di padang akan merobek mereka. Bukan saja
Tuhan akan menjadi seperti seekor singa dan macan tutul bagi mereka, namun
juga kiasan itu akan digenapi dalam arti yang sesungguhnya. Sebab binatang
buas yaitu salah satu dari empat hukuman yang berat-berat yang
dengannya Tuhan akan membinasakan umat yang menyulut murka-Nya (Yeh.
14:15). Nah, semuanya ini mengajar kita,
1. Bahwa kebaikan yang disalahgunakan akan berubah menjadi kekejaman
yang luar biasa. Orang-orang yang memandang rendah Tuhan dan
menghina Dia, saat Ia bagi mereka seperti seorang gembala yang
lembut dan penuh perhatian, akan mendapati bahwa Ia akan menjadi
seperti binatang pemangsa bahkan bagi kawanan domba-Nya sendiri.
Orang-orang yang untuk mereka Tuhan telah menaruh kesabaran yang
Kitab Hosea 13:1-4
593
besar dengan sia-sia, dan telah diundang-Nya dengan penuh kasih
sayang, kepada mereka Ia akan menunjukkan murka-Nya dan menjadikan
mereka sebagai benda-benda kemurkaan-Nya (Rm. 9:22). Patientia læsa fit
furor – Kesabaran yang diremehkan akan berubah menjadi kegeraman.
2. Bahwa penghakiman-penghakiman Tuhan , saat datang untuk
menjalankan perintah melawan orang-orang berdosa yang tidak mau
bertobat, tidak akan dapat dielakkan dan sangat mengerikan.
Penghakiman-penghakiman itu akan mengoyakkan dada mereka, akan
memenuhi jiwa dengan kekalutan, dan mencabik-cabiknya berkeping-
keping. Dan kita tidak sanggup bergulat dengannya sama seperti seekor
anak domba tidak bisa melawan seekor singa yang mengaum, sebab
siapakah yang mengenal kekuatan murka Tuhan ? sebab tahu apa artinya
takut akan Tuhan, maka marilah kita tergerak untuk berdamai dengan
Dia. Sebab apakah kita ini lebih kuat dibandingkan Dia?
Kebodohan Israel dan Janji Belas Kasihan
(13:9-15; 14:1)
9 Aku membinasakan engkau, hai Israel, siapakah yang dapat menolong engkau? 10 Di
mana gerangan rajamu, supaya diselamatkannya engkau, dan semua pemukamu, supaya
diberinya engkau keadilan, hai, engkau yang berkata: “Berilah kepadaku seorang raja dan
pemuka-pemuka!” 11 Aku memberi engkau seorang raja dalam murka-Ku dan
mengambilnya dalam gemas-Ku. 12 Kesalahan Efraim dibungkus, dosanya disimpan. 13
Sakit beranak mendahului kelahirannya, namun ia yaitu seorang anak yang tidak bijak-
sana; sebab tidak pada waktunya ia bergerak, bila waktunya tiba, ia tidak mau keluar dari
kandungan ibu. 14 Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan
Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di
manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? Mata-Ku tertutup bagi belas
kasihan. 15 Sekalipun ia tumbuh subur di antara rumput-rumput, maka angin timur, angin
TUHAN, akan datang, bertiup dari padang gurun, mengeringkan sumber-sumbernya dan
merusakkan mata-mata airnya; dirampasnya harta benda, segala barang yang indah-
indah. 14:1 Samaria harus mendapat hukuman, sebab ia memberontak terhadap Tuhan nya.
Mereka akan tewas oleh pedang, bayi-bayinya akan diremukkan, dan wanita -
wanita nya yang mengandung akan dibelah perutnya.
Ayat pertama dalam perikop ini (ay. 9) yaitu ringkasan atau inti sari dari
semua ayat yang lain, di mana kita mendapati,
1. Semua kesalahan yang mengakibatkan kehancuran Israel ditimpakan ke atas
diri mereka sendiri: Kebinasaanmu berasal dari sini hai Israel! Kebinasaanmu
berasal dari dan oleh dirimu sendiri. Atau “Engkau dibinasakan olehnya, hai
Israel! Yaitu, oleh semua dosa dan kebodohanmu yang telah didakwakan
kepadamu sebelumnya. Sama seperti kejahatanmu sendiri telah berulang kali
menghajar engkau, demikian pula sekarang pada akhirnya kejahatan itu
telah membinasakan engkau.” Perhatikanlah, orang-orang yang berdosa
594
dengan sengaja yaitu pembinasa diri sendiri. Kekerasan hati untuk tidak
mau bertobat yaitu pembunuh diri yang paling nyata. Orang-orang yang
dibinasakan oleh malaikat maut darahnya ditanggungkan atas kepala mereka
sendiri. Mereka telah membinasakan diri sendiri.
2. Segala kemuliaan dari kelepasan Israel dinyatakan berasal dari Tuhan : namun
pada-Kulah ada pertolonganmu (ay. 9, KJV). Yaitu,
(1) Bisa saja pertolongan mereka ada pada-Nya: “Aku mau menolong dan
menyembuhkanmu, namun engkau tidak mau disembuhkan dan ditolong.
Sebaliknya, engkau dengan keras kepala mempersiapkan kehancuranmu
sendiri.” Hal ini akan memperberat hukuman orang-orang berdosa,
bukan hanya bahwa mereka melakukan apa yang cenderung menghan-
curkan diri mereka sendiri, namun juga mereka menentang tawaran-
tawaran yang diberikan Tuhan kepada mereka dan cara-cara yang diam-
bil-Nya untuk mencegah kehancuran itu: Aku rindu mengumpulkan
mereka, namun mereka tidak mau. Mereka bisa saja ditolong dengan
mudah dan berhasil, namun mereka menjauhkan pertolongan itu dari
mereka. Bahkan,
(2) Mungkin saja pertolongan mereka ada pada-Nya: “Masalahmu memang
buruk, namun bukannya tanpa harapan. Engkau telah membinasakan diri
sendiri (ay. 9, KJV). namun datanglah kepada-Ku, maka Aku akan
menolongmu.” Ini merupakan papan yang dilempar jsesudah kapal karam.
Hal itu juga sangat mengagungkan bukan hanya kuasa Tuhan , bahwa Ia
dapat menolong saat segala sesuatu sudah menjadi teramat buruk,
dapat menolong orang-orang yang tidak dapat menolong diri sendiri,
melainkan juga kekayaan anugerah-Nya, bahwa Ia akan menolong orang-
orang yang telah membinasakan diri sendiri, dan sebab itu dengan
sepantasnya dibiarkan mengalami kebinasaan, bahwa Ia akan menolong
orang-orang yang telah lama menolak pertolongan-Nya. Dr. Pocock
memberi pembacaan dan pengertian yang berbeda untuk ayat ini:
“Hal ini telah membinasakan engkau, hai Israel, bahwa pada-Kulah ada
pertolonganmu. Menyalahgunakan kebaikan dan perkenanan Tuhan telah
membuatmu lancang menempuh jalan-jalan jahat yang telah menjadi
kehancuranmu.” Sekarang, dalam ayat-ayat selebihnya, kita dapat
melihat,
I. Bagaimana Israel membinasakan diri sendiri. Dikatakan (14:1) bahwa
mereka memberontak terhadap Tuhan , membelot dari sumpah setia mereka
terhadap-Nya, bersekutu dengan musuh-musuh-Nya, dan mengangkat
senjata melawan Dia. Dan hal inilah yang menghancurkan mereka, sebab
Kitab Hosea 13:1-4
595
tidak pernah ada orang yang berkeras melawan Tuhan dan tetap selamat.
Perhatikanlah, orang-orang yang memberontak melawan Tuhan
membinasakan diri sendiri, sebab mereka menjadikan Dia sebagai musuh
mereka, padahal mereka bukanlah tandingan yang sepadan untuk-Nya.
1. Mereka menimbun murka atas diri mereka pada hari murka dinyatakan,
dan dengan demikian mereka menghancurkan diri sendiri. Mereka
melakukan hal itu setiap hari, dan itu akan diingat melawan mereka
pada suatu hari (ay. 12): Kesalahan Efraim dibungkus, dosanya disimpan.
Tuhan memperhatikannya, mencatatnya, dan akan memperlihatkannya
kepada dia serta mengadakan perhitungan dengannya untuk itu di
kemudian hari. Dosa-dosa mereka pada masa lalu ikut berperan dalam
kehancuran mereka pada masa sekarang. Sebab dosa-dosa itu tersimpan
pada Tuhan (Ul. 32:34-35; Ayb. 14:17). Kesalahan itu tersimpan dengan
aman, dan tidak akan dilupakan, tidak pula bukti yang menentangnya
akan hilang. Sebaliknya, kesalahan itu tersimpan di tempat rahasia,
tersembunyi. Orang berdosa itu sendiri tidak menyadarinya. Kesalahan
itu diikatkan pada kemahatahuan Tuhan , dan pada hati nurani orang
berdosa itu sendiri. Perhatikanlah, dosa orang-orang berdosa tidak akan
dilupakan hingga dosa ini diampuni. Sebaliknya, disimpan
perhitungan yang tepat untuk itu, yang akan dibuka pada waktu yang
semestinya.
2. Mereka tidak bergegas untuk bertobat dan menolong diri sendiri saat
mendapat teguran-teguran ilahi. Mereka menghancurkan diri sendiri
sebab mereka tidak mau melakukan apa yang seharusnya mereka
lakukan demi keselamatan mereka (ay. 13).
(1) Mereka diseret ke dalam masalah dan kesusahan oleh dosa: Sakit
beranak mendahului kelahirannya (KJV: sakit beranak akan
dirasakannya). Mereka akan menderita sebab dosa, dan dengan
demikian dibuat merasakan kesakitan akibat dosa. Mereka akan
disiksa oleh kepedihan dan kesengsaraan sebab dosa, yang sangat
hebat dan berat, namun, seperti kesakitan seorang wanita yang
melahirkan, penuh harapan dan janji, dan dimaksudkan untuk men-
dapat kelepasan. Dan melalui semuanya ini, kendati Tuhan menghajar
mereka, Ia merancangkan kebaikan mereka. Mereka dihajar, agar
mereka tidak dibinasakan. namun ,
(2) Dengan semuanya ini mereka tidak tergerak sebagaimana mestinya
untuk melakukan pertobatan dan reformasi diri, yang akan membuat
penderitaan mereka berakhir dengan sukacita yang sejati: namun ia
596
yaitu seorang anak yang tidak bijaksana; sebab tidak pada
waktunya ia bergerak, seperti yang dilakukannya itu, di dalam
kandungan ibu. namun , bila waktunya tiba untuk lahir, ia harus
berusaha keluar dari kandungan ibu, supaya jangan sampai ia
tercekik dan gugur dalam kandungan pada akhirnya. Seandainya
anak yang akan dilahirkan ibunya itu mampu memahami
keadaannya sendiri, kita harus menganggapnya sebagai anak yang
tidak bijaksana jika ia memilih untuk tinggal lama di dalam
rahim. Sebab dia yang dipasung terbelenggu ingin segera dibebaskan,
supaya ia tidak turun mati ke liang kubur (Yes. 51:14). Perhatikanlah,
sudah sepantasnya orang dianggap sebagai pembinasa diri sendiri
jika mereka menangguhkan dan menunda pertobatan mereka,
yang hanya dengannya mereka dapat menolong diri mereka sendiri.
Orang-orang yang terancam bahaya mengalami keguguran dalam
pertobatan yaitu mereka yang menundanya, dan yang tidak mau
berusaha bergegas melakukannya dan menuntaskannya.
3. Itulah mengapa mereka dibinasakan, sebab mereka telah melakukan
apa yang pasti akan mendatangkan kehancuran bagi mereka dan
mengabaikan apa yang akan menjadi satu-satunya pertolongan bagi
mereka. Inilah gambaran yang menyedihkan tentang kehancuran yang
telah ditetapkan bagi mereka (ay. 15, 14:1). Di sini diterima begitu saja
bahwa Efraim tumbuh subur di antara anak-anaknya. Nama Efraim
berarti kesuburan. Ia tumbuh subur dalam hal kelimpahan hasil
negerinya dan banyaknya jumlah penduduknya. Efraim yaitu suku
yang selain kaya juga berjumlah banyak, sebagaimana yang telah
dinubuatkan tentangnya. Namun dosa mengubah suku yang subur ini
menjadi tandus. Yusuf yaitu seperti pohon buah-buahan yang muda,
namun sebab dosa suku ini menjadi layu. Alat yang dipakai bagi
kehancuran Efraim yaitu angin timur, yang melambangkan seorang
musuh asing yang akan menyerangnya. Angin itu disebut angin TUHAN,
bukan hanya sebab angin itu akan menjadi angin yang sangat hebat dan
kuat, melainkan juga sebab angin itu akan dikirim oleh pimpinan ilahi.
Angin itu akan datang dari TUHAN, dan melakukan apa saja yang
diperintahkan-Nya. Dan lihatlah apa dampak yang ditimbulkannya
terhadap suku yang tumbuh subur itu, betapa besar kehancuran yang
akan ditimbulkan oleh perang.
(1) Adakah Efraim suku yang kaya? Musuh asing akan membuatnya
sangat miskin. Angin TUHAN ini akan bertiup dari padang gurun,
Kitab Hosea 13:1-4
597
angin yang keras dan kencang, yang akan mengeringkan sumber-
sumber dan merusakkan mata-mata air yang mengairi pohon ini, dan
akan menguras habis sumber-sumber kekayaannya. Penyerang akan
memorak-porandakan negeri dan dengan demikian memiskinkan
para petani, akan memboikot perdagangan dan perniagaan, dan
dengan demikian memiskinkan para pedagang. Dan janganlah orang-
orang besar, yang kekayaannya terletak pada perabot mewah
mereka, berpikir bahwa mereka akan diluputkan dari hukuman,
sebab penyerang itu akan merampas harta benda dan segala barang
yang indah-indah. Lihatlah kebodohan orang-orang yang
mengumpulkan harta mereka di bumi, yang menyimpannya di dalam
barang yang indah-indah (perabot-perabot yang didambakan, demi-
kian kata yang digunakan), yang padanya hati mereka terpatri dan
yang di dalamnya mereka menempatkan penghiburan dan kepuasan
mereka. Ini yaitu harta yang dapat dirampas, dan yang akan dijarah
dari mereka. Ngengat dan karat dapat merusakkannya, dan pencuri
atau tentara perang dapat mencuri dan membawanya pergi. namun
bijaksana dan berbahagialah orang-orang yang mengumpulkan harta
mereka di sorga, dan di dalam perkara-perkara yang menyenangkan
dari alam itu, yang tidak dapat dirampas, dan yang tidak dapat
dilucuti dari mereka. Berbahagialah mereka itu senantiasa, dan
sebab nya sungguh-sungguh bijaksana.
(2) Adakah suku Efraim padat penduduknya dan banyak jumlahnya?
Musuh akan mengurangi kepadatan penduduknya dan menyisakan
sedikit orang saja: Samaria akan menjadi sunyi sepi (14:1, KJV), tanpa
penduduk.
[1] Orang-orang yang merupakan penjaga dan sukacita bagi
angkatan sekarang akan dibinasakan. Orang-orang yang
memegang senjata akan menyandangnya dengan percuma, sebab
mereka akan tewas oleh pedang, sehingga tidak ada seorang pun
yang maju melawan kegeraman sang penakluk, atau mengurus
masalah-masalah umum dan keluarga sendiri.
[2] Akan dibinasakan pula orang-orang yang merupakan benih dan
pengharapan bagi angkatan yang akan datang, yang seharusnya
bangkit menggantikan orang-orang yang tewas oleh pedang.
Seluruh bangsa itu harus dibabat habis, dan sebab itu bayi-
bayinya akan diremukkan, dengan cara yang paling kejam dan
biadab. Dan, yang bisa dibilang lebih tidak manusiawi lagi,
wanita -wanita yang mengandung akan dibelah perutnya.
598
Demikianlah kemuliaan Samaria terbang sejak lahir, dan sejak
dari kandungan (9:11; 10:14). Lihatlah contoh-contoh dari
kekejaman ini (2Raj. 8:12; 15:16; Am. 1:13).
II. Sekarang mari kita lihat bagaimana Tuhan menjadi penolong bagi umat yang
membinasakan diri sendiri ini, bagaimana Ia menjadi satu-satunya penolong
mereka (ay. 10, KJV): Aku akan menjadi rajamu, untuk memerintah dan
menyelamatkanmu. Kendati mereka telah menolak untuk menjadi warga-
Nya dan telah memberontak melawan Dia, namun Ia akan tetap menjadi Raja
mereka dan tidak akan menelantarkan mereka. Pekerjaan dan urusan
seorang raja yang baik yaitu menjaga rakyat-Nya, bukan hanya dari ke-
hancuran oleh musuh-musuh luar, namun juga dari menghancurkan diri
sendiri dan satu sama lain. Demikianlah Tuhan akan tetap menjadi Raja Israel,
sebagaimana Ia dahulu yaitu raja mereka. Perhatikanlah, keadaan kita akan
benar-benar menyedihkan seandainya Tuhan tidak memperlakukan kita
dengan lebih baik dibandingkan kita memperlakukan diri kita sendiri.
1. Tuhan akan menjadi Raja mereka saat mereka tidak memiliki raja lain.
Ia akan melindungi dan menyelamatkan mereka saat orang-orang
yang seharusnya menjadi pelindung dan penyelamat mereka telah
dibinasakan dan lenyap: Aku akan menjadi dia (demikian ay. 10 bisa
dibaca), dia yang akan menolongmu. “Di mana gerangan rajamu, supaya
diselamatkannya engkau di semua kotamu, supaya ia bisa maju memim-
pin di depanmu, dan bertempur bagimu, saat kota-kotamu diserang
oleh pasukan asing, dan supaya ia bisa meredam perseteruan yang lebih
berbahaya di antara wargamu sendiri? Di mana semua pemukamu, yang
dengan menegakkan keadilan umum seharusnya menjaga kedamaian
umum? Sebab keadilan dan damai sejahteralah yang akan bercium-
ciuman. Di mana semua pemukamu yang begitu engkau dambakan dan
menjadi tempat engkau bergantung, yang tentang mereka engkau ber-
kata, berilah kepadaku seorang raja dan pemuka-pemuka? Perkataan ini
merujuk,
(1) Kepada keinginan yang bodoh dan jahat yang dimiliki oleh seluruh
bangsa Israel akan suatu pemerintahan kerajaan, jsesudah lelah
dengan pemerintahan berdasar ketuhanan, atau pemerintahan
ilahi, yang telah memimpin mereka selama zaman hakim-hakim,
sebab pemerintahan itu tampak terlalu hina bagi mereka. Mereka
telah menolak Samuel, dan di dalam dirinya mereka menolak
Kitab Hosea 13:1-4
599
TUHAN, saat mereka berkata, berikanlah kepada kami seorang raja
seperti bangsa-bangsa lain, padahal TUHAN yaitu Raja mereka.
(2) Kepada keinginan yang dimiliki oleh sepuluh suku akan sebuah
kerajaan yang berbeda dari pemerintahan keluarga Daud, sebab
mereka berpikir bahwa pemerintahan raja Daud terlalu semena-
mena dan terlalu keras terhadap mereka, dan mereka berharap
untuk memperbaiki keadaan mereka dengan mengangkat Yerobeam.
Kedua-duanya yaitu contoh,
[1] Tentang kegegabahan manusia dalam bertindak bagi dirinya
sendiri. saat mereka tidak senang dengan keadaan mereka
pada saat ini, mereka menginginkan hal yang baru, dan mencoba
memperbaiki keadaan mereka dengan mengadakan suatu
perubahan. namun mereka biasanya menjadi kecewa, dan tidak
mendapatkan keuntungan yang mereka harap-harapkan di
dalam perubahan ini .
[2] Tentang kedurhakaan manusia terhadap Tuhan , dalam mencoba
memperbaiki dan mengubah ketetapan-ketetapan-Nya. Tuhan
telah memberi Israel hakim-hakim dan nabi-nabi sebagai
pembimbing mereka. namun mereka muak dengan para hakim
dan nabi itu, dan berseru, berilah kami seorang raja dan pemuka-
pemuka. Tuhan telah memberi mereka keluarga Daud, dan mene-
gakkannya melalui kovenan kerajaan. namun mereka segera
muak dengannya pula, dan berseru, kita tidak memperoleh
bagian dari pada Daud. Sungguh menghancurkan diri sendiri
orang-orang yang tidak senang dengan apa yang diperbuat Tuhan
bagi mereka, namun berpikir bahwa mereka dapat berbuat lebih
baik bagi diri mereka sendiri. Nah, dalam kedua permintaan ini,
Penyelenggaraan ilahi menuruti keinginan mereka, dengan
memberi mereka Saul sebagai yang pertama kalinya, dan
kemudian Yerobeam. Dan adakah mereka menjadi lebih baik
oleh kedua raja ini ? Saul diberikan dalam murka (diberi-
kan dalam guruh, 1Sam. 12:18-19) dan segera jsesudah nya diambil
dalam gemas, di gunung Gilboa. Pemerintahan raja-raja dari
sepuluh suku diberikan dalam murka, bukan hanya terhadap
Salomo sebab kelemahannya, namun juga terhadap sepuluh suku
yang menginginkannya, sebab ketidakpuasan dan ketidak-
senangan mereka kepada keluarga Daud. Dan Tuhan sekarang
hendak mengambilnya dalam murka melalui kekuatan raja
Asyur. Maka, di mana gerangan rajamu? Ia telah pergi, dan
600
engkau akan diam dalam waktu yang lama dengan tidak ada raja,
tiada pemimpin (3:4), tidak ada siapa-siapa untuk menyelamat-
kanmu, tidak ada siapa-siapa untuk memerintahmu.
Perhatikanlah,
Pertama, Tuhan sering kali memberi dalam murka apa
yang kita inginkan dengan berdosa dan di luar batas,
memberi nya dengan kutuk, dan bersama dengan kutuk itu
menyerahkan kita kepada hawa nafsu kita sendiri. Dengan cara
seperti itu pula Ia memberi burung puyuh kepada Israel.
Kedua, apa yang kita inginkan di luar batas biasanya akan
mengecewakan kita, dan tidak dapat menyelamatkan kita,
seperti yang kita harapkan.
Ketiga, apa yang diberikan Tuhan dalam murka akan diambil-
Nya dalam gemas. Apa yang diberikan Tuhan sebab kita tidak
menginginkannya dengan baik, akan diambil-Nya sebab kita
tidak menggunakannya dengan baik. Sudah menjadi kebahagiaan
orang-orang kudus bahwa, entah Tuhan memberi atau
mengambil, semuanya dilakukan di dalam kasih, dan hal itu
memberi mereka bahan pujian. Bagi orang suci semuanya suci.
Sudah menjadi kesengsaraan orang fasik bahwa, entah Tuhan
memberi atau mengambil, semuanya dilakukan dalam murka.
Bagi mereka tidak ada yang suci, tidak ada yang menghibur.
2. Tuhan akan berbuat bagi mereka apa yang tidak dapat diperbuat oleh raja
lain seandainya mereka memilikinya (ay. 14): Akan Kubebaskan mereka
dari kuasa dunia orang mati. Kendati Israel menurut daging dibiarkan
menemui kehancuran, Tuhan menyediakan belas kasihan bagi Israel
rohani milik-Nya, yang di dalam diri mereka semua janji itu akan
digenapi, dan antara lain janji ini. Sebab kepada merekalah Rasul Paulus
menerapkan janji ini (1Kor. 15:55), dan khususnya kepada kebangkitan
orang-orang percaya yang penuh berkat pada hari penghakiman, namun
tanpa mengecualikan kebangkitan rohani mereka dari kematian dosa
pada kehidupan yang kudus, sorgawi, rohani dan ilahi. Dijanjikan,
(1) Bahwa para tawanan akan dilepaskan, akan dibebaskan dari kuasa
dunia orang mati. Pembebasan mereka akan terjadi melalui tebusan.
Dan kita tahu siapa yang telah membayar tebusan mereka, dan apa
tebusan itu, sebab Anak Manusialah yang memberi nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang (Mat. 20:28). Dialah yang mene-
bus mereka seperti itu. Orang-orang yang, saat bertobat dan
Kitab Hosea 13:1-4
601
percaya, melalui kuasa kebenaran Kristus, dibebaskan dari
kesalahan dosa dan diselamatkan dari kematian dan neraka, yang
merupakan upah dosa, mereka itulah orang-orang tebusan
TUHAN yang pada hari penghakiman akan dibangkitkan dari kubur
dalam kemenangan. Dan mustahil bagi alam maut untuk menahan
mereka sebagaimana alam itu tidak dapat menahan Tuhan mereka.
(2) Bahwa sang penakluk akan dibinasakan: Di manakah penyakit
samparmu, hai maut (KJV: Aku akan menjadi tulah bagimu, hai maut!).
Yesus Kristus yaitu tulah dan kehancuran bagi maut dan dunia
orang mati saat oleh kematian Ia memusnahkan dia yang berkuasa
atas maut, dan saat dalam kebangkitan-Nya sendiri Ia telah
menang atas kubur. namun kehancuran maut dan dunia orang mati
secara menyeluruh akan terjadi pada kebangkitan orang-orang
percaya pada hari penghakiman, saat kematian akan ditelan untuk
selamanya dalam kemenangan, dan itulah musuh terakhir yang akan
dibinasakan. namun kata yang diterjemahkan (KJV) Aku akan, dapat
juga diartikan ubi nunc – di manakah sekarang tulah-tulahmu? Dan
demikianlah Rasul Paulus mengartikannya: ‘Hai maut! Di manakah
tulahmu, atau sengatmu, yang dengannya engkau telah begitu lama
menyusahkan dunia? Hai dunia orang mati, di manakah
kemenanganmu, atau kebinasaanmu, yang dengannya engkau telah
membinasakan umat manusia?” Kristus telah melenyapkan
kematian, telah mematahkan kuasanya dan mengubah hakikatnya,
dan dengan demikian memampukan kita untuk menang atasnya.
Janji ini telah dibuat-Nya dan akan digenapi bagi semua orang yang
menjadi milik-Nya. Sebab mata-Nya tertutup bagi belas kasihan. Ia
tidak akan pernah mencabut kembali hukuman yang telah
dijatuhkan atas maut dan dunia orang mati ini, sebab Ia bukanlah
manusia sehingga Ia menyesal. Oleh sebab itu, syukur kepada Tuhan
yang memberi kita kemenangan.
PASAL 14
lunan nada dalam pasal ini berbeda dengan alunan nada dalam pasal-pasal
terdahulu. Pasal-pasal sebelumnya secara umum berisi teguran atas dosa
dan ancaman kemurkaan, sedangkan pasal ini berisi imbauan untuk bertobat
serta janji-janji belas kasihan. Dan dengan imbauan serta janji inilah Nabi Hosea
mengakhiri tulisannya, sebab seluruh kecaman dan kengerian yang telah
disampaikannya sebelumnya bertujuan untuk mempersiapkan dan membuka
jalan bagi imbauan dan janji ini. Tuhan melukai supaya dapat menyembuhkan.
Roh Kudus menginsafkan agar Dia dapat menghibur. Pasal ini merupakan
pelajaran bagi orang-orang yang bertobat, dan masih ada sejumlah orang seperti
itu di Israel pada masa itu, sekalipun segala sesuatunya sedang buruk. Dalam
pasal ini kita dapati,
I. Petunjuk untuk bertobat, apa yang harus dilakukan dan harus
diucapkan (ay. 2-4).
II. Dorongan untuk bertobat yang bersumber pada kesediaan Tuhan untuk
menerima orang-orang berdosa yang ingin kembali (ay. 5, 9), serta
penghiburan yang disediakan-Nya bagi mereka (ay. 6-8).
III. Ajakan yang khidmat untuk merenungkan semuanya itu dengan
sungguh-sungguh (ay. 10).
Dorongan bagi Orang yang Mau Bertobat
(14:2-4)
2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Tuhan mu, sebab engkau telah tergelincir sebab
kesalahanmu. 3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN!
katakanlah kepada-Nya: “Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang
baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. 4 Asyur tidak dapat
menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata
Ada perbedaan pembagian perikop antara LAI dan KJV. Pasal 14:1 versi KJV dijumpai pada pasal
14:2 pada versi LAI.
A
606
lagi: Ya, Tuhan kami! kepada buatan tangan kami. sebab Engkau menyayangi anak yatim.”
Dalam ayat-ayat di atas kita membaca,
I. Ajakan yang ramah bagi orang berdosa untuk bertobat (ay. 2). Ajakan itu
ditujukan kepada Israel, yang mengaku sebagai umat Tuhan . Mereka dipanggil
untuk bertobat. Perhatikanlah, pertobatan harus diserukan bahkan kepada
orang-orang yang termasuk dalam jemaat Tuhan , seperti juga kepada orang-
orang kafir. “Engkau yaitu Israel, dan sebab itu engkau terikat kepada
Tuhan mu dalam hal kewajiban, rasa terima kasih, dan kepentingan. Pembe-
rontakanmu terhadap-Nya itu lebih dari kekejian, dan kembalinya engkau
kepada-Nya lebih dari keharusan.” Hendaklah Israel melihat,
1. Apa yang telah mereka perbuat sehingga mereka perlu bertobat.
“Engkau telah tergelincir sebab kesalahanmu.” Engkau telah tersandung,
demikian sebagian penafsir membacanya. Berhala-berhala merekalah
yang menjadi batu sandungan mereka. “Engkau telah tergelincir dari
Tuhan ke dalam dosa, tergelincir dari segala yang baik, jatuh tertimpa
beban kesalahan dan kutuk.” Perhatikanlah, dosa yaitu suatu kejatuh-
an, dan setiap orang yang telah jatuh sebab dosa harus bangkit kembali
dengan pertobatan.
2. Apa yang perlu mereka lakukan dalam pertobatan. “Bertobatlah kepada
TUHAN, Tuhan mu. Kembalilah kepada-Nya, sebagai Tuhan tempatmu
bergantung, sebagai Tuhan mu, yang engkau miliki dalam ikatan kovenan,
yang di dalam-Nya engkau mendapat bagian.” Perhatikanlah, setiap
orang yang telah membangkang terhadap Tuhan sangat berkepentingan
untuk bertobat kepada-Nya, dan dengan demikian melakukan lagi apa
yang semula mereka lakukan. “Kembalilah kepada Tuhan yang dari-Nya
engkau telah tergelincir, dan yang satu-satunya mampu mengangkatmu.
Kembalilah bahkan kepada Tuhan, atau pulanglah kepada Tuhan. Jangan
hanya memandang kepada-Nya, atau mendekat beberapa langkah saja,
namun kembalilah sepenuhnya.” Ada pepatah Yahudi kuno yang di-
dasarkan pada ayat ini, bunyinya, “Pertobatan itu hal yang luar biasa,
sebab mengangkat manusia sampai ke takhta kemuliaan.”
II. Petunjuk-petunjuk penting yang diberikan kepada mereka tentang
bagaimana harus bertobat.
1. Mereka harus memikirkan apa yang harus mereka katakan kepada Tuhan
saat datang kepada-Nya. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan.
Mereka dituntut untuk membawa, bukan korban dan persembahan,
melainkan doa penyesalan dan permohonan, ucapan bibir, namun bukan
Kitab Hosea 14:2-4
607
dari bibir belaka, melainkan dari hati, sebab kalau tidak, kata-kata itu ha-
nyalah omong kosong. Salah seorang rabi Yahudi menuturkan, “Perka-
taan itu haruslah sesuatu yang mula-mula keluar dari dalam batin. Apa
yang diucapkan lidah harus lahir dari hati.” Kita harus membawa serta
kata-kata yang baik, dengan cara menjaga pikiran dan perasaan yang
baik. Verbaque prævisam rem non invita sequentur – orang yang
menguasai suatu pokok masalah biasanya tidak pernah kehilangan kata-
kata. Perhatikanlah, saat datang kepada Tuhan , kita harus memikirkan
apa yang hendak kita katakan kepada-Nya. Jika kita datang tanpa keper-
luan, kemungkinan besar kita pun pulang tanpa mendapat jawaban. Apa
yang akan kami katakan? (Ezr. 9:10). Kita harus membawa serta kata-
kata dari Kitab Suci, menerimanya dari Roh anugerah dan permohonan,
yang mengajar kita berseru, “Ya Abba, ya Bapa,” dan yang bersyafaat
dalam diri kita.
2. Mereka harus memikirkan apa yang harus mereka lakukan. Mereka tidak
hanya harus membawa serta kata-kata, namun juga harus bertobat
kepada TUHAN, baik secara batiniah dalam hati mereka maupun secara
lahiriah dalam kehidupan mereka.
III. Untuk menolong serta mendorong mereka dalam bertobat, Tuhan berkenan
menaruh perkataan ke dalam mulut mereka, untuk mengajar mereka apa
yang perlu mereka ucapkan. Kita tentu dapat berharap akan diterima oleh
Tuhan , bila Dia sendiri telah memerintahkan supaya permohonan kita
disusun dan dipersiapkan dengan baik, dan Roh-Nya sendiri telah meng-
gubahnya bagi kita. Dan tidak diragukan lagi bahwa kita akan berhasil bila
perasaan dalam jiwa kita sejalan dengan perkataan yang diajarkan kepada
kita di sini. Perkataan itu berupa,
1. Kata-kata permohonan. Di sini diajarkan dua hal untuk kita mohonkan:
(1) Agar dibebaskan dari kesalahan. saat kembali kepada Tuhan, kita
harus berkata kepada-Nya, “Ya Tuhan, ampunilah segala kesalahan.”
Umat Israel saat itu sedang menderita sebab dosa, tertekan oleh
beban kepedihan, namun mereka diajar untuk berdoa, “Jauhkanlah
dosa ini,” bukan seperti doa Firaun, “Jauhkanlah bahaya maut ini.”
Perhatikanlah, saat dilanda kesusahan, kita harus lebih me-
mikirkan pengampunan dosa-dosa kita dibandingkan kelepasan dari
masalah kita. “Ampunilah segala kesalahan, angkatlah segala
kesalahan itu, sebab kesalahan itu seperti beban yang hampir
menenggelamkan kami, atau seperti batu sandungan yang sering
608
membuat kami jatuh. Ya Tuhan, jauhkanlah kesalahan itu, supaya
jangan ia muncul melawan kami, untuk mempermalukan dan
mengutuk kami. Singkirkanlah semuanya dengan pengampunan
yang penuh dan cuma-cuma, sebab sesungguhnya kami tidak dapat
menghilangkannya sedikit pun dengan penebusan kami sendiri.”
saat Tuhan mengampuni dosa, Dia mengampuni seluruhnya, utang
besar itu. Dan saat kita berdoa meminta dijauhkan dari dosa, kita
harus berdoa supaya dijauhkan dari semua dosa tanpa kecuali.
(2) Agar diterima sebagai orang benar di hadapan Tuhan . “Terimalah
kami dengan penuh rahmat (ay. 3, KJV). Biarlah kami mendapatkan
perkenanan dan kasih-Mu, dan berilah perhatian-Mu kepada kami
dan perbuatan kami. Terimalah doa kami dengan penuh rahmat,
berkenanlah kepada pekerjaan baik yang kami lakukan sebab
dimampukan oleh anugerah-Mu.” Ambillah yang baik (demikian kata
yang dipakai). Ambillah yang baik untuk dikaruniakan kepada kami,
demikian dalam terjemahan yang agak luas – berilah yang baik.
Permohonan ini mengikuti permohonan sebelumnya untuk
menyingkirkan segala kesalahan. Sebab, sebelum kesalahan kita
disingkirkan, tidak ada alasan sama sekali untuk mengharapkan
kebaikan apa pun dari Tuhan . namun jsesudah dosa dijauhkan,
terbukalah jalan untuk menganugerahkan yang baik removendo
prohibens – dengan menyingkirkan apa yang menjadi penghalang.
Berilah yang baik. Mereka tidak mengatakan kebaikan apa itu, namun
menyerahkan diri kepada Tuhan . Kebaikan itu bukanlah yang
diperlihatkan oleh dunia (Mzm. 4:7), melainkan yang diberikan oleh
Tuhan . “Berilah yang baik, kebaikan yang telah hilang dari kami,
kebaikan yang telah Engkau janjikan, dan yang diperlukan bagi
keadaan kami.” Perhatikanlah, saat kita berbalik kepada Tuhan , yang
harus kita dambakan dan doakan dengan sungguh-sungguh ialah pe-
nerimaan Tuhan dengan penuh rahmat serta buah dan tanda dari
penerimaan itu. “Berilah yang baik, kebaikan yang akan membuat
kami menjadi baik dan mencegah kami kembali lagi kepada
kesalahan.”
2. Kata-kata janji. Kata-kata ini juga ditaruh ke dalam mulut mereka, bukan
untuk membuat Tuhan tergerak, atau membuat-Nya bersedia
menunjukkan belas kasihan kepada mereka, melainkan untuk membuat
diri mereka sendiri tergerak dan bersedia untuk kembali melaksanakan
kewajiban mereka. Perhatikanlah, doa-doa kita memohon ampunan dan
perkenanan Tuhan haruslah senantiasa disertai dengan niat yang tulus
Kitab Hosea 14:2-4
609
dan janji untuk kembali berlaku taat. Ada dua hal yang harus mereka
janjikan dan nazarkan:
(1) Ucapan syukur. “Ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah kami,
maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.” Ucapan bibir
kami (demikian dalam Septuaginta), kata ini juga dipakai untuk
korban bakaran, dan dengan demikian sesuai dengan bahasa Ibrani.
Sang rasul mengutip kata-kata ini (Ibr. 13:15) dan memaknai ucapan
bibir sebagai korban syukur kepada Tuhan , yang memuliakan nama-
Nya. Perhatikanlah, pujian dan ucapan syukur merupakan korban
rohani kita, dan jika lahir dari hati yang lurus, akan menyukakan
Tuhan lebih baik dari pada sapi jantan atau lembu jantan (Mzm. 69:31-
32). Selain itu, rasa diampuni dan diterima oleh Tuhan akan
melapangkan hati kita dalam puji-pujian dan ucapan syukur. Orang
yang diterima dengan penuh rahmat boleh dan harus
mempersembahkan ucapan bibir mereka. Itu memang balasan yang
tidak setimpal atas rahmat-rahmat besar yang mereka terima, namun
jika diberikan dengan tulus hati, lebih berkenan kepada Tuhan
dibandingkan sekandang anak lembu jantan.
(2) Perubahan hidup. Umat Israel diajar untuk berjanji, bukan hanya
membuat pengakuan dengan kata-kata, namun juga mereformasi diri
secara nyata. Dan di sini kita diajar,
[1] Bahwa dalam pertobatan kita kepada Tuhan , kita harus mengucap
kovenan untuk melawan dosa. Jangan berharap bahwa Tuhan
akan menyingkirkan dosa kita dengan mengampuninya, jika kita
sendiri tidak menyingkirkannya dengan meninggalkannya.
[2] Bahwa dalam kovenan dan tekad kita untuk melawan dosa, kita
harus menyebutkannya secara rinci, seperti yang harus kita
lakukan dalam pengakuan dosa, sebab kebohongan biasanya
ada pada hal-hal yang tidak rinci.
[3] Mengucap kovenan secara khusus dan tegas untuk meninggalkan
dosa-dosa yang paling menguasai kita, yang paling mudah
merintangi kita, dan yang paling sering mengalahkan kita. Kita
harus menjaga diri, dan sebab itu membentengi diri terhadap
kesalahan kita sendiri (Mzm. 18:24). Dosalah yang di sini mereka
mengucapkan kovenan untuk mereka tinggalkan, dan dengan
demikian yang mereka akui bahwa mereka telah bersalah
atasnya, yaitu memberi kepada yang lain kemuliaan yang
sepatutnya diberikan kepada Tuhan saja. Berikut ini hal-hal yang
610
mereka janjikan tidak akan pernah mereka lakukan lagi.
Pertama, mengandalkan makhluk ciptaan, padahal seharusnya
mereka mengandalkan Tuhan saja. Mereka tidak akan lagi percaya
kepada sekutu-sekutu mereka dari bangsa lain: Asyur tidak dapat
menyelamatkan kami. “Kami tidak akan meminta bantuan
kepada orang Asyur saat menghadapi kesusahan, seperti yang
telah kami lakukan sebelumnya (5:13; 7:11; 8:9). Kami tidak
akan mengadakan perjanjian demi mendapat bantuan mereka,
tidak pula akan mengandalkan bantuan itu, atau bergantung
padanya. sebab ada Tuhan yang dapat kami datangi, Tuhan yang
Maha mencukupi yang dapat kami andalkan, maka kami tidak
sudi berutang budi kepada orang Asyur atas pertolongan
mereka.” Mereka tidak akan lagi percaya pada perlengkapan
perang mereka di negeri sendiri, terutama yang dilarang untuk
diperbanyak: “Kami tidak mau mengendarai kuda, artinya, kami
tidak mau datang meminta dukungan dari Mesir,” sebab dari
sanalah mereka memasok kuda mereka (Ul. 17:16; Yes. 30:16;
31:1, 3). “saat musuh menyerbu, kami akan mengandalkan
Tuhan untuk menolong bala tentara kami, dan kami tidak akan
berusaha menaikkan kembali pasukan berkuda kami ke atas
kuda-kuda mereka.” Atau, “Kami tidak mau terburu-buru
menunggang kuda, berlari dari satu makhluk ciptaan kepada
makhluk ciptaan lain untuk mencari pertolongan. Kami hanya
akan menempuh jalan terdekat, dan satu-satunya jalan yang pasti,
dengan membawa diri kami kepada Tuhan ” (Yes. 20:5).
Perhatikanlah, pertobatan sejati membuat kita berhenti
mengandalkan tangan manusia dan membawa kita bergantung
pada Tuhan saja untuk semua hal baik yang kita perlukan. Kedua,
mereka juga tidak akan memberi kepada makhluk ciptaan
penghormatan yang sepatutnya diberikan kepada Tuhan saja.
Kami tidak akan berkata lagi: Ya, Tuhan kami! kepada buatan
tangan kami. Umat Israel harus berjanji untuk tidak pernah
menyembah berhala lagi, dan untuk alasan yang baik, sebab
berdoa kepada buatan tangan sendiri yang kita anggap sebagai
Tuhan yaitu tindakan paling konyol dan tidak masuk akal di
dunia. Kita harus berjanji untuk tidak melekatkan hati pada
kenikmatan-kenikmatan dunia, tidak pula memegahkan diri
dalam ibadah-ibadah kita secara lahiriah, sebab hal itu pada
Kitab Hosea 14:2-4
611
dasarnya sama saja dengan berkata kepada buatan tangan kita,
“Ya Tuhan kami.”
3. Kata-kata seruan ditaruh ke dalam mulut mereka di sini: sebab Engkau
menyayangi anak yatim. Kita harus mendapat dorongan dalam berdoa
bukan sebab jasa apa pun yang didapati Tuhan dalam diri kita,
melainkan semata-mata sebab belas kasihan yang kita harap akan kita
dapati pada Tuhan . Ayat ini dengan sendirinya mengandung kebenaran
yang luhur, bahwa Tuhan memperhatikan anak-anak yatim secara khusus
(Mzm. 68:6-7). Demikianlah yang telah diperbuat-Nya dalam Taurat-Nya
(Kel. 22:22), dan yang masih diperbuat-Nya dalam penyelenggaraan-Nya
(Mzm. 27:10). Menolong orang-orang yang tidak memiliki penolong
yaitu hak istimewa Tuhan . Pada-Nya ada belas kasihan bagi orang-orang
seperti itu, sebab mereka pantas memperoleh belas kasihan. Pada-Nya
mereka mendapatkan belas kasihan itu. Di dalam diri-Nyalah tersimpan
belas kasihan bagi mereka, dan di sanalah mereka harus mencarinya.
Carilah, maka kamu akan mendapat. Perkataan tadi disampaikan di sini
sebagai seruan yang baik untuk memohon belas kasihan dan anugerah,
serta seruan yang menguatkan iman mereka.
(1) Mereka menyerukan susahnya keadaan mereka: “Kami bagaikan
anak-anak yatim tanpa pertolongan.” Orang yang benar-benar
menyadari ketidakberdayaan mereka sendiri dan mau mengakuinya,
dapat berharap akan mendapatkan pertolongan di dalam Tuhan . Ini
merupakan langkah baik menuju penghiburan. “Saat kita masih
belum berani memanggil Tuhan sebagai Bapa, kita bisa memandang
diri kita sebagai anak yatim tanpa-Nya, dan sebab itu membiarkan
diri kita tersungkur di kaki-Nya, agar Dia memandang kita dengan
belas kasihan.”
(2) Mereka menyerukan kasih sayang Tuhan yang biasa ditunjukkan-Nya
kepada orang-orang yang tidak berdaya seperti itu dalam keadaan
tanpa penolong: Pada-Mu anak-anak yatim tidak hanya bisa
mendapatkan, namun juga benar-benar mendapatkan, dan akan
mendapatkan, kasih sayang. Sungguh menguatkan iman dan
pengharapan kita, saat kita berbalik kepada Tuhan , bahwa
kemuliaan-Nya ialah menjadi Bapa bagi yang tidak memiliki bapa
dan penolong bagi yang tidak memiliki penolong.
612
Jaminan Rahmat; Pertobatan Efraim
(14:5-8)
5 Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan
sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.
6 Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan
akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. 7 Ranting-rantingnya akan
merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di
Libanon. 8 Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti
gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti
anggur Libanon.
Dalam perikop ini kita mendapati jawaban damai sejahtera atas doa-doa orang
Israel yang bertobat. Mereka mencari wajah Tuhan , maka mereka tidak akan
mencari dengan sia-sia. Tuhan pasti akan menjumpai dengan belas kasih-Nya bagi
orang-orang yang berbalik kepada-Nya di jalan kewajiban. Jika kita berbicara
kepada Tuhan dengan doa-doa yang baik, maka Tuhan akan menjawab kita dengan
janji-janji yang baik pula, seperti Ia menjawab malaikat dengan kata-kata yang
ramah dan yang menghiburkan (Za. 1:13). Bila kita datang kepada Tuhan dengan
membawa kata-kata yang diajarkan dalam perikop sebelumnya, maka kita akan
pulang dengan membawa kata-kata dalam perikop ini, yang merupakan
santapan rohani bagi iman kita. Dan lihatlah bagaimana kata-kata dalam perikop
ini menjawab kata-kata dalam perikop sebelumnya.
I. Adakah mereka ngeri akan murka Tuhan dan ingin menjauhkannya, dan
sebab itu kembali kepada Dia? Ia meyakinkan mereka bahwa, jika
mereka mau tunduk, murka-Nya telah surut dari pada mereka. Hal ini
dijadikan landasan bagi semua berkat lain yang dijanjikan di sini. Aku akan
berbuat ini dan itu, sebab murka-Ku telah surut, sehingga terbukalah pintu
bagi segala kebaikan untuk mengalir kepada mereka (Yes. 12:1). Perhati-
kanlah, meski Tuhan dengan sepantasnya murka besar terhadap orang-orang
berdosa, murka-Nya itu bukannya tidak dapat reda. Murka itu dapat surut,
dan akan surut jika orang-orang meninggalkan kesalahan mereka. Tuhan
akan berdamai dengan orang yang berdamai dengan Dia dan dengan seluruh
kehendak-Nya.
II. Adakah mereka berdoa meminta pengampunan atas segala kesalahan? Tuhan
meyakinkan mereka bahwa Ia akan memulihkan mereka dari penyelewengan.
Demikianlah yang telah dijanjikan-Nya (Yer. 3:22). Perhatikanlah, meski
penyelewengan dari Tuhan merupakan penyakit yang berbahaya dan luka
yang mematikan bagi jiwa, namun penyakit itu bukannya tidak dapat disem-
buhkan. Sebab Tuhan dengan penuh rahmat telah berjanji bahwa jika orang
Kitab Hosea 14:2-4
613
berdosa yang menyeleweng mau datang kepada-Nya sebagai tabib mereka,
dan bersedia menuruti cara kerja-Nya, maka Dia akan memulihkan mereka
dari penyelewengan itu. Dia akan menyembuhkan mereka dari kesalahan
akibat penyelewengan mereka dengan belas kasih pengampunan, dan
memulihkan kecenderungan mereka untuk menyeleweng dengan anugerah
yang membarui. Kesalahan mereka tidak akan menjadi kebinasaan bagi
mereka.
III. Adakah mereka berdoa supaya Tuhan mau menerima mereka dengan penuh
rahmat? Sebagai jawaban atas doa itu, lihatlah, dijanjikan di sini, “Aku akan
mengasihi mereka dengan sukarela.” Tuhan telah membenci umat itu saat
mereka terus berdosa (9:15). Namun, sebab sekarang mereka telah
berbalik dan bertobat, Ia mengasihi mereka. Ia tidak saja berhenti memurkai
mereka, namun juga bergirang atas mereka dan merancangkan kebaikan bagi
mereka. Dia mengasihi mereka dengan sukarela, dengan kasih yang penuh
dan mutlak (demikian menurut sebagian penafsir), sehingga tiada tersisa
lagi murka-Nya yang sebelumnya, atau dengan kasih yang murah berlimpah
(demikian menurut sebagian yang lain). Dia akan mengasihi mereka dengan
tangan terbuka, dan tidak akan berhemat-hemat dalam memberi
anugerah-Nya atau dalam bertindak bagi mereka. Atau mengasihi dengan
riang dan rela hati. Dia akan mengasihi mereka tanpa keraguan atau
keengganan. Pada waktu mereka bertobat, Ia tidak akan berkata, “Masakan
Aku menerima engkau lagi?” sebagaimana firman-Nya saat mereka murtad,
“Masakan Aku membiarkan engkau?” Atau dengan kasih yang diberikan
tanpa diminta dan yang tidak layak mereka dapatkan. Siapa yang dikasihi
Tuhan , dikasihi-Nya dengan sukarela, bukan sebab mereka layak men-
dapatkannya, melainkan sebab kerelaan kehendak-Nya sendiri. Ia
mengasihi sebab mau mengasihi (Ul. 7:7-8).
IV. Adakah mereka berdoa supaya Tuhan memberi yang baik, dan menjadikan
mereka baik? Sebagai jawaban atas doa itu, lihatlah, dijanjikan di sini, “Aku
akan seperti embun bagi Israel” (ay. 6). Cermatilah,
1. Perkenanan apa yang akan dianugerahkan Tuhan kepada mereka.
Perkenanan itu yaitu berkat Yakub, bapa leluhur mereka: Tuhan akan
memberi kepadamu embun yang dari langit (Kej. 27:28). Bahkan, apa
yang mereka perlukan tidak hanya akan diberikan Tuhan kepada mereka,
namun juga Dia sendirilah yang akan menjadi segala yang mereka
butuhkan itu: Aku akan seperti embun bagi Israel. Ini menjamin segala
berkat rohani di dalam sorga. Dan hal ini terjadi jsesudah mereka
614
dipulihkan dari penyelewengan, sebab belas kasih pengampunan
senantiasa disertai dengan anugerah pembaruan. Perhatikanlah, bagi
orang Israel sejati, Tuhan sendirilah yang akan menjadi seperti embun. Ia
akan mengajar mereka. Pengajaran-Nya akan menitik laksana embun
(Ul. 32:2). Mereka semakin lama akan semakin mengenal Dia, sebab Ia
akan datang kepada mereka seperti hujan (6:3). Ia akan menyegarkan
mereka dengan penghiburan-penghiburan-Nya, sehingga jiwa mereka
akan menjadi seperti taman yang diairi (Yes. 58:11). Kepada para
petobat yang sungguh-sungguh, Ia akan menjadi seperti embun bagi
Israel saat mereka di padang gurun, yaitu embun yang mengandung
manna (Kel. 16:14; Bil. 11:9). Anugerah-anugerah Roh Kudus ialah
manna yang tersembunyi, tersembunyi di balik embun. Tuhan akan
memberi mereka roti dari sorga, seperti yang diperbuat-Nya bagi Israel
dalam embun yang berlimpah (Yoh. 1:16).
2. Apa yang akan menjadi buah perkenanan yang dihasilkan dalam diri
mereka. Anugerah yang dikaruniakan kepada mereka dengan sukarela
seperti itu tidak akan sia-sia. Jiwa-jiwa itu, yakni orang-orang Israel, yang
bagi mereka Tuhan seperti embun, dan yang kepada mereka anugerah-
Nya menetes,
(1) Akan bertumbuh. sebab orang jahat oleh anugerah Tuhan dibuat
menjadi baik, maka mereka oleh anugerah yang sama akan dibuat
menjadi lebih baik. Sebab anugerah, di mana pun ia benar-benar
berada, pasti akan bertumbuh.
[1] Mereka akan bertumbuh ke atas dan semakin subur, akan
berbunga seperti bunga bakung, atau (seperti sebagian penafsir
membacanya) akan mekar seperti mawar. Pertumbuhan bunga
bakung itu sangat cepat, seperti halnya semua tumbuhan
berumbi yang lain. Akar bunga bakung kelihatannya mati di
dalam tanah sepanjang musim salju, namun , jsesudah disegarkan
oleh embun musim semi, ia mulai tumbuh dalam waktu singkat.
Demikian pula anugerah Tuhan terkadang menumbuhkan orang
yang baru percaya dengan sangat cepat. Bunga bakung yang
telah mekar sangatlah elok (Mat. 6:29), demikian pula anugerah
yaitu kecantikan jiwa (Yeh. 16:14). Anugerah di dalam jiwa
yaitu hiasan kekudusan yang dihasilkan oleh embun dari
kandungan fajar (Mzm. 110:3).
[2] Mereka akan bertumbuh ke bawah dan semakin kokoh. Bunga
bakung memang tumbuh dengan cepat dan indah, namun dalam
Kitab Hosea 14:2-4
615
sekejap ia layu dan dapat dipetik dengan mudah. Itulah sebabnya
di sini dijanjikan kepada Israel bahwa di samping keindahan
bunga bakung yang mereka miliki, mereka juga akan berakar
seperti pohon hawar: Ia akan menjulurkan akar-akarnya seperti
pohon hawar, bagaikan pohon aras di Libanon yang berakar
dalam sehingga tidak dapat dicabut (Am. 9:15). Perhatikanlah,
pertumbuhan rohani itu lebih menyangkut pertumbuhan akar
yang tidak kelihatan. Semakin kita bergantung pada Kristus dan
menyerap kekuatan serta kebajikan dari-Nya, dan semakin kita
melakukan ibadah atas dasar pandangan yang baik, serta
semakin kuat dan teguh kita dalam menjalankannya, maka
semakin jauhlah kita menjulurkan akar-akar kita.
[3] Mereka akan bertumbuh ke sekelilingnya (ay. 7): Ranting-
rantingnya akan merambak ke segala penjuru, dan (ay. 8),
mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang rantingnya
menjalar paling jauh dibandingkan segala jenis pohon lain. Yusuf
dinubuatkan menjadi pohon buah-buahan yang muda (Kej.
49:22). saat banyak orang dari luar ditambahkan ke dalam
jemaat Tuhan , saat suatu angkatan yang penuh harapan bangkit,
pada saat itulah ranting-ranting Israel menyebar. saat orang-
orang percaya melimpah dalam perbuatan baik, dan bertumbuh
dalam pengenalan akan Tuhan serta segala pemberian yang baik,
pada saat itulah bisa dibilang ranting-ranting mereka merambak.
Manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari.
(2) Orang Israel akan disenangi dan diterima baik oleh Tuhan maupun
manusia. Anugerah yaitu sesuatu yang menyenangkan, dan
membuat orang-orang yang mendapatkannya sungguh-sungguh
menyenangkan. Mereka di sini diibaratkan seperti pohon-pohon
yang indah,
[1] Dipandang mata: Semaraknya akan seperti pohon zaitun, yang
senantiasa hijau. Pohon zaitun yang rimbun, elok dipandang
mata, pernah TUHAN menamai engkau (Yer. 11:16). Ketetapan-
ketetapan ibadah merupakan keindahan jemaat Tuhan , dan di
dalamnya jemaat akan senantiasa menghijau. Kekudusan yaitu
keindahan jiwa. Bila orang yang percaya dalam hatinya mengaku
dengan mulutnya, serta menyokong dan menghiasi pengakuan
iman itu dengan perilaku hidup yang sesuai, maka keindahan
mereka laksana pohon zaitun (Mzm. 52:10). Kepada pohon-
616
pohon kebenaran telah dijanjikan bahwa daun mereka tidak
akan layu.
[2] Harum baunya: Mereka akan berbau harum seperti pohon yang di
Libanon (ay. 7) dan termasyhur seperti anggur Libanon (ay. 8). Itu
merupakan pujian kepada leluhur mereka, Yakub, “Sesungguhnya
bau anakku yaitu sebagai bau padang yang diberkati TUHAN”
(Kej. 27:27). Jemaat diibaratkan seperti kebun rempah-rempah
(Kid. 4:12, 14) dan segala pakaiannya berbau mur, gaharu dan
cendana. Orang percaya yang sejati berkenan pada Tuhan dan
dihormati oleh manusia. Tuhan mencium persembahan yang
harum dari korban-korban rohani mereka (Kej. 8:21), dan
mereka disukai oleh banyak sanak saudaranya. Anugerah ialah
wewangian bagi jiwa, keharuman bagi nama, dan menjadikannya
seperti minyak yang mahal (Pkh. 7:1). Ingat-ingatan tentangnya
termasyhur seperti anggur Libanon (demikian dalam terjemahan
yang agak luas). Bukan hanya penghiburan-penghiburan yang
kembali mereka nikmati sekarang, melainkan juga kehormatan-
kehormatan mereka yang tetap lekang jsesudah mereka mati, akan
seperti anggur Libanon yang sedap rasanya. Kabar tentang iman
jemaat-jemaat yang berkembang tersiar di seluruh dunia (Rm.
1:8) dan nama mereka termasyhur turun-temurun (Mzm. 45:18).
Kenangan kepada orang-orang kudus mendatangkan berkat, dan
akan terus demikian, sebagaimana kenangan kepada orang-
orang yang oleh iman telah memberi kesaksian yang baik.
(3) Mereka akan berbuah dan memberi manfaat. Jemaat Tuhan
diumpamakan sebagai pohon anggur dan zaitun yang menghasilkan
buah-buah yang bermanfaat, bagi kehormatan Tuhan dan manusia.
Bahkan, naungan jemaat pun akan menyenangkan (ay. 8): Mereka
akan kembali dan diam dalam naungan-Ku – dalam naungan Tuhan
(demikian meunrut sebagian penafsir), dalam naungan Sang Mesias
(demikian menurut kitab terjemahan bahasa Aram). Orang-orang
percaya diam dalam naungan Yang Mahakuasa (Mzm. 91:1), dan di
sanalah mereka aman serta nyaman. Namun, ayat 8 ini lebih tepat
dipahami dalam naungan Israel, dalam naungan jemaat.
Perhatikanlah, janji-janji Tuhan hanya berlaku bagi orang-orang yang
tinggal dalam naungan jemaat-Nya, yang mengikuti ketetapan-
ketetapan Tuhan dan melekat pada umat-Nya. Janji-janji Tuhan itu
bukan untuk orang-orang yang berlari ke dalam naungan itu hanya
untuk berteduh dari panas terik, melainkan untuk mereka yang diam
Kitab Hosea 14:2-4
617
di dalamnya (Mzm. 27:4). Kita bisa menerapkannya pada orang-
orang percaya tertentu, saat seseorang bertobat kepada Tuhan dan
membawa serta semua yang diam dalam naungannya, yaitu anak,
hamba, budak, dan kawan-kawannya. Hari ini telah terjadi kese-
lamatan kepada rumah ini. Barang siapa tinggal dalam naungan
jemaat Tuhan , pasti akan kembali. Jiwa mereka yang lunglai akan
kembali, dan mereka pasti akan disegarkan serta menerima penghi-
buran. Ia menyegarkan jiwaku (Mzm. 23:3). Mereka akan tumbuh
seperti gandum, yang saat ditaburkan, bijinya mati pada awalnya,
namun kemudian hidup dan menghasilkan banyak buah (Yoh. 12:24).
Telah dijanjikan bahwa umat Tuhan akan menjadi berkat bagi dunia,
seperti halnya gandum dan anggur. Dan sungguh belas kasihan yang
sangat besar serta berharga jika kita bisa berguna bagi angkatan
kita. Penghiburan dan kehormatan menyertainya.
Jaminan Rahmat
(14:9-10)
9 Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab
dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku
engkau mendapat buah. 10 Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa
yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN yaitu lurus, dan orang
benar menempuhnya, namun pemberontak tergelincir di situ.Sekarang, mari kita simak ke-
simpulan dari seluruh perkara ini.
I. Mengenai Efraim. Firman ini diucapkan tentang dia dan kepada dia (ay. 9).
Dalam perikop ini kita dapati,
1. Pertobatan dan reformasi Efraim: Efraim akan berkata, “Apakah lagi
urusanku dengan berhala-berhala?” Menurut sejumlah penafsir, Tuhan lah
yang di sini beperkara dan berbantah dengan Efraim mengapa ia harus
meninggalkan penyembahan berhala: “Hai Efraim, apakah lagi sangkut
paut-Ku dengan berhala-berhala? Persamaan atau kecocokan apakah
yang ada antara Aku dan berhala-berhala? Bagaimanakah terang
dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang ada antara
Kristus dan Belial? (2Kor. 6:14-15). Oleh sebab itu, engkau harus
memutus ikatanmu dengan mereka jika engkau mau mengikat kovenan
dengan-Ku.” Menurut pembacaan kita di sini (KJV), Tuhan berjanji akan
membuat Efraim bertobat dan menjaga pertobatannya itu: Efraim akan
berkata, Tuhan akan menaruh perkataan itu ke dalam hati mereka,
“Apakah lagi urusanku dengan berhala-berhala?” Efraim sudah berjanji
(ay. 4) untuk tidak akan berkata lagi: Ya, Tuhan kami! kepada buatan
tangannya. namun janji-janji Tuhan kepada kita jauh lebih kuat dan
terjamin untuk menundukkan dosa dibandingkan janji-janji kita kepada Tuhan .
Maka dari itu, Tuhan sendiri di sini menjadi jaminan bagi hamba-Nya
untuk kebaikan. Dia akan menaruh kebaikan itu dalam hati dan mulut
mereka. Dan, kebaikan apa pun yang kita ucapkan atau kita perbuat pada
suatu waktu merupakan hasil karya-Nya dalam diri kita. Efraim telah
berjanji dengan khidmat untuk tidak lagi memanggil buatan tangannya
sebagai Tuhan nya. namun Tuhan di sini menjanjikan hal yang lebih jauh
bagi Efraim bahwa ia akan menetapkan hati untuk tidak akan lagi
berurusan dengan berhala-berhala itu. Efraim akan melenyapkannya dan
meninggalkannya, dan itu dilakukan dengan kejijikan yang sejadi-
jadinya. Sebab kita tidak hanya harus meninggalkan dosa dalam hidup
kita, namun juga melawan dosa dalam hati kita. Lihatlah di sini,
(1) Kuasa anugerah ilahi. Efraim telah bersekutu dengan berhala-berhala
(4:17), begitu menyenanginya hingga orang berpikir bahwa ia tidak
akan pernah bisa membenci berhala-berhala itu. namun , Tuhan
akan mengerjakan perubahan yang begitu besar dalam dirinya
sehingga ia akan merasa jijik kepada berhala itu sama seperti ia dulu
mencintainya.
(2) Lihatlah manfaat dari penderitaan yang dikuduskan. Efraim telah
menderita sebab penyembahan berhalanya. Dosa itu mendatangkan
penghukuman yang bertubi-tubi atas dirinya, namun pada akhirnya,
sebagai buahnya, dosanya dijauhkan (Yes. 27:9).
(3) Lihatlah hakikat dari pertobatan. Pertobatan yaitu tekad yang tegas
dan teguh untuk tidak berurusan lagi dengan dosa. Inilah bahasa
seseorang yang bertobat: “Aku malu bahwa aku pernah berurusan
dengan dosa, namun sekarang aku sudah muak. Aku membencinya,
dan dengan belas kasihan Tuhan aku tidak akan pernah berurusan
lagi dengannya, bahkan dengan peluang-peluang yang dapat meng-
arah padanya.” Engkau akan berkata kepada berhalamu, “Keluar!”
(Yes. 30:22), dan kepada si pencoba, “Enyahlah, Iblis.”
2. Tuhan dengan penuh rahmat memperhatikan pertobatan itu: Akulah yang
menjawab dan memperhatikannya. Aku telah mendengar dan akan
menjenguknya, demikian sebagian penafsir membacanya. Perhatikanlah,
Tuhan di sorga memperhatikan segala renungan dan ketetapan hati yang
penuh penyesalan pada orang-orang berdosa yang bertobat. Dia
menantikan dan menghendaki pertobatan mereka, sebab Ia tidak ingin
Kitab Hosea 14:2-4
619
mereka binasa. Ia mengamati manusia (Ayb. 33:27, KJV), Dia memper-
hatikan dan mendengarkan (Yer. 8:6). Dan, jika ada kemauan untuk
bertobat di antara mereka, itu sangat menyukakan hati-Nya. saat
Efraim meratap di hadapan Tuhan , dia menjadi anak kesayangan, anak
kesukaan (Yer. 31:18, 20). Ia menyambut orang-orang bertobat dengan
belas kasihan, seperti bapa dalam perumpamaan anak yang hilang
menyambut putranya yang pulang. Tuhan memperhatikan Efraim, untuk
melihat apakah ia akan menghasilkan buah yang sesuai dengan pengaku-
an tobat yang diucapkannya, dan apakah ia akan tetap dalam suasana
hati yang baik ini. Dia memperhatikan Efraim dengan maksud untuk
berbuat baik kepadanya, dan menghibur dia, berdasar kebutuhan
yang dirasakannya.
3. Belas kasihan Tuhan yang dirancangkan bagi Efraim, guna menghibur
dirinya dan membuatnya bertekun dalam ketetapan hatinya. Tuhan tetap
akan menjadi segala-galanya dalam segala hal baginya. Sebelumnya, Israel
diibaratkan sebagai pohon. Sekarang, Tuhan mengumpamakan diri-Nya
sendiri sebagai pohon. Terhadap umat-Nya, Ia akan menjadi seperti,
(1) Cabang-cabang pohon. Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau,
dan Aku akan menjadi demikian bagimu.” Di negara-negara Timur
Tengah, pohon sanobar sangatlah besar dan rimbun, sehingga dapat
menjadi tempat berteduh dari panas dan hujan. Bagi semua orang
yang benar-benar bertobat, Tuhan akan menjadi kesukaan sekaligus
perlindungan. Di bawah penjagaan dan kekuasaan-Nya, mereka akan
tinggal dengan aman dan tenteram. Dia akan menjadi matahari dan
perisai atau naungan dan perisai, sesuai dengan yang dibutuhkan
dalam keadaan mereka. Di bawah naungan-Nya mereka akan duduk
dengan bahagia (Kid. 2:3). Tuhan akan menjadi seperti itu dalam segala
musim (Yes. 4:6).
(2) Akar pohon. Dari pada-Ku engkau mendapat buah. Kata buah ini dapat
dipahami sebagai buah yang dihasilkan bagi kita. Dari Dialah kita
menerima segala penghiburan kita atau buah yang dihasilkan oleh kita.
Dari Dialah kita menerima anugerah dan kekuatan yang memampukan
kita untuk mengerjakan kewajiban kita. Buah kebenaran apa pun yang
kita hasilkan, segala pujian atas hal itu hanya bagi Tuhan , sebab Dialah
yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan
untuk melakukan hal yang baik.
II. Mengenai setiap orang yang mendengar dan membaca kata-kata nubuatan
dalam kitab ini (ay. 10): Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami
620
semuanya ini. Kemungkinan, Nabi Hosea biasa mengakhiri pengajaran
lisannya dengan kalimat itu, maka di sini ia pun menggunakan perkataan itu
untuk mengakhiri seluruh kitabnya, yang berisi sebagian dari banyak
pengajaran yang pernah disampaikannya. Amatilah,
1. Sifat orang-orang yang mendapat manfaat dari kebenaran yang ia
sampaikan: Siapa yang bijaksana dan paham, ia akan memahami dan
mengetahui semuanya ini. Orang yang mau belajar memahami dan
mengetahui pengajaran ini , dengan berbuat demikian
menunjukkan bahwa mereka sungguh bijaksana dan paham, sehingga
mereka akan dibuat lebih bijak dan paham lagi. Dan, jika ada yang tidak
memahami dan mengetahuinya, itu sebab ia dungu dan bebal. Barang
siapa bijaksana dalam mengerjakan kewajibannya, serta paham dalam
menerapkan imannya, ia akan lebih mudah mengetahui dan memahami
baik kebenaran Tuhan maupun penyelenggaraan-Nya, yang tersembunyi
bagi orang lain (Yoh. 7:17). TUHAN bergaul karib dengan orang yang
takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka
(Mzm. 25:14). Siapa yang bijaksana? Dalam pertanyaan ini tersirat
keinginan agar orang-orang yang mendengar dan membaca kitab
ini akan memahaminya, Sekiranya mereka bijaksana!, sekaligus
keluhan bahwa hanya sedikit yang mengerti – siapakah yang percaya
kepada berita yang kami dengar?
2. Keutamaan isi pengajaran ini , yang diberitahukan kepada kita di
sini: Jalan-jalan TUHAN yaitu lurus, maka bijak dan wajiblah kita untuk
mengetahui serta memahaminya. Jalan titah-titah Tuhan, yang
diperintahkan-Nya kepada kita untuk kita ikuti, yaitu benar, sejalan
dengan kaidah-kaidah nalar dan keadilan kekal, serta langsung
memimpin kita pada kebahagiaan kita yang abadi. Jalan-jalan pemeliha-
raan Tuhan , yang di dalamnya Ia berjalan menghampiri kita, semuanya
benar. Tiada kesalahan yang dapat ditemukan dalam apa saja yang
diperbuat Tuhan , sebab semua itu dikerjakan dengan baik. Penghakiman-
Nya atas orang yang tidak bertobat, perkenanan-Nya kepada orang yang
bertobat, semuanya itu benar. Sekalipun semua itu diselewengkan dan
disalahartikan sedemikian rupa, namun Tuhan pada akhirnya akan terbukti
benar dan dimuliakan dalam segala hal ini . Tindakan-Nya tepat.
3. Cara manusia yang berbeda-beda dalam menggunakan jalan-jalan
Tuhan.
(1) Bagi orang-orang baik, jalan-jalan Tuhan yang lurus akan selalu
menjadi bau kehidupan yang menghidupkan: Orang benar
Kitab Hosea 14:2-4
621
menempuhnya. Mereka akan mengikuti kehendak Tuhan baik dalam
perintah-Nya maupun dalam penyelenggaraan-Nya, dan akan
mendapatkan penghiburan dalam berbuat demikian. Mereka akan
memahami dengan baik pikiran Tuhan baik dalam firman-Nya
maupun dalam karya-karya-Nya. Mereka akan menerima dengan
baik firman dan karya Tuhan , dan akan menyesuaikan diri dengan
maksud Tuhan di dalam keduanya. Orang benar akan menempuh
jalan-jalan itu menuju garis akhir yang indah, dan tidak akan gagal
mencapainya.
(2) Bagi orang fasik, jalan-jalan Tuhan yang lurus akan menjadi bau
kematian yang mematikan: Pemberontak tergelincir, bukan hanya di
jalan mereka sendiri yang sesat, melainkan juga bahkan di jalan-jalan
TUHAN yang lurus. Kristus menjadi batu penjuru bagi sebagian
orang, namun batu sentuhan dan batu sandungan bagi sebagian yang
lain. Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup justru, sebab
disalahgunakan, membawa kepada kematian bagi mereka. Penyeleng-
garaan Tuhan , sebab tidak mereka manfaatkan sebagaimana mestinya,
justru membuat mereka semakin berkeras dalam dosa dan turut
andil menyebabkan kehancuran mereka. Penyingkapan diri Tuhan
baik lewat perkataan mulut-Nya maupun lewat perbuatan tangan-
Nya kita pahami sesuai dengan pengaruhnya atas diri kita. Recipitur
ad modum recipientis – Apa pun yang diterima, diterima sesuai
dengan kemampuan si penerima. Matahari yang sama bisa
mencairkan lilin dan mengeraskan tanah liat. Namun, di antara
semua pemberontak, yang paling bahaya dan celaka pastilah mereka
yang tergelincir di jalan-jalan Tuhan , yang terbelah di atas gunung
batu yang kekal, dan yang mengisap racun dari balsam di Gilead.
Hendaklah orang-orang berdosa di Sion gentar akan hal ini.
Kitab
YOEL
TAFSIRAN KITAB YOEL
Kita semua tidak pasti tentang waktu saat nabi Yoel bernubuat. Mungkin
sekitar waktu yang sama saat nabi Amos bernubuat, bukan sebab alasan yang
diberikan oleh rabi-rabi Yahudi, “Oleh sebab Amos memulai nubuatannya
dengan menyambung kalimat akhir dari nubuat Yoel dengan, TUHAN mengaum
dari Sion,” melainkan sebab alasan yang diberikan oleh Dr. Lightfoot, yaitu
“Oleh sebab dia berbicara tentang hukuman yang sama tentang belalang dan
kekeringan serta api, yang diratapi oleh Amos.” Kesamaan jenis hukuman ini
menunjukkan bahwa mereka dua muncul di sekitar waktu yang sama, Amos di
Israel dan Yoel di Yehuda. Hosea dan Obaja juga bernubuat di sekitar waktu yang
sama. Dan tampaknya Amos bernubuat di masa Yerobeam, raja kedua dari
kerajaan Israel (Am. 7:10). Tuhan mengutus banyak nabi agar mereka dapat me-
nguatkan tangan satu sama lain, dan supaya dari mulut dua atau tiga orang saksi
setiap firman dapat diteguhkan. Dalam nubuatan Yoel ini diberitakan tentang,
I. Kehancuran yang dibuat oleh segerombolan besar serangga berbahaya (ps. 1
dan sebagian dari ps. 2).
II. Seluruh bangsa dipanggil untuk bertobat (ps. 2).
III. Janji-janji akan kembalinya belas kasihan saat mereka bertobat (ps. 2), dan
janji-janji tentang pencurahan Roh di hari-hari terakhir.
IV. Perkara umat Tuhan dibela dan Tuhan akan berurusan dengan musuh-musuh
mereka pada waktunya (ps. 3). Dan hal-hal agung dibicarakan tentang Injil,
yaitu tentang Yerusalem serta kesejahteraan dan keabadiannya.
PASAL 1
asal ini berisi gambaran mengenai suatu kehancuran mengenaskan yang
didatangkan pada negeri Yehuda oleh belalang dan ulat (KJV). Sebagian
penafsir berpikir bahwa sang nabi membicarakan peristiwa ini sebagai sesuatu
yang akan terjadi dan memberi peringatan tentangnya sebelum terjadi,
seperti yang biasanya dilakukan oleh para nabi tentang hukuman yang akan
datang. Penafsir lain berpikir peristiwa itu sedang terjadi sekarang dan tugas
sang nabi yaitu menggugah hati umat sebagai akibatnya dan menyadarkan me-
reka untuk bertobat.
I. Kehancuran itu dibicarakan sebagai suatu hukuman yang belum
pernah terjadi di masa-masa sebelumnya (ay. 1-7).
II. Segala macam orang yang terkena bencana ini dipanggil untuk
meratapinya (ay. 8-13).
III. Mereka diarahkan untuk memandang kepada Tuhan di dalam ratapan
mereka, dan merendahkan diri di hadapan-Nya (ay. 14-20).
Ancaman Hukuman
(1:1-7)
1 Firman TUHAN yang datang kepada Yoël bin Petuel. 2 Dengarlah ini, hai para tua-tua,
pasanglah telinga, hai seluruh penduduk negeri! Pernahkah terjadi seperti ini dalam
zamanmu, atau dalam zaman nenek moyangmu?
3 Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, dan biarlah anak-anakmu men-
ceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-anak mereka kepada angkatan yang
kemudian. 4 Apa yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan,
apa yang ditinggalkan belalang pindahan telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang
ditinggalkan belalang pelompat telah dimakan belalang pelahap. 5 Bangunlah, hai
pemabuk, dan menangislah! Merataplah, hai semua peminum anggur sebab anggur baru,
sebab sudah dirampas dari mulutmu anggur itu! 6 Sebab maju menyerang negeriku suatu
bangsa yang kuat dan tidak terbilang banyaknya; giginya bagaikan gigi singa, dan
taringnya bagaikan taring singa betina. 7 Telah dibuatnya pohon anggurku menjadi
musnah, dan pohon araku menjadi buntung; dikelupasnya kulitnya sama sekali dan
dilemparkannya, sehingga carang-carangnya menjadi putih.
P
630
Ada suatu khayalan bodoh yang dibuat segelintir orang Yahudi bahwa Yoel sang
nabi ini sama dengan Yoel putra Samuel (1Sam. 8:2). Salah seorang rabi dengan
sangat yakin menunjukkan mengapa Samuel di sini disebut Petuel. Yoel ini hidup
jauh sesudahnya. Ia di sini berbicara tentang hukuman yang hebat dan
menyedihkan yang sekarang ini ditimpakan atau akan ditimpakan ke atas
Yehuda, sebab dosa-dosa mereka. Amatilah,
I. Hebatnya hukuman, yang diungkapkan di sini dalam dua hal:
1. Sedemikian hebatnya hukuman itu sehingga tidak dapat disamakan
dengan hukuman apa pun di zaman dahulu, dalam sejarah, atau dalam
ingatan orang hidup (ay. 2). Para tua-tua dipanggil, yang dapat
mengingat apa yang telah terjadi lama sebelumnya. Bahkan seluruh
penduduk negeri dipanggil untuk bersaksi, jika ada di antara mereka
yang mengingat hal yang serupa. Kiranya mereka mencari di luar ingatan
orang mana pun, dan bertanya-tanyalah tentang orang-orang zaman da-
hulu, dan perhatikan apa yang diselidiki para nenek moyang (Ayb. 8:8),
dan mereka tidak akan menemukan suatu laporan tentang hukuman
seperti ini. Perhatikanlah, orang-orang yang melampaui para pendahulu
mereka di dalam dosa pantas untuk menantikan hukuman yang lebih
besar dan lebih menyakitkan dibandingkan yang pernah dikenal oleh
pendahulu mereka.
2. Sedemikian hebatnya hukuman ini ini sehingga tidak akan dapat
dilupakan di zaman yang akan datang (ay. 3): “Ceritakanlah tentang itu
kepada anak-anakmu. Biarlah mereka tahu seperti apa murka
memilukan Tuhan yang telah menimpa kalian, supaya mereka juga
berhati-hati dan belajar taat melalui hal-hal yang kalian derita ini, sebab
hukuman ini dirancang sebagai peringatan bagi mereka pula. Ya, kiranya
anak-anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-
anak mereka kepada angkatan yang kemudian. Kiranya mereka
menceritakannya tidak hanya sebagai hal yang asing, yang hanya
berfungsi sebagai bahan obrolan saja” (seperti peristiwa-peristiwa yang
tidak umum menjadi catatan di dalam kalender kita, bahwa sudah lama
tidak ada tulah, dan api, cuaca dingin membeku yang hebat dan angin
badai besar), “namun kiranya mereka menceritakannya untuk mengajar
anak-anak mereka supaya mereka merasa ngeri dan takjub akan Tuhan
dan hukuman-Nya, dan gemetar di hadapan-Nya.” Perhatikanlah, kita
harus meneruskan kepada keturunan kita ingatan akan hukuman-
hukuman Tuhan dan juga akan segala belas kasihan-Nya.
Kitab Yoel 1:1-7
631
II. Hukuman itu sendiri. Yaitu, suatu serbuan ke negeri Yehuda oleh suatu
tentara yang besar. Banyak penafsir kuno dan modern memahaminya
sebagai pasukan tentara manusia, kekuatan pasukan bangsa Asyur, yang, di
bawah Sanherib, telah mengambil semua kota-kota pertahanan Yehuda, lalu,
membuat kekacauan di negeri dan memusnahkan semua hasilnya. Bahkan,
sebagian penafsir memahami empat jenis binatang yang disebutkan
namanya di sini (ay. 4) sebagai empat kerajaan besar yang secara bergiliran
menjajah orang Yahudi, yang satu memunahkan apa yang luput dari
kemurkaan yang lain. Banyak penafsir Yahudi beranggapan bahwa ini
merupakan ungkapan hiperbola tentang kedatangan musuh dan jumlah
mereka yang banyak untuk menghabisi semua. Demikian pula Alkitab bahasa
Aram juga menyebut binatang-binatang ini (ay. 4), namun sesudahnya (2:25)
menggantikannya dengan bangsa-bangsa, orang-orang, lidah, bahasa,
kekuatan, dan kerajaan pembalas. namun sepertinya pasukan musuh ini lebih
tepat untuk dipahami secara harfiah sebagai pasukan serangga yang datang
menimpa negeri dan memakan habis hasilnya. Belalang yaitu salah satu
tulah di Mesir. Tentangnya dikatakan, belum pernah ada yang seperti itu
atau yang akan ada (Kel. 10:14), tidak ada seperti yang ada di Mesir, tidak
ada seperti ini di Yehuda. Tidak ada belalang seperti ini dalam ukurannya,
tidak ada belalang seperti ini dalam jumlahnya dan kejahatan yang dilaku-
kannya. Tulah belalang di Mesir berlangsung hanya beberapa hari,
sedangkan tulah yang satu ini tampaknya akan berlangsung selama empat
tahun berturut-turut (menurut sebagian orang), sebab di sini ada empat
jenis belalang yang disebut (ay. 4), yang satu memunahkan apa yang
ditinggalkan yang la