Doktrin roh kudus 14


 audara, saudara 

dapat menerima Roh Kudus dengan lebih mudah” (ref. Kis. 8:17-18).

Saya memikirkan jawaban ini, namun  saya tidak mau ada orang 

yang menumpangkan tangan ke atas kepala saya. Lagipula, saya telah 

mendengar bahwa Saudara Kuo mempunyai kuasa tertentu yang 

membuat orang bergoncang-goncang setiap kali ia menumpangkan 

tangannya kepada mereka. Saya harus berdoa sendiri – dengan begitu, 

saya tidak akan meragukan Allah.

Saudara Kuo menambahkan, “Saudara dapat berdoa memohon 

Roh Kudus sendiri, namun  saudara harus tekun.”

Begitu mereka pergi, saya berkata kepada isteri saya, “Malam 

ini saya akan berdoa memohon Roh Kudus, jadi jangan ganggu saya, 

bahkan apabila kamu melihat hal-hal yang aneh terjadi. Dapatkah 

kamu menolong saya berdoa juga?”

Ia setuju, dan lalu saya masuk ke kamar untuk berdoa di atas tempat 

tidur. Karena saya masih belum cukup kuat untuk berlutut berdiri, saya 

berlutut duduk. Saya mulai dengan berdoa dengan suara pelan karena 

saya masih merasa lemah, namun  sesudah  berdoa sepuluh menit, saya 

berdoa dengan suara keras. sesudah  20 menit, saya mengalami sebuah 

kekuatan turun dari atas, seperti aliran listrik, menyentuh kepala saya. 

Lalu lidah saya mulai bergetar, dan saya dapat merasakan perasaan 

hangat di dalam diri saya. Lalu lidah saya mulai berputar dan saya mulai 

berkata-kata dalam bahasa roh. Seluruh tubuh saya juga bergetar, dan 

saya mulai meloncat-loncat hingga empat atau lima inci dari tempat 

tidur. Saya terus berdoa seperti ini selama dua puluh menit.

Isteri saya ketakutan melihat apa yang terjadi, dan membuatnya 

mengulangi beberapa komentar yang diucapkan para tetangga 

beberapa hari sebelumnya: “Mengapa kamu mau percaya dengan 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

462

ajaran Gereja Yesus Sejati? Ada banyak orang yang sebelum percaya, 

yaitu  orang-orang yang normal, namun  kemudian menjadi gila.”

Isteri saya mengira saya benar-benar sudah gila. Namun ia tidak 

berani menghentikan saya.

Pada saat itu pakaian yang saya pakai sudah basah karena keringat, 

dan saya merasa perlu berhenti berdoa untuk berganti pakaian. saat  

pikiran ini muncul, tubuh saya berhenti bergerak – Tuhan jelas-jelas 

tahu apa yang sedang saya pikirkan.

sesudah  berdoa, bukannya ganti baju, saya malah segera pergi 

mencari jemaat gereja, untuk memberitahukan bahwa saya telah 

menerima Roh Kudus. saat  mereka mendengarnya, mereka 

mengucapkan syukur kepada Tuhan dan kembali bersama saya untuk 

berdoa. Sekali lagi, saya dipenuhi Roh Kudus.

Mereka berkata, “Sungguh, kamu telah menerima Roh Kudus, 

seperti kami.” Dan memuji Tuhan. Sejak hari itu, kami mengadakan 

kebaktian keluarga di rumah saya setiap sore.

sesudah  satu bulan berlalu, pada tanggal 9 Januari 1932, saya pergi 

ke Gereja Yesus Sejati di Dalin untuk menerima baptisan air dalam 

darah Tuhan Yesus. Dosa-dosa saya dibersihkan hari itu, dan saya dapat 

meninggalkan kehidupan lama saya yang penuh dengan perjudian, 

minum-minum, dan rokok. Dan juga saya sembuh sepenuhnya dari 

TBC. Saya telah menemukan kebenaran janji Tuhan Yesus: “Marilah 

kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan 

memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28).

Walaupun saat itu saya masih berumur tiga puluh tahun, saya tidak 

berharap dapat berumur panjang, karena tubuh saya sudah sangat 

lemah karena penyakit dan tidak makan dengan baik. Pada suatu 

hari, saya berdoa kepada Tuhan untuk memohon agar Ia mengizinkan 

saya hidup sampai umur 50 tahun, agar saya dapat bersaksi demi Dia. 

Puji Tuhan, Ia mendengar doa saya dan memberikan kedamaian yang 

melampaui segala pengertian (Flp. 4:6-7). Pada saat saya menulis 

kesaksian ini, Ia telah memberikan saya tambahan tiga puluh lima 

tahun, dan kesehatan saya selama ini lebih baik daripada masa muda 

saya. Ini, sekali lagi, yaitu  kuasa dan karunia yang ajaib dari Tuhan.

Bagaimana mungkin saya dapat membalas apa yang telah Allah 

berikan kepada saya? Dan bagaimana saya dapat memuliakan nama-

Nya? Saya mengutip mazmur Daud, saat  ia memuliakan Tuhan:


463

Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap 

batinku!

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-

Nya!

Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan 

segala penyakitmu,

Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau 

dengan kasih setia dan rahmat,

Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa 

mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

Mazmur 103:1-5

15.12 Belajar bagaimana berdoa dari pamflet injil (oleh Lee 

Lingshi)

Pada suatu hari, tahun 1935, tetangga saya bernama Tuan Su 

(Diaken Su Lingan) memberikan sebuah pamflet injil kepada saya 

untuk dibaca. Pamflet itu berjudul Mengabarkan Kabar Baik, dan 

diterbitkan oleh Gereja Yesus Sejati Taiwan. Pamflet itu membicarakan 

tentang Roh Kudus. Saya membacanya seluruhnya dengan hati-hati 

dan sangat tergerak. Menerima Roh Kudus tampaknya merupakan 

sebuah pengalaman yang sangat indah, sehingga saya juga ingin 

percaya kepada Yesus.

Saya belum pernah pergi berkebaktian di Gereja Yesus Sejati, 

dan tentu saja, belum pernah melihat orang berdoa memohon Roh 

Kudus. namun  sekarang saya mempunyai dorongan yang kuat untuk 

berdoa. Pamflet itu menunjukkan sebuah doa: “Haleluya, puji Tuhan 

Yesus. Mohon penuhi hati saya dengan Roh Kudus.” Saya melakukan 

doa pertama kalinya menggunakan kata-kata ini, dengan diam-diam 

berdoa di dalam gudang di rumah saya. Hari berikutnya, pada kira-kira 

jam 5 pagi, saya berdoa lagi dengan pelan-pelan selama satu jam, namun  

tidak terjadi apa-apa. Namun saya tidak menyerah dan bertekad untuk 

berdoa tiga kali sehari: pagi, siang, dan malam. Tiga hari kemudian, 

dengan lutut bengkak-bengkak, saya masih belum menerima Roh 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

464

Kudus. namun  ajaib, pada siang hari ke-empat, saya akhirnya menerima 

Roh Kudus.

Pada saat itu, saya terus berdoa berulang-ulang, “Haleluya, puji 

Tuhan Yesus. Mohon penuhi saya dengan Roh Kudus.” Tiba-tiba, saya 

merasakan sebuah aliran kehangatan turun ke atas kepala saya, dan 

berlanjut ke seluruh tubuh saya, sehingga tubuh saya bergoncang. 

Pada saat yang sama, lidah saya mulai berputar-putar, dan saya 

mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti (ref. 1Kor. 14:2). 

Saya merasa sangat gembira dan bersemangat, rasanya begitu ringan 

dan nyaman. Namun saya masih dapat mendengar apa yang terjadi 

di sekeliling saya, sehingga saya tahu saya dalam keadaan sadar dan 

awas. Saya terus berdoa selama kurang lebih satu jam.

sesudah  menerima Roh Kudus, saya diam-diam mengikuti 

kebaktian di Gereja Yesus Sejati Jiayi, dan kemudian di Mingxiong. 

Saya juga membeli Alkitab agar saya dapat mempelajari Firman 

Tuhan. Sayangnya, saat  Nenek, Ayah, Paman, dan seluruh keluarga 

mengetahui saya telah menjadi Kristen, mereka menjadi sangat marah. 

Nenek saya yaitu  penganut Budha yang sangat taat, dan menentang 

keras agama Kristen. Sebagai cucu laki-laki yang paling tua, apa yang 

telah saya lakukan sangat tidak dapat diterima. Berikutnya saya 

menghadapi kritikan dan tekanan hebat untuk meninggalkan iman 

saya. Yang hanya dapat saya lakukan yaitu  berdoa terus menerus dan 

bersandar pada Roh Kudus untuk membukakan jalan.

Puji syukur kepada Tuhan atas belas kasihan-Nya, keluarga 

saya akhirnya menerima iman saya. Lebih lagi, dua hingga tiga tahun 

kemudian, Nenek saya bahkan mau berdoa, dan akhirnya menerima 

Roh Kudus. Ia melihat cahaya kemuliaan dan dipenuhi dengan 

sukacita. Sejak saat itu, ia memutuskan untuk percaya kepada Yesus, 

dan meminta agar Ayah dan Paman saya membakar seluruh patung-

patung berhala yang ada di rumah kami. Beberapa waktu kemudian, 

seluruh keluarga kami yang berjumlah dua puluh anggota keluarga, 

percaya kepada Tuhan.

Karena kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, Ia telah memimpin 

seseorang seperti saya, yang tidak pernah ke gereja sebelumnya, untuk 

percaya kepada-Nya, dan menerima Roh Kudus – semata-mata karena 

pamflet penginjilan. Tidak hanya itu, namun  Ia telah membawa seluruh 

keluarga saya ke dalam iman. Apabila saya menengok ke belakang, 

saya melihat betapa Allah itu ajaib dan penuh kasih. Saya berharap Ia 

juga memimpin Anda, seperti Ia memimpin keluarga saya.



“Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-

domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan 

mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh. 10:16).

Saudari Margaret Han yaitu  seorang sekretaris di sebuah perusahaan 

manufaktur, dan guru Sekolah Minggu Gereja Anglikan di Katedral Santa 

Andreas, dan mengajar di Pusat Perluasan Bedok. Beberapa tahun yang lalu 

Roh Kudus menuntunnya masuk ke Gereja Yesus Sejati. Berikut ini yaitu  

kesaksian indah Saudari Margaret tentang bagaimana ia mengenal Gereja 

Sejati.

Haleluya! Di dalam nama Yesus saya bersaksi.

Saya mengenal agama Kristen sejak saya masih sekolah. Pada masa 

itu, saya hanya mengikuti pertemuan persekutuan yang diadakan oleh 

Pemuda untuk Kristus.

sesudah  menyelesaikan sekolah, tante jauh saya mendorong saya 

untuk bergabung dengan gerejanya (Katedral Santa Andreas) dari 

denominasi Anglikan. Dua tahun kemudian saya dibaptis dan menjadi 

jemaat Gereja Anglikan.

Pada pertengahan bulan April 1983, Saya berkenalan dengan Alvin 

Lee (ia yaitu  jemaat Gereja Yesus Sejati). Alvin menjelaskan berbagai 

doktrin Alkitab kepada saya, seperti Hari Sabat, basuh kaki, dan Allah 

Esa yang sejati. sesudah  beberapa kali berdiskusi dan berdebat, saya 

memutuskan untuk pergi ke Gereja Yesus Sejati untuk melihatnya 

sendiri.

Tanggal 13 Mei 1983, Jumat malam, saya pergi ke Gereja Yesus 

Sejati untuk pertama kalinya. Saya terkejut dengan cara mereka berdoa. 

Hari berikutnya (hari Sabat), saya pergi lagi untuk melihat bagaimana 

jemaat memegang hari Sabat. Pada hari Minggu, seperti biasa saya 

mengikuti kebaktian di Gereja Anglikan. Saat saya menceritakan tentang 

Gereja Yesus Sejati kepada beberapa jemaat, mereka menasihati saya 

agar berhati-hati karena ada banyak ajaran sesat.


467

Kemudian pada hari Rabu sore, pada saat pulang ke rumah dari 

bekerja, saya merasakan sesuatu yang menyuruh saya untuk mengikuti 

kebaktian di Gereja Yesus Sejati. Saya menurutinya. Pada saat sesi doa 

yang pertama, saya digerakkan oleh Roh Kudus. Ini yaitu  pengalaman 

pertama saya akan kasih karunia Allah yang telah menghujankan 

berkat-berkat-Nya kepada saya dengan berkelimpahan.

Hari Jumat-nya, Gereja Yesus Sejati mengadakan Pertemuan 

Tahunan Kerohanian Pemuda. Pada hari yang sama, Gereja Anglikan 

juga mengadakan Pertemuan Tahunan Olahraga Pemuda. Pada saat 

berjalan pulang, sekali lagi saya merasakan sesuatu yang mengingatkan 

saya untuk pergi ke Gereja Yesus Sejati. Saya menurutinya lagi. Sore itu 

saya diajak untuk ikut berdoa memohon Roh Kudus. Dengan ragu-ragu 

saya masuk ke aula dan duduk di bangku paling belakang. Sebelum 

doa dimulai, pemimpin kebaktian mengajak jemaat untuk maju ke 

depan. Seorang saudari mendorong saya maju, namun  saya tidak mau 

dan bahkan saya berkata, tidak perlu maju ke depan karena Allah 

maha ada. Ia meninggalkan saya sehingga saya dapat berdoa sendiri. 

Saat doa dimulai, saya hanya duduk dan mengamati. Kemudian saya 

mencoba berlutut untuk memohon Roh Kudus. Saya memulainya 

di dalam nama Yesus dan berdoa demikian: “Tuhan, bila Roh Kudus 

yang mereka beritakan itu benar, dan sungguh-sungguh dari Engkau, 

mohon beri saya Roh Kudus juga.” Saya mengucapkan “Haleluya” 

berulang kali, dan lidah saya mulai mengucapkan kata-kata yang tidak 

saya mengerti. Gerakan Roh Kudus mengharukan saya. Tiba-tiba ada 

sebuah kilatan cahaya muncul, dan saya dapat melihat Seseorang yang 

berjubah sangat putih berdiri di depan saya, dan Ia menyambut saya. 

Saya tidak dapat melihat wajah-Nya karena terlalu terang, namun  saya 

dapat merasakan sukacita yang tidak dapat saya jelaskan dan belum 

pernah saya alami.  sesudah  doa selesai, saya tidak memberitahukan 

pemimpin kebaktian tentang apa yang saya alami. Malam itu saya 

menginap di gereja, dan esoknya mengikuti doa pagi. Pada saat inilah 

Pendeta Chong menumpangkan tangan dan menyatakan bahwa saya 

telah menerima Roh Kudus.

Sungguh Tuhan telah menampakkan diri-Nya kepada saya. 

namun  perjuangan untuk mengenal-Nya dengan sepenuhnya barulah 

permulaan. Musuh Allah, Iblis, memulai misinya untuk menghancurkan 

saya.

Pada suatu malam, saya diundang oleh Alvin Lee dan isterinya, 

Lynn, untuk datang ke rumah mereka untuk mengikuti Pemahaman 


468

Alkitab dan berdoa. Malam itu saya menginap di rumah mereka. Pada 

saat saya beristirahat di kamar, tiba-tiba muncul sebuah bola mata 

yang sangat besar di langit-langit di atas, dan mata itu memelototi 

saya dengan keras. Suasana menjadi sangat mencekam. Kemudian 

dua sosok muncul dan masuk ke dalam kamar, yang ternyata yaitu  

Alvin dan Lynn. Namun kelegaan saya segera berubah menjadi 

kengerian karena mereka mencoba mencekik saya! Pada saat itulah 

saya mendengar ketukan pintu dan saya terbangun dengan ketakutan. 

Saya membuka pintu dan menemukan Lynn yang asli mengetuk pintu 

untuk membangunkan saya agar saya pergi bekerja. Pagi itu saya 

merasa sangat mengantuk sampai saya tertidur di kantor selama 

beberapa jam. Malamnya saya menginap lagi di rumah mereka. Karena 

tidak ingin diganggu lagi, saya memohon Tuhan melindungi saya. Puji 

Tuhan, saya tidur dengan damai.

Serangan secara langsung dengan rasa takut dan tipuan gagal 

karena ketenteraman yang diberikan Tuhan. Namun serangan yang 

lebih terselubung dirancangkan oleh si jahat. Pada suatu sore, saya 

sendirian di rumah dan merasa tertekan, dan saya memikirkan betapa 

banyak hal yang telah terjadi. Walaupun saya menyadari Gereja Anglikan 

tidak memegang kebenaran yang sempurna, saya masih merasa saya 

milik gereja itu. Merasa bingung, saya memohon pertolongan kepada 

Tuhan. Dalam doa, saya bersyukur Ia telah menuntun saya ke Gereja 

Sejati dan memberikan Roh Kudus yang amat berharga bagi saya. 

namun  saya berkata kepada-Nya bahwa saya tidak tahan meninggalkan 

gereja saya yang dahulu, dan saya merasa setidaknya saya harus pergi 

ke sana lagi dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka. Masih 

merasa tertekan sesudah  berdoa, saya lalu membaca Alkitab. Saat saya 

membuka Alkitab, mata saya jatuh pada ayat-ayat dalam Lukas 9:59-

62, “Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" namun  orang itu 

berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." namun  

Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang 

mati; namun  engkau, pergilah dan beritakanlah kerajaan Allah di mana-

mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, 

Tuhan, namun  izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." 

namun  Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak namun  

menoleh ke belakang, tidak layak untuk kerajaan Allah."”.


469

Sejak hari itu, saya tidak pernah kembali lagi ke Gereja Anglikan. 

Pada tanggal 28 Agustus 1983 saya dibaptis dan menjadi bagian dari 

Gereja Yesus Sejati.

Kiranya segala kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus!

Margaret Han Woon Faun, Singapura.

16.2 Aku Menerima Roh Kudus

Saya sangat ingin membagikan kasih Allah kepada semua orang. 

Ini sulit dijelaskan. Saya merasakan kasih karunia Allah yang luar biasa 

berlimpah dan diberkati dengan pengertian sejati akan Firman-Nya, 

kehendak-Nya, dan saya berharap dapat memberikan pengertian yang 

sama kepada Anda. Saya merasa mempunyai banyak hal yang ingin 

saya bagikan. Tahukah Anda, Allah itu sungguh, sungguh, luar biasa. 

Dan Dia selalu ada di sana memperhatikan kita, dengan tangan-Nya 

terbuka lebar, menunggu untuk memeluk kita dengan pelukan-Nya 

yang penuh kasih dan menjaga kita dari segala macam kecelakaan, 

selamanya. Yakobus 4:8 berkata, “Mendekatlah kepada Allah, dan 

Ia akan mendekat kepadamu”.  Ia sedang menantikan Anda, dan Ia 

sungguh-sungguh mengasihi Anda. Bagaimana kita dapat mengerti 

kasih yang Ia berikan kepada kita? Bagaimana kita dapat membalas 

kesabaran-Nya, penantian-Nya, kerinduan-Nya kepada kita? Kasih-

Nya sempurna, tak tertandingi, dan melampaui pemahaman manusia.

Saya mengetahui kasih-Nya karena saya menerima Roh Kudus. Saat 

saya berdoa memohon Roh Kudus, saya meninggalkan segala-galanya. 

Seorang saudara di gereja pernah mengajarkan saya untuk berdoa 

dengan keras – ini yaitu  hal yang tidak mau saya lakukan karena 

saya merasa orang lain akan mendengar, dan mereka akan mengetahui 

apa yang saya katakan. namun  sesudah  itu saya melakukannya tanpa 

memikirkan hal ini. Saya hanya bertekad untuk melakukannya, dan 

saya mengaku dosa di hadapan-Nya dengan suara keras. Itu semua 

terasa benar. Hanya ada Tuhan dan saya, tidak ada orang lain di 

dalam percakapan itu – sebuah hubungan yang pribadi antara Dia dan 

saya. Yang aneh, tidak ada orang yang mendengar apa pun yang saya 

katakan, dan saya tidak merasa mereka menyadari bahwa saya sedang 


470

berdoa dengan suara keras. Sungguh merupakan doa yang didengar 

hanya oleh Tuhan.

sesudah  mengaku dosa, saya dapat merasakan tangan saya 

bergerak naik turun. Saya berdoa, “Mohon beri saya Roh Kudus-Mu!”, 

dan saya mulai berkata-kata dalam bahasa roh. Saya tidak dapat 

mengungkapkan dengan sepenuhnya betapa sukacita hati saya. Ini 

terjadi saat doa sebelum khotbah dimulai, dan berhenti berdoa terasa 

cukup sulit. Lalu saat khotbah sebentar lagi usai, saya merasa cukup 

kuatir apabila saya berusaha berdoa kembali, dan Roh Kudus ternyata 

sudah tidak ada. Saya merasa gugup. namun  saat saya berlutut untuk 

doa penutup kebaktian, belum saya selesai mengucapkan, “Haleluya, 

di dalam nama…”, saya kembali berkata-kata dalam bahasa roh. Saya 

merasa sangat gembira, penuh dengan sukacita, dan rasanya tidak 

ada yang dapat mendukakan saya, dan rasanya sangat damai. Ini 

merupakan perasaan yang sangat indah.

saat  saya pulang, saya berdoa lagi sebelum makan malam. 

Tampaknya saya berdoa selama sejam. Dengan terheran-heran, saya 

selesai berdoa tepat sesudah  semua orang selesai makan. Satu jam? 

Saya berpikir, “Tidak mungkin! Rasanya saya berdoa hanya sebentar!”

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan dari lubuk hati yang 

paling dalam, karena Ia telah menjawab doa saya begitu cepat. Saya 

sungguh mengetahui bahwa Ia ada di sana, senantiasa menunggu 

kita memohon Roh Kudus. Apabila kita percaya kepada Firman-Nya, 

Ia akan memberikan kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Bila 

kita meminta dengan hati yang sungguh-sungguh bertobat dan rendah 

hati, Ia mendengar. Ia tidak menolak siapa pun. Ini yaitu  janji-Nya.

Heather MacDonald – elgin, edinburgh, UK


471

16.3 Karena setiap orang yang meminta, menerima

Di tahun 1984, keluarga saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Saat 

itu saya masih remaja. Saya tidak mengerti pentingnya pendidikan 

agama. Saya tidak rajin pergi ke gereja. Akibatnya, saya tidak mengerti 

Firman Tuhan. Jemaat seringkali membesuk saya. sesudah  dibesuk, saya 

akan berkebaktian sekali dua kali, namun  sesudah  itu tidak berkebaktian 

lagi.

Saat saya memasuki tahun pertama kuliah, saya mulai mencari 

Tuhan. Saya belajar bahwa saya harus menerima Roh Kudus sebagai 

jaminan keselamatan saya. namun  saya tidak tahu bagaimana caranya 

berdoa memohon Roh Kudus, dan menjadi kuatir. Teman ngobrol saya 

mengajak saya pergi ke gereja kharismatik. Saya pergi mengikutinya. 

Saya sangat senang saat  pembicaraan di gereja itu yaitu  bagaimana 

cara berdoa memohon Roh Kudus. Pembicara berkata, bahwa Roh 

Kudus akan memenuhi saya bila saya berdoa dengan tangan diangkat 

ke atas dan wajah menghadap ke atas, sambil berkata, “Haleluya”. 

saat  Pendeta menumpangkan tangan ke atas kepala saya, saya jatuh 

ke belakang, namun  saya tidak merasakan Roh Kudus memenuhi diri 

saya. Saya berdiri dan merasa sedikit malu. Saya memperhatikan 

orang-orang lain yang berdoa. Ada seorang anak laki-laki yang jatuh 

ke lantai. Ia berteriak-teriak dengan penuh kesakitan dan mulutnya 

berbusa. Saya pulang ke rumah dengan rasa bingung.

Saya menceritakan kejadian ini kepada seorang guru agama di 

Gereja Yesus Sejati. sesudah  saya mendengar penjelasannya, saya merasa 

malu di hadapan Tuhan dan segenap saudara-saudari seiman. Begitu 

besar rasa bersalah yang saya rasakan, saat itu juga saya menangis. 

Saya pulang ke rumah dan berdoa, memohon pengampunan Tuhan.

Pagi berikutnya, saya merasa rasa bersalah dan malu saya 

terangkat. Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah menjawab doa saya. 

Saya berjanji pada diri sendiri saya tidak akan lagi pergi berkebaktian 

di gereja lain.

Di tahun 1988, saya mengikuti KKR siswa di Gereja Jakarta. Di satu 

malam, saya bermimpi. Di dalam mimpi, saya sedang berdoa di padang 

rumput. Tiba-tiba ada tiupan angin yang disertai suara keras. Saya 

sedikit bergoyang tertiup angin, namun  tidak terjatuh. Karena kekuatan 

angin itu, tubuh dan lidah saya bergetar. Saya mendapatkan mimpi 

yang sama keduakalinya. Sungguh aneh. Pagi berikutnya, saya pergi ke 

gereja dengan keyakinan saya akan menerima Roh Kudus. Saya berdoa 


472

dengan iman dan semangat yang besar. saat  saya mengucapkan 

“Haleluya”, tubuh dan lidah saya tiba-tiba bergetar-getar. Saya tidak 

dapat mengendalikan lidah saya ataupun mengerti kata-kata yang 

keluar dari mulut saya. Saya menangis dan hati saya penuh dengan 

sukacita karena Tuhan telah menjawab dosa saya. sesudah  berdoa, saya 

merasa sangat sukacita.

Saya yakin Tuhan Yesus sungguh mengasihi anak-anak-Nya. Kita 

harus percaya bahwa doa-doa kita akan didengar oleh Tuhan dan 

harus tetap tekun dalam doa. Tuhan kita sungguh Tuhan yang hidup!

Heny – Banjarmasin, Indonesia

16.4 Kasih Allah atas Anak Sulung Kami

Saya dibesarkan di keluarga Kristen. Orangtua saya yaitu  

jemaat dari suatu gereja di Taiwan. Isteri saya, Helen, juga menerima 

baptisan 10 tahun lalu di gereja lain. saat  kami masih berkebaktian 

di gereja kami masing-masing, kita tidak pernah mendengar kesaksian 

tentang penglihatan, mimpi, dan mujizat. Dan terlebih lagi, kami tidak 

mengetahui banyak tentang Roh Kudus, apalagi mengalaminya. Ini 

semua berubah sesudah  kami dituntun masuk ke dalam Gereja Yesus 

Sejati. Oleh karena kasih karunia Allah, kami mulai mengalami hal-hal 

yang indah. Pertama, kami menganggap ini semua sebagai hal yang 

pribadi, dan bukan sesuatu yang dapat dibicarakan. Namun kemudian 

seorang hamba Tuhan mengatakan bahwa kami harus membagikan 

pengalaman ini kepada orang-orang lain, untuk bersaksi bagi Tuhan, 

untuk mendorong orang-orang yang belum percaya dalam pencarian 

mereka akan Tuhan, dan menguatkan iman saudara saudari seiman.

Ini yaitu  salah satu pengalaman kami.

Andrew yaitu  anak sulung kami. saat  ia berumur empat 

tahun, ia mulai mengalami pendarahan hidung yang kronis karena 

alergi. Pendarahan ini dapat muncul kapan saja, bahkan saat  ia tidur, 

dan ini semakin bertambah parah setiap tahun. Di musim semi 1993, 

penyakit ini bertambah parah karena tingginya tingkat kandungan 

serbuk sari di daerah Bay Area. Ini sangat menyakitkan anak kami. 

Di sekolah, hidungnya selalu dibebat, matanya merah-merah, dan 

mukanya bengkak. Ia sulit tidur karena ia merasa seperti sedang 


473

dicekik. Ia akan gelisah sepanjang hari dan sering menangis. Kami 

telah mencoba berbagai macam pengobatan, namun  semuanya tidak 

dapat menyembuhkan alerginya.

Pada suatu malam, sesudah  Andrew akhirnya dapat tidur di pukul 

dua dini hari, saya dan isteri tidak dapat tidur. Kami sangat menguatirkan 

Andrew. Dalam kesedihan yang luar biasa, kami berlutut untuk berdoa 

kepada Tuhan Yesus Kristus, memohon agar Ia menjaga anak kami, dan 

menyembuhkannya. Saat kami pergi tidur, saya bermimpi. Di dalam 

mimpi, Tuhan kita sedang menggendong Andrew dalam pelukan-

Nya dengan penuh kasih sayang. Saat saya menyampaikan mimpi ini 

kepada Helen keesokan harinya, kami merasa sangat yakin Andrew 

akan segera sembuh dari alergi parahnya. Dan memang benar, sesudah  

beberapa hari, hidungnya mulai bersih dan ia mulai dapat bernafas 

dengan normal. Allah sungguh telah mendengar doa kami, dan berbelas 

kasihan kepada kami dan anak kami.

Pada tanggal 25 Desember 1993, kami sekeluarga mengikuti KKR 

di Gereja San Jose. Pada salah satu doa siang, Andrew mendapatkan 

penglihatan saat ia berdoa. Ia melihat Tuhan kita Yesus Kristus 

dengan jubah putih yang bersinar-sinar, wajah-Nya terang dan penuh 

kemuliaan. Yesus berjalan di antara jemaat dan menumpangkan 

tangan-Nya ke atas beberapa orang, termasuk Andrew. saat  Andrew 

melihat-Nya berlalu meninggalkannya, dengan suara pelan ia berkata, 

“Jangan tinggalkan aku, Tuhan!” dan Tuhan Yesus menjawab, “Aku di 

sini.” Lalu seekor merpati terbang memasuki aula dan mendarat di 

bahu Andrew. Pada saat itu juga Andrew menerima Roh Kudus dan 

mulai berkata-kata dalam bahasa roh. Wajahnya bercucuran air mata, 

namun  merasa sangat damai dan tenang.

Pagi hari berikutnya, saat  Andrew berdoa bersama kami, ia 

melihat Tuhan Yesus kembali. Tuhan kita datang kepadanya dan 

memandanginya. Andrew menangis. saat  Yesus pergi, seekor merpati 

dengan bintang yang penuh kemuliaan di kepalanya terbang kepada 

Andrew. Merpati itu membawa sebuah kotak hadiah di kakinya, dan 

menjatuhkan kotak itu di bahu Andrew. Kemudian merpati itu pergi 

saat  doa usai. Sebelumnya, saat Andrew menceritakan penglihatannya 

di malam sebelumnya, kami tidak mengerti apa maksud penglihatan 

itu. namun  saat  ia menceritakan penglihatannya yang kedua, kami 

menyadari Andrew telah menerima karunia Roh Kudus.

Tuhan kita berbelas kasihan dengan keluarga kami, dan memberkati 

kami dengan berkelimpahan karena kasih karunia-Nya yang besar. 


474

Kami selalu menguatirkan Andrew, dan senantiasa mendoakannya. 

Kami memohon pimpinan Tuhan untuk membawa Andrew menjadi 

anak-Nya. Tuhan kami mendengar doa-doa kami dengan karunia yang 

paling besar – Ia memberikan Roh Kudus kepada Andrew.

Puji syukur bagi Tuhan kita Yesus Kristus, karena kasih dan 

anugerah-Nya telah memberikan kami banyak pengalaman yang 

berpengajaran. Puji-pujian, kemuliaan dan hormat bagi Tuhan kita 

selama-lamanya, amin!

Geoff Lee – San Jose, USA

16.5 Panggilan Tuhan

Haleluya, saya bersukur kepada Tuhan karena kasih-Nya yang 

luar biasa memampukan saya untuk menyampaikan kesaksian pribadi 

bagaimana Yesus memanggil saya ke dalam kawanan domba-Nya. 

Dengan kasih-Nya yang lemah lembut dan belas-kasihan yang amat 

besar, Tuhan Yesus memintal benang merah keselamatan di sepanjang 

hidup saya. Kiranya segala kemuliaan diberikan kepada nama Yesus 

yang kudus, Tuhan kita semesta alam.

Di bulan Oktober 1987, saya diajak pergi ke Gereja Yesus Sejati di 

Telok Kurau, Singapura. Segera sesudah  menginjakkan kaki melewati 

pagar gereja, saya merasakan kedamaian yang meluap-luap di udara. 

Saya merasakan suatu perasaan aneh seperti pulang ke rumah. Ini 

yaitu  pertama kalinya saya melihat seluruh jemaat berdoa dalam 

bahasa roh, dan suaranya seperti malaikat-malaikat bercakap-cakap 

dengan penuh sukacita. saat  saya menyanyikan kidung nomor 296 

untuk pertama kalinya, air mata membanjiri wajah saya, sembari 

melihat prosesi Perjamuan Kudus. Saya sangat tergerak oleh kasih dan 

kebaikan yang terwujud di antara saudara-saudari di gereja.

Kunjungan ke-3 saya ke gereja yaitu  pada saat Pertemuan 

Penginjilan di tanggal 18-20 Desember 1987. Saya merenungkan 

pesan-pesan injil yang terkandung dalam berbagai khotbah mengenai 

keselamatan. Di sore terakhir Pertemuan Penginjilan itu, diadakan 

doa khusus untuk memohon Roh Kudus. Mereka yang ingin menerima 

karunia surgawi yang berharga ini dapat datang ke depan untuk 


475

menerima penumpangan tangan dari para penatua dan diaken. Saya 

maju ke depan dan berlutut. Saya tidak tahu bagaimana caranya berdoa, 

dan terus mengucapkan berulang-ulang: “Haleluya, puji Tuhan!” Namun 

di dalam hati, saya berseru-seru kepada Tuhan, “Tuhan! Apakah Roh 

Kudus yang sedang aku mohonkan saat ini? Roh Kudus-kah Engkau? 

Mohon Engkau anugerahkan karunia ini sehingga aku percaya kepada 

Engkau sepenuhnya.”

Tiba-tiba, sebuah kekuatan yang besar turun ke dalam diri saya, 

dan segera hati saya menyala oleh api sukacita yang tidak terucapkan! 

Rasanya seakan-akan sebuah aliran turun dari surga ke bumi, dan saya 

dapat merasakan Tuhan memeluk diri saya dengan penuh kelembutan 

dalam kasih-Nya yang besar. Minyak Roh Kudus menyulut roh dalam 

diri saya, dan api Allah mengobarkan jiwa saya dengan panas yang 

kudus. Rasa sukacita yang luar biasa tercurah seperti ombak raksasa 

keluar dari lubuk hati saya. Tubuh saya mulai bergoncang-goncang 

dan lidah saya berputar dalam bahasa yang terdengar asing oleh saya. 

Dan tiba-tiba saya menyadari bahwa Allah telah menjawab doa saya 

yang sederhana ini. Puji Tuhan!

sesudah  memahami dasar-dasar kepercayaan Gereja Yesus 

Sejati, saudara-saudari di gereja mendorong saya untuk menerima 

baptisan air pada tanggal 27 Desember, seminggu sesudah  Pertemuan 

Penginjilan. Karena keluarga saya akan pindah ke Kanada beberapa 

bulan kemudian, saya harus mengambil kesempatan berharga ini. 

Namun orangtua saya yang beragama Budha melarang saya menjadi 

Kristen. Ada banyak ketidaksepahaman di dalam keluarga kami. Saya 

terbagi antara menuruti orangtua dengan menerima keselamatan. 

Hanya melalui doa sajalah saya dapat menemukan kedamaian.

Di pagi hari 27 Desember 1987, pergumulan dalam diri saya 

mencapai puncaknya. Akhirnya saya berkata kepada dua adik perempuan 

saya mengenai keputusan saya untuk menunda baptisan air saya ke 

lain waktu. Namun hati saya penuh dengan kesedihan. Sebelum kami 

meninggalkan rumah untuk pergi ke gereja, saya memandangi pagar 

apartemen kami, dan hati saya yang penuh dengan kepedihan berseru, 

“Tuhan! Tolong beritahuku apa yang harus kulakukan!” Tiba-tiba saya 

melihat salib yang bersinar-sinar penuh kemuliaan muncul dari pagar 

putih dengan cahaya yang ajaib, cemerlang dan murni! Penglihatan 

itu hilang dalam beberapa detik, dan saya terbengong-bengong. 

Bagaimana mungkin, orang berdosa yang hina seperti saya, berdiri di 

hadapan cahaya yang kudus? Saya belum pernah melihat cahaya yang 

begitu cemerlang, yang berasal dari surga dan bukan dari dunia yang 


476

fana ini. Itu yaitu  Cahaya Sejati. Segala cahaya dari dunia ini sangat 

gelap dibandingkan dengan cahaya ini. Kedamaian menggantikan 

kesedihan dalam hati saya, dan saya memahami maksud-Nya.

Diam-diam kami pergi meninggalkan apartemen dan orangtua 

kami yang masih tidur di lantai 23. Kami memencet tombol lift dengan 

tergesa-gesa, takut tiba-tiba orangtua kami muncul di belakang. 

Namun tiga lift yang biasanya sangat cepat, entah bagaimana terus 

diam di lantai dasar Minggu pagi itu. Kami mulai panik, namun  akhirnya 

salah satu lift akhirnya mulai naik. sesudah  kami bergegas masuk ke 

dalam lift, sebuah kejadian aneh muncul. Lift yang kami tumpangi 

berhenti di tiap lantai; pintu lift terbuka dan tertutup perlahan-lahan, 

namun  tidak ada orang yang menunggu lift! Rasa takut meliputi kami, 

dan kami merasa terperangkap di tengah-tengah ketinggian oleh suatu 

kekuatan kegelapan. “Kak, Iblis sedang berusaha menghentikan kita…” 

kata adik saya dengan suara bergetar. saat  lift mencapai lantai 17 

dan pintu perlahan-lahan terbuka, saya berteriak, “Ayo, cepat keluar!”. 

Kami segera berlari ke arah tangga darurat menuju lantai dasar, seakan 

sedang melarikan diri dari kejaran setan-setan.

saat  kami akhirnya sampai di gereja, Saya penuh dengan rasa 

aman dan damai yang meliputi kami bertiga. Merenungkan kembali 

penglihatan salib dan kejadian aneh di lift, saya memutuskan untuk 

menerima baptisan air untuk keselamatan jiwa saya.

Pagi itu, di antara kami yang akan menerima baptisan, ada  

seorang anak balita yang sedang sekarat. Ia menderita masalah 

jantung mematikan dan sudah tak tertolong lagi. Matanya terbelalak 

dan ia harus diberi makan dengan infus. Orangtuanya bergelantungan 

pada secercah pengharapan, agar Yesus menyelamatkan anak mereka. 

Segenap jemaat secara khusus mendoakan anak ini. 

Baptisan air yaitu  titik balik yang penting dalam hidup saya. Saat 

saya melangkah berat melalui air laut, hati saya terbeban oleh segenap 

dosa di masa lalu saya. Di hadapan Tuhan saya mengaku diri sebagai 

orang berdosa, sungguh tidak layak mendapatkan kasih karunia-Nya 

yang besar, dan dengan penuh penyesalan saya bertobat dari seluruh 

dosa saya. Saat saya muncul kembali dari dalam air, hati saya melonjak 

dan langkah-langkah saya terasa ringan sambari saya memulai langkah-

langkah saya bersama Yesus. Tuhan kita telah membasuh dosa-dosa 

saya seluruhnya dengan darah-Nya yang berharga, dan memberikan 

saya kehidupan yang begitu baru dan murni, sehingga saya merasa 

sepenuhnya dilahirkan kembali!


477

sesudah  baptisan air, jemaat yang baru menerima baptisan 

air menerima sakramen Basuh Kaki dan Perjamuan Kudus. saat  

kebaktian usai, saya berkeliling gereja mencari anak balita yang 

barusaja dibaptis itu, dan saya tercengang-cengang melihat mujizat di 

depan saya! Anak yang sekarat itu menyapa saya dengan mata yang 

bersinar-sinar dan wajah merona, sementara ibunya terisak-isak 

penuh rasa syukur menyuapinya dengan bubur. Orangtuanya menamai 

dia Musa. Kuasa penyembuhan Yesus yang penuh kekuatan digenapi 

dengan anak itu di depan mata kepala saya sendiri, dan ini sungguh 

membangkitkan iman seluruh jemaat yang hadir. Saya sungguh yakin 

Allah telah menuntun saya ke Gereja Sejati. Haleluya!

Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam 

di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN 

dan menikmati bait-Nya.

Mazmur 27:4

Constance Lin – Los Angeles, USA

16.6 Aku Menemukan Iman yang Sesungguhnya

Dalam nama Tuhan Yesus saya bersaksi tentang bagaimana 

saya menemukan iman yang sesungguhnya. Pertama-tama, saya 

perkenalkan diri saya, nama saya Stephane (red: baca Stefan), saya 

berasal dari Gereja Yesus Sejati Paris.

Waktu itu saya baru selesai kuliah dan sedang menjalankan wajib 

militer saya. Pada waktu kuliah, saya bertemu dengan Saudara Soung 

Tran, yang kemudian menjadi teman terdekat saya. Di tahun terakhir 

masa kuliah di Perancis Selatan, kami tidak pernah membicarakan 

agama secara serius. namun  sesudah  saya meninggalkan Perancis 

dan bekerja di Inggris selama 6 bulan, Saudara Soung selalu datang 

berkebaktian di Gereja Yesus Sejati Perancis karena ibunya yaitu  

jemaat di gereja tersebut. Saudara Soung bercerita kepada saya bahwa 

gereja ini membawa damai sejahtera baginya dan saudara-saudarinya 

saling mengasihi. Saat saya kembali lagi ke Perancis, Saudara Soung 

memberitahukan bahwa dia telah memperoleh Roh Kudus, yang 

digambarkannya seperti air terjun yang dicurahkan ke dalam tubuh 


478

dan juga ditambahkan, “Ini sesuai dengan Alkitab, kamu harus datang!” 

Saya mempercayai dia, namun  sesudah  beberapa minggu, saya menjadi 

curiga. Saya ingin mengetahui apakah dia sedang dalam bahaya atau 

telah bergabung dengan sebuah sekte penganut ajaran sesat.

Pada bulan November 1995, saat pertama kali saya datang ke 

Gereja Yesus Sejati, saya mulai mencari tanda-tanda dan ciri-ciri yang 

mencolok dari sebuah pemujaan, tapi saya hanya menemukan dinding 

putih. Saya coba perhatikan apakah gereja itu tamak akan uang, tapi 

saya tidak menemukan acara kolekte persembahan. Lalu saya mencari 

“Sang Guru” dan saya bertemu dengan Pendeta YM Yang, yang sedang 

menyibukkan dirinya dengan Alkitab. Saya perhatikan khotbahnya 

dengan baik, dan saya merasa bahwa khotbahnya sangat serius dan 

menarik. namun  pada saat berdoa, saya tidak dapat berkonsentrasi 

berdoa karena suaranya berisik. Jadi saya memutuskan untuk 

menghadiri kebaktian tiga kali lagi untuk mendapat gambaran yang 

lebih baik. Saya berpikir, mungkin Yesus yaitu  Tuhan yang telah saya 

percayai selama ini. Saya tahu, hidup tanpa Tuhan yaitu  hampa dan 

tidak berarti. Saya mempunyai perasaan bahwa saya sedang diuji oleh 

Tuhan. Kadang saya berbicara sendiri, “Malaikat, saya tahu engkau 

sedang mengawasiku.” Saya selalu merasa bahwa hidup yaitu  suatu 

proses belajar dan harus melewati banyak ujian. namun  kepercayaan 

yang fanatik, ibadah yang berlebihan dan kolekte yang memakai nama 

Tuhan telah mendiskreditkan agama Kristen di mata saya.

saat  saya menghadiri kebaktian yang kedua kali, saya merasa 

sukacita saat  berdoa dan saya merasakan adanya suatu energi pada 

wajah saya. Saya melihat cahaya dan kepala saya seperti disoroti. 

Tadinya saya mengira mereka memasang generator magnet di dinding. 

Tapi kemudian, saat saya berdoa di markas tentara, saya merasakan 

adanya pengalaman yang sama.

Lalu saya berpikir, mungkin Alkitab benar-benar berisi Firman 

Allah. Saya ingin memastikan hal ini, jadi saya mengimani Matius 7:7, 

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan 

mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Saya mulai 

berdoa dan membaca Alkitab.

Beberapa minggu kemudian, saya merasa masih lemah dalam 

iman, dan saya berdoa kepada Tuhan untuk menolong saya. Suatu 

hari saat saya sedang duduk di meja kerja dan menutupi mata dengan 

tangan saya, saya mendapat penglihatan. Saya melihat sebuah gambar 

geometris yang besar seperti jaring yang indah. Langit penuh ribuan 


479

bintang berwarna biru, sebuah bintang hijau, sebuah bintang putih dan 

sebuah salib bernyalakan api. Awalnya saya tidak tahu tapi kemudian 

saya mengerti bahwa api itu melambangkan Roh Kudus. Hari itu saya 

merasakan sesuatu yang hangat di atas kepala saya. Sesungguhnya 

perasaan itu selalu saya rasakan setiap kali saya memikirkan Yesus. 

Saya masih sering melihat cahaya itu saat  saya berdoa. Pada bulan 

Maret 1996, saya dibaptis bersama dengan Saudara Soung dan seorang 

saudari dari Jerman.

Saya mulai mengabarkan Injil kepada banyak orang di 

sekitar lingkungan saya, tapi kelihatannya tidak efektif. sesudah  

merenungkannya, akhirnya saya sadar bahwa saya masih belum 

menerima Roh Kudus, saya merasa bahwa saya bukanlah saksi Yesus. 

Saya menghentikan usaha saya untuk mengabarkan Injil, kemudian 

saya mendapat penglihatan lagi. Saya melihat sebuah kaki dari 

emas tapi saya tidak mengerti maksudnya. Satu minggu sesudah  saya 

berhenti mengabarkan Injil, pada hari Sabat saya menerima baptisan 

Roh Kudus di rumah. Kemudian saya mengerti bahwa penglihatan kaki 

emas itu yaitu  melambangkan pesan Allah: “Betapa indahnya kaki-

kaki yang mengabarkan kabar baik!” Oleh sebab itu seharusnya kita 

tidak perlu bimbang untuk mengabarkan Injil selama kita mempunyai 

kebenaran. Saya mulai melakukan penginjilan pribadi lagi dan teman-

teman di Angkatan Darat mulai tertarik. Saya merasa bahwa Tuhan 

memakai saya, Dia selalu membantu saya membuka hati orang-orang. 

Seorang teman meminta saya berdoa bersamanya. Pada saat berdoa, 

dia dapat merasakan gerakan Roh Kudus. Kemudian ada 5 orang lagi 

dari markas Angkatan Udara yang bergabung dengan kami dalam 

kegiatan Pemahaman Alkitab dan doa. Dua di antara mereka sudah 

menerima Tuhan Yesus.

Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan atas semua yang telah 

Dia berikan kepada saya sejak saya lahir dan atas pintu anugerah 

keselamatan yang dibukakan-Nya bagi saya.

Di Perancis, kami hanya memiliki satu gereja, yaitu di Paris, dengan 

jumlah anggota 55 orang. Gereja Yesus Sejati harus menyelamatkan 

lebih banyak jiwa lagi. Janganlah Anda lupa untuk mendoakan semua 

gereja yang ada supaya kita dapat menjadi penjala-penjala manusia. 

Semoga Tuhan mengutus lebih banyak pekerja. Bagi satu-satunya 

Tuhan yang bijak, segala kemuliaan melalui Yesus Kristus. Amin.

Stephane Pelard – Guillaume, Paris, Perancis


480

16.7 Tuhan Menjamahku

Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya bersaksi. Saya dilahirkan 

di Kamboja, dan datang ke Amerika Serikat pada tahun 1981 saat 

berumur 9 tahun. Dari tahun 1975 sampai 1979, terjadi pembantaian 

di Kamboja: dari 6 juta penduduknya, 3,5 juta orang mati selama 

tahun-tahun itu. Setiap hari, orang-orang mati karena kelaparan atau 

hukuman mati – bahkan juga sanak saudara dan orang-orang yang 

saya sayangi. Saya selalu bertanya pada diri sendiri, Tuhan macam apa 

yang menciptakan manusia, dan kemudian membiarkan mereka mati 

seperti itu? Bagaimana Tuhan ini bisa menjadi Tuhan yang baik? Tak 

bisakah Dia melihat orang-orang ini sekarat?

sesudah  datang ke Amerika, saya mulai mengalami mimpi buruk. 

Mimpi buruk yang selalu sama setiap malam. Lima roh jahat merenggut 

saya: dua roh jahat mengikat tangan saya, dua yang lain mengikat kaki 

saya, dan yang satunya mencekik saya. Saya jadi takut tidur. sesudah  

dewasa, saya menerima dua atau tiga pekerjaan sekaligus karena tidak 

ingin tidur. Sepanjang waktu itu, saya begitu ketakutan dan kesepian.

TAHUN-TAHUN PENUH GELOMBANG

Saya sudah mencari kebenaran dan mencari Tuhan sepanjang 

hidup saya, namun hati saya masih merasa kesepian. Saya berkata 

pada diri sendiri, hidup harus lebih baik dari ini. Sewaktu kuliah, saya 

menghadiri pesta-pesta tempat saya melihat orang-orang berdansa, 

minum, dan menikmati begitu banyak kesenangan. Saya bilang, wow, 

ini yang namanya kebahagiaan, eh? Jadi selama tahun pertama dan 

kedua kuliah, saya berkeliaran dan minum dan berdansa. Kalau pergi 

ke pesta, saya pasti naik ke pentas dan menari seperti orang gila. 

Orang-orang akan meneriakkan nama saya, “Vuthy! Vuthy!” namun  saya 

tidak bisa menemukan kebahagiaan. Akhirnya, saya berkata pada diri 

sendiri, ini bukanlah jalannya.

Saya hampir dikeluarkan dari sekolah pada tahun kedua kuliah. 

saat  menyadari apa yang terjadi pada diri saya, saya sedikit 

menenangkan diri, namun  tetap merasa sangat kesepian. Saya berpikir 

bahwa mungkin, sesudah  selesai kuliah, saya akan mendapatkan 

pekerjaan dan punya penghasilan, dan itu akan membuat saya bahagia. 

namun  sesudah  lulus dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, hati saya 

tetap terasa hampa.


481

MENCARI KEBENARAN

Sepanjang waktu itu saya masih terus mencari kebenaran, namun  

tidak berhasil. Saya pernah pergi ke sebuah gereja Kristen, di sana saya 

dibaptis untuk pertama kalinya. namun  Tuhan tidak menggerakkan 

saya dan saya tidak melihat adanya Tuhan di gereja itu, jadi tak lama 

kemudian saya tinggalkan. sesudah  itu, ibu saya membawa saya ke 

Gereja berbahasa Yunani tempat saya dibaptis untuk kedua kalinya. 

namun  saya selalu jatuh tertidur setiap kali pergi ke sana, sebab mereka 

bicara dalam bahasa Yunani dan saya tidak bisa memahami apa yang 

mereka bicarakan.

 sesudah  meninggalkan gereja kedua ini, saya berkata pada diri 

sendiri, lupakan saja, Tuhan itu tidak ada. Saya pusatkan saja perhatian 

pada pekerjaan. Salah satu rekan sekerja yaitu  anggota Gereja Yesus 

Sejati. Suatu hari dia melihat Alkitab di atas meja saya, lalu mengajak 

saya menghadiri Pemahaman Alkitab (PA). Saya pikir, kenapa tidak, toh 

tak ada ruginya, dan pergi ke PA tersebut. Di ujung acara, saat  mereka 

berlutut dan berdoa dalam bahasa Roh, saya betul-betul ketakutan. 

Salah satu saudari-saudari itu pasti sudah mendoakan saya, 

karena minggu berikutnya saya tidak sabar ingin pergi ke PA. sesudah  

pertemuan itu, saya merasa Tuhan menggerakkan saya. Saya mulai 

menghadiri PA, dan kemudian mulai mengikuti kebaktian gereja secara 

rutin. Saya merasa bahwa Tuhan ada di sana, meskipun kami cuma 

berkumpul di sebuah kemah doa. Saya mulai berdoa dengan sunguh-

sungguh setiap malam karena saya merasakan gerakan Tuhan. Setiap 

ajaran Alkitab yang saya pelajari dan saya ikuti selalu benar adanya.

TUHAN MENJAMAHKU

Suatu malam saat  saya sedang tidur, kuasa Tuhan datang pada 

saya dan berkata, “Vuthy, bangun dan berdoalah.” Jadi saya menjawab, 

“baiklah,” dan mulai berdoa.

Saya berkata, “Haleluya,” dan ada kuasa yang datang ke dalam 

diri saya, dan saya mulai berkata-kata dalam bahasa Roh. Saya 

mulai menangis bahagia kerena merasakan begitu banyak kasih dan 

kemurahan dari Tuhan. Inilah pertama kalinya hati saya merasakan 

sukacita, dan saya tahu ini berasal dari Tuhan. Selama doa tersebut 

Tuhan membuat saya menyadari orang macam apa saya ini, dan semua 

hal-hal berdosa yang telah saya lakukan sewaktu SMU dan kuliah 

dulu.


saat  saya sedang berdoa, Tuhan menggerakkan saya untuk 

berkata, “Buka 1 Petrus.” Saya bahkan tidak tahu di mana letak 1 Petrus 

dalam Alkitab. Jadi saya bangun, menyalakan lampu, dan membuka 1 

Petrus, pasal 1. Sewaktu membaca, firman Tuhan menjadi hidup, nyaris 

seperti berbentuk tiga dimensi. Setiap firman datang pada saya seolah 

benda hidup, dan benar-benar menyentuh saya.

PEPERANGAN ROHANI

Beberapa hari kemudian, mimpi-mimpi buruk saya datang lagi. 

Sudah beberapa tahun saya tidak mendapatkan mimpi-mimpi buruk itu. 

Mereka masih lima roh jahat yang sama, dan kali ini mereka mencekik 

saya kuat-kuat. Saya tidak bisa bernapas, tidak bisa berteriak, tidak 

bisa menjerit. namun  saya berkata, “Dalam nama Tuhan Yesus Kristus,” 

dan mereka pun pergi.

Saya bertanya pada saudara-saudari di gereja mengapa saya masih 

mendapatkan mimpi buruk walaupun telah menerima Roh Kudus. 

Mereka bertanya apakah di rumah saya ada berhala. Saya memang 

punya patung emas kecil berbentuk kepala, dan mereka menyuruh 

saya untuk membuangnya. Jadi dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya 

membuangnya ke toilet.

Malam berikutnya saya bermimpi buruk lagi, namun  kali ini hanya 

ada satu roh. Roh hitam besar ini mencekik saya, dan saya tidak dapat 

melihat wajahnya. Betul-betul menakutkan karena ini merupakan 

sesuatu yang baru. Saya berkata, “dalam nama Tuhan Yesus Kristus,” 

dan balas mencekik roh itu. Saya membalikkan roh tersebut di atas 

ranjang, dan melihat bahwa wajahnya rusak berat dan penuh cacing. 

Lalu tiba-tiba ia menghilang.

Sekali lagi saya bertanya pada saudari di gereja kenapa saya masih 

mengalami mimpi buruk. Saya tidak tahu apa yang menyebabkannya; 

saya merasa tidak punya apa-apa lagi di rumah. Dia bilang sebaiknya 

saya memeriksa ulang. Jadi saya mencari dan mencari, dan akhirnya 

menemukan patung kepala lainnya yang dulu diberikan oleh ibu saya. 

Saya sudah lupa bahwa patung itu ada di dalam kotak harta saya. Jadi 

sekali lagi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya membuangnya ke 

toilet. 


483

“PRAKTEK” AYAH SAYA

sesudah  dibaptis di Gereja Yesus Sejati, saya mulai bercerita pada 

ayah saya tentang Tuhan. Ayah saya berumur tujuh puluh tiga tahun. 

Sejak masih muda di Kamboja, ia sudah memraktekkan ilmu sihir. 

Seisi kota tahu bahwa tidak ada seorang pun yang bisa membunuhnya 

dengan tembakan atau tusukan. saat  masih kecil, saya merasa bangga 

akan hal ini, namun  tidak begitu memercayainya.

saat  keluarga saya datang ke Amerika pada tahun 1981, kami 

diperlakukan dengan luar biasa buruk. Rumah kami dibakar dua kali. 

Pada kebakaran yang kedua, ayah saya keluar dan berkelahi dengan 

para pembakar rumah kami. Salah seorang di antaranya berusaha 

memukul ayah saya dengan tongkat baseball, namun  ayah saya 

mengangkat tangan dan mematahkan tongkat itu menjadi dua. sesudah  

itu, saya mulai percaya bahwa ayah saya benar-benar menggunakan 

ilmu sihir.

Kali pertama ayah saya pergi ke gereja Kristen sesudah  datang 

di Amerika, ia jadi sakit parah dan hampir mati. “Sesembahan” ilmu 

sihirnya memperingatkan bahwa ia akan membunuh ayah saya jika 

tetap pergi ke gereja. Jadi dari tahun 1981 sampai 1999, ayah saya 

tidak pernah pergi ke gereja lagi.

Pada bulan Juni 1999, saya pergi mancing bersama ayah. Pada 

waktu itu saya sudah mengikuti kebaktian di Gereja Yesus Sejati 

secara rutin. Saya benar-benar percaya bahwa Tuhan itu ada dan 

saya merasakan kasih-Nya. Jadi saya berkata pada diri sendiri, ini 

kesempatan bagus untuk membicarakan Tuhan kepada ayah saya. Saya 

berkata, “Selama ini aku belum pernah meminta Ayah melakukan apa 

pun. Tapi aku sudah menemukan Tuhan, dan aku ingin Ayah datang ke 

gereja lima kali saja. Kalau sesudah  lima kali Ayah tidak merasakan apa 

pun, Ayah tidak perlu datang lagi.” Dia sepakat, “Baiklah Nak, aku akan 

datang, demimu.”

Malam itu, keponakan saya berada di kamar ayah. Tiba-tiba ia 

menjerit-jerit, “Kakek, Nenek, ada yang ingin membunuhku!” Ayah 

saya melihat ke sekeliling tapi di sana tidak ada siapa-siapa. Lalu ia 

sadar bahwa itu yaitu  sesembahannya. Esoknya ia menceritakan hal 

ini kepada saya, namun  saya memintanya untuk tidak khawatir karena 

Tuhan itu Mahakuasa, dan hanya Dialah yang dapat mengambil nyawa 

manusia.


484

MENYINGKIRKAN MASA LALU

Jumat berikutnya pada saat PA, saya bertanya kepada saudara-

saudari apa yang harus saya perbuat dengan semua peralatan berhala 

di kamar ayah saya. Mereka menyarankan supaya saya berdoa dan 

membuangnya, tapi siapa yang berani masuk ke kamarnya dan 

membuang semua itu? Ayah saya tidak akan melakukannya dan saya 

tidak cukup beriman untuk melakukannya sendiri. Jadi satu-satunya 

hal yang bisa kami lakukan yaitu  berdoa.

Puji Tuhan, Sabtu itu ayah saya datang ke gereja. sesudah  doa, saya 

menanyakan bagaimana perasaannya. Ia berkata, “Aku kedinginan 

dan gemetaran.” Saya berpikir, sepertinya ada yang tidak beres. Benar 

saja, saya mendapati bahwa ia mengenakan kalung berliontin kepala 

besar. Jadi saya memberitahukan, “Itu sumber masalahnya, Ayah harus 

membuangnya. Ayah harus membuang semua berhala di kamar Ayah 

juga, kalau benar-benar ingin berdoa kepada Tuhan.”

Jadi dengan bantuan Tuhan, ayah saya membuang semua peralatan 

berhalanya (termasuk kalungnya) dan ia mulai berdoa setiap malam.

HIDUP BARU

Sabat berikutnya, ayah saya datang ke gereja dan sekali lagi 

berlutut berdoa. Saya tidak pernah menjelaskan kepadanya seperti 

apa Roh Kudus itu. sesudah  doa, ia berkata bahwa ia merasakan getaran 

di sekujur tubuhnya, dan rasanya sangat nyaman. Saya benar-benar 

bersyukur pada Tuhan.

Di minggu itu juga, kaki kiri ayah terasa amat sakit sampai-sampai 

tidak bisa jalan. Ia tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi pada 

dirinya. Dalam perjalanan ke gereja ia berkata kepada saya, “Kalau 

Tuhanmu itu Tuhan yang benar, biarlah Dia menyembuhkan kakiku.” 

Jadi saya berpikir, “Tuhan, kita sudah mendapatkan dia.” Ayah saya 

yaitu  orang yang memegang kata-katanya. Saya tahu bahwa yang 

harus kami lakukan hanyalah beriman dan berdoa, maka Tuhan akan 

menyembuhkannya.

Kakinya sakit selama seminggu, lalu pada suatu malam ia 

terbangun sambil berteriak kesakitan. Begitu terbangun, ia merasakan 

ada kuasa yang bergerak dari telapak kaki menuju lututnya, dan ia bisa 

berjalan. Ia memanggil saya dan menceritakan hal ini, membuat saya 

merasa sangat bahagia. Saudara-saudari di gereja sudah berdoa begitu 

giat untuknya.


485

Dalam perjalanan ke kebaktian Sabat berikutnya, ia berkata 

kepada saya, “Nak, aku akan mengikuti imanmu; aku sudah bilang 

pada ibumu bahwa aku akan mengikuti imanmu dan mengikuti 

Tuhanmu.” Saya benar-benar bersyukur pada Tuhan. Ayah saya sudah 

menyembah berhala seumur hidupnya, sama seperti kakek-nenek dan 

buyut-buyutnya. Baginya, percaya Tuhan dan datang ke gereja yaitu  

suatu mujizat.

Sekarang ayah, ibu, dan saudara laki-laki saya sudah mengikuti 

kebaktian Sabat secara rutin. Kasih dan kemurahan Tuhan jauh 

melampaui pemikiran saya. Kalau kita berdoa dengan kesungguhan 

hati dan iman, segala sesuatu menjadi mungkin melalui Tuhan. Segala 

kemuliaan dan pujian hanya bagi Tuhan Yesus.

Vuthy Nol-Mantia – Boston, Massachusetts, USA

16.8 Dipanggil Keluar dari Dunia

Saya dibesarkan di sebuah keluarga dengan tradisi kepercayaan 

yang usianya sudah amat tua, yang dimulai sejak awal tahun 1600-an 

di Perancis, dan saya dididik dalam sekolah dengan basis kepercayaan 

tersebut. Meskipun demikian, selama bertahun-tahun saya merasakan 

suatu kehampaan dalam hati saya. Saya merasa bahwa ada sesuatu 

yang hilang, bahwa ada suatu kekosongan dalam hidup saya, namun  

saya tidak dapat memastikan apakah itu.

saat  saya bergabung dalam kemiliteran, saya melepaskan 

kepercayaan saya dan tidak lagi pergi ke gereja sesering yang biasa 

saya lakukan. namun  bersyukur kepada Tuhan karena saat  saya 

menikah, istri saya, seorang anggota Gereja Yesus Sejati, dengan sabar 

menunggu dan mencucurkan banyak air mata dalam doa-doanya 

untuk saya. sesudah  lima belas tahun, Tuhan akhirnya mulai bekerja 

dalam hati saya. Dia mulai menunjukkan apa yang saya butuhkan 

untuk mengisi kekosongan dalam diri saya.

Keluarga saya mulai mengadakan pemahaman Alkitab di rumah 

kami setiap hari Sabat pagi. Anak-anak saya telah dibaptis di Gereja 

Yesus Sejati, dan saya tidak berkeberatan dengan keinginan istri saya 

untuk meningkatkan kehidupan kerohanian mereka. Istri saya dan anak 


486

saya, Randy, telah menerima Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa 

lidah, dan meskipun saya tidak keberatan mereka berdoa dengan cara 

ini, saya tidak dapat memaksa diri saya untuk memohon karunia ini. 

Saya merasa bahwa saya perlu berpegang pada kepercayaan lama saya 

dan berdoa dengan cara yang telah diajarkan kepada saya.

sesudah  menyelesaikan pelajaran Alkitab pagi hari kami, saya 

akan berlutut, dan istri saya akan meminta saya untuk berdoa dengan 

nyaring. namun  saya akan berkata, “Tidak, saya akan berdoa dengan 

cara saya.” Jadi saya berdoa dengan pengertian, dalam hati. Saya 

mengucapkan bermacam-macam doa yang pernah diajarkan kepada 

saya dulu.

Penglihatan Pertama

Saya berdoa seperti ini selama beberapa waktu sampai suatu Sabat 

pagi, saat  sesuatu terjadi. Kami telah merencanakan untuk pergi ke 

Gereja Yesus Sejati di Pasifica, California, untuk menghadiri kebaktian 

kebangunan rohani. Istri saya ingin agar anak kami yang paling kecil, 

Sean, yang saat itu masih bayi, dibaptis. Saya berulang kali berkata, 

”Oke, kita tentu akan pergi.” namun  dalam hati saya sama sekali tidak 

ingin pergi. Saya berusaha mencari alasan untuk menghindar, sehingga 

mereka dapat pergi sendiri dan saya bisa tinggal di rumah. Karena saya 

masih berada dalam kemiliteran, saya pikir saya dapat berbohong dan 

mengatakan bahwa permohonan saya untuk liburan belum disetujui. 

namun  Tuhan tahu hati kita, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita. 

Sekali Tuhan memilih Anda, tidak akan ada jalan kembali.

saat  kami berlutut untuk berdoa pagi itu, istri saya berkata lagi 

kepada saya, “Ayolah, kenapa kau tidak berdoa dengan suara keras 

saja? Bilang saja ‘Haleluya, puji Tuhan!’ Katakan dengan suara keras, 

terus berulang-ulang.” namun  saya berkata, “Tidak, jangan ganggu aku, 

aku tidak akan berdoa dengan cara itu. Aku akan berdoa dengan caraku 

sendiri.”

Tapi begitu kami berlutut untuk berdoa, saya mengalami sesuatu 

yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Kalau Anda memberitahukan 

bahwa saya akan mengalami pengalaman seperti itu, saya tidak akan 

percaya.

saat  saya berlutut untuk berdoa, Tuhan memberi saya 

penglihatan. Saya melihat diri saya sedang berlutut dalam sebuah 

lingkaran cahaya, dan di tepi lingkaran ada enam sosok yang 


487

mengenakan jubah biarawan, dengan kerudung menutupi muka 

mereka. Di tangan mereka ada pedang yang menyala-nyala. Dan 

mereka bergerak mendekati saya.

Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, jadi 

hal pertama yang saya lakukan yaitu  membuka mata. namun  saat  

saya membuka mata, saya tidak melihat hal yang aneh. Kemudian saya 

menutup mata, dan penglihatan itu kembali lagi. Hal ini menakutkan 

saya. Saya teringat akan pelajaran Alkitab kami bahwa kita dapat 

mengusir setan dalam nama Yesus, jadi saya berkata, ”Haleluya, dalam 

nama Tuhan Yesus Kristus, setan pergilah!” Saya tidak menyadari 

bahwa saya mengatakannya dengan suara yang keras. Keluarga saya 

yang memberitahu saya kemudian.

Tiba-tiba keenam sosok gelap itu digantikan oleh enam sosok 

putih yang agung. Saya merasa sangat hangat dan tersentuh, sangat 

aman dan tenteram. Pada saat itu doa berakhir.

Saya tidak ingin menceritakan penglihatan ini kepada keluarga 

saya, karena hal ini sungguh-sungguh aneh dan baru bagi saya. namun  

keluarga saya tahu bahwa sesuatu telah terjadi, karena mereka 

mendengar saya berseru ”Haleluya!” dengan nyaring. Jadi mereka 

bertanya, ”Ayah, apa yang terjadi?” Saya berkata, ”Oh, tak ada apa-

apa.” namun  mereka berkata, ”Tidak, pasti ada! Ayah meneriakkan 

‘Haleluya’ terus-menerus, beberapa kali.” Kemudian saya menceritakan 

apa yang saya lihat, dan istri saya berkata, ”Tuhan sedang berusaha 

memberitahumu sesuatu. Kita perlu berdoa lagi.”

Penglihatan Kedua

Begitu saya berlutut untuk berdoa lagi, penglihatan yang lain 

datang. Dalam penglihatan ini, saya melihat diri saya berada dalam 

sebuah kapal kayu tua, seperti kapal-kapal di zaman Alkitab. Kapal itu 

dan lautan di sekitarnya sedang terbakar. Saya amat takut; saya tidak 

tahu apa yang harus saya lakukan.

Saya memandang ke kejauhan dan melihat sebuah pulau hijau 

yang indah. Kemudian saya melihat bahwa keluarga saya sedang 

berdiri di pulau itu, dan istri saya sedang menggendong putra bungsu 

kami. Mereka memberi isyarat agar saya bergabung dengan mereka. 

namun  saya berpikir, bagaimana saya dapat bergabung dengan mereka? 

Lautan sedang terbakar, kapalnya sedang terbakar, dan tidak ada jalan 

agar saya dapat mencapai mereka.


488

Kemudian tiba-tiba saya mendengar sebuah suara berkata, ”Carilah 

maka kamu akan menemukan, mintalah maka kamu akan menerima, 

dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.” Saya memandang 

ke arah pulau itu, dari mana suara itu berasal, dan di belakang keluarga 

saya ada satu sosok putih yang indah. Saya tidak dapat melihat wajah-

Nya, namun  saya tahu bahwa itu yaitu  Tuhan Yesus. Dia berdiri di 

belakang mereka, merangkulkan tangan-Nya pada mereka. Rasa takut 

saya hilang, dan saya melihat diri saya pergi melalui laut yang terbakar 

itu. Begitu saya tiba, saya mulai menangis seperti seorang bayi. Doa 

berakhir pada saat itu.

Saya menangis selama 30 atau 40 menit sesudah  itu. Istri saya 

beberapa kali menanyakan apa yang saya lihat, dan saya menceritakan 

penglihatan itu kepadanya. Dia bertanya, ”Menurutmu apa yang ingin 

disampaikan Tuhan kepadamu?” Saya berkata, ”Kita akan pergi ke San 

Fransisco. Kita perlu pergi dan aku perlu dibaptis untuk pengampunan 

dosaku.”

Karunia Roh Kudus

Jadi kami pergi ke California untuk menghadiri kebaktian 

kebangunan rohani. Saya sebelumnya tidak pernah mengalami begitu 

banyak orang yang berdoa dalam bahasa lidah, dengan begitu banyak 

sukacita dan begitu banyak air mata tercurah, seperti yang saya alami 

dalam doa pagi pertama kebaktian kebangunan rohani itu. Hal itu 

sangat menghibur saya. Saya benar-benar dapat merasakan Roh Kudus 

bekerja, bukan hanya di antara jemaat, namun  juga dalam diri saya. Saya 

dapat merasakan diri saya digerakkan oleh Roh Kudus.

Putri saya, saat itu berusia tiga belas tahun, menerima Roh Kudus 

waktu doa pagi itu. saat  saya melihat wajahnya dan betapa berseri-

serinya dia, dan saat  saya mendengar kesaksiannya tentang betapa 

bahagia dan sukacitanya dia, saya membuat sebuah tekad bahwa hal 

ini yaitu  sesuatu yang harus saya alami sendiri.

Jadi waktu doa berikutnya, di penghujung sore, saya datang ke 

baris terdepan untuk berdoa. Begitu berdoa, saya berusaha untuk 

berkonsentrasi pada Tuhan Yesus di kayu salib dan pada semua 

penderitaan yang Ia tanggung untuk saya. Saya memikirkan semua 

dosa yang telah saya perbuat dalam hidup saya, dan merendahkan diri 

di hadapan-Nya untuk memohon pengampunan dari-Nya.

Pendeta datang untuk menumpangkan tangan pada saya waktu 

berdoa. Begitu tangannya hampir menyentuh kepala saya, hawa 


489

panas dari tangannya mulai meresap ke dalam hati saya. Saya mulai 

berkeringat, dan suatu cahaya putih yang mulia bersinar melalui sisi 

kanan kepala saya dan turun ke dalam hati saya. saat  cahaya itu 

keluar lagi, segala masalah, kesedihan, dan keputusasaan saya ikut 

dibawa keluar.

Saya mulai menangis dan berkata-kata dalam bahasa lidah yang 

tidak dapat dimengerti. Lidah saya mulai berputar, dan saya tahu 

bahwa Roh Kudus memenuhi saya. Saya tidak pernah mengalami hal 

seperti ini sebelumnya. Saya memuji Tuhan dan sangat berterimakasih 

atas karunia Roh Kudus-Nya yang begitu berharga.

Dari Hamba Menjadi Teman

Selama hari-hari terakhir minggu itu sebelum saya dibaptis, setan 

mulai bekerja dengan hebat untuk mencegah saya melakukan apa yang 

saya tahu yaitu  kehendak Tuhan. Saya mulai mengalami sakit kepala 

yang paling parah dan memuakkan setiap hari. Ada saat-saat saya 

tidak dapat tidur dan bahkan tidak dapat membuka mata. Bersyukur 

pada Tuhan, istri saya menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan 

lembut, tapi tegas, dia membujuk saya pergi ke aula untuk mengikuti 

pelajaran. Secara berangsur-angsur, sesudah  tiga hari, sakit kepala saya 

hilang, dan dengan bantuan Allah peperangan melawan setan itu dapat 

dimenangkan.

Putra saya dan saya dibaptis pada tanggal 5 Juli 1985 di Lautan 

Pasifik, dan sejak saat itu hidup kami dipenuhi dengan berkat-berkat 

yang tiada henti. Kami juga mengalami pencobaan dan kesengsaraan, 

tapi kami tahu bahwa Tuhan Yesus ada bersama kami, dan Dia 

membimbing kami dalam setiap langkah kehidupan kami. Melalui Dia, 

semua dosa kami telah dihapuskan, kehidupan kekal kami ada dalam 

tangan-Nya, dan suatu hari nanti kami akan bersama dengan Dia di 

surga.

Sungguh merupakan berkat dan sukacita yang besar untuk 

mengetahui bahwa Tuhan telah memanggil saya dari dunia untuk 

menjadi teman-Nya. Dalam Yohanes 15:15-16, Tuhan Yesus berkata,

“Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, 

apa yang diperbuat oleh tuannya, namun  Aku menyebut kamu sahabat, 

karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang 

Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, namun  Akulah 

yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu 


490

pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang 

kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”

Saya memuji dan amat bersyukur kepada Tuhan Yesus atas 

anugerah kasih-Nya yang begitu indah. Biarlah segala kemuliaan hanya 

bagi nama-Nya yang kudus!

Richard Solgot—Tampa, Florida, USA

16.9 Diubah oleh Roh

Dalam pergumulan antara baik dan jahat, saya sadar bahwa dengan 

doa dan kasih karunia Tuhan, kita dapat menang melawan dunia. Saya 

sungguh-sungguh berterima kasih kepada Allah atas penyertaan-Nya 

di dalam kehidupan saya. Dia telah membuka mata saya pada jalan-Nya 

yang ajaib. Saya ingin membagikan kesaksian saya untuk membantu 

orang lain mengatasi pergumulan mereka antara baik dan jahat.

Melawan Dosa Tanpa Kekuatan Rohani

Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya berusaha mendekatkan 

diri kepada Tuhan. Saya berkata pada diri sendiri untuk berkebaktian, 

walaupun saya merasa tidak menyukainya. Saya membaca Alkitab 

dan terbitan-terbitan gereja lain. Saya seringkali merenungkan 

tentang Allah dan memohon agar Ia mengampuni dosa-dosa saya dan 

memberikan lebih banyak iman.

 Melalui masa-masa ini, saya menyadari betapa lemah rohani 

saya, dan saya selalu melakukan dosa ke manapun saya pergi bersama 

dengan sekelompok teman-teman saya yang tidak percaya. Walaupun 

saya menolak cobaan dan tidak pergi bersama mereka, saya tahu iman 

saya lemah.

Pada suatu malam, saya akhirnya terjatuh dan saya pergi bersama 

teman-teman itu, namun  bersyukur kepada Tuhan, Ia menghindari saya 

dari dosa terhadap-Nya. Saat saya kembali ke rumah pada dini hari, 

saya merasakan kekosongan yang luar biasa. Saat saya keluar dari 

mobil dan hendak membuka pintu rumah, sebagian diri saya merasa 

enggan masuk. Entah karena apa, saya merasa terdorong untuk pergi 

ke gereja.


491

Saat saya tiba di gereja, saya naik ke lantai dua, di atas aula. Saat 

saya duduk di sana, saya merenungkan semua dosa-dosa yang telah 

saya lakukan dalam kehidupan ini.

Dikuatkan oleh Kasih Seorang Saudari

Beberapa jam kemudian, saat saya masih merenungkan dosa-

dosa saya, saya mendengar suara orang berdoa di aula. Saya menengok 

untuk mengetahui siapa dia, dan saya melihat seorang saudari sedang 

berdoa. Dahulu, ia pernah mendorong saya untuk berdoa memohon 

Roh Kudus. Ia bahkan menawarkan diri untuk berdoa bersama saya, 

dan berkata bahwa ia datang ke gereja jam 8 pagi setiap hari untuk 

berdoa. Saya menjawab bahwa saya mungkin akan ikut berdoa, namun  

saya sebenarnya tidak pernah meniatkan hal itu.

Saat saya melihatnya berdoa, saya merasa malu karena tidak 

bergabung dengannya dalam doa. Saya tahu bahwa ia mungkin melihat 

mobil saya di lapangan parkir gereja, dan berharap saya ikut berdoa. 

Jadi saya turun dan berdoa bersamanya. Saat saya berlutut, saya 

menangis. Saya meratapi segala dosa saya dan memohon agar Tuhan 

mengampuni saya. Saya menetapkan hati untuk tetap diam di gereja 

hari itu sampai saya menerima Roh Kudus. namun  saat  menyadari 

bahwa akan ada katekisasi pagi itu, saya pulang ke rumah pada jam 

10.

Kira-kira tengah hari, sebelum saya pergi tidur, saya terdorong 

untuk menuliskan segala kelemahan yang ingin saya tinggalkan. Saya 

merasakan keinginan yang menyala-nyala untuk mengubah diri saya, 

sehingga saya menuliskan kelemahan-kelemahan saya: KEANGKUHAN, 

EGOISME, KETIDAKBAIKAN, KETIDAKSABARAN, KEMALASAN.

Saat berbaring di tempat tidur, saya memikirkan betapa saya 

harus mempunyai lebih banyak damai sejahtera dan kasih kepada 

sesama jemaat. Tiba-tiba saya merasakan desakan luar biasa untuk 

bangun dan berdoa. Karena alasan-alasan yang tidak dapat saya 

jelaskan, tiba-tiba saya merasakan kebutuhan yang amat sangat akan 

Tuhan, sehingga saya bangun dan mulai berdoa. Begitu saya berlutut, 

saya menangis bercucuran air mata. Saya merasakan kepedihan yang 

mendalam saat saya memikirkan hidup saya yang penuh dengan dosa. 

Saya bukan orang yang mudah menangis, namun  saat itu saya menangis 

seperti anak kecil.


492

Menerima Roh Kudus

Dalam doa itu, saya mengucapkan “Haleluya” semakin kencang, 

dan saya mulai kuatir apabila saya mengganggu tetangga-tetangga 

saya. Pada saat itu juga, saya mulai memikirkan Raja Daud. Walaupun 

ia yaitu  seorang raja, Daud tidak malu-malu menyanyikan pujian 

kepada Allah di depan semua orang. Walaupun ia tampak bodoh di 

mata banyak orang, ia merendahkan dirinya di hadapan Allah dan 

tidak memikirkan apa yang akan dikatakan orang tentang dirinya.

Pada saat itu juga saya menyadari bahwa saya terlalu menguatiri 

apa yang akan orang pikirkan tentang diri saya. Yang sesungguhnya 

lebih penting yaitu  apa yang Allah pikirkan tentang diri saya. Jadi 

saya memutuskan untuk mengabaikan pandangan orang, dan mencari 

Allah dengan sungguh-sungguh dalam doa. Begitu saya mengabaikan 

pandangan orang dan memusatkan diri pada Allah, tangan saya mulai 

bergetar dan lengan saya bergoncang. namun  saya merasa ragu apakah 

ini yaitu  Roh Kudus. Saya berpikir, mengapa Tuhan masih mengasihi 

dan mengampuni saya, orang berdosa ini?

 Setiap kali saya merasa ragu, gerakan Roh Kudus mereda, dan 

saya memohon kepada Allah untuk memberikan lebih banyak iman 

dan kekuatan agar tidak meragukan Dia. Saya merasa seperti ada di 

dalam peperangan rohani. Saat saya bergumul dalam iman, saya juga 

memohon agar Tuhan menolong dan mengampuni saya. Tiba-tiba saya 

merasakan tangan saya bergetar. Ada rasa geli dan panas di kepala saya, 

dan saya mulai berkata-kata dalam bahasa roh. Allah menghendaki 

agar saya mempunyai iman yang sepenuhnya kepada-Nya, tanpa ada 

bentuk keraguan apa pun.

 Dalam doa itu, saya merasakan bahwa saya bukanlah apa-apa, 

dan heran mengapa dahulu saya menyombongkan diri. Saya seringkali 

menganggap kesombongan itu hal yang diperbolehkan selama tidak 

diperlihatkan. Sekarang saya mengerti bahwa Allah tidak menyukai 

segala bentuk kesombongan dalam hati kita.

 Saya harus sujud dan menyembah Allah dengan muka 

menyentuh tanah karena saya tidak dapat menghadap-Nya secara 

langsung. Saya dipenuhi sukacita yang begitu berlimpah karena Allah 

masih mengasihi orang berdosa seperti saya. Saya memohon agar Allah 

tetap mengingatkan saya atas kesalahan-kesalahan saya, dan agar saya 

tetap ingat akan kasih karunia-Nya yang luar biasa.

 Saya tidak menjelaskannya, namun  saya sungguh-sungguh 

memahami sepenuhnya tinggi, luas, dan dalamnya kasih Allah. Betapa 


493

hebat dan ajaib Tuhan kita! Di masa lalu, saya seringkali mendengarkan 

firman di dalam Alkitab, namun  saya tidak pernah merasa sepenuhnya 

memahaminya, sampai saya mengalami-Nya sendiri. Ia membuka mata 

rohani saya, dan banyak hal dalam Alkitab tiba-tiba dapat saya pahami 

dan tampak hidup. Sekarang tampak jelas bagi saya, bahwa tidak ada 

hal apa pun di dunia ini yang lebih penting daripada Allah.

Kuasa Doa

Saya sungguh merasakan bahwa setiap doa kepada Allah, setiap 

kita merenungkan Dia, dan setiap kata “Haleluya”, berarti. Selama kita 

berjuang, Ia akan melihat hati kita dan menolong kita melalui hari-

hari kegelapan kita. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat 

kepada kita.

 Sebelum saya menerima Roh Kudus, saya telah mencoba 

berbulan-bulan untuk menjadi orang yang baik. namun  di titik terendah 

dalam hidup rohani saya, saya merasakan Tuhan mengangkat diri 

saya.

 Saya seringkali memikirkan investasi saham saya, ingin 

mengendarai mobil mewah, dan menikah. saat  saya menerima Roh 

Kudus, segala hal di dunia ini tidak lagi penting dibandingkan Roh 

Kudus.

 Apa yang ingin saya lakukan sekarang, yaitu  untuk bersandar 

pada kehendak Allah. Saya tahu ini senantiasa akan menjadi sebuah 

pergumulan, karena ada pertempuran rohani di dalam diri kita. Saya 

memohon agar Allah senantiasa melindungi saya untuk tidak kembali 

ke dalam kehidupan saya yang lama, dan mengingatkan saya akan 

belas kasihan dan karunia-Nya yang ajaib.

 Melalu pengalaman ini, saya berharap untuk dapat mendorong 

Anda bahwa mengalami Tuhan di dalam doa akan menguatkan Anda 

secara rohani dalam perjalanan iman Anda. Ia akan mengangkat Anda 

dan memperbarui iman Anda kepada-Nya. Kiranya segala puji dan 

hormat dipersembahkan kepada Allah yang penuh kasih dan penuh 

belas kasihan. Amin.

Benjamin Yang – Irvine, California, USA


494

16.10 Aku Akan Pergi Satu Kali Lagi

TEMAN BARU

Pada musim gugur 1999, saya meninggalkan Taiwan menuju San 

Francisc

o untuk melanjutkan pendidikan. Di salah satu laboratorium 
komputer sekolah, saya berteman dengan seseorang yang bekerja di 
sana, dan saat  dia tahu bahwa saya baru saja tiba di Amerika Serikat, 
dengan ramah dia menawarkan bantuan.
Saya mengira bahwa dia begitu bersemangat memperhatikan saya 
karena dia menyukai saya. Tapi herannya, saya kemudian menyadari 
bahwa dia juga suka menolong orang lain. Perilakunya membingungkan 
saya.
Karena dibesarkan di kota besar, saya diajar untuk curiga pada 
orang dan terbiasa untuk berbohong demi kebaikan. Juga, karena 
bekerja sebagai wartawan untuk sebuah majalah, saya sudah bertemu 
dengan banyak orang sukses dan, dari pengalaman-pengalaman 
mereka, saya cepat belajar tentang sisi buruk masyarakat.
Jadi saya tidak berharap akan bertemu dengan orang selugu 
teman saya. Saya memutuskan bahwa dia pasti menjalani kehidupan 
yang sengsara. namun  sesudah  cukup lama memperhatikan dirinya, saya 
dapat melihat ternyata dia hidup dengan sangat bahagia. Dan setiap 
kali sesuatu yang baik terjadi, dia akan mengucap syukur kepada 
Tuhan.
Saya yakin bahwa orang harus bekerja keras dengan mengandalkan 
diri sendiri dan tidak bersandar kepada Tuhan. Lagipula, apakah 
Tuhan sungguh-sungguh ada? Saya sudah pergi ke berbagai lembaga 
keagamaan yang berbeda dan tidak pernah merasakan adanya Tuhan.
 
PERJUMPAAN PERTAMA
Saya masih ingat saat itu hari Jumat malam saat  saya pergi ke 
gereja bersama teman ini.
Pengkhotbah menyebutkan banyak mujizat untuk membuktikan 
keberadaan Tuhan namun  saya tidak terlalu memikirkan khotbah 
tersebut. Sebaliknya, saya ingin bertanya apakah dia dapat membuktikan 
bahwa mujizat-mujizat ini berasal dari kekuatan supranatural.
Pengkhotbah melanjutkan, “Setiap orang telah berdosa. Kita 
harus mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan, berdoa memohon 

495
Roh Kudus, dan kelak kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga. Pada 
waktu seseorang menerima Roh Kudus, dia akan berbicara dalam 
bahasa yang tidak dikenal.”
Saat itu, saya menyadari bahwa saya mungkin sudah melangkah 
ke dalam semacam pemujaan.
saat  khotbah berakhir, pengkhotbah mengundang setiap orang 
untuk maju ke depan mimbar untuk berdoa. Dia berkata, “Yang sakit 
atau yang ingin memohon Roh Kudus dapat maju ke depan, dan para 
hamba Tuhan akan membantu menumpangkan tangan. Kalau Anda 
berdoa kepada-Nya dengan suara yang keras, Tuhan akan mengabulkan 
permohonan Anda.” Melihat semua orang berdiri dan maju ke depan, 
saya menguatkan hati dan maju juga.
Kami berlutut dan, waktu semua orang mulai berdoa, saya langsung 
mengerti apa maksudnya waktu pengkhotbah meminta jemaat berdoa 
dengan suara keras. Saya dikejutkan oleh suara doa dalam bahasa 
lidah, dan ketakutan saya bahwa saya sudah pergi ke gereja yang salah 
pun semakin terbukti.
Saya terus-menerus berpikir, “Kapan doanya selesai?” Karena 
seumur hidup belum pernah berlutut selama ini, saya berkeringat dan 
merasa hampir pingsan. Maka saya berdoa kepada Tuhan, “Tolong 
hentikanlah doa ini segera. Aku tidak ingin pingsan dan menanggung 
malu.”
Syukur kepada Tuhan, saya rasa ini yaitu  mujizat pertama saya 
– yaitu saya berlutut selama 30 menit dan tidak pingsan. Tapi di dalam 
hati saya bersumpah bahwa saya tidak akan pernah pergi ke sana lagi.
 
“Kau Harus Mengalami Iman”
sesudah  itu, teman saya berkata, “Kau harus mengalami iman.” Saya 
menjawab, “Bagaimana caramu mengalami iman?” Katanya, “Kalau kau 
menerima Roh Kudus, kau akan tahu bahwa Tuhan ada, dan banyak 
pertanyaanmu akan terjawab.”
Lalu dengan yakin dia berkata, “Alkitab berjanji kepada kita: 
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan 
mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Asal kau 
mau berdoa, Tuhan pasti akan memberimu Roh Kudus.”

496
Saya masih sangat meragukan keberadaan Roh Kudus. Saya pikir 
biasanya orang mencari Tuhan di waktu ingin disembuhkan dari 
penyakit atau waktu mengalami kesulitan hidup.
Saya sangat puas dengan kehidupan saya, dan tidak dapat 
menemukan satu hal pun yang perlu saya minta dari Tuhan. Saya tidak 
merasa telah melakukan dosa apa pun yang perlu dimintakan ampunan 
dari Tuhan. Sepanjang pengetahuan, saya tidak membutuhkan 
pengampunan Tuhan, dan tidak punya satu pun alasan untuk percaya 
kepada-Nya.
MUJIZAT SAYA SENDIRI
Meskipun saya terus mempertanyakan agamanya, teman saya 
tidak pernah putus asa mengajak saya ikut kebaktian. Jadi, saya 
memberitahunya, “Aku akan pergi satu kali lagi. Tapi kalau kali ini 
aku tidak merasakan adanya Tuhan, tolong jangan coba-coba lagi 
meyakinkanku bahwa Tuhan ada atau memintaku pergi ke gereja.”
Saya pergi ke gereja lagi pada hari Sabat. Waktu saya berlutut 
berdoa dan berkata, “Haleluya! Puji Tuhan,” tangan saya mulai bergetar 
sedikit.
Sekarang saya merasa ingin tahu.
Untuk memastikan bahwa saya tidak menggerakkan tangan 
saya sendiri, saya memutuskan untuk pergi ke gereja pada minggu 
berikutnya.
Pada hari Sabtu pagi berikutnya, saya bangun dengan perasaan 
bahwa hari itu saya akan menerima Roh Kudus. Dan seorang saudara 
membawakan khotbah pagi yang amat menyentuh dan menggugah 
perasaan saya.
Yang lebih ajaib lagi yaitu  saya dapat langsung membuka Alkitab 
untuk mencari ayat yang dia sebut. Bahkan saudari yang menolong 
saya membuka Alkitab bertanya, “Apakah Anda orang Kristen? Itukah 
sebabnya Anda begitu terbiasa dengan Alkitab?”
Saya belum pernah membaca Alkitab. saat  khotbah berakhir, 
saya merasakan desakan untuk berdoa. Jadi teman saya menyarankan, 
“Sebelum makan siang ada sesi doa selama 30 menit di kapel.” Saya 
memutuskan untuk ikut sesi doa.

497
Saya berlutut di pojok yang tidak ditempati satu orang pun dan 
berdoa, berkata, “Haleluya! Puji Tuhan.” Tangan saya mulai bergetar 
sedikit seperti waktu itu. Saya berpikir, “Kalau Tuhan ada, biarkan aku 
merasakan Dia dan memberiku Roh Kudus!”
Waktu berpikir begitu, saya merasakan seberkas cahaya menyinari 
saya dari belakang seperti arus hangat. Tangan saya bergetar lebih 
kencang, dan saya mulai berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal.
Pada saat itulah saya merasakan suatu pesan yang indah memasuki 
hati saya: kesejahteraan saya dan berkat-berkat dalam kehidupan saya 
bukanlah berasal dari keberuntungan ataupun ketekunan saya sendiri 
namun  dari anugerah Tuhan yang Dia berikan kepada saya dengan 
cuma-cuma.
Dalam doa, saya memikirkan hubungan saya dengan orang lain. Saya 
menyadari bahwa saya sering mengalami pertentangan kepentingan 
dengan orang lain, dan saya harus berjuang untuk mengasihi dan 
membantu mereka. Tuhan telah membuka mata saya untuk melihat 
betapa seringnya kepentingan saya sendiri lebih diutamakan daripada 
kepentingan orang lain.
Semakin khusuk saya berdoa, semakin saya menyadari bahwa saya 
yaitu  orang yang berdosa sama seperti semua orang lain. Akhirnya 
jelaslah bagi saya bahwa Tuhan sungguh-sungguh ada di dunia ini. Dia 
mengetahui kebimbangan saya. Hanya Dialah yang dapat merendahkan 
hati saya dan, dalam sekejap, menunjukkan betapa tidak berartinya 
diri saya dan betapa saya perlu mengetahui dosa-dosa saya sendiri.
Tuhan membuka hati saya untuk memahami bahwa dosa 
bukanlah ditetapkan oleh standar moral ataupun hukum manusia. 
Jika saya bukan milik Tuhan, saya yaitu  budak dosa dunia ini. Dan 
hanya melalui Yesus Kristuslah dosa-dosa saya dapat diampuni dan 
dibersihkan.
Pada saat yang sama, Tuhan mengizinkan saya untuk memahami 
satu pelajaran yang jauh lebih besar daripada dosa – kasih-Nya kepada 
saya.
SAYA MENJADI MILIK-NYA
saat  saya menyadari bahwa Tuhan telah mengubah hati saya, 
air mata saya mulai mengalir tak terbendung, namun  sukacita dalam 
hati saya tidaklah serupa dengan apa pun yang pernah saya alami 
sebelumnya.

498
Saya merasa seperti domba sesat yang telah menemukan jalan 
pulang. saat  lonceng untuk mengakhiri doa berbunyi, saya baru 
sadar bahwa saya sudah berdoa selama 30 menit. sesudah  pengalaman 
yang ajaib ini, akhirnya saya percaya bahwa inilah gereja-Nya, karena 
Tuhan tinggal di dalamnya. Puji Tuhan!
Saya pun menjadi milik-Nya saat  menerima baptisan pada bulan 
Oktober 2000.
Roh Kudus menguatkan saya sehingga saya mau menyelidiki 
Alkitab dengan rela dan aktif. Saya tahu bahwa hanya dengan menerima 
Tuhan Yesus sebagai Juruselamatlah saya dapat menerima sukacita 
dan damai yang sejati.
Sebelum percaya kepada Tuhan, saya merasa diri bahagia dan 
diberkati. namun  sesudah  bertobat, saya benar-benar mengerti apa yang 
dimaksud dengan kebahagiaan sejati. Beriman kepada Tuhan ternyata 
begitu mencerahkan.
Dia hampir seperti pengawal yang siaga setiap saat dan psikiater 
yang memperhatikan masalah-masalah saya tanpa meminta bayaran. 
Yang lebih ajaib lagi yaitu  saya tidak perlu mengatakan apa pun. 
Tuhan sudah mengetahui apa yang saya butuhkan melalui doa-doa 
saya, dan Dia menghibur saya dengan Roh Kudus.
Sering, saya mendapati bahwa apa yang Tuhan berikan jauh 
melampaui dan jauh lebih banyak dari apa yang saya doakan.
Seberapa mampukah manusia? Dapatkah kita benar-benar 
mengendalikan hidup kita? Saya tidak pernah membayangkan bahwa 
suatu hari saya akan bersaksi bagi Tuhan. Kita tidak boleh menarik 
kesimpulan mentah tentang hal-hal yang tidak kita pahami.
Tuhan ada di dalam dunia ini. Melalui Roh Kudus yang tinggal di 
dalam hati, kita dapat merasakan kehadiran-Nya, asalkan kita memberi 
diri kita kesempatan untuk menerima dan percaya kepada-Nya.
Kiranya segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Bapa surgawi 
kita. Amin.
Iris Chiang—Garden Grove, California, USA

499
16.11 Tuhan Membuka Jalan Bagiku
MASA KECILKU
Kedua orang tua saya berasal dari Kurahashi, sebuah pulau kecil 
di daratan Seto, perairan Laut Hiroshima.
Selama Perang Dunia ke-2, ayah saya ditugaskan ke Singapura, 
dan kembali ke Jepang dengan beberapa luka. Ibu saya berkata ia 
mendengar dan menyaksikan sendiri ledakan bom atom di Hiroshima. 
Paman saya meninggal dunia karena pemboman tersebut. Semua ini 
terjadi sebelum saya dilahirkan.
Karena hidup di Hiroshima begitu sulit, ayah mengikuti program 
pengelolaan pertanian, dan kami pun pindah ke Jumonji, sebuah 
tempat di Kyushu. Di sinilah saya dan saudara laki-laki saya dilahirkan, 
yaitu pada tahun 1951 dan 1953.
Kehidupan penduduk di sana sangat sederhana, bahkan tanpa 
fasilitas seperti listrik. saat  saya berumur 3 tahun, Jumonji menjadi 
pangkalan latihan tentara Amerika, maka kami pindah kembali ke 
Hiroshima, tempat saya tumbuh dan menetap hingga tamat Sekolah 
Menengah Atas. sesudah  saya lulus dari Institut di Osaka, saya bekerja 
selama 5 tahun, dan pada tahun 1980 saya bergabung dengan Tim 
sukarelawan Jepang.
 Selama pelatihan, saya pergi ke kuil Zen, namun saya tidak 
mengerti pengertian Zen tentang penyangkalan diri, dan rasanya 
dengan mengandalkan kekuatan saya sendiri saya tak akan pernah 
mengerti konsep tersebut.
MENGENAL AGAMA-AGAMA LAIN
Dalam suatu penugasan, saya dikirim ke Filipina, di mana agama 
yang dominan di sana yaitu  Katolik. Karena ingin tahu, saya beberapa 
kali pergi ke gereja, namun tidak pernah terpanggil untuk percaya. Saya 
merasa kepercayaan gereja-gereja di sana lebih menekankan tradisi 
gereja daripada Alkitab.
sesudah  saya meninggalkan Filipina, saya pergi ke Indonesia. Saya 
pergi ke tempat ibadah agama mayoritas di sana dan menyembah 
Allah. Saat itu, saya merasa saya tidak cocok mempunyai hubungan 
dengan agama.

500
Saya pernah mengirim surat elektronik tentang Alkitab ke seorang 
teman yang telah saya kenal lebih dari 20 tahun. Dia berkata,”Tidak 
perlu berbicara tentang Alkitab. Saya yaitu  seorang Kristen, dan juga 
seorang penganut Budha.” Saya berpendapat sama seperti dia: Saya 
pikir dunia di hadapan saya yaitu  segalanya. Namun bersyukur pada 
Tuhan, Ia memelihara saya terlepas dari ketidakpedulian saya.
saat  saya tinggal di Taiwan, beberapa kali saya mengunjungi 
Gereja Yesus Sejati. Saya merasa, gereja ini berbeda dengan gereja-
gereja Katolik, Islam dan gereja Kristen lainnya yang pernah saya 
kunjungi. Perasaan yang ada sulit dilukiskan dengan kata-kata, bahkan 
sampai sekarang perasaan itu masih sama.
Saya berkata pada diri saya, ”Bila saya ingin masuk ke suatu gereja, 
biarlah saya masuk ke Gereja Yesus Sejati.” Sulit untuk menerangkannya, 
tapi ada suatu perasaan dekat dengan Tuhan di gereja ini. Namun, 
tidak lama kemudian saya kembali ke kehidupan duniawi saya, dan 
lupa akan kehadiran Tuhan.
Saya punya kebiasaan minum-minum dan seringkali sulit 
menghentikan kebiasaan itu. Walaupun saya akan menyesalinya besok, 
namun saya tidak dapat menghentikannya.  Rasanya seperti jatuh ke 
dalam kubangan dan tidak bisa keluar lagi.
Hidup seperti tenggelam dalam lingkaran setan, sampai saya 
menghadapi bencana di kemudian hari.
TUHAN yaitu  TEMPAT PERLINDUNGANKU
Pada hari yang sama saat perusahaan saya bangkrut, putra saya 
mengalami kecelakaan. Segalanya terjadi begitu mendadak sehingga 
saya menjadi takut. Saya tidak tahu harus bagaimana. Saat itulah saya 
meninggalkan konsep dunia dan dengan tegas kembali ke Gereja Yesus 
Sejati.
Sejujurnya saat itu saya tidak mempunyai pilihan lain selain pergi 
ke gereja. Saya mulai mendekatkan diri kepada Tuhan. Saya sungguh-
sungguh merasakan bahwa Tuhan yaitu  tempat perlindungan kita. 
saat  saya di Taiwan, saya merasakan kasih dan kehangatan Tuhan 
melalui rangkulan kasih saudara-saudari seiman. Air mata kerap 
membasahi wajah saya setiap kali saya menyanyikan lagu pujian 
atau saat berdoa kepada Tuhan. Saya tidak tahu seseorang dapat 
mengeluarkan begitu banyak air mata. Sepertinya air mata ini mencuci 

501
semua kekejian saya di masa lalu sehingga saya dapat merasakan 
kedamaian yang dalam di hati saya.
Karena saya tidak memiliki uang untuk memberikan anak-anak 
saya buku pelajaran, seragam sekolah, atau kebutuhan hidup lainnya, 
maka kami tinggal dengan adik ipar saya. Meskipun keadaannya 
demikian, hati saya damai karena saya hidup dengan bersandar pada 
Firman Tuhan (Mat. 6:25). Beberapa orang memiliki segalanya di dunia 
ini, seperti status dan kekayaan, tapi ingin mengakhiri hidupnya sendiri 
karena mereka tidak memiliki harapan ataupun kekuatan untuk terus 
hidup. Bagi mereka, segala sesuatunya yaitu  sia-sia, karena mereka 
tidak mengenal Firman-Nya.
Seperti Raja Salomo berkata di kitab Pengkhotbah, dunia adala 
kesia-siaan tanpa pengenalan akan Firman Allah. Yang patut disyukuri 
yaitu  bahwa Firman-Nya yaitu  roti hidup bagi kita. Berjalan dengan-
Nya, kita tidak pernah perlu mengetahui bagaimana rasanya tidak 
dapat menjalani hidup. Saya bersyukur kepada Tuhan dengan segenap 
hati untuk segala anugrah-Nya.
MENGALAMI DIA
Mungkin sulit sekali untuk seseorang yang tidak beragama dapat 
mengerti bahwa iman dikuatkan oleh pengalaman hidup. Namun saya 
sungguh percaya adanya dunia spiritual karena pengalaman saya 
dengan Roh Kudus.
Saya ingat pertama kali saya datang ke Gereja Yesus Sejati, saya 
berpikir cara mereka berdoa sungguh lucu dan aneh. Karena saat itu 
saya belum menerima Roh Kudus, saya berdoa dengan bahasa akal, 
”Halleluya, puji Tuhan.”
Suatu kali saat  saya sedang tidur, saya bermimpi melihat suatu 
cahaya yang sangat terang muncul dan mengelilingi seluruh tubuh saya. 
Saya merasa seperti melayang di udara, dan penuh sukacita dalam hati. 
Tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan perasaan saat itu.
sesudah  saya menerima Roh Kudus, saya menyadari bahwa saya 
tidak lagi sama dengan diri saya yang dulu, dan saya mengambil 
keputusan untuk dibaptis di gereja di Osaka. Saya ingin darah Tuhan 
membasuh dosa saya dan saya dapat meninggalkan diri saya yang lama 
dan lahir baru secepatnya.

502
Dalam penerbangan ke Osaka, saya mendapati diri saya menatap 
keluar jendela ke arah laut di mana saya akan dibaptis. Saya sangat 
mengerti, di bawah matahari tidak ada tempat di mana saya dapat 
bersandar selain pada Yesus sendiri.
PERLINDUNGAN TUHAN
Pada awalnya saat  saya dan keluarga pindah dari Taiwan ke 
Okinawa, saya tidak mempunyai pekerjaan. Tapi bersyukur pada 
Tuhan, kemudian saya mendapatkan pekerjaan. Saya sepenuhnya 
mempercayakan hidup saya pada Tuhan dan menaikkan ucapan syukur 
bersama keluarga setiap hari.
Di Okinawa, saya bertemu seorang jemaat gereja yang baru datang 
dari China untuk belajar di sekolah bahasa Jepang. Kami mengadakan 
kebaktian Sabat bersama dan saling membantu satu sama lain.
Segalanya yaitu  perencanaan Tuhan yang cermat, karena Dia 
telah menyiapkan jalan bagi kita (Mzm.139:3). Pada suatu masa saat  
anak-anak kami masih kecil, kami tidak mampu memberi makan 
mereka, namun sungguh ajaib, Allah mengatur orang lain untuk 
menolong kami. 
Waktu-Nya sungguh tepat. Selain Tuhan, siapa yang dapat 
membantu kami seperti itu? Pada waktu lain, saat  saya sedang dalam 
perjalanan ke tempat kerja, saya mengendarai motor dan sampai pada 
suatu tikungan yang tajam. Penglihatan sangat buruk karena saat itu 
hujan deras, dan saya saat menundukkan kepala untuk menghindari 
hujan, sebuah mobil tiba-tiba muncul.
Saya tidak cukup cepat bereaksi dan kami bertabrakan langsung. 
Saya merasa sungguh tak berdaya dan berteriak, ”Halleluya!” Saya 
mendapati diri saya terbaring di tengah jalan dengan motor saya 
terlempar di tepi jalan. Mengherankan, saya luput dari kecelakaan itu 
tanpa cedera yang berarti.
Pengemudi mobil juga sangat terkejut dan bertanya, ”Apakah 
kamu baik-baik saja?”, kemudian dia pun pergi. Walaupun sayalah 
yang melanggar garis pembatas jalan dan menabrak mobilnya, dia 
tidak pernah mempermasalahkannya ataupun meminta ganti rugi 
kerusakan kendaraannya.
saat  saya memeriksa diri saya lebih teliti, ternyata kaos kaki 
saya sobek dan ada beberapa goresan ringan. Bahkan sampai hari ini, 

503
saya masih sungguh bersyukur kepada Tuhan. Memang perlindungan 
Tuhan jauh di luar pengertian manusia.
PIMPINAN-NYA
Saya mempunyai satu pengalaman lain yang mengherankan 
saat  Tuhan memimpin seorang pemuda dari China kepada saya. Saya 
bertemu dengannya pada hari minggu di sebuah kantor pos. Dia ingin 
membeli kartu telepon, tapi di kantor pos tersebut tidak menjual kartu 
telepon itu. Dia berbicara kepada saya dalam bahasa Inggris dan saya 
menjawabnya dengan bahasa mandarin.
Saya melihat dia membawa Alkitab dan saya merasa dia akan 
mau ikut bersama dengan kami percaya dalam Tuhan. Segera saja 
saya mengajaknya ke Ghokusen-do, tempat istri saya bekerja. Sulit 
dipercaya waktu itu saya sungguh berani. Saya tidak begitu ingat apa 
yang hendak saya lakukan waktu itu, namun saya hanya memikirkan 
satu hal: “Saya harus membawanya menemui istri saya!”
Istri saya dengan hangat memperkenalkan kebenaran Firman 
Tuhan kepada pemuda ini. Dalam waktu kemudian dia dibaptis dan 
menjadi saudara seiman dalam Tuhan.
Karena hanya ada sedikit jemaat di Okinawa, kunjungan saudara-
saudari seiman dari gereja lain sungguh menguatkan kami. Juga, 
kunjungan penginjilan mengingatkan kami untuk berinisiatif dalam 
mengejar kebenaran dalam Alkitab.
Bagi saya, kunjungan-kunjungan ini seperti mengisi kembali baterai 
iman. Saya  sungguh bersyukur kepada Tuhan atas pimpinan-Nya 
dan mengizinkan saya mengalami penyertaan dan perlindunganNya. 
Amin.
Takehana Reiji – Tokyo, Japan

504
16.12 Yesus Menjaga Milik-Nya Hingga Akhir
Pertama Kalinya
Perjalanan saya kepada Kristus dimulai saat  saya masih 
berumur 10 tahun. Seorang teman mengajak Ibu, kakak, dan saya 
sendiri ke gerejanya. Si pengkhotbah mengabarkan pesan sederhana: 
“Terimalah Yesus ke dalam hati Anda, dan Anda akan masuk ke surga; 
kalau tidak, Anda akan masuk ke neraka.” Dan kita melakukan apa yang 
diberitahukan pengkhotbah itu – menerima Yesus dan mengucapkan 
doa sederhana.
Sifat saya dalam pengalaman itu sedikit nakal, namun  beberapa 
tahun kemudian saya berusaha untuk memahami Tuhan dan berdoa 
kepada-Nya, dan saya mencoba untuk menjadi orang yang baik. Saya 
tidak dapat berkata saya sungguh-sungguh merasakan kasih Tuhan 
pada saat itu. Yang saya ketahui, tugas saya yaitu  menjadi orang yang 
baik, dan Allah ada di suatu tempat menjadi Allah.
Lalu kenyamanan hidup mulai meninggalkan kami. Saya berumur 
17 tahun saat  Ayah dan saya mengidap infeksi sinus kompleks. Infeksi 
ini sangat tersembunyi sehingga kami berdua tidak menyadari bahwa 
perlahan-lahan tingkat gula dalam darah kami naik hingga tingkat yang 
berbahaya. Saya menjadi tertekan dan nilai-nilai pelajaran saya ambruk. 
Saya meninggalkan teman-teman baik saya, dan dengan segera terlibat 
dalam obat-obatan terlarang di tempat bermain seberang gereja.
Infeksi ini menjangkiti saya selama beberapa tahun dan kehidupan 
saya terus semakin terpuruk. Saya telah kehilangan apa pun yang saya 
ketahui tentang Tuhan. Saya terpisah dari keluarga dan mempunyai 
anak luar nikah. Pada akhirnya obat untuk infeksi sinus saya ditemukan, 
dan walaupun saya masih menderita dari kerusakan permanen yang 
diakibatkan infeksi, tingkat gula darah saya kembali normal dan saya 
kembali lagi sehat.
Tidak lama berselang, pendeta saya yang dahulu mengajak saya 
kembali ke gerejanya. Saya pergi, dan ajaibnya, saya bertobat dengan 
penuh penyesalan karena telah meninggalkan iman.
Saya mulai mengejar Tuhan dengan tekad yang tinggi. Saya 
sekarang telah diberikan kesempatan hidup keduakalinya, dan 
sungguh-sungguh bersyukur. Saya menghabiskan waktu berjam-jam 
setiap hari membaca Alkitab, dan Roh Allah menjadikan Firman-Nya 
hidup di dalam hati saya.

505
Hati dan jiwa saya tampaknya memusatkan perhatian pada 
ajaran Yesus untuk memberi. Lebih lagi, teman baik saya yang menjadi 
orangtua asuh beberapa puluh anak-anak di beberapa negara asing, 
senantiasa mengajarkan saya untuk terus memberi. Jadi saya meyakini 
bahwa beramal kepada orang-orang miskin akan menjadi cara saya 
untuk membalas kasih Tuhan, dan saya rindu membagikan harta 
kekayaan saya bagi mereka.
Dengan Cara Saya Sendiri
Saya tidak pernah mendengar karunia rohani sebelumnya, 
namun  pada suatu hari saya mengikuti sebuah kelompok Kristen yang 
semuanya berdoa dalam bahasa roh. Saya tidak tahu apa yang sedang 
terjadi, namun  saya mengingat pendeta berkata bahwa ia mempunyai 
sembilan karunia rohani.
Saya didorong ke depan oleh beberapa orang. Dengan segera, 
si pendeta mendekati saya dan menaruh tangannya ke perut saya, 
dan berdoa bagi saya. “Apa yang dia lakukan?” pikir saya. Pada saat 
itu, perut saya tampak menonjol karena efek samping penyakit saya. 
Namun yang penting, banyak orang maju ke depan dan mendoakan 
saya. Saya merasakan kekuatan hebat ini datang meliputi saya.
Saya dipenuhi dengan kasih yang berkelimpahan, sehingga 
sulit dijelaskan selain berkata bahwa saya tenggelam dalam kasih 
Tuhan. Selama tiga hari saya berjalan-jalan dengan berkata, “Tuhan 
memberkatimu” kepada setiap orang. Saya belum pernah merasakan 
kasih Tuhan seperti ini sebelumnya, dan saya ingin membagikannya 
dengan semua orang. Yang saya pikirkan hanyalah betapa Tuhan 
mengasihi saya. Perut saya sepenuhnya sembuh dalam waktu beberapa 
hari – hampir-hampir sebagai bonus saja.
Saya menyadari bahwa Allah sungguh nyata dan melakukan 
mujizat, dan saya telah banyak melihatnya, dan saya mulai meyakini 
bahwa tujuan saya sebagai Kristen yaitu  untuk percaya kepada 
Firman Yesus dengan iman, dan melihat mujizat-mujizat-Nya terjadi.
Lalu iman saya mengalami tantangan. Infeksi sinus telah 
mengalami kerusakan permanen, dan saya sering mengalami sensasi 
remuk yang mengerikan. Saya sedang jatuh cinta dan ingin menikah, 
namun  saya tidak mau menikah dengan keadaan kesehatan yang buruk. 
Jadi saya mulai berdoa kepada Tuhan dan mengucapkan ayat-ayat 
Alkitab berulang-ulang. Saya berpuasa selama beberapa bulan – dua 
atau tiga hari seminggu. Saya melanjutkannya tahun berikutnya, dan 

506
tahun berikutnya lagi. namun  tidak ada yang terjadi.
Hubungan saya dengan Tuhan menjadi kering, walaupun saya 
terus beribadah. Saya mengangkat tangan di gereja walaupun orang 
lain tidak melakukannya, namun  saya sendiri mempertanyakan keadaan 
rohani saya.
Doa-doa saya menjadi tambah pasrah karena saya merasa Tuhan 
tidak mendengarkan saya. Dan akhirnya, di satu malam, di tengah 
kesakitan yang luar biasa, saya menyerah dan tidak pernah lagi 
meminta apa pun juga kepada Tuhan.
Melalui Roh-Nya
Lalu saya bertemu dengan seorang gadis yang saya ketahui 
beribadah di gereja bernama Gereja Yesus Sejati. Awalnya saya melihat 
nama gereja itu keren. Gadis itu tidak pernah datang ke acara PA, jadi 
saya dengan berani mengadakannya di kantor kami, untuk Tuhan yang 
tampaknya tidak saya kenal. namun  ada sesuatu yang berbeda pada 
dirinya. Ia mempunyai rasa sukacita, damai, dan keyakinan yang tidak 
saya miliki. Tampaknya ia mempunyai kepastian dalam iman yang ada 
dengan sendirinya.
Jadi saya berkata kepadanya, saya ingin pergi ke gerejanya. 
Kunjungan saya ke Gereja Yesus Sejati pada saat itu bertepatan dengan 
kebaktian khusus.
Saya sungguh menyukai gereja ini, dan semua orang berdoa dalam 
bahasa roh. Saya menyukai berdoa dalam bahasa roh di gereja saya 
yang dahulu, namun  bahasa roh saya berbeda.
Sebelum saya datang ke GYS, saya mengira saya telah mengenal 
Tuhan. Ya, memberi kepada orang miskin, pikir saya, dan berbahasa 
roh. Dan pada saat yang sama, saya telah memberi kepada orang-orang 
miskin dari apa yang saya miliki, namun  saya tidak merasakan apa-
apa. Apa yang terjadi? Bukankah ini mestinya menjadi sebuah tingkat 
tertinggi dalam pengalaman Kristiani saya?
“Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada 
padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, namun  jika aku 
tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (1Kor. 
13:3).
Lalu hal-hal mulai berubah. Di minggu yang sama, di Gereja Yesus 
Sejati diadakan KKR. Pada saat berdoa, saya bertanya-tanya kapan 

507
mereka berhenti berdoa, karena mulut saya mulai terasa letih. Saya 
berhenti berdoa dan ingin meninggalkan barisan depan, namun  saya 
malah didorong untuk terus berdoa dalam bahasa roh! Saya ingin 
melakukannya, namun  saya sudah lelah “berdoa dalam bahasa roh”.
Di depan aula itu lalu saya mengucapkan doa singkat di dalam 
hati. “Roh Kudus, tolonglah saya.” Belum selesai saya mengucapkannya, 
sebuah tekanan melalui tubuh saya. Lidah saya mulai berputar-putar 
secepat kipas angin, dan tubuh saya bergoncang dan bergetar. Bahasa 
roh yang saya ucapkan sungguh berbeda dengan yang biasa saya 
lakukan, dan bukan saya yang mengucapkannya!
Saya pulang ke rumah dan mencoba berdoa sendirian. Apa yang 
terjadi, pikir saya. Bukankah saya sudah mempunyai Roh Kudus? 
namun  saya tidak dapat berhenti berdoa dalam Roh. Sukacita dan rasa 
damai dalam doa itu sungguh menyejukkan hati saya. Tidak lama, 
saya menangis dalam doa saya, dan menyanyikan nyanyian roh. Saya 
merasakan kasih Allah yang sungguh dalam.
Jaminan Allah
Saya merasakan hubungan yang dalam dengan Tuhan saat 
menemukan gereja-Nya, dan menyesal telah bersumpah tidak mau lagi 
memohon pertolongan Tuhan. Kata-kata sembrono yang telah saya 
ucapkan di masa lalu menyusahkan hati nurani saya.
namun  suatu hari, saat saya gelisah dengan masalah ini, saya 
mendengar suara Tuhan berkata, “Aku tidak akan meninggalkanmu.” 
Saya menangis. Juruselamat tetap mengasihi saya. Tentu saja, bukankah 
Ia telah memberikan Roh Kudus?
“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat 
kamu menjadi takut lagi, namun  kamu telah menerima Roh yang 
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya 
Bapa!"” (Rm. 8:15).
Tiba-tiba saya menyadari apa artinya menjadi orang Kristen. 
Bukan soal memberi kepada orang-orang miskin, atau menginjil, atau 
mengangkat tangan saat beribadah. namun  semata-mata mengenai 
Tuhan, mengenai saya menjadi milik-Nya. Saya harus menjadi milik-Nya 
seperti seorang anak yaitu  milik Bapa-nya dan untuk tunduk kepada-
Nya. Apabila Ia hendak melakukan sesuatu yang baik di dalam hidup 
saya, saya akan membiarkan-Nya melakukannya dan menyerahkan 
segala kemuliaan kepada-Nya.

508
Puji Tuhan, saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati setahun kemudian. 
Walaupun sungguh baptisan air merupakan pengalaman paling indah 
dalam hidup saya, kesaksian-Nya mencuci bersih dosa-dosa saya, namun  
saya juga merasakan kepastian besar dalam suara-Nya, “Aku tidak 
akan meninggalkanmu.” Sekarang saya sungguh-sungguh mengetahui 
bahwa Yesus akan memelihara milik-Nya hingga akhir, tidak peduli di 
manakah mereka, atau dari gereja mana mereka memulai iman mereka, 
atau bagaimana mereka tersesat saat mencoba mencari Dia.
“Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka 
dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan 
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, 
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, 
dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yoh. 
10:28-29).
Paulus berkata: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun 
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik 
yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik 
yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, 
tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam 
Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm. 8:38-39).
Sekarang saya dapat berkata bahwa injil yang sepenuhnya sangat 
penting untuk mendapatkan keselamatan. saat  saya berjalan 
menyeberangi jalan dari gereja pertama yang saya kunjungi, dan saat 
remaja terlibat dalam obat-obatan terlarang, tidak ada orang yang 
berusaha menghentikan saya. Tidak ada kuasa Allah yang menolong 
saya untuk mengalahkannya. Dan begitu juga, saat  iman saya 
meninggalkan kebenaran, tidak ada yang dapat menyelamatkan saya. 
Saya hanya sekedar mengikuti isi khotbah.
Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah memelihara Gereja 
Yesus Sejati dalam iman yang sejati, sehingga jemaatnya dapat terus 
mempelajari Firman-Nya dan tetap setia hidup di dalam Roh. Gereja ini 
tidak melangkah menjauhi kebenaran, atau mencoba menyenangkan 
Tuhan dengan cara-cara manusia. Tuhan telah menjaganya dalam 
kebenaran-Nya oleh Roh-Nya dan kasih-Nya.
Saya berdoa agar kita semua dapat terus di dalam Dia hingga 
akhir. Amin.
Robert Cass – edmonton, Canada

509
16.13 Dari Belenggu Setan Kepada Kristus
Merasakan Campur Tangan Tuhan
Saya dilahirkan sebagai orang Katolik, namun  keluarga saya mulai 
mengikuti gereja Kharismatik di tahun 1980-an. Pada saat itu saya 
hanyalah seorang bocah, namun  hati saya haus akan tujuan ilahi dalam 
hidup yang lebih tinggi.
Ibu saya tidak memperbolehkan saya untuk pergi ke gereja, 
karena saya harus menjaga rumah. namun  puji Tuhan, oleh karena 
keinginan saya yang tulus, walaupun tidak rutin, saya diperbolehkan 
untuk mengikuti kebaktian di gereja Khrismatik. 
Tahun 1992, saya meninggalkan rumah dan tinggal bersama tante 
saya karena keluarga saya sangat miskin dan tak mampu membiayai 
uang sekolah saya. Sebaliknya, tante saya menjalankan pengelolaan 
bir di rumahnya. Pada waktu itu, saya tak bisa terus-menerus pergi ke 
gereja karena saya harus membantu usaha tante.
Tanpa dukungan dalam iman saya, saya merasa putus asa dan 
mulai mengembangkan kebiasaan minum-minuman keras. Kebiasaan 
ini mengakibatkan radang lambung, dan membuat saya sangat sulit 
untuk makan dan minum, karena radang itu terasa sangat sakit setiap 
kali saya makan.
Semasa itu, saya berkelahi dengan seorang laki-laki yang telah 
mencuri beberapa barang saya, sehingga dia harus dirawat di rumah 
sakit. Karena perbuatan ini, saya menghadapi tuntutan pengadilan 
karena penganiayaan, dan diharuskan hadir dalam pengadilan begitu 
orang itu keluar dari rumah sakit. Keluarga orang itu mengumpulkan 
uang untuk menggugat saya.
Dua kejadian ini mengingatkan saya tentang apa yang saya baca 
dalam injil Lukas. Tahun 1990, saudara laki-laki saya memberikan 
sebagian dari Alkitab yang berisi injil Lukas, namun  saya tidak 
membacanya secara teliti sampai dua tahun kemudian.
Melalui injil Lukas ini, saya mulai mengenal Yesus secara lebih 
pribadi. Saya percaya, bahwa seperti halnya Yesus telah menyembuhkan 
orang-orang sakit dan melepaskan mereka dari belenggu Iblis (orang-
berdosa berdosa), saya pun dapat dilepaskan. Di rumah, tak ada orang 
yang bisa menyelamatkan saya.

510
Iman perempuan yang menderita pendarahan (Mrk. 5:25-34) 
sangat mendorong semangat saya dan saya mulai mencari Tuhan di 
rumah dan mengakui segala dosa saya dalam doa.
Suatu hari, saya menghadiri kebaktian gereja di kampung saya. 
Sebelum kebaktian di mulai, setiap orang berlutut dan berdoa dan saya 
menceritakan masalah saya kepada Tuhan. 
Puji Tuhan, sesudah  kembali dari gereja, sakit radang lambung saya 
hilang. Sejak hari itu dan seterusnya, oleh karena kuasa Tuhan, saya 
bisa berhenti minum alkohol. Walaupun teman-teman dan keluarga 
minum-minum di hadapan saya, saya tidak merasa sulit untuk berhenti 
minum, karena saya bisa merasakan kuasa Tuhan bekerja di dalam diri 
saya. Saya juga bersaksi kepada mereka tentang bagaimana Yesus telah 
menolong saya.
Saya tetap berdoa kepada Tuhan mengenai kasus pengadilan 
dengan lelaki yang telah saya lukai itu. Ajaibnya, Tuhan campur 
tangan. Keluarga lelaki itu berselisih pendapat di antara mereka 
mempermasalahkan pengumpulan dana untuk membiayai kasus 
pengadilan. Kasus pun ditutup tanpa persidangan. Hal ini menguatkan 
iman saya dan mendorong saya untuk lebih mencintai Tuhan.
 
Mencari Kebenaran yang Sepenuhnya
Tahun 1995, saya mulai membaca Alkitab dari Kejadian sampai 
Wahyu. Saya mencari-cari kebenaran dengan tekun. Pada waktu itu, 
saya hanya dapat mengikuti kebaktian di suatu gereja pada hari Sabtu 
atau hari Minggu.
Dengan mempelajari Alkitab, saya belajar tentang Roh Kudus, 
basuh kaki, baptisan air, hari Sabat, Perjamuan Kudus, dan bagaimana 
semua ini berhubungan dengan keselamatan. Saya tidak bisa 
menemukan ajaran yang lengkap mengenai sakramen-sakramen ini di 
gereja-gereja mana pun yang telah saya kunjungi. namun  saya merasa 
bahwa ini yaitu  doktrin yang penting dalam firman Tuhan.
Saya berpuasa dan berdoa supaya Tuhan memimpin saya kepada 
gereja yang memberitakan seluruh kebenaran menurut Alkitab. Saya 
yakin bahwa hanya dengan mengenal kebenaran yang lengkap barulah 
seseorang bisa masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Seperti yang Tuhan 
Yesus sendiri firmankan, “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: 
Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia 
yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.” (Mat 7:21).

511
Saya juga berjanji kepada Tuhan, seperti Dia telah membawa 
seseorang untuk membagi kebenaran kepada saya, dengan cara yang 
sama saya pun akan membagi kebenaran-Nya kepada orang lain.
Selama berdoa dan berpuasa itu, Tuhan menunjukkan tiga 
penglihatan kepada saya.
Dalam penglihatan pertama, saya memegang Alkitab dan saya 
berada di studio penyiaran radio di atas gunung yang sangat tinggi dan 
saya sedang berkhotbah. Pesan saya disalurkan seperti siaran radio ke 
seluruh wilayah Kenya.
Dalam penglihatan kedua, saya melihat daerah pegunungan di 
mana saya berdiri di atas gunung tertinggi. Saya memegang mikrofon 
dan saya sedang berkhotbah kepada semua orang yang ada di Kenya.
Dalam penglihatan yang terakhir, saya sedang memancing ikan 
bersama dengan orang lain di danau yang sangat besar. Kami semua 
berada di perahu yang sama dan saat  kami menebar jala kami 
menangkap banyak ikan yang ukurannya berbeda-beda. sesudah  
menangkap ikan, kami pun menjualnya.
Saya baru menyadari arti dari tiga penglihatan ini sesudah  saya 
mengikuti Gereja Yesus Sejati. Di bawah bimbingan Roh Kudus, 
saya mengerti bahwa menurut kitab Yesaya Pasal 2, Tuhan akan 
mendirikan Bait-Nya di gunung yang tertinggi dan kebenaran pun 
akan diberitakan dari bait tersebut kepada segala bangsa. Menebarkan 
jala itu seperti sedang berkhotbah kepada orang-orang. Satu kapal di 
dalam penglihatan saya itu mengacu pada satu gereja sejati dan satu 
jala itu mengacu pada satu iman.
Datang ke Gereja Sejati
Pada bulan Oktober 1997 pada hari Sabtu, saya mengunjungi 
salah satu gereja Pentakosta di Kamwala. Dari kunjungan itu saya 
mendapatkan kepastian bahwa mereka memegang hari Sabat dan juga 
memberitakan tentang Roh Kudus. Maka saya mengunjungi gereja 
itu lagi hari Sabat berikutnya untuk melihat apakah mereka juga 
memberitakan tentang Perjamuan Kudus, basuh kaki dan baptisan air.
Akan namun , jemaat yang menjawab pertanyaan saya pada hari 
Sabat sebelumnya tidak hadir. Saya memutuskan untuk kembali untuk 
ketigakalinya pada hari Sabat berikutnya. Karena biasanya saya tidak 
kembali ke gereja yang sama lebih dari dua kali, jadi kali ini saya berdoa 
secara khusus kepada Tuhan.

512
Di dalam doa, saya memutuskan untuk bertanya kepada jemaat 
gereja itu walaupun jemaat yang saya kenal tadi tidak hadir. Saya juga 
memutuskan untuk tidak kembali ke gereja itu jikalau mereka tidak 
memberitakan kebenaran yang lengkap.
Sungguh ajaib, di saat kebaktian baru akan dimulai, Pendeta 
Ko dan dua saudara bernama Cornell dan Silvanus dari Gereja Yesus 
Sejati datang untuk yang pertamakalinya ke Kamwala. saat  Pendeta 
Ko berdiri untuk berkhotbah, dia mulai dengan menanyakan jemaat 
mengenai lima dasar kepercayaan Gereja Yesus Sejati.
saat  Pendeta Ko mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu 
kepada jemaat, sepertinya seakan-akan saya-lah yang mengajukan 
pertanyaan-pertanyaan itu. sesudah  selesai bertanya, Pendeta Ko mulai 
mengajarkan tentang hari Sabat dan juga empat doktrin yang lain, 
yaitu, Roh Kudus, Perjamuan Kudus, baptisan air dan basuh kaki.
Karena anugerah Tuhan, saat  kami berlutut berdoa, saya 
menerima Roh Kudus. sesudah  saya kembali untuk mempelajari lebih 
banyak lagi pada Sabat siang itu dan pada Minggu paginya, barulah saya 
menyadari bahwa saya hanya menerima sebagian kecil dari kebenaran 
sebelum saya datang ke gereja ini.
Pada Sabat berikutnya, kebaktian Sabat ke-4 yang saya hadiri, saya 
melihat bahwa seluruh jemaat pun telah sungguh-sungguh menerima 
kebenaran yang lengkap, maka saya memutuskan untuk bergabung 
dengan mereka untuk mengikuti kebaktian secara rutin. Pada tanggal 
19 Juli 1998, saya menerima baptisan air.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah memimpin 
saya kepada gereja sejati-Nya.
Memberitakan Injil
Saya tetap berdoa dengan bahasa roh dan bersukacita dalam Roh, 
membagikan kebenaran yang telah saya terima kepada orang lain. 
namun  pada waktu bersamaan, saya mengalami siksaan dalam keluarga 
Katolik tante saya.
Sebagai contoh, oleh karena saya teguh dengan ajaran untuk tidak 
bekerja di hari Sabat, tidak akan ada makanan bagi saya di hari Sabtu. 
Walaupun saya tidak diperbolehkan makan, namun  saya tidak merasa 
lapar. Sebaliknya saya merasa kenyang sepertinya saya telah makan.

513
Pada masa itu, ayat dalam injil Matius mendorong semangat 
saya, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran 
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mt 5:10). Ayat ini 
menyakinkan saya lebih lanjut tentang pentingnya menjalin hubungan 
dengan Tuhan lebih dari hubungan saya dengan sesama manusia.
Saya juga ingat akan janji saya kepada Tuhan untuk membagikan 
kebenaran kepada orang lain, jadi saya bertekad untuk membantu 
memberitakan injil.
Pada bulan November 1998, saya pergi menginjil ke Awendo 
bersama dengan saudara yang lain. Orang yang dahulu mencuri dan 
saya lukai, kebetulan ada di sana. Jadi kami membagikan kebenaran 
kepadanya. Dia dan istrinya pun datang menghadiri kebaktian gereja 
kita. 
namun  dia tidak melanjutkan imannya – dia mencuri sepeda orang 
lain. Dia lalu ditangkap dan akhirnya meninggal di penjara. Walaupun 
dia memilih untuk meninggalkan kebenaran, saya bersyukur telah 
diberikan kesempatan untuk menjalankan tugas saya kepada Tuhan 
dengan membagikan kebenaran kepadanya, dan mengamalkan ajaran 
pengampunan.
Pada tahun 2000, saya pulang ke kampung halaman untuk 
memberitakan kebenaran. Pada tanggal 25 Maret 2000, empat orang 
menerima kebenaran dan kami memulai persekutuan bersama. Salah 
satunya yaitu  ibu saya, orang yang sebelumnya telah bertekad untuk 
tidak meninggalkan kepercayaannya pada gereja Kharismatik.
Pada tanggal 13 Juni 2000, ibu saya menjadi orang pertama yang 
dibaptis di Ogongo.Tahun berikutnya, pada tanggal 19 Mei, tempat 
kebaktian baru didirikan di Kibanga. Di kedua tempat ini, 62 jemaat 
menerima baptisan air.
Alkitab mengatakan bahwa Yesus memberikan nyawa-Nya untuk 
domba-domba-Nya (Yoh 10:15). Saya merasakan bahwa Yesus telah 
menyelamatkan jiwa saya dan melepaskan saya dari segala pergumulan 
dan penyakit saya. Dia juga telah menuntun saya untuk mengetahui 
apa yang harus saya perbuat bagi-Nya. Barangsiapa tinggal di dalam 
Kristus, harus melangkah seperti Kristus yaitu mencari kebaikan dan 
keadilan (1Yoh 2:6).
Saya harus terus bersyukur kepada Tuhan, dan selama saya 
masih hidup di dunia ini, saya harus bertekad untuk memberitakan 
kebenarannya-Nya kepada semua orang, karena ada begitu banyak 

514
domba yang belum menjadi satu kawanan dengan-Nya. (Yoh. 10:16). 
Sejak sekarang, saya mengarahkan pikiran kepada Kristus dan 
menantikan kedatangan-Nya pada akhir zaman.
Biarlah segala kemuliaan dan kuasa bagi Tuhan dan semoga segala 
bangsa dapat mengenal nama-Nya. Amin.
Clement Titus Adede - Ongongo, Kenya
16.14 Tidak Ada Tenungan Yang Mempan
Saya berasal dari keluarga non-Kristen, dan sejak kecil diajar 
untuk rajin beribadah. namun , walaupun rajin beribadah, saya tidak 
merasa kalau Tuhan itu ada dalam kehidupan saya.
Pada tahun 2001 saya bekerja sebagai babby-sitter di salah satu 
keluarga jemaat Gereja Yesus Sejati. Kemudian saya dibawa ke gereja 
dan diperkenalkan pada agama Kristen oleh keluarga itu. sesudah  
beberapa bulan mendengarkan Firman Tuhan, saya mulai mengenal 
kebenaran dan jalan keselamatan. Setiap malam saya selalu berdoa 
memohon Roh Kudus di rumah, karena saya tahu bahwa Roh Kudus itu 
Roh Allah yang dapat menyelamatkan kita dan membawa kita masuk 
ke dalam Kerajaan Surga.
Kurang lebih enam bulan mendengarkan firman Tuhan, saya 
menjadi percaya dan yakin kalau Tuhan Yesus itu benar-benar ada. 
Pada suatu kebaktian Jumat malam, saya ikut maju ke depan untuk 
berdoa memohon Roh Kudus. Pendeta menumpangkan tangan di atas 
kepala saya yang terus berdoa mengucapkan “Haleluya, Haleluya.” Tak 
lama kemudian lidah saya bergetar dan mengucapkan kata-kata dalam 
bahasa lain yang saya sendiri tidak tahu apa artinya. Lalu tangan saya 
bergerak-gerak sendiri, dan hati saya terasa tenang dan damai; begitu 
sukacitanya sampai tidak bisa diutarakan dengan kata-kata.
saat  bel tanda doa selesai berbunyi, sesaat  itu juga bahasa 
asing itu berhenti dengan sendirinya. Pendeta memberitahukan bahwa 
saya telah menerima Roh Kudus. Sejak saat itu, setiap kali berdoa saya 
selalu memakai bahasa Roh, dan saya merasa hidup saya semakin 
tenang dan damai. Saya merasakan bahwa Tuhan Yesus hidup dalam 
diri saya dan selalu menyertai setiap langkah saya.

515
Beberapa bulan kemudian, saya minta dibaptis, yang dilaksanakan 
pada tanggal 14 September 2002. Kurang lebih delapan bulan sesudah  
dibaptis dan ikut Tuhan Yesus, saya mengalami cobaan yang berat, 
karena ibu saya meninggal dunia. Saya pulang ke kampung  halaman 
saya di Kediri, dan selama satu bulan di sana, saya berdoa dengan cara 
sembunyi-sembunyi karena belum berani berterus terang kepada 
keluarga. Pada suatu hari, sewaktu saya sedang berdoa di dalam kamar, 
tiba-tiba ayah saya masuk. Memergoki saya yang sedang berdoa itu, 
ayah saya langsung marah. Akhirnya saya pun berterus terang kepada 
keluarga bahwa saya sekarang beragama Kristen. Mendengar hal itu, 
seisi keluarga sangat marah dan memusuhi saya, terutama Ayah, yang 
begitu marahnya sampai tidak mau bicara dengan saya.
Kira-kira dua minggu kemudian, saya diberi air putih yang sudah 
diberi mantera oleh paranormal. Saya tidak boleh minum air putih lain 
kecuali air yang sudah disediakan itu. Jadi setiap kali mau minum, saya 
selalu berdoa dalam hati agar Tuhan Yesus menyertai saya. Selama di 
kampung saya hanya minum air putih itu, bahkan sampai sekarang 
pun kalau saya pulang, pasti disediakan air yang sudah dimanterai itu.
sesudah  saya beberapa hari minum air itu, si paranormal datang 
ke rumah. Saya disuruh duduk di depannya, lalu didoakan. Saya tetap 
tenang, dan di dalam hati terus berdoa. Saya percaya bahwa Tuhan 
Yesus yang ada di dalam diri saya akan selalu melindungi saya. sesudah  
beberapa menit berdoa, si paranormal berkata kepada Ayah: “Anak 
Bapak sudah tidak bisa lagi berbalik pada agama yang lama. Dia sudah 
percaya pada Tuhan yang lain.”
sesudah  satu bulan di kampung, saya kembali ke Jakarta, tapi 
tidak langsung ke tempat kerja, melainkan mampir dulu ke rumah 
Bibi. Sampai di rumah Bibi, Bibi mengajak saya pergi, katanya mau 
diajak ke rumah saudara. Tapi ternyata saya dibawa ke rumah seorang 
paranormal. Setibanya di sana, paranormal itu bertanya kepada saya, 
“Kamu agama apa?”
“Saya agama Kristen,” jawab saya.
Mendengar itu si paranormal berkata, “Pantas saja dari tadi 
saya merasa panas, semakin kamu dekat ke rumah saya, saya merasa 
semakin panas.”
Saya pun disuruh menatap mata paranormal itu dan mengikuti 
kata-kata yang diucapkannya. namun  saya tidak mengikuti perintahnya 
karena dalam hati saya ada yang berkata, “Jangan ikuti, jangan ikuti.” 

516
Sambil memandang mata paranormal itu, saya terus berdoa di dalam 
hati. Akhirnya si paranormal tidak kuat memandang mata saya, lalu 
mengatakan kepada Bibi bahwa saya sudah tidak bisa berbalik ke 
agama yang lama dan lebih percaya pada agama yang baru. Paranormal 
itu juga mengatakan bahwa di dalam diri saya ada hawa sejuk dan sinar 
teramat terang yang melindungi saya.
Sampai saat ini pun, Ayah masih belum merelakan saya memeluk 
agama Kristen. Berbagai macam cara beliau lakukan agar saya bisa 
kembali ke agama lama. Setiap malam Jumat, Ayah dan paranormal 
di kampung terus berdoa dan membaca-baca mantera. Bahkan baju 
saya pun dibawa ke rumah paranormal itu untuk diberi mantra. Puji 
Tuhan, karena Roh Kudus bekerja, saya di sini tidak merasakan apa-
apa dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi pada diri saya. Memang 
Ayah tidak mengusir secara langsung ataupun tidak mengakui saya 
sebagai anaknya, tapi secara halus Ayah menentang agama saya.
Karena segala yang saya alami ini, saya makin bersyukur pada 
Tuhan Yesus karena Tuhanlah yang melindungi dan bekerja dalam diri 
saya, sehingga segala macam roh jahat tidak dapat mengganggu saya, 
seperti kata Firman Tuhan: tidak ada mantera ataupun tenungan yang 
mempan terhadap Yakub (Bil. 23:23).
Dengan bersandar pada Tuhan dan menjalankan Firman Tuhan, 
kita yakin dan percaya bahwa Roh Allah sendiri yang akan bekerja 
dalam hidup kita. Oleh karena itu kita harus rajin berdoa, jangan 
sampai kita berputus asa dalam memohon Roh Kudus. Biarpun sudah 
bertahun-tahun lamanya memohon dan sampai sekarang Tuhan belum 
juga mencurahkan Roh Kudus-Nya, kita yakin bahwa suatu saat nanti 
Tuhan pasti akan memberikan Roh Kudus-Nya, seperti janji Firman 
Tuhan: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu 
akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Luk. 
11:9). Kiranya firman ini dapat menguatkan iman kita dan mendorong 
kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus, Juruselamat 
kita.
Selain itu, Tuhan Yesus pun berkenan memberikan penglihatan 
yang membuat saya semakin percaya bahwa Dia benar-benar ada dan 
sungguh merupakan Juruselamat kita umat Kristen, dan Roh Kudus-
Nya selalu menjaga kita walaupun kita tidak menyadarinya, asalkan 
kita senantiasa bersandar pada Tuhan Yesus.
Penglihatan pertama terjadi pada suatu malam di hari Kamis tahun 
2003, saat  saya sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba saja saya berdiri 

517
di suatu tempat yang amat gelap dan sempit. Sewaktu saya berjalan 
dan terus berjalan, jalan yang saya lalui semakin melebar dan menjadi 
terang sekali. Di ujung jalan, saya melihat Seseorang yang sedang 
duduk di atas kursi dari emas yang indah sekali. Di kanan dan kiri-Nya, 
tampak banyak orang berpakaian putih yang sedang menyanyikan 
pujian-pujian. Saya tahu bahwa Dia yaitu  Tuhan Yesus yang duduk 
di atas tahta Kerajaan Surga. Saya berusaha untuk memandang wajah 
Tuhan namun  tidak dapat, karena wajah-Nya tertutup oleh sinar yang 
sangat terang. Kemudian tangan Tuhan Yesus diulurkan ke arah saya. 
Saya berusaha untuk memegang tangan-Nya, namun  untuk menyentuh 
pun tidak dapat.
Yang kedua terjadi beberapa bulan kemudian pada tahun yang 
sama, melalui sebuah mimpi. Saya melihat banyak orang sedang 
berkumpul membentuk lingkaran. Di antara orang-orang itu ada saya 
dan Nyonya, majikan saya. Tiba-tiba dari bawah kami keluarlah api 
yang sangat besar membakar kami semua. Dari arah depan, Nyonya 
mengajak saya untuk mengatakan “Haleluya! Haleluya!” Heran sekali, 
semua orang yang berkumpul di tempat itu terbakar sampai hangus, 
bahkan sampai tidak kelihatan seperti manusia lagi, namun  kuasa 
Tuhan sungguh aneh dan ajaib. Tuhan Yesus melindungi saya dan 
Nyonya sehingga sedikit pun kami tidak terbakar, tidak terluka, dan 
tidak merasa panas. Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus!
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala 
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi 
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” 
(Rm. 8:28). Sebab segala sesuatu yaitu  dari Dia dan oleh Dia, bagi 
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.
Haleluya, amin!


518
16.15 Roh-Nya Menuntunku
Saya dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama leluhur. 
Kemudian saya merantau ke Kalimantan Timur, dan pada tahun 
1984 dibaptis di salah satu gereja di sana. Tahun 1985 saya kembali 
ke Makasar karena Papa sakit diabetes yang berkomplikasi dengan 
kerusakan ginjal. Penyakitnya makin lama makin parah, sampai 
memutuskan untuk berobat ke Belanda, namun  tidak sembuh juga. 
Karena merasa penyakitnya sudah tidak tertolong lagi, Papa 
minta dicarikan pendeta untuk didoakan. Seorang pendeta datang 
mendoakan, dan tak lama kemudian papa dibaptis dengan baptisan 
percik. Kira-kira seminggu kemudian Papa meninggal, pemakamannya 
dilayani oleh gereja itu, karena pendetanya yaitu  suami sepupu saya. 
Sejak itu saya sering beribadah di gereja itu. 
namun  sejak sering beribadah, saya merasa kehidupan saya 
bertambah berat; anak-anak saya yang lima orang sakit bergantian. 
Sampai akhirnya untuk membeli beras pun harus dibantu oleh kakak 
ipar. Saya jadi jarang kebaktian. Mula-mula sebulan 2-3 kali saja, lalu 
menjadi sebulan sekali, akhirnya tidak kebaktian sama sekali. 
sesudah  tidak kebaktian, ekonomi mulai membaik. Saat itulah 
saya memutuskan tidak akan beribadah lagi, bahkan istri pun, yang 
sejak kecil aktif di gereja lainnya, saya larang beribadah. namun  secara 
sembunyi-sembunyi dia masih suka pergi beribadah, sehingga saya 
memarahinya dengan kata-kata yang cukup kasar. namun  istri saya 
tetap saja rajin beribadah dan selalu mendoakan saya. 
Sepuluh tahun tidak beribadah, keadaan ekonomi terus membaik. 
namun  pada tahun 1995 saya mendapat penyakit; perut saya terasa 
sakit sekali, kalau buang air besar keluar darah segar. Setahun lebih 
berobat ke mana-mana - dokter, sinshe, bahkan dukun - tidak ada 
perubahan. Akhirnya pergi ke dokter spesialis penyakit dalam. sesudah  
menunggu selama hampir 2 jam, tibalah giliran saya diperiksa. 
sesudah  memeriksa cukup lama, dokter (masih termasuk 
famili) berkata, "Kamu gila, tidak sakit apa-apa mau ke dokter." Saya 
tersinggung dan menjawab, "Dokter yang gila, kalau tidak sakit, buat 
apa menunggu sampai hampir 2 jam! Saya ke sini tidak gratis, tahu!" 
Tapi dokter tetap menyatakan tidak ada kelainan atau tanda-tanda 
adanya penyakit pada diri saya, sementara keluhan yang saya rasakan 
masih terus berlanjut. Saya jadi sering berandai-andai: coba kalau 

519
punya uang, tentu bisa pergi ke Singapura atau RRC untuk berobat, 
pasti bisa sembuh. Tengah malam, kalau memperhatikan anak-anak 
yang sedang tidur, hati saya merasa sedih sekali; kalau saya mati, hidup 
mereka pasti sengsara. 
Lalu seorang famili menganjurkan untuk berdoa kepada Tuhan 
setiap tengah malam. Dia memberi ayat referensi dari Kitab Yohanes 
15:7. Walaupun tidak pernah membaca Alkitab, saya menuruti 
sarannya. Setiap tengah malam, saya bangun untuk berdoa. Minggu 
ketiga berdoa, ada gangguan: ada raksasa yang ingin mencekik saya, 
namun  saya mengelak ke belakang. Malam berikutnya, ada suara orang 
mengedor-gedor pintu, namun  begitu pintu dibuka, tidak ada siapa-
siapa. 
Suatu malam saya bermimpi: saya sedang berdoa, lalu ada 
seseorang yang menghampiri dan berkata, "Berdoa jangan seperti itu; 
lihat saya!" Orang itu lalu berlutut dengan kedua tangan tertangkup 
rapat. (Selama ini saya berdoa dengan posisi bersila atau duduk di 
atas pembaringan dengan kedua telapak tangan terbuka.) sesudah  
terbangun, saya mencoba berdoa berlutut dengan kedua tangan 
tertangkup. Ternyata rasanya lebih nyaman. (Belakangan, saat  
pertama kali datang ke Gereja Yesus Sejati, saya melihat jemaat berdoa 
dengan cara yang sama seperti yang diajarkan kepada saya dalam 
mimpi itu). 
sesudah  berdoa 40 hari, sekali lagi saya mendapat mimpi: tiba-tiba 
seorang yang berpakaian putih datang menghampiri. Saya tidak dapat 
membedakan apakah dia perempuan atau laki-laki. Dia memegang 
perut bagian kanan saya yang sakit. Mula-mula tangannya terasa dingin, 
lalu berubah jadi hangat. Lalu dia menusuk dan membedah perut saya; 
isi perut saya diambil lalu diperasnya. Rasanya sakit sekali sampai saya 
terbangun dari tidur. Begitu terbangun, saya langsung bersorak, “Aku 
sembuh! Aku sembuh!” Dan semua obat-obatan dari dokter, sinshe, 
maupun dukun, saya buang. Sejak itu penyakit saya memang tidak 
pernah kambuh lagi, tapi saya tetap tidak pergi beribadah ke gereja. 
Sekian lama tidak ke gereja, saya tidak pernah berpikir bisa 
beribadah lagi. Bahkan pernah, selama satu bulan lamanya saya 
sering mendengar suara panggilan sembahyang pada jam-jam yang 
aneh; bukan pada jam sembahyang, malah pernah pada pukul 3 pagi. 
Suaranya merdu sekali, sungguh menggetarkan hati. Salah satu saudara 
mama sampai berkata, "Saya sendiri belum pernah mendengarnya. 
Tuhan memanggilmu masuk agama saya." Saya memang sempat 
mempertimbangkannya. 

520
Lalu suatu hari seorang tetangga memperkenalkan saya pada 
seorang jemaat Gereja Yesus Sejati. Saudara itu kemudian sering 
datang menginjili saya dan bercerita tentang Roh Kudus. Bersama 
seorang saudara lain, dia sering datang untuk bincang-bincang dan 
mengajarkan tentang Alkitab dan cara berdoa. Katanya, berdoa itu 
harus dalam nama Tuhan Yesus, dengan sepenuh hati memohon 
Roh Kudus. Cukup mengulang-ulang kata "Haleluya". Saat menerima 
Roh Kudus, badan akan bergetar dan lidah akan terus berputar. Saya 
bertanya, "Apa seperti kesurupan?" Mereka bilang, "Tidak, kita tetap 
sadar sepenuhnya." 
Karena itu saya penasaran juga. Suatu malam saya mencobanya. 
sesudah  20 menit mengucapkan "Haleluya", tiba-tiba lidah saya seperti 
hidup sendiri, bergetar tanpa henti, bibir seperti kena sengat listrik, 
persis seperti cerita mereka. 
sesudah  itu terjadi perubahan pada diri saya. Saya jadi senang 
membaca Alkitab, sehari bisa 3-4 kali, walau saya melakukannya 
dengan sembunyi-sembunyi, takut kalau dipergoki oleh istri yang 
selama ini saya larang ke gereja. Kemudian saya pergi menemui 
pendeta ke Gereja Yesus Sejati untuk memastikan apakah saya 
memang sudah menerima Roh Kudus. Ternyata memang sudah, namun  
karena saya berdoa dengan mulut tertutup sesuai dengan kebiasaan di 
rumah (sebab takut terdengar oleh istri), beliau mengajari saya berdoa 
dengan suara keras. 
Puji Tuhan, akhirnya pada tanggal 20 Juni 2000 saya bersama 
Mama dan tiga orang anak saya menerima sakramen baptisan. Lalu pada 
tanggal 30 September 2000, sepupu saya juga menerima baptisan, dan 
dua anak saya yang lain menerima baptisan pada tanggal 24 Februari 
2001, sementara istri saya dibaptis pada tanggal 25 Juni 2005. 
Haleluya! Saya bersyukur atas kemurahan Tuhan yang telah 
memilih saya menjadi umat-Nya. Saya berusaha menjadi anak Tuhan 
yang baik dan giat dalam pekerjaan Tuhan. Kiranya kesaksian ini bisa 
memuliakan nama-Nya. Amin. 

Related Posts:

  • Doktrin roh kudus 14 audara, saudara dapat menerima Roh Kudus dengan lebih mudah” (ref. Kis. 8:17-18).Saya memikirkan jawaban ini, namun  saya tidak mau ada orang yang menumpangkan tangan ke atas kepala saya. Lagipula, saya t… Read More