bilangan ulangan 28

 


ain yang lebih tidak masuk akal lagi? Kalau kita ingin 

menemukan jalan yang benar ke tempat peristirahatan, 

kita harus menanyakan tentang jalan-jalan yang baik yang 

dahulu kala (Yer. 6:16). Memang benar bahwa nenek mo-

yang mereka telah menyembah Tuhan  lain (Yos. 24:2), dan 

mungkin bisa sedikit dimaafkan jika keturunan mereka 

kembali kepada Tuhan  lain itu. namun  menyembah Tuhan -

Tuhan  baru yang kepadanya nenek moyang mereka tidak 

gentar, dan lebih menyukai Tuhan -Tuhan  baru itu sebab  

mereka baru, berarti membuka pintu pada penyembahan 

berhala yang tiada akhirnya.  

(3) Mereka itu sama sekali bukan Tuhan , namun  hanyalah tiruan 

dan jadi-jadian. Nama-nama mereka hanyalah ciptaan kha-

yalan manusia, dan patung-patung mereka hanyalah buat-

an tangan manusia. Bahkan,  

(4) Mereka yaitu  setan-setan. Mereka sama sekali bukan 

Tuhan , bapa dan pemberi kebajikan bagi umat manusia, 

justru mereka sebenarnya yaitu  perusak, demikianlah arti 

dari kata itu, seperti makhluk-makhluk yang bertujuan 

untuk berbuat kejahatan. Jika ada roh-roh atau kuasa-

kuasa yang tak terlihat yang merasuki kuil-kuil berhala 

dan patung-patung mereka, maka itu yaitu  roh-roh jahat 

dan kuasa-kuasa yang berbahaya. Sekalipun begitu, mere-

ka tidak perlu menyembah roh-roh itu sebab  takut kalau-

kalau roh itu akan menyakiti mereka, seperti yang dilaku-

kan orang India menurut anggapan sebagian orang. Sebab 

orang-orang yang setia menyembah Tuhan  dijauhkan dari 

jangkauan Iblis. Bahkan, Iblis hanya dapat menghancur-

kan orang-orang yang mempersembahkan korban kepada-

nya. Betapa bodohnya para penyembah berhala, yang me-

ninggalkan gunung batu keselamatan untuk berlari di atas 

gunung batu kebinasaan!  

2. Betapa perbuatan mereka itu merupakan penghinaan besar 

terhadap Yahwe Tuhan  mereka.  

(1) Sudah sepantasnya hal itu ditafsirkan sebagai perbuatan 

yang melupakan Dia (ay. 18): Gunung batu yang memper-

Kitab Ulangan 32:19-25 

 989 

anakkan engkau, telah kaulalaikan. Perhatian penuh ke-

pada Tuhan  akan mencegah dosa, sebaliknya, jika  dunia 

dilayani dan keinginan daging dituruti, maka Tuhan  dilupa-

kan. Dan adakah yang lebih hina dan tidak pantas dibandingkan  

melupakan Tuhan  yang yaitu  Pencipta kita, yang oleh-Nya 

kita ada, dan di dalam Dia kita hidup dan bergerak? Dan 

lihatlah apa akibatnya: Sebab engkau telah melupakan Tuhan  

yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung 

batu kekuatanmu, maka meskipun cangkokan luar negeri 

itumerupakan taman yang permai pada awalnya, namun 

pada akhirnya panen akan segera lenyap pada hari kesakit-

an dan hari penderitaan yang sangat payah, (Yes. 17:10-

11). Tidak ada yang dapat diperoleh dengan melupakan 

Tuhan .  

(2) Sudah sepantasnya perbuatan mereka itu dibenci sebagai 

pelanggaran yang tidak dapat dimaafkan: Mereka mem-

bangkitkan cemburu-Nya dan menimbulkan sakit hati-Nya 

(ay. 16), sebab berhala-berhala mereka yaitu  kekejian 

bagi-Nya. Lihatlah di sini murka Tuhan  terhadap berhala-

berhala, entah berhala-berhala itu ditegakkan di dalam hati 

atupun di dalam tempat kudus.  

[1] Ia cemburu terhadap berhala-berhala itu, sebagai para 

pesaing-Nya untuk merebut takhta di dalam hati. 

[2] Ia membenci berhala-berhala itu, sebagai musuh-mu-

suh bagi mahkota dan pemerintahan-Nya 

[3] Ia sangat murka, dan akan sangat murka, terhadap 

orang-orang yang dengan suatu cara menghormati atau 

menyukai berhala-berhala itu. Orang-orang yang menyu-

lut murka Tuhan  tidak tahu betul apa yang mereka laku-

kan itu. Sebab siapakah yang mengenal kekuatan murka-

Nya?  

Nyanyian Musa 

(32:19-25)  

19 saat  TUHAN melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab  Ia sakit 

hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan. 20 Ia berfirman: Aku hendak 

menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesu-

dahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak 

yang tidak memiliki  kesetiaan. 21 Mereka membangkitkan cemburu-Ku de-

ngan yang bukan Tuhan , mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala 

mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang 

bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.  

22 Sebab api telah dinyalakan oleh murka-Ku, dan bernyala-nyala sampai ke 

bagian dunia orang mati yang paling bawah; api itu memakan bumi dengan 

hasilnya, dan menghanguskan dasar gunung-gunung. 23 Aku akan menim-

bun malapetaka ke atas mereka, seluruh anak panah-Ku akan Kutembakkan 

kepada mereka. 24 jika  mereka sudah lemas sebab  lapar dan merana 

oleh demam yang membara, dan oleh penyakit sampar, maka Aku akan mele-

paskan taring binatang buas kepada mereka, dengan racun binatang yang 

menjalar di dalam debu. 25 Pedang di luar rumah dan kengerian di dalam 

kamar akan melenyapkan teruna maupun dara, anak menyusu serta orang 

ubanan. 

Susunan nyanyian ini mengikuti susunan nubuatan-nubuatan dalam 

pasal sebelumnya. Itulah sebabnya, sesudah pemberontakan umat 

Israel terhadap Tuhan , yang digambarkan dalam ayat-ayat sebelum-

nya, langsung diikuti dalam perikop ini dengan ketetapan-ketetapan 

dari Keadilan ilahi menyangkut mereka. Kita menipu diri kita sendiri 

jika  menyangka bahwa Tuhan  akan membiarkan diri-Nya diolok-

olok seperti itu oleh bangsa yang bodoh dan tidak setia, yang ber-

ubah-ubah sikap terhadap-Nya. 

I. Ia telah bersuka di dalam mereka, namun sekarang Ia akan meno-

lak mereka dengan rasa jijik dan penghinaan (ay. 19). saat  Tu-

han melihat pengkhianatan, kebodohan, dan sikap mereka yang 

rendah dan tidak tahu berterima kasih, Ia pun membenci mereka. 

Ia memandang rendah mereka, demikianlah sebagian penafsir 

membacanya. Dosa membuat kita menjijikkan dalam pandangan 

Tuhan  yang kudus. Dan tidak ada pendosa yang begitu memuak-

kan bagi-Nya seperti orang-orang yang telah disebut oleh-Nya, 

dan oleh diri mereka sendiri, sebagai anak-anak-Nya lelaki dan 

perempuan, namun mereka justru telah membangkitkan murka-

Nya. Perhatikanlah, semakin orang mengaku dekat dengan Tuhan , 

semakin menjijikkan mereka bagi-Nya jika  mereka menajiskan 

diri di jalan hidup yang penuh dosa (Mzm. 106:39-40). 

II. Tuhan  telah memberi mereka tanda-tanda kehadiran-Nya bersama 

mereka dan perkenanan-Nya kepada mereka. Namun sekarang Ia 

akan menarik diri dan menyembunyikan wajah-Nya terhadap me-

reka (ay. 20). Menyembunyikan wajah-Nya menandakan murka-

Nya yang besar. Mereka telah membelakangi Tuhan , dan sekarang 

Tuhan  akan membelakangi mereka (bdk. Yer. 18:17 dengan Yer. 

Kitab Ulangan 32:19-25

2:27). namun  di sini menyembunyikan wajah bisa juga berarti 

betapa Tuhan  tidak tergesa-gesa dalam mengambil tindakan untuk 

melawan mereka dalam penghakiman. Mereka memulai kemur-

tadan mereka dengan lalai berbuat baik, dan dengan demikian 

berlanjut dengan berbuat jahat. Dengan cara serupa Tuhan  per-

tama-tama akan menangguhkan perkenanan-Nya, dan membiar-

kan mereka melihat apa akibatnya, Sahabat seperti apa yang hi-

lang dari mereka jika  mereka menggusarkan hati Tuhan  untuk 

meninggalkan mereka. Lalu Ia akan melihat apakah hal ini akan 

membuat mereka bertobat. Demikianlah kita mendapati Tuhan  se-

akan-akan menyembunyikan diri, sambil menantikan apa yang 

akan terjadi (Yes. 57:17). Untuk membenarkan diri-Nya dalam 

meninggalkan mereka, Ia memperlihatkan bahwa mereka sudah 

tidak dapat diatur lagi. Sebab, 

1. Mereka suka melawan, dan mereka merupakan bangsa yang 

tidak dapat dipuaskan, atau yang berkeras di dalam dosa, dan 

yang tidak dapat diyakinkan dan diperbaiki kembali. 

2. Mereka tidak setia, dan mereka merupakan bangsa yang tidak 

dapat dipercaya. saat  menyelamatkan mereka, dan mengikat 

mereka ke dalam kovenan, Tuhan  berkata, sungguh, merekalah 

umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang (Yes. 

63:8). Namun saat  mereka ternyata tidak demikian, anak-

anak yang tidak memiliki  kesetiaan, maka mereka pantas 

ditinggalkan, dan Tuhan  sumber kebenaran tidak akan ber-

urusan dengan mereka lagi. 

III. Ia telah melakukan segala sesuatu untuk membuat mereka nya-

man dan senang. Namun sekarang Ia akan melakukan sesuatu 

melawan mereka, yang pasti akan terasa paling menyakitkan bagi 

mereka. Di sini hukuman itu setimpal dengan dosanya (ay. 21). 

1. Mereka telah membangkitkan murka Tuhan  dengan dewa-dewa 

kekejian yang bukan Tuhan  sama sekali, melainkan kesia-siaan 

belaka, makhluk-makhluk khayalan mereka sendiri, yang 

tidak dapat mengaku pantas menerima atau membalas peng-

hormatan-penghormatan dari para penyembah mereka. Mere-

ka telah berzinah dengan mengikuti Tuhan -Tuhan  lain. Semakin 

sia-sia dan hina Tuhan -Tuhan  itu, semakin besar pula pelanggar-

an mereka terhadap Tuhan  yang besar dan baik, yang telah 

mereka buat bersaing dan melawan Tuhan -Tuhan  lain itu. Hal ini 

menimbulkan dua kejahatan besar dalam penyembahan ber-

hala mereka (Yer. 2:13).  

2. Oleh sebab  itu, Tuhan  akan menulahi mereka dengan musuh-

musuh yang hina, yang tidak berharga, lemah, tidak berarti, 

dan tidak layak disebut sebagai suatu bangsa. Hal ini menim-

bulkan aib yang besar bagi mereka, dan memperparah penin-

dasan-penindasan yang di bawahnya mereka mengerang. Se-

makin hina bangsa yang menindas mereka, semakin biadab 

pula perilaku bangsa itu yaitu tidak ada yang lebih kurang 

ajar dibandingkan  pengemis yang menunggang kuda. Selain itu, 

akan memberi nama buruk bagi Israel, yang telah begitu 

sering menang atas bangsa-bangsa yang besar dan perkasa, 

untuk diinjak-injak oleh bangsa yang lemah dan bodoh, dan un-

tuk terkena kutuk Kanaan, yang harus menjadi hamba segala 

hamba. namun  Tuhan  dapat membuat sarana yang terlemah 

menjadi cambuk bagi orang berdosa yang terkuat. Orang-orang 

yang dengan dosa telah menghina Pencipta mereka yang per-

kasa, sudah sepantasnya dihina oleh sesama makhluk ciptaan 

yang paling hina. Hal ini digenapi secara menakjubkan pada 

masa pemerintahan para hakim, saat  mereka adakalanya 

ditindas oleh orang-orang Kanaan sendiri, yang telah mereka 

tundukkan (Hak. 4:2). namun  Rasul Paulus menerapkannya 

pada pertobatan bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang sebelum 

itu merupakan umat yang tidak mengikat kovenan dengan 

Tuhan , dan bodoh dalam perkara-perkara ilahi, namun akhir-

nya dibawa masuk ke dalam jemaat. Hal ini sangat menduka-

kan orang Yahudi, yang dalam segala kesempatan menunjuk-

kan kemarahan yang besar atas hal itu, yang merupakan dosa 

sekaligus hukuman bagi mereka, seperti yang selalu demikian 

sebagai akibat dari iri hati (Rm. 10:19). 

IV. Tuhan  telah menempatkan mereka di negeri yang baik, dan men-

cukupi mereka dengan segala hal yang baik. Namun sekarang Ia 

akan melucuti mereka dari semua penghiburan mereka, dan 

membawa mereka kepada kehancuran. Hukuman-hukuman yang 

diancamkan sangatlah mengerikan (ay. 22-25). 

1. Api murka Tuhan  akan menghanguskan mereka (ay. 22). Ada-

kah mereka bangga akan kelimpahan mereka? Api murka 

Kitab Ulangan 32:19-25

Tuhan  akan membakar habis hasil bumi. Adakah mereka meng-

andalkan kekuatan mereka? Api murka Tuhan  justru akan 

menghancurkan dasar gunung-gunung mereka. Tidak ada 

pagar yang mampu menangkal hukuman-hukuman Tuhan  apa-

bila hukuman-hukuman itu datang dengan tugas untuk me-

morak-porandakan segala-galanya. Api murka itu akan ber-

nyala-nyala sampai ke bagian dunia orang mati yang paling 

bawah. Artinya, api murka itu akan membawa mereka ke da-

lam kesengsaraan yang sedalam-dalamnya di dunia ini, yang 

sekalipun begitu hanya merupakan bayangan samar-samar 

yang menyerupai kesengsaraan yang penuh dan tanpa akhir 

bagi para pendosa di dunia lain. Hukuman neraka, sebagai-

mana Juruselamat kita menyebutnya, yaitu  api murka Tuhan , 

yang terus-menerus menyambar hati nurani yang bersalah 

dari pendosa, yang akan memberinya siksaan kekal tiada 

terlukiskan (Yes. 30:33). 

2. Anak-anak panah dari penghakiman Tuhan  akan menghujani 

mereka, sampai tabung anak panah-Nya kosong sama sekali 

(ay. 23). Penghakiman-penghakiman Tuhan , seperti anak panah, 

melesat cepat (Mzm. 64:8), menjangkau orang-orang yang ber-

ada di tempat jauh yang membuai diri dengan harapan-harap-

an bisa menghindarinya (Mzm. 21:9, 13). Anak-anak panah itu 

datang dari tangan yang tidak terlihat, namun mematikan, se-

bab Tuhan  tidak pernah meleset dari sasaran-Nya (1Raj. 22:34). 

Hukuman-hukuman tertentu yang diancamkan di sini yaitu , 

(1) Kelaparan: mereka akan lemas, atau kering, sebab  lapar. 

(2) Penyakit sampar dan penyakit-penyakit lain, yang di sini 

disebut demam yang membara dan penyakit yang mengeri-

kan. 

(3) Penghinaan-penghinaan yang dilontarkan oleh makhluk-

makhluk yang lebih rendah: taring binatang buas dan racun 

binatang yang menjalar (ay. 24). 

(4) Peperangan dan akibat-akibatnya yang mematikan (ay. 25). 

[1] Ketakutan-ketakutan yang tanpa henti. saat  pedang 

ada di luar rumah, tidak bisa tidak pasti ada kengerian 

di dalam kamar. Dari luar pertengkaran dan dari dalam 

ketakutan (2Kor. 7:5). Orang-orang yang menanggalkan 

rasa takut akan Tuhan  sudah sepantasnya diperhadap-

kan pada rasa takut terhadap musuh-musuh. 

[2] Kematian yang terjadi di mana-mana. Pedang Tuhan, 

jika  ditugaskan untuk menebas habis semuanya, 

akan menghancurkan tanpa memandang bulu. Baik ke-

kuatan orang muda maupun kecantikan anak dara, 

baik kesucian anak yang menyusu maupun kehormatan 

atau kelemahan orang beruban, tidak akan mengaman-

kan mereka dari pedang, jika  pedang itu memakan 

habis yang satu maupun yang lain. Seperti itulah ke-

hancuran yang diakibatkan oleh peperangan, terutama 

jika  perang itu dipicu oleh manusia yang serakah 

bagaikan binatang buas dan berbisa bagaikan ular yang 

menjalar (ay. 24). Lihatlah di sini malapetaka apa yang 

ditimbulkan oleh dosa, dan betapa dosa menganggap 

bodoh orang-orang yang mempermainkannya. 

Nyanyian Musa 

(32:26-38)  

26 Seharusnya Aku berfirman: Aku meniupkan mereka, melenyapkan ingatan 

kepada mereka dari antara manusia, 27 namun  Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh 

musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti, jangan-jangan mereka 

berkata: Tangan kami jaya, bukanlah TUHAN yang melakukan semuanya ini. 

28 Sebab mereka itu suatu bangsa yang tidak punya pertimbangan, dan tidak 

ada pengertian pada mereka. 29 Sekiranya mereka bijaksana, tentulah mereka 

mengerti hal ini, dan memperhatikan kesudahan mereka. 30 Bagaimana 

mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat 

membuat lari sepuluh ribu orang, kalau tidak gunung batu mereka telah 

menjual mereka, dan TUHAN telah menyerahkan mereka! 31 Sebab bukanlah 

seperti gunung batu kita gunung batu orang-orang itu; musuh kita boleh 

menjadi hakim! 32 sebetulnya , pohon anggur mereka berasal dari pohon 

anggur Sodom, dan dari kebun-kebun Gomora; buah anggur mereka yaitu  

buah anggur yang beracun, pahit gugusan-gugusannya. 33 Air anggur mereka 

yaitu  racun ular, dan bisa ular tedung yang keras ganas. 34 Bukankah hal 

itu tersimpan pada-Ku, termeterai dalam perbendaharaan-Ku? 35 Hak-Kulah 

dendam dan pembalasan, pada waktu kaki mereka goyang, sebab hari bencana 

bagi mereka telah dekat, akan segera datang apa yang telah disediakan bagi 

mereka. 36 Sebab TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan 

merasa sayang kepada hamba-hamba-Nya; jika  dilihat-Nya, bahwa ke-

kuatan mereka sudah lenyap, dan baik hamba maupun orang merdeka su-

dah tiada. 37 Maka Ia akan berfirman: Di manakah Tuhan  mereka, – gunung 

batu tempat mereka berlindung – 38 yang memakan lemak dari korban sem-

belihan mereka, meminum anggur dari korban curahan mereka? Biarlah me-

reka bangkit untuk menolong kamu, sehingga kamu mendapat perlindungan.

 

Kitab Ulangan 32:26-38 

Sesudah banyak ancaman yang mengerikan tentang murka dan pem-

balasan yang memang pantas diterima, kita mendapati di sini isyarat-

isyarat yang mengejutkan tentang belas kasihan, belas kasihan yang 

tidak pantas diterima, yang menang atas penghakiman. Dan melalui 

isyarat-isyarat ini tampak bahwa Tuhan  tidak berkenan kepada kema-

tian orang berdosa, namun  lebih ingin supaya mereka bertobat dan hi-

dup. 

I. Dalam kecemburuan bagi kehormatan-Nya sendiri, Tuhan  tidak 

akan menghabiskan  mereka (ay. 26-28). 

1. Tidak dapat disangkali bahwa mereka pantas dimusnahkan 

sampai sehabis-habisnya, dan bahwa ingatan kepada mereka 

dari antara manusia harus dilenyapkan, sehingga nama orang 

Israel tidak akan pernah dikenal selain dalam sejarah. Sebab 

mereka itu suatu bangsa yang tidak punya pertimbangan (ay. 

28), bangsa paling dungu yang pernah ada dan yang tidak 

menaruh perhatian, yang tidak mau memercayai kemuliaan 

Tuhan , meskipun mereka melihatnya, tidak pula mau mema-

hami kasih setia-Nya, meskipun mereka telah mengecapnya 

dan hidup darinya. Tentang orang-orang yang bisa mencam-

pakkan Tuhan  seperti itu, hukum seperti itu, dan kovenan se-

perti itu, demi Tuhan -Tuhan  sampah yang sia-sia, sungguh tepat 

jika  dikatakan bahwa tidak ada pengertian pada mereka. 

2. Mudah saja bagi Tuhan  untuk menghancurkan mereka dan 

menghapus ingatan tentang mereka. saat  sebagian besar 

dari mereka terbunuh oleh pedang, hal itu menyerakkan umat 

yang tersisa ke berbagai penjuru bumi yang terpencil. Di sana 

tidak akan pernah terdengar lagi tentang mereka, dan dengan 

demikian ingatan tentang mereka pun sudah dihapuskan. 

Lihat Yehezkiel 5:12. Tuhan  mampu memusnahkan orang-orang 

yang dilindungi oleh kubu yang paling kuat sekalipun, men-

ceraiberaikan mereka yang bersatu begitu erat, dan mengubur 

nama-nama mereka yang paling termasyhur sehingga dilupa-

kan sama sekali. 

3. Keadilan menuntutnya: Aku berfirman, Aku akan meniupkan 

mereka. Sudah sepantasnya orang-orang yang memutus diri 

mereka dari Tuhan  diputus dari bumi. Mengapa mereka tidak 

boleh diperlakukan sesuai dengan perbuatan mereka? 

4. namun  hikmat turut mempertimbangkan juga kesombongan 

dan kekurangajaran musuh, yang akan mengambil kesempat-

an dari kehancuran umat yang pernah begitu dikasihi Tuhan , 

dan yang bagi mereka Ia telah melakukan perkara-perkara 

yang begitu besar, untuk memberi  penghinaan terhadap 

Tuhan  dan membayangkan bahwa sebab  mereka telah menun-

dukkan Israel, maka mereka telah menang telak atas Tuhan  

Israel. Para lawan akan berkata, tangan kami jaya, memang 

jaya, jika  tangan itu terlalu kuat bagi orang-orang yang 

untuk mereka Tuhan  sendiri telah berperang. Para lawan pun 

tidak mau mempertimbangkan bahwa TUHAN yang melakukan 

semuanya ini. Sebaliknya, mereka akan berkhayal bahwa me-

rekalah yang telah melakukannya kendati ada Tuhan , seakan-

akan Tuhan  Israel itu lemah dan tidak berdaya, dan mudah 

digilas, sama seperti para Tuhan  jadi-jadian dari bangsa-bangsa 

lain. 

5. Dengan mempertimbangkan hal ini, belas kasihan menang 

untuk meluputkan umat yang tersisa dan menyelamatkan 

umat yang tidak layak itu dari kehancuran yang sepenuh-pe-

nuhnya: Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh. Ini merupakan 

ungkapan yang biasa diucapkan manusia. Sudah pasti bahwa 

Tuhan  tidak khawatir disakiti oleh manusia, namun  dalam hal ini 

Ia bertindak seolah-olah Ia merasa khawatir. Sedikit orang 

baik di Israel yang peduli akan kehormatan nama Tuhan  itu 

kuatir disakiti oleh musuh dalam perkara ini, lebih dibandingkan  

dalam perkara-perkara lain, seperti Yosua (Yos. 7:9) dan sering 

kali Daud. Dan, sebab  mereka mengkhawatirkan hal ini, 

maka Tuhan  sendiri dikatakan mengkhawatirkannya. Ia tidak 

membutuhkan Musa untuk mengajukan perkara itu kepada-

Nya, namun  mengingatkan diri-Nya sendiri akan hal itu: Apa 

yang akan dikatakan orang Mesir? Hendaklah semua orang 

yang gemetar hatinya sebab  tabut Tuhan  dan Israel kepunya-

an-Nya menghibur diri mereka dengan ini, bahwa Tuhan  akan 

bertindak demi nama-Nya sendiri, dan tidak akan membiarkan 

nama-Nya dinajiskan dan dicemarkan. Betapa pun kita pantas 

dihina, Tuhan  tidak akan pernah menghinakan takhta kemulia-

an-Nya. 

Kitab Ulangan 32:26-38 

II. Dalam kepedulian terhadap kesejahteraan umat Israel, Tuhan  

sungguh-sungguh menginginkan pertobatan mereka. Dan, supaya 

itu terjadi, Ia ingin agar mereka sungguh-sungguh memperhati-

kan kesudahan mereka (ay. 29). Amatilah, 

1. Meskipun Tuhan  telah menyebut mereka sebagai bangsa yang 

bebal dan tidak berpengertian, namun Ia tetap berharap agar 

mereka bijak, seperti dalam pasal 5:29, kiranya hati mereka 

selalu begitu, dan dalam Mazmur 94:8, hai orang-orang bebal, 

bilakah kamu memakai akal budimu? Tuhan  tidak bersuka me-

lihat orang-orang berdosa membinasakan diri mereka sendiri, 

namun  ingin agar mereka menolong diri mereka sendiri. Dan, 

jika mereka bersedia, Ia siap menolong mereka. 

2. Sebuah contoh hikmat yang luar biasa, dan akan banyak 

membantu orang-orang berdosa untuk kembali kepada Tuhan , 

jika mereka bersungguh-sungguh memperhatikan kesudahan 

mereka, atau keadaan mereka di masa mendatang. Yang di-

maksudkan secara khusus di sini yaitu  apa yang sudah di-

nubuatkan Tuhan  melalui Musa mengenai bangsa ini pada 

zaman akhir. namun  itu juga bisa diterapkan secara lebih 

umum. Kita harus memahami dan memperhatikan, 

(1) Kesudahan hidup, dan keadaan jiwa di masa mendatang. 

Kita harus memandang kematian sebagai perpindahan kita 

dari dunia indra jasmani kepada dunia roh, masa terakhir 

kita dalam ujian dan pencobaan, dan jalan masuk kita me-

nuju keadaan yang tidak dapat diubah, di mana kita akan 

mendapat upah dan ganjaran. 

(2) Kesudahan dosa, dan keadaan di masa mendatang bagi 

orang-orang yang hidup dan mati di dalam dosa. Oh semo-

ga saja manusia mau merenungkan kebahagiaan yang 

akan hilang dari mereka, dan kesengsaraan yang ke dalam-

nya mereka pasti akan menjerumuskan diri mereka sendiri, 

jika  mereka tetap hidup dalam kesalahan-kesalahan me-

reka, jika  datang kesudahannya (Yer. 5:31). Yerusalem 

melupakan hal ini, dan oleh sebab itu sangatlah dalam ia 

jatuh (Rat. 1:9). 

III. Tuhan  mengingat kembali perkara-perkara besar yang telah dilaku-

kan-Nya bagi mereka sebelumnya, sebagai alasan mengapa Ia 

tidak membuang mereka sama sekali. Sepertinya inilah makna 

dari perkataan itu (ay. 30-31), “Bagaimana mungkin satu orang 

Israel bisa terlampau tangguh bagi seribu orang Kanaan, seperti 

yang sudah sering terjadi, kalau bukan Tuhan , yang lebih besar 

dibandingkan  semua Tuhan , yang berperang bagi mereka!” Dan dengan 

begitu perkataan ini sesuai dengan perkataan dalam Yesaya 

63:10-11. saat  Ia berubah menjadi musuh mereka, seperti yang 

terjadi di sini, dan memerangi mereka sebab  dosa-dosa mereka, 

teringatlah Ia kepada zaman dahulu kala, dan berkata, di mana-

kah Dia yang membawa mereka naik dari laut? Demikian pula di 

sini, tangan-Nya mulai terulur seperti pada zaman dahulu kala 

terhadap amarah musuh (Mzm. 138:7). Ada kalanya musuh-mu-

suh Israel dijual oleh gunung batu mereka sendiri, yaitu berhala-

berhala sesembahan mereka sendiri, yang tidak sanggup meno-

long mereka, namun  justru mengkhianati mereka, sebab Yahwe, 

Tuhan  Israel, telah mengurung mereka bagaikan domba yang siap 

disembelih. Sebab musuh-musuh sendiri harus mengakui bahwa 

Tuhan -Tuhan  mereka sama sekali bukanlah tandingan Tuhan  Israel. 

sebetulnya , pohon anggur mereka berasal dari pohon anggur 

Sodom (ay. 32-33). Yang dimaksudkan dengan ini pastilah 

musuh-musuh Israel, yang begitu mudah dirobohkan di hadapan 

pedang Israel sebab  mereka sudah matang bagi kehancuran, dan 

takaran kejahatan mereka sudah penuh. Namun ayat-ayat ini 

juga bisa dipahami sebagai kemenangan yang mengherankan dari 

musuh-musuh Israel melawan Israel, saat  Tuhan  memakai mu-

suh-musuh mereka sebagai cambuk murka-Nya (Yes. 10:5-6). “Ba-

gaimana mungkin satu orang Kanaan dapat mengejar seribu 

orang Israel,” seperti yang diancamkan kepada orang-orang yang 

mengharapkan bantuan dari Mesir (Yes. 30:17), seribu orang akan 

lari melihat ancaman satu orang “kecuali gunung batu Israel telah 

meninggalkan dan menyerahkan mereka.” sebab  jika tidak, 

betapa pun mereka menganggap kekuatan mereka berasal dari 

dewa-dewa mereka (Hab. 1:11), sebagaimana orang Filistin me-

ngaitkan kemenangan mereka dengan Dagon, sudah pasti bahwa 

gunung batu musuh-musuh tidak akan mampu mengalahkan gu-

nung batu Israel. Tuhan  akan segera menundukkan musuh-musuh 

mereka (Mzm. 81:15), kalau bukan sebab  kefasikan Israel yang 

menyerahkan mereka ke tangan musuh-musuh. Sebab pohon 

anggur mereka, yaitu  pohon anggur Israel, berasal dari pohon 

Kitab Ulangan 32:26-38 

anggur Sodom (ay. 32-33). Mereka telah ditanam sebagai pokok 

anggur pilihan, dari benih yang sungguh murni, namun sebab  

dosa, mereka telah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar 

(Yer. 2:21). mereka tidak saja mencontoh kejahatan Sodom, namun  

juga melebihinya (Yeh. 16:48). Tuhan  menyebut mereka kebun 

anggur-Nya, tanam-tanaman kegemaran-Nya (Yes. 5:7). Namun 

buah-buah mereka, 

1. Sangat busuk, dan tidak berkenan pada Tuhan , pahit bagaikan 

empedu. 

2. Sangat berbahaya, dan merusak satu sama lain, bagaikan bisa 

ular tedung yang keras ganas. Sebagian penafsir memahami 

ini sebagai hukuman atas mereka. Dosa mereka akan menjadi 

seperti kepahitan yang datang pada akhirnya (2Sam. 2:26), 

yang akan memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa 

seperti beludak (Ayb. 20:14, Ams. 23:32). 

IV. Pada akhirnya Tuhan  menetapkan hati untuk membinasakan 

orang-orang yang telah menganiaya dan menindas bangsa Israel. 

saat  piala dengan isinya yang memusingkan diedarkan, raja 

Babel harus minum dari piala itu pada akhirnya (Yer. 25:26; Yes. 

2:22-23). Harinya akan tiba saat  penghukuman yang dimulai di 

rumah Tuhan  akan berakhir pada orang berdosa dan orang fasik 

(1Ptr. 4:17-18). Tuhan  pada waktunya akan menjatuhkan musuh-

musuh jemaat. 

1. Dalam murka terhadap kefasikan mereka, yang diperhatikan-

Nya, dan disimpan dalam catatan-Nya (ay. 34-35). “Bukankah 

kegeraman musuh-musuh yang tidak dapat dihilangkan ter-

hadap Israel itu tersimpan pada-Ku, untuk diperhitungkan di 

lalu  hari, saat  diperlihatkan bahwa hak-Kulah dendam 

dan pembalasan?” Sebagian penafsir memahaminya sebagai 

dosa umat Israel, terutama penganiayaan mereka terhadap 

para nabi, yang tersimpan melawan mereka mulai dari darah 

Habel, orang benar itu (Mat. 23:35). Apa pun itu, hal ini meng-

ajarkan kepada kita bahwa kefasikan orang fasik tersimpan 

pada Tuhan . 

(1) Tuhan  mengamati kefasikan itu (Mzm. 90:8). Ia mengetahui 

seperti apa pohon anggur maupun buahnya, seperti apa 

watak pikiran manusia dan seperti apa perbuatan-perbuat-

an hidupnya. 

(2) Tuhan  menyimpan catatan tentang kefasikan itu, baik dalam 

kemahatahuan-Nya sendiri maupun dalam hati nurani 

orang berdosa. Hal ini termeterai dalam perbendaharaan-

Nya, yang menandakan keamanan dan juga kerahasiaan-

nya. Kitab-kitab ini tidak akan hilang, tidak pula akan di-

buka sebelum tiba hari penghakiman agung. Lihat Hosea 

13:12. 

(3) Tuhan  kerap menangguhkan penghukuman atas dosa untuk 

waktu yang sangat lama. Penghukuman itu tersimpan, 

hingga takarannya penuh, dan hari kesabaran ilahi sudah 

berakhir. Lihat Ayub 21:28-30. 

(4) Akan tiba hari perhitungan, saat  semua perbendaharaan 

kesalahan dan murka ditumpahkan, dan dosa orang-orang 

berdosa pasti dinyatakan kepada mereka. 

[1] Perhitungan itu sendiri pasti akan dilakukan, sebab 

Tuhan yaitu  Tuhan  pembalas, dan oleh sebab  itu Ia 

akan memberi pembalasan (Yes. 59:18). Hal ini dikutip 

oleh sang rasul untuk menunjukkan kedahsyatan mur-

ka Tuhan  terhadap orang-orang yang memberontak dari 

iman kepada Kristus (Ibr. 10:30). 

[2] Perhitungan itu akan dilakukan pada waktunya, pada 

waktu yang terbaik. Bahkan, perhitungan itu akan dila-

kukan dalam waktu dekat. Hari bencana bagi mereka te-

lah dekat. Dan, meskipun tampak berlambat-lambat, 

hari itu tetap berjalan, tidak tidur, namun  bergegas. Dalam 

satu jam saja, penghukuman atas Babel pun datang. 

2. Tuhan  akan menjatuhkan musuh-musuh Israel dalam belas ka-

sihan terhadap umat-Nya sendiri, yang meskipun telah sangat 

membangkitkan murka-Nya, namun tetap berhubungan de-

ngan Dia, dan kesengsaraan mereka berseru kepada belas 

kasihan-Nya. TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya 

(ay. 36). Artinya, Tuhan akan memberi keadilan kepada mere-

ka melawan musuh-musuh mereka, membela perkara mereka, 

dan mematahkan kuk penindasan yang di bawahnya mereka 

sudah lama mengerang, sebab Ia merasa sayang kepada ham-

ba-hamba-Nya. Ia tidak mengubah pikiran-Nya, namun  meng-

Kitab Ulangan 32:26-38 

ubah jalan-Nya, dan berperang bagi mereka, sama seperti Ia 

telah berperang melawan mereka, jika  dilihat-Nya, bahwa 

kekuatan mereka sudah lenyap. Hal ini jelas menunjuk pada 

pembebasan-pembebasan yang diadakan Tuhan  bagi Israel me-

lalui para hakim, dari tangan orang-orang yang kepada mereka 

Ia telah menjual Israel akibat dosa-dosa mereka. Lihat Hakim-

hakim 2:11-18. Betapa TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-

Nya melihat kesukaran Israel (Hak. 10:16), dan ini terjadi ke-

tika mereka sudah tidak berdaya lagi. Tuhan  menolong mereka 

saat  mereka tidak sanggup menolong diri mereka sendiri. 

Sebab baik hamba maupun orang merdeka sudah tiada. Arti-

nya, tidak ada lagi seorang pun yang tinggal di kota-kota besar 

ataupun di kota-kota berkubu, tempat mereka dikurung, tidak 

pula ada seorang pun yang tinggal di rumah-rumah pedesaan 

yang terpencar, di mana mereka dibiarkan hidup berjauhan 

dari para tetangga mereka. Perhatikanlah, waktu Tuhan  untuk 

tampil membebaskan umat-Nya yaitu  saat  keadaan mereka 

sudah sampai pada titik yang paling genting. Tuhan  menguji 

iman umat-Nya, dan menggugah doa mereka, dengan mem-

biarkan segala sesuatunya sampai pada keadaan yang paling 

buruk. Pada saat itu Ia mengagungkan kuasa-Nya sendiri, dan 

membuat wajah musuh-musuh-Nya malu, dan memenuhi hati 

umat-Nya dengan sukacita yang jauh lebih besar, dengan me-

nyelamatkan mereka dari keadaan yang sudah gawat, seperti 

puntung yang ditarik dari kebakaran. 

3. Tuhan  akan menjatuhkan musuh-musuh Israel dalam penghi-

naan dan celaan terhadap patung-patung berhala (ay. 37-38). 

Di manakah Tuhan  mereka? Hal ini dapat dipahami dengan dua 

cara: 

(1) Bahwa Tuhan  akan melakukan bagi umat-Nya apa yang 

tidak mampu dilakukan bagi mereka oleh berhala-berhala 

yang mereka sembah. Mereka telah meninggalkan Tuhan , 

dan sudah sangat royal dalam mempersembahkan korban-

korban bagi berhala-berhala. Mereka telah membawa ke 

atas mezbah-mezbah mereka lemak dari korban sembelihan 

mereka dan anggur dari korban curahan mereka, yang me-

reka sangka akan dimakan dan diminum oleh dewa-dewa 

mereka, dan yang turut mereka nikmati bersama dengan 

dewa-dewa itu. “Sekarang,” kata Tuhan , “apakah Tuhan -Tuhan  

yang sudah kamu rayu, dengan memakan biaya yang be-

gitu besar itu, akan menolongmu dalam kesesakanmu, dan 

dengan begitu membayar kembali semua biaya yang telah 

kamu habiskan untuk beribadah kepada mereka? Pergi 

sajalah berseru kepada para Tuhan  yang telah kamu pilih itu, 

biar merekalah yang menyelamatkan kamu (Hak. 10:14). 

Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan mereka akan ke-

bodohan mereka dalam meninggalkan Tuhan  yang sanggup 

menolong mereka demi Tuhan -Tuhan  yang tidak sanggup me-

lakukannya, dan dengan demikian membuat mereka ber-

tobat dan layak untuk dibebaskan. saat  perempuan yang 

berzinah mengejar para kekasihnya, namun  tidak mencapai 

mereka, dan berdoa kepada berhala-berhalanya, namun  

tidak mendapat kebaikan dari mereka, maka dia akan 

berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang 

pertama (Hos. 2:6; Yes. 16:12; Yer. 2:27-28). Atau, 

(2) Bahwa Tuhan  akan melakukan tindakan terhadap musuh-

musuh-Nya, dan berhala-berhala yang sudah mereka sem-

bah tidak dapat menyelamatkan mereka dari tindakan 

Tuhan  itu. Sanherib dan Nebukadnezar dengan berani me-

nantang Tuhan  Israel untuk membebaskan orang-orang yang 

menyembah Dia (Yes. 37:10; Dan. 3:15), dan Tuhan  benar-

benar membebaskan mereka, sehingga mempermalukan 

musuh-musuh mereka. namun  Tuhan  Israel menantang dewa 

Bel dan dewa Nebo untuk membebaskan orang-orang yang 

menyembah mereka, untuk bangkit dan menolong mereka, 

dan menjadi pelindung mereka (Yes. 47:12-13). Namun ke-

dua dewa itu sama sekali tidak mampu menolong para pe-

nyembah itu, dan justru mereka sendiri, yaitu patung-

patung mereka, sebab mereka memang patung semata-

mata, harus pergi sebagai tawanan (Yes. 46:1-2). Perhati-

kanlah, orang-orang yang menaruh percaya kepada gunung 

batu selain Tuhan  akan mendapati bahwa gunung batu itu 

ternyata pasir belaka pada masa kesesakan mereka. Gu-

nung batu itu tidak akan berdaya menolong mereka pada 

saat mereka paling membutuhkannya. 

 

Kitab Ulangan 32:39-43 

Nyanyian Musa 

(32:39-43)  

39 Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Tuhan  kecuali Aku. 

Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, 

namun  Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat 

melepaskan dari tangan-Ku. 40 sebetulnya , Aku mengangkat tangan-Ku 

ke langit, dan berfirman: Demi Aku yang hidup selama-lamanya, 41 jika  

Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang 

penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan meng-

adakan pembalasan kepada yang membenci Aku. 42 Aku akan memabukkan 

anak panah-Ku dengan darah, dan pedang-Ku akan memakan daging: darah 

orang-orang yang mati tertikam dan orang-orang yang tertawan, dari kepala-

kepala musuh yang berambut panjang. 43 Bersorak-sorailah, hai bangsa-

bangsa sebab  umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, 

Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian bagi 

tanah umat-Nya.” 

Penutup nyanyian ini berbicara mengenai tiga hal: 

I. Kemuliaan bagi Tuhan  (ay. 39). “Lihatlah sekarang tentang seluruh 

perkara ini, bahwa Aku, Akulah Dia. Pelajarilah hal ini dari kehan-

curan para penyembah berhala, dan ketidakmampuan berhala-

berhala mereka untuk menolong mereka.” Tuhan  yang maha besar 

di sini menuntut kemuliaan, 

1. sebab  Ia ada dari diri-Nya sendiri: Aku, Akulah Dia. Demi-

kianlah Musa mengakhiri nyanyian itu dengan nama Tuhan  

yang melaluinya ia pertama-tama dibuat mengenal-Nya (Kel. 

3:14), “AKU yaitu  AKU. Akulah Dia yang sudah ada, yang 

akan ada, yang telah Kujanjikan akan ada, dan yang telah Ku-

ancamkan akan ada. Semua orang akan mendapati bahwa 

Aku setia memegang perkataan-Ku.” Targum kaum Uziel meng-

uraikannya sebagai berikut: saat  firman Tuhan menyatakan 

diri-Nya untuk menebus umat-Nya, Ia akan berkata kepada 

semua orang, lihatlah bahwa sekarang Aku yaitu  sebagai-

mana Aku ada, sudah ada, dan akan ada. Kita mengetahui 

dengan baik bagaimana menerapkan perkataan ini pada Dia 

yang berkata kepada Yohanes, Aku yaitu  yang ada dan yang 

sudah ada dan yang akan datang (Why. 1:8). Perkataan ini, 

Aku, Akulah Dia, kerap kita temui dalam pasal-pasal dari kitab 

Yesaya, saat  Tuhan  mendorong umat-Nya untuk mengharap-

kan pembebasan mereka dari Babel (Yes. 41:4; 43:11, 13, 25, 

46:4). 


2. sebab  Dialah satu-satunya yang maha tinggi. “Tidak ada Tuhan  

kecuali Aku. Tidak ada yang dapat menolong kecuali Aku, tidak 

ada yang dapat menandingi Aku.” Lihat Yesaya 43:10-11. 

3. sebab  Ia berdaulat secara mutlak, dan Dialah sumber segala 

tindakan: Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan. 

Artinya, segala kejahatan dan kebaikan datang dari tangan-

Nya dan dibiarkan terjadi dalam penyelenggaraan-Nya. Ia mem-

bentuk baik terang kehidupan maupun gelapnya kematian 

(Yes. 45:7; Rat. 3:37-38). Atau, Ia mematikan dan meremuk-

kan musuh-musuh-Nya, namun  menyembuhkan dan menghi-

dupkan umat-Nya sendiri. Ia mematikan dan meremukkan 

dengan penghakiman-penghakiman-Nya orang-orang yang mem-

belot dan memberontak terhadap-Nya. Akan namun , saat  me-

reka berbalik dan betobat, Ia menyembuhkan mereka, dan 

menghidupkan mereka dengan belas kasihan dan anugerah-

Nya. Atau ayat ini menunjukkan wewenang-Nya yang tidak 

dapat dibantah untuk mengatur semua makhluk ciptaan-Nya, 

dan keberadaan yang telah diberikan-Nya kepada mereka, se-

hingga melalui mereka Ia dapat memenuhi maksud-maksud-

Nya sendiri: Dibunuhnya siapa yang dikehendaki-Nya dan di-

biarkan-Nya hidup siapa yang dikehendaki-Nya, saat  peng-

hakiman-penghakiman-Nya dijatuhkan. Atau bisa juga berarti, 

walaupun Ia membunuh, namun Ia menghidupkan kembali: 

walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi (Rat. 3:32). 

Walaupun Ia telah menerkam, Ia akan menyembuhkan kita 

(Hos. 6:1-2). Targum Yerusalem membacanya, Aku membunuh 

mereka yang hidup di dunia ini, dan menghidupkan mereka 

yang mati di dunia lain. Beberapa ahli Yahudi sendiri sudah 

mencermati bahwa kematian, dan kehidupan sesudahnya, 

yaitu  kehidupan kekal, tersirat dalam kata-kata ini. 

4. sebab  Ia memiliki kuasa yang tidak dapat dilawan, dan tidak 

dapat dikendalikan: Seorang pun tidak ada yang dapat mele-

paskan dari tangan-Ku orang-orang yang telah Kutandai untuk 

dibinasakan. Sama seperti tidak ada pengecualian yang dapat 

dibuat atas hukuman yang dijatuhkan oleh keadilan Tuhan , 

begitu juga tidak ada yang dapat lolos dari pelaksanaan-pelak-

sanaan hukuman yang dikerahkan oleh kuasa-Nya. 

Kitab Ulangan 32:39-43 

II. Kengerian bagi musuh-musuh-Nya (ay. 40-42). Memang kenge-

rianlah yang akan dirasakan oleh orang-orang yang membenci 

Dia, yaitu mereka yang berbakti kepada Tuhan -Tuhan  lain, yang se-

ngaja tetap tidak mau menaati hukum ilahi, dan yang menjahati 

serta menganiaya hamba-hamba-Nya yang setia. Kepada mereka 

inilah Tuhan  akan mengadakan pembalasan, yaitu musuh-musuh-

Nya yang tidak suka Dia memerintah atas mereka. Untuk mem-

peringatkan orang-orang seperti itu agar bertobat dan kembali 

setia kepada-Nya pada waktunya, murka Tuhan  di sini dinyatakan 

dari sorga melawan mereka. 

1. Hukuman ilahi itu disahkan dengan sebuah sumpah (ay. 40): 

Tuhan  mengangkat tangan-Nya ke langit, tempat kediaman ke-

kudusan-Nya. Ini merupakan tanda yang sangat penting yang 

pada zaman dulu biasa digunakan dalam bersumpah (Kej. 

14:22). sebab  Tuhan  tidak dapat bersumpah demi sesuatu 

yang lebih besar, maka Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri 

dan hidup-Nya sendiri. Betapa sengsara dan celakanya orang, 

jika  firman dan sumpah Tuhan  diucapkan melawan mereka. 

Tuhan telah bersumpah, dan tidak akan menyesal, bahwa 

dosa para pendosa akan menghancurkan mereka sendiri apa-

bila mereka terus hidup di dalamnya. 

2. Persiapan yang diadakan untuk melaksanakan hukuman: Pe-

dang yang berkilat-kilat diasah. Lihat Mazmur 7:13. Itu yaitu  

pedang yang di langit sudah mengamuk (Yes. 34:5). Sementara 

pedang diasah, kesempatan diberikan kepada orang berdosa 

untuk bertobat dan berdamai dengan-Nya. jika  ia meng-

abaikan hal ini, maka tusukan pedang itu akan semakin 

dalam. Dan sama seperti pedang diasah, demikian pula tangan 

yang akan menggunakannya memegang penghukuman dengan 

tekad untuk menuntaskannya. 

3. Pelaksanaan hukuman itu sendiri akan sangat mengerikan: 

Pedang akan memakan daging dengan berlimpah, dan anak 

panah akan dimabukkan dengan darah, begitu banyak darah 

yang akan tertumpah, darah orang-orang yang terbunuh di 

medan perang, dan darah orang-orang tawanan. Dan para ta-

wanan itu tidak akan mendapat ampun, namun  akan dihukum 

mati dalam peperangan. jika  Ia memulai pembalasan, Ia 

juga akan menuntaskannya. Sebab dalam hal ini juga pekerja-

an-Nya sungguh sempurna. Para penafsir dibuat sangat bi-


ngung dengan kalimat terakhir: Dari kepala-kepala musuh yang 

berambut panjang (ay. 42, KJV: Dari permulaan pembalasan-pem-

balasan terhadap musuh). Cendekiawan Uskup Patrick  berpen-

dapat bahwa ayat itu bisa juga dibaca seperti ini, dari raja sam-

pai kepada budak para musuh (Yer. 50:35-37). saat  pedang 

murka Tuhan  terhunus, maka darah akan tertumpah, darah 

setinggi kekang kuda (Why. 14:20). 

III. Penghiburan bagi umat-Nya sendiri (ay. 43): Bersorak-sorailah, hai 

bangsa-bangsa sebab  umat-Nya. Musa mengakhiri nyanyian ini 

dengan kata-kata sukacita. Sebab di dalam Israel milik Tuhan  

terdapat umat yang tersisa yang kesudahannya yaitu  damai 

sejahtera. Umat Tuhan  akan bersukacita pada akhirnya, akan ber-

sukacita untuk selama-lamanya. Di sini disebutkan tiga hal 

sebagai pokok sukacita itu: 

1. Diperluasnya batas-batas jemaat. Rasul Paulus menerapkan 

kata-kata pertama dari ayat ini kepada pertobatan bangsa-

bangsa bukan Yahudi. Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa, 

dengan umat-Nya (Rm. 15:10). Lihatlah apa yang dikerjakan 

anugerah Tuhan  dalam pertobatan jiwa-jiwa. Anugerah Tuhan  

membuat jiwa-jiwa bersukacita dengan umat Tuhan . Sebab aga-

ma yang sejati membuat kita mengenal sukacita yang sejati. 

Alangkah kelirunya orang-orang yang menyangka bahwa aga-

ma cenderung membuat orang menjadi pemurung. 

2. Pembalasan atas perselisihan-perselisihan jemaat dengan mu-

suh-musuhnya. Ia akan mengadakan pembalasan untuk darah 

hamba-hamba-Nya, dan kelak akan tampak betapa berharganya 

darah mereka bagi-Nya. Sebab orang-orang yang menumpah-

kannya akan diberi darah untuk mereka minum. 

3. Belas kasihan yang disediakan Tuhan  bagi jemaat-Nya, dan bagi 

semua yang menjadi milik jemaat: Ia akan mengadakan pen-

damaian bagi tanah umat-Nya. Artinya, bagi semua orang di 

mana saja yang takut akan Dia dan beribadah kepada-Nya. 

Apa pun penghakiman-penghakiman yang dijatuhkan atas 

orang berdosa, umat Tuhan  akan baik-baik saja. Dalam hal ini, 

biarlah orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi bersuka-

cita bersama-sama. 

 

Kitab Ulangan 32:44-52 

Nasihat Musa yang Terakhir 

(32:44-52)  

44 Lalu datanglah Musa bersama-sama dengan Yosua bin Nun dan menyam-

paikan ke telinga bangsa itu segala perkataan nyanyian tadi. 45 Sesudah  Musa 

selesai menyampaikan segala perkataan itu kepada seluruh orang Israel, 46 

berkatalah ia kepada mereka: “Perhatikanlah segala perkataan yang kuperi-

ngatkan kepadamu pada hari ini, supaya kamu memerintahkannya kepada 

anak-anakmu untuk melakukan dengan setia segala perkataan hukum 

Taurat ini. 47 Sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu, namun  

itulah hidupmu, dan dengan perkataan ini akan lanjut umurmu di tanah, ke 

mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.” 48 

Pada hari itulah juga TUHAN berfirman kepada Musa: 49 “Naiklah ke atas 

pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan 

Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel 

menjadi miliknya, 50 lalu  engkau akan mati di atas gunung yang akan 

kaunaiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama 

seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan 

kepada kaum leluhurnya – 51 oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap 

Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di 

padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku 

di tengah-tengah orang Israel. 52 Engkau boleh melihat negeri itu terbentang 

di depanmu, namun  tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan ke-

pada orang Israel.” 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Penyerahan nyanyian ini secara khidmat kepada umat Israel (ay. 

44-45). Musa menyampaikannya kepada sebanyak mungkin orang 

yang dapat mendengarnya, sementara Yosua, dalam kumpulan 

jemaat lain, pada saat yang sama, menyampaikannya kepada se-

banyak mungkin orang yang dapat dijangkau suaranya. Dengan 

demikian, sebab  nyanyian itu keluar dari mulut kedua pemimpin 

mereka, yaitu  Musa yang sedang meletakkan jabatannya, dan 

Yosua yang akan mengambil alih jabatan itu, mereka akan meli-

hat bahwa keduanya sehati dan sepikiran. Dan bahwa, meskipun 

ada perubahan pemimpin pada mereka, namun tidak ada per-

ubahan dalam perintah ilahi. Yosua, seperti juga Musa, akan 

menjadi saksi melawan mereka jika  mereka sampai mening-

galkan Tuhan . 

II. Amanat yang sungguh-sungguh kepada bangsa Israel untuk mem-

perhatikan perkataan ini dan semua perkataan baik yang lain yang 

sudah disampaikan Musa kepada mereka. Betapa ia sungguh-

sungguh merindukan mereka semua, betapa sangat inginnya dia 

agar firman Tuhan  menanamkan kesan-kesan yang mendalam dan 


 1008

abadi dalam diri mereka, betapa ia cemburu kepada mereka de-

ngan cemburu ilahi, supaya jangan sampai mereka mengabaikan 

perkara-perkara besar ini! 

1. Kewajiban-kewajiban yang dibebankannya kepada mereka 

yaitu , 

(1) Agar mereka sendiri memperhatikan semua perkataan ini 

dengan sungguh-sungguh: “Pusatkanlah perhatianmu ke-

pada hukum-hukum ini, dan juga kepada semua janji dan 

ancaman, semua berkat dan kutuk, dan sekarang pada 

akhirnya kepada nyanyian ini. Hendaklah pikiranmu tercu-

rah untuk merenungkan hal-hal ini, dan tergerak olehnya. 

Niatkanlah hatimu untuk menjalankan kewajibanmu, dan 

berpeganglah padanya dengan sepenuh hati.” 

(2) Agar mereka meneruskan semuanya ini dengan setia ke-

pada angkatan-angkatan yang akan datang sesudah mere-

ka: “Apa pun kepentingan, atau pengaruh, yang engkau mi-

liki atas anak-anakmu, gunakanlah semuanya itu untuk 

tujuan ini. Dan perintahkanlah mereka (sebagaimana yang 

dilakukan bapamu Abraham, Kej. 18:19) untuk melakukan 

dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini. Orang-

orang yang memang baik tidak bisa tidak pasti mengingin-

kan agar anak-anak mereka juga sama baiknya seperti 

mereka, dan supaya keturunan mereka tetap memelihara 

agama pada masa hidup mereka dan agar kelangsungan-

nya untuk seterusnya tidak terhenti. 

2. Alasan-alasan yang dipakai Musa untuk meyakinkan bangsa 

Israel supaya hidup beragama dan bertekun di dalamnya ada-

lah, 

(1) Sangat pentingnya hal-hal itu sendiri yang telah diamanat-

kannya kepada mereka (ay. 47): “Perkataan ini bukanlah 

perkataan hampa bagimu, namun  itulah hidupmu. Ini bukan-

lah hal yang biasa saja, melainkan sesuatu yang mutlak 

penting. Ini bukanlah hal sepele, melainkan perkara yang 

besar akibatnya, perkara hidup dan mati. Perhatikanlah 

hal itu, maka kamu akan terpelihara selamanya. Abaikan-

lah itu, maka kamu akan binasa selamanya.” Oh seandai-

nya saja manusia mau diyakinkan sepenuhnya akan hal 

Kitab Ulangan 32:44-52 

 1009 

ini, bahwa agama yaitu  hidup mereka, bahkan hidup jiwa 

mereka! 

(2) Keuntungan luar biasa yang akan mereka peroleh dari se-

mua perkataan ini: Dengan perkataan ini akan lanjut umur-

mu di Kanaan. Ini merupakan janji yang melambangkan 

kehidupan kekal yang tentangnya Kristus telah meyakin-

kan kita bahwa orang-orang yang menuruti segala perintah 

Tuhan  akan masuk ke dalamnya (Mat. 19:17). 

III. Perintah-perintah yang diberikan kepada Musa berkenaan dengan 

kematiannya. sebab  sekarang saksi yang termasyhur bagi Tuhan  

ini telah menyelesaikan kesaksiannya, maka ia harus naik ke 

Gunung Nebo dan mati di sana. Dalam nubuat tentang kedua 

saksi Kristus, ada rujukan yang jelas pada Musa dan Elia (Why. 

11:6). Dan mungkin kepergian kedua saksi itu, sebab  mati seba-

gai martir, tidak kurang mulia dibandingkan  kepergian Musa ataupun 

Elia. Perintah-perintah diberikan kepada Musa pada hari itu juga 

(ay. 48). sebab  sekarang Musa sudah merampungkan pekerjaan-

nya, untuk apa ia ingin hidup sehari lebih lama lagi? Ia memang 

pernah berdoa agar diizinkan menyeberangi sungai Yordan, namun  

sekarang ia sudah puas sepenuhnya, dan, seperti yang diperin-

tahkan Tuhan  kepadanya, ia tidak lagi membicarakan perkara itu. 

1. Di sini Tuhan  mengingatkan Musa akan dosa yang telah men-

jadi kesalahannya, yang sebab nya ia dilarang memasuki Ka-

naan (ay. 51), supaya ia dapat lebih sabar menanggung tegur-

an akibat dosanya itu, dan supaya sekarang ia dapat kembali 

menyesali perkataan yang diucapkannya dengan gegabah itu. 

Sebab sungguh baik jika  orang-orang yang paling baik mati 

sambil menyesali kelemahan-kelemahan yang mereka sadari 

sendiri. Kelalaianlah yang membuat Tuhan  murka seperti itu. 

Musa tidak menghormati kekudusan Tuhan , seperti yang seha-

rusnya ia lakukan, di tengah-tengah orang Israel. Ia tidak ber-

perilaku pantas dalam melaksanakan perintah-perintah yang 

diterimanya pada waktu itu. 

2. Tuhan  mengingatkan Musa tentang kematian Harun, kakaknya 

(ay. 50), supaya kematiannya sendiri terasa lebih biasa untuk-

nya dan tidak begitu menakutkan. Perhatikanlah, sungguh 

dorongan yang besar bagi kita, jika  sedang menjelang ajal, 

kita mengingat sahabat-sahabat yang telah mendahului kita 


 1010

melewati lembah kekelaman itu, terutama mengingat Kristus, 

Saudara dan Imam Besar kita. 

3. Tuhan  menyuruh Musa untuk naik ke atas pegunungan, dan 

dari sana memandang tanah Kanaan, lalu mati (ay. 49-50). 

Ingatan akan dosanya bisa saja membuat kematian terasa me-

ngerikan baginya, namun  pemandangan Kanaan yang diper-

lihatkan kepadanya oleh Tuhan  menghilangkan kengerian itu, 

sebab  ini merupakan tanda bahwa Tuhan  telah berdamai 

dengannya. Ini juga merupakan petunjuk jelas baginya bahwa 

meskipun dosanya telah menjauhkannya dari Kanaan dunia-

wi, namun itu tidak akan membuatnya kehilangan negeri yang 

lebih baik itu, yang di dunia ini hanya dapat dilihat dengan 

mata iman. Perhatikanlah, orang dapat meninggal dengan te-

nang dan damai kapan pun Tuhan  memanggil mereka, kendati 

mereka teringat akan dosa-dosa mereka, jika  mereka me-

miliki keyakinan yang kuat dan pengharapan yang teguh akan 

kehidupan kekal sesudah kematian.  

 

 

 

PASAL 33  

usa masih belum selesai berkata-kata dengan orang Israel. Ia 

terkesan sudah siap meninggalkan mereka pada bagian penu-

tup pasal sebelumnya, namun  ternyata masih ada lagi yang hendak 

disampaikannya. Ia sudah menyampaikan kepada mereka khotbah 

perpisahan, sebuah petuah yang sangat padat berisi dan menyentuh 

hati. Sesudah  khotbah itu, ia juga telah memberi  sebuah nyanyian, 

sebuah nyanyian yang panjang, dan sekarang tidak ada lagi yang 

harus disampaikannya selain melepas mereka dengan berkat. Berkat 

itu diucapkannya pada pasal ini dalam nama Tuhan, dan seusai itu, 

ia pun pergi meninggalkan mereka. 

I. Musa menyatakan bahwa mereka semua diberkati dalam 

segala hal yang telah dilakukan Tuhan  bagi mereka, terutama 

dalam memberi mereka hukum-Nya (ay. 2-5). 

II. Musa menyatakan berkat ke atas tiap-tiap suku, yang meru-

pakan doa bagi kebahagiaan mereka maupun nubuatan ten-

tang kebahagiaan itu. 

1. Suku Ruben (ay. 6). 

2. Suku Yehuda (ay. 7). 

3. Suku Lewi (ay. 8-11). 

4. Suku Benyamin (ay. 12). 

5. Suku Yusuf (ay. 13-17). 

6. Suku Zebulon dan Suku Isakhar (ay. 18-19). 

7. Suku Gad (ay. 20-21). 

8. Suku Dan (ay. 22). 

9. Suku Naftali (ay. 23). 

10. Suku Asyer (ay. 24-25). 


 1012

III. Musa menyatakan bahwa mereka semua secara umum diber-

kati oleh sebab  siapa Tuhan  bagi mereka, dan apa yang akan 

dilakukan-Nya untuk mereka jika  mereka taat (ay. 26, 

dst.). 

Berkat Musa atas Israel 

(33:1-5) 

1 Inilah berkat yang diberikan Musa, abdi Tuhan  itu, kepada orang Israel sebe-

lum ia mati. 2 Berkatalah ia: “TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada 

mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari 

tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tam-

pak kepada mereka api yang menyala. 3 Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; 

semua orang-Nya yang kudus – di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-

Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu. 4 Musa telah me-

merintahkan hukum Taurat kepada kita, suatu milik bagi jemaah Yakub. 5 Ia 

menjadi raja di Yesyurun, saat  kepala-kepala bangsa datang berkumpul, 

yaitu  segala suku Israel bersama-sama. 

Ayat pertama merupakan judul pasal ini: inilah berkat. Pada pasal 

sebelumnya, Musa telah menggelegarkan kengerian-kengerian Tuhan 

melawan Israel sebab  dosa mereka. Itu yaitu  pasal yang serupa 

dengan gulungan Kitab Yehezkiel, penuh ratapan, dukacita, dan 

petaka. Sekarang untuk melembutkan hal itu, dan untuk tidak 

meninggalkan kesan bahwa Musa berpamitan dalam amarah, ia di 

sini menambahkan berkat, dan meninggalkan damai sejahteranya, 

yang akan turun dan tinggal tetap di antara mereka yang merupakan 

orang-orang yang layak menerima damai sejahtera. Demikian pula 

perbuatan terakhir Kristus di bumi yaitu  memberkati murid-murid-

Nya (Luk. 24:50), seperti yang diperbuat Musa di sini, sebagai tanda 

perpisahan  di antara para sahabat. Musa memberkati mereka, 

1. Sebagai seorang nabi – seorang abdi Tuhan . Perhatikanlah, mem-

punyai bagian dalam doa-doa orang yang memiliki  bagian di 

sorga yaitu  hal yang sangat didambakan. Itulah upah nabi. Da-

lam berkat ini, Musa tidak hanya mengungkapkan pengharapan-

pengharapannya yang baik bagi bangsa ini, namun  juga melalui roh 

nubuatan menubuatkan hal-hal yang akan terjadi menyangkut 

mereka. 

2. Sebagai orangtua bagi Israel, sebab  seperti itulah para pemimpin 

yang baik bagi rakyatnya. Yakub menjelang kematiannya mem-

berkati anak-anak lelakinya (Kej. 49:1), dan untuk mengikuti 

Kitab Ulangan 33:1-5 

 1013 

teladan inilah Musa di sini memberkati suku-suku keturunan 

anak-anak Yakub, untuk menunjukkan bahwa meskipun mereka 

sudah berlaku sangat menjengkelkan, namun penerusan berkat 

itu tidaklah terputus. Pemberkatan yang dilakukan Musa sesaat 

sebelum kematiannya ini tidak hanya akan lebih besar kemung-

kinannya untuk meninggalkan suatu kesan dalam diri mereka, 

namun  juga akan memperlihatkan kehendak Musa yang sungguh 

baik bagi mereka, bahwa ia menginginkan kebahagiaan mereka, 

meskipun ia harus mati dan tidak turut berbagi di dalam kebaha-

giaan itu. 

Musa mengawali berkatnya dengan gambaran yang luhur ten-

tang penampakan-penampakan Tuhan  yang mulia kepada mereka 

pada waktu Ia memberi mereka hukum-Nya, dan manfaat luar 

biasa yang mereka peroleh dari tindakan Tuhan  ini . 

I. Pada waktu itu keagungan ilahi  disingkapkan secara kasat mata 

dan berkilau, yang cukup untuk meyakinkan, dan selamanya mem-

bungkam, orang-orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan dan 

tidak beriman kepada-Nya, untuk menggugah dan menyadarkan 

orang-orang yang paling bodoh dan tak acuh sekalipun, dan untuk 

mempermalukan segala kecenderungan hati yang tersembunyi 

untuk menyembah Tuhan -Tuhan  lain (ay. 2). 

1. Penampakan-Nya sungguh mulia. Ia bersinar laksana mata-

hari saat  Ia bangkit dan maju dengan kekuatan-Nya. Bah-

kan Seir dan Paran, dua pegunungan yang letaknya berjauh-

an, diterangi oleh kemuliaan ilahi yang tampak di gunung 

Sinai, dan keduanya memantulkan pancaran-pancaran sinar 

kemuliaan itu. Begitu terang penampakan itu, dan begitu di-

perhatikan oleh bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Nabi Ha-

bakuk mengacu kepada peristiwa ini, saat  ia menjabarkan 

keajaiban-keajaiban dari penyelenggaraan ilahi (Hab. 3:3-4; 

Mzm. 18:8-10). Targum Yerusalem memiliki penjelasan yang 

mengherankan tentang hal ini, bahwa, “pada waktu Tuhan  tu-

run untuk memberi  hukum Taurat, Ia menawarkannya di 

gunung Seir kepada orang Edom, namun  mereka menolaknya, 

sebab  mereka menemukan bahwa di dalamnya ada tertulis, 

jangan membunuh. lalu  Tuhan  menawarkannya di gu-

nung Paran kepada orang Ismael, namun  mereka pun menolak-

nya, sebab  mereka menemukan bahwa di dalamnya ada ter-

tulis, jangan mencuri. Lalu Tuhan  datang ke gunung Sinai dan 

menawarkannya kepada orang Israel, dan mereka berkata, se-

gala yang difirmankan Tuhan akan kami lakukan.” Saya tidak 

akan menuliskan kesombongan diri yang sungguh tidak ber-

dasar seperti itu kalau saja itu bukan suatu karya dari masa 

lampau. 

2. Iring-iringan yang menyertai-Nya sungguh mulia. Tuhan  datang 

bersama dengan rombongan besar-Nya yang kudus, seperti 

yang sudah sejak dulu dinubuatkan oleh Henokh tentang ba-

gaimana Tuhan  akan datang pada akhir zaman untuk meng-

hakimi dunia (Yud. 1:14). Mereka ini yaitu  para malaikat, 

kereta-kereta Tuhan  yang di tengah-tengahnya Tuhan berada, di 

tempat kudus itu (Mzm. 68:18). Mereka mengiringi keagungan 

ilahi, dan ditugasi sebagai pelayan-pelayan-Nya pada hari yang 

penuh kekhidmatan itu. Itulah sebabnya hukum Taurat dika-

takan disampaikan oleh malaikat-malaikat (Kis. 7:53; Ibr. 2:2). 

II. Tuhan  memberi  kepada orang Israel hukum-Nya, 

1. Yang disebut sebagai api yang menyala (ay. 2, KJV: hukum 

yang berapi), sebab  hukum itu diberikan kepada mereka dari 

tengah-tengah api (Ul. 4:33), dan sebab  hukum itu bekerja 

seperti api. jika  diterima, hukum itu melelehkan, mengha-

ngatkan, memurnikan, dan membakar habis sampah kebo-

brokan. namun  jika  disangkal, hukum itu mengeraskan, 

menghanguskan, menyiksa, dan menghancurkan. Roh Kudus 

turun dalam wujud lidah-lidah seperti nyala api, sebab  Injil 

pun yaitu  hukum yang berapi. 

2. Hukum itu ada di sebelah kanan-Nya (ay. 2, KJV: terpancar dari 

tangan kanan-Nya), entah sebab  Tuhan  menuliskannya pada 

loh-loh batu, atau untuk menunjukkan kuasa dan daya hukum 

itu, serta kekuatan ilahi yang menyertainya, supaya hukum itu 

tidak kembali dengan sia-sia. Atau hukum itu datang sebagai 

sebuah pemberian bagi mereka, dan sungguh itu pemberian 

yang berharga, berkat yang diberikan dari tangan kanan. 

3. Hukum itu yaitu  sebuah ungkapan dari kebaikan-Nya yang 

istimewa bagi mereka. Sungguh Ia mengasihi umat-Nya (ay. 3), 

dan sebab  itu, meskipun itu yaitu  hukum yang berapi, 

dikatakan bahwa hukum itu terpancar bagi mereka (ay. 2, KJV), 

yaitu, untuk kebaikan mereka. Perhatikanlah, hukum Tuhan  

Kitab Ulangan 33:1-5 

yang tertulis di dalam hati yaitu  bukti yang pasti akan kasih 

Tuhan  yang tercurah di sana. Kita harus memandang hukum 

Tuhan  sebagai salah satu pemberian dari anugerah-Nya. Sung-

guh, umat-Nya didekap-Nya, atau dipangku-Nya, demikianlah 

arti kata itu, yang tidak hanya menandakan kasih yang ter-

amat dalam, namun  juga perlindungan yang penuh kelembutan 

dan perhatian. Semua orang-Nya yang kudus ada di dalam 

tangan-Nya. Sebagian penafsir memahami bahwa perkataan ini 

secara khusus mengacu kepada tindakan Tuhan  dalam meno-

pang bangsa Israel dan menjaga mereka tetap hidup di gunung 

Sinai, saat  kengerian itu begitu besar hingga Musa sendiri 

gemetar. Mereka mendengar suara Tuhan  dan tetap hidup (4:33). 

Atau, perkataan itu merujuk kepada tindakan Tuhan  dalam 

membentuk mereka menjadi suatu bangsa melalui hukum-

Nya. Ia membentuk dan mengukir mereka seperti seorang 

tukang periuk mengerjakan tanah liat. Atau, mereka berada di 

dalam tangan-Nya untuk dilindungi dan dijaga, dipakai dan 

diurus, seperti tujuh bintang yang ada di tangan Kristus (Why. 

1:16). Perhatikanlah, Tuhan  memegang semua orang kudus-Nya 

di dalam tangan-Nya. Meskipun ada puluhan ribu orang kudus-

Nya (ay. 2), namun tangan-Nya, yang dipakai-Nya untuk me-

nakar air laut, cukup besar dan cukup kuat untuk menam-

pung mereka semua, dan kita boleh yakin bahwa seorang pun 

tidak akan merebut mereka dari tangan-Nya (Yoh. 10:28). 

III. Tuhan  mencondongkan hati orang Israel untuk menerima hukum 

yang diberikan-Nya kepada mereka. Pada kaki-Mulah mereka 

duduk, layaknya para murid yang bersimpuh di kaki guru mereka, 

sebagai tanda penghormatan, dalam perhatian dan kepatuhan 

yang penuh kerendahan hati terhadap apa yang diajarkan. Demi-

kian pula Israel duduk di kaki gunung Sinai, dan berjanji untuk 

mendengarkan dan melakukan apa saja yang akan difirmankan 

Tuhan . Pada kaki-Mulah mereka tersungkur, demikianlah sebagian 

penafsir membacanya, yaitu , sebagai akibat dari kengerian-ke-

ngerian di gunung Sinai, yang telah sangat merendahkan mereka 

pada saat itu (Kel. 20:19). Semua orang pada waktu itu berdiri 

dan siap menerima firman Tuhan , dan kembali berbuat demikian 

pada waktu hukum Taurat dibacakan kepada mereka di depan 

umum (Yos. 8:34). Sungguh hak istimewa yang luar biasa jika  

kita, yang telah mendengar firman Tuhan , mendapat kesempatan 

untuk mendengarkannya kembali. Aku telah memberitahukan 

nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan memberitahukannya 

(Yoh. 17:26). Demikian pula Israel tidak hanya telah menerima 

hukum Tuhan , namun  juga masih akan menerimanya lagi melalui 

doa-doa mereka sendiri, dan firman-firman hidup yang lain. Se-

bagai ungkapan syukur atas hukum Tuhan , orang Israel diajar (ay. 

4-5) untuk selalu mengingat dengan hormat baik hukum itu sen-

diri maupun Musa yang menyampaikan hukum itu. Dua terje-

mahan bahasa Aram membacanya seperti berikut, orang Israel 

berkata, Musa telah memerintahkan hukum Taurat kepada kita. 

Orang Yahudi berkata bahwa segera Sesudah  seorang anak mampu 

berbicara, ayahnya wajib mengajarinya perkataan ini: Musa telah 

memerintahkan hukum Taurat kepada kita, suatu milik bagi jema-

ah Yakub.  

1. Mereka diajar untuk berkata-kata tentang hukum Taurat de-

ngan penuh hormat, dan untuk menyebutnya sebagai suatu 

milik bagi jemaah Yakub. Mereka memandang hukum Taurat, 

(1) Sebagai milik kesayangan mereka, dan sesuatu yang mem-

buat mereka berbeda dari bangsa-bangsa lain, yang tidak 

mengenalnya (Mzm. 147:20), dan tidak pula, kalaupun me-

reka mengenalnya, terikat kewajiban untuk melaksanakan-

nya seperti Israel. Menurut uskup Patrick itulah sebabnya, 

“jika  orang Yahudi menaklukkan suatu negeri, mereka 

tidak memaksa penduduknya untuk menerima hukum 

Musa, namun  hanya mewajibkan mereka untuk tunduk ke-

pada tujuh perintah Nuh.” 

(2) Sebagai milik yang diturunkan kepada mereka. Sebab wa-

risan memang harus diteruskan kepada keturunan mereka. 

Dan, 

(3) Sebagai kekayaan dan harta mereka yang sejati. Orang-

orang yang menikmati firman Tuhan  dan sarana-sarana 

anugerah memiliki  alasan untuk berkata, milik pusaka 

kita menyenangkan hati kita. Orang yang di dalamnya 

firman Kristus berdiam dengan limpahnya yaitu  orang 

kaya yang sebetulnya . Mungkin hukum Taurat disebut 

sebagai milik orang Israel sebab  hukum itu diberikan ber-

sama milik pusaka mereka, dan begitu bersatu padu de-

Kitab Ulangan 33:1-5 

ngannya sehingga meninggalkan hukum Taurat sama saja 

dengan kehilangan milik pusaka. Lihat Mazmur 119:111. 

2. Mereka diajar untuk berkata-kata tentang Musa dengan penuh 

hormat. Dan mereka semakin berkewajiban melestarikan nama-

nya sebab  ia sendiri tidak menyediakan sarana untuk meles-

tarikannya di dalam keluarganya. Keturunannya tidak pernah 

disebut sebagai anak-anak Musa, sebagaimana para imam dise-

but sebagai anak-anak Harun. 

(1) Mereka harus mengakui Musa sebagai orang yang sangat 

berjasa bagi bangsa mereka, oleh sebab  ia telah memerin-

tahkan hukum Taurat kepada mereka. Sebab, meskipun 

berasal dari tangan Tuhan , hukum itu diberikan melalui 

tangan Musa. 

(2) Ia menjadi raja di Yesyurun. Sesudah  memerintahkan hukum 

Taurat kepada mereka, selama hidupnya Musa memberi 

perhatian untuk memastikan bahwa hukum itu dipegang 

dan dilaksanakan. Bangsa Israel sungguh berbahagia mem-

punyai raja seperti demikian, yang memerintah mereka, dan 

yang senantiasa berjalan keluar masuk di depan mereka, 

namun  khususnya yang tampak agung saat  kepala-kepala 

bangsa datang berkumpul seperti di dalam sidang majelis, 

dan Musa menjadi pemimpin di antara mereka semua. 

Sebagian penafsir memahami bahwa raja ini yaitu  Tuhan  

sendiri. Ia memang menyatakan diri-Nya sebagai Raja me-

reka saat  Ia memberi  hukum-Nya kepada mereka, 

dan Ia tetap menjadi Raja mereka selama mereka tetap 

merupakan Yesyurun, orang-orang yang lurus hati, sampai 

mereka menolak-Nya (1Sam. 12:12). Namun, raja itu tam-

paknya lebih tepat dipahami sebagai Musa. Kepemimpinan 

yang baik merupakan berkat yang besar bagi bangsa mana 

pun, dan yang menjadi alasan bagi bangsa-bangsa itu un-

tuk sungguh mengucap syukur. Dan pemerintahan yang, 

seperti pemerintahan Israel dan juga pemerintahan kita 

yaitu Inggris, membagi kekuasaan antara raja di Yesyurun 

dan kepala-kepala suku, akan merasa sangat bahagia 

saat  mereka berkumpul bersama-sama. 


Berkat Musa atas Israel 

(33:6-7) 

6 “Biarlah Ruben hidup dan jangan mati, namun  biarlah orang-orangnya sedikit 

jumlahnya.” 7 Dan inilah tentang Yehuda. Katanya: “Dengarlah, ya TUHAN, 

suara Yehuda dan bawalah dia kepada bangsanya. Berjuanglah baginya dengan 

tangan-Mu, dan jadilah Engkau penolongnya melawan musuhnya.” 

Dalam perikop ini kita mendapati, 

I. Berkat bagi Ruben. Meskipun Ruben telah kehilangan kehormat-

an hak kesulungannya, namun Musa tetap mengawali pember-

katannya dengan memberkati Ruben. Sebab kita tidak boleh 

menghina orang-orang yang menanggung aib, atau berkeinginan 

untuk mengabadikan cap buruk pada siapa saja, meskipun cap 

itu pada awalnya diberikan dengan sangat pantas (ay. 6). Musa 

menginginkan dan menubuatkan, 

1. Pemeliharaan suku ini. Meskipun ia suku yang hidup di per-

batasan seberang sungai Yordan, namun “Biarlah ia hidup, 

dan janganlah ia dihancurkan oleh bangsa-bangsa di sekitar-

nya atau terhilang di antara mereka.” Mungkin Musa merujuk 

kepada orang-orang terpilih dari suku itu yang, sebab  sudah 

mendapatkan milik pusaka yang ditetapkan untuk mereka, 

meninggalkan keluarga mereka di sana, dan sekarang bersiap 

menyeberang dengan bersenjata di hadapan saudara-saudara 

mereka (Bil. 32:27). “Biarlah mereka dijaga dalam tugas yang 

luhur ini, dan kepala mereka terlindungi pada hari pertempur-

an.”  

2. Biarlah ia menjadi suku yang sangat banyak orangnya. Meski-

pun kehormatan-kehormatan mereka yang lain hilang, sehing-

ga mereka tidak akan menjadi yang terutama, namun biarlah 

mereka menjadi berlipat-lipat banyaknya. “Biarlah Ruben hidup 

dan jangan mati, biarpun orang-orangnya sedikit jumlahnya, 

demikian ayat itu bisa diartikan menurut Uskup Patrick. “Mes-

kipun ia tidak dapat berharap akan bertambah besar (Kej. 

49:4), namun janganlah ia binasa.” Semua tafsir dalam bahasa 

Aram merujuk ayat ini kepada dunia yang lain. Biarlah Ruben 

hidup dalam kehidupan kekal, dan tidak mengalami kematian 

kedua, demikian dituliskan di dalam Targum Onkelos. Biarlah 

Ruben hidup di dunia ini, dan tidak mengalami kematian itu, 

yaitu  kematian yang dialami oleh orang fasik di dunia yang

Kitab Ulangan 33:6-7 

akan datang, demikian dituliskan di dalam Targum Yonatan 

dan Targum Yerusalem. 

II. Berkat bagi Yehuda, yang diberikan sebelum Lewi, sebab  Tuhan 

kita berasal dari suku Yehuda, dan, seperti yang dikatakan Dr. 

Lightfoot, sebab  martabat kerajaan Tuhan  mengatasi martabat 

keimaman. Berkat itu (ay. 7) bisa mengacu, 

1. Kepada seluruh suku Yehuda secara umum. Musa mendoakan 

serta menubuatkan kemakmuran yang besar dari suku itu, 

bahwa Tuhan  akan mendengarkan doa-doanya (Lih. 2Taw. 

13:14-15), akan membuatnya mendiami milik pusakanya, akan 

membuatnya berhasil dalam segala perkaranya, dan akan mem-

berinya kemenangan atas seteru-seterunya. Diterima begitu saja 

bahwa suku Yehuda akan menjadi suku pendoa sekaligus suku 

yang giat bekerja. “Tuhan,” kata Musa, “dengarkanlah doa-doa-

nya, dan berikanlah keberhasilan dalam segala upayanya. Biar-

lah tangannya cukup baginya (ay. 7, KJV) baik di dalam pertani-

an maupun peperangan.” Suara doa harus senantiasa disertai 

dengan tangan yang bekerja, dan barulah Sesudah  itu kita dapat 

mengharapkan datangnya kemakmuran. Atau, 

2. Berkat itu mungkin mengacu secara khusus kepada Daud, se-

bagai perlambang Kristus, bahwa Tuhan  kiranya menjawab doa-

doanya (Mzm. 20:2) dan Krisus selalu didengar, (Yoh. 11:42), 

bahwa Tuhan  akan memberinya kemenangan atas seteru-sete-

runya, dan keberhasilan dalam upaya-upayanya yang besar. 

Lihat Mazmur 89:21, dst. Dan doa bahwa Tuhan  akan mem-

bawa dia kepada bangsanya tampaknya mengacu kepada nu-

buatan Yakub perihal Silo, bahwa kepadanya akan takluk 

bangsa-bangsa (Kej. 49:10). Suku Simeon dihilangkan dalam 

pemberkatan itu, sebab  Yakub telah memberinya cap buruk, 

dan Simeon tidak pernah berbuat apa pun untuk mengembali-

kan kehormatannya itu, seperti yang telah diperbuat Lewi. 

Suku Simeon dibuat menjadi berkurang di padang gurun lebih 

dibandingkan  suku-suku lain. Dan Zimri, yang diketahui semua 

orang bersalah dalam perkara Peor belum lama ini, berasal 

dari suku ini . Atau, sebab  milik pusaka Simeon berada 

di tengah-tengah milik pusaka Yehuda, maka suku Simeon su-

dah termasuk dalam pemberkatan Yehuda. Beberapa salinan 

Septuaginta menggabungkan Simeon bersama Ruben: Biarlah 

Ruben hidup dan jangan mati, dan biarlah Simeon menjadi 

banyak jumlahnya. 

Berkat Musa atas Israel 

(33:8-11) 

8 Tentang Lewi ia berkata: “Biarlah Tumim dan Urim-Mu menjadi kepunyaan 

orang yang Kaukasihi, yang telah Kaucoba di Masa, dengan siapa Engkau 

berbantah dekat mata air Meriba; 9 yang berkata tentang ayahnya dan ten-

tang ibunya: aku tidak mengindahkan mereka; ia yang tidak mau kenal sau-

dara-saudaranya dan acuh tak acuh terhadap anak-anaknya. Sebab orang-

orang Lewi itu berpegang pada firman-Mu dan menjaga perjanjian-Mu; 10 me-

reka mengajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub, hukum-Mu ke-

pada Israel; mereka menaruh ukupan wangi-wangian di depan-Mu dan kor-

ban yang terbakar seluruhnya di atas mezbah-Mu. 11 Berkatilah, ya TUHAN, 

kekuatannya dan berkenanlah kepada pekerjaannya. Remukkanlah pinggang 

orang yang melawan dia dan yang membenci dia, sehingga mereka tidak 

dapat bangkit.” 

Pada waktu memberkati suku Lewi, Musa berbicara dengan lebih 

panjang lebar, bukan sebab  itu merupakan sukunya sendiri sebab 

ia tidak memberi perhatian tentang hubungannya dengan suku Lewi, 

melainkan terlebih sebab  suku itu yaitu  suku pilihan Tuhan . Berkat 

bagi Lewi mengacu, 

I. Kepada imam besar, yang pada ayat ini disebut sebagai orang 

yang Kaukasihi (ay. 8, KJV: orang kudus Tuhan ), sebab  jabatannya 

kudus, dan sebagai tandanya, tulisan Kudus bagi TUHAN ada 

pada dahinya. 

1. Musa tampaknya mengakui bahwa Tuhan  bisa saja dengan adil 

menggantikan Harun dan keturunannya, sebab  dosanya di 

Meriba (Kel. 17:7), yang mungkin sangat luar biasa, dan yang 

mungkin menjadi perhatian Tuhan  dalam menyematkan tugas 

keimaman kepadanya, meskipun hal ini tidak disebutkan di 

sini. Semua tafsir dalam bahasa Aram sepakat bahwa peris-

tiwa yang disebutkan itu merupakan satu ujian yang di dalam-

nya Harun didapati baik dan setia, serta bertahan dalam pen-

cobaan, dan sebab  itu bukan peristiwa yang diceritakan da-

lam Bilangan 20. 

2. Musa berdoa agar jabatan imam besar akan tetap ada. Biarlah 

Tumim dan Urim-Mu menjadi kepunyaan orang yang Kaukasihi. 

Keduanya diberikan kepada imam besar sebagai suatu bagian

Kitab Ulangan 33:8-11 

 utama dari ibadah, seperti yang tampak dalam Maleakhi 2:5. 

“Tuhan, biarlah Tumim dan Urim itu selamanya tidak direng-

gut darinya.” Kendati dengan berkat ini, Urim dan Tumim itu 

hilang pada waktu pembuangan orang Israel, dan tidak pernah 

ditemukan kembali pada masa bait suci yang kedua. Akan 

namun , doa ini digenapi sepenuhnya di dalam diri Yesus Kris-

tus, Orang Kudus Tuhan , dan Imam Besar kita yang agung, dan 

Harun merupakan perlambang dari-Nya. Bersama Kristus, 

yang telah ada di pangkuan Bapa sejak keabadian, Urim dan 

Tumim akan tinggal tetap, sebab  Dialah Penasihat yang ajaib 

dan kekal. Sebagian orang menerjemahkan Tumim dan Urim 

di sini menurut arti katanya, terlebih lagi sebab  hanya dalam 

ayat inilah urutan keduanya dibalik. Tumim berarti kelurusan 

hati, dan Urim berarti pencerahan. Biarlah keduanya ada ber-

sama orang kudus-Mu, artinya, “Tuhan, biarlah sang imam 

besar senantiasa menjadi orang yang lurus hati dan berbudi.” 

Doa yang baik harus dipanjatkan bagi para pelayan Injil, agar 

mereka memiliki pikiran yang jernih dan hati yang jujur. 

Terang dan ketulusan menjadikan hamba Tuhan yang seutuh-

nya. 

II. Kepada imam-imam yang berkedudukan lebih rendah dan kepada 

orang-orang Lewi (ay. 9-11) 

1. Musa memuji kegigihan suku ini bagi Tuhan  saat  mereka 

berpihak kepada Musa dan dengan begitu kepada Tuhan , mela-

wan para penyembah patung anak lembu emas (Kel. 32:26, 

dst.), dan, sebab  ditugasi untuk menumpas para biang keladi 

dalam kefasikan itu, mereka melakukannya tanpa pandang 

bulu. Sahabat-sahabat karib yang mereka miliki di dunia, 

meskipun sangat mereka sayangi layaknya kerabat terdekat 

sendiri, tidak mereka biarkan hidup jika  termasuk para 

penyembah berhala. Perhatikanlah, rasa hormat kita terhadap 

Tuhan  dan terhadap kemuliaan-Nya harus selalu berada di atas 

rasa hormat kita terhadap makhluk ciptaan apa pun. Lebih 

lagi, orang-orang yang tidak hanya menjaga diri mereka tetap 

murni dari segala perbuatan jahat yang lazim dilakukan pada 

masa dan tempat mereka hidup, namun  juga yang bersaksi me-

nentangnya sesuai kemampuan mereka, dan bangkit bagi 

Tuhan  melawan orang-orang jahat, akan mendapat tanda-tanda 

kehormatan yang istimewa yang disematkan dalam diri me-

reka. Mungkin Musa dalam hal ini mengingat anak-anak 

Korah, yang menolak untuk bergabung dengan ayah mereka 

dalam perbantahannya (Bil. 26:11). Musa mungkin juga meng-

ingat Pinehas, yang menjalankan hukum dan menghentikan 

tulah itu. Memang tugas jabatan para imam dan orang Lewi, 

yang menuntut mereka untuk senantiasa melayani di mezbah 

Tuhan , setidak-tidaknya pada giliran mereka masing-masing, 

membuat mereka kerap harus tidak berada di tengah-tengah 

keluarga. Mereka tidak bisa memberi perhatian kepada keluar-

ga mereka, atau memenuhi kebutuhan keluarga mereka, se-

perti yang dapat dilakukan orang-orang Israel lain. Inilah pe-

nyangkalan diri yang terus-menerus dilakukan orang Lewi, 

agar mereka dapat berpegang pada firman Tuhan , dan menjaga 

perjanjian imamat. Perhatikanlah, orang-orang yang dipanggil 

untuk melayani dalam perkara-perkara kudus tidak boleh ter-

ikat kepada segala pertalian dan kepentingan yang paling me-

reka sayangi di dunia ini, dan harus lebih mengutamakan 

memuaskan Sahabat Terbaik yang mereka miliki (Kis. 21:13; 

20:24). Yesus Tuhan kita tidak mengenal ibu dan saudara-

saudara-Nya saat  mereka hendak mengusik-Nya dari peker-

jaan-Nya (Mat. 12:48).  

2. Musa meneguhkan mandat yang dipercayakan kepada suku 

ini untuk melayani dalam perkara-perkara kudus, yang meru-

pakan upah atas kegigihan dan kesetiaan mereka (ay. 10).  

(1) Mereka harus berurusan dengan orang Israel untuk Tuhan : 

“Mereka mengajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub, 

hukum-Mu kepada Israel, baik sebagai pengajar di dalam 

pertemuan-pertemuan ibadah kepada-Mu, dengan membaca-

kan dan menjelaskan hukum Taurat (Neh. 8:8-9), maupun 

sebagai hakim, dengan memutuskan perkara-perkara yang 

meragukan dan sulit yang diperhadapkan kepada mereka” 

(2Taw. 17:8-9). Bibir para imam memelihara pengetahuan 

ini untuk keperluan umat, yang harus menanyakan hukum 

Taurat dari mulut mereka (Mal. 2:7). Bahkan Hagai, se-

orang nabi, meminta petunjuk kepada para imam mengenai 

perkara yang menyangkut hati nurani (Hag. 2:12, dst.). 

Perhatikanlah, pengajaran sangatlah penting, tidak hanya 

untuk menanam jemaat pertama kali, namun  juga untuk 

Kitab Ulangan 33:8-11 

  

memelihara dan membangun jemaat saat  sudah terta-

nam. Lihat Yehezkiel 44:23-24. 

(2) Mereka harus berurusan dengan Tuhan  untuk orang Israel, 

baik dengan membakar ukupan untuk memuji dan memu-

liakan Tuhan , maupun dengan mempersembahkan korban-

korban untuk mengadakan pendamaian atas dosa serta 

memperoleh perkenanan ilahi. Ini semua merupakan tugas 

para imam, namun  orang-orang Lewi turut melayani dan 

membantu dalam pelaksanaannya. Orang-orang yang ingin 

mendapat manfaat melalui ukupan dan persembahan-per-

sembahan mereka, harus dengan tekun dan setia meng-

ikuti petunjuk-petunjuk para imam ini. 

3. Musa berdoa bagi mereka (ay. 11) 

(1) Agar Tuhan  menyejahterakan mereka dalam harta benda 

mereka, dan memberi mereka penghiburan melalui segala 

sesuatu yang ditetapkan untuk memelihara hidup mereka. 

Berkatilah, ya Tuhan, kekuatannya. Persediaan yang dibuat 

untuk mereka sangatlah berlimpah, dan datang kepada 

mereka dengan mudahnya, namun semua itu tidak mem-

bawa sukacita bagi mereka kecuali Tuhan  memberkatinya 

bagi mereka. Lebih lanjut, sebab  Tuhan  sendiri menjadi 

bagian mereka, maka diharapkan ada berkat tertentu yang 

menyertai bagian mereka ini. Berkatilah, ya Tuhan, kebajik-

annya, demikian sebagian penafsir membacanya. “Ya Tuhan, 

tambahkanlah anugerah-anugerah-Mu dalam diri mereka, 

dan jadikanlah mereka semakin lama semakin layak bagi 

pekerjaan mereka.” 

(2) Agar Tuhan  mau menerima mereka dalam pelayanan-pela-

yanan mereka: “Berkenanlah kepada pekerjaannya, baik 

demi dirinya sendiri maupun demi orang-orang yang dila-

yaninya.” Perkenanan Tuhan  yaitu  hal utama yang harus 

kita tuju, dan harus berusaha kita raih sekeras mungkin, 

dalam segenap ibadah kita, entah manusia berkenan ke-

pada kita atau tidak (2Kor. 5:9). Perkenanan Tuhan  yaitu  

berkat yang paling berharga yang dapat kita inginkan baik 

bagi diri kita sendiri maupun orang lain. 

(3) Agar Tuhan  mau melakukan bagian-Nya untuk melawan se-

mua seterunya: Remukkanlah pinggang orang yang mela-

wan dia. Musa menduga bahwa hamba-hamba Tuhan  akan 

memiliki  banyak musuh. Sebagian akan membenci me-

reka sebab  kesetiaan mereka, dan berusaha mencelaka-

kan mereka. Sebagian yang lain akan merasa iri hati terha-

dap mereka sebab  pemeliharaan Tuhan  terhadap mereka, 

dan berusaha merampasnya dari mereka. Yang lain lagi 

akan menentang mereka dalam melaksanakan tugas jabat-

an dan tidak mau tunduk pada putusan para imam. 

Sementara beberapa orang lain akan berusaha untuk meng-

gulingkan jabatan keimaman itu sendiri. Nah, Musa berdoa 

agar Tuhan  berkenan mementahkan segala upaya jahat 

seperti itu, dan membuat kejahatan itu berbalik m