ilnya dan pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi buahnya.
Imamat 26:19-20
Di ayat ini, kata “langit di atasmu sebagai besi” menjelaskan
bagaimana langit akan menutup pintunya. “Tanahmu sebagai tembaga”
menunjukkan tanah yang akan menjadi kering dan keras karena tidak
adanya hujan. Imamat 26:14-16 telah menjelaskan bahwa Allah akan
melakukan ini saat orang-orang pilihan tidak taat atau memberontak
melawan Dia:
namun jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan
segala perintah itu, jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu
muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala
perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku, 16 maka Akupun
akan berbuat begini kepadamu.
Imamat 26:14-16
Dalam arti rohani, bangsa Israel yang yaitu bangsa pilihan Allah
merupakan penggambaran gereja Allah (ekklesia di bahasa Yunani).
Ekklesia berarti sebuah “kumpulan orang banyak”, namun banyak teks
penting, termasuk Kitab-kitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani,
menggunakan ekklesia untuk mengartikan kata Ibrani qahal, yang
berarti kumpulan umat perjanjian Allah dalam Perjanjian Lama (lihat
Ul. 23:2-9; ref. “rumah ibadat” dalam Yak. 2:2). Karena itu ditutupnya
langit-langit di atas Israel menandakan bagaimana Roh Kudus akan
berhenti turun pada gereja sesudah masa para rasul.
Kemerosotan rohani pada gereja sesudah wafatnya para rasul
mengakibatkan Roh Kudus meninggalkan gereja. Bila kita melihat
catatan sejarah, tidak heran bila kita melihat tanda-tanda bahasa
184
roh hilang bersama dengan perginya Roh Kudus. Seperti tubuh tanpa
nyawa, gereja mengalami kematian rohani (Yak. 2:26). Lebih lagi, tanpa
Roh Allah, gereja tidak dapat menghasilkan buah roh (Gal. 5:22-23).
Walaupun umat percaya berusaha hidup seturut dengan injil, sebagian
bahkan menerapkan gaya hidup petapa dan tinggal di biara-biara,
mereka tidak dapat menghasilkan buah yang dikehendaki Allah. Lebih
parah lagi, sebagian pemimpin gereja sibuk terlibat dalam kekuasaan
dan politik, dan mengabaikan keadaan rohani jemaat mereka. Hari
ini, orang-orang Kristen memikul akibat dari ribuan tahun sejarah
gereja. Kita harus belajar dari pelajaran-pelajaran ini, baik ataupun
buruk. Lebih penting lagi, kita harus memahami alasan mengapa
terjadi kemerosotan rohani pada gereja sesudah masa para rasul.
Reformis Martin Luther menyadari bahwa tradisi dan sejarah gereja
harus dikesampingkan untuk tujuan yang lebih tinggi, yaitu mengejar
kebenaran. Ini terus menjadi masalah kunci bagi komunitas Kristen
hari ini: mereka harus membuang ajaran-ajaran palsu yang masuk ke
dalam gereja sesudah wafatnya para rasul.
Pertanyaannya, apakah kita akan dapat memulihkan iman rasul-
rasul yang mula-mula? Walaupun sebagian orang Kristen merasa ini
yaitu hal yang tidak mungkin, kita tahu bahwa kita dapat bersandar
pada Roh Kudus untuk memungkinkannya. Hanya Dia yang mempunyai
kuasa untuk memulihkan dan mengumpulkan tulang-tulang kering
umat Allah (Yeh. 37:1 dst.). Memulihkan sesuatu yang telah lama mati
sungguh merupakan hal yang sulit, namun Yesus mengajarkan kita,
“bagi manusia hal ini tidak mungkin, namun bagi Allah segala sesuatu
mungkin” (Mat. 19:26).
Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang
dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya.
Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu
dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak
mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang
baik yang diberikan TUHAN kepadamu.
Ulangan 11:16-17
Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul dan lihatlah! Di manakah
engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan engkau duduk
menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. engkau
telah mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu.
Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada akhir musim tidak datang.
185
namun dahimu yaitu dahi perempuan sundal, engkau tidak mengenal
malu.
Yeremia 3:2-3
Ulangan 11:16-17 memuat sebuah peringatan dari Allah: Ia akan
menimpakan kekeringan ke atas umat-Nya apabila mereka berpaling
dari Dia dan menyembah allah-allah lain. Sayangnya, kita dapat
melihat dari sejarah, bangsa Israel tidak mendengarkan peringatan
ini, dan Allah terpaksa mengingatkan mereka akan sikap mereka yang
memberontak. Contohnya, kita melihat bagaimana Raja Ahab membuat
bangsa Israel menyembah berhala. Ketidaksetiaan yang amat kentara
ini memurkakan Allah sebegitu rupa sehingga Ia menghentikan embun
dan hujan selama tiga setengah tahun (1Raj. 17:1, 7; 16:30-33; Yak.
5:17). Sayang sekali bangsa Israel tidak belajar dari kesalahan mereka,
karena kemudian Nabi Yeremia harus menegur mereka kembali karena
berlaku seperti perempuan sundal. Seperti sebelumnya, mereka
berpaling dari Allah yang sejati dan menyembah allah-allah palsu (Yer.
2:20-25; 3:6-14).
Dari sejarah, kita melihat gereja awal dimulai di dalam kuasa
Roh Kudus, namun pada akhirnya kehilangan visi dan kasihnya kepada
kebenaran. Kesesatan ini sampai pada titik saat Paus Katolik Roma
bahkan menyebut dirinya sendiri sebagai “Wakil Kristus di bumi” dan
terang-terangan menerima sujudan dan sembahan dari umat percaya.
Gereja juga mulai mengizinkan penyembahan patung Yesus, para rasul,
para orang kudus, dan Maria. Karena penyimpangan-penyimpangan
ini, Roh Kudus kebenaran tidak lagi menyertai gereja, sehingga tidak
ada lagi tanda-tanda berbahasa roh. Masa berhentinya pencurahan
Roh Kudus dimulai tidak lama sesudah wafatnya para rasul hingga
permulaan abad ke-20, saat Gereja Yesus Sejati didirikan.
Hari ini komunitas Kristen perlu menangkap kembali visi dan
kasihnya kepada kebenaran, dan mencari Roh Kudus. Walaupun orang-
orang Kristen mungkin tanpa sadar melakukan penyembahan berhala,
mereka masih dapat jatuh dalam perangkap penyembahan para ahli
teologi, penginjil dan pemimpin gereja. Sebagian denominasi bahkan
menamai gereja mereka dengan nama-nama orang yang mendirikan
mereka, secara efektif menaruh perhatian pada manusia ketimbang
Allah, padahal Yesus berkata kepada kita bahwa gereja yaitu gereja-
Nya, bukan milik manusia (Mat. 16:18).
Allah yaitu Allah yang cemburu, jadi segala kemuliaaan dan
hormat haruslah ditujukan kepada-Nya. Rasul-rasul di masa gereja
186
awal, seperti Petrus dan Paulus, mereka penuh dengan karunia rohani,
namun Tuhan Yesus hanya menggunakan mereka sebagai perabot
untuk mewujudkan kemuliaan Allah. Sayangnya, karena kelemahan
mereka, umat manusia cenderung menaruh perhatian pada orang
yang melakukan mujizat daripada Allah yang memberikan kuasa itu.
Para rasul dengan hikmat berhati-hati untuk tidak menerima sedikit
pun pujian atau sembahan dari orang lain (Kis. 10:25-26; 14:11-15).
Kita semua patut melakukan yang terbaik dari teladan mereka.
Dibuat-Nya sungai-sungai menjadi padang gurun, dan pancaran-
pancaran air menjadi tanah gersang, tanah yang subur menjadi padang
asin, oleh sebab kejahatan orang-orang yang diam di dalamnya.
Mazmur 107:33-34
Pencurahan Roh Kudus dimaksudkan untuk mengubah padang
gurun dalam hati manusia menjadi mata air (Yoh. 4:14). Namun
karena hati mereka yang tinggal di padang gurun cenderung tertuju
pada kejahatan (seperti gereja pada masa sesudah para rasul), Allah
mengubah mata air itu menjadi padang gurun (dengan berhentinya
pencurahan Roh Kudus). Lebih lagi, Firman Allah tidak lagi dapat
ditaburkan di antara mereka, karena tanpa Roh Kudus, benih-benih
kerajaan Allah tidak dapat berakar, bertunas dan bertumbuh. Dengan
begitu gereja sesudah para rasul masuk ke dalam kemunduran dan
menjadi tanah yang gersang.
Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak
Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar
durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya,
sehingga kebun itu diinjak-injak.
Yesaya 5:5
Allah menggunakan kebun anggur untuk melambangkan Israel
di masa Yesaya. Ini juga menggambarkan gereja sesudah masa para
rasul. Di ayat di atas, Allah mengutarakan harapan-Nya, agar umat-Nya
menghasilkan buah yang baik, seperti damai sejahtera dan kebenaran;
namun mereka justru menghasilkan anggur-anggur liar. Jadi Allah
mengubah kebun itu menjadi tanah gersang, tempat semak duri
dan belukar tumbuh, dan menahan awan-awan sehingga tidak lagi
menurunkan hujan (Yes. 5:3-7).
187
Yehuda berkabung, pintu-pintu gerbangnya rebah dan dengan
sedih terhantar di tanah; jeritan Yerusalem naik ke atas. Pembesar-
pembesarnya menyuruh pelayan-pelayannya mencari air; mereka
sampai ke sumur-sumur, namun tidak menemukan air, sehingga mereka
pulang dengan kendi-kendi kosong. Mereka malu, mukanya menjadi
merah, sampai mereka menyelubungi kepala mereka. Pekerjaan di
ladang sudah terhenti, sebab hujan tiada turun di negeri, maka petani-
petani merasa kecewa dan menyelubungi kepala mereka.
Yeremia 14:2-4
Di masa Nabi Yeremia, bangsa Israel berulang kali memberontak
melawan Allah. Perilaku mereka menyebabkan murka Allah menyala-
nyala, sehingga Ia tidak mau mendengarkan seruan mereka dan
menolak persembahan mereka. Sebaliknya, Allah menyatakan bahwa
Ia akan menjawab doa-doa mereka dengan pedang, kelaparan,
dan penyakit sampar (Yer. 14:7-12). Kata-kata ini memperlihatkan
keadaan yang dihadapi gereja sesudah masa para rasul, saat umat gereja
tidak menaati kehendak dan perintah Allah, dan menyimpang dari
kebenaran. Karena dosa-dosa inilah Roh Kudus tidak lagi dicurahkan.
Sebelum Ia naik ke surga, Yesus mengembankan tugas kepada
murid-murid-Nya untuk pergi ke segala bangsa. Kata-Nya, “ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman” (Mat. 28:20). Yesus memastikan mereka bahwa Ia tidak akan
meninggalkan mereka. Namun bila kita membaca dengan hati-hati,
kita melihat bahwa Yesus mencatatkan sebuah syarat: murid-murid
harus mengajarkan orang-orang untuk melakukan segala yang telah
Ia perintahkan. Dengan kata lain, Ia akan senantiasa menyertai gereja
apabila mereka memegang firman-Nya. Sayang sekali kita melihat
gereja sesudah masa para rasul secara perlahan meninggalkan ajaran-
ajaran Tuhan, dan karena itu Roh Kudus, yang yaitu Roh kebenaran,
tidak lagi dapat tinggal dengan mereka.
Saat Yesus masih melayani di bumi, Ia berkata:
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu
seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
yaitu Roh Kebenaran. …Barangsiapa memegang perintah-Ku dan
melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi
188
Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan
akan menyatakan diri-Ku kepadanya… Jika seorang mengasihi Aku, ia
akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami
akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
Yohanes 14:15–17, 21, 23
ada sebuah amsal yang mengajarkan, “berpalinglah kamu
kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku
kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu” (Ams. 1:23).
Kita harus menyadari pentingnya tinggal di dalam kebenaran dan
dalam perintah-perintah Tuhan Yesus.
Banyak gereja-gereja saat ini telah meninggalkan pengajaran
Alkitab. Kebenaran-kebenaran doktrin dasar seperti Roh Kudus,
baptisan air, basuh kaki, hari Sabat dan Perjamuan Kudus telah
diabaikan atau dikesampingkan demi kemudahan atau kompromi.
Kembali kepada kebenaran sangatlah penting di hari-hari terakhir ini,
begitu juga menyadari perlunya kembali ke satu kawanan sejati, yang
kepalanya yaitu Yesus Kristus (Yoh. 10:16).
8.3.2 Gambaran awal mengenai berhentinya pencurahan Roh
Kudus
“Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman
Elia ada banyak perempuan janda di Israel saat langit tertutup
selama tiga tahun dan enam bulan dan saat bahaya kelaparan
yang hebat menimpa seluruh negeri” (Luk 4:25). Di masa Nabi Elia,
langit-langit ditutup karena Raja Ahab telah meninggalkan Allah dan
mengakibatkan umat Israel menyembah Baal (1Raj. 16:30-33; 18:17-
18).
Hujan melambangkan Roh Kudus. Mengetahui ini, langit-langit
yang tertutup menggambarkan bagaimana Roh Kudus akan berhenti
turun kepada umat Allah. Penutupan langit-langit selama tiga
setengah tahun menandai berhentinya pencurahan Roh Kudus selama
beberapa waktu (ref. Why. 11:2). Seperti Allah menahan hujan karena
pemberontakan Raja Ahab dan bangsa Israel, begitu juga Roh Kudus
akan berhenti tercurah selama beberapa waktu di antara masa hujan
awal dan akhir, karena pemberontakan gereja melawan Allah sesudah
masa para rasul.
189
8.3.3 Sejarah mengenai berhentinya pencurahan Roh Kudus
Menjelaskan sejarah mengenai berhentinya pencurahan Roh
Kudus secara rinci yaitu tugas yang sangat sulit, karena beberapa
alasan. Pertama, Alkitab seringkali berbicara dengan nubuat dan
penggambaran, dan kita tidak dapat menanyakan nabi-nabi yang
mengucapkannya, apakah yang dimaksudkan Allah mengenai segala
aspek dalam nubuat-nubuat itu. Bahkan walaupun misalnya kita
dapat menggunakan mesin waktu dan bertanya langsung kepada
mereka, kemungkinan besar mereka sendiri tidak memahami
sepenuhnya nubuat-nubuat yang mereka ucapkan. Kedua, kita tidak
mempunyai catatan sejarah akurat yang merinci kapan tepatnya Roh
Kudus meninggalkan gereja dan sebab musababnya secara khusus.
Ini disebabkan karena catatan-catatan sejarah, yang dicatat dan
diarsipkan oleh Gereja Katolik Roma, gereja-gereja Reformis, dan
gereja penginjilan non-denominasi, semuanya memegang pandangan
bahwa Roh Kudus tidak pernah meninggalkan komunitas Kristen sejak
hari Pentakosta.
Kita tahu bahwa saat Yohanes menulis Kitab Wahyu, yang
seringkali dianggap sebagai kitab yang terakhir ditulis dalam
Kanon Perjanjian Baru (sekitar 90-100 Masehi), Roh Kudus belum
meninggalkan gereja awal. Namun kita tahu bahwa gereja sudah mulai
menghadapi masalah-masalah serius dan pengajaran-pengajaran
palsu (lihat Wahyu 2 hingga 3). Terakhir, dengan kemunduran terus
menerus dari kebenaran, Roh Kudus pergi, kemungkinan besar tidak
secara tiba-tiba, namun perlahan-lahan seiring terseretnya gereja ke
dalam kemerosotan rohani.
Lebih lanjut, di abad ke-2 dan ke-3, tampak bahwa gereja
sesudah masa para rasul mencoba mengekang apa yang mereka
lihat sebagai kegiatan kharismatik di perkumpulan-perkumpulan
gereja lokal. Namun apa yang dilakukan gereja dengan maksud
baik, mungkin telah mengayunkan bandul ke arah sebaliknya, dan
dengan demikian memadamkan pekerjaan Roh Kudus. Akibatnya
yaitu kemunduran dalam pengalaman rohani, yang mungkin dapat
menolong memperdalam iman umat percaya. Sejarah menggambarkan
bagaimana gereja tidak dapat dipimpin oleh Roh, dan pada akhirnya
membuat Roh Kudus meninggalkan gereja sepenuhnya. Sayangnya,
banyak orang Kristen hari ini terus memandang remeh pengalaman-
190
pengalaman rohani, atau meragukannya. Mengetahui hal ini, kita perlu
mengingat peringatan Rasul Paulus, agar jangan memadamkan Roh
(1Tes. 5:19).
Saat Rasul Yohanes menulis surat-suratnya, sebuah ajaran sesat
yang disebut Gnostik mulai menyebar ke dalam gereja. Mereka yang
tertipu dengan ajaran ini meninggalkan gereja (1Yoh. 2:19). Para
pendukung ajaran Gnostik percaya bahwa pengetahuan (gnosis, dalam
bahasa Yunani) yaitu cara untuk mendapatkan keselamatan, dan
lebih penting daripada gaya hidup Kristen. Mereka juga percaya bahwa
keilahian dapat berhubungan dengan dunia jasmani, dan karenanya,
menyangkal kebangkitan kembali Yesus Kristus (sebuah ajaran
sesat yang dikenal sebagai Docetisme). Yang paling merusak dalam
ajaran ini, yaitu pandangan bahwa tindakan umat percaya tidak
ada hubungannya dengan keselamatan mereka (sebuah pandangan
yang secara kebetulan masih dipegang orang Kristen hari ini, saat
mereka menekankan secara ekstrim bahwa keselamatan sepenuhnya
karena karunia Allah). Ajaran sesat ini mengakibatkan banyak orang
percaya berjalan dalam kehidupan yang tidak kudus, menggunakan
“pengetahuan” mereka sebagai tameng dosa.
Kamus Bergambar Nelson memberikan gambaran sekilas tentang
pandangan dan praktek Gnostik pada masa gereja mula-mula:
Paham Gnostik juga mengajarkan bahwa manusia terdiri dari
tubuh, jiwa, dan roh. Karena tubuh dan jiwa yaitu bagian dari
keberadaan duniawi manusia, mereka bersifat jahat. Di dalam jiwa ini
yaitu roh, satu-satunya bagian ilahi dalam diri manusia. “roh” ini tidur
dan tidak menyadari apa-apa, dan harus dibangunkan dan dibebaskan
dengan pengetahuan.
Menurut ajaran Gnostik, tujuan keselamatan yaitu agar roh
dibangunkan oleh pengetahuan, sehingga manusia yang ada di
dalam dapat dibebaskan dari penjara kedagingannya dan kembali ke
dunia terang, saat jiwa disatukan kembali dengan Allah. Saat jiwa itu
terangkat, ia perlu menembus ruang kosmik yang memisahkannya dari
tujuan surgawinya. Ini juga dicapai dengan pengetahuan. Seseorang
harus mengerti rumus-rumus tertentu yang hanya diungkapkan
kepada orang yang telah dibangunkan.
Perilaku etis di antara penganut Gnostik sangat berbeda satu
sama lain. Sebagian berusaha memisahkan diri mereka dari segala
hal yang jahat agar tidak ternodai. Paulus mungkin menentang
pandangan seperti itu dalam 1 Timotius 4:1-5. Para penganut Gnostik
191
lain mengambil bentuk kebebasan. Bagi mereka, pengetahuan berarti
kebebasan untuk turut serta dalam segala macam kenikmatan.
Banyak di antara mereka beralasan, karena mereka telah menerima
pengetahuan ilahi dan telah diberitahukan tentang sifat ilahi mereka,
maka tidak ada masalah dengan bagaimana mereka hidup.
Ajaran Gnostik masuk ke dalam banyak gereja lokal, menjangkiti
mereka seperti virus menular. Walaupun para rasul seperti Yohanes
menentang ajaran ini, gereja tidak mampu menghapus pengaruhnya
secara menyeluruh. Sebelum diadakannya Sidang Nicea, banyak
pendukung-pendukung ajaran Gnostik bahkan disambut di
Konstantinopel dan Roma, titik-titik kekuasaan gereja mula-mula.
Hanya sesudah adanya hasil dari Sidang Nicea, ajaran Gnostik secara
perlahan, walaupun tidak sepenuhnya, dihapus dari gereja.
Sebagian besar ahli Alkitab yakin bahwa Yohanes menulis
Kitab Wahyu di antara tahun 95 dan 96 Masehi, mendekati akhir
abad pertama. Yohanes menerima wahyu dari Allah saat ia berada
dalam pembuangan di Pulau Patmos. sesudah menerima wahyu itu,
Yohanes mengirim surat ke tujuh gereja: Efesus, Smirna, Pergamos,
Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia (Why. 1:9-11). Surat-surat
ini berisi pesan-pesan kuat dari Tuhan kepada umat-Nya: Ia memuji
sebagian gereja, namun menegur yang lain karena kurangnya kasih
dan karena meninggalkan iman mereka. Pada saat rasul terakhir
meninggal (menjelang awal abad ke-2), gereja telah kehilangan inti
kepemimpinan rohaninya, tidak lagi dipimpin oleh Roh Kudus, dan
semakin bersifat sekular dan politis. Kesalahan gereja yang paling fatal
yaitu meninggalkan kebenaran yang telah diletakkan oleh Yesus dan
para rasul. Perginya Roh Kudus dari gereja tidak lagi dapat dihindari.
Kita dapat menyimpulkan pencurahan Roh Kudus berhenti sepenuhnya
sesudah abad ke-3 Masehi.
8.4 Turunnya hujan akhir
Bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya
ke atas bumi.
Pengkhotbah 11:3
Pada arti rohani, saat “awan-awan sarat mengandung hujan”, ini
berarti turunnya Roh Kudus semakin dekat. Karena ada musim yang
192
telah ditentukan untuk turunnya hujan awal, maka tentu ada musim
yang telah ditentukan untuk hujan akhir.
Kitab Pengkhotbah mengatakan:
Untuk segala sesuatu ada masanya,
untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal,
ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan;
ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa;
ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari;
ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan
batu;
ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari
memeluk;
ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi;
ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit;
ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci;
ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
Pengkhotbah 3:1-8
Allah maha pengasih dan murah hati. Walaupun gereja sesudah
masa para rasul telah meninggalkan iman mereka kepada-Nya, sehingga
Roh Kudus meninggalkan mereka, murka-Nya tidak tidak berlangsung
selamanya. Pada waktunya, Allah sekali lagi akan mencurahkan Roh
Kudus-Nya kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Alkitab berkata:
Siapakah Allah seperti engkau yang mengampuni dosa, dan yang
memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak
bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan
kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan
kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam
tubir-tubir laut. Kiranya engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub
dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan
bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
Mikha 7:18-20
193
8.4.1 Nubuat-nubuat mengenai hujan akhir
Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya untuk menebus
sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal.
Yesaya 11:11
Di masa Perjanjian Lama, umat pilihan Allah seringkali
memberontak melawan Dia. Mereka pada akhirnya menghadapi
pembuangan di antara bangsa-bangsa lain. Namun Allah berjanji,
bahwa pada suatu hari Ia akan mengulurkan tangan-Nya keduakalinya
untuk mengumpulkan dan memulihkan umat-Nya.
Kemudian Allah memberikan anugerah keselamatan-Nya kepada
umat-Nya melalui sebuah perjanjian baru yang dibuat dengan darah
Yesus. Ia mengutus Yesus untuk membawa kembali domba-domba
Israel yang tersesat (Mat. 10:5 dst.) dan untuk menyelamatkan umat
manusia (Mat. 28:19). Pencurahan Roh Kudus di masa hujan akhir
yaitu sebuah sejarah yang terulang kembali di tingkatan rohani:
rencana keselamatan Allah dan pengumpulan umat-Nya, hal-hal yang
dahulu dinubuatkan jauh sebelum pembaruan gereja Allah, juga akan
terjadi pada umat Allah yang tersebar di masa Perjanjian Baru.
Abraham mempunyai dua jenis keturunan, yaitu yang jasmani
dan yang rohani (Kej. 20:17). bangsa Israel yaitu keturunan Abraham
yang jasmani, sementara umat pilihan Perjanjian Baru, yaitu gereja
sejati, yaitu keturunan Abraham yang rohani (Gal. 3:29). Namun
seluruh janji Allah kepada Abraham akan digenapi pada waktunya.
Seperti bangsa Israel melihat penggenapan nubuat-nubuat-Nya, begitu
juga gereja sejati.
Nabi Yesaya bernubuat, “Sampai dicurahkan kepada kita Roh
dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan
kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan” (Yes. 32:15). Walaupun
nyatanya bangsa Israel memberontak melawan Allah dan menjadi
seperti padang belantara rohani, Allah berjanji akan memulihkan
mereka. Begitu juga gereja sesudah masa para rasul, yang kehilangan
penyertaan Roh Kudus saat ia menyimpang dari kebenaran, suatu hari
akan menghasilkan buah lagi. Jadi Yesaya bernubuat, “Sebab TUHAN
menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang
gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman
TUHAN. Di situ ada kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan
lagu yang nyaring” (Yes. 51:3).
194
Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan
Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan
perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat
mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga
ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan
Roh-Ku pada hari-hari itu. Aku akan mengadakan mujizat-mujizat
di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap.
Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah
sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.
Yoel 2:28-31
Petrus mengutip nubuat Yoel sesudah Roh Kudus dicurahkan
dengan hebat pada hari Pentakosta, yang menandai dimulainya masa
hujan awal (Kis. 2:17-21). Namun dua ayat terakhir pada nubuat
mengenai kejadian-kejadian kosmologis masih harus terjadi di hari-
hari terakhir, sebelum Yesus datang keduakalinya.
Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! Tuhanlah
yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan
Diberikannya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada
setiap orang.
Zakharia 10:1
Hujan akhir melambangkan Roh Kudus yang akan mendirikan
gereja sejati di akhir zaman. Ayat di atas yaitu nubuatan Alkitab yang
paling jelas menjelaskan pencurahan Roh Kudus oleh Allah di masa
hujan akhir: siapa yang datang ke gereja sejati dan berdoa memohon
Roh Kudus, akan menerimanya.
Selain nubuat-nubuat yang disebutkan di atas, ada beberapa
nubuat lain yang juga menjelaskan pencurahan hujan akhir (seperti
contoh, lihat Ul. 11:14; Yeh. 39:29; Hos. 6:3; Yoel 2:23; Za. 4:6; 8:12).
(Lihat Bab 7 untuk informasi lebih lanjut).
8.4.2 Penggambaran dan tanda mengenai hujan akhir
elia yaitu manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-
sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di
bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit
menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.
Yakobus 5:17-18
195
Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi elia kepadamu menjelang
datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan
membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-
anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi
sehingga musnah.
Maleakhi 4:5-6
Nabi Yesaya, yang berdoa memohon hujan untuk umat pilihan,
merupakan penggambaran gereja di masa hujan akhir. Ada beberapa
alasan yang mendukung hal ini. Pertama, pekerjaan Elia yaitu
menuntun umat pilihan menjauhi penyembahan berhala, dan
kembali kepada pengajaran Allah. Dengan demikian ia memastikan
pengampunan Allah dan kembalinya hujan (1Raj. 18:17-21, 39-45).
Pekerjaannya sejajar dengan gereja sejati di akhir zaman: mengejar
kebenaran, menuntun umat percaya menjauhi ajaran sesat, dan berdoa
agar umat pilihan menerima Roh Kudus. Kedua, Elia menggambarkan
Yohanes Pembaptis: keduanya mempunyai roh dan kuasa yang sama
untuk mengembalikan umat pilihan kepada Allah (Mat. 17:10-13;
Luk. 1:15-17). Seperti Yohanes Pembaptis mendahului Tuhan Yesus,
menuntun umat Allah untuk bertobat dan mempersiapkan mereka
menerima Tuhan (Yes. 40:3-5), begitu juga gereja sejati menuntun
orang-orang untuk bertobat dan menyiapkan mereka untuk kedatangan
Tuhan yang keduakalinya (Why. 21:2, 9-10).
Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan
akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi
sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat
yang telah turun-temurun menjadi sunyi.
Yesaya 61:4
Hati-Ku akan baik kembali dan Aku akan berpaling kepadamu dan kamu
akan dikerjakan dan ditaburi. Aku akan membuat manusia banyak di
atasmu, yaitu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya; kota-kota
akan didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali.
Yehezkiel 36:9-10
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada hari Aku mentahirkan kamu dari
segala kesalahanmu, Aku akan membuat kota-kota didiami lagi dan
reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali. Tanah yang sudah
lama tinggal tandus akan dikerjakan kembali, supaya jangan lagi tetap
tandus di hadapan semua orang yang lintas dari padamu. Sebaliknya
mereka akan berkata: Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi
196
seperti taman eden dan kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan
musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu. Dan bangsa-bangsa
yang tertinggal, yang ada di sekitarmu akan mengetahui, bahwa Akulah
TUHAN, yang membangun kembali yang sudah musnah dan menanami
kembali yang sudah tandus. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan
akan membuatnya.
Yehezkiel 36:33-36
Di masa Perjanjian Lama, umat pilihan Yehuda dan raja-raja
mereka tidak taat kepada Allah. Akibatnya Bait Allah yang didirikan
Salomo dihancurkan, dan bangsa Israel dibuang ke Babel (2Raj.
25:8-12). sesudah melalui masa pembuangan selama 70 tahun, Allah
menggerakkan Raja Koresh dari Persia untuk menggenapi apa yang
telah diucapkan-Nya dahulu melalui nabi-nabi: Orang-orang Yahudi
akan kembali ke tanah nenek moyang mereka untuk membangun
kembali Bait Allah (2Taw. 36:17-23; Yes. 44:28; Yer. 25:11-12). Hal-hal
yang terjadi pada Bait Allah secara fisik menggambarkan hal serupa
yang akan terjadi pada Bait Allah rohani, yaitu gereja Allah (1Kor. 3:16-
17; 1Ptr. 2:5): gereja Allah akan didirikan, dihancurkan, dan dibangun
kembali.
Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel
bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,
melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Zakharia 4:6
Di tahun 538 sebelum Masehi, Raja Koresh mengizinkan orang
Yahudi untuk kembali ke tanah asal mereka untuk membangun kembali
Bait Allah. Dasar Bait Allah diletakkan pada tahun 536 sebelum Masehi,
namun tidak lama sesudah perintah ini dikeluarkan, orang-orang
Yahudi menghadapi tentangan dari musuh-musuh mereka, sehingga
pembangunan terhenti. Penundaan ini terus berlangsung hingga tahun
kedua Raja Darius dari Persia (Ez. 4:1-24). Di masa pemerintahan Raja
Darius, Allah berbicara kepada Zerubabel (pemimpil sipil) melalui Nabi
Zakharia untuk menyatakan bahwa pembangunan kembali Bait Allah
harus dipimpin oleh Roh Kudus, dan dengan begitu, segala rintangan
akan dapat dilalui.
Pesan yang dinyatakan kepada Zerubabel yaitu hal yang harus
diperhatikan oleh gereja sejati akhir zaman. Gereja harus bersandar
197
pada Roh Kudus untuk mengatasi segala rintangan dan membangun
kembali gereja Allah.
engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad,
dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan.
engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus",
"yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
Yesaya 58:12
Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah
roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan
kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di
zaman dahulu kala.
Amos 9:11
Perintahnya kepadanya: Ambillah perlengkapan ini, pergilah dan
taruhlah itu di dalam bait suci yang di Yerusalem, dan biarlah rumah
Allah dibangun di tempatnya yang semula.
ezra 5:15
Dari sudut pandang rohani, “membangun reruntuhan yang sudah
berabad-abad” menggambarkan bagaimana gereja sejati hari ini harus
membangun kembali gereja yang telah jatuh sesudah masa para rasul.
Maka kemunculan kembali Roh Kudus di awal abad ke-20 menunjukkan
kehendak Allah untuk memulihkan gereja-Nya, yang telah lama jatuh
dari kebenaran. Nubuat-nubuat mengenai “membangunnya kembali
seperti di zaman dahulu kala” dan “dibangun di tempatnya yang
semula” menggambarkan bagaimana gereja sejati di akhir zaman
harus membangun dasar yang sama seperti dasar gereja awal yang
murni, yaitu “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan
Yesus Kristus sebagai batu penjuru” (Ef. 2:19-20). Pemulihan gereja
sejati berjalan seiring dengan pemulihan iman rasul-rasul.
saat Zerubabel sedang memimpin umat Allah kembali ke
tanah asal mereka untuk membangun kembali Bait Allah, Allah telah
memerintahkan dia melalui Nabi Zakharia, bahwa pembangunan
kembali Bait Allah hanya dapat dilakukan dengan kuasa Roh Kudus
(Zak. 4:6). Ini mengingatkan kembali ucapan Tuhan Yesus: “namun
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke
dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Ini mengajarkan kita bahwa
pertolongan dan pimpinan Roh Kudus tidak dapat dikesampingkan
untuk dapat mencapai misi memulihkan gereja ke dasarnya yang
mula-mula.
198
Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh,
ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke
timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah
bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
Yehezkiel 47:1
Di sini, Bait Allah menandakan Tuhan Yesus (Yoh. 2:21), sementara
air yang keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci menandakan Roh
Kudus yang diutus oleh Yesus (Yoh. 7:37-39; 17:7). Yehezkiel 47:3-5
menjelaskan tingkat air yang terus bertambah, yang awalnya setinggi
lutut, namun kemudian menjadi sebuah sungai yang tidak dapat
diseberangi. Tinggi air yang meningkat menandakan kuasa dan tenaga
Roh Kudus hujan akhir yang terus bertambah. Seperti yang telah kita
pelajari, pekerjaan Roh Kudus di masa hujan awal dimulai dengan
kuasa yang hebat, namun perlahan menurun dan akhirnya berhenti.
Ini tampak kontras dengan pekerjaan Roh Kudus di masa hujan akhir
yang dimulai dalam skala kecil, namun akan terus membesar hingga
kedatangan Tuhan yang kedua, saat Yesus akan menerima pengantin-
Nya, yaitu gereja (Why. 21:2, 9-10). Seperti yang dinubuatkan dalam
Alkitab, “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan
melebihi kemegahannya yang semula” (Hag. 2:9).
8.4.3 Tempat hujan akhir akan turun
Roh Kudus hujan awal pertama-tama turun di Yudea, tempat
kelahiran Yesus Kristus. Yudea ada di antara tiga benua besar: Asia,
Eropa dan Afrika. Dari situ Roh Kudus mulai turun ke arah barat,
mengikuti arah injil. Pola perjalanan dari timur ke barat ini terulang
di masa hujan akhir.
Alkitab mencatat beberapa nubuat, penggambaran dan tanda
yang semuanya menandakan bahwa Roh Kudus pertama-tama akan
turun kepada umat manusia dari arah timur.
A. Kedatangan Anak manusia
Oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan
melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari
199
mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk
mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.
Lukas 1:78-79
“Mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut”
yaitu orang-orang berdosa yang tidak mau bertobat dan hidup dalam
kegelapan rohani; orang-orang ini membutuhkan terang, kehidupan,
dan jalan kedamaian. “Surya pagi” berasal dari kata Yunani anatole,
yang berarti “terbit”, dan sering digunakan untuk menandakan arah
timur (ref. Mat. 2:1), atau terbitnya matahari1. Hal ini menggambarkan
dengan baik misi Tuhan Yesus untuk membawa terang kepada mereka
yang duduk dalam kegelapan dan bayang-bayang maut. Lebih lagi,
seperti matahari yang terbit di arah timur dan terbenam di barat,
orang-orang dari timur-lah yang akan melihat terang terlebih dahulu.
Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan
cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak
Manusia.
Matius 24:27
Roh Kudus yaitu Roh “Anak Manusia”. Di sini, “kilat” dapat
menandakan Roh Kudus dan juga kebenaran. Karena kilat memancar
dari sebelah timur dan bersinar hingga ke barat, maka Roh Kudus
bergerak bersama-sama dengan kebenaran injil, yang secara historis
telah menyebar dari timur ke barat. Bila dilanjutkan lagi, “kedatangan
Anak Manusia” menunjukkan kedatangan Yesus sebagai Roh Kudus
(Mat. 16:28; ref. Yoh. 14:16 dst.).
B. Berkat Sem
Terpujilah TUHAN, Allah Sem. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman
Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem.
Kejadian 9:26-27
Secara tradisi, keturunan Nuh telah dihubung-hubungkan dengan
daerah dan orang-orang yang dibagi ke dalam tiga garis besar, dan
yang bertemu di daerah Palestina: Sem di timur, Yafet di utara dan
barat, dan Ham di Mesir dan Afrika2. Kata “Allah Sem” menunjukkan
200
bagaimana keturunan Sem suatu hari nanti akan menerima berkat
khusus dari Allah melalui penyembahan mereka kepada Tuhan, dan
dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa bangsa Israel kuno berasal
dari keturunannya (ref. Kej. 11:10-27; Luk. 3:23-36).
Di masa hujan awal, Roh Kudus pertama-tama turun di Yerusalem
pada keturunan Sem (orang-orang Yahudi), sehingga mereka-lah yang
pertama menerima berkat khusus Allah. Namun pada akhirnya karunia
dan kebenaran Allah tidak dibatasi hanya pada keturunan Sem, namun
juga diberikan kepada orang-orang dari segala bangsa, termasuk
keturunan Ham dan Yafet.
Alkitab mencatat: “Allah meluaskan kiranya tempat kediaman
Yafet” yang merupakan pernyataan nubuatan mengenai keturunan
Yafet. Kita hanya dapat mengira-ngira arti di balik nubuat ini, yang
mungkin menunjukkan kemajuan teknologi dan perluasan wilayah
yang diberikan kepada keturunan Yafet. Sejarah keturunan Yafet yaitu
sejarah peradaban barat, yang ditandai dengan kemajuan teknologi
dan imperialisme. Namun nubuat “Allah meluaskan kiranya tempat
kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem”,
kemungkinan besar menunjukkan sebuah nubuat yang bersifat rohani
ketimbang jasmani. Ada sebuah petunjuk bahwa keturunan Yafet,
walaupun mereka mempunyai sejarah dan tradisi religius yang panjang,
suatu hari akan datang dan beribadah bersama dengan keturunan Sem,
sehingga menerima berkat-berkat yang telah dinubuatkan Nuh.
C. Taman Eden
Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di eden, di sebelah timur;
disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
Kejadian 2:8
Taman Eden menggambarkan gereja sejati yang dibangun oleh
Roh Kudus. Ada beberapa petunjuk yang mendukung hal ini:
• Allah menyediakan setiap tanaman sebagai makanan bagi
binatang, serangga, dan burung-burung di udara (Kej.
1:30). Taman Eden yaitu tempat kedamaian dan harmoni,
bebas dari binatang-binatang pemangsa. Keadaan ini dapat
ditemukan kembali di dalam gereja sejati, tempat Roh
Kudus memperbarui hati kita (ref. Yes. 11:6-9; Tit. 3:5).
201
• Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan
sesuai dengan gambar dan rupa-Nya, dan menempatkan
mereka di dalam taman (Kej. 1:27). Di gereja sejati, manusia
yang dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru yang kudus,
suci dan berkebenaran (2Kor. 5:17; Tit. 3:5; Kis. 22:16; Rm.
8:2; Ef. 4:24).
• Ada pohon kehidupan di dalam taman (Kej. 2:9) yang
buahnya dapat memberikan kehidupan kekal (Kej. 3:22).
Begitu juga di gereja sejati, ada pohon kehidupan
(Why. 22:2, 14), yang memberikan kehidupan kekal kepada
mereka yang memasuki gerbangnya (Yoh. 3:5, 16; Gal.
5:25).
• Ada banyak pohon buah-buahan di dalam taman yang
memberikan buah-buah yang baik dan enak dimakan (Kej.
2:9). Di gereja sejati, orang-orang percaya yang dipenuhi
dengan Roh Kudus dapat menghasilkan buah Roh (Yoh.
15:5; Gal. 5:22-23; Kid. 4:12-14).
• ada banyak sekali emas dan batu-batu permata di
dalam taman (Kej. 2:11-12). Begitu juga umat percaya di
gereja sejati, yang telah melalui ujian iman yang begitu rupa,
mampu mewujudkan iman yang dapat disamakan dengan
emas murni dan batu permata (1Ptr. 1:6-7; Why. 21:18-21;
Ayb. 23:10).
• Ada empat sungai yang mengalir melalui kebun dan
mengairinya (Kej. 2:10-14). Roh Kudus di gereja sejati dapat
disamakan seperti sungai yang selalu mengalir, dan mereka
yang minum dari sungai ini tidak akan haus lagi (Yoh. 4:13-
14; 7:37-39; Why. 22:1 dst.).
• Allah senantiasa berbicara dengan manusia di dalam taman
Eden (Kej. 3:8). Di gereja sejati, Roh Allah menyebabkan
orang-orang percaya memperoleh persekutuan yang dekat
dengan Allah (Why. 21:3; Yoh. 14:16-17; 1Yoh. 3:24).
Taman Eden diciptakan di sebelah timur (Kej. 2:8), dan gereja
para rasul dibangun di sebelah timur. Demikian juga, Roh Kudus hujan
akhir telah mendirikan gereja sejati akhir zaman di sebelah timur
(Why. 7:2).
202
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman eden ditempatkan-
Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan
menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Kejadian 3:24
saat Adam dan Hawa diusir keluar dari Taman Eden, Allah
menempatkan kerub dengan api membara yang menyambar ke segala
arah, untuk menjaga jalan menuju pohon kehidupan di sebelah timur
taman. Jadi dari teks Alkitab kita mengetahui bahwa jalan masuk menuju
Taman Eden ada di sebelah timur. Arah timur biasa dihubungkan
dengan terbitnya matahari, dan nubuat-nubuat mengenai arah timur
yaitu tanda-tanda alkitabiah yang menunjukkan bahwa keselamatan
akan berawal dari sebelah timur. Malah, Alkitab telah dengan jelas
mencatat bahwa kemuliaan Allah, dan bahkan Anak manusia sendiri,
akan bergerak dari timur ke barat (lihat Mat. 24:27). Lebih lagi, kita
melihat dari Kisah Para Rasul 1:8, penyebaran injil di masa para rasul
bergerak dari timur ke barat, yang akhirnya berakhir di Roma (lihat
Kis. 28:14 dst.).
D. Penglihatan Bait Allah oleh Yehezkiel
Allah menunjukkan beberapa penglihatan Bait Allah yang baru
kepada Yehezkiel. Di pasal 43, ia dibawa ke sebuah gerbang yang
menghadap sebelah timur:
Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang
menghadap ke sebelah timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang
dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang
menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.
Yehezkiel 43:1-2
Yehezkiel mendengar suara Allah seperti “suara air terjun”. Ini
mengingatkan kita pada suara doa dalam bahasa roh yang dapat
didengar di gereja sejati saat ini; suara yang menyerupai air terjun
(ref. Why. 19:1, 6). Yehezkiel menjelaskan gerbang Bait Allah yang
menghadap ke arah timur dan kedatangan kemuliaan Allah dari timur,
yang masuk melalui gerbang itu dan memenuhi Bait Allah (Yeh. 43:4).
203
Penggambaran ini cocok dengan apa yang kita tahu mengenai jalan
sejarah turunnya Roh Kudus baik di masa hujan awal maupun hujan
akhir: Roh pertama-tama turun di arah timur dan berlanjut ke arah
barat.
Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh,
ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir
menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu
mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah
selatan mezbah.
Yehezkiel 47:1
Dalam penglihatan ini, Yehezkiel melihat air yang keluar dari
bawah ambang pintu Bait Allah, yang kemudian menjadi sungai yang
besar. Penglihatan ini melambangkan kehadiran Roh Allah yang terus
bertambah (lihat Bab 3 untuk informasi lebih lanjut). Air itu mengalir
ke arah timur, yaitu ke bagian depan Bait Allah.
E. Penglihatan Penatua Yohanes
Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara
nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan
bumi dan laut, katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau
pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!”
Wahyu 7:2-3
Penatua Yohanes mendapatkan penglihatan seorang utusan Allah,
malaikat yang membawa sebuah meterai. Meterai ini yaitu “meterai
Allah yang hidup”, yang melambangkan Roh Kudus (Ef. 1:13; 4:30).
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa utusan Allah yang membawa
Roh Kudus, turun dari timur untuk memeteraikan umat Allah untuk
menyongsong hari penebusan.
204
F. Nubuat Yesaya
Sebab itu permuliakanlah TUHAN di negeri-negeri timur, nama TUHAN,
Allah Israel, di tanah-tanah pesisir laut!
Yesaya 24:15
Nubuat Yesaya menyebutkan Yesus Kristus, Juruselamat kita,
akan muncul di dalam sinar fajar di timur, seperti juga Roh Kudus.
Cahaya matahari terbit dari timur ke barat, dan demikian juga injil
akan disebarkan ke segala bangsa sehingga mereka dapat memuliakan
nama Tuhan yang kudus.
8.4.4 Sejarah mengenai turunnya hujan akhir
Masa hujan akhir dimulai di awal tahun 1900-an dan ditandai
dengan pencurahan Roh Kudus, bersamaan dengan pengungkapan
kebenaran dan berdirinya gereja sejati. Ini semua terjadi di sebelah
timur, negeri China, sesuai dengan nubuat-nubuat yang dituliskan
dalam Alkitab. Bagian ini menampilkan sebuah ikhtisar urutan
kejadian, yang memberikan sejarah singkat berdirinya Gereja Yesus
Sejati dan kejadian sejarah menjelang pendiriannya, seperti peran
gerakan Pentakosta, yang dimulai di Amerika Serikat dan menjadi
sebuah fenomena dunia.
A. Permulaan gerakan Pentakosta
Kitab Kisah Para Rasul seringkali disebut sebagai “Kisah Roh
Kudus”, karena masa para rasul yaitu masa Roh Kudus bekerja dengan
penuh kuasa di tengah-tengah gereja awal. Seluruh kegiatan gereja
dipusatkan pada kehendak dan pimpinan-Nya. Namun seperti yang
telah kita jelaskan, pada abad ke-2 dan ke-3, sesudah para rasul wafat,
gereja awal mengalami kemunduran, dan Roh Kudus meninggalkan
gereja. Dari catatan sejarah kita mengetahui bahwa Roh Kudus
meninggalkan gereja karena gereja menyimpang dari kebenaran dan
menjadi sekular dan korup. Walaupun kita tidak dapat menyebutkan
kapan tepatnya Roh Kudus pergi, kita tahu dari ketiadaan kebenaran
dalam gereja, kepergian-Nya telah berlangsung melalui kurun waktu
205
yang sangat panjang. Dari Alkitab kita mengetahui bahwa gereja tanpa
kebenaran tidak dapat memperoleh karunia penyertaan Roh Kudus.
Tidak heran, pada masa-masa menjelang awal 1900-an, banyak
orang Kristen telah menjadi tawar hati dengan ibadah resmi. Namun
sebagian orang tetap berpegang pada pengajaran Alkitab dan tidak
meninggalkan persekutuan di dalam nama Yesus (Ibr. 10:25). Maka
dengan sikap ini, di awah abad ke-20 banyak orang Amerika berkumpul
di rumah-rumah dan kelompok-kelompok kecil untuk beribadah
dan mencari kebenaran di Alkitab. Perkumpulan-perkumpulan kecil
ini merupakan percikan awal gerakan pemulihan yang kemudian
bermunculan di sepenjuru Amerika. Di waktu itulah terdengar laporan-
laporan mengenai berbahasa roh di berbagai tempat, seperti Kansas,
Texas dan Oklahoma. Seiring bertambahnya laporan kejadian ini,
panggilan bagi orang-orang Kristen kepada iman para rasul semakin
kuat. Sebagai hasil dari kegiatan penginjilan mereka, gereja-gereja
baru bermunculan di seluruh Amerika, bersamaan dengan kegiatan-
kegiatan pelatihan penginjilan dan penginjilan ke luar Amerika.
B.Permulaan gerakan Pentakosta seluruh dunia dari Amerika
Pada bulan April 1906, sekelompok jemaat Afrika-Amerika dari
Los Angeles, Amerika Serikat, yang dipimpin oleh William J. Seymour,
mulai mengadakan pertemuan-pertemuan doa di sebuah rumah untuk
berdoa memohon baptisan Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa roh.
Tidak lama, berita itu tersebar luas, dan banyak orang mulai mengikuti
pertemuan-pertemuan itu. Tidak lama, rumah itu penuh dan tidak lagi
dapat menampung bertambahnya jumlah orang yang ikut serta, dan
pertemuan dipindahkan ke sebuah gedung di Jalan Azusa. Dalam kurun
waktu tiga tahun, pertemuan ini, yang mereka sebut sebagai “Misi
Iman Rasuli” Jalan Azusa, mengadakan tiga kebaktian sehari, tujuh
hari seminggu. Sepanjang masa itu, ribuan orang Kristen mengaku
telah menerima baptisan Roh Kudus.
Di situ, jemaat juga melaporkan mujizat-mujizat, seperti
penyembuhan penyakit dan pengusiran setan. Di bulan September
1906, Misi Iman Rasuli menyebarkan selebaran gratis The Apostolic
Faith ke seluruh dunia untuk menyatakan berita pemulihan iman di
Jalan Azusa dan pentingnya baptisan Roh Kudus, yang dibuktikan
dengan berbahasa roh. Orang-orang Kristen dari seluruh dunia
menanggapi berita itu dengan mengunjung Jalan Azusa. Banyak di
206
antara mereka ini kemudian kembali ke negara mereka masing-masing
untuk menyatakan pesan Pentakosta, dan sebagian pada akhirnya
menjadi misionaris-misionaris di luar Amerika. Kejadian-kejadian ini
menandai permulaan gerakan Pentakosta di dunia.
C. Penyebaran gerakan Pentakosta ke Eropa
Di tahun 1906, Thomas Ball Barratt dari Norwegia kembali
dari Amerika untuk mengadakan salah satu dari banyak pelayanan
Pentakosta pertama di Eropa. Dari Norwegia, Barratt pergi
mengunjungi Swedia, Inggris, Irlandia, Skotlandia, Perancis, Jerman,
Denmark, Belanda, dan Italia. Kemudian ia pergi lebih jauh ke negara-
negara seperti Australia, Rusia, tanah Palestina, Siria, India dan China
untuk memimpin gerakan-gerakan Pentakosta lainnya.
D. Gerakan Pentakosta di India dan Afrika Selatan
Tahun 1905, bermunculan laporan-laporan bahwa ratusan anak-
anak menerima Roh Kudus dan berbahasa roh dari misi penginjilan
Mukti di Pandita Ramabai, Pune, India. Di antara laporan-laporan itu,
yaitu laporan pencurahan karunia rohani, seperti penafsiran bahasa
roh, dan penyembuhan melalui penumpangan tangan. Hal-hal serupa
dilaporkan di sebuah sekolah khusus anak laki-laki di Na Ton, dan
sekitar 65 orang murid diyakini telah menerima baptisan Roh Kudus.
Di tahun 1909, George Berg menginjil di Kottarakara dan Adoor,
dua kota besar di India. Segera sesudah itu, Thomas B. Barratt pergi ke
Coonoor, dan Gerakan Pentakosta mulai tersebar di wilayah selatan
India. Sebagai hasilnya, beberapa jemaat Pentakosta terbentuk di
Kerala tahun itu.
Pelayanan penginjilan di Afrika Selatan dipimpin oleh John
Graham Lake, yang meninggalkan usahanya untuk menginjil ke sana.
Di bulan April 1908, ia memimpin tim penginjilan berjumlah besar
ke Johannesburg, dan ia mulai menyebarkan pesan-pesan Pentakosta
di sana. Muncul beberapa laporan mengenai banyak orang menerima
Roh Kudus, bersama dengan kesaksian-kesaksian tentang tanda dan
mujizat.
207
E. Pembentukan badan koordinasi penginjilan
Sebelum tahun 1910, penginjil-penginjil yang pergi ke luar negeri
seringkali meninggalkan karir dan usaha mereka demi melayani
Tuhan. Orang-orang percaya yang lain, yang juga mempunyai visi yang
sama dengan mereka, akan menyokong penginjil-penginjil ini secara
keuangan. Namun saat itu masih belum ada jaringan organisasi yang
menangani jenis pekerjaan seperti ini. Barulah kemudian berdiri
badan-badan koordinasi seperti Majelis Umum, Majelis Allah, dan
Persekutuan. Sebagai tambahan, seminari-seminari teologi didirikan
di Amerika Utara dan Selatan untuk menyediakan pelatihan. Menurut
Laporan Tahunan 1937 Majelis Pentakosta, jumlah penginjil yang diutus
oleh seminari-seminari ini berjumlah 3086 penginjil. Seminari yang
terlibat antara lain Uni Iman Rasuli, Majelis Allah, Majelis Pentakosta,
dan Gereja Allah. Di negeri China daratan, organisasi-organisasi
penginjilan Pentakosta ini disebut sebagai “kelompok berbahasa roh”
karena mereka mengabarkan berbahasa roh sebagai bukti tunggal
menerima Roh Kudus.
Pada awalnya, tujuan organisasi-organisasi penginjilan Pentakosta
ini yaitu untuk membuat sebuah struktur untuk menyatukan seluruh
gereja-gereja Pentakosta dan menggalakkan penginjilan. Namun
perebutan kekuasaan mulai menyusup masuk ke dalam gerakan ini.
Tidak lama, beberapa gereja Pentakosta mulai mengabarkan bahwa
berbahasa roh barulah perwujudan awal baptisan Roh Kudus, dan
sesudah itu berbahasa roh tidak mutlak diperlukan. Gereja-gereja lain
bertindak lebih jauh dengan melarang berbahasa roh dalam ibadah-
ibadah umum.
F. Gerakan Pentakosta di China
Gerakan Pentakosta mencapai negeri China sekitar tahun 1907.
Majelis Pentakosta bersama dengan Uni Iman Rasuli mendirikan Uni
Iman Rasuli di Shanghai. Di tahun 1908, seorang pendeta Amerika
bernama Morris menerbitkan The Hong Kong Pentecostal Truth Journal
yang menyatakan bahwa berbahasa roh yaitu bukti telah menerima
Roh Kudus.
Sekitar tahun 1911, seorang pendeta Amerika bernama Wendelson
sedang aktif menginjil di propinsi Shanxi, China utara. Ia menerbitkan
208
surat kabar bernama Herald of the Gospel Truth dan mendirikan
Uni Iman Rasuli di Shanxi. Di dalam surat kabarnya, Wendelson
mengabarkan perlunya berdoa memohon Roh Kudus. Kemudian
ia pergi ke Beijing dan mengubah nama Uni Iman Rasuli menjadi
“Majelis Allah”, yang kemudian menjadi “Gereja Allah”. Beberapa waktu
berselang, penerbitan surat kabar berhenti, yang digantikan dengan
penerbitan traktat injil. Namun seiring berjalannya waktu, gereja-
gereja Pentakosta yang ia dirikan berlalu dari sejarah.
Sejarah memperlihatkan kepada kita, banyak gereja-gereja Kristen
mempunyai kecenderungan terpecah belah. Sejak masa Reformasi dari
Gereja Katolik Roma oleh Martin Luther, gereja mulai terpecah-pecah
hingga beribu-ribu denominasi. Di antara gereja-gereja Pentakosta
sendiri ada beratus-ratus gereja dan kelompok, masing-masing
mempunyai perbedaan tertentu dalam doktrin mereka. Tidak
diragukan lagi perpecahan dan kekacauan di dalam dunia Kristen ini
akan terus berlanjut karena tidak adanya bimbingan Roh Kudus.
Namun beberapa hasil penting muncul dari kejadian-kejadian
di Amerika dan gerakan-gerakan Pentakosta di seluruh dunia. Salah
satunya yaitu perpindahan besar orang-orang Kristen dari gereja-
gereja yang telah dicampuri oleh pengaruh-pengaruh dan tradisi
duniawi. Kedua yaitu pemulihan iman Kristiani secara global. Ketiga
yaitu pembaruan kesadaran (setidaknya untuk sementara) akan
pengajaran Alkitab bahwa berbahasa roh yaitu bukti telah menerima
Roh Kudus. Keempat yaitu mulai terbentuknya jalan menuju
pendirian Gereja Yesus Sejati di China, melalui pencurahan Roh Kudus
masa hujan akhir, bersama dengan pewahyuan injil yang lengkap dan
sempurna, sesuai dengan Alkitab.
8.5 Sejarah awal Gereja Yesus Sejati
Dibandingkan dengan gereja-gereja lain, Gereja Yesus Sejati tidak
banyak dikenal. Namun ia memperoleh berkat karena dipercayakan
dengan kebenaran Alkitab, yang mencakup jalan keselamatan. Dalam
banyak hal, pendirian Gereja Yesus Sejati berbeda dari kemunculan-
kemunculan denominasi lain. Gereja Yesus Sejati harus dibedakan dari
gereja-gereja Pentakosta lainnya, karena ia secara langsung didirikan
oleh Roh Kudus masa hujan akhir, dan mendapatkan wahyu kebenaran
Alkitab secara langsung oleh Roh Kudus, kebenaran yang hingga
sekarang tidak dipegang sepenuhnya oleh gereja-gereja.
209
Gereja Yesus Sejati mempunyai keyakinan bahwa tugasnya
yaitu untuk membagikan injil yang sepenuhnya kepada semua
orang dan membawa orang-orang kepada Allah (1Yoh. 4:6; 2Yoh.
9). Doktrin-doktrinnya yaitu pengajaran para rasul dan nabi-nabi,
dengan pengajaran Kristus sebagai intisarinya (Ef. 2:19-22; Kis. 2:42;
Mat. 28:20; Yoh. 8:31). Dengan jalan menyaksikan kebenaran yang ia
kabarkan, ada tanda-tanda dan mujizat (Mrk. 16:20; Ibr. 2:4).
Gereja Yesus Sejati tidak didirikan oleh manusia, karena Roh
Kudus-lah yang mendirikannya. Namun ada beberapa pekerja penting
di dalam sejarah awalnya. Tiga di antaranya yaitu : Zhang Lingsheng,
Barnabas Zhang, dan Paul Wei. Berikut ini yaitu garis besar pelayanan
mereka.
8.5.1 Pelayanan Zhang Lingsheng
Nama asli Zhang Lingsheng yaitu Zhang Bin. Ia berasal dari
Propinsi Wei di Shandong, China. Di tahun 1900, saat ia berumur 37
tahun, ia bergabung dengan Gereja Presbiterian dan menjadi anggota
di sana selama seputuh tahun, termasuk tiga tahun sebagai diaken.
Anak tertua Zhang Lingsheng, Puquan, mengajar bahasa Jerman
di sebuah sekolah umum di Shanghai. Di tahun 1909, Pendeta Ding
dari Uni Iman Rasuli membawa Puquan ke gerejanya, dan Puquan
mengatakan bahwa ia menerima Roh Kudus di sana. Kembali ke
Shandong saat liburan sekolah, Puquan bersaksi kepada ayahnya
mengenai Roh Kudus dan injil yang telah ia terima. Zhang Lingsheng
menjadi percaya karena kesaksian anaknya.
Di bulan September 1909, Zhang Lingsheng pergi ke Uni Iman
Rasuli di Shanghai, dan ia mengaku dosa dan bertobat dari dosa-
dosanya. Di waktu yang sama, ia mulai berdoa memohon Roh Kudus
dengan tekun. Ia tetap berada di Uni Iman Rasuli selama lebih dari
dua puluh hari. Namun, walaupun ditumpangi tangan oleh pendeta-
pendeta, ia tidak menerima Roh Kudus.
Zhang Lingsheng kembali ke Shandong dan terus berdoa dengan
tekun memohon Roh Kudus selama lebih dari lima puluh hari. Pada
akhirnya, di pagi hari tanggal 31 Januari 1910, ia menerima Roh Kudus
dan berbahasa roh. Pada saat itulah Roh Kudus mengatakan kepadanya
untuk mengubah namanya dari Zhang Bin menjadi Zhang Lingsheng,
yang berarti “dilahirkan dari Roh”. Di saat yang sama Roh Kudus
210
menyuruhnya untuk memegang hari Sabtu, hari ketujuh, sebagai hari
Sabat Kudus.
Di tahun yang sama, Zhang Lingsheng pergi ke Suzhou dan
menerima baptisan air. Baptisan itu dilakukan di sebuah danau oleh
pendeta-pendeta dari Uni Iman Rasuli. Sejak saat itu, ia bertekad untuk
mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. saat ia kembali ke
Shandong, ia mendirikan “Gereja Sejati Yesus” di desa Xinzhuangtou,
propinsi Wei. Tuhan menghujani berkat-berkat dalam pelayanan
gereja, sehingga banyak orang menerima baptisan air dan baptisan
Roh Kudus. Banyak anggota juga mendapatkan berkat-berkat karunia
rohani; di antara mereka yaitu Barnabas Zhang.
Di tahun 1914, Zhang Lingsheng pergi ke Beijing. Di sana ia
menerima penumpangan tangan Pendeta Wendelson dan Penatua Kui
dari Uni Iman Rasuli. Ia juga ditahbiskan sebagai penatua di Uni Iman
Rasuli.
Di tahun 1916, Zhang Lingsheng mengajukan usul kepada Pendeta
Wendelson agar Uni Iman Rasuli memegang hari Sabtu sebagai hari
Sabat. Wendelson setuju, dan Uni Iman Rasuli mulai memegang hari
Sabat sejak tanggal 1 Juli tahun itu. Perubahan besar ini diberitakan
pada Herald of the Gospel Truth edisi ke-13.
Di musim semi 1918, Zhang Lingsheng pergi ke Gereja Yesus
Sejati di Tianjin. Di sana ia berkenalan dengan Paul Wei, dan bersama-
sama mereka memegang dan menguduskan hari Sabat. Mereka
berdua tampak jelas mempunyai hati dan pikiran yang sama. Paul Wei
menumpangkan tangannya kepada Zhang Lingsheng dan mengutusnya
dengan kuasa Roh Kudus untuk mengabarkan kebenaran ke gereja-
gereja Kristen lainnya, untuk menuntun mereka kembali kepada
kebenaran. Sejak saat itu, Zhang Lingsheng menjadi rekan sekerja Paul
Wei yang setia.
Pada bulan Pebruari 1919, Zhang Lingsheng dan Barnabas Zhang
pergi ke Tangjiazhuang, sekitar 200 kilometer dari desa Xizhuangtou
di Propinsi Wei. Di sana, banyak orang menerima baptisan Roh Kudus,
bahkan sebelum menerima baptisan air. Di tanggal 27 Pebruari 1919,
sekitar 30 orang meminta dirinya dibaptis. Di saat itu, Zhang Lingsheng
dan Barnabas Zhang memutuskan untuk saling membaptis dengan
kepala tertunduk, sebelum mulai membaptis yang lain. Cara baptisan
ini, yaitu dengan kepala tertunduk, sebelumnya telah diwahyukan Roh
Kudus kepada Paul Wei (ref. Rm. 6:5; Yoh. 19:30).
211
Di bulan Maret 1919, Paul Wei pergi ke Shandong dan mulai
melayani bersama Zhang Lingsheng. Mereka bersama-sama
menerbitkan edisi ke-dua surat kabar Correct the Truth of All Nations
Times. Pada bulan Oktober 1919, mereka kembali pergi ke Beijing, dan
bertemu dengan Li Xiaofeng dan Liang Qinming. Dengan pertolongan
mereka, Paul Wei dan Zhang Lingsheng mulai menerbitkan surat kabar
secara rutin.
Pada tanggal 29 Oktober 1919, Paul Wei dalam keadaan sekarat.
Saat itu Zhang Lingsheng dan Liang Qinming berada di sisi tempat
tidurnya, dan sebelum meninggal, Paul Wei menumpangkan tangan
ke atas mereka dan mentahbiskan mereka sebagai penatua untuk
meneruskan pelayanan.
Zhang Lingsheng meneruskan penginjilan ke Nanjing, Changsha
dan beberapa tempat lain di China. Nama yang ia berikan untuk gereja
yaitu : “Gereja Yesus Sejati – Gereja yang memperbaiki iman segala
bangsa”. Di musim semi 1920, ia pergi ke Beijing untuk mengundurkan
diri dari pelayanannya sebagai penatua di Uni Iman Rasuli. sesudah itu
ia kembali ke Shandong untuk melakukan pelayanan di sana.
8.5.2 Pelayanan Barnabas Zhang
Barnabas Zhang sebelumnya bernama Zhang Dianju. Ia berasal
dari Xizhuangtou di Propinsi Wei, Shandong, China. Ia yaitu
seorang petani dan pedagang barang antik. Di tahun 1910, Zhang
Lingsheng mengunjungi desanya dan mengabarkan injil pertobatan,
pengampunan dosa dan baptisan Roh Kudus. Istri Barnabas Zhang
sangat tergerak oleh pesan injil dan menjadi percaya. Ia juga mulai
bersaksi untuk Tuhan. Awalnya Barnabas Zhang menolak pesan injil,
namun pada akhirnya ia juga menjadi percaya, bertobat dari dosa-
dosanya dan mulai berdoa memohon karunia-karunia rohani.
Pada pagi hari di tanggal 14 April 1911, Barnabas Zhang
mengucilkan diri ke sebuah tempat terpencil. Saat di sana, ia mendengar
sebuah suara dari surga yang berkata, “karunia keselamatan untuk
semua orang di akhir zaman akan bangkit dari timur ke barat”.
Mendengar pesan ini, ia segera berlutut dan berdoa. Tidak lama
kemudian, ia menerima Roh Kudus dan berbahasa roh.
212
Zhang Lingsheng membaptis Barnabas Zhang dan seisi keluarganya
di dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian Zhang Lingsheng secara khusus
mengajar Barnabas Zhang selama kira-kira tiga hingga empat tahun.
Kemudian, sesudah melakukan banyak doa puasa, Barnabas Zhang
ditahbiskan sebagai penatua.
Di bulan Maret 1916, Barnabas Zhang sedang berjalan, dan
tiba-tiba ia mendengar Tuhan berkata kepadanya, “Engkau harus
mengabarkan injil ke Selatan. Aku akan memberimu kuasa besar.”
Pada bulan April 1916, Tuhan memerintahkannya untuk
mengganti namanya dari Zhang Dianju menjadi Barnabas Zhang. Di
bulan Agustus 1917, Roh Kudus menuntunnya untuk mengabarkan
injil di berbagai propinsi di China, di bagian selatan Shandong, tempat
banyak gereja kelak akan berdiri.
Pada bulan Pebruari 1919, Barnabas Zhang dan Zhang Lingsheng
menginjil di Tangjiazhuang. Roh Kudus bekerja dengan penuh kuasa:
banyak orang menerima baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Di
tanggal 27 Pebruari 1919, Barnabas Zhang dan Zhang Lingsheng
membaptis satu sama lain dengan kepala menunduk, sebelum mulai
membaptis kira-kira tiga puluh orang.
Maret 1919, Paul Wei menginjil di berbagai propinsi di sepanjang
daerah Shandong bersama-sama Zhang Lingsheng. Pada tanggal 3 Mei
1919, di akhir dua hari KKR di Xishuangtou, propinsi Wei, 21 orang
dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus. Di saat itu, Barnabas Zhang
menetapkan hati untuk menjadi penginjil. Ia juga membuat sebuah
bendera putih bujur sangkar, yang di atasnya ia menuliskan nama
gereja: “Gereja Yesus Sejati – Gereja yang memperbaiki iman segala
bangsa”. Ia seringkali berdoa dan berpuasa beberapa kali sebelum
pergi untuk menginjil.
Barnabas Zhang menetapkan hati untuk mengikuti teladan Paul
Wei, pergi ke sepenjuru dunia untuk membagikan kebenaran Injil ke
denominasi-denominasi lain. Di musim gugur 1919, bersama dengan
Guo Changkai dan Liang Qinming, ia memulai perjalanan melalui
delapan propinsi di China untuk mengabarkan injil selama sembilan
bulan. Mereka bersama-sama membangun gereja-gereja di empat
puluh dua tempat dan membaptis lebih dari 2000 orang.
Pada tanggal 30 Oktober 1923, pelayanan penginjilan Barnabas
Zhang membawanya ke Fuzhou. Di pertengahan Nopember, ia
213
menginjili beberapa anggota Gereja Advent Hari Ketujuh. Kemudian di
Desa Kegong, ia pergi ke rumah Thomas Guo, tempat anggota-anggota
Gereja Advent Hari Ketujuh berkumpul. sesudah mendengarkan injil
kebenaran, sekitar dua belas orang, termasuk Thomas Guo, Abel
Qian, Jin Fusheng, menjadi percaya dan dibaptis. Malam itu, mereka
mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, dan banyak orang
menerima Roh Kudus. Mereka bersama-sama memutuskan untuk
mengadakan kebaktian pengabaran injil selama tiga hari untuk
mengucapkan syukur atas karunia Allah. Selama KPI, dua puluh dua
orang menerima Roh Kudus. Sembilan puluh tiga orang menerima
baptisan air di hari ketiga.
Kemudian mereka menyewa sebuah rumah untuk digunakan
sebagai tempat ibadah. Ini menandai awal mula pendirian gereja di
Fuzhou. Tiga anggota kemudian ditahbiskan sebagai penatua, dan
tujuh orang sebagai diaken.
Dari bulan Juli hingga Agustus 1925, Barnabas Zhang menginjil
selama seminggu di Wenzhou. Allah bekerja dengan penuh kuasa,
menyembuhkan banyak orang sakit. Secara keseluruhan, 131 orang
dibaptis, dan lebih dari lima puluh orang menerima Roh Kudus.
Barnabas Zhang kembali ke Fuzhou di antara bulan September dan
Oktober. Saat ia ada di sana, ia menghadiri Konferensi Perwakilan
Propinsi yang diadakan oleh berbagai gereja setempat (sepanjang dua
tahun itu, lebih dari 60 gereja telah berdiri di propinsi Fuzhou. Sebagai
hasilnya, konferensi ini diadakan untuk memungkinkan perwakilan-
perwakilan dari gereja setempat untuk bertemu dan membicarakan
pelayanan gereja).
Pada tanggal 3 Maret 1926, Barnabas Zhang menumpang kapal
Jepang di Xiamen untuk pergi ke Taiwan dengan maksud untuk
mengabarkan injil ke sana. Teman sekerjanya antara lain Thomas
Guo, Luke Gao, dan Chen Yuanqian. Bersama tim penginjilan ini, juga
ikut beberapa orang Taiwan yang telah percaya dari Zhangzhou dan
Xiamen. Di antara mereka yaitu Huang Chengcong, Wu Daoyuan,
Wang Qinglong, dan Huang Xingming. Di tanggal 6 Maret 1926,
tim penginjilan mencapai desa Xianxi di Zhanghua, desa kelahiran
Huang Chengcong. Di sini sejumlah besar anggota Gereja Presbiterian
menerima kebenaran. Di musim gugur 1925, Huang Xiuliang, ayah
Chengcong, mulai menginjil saat ia kembali ke Taiwan. Banyak sanak
saudaranya yang menjadi percaya. Di tanggal 11 Maret 1926, enam
puluh dua orang percaya dibaptis di desa Xianxi. Dua penatua dan dua
214
diaken juga ditahbiskan di sana. Kejadian-kejadian ini menandai awal
berdirinya gereja di Xianxi.
Pada tanggal 16 Maret 1926, tim penginjilan melanjutkan
perjalanan ke Niutiaowan di Jiayi, dan di sana diadakan KKR selama tiga
hari. Lebih dari tiga puluh anggota Gereja Presbiterian menjadi percaya
dan dibaptis, Ini menandai awal berdirinya gereja di Niutiaowan.
Pada tanggal 3 April 1926, diadakan KPI selama tiga hari di
Qingshui, Taichung. Sebagian besar dari mereka yang hadir, sekali lagi
yaitu anggota Gereja Presbiterian. Pada tanggal 6 April 1926, sebelas
orang dibaptis, menandai awal berdirinya gereja di Qingshui.
Pada tanggal 12 April 1926, Barnabas Zhang kembali ke China dari
Jilang dengan sebuah kapal bernama “Kaicheng”. Selama perjalanan
penginjilan 40 hari ini, lebih dari 100 orang telah dibaptis, dan tiga
gereja berdiri. Melalui berkat-berkat Allah, Gereja Yesus Sejati telah
mencapai Taiwan.
Konferensi Perwakilan Nasional Khusus Ke-5 diadakan di China
dari tanggal 1 hingga 12 September 1929. Barnabas Zhang terpilih
sebagai anggota komite di kantor pusat gereja. Selama konferensi,
dikeluarkan sebuah ketetapan untuk meninjau sejarah Gereja Yesus
Sejati. Namun Barnabas Zhang merasa tidak puas dengan hasilnya. Di
bulan Oktober 1929, kantor pusat menugaskannya untuk melayani di
Guangzhou. Tidak lama kemudian, secara pribadi ia mendirikan gereja
pecahannya sendiri, dengan kantor pusat di Hong Kong. Ia menyebut
gerejanya sebagai “Gereja Yesus Sejati di China” dan menunjuk dirinya
sendiri sebagai kepala pengawas. Ia juga mulai menerbitkan surat
kabar The Trumpet Times.
Sejak saat itu dan seterusnya, Barnabas Zhang dengan segala
upaya berusaha menentang pekerjaan Gereja Yesus Sejati. Di beberapa
kesempatan, kantor pusat mengutus perwakilan untuk menasihatinya
untuk bertobat dan kembali ke Gereja Yesus Sejati. Namun ia dengan
penuh keyakinan menyatakan dirinya sebagai pendiri dan kepala
Gereja Yesus Sejati dan tidak mau bertobat. Sebagai akibatnya, saat
Konferensi Perwakilan Nasional Khusus Ke-6 diadakan dari tanggal 1
hingga 9 Mei 1930, Gereja Yesus Sejati memberhentikan keanggotaan
Barnabas Zhang.
215
8.5.3 Pelayanan Paul Wei
Awalnya, Paul Wei bernama Wei Enbo. Ia berasal dari Propinsi
Rongcheng di daerah Baoding, Hebei, seorang pedagang tekstil dan
mempunyai toko Enxinyong (yang berarti “Iman dan Karunia Kekal”). Ia
juga pemilik toko kedua bernama Enzhenhua (yang berarti “Anugerah
atas Orang-orang China”).
Di tahun 1902, keluarga Paul Wei yang berjumlah empat orang
pindah ke Beijing untuk menjalankan usaha tekstil. Pada saat inilah
Wang Deshun, orang percaya dari Majelis London, membimbing
Paul Wei untuk mencari kebenaran di Ciqikou. Paul Wei menghadiri
kebaktian gereja di sana selama kira-kira setahun. Di musim gugur
1904, ia dan keluarganya dibaptis oleh Pendeta Mi Zhiwen di Majelis
London di Shuangqigan. Mereka dibaptis dengan cara percikan air.
sesudah dibaptis, Paul Wei dan keluarganya senantiasa meluangkan
waktu dari usaha mereka untuk menghadiri kebaktian di Majelis
London setiap hari Minggu. Mereka memperlihatkan kasih yang besar
kepada orang-orang lain, seringkali mempersembahkan uang untuk
menolong sesama jemaat yang kekurangan.
Saat mendekati musim dingin tahun 1904, Paul Wei menyewa
sebuah toko di Dongchashihu, di luar kota Chongwenmen, dan di sana
ia menjual wol dan barang impor. Di musim panas 1905, ia membuka
toko lain, yang ia namakan Enxinyong. Seperti yang biasa ia lakukan,
ia menutup tokonya setiap hari Minggu untuk membawa segenap
keluarga, teman, pegawai dan muridnya untuk menghadiri kebaktian
di gereja.
Di penghujung tahun 1904, sesudah melunasi seluruh tagihan-
tagihannya, Paul Wei menyadari bahwa ia mempunyai sejumlah
tekstil senilai ribuan dolar. Ia mengusulkan kepada Pendeta Mi
dari Majelis London, agar uang itu bersama dengan persembahan-
persembahan lainnya, digunakan untuk mendirikan sebuah gereja
China yang independen. Pendeta Mi setuju, dan bersama-sama mereka
mendirikan gereja. Paul Wei mulai menjual sebagian propertinya dan
mempersembahkan hasil penjualannya untuk gereja, dengan total
nilai 3000 dolar. Pada saat yang sama, ia mendorong jemaat lainnya
untuk memberikan persembahan untuk pembangunan gereja. Gereja
yang dibantu pendiriannya oleh Paul Wei ini menjadi salah satu gereja
independen bangsa China di daerah utara.
216
Pada tahun 1915, Shi Lieming dan Wei Dianqing, keduanya
warga Shanghai dan anggota Gereja Advent Hari ke-Tujuh, pergi ke
Beijing. Di sana, mereka melakukan diskusi yang panjang dengan
Paul Wei mengenai hari Sabat. Hasilnya Paul Wei memahami perlunya
memegang hari Sabtu sebagai hari Sabat.
Di bulan Juni 1916, Paul Wei sakit keras karena nyeri dada, batuk-
batuk dan asma. Walaupun telah menjalani pengobatan baik dari
pengobatan barat maupun tim