Doktrin roh kudus 13


  (2Tim. 4:1; Why. 2:24; 

2Ptr. 2:1); bersuara-suara aneh; tanda-tanda gangguan fisik, seperti 

muntah-muntah, berwajah pucat, atau merasa kedinginan.

14.3.9 Menghadapi pekerjaan roh jahat

Apabila tanda-tanda ini muncul, tindakan yang perlu dilakukan 

yaitu  menghentikan doa orang yang bersangkutan, dan apabila perlu, 

mengusir roh jahat di dalam nama Yesus (Mrk. 1:25-26; 9:25-26).

Namun Alkitab menunjukkan bahwa pekerjaan setan kadang-

kadang sulit diketahui. Dikatakan, “Iblispun menyamar sebagai 

malaikat Terang” (2Kor. 11:14; ref. Kis. 16:10-18). Kadang kala 

pekerjaannya dapat sangat tersamar dan penuh tipu muslihat, sehingga 

kita hanya dapat mengenalinya apabila kita mempunyai karunia untuk 

membedakan roh dan pengalaman dalam hal dunia roh.

14.4 Pengalaman orang-orang yang menerima roh jahat

Dalam bukunya, “Rahasia menerima Roh Kudus”, Morihiko 

Yamada mengkhususkan satu bagian untuk menceritakan kesaksian 

orang-orang yang dikatakan menerima Roh Kudus. Namun apabila 

kita meneliti tanda-tanda yang dilaporkan dengan seksama, kita 

mengetahui bahwa orang-orang ini sebenarnya dipengaruhi roh jahat. 

Namun karena ketidakmampuan mereka untuk membedakan roh 

jahat, apa yang mereka alami secara keliru dianggap sebagai bukti 

baptisan Roh Kudus.

Dengan melihat beberapa kutipan dari buku itu, kita menemukan 

tanda-tanda yang dengan jelas menunjukkan pekerjaan roh jahat.


429

14.4.1 Kehilangan kesadaran akan keadaan sekitar

Kutipan 1

Pada saat kebaktian malam, saya sedang duduk dan berdoa bersama-

sama dengan saudara-saudari seiman. Pemimpin kebaktian berkata, 

“Apa pun yang kita minta dari Tuhan, akan dikabulkan dan kita harus 

menerimanya dengan penuh rasa syukur”. Saya meyakini kata-katanya 

dan saya berucap, “Haleluya” dengan pelan-pelan dan berulang kali. 

Tidak lama sesudah  itu, saya jatuh dengan muka di bawah ke atas 

kasur… menurut orang lain, saya jatuh, mengangkat kedua tangan saya, 

dan berulang kali memegang dan melepas tangan saya. Lalu tiba-tiba 

ada suara keras dan tangan saya mulai bertepuk tangan sambil memuji 

Tuhan dalam bahasa roh.

Morihiko Yamada (hal. 263)

Kalimat kunci yang memperlihatkan sebuah petunjuk tentang 

apa yang terjadi di sini yaitu  “menurut orang lain”. Ini menunjukkan 

bahwa sesudah  ia jatuh, ia tidak lagi menyadari apa yang ia lakukan.

Kutipan 2

Saya merasa sedang menari dan ingin terbang. Saat saya berdiri, kata-

kata pujian keluar dengan sendirinya dari mulut saya. Yang saya tahu, 

tangan dan kaki saya bergerak-gerak, namun  saya tidak benar-benar 

tahu apa yang saya lakukan. sesudah  berdoa, seseorang bertanya 

kepada saya, “Apakah Anda pernah mengikuti kursus menari?” Saya 

jawab, “Tidak”. Mereka mengatakan bahwa saya bergerak ke sana ke 

mari, memegang kedua lengan baju saya, Saya menyanyikan nyanyian-

nyanyian roh dan menari-nari mengelilingi aula gereja.

Morihiko Yamada (hal. 266)

Kutipan 3

Di satu malam, pada tanggal 29 Maret, saya sedang berdoa bersama 

Bapak Yamada di Gereja Kitab Suci di Jepang. Pada saat berdoa, saya 

tiba-tiba dipenuhi dan dikendalikan oleh roh. Lalu saya berkata-kata 

dalam bahasa roh dan saya tidak benar-benar menyadari apa yang saya 

lakukan. Dari apa yang saya dengar dari orang-orang lain, saya berdoa 

dalam bahasa roh selama lebih dari satu jam.

Morihiko Yamada (hal. 317-318)

Bab 14: Membedakan Roh Kudus dan Roh Jahat

430

Dari dua kutipan di atas, orang yang bersangkutan nyata-nyata 

tidak mengetahui apa yang mereka lakukan, bahkan tidak sadar kalau 

mereka sedang berbahasa roh.

14.4.2 Mulut berbusa

Kutipan 4

Karena mulut saya mengeluarkan busa, kedua saudara yang lain 

menggunakan saputangan untuk menyeka mulut saya.

Morihiko Yamada (hal. 284)

Kutipan 5

sesudah  berdoa, seorang wanita melambaikan tangannya kepada saya 

dari ruang doa perempuan. Jadi saya pergi ke sana dan melihat isteri 

saya berbaring di ranjang; wajahnya merah dan matanya tertutup. Ia 

berbicara dalam bahasa roh dengan suara yang halus. Seorang wanita 

duduk di sampingnya untuk menyeka mulut isteri saya dengan sapu 

tangannya.

Morihiko Yamada (hal. 285)

Kutipan 6

Ada seorang wanita lain yang awalnya berdoa dengan sangat pelan, 

namun  pada jam tujuh, bibirnya seperti kehilangan kendali dan busa mulai 

keluar dari mulutnya. Lalu sesudah  setengah jam berlalu, ia berbicara 

dalam bahasa roh dan menerima baptisan Roh Kudus.

Morihiko Yamada (hal. 311-312)

Dalam tiga kasus ini, kita melihat orang-orang ini mengeluarkan 

busa dari mulut mereka – tanda bahwa mereka menerima roh jahat.


431

14.4.3 Ketidaktertiban

Kutipan 7

Menurut orang-orang lain, tubuh saya jatuh ke bawah dan sekujur tubuh 

saya mulai berputar-putar dalam sebuah lingkaran seperti jarum jam. 

Leher saya menjadi seperti pendulum, mengayun-ayun kiri kanan secara 

berirama. Tangan saya bergerak ke atas dan ke bawah dan mulut saya 

mengucapkan kata-kata aneh.

Morihiko Yamada (hal. 285)

Kutipan 8

Seorang wanita mengucapkan kata “Haleluya” berulang-ulang dengan 

suara pelan. Pada jam tujuh, ia jatuh ke depan… Pada saat pertama 

kali ia jatuh, kepalanya menunjuk ke barat dan kakinya ke kiri. Saat 

ia berbahasa roh, ia mulai berputar, menghadap selatan. Dengan 

kepalanya di tengah, tubuhnya berputar membentuk lingkaran. Pada 

jam sembilan, kakinya menunjuk ke barat, sesudah  berputar 180 derajat.

Morihiko Yamada (hal. 309-310)

Kedua kutipan ini merinci tindakan-tindakan yang tidak 

tertib, tidak patut, dan kemungkinan besar juga memalukan orang 

yang bersangkutan. Di kasus pertama, orang ini menunjukkan 

ketidaksadaran atas apa yang terjadi.

14.4.4 Perasaan tersiksa

Kutipan 9

Pada saat itu [saat berdoa dalam bahasa roh], saya merasa sakit di 

dada saya, dan rasanya tak tertahankan. sesudah  berdoa, rasa sakit itu 

perlahan-lahan mereda, dan pada saat itu saya merasa seakan-akan 

saya baru bangun dari sebuah mimpi.

Morihiko Yamada (hal. 318)

Ini yaitu  gambaran seseorang yang mengalami sakit dan tersiksa. 

Pada kasus lain, orang-orang dilaporkan mengeluhkan kesulitan dalam 

bernapas, atau gangguan-gangguan umum.

Bab 14: Membedakan Roh Kudus dan Roh Jahat

432

14.4.5 Jatuh

Morihiko Yamada seringkali menjelaskan orang terjatuh pada saat 

ia disebutkan menerima Roh Kudus. Dari catatan-catatan di Alkitab, 

kita melihat bahwa ini jelas-jelas merupakan tanda kerasukan setan 

(contoh, Luk. 9:42). Sayangnya, si penulis tidak mengenali pekerjaan 

Iblis karena ia tidak mempunyai karunia untuk membedakan roh, 

dan kekurangan pengalaman dalam dunia roh. Ia merasa yakin, tidak 

mungkin orang yang memohon Roh Kudus, namun  malah menerima roh 

jahat. Maka pada halaman 98 di bukunya, ia merujuk Lukas 11:11-12: 

“Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, 

akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia 

minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?”

Memang benar, Allah tidak akan memberikan roh jahat kepada 

mereka yang memohon Roh Kudus, namun  Iblis dapat mengganggu 

seseorang, atau bahkan merasuki dirinya, apabila ia memberikan 

ruang bagi Iblis untuk bekerja. Kita perlu memahami bahwa 

Yesus menceritakan perumapamaan dalam Lukas pasal 11 untuk 

menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada kita dan senang 

mendengarkan doa-doa kita, dan mengajarkan kita tentang perlunya 

iman saat memohon Roh Kudus (Luk. 11:9-10; Mat. 21:22).

Penting untuk diketahui, bukan Allah yang memberikan roh jahat, 

atau membiarkan roh jahat mengganggu mereka – itu semata-mata 

pekerjaan Iblis. Namun Iblis dapat bekerja apabila ia memperoleh 

kesempatan untuk melakukannya.

14.5 Bagaimana menghindari gangguan roh jahat

Iblis itu seperti seekor singa yang mengaum-aum, berkeliling 

dan mencari orang yang dapat ditelannya (1Ptr. 5:8), dan ia tidak 

menginginkan seorang pun diselamatkan. Bila diberikan kesempatan, 

ia akan mengacau atau mengganggu mereka yang memohon Roh 

Kudus. Untungnya, Alkitab menunjukkan beberapa pencegahan agar 

ini tidak terjadi.


433

14.5.1 Menunggu dan berdoa memohon Roh Kudus di gereja 

sejati

Saat kita membaca Kisah Para Rasul, penting untuk kita perhatikan, 

bahwa Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk menantikan Roh 

Kudus di tempat yang telah ditentukan:

Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. namun  

kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan 

kekuasaan dari tempat tinggi.

Lukas 24:49

Pada suatu hari saat  Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia 

melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka 

tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang—demikian kata-Nya—"telah 

kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, 

namun  tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

Kisah Para Rasul 1:4-5

Tempat yang ditentukan itu yaitu  Yerusalem, kota kudus milik 

Allah. Ini menggenapi nubuatan Zakharia, yang menunjukkan bahwa 

orang-orang di dunia harus pergi ke sana untuk menyembah Allah, 

dan mereka tidak menemukan hujan apabila pergi ke tempat lain (Zak. 

14:17). Yerusalem menunjukkan gereja sejati (Ibr. 12:22-23), tubuh 

Kristus, tempat tinggal Roh Allah: “Dan segala sesuatu telah diletakkan-

Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat 

sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang yaitu  tubuh-Nya, 

yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu” (Ef. 

1:22-23).

Hanya ada satu gereja sejati (Ef. 4:4) yang mempunyai injil yang 

sempurna dan sepenuhnya sebagai ciri utamanya, yang didasarkan 

sepenuhnya pada pengajaran para rasul, nabi-nabi, dan Yesus Kristus 

(Ef. 2:19-22). Untuk menerima Roh Kudus, seseorang harus menerima, 

mengakui, dan taat pada injil keselamatan yang diberitakan gereja 

sejati. Dan ia juga harus memohon Roh Kudus di sana.

Apabila kita membaca Kisah Para Rasul, kita melihat sebuah 

pola yang sangat berbeda pada catatan mengenai orang-orang yang 

dibaptis dengan Roh Kudus: sesudah  didirikannya gereja sejati pada 

hari Pentakosta, mereka yang menerima Roh Kudus, mendapatkannya 

sesudah  menemukan gereja sejati dengan melalui para rasul. Kita 

Bab 14: Membedakan Roh Kudus dan Roh Jahat

434

melihat ini pada kasus orang-orang Samaria (Kis. 8:14-17), Saulus 

(Kis. 9:17), Kornelius dan keluarganya (Kis. 10:44), dan murid-murid 

di Efesus (Kis. 19:6). Kita tidak melihat ada orang-orang percaya yang 

menerima Roh Kudus di luar gereja sejati. Di tiap kasus, Roh Kudus 

bekerja untuk memastikan injil yang dikabarkan para rasul, atau 

memastikan keabsahan baptisan air yang mereka lakukan di dalam 

nama Yesus.

Mengapa menerima injil yang diberitakan gereja sejati dan berdoa 

memohon Roh Kudus di sana yaitu  perkara yang sangat penting? 

Pertama, Roh Kudus yaitu  “Roh kebenaran” (Yoh. 14:17). Ia hanya 

dapat ditemukan di gereja yang mengabarkan injil keselamatan yang 

sempurna dan sepenuhnya (ref. Mrk. 16:15-17). Ini dikarenakan Allah 

memberikan Roh Kudus kepada mereka yang percaya dan taat kepada-

Nya (Kis. 5:32) – seperti yang ditunjukkan dalam penerimaan mereka 

atas injil (Ef. 1:13). Allah tidak akan memberikan karunia ini kepada 

seseorang yang percaya pada ajaran-ajaran yang berbeda dengan 

ajaran-ajaran Alkitab.

Lebih lagi, saat seseorang percaya dan menerima injil palsu, Iblis 

mempunyai kesempatan untuk menawannya dengan pengalaman-

pengalaman roh yang aneh, yang serupa dengan pekerjaan Roh 

Kudus, namun  sebenarnya yaitu  pekerjaan “roh yang menyesatkan” 

(1Yoh. 4:6). Iblis dapat menyamarkan sebagai malaikat terang untuk 

membingungkan dan menipu orang (2Kor. 11:14). Kesaksian-kesaksian 

pada bagian 14.4 dalam bab ini menyediakan bukti-bukti mengenai hal 

ini.

14.5.2 Menghindari dosa

Paulus juga memberikan nasihat agar kita “janganlah beri 

kesempatan kepada Iblis” (Ef. 4:27). Apabila kita memberinya 

kesempatan, Iblis akan mempunyai kesempatan untuk bekerja. Ini 

dapat disamakan seperti lupa mengunci pintu dan memberikan jalan 

masuk bagi seorang pencuri yang mencari kesempatan. Kita melihat 

contoh-contoh kejadian ini pada orang-orang di Alkitab. Di antaranya 

Saul, yang melawan kehendak Allah dan iri hati kepada Daud, sehingga 

Roh Allah meninggalkannya dan roh jahat masuk ke dalam hatinya 

(1Sam. 15:23; 16:14; 18:6-10). Kita juga melihat contoh dari Yudas, 

yang awalnya mencuri uang, namun  kemudian mengkhianati Tuhan 

karena Iblis telah masuk ke dalam hatinya (Yoh. 12:6; 13:27). Lalu kita 


435

mempelajari contoh dari Ananias dan istrinya, yang dengan tidak jujur 

menyimpan sebagian uang yang mereka telah janjikan kepada gereja, 

sehingga Iblis mengambil alih hati mereka untuk berbohong kepada 

Allah (Kis. 5:1-10).

14.6 Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, menunggu dan memohon Roh Kudus di 

gereja sejati yaitu  hal yang penting, sehingga kita dapat memastikan 

Roh Kudus dicurahkan dengan penuh kasih karunia. Kita juga harus 

berjaga-jaga untuk terus menuruti injil dan menghindari dosa. 

Apabila kita melakukan ini semua dan berdoa dengan iman, kita dapat 

memegang keyakinan bahwa Yesus akan memberikan yang terbaik, 

yaitu Roh Kudus-Nya (Luk. 11:11-13).


Bab ini memperlihatkan beberapa kesaksian untuk memberikan 

sebuah gambaran kepada para pembaca mengenai pengalaman-

pengalaman orang-orang percaya yang menerima Roh Kudus.

Perlu ditekankan, pengalaman tiap-tiap orang berbeda: beberapa 

jemaat mempunyai pengalaman rohani yang lebih kuat yang diberikan 

Allah kepada mereka daripada jemaat-jemaat lain. Namun satu ciri 

yang senantiasa ada dan umum di dalam pengalaman semua jemaat 

yaitu  mereka semua berkata-kata dalam bahasa roh pada saat 

menerima baptisan Roh Kudus. Ini yaitu  bukti mutlak menerima Roh 

Kudus, seperti yang ditunjukkan di dalam Alkitab.

Kiranya Roh Allah menerangi hati Anda dan mengilhamkan Anda 

untuk memohon Roh Kudus di Gereja Yesus Sejati, seperti orang-orang 

ini.

15.2 Sukacita yang tak terukur (oleh Lin Wuzhen)

Di tahun 1929, saya membuka praktek pengobatan di Xikou, 

Taiwan. Saya tidak mengenal agama Kristen dan tidak pernah 

mendengar nama Yesus. Walaupun saya seorang dokter, saya tidak 

mampu menyembuhkan istri saya yang menderita asma selama 

bertahun-tahun.

Pada suatu hari, saudara ipar saya yang bernama Tsai Haidao 

berkata kepada saya, “Gereja Yesus Sejati mengabarkan injil di 

Dalin. Gereja itu mempunyai Roh Kudus, dan orang-orang yang sakit 

dapat pergi ke sana untuk memperoleh kesembuhan. Bawa saudara 

perempuan saya ke sana agar ia dapat sembuh dari asma.”

Namun kata-kata ini menyebalkan hati saya, dan saya langsung 

menegurnya.


437

Beberapa hari kemudian, saya pergi ke Dalin untuk mengunjungi 

teman baik saya, Zhu Kuo. Saat saya tiba di sana, saya melihatnya 

membaca majalah Holy Spirit Times. Ia berkata kepada saya dengan 

penuh rasa tertarik, “Di sini ada berita yang sangat menarik: artikel 

ini membicarakan tentang Gereja Yesus Sejati, yang berasal dari China, 

dan berbeda dengan gereja-gereja lain. Jemaatnya mempunyai Roh 

Kudus dan dapat berbahasa roh. Mereka bahkan dapat mengusir setan 

dan menyembuhkan sakit. Gereja ini pasti gereja yang benar.”

Saya menjawab, “Kamu bicara omong kosong. Bagaimana bisa 

orang filosofis dan pintar seperti kamu, yang tidak percaya dengan 

tahyul, dan tidak percaya dengan dewa-dewa, bisa sebodoh saudara 

ipar saya, Haidao? Pernahkah kamu pergi ke toko bunga yang tidak 

mencoba menjual bunga-bunganya? Bahkan kita, para dokter, berkata 

kepada orang-orang betapa pandai kemampuan pengobatan kita, 

dan betapa mujarab obat-obatan kita dibandingkan yang lain. Tidak 

berbeda dengan agama: gereja mana yang tidak menyatakan diri 

sebagai yang benar dan yang dapat menyelamatkan dunia? Saya tidak 

mau percaya.”

namun  Zhu Kuo bersikeras, “Gereja Yesus Sejati pastilah berbeda 

dengan gereja-gereja lain. Belum lama ini saya juga tidak mau percaya, 

namun  saya melihat dengan mata kepala sendiri beberapa pasien saya 

percaya dan mendapatkan kesembuhan. Ini sebabnya saya ingin 

mencari tahu lebih banyak.”

Penasaran dengan perkataan teman saya ini, saya menjawab, 

“Mungkin ada sesuatu di balik hal ini. Beritahu saya apabila kamu mau 

pergi ke sana – saya akan pergi denganmu.”

Tiga hari sesudah  kembali ke rumah, pada tanggal 8 April 1929, 

saudara ipar saya Haidau membawa Penatua Seiki Suda dari Jepang, 

dan Saudara Haiqing Tsai (yang kemudian dikenal sebagai Diaken 

Shenming Tsai) ke rumah saya. Penatua menjelaskan, “Tuan Kuo 

berkata kepada saya bahwa Anda mau mengetahui lebih banyak 

tentang kebenaran, dan itu sebabnya kami ada di sini.”

Mendengar ini, saya segera mengajak teman-teman untuk 

bergabung dengan kami, untuk mendengarkan pesan mereka. Penatua 

lalu menyampaikan khotbah dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan 

diaken ke bahasa Taiwan. sesudah  mereka selesai, mereka meminta 

isteri dan anak-anak saya untuk berlutut di tempat tidur dan berdoa. Ia 

meminta mereka untuk percaya di dalam hati dan mengajarkan mereka 

doa sederhana: “Haleluya! Terpujilah Tuhan Yesus. Kami memohon 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

438

agar Roh Kudus memenuhi hati kami.” Penatua dan diaken lalu berdoa 

di dalam bahasa roh yang tidak saya mengerti. Saya juga melihat tubuh 

mereka bergetar.

Lima menit berdoa, saya menyadari adanya sebuah kekuatan 

yang mengangkat isteri saya beberapa inci dari atas tempat tidur. Ia 

meloncat-loncat dengan lututnya, dan memukuli dadanya sendiri. 

Isteri saya mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti. Saya 

merasa ngeri – saya berpikir, apabila ia terus melakukan hal ini, ia akan 

merusak paru-parunya dan mati. Jadi saya naik ke atas tempat tidur 

untuk menghentikannya. Melihat kekuatiran saya, penatua menaruh 

tangannya ke atas kepala isteri saya, dan berkata, “Amin.” Isteri saya 

kemudian menjadi sangat tenang. Ia keringatan, namun  tersenyum. 

Yang mengejutkan, ia tampaknya tidak ada dalam kesakitan, dan malah 

tampak segar dan tenang. Ia berkata, “Saat berdoa, saya melihat cahaya 

yang sangat terang menyinari saya.”

Diaken Tsai menjawab, “Puji Tuhan atas kasih karunia-Nya. Ia 

telah melihat cahaya kemuliaan.”

Pada saat itu saya tidak mengerti apa yang ia maksud. Cahaya apa 

yang dilihat isteri saya?

Sebelum mereka pergi, penatua dan diaken berkata kepada 

saya, “Bila Anda percaya kepada Yesus dengan tulus, Anda juga dapat 

menerima Roh Kudus, bahkan tanpa perlu kami tumpangi tangan.”

Malam itu, sebelum kami tidur, isteri dan anak saya berdoa. Sekali 

lagi, mereka dipenuhi Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa yang 

tidak dimengerti. Dan sekali lagi, isteri saya meloncat-loncat dengan 

lututnya.

sesudah  berdoa, saya berkata kepadanya, “Kamu tidak sehat. 

Mengapa harus berdoa sebegitu keras?”

Ia menjawab, “Saya ingin berdoa karena rasanya enak – lebih enak 

daripada meminum obat. Saya juga dapat merasakan kesehatan saya 

membaik.”

Tidak lama, isteri dan anak saya menerima baptisan air. Saya 

juga mulai mengikuti kebaktian di gereja dan belajar Alkitab dengan 

tekun. Perlahan-lahan, kasih Allah membuka hati saya untuk mengerti 

kebenaran. Lalu pada tanggal 20 Mei 1929, giliran saya yang dilahirkan 

menjadi manusia baru. Hari itu, ada sepuluh orang yang menerima 

baptisan air, termasuk teman saya, Zhu Kuo, saudara ipar saya, Tsai 


439

Haidao; dan beberapa guru, dan orang-orang yang menghadapi 

berbagai macam penyakit. Banyak penduduk desa yang penasaran 

turut serta untuk melihat-lihat. Mereka mengejek kami, “Bagaimana 

mungkin orang-0rang berpendidikan seperti kalian percaya dengan 

Yesus?”

sesudah  baptisan air, kami kembali ke gereja untuk menerima 

sakramen basuh kaki dan perjamuan kudus. Kami semua merasa sangat 

terharu dengan kasih Allah. Kemudian kami berdoa bersama memohn 

Roh Kudus. Pada saat berdoa, Penatua Gideon Huang menumpangkan 

tangan ke atas kepala saya, dan saya dapat merasakan kehangatan 

turun ke kepala saya. Saya merasa sukacita, namun  tidak mendapatkan 

Roh Kudus.

Keesokan hari pada waktu sore, kami pergi keluar ke padang 

di belakang rumah kami untuk berdoa. Langit tampak gelap karena 

baru saja turun hujan. Kami tidak dapat berlutut karena tanah masih 

basah, jadi kami berdoa dengan berdiri. sesudah  beberapa menit, dalam 

keadaan sadar, saya merasakan kaki saya bergerak dan menyadari 

adanya sebuah rasa hangat di dalam diri saya. Saya dapat mengetahui 

saya akan segera menerima Roh Kudus, dan mengencangkan 

genggaman tangan saya agar tidak bergerak-gerak. Saya juga dengan 

sadar berusaha mengucapkan kata-kata doa saya dengan hati-hati, agar 

saya tidak berbahasa roh. Namun saya tidak dapat menahan kuasa Roh 

Kudus – Saya mulai mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti. 

Pada saat yang sama, tubuh saya mulai terangkat dari tanah oleh Roh. 

Saya menari dan berbalik, tangan saya tersebar di kanan dan kiri saya. 

Di depan, saya dapat melihat cahaya yang seterang siang hari.

Saya belum pernah mengalami sukacita seperti itu pada malam 

saya menerima Roh Kudus. Saya tidak akan menukarnya dengan apa 

pun juga dalam dunia ini.

15.3 Diilhamkan karena perubahan suami saya (oleh Yang 

Shuzhen)

Ada masa-masa saya tidak mengenal Yesus Kristus dan 

menyembah berhala. Saya hidup dalam kemiskinan di sebuah desa. 

Suami saya mempunyai kesehatan yang jelek dan tidak mampu bekerja. 

Ia juga mempunyai temperamen yang buruk dan sering memukuli saya 

hingga jatuh sakit. Saya merasa putus asa dan sendirian. namun  saya 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

440

bersyukur kepada Allah atas kasih-Nya, karena dalam masa-masa itu, 

Ia menyelamatkan suami saya (yang kemudian menjadi Diaken Tsai 

Shenming) dan saya sendiri.

Di tahun 1928, suami saya pergi ke Tainan di Taiwan, untuk 

mencari pengobatan. Di sana ia dipimpin oleh Tuhan untuk mengikuti 

kebaktian di Gereja Yesus Sejati. sesudah  mempelajari doktrin-

doktrin, ia dibaptis, meninggalkan Gereja Presbiterian yang selama 

ini ia ikuti. Segera sesudah  itu, ia menerima Roh Kudus dan menjadi 

orang yang sama sekali baru. saat  ia kembali ke desa kami, ia mulai 

mengabarkan injil dengan penuh semangat mengenai pekerjaan Roh 

Kudus di Gereja Yesus Sejati. namun  saya tidak berani meyakini ia telah 

sungguh-sungguh berubah dan mengabaikan apa yang ia katakan. 

Namun saya mengamati sifat dan tingkah lakunya selama beberapa 

hari, dan melihat sebuah perbedaan yang sangat drastis.

Suatu hari, seorang penatua dari Gereja Yesus Sejati datang ke desa 

kami untuk mengadakan baptisan air. Pada saat itulah saya memutuskan 

untuk percaya dan dibaptis. Saat suami saya menanyakan alasan saya, 

saya menjawab, “Saya ingin agar dosa-dosa saya dihapuskan, agar saya 

dapat berubah, dan hidup dalam kehidupan yang baru.” Mendengar ini, 

suami saya menjadi sangat gembira. Pada saat dibaptis, saya melihat 

cahaya kemuliaan besinar di depan saya. sesudah  itu saya merasakan 

seolah-olah ada beban berat, yang selama ini saya pikul, terangkat. 

Saya merasa sangat ringan – seperti orang yang merdeka. Saya merasa 

sangat gembira dan terus menerus mengucapkan “Haleluya”.

Pada saat berjalan pulang, saya berdoa berkali-kali: lima kali di 

tengah perjalanan; tiga kali di rumah, saat sedang mencuci baju, dan 

lima kali saat memasak makan malam. Apada akhirnya, sesudah  saya 

selesai memasak dan menunggu keluarga berkumpul di meja makan, 

saya berdoa lagi. Kali ini, saya menerima Roh Kudus: Saya berkata-

kata dalam bahasa roh dengan keras dan seluruh tubuh saya bergetar. 

Suami saya yang ada di ruangan lain mendengar saya berdoa, dan turut 

berdoa bersama saya. Saya dipenuhi Roh Kudus. Sukacita yang saya 

alami seperti mata air ang hidup, mengalir ke dalam diri saya.

sesudah  menerima baptisan air dan Roh Kudus, saya merasa 

seperti dibebaskan dari belenggu dosa dan dukacita. Sekarang saya 

merasa sukacita dan damai. Dan sebagai bonus, Allah memberikan 

saya kesehatan yang baik.

Saya tidak akan pernah melupakan kejadian saat saya menerima 

Roh Kudus. Puji Tuhan, Ia terus hidup di dalam diri saya – senantiasa 


441

mengajar saya, menenangkan dan memastikan keselamatan saya. Dan 

saya akan terus bersandar kepada-Nya dan menyerahkan diri ke dalam 

pimpinan-Nya, agar saya dapat berjalan di dalam jalan Tuhan, melayani 

Dia, dan menantikan kedatangan-Nya keduakalinya dalam kemuliaan.

15.4 Kuasa Roh Kudus (oleh Chen Yangzheng)

Saya dilahirkan dari sebuah keluarga yang menjalani berbagai 

macam agama, kecuali Kristen. Dulu rumah saya di Putian, Fujian, di 

China, namun  keluarga saya pindah ke Shima di Propinsi Longxi untuk 

membuka usaha. Di musim dingin tahun 1921, saya kembali ke rumah 

untuk menikah. Isteri saya yaitu  orang Kristen dan lulusan dari 

sekolah Kristen. Saya ingat pada saat kami menikah, ia tidak mau sujud 

menyembah altar leluhur kami. Namun sesudah  lewat beberapa waktu, 

ia terpengaruh dengan praktik-praktik agama dalam keluarga kami.

Saya menjalani usaha menjual buah-buah kering dan permen. Di 

tiap akhir tahun, saya pergi ke Shanghai atau Hangzhou untuk mengurusi 

keuangan. Di perjalanan-perjalanan bisnis ini, saya seringkali bergaul 

di tempat-tempat yang berhubungan dengan minum-minuman keras, 

berjudi, dan prostitusi. Secara khusus saya suka dengan permainan 

mahyong, dan berjudi dari sore hingga dini hari selama satu hingga dua 

hari bukanlah hal baru bagi saya. Walaupun kadang-kadang merasakan 

seperti perasaan sesal, saya tidak dapat melepaskan diri saya dari 

kecanduan ini. Saya juga menelantarkan isteri saya yang menunjukkan 

kemarahan dan ketidaksetujuannya dengan berdiam diri.

Di bulan Januari 1931, beberapa orang dari desa saya: Chen 

Menglan, Li Chen, Ou Yuchun, dan orang-orang lain yang kecanduan 

berat dengan ganja, menerima berita tentang Gereja Yesus Sejati di 

Putian. Mereka mendengar bahwa orang-orang mengalami berbagai 

jenis penyakit dan kecanduan mendapat kesembuhan di sana. Putus 

asa dalam usaha mereka untuk meninggalkan kecanduan, mereka 

melakukan perjalanan panjang ke Putian. Beberapa bulan kemudian, 

mereka kembali – dan mereka berubah sama sekali, tampak sehat 

dan penuh semangat. Bersama mereka ada  Diaken Lucius Shiao, 

yang datang untuk mengabarkan injil Gereja Yesus Sejati. Mereka 

berkumpul setiap hari untuk berdoa, dan seringkali, dengan sangat 

keras. Kebaktian mereka kadang-kadang terus berlanjut hingga tengah 

malam. Secara pribadi saya menganggap tingkah laku mereka sangat 

aneh, dan juga melihat nama gerejanya dengan hina, terutama pada 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

442

kata “Sejati”. Menurut saya, mereka hanya sekumpulan orang-orang 

yang terlalu bosan dan tidak punya kerjaan. Jadi saya tidak mau 

memperhatikan mereka.

Beberapa waktu kemudian isteri saya jatuh sakit keras karena 

komplikasi sesudah  melahirkan. Keadaannya semakin parah, dan mulai 

merasakan kesakitan yang hebat di perutnya. Ia menjalani pengobatan 

selama enam bulan, namun  tidak menghasilkan apa-apa. Ia mulai 

kehilangan berat badan dan tampak pucat. Saya tidak dapat berbuat 

apa-apa. Pada saat itu Diaken Shiao ada di desa kami, menyembuhkan 

orang-orang sakit dengan doa. Para tetangga mendesak saya untuk 

mengundangnya untuk mendoakan isteri saya, namun  saya menolak. 

Namun akhirnya kami mengadakan rapat keluarga, dan diputuskan 

saudara ipar saya, Xu Tianyou, seorang dokter dan pelaku akupuntur, 

dan saya sendiri, pergi mengunjungi Diaken Shiao.

Saat kami bertemu dengan Diaken Shiao, saya bertanya kepadanya, 

“Benarkah Anda dapat menyembuhkan penyakit, Tuan Shiao?”

Ia menjawab, “Anda keliru – saya bukan dokter. Yesus-lah yang 

menyembuhkan.”

Saya terkejut mendengar jawabannya, namun saya berkata, “Saya 

tidak peduli apakah Anda atau Yesus. Isteri saya sakit keras. Dapatkan 

Anda menolong saya?”

Diaken Shiao menjawab, “Jika Anda percaya, maka segala hal 

mungkin di dalam Tuhan Yesus. Saya tidak akan bertanya seberapa 

parah penyakit isteri Anda, karena apabila Anda percaya, maka ia akan 

sembuh.”

Saya menjawab, “Bila ia sembuh karena doa Anda, kami pasti 

percaya.”

namun  ia berkata, “Anda sendiri harus beriman, maka doa-doa 

Anda akan berkhasiat.”

saat  kembali ke rumah, kami memutuskan untuk mengundang 

Diaken Shiao untuk mendoakan isteri saya. Dengan segera ia datang 

ke rumah kami. Sebelum berdoa, ia meminta saya mengambil segelas 

air dingin. Permintaan ini mencemaskan saya, karena saya mendengar 

bahwa air dingin tidak baik untuk kesehatan isteri saya. Walaupun 

demikian, dengan setengah hati saya menuangkan air dingin ke cangkir 

yang kecil.


443

Saat berdoa, saya secara khusus mengawasi Diaken Shiao, untuk 

melihat apakah ia menggunakan ilmu-ilmu sihir, namun  yang saya 

lihat, ia hanya berdoa dengan sungguh-sungguh. Saya mendengarnya 

memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan isteri saya, agar 

banyak orang menjadi percaya, dan gereja dapat didirikan di sini. 

Sikapnya tampak sangat tulus dan tenang.

sesudah  berdoa, Diaken Shiao memberikan air dingin untuk 

diminum isteri saya. Ia berkata, “Allah pasti berbelas kasihan kepada 

isteri Anda. Ia akan memperhatikan dan menyembuhkannya.”

Saya menjawabnya dengan bertanya, “Bagaimana Anda dapat 

merasa yakin?”

Ia menjawab, “Saat berdoa, saya melihat cahaya yang terang dan 

penuh kemuliaan; ini membuktikan bahwa Allah telah mendengar doa 

kita.”

Saya berbalik dan bertanya kepada orang-orang yang berdoa 

bersama kami, apakah mereka melihat cahaya terang, namun  tidak ada 

yang melihatnya. Saya sekarang mulai kuatir ilmu sihir yang dilakukan 

melibatkan air dingin untuk diminum isteri saya. Saya terus merasa 

cemas sesudah  Diaken Shiao pergi.

Malam itu, saya memperkirakan keadaan isteri saya bertambah 

parah dan tidak dapat tidur. Namun ajaib, isteri saya tidur dengan 

tenang sampai esok harinya. Ini yaitu  sesuatu yang tidak pernah saya 

lihat sejak isteri saya mulai sakit. Saya bertanya apakah ia merasakan 

sakit. Ia menekan-nekan perutnya, dan berkata, “Saya jauh merasa 

lebih baik. Saya tidak merasakan kesakitan.”

Saya merasa sangat gembira dan segera pergi menceritakan hal 

ini kepada Diaken Shiao.

Ia berkata, “Sudah saya katakan kemarin, Allah akan 

menolongnya.”

Saya lalu mengundangnya kembali ke rumah untuk berdoa lagi. 

Kali ini, saat  ia meminta air dingin, saya membawa lebih banyak. 

Diaken Shiao tersenyum dan berkata, “Iman Anda telah tumbuh.”

Kami berdoa setiap hari selama tujuh hari, dan di hari ke-tujuh, 

isteri saya telah sembuh sepenuhnya, dapat dapat keluar dari tempat 

tidur.

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

444

Melihat mujizat ini, saya tidak lagi meragukan Allah. Sebaliknya, 

saya menaruh hormat dan percaya kepada-Nya. Lalu pada tanggal 15 

Mei 1931, saya sekeluarga dibaptis ke dalam Gereja Yesus Sejati. Hari 

itu, Diaken Shiao mengadakan baptisan air kepada 33 oranng. Pada saat 

baptisan air berlangsung, dua orang saudari mendapat penglihatan 

burung-burung yang sangat terang beterbangan di udara, yang 

kemudian hilang sesudah  baptisan selesai. Diaken Shiao menjelaskan 

bahwa penglihatan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus akan segera 

turun.

Memang benar, sesudah  kami kembali ke gereja dan berlutut untuk 

berdoa, Roh Kudus turun dengan penuh kuasa. Kami dapat mendengar 

suara-suaranya seperti suara petir dan air terjun, dan dapat merasakan 

lantai bergetar. Pengalaman itu sangat hebat, sampai-sampai salah 

satu jemaat bernama Xu Yeijiu mengira gedung gereja sedang runtuh, 

dan langsung melarikan diri keluar. sesudah  berdoa, kami mendapati 

separuh dari orang-orang yang menerima baptisan air hari itu, 

mendapatkan Roh Kudus. Kami terbenam dalam sukacita.

Saya yaitu  salah satu dari mereka yang menerima Roh Kudus. 

Pada saat kami berdoa, saya merasakan seperti setruman kecil, seakan 

ada aliran listrik mengalir ke seluruh tubuh saya, sehingga saya 

bergetar. Lalu saya berkata-kata dalam bahasa roh, mengucapkan kata-

kata yang tidak saya mengerti. Saya merasakan sukacita.

Sejak hari itu, saya terus menggunakan bahasa roh setiap kali saya 

berdoa. Tambah lagi, dengan bersandar pada Roh Kudus, saya dapat 

mengendalikan kebiasan-kebiasaan buruk, termasuk sepuluh tahun 

kecanduan merokok. Saya akhirnya merasa dibebaskan dari beban 

saya yang berat.

Ibu mertua saya juga menerima Roh Kudus. Sebelumnya ia 

kecanduan ganja selama delapan tahun, dan tubuhnya lemah dan kurus. 

sesudah  menerima Roh Kudus, ia dapat meninggalkan kecanduannya 

dan mendapatkan kembali kesehatannya. Ia juga mulai mengikuti 

ibadah gereja dengan taat.

Saya bersyukur kepada Allah karena kasih-Nya, menyelamatkan 

kami sekeluarga dari dosa dan penderitaan. Ia telah memberkati kami 

dengan kedamaian jasmani dan rohani. Saya tidak dapat melupakan 

kasih karunia-Nya.


445

15.5 Mendapatkan pengendalian diri melalui Roh Kudus (oleh 

Hsieh Jinkun)

saat  kedua orangtua saya meninggal, saya jatuh dalam depresi. 

Saya juga menderita temperamen buruk yang tidak dapat saya 

kendalikan. Pada suatu hari, seorang teman dari Gereja Yesus Sejati 

berkata, “Apabila kamu percaya kepada Yesus, dan menerima Roh 

Kudus, kami akan dapat merasa sukacita, apa pun keadaanmu.”

Walaupun tidak sepenuhnya yakin, kata-kata ini cukup membujuk 

saya untuk mengikuti salah satu kebaktian. Saat saya tiba di sana, 

saya mengamati jemaatnya berdoa dengan kata-kata yang tidak saya 

mengerti, dan tubuh mereka bergoncang-goncang. Saya pulang ke 

rumah dengan bingung.

Lalu tiba saat liburan sekolah di musim panas tahun 1957, 

sehingga saya dapat istirahat dari pekerjaan mengajar. Saya mengikuti 

kebaktian di Gereja Yesus Sejati Taichung (Taiwan) selama dua 

bulan, mempelajarin kebenaran dan berdoa memohon Roh Kudus. 

Namun saya merasa tidak mampu menemukan apa yang saya cari, 

sehingga saat  sekolah dibuka kembali di musim gugur, saya tidak 

lagi berkebaktian. Apa yang tidak saya ketahui, apabila Allah berbelas 

kasihan kepada seseorang, Ia tidak akan meninggalkannya, walaupun 

orang itu berhenti mencari Dia.

Satu bulan sesudah  sekolah dibuka, saya mengalami beberapa 

kesulitan pribadi, dan memutuskan untuk kembali ke gereja. Saat itu 

sedang diadakan Persekutuan Rohani Musim Gugur. Saya mengikuti 

kebaktian doa pagi, dan pada saat itu pendeta mendorong jemaat 

dengan kata-kata Tuhan Yesus: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang 

kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang 

dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-

aliran air hidup” (Yoh. 7:37-38). Saya ingin mendapatkan Roh Kudus 

dan merasakan sesuatu seperti kekuatan yang mendorong saya untuk 

berjalan ke depan aula untuk berdoa bersama keluaga saya yang juga 

ada di sana. Saat berdoa, saya menangis. Namun saya tahu saya belum 

menerima Roh Kudus, karena saya tidak berkata-kata dalam bahasa 

roh. namun  sekarang saya tahu bagaimana rasanya digerakkan oleh 

Roh.

Sejak saat itu, saya berdoa lebih giat dan kadang-kadang merasakan 

sebuah energi yang memancari dari diri saya, membuat tubuh saya 

bergoncang. Di gereja, saya membiasakan diri pergi ke ruang doa 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

446

untuk memohon Roh Kudus, entah ada pendeta atau penatua yang 

menumpangkan tangan atau tidak, agar saya dapat menerima Roh 

Kudus. namun  waktunya belum tiba.

Walaupun pada saat berdoa saya digerakkan oleh Roh Kudus, saya 

masih kesulitan memahami khotbah pada saat kebaktian, walaupun itu 

semua didasarkan pada Alkitab. Jadi saya memutuskan untuk mengikuti 

kebaktian dan kegiatan yang diadakan denominasi-denominasi lain di 

Taichung, berusaha belajar lebih banyak tentang Alkitab. Tapi di saat 

yang sama saya tetap hadir dalam kebaktian kesaksian di hari Rabu 

malam di Gereja Yesus Sejati.

Pada tanggal 8 Juni 1958, saya memutuskan untuk mendaftarkan 

diri menerima baptisan air di Gereja Yesus Sejati. Namun satu hari 

sebelum hari baptisan, seorang teman Kristen dari denominasi 

lain berkata, “Baptisan tidak menghapus dosa-dosamu – itu semua 

diampuni saat  kamu percaya.”

Kata-kata itu membuat saya sangat bingung, dan saya berubah 

pikiran mengenai menerima baptisan air. Sebaliknya, saya berdoa 

kepada Tuhan memohon bimbingan dengan berkata, “Tuhan Yesus 

yang penuh belas kasihan, saya yakin Engkau dapat menyelamatkan 

saya, namun  mohon beri saya tanda agar saya tahu bahwa saya dapat 

percaya kepada-Mu. Tuntun saya agar saya dapat bersaksi kepada 

keluarga saya. Berbelaskasihanlah kepada saya.”

Hari berikutnya, dua saudara dari Gereja Yesus Sejati datang 

mengunjungi saya: Saudara Kuo dan Saudara Lee. Saudara Lee 

membagikan kesaksian bagaimana ia percaya dan menerima baptisan 

air. Ia lalu mendorong saya untuk mengikuti kebaktian doa pagi besok, 

untuk berdoa memohon Roh Kudus. Pada saat itu, saya masih merasa 

tidak yakin apakah Gereja Yesus Sejati memberitakan kebenaran, 

namun  tetap memutuskan untuk pergi.

Pada tanggal 25 Juni, saya mengikuti kebaktian doa pagi. Ada sekitar 

sepuluh orang termasuk Saudara Lee. sesudah  kebaktian, kami pergi ke 

ruang doa untuk memohon Roh Kudus. Saudara Tsai sudah ada di sana, 

dan ia sedang menyanyikan lagu yang sangat indah – sebuah nyanyian 

roh. Sebelumnya saya sudah mendengar tentang nyanyian roh, namun  

ini yaitu  pertama kalinya saya mendengarnya dengan telinga saya 

sendiri. Saya tidak memahami apa yang ia nyanyikan dan hanya dapat 

mengenali “Haleluya”. Bahasanya tidak seperti bahasa Taiwan, Jepang, 

Mandarin atau Inggris. Kedengarannya menurut saya seperti bahasa 

Ibrani. Dari apa yang saya tahu, Saudara Tsai bahkan tidak masuk 


447

sekolah menengah atas. Jadi mana mungkin ia dapat menyanyikan 

lagu bahasa Ibrani yang sangat indah? Saat saya memikirkan hal ini, 

saya kemudian menyadari bahwa tentu Allah itu ada. Apa yang saya 

saksikan yaitu  sesuatu yang sungguh-sungguh ajaib – bukti bahwa 

Allah itu nyata. Mengapa selama ini saya meragukan dan menolak-

Nya?

Air mata penyesalan membanjiri mata saya saat saya berlutut 

untuk berdoa. Saat saya berdoa, saya dapat merasakan ada rasa hangat 

di dalam diri saya. Saya terus berdoa selama kira-kira dua puluh menit, 

sampai saya tidak dapat lagi menangis. Saya merasakan sukacita yang 

besar di dalam hati saya – seperti saya sedang masuk ke dalam pelukan 

Allah Bapa. sesudah  berdoa, Saudara Lee tidak berkata apa-apa selain 

mendorong saya untuk kembali ke gereja sesudah  bekerja, untuk berdoa 

kembali.

sesudah  selesai bekerja, saya dengan segera ke gereja untuk 

mengikuti doa sore. Saat kebaktian berakhir, saya pergi ke ruang 

doa untuk memohon Roh Kudus. sesudah  berdoa, Saudara Lee 

mengumumkan kepada para jemaat: “Ia telah menerima Roh Kudus!” 

Barulah saya menyadari bahwa saya telah menerima Roh Kudus tadi 

pagi, dan sekarang Saudara Lee memastikannya.

sesudah  beberapa waktu, saya dapat melihat diri saya berubah: 

Saya dapat bangun pagi untuk mengikuti doa pagi sebelum bekerja, 

padahal sebelumnya saya terbiasa terlambat untuk hal apa saja; saya 

mulai mengerti apa yang saya baca di Alkitab; telinga saya terbuka 

mendengarkan khotbah; dan saya dapat mengendalikan temperamen 

saya. Juga ada waktu-waktu saat  menghadapi kesulitan keuangan, 

saya dapat menemukan ketenteraman di dalam Roh Kudus. Namun ada 

satu masalah yang belum selesai: saya masih belum menerima baptisan 

air. Ini dikarenakan saya belum tahu bagaimana menyelesaikan 

pertentangan dengan praktik-praktik kepercayaan keluarga saya yang 

menyembah roh nenek moyang dan berhala.

Di pertengahan Agustus, saat KKR siswa diadakan, Penatua Lin 

bertanya kepada saya, “Apakah ada masalah pribadi yang belum dapat 

kamu selesaikan? Sebab, apabila kamu tidak segera dibaptis, Roh Kudus 

akan meninggalkanmu, karena Ia tidak dapat tinggal terus menerus di 

dalam seseorang yang dosa-dosanya belum dihapuskan.”

Saya tidak tahu harus berkata apa. Yang dapat saya pikirkan 

yaitu  apa yang akan terjadi apabila saya jatuh dalam sifat kemarahan 

dan depresi kembali.

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

448

Terima kasih pada Tuhan atas kasih karunia-Nya, saya akhirnya 

menerima baptisan air di Gereja Yesus Sejati Taichung pada tanggal 

16 November. Sekarang saya dapat memulai hidup yang baru di dalam 

Kristus.

15.6 Berdoa dengan ketekunan (oleh Aher Zhu)

Haleluya! Puji Tuhan, saya menerima Roh Kudus di tahun 1954, 

saat saya masih berumur 16 tahun.

Saya dibesarkan dalam lingkungan Gereja Yesus Sejati dan 

tumbuh dalam kasih dan karunia Tuhan. Sebagai anak-anak, saya 

mendengarkan cerita-cerita Alkitab dan menyanyikan kidung pujian. 

Saya juga mengetahui pentingnya menerima Roh Kudus – tanpa Roh 

Kudus, seseorang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Saya 

sering menyaksikan sukacita saudara saudari dalam Kristus di sekitar 

saya saat  mereka menerima Roh Kudus. Karena itu saya turut 

memohon Roh Kudus dan terus memegang kesempatan, seperti pada 

saat KKR. namun  walaupun berdoa dengan keras, saya masih belum 

menerima-Nya.

Di musim gugur tahun 1954, Gereja Yesus Sejati Meisan di Taiwan 

mulai mengadakan kebaktian doa di hari Jumat malam, sehingga jemaat 

dapat berdoa secara khusus untuk memohon Roh Kudus. Karena kasih 

karunia Allah, selalu saja ada jemaat yang menerima Roh Kudus di tiap 

kebaktian. Pada suatu malam, banyak anak-anak menerima Roh Kudus 

– mereka berbahasa roh dan tubuh mereka bergetar karena digerakkan 

Roh. Mereka semua tampak gembira. Saya berpikir kapankah giliran 

saya. Saat saya pulang malam itu, saya bertekad untuk berdoa dengan 

tekun hari Jumat berikutnya, dan tidak mau pulang sampai saya 

menerima Roh Kudus.

Pada hari Jumat, 27 November, saya pergi ke gereja dengan penuh 

semangat, seperti seorang prajurit yang maju ke medan perang. Saat 

saya berlutut untuk berdoa, saya berkata kepada diri sendiri, saya tidak 

akan berhenti berdoa sampai saya menerima Roh Kudus! Dengan tekad 

ini, saya berdoa terus tanpa henti hingga kurang lebih dua jam. Saat itu 

semua kegiatan gereja telah selesai, dan semua orang sudah pulang 

ke rumah. Tinggal saya sendirian di gereja. Dengan menangis saya 

memohon belas kasihan Tuhan untuk memperoleh Roh Kudus-Nya. 

Haleluya! Tuhan menjawab doa saya: saya mulai berkata-kata dalam 


449

bahasa roh, dan tubuh saya mulai bergoncang. Karena sudah larut 

malam, saya berhenti berdoa dengan rasa sukacita. Hari berikutnya, 

saya kembali ke gereja untuk berdoa. sesudah  berlutut selama kira-kira 

lima menit, sekali lagi saya dipenuhi Roh Kudus dan berbahasa roh.

Sejak saat itu, saya menjadi semakin bersemangat di dalam Tuhan, 

dan iman saya tumbuh bertambah kuat. Saya menjadi sangat suka 

berdoa – bahkan berkali-kali berdoa setiap hari rasanya tidak pernah 

cukup. Saya merasa menyukai air rohani yang mengalir dari Tuhan: air 

itu menyegarkan saya dan membuat jiwa saya seperti tidak akan lapar 

dan haus lagi. Roh Kudus juga menuntun saya dalam kehidupan sehari-

hari: Ia menolong saya melalui kesulitan, dan mengalahkan dosa dan 

kelemahan.

Saya bersyukur kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya dan 

berharap agar saudara-saudari juga dapat membagikan pengalaman 

ini.

15.7 Cahaya yang bersinar (oleh Zhen Donghao)

Saya tumbuh dalam keluarga yang menyembah berhala. Terutama 

ayah saya, dia sangat bersemangat dan mengikuti berbagai upacara 

keagamaan. Sebagai anak, saya mengikuti dia dan melakukan hal yang 

sama. Pada saat itu kami hidup dekat dengan Gereja Yesus Sejati, yang 

tidak terlalu saya ketahui selain dari suara doanya yang sangat keras 

saat berkebaktian. Namun tante dan paman saya yaitu  jemaat Gereja 

Yesus Sejati dan seringkali mengabarkan tentang Yesus Kristus kepada 

ayah saya. Akibatnya, ayah saya pergi ke gereja untuk mengetahui lebih 

banyak, dan saya menemaninya dalam kunjungan-kunjungan ini.

Pada suatu hari, seorang penatua dari gereja datang mengunjungi 

rumah kami. Saat ia melihat ayah saya sedang merokok, ia mengatakan 

kepadanya bahwa gaya hidup Kristen yaitu  harus menahan diri dari 

merokok dan minum-minum. Mendengar ini ayah saya tersinggung, 

dan tidak mau lagi datang ke gereja. Saat itu saya tidak tahu mengapa 

ia tidak lagi datang ke gereja; yang saya tahu, saya tidak lagi dapat 

pergi ke sana.

Beberapa waktu kemudian, saya terkena malaria dan sakit keras. 

Ayah saya sangat kuatir dan mencari-cari dokter untuk mengobati saya. 

Pada saat yang sama, tante saya mendoakan saya. Segera kemudian, 

saya sembuh. Saya pribadi yakin bahwa kesembuhan saya yaitu  

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

450

karena doa-doa tante saya; namun Ayah menganggapnya sebagai jasa 

dokter dan tidak mengakui bahwa ini yaitu  pekerjaan Allah.

Kita mempunyai tetangga seorang jemaat Gereja Presbiterian, yang 

suatu hari datang ke rumah kami untuk menginjili Ibu saya. Ibu saya 

tertarik dan mengikuti kebaktian gereja. Tidak lama, kedua orangtua 

saya dibaptis di Gereja Presbiterian. Pendeta sering mengunjungi 

kami di rumah, untuk mengajak saya ke gereja, namun  karena malu-

malu, saya tidak mau pergi. Ibu saya juga sering mendesak saya pergi 

bersamanya ke gereja, namun  saya selalu menolak, tidak mau berkelana 

di tempat yang tidak saya kenali.

namun  suatu hari saya berkata kepadanya, “Karena Ibu sangat 

ingin saya pergi ke gereja, apakah Ibu mengijinkan saya pergi ke Gereja 

Yesus Sejati? Gerejanya dekat dengan rumah, dan ada tante dan paman 

di sana.”

Ibu menjawab, “Baiklah. Lagi pula, semua gereja sama saja.”

Maka sejak saat itu saya mulai mengikuti kebaktian di Gereja 

Yesus Sejati.

Pada tanggal 22 November 1953, saya menerima baptisan air pada 

saat diadakan KKR. Tante saya menghadiahkan Alkitab dan menasihati 

saya untuk berdoa memohon Roh Kudus. Sejak hari itu dan seterusnya, 

saya berdoa dengan giat, namun  tidak menerima Roh Kudus.

Lalu beberapa hari sesudah  KKR, saya tidak sengaja mendengar 

tetangga saya yang sudah tua berkomentar, “Jemaat Gereja Yesus Sejati 

berdoa begitu keras dan tubuh mereka bergoncang-goncang. Pastilah 

mereka semua dihipnotis oleh si nenek tua itu.”

Saya sudah sering mendengar komentar-komentar seperti ini; 

nenek tua yang mereka maksud yaitu  Diakenis Cheng. namun  saya 

tidak dapat berhenti memikirkan kata-kata ini dan bahkan mulai 

merasa sedikit takut setiap kali saya berlutut dan berdoa.

Tahun berikutnya, pada tanggal 5 Maret 1954, seorang saudari di 

gereja jatuh sakit, dan semua jemaat mendoakannya. Pada suatu sesi 

doa, saya melihat cahaya terang dan mulai berkata-kata dalam bahasa 

roh, dan tubuh saya mulai bergetar. Saya merasa sangat gembira – 

rasanya tidak dapat diuraikan. Pada saat itu Diakenis Cheng tidak ada 

di gereja karena sedang melayani di tempat lain. Ini membuat saya 

menyadari bahwa apa yang dikatakan tetangga saya tidak benar. Saya 

pulang dengan penuh sukacita, dan tak sabar untuk memberitahukan 


451

Ibu tentang berita ini. Yang saya tidak ketahui, saya akan segera 

menghadapi perlawanan dan masalah di rumah.

saat  pendeta dari Gereja Presbiterian mendengar bahwa saya 

mengikuti kebaktian di Gereja Yesus Sejati, ia berkata kepada Ibu saya, 

“Mengapa kamu membiarkan anakmu kebaktian di sana?”

Maka sejak saat itu, Ibu saya marah apabila saya pergi ke gereja 

dan mencoba untuk mencegah saya pergi. Saya berusaha mengabaikan 

kemarahannya, menganggap itu semua akan berlalu begitu saja, namun  

masalah ini malah bertambah parah.

Pada suatu hari, saat tante saya berkunjung ke rumah, Ibu saya 

berkata kepadanya dengan marah, “Kalau gerejamu benar, apakah itu 

berarti gereja saya tidak benar?”

Namun pertentangan ini tidak mencegah saya mendoakan 

keluarga saya kepada Tuhan, seringkali dengan kucuran air mata. 

Membutuhkan doa yang tak jemu-jemu selama bertahun-tahun, namun  

akhirnya Tuhan menjawab doa saya – seluruh keluarga saya akhirnya 

menjadi jemaat Gereja Yesus Sejati.

Hari-hari ini, saya merasa penuh dengan sukacita dan ketenteraman 

dari Roh Kudus (ref. Kis. 9:31; Ibr. 1:9), walaupun di tengah-tengah 

masa sulit dan penyakit. Saya hanya ingin bersyukur kepada Tuhan 

atas kasih karunia-Nya dan Roh Kudus-Nya. Kiranya semua kemuliaan 

diberikan kepada-Nya.

15.8 Menerima Roh Kudus mendorong saya untuk dibaptis (oleh 

Lin Xiansheng)

Saya dibesarkan dalam keluarga yang menyembah berhala, dan 

Ibu saya sangat taat memegang kepercayaan ini. Namun saya juga 

banyak berkenalan dengan orang-orang Kristen saat saya bertumbuh 

besar: paman saya yaitu  penatua di Gereja Yesus Sejati; tetangga 

kami yaitu  orang Kristen, yang sering mengajak saya dan Ibu untuk 

mengikuti kebaktian keluarga di rumahnya; saya mengikuti Sekolah 

Minggu dengan sepupu di Gereja Presbiterian di Jiayi; dan saya 

juga mengunjungi gereja Jepang saat saya belajar di Tokyo. sesudah  

menyelesaikan sekolah, saya kembali ke Taiwan untuk bekerja sebagai 

guru.

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

452

Selama liburan musim panas di tahun 1937, saya pulang ke rumah 

di Jiayi. Pada satu sore, saya dengan sepupu berjalan melewati Gereja 

Yesus Sejati dan kami sepakat untuk masuk ke dalam untuk mengikuti 

kebaktian. sesudah  menyanyikan kidung rohani, jemaat berlutut untuk 

berdoa, sementara kami hanya duduk dan melihat-lihat. Pada saat 

berumur lebih muda, kesan saya mengenai doa di Gereja Yesus Sejati, 

yaitu  mereka yang berdoa pastilah ada dalam suatu bentuk hipnotis; 

jadi saya selalu menghindari kebaktian di sini. Namun sekarang saat 

saya mengamati jemaat yang berdoa, saya melihat sebagian berdoa 

dalam bahasa roh, namun  ada sebagian lain yang berdoa dengan kata-

kata pengertian. Sebagian berdoa dengan tubuh bergoncang, namun  

yang lain hanya berlutut dan tetap diam. Saya menyadari bahwa 

selama ini saya keliru memandang tentang doa. Lalu tiba-tiba saja, saya 

merasakan sebuah kekuatan dari atas yang mendorong saya untuk 

berlutut dan berdoa, jadi saya melakukannya. sesudah  mengalami hal 

ini, saya mulai mengikuti kebaktian setiap hari. Dan saya juga mulai 

berdoa memohon Roh Kudus.

sesudah  musim panas lewat, saya kembali bekerja di sekolah. Pada 

satu sore tanggal 5 Oktober, seorang saudara dari Gereja Yesus Sejati 

datang mengunjungi saya. Ia telah mendengar dari salah satu teman 

saya, bahwa saya mengikuti kebaktian di gereja. Ia menyarankan saya 

berdoa bersama di asrama. sesudah  berdoa selama lima menit, saya 

merasakan sebuah kekuatan datang dari atas, dan saya mulai berdoa 

dengan bahasa aneh, entah Inggris atau bahasa lain yang saya tidak 

mengerti. Penatua Lin Wuzhen pernah membagikan beberapa kesaksian 

mengenai menerima Roh Kudus kepada saya, dan sekarang saya 

mengalaminya sendiri. sesudah  berdoa, saya menulis surat dengan hati 

bersyukur kepada Diaken Tsai Shenming, untuk memberitahukannya 

bahwa saya telah menerima Roh Kudus. Tercantum dalam surat, 

keinginan saya untuk menerima baptisan air di Jiayi. Puji Tuhan atas 

kasih dan tuntunan-Nya, saya dibaptis oleh Diaken Tsai di hari Sabat 

berikutnya, di sebuah sungai kecil di Bazhang.

Pengalaman saya mengingatkan saya tentang pengalaman jemaat 

di masa para rasul. Sebagian menerima Roh Kudus dan berbahasa roh, 

sebelum menerima baptisan air (Kis. 10:44-48); sebagian lagi menerima 

baptisan air sebelum mendapatkan Roh Kudus, melalui penumpangan 

tangan (Kis. 8:15-17; 19:1-7). Dua pengalaman ini terlihat di Gereja 

Yesus Sejati pada hari ini. Saya bersyukur kepada Tuhan atas kasih-

Nya, sehingga Ia memberikan Roh-Nya terlebih dahulu kepada saya. 

Ia apa yang ada di dalam hati saya: apabila saya tidak menerima Roh 


453

Kudus dahulu, saya mungkin tidak percaya dan masih berjalan di jalan 

yang keliru.

Pada tanggal 1 Oktber 1941, saya mempersembahkan diri saya 

menjadi pelayan penuh waktu (Pendeta), memenuhi nazar yang saya 

buat sesudah  menerima baptisan air. Puji Tuhan, ini senantiasa menjadi 

panggilan yang paling indah. Haleluya!

15.9 Menjadi orang yang baru (oleh Wu Yangdao)

Alkitab mengajarkan kita bahwa menerima Roh Kudus 

menandakan: a) Adam yang lama, yang merupakan milik daging, 

menjadi Adam yang baru, yang merupakan milik Roh (1Kor. 15:22; Yoh. 

3:3, 5; Kol. 3:9-10); b) kita dibebaskan dari belenggu Iblis, dan menjadi 

milik Kristus (1Yoh. 5:19; Rm. 8:9-10); c) kita tidak lagi menjadi budak 

dosa, namun  menjadi anak-anak Allah (Gal. 4:4-7); d) kita mendapatkan 

jaminan warisan surgawi (Ef. 1:13-14). Ajaran-ajaran Alkitab ini 

menunjukkan betapa pentingnya peran Roh Kudus dalam kehidupan 

orang Kristen. Pengajaran yang paling penting yaitu , Roh Kudus 

diperlukan untuk mendapatkan keselamatan kita.

Ayah saya meninggal di usia muda, dan begitu juga lima saudara 

laki-laki saya. Masa kecil saya penuh dengan kemiskinan dan 

penderitaan. Keluarga kami menyembah berhala, sehingga sejak kecil 

saya menemani Ibu dan saudara perempuan saya ke kuil di masa-

masa upacara keagamaan. sesudah  semakin dewasa, saya mengejar 

ketenaran dan harta, mengorbankan kesehatan saya. Kata-kata Paulus 

menggambarkan kehidupan yang saya jalani sebelum saya mengenal 

Kristus – saya “dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran 

dan dosa-dosa [saya]. [Saya] hidup di dalamnya, karena [saya]

mengikuti jalan dunia ini, karena [saya] mentaati penguasa kerajaan

angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-

orang durhaka” (Ef. 2:1, 2). Saat berumur 29 tahun, saya bertemu 

dengan salah satu teman saya, Dr. Jiang, sedang membaca Alkitab. 

Saya mengejeknya, “Kamu orang yang sangat berpendidikan. Mengapa 

kamu tertarik membaca Alkitab?”

Ia menjawab, “Kamu harus mencoba membacanya sendiri, lalu 

kamu akan menyadari betapa indahnya itu.”

Mendengarnya, saya mulai membaca Alkitab, dimulai dari Kitab 

Kejadian sampai Kitab Roma. Puji Tuhan, Ia membuka hati saya 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

454

untuk memahami apa yang sedang saya baca. Saya tersentuh dengan 

beberapa ayat khusus. Contohnya, saat  saya membaca: “Sebab bukan 

apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan 

apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat” 

(Rm. 7:19). Saya dapat mengenali pergumulan pribadi saya sendiri, 

dan ini menolong saya untuk mengetahui bahwa ada orang lain yang 

juga mengalaminya. Saya juga menemukan ayat: “Akan namun  Allah 

menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati 

untuk kita, saat  kita masih berdosa” (Rm. 5:8). Ayat ini membuka 

mata saya untuk melihat kebesaran kasih Allah, dan ini menggerakkan 

saya untuk percaya kepada-Nya.

Pada saat itu, saya juga tertarik dengan ayat di dalam Alkitab 

yang membicarakan tentang Roh Kudus: “Aku akan minta kepada 

Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang 

lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. 

Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan 

tidak mengenal Dia. namun  kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai 

kamu dan akan diam di dalam kamu” (Yoh. 14:16-17). Saya percaya 

dengan Roh Kudus dan kata-kata Yesus; namun  di dalam pikiran saya 

terbit pertanyaan, bagaimana seseorang dapat mengetahui apakah 

ia menerima Roh Kudus? Saya bertanya dengan Dr. Jiang, namun  ia 

mengakui tidak mengetahui jawabannya.

Belakangan saya melontarkan pertanyaan yang sama kepada 

beberapa teman Kristen, dan jawaban mereka, “saat  kamu mengerti 

Alkitab dan melakukan perbuatan-perbuatan baik, ini menunjukkan 

bahwa kami telah menerima Roh Kudus.” Saya mendengarkan jawaban 

mereka, namun  tidak sepenuhnya merasa puas. namun  puji Tuhan atas 

pengaturan-Nya. Ia segera menuntun saya untuk menemukan jawaban 

yang tepat.

Suatu hari, saya sedang duduk di sebuah kereta, saat saya melihat 

dua penumpang membicarakan tentang Alkitab. Saya melihat Alkitab 

mereka penuh dengan coretan dan garis bawah, sehingga memberikan 

kesan bahwa mereka sudah lama menjadi Kristen.

Saya bertanya kepada mereka, “Hari ini hari Sabtu, kalian mau 

pergi ke mana?”

Mereka menjawab, “Kami memegang hari Sabat di hari Sabtu – 

kami pergi ke gereja.”


455

Kami bertiga mulai berdiskusi tentang hari Sabat, dan saya 

kemudian menyadari bahwa mereka sudah sangat terbiasa dengan 

ajaran Alkitab. Saya lalu bertanya, “Sudahkah kamu menerima Roh 

Kudus?”

Salah satu di antara mereka, bernama Saudara Xu, menjawab, “Ya, 

saya menerima Roh Kudus sesudah  berdoa selama tiga tahun, sejak 

dibaptis dengan air. Bila kamu mau menerimanya, datanglah ke Gereja 

Yesus Sejati dengan kami untuk mempelajari kebenaran.

Saat saya mendengar undangan ini, saya merasa sangat gembira.

Saya pergi dengan kedua saudara ini ke Gereja Yesus Sejati di 

Lisan, dan saya bertemu dan berbincang dengan Diaken Chen. Ia 

menolong saya untuk memahami bahwa menerima Roh Kudus yaitu  

pengalaman yang dapat dilihat dan didengar (ref. Kis. 2:33; 8:17-18; 

10:46). Saya meminta untuk dibaptis, namun  ia mendorong saya untuk 

mempelajari Alkitab lebih lanjut.

Akhirnya, tanggal 5 Agustus 1951 saya dibaptis. sesudah  itu saya 

mulai berdoa dengan tekun tiga kali sehari memohon Roh Kudus, 

menggunakan kata-kata, “Haleluya! Puji Tuhan Yesus” (ref. Why. 19:5-6). 

namun  satu bulan berlalu, dan saya masih belum mengalami apa-apa. 

Setaip kali pendeta membesuk, saya selalu bertanya, “Mengapa saya 

masih belum menerima Roh Kudus?”

Beberapa waktu kemudian, saya mengikuti KKR yang dipimpin 

oleh Penatua Jian dan Diaken Yang. Mereka mendorong saya, “Kami 

akan membantu Anda berdoa, namun  Tuhan Yesus-lah yang memberikan 

Roh Kudus. Jadi Anda harus berdoa dengan tulus.”

Mendengarnya, saya memutuskan untuk berdoa di ruang doa 

saat istirahat makan siang. Di salah satu sesi doa, sekelebat saya dapat 

merasakan sebuah tiupan angin yang hangat melalui saya.

Pada satu sore, kira-kira jam enam, dua hamba Tuhan berdoa 

bersama-sama saya. Penatua Jian menumpangkan tangan ke atas 

kepala saya, dan tiba-tiba saya merasakan kekuatan turun ke atas 

kepala saya, dan turun ke seluruh tubuh saya. Saya merasa sangat 

gembira, seakan saya berada di surga. Saya juga dapat merasakan 

sesuatu yang seperti aliran air di dalam diri saya. Lalu lidah saya mulai 

berputar, dan saya mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti 

(ref. Yoh. 7:37-38; 1Kor. 14:2). Saya merasa panas, berkeringat, dan 

tubuh saya bergoncang karena diilhamkan Roh Kudus. namun  saya 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

456

tetap sadar sepenuhnya, dan mengetahui apa yang sedang terjadi. Saya 

mengetahui bahwa saya telah menerima Roh Kudus.

“Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, 

namun  soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” 

(Rm. 14:17). sesudah  menerima Roh Kudus, saya menjadi orang yang 

baru. Hal pertama yang saya sadari, sekarang saya mengalami sukacita 

di dalam Roh. Rasa sukacita ini tak terkira – lebih baik daripada 

lulus ujian, menikah, atau menjadi ayah pertama kalinya. Sukacita ini 

sungguh ajaib, dan tidak berubah karena kejadian apa pun juga (Kis. 

16:25). Anda hanya dapat memahaminya apabila Anda mengalaminya 

sendiri.

“namun  apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin 

kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Perubahan kedua 

yaitu  semangat akan Firman Allah. Saya mempelajari Alkitab, dan 

melalui pimpinan Roh Kudus, saya mulai mengerti perbedaan antara 

Firman Allah dengan hikmat manusia (Mat. 15:8-9). Dengan semangat 

ini, saya mulai bersaksi bagi Allah di setiap kesempatan.

“Yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi 

bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil 

Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah 

sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan 

oleh Roh Kudus” (Rm. 15:16). Perubahan ketiga yaitu  sifat saya. Di 

masa lalu, saya mempunyai banyak kelemahan: temperamen buruk, 

tidak mau mengakui kesalahan, berbohong, sering kuatir, dan tidak 

mempunyai kedamaian. Puji Tuhan, sesudah  menerima Roh Kudus, 

saya meninggalkan ini semua, dam mulai menghasilkan buah Roh 

Kudus (Gal. 5:22-23).

Ada perkataan yang berbunyi: “Ilmu pengetahuan didasarkan pada 

percobaan ilmiah, sementara iman didasarkan pada pengalaman.” Kita 

perlu mengalami sendiri Roh Kudus, untuk merasakan karunia surgawi 

ini (Ibr. 6:4), yang hanya dapat ditemukan di Gereja Yesus Sejati.

15.10 Menutup Pintu (oleh John Yang)

Pada saat saya berusia lima atau enam tahun, saya memutuskan 

untuk mengikuti kakak ipar saya, jemaat Gereja Presbiterian, untuk 

menjadi Kristen. Saya mengaguminya karena ia sangat baik dan penuh 


457

kasih. Salah satu anaknya yaitu  seorang majelis gereja, dan empat 

perempuan dalam keluarganya menikah dengan pendeta.

Saat saya berusia delapan belas tahun, saya pergi ke Shanghai dan 

beribadah di sebuah gereja – namun  lebih bermaksud untuk bertemu 

dengan gadis-gadis daripada mempelajari Firman Tuhan. sesudah  

beberapa tahun, saya kembali ke Taiwan.

Saya berencana untuk bepergian kembali: kali ini ke Guangdong. 

namun  menjelang keberangkatan, seorang teman dari Gereja Yesus 

Sejati mengajak saya mengikuti kebaktian. Saat saya sampai di sana, 

saya kagum dengan khotbah-khotbah yang jauh lebih kuat daripada 

yang pernah saya dengar sebelumnya. Saya juga mengamati si 

pengkhotbah senantiasa merujuk pada Alkitab.

sesudah  itu, saya mengikuti lebih banyak kebaktian karena saya 

menikmatinya. Namun ada satu hal yang tidak saya mengerti – doanya. 

Di gereja saya melihat beberapa orang yang cukup terkenal dan 

berpendidikan tinggi, berlutut untuk berdoa, mengucapkan kata-kata 

yang tidak saya mengerti, dan tubuhnya tampak bergoncang. Beberapa 

bahkan menyanyi di dalam doa mereka (yang kemudian saya ketahui 

sebagai nyanyian roh), sementara yang lain menepuk tangan mereka, 

dan mereka semua berdoa dengan keras. Saya melihatnya sebagai hal 

yang aneh, namun  di saat yang sama juga ajaib.

Pada suatu hari Sabat, seorang pengurus gereja, Diaken Zhu 

Huiming dari Taichung sedang berkhotbah di gereja. Saya sangat 

tergerak mendengarkan khotbahnya sehingga saya berlutut untuk 

berdoa bersama jemaat untuk pertama kalinya. Tiba-tiba saya 

merasakan sebuah kekuatan turun dari atas kepada saya, dan tubuh 

saya mulai bergoncang-goncang, sementara tangan saya mulai bertepuk 

tangan tanpa saya suruh. Pada saat yang sama, saya menyadari lidah 

saya berputar-putar. Saya mengucurkan air mata sukacita, karena 

sekarang saya mengerti bagaimana rasanya menerima baptisan Roh 

Kudus.

sesudah  menerima Roh Kudus, saya menjadi sadar akan dosa-dosa 

saya di masa lalu, dan menyadari bahwa saya yaitu  orang yang berdosa. 

Jadi saya meminta dibaptis. Saya berbicara dengan Diaken Zhu, yang 

kemudian menjelaskan doktrin-doktrin Alkitan dasar kepada saya, 

termasuk cara baptisan yang benar, hari Sabat, dan sakramen basuh 

kaki. sesudah  mendengar ajaran-ajaran ini, saya meminta dibaptis 

agar dosa-dosa saya dapat dibersihkan dan saya dapat menjadi milik 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

458

Kristus dan menjadi anak-Nya (Kis. 2:28; Gal. 3:27). Diaken Zhu dengan 

gembira setuju untuk membaptis saya.

Hari berikutnya, saya menerima baptisan air di sungai setempat. 

sesudah  itu saya merasakan beban dosa saya terangkat, dan saya 

telah disucikan. Namun saya terkejut, karena saat  saya kembali ke 

gereja untuk berdoa, saya tidak lagi mengalami Roh Kudus seperti 

sebelumnya. Dengan gelisah saya meminta nasihat Diaken Zhu. Ia 

berkata, “Beberapa orang percaya kepada Yesus sesudah  mempelajari 

dan memahami kebenaran, sementara yang lainnya percaya karena 

penyakit mereka disembuhkan. namun  kalau kamu, kamu belum 

mengerti kebenaran sepenuhnya, dan kamu juga tidak disembuhkan 

dari sakit apa pun. namun  Tuhan mengasihimu dan menginginkan kamu 

datang kepada-Nya, dan itulah sebabnya Ia membuatmu mengalami 

Roh Kudus terlebih dahulu (ref. Kis. 10:44-47). Saya sarankan kamu 

terus berdoa dengan giat, dan kamu pasti menerima Roh Kudus lagi 

(ref. Luk. 11:13).

Saya mengikuti nasihat Diaken Zhu dan mulai berdoa dengan 

tekun. namun  25 hari sesudah  baptisan air, saya masih belum menerima 

Roh Kudus. Saya mulai meneliti diri sendiri, untuk mencoba memahami 

alasannya. Saya berkesimpulan bahwa saya tidak berdoa dengan 

sepenuh hati. Ini dikarenakan saya menumpang di rumah orang lain, 

dan saat saya berdoa di kamar saya, saya tidak berani berdoa dengan 

suara keras, kalau-kalau ada orang yang mengetahui apa yang saya 

lakukan. Saya seringkali berhenti berdoa apabila saya mendengar ada 

orang yang mendekati pintu kamar saya. Akhirnya saya memutuskan 

untuk menutup pintu dan menguncinya agar bisa berdoa dengan 

sungguh-sungguh (ref. Mat. 6:6).

Puji Tuhan, dalam doa berikutnya, saya kembali dipenuhi Roh 

Kudus – kali ini jauh lebih kuat dari sebelumnya. Saya terangkat dari 

tempat tidur saya tempat saya berlutut dan saya bergerak ke sana 

kemari. Saya juga mulai meloncat-loncat dengan lutut saya. Saya juga 

dapat merasakan kekuatan mengalir dari dalam diri saya. Saya berkata-

kata dalam bahasa roh dan menyanyikan nyanyian-nyanyian roh.

Penatua Yang Lingquan yang tinggal di sebelah, mendengar suara-

suara ini dan datang untuk melihat apa yang sedang terjadi. Orang-

orang di rumah juga mulai mengetuk-ngetuk pintu kamar saya, ingin 

masuk, namun  Penatua Yang meminta mereka agar tidak mengganggu 

saya, agar saya dapat dipenuhi Roh Kudus. Saya menyadari semua 

kejadian ini dan apa yang dikatakan orang-orang di luar kamar. Saya 


459

berdoa selama satu jam dan merasakan sukacita dan kedamaian yang 

amat sangat.

Sejak hari itu, saya terus menerus berdoa, tidak ingin Roh Kudus 

meninggalkan saya lagi. Kehidupan saya juga berubah. Saya dahulu 

yaitu  remaja yang pemurung dan pesimis, karena kematian Ibu saya 

waktu saya masih berusia 9 tahun, dan bahkan berpikir untuk bunuh 

diri. Sekarang saya merasa damai oleh karena kasih Tuhan Yesus yang 

sangat besar. Yang jauh lebih penting, saya menerima Roh Kudus, yang 

menjadi jaminan kehidupan kekal. Saya merasa menjadi orang yang 

paling senang di dunia.

Saya tidak jadi berangkat bepergian, dan sebaliknya hidup 

damai di dalam negeri karena saya berpikir akan lebih mudah untuk 

memelihara iman saya. Beberapa waktu kemudian ayah dan saudara 

saya (saudara saya yaitu  seorang pendeta Gereja Presbiterian selama 

20 tahun), bersama dengan keluarganya, datang ke Gereja Yesus Sejati. 

Mereka semua pun menerima Roh Kudus.

Kemudian saya merasakan Allah memanggil saya untuk mengambil 

pekerjaan yang paling berarti: menjadi pelayan injil keselamatan. Ini 

karena saya mengerti bahwa injil yang dikabarkan Gereja Yesus Sejati 

yaitu  kebenaran yang “telah disampaikan kepada orang-orang kudus” 

(Yud. 3; ref. Ef. 1:13-14; ref. Mrk. 16:17-20), dan yang disertai dengan 

kesaksian tanda dan mujizat.

Saya berharap dan berdoa agar Tuhan memperlihatkan karunia 

keselamatan-Nya kepada teman-teman saya, keluarga dan juga para 

pembaca. Hari-hari terakhir sudah tiba. Saat Roh Kudus hujan akhir 

masih dapat diperoleh, kita harus mencari-Nya di gereja sejati.

15.11 Disembuhkan melalui baptisan Roh Kudus (oleh Jian 

Yizhen)

Di tahun 1928, saya bekerja di Jiayi, Taiwan. Mengikuti teladan 

teman-teman, saya memuaskan diri dalam perjudian dan minum 

minuman keras. Akibatnya, kesehatan saya menjadi tidak baik. Pertama, 

saya menderita asma, namun  setahun kemudian menderita juga TBC. 

Walaupun sudah menghabiskan banyak uang pada pengobatan barat 

maupun tradisional, keadaan saya bertambah parah dalam jangka 

waktu tiga tahun. Di dalam masa-masa itu, saya mengunjungi kuil-kuil 

Budha dan juga mengunjungi ahli-ahli sihir, namun  tidak ada orang yang 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

460

dapat menolong saya. Saya menjadi sangat sakit sehingga saya tidak 

dapat bangun dari tempat tidur, tidak dapat makan dan minum. Tubuh 

saya menjadi sangat kurus. Saya kehilangan uang dan teman-teman – 

yang dapat saya lakukan hanyalah menantikan kematian saya.

Pada saat-saat paling gelap itu, seorang jemaat Gereja Yesus Sejati 

mendekati isteri saya dan berkata, “Ada Tuhan di Gereja Yesus Sejati. 

Ia mempunyai kuasa untuk menyembuhkan penyakit dan mengusir 

setan. Tidak peduli berapa parah penyakit suamimu – yang perlu kamu 

lakukan yaitu  beriman dan berdoa.”

saat  isteri saya menyampaikan hal ini kepada saya, saya sulit 

menerimanya. Namun saya menyadari bahwa ia juga sangat menderita 

karena harus mengurusi saya siang dan malam. Jadi saya setuju 

dengannya untuk meminta pertolongan demi saya. Dengan gembira, 

ia menghubungi gereja untuk memohon agar jemaat datang ke rumah 

kami untuk mendoakan.

Di sore hari tanggal 1 Desember 1931, sekitar 8 jemaat gereja 

datang ke rumah kami. Saya terbaring di tempat tidur, namun  mereka 

meminta saya untuk menutup mata, melipat tangan dan berdoa, 

dengan berkata, “Haleluya! Puji Tuhan Yesus!”

Saya berdoa dua kali dengan cara ini, dan pada doa yang kedua, 

saya dapat tertidur pulas. namun  tiba-tiba di tengah malam, ada dua 

tangan yang penuh bulu muncul: satu menekan saya dari belakang, 

satu menekan dada saya.

Sebuah suara berkata, “Sudah saya bilang, kamu jangan percaya. 

namun  kamu masih saja melakukannya.” Ini terjadi tiga kali, dan setiap 

kali itu saya tidak dapat bergerak.

Lalu akhirnya saya berteriak, “Haleluya!”, dan tangan-tangan 

itu lenyap. Saya terbangun dengan berkucuran keringat. Saya lalu 

menyadari bahwa itu yaitu  setan yang mencoba menghentikan saya 

percaya kepada Yesus, dan ini membuat saya sadar bahwa pesan 

injil yang dikabarkan Gereja Yesus Sejati yaitu  kebenaran. sesudah  

mengalami hal ini, jemaat-jemaat datang ke rumah saya tiap malam 

untuk mengadakan kebaktian keluarga. Secara perlahan kesehatan 

saya pulih, dan sesudah  satu minggu, saya sudah dapat keluar dari 

tempat tidur.

Di hari yang ke-10, saya meminta Saudara Kuo, salah satu jemaat 

tua yang datang membesuk: “Saat saudara berdoa tiap malam, saya 


461

melihat saudara berkata-kata dengan bahasa yang tidak saya mengerti, 

dan saya juga melihat tubuh saudara bergoncang. Apa yang terjadi?”

Ia menjawab, “Ini terlihat pada orang yang telah menerima Roh 

Kudus. Tuhan Yesus berjanji bahwa mereka yang percaya kepada-Nya 

akan menerima Roh Kudus. Berbahasa roh yaitu  bukti menerima Roh 

Kudus” (ref. Yoh. 7:38-39; Kis. 10:44-46).

Saya bertanya, “Dapatkah saya menerima Roh Kudus?”

Ia menjawab, “Apabila saudara berdoa dengan tulus, saudara akan 

menerima Roh Kudus. Dan juga, saat  seseorang yang penuh dengan 

Roh Kudus menumpangkan tangan ke atas kepala s


Related Posts:

  • Doktrin roh kudus 13  (2Tim. 4:1; Why. 2:24; 2Ptr. 2:1); bersuara-suara aneh; tanda-tanda gangguan fisik, seperti muntah-muntah, berwajah pucat, atau merasa kedinginan.14.3.9 Menghadapi pekerjaan roh jahatApabila tanda-tanda ini m… Read More