enimpa
orang-orang yang merancangkannya. Doa ini merupakan
satu nubuatan bahwa Tuhan pasti akan mengadakan perhi-
tungan dengan siapa saja yang menjadi seteru bagi hamba-
hamba-Nya, dan akan tetap memelihara tugas pelayanan di
dalam jemaat-Nya hingga akhir zaman, kendati dengan
segala rancangan alam maut untuk melawannya. Saul
bangkit melawan imam-imam Tuhan (1Sam. 22:18), dan
hal ini memenuhi takaran dosanya.
Berkat Musa atas Israel
(33:12-17)
12 Tentang Benyamin ia berkata: “Kekasih TUHAN yang diam pada-Nya
dengan tenteram! TUHAN melindungi dia setiap waktu dan diam di antara
lereng-lereng gunungnya.” 13 Tentang Yusuf ia berkata: “Kiranya negerinya
diberkati oleh TUHAN dengan yang terbaik dari langit, dengan air embun,
dan dengan air samudera raya yang ada di bawah; 14 dengan yang terbaik
dari yang dihasilkan matahari, dan dengan yang terbaik dari yang ditumbuh-
kan bulan; 15 dengan yang terutama dari gunung-gunung yang sejak dahulu,
dan dengan yang terbaik dari bukit-bukit yang berabad-abad, 16 dan dengan
yang terbaik dari bumi serta segala isinya; dengan perkenanan Dia yang diam
dalam semak duri. Biarlah itu semuanya turun ke atas kepala Yusuf, ke atas
batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya. 17 Anak
sulung lembu sapinya yaitu kegemilangannya dan tanduk-tanduknya se-
perti tanduk-tanduk lembu hutan; dengan itu ia akan menanduk bangsa-
bangsa, seluruh bumi, dari ujung ke ujung. Itulah orang Efraim yang
puluhan ribu, dan itulah orang Manasye yang ribuan.”
Kitab Ulangan 33:12-17
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Berkat bagi Benyamin (ay. 12). Benyamin diberkati Sesudah Lewi,
sebab bait Tuhan , yang menjadi tempat para imam bertugas,
terletak tepat di tepi milik pusaka suku ini. Benyamin diberkati
sebelum Yusuf oleh sebab kehormatan Yerusalem yang sebagian
wilayahnya terletak di dalam milik pusaka suku Benyamin, me-
lampaui Samaria, yang berada di dalam milik pusaka suku
Efraim, dan sebab Benyamin tetap setia kepada keluarga Daud,
serta kepada bait suci Tuhan, saat suku-suku yang lain me-
ninggalkan keduanya bersama Yerobeam.
1. Benyamin di sini disebut sebagai kekasih TUHAN, dan bapa
dari suku ini merupakan anak lelaki kesayangan Yakub, anak
tangan kanannya. Perhatikanlah, sungguh terberkati orang-
orang yang menjadi kekasih Tuhan. Baik Saul, raja pertama
Israel, maupun Paulus, sang rasul besar itu berasal dari suku
ini.
2. Benyamin di sini memperoleh jaminan perlindungan ilahi: ia
akan berdiam dengan tenteram. Perhatikanlah, orang-orang
yang dikasihi Tuhan akan aman senantiasa (Mzm. 91:1).
3. Di sini tersirat bahwa bait yang akan menjadi kediaman Tuhan
akan dibangun di perbatasan tanah suku Benyamin. Yeru-
salem kota kudus yaitu milik pusaka suku ini (Yos. 18:28).
Dan meskipun Sion, kota Daud, menjadi milik Yehuda, namun
gunung Moria, yang di atasnya bait Tuhan didirikan, berada di
dalam milik pusaka Benyamin. Itulah sebabnya Tuhan dikata-
kan berdiam di antara lereng-lereng gunungnya, sebab bait
Tuhan berdiri atas gunung itu, seperti kepala manusia yang
tegak di antara kedua bahunya. Melalui sarana ini Benyamin
terlindung sepanjang hari di bawah penjagaan tempat kudus
(Mzm. 125:2), yang kerap kali disebut sebagai tempat perlin-
dungan (Mzm. 27:4-5; Neh. 6:10). Benyamin, sebab tinggal di
dekat bait Tuhan , diam pada-Nya dengan tenteram. Perhatikan-
lah, alangkah bahagianya berada di sekitar bait Tuhan . Keber-
adaan Benyamin ini, ada kemungkinan, merupakan satu-
satunya alasan yang membuat suku itu bersama Yehuda tetap
berpaut pada ketetapan-ketetapan ilahi, saat kesepuluh
suku lainnya membangkang. Sungguh bobrok dan fasik hati
orang-orang yang, semakin dekat mereka dengan jemaat,
justru semakin jauh mereka dari Tuhan .
II. Berkat bagi Yusuf, termasuk di dalamnya Manasye dan juga
Efraim. Dalam berkat yang diucapkan oleh Yakub (Kej. 49), berkat
Yusuf merupakan berkat yang paling panjang, demikian pula
halnya di sini. Dari pemberkatan itulah Musa di sini meminjam
gelar yang disematkannya kepada Yusuf (ay. 16), bahwa Yusuf
merupakan orang yang teristimewa di antara saudara-saudara-
nya, atau dapat juga dibaca, orang nazir di antara mereka. Hal ini
berkaitan dengan kesalehan Yusuf, yang menjadikannya sebagai
yang terutama di antara saudara-saudaranya, seperti yang ter-
lihat di berbagai kesempatan, dan juga dengan kehormatan Yusuf
di Mesir, di mana ia menjadi pemimpin dan pemberi kebaikan
bagi mereka. Saudara-saudaranya memisahkannya dari mereka
dengan menjadikannya seorang budak, namun Tuhan mengisti-
mewakannya dari mereka semua dengan menjadikannya seorang
pemimpin. Nah, berkat-berkat yang di sini didoakan dan dinu-
buatkan untuk suku ini yaitu kelimpahan dan kekuasaan yang
besar.
1. Kelimpahan besar (ay. 13-16). Secara umum: Kiranya negeri-
nya diberkati oleh TUHAN. Negeri-negeri yang termasuk ke
dalam milik pusaka Efraim dan Manasye merupakan negeri-
negeri yang sangat subur, namun demikian Musa berdoa agar
negeri-negeri itu diari oleh berkat Tuhan , yang menjadikan kaya,
dan yang kepadanya segala kesuburan bergantung. Sekarang,
(1) Musa menyebutkan banyak hal secara terperinci, yang
didoakannya akan menunjang kekayaan dan kelimpahan
kedua suku ini , dengan memandang kepada Sang
Pencipta atas segala manfaat dan kegunaan yang diperoleh
dari segala makhluk ciptaan yang lebih rendah. Sebab
semuanya itu menjadi bermanfaat dan berguna bagi kita,
jika Ia menjadikannya demikian. Musa berdoa,
[1] Untuk hujan dan embun yang turun pada musimnya,
yang terbaik dari langit. Betapa berharga semuanya itu,
meskipunitu sekadar air, hingga tanpanya segala hasil
bumi akan gagal dan dibuang.
Kitab Ulangan 33:12-17
[2] Untuk mata air yang memancar deras, yang membantu
membuat bumi menjadi subur, yang di sini disebut se-
bagai air samudera raya yang ada di bawah. Keduanya
merupakan batang air Tuhan (Mzm. 65:10), dan Ia secara
khusus menciptakan semua mata air (Why. 14:7).
[3] Untuk pengaruh-pengaruh yang baik dari benda-benda
langit (ay. 14), untuk segala yang terbaik. Kata ini me-
nandakan sesuatu yang paling unggul dan paling baik
dari jenisnya, yang dihasilkan oleh panas matahari yang
merangsang pertumbuhan, dan kelembapan bulan yang
menyejukkan. “Biarlah Efraim dan Manasye menikmati
buah-buahan yang muncul tiap tahunnya selama bebe-
rapa bulan, menurut musimnya, dalam satu bulan
buah zaitun, dan satu bulan lagi buah korma,” dan
seterusnya. Demikian sebagian penafsir memahaminya.
[4] Untuk kesuburan bahkan dari bukit-bukit dan gunung-
gunung mereka, yang biasanya tandus di negeri-negeri
lain (ay. 15): Biarlah mereka mendapatkan yang ter-
utama dari gunung-gunung yang sejak dahulu. jika
gunung-gunung itu menghasilkan buah, maka buah-
buahan yang tumbuh di situ akan menjadi buah-buah
yang pertama kali matang dan yang terbaik. Gunung-
gunung ini disebut sebagai gunung-gunung yang sejak
dahulu, bukan sebab mereka ada sebelum gunung-
gunung yang lain, melainkan sebab , seperti halnya
anak sulung, mereka lebih unggul dalam hal nilai dan
keutamaan. Serupa dengan ini, bukit-bukit itu disebut
sebagai bukit-bukit yang berabad-abad, bukan hanya
sebab , seperti gunung-gunung lainnya, mereka tidak
bisa goyah (Hab. 3:6), melainkan juga sebab kesubur-
annya akan terus terjaga.
[5] Untuk hasil-hasil dari bumi yang di bawah (ay. 16):
Dengan yang terbaik dari bumi. Meskipun tanah sendiri
terkesan merupakan segumpal benda yang tidak ber-
nilai dan tidak berguna, namun ada hal-hal berharga
yang dihasilkan olehnya, untuk menunjang dan menye-
jahterakan hidup manusia. Tanah menghasilkan pangan
(Ayb. 28:5), sebab dari tanahlah tubuh kita berasal,
dan kepadanya kita harus kembali. Akan namun , apalah
artinya segala yang terbaik dari bumi bagi jiwa yang
berasal dari Tuhan dan yang harus kembali kepada-Nya?
Atau, apalah arti kepenuhan isi bumi bila dibandingkan
dengan kepenuhan yang ada di dalam Kristus, yang
darinya kita menerima anugerah demi anugerah? Seba-
gian penafsir memahami segala yang terbaik yang di-
doakan Musa di sini sebagai perlambang dari berkat-
berkat rohani di dalam sorga yang dikaruniakan Kristus,
yaitu segala pemberian, karunia, dan penghiburan Roh
Kudus.
(2) Musa memahkotai semuanya dengan kehendak baik, atau
perkenanan, dari Dia yang diam dalam semak duri (ay. 16),
yaitu Tuhan , Tuhan yang menampakkan diri kepada Musa
dalam semak duri yang menyala namun tidak dimakan api
(Kel. 3:2), untuk memberi Musa amanat supaya membawa
bangsa Israel keluar dari Mesir. Meskipun tampak di sana
hanya sebentar, namun kemuliaan Tuhan dikatakan ber-
diam di sana, sebab kemuliaan-Nya itu terus ada selama
dibutuhkan. Perkenanan Syekinah yang diam dalam semak
duri, demikian ayat itu dapat dibaca, sebab syekinah ber-
arti yang berdiam. Meskipun sesaat saja berdiam dalam
semak duri, namun kemuliaan Tuhan terus berdiam ber-
sama umat Israel. Syekinah-Ku yang diam dalam semak
duri, demikianlah ayat ini seharusnya diartikan. Itu yaitu
penampakan Keagungan ilahi kepada Musa saja, sebagai
tanda bahwa ia memiliki kepentingan khusus dengan
Tuhan , yang ingin dimanfaatkannya dengan lebih lagi demi
kebaikan suku ini. Tuhan telah menampakkan diri kepada
Musa berkali-kali, namun sekarang pada saat Musa sedang
sekarat, ia tampaknya mengenang penampakan yang per-
tama sebagai saat yang paling menyenangkan hatinya,
saat ia mulai mengalami penglihatan-penglihatan dari
Yang Mahakuasa, dan pertaliannya dengan sorga pertama
kali terbina. Itu yaitu saat yang penuh kasih yang tidak
akan pernah terlupakan. Dalam semak durilah Tuhan me-
nyatakan diri-Nya sebagai Tuhan Abraham, Tuhan Ishak dan
Tuhan Yakub, dan dengan demikian meneguhkan janji yang
diberikan-Nya kepada bapa leluhur Israel, janji yang juga
meliputi kebangkitan tubuh dan kehidupan kekal, seperti
Kitab Ulangan 33:12-17
yang tampak dari jawaban Yesus yang didasarkan atas
pernyataan itu (Luk. 20:37). Dengan begitu, saat Musa
berdoa memohon perkenanan Dia yang diam dalam semak
duri, Musa mengarahkan pandangan kepada perjanjian
yang diperbaharui pada saat itu dan di tempat itu, yang
harus mendasari segala pengharapan kita akan perkenan-
an Tuhan . Sekarang, Musa mengakhiri pemberkatan yang
panjang lebar ini dengan doa memohon kemurahan atau
perkenanan Tuhan ,
[1] sebab perkenanan Tuhan lah yang menjadi mata air dan
sumber segala berkat ini. Berkat-berkat itu yaitu pem-
berian dari perkenanan Tuhan . Seperti itulah berkat-
berkat ini bagi umat-Nya sendiri, apa pun artinya bagi
orang lain. sebetulnya saat Efraim (keturunan Yu-
suf) membangkang dari Tuhan , seperti lembu yang degil,
segala hasil negerinya sama sekali tidak menjadi pem-
berian dari perkenanan Tuhan , namun justru dimaksud-
kan untuk menggemukkannya untuk pembantaian, se-
perti domba di tanah lapang (Hos. 4:16-17).
[2] sebab perkenanan Tuhan membuat segala berkat ini
menjadi penghiburan dan terasa manis. jika kita
mengecap perkenanan Tuhan dalam berkat-berkat itu,
barulah kita bersukacita sebab nya.
[3] sebab perkenanan Tuhan lebih baik dibandingkan semua
berkat ini, lebih baik secara tak terhingga. Sebab kalau-
pun kita hanya memperoleh kemurahan dan perkenan-
an Tuhan , kita akan bahagia, dan dapat hidup tenang
sekalipun tidak mendapatkan segala berkat ini, dan
dapat bersukacita di dalam Tuhan Penyelamat kita seka-
lipun pohon ara tidak berbunga, dan pohon anggur tidak
berbuah (Hab. 3:17-18).
2. Sungguh besar kekuasaan yang dengannya Yusuf di sini diber-
kati (ay. 17). Berikut ini ada tiga contoh dari kekuasaan Yusuf
yang dinubuatkan:
(1) Kewenangannya di antara saudara-saudaranya: Anak su-
lung lembu sapinya yaitu kegemilangannya, atau lembu
jantan muda, seekor hewan yang gagah, dan sebab itu
dahulu dipakai sebagai lambang keagungan kerajaan. Yo-
sua, yang akan menjadi penerus Musa, berasal dari suku
Efraim anak Yusuf. Kemuliaannya memang gemilang, dan
ia menjadi kehormatan bagi sukunya. Di Efraimlah terletak
kota kerajaan kesepuluh suku di lalu hari. Dari suku
Manasye, muncul Gideon, Yefta, dan Yair, yang semuanya
merupakan kebanggaan serta berkat bagi negeri mereka.
Sebagian penafsir berpendapat bahwa Yusuf dibandingkan
dengan anak sulung lembu sapi sebab hak kesulungan
yang direnggut dari Ruben dialihkan kepadanya (1Taw. 5:1-
2). Ia dibandingkan dengan anak sulung lembu sapinya,
sebab Basan, yang terletak di milik pusaka Manasye, ter-
kenal dengan lembu jantan dan sapinya (Mzm. 22:13; Am.
4:1).
(2) Kekuatannya melawan musuh-musuhnya dan kemenang-
annya atas mereka. Tanduk-tanduknya seperti tanduk-tan-
duk lembu hutan, artinya, “Pasukan-pasukan yang akan
dibawanya ke medan perang sangat kuat dan menakutkan,
dan dengan itu ia akan menanduk bangsa-bangsa,” artinya,
“Ia akan mengatasi semua yang merintangi jalannya.” Tam-
pak dari perbantahan-perbantahan orang Efraim, baik de-
ngan Gideon (Hak. 8:1) maupun dengan Yefta (Hak. 12:1),
bahwa orang Efraim merupakan suku yang senang berpe-
rang dan garang. Namun demikian kita mendapati bahwa
saat orang Efraim telah meninggalkan perjanjian dengan
Tuhan , meskipun bersenjata lengkap, mereka berbalik pada
hari pertempuran (Mzm. 78:9-10). Sebab, walaupun mereka
di sini dinyatakan kuat dan gagah berani seperti lembu
jantan, namun saat Tuhan telah meninggalkan mereka,
mereka menjadi selemah seperti orang lain.
(3) Jumlah orang-orangnya. Dalam hal ini kaum Efraim, mes-
kipun lebih muda, lebih banyak jumlahnya dibandingkan kaum
Manasye, sebab Yakub, saat menubuatkan perkara yang
sama di masa depan, menyilangkan tangannya (Kej. 48:19).
Itulah orang Efraim yang puluhan ribu, dan itulah orang
Manasye yang ribuan. Targum Yonatan menerapkan ayat ini
pada puluhan ribu orang Kanaan yang ditaklukkan Yosua,
yang berasal dari suku Efraim. Penjelasan Targum Yerusa-
lem terhadap bagian awal dari ayat ini pun patut diperhati-
kan, bahwa “sama seperti anak sulung lembu jantan tidak
Kitab Ulangan 33:18-21
pernah dipekerjakan, tidak pula lembu hutan dapat dijinak-
kan, demikianlah Yusuf akan terus bebas. Mereka sesung-
guhnya akan terus bebas andai saja mereka tidak menjual
diri mereka sendiri oleh dosa.”
Berkat Musa atas Israel
(33:18-21)
18 Tentang Zebulon ia berkata: “Bersukacitalah, hai Zebulon, atas perjalanan-
perjalananmu, dan engkau pun, hai Isakhar, atas kemah-kemahmu. 19 Bangsa-
bangsa akan dipanggil mereka datang ke gunung; di sanalah mereka akan
mempersembahkan korban sembelihan yang benar, sebab mereka akan
mengisap kelimpahan laut dan harta yang terpendam di dalam pasir.”
20 Tentang Gad ia berkata: “Terpujilah Dia yang memberi kelapangan kepada
Gad. Seperti singa betina ia diam dan menerkam lengan, bahkan batu ke-
pala. 21 Ia memilih bagian yang terutama, sebab di sanalah tersimpan bagian
panglima; ia datang kepada para kepala bangsa itu; dilakukannya kebenaran
TUHAN serta penghukuman-penghukuman-Nya bersama-sama dengan orang
Israel.”
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Berkat-berkat bagi Zebulon dan Isakhar disatukan bersama-sama,
sebab keduanya merupakan anak-anak Yakub dari Lea, dan me-
lalui letak milik pusaka mereka di Kanaan, mereka menjadi te-
tangga. Dinubuatkan,
1. Bahwa mereka berdua akan memiliki tempat tinggal dan pe-
kerjaan yang menghibur hati mereka (ay. 18). Zebulon harus
bersukacita, sebab ia akan memiliki alasan untuk ber-
sukacita. Dan Musa berdoa agar Zebulon memiliki tujuan
di dalam perjalanannya, entah itu ke medan peperangan ka-
rena suku Zebulon mempertaruhkan nyawanya di tempat-tem-
pat tinggi di padang (Hak. 5:18). Atau lebih tepatnya ke lautan,
sebab Zebulon merupakan pangkalan kapal (Kej. 49:13). Isa-
khar pun harus bersukacita di dalam kemah-kemahnya, yaitu ,
di dalam usaha yang dikerjakannya di rumah, di dalam pertani-
annya. Orang-orang suku Isakhar pada umumnya membatasi
diri bekerja di pertanian, sebab mereka melihat bahwa istirahat
itu baik adanya, dan saat lautan bergelora, daratan tampak
permai (Kej. 49:14-15). Amatilah di sini,
(1) Bahwa penyelenggaraan Tuhan menetapkan batas-batas ke-
diaman manusia dengan berbagai cara, sebagian orang
tinggal di kota dan sebagian yang lain di desa, sebagian di
pelabuhan dan sebagian yang lain di kota-kota di daratan.
Demikian pula halnya, pemeliharaan Tuhan dengan bijak
mencondongkan hati manusia pada pekerjaan yang ber-
beda-beda demi kebaikan bersama, sebab tiap-tiap ang-
gota tubuh ditempatkan dan dilengkapi untuk melayani
seluruh tubuh. Kecerdasan sebagian orang mengarahkan
mereka kepada buku, sementara yang lainnya kepada laut-
an, dan lainnya lagi kepada pedang. Sebagian orang terta-
rik mengerjakan urusan-urusan pedesaan, sementara yang
lain berdagang, dan yang lainnya lagi berbakat dengan per-
mesinan. Dan semuanya itu baik adanya. Andaikata tubuh
seluruhnya yaitu mata, di manakah pendengaran? (1Kor.
12:17). Demi kebaikan seluruh Israellah orang-orang Zebu-
lon menjadi pedagang, dan orang-orang Isakhar menjadi
petani.
(2) Bahwa di mana pun kita berada dan apa pun usaha kita,
berhikmatlah bagi kita, dan sudah menjadi kewajiban kita,
untuk menyesuaikan diri dengan tempat dan usaha kita,
dan sungguh suatu kebahagiaan besar jika kita dapat
mensyukuri keduanya. Hendaklah Zebulon bersukacita di
dalam perjalanan-perjalanannya. Hendaklah ia bersyukur
kepada Tuhan atas keuntungan-keuntungan yang diperoleh-
nya dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya segala keru-
gian serta kesulitan yang dideritanya dari barang dagang-
annya, dan tidak memandang rendah kehinaan kemah-
kemah Isakhar atau merasa iri hati kepada ketenangannya.
Biarlah Isakhar bersukacita atas kemah-kemahnya, biarlah
ia puas dengan kehidupannya yang jauh dari keramaian
dan mencukupkan diri dengan keuntungan kecil yang di-
perolehnya dari tanah-tanahnya di pedesaan, serta tidak
menggerutu sebab ia tidak dapat merasakan kesenangan
Zebulon dalam bepergian dan memperoleh laba dari usaha
jual-beli. Setiap usaha memiliki kemudahan dan kesu-
sahannya sendiri, dan sebab itu apa pun usaha yang dite-
tapkan untuk kita oleh sang Penyelenggara, kita harus
mencurahkan segenap pikiran kita untuk mengerjakannya.
Lebih lanjut, apa pun nasib kita, sungguh suatu kebaha-
Kitab Ulangan 33:18-21
giaan yang besar jika kita dapat menerimanya dengan hati
yang lapang. Itu pun karunia Tuhan (Pkh. 5:18).
2. Bahwa baik Zebulon maupun Isakhar akan berguna di tempat
mereka masing-masing bagi kehormatan Tuhan dan kepenting-
an-kepentingan agama dalam bangsa Israel (ay. 19). Bangsa-
bangsa akan dipanggil mereka datang ke gunung, yaitu, ke bait
Tuhan, yang dinubuatkan Musa akan didirikan di atas gunung.
Saya tidak melihat alasan mengapa berkat ini harus dibatasi
hanya untuk Zebulon (seperti yang dipahami oleh sebagian
besar penafsir). jika Zebulon dan juga Isakhar menerima
penghiburan-penghiburan dari pekerjaan mereka masing-ma-
sing, mengapa kita tidak dapat beranggapan bahwa mereka ber-
dua memberi perhatian untuk memuliakan Tuhan atas pekerjaan
mereka itu? Dua hal yang akan mereka perbuat bagi Tuhan :
(1) Mereka akan mengundang orang-orang untuk datang mela-
yani-Nya. Bangsa-bangsa akan datang ke gunung.
[1] Suku Zebulon akan memanfaatkan dengan baik kenalan
usahanya dan perdagangannya dengan bangsa-bangsa
tetangga, yang pernah disinggahinya, untuk tujuan yang
mulia ini, yaitu menyebarkan agamanya di antara mere-
ka, dan mengundang mereka untuk melayani Tuhan Is-
rael. Perhatikanlah, orang-orang yang merupakan peng-
usaha besar, atau yang memiliki pergaulan luas,
harus dengan bijak dan giat berupaya untuk meng-
anjurkan hidup saleh kepada siapa saja yang dengan-
nya mereka bergaul dan yang terlibat di dalam usaha
mereka. Orang-orang seperti itu sungguh diberkati, ka-
rena mereka menjadi berkat. Alangkah baiknya jika
perluasan perdagangan dengan bangsa-bangsa asing
dapat dipakai untuk membantu penyebaran Injil. Nu-
buatan mengenai Zebulon ini mungkin melihat jauh
sejauh pengajaran Kristus dan para rasul-Nya, yang di-
mulai di tanah Zebulon (Mat. 4:14-15). Pada saat itulah
bangsa-bangsa dipanggil mereka datang ke gunung, ya-
itu, ke kerajaan Mesias, yang disebut gunung tempat
rumah TUHAN (Yes. 2:2).
[2] Suku Isakhar yang tinggal di rumah, dan berdiam di da-
lam kemah-kemah, akan memanggil para tetangganya
untuk naik ke tempat kudus pada waktu-waktu yang
telah ditetapkan untuk perayaan-perayaan ibadah me-
reka. Ini mungkin sebab orang-orang dari suku ini
akan lebih giat dan bersemangat dibandingkan tetangganya.
Memang sudah sering diamati bahwa meskipun orang-
orang yang, bersama Zebulon, berdiam di pelabuhan,
tempat banyak orang berkumpul, pada umumnya lebih
memperlihatkan terang dari agama, namun orang-orang
yang, bersama Isakhar, berdiam di dalam kemah-kemah
di pedesaan lebih memancarkan hidup dan kehangatan
dari agama itu. Oleh sebab itu, dengan kegigihan mere-
ka, mereka dapat membangkitkan cemburu yang kudus
di dalam hati orang-orang yang lebih berpengetahuan
dibandingkan mereka (Mzm. 122:1). Atau, hal ini disebabkan
orang-orang dari suku Isakhar lebih taat dalam menja-
lankan waktu-waktu yang ditetapkan bagi perayaan me-
reka dibandingkan orang lain. Salah satu tafsir dalam baha-
sa Aram mengartikan ayat sebelumnya sebagai berikut,
bersukacitalah, hai Isakhar, atas kemah-kemah peng-
ajaranmu, dengan anggapan bahwa banyak dari orang
Isakhar akan menjadi orang-orang terpelajar, dan akan
mempergunakan pengetahuan mereka, menurut peru-
bahan-perubahan yang terjadi setiap tahunnya, untuk
memberitahukan tentang waktu-waktu perayaan. Sebab
pada waktu itu penanggalan tidaklah selazim seperti
sekarang ini. Onkelos menjelaskannya secara lebih ter-
perinci lagi, bersukacitalah, hai Isakhar, saat engkau
pergi untuk menghitung waktu-waktu perayaan di Yeru-
salem, sebab pada waktu itu suku-suku Israel akan di-
kumpulkan di gunung tempat rumah Tuhan. Demikianlah
Onkelos membaca permulaan dari ayat ini. Banyak
orang berpendapat bahwa inilah arti dari watak orang-
orang Isakhar pada masa Daud, bahwa mereka mem-
punyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga
mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang
Israel (1Taw. 12:32). Penjelasan selanjutnya mengenai
watak orang Zebulon (1Taw. 12:33), bahwa mereka ada-
lah orang-orang yang sanggup berperang, yang pandai
berperang, mungkin menjelaskan berkat atas suku ter-
Kitab Ulangan 33:18-21
sebut di sini. Perhatikanlah, barang siapa yang tidak
memperoleh kesempatan seperti Zebulon untuk mem-
bawa masuk ke dalam jemaat orang-orang yang berada di
luar sana, masih bisa sangat berguna untuk kepentingan
jemaat dengan membantu menggiatkan, menyemangati,
dan membangun orang-orang yang ada di dalam jemaat.
sungguh suatu pekerjaan yang mulia untuk memanggil
orang-orang kepada ketetapan-ketetapan Tuhan , meng-
ingatkan orang-orang yang lupa, dan menyemangati
orang-orang yang malas, yang mau mengikuti, namun
tidak mau memimpin.
(2) Mereka tidak hanya akan mengundang orang lain untuk
melayani Tuhan , namun juga mereka sendiri akan bertekun di
dalamnya. Di sanalah mereka akan mempersembahkan kor-
ban sembelihan yang benar. Mereka tidak akan menyuruh
orang lain untuk pergi ke bait suci, sementara mereka sen-
diri tinggal di rumah, dengan alasan bahwa mereka tidak
bisa meninggalkan pekerjaan mereka. Sebaliknya, saat
mereka menyemangati orang lain untuk pergi melunakkan
hati TUHAN, mereka akan berkata, kami pun akan pergi!,
seperti yang tertulis dalam Zakharia 8:21. Perhatikanlah,
kebaikan yang kita nasihatkan kepada orang lain, haruslah
kita sendiri teladankan. saat mereka datang ke bait suci,
mereka tidak akan tampil di hadapan Tuhan dengan
tangan hampa, namun akan membawa persembahan untuk
menghormati dan melayani Tuhan sesuai dengan apa yang
sudah mereka peroleh dari kemurahan-Nya (1Kor. 16:2).
[1] Di sini dinubuatkan bahwa kedua suku ini akan men-
jadi kaya. Zebulon yang bepergian ke negeri seberang
akan mengisap kelimpahan laut, yang terhampar dengan
limpahnya bagi para pedagang, sementara Isakhar, yang
tinggal di rumah, akan memperkaya dirinya dengan har-
ta yang terpendam di dalam pasir. Mungkin itu yaitu
hasil bumi atau harta logam dan mineral di bawah
tanah, atau, sebab kata “pasir” di sini sebenarnya ber-
arti pasir laut, segala kekayaan yang dihasilkan laut,
sebab milik pusaka Isakhar menjangkau sejauh tepi
laut. Mungkin keberhasilan mereka dalam memanggil
bangsa-bangsa datang ke gunung tersirat melalui per-
buatan mereka yang mengisap kelimpahan laut, sebab
kita menjumpai kalimat serupa dipergunakan untuk
membawa bangsa-bangsa datang ke dalam jemaat (Yes.
60:5), kelimpahan dari seberang laut akan beralih ke-
padamu, dan (Yes. 60:16), engkau akan mengisap susu
bangsa-bangsa. Dinubuatkan,
[2] Bahwa kedua suku ini, sebab diperkaya seperti itu,
akan mengkhususkan rampasan mereka bagi TUHAN,
dan kekayaan mereka bagi Tuhan seluruh bumi (Mi.
4:13). Laba Zebulon dan upah Isakhar akan kudus bagi
TUHAN (Yes. 23:18), sebab darinya mereka akan mem-
persembahkan korban sembelihan yang benar, yaitu,
korban yang sesuai dengan hukum Taurat. Perhatikan-
lah, kita harus melayani dan menghormati Tuhan dengan
apa yang kita miliki. Di mana Tuhan menabur dengan
limpahnya, di situ Ia berharap akan menuai hasil yang
sesuai. Orang-orang yang mengisap kelimpahan laut,
dan harta yang terpendam di dalam pasir, haruslah
mempersembahkan korban-korban yang benar dengan
jumlah yang sepantasnya.
II. Berkat bagi suku Gad diberikan selanjutnya (ay. 20-21). Gad me-
rupakan salah satu suku yang sudah berdiam di sisi sungai Yor-
dan tempat Musa kini berada. Sekarang,
1. Musa menubuatkan apa yang akan terjadi kepada suku ini
(ay. 20).
(1) Bahwa Gad akan bertambah besar, sebagaimana pada saat
ini ia beroleh milik pusaka yang sungguh lapang. Musa
memuliakan Tuhan atas kelapangan Gad baik pada saat ini
maupun di masa mendatang. Terpujilah Dia yang memberi
kelapangan kepada Gad. Kita menjumpai bagaimana suku
ini diperbesar oleh keberhasilan mereka di dalam perang,
yang tampak mereka laksanakan dengan penuh kesalehan
melawan orang Hagri (1Taw. 5:19-20, 22). Perhatikanlah,
Tuhan harus mendapat kemuliaan dari semua pertambahan
yang kita peroleh.
Kitab Ulangan 33:18-21
(2) Bahwa Gad akan menjadi suku yang pemberani dan ber-
kemenangan, bahwa, jika tidak diusik, ia akan berdiam
dengan tenang dan tanpa rasa takut laksana singa. namun ,
jika diusik, laksana singa, ia akan menerkam lengan, bah-
kan batu kepala. Maksudnya, ia akan mengoyak-ngoyak
segala sesuatu yang merintangi jalannya, baik lengan yaitu
kekuatan maupun batu kepala yaitu siasat dan kewenang-
an seteru-seterunya. Pada masa Daud, terdapat orang-
orang Gad yang memiliki rupa seperti singa (1Taw. 12:8).
Sebagian penafsir menganggap Yehu berasal dari suku ini,
sebab kita mendapati dia pertama kali disebutkan di
Ramot-Gilead, yang merupakan kepunyaan Gad, dan mere-
ka berpendapat bahwa perkataan ini kemungkinan meru-
juk kepada tindakan-tindakannya yang gagah berani.
2. Musa memuji suku ini atas apa yang telah dilakukannya dan
yang sekarang sedang dilakukannya (ay. 21).
(1) Mereka telah berlaku dengan sangat bijaksana bagi diri
mereka sendiri, saat mereka memilih milik pusaka yang
terutama, di negeri yang telah ditaklukkan. Ia memilih ba-
gian yang terutama. Meskipun ia memikirkan saudara-sau-
daranya, namun kasihnya berawal dari rumahnya sendiri,
dan ia mau melihat dirinya pertama dilayani, dan pertama
menetap. Orang-orang Gad menjadi para penggerak yang
pertama dan paling giat untuk memperoleh milik pusaka di
sisi sungai Yordan ini, dan sebab itu tetap disebutkan
sebelum orang-orang Ruben dalam sejarah tentang peris-
tiwa itu (Bil. 32:2). Dan demikianlah, sementara suku-suku
lain mendapatkan bagian milik pusaka mereka menurut
penentuan Yosua sang penakluk, Gad dan kawanannya
mendapatkannya dari Musa sang pemberi hukum, dan me-
reka dibuat menetap dalam milik pusaka itu oleh hukum.
Atau (menurut arti katanya) mereka ditutupi atau dilin-
dungi oleh penyelenggaraan khusus yang mengawasi
orang-orang yang tetap tinggal di rumah, sementara para
prajurit maju berperang bersama saudara-saudara mereka.
Perhatikanlah, orang akan menyanjung engkau saat eng-
kau berbuat baik terhadap dirimu sendiri yaitu saat eng-
kau menyediakan yang terutama bagi dirimu sendiri, seper-
ti yang dilakukan Gad, (Mzm. 49:19). Tuhan pun akan me-
mujimu jika engkau berbuat baik bagi jiwamu, yang
sungguh merupakan dirimu sendiri, dan jika engkau
menyediakan bagian yang terutama bagi jiwamu menurut
ketentuan Sang Pemberi Hukum.
(2) Mereka pada saat ini bertindak dengan jujur dan berani
bagi saudara-saudara mereka. Sebab mereka datang de-
ngan para kepala bangsa, yang di depannya mereka pergi
bersenjata menyeberangi sungai Yordan, untuk melakukan
kebenaran Tuhan atas orang-orang Kanaan, di bawah pim-
pinan Yosua, yang kepadanya orang-orang Gad bersumpah
dengan khidmat untuk taat, seperti yang akan kita jumpai
lalu (Yos. 1:12, 16). Inilah yang mereka janjikan akan
lakukan saat mereka mendapatkan milik pusaka yang
sudah ditentukan untuk mereka (Bil. 32:27), dan hal ini
memang mereka lakukan (Yos. 4:12). lalu , Sesudah
peperangan Kanaan usai, Yosua melepas mereka pergi
dengan berkat (Yos. 22:7). Perhatikanlah, sungguh suatu
perbuatan yang terberkati dan mulia untuk membantu
saudara-saudara kita dalam perkara-perkara mereka, dan
khususnya membantu melakukan kebenaran Tuhan
dengan menghancurkan segala sesuatu yang menyulut
murka-Nya. Inilah yang diperhitungkan kepada Pinehas
sebagai kebenaran.
Berkat Musa atas Israel
(33:22-25)
22 Tentang Dan ia berkata: “Adapun Dan ialah anak singa yang melompat
keluar dari Basan.” 23 Tentang Naftali ia berkata: “Naftali kenyang dengan
perkenanan dan penuh dengan berkat TUHAN; milikilah tasik dan wilayah
sebelah selatan.” 24 Tentang Asyer ia berkata: “Diberkatilah Asyer di antara
anak-anak lelaki; biarlah ia disukai oleh saudara-saudaranya, dan biarlah ia
mencelupkan kakinya ke dalam minyak. 25 Biarlah dari besi dan dari tem-
baga palang pintumu, selama umurmu kiranya kekuatanmu.
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Berkat bagi Dan (ay. 22). Yakub, dalam berkatnya, telah memban-
dingkan Dan dengan seekor ular sebab kelicikannya, sementara
Musa membandingkannya dengan seekor singa sebab kebera-
Kitab Ulangan 33:22-25
nian dan keteguhannya. Dan siapa yang mampu menghadapi
orang-orang yang berkepala ular dan berhati singa? Suku Dan
diibaratkan sebagai singa yang melompat keluar dari Basan,
sebuah gunung yang terkenal dengan singa-singanya yang ganas,
yang dari sana mereka turun untuk melompat ke atas mangsa-
mangsa mereka di padang. Ini mungkin mengacu kepada,
1. Kemenangan-kemenangan tertentu yang diperoleh Simson dan
yang berasal dari suku ini atas orang Filistin. Mulailah hatinya
digerakkan oleh Roh TUHAN di Mahane-Dan saat ia masih
sangat muda, seperti anak singa, sehingga dalam serangan-
serangannya terhadap orang Filistin, ia mengejutkan mereka,
lalu mengalahkan mereka dengan sekuat tenaga, seperti yang
diperbuat seekor singa terhadap mangsanya. Memang salah
satu tindakan berani yang pertama-tama dilakukan Simson
yaitu mencabik-cabik seekor singa. Atau,
2. Keberhasilan suku itu secara lebih umum, saat serombong-
an orang Dan yang bersenjata, berdasar keterangan yang
diperoleh tentang keamanan kota Lais, yang terletak di bagian
terjauh dari tanah Kanaan, mengagetkan rakyat Lais, dan
segera sesudah itu menguasai tempat itu. Lihat Hakim-hakim
18:27. sebab pegunungan Basan terletak tidak jauh dari kota
itu, mungkin dari sanalah mereka turun dan menyerbunya.
Dan itulah sebabnya mereka di sini dikatakan melompat keluar
dari Basan.
II. Berkat bagi Naftali (ay. 23). Musa memandang suku ini dengan
rasa takjub, dan memujinya, “Oh Naftali, engkau berbahagia, eng-
kau akan berbahagia, semoga engkau selama-lamanya berbaha-
gia!” Ada tiga hal yang mendatangkan kebahagiaan bagi suku ini:
1. Kiranya engkau kenyang dengan perkenanan. Sebagian penaf-
sir memahaminya sebagai perkenanan manusia, rasa persaha-
batan dan tutur kata yang baik dari manusia. Yakub sudah
menggambarkan suku ini, secara umum, sebagai orang-orang
yang sopan dan suka menolong, bertutur kata dengan baik,
seperti rusa betina yang penyayang (Kej. 49:21). Nah, apa yang
akan mereka peroleh dengan menjadi orang yang demikian?
Musa di sini memberi tahu mereka bahwa mereka akan meng-
ambil hati sesama mereka, dan akan kenyang dengan perke-
nanan. Barang siapa mengasihi, akan dikasihi. namun sebagi-
an yang lain memahaminya sebagai perkenanan Tuhan , dan
ada alasan yang baik untuk itu. Sebab hanya perkenanan
Tuhan lah yang mengenyangkan jiwa dan menyukakan hati
dengan kegembiraan sejati. Sungguh berbahagia orang-orang
yang mendapatkan perkenanan Tuhan . Orang-orang yang akan
mendapatkannya yaitu mereka yang menempatkan kepuas-
an mereka pada perkenanan Tuhan , dan yang menganggap
bahwa, dengan mendapatkan perkenanan Tuhan , mereka su-
dah puas dan tidak lagi menginginkan yang lain.
2. Kiranya engkau penuh dengan berkat TUHAN, artinya, bukan
hanya dengan segala kebaikan yang merupakan buah dari
berkat itu (gandum, anggur, minyak), melainkan juga dengan
berkat itu sendiri, yaitu anugerah Tuhan , menurut janji-Nya
dan kovenan yang telah dibuat dengan-Nya. Barang siapa me-
miliki berkat itu dapat memandang bahwa mereka sudah pe-
nuh. Mereka tidak lagi memerlukan hal lain untuk membuat
mereka berbahagia. Menurut orang Yahudi “Milik pusaka suku
Naftali begitu subur, dan hasil buminya begitu cepat muncul,
meskipun letaknya di sebelah utara, sehingga orang-orang dari
suku itu pada umumnya menjadi yang pertama yang mem-
bawa hasil-hasil bumi mereka yang pertama ke bait Tuhan .
Dengan begitu, mereka menjadi yang pertama kali mendapat
berkat dari imam, yang merupakan berkat Tuhan.” Kaper-
naum, kota yang menjadi tempat tinggal utama Kristus, ter-
letak di dalam milik pusaka suku ini.
3. Kiranya engkau memiliki laut dan wilayah sebelah selatan,
demikianlah ayat itu dapat dibaca, yaitu , laut yang berada di
sebelah selatan milik pusakamu, yaitu danau Galilea, yang
begitu sering kita baca tentangnya di dalam Injil, yang tepat di
sebelah utaranya terletak milik pusaka suku Naftali, dan yang
membawa keuntungan besar bagi suku ini. Lihat saja kekaya-
an Kapernaum dan Betsaida, yang terletak di dalam milik pu-
saka suku ini, dan yang terletak di tepi danau Galilea. Lihatlah
bagaimana Musa dibimbing oleh roh nubuatan dalam mem-
berikan berkat-berkat ini. Sebab sebelum milik pusaka dibagi-
kan kepada tiap-tiap suku, ia sudah dapat melihat dan menu-
buatkan bagaimana penempatannya nanti.
Kitab Ulangan 33:22-25
III. Berkat bagi Asyer (ay. 24-25). Ada empat hal yang didoakan dan
dinubuatkan Musa mengenai suku ini, yang namanya mengan-
dung kebahagiaan, sebab Lea menamai bapa suku ini Asyer,
sambil berkata, aku ini berbahagia (Kej. 30:13).
1. Pertambahan jumlah mereka. Mereka pada saat ini merupa-
kan suku yang besar (Bil. 26:47). “Biarlah jumlahnya semakin
bertambah: Biarlah Asyer diberkati dengan anak-anak (ay. 24,
KJV).” Perhatikanlah, anak-anak, khususnya anak-anak per-
janjian, yaitu berkat dan bukan beban.
2. Perhatian yang mereka dapatkan dari sesama mereka. Biarlah
ia disukai oleh saudara-saudaranya. Perhatikanlah, memper-
oleh kasih dan persahabatan dari orang-orang yang di antara
mereka kita tinggal yaitu sesuatu yang sangat didambakan.
Itulah yang harus kita doakan kepada Tuhan , yang memegang
semua hati di dalam tangan-Nya, Dan itulah yang harus ber-
usaha kita peroleh dengan kelemahlembutan dan kerendahan
hati, dan dengan kesiapan untuk berbuat baik kepada semua
orang, sesuai kemampuan dan kesempatan yang kita miliki.
3. Kekayaan negeri mereka.
(1) Di atas tanah: Biarlah ia mencelupkan kakinya ke dalam
minyak, artinya, “Biarlah ia memiliki minyak yang begitu
berlimpah di dalam milik pusakanya sehingga tak hanya ia
mengurapi kepalanya dengan minyak, namun juga, jika ia
menghendaki, membasuh kakinya di dalamnya,” yang tidak
lazim dilakukan. Namun kita mendapati Juruselamat kita
yang terberkati begitu disukai oleh saudara-saudara-Nya
sehingga kaki-Nya diminyaki dengan minyak yang paling
mahal (Luk. 7:46).
(2) Di bawah tanah: Biarlah dari besi dan dari tembaga palang
pintumu (ay. 25, KJV: Biarlah dari besi dan dari tembaga
alas kakimu), artinya, “Engkau akan memiliki logam-logam
ini (tambang-tambangnya) dengan sangat berlimpah di ta-
nahmu sendiri, yang oleh berkat istimewa akan memper-
kaya baik permukaannya maupun isi perutnya.” Atau, apa-
bila mereka tidak memiliki logam-logam itu sebagai hasil
dari negeri mereka sendiri, mereka akan memperolehnya
dengan mendatangkannya dari negeri seberang, sebab mi-
lik pusaka suku ini terletak di tepi laut. Tafsir-tafsir dalam
bahasa Aram memahami ayat ini secara kiasan: “Engkau
akan menjadi kuat dan cemerlang, laksana besi dan tem-
baga.”
4. Kekuatan dan semangat mereka yang akan terus berlanjut:
Selama umurmu kiranya kekuatanmu. Banyak orang menafsir-
kan ayat ini sebagai berikut, “Kekuatanmu pada masa tuamu
akan menjadi seperti kekuatanmu pada masa mudamu. Eng-
kau tidak akan mengalami kemerosotan, atau semakin lama
menjadi semakin tua, namun akan memperbarui kemudaanmu,
seolah-olah bukan hanya alas kakimu, melainkan juga tulang-
tulangmu, terbuat dari besi dan tembaga.” Dalam Kitab Suci,
hari sering kali menandakan peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada hari itu. Dan, dengan memahaminya seperti itu di sini,
ayat ini mengandung janji bahwa Tuhan dengan anugerah-Nya
akan menopang mereka di bawah pencobaan dan permasalah-
an yang mereka hadapi, apa pun itu. Dan dengan begitu, ini
pun menjadi janji yang pasti bagi semua keturunan rohani
Abraham, bahwa Tuhan dengan bijak akan memberi mereka
anugerah dan penghiburan yang sesuai dengan pelayanan dan
penderitaan yang kepadanya Ia memanggil mereka. Adakah
pekerjaan telah ditetapkan untuk mereka? Mereka akan ber-
oleh kekuatan untuk melakukannya. Adakah beban telah di-
tanggungkan ke atas mereka? Mereka akan beroleh kekuatan
untuk menanggungnya, dan tidak akan pernah dicobai melam-
paui kekuatan mereka. Setialah Dia yang telah berjanji demi-
kian, dan yang telah membuat kita berharap dalam janji ini.
Berkat Musa atas Israel
(33:26-29)
26 Tidak ada yang seperti Tuhan , hai Yesyurun. Ia berkendaraan melintasi
langit sebagai penolongmu dan dalam kejayaan-Nya melintasi awan-awan.
27 Tuhan yang abadi yaitu tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada
lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman:
Punahkanlah! 28 Maka Israel diam dengan tenteram dan sumber Yakub diam
tidak terganggu di dalam suatu negeri yang ada gandum dan anggur; bahkan
langitnya menitikkan embun. 29 Berbahagialah engkau, hai Israel; siapakah
yang sama dengan engkau? Suatu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN,
perisai pertolongan dan pedang kejayaanmu. Sebab itu musuhmu akan tun-
duk menjilat kepadamu, dan engkau akan berjejak di bukit-bukit mereka.”
Kitab Ulangan 33:26-29
Inilah kata-kata terakhir Musa, sang penulis besar itu, sang pemberi
perintah yang agung itu, yang entah dituliskannya sendiri atau yang
dituliskan oleh orang lain menurut perintahnya. Oleh sebab itu per-
kataannya itu sangat patut diperhatikan, dan tidak diragukan lagi
kita akan mendapatinya sungguh meneguhkan. Musa, sang abdi
Tuhan yang sama-sama memiliki alasan seperti manusia biasa untuk
mengenal Tuhan dan Israel, dengan napas terakhirnya mengagungkan
Tuhan Israel dan Israel milik Tuhan . Keduanya tiada bandingnya di
mata Musa, dan kita dapat meyakini bahwa dalam menilai keduanya
ini, matanya tidaklah kabur.
I. Tidak ada Tuhan seperti Tuhan Israel. Para Tuhan bangsa-bangsa lain
tidak ada yang mampu mengerjakan bagi penyembah mereka apa
yang dikerjakan Yahwe bagi para penyembah-Nya. Tidak ada yang
seperti Tuhan , hai Yesyurun (ay. 26, KJV: Tidak ada yang seperti
Tuhan Yesyurun). Perhatikanlah, jika kita sedang berharap
Tuhan mau memberkati kita dengan berbuat kebaikan bagi kita,
kita harus memuji-Nya dengan berkata-kata yang baik tentang
Dia. Salah satu cara yang paling luhur untuk memuji Tuhan
yaitu dengan mengakui bahwa tidak ada yang seperti Dia. Nah,
1. Ini merupakan kehormatan Israel. Setiap bangsa memegahkan
Tuhan nya masing-masing, namun tidak ada yang memiliki
Tuhan yang dapat dibangga-banggakan seperti Tuhan Israel.
2. yaitu kebahagiaan mereka bahwa mereka dibawa ke dalam
kovenan dengan Tuhan yang seperti itu. Ada dua hal yang di-
perhatikan Musa sebagai bukti keunggulan Tuhan Yesyurun
yang tidak tertandingi di atas semua Tuhan lain:
(1) Kuasa dan wewenang-Nya yang berdaulat. Ia berkendaraan
melintasi langit, dan dengan teramat megah dan agung di
atas cakrawala. Berkendaraan melintasi langit menanda-
kan keagungan dan kemuliaan-Nya, yang di dalamnya Ia
menyatakan diri-Nya kepada dunia yang di atas, dan bagai-
mana Ia mempergunakan pengaruh-pengaruh langit, dan
apa yang diturunkan oleh awan-awan, untuk mewujudkan
rancangan-rancangan-Nya sendiri di dunia bawah ini. Ia
mengatur dan mengendalikan semuanya itu seperti seorang
manusia mengendalikan kuda yang ditungganginya. saat
ada sesuatu yang harus dilakukan-Nya bagi umat-Nya, Ia
berkendaraan melintasi langit untuk melakukannya, sebab
Ia melakukannya dengan cepat dan kuat. Tidak ada seteru
yang dapat memperkirakan atau menghalangi laju gerakan
Dia yang berkendaraan melintasi langit.
(2) Kekekalan-Nya yang tiada terbatas. Dia yaitu Tuhan yang
kekal, dan lengan-lengan-Nya pun kekal (ay. 27). Para Tuhan
bangsa kafir baru diciptakan seumur jagung, dan akan se-
gera binasa, namun Tuhan Yesyurun itu kekal. Dia sudah ada
sebelum segala dunia dijadikan, dan akan selalu ada saat
waktu dan hari-hari tidak ada lagi. Lihat Habakuk 1:12.
II. Tidak ada bangsa seperti Israel milik Tuhan . Sesudah menyatakan
setiap suku berbahagia, dalam kata penutupnya Musa menyata-
kan semua suku secara bersama-sama sangat berbahagia, begitu
berbahagia dalam segala hal hingga tidak ada bangsa lain di
bawah matahari yang dapat dibandingkan dengan mereka (ay.
29). Berbahagialah engkau, hai Israel, suatu umat yang Tuhan nya
yaitu Tuhan, dan sebab itu sungguh berbahagia, dan tidak ada
yang seperti engkau. jika Israel menghormati Tuhan sebagai
Tuhan yang tiada tandingannya, maka Dia akan berkenan kepada
mereka, sehingga menjadikan mereka bangsa yang tiada tanding-
annya, kecemburuan bagi semua bangsa di sekitar mereka dan
sukacita bagi semua yang mengharapkan kebaikan mereka. Sia-
pakah yang sama dengan engkau? Lihatlah, cantik engkau, manis-
ku, tutur Kristus kepada mempelai-Nya. Mempelai-Nya itu pun
segera membalas, lihatlah, tampan engkau, kekasihku. Bangsa
manakah ada seperti umat-Mu Israel? (2Sam. 7:23). Tidak ada,
sekalipun segala bangsa dikumpulkan bersama-sama. Apa yang
dikatakan di sini mengenai jemaat Israel beserta kehormatan-
kehormatan dan hak-hak istimewanya tentu harus diterapkan ke-
pada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga.
Jemaat Kristen yaitu Israel milik Tuhan , sebagaimana Rasul Pau-
lus menyebutnya (Gal. 6:16), yang di dalamnya akan ada damai
sejahtera, dan yang akan dijunjung tinggi mengatasi semua kum-
pulan warga di dunia, seperti halnya Israel dulu.
1. Tidak pernah ada bangsa yang menetap dan terlindungi de-
ngan sedemikian aman (ay. 27): Tuhan yang abadi yaitu tem-
pat perlindunganmu. Atau, menurut arti katanya, “Tuhan yaitu
kediaman atau rumah bentengmu, yang di dalamnya engkau
Kitab Ulangan 33:26-29
aman, tenteram, dan dapat beristirahat, layaknya seseorang
yang berada di dalam rumahnya sendiri.” Setiap orang Israel
sejati berada di dalam rumahnya sendiri saat ia berada di
dalam Tuhan . Jiwa akan kembali kepada-Nya, dan beristirahat
di dalam Dia sebagai tempat peristirahatannya (Mzm. 116:7),
tempat persembunyiannya (Mzm. 32:7). Orang-orang yang
menjadikan Dia sebagai tempat kediaman mereka akan mem-
peroleh segala penghiburan dan kebaikan dari suatu tempat
kediaman di dalam Dia (Mzm. 91:1). Musa memandang Tuhan
sebagai tempat kediaman Israel saat mereka tengah me-
ngembara di padang gurun (Mzm. 90:1): Tuhan, Engkaulah
tempat perteduhan kami turun-temurun. Dan sebab sekarang
mereka akan berdiam di tanah Kanaan, mereka tidak boleh
mengganti tempat kediaman mereka. Mereka masih akan me-
merlukan, dan masih akan memiliki, Tuhan yang abadi sebagai
tempat kediaman mereka. Tanpa Dia, tanah Kanaan sendiri
akan menjadi padang gurun, dan negeri kegelapan.
2. Tidak pernah ada bangsa yang disokong dan ditopang dengan
sedemikian kuat: Di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal.
Maksudnya, kekuatan Tuhan yang maha kuasa dikerahkan
untuk melindungi dan menghibur semua orang yang percaya
kepada-Nya, dalam kesesakan dan kesukaran mereka yang
terbesar, serta di bawah beban-beban yang terberat. Lengan-
lengan yang kekal akan menyokong,
(1) Kepentingan-kepentingan jemaat secara umum, supaya
kepentingan-kepentingan itu tidak tenggelam, atau digilas.
Di bawah jemaat ada gunung batu yang kekal itu, yang di
atasnya jemaat didirikan, dan alam maut tidak akan per-
nah menguasainya (Mat. 16:18).
(2) Roh orang-orang percaya, sehingga meskipun ditindas, me-
reka tidak akan dibuat kepayahan oleh permasalahan apa
pun. Serendah apa pun umat Tuhan jatuh pada suatu wak-
tu, lengan-lengan yang kekal ada di bawah mereka untuk
menjaga agar roh mereka tidak karam, tidak menjadi
lemah, dan agar iman mereka tidak goyah, bahkan saat
mereka ditindas melampaui batas. Perjanjian kekal, dan
penghiburan-penghiburan kekal yang mengalir darinya,
sungguh merupakan lengan-lengan yang kekal, yang oleh-
nya orang-orang percaya telah ditopang dengan ajaib, dan
dibuat tetap bersukacita pada masa-masa terburuk sekali-
pun. Cukuplah kasih karunia Tuhan bagi mereka (2Kor.
12:9).
3. Tidak pernah ada bangsa yang diperintah dan dipimpin untuk
maju ke medan pertempuran dengan sedemikian gagah. “Ia
mengusir musuh dari depanmu dengan kemahakuasaan-Nya,
sehingga sebuah tempat disediakan bagimu. Dan dengan satu
titah yang akan menyokongmu, Ia akan berfirman: Punahkan-
lah!” Mereka sekarang sedang memasuki suatu negeri yang
dikuasai penuh oleh bangsa yang kuat dan menakutkan, dan
yang memandang diri mereka sendiri sebagai pemiliknya yang
sah, sebab merekalah yang pertama kali menanaminya. Ba-
gaimana Israel akan membenarkan, dan bagaimana mereka
akan merampungkan, pengusiran bangsa ini?
(1) Tuhan akan memberi bangsa Israel satu amanat untuk
menghancurkan orang Kanaan, dan amanat itu akan mem-
benarkan mereka, dan menyokong mereka di dalam pelak-
sanaannya, melawan seluruh dunia. Dia yang yaitu Tu-
han yang berdaulat atas segala yang hidup dan segala
negeri tidak hanya memperbolehkan dan mengizinkan,
namun juga dengan jelas memerintahkan dan menetapkan
orang Israel untuk menduduki tanah Kanaan dan mengha-
bisi orang Kanaan dengan mata pedang. sebab diberi
wewenang seperti itu, orang Israel tidak hanya dapat mela-
kukan keduanya dengan sah, namun juga dengan terhor-
mat, tanpa sedikit pun mendatangkan noda atau tuduhan
pencurian dengan menduduki negeri Kanaan, atau pembu-
nuhan dengan menghabisi orang Kanaan.
(2) Tuhan akan memberi orang Israel kekuatan dan kemampu-
an untuk menghancurkan orang Kanaan. Bahkan, Dia sen-
diri pada dasarnya akan melakukannya melalui tangan
orang Israel. Ia akan mengusir musuh dari depan mereka,
sebab kengerian akan Israel saja akan membuat orang
Kanaan lari tunggang-langgang. Tuhan telah menghalau bang-
sa-bangsa untuk membiarkan umat-Nya bertumbuh (Mzm.
44:3). Demikianlah orang-orang percaya lebih dibandingkan
pemenang atas seteru-seteru rohani mereka, melalui Kris-
tus yang mengasihi mereka. Juruselamat kita mengusir
Kitab Ulangan 33:26-29
musuh dari depan kita saat Ia mengalahkan dunia dan
melucuti segala pemerintah dan penguasa di atas kayu
salib. Dan perintah yang diberikan kepada kita yaitu ,
“Punahkanlah mereka. Raihlah kemenangan, dan engkau
akan membagi-bagi hasil rampasannya.”
4. Tidak pernah ada bangsa yang dijaga dan dilindungi dengan
sedemikian aman (ay. 28, KJV): Maka Israel akan diam sendiri
dengan aman. Barang siapa berdiam di dalam Tuhan , dan men-
jadikan nama-Nya sebagai menara mereka yang kuat, ia akan
diam dengan aman. Bentengnya ialah kubu di atas bukit batu
(Yes. 33:16). Mereka akan berdiam sendiri dengan aman.
(1) Walaupun sendiri. Meskipun mereka tidak bersekutu de-
ngan bangsa-bangsa tetangga, tidak pula memiliki alasan
untuk mengharapkan pertolongan atau bantuan dari bang-
sa-bangsa itu, namun mereka akan berdiam dengan aman.
Mereka sungguh-sungguh akan aman, dan mereka pun
akan berpikir demikian.
(2) sebab sendiri. Mereka akan berdiam dengan aman selama
mereka terus menjaga kemurnian mereka, dan tidak ber-
campur dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan ,
menjadi suatu umat yang luar biasa dan istimewa. Keisti-
mewaan mereka dari bangsa-bangsa lain, meskipun men-
jadikan mereka seperti burung belang (Yer. 12:9), dan mem-
perhadapkan mereka kepada rasa permusuhan dari bangsa-
bangsa di sekeliling mereka, namun sebetulnya mem-
buat mereka tetap terpelihara dari kejahatan yang ingin
diperbuat bangsa-bangsa tetangga kepada mereka, sebab
keistimewaan ini membuat mereka tetap berada di bawah
perlindungan ilahi. Semua orang yang tetap dekat dengan
Tuhan akan tetap dibuat aman oleh-Nya. Dijanjikan bahwa
di dalam kerajaan Kristus, Israel akan hidup dengan ten-
teram (Yer. 23:6).
5. Tidak pernah ada bangsa yang terpelihara dengan sedemikian
baik: Sumber Yakub, yaitu, angkatan Yakub yang hidup pada
zaman itu, yang seperti sumber mata air bagi semua anak
sungai yang lalu akan mengalir dan berasal darinya,
pada saat ini akan dibuat menetap di negeri yang baik. Ayat
itu dapat dibaca Biji mata Yakub, sebab kata yang sama
berarti sumber mata air dan biji mata, diam tidak terganggu di
dalam suatu negeri yang ada gandum dan anggur. Maksudnya,
di tempat mereka sedang berkemah sekarang, tanah Kanaan
ada dalam pandangan mereka, tepat di hadapan mereka, di
seberang sungai Yordan, dan mereka ingin segera menggeng-
gamnya di tangan mereka dan memijaknya di bawah kaki
mereka. Negeri yang kepadanya mereka mengarahkan pandang-
an mereka ini diberkati dengan tanah-tanah gemuk di bumi dan
embun dari langit. Itu yaitu negeri gandum dan anggur, hasil-
hasil bumi yang penting dan berguna. Bahkan langitnya, se-
akan-akan langit diracang secara khusus untuk menjadi berkat
bagi negeri itu, akan menitikkan embun, yang tanpanya, sekali-
pun tanahnya begitu subur, gandum dan anggur tidak akan
tumbuh. Setiap orang Israel sejati mengarahkan pandangan
matanya, mata iman, kepada negeri yang lebih baik, yaitu Ka-
naan sorgawi, yang diperkaya begitu limpahnya dengan segala
sesuatu yang lebih baik dibandingkan gandum dan anggur.
6. Tidak pernah ada bangsa yang ditolong dengan sedemikian
rupa. jika mereka ditimpa kesusahan apa pun, Tuhan sen-
diri berkendaraan melintasi langit sebagai penolong mereka
(ay. 26). Mereka yaitu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN
(ay. 29). jika mereka sedang terancam bahaya, atau sedang
mengalami kekurangan, mereka dapat berlari kepada Tuhan
yang kekal, Sang Mahakuasa yang dapat dipercaya. Tidak ada
yang dapat menyakiti orang-orang yang ditolong Tuhan , dan
mustahil bahwa bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN akan
binasa. Orang-orang yang ditambahkan ke dalam Israel Injili
yaitu orang-orang yang diselamatkan (Kis. 2:47).
7. Tidak pernah ada bangsa yang dipersenjatai dengan sedemi-
kian lengkap. Tuhan sendiri menjadi perisai pertolongan mere-
ka, yang oleh-Nya mereka dipersenjatai untuk membela diri,
dan terlindungi dengan baik dari segala serangan. Dia juga
merupakan pedang kejayaan mereka, yang oleh-Nya mereka
dipersenjatai untuk menyerang, dan dibuat menjadi tangguh
dan berhasil dalam segala peperangan mereka. Tuhan disebut
sebagai pedang kejayaan mereka sebab , dengan berperang
bagi mereka, Tuhan menjadikan mereka berjaya di atas bangsa-
bangsa lain, atau sebab dalam segala sesuatu yang diper-
buat-Nya bagi mereka, Ia mengarahkan pandangan pada tem-
Kitab Ulangan 33:26-29
pat kudus-Nya di tengah-tengah mereka, yang disebut sebagai
kebanggaan Yakub (Mzm. 47:5; Yeh. 24:21; Am. 6:8). Orang-
orang yang di dalam hatinya terdapat kekudusan yang unggul,
memiliki Tuhan sendiri sebagai perisai dan pedang mereka.
Mereka dilindungi oleh seluruh perlengkapan senjata Tuhan .
Firman-Nya menjadi pedang mereka, dan iman terhadap fir-
man itu menjadi perisai mereka (Ef. 6:16-17).
8. Tidak pernah ada bangsa yang dijamin dengan sedemikian
pasti akan kemenangan atas seteru-seteru mereka: Musuhmu
akan tunduk menjilat kepadamu. Maksudnya, “mereka akan
dipaksa tunduk kepadamu di luar kehendak mereka, sehingga
tunduknya mereka itu tidaklah tulus. Namun demikian, mere-
ka pada akhirnya tetap akan tunduk, sebab engkau akan
berjejak di atas tengkuk mereka” demikian dituliskan dalam
Septuaginta, dan kita mendapati bahwa ini memang sungguh
terjadi (Yos. 10:24). “Engkau akan berjejak di atas kubu per-
tahanan mereka, sekalipun kubu-kubu itu begitu tinggi, dan
menginjak-injak segala istana dan kuil mereka, meskipun se-
muanya itu dipandang begitu suci. Sebagain penafsir membaca,
Jika musuh-musuhmu ternyata merupakan kumpulan penipu
bagimu maka engkau akan berjejak di atas bukit-bukit mereka.
Jika mereka tidak mau diikat oleh ikatan-ikatan persekutuan
dan persepakatan, maka mereka akan dihancurkan oleh ke-
kuatan perang.” Demikianlah Tuhan sumber damai sejahtera
akan menginjak-injak Iblis di bawah kaki semua orang percaya,
dan akan melakukannya dengan segera (Rm. 16:20).
Sekarang, bentangkanlah semuanya ini bersama-sama, maka
engkau akan berkata, berbahagialah engkau, hai Israel! Siapakah
yang sama dengan engkau! Sungguh berbahagia berkali-kali lipat
bangsa yang Tuhan nya ialah Tuhan.
PASAL 34
etelah membaca bagaimana Musa menyelesaikan kesaksiannya,
kita diberi tahu di sini bagaimana ia segera sesudah itu menye-
lesaikan hidupnya. Pasal ini tentu saja tidak ditulis oleh Musa sen-
diri, namun ditambahkan oleh Yosua atau Eleazar. Atau, seperti
dugaan Uskup Patrick, oleh Samuel, yang yaitu seorang nabi, dan
oleh wewenang ilahi menuliskan apa yang ditemukannya dalam ca-
tatan-catatan Yosua, dan para penerusnya yaitu hakim-hakim. Kita
telah membaca uraian tentang kata-kata terakhir Musa sebelum
dijemput ajal, dan di sini kita melihat uraian tentang pekerjaan ter-
akhirnya sebelum mati, pekerjaan yang juga harus kita semua laku-
kan tidak lama lagi, dan yang perlu dilakukan dengan baik. Dalam
pasal ini kita mendapati,
I. Pemandangan negeri Kanaan yang dilihat Musa tepat sebe-
lum ia mati (ay. 1-4).
II. Kematian dan penguburannya (ay. 5-6).
III. Usianya (ay. 7).
IV. Perkabungan Israel baginya (ay. 8).
V. Penerusnya (ay. 9).
VI. Citra dirinya (ay. 10, dst.).
Musa di Puncak Gunung Pisga
(34:1-4)
1 lalu naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yaitu ke
atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan
kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan, 2 seluruh
Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut se-
belah barat, 3 Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon
korma itu, sampai Zoar. 4 Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Inilah negeri
S
yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demi-
kian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan
engkau melihatnya dengan matamu sendiri, namun engkau tidak akan menye-
berang ke sana.“
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Musa mendaki ke arah langit, sampai setinggi puncak gunung
Pisga, untuk mengembuskan napas terakhir di sana, sebab itulah
tempat yang telah ditetapkan (32:49-50). Bangsa Israel berkemah
di atas tanah datar di dataran Moab, dan dari sana Musa naik,
sesuai perintah, ke gunung Nebo, ke puncak atau barisan ter-
tinggi gunung itu, yang disebut Pisga (ay. 1). Pisga merupakan
sebutan bagi semua tempat tinggi semacam itu. Sepertinya Musa
naik seorang diri ke puncak Pisga, seorang diri tanpa bantuan. Ini
merupakan tanda bahwa kekuatan raganya tidak berkurang,
sebab pada hari terakhir dalam hidupnya ia masih mampu
berjalan mendaki puncak sebuah gunung yang tinggi tanpa ada
orang-orang yang menopangnya, seperti yang pernah ada saat
kedua tangannya terasa penat (Kel. 17:12), seorang diri tanpa
teman. Bisa kita duga bahwa sesudah memberkati Israel, ia
dengan khidmat memohon diri kepada Yosua, Eleazar, dan teman-
temannya lain, yang mungkin mengantarnya sampai ke kaki bu-
kit. namun lalu ia memberi mereka perintah seperti yang di-
berikan Abraham kepada para hambanya di kaki bukit lain: Ting-
gTuhan di sini sementara aku pergi ke sana dan mati. Mereka tidak
boleh melihatnya mati, sebab mereka tidak boleh mengetahui
letak kuburnya. Apa pun itu, entah memang demikian halnya
atau tidak, Musa naik ke puncak Pisga,
1. Untuk menunjukkan bahwa ia bersedia mati. saat menge-
tahui tempat ia akan mati, ia sama sekali tidak menghindarinya,
namun justru dengan riang hati mendaki sebuah bukit yang
terjal untuk sampai di sana. Perhatikanlah, orang-orang yang
oleh anugerah mengenal dunia lain dengan baik, dan banyak
berpengetahuan tentangnya, tidak perlu takut meninggalkan
dunia ini.
2. Untuk menunjukkan bahwa ia memandang kematian sebagai
kenaikannya. Jiwa seseorang, seorang yang baik, saat me-
ninggalkan tubuh, naik ke atas (Pkh. 3:21). Sesuai dengan
pergerakan jiwa itu, tubuh Musa akan mengikutinya ke atas,
Kitab Ulangan 34:1-4
sejauh bumi akan membawanya. saat hamba-hamba Tuhan
dipanggil untuk meninggalkan dunia ini, perintahnya ber-
bunyi, naiklah ke atas dan matilah.
II. Musa memandang ke bawah lagi ke bumi ini, untuk melihat
Kanaan duniawi yang tidak pernah boleh dimasukinya. namun
dalam hal ini ia dengan iman menantikan Kanaan sorgawi, yang
sebentar lagi akan dimasukinya. Tuhan telah memberi ancam-
an bahwa ia tidak boleh menduduki tanah Kanaan, dan ancaman
itu telah terlaksana. Namun, Tuhan juga telah berjanji bahwa Musa
akan dapat memandang negeri itu, dan janji itu digenapi di sini:
TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri yang baik itu
(ay. 1).
1. Walaupun Musa naik ke puncak Pisga seorang diri, namun ia
tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai dia (Yoh. 16:32). Jika
seseorang memiliki teman-teman, maka ia akan ditemani me-
reka saat menjelang ajal. namun jika, entah melalui penyeleng-
garaan Tuhan atau sebab ketidakbaikan teman-teman kita,
ternyata kita sendirian saat menjelang ajal, kita tidak perlu
takut bahaya jika Gembala yang baik dan agung itu be-
serta kita (Mzm. 23:4).
2. Meskipun penglihatan Musa sangat baik, dan ia berada di
tempat tinggi sehingga dapat melihat sebanyak mungkin pe-
mandangan seperti yang diinginkannya, namun ia tidak akan
dapat memandang apa yang sekarang dipandangnya, yaitu
seluruh negeri Kanaan dari satu ujung ke ujung lain, yang
diperkirakan sekitar delapan puluh atau sembilan puluh kilo-
meter, seandainya daya penglihatannya tidak dibantu dan di-
perluas secara ajaib. Itulah sebabnya dikatakan, TUHAN mem-
perlihatkan kepadanya seluruh negeri itu. Perhatikanlah, kita
berutang budi kepada anugerah Tuhan atas segala peman-
dangan yang menyenangkan yang kita peroleh tentang negeri
yang lebih baik. Dialah yang memberi baik roh hikmat
maupun roh wahyu, baik mata maupun benda yang dilihat.
Penglihatan Kanaan yang diberikan Tuhan di sini kepada Musa,
ada kemungkinan, berusaha ditiru Iblis, dan berlagak dilam-
pauinya, saat dalam bayangan yang tak nyata ia menunjuk-
kan kepada Juruselamat kita, yang sudah dibawanya seperti
Musa di atas gunung yang sangat tinggi, semua kerajaan dunia
dengan kemegahannya. Iblis tidak menunjukannya secara ber-
tahap, seperti di sini, pertama satu negeri lalu disusul
dengan negeri lain, namun semuanya dalam sesaat saja.
3. Musa melihatnya dari jauh. Seperti itulah penglihatan yang
diperoleh orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama tentang
kerajaan Mesias. Mereka hanya dari jauh melihatnya. Demi-
kian pula halnya Abraham, jauh sebelum ini, melihat hari
Kristus. Dan, sebab yakin sepenuhnya akan hal itu, ia me-
nyambutnya dalam janji, dengan membiarkan orang lain untuk
menyambutnya dalam penggenapannya (Ibr. 11:13). Oleh anu-
gerah, penglihatan seperti itu diperoleh orang-orang percaya
pada saat ini, tentang kebahagiaan dan kemuliaan dalam kehi-
dupan mereka yang akan datang. Firman dan ketetapan-kete-
tapan ibadah bagi mereka yaitu sama seperti puncak Pisga
bagi Musa. Dari firman dan ketetapan-ketetapan itulah mereka
memperoleh gambaran-gambaran yang menghibur tentang
kemuliaan yang akan disingkapkan, dan bersukacita dalam
pengharapan akan hal itu.
4. Musa melihatnya, namun tidak boleh menikmatinya. Sama
seperti Tuhan pada suatu waktu menjauhkan umat-Nya dari
kejahatan yang akan datang, demikian pula pada waktu lain Ia
menjauhkan mereka dari kebaikan yang akan datang, yaitu,
kebaikan yang akan dinikmati oleh jemaat dalam dunia yang
sekarang. Hal-hal yang mulia dibicarakan menyangkut kera-
jaan Kristus pada akhir zaman, kemajuannya, perluasannya,
dan perkembangannya. Kita sudah dapat melihatnya sebelum
itu terjadi, namun kemungkinan kita tidak akan hidup untuk
melihatnya. Orang-orang yang akan datang sesudah kita, kita
harap akan memasuki negeri yang dijanjikan itu, yang menjadi
penghiburan bagi kita jika kita mendapati jasad kita sen-
diri berguguran di padang belantara ini. Lihat 2 Raja-raja 7:2.
5. Musa melihat semuanya ini tepat sebelum kematiannya. Ada-
kalanya Tuhan menyimpan penyingkapan-penyingkapan yang
paling gemilang tentang anugerah-Nya bagi umat-Nya untuk
kelak menjadi penopang pada saat-saat sebelum kematian
mereka. Kanaan yaitu negeri Imanuel (Yes. 8:8), sehingga de-
ngan memandangnya, Musa mendapat penglihatan tentang
berkat-berkat yang kita nikmati melalui Kristus. Kanaan ada-
lah perlambang sorga (Ibr. 11:16), dan dasar serta bukti dari-
Kitab Ulangan 34:5-8
nya yaitu iman. Perhatikanlah, orang dapat meninggalkan
dunia ini dengan hati yang sangat riang jika mereka
meninggal dalam iman kepada Kristus, dan dalam pengharap-
an akan sorga, dan dengan Kanaan sorgawi di pelupuk mata
mereka. Sesudah melihat keselamatan yang dari Tuhan seperti
itu, kita boleh berkata, sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu
ini pergi dalam damai sejahtera.
Kematian Musa
(34:5-8)
5 Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai de-
ngan firman TUHAN. 6 Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah
Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya
sampai hari ini. 7 Musa berumur seratus dua puluh tahun, saat ia mati;
matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. 8 Orang Israel mena-
ngisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-
hari tangis perkabungan sebab Musa itu.
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Kematian Musa (ay. 5): Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu.
Tuhan berkata kepadanya bahwa ia tidak boleh menyeberangi su-
ngai Yordan. Dan, meskipun pada awalnya ia berdoa dengan
sungguh-sungguh agar hukuman itu dibatalkan, namun jawaban
Tuhan terhadap doanya sudah cukup baginya, dan sekarang ia
tidak lagi membicarakan perkara itu (3:26). Demikian pula Juru-
selamat kita yang terberkati berdoa supaya cawan itu lalu dari-
Nya, namun, sebab hal ini tidak bisa terjadi, Ia pasrah dengan
berkata, Bapa, jadilah kehendak-Mu. Beralasan bagi Musa untuk
ingin hidup sedikit lebih lama lagi di dunia. Memang benar bahwa
ia sudah tua, namun ia belum mencapai umur nenek moyangnya.
Amram, bapanya, mencapai usia 137 tahun. Kehat, kakeknya,
mencapai usia 133 tahun, sementara Lewi, kakek buyutnya, men-
capai usia 137 tahun (Kel. 6:15-19). Jadi mengapakah Musa, yang
hidupnya lebih berguna dibandingkan mereka, harus mati pada usia
120 tahun, apalagi ia tidak merasakan kemerosotan-kemerosotan
sebab usia lanjut, namun masih tetap bugar untuk bekerja seperti
sebelumnya? Israel masih sangat membutuhkan dia pada saat ini.
Pimpinan dan pergaulannya yang akrab dengan Tuhan akan mem-
beri mereka kebahagiaan yang besar dalam menaklukkan Kana-
an, seperti halnya keberanian Yosua. Hal ini juga terasa berat bagi
Musa sendiri, sebab sesudah melewati segala hal yang melelahkan
di padang gurun, ia dicegah menikmati kesenangan-kesenangan di
Kanaan. Sesudah menanggung beban dan panasnya matahari, ia
justru harus menyerahkan kehormatan untuk menyelesaikan pe-
kerjaan itu kepada orang lain. Dan bahwa bukan anaknya sendiri,
melainkan hambanya, yang harus melanjutkan kerja kerasnya.
Kita bisa menduga bahwa hal ini tidaklah terasa menyenangkan
bagi darah dan daging. namun Musa ialah seorang yang sangat
lembut hatinya. Tuhan berkehendak demikian, dan Musa pun tun-
duk dengan senang hati.
1. Di sini Musa disebut hamba TUHAN, bukan hanya sebagai
orang yang baik, semua orang kudus yaitu hamba-hamba
Tuhan , melainkan juga sebagai orang yang berguna, nyata-
nyata berguna, yang telah memenuhi rancangan-rancangan
Tuhan dengan membawa Israel keluar dari Mesir, dan memim-
pin mereka melintasi padang gurun. Lebih merupakan kehor-
matannya untuk menjadi hamba TUHAN dibandingkan menjadi raja
di Yesyurun.
2. Namun demikian ia mati. Baik kesalehan maupun jasanya
tidak meluputkannya dari hantaman kematian. Hamba-hamba
Tuhan harus mati supaya mereka bisa beristirahat dari kerja
keras mereka, menerima upah mereka, dan memberi tem-
pat bagi yang lain. saat hamba-hamba Tuhan diambil, dan
tidak harus melayani-Nya lagi di bumi, mereka pergi untuk
melayani Dia dengan lebih baik, melayani-Nya siang malam di
Bait Suci-Nya.
3. Musa mati di tanah Moab, tanpa mencapai Kanaan, sementara
ia dan bangsanya masih berada dalam keadaan yang tidak
menentu dan belum memasuki tempat perhentian mereka.
namun di Kanaan sorgawi tidak akan ada kematian lagi.
4. Musa mati sesuai dengan firman TUHAN. Pada mulut Tuhan,
demikianlah kata yang dipakai. Orang Yahudi berkata, “dengan
kecupan dari bibir Tuhan .” Tidak diragukan lagi, Musa mati de-
ngan sangat mudah (kematiannya yaitu euthanasia – kematian
yang menyenangkan), tidak ada pembalut luka dalam kematian-
nya. Dan di dalam kematiannya, ia mengecap kasih Tuhan yang
teramat sedap kepadanya. namun bahwa ia mati pada mulut
Tuhan tidak berarti lain selain ia mati sesuai kehendak Tuhan .
Kitab Ulangan 34:5-8
Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan, Sesudah menyelesaikan
semua pekerjaan mereka yang lain, harus mati pada akhirnya,
dalam ketaatan terhadap Tuan mereka, dan harus bersedia
pulang kapan pun Ia memanggil mereka (Kis. 21:13).
II. Penguburan Musa (ay. 6). Sungguh merupakan kesombongan yang
tak berdasar dari beberapa orang Yahudi bahwa Musa diangkat ke
sorga seperti halnya Elia, sebab dikatakan dengan jelas bahwa
Musa mati dan dikuburkan. Namun, ada kemungkinan bahwa ia
dibangkitkan untuk bertemu dengan Elia, untuk menyemarakkan
kekhidmatan suasana saat Kristus berubah rupa.
1. Tuhan sendiri menguburkannya, yaitu melalui pelayanan para
malaikat, yang membuat penguburan ini sangat agung, meski-
pun sangat pribadi. Perhatikanlah, Tuhan mengurus jenazah
para hamba-Nya. Sama seperti kematian mereka sangat ber-
harga, demikian juga debu mereka, tidak sebutir pun darinya
akan terhilang, namun kovenan yang diikat dengannya akan
diingat. Sesudah Musa mati, Tuhan menguburkannya. saat
Kristus mati, Tuhan membangkitkan Dia, sebab hukum Musa
memang harus berakhir, namun tidak demikian dengan Injil
Kristus. Orang-orang percaya telah mati bagi hukum Taurat
supaya mereka bisa menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia,
yang telah dibangkitkan dari antara orang mati (Rm. 7:4).
Sepertinya Mikhael, yaitu Kristus seperti menurut sebagian
penafsir, melaksanakan penguburan Musa, sebab oleh Dialah
ketetapan-ketetapan Musa ditiadakan dan disingkirkan, dipa-
kukan pada kayu salib-Nya, dan dikuburkan di dalam kubur-
Nya (Kol. 2:14).
2. Musa dikuburkan di suatu lembah di tentangan Bet-Peor. Para
malaikat yang menguburkannya bisa saja dengan sangat mu-
dah membawanya menyeberangi sungai Yordan dan me-
nguburkannya bersama bapa-bapa leluhur di gua Makhpela!
namun kita harus belajar untuk tidak terlampau mengkha-
watirkan tempat kita dikuburkan. Jika jiwa sudah beristirahat
bersama Tuhan , bukan masalah besar di mana tubuh beristi-
rahat. Salah satu tafsiran dalam bahasa Aram mengatakan, “Ia
dikuburkan di tentangan Bet-Peor, supaya setiap kali Baal-
Peor bermegah sebab orang Israel telah berpasangan dengan-
nya, kubur Musa di seberang kuilnya bisa menjadi teguran
baginya.”
3. Di mana tepatnya tempat penguburan itu tidak diketahui,
supaya jangan sampai umat Israel, yang begitu condong pada
penyembahan berhala, mengeramatkan dan menyembah ma-
yat Musa, sang pendiri yang agung dan orang yang sangat
berjasa bagi bangsa mereka. Memang benar bahwa kita tidak
membaca, dalam semua penyembahan berhala mereka, bahwa
mereka menyembah benda-benda peninggalan yang dikera-
matkan. Mungkin alasannya yaitu sebab mereka telah dice-
gah untuk menyembah Musa seperti itu, dan dengan demikian
tidak bisa menyembah yang lain sebab malu. Beberapa
penulis Yahudi berkata bahwa jasad Musa disembunyikan,
agar para ahli nujum, yang suka bertanya kepada arwah orang
mati, tidak membuatnya gelisah, seperti yang dilakukan pe-
rempuan pemanggil arwah di En-Dor terhadap Samuel,
dengan memunculkannya. Tuhan tidak ingin nama dan kenang-
an Musa, hamba-Nya, disalahgunakan seperti itu. Banyak pe-
nafsir berpendapat bahwa ini merupakan perselisihan antara
Mikhael dan Iblis mengenai mayat Musa, seperti yang disebut-
kan dalam Yudas 1:9. Iblis ingin membuat tempat penguburan
itu diketahui supaya hal itu bisa menjadi jerat bagi umat
Israel, dan Mikhael tidak membiarkan Iblis melakukannya. Oleh
sebab itu, orang-orang yang memberi kehormatan ilahi ke-
pada benda-benda peninggalan orang-orang kudus yang telah
tiada, berpihak kepada Iblis melawan Mihkael pemimpin kita.
III. Umur Musa (ay. 7). Hidupnya diperpanjang,
1. Sampai usia lanjut. Ia mencapai usia 120 tahun, yang meski-
pun jauh lebih muda dibandingkan umur para bapa leluhurnya,
namun jauh melebihi umur kebanyakan orang sezamannya,
sebab belakangan ini umur rata-rata orang diperpendek men-
jadi tujuh puluh tahun (Mzm. 90:10). Jumlah tahun dalam
hidup Musa yaitu tiga kali empat puluh. Empat puluh tahun
pertama ia hidup sebagai orang istana, dengan nyaman dan
terhormat di istana Firaun. Empat puluh tahun kedua dilewat-
kannya sebagai gembala miskin dan terasing di Midian. Empat
puluh tahun ketiga ia hidup sebagai raja di Yesyurun, dalam
kehormatan dan kekuasaan, namun dibebani dengan banyak
Kitab Ulangan 34:5-8
kesusahan dan kerja keras. Begitu sarat perubahan dunia
yang kita tinggali ini, dan begitu bercampur dengan berbagai
macam hal seperti itu. namun dunia yang ada di hadapan kita
kelak tidak bercampur dengan apa pun dan tidak dapat
berubah.
2. Sampai usia lanjut yang penuh kebaikan: Matanya belum
kabur, tidak seperti mata Ishak dan mata Yakub, (Kej. 27:1,
48:10), dan kekuatannya belum hilang. Tidak terjadi kemero-
sotan pada kekuatan tubuhnya ataupun pada ketajaman dan
kegiatan pikirannya. Sebaliknya, ia masih mampu berbicara,
menulis, dan berjalan sebaik seperti sebelumnya. Pemahaman-
nya masih sama jernihnya, dan ingatannya masih sama kuat-
nya, seperti sebelumnya. “Raut wajahnya tidak berkerut,” kata
sebagian penulis Yahudi. “Ia tidak pernah kehilangan satu gigi
pun,” kata sebagian yang lain. Banyak dari mereka menjelas-
kan ayat ini dengan mengaitkannya dengan kulit mukanya
yang bercahaya (Kel. 34:30), bahwa hal itu terus berlanjut
hingga akhir hayatnya. Ini yaitu upah umum atas jasa-jasa-
nya. Dan ini secara khusus merupakan dampak dari kelem-
butan hatinya yang luar biasa, sebab anugerah yaitu apa
yang, antara lain, menyembuhkan tubuh dan menyegarkan
tulang-tulang. Mengenai hukum tentang perbuatan baik dan
buruk yang diberikan oleh Musa, meskipun kekuatan hukum-
annya tidak berlaku bagi orang-orang percaya yang sejati,
namun perintah-perintahnya masih tetap mengikat, dan akan
tetap demikian sampai kepada akhir zaman. Mata dari perin-
tah-perintah itu tidak menjadi kabur, sebab perintah-perintah
itu akan membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita,
tidak pula kekuatan alami atau kewajibannya menjadi hilang.
Namun demikian, kita tetap hidup di bawah hukum Kristus.
IV. Perkabungan khidmat yang diadakan bagi Musa (ay. 8). Untuk
membayar utang budi terhadap kehormatan yang tetap tinggal
dari orang-orang berjasa yang telah tiada, kita harus mengiringi
mereka dengan air mata kita, sebagai orang-orang yang mengasihi
dan menghargai mereka, yang merasa kehilangan mereka, dan
yang benar-benar menyesali dosa-dosa yang telah menyulut
murka Tuhan untuk membuat kita hidup tanpa mereka. Sebab air
mata yang penuh penyesalan sangatlah pantas untuk mengiringi
sikap-sikap ini. Amatilah,
1. Siapa yang berkabung: Orang Israel. Mereka semua mengikuti
upacara perkabungan, apa pun itu bentuknya, walaupun
mungkin beberapa dari mereka, yang tidak suka dengan kepe-
mimpinannya, hanya pura-pura berkabung. Namun kita bisa
menduga bahwa beberapa orang di antara mereka yang sebe-
lumnya telah berselisih dengan Musa dan kepemimpinannya,
dan yang mungkin pernah bermufakat untuk merajamnya, se-
karang menyadari rasa kehilangan mereka. Dan mereka me-
ratapi Musa dengan sepenuh hati saat ia diambil dari me-
reka, meskipun mereka tidak tahu bagaimana menghargainya
saat ia masih berada bersama mereka. Demikianlah orang-
orang yang telah bersungut-sungut dibuat belajar menerima
pengajaran (Yes. 29:24). Perhatikanlah, kepergian orang-orang
baik, terutama para pemimpin yang baik, sangat patut diratapi
dan dimasukkan ke dalam hati. Bodohlah orang-orang yang
tidak memberi perhatian terhadap hal ini.
2. Berapa lama mereka berkabung: Tiga puluh hari lamanya. De-
mikianlah lamanya upacara perkabungan itu berlangsung, dan
kita dapat menduga bahwa beberapa dari antara mereka ber-
kabung jauh lebih lama lagi. Namun demikian, berakhirnya
hari-hari tangis perkabungan sebab Musa merupakan isyarat
bahwa, sebesar apa pun kehilangan yang kita rasakan, kita
tidak boleh larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Kita
setidak-tidaknya harus membiarkan luka itu sembuh seiring
berjalannya waktu. Jika kita berharap untuk pergi ke sorga
dengan bersukacita, lalu mengapa kita harus menetapkan hati
untuk pergi ke kubur dengan berdukacita? Hukum keupacara-
an Musa telah mati dan dikuburkan di dalam kubur Kristus.
Namun orang Yahudi belum juga mengakhiri hari-hari per-
kabungan mereka sebab nya.
Citra Diri Musa
(34:9-12)
9 Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah
meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia
dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 10 Seperti
Kitab Ulangan 34:9-12
Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi
yang bangkit di antara orang Israel, 11 dalam hal segala tanda dan mujizat,
yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan
terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, 12 dan dalam hal segala
perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan
Musa di depan seluruh orang Israel.
Di sini kita mendapati kata-kata pujian penuh hormat yang diberikan
baik kepada Musa maupun Yosua. Masing-masing memperoleh puji-
annya, dan memang sudah sepantasnya demikian. Sungguh tidak
tahu terima kasih jika kita begitu mengagung-agungkan teman-
teman kita yang masih hidup hingga melupakan jasa-jasa mereka
yang telah tiada, padahal kita berutang budi untuk memberi
kehormatan yang sepantasnya terhadap kenangan mereka. Jangan-
lah semua penghormatan diberikan kepada matahari yang terbit saja.
Akan namun , di sisi lain, sungguh tidak adil jika kita begitu
menggembar-gemborkan jasa-jasa mereka yang telah tiada hingga
memandang rendah kebaikan yang kita dapatkan dari orang-orang
yang masih hidup dan menggantikan mereka. Biarlah Tuhan dimulia-
kan dalam kedua-duanya, seperti yang kita dapati di sini.
I. Yosua dipuji sebagai orang yang secara mengagumkan dilengkapi
dan dilayakkan bagi tugas yang menjadi panggilannya (ay. 9).
Musa telah membawa umat Israel ke perbatasan negeri Kanaan,
dan lalu mati dan m