ibrani wahyu 23

 .


Oleh ajaran Kristus kita dicerah-

kan dalam pengetahuan akan Bapa dan Anak. Oleh ajaran itu 

kita dikuduskan bagi Bapa dan Anak. Lalu kita diperkaya 

dengan kasih yang kudus kepada Bapa dan Anak, dan dengan 

demikian dipersiapkan untuk menikmati Bapa dan Anak tanpa 

akhir. Kamu memang sudah bersih sebab  firman yang telah 

Kukatakan kepadamu (Yoh. 15:3). Kemurnian ini membuat 

kita layak bagi sorga. Sebagaimana Tuhan  yang Mahabesar 

telah menaruh meterai-Nya pada ajaran Kristus, demikian 

pula Ia menjunjung tinggi ajaran itu. Kita harus menjaga 

ajaran suci itu dalam iman dan kasih, sembari berharap atau 

berkeinginan untuk sampai pada persekutuan yang terberkati 

dengan Bapa dan Anak. 

Peringatan terhadap Para Penyesat 

(1:10-11) 

10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, 

janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi 

salam kepadanya. 11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia men-

dapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.   

Di sini,  

I.   sesudah  memberi  peringatan yang semestinya mengenai para 

penyesat, Rasul Yohanes memberi  petunjuk mengenai bagai-

mana memperlakukan orang-orang seperti itu. Mereka tidak boleh 

disambut sebagai hamba-hamba Kristus. Kristus Tuhan akan 

membedakan hamba-hamba-Nya dari para penyesat, dan demikian 

pula seharusnya murid-murid-Nya. Petunjuk itu bersifat melarang.  

1. “Jangan mendukung mereka: Jikalau seorang datang kepada-

mu dan ia tidak membawa ajaran ini (mengenai Kristus sebagai 

Anak Tuhan , sebagai Mesias dan yang diurapi Tuhan  untuk 


 760

menebus dan menyelamatkan), janganlah kamu menerima dia 

di dalam rumahmu.” Mungkin Ibu ini seperti Gayus, yang 

tentangnya akan kita baca dalam surat berikutnya, seorang 

kepala rumah tangga yang murah hati yang menjamu dengan 

ramah hamba-hamba Tuhan dan orang-orang Kristen yang 

sedang dalam perjalanan. Ada kemungkinan para penyesat ini 

mengharapkan jamuan yang sama dengan orang lain, atau 

dengan orang-orang terbaik yang datang ke sana (sebab  

orang yang buta sering kali cukup berani), namun Rasul 

Yohanes tidak mengizinkannya. “Jangan menerima mereka ke 

dalam keluargamu.” Tentu saja orang-orang seperti itu boleh 

dibantu jika  memiliki  kebutuhan yang mendesak, namun  

tidak boleh didorong untuk melakukan kegiatan yang jahat. 

Penyangkal iman yaitu  perusak jiwa. Dan di sini dipandang 

bahwa bahkan kaum wanita  harus memiliki pemahaman 

yang baik tentang masalah-masalah agama.  

2. “Jangan berkati usaha-usaha mereka: Dan janganlah memberi 

salam kepadanya. Jangan hadiri ibadah mereka dengan doa-

doa dan harapan-harapan baikmu.” Pekerjaan yang buruk 

tidak boleh dikuduskan atau disarankan untuk mendapat ber-

kat ilahi. Tuhan  tidak akan menjadi pelindung bagi kepalsuan, 

godaan, dan dosa. Yang harus kita doakan supaya berhasil ada-

lah pelayanan Injil. Sebaliknya, penyebaran kesalahan yang 

mematikan, jika tidak bisa kita cegah, janganlah sekali-kali 

kita dukung. Lalu, 

II. Inilah alasan diberikannya petunjuk seperti itu, larangan untuk 

mendukung dan melindungi si penyesat: Sebab barangsiapa 

memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatan-

nya yang jahat. Dengan memberi  perkenanan dan kasih sa-

yang, berarti kita ambil bagian dalam dosanya. Bisa jadi kita 

berbagi dalam kejahatan-kejahatan orang lain. Betapa orang 

Kristen harus bijak dan waspada! Ada banyak cara untuk berbagi 

kesalahan atas pelanggaran-pelanggaran orang lain. Itu bisa dila-

kukan dengan berdiam diri yang tidak semestinya, bersikap lam-

ban, tidak peduli, ikut memberi  sumbangsih secara pribadi, 

memberi  dukungan dan bantuan secara umum, menyetujui di 

dalam hati, meminta maaf dan memberi  pembelaan secara

Surat 2 Yohanes 1:12-13 

 761 

 terbuka. Semoga Tuhan mengampuni kesalahan kita dari dosa-

dosa orang lain! 

Penutup dan Salam 

(1:12-13) 

12 Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau mela-

kukannya dengan kertas dan tinta, namun  aku berharap datang sendiri ke-

padamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu, supaya sempurna-

lah sukacita kita. 13 Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu yang 

terpilih.  

Rasul Yohanes menutup surat ini,  

1.  Dengan menunda banyak hal untuk dibicarakan nanti secara 

pribadi: Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku 

tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, namun  aku 

berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan 

muka dengan kamu, supaya sempurnalah sukacita kita. Di sini 

dianggap bahwa ada beberapa hal yang lebih baik dibicarakan 

dibandingkan  dituliskan. Menggunakan pena dan tinta bisa menda-

tangkan rahmat dan kesenangan, namun  bertemu dan berbicara 

langsung lebih lagi mendatangkan rahmat dan kesenangan. Rasul 

Yohanes belum terlalu tua untuk bepergian, apalagi untuk tujuan 

pelayanan. Persekutuan para kudus harus dijaga dengan segala 

cara, dan persekutuan mereka harus bisa menghasilkan sukacita 

satu sama lain. Hamba-hamba Tuhan yang baik dapat dibuat 

bersukacita oleh teman-teman Kristen mereka. Supaya aku ada di 

antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh 

imanmu maupun oleh imanku (Rm. 1:12).  

2.  Dengan menyampaikan ucapan salam dari beberapa keluarga 

dekat sang Ibu: Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu 

yang terpilih. Anugerah begitu berlimpah terhadap keluarga ini. Di 

sini kita melihat ada dua saudari yang terpilih, dan mungkin 

anak-anak mereka yang juga terpilih. Betapa mereka akan menga-

gumi anugerah ini di sorga! Rasul Yohanes berkenan merendah 

hanya untuk menyelipkan apa yang merupakan kewajiban para 

keponakan (bisa kita katakan begitu), atau salam bakti para 

keponakan, terhadap bibi mereka. Kewajiban dari saudara-sau-

dara yang lebih rendah harus didorong dengan pujian. Tak ada 

keraguan bahwa Rasul Yohanes mudah didekati, dan mau ber-


 762

bicara dengan siapa saja dengan ramah dan saleh, dan ia siap 

untuk menambah sukacita sang Ibu yang baik ini dalam hal kepo-

nakan-keponakannya dan juga anak-anaknya. Semoga ada banyak 

wanita  yang beroleh anugerah seperti itu, yang bersukacita 

dalam keturunan-keturunan dan saudara-saudara mereka yang 

lain, yang juga beroleh anugerah! Amin. 

 

 

 


Surat  

3 Yohanes 

   

 

  

 

 

 

 

 

 

Tafsiran  

SURAT 3 Yohanes  


ersekutuan kristiani diterapkan dan dihargai melalui surat. 

Orang Kristen akan diakui saat  orang melihat mereka mewu-

judkan pengakuan mereka untuk tunduk pada Injil Kristus dalam 

bentuk tindakan yang sesuai dengan pengakuan mereka itu. Yang 

menyemangati dan menyenangkan orang-orang yang murah hati dan 

senang mengabdi untuk kesejahteraan umum yaitu  berbuat baik 

bagi banyak orang. Untuk tujuan inilah Rasul Yohanes mengirim 

surat yang membangkitkan semangat ini kepada temannya, Gayus. 

Di dalam surat itu dia juga mengeluh tentang semangat dan perbuat-

an seorang hamba Tuhan tertentu yang sungguh bertentangan, dan 

meneguhkan kesaksian yang bagus mengenai seorang pelayan lain 

yang lebih pantas ditiru. 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  1  

alam surat ini Rasul Yohanes menyampaikan ucapan selamat 

kepada Gayus atas kesejahteraan jiwanya (ay. 1-2), atas ke-

masyhuran yang dia miliki di antara orang-orang Kristen yang baik 

(ay. 3-4), dan atas kebaikan hati dan keramahannya kepada pelayan-

pelayan Kristus (ay. 5-6). Dia mengeluh tentang perlakuan menghina 

dari Diotrefes yang ingin menjadi terkemuka (ay. 9-10), memuji 

Demetrius (ay. 12), dan menyatakan harapannya untuk mengunjungi 

Gayus dalam waktu dekat (ay. 13-14). 

Salam dan Doa 

(1:1-2) 

1 Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran. 

2 Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-

sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja. 

Di sini kita melihat, 

I. Penulis kudus yang menulis dan mengirimkan surat ini . 

Memang yang diberitahukan di sini bukan namanya, melainkan 

sebuah ciri yang lebih umum. Penatua, seseorang yang yaitu  

demikian sebab  umur dan jabatan. Penghormatan dan penghar-

gaan harus diberikan sebab  keduanya. Beberapa orang memper-

tanyakan apakah penulis ini yaitu  Rasul Yohanes atau bukan. 

Namun, gaya dan semangatnya tampak menyolok dalam surat 

ini . Orang-orang yang dikasihi Kristus akan mengasihi sau-

dara-saudaranya demi Dia. Gayus tidak mungkin menanyakan 

dari siapa surat ini  datang. Rasul Yohanes mungkin me-

nyandang lebih banyak lagi ciri-ciri yang terkenal, namun  tidak 


 768

pantas bagi pelayan-pelayan Kristus untuk senang menggunakan 

gelar-gelar yang sombong dan angkuh. Dia hampir menyetarakan 

dirinya dengan gembala-gembala jemaat yang lebih biasa, saat dia 

menyebut dirinya sendiri sebagai penatua. Atau, mungkin saja, 

kebanyakan pelayan Tuhan yang luar biasa, rasul-rasul, saat itu 

sudah meninggal dunia, dan orang kudus yang masih hidup ini 

lebih senang untuk tetap lanjut dengan pelayanan yang sudah 

ada, dengan menyandang gelar yang lebih umum, yaitu penatua. 

Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai 

teman penatua (1Ptr. 5:1). 

II. Orang yang diberi salam dan hormat melalui surat ini . Surat 

sebelumnya ditujukan kepada seorang ibu yang terpilih, surat ini 

kepada seorang bapak pilihan. Orang-orang seperti ini pantas 

untuk dihormati dan dihargai. Dia digambarkan, 

1. Dengan namanya, yaitu Gayus. Kita membaca tentang bebe-

rapa orang dengan nama itu, khususnya orang yang dibaptis 

oleh Rasul Paulus di Korintus, yang mungkin juga yaitu  

pemberi tumpangan dan penjamu rasul di sana (Rm. 16:23). 

Jika ini bukanlah dia, maka ini yaitu  saudaranya dalam hal 

nama, kedudukan, dan watak. Lalu, 

2. Dengan ungkapan-ungkapan baik dari Rasul Yohanes kepada 

dia: kekasih, dan yang kukasihi dalam kebenaran. Kasih yang 

diungkapkan yaitu  biasa untuk menyalakan kasih. Ini tam-

paknya  menunjukkan ketulusan kasih Rasul Yohanes atau 

kesalehan dari kasihnya. Ketulusan kasih itu: yang kukasihi 

dalam kebenaran, demi kebenaran, yaitu kasih yang tinggal 

dan berjalan di dalam kebenaran seperti yang ada di dalam 

Yesus. Mengasihi teman-teman kita demi kebenaran yaitu  

kasih yang sejati, kasih yang sesuai dengan Injil dan saleh. 

III. Salam atau sambutan, yang berisi sebuah doa, yang diawali de-

ngan sebuah panggilan penuh kasih sayang, Saudaraku yang 

kekasih, engkau yang terkasih di dalam Kristus. Pelayan Tuhan 

yang ingin mendapatkan kasih harus menunjukkan kasih itu 

sendiri. Di sini ada , 

1. Pendapat yang baik dari Rasul Yohanes tentang temannya, 

bahwa jiwanya baik-baik saja. Kesejahteraan jiwa itu memang

Surat 3 Yohanes 1:3-8 

 769 

ada. Ini yaitu  berkat terbesar di seberang sorga sini. Ini meng-

haruskan adanya kelahiran kembali, dan sebuah persediaan 

batiniah untuk kehidupan rohani. Simpanan persediaan ini 

terus bertambah, dan sementara harta-harta rohani meningkat, 

jiwa berada di jalan yang benar menuju kerajaan kemuliaan. 

2. Keinginannya yang baik untuk temannya supaya tubuhnya 

baik-baik dan sehat-sehat saja sama seperti jiwanya. Anugerah 

dan kesehatan yaitu  dua pendamping yang kaya. Anugerah 

akan memperbaiki kesehatan, dan kesehatan akan mendaya-

gunakan anugerah. Sudah berkali-kali terjadi bahwa jiwa yang 

sejahtera berdiam di dalam tubuh yang memiliki banyak 

kelemahan. Anugerah harus dijalankan dengan ketundukan 

kepada pengaturan Tuhan  yang seperti itu. Namun kita dapat 

betul-betul berharap dan berdoa supaya orang-orang yang 

memiliki jiwa yang sejahtera dapat memiliki tubuh yang sehat 

pula. Anugerah pada diri mereka akan bersinar cemerlang 

dalam bidang kegiatan yang lebih luas. 

Sifat Gayus 

(1:3-8) 

3 Sebab aku sangat bersukacita, saat  beberapa saudara datang dan mem-

beri kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau 

hidup dalam kebenaran. 4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari 

pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran. 5 Saudaraku 

yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau 

berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka yaitu  

orang-orang asing. 6 Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat 

tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka 

dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Tuhan . 7 

Sebab sebab  nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima 

sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan . 8 Kita wajib me-

nerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian 

dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran. 

Dalam ayat-ayat ini kita mendapati, 

I. Kesaksian baik yang telah diterima Rasul Yohanes mengenai 

temannya ini: Beberapa saudara datang dan memberi kesaksian 

tentang hidupmu dalam kebenaran (ay. 3). Mereka telah memberi 

kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu (ay. 6). Di sini kita 

dapat melihat, 


 770

1. Kesaksian atau hal yang disaksikan mengenai Gayus, yaitu 

kebenaran yang ada pada dirinya, kenyataan imannya, ketu-

lusan beragamanya, dan kesetiaan pengabdiannya kepada 

Tuhan . Dan ini terlihat jelas melalui amalnya, yang mencakup 

kasihnya kepada saudara-saudara, kebaikan kepada orang-

orang miskin, keramahannya kepada orang-orang Kristen 

asing, dan kesiapannya untuk menerima mereka menginap di 

rumahnya demi pelayanan Injil. Iman harus bekerja dengan 

kasih. Itu memberi  kemilau pada dan oleh tugas-tugas 

kasih, dan membuat orang lain terdorong untuk memuji ketu-

lusannya. 

2. Saudara-saudara saksi yang pernah tinggal dengan Gayus 

memberi  pernyataan dan kesaksian. Kesaksian yang baik 

sudah sepantasnya datang dari orang-orang yang telah mene-

rima hal yang baik. Walaupun nama baik hanya merupakan 

penghargaan kecil untuk pelayanan yang mahal, namun itu 

lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan tidak akan 

ditolak oleh orang yang jujur dan saleh. 

3. Orang-orang yang mendengarkan atau menilai di tempat 

laporan  dan kesaksian itu diberikan, yaitu di hadapan jemaat. 

Tampaknya ini yaitu  jemaat tempat Rasul Yohanes saat itu 

tinggal. Jemaat yang mana, kita tidak pasti. Pada kesempatan 

apa mereka harus bersaksi sedemikian rupa tentang iman dan 

kasihnya di hadapan jemaat, kita tidak tahu. Mungkin sebab  

luapan hati mulut berbicara. Tidak ada yang dapat mereka 

lakukan selain bersaksi tentang apa yang mereka temukan dan 

rasakan. Mungkin mereka hendak meminta doa jemaat bagi 

kelangsungan hidup dan karya guna seorang penopang yang 

demikian, supaya dia dapat baik-baik dan sehat-sehat saja 

dalam segala sesuatu, sama seperti jiwanya baik-baik saja. 

II. Kesaksian yang diberikan Rasul Yohanes sendiri tentang dia, yang 

juga didahului dengan sebuah sebutan yang penuh kasih: Sau-

daraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di 

mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, 

sekalipun mereka yaitu  orang-orang asing (ay. 5). 

1. Dia ramah, baik kepada saudara-saudara, bahkan kepada 

orang-orang asing. Bahwa mereka yaitu  milik Kristus sudah 

cukup untuk membuat mereka diterima di rumah Gayus. Atau 

Surat 3 Yohanes 1:3-8 

 771 

dia baik kepada saudara-saudara dari jemaat yang sama de-

ngan dirinya, dan kepada orang-orang yang datang dari jauh. 

Semua orang yang termasuk saudara seiman diterimanya 

dengan baik. 

2. Dia tampaknya memiliki jiwa yang berwawasan luas. Dia dapat 

mengabaikan perbedaan-perbedaan kecil di antara orang-orang 

Kristen yang sungguh-sungguh, dan suka bercakap-cakap de-

ngan semua orang yang memakai rupa Kristus dan melakukan 

pekerjaan-Nya. Dan, 

3. Dia teliti dalam pekerjaannya: “Engkau bertindak sebagai orang 

percaya (engkau melakukan pekerjaan dengan setia) di mana 

engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara. Eng-

kau mengerjakannya sebagai hamba yang setia, dan dari 

Tuhan Kristus engkau dapat mengharapkan upah yang sudah 

ditentukan bagimu.” Jiwa-jiwa yang setia seperti itu dapat 

mendengar pujian-pujian untuk mereka sendiri tanpa menjadi 

sombong. Pujian terhadap hal yang baik dalam diri kita dimak-

sudkan bukan supaya kita sombong, melainkan supaya kita 

terdorong untuk melanjutkan perbuatan baik, dan dengan 

demikian akan menjadi lebih baik. 

III. Kegembiraan Rasul Yohanes atas hal ini, atas kesaksian yang baik 

itu sendiri, dan atas dasar yang baik dari kesaksian itu: Aku 

sangat bersukacita, saat  beberapa saudara datang dan memberi 

kesaksian dst. (ay. 3). Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar 

dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenar-

an, sesuai petunjuk agama Kristen. Bukti terbaik kita memiliki 

kebenaran yaitu  jika kita hidup dalam kebenaran. Orang-orang 

baik akan sangat gembira dengan kesejahteraan jiwa orang lain, 

dan mereka senang mendengar tentang anugerah dan kebaikan 

yang didapat orang lain. Mereka memuliakan Tuhan  sebab  aku. 

Kasih tidak iri hati, melainkan bergembira sebab  nama baik 

orang lain. Sama seperti hal itu merupakan kegembiraan bagi 

orang tua yang baik, demikian pula hal itu akan merupakan 

kegembiraan bagi pelayan-pelayan Tuhan yang baik, jika melihat 

anak-anak mereka membuktikan ketulusan mereka dalam hal 

agama, dan memperindah pengakuan iman mereka. 


 772

IV. Petunjuk yang Rasul Yohanes berikan kepada temannya mengenai 

perlakuan lebih lanjut terhadap saudara-saudara yang bersama-

sama dengan dia: Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau meno-

long mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang 

berkenan kepada Tuhan . Tampaknya sudah menjadi hal yang biasa 

pada masa itu untuk mengasihi sesama saudara dengan cara 

mengurus pelayan-pelayan Tuhan dan orang-orang Kristen yang 

sedang dalam perjalanan, setidaknya beberapa hal dalam perja-

lanan mereka (1Kor. 16:6). yaitu  suatu kebaikan bagi seorang 

asing jika dia dituntun di jalannya, dan suatu hal yang menye-

nangkan bagi orang yang sedang dalam perjalanan jika dia ber-

temu dengan teman yang cocok. Ini yaitu  pekerjaan yang dapat 

dilakukan dengan suatu cara yang berkenan kepada Tuhan , dengan 

suatu cara yang sesuai kehendak Tuhan , atau sesuai dengan rasa 

hormat dan hubungan yang kita miliki kepada Tuhan . Orang 

Kristen harus mempertimbangkan bukan hanya apa yang harus 

mereka lakukan, melainkan juga apa yang dapat mereka lakukan, 

apa yang sangat terhormat dan terpuji yang dapat mereka laku-

kan: orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur. 

Orang Kristen harus melakukan bahkan tindakan-tindakan yang 

paling biasa dalam hidup dan berdasar  kehendak baik dengan 

cara yang berkenan kepada Tuhan , sambil melayani Tuhan , dan 

memuliakan-Nya. 

V. Alasan-alasan perilaku yang sesuai arahan ini, ada dua: 

1. Sebab sebab  nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak 

menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal 

Tuhan . Tampak bahwa orang-orang ini yaitu  saudara-saudara 

yang melayani Tuhan, bahwa mereka pergi untuk mengabar-

kan Injil dan menyebarluaskan Kekristenan. Mungkin mereka 

diutus oleh rasul ini sendiri. Mereka pergi untuk membuat 

orang-orang yang tidak mengenal Tuhan  menjadi percaya. Ini 

yaitu  pelayanan yang sangat unggul. Mereka pergi untuk 

Tuhan  dan sebab  nama-Nya. Yang menjadi tujuan tertinggi 

hamba Tuhan, dan harus menjadi penggerak dan alasan 

utamanya, yaitu  mengumpulkan dan membangun sebuah 

umat demi nama-Nya. Mereka juga pergi untuk membawa Injil 

berkeliling dengan cuma-cuma, memberitakannya tanpa 

bayaran ke mana pun mereka pergi: Tidak menerima sesuatu

Surat 3 Yohanes 1:9-11 

 773 

pun dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan . Ini layak 

mendapatkan kehormatan dua kali lipat. Ada orang-orang 

yang tidak dipanggil untuk memberitakan Injil sendiri namun 

dapat menyumbang untuk kemajuannya. Injil harus mencapai 

orang-orang yang baru pertama kali mendengarnya diberita-

kan, tanpa bayaran. Orang-orang yang tidak mengenal Injil 

tidak dapat diharapkan menghargainya. Jemaat-jemaat dan 

pejuang-pejuang Kristen harus bekerja sama untuk mendu-

kung pemberitaan agama kudus di negeri-negeri penyembah 

berhala. Jiwa-jiwa sosial harus bekerja sama menurut bebe-

rapa kemampuan mereka. Orang-orang yang suka berbicara 

tentang Injil Kristus dengan cuma-cuma harus dibantu oleh 

orang-orang yang suka berbicara melalui dompet mereka. 

2. Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita 

boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebe-

naran, untuk agama yang benar. Hukum dan peraturan dari 

Kristus yaitu  agama yang benar. Itu sudah ditegaskan kebe-

narannya oleh Tuhan . Orang yang setia di dalamnya dan benar 

sesuai dengannya akan sungguh-sungguh menginginkan,  

mendoakan, dan menyumbang untuk penyebarannya di dunia. 

Dengan banyak cara biarlah kebenaran ditolong dan dibantu. 

Orang-orang yang tidak dapat memberitakannya sendiri dapat 

menyambut, menyertai, membantu dan mendukung orang-

orang yang mengerjakannya. 

Sifat Diotrefes 

(1:9-11) 

9 Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, namun  Diotrefes yang ingin men-

jadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. 10 sebab  

itu, jika  aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan 

yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar 

terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja 

tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, namun  juga mencegah 

orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu 

dari jemaat. 11 Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, 

melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Tuhan , namun  

barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Tuhan . 

I. Di sini ada satu contoh dan watak yang sangat berbeda, seorang 

pejabat, seorang pelayan dalam jemaat, kurang murah hati, ku-


 774

rang berwawasan luas, dan kurang komunikatif jika dibandingkan 

dengan orang-orang Kristen biasa. Kadang-kadang bisa saja ada 

para pelayan Tuhan yang tampak kurang terpuji. Mengenai pela-

yan ini, kita perhatikan, 

1. Namanya bukan sebuah nama Yahudi: Diotrefes, dengan jiwa 

yang tidak kristiani. 

2. Watak dan jiwanya, penuh dengan kesombongan dan nafsu 

terhadap kekuasaan: Dia ingin menjadi orang terkemuka. Kege-

lisahan ini menyergap dan bekerja dengan cepat. Mencintai 

ketenaran, mengejar kedudukan tertinggi dalam jemaat Tuhan , 

yaitu  sifat yang tidak pantas untuk pelayan-pelayan Kristus. 

3. Penghinaannya terhadap wewenang, surat, dan teman-teman 

Rasul Yohanes. 

(1) Terhadap wewenangnya: Segala perbuatan yang telah dila-

kukannya bertentangan dengan penetapan kami, meleter 

melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami. Aneh jika 

penghinaan bisa melambung begitu tinggi! namun  nafsu ter-

hadap kekuasaan akan menghasilkan kedengkian terhadap 

orang-orang yang menghalanginya. Kedengkian dan niat 

jahat dalam hati akan cenderung meluap lewat bibir. Baik 

hati maupun mulut harus dijaga. 

(2) Terhadap suratnya: Aku telah menulis sedikit kepada je-

maat (ay. 9), yaitu pujian untuk saudara-saudara tertentu. 

namun  Diotrefes tidak mau mengakui kami, tidak mau meng-

akui surat kami dan kesaksian di dalamnya. Tampaknya 

ini yaitu  jemaat tempat Gayus menjadi anggota. Jemaat 

Injil tampaknya menjadi jenis komunitas yang kepadanya 

surat dapat ditulis dan disampaikan. Jemaat-jemaat Injil 

dapat benar-benar mengharapkan dan diberi surat keper-

cayaan tentang orang-orang asing yang ingin diterima di 

antara mereka. Rasul Yohanes tampaknya menulis dekat 

dan dengan saudara-saudara ini. Bagi jiwa yang bercita-

cita tinggi sebab  nafsu terhadap kekuasaan, wewenang 

atau surat rasuli tidak berarti apa-apa. 

(3) Terhadap teman-temannya, saudara-saudara yang dipuji 

oleh Rasul Yohanes: Ia sendiri bukan saja tidak mau mene-

rima saudara-saudara yang datang, namun  juga mencegah 

orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan 

Surat 3 Yohanes 1:9-11 

 775 

orang-orang itu dari jemaat (ay. 10). Mungkin ada beberapa 

perbedaan atau kebiasaan-kebiasaan yang berbeda di 

antara orang-orang Kristen Yahudi dan bukan Yahudi. Para 

gembala jemaat harus sungguh-sungguh mempertimbang-

kan perbedaan-perbedaan apa yang dapat diterima. Gem-

bala jemaat tidak dapat memiliki kebebasan penuh, atau-

pun berkuasa seperti seorang tuan atas para pewaris Tuhan . 

Suatu hal yang buruk jika kita tidak melakukan kebaikan, 

namun lebih buruk lagi jika menghalangi orang-orang yang 

mau melakukannya. Kekuasaan gerejawi dan hukuman 

gerejawi sering disalahgunakan. Banyak orang yang diusir 

keluar dari jemaat padahal seharusnya mereka diterima di 

sana dengan puas dan senang. namun  celakalah orang-

orang yang mengusir keluar saudara-saudara yang oleh 

Kristus Tuhan akan diterima ke dalam persekutuan dan 

kerajaan-Nya sendiri. 

4. Ancaman Rasul Yohanes terhadap orang yang semena-mena 

dan sombong ini: sebab  itu, jika  aku datang, aku akan 

meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukan-

nya (ay. 10). Aku akan ingat untuk mengecam perbuatan-

perbuatannya itu. Ini tampaknya menegaskan wewenang ra-

suli. namun  tampaknya Rasul Yohanes tidak mengadakan 

pengadilan episkopal, yang dengannya Diotrefes bisa disuruh 

datang untuk diadili. Namun dia akan datang untuk mena-

ngani perkara ini di dalam jemaat tempat perkara itu terjadi. 

Tindakan-tindakan yang semena-mena dan tirani di dalam 

gereja harus ditegur. Semoga hal ini bisa diterima oleh orang 

yang memiliki kekuasaan itu! 

II. Inilah nasihat mengenai watak yang berbeda itu, larangan untuk 

meniru contoh yang seperti itu, dan tentu saja semua kejahatan 

yang mana pun: Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang 

jahat, melainkan yang baik (ay. 11). Janganlah meniru kejahatan 

yang tidak kristiani dan menghancurkan seperti itu, namun  seba-

liknya kejarlah kebaikan, dalam hikmat, kesucian, damai sejah-

tera, dan kasih. Peringatan dan nasihat bukannya tidak dibutuh-

kan oleh orang-orang yang sudah baik. Peringatan-peringatan dan 

nasihat-nasihat itu lebih mungkin diterima jika dibubuhi dengan 


 776

kasih. Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat. 

Kepada peringatan dan nasihat ini sebuah alasan ditambahkan. 

1. Kepada nasihat itu: Tirulah yang baik, sebab  barangsiapa ber-

buat baik (dengan tulus dan ikhlas berbuat baik, sebab  

senang melakukannya), ia berasal dari Tuhan , lahir dari Tuhan . 

Melakukan kebaikan yaitu  bukti dari hubungan kita yang 

membahagiakan sebagai anak Tuhan . 

2. Kepada peringatan itu: Janganlah meniru yang jahat, sebab  

barangsiapa berbuat jahat (dengan kemauan pikirannya me-

ngejar yang jahat), ia tidak pernah melihat Tuhan , tidak memiliki 

kepekaan yang semestinya terhadap sifat dan kehendak-Nya 

yang kudus. Para pembuat kejahatan biasa mengaku-ngaku 

atau membual dengan sia-sia bahwa mereka memiliki hubung-

an dengan Tuhan . 

Sifat Demetrius; Kesimpulan dan Salam 

(1:12-15) 

12 Tentang Demetrius semua orang memberi kesaksian yang baik, malah 

kebenaran sendiri memberi kesaksian yang demikian. Dan kami juga mem-

beri kesaksian yang baik tentang dia, dan engkau tahu, bahwa kesaksian 

kami yaitu  benar. 13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, namun  

aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena. 14 Aku harap 

segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. 15 Damai 

sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabat-sahabatmu. Sampaikanlah 

salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu. 

Di sini kita mendapati, 

I. Sifat seseorang lainnya, seorang Demetrius, yang tidak banyak 

dikenal. Namun di sini namanya akan hidup. Sebuah nama dalam 

Injil, sebuah ketenaran di dalam jemaat-jemaat, lebih baik dari-

pada anak-anak lelaki dan wanita . Sifatnya mendatangkan 

penghargaan baginya. Penghargaan untuknya: 

1. Dari semua orang: Tentang Demetrius semua orang memberi 

kesaksian yang baik. Hanya sedikit orang yang dibicarakan 

dengan baik oleh semua orang, dan terkadang sulit untuk 

menjadi seperti itu. Namun kejujuran dan kebaikan kepada 

semua orang yaitu  jalan menuju (dan terkadang menghasil-

kan) tepuk tangan dari semua orang. 

Surat 3 Yohanes 1:12-15 

 777 

2. Pantas diterima dan beralasan kuat: Malah kebenaran sendiri 

memberi kesaksian yang demikian (ay. 12). Sebagian orang men-

dapatkan kesaksian yang baik, namun  bukan dari kebenaran itu 

sendiri. Berbahagialah orang-orang yang jiwa dan perilakunya 

membuat mereka dipuji di hadapan Tuhan  dan manusia. 

3. Diperkuat oleh kesaksian Rasul Yohanes dan teman-teman-

nya: Dan kami juga memberi kesaksian yang baik tentang dia, 

dan itu diketahui oleh Gayus sendiri: Dan engkau (engkau dan 

teman-temanmu) tahu, bahwa kesaksian kami yaitu  benar. 

Mungkin Demetrius ini dikenal oleh jemaat di mana Rasul 

Yohanes saat itu tinggal, dan jemaat di mana Gayus tinggal. 

Suatu hal yang baik jika dikenal dengan baik, dan dikenal 

sebab  baik. Kita harus siap memberi  kesaksian kita 

mengenai orang-orang yang baik. Suatu hal yang baik bagi 

orang-orang yang dipuji jika orang-orang yang memuji mereka 

dapat menyentuh hati nurani orang-orang yang paling menge-

nal mereka. 

II. Kesimpulan surat ini, yang di dalamnya kita dapat mengamati, 

1. Beberapa hal yang dikemukakan mengenai percakapan lang-

sung secara pribadi: Banyak hal yang harus kutuliskan ke-

padamu, namun  aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta 

dan pena. Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan 

berbicara berhadapan muka (ay. 13-14). Ada banyak hal yang 

mungkin lebih pantas untuk dibicarakan secara langsung 

dibandingkan  melalui surat. Pertemuan kecil pribadi dapat meng-

hemat waktu, kerepotan, dan biaya banyak surat, dan orang-

orang Kristen yang baik dapat benar-benar merasa senang 

bertemu satu sama lain. 

2. Ucapan berkat: Damai sejahtera menyertai engkau! (ay. 15). 

Segala kebahagiaan besar menyertai engkau. Orang-orang yang 

baik dan bahagia biasanya mengharapkan orang lain demikian 

pula. 

3. Salam dari orang banyak yang dikirimkan kepada Gayus: Sa-

lam dari sahabat-sahabatmu. Seorang sahabat dalam karya 

penyebarluasan agama pantas dikenang bersama-sama. Dan 

orang-orang saleh ini menunjukkan persahabatan mereka 

dengan agama sama seperti dengan Gayus.  


 778

4. Salam khusus dari Rasul Yohanes kepada orang-orang Kristen 

di jemaat atau di dekat Gayus: Sampaikanlah salamku kepada 

sahabat-sahabat satu per satu. Saya ragu tidak bisa memberi 

salam secara pribadi kepada banyak orang. Namun kita harus 

belajar rendah hati seperti halnya mengasihi. Yang terendah di 

dalam jemaat Kristus harus diberi salam. Dan orang-orang 

yang berharap untuk hidup bersama-sama di sorga dapat 

saling memberi salam dan menyapa satu sama lain di bumi. 

Dan Rasul Yohanes yang telah bersandar di dada Kristus itu 

benar-benar menyimpan sahabat-sahabat Kristus di hatinya. 

 

 

 


Surat  

Yudas 

   

 

  

 

 

 

 

 

 

Tafsiran  

SURAT Yudas  


aya penulisan surat ini dirancang (seperti halnya beberapa surat 

lain) secara umum atau am, sebab tidak ditujukan langsung 

kepada orang, keluarga, atau jemaat tertentu, namun  kepada seluruh 

masyarakat Kristen pada masa itu, yang baru percaya kepada 

Kristus, baik dari agama Yahudi maupun penyembahan berhala. Su-

rat ini sedang dan akan tetap berlangsung, kekal, dan sangat ber-

manfaat di dalam serta kepada jemaat selama Kekristenan, seperti 

halnya waktu, tetap berlangsung. Jangkauannya secara umum sa-

ngat mirip dengan pasal kedua dari surat kedua Petrus, yang sebab  

sudah dijelaskan, tidak begitu perlu dibahas lagi. Surat ini dirancang 

untuk memperingatkan kita terhadap para penyesat dan penyesatan 

mereka, untuk mengilhami kita supaya mengasihi dan menaruh 

perhatian sungguh-sungguh pada kebenaran (kebenaran yang telah 

terbukti jelas dan penting). Hal ini harus dilakukan dalam kekudus-

an, yang di dalamnya, kasih terhadap sesama manusia, atau kasih 

persaudaraan yang tulus dan tidak berpihak, merupakan sifat paling 

penting dan perbuatan yang tidak terpisahkan. Kebenaran yang 

harus kita pegang teguh dan harus kita usahakan agar dikenal dan 

tidak boleh ditinggalkan orang lain, memiliki dua sifat khusus: yakni 

kebenaran yang nyata dalam Yesus (Ef. 4:21), dan juga kebenaran 

seperti yang nampak dalam ibadah kita (Tit. 1:1). Injil yaitu  Injil 

Kristus. Ia telah mengungkapkannya kepada kita, dan Dialah yang 

merupakan pokok utamanya. Oleh sebab  itu mutlak wajib bagi kita 

untuk mempelajari sebisa-bisanya segala sesuatu tentang pribadi, 

sifat-sifat, dan jabatan-jabatan-Nya. Ketidakpedulian terhadap kewa-

jiban ini sungguh tidak dapat dimaafkan bila dilakukan orang-orang 

yang menyebut diri orang Kristen. Kita tahu hanya dari mata air se-

perti apa kita dapat sepenuhnya menarik semua pengetahuan yang 

penting yang mendatangkan keselamatan. Selanjutnya, surat ini juga 

merupakan pengajaran perihal kesalehan. Pengajaran seperti apa 

pun yang menyetujui hawa nafsu cemar manusia tidak mungkin ber-

asal dari Tuhan , tidak peduli seperti apa pun dalih dan kepura-puraan 

yang ditunjukkan. Kesalahan-kesalahan yang berbahaya bagi jiwa 

manusia juga muncul di tengah jemaat. Pada waktu semua orang 

tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang. Namun, sebab  

hikmat dan kebaikan hati dari Tuhan  Sang Pemelihara maka saat  

kesalahan-kesalahan itu mulai muncul dan menampakkan diri, ada 

setidaknya beberapa rasul yang masih hidup sehingga dapat menen-

tangnya dan memperingatkan jemaat. Kita cenderung berpikir, andai-

kata kita hidup pada zaman mereka, kita tentunya akan sangat dilin-

dungi terhadap upaya dan kelicikan para penyesat. Bagaimanapun, 

kita memiliki kesaksian dan peringatan mereka, dan ini sudah cu-

kup. Jika kita tidak mau mempercayai tulisan mereka, kita tentunya 

juga tidak mempercayai atau memperhatikan perkataan mereka, 

seandainya kita hidup di tengah-tengah mereka dan bercakap-cakap 

secara pribadi dengan mereka. 

 

PASAL  1  

Kita temukan di sini, 

I. Uraian penulis surat ini, tabiat jemaat, serta berkat-berkat 

dan hak-hak istimewa perkumpulan orang-orang yang ber-

bahagia itu (ay. 1-2). 

II. Alasan mengapa ia menulis surat ini (ay. 3). 

III. Tabiat orang-orang fasik dan menyimpang, yang sudah mun-

cul di dalam jemaat yang masih bayi itu, dan yang akan di-

gantikan oleh orang-orang lain yang sama jahatnya di kemu-

dian hari (ay. 4). 

IV. Peringatan supaya tidak mendengarkan dan menjadi peng-

ikut orang-orang semacam itu, serta peringatan terhadap 

kedahsyatan murka Tuhan  atas orang-orang Israel yang tidak 

percaya dan menggerutu dalam perjalanan mereka keluar 

dari Mesir. Juga, peringatan yang diambil dari perkara para 

malaikat yang jatuh, serta dari perkara dosa dan penghu-

kuman atas Sodom dan Gomora (ay. 5-7).  

V. Dengan orang-orang seperti inilah Rasul Yudas menyama-

kan para penyesat itu, yang mengenai mereka ia memperi-

ngatkan jemaat supaya berhati-hati. Ia menggambarkan 

mereka secara terperinci (termasuk ay. 8-13). 

VI. Kemudian (terutama sebab  sesuai dengan alasan Rasul 

Yudas) ia mengutip nubuat dari zaman dahulu tentang 

Henokh yang menubuatkan dan menggambarkan penghu-

kuman yang akan datang (ay. 14-15). 

VII. Ia berbicara lebih lengkap perihal tabiat penyesat, dan ber-

jaga-jaga terhadap pelanggaran yang bisa saja cenderung 

dilakukan orang-orang tulus sebab  diperbolehkan berbuat 

hal-hal seperti itu, dengan menunjukkan bahwa hal itu 

telah dinubuatkan jauh sebelumnya dan pasti akan terjadi 

(ay. 16-19). 

VIII. Ia menasihati mereka agar bertekun di dalam iman, ber-

sungguh-sungguh di dalam doa, berjaga-jaga supaya tidak 

menjauh dari kasih Tuhan , dan tetap mengharapkan hidup 

kekal (ay. 20-21). 

IX. Ia menunjukkan cara bertindak terhadap orang-orang yang 

melakukan perbuatan salah dan memalukan (ay. 22-23). 

X. Mengakhiri dengan pujian penuh rasa takjub bagi Tuhan  di 

dalam kedua ayat terakhir.  

Berkat Kerasulan 

(1:1-2) 

1 Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, 

yang terpanggil, yang dikasihi dalam Tuhan  Bapa, dan yang dipelihara untuk 

Yesus Kristus. 2 Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu. 

Di sini kita melihat atau pendahuluan, dan di dalam-

nya ada , 

I.  Uraian penulis surat ini, Yudas, atau Yehuda. Ia memiliki nama 

sama dengan salah satu leluhurnya, bapa gereja, putra Yakub, 

yakni putra paling terkenal meskipun bukan yang sulung, dan 

dari keturunannya inilah (sebagai ahli waris langsung) Sang Me-

sias datang. Ini merupakan nama yang bernilai, terkenal, dan 

terhormat, namun, 

1.  Ada juga orang bernama sama yang jahat. Seseorang bernama 

Yudas (salah satu dari kedua belas murid dengan nama bela-

kang Iskariot, nama tanah kelahirannya) yang ternyata se-

orang pengkhianat jahat, yang mengkhianati Tuhannya dan 

Tuhan kita. Nama-nama yang sama bisa saja umum dipakai 

orang-orang yang terbaik dan terjahat. Mungkin baik untuk 

diberi nama sama dengan orang-orang baik yang terkenal, namun  

kita tidak dapat menarik kesimpulan dari situ apa jadinya kita 

nanti di kemudian hari, meskipun kita bisa tahu orang-orang 

macam apa yang diinginkan dan diharapkan orangtua atau 

leluhur kita bagi kita. Namun, 

2. Yudas kita yang satu ini orang yang sama sekali berbeda. Ia 

seorang rasul, seperti halnya Iskariot. Namun, ia murid dan

Surat Yudas 1:1-2 

pengikut Kristus yang sungguh-sungguh, tidak seperti Yudas 

yang satunya lagi. Ia pelayan Yesus Kristus yang setia, sedang-

kan yang lain seorang pengkhianat dan pembunuh. Itulah 

sebabnya di sini yang satu dibedakan dari yang lain dengan 

sangat hati-hati. Catatan Dr. Manton mengenai hal ini yaitu  

bahwa Tuhan  sangat memperhatikan nama baik para hamba-

Nya yang tulus dan berjasa. Kalau begitu, mengapa kita harus 

membesar-besarkan nama baik dan jasa kita atau sesama 

kita? Di sini rasul kita ini menyebut dirinya sendiri sebagai 

hamba Yesus Kristus, dan memandang gelar ini sangat terhor-

mat. Lebih terhormat menjadi hamba Kristus yang tulus dan 

berjasa dibandingkan  menjadi raja duniawi, tidak peduli sebesar 

apa pun kuasa dan kemakmurannya. Rasul Yudas bisa saja 

menyatakan diri bersaudara dengan Kristus secara jasmani, 

namun  ia justru melepaskan hak ini dan lebih suka bermegah 

sebagai hamba-Nya. Amatilah, 

(1) Sungguh merupakan kehormatan yang lebih besar menjadi 

hamba Yesus Kristus yang setia dibandingkan  bersaudara de-

ngan-Nya secara jasmani. Banyak dari antara saudara-sau-

dara Kristus secara alami dan juga para leluhur-Nya, yang 

akhirnya binasa. Bukan sebab  tidak memiliki kasih 

sayang alami terhadap diri-Nya sebagai manusia, melain-

kan sebab  ketidaksetiaan dan kedegilan hati mereka. Ka-

rena itu, mereka yang merupakan keturunan serta kerabat 

dekat orang-orang paling terkenal seharusnya bisa menjadi 

contoh kesalehan yang baik dan membuat orang cemburu 

kepada mereka dengan cemburu ilahi. Anak laki-laki Nuh 

bisa saja selamat di dalam bahtera dari air bah penghan-

curan sementara, namun akhirnya hanyut di dalam air bah 

murka ilahi dan menanggung siksaan api kekal. Kristus 

sendiri berkata kepada kita bahwa orang yang mendengar 

dan melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah sau-

dara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku wanita , dialah ibu-

Ku (Mat. 12:48-50). Jadi, orang seperti ini lebih terhormat 

dan beruntung dalam memiliki hubungan dengan-Nya, di-

bandingkan dengan kerabat-Nya secara alami yang dianggap 

terdekat dan terkasih dengan-Nya (lihat Mat. 12:48-50). 

(2) sebab  itu, Rasul Yudas menyebut diri sebagai hamba, 

meskipun ia seorang rasul, pejabat terhormat di dalam 

kerajaan Kristus. Merupakan kehormatan besar bagi pela-

yan Tuhan yang rendah namun tulus hati (dan ini juga 

berlaku bagi setiap orang Kristen yang tulus), bahwa ia 

yaitu  hamba Yesus Kristus. Sebelum ditunjuk sebagai 

rasul, mereka yaitu  hamba, dan sesudah menjadi rasul, 

mereka tetaplah hamba. sebab  itu, singkirkan segala ke-

inginan para pelayan Kristus untuk menguasai satu sama 

lain ataupun menguasai domba-domba yang dipercayakan 

kepada mereka. Biarlah kita senantiasa memperhatikan 

pesan Penebus kita, Tidaklah demikian di antara kamu 

(Mat. 20:25-26). Dan Rasul Yudas juga menyebut dirinya 

saudara Yakobus, yaitu orang yang digelari para penulis 

kuno sebagai penilik jemaat pertama Yerusalem, yang tabiat 

serta kesyahidannya disebut oleh Yosefus, yang menyata-

kan Yakobus sebagai salah satu penyebab utama penghan-

curan mengerikan atas kota dan bangsa itu dengan keja-

hatan yang sedemikian keji. Nah, dengan Yakobus inilah 

Yudas kita ini bersaudara, namun saya tidak bisa memasti-

kan apakah ini dalam arti yang sebenar-benarnya atau 

dalam arti luas. Bagaimanapun, Rasul Yudas menganggap-

nya sebagai kehormatan sebab  ia yaitu  saudara dari 

tokoh seperti itu. Kita pun patut menghormati mereka yang 

melebihi kita dalam hal usia, karunia, anugerah, dan kedu-

dukan. Janganlah merasa iri kepada mereka, menyanjung 

mereka, ataupun mengikuti teladan mereka semata jika  

kita memiliki  alasan untuk berpikir bahwa mereka 

bertindak salah. Demikianlah Rasul Paulus menentang Ra-

sul Petrus secara terang-terangan, meskipun ia sangat 

menghormati dan mengasihinya, saat  melihat bahwa 

Petrus pantas dipersalahkan, artinya, benar-benar patut 

dipersalahkan (Gal. 2:11 dst.). 

II. Di sini kita diberi tahu kepada siapa surat ini ditujukan, yakni ke-

pada semua orang yang terpanggil, yang dikasihi dalam Tuhan  

Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. Saya akan meng-

awali dengan kata yang terpanggil, yakni yang dipanggil sebagai 

orang-orang Kristen berdasar  perasaan kasih, yang sebenarnya 

belum tentu pantas demikian, atau berdasar  penilaian atau 

pendapat yang kita berikan satu sama lain. Sebab apa yang tidak 

Surat Yudas 1:1-2 

tampak, tidak seharusnya kita perhitungkan saat  berurusan 

dan mengecam satu sama lain, sekalipun kita melakukannya de-

ngan niat jujur namun  sebenarnya salah melangkah. Gereja tidak 

menganggap diri (saya yakin tidak seharusnya) boleh menghakimi 

apa yang tersembunyi (hal-hal yang diungkapkan sebelum waktu-

nya), supaya semangat kita yang gegabah dan tidak masuk akal 

tidak menimbulkan lebih banyak kerugian dibandingkan  manfaat. 

Lalang dan gandum itu (jika Kristus yaitu  Hakimnya) harus 

tumbuh bersama sampai waktu menuai (Mat. 13:28-30). Kemu-

dian, dengan menggunakan sarana yang tepat, Dia sendirilah 

yang akan memisahkan keduanya pada waktunya nanti. Kita 

harus berpikiran yang terbaik sebaik mungkin tentang setiap 

orang, sampai hal yang sebaliknya tampak. Janganlah terburu-

buru menerima atau menyebarkan, apalagi sampai mereka-reka 

sendiri, sifat-sifat buruk dari saudara-saudara kita. Paling tidak, 

inilah yang bisa kita perbuat menurut gambaran Rasul Paulus 

yang luas dan unggul perihal kasih terhadap sesama (1Kor. 13). 

Inilah yang patut kita perhatikan dalam bertindak. Sebelum kita 

lakukan itu, gereja-gereja Kristen akan (seperti yang sayang sekali 

terjadi dewasa ini) dipenuhi sikap iri hati dan mementingkan diri 

sendiri, kekacauan dan segala macam perbuatan jahat (Yak. 3:16). 

Atau, Rasul Yudas boleh jadi berbicara tentang mereka sebagai 

yang terpanggil menjadi orang Kristen, melalui pemberitaan firman 

Tuhan, yang mereka terima dengan senang hati, dan mereka akui 

serta mereka percayai dengan sungguh hati, dan dengan demikian 

diterima di dalam perkumpulan dan persekutuan jemaat, dengan 

Kristus sebagai Kepala, dan orang-orang percaya sebagai anggota. 

Orang-orang percaya sejati yaitu  orang-orang percaya yang sung-

guh-sungguh dan diakui dengan nyata. Perhatikanlah, orang-orang 

Kristen yaitu  orang-orang yang terpanggil, dipanggil keluar dari 

dunia, dari roh serta watak jahatnya, mengatasi dunia, ke hal-hal 

yang lebih luhur dan baik, ke sorga, dan ke hal-hal yang tidak 

kelihatan dan kekal. Mereka dipanggil keluar dari dosa kepada 

Kristus, dari kesia-siaan kepada kesungguhan hati, dari kecemar-

an kepada kekudusan. Dan ini dilakukan demi mengejar tujuan 

dan kasih karunia ilahi, dan  mereka yang ditentukan-Nya dari 

semula, mereka itu juga dipanggil-Nya (Rm. 8:30). Nah, mereka 

yang terpanggil seperti itu yaitu , 

1. Mereka yang dikuduskan: dikasihi dalam Tuhan  Bapa. Pengu-

dusan biasanya disebut di dalam Kitab Suci sebagai karya Roh 

Kudus, namun di sini dihubungkan dengan Tuhan  Bapa, sebab 

Roh Kudus mengerjakannya sebagai Roh Bapa dan Anak. Per-

hatikanlah, semua orang yang berhasil dipanggil yaitu  

mereka yang telah dikuduskan, boleh mengambil bagian dalam 

kodrat ilahi (2Ptr. 1:4), sebab tanpa kekudusan tidak seorang-

pun akan melihat Tuhan (Ibr. 12:14). Amatilah, kekudusan kita 

bukanlah hasil perbuatan kita sendiri. Jika ada orang yang 

dikuduskan, maka hal itu terjadi oleh Tuhan  Bapa, termasuk 

Anak atau Roh, sebab mereka yaitu  satu, satu Tuhan . Keru-

sakan dan kecemaran kita berasal dari diri kita sendiri, namun  

pengudusan dan pembaharuan kita berasal dari Tuhan  dan 

kasih karunia-Nya. Oleh sebab  itu, jika  kita binasa dalam 

kejahatan kita, maka kita sendirilah yang harus dipersalah-

kan. Namun, jika  kita dikuduskan dan dimuliakan, maka 

seluruh hormat serta kemuliaan haruslah diberikan kepada 

Tuhan , dan hanya kepada Dia saja. Saya mengakui bahwa 

sungguh sulit memberi  keterangan yang jernih dan jelas 

tentang hal ini, namun  kita tidak boleh menyangkal ataupun 

mengabaikan kebenaran yang diperlukan, sebab kita tidak 

dapat sepenuhnya mempersatukan bagian-bagiannya. jika  

kita berpikir mampu melakukannya, kita bisa saja menyangkal 

bahwa kita dapat bergeser dari kedudukan kita sekarang ini, 

meskipun sebaliknyalah yang kita lihat setiap saat. 

2.  Orang-orang yang terpanggil dan dikuduskan dipelihara untuk 

Yesus Kristus. Sama seperti Tuhan  sendiri yang telah mulai 

mengerjakan kasih karunia di dalam jiwa manusia, demikian 

juga Dia sendirilah yang memelihara dan menyempurnakan-

nya. Apa yang telah dimulai oleh-Nya akan disempurnakan-

Nya juga. Meskipun kita senantiasa berubah-ubah, Dia tetap 

sama selamanya. Janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-

Mu (Mzm. 138:8). Oleh sebab itu, janganlah kita mempercaya-

kan diri kepada kemampuan kita, atau kepada kasih karunia 

yang telah kita terima, namun  kepada Dia dan Dia saja, sambil 

tetap berusaha keras dengan semua sarana yang tepat dan 

telah ditetapkan, untuk menjaga diri sebagaimana kita berha-

rap Dia akan menjaga kita. Perhatikanlah, 

Surat Yudas 1:3-7 

(1) Orang-orang percaya dipelihara dari gerbang neraka, dan 

dibawa kepada kemuliaan sorga. 

(2)  Semua orang yang dipelihara itu, dipelihara di dalam Yesus 

Kristus, di dalam Dia sebagai kubu dan benteng mereka, 

hanya jika  mereka ada di dalam-Nya, serta semata-

mata melalui penyatuan dengan-Nya. 

III. Kita juga mendapati permohonan berkat rasuli: Rahmat, damai 

sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu. Dari rahmat, damai 

sejahtera, dan kasih Tuhan  sajalah mengalir semua penghiburan 

bagi kita, demikian juga kenikmatan sejati dalam hidup ini, dan 

semua pengharapan kita akan hidup yang lebih baik. 

1. Rahmat Tuhan  merupakan mata air bagi semua kebaikan yang 

kita miliki atau harapkan. Rahmat tidak saja tersedia bagi 

mereka yang merana, namun  juga bagi yang bersalah. 

2.  Sesudah rahmat, ada  damai sejahtera, yang kita peroleh 

saat  kita sadar telah menerima rahmat. Kita tidak dapat 

memiliki damai sejahtera sejati dan kekal, selain dari apa yang 

mengalir dari pendamaian kita dengan Tuhan  melalui Yesus 

Kristus. 

3.  Sama seperti halnya rahmat menimbulkan damai sejahtera, 

demikian juga damai sejahtera menimbulkan kasih, kasih-Nya 

kepada kita, kasih kita kepada-Nya, dan kasih persaudaraan 

kita (kasih karunia bagi yang terlupakan dan yang sangat 

terabaikan) terhadap sesama. Rasul Yudas berdoa agar hal-hal 

ini terus berlipat ganda, supaya orang-orang Kristen tidak 

hanya memuaskan diri dengan serpihan-serpihannya, namun  

supaya jiwa-jiwa dan masyarakat dipenuhi dengannya. Per-

hatikanlah, Tuhan  siap memenuhi kita dengan seluruh kasih 

karunia, dan kepenuhan di dalam setiap kasih karunia. Jika 

kita berkekurangan, maka kita tidak berkekurangan di dalam 

Dia, namun  di dalam diri kita sendiri. 

Keselamatan Bersama;  

Tugu Peringatan akan Penghakiman  

(1:3-7) 

3 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh 

berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku

merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, 

supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disam-

paikan kepada orang-orang kudus. 4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang 

telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang 

telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka yaitu  orang-orang yang 

fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Tuhan  kita untuk melampiaskan 

hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan 

Tuhan kita, Yesus Kristus. 5 namun , sekalipun kamu telah mengetahui se-

muanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu 

bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun 

sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya. 6 Dan bahwa Ia 

menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan 

mereka, namun  yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan beleng-

gu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, 7 

sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara 

yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang 

tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada 

semua orang. 

Di sini ada ,  

I. Tujuan Rasul Yudas dalam menulis surat ini kepada orang-orang 

Yahudi dan bukan Yahudi yang baru bertobat. Yakni, untuk me-

neguhkan mereka di dalam iman Kristen serta perilaku dan pera-

ngai yang benar-benar sesuai dan sejalan dengan iman ini . 

Mereka harus memberi  pengakuan terbuka dan berani, ter-

utama saat mengalami perlawanan sengit, apakah itu dalam rupa 

penyesatan licik maupun aniaya berat yang tidak berperikemanu-

siaan. Namun, kita harus sangat berhati-hati untuk memastikan 

agar iman Kristen sejatilah yang kita percayai, akui, sebarkan, 

dan perjuangkan. Bukan sekadar lambang-lambang yang mem-

beda-bedakan golongan ini atau itu, dan bukan apa pun yang 

muncul sesudah tulisan-tulisan dari para pemberita Injil dan 

rasul-rasul kudus yang terilhami. Amatilah di sini, 

1.  Keselamatan Injil merupakan keselamatan bersama. Artinya, 

penawaran itu tulus kepada seluruh umat manusia yang 

mendengarnya: sebab demikianlah bunyi perintah itu, Pergilah 

ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk, 

dan seterusnya (Mrk. 16:15-16). Tuhan  sungguh menghendaki 

apa yang dikatakan-Nya. Ia tidak membanjiri kita dengan 

kata-kata kosong, apa pun yang dilakukan manusia. Oleh 

sebab itu tidak seorang pun yang dikucilkan untuk menerima 

manfaat dari penawaran dan undangan penuh rahmat ini. 

Hanya mereka yang degil dan tidak mau bertobatlah yang 

Surat Yudas 1:3-7 

akhirnya mengucilkan diri sendiri. Barangsiapa yang mau, 

hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma 

(Why. 22:17). Kebenaran tawaran itu disediakan bagi semua 

orang percaya, dan hanya kepada orang-orang seperti itu. Hal 

ini tersedia baik bagi orang lemah maupun orang kuat. Ja-

nganlah seorang pun tawar hati sebab  perintah-perintah 

tersembunyi yang tidak begitu dipahaminya dan yang tidak 

berhubungan dengan dirinya. Perintah-perintah Tuhan  merupa-

kan rahasia, sedang  perjanjian-perjanjian-Nya sungguh je-

las. “Semua orang Kristen sejati bersatu di dalam Kristus seba-

gai Kepala bagi semua, digerakkan oleh Roh yang satu dan 

sama, dipimpin dengan satu aturan, berjumpa di satu takhta 

anugerah, dan berharap segera bersua di dalam satu warisan 

bersama.” Ini memang sungguh agung, namun seagung apa, 

kita tidak bisa, atau belum perlu mengetahuinya. namun  , 

hal itu pasti akan terjadi, dan melebihi segala pengharapan 

dan penantian kita sekarang ini. 

2.  Keselamatan bersama ini merupakan inti dari iman semua 

orang kudus. Pengajaran inilah yang mereka setujui dengan 

sepenuh hati. Mereka menghargainya sebagai perkataan yang 

benar dan patut diterima sepenuhnya (1Tim. 1:15). Ini merupa-

kan iman yang telah, atau satu kali untuk selama-lamanya, 

telah disampaikan kepada orang-orang kudus, yang kepadanya 

tidak ada lagi yang dapat ditambahkan, yang darinya tidak ada 

yang bisa dikurangi, dan yang di dalamnya tidak ada setitik 

pun yang harus diubah. Di situ biarlah kita tetap tinggal. Di 

situlah kita aman. jika  kita bergeser satu langkah saja, 

maka kita menghadapi bahaya akan terjerat atau tersesat. 

3.  Para rasul dan pemberita Injil semuanya menulis kepada kita 

perihal keselamatan bersama ini. Hal ini tidak dapat diragu-

kan oleh orang-orang yang telah membaca tulisan-tulisan 

mereka dengan saksama. Sungguh janggal jika  ada yang 

berpikir bahwa mereka menulis terutama untuk memelihara 

rencana dan pendapat tertentu, apalagi jika itu mereka laku-

kan untuk sesuatu yang tidak pernah atau mampu mereka 

pikirkan. Sudah cukup jika  mereka telah menyampaikan 

semuanya kepada kita melalui pengilhaman Roh Kudus, se-

gala sesuatu yang penting bagi setiap orang untuk dipercayai

dan dilakukan, guna memperoleh manfaat pribadi dalam kese-

lamatan bersama itu. 

4.  Mereka yang memberitakan atau menulis tentang keselamatan 

bersama itu harus melakukannya dengan baik dan tekun. 

Mereka tidak boleh mempersembahkan kepada Tuhan  atau 

umat-Nya sesuatu yang tidak menuntut harga untuk mereka 

bayarkan, atau nyaris cuma-cuma, yang tanpa jerih payah dan 

pikiran (2Sam. 24:24). Kalau tidak, itu sama saja dengan 

memperlakukan Tuhan  dengan tidak hormat, dan manusia 

dengan tidak adil. Rasul Yudas (meskipun terilhami oleh Roh 

Kudus) berusaha keras menulis tentang keselamatan bersama 

ini dengan sangat tekun. Jadi, kalau begitu, apa jadinya de-

ngan orang-orang yang (sekalipun tidak diilhami oleh Roh 

Kudus) tidak tekun, atau nyaris tanpa usaha sedikit pun, 

hanya menyampaikan kepada umat (bahkan di dalam nama 

Tuhan ), quicquid in buccam venerit – apa pun yang akan terjadi, 

dengan menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, namun  tidak peduli 

bagaimana mereka mengartikan atau menerapkannya? Mereka 

yang berbicara tentang hal-hal kudus harus senantiasa 

mengucapkannya dengan sangat hormat, peduli, dan tekun.  

5.  Orang-orang yang telah menerima ajaran tentang keselamatan 

bersama ini harus berjuang keras untuk itu. Dengan bersung-

guh-sungguh (KJV), tidak dengan ganas. Mereka yang berjuang 

demi mempertahankan iman Kristen, atau di jalan Kekris-

tenan, harus berjuang menurut aturan, atau mereka akan 

kehilangan kerja keras mereka dan menghadapi bahaya besar 

kehilangan mahkota mereka (2Tim. 2:5). Amarah manusia 

tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan  (Yak. 1:20). 

Berdusta demi kebenaran tidak baik, sedang  memaki-maki 

demi kebenaran juga tidak lebih baik. Amatilah, orang-orang 

yang telah menerima kebenaran harus berjuang untuknya. 

namun , bagaimana? Seperti yang dilakukan sang Rasul, yakni 

dengan menderita dengan sabar dan tabah, tidak dengan 

membuat orang lain menderita jika  mereka tidak mau 

segera menerima setiap gagasan yang (terbukti ataupun tidak) 

kita sebut sebagai iman atau hal mendasar. Janganlah kita 

membiarkan diri kehilangan setiap bagian penting dari iman 

Kristen, dengan melakukan hal-hal licik atau dengan per-

buatan-perbuatan palsu yang tampak masuk akal dan hebat 

Surat Yudas 1:3-7 

namun  sebenarnya mengelabui untuk menyesatkan orang (Ef. 

4:14). Rasul Paulus menceritakan kepada kita bahwa ia mem-

beritakan Injil (perhatikanlah, Injil) dalam perjuangan yang 

berat (1Tes. 2:2), maksudnya (seperti yang saya pahami), 

dengan kesungguhan hati, dengan penuh semangat, dan 

perhatian mendalam untuk keberhasilan apa yang diberita-

kannya. Namun, jika  kita memahami istilah perjuangan da-

lam arti yang diterima secara umum, maka kita harus mem-

pertimbangkan tanpa sikap memihak dengan siapa sang Rasul 

berhadapan dan bagaimana caranya, yang kurang pantas 

untuk diuraikan dengan panjang lebar di sini.  

II.  Alasan mengapa Rasul Yudas harus menuliskan pokok ini. Sama 

seperti perilaku buruk menyebabkan munculnya hukum yang 

baik, demikian juga kesalahan berbahaya sering kali memuncul-

kan kesempatan bagi kemunculan pembelaan terhadap kebenar-

an-kebenaran penting. Amatilah di sini, 

1.  Orang-orang fasik merupakan musuh terbesar iman kepada 

Kristus dan ketenteraman jemaat. Orang-orang yang menyang-

kali atau merusak yang satu dan mengganggu yang lain, di 

sini disebut sebagai orang-orang yang fasik. Kita bisa menda-

patkan kebenaran dengan tenteram (hal yang paling didamba-

kan) seandainya tidak ada orang lain (baik hamba Tuhan 

maupun orang Kristen biasa) di gereja dan jemaat kita selain 

orang-orang yang benar-benar saleh. namun  ini merupakan 

suatu berkat yang hampir tidak bisa ditemukan atau diharap-

kan di seberang sorga ini. Orang-orang fasik menimbulkan 

rasa cemas, semata-mata demi mendahulukan dan memaju-

kan tujuan-tujuan mereka yang mementingkan diri sendiri, 

ambisius, dan tamak. Hal ini telah menjadi penyakit gereja 

pada masa-masa lalu, dan saya khawatir tidak ada zaman 

yang akan benar-benar bebas dari orang-orang dan perilaku 

seperti itu sepanjang waktu. Amatilah, tidak ada suatu pun 

yang mampu memisahkan kita dari jemaat, selain hal yang 

memisahkan kita dari Kristus. Yakni, ketidakpercayaan dan 

kefasikan yang merajalela. Kita harus menjauhi pikiran yang 

menyebut golongan atau orang-orang tertentu sebagai orang 

fasik atau tidak percaya, terutama melakukannya tanpa bukti, 

atau seperti yang sering terjadi, tanpa ada alasan sedikit pun 

ke arah itu. Orang-orang fasik yaitu  mereka yang hidup tan-

pa Tuhan  di dalam dunia, yang tidak peduli terhadap Tuhan  dan 

hati nurani. Orang-orang seperti itu harus ditakuti dan dengan 

sendirinya dijauhi. Bukan hanya mereka jahat sebab  dosa 

perbuatan, melainkan fasik sebab  dosa-dosa kelalaian juga. 

Contohnya, mereka menolak berdoa di hadapan Tuhan , tidak 

berani menegur orang kaya saat  sudah menjadi tugas mere-

ka untuk melakukannya, sebab  takut kehilangan perkenan 

dan keuntungan yang dijanjikan kepada mereka, yang melaku-

kan pekerjaan Tuhan dengan lengah. 

2.  Orang-orang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Tuhan  

kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, yang lebih 

berani berbuat dosa sebab  kasih karunia Tuhan  yang telah 

dan masih melimpah dengan begitu luar biasa. Mereka yaitu  

orang-orang yang dikeraskan hatinya di dalam ketidaksalehan 

mereka oleh tingkat dan kepenuhan kasih karunia Injil yang 

sebenarnya bertujuan menjauhkan manusia dari dosa dan 

membawa mereka kepada Tuhan . Oleh sebab itu, mengerjakan 

hawa nafsu dengan giat di bawah kasih karunia sebesar itu 

dan memakai kasih karunia itu menjadi kesempatan untuk 

mengerjakan segala kecemaran dengan rakus dan mengeras-

kan hati sedemikian rupa padahal kasih karunia merupakan 

sarana terakhir dan penuh kuasa untuk menarik diri kita 

keluar dari hawa nafsu itu, sama saja dengan membuat diri 

menjadi orang berdosa yang paling kotor, buruk, dan tidak 

berpengharapan. 

3. Orang-orang yang menyalahgunakan kasih karunia Tuhan  un-

tuk melampiaskan hawa nafsu, sebenarnya sudah menyangkal 

satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. Artinya, 

mereka menyangkal agama alami dan agama wahyu. Mereka 

menyerang dasar agama alami, sebab mereka menyangkal 

satu-satunya Penguasa. Mereka menjungkirbalikkan seluruh 

susunan agama wahyu, sebab mereka telah menyangkal 

Tuhan kita, Yesus Kristus. Tujuan utama-Nya dalam menegak-

kan agama wahyu di dunia yaitu  untuk membawa kita ke-

pada Tuhan . Menyangkal agama wahyu sebenarnya sama de-

ngan menjungkirbalikkan agama alami, sebab keduanya ber-

diri atau jatuh bersama-sama, dan mereka saling menghasil-

kan terang dan menguatkan satu sama lain. Semoga saja para 

Surat Yudas 1:3-7 

penganut paham keilahian modern yang hidup di tengah 

terang Injil mau memikirkan hal ini dengan sungguh, berhati-

hati, tekun, dan tidak memihak, serta memeriksa apa yang 

menghalangi mereka menerima Injil, sementara mereka sendiri 

mengaku telah sepenuhnya diyakinkan akan semua asas serta 

kewajiban agama alami! Tidaklah masuk akal rasanya untuk 

menerima agama yang satu dan menolak yang lainnya. Orang 

bisa saja berpikir bahwa lebih adil jika  menerima atau me-

nolak kedua-duanya, meskipun cara yang lebih masuk akal, 

terutama di zaman ini, yaitu  mengerjakan bagian masing-

masing. 

4. Orang-orang yang menyalahgunakan kasih karunia Tuhan  un-

tuk melampiaskan hawa nafsu, ditentukan untuk menerima 

hukuman. Mereka telah berdosa terhadap obat terakhir, yang 

paling mujarab dan sempurna, sehingga tidak ada lagi peng-

ampunan. Orang-orang yang berbuat dosa seperti itu harus 

mati sebab  luka-luka dan penyakit mereka, serta sejak lama 

telah ditentukan untuk dihukum, apa pun makna ungkapan 

itu. Namun, bagaimana jadinya jika  para penerjemah Kitab 

Suci berpikir bahwa sungguh tepat untuk menerjemahkannya 

dengan kata-kata palai progegrammenoi – dituliskan sejak lama 

sebelumnya, sebagai orang-orang yang sebab  dosa dan kebo-

dohan mereka sendiri pantas dihukum? Orang-orang Kristen 

biasa tidak terganggu dengan pikiran-pikiran suram, penuh 

keraguan, dan membingungkan tentang penjatuhan hukuman 

sejak semula, yang tidak begitu bisa dipahami akal pikiran 

yang paling kuat sekalipun dan nyaris tidak tertahankan, 

tanpa menimbulkan kerugian besar. Belum cukupkah peri-

ngatan dini yang diberikan para penulis yang terilhami ini, 

bahwa para penyesat dan orang-orang fasik seperti itu akan 

muncul di kemudian hari, dan bahwa setiap orang yang telah 

diperingatkan sebelumnya, harus mempersenjatai diri terlebih 

dulu untuk menghadapi mereka? 

5.  Kita harus sungguh-sungguh berjuang mempertahankan iman, 

guna melawan orang-orang yang hendak mencemari atau meru-

saknya, seperti mereka yang telah masuk menyelusup. Para 

penyelusup ini sungguhlah orang-orang bejat, namun sering 

kali tidak disadari dengan baik oleh mereka yang lemah dan bo-

doh, bahkan oleh mereka yang masuk menyelusup dan me-

nyangka bahwa ipse dixit atau pernyataan mereka yang belum 

terbukti kebenarannya harus dianggap sebagai hukum bagi 

semua pengikut dan pengagum mereka. Para hamba Tuhan 

yang setia dan rendah hati pastilah merupakan penolong bagi 

umat mereka untuk memperoleh sukacita, damai sejahtera, 

dan penghiburan, dan bukannya tuan atas iman mereka! Siapa 

pun yang berusaha mencemari iman itu, harus kita lawan de-

ngan sungguh-sungguh. Semakin giat dan licik alat-alat serta 

kaki tangan Iblis hendak merampas kebenaran dari kita, sema-

kin gigih kita harus mempertahankannya, namun dengan selalu 

waspada untuk tidak mengata-ngatai yang buruk terhadap 

orang-orang, golongan-golongan, ataupun perasaan mereka.  

III. Peringatan tegas yang diberikan Rasul Yudas di dalam nama 

Kristus kepada orang-orang yang sesudah  mengakui agama-Nya 

yang kudus, kemudian meninggalkan dan membuktikan bahwa 

pengakuan mereka palsu (ay. 5-7). Di sini penghakiman Tuhan  

sebelumnya ke atas orang berdosa disebutkan lagi, dengan tujuan 

untuk menyadarkan dan membuat takut orang-orang yang diperi-

ngatkan di dalam surat ini. Amatilah, penghakiman Tuhan  sering 

kali diumumkan dan dilaksanakan in terrorem – sebagai peringat-

an kepada orang-orang lain, lebih dibandingkan  langsung untuk 

menyatakan rasa tidak senang tertentu terhadap para pelanggar 

itu sendiri. Ini tidak berarti bahwa Tuhan  tidak merasa kurang 

senang dengan mereka, namun  setidaknya Ia lebih marah terhadap 

orang-orang lain yang untuk saat ini telah melarikan diri. Aku 

ingin mengingatkan kamu. Walaupun kita sudah tahu, kita tetap 

masih perlu diingatkan lagi. Oleh sebab itu, pelayanan yang tetap 

akan selalu dibutuhkan dan digunakan dalam jemaat Kristen, 

walaupun semua pengajaran tentang iman dan pokok-pokok yang 

perlu, diungkapkan dalam kata-kata yang begitu jelas, atau 

melalui akibat langsung yang begitu dekat dan jelas, sehingga 

dengan sambil lalu pun orang masih dapat membaca dan mema-

haminya. Tidak diperlukan penerjemah yang sempurna, baik yang 

benar-benar atau berpura-pura sempurna, untuk maksud tujuan 

itu. Beberapa orang memberi  kesan (dengan lemah), “Jika Ki-

tab Suci sudah jelas berisi segala sesuatu yang diperlukan untuk 

memperoleh keselamatan, apa perlu atau gunanya lagi pelayanan 

yang tetap? Bukankah cukup bagi kita untuk tinggal di rumah 

Surat Yudas 1:3-7 

saja dan membaca Alkitab?” Di sini sang rasul yang diilhami itu 

menjawab keberatan ini secara lengkap meskipun tidak secara 

keseluruhan. Khotbah tidak dimaksudkan untuk mengajarkan 

kepada kita sesuatu yang baru di dalam setiap khotbah, sesuatu 

yang belum pernah kita dengar sama sekali, namun  untuk meng-

ingatkan kita, mengembalikan ingatan kita kepada hal-hal yang 

terlupakan, untuk memengaruhi kerinduan kita, serta menarik 

dan meneguhkan ketetapan hati kita, supaya kehidupan kita 

dapat sejalan dengan iman kita. Sekalipun kamu telah mengetahui 

semuanya itu, kamu masih harus mengetahuinya dengan lebih 

baik. Masih ada banyak hal yang telah kita ketahui, namun  sa-

yangnya sudah kita lupakan. Tidak bergunakah jika  kita 

diingatkan kembali akan semua hal itu? Nah, hal-hal apa sajakah 

yang harus diingat kembali oleh kita sebagai orang Kristen? 

1.  Pembinasaan orang-orang Israel yang tidak percaya di padang 

gurun (ay. 5). Paulus mengingatkan orang-orang Korintus ten-

tang hal ini (1Kor. 10). Sepuluh ayat pertama dalam pasal itu 

(mengingat bahwa Kitab Suci senantiasa merupakan tafsiran 

terbaik bagi isinya sendiri) merupakan penjelasan terbaik 

tentang ayat kelima surat Yudas ini. Oleh sebab itu janganlah 

seorang pun menganggap ringan hak istimewa mereka yang 

ada pada mereka, sebab  banyak orang yang dibawa keluar 

dari Mesir melalui serangkaian mujizat menakjubkan, tetap 

binasa di padang gurun sebab  ketidakpercayaan mereka. 

Janganlah kamu sombong, namun  takutlah! (Rm. 11:20). Sebab 

itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di 

antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan 

masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku (Ibr. 4:1). 

Mereka mengalami banyak mujizat bagaikan makanan sehari-

hari mereka. Namun, mereka binasa dalam ketidakpercayaan 

mereka. Kita memiliki keuntungan yang lebih besar (bahkan 

jauh lebih besar) dibandingkan  mereka. Biarlah kesalahan mereka 

(yang mematikan) menjadi peringatan keras bagi kita. 

2.  Di sini kita juga diingatkan perihal kejatuhan para malaikat 

(ay. 6). Ada beberapa  besar malaikat yang meninggalkan tem-

pat kediaman mereka. Yakni, yang tidak senang dengan kedu-

dukan dan tempat tugas yang telah ditetapkan Sang Raja 

Agung alam semesta bagi mereka. Mereka menyangka (seperti 

halnya para hamba Tuhan yang tidak puas dalam zaman kita, 

atau boleh saya katakan dalam setiap zaman) mereka layak 

menerima yang lebih baik. Sebagai pelayan, mereka ingin 

menjadi yang berdaulat, dan sebagai akibatnya, Yang Tertinggi 

dan Berdaulat harus menjadi pelayan mereka, yakni melaku-

kan segala sesuatu dan hanya apa yang mereka inginkan dari-

Nya. Demikianlah kesombongan menjadi penyebab utama dan 

langsung dari kejatuhan mereka. Demikianlah mereka mening-

galkan kedudukan mereka, serta memberontak melawan Tuhan , 

Pencipta dan Tuhan mereka yang berdaulat. Namun, Tuhan  

tidak menyayangkan mereka (setinggi dan seagung apa pun 

kedudukan mereka). Tuhan  tidak mau tunduk kepada mereka. 

Ia mencampakkan mereka, seperti raja yang bijaksana dan 

baik akan memperlakukan pelayan yang mementingkan diri 

sendiri dan penuh tipu daya. Tuhan  yang agung dan Mahatahu 

bukannya tidak tahu, seperti yang sering terjadi pada raja-raja 

dunia yang paling bijaksana dan baik sekalipun, maksud tu-

juan apa yang sedang mereka rencanakan. Kemudian, apa 

yang lalu terjadi pada mereka? Mereka menyangka sudah me-

nantang dan membuat gentar Dia yang Mahakuasa. Ternyata 

Tuhan  terlampau kuat bagi mereka, dan Ia melemparkan mere-

ka ke dalam neraka. Mereka yang tidak mau menjadi pelayan 

bagi Pencipta mereka dan enggan menaati kehendak-Nya dan 

tidak taat pada batas-batas keadaan mereka, telah dibuat 

menjadi tawanan keadilan-Nya, dan ditahan dengan belenggu 

abadi di dalam dunia kekelaman. Di sini kita melihat keadaan 

para malaikat yang jatuh: mereka ditahan dengan belenggu, di 

bawah kuasa dan keadilan ilahi, dibelenggu sampai pengha-

kiman pada hari besar. Mereka ada di dalam dunia kekelaman, 

meskipun mereka pernah menjadi malaikat terang. Begitu 

mengerikannya keadaan mereka di dalam kekelaman itu hing-

ga mereka terus bertempur melawan Tuhan , seolah-olah masih 

memiliki sekelumit harapan untuk menang dan mengatasi 

pertentangan itu. Benar-benar keinginan bodoh yang mengeri-

kan! Terang dan kebebasan berjalan bersama, sedang  be-

lenggu dan kekelaman begitu serasi satu sama lain! Setan-

setan yang pernah menjadi malaikat terbaik itu, ditahan, dan 

seterusnya. Amatilah, tidak perlu diragukan lagi bahwa akan 

datang penghakiman. Para malaikat yang jatuh ditahan sam-

pai penghakiman pada hari besar. Jadi masakan manusia yang

Surat Yudas 1:8-15 

 jatuh akan lolos dari penghakiman itu? Tentu saja tidak. Biar-

lah setiap pembaca memikirkan hal ini sebelum terlambat. 

Belenggu mereka disebut abadi, sebab sungguh mustahil bagi 

mereka untuk melepaskan diri darinya atau melarikan diri. 

Mereka ditahan dan diikat kuat dengannya. Keputusan, ke-

adilan, dan murka Tuhan  merupakan belenggu yang menahan 

para malaikat yang jatuh itu dengan sangat kuat. Dengarlah 

dan takutlah, wahai umat manusia fana yang berdosa!  

3.  Di sini Rasul Yudas mengingatkan kita perihal penghancuran 

Sodom dan Gomora (ay. 7). Sama seperti, dan seterusnya. Hal 

ini mengingatkan kita akan penghancuran Pentapolis, atau 

kelima kota, perihal kesengsaraan orang-orang terkutuk yang 

disebabkan oleh danau yang menyala dengan api dan bele-

rang. Mereka bersalah sebab  melakukan kejahatan keji yang 

tidak pantas disebut-sebut ataupun dipikirkan, selain dengan 

rasa jijik dan kebencian yang mendalam. Kehancuran mereka 

merupakan peringatan keras yang harus diperhatikan semua 

orang, supaya mereka menjauhi keinginan-keinginan daging 

yang berjuang melawan jiwa (1Ptr. 2:11). “Hawa nafsu seperti 

ini telah membakar orang-orang Sodom dengan api dari langit, 

dan sekarang mereka sedang menanggung siksaan api kekal. 

Oleh sebab itu perhatikanlah, ja