ibrani wahyu 21


 gai manusia (atau yang mengakui Yesus Kristus yang datang 

sebagai manusia), berasal dari Tuhan  (ay. 2). Yesus Kristus harus 

diakui sebagai Anak Tuhan , hidup dan Firman yang kekal, yang 

telah bersama dengan Bapa sejak awal mulanya, sebagai Anak 

Tuhan  yang datang ke dalam dan di dalam kodrat manusia kita 

yang fana, dan dengannya Dia menderita dan mati di Yerusalem. 

Orang yang mengakui dan memberitakan ini, dengan akal budi 

yang diajari dan dicerahi secara ilahi, melakukannya oleh Roh 

Tuhan , atau oleh Tuhan  yang yaitu  Pencipta dari pencerahan itu. 

Sebaliknya, “Setiap roh, yang tidak mengaku Yesus Kristus telah 

datang sebagai manusia (atau Yesus Kristus yang datang sebagai 

manusia), tidak berasal dari Tuhan  (ay. 3). Tuhan  sudah memberi  

begitu banyak kesaksian bagi Yesus Kristus, yang belakangan 

sebelumnya ada di dunia ini, dan sebagai manusia (atau dalam 

tubuh manusia seperti tubuh kita), meskipun kini ada di sorga, 

supaya kalian boleh yakin bahwa dorongan apa pun atau ilham 

palsu yang berlawanan dengan hal itu sama sekali bukan berasal 

dari sorga dan dari Tuhan .” Inti dari agama yang diwahyukan 

terangkum di dalam ajaran mengenai Kristus, pribadi-Nya dan ja-

batan-Nya. sebab  itu kita bisa melihat gencarnya berbagai per-

lawanan yang tersusun rapi terhadap Dia dan ajaran mengenai 

diri-Nya. Roh itu yaitu  roh antikristus dan tentang dia telah kamu 

dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di 

dalam dunia (ay. 3). Tuhan  sudah tahu sebelumnya bahwa para 

antikristus akan muncul dan roh antikristus menentang roh-Nya 

dan kebenaran-Nya. Juga sudah diketahui-Nya sebelumnya bah-

wa seorang antikristus besar akan muncul, dan akan melancar-

kan peperangan panjang dan mematikan melawan Kristus yang 

berasal dari Tuhan , dan lembaga, kehormatan, serta kerajaan-Nya 

di dunia ini. Jalan si antikristus yang dahsyat ini akan dipersiap-

kan dan ditopang oleh para antikristus lain yang berada di ba-

wahnya, dan roh penyesat bekerja dan mencondongkan pikiran 

manusia baginya: roh antikristen sudah dimulai sejak dulu, bah-


 692

kan di zaman para rasul. Betapa mengerikan dan tidak terselami-

nya penghakiman Tuhan , sampai-sampai ada orang-orang yang 

diserahkan kepada roh antikristen dan kepada kegelapan dan 

kesesatan sedemikian rupa sehingga mereka melawan Anak Tuhan  

dan seluruh kesaksian yang sudah diberikan Bapa bagi Anak-

Nya! namun  kita sudah diperingatkan jauh-jauh hari bahwa per-

tentangan seperti itu akan mencuat. Dengan demikian kita tidak 

seharusnya tersandung sebab nya, dan semakin kita menyaksi-

kan tergenapinya firman Tuhan , kita pun harus semakin teguh di 

dalam kebenarannya.  

Marabahaya Roh Antikristen 

(4:4-6)  

4 Kamu berasal dari Tuhan , anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-

nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh 

yang ada di dalam dunia. 5 Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka 

berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. 6 Kami 

berasal dari Tuhan : barangsiapa mengenal Tuhan , ia mendengarkan kami; ba-

rangsiapa tidak berasal dari Tuhan , ia tidak mendengarkan kami. Itulah tan-

danya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan. 

Dalam ayat-ayat ini, Rasul Yohanes mendorong para murid untuk 

melawan rasa takut terhadap dan marabahaya dari roh antikristen 

yang menyesatkan ini, dan itu dilakukan Rasul Yohanes dengan 

cara-cara sebagai berikut:  

1. Dia meneguhkan hati mereka mengenai sebuah asas yang lebih 

ilahi di dalam diri mereka: “Kamu berasal dari Tuhan , anak-anakku 

(ay. 4). Kamu yaitu  anak-anak Tuhan . Kami berasal dari Tuhan  (ay. 

6). Kita terlahir dari Tuhan , diajari Tuhan , diurapi Tuhan , dan dengan 

begitu diamankan dari kesesatan-kesesatan mematikan yang 

menyebar. Tuhan  memiliki orang-orang pilihan-Nya, yang tidak 

akan tergiur oleh godaan mematikan.” 

2. Dia memberi mereka harapan kemenangan: “dan kamu telah 

mengalahkan nabi-nabi palsu itu (ay. 4). Sejauh ini kamu telah 

mengalahkan para penipu dan godaan mereka itu, dan ada harap-

an yang teguh bahwa kamu juga akan tetap bisa begitu, berdasar-

kan dua hal berikut”: 

(1) “Ada pelindung yang kuat di dalam dirimu: sebab Roh yang 

ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di 

dalam dunia (ay. 4). Roh Tuhan  berdiam di dalam kamu, dan

Surat 1 Yohanes 4:4-6 

 693 

 Roh itu lebih dahsyat dibandingkan  manusia-manusia yang jahat.” 

Berada di bawah pengaruh Roh Kudus merupakan kebahagia-

an yang besar.  

(2) “Tabiat kamu tidak sama dengan para penipu ini. Roh Tuhan  

sudah membingkai pikiranmu bagi Tuhan  dan sorga, namun  me-

reka berasal dari dunia. Roh yang menguasai mereka memim-

pin mereka pada dunia ini. Hati mereka tertawan di sana: me-

reka menggemari kemegahan, kenikmatan, dan kepentingan 

dunia ini, dan oleh sebab  itulah mereka berbicara tentang hal-

hal duniawi. Mereka mengaku sebagai seorang mesias dan 

juruselamat duniawi. Mereka merencanakan kerajaan dan ke-

kuasaan duniawi, dan mereka terpikat oleh harta benda serta 

kekayaan dunia ini, lupa bahwa Kerajaan Penebus yang sejati 

bukan dari dunia ini. Rancangan duniawi ini menarik peng-

ikut-pengikut baru kepada mereka: dunia mendengarkan mere-

ka (ay. 5). Mereka diikuti oleh orang-orang yang serupa dengan 

mereka: dunia ini akan mengasihi miliknya, dan miliknya akan 

mengasihinya. namun  siapa yang sudah menaklukkan kasih 

dunia yang menggoda ini ada di jalan yang benar untuk me-

naklukkan godaan-godaan jahat lainnya.” Lalu,  

3. Dia menunjukkan kepada mereka bahwa meskipun kawanan 

mereka mungkin lebih kecil, namun lebih baik. Mereka memiliki 

lebih banyak pengetahuan yang ilahi dan kudus: “barangsiapa 

mengenal Tuhan , ia mendengarkan kami. Siapa mengenal kemurni-

an dan kekudusan Tuhan , kasih dan karunia Tuhan , kebenaran dan 

kesetiaan Tuhan , firman dan nubuatan-nubuatan Tuhan  yang su-

dah ada sejak dulu, tanda-tanda dan kesaksian mengenai Tuhan , 

pasti tahu bahwa dia berada di pihak kami, dan orang yang 

mengetahui ini akan menghiraukan kami dan tinggal bersama-

sama dengan kami.” Orang yang diperlengkapi dengan agama 

alami akan semakin melekat setia pada Kekristenan. Barangsiapa 

mengenal Tuhan  (dalam semua keunggulan alami dan moral, 

pewahyuan, dan pekerjaan-Nya) mendengarkan kami (ay. 6). 

Begitu pula sebaliknya, “Barangsiapa tidak berasal dari Tuhan , ia 

tidak mendengarkan kami. Orang yang tidak mengenal Tuhan  tidak 

akan menghiraukan kami. Orang yang tidak lahir dari Tuhan  

(berjalan menurut kecenderungan kodratnya), tidak sejalan de-

ngan kami. Semakin jauh orang dari Tuhan  (sebagaimana yang 

terlihat di seluruh zaman), semakin jauh juga mereka dari Kristus 


 694

dan para hamba setia-Nya. Dan semakin terbuai orang-orang de-

ngan dunia ini, maka semakin terkucil pula mereka dari roh 

Kekristenan. Dengan begitu, kamu melihat perbedaan di antara 

kami dan yang lainnya: Itulah tanda Roh kebenaran dan roh yang 

menyesatkan (ay. 6). Pengajaran mengenai pribadi Juruselamat 

yang membimbingmu dari dunia kepada Tuhan  ini merupakan tan-

da dari Roh kebenaran, yang bertentangan dengan roh yang me-

nyesatkan. Semakin murni dan kudus sebuah pengajaran, maka 

semakin besar kemungkinan pengajaran itu berasal dari Tuhan .” 

Kasih Persaudaraan 

(4:7-13) 

7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab 

kasih itu berasal dari Tuhan ; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Tuhan  

dan mengenal Tuhan . 8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Tuhan , 

sebab Tuhan  yaitu  kasih. 9 Dalam hal inilah kasih Tuhan  dinyatakan di 

tengah-tengah kita, yaitu bahwa Tuhan  telah mengutus Anak-Nya yang tung-

gal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 10 Inilah kasih itu: Bukan 

kita yang telah mengasihi Tuhan , namun  Tuhan  yang telah mengasihi kita dan 

yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 11 

Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Tuhan  sedemikian mengasihi kita, 

maka haruslah kita juga saling mengasihi. 12 Tidak ada seorangpun yang 

pernah melihat Tuhan . Jika kita saling mengasihi, Tuhan  tetap di dalam kita, 

dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. 13 Demikianlah kita ketahui, bahwa 

kita tetap berada di dalam Tuhan  dan Dia di dalam kita: Ia telah 

mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. 

Sebagaimana Roh kebenaran dikenali melalui pengajarannya (begitu-

lah roh-roh harus diuji), begitu juga Roh itu juga dikenali melalui ka-

sih. Jadi di sini ada  dorongan tegas untuk memiliki kasih kris-

tiani: Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi 

(ay. 7). Rasul Yohanes hendak mempersatukan mereka dalam kasih-

nya, sehingga dia bisa mempersatukan mereka dalam kasih terhadap 

satu sama lainnya: “Saudara-saudaraku yang kekasih, aku memohon 

kepada kalian, dengan kasihku kepada kalian, supaya kalian juga 

menerapkan kasih yang sungguh-sungguh seorang terhadap yang 

lainnya.” Nasihat ini ditekankan dan didorong dengan beragam 

alasan, seperti, 

I. Dari turunnya kasih sorgawi yang luhur: sebab kasih itu berasal 

dari Tuhan . Dialah sumber, pencipta, pemelihara, dan penggerak 

kasih. Kasih yaitu  inti dari hukum dan Injil-Nya: Dan setiap

Surat 1 Yohanes 4:7-13 

 695 

orang yang mengasihi (yang rohnya dibentuk untuk menunjukkan 

kasih kudus yang bijaksana) lahir dari Tuhan  (ay. 7). Roh Tuhan  

ialah Roh kasih. Sifat baru dalam anak-anak Tuhan  yaitu  ketu-

runan dari kasih-Nya: dan tabiat serta coraknya ialah kasih. Buah 

Roh ialah kasih (Gal. 5:22). Kasih turun dari sorga.  

II. Kasih menyatakan pengertian yang benar dan tepat mengenai 

kodrat ilahi: Orang yang mengasihi, mengenal Tuhan  (ay. 7). Ba-

rangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Tuhan  (ay. 8). Betapa 

sifat dari Tuhan  yang mulia bercahaya dengan terangnya di seluruh 

dunia saat  Ia menyampaikan kebaikan-Nya, yaitu kasih. Hik-

mat, kebesaran, keharmonisan, dan manfaat penciptaan yang 

luas ini, yang sepenuhnya menunjukkan jati diri-Nya, di saat yang 

bersamaan juga menunjukkan dan membuktikan kasih-Nya. Dan 

akal budi, dengan menyimpulkan dan memahami sifat dan keung-

gulan pribadi yang paling mutlak ini, harus memahami dan men-

dapati bahwa Dia yaitu  yang Mahabaik: dan barangsiapa tidak 

mengasihi (tidak tergugah oleh pengetahuan yang dimilikinya 

mengenai Tuhan  untuk memiliki kasih sayang dan menerapkan 

kasih) ia tidak mengenal Tuhan . Ini merupakan bukti meyakinkan 

bahwa pengetahuan yang sehat dan sepatutnya mengenai Tuhan  

tidak berdiam dalam jiwa seperti itu. Kasih-Nya harus bersinar di 

antara kesempurnaan-kesempurnaan utama-Nya yang paling ce-

merlang, sebab Tuhan  yaitu  kasih (ay. 8), kodrat dan jati diri-Nya 

yaitu  kasih, kehendak dan pekerjaan-Nya terutama yaitu  ka-

sih. Bukan hanya ini saja satu-satunya pengertian yang harus 

kita miliki mengenai-Nya. Kita sudah mendapati bahwa Dia ada-

lah terang sekaligus kasih (1:5), dan Tuhan  memang terutama ialah 

kasih dalam diri-Nya sendiri, dan Dia memiliki kesempurnaan-ke-

sempurnaan sedemikian rupa yang berasal dari kasih yang perlu 

ditunjukkan-Nya bagi keberadaan, keagungan, dan kemuliaan-

Nya. namun  kasih merupakan kodrat dan jati diri Keagungan ilahi: 

Tuhan  yaitu  kasih. Hal ini ditegaskan dari apa yang dibukakan 

dan ditunjukkan-Nya mengenai hal itu kepada kita, yaitu, 

1. Bahwa Dia telah mengasihi kita, sebagaimana adanya: Dalam 

hal inilah kasih Tuhan  dinyatakan di tengah-tengah kita (ay. 9), 

terhadap makhluk fana seperti kita, para pemberontak yang 

tidak tahu berterima kasih. Tuhan  menunjukkan kasih-Nya 

kepada kita, oleh sebab  Kristus telah mati untuk kita, saat  


 696

kita masih berdosa (Rm. 5:8). Sungguh mengherankan bahwa 

Tuhan  mau mengasihi debu dan abu yang najis, sia-sia, dan 

kotor ini! 

2. Bahwa Dia telah mengasihi kita dengan demikian dalamnya, 

dengan nilai yang tidak berbanding seperti yang telah diberi-

kan-Nya bagi kita. Dia telah memberi  Anak-Nya sendiri, 

satu-satunya, yang terkasih dan terberkati: bahwa Tuhan  telah 

mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita 

hidup oleh-Nya (ay. 9). Pribadi ini merupakan Anak Tuhan  da-

lam beberapa cara istimewa yang luar biasa. Dia yaitu  Anak-

Nya yang tunggal. Seandainya kita menduga Dia diperanakkan 

sebagai seorang makhluk atau ciptaan, maka Dia bukanlah 

anak tunggal. Seandainya kita menganggap Dia yaitu  pribadi 

yang sudah seharusnya dienyahkan dari kemuliaan atau haki-

kat mulia Sang Bapa, maka Dia pasti yaitu  anak tunggal: 

dan kalau begitu adanya, maka ini sungguh suatu misteri dan 

keajaiban dari kasih ilahi bahwa Anak yang demikian itu ha-

rus diutus ke dalam dunia bagi kita! Maka dapatlah dikata-

kan, sebab  begitu besar (begitu ajaib, begitu mengagumkan, 

begitu luar biasa) kasih Tuhan  akan dunia ini.   

3. Bahwa Tuhan  mengasihi kita terlebih dahulu, dan dalam segala 

keadaan kita yang dulu: Inilah kasih itu (kasih istimewa yang 

tidak pernah terjadi sebelumnya), bahwa bukan kita yang telah 

mengasihi Tuhan , namun  Tuhan  yang telah mengasihi kita (ay. 10). 

Dia mengasihi kita, saat kita tidak memiliki kasih terhadap-

Nya, saat kita berada dalam kesalahan, kesengsaraan, dan da-

rah kita sendiri, saat kita tidak layak dikasihi, pantas dihu-

kum, tercemar, dan najis, serta perlu dibersihkan dari dosa-

dosa kita dalam darah yang sakral.  

4. Bahwa Dia mengaruniakan Anak-Nya bagi kita, demi tugas 

dan tujuan seperti ini.  

(1) Untuk tugas ini, sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita, 

dan sebagai akibatnya, harus mati bagi kita, mati di bawah 

hukum dan kutukan Tuhan , untuk menanggung dosa-dosa 

kita dengan tubuh-Nya sendiri, untuk disalibkan, dilukai 

jiwa-Nya dan ditusuk lambung-Nya, untuk mati dan diku-

burkan bagi kita (ay. 10), dan lalu,  

(2) Untuk tujuan ini, untuk tujuan yang begitu baik dan 

menguntungkan kita, yaitu supaya kita hidup oleh-Nya (ay. 

Surat 1 Yohanes 4:7-13 

 697 

9), hidup selamanya melalui Dia, hidup di sorga, hidup ber-

sama Tuhan , dan hidup dalam kemuliaan abadi dan keada-

an penuh berkat bersama-Nya dan melalui Dia: Oh, betapa 

indahnya kasih ini! Lalu,  

III. Kasih ilahi terhadap saudara-saudara lainnya harus menggalak-

kan kasih kita: Saudara-saudaraku yang kekasih (aku hendak 

memohon kepada kalian, melalui kepentingan kalian di dalam 

kasihku untuk mengingat), jikalau Tuhan  sedemikian mengasihi 

kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi (ay. 11). Ini seha-

rusnya merupakan pernyataan yang tidak bisa digoyahkan. Tela-

dan Tuhan  seharusnya menggerakkan kita. Kita harus menjadi 

pengikut (atau peneladan) Dia, sebagai anak-anak terkasih-Nya. 

Sasaran kasih ilahi harus juga menjadi sasaran kasih kita. 

Akankah kita menolak untuk mengasihi orang-orang yang sudah 

dikasihi oleh Tuhan  yang abadi? Kita harus menjadi pengagum 

kasih-Nya, dan kekasih dari kasih-Nya (dari kebaikan dan ke-

puasan yang ada di dalam Dia) dan dengan demikian juga men-

jadi kekasih dari orang-orang yang dikasihi-Nya. Kasih Tuhan  atas 

seluruh isi dunia ini seharusnya menghasilkan kasih atas semua 

orang di antara umat manusia. sebab  dengan demikianlah kamu 

menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan 

matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurun-

kan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Mat. 

5:45). Kasih istimewa Tuhan  terhadap jemaat dan orang-orang 

kudus harus menghasilkan kasih istimewa di sana juga: jikalau 

Tuhan  sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga (dengan 

kadar yang sesuai) saling mengasihi.  

IV. Kasih Kristen merupakan jaminan kediaman ilahi: Jika kita saling 

mengasihi, Tuhan  tetap di dalam kita (ay. 12). Kini Tuhan  berdiam di 

dalam kita, bukan dengan kehadiran yang tampak, atau penam-

pilan fisik yang segera terlihat bagi mata (Tidak ada seorangpun 

yang pernah melihat Tuhan  ([ay. 12]), melainkan oleh Roh-Nya (ay. 

13), atau, “Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Tuhan . Dia 

tidak hadir di dunia sini dengan menunjukkan diri-Nya di depan 

mata atau indra langsung kita, dan sebab  itu Dia juga tidak 

meminta dan mengharuskan kita untuk mengasihi Dia dengan 

cara demikian. Sebaliknya, Ia meminta dan mengharapkan kasih 


 698

kita ditunjukkan dalam cara yang dianggap-Nya layak untuk dite-

rima dan dituntut-Nya, yaitu dalam gambaran yang sudah diberi-

kan-Nya mengenai diri-Nya sendiri dan kasih-Nya (dan dengan 

demikian mengenai kesukaan hati-Nya juga) dalam jemaat yang 

am, dan terutama di antara saudara-saudara seiman, para ang-

gota jemaat itu. Tuhan  harus dikasihi di dalam mereka, dan dalam 

penampakan jati diri-Nya bagi dan bersama mereka. Demikianlah, 

jika kita saling mengasihi, Tuhan  tetap di dalam kita. Para kekasih 

suci dari saudara-saudara seiman merupakan bait Tuhan . Ke-

agungan ilahi memiliki kediaman yang istimewa di sana.”   

V. Di sinilah kasih ilahi meraih tujuan dan pencapaian yang berarti 

di dalam kita: “Dan kasih-Nya sempurna di dalam kita (ay. 12). 

Kasih itu sudah dituntaskan di dalam dan atas kita. Kasih Tuhan  

tidak disempurnakan di dalam Dia, melainkan di dalam dan ber-

sama kita. Kasih-Nya tidak dapat dirancangkan begitu saja untuk 

tidak berdaya guna dan tidak berbuah atas kita. Saat tujuan dan 

maksud dari kasih-Nya yang tulus itu tercapai dan dihasilkan di 

dalam dan atas kita, maka boleh dibilang kasih itu sudah disem-

purnakan. Demikianlah iman disempurnakan oleh perbuatan, 

dan kasih disempurnakan oleh pekerjaannya. Saat kasih ilahi su-

dah bekerja dalam diri kita dan menghasilkan rupa yang sama, 

yaitu menjadikan kita memiliki kasih kepada Tuhan , dan dengan 

demikian kasih terhadap saudara-saudara seiman, yaitu anak-

anak Tuhan , demi Dia, maka kasih itu pun disempurnakan dan di-

tuntaskan, meskipun kasih kita saat ini tidaklah sempurna, 

begitu pula dengan tujuan akhir kasih ilahi bagi kita.” Betapa kita 

harus memiliki keinginan kuat untuk mewujudkan kasih persau-

daraan Kristen ini, sebab Tuhan  menganggap kasih-Nya sendiri ter-

hadap kita disempurnakan di dalamnya! Terhadap hal inilah 

Rasul Yohanes, sesudah  menyebutkan kebaikan besar Tuhan  yang 

berdiam di dalam kita, menambahkan catatan dan kekhasan 

mengenai kasih persaudaraan itu: Demikianlah kita ketahui, 

bahwa kita tetap berada di dalam Tuhan  dan Dia di dalam kita: Ia 

telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya 

(ay.13). Tentu saja kediaman timbal balik ini merupakan sesuatu 

yang lebih mulia dan lebih hebat dibandingkan  yang kita sudah kenali 

atau yang dapat kita kumandangkan. Orang mungkin berpikir 

bahwa membicarakan Tuhan  yang berdiam di dalam kita, dan kita

Surat 1 Yohanes 4:14-16 

 699 

di dalam Dia, terlalu angkuh untuk para makhluk fana, seandai-

nya Tuhan  tidak memulainya terlebih dulu. Makna kediaman tim-

bal balik seperti ini sudah diterangkan dengan singkat dalam 

pasal 3:24. Arti sepenuhnya haruslah diserahkan pada pewahyu-

an mengenai dunia yang terberkati ini. namun  kita mengenali ke-

diaman timbal balik ini, tutur Rasul Yohanes, sebab Ia telah 

mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dia sudah 

menanamkan rupa dan buah Roh-Nya di dalam hati kita (ay. 13), 

dan Roh yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita itu ternyata 

yaitu  milik-Nya, atau berasal dari-Nya, sebab  Roh itu yaitu  

Roh yang membangkitkan kekuatan, hasrat dan hati bagi Tuhan . 

Roh yang membangkitkan kasih terhadap Tuhan  dan manusia, dan 

(Roh) ketertiban, Roh yang memberi pengajaran dan pemahaman 

yang benar tentang perkara-perkara Tuhan  dan agama serta kera-

jaan-Nya di antara manusia (2Tim.1:7).  

Kasih Ilahi 

(4:14-16) 

14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-

Nya menjadi Juruselamat dunia. 15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus ada-

lah Anak Tuhan , Tuhan  tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Tuhan .  16 

Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Tuhan  kepada kita. Tuhan  

yaitu  kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada 

di dalam Tuhan  dan Tuhan  di dalam dia.   

sebab  iman di dalam Kristus mengerjakan kasih terhadap Tuhan , dan 

kasih kepada Tuhan  harus menyalakan kasih kepada saudara-sau-

dara, maka di sini Rasul Yohanes menegaskan iman Kristen ini seba-

gai dasar bagi kasih yang demikian. Di sini, 

I. Dia mengumandangkan pokok iman agama Kristen, yang begitu 

mewakili kasih Tuhan : Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa 

Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia (ay. 

14). Di sini kita melihat,   

1.  Hubungan Tuhan Yesus dengan Tuhan : Dia yaitu  Anak dari 

Bapa, Putra yang tiada duanya, dan dengan demikian Dia 

yaitu  Tuhan  bersama-sama dengan Bapa.  

2. Hubungan dan jabatan-Nya terhadap kita, yaitu Juruselamat 

dunia. Dia menyelamatkan kita melalui kematian, teladan, 


 700

syafaat, Roh, dan kuasa-Nya melawan para musuh keselamat-

an kita.  

3.  Dasar yang menjadikan-Nya demikian, yaitu pengutusan diri-

Nya: Bapa telah mengutus Anak-Nya, memberi perintah de-

ngan keputusan dan menghendaki kedatangan-Nya itu, di 

dalam dan dengan persetujuan Sang Anak.  

4.  Keyakinan Rasul Yohanes mengenai hal ini, yakni dia dan sau-

dara-saudaranya sudah melihatnya. Mereka telah menyaksi-

kan Anak Tuhan  dalam kodrat manusiawi-Nya, dalam kehidup-

an dan pekerjaan kudus-Nya, dalam perubahan rupa-Nya di 

atas gunung, dan dalam kematian serta kebangkitan-Nya dari 

maut, dan kenaikan agung-Nya ke sorga. Mereka sudah meli-

hat-Nya sedemikian rupa sehingga yakin bahwa Dialah Anak 

Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.  

5.  Pembuktian Rasul Yohanes mengenai hal ini: “Kami telah meli-

hat dan bersaksi. Bobot kebenaran ini mewajibkan kami untuk 

bersaksi dan membuktikan kebenarannya. Keselamatan dunia 

terletak di atas kebenaran ini. Bukti kebenaran itu menuntut 

kami untuk bersaksi mengenainya: mata, telinga, dan tangan 

kami, sudah menyaksikannya.” Kemudian,  

II. Rasul Yohanes menyatakan keagungan, atau hak istimewa besar 

yang mengiringi pengakuan yang layak diberikan terhadap kebe-

naran ini: Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus yaitu  Anak 

Tuhan , Tuhan  tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Tuhan  (ay. 

15). Pengakuan ini tampaknya mencakup iman di dalam hati 

sebagai landasan dari pengakuan itu, pernyataan dengan mulut 

bagi kemuliaan Tuhan  dan Kristus, dan pengakuan di dalam kehi-

dupan dan perilaku, yang berlawanan dengan sanjungan atau 

celaan dunia. Dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: 

“Yesus yaitu  Tuhan,” selain oleh Roh Kudus, dengan pembuktian 

dari luar dan pekerjaan dari dalam oleh Roh Kudus (1Kor. 12:3). 

Demikianlah orang yang mengakui Kristus, dan Tuhan  di dalam 

Dia, diperkaya dengan atau dikuasai oleh Roh Tuhan , dan memiliki 

pengetahuan yang memuaskan mengenai Tuhan  dan banyak kenik-

matan kudus dari-Nya. Lalu, 

III. Rasul Yohanes menerapkan ini untuk menyulut kasih yang ku-

dus. Kasih Tuhan  dengan demikian dilihat dan digerakkan dalam 

Surat 1 Yohanes 4:14-16 

 701 

Kristus Yesus: Dan dengan demikian kita telah mengenal dan telah 

percaya akan kasih Tuhan  kepada kita (ay. 16). Pewahyuan Kristen, 

yang harus membuat kita begitu menyayanginya, ialah pewahyu-

an akan kasih ilahi. Pokok-pokok iman kita yang tersingkap ba-

nyak di antaranya terkait dengan kasih ilahi. Sejarah mengenai 

Kristus Tuhan merupakan sejarah mengenai kasih Tuhan  terhadap 

kita. Seluruh perkara-Nya di dalam dan dengan Anak-Nya meru-

pakan pembuktian akan kasih-Nya terhadap kita, dan dimaksud-

kan untuk terus memajukan kita pada kasih kepada Tuhan : Sebab 

Tuhan  mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus (2Kor. 

5:19). Dengan demikian kita bisa belajar,  

1. Bahwa Tuhan  yaitu  kasih (ay. 16). Dia yaitu  kasih yang 

paling hakiki dan tidak terhingga. Kasih-Nya tiada tandingan-

nya dan tidak dapat terselami bagi kita di dunia ini, yang 

sudah ditunjukkan-Nya lewat pengutusan dan pengantaraan 

Putra terkasih-Nya. Inilah yang menjadi keberatan besar dan 

prasangka melawan pewahyuan Kristen, yaitu bahwa kasih 

Tuhan  begitu janggal dan tak berdasar, sampai-sampai Dia 

memberi  Anak-Nya sendiri yang kekal bagi kita. Inilah 

yang menjadi prasangka banyak orang melawan kekekalan 

dan ketuhanan Sang Anak, bahwa seorang yang sedemikian 

agungnya masakan harus diberikan bagi kita. Memang, saya 

akui ini penuh misteri dan tidak dapat terselami. Namun, 

memang ada kekayaan yang tak terselidiki di dalam  Kristus. 

Sayang sekali bahwa kebesaran kasih ilahi malah dijadikan 

prasangka melawan penyingkapan dan kepercayaan terhadap 

kasih itu. namun  apa pula yang tidak akan diperbuat Tuhan  saat 

Dia bermaksud menunjukkan tingginya kesempurnaan-Nya? 

Saat Dia hendak memperlihatkan kuasa dan hikmat-Nya, Dia 

pun menciptakan dunia yang seperti ini. Saat Dia hendak 

menunjukkan lebih banyak kebesaraan dan kemuliaan-Nya, 

diciptakan-Nyalah sorga bagi roh-roh yang melayani di depan 

takhta. Jadi, apa yang tidak akan diperbuat-Nya saat Dia ber-

maksud menunjukkan kasih-Nya, dan untuk memperlihatkan 

kasih-Nya yang terluhur, atau bahwa Dia sendiri yaitu  kasih, 

atau bahwa kasih-Nya itu yaitu  salah satu dari keunggulan-

keunggulan yang paling gemilang, berharga, mengatasi segala-

nya, ampuh, dari kodrat-Nya yang tidak terbatas? Dan kasih-

Nya ini bukan hanya ditunjukkan kepada kita saja, melainkan 


 702

kepada dunia malaikat, dan kepada pemerintah-pemerintah 

dan penguasa-penguasa di udara, dan ini bukan sekedar un-

tuk sejenak mengejutkan kita saja, melainkan demi menda-

tangkan rasa kagum, pujian, penyembahan, dan ketakjuban 

kita terhadap Dia yang Mahakuasa untuk selama-lamanya. 

Jadi apa yang tidak akan diperbuat Tuhan ? Tentunya akan 

terlihat lebih sesuai bagi maksud, dan kebesaran, dan makna 

dari kasih-Nya itu (jika saya bisa menyebutnya demikian) 

untuk memberi  Anak-Nya yang kekal bagi kita, dibandingkan  

dengan sengaja menciptakan seorang Anak bagi kelepasan 

kita. Dalam tindakan seperti itu, yaitu memberi  Anak-Nya 

yang tunggal, yang hakiki dan kekal bagi kita dan kepada kita, 

Dia sungguh hendak mengulurkan kasih-Nya kepada kita. 

Dan apakah yang tidak akan diperbuat Tuhan  yang penuh 

kasih itu saat dia merencanakan untuk mengulurkan kasih-

Nya, dan mengulurkan-Nya dengan disaksikan oleh sorga, dan 

bumi, dan neraka, dan saat Dia akan mengulurkan diri-Nya 

dan menawarkan diri-Nya kepada kita, supaya kita diyakinkan 

sepenuh-penuhnya dan memiliki kasih seperti kasih-Nya itu? 

Dan bagaimana jika pada akhirnya akan terbukti (yang hanya 

bisa saya tawarkan untuk dipertimbangkan oleh orang yang 

bijaksana) bahwa kasih ilahi itu, dan terutama kasih Tuhan  di 

dalam Kristus, memang menjadi dasar dari kemuliaan sorga, 

yang kini sedang dinikmati oleh roh-roh yang melayani dan 

berlaku seturut dengannya, dan dasar dari keselamatan dunia 

ini, dan juga dasar dari siksaan neraka? Yang terakhir ini 

tampaknya paling janggal. Tapi bagaimana jika terbukti 

nantinya bukan hanya bahwa Tuhan  yaitu  kasih bagi-Nya 

sendiri, dalam menegakkan hukum, pemerintahan, kasih, dan 

kemuliaan-Nya, namun  juga bahwa para orang yang terkutuk 

dijadikan terkutuk, atau dihukum seperti itu,  

(1) Sebab mereka meremehkan kasih Tuhan  yang sudah dijel-

makan dan ditunjukkan itu. 

(2) Sebab mereka menolak untuk dikasihi dalam apa yang 

telah diulurkan dan dijanjikan kepada mereka.  

(3) sebab  mereka membuat diri mereka tidak layak menjadi 

sasaran kepuasan dan kebahagiaan ilahi. 

Surat 1 Yohanes 4:17-21 

 703 

Jika hati nurani orang-orang terkutuk menuduhkan hal-

hal ini  kepada mereka, dan terutama sebab  menolak 

karya tertinggi kasih ilahi, dan jika bagian penciptaan yang 

paling agung dan berakal budi justeru berupa keadaan diber-

kati melalui karya kasih ilahi itu, maka yang dapat digambar-

kan dengan indah mengenai seluruh ciptaan Tuhan  yaitu  

bahwa Tuhan  yaitu  kasih. 

2. Bahwa sebagai akibatnya, barangsiapa tetap berada di dalam 

kasih, ia tetap berada di dalam Tuhan  dan Tuhan  di dalam dia 

(ay. 16). Ada persekutuan agung antara Tuhan  sumber kasih 

dan jiwa yang mengasihi, yaitu, orang yang mengasihi ciptaan 

Tuhan , sesuai dengan hubungan ciptaan itu dengan Tuhan , yang 

menerima Dia dan memiliki kepentingan di dalam Dia. Orang 

yang berdiam dalam kasih yang kudus memiliki kasih Tuhan  

yang telah dicurahkan di dalam hatinya, memiliki pengaruh 

Tuhan  tertanam dalam rohnya, Roh Tuhan  menyucikan dan me-

meteraikan dia. Juga, dia hidup dengan merenungkan, meman-

dang, dan mengecap kasih ilahi, dan mendambakan untuk 

segera berdiam dengan Tuhan  selama-lamanya.  

Kasih Ilahi 

(4:17-21) 

17 Dalam hal inilah kasih Tuhan  sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita 

memiliki  keberanian percaya pada hari penghakiman, sebab  sama seperti 

Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. 18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: 

kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung 

hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. 19 Kita 

mengasihi, sebab  Tuhan  lebih dahulu mengasihi kita. 20 Jikalau seorang ber-

kata: “Aku mengasihi Tuhan ,” dan ia membenci saudaranya, maka ia yaitu  

pendusta, sebab  barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, 

tidak mungkin mengasihi Tuhan , yang tidak dilihatnya. 21 Dan perintah ini 

kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Tuhan , ia harus juga mengasihi 

saudaranya.  

Rasul Yohanes, sesudah  menggalakkan dan menekankan kasih suci 

dengan memberi  contoh dan alasan agungnya, yaitu kasih yang 

yaitu  Tuhan  dan berdiam di dalam Tuhan  sendiri, terus menganjur-

kannya lebih jauh lagi dengan pertimbangan-pertimbangan lainnya, 

dan dia menganjurkannya dalam kedua cabangnya, baik sebagai 

kasih terhadap Tuhan , maupun terhadap saudara kita atau sesama 

orang Kristen.  


 704

I. Sebagai kasih terhadap Tuhan , terhadap sang primum amabile – 

yang pertama dan kepala dari seluruh mahluk dan hal-hal yang 

layak dikasihi, yang yaitu  titik temu dari seluruh keindahan, 

keunggulan, dan keelokan dalam diri-Nya, dan menganugerahkan 

kepada mahluk-mahluk lain apa pun yang menjadikan mereka 

baik dan layak dikasihi. Di sini, kasih terhadap Tuhan  tampaknya 

dianjurkan berdasar  alasan-alasan berikut:  

1.  Kasih itu akan memberi kita kedamaian dan kepuasan roh di 

hari saat  kasih itu paling diperlukan, atau saat  kasih itu 

akan menjadi kenikmatan dan berkat terbesar yang bisa diba-

yangkan: Dalam hal inilah kasih Tuhan  sempurna di dalam kita, 

yaitu kalau kita memiliki  keberanian percaya pada hari 

penghakiman (ay. 17). Pasti ada hari penghakiman atas selu-

ruh dunia. Berbahagialah mereka yang memiliki keberanian 

kudus di hadapan Sang Hakim pada hari itu, yang mampu 

mengangkat kepala mereka dan memandang langsung wajah-

Nya, dengan mengetahui Dia sebagai sahabat dan pembela 

mereka! Berbahagialah mereka yang memiliki keberanian dan 

keyakinan dalam pengharapan akan hari itu, yang meman-

dang dan menanti-nantikan hari itu, dan menunggu kemun-

culan Sang Hakim! Begitulah, dan memang layak untuk mela-

kukan begitu, orang-orang yang mengasihi Tuhan . Kasih mere-

ka terhadap Tuhan  membuat mereka yakin akan kasih Tuhan  

terhadap mereka, dan dengan demikian juga akan persaha-

batan mereka dengan Anak Tuhan . Semakin dalam kita menga-

sihi sahabat kita, terutama saat kita yakin dia mengetahuinya, 

maka semakin besar pula kita bisa mempercayai kasihnya. 

sebab  Tuhan  itu baik dan penyayang, dan setia terhadap janji-

Nya, maka kita pun bisa dengan mudahnya yakin akan kasih-

Nya, dan akan buah-buah membahagiakan dari kasih-Nya, 

dan kita pun bisa berkata, Engkau yang tahu segala sesuatu, 

tahu bahwa kami mengasihi Engkau. Dan pengharapan tidak-

lah membuat malu. Pengharapan kita, yang timbul dari per-

timbangan mengenai kasih Tuhan , tidak akan mengecewakan 

kita, sebab  kasih Tuhan  telah dicurahkan di dalam hati kita 

oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Rm. 5:5). 

Mungkin di sini, yang dimaksudkan dengan kasih Tuhan  ialah 

kasih kita terhadap Tuhan , yang dicurahkan di dalam hati kita 

oleh Roh Kudus. Inilah dasar pengharapan kita, atau keyakin-

Surat 1 Yohanes 4:17-21 

 705 

an kita, bahwa pengharapan kita pada akhirnya akan menda-

tangkan kebaikan. Atau, jika kasih Tuhan  di sini berarti rasa 

dan pemahaman mengenai kasih-Nya terhadap kita, maka ini 

harus berarti juga atau termasuk kita sebagai orang-orang 

yang mengasihi-Nya. Dan memang, rasa dan bukti kasih-Nya 

terhadap kita mencurahkan kasih terhadap-Nya di dalam hati 

kita, dan sebab  itulah kita memiliki keyakinan terhadap-Nya 

dan kedamaian serta kebahagiaan di dalam Dia. Dia akan 

memberi  mahkota kebenaran kepada semua orang yang 

mengasihi kemunculan-Nya. Dan kita memiliki keberanian 

menghadap Kristus sebab  keserupaan kita dengan-Nya: kare-

na sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini (ay. 17). 

Kasih sudah membuat kita serupa dengan-Nya, sebagaimana 

Dia yaitu  kekasih Tuhan  dan manusia, Dia pun sudah meng-

ajari kita untuk menjadi seperti itu sesuai dengan kemampuan 

kita, dan Dia tak akan menyangkal gambar-Nya sendiri. Kasih 

mengajari kita untuk serupa dalam penderitaan juga. Kita 

menderita bagi-Nya dan dengan-Nya, dan sebab  itu kita bisa 

berharap dan percaya bahwa kita juga akan dimuliakan ber-

sama dengan Dia (2Tim. 2:12).   

2.  Kasih mencegah atau menyingkirkan akibat dan buah yang 

tidak menyenangkan dari rasa takut yang memperbudak: Di 

dalam kasih tidak ada ketakutan (ay. 18). Sejauh kasih ber-

kuasa, rasa takut pun berhenti. Di sini, menurut hemat saya, 

kita harus membedakan antara rasa takut dan ketakutan. 

Atau, dalam kasus ini, di antara rasa takut akan Tuhan  dan 

merasa ketakutan terhadap-Nya. Rasa takut akan Tuhan  sering 

kali disebut-sebut dan diperintahkan sebagai inti dari agama 

(1Ptr. 2:17; Why. 14:7), dengan demikian rasa takut itu me-

ngandung makna rasa hormat dan kagum yang tinggi terha-

dap Tuhan  dan kewenangan serta pemerintahan-Nya. Rasa 

takut seperti itu sesuai dengan kasih, ya, dengan kasih yang 

sempurna, seperti yang juga dimiliki para malaikat. namun  ada 

juga rasa ketakutan terhadap Tuhan , yang ditimbulkan oleh 

perasaan bersalah, dan harap-harap cemas mengenai kesem-

purnaan-kesempurnaan-Nya yang memberi hukuman. Dalam 

pertimbangan ini, Tuhan  digambarkan sebagai api yang meng-

hanguskan. Jadi rasa takut di sini bisa diartikan sebagai ke-

gentaran. Di dalam kasih tidak ada kegentaran. Kasih meng-


 706

anggap yang dikasihi itu baik dan unggul, dan sebab nya me-

nyenangkan dan layak dikasihi. Kasih menganggap Tuhan  seba-

gai yang paling baik, dan yang paling mengasihi kita di dalam 

Kristus, dan dengan demikian menghapuskan kegentaran dan 

menaruh rasa sukacita orang di dalam Dia. Dan, seiring de-

ngan bertumbuhnya kasih, sukacita juga bertumbuh, sehingga 

kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan atau rasa gen-

tar. Orang-orang yang benar-benar mengasihi Tuhan  sebab  

sifat, nasihat, dan kovenan-Nya,  juga benar-benar yakin akan 

kasih-Nya, dan sebagai akibatnya, mereka juga bebas dari 

dugaan menakutkan apa pun mengenai kuasa dan keadilan 

penghukuman-Nya, sebab mereka dipersenjatai untuk  meng-

hadapinya. Mereka tahu betul bahwa Tuhan  mengasihi mereka, 

dan mereka pun bermegah di dalam kasih-Nya. Dengan begitu, 

Rasul Yohanes dengan bijak menekankan bahwa kasih yang 

sempurna melenyapkan ketakutan ini, bahwa kasih yang mele-

nyapkan hukuman juga melenyapkan rasa takut atau kegen-

taran: sebab ketakutan mengandung hukuman (ay. 18). Rasa 

takut diketahui sebagai gejolak perasaan yang meresahkan 

dan menyiksa, terutama ketakutan berupa rasa gentar terha-

dap Tuhan  Mahakuasa yang menuntut balas. namun , kasih yang 

sempurna melenyapkan hukuman, sebab kasih itu mengajari 

pikiran rasa tenteram dan kepuasan sempurna dalam diri 

Sang Terkasih, dan sebab  itulah kasih yang sempurna melen-

yapkan ketakutan. Atau, yang juga sejajar di sini, barangsiapa 

takut, ia tidak sempurna di dalam kasih (ay. 18). Itu yaitu  

tanda bahwa kasih kita jauh dari sempurna, sebab  banyak-

nya keraguan, ketakutan, dan pemahaman kita yang menggeli-

sahkan mengenai Tuhan . Marilah kita menanti-nantikan, dan 

bergiat menuju dunia kasih yang sempurna, di mana keten-

teraman dan sukacita dalam Tuhan  akan sesempurna kasih 

kita! 

3.  Dari sumber dan asal-muasalnya, yang merupakan kasih 

Tuhan  yang memulai terlebih dahulu: Kita mengasihi, sebab  

Tuhan  lebih dahulu mengasihi kita (ay. 19). Kasih-Nya yaitu  

dorongan, alasan, dan landasan moral dari kasih kita. Kita 

tidak bisa tidak mengasihi Tuhan  yang begitu baiknya, yang 

pertama-tama mengambil tindakan dan pekerjaan kasih, yang 

mengasihi kita sewaktu kita masih tidak layak dikasihi dan 

Surat 1 Yohanes 4:17-21 

 707 

tidak elok, yang begitu mengasihi kita sedemikian besarnya, 

yang terus mencari-cari dan meminta kasih kita dengan 

mengorbankan darah Anak-Nya, dan sudah merendahkan diri-

Nya untuk mengundang kita supaya didamaikan dengan-Nya. 

Biarlah sorga dan bumi tertegun menyaksikan kasih yang 

seperti itu! Kasih-Nya yaitu  penyebab timbulnya kasih kita: 

Atas kehendak-Nya sendiri (menurut kehendak-Nya sendiri 

yang bebas dan penuh kasih) Dia telah menjadikan kita. Segala 

sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi 

Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana 

Tuhan . Orang-orang yang mengasihi Tuhan  yaitu  orang-orang 

yang terpanggil ke dalamnya sesuai dengan rencana-Nya (Rm. 

8:28). Sesuai dengan tujuan-Nya, mereka itu dipanggil ke da-

lam kasih-Nya ditegaskan dengan cukup jelas di dalam kali-

mat berikutnya: mereka yang ditentukan-Nya dari semula (atau 

yang direncanakan sebelumnya, sesuai rupa Anak-Nya) mere-

ka itu juga dipanggil-Nya, dipulihkan menuju ke sana. Kasih 

ilahi menanamkan kasih pada jiwa kita. Kiranya Tuhan tetap 

dan terus menujukan hatimu kepada kasih Tuhan ! (2Tes. 3:5). 

II. Sebagai kasih terhadap saudara-saudara dan sesama dalam Kris-

tus. Kasih ini dipaparkan dan ditekankan berdasar  alasan-

alasan ini:  

1.  sebab  sesuai dan sejalan dengan pengakuan iman Kristen 

kita. Dalam pengakuan iman Kristen, kita mengaku kasih ter-

hadap Tuhan  sebagai akar agama: “Jikalau seorang berkata, 

atau mengaku sedemikian rupa sehingga berkata, aku menga-

sihi Tuhan , aku mengasihi nama, bait, dan penyembahan-Nya, 

namun  ia membenci saudaranya, yang harus dikasihinya demi 

Tuhan , maka ia yaitu  pendusta (ay. 20). Dengan begitu dia 

membohongi pengakuannya itu.” Rasul Yohanes membuktikan 

bahwa orang seperti itu tidak mengasihi Tuhan  melalui 

kemudahan mengasihi apa yang terlihat dibandingkan dengan 

apa yang tidak terlihat: sebab  barangsiapa tidak mengasihi 

saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Tuhan , 

yang tidak dilihatnya (ay. 20). Mata cenderung memengaruhi 

hati. Hal-hal yang tidak terlihat tidak begitu tertanam dalam 

pikiran, demikian pun oleh hati. Ketidakmengertian mengenai 

Tuhan  sebagian besar timbul sebab  Dia tidak terlihat. Anggota 


 708

Kristus menampakkan Tuhan  di dalam dirinya. Jadi, bagaimana 

mungkin pembenci rupa Tuhan  yang terlihat berpura-pura me-

ngasihi sumber aslinya yang tidak tampak, yaitu Tuhan  yang 

tidak terlihat?  

2.  sebab  selaras dengan hukum Tuhan  yang tegas, dan alasan 

yang adil mengenainya: Dan perintah ini kita terima dari Dia: 

Barangsiapa mengasihi Tuhan , ia harus juga mengasihi saudara-

nya (ay. 21). Sebagaimana Tuhan  sudah menyampaikan rupa-

Nya dalam sifat dan kasih karunia-Nya, begitu pula Dia berke-

hendak supaya kasih kita sepatutnya meluas. Kita harus me-

ngasihi Tuhan  dengan tulus dan dengan sungguh-sungguh, dan 

juga orang lain di dalam Dia, atas dasar asal-muasal mereka 

dan diterimanya mereka oleh Dia, dan juga atas dasar kepen-

tingan-Nya di dalam mereka. Nah, sebab  saudara-saudara 

Kristen kita memiliki kodrat baru dan hak-hak istimewa besar 

dari Tuhan , dan Tuhan  memiliki kepentingan di dalam mereka 

sebagaimana di dalam kita, maka sewajarnyalah ada kewajib-

an ini: barangsiapa mengasihi Tuhan , ia harus juga mengasihi 

saudaranya.

 

 

 

PASAL  5  

Dalam pasal ini Rasul Yohanes menegaskan,  

I. Martabat orang-orang percaya (ay. 1).  

II. Kewajiban mereka untuk mengasihi, dan apa tanda dari 

kasih itu (ay. 1-3).  

III. Kemenangan mereka (ay. 4-5).  

IV. Tanda pembuktian dan peneguhan terhadap iman mereka 

(ay. 6-10).  

V. Keuntungan iman mereka berupa hidup yang kekal (ay. 11-13).  

VI. Didengarnya doa-doa mereka, kecuali bagi orang yang telah 

berbuat dosa yang mendatangkan maut (ay. 14-17).  

VII. Dijaganya mereka dari dosa dan Iblis (ay. 18).  

VIII. Dibedakannya mereka dari dunia yang membawa kebaha-

giaan bagi mereka (ay. 19).  

IX. Pengenalan mereka yang benar akan Tuhan  (ay. 20), yang 

berdasar  itu mereka harus menjauh dari berhala-ber-

hala (ay. 21). 

Kasih dan Iman 

(5:1-5) 

1 Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus yaitu  Kristus, lahir dari Tuhan ; 

dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia 

yang lahir dari pada-Nya. 2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak 

Tuhan , yaitu jika  kita mengasihi Tuhan  serta melakukan perintah-perintah-

Nya. 3 Sebab inilah kasih kepada Tuhan , yaitu, bahwa kita menuruti perintah-

perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, 4 sebab semua yang 

lahir dari Tuhan , mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalah-

kan dunia: iman kita. 5 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada 

dia yang percaya, bahwa Yesus yaitu  Anak Tuhan ? 


 710

I.  sesudah  dalam penutup pasal sebelumnya, seperti yang dapat 

dilihat di sana, Rasul Yohanes menganjurkan dengan tegas akan 

kasih kristiani berdasar  dua alasan, sebagai hal yang sesuai 

dengan pengakuan iman Kristen dan dengan perintah ilahi, di sini 

ia menambahkan alasan ketiga: Kasih itu sesuai dengan, dan 

memang dituntut oleh, hubungan istimewa yang dimiliki orang-

orang percaya. Saudara sesama Kristen atau saudara seiman 

memiliki  hubungan yang dekat dengan Tuhan . Mereka yaitu  

anak-anak-Nya: Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus yaitu  

Kristus, lahir dari Tuhan  (ay. 1). Di sini saudara sesama Kristen,  

1. Digambarkan melalui imannya. Siapa yang percaya bahwa 

Yesus yaitu  Kristus, bahwa Dia yaitu  Mesias Sang Raja, 

bahwa Dia yaitu  Anak Tuhan  menurut kodrat dan jabatan-

Nya, bahwa Dia yaitu  Kepala dari semua yang mendapat 

urapan, Kepala dari semua imam, nabi, atau raja yang pernah 

diurapi oleh Tuhan  atau bagi-Nya, bahwa Dia secara sempurna 

dipersiapkan dan diperlengkapi untuk seluruh pekerjaan 

keselamatan kekal, dan sesuai dengan itu kepercayaannya itu 

menyerahkan diri pada pemeliharaan dan bimbingan-Nya. Dan 

kemudian bahwa ia,  

2.  Ditinggikan martabatnya melalui garis keturunan: Ia lahir dari 

Tuhan  (ay. 1). Prinsip iman ini, dan kodrat baru yang menyertai-

nya atau yang darinya prinsip itu muncul, diturunkan oleh 

Roh Tuhan . Dengan demikian, kedudukan dan pengangkatan 

sebagai anak sekarang tidak diberlakukan lagi bagi keturunan 

Abraham menurut daging, atau bagi Israel milik Tuhan  di zaman 

dulu. Semua orang percaya, meskipun pada kodratnya yaitu  

orang-orang berdosa dari antara bangsa-bangsa bukan Ya-

hudi, secara rohani merupakan keturunan Tuhan , dan dengan 

demikian harus dikasihi. Seperti yang ditambahkan di sini: 

Setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi 

juga dia yang lahir dari pada-Nya (ay. 1). Tampaknya sudah 

wajar jika orang yang mengasihi Bapa pasti mengasihi anak-

anak-Nya juga, dan itu menurut ukuran keserupaan mereka 

dengan Bapa mereka, dan dengan kasih Bapa terhadap mere-

ka. Jadi kita pertama-tama dan terutama harus mengasihi 

Anak Bapa, sebagaimana Ia disebut dengan sangat tegas 

dalam 2 Yohanes 3, Anak tunggal (yang memang sudah semes-

tinya begitu), dan Anak dari kasih-Nya, dan kemudian kita

Surat 1 Yohanes 5:1-5 

 711 

 harus mengasihi orang-orang yang dengan sukarela dilahirkan 

dan diperbaharui oleh Roh kasih karunia. 

II.  Rasul Yohanes menunjukkan,  

1. Bagaimana kita dapat mengenal kebenaran, atau sifat yang 

benar-benar Injil dari kasih kita kepada orang-orang yang su-

dah diperbaharui. Dasar dari kasih kita kepada mereka harus-

lah kasih kita kepada Tuhan , dan mereka itu yaitu  kepunya-

an-Nya: Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak 

Tuhan , yaitu jika  kita mengasihi Tuhan  (ay. 2). Kasih kita 

kepada mereka tampak benar dan sejati jika  kita menga-

sihi mereka bukan hanya sebab  pertimbangan duniawi, se-

perti sebab  mereka kaya, atau terpelajar, atau baik hati ke-

pada kita, atau sebab  kita berasal dari golongan jemaat yang 

sama dengan mereka. Sebaliknya, kita harus mengasihi mere-

ka sebab  mereka yaitu  anak-anak Tuhan , sebab  anugerah-

Nya yang memperbaharui tampak dalam diri mereka, gambar 

dan tulisan-Nya ada pada mereka, dan dengan begitu dalam 

diri mereka Tuhan  sendiri dikasihi. Dengan demikian, kita 

melihat apa yang dimaksud dengan kasih terhadap saudara-

saudara yang begitu ditekankan dalam surat ini. Kasih 

ini  yaitu  kasih terhadap mereka sebagai anak-anak 

Tuhan  dan yang telah diangkat sebagai saudara-saudara Tuhan 

Yesus. 

2. Bagaimana kita dapat mengetahui benar tidaknya kasih kita 

kepada Tuhan . Kasih kita itu harus tampak dalam ketaatan kita 

yang kudus: jika  kita mengasihi Tuhan  serta melakukan 

perintah-perintah-Nya (ay. 2). Kita baru betul-betul, dan sesuai 

pandangan Injil, mengasihi Tuhan , jika  kita menuruti perin-

tah-perintah-Nya: Sebab inilah kasih kepada Tuhan , yaitu, bah-

wa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Dan menuruti perin-

tah-perintah-Nya menuntut roh yang condong pada hal itu dan 

bersuka di dalamnya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (ay. 

3). Atau, inilah kasih kepada Tuhan , yaitu, bahwa sama seperti 

dengan kasih itu kita bertekad untuk patuh, dan menuruti 

perintah-perintah Tuhan , demikian pula dengan kasih itu perin-

tah-perintah-Nya akan menjadi mudah dan menyenangkan 

bagi kita. Kekasih Tuhan  akan berkata, “Betapa kucintai Taurat-

Mu! Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab 


 712

Engkau melapangkan hatiku (Mzm. 119:32), sebab Engkau 

melapangkannya entah dengan kasih atau dengan Roh-Mu, 

Sang Sumber kasih itu.” 

3.  Apa hasil dan dampak, dan yang seharusnya menjadi hasil 

dan dampak, dari pembaharuan, yaitu penaklukan atas dunia 

ini secara rohani dan akal budi: Sebab apa saja yang lahir dari 

Tuhan , atau seperti dalam beberapa naskah, siapa saja yang 

lahir dari Tuhan , mengalahkan dunia (ay. 4). Siapa yang lahir 

dari Tuhan  lahir untuk Tuhan , dan sebab  itu untuk dunia lain. 

Ia memiliki watak dan kecenderungan pada sebuah dunia 

yang lebih tinggi dan lebih baik. Dan ia diperlengkapi dengan 

senjata-senjata, yang dengannya dia dapat menolak dan me-

naklukkan dunia ini. Seperti yang ditambahkan di sini, dan 

inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita (ay. 4). 

Iman yaitu  penyebab dari kemenangan, sarana, alat, dan per-

lengkapan senjata rohani yang dengannya kita berkemenangan. 

Sebab,  

(1) Di dalam dan melalui iman kita melekat kepada Kristus, 

dengan memandang rendah dan melawan dunia.  

(2) Iman bekerja di dalam dan melalui kasih kepada Tuhan  dan 

Kristus, dan dengan demikian menjauhkan kita dari cinta 

dunia.  

(3) Iman menguduskan hati, dan memurnikannya dari nafsu-

nafsu kedagingan yang melaluinya dunia begitu berkuasa 

dan memerintah atas jiwa-jiwa.  

(4) Iman menerima dan mengambil kekuatan dari apa yang 

diimani, yaitu Anak Tuhan , dalam menaklukkan kemarahan 

dan sanjungan-sanjungan dunia.  

(5) Iman akan membuat kita mendapat hak, melalui janji Injil, 

untuk berdiamnya Roh anugerah di dalam hati kita, yaitu 

Roh yang lebih besar dibandingkan  roh yang ada di dalam dunia.  

(6) Iman melihat dekatnya suatu dunia yang tak terlihat, yang 

dengannya dunia ini tidak layak untuk dibandingkan, dan 

yang ke dalamnya iman memberi tahu jiwa di mana ia 

tinggal. Jiwa harus senantiasa siap memasuki dunia itu. 

Dan dari sini, 

III. Rasul Yohanes menyimpulkan bahwa orang Kristen yang sung-

guh-sungguhlah yang merupakan penakluk dunia sesungguhnya: 

Surat 1 Yohanes 5:1-5 

 713 

Jadi siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang 

percaya, bahwa Yesus yaitu  Anak Tuhan ? (ay. 5). Dunialah yang 

menghadang jalan kita ke sorga, dan merupakan penghalang be-

sar bagi kita untuk masuk ke sana. namun  orang yang percaya 

bahwa Yesus yaitu  Anak Tuhan  percaya juga bahwa Yesus datang 

dari Tuhan  untuk menjadi Juruselamat dunia, dan bahwa Ia ber-

kuasa menghantar kita dari dunia ke sorga, dan kepada Tuhan , 

yang akan dinikmati sepenuhnya di sana. Siapa yang percaya se-

perti itu pasti dengan imannya sudah mengalahkan dunia. Sebab,  

1.  Ia harus menerima sepenuhnya bahwa dunia ini yaitu  mu-

suh yang gencar bagi jiwanya, bagi kekudusannya, keselamat-

annya, dan keterberkatannya. Sebab semua yang ada di dalam 

dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keang-

kuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari 

dunia (2:16).  

2. Ia memahami bahwa sebagian besar dari pekerjaan Sang Juru-

selamat, dan juga dari keselamatannya sendiri, yaitu  untuk 

ditebus dan diselamatkan dari dunia yang ganas ini. Ia telah 

menyerahkan diri-Nya sebab  dosa-dosa kita, untuk melepaskan 

kita dari dunia jahat yang sekarang ini (Gal. 1:4).  

3.  Ia melihat di dalam dan melalui kehidupan dan perilaku Tuhan 

Yesus di bumi bahwa dunia ini harus ditinggalkan dan dikalah-

kan.  

4.  Ia memahami bahwa Tuhan Yesus telah menaklukkan dunia, 

bukan hanya bagi diri-Nya sendiri, melainkan juga bagi para 

pengikut-Nya. Dan mereka harus berusaha ikut ambil bagian 

dalam kemenangan-Nya. Kuatkanlah hatimu, Aku telah menga-

lahkan dunia.  

5.  Ia diajar dan didorong oleh kematian Tuhan Yesus untuk mati 

dan tersalib terhadap dunia. namun  aku sekali-kali tidak mau 

bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab 

olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia (Gal. 

6:14).  

6. Oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, ia 

dilahirkan kepada suatu hidup yang penuh pengharapan akan 

dunia atas yang terberkati (1Ptr. 1:3).  

7. Ia tahu bahwa Juruselamat telah pergi ke sorga, dan di sana 

sedang menyediakan tempat bagi umat-Nya yang sungguh-

sungguh percaya (Yoh. 14:2).  


 714

8.  Ia tahu bahwa Juruselamatnya akan datang kembali dari situ, 

dan akan mengakhiri dunia ini, menghakimi para penduduk-

nya, dan menerima umat-Nya yang percaya ke dalam hadirat 

dan kemuliaan-Nya (Yoh. 14:3).  

9.  Ia dikuasai oleh suatu roh dan kecenderungan yang tidak da-

pat dipuaskan oleh dunia ini, yang melihat melampaui dunia 

ini, dan senantiasa condong, berupaya, dan mendesak untuk 

menggapai dunia sorgawi. Selama kita di dalam kemah ini, kita 

mengeluh, sebab  kita rindu mengenakan tempat kediaman 

sorgawi (2Kor. 5:2). Jadi, agama Kristenlah yang memampu-

kan para penganutnya mendirikan kerajaan atas seluruh du-

nia. Wahyu Kristenlah yang merupakan sarana besar untuk 

menaklukkan dunia, dan mendapatkan dunia lain yang paling 

murni dan damai, terberkati dan kekal. Di sana, dalam wahyu 

Kristen itu, kita melihat apa penyebab dan alasan dari perseli-

sihan dan pertikaian antara Tuhan  yang kudus dan dunia yang 

memberontak ini. Di sanalah kita menjumpai ajaran yang suci 

(baik yang penuh dengan berbagai pemikiran maupun terap-

an), yang sangat bertentangan dengan arah, sikap, dan kecen-

derungan dunia ini. Melalui ajaran yang suci itulah ada se-

buah roh yang diberikan dan disebarkan, yang lebih unggul 

dan bermusuhan dengan roh dunia ini. Di sanalah kita meli-

hat bahwa Sang Juruselamat sendiri bukanlah dari dunia ini, 

bahwa kerajaan-Nya dari dulu sampai sekarang bukanlah dari 

dunia ini, bahwa kerajaan-Nya harus dipisahkan dari dunia 

dan dikumpulkan dari dunia bagi sorga dan bagi Tuhan . Di 

sanalah kita melihat bahwa Sang Juruselamat tidak memak-

sudkan dunia ini sebagai warisan dan bagian bagi kawanan-

Nya yang diselamatkan. Sama seperti Ia sendiri naik ke sorga, 

demikian pula Ia meyakinkan mereka bahwa Ia pergi untuk 

menyediakan tempat bagi mereka di sana, sebab  Ia bermak-

sud supaya mereka selalu diam bersama-sama dengan Dia, 

dan memperbolehkan mereka untuk percaya bahwa jika di 

dalam hidup ini, dan di dunia ini saja, mereka berharap pada-

Nya, maka mereka tidak akan sengsara pada akhirnya. Dalam 

wahyu Kristenlah dunia yang kekal dan terberkati disingkap-

kan dan diketengahkan paling jelas untuk memenangkan 

perasaan-perasaan kita, supaya kita mencintai dan mengejar-

nya. Di sanalah kita diperlengkapi dengan senjata-senjata dan

Surat 1 Yohanes 5:6-9 

 715 

pasukan-pasukan terbaik melawan berbagai serangan dan go-

daan dunia. Di sanalah kita diajar bagaimana dunia tertikam 

oleh anak panahnya sendiri, atau pasukan-pasukannya ber-

balik melawan dirinya sendiri. Dan segala pertentangan dari-

nya, perjumpaan dengannya, dan penganiayaan olehnya, men-

jadi bermanfaat bagi kita untuk menaklukkan dunia, dan 

untuk bergerak dan naik ke dunia sorgawi yang lebih tinggi: 

dan dalam wahyu Kristenlah kita didorong oleh seluruh pa-

sukan dan sekumpulan besar prajurit kudus, yang di berbagai 

zaman, tempat, dan kedudukan telah mengalahkan dunia, dan 

memenangkan mahkota. Orang Kristen yang sejatilah yang me-

rupakan pahlawan sesungguhnya, yang menaklukkan dunia 

dan bersukacita dalam kemenangan atas semuanya. Tidak juga 

ia (sebab  dia jauh lebih unggul dari raja Yunani) bersedih kare-

na tidak ada belahan dunia lain untuk ditaklukkan. Sebaliknya, 

ia menggenggam dunia hidup yang kekal, dan dalam pengertian 

yang kudus menyerang kerajaan sorga juga. Siapa lagi di selu-

ruh dunia ini selain orang yang percaya kepada Yesus Kristus 

yang dapat mengalahkan dunia seperti itu?  

Saksi-saksi di Sorga dan di Bumi 

(5:6-9) 

6 Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, 

bukan saja dengan air, namun  dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang 

memberi kesaksian, sebab  Roh yaitu  kebenaran. 7 Sebab ada tiga yang 

memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan keti-

ganya yaitu  satu. 8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan 

air dan darah dan ketiganya yaitu  satu. 9 Kita menerima kesaksian manu-

sia, namun  kesaksian Tuhan  lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang 

diberikan Tuhan  tentang Anak-Nya.   

Iman orang Kristen yang percaya (atau orang yang percaya kepada 

Kristus) luar biasa perkasa dan berkemenangan, namun  iman itu perlu 

didirikan di atas dasar yang kuat, perlu diperlengkapi dengan bukti 

sorgawi yang tak dapat dipertanyakan lagi tentang mandat, wewe-

nang, dan jabatan Tuhan Yesus. Dan memang demikian iman orang 

percaya itu. Kristus membawa serta surat mandat-Nya bersama Dia, 

dan Ia membawanya dengan cara yang melaluinya Ia datang, dan di 

dalam saksi yang menyertai Dia. 


 716

I.   Dengan jalan dan cara yang melaluinya Ia datang. Bukan sekadar 

datang ke dalam dunia, melainkan melalui dan dengan jalan Ia 

datang, tampil, dan bertindak sebagai Juruselamat di dunia: 

Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah. Ia datang 

untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, untuk memberi 

kita hidup yang kekal, dan membawa kita kepada Tuhan . Supaya 

Ia dapat melakukan ini dengan lebih meyakinkan lagi, Ia datang 

melalui, atau dengan, air dan darah, yaitu Yesus Kristus. Yesus 

Kristus, boleh saya tegaskan, berbuat demikian. Tak seorang pun 

selain Dia. Dan saya tegaskan lagi, bukan saja melalui atau 

dengan air, namun  melalui dan dengan air dan darah (ay. 6). Yesus 

Kristus datang dengan air dan darah, sebagai tulisan dan tanda 

tangan dari Juruselamat dunia yang benar dan berhasil. Ia datang 

dengan air dan darah sebagai sarana yang dengannya Ia akan 

menyembuhkan dan menyelamatkan kita. Bahwa Dia harus dan 

benar-benar datang dengan cara itu dalam tugas penyelamatan-

Nya dapat tampak dengan mengingat hal-hal ini: 

1.  Kita sudah najis secara lahiriah dan batiniah.  

(1) Dalam batin atau secara batiniah, sebab  kuasa dan kece-

maran dosa dan tercemarnya kodrat kita. Untuk dibersih-

kan dari hal ini, kita memerlukan air rohani, yaitu air yang 

dapat menjangkau jiwa dan kekuatan-kekuatannya. Maka 

dari itu, di dalam dan oleh Kristus Yesus ada permandian 

kelahiran kembali dan pembaharuan yang dikerjakan oleh 

Roh Kudus. Dan hal ini dinyatakan kepada para rasul oleh 

Tuhan kita, saat  Ia membasuh kaki mereka, dan berkata 

kepada Petrus, yang menolak untuk dibasuh, “Jikalau Aku 

tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian 

dalam Aku.”  

(2) Kita najis secara lahiriah, sebab  kesalahan dan kuasa dosa 

yang selalu menghukum diri kita sebagai orang bersalah. 

Oleh sebab  itu kita terpisah dari Tuhan , dan selama-lama-

nya terusir dari hadirat-Nya yang penuh rahmat, penuh 

anugerah, dan membahagiakan. Dari hal ini kita harus di-

bersihkan oleh darah yang menebus kita. Sudah menjadi 

hukum atau ketetapan pengadilan sorga bahwa tanpa 

penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr. 9:22). Oleh 

sebab itu, Juruselamat dosa harus datang dengan darah. 

Surat 1 Yohanes 5:6-9 

 717 

2. Kedua cara pembersihan ini diwujudkan dalam tata ibadah 

keupacaraan yang lama dari Tuhan . Orang dan barang harus 

dimurnikan dengan air dan darah. Ada pelbagai macam pem-

basuhan, dan peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang 

hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan (Ibr. 9:10). 

Percikan abu lembu muda, yang dicampur dengan air, mengu-

duskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara 

lahiriah (Ibr. 9:13; Bil. 19:9). Dan hampir segala sesuatu disuci-

kan menurut hukum Taurat dengan darah (Ibr. 9:22). Sama 

seperti peraturan pembasuhan itu menunjukkan kepada kita 

kenajisan kita yang berlipat ganda, demikian pula peraturan 

pembasuhan itu menunjukkan penyucian dua kali lipat oleh 

Sang Juruselamat.  

3. Pada saat kematian Yesus Kristus, dengan lambung-Nya 

ditikam dengan tombak seorang prajurit, dari luka-Nya segera 

keluar air dan darah. Peristiwa ini disaksikan oleh rasul yang 

dikasihi oleh Tuhan itu, dan ia tampak tersentuh dengan 

pemandangan itu. Hanya dia sendiri yang mencatatnya, dan ia 

tampak menganggap dirinya berkewajiban untuk mencatatnya, 

sebagai peristiwa yang mengandung suatu misteri: Dan orang 

yang melihat hal itu sendiri yang memberi  kesaksian ini dan 

kesaksiannya benar. Dan ia tahu, sebagai saksi mata, bahwa 

ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya, supaya 

kamu sungguh-sungguh percaya hal ini, bahwa dari lambung-

Nya yang ditikam segera mengalir keluar darah dan air (Yoh. 

19:34-35). Nah, air dan darah ini mencakup semua hal yang 

diperlukan supaya keselamatan kita benar-benar tercapai. 

Dengan air, jiwa kita dibasuh dan dimurnikan bagi sorga dan 

tempat kediaman orang-orang kudus di dalam terang. Dengan 

darah, Tuhan  dimuliakan, hukum-Nya dihormati, dan keluhur-

an-keluhuran-Nya dalam menuntut balas digambarkan dan 

ditampilkan. Yang telah ditentukan Tuhan , atau dirancangkan-

Nya, atau diajukan-Nya sebagai jalan pendamaian sebab  iman 

dalam darah-Nya, atau pendamaian di dalam atau oleh darah-

Nya melalui iman, untuk menunjukkan keadilan-Nya, bahwa Ia 

benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada 

Yesus (Rm. 3:25-26). Dengan darah kita dibenarkan, diperda-

maikan, dan dibawa di hadapan Tuhan  sebagai orang benar. 

Dengan darah, kutuk hukum Taurat dipuaskan, dan Roh yang 


 718

memurnikan diperoleh untuk membasuh kodrat kita dari 

dalam. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, 

supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-

bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah 

dijanjikan itu (Gal. 3:13, dst.). Air, dan juga darah, keluar dari 

lambung Sang Penebus yang dikorbankan. Dengan demikian 

air dan darah mencakup segala sesuatu yang diperlukan un-

tuk keselamatan kita. Air dan darah akan menguduskan dan 

menyucikan, untuk segala maksud yang akan ditentukan dan 

dipakai Tuhan  untuk mencapai tujuan keselamatan yang agung 

itu. Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-

Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikan-

nya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya 

dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya 

dengan cemerlang (Ef. 5:25-27). Dia yang datang dengan air 

dan darah yaitu  Juruselamat yang tepat dan sempurna. Dan 

inilah Dia yang datang dengan air dan darah, yaitu Yesus 

Kristus! Demikianlah kita melihat dengan jalan dan cara apa, 

atau kalau boleh dibilang, dengan alat-alat apa, Dia datang. 

namun  kita juga melihat surat yang menyatakan mandat-Nya, 

II.  Dalam saksi yang menyertai Dia, dan itu yaitu  Roh ilahi, Roh 

yang biasanya disebut sebagai penyempurna pekerjaan-pekerjaan 

Tuhan : Dan Rohlah yang memberi kesaksian (ay. 6). Sudah sepan-

tasnya Juruselamat dunia yang membawa mandat memiliki  

seorang penyokong yang senantiasa mendukung pekerjaan-Nya, 

dan bersaksi tentang Dia kepada dunia. Sudah sepantasnya kua-

sa ilahi menyertai Dia, Injil-Nya, dan hamba-hamba-Nya, dan 

memberitahukan kepada dunia untuk tugas dan pekerjaan apa 

mereka datang, dan dengan kewenangan apa mereka diutus: hal 

ini dilakukan di dalam dan oleh Roh Tuhan , sesuai nubuatan Sang 

Juruselamat sendiri, “Ia akan memuliakan Aku, bahkan saat  

Aku ditolak dan disalibkan oleh manusia, sebab Ia akan mem-

beritakan kepadamu apa yang diterima-Nya atau diambil-Nya dari 

pada-Ku. Ia tidak akan menerima pekerjaan-Ku secara langsung. 

Ia tidak akan mati dan bangkit kembali untuk kamu. namun  Ia 

akan menerima dibandingkan -Ku, akan melanjutkan pekerjaan di atas 

dasar yang sudah Kuletakkan, akan mengangkat ketetapan-Ku, 

kebenaran-Ku, dan kepentingan-Ku, dan akan lebih jauh mem-

Surat 1 Yohanes 5:6-9 

 719 

beritakannya kepadamu, dan melalui kamu kepada dunia” (Yoh. 

16:14). Dan kemudian Rasul Yohanes menambahkan pujian 

untuk saksi ini atau keberterimaannya sebagai saksi: sebab  Roh 

yaitu  kebenaran (ay. 6). Dia yaitu  Roh Tuhan , dan tidak dapat 

berdusta. Ada naskah yang dapat membuat kita membacanya 

dengan sangat pas: sebab , atau bahwa, Kristus yaitu  kebenar-

an. Dengan demikian hal itu menunjukkan pokok perkara dari 

kesaksian Roh, apa yang disaksikan-Nya, dan itu yaitu  kebenar-

an Kristus. Dan Rohlah yang memberi kesaksian bahwa Kristus 

yaitu  kebenaran, dan sebab  itu Kekristenan, atau agama 

Kristen, yaitu  apa yang benar, kebenaran Tuhan . namun  tidak 

pantas jika satu atau dua naskah akan mengubah teks itu. Dan 

pembacaan kita yang sekarang sudah sangat sesuai, jadi kita 

mempertahankannya. Roh yaitu  kebenaran. Dia memang Roh 

Kebenaran (Yoh. 14:17). Bahwa Roh itu yaitu  kebenaran, dan 

saksi yang patut diterima sepenuhnya, tampak dalam kenyataan 

bahwa Ia yaitu  saksi sorgawi, atau salah satu saksi yang di 

dalam dan dari sorga memberi  kesaksian tentang kebenaran 

dan kewenangan Kristus. Sebab (atau oleh sebab ) ada tiga yang 

memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; 

dan ketiganya yaitu  satu. Jadi ayat 7 sangat tepat ditempatkan 

di sini, sebagai bukti dari keaslian kesaksian Roh. Ia pasti benar, 

atau bahkan kebenaran itu sendiri, sebab Ia bukan hanya saksi di 

sorga, melainkan juga bahkan satu (bukan hanya dalam kesaksi-

an, sebab malaikat juga bisa begitu, melainkan juga dalam keber-

adaan dan hakikat) dengan Bapa dan Firman. namun  di sini, 

1. Pembicaraan kita terhenti oleh perdebatan yang ada tentang 

keaslian ayat 7. Ada dugaan bahwa ayat itu tidak ada  

dalam banyak naskah Yunani kuno. Di sini kita tidak akan 

masuk ke dalam perdebatan itu. Tampaknya para ahli tidak 

sependapat tentang apa saja naskah-naskah yang memuat 

ayat 7 dan apa saja yang tidak. Mereka juga tidak memberi 

tahu kita secara memadai tentang integritas dan nilai dari 

naskah-naskah yang mereka teliti. Sebagian naskah mungkin 

memuat begitu banyak kesalahan, seperti naskah lama Kitab 

Suci dalam bahasa Yunani yang saya miliki penuh dengan 

begitu banyak ralat, sehingga orang berpikir tidak akan ada 

ahli yang mau mencari keterangan dengan membacanya. Te-

tapi biarlah para ahli naskah yang bijak yang mengurus 


 720

perkara itu. Ada beberapa dugaan yang masuk akal yang 

tampak mendukung teks dan pembacaan kita di sini. Seperti, 

(1) Jika kita memasukkan ayat 8, di tempat ayat 7, maka itu 

terlalu kelihatan seperti mengulangi apa yang sudah 

dimuat dalam ayat 6: Inilah Dia yang telah datang dengan 

air dan darah, bukan saja dengan air, namun  dengan air dan 

dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian. Dan 

ada tiga yang memberi kesaksian: Roh dan air dan darah. 

Susunan kalimat seperti itu tidak harus didahului oleh 

yang begitu mulia untuk memperkenalkan 

tiga saksi ini, seperti pembacaan kita di sini.  

(2) Sebagian orang mengamati bahwa banyak naskah mem-

baca anak kalimat pada teks itu (dalam ay. 8 – pen.), di 

atas bumi: Ada tiga yang memberi kesaksian di atas bumi. 

Nah, ini tampak memperlihatkan suatu pertentangan de-

ngan seorang saksi atau beberapa saksi di tempat lain, dan 

oleh sebab itu kita diberi tahu, oleh orang-orang yang me-

nentang teks itu, bahwa anak kalimat ini seharusnya 

dihilangkan dalam kebanyakan kitab yang tidak memuat 

ayat 7. namun  untuk alasan yang sama, itu juga harus 

dihilangkan dalam semua kitab. Ambil contoh ayat 6, Inilah 

Dia yang telah datang dengan air dan darah. Dan Rohlah 

yang memberi kesaksian, sebab  Roh yaitu  kebenaran. 

Sekarang tidak dapat ditambahkan dengan wajar dan pan-

tas, sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi, ke-

cuali kita menganggap bahwa Rasul Yohanes ingin mem-

beri tahu kita bahwa semua saksi yaitu  sama seperti sak-

si-saksi yang ada di bumi, padahal ia ingin meyakinkan 

kita bahwa ada satu saksi yang benar tanpa bisa keliru, 

atau bahkan saksi itu yaitu  kebenaran itu sendiri.  

(3) Diamati juga bahwa ada berbagai macam pembacaan bah-

kan dalam teks Yunani, seperti dalam ayat 7. Beberapa 

naskah membacanya hen eisi – yaitu  satu. Sebagian yang 

lain (setidaknya Alkitab Complutensia [Alkitab yang berisi 

Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani, Septuaginta, dan 

Targum – pen.]) membacanya eis to hen eisin – menjadi 

satu, atau sepakat di dalam satu. Dan dalam ayat 8 (dalam 

bagian yang dianggap harus dimasukkan), bukannya ter-

tulis en tē gē – di dalam bumi (yang umum digunakan), 

Surat 1 Yohanes 5:6-9 

 721 

Alkitab Complutensia memakai epi tēs gēs – di atas bumi, 

yang tampak menunjukkan bahwa terbitan itu bergantung 

pada suatu teks Yunani yang memiliki wewenang atau pe-

ngaruh, dan bukan hanya, seperti yang diinginkan sebagi-

an orang supaya kita percaya, pada kewenangan teks Latin 

kasar atau Thomas Aquinas, meskipun kesaksian Thomas 

Aquinas dapat ditambahkan ke situ. 

(4) Ayat ketujuh sangat selaras dengan gaya bahasa dan ajar-

an iman rasul kita, seperti,  

[1] Ia senang dengan gelar Bapa, entah dengannya ia me-

nyiratkan Tuhan  saja, atau pribadi ilahi yang dibedakan 

dari Sang Anak. Aku dan Bapa yaitu  satu. Namun Aku 

tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Aku akan 

minta kepada Bapa, dan Ia akan memberi  kepadamu 

seorang Penolong yang lain. Jikalau orang mengasihi 

dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang 

itu. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari 

Tuhan  Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa (2Yoh. 

1:3). Lalu,  

[2] Nama Firman diketahui sangat khas (kalau bukan ha-

nya) digunakan rasul ini. Seandainya teks itu dibuat 

oleh orang lain, akan lebih mudah dan jelas, berdasar-

kan rumusan baptisan, dan bahasa jemaat secara 

umum, untuk menggunakan nama Anak, dan bukan 

Firman. Seperti yang sudah diamati, Tertullian dan 

Siprianus menggunakan nama itu, bahkan saat  mereka 

merujuk pada ayat ini. Atau diajukan sebagai keberatan 

bahwa mereka tidak merujuk pada ayat ini, sebab  mere-

ka berbicara tentang Anak, bukan Firman. Namun ung-

kapan Siprianus tampak sangat jelas melalui kutipan 

dari Facundus sendiri. Quod Johannis apostoli testi-

monium beatus Cyprianus, Carthaginensis antistes et 

martyr, in epistolâ sive libro, quem de Trinitate scripsit, 

de Patre, Filio, et Spiritu sancto dictum intelligit; ait enim, 

Dicit Dominus, Ego et Pater unum sumus; et iterum de 

Patre, Filio, et Spiritu sancto scriptum est, Et hi tres unum 

sunt. – Siprianus yang terberkati, uskup dan martir dari 

Kartago, dalam surat atau kitab yang ditulisnya 

mengenai Tritunggal, memberi perhatian pada kesaksian 


 722

Rasul Yohanes yang berkaitan dengan Bapa, Anak, dan 

Roh Kudus. Sebab katanya, Tuhan berkata, Aku dan 

Bapa yaitu  satu. Dan lagi, tentang Bapa, Anak, dan 

Roh Kudus ada tertulis, dan ketiganya yaitu  satu. Nah, 

tidak ada tertulis di tempat lain bahwa ketiganya yaitu  

satu, selain dalam ayat 7. Maka besar kemungkinan 

bahwa Siprianus, entah dengan mengandalkan ingatan-

nya, atau lebih tepatnya ingin membicarakan perkara 

dibandingkan  kata-kata, orang dibandingkan  nama, atau me-

manggil orang dengan nama yang lebih biasa dipakai di 

dalam jemaat (baik dalam pembicaraan umum maupun 

dalam perdebatan), menyebut Pribadi yang kedua de-

ngan nama Anak, dan bukan Firman. Kalau ada orang 

yang bisa menerima khayalan Facundus ini, bahwa apa 

yang dimaksudkan Siprianus dengan Roh, air, dan 

darah yaitu  memang Bapa, Firman, dan Roh, yang 

dikatakan Yohanes sebagai satu, sebaiknya ia menik-

mati sendiri pendapatnya itu. Sebab, pertama, ia harus 

menganggap bahwa Siprianus tidak hanya mengubah 

semua nama, namun  juga urutan yang diberikan Rasul 

Yohanes. Sebab darah (Anak), yang ditempatkan di 

urutan kedua oleh Siprianus, ditempatkan terakhir oleh 

Rasul Yohanes. Dan, kedua, ia harus menganggap 

bahwa Siprianus berpikir bahwa apa yang dimaksudkan 

Rasul Yohanes dengan darah yang keluar dari lambung 

Sang Anak yaitu  Anak sendiri, yang dapat juga dilam-

bangkan dengan air – bahwa yang dimaksudkan Rasul 

Yohanes dengan air, yang juga keluar dari lambung 

Sang Anak, yaitu  Pribadi Roh Kudus – bahwa apa 

yang dimaksudkan Rasul Yohanes dengan Roh, yang 

dalam ayat 6 dikatakan sebagai kebenaran, dan di 

dalam Injil disebut sebagai Roh Kebenaran, yaitu  Pri-

badi Bapa, meskipun Dia tidak pernah disebut demi-

kian di tempat-tempat lain saat  disebutkan bersama-

sama dengan Anak dan Roh Kudus. Kita menuntut 

adanya bukti yang baik bahwa sang bapa gereja dari