berkat karunia 

rohani; di antara mereka yaitu  Barnabas Zhang.

Di tahun 1914, Zhang Lingsheng pergi ke Beijing. Di sana ia 

menerima penumpangan tangan Pendeta Wendelson dan Penatua Kui 

dari Uni Iman Rasuli. Ia juga ditahbiskan sebagai penatua di Uni Iman 

Rasuli.

Di tahun 1916, Zhang Lingsheng mengajukan usul kepada Pendeta 

Wendelson agar Uni Iman Rasuli memegang hari Sabtu sebagai hari 

Sabat. Wendelson setuju, dan Uni Iman Rasuli mulai memegang hari 

Sabat sejak tanggal 1 Juli tahun itu. Perubahan besar ini diberitakan 

pada Herald of the Gospel Truth edisi ke-13.

Di musim semi 1918, Zhang Lingsheng pergi ke Gereja Yesus 

Sejati di Tianjin. Di sana ia berkenalan dengan Paul Wei, dan bersama-

sama mereka memegang dan menguduskan hari Sabat. Mereka 

berdua tampak jelas mempunyai hati dan pikiran yang sama. Paul Wei 

menumpangkan tangannya kepada Zhang Lingsheng dan mengutusnya 

dengan kuasa Roh Kudus untuk mengabarkan kebenaran ke gereja-

gereja Kristen lainnya, untuk menuntun mereka kembali kepada 

kebenaran. Sejak saat itu, Zhang Lingsheng menjadi rekan sekerja Paul 

Wei yang setia.

Pada bulan Pebruari 1919, Zhang Lingsheng dan Barnabas Zhang 

pergi ke Tangjiazhuang, sekitar 200 kilometer dari desa Xizhuangtou 

di Propinsi Wei. Di sana, banyak orang menerima baptisan Roh Kudus, 

bahkan sebelum menerima baptisan air. Di tanggal 27 Pebruari 1919, 

sekitar 30 orang meminta dirinya dibaptis. Di saat itu, Zhang Lingsheng 

dan Barnabas Zhang memutuskan untuk saling membaptis dengan 

kepala tertunduk, sebelum mulai membaptis yang lain. Cara baptisan 

ini, yaitu dengan kepala tertunduk, sebelumnya telah diwahyukan Roh 

Kudus kepada Paul Wei (ref. Rm. 6:5; Yoh. 19:30).


211

Di bulan Maret 1919, Paul Wei pergi ke Shandong dan mulai 

melayani bersama Zhang Lingsheng. Mereka bersama-sama 

menerbitkan edisi ke-dua surat kabar Correct the Truth of All Nations 

Times. Pada bulan Oktober 1919, mereka kembali pergi ke Beijing, dan 

bertemu dengan Li Xiaofeng dan Liang Qinming. Dengan pertolongan 

mereka, Paul Wei dan Zhang Lingsheng mulai menerbitkan surat kabar 

secara rutin.

Pada tanggal 29 Oktober 1919, Paul Wei dalam keadaan sekarat. 

Saat itu Zhang Lingsheng dan Liang Qinming berada di sisi tempat 

tidurnya, dan sebelum meninggal, Paul Wei menumpangkan tangan 

ke atas mereka dan mentahbiskan mereka sebagai penatua untuk 

meneruskan pelayanan.

Zhang Lingsheng meneruskan penginjilan ke Nanjing, Changsha 

dan beberapa tempat lain di China. Nama yang ia berikan untuk gereja 

yaitu : “Gereja Yesus Sejati – Gereja yang memperbaiki iman segala 

bangsa”. Di musim semi 1920, ia pergi ke Beijing untuk mengundurkan 

diri dari pelayanannya sebagai penatua di Uni Iman Rasuli. sesudah  itu 

ia kembali ke Shandong untuk melakukan pelayanan di sana.

8.5.2 Pelayanan Barnabas Zhang

Barnabas Zhang sebelumnya bernama Zhang Dianju. Ia berasal 

dari Xizhuangtou di Propinsi Wei, Shandong, China. Ia yaitu  

seorang petani dan pedagang barang antik. Di tahun 1910, Zhang 

Lingsheng mengunjungi desanya dan mengabarkan injil pertobatan, 

pengampunan dosa dan baptisan Roh Kudus. Istri Barnabas Zhang 

sangat tergerak oleh pesan injil dan menjadi percaya. Ia juga mulai 

bersaksi untuk Tuhan. Awalnya Barnabas Zhang menolak pesan injil, 

namun pada akhirnya ia juga menjadi percaya, bertobat dari dosa-

dosanya dan mulai berdoa memohon karunia-karunia rohani.

Pada pagi hari di tanggal 14 April 1911, Barnabas Zhang 

mengucilkan diri ke sebuah tempat terpencil. Saat di sana, ia mendengar 

sebuah suara dari surga yang berkata, “karunia keselamatan untuk 

semua orang di akhir zaman akan bangkit dari timur ke barat”.

Mendengar pesan ini, ia segera berlutut dan berdoa. Tidak lama 

kemudian, ia menerima Roh Kudus dan berbahasa roh.


212

Zhang Lingsheng membaptis Barnabas Zhang dan seisi keluarganya 

di dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian Zhang Lingsheng secara khusus 

mengajar Barnabas Zhang selama kira-kira tiga hingga empat tahun. 

Kemudian, sesudah  melakukan banyak doa puasa, Barnabas Zhang 

ditahbiskan sebagai penatua.

Di bulan Maret 1916, Barnabas Zhang sedang berjalan, dan 

tiba-tiba ia mendengar Tuhan berkata kepadanya, “Engkau harus 

mengabarkan injil ke Selatan. Aku akan memberimu kuasa besar.”

Pada bulan April 1916, Tuhan memerintahkannya untuk 

mengganti namanya dari Zhang Dianju menjadi Barnabas Zhang. Di 

bulan Agustus 1917, Roh Kudus menuntunnya untuk mengabarkan 

injil di berbagai propinsi di China, di bagian selatan Shandong, tempat 

banyak gereja kelak akan berdiri.

Pada bulan Pebruari 1919, Barnabas Zhang dan Zhang Lingsheng 

menginjil di Tangjiazhuang. Roh Kudus bekerja dengan penuh kuasa: 

banyak orang menerima baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Di 

tanggal 27 Pebruari 1919, Barnabas Zhang dan Zhang Lingsheng 

membaptis satu sama lain dengan kepala menunduk, sebelum mulai 

membaptis kira-kira tiga puluh orang.

Maret 1919, Paul Wei menginjil di berbagai propinsi di sepanjang 

daerah Shandong bersama-sama Zhang Lingsheng. Pada tanggal 3 Mei 

1919, di akhir dua hari KKR di Xishuangtou, propinsi Wei, 21 orang 

dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus. Di saat itu, Barnabas Zhang 

menetapkan hati untuk menjadi penginjil. Ia juga membuat sebuah 

bendera putih bujur sangkar, yang di atasnya ia menuliskan nama 

gereja: “Gereja Yesus Sejati – Gereja yang memperbaiki iman segala 

bangsa”. Ia seringkali berdoa dan berpuasa beberapa kali sebelum 

pergi untuk menginjil.

Barnabas Zhang menetapkan hati untuk mengikuti teladan Paul 

Wei, pergi ke sepenjuru dunia untuk membagikan kebenaran Injil ke 

denominasi-denominasi lain. Di musim gugur 1919, bersama dengan 

Guo Changkai dan Liang Qinming, ia memulai perjalanan melalui 

delapan propinsi di China untuk mengabarkan injil selama sembilan 

bulan. Mereka bersama-sama membangun gereja-gereja di empat 

puluh dua tempat dan membaptis lebih dari 2000 orang.

Pada tanggal 30 Oktober 1923, pelayanan penginjilan Barnabas 

Zhang membawanya ke Fuzhou. Di pertengahan Nopember, ia 


213

menginjili beberapa anggota Gereja Advent Hari Ketujuh. Kemudian di 

Desa Kegong, ia pergi ke rumah Thomas Guo, tempat anggota-anggota 

Gereja Advent Hari Ketujuh berkumpul. sesudah  mendengarkan injil 

kebenaran, sekitar dua belas orang, termasuk Thomas Guo, Abel 

Qian, Jin Fusheng, menjadi percaya dan dibaptis. Malam itu, mereka 

mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, dan banyak orang 

menerima Roh Kudus. Mereka bersama-sama memutuskan untuk 

mengadakan kebaktian pengabaran injil selama tiga hari untuk 

mengucapkan syukur atas karunia Allah. Selama KPI, dua puluh dua 

orang menerima Roh Kudus. Sembilan puluh tiga orang menerima 

baptisan air di hari ketiga.

Kemudian mereka menyewa sebuah rumah untuk digunakan 

sebagai tempat ibadah. Ini menandai awal mula pendirian gereja di 

Fuzhou. Tiga anggota kemudian ditahbiskan sebagai penatua, dan 

tujuh orang sebagai diaken.

Dari bulan Juli hingga Agustus 1925, Barnabas Zhang menginjil 

selama seminggu di Wenzhou. Allah bekerja dengan penuh kuasa, 

menyembuhkan banyak orang sakit. Secara keseluruhan, 131 orang 

dibaptis, dan lebih dari lima puluh orang menerima Roh Kudus. 

Barnabas Zhang kembali ke Fuzhou di antara bulan September dan 

Oktober. Saat ia ada di sana, ia menghadiri Konferensi Perwakilan 

Propinsi yang diadakan oleh berbagai gereja setempat (sepanjang dua 

tahun itu, lebih dari 60 gereja telah berdiri di propinsi Fuzhou. Sebagai 

hasilnya, konferensi ini diadakan untuk memungkinkan perwakilan-

perwakilan dari gereja setempat untuk bertemu dan membicarakan 

pelayanan gereja).

Pada tanggal 3 Maret 1926, Barnabas Zhang menumpang kapal 

Jepang di Xiamen untuk pergi ke Taiwan dengan maksud untuk 

mengabarkan injil ke sana. Teman sekerjanya antara lain Thomas 

Guo, Luke Gao, dan Chen Yuanqian. Bersama tim penginjilan ini, juga 

ikut beberapa orang Taiwan yang telah percaya dari Zhangzhou dan 

Xiamen. Di antara mereka yaitu  Huang Chengcong, Wu Daoyuan, 

Wang Qinglong, dan Huang Xingming. Di tanggal 6 Maret 1926, 

tim penginjilan mencapai desa Xianxi di  Zhanghua, desa kelahiran 

Huang Chengcong. Di sini sejumlah besar anggota Gereja Presbiterian 

menerima kebenaran. Di musim gugur 1925, Huang Xiuliang, ayah 

Chengcong, mulai menginjil saat ia kembali ke Taiwan. Banyak sanak 

saudaranya yang menjadi percaya. Di tanggal 11 Maret 1926, enam 

puluh dua orang percaya dibaptis di desa Xianxi. Dua penatua dan dua 


214

diaken juga ditahbiskan di sana. Kejadian-kejadian ini menandai awal 

berdirinya gereja di Xianxi.

Pada tanggal 16 Maret 1926, tim penginjilan melanjutkan 

perjalanan ke Niutiaowan di Jiayi, dan di sana diadakan KKR selama tiga 

hari. Lebih dari tiga puluh anggota Gereja Presbiterian menjadi percaya 

dan dibaptis, Ini menandai awal berdirinya gereja di Niutiaowan.

Pada tanggal 3 April 1926, diadakan KPI selama tiga hari di 

Qingshui, Taichung. Sebagian besar dari mereka yang hadir, sekali lagi 

yaitu  anggota Gereja Presbiterian. Pada tanggal 6 April 1926, sebelas 

orang dibaptis, menandai awal berdirinya gereja di Qingshui.

Pada tanggal 12 April 1926, Barnabas Zhang kembali ke China dari 

Jilang dengan sebuah kapal bernama “Kaicheng”. Selama perjalanan 

penginjilan 40 hari ini, lebih dari 100 orang telah dibaptis, dan tiga 

gereja berdiri. Melalui berkat-berkat Allah, Gereja Yesus Sejati telah 

mencapai Taiwan.

Konferensi Perwakilan Nasional Khusus Ke-5 diadakan di China 

dari tanggal 1 hingga 12 September 1929. Barnabas Zhang terpilih 

sebagai anggota komite di kantor pusat gereja. Selama konferensi, 

dikeluarkan sebuah ketetapan untuk meninjau sejarah Gereja Yesus 

Sejati. Namun Barnabas Zhang merasa tidak puas dengan hasilnya. Di 

bulan Oktober 1929, kantor pusat menugaskannya untuk melayani di 

Guangzhou. Tidak lama kemudian, secara pribadi ia mendirikan gereja 

pecahannya sendiri, dengan kantor pusat di Hong Kong. Ia menyebut 

gerejanya sebagai “Gereja Yesus Sejati di China” dan menunjuk dirinya 

sendiri sebagai kepala pengawas. Ia juga mulai menerbitkan surat 

kabar The Trumpet Times.

Sejak saat itu dan seterusnya, Barnabas Zhang dengan segala 

upaya berusaha menentang pekerjaan Gereja Yesus Sejati. Di beberapa 

kesempatan, kantor pusat mengutus perwakilan untuk menasihatinya 

untuk bertobat dan kembali ke Gereja Yesus Sejati. Namun ia dengan 

penuh keyakinan menyatakan dirinya sebagai pendiri dan kepala 

Gereja Yesus Sejati dan tidak mau bertobat. Sebagai akibatnya, saat  

Konferensi Perwakilan Nasional Khusus Ke-6 diadakan dari tanggal 1 

hingga 9 Mei 1930, Gereja Yesus Sejati memberhentikan keanggotaan 

Barnabas Zhang.


215

8.5.3 Pelayanan Paul Wei

Awalnya, Paul Wei bernama Wei Enbo. Ia berasal dari Propinsi 

Rongcheng di daerah Baoding, Hebei, seorang pedagang tekstil dan 

mempunyai toko Enxinyong (yang berarti “Iman dan Karunia Kekal”). Ia 

juga pemilik toko kedua bernama Enzhenhua (yang berarti “Anugerah 

atas Orang-orang China”).

Di tahun 1902, keluarga Paul Wei yang berjumlah empat orang 

pindah ke Beijing untuk menjalankan usaha tekstil. Pada saat inilah 

Wang Deshun, orang percaya dari Majelis London, membimbing 

Paul Wei untuk mencari kebenaran di Ciqikou. Paul Wei menghadiri 

kebaktian gereja di sana selama kira-kira setahun. Di musim gugur 

1904, ia dan keluarganya dibaptis oleh Pendeta Mi Zhiwen di Majelis 

London di Shuangqigan. Mereka dibaptis dengan cara percikan air. 

sesudah  dibaptis, Paul Wei dan keluarganya senantiasa meluangkan 

waktu dari usaha mereka untuk menghadiri kebaktian di Majelis 

London setiap hari Minggu. Mereka memperlihatkan kasih yang besar 

kepada orang-orang lain, seringkali mempersembahkan uang untuk 

menolong sesama jemaat yang kekurangan.

Saat mendekati musim dingin tahun 1904, Paul Wei menyewa 

sebuah toko di Dongchashihu, di luar kota Chongwenmen, dan di sana 

ia menjual wol dan barang impor. Di musim panas 1905, ia membuka 

toko lain, yang ia namakan Enxinyong. Seperti yang biasa ia lakukan, 

ia menutup tokonya setiap hari Minggu untuk membawa segenap 

keluarga, teman, pegawai dan muridnya untuk menghadiri kebaktian 

di gereja.

Di penghujung tahun 1904, sesudah  melunasi seluruh tagihan-

tagihannya, Paul Wei menyadari bahwa ia mempunyai sejumlah 

tekstil senilai ribuan dolar. Ia mengusulkan kepada Pendeta Mi 

dari Majelis London, agar uang itu bersama dengan persembahan-

persembahan lainnya, digunakan untuk mendirikan sebuah gereja 

China yang independen. Pendeta Mi setuju, dan bersama-sama mereka 

mendirikan gereja. Paul Wei mulai menjual sebagian propertinya dan 

mempersembahkan hasil penjualannya untuk gereja, dengan total 

nilai 3000 dolar. Pada saat yang sama, ia mendorong jemaat lainnya 

untuk memberikan persembahan untuk pembangunan gereja. Gereja 

yang dibantu pendiriannya oleh Paul Wei ini menjadi salah satu gereja 

independen bangsa China di daerah utara.


216

Pada tahun 1915, Shi Lieming dan Wei Dianqing, keduanya 

warga Shanghai dan anggota Gereja Advent Hari ke-Tujuh, pergi ke 

Beijing. Di sana, mereka melakukan diskusi yang panjang dengan 

Paul Wei mengenai hari Sabat. Hasilnya Paul Wei memahami perlunya 

memegang hari Sabtu sebagai hari Sabat.

Di bulan Juni 1916, Paul Wei sakit keras karena nyeri dada, batuk-

batuk  dan asma. Walaupun telah menjalani pengobatan baik dari 

pengobatan barat maupun tim


Related Posts:

  • Doktrin roh kudus 6 ilnya dan pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi buahnya.Imamat 26:19-20Di ayat ini, kata “langit di atasmu sebagai besi” menjelaskan bagaimana langit akan menutup pintunya. “Tanahmu sebagai tembaga” me… Read More