audara, saudara
dapat menerima Roh Kudus dengan lebih mudah” (ref. Kis. 8:17-18).
Saya memikirkan jawaban ini, namun saya tidak mau ada orang
yang menumpangkan tangan ke atas kepala saya. Lagipula, saya telah
mendengar bahwa Saudara Kuo mempunyai kuasa tertentu yang
membuat orang bergoncang-goncang setiap kali ia menumpangkan
tangannya kepada mereka. Saya harus berdoa sendiri – dengan begitu,
saya tidak akan meragukan Allah.
Saudara Kuo menambahkan, “Saudara dapat berdoa memohon
Roh Kudus sendiri, namun saudara harus tekun.”
Begitu mereka pergi, saya berkata kepada isteri saya, “Malam
ini saya akan berdoa memohon Roh Kudus, jadi jangan ganggu saya,
bahkan apabila kamu melihat hal-hal yang aneh terjadi. Dapatkah
kamu menolong saya berdoa juga?”
Ia setuju, dan lalu saya masuk ke kamar untuk berdoa di atas tempat
tidur. Karena saya masih belum cukup kuat untuk berlutut berdiri, saya
berlutut duduk. Saya mulai dengan berdoa dengan suara pelan karena
saya masih merasa lemah, namun sesudah berdoa sepuluh menit, saya
berdoa dengan suara keras. sesudah 20 menit, saya mengalami sebuah
kekuatan turun dari atas, seperti aliran listrik, menyentuh kepala saya.
Lalu lidah saya mulai bergetar, dan saya dapat merasakan perasaan
hangat di dalam diri saya. Lalu lidah saya mulai berputar dan saya mulai
berkata-kata dalam bahasa roh. Seluruh tubuh saya juga bergetar, dan
saya mulai meloncat-loncat hingga empat atau lima inci dari tempat
tidur. Saya terus berdoa seperti ini selama dua puluh menit.
Isteri saya ketakutan melihat apa yang terjadi, dan membuatnya
mengulangi beberapa komentar yang diucapkan para tetangga
beberapa hari sebelumnya: “Mengapa kamu mau percaya dengan
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
462
ajaran Gereja Yesus Sejati? Ada banyak orang yang sebelum percaya,
yaitu orang-orang yang normal, namun kemudian menjadi gila.”
Isteri saya mengira saya benar-benar sudah gila. Namun ia tidak
berani menghentikan saya.
Pada saat itu pakaian yang saya pakai sudah basah karena keringat,
dan saya merasa perlu berhenti berdoa untuk berganti pakaian. saat
pikiran ini muncul, tubuh saya berhenti bergerak – Tuhan jelas-jelas
tahu apa yang sedang saya pikirkan.
sesudah berdoa, bukannya ganti baju, saya malah segera pergi
mencari jemaat gereja, untuk memberitahukan bahwa saya telah
menerima Roh Kudus. saat mereka mendengarnya, mereka
mengucapkan syukur kepada Tuhan dan kembali bersama saya untuk
berdoa. Sekali lagi, saya dipenuhi Roh Kudus.
Mereka berkata, “Sungguh, kamu telah menerima Roh Kudus,
seperti kami.” Dan memuji Tuhan. Sejak hari itu, kami mengadakan
kebaktian keluarga di rumah saya setiap sore.
sesudah satu bulan berlalu, pada tanggal 9 Januari 1932, saya pergi
ke Gereja Yesus Sejati di Dalin untuk menerima baptisan air dalam
darah Tuhan Yesus. Dosa-dosa saya dibersihkan hari itu, dan saya dapat
meninggalkan kehidupan lama saya yang penuh dengan perjudian,
minum-minum, dan rokok. Dan juga saya sembuh sepenuhnya dari
TBC. Saya telah menemukan kebenaran janji Tuhan Yesus: “Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28).
Walaupun saat itu saya masih berumur tiga puluh tahun, saya tidak
berharap dapat berumur panjang, karena tubuh saya sudah sangat
lemah karena penyakit dan tidak makan dengan baik. Pada suatu
hari, saya berdoa kepada Tuhan untuk memohon agar Ia mengizinkan
saya hidup sampai umur 50 tahun, agar saya dapat bersaksi demi Dia.
Puji Tuhan, Ia mendengar doa saya dan memberikan kedamaian yang
melampaui segala pengertian (Flp. 4:6-7). Pada saat saya menulis
kesaksian ini, Ia telah memberikan saya tambahan tiga puluh lima
tahun, dan kesehatan saya selama ini lebih baik daripada masa muda
saya. Ini, sekali lagi, yaitu kuasa dan karunia yang ajaib dari Tuhan.
Bagaimana mungkin saya dapat membalas apa yang telah Allah
berikan kepada saya? Dan bagaimana saya dapat memuliakan nama-
Nya? Saya mengutip mazmur Daud, saat ia memuliakan Tuhan:
463
Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap
batinku!
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-
Nya!
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan
segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau
dengan kasih setia dan rahmat,
Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa
mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
Mazmur 103:1-5
15.12 Belajar bagaimana berdoa dari pamflet injil (oleh Lee
Lingshi)
Pada suatu hari, tahun 1935, tetangga saya bernama Tuan Su
(Diaken Su Lingan) memberikan sebuah pamflet injil kepada saya
untuk dibaca. Pamflet itu berjudul Mengabarkan Kabar Baik, dan
diterbitkan oleh Gereja Yesus Sejati Taiwan. Pamflet itu membicarakan
tentang Roh Kudus. Saya membacanya seluruhnya dengan hati-hati
dan sangat tergerak. Menerima Roh Kudus tampaknya merupakan
sebuah pengalaman yang sangat indah, sehingga saya juga ingin
percaya kepada Yesus.
Saya belum pernah pergi berkebaktian di Gereja Yesus Sejati,
dan tentu saja, belum pernah melihat orang berdoa memohon Roh
Kudus. namun sekarang saya mempunyai dorongan yang kuat untuk
berdoa. Pamflet itu menunjukkan sebuah doa: “Haleluya, puji Tuhan
Yesus. Mohon penuhi hati saya dengan Roh Kudus.” Saya melakukan
doa pertama kalinya menggunakan kata-kata ini, dengan diam-diam
berdoa di dalam gudang di rumah saya. Hari berikutnya, pada kira-kira
jam 5 pagi, saya berdoa lagi dengan pelan-pelan selama satu jam, namun
tidak terjadi apa-apa. Namun saya tidak menyerah dan bertekad untuk
berdoa tiga kali sehari: pagi, siang, dan malam. Tiga hari kemudian,
dengan lutut bengkak-bengkak, saya masih belum menerima Roh
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
464
Kudus. namun ajaib, pada siang hari ke-empat, saya akhirnya menerima
Roh Kudus.
Pada saat itu, saya terus berdoa berulang-ulang, “Haleluya, puji
Tuhan Yesus. Mohon penuhi saya dengan Roh Kudus.” Tiba-tiba, saya
merasakan sebuah aliran kehangatan turun ke atas kepala saya, dan
berlanjut ke seluruh tubuh saya, sehingga tubuh saya bergoncang.
Pada saat yang sama, lidah saya mulai berputar-putar, dan saya
mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti (ref. 1Kor. 14:2).
Saya merasa sangat gembira dan bersemangat, rasanya begitu ringan
dan nyaman. Namun saya masih dapat mendengar apa yang terjadi
di sekeliling saya, sehingga saya tahu saya dalam keadaan sadar dan
awas. Saya terus berdoa selama kurang lebih satu jam.
sesudah menerima Roh Kudus, saya diam-diam mengikuti
kebaktian di Gereja Yesus Sejati Jiayi, dan kemudian di Mingxiong.
Saya juga membeli Alkitab agar saya dapat mempelajari Firman
Tuhan. Sayangnya, saat Nenek, Ayah, Paman, dan seluruh keluarga
mengetahui saya telah menjadi Kristen, mereka menjadi sangat marah.
Nenek saya yaitu penganut Budha yang sangat taat, dan menentang
keras agama Kristen. Sebagai cucu laki-laki yang paling tua, apa yang
telah saya lakukan sangat tidak dapat diterima. Berikutnya saya
menghadapi kritikan dan tekanan hebat untuk meninggalkan iman
saya. Yang hanya dapat saya lakukan yaitu berdoa terus menerus dan
bersandar pada Roh Kudus untuk membukakan jalan.
Puji syukur kepada Tuhan atas belas kasihan-Nya, keluarga
saya akhirnya menerima iman saya. Lebih lagi, dua hingga tiga tahun
kemudian, Nenek saya bahkan mau berdoa, dan akhirnya menerima
Roh Kudus. Ia melihat cahaya kemuliaan dan dipenuhi dengan
sukacita. Sejak saat itu, ia memutuskan untuk percaya kepada Yesus,
dan meminta agar Ayah dan Paman saya membakar seluruh patung-
patung berhala yang ada di rumah kami. Beberapa waktu kemudian,
seluruh keluarga kami yang berjumlah dua puluh anggota keluarga,
percaya kepada Tuhan.
Karena kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, Ia telah memimpin
seseorang seperti saya, yang tidak pernah ke gereja sebelumnya, untuk
percaya kepada-Nya, dan menerima Roh Kudus – semata-mata karena
pamflet penginjilan. Tidak hanya itu, namun Ia telah membawa seluruh
keluarga saya ke dalam iman. Apabila saya menengok ke belakang,
saya melihat betapa Allah itu ajaib dan penuh kasih. Saya berharap Ia
juga memimpin Anda, seperti Ia memimpin keluarga saya.
“Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-
domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan
mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh. 10:16).
Saudari Margaret Han yaitu seorang sekretaris di sebuah perusahaan
manufaktur, dan guru Sekolah Minggu Gereja Anglikan di Katedral Santa
Andreas, dan mengajar di Pusat Perluasan Bedok. Beberapa tahun yang lalu
Roh Kudus menuntunnya masuk ke Gereja Yesus Sejati. Berikut ini yaitu
kesaksian indah Saudari Margaret tentang bagaimana ia mengenal Gereja
Sejati.
Haleluya! Di dalam nama Yesus saya bersaksi.
Saya mengenal agama Kristen sejak saya masih sekolah. Pada masa
itu, saya hanya mengikuti pertemuan persekutuan yang diadakan oleh
Pemuda untuk Kristus.
sesudah menyelesaikan sekolah, tante jauh saya mendorong saya
untuk bergabung dengan gerejanya (Katedral Santa Andreas) dari
denominasi Anglikan. Dua tahun kemudian saya dibaptis dan menjadi
jemaat Gereja Anglikan.
Pada pertengahan bulan April 1983, Saya berkenalan dengan Alvin
Lee (ia yaitu jemaat Gereja Yesus Sejati). Alvin menjelaskan berbagai
doktrin Alkitab kepada saya, seperti Hari Sabat, basuh kaki, dan Allah
Esa yang sejati. sesudah beberapa kali berdiskusi dan berdebat, saya
memutuskan untuk pergi ke Gereja Yesus Sejati untuk melihatnya
sendiri.
Tanggal 13 Mei 1983, Jumat malam, saya pergi ke Gereja Yesus
Sejati untuk pertama kalinya. Saya terkejut dengan cara mereka berdoa.
Hari berikutnya (hari Sabat), saya pergi lagi untuk melihat bagaimana
jemaat memegang hari Sabat. Pada hari Minggu, seperti biasa saya
mengikuti kebaktian di Gereja Anglikan. Saat saya menceritakan tentang
Gereja Yesus Sejati kepada beberapa jemaat, mereka menasihati saya
agar berhati-hati karena ada banyak ajaran sesat.
467
Kemudian pada hari Rabu sore, pada saat pulang ke rumah dari
bekerja, saya merasakan sesuatu yang menyuruh saya untuk mengikuti
kebaktian di Gereja Yesus Sejati. Saya menurutinya. Pada saat sesi doa
yang pertama, saya digerakkan oleh Roh Kudus. Ini yaitu pengalaman
pertama saya akan kasih karunia Allah yang telah menghujankan
berkat-berkat-Nya kepada saya dengan berkelimpahan.
Hari Jumat-nya, Gereja Yesus Sejati mengadakan Pertemuan
Tahunan Kerohanian Pemuda. Pada hari yang sama, Gereja Anglikan
juga mengadakan Pertemuan Tahunan Olahraga Pemuda. Pada saat
berjalan pulang, sekali lagi saya merasakan sesuatu yang mengingatkan
saya untuk pergi ke Gereja Yesus Sejati. Saya menurutinya lagi. Sore itu
saya diajak untuk ikut berdoa memohon Roh Kudus. Dengan ragu-ragu
saya masuk ke aula dan duduk di bangku paling belakang. Sebelum
doa dimulai, pemimpin kebaktian mengajak jemaat untuk maju ke
depan. Seorang saudari mendorong saya maju, namun saya tidak mau
dan bahkan saya berkata, tidak perlu maju ke depan karena Allah
maha ada. Ia meninggalkan saya sehingga saya dapat berdoa sendiri.
Saat doa dimulai, saya hanya duduk dan mengamati. Kemudian saya
mencoba berlutut untuk memohon Roh Kudus. Saya memulainya
di dalam nama Yesus dan berdoa demikian: “Tuhan, bila Roh Kudus
yang mereka beritakan itu benar, dan sungguh-sungguh dari Engkau,
mohon beri saya Roh Kudus juga.” Saya mengucapkan “Haleluya”
berulang kali, dan lidah saya mulai mengucapkan kata-kata yang tidak
saya mengerti. Gerakan Roh Kudus mengharukan saya. Tiba-tiba ada
sebuah kilatan cahaya muncul, dan saya dapat melihat Seseorang yang
berjubah sangat putih berdiri di depan saya, dan Ia menyambut saya.
Saya tidak dapat melihat wajah-Nya karena terlalu terang, namun saya
dapat merasakan sukacita yang tidak dapat saya jelaskan dan belum
pernah saya alami. sesudah doa selesai, saya tidak memberitahukan
pemimpin kebaktian tentang apa yang saya alami. Malam itu saya
menginap di gereja, dan esoknya mengikuti doa pagi. Pada saat inilah
Pendeta Chong menumpangkan tangan dan menyatakan bahwa saya
telah menerima Roh Kudus.
Sungguh Tuhan telah menampakkan diri-Nya kepada saya.
namun perjuangan untuk mengenal-Nya dengan sepenuhnya barulah
permulaan. Musuh Allah, Iblis, memulai misinya untuk menghancurkan
saya.
Pada suatu malam, saya diundang oleh Alvin Lee dan isterinya,
Lynn, untuk datang ke rumah mereka untuk mengikuti Pemahaman
468
Alkitab dan berdoa. Malam itu saya menginap di rumah mereka. Pada
saat saya beristirahat di kamar, tiba-tiba muncul sebuah bola mata
yang sangat besar di langit-langit di atas, dan mata itu memelototi
saya dengan keras. Suasana menjadi sangat mencekam. Kemudian
dua sosok muncul dan masuk ke dalam kamar, yang ternyata yaitu
Alvin dan Lynn. Namun kelegaan saya segera berubah menjadi
kengerian karena mereka mencoba mencekik saya! Pada saat itulah
saya mendengar ketukan pintu dan saya terbangun dengan ketakutan.
Saya membuka pintu dan menemukan Lynn yang asli mengetuk pintu
untuk membangunkan saya agar saya pergi bekerja. Pagi itu saya
merasa sangat mengantuk sampai saya tertidur di kantor selama
beberapa jam. Malamnya saya menginap lagi di rumah mereka. Karena
tidak ingin diganggu lagi, saya memohon Tuhan melindungi saya. Puji
Tuhan, saya tidur dengan damai.
Serangan secara langsung dengan rasa takut dan tipuan gagal
karena ketenteraman yang diberikan Tuhan. Namun serangan yang
lebih terselubung dirancangkan oleh si jahat. Pada suatu sore, saya
sendirian di rumah dan merasa tertekan, dan saya memikirkan betapa
banyak hal yang telah terjadi. Walaupun saya menyadari Gereja Anglikan
tidak memegang kebenaran yang sempurna, saya masih merasa saya
milik gereja itu. Merasa bingung, saya memohon pertolongan kepada
Tuhan. Dalam doa, saya bersyukur Ia telah menuntun saya ke Gereja
Sejati dan memberikan Roh Kudus yang amat berharga bagi saya.
namun saya berkata kepada-Nya bahwa saya tidak tahan meninggalkan
gereja saya yang dahulu, dan saya merasa setidaknya saya harus pergi
ke sana lagi dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka. Masih
merasa tertekan sesudah berdoa, saya lalu membaca Alkitab. Saat saya
membuka Alkitab, mata saya jatuh pada ayat-ayat dalam Lukas 9:59-
62, “Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" namun orang itu
berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." namun
Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang
mati; namun engkau, pergilah dan beritakanlah kerajaan Allah di mana-
mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau,
Tuhan, namun izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."
namun Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak namun
menoleh ke belakang, tidak layak untuk kerajaan Allah."”.
469
Sejak hari itu, saya tidak pernah kembali lagi ke Gereja Anglikan.
Pada tanggal 28 Agustus 1983 saya dibaptis dan menjadi bagian dari
Gereja Yesus Sejati.
Kiranya segala kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus!
Margaret Han Woon Faun, Singapura.
16.2 Aku Menerima Roh Kudus
Saya sangat ingin membagikan kasih Allah kepada semua orang.
Ini sulit dijelaskan. Saya merasakan kasih karunia Allah yang luar biasa
berlimpah dan diberkati dengan pengertian sejati akan Firman-Nya,
kehendak-Nya, dan saya berharap dapat memberikan pengertian yang
sama kepada Anda. Saya merasa mempunyai banyak hal yang ingin
saya bagikan. Tahukah Anda, Allah itu sungguh, sungguh, luar biasa.
Dan Dia selalu ada di sana memperhatikan kita, dengan tangan-Nya
terbuka lebar, menunggu untuk memeluk kita dengan pelukan-Nya
yang penuh kasih dan menjaga kita dari segala macam kecelakaan,
selamanya. Yakobus 4:8 berkata, “Mendekatlah kepada Allah, dan
Ia akan mendekat kepadamu”. Ia sedang menantikan Anda, dan Ia
sungguh-sungguh mengasihi Anda. Bagaimana kita dapat mengerti
kasih yang Ia berikan kepada kita? Bagaimana kita dapat membalas
kesabaran-Nya, penantian-Nya, kerinduan-Nya kepada kita? Kasih-
Nya sempurna, tak tertandingi, dan melampaui pemahaman manusia.
Saya mengetahui kasih-Nya karena saya menerima Roh Kudus. Saat
saya berdoa memohon Roh Kudus, saya meninggalkan segala-galanya.
Seorang saudara di gereja pernah mengajarkan saya untuk berdoa
dengan keras – ini yaitu hal yang tidak mau saya lakukan karena
saya merasa orang lain akan mendengar, dan mereka akan mengetahui
apa yang saya katakan. namun sesudah itu saya melakukannya tanpa
memikirkan hal ini. Saya hanya bertekad untuk melakukannya, dan
saya mengaku dosa di hadapan-Nya dengan suara keras. Itu semua
terasa benar. Hanya ada Tuhan dan saya, tidak ada orang lain di
dalam percakapan itu – sebuah hubungan yang pribadi antara Dia dan
saya. Yang aneh, tidak ada orang yang mendengar apa pun yang saya
katakan, dan saya tidak merasa mereka menyadari bahwa saya sedang
470
berdoa dengan suara keras. Sungguh merupakan doa yang didengar
hanya oleh Tuhan.
sesudah mengaku dosa, saya dapat merasakan tangan saya
bergerak naik turun. Saya berdoa, “Mohon beri saya Roh Kudus-Mu!”,
dan saya mulai berkata-kata dalam bahasa roh. Saya tidak dapat
mengungkapkan dengan sepenuhnya betapa sukacita hati saya. Ini
terjadi saat doa sebelum khotbah dimulai, dan berhenti berdoa terasa
cukup sulit. Lalu saat khotbah sebentar lagi usai, saya merasa cukup
kuatir apabila saya berusaha berdoa kembali, dan Roh Kudus ternyata
sudah tidak ada. Saya merasa gugup. namun saat saya berlutut untuk
doa penutup kebaktian, belum saya selesai mengucapkan, “Haleluya,
di dalam nama…”, saya kembali berkata-kata dalam bahasa roh. Saya
merasa sangat gembira, penuh dengan sukacita, dan rasanya tidak
ada yang dapat mendukakan saya, dan rasanya sangat damai. Ini
merupakan perasaan yang sangat indah.
saat saya pulang, saya berdoa lagi sebelum makan malam.
Tampaknya saya berdoa selama sejam. Dengan terheran-heran, saya
selesai berdoa tepat sesudah semua orang selesai makan. Satu jam?
Saya berpikir, “Tidak mungkin! Rasanya saya berdoa hanya sebentar!”
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan dari lubuk hati yang
paling dalam, karena Ia telah menjawab doa saya begitu cepat. Saya
sungguh mengetahui bahwa Ia ada di sana, senantiasa menunggu
kita memohon Roh Kudus. Apabila kita percaya kepada Firman-Nya,
Ia akan memberikan kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Bila
kita meminta dengan hati yang sungguh-sungguh bertobat dan rendah
hati, Ia mendengar. Ia tidak menolak siapa pun. Ini yaitu janji-Nya.
Heather MacDonald – elgin, edinburgh, UK
471
16.3 Karena setiap orang yang meminta, menerima
Di tahun 1984, keluarga saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Saat
itu saya masih remaja. Saya tidak mengerti pentingnya pendidikan
agama. Saya tidak rajin pergi ke gereja. Akibatnya, saya tidak mengerti
Firman Tuhan. Jemaat seringkali membesuk saya. sesudah dibesuk, saya
akan berkebaktian sekali dua kali, namun sesudah itu tidak berkebaktian
lagi.
Saat saya memasuki tahun pertama kuliah, saya mulai mencari
Tuhan. Saya belajar bahwa saya harus menerima Roh Kudus sebagai
jaminan keselamatan saya. namun saya tidak tahu bagaimana caranya
berdoa memohon Roh Kudus, dan menjadi kuatir. Teman ngobrol saya
mengajak saya pergi ke gereja kharismatik. Saya pergi mengikutinya.
Saya sangat senang saat pembicaraan di gereja itu yaitu bagaimana
cara berdoa memohon Roh Kudus. Pembicara berkata, bahwa Roh
Kudus akan memenuhi saya bila saya berdoa dengan tangan diangkat
ke atas dan wajah menghadap ke atas, sambil berkata, “Haleluya”.
saat Pendeta menumpangkan tangan ke atas kepala saya, saya jatuh
ke belakang, namun saya tidak merasakan Roh Kudus memenuhi diri
saya. Saya berdiri dan merasa sedikit malu. Saya memperhatikan
orang-orang lain yang berdoa. Ada seorang anak laki-laki yang jatuh
ke lantai. Ia berteriak-teriak dengan penuh kesakitan dan mulutnya
berbusa. Saya pulang ke rumah dengan rasa bingung.
Saya menceritakan kejadian ini kepada seorang guru agama di
Gereja Yesus Sejati. sesudah saya mendengar penjelasannya, saya merasa
malu di hadapan Tuhan dan segenap saudara-saudari seiman. Begitu
besar rasa bersalah yang saya rasakan, saat itu juga saya menangis.
Saya pulang ke rumah dan berdoa, memohon pengampunan Tuhan.
Pagi berikutnya, saya merasa rasa bersalah dan malu saya
terangkat. Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah menjawab doa saya.
Saya berjanji pada diri sendiri saya tidak akan lagi pergi berkebaktian
di gereja lain.
Di tahun 1988, saya mengikuti KKR siswa di Gereja Jakarta. Di satu
malam, saya bermimpi. Di dalam mimpi, saya sedang berdoa di padang
rumput. Tiba-tiba ada tiupan angin yang disertai suara keras. Saya
sedikit bergoyang tertiup angin, namun tidak terjatuh. Karena kekuatan
angin itu, tubuh dan lidah saya bergetar. Saya mendapatkan mimpi
yang sama keduakalinya. Sungguh aneh. Pagi berikutnya, saya pergi ke
gereja dengan keyakinan saya akan menerima Roh Kudus. Saya berdoa
472
dengan iman dan semangat yang besar. saat saya mengucapkan
“Haleluya”, tubuh dan lidah saya tiba-tiba bergetar-getar. Saya tidak
dapat mengendalikan lidah saya ataupun mengerti kata-kata yang
keluar dari mulut saya. Saya menangis dan hati saya penuh dengan
sukacita karena Tuhan telah menjawab dosa saya. sesudah berdoa, saya
merasa sangat sukacita.
Saya yakin Tuhan Yesus sungguh mengasihi anak-anak-Nya. Kita
harus percaya bahwa doa-doa kita akan didengar oleh Tuhan dan
harus tetap tekun dalam doa. Tuhan kita sungguh Tuhan yang hidup!
Heny – Banjarmasin, Indonesia
16.4 Kasih Allah atas Anak Sulung Kami
Saya dibesarkan di keluarga Kristen. Orangtua saya yaitu
jemaat dari suatu gereja di Taiwan. Isteri saya, Helen, juga menerima
baptisan 10 tahun lalu di gereja lain. saat kami masih berkebaktian
di gereja kami masing-masing, kita tidak pernah mendengar kesaksian
tentang penglihatan, mimpi, dan mujizat. Dan terlebih lagi, kami tidak
mengetahui banyak tentang Roh Kudus, apalagi mengalaminya. Ini
semua berubah sesudah kami dituntun masuk ke dalam Gereja Yesus
Sejati. Oleh karena kasih karunia Allah, kami mulai mengalami hal-hal
yang indah. Pertama, kami menganggap ini semua sebagai hal yang
pribadi, dan bukan sesuatu yang dapat dibicarakan. Namun kemudian
seorang hamba Tuhan mengatakan bahwa kami harus membagikan
pengalaman ini kepada orang-orang lain, untuk bersaksi bagi Tuhan,
untuk mendorong orang-orang yang belum percaya dalam pencarian
mereka akan Tuhan, dan menguatkan iman saudara saudari seiman.
Ini yaitu salah satu pengalaman kami.
Andrew yaitu anak sulung kami. saat ia berumur empat
tahun, ia mulai mengalami pendarahan hidung yang kronis karena
alergi. Pendarahan ini dapat muncul kapan saja, bahkan saat ia tidur,
dan ini semakin bertambah parah setiap tahun. Di musim semi 1993,
penyakit ini bertambah parah karena tingginya tingkat kandungan
serbuk sari di daerah Bay Area. Ini sangat menyakitkan anak kami.
Di sekolah, hidungnya selalu dibebat, matanya merah-merah, dan
mukanya bengkak. Ia sulit tidur karena ia merasa seperti sedang
473
dicekik. Ia akan gelisah sepanjang hari dan sering menangis. Kami
telah mencoba berbagai macam pengobatan, namun semuanya tidak
dapat menyembuhkan alerginya.
Pada suatu malam, sesudah Andrew akhirnya dapat tidur di pukul
dua dini hari, saya dan isteri tidak dapat tidur. Kami sangat menguatirkan
Andrew. Dalam kesedihan yang luar biasa, kami berlutut untuk berdoa
kepada Tuhan Yesus Kristus, memohon agar Ia menjaga anak kami, dan
menyembuhkannya. Saat kami pergi tidur, saya bermimpi. Di dalam
mimpi, Tuhan kita sedang menggendong Andrew dalam pelukan-
Nya dengan penuh kasih sayang. Saat saya menyampaikan mimpi ini
kepada Helen keesokan harinya, kami merasa sangat yakin Andrew
akan segera sembuh dari alergi parahnya. Dan memang benar, sesudah
beberapa hari, hidungnya mulai bersih dan ia mulai dapat bernafas
dengan normal. Allah sungguh telah mendengar doa kami, dan berbelas
kasihan kepada kami dan anak kami.
Pada tanggal 25 Desember 1993, kami sekeluarga mengikuti KKR
di Gereja San Jose. Pada salah satu doa siang, Andrew mendapatkan
penglihatan saat ia berdoa. Ia melihat Tuhan kita Yesus Kristus
dengan jubah putih yang bersinar-sinar, wajah-Nya terang dan penuh
kemuliaan. Yesus berjalan di antara jemaat dan menumpangkan
tangan-Nya ke atas beberapa orang, termasuk Andrew. saat Andrew
melihat-Nya berlalu meninggalkannya, dengan suara pelan ia berkata,
“Jangan tinggalkan aku, Tuhan!” dan Tuhan Yesus menjawab, “Aku di
sini.” Lalu seekor merpati terbang memasuki aula dan mendarat di
bahu Andrew. Pada saat itu juga Andrew menerima Roh Kudus dan
mulai berkata-kata dalam bahasa roh. Wajahnya bercucuran air mata,
namun merasa sangat damai dan tenang.
Pagi hari berikutnya, saat Andrew berdoa bersama kami, ia
melihat Tuhan Yesus kembali. Tuhan kita datang kepadanya dan
memandanginya. Andrew menangis. saat Yesus pergi, seekor merpati
dengan bintang yang penuh kemuliaan di kepalanya terbang kepada
Andrew. Merpati itu membawa sebuah kotak hadiah di kakinya, dan
menjatuhkan kotak itu di bahu Andrew. Kemudian merpati itu pergi
saat doa usai. Sebelumnya, saat Andrew menceritakan penglihatannya
di malam sebelumnya, kami tidak mengerti apa maksud penglihatan
itu. namun saat ia menceritakan penglihatannya yang kedua, kami
menyadari Andrew telah menerima karunia Roh Kudus.
Tuhan kita berbelas kasihan dengan keluarga kami, dan memberkati
kami dengan berkelimpahan karena kasih karunia-Nya yang besar.
474
Kami selalu menguatirkan Andrew, dan senantiasa mendoakannya.
Kami memohon pimpinan Tuhan untuk membawa Andrew menjadi
anak-Nya. Tuhan kami mendengar doa-doa kami dengan karunia yang
paling besar – Ia memberikan Roh Kudus kepada Andrew.
Puji syukur bagi Tuhan kita Yesus Kristus, karena kasih dan
anugerah-Nya telah memberikan kami banyak pengalaman yang
berpengajaran. Puji-pujian, kemuliaan dan hormat bagi Tuhan kita
selama-lamanya, amin!
Geoff Lee – San Jose, USA
16.5 Panggilan Tuhan
Haleluya, saya bersukur kepada Tuhan karena kasih-Nya yang
luar biasa memampukan saya untuk menyampaikan kesaksian pribadi
bagaimana Yesus memanggil saya ke dalam kawanan domba-Nya.
Dengan kasih-Nya yang lemah lembut dan belas-kasihan yang amat
besar, Tuhan Yesus memintal benang merah keselamatan di sepanjang
hidup saya. Kiranya segala kemuliaan diberikan kepada nama Yesus
yang kudus, Tuhan kita semesta alam.
Di bulan Oktober 1987, saya diajak pergi ke Gereja Yesus Sejati di
Telok Kurau, Singapura. Segera sesudah menginjakkan kaki melewati
pagar gereja, saya merasakan kedamaian yang meluap-luap di udara.
Saya merasakan suatu perasaan aneh seperti pulang ke rumah. Ini
yaitu pertama kalinya saya melihat seluruh jemaat berdoa dalam
bahasa roh, dan suaranya seperti malaikat-malaikat bercakap-cakap
dengan penuh sukacita. saat saya menyanyikan kidung nomor 296
untuk pertama kalinya, air mata membanjiri wajah saya, sembari
melihat prosesi Perjamuan Kudus. Saya sangat tergerak oleh kasih dan
kebaikan yang terwujud di antara saudara-saudari di gereja.
Kunjungan ke-3 saya ke gereja yaitu pada saat Pertemuan
Penginjilan di tanggal 18-20 Desember 1987. Saya merenungkan
pesan-pesan injil yang terkandung dalam berbagai khotbah mengenai
keselamatan. Di sore terakhir Pertemuan Penginjilan itu, diadakan
doa khusus untuk memohon Roh Kudus. Mereka yang ingin menerima
karunia surgawi yang berharga ini dapat datang ke depan untuk
475
menerima penumpangan tangan dari para penatua dan diaken. Saya
maju ke depan dan berlutut. Saya tidak tahu bagaimana caranya berdoa,
dan terus mengucapkan berulang-ulang: “Haleluya, puji Tuhan!” Namun
di dalam hati, saya berseru-seru kepada Tuhan, “Tuhan! Apakah Roh
Kudus yang sedang aku mohonkan saat ini? Roh Kudus-kah Engkau?
Mohon Engkau anugerahkan karunia ini sehingga aku percaya kepada
Engkau sepenuhnya.”
Tiba-tiba, sebuah kekuatan yang besar turun ke dalam diri saya,
dan segera hati saya menyala oleh api sukacita yang tidak terucapkan!
Rasanya seakan-akan sebuah aliran turun dari surga ke bumi, dan saya
dapat merasakan Tuhan memeluk diri saya dengan penuh kelembutan
dalam kasih-Nya yang besar. Minyak Roh Kudus menyulut roh dalam
diri saya, dan api Allah mengobarkan jiwa saya dengan panas yang
kudus. Rasa sukacita yang luar biasa tercurah seperti ombak raksasa
keluar dari lubuk hati saya. Tubuh saya mulai bergoncang-goncang
dan lidah saya berputar dalam bahasa yang terdengar asing oleh saya.
Dan tiba-tiba saya menyadari bahwa Allah telah menjawab doa saya
yang sederhana ini. Puji Tuhan!
sesudah memahami dasar-dasar kepercayaan Gereja Yesus
Sejati, saudara-saudari di gereja mendorong saya untuk menerima
baptisan air pada tanggal 27 Desember, seminggu sesudah Pertemuan
Penginjilan. Karena keluarga saya akan pindah ke Kanada beberapa
bulan kemudian, saya harus mengambil kesempatan berharga ini.
Namun orangtua saya yang beragama Budha melarang saya menjadi
Kristen. Ada banyak ketidaksepahaman di dalam keluarga kami. Saya
terbagi antara menuruti orangtua dengan menerima keselamatan.
Hanya melalui doa sajalah saya dapat menemukan kedamaian.
Di pagi hari 27 Desember 1987, pergumulan dalam diri saya
mencapai puncaknya. Akhirnya saya berkata kepada dua adik perempuan
saya mengenai keputusan saya untuk menunda baptisan air saya ke
lain waktu. Namun hati saya penuh dengan kesedihan. Sebelum kami
meninggalkan rumah untuk pergi ke gereja, saya memandangi pagar
apartemen kami, dan hati saya yang penuh dengan kepedihan berseru,
“Tuhan! Tolong beritahuku apa yang harus kulakukan!” Tiba-tiba saya
melihat salib yang bersinar-sinar penuh kemuliaan muncul dari pagar
putih dengan cahaya yang ajaib, cemerlang dan murni! Penglihatan
itu hilang dalam beberapa detik, dan saya terbengong-bengong.
Bagaimana mungkin, orang berdosa yang hina seperti saya, berdiri di
hadapan cahaya yang kudus? Saya belum pernah melihat cahaya yang
begitu cemerlang, yang berasal dari surga dan bukan dari dunia yang
476
fana ini. Itu yaitu Cahaya Sejati. Segala cahaya dari dunia ini sangat
gelap dibandingkan dengan cahaya ini. Kedamaian menggantikan
kesedihan dalam hati saya, dan saya memahami maksud-Nya.
Diam-diam kami pergi meninggalkan apartemen dan orangtua
kami yang masih tidur di lantai 23. Kami memencet tombol lift dengan
tergesa-gesa, takut tiba-tiba orangtua kami muncul di belakang.
Namun tiga lift yang biasanya sangat cepat, entah bagaimana terus
diam di lantai dasar Minggu pagi itu. Kami mulai panik, namun akhirnya
salah satu lift akhirnya mulai naik. sesudah kami bergegas masuk ke
dalam lift, sebuah kejadian aneh muncul. Lift yang kami tumpangi
berhenti di tiap lantai; pintu lift terbuka dan tertutup perlahan-lahan,
namun tidak ada orang yang menunggu lift! Rasa takut meliputi kami,
dan kami merasa terperangkap di tengah-tengah ketinggian oleh suatu
kekuatan kegelapan. “Kak, Iblis sedang berusaha menghentikan kita…”
kata adik saya dengan suara bergetar. saat lift mencapai lantai 17
dan pintu perlahan-lahan terbuka, saya berteriak, “Ayo, cepat keluar!”.
Kami segera berlari ke arah tangga darurat menuju lantai dasar, seakan
sedang melarikan diri dari kejaran setan-setan.
saat kami akhirnya sampai di gereja, Saya penuh dengan rasa
aman dan damai yang meliputi kami bertiga. Merenungkan kembali
penglihatan salib dan kejadian aneh di lift, saya memutuskan untuk
menerima baptisan air untuk keselamatan jiwa saya.
Pagi itu, di antara kami yang akan menerima baptisan, ada
seorang anak balita yang sedang sekarat. Ia menderita masalah
jantung mematikan dan sudah tak tertolong lagi. Matanya terbelalak
dan ia harus diberi makan dengan infus. Orangtuanya bergelantungan
pada secercah pengharapan, agar Yesus menyelamatkan anak mereka.
Segenap jemaat secara khusus mendoakan anak ini.
Baptisan air yaitu titik balik yang penting dalam hidup saya. Saat
saya melangkah berat melalui air laut, hati saya terbeban oleh segenap
dosa di masa lalu saya. Di hadapan Tuhan saya mengaku diri sebagai
orang berdosa, sungguh tidak layak mendapatkan kasih karunia-Nya
yang besar, dan dengan penuh penyesalan saya bertobat dari seluruh
dosa saya. Saat saya muncul kembali dari dalam air, hati saya melonjak
dan langkah-langkah saya terasa ringan sambari saya memulai langkah-
langkah saya bersama Yesus. Tuhan kita telah membasuh dosa-dosa
saya seluruhnya dengan darah-Nya yang berharga, dan memberikan
saya kehidupan yang begitu baru dan murni, sehingga saya merasa
sepenuhnya dilahirkan kembali!
477
sesudah baptisan air, jemaat yang baru menerima baptisan
air menerima sakramen Basuh Kaki dan Perjamuan Kudus. saat
kebaktian usai, saya berkeliling gereja mencari anak balita yang
barusaja dibaptis itu, dan saya tercengang-cengang melihat mujizat di
depan saya! Anak yang sekarat itu menyapa saya dengan mata yang
bersinar-sinar dan wajah merona, sementara ibunya terisak-isak
penuh rasa syukur menyuapinya dengan bubur. Orangtuanya menamai
dia Musa. Kuasa penyembuhan Yesus yang penuh kekuatan digenapi
dengan anak itu di depan mata kepala saya sendiri, dan ini sungguh
membangkitkan iman seluruh jemaat yang hadir. Saya sungguh yakin
Allah telah menuntun saya ke Gereja Sejati. Haleluya!
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam
di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN
dan menikmati bait-Nya.
Mazmur 27:4
Constance Lin – Los Angeles, USA
16.6 Aku Menemukan Iman yang Sesungguhnya
Dalam nama Tuhan Yesus saya bersaksi tentang bagaimana
saya menemukan iman yang sesungguhnya. Pertama-tama, saya
perkenalkan diri saya, nama saya Stephane (red: baca Stefan), saya
berasal dari Gereja Yesus Sejati Paris.
Waktu itu saya baru selesai kuliah dan sedang menjalankan wajib
militer saya. Pada waktu kuliah, saya bertemu dengan Saudara Soung
Tran, yang kemudian menjadi teman terdekat saya. Di tahun terakhir
masa kuliah di Perancis Selatan, kami tidak pernah membicarakan
agama secara serius. namun sesudah saya meninggalkan Perancis
dan bekerja di Inggris selama 6 bulan, Saudara Soung selalu datang
berkebaktian di Gereja Yesus Sejati Perancis karena ibunya yaitu
jemaat di gereja tersebut. Saudara Soung bercerita kepada saya bahwa
gereja ini membawa damai sejahtera baginya dan saudara-saudarinya
saling mengasihi. Saat saya kembali lagi ke Perancis, Saudara Soung
memberitahukan bahwa dia telah memperoleh Roh Kudus, yang
digambarkannya seperti air terjun yang dicurahkan ke dalam tubuh
478
dan juga ditambahkan, “Ini sesuai dengan Alkitab, kamu harus datang!”
Saya mempercayai dia, namun sesudah beberapa minggu, saya menjadi
curiga. Saya ingin mengetahui apakah dia sedang dalam bahaya atau
telah bergabung dengan sebuah sekte penganut ajaran sesat.
Pada bulan November 1995, saat pertama kali saya datang ke
Gereja Yesus Sejati, saya mulai mencari tanda-tanda dan ciri-ciri yang
mencolok dari sebuah pemujaan, tapi saya hanya menemukan dinding
putih. Saya coba perhatikan apakah gereja itu tamak akan uang, tapi
saya tidak menemukan acara kolekte persembahan. Lalu saya mencari
“Sang Guru” dan saya bertemu dengan Pendeta YM Yang, yang sedang
menyibukkan dirinya dengan Alkitab. Saya perhatikan khotbahnya
dengan baik, dan saya merasa bahwa khotbahnya sangat serius dan
menarik. namun pada saat berdoa, saya tidak dapat berkonsentrasi
berdoa karena suaranya berisik. Jadi saya memutuskan untuk
menghadiri kebaktian tiga kali lagi untuk mendapat gambaran yang
lebih baik. Saya berpikir, mungkin Yesus yaitu Tuhan yang telah saya
percayai selama ini. Saya tahu, hidup tanpa Tuhan yaitu hampa dan
tidak berarti. Saya mempunyai perasaan bahwa saya sedang diuji oleh
Tuhan. Kadang saya berbicara sendiri, “Malaikat, saya tahu engkau
sedang mengawasiku.” Saya selalu merasa bahwa hidup yaitu suatu
proses belajar dan harus melewati banyak ujian. namun kepercayaan
yang fanatik, ibadah yang berlebihan dan kolekte yang memakai nama
Tuhan telah mendiskreditkan agama Kristen di mata saya.
saat saya menghadiri kebaktian yang kedua kali, saya merasa
sukacita saat berdoa dan saya merasakan adanya suatu energi pada
wajah saya. Saya melihat cahaya dan kepala saya seperti disoroti.
Tadinya saya mengira mereka memasang generator magnet di dinding.
Tapi kemudian, saat saya berdoa di markas tentara, saya merasakan
adanya pengalaman yang sama.
Lalu saya berpikir, mungkin Alkitab benar-benar berisi Firman
Allah. Saya ingin memastikan hal ini, jadi saya mengimani Matius 7:7,
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Saya mulai
berdoa dan membaca Alkitab.
Beberapa minggu kemudian, saya merasa masih lemah dalam
iman, dan saya berdoa kepada Tuhan untuk menolong saya. Suatu
hari saat saya sedang duduk di meja kerja dan menutupi mata dengan
tangan saya, saya mendapat penglihatan. Saya melihat sebuah gambar
geometris yang besar seperti jaring yang indah. Langit penuh ribuan
479
bintang berwarna biru, sebuah bintang hijau, sebuah bintang putih dan
sebuah salib bernyalakan api. Awalnya saya tidak tahu tapi kemudian
saya mengerti bahwa api itu melambangkan Roh Kudus. Hari itu saya
merasakan sesuatu yang hangat di atas kepala saya. Sesungguhnya
perasaan itu selalu saya rasakan setiap kali saya memikirkan Yesus.
Saya masih sering melihat cahaya itu saat saya berdoa. Pada bulan
Maret 1996, saya dibaptis bersama dengan Saudara Soung dan seorang
saudari dari Jerman.
Saya mulai mengabarkan Injil kepada banyak orang di
sekitar lingkungan saya, tapi kelihatannya tidak efektif. sesudah
merenungkannya, akhirnya saya sadar bahwa saya masih belum
menerima Roh Kudus, saya merasa bahwa saya bukanlah saksi Yesus.
Saya menghentikan usaha saya untuk mengabarkan Injil, kemudian
saya mendapat penglihatan lagi. Saya melihat sebuah kaki dari
emas tapi saya tidak mengerti maksudnya. Satu minggu sesudah saya
berhenti mengabarkan Injil, pada hari Sabat saya menerima baptisan
Roh Kudus di rumah. Kemudian saya mengerti bahwa penglihatan kaki
emas itu yaitu melambangkan pesan Allah: “Betapa indahnya kaki-
kaki yang mengabarkan kabar baik!” Oleh sebab itu seharusnya kita
tidak perlu bimbang untuk mengabarkan Injil selama kita mempunyai
kebenaran. Saya mulai melakukan penginjilan pribadi lagi dan teman-
teman di Angkatan Darat mulai tertarik. Saya merasa bahwa Tuhan
memakai saya, Dia selalu membantu saya membuka hati orang-orang.
Seorang teman meminta saya berdoa bersamanya. Pada saat berdoa,
dia dapat merasakan gerakan Roh Kudus. Kemudian ada 5 orang lagi
dari markas Angkatan Udara yang bergabung dengan kami dalam
kegiatan Pemahaman Alkitab dan doa. Dua di antara mereka sudah
menerima Tuhan Yesus.
Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan atas semua yang telah
Dia berikan kepada saya sejak saya lahir dan atas pintu anugerah
keselamatan yang dibukakan-Nya bagi saya.
Di Perancis, kami hanya memiliki satu gereja, yaitu di Paris, dengan
jumlah anggota 55 orang. Gereja Yesus Sejati harus menyelamatkan
lebih banyak jiwa lagi. Janganlah Anda lupa untuk mendoakan semua
gereja yang ada supaya kita dapat menjadi penjala-penjala manusia.
Semoga Tuhan mengutus lebih banyak pekerja. Bagi satu-satunya
Tuhan yang bijak, segala kemuliaan melalui Yesus Kristus. Amin.
Stephane Pelard – Guillaume, Paris, Perancis
480
16.7 Tuhan Menjamahku
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya bersaksi. Saya dilahirkan
di Kamboja, dan datang ke Amerika Serikat pada tahun 1981 saat
berumur 9 tahun. Dari tahun 1975 sampai 1979, terjadi pembantaian
di Kamboja: dari 6 juta penduduknya, 3,5 juta orang mati selama
tahun-tahun itu. Setiap hari, orang-orang mati karena kelaparan atau
hukuman mati – bahkan juga sanak saudara dan orang-orang yang
saya sayangi. Saya selalu bertanya pada diri sendiri, Tuhan macam apa
yang menciptakan manusia, dan kemudian membiarkan mereka mati
seperti itu? Bagaimana Tuhan ini bisa menjadi Tuhan yang baik? Tak
bisakah Dia melihat orang-orang ini sekarat?
sesudah datang ke Amerika, saya mulai mengalami mimpi buruk.
Mimpi buruk yang selalu sama setiap malam. Lima roh jahat merenggut
saya: dua roh jahat mengikat tangan saya, dua yang lain mengikat kaki
saya, dan yang satunya mencekik saya. Saya jadi takut tidur. sesudah
dewasa, saya menerima dua atau tiga pekerjaan sekaligus karena tidak
ingin tidur. Sepanjang waktu itu, saya begitu ketakutan dan kesepian.
TAHUN-TAHUN PENUH GELOMBANG
Saya sudah mencari kebenaran dan mencari Tuhan sepanjang
hidup saya, namun hati saya masih merasa kesepian. Saya berkata
pada diri sendiri, hidup harus lebih baik dari ini. Sewaktu kuliah, saya
menghadiri pesta-pesta tempat saya melihat orang-orang berdansa,
minum, dan menikmati begitu banyak kesenangan. Saya bilang, wow,
ini yang namanya kebahagiaan, eh? Jadi selama tahun pertama dan
kedua kuliah, saya berkeliaran dan minum dan berdansa. Kalau pergi
ke pesta, saya pasti naik ke pentas dan menari seperti orang gila.
Orang-orang akan meneriakkan nama saya, “Vuthy! Vuthy!” namun saya
tidak bisa menemukan kebahagiaan. Akhirnya, saya berkata pada diri
sendiri, ini bukanlah jalannya.
Saya hampir dikeluarkan dari sekolah pada tahun kedua kuliah.
saat menyadari apa yang terjadi pada diri saya, saya sedikit
menenangkan diri, namun tetap merasa sangat kesepian. Saya berpikir
bahwa mungkin, sesudah selesai kuliah, saya akan mendapatkan
pekerjaan dan punya penghasilan, dan itu akan membuat saya bahagia.
namun sesudah lulus dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, hati saya
tetap terasa hampa.
481
MENCARI KEBENARAN
Sepanjang waktu itu saya masih terus mencari kebenaran, namun
tidak berhasil. Saya pernah pergi ke sebuah gereja Kristen, di sana saya
dibaptis untuk pertama kalinya. namun Tuhan tidak menggerakkan
saya dan saya tidak melihat adanya Tuhan di gereja itu, jadi tak lama
kemudian saya tinggalkan. sesudah itu, ibu saya membawa saya ke
Gereja berbahasa Yunani tempat saya dibaptis untuk kedua kalinya.
namun saya selalu jatuh tertidur setiap kali pergi ke sana, sebab mereka
bicara dalam bahasa Yunani dan saya tidak bisa memahami apa yang
mereka bicarakan.
sesudah meninggalkan gereja kedua ini, saya berkata pada diri
sendiri, lupakan saja, Tuhan itu tidak ada. Saya pusatkan saja perhatian
pada pekerjaan. Salah satu rekan sekerja yaitu anggota Gereja Yesus
Sejati. Suatu hari dia melihat Alkitab di atas meja saya, lalu mengajak
saya menghadiri Pemahaman Alkitab (PA). Saya pikir, kenapa tidak, toh
tak ada ruginya, dan pergi ke PA tersebut. Di ujung acara, saat mereka
berlutut dan berdoa dalam bahasa Roh, saya betul-betul ketakutan.
Salah satu saudari-saudari itu pasti sudah mendoakan saya,
karena minggu berikutnya saya tidak sabar ingin pergi ke PA. sesudah
pertemuan itu, saya merasa Tuhan menggerakkan saya. Saya mulai
menghadiri PA, dan kemudian mulai mengikuti kebaktian gereja secara
rutin. Saya merasa bahwa Tuhan ada di sana, meskipun kami cuma
berkumpul di sebuah kemah doa. Saya mulai berdoa dengan sunguh-
sungguh setiap malam karena saya merasakan gerakan Tuhan. Setiap
ajaran Alkitab yang saya pelajari dan saya ikuti selalu benar adanya.
TUHAN MENJAMAHKU
Suatu malam saat saya sedang tidur, kuasa Tuhan datang pada
saya dan berkata, “Vuthy, bangun dan berdoalah.” Jadi saya menjawab,
“baiklah,” dan mulai berdoa.
Saya berkata, “Haleluya,” dan ada kuasa yang datang ke dalam
diri saya, dan saya mulai berkata-kata dalam bahasa Roh. Saya
mulai menangis bahagia kerena merasakan begitu banyak kasih dan
kemurahan dari Tuhan. Inilah pertama kalinya hati saya merasakan
sukacita, dan saya tahu ini berasal dari Tuhan. Selama doa tersebut
Tuhan membuat saya menyadari orang macam apa saya ini, dan semua
hal-hal berdosa yang telah saya lakukan sewaktu SMU dan kuliah
dulu.
saat saya sedang berdoa, Tuhan menggerakkan saya untuk
berkata, “Buka 1 Petrus.” Saya bahkan tidak tahu di mana letak 1 Petrus
dalam Alkitab. Jadi saya bangun, menyalakan lampu, dan membuka 1
Petrus, pasal 1. Sewaktu membaca, firman Tuhan menjadi hidup, nyaris
seperti berbentuk tiga dimensi. Setiap firman datang pada saya seolah
benda hidup, dan benar-benar menyentuh saya.
PEPERANGAN ROHANI
Beberapa hari kemudian, mimpi-mimpi buruk saya datang lagi.
Sudah beberapa tahun saya tidak mendapatkan mimpi-mimpi buruk itu.
Mereka masih lima roh jahat yang sama, dan kali ini mereka mencekik
saya kuat-kuat. Saya tidak bisa bernapas, tidak bisa berteriak, tidak
bisa menjerit. namun saya berkata, “Dalam nama Tuhan Yesus Kristus,”
dan mereka pun pergi.
Saya bertanya pada saudara-saudari di gereja mengapa saya masih
mendapatkan mimpi buruk walaupun telah menerima Roh Kudus.
Mereka bertanya apakah di rumah saya ada berhala. Saya memang
punya patung emas kecil berbentuk kepala, dan mereka menyuruh
saya untuk membuangnya. Jadi dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya
membuangnya ke toilet.
Malam berikutnya saya bermimpi buruk lagi, namun kali ini hanya
ada satu roh. Roh hitam besar ini mencekik saya, dan saya tidak dapat
melihat wajahnya. Betul-betul menakutkan karena ini merupakan
sesuatu yang baru. Saya berkata, “dalam nama Tuhan Yesus Kristus,”
dan balas mencekik roh itu. Saya membalikkan roh tersebut di atas
ranjang, dan melihat bahwa wajahnya rusak berat dan penuh cacing.
Lalu tiba-tiba ia menghilang.
Sekali lagi saya bertanya pada saudari di gereja kenapa saya masih
mengalami mimpi buruk. Saya tidak tahu apa yang menyebabkannya;
saya merasa tidak punya apa-apa lagi di rumah. Dia bilang sebaiknya
saya memeriksa ulang. Jadi saya mencari dan mencari, dan akhirnya
menemukan patung kepala lainnya yang dulu diberikan oleh ibu saya.
Saya sudah lupa bahwa patung itu ada di dalam kotak harta saya. Jadi
sekali lagi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya membuangnya ke
toilet.
483
“PRAKTEK” AYAH SAYA
sesudah dibaptis di Gereja Yesus Sejati, saya mulai bercerita pada
ayah saya tentang Tuhan. Ayah saya berumur tujuh puluh tiga tahun.
Sejak masih muda di Kamboja, ia sudah memraktekkan ilmu sihir.
Seisi kota tahu bahwa tidak ada seorang pun yang bisa membunuhnya
dengan tembakan atau tusukan. saat masih kecil, saya merasa bangga
akan hal ini, namun tidak begitu memercayainya.
saat keluarga saya datang ke Amerika pada tahun 1981, kami
diperlakukan dengan luar biasa buruk. Rumah kami dibakar dua kali.
Pada kebakaran yang kedua, ayah saya keluar dan berkelahi dengan
para pembakar rumah kami. Salah seorang di antaranya berusaha
memukul ayah saya dengan tongkat baseball, namun ayah saya
mengangkat tangan dan mematahkan tongkat itu menjadi dua. sesudah
itu, saya mulai percaya bahwa ayah saya benar-benar menggunakan
ilmu sihir.
Kali pertama ayah saya pergi ke gereja Kristen sesudah datang
di Amerika, ia jadi sakit parah dan hampir mati. “Sesembahan” ilmu
sihirnya memperingatkan bahwa ia akan membunuh ayah saya jika
tetap pergi ke gereja. Jadi dari tahun 1981 sampai 1999, ayah saya
tidak pernah pergi ke gereja lagi.
Pada bulan Juni 1999, saya pergi mancing bersama ayah. Pada
waktu itu saya sudah mengikuti kebaktian di Gereja Yesus Sejati
secara rutin. Saya benar-benar percaya bahwa Tuhan itu ada dan
saya merasakan kasih-Nya. Jadi saya berkata pada diri sendiri, ini
kesempatan bagus untuk membicarakan Tuhan kepada ayah saya. Saya
berkata, “Selama ini aku belum pernah meminta Ayah melakukan apa
pun. Tapi aku sudah menemukan Tuhan, dan aku ingin Ayah datang ke
gereja lima kali saja. Kalau sesudah lima kali Ayah tidak merasakan apa
pun, Ayah tidak perlu datang lagi.” Dia sepakat, “Baiklah Nak, aku akan
datang, demimu.”
Malam itu, keponakan saya berada di kamar ayah. Tiba-tiba ia
menjerit-jerit, “Kakek, Nenek, ada yang ingin membunuhku!” Ayah
saya melihat ke sekeliling tapi di sana tidak ada siapa-siapa. Lalu ia
sadar bahwa itu yaitu sesembahannya. Esoknya ia menceritakan hal
ini kepada saya, namun saya memintanya untuk tidak khawatir karena
Tuhan itu Mahakuasa, dan hanya Dialah yang dapat mengambil nyawa
manusia.
484
MENYINGKIRKAN MASA LALU
Jumat berikutnya pada saat PA, saya bertanya kepada saudara-
saudari apa yang harus saya perbuat dengan semua peralatan berhala
di kamar ayah saya. Mereka menyarankan supaya saya berdoa dan
membuangnya, tapi siapa yang berani masuk ke kamarnya dan
membuang semua itu? Ayah saya tidak akan melakukannya dan saya
tidak cukup beriman untuk melakukannya sendiri. Jadi satu-satunya
hal yang bisa kami lakukan yaitu berdoa.
Puji Tuhan, Sabtu itu ayah saya datang ke gereja. sesudah doa, saya
menanyakan bagaimana perasaannya. Ia berkata, “Aku kedinginan
dan gemetaran.” Saya berpikir, sepertinya ada yang tidak beres. Benar
saja, saya mendapati bahwa ia mengenakan kalung berliontin kepala
besar. Jadi saya memberitahukan, “Itu sumber masalahnya, Ayah harus
membuangnya. Ayah harus membuang semua berhala di kamar Ayah
juga, kalau benar-benar ingin berdoa kepada Tuhan.”
Jadi dengan bantuan Tuhan, ayah saya membuang semua peralatan
berhalanya (termasuk kalungnya) dan ia mulai berdoa setiap malam.
HIDUP BARU
Sabat berikutnya, ayah saya datang ke gereja dan sekali lagi
berlutut berdoa. Saya tidak pernah menjelaskan kepadanya seperti
apa Roh Kudus itu. sesudah doa, ia berkata bahwa ia merasakan getaran
di sekujur tubuhnya, dan rasanya sangat nyaman. Saya benar-benar
bersyukur pada Tuhan.
Di minggu itu juga, kaki kiri ayah terasa amat sakit sampai-sampai
tidak bisa jalan. Ia tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi pada
dirinya. Dalam perjalanan ke gereja ia berkata kepada saya, “Kalau
Tuhanmu itu Tuhan yang benar, biarlah Dia menyembuhkan kakiku.”
Jadi saya berpikir, “Tuhan, kita sudah mendapatkan dia.” Ayah saya
yaitu orang yang memegang kata-katanya. Saya tahu bahwa yang
harus kami lakukan hanyalah beriman dan berdoa, maka Tuhan akan
menyembuhkannya.
Kakinya sakit selama seminggu, lalu pada suatu malam ia
terbangun sambil berteriak kesakitan. Begitu terbangun, ia merasakan
ada kuasa yang bergerak dari telapak kaki menuju lututnya, dan ia bisa
berjalan. Ia memanggil saya dan menceritakan hal ini, membuat saya
merasa sangat bahagia. Saudara-saudari di gereja sudah berdoa begitu
giat untuknya.
485
Dalam perjalanan ke kebaktian Sabat berikutnya, ia berkata
kepada saya, “Nak, aku akan mengikuti imanmu; aku sudah bilang
pada ibumu bahwa aku akan mengikuti imanmu dan mengikuti
Tuhanmu.” Saya benar-benar bersyukur pada Tuhan. Ayah saya sudah
menyembah berhala seumur hidupnya, sama seperti kakek-nenek dan
buyut-buyutnya. Baginya, percaya Tuhan dan datang ke gereja yaitu
suatu mujizat.
Sekarang ayah, ibu, dan saudara laki-laki saya sudah mengikuti
kebaktian Sabat secara rutin. Kasih dan kemurahan Tuhan jauh
melampaui pemikiran saya. Kalau kita berdoa dengan kesungguhan
hati dan iman, segala sesuatu menjadi mungkin melalui Tuhan. Segala
kemuliaan dan pujian hanya bagi Tuhan Yesus.
Vuthy Nol-Mantia – Boston, Massachusetts, USA
16.8 Dipanggil Keluar dari Dunia
Saya dibesarkan di sebuah keluarga dengan tradisi kepercayaan
yang usianya sudah amat tua, yang dimulai sejak awal tahun 1600-an
di Perancis, dan saya dididik dalam sekolah dengan basis kepercayaan
tersebut. Meskipun demikian, selama bertahun-tahun saya merasakan
suatu kehampaan dalam hati saya. Saya merasa bahwa ada sesuatu
yang hilang, bahwa ada suatu kekosongan dalam hidup saya, namun
saya tidak dapat memastikan apakah itu.
saat saya bergabung dalam kemiliteran, saya melepaskan
kepercayaan saya dan tidak lagi pergi ke gereja sesering yang biasa
saya lakukan. namun bersyukur kepada Tuhan karena saat saya
menikah, istri saya, seorang anggota Gereja Yesus Sejati, dengan sabar
menunggu dan mencucurkan banyak air mata dalam doa-doanya
untuk saya. sesudah lima belas tahun, Tuhan akhirnya mulai bekerja
dalam hati saya. Dia mulai menunjukkan apa yang saya butuhkan
untuk mengisi kekosongan dalam diri saya.
Keluarga saya mulai mengadakan pemahaman Alkitab di rumah
kami setiap hari Sabat pagi. Anak-anak saya telah dibaptis di Gereja
Yesus Sejati, dan saya tidak berkeberatan dengan keinginan istri saya
untuk meningkatkan kehidupan kerohanian mereka. Istri saya dan anak
486
saya, Randy, telah menerima Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa
lidah, dan meskipun saya tidak keberatan mereka berdoa dengan cara
ini, saya tidak dapat memaksa diri saya untuk memohon karunia ini.
Saya merasa bahwa saya perlu berpegang pada kepercayaan lama saya
dan berdoa dengan cara yang telah diajarkan kepada saya.
sesudah menyelesaikan pelajaran Alkitab pagi hari kami, saya
akan berlutut, dan istri saya akan meminta saya untuk berdoa dengan
nyaring. namun saya akan berkata, “Tidak, saya akan berdoa dengan
cara saya.” Jadi saya berdoa dengan pengertian, dalam hati. Saya
mengucapkan bermacam-macam doa yang pernah diajarkan kepada
saya dulu.
Penglihatan Pertama
Saya berdoa seperti ini selama beberapa waktu sampai suatu Sabat
pagi, saat sesuatu terjadi. Kami telah merencanakan untuk pergi ke
Gereja Yesus Sejati di Pasifica, California, untuk menghadiri kebaktian
kebangunan rohani. Istri saya ingin agar anak kami yang paling kecil,
Sean, yang saat itu masih bayi, dibaptis. Saya berulang kali berkata,
”Oke, kita tentu akan pergi.” namun dalam hati saya sama sekali tidak
ingin pergi. Saya berusaha mencari alasan untuk menghindar, sehingga
mereka dapat pergi sendiri dan saya bisa tinggal di rumah. Karena saya
masih berada dalam kemiliteran, saya pikir saya dapat berbohong dan
mengatakan bahwa permohonan saya untuk liburan belum disetujui.
namun Tuhan tahu hati kita, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.
Sekali Tuhan memilih Anda, tidak akan ada jalan kembali.
saat kami berlutut untuk berdoa pagi itu, istri saya berkata lagi
kepada saya, “Ayolah, kenapa kau tidak berdoa dengan suara keras
saja? Bilang saja ‘Haleluya, puji Tuhan!’ Katakan dengan suara keras,
terus berulang-ulang.” namun saya berkata, “Tidak, jangan ganggu aku,
aku tidak akan berdoa dengan cara itu. Aku akan berdoa dengan caraku
sendiri.”
Tapi begitu kami berlutut untuk berdoa, saya mengalami sesuatu
yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Kalau Anda memberitahukan
bahwa saya akan mengalami pengalaman seperti itu, saya tidak akan
percaya.
saat saya berlutut untuk berdoa, Tuhan memberi saya
penglihatan. Saya melihat diri saya sedang berlutut dalam sebuah
lingkaran cahaya, dan di tepi lingkaran ada enam sosok yang
487
mengenakan jubah biarawan, dengan kerudung menutupi muka
mereka. Di tangan mereka ada pedang yang menyala-nyala. Dan
mereka bergerak mendekati saya.
Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, jadi
hal pertama yang saya lakukan yaitu membuka mata. namun saat
saya membuka mata, saya tidak melihat hal yang aneh. Kemudian saya
menutup mata, dan penglihatan itu kembali lagi. Hal ini menakutkan
saya. Saya teringat akan pelajaran Alkitab kami bahwa kita dapat
mengusir setan dalam nama Yesus, jadi saya berkata, ”Haleluya, dalam
nama Tuhan Yesus Kristus, setan pergilah!” Saya tidak menyadari
bahwa saya mengatakannya dengan suara yang keras. Keluarga saya
yang memberitahu saya kemudian.
Tiba-tiba keenam sosok gelap itu digantikan oleh enam sosok
putih yang agung. Saya merasa sangat hangat dan tersentuh, sangat
aman dan tenteram. Pada saat itu doa berakhir.
Saya tidak ingin menceritakan penglihatan ini kepada keluarga
saya, karena hal ini sungguh-sungguh aneh dan baru bagi saya. namun
keluarga saya tahu bahwa sesuatu telah terjadi, karena mereka
mendengar saya berseru ”Haleluya!” dengan nyaring. Jadi mereka
bertanya, ”Ayah, apa yang terjadi?” Saya berkata, ”Oh, tak ada apa-
apa.” namun mereka berkata, ”Tidak, pasti ada! Ayah meneriakkan
‘Haleluya’ terus-menerus, beberapa kali.” Kemudian saya menceritakan
apa yang saya lihat, dan istri saya berkata, ”Tuhan sedang berusaha
memberitahumu sesuatu. Kita perlu berdoa lagi.”
Penglihatan Kedua
Begitu saya berlutut untuk berdoa lagi, penglihatan yang lain
datang. Dalam penglihatan ini, saya melihat diri saya berada dalam
sebuah kapal kayu tua, seperti kapal-kapal di zaman Alkitab. Kapal itu
dan lautan di sekitarnya sedang terbakar. Saya amat takut; saya tidak
tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya memandang ke kejauhan dan melihat sebuah pulau hijau
yang indah. Kemudian saya melihat bahwa keluarga saya sedang
berdiri di pulau itu, dan istri saya sedang menggendong putra bungsu
kami. Mereka memberi isyarat agar saya bergabung dengan mereka.
namun saya berpikir, bagaimana saya dapat bergabung dengan mereka?
Lautan sedang terbakar, kapalnya sedang terbakar, dan tidak ada jalan
agar saya dapat mencapai mereka.
488
Kemudian tiba-tiba saya mendengar sebuah suara berkata, ”Carilah
maka kamu akan menemukan, mintalah maka kamu akan menerima,
dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.” Saya memandang
ke arah pulau itu, dari mana suara itu berasal, dan di belakang keluarga
saya ada satu sosok putih yang indah. Saya tidak dapat melihat wajah-
Nya, namun saya tahu bahwa itu yaitu Tuhan Yesus. Dia berdiri di
belakang mereka, merangkulkan tangan-Nya pada mereka. Rasa takut
saya hilang, dan saya melihat diri saya pergi melalui laut yang terbakar
itu. Begitu saya tiba, saya mulai menangis seperti seorang bayi. Doa
berakhir pada saat itu.
Saya menangis selama 30 atau 40 menit sesudah itu. Istri saya
beberapa kali menanyakan apa yang saya lihat, dan saya menceritakan
penglihatan itu kepadanya. Dia bertanya, ”Menurutmu apa yang ingin
disampaikan Tuhan kepadamu?” Saya berkata, ”Kita akan pergi ke San
Fransisco. Kita perlu pergi dan aku perlu dibaptis untuk pengampunan
dosaku.”
Karunia Roh Kudus
Jadi kami pergi ke California untuk menghadiri kebaktian
kebangunan rohani. Saya sebelumnya tidak pernah mengalami begitu
banyak orang yang berdoa dalam bahasa lidah, dengan begitu banyak
sukacita dan begitu banyak air mata tercurah, seperti yang saya alami
dalam doa pagi pertama kebaktian kebangunan rohani itu. Hal itu
sangat menghibur saya. Saya benar-benar dapat merasakan Roh Kudus
bekerja, bukan hanya di antara jemaat, namun juga dalam diri saya. Saya
dapat merasakan diri saya digerakkan oleh Roh Kudus.
Putri saya, saat itu berusia tiga belas tahun, menerima Roh Kudus
waktu doa pagi itu. saat saya melihat wajahnya dan betapa berseri-
serinya dia, dan saat saya mendengar kesaksiannya tentang betapa
bahagia dan sukacitanya dia, saya membuat sebuah tekad bahwa hal
ini yaitu sesuatu yang harus saya alami sendiri.
Jadi waktu doa berikutnya, di penghujung sore, saya datang ke
baris terdepan untuk berdoa. Begitu berdoa, saya berusaha untuk
berkonsentrasi pada Tuhan Yesus di kayu salib dan pada semua
penderitaan yang Ia tanggung untuk saya. Saya memikirkan semua
dosa yang telah saya perbuat dalam hidup saya, dan merendahkan diri
di hadapan-Nya untuk memohon pengampunan dari-Nya.
Pendeta datang untuk menumpangkan tangan pada saya waktu
berdoa. Begitu tangannya hampir menyentuh kepala saya, hawa
489
panas dari tangannya mulai meresap ke dalam hati saya. Saya mulai
berkeringat, dan suatu cahaya putih yang mulia bersinar melalui sisi
kanan kepala saya dan turun ke dalam hati saya. saat cahaya itu
keluar lagi, segala masalah, kesedihan, dan keputusasaan saya ikut
dibawa keluar.
Saya mulai menangis dan berkata-kata dalam bahasa lidah yang
tidak dapat dimengerti. Lidah saya mulai berputar, dan saya tahu
bahwa Roh Kudus memenuhi saya. Saya tidak pernah mengalami hal
seperti ini sebelumnya. Saya memuji Tuhan dan sangat berterimakasih
atas karunia Roh Kudus-Nya yang begitu berharga.
Dari Hamba Menjadi Teman
Selama hari-hari terakhir minggu itu sebelum saya dibaptis, setan
mulai bekerja dengan hebat untuk mencegah saya melakukan apa yang
saya tahu yaitu kehendak Tuhan. Saya mulai mengalami sakit kepala
yang paling parah dan memuakkan setiap hari. Ada saat-saat saya
tidak dapat tidur dan bahkan tidak dapat membuka mata. Bersyukur
pada Tuhan, istri saya menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan
lembut, tapi tegas, dia membujuk saya pergi ke aula untuk mengikuti
pelajaran. Secara berangsur-angsur, sesudah tiga hari, sakit kepala saya
hilang, dan dengan bantuan Allah peperangan melawan setan itu dapat
dimenangkan.
Putra saya dan saya dibaptis pada tanggal 5 Juli 1985 di Lautan
Pasifik, dan sejak saat itu hidup kami dipenuhi dengan berkat-berkat
yang tiada henti. Kami juga mengalami pencobaan dan kesengsaraan,
tapi kami tahu bahwa Tuhan Yesus ada bersama kami, dan Dia
membimbing kami dalam setiap langkah kehidupan kami. Melalui Dia,
semua dosa kami telah dihapuskan, kehidupan kekal kami ada dalam
tangan-Nya, dan suatu hari nanti kami akan bersama dengan Dia di
surga.
Sungguh merupakan berkat dan sukacita yang besar untuk
mengetahui bahwa Tuhan telah memanggil saya dari dunia untuk
menjadi teman-Nya. Dalam Yohanes 15:15-16, Tuhan Yesus berkata,
“Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu,
apa yang diperbuat oleh tuannya, namun Aku menyebut kamu sahabat,
karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang
Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, namun Akulah
yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu
490
pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang
kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”
Saya memuji dan amat bersyukur kepada Tuhan Yesus atas
anugerah kasih-Nya yang begitu indah. Biarlah segala kemuliaan hanya
bagi nama-Nya yang kudus!
Richard Solgot—Tampa, Florida, USA
16.9 Diubah oleh Roh
Dalam pergumulan antara baik dan jahat, saya sadar bahwa dengan
doa dan kasih karunia Tuhan, kita dapat menang melawan dunia. Saya
sungguh-sungguh berterima kasih kepada Allah atas penyertaan-Nya
di dalam kehidupan saya. Dia telah membuka mata saya pada jalan-Nya
yang ajaib. Saya ingin membagikan kesaksian saya untuk membantu
orang lain mengatasi pergumulan mereka antara baik dan jahat.
Melawan Dosa Tanpa Kekuatan Rohani
Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya berusaha mendekatkan
diri kepada Tuhan. Saya berkata pada diri sendiri untuk berkebaktian,
walaupun saya merasa tidak menyukainya. Saya membaca Alkitab
dan terbitan-terbitan gereja lain. Saya seringkali merenungkan
tentang Allah dan memohon agar Ia mengampuni dosa-dosa saya dan
memberikan lebih banyak iman.
Melalui masa-masa ini, saya menyadari betapa lemah rohani
saya, dan saya selalu melakukan dosa ke manapun saya pergi bersama
dengan sekelompok teman-teman saya yang tidak percaya. Walaupun
saya menolak cobaan dan tidak pergi bersama mereka, saya tahu iman
saya lemah.
Pada suatu malam, saya akhirnya terjatuh dan saya pergi bersama
teman-teman itu, namun bersyukur kepada Tuhan, Ia menghindari saya
dari dosa terhadap-Nya. Saat saya kembali ke rumah pada dini hari,
saya merasakan kekosongan yang luar biasa. Saat saya keluar dari
mobil dan hendak membuka pintu rumah, sebagian diri saya merasa
enggan masuk. Entah karena apa, saya merasa terdorong untuk pergi
ke gereja.
491
Saat saya tiba di gereja, saya naik ke lantai dua, di atas aula. Saat
saya duduk di sana, saya merenungkan semua dosa-dosa yang telah
saya lakukan dalam kehidupan ini.
Dikuatkan oleh Kasih Seorang Saudari
Beberapa jam kemudian, saat saya masih merenungkan dosa-
dosa saya, saya mendengar suara orang berdoa di aula. Saya menengok
untuk mengetahui siapa dia, dan saya melihat seorang saudari sedang
berdoa. Dahulu, ia pernah mendorong saya untuk berdoa memohon
Roh Kudus. Ia bahkan menawarkan diri untuk berdoa bersama saya,
dan berkata bahwa ia datang ke gereja jam 8 pagi setiap hari untuk
berdoa. Saya menjawab bahwa saya mungkin akan ikut berdoa, namun
saya sebenarnya tidak pernah meniatkan hal itu.
Saat saya melihatnya berdoa, saya merasa malu karena tidak
bergabung dengannya dalam doa. Saya tahu bahwa ia mungkin melihat
mobil saya di lapangan parkir gereja, dan berharap saya ikut berdoa.
Jadi saya turun dan berdoa bersamanya. Saat saya berlutut, saya
menangis. Saya meratapi segala dosa saya dan memohon agar Tuhan
mengampuni saya. Saya menetapkan hati untuk tetap diam di gereja
hari itu sampai saya menerima Roh Kudus. namun saat menyadari
bahwa akan ada katekisasi pagi itu, saya pulang ke rumah pada jam
10.
Kira-kira tengah hari, sebelum saya pergi tidur, saya terdorong
untuk menuliskan segala kelemahan yang ingin saya tinggalkan. Saya
merasakan keinginan yang menyala-nyala untuk mengubah diri saya,
sehingga saya menuliskan kelemahan-kelemahan saya: KEANGKUHAN,
EGOISME, KETIDAKBAIKAN, KETIDAKSABARAN, KEMALASAN.
Saat berbaring di tempat tidur, saya memikirkan betapa saya
harus mempunyai lebih banyak damai sejahtera dan kasih kepada
sesama jemaat. Tiba-tiba saya merasakan desakan luar biasa untuk
bangun dan berdoa. Karena alasan-alasan yang tidak dapat saya
jelaskan, tiba-tiba saya merasakan kebutuhan yang amat sangat akan
Tuhan, sehingga saya bangun dan mulai berdoa. Begitu saya berlutut,
saya menangis bercucuran air mata. Saya merasakan kepedihan yang
mendalam saat saya memikirkan hidup saya yang penuh dengan dosa.
Saya bukan orang yang mudah menangis, namun saat itu saya menangis
seperti anak kecil.
492
Menerima Roh Kudus
Dalam doa itu, saya mengucapkan “Haleluya” semakin kencang,
dan saya mulai kuatir apabila saya mengganggu tetangga-tetangga
saya. Pada saat itu juga, saya mulai memikirkan Raja Daud. Walaupun
ia yaitu seorang raja, Daud tidak malu-malu menyanyikan pujian
kepada Allah di depan semua orang. Walaupun ia tampak bodoh di
mata banyak orang, ia merendahkan dirinya di hadapan Allah dan
tidak memikirkan apa yang akan dikatakan orang tentang dirinya.
Pada saat itu juga saya menyadari bahwa saya terlalu menguatiri
apa yang akan orang pikirkan tentang diri saya. Yang sesungguhnya
lebih penting yaitu apa yang Allah pikirkan tentang diri saya. Jadi
saya memutuskan untuk mengabaikan pandangan orang, dan mencari
Allah dengan sungguh-sungguh dalam doa. Begitu saya mengabaikan
pandangan orang dan memusatkan diri pada Allah, tangan saya mulai
bergetar dan lengan saya bergoncang. namun saya merasa ragu apakah
ini yaitu Roh Kudus. Saya berpikir, mengapa Tuhan masih mengasihi
dan mengampuni saya, orang berdosa ini?
Setiap kali saya merasa ragu, gerakan Roh Kudus mereda, dan
saya memohon kepada Allah untuk memberikan lebih banyak iman
dan kekuatan agar tidak meragukan Dia. Saya merasa seperti ada di
dalam peperangan rohani. Saat saya bergumul dalam iman, saya juga
memohon agar Tuhan menolong dan mengampuni saya. Tiba-tiba saya
merasakan tangan saya bergetar. Ada rasa geli dan panas di kepala saya,
dan saya mulai berkata-kata dalam bahasa roh. Allah menghendaki
agar saya mempunyai iman yang sepenuhnya kepada-Nya, tanpa ada
bentuk keraguan apa pun.
Dalam doa itu, saya merasakan bahwa saya bukanlah apa-apa,
dan heran mengapa dahulu saya menyombongkan diri. Saya seringkali
menganggap kesombongan itu hal yang diperbolehkan selama tidak
diperlihatkan. Sekarang saya mengerti bahwa Allah tidak menyukai
segala bentuk kesombongan dalam hati kita.
Saya harus sujud dan menyembah Allah dengan muka
menyentuh tanah karena saya tidak dapat menghadap-Nya secara
langsung. Saya dipenuhi sukacita yang begitu berlimpah karena Allah
masih mengasihi orang berdosa seperti saya. Saya memohon agar Allah
tetap mengingatkan saya atas kesalahan-kesalahan saya, dan agar saya
tetap ingat akan kasih karunia-Nya yang luar biasa.
Saya tidak menjelaskannya, namun saya sungguh-sungguh
memahami sepenuhnya tinggi, luas, dan dalamnya kasih Allah. Betapa
493
hebat dan ajaib Tuhan kita! Di masa lalu, saya seringkali mendengarkan
firman di dalam Alkitab, namun saya tidak pernah merasa sepenuhnya
memahaminya, sampai saya mengalami-Nya sendiri. Ia membuka mata
rohani saya, dan banyak hal dalam Alkitab tiba-tiba dapat saya pahami
dan tampak hidup. Sekarang tampak jelas bagi saya, bahwa tidak ada
hal apa pun di dunia ini yang lebih penting daripada Allah.
Kuasa Doa
Saya sungguh merasakan bahwa setiap doa kepada Allah, setiap
kita merenungkan Dia, dan setiap kata “Haleluya”, berarti. Selama kita
berjuang, Ia akan melihat hati kita dan menolong kita melalui hari-
hari kegelapan kita. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat
kepada kita.
Sebelum saya menerima Roh Kudus, saya telah mencoba
berbulan-bulan untuk menjadi orang yang baik. namun di titik terendah
dalam hidup rohani saya, saya merasakan Tuhan mengangkat diri
saya.
Saya seringkali memikirkan investasi saham saya, ingin
mengendarai mobil mewah, dan menikah. saat saya menerima Roh
Kudus, segala hal di dunia ini tidak lagi penting dibandingkan Roh
Kudus.
Apa yang ingin saya lakukan sekarang, yaitu untuk bersandar
pada kehendak Allah. Saya tahu ini senantiasa akan menjadi sebuah
pergumulan, karena ada pertempuran rohani di dalam diri kita. Saya
memohon agar Allah senantiasa melindungi saya untuk tidak kembali
ke dalam kehidupan saya yang lama, dan mengingatkan saya akan
belas kasihan dan karunia-Nya yang ajaib.
Melalu pengalaman ini, saya berharap untuk dapat mendorong
Anda bahwa mengalami Tuhan di dalam doa akan menguatkan Anda
secara rohani dalam perjalanan iman Anda. Ia akan mengangkat Anda
dan memperbarui iman Anda kepada-Nya. Kiranya segala puji dan
hormat dipersembahkan kepada Allah yang penuh kasih dan penuh
belas kasihan. Amin.
Benjamin Yang – Irvine, California, USA
494
16.10 Aku Akan Pergi Satu Kali Lagi
TEMAN BARU
Pada musim gugur 1999, saya meninggalkan Taiwan menuju San
Francisc