(2Tim. 4:1; Why. 2:24;
2Ptr. 2:1); bersuara-suara aneh; tanda-tanda gangguan fisik, seperti
muntah-muntah, berwajah pucat, atau merasa kedinginan.
14.3.9 Menghadapi pekerjaan roh jahat
Apabila tanda-tanda ini muncul, tindakan yang perlu dilakukan
yaitu menghentikan doa orang yang bersangkutan, dan apabila perlu,
mengusir roh jahat di dalam nama Yesus (Mrk. 1:25-26; 9:25-26).
Namun Alkitab menunjukkan bahwa pekerjaan setan kadang-
kadang sulit diketahui. Dikatakan, “Iblispun menyamar sebagai
malaikat Terang” (2Kor. 11:14; ref. Kis. 16:10-18). Kadang kala
pekerjaannya dapat sangat tersamar dan penuh tipu muslihat, sehingga
kita hanya dapat mengenalinya apabila kita mempunyai karunia untuk
membedakan roh dan pengalaman dalam hal dunia roh.
14.4 Pengalaman orang-orang yang menerima roh jahat
Dalam bukunya, “Rahasia menerima Roh Kudus”, Morihiko
Yamada mengkhususkan satu bagian untuk menceritakan kesaksian
orang-orang yang dikatakan menerima Roh Kudus. Namun apabila
kita meneliti tanda-tanda yang dilaporkan dengan seksama, kita
mengetahui bahwa orang-orang ini sebenarnya dipengaruhi roh jahat.
Namun karena ketidakmampuan mereka untuk membedakan roh
jahat, apa yang mereka alami secara keliru dianggap sebagai bukti
baptisan Roh Kudus.
Dengan melihat beberapa kutipan dari buku itu, kita menemukan
tanda-tanda yang dengan jelas menunjukkan pekerjaan roh jahat.
429
14.4.1 Kehilangan kesadaran akan keadaan sekitar
Kutipan 1
Pada saat kebaktian malam, saya sedang duduk dan berdoa bersama-
sama dengan saudara-saudari seiman. Pemimpin kebaktian berkata,
“Apa pun yang kita minta dari Tuhan, akan dikabulkan dan kita harus
menerimanya dengan penuh rasa syukur”. Saya meyakini kata-katanya
dan saya berucap, “Haleluya” dengan pelan-pelan dan berulang kali.
Tidak lama sesudah itu, saya jatuh dengan muka di bawah ke atas
kasur… menurut orang lain, saya jatuh, mengangkat kedua tangan saya,
dan berulang kali memegang dan melepas tangan saya. Lalu tiba-tiba
ada suara keras dan tangan saya mulai bertepuk tangan sambil memuji
Tuhan dalam bahasa roh.
Morihiko Yamada (hal. 263)
Kalimat kunci yang memperlihatkan sebuah petunjuk tentang
apa yang terjadi di sini yaitu “menurut orang lain”. Ini menunjukkan
bahwa sesudah ia jatuh, ia tidak lagi menyadari apa yang ia lakukan.
Kutipan 2
Saya merasa sedang menari dan ingin terbang. Saat saya berdiri, kata-
kata pujian keluar dengan sendirinya dari mulut saya. Yang saya tahu,
tangan dan kaki saya bergerak-gerak, namun saya tidak benar-benar
tahu apa yang saya lakukan. sesudah berdoa, seseorang bertanya
kepada saya, “Apakah Anda pernah mengikuti kursus menari?” Saya
jawab, “Tidak”. Mereka mengatakan bahwa saya bergerak ke sana ke
mari, memegang kedua lengan baju saya, Saya menyanyikan nyanyian-
nyanyian roh dan menari-nari mengelilingi aula gereja.
Morihiko Yamada (hal. 266)
Kutipan 3
Di satu malam, pada tanggal 29 Maret, saya sedang berdoa bersama
Bapak Yamada di Gereja Kitab Suci di Jepang. Pada saat berdoa, saya
tiba-tiba dipenuhi dan dikendalikan oleh roh. Lalu saya berkata-kata
dalam bahasa roh dan saya tidak benar-benar menyadari apa yang saya
lakukan. Dari apa yang saya dengar dari orang-orang lain, saya berdoa
dalam bahasa roh selama lebih dari satu jam.
Morihiko Yamada (hal. 317-318)
Bab 14: Membedakan Roh Kudus dan Roh Jahat
430
Dari dua kutipan di atas, orang yang bersangkutan nyata-nyata
tidak mengetahui apa yang mereka lakukan, bahkan tidak sadar kalau
mereka sedang berbahasa roh.
14.4.2 Mulut berbusa
Kutipan 4
Karena mulut saya mengeluarkan busa, kedua saudara yang lain
menggunakan saputangan untuk menyeka mulut saya.
Morihiko Yamada (hal. 284)
Kutipan 5
sesudah berdoa, seorang wanita melambaikan tangannya kepada saya
dari ruang doa perempuan. Jadi saya pergi ke sana dan melihat isteri
saya berbaring di ranjang; wajahnya merah dan matanya tertutup. Ia
berbicara dalam bahasa roh dengan suara yang halus. Seorang wanita
duduk di sampingnya untuk menyeka mulut isteri saya dengan sapu
tangannya.
Morihiko Yamada (hal. 285)
Kutipan 6
Ada seorang wanita lain yang awalnya berdoa dengan sangat pelan,
namun pada jam tujuh, bibirnya seperti kehilangan kendali dan busa mulai
keluar dari mulutnya. Lalu sesudah setengah jam berlalu, ia berbicara
dalam bahasa roh dan menerima baptisan Roh Kudus.
Morihiko Yamada (hal. 311-312)
Dalam tiga kasus ini, kita melihat orang-orang ini mengeluarkan
busa dari mulut mereka – tanda bahwa mereka menerima roh jahat.
431
14.4.3 Ketidaktertiban
Kutipan 7
Menurut orang-orang lain, tubuh saya jatuh ke bawah dan sekujur tubuh
saya mulai berputar-putar dalam sebuah lingkaran seperti jarum jam.
Leher saya menjadi seperti pendulum, mengayun-ayun kiri kanan secara
berirama. Tangan saya bergerak ke atas dan ke bawah dan mulut saya
mengucapkan kata-kata aneh.
Morihiko Yamada (hal. 285)
Kutipan 8
Seorang wanita mengucapkan kata “Haleluya” berulang-ulang dengan
suara pelan. Pada jam tujuh, ia jatuh ke depan… Pada saat pertama
kali ia jatuh, kepalanya menunjuk ke barat dan kakinya ke kiri. Saat
ia berbahasa roh, ia mulai berputar, menghadap selatan. Dengan
kepalanya di tengah, tubuhnya berputar membentuk lingkaran. Pada
jam sembilan, kakinya menunjuk ke barat, sesudah berputar 180 derajat.
Morihiko Yamada (hal. 309-310)
Kedua kutipan ini merinci tindakan-tindakan yang tidak
tertib, tidak patut, dan kemungkinan besar juga memalukan orang
yang bersangkutan. Di kasus pertama, orang ini menunjukkan
ketidaksadaran atas apa yang terjadi.
14.4.4 Perasaan tersiksa
Kutipan 9
Pada saat itu [saat berdoa dalam bahasa roh], saya merasa sakit di
dada saya, dan rasanya tak tertahankan. sesudah berdoa, rasa sakit itu
perlahan-lahan mereda, dan pada saat itu saya merasa seakan-akan
saya baru bangun dari sebuah mimpi.
Morihiko Yamada (hal. 318)
Ini yaitu gambaran seseorang yang mengalami sakit dan tersiksa.
Pada kasus lain, orang-orang dilaporkan mengeluhkan kesulitan dalam
bernapas, atau gangguan-gangguan umum.
Bab 14: Membedakan Roh Kudus dan Roh Jahat
432
14.4.5 Jatuh
Morihiko Yamada seringkali menjelaskan orang terjatuh pada saat
ia disebutkan menerima Roh Kudus. Dari catatan-catatan di Alkitab,
kita melihat bahwa ini jelas-jelas merupakan tanda kerasukan setan
(contoh, Luk. 9:42). Sayangnya, si penulis tidak mengenali pekerjaan
Iblis karena ia tidak mempunyai karunia untuk membedakan roh,
dan kekurangan pengalaman dalam dunia roh. Ia merasa yakin, tidak
mungkin orang yang memohon Roh Kudus, namun malah menerima roh
jahat. Maka pada halaman 98 di bukunya, ia merujuk Lukas 11:11-12:
“Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya,
akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia
minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?”
Memang benar, Allah tidak akan memberikan roh jahat kepada
mereka yang memohon Roh Kudus, namun Iblis dapat mengganggu
seseorang, atau bahkan merasuki dirinya, apabila ia memberikan
ruang bagi Iblis untuk bekerja. Kita perlu memahami bahwa
Yesus menceritakan perumapamaan dalam Lukas pasal 11 untuk
menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada kita dan senang
mendengarkan doa-doa kita, dan mengajarkan kita tentang perlunya
iman saat memohon Roh Kudus (Luk. 11:9-10; Mat. 21:22).
Penting untuk diketahui, bukan Allah yang memberikan roh jahat,
atau membiarkan roh jahat mengganggu mereka – itu semata-mata
pekerjaan Iblis. Namun Iblis dapat bekerja apabila ia memperoleh
kesempatan untuk melakukannya.
14.5 Bagaimana menghindari gangguan roh jahat
Iblis itu seperti seekor singa yang mengaum-aum, berkeliling
dan mencari orang yang dapat ditelannya (1Ptr. 5:8), dan ia tidak
menginginkan seorang pun diselamatkan. Bila diberikan kesempatan,
ia akan mengacau atau mengganggu mereka yang memohon Roh
Kudus. Untungnya, Alkitab menunjukkan beberapa pencegahan agar
ini tidak terjadi.
433
14.5.1 Menunggu dan berdoa memohon Roh Kudus di gereja
sejati
Saat kita membaca Kisah Para Rasul, penting untuk kita perhatikan,
bahwa Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk menantikan Roh
Kudus di tempat yang telah ditentukan:
Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. namun
kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan
kekuasaan dari tempat tinggi.
Lukas 24:49
Pada suatu hari saat Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia
melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka
tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang—demikian kata-Nya—"telah
kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air,
namun tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."
Kisah Para Rasul 1:4-5
Tempat yang ditentukan itu yaitu Yerusalem, kota kudus milik
Allah. Ini menggenapi nubuatan Zakharia, yang menunjukkan bahwa
orang-orang di dunia harus pergi ke sana untuk menyembah Allah,
dan mereka tidak menemukan hujan apabila pergi ke tempat lain (Zak.
14:17). Yerusalem menunjukkan gereja sejati (Ibr. 12:22-23), tubuh
Kristus, tempat tinggal Roh Allah: “Dan segala sesuatu telah diletakkan-
Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat
sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang yaitu tubuh-Nya,
yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu” (Ef.
1:22-23).
Hanya ada satu gereja sejati (Ef. 4:4) yang mempunyai injil yang
sempurna dan sepenuhnya sebagai ciri utamanya, yang didasarkan
sepenuhnya pada pengajaran para rasul, nabi-nabi, dan Yesus Kristus
(Ef. 2:19-22). Untuk menerima Roh Kudus, seseorang harus menerima,
mengakui, dan taat pada injil keselamatan yang diberitakan gereja
sejati. Dan ia juga harus memohon Roh Kudus di sana.
Apabila kita membaca Kisah Para Rasul, kita melihat sebuah
pola yang sangat berbeda pada catatan mengenai orang-orang yang
dibaptis dengan Roh Kudus: sesudah didirikannya gereja sejati pada
hari Pentakosta, mereka yang menerima Roh Kudus, mendapatkannya
sesudah menemukan gereja sejati dengan melalui para rasul. Kita
Bab 14: Membedakan Roh Kudus dan Roh Jahat
434
melihat ini pada kasus orang-orang Samaria (Kis. 8:14-17), Saulus
(Kis. 9:17), Kornelius dan keluarganya (Kis. 10:44), dan murid-murid
di Efesus (Kis. 19:6). Kita tidak melihat ada orang-orang percaya yang
menerima Roh Kudus di luar gereja sejati. Di tiap kasus, Roh Kudus
bekerja untuk memastikan injil yang dikabarkan para rasul, atau
memastikan keabsahan baptisan air yang mereka lakukan di dalam
nama Yesus.
Mengapa menerima injil yang diberitakan gereja sejati dan berdoa
memohon Roh Kudus di sana yaitu perkara yang sangat penting?
Pertama, Roh Kudus yaitu “Roh kebenaran” (Yoh. 14:17). Ia hanya
dapat ditemukan di gereja yang mengabarkan injil keselamatan yang
sempurna dan sepenuhnya (ref. Mrk. 16:15-17). Ini dikarenakan Allah
memberikan Roh Kudus kepada mereka yang percaya dan taat kepada-
Nya (Kis. 5:32) – seperti yang ditunjukkan dalam penerimaan mereka
atas injil (Ef. 1:13). Allah tidak akan memberikan karunia ini kepada
seseorang yang percaya pada ajaran-ajaran yang berbeda dengan
ajaran-ajaran Alkitab.
Lebih lagi, saat seseorang percaya dan menerima injil palsu, Iblis
mempunyai kesempatan untuk menawannya dengan pengalaman-
pengalaman roh yang aneh, yang serupa dengan pekerjaan Roh
Kudus, namun sebenarnya yaitu pekerjaan “roh yang menyesatkan”
(1Yoh. 4:6). Iblis dapat menyamarkan sebagai malaikat terang untuk
membingungkan dan menipu orang (2Kor. 11:14). Kesaksian-kesaksian
pada bagian 14.4 dalam bab ini menyediakan bukti-bukti mengenai hal
ini.
14.5.2 Menghindari dosa
Paulus juga memberikan nasihat agar kita “janganlah beri
kesempatan kepada Iblis” (Ef. 4:27). Apabila kita memberinya
kesempatan, Iblis akan mempunyai kesempatan untuk bekerja. Ini
dapat disamakan seperti lupa mengunci pintu dan memberikan jalan
masuk bagi seorang pencuri yang mencari kesempatan. Kita melihat
contoh-contoh kejadian ini pada orang-orang di Alkitab. Di antaranya
Saul, yang melawan kehendak Allah dan iri hati kepada Daud, sehingga
Roh Allah meninggalkannya dan roh jahat masuk ke dalam hatinya
(1Sam. 15:23; 16:14; 18:6-10). Kita juga melihat contoh dari Yudas,
yang awalnya mencuri uang, namun kemudian mengkhianati Tuhan
karena Iblis telah masuk ke dalam hatinya (Yoh. 12:6; 13:27). Lalu kita
435
mempelajari contoh dari Ananias dan istrinya, yang dengan tidak jujur
menyimpan sebagian uang yang mereka telah janjikan kepada gereja,
sehingga Iblis mengambil alih hati mereka untuk berbohong kepada
Allah (Kis. 5:1-10).
14.6 Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, menunggu dan memohon Roh Kudus di
gereja sejati yaitu hal yang penting, sehingga kita dapat memastikan
Roh Kudus dicurahkan dengan penuh kasih karunia. Kita juga harus
berjaga-jaga untuk terus menuruti injil dan menghindari dosa.
Apabila kita melakukan ini semua dan berdoa dengan iman, kita dapat
memegang keyakinan bahwa Yesus akan memberikan yang terbaik,
yaitu Roh Kudus-Nya (Luk. 11:11-13).
Bab ini memperlihatkan beberapa kesaksian untuk memberikan
sebuah gambaran kepada para pembaca mengenai pengalaman-
pengalaman orang-orang percaya yang menerima Roh Kudus.
Perlu ditekankan, pengalaman tiap-tiap orang berbeda: beberapa
jemaat mempunyai pengalaman rohani yang lebih kuat yang diberikan
Allah kepada mereka daripada jemaat-jemaat lain. Namun satu ciri
yang senantiasa ada dan umum di dalam pengalaman semua jemaat
yaitu mereka semua berkata-kata dalam bahasa roh pada saat
menerima baptisan Roh Kudus. Ini yaitu bukti mutlak menerima Roh
Kudus, seperti yang ditunjukkan di dalam Alkitab.
Kiranya Roh Allah menerangi hati Anda dan mengilhamkan Anda
untuk memohon Roh Kudus di Gereja Yesus Sejati, seperti orang-orang
ini.
15.2 Sukacita yang tak terukur (oleh Lin Wuzhen)
Di tahun 1929, saya membuka praktek pengobatan di Xikou,
Taiwan. Saya tidak mengenal agama Kristen dan tidak pernah
mendengar nama Yesus. Walaupun saya seorang dokter, saya tidak
mampu menyembuhkan istri saya yang menderita asma selama
bertahun-tahun.
Pada suatu hari, saudara ipar saya yang bernama Tsai Haidao
berkata kepada saya, “Gereja Yesus Sejati mengabarkan injil di
Dalin. Gereja itu mempunyai Roh Kudus, dan orang-orang yang sakit
dapat pergi ke sana untuk memperoleh kesembuhan. Bawa saudara
perempuan saya ke sana agar ia dapat sembuh dari asma.”
Namun kata-kata ini menyebalkan hati saya, dan saya langsung
menegurnya.
437
Beberapa hari kemudian, saya pergi ke Dalin untuk mengunjungi
teman baik saya, Zhu Kuo. Saat saya tiba di sana, saya melihatnya
membaca majalah Holy Spirit Times. Ia berkata kepada saya dengan
penuh rasa tertarik, “Di sini ada berita yang sangat menarik: artikel
ini membicarakan tentang Gereja Yesus Sejati, yang berasal dari China,
dan berbeda dengan gereja-gereja lain. Jemaatnya mempunyai Roh
Kudus dan dapat berbahasa roh. Mereka bahkan dapat mengusir setan
dan menyembuhkan sakit. Gereja ini pasti gereja yang benar.”
Saya menjawab, “Kamu bicara omong kosong. Bagaimana bisa
orang filosofis dan pintar seperti kamu, yang tidak percaya dengan
tahyul, dan tidak percaya dengan dewa-dewa, bisa sebodoh saudara
ipar saya, Haidao? Pernahkah kamu pergi ke toko bunga yang tidak
mencoba menjual bunga-bunganya? Bahkan kita, para dokter, berkata
kepada orang-orang betapa pandai kemampuan pengobatan kita,
dan betapa mujarab obat-obatan kita dibandingkan yang lain. Tidak
berbeda dengan agama: gereja mana yang tidak menyatakan diri
sebagai yang benar dan yang dapat menyelamatkan dunia? Saya tidak
mau percaya.”
namun Zhu Kuo bersikeras, “Gereja Yesus Sejati pastilah berbeda
dengan gereja-gereja lain. Belum lama ini saya juga tidak mau percaya,
namun saya melihat dengan mata kepala sendiri beberapa pasien saya
percaya dan mendapatkan kesembuhan. Ini sebabnya saya ingin
mencari tahu lebih banyak.”
Penasaran dengan perkataan teman saya ini, saya menjawab,
“Mungkin ada sesuatu di balik hal ini. Beritahu saya apabila kamu mau
pergi ke sana – saya akan pergi denganmu.”
Tiga hari sesudah kembali ke rumah, pada tanggal 8 April 1929,
saudara ipar saya Haidau membawa Penatua Seiki Suda dari Jepang,
dan Saudara Haiqing Tsai (yang kemudian dikenal sebagai Diaken
Shenming Tsai) ke rumah saya. Penatua menjelaskan, “Tuan Kuo
berkata kepada saya bahwa Anda mau mengetahui lebih banyak
tentang kebenaran, dan itu sebabnya kami ada di sini.”
Mendengar ini, saya segera mengajak teman-teman untuk
bergabung dengan kami, untuk mendengarkan pesan mereka. Penatua
lalu menyampaikan khotbah dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan
diaken ke bahasa Taiwan. sesudah mereka selesai, mereka meminta
isteri dan anak-anak saya untuk berlutut di tempat tidur dan berdoa. Ia
meminta mereka untuk percaya di dalam hati dan mengajarkan mereka
doa sederhana: “Haleluya! Terpujilah Tuhan Yesus. Kami memohon
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
438
agar Roh Kudus memenuhi hati kami.” Penatua dan diaken lalu berdoa
di dalam bahasa roh yang tidak saya mengerti. Saya juga melihat tubuh
mereka bergetar.
Lima menit berdoa, saya menyadari adanya sebuah kekuatan
yang mengangkat isteri saya beberapa inci dari atas tempat tidur. Ia
meloncat-loncat dengan lututnya, dan memukuli dadanya sendiri.
Isteri saya mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti. Saya
merasa ngeri – saya berpikir, apabila ia terus melakukan hal ini, ia akan
merusak paru-parunya dan mati. Jadi saya naik ke atas tempat tidur
untuk menghentikannya. Melihat kekuatiran saya, penatua menaruh
tangannya ke atas kepala isteri saya, dan berkata, “Amin.” Isteri saya
kemudian menjadi sangat tenang. Ia keringatan, namun tersenyum.
Yang mengejutkan, ia tampaknya tidak ada dalam kesakitan, dan malah
tampak segar dan tenang. Ia berkata, “Saat berdoa, saya melihat cahaya
yang sangat terang menyinari saya.”
Diaken Tsai menjawab, “Puji Tuhan atas kasih karunia-Nya. Ia
telah melihat cahaya kemuliaan.”
Pada saat itu saya tidak mengerti apa yang ia maksud. Cahaya apa
yang dilihat isteri saya?
Sebelum mereka pergi, penatua dan diaken berkata kepada
saya, “Bila Anda percaya kepada Yesus dengan tulus, Anda juga dapat
menerima Roh Kudus, bahkan tanpa perlu kami tumpangi tangan.”
Malam itu, sebelum kami tidur, isteri dan anak saya berdoa. Sekali
lagi, mereka dipenuhi Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa yang
tidak dimengerti. Dan sekali lagi, isteri saya meloncat-loncat dengan
lututnya.
sesudah berdoa, saya berkata kepadanya, “Kamu tidak sehat.
Mengapa harus berdoa sebegitu keras?”
Ia menjawab, “Saya ingin berdoa karena rasanya enak – lebih enak
daripada meminum obat. Saya juga dapat merasakan kesehatan saya
membaik.”
Tidak lama, isteri dan anak saya menerima baptisan air. Saya
juga mulai mengikuti kebaktian di gereja dan belajar Alkitab dengan
tekun. Perlahan-lahan, kasih Allah membuka hati saya untuk mengerti
kebenaran. Lalu pada tanggal 20 Mei 1929, giliran saya yang dilahirkan
menjadi manusia baru. Hari itu, ada sepuluh orang yang menerima
baptisan air, termasuk teman saya, Zhu Kuo, saudara ipar saya, Tsai
439
Haidao; dan beberapa guru, dan orang-orang yang menghadapi
berbagai macam penyakit. Banyak penduduk desa yang penasaran
turut serta untuk melihat-lihat. Mereka mengejek kami, “Bagaimana
mungkin orang-0rang berpendidikan seperti kalian percaya dengan
Yesus?”
sesudah baptisan air, kami kembali ke gereja untuk menerima
sakramen basuh kaki dan perjamuan kudus. Kami semua merasa sangat
terharu dengan kasih Allah. Kemudian kami berdoa bersama memohn
Roh Kudus. Pada saat berdoa, Penatua Gideon Huang menumpangkan
tangan ke atas kepala saya, dan saya dapat merasakan kehangatan
turun ke kepala saya. Saya merasa sukacita, namun tidak mendapatkan
Roh Kudus.
Keesokan hari pada waktu sore, kami pergi keluar ke padang
di belakang rumah kami untuk berdoa. Langit tampak gelap karena
baru saja turun hujan. Kami tidak dapat berlutut karena tanah masih
basah, jadi kami berdoa dengan berdiri. sesudah beberapa menit, dalam
keadaan sadar, saya merasakan kaki saya bergerak dan menyadari
adanya sebuah rasa hangat di dalam diri saya. Saya dapat mengetahui
saya akan segera menerima Roh Kudus, dan mengencangkan
genggaman tangan saya agar tidak bergerak-gerak. Saya juga dengan
sadar berusaha mengucapkan kata-kata doa saya dengan hati-hati, agar
saya tidak berbahasa roh. Namun saya tidak dapat menahan kuasa Roh
Kudus – Saya mulai mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti.
Pada saat yang sama, tubuh saya mulai terangkat dari tanah oleh Roh.
Saya menari dan berbalik, tangan saya tersebar di kanan dan kiri saya.
Di depan, saya dapat melihat cahaya yang seterang siang hari.
Saya belum pernah mengalami sukacita seperti itu pada malam
saya menerima Roh Kudus. Saya tidak akan menukarnya dengan apa
pun juga dalam dunia ini.
15.3 Diilhamkan karena perubahan suami saya (oleh Yang
Shuzhen)
Ada masa-masa saya tidak mengenal Yesus Kristus dan
menyembah berhala. Saya hidup dalam kemiskinan di sebuah desa.
Suami saya mempunyai kesehatan yang jelek dan tidak mampu bekerja.
Ia juga mempunyai temperamen yang buruk dan sering memukuli saya
hingga jatuh sakit. Saya merasa putus asa dan sendirian. namun saya
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
440
bersyukur kepada Allah atas kasih-Nya, karena dalam masa-masa itu,
Ia menyelamatkan suami saya (yang kemudian menjadi Diaken Tsai
Shenming) dan saya sendiri.
Di tahun 1928, suami saya pergi ke Tainan di Taiwan, untuk
mencari pengobatan. Di sana ia dipimpin oleh Tuhan untuk mengikuti
kebaktian di Gereja Yesus Sejati. sesudah mempelajari doktrin-
doktrin, ia dibaptis, meninggalkan Gereja Presbiterian yang selama
ini ia ikuti. Segera sesudah itu, ia menerima Roh Kudus dan menjadi
orang yang sama sekali baru. saat ia kembali ke desa kami, ia mulai
mengabarkan injil dengan penuh semangat mengenai pekerjaan Roh
Kudus di Gereja Yesus Sejati. namun saya tidak berani meyakini ia telah
sungguh-sungguh berubah dan mengabaikan apa yang ia katakan.
Namun saya mengamati sifat dan tingkah lakunya selama beberapa
hari, dan melihat sebuah perbedaan yang sangat drastis.
Suatu hari, seorang penatua dari Gereja Yesus Sejati datang ke desa
kami untuk mengadakan baptisan air. Pada saat itulah saya memutuskan
untuk percaya dan dibaptis. Saat suami saya menanyakan alasan saya,
saya menjawab, “Saya ingin agar dosa-dosa saya dihapuskan, agar saya
dapat berubah, dan hidup dalam kehidupan yang baru.” Mendengar ini,
suami saya menjadi sangat gembira. Pada saat dibaptis, saya melihat
cahaya kemuliaan besinar di depan saya. sesudah itu saya merasakan
seolah-olah ada beban berat, yang selama ini saya pikul, terangkat.
Saya merasa sangat ringan – seperti orang yang merdeka. Saya merasa
sangat gembira dan terus menerus mengucapkan “Haleluya”.
Pada saat berjalan pulang, saya berdoa berkali-kali: lima kali di
tengah perjalanan; tiga kali di rumah, saat sedang mencuci baju, dan
lima kali saat memasak makan malam. Apada akhirnya, sesudah saya
selesai memasak dan menunggu keluarga berkumpul di meja makan,
saya berdoa lagi. Kali ini, saya menerima Roh Kudus: Saya berkata-
kata dalam bahasa roh dengan keras dan seluruh tubuh saya bergetar.
Suami saya yang ada di ruangan lain mendengar saya berdoa, dan turut
berdoa bersama saya. Saya dipenuhi Roh Kudus. Sukacita yang saya
alami seperti mata air ang hidup, mengalir ke dalam diri saya.
sesudah menerima baptisan air dan Roh Kudus, saya merasa
seperti dibebaskan dari belenggu dosa dan dukacita. Sekarang saya
merasa sukacita dan damai. Dan sebagai bonus, Allah memberikan
saya kesehatan yang baik.
Saya tidak akan pernah melupakan kejadian saat saya menerima
Roh Kudus. Puji Tuhan, Ia terus hidup di dalam diri saya – senantiasa
441
mengajar saya, menenangkan dan memastikan keselamatan saya. Dan
saya akan terus bersandar kepada-Nya dan menyerahkan diri ke dalam
pimpinan-Nya, agar saya dapat berjalan di dalam jalan Tuhan, melayani
Dia, dan menantikan kedatangan-Nya keduakalinya dalam kemuliaan.
15.4 Kuasa Roh Kudus (oleh Chen Yangzheng)
Saya dilahirkan dari sebuah keluarga yang menjalani berbagai
macam agama, kecuali Kristen. Dulu rumah saya di Putian, Fujian, di
China, namun keluarga saya pindah ke Shima di Propinsi Longxi untuk
membuka usaha. Di musim dingin tahun 1921, saya kembali ke rumah
untuk menikah. Isteri saya yaitu orang Kristen dan lulusan dari
sekolah Kristen. Saya ingat pada saat kami menikah, ia tidak mau sujud
menyembah altar leluhur kami. Namun sesudah lewat beberapa waktu,
ia terpengaruh dengan praktik-praktik agama dalam keluarga kami.
Saya menjalani usaha menjual buah-buah kering dan permen. Di
tiap akhir tahun, saya pergi ke Shanghai atau Hangzhou untuk mengurusi
keuangan. Di perjalanan-perjalanan bisnis ini, saya seringkali bergaul
di tempat-tempat yang berhubungan dengan minum-minuman keras,
berjudi, dan prostitusi. Secara khusus saya suka dengan permainan
mahyong, dan berjudi dari sore hingga dini hari selama satu hingga dua
hari bukanlah hal baru bagi saya. Walaupun kadang-kadang merasakan
seperti perasaan sesal, saya tidak dapat melepaskan diri saya dari
kecanduan ini. Saya juga menelantarkan isteri saya yang menunjukkan
kemarahan dan ketidaksetujuannya dengan berdiam diri.
Di bulan Januari 1931, beberapa orang dari desa saya: Chen
Menglan, Li Chen, Ou Yuchun, dan orang-orang lain yang kecanduan
berat dengan ganja, menerima berita tentang Gereja Yesus Sejati di
Putian. Mereka mendengar bahwa orang-orang mengalami berbagai
jenis penyakit dan kecanduan mendapat kesembuhan di sana. Putus
asa dalam usaha mereka untuk meninggalkan kecanduan, mereka
melakukan perjalanan panjang ke Putian. Beberapa bulan kemudian,
mereka kembali – dan mereka berubah sama sekali, tampak sehat
dan penuh semangat. Bersama mereka ada Diaken Lucius Shiao,
yang datang untuk mengabarkan injil Gereja Yesus Sejati. Mereka
berkumpul setiap hari untuk berdoa, dan seringkali, dengan sangat
keras. Kebaktian mereka kadang-kadang terus berlanjut hingga tengah
malam. Secara pribadi saya menganggap tingkah laku mereka sangat
aneh, dan juga melihat nama gerejanya dengan hina, terutama pada
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
442
kata “Sejati”. Menurut saya, mereka hanya sekumpulan orang-orang
yang terlalu bosan dan tidak punya kerjaan. Jadi saya tidak mau
memperhatikan mereka.
Beberapa waktu kemudian isteri saya jatuh sakit keras karena
komplikasi sesudah melahirkan. Keadaannya semakin parah, dan mulai
merasakan kesakitan yang hebat di perutnya. Ia menjalani pengobatan
selama enam bulan, namun tidak menghasilkan apa-apa. Ia mulai
kehilangan berat badan dan tampak pucat. Saya tidak dapat berbuat
apa-apa. Pada saat itu Diaken Shiao ada di desa kami, menyembuhkan
orang-orang sakit dengan doa. Para tetangga mendesak saya untuk
mengundangnya untuk mendoakan isteri saya, namun saya menolak.
Namun akhirnya kami mengadakan rapat keluarga, dan diputuskan
saudara ipar saya, Xu Tianyou, seorang dokter dan pelaku akupuntur,
dan saya sendiri, pergi mengunjungi Diaken Shiao.
Saat kami bertemu dengan Diaken Shiao, saya bertanya kepadanya,
“Benarkah Anda dapat menyembuhkan penyakit, Tuan Shiao?”
Ia menjawab, “Anda keliru – saya bukan dokter. Yesus-lah yang
menyembuhkan.”
Saya terkejut mendengar jawabannya, namun saya berkata, “Saya
tidak peduli apakah Anda atau Yesus. Isteri saya sakit keras. Dapatkan
Anda menolong saya?”
Diaken Shiao menjawab, “Jika Anda percaya, maka segala hal
mungkin di dalam Tuhan Yesus. Saya tidak akan bertanya seberapa
parah penyakit isteri Anda, karena apabila Anda percaya, maka ia akan
sembuh.”
Saya menjawab, “Bila ia sembuh karena doa Anda, kami pasti
percaya.”
namun ia berkata, “Anda sendiri harus beriman, maka doa-doa
Anda akan berkhasiat.”
saat kembali ke rumah, kami memutuskan untuk mengundang
Diaken Shiao untuk mendoakan isteri saya. Dengan segera ia datang
ke rumah kami. Sebelum berdoa, ia meminta saya mengambil segelas
air dingin. Permintaan ini mencemaskan saya, karena saya mendengar
bahwa air dingin tidak baik untuk kesehatan isteri saya. Walaupun
demikian, dengan setengah hati saya menuangkan air dingin ke cangkir
yang kecil.
443
Saat berdoa, saya secara khusus mengawasi Diaken Shiao, untuk
melihat apakah ia menggunakan ilmu-ilmu sihir, namun yang saya
lihat, ia hanya berdoa dengan sungguh-sungguh. Saya mendengarnya
memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan isteri saya, agar
banyak orang menjadi percaya, dan gereja dapat didirikan di sini.
Sikapnya tampak sangat tulus dan tenang.
sesudah berdoa, Diaken Shiao memberikan air dingin untuk
diminum isteri saya. Ia berkata, “Allah pasti berbelas kasihan kepada
isteri Anda. Ia akan memperhatikan dan menyembuhkannya.”
Saya menjawabnya dengan bertanya, “Bagaimana Anda dapat
merasa yakin?”
Ia menjawab, “Saat berdoa, saya melihat cahaya yang terang dan
penuh kemuliaan; ini membuktikan bahwa Allah telah mendengar doa
kita.”
Saya berbalik dan bertanya kepada orang-orang yang berdoa
bersama kami, apakah mereka melihat cahaya terang, namun tidak ada
yang melihatnya. Saya sekarang mulai kuatir ilmu sihir yang dilakukan
melibatkan air dingin untuk diminum isteri saya. Saya terus merasa
cemas sesudah Diaken Shiao pergi.
Malam itu, saya memperkirakan keadaan isteri saya bertambah
parah dan tidak dapat tidur. Namun ajaib, isteri saya tidur dengan
tenang sampai esok harinya. Ini yaitu sesuatu yang tidak pernah saya
lihat sejak isteri saya mulai sakit. Saya bertanya apakah ia merasakan
sakit. Ia menekan-nekan perutnya, dan berkata, “Saya jauh merasa
lebih baik. Saya tidak merasakan kesakitan.”
Saya merasa sangat gembira dan segera pergi menceritakan hal
ini kepada Diaken Shiao.
Ia berkata, “Sudah saya katakan kemarin, Allah akan
menolongnya.”
Saya lalu mengundangnya kembali ke rumah untuk berdoa lagi.
Kali ini, saat ia meminta air dingin, saya membawa lebih banyak.
Diaken Shiao tersenyum dan berkata, “Iman Anda telah tumbuh.”
Kami berdoa setiap hari selama tujuh hari, dan di hari ke-tujuh,
isteri saya telah sembuh sepenuhnya, dapat dapat keluar dari tempat
tidur.
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
444
Melihat mujizat ini, saya tidak lagi meragukan Allah. Sebaliknya,
saya menaruh hormat dan percaya kepada-Nya. Lalu pada tanggal 15
Mei 1931, saya sekeluarga dibaptis ke dalam Gereja Yesus Sejati. Hari
itu, Diaken Shiao mengadakan baptisan air kepada 33 oranng. Pada saat
baptisan air berlangsung, dua orang saudari mendapat penglihatan
burung-burung yang sangat terang beterbangan di udara, yang
kemudian hilang sesudah baptisan selesai. Diaken Shiao menjelaskan
bahwa penglihatan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus akan segera
turun.
Memang benar, sesudah kami kembali ke gereja dan berlutut untuk
berdoa, Roh Kudus turun dengan penuh kuasa. Kami dapat mendengar
suara-suaranya seperti suara petir dan air terjun, dan dapat merasakan
lantai bergetar. Pengalaman itu sangat hebat, sampai-sampai salah
satu jemaat bernama Xu Yeijiu mengira gedung gereja sedang runtuh,
dan langsung melarikan diri keluar. sesudah berdoa, kami mendapati
separuh dari orang-orang yang menerima baptisan air hari itu,
mendapatkan Roh Kudus. Kami terbenam dalam sukacita.
Saya yaitu salah satu dari mereka yang menerima Roh Kudus.
Pada saat kami berdoa, saya merasakan seperti setruman kecil, seakan
ada aliran listrik mengalir ke seluruh tubuh saya, sehingga saya
bergetar. Lalu saya berkata-kata dalam bahasa roh, mengucapkan kata-
kata yang tidak saya mengerti. Saya merasakan sukacita.
Sejak hari itu, saya terus menggunakan bahasa roh setiap kali saya
berdoa. Tambah lagi, dengan bersandar pada Roh Kudus, saya dapat
mengendalikan kebiasan-kebiasaan buruk, termasuk sepuluh tahun
kecanduan merokok. Saya akhirnya merasa dibebaskan dari beban
saya yang berat.
Ibu mertua saya juga menerima Roh Kudus. Sebelumnya ia
kecanduan ganja selama delapan tahun, dan tubuhnya lemah dan kurus.
sesudah menerima Roh Kudus, ia dapat meninggalkan kecanduannya
dan mendapatkan kembali kesehatannya. Ia juga mulai mengikuti
ibadah gereja dengan taat.
Saya bersyukur kepada Allah karena kasih-Nya, menyelamatkan
kami sekeluarga dari dosa dan penderitaan. Ia telah memberkati kami
dengan kedamaian jasmani dan rohani. Saya tidak dapat melupakan
kasih karunia-Nya.
445
15.5 Mendapatkan pengendalian diri melalui Roh Kudus (oleh
Hsieh Jinkun)
saat kedua orangtua saya meninggal, saya jatuh dalam depresi.
Saya juga menderita temperamen buruk yang tidak dapat saya
kendalikan. Pada suatu hari, seorang teman dari Gereja Yesus Sejati
berkata, “Apabila kamu percaya kepada Yesus, dan menerima Roh
Kudus, kami akan dapat merasa sukacita, apa pun keadaanmu.”
Walaupun tidak sepenuhnya yakin, kata-kata ini cukup membujuk
saya untuk mengikuti salah satu kebaktian. Saat saya tiba di sana,
saya mengamati jemaatnya berdoa dengan kata-kata yang tidak saya
mengerti, dan tubuh mereka bergoncang-goncang. Saya pulang ke
rumah dengan bingung.
Lalu tiba saat liburan sekolah di musim panas tahun 1957,
sehingga saya dapat istirahat dari pekerjaan mengajar. Saya mengikuti
kebaktian di Gereja Yesus Sejati Taichung (Taiwan) selama dua
bulan, mempelajarin kebenaran dan berdoa memohon Roh Kudus.
Namun saya merasa tidak mampu menemukan apa yang saya cari,
sehingga saat sekolah dibuka kembali di musim gugur, saya tidak
lagi berkebaktian. Apa yang tidak saya ketahui, apabila Allah berbelas
kasihan kepada seseorang, Ia tidak akan meninggalkannya, walaupun
orang itu berhenti mencari Dia.
Satu bulan sesudah sekolah dibuka, saya mengalami beberapa
kesulitan pribadi, dan memutuskan untuk kembali ke gereja. Saat itu
sedang diadakan Persekutuan Rohani Musim Gugur. Saya mengikuti
kebaktian doa pagi, dan pada saat itu pendeta mendorong jemaat
dengan kata-kata Tuhan Yesus: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang
kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-
aliran air hidup” (Yoh. 7:37-38). Saya ingin mendapatkan Roh Kudus
dan merasakan sesuatu seperti kekuatan yang mendorong saya untuk
berjalan ke depan aula untuk berdoa bersama keluaga saya yang juga
ada di sana. Saat berdoa, saya menangis. Namun saya tahu saya belum
menerima Roh Kudus, karena saya tidak berkata-kata dalam bahasa
roh. namun sekarang saya tahu bagaimana rasanya digerakkan oleh
Roh.
Sejak saat itu, saya berdoa lebih giat dan kadang-kadang merasakan
sebuah energi yang memancari dari diri saya, membuat tubuh saya
bergoncang. Di gereja, saya membiasakan diri pergi ke ruang doa
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
446
untuk memohon Roh Kudus, entah ada pendeta atau penatua yang
menumpangkan tangan atau tidak, agar saya dapat menerima Roh
Kudus. namun waktunya belum tiba.
Walaupun pada saat berdoa saya digerakkan oleh Roh Kudus, saya
masih kesulitan memahami khotbah pada saat kebaktian, walaupun itu
semua didasarkan pada Alkitab. Jadi saya memutuskan untuk mengikuti
kebaktian dan kegiatan yang diadakan denominasi-denominasi lain di
Taichung, berusaha belajar lebih banyak tentang Alkitab. Tapi di saat
yang sama saya tetap hadir dalam kebaktian kesaksian di hari Rabu
malam di Gereja Yesus Sejati.
Pada tanggal 8 Juni 1958, saya memutuskan untuk mendaftarkan
diri menerima baptisan air di Gereja Yesus Sejati. Namun satu hari
sebelum hari baptisan, seorang teman Kristen dari denominasi
lain berkata, “Baptisan tidak menghapus dosa-dosamu – itu semua
diampuni saat kamu percaya.”
Kata-kata itu membuat saya sangat bingung, dan saya berubah
pikiran mengenai menerima baptisan air. Sebaliknya, saya berdoa
kepada Tuhan memohon bimbingan dengan berkata, “Tuhan Yesus
yang penuh belas kasihan, saya yakin Engkau dapat menyelamatkan
saya, namun mohon beri saya tanda agar saya tahu bahwa saya dapat
percaya kepada-Mu. Tuntun saya agar saya dapat bersaksi kepada
keluarga saya. Berbelaskasihanlah kepada saya.”
Hari berikutnya, dua saudara dari Gereja Yesus Sejati datang
mengunjungi saya: Saudara Kuo dan Saudara Lee. Saudara Lee
membagikan kesaksian bagaimana ia percaya dan menerima baptisan
air. Ia lalu mendorong saya untuk mengikuti kebaktian doa pagi besok,
untuk berdoa memohon Roh Kudus. Pada saat itu, saya masih merasa
tidak yakin apakah Gereja Yesus Sejati memberitakan kebenaran,
namun tetap memutuskan untuk pergi.
Pada tanggal 25 Juni, saya mengikuti kebaktian doa pagi. Ada sekitar
sepuluh orang termasuk Saudara Lee. sesudah kebaktian, kami pergi ke
ruang doa untuk memohon Roh Kudus. Saudara Tsai sudah ada di sana,
dan ia sedang menyanyikan lagu yang sangat indah – sebuah nyanyian
roh. Sebelumnya saya sudah mendengar tentang nyanyian roh, namun
ini yaitu pertama kalinya saya mendengarnya dengan telinga saya
sendiri. Saya tidak memahami apa yang ia nyanyikan dan hanya dapat
mengenali “Haleluya”. Bahasanya tidak seperti bahasa Taiwan, Jepang,
Mandarin atau Inggris. Kedengarannya menurut saya seperti bahasa
Ibrani. Dari apa yang saya tahu, Saudara Tsai bahkan tidak masuk
447
sekolah menengah atas. Jadi mana mungkin ia dapat menyanyikan
lagu bahasa Ibrani yang sangat indah? Saat saya memikirkan hal ini,
saya kemudian menyadari bahwa tentu Allah itu ada. Apa yang saya
saksikan yaitu sesuatu yang sungguh-sungguh ajaib – bukti bahwa
Allah itu nyata. Mengapa selama ini saya meragukan dan menolak-
Nya?
Air mata penyesalan membanjiri mata saya saat saya berlutut
untuk berdoa. Saat saya berdoa, saya dapat merasakan ada rasa hangat
di dalam diri saya. Saya terus berdoa selama kira-kira dua puluh menit,
sampai saya tidak dapat lagi menangis. Saya merasakan sukacita yang
besar di dalam hati saya – seperti saya sedang masuk ke dalam pelukan
Allah Bapa. sesudah berdoa, Saudara Lee tidak berkata apa-apa selain
mendorong saya untuk kembali ke gereja sesudah bekerja, untuk berdoa
kembali.
sesudah selesai bekerja, saya dengan segera ke gereja untuk
mengikuti doa sore. Saat kebaktian berakhir, saya pergi ke ruang
doa untuk memohon Roh Kudus. sesudah berdoa, Saudara Lee
mengumumkan kepada para jemaat: “Ia telah menerima Roh Kudus!”
Barulah saya menyadari bahwa saya telah menerima Roh Kudus tadi
pagi, dan sekarang Saudara Lee memastikannya.
sesudah beberapa waktu, saya dapat melihat diri saya berubah:
Saya dapat bangun pagi untuk mengikuti doa pagi sebelum bekerja,
padahal sebelumnya saya terbiasa terlambat untuk hal apa saja; saya
mulai mengerti apa yang saya baca di Alkitab; telinga saya terbuka
mendengarkan khotbah; dan saya dapat mengendalikan temperamen
saya. Juga ada waktu-waktu saat menghadapi kesulitan keuangan,
saya dapat menemukan ketenteraman di dalam Roh Kudus. Namun ada
satu masalah yang belum selesai: saya masih belum menerima baptisan
air. Ini dikarenakan saya belum tahu bagaimana menyelesaikan
pertentangan dengan praktik-praktik kepercayaan keluarga saya yang
menyembah roh nenek moyang dan berhala.
Di pertengahan Agustus, saat KKR siswa diadakan, Penatua Lin
bertanya kepada saya, “Apakah ada masalah pribadi yang belum dapat
kamu selesaikan? Sebab, apabila kamu tidak segera dibaptis, Roh Kudus
akan meninggalkanmu, karena Ia tidak dapat tinggal terus menerus di
dalam seseorang yang dosa-dosanya belum dihapuskan.”
Saya tidak tahu harus berkata apa. Yang dapat saya pikirkan
yaitu apa yang akan terjadi apabila saya jatuh dalam sifat kemarahan
dan depresi kembali.
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
448
Terima kasih pada Tuhan atas kasih karunia-Nya, saya akhirnya
menerima baptisan air di Gereja Yesus Sejati Taichung pada tanggal
16 November. Sekarang saya dapat memulai hidup yang baru di dalam
Kristus.
15.6 Berdoa dengan ketekunan (oleh Aher Zhu)
Haleluya! Puji Tuhan, saya menerima Roh Kudus di tahun 1954,
saat saya masih berumur 16 tahun.
Saya dibesarkan dalam lingkungan Gereja Yesus Sejati dan
tumbuh dalam kasih dan karunia Tuhan. Sebagai anak-anak, saya
mendengarkan cerita-cerita Alkitab dan menyanyikan kidung pujian.
Saya juga mengetahui pentingnya menerima Roh Kudus – tanpa Roh
Kudus, seseorang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Saya
sering menyaksikan sukacita saudara saudari dalam Kristus di sekitar
saya saat mereka menerima Roh Kudus. Karena itu saya turut
memohon Roh Kudus dan terus memegang kesempatan, seperti pada
saat KKR. namun walaupun berdoa dengan keras, saya masih belum
menerima-Nya.
Di musim gugur tahun 1954, Gereja Yesus Sejati Meisan di Taiwan
mulai mengadakan kebaktian doa di hari Jumat malam, sehingga jemaat
dapat berdoa secara khusus untuk memohon Roh Kudus. Karena kasih
karunia Allah, selalu saja ada jemaat yang menerima Roh Kudus di tiap
kebaktian. Pada suatu malam, banyak anak-anak menerima Roh Kudus
– mereka berbahasa roh dan tubuh mereka bergetar karena digerakkan
Roh. Mereka semua tampak gembira. Saya berpikir kapankah giliran
saya. Saat saya pulang malam itu, saya bertekad untuk berdoa dengan
tekun hari Jumat berikutnya, dan tidak mau pulang sampai saya
menerima Roh Kudus.
Pada hari Jumat, 27 November, saya pergi ke gereja dengan penuh
semangat, seperti seorang prajurit yang maju ke medan perang. Saat
saya berlutut untuk berdoa, saya berkata kepada diri sendiri, saya tidak
akan berhenti berdoa sampai saya menerima Roh Kudus! Dengan tekad
ini, saya berdoa terus tanpa henti hingga kurang lebih dua jam. Saat itu
semua kegiatan gereja telah selesai, dan semua orang sudah pulang
ke rumah. Tinggal saya sendirian di gereja. Dengan menangis saya
memohon belas kasihan Tuhan untuk memperoleh Roh Kudus-Nya.
Haleluya! Tuhan menjawab doa saya: saya mulai berkata-kata dalam
449
bahasa roh, dan tubuh saya mulai bergoncang. Karena sudah larut
malam, saya berhenti berdoa dengan rasa sukacita. Hari berikutnya,
saya kembali ke gereja untuk berdoa. sesudah berlutut selama kira-kira
lima menit, sekali lagi saya dipenuhi Roh Kudus dan berbahasa roh.
Sejak saat itu, saya menjadi semakin bersemangat di dalam Tuhan,
dan iman saya tumbuh bertambah kuat. Saya menjadi sangat suka
berdoa – bahkan berkali-kali berdoa setiap hari rasanya tidak pernah
cukup. Saya merasa menyukai air rohani yang mengalir dari Tuhan: air
itu menyegarkan saya dan membuat jiwa saya seperti tidak akan lapar
dan haus lagi. Roh Kudus juga menuntun saya dalam kehidupan sehari-
hari: Ia menolong saya melalui kesulitan, dan mengalahkan dosa dan
kelemahan.
Saya bersyukur kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya dan
berharap agar saudara-saudari juga dapat membagikan pengalaman
ini.
15.7 Cahaya yang bersinar (oleh Zhen Donghao)
Saya tumbuh dalam keluarga yang menyembah berhala. Terutama
ayah saya, dia sangat bersemangat dan mengikuti berbagai upacara
keagamaan. Sebagai anak, saya mengikuti dia dan melakukan hal yang
sama. Pada saat itu kami hidup dekat dengan Gereja Yesus Sejati, yang
tidak terlalu saya ketahui selain dari suara doanya yang sangat keras
saat berkebaktian. Namun tante dan paman saya yaitu jemaat Gereja
Yesus Sejati dan seringkali mengabarkan tentang Yesus Kristus kepada
ayah saya. Akibatnya, ayah saya pergi ke gereja untuk mengetahui lebih
banyak, dan saya menemaninya dalam kunjungan-kunjungan ini.
Pada suatu hari, seorang penatua dari gereja datang mengunjungi
rumah kami. Saat ia melihat ayah saya sedang merokok, ia mengatakan
kepadanya bahwa gaya hidup Kristen yaitu harus menahan diri dari
merokok dan minum-minum. Mendengar ini ayah saya tersinggung,
dan tidak mau lagi datang ke gereja. Saat itu saya tidak tahu mengapa
ia tidak lagi datang ke gereja; yang saya tahu, saya tidak lagi dapat
pergi ke sana.
Beberapa waktu kemudian, saya terkena malaria dan sakit keras.
Ayah saya sangat kuatir dan mencari-cari dokter untuk mengobati saya.
Pada saat yang sama, tante saya mendoakan saya. Segera kemudian,
saya sembuh. Saya pribadi yakin bahwa kesembuhan saya yaitu
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
450
karena doa-doa tante saya; namun Ayah menganggapnya sebagai jasa
dokter dan tidak mengakui bahwa ini yaitu pekerjaan Allah.
Kita mempunyai tetangga seorang jemaat Gereja Presbiterian, yang
suatu hari datang ke rumah kami untuk menginjili Ibu saya. Ibu saya
tertarik dan mengikuti kebaktian gereja. Tidak lama, kedua orangtua
saya dibaptis di Gereja Presbiterian. Pendeta sering mengunjungi
kami di rumah, untuk mengajak saya ke gereja, namun karena malu-
malu, saya tidak mau pergi. Ibu saya juga sering mendesak saya pergi
bersamanya ke gereja, namun saya selalu menolak, tidak mau berkelana
di tempat yang tidak saya kenali.
namun suatu hari saya berkata kepadanya, “Karena Ibu sangat
ingin saya pergi ke gereja, apakah Ibu mengijinkan saya pergi ke Gereja
Yesus Sejati? Gerejanya dekat dengan rumah, dan ada tante dan paman
di sana.”
Ibu menjawab, “Baiklah. Lagi pula, semua gereja sama saja.”
Maka sejak saat itu saya mulai mengikuti kebaktian di Gereja
Yesus Sejati.
Pada tanggal 22 November 1953, saya menerima baptisan air pada
saat diadakan KKR. Tante saya menghadiahkan Alkitab dan menasihati
saya untuk berdoa memohon Roh Kudus. Sejak hari itu dan seterusnya,
saya berdoa dengan giat, namun tidak menerima Roh Kudus.
Lalu beberapa hari sesudah KKR, saya tidak sengaja mendengar
tetangga saya yang sudah tua berkomentar, “Jemaat Gereja Yesus Sejati
berdoa begitu keras dan tubuh mereka bergoncang-goncang. Pastilah
mereka semua dihipnotis oleh si nenek tua itu.”
Saya sudah sering mendengar komentar-komentar seperti ini;
nenek tua yang mereka maksud yaitu Diakenis Cheng. namun saya
tidak dapat berhenti memikirkan kata-kata ini dan bahkan mulai
merasa sedikit takut setiap kali saya berlutut dan berdoa.
Tahun berikutnya, pada tanggal 5 Maret 1954, seorang saudari di
gereja jatuh sakit, dan semua jemaat mendoakannya. Pada suatu sesi
doa, saya melihat cahaya terang dan mulai berkata-kata dalam bahasa
roh, dan tubuh saya mulai bergetar. Saya merasa sangat gembira –
rasanya tidak dapat diuraikan. Pada saat itu Diakenis Cheng tidak ada
di gereja karena sedang melayani di tempat lain. Ini membuat saya
menyadari bahwa apa yang dikatakan tetangga saya tidak benar. Saya
pulang dengan penuh sukacita, dan tak sabar untuk memberitahukan
451
Ibu tentang berita ini. Yang saya tidak ketahui, saya akan segera
menghadapi perlawanan dan masalah di rumah.
saat pendeta dari Gereja Presbiterian mendengar bahwa saya
mengikuti kebaktian di Gereja Yesus Sejati, ia berkata kepada Ibu saya,
“Mengapa kamu membiarkan anakmu kebaktian di sana?”
Maka sejak saat itu, Ibu saya marah apabila saya pergi ke gereja
dan mencoba untuk mencegah saya pergi. Saya berusaha mengabaikan
kemarahannya, menganggap itu semua akan berlalu begitu saja, namun
masalah ini malah bertambah parah.
Pada suatu hari, saat tante saya berkunjung ke rumah, Ibu saya
berkata kepadanya dengan marah, “Kalau gerejamu benar, apakah itu
berarti gereja saya tidak benar?”
Namun pertentangan ini tidak mencegah saya mendoakan
keluarga saya kepada Tuhan, seringkali dengan kucuran air mata.
Membutuhkan doa yang tak jemu-jemu selama bertahun-tahun, namun
akhirnya Tuhan menjawab doa saya – seluruh keluarga saya akhirnya
menjadi jemaat Gereja Yesus Sejati.
Hari-hari ini, saya merasa penuh dengan sukacita dan ketenteraman
dari Roh Kudus (ref. Kis. 9:31; Ibr. 1:9), walaupun di tengah-tengah
masa sulit dan penyakit. Saya hanya ingin bersyukur kepada Tuhan
atas kasih karunia-Nya dan Roh Kudus-Nya. Kiranya semua kemuliaan
diberikan kepada-Nya.
15.8 Menerima Roh Kudus mendorong saya untuk dibaptis (oleh
Lin Xiansheng)
Saya dibesarkan dalam keluarga yang menyembah berhala, dan
Ibu saya sangat taat memegang kepercayaan ini. Namun saya juga
banyak berkenalan dengan orang-orang Kristen saat saya bertumbuh
besar: paman saya yaitu penatua di Gereja Yesus Sejati; tetangga
kami yaitu orang Kristen, yang sering mengajak saya dan Ibu untuk
mengikuti kebaktian keluarga di rumahnya; saya mengikuti Sekolah
Minggu dengan sepupu di Gereja Presbiterian di Jiayi; dan saya
juga mengunjungi gereja Jepang saat saya belajar di Tokyo. sesudah
menyelesaikan sekolah, saya kembali ke Taiwan untuk bekerja sebagai
guru.
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
452
Selama liburan musim panas di tahun 1937, saya pulang ke rumah
di Jiayi. Pada satu sore, saya dengan sepupu berjalan melewati Gereja
Yesus Sejati dan kami sepakat untuk masuk ke dalam untuk mengikuti
kebaktian. sesudah menyanyikan kidung rohani, jemaat berlutut untuk
berdoa, sementara kami hanya duduk dan melihat-lihat. Pada saat
berumur lebih muda, kesan saya mengenai doa di Gereja Yesus Sejati,
yaitu mereka yang berdoa pastilah ada dalam suatu bentuk hipnotis;
jadi saya selalu menghindari kebaktian di sini. Namun sekarang saat
saya mengamati jemaat yang berdoa, saya melihat sebagian berdoa
dalam bahasa roh, namun ada sebagian lain yang berdoa dengan kata-
kata pengertian. Sebagian berdoa dengan tubuh bergoncang, namun
yang lain hanya berlutut dan tetap diam. Saya menyadari bahwa
selama ini saya keliru memandang tentang doa. Lalu tiba-tiba saja, saya
merasakan sebuah kekuatan dari atas yang mendorong saya untuk
berlutut dan berdoa, jadi saya melakukannya. sesudah mengalami hal
ini, saya mulai mengikuti kebaktian setiap hari. Dan saya juga mulai
berdoa memohon Roh Kudus.
sesudah musim panas lewat, saya kembali bekerja di sekolah. Pada
satu sore tanggal 5 Oktober, seorang saudara dari Gereja Yesus Sejati
datang mengunjungi saya. Ia telah mendengar dari salah satu teman
saya, bahwa saya mengikuti kebaktian di gereja. Ia menyarankan saya
berdoa bersama di asrama. sesudah berdoa selama lima menit, saya
merasakan sebuah kekuatan datang dari atas, dan saya mulai berdoa
dengan bahasa aneh, entah Inggris atau bahasa lain yang saya tidak
mengerti. Penatua Lin Wuzhen pernah membagikan beberapa kesaksian
mengenai menerima Roh Kudus kepada saya, dan sekarang saya
mengalaminya sendiri. sesudah berdoa, saya menulis surat dengan hati
bersyukur kepada Diaken Tsai Shenming, untuk memberitahukannya
bahwa saya telah menerima Roh Kudus. Tercantum dalam surat,
keinginan saya untuk menerima baptisan air di Jiayi. Puji Tuhan atas
kasih dan tuntunan-Nya, saya dibaptis oleh Diaken Tsai di hari Sabat
berikutnya, di sebuah sungai kecil di Bazhang.
Pengalaman saya mengingatkan saya tentang pengalaman jemaat
di masa para rasul. Sebagian menerima Roh Kudus dan berbahasa roh,
sebelum menerima baptisan air (Kis. 10:44-48); sebagian lagi menerima
baptisan air sebelum mendapatkan Roh Kudus, melalui penumpangan
tangan (Kis. 8:15-17; 19:1-7). Dua pengalaman ini terlihat di Gereja
Yesus Sejati pada hari ini. Saya bersyukur kepada Tuhan atas kasih-
Nya, sehingga Ia memberikan Roh-Nya terlebih dahulu kepada saya.
Ia apa yang ada di dalam hati saya: apabila saya tidak menerima Roh
453
Kudus dahulu, saya mungkin tidak percaya dan masih berjalan di jalan
yang keliru.
Pada tanggal 1 Oktber 1941, saya mempersembahkan diri saya
menjadi pelayan penuh waktu (Pendeta), memenuhi nazar yang saya
buat sesudah menerima baptisan air. Puji Tuhan, ini senantiasa menjadi
panggilan yang paling indah. Haleluya!
15.9 Menjadi orang yang baru (oleh Wu Yangdao)
Alkitab mengajarkan kita bahwa menerima Roh Kudus
menandakan: a) Adam yang lama, yang merupakan milik daging,
menjadi Adam yang baru, yang merupakan milik Roh (1Kor. 15:22; Yoh.
3:3, 5; Kol. 3:9-10); b) kita dibebaskan dari belenggu Iblis, dan menjadi
milik Kristus (1Yoh. 5:19; Rm. 8:9-10); c) kita tidak lagi menjadi budak
dosa, namun menjadi anak-anak Allah (Gal. 4:4-7); d) kita mendapatkan
jaminan warisan surgawi (Ef. 1:13-14). Ajaran-ajaran Alkitab ini
menunjukkan betapa pentingnya peran Roh Kudus dalam kehidupan
orang Kristen. Pengajaran yang paling penting yaitu , Roh Kudus
diperlukan untuk mendapatkan keselamatan kita.
Ayah saya meninggal di usia muda, dan begitu juga lima saudara
laki-laki saya. Masa kecil saya penuh dengan kemiskinan dan
penderitaan. Keluarga kami menyembah berhala, sehingga sejak kecil
saya menemani Ibu dan saudara perempuan saya ke kuil di masa-
masa upacara keagamaan. sesudah semakin dewasa, saya mengejar
ketenaran dan harta, mengorbankan kesehatan saya. Kata-kata Paulus
menggambarkan kehidupan yang saya jalani sebelum saya mengenal
Kristus – saya “dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran
dan dosa-dosa [saya]. [Saya] hidup di dalamnya, karena [saya]
mengikuti jalan dunia ini, karena [saya] mentaati penguasa kerajaan
angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-
orang durhaka” (Ef. 2:1, 2). Saat berumur 29 tahun, saya bertemu
dengan salah satu teman saya, Dr. Jiang, sedang membaca Alkitab.
Saya mengejeknya, “Kamu orang yang sangat berpendidikan. Mengapa
kamu tertarik membaca Alkitab?”
Ia menjawab, “Kamu harus mencoba membacanya sendiri, lalu
kamu akan menyadari betapa indahnya itu.”
Mendengarnya, saya mulai membaca Alkitab, dimulai dari Kitab
Kejadian sampai Kitab Roma. Puji Tuhan, Ia membuka hati saya
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
454
untuk memahami apa yang sedang saya baca. Saya tersentuh dengan
beberapa ayat khusus. Contohnya, saat saya membaca: “Sebab bukan
apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan
apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat”
(Rm. 7:19). Saya dapat mengenali pergumulan pribadi saya sendiri,
dan ini menolong saya untuk mengetahui bahwa ada orang lain yang
juga mengalaminya. Saya juga menemukan ayat: “Akan namun Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati
untuk kita, saat kita masih berdosa” (Rm. 5:8). Ayat ini membuka
mata saya untuk melihat kebesaran kasih Allah, dan ini menggerakkan
saya untuk percaya kepada-Nya.
Pada saat itu, saya juga tertarik dengan ayat di dalam Alkitab
yang membicarakan tentang Roh Kudus: “Aku akan minta kepada
Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang
lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.
Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan
tidak mengenal Dia. namun kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai
kamu dan akan diam di dalam kamu” (Yoh. 14:16-17). Saya percaya
dengan Roh Kudus dan kata-kata Yesus; namun di dalam pikiran saya
terbit pertanyaan, bagaimana seseorang dapat mengetahui apakah
ia menerima Roh Kudus? Saya bertanya dengan Dr. Jiang, namun ia
mengakui tidak mengetahui jawabannya.
Belakangan saya melontarkan pertanyaan yang sama kepada
beberapa teman Kristen, dan jawaban mereka, “saat kamu mengerti
Alkitab dan melakukan perbuatan-perbuatan baik, ini menunjukkan
bahwa kami telah menerima Roh Kudus.” Saya mendengarkan jawaban
mereka, namun tidak sepenuhnya merasa puas. namun puji Tuhan atas
pengaturan-Nya. Ia segera menuntun saya untuk menemukan jawaban
yang tepat.
Suatu hari, saya sedang duduk di sebuah kereta, saat saya melihat
dua penumpang membicarakan tentang Alkitab. Saya melihat Alkitab
mereka penuh dengan coretan dan garis bawah, sehingga memberikan
kesan bahwa mereka sudah lama menjadi Kristen.
Saya bertanya kepada mereka, “Hari ini hari Sabtu, kalian mau
pergi ke mana?”
Mereka menjawab, “Kami memegang hari Sabat di hari Sabtu –
kami pergi ke gereja.”
455
Kami bertiga mulai berdiskusi tentang hari Sabat, dan saya
kemudian menyadari bahwa mereka sudah sangat terbiasa dengan
ajaran Alkitab. Saya lalu bertanya, “Sudahkah kamu menerima Roh
Kudus?”
Salah satu di antara mereka, bernama Saudara Xu, menjawab, “Ya,
saya menerima Roh Kudus sesudah berdoa selama tiga tahun, sejak
dibaptis dengan air. Bila kamu mau menerimanya, datanglah ke Gereja
Yesus Sejati dengan kami untuk mempelajari kebenaran.
Saat saya mendengar undangan ini, saya merasa sangat gembira.
Saya pergi dengan kedua saudara ini ke Gereja Yesus Sejati di
Lisan, dan saya bertemu dan berbincang dengan Diaken Chen. Ia
menolong saya untuk memahami bahwa menerima Roh Kudus yaitu
pengalaman yang dapat dilihat dan didengar (ref. Kis. 2:33; 8:17-18;
10:46). Saya meminta untuk dibaptis, namun ia mendorong saya untuk
mempelajari Alkitab lebih lanjut.
Akhirnya, tanggal 5 Agustus 1951 saya dibaptis. sesudah itu saya
mulai berdoa dengan tekun tiga kali sehari memohon Roh Kudus,
menggunakan kata-kata, “Haleluya! Puji Tuhan Yesus” (ref. Why. 19:5-6).
namun satu bulan berlalu, dan saya masih belum mengalami apa-apa.
Setaip kali pendeta membesuk, saya selalu bertanya, “Mengapa saya
masih belum menerima Roh Kudus?”
Beberapa waktu kemudian, saya mengikuti KKR yang dipimpin
oleh Penatua Jian dan Diaken Yang. Mereka mendorong saya, “Kami
akan membantu Anda berdoa, namun Tuhan Yesus-lah yang memberikan
Roh Kudus. Jadi Anda harus berdoa dengan tulus.”
Mendengarnya, saya memutuskan untuk berdoa di ruang doa
saat istirahat makan siang. Di salah satu sesi doa, sekelebat saya dapat
merasakan sebuah tiupan angin yang hangat melalui saya.
Pada satu sore, kira-kira jam enam, dua hamba Tuhan berdoa
bersama-sama saya. Penatua Jian menumpangkan tangan ke atas
kepala saya, dan tiba-tiba saya merasakan kekuatan turun ke atas
kepala saya, dan turun ke seluruh tubuh saya. Saya merasa sangat
gembira, seakan saya berada di surga. Saya juga dapat merasakan
sesuatu yang seperti aliran air di dalam diri saya. Lalu lidah saya mulai
berputar, dan saya mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti
(ref. Yoh. 7:37-38; 1Kor. 14:2). Saya merasa panas, berkeringat, dan
tubuh saya bergoncang karena diilhamkan Roh Kudus. namun saya
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
456
tetap sadar sepenuhnya, dan mengetahui apa yang sedang terjadi. Saya
mengetahui bahwa saya telah menerima Roh Kudus.
“Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman,
namun soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus”
(Rm. 14:17). sesudah menerima Roh Kudus, saya menjadi orang yang
baru. Hal pertama yang saya sadari, sekarang saya mengalami sukacita
di dalam Roh. Rasa sukacita ini tak terkira – lebih baik daripada
lulus ujian, menikah, atau menjadi ayah pertama kalinya. Sukacita ini
sungguh ajaib, dan tidak berubah karena kejadian apa pun juga (Kis.
16:25). Anda hanya dapat memahaminya apabila Anda mengalaminya
sendiri.
“namun apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin
kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Perubahan kedua
yaitu semangat akan Firman Allah. Saya mempelajari Alkitab, dan
melalui pimpinan Roh Kudus, saya mulai mengerti perbedaan antara
Firman Allah dengan hikmat manusia (Mat. 15:8-9). Dengan semangat
ini, saya mulai bersaksi bagi Allah di setiap kesempatan.
“Yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi
bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil
Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah
sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan
oleh Roh Kudus” (Rm. 15:16). Perubahan ketiga yaitu sifat saya. Di
masa lalu, saya mempunyai banyak kelemahan: temperamen buruk,
tidak mau mengakui kesalahan, berbohong, sering kuatir, dan tidak
mempunyai kedamaian. Puji Tuhan, sesudah menerima Roh Kudus,
saya meninggalkan ini semua, dam mulai menghasilkan buah Roh
Kudus (Gal. 5:22-23).
Ada perkataan yang berbunyi: “Ilmu pengetahuan didasarkan pada
percobaan ilmiah, sementara iman didasarkan pada pengalaman.” Kita
perlu mengalami sendiri Roh Kudus, untuk merasakan karunia surgawi
ini (Ibr. 6:4), yang hanya dapat ditemukan di Gereja Yesus Sejati.
15.10 Menutup Pintu (oleh John Yang)
Pada saat saya berusia lima atau enam tahun, saya memutuskan
untuk mengikuti kakak ipar saya, jemaat Gereja Presbiterian, untuk
menjadi Kristen. Saya mengaguminya karena ia sangat baik dan penuh
457
kasih. Salah satu anaknya yaitu seorang majelis gereja, dan empat
perempuan dalam keluarganya menikah dengan pendeta.
Saat saya berusia delapan belas tahun, saya pergi ke Shanghai dan
beribadah di sebuah gereja – namun lebih bermaksud untuk bertemu
dengan gadis-gadis daripada mempelajari Firman Tuhan. sesudah
beberapa tahun, saya kembali ke Taiwan.
Saya berencana untuk bepergian kembali: kali ini ke Guangdong.
namun menjelang keberangkatan, seorang teman dari Gereja Yesus
Sejati mengajak saya mengikuti kebaktian. Saat saya sampai di sana,
saya kagum dengan khotbah-khotbah yang jauh lebih kuat daripada
yang pernah saya dengar sebelumnya. Saya juga mengamati si
pengkhotbah senantiasa merujuk pada Alkitab.
sesudah itu, saya mengikuti lebih banyak kebaktian karena saya
menikmatinya. Namun ada satu hal yang tidak saya mengerti – doanya.
Di gereja saya melihat beberapa orang yang cukup terkenal dan
berpendidikan tinggi, berlutut untuk berdoa, mengucapkan kata-kata
yang tidak saya mengerti, dan tubuhnya tampak bergoncang. Beberapa
bahkan menyanyi di dalam doa mereka (yang kemudian saya ketahui
sebagai nyanyian roh), sementara yang lain menepuk tangan mereka,
dan mereka semua berdoa dengan keras. Saya melihatnya sebagai hal
yang aneh, namun di saat yang sama juga ajaib.
Pada suatu hari Sabat, seorang pengurus gereja, Diaken Zhu
Huiming dari Taichung sedang berkhotbah di gereja. Saya sangat
tergerak mendengarkan khotbahnya sehingga saya berlutut untuk
berdoa bersama jemaat untuk pertama kalinya. Tiba-tiba saya
merasakan sebuah kekuatan turun dari atas kepada saya, dan tubuh
saya mulai bergoncang-goncang, sementara tangan saya mulai bertepuk
tangan tanpa saya suruh. Pada saat yang sama, saya menyadari lidah
saya berputar-putar. Saya mengucurkan air mata sukacita, karena
sekarang saya mengerti bagaimana rasanya menerima baptisan Roh
Kudus.
sesudah menerima Roh Kudus, saya menjadi sadar akan dosa-dosa
saya di masa lalu, dan menyadari bahwa saya yaitu orang yang berdosa.
Jadi saya meminta dibaptis. Saya berbicara dengan Diaken Zhu, yang
kemudian menjelaskan doktrin-doktrin Alkitan dasar kepada saya,
termasuk cara baptisan yang benar, hari Sabat, dan sakramen basuh
kaki. sesudah mendengar ajaran-ajaran ini, saya meminta dibaptis
agar dosa-dosa saya dapat dibersihkan dan saya dapat menjadi milik
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
458
Kristus dan menjadi anak-Nya (Kis. 2:28; Gal. 3:27). Diaken Zhu dengan
gembira setuju untuk membaptis saya.
Hari berikutnya, saya menerima baptisan air di sungai setempat.
sesudah itu saya merasakan beban dosa saya terangkat, dan saya
telah disucikan. Namun saya terkejut, karena saat saya kembali ke
gereja untuk berdoa, saya tidak lagi mengalami Roh Kudus seperti
sebelumnya. Dengan gelisah saya meminta nasihat Diaken Zhu. Ia
berkata, “Beberapa orang percaya kepada Yesus sesudah mempelajari
dan memahami kebenaran, sementara yang lainnya percaya karena
penyakit mereka disembuhkan. namun kalau kamu, kamu belum
mengerti kebenaran sepenuhnya, dan kamu juga tidak disembuhkan
dari sakit apa pun. namun Tuhan mengasihimu dan menginginkan kamu
datang kepada-Nya, dan itulah sebabnya Ia membuatmu mengalami
Roh Kudus terlebih dahulu (ref. Kis. 10:44-47). Saya sarankan kamu
terus berdoa dengan giat, dan kamu pasti menerima Roh Kudus lagi
(ref. Luk. 11:13).
Saya mengikuti nasihat Diaken Zhu dan mulai berdoa dengan
tekun. namun 25 hari sesudah baptisan air, saya masih belum menerima
Roh Kudus. Saya mulai meneliti diri sendiri, untuk mencoba memahami
alasannya. Saya berkesimpulan bahwa saya tidak berdoa dengan
sepenuh hati. Ini dikarenakan saya menumpang di rumah orang lain,
dan saat saya berdoa di kamar saya, saya tidak berani berdoa dengan
suara keras, kalau-kalau ada orang yang mengetahui apa yang saya
lakukan. Saya seringkali berhenti berdoa apabila saya mendengar ada
orang yang mendekati pintu kamar saya. Akhirnya saya memutuskan
untuk menutup pintu dan menguncinya agar bisa berdoa dengan
sungguh-sungguh (ref. Mat. 6:6).
Puji Tuhan, dalam doa berikutnya, saya kembali dipenuhi Roh
Kudus – kali ini jauh lebih kuat dari sebelumnya. Saya terangkat dari
tempat tidur saya tempat saya berlutut dan saya bergerak ke sana
kemari. Saya juga mulai meloncat-loncat dengan lutut saya. Saya juga
dapat merasakan kekuatan mengalir dari dalam diri saya. Saya berkata-
kata dalam bahasa roh dan menyanyikan nyanyian-nyanyian roh.
Penatua Yang Lingquan yang tinggal di sebelah, mendengar suara-
suara ini dan datang untuk melihat apa yang sedang terjadi. Orang-
orang di rumah juga mulai mengetuk-ngetuk pintu kamar saya, ingin
masuk, namun Penatua Yang meminta mereka agar tidak mengganggu
saya, agar saya dapat dipenuhi Roh Kudus. Saya menyadari semua
kejadian ini dan apa yang dikatakan orang-orang di luar kamar. Saya
459
berdoa selama satu jam dan merasakan sukacita dan kedamaian yang
amat sangat.
Sejak hari itu, saya terus menerus berdoa, tidak ingin Roh Kudus
meninggalkan saya lagi. Kehidupan saya juga berubah. Saya dahulu
yaitu remaja yang pemurung dan pesimis, karena kematian Ibu saya
waktu saya masih berusia 9 tahun, dan bahkan berpikir untuk bunuh
diri. Sekarang saya merasa damai oleh karena kasih Tuhan Yesus yang
sangat besar. Yang jauh lebih penting, saya menerima Roh Kudus, yang
menjadi jaminan kehidupan kekal. Saya merasa menjadi orang yang
paling senang di dunia.
Saya tidak jadi berangkat bepergian, dan sebaliknya hidup
damai di dalam negeri karena saya berpikir akan lebih mudah untuk
memelihara iman saya. Beberapa waktu kemudian ayah dan saudara
saya (saudara saya yaitu seorang pendeta Gereja Presbiterian selama
20 tahun), bersama dengan keluarganya, datang ke Gereja Yesus Sejati.
Mereka semua pun menerima Roh Kudus.
Kemudian saya merasakan Allah memanggil saya untuk mengambil
pekerjaan yang paling berarti: menjadi pelayan injil keselamatan. Ini
karena saya mengerti bahwa injil yang dikabarkan Gereja Yesus Sejati
yaitu kebenaran yang “telah disampaikan kepada orang-orang kudus”
(Yud. 3; ref. Ef. 1:13-14; ref. Mrk. 16:17-20), dan yang disertai dengan
kesaksian tanda dan mujizat.
Saya berharap dan berdoa agar Tuhan memperlihatkan karunia
keselamatan-Nya kepada teman-teman saya, keluarga dan juga para
pembaca. Hari-hari terakhir sudah tiba. Saat Roh Kudus hujan akhir
masih dapat diperoleh, kita harus mencari-Nya di gereja sejati.
15.11 Disembuhkan melalui baptisan Roh Kudus (oleh Jian
Yizhen)
Di tahun 1928, saya bekerja di Jiayi, Taiwan. Mengikuti teladan
teman-teman, saya memuaskan diri dalam perjudian dan minum
minuman keras. Akibatnya, kesehatan saya menjadi tidak baik. Pertama,
saya menderita asma, namun setahun kemudian menderita juga TBC.
Walaupun sudah menghabiskan banyak uang pada pengobatan barat
maupun tradisional, keadaan saya bertambah parah dalam jangka
waktu tiga tahun. Di dalam masa-masa itu, saya mengunjungi kuil-kuil
Budha dan juga mengunjungi ahli-ahli sihir, namun tidak ada orang yang
Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi
460
dapat menolong saya. Saya menjadi sangat sakit sehingga saya tidak
dapat bangun dari tempat tidur, tidak dapat makan dan minum. Tubuh
saya menjadi sangat kurus. Saya kehilangan uang dan teman-teman –
yang dapat saya lakukan hanyalah menantikan kematian saya.
Pada saat-saat paling gelap itu, seorang jemaat Gereja Yesus Sejati
mendekati isteri saya dan berkata, “Ada Tuhan di Gereja Yesus Sejati.
Ia mempunyai kuasa untuk menyembuhkan penyakit dan mengusir
setan. Tidak peduli berapa parah penyakit suamimu – yang perlu kamu
lakukan yaitu beriman dan berdoa.”
saat isteri saya menyampaikan hal ini kepada saya, saya sulit
menerimanya. Namun saya menyadari bahwa ia juga sangat menderita
karena harus mengurusi saya siang dan malam. Jadi saya setuju
dengannya untuk meminta pertolongan demi saya. Dengan gembira,
ia menghubungi gereja untuk memohon agar jemaat datang ke rumah
kami untuk mendoakan.
Di sore hari tanggal 1 Desember 1931, sekitar 8 jemaat gereja
datang ke rumah kami. Saya terbaring di tempat tidur, namun mereka
meminta saya untuk menutup mata, melipat tangan dan berdoa,
dengan berkata, “Haleluya! Puji Tuhan Yesus!”
Saya berdoa dua kali dengan cara ini, dan pada doa yang kedua,
saya dapat tertidur pulas. namun tiba-tiba di tengah malam, ada dua
tangan yang penuh bulu muncul: satu menekan saya dari belakang,
satu menekan dada saya.
Sebuah suara berkata, “Sudah saya bilang, kamu jangan percaya.
namun kamu masih saja melakukannya.” Ini terjadi tiga kali, dan setiap
kali itu saya tidak dapat bergerak.
Lalu akhirnya saya berteriak, “Haleluya!”, dan tangan-tangan
itu lenyap. Saya terbangun dengan berkucuran keringat. Saya lalu
menyadari bahwa itu yaitu setan yang mencoba menghentikan saya
percaya kepada Yesus, dan ini membuat saya sadar bahwa pesan
injil yang dikabarkan Gereja Yesus Sejati yaitu kebenaran. sesudah
mengalami hal ini, jemaat-jemaat datang ke rumah saya tiap malam
untuk mengadakan kebaktian keluarga. Secara perlahan kesehatan
saya pulih, dan sesudah satu minggu, saya sudah dapat keluar dari
tempat tidur.
Di hari yang ke-10, saya meminta Saudara Kuo, salah satu jemaat
tua yang datang membesuk: “Saat saudara berdoa tiap malam, saya
461
melihat saudara berkata-kata dengan bahasa yang tidak saya mengerti,
dan saya juga melihat tubuh saudara bergoncang. Apa yang terjadi?”
Ia menjawab, “Ini terlihat pada orang yang telah menerima Roh
Kudus. Tuhan Yesus berjanji bahwa mereka yang percaya kepada-Nya
akan menerima Roh Kudus. Berbahasa roh yaitu bukti menerima Roh
Kudus” (ref. Yoh. 7:38-39; Kis. 10:44-46).
Saya bertanya, “Dapatkah saya menerima Roh Kudus?”
Ia menjawab, “Apabila saudara berdoa dengan tulus, saudara akan
menerima Roh Kudus. Dan juga, saat seseorang yang penuh dengan
Roh Kudus menumpangkan tangan ke atas kepala s