daniel obaja 1

 




KITAB DANIEL  


PASAL 1  7 

I. Pengepungan Yerusalem (1:1-7) 8 

II. Keteguhan Daniel pada Agamanya (1:8-16) 14 

III. Hikmat Daniel dan Teman-temannya (1:17-21) 19 

PASAL 2  23 

I. Mimpi Nebukadnezar (2:1-13) 24 

II. Mimpi Disingkapkan kepada Daniel,  

 Ucapan Syukur Daniel (2:14-23) 31 

III. Daniel Menghadap Nebukadnezar (2:24-30) 39 

IV. Mimpi Nebukadnezar Ditafsirkan (2:31-45) 44 

V. Nebukadnezar Menghormati Daniel (2:46-49) 54 

PASAL 3  59 

I. Patung Emas Nebukadnezar (3:1-7) 60 

II. Para Pemuka Ibrani Dituduh,  

 Kegigihan Para Pemuka Yahudi (3:8-18) 64 

III. Ketiga Orang Ibrani di Dalam Perapian (3:19-27) 75 

IV. Nebukadnezar Memuliakan Tuhan   (3:28-30) 84 

PASAL 4  89 

I. Nebukadnezar Memuliakan Tuhan   (4:1-3) 90 

II. Mimpi Kedua Nebukadnezar,  

 Nebukadnezar Menceritakan Mimpinya (4:4-18) 93 


 


III. Mimpi Nebukadnezar Ditafsirkan (4:19-27) 105 

IV. Nebukadnezar Dihalau ke Tengah-tengah  

 Binatang (4:28-33) 109 

V. Nebukadnezar Dipulihkan (4:34-37) 113 

PASAL 5  119 

I. Pesta Belsyazar; Tulisan di Dinding (5:1-9) 120 

II. Daniel Dibawa Menghadap Belsyazar (5:10-29) 126 

III. Tulisan Dinding Digenapi (5:30-6:1) 141 

PASAL 6  143 

I. Daniel Ditinggikan oleh Darius; 

 Orang-orang Ingin Menjatuhkan Daniel (6:2-6) 144 

II. Usaha dalam Menjatuhkan Daniel (6:7-11) 148 

III. Daniel di Dalam Gua Singa (6:12-18) 156 

IV. Pemeliharaan dan Pembebasan Daniel (6:19-25) 160 

V. Perintah Darius (6:26-29) 165 

PASAL 7  169 

I. Penglihatan Mengenai Empat Binatang (7:1-8) 169 

II. Penglihatan Mengenai Empat Binatang (7:9-14) 175 

III. Penglihatan Mengenai Empat Binatang (7:15-28) 182 

PASAL 8  191 

I. Penglihatan tentang Domba Jantan  

 dan Kambing Jantan (8:1-14) 192  

II. Makna Penglihatan tentang Domba Jantan 

 dan Kambing Jantan Diungkapkan (8:15-27) 205 

PASAL 9  215 

I. Pengakuan dan Doa Daniel (9:1-3) 215 

II. Pengakuan dan Doa Daniel,  

 Doa Daniel untuk Bangsanya (9:4-19) 218 

III. Doa Daniel Dijawab, Kehancuran Yerusalem  

 Dinubuatkan (9:20-27) 232 

PASAL 10  253 

I. Penglihatan di Dekat Sungai Tigris (10:1-9) 254 

II. Daniel Ketakutan dan Dihibur (10:10-21) 259 


PASAL 11  271 

I. Kehancuran Kerajaan Persia (11:1-4) 272 

II. Pemerintahan Antiokhos Magnus (11:5-20) 274 

III. Pemerintahan Antiokhos Epifanes (11:21-45) 282 

PASAL 12  301 

I. Kemunculan Mikhael yang Dijanjikan; 

 Nubuatan Dimeteraikan (12:1-4) 301 

II. Kecemasan Daniel untuk Mengetahui  

 Masa Akhir dari Nubuatan, Daniel Dihibur (12:5-13) 308 

KITAB HOSEA  

Tafsiran Kitab Hosea Disertai Renungan Praktis 325 

PASAL 1  329 

I. Masa Nubuatan Hosea (1:1) 330 

II. Perkawinan Hosea; Ancaman-ancaman terhadap Israel; 

 Isyarat akan Datangnya Rahmat bagi Yehuda (1:2-7) 333 

III. Israel Ditolak untuk Sementara;  

 Janji-janji Rahmat Dijanjikan (1:8-11) 343 

PASAL 2  353 

I. Keberdosaan Bangsa Israel (1:12, 2:1-4) 353 

II. Ancaman Hukuman (2:5-12) 362 

III. Janji-janji tentang Belas Kasihan (2:13-22) 373 

PASAL 3  391 

I. Israel Menyembah Berhala; Teguran Keras Nabi Hosea;   

 Janji bagi yang Bertobat (3:1-5) 391 

PASAL 4  403 

I. Keberdosaan Orang Israel (4:1-5) 404 

II. Alasan-alasan Perseteruan Tuhan   dengan Israel;  

 Dosa-dosa Para Imam dan Umat (4:6-11) 410 

III. Dosa-dosa Imam dan Umat;  

 Peringatan bagi Yehuda (4:12-19) 416 


 


PASAL 5  425 

I. Dakwaan terhadap Israel dan Yehuda; 

 Penghakiman-penghakiman Diancamkan (5:1-7) 426 

II. Ancaman-ancaman Penghakiman (5:8-15) 434 

PASAL 6  443 

I. Tekad untuk Bertobat; Janji-janji (6:1-3) 443 

II. Janji dan Peringatan; Kejahatan Umat (6:4-11) 449 

PASAL 7  463 

I. Dakwaan Diajukan terhadap Israel;  

 Kejahatan Para Pemuka (7:1-7) 463 

II. Kejahatan Rakyat; Efraim Berkeras  

 dalam Pemberontakan (7:8-16) 473 

PASAL 8  485 

I. Dosa dan Hukuman Israel;  

 Kejahatan-kejahatan Didakwakan atas Israel (8:1-7) 485 

II. Dosa-dosa Bangsa Israel (8:8-14) 497 

PASAL 9  485 

I. Ancaman Hukuman (9:1-6) 505 

II. Ancaman Hukuman (9:7-10) 514 

III. Ancaman Hukuman (9:11-17) 519 

PASAL 10  527 

I. Kemerosotan Israel; Ancaman Hukuman (10:1-8) 527 

II. Ancaman Hukuman (10:9-15) 536 

PASAL 11  545 

I. Kebaikan Tuhan   kepada Israel;  

 Sikap Israel yang Tidak Tahu Berterima Kasih;  

 Murka Tuhan   terhadap Israel (11:1-7) 545 

II. Kesabaran Ilahi (11:8-11, 12:1) 554 

PASAL 12  563 

I. Kejahatan Israel dan Yehuda;  

 Perbantahan dengan Israel (12:2-7) 564 

II. Teguran bagi Dosa; Hukuman Diancamkan; 

 Peringatan akan Kasih Setia Ilahi (12:8-15) 571 


PASAL 13  585 

I. Teguran dan Ancaman (13:1-4) 586 

II. Israel yang Tidak Tahu Berterima Kasih (13:5-8) 590 

III. Kebodohan Israel dan Janji Belas Kasihan  

 (13:9-15; 14:1) 594 

PASAL 14  605 

I. Dorongan bagi Orang yang Mau Bertobat (14:2-4) 606 

II. Jaminan Rahmat; Pertobatan Efraim (14:5-8) 613 

III. Jaminan Rahmat (14:9-10) 619 

KITAB YOEL  

Tafsiran Kitab Yoel Disertai Renungan Praktis 627 

PASAL 1  629 

I. Ancaman Hukuman (1:1-7) 629 

II. Ancaman Hukuman (1:8-13) 634 

III. Ancaman Hukuman dan Permakluman Puasa (1:14-20) 638 

PASAL 2  645 

I. Ancaman Hukuman (2:1-11) 646 

II. Seruan untuk Bertobat (2:12-17) 651 

III. Janji Rahmat (2:18-27) 659 

IV. Janji Rahmat (2:28-32) 668 

PASAL 3  675 

I. Ancaman terhadap Musuh-musuh Israel (3:1-8) 676 

II. Ancaman terhadap Musuh-musuh Israel (3:9-17) 682 

III. Hukuman dan Belas Kasihan;  

 Janji-janji kepada Jemaat (3:18-21) 689 

KITAB AMOS 

Tafsiran Kitab Amos Disertai Renungan Praktis 697 

PASAL 1  699   

I. Ancaman Hukuman (1:1-2) 699 

II. Ancaman Hukuman (1:3-15) 702 


 

 

PASAL 2  713 

I. Hukuman atas Moab, Yehuda, dan Israel (2:1-8) 713 

II. Penolakan Tuhan   terhadap Israel (2:9-16) 719 

PASAL 3  729 

I. Tuhan   Menentang Israel (3:1-8) 729 

II. Israel Dinyatakan Bersalah dan Dihukum (3:9-15) 736 

PASAL 4  743 

I. Ancaman Hukuman atas Penindas yang Congkak  

 (4:1-5) 743 

II. Kebebalan Israel; Ancaman Hukuman  

 yang Lebih Besar (4:6-13) 748 

PASAL 5  759 

I. Undangan dan Peringatan (5:1-3) 760 

II. Pesan dan Nasihat Tuhan   kepada Israel;  

 Parahnya Dosa-dosa Israel (5:4-15) 762 

III. Ancaman dan Teguran (5:16-20) 774 

IV. Perayaan Ibadah Munafik Ditolak;  

 Ancaman Hukuman (5:21-27) 778 

PASAL 6  783 

I. Bahaya akan Rasa Aman yang Palsu (6:1-7) 783 

II. Ancaman Hukuman (6:8-14) 791 

PASAL 7  797 

I. Doa Pengantaraan untuk Israel;  

 Kehancuran Israel Dinubuatkan (7:1-9) 797 

II. Tuduhan Amazia terhadap Amos;  

 Kebinasaan Amazia (7:10-17) 806 

PASAL 8  815 

I. Kehancuran Israel Dinubuatkan (8:1-3) 815 

II. Dosa dan Kehancuran Para Penindas (8:4-10) 818 

III. Ancaman Hukuman (8:11-14) 825 

PASAL 9  831 

I. Kepastian Kebinasaan Orang Berdosa (9:1-10) 831 

II. Janji Belas Kasihan (9:11-15) 841 


KITAB OBAJA 

Tafsiran Kitab Obaja Disertai Renungan Praktis 849 

PASAL 1  851 

I. Kebinasaan Edom (1:1-9) 851 

II. Kesalahan Edom (1:10-16) 859 

III. Janji kepada Israel dan Yehuda (1:17-21) 866 

 

 

 


artikel  yang sedang Anda pegang ini yaitu  salah satu bagian dari Tafsiran 

Alkitab dari Matthew Henry yang secara lengkap mencakup Perjanjian Lama 

dan Perjanjian Baru. Untuk edisi bahasa Indonesianya, tafsiran ini  

diterbitkan dalam bentuk kitab per kitab. Untuk kali ini, kita tiba pada 

pembahasan atas Kitab Daniel, Hosea, Yoel, Amos, dan Obaja. 

Matthew Henry (1662-1714) yaitu  seorang Inggris yang mulai menulis 

Tafsiran Alkitab yang terkenal ini pada usia 21 tahun. Karyanya ini dianggap 

sebagai tafsiran Alkitab yang sarat makna dan sangat terkenal di dunia. 

Kekuatan terutama terletak pada nasihat praktis dan 

saran pastoralnya. Tafsirannya mengandung banyak mutiara kebenaran yang 

segar dan sangat tepat. Walaupun ada cukup banyak kecaman di dalamnya, ia 

sendiri sebenarnya tidak pernah berniat menuliskan tafsiran yang demikian, 

seperti yang berulang kali ditekankannya sendiri. Beberapa pakar theologi seperti 

Whitefield dan Spurgeon selalu menggunakan tafsirannya ini dan merekomendasi-

kannya kepada orang-orang untuk mereka baca. Whitefield membaca seluruh 

tafsirannya sampai empat kali; kali terakhir sambil berlutut. Spurgeon berkata, 

“Setiap hamba Tuhan harus membaca seluruh tafsiran ini dengan saksama, paling 

sedikit satu kali.” 

Sejak kecil Matthew sudah terbiasa menulis renungan atau kesimpulan 

firman Tuhan di atas kertas kecil. Namun, baru pada tahun 1704 ia mulai 

sungguh-sungguh menulis dengan maksud menerbitkan tafsiran ini . 

Terutama menjelang akhir hidupnya, ia mengabdikan diri untuk menyusun 

tafsiran itu.  

artikel  pertama tentang Kitab Kejadian diterbitkan pada tahun 1708 dan 

tafsiran tentang keempat Injil diterbitkan pada tahun 1710. Sebelum meninggal, 

ia sempat menyelesaikan tafsiran Kisah Para Rasul. jsesudah  kematiannya, Surat-

surat dan Wahyu diselesaikan oleh 13 orang pendeta berdasar  

catatan Matthew Henry yang telah disiapkannya sebelum meninggal. Edisi total 

seluruh kitab-kitab diterbitkan pada tahun 1811.    

berulang kali direvisi dan dicetak ulang. artikel  itu 

juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa Belanda, 

Arab, Rusia, dan kini sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Telugu dan Ivrit, 

yaitu bahasa Ibrani modern.  

Riwayat Hidup Matthew Henry 

Matthew Henry lahir pada tahun 1662 di Inggris. saat  itu gereja Anglikan 

menjalin hubungan baik dengan gereja Roma Katolik. Yang memerintah pada 

masa itu yaitu  Raja Karel II, yang secara resmi diangkat sebagai kepala gereja. 

Raja Karel II ingin memulihkan kekuasaan gereja Anglikan sehingga orang 

Kristen Protestan lainnya sangat dianiaya. Mereka disebut dissenter, orang yang 

memisahkan diri dari gereja resmi. 

Puncak penganiayaan itu terjadi saat  pada 24 Agustus 1662 lebih dari 

dua ribu pendeta gereja Presbiterian dilarang berkhotbah lagi. Mereka dipecat 

dan jabatan mereka dianggap tidak sah.  

Pada masa yang sulit itu lahirlah Matthew Henry. Ayahnya, Philip Henry, 

yaitu  seorang pendeta dari golongan Puritan, sedangkan ibunya, Katherine 

Matthewes, seorang keturunan bangsawan. sebab  Katherine berasal dari 

keluarga kaya, sepanjang hidupnya Philip Henry tak perlu memikirkan uang atau 

bersusah payah mencari nafkah bagi keluarganya, sehingga ia dapat dengan 

sepenuh hati mengabdikan diri untuk pelayanannya sebagai hamba Tuhan. 

Matthew yaitu  anak kedua. Kakaknya, John, meninggal pada usia 6 tahun ka-

rena penyakit campak. saat  masih balita, Matthew sendiri juga terserang 

penyakit itu dan nyaris direnggut maut. 

Dari kecilnya Matthew sudah tampak memiliki bermacam-macam bakat, 

sangat cerdas, dan pintar. namun  yang lebih penting lagi, sejak kecil ia sudah 

mengasihi Tuhan Yesus dengan segenap hati dan mengakui-Nya sebagai 

Juruselamatnya. Usianya baru tiga tahun saat  ia sudah mampu membaca satu 

pasal dari Alkitab lalu memberi  keterangan dan pesan tentang apa yang 

dibacanya.  

Dengan demikian Matthew sudah menyiapkan diri untuk tugasnya di 

kemudian hari, yaitu tugas pelayanan sebagai pendeta.  

Sejak masa kecilnya Matthew sudah diajarkan bahasa Ibrani, Yunani, dan 

Latin oleh ayahnya, sehingga walaupun masih sangat muda, ia sudah pandai 

membaca Alkitab dalam bahasa aslinya. 


Pada tahun 1685, saat  berusia 23 tahun, Matthew pindah ke London, ibu 

kota Inggris, untuk belajar hukum di Universitas London. Matthew tidak berniat 

untuk menjadi ahli hukum, ia hanya menuruti saran ayahnya dan orang lain yang 

berpendapat bahwa studi itu akan memberi  manfaat besar baginya sebab  

keadaan di Inggris pada masa itu tidak menentu bagi orang Kristen, khususnya 

kaum Puritan. 

Beberapa tahun kemudian Matthew kembali ke kampung halamannya. 

Dalam hatinya ia merasa terpanggil menjadi pendeta. Kemudian, ia 

diperbolehkan berkhotbah kepada beberapa jemaat di sekitar Broad Oak. Ia 

menyampaikan firman Tuhan dengan penuh kuasa. Tidak lama jsesudah  itu, ia 

dipanggil oleh dua jemaat, satu di London dan satu lagi jemaat kecil di wilayah 

pedalaman, yaitu Chester. jsesudah  berdoa dengan tekun dan meminta petunjuk 

Tuhan, ia akhirnya memilih jemaat Chester, dan pada tanggal 9 Mei 1687 ia 

diteguhkan sebagai pendeta di jemaat ini . Waktu itu Matthew berusia 25 

tahun. 

Di Chester, Matthew Henry bertemu dengan Katharine Hardware. Mereka 

menikah pada tanggal 19 Juli 1687. Pernikahan itu sangat harmonis dan baik sebab  

didasarkan atas cinta dan iman kepada Tuhan. Namun pernikahan itu hanya 

berlangsung selama satu setengah tahun. Katharine yang sedang hamil terkena 

penyakit cacar. Segera jsesudah  melahirkan seorang anak wanita , ia meninggal 

pada usia 25 tahun. Matthew sangat terpukul oleh dukacita ini. Anak Matthew dan 

Katherine dibaptis oleh kakeknya, yaitu Pendeta Philip, ayah Matthew. 

Tuhan   menguatkan Matthew dalam dukacita yang melandanya. jsesudah  satu 

tahun lebih telah berlalu, mertuanya menganjurkannya untuk menikah lagi. 

Pada Juli 1690, Matthew menikah dengan Mary Warburton. Tahun berikutnya, 

mereka diberkati dengan seorang bayi, yang diberi nama Elisabeth. Namun, saat 

baru berumur satu setengah tahun, ia meninggal sebab  demam tinggi dan 

penyakit batuk rejan. Setahun kemudian mereka mendapat seorang anak 

wanita  lagi. Dan bayi ini pun meninggal, tiga minggu kemudian. Betapa 

berat dan pedih penderitaan orangtuanya. Sesudah peristiwa ini, Matthew 

memeriksa diri dengan sangat teliti apakah ada dosa dalam hidup atau hatinya 

yang menyebabkan kematian anak-anaknya. Ia mengakhiri catatannya sebagai 

berikut, “Ingatlah bahwa anak-anak itu diambil dari dunia yang jahat dan dibawa 

ke sorga. Mereka tidak lahir percuma dan sekarang mereka telah boleh 

menghuni kota Yerusalem yang di sorga.” 

Beberapa waktu kemudian mereka mendapat seorang anak wanita  yang 

bertahan hidup. Demikianlah suka dan duka silih berganti dalam kehidupan 

Matthew Henry. Secara keseluruhan, Matthew Henry mendapat 10 anak, termasuk 

seorang putri dari pernikahan pertama. 

Selama 25 tahun Matthew Henry melayani jemaatnya di Chester. Ia sering 

mendapat panggilan dari jemaat-jemaat di London untuk melayani di sana, 

namun  berulang kali ia menolak panggilan ini  sebab  merasa terlalu terikat 

kepada jemaat di Chester. Namun akhirnya, ia yakin bahwa Tuhan   sendiri telah 

memanggilnya untuk menjadi hamba Tuhan di London, dan sebab  itu ia 

menyerah kepada kehendak Tuhan  .  

Pada akhir hidupnya, Matthew Henry terkena penyakit diabetes, sehingga 

sering merasa letih dan lemah. Sejak masa muda, ia bekerja dari pagi buta 

sampai larut malam, namun  menjelang akhir hayatnya ia tidak mampu lagi. Ia 

sering mengeluh sebab  kesehatannya yang semakin menurun. 

Pada bulan Juni 1714 ia berkhotbah satu kali lagi di Chester, tempat 

pelayanannya yang dulu. Ia berkhotbah tentang Ibrani 4:9, “Jadi masih tersedia 

suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Tuhan  .” Ia seolah-olah menyadari 

bahwa hari Minggu itu merupakan hari Minggu terakhir baginya di dunia ini. 

Secara khusus ia menekankan hal perhentian di sorga supaya anak-anak Tuhan   

dapat menikmati kebersamaan dengan Tuhan.  

Sekembalinya ke London, ia merasa kurang sehat. Malam itu ia sulit tidur 

dan menyadari bahwa ajalnya sudah dekat. Ia dipenuhi rasa damai dan menulis 

pesan terakhirnya: “Kehidupan orang yang mengabdikan diri bagi pelayanan 

Tuhan merupakan hidup yang paling menyenangkan dan penuh penghiburan.” 

Ia mengembuskan nafas terakhir pada tanggal 22 Juni 1714, dan dimakamkan 

tiga hari kemudian di Chester. Nas dalam kebaktian pemakamannya diambil dari 

Matius 25:21, “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, 

hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku 

akan memberi  kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. 

Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” 



itab Yehezkiel meninggalkan semua perkara Yerusalem tenggelam dalam 

duka nestapa, semuanya hancur, namun ada harapan penuh sukacita 

bahwa semua akan mulia kembali. Kitab Daniel ini cocok mengikuti kitabnya. 

Yehezkiel menuturkan apa yang telah dilihatnya dan apa yang bisa dilihatnya 

akan terjadi selama tahun-tahun pertama pembuangan. Daniel menceritakan 

tentang apa yang dilihatnya, dan apa yang bisa dilihatnya akan terjadi selama 

tahun-tahun terakhir pembuangan. Meskipun Tuhan   menggunakan tangan-

tangan yang berbeda, namun pekerjaan yang dilakukan tetap sama. Sungguh 

merupakan penghiburan bagi para tawanan malang itu, bahwa pada awalnya 

mereka memiliki seorang nabi di antara mereka, dan kemudian ada nabi lain lagi 

sesudah itu, untuk menunjukkan berapa lama mereka harus menjalani 

pembuangan, dan untuk memberi mereka tanda yang menyatakan bahwa Tuhan   

tidak sepenuhnya membuang mereka. Marilah kita menyelidiki, 

I. Perihal nabi ini. Namanya dalam bahasa Ibrani yaitu  Daniel, yang berarti 

hukuman Tuhan  ; namanya dalam bahasa orang Kasdim yaitu  Beltsazar. Ia 

berasal dari suku Yehuda, dan tampaknya dari kalangan bangsawan. Dalam 

waktu singkat ia menjadi terkenal sebab  hikmat dan kesalehannya. 

Yehezkiel, yang hidup sezaman dengannya namun jauh lebih senior, 

berbicara tentang Daniel sebagai orang yang menyampaikan firman Tuhan  , 

saat  ia mengecam raja Tirus yang menyombongkan diri: Memang hikmat-

mu melebihi hikmat Daniel (Yeh. 28:3). Di sana ia juga dipuji sebab  

keberhasilannya dalam doa, saat  Nuh, Daniel, dan Ayub dipandang sebagai 

tiga orang yang paling menaruh perhatian kepada sorga dibanding siapa pun 

(Yeh. 14:14). Dalam waktu singkat Daniel mulai terkenal, dan tetap terkenal 

sampai lama. Beberapa guru agama Yahudi enggan mengakui dia sebagai 

nabi dengan kedudukan lebih tinggi, dan oleh sebab itu menggolongkan 

kitabnya sejajar dengan Hagiographa, tidak tergolong kitab nubuatan, dan 

mereka tidak ingin murid-murid mereka menaruh terlalu banyak perhatian 

atasnya. Salah satu alasan yang mereka ajukan sebagai dalih yaitu  sebab  

Daniel tidak menjalani kehidupan yang mati raga sebagaimana halnya 

dengan Yeremia dan beberapa nabi lain, namun  hidup bagaikan raja, dan 

diangkat sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel. Padahal, kita melihat 

dia dianiaya seperti nabi-nabi lain (ps. 6), dan hidup mati raga seperti nabi-

nabi lain, saat  makanan yang sedap tidak ia makan (10:3), bahkan jatuh 

sakit selama ia berada di bawah pengaruh kuasa Roh nubuat (8:27). Dalih 

lain yang mereka ajukan yaitu  sebab  Daniel menulis kitab ini di negeri 

para penyembah berhala, dan di sanalah ia memperoleh penglihatan, bukan 

di tanah Israel. Padahal, dengan alasan yang sama Yehezkiel pun harus 

dicoret namanya dari daftar para nabi. Namun, alasan sebenarnya yaitu  

sebab  Daniel berbicara begitu terang-terangan perihal masa kedatangan 

Mesias, yang yang dakwaannya tidak dapat dihindari lagi oleh orang-orang 

Yahudi dan oleh sebab itu mereka tidak ingin mendengarnya. Berlawanan 

dengan para rabi Yahudi itu, Yosefus menyebut Daniel sebagai salah satu 

dari nabi-nabi terbesar. Bahkan malaikat Gabriel pun menyebutnya orang 

yang dikasihi. Ia mengabdi lama di istana dan di dewan-dewan penasihat 

beberapa raja terbesar yang pernah hidup di dunia, seperti Nebukadnezar, 

Koresh, dan Darius. Kita keliru jika  membatasi hak istimewa untuk 

berhubungan dengan sorga yang dimiliki para cendekiawan, atau orang-

orang yang menggunakan waktu untuk merenung. Tidak, siapakah yang 

lebih akrab dengan pikiran Tuhan   dibanding Daniel, seseorang dari kalangan 

istana, penguasa wilayah, ataukah seseorang yang sangat sibuk? Bagaikan 

angin, Roh bertiup ke mana Ia mau. jika  orang-orang yang memiliki  

banyak kesibukan di dunia beralasan bahwa sebab  kesibukan itulah 

mereka jarang dan lalai bergaul akrab dengan Tuhan  , maka Daniel tentu saja 

akan mencela mereka. Beberapa orang berpendapat bahwa Daniel kembali 

ke Yerusalem dan menjadi salah satu pemimpin rumah ibadah Yahudi di 

Yunani. Namun pendapat ini sama sekali tidak ada  di Kitab Suci. Oleh 

sebab  itu umumnya disimpulkan bahwa Daniel meninggal di Susan, Persia, 

tempat ia hidup sampai usia sangat lanjut. 

II. Perihal kitab ini. Keenam pasal pertama berhubungan dengan sejarah, dan 

isinya sangat jelas dan mudah dimengerti. Keenam pasal terakhir berisi 

nubuat, dan di dalamnya ada  banyak hal yang samar dan sulit dipahami, 

namun akan lebih jelas jika kita memiliki sejarah yang lebih lengkap tentang 

bangsa-bangsa, terutama bangsa Yahudi, sejak masa Daniel sampai 

kedatangan Mesias. Juruselamat kita menyiratkan perihal sulitnya 

memahami makna nubuat-nubuat Daniel. Saat membicarakan nubuat-nu-

buat itu, Ia berkata, para pembaca hendaklah memperhatikannya (Mat. 

24:15). Pasal pertama dan ketiga ayat pertama pasal dua, ditulis dalam 

bahasa Ibrani. jsesudah  itu sampai pasal delapan ditulis dalam bahasa orang 

Kasdim, dan dari sini sampai akhir kembali dalam bahasa Ibrani. Tn. 

Broughton mengamati bahwa sebab  orang Kasdim sangat baik hati 

terhadap Daniel, dan memberinya minum air dingin saat ia memintanya 

sebagai ganti anggur raja, maka Tuhan   tidak membiarkan mereka ini 

kehilangan pahala. Sebaliknya, Ia mengatur agar bahasa yang mereka ajar-

kan kepada Daniel itu memperoleh kehormatan di seluruh dunia dengan 

mencantumkannya di dalam tulisan Daniel, bahkan sampai hari ini. Menurut 

uraian Daniel, ia melanjutkan kisah kudus ini mulai dari kejutan pertama 

yang dilakukan Babel bangsa Kasdim terhadap Yerusalem, saat  ia sendiri 

digiring pergi sebagai tawanan, sampai kepada penghancuran terakhir kota 

itu oleh bangsa Romawi, Babel mistik, sebab nubuatnya memandang begitu 

jauh ke depan (9:27). Dongeng-dongeng tentang Susana serta Bel dengan 

sang naga yang mencantumkan Daniel di dalamnya, merupakan kisah-kisah 

apokrif, yang tidak perlu kita hargai, sebab  tidak pernah ditemui, baik 

dalam bahasa Ibrani maupun Kasdim, namun  hanya di dalam bahasa Yunani, 

dan tidak pernah diakui oleh jemaat Yahudi. Beberapa dari antara sejarah 

dan nubuat-nubuat kitab ini yang terjadi pada akhir masa kerajaan Kasdim, 

ada juga yang terjadi pada awal kerajaan Persia. Namun, baik mimpi 

Nebukadnezar yang ditafsirkan Daniel, maupun penglihatan-penglihatannya 

sendiri, menunjuk kepada kerajaan Yunani dan Romawi, dan terutama 

kepada kesengsaraan orang Yahudi di bawah pemerintahan Antiokhos, yang 

akan sangat bermanfaat bagi mereka untuk mempersiapkan diri. Masa 

kedatangan Mesias yang ditetapkannya sama-sama bermanfaat bagi semua 

orang yang menantikan penghiburan bagi Israel, dan juga bagi kita, untuk 

memperkuat iman kita, bahwa inilah Dia yang akan datang, sehingga kita 

tidak perlu mencari yang lain. 

 

 

 

PASAL  1  

asal ini memberi kita uraian yang lebih terperinci tentang awal kehidupan 

Daniel, tempat asal dan pendidikannya, dibanding tentang nabi-nabi lain. 

Kitab Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel langsung diawali dengan penglihatan-

penglihatan ilahi. namun , Daniel mengawali dengan kajian tentang manusia, 

kemudian diberi kehormatan dengan penglihatan-penglihatan ilahi. Begitu 

beragam cara yang digunakan Tuhan   dalam melatih orang demi pelayanan 

jemaat-Nya. Di sini diceritakan tentang,  

I. Pembuangan pertama Raja Yoyakim (ay. 1-2), saat Daniel bersama 

keturunan bangsawan yang lain dibawa ke Babel. 

II. Pilihan yang jatuh ke atas Daniel dan beberapa orang muda lain, untuk 

dididik dalam tulisan dan bahasa orang Kasdim, supaya mereka layak 

bekerja bagi pemerintah, dan perbekalan pun disediakan bagi mereka 

(ay. 3-7). 

III. Penolakan saleh mereka untuk ikut makan makanan raja, serta ketetapan 

mereka untuk hidup dengan makan sayur dan minum air. jsesudah  

mencobanya, pemimpin pegawai istana memperbolehkan mereka 

melakukan hal ini, sebab  mendapati bahwa cara ini sangat bermanfaat 

bagi mereka (ay. 8-16). 

IV. Kemajuan luar biasa yang mereka raih, melebihi semua rekan lain, baik 

dalam hal hikmat maupun pengetahuan (ay. 17-21).  

Pengepungan Yerusalem 

(1:1-7) 

1 Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, 

raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. 2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja 

Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Tuhan   ke dalam tangannya. 

Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas 

itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya. 3 Lalu raja bertitah kepada Aspenas, 

kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan 

raja dan dari kaum bangsawan, 4 yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, 

yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan 

banyak dan yang memiliki  pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap 

untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang 

Kasdim. 5 Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan 

dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah 

itu mereka harus bekerja pada raja. 6 Di antara mereka itu ada juga beberapa orang 

Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. 7 Pemimpin pegawai istana itu 

memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya 

Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego. 

Di dalam ayat-ayat ini dikisahkan tentang, 

I. Serangan pertama Nebukadnezar, raja Babel, dalam tahun pertama 

pemerintahannya, atas Yehuda dan Yerusalem, dalam tahun ketiga 

pemerintahan Yoyakim, serta keberhasilannya dalam perjalanan itu (ay. 1-

2). Ia ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu, menguasainya dalam waktu 

singkat, menangkap rajanya, membawa pergi siapa pun dan apa pun sesuka 

hatinya. Kemudian ia membiarkan Yoyakim tetap memerintah, namun 

dengan membayar upeti kepadanya. Yoyakim memerintah selama delapan 

tahun lebih, namun kemudian memberontak sehingga mendatangkan 

kehancuran baginya. Nah, dari pembuangan pertama ini, kebanyakan 

penafsir beranggapan bahwa tujuh puluh tahun itu perlu dicatat, meskipun 

Yerusalem tidak dihancurkan ataupun pembuangan itu belum berakhir 

sampai sekitar sembilan belas tahun kemudian. Dalam tahun pertama itu 

Daniel dibawa ke Babel, dan menetap di sana selama tujuh puluh tahun (ay. 

21). Pada masa itu semua bangsa harus mengabdi kepada Nebukadnezar, 

putranya, dan juga putra dari putranya (Yer. 25:11). Oleh sebab itu, nabi 

yang satu ini menyaksikan sendiri kebangkitan, pemerintahan, dan 

kehancuran kerajaan itu dalam masa hidupnya. Dengan demikian, peristiwa 

itu merupakan res unius aetatis – peristiwa dalam satu masa usia. Jadi betapa 

pendeknya umur kerajaan-kerajaan di bumi ini. namun , kerajaan sorga ber-

sifat kekal. Orang benar yang menyaksikan kerajaan-kerajaan itu berakar, 

akan melihat keruntuhan mereka (Ayb. 5:3; Ams. 29:16). Mr. Broughton (ahli 

theologi Inggris abad ke-17 – pen.) mengamati adanya keseimbangan masa 

dalam pemerintahan Tuhan   sejak keluarnya bangsa Israel dari Mesir: empat 

puluh tahun lamanya sesudah keluar dari Mesir sampai bangsa Israel masuk 

ke Kanaan, kemudian tujuh tahun berikutnya sampai tanah Kanaan dibagi-

bagi, lalu tujuh tahun Yobel (atau 7 x 50 tahun – pen.) sampai tahun pertama 

kenabian Nabi Samuel, saat  nubuat mulai disampaikan. Lalu dari sini ke 

tahun pertama pembuangan ini, ada selang waktu tujuh kali tujuh puluh 

tahun atau 490 tahun (atau sepuluh tahun Yobel). Kemudian ada selang 

waktu satu kali tujuh puluh tahun sampai bangsa Israel kembali ke negeri 

sendiri, lalu sampai kepada kematian Kristus masih ada lagi tujuh kali tujuh 

puluh tahun, dan dari situ empat puluh tahun sampai terjadinya kehancuran 

Yerusalem. 

II. Kemajuan yang diraih Nebukadnezar dalam keberhasilannya. Ia tidak 

menghancurkan kota ataupun kerajaan itu, namun  melakukan tindakan yang 

secara tepat menggenapi nubuat tentang ancaman bencana pertama yang 

akan dilakukan oleh Babel. Jauh sebelumnya telah diancamkan kepada Raja 

Hizkia, bahwa sebab  ia telah memperlihatkan harta perbendaharaannya 

kepada para utusan Babel (Yes. 39:6-7), maka semua harta benda dan anak-

anak akan dibawa pergi. Dan jika dengan kejadian ini mereka bersedia 

merendahkan hati dan diperbaharui, maka kekuasaan dan keberhasilan raja 

Babel akan berakhir, namun tidak lebih dari itu. Jika hukuman yang lebih 

ringan sudah cukup, maka Tuhan   tidak akan menjatuhkan hukuman yang 

lebih berat. Sebaliknya, bila tidak demikian halnya, maka Ia akan memanas-

kan perapian itu tujuh kali lipat. Mari kita lihat apa yang terjadi. 

1. Perkakas-perkakas rumah Tuhan   dibawa pergi, yaitu sebagian darinya 

(ay. 2). Dengan penuh semangat mereka percaya Bait Suci akan membela 

mereka, meskipun mereka tetap melakukan kejahatan. Dan sekarang, 

untuk menunjukkan kepada mereka betapa sia-sianya keyakinan mereka 

itu, Bait Suci itulah yang pertama dijarah. Banyak perkakas suci yang 

dahulu digunakan untuk upacara ibadah kepada Tuhan  , dibawa pergi oleh 

raja Babel, dan besar kemungkinan dari jenis yang paling berharga. Ia 

membawa semuanya itu sebagai piala-piala kemenangan ke dalam 

rumah dewanya, kepada siapa ia, dengan ibadah buta, memberi  

pujian atas keberhasilannya itu. Dan jsesudah  mempersembahkan 

perkakas-perkakas ini sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan  nya, ia 

menyimpannya di dalam perbendaharaan dewanya. Amatilah keadilan 

Tuhan  . Umat-Nya telah membawa patung-patung Tuhan  -Tuhan   lain ke dalam 

rumah-Nya, dan sekarang Ia membiarkan perkakas-perkakas rumah 

Tuhan   dibawa ke dalam perbendaharaan dewa-dewa lain itu. 

Perhatikanlah, saat  manusia mencemarkan perkakas-perkakas Bait 

Suci dengan dosa-dosa mereka, maka patutlah jika  Tuhan   

mencemarkan mereka dengan hukuman-Nya. Ada kemungkinan bahwa 

harta istana raja telah dirampok sebagaimana yang telah dinubuatkan, 

namun secara khusus hanya disebutkan di sini perihal penjarahan 

perkakas-perkakas di rumah Tuhan  , sebab kemudian akan kita dapati 

bahwa perbuatan pencemaran mereka atas benda-benda itulah yang 

memenuhi takaran kejahatan orang Kasdim (5:3). Namun amatilah, 

bahwa hanya sebagian darinya yang sekarang dibawa pergi. Sebagian 

lagi masih disisakan sebagai ujian untuk melihat apakah bangsa Israel 

akan mengambil langkah yang tepat guna mencegah penjarahan 

terhadap sisanya (Yer. 27:18). 

2. Anak-anak dan orang-orang muda, terutama dari keturunan bangsawan 

atau raja, yang menarik dan menjanjikan, serta berperawakan baik serta 

cakap, dibawa pergi. Demikianlah kejahatan nenek moyang berdampak 

atas keturunan mereka. Orang-orang muda ini dibawa oleh 

Nebukadnezar, 

(1) Sebagai piala yang dapat dipamerkan untuk membuktikan dan 

mengagungkan keberhasilannya. 

(2) Sebagai sandera supaya orangtua mereka tetap setia di negeri 

mereka sendiri. Sebab para orangtua ini tentu saja akan berupaya 

berkelakuan baik supaya anak-anak mereka diperlakukan dengan 

lebih baik. 

(3) Sebagai benih untuk mengabdi kepadanya. Nebukadnezar membawa 

mereka pergi untuk dilatih, sehingga dapat bekerja dan memperoleh 

kedudukan lebih tinggi di bawah pimpinannya, entah sebab  rasa 

suka yang tidak diketahui sebabnya, yang memang sering kali 

dimiliki orang-orang besar yang gemar dilayani oleh orang asing 

meskipun mereka dari suku lain, dibandingkan  memakai orang bangsa 

sendiri, atau juga sebab  ia tahu bahwa di antara orang Kasdim tidak 

ada  orang-orang muda yang cerdas, sigap, dan berbakat seperti 

yang banyak ada  di antara kaum muda Israel. Andai kata 

memang benar, maka ini sungguh sebuah kehormatan bagi bangsa 

Yahudi, yang dinilai luar biasa jenius melebihi orang bangsa lain, dan 

ini merupakan buah dari berkat yang mereka peroleh. Namun, 

sungguh patut disayangkan bahwa bangsa yang begitu cerdas justru 

begitu tidak berhikmat dan berbuat yang semestinya. Sekarang 

amatilah,  

[1] Petunjuk yang diberikan raja Babel untuk memilih orang-orang 

muda ini (ay. 4). Harus dipilih orang-orang yang tidak bercacat 

cela, namun  yang tampan dan berperawakan baik, yang air 

mukanya menunjukkan kecerdikan dan perilaku yang baik. 

Namun, ini saja belumlah cukup. Mereka juga harus memahami 

berbagai-bagai hikmat, juga berpengetahuan banyak atau pintar, 

dan yang memiliki  pengertian tentang ilmu pengetahuan. 

Mereka haruslah orang muda yang sigap dan cerdas, serta 

mampu memberi  laporan yang tepat perihal negeri sendiri, 

dan menguasai pengetahuan yang diajarkan kepada mereka. 

Nebukadnezar memilih orang-orang muda sebab  mereka 

mudah dibentuk dan penurut, dapat melupakan bangsa sendiri 

serta bisa melebur dengan orang Kasdim. Ia memperhatikan apa 

yang telah direncanakannya terhadap mereka. Mereka harus me-

miliki kecakapan untuk bekerja dalam istana raja, tidak saja 

untuk melayani dia sebagai raja, namun  juga mengurus urusan-

urusannya. Ini merupakan contoh kebijakan yang berlaku di 

kerajaan yang sedang berkembang ini, di awal pemerintahannya, 

dan merupakan pertanda bagus tentang kemakmurannya. Ia 

peduli untuk memupuk penggantinya kelak yang cocok menja-

lankan urusan masyarakat. Ia tidak, seperti Ahasyweros, menu-

gaskan orang-orangnya untuk memilihkan wanita -

wanita  muda untuk melayani pemerintahannya. Sudah 

selayaknya para pemimpin memiliki orang-orang berhikmat 

untuk bekerja di bawah pimpinan mereka. Oleh sebab itu 

sungguh bijaksana jika  para pemimpin mengatur agar orang-

orang seperti itu dicari dan dilatih. Sungguh merana dunia ini, 

bahwa ada begitu banyak orang yang layak memegang keduduk-

an untuk kepentingan umum justru tenggelam dan tidak dikenal, 

dan malah ada begitu banyak orang yang tidak layak justru lebih 

disukai. 

[2] Perhatian yang dicurahkan raja Babel kepada anak-anak muda 

Yahudi itu.  

Pertama, menyangkut pendidikan mereka. Ia memerintahkan 

agar kepada mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim. 

Pastilah mereka itu anak-anak muda yang bijak dan 

berpengetahuan, namun mereka perlu dididik lebih lanjut. 

Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak 

(Ams. 9:9). Perhatikanlah, orang-orang yang ingin berbuat baik 

jsesudah  menjadi dewasa, harus belajar selagi masih muda. Itulah 

masa yang tepat untuk belajar. Jika masa itu terhilang, sangatlah 

sulit untuk mendapatkannya kembali. Tampaknya Nebukadnezar 

tidak berencana supaya mereka mempelajari keahlian yang tidak 

benar yang biasa dilakukan orang Kasdim, yaitu ilmu sihir dan 

meramal. Andai kata ia melakukannya, maka Daniel dan teman-

temannya pasti tidak akan mau menajiskan diri dengan hal-hal 

ini . Bahkan lebih dari itu, kita tidak membaca bahwa ia 

memerintahkan agar kepada mereka diajarkan agama orang 

Kasdim. Dengan demikian tampak bahwa pada masa itu ia 

bukanlah orang fanatik. Jika seseorang ahli dan setia serta cocok 

melakukan tugasnya, maka bagi raja tidaklah penting dari agama 

apa mereka, asalkan beragama maka cukuplah itu. Mereka harus 

dilatih untuk menguasai bahasa dan hukum yang berlaku di 

negeri itu, sejarahnya, filsafat, matematika, keahlian di bidang 

pertanian, perang, dan navigasi. Mereka harus menguasai semua 

pengetahuan ini supaya memenuhi syarat melayani angkatan 

mereka. Perhatikanlah, masyarakat akan terlayani dengan baik 

bila pendidikan yang baik disediakan kepada kaum muda.  

Kedua, menyangkut pemeliharaan hidup mereka. Selama tiga 

tahun Nebukadnezar tidak saja menyediakan segala kebutuhan 

utama, namun  juga kelezatan supaya lebih bersemangat belajar. 

Mereka memperoleh pelabur setiap hari dari santapan raja dan 

dari anggur yang biasa diminumnya (ay. 5). Ini merupakan 

contoh kemurahan hati dan sikap berperikemanusiaan. Meski-

pun orang-orang muda itu merupakan tawanan, raja 

mempertimbangkan garis silsilah dan kecakapan mereka, juga 

semangat dan kecerdasan mereka. Dan sesuai dengan itu ia 

memperlakukan mereka dengan hormat, dan berusaha keras 

agar mereka merasa nyaman dalam pembuangan. Rasa hormat 

berhak diterima orang-orang yang berasal dari keluarga baik-

baik dan terdidik pada waktu mereka mengalami kesukaran. 

Pendidikan yang sangat memadai, tentu saja perlu diikuti dengan 

tunjangan hidup yang sangat memadai pula. 

III. Uraian terperinci tentang Daniel dan teman-temannya. Mereka yaitu  orang 

Yehuda, suku rajani, dan boleh jadi keturunan Daud, yang telah bertambah 

sangat banyak. Tuhan   berkata kepada Hizkia bahwa dari keturunan yang akan 

ia peroleh, akan diambil beberapa orang untuk menjadi sida-sida atau 

pengurus rumah tangga raja di istana raja Babel. Pemimpin pegawai istana 

mengubah nama Daniel dan teman-temannya, sebagian untuk menunjukkan 

kekuasaannya atas mereka dan kepatuhan mereka kepadanya, dan sebagian 

lagi sebagai tanda bahwa mereka telah diakui dan diterima sebagai orang 

Kasdim. Nama-nama Ibrani mereka, yang mereka terima saat disunat, 

mengandung arti yang berkaitan dengan Tuhan  , atau Yah: Daniel – Tuhan   

yaitu  Hakimku, Hananya – Kasih karunia Tuhan, Misael – Dialah Tuhan   yang 

perkasa, Azarya – Tuhan yaitu  pertolongan. Supaya orang-orang muda ini 

melupakan Tuhan   nenek moyang mereka, penuntun masa muda mereka, 

maka kepada mereka diberikan nama-nama yang berbau penyembahan 

berhala orang Kasdim. Beltsazar berarti harta Bel yang tersembunyi. Sadrakh 

– ilham dari matahari yang disembah orang Kasdim. Mesakh – dari nama 

dewi Sakh, yang di bawah nama ini Venus disembah. Abednego – pelayan api 

menyala, yang juga disembah orang Kasdim. Jadi, meskipun orang Kasdim 

tidak memaksa mereka beralih dari agama nenek moyang kepada agama 

penakluk mereka, namun orang Kasdim berusaha sedapat mungkin melalui 

cara jujur namun tidak terasa, menjauhkan mereka dari agama mereka dan 

secara berangsur-angsur menanamkan agama orang Kasdim kepada mereka. 

Walaupun begitu, tengoklah betapa kebutuhan mereka sangat dicukupi. 

Meskipun menderita akibat dosa-dosa nenek moyang mereka, mereka 

ditinggikan sebab  jasa-jasa mereka sendiri. Negeri pengasingan mereka 

terasa lebih nyaman bagi mereka dibanding tanah asal mereka di masa 

seperti itu. 

Keteguhan Daniel pada Agamanya 

(1:8-16) 

8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan 

anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, 

supaya ia tak usah menajiskan dirinya. 9 Maka Tuhan   mengaruniakan kepada Daniel kasih 

dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu; 10 namun  berkatalah pemimpin pegawai 

istana itu kepada Daniel: “Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan ma-

kanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada 

orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga sebab  kamu aku dianggap 

bersalah oleh raja.” 11 Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat 

oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya: 12 

“Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami 

diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; 13 sesudah itu bandingkanlah 

perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, 

kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.” 14 

Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka 

selama sepuluh hari. 15 jsesudah  lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik 

dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari 

santapan raja. 16 Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur 

yang harus mereka minum, lalu memberi  sayur kepada mereka. 

Di sini kita dapat mengamati dengan rasa puas, 

I. Bahwa Daniel sangat disukai oleh pemimpin pegawai istana (ay. 9), seperti 

halnya Yusuf disukai oleh kepala penjara. Daniel memperoleh kasih dan 

sayang darinya. Tidak perlu diragukan bahwa Daniel memang layak 

diperlakukan demikian, dan membuat dirinya diterima berkat kecerdasan 

serta wataknya yang baik; ia sangat dikasihi (9:23). Walaupun begitu, di sini 

dikatakan bahwa Tuhan   sendirilah yang mengaruniakan kepada Daniel kasih 

dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu, sebab setiap orang tidak 

diterima sebab  jasa-jasanya sendiri. Perhatikanlah, keuntungan yang 

menurut pendapat kita telah kita raih sendiri haruslah kita akui sebagai 

pemberian Tuhan  , dan kita patut memuliakan Dia atas pemberian-Nya itu. 

Siapa pun yang memperoleh kasih dan sayang, Tuhan   sendirilah yang 

membuat mereka disayangi. Hanya oleh Dia-lah mereka mendapat kasih dan 

penghargaan. Di sini kembali dibuktikan tentang hal ini (Mzm. 106:46), 

Diberi-Nya mereka mendapat rahmat dari pihak semua orang yang menawan 

mereka. Biarlah orang-orang muda tahu bahwa cara agar bisa diterima 

yaitu  dengan sikap penurut dan patuh pada kewajiban. 

II.  Bahwa Daniel masih tetap teguh dalam ibadah agamanya. Orang Kasdim 

telah mengubah namanya, namun  mereka tidak mampu mengubah sifatnya. 

Nama apa pun yang ingin mereka berikan kepadanya, ia tetap 

mempertahankan semangat orang Israel sejati. Ia memang mencurahkan 

pikiran kepada artikel -artikel nya seperti yang lain, bahkan bersusah payah 

menguasai tulisan dan bahasa orang Kasdim, namun  berketetapan untuk tidak 

menajiskan dirinya dengan santapan raja, tidak mau berurusan dengannya, 

begitu juga dengan anggur yang biasa diminum raja (ay. 8). jsesudah  

mengutarakan maksud berikut alasannya kepada teman-temannya, mereka 

sepakat dalam kebulatan hati itu, seperti yang tampak dalam ayat 11. 

Keputusan ini tidak timbul sebab  sikap merajuk, kesal, ataupun dorongan 

untuk melawan, namun  dari asas hati nurani. Boleh jadi memakan santapan 

raja atau minum anggur yang biasa diminumnya itu bukanlah perbuatan 

terlarang, namun, 

1. Mereka bersikap sangat teliti menyangkut santapan itu, kalau-kalau 

melanggar hukum Tuhan  . Adakalanya makanan yang dihidangkan bagi 

mereka jelas-jelas dilarang hukum Taurat, misalnya daging babi. Atau, 

mereka mungkin khawatir kalau-kalau makanan itu telah 

dipersembahkan sebagai korban untuk berhala, atau diberkati dalam 

nama berhala. Orang Yahudi sangat dibedakan dari bangsa-bangsa lain 

terutama dalam hal makanan (Im. 11:45-46). Dan, sebab  berada di 

negeri asing, orang-orang muda yang saleh ini merasa wajib menjunjung 

tinggi kehormatan sebagai umat yang istimewa. Meskipun tidak dapat 

mempertahankan martabat sebagai keturunan bangsawan, mereka tidak 

mau kehilangan martabat sebagai orang Israel sejati, sebab dalam hal 

itulah mereka paling menghargai diri sendiri. Perhatikanlah, saat  

sedang berada di Babel, umat Tuhan   perlu memberi perhatian khusus 

supaya mereka jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya. Sang 

Penyelenggara sepertinya mengizinkan santapan ini dihidangkan bagi 

mereka. Sebagai tawanan, mereka harus makan apa yang bisa mereka 

peroleh dan tidak boleh melawan kehendak tuan-tuan mereka. Namun, 

jika  perintah Tuhan   bertentangan dengan makanan itu, maka mereka 

harus mematuhinya. Meskipun Sang Penyelenggara berkata, engkau 

boleh menyembelih dan memakan daging, hati nurani berkata, Tidak, 

Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak 

tahir masuk ke dalam mulutku. 

2. Mereka sangat bersungguh-sungguh menjaga diri, sebab meskipun 

makanan itu sendiri tidak mengandung dosa, namun jangan sampai 

makanan mendatangkan kesempatan untuk berbuat dosa. Jangan sampai 

memperturutkan nafsu makan dengan kelezatan ini mereka semakin 

bertumbuh dalam dosa, tergiur, dan jatuh cinta kepada kesenangan-

kesenangan Babel. Mereka telah mempelajari doa Daud, jangan aku 

mengecap sedap-sedapan mereka (Mzm. 141:4), dan ajaran Salomo, 

Jangan ingin akan makanannya yang lezat, itu yaitu  hidangan yang 

menipu (Ams. 23:3), dan sebab  itu mereka menetapkan hati untuk tidak 

memakannya. Perhatikanlah, sungguh sangat terpuji jika  semua 

orang, terutama kaum muda, mati terhadap segala kenikmatan badaniah, 

tidak mendambakannya dan tidak menikmatinya, namun  memandang 

semuanya itu dengan tak acuh. Orang-orang yang ingin unggul dalam 

hikmat dan kesalehan, harus melatih tubuhnya dan menguasainya 

seluruhnya dari sejak dini. 

3. Lagi pula, sementara Yerusalem sedang dalam keadaan sulit dan mereka 

sendiri berada dalam pembuangan, mereka merasa kenikmatan tidaklah 

pada tempatnya. Mereka tidak sampai hati minum anggur dari bokor, 

sebab mereka begitu berduka sebab  hancurnya keturunan Yusuf. 

Meskipun di dalam diri mereka mengalir darah bangsawan, mereka 

merasa tidak pantas menikmati kelezatan raja pada waktu mereka 

direndahkan seperti itu. Perhatikanlah, sungguh pantas jika  kita ber-

laku rendah hati di bawah tindakan penyelenggaraan Tuhan   yang 

merendahkan kita. Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku 

Mara. Lihatlah manfaat penderitaan. Dari uraian yang diberikan Yeremia 

tentang para raja dan orang-orang besar di Yerusalem, tampaklah bahwa 

mereka ini bertabiat sangat bejat dan jahat. Mereka menajiskan diri 

dengan hal-hal yang dipersembahkan kepada berhala-berhala, namun  

orang-orang muda yang ada di dalam pembuangan ini tidak mau 

menajiskan diri dengan santapan raja. Betapa luar biasa baiknya orang-

orang yang mempertahankan ketulusan dan kelurusan hati mereka di 

tengah penderitaan, dibanding orang-orang yang mempertahankan 

kejahatan mereka di puncak kemakmuran mereka! Amatilah, hal besar 

yang dihindari Daniel yaitu  menajiskan diri dengan pencemaran yang 

diakibatkan dosa. Hal itulah yang harus lebih kita takuti dibandingkan  

kesukaran jasmani mana pun. jsesudah  Daniel membuat ketetapan hati 

ini, dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak 

usah menajiskan dirinya, bukan saja supaya ia tidak dipaksa 

melakukannya, namun  juga supaya ia tidak tergoda melakukannya. 

Supaya umpan tidak diletakkan di hadapannya, dan supaya ia tidak 

melihat bagian yang disediakan untuknya dari santapan raja, ataupun 

melihat anggur, yang merah rupanya. Lebih mudah menjauhkan diri dari 

pencobaan dibandingkan  membiarkannya datang mendekat lalu terpaksa 

menaruh sebuah pisau pada leher kita. Perhatikanlah, kita tidak dapat 

memperoleh manfaat dari orang-orang yang menaruh kasih dan sayang 

kepada kita, kecuali kita memanfaatkan kesempatan itu untuk 

menjauhkan diri dari dosa. 

III. Bahwa dengan berbuat demikian, Tuhan   mengakui Daniel dan memberkati 

dia dengan indahnya. saat  Daniel meminta supaya santapan dan minuman 

raja tidak diberikan kepadanya, pemimpin pegawai istana berkeberatan. Jika 

Daniel dan teman-temannya didapati tidak sebugar teman-teman lainnya, ia 

akan menghadapi bahaya terkena marah atau bahkan dipenggal kepalanya 

(ay. 10). Untuk meyakinkannya bahwa tidak ada bahaya atau akibat buruk 

yang akan menimpanya, Daniel ingin agar diadakan percobaan. Kemudian 

berkatalah Daniel kepada Melzar, yaitu penjenang atau pengawalnya, 

“Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari. 

Selama itu, jangan berikan makanan apa pun kepada kami selain sayur, 

hanya tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, kacang polong panggang atau 

miju-miju, dan air saja. Dan lihatlah saja nanti bagaimana kami bisa hidup 

dengan semuanya itu, dan jsesudah  itu perlakukanlah kami sesuai dengan 

hasilnya” (ay. 12-13). Orang tidak akan mempercayai manfaat hidup bebas 

dari minuman keras dan menjalani pola makan sederhana, atau betapa 

bergunanya hal ini bagi kesehatan tubuh, kecuali mereka mencobanya. 

Percobaan itu pun dilaksanakan sesuai permintaan. Daniel dan teman-

temannya menjalani hidup sepuluh hari dengan sayur dan air, makanan yang 

sulit diterima kaum muda dari keluarga baik-baik dan berpendidikan, yang 

sangka orang, cenderung akan menolak dibandingkan  memintanya. namun  , 

jsesudah  lewat sepuluh hari, Daniel dan teman-temannya dibandingkan 

dengan pemuda-pemuda yang lain, lalu didapati bahwa perawakan mereka 

terlihat lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari 

santapan raja (ay. 15). Hal ini antara lain merupakan dampak alami dari 

pantangan mereka, namun juga harus diakui sebagai berasal dari berkat 

istimewa Tuhan  , yang membuat hal kecil memberi  hasil yang besar. 

Sepiring sayur lebih baik dari pada lembu tambun. Dari sini tampaklah bahwa 

manusia hidup bukan dari roti saja. Sayur dan air akan menjadi makanan 

yang paling bergizi jika  Tuhan   berfirman. Lihatlah apa jadinya jika  kita 

menjaga diri tetap murni dari pencemaran dosa. Inilah cara untuk 

mendapatkan penghiburan dan kepuasan yang akan menyembuhkan tubuh 

dan menyegarkan tulang-tulang, sementara kesenangan dosa membusukkan 

tulang. 

IV. Bahwa pengawalnya menerima permintaan Daniel. Penjenang itu tidak 

memaksa mereka makan sesuatu yang berlawanan dengan hati nurani 

mereka. Sebaliknya, sesuai keinginan mereka, ia memberi  sayur dan air 

kepada mereka (ay. 16). Dan mereka pun menikmatinya, dan kita 

memiliki  alasan untuk berpikir bahwa tidak akan ada yang merasa iri 

terhadap kenikmatan ini. Inilah contoh luar bisa perihal berpantang dan 

merasa puas dengan hal-hal sederhana. Selain itu, (seperti yang diucapkan 

Epikuros, ahli filsafat Yunani tahun 341-370 SM – pen.), “Orang yang 

menjalani hidup mengikuti alam tidak akan pernah jatuh miskin, namun  dia 

yang menjalani hidup mengikuti pendapat pikiran tidak akan pernah 

menjadi kaya.” Pantangan minuman keras yang dilakukan orang-orang muda 

ini ikut berperan dalam membuat mereka memenuhi syarat, 

1. Untuk melaksanakan tugas mereka yang sangat penting. Dengan 

demikian mereka menjaga agar pikiran mereka tetap jernih dan tidak 

gelap sehingga dapat merenung dengan lebih baik. Selain itu, mereka 

juga terpelihara untuk melaksanakan tugas besar, baik dalam hal waktu 

maupun pikiran. Dengan demikian, mereka dapat mencegah terkena 

penyakit-penyakit yang bisa menimpa orang-orang seusia mereka yang 

tidak mau berpantang minuman keras. 

2. Untuk penderitaan mereka yang luar biasa. Orang-orang yang telah 

membiasakan diri menanggung kesukaran dan menjalani hidup 

menyangkal diri dan mati raga, akan lebih mudah untuk memilih 

menghadapi bahaya perapian yang menyala-nyala dan gua singa 

dibandingkan  berbuat dosa terhadap Tuhan  . 


Hikmat Daniel dan Teman-temannya 

(1:17-21) 

17 Kepada keempat orang muda itu Tuhan   memberi  pengetahuan dan kepandaian 

tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga memiliki  pengertian 

tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.  

18 jsesudah  lewat waktu yang ditetapkan raja, bahwa mereka sekalian harus dibawa 

menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu ke hadapan 

Nebukadnezar. 19 Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu 

tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah 

mereka itu pada raja. 20 Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan 

pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali 

lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya. 

21 Daniel ada di sana sampai tahun pertama pemerintahan Koresh. 

Mengenai Daniel dan teman-temannya, di sini diceritakan tentang,  

I. Pencapaian luar biasa yang mereka raih dalam belajar (ay. 17). Mereka 

sangat bijaksana dan rajin, serta belajar dengan sungguh. Kita juga dapat 

menduga bahwa guru-guru mereka yang mendapati bahwa mereka memiliki 

kecakapan luar biasa, berusaha keras dalam mengajar mereka. Namun, tetap 

saja semua pencapaian mereka itu hanya berasal dari Tuhan  . Dialah yang  

memberi  pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan 

dan hikmat kepada mereka, sebab setiap pemberian yang baik dan setiap 

anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala 

terang. Hanya Tuhan Tuhan   kita sajalah yang memberi  kekuatan untuk 

memperoleh kekayaan ini. Pikiran hanya diberikan oleh Dia yang 

membentuknya. Banyak pengetahuan luar biasa yang diberikan Tuhan   

kepada keempat orang muda ini merupakan, 

1. Pengganti untuk mengimbangi kehilangan yang mereka alami. Akibat 

kejahatan nenek moyang mereka, mereka telah kehilangan kehormatan 

dan kesenangan yang sebenarnya berhak mereka peroleh sebagai 

keturunan bangsawan. Namun, untuk menggantikan kerugian itu, 

dengan memberi mereka pengetahuan, Tuhan   memberi  kehormatan 

serta kesenangan yang lebih besar melebihi yang sudah dirampas dari 

mereka. 

2. Imbalan atas ketulusan dan kelurusan hati mereka. Mereka setia kepada 

iman mereka, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun. Mereka bahkan 

sama sekali tidak mau menajiskan diri dengan santapan atau anggur 

raja, malah harus menjadi seorang nazir, yaitu berpantang. sebab  itu 

sekarang Tuhan   memberi  upah atas perbuatan mereka berupa 

keunggulan dalam pengetahuan. sebab  kepada orang yang dikenan-Nya 

Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan (Pkh. 2:26). 

Kepada Daniel Ia memberi  ganjaran ganda. Ia juga memiliki 

pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Seperti Yusuf, 

ia tahu cara mengartikan mimpi, bukan dengan keahlian seperti yang 

diperlihatkan para peramal yang pura-pura bisa mengartikan mimpi, 

melainkan dengan pengetahuan dan hikmat ilahi yang diberikan Tuhan   

kepadanya. Bahkan lebih dari itu, ia dianugerahi roh nubuat, yang me-

mampukannya berbicara dengan Tuhan  , dan menerima pesan tentang 

hal-hal ilahi melalui mimpi dan penglihatan (Bil. 12:6). Menurut karunia 

yang diberikan kepada Daniel ini, dalam kitab ini, kita mendapati bahwa 

sejak awal ia dipakai untuk semua yang berkaitan dengan mimpi dan 

penglihatan, untuk mengartikan atau menerima hal-hal ini . sebab  

sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang, demikian 

pula ia akan memperoleh kesempatan untuk menerima karunianya. 

sebab  itu ia juga harus bermurah hati sebagai pengurus yang baik dari 

kasih karunia untuk melayani sesamanya (1Ptr. 4:10). 

II.  Sambutan luar biasa raja terhadap mereka. jsesudah  tiga tahun menjalani 

pendidikan, dan besar kemungkinan saat pertama tiba, mereka sudah 

beranjak dewasa, boleh jadi sekitar dua puluh tahun, maka mereka pun 

dibawa menghadap raja bersama orang-orang muda lain yang 

berkedudukan sama (ay. 18). Raja pun menguji dan bercakap-cakap dengan 

mereka (ay. 19). Ia mampu melakukan hal itu sebab  ia sendiri yaitu  orang 

berbakat dan terpelajar. Seandainya tidak, ia tidak akan menjadi raja sehebat 

itu. Dan sang raja bersedia menguji orang-orang muda itu, sebab dalam 

memilih orang-orang yang hendak dipekerjakannya, bijaksanalah para 

pemimpin untuk melihat dengan mata kepala sendiri, memberi  

penilaiannya, dan tidak terlampau percaya kepada pernyataan orang lain. 

Raja tidak begitu menguji mereka dalam bidang bahasa, kefasihan berbicara, 

atau bersajak, namun  dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan 

pengertian, yaitu kaidah kebijaksanaan dan pemerintahan. Ia menanyakan 

pendapat mereka tentang perilaku yang pantas dalam kehidupan manusia 

dan tentang urusan masyarakat pada umumnya. Bukan pertanyaan “Apakah 

mereka cerdik?” melainkan “Apakah mereka bijaksana?” Raja tidak saja 

mendapati Daniel dan teman-temannya jauh melebihi calon-calon muda lain 

yang sepantaran mereka, namun  juga mendapati bahwa mereka lebih berakal 

budi dari pada semua pengajar dan lebih mengerti dari pada orang-orang tua 

(Mzm. 119:99-100). Jauh sama sekali sang raja dari tindakan memihak 

kepada orang-orang sebangsanya sendiri, kepada orang-orang tua, kepada 

yang seagama dengannya, dan kepada mereka sudah terkenal hebat, hingga 

dengan terus terang ia mengakui bahwa jsesudah  diuji, para tawanan Yahudi 

muda yang malang ini ternyata sepuluh kali lebih bijaksana dan lebih cerdas 

dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya 

(ay. 20). Segera ia sadar ada sesuatu yang luar biasa dalam diri orang-orang 

muda ini. Ia juga terkejut sekaligus merasa puas saat  menyadari bahwa 

sedikit sifat ilahi yang tampak pada diri mereka jauh melebihi keilahian yang 

selama ini dilihatnya. Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? Apa 

artinya tongkat para ahli sihir dibanding tongkat Harun? Keduanya tidak 

dapat dibandingkan. Keempat pelajar muda ini lebih baik, bahkan sepuluh 

kali lebih baik, dibandingkan  semua orang berilmu digabung menjadi satu, yang 

ada di seluruh kerajaannya. Kita boleh yakin, jumlah mereka tidaklah sedikit. 

Penghinaan ini ditimpakan Tuhan   ke atas kesombongan orang Kasdim, dan 

kehormatan diberikan-Nya ke atas keadaan umat-nya yang direndahkan. 

Dengan demikian, Tuhan   tidak saja membuat orang-orang ini, namun  juga 

seluruh bangsa mereka demi kepentingan mereka sendiri, semakin 

dihormati di negeri pembuangan. 

Terakhir, keputusan ditetapkan menyangkut diri mereka. Maka 

bekerjalah mereka itu pada raja (ay. 19). Mereka hadir di ruang pertemuan, 

bahkan di ruang dewan, sebab berada di ruang itu dan memandang wajah 

raja menunjukkan mereka bagaikan seorang penasihat pribadi (Est. 1:14). 

Hal ini menegaskan pengamatan Salomo, Pernahkah engkau melihat orang 

yang cakap dalam pekerjaannya, bijaksana dan rendah hati? Di hadapan raja-

raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina. Kerajinan 

yaitu  cara untuk mendapat kedudukan yang tinggi. Berapa lama ketiga 

teman Daniel berada di istana, tidak diberitahukan kepada kita. Namun 

Daniel sendiri ada di sana sampai tahun pertama pemerintahan Koresh (ay. 

21), meskipun ia tidak senantiasa menerima perkenanan dan nama baik 

yang sama. Daniel hidup dan bernubuat sesudah tahun pertama pemerintah-

an Koresh. Namun hal ini disebutkan untuk menyatakan bahwa ia hidup 

untuk melihat pembebasan bangsanya dari pembuangan sampai kembali ke 

negeri mereka sendiri. Perhatikanlah, adakalanya Tuhan   memberi 

perkenanan kepada hamba-hamba-Nya yang berkabung bersama Sion dalam 

dukacitanya, untuk mengizinkan mereka hidup untuk melihat masa yang 

lebih baik bersama jemaat, yang lebih baik dibandingkan saat  mereka 

melihatnya di awal hari-hari jemaat. Juga, supaya mereka ikut berbagi dalam 

sukacita jemaat. 

 

PASAL  2  

ebelum ini telah disebutkan (1:17) bahwa Daniel memiliki pengertian 

tentang mimpi. Di sini kita melihat contoh awal dari kecakapannya itu yang 

membuat orang terkagum, dan dalam waktu singkat membuatnya terkenal di 

kalangan istana Babel, seperti halnya Yusuf yang dengan cara sama menjadi 

terkenal di istana Mesir. Pasal ini merupakan sejarah, yaitu sejarah sebuah 

nubuat, melalui sebuah mimpi dan tafsiran maknanya. Mimpi Firaun, dan 

tafsiran Yusuf tentang mimpi itu, hanya berkaitan dengan masa kelimpahan dan 

kelaparan, serta kepentingan Israel milik Tuhan   dalam peristiwa itu. Namun, 

mimpi Nebukadnezar di sini berikut tafsiran Daniel, memandang jauh lebih 

tinggi, yakni kepada empat kerajaan dan keterkaitan Israel dengan keempat 

kerajaan itu serta dengan Kerajaan Sang Mesias, yang akan didirikan di dunia di 

atas puing-puing kehancuran keeempat kerajaan itu. Di dalam pasal ini kita 

melihat, 

I.   Kebingungan luar biasa yang dirasakan Nebukadnezar akibat mimpi 

yang tidak mampu diingatnya, dan perintahnya kepada para ahli sihir 

untuk memberitahukan apa mimpi itu, yang mereka tidak dapat 

mengaku-ngaku bahwa mereka bisa mengartikan mimipi ini  (ay. 

1-11). 

II. Perintah dikeluarkan untuk melenyapkan semua orang bijaksana di 

Babel, termasuk Daniel dan teman-temannya (ay. 12-15). 

III. Penyingkapan rahasia ini kepada Daniel sebagai jawaban atas doa, serta 

ucapan syukur yang dinaikkannya kepada Tuhan   untuk itu (ay. 16-23). 

IV. Dibawanya Daniel ke hadapan raja, dan penyingkapan yang 

diberikannya, baik tentang mimpi maupun maknanya (ay. 24-25). 

V. Kehormatan besar yang diberikan Nebukadnezar kepada Daniel, 

sebagai balasan atas jasanya ini, serta pemberian kedudukan tinggi 

kepada teman-temannya bersama-sama dengan dia (ay. 46-49). 


Mimpi Nebukadnezar 

(2:1-13) 

1 Pada tahun yang kedua pemerintahan Nebukadnezar bermimpilah Nebukadnezar; 

sebab  itu hatinya gelisah dan ia tidak dapat tidur. 2 Lalu raja menyuruh memanggil 

orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim, untuk menerangkan 

kepadanya tentang mimpinya itu; maka datanglah mereka dan berdiri di hadapan raja. 3 

Kata raja kepada mereka: “Aku bermimpi, dan hatiku gelisah, sebab  ingin mengetahui 

mimpi itu.” 4 Lalu berkatalah para Kasdim itu kepada raja (dalam bahasa Aram): “Ya raja, 

kekTuhan   hidupmu! Ceriterakanlah kepada hamba-hambamu mimpi itu, maka kami akan 

memberitahukan maknanya.” 5 namun  raja menjawab para Kasdim itu: “Aku telah 

mengambil keputusan, yakni jika kamu tidak memberitahukan kepadaku mimpi itu 

dengan maknanya, maka kamu akan dipenggal-penggal dan rumah-rumahmu akan 

dirobohkan menjadi timbunan puing; 6 namun  jika kamu dapat memberitahukan mimpi itu 

dengan maknanya, maka kamu akan menerima hadiah, pemberian-pemberian dan 

kehormatan yang besar dari padaku. Oleh sebab itu beritahukanlah kepadaku mimpi itu 

dengan maknanya!” 7 Mereka menjawab pula: “Silakan tuanku raja menceriterakan mimpi 

itu kepada hamba-hambanya ini, maka kami akan memberitahukan maknanya.” 8 Jawab 

raja: “Aku tahu benar-benar, bahwa kamu mencoba mengulur-ulur waktu, sebab  kamu 

melihat, bahwa aku telah mengambil keputusan, 9 yakni jika kamu tidak dapat 

memberitahukan kepadaku mimpi itu, maka kamu akan kena hukuman yang sama; dan 

aku tahu bahwa kamu telah bermufakat untuk mengatakan kepadaku hal-hal yang 

bohong dan busuk, sampai keadaan berubah. Oleh sebab itu ceriterakanlah kepadaku 

mimpi itu, supaya aku tahu, bahwa kamu dapat memberitahukan maknanya juga 

kepadaku.” 10 Para Kasdim itu menjawab raja: “Tidak ada seorangpun di muka bumi yang 

dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja! Dan tidak pernah seorang raja, 

bagaimanapun agungnya dan besar kuasanya, telah meminta hal sedemikian dari seorang 

berilmu atau seorang ahli jampi atau seorang Kasdim. 11 Apa yang diminta tuanku raja 

yaitu  terlalu berat, dan tidak ada seorangpun yang dapat memberitahukannya kepada 

tuanku raja, selain dari dewa-dewa yang tidak berdiam di antara manusia.” 12 Maka raja 

menjadi sangat geram dan murka sebab  hal itu, lalu dititahkannyalah untuk 

melenyapkan semua orang bijaksana di Babel. 13 saat  titah dikeluarkan supaya orang-

orang bijaksana dibunuh, maka Daniel dan teman-temannyapun terancam akan dibunuh. 

Kita sangat sulit menentukan kapan kisah ini terjadi. Disebutkan bahwa 

kejadiannya pada tahun kedua pemerintahan Nebukadnezar (ay. 1). Daniel 

dibawa ke Babel pada tahun pertama pemerintahannya, dan sepertinya dia 

dididik selama tiga tahun sebelum dibawa menghadap raja (1:5). Kalau begitu 

bagaimanakah kisah ini bisa terjadi pada tahun kedua? Boleh jadi, meskipun 

telah ditentukan tiga tahun guna mendidik anak-anak muda yang lain, ternyata 

Daniel begitu lebih cepat maju hingga diberi tugas pada waktu dia baru satu 

tahun mengikuti pendidikan. Ini berarti bahwa pada tahun kedua dia sudah 

sangat pantas bekerja. Ada yang beranggapan bahwa kisah itu terjadi pada tahun 

kedua sesudah Nebukadnezar mulai memerintah seorang diri, atau pada tahun 

kelima atau keenam sejak ia mulai memerintah bersama ayahnya. Ada juga yang 

memahami hal ini terjadi pada tahun yang kedua, yaitu tahun kedua sesudah 

Daniel dan teman-temannya menghadap raja, dalam kerajaan Nebukadnezar, 

atau dalam pemerintahannya. Seperti halnya Yusuf, yang dalam tahun kedua 

jsesudah  memperoleh kemampuan mengartikan mimpi, menunjukkan dan 


menguraikan mimpi Firaun, begitu juga Daniel, pada tahun kedua jsesudah  ia 

menguasai keahlian itu lalu memberi  jasanya ini. Saya lebih menerima 

kemungkinan-kemungkinan ini dibandingkan  beranggapan, seperti beberapa orang, 

bahwa hal ini terjadi pada tahun kedua jsesudah  Nebukadnezar menaklukkan 

Mesir, yakni tahun ketiga puluh enam pemerintahannya. sebab  tampaknya, se-

suai yang bisa kita baca di Kitab Yehezkiel, Daniel terkenal sebab  hikmat dan 

juga ketekunannya dalam berdoa, jauh sebelum itu. Oleh sebab itu bagian atau 

kisah ini menunjukkan bagaimana ia sampai menjadi begitu terkenal, sebab 

kedua hal ini tentu saja harus disebutkan pada awal pemerintahan 

Nebukadnezar. Sekarang di sini kita bisa mengamati, 

I. Kebingungan Nebukadnezar sebab  mimpi yang dialaminya tidak diingatnya 

lagi (ay. 1): bermimpilah Nebukadnezar, yaitu, ia mendapat sebuah mimpi 

yang terdiri atas berbagai bagian yang berbeda, atau yang mengisi kepalanya 

begitu rupa sehingga rasanya ia mendapat banyak mimpi. Salomo berbicara 

tentang sebagaimana mimpi banyak, yang anehnya membingungkan dan 

mengandung perkataan sia-sia banyak (Pkh. 5:6). Mimpi Nebukadnezar ini 

tidak mengandung makna apa pun selain yang dapat disejajarkan dengan 

banyak mimpi biasa, dan sering kali menggambarkan hal-hal aneh kepada 

manusia seperti yang disebutkan di sini. Namun, ada kesan yang ditimbulkan 

padanya dari mimpi itu, yang mengandung bukti yang tidak diragukan lagi 

bahwa mimpi itu bersifat ilahi dan menubuatkan sesuatu. Perhatikanlah, 

orang-orang terhebat pun tidak dikecualikan dari, bahkan paling rentan 

terhadap, kesusahan dan beban pikiran yang mengganggu tidur mereka 

pada malam hari, sementara sebaliknya enak tidurnya orang yang bekerja, 

dan tidur orang bijaksana dan sabar bebas dari mimpi-mimpi yang 

membingungkan. Kelimpahan orang kaya tidak akan membiarkan mereka 

tidur nyenyak, sebab  beban pikiran. Juga, sikap berlebihan orang rakus 

serta pemabuk tidak akan membiarkan mereka tidur tenang, sebab  mimpi 

buruk. Walaupun begitu, yang tercatat di sini bukanlah mimpi yang berasal 

dari penyebab alami. Nebukadnezar yaitu  pembawa masalah kepada Israel 

milik Tuhan  , dan di sini Tuhan   memberinya masalah. Sebab Dia yang 

menciptakan jiwa mampu mengenakan pedang-Nya padanya. Para pengawal 

mengelilingi Nebukadnezar, namun  mereka tidak mampu menjauhkan 

kegelisahan dari rohnya. Kita tidak mengetahui kegelisahan banyak orang 

yang hidup dalam kemegahan, dan orang akan berpikir juga, bahkan yang hi-

dupnya dalam kesenangan. Kita melihat ke dalam rumah mereka, dan 

tergoda untuk merasa iri. Namun, seandainya kita bisa melihat sampai ke 

dalam hati mereka, kita seharusnya lebih merasa iba kepada mereka. Semua 


harta dan kenikmatan anak-anak manusia, yang dimiliki kerajaan perkasa 

ini, tidak mampu memberi Nebukadnezar sedikit istirahat, sebab  saat  

kegelisahan dalam pikirannya ia tidak dapat tidur. Sebaliknya, Tuhan   mem-

berikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur, yakni orang yang 

berbalik kepada-Nya sementara mereka beristirahat. 

II. Percobaan Nebukadnezar terhadap para ahli sihir dan ahli nujum untuk 

mengetahui apakah mereka mampu mengatakan mimpi apa yang 

dialaminya, namun  yang tidak diingatnya lagi. Mereka ini langsung dipanggil, 

untuk menerangkan kepadanya tentang mimpinya itu (ay. 2). Banyak hal 

yang kesannya kita simpan, namun kehilangan bayangannya. Meskipun kita 

tidak dapat mengatakan seperti apa hal itu, kita tahu bagaimana kita 

dipengaruhi olehnya. Demikian juga halnya dengan raja ini. Mimpinya 

terlepas dari ingatannya, dan dia tidak mungkin mengingatnya kembali. Na-

mun, dia yakin bisa mengingatnya lagi jika  mendengarnya kembali. Tuhan   

mengatur sedemikian rupa hingga Daniel memperoleh kehormatan lebih 

besar, dan melalui dia, Tuhan   Daniel juga. Perhatikanlah, Tuhan   adakalanya 

mencapai tujuan-Nya dengan menghapus sesuatu dari ingatan manusia di 

samping menaruh sesuatu di dalam ingatan mereka. Para ahli sihir mungkin 

saja merasa bangga sebab  dipanggil menghadap ke kamar tidur raja, untuk 

melayani dia sesuai jabatan mereka. Mereka tidak ragu sedikit pun bahwa ini 

akan memberi mereka kehormatan. Raja memberitahukan bahwa ia 

bermimpi (ay. 3). Mereka berbicara kepada raja dalam bahasa Aram. Sejak 

itu Daniel menggunakan bahasa Aram, yang berkerabat dengan bahasa 

Ibrani. Alasannya, kata-kata itu (Yer. 10:11) diucapkan dalam bahasa 

ini  yaitu  untuk meyakinkan orang Kasdim perihal kebodohan 

penyembahan berhala mereka, dan untuk membawa mereka kepada penge-

nalan serta penyembahan Tuhan   yang benar dan hidup. Dan kisah-kisah 

dalam pasal-pasal ini memiliki kecenderungan langsung kepada hal ini. Akan 

namun , pasal 8 dan seterusnya yang ditujukan kepada orang Yahudi, ditulis 

dalam bahasa mereka sendiri. Para ahli sihir itu, dalam menjawab, memuji-

muji raja dengan ucapan-ucapan selamat, meminta dia memberitahukan 

mimpinya, dan mereka menjamin dengan yakin akan memberitahukan 

maknanya (ay. 4). Namun raja bersikeras supaya mereka sendiri yang 

memberitahukan mimpi itu, sebab ia telah melupakannya dan tidak bisa 

menceritakannya kepada mereka. Dan jika mereka tidak mampu 

melakukannya, maka mereka semua harus dihukum mati sebagai penipu (ay. 

5). Mereka akan dipenggal-penggal dan rumah-rumah mereka akan 

dirobohkan menjadi timbunan puing. Jika mereka mampu melakukannya, 

maka mereka akan diberi hadiah dan diberi kedudukan tinggi (ay. 6). Dan 

mereka tahu itu, sama seperti Bileam mengenai Balak, bahwa raja dapat 

memberi  kehormatan yang besar kepada mereka. Ia bisa memberi 

mereka upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat, yang sama seperti 

Bileam, sangat mereka sukai. Oleh sebab itu tidak perlu dipertanyakan lagi 

bahwa mereka akan berusaha sekeras mungkin untuk memuaskan raja. Jika 

mereka tidak mampu memuaskan raja, ini bukanlah sebab  tidak adanya 

niat baik, namun  sebab  tidak adanya kuasa untuk itu. Penyelenggaraan Tuhan   

mengatur sedemikian rupa sehingga para ahli sihir Babel sekarang dibuat 

kebingungan dan dipermalukan seperti para ahli sihir Mesir dahulu. Dengan 

begitu, sebanyak apa pun umat-Nya, baik di Mesir maupun di Babel, 

dicemoohkan dan direndahkan, sabda Tuhan   ditinggikan dan dihormati 

dalam kedua peristiwa itu, dengan membungkam orang-orang yang hendak 

bersaing dengan firman-Nya. Banyak alasanlah para ahli sihir itu, mereka 

bersikeras agar raja menceritakan tentang mimpi itu, dan jika  mereka 

tidak mampu menjelaskan maknanya, maka itu yaitu  kesalahan mereka 

(ay. 7). Namun, kekuasaan sewenang-wenang selalu menutup telinga 

terhadap alasan. Raja naik darah dan mengucapkan kata-kata keras kepada 

mereka. Tanpa alasan sedikit pun, ia curiga bahwa mereka sebenarnya 

mampu menceritakan tentang mimpi itu namun  tidak mau. Bukannya 

menegur ketidakmampuan dan kurangnya keahlian mereka, seperti yang 

seharusnya dilakukan olehnya, raja justru menuduh mereka menghina dia: 

Kamu telah bermufakat untuk mengatakan kepadaku hal-hal yang bohong 

dan busuk. Betapa tidak masuk akal dan menggelikan tuduhan ini! 

Seandainya mereka telah berusaha menceri