Kartago itu bisa memahami Rasul Yohanes seperti itu.
Orang yang memahaminya demikian harus percaya juga
bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus dikatakan sebagai
Surat 1 Yohanes 5:6-9
723
tiga saksi di bumi. Ketiga, Facundus mengakui bahwa
Siprianus berkata tentang ketiganya, ada tertulis, Et hi
tres unum sunt – Dan ketiganya yaitu satu. Nah, ini
bukan kata-kata dalam ayat 8, melainkan ayat 7 (dalam
ay. 8 versi KJV dikatakan ketiganya sepakat dalam satu
– pen.). Kata-kata itu tidak digunakan menyangkut tiga
yang di bumi, yaitu Roh, air, dan darah, melainkan tiga
yang di sorga, yaitu Bapa, Firman, dan Roh Kudus. Jadi
kita diberi tahu bahwa penulis artikel De baptismo
hæreticorum, yang dianggap hidup sezaman dengan
Siprianus, mengutip kata-kata Yohanes, yang selaras
dengan naskah-naskah Yunani dan versi-versi kuno,
sebagai berikut: Ait enim Johannes de Domino nostro in
epistolâ nos docens, Hic es qui venit per aquam et
sanguinem, Jesus Christus, non in aquâ tantùm, sed in
aquâ et sanguine; et Spiritus est qui testimonium
perhibet, quia Spiritus est veritas; quia tres testimonium
perhibent, Spiritus et aqua et sanguis, et isti tres in unum
sunt – Sebab Yohanes, dalam suratnya, berkata tentang
Tuhan kita, Inilah Dia yang telah datang dengan air dan
darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, namun
dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi
kesaksian, sebab Roh yaitu kebenaran. Sebab ada
tiga yang memberi kesaksian: Roh dan air dan darah
dan ketiganya yaitu satu. Jika semua naskah Yunani
dan versi kuno berkata tentang Roh, air, dan darah,
bahwa in unum sunt – ketiganya yaitu satu, maka bu-
kan tentang mereka Siprianus berkata, apa pun kera-
gaman yang mungkin ada dalam naskah-naskah pada
zamannya, saat ia berkata, ada tertulis unum sunt –
mereka yaitu satu. Oleh sebab itu, kata-kata Sipria-
nus tampak masih menjadi kesaksian yang teguh untuk
ayat 7, dan juga sebuah isyarat bahwa pemalsu teks
tidak akan sampai sedemikian tepat menggunakan
nama seorang rasul untuk menyatakan bahwa ada
saksi kedua di sorga, yaitu Firman. Maka,
[3] sebab hanya rasul ini yang mencatat peristiwa tentang
air dan darah yang mengalir keluar dari lambung Sang
Juruselamat, maka hanya dia, atau terutama dia, yang
724
menunjukkan kepada kita janji dan nubuatan Sang
Juruselamat tentang Roh Kudus yang datang untuk
memuliakan Dia, untuk bersaksi tentang Dia, dan un-
tuk meyakinkan dunia akan ketidakpercayaannya sen-
diri dan akan kebenaran-Nya, seperti dalam Injil-Nya
(Yoh. 14:16-17, 26; 15:26; 16:7-15). Paling cocok dengan
pemilihan kata dan Injil dari rasul ini untuk menyebut
Roh Kudus sebagai saksi bagi Yesus Kristus. Lalu,
(5) Jauh lebih mudah bagi seorang penyalin naskah, entah
sebab ia sedang teralihkan pandangannya, atau sebab
tidak jelasnya salinan naskah, sebab bagian atas atau ba-
wah halamannya terhapus atau rusak, atau bahan-bahan
yang dulu dipakai orang untuk menulis menjadi aus, un-
tuk kehilangan dan kelewatan suatu bagian dibandingkan bagi
seorang pemalsu untuk mengarang-ngarang dan memasuk-
kannya. Pasti sangat berani dan lancang orang yang ber-
harap dapat lolos dari penyelidikan dan celaan. Dan ia juga
sungguh tidak sopan, sebab berani menambahkan sesua-
tu ke dalam apa yang dipandang sebagai Kitab Suci. Dan,
(6) Kita tidak bisa menerima dugaan itu, sementara Rasul Yo-
hanes sedang menggambarkan iman Kristen dalam menga-
lahkan dunia, dasar yang diandalkannya dalam berpegang
pada Yesus Kristus, dan berbagai kesaksian yang menyer-
tai Dia. Terutama jika kita menimbang bahwa Rasul Yoha-
nes bermaksud menyimpulkan, seperti yang disimpulkan-
nya dalam ayat 9, kita menerima kesaksian manusia, namun
kesaksian Tuhan lebih kuat. Sebab demikianlah (yang sudah
disampaikannya sebelumnya) kesaksian yang diberikan
Tuhan tentang Anak-Nya. Nah, dalam ketiga saksi di bumi
ini, tidak semuanya yaitu saksi Tuhan , atau tidak ada
saksi yang benar-benar dan secara langsung yaitu Tuhan .
Mereka yang menentang bahwa teks itu berbicara tentang
Tritunggal akan menyanggah bahwa entah Roh, atau air,
atau darah yaitu Tuhan sendiri. namun , dalam pem-
bacaan kita sekarang, di sini disebutkan secara luhur se-
jumlah saksi dan kesaksian yang mendukung kebenaran
Tuhan Yesus dan keilahian ketetapan-Nya. Di sini ada ring-
kasan atau rangkuman yang sangat bagus tentang alasan-
alasan untuk beriman kepada Kristus, tentang surat mandat
Surat 1 Yohanes 5:6-9
725
yang dibawa Sang Juruselamat bersama-Nya, dan tentang
bukti-bukti dari Kekristenan kita, yang dapat ditemukan,
menurut saya, dalam kitab Tuhan , yang atas satu alasan itu,
sekalipun dengan mengesampingkan ajaran Tritunggal ilahi,
teks itu patut diterima sepenuhnya.
2. sesudah memiliki alasan-alasan yang masuk akal ini di pihak
kita, kita akan melanjutkan ke hal-hal berikutnya. Rasul
Yohanes, sesudah memberi tahu kita bahwa Roh yang memberi
kesaksian kepada Kristus yaitu kebenaran, menunjukkan
kepada kita bahwa Roh itu kebenaran, dengan meyakinkan
kita bahwa Dia ada di sorga, dan bahwa ada juga yang lain
yang tidak bisa tidak pasti benar, atau kebenaran itu sendiri,
yang dalam kesaksian sepakat dengan-Nya. Sebab ada tiga
yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh
Kudus; dan ketiganya yaitu satu (ay. 7).
(1) Di sini ada Tritunggal Saksi sorgawi, Saksi-saksi yang su-
dah bersaksi dan memastikan kepada dunia akan kebenar-
an dan kewenangan Tuhan Yesus dalam jabatan dan peng-
akuan-pengakuan-Nya, di mana
[1] Yang pertama muncul dalam urutan yaitu Bapa. Ia
memberi meterai-Nya pada mandat Kristus Tuhan
selama Dia berada di bumi sini. Secara lebih khusus,
pertama, dalam menyatakan Dia kepada dunia pada
saat baptisan-Nya (Mat. 3:17). Kedua, dalam meneguh-
kan siapa Dia saat Dia berubah rupa (Mat. 17:5).
Ketiga, dalam menyertai Dia dengan kuasa dan pekerja-
an-pekerjaan ajaib: Jikalau Aku tidak melakukan peker-
jaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku,
namun jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau
percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerja-
an itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti,
bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh.
10:37-38). Keempat, dalam memberi penegasan
pada saat kematian-Nya (Mat. 27:54). Kelima, dalam
membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan mene-
rima Dia ke dalam kemuliaan-Nya: Ia akan menginsaf-
kan dunia akan kebenaran, sebab Aku pergi kepada
726
Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi (Yoh. 16:10 dan
Rm. 1:4).
[2] Saksi kedua yaitu Firman, sebuah nama yang penuh
misteri, yang menyatakan kodrat tertinggi yang dimiliki
Juruselamat Yesus Kristus, di mana di dalamnya me-
ngandung arti bahwa Ia telah ada sebelum dunia ada,
bahwa Ia menjadikan dunia, dan bahwa Ia betul-betul
Tuhan yang telah ada bersama-sama dengan Bapa sejak
dahulu itu. Firman harus bersaksi untuk kodrat
manusia, atau untuk manusia Kristus Yesus, yang di
dalam dan oleh-Nya Ia menebus dan menyelamatkan
kita. Dan Dia bersaksi, pertama, melalui pekerjaan-
pekerjaan besar yang dikerjakan-Nya (Yoh. 5:17), Bapa-
Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja
juga. Kedua, dalam memberi kemuliaan kepada-Nya
saat Dia berubah rupa. Dan kita telah melihat kemulia-
an-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh. 1:14). Ketiga, dalam
membangkitkan Dia dari antara orang mati (Yoh. 2:19),
rombak Bait Tuhan ini, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali.
[3] Saksi ketiga yaitu Roh Kudus, sebuah nama yang
agung dan terhormat, Sang Pemilik, Yang Empunya,
dan Pencipta kekudusan. Pasti benar dan setia Dia yang
kepada-Nya Roh kekudusan memberi meterai-Nya
dan kesaksian-Nya yang khidmat. Demikianlah yang
dilakukan-Nya kepada Tuhan Yesus, Sang Kepala umat
Kristen. Dan itu dalam contoh-contoh sebagai berikut:
Pertama, dalam dikandungnya kodrat manusia-Nya
secara ajaib tanpa dosa dalam rahim sang perawan. Roh
Kudus akan turun atasmu (Luk. 1:35, dst.). Kedua,
dalam turunnya Roh Kudus secara kasat mata ke atas
Kristus pada saat pembaptisan-Nya. Turunlah Roh Ku-
dus dalam rupa (Luk. 3:22, dst.). Ketiga, dalam penak-
lukan yang penuh kemenangan atas roh-roh neraka
dan kegelapan. Jika Aku mengusir setan dengan kuasa
Roh Tuhan , maka sesungguhnya Kerajaan Tuhan sudah
datang kepadamu (Mat. 12:28). Keempat, dalam turun-
nya Dia secara kasat mata dan penuh kuasa atas para
Surat 1 Yohanes 5:6-9
727
rasul, untuk melengkapi mereka dengan karunia dan
kuasa untuk memberitakan Kristus dan Injil-Nya ke
seluruh dunia sesudah Dia sendiri naik ke sorga (Kis.
1:4-5; 2:2-4, dst.). Kelima, dalam menyokong nama,
Injil, dan kepentingan Kristus, dengan karunia-karunia
dan pekerjaan-pekerjaan ajaib melalui dan atas para
murid, dan di dalam jemaat-jemaat, selama dua ratus
tahun (1Kor. 12:7). Berkenaan dengan hal ini, lihat
pembahasan Dr. Whitby yang sangat bagus dalam kata
pengantar untuk jilid kedua dari artikel nya Commentary
on the New Testament (Tafsiran Perjanjian Baru). Mereka
ini yaitu Saksi-saksi di sorga. Mereka memberi
kesaksian dari sorga. Dan Mereka yaitu satu, tampak-
nya bukan hanya dalam kesaksian (sebab hal itu tersirat
dalam kenyataan bahwa Mereka yaitu tiga saksi untuk
satu hal yang sama), melainkan juga untuk alasan yang
lebih tinggi, sebab Mereka ada di sorga. Mereka yaitu
satu dalam keberadaan dan hakikat sorgawi. Dan, jika
satu dengan Bapa, Mereka pasti satu Tuhan .
(2) Dengan Mereka ini dipertentangkan, meskipun bersama
mereka juga digabungkan, tritunggal dari saksi-saksi di
bumi, sebagai berikut: Dan ada tiga yang memberi kesaksi-
an di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya yaitu
satu (ay. 8).
[1] Dari saksi-saksi ini yang pertama yaitu roh. Roh ini
harus dibedakan dari Pribadi Roh Kudus, yang ada di
sorga. Jadi kita harus berkata, bersama Sang Juruse-
lamat (menurut apa yang dilaporkan oleh rasul ini),
bahwa apa yang dilahirkan dari Roh, yaitu roh (Yoh.
3:6). Murid-murid Juruselamat, dan juga orang lain,
lahir dari daging. Mereka datang ke dunia dengan me-
miliki kecenderungan yang bobrok dan bersifat keda-
gingan, yang merupakan permusuhan terhadap Tuhan .
Kecenderungan ini harus dimatikan dan dihilangkan.
Sebuah kodrat yang baru harus diberikan. Hawa nafsu
dan kebobrokan yang lama harus dilenyapkan, dan
murid yang sejati menjadi ciptaan baru. Pembaharuan
atau perombakan jiwa merupakan sebuah kesaksian
728
bagi Sang Juruselamat. Itu merupakan keselamatan
jiwa yang nyata, meskipun baru permulaan. Itu meru-
pakan kesaksian di bumi, sebab dilanjutkan oleh
jemaat di sini, dan tidak dijalankan dengan cara yang
mencolok dan menakjubkan, yang dengannya tanda-
tanda dari sorga diberikan. Roh ini tidak hanya menger-
jakan pembaharuan dan pertobatan jemaat, namun juga
pengudusannya yang berkelanjutan, kemenangannya
atas dunia, kedamaian, kasih, dan sukacitanya, dan se-
mua anugerah yang olehnya dia menjadi layak menda-
pat warisan yang diperoleh orang-orang kudus di dalam
terang.
[2] Yang kedua yaitu air. Air sebelumnya dianggap sebagai
sarana keselamatan, dan sekarang sebagai kesaksian
bagi Sang Juruselamat sendiri, dan menyiratkan kemur-
nian-Nya dan kuasa-Nya yang memurnikan. Dengan
demikian, air tampak mencakup, pertama, kemurnian
sifat dan perilaku-Nya sendiri di dunia. Ia saleh, tanpa
salah, tanpa noda. Kedua, kesaksian dari baptisan
Yohanes, yang bersaksi bagi-Nya, mempersiapkan se-
buah umat bagi Dia, dan merujuk mereka kepada-Nya
(Mrk. 1:4, 7-8). Ketiga, kemurnian ajaran-Nya, yang
olehnya jiwa-jiwa dimurnikan dan dibasuh. Kamu
memang sudah bersih sebab firman yang telah Kukata-
kan kepadamu (Yoh. 15:3). Keempat, kemurnian dan
kekudusan yang nyata dan bekerja pada murid-murid-
Nya. Tubuh-Nya yaitu jemaat yang kudus dan am.
sebab kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan
kepada kebenaran (1Ptr. 1:22). Dan air ditandai dan
dimeteraikan oleh, kelima, baptisan yang telah ditetap-
kan-Nya sebagai tindakan diterimanya atau pengantar
bagi murid-murid-Nya, yang di dalamnya Dia secara
perlambang (atau melalui lambang itu) berkata, jikalau
Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat
bagian dalam Aku. Bukan untuk membersihkan kenajis-
an jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani
yang baik kepada Tuhan (1Ptr. 3:21).
[3] Saksi ketiga yaitu darah. Darah ini ditumpahkan-Nya,
dan ini yaitu tebusan bagi kita. Darah ini bersaksi
Surat 1 Yohanes 5:6-9
729
bagi Yesus Kristus, pertama, dalam arti bahwa darah itu
memeteraikan dan menuntaskan korban-korban Perjan-
jian Lama, anak domba Paskah kita juga telah disem-
belih, yaitu Kristus. Kedua, dalam arti bahwa darah itu
meneguhkan nubuatan-nubuatan-Nya sendiri, dan
kebenaran dari semua pelayanan dan ajaran-Nya (Yoh.
18:37). Ketiga, dalam arti bahwa darah itu menunjuk-
kan kasih yang tak tertandingi terhadap Tuhan , sebab Ia
bersedia mati sebagai korban bagi kehormatan dan
kemuliaan Tuhan , dalam mengadakan pendamaian bagi
dosa-dosa dunia (Yoh. 14:30-31). Keempat, dalam arti
bahwa darah itu menunjukkan kasih yang tak terutara-
kan terhadap kita. Tidak ada orang yang mau menipu
orang-orang yang mereka kasihi sepenuhnya (Yoh.
14:13-15). Kelima, dalam arti bahwa darah itu menun-
jukkan ketidakpedulian Tuhan Yesus terhadap kepen-
tingan atau keuntungan duniawi apa pun. Tak ada
penipu dan pendusta yang mau menyerahkan dirinya
sendiri untuk dihina dan dibunuh dengan sadis dan
kejam (Yoh. 18:36). Keenam, dalam arti bahwa darah itu
membebankan kewajiban pada murid-Nya untuk men-
derita dan mati bagi Dia. Tak ada penipu yang akan
mengundang para penganutnya untuk mengikuti diri-
nya dan menjalankan kepentingannya hingga mengor-
bankan diri sedemikian rupa seperti yang dilakukan
Tuhan Yesus. Kamu akan dibenci semua orang oleh
sebab nama-Ku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan
datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh
kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi
Tuhan (Yoh. 16:2). Ia sering kali memanggil hamba-ham-
ba-Nya untuk mengikuti Dia dalam penderitaan: sebab
itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan
dan menanggung kehinaan-Nya (Ibr. 13:13). Hal ini me-
nunjukkan bahwa baik Dia maupun kerajaan-Nya bu-
kanlah dari dunia ini. Ketujuh, keuntungan-keuntungan
yang diperoleh dan didapat dengan darah-Nya (yang
dipahami dengan baik) pasti secara langsung menun-
jukkan bahwa Dia memang Juruselamat dunia. Lalu,
kedelapan, darah ini diperlambangkan dan dimeterai-
730
kan oleh penetapan Perjamuan kudus-Nya: Sebab inilah
darah-Ku, darah perjanjian (yang mengesahkan Perjanji-
an Baru), yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk
pengampunan dosa (Mat. 26:28). Seperti itulah saksi-
saksi di bumi. Seperti itulah berbagai macam kesaksian
yang diberikan untuk Pendiri agama kita. Tidak heran
jika orang yang menolak semua bukti ini dihakimi-Nya
sebagai penghujat Roh Tuhan , dan dibiarkan binasa
dalam dosa-dosanya tanpa penolong. Ketiga saksi ini
(sebab lebih berbeda dibandingkan tiga Saksi sebelumnya)
tidak dapat dikatakan secara begitu tepat sebagai satu,
melainkan terlebih menjadi satu, untuk satu tujuan dan
kepentingan yang sama, atau sepakat dalam satu hal,
dalam hal yang satu dan sama di antara mereka sendiri,
dan dalam kesaksian yang sama dengan Mereka yang
memberi kesaksian dari sorga.
III. Rasul Yohanes dengan benar menyimpulkan, kita menerima ke-
saksian manusia, namun kesaksian Tuhan lebih kuat. Sebab demi-
kianlah kesaksian yang diberikan Tuhan tentang Anak-Nya (ay. 9).
Di sini kita mendapati,
1. Sebuah anggapan yang dibentuk dengan baik berdasar
pernyataan-pernyataan yang ada. Demikianlah kesaksian yang
diberikan Tuhan , kesaksian yang dengannya Tuhan sudah ber-
saksi tentang Anak-Nya, yang pasti menyatakan suatu kesak-
sian yang langsung dan tak terbantahkan, dan itu yaitu
kesaksian Bapa tentang Anak-Nya. Ia sendiri telah mengeluar-
kan pernyataan dan meneguhkan Anak-Nya kepada dunia.
2. Kewenangan dan keberterimaan kesaksian-Nya. Di sini diberi-
kan pernyataan dari yang lebih lemah ke yang lebih kuat: Kita
menerima kesaksian manusia (kesaksian seperti itu diakui,
dan pasti diakui, dalam semua hukum peradilan dan di semua
bangsa), namun kesaksian Tuhan lebih kuat. Kesaksian Tuhan
yaitu kebenaran itu sendiri, memiliki kewenangan tertinggi
dan kebenaran yang tak dapat keliru dan tak dapat diperta-
nyakan lagi. Lalu ada,
Surat 1 Yohanes 5:10-13
731
3. Penerapan prinsip itu pada perkara sekarang: Sebab demikian-
lah kesaksian, dan inilah kesaksian dari Tuhan , yaitu Bapa, dan
juga Firman dan Roh, yang diberikan-Nya tentang Anak-Nya,
dan yang di dalamnya Tuhan telah meneguhkan Dia. Tuhan ,
yang tidak berdusta, sudah memberi kepastian yang me-
madai kepada dunia bahwa Yesus Kristus yaitu Anak-Nya,
Anak dari kasih-Nya, dan Anak dalam hal jabatan, untuk
mendamaikan dan memulihkan dunia pada diri-Nya sendiri.
Oleh sebab itu, Ia bersaksi tentang kebenaran dan asal usul
ilahi dari agama Kristen, dan bahwa agama Kristen yaitu
cara dan sarana yang pasti dan sudah ditetapkan untuk
membawa kita kepada Tuhan .
Hak Istimewa Orang Percaya
(5:10-13)
10 Barangsiapa percaya kepada Anak Tuhan , ia memiliki kesaksian itu di
dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Tuhan , ia membuat Dia
menjadi pendusta, sebab ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan
Tuhan tentang Anak-Nya. 11 Dan inilah kesaksian itu: Tuhan telah mengarunia-
kan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. 12
Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki
Anak, ia tidak memiliki hidup. 13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Tuhan , tahu, bahwa kamu
memiliki hidup yang kekal.
Dalam kata-kata di atas kita dapat mengamati,
I. Hak istimewa dan keteguhan orang Kristen yang sungguh-sung-
guh: Barangsiapa percaya kepada Anak Tuhan , yaitu yang dengan
tulus hati telah dimenangkan hatinya untuk melekat kepada-Nya
untuk mendapat keselamatan, ia memiliki kesaksian itu di
dalam dirinya (ay. 10). Ia tidak hanya memiliki bukti lahiriah
yang dimiliki orang lain, namun juga memiliki di dalam hatinya
kesaksian bagi Yesus Kristus. Ia dapat memberi pernyataan
tentang apa yang telah dilakukan Kristus dan kebenaran Kristus
bagi jiwanya, dan apa yang telah dilihat dan didapatinya di dalam
Dia. Seperti,
1. Ia secara mendalam telah melihat dosanya, kebersalahannya,
kesengsaraannya, dan kebutuhannya yang berlimpah akan
Juruselamat seperti Kristus.
732
2. Ia telah melihat keunggulan, keindahan, dan pekerjaan Anak
Tuhan , dan telah menyaksisakan sendiri betapa seorang Juru-
selamat seperti Dia itu benar-benar sanggup memenuhi semua
kebutuhan rohaninya dan keadaannya yang penuh derita.
3. Ia melihat dan mengagumi hikmat dan kasih Tuhan dalam
mempersiapkan dan mengutus seorang Juruselamat seperti
itu untuk membebaskan dia dari dosa dan neraka, dan untuk
mengangkat dia hingga memperoleh pengampunan, kedamai-
an, dan persekutuan dengan Tuhan .
4. Ia telah menemukan dan merasakan kuasa firman dan ajaran
Kristus, yang melukai, merendahkan, menyembuhkan, meng-
hidupkan, dan menghibur jiwanya.
5. Ia mendapati bahwa, sama seperti pewahyuan Kristus me-
nyingkapkan dan menunjukkan kasih Tuhan yang terbesar,
demikian pula pewahyuan itu merupakan sarana yang paling
tepat dan berkuasa untuk menyalakan, menggerakkan, dan
mengobarkan kasih terhadap Tuhan yang kudus dan terpuji.
6. Ia lahir dari Tuhan melalui kebenaran Kristus, seperti dalam
ayat 1. Ia memiliki hati dan kodrat yang baru, kasih, kecende-
rungan, dan kesenangan yang baru, dan bukan orang yang
sama seperti sebelumnya.
7. Namun ia menemukan perseteruan dengan dirinya sendiri,
dengan dosa, dengan kedagingan, dengan dunia, dan dengan
kekuatan-kekuatan jahat yang tak terlihat, yang sedemikian
rupa seperti yang digambarkan dan diberikan dalam ajaran
Kristus.
8. Ia mendapati pengharapan-pengharapan dan kekuatan yang
diberikan kepadanya oleh iman kepada Kristus dengan sede-
mikian rupa sehingga Ia bisa memandang rendah dan menga-
lahkan dunia, dan terus berjalan menuju dunia yang lebih
baik.
9. Ia mendapati betapa Sang Pengantara memiliki kepentingan
yang besar di sorga, sebab semua doa yang dikirim ke sorga
harus dalam nama-Nya supaya didengar dan dikabulkan, dan
harus sesuai dengan kehendak-Nya, dan melalui kepengan-
taraan-Nya.
10. Ia dilahirkan kembali ke dalam suatu pengharapan yang pe-
nuh kehidupan, ke dalam suatu keyakinan yang kudus ter-
hadap Tuhan , ke dalam kehendak baik dan kasih-Nya, ke dalam
Surat 1 Yohanes 5:10-13
733
kemenangan yang berbahagia atas tuduhan-tuduhan hati
nurani, ketakutan terhadap maut dan neraka, ke dalam peng-
harapan yang menghibur akan hidup dan keabadian, sebab ia
diperkaya dengan jaminan Roh dan dimeteraikan untuk hari
penebusan. Jaminan seperti itu dimiliki oleh orang yang per-
caya pada Injil. Ia memiliki kesaksian dalam dirinya. Kris-
tus terbentuk dalam dirinya, dan ia bertumbuh ke arah kepe-
nuhan dan kesempurnaan, atau hingga mencapai gambar
Kristus yang sempurna, di sorga.
II. Dosa orang yang tidak percaya atau dosa ketidakpercayaan men-
jadi lebih diperberat: Barangsiapa tidak percaya kepada Tuhan , ia
membuat Dia menjadi pendusta. Ia, pada dasarnya, membuat
Tuhan berdusta, sebab ia tidak percaya akan kesaksian yang di-
berikan Tuhan tentang Anak-Nya (ay. 10). Pastilah ia percaya
bahwa Tuhan tidak mengutus Anak-Nya ke dunia, padahal Tuhan
sudah memberi kita bukti yang begitu berlipat ganda bahwa Ia
mengutus-Nya. Pastilah ia percaya bahwa Yesus Kristus bukanlah
Anak Tuhan , padahal semua bukti menjurus kepada Dia dan sung-
guh menunjukkan Dia. Pastilah ia percaya bahwa Tuhan mengutus
Anak-Nya untuk menipu dunia dan membawanya pada kesalahan
dan kesengsaraan, atau bahwa Ia membiarkan manusia meran-
cang sebuah agama yang, padahal sesungguhnya dalam semua
bagiannya, merupakan ketetapan yang murni, kudus, sorgawi,
dan tak bercela, dan begitu layak diterima akal budi manusia,
namun itu hanyalah khayalan dan kebohongan, lalu memberi
mereka Roh dan kuasa-Nya untuk menyokong dan mendesakkan
kebohongan itu pada dunia. Ini berarti membuat Tuhan sebagai
Bapa dusta, pencipta dan kaki tangan dusta.
III. Pokok masalah, inti, atau isi dari semua kesaksian ilahi tentang
Yesus Kristus ini: Dan inilah kesaksian itu: Tuhan telah mengaru-
niakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam
Anak-Nya (ay. 11). Inilah ringkasan dari Injil. Inilah rangkuman
dan intisari dari seluruh kesaksian yang diberikan kepada kita
oleh keenam saksi yang sudah disebutkan sebelumnya.
1. Bahwa Tuhan telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada
kita. Ia telah merancangkan hal itu bagi kita dalam tujuan ke-
kal-Nya. Ia telah mempersiapkan semua sarana yang diperlu-
734
kan untuk membawa kita kepada hidup yang kekal itu. Ia
telah menyerahkannya kepada kita melalui perjanjian dan
janji-Nya. Dan Ia betul-betul menganugerahkan hak untuk itu
kepada semua orang yang percaya dan benar-benar memeluk
Anak Tuhan . Lalu,
2. Hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Anak yaitu hidup, hidup
yang kekal dalam hakikat dan pribadi-Nya (Yoh. 1:4; 1Yoh.
1:2). Ia yaitu hidup yang kekal bagi kita, sumber dari hidup
kita yang bersifat rohani dan mulia (Kol. 3:4). Dari Dia hidup
diberikan kepada kita, baik di sini maupun di sorga. Maka dari
itu sudah pasti,
(1) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup (ay. 12). Ba-
rangsiapa bersatu dengan Anak, ia bersatu dengan hidup.
Barangsiapa berhak mendapat Anak, ia berhak mendapat
hidup, mendapat hidup kekal. Kehormatan seperti itulah
yang telah diberikan Bapa kepada Anak: dan kehormatan
seperti itulah yang harus kita berikan kepada Dia juga. Kita
harus datang dan mencium Sang Anak, maka kita akan
memiliki hidup.
(2) Barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup
(ay. 12). Ia tetap ada di bawah kutuk hukum Taurat (Yoh.
3:36). Ia menolak Anak, yang yaitu hidup itu sendiri, yang
memperoleh hidup, dan jalan kepada hidup. Orang demi-
kian membangkitkan murka Tuhan untuk menyerahkan
dirinya sendiri kepada maut yang tak berakhir sebab su-
dah menjadikan Dia pendusta, sebab ia tidak mempercayai
kesaksian yang telah diberikan Tuhan tentang Anak-Nya ini.
IV. Tujuan dan alasan Rasul Yohanes memberitakan hal ini kepada
orang-orang percaya.
1. Untuk kepuasan dan penghiburan mereka: Semuanya itu kutu-
liskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama
Anak Tuhan , tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal (ay.
13). Dengan semua bukti ini, dan saksi-saksi ini, maka sudah
layak dan sepantasnya ada orang yang percaya pada nama
Anak Tuhan . Tuhan akan memperbanyak jumlah mereka! Betapa
besar kesaksian dari sorga yang harus ditanggapi oleh dunia!
Dan kepada tiga Saksi di sorga dunia harus bertanggung
Surat 1 Yohanes 5:14-17
735
jawab. Orang-orang percaya ini memiliki hidup yang kekal. Me-
reka memilikinya di dalam perjanjian Injil, dalam permulaan
dan buah-buah pertama dari Injil dalam diri mereka, dan
dalam Tuhan dan Kepala mereka di sorga. Biarlah orang-orang
percaya ini tahu bahwa mereka memiliki hidup yang kekal, dan
akan dihidupkan, didorong, dan dihibur dalam pengharapan
akan hal itu. Mereka harus menghargai Kitab Suci, yang ditulis
sedemikian rupa bagi penghiburan dan keselamatan mereka.
2. Untuk meneguhkan dan menumbuhkan mereka dalam iman
mereka yang kudus: Supaya kamu yang percaya kepada nama
Anak Tuhan (ay. 13), dapat terus percaya. Orang-orang percaya
harus bertekun atau tidak berbuat apa-apa sama sekali. Un-
dur diri dan tidak lagi mempercayai nama Anak Tuhan berarti
melepaskan hidup kekal, dan kembali pada kebinasaan. Oleh
sebab itu, bukti-bukti agama dan keuntungan iman harus di-
sampaikan kepada orang-orang percaya, untuk membesarkan
dan mendorong mereka supaya bertekun sampai pada akhirnya.
Dosa yang Mendatangkan Maut
(5:14-17)
14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia menga-
bulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehen-
dak-Nya. 15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita
minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu
yang telah kita minta kepada-Nya. 16 Kalau ada seorang melihat saudaranya
berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia ber-
doa kepada Tuhan dan Dia akan memberi hidup kepadanya, yaitu mereka,
yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang menda-
tangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. 17 Se-
mua kejahatan yaitu dosa, namun ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
Di sini kita mendapati,
I. Sebuah hak istimewa dalam beriman kepada Kristus, yaitu bahwa
doa kita akan dikabulkan: Dan inilah keberanian percaya kita
kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita
meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya (ay. 14).
Kristus Tuhan membuat kita berani datang kepada Tuhan dalam
semua keadaan, dengan segala permohonan dan permintaan kita.
Melalui Dia permohonan-permohonan kita diakui dan diterima
Tuhan . Pokok doa kita harus sesuai dengan kehendak Tuhan yang
736
sudah dinyatakan. Tidak pantas kita meminta apa yang berten-
tangan entah dengan keagungan dan kemuliaan-Nya atau dengan
kebaikan kita sendiri, sebab kita yaitu milik-Nya dan bergan-
tung padanya. Sesudah itu, barulah kita bisa yakin bahwa apa
yang didoakan dengan iman akan didengar di sorga.
II. Keuntungan yang kita peroleh dengan hak istimewa seperti itu:
Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita
minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala
sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya (ay. 15). Sungguh besar
segala pembebasan, belas kasihan, dan berkat yang dibutuhkan
oleh si pemohon yang kudus. Mengetahui bahwa permohonan-
permohonannya didengar atau diterima sama baiknya dengan
mengetahui bahwa permohonan-permohonan itu dikabulkan.
Oleh sebab itu ia juga yakin pasti dikasihani, diampuni, atau
dinasihati, dikuduskan, dibantu, dan diselamatkan (atau akan
diperlakukan demikian) sepasti ia diperbolehkan untuk meminta
dari Tuhan .
III. Petunjuk untuk berdoa dalam kaitannya dengan dosa-dosa orang
lain: Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu
dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada
Tuhan dan Dia akan memberi hidup kepadanya, yaitu mereka,
yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus
berdoa (ay. 16). Di sini kita dapat mencermati bahwa,
1. Kita harus berdoa bagi orang lain seperti juga bagi diri kita
sendiri. Bagi saudara-saudara kita sesama manusia, supaya
mereka dicerahkan, dipertobatkan, dan diselamatkan. Bagi
saudara-saudara kita yang mengakui iman Kristen, supaya
mereka tulus, supaya dosa-dosa mereka diampuni, dan
supaya mereka dibebaskan dari yang jahat dan dari hukuman-
hukuman Tuhan , dan dipelihara di dalam Kristus Yesus.
2. Ada pembedaan yang besar dalam hal kekejian dan kebersa-
lahan dosa: Ada dosa yang mendatangkan maut (ay. 16), ada
dosa yang tidak mendatangkan maut (ay. 17).
(1) Ada dosa yang mendatangkan maut. Semua dosa, berkena-
an dengan kelayakan dan hukumannya, mendatangkan
Surat 1 Yohanes 5:14-17
737
maut. Upah dosa ialah maut, dan terkutuklah orang yang
tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam
kitab hukum Taurat (Gal. 3:10). namun ada dosa yang men-
datangkan maut sebagai lawan dari dosa yang dikatakan di
sini tidak mendatangkan maut. Oleh sebab itu,
(2) Ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Ini pasti menca-
kup semua dosa yang oleh ketetapan ilahi atau manusiawi
dapat berdampingan dengan hidup. Dalam ketetapan ma-
nusiawi, dosa itu dapat berdampingan dengan hidup du-
niawi atau jasmani, sementara dalam ketetapan ilahi, dosa
itu dapat berdampingan dengan hidup jasmani atau hidup
rohani secara Injil.
[1] Ada dosa-dosa yang, oleh ketetapan manusia yang be-
nar, tidak mendatangkan maut, misalnya seperti ber-
bagai macam bentuk ketidakadilan, yang dapat dihu-
kum tanpa kematian si penjahat. Sebagai lawannya,
ada dosa-dosa yang, oleh ketetapan yang benar, menda-
tangkan maut, atau dapat mencabut hidup secara sah,
seperti yang kita sebut dengan kejahatan yang diancam
dengan hukuman mati.
[2] Lalu ada dosa-dosa yang, oleh ketetapan ilahi, menda-
tangkan maut, entah maut jasmani atau rohani dan
Injil. Pertama, dosa-dosa yang mendatangkan atau da-
pat mendatangkan maut jasmani. Dosa-dosa seperti itu
mungkin dilakukan entah oleh orang yang jelas-jelas
munafik, seperti Ananias dan Safira, atau, seperti yang
kita tahu, oleh saudara-saudara yang betul-betul Kris-
ten, seperti saat Rasul Paulus berkata tentang ang-
gota-anggota jemaat Korintus yang bersalah, sebab itu
banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak
sedikit yang meninggal (1Kor. 11:30). Bisa jadi ada dosa
yang mendatangkan maut jasmani di antara orang-
orang yang mungkin tidak dihukum bersama dengan
dunia. Dosa seperti itu, saya katakan, yaitu , atau bisa
jadi, mendatangkan maut jasmani. Ketetapan hukum
ilahi di dalam Injil tidak secara pasti atau khusus meng-
ancam maut untuk dosa-dosa yang lebih kasat mata,
yang diperbuat oleh anggota-anggota Kristus, namun dosa-
dosa itu hanya diancam dengan suatu hukuman Injil.
738
sebab Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak (Ibr.
12:6). Ada ruang yang tersisa untuk hikmat atau ke-
baikan ilahi, atau bahkan kerasnya Injil, untuk menen-
tukan seberapa jauh hukuman atau cambuk dapat
berlanjut. Kita tidak bisa mengatakan ini, namun ada-
kalanya hukuman itu dapat (in terrorem – sebagai peri-
ngatan bagi orang lain) berlanjut bahkan sampai pada
kematian. Kemudian, kedua, ada dosa-dosa yang, oleh
ketetapan ilahi, mendatangkan maut rohani dan Injil,
yaitu yang tidak sesuai dengan hidup rohani dan Injil,
dengan hidup rohani di dalam jiwa dan dengan hak Injil
untuk mendapat hidup yang di atas. Seperti itulah dosa
orang yang pada saat ini tidak mau bertobat dan per-
caya. Tidak mau bertobat dan percaya yang terus ber-
lanjut sampai akhir sudah pasti akan berujung pada
kematian kekal, seperti juga menghujat Roh Tuhan ,
dengan menyangsikan kesaksian yang telah diberikan-
Nya mengenai Kristus dan Injil-Nya. Ini juga termasuk
kemurtadan sepenuhnya dari terang dan bukti yang
meyakinkan dari kebenaran agama Kristen. Inilah dosa-
dosa yang menimbulkan kesalahan yang pantas digan-
jar dengan kematian kekal. Lalu sampailah kita pada,
IV. Penerapan petunjuk doa ini menurut jenis-jenis dosa yang sudah
dibedakan seperti itu. Doa seharusnya meminta hidup: Hendaklah
ia berdoa kepada Tuhan dan Dia akan memberi hidup kepada-
nya. Hidup harus diminta dari Tuhan . Dia yaitu Tuhan atas hidup.
Dia memberi hidup kapan dan kepada siapa seperti yang
dikehendaki-Nya, dan mengambilnya entah dengan ketetapan
atau pemeliharaan-Nya, atau kedua-duanya, sebagaimana yang
dipandang-Nya pantas. Dalam hal dosa saudara seiman, yang
tidak (dengan cara yang sudah disebutkan) mendatangkan maut,
kita dalam iman dan pengharapan boleh berdoa bagi dia, dan
khususnya bagi kehidupan jiwa dan tubuhnya. namun ,
dalam hal dosa yang mendatangkan maut dengan cara-cara yang
sudah disebutkan, kita tidak diperbolehkan untuk berdoa. Mung-
kin maksud dari ucapan Rasul Yohanes, tentang itu tidak kukata-
kan, bahwa ia harus berdoa, tidak lebih dari, “Aku tidak bisa
Surat 1 Yohanes 5:14-17
739
menjanjikan kamu apa-apa dalam hal itu. Tidak ada dasar untuk
berdoa dengan iman.”
1. Hukum-hukum keadilan harus dijalankan, demi keamanan
bersama dan kepentingan umat manusia: dan bahkan saudara
seiman yang bersalah dalam perkara seperti itu harus diserah-
kan pada keadilan umum (yang dasarnya bersifat ilahi), dan
pada saat yang sama juga diserahkan pada belas kasihan Tuhan .
2. Penghapusan hukuman-hukuman Injil (sebagaimana itu bisa
disebut), atau pencegahan kematian (yang tampaknya memang
sudah menjadi akibat, atau yang ditimpakan sebab , suatu
dosa tertentu), dapat didoakan hanya dengan syarat tertentu,
yaitu asalkan hal itu sejalan dengan hikmat, kehendak, dan
kemuliaan Tuhan bahwa hukuman-hukuman itu harus diha-
pus, dan khususnya kematian seperti itu dicegah.
3. Kita tidak dapat berdoa supaya dosa-dosa orang yang tidak
mau bertobat dan tidak percaya harus diampuni, selama me-
reka masih begitu, atau supaya belas kasihan terhadap hidup
atau jiwa, yang mengandaikan pengampunan dosa, dapat di-
berikan kepada mereka, selama mereka terus seperti itu.
namun kita bisa berdoa supaya mereka bertobat (dengan meng-
anggap bahwa mereka tidak termasuk dalam dunia yang tidak
mau bertobat), supaya mereka diperkaya dengan iman kepada
Kristus, dan dari situ berdoa meminta semua belas kasihan
lain yang menyelamatkan.
4. Kalau ada orang yang tampak melakukan penghujatan terha-
dap Roh Kudus yang tak dapat diampuni, dan telah murtad
sepenuhnya dari kuasa-kuasa yang menerangi dan meyakin-
kan dari agama Kristen, tampaknya mereka tidak perlu didoa-
kan sama sekali. Sebab yang ada ialah kematian yang mengeri-
kan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan
menghanguskan semua orang durhaka (Ibr. 10:27). Yang ter-
akhir inilah tampaknya yang terutama dimaksudkan Rasul
Yohanes dengan sebutan dosa yang mendatangkan maut. Lalu,
5. Rasul Yohanes tampak berpendapat bahwa ada dosa yang
tidak mendatangkan maut. Jadi, semua kejahatan yaitu dosa
(ay. 17). namun , seandainya semua kejahatan mendatang-
kan maut (sebab kita semua pernah sedikit banyak berbuat
jahat terhadap Tuhan atau manusia, atau kedua-duanya, de-
ngan menghilangkan dan mengabaikan sesuatu yang sudah
740
semestinya mereka dapatkan), maka mutlak kita semua harus
diserahkan kepada maut. namun sebab tidak demikian halnya
(sebab saudara-saudara seiman, kalau kita berbicara secara
umum, memiliki hak untuk hidup), maka pasti ada dosa yang
tidak mendatangkan maut. Meskipun tidak ada dosa ringan
(sebagaimana yang diterima biasanya ), namun ada dosa
yang diampuni, dosa yang tidak menuntut kewajiban penuh
untuk diganjar dengan kematian kekal. Seandainya tidak
demikian, tidak mungkin orang bisa dibenarkan dan dapat
terus berada dalam keadaan yang dibenarkan. Ketetapan atau
perjanjian Injil akan memperpendek, mempersingkat, atau
membatalkan kesalahan dosa.
Hak-hak Istimewa Orang Percaya
(5:18-21)
18 Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Tuhan , tidak berbuat dosa;
namun Dia yang lahir dari Tuhan melindunginya, dan si jahat tidak dapat
menjamahnya. 19 Kita tahu, bahwa kita berasal dari Tuhan dan seluruh dunia
berada di bawah kuasa si jahat. 20 namun kita tahu, bahwa Anak Tuhan
telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita
mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya
Yesus Kristus. Dia yaitu Tuhan yang benar dan hidup yang kekal. 21 Anak-
anakku, waspyaitu terhadap segala berhala.
Di sini kita mendapati,
I. Sebuah intisari tentang hak-hak istimewa dan keuntungan orang
Kristen yang sungguh-sungguh percaya.
1. Mereka dilindungi dari dosa, dari kepenuhan kuasanya atau
kepenuhan kesalahannya: Kita tahu, bahwa setiap orang yang
lahir dari Tuhan (dan orang yang percaya pada Kristus berarti
lahir dari Tuhan [ay. 1]), tidak berbuat dosa (ay. 18). Ia tidak
berbuat dosa dengan kepenuhan hati dan roh seperti yang
dilakukan orang-orang yang tidak diperbaharui (seperti yang
dikatakan dalam pasal 3:6, 9), dan sebab itu tidak dengan
kepenuhan kesalahan yang menyertai dosa-dosa orang lain.
Jadi ia dilindungi dari dosa yang secara tak terelakkan akan
mendatangkan maut, atau yang sudah pasti mengikat si pen-
dosa akan upah berupa kematian kekal. Kodrat yang baru,
Surat 1 Yohanes 5:18-21
741
dan berdiamnya Roh ilahi sebagai dampak darinya, meng-
halang-halangi masuknya dosa yang tak terampuni itu.
2. Mereka dibentengi dari godaan-godaan Iblis yang merusak: Dia
yang lahir dari Tuhan melindunginya, maksudnya dimampukan
untuk melindungi dirinya sendiri, dan si jahat tidak dapat
menjamahnya (ay. 18), maksudnya si jahat tidak dapat menja-
mahnya, yakni hingga mengalami kematian. Tampaknya itu
sama sekali bukan gambaran tentang kewajiban atau tindakan
orang yang diperbaharui, melainkan suatu petunjuk tentang
kuasa yang mereka miliki sebab mereka sudah diperbaharui.
Dengan begitu, mereka dipersiapkan dan dibekali dengan prin-
sip untuk melawan jamahan-jamahan yang mematikan, mela-
wan sengatan-sengatan, dari si jahat. Ia tidak dapat menjamah
jiwa mereka, untuk menanamkan racunnya di sana seperti
yang dia lakukan terhadap orang lain, atau untuk mengeluar-
kan prinsip pembaharuan diri yang merupakan penangkal ra-
cunnya, atau untuk memengaruhi mereka melakukan dosa
yang oleh ketetapan Injil wajib diganjar dengan kematian ke-
kal. Si Iblis bisa saja menang terlalu jauh atas mereka, dengan
mendorong mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan
dosa. namun tampaknya Rasul Yohanes bermaksud menegas-
kan bahwa pembaharuan diri mereka akan melindungi mereka
dari serangan-serangan si Iblis yang akan membawa mereka
pada keadaan yang sama dan hukuman yang nyata bersama
dia.
3. Mereka berada di pihak dan kepentingan Tuhan , dalam mela-
wan keadaan dunia: Kita tahu, bahwa kita berasal dari Tuhan
dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat (ay. 19).
Umat manusia dibagi menjadi dua golongan besar kekuasaan,
yaitu golongan yang menjadi milik Tuhan dan golongan yang
menjadi milik kejahatan atau si jahat. Orang-orang Kristen
yang percaya yaitu milik Tuhan . Mereka berasal dari Tuhan ,
datang dari Dia, kepada Dia, dan bagi Dia. Mereka yaitu pe-
nerus yang mendapat hak dan tempat bangsa Israel milik
Tuhan di zaman dulu, yang tentang mereka dikatakan, bagian
TUHAN ialah umat-Nya, harta milik-Nya di dunia ini. Yakub
ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya, bagian keuntungan yang
jatuh ke tangan-Nya oleh ketetapan-Nya sendiri (Ul. 32:9).
Sebaliknya, seluruh dunia, semua yang lain, yang sejauh ini
742
merupakan bagian besar, berada di bawah kuasa si jahat, di
dalam himpitan dan rangkulan si jahat. Memang, jika kita
menimbang pribadi-pribadi tertentu, ada banyak yang jahat,
banyak roh jahat, di udara atau di alam gaib. namun mereka
bersatu di dalam kodrat, cara, dan prinsip yang jahat, dan me-
reka juga bersatu di dalam satu kepala. Ada penghulu setan
dan ada juga raja dari kerajaan setan. Ada kepala kejahatan
dan kepala dari dunia yang jahat. Dan ia sedemikian berkuasa
di sini sehingga disebut sebagai ilah zaman ini. Aneh bahwa
roh yang berpengetahuan seperti itu sampai sedemikian geram
terhadap Yang Mahakuasa, tanpa dapat berubah lagi, dan
terhadap semua kepentingan-Nya, padahal tidak bisa tidak ia
pasti tahu bahwa itu hanya akan berakhir dengan kekalahan
dan hukuman kekalnya sendiri! Betapa dahsyatnya pengha-
kiman Tuhan atas si jahat itu! Semoga Tuhan umat Kristen terus
menghancurkan kuasanya di dunia ini, dan membawa jiwa-
jiwa ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih!
4. Mereka diterangi oleh pengenalan akan Tuhan yang benar dan
kekal: “namun kita tahu, bahwa Anak Tuhan telah datang
dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita
mengenal Yang Benar (ay. 20). Anak Tuhan telah datang ke
dalam dunia kita, dan kita telah melihat-Nya, dan mengenal-
Nya melalui semua bukti yang sudah ditegaskan. Ia telah
menyingkapkan kepada kita Tuhan yang benar (seperti dalam
Yohanes 1:18), dan Ia juga telah membuka pikiran kita untuk
memahami penyingkapan itu, memberi kita terang batiniah
dalam pengertian kita, yang dengannya kita dapat mengenal
kemuliaan-kemuliaan Tuhan yang benar. Dan kita yakin bahwa
Tuhan yang benarlah yang telah disingkapkan-Nya kepada kita.
Ia unggul secara tak terhingga dalam kemurnian, kuasa, dan
kesempurnaan dibandingkan semua ilah bangsa lain. Ia memi-
liki segala keluhuran, keindahan, dan kekayaan dari Tuhan
yang hidup dan benar. Dia yaitu Tuhan yang sama yang, me-
nurut penjelasan Musa, menjadikan langit dan bumi, Tuhan
yang sama yang telah mengikat perjanjian khusus dengan
bapa leluhur kita, Tuhan yang sama yang telah membawa
nenek moyang kita keluar dari Mesir, yang telah memberi kita
hukum yang berapi di atas gunung Sinai, yang telah memberi
kita sabda-sabda-Nya yang kudus, yang telah menjanjikan
Surat 1 Yohanes 5:18-21
743
panggilan dan pertobatan terhadap bangsa-bangsa bukan-Ya-
hudi. Melalui nasihat-nasihat dan pekerjaan-Nya, melalui kasih
dan anugerah-Nya, melalui kengerian-kengerian dan pengha-
kiman-Nya, kita tahu bahwa Dia, dan hanya Dia, dalam kepe-
nuhan keberadaan-Nya, yaitu Tuhan yang hidup dan benar.”
Sungguh suatu kebahagiaan besar untuk mengenal Tuhan yang
benar, untuk mengenal Dia di dalam Kristus. Itulah hidup
yang kekal (Yoh. 17:3). Merupakan kemuliaan dari wahyu Kris-
ten bahwa wahyu itu memberi penjelasan terbaik tentang
Tuhan yang benar, dan mengoleskan obat mata terbaik supaya
mata hati kita dapat mengenal Tuhan yang hidup dan benar.
5. Mereka bersatu dalam kebahagiaan dengan Tuhan dan Anak-
Nya: “Dan kita ada di dalam Yang Benar, (bahkan, atau dan) di
dalam Anak-Nya Yesus Kristus (ay. 20). Anak menuntun kita
kepada Bapa, dan kita berada di dalam Keduanya, di dalam
kasih dan perkenanan Keduanya, dalam perjanjian dan perse-
kutuan dengan Keduanya, dalam hubungan rohani dengan
Keduanya baik melalui berdiam maupun bekerjanya Roh Bapa
dan Anak: Dan, supaya kamu tahu betapa ini merupakan
martabat dan kebahagiaan yang besar, kamu harus ingat
bahwa Dia yang benar ini yaitu Tuhan yang benar dan hidup
yang kekal.” Atau lebih tepatnya (sebab ini tampak merupa-
kan bentuk kalimat yang lebih wajar), “Anak Tuhan yang sama
ini juga dengan sendirinya yaitu Tuhan yang benar dan hidup
yang kekal” (Yoh. 1:1, dan dalam kitab ini, pasal 1:2), “sehing-
ga dalam persatuan dengan salah satunya, apalagi dengan
Keduanya, kita dipersatukan dengan Tuhan yang benar dan
hidup yang kekal.” Lalu kita mendapati,
II. Peringatan penutup dari Rasul Yohanes: “Anak-anakku” (anak-
anakku yang terkasih, seperti yang sudah ditafsirkan), “waspada-
lah terhadap segala berhala (ay. 21). sebab kamu sudah menge-
nal Tuhan yang benar, dan berada di dalam Dia, hendaklah terang
dan kasihmu melindungi kamu terhadap segala sesuatu yang
diajukan melawan Dia, atau bersaing dengan-Nya. Jauhilah ilah-
ilah palsu dari bangsa kafir. Mereka tidak sebanding dengan Tuhan
yang memiliki kamu dan yang kamu layani. Janganlah memuja
Tuhan mu dengan patung-patung dan gambar-gambar, yang ikut
berbagi dalam penyembahan terhadap-Nya. Tuhan mu yaitu Roh
744
yang tak terpahami, dan Ia dipermalukan dengan gambaran-gam-
baran yang menjijikkan seperti itu. Janganlah bersekutu dengan
tetangga-tetangga kafirmu dalam penyembahan berhala mereka.
Tuhan mu cemburu, dan ingin supaya kamu keluar, dan terpisah
dari mereka. Matikanlah kedagingan, dan salibkanlah dirimu ter-
hadap dunia, supaya kedagingan dan dunia tidak merebut takhta
kekuasaan di hatimu, yang hanya layak diberikan kepada Tuhan .
Tuhan yang telah engkau kenal yaitu Dia yang telah mencipta-
kanmu, yang menebusmu dengan Anak-Nya, yang telah mengi-
rimkan Injil-Nya kepadamu, yang telah mengampuni dosa-dosa-
mu, yang melahirkanmu bagi diri-Nya sendiri melalui Roh-Nya,
dan yang memberimu hidup kekal. Melekatlah kepada-Nya senan-
tiasa dalam iman, kasih, dan ketaatan, dengan menentang segala
sesuatu yang akan menjauhkan pikiran dan hatimu dari-Nya.
Bagi Tuhan yang hidup dan benar inilah kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya. Amin.”
Surat
2 Yohanes
Tafsiran
SURAT 2 Yohanes
i sini kita mendapati surat rasuli yang termasuk dalam kanon
Kitab Suci, yang terutama ditulis, tidak saja untuk satu orang, te-
tapi untuk satu kaum dari jenis kelamin yang lebih lemah. namun meng-
apa tidak menulis untuk seorang dari kaum ini? Dalam penebusan, hak
istimewa, dan martabat Injil, tidak ada laki-laki atau wanita . Kedua-
nya yaitu satu di dalam Kristus Yesus. Tuhan kita sendiri mengabaikan
makanan-Nya, untuk bercakap-cakap dengan wanita Samaria, un-
tuk menunjukkan kepadanya sumber air hidup. Dan, menjelang wafat di
kayu salib, dengan bibir-Nya yang sudah sekarat Ia berkenan menyerah-
kan ibu-Nya yang terberkati untuk dirawat oleh murid yang dikasihi-
Nya, dan dengan demikian mengajar murid itu untuk menghormati
murid-murid wanita di masa mendatang. Kepada seseorang dari
kaum yang sama pula Tuhan kita memilih untuk menampakkan diri
pertama kali sesudah Ia kembali dari alam kubur, dan mengutus dia su-
paya memberitakan kebangkitan-Nya kepada rasul ini dan juga rasul-
rasul lain. sesudah itu kita juga menemukan Priskila yang bersemangat,
yang menjalankan perlombaan kristianinya dengan begitu benar, khu-
susnya dalam suatu pelayanan yang berbahaya bagi Rasul Paulus, se-
hingga ia tidak saja sering disebut terlebih dulu sebelum suaminya,
namun kepada dia dan juga kepada suaminya, bukan hanya Rasul Paulus
sendiri, melainkan juga semua jemaat bukan Yahudi berterima kasih
kepada mereka dan siap membalas baik budi mereka. Maka tidak meng-
herankan jika pahlawan wanita dalam agama Kristen, yang dihor-
mati oleh pemeliharaan ilahi, dan diistimewakan oleh anugerah ilahi,
harus dijunjung juga martabatnya oleh sebuah surat rasuli.
D
PASAL 1
i sini Rasul Yohanes memberi salam kepada seorang ibu
yang terhormat dan anak-anaknya (ay. 1-3). Ia menganjurkan
kepada mereka iman dan kasih (ay. 5-6). Memperingatkan mereka
akan para penyesat (ay. 7), dan supaya mereka sendiri waspada (ay.
8). Mengajarkan bagaimana memperlakukan orang-orang yang tidak
membawa ajaran Kristus (ay. 10-11). Dan, sesudah membicarakan
beberapa hal yang bersifat pribadi, ia menutup surat ini (ay. 12-13).
Salam Pembuka
(1:1-4)
1 Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar
aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, namun juga semua orang
yang telah mengenal kebenaran, 2 oleh sebab kebenaran yang tetap di dalam
kita dan yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya. 3 Kasih karunia,
rahmat dan damai sejahtera dari Tuhan Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak
Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih. 4 Aku sangat
bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup
dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.
Surat-surat zaman dulu dimulai, seperti di sini, dengan salam dan
harapan-harapan baik. Agama menyucikan, sejauh mungkin, cara-
cara lama, dan mengubah pujian-pujian menjadi ungkapan-ungkap-
an yang nyata yang mengandung hidup dan kasih. Di sini, seperti
biasanya, kita mendapati,
I. Sang pemberi salam, yang tidak diungkapkan dengan nama, me-
lainkan dengan jati diri yang pantas dan terbaik: Penatua. Ung-
kapan, gaya, dan kasihnya menunjukkan bahwa penulis ini sama
dengan penulis surat sebelumnya. Ia sekarang seorang penatua,
yang dinyatakan dengan tegas dan berwibawa. Ia mungkin rasul
D
750
tertua yang masih hidup pada waktu itu, penatua utama dalam
jemaat Tuhan . Seorang penatua dalam umat Israel pada zaman
dulu yaitu orang yang dihormati, atau harus dihormati, apalagi
dengan penatua dalam umat Israel Tuhan dalam masa Injil. Murid
yang sudah tua yaitu orang yang terhormat, apalagi rasul dan
pemimpin para murid yang sudah tua. Sekarang ia sudah tua
dalam pelayanan dan pengalaman yang kudus, telah banyak
melihat dan mengecap sorga, dan jauh lebih dekat dengannya
dibandingkan dulu saat ia pertama kali percaya.
II. Yang diberi salam, yaitu seorang ibu bangsawan Kristen, dan
anak-anaknya: Kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya. Se-
orang nyonya, seorang yang terpandang sebab keturunan, pen-
didikan, dan kekayaan. Sungguh baik bahwa Injil diterima di ka-
langan seperti itu. Sangat disayangkan jika tuan-tuan dan nyo-
nya-nyonya yang terhormat tidak mengenal Kristus Tuhan dan
agama-Nya. Mereka lebih berutang kepada-Nya dibandingkan orang
lain, meskipun biasanya tidak banyak orang yang terpandang
yang dipanggil. Di sini ada teladan untuk orang-orang terpandang
dari kaum yang sama, yaitu kaum wanita . Ibu yang terpilih,
tidak hanya pilihan, namun juga dipilih oleh Tuhan . Sungguh indah
dan menyenangkan melihat kaum wanita , melalui hidup suci,
memperlihatkan keterpilihan mereka oleh Tuhan . Dan anak-anak-
nya. Mungkin Ibu itu seorang janda. Jadi dia dan anak-anaknya
yaitu bagian utama dari keluarga itu, dan dengan demikian
surat ini bisa dikatakan sebagai surat rasuli yang hemat. Anggota
keluarga dapat disurati dan diberikan dorongan, dan diarahkan
lebih jauh lagi dalam kasih, tata tertib, dan kewajiban-kewajiban
rumah tangga mereka. Kita melihat bahwa anak-anak pun bisa
diberi perhatian dalam surat-surat kristiani, dan mereka harus
mengetahui surat itu juga. Surat itu dapat bermanfaat untuk
mendorong dan memperingatkan mereka. Orang yang mengasihi
dan memuji mereka akan condong untuk bertanya-tanya tentang
mereka. Ibu ini dan anak-anaknya lebih jauh diperhatikan melalui
penghormatan yang diberikan kepada mereka, dan penghormatan
itu diberikan,
1. Oleh Rasul Yohanes sendiri: Yang aku kasihi dalam kebenaran,
atau yang benar-benar aku kasihi, yang aku kasihi dengan
tulus dan sepenuh hati. Dia yang yaitu murid yang dikasihi
Surat 2 Yohanes 1:1-4
751
telah belajar seni mengasihi atau menerapkan kasih. Dan ia
terutama mengasihi orang-orang yang mengasihinya, dan Tu-
han yang mengasihinya itu.
2. Oleh semua orang Kristen yang mengenalnya, semua orang
beriman yang mengenalnya: Bukan aku saja yang mengasihi
kamu, namun juga semua orang yang telah mengenal kebenaran.
Kebajikan dan kebaikan pada tingkat tinggi bersinar terang.
Kebenaran menuntut pengakuan, dan siapa yang melihat buk-
ti-bukti dari agama yang murni harus mengakui dan memberi
kesaksian mengenainya. Mencintai dan menghargai agama
dalam diri orang lain yaitu suatu pertanda yang baik dan ke-
wajiban besar. Dengan demikian, dasar dari kasih dan peng-
hormatan yang diberikan kepada ibu ini dan anak-anaknya
yaitu perhatian mereka terhadap kebenaran: Oleh sebab
kebenaran (atau sebab agama yang benar) yang tetap di da-
lam kita dan yang akan menyertai kita sampai selama-lama-
nya. Kasih kristiani didasarkan atas terlihatnya agama yang
hidup dalam diri seseorang. Keserupaan akan melahirkan
kasih sayang. Orang yang mencintai kebenaran dan kesalehan
dalam diri mereka sendiri pasti mencintainya juga dalam diri
orang lain, atau mencintai orang lain atas pertimbangan itu.
Rasul Yohanes dan orang-orang Kristen lain mengasihi ibu ini,
bukan sebab kehormatannya melainkan terlebih sebab ke-
kudusannya. Bukan sebab kemurahan hatinya melainkan
terlebih sebab kesungguhan iman Kristennya. Kita tidak bo-
leh beragama hanya sesekali waktu saja, dalam suasana-sua-
sana hati tertentu. Sebaliknya, agama harus tetap tinggal
dalam diri kita, dalam pikiran dan hati kita, dalam iman dan
kasih kita. Diharapkan bahwa sekali agama berdiam dalam
diri kita, maka itu akan tinggal untuk selama-lamanya. Roh
Kekristenan, dapat kita yakini, tidak akan pernah padam sepe-
nuhnya: Yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya.
III. Salam itu sendiri, yang sesungguhnya merupakan berkat rasuli:
Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Tuhan Bapa, dan
dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebe-
naran dan kasih (ay. 3). Kasih yang suci mencurahkan berkat-ber-
kat ke atas keluarga Kristen yang terhormat ini. Siapa yang mem-
punyai, kepadanya akan diberi lagi. Cermatilah,
752
1. Dari siapa berkat-berkat ini didambakan,
(1) Dari Tuhan Bapa, Tuhan segala kasih karunia. Dialah sumber
dari keterberkatan, dan dari semua berkat yang pasti akan
membawa kita ke sumbernya.
(2) Dari Yesus Kristus. Ia juga pencipta dan pemberi berkat-
berkat sorgawi ini, dan Ia dibedakan dengan jati diri yang
jelas ini, yaitu Anak Bapa. Satu-satunya Anak yang tiada
duanya. Satu-satunya Anak yang merupakan cahaya ke-
muliaan Tuhan dan gambar wujud Tuhan , yang bersama-sama
dengan Bapa, yaitu juga hidup kekal (1Yoh. 1:2).
2. Apa yang didambakan oleh Rasul Yohanes dari pribadi-pribadi
ilahi ini.
(1) Kasih karunia, yaitu perkenanan dan kehendak baik ilahi,
sumber dari segala yang baik. Sungguh suatu kasih karu-
nia bahwa berkat rohani apa saja dapat diberikan kepada
manusia-manusia fana yang berdosa.
(2) Rahmat, yaitu pemberian maaf dan pengampunan yang
cuma-cuma. Orang yang sudah kaya dalam kasih karunia
pun masih memerlukan pengampunan yang terus-menerus.
(3) Damai sejahtera, yaitu ketenangan jiwa dan ketenteraman
hati nurani, yakin sepenuhnya telah diperdamaikan de-
ngan Tuhan , beserta semua kesejahteraan lahiriah yang
aman dan dikuduskan. Semuanya ini diinginkan dalam
kebenaran dan kasih, entah dengan perasaan yang tulus
dan menggebu dalam diri si pemberi salam (dalam iman
dan kasih ia meminta hal-hal itu dari Tuhan Bapa, dan
Tuhan Yesus Kristus), atau untuk menghasilkan kebenaran
dan kasih yang terus berlanjut dalam diri orang yang diberi
salam. Berkat-berkat ini akan terus menjaga iman dan
kasih sejati dalam diri Ibu yang terpilih dan anak-anaknya
itu. Dan semoga saja demikian!
IV. Ucapan selamat atas perilaku yang patut diteladani dalam diri
anak-anak lain dari sang Ibu yang luhur ini. Sungguh orangtua
yang berbahagia, yang dikaruniai dengan keturunan saleh yang
sedemikian banyak! Aku sangat bersukacita, bahwa aku men-
dapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran
sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa (ay. 4).
Surat 2 Yohanes 1:1-4
753
Ada kemungkinan anak-anak Ibu ini bepergian ke luar negeri,
entah untuk mengejar cita-cita dan mengenal dunia, atau untuk
keperluan dagang, atau untuk mengurus masalah-masalah ke-
luarga. Dan dalam perjalanan, mereka mungkin tiba di Efesus, di
mana Rasul Yohanes tampaknya sedang tinggal di sana pada
waktu itu. Dan mungkin mereka memiliki percakapan yang
menyenangkan dengannya di sana. Lihatlah betapa baiknya jika
sejak dini orang terdidik dalam agama! Meskipun agama tidak
harus didirikan di atas pendidikan, namun pendidikan bisa dan
memang sering kali diberkati, dan merupakan cara untuk melin-
dungi kaum muda dari serangan kekafiran. Oleh sebab itu juga,
hendaklah orang-orang muda yang bepergian berusaha membawa
serta agama mereka, dan tidak meninggalkannya di rumah atau
mempelajari kebiasaan-kebiasaan buruk dari negeri-negeri di
mana mereka tinggal. Dapat diamati juga, bahwa kadang-kadang
pemilihan ilahi menurun secara langsung. Di sini kita mendapati
Ibu yang terpilih, dan anak-anaknya yang terpilih. Anak-anak bisa
dikasihi demi orangtua mereka, namun kedua-duanya dikasihi ber-
dasarkan anugerah yang cuma-cuma. Dari sukacita Rasul
Yohanes di sini kita dapat mengamati bahwa sungguh menye-
nangkan melihat anak-anak mengikuti jejak orangtua yang baik.
Dan mereka yang melihat ini dapat memberi selamat kepada
orangtua dari anak-anak itu sebab nya. Ini dilakukan baik untuk
menggugah rasa syukur para orangtua kepada Tuhan atas berkat
yang sedemikian besar maupun untuk menambah penghiburan
mereka di dalam berkat itu. Betapa berbahagianya ibu ini, yang
telah melahirkan begitu banyak anak bagi sorga dan bagi Tuhan !
Pasti merupakan sukacita yang besar bagi dia sebagai seorang ibu
saat mendengar laporan yang begitu baik tentang anak-anaknya
dari seorang hakim yang begitu baik! Demikian pula, kita dapat
melihat bahwa sungguh merupakan suatu sukacita bagi hamba-
hamba Tuhan yang baik dan sudah tua yang sebentar lagi akan
mati dan tiada, dan dengan demikian juga bagi murid-murid lain
yang baik dan sudah tua, saat melihat munculnya angkatan baru
yang penuh harapan, yang mau melayani Tuhan dan menyokong
agama di dunia ini. Kita melihat juga di sini pedoman hidup yang
benar: perintah dari Bapa. Hidup kita baru benar, dan perilaku
kita baru lurus, jika diatur oleh firman Tuhan .
754
Kasih Kristiani
(1:5-6)
5 Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu – bukan seolah-olah aku menulis-
kan perintah baru bagimu, namun menurut perintah yang sudah ada pada
kita dari mulanya – supaya kita saling mengasihi. 6 Dan inilah kasih itu,
yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu,
yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu
dengar dari mulanya.
Sekarang kita masuk lebih dalam ke rancangan dan inti dari surat
ini. Dan di sini kita mendapati,
I. Permintaan Rasul Yohanes: Sekarang aku minta kepadamu, Ibu.
Mengingat apa yang dimintanya, sungguh luar biasa cara dia
meminta. Itu dilakukan bukan demi mendapat untung atau upah
sendiri, melainkan sebagai kewajiban bersama dan untuk menja-
lankan perintah ilahi. Di sini ia bisa saja memerintah atau me-
nyuruh. namun cara-cara yang kasar bukan saja tidak perlu namun
juga lebih buruk jika cara-cara yang halus bisa berhasil. Dan jiwa
kerasulan itu, dari semua hal lain, paling lembut dan penuh kasih
sayang. Entah sebab rasa hormat terhadap kedudukannya seba-
gai seorang ibu, atau sebab kelemah-lembutan seorang rasul,
atau sebab kedua-duanya, ia berkenan merendah dan meminta:
Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu. Tampaknya ia berbicara
seperti seorang rasul lain yang menyampaikan permintaan kepada
seorang tuan yang disuratinya: sebab itu, sekalipun di dalam
Kristus aku memiliki kebebasan penuh (dan sesuai kuasa yang
telah dipercayakan Kristus kepadaku) untuk memerintahkan ke-
padamu apa yang harus engkau lakukan, namun mengingat kasih-
mu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu, sebagai yang
sudah menjadi tua. Kasih akan berhasil saat wewenang tidak.
Dan sering kali kita bisa melihat bahwa semakin kekuasaan dite-
kankan, semakin ia diremehkan. Hamba Tuhan yang rasuli akan
mengasihi dan meminta teman-temannya supaya menjalankan
kewajiban mereka.
II. Hal yang diminta dari sang Ibu dan anak-anaknya, yaitu kasih
kristiani yang suci: Supaya kita saling mengasihi (ay. 5). Orang
yang unggul dalam kebajikan kristiani apa saja masih memiliki
ruang untuk bertumbuh di dalamnya. namun , tentang kasih per-
saudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, sebab kamu sendiri
Surat 2 Yohanes 1:5-6
755
telah belajar kasih mengasihi dari Tuhan . namun kami menasihati
kamu, saudara-saudara (dan saudari-saudari), supaya kamu lebih
bersungguh-sungguh lagi melakukannya (1Tes. 4:9-10).
1. Kasih ini dianjurkan,
(1) berdasar adanya kewajiban untuk itu, yaitu perintah.
Perintah ilahi haruslah memengaruhi pikiran dan hati kita.
(2) berdasar tuanya usia kewajiban itu: Bukan seolah-olah
aku menuliskan perintah baru bagimu, namun menurut
perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya (ay. 5).
Perintah kristiani untuk saling mengasihi ini dapat dikata-
kan sebagai perintah baru dalam hal bahwa perintah terse-
but ditegakkan dan ditegaskan kembali oleh Kristus Tuhan.
namun , berdasar isinya (saling mengasihi secara
kudus), perintah ini sudah setua agama alamiah, agama
Yahudi, atau agama Kristen. Perintah ini harus menyertai
Kekristenan di mana saja, agar para penganutnya menga-
sihi satu sama lain.
2. Lalu kasih ini digambarkan melalui sifatnya yang menghasil-
kan buah: Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup
menurut perintah-Nya (ay. 6). Inilah ujian terhadap kasih kita
kepada Tuhan , yaitu kepatuhan kita kepada Dia. Inilah kasih
terhadap diri kita sendiri, terhadap jiwa kita sendiri, bahwa
kita hidup dengan mematuhi perintah-perintah ilahi. Orang
yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. Inilah
kasih terhadap satu sama lain, yaitu mengajak satu dengan
yang lain untuk hidup dalam kekudusan. Dan inilah bukti dari
kasih kita yang tulus, timbal balik, dan kristiani, yaitu bahwa
kita (dalam hal-hal lain) hidup dengan menuruti perintah-
perintah Tuhan . Bisa saja ada kasih satu sama lain yang tidak
saleh dan tidak kristiani. Namun kita tahu bahwa kasih kita
itu saleh dan kristiani melalui kepatuhan kita terhadap semua
perintah Tuhan yang lain selain perintah untuk saling menga-
sihi. Kepatuhan dalam segala hal merupakan bukti kebaikan
dan ketulusan dari kebajikan-kebajikan kristiani. Dan semua
orang yang bertujuan untuk mematuhi semua perintah kris-
tiani pasti akan menjalankan juga kasih kristiani. Inilah
kewajiban dasar dalam aturan dasar Injil: Inilah perintah itu,
yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana
756
telah kamu dengar dari mulanya (ay. 6). sebab sudah menge-
tahui terlebih dulu bahwa kasih ini akan merosot, dan bahwa
akan terjadi kemurtadan-kemurtadan lain, Rasul Yohanes
mungkin terdorong untuk mengajarkan kewajiban ini, dan
perintah yang sudah ada sejak awal mula ini, secara lebih
sering, lebih sungguh-sungguh.
Para Penyesat Dikecam
(1:7-9)
7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak
mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu yaitu si
penyesat dan antikristus. 8 Waspyaitu , supaya kamu jangan kehilangan apa
yang telah kami kerjakan itu, namun supaya kamu mendapat upahmu sepenuh-
nya. 9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, namun yang
melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Tuhan . Barangsiapa tinggal di dalam
ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
Dalam bagian utama dari surat ini kita mendapati,
I. Kabar buruk yang disampaikan kepada sang Ibu, bahwa para
penyesat ada di luar sana: Sebab banyak penyesat telah muncul
dan pergi ke seluruh dunia. Kabar ini didahului oleh sebuah kata
yang menjelaskan alasan dari kabar ini . “Engkau perlu men-
jaga kasihmu, sebab yang ingin menghancurkannya ada di dunia.
Orang yang menumbangkan iman berarti menghancurkan kasih.
Iman bersama yaitu dasar dari kasih bersama.” Atau, “Engkau
harus melindungi hidupmu dengan menuruti perintah-perintah
Tuhan . Ini akan membuatmu aman. Kemantapanmu hatimu mung-
kin akan diuji, sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke
seluruh dunia.” Berita yang sedih dan menyedihkan boleh saja
disampaikan kepada teman-teman Kristen kita. Bukan berarti
bahwa kita senang membuat mereka sedih, namun bahwa mem-
peringatkan mereka yaitu cara untuk mempersenjatai mereka
melawan ujian-ujian yang akan menimpa mereka. Sekarang di
sini ada,
1. Gambaran tentang si penyesat dan penyesatannya. Ia tidak
mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia
(ay. 7). Ia membawa satu atau lain kesalahan berkaitan de-
ngan pribadi Tuhan Yesus. Entah ia tidak mengakui bahwa
Yesus Kristus yaitu pribadi yang sama, atau bahwa Yesus
Surat 2 Yohanes 1:7-9
757
dari Nazaret yaitu Kristus, yang diurapi Tuhan , Mesias yang
dijanjikan sejak dulu untuk menebus Israel, atau bahwa Me-
sias dan Penebus yang dijanjikan sudah datang dalam daging,
atau mewujud dalam daging, ke dalam dunia kita dan ke da-
lam kodrat kemanusiaan kita. Orang seperti itu mengaku-
ngaku bahwa Mesias masih harus dinantikan. Sungguh aneh
bahwa sesudah melihat bukti yang memadai pun masih saja
ada orang yang menyangkal bahwa Tuhan Yesus yaitu Anak
Tuhan dan Juruselamat dunia!
2. Parahnya masalah itu. Orang seperti itu yaitu si penyesat
dan antikristus (ay. 7). Ia memperdaya jiwa-jiwa dan merusak
kemuliaan dan kerajaan Kristus Tuhan. Ia pasti seorang peni-
pu, sengaja ingin menipu, sesudah semua terang yang didapat,
dan semua bukti yang diberikan Kristus mengenai diri-Nya
sendiri, dan penegasan yang diberikan Tuhan mengenai Anak-
Nya. Ia dengan sengaja menentang pribadi, kehormatan, dan
kepentingan Kristus Tuhan, dan sebab itu orang seperti itu
akan dituntut pertanggungjawabannya saat Kristus Tuhan
datang kembali. Janganlah kita menganggap aneh jika seka-
rang ada para penyesat dan penentang nama dan martabat
Kristus Tuhan, sebab dari dulu juga orang-orang seperti itu
sudah ada, bahkan di zaman Rasul Yohanes.
II. Sehubungan dengan itu, nasihat diberikan kepada keluarga ter-
pilih ini. Sekarang diperlukan perhatian dan kewaspadaan: Was-
pyaitu (ay. 8). Semakin banyak para penyesat dan penyesatan,
semakin harus waspada para murid Kristus. Tipu daya bisa saja
berhasil dengan sedemikian rupa sehingga bahkan orang-orang
pilihan sekalipun terancam bahaya sebab nya. Dua hal yang ha-
rus mereka waspadai:
1. Supaya mereka jangan kehilangan apa yang telah mereka ker-
jakan (ay. 8), apa yang telah mereka lakukan atau yang telah
mereka peroleh. Sangat disayangkan jika sampai ada pekerja-
an saleh apa saja yang menjadi sia-sia. Sebagian orang
memulai dengan baik, namun pada akhirnya kehilangan semua
jerih payah mereka. Si tuan muda yang penuh harapan itu,
yang sudah menjalankan perintah-perintah loh batu kedua
dari masa mudanya, kehilangan segalanya sebab dia lebih
mengasihi dunia dan kurang mengasihi Kristus. Orang-orang
758
percaya harus berhati-hati supaya tidak kehilangan apa yang
telah mereka peroleh. Banyak orang yang bukan saja sudah
mendapat nama baik dalam hal agama, namun juga memper-
oleh banyak terang di dalamnya, keyakinan yang teguh akan
jahatnya dosa, kesia-siaan dunia, keluhuran agama, dan kua-
sa firman Tuhan . Mereka bahkan telah mengecap karunia-karu-
nia dunia yang akan datang, dan karunia-karunia Roh Kudus.
Namun pada akhirnya mereka kehilangan segalanya. Dahulu
kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-
halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti (atau tidak terus
menuruti) kebenaran lagi? Sungguh menyedihkan bahwa pen-
capaian-pencapaian yang indah dan gilang-gemilang di seko-
lah Kristus pada akhirnya hilang semua.
2. Supaya mereka tidak kehilangan upah mereka, tak satu pun
darinya, tidak kehilangan bagian apa pun dari kehormatan,
atau pujian, atau kemuliaan yang untuknya mereka pernah
berdiri teguh. Supaya kamu (KJV: kita) mendapat upahmu sepe-
nuhnya. “Kumpulkanlah dan amankan bagimu upah sepenuh
mungkin yang akan diberikan kepada siapa saja dalam jemaat
Tuhan . Jika ada derajat-derajat kemuliaan, jangan kehilangan
satu pun dari anugerah itu (yaitu terang, kasih, atau damai
sejahtera itu) yang bertujuan untuk mempersiapkan kamu
bagi pengangkatan yang lebih tinggi dalam kemuliaan. Pegang-
lah apa yang ada padamu (dalam iman, harapan, dan hati nu-
rani yang baik), supaya tidak seorang pun mengambil mah-
kotamu, supaya kamu tidak kehilangan mahkota itu atau per-
mata apa saja darinya” (Why. 3:11). Cara untuk memperoleh
upah yang penuh yaitu dengan tinggal setia di dalam Kristus,
dan senantiasa menjalankan agama sampai pada akhirnya.
III. Alasan dari nasihat Rasul Yohanes, dan mengapa mereka harus
berhati-hati dan waspada. Ada dua alasan:
1. Bahaya dan jahatnya meninggalkan terang dan wahyu Injil.
Pada akhirnya hal itu sama saja dengan meninggalkan Tuhan
sendiri: Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus,
namun yang melangkah keluar dari situ (yang melanggar dengan
suram seperti itu), tidak memiliki Tuhan . Ajaran Kristuslah yang
ditetapkan untuk membimbing kita kepada Tuhan . Dengan
ajaran Kristuslah Tuhan menarik jiwa-jiwa pada keselamatan dan
Surat 2 Yohanes 1:10-11
759
pada diri-Nya sendiri. Siapa yang memberontak darinya, dengan
berbuat demikian berarti memberontak terhadap Tuhan .
2. Keuntungan dan kebahagiaan dari berpegang teguh pada ke-
benaran kristiani. Hal itu mempersatukan kita dengan Kristus
(yang merupakan pokok dari kebenaran itu), dan dengan demi-
kian dengan Bapa juga, sebab keduanya yaitu satu. Barang-
siapa tinggal (berakar dan mendasar) di dalam ajaran itu, ia
memiliki Bapa maupun Anak