daniel obaja 19

 


di padang akan merobek mereka. Bukan saja 

Tuhan   akan menjadi seperti seekor singa dan macan tutul bagi mereka, namun  

juga kiasan itu akan digenapi dalam arti yang sesungguhnya. Sebab binatang 

buas yaitu  salah satu dari empat hukuman yang berat-berat yang 

dengannya Tuhan   akan membinasakan umat yang menyulut murka-Nya (Yeh. 

14:15). Nah, semuanya ini mengajar kita,  

1. Bahwa kebaikan yang disalahgunakan akan berubah menjadi kekejaman 

yang luar biasa. Orang-orang yang memandang rendah Tuhan   dan 

menghina Dia, saat  Ia bagi mereka seperti seorang gembala yang 

lembut dan penuh perhatian, akan mendapati bahwa Ia akan menjadi 

seperti binatang pemangsa bahkan bagi kawanan domba-Nya sendiri. 

Orang-orang yang untuk mereka Tuhan   telah menaruh kesabaran yang 

Kitab Hosea 13:1-4 

 

593 

besar dengan sia-sia, dan telah diundang-Nya dengan penuh kasih 

sayang, kepada mereka Ia akan menunjukkan murka-Nya dan menjadikan 

mereka sebagai benda-benda kemurkaan-Nya (Rm. 9:22). Patientia læsa fit 

furor – Kesabaran yang diremehkan akan berubah menjadi kegeraman.  

2. Bahwa penghakiman-penghakiman Tuhan  , saat  datang untuk 

menjalankan perintah melawan orang-orang berdosa yang tidak mau 

bertobat, tidak akan dapat dielakkan dan sangat mengerikan. 

Penghakiman-penghakiman itu akan mengoyakkan dada mereka, akan 

memenuhi jiwa dengan kekalutan, dan mencabik-cabiknya berkeping-

keping. Dan kita tidak sanggup bergulat dengannya sama seperti seekor 

anak domba tidak bisa melawan seekor singa yang mengaum, sebab 

siapakah yang mengenal kekuatan murka Tuhan  ? sebab  tahu apa artinya 

takut akan Tuhan, maka marilah kita tergerak untuk berdamai dengan 

Dia. Sebab apakah kita ini lebih kuat dibandingkan  Dia?  

Kebodohan Israel dan Janji Belas Kasihan  

(13:9-15; 14:1) 

9 Aku membinasakan engkau, hai Israel, siapakah yang dapat menolong engkau? 10 Di 

mana gerangan rajamu, supaya diselamatkannya engkau, dan semua pemukamu, supaya 

diberinya engkau keadilan, hai, engkau yang berkata: “Berilah kepadaku seorang raja dan 

pemuka-pemuka!” 11 Aku memberi  engkau seorang raja dalam murka-Ku dan 

mengambilnya dalam gemas-Ku. 12 Kesalahan Efraim dibungkus, dosanya disimpan. 13 

Sakit beranak mendahului kelahirannya, namun  ia yaitu  seorang anak yang tidak bijak-

sana; sebab tidak pada waktunya ia bergerak, bila waktunya tiba, ia tidak mau keluar dari 

kandungan ibu. 14 Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan 

Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di 

manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? Mata-Ku tertutup bagi belas 

kasihan. 15 Sekalipun ia tumbuh subur di antara rumput-rumput, maka angin timur, angin 

TUHAN, akan datang, bertiup dari padang gurun, mengeringkan sumber-sumbernya dan 

merusakkan mata-mata airnya; dirampasnya harta benda, segala barang yang indah-

indah. 14:1 Samaria harus mendapat hukuman, sebab ia memberontak terhadap Tuhan  nya. 

Mereka akan tewas oleh pedang, bayi-bayinya akan diremukkan, dan wanita -

wanita nya yang mengandung akan dibelah perutnya. 

Ayat pertama dalam perikop ini (ay. 9) yaitu  ringkasan atau inti sari dari 

semua ayat yang lain, di mana kita mendapati,  

1. Semua kesalahan yang mengakibatkan kehancuran Israel ditimpakan ke atas 

diri mereka sendiri: Kebinasaanmu berasal dari sini hai Israel! Kebinasaanmu 

berasal dari dan oleh dirimu sendiri. Atau “Engkau dibinasakan olehnya, hai 

Israel! Yaitu, oleh semua dosa dan kebodohanmu yang telah didakwakan 

kepadamu sebelumnya. Sama seperti kejahatanmu sendiri telah berulang kali 

menghajar engkau, demikian pula sekarang pada akhirnya kejahatan itu 

telah membinasakan engkau.” Perhatikanlah, orang-orang yang berdosa 


 

594 

dengan sengaja yaitu  pembinasa diri sendiri. Kekerasan hati untuk tidak 

mau bertobat yaitu  pembunuh diri yang paling nyata. Orang-orang yang 

dibinasakan oleh malaikat maut darahnya ditanggungkan atas kepala mereka 

sendiri. Mereka telah membinasakan diri sendiri. 

2. Segala kemuliaan dari kelepasan Israel dinyatakan berasal dari Tuhan  : namun  

pada-Kulah ada pertolonganmu (ay. 9, KJV). Yaitu,  

(1) Bisa saja pertolongan mereka ada pada-Nya: “Aku mau menolong dan 

menyembuhkanmu, namun  engkau tidak mau disembuhkan dan ditolong. 

Sebaliknya, engkau dengan keras kepala mempersiapkan kehancuranmu 

sendiri.” Hal ini akan memperberat hukuman orang-orang berdosa, 

bukan hanya bahwa mereka melakukan apa yang cenderung menghan-

curkan diri mereka sendiri, namun  juga mereka menentang tawaran-

tawaran yang diberikan Tuhan   kepada mereka dan cara-cara yang diam-

bil-Nya untuk mencegah kehancuran itu: Aku rindu mengumpulkan 

mereka, namun  mereka tidak mau. Mereka bisa saja ditolong dengan 

mudah dan berhasil, namun  mereka menjauhkan pertolongan itu dari 

mereka. Bahkan,  

(2) Mungkin saja pertolongan mereka ada pada-Nya: “Masalahmu memang 

buruk, namun  bukannya tanpa harapan. Engkau telah membinasakan diri 

sendiri (ay. 9, KJV). namun  datanglah kepada-Ku, maka Aku akan 

menolongmu.” Ini merupakan papan yang dilempar jsesudah  kapal karam. 

Hal itu juga sangat mengagungkan bukan hanya kuasa Tuhan  , bahwa Ia 

dapat menolong saat  segala sesuatu sudah menjadi teramat buruk, 

dapat menolong orang-orang yang tidak dapat menolong diri sendiri, 

melainkan juga kekayaan anugerah-Nya, bahwa Ia akan menolong orang-

orang yang telah membinasakan diri sendiri, dan sebab  itu dengan 

sepantasnya dibiarkan mengalami kebinasaan, bahwa Ia akan menolong 

orang-orang yang telah lama menolak pertolongan-Nya. Dr. Pocock 

memberi  pembacaan dan pengertian yang berbeda untuk ayat ini: 

“Hal ini telah membinasakan engkau, hai Israel, bahwa pada-Kulah ada 

pertolonganmu. Menyalahgunakan kebaikan dan perkenanan Tuhan   telah 

membuatmu lancang menempuh jalan-jalan jahat yang telah menjadi 

kehancuranmu.” Sekarang, dalam ayat-ayat selebihnya, kita dapat 

melihat,  

I. Bagaimana Israel membinasakan diri sendiri. Dikatakan (14:1) bahwa 

mereka memberontak terhadap Tuhan  ,  membelot dari sumpah setia mereka 

terhadap-Nya, bersekutu dengan musuh-musuh-Nya, dan mengangkat 

senjata melawan Dia. Dan hal inilah yang menghancurkan mereka, sebab 

Kitab Hosea 13:1-4 

 

595 

tidak pernah ada orang yang berkeras melawan Tuhan   dan tetap selamat. 

Perhatikanlah, orang-orang yang memberontak melawan Tuhan   

membinasakan diri sendiri, sebab mereka menjadikan Dia sebagai musuh 

mereka, padahal mereka bukanlah tandingan yang sepadan untuk-Nya.  

1. Mereka menimbun murka atas diri mereka pada hari murka dinyatakan, 

dan dengan demikian mereka menghancurkan diri sendiri. Mereka 

melakukan hal itu setiap hari, dan itu akan diingat melawan mereka 

pada suatu hari (ay. 12): Kesalahan Efraim dibungkus, dosanya disimpan. 

Tuhan   memperhatikannya, mencatatnya, dan akan memperlihatkannya 

kepada dia serta mengadakan perhitungan dengannya untuk itu di 

kemudian hari. Dosa-dosa mereka pada masa lalu ikut berperan dalam 

kehancuran mereka pada masa sekarang. Sebab dosa-dosa itu tersimpan 

pada Tuhan   (Ul. 32:34-35; Ayb. 14:17). Kesalahan itu tersimpan dengan 

aman, dan tidak akan dilupakan, tidak pula bukti yang menentangnya 

akan hilang. Sebaliknya, kesalahan itu tersimpan di tempat rahasia, 

tersembunyi. Orang berdosa itu sendiri tidak menyadarinya. Kesalahan 

itu diikatkan pada kemahatahuan Tuhan  , dan pada hati nurani orang 

berdosa itu sendiri. Perhatikanlah, dosa orang-orang berdosa tidak akan 

dilupakan hingga dosa ini  diampuni. Sebaliknya, disimpan 

perhitungan yang tepat untuk itu, yang akan dibuka pada waktu yang 

semestinya.  

2. Mereka tidak bergegas untuk bertobat dan menolong diri sendiri saat  

mendapat teguran-teguran ilahi. Mereka menghancurkan diri sendiri 

sebab mereka tidak mau melakukan apa yang seharusnya mereka 

lakukan demi keselamatan mereka (ay. 13).  

(1) Mereka diseret ke dalam masalah dan kesusahan oleh dosa: Sakit 

beranak mendahului kelahirannya (KJV: sakit beranak akan 

dirasakannya). Mereka akan menderita sebab  dosa, dan dengan 

demikian dibuat merasakan kesakitan akibat dosa. Mereka akan 

disiksa oleh kepedihan dan kesengsaraan sebab  dosa, yang sangat 

hebat dan berat, namun, seperti kesakitan seorang wanita yang 

melahirkan, penuh harapan dan janji, dan dimaksudkan untuk men-

dapat kelepasan. Dan melalui semuanya ini, kendati Tuhan   menghajar 

mereka, Ia merancangkan kebaikan mereka. Mereka dihajar, agar 

mereka tidak dibinasakan. namun  ,  

(2) Dengan semuanya ini mereka tidak tergerak sebagaimana mestinya 

untuk melakukan pertobatan dan reformasi diri, yang akan membuat 

penderitaan mereka berakhir dengan sukacita yang sejati: namun  ia 


 

596 

yaitu  seorang anak yang tidak bijaksana; sebab tidak pada 

waktunya ia bergerak, seperti yang dilakukannya itu, di dalam 

kandungan ibu. namun  , bila waktunya tiba untuk lahir, ia harus 

berusaha keluar dari kandungan ibu, supaya jangan sampai ia 

tercekik dan gugur dalam kandungan pada akhirnya. Seandainya 

anak yang akan dilahirkan ibunya itu mampu memahami 

keadaannya sendiri, kita harus menganggapnya sebagai anak yang 

tidak bijaksana jika  ia memilih untuk tinggal lama di dalam 

rahim. Sebab dia yang dipasung terbelenggu ingin segera dibebaskan, 

supaya ia tidak turun mati ke liang kubur (Yes. 51:14). Perhatikanlah, 

sudah sepantasnya orang dianggap sebagai pembinasa diri sendiri 

jika  mereka menangguhkan dan menunda pertobatan mereka, 

yang hanya dengannya mereka dapat menolong diri mereka sendiri. 

Orang-orang yang terancam bahaya mengalami keguguran dalam 

pertobatan yaitu  mereka yang menundanya, dan yang tidak mau 

berusaha bergegas melakukannya dan menuntaskannya.  

3. Itulah mengapa mereka dibinasakan, sebab  mereka telah melakukan 

apa yang pasti akan mendatangkan kehancuran bagi mereka dan 

mengabaikan apa yang akan menjadi satu-satunya pertolongan bagi 

mereka. Inilah gambaran yang menyedihkan tentang kehancuran yang 

telah ditetapkan bagi mereka (ay. 15, 14:1). Di sini diterima begitu saja 

bahwa Efraim tumbuh subur di antara anak-anaknya. Nama Efraim 

berarti kesuburan. Ia tumbuh subur dalam hal kelimpahan hasil 

negerinya dan banyaknya jumlah penduduknya. Efraim yaitu  suku 

yang selain kaya juga berjumlah banyak, sebagaimana yang telah 

dinubuatkan tentangnya. Namun dosa mengubah suku yang subur ini 

menjadi tandus. Yusuf yaitu  seperti pohon buah-buahan yang muda, 

namun  sebab  dosa suku ini  menjadi layu. Alat yang dipakai bagi 

kehancuran Efraim yaitu  angin timur, yang melambangkan seorang 

musuh asing yang akan menyerangnya. Angin itu disebut angin TUHAN, 

bukan hanya sebab  angin itu akan menjadi angin yang sangat hebat dan 

kuat, melainkan juga sebab  angin itu akan dikirim oleh pimpinan ilahi. 

Angin itu akan datang dari TUHAN, dan melakukan apa saja yang 

diperintahkan-Nya. Dan lihatlah apa dampak yang ditimbulkannya 

terhadap suku yang tumbuh subur itu, betapa besar kehancuran yang 

akan ditimbulkan oleh perang.  

(1) Adakah Efraim suku yang kaya? Musuh asing akan membuatnya 

sangat miskin. Angin TUHAN ini akan bertiup dari padang gurun, 

Kitab Hosea 13:1-4 

 

597 

angin yang keras dan kencang, yang akan mengeringkan sumber-

sumber dan merusakkan mata-mata air yang mengairi pohon ini, dan 

akan menguras habis sumber-sumber kekayaannya. Penyerang akan 

memorak-porandakan negeri dan dengan demikian memiskinkan 

para petani, akan memboikot perdagangan dan perniagaan, dan 

dengan demikian memiskinkan para pedagang. Dan janganlah orang-

orang besar, yang kekayaannya terletak pada perabot mewah 

mereka, berpikir bahwa mereka akan diluputkan dari hukuman, 

sebab penyerang itu akan merampas harta benda dan segala barang 

yang indah-indah. Lihatlah kebodohan orang-orang yang 

mengumpulkan harta mereka di bumi, yang menyimpannya di dalam 

barang yang indah-indah (perabot-perabot yang didambakan, demi-

kian kata yang digunakan), yang padanya hati mereka terpatri dan 

yang di dalamnya mereka menempatkan penghiburan dan kepuasan 

mereka. Ini yaitu  harta yang dapat dirampas, dan yang akan dijarah 

dari mereka. Ngengat dan karat dapat merusakkannya, dan pencuri 

atau tentara perang dapat mencuri dan membawanya pergi. namun  

bijaksana dan berbahagialah orang-orang yang mengumpulkan harta 

mereka di sorga, dan di dalam perkara-perkara yang menyenangkan 

dari alam itu, yang tidak dapat dirampas, dan yang tidak dapat 

dilucuti dari mereka. Berbahagialah mereka itu senantiasa, dan 

sebab nya sungguh-sungguh bijaksana.  

(2) Adakah suku Efraim padat penduduknya dan banyak jumlahnya? 

Musuh akan mengurangi kepadatan penduduknya dan menyisakan 

sedikit orang saja: Samaria akan menjadi sunyi sepi (14:1, KJV), tanpa 

penduduk.  

[1] Orang-orang yang merupakan penjaga dan sukacita bagi 

angkatan sekarang akan dibinasakan. Orang-orang yang 

memegang senjata akan menyandangnya dengan percuma, sebab 

mereka akan tewas oleh pedang, sehingga tidak ada seorang pun 

yang maju melawan kegeraman sang penakluk, atau mengurus 

masalah-masalah umum dan keluarga sendiri.  

[2] Akan dibinasakan pula orang-orang yang merupakan benih dan 

pengharapan bagi angkatan yang akan datang, yang seharusnya 

bangkit menggantikan orang-orang yang tewas oleh pedang. 

Seluruh bangsa itu harus dibabat habis, dan sebab  itu bayi-

bayinya akan diremukkan, dengan cara yang paling kejam dan 

biadab. Dan, yang bisa dibilang lebih tidak manusiawi lagi, 

wanita -wanita  yang mengandung akan dibelah perutnya. 


 

598 

Demikianlah kemuliaan Samaria terbang sejak lahir, dan sejak 

dari kandungan (9:11; 10:14). Lihatlah contoh-contoh dari 

kekejaman ini (2Raj. 8:12; 15:16; Am. 1:13). 

II. Sekarang mari kita lihat bagaimana Tuhan   menjadi penolong bagi umat yang 

membinasakan diri sendiri ini, bagaimana Ia menjadi satu-satunya penolong 

mereka (ay. 10, KJV): Aku akan menjadi rajamu, untuk memerintah dan 

menyelamatkanmu. Kendati mereka telah menolak untuk menjadi warga-

Nya dan telah memberontak melawan Dia, namun Ia akan tetap menjadi Raja 

mereka dan tidak akan menelantarkan mereka. Pekerjaan dan urusan 

seorang raja yang baik yaitu  menjaga rakyat-Nya, bukan hanya dari ke-

hancuran oleh musuh-musuh luar, namun  juga dari menghancurkan diri 

sendiri dan satu sama lain. Demikianlah Tuhan   akan tetap menjadi Raja Israel, 

sebagaimana Ia dahulu yaitu  raja mereka. Perhatikanlah, keadaan kita akan 

benar-benar menyedihkan seandainya Tuhan   tidak memperlakukan kita 

dengan lebih baik dibandingkan  kita memperlakukan diri kita sendiri.  

1. Tuhan   akan menjadi Raja mereka saat  mereka tidak memiliki raja lain. 

Ia akan melindungi dan menyelamatkan mereka saat  orang-orang 

yang seharusnya menjadi pelindung dan penyelamat mereka telah 

dibinasakan dan lenyap: Aku akan menjadi dia (demikian ay. 10 bisa 

dibaca), dia yang akan menolongmu. “Di mana gerangan rajamu, supaya 

diselamatkannya engkau di semua kotamu, supaya ia bisa maju memim-

pin di depanmu, dan bertempur bagimu, saat  kota-kotamu diserang 

oleh pasukan asing, dan supaya ia bisa meredam perseteruan yang lebih 

berbahaya di antara wargamu sendiri? Di mana semua pemukamu, yang 

dengan menegakkan keadilan umum seharusnya menjaga kedamaian 

umum? Sebab keadilan dan damai sejahteralah yang akan bercium-

ciuman. Di mana semua pemukamu yang begitu engkau dambakan dan 

menjadi tempat engkau bergantung, yang tentang mereka engkau ber-

kata, berilah kepadaku seorang raja dan pemuka-pemuka? Perkataan ini 

merujuk,  

(1) Kepada keinginan yang bodoh dan jahat yang dimiliki oleh seluruh 

bangsa Israel akan suatu pemerintahan kerajaan, jsesudah  lelah 

dengan pemerintahan berdasar  ketuhanan, atau pemerintahan 

ilahi, yang telah memimpin mereka selama zaman hakim-hakim, 

sebab  pemerintahan itu tampak terlalu hina bagi mereka. Mereka 

telah menolak Samuel, dan di dalam dirinya mereka menolak 

Kitab Hosea 13:1-4 

 

599 

TUHAN, saat  mereka berkata, berikanlah kepada kami seorang raja 

seperti bangsa-bangsa lain, padahal TUHAN yaitu  Raja mereka.  

(2)  Kepada keinginan yang dimiliki oleh sepuluh suku akan sebuah 

kerajaan yang berbeda dari pemerintahan keluarga Daud, sebab  

mereka berpikir bahwa pemerintahan raja Daud terlalu semena-

mena dan terlalu keras terhadap mereka, dan mereka berharap 

untuk memperbaiki keadaan mereka dengan mengangkat Yerobeam. 

Kedua-duanya yaitu  contoh,  

[1] Tentang kegegabahan manusia dalam bertindak bagi dirinya 

sendiri. saat  mereka tidak senang dengan keadaan mereka 

pada saat ini, mereka menginginkan hal yang baru, dan mencoba 

memperbaiki keadaan mereka dengan mengadakan suatu 

perubahan. namun  mereka biasanya menjadi kecewa, dan tidak 

mendapatkan keuntungan yang mereka harap-harapkan di 

dalam perubahan ini .  

[2] Tentang kedurhakaan manusia terhadap Tuhan  , dalam mencoba 

memperbaiki dan mengubah ketetapan-ketetapan-Nya. Tuhan   

telah memberi Israel hakim-hakim dan nabi-nabi sebagai 

pembimbing mereka. namun  mereka muak dengan para hakim 

dan nabi itu, dan berseru, berilah kami seorang raja dan pemuka-

pemuka. Tuhan   telah memberi mereka keluarga Daud, dan mene-

gakkannya melalui kovenan kerajaan. namun  mereka segera 

muak dengannya pula, dan berseru, kita tidak memperoleh 

bagian dari pada Daud. Sungguh menghancurkan diri sendiri 

orang-orang yang tidak senang dengan apa yang diperbuat Tuhan   

bagi mereka, namun  berpikir bahwa mereka dapat berbuat lebih 

baik bagi diri mereka sendiri. Nah, dalam kedua permintaan ini, 

Penyelenggaraan ilahi menuruti keinginan mereka, dengan 

memberi mereka Saul sebagai yang pertama kalinya, dan 

kemudian Yerobeam. Dan adakah mereka menjadi lebih baik 

oleh kedua raja ini ? Saul diberikan dalam murka (diberi-

kan dalam guruh, 1Sam. 12:18-19) dan segera jsesudah nya diambil 

dalam gemas, di gunung Gilboa. Pemerintahan raja-raja dari 

sepuluh suku diberikan dalam murka, bukan hanya terhadap 

Salomo sebab  kelemahannya, namun  juga terhadap sepuluh suku 

yang menginginkannya, sebab  ketidakpuasan dan ketidak-

senangan mereka kepada keluarga Daud. Dan Tuhan   sekarang 

hendak mengambilnya dalam murka melalui kekuatan raja 

Asyur. Maka, di mana gerangan rajamu? Ia telah pergi, dan 


 

600 

engkau akan diam dalam waktu yang lama dengan tidak ada raja, 

tiada pemimpin (3:4), tidak ada siapa-siapa untuk menyelamat-

kanmu, tidak ada siapa-siapa untuk memerintahmu. 

Perhatikanlah, 

Pertama, Tuhan   sering kali memberi  dalam murka apa 

yang kita inginkan dengan berdosa dan di luar batas, 

memberi nya dengan kutuk, dan bersama dengan kutuk itu 

menyerahkan kita kepada hawa nafsu kita sendiri. Dengan cara 

seperti itu pula Ia memberi  burung puyuh kepada Israel.  

Kedua, apa yang kita inginkan di luar batas biasanya akan 

mengecewakan kita, dan tidak dapat menyelamatkan kita, 

seperti yang kita harapkan.  

Ketiga, apa yang diberikan Tuhan   dalam murka akan diambil-

Nya dalam gemas. Apa yang diberikan Tuhan   sebab  kita tidak 

menginginkannya dengan baik, akan diambil-Nya sebab  kita 

tidak menggunakannya dengan baik. Sudah menjadi kebahagiaan 

orang-orang kudus bahwa, entah Tuhan   memberi atau 

mengambil, semuanya dilakukan di dalam kasih, dan hal itu 

memberi mereka bahan pujian. Bagi orang suci semuanya suci. 

Sudah menjadi kesengsaraan orang fasik bahwa, entah Tuhan   

memberi atau mengambil, semuanya dilakukan dalam murka. 

Bagi mereka tidak ada yang suci, tidak ada yang menghibur.  

2. Tuhan   akan berbuat bagi mereka apa yang tidak dapat diperbuat oleh raja 

lain seandainya mereka memilikinya (ay. 14): Akan Kubebaskan mereka 

dari kuasa dunia orang mati. Kendati Israel menurut daging dibiarkan 

menemui kehancuran, Tuhan   menyediakan belas kasihan bagi Israel 

rohani milik-Nya, yang di dalam diri mereka semua janji itu akan 

digenapi, dan antara lain janji ini. Sebab kepada merekalah Rasul Paulus 

menerapkan janji ini (1Kor. 15:55), dan khususnya kepada kebangkitan 

orang-orang percaya yang penuh berkat pada hari penghakiman, namun 

tanpa mengecualikan kebangkitan rohani mereka dari kematian dosa 

pada kehidupan yang kudus, sorgawi, rohani dan ilahi. Dijanjikan,  

(1) Bahwa para tawanan akan dilepaskan, akan dibebaskan dari kuasa 

dunia orang mati. Pembebasan mereka akan terjadi melalui tebusan. 

Dan kita tahu siapa yang telah membayar tebusan mereka, dan apa 

tebusan itu, sebab Anak Manusialah yang memberi  nyawa-Nya 

menjadi tebusan bagi banyak orang (Mat. 20:28). Dialah yang mene-

bus mereka seperti itu. Orang-orang yang, saat  bertobat dan 

Kitab Hosea 13:1-4 

 

601 

percaya, melalui kuasa kebenaran Kristus, dibebaskan dari 

kesalahan dosa dan diselamatkan dari kematian dan neraka, yang 

merupakan upah dosa, mereka itulah orang-orang tebusan 

TUHAN yang pada hari penghakiman akan dibangkitkan dari kubur 

dalam kemenangan. Dan mustahil bagi alam maut untuk menahan 

mereka sebagaimana alam itu tidak dapat menahan Tuhan mereka.  

(2) Bahwa sang penakluk akan dibinasakan: Di manakah penyakit 

samparmu, hai maut (KJV: Aku akan menjadi tulah bagimu, hai maut!). 

Yesus Kristus yaitu  tulah dan kehancuran bagi maut dan dunia 

orang mati saat  oleh kematian Ia memusnahkan dia yang berkuasa 

atas maut, dan saat  dalam kebangkitan-Nya sendiri Ia telah 

menang atas kubur. namun  kehancuran maut dan dunia orang mati 

secara menyeluruh akan terjadi pada kebangkitan orang-orang 

percaya pada hari penghakiman, saat  kematian akan ditelan untuk 

selamanya dalam kemenangan, dan itulah musuh terakhir yang akan 

dibinasakan. namun  kata yang diterjemahkan (KJV) Aku akan, dapat 

juga diartikan ubi nunc – di manakah sekarang tulah-tulahmu? Dan 

demikianlah Rasul Paulus mengartikannya: ‘Hai maut! Di manakah 

tulahmu, atau sengatmu, yang dengannya engkau telah begitu lama 

menyusahkan dunia? Hai dunia orang mati, di manakah 

kemenanganmu, atau kebinasaanmu, yang dengannya engkau telah 

membinasakan umat manusia?” Kristus telah melenyapkan 

kematian, telah mematahkan kuasanya dan mengubah hakikatnya, 

dan dengan demikian memampukan kita untuk menang atasnya. 

Janji ini telah dibuat-Nya dan akan digenapi bagi semua orang yang 

menjadi milik-Nya. Sebab mata-Nya tertutup bagi belas kasihan. Ia 

tidak akan pernah mencabut kembali hukuman yang telah 

dijatuhkan atas maut dan dunia orang mati ini, sebab Ia bukanlah 

manusia sehingga Ia menyesal. Oleh sebab itu, syukur kepada Tuhan   

yang memberi kita kemenangan. 

 

 

PASAL  14  

lunan nada dalam pasal ini berbeda dengan alunan nada dalam pasal-pasal 

terdahulu. Pasal-pasal sebelumnya secara umum berisi teguran atas dosa 

dan ancaman kemurkaan, sedangkan pasal ini berisi imbauan untuk bertobat 

serta janji-janji belas kasihan. Dan dengan imbauan serta janji inilah Nabi Hosea 

mengakhiri tulisannya, sebab seluruh kecaman dan kengerian yang telah 

disampaikannya sebelumnya bertujuan untuk mempersiapkan dan membuka 

jalan bagi imbauan dan janji ini. Tuhan   melukai supaya dapat menyembuhkan. 

Roh Kudus menginsafkan agar Dia dapat menghibur. Pasal ini merupakan 

pelajaran bagi orang-orang yang bertobat, dan masih ada sejumlah orang seperti 

itu di Israel pada masa itu, sekalipun segala sesuatunya sedang buruk. Dalam 

pasal ini kita dapati, 

I. Petunjuk untuk bertobat, apa yang harus dilakukan dan harus 

diucapkan (ay. 2-4). 

II. Dorongan untuk bertobat yang bersumber pada kesediaan Tuhan   untuk 

menerima orang-orang berdosa yang ingin kembali (ay. 5, 9), serta 

penghiburan yang disediakan-Nya bagi mereka (ay. 6-8). 

III. Ajakan yang khidmat untuk merenungkan semuanya itu dengan 

sungguh-sungguh (ay. 10). 

Dorongan bagi Orang yang Mau Bertobat 

(14:2-4) 

2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Tuhan  mu, sebab engkau telah tergelincir sebab  

kesalahanmu. 3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! 

katakanlah kepada-Nya: “Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang 

baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. 4 Asyur tidak dapat 

menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata 

 

 Ada perbedaan pembagian perikop antara LAI dan KJV. Pasal 14:1 versi KJV dijumpai pada pasal 

14:2 pada versi LAI.  


 

606 

lagi: Ya, Tuhan   kami! kepada buatan tangan kami. sebab  Engkau menyayangi anak yatim.” 

Dalam ayat-ayat di atas kita membaca, 

I. Ajakan yang ramah bagi orang berdosa untuk bertobat (ay. 2). Ajakan itu 

ditujukan kepada Israel, yang mengaku sebagai umat Tuhan  . Mereka dipanggil 

untuk bertobat. Perhatikanlah, pertobatan harus diserukan bahkan kepada 

orang-orang yang termasuk dalam jemaat Tuhan  , seperti juga kepada orang-

orang kafir. “Engkau yaitu  Israel, dan sebab  itu engkau terikat kepada 

Tuhan  mu dalam hal kewajiban, rasa terima kasih, dan kepentingan. Pembe-

rontakanmu terhadap-Nya itu lebih dari kekejian, dan kembalinya engkau 

kepada-Nya lebih dari keharusan.” Hendaklah Israel melihat, 

1. Apa yang telah mereka perbuat sehingga mereka perlu bertobat. 

“Engkau telah tergelincir sebab  kesalahanmu.” Engkau telah tersandung, 

demikian sebagian penafsir membacanya. Berhala-berhala merekalah 

yang menjadi batu sandungan mereka. “Engkau telah tergelincir dari 

Tuhan   ke dalam dosa, tergelincir dari segala yang baik, jatuh tertimpa 

beban kesalahan dan kutuk.” Perhatikanlah, dosa yaitu  suatu kejatuh-

an, dan setiap orang yang telah jatuh sebab  dosa harus bangkit kembali 

dengan pertobatan. 

2. Apa yang perlu mereka lakukan dalam pertobatan. “Bertobatlah kepada 

TUHAN, Tuhan  mu. Kembalilah kepada-Nya, sebagai Tuhan tempatmu 

bergantung, sebagai Tuhan  mu, yang engkau miliki dalam ikatan kovenan, 

yang di dalam-Nya engkau mendapat bagian.” Perhatikanlah, setiap 

orang yang telah membangkang terhadap Tuhan   sangat berkepentingan 

untuk bertobat kepada-Nya, dan dengan demikian melakukan lagi apa 

yang semula mereka lakukan. “Kembalilah kepada Tuhan   yang dari-Nya 

engkau telah tergelincir, dan yang satu-satunya mampu mengangkatmu. 

Kembalilah bahkan kepada Tuhan, atau pulanglah kepada Tuhan. Jangan 

hanya memandang kepada-Nya, atau mendekat beberapa langkah saja, 

namun  kembalilah sepenuhnya.” Ada pepatah Yahudi kuno yang di-

dasarkan pada ayat ini, bunyinya, “Pertobatan itu hal yang luar biasa, 

sebab  mengangkat manusia sampai ke takhta kemuliaan.” 

II. Petunjuk-petunjuk penting yang diberikan kepada mereka tentang 

bagaimana harus bertobat. 

1. Mereka harus memikirkan apa yang harus mereka katakan kepada Tuhan   

saat  datang kepada-Nya. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan. 

Mereka dituntut untuk membawa, bukan korban dan persembahan, 

melainkan doa penyesalan dan permohonan, ucapan bibir, namun bukan 

Kitab Hosea 14:2-4 

 

607 

dari bibir belaka, melainkan dari hati, sebab kalau tidak, kata-kata itu ha-

nyalah omong kosong. Salah seorang rabi Yahudi menuturkan, “Perka-

taan itu haruslah sesuatu yang mula-mula keluar dari dalam batin. Apa 

yang diucapkan lidah harus lahir dari hati.” Kita harus membawa serta 

kata-kata yang baik, dengan cara menjaga pikiran dan perasaan yang 

baik. Verbaque prævisam rem non invita sequentur – orang yang 

menguasai suatu pokok masalah biasanya tidak pernah kehilangan kata-

kata. Perhatikanlah, saat  datang kepada Tuhan  , kita harus memikirkan 

apa yang hendak kita katakan kepada-Nya. Jika kita datang tanpa keper-

luan, kemungkinan besar kita pun pulang tanpa mendapat jawaban. Apa 

yang akan kami katakan? (Ezr. 9:10). Kita harus membawa serta kata-

kata dari Kitab Suci, menerimanya dari Roh anugerah dan permohonan, 

yang mengajar kita berseru, “Ya Abba, ya Bapa,” dan yang bersyafaat 

dalam diri kita. 

2. Mereka harus memikirkan apa yang harus mereka lakukan. Mereka tidak 

hanya harus membawa serta kata-kata, namun  juga harus bertobat 

kepada TUHAN, baik secara batiniah dalam hati mereka maupun secara 

lahiriah dalam kehidupan mereka. 

III. Untuk menolong serta mendorong mereka dalam bertobat, Tuhan   berkenan 

menaruh perkataan ke dalam mulut mereka, untuk mengajar mereka apa 

yang perlu mereka ucapkan. Kita tentu dapat berharap akan diterima oleh 

Tuhan  , bila Dia sendiri telah memerintahkan supaya permohonan kita 

disusun dan dipersiapkan dengan baik, dan Roh-Nya sendiri telah meng-

gubahnya bagi kita. Dan tidak diragukan lagi bahwa kita akan berhasil bila 

perasaan dalam jiwa kita sejalan dengan perkataan yang diajarkan kepada 

kita di sini. Perkataan itu berupa, 

1. Kata-kata permohonan. Di sini diajarkan dua hal untuk kita mohonkan:  

(1) Agar dibebaskan dari kesalahan. saat  kembali kepada Tuhan, kita 

harus berkata kepada-Nya, “Ya Tuhan, ampunilah segala kesalahan.” 

Umat Israel saat itu sedang menderita sebab  dosa, tertekan oleh 

beban kepedihan, namun  mereka diajar untuk berdoa, “Jauhkanlah 

dosa ini,” bukan seperti doa Firaun, “Jauhkanlah bahaya maut ini.” 

Perhatikanlah, saat  dilanda kesusahan, kita harus lebih me-

mikirkan pengampunan dosa-dosa kita dibandingkan  kelepasan dari 

masalah kita. “Ampunilah segala kesalahan, angkatlah segala 

kesalahan itu, sebab kesalahan itu seperti beban yang hampir 

menenggelamkan kami, atau seperti batu sandungan yang sering 


 

608 

membuat kami jatuh. Ya Tuhan, jauhkanlah kesalahan itu, supaya 

jangan ia muncul melawan kami, untuk mempermalukan dan 

mengutuk kami. Singkirkanlah semuanya dengan pengampunan 

yang penuh dan cuma-cuma, sebab sesungguhnya kami tidak dapat 

menghilangkannya sedikit pun dengan penebusan kami sendiri.” 

saat  Tuhan   mengampuni dosa, Dia mengampuni seluruhnya, utang 

besar itu. Dan saat  kita berdoa meminta dijauhkan dari dosa, kita 

harus berdoa supaya dijauhkan dari semua dosa tanpa kecuali.  

(2) Agar diterima sebagai orang benar di hadapan Tuhan  . “Terimalah 

kami dengan penuh rahmat (ay. 3, KJV). Biarlah kami mendapatkan 

perkenanan dan kasih-Mu, dan berilah perhatian-Mu kepada kami 

dan perbuatan kami. Terimalah doa kami dengan penuh rahmat, 

berkenanlah kepada pekerjaan baik yang kami lakukan sebab  

dimampukan oleh anugerah-Mu.” Ambillah yang baik (demikian kata 

yang dipakai). Ambillah yang baik untuk dikaruniakan kepada kami, 

demikian dalam terjemahan yang agak luas – berilah yang baik. 

Permohonan ini mengikuti permohonan sebelumnya untuk 

menyingkirkan segala kesalahan. Sebab, sebelum kesalahan kita 

disingkirkan, tidak ada alasan sama sekali untuk mengharapkan 

kebaikan apa pun dari Tuhan  . namun  jsesudah  dosa dijauhkan, 

terbukalah jalan untuk menganugerahkan yang baik removendo 

prohibens – dengan menyingkirkan apa yang menjadi penghalang. 

Berilah yang baik. Mereka tidak mengatakan kebaikan apa itu, namun  

menyerahkan diri kepada Tuhan  . Kebaikan itu bukanlah yang 

diperlihatkan oleh dunia (Mzm. 4:7), melainkan yang diberikan oleh 

Tuhan  . “Berilah yang baik, kebaikan yang telah hilang dari kami, 

kebaikan yang telah Engkau janjikan, dan yang diperlukan bagi 

keadaan kami.” Perhatikanlah, saat kita berbalik kepada Tuhan  , yang 

harus kita dambakan dan doakan dengan sungguh-sungguh ialah pe-

nerimaan Tuhan   dengan penuh rahmat serta buah dan tanda dari 

penerimaan itu. “Berilah yang baik, kebaikan yang akan membuat 

kami menjadi baik dan mencegah kami kembali lagi kepada 

kesalahan.” 

2. Kata-kata janji. Kata-kata ini juga ditaruh ke dalam mulut mereka, bukan 

untuk membuat Tuhan   tergerak, atau membuat-Nya bersedia 

menunjukkan belas kasihan kepada mereka, melainkan untuk membuat 

diri mereka sendiri tergerak dan bersedia untuk kembali melaksanakan 

kewajiban mereka. Perhatikanlah, doa-doa kita memohon ampunan dan 

perkenanan Tuhan   haruslah senantiasa disertai dengan niat yang tulus 

Kitab Hosea 14:2-4 

 

609 

dan janji untuk kembali berlaku taat. Ada dua hal yang harus mereka 

janjikan dan nazarkan:  

(1) Ucapan syukur. “Ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah kami, 

maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.” Ucapan bibir 

kami (demikian dalam Septuaginta), kata ini juga dipakai untuk 

korban bakaran, dan dengan demikian sesuai dengan bahasa Ibrani. 

Sang rasul mengutip kata-kata ini (Ibr. 13:15) dan memaknai ucapan 

bibir sebagai korban syukur kepada Tuhan  , yang memuliakan nama-

Nya. Perhatikanlah, pujian dan ucapan syukur merupakan korban 

rohani kita, dan jika lahir dari hati yang lurus, akan menyukakan 

Tuhan   lebih baik dari pada sapi jantan atau lembu jantan (Mzm. 69:31-

32). Selain itu, rasa diampuni dan diterima oleh Tuhan   akan 

melapangkan hati kita dalam puji-pujian dan ucapan syukur. Orang 

yang diterima dengan penuh rahmat boleh dan harus 

mempersembahkan ucapan bibir mereka. Itu memang balasan yang 

tidak setimpal atas rahmat-rahmat besar yang mereka terima, namun  

jika diberikan dengan tulus hati, lebih berkenan kepada Tuhan   

dibandingkan  sekandang anak lembu jantan.  

(2) Perubahan hidup. Umat Israel diajar untuk berjanji, bukan hanya 

membuat pengakuan dengan kata-kata, namun  juga mereformasi diri 

secara nyata. Dan di sini kita diajar, 

[1] Bahwa dalam pertobatan kita kepada Tuhan  , kita harus mengucap 

kovenan untuk melawan dosa. Jangan berharap bahwa Tuhan   

akan menyingkirkan dosa kita dengan mengampuninya, jika kita 

sendiri tidak menyingkirkannya dengan meninggalkannya.  

[2] Bahwa dalam kovenan dan tekad kita untuk melawan dosa, kita 

harus menyebutkannya secara rinci, seperti yang harus kita 

lakukan dalam pengakuan dosa, sebab kebohongan biasanya 

ada  pada hal-hal yang tidak rinci.  

[3] Mengucap kovenan secara khusus dan tegas untuk meninggalkan 

dosa-dosa yang paling menguasai kita, yang paling mudah 

merintangi kita, dan yang paling sering mengalahkan kita. Kita 

harus menjaga diri, dan sebab  itu membentengi diri terhadap 

kesalahan kita sendiri (Mzm. 18:24). Dosalah yang di sini mereka 

mengucapkan kovenan untuk mereka tinggalkan, dan dengan 

demikian yang mereka akui bahwa mereka telah bersalah 

atasnya, yaitu  memberi  kepada yang lain kemuliaan yang 

sepatutnya diberikan kepada Tuhan   saja. Berikut ini hal-hal yang 


 

610 

mereka janjikan tidak akan pernah mereka lakukan lagi. 

Pertama, mengandalkan makhluk ciptaan, padahal seharusnya 

mereka mengandalkan Tuhan   saja. Mereka tidak akan lagi percaya 

kepada sekutu-sekutu mereka dari bangsa lain: Asyur tidak dapat 

menyelamatkan kami. “Kami tidak akan meminta bantuan 

kepada orang Asyur saat menghadapi kesusahan, seperti yang 

telah kami lakukan sebelumnya (5:13; 7:11; 8:9). Kami tidak 

akan mengadakan perjanjian demi mendapat bantuan mereka, 

tidak pula akan mengandalkan bantuan itu, atau bergantung 

padanya. sebab  ada Tuhan   yang dapat kami datangi, Tuhan   yang 

Maha mencukupi yang dapat kami andalkan, maka kami tidak 

sudi berutang budi kepada orang Asyur atas pertolongan 

mereka.” Mereka tidak akan lagi percaya pada perlengkapan 

perang mereka di negeri sendiri, terutama yang dilarang untuk 

diperbanyak: “Kami tidak mau mengendarai kuda, artinya, kami 

tidak mau datang meminta dukungan dari Mesir,” sebab dari 

sanalah mereka memasok kuda mereka (Ul. 17:16; Yes. 30:16; 

31:1, 3). “saat  musuh menyerbu, kami akan mengandalkan 

Tuhan   untuk menolong bala tentara kami, dan kami tidak akan 

berusaha menaikkan kembali pasukan berkuda kami ke atas 

kuda-kuda mereka.” Atau, “Kami tidak mau terburu-buru 

menunggang kuda, berlari dari satu makhluk ciptaan kepada 

makhluk ciptaan lain untuk mencari pertolongan. Kami hanya 

akan menempuh jalan terdekat, dan satu-satunya jalan yang pasti, 

dengan membawa diri kami kepada Tuhan  ” (Yes. 20:5). 

Perhatikanlah, pertobatan sejati membuat kita berhenti 

mengandalkan tangan manusia dan membawa kita bergantung 

pada Tuhan   saja untuk semua hal baik yang kita perlukan. Kedua, 

mereka juga tidak akan memberi  kepada makhluk ciptaan 

penghormatan yang sepatutnya diberikan kepada Tuhan   saja. 

Kami tidak akan berkata lagi: Ya, Tuhan   kami! kepada buatan 

tangan kami. Umat Israel harus berjanji untuk tidak pernah 

menyembah berhala lagi, dan untuk alasan yang baik, sebab 

berdoa kepada buatan tangan sendiri yang kita anggap sebagai 

Tuhan   yaitu  tindakan paling konyol dan tidak masuk akal di 

dunia. Kita harus berjanji untuk tidak melekatkan hati pada 

kenikmatan-kenikmatan dunia, tidak pula memegahkan diri 

dalam ibadah-ibadah kita secara lahiriah, sebab hal itu pada 

Kitab Hosea 14:2-4 

 

611 

dasarnya sama saja dengan berkata kepada buatan tangan kita, 

“Ya Tuhan   kami.” 

3. Kata-kata seruan ditaruh ke dalam mulut mereka di sini: sebab  Engkau 

menyayangi anak yatim. Kita harus mendapat dorongan dalam berdoa 

bukan sebab  jasa apa pun yang didapati Tuhan   dalam diri kita, 

melainkan semata-mata sebab  belas kasihan yang kita harap akan kita 

dapati pada Tuhan  . Ayat ini dengan sendirinya mengandung kebenaran 

yang luhur, bahwa Tuhan   memperhatikan anak-anak yatim secara khusus 

(Mzm. 68:6-7). Demikianlah yang telah diperbuat-Nya dalam Taurat-Nya 

(Kel. 22:22), dan yang masih diperbuat-Nya dalam penyelenggaraan-Nya 

(Mzm. 27:10). Menolong orang-orang yang tidak memiliki penolong 

yaitu  hak istimewa Tuhan  . Pada-Nya ada belas kasihan bagi orang-orang 

seperti itu, sebab mereka pantas memperoleh belas kasihan. Pada-Nya 

mereka mendapatkan belas kasihan itu. Di dalam diri-Nyalah tersimpan 

belas kasihan bagi mereka, dan di sanalah mereka harus mencarinya. 

Carilah, maka kamu akan mendapat. Perkataan tadi disampaikan di sini 

sebagai seruan yang baik untuk memohon belas kasihan dan anugerah, 

serta seruan yang menguatkan iman mereka.  

(1) Mereka menyerukan susahnya keadaan mereka: “Kami bagaikan 

anak-anak yatim tanpa pertolongan.” Orang yang benar-benar 

menyadari ketidakberdayaan mereka sendiri dan mau mengakuinya, 

dapat berharap akan mendapatkan pertolongan di dalam Tuhan  . Ini 

merupakan langkah baik menuju penghiburan. “Saat kita masih 

belum berani memanggil Tuhan   sebagai Bapa, kita bisa memandang 

diri kita sebagai anak yatim tanpa-Nya, dan sebab  itu membiarkan 

diri kita tersungkur di kaki-Nya, agar Dia memandang kita dengan 

belas kasihan.”  

(2) Mereka menyerukan kasih sayang Tuhan   yang biasa ditunjukkan-Nya 

kepada orang-orang yang tidak berdaya seperti itu dalam keadaan 

tanpa penolong: Pada-Mu anak-anak yatim tidak hanya bisa 

mendapatkan, namun  juga benar-benar mendapatkan, dan akan 

mendapatkan, kasih sayang. Sungguh menguatkan iman dan 

pengharapan kita, saat  kita berbalik kepada Tuhan  , bahwa 

kemuliaan-Nya ialah menjadi Bapa bagi yang tidak memiliki bapa 

dan penolong bagi yang tidak memiliki penolong. 


 

612 

Jaminan Rahmat; Pertobatan Efraim 

(14:5-8) 

5 Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan 

sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.  

6 Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan 

akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. 7 Ranting-rantingnya akan 

merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di 

Libanon. 8 Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti 

gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti 

anggur Libanon. 

Dalam perikop ini kita mendapati jawaban damai sejahtera atas doa-doa orang 

Israel yang bertobat. Mereka mencari wajah Tuhan  , maka mereka tidak akan 

mencari dengan sia-sia. Tuhan   pasti akan menjumpai dengan belas kasih-Nya bagi 

orang-orang yang berbalik kepada-Nya di jalan kewajiban. Jika kita berbicara 

kepada Tuhan   dengan doa-doa yang baik, maka Tuhan   akan menjawab kita dengan 

janji-janji yang baik pula, seperti Ia menjawab malaikat dengan kata-kata yang 

ramah dan yang menghiburkan (Za. 1:13). Bila kita datang kepada Tuhan   dengan 

membawa kata-kata yang diajarkan dalam perikop sebelumnya, maka kita akan 

pulang dengan membawa kata-kata dalam perikop ini, yang merupakan 

santapan rohani bagi iman kita. Dan lihatlah bagaimana kata-kata dalam perikop 

ini menjawab kata-kata dalam perikop sebelumnya. 

I. Adakah mereka ngeri akan murka Tuhan   dan ingin menjauhkannya, dan 

sebab  itu kembali kepada Dia? Ia meyakinkan mereka bahwa, jika  

mereka mau tunduk, murka-Nya telah surut dari pada mereka. Hal ini 

dijadikan landasan bagi semua berkat lain yang dijanjikan di sini. Aku akan 

berbuat ini dan itu, sebab murka-Ku telah surut, sehingga terbukalah pintu 

bagi segala kebaikan untuk mengalir kepada mereka (Yes. 12:1). Perhati-

kanlah, meski Tuhan   dengan sepantasnya murka besar terhadap orang-orang 

berdosa, murka-Nya itu bukannya tidak dapat reda. Murka itu dapat surut, 

dan akan surut jika  orang-orang meninggalkan kesalahan mereka. Tuhan   

akan berdamai dengan orang yang berdamai dengan Dia dan dengan seluruh 

kehendak-Nya. 

II. Adakah mereka berdoa meminta pengampunan atas segala kesalahan? Tuhan   

meyakinkan mereka bahwa Ia akan memulihkan mereka dari penyelewengan. 

Demikianlah yang telah dijanjikan-Nya (Yer. 3:22). Perhatikanlah, meski 

penyelewengan dari Tuhan   merupakan penyakit yang berbahaya dan luka 

yang mematikan bagi jiwa, namun penyakit itu bukannya tidak dapat disem-

buhkan. Sebab Tuhan   dengan penuh rahmat telah berjanji bahwa jika orang 

Kitab Hosea 14:2-4 

 

613 

berdosa yang menyeleweng mau datang kepada-Nya sebagai tabib mereka, 

dan bersedia menuruti cara kerja-Nya, maka Dia akan memulihkan mereka 

dari penyelewengan itu. Dia akan menyembuhkan mereka dari kesalahan 

akibat penyelewengan mereka dengan belas kasih pengampunan, dan 

memulihkan kecenderungan mereka untuk menyeleweng dengan anugerah 

yang membarui. Kesalahan mereka tidak akan menjadi kebinasaan bagi 

mereka. 

III. Adakah mereka berdoa supaya Tuhan   mau menerima mereka dengan penuh 

rahmat? Sebagai jawaban atas doa itu, lihatlah, dijanjikan di sini, “Aku akan 

mengasihi mereka dengan sukarela.” Tuhan   telah membenci umat itu saat  

mereka terus berdosa (9:15). Namun, sebab  sekarang mereka telah 

berbalik dan bertobat, Ia mengasihi mereka. Ia tidak saja berhenti memurkai 

mereka, namun  juga bergirang atas mereka dan merancangkan kebaikan bagi 

mereka. Dia mengasihi mereka dengan sukarela, dengan kasih yang penuh 

dan mutlak (demikian menurut sebagian penafsir), sehingga tiada tersisa 

lagi murka-Nya yang sebelumnya, atau dengan kasih yang murah berlimpah 

(demikian menurut sebagian yang lain). Dia akan mengasihi mereka dengan 

tangan terbuka, dan tidak akan berhemat-hemat dalam memberi  

anugerah-Nya atau dalam bertindak bagi mereka. Atau mengasihi dengan 

riang dan rela hati. Dia akan mengasihi mereka tanpa keraguan atau 

keengganan. Pada waktu mereka bertobat, Ia tidak akan berkata, “Masakan 

Aku menerima engkau lagi?” sebagaimana firman-Nya saat  mereka murtad, 

“Masakan Aku membiarkan engkau?” Atau dengan kasih yang diberikan 

tanpa diminta dan yang tidak layak mereka dapatkan. Siapa yang dikasihi 

Tuhan  , dikasihi-Nya dengan sukarela, bukan sebab  mereka layak men-

dapatkannya, melainkan sebab  kerelaan kehendak-Nya sendiri. Ia 

mengasihi sebab  mau mengasihi (Ul. 7:7-8). 

IV. Adakah mereka berdoa supaya Tuhan   memberi yang baik, dan menjadikan 

mereka baik? Sebagai jawaban atas doa itu, lihatlah, dijanjikan di sini, “Aku 

akan seperti embun bagi Israel” (ay. 6). Cermatilah, 

1. Perkenanan apa yang akan dianugerahkan Tuhan   kepada mereka. 

Perkenanan itu yaitu  berkat Yakub, bapa leluhur mereka: Tuhan   akan 

memberi  kepadamu embun yang dari langit (Kej. 27:28). Bahkan, apa 

yang mereka perlukan tidak hanya akan diberikan Tuhan   kepada mereka, 

namun  juga Dia sendirilah yang akan menjadi segala yang mereka 

butuhkan itu: Aku akan seperti embun bagi Israel. Ini menjamin segala 

berkat rohani di dalam sorga. Dan hal ini terjadi jsesudah  mereka 


 

614 

dipulihkan dari penyelewengan, sebab belas kasih pengampunan 

senantiasa disertai dengan anugerah pembaruan. Perhatikanlah, bagi 

orang Israel sejati, Tuhan   sendirilah yang akan menjadi seperti embun. Ia 

akan mengajar mereka. Pengajaran-Nya akan menitik laksana embun 

(Ul. 32:2). Mereka semakin lama akan semakin mengenal Dia, sebab Ia 

akan datang kepada mereka seperti hujan (6:3). Ia akan menyegarkan 

mereka dengan penghiburan-penghiburan-Nya, sehingga jiwa mereka 

akan menjadi seperti taman yang diairi (Yes. 58:11). Kepada para 

petobat yang sungguh-sungguh, Ia akan menjadi seperti embun bagi 

Israel saat  mereka di padang gurun, yaitu embun yang mengandung 

manna (Kel. 16:14; Bil. 11:9). Anugerah-anugerah Roh Kudus ialah 

manna yang tersembunyi, tersembunyi di balik embun. Tuhan   akan 

memberi mereka roti dari sorga, seperti yang diperbuat-Nya bagi Israel 

dalam embun yang berlimpah (Yoh. 1:16). 

2. Apa yang akan menjadi buah perkenanan yang dihasilkan dalam diri 

mereka. Anugerah yang dikaruniakan kepada mereka dengan sukarela 

seperti itu tidak akan sia-sia. Jiwa-jiwa itu, yakni orang-orang Israel, yang 

bagi mereka Tuhan   seperti embun, dan yang kepada mereka anugerah-

Nya menetes, 

(1) Akan bertumbuh. sebab  orang jahat oleh anugerah Tuhan   dibuat 

menjadi baik, maka mereka oleh anugerah yang sama akan dibuat 

menjadi lebih baik. Sebab anugerah, di mana pun ia benar-benar 

berada, pasti akan bertumbuh. 

[1] Mereka akan bertumbuh ke atas dan semakin subur, akan 

berbunga seperti bunga bakung, atau (seperti sebagian penafsir 

membacanya) akan mekar seperti mawar. Pertumbuhan bunga 

bakung itu sangat cepat, seperti halnya semua tumbuhan 

berumbi yang lain. Akar bunga bakung kelihatannya mati di 

dalam tanah sepanjang musim salju, namun , jsesudah  disegarkan 

oleh embun musim semi, ia mulai tumbuh dalam waktu singkat. 

Demikian pula anugerah Tuhan   terkadang menumbuhkan orang 

yang baru percaya dengan sangat cepat. Bunga bakung yang 

telah mekar sangatlah elok (Mat. 6:29), demikian pula anugerah 

yaitu  kecantikan jiwa (Yeh. 16:14). Anugerah di dalam jiwa 

yaitu  hiasan kekudusan yang dihasilkan oleh embun dari 

kandungan fajar (Mzm. 110:3).  

[2] Mereka akan bertumbuh ke bawah dan semakin kokoh. Bunga 

bakung memang tumbuh dengan cepat dan indah, namun  dalam 

Kitab Hosea 14:2-4 

 

615 

sekejap ia layu dan dapat dipetik dengan mudah. Itulah sebabnya 

di sini dijanjikan kepada Israel bahwa di samping keindahan 

bunga bakung yang mereka miliki, mereka juga akan berakar 

seperti pohon hawar: Ia akan menjulurkan akar-akarnya seperti 

pohon hawar, bagaikan pohon aras di Libanon yang berakar 

dalam sehingga tidak dapat dicabut (Am. 9:15). Perhatikanlah, 

pertumbuhan rohani itu lebih menyangkut pertumbuhan akar 

yang tidak kelihatan. Semakin kita bergantung pada Kristus dan 

menyerap kekuatan serta kebajikan dari-Nya, dan semakin kita 

melakukan ibadah atas dasar pandangan yang baik, serta 

semakin kuat dan teguh kita dalam menjalankannya, maka 

semakin jauhlah kita menjulurkan akar-akar kita.  

[3] Mereka akan bertumbuh ke sekelilingnya (ay. 7): Ranting-

rantingnya akan merambak ke segala penjuru, dan (ay. 8), 

mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang rantingnya 

menjalar paling jauh dibandingkan segala jenis pohon lain. Yusuf 

dinubuatkan menjadi pohon buah-buahan yang muda (Kej. 

49:22). saat  banyak orang dari luar ditambahkan ke dalam 

jemaat Tuhan  , saat  suatu angkatan yang penuh harapan bangkit, 

pada saat itulah ranting-ranting Israel menyebar. saat  orang-

orang percaya melimpah dalam perbuatan baik, dan bertumbuh 

dalam pengenalan akan Tuhan   serta segala pemberian yang baik, 

pada saat itulah bisa dibilang ranting-ranting mereka merambak. 

Manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari. 

(2) Orang Israel akan disenangi dan diterima baik oleh Tuhan   maupun 

manusia. Anugerah yaitu  sesuatu yang menyenangkan, dan 

membuat orang-orang yang mendapatkannya sungguh-sungguh 

menyenangkan. Mereka di sini diibaratkan seperti pohon-pohon 

yang indah, 

[1] Dipandang mata: Semaraknya akan seperti pohon zaitun, yang 

senantiasa hijau. Pohon zaitun yang rimbun, elok dipandang 

mata, pernah TUHAN menamai engkau (Yer. 11:16). Ketetapan-

ketetapan ibadah merupakan keindahan jemaat Tuhan  , dan di 

dalamnya jemaat akan senantiasa menghijau. Kekudusan yaitu  

keindahan jiwa. Bila orang yang percaya dalam hatinya mengaku 

dengan mulutnya, serta menyokong dan menghiasi pengakuan 

iman itu dengan perilaku hidup yang sesuai, maka keindahan 

mereka laksana pohon zaitun (Mzm. 52:10). Kepada pohon-


 

616 

pohon kebenaran telah dijanjikan bahwa daun mereka tidak 

akan layu. 

[2] Harum baunya: Mereka akan berbau harum seperti pohon yang di 

Libanon (ay. 7) dan termasyhur seperti anggur Libanon (ay. 8). Itu 

merupakan pujian kepada leluhur mereka, Yakub, “Sesungguhnya 

bau anakku yaitu  sebagai bau padang yang diberkati TUHAN” 

(Kej. 27:27). Jemaat diibaratkan seperti kebun rempah-rempah 

(Kid. 4:12, 14) dan segala pakaiannya berbau mur, gaharu dan 

cendana. Orang percaya yang sejati berkenan pada Tuhan   dan 

dihormati oleh manusia. Tuhan   mencium persembahan yang 

harum dari korban-korban rohani mereka (Kej. 8:21), dan 

mereka disukai oleh banyak sanak saudaranya. Anugerah ialah 

wewangian bagi jiwa, keharuman bagi nama, dan menjadikannya 

seperti minyak yang mahal (Pkh. 7:1). Ingat-ingatan tentangnya 

termasyhur seperti anggur Libanon (demikian dalam terjemahan 

yang agak luas). Bukan hanya penghiburan-penghiburan yang 

kembali mereka nikmati sekarang, melainkan juga kehormatan-

kehormatan mereka yang tetap lekang jsesudah  mereka mati, akan 

seperti anggur Libanon yang sedap rasanya. Kabar tentang iman 

jemaat-jemaat yang berkembang tersiar di seluruh dunia (Rm. 

1:8) dan nama mereka termasyhur turun-temurun (Mzm. 45:18). 

Kenangan kepada orang-orang kudus mendatangkan berkat, dan 

akan terus demikian, sebagaimana kenangan kepada orang-

orang yang oleh iman telah memberi  kesaksian yang baik. 

(3) Mereka akan berbuah dan memberi manfaat. Jemaat Tuhan   

diumpamakan sebagai pohon anggur dan zaitun yang menghasilkan 

buah-buah yang bermanfaat, bagi kehormatan Tuhan   dan manusia. 

Bahkan, naungan jemaat pun akan menyenangkan (ay. 8): Mereka 

akan kembali dan diam dalam naungan-Ku – dalam naungan Tuhan   

(demikian meunrut sebagian penafsir), dalam naungan Sang Mesias 

(demikian menurut kitab terjemahan bahasa Aram). Orang-orang 

percaya diam dalam naungan Yang Mahakuasa (Mzm. 91:1), dan di 

sanalah mereka aman serta nyaman. Namun, ayat 8 ini lebih tepat 

dipahami dalam naungan Israel, dalam naungan jemaat. 

Perhatikanlah, janji-janji Tuhan   hanya berlaku bagi orang-orang yang 

tinggal dalam naungan jemaat-Nya, yang mengikuti ketetapan-

ketetapan Tuhan   dan melekat pada umat-Nya. Janji-janji Tuhan   itu 

bukan untuk orang-orang yang berlari ke dalam naungan itu hanya 

untuk berteduh dari panas terik, melainkan untuk mereka yang diam 

Kitab Hosea 14:2-4 

 

617 

di dalamnya (Mzm. 27:4). Kita bisa menerapkannya pada orang-

orang percaya tertentu, saat  seseorang bertobat kepada Tuhan   dan 

membawa serta semua yang diam dalam naungannya, yaitu anak, 

hamba, budak, dan kawan-kawannya. Hari ini telah terjadi kese-

lamatan kepada rumah ini. Barang siapa tinggal dalam naungan 

jemaat Tuhan  , pasti akan kembali. Jiwa mereka yang lunglai akan 

kembali, dan mereka pasti akan disegarkan serta menerima penghi-

buran. Ia menyegarkan jiwaku (Mzm. 23:3). Mereka akan tumbuh 

seperti gandum, yang saat  ditaburkan, bijinya mati pada awalnya, 

namun  kemudian hidup dan menghasilkan banyak buah (Yoh. 12:24). 

Telah dijanjikan bahwa umat Tuhan   akan menjadi berkat bagi dunia, 

seperti halnya gandum dan anggur. Dan sungguh belas kasihan yang 

sangat besar serta berharga jika  kita bisa berguna bagi angkatan 

kita. Penghiburan dan kehormatan menyertainya. 

Jaminan Rahmat 

(14:9-10) 

9 Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab 

dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku 

engkau mendapat buah. 10 Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa 

yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN yaitu  lurus, dan orang 

benar menempuhnya, namun  pemberontak tergelincir di situ.Sekarang, mari kita simak ke-

simpulan dari seluruh perkara ini. 

I. Mengenai Efraim. Firman ini diucapkan tentang dia dan kepada dia (ay. 9). 

Dalam perikop ini kita dapati, 

1. Pertobatan dan reformasi Efraim: Efraim akan berkata, “Apakah lagi 

urusanku dengan berhala-berhala?” Menurut sejumlah penafsir, Tuhan  lah 

yang di sini beperkara dan berbantah dengan Efraim mengapa ia harus 

meninggalkan penyembahan berhala: “Hai Efraim, apakah lagi sangkut 

paut-Ku dengan berhala-berhala? Persamaan atau kecocokan apakah 

yang ada  antara Aku dan berhala-berhala? Bagaimanakah terang 

dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang ada  antara 

Kristus dan Belial? (2Kor. 6:14-15). Oleh sebab  itu, engkau harus 

memutus ikatanmu dengan mereka jika engkau mau mengikat kovenan 

dengan-Ku.” Menurut pembacaan kita di sini (KJV), Tuhan   berjanji akan 

membuat Efraim bertobat dan menjaga pertobatannya itu: Efraim akan 

berkata, Tuhan   akan menaruh perkataan itu ke dalam hati mereka, 

“Apakah lagi urusanku dengan berhala-berhala?” Efraim sudah berjanji 

(ay. 4) untuk tidak akan berkata lagi: Ya, Tuhan   kami! kepada buatan 

tangannya. namun  janji-janji Tuhan   kepada kita jauh lebih kuat dan 

terjamin untuk menundukkan dosa dibandingkan  janji-janji kita kepada Tuhan  . 

Maka dari itu, Tuhan   sendiri di sini menjadi jaminan bagi hamba-Nya 

untuk kebaikan. Dia akan menaruh kebaikan itu dalam hati dan mulut 

mereka. Dan, kebaikan apa pun yang kita ucapkan atau kita perbuat pada 

suatu waktu merupakan hasil karya-Nya dalam diri kita. Efraim telah 

berjanji dengan khidmat untuk tidak lagi memanggil buatan tangannya 

sebagai Tuhan  nya. namun  Tuhan   di sini menjanjikan hal yang lebih jauh 

bagi Efraim bahwa ia akan menetapkan hati untuk tidak akan lagi 

berurusan dengan berhala-berhala itu. Efraim akan melenyapkannya dan 

meninggalkannya, dan itu dilakukan dengan kejijikan yang sejadi-

jadinya. Sebab kita tidak hanya harus meninggalkan dosa dalam hidup 

kita, namun  juga melawan dosa dalam hati kita. Lihatlah di sini,  

(1) Kuasa anugerah ilahi. Efraim telah bersekutu dengan berhala-berhala 

(4:17), begitu menyenanginya hingga orang berpikir bahwa ia tidak 

akan pernah bisa membenci berhala-berhala itu. namun  , Tuhan   

akan mengerjakan perubahan yang begitu besar dalam dirinya 

sehingga ia akan merasa jijik kepada berhala itu sama seperti ia dulu 

mencintainya.  

(2) Lihatlah manfaat dari penderitaan yang dikuduskan. Efraim telah 

menderita sebab  penyembahan berhalanya. Dosa itu mendatangkan 

penghukuman yang bertubi-tubi atas dirinya, namun  pada akhirnya, 

sebagai buahnya, dosanya dijauhkan (Yes. 27:9).  

(3) Lihatlah hakikat dari pertobatan. Pertobatan yaitu  tekad yang tegas 

dan teguh untuk tidak berurusan lagi dengan dosa. Inilah bahasa 

seseorang yang bertobat: “Aku malu bahwa aku pernah berurusan 

dengan dosa, namun  sekarang aku sudah muak. Aku membencinya, 

dan dengan belas kasihan Tuhan   aku tidak akan pernah berurusan 

lagi dengannya, bahkan dengan peluang-peluang yang dapat meng-

arah padanya.” Engkau akan berkata kepada berhalamu, “Keluar!” 

(Yes. 30:22), dan kepada si pencoba, “Enyahlah, Iblis.” 

2. Tuhan   dengan penuh rahmat memperhatikan pertobatan itu: Akulah yang 

menjawab dan memperhatikannya. Aku telah mendengar dan akan 

menjenguknya, demikian sebagian penafsir membacanya. Perhatikanlah, 

Tuhan   di sorga memperhatikan segala renungan dan ketetapan hati yang 

penuh penyesalan pada orang-orang berdosa yang bertobat. Dia 

menantikan dan menghendaki pertobatan mereka, sebab Ia tidak ingin 

Kitab Hosea 14:2-4 

 

619 

mereka binasa. Ia mengamati manusia (Ayb. 33:27, KJV), Dia memper-

hatikan dan mendengarkan (Yer. 8:6). Dan, jika ada kemauan untuk 

bertobat di antara mereka, itu sangat menyukakan hati-Nya. saat  

Efraim meratap di hadapan Tuhan  , dia menjadi anak kesayangan, anak 

kesukaan (Yer. 31:18, 20). Ia menyambut orang-orang bertobat dengan 

belas kasihan, seperti bapa dalam perumpamaan anak yang hilang 

menyambut putranya yang pulang. Tuhan   memperhatikan Efraim, untuk 

melihat apakah ia akan menghasilkan buah yang sesuai dengan pengaku-

an tobat yang diucapkannya, dan apakah ia akan tetap dalam suasana 

hati yang baik ini. Dia memperhatikan Efraim dengan maksud untuk 

berbuat baik kepadanya, dan menghibur dia, berdasar  kebutuhan 

yang dirasakannya. 

3. Belas kasihan Tuhan   yang dirancangkan bagi Efraim, guna menghibur 

dirinya dan membuatnya bertekun dalam ketetapan hatinya. Tuhan   tetap 

akan menjadi segala-galanya dalam segala hal baginya. Sebelumnya, Israel 

diibaratkan sebagai pohon. Sekarang, Tuhan   mengumpamakan diri-Nya 

sendiri sebagai pohon. Terhadap umat-Nya, Ia akan menjadi seperti,  

(1) Cabang-cabang pohon. Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, 

dan Aku akan menjadi demikian bagimu.” Di negara-negara Timur 

Tengah, pohon sanobar sangatlah besar dan rimbun, sehingga dapat 

menjadi tempat berteduh dari panas dan hujan. Bagi semua orang 

yang benar-benar bertobat, Tuhan   akan menjadi kesukaan sekaligus 

perlindungan. Di bawah penjagaan dan kekuasaan-Nya, mereka akan 

tinggal dengan aman dan tenteram. Dia akan menjadi matahari dan 

perisai atau naungan dan perisai, sesuai dengan yang dibutuhkan 

dalam keadaan mereka. Di bawah naungan-Nya mereka akan duduk 

dengan bahagia (Kid. 2:3). Tuhan   akan menjadi seperti itu dalam segala 

musim (Yes. 4:6).  

(2) Akar pohon. Dari pada-Ku engkau mendapat buah. Kata buah ini dapat 

dipahami sebagai buah yang dihasilkan bagi kita. Dari Dialah kita 

menerima segala penghiburan kita atau buah yang dihasilkan oleh kita. 

Dari Dialah kita menerima anugerah dan kekuatan yang memampukan 

kita untuk mengerjakan kewajiban kita. Buah kebenaran apa pun yang 

kita hasilkan, segala pujian atas hal itu hanya bagi Tuhan  , sebab Dialah 

yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan 

untuk melakukan hal yang baik. 

II. Mengenai setiap orang yang mendengar dan membaca kata-kata nubuatan 

dalam kitab ini (ay. 10): Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami 


 

620 

semuanya ini. Kemungkinan, Nabi Hosea biasa mengakhiri pengajaran 

lisannya dengan kalimat itu, maka di sini ia pun menggunakan perkataan itu 

untuk mengakhiri seluruh kitabnya, yang berisi sebagian dari banyak 

pengajaran yang pernah disampaikannya. Amatilah,  

1. Sifat orang-orang yang mendapat manfaat dari kebenaran yang ia 

sampaikan: Siapa yang bijaksana dan paham, ia akan memahami dan 

mengetahui semuanya ini. Orang yang mau belajar memahami dan 

mengetahui pengajaran ini , dengan berbuat demikian 

menunjukkan bahwa mereka sungguh bijaksana dan paham, sehingga 

mereka akan dibuat lebih bijak dan paham lagi. Dan, jika ada yang tidak 

memahami dan mengetahuinya, itu sebab  ia dungu dan bebal. Barang 

siapa bijaksana dalam mengerjakan kewajibannya, serta paham dalam 

menerapkan imannya, ia akan lebih mudah mengetahui dan memahami 

baik kebenaran Tuhan   maupun penyelenggaraan-Nya, yang tersembunyi 

bagi orang lain (Yoh. 7:17). TUHAN bergaul karib dengan orang yang 

takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka 

(Mzm. 25:14). Siapa yang bijaksana? Dalam pertanyaan ini tersirat 

keinginan agar orang-orang yang mendengar dan membaca kitab 

ini  akan memahaminya, Sekiranya mereka bijaksana!, sekaligus 

keluhan bahwa hanya sedikit yang mengerti – siapakah yang percaya 

kepada berita yang kami dengar? 

2. Keutamaan isi pengajaran ini , yang diberitahukan kepada kita di 

sini: Jalan-jalan TUHAN yaitu  lurus, maka bijak dan wajiblah kita untuk 

mengetahui serta memahaminya. Jalan titah-titah Tuhan, yang 

diperintahkan-Nya kepada kita untuk kita ikuti, yaitu  benar, sejalan 

dengan kaidah-kaidah nalar dan keadilan kekal, serta langsung 

memimpin kita pada kebahagiaan kita yang abadi. Jalan-jalan pemeliha-

raan Tuhan  , yang di dalamnya Ia berjalan menghampiri kita, semuanya 

benar. Tiada kesalahan yang dapat ditemukan dalam apa saja yang 

diperbuat Tuhan  , sebab semua itu dikerjakan dengan baik. Penghakiman-

Nya atas orang yang tidak bertobat, perkenanan-Nya kepada orang yang 

bertobat, semuanya itu benar. Sekalipun semua itu diselewengkan dan 

disalahartikan sedemikian rupa, namun  Tuhan   pada akhirnya akan terbukti 

benar dan dimuliakan dalam segala hal ini . Tindakan-Nya tepat. 

3. Cara manusia yang berbeda-beda dalam menggunakan jalan-jalan 

Tuhan.  

(1) Bagi orang-orang baik, jalan-jalan Tuhan   yang lurus akan selalu 

menjadi bau kehidupan yang menghidupkan: Orang benar 

Kitab Hosea 14:2-4 

 

621 

menempuhnya. Mereka akan mengikuti kehendak Tuhan   baik dalam 

perintah-Nya maupun dalam penyelenggaraan-Nya, dan akan 

mendapatkan penghiburan dalam berbuat demikian. Mereka akan 

memahami dengan baik pikiran Tuhan   baik dalam firman-Nya 

maupun dalam karya-karya-Nya. Mereka akan menerima dengan 

baik firman dan karya Tuhan  , dan akan menyesuaikan diri dengan 

maksud Tuhan   di dalam keduanya. Orang benar akan menempuh 

jalan-jalan itu menuju garis akhir yang indah, dan tidak akan gagal 

mencapainya.  

(2) Bagi orang fasik, jalan-jalan Tuhan   yang lurus akan menjadi bau 

kematian yang mematikan: Pemberontak tergelincir, bukan hanya di 

jalan mereka sendiri yang sesat, melainkan juga bahkan di jalan-jalan 

TUHAN yang lurus. Kristus menjadi batu penjuru bagi sebagian 

orang, namun  batu sentuhan dan batu sandungan bagi sebagian yang 

lain. Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup justru, sebab  

disalahgunakan, membawa kepada kematian bagi mereka. Penyeleng-

garaan Tuhan  , sebab  tidak mereka manfaatkan sebagaimana mestinya, 

justru membuat mereka semakin berkeras dalam dosa dan turut 

andil menyebabkan kehancuran mereka. Penyingkapan diri Tuhan   

baik lewat perkataan mulut-Nya maupun lewat perbuatan tangan-

Nya kita pahami sesuai dengan pengaruhnya atas diri kita. Recipitur 

ad modum recipientis – Apa pun yang diterima, diterima sesuai 

dengan kemampuan si penerima. Matahari yang sama bisa 

mencairkan lilin dan mengeraskan tanah liat. Namun, di antara 

semua pemberontak, yang paling bahaya dan celaka pastilah mereka 

yang tergelincir di jalan-jalan Tuhan  , yang terbelah di atas gunung 

batu yang kekal, dan yang mengisap racun dari balsam di Gilead. 

Hendaklah orang-orang berdosa di Sion gentar akan hal ini. 

 


Kitab  

YOEL 

   

 

TAFSIRAN KITAB YOEL  


Kita semua tidak pasti tentang waktu saat  nabi Yoel bernubuat. Mungkin 

sekitar waktu yang sama saat  nabi Amos bernubuat, bukan sebab  alasan yang 

diberikan oleh rabi-rabi Yahudi, “Oleh sebab  Amos memulai nubuatannya 

dengan menyambung kalimat akhir dari nubuat Yoel dengan, TUHAN mengaum 

dari Sion,” melainkan sebab  alasan yang diberikan oleh Dr. Lightfoot, yaitu 

“Oleh sebab  dia berbicara tentang hukuman yang sama tentang belalang dan 

kekeringan serta api, yang diratapi oleh Amos.” Kesamaan jenis hukuman ini 

menunjukkan bahwa mereka dua muncul di sekitar waktu yang sama, Amos di 

Israel dan Yoel di Yehuda. Hosea dan Obaja juga bernubuat di sekitar waktu yang 

sama. Dan tampaknya Amos bernubuat di masa Yerobeam, raja kedua dari 

kerajaan Israel (Am. 7:10). Tuhan   mengutus banyak nabi agar mereka dapat me-

nguatkan tangan satu sama lain, dan supaya dari mulut dua atau tiga orang saksi 

setiap firman dapat diteguhkan. Dalam nubuatan Yoel ini diberitakan tentang,  

I. Kehancuran yang dibuat oleh segerombolan besar serangga berbahaya (ps. 1 

dan sebagian dari ps. 2).  

II. Seluruh bangsa dipanggil untuk bertobat (ps. 2).  

III. Janji-janji akan kembalinya belas kasihan saat  mereka bertobat (ps. 2), dan 

janji-janji tentang pencurahan Roh di hari-hari terakhir.  

IV. Perkara umat Tuhan   dibela dan Tuhan   akan berurusan dengan musuh-musuh 

mereka pada waktunya (ps. 3). Dan hal-hal agung dibicarakan tentang Injil, 

yaitu tentang Yerusalem serta kesejahteraan dan keabadiannya.  

PASAL  1  

asal ini berisi gambaran mengenai suatu kehancuran mengenaskan yang 

didatangkan pada negeri Yehuda oleh belalang dan ulat (KJV). Sebagian 

penafsir berpikir bahwa sang nabi membicarakan peristiwa ini sebagai sesuatu 

yang akan terjadi dan memberi  peringatan tentangnya sebelum terjadi, 

seperti yang biasanya dilakukan oleh para nabi tentang hukuman yang akan 

datang. Penafsir lain berpikir peristiwa itu sedang terjadi sekarang dan tugas 

sang nabi yaitu  menggugah hati umat sebagai akibatnya dan menyadarkan me-

reka untuk bertobat.  

I. Kehancuran itu dibicarakan sebagai suatu hukuman yang belum 

pernah terjadi di masa-masa sebelumnya (ay. 1-7).  

II. Segala macam orang yang terkena bencana ini dipanggil untuk 

meratapinya (ay. 8-13).  

III. Mereka diarahkan untuk memandang kepada Tuhan   di dalam ratapan 

mereka, dan merendahkan diri di hadapan-Nya (ay. 14-20). 

Ancaman Hukuman 

(1:1-7) 

1 Firman TUHAN yang datang kepada Yoël bin Petuel. 2 Dengarlah ini, hai para tua-tua, 

pasanglah telinga, hai seluruh penduduk negeri! Pernahkah terjadi seperti ini dalam 

zamanmu, atau dalam zaman nenek moyangmu?  

3 Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, dan biarlah anak-anakmu men-

ceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-anak mereka kepada angkatan yang 

kemudian. 4 Apa yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan, 

apa yang ditinggalkan belalang pindahan telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang 

ditinggalkan belalang pelompat telah dimakan belalang pelahap. 5 Bangunlah, hai 

pemabuk, dan menangislah! Merataplah, hai semua peminum anggur sebab  anggur baru, 

sebab sudah dirampas dari mulutmu anggur itu! 6 Sebab maju menyerang negeriku suatu 

bangsa yang kuat dan tidak terbilang banyaknya; giginya bagaikan gigi singa, dan 

taringnya bagaikan taring singa betina. 7 Telah dibuatnya pohon anggurku menjadi 

musnah, dan pohon araku menjadi buntung; dikelupasnya kulitnya sama sekali dan 

dilemparkannya, sehingga carang-carangnya menjadi putih. 


 

630 

Ada suatu khayalan bodoh yang dibuat segelintir orang Yahudi bahwa Yoel sang 

nabi ini sama dengan Yoel putra Samuel (1Sam. 8:2). Salah seorang rabi dengan 

sangat yakin menunjukkan mengapa Samuel di sini disebut Petuel. Yoel ini hidup 

jauh sesudahnya. Ia di sini berbicara tentang hukuman yang hebat dan 

menyedihkan yang sekarang ini ditimpakan atau akan ditimpakan ke atas 

Yehuda, sebab  dosa-dosa mereka. Amatilah,  

I. Hebatnya hukuman, yang diungkapkan di sini dalam dua hal:  

1.  Sedemikian hebatnya hukuman itu sehingga tidak dapat disamakan 

dengan hukuman apa pun di zaman dahulu, dalam sejarah, atau dalam 

ingatan orang hidup (ay. 2). Para tua-tua dipanggil, yang dapat 

mengingat apa yang telah terjadi lama sebelumnya. Bahkan seluruh 

penduduk negeri dipanggil untuk bersaksi, jika ada di antara mereka 

yang mengingat hal yang serupa. Kiranya mereka mencari di luar ingatan 

orang mana pun, dan bertanya-tanyalah tentang orang-orang zaman da-

hulu, dan perhatikan apa yang diselidiki para nenek moyang (Ayb. 8:8), 

dan mereka tidak akan menemukan suatu laporan tentang hukuman 

seperti ini. Perhatikanlah, orang-orang yang melampaui para pendahulu 

mereka di dalam dosa pantas untuk menantikan hukuman yang lebih 

besar dan lebih menyakitkan dibandingkan  yang pernah dikenal oleh 

pendahulu mereka.  

2.  Sedemikian hebatnya hukuman ini ini sehingga tidak akan dapat 

dilupakan di zaman yang akan datang (ay. 3): “Ceritakanlah tentang itu 

kepada anak-anakmu. Biarlah mereka tahu seperti apa murka 

memilukan Tuhan   yang telah menimpa kalian, supaya mereka juga 

berhati-hati dan belajar taat melalui hal-hal yang kalian derita ini, sebab 

hukuman ini dirancang sebagai peringatan bagi mereka pula. Ya, kiranya 

anak-anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-

anak mereka kepada angkatan yang kemudian. Kiranya mereka 

menceritakannya tidak hanya sebagai hal yang asing, yang hanya 

berfungsi sebagai bahan obrolan saja” (seperti peristiwa-peristiwa yang 

tidak umum menjadi catatan di dalam kalender kita, bahwa sudah lama 

tidak ada tulah, dan api, cuaca dingin membeku yang hebat dan angin 

badai besar), “namun  kiranya mereka menceritakannya untuk mengajar 

anak-anak mereka supaya mereka merasa ngeri dan takjub akan Tuhan   

dan hukuman-Nya, dan gemetar di hadapan-Nya.” Perhatikanlah, kita 

harus meneruskan kepada keturunan kita ingatan akan hukuman-

hukuman Tuhan   dan juga akan segala belas kasihan-Nya.  

Kitab Yoel 1:1-7 

 

631 

II. Hukuman itu sendiri. Yaitu, suatu serbuan ke negeri Yehuda oleh suatu 

tentara yang besar. Banyak penafsir kuno dan modern memahaminya 

sebagai pasukan tentara manusia, kekuatan pasukan bangsa Asyur, yang, di 

bawah Sanherib, telah mengambil semua kota-kota pertahanan Yehuda, lalu, 

membuat kekacauan di negeri dan memusnahkan semua hasilnya. Bahkan, 

sebagian penafsir memahami empat jenis binatang yang disebutkan 

namanya di sini (ay. 4) sebagai empat kerajaan besar yang secara bergiliran 

menjajah orang Yahudi, yang satu memunahkan apa yang luput dari 

kemurkaan yang lain. Banyak penafsir Yahudi beranggapan bahwa ini 

merupakan ungkapan hiperbola tentang kedatangan musuh dan jumlah 

mereka yang banyak untuk menghabisi semua. Demikian pula Alkitab bahasa 

Aram juga menyebut binatang-binatang ini (ay. 4), namun  sesudahnya (2:25) 

menggantikannya dengan bangsa-bangsa, orang-orang, lidah, bahasa, 

kekuatan, dan kerajaan pembalas. namun  sepertinya pasukan musuh ini lebih 

tepat untuk dipahami secara harfiah sebagai pasukan serangga yang datang 

menimpa negeri dan memakan habis hasilnya. Belalang yaitu  salah satu 

tulah di Mesir. Tentangnya dikatakan, belum pernah ada yang seperti itu 

atau yang akan ada (Kel. 10:14), tidak ada seperti yang ada di Mesir, tidak 

ada seperti ini di Yehuda. Tidak ada belalang seperti ini dalam ukurannya, 

tidak ada belalang seperti ini dalam jumlahnya dan kejahatan yang dilaku-

kannya. Tulah belalang di Mesir berlangsung hanya beberapa hari, 

sedangkan tulah yang satu ini tampaknya akan berlangsung selama empat 

tahun berturut-turut (menurut sebagian orang), sebab  di sini ada empat 

jenis belalang yang disebut (ay. 4), yang satu memunahkan apa yang 

ditinggalkan yang la