ain yang lebih tidak masuk akal lagi? Kalau kita ingin
menemukan jalan yang benar ke tempat peristirahatan,
kita harus menanyakan tentang jalan-jalan yang baik yang
dahulu kala (Yer. 6:16). Memang benar bahwa nenek mo-
yang mereka telah menyembah Tuhan lain (Yos. 24:2), dan
mungkin bisa sedikit dimaafkan jika keturunan mereka
kembali kepada Tuhan lain itu. namun menyembah Tuhan -
Tuhan baru yang kepadanya nenek moyang mereka tidak
gentar, dan lebih menyukai Tuhan -Tuhan baru itu sebab
mereka baru, berarti membuka pintu pada penyembahan
berhala yang tiada akhirnya.
(3) Mereka itu sama sekali bukan Tuhan , namun hanyalah tiruan
dan jadi-jadian. Nama-nama mereka hanyalah ciptaan kha-
yalan manusia, dan patung-patung mereka hanyalah buat-
an tangan manusia. Bahkan,
(4) Mereka yaitu setan-setan. Mereka sama sekali bukan
Tuhan , bapa dan pemberi kebajikan bagi umat manusia,
justru mereka sebenarnya yaitu perusak, demikianlah arti
dari kata itu, seperti makhluk-makhluk yang bertujuan
untuk berbuat kejahatan. Jika ada roh-roh atau kuasa-
kuasa yang tak terlihat yang merasuki kuil-kuil berhala
dan patung-patung mereka, maka itu yaitu roh-roh jahat
dan kuasa-kuasa yang berbahaya. Sekalipun begitu, mere-
ka tidak perlu menyembah roh-roh itu sebab takut kalau-
kalau roh itu akan menyakiti mereka, seperti yang dilaku-
kan orang India menurut anggapan sebagian orang. Sebab
orang-orang yang setia menyembah Tuhan dijauhkan dari
jangkauan Iblis. Bahkan, Iblis hanya dapat menghancur-
kan orang-orang yang mempersembahkan korban kepada-
nya. Betapa bodohnya para penyembah berhala, yang me-
ninggalkan gunung batu keselamatan untuk berlari di atas
gunung batu kebinasaan!
2. Betapa perbuatan mereka itu merupakan penghinaan besar
terhadap Yahwe Tuhan mereka.
(1) Sudah sepantasnya hal itu ditafsirkan sebagai perbuatan
yang melupakan Dia (ay. 18): Gunung batu yang memper-
Kitab Ulangan 32:19-25
989
anakkan engkau, telah kaulalaikan. Perhatian penuh ke-
pada Tuhan akan mencegah dosa, sebaliknya, jika dunia
dilayani dan keinginan daging dituruti, maka Tuhan dilupa-
kan. Dan adakah yang lebih hina dan tidak pantas dibandingkan
melupakan Tuhan yang yaitu Pencipta kita, yang oleh-Nya
kita ada, dan di dalam Dia kita hidup dan bergerak? Dan
lihatlah apa akibatnya: Sebab engkau telah melupakan Tuhan
yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung
batu kekuatanmu, maka meskipun cangkokan luar negeri
itumerupakan taman yang permai pada awalnya, namun
pada akhirnya panen akan segera lenyap pada hari kesakit-
an dan hari penderitaan yang sangat payah, (Yes. 17:10-
11). Tidak ada yang dapat diperoleh dengan melupakan
Tuhan .
(2) Sudah sepantasnya perbuatan mereka itu dibenci sebagai
pelanggaran yang tidak dapat dimaafkan: Mereka mem-
bangkitkan cemburu-Nya dan menimbulkan sakit hati-Nya
(ay. 16), sebab berhala-berhala mereka yaitu kekejian
bagi-Nya. Lihatlah di sini murka Tuhan terhadap berhala-
berhala, entah berhala-berhala itu ditegakkan di dalam hati
atupun di dalam tempat kudus.
[1] Ia cemburu terhadap berhala-berhala itu, sebagai para
pesaing-Nya untuk merebut takhta di dalam hati.
[2] Ia membenci berhala-berhala itu, sebagai musuh-mu-
suh bagi mahkota dan pemerintahan-Nya
[3] Ia sangat murka, dan akan sangat murka, terhadap
orang-orang yang dengan suatu cara menghormati atau
menyukai berhala-berhala itu. Orang-orang yang menyu-
lut murka Tuhan tidak tahu betul apa yang mereka laku-
kan itu. Sebab siapakah yang mengenal kekuatan murka-
Nya?
Nyanyian Musa
(32:19-25)
19 saat TUHAN melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit
hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan. 20 Ia berfirman: Aku hendak
menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesu-
dahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak
yang tidak memiliki kesetiaan. 21 Mereka membangkitkan cemburu-Ku de-
ngan yang bukan Tuhan , mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala
mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang
bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.
22 Sebab api telah dinyalakan oleh murka-Ku, dan bernyala-nyala sampai ke
bagian dunia orang mati yang paling bawah; api itu memakan bumi dengan
hasilnya, dan menghanguskan dasar gunung-gunung. 23 Aku akan menim-
bun malapetaka ke atas mereka, seluruh anak panah-Ku akan Kutembakkan
kepada mereka. 24 jika mereka sudah lemas sebab lapar dan merana
oleh demam yang membara, dan oleh penyakit sampar, maka Aku akan mele-
paskan taring binatang buas kepada mereka, dengan racun binatang yang
menjalar di dalam debu. 25 Pedang di luar rumah dan kengerian di dalam
kamar akan melenyapkan teruna maupun dara, anak menyusu serta orang
ubanan.
Susunan nyanyian ini mengikuti susunan nubuatan-nubuatan dalam
pasal sebelumnya. Itulah sebabnya, sesudah pemberontakan umat
Israel terhadap Tuhan , yang digambarkan dalam ayat-ayat sebelum-
nya, langsung diikuti dalam perikop ini dengan ketetapan-ketetapan
dari Keadilan ilahi menyangkut mereka. Kita menipu diri kita sendiri
jika menyangka bahwa Tuhan akan membiarkan diri-Nya diolok-
olok seperti itu oleh bangsa yang bodoh dan tidak setia, yang ber-
ubah-ubah sikap terhadap-Nya.
I. Ia telah bersuka di dalam mereka, namun sekarang Ia akan meno-
lak mereka dengan rasa jijik dan penghinaan (ay. 19). saat Tu-
han melihat pengkhianatan, kebodohan, dan sikap mereka yang
rendah dan tidak tahu berterima kasih, Ia pun membenci mereka.
Ia memandang rendah mereka, demikianlah sebagian penafsir
membacanya. Dosa membuat kita menjijikkan dalam pandangan
Tuhan yang kudus. Dan tidak ada pendosa yang begitu memuak-
kan bagi-Nya seperti orang-orang yang telah disebut oleh-Nya,
dan oleh diri mereka sendiri, sebagai anak-anak-Nya lelaki dan
perempuan, namun mereka justru telah membangkitkan murka-
Nya. Perhatikanlah, semakin orang mengaku dekat dengan Tuhan ,
semakin menjijikkan mereka bagi-Nya jika mereka menajiskan
diri di jalan hidup yang penuh dosa (Mzm. 106:39-40).
II. Tuhan telah memberi mereka tanda-tanda kehadiran-Nya bersama
mereka dan perkenanan-Nya kepada mereka. Namun sekarang Ia
akan menarik diri dan menyembunyikan wajah-Nya terhadap me-
reka (ay. 20). Menyembunyikan wajah-Nya menandakan murka-
Nya yang besar. Mereka telah membelakangi Tuhan , dan sekarang
Tuhan akan membelakangi mereka (bdk. Yer. 18:17 dengan Yer.
Kitab Ulangan 32:19-25
2:27). namun di sini menyembunyikan wajah bisa juga berarti
betapa Tuhan tidak tergesa-gesa dalam mengambil tindakan untuk
melawan mereka dalam penghakiman. Mereka memulai kemur-
tadan mereka dengan lalai berbuat baik, dan dengan demikian
berlanjut dengan berbuat jahat. Dengan cara serupa Tuhan per-
tama-tama akan menangguhkan perkenanan-Nya, dan membiar-
kan mereka melihat apa akibatnya, Sahabat seperti apa yang hi-
lang dari mereka jika mereka menggusarkan hati Tuhan untuk
meninggalkan mereka. Lalu Ia akan melihat apakah hal ini akan
membuat mereka bertobat. Demikianlah kita mendapati Tuhan se-
akan-akan menyembunyikan diri, sambil menantikan apa yang
akan terjadi (Yes. 57:17). Untuk membenarkan diri-Nya dalam
meninggalkan mereka, Ia memperlihatkan bahwa mereka sudah
tidak dapat diatur lagi. Sebab,
1. Mereka suka melawan, dan mereka merupakan bangsa yang
tidak dapat dipuaskan, atau yang berkeras di dalam dosa, dan
yang tidak dapat diyakinkan dan diperbaiki kembali.
2. Mereka tidak setia, dan mereka merupakan bangsa yang tidak
dapat dipercaya. saat menyelamatkan mereka, dan mengikat
mereka ke dalam kovenan, Tuhan berkata, sungguh, merekalah
umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang (Yes.
63:8). Namun saat mereka ternyata tidak demikian, anak-
anak yang tidak memiliki kesetiaan, maka mereka pantas
ditinggalkan, dan Tuhan sumber kebenaran tidak akan ber-
urusan dengan mereka lagi.
III. Ia telah melakukan segala sesuatu untuk membuat mereka nya-
man dan senang. Namun sekarang Ia akan melakukan sesuatu
melawan mereka, yang pasti akan terasa paling menyakitkan bagi
mereka. Di sini hukuman itu setimpal dengan dosanya (ay. 21).
1. Mereka telah membangkitkan murka Tuhan dengan dewa-dewa
kekejian yang bukan Tuhan sama sekali, melainkan kesia-siaan
belaka, makhluk-makhluk khayalan mereka sendiri, yang
tidak dapat mengaku pantas menerima atau membalas peng-
hormatan-penghormatan dari para penyembah mereka. Mere-
ka telah berzinah dengan mengikuti Tuhan -Tuhan lain. Semakin
sia-sia dan hina Tuhan -Tuhan itu, semakin besar pula pelanggar-
an mereka terhadap Tuhan yang besar dan baik, yang telah
mereka buat bersaing dan melawan Tuhan -Tuhan lain itu. Hal ini
menimbulkan dua kejahatan besar dalam penyembahan ber-
hala mereka (Yer. 2:13).
2. Oleh sebab itu, Tuhan akan menulahi mereka dengan musuh-
musuh yang hina, yang tidak berharga, lemah, tidak berarti,
dan tidak layak disebut sebagai suatu bangsa. Hal ini menim-
bulkan aib yang besar bagi mereka, dan memperparah penin-
dasan-penindasan yang di bawahnya mereka mengerang. Se-
makin hina bangsa yang menindas mereka, semakin biadab
pula perilaku bangsa itu yaitu tidak ada yang lebih kurang
ajar dibandingkan pengemis yang menunggang kuda. Selain itu,
akan memberi nama buruk bagi Israel, yang telah begitu
sering menang atas bangsa-bangsa yang besar dan perkasa,
untuk diinjak-injak oleh bangsa yang lemah dan bodoh, dan un-
tuk terkena kutuk Kanaan, yang harus menjadi hamba segala
hamba. namun Tuhan dapat membuat sarana yang terlemah
menjadi cambuk bagi orang berdosa yang terkuat. Orang-orang
yang dengan dosa telah menghina Pencipta mereka yang per-
kasa, sudah sepantasnya dihina oleh sesama makhluk ciptaan
yang paling hina. Hal ini digenapi secara menakjubkan pada
masa pemerintahan para hakim, saat mereka adakalanya
ditindas oleh orang-orang Kanaan sendiri, yang telah mereka
tundukkan (Hak. 4:2). namun Rasul Paulus menerapkannya
pada pertobatan bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang sebelum
itu merupakan umat yang tidak mengikat kovenan dengan
Tuhan , dan bodoh dalam perkara-perkara ilahi, namun akhir-
nya dibawa masuk ke dalam jemaat. Hal ini sangat menduka-
kan orang Yahudi, yang dalam segala kesempatan menunjuk-
kan kemarahan yang besar atas hal itu, yang merupakan dosa
sekaligus hukuman bagi mereka, seperti yang selalu demikian
sebagai akibat dari iri hati (Rm. 10:19).
IV. Tuhan telah menempatkan mereka di negeri yang baik, dan men-
cukupi mereka dengan segala hal yang baik. Namun sekarang Ia
akan melucuti mereka dari semua penghiburan mereka, dan
membawa mereka kepada kehancuran. Hukuman-hukuman yang
diancamkan sangatlah mengerikan (ay. 22-25).
1. Api murka Tuhan akan menghanguskan mereka (ay. 22). Ada-
kah mereka bangga akan kelimpahan mereka? Api murka
Kitab Ulangan 32:19-25
Tuhan akan membakar habis hasil bumi. Adakah mereka meng-
andalkan kekuatan mereka? Api murka Tuhan justru akan
menghancurkan dasar gunung-gunung mereka. Tidak ada
pagar yang mampu menangkal hukuman-hukuman Tuhan apa-
bila hukuman-hukuman itu datang dengan tugas untuk me-
morak-porandakan segala-galanya. Api murka itu akan ber-
nyala-nyala sampai ke bagian dunia orang mati yang paling
bawah. Artinya, api murka itu akan membawa mereka ke da-
lam kesengsaraan yang sedalam-dalamnya di dunia ini, yang
sekalipun begitu hanya merupakan bayangan samar-samar
yang menyerupai kesengsaraan yang penuh dan tanpa akhir
bagi para pendosa di dunia lain. Hukuman neraka, sebagai-
mana Juruselamat kita menyebutnya, yaitu api murka Tuhan ,
yang terus-menerus menyambar hati nurani yang bersalah
dari pendosa, yang akan memberinya siksaan kekal tiada
terlukiskan (Yes. 30:33).
2. Anak-anak panah dari penghakiman Tuhan akan menghujani
mereka, sampai tabung anak panah-Nya kosong sama sekali
(ay. 23). Penghakiman-penghakiman Tuhan , seperti anak panah,
melesat cepat (Mzm. 64:8), menjangkau orang-orang yang ber-
ada di tempat jauh yang membuai diri dengan harapan-harap-
an bisa menghindarinya (Mzm. 21:9, 13). Anak-anak panah itu
datang dari tangan yang tidak terlihat, namun mematikan, se-
bab Tuhan tidak pernah meleset dari sasaran-Nya (1Raj. 22:34).
Hukuman-hukuman tertentu yang diancamkan di sini yaitu ,
(1) Kelaparan: mereka akan lemas, atau kering, sebab lapar.
(2) Penyakit sampar dan penyakit-penyakit lain, yang di sini
disebut demam yang membara dan penyakit yang mengeri-
kan.
(3) Penghinaan-penghinaan yang dilontarkan oleh makhluk-
makhluk yang lebih rendah: taring binatang buas dan racun
binatang yang menjalar (ay. 24).
(4) Peperangan dan akibat-akibatnya yang mematikan (ay. 25).
[1] Ketakutan-ketakutan yang tanpa henti. saat pedang
ada di luar rumah, tidak bisa tidak pasti ada kengerian
di dalam kamar. Dari luar pertengkaran dan dari dalam
ketakutan (2Kor. 7:5). Orang-orang yang menanggalkan
rasa takut akan Tuhan sudah sepantasnya diperhadap-
kan pada rasa takut terhadap musuh-musuh.
[2] Kematian yang terjadi di mana-mana. Pedang Tuhan,
jika ditugaskan untuk menebas habis semuanya,
akan menghancurkan tanpa memandang bulu. Baik ke-
kuatan orang muda maupun kecantikan anak dara,
baik kesucian anak yang menyusu maupun kehormatan
atau kelemahan orang beruban, tidak akan mengaman-
kan mereka dari pedang, jika pedang itu memakan
habis yang satu maupun yang lain. Seperti itulah ke-
hancuran yang diakibatkan oleh peperangan, terutama
jika perang itu dipicu oleh manusia yang serakah
bagaikan binatang buas dan berbisa bagaikan ular yang
menjalar (ay. 24). Lihatlah di sini malapetaka apa yang
ditimbulkan oleh dosa, dan betapa dosa menganggap
bodoh orang-orang yang mempermainkannya.
Nyanyian Musa
(32:26-38)
26 Seharusnya Aku berfirman: Aku meniupkan mereka, melenyapkan ingatan
kepada mereka dari antara manusia, 27 namun Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh
musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti, jangan-jangan mereka
berkata: Tangan kami jaya, bukanlah TUHAN yang melakukan semuanya ini.
28 Sebab mereka itu suatu bangsa yang tidak punya pertimbangan, dan tidak
ada pengertian pada mereka. 29 Sekiranya mereka bijaksana, tentulah mereka
mengerti hal ini, dan memperhatikan kesudahan mereka. 30 Bagaimana
mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat
membuat lari sepuluh ribu orang, kalau tidak gunung batu mereka telah
menjual mereka, dan TUHAN telah menyerahkan mereka! 31 Sebab bukanlah
seperti gunung batu kita gunung batu orang-orang itu; musuh kita boleh
menjadi hakim! 32 sebetulnya , pohon anggur mereka berasal dari pohon
anggur Sodom, dan dari kebun-kebun Gomora; buah anggur mereka yaitu
buah anggur yang beracun, pahit gugusan-gugusannya. 33 Air anggur mereka
yaitu racun ular, dan bisa ular tedung yang keras ganas. 34 Bukankah hal
itu tersimpan pada-Ku, termeterai dalam perbendaharaan-Ku? 35 Hak-Kulah
dendam dan pembalasan, pada waktu kaki mereka goyang, sebab hari bencana
bagi mereka telah dekat, akan segera datang apa yang telah disediakan bagi
mereka. 36 Sebab TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan
merasa sayang kepada hamba-hamba-Nya; jika dilihat-Nya, bahwa ke-
kuatan mereka sudah lenyap, dan baik hamba maupun orang merdeka su-
dah tiada. 37 Maka Ia akan berfirman: Di manakah Tuhan mereka, – gunung
batu tempat mereka berlindung – 38 yang memakan lemak dari korban sem-
belihan mereka, meminum anggur dari korban curahan mereka? Biarlah me-
reka bangkit untuk menolong kamu, sehingga kamu mendapat perlindungan.
Kitab Ulangan 32:26-38
Sesudah banyak ancaman yang mengerikan tentang murka dan pem-
balasan yang memang pantas diterima, kita mendapati di sini isyarat-
isyarat yang mengejutkan tentang belas kasihan, belas kasihan yang
tidak pantas diterima, yang menang atas penghakiman. Dan melalui
isyarat-isyarat ini tampak bahwa Tuhan tidak berkenan kepada kema-
tian orang berdosa, namun lebih ingin supaya mereka bertobat dan hi-
dup.
I. Dalam kecemburuan bagi kehormatan-Nya sendiri, Tuhan tidak
akan menghabiskan mereka (ay. 26-28).
1. Tidak dapat disangkali bahwa mereka pantas dimusnahkan
sampai sehabis-habisnya, dan bahwa ingatan kepada mereka
dari antara manusia harus dilenyapkan, sehingga nama orang
Israel tidak akan pernah dikenal selain dalam sejarah. Sebab
mereka itu suatu bangsa yang tidak punya pertimbangan (ay.
28), bangsa paling dungu yang pernah ada dan yang tidak
menaruh perhatian, yang tidak mau memercayai kemuliaan
Tuhan , meskipun mereka melihatnya, tidak pula mau mema-
hami kasih setia-Nya, meskipun mereka telah mengecapnya
dan hidup darinya. Tentang orang-orang yang bisa mencam-
pakkan Tuhan seperti itu, hukum seperti itu, dan kovenan se-
perti itu, demi Tuhan -Tuhan sampah yang sia-sia, sungguh tepat
jika dikatakan bahwa tidak ada pengertian pada mereka.
2. Mudah saja bagi Tuhan untuk menghancurkan mereka dan
menghapus ingatan tentang mereka. saat sebagian besar
dari mereka terbunuh oleh pedang, hal itu menyerakkan umat
yang tersisa ke berbagai penjuru bumi yang terpencil. Di sana
tidak akan pernah terdengar lagi tentang mereka, dan dengan
demikian ingatan tentang mereka pun sudah dihapuskan.
Lihat Yehezkiel 5:12. Tuhan mampu memusnahkan orang-orang
yang dilindungi oleh kubu yang paling kuat sekalipun, men-
ceraiberaikan mereka yang bersatu begitu erat, dan mengubur
nama-nama mereka yang paling termasyhur sehingga dilupa-
kan sama sekali.
3. Keadilan menuntutnya: Aku berfirman, Aku akan meniupkan
mereka. Sudah sepantasnya orang-orang yang memutus diri
mereka dari Tuhan diputus dari bumi. Mengapa mereka tidak
boleh diperlakukan sesuai dengan perbuatan mereka?
4. namun hikmat turut mempertimbangkan juga kesombongan
dan kekurangajaran musuh, yang akan mengambil kesempat-
an dari kehancuran umat yang pernah begitu dikasihi Tuhan ,
dan yang bagi mereka Ia telah melakukan perkara-perkara
yang begitu besar, untuk memberi penghinaan terhadap
Tuhan dan membayangkan bahwa sebab mereka telah menun-
dukkan Israel, maka mereka telah menang telak atas Tuhan
Israel. Para lawan akan berkata, tangan kami jaya, memang
jaya, jika tangan itu terlalu kuat bagi orang-orang yang
untuk mereka Tuhan sendiri telah berperang. Para lawan pun
tidak mau mempertimbangkan bahwa TUHAN yang melakukan
semuanya ini. Sebaliknya, mereka akan berkhayal bahwa me-
rekalah yang telah melakukannya kendati ada Tuhan , seakan-
akan Tuhan Israel itu lemah dan tidak berdaya, dan mudah
digilas, sama seperti para Tuhan jadi-jadian dari bangsa-bangsa
lain.
5. Dengan mempertimbangkan hal ini, belas kasihan menang
untuk meluputkan umat yang tersisa dan menyelamatkan
umat yang tidak layak itu dari kehancuran yang sepenuh-pe-
nuhnya: Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh. Ini merupakan
ungkapan yang biasa diucapkan manusia. Sudah pasti bahwa
Tuhan tidak khawatir disakiti oleh manusia, namun dalam hal ini
Ia bertindak seolah-olah Ia merasa khawatir. Sedikit orang
baik di Israel yang peduli akan kehormatan nama Tuhan itu
kuatir disakiti oleh musuh dalam perkara ini, lebih dibandingkan
dalam perkara-perkara lain, seperti Yosua (Yos. 7:9) dan sering
kali Daud. Dan, sebab mereka mengkhawatirkan hal ini,
maka Tuhan sendiri dikatakan mengkhawatirkannya. Ia tidak
membutuhkan Musa untuk mengajukan perkara itu kepada-
Nya, namun mengingatkan diri-Nya sendiri akan hal itu: Apa
yang akan dikatakan orang Mesir? Hendaklah semua orang
yang gemetar hatinya sebab tabut Tuhan dan Israel kepunya-
an-Nya menghibur diri mereka dengan ini, bahwa Tuhan akan
bertindak demi nama-Nya sendiri, dan tidak akan membiarkan
nama-Nya dinajiskan dan dicemarkan. Betapa pun kita pantas
dihina, Tuhan tidak akan pernah menghinakan takhta kemulia-
an-Nya.
Kitab Ulangan 32:26-38
II. Dalam kepedulian terhadap kesejahteraan umat Israel, Tuhan
sungguh-sungguh menginginkan pertobatan mereka. Dan, supaya
itu terjadi, Ia ingin agar mereka sungguh-sungguh memperhati-
kan kesudahan mereka (ay. 29). Amatilah,
1. Meskipun Tuhan telah menyebut mereka sebagai bangsa yang
bebal dan tidak berpengertian, namun Ia tetap berharap agar
mereka bijak, seperti dalam pasal 5:29, kiranya hati mereka
selalu begitu, dan dalam Mazmur 94:8, hai orang-orang bebal,
bilakah kamu memakai akal budimu? Tuhan tidak bersuka me-
lihat orang-orang berdosa membinasakan diri mereka sendiri,
namun ingin agar mereka menolong diri mereka sendiri. Dan,
jika mereka bersedia, Ia siap menolong mereka.
2. Sebuah contoh hikmat yang luar biasa, dan akan banyak
membantu orang-orang berdosa untuk kembali kepada Tuhan ,
jika mereka bersungguh-sungguh memperhatikan kesudahan
mereka, atau keadaan mereka di masa mendatang. Yang di-
maksudkan secara khusus di sini yaitu apa yang sudah di-
nubuatkan Tuhan melalui Musa mengenai bangsa ini pada
zaman akhir. namun itu juga bisa diterapkan secara lebih
umum. Kita harus memahami dan memperhatikan,
(1) Kesudahan hidup, dan keadaan jiwa di masa mendatang.
Kita harus memandang kematian sebagai perpindahan kita
dari dunia indra jasmani kepada dunia roh, masa terakhir
kita dalam ujian dan pencobaan, dan jalan masuk kita me-
nuju keadaan yang tidak dapat diubah, di mana kita akan
mendapat upah dan ganjaran.
(2) Kesudahan dosa, dan keadaan di masa mendatang bagi
orang-orang yang hidup dan mati di dalam dosa. Oh semo-
ga saja manusia mau merenungkan kebahagiaan yang
akan hilang dari mereka, dan kesengsaraan yang ke dalam-
nya mereka pasti akan menjerumuskan diri mereka sendiri,
jika mereka tetap hidup dalam kesalahan-kesalahan me-
reka, jika datang kesudahannya (Yer. 5:31). Yerusalem
melupakan hal ini, dan oleh sebab itu sangatlah dalam ia
jatuh (Rat. 1:9).
III. Tuhan mengingat kembali perkara-perkara besar yang telah dilaku-
kan-Nya bagi mereka sebelumnya, sebagai alasan mengapa Ia
tidak membuang mereka sama sekali. Sepertinya inilah makna
dari perkataan itu (ay. 30-31), “Bagaimana mungkin satu orang
Israel bisa terlampau tangguh bagi seribu orang Kanaan, seperti
yang sudah sering terjadi, kalau bukan Tuhan , yang lebih besar
dibandingkan semua Tuhan , yang berperang bagi mereka!” Dan dengan
begitu perkataan ini sesuai dengan perkataan dalam Yesaya
63:10-11. saat Ia berubah menjadi musuh mereka, seperti yang
terjadi di sini, dan memerangi mereka sebab dosa-dosa mereka,
teringatlah Ia kepada zaman dahulu kala, dan berkata, di mana-
kah Dia yang membawa mereka naik dari laut? Demikian pula di
sini, tangan-Nya mulai terulur seperti pada zaman dahulu kala
terhadap amarah musuh (Mzm. 138:7). Ada kalanya musuh-mu-
suh Israel dijual oleh gunung batu mereka sendiri, yaitu berhala-
berhala sesembahan mereka sendiri, yang tidak sanggup meno-
long mereka, namun justru mengkhianati mereka, sebab Yahwe,
Tuhan Israel, telah mengurung mereka bagaikan domba yang siap
disembelih. Sebab musuh-musuh sendiri harus mengakui bahwa
Tuhan -Tuhan mereka sama sekali bukanlah tandingan Tuhan Israel.
sebetulnya , pohon anggur mereka berasal dari pohon anggur
Sodom (ay. 32-33). Yang dimaksudkan dengan ini pastilah
musuh-musuh Israel, yang begitu mudah dirobohkan di hadapan
pedang Israel sebab mereka sudah matang bagi kehancuran, dan
takaran kejahatan mereka sudah penuh. Namun ayat-ayat ini
juga bisa dipahami sebagai kemenangan yang mengherankan dari
musuh-musuh Israel melawan Israel, saat Tuhan memakai mu-
suh-musuh mereka sebagai cambuk murka-Nya (Yes. 10:5-6). “Ba-
gaimana mungkin satu orang Kanaan dapat mengejar seribu
orang Israel,” seperti yang diancamkan kepada orang-orang yang
mengharapkan bantuan dari Mesir (Yes. 30:17), seribu orang akan
lari melihat ancaman satu orang “kecuali gunung batu Israel telah
meninggalkan dan menyerahkan mereka.” sebab jika tidak,
betapa pun mereka menganggap kekuatan mereka berasal dari
dewa-dewa mereka (Hab. 1:11), sebagaimana orang Filistin me-
ngaitkan kemenangan mereka dengan Dagon, sudah pasti bahwa
gunung batu musuh-musuh tidak akan mampu mengalahkan gu-
nung batu Israel. Tuhan akan segera menundukkan musuh-musuh
mereka (Mzm. 81:15), kalau bukan sebab kefasikan Israel yang
menyerahkan mereka ke tangan musuh-musuh. Sebab pohon
anggur mereka, yaitu pohon anggur Israel, berasal dari pohon
Kitab Ulangan 32:26-38
anggur Sodom (ay. 32-33). Mereka telah ditanam sebagai pokok
anggur pilihan, dari benih yang sungguh murni, namun sebab
dosa, mereka telah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar
(Yer. 2:21). mereka tidak saja mencontoh kejahatan Sodom, namun
juga melebihinya (Yeh. 16:48). Tuhan menyebut mereka kebun
anggur-Nya, tanam-tanaman kegemaran-Nya (Yes. 5:7). Namun
buah-buah mereka,
1. Sangat busuk, dan tidak berkenan pada Tuhan , pahit bagaikan
empedu.
2. Sangat berbahaya, dan merusak satu sama lain, bagaikan bisa
ular tedung yang keras ganas. Sebagian penafsir memahami
ini sebagai hukuman atas mereka. Dosa mereka akan menjadi
seperti kepahitan yang datang pada akhirnya (2Sam. 2:26),
yang akan memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa
seperti beludak (Ayb. 20:14, Ams. 23:32).
IV. Pada akhirnya Tuhan menetapkan hati untuk membinasakan
orang-orang yang telah menganiaya dan menindas bangsa Israel.
saat piala dengan isinya yang memusingkan diedarkan, raja
Babel harus minum dari piala itu pada akhirnya (Yer. 25:26; Yes.
2:22-23). Harinya akan tiba saat penghukuman yang dimulai di
rumah Tuhan akan berakhir pada orang berdosa dan orang fasik
(1Ptr. 4:17-18). Tuhan pada waktunya akan menjatuhkan musuh-
musuh jemaat.
1. Dalam murka terhadap kefasikan mereka, yang diperhatikan-
Nya, dan disimpan dalam catatan-Nya (ay. 34-35). “Bukankah
kegeraman musuh-musuh yang tidak dapat dihilangkan ter-
hadap Israel itu tersimpan pada-Ku, untuk diperhitungkan di
lalu hari, saat diperlihatkan bahwa hak-Kulah dendam
dan pembalasan?” Sebagian penafsir memahaminya sebagai
dosa umat Israel, terutama penganiayaan mereka terhadap
para nabi, yang tersimpan melawan mereka mulai dari darah
Habel, orang benar itu (Mat. 23:35). Apa pun itu, hal ini meng-
ajarkan kepada kita bahwa kefasikan orang fasik tersimpan
pada Tuhan .
(1) Tuhan mengamati kefasikan itu (Mzm. 90:8). Ia mengetahui
seperti apa pohon anggur maupun buahnya, seperti apa
watak pikiran manusia dan seperti apa perbuatan-perbuat-
an hidupnya.
(2) Tuhan menyimpan catatan tentang kefasikan itu, baik dalam
kemahatahuan-Nya sendiri maupun dalam hati nurani
orang berdosa. Hal ini termeterai dalam perbendaharaan-
Nya, yang menandakan keamanan dan juga kerahasiaan-
nya. Kitab-kitab ini tidak akan hilang, tidak pula akan di-
buka sebelum tiba hari penghakiman agung. Lihat Hosea
13:12.
(3) Tuhan kerap menangguhkan penghukuman atas dosa untuk
waktu yang sangat lama. Penghukuman itu tersimpan,
hingga takarannya penuh, dan hari kesabaran ilahi sudah
berakhir. Lihat Ayub 21:28-30.
(4) Akan tiba hari perhitungan, saat semua perbendaharaan
kesalahan dan murka ditumpahkan, dan dosa orang-orang
berdosa pasti dinyatakan kepada mereka.
[1] Perhitungan itu sendiri pasti akan dilakukan, sebab
Tuhan yaitu Tuhan pembalas, dan oleh sebab itu Ia
akan memberi pembalasan (Yes. 59:18). Hal ini dikutip
oleh sang rasul untuk menunjukkan kedahsyatan mur-
ka Tuhan terhadap orang-orang yang memberontak dari
iman kepada Kristus (Ibr. 10:30).
[2] Perhitungan itu akan dilakukan pada waktunya, pada
waktu yang terbaik. Bahkan, perhitungan itu akan dila-
kukan dalam waktu dekat. Hari bencana bagi mereka te-
lah dekat. Dan, meskipun tampak berlambat-lambat,
hari itu tetap berjalan, tidak tidur, namun bergegas. Dalam
satu jam saja, penghukuman atas Babel pun datang.
2. Tuhan akan menjatuhkan musuh-musuh Israel dalam belas ka-
sihan terhadap umat-Nya sendiri, yang meskipun telah sangat
membangkitkan murka-Nya, namun tetap berhubungan de-
ngan Dia, dan kesengsaraan mereka berseru kepada belas
kasihan-Nya. TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya
(ay. 36). Artinya, Tuhan akan memberi keadilan kepada mere-
ka melawan musuh-musuh mereka, membela perkara mereka,
dan mematahkan kuk penindasan yang di bawahnya mereka
sudah lama mengerang, sebab Ia merasa sayang kepada ham-
ba-hamba-Nya. Ia tidak mengubah pikiran-Nya, namun meng-
Kitab Ulangan 32:26-38
ubah jalan-Nya, dan berperang bagi mereka, sama seperti Ia
telah berperang melawan mereka, jika dilihat-Nya, bahwa
kekuatan mereka sudah lenyap. Hal ini jelas menunjuk pada
pembebasan-pembebasan yang diadakan Tuhan bagi Israel me-
lalui para hakim, dari tangan orang-orang yang kepada mereka
Ia telah menjual Israel akibat dosa-dosa mereka. Lihat Hakim-
hakim 2:11-18. Betapa TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-
Nya melihat kesukaran Israel (Hak. 10:16), dan ini terjadi ke-
tika mereka sudah tidak berdaya lagi. Tuhan menolong mereka
saat mereka tidak sanggup menolong diri mereka sendiri.
Sebab baik hamba maupun orang merdeka sudah tiada. Arti-
nya, tidak ada lagi seorang pun yang tinggal di kota-kota besar
ataupun di kota-kota berkubu, tempat mereka dikurung, tidak
pula ada seorang pun yang tinggal di rumah-rumah pedesaan
yang terpencar, di mana mereka dibiarkan hidup berjauhan
dari para tetangga mereka. Perhatikanlah, waktu Tuhan untuk
tampil membebaskan umat-Nya yaitu saat keadaan mereka
sudah sampai pada titik yang paling genting. Tuhan menguji
iman umat-Nya, dan menggugah doa mereka, dengan mem-
biarkan segala sesuatunya sampai pada keadaan yang paling
buruk. Pada saat itu Ia mengagungkan kuasa-Nya sendiri, dan
membuat wajah musuh-musuh-Nya malu, dan memenuhi hati
umat-Nya dengan sukacita yang jauh lebih besar, dengan me-
nyelamatkan mereka dari keadaan yang sudah gawat, seperti
puntung yang ditarik dari kebakaran.
3. Tuhan akan menjatuhkan musuh-musuh Israel dalam penghi-
naan dan celaan terhadap patung-patung berhala (ay. 37-38).
Di manakah Tuhan mereka? Hal ini dapat dipahami dengan dua
cara:
(1) Bahwa Tuhan akan melakukan bagi umat-Nya apa yang
tidak mampu dilakukan bagi mereka oleh berhala-berhala
yang mereka sembah. Mereka telah meninggalkan Tuhan ,
dan sudah sangat royal dalam mempersembahkan korban-
korban bagi berhala-berhala. Mereka telah membawa ke
atas mezbah-mezbah mereka lemak dari korban sembelihan
mereka dan anggur dari korban curahan mereka, yang me-
reka sangka akan dimakan dan diminum oleh dewa-dewa
mereka, dan yang turut mereka nikmati bersama dengan
dewa-dewa itu. “Sekarang,” kata Tuhan , “apakah Tuhan -Tuhan
yang sudah kamu rayu, dengan memakan biaya yang be-
gitu besar itu, akan menolongmu dalam kesesakanmu, dan
dengan begitu membayar kembali semua biaya yang telah
kamu habiskan untuk beribadah kepada mereka? Pergi
sajalah berseru kepada para Tuhan yang telah kamu pilih itu,
biar merekalah yang menyelamatkan kamu (Hak. 10:14).
Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan mereka akan ke-
bodohan mereka dalam meninggalkan Tuhan yang sanggup
menolong mereka demi Tuhan -Tuhan yang tidak sanggup me-
lakukannya, dan dengan demikian membuat mereka ber-
tobat dan layak untuk dibebaskan. saat perempuan yang
berzinah mengejar para kekasihnya, namun tidak mencapai
mereka, dan berdoa kepada berhala-berhalanya, namun
tidak mendapat kebaikan dari mereka, maka dia akan
berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang
pertama (Hos. 2:6; Yes. 16:12; Yer. 2:27-28). Atau,
(2) Bahwa Tuhan akan melakukan tindakan terhadap musuh-
musuh-Nya, dan berhala-berhala yang sudah mereka sem-
bah tidak dapat menyelamatkan mereka dari tindakan
Tuhan itu. Sanherib dan Nebukadnezar dengan berani me-
nantang Tuhan Israel untuk membebaskan orang-orang yang
menyembah Dia (Yes. 37:10; Dan. 3:15), dan Tuhan benar-
benar membebaskan mereka, sehingga mempermalukan
musuh-musuh mereka. namun Tuhan Israel menantang dewa
Bel dan dewa Nebo untuk membebaskan orang-orang yang
menyembah mereka, untuk bangkit dan menolong mereka,
dan menjadi pelindung mereka (Yes. 47:12-13). Namun ke-
dua dewa itu sama sekali tidak mampu menolong para pe-
nyembah itu, dan justru mereka sendiri, yaitu patung-
patung mereka, sebab mereka memang patung semata-
mata, harus pergi sebagai tawanan (Yes. 46:1-2). Perhati-
kanlah, orang-orang yang menaruh percaya kepada gunung
batu selain Tuhan akan mendapati bahwa gunung batu itu
ternyata pasir belaka pada masa kesesakan mereka. Gu-
nung batu itu tidak akan berdaya menolong mereka pada
saat mereka paling membutuhkannya.
Kitab Ulangan 32:39-43
Nyanyian Musa
(32:39-43)
39 Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Tuhan kecuali Aku.
Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan,
namun Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat
melepaskan dari tangan-Ku. 40 sebetulnya , Aku mengangkat tangan-Ku
ke langit, dan berfirman: Demi Aku yang hidup selama-lamanya, 41 jika
Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang
penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan meng-
adakan pembalasan kepada yang membenci Aku. 42 Aku akan memabukkan
anak panah-Ku dengan darah, dan pedang-Ku akan memakan daging: darah
orang-orang yang mati tertikam dan orang-orang yang tertawan, dari kepala-
kepala musuh yang berambut panjang. 43 Bersorak-sorailah, hai bangsa-
bangsa sebab umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya,
Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian bagi
tanah umat-Nya.”
Penutup nyanyian ini berbicara mengenai tiga hal:
I. Kemuliaan bagi Tuhan (ay. 39). “Lihatlah sekarang tentang seluruh
perkara ini, bahwa Aku, Akulah Dia. Pelajarilah hal ini dari kehan-
curan para penyembah berhala, dan ketidakmampuan berhala-
berhala mereka untuk menolong mereka.” Tuhan yang maha besar
di sini menuntut kemuliaan,
1. sebab Ia ada dari diri-Nya sendiri: Aku, Akulah Dia. Demi-
kianlah Musa mengakhiri nyanyian itu dengan nama Tuhan
yang melaluinya ia pertama-tama dibuat mengenal-Nya (Kel.
3:14), “AKU yaitu AKU. Akulah Dia yang sudah ada, yang
akan ada, yang telah Kujanjikan akan ada, dan yang telah Ku-
ancamkan akan ada. Semua orang akan mendapati bahwa
Aku setia memegang perkataan-Ku.” Targum kaum Uziel meng-
uraikannya sebagai berikut: saat firman Tuhan menyatakan
diri-Nya untuk menebus umat-Nya, Ia akan berkata kepada
semua orang, lihatlah bahwa sekarang Aku yaitu sebagai-
mana Aku ada, sudah ada, dan akan ada. Kita mengetahui
dengan baik bagaimana menerapkan perkataan ini pada Dia
yang berkata kepada Yohanes, Aku yaitu yang ada dan yang
sudah ada dan yang akan datang (Why. 1:8). Perkataan ini,
Aku, Akulah Dia, kerap kita temui dalam pasal-pasal dari kitab
Yesaya, saat Tuhan mendorong umat-Nya untuk mengharap-
kan pembebasan mereka dari Babel (Yes. 41:4; 43:11, 13, 25,
46:4).
2. sebab Dialah satu-satunya yang maha tinggi. “Tidak ada Tuhan
kecuali Aku. Tidak ada yang dapat menolong kecuali Aku, tidak
ada yang dapat menandingi Aku.” Lihat Yesaya 43:10-11.
3. sebab Ia berdaulat secara mutlak, dan Dialah sumber segala
tindakan: Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan.
Artinya, segala kejahatan dan kebaikan datang dari tangan-
Nya dan dibiarkan terjadi dalam penyelenggaraan-Nya. Ia mem-
bentuk baik terang kehidupan maupun gelapnya kematian
(Yes. 45:7; Rat. 3:37-38). Atau, Ia mematikan dan meremuk-
kan musuh-musuh-Nya, namun menyembuhkan dan menghi-
dupkan umat-Nya sendiri. Ia mematikan dan meremukkan
dengan penghakiman-penghakiman-Nya orang-orang yang mem-
belot dan memberontak terhadap-Nya. Akan namun , saat me-
reka berbalik dan betobat, Ia menyembuhkan mereka, dan
menghidupkan mereka dengan belas kasihan dan anugerah-
Nya. Atau ayat ini menunjukkan wewenang-Nya yang tidak
dapat dibantah untuk mengatur semua makhluk ciptaan-Nya,
dan keberadaan yang telah diberikan-Nya kepada mereka, se-
hingga melalui mereka Ia dapat memenuhi maksud-maksud-
Nya sendiri: Dibunuhnya siapa yang dikehendaki-Nya dan di-
biarkan-Nya hidup siapa yang dikehendaki-Nya, saat peng-
hakiman-penghakiman-Nya dijatuhkan. Atau bisa juga berarti,
walaupun Ia membunuh, namun Ia menghidupkan kembali:
walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi (Rat. 3:32).
Walaupun Ia telah menerkam, Ia akan menyembuhkan kita
(Hos. 6:1-2). Targum Yerusalem membacanya, Aku membunuh
mereka yang hidup di dunia ini, dan menghidupkan mereka
yang mati di dunia lain. Beberapa ahli Yahudi sendiri sudah
mencermati bahwa kematian, dan kehidupan sesudahnya,
yaitu kehidupan kekal, tersirat dalam kata-kata ini.
4. sebab Ia memiliki kuasa yang tidak dapat dilawan, dan tidak
dapat dikendalikan: Seorang pun tidak ada yang dapat mele-
paskan dari tangan-Ku orang-orang yang telah Kutandai untuk
dibinasakan. Sama seperti tidak ada pengecualian yang dapat
dibuat atas hukuman yang dijatuhkan oleh keadilan Tuhan ,
begitu juga tidak ada yang dapat lolos dari pelaksanaan-pelak-
sanaan hukuman yang dikerahkan oleh kuasa-Nya.
Kitab Ulangan 32:39-43
II. Kengerian bagi musuh-musuh-Nya (ay. 40-42). Memang kenge-
rianlah yang akan dirasakan oleh orang-orang yang membenci
Dia, yaitu mereka yang berbakti kepada Tuhan -Tuhan lain, yang se-
ngaja tetap tidak mau menaati hukum ilahi, dan yang menjahati
serta menganiaya hamba-hamba-Nya yang setia. Kepada mereka
inilah Tuhan akan mengadakan pembalasan, yaitu musuh-musuh-
Nya yang tidak suka Dia memerintah atas mereka. Untuk mem-
peringatkan orang-orang seperti itu agar bertobat dan kembali
setia kepada-Nya pada waktunya, murka Tuhan di sini dinyatakan
dari sorga melawan mereka.
1. Hukuman ilahi itu disahkan dengan sebuah sumpah (ay. 40):
Tuhan mengangkat tangan-Nya ke langit, tempat kediaman ke-
kudusan-Nya. Ini merupakan tanda yang sangat penting yang
pada zaman dulu biasa digunakan dalam bersumpah (Kej.
14:22). sebab Tuhan tidak dapat bersumpah demi sesuatu
yang lebih besar, maka Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri
dan hidup-Nya sendiri. Betapa sengsara dan celakanya orang,
jika firman dan sumpah Tuhan diucapkan melawan mereka.
Tuhan telah bersumpah, dan tidak akan menyesal, bahwa
dosa para pendosa akan menghancurkan mereka sendiri apa-
bila mereka terus hidup di dalamnya.
2. Persiapan yang diadakan untuk melaksanakan hukuman: Pe-
dang yang berkilat-kilat diasah. Lihat Mazmur 7:13. Itu yaitu
pedang yang di langit sudah mengamuk (Yes. 34:5). Sementara
pedang diasah, kesempatan diberikan kepada orang berdosa
untuk bertobat dan berdamai dengan-Nya. jika ia meng-
abaikan hal ini, maka tusukan pedang itu akan semakin
dalam. Dan sama seperti pedang diasah, demikian pula tangan
yang akan menggunakannya memegang penghukuman dengan
tekad untuk menuntaskannya.
3. Pelaksanaan hukuman itu sendiri akan sangat mengerikan:
Pedang akan memakan daging dengan berlimpah, dan anak
panah akan dimabukkan dengan darah, begitu banyak darah
yang akan tertumpah, darah orang-orang yang terbunuh di
medan perang, dan darah orang-orang tawanan. Dan para ta-
wanan itu tidak akan mendapat ampun, namun akan dihukum
mati dalam peperangan. jika Ia memulai pembalasan, Ia
juga akan menuntaskannya. Sebab dalam hal ini juga pekerja-
an-Nya sungguh sempurna. Para penafsir dibuat sangat bi-
ngung dengan kalimat terakhir: Dari kepala-kepala musuh yang
berambut panjang (ay. 42, KJV: Dari permulaan pembalasan-pem-
balasan terhadap musuh). Cendekiawan Uskup Patrick berpen-
dapat bahwa ayat itu bisa juga dibaca seperti ini, dari raja sam-
pai kepada budak para musuh (Yer. 50:35-37). saat pedang
murka Tuhan terhunus, maka darah akan tertumpah, darah
setinggi kekang kuda (Why. 14:20).
III. Penghiburan bagi umat-Nya sendiri (ay. 43): Bersorak-sorailah, hai
bangsa-bangsa sebab umat-Nya. Musa mengakhiri nyanyian ini
dengan kata-kata sukacita. Sebab di dalam Israel milik Tuhan
terdapat umat yang tersisa yang kesudahannya yaitu damai
sejahtera. Umat Tuhan akan bersukacita pada akhirnya, akan ber-
sukacita untuk selama-lamanya. Di sini disebutkan tiga hal
sebagai pokok sukacita itu:
1. Diperluasnya batas-batas jemaat. Rasul Paulus menerapkan
kata-kata pertama dari ayat ini kepada pertobatan bangsa-
bangsa bukan Yahudi. Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa,
dengan umat-Nya (Rm. 15:10). Lihatlah apa yang dikerjakan
anugerah Tuhan dalam pertobatan jiwa-jiwa. Anugerah Tuhan
membuat jiwa-jiwa bersukacita dengan umat Tuhan . Sebab aga-
ma yang sejati membuat kita mengenal sukacita yang sejati.
Alangkah kelirunya orang-orang yang menyangka bahwa aga-
ma cenderung membuat orang menjadi pemurung.
2. Pembalasan atas perselisihan-perselisihan jemaat dengan mu-
suh-musuhnya. Ia akan mengadakan pembalasan untuk darah
hamba-hamba-Nya, dan kelak akan tampak betapa berharganya
darah mereka bagi-Nya. Sebab orang-orang yang menumpah-
kannya akan diberi darah untuk mereka minum.
3. Belas kasihan yang disediakan Tuhan bagi jemaat-Nya, dan bagi
semua yang menjadi milik jemaat: Ia akan mengadakan pen-
damaian bagi tanah umat-Nya. Artinya, bagi semua orang di
mana saja yang takut akan Dia dan beribadah kepada-Nya.
Apa pun penghakiman-penghakiman yang dijatuhkan atas
orang berdosa, umat Tuhan akan baik-baik saja. Dalam hal ini,
biarlah orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi bersuka-
cita bersama-sama.
Kitab Ulangan 32:44-52
Nasihat Musa yang Terakhir
(32:44-52)
44 Lalu datanglah Musa bersama-sama dengan Yosua bin Nun dan menyam-
paikan ke telinga bangsa itu segala perkataan nyanyian tadi. 45 Sesudah Musa
selesai menyampaikan segala perkataan itu kepada seluruh orang Israel, 46
berkatalah ia kepada mereka: “Perhatikanlah segala perkataan yang kuperi-
ngatkan kepadamu pada hari ini, supaya kamu memerintahkannya kepada
anak-anakmu untuk melakukan dengan setia segala perkataan hukum
Taurat ini. 47 Sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu, namun
itulah hidupmu, dan dengan perkataan ini akan lanjut umurmu di tanah, ke
mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.” 48
Pada hari itulah juga TUHAN berfirman kepada Musa: 49 “Naiklah ke atas
pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan
Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel
menjadi miliknya, 50 lalu engkau akan mati di atas gunung yang akan
kaunaiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama
seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan
kepada kaum leluhurnya – 51 oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap
Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di
padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku
di tengah-tengah orang Israel. 52 Engkau boleh melihat negeri itu terbentang
di depanmu, namun tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan ke-
pada orang Israel.”
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Penyerahan nyanyian ini secara khidmat kepada umat Israel (ay.
44-45). Musa menyampaikannya kepada sebanyak mungkin orang
yang dapat mendengarnya, sementara Yosua, dalam kumpulan
jemaat lain, pada saat yang sama, menyampaikannya kepada se-
banyak mungkin orang yang dapat dijangkau suaranya. Dengan
demikian, sebab nyanyian itu keluar dari mulut kedua pemimpin
mereka, yaitu Musa yang sedang meletakkan jabatannya, dan
Yosua yang akan mengambil alih jabatan itu, mereka akan meli-
hat bahwa keduanya sehati dan sepikiran. Dan bahwa, meskipun
ada perubahan pemimpin pada mereka, namun tidak ada per-
ubahan dalam perintah ilahi. Yosua, seperti juga Musa, akan
menjadi saksi melawan mereka jika mereka sampai mening-
galkan Tuhan .
II. Amanat yang sungguh-sungguh kepada bangsa Israel untuk mem-
perhatikan perkataan ini dan semua perkataan baik yang lain yang
sudah disampaikan Musa kepada mereka. Betapa ia sungguh-
sungguh merindukan mereka semua, betapa sangat inginnya dia
agar firman Tuhan menanamkan kesan-kesan yang mendalam dan
1008
abadi dalam diri mereka, betapa ia cemburu kepada mereka de-
ngan cemburu ilahi, supaya jangan sampai mereka mengabaikan
perkara-perkara besar ini!
1. Kewajiban-kewajiban yang dibebankannya kepada mereka
yaitu ,
(1) Agar mereka sendiri memperhatikan semua perkataan ini
dengan sungguh-sungguh: “Pusatkanlah perhatianmu ke-
pada hukum-hukum ini, dan juga kepada semua janji dan
ancaman, semua berkat dan kutuk, dan sekarang pada
akhirnya kepada nyanyian ini. Hendaklah pikiranmu tercu-
rah untuk merenungkan hal-hal ini, dan tergerak olehnya.
Niatkanlah hatimu untuk menjalankan kewajibanmu, dan
berpeganglah padanya dengan sepenuh hati.”
(2) Agar mereka meneruskan semuanya ini dengan setia ke-
pada angkatan-angkatan yang akan datang sesudah mere-
ka: “Apa pun kepentingan, atau pengaruh, yang engkau mi-
liki atas anak-anakmu, gunakanlah semuanya itu untuk
tujuan ini. Dan perintahkanlah mereka (sebagaimana yang
dilakukan bapamu Abraham, Kej. 18:19) untuk melakukan
dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini. Orang-
orang yang memang baik tidak bisa tidak pasti mengingin-
kan agar anak-anak mereka juga sama baiknya seperti
mereka, dan supaya keturunan mereka tetap memelihara
agama pada masa hidup mereka dan agar kelangsungan-
nya untuk seterusnya tidak terhenti.
2. Alasan-alasan yang dipakai Musa untuk meyakinkan bangsa
Israel supaya hidup beragama dan bertekun di dalamnya ada-
lah,
(1) Sangat pentingnya hal-hal itu sendiri yang telah diamanat-
kannya kepada mereka (ay. 47): “Perkataan ini bukanlah
perkataan hampa bagimu, namun itulah hidupmu. Ini bukan-
lah hal yang biasa saja, melainkan sesuatu yang mutlak
penting. Ini bukanlah hal sepele, melainkan perkara yang
besar akibatnya, perkara hidup dan mati. Perhatikanlah
hal itu, maka kamu akan terpelihara selamanya. Abaikan-
lah itu, maka kamu akan binasa selamanya.” Oh seandai-
nya saja manusia mau diyakinkan sepenuhnya akan hal
Kitab Ulangan 32:44-52
1009
ini, bahwa agama yaitu hidup mereka, bahkan hidup jiwa
mereka!
(2) Keuntungan luar biasa yang akan mereka peroleh dari se-
mua perkataan ini: Dengan perkataan ini akan lanjut umur-
mu di Kanaan. Ini merupakan janji yang melambangkan
kehidupan kekal yang tentangnya Kristus telah meyakin-
kan kita bahwa orang-orang yang menuruti segala perintah
Tuhan akan masuk ke dalamnya (Mat. 19:17).
III. Perintah-perintah yang diberikan kepada Musa berkenaan dengan
kematiannya. sebab sekarang saksi yang termasyhur bagi Tuhan
ini telah menyelesaikan kesaksiannya, maka ia harus naik ke
Gunung Nebo dan mati di sana. Dalam nubuat tentang kedua
saksi Kristus, ada rujukan yang jelas pada Musa dan Elia (Why.
11:6). Dan mungkin kepergian kedua saksi itu, sebab mati seba-
gai martir, tidak kurang mulia dibandingkan kepergian Musa ataupun
Elia. Perintah-perintah diberikan kepada Musa pada hari itu juga
(ay. 48). sebab sekarang Musa sudah merampungkan pekerjaan-
nya, untuk apa ia ingin hidup sehari lebih lama lagi? Ia memang
pernah berdoa agar diizinkan menyeberangi sungai Yordan, namun
sekarang ia sudah puas sepenuhnya, dan, seperti yang diperin-
tahkan Tuhan kepadanya, ia tidak lagi membicarakan perkara itu.
1. Di sini Tuhan mengingatkan Musa akan dosa yang telah men-
jadi kesalahannya, yang sebab nya ia dilarang memasuki Ka-
naan (ay. 51), supaya ia dapat lebih sabar menanggung tegur-
an akibat dosanya itu, dan supaya sekarang ia dapat kembali
menyesali perkataan yang diucapkannya dengan gegabah itu.
Sebab sungguh baik jika orang-orang yang paling baik mati
sambil menyesali kelemahan-kelemahan yang mereka sadari
sendiri. Kelalaianlah yang membuat Tuhan murka seperti itu.
Musa tidak menghormati kekudusan Tuhan , seperti yang seha-
rusnya ia lakukan, di tengah-tengah orang Israel. Ia tidak ber-
perilaku pantas dalam melaksanakan perintah-perintah yang
diterimanya pada waktu itu.
2. Tuhan mengingatkan Musa tentang kematian Harun, kakaknya
(ay. 50), supaya kematiannya sendiri terasa lebih biasa untuk-
nya dan tidak begitu menakutkan. Perhatikanlah, sungguh
dorongan yang besar bagi kita, jika sedang menjelang ajal,
kita mengingat sahabat-sahabat yang telah mendahului kita
1010
melewati lembah kekelaman itu, terutama mengingat Kristus,
Saudara dan Imam Besar kita.
3. Tuhan menyuruh Musa untuk naik ke atas pegunungan, dan
dari sana memandang tanah Kanaan, lalu mati (ay. 49-50).
Ingatan akan dosanya bisa saja membuat kematian terasa me-
ngerikan baginya, namun pemandangan Kanaan yang diper-
lihatkan kepadanya oleh Tuhan menghilangkan kengerian itu,
sebab ini merupakan tanda bahwa Tuhan telah berdamai
dengannya. Ini juga merupakan petunjuk jelas baginya bahwa
meskipun dosanya telah menjauhkannya dari Kanaan dunia-
wi, namun itu tidak akan membuatnya kehilangan negeri yang
lebih baik itu, yang di dunia ini hanya dapat dilihat dengan
mata iman. Perhatikanlah, orang dapat meninggal dengan te-
nang dan damai kapan pun Tuhan memanggil mereka, kendati
mereka teringat akan dosa-dosa mereka, jika mereka me-
miliki keyakinan yang kuat dan pengharapan yang teguh akan
kehidupan kekal sesudah kematian.
PASAL 33
usa masih belum selesai berkata-kata dengan orang Israel. Ia
terkesan sudah siap meninggalkan mereka pada bagian penu-
tup pasal sebelumnya, namun ternyata masih ada lagi yang hendak
disampaikannya. Ia sudah menyampaikan kepada mereka khotbah
perpisahan, sebuah petuah yang sangat padat berisi dan menyentuh
hati. Sesudah khotbah itu, ia juga telah memberi sebuah nyanyian,
sebuah nyanyian yang panjang, dan sekarang tidak ada lagi yang
harus disampaikannya selain melepas mereka dengan berkat. Berkat
itu diucapkannya pada pasal ini dalam nama Tuhan, dan seusai itu,
ia pun pergi meninggalkan mereka.
I. Musa menyatakan bahwa mereka semua diberkati dalam
segala hal yang telah dilakukan Tuhan bagi mereka, terutama
dalam memberi mereka hukum-Nya (ay. 2-5).
II. Musa menyatakan berkat ke atas tiap-tiap suku, yang meru-
pakan doa bagi kebahagiaan mereka maupun nubuatan ten-
tang kebahagiaan itu.
1. Suku Ruben (ay. 6).
2. Suku Yehuda (ay. 7).
3. Suku Lewi (ay. 8-11).
4. Suku Benyamin (ay. 12).
5. Suku Yusuf (ay. 13-17).
6. Suku Zebulon dan Suku Isakhar (ay. 18-19).
7. Suku Gad (ay. 20-21).
8. Suku Dan (ay. 22).
9. Suku Naftali (ay. 23).
10. Suku Asyer (ay. 24-25).
M
1012
III. Musa menyatakan bahwa mereka semua secara umum diber-
kati oleh sebab siapa Tuhan bagi mereka, dan apa yang akan
dilakukan-Nya untuk mereka jika mereka taat (ay. 26,
dst.).
Berkat Musa atas Israel
(33:1-5)
1 Inilah berkat yang diberikan Musa, abdi Tuhan itu, kepada orang Israel sebe-
lum ia mati. 2 Berkatalah ia: “TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada
mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari
tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tam-
pak kepada mereka api yang menyala. 3 Sungguh Ia mengasihi umat-Nya;
semua orang-Nya yang kudus – di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-
Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu. 4 Musa telah me-
merintahkan hukum Taurat kepada kita, suatu milik bagi jemaah Yakub. 5 Ia
menjadi raja di Yesyurun, saat kepala-kepala bangsa datang berkumpul,
yaitu segala suku Israel bersama-sama.
Ayat pertama merupakan judul pasal ini: inilah berkat. Pada pasal
sebelumnya, Musa telah menggelegarkan kengerian-kengerian Tuhan
melawan Israel sebab dosa mereka. Itu yaitu pasal yang serupa
dengan gulungan Kitab Yehezkiel, penuh ratapan, dukacita, dan
petaka. Sekarang untuk melembutkan hal itu, dan untuk tidak
meninggalkan kesan bahwa Musa berpamitan dalam amarah, ia di
sini menambahkan berkat, dan meninggalkan damai sejahteranya,
yang akan turun dan tinggal tetap di antara mereka yang merupakan
orang-orang yang layak menerima damai sejahtera. Demikian pula
perbuatan terakhir Kristus di bumi yaitu memberkati murid-murid-
Nya (Luk. 24:50), seperti yang diperbuat Musa di sini, sebagai tanda
perpisahan di antara para sahabat. Musa memberkati mereka,
1. Sebagai seorang nabi – seorang abdi Tuhan . Perhatikanlah, mem-
punyai bagian dalam doa-doa orang yang memiliki bagian di
sorga yaitu hal yang sangat didambakan. Itulah upah nabi. Da-
lam berkat ini, Musa tidak hanya mengungkapkan pengharapan-
pengharapannya yang baik bagi bangsa ini, namun juga melalui roh
nubuatan menubuatkan hal-hal yang akan terjadi menyangkut
mereka.
2. Sebagai orangtua bagi Israel, sebab seperti itulah para pemimpin
yang baik bagi rakyatnya. Yakub menjelang kematiannya mem-
berkati anak-anak lelakinya (Kej. 49:1), dan untuk mengikuti
Kitab Ulangan 33:1-5
1013
teladan inilah Musa di sini memberkati suku-suku keturunan
anak-anak Yakub, untuk menunjukkan bahwa meskipun mereka
sudah berlaku sangat menjengkelkan, namun penerusan berkat
itu tidaklah terputus. Pemberkatan yang dilakukan Musa sesaat
sebelum kematiannya ini tidak hanya akan lebih besar kemung-
kinannya untuk meninggalkan suatu kesan dalam diri mereka,
namun juga akan memperlihatkan kehendak Musa yang sungguh
baik bagi mereka, bahwa ia menginginkan kebahagiaan mereka,
meskipun ia harus mati dan tidak turut berbagi di dalam kebaha-
giaan itu.
Musa mengawali berkatnya dengan gambaran yang luhur ten-
tang penampakan-penampakan Tuhan yang mulia kepada mereka
pada waktu Ia memberi mereka hukum-Nya, dan manfaat luar
biasa yang mereka peroleh dari tindakan Tuhan ini .
I. Pada waktu itu keagungan ilahi disingkapkan secara kasat mata
dan berkilau, yang cukup untuk meyakinkan, dan selamanya mem-
bungkam, orang-orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan dan
tidak beriman kepada-Nya, untuk menggugah dan menyadarkan
orang-orang yang paling bodoh dan tak acuh sekalipun, dan untuk
mempermalukan segala kecenderungan hati yang tersembunyi
untuk menyembah Tuhan -Tuhan lain (ay. 2).
1. Penampakan-Nya sungguh mulia. Ia bersinar laksana mata-
hari saat Ia bangkit dan maju dengan kekuatan-Nya. Bah-
kan Seir dan Paran, dua pegunungan yang letaknya berjauh-
an, diterangi oleh kemuliaan ilahi yang tampak di gunung
Sinai, dan keduanya memantulkan pancaran-pancaran sinar
kemuliaan itu. Begitu terang penampakan itu, dan begitu di-
perhatikan oleh bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Nabi Ha-
bakuk mengacu kepada peristiwa ini, saat ia menjabarkan
keajaiban-keajaiban dari penyelenggaraan ilahi (Hab. 3:3-4;
Mzm. 18:8-10). Targum Yerusalem memiliki penjelasan yang
mengherankan tentang hal ini, bahwa, “pada waktu Tuhan tu-
run untuk memberi hukum Taurat, Ia menawarkannya di
gunung Seir kepada orang Edom, namun mereka menolaknya,
sebab mereka menemukan bahwa di dalamnya ada tertulis,
jangan membunuh. lalu Tuhan menawarkannya di gu-
nung Paran kepada orang Ismael, namun mereka pun menolak-
nya, sebab mereka menemukan bahwa di dalamnya ada ter-
tulis, jangan mencuri. Lalu Tuhan datang ke gunung Sinai dan
menawarkannya kepada orang Israel, dan mereka berkata, se-
gala yang difirmankan Tuhan akan kami lakukan.” Saya tidak
akan menuliskan kesombongan diri yang sungguh tidak ber-
dasar seperti itu kalau saja itu bukan suatu karya dari masa
lampau.
2. Iring-iringan yang menyertai-Nya sungguh mulia. Tuhan datang
bersama dengan rombongan besar-Nya yang kudus, seperti
yang sudah sejak dulu dinubuatkan oleh Henokh tentang ba-
gaimana Tuhan akan datang pada akhir zaman untuk meng-
hakimi dunia (Yud. 1:14). Mereka ini yaitu para malaikat,
kereta-kereta Tuhan yang di tengah-tengahnya Tuhan berada, di
tempat kudus itu (Mzm. 68:18). Mereka mengiringi keagungan
ilahi, dan ditugasi sebagai pelayan-pelayan-Nya pada hari yang
penuh kekhidmatan itu. Itulah sebabnya hukum Taurat dika-
takan disampaikan oleh malaikat-malaikat (Kis. 7:53; Ibr. 2:2).
II. Tuhan memberi kepada orang Israel hukum-Nya,
1. Yang disebut sebagai api yang menyala (ay. 2, KJV: hukum
yang berapi), sebab hukum itu diberikan kepada mereka dari
tengah-tengah api (Ul. 4:33), dan sebab hukum itu bekerja
seperti api. jika diterima, hukum itu melelehkan, mengha-
ngatkan, memurnikan, dan membakar habis sampah kebo-
brokan. namun jika disangkal, hukum itu mengeraskan,
menghanguskan, menyiksa, dan menghancurkan. Roh Kudus
turun dalam wujud lidah-lidah seperti nyala api, sebab Injil
pun yaitu hukum yang berapi.
2. Hukum itu ada di sebelah kanan-Nya (ay. 2, KJV: terpancar dari
tangan kanan-Nya), entah sebab Tuhan menuliskannya pada
loh-loh batu, atau untuk menunjukkan kuasa dan daya hukum
itu, serta kekuatan ilahi yang menyertainya, supaya hukum itu
tidak kembali dengan sia-sia. Atau hukum itu datang sebagai
sebuah pemberian bagi mereka, dan sungguh itu pemberian
yang berharga, berkat yang diberikan dari tangan kanan.
3. Hukum itu yaitu sebuah ungkapan dari kebaikan-Nya yang
istimewa bagi mereka. Sungguh Ia mengasihi umat-Nya (ay. 3),
dan sebab itu, meskipun itu yaitu hukum yang berapi,
dikatakan bahwa hukum itu terpancar bagi mereka (ay. 2, KJV),
yaitu, untuk kebaikan mereka. Perhatikanlah, hukum Tuhan
Kitab Ulangan 33:1-5
yang tertulis di dalam hati yaitu bukti yang pasti akan kasih
Tuhan yang tercurah di sana. Kita harus memandang hukum
Tuhan sebagai salah satu pemberian dari anugerah-Nya. Sung-
guh, umat-Nya didekap-Nya, atau dipangku-Nya, demikianlah
arti kata itu, yang tidak hanya menandakan kasih yang ter-
amat dalam, namun juga perlindungan yang penuh kelembutan
dan perhatian. Semua orang-Nya yang kudus ada di dalam
tangan-Nya. Sebagian penafsir memahami bahwa perkataan ini
secara khusus mengacu kepada tindakan Tuhan dalam meno-
pang bangsa Israel dan menjaga mereka tetap hidup di gunung
Sinai, saat kengerian itu begitu besar hingga Musa sendiri
gemetar. Mereka mendengar suara Tuhan dan tetap hidup (4:33).
Atau, perkataan itu merujuk kepada tindakan Tuhan dalam
membentuk mereka menjadi suatu bangsa melalui hukum-
Nya. Ia membentuk dan mengukir mereka seperti seorang
tukang periuk mengerjakan tanah liat. Atau, mereka berada di
dalam tangan-Nya untuk dilindungi dan dijaga, dipakai dan
diurus, seperti tujuh bintang yang ada di tangan Kristus (Why.
1:16). Perhatikanlah, Tuhan memegang semua orang kudus-Nya
di dalam tangan-Nya. Meskipun ada puluhan ribu orang kudus-
Nya (ay. 2), namun tangan-Nya, yang dipakai-Nya untuk me-
nakar air laut, cukup besar dan cukup kuat untuk menam-
pung mereka semua, dan kita boleh yakin bahwa seorang pun
tidak akan merebut mereka dari tangan-Nya (Yoh. 10:28).
III. Tuhan mencondongkan hati orang Israel untuk menerima hukum
yang diberikan-Nya kepada mereka. Pada kaki-Mulah mereka
duduk, layaknya para murid yang bersimpuh di kaki guru mereka,
sebagai tanda penghormatan, dalam perhatian dan kepatuhan
yang penuh kerendahan hati terhadap apa yang diajarkan. Demi-
kian pula Israel duduk di kaki gunung Sinai, dan berjanji untuk
mendengarkan dan melakukan apa saja yang akan difirmankan
Tuhan . Pada kaki-Mulah mereka tersungkur, demikianlah sebagian
penafsir membacanya, yaitu , sebagai akibat dari kengerian-ke-
ngerian di gunung Sinai, yang telah sangat merendahkan mereka
pada saat itu (Kel. 20:19). Semua orang pada waktu itu berdiri
dan siap menerima firman Tuhan , dan kembali berbuat demikian
pada waktu hukum Taurat dibacakan kepada mereka di depan
umum (Yos. 8:34). Sungguh hak istimewa yang luar biasa jika
kita, yang telah mendengar firman Tuhan , mendapat kesempatan
untuk mendengarkannya kembali. Aku telah memberitahukan
nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan memberitahukannya
(Yoh. 17:26). Demikian pula Israel tidak hanya telah menerima
hukum Tuhan , namun juga masih akan menerimanya lagi melalui
doa-doa mereka sendiri, dan firman-firman hidup yang lain. Se-
bagai ungkapan syukur atas hukum Tuhan , orang Israel diajar (ay.
4-5) untuk selalu mengingat dengan hormat baik hukum itu sen-
diri maupun Musa yang menyampaikan hukum itu. Dua terje-
mahan bahasa Aram membacanya seperti berikut, orang Israel
berkata, Musa telah memerintahkan hukum Taurat kepada kita.
Orang Yahudi berkata bahwa segera Sesudah seorang anak mampu
berbicara, ayahnya wajib mengajarinya perkataan ini: Musa telah
memerintahkan hukum Taurat kepada kita, suatu milik bagi jema-
ah Yakub.
1. Mereka diajar untuk berkata-kata tentang hukum Taurat de-
ngan penuh hormat, dan untuk menyebutnya sebagai suatu
milik bagi jemaah Yakub. Mereka memandang hukum Taurat,
(1) Sebagai milik kesayangan mereka, dan sesuatu yang mem-
buat mereka berbeda dari bangsa-bangsa lain, yang tidak
mengenalnya (Mzm. 147:20), dan tidak pula, kalaupun me-
reka mengenalnya, terikat kewajiban untuk melaksanakan-
nya seperti Israel. Menurut uskup Patrick itulah sebabnya,
“jika orang Yahudi menaklukkan suatu negeri, mereka
tidak memaksa penduduknya untuk menerima hukum
Musa, namun hanya mewajibkan mereka untuk tunduk ke-
pada tujuh perintah Nuh.”
(2) Sebagai milik yang diturunkan kepada mereka. Sebab wa-
risan memang harus diteruskan kepada keturunan mereka.
Dan,
(3) Sebagai kekayaan dan harta mereka yang sejati. Orang-
orang yang menikmati firman Tuhan dan sarana-sarana
anugerah memiliki alasan untuk berkata, milik pusaka
kita menyenangkan hati kita. Orang yang di dalamnya
firman Kristus berdiam dengan limpahnya yaitu orang
kaya yang sebetulnya . Mungkin hukum Taurat disebut
sebagai milik orang Israel sebab hukum itu diberikan ber-
sama milik pusaka mereka, dan begitu bersatu padu de-
Kitab Ulangan 33:1-5
ngannya sehingga meninggalkan hukum Taurat sama saja
dengan kehilangan milik pusaka. Lihat Mazmur 119:111.
2. Mereka diajar untuk berkata-kata tentang Musa dengan penuh
hormat. Dan mereka semakin berkewajiban melestarikan nama-
nya sebab ia sendiri tidak menyediakan sarana untuk meles-
tarikannya di dalam keluarganya. Keturunannya tidak pernah
disebut sebagai anak-anak Musa, sebagaimana para imam dise-
but sebagai anak-anak Harun.
(1) Mereka harus mengakui Musa sebagai orang yang sangat
berjasa bagi bangsa mereka, oleh sebab ia telah memerin-
tahkan hukum Taurat kepada mereka. Sebab, meskipun
berasal dari tangan Tuhan , hukum itu diberikan melalui
tangan Musa.
(2) Ia menjadi raja di Yesyurun. Sesudah memerintahkan hukum
Taurat kepada mereka, selama hidupnya Musa memberi
perhatian untuk memastikan bahwa hukum itu dipegang
dan dilaksanakan. Bangsa Israel sungguh berbahagia mem-
punyai raja seperti demikian, yang memerintah mereka, dan
yang senantiasa berjalan keluar masuk di depan mereka,
namun khususnya yang tampak agung saat kepala-kepala
bangsa datang berkumpul seperti di dalam sidang majelis,
dan Musa menjadi pemimpin di antara mereka semua.
Sebagian penafsir memahami bahwa raja ini yaitu Tuhan
sendiri. Ia memang menyatakan diri-Nya sebagai Raja me-
reka saat Ia memberi hukum-Nya kepada mereka,
dan Ia tetap menjadi Raja mereka selama mereka tetap
merupakan Yesyurun, orang-orang yang lurus hati, sampai
mereka menolak-Nya (1Sam. 12:12). Namun, raja itu tam-
paknya lebih tepat dipahami sebagai Musa. Kepemimpinan
yang baik merupakan berkat yang besar bagi bangsa mana
pun, dan yang menjadi alasan bagi bangsa-bangsa itu un-
tuk sungguh mengucap syukur. Dan pemerintahan yang,
seperti pemerintahan Israel dan juga pemerintahan kita
yaitu Inggris, membagi kekuasaan antara raja di Yesyurun
dan kepala-kepala suku, akan merasa sangat bahagia
saat mereka berkumpul bersama-sama.
Berkat Musa atas Israel
(33:6-7)
6 “Biarlah Ruben hidup dan jangan mati, namun biarlah orang-orangnya sedikit
jumlahnya.” 7 Dan inilah tentang Yehuda. Katanya: “Dengarlah, ya TUHAN,
suara Yehuda dan bawalah dia kepada bangsanya. Berjuanglah baginya dengan
tangan-Mu, dan jadilah Engkau penolongnya melawan musuhnya.”
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Berkat bagi Ruben. Meskipun Ruben telah kehilangan kehormat-
an hak kesulungannya, namun Musa tetap mengawali pember-
katannya dengan memberkati Ruben. Sebab kita tidak boleh
menghina orang-orang yang menanggung aib, atau berkeinginan
untuk mengabadikan cap buruk pada siapa saja, meskipun cap
itu pada awalnya diberikan dengan sangat pantas (ay. 6). Musa
menginginkan dan menubuatkan,
1. Pemeliharaan suku ini. Meskipun ia suku yang hidup di per-
batasan seberang sungai Yordan, namun “Biarlah ia hidup,
dan janganlah ia dihancurkan oleh bangsa-bangsa di sekitar-
nya atau terhilang di antara mereka.” Mungkin Musa merujuk
kepada orang-orang terpilih dari suku itu yang, sebab sudah
mendapatkan milik pusaka yang ditetapkan untuk mereka,
meninggalkan keluarga mereka di sana, dan sekarang bersiap
menyeberang dengan bersenjata di hadapan saudara-saudara
mereka (Bil. 32:27). “Biarlah mereka dijaga dalam tugas yang
luhur ini, dan kepala mereka terlindungi pada hari pertempur-
an.”
2. Biarlah ia menjadi suku yang sangat banyak orangnya. Meski-
pun kehormatan-kehormatan mereka yang lain hilang, sehing-
ga mereka tidak akan menjadi yang terutama, namun biarlah
mereka menjadi berlipat-lipat banyaknya. “Biarlah Ruben hidup
dan jangan mati, biarpun orang-orangnya sedikit jumlahnya,
demikian ayat itu bisa diartikan menurut Uskup Patrick. “Mes-
kipun ia tidak dapat berharap akan bertambah besar (Kej.
49:4), namun janganlah ia binasa.” Semua tafsir dalam bahasa
Aram merujuk ayat ini kepada dunia yang lain. Biarlah Ruben
hidup dalam kehidupan kekal, dan tidak mengalami kematian
kedua, demikian dituliskan di dalam Targum Onkelos. Biarlah
Ruben hidup di dunia ini, dan tidak mengalami kematian itu,
yaitu kematian yang dialami oleh orang fasik di dunia yang
Kitab Ulangan 33:6-7
akan datang, demikian dituliskan di dalam Targum Yonatan
dan Targum Yerusalem.
II. Berkat bagi Yehuda, yang diberikan sebelum Lewi, sebab Tuhan
kita berasal dari suku Yehuda, dan, seperti yang dikatakan Dr.
Lightfoot, sebab martabat kerajaan Tuhan mengatasi martabat
keimaman. Berkat itu (ay. 7) bisa mengacu,
1. Kepada seluruh suku Yehuda secara umum. Musa mendoakan
serta menubuatkan kemakmuran yang besar dari suku itu,
bahwa Tuhan akan mendengarkan doa-doanya (Lih. 2Taw.
13:14-15), akan membuatnya mendiami milik pusakanya, akan
membuatnya berhasil dalam segala perkaranya, dan akan mem-
berinya kemenangan atas seteru-seterunya. Diterima begitu saja
bahwa suku Yehuda akan menjadi suku pendoa sekaligus suku
yang giat bekerja. “Tuhan,” kata Musa, “dengarkanlah doa-doa-
nya, dan berikanlah keberhasilan dalam segala upayanya. Biar-
lah tangannya cukup baginya (ay. 7, KJV) baik di dalam pertani-
an maupun peperangan.” Suara doa harus senantiasa disertai
dengan tangan yang bekerja, dan barulah Sesudah itu kita dapat
mengharapkan datangnya kemakmuran. Atau,
2. Berkat itu mungkin mengacu secara khusus kepada Daud, se-
bagai perlambang Kristus, bahwa Tuhan kiranya menjawab doa-
doanya (Mzm. 20:2) dan Krisus selalu didengar, (Yoh. 11:42),
bahwa Tuhan akan memberinya kemenangan atas seteru-sete-
runya, dan keberhasilan dalam upaya-upayanya yang besar.
Lihat Mazmur 89:21, dst. Dan doa bahwa Tuhan akan mem-
bawa dia kepada bangsanya tampaknya mengacu kepada nu-
buatan Yakub perihal Silo, bahwa kepadanya akan takluk
bangsa-bangsa (Kej. 49:10). Suku Simeon dihilangkan dalam
pemberkatan itu, sebab Yakub telah memberinya cap buruk,
dan Simeon tidak pernah berbuat apa pun untuk mengembali-
kan kehormatannya itu, seperti yang telah diperbuat Lewi.
Suku Simeon dibuat menjadi berkurang di padang gurun lebih
dibandingkan suku-suku lain. Dan Zimri, yang diketahui semua
orang bersalah dalam perkara Peor belum lama ini, berasal
dari suku ini . Atau, sebab milik pusaka Simeon berada
di tengah-tengah milik pusaka Yehuda, maka suku Simeon su-
dah termasuk dalam pemberkatan Yehuda. Beberapa salinan
Septuaginta menggabungkan Simeon bersama Ruben: Biarlah
Ruben hidup dan jangan mati, dan biarlah Simeon menjadi
banyak jumlahnya.
Berkat Musa atas Israel
(33:8-11)
8 Tentang Lewi ia berkata: “Biarlah Tumim dan Urim-Mu menjadi kepunyaan
orang yang Kaukasihi, yang telah Kaucoba di Masa, dengan siapa Engkau
berbantah dekat mata air Meriba; 9 yang berkata tentang ayahnya dan ten-
tang ibunya: aku tidak mengindahkan mereka; ia yang tidak mau kenal sau-
dara-saudaranya dan acuh tak acuh terhadap anak-anaknya. Sebab orang-
orang Lewi itu berpegang pada firman-Mu dan menjaga perjanjian-Mu; 10 me-
reka mengajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub, hukum-Mu ke-
pada Israel; mereka menaruh ukupan wangi-wangian di depan-Mu dan kor-
ban yang terbakar seluruhnya di atas mezbah-Mu. 11 Berkatilah, ya TUHAN,
kekuatannya dan berkenanlah kepada pekerjaannya. Remukkanlah pinggang
orang yang melawan dia dan yang membenci dia, sehingga mereka tidak
dapat bangkit.”
Pada waktu memberkati suku Lewi, Musa berbicara dengan lebih
panjang lebar, bukan sebab itu merupakan sukunya sendiri sebab
ia tidak memberi perhatian tentang hubungannya dengan suku Lewi,
melainkan terlebih sebab suku itu yaitu suku pilihan Tuhan . Berkat
bagi Lewi mengacu,
I. Kepada imam besar, yang pada ayat ini disebut sebagai orang
yang Kaukasihi (ay. 8, KJV: orang kudus Tuhan ), sebab jabatannya
kudus, dan sebagai tandanya, tulisan Kudus bagi TUHAN ada
pada dahinya.
1. Musa tampaknya mengakui bahwa Tuhan bisa saja dengan adil
menggantikan Harun dan keturunannya, sebab dosanya di
Meriba (Kel. 17:7), yang mungkin sangat luar biasa, dan yang
mungkin menjadi perhatian Tuhan dalam menyematkan tugas
keimaman kepadanya, meskipun hal ini tidak disebutkan di
sini. Semua tafsir dalam bahasa Aram sepakat bahwa peris-
tiwa yang disebutkan itu merupakan satu ujian yang di dalam-
nya Harun didapati baik dan setia, serta bertahan dalam pen-
cobaan, dan sebab itu bukan peristiwa yang diceritakan da-
lam Bilangan 20.
2. Musa berdoa agar jabatan imam besar akan tetap ada. Biarlah
Tumim dan Urim-Mu menjadi kepunyaan orang yang Kaukasihi.
Keduanya diberikan kepada imam besar sebagai suatu bagian
Kitab Ulangan 33:8-11
utama dari ibadah, seperti yang tampak dalam Maleakhi 2:5.
“Tuhan, biarlah Tumim dan Urim itu selamanya tidak direng-
gut darinya.” Kendati dengan berkat ini, Urim dan Tumim itu
hilang pada waktu pembuangan orang Israel, dan tidak pernah
ditemukan kembali pada masa bait suci yang kedua. Akan
namun , doa ini digenapi sepenuhnya di dalam diri Yesus Kris-
tus, Orang Kudus Tuhan , dan Imam Besar kita yang agung, dan
Harun merupakan perlambang dari-Nya. Bersama Kristus,
yang telah ada di pangkuan Bapa sejak keabadian, Urim dan
Tumim akan tinggal tetap, sebab Dialah Penasihat yang ajaib
dan kekal. Sebagian orang menerjemahkan Tumim dan Urim
di sini menurut arti katanya, terlebih lagi sebab hanya dalam
ayat inilah urutan keduanya dibalik. Tumim berarti kelurusan
hati, dan Urim berarti pencerahan. Biarlah keduanya ada ber-
sama orang kudus-Mu, artinya, “Tuhan, biarlah sang imam
besar senantiasa menjadi orang yang lurus hati dan berbudi.”
Doa yang baik harus dipanjatkan bagi para pelayan Injil, agar
mereka memiliki pikiran yang jernih dan hati yang jujur.
Terang dan ketulusan menjadikan hamba Tuhan yang seutuh-
nya.
II. Kepada imam-imam yang berkedudukan lebih rendah dan kepada
orang-orang Lewi (ay. 9-11)
1. Musa memuji kegigihan suku ini bagi Tuhan saat mereka
berpihak kepada Musa dan dengan begitu kepada Tuhan , mela-
wan para penyembah patung anak lembu emas (Kel. 32:26,
dst.), dan, sebab ditugasi untuk menumpas para biang keladi
dalam kefasikan itu, mereka melakukannya tanpa pandang
bulu. Sahabat-sahabat karib yang mereka miliki di dunia,
meskipun sangat mereka sayangi layaknya kerabat terdekat
sendiri, tidak mereka biarkan hidup jika termasuk para
penyembah berhala. Perhatikanlah, rasa hormat kita terhadap
Tuhan dan terhadap kemuliaan-Nya harus selalu berada di atas
rasa hormat kita terhadap makhluk ciptaan apa pun. Lebih
lagi, orang-orang yang tidak hanya menjaga diri mereka tetap
murni dari segala perbuatan jahat yang lazim dilakukan pada
masa dan tempat mereka hidup, namun juga yang bersaksi me-
nentangnya sesuai kemampuan mereka, dan bangkit bagi
Tuhan melawan orang-orang jahat, akan mendapat tanda-tanda
kehormatan yang istimewa yang disematkan dalam diri me-
reka. Mungkin Musa dalam hal ini mengingat anak-anak
Korah, yang menolak untuk bergabung dengan ayah mereka
dalam perbantahannya (Bil. 26:11). Musa mungkin juga meng-
ingat Pinehas, yang menjalankan hukum dan menghentikan
tulah itu. Memang tugas jabatan para imam dan orang Lewi,
yang menuntut mereka untuk senantiasa melayani di mezbah
Tuhan , setidak-tidaknya pada giliran mereka masing-masing,
membuat mereka kerap harus tidak berada di tengah-tengah
keluarga. Mereka tidak bisa memberi perhatian kepada keluar-
ga mereka, atau memenuhi kebutuhan keluarga mereka, se-
perti yang dapat dilakukan orang-orang Israel lain. Inilah pe-
nyangkalan diri yang terus-menerus dilakukan orang Lewi,
agar mereka dapat berpegang pada firman Tuhan , dan menjaga
perjanjian imamat. Perhatikanlah, orang-orang yang dipanggil
untuk melayani dalam perkara-perkara kudus tidak boleh ter-
ikat kepada segala pertalian dan kepentingan yang paling me-
reka sayangi di dunia ini, dan harus lebih mengutamakan
memuaskan Sahabat Terbaik yang mereka miliki (Kis. 21:13;
20:24). Yesus Tuhan kita tidak mengenal ibu dan saudara-
saudara-Nya saat mereka hendak mengusik-Nya dari peker-
jaan-Nya (Mat. 12:48).
2. Musa meneguhkan mandat yang dipercayakan kepada suku
ini untuk melayani dalam perkara-perkara kudus, yang meru-
pakan upah atas kegigihan dan kesetiaan mereka (ay. 10).
(1) Mereka harus berurusan dengan orang Israel untuk Tuhan :
“Mereka mengajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub,
hukum-Mu kepada Israel, baik sebagai pengajar di dalam
pertemuan-pertemuan ibadah kepada-Mu, dengan membaca-
kan dan menjelaskan hukum Taurat (Neh. 8:8-9), maupun
sebagai hakim, dengan memutuskan perkara-perkara yang
meragukan dan sulit yang diperhadapkan kepada mereka”
(2Taw. 17:8-9). Bibir para imam memelihara pengetahuan
ini untuk keperluan umat, yang harus menanyakan hukum
Taurat dari mulut mereka (Mal. 2:7). Bahkan Hagai, se-
orang nabi, meminta petunjuk kepada para imam mengenai
perkara yang menyangkut hati nurani (Hag. 2:12, dst.).
Perhatikanlah, pengajaran sangatlah penting, tidak hanya
untuk menanam jemaat pertama kali, namun juga untuk
Kitab Ulangan 33:8-11
memelihara dan membangun jemaat saat sudah terta-
nam. Lihat Yehezkiel 44:23-24.
(2) Mereka harus berurusan dengan Tuhan untuk orang Israel,
baik dengan membakar ukupan untuk memuji dan memu-
liakan Tuhan , maupun dengan mempersembahkan korban-
korban untuk mengadakan pendamaian atas dosa serta
memperoleh perkenanan ilahi. Ini semua merupakan tugas
para imam, namun orang-orang Lewi turut melayani dan
membantu dalam pelaksanaannya. Orang-orang yang ingin
mendapat manfaat melalui ukupan dan persembahan-per-
sembahan mereka, harus dengan tekun dan setia meng-
ikuti petunjuk-petunjuk para imam ini.
3. Musa berdoa bagi mereka (ay. 11)
(1) Agar Tuhan menyejahterakan mereka dalam harta benda
mereka, dan memberi mereka penghiburan melalui segala
sesuatu yang ditetapkan untuk memelihara hidup mereka.
Berkatilah, ya Tuhan, kekuatannya. Persediaan yang dibuat
untuk mereka sangatlah berlimpah, dan datang kepada
mereka dengan mudahnya, namun semua itu tidak mem-
bawa sukacita bagi mereka kecuali Tuhan memberkatinya
bagi mereka. Lebih lanjut, sebab Tuhan sendiri menjadi
bagian mereka, maka diharapkan ada berkat tertentu yang
menyertai bagian mereka ini. Berkatilah, ya Tuhan, kebajik-
annya, demikian sebagian penafsir membacanya. “Ya Tuhan,
tambahkanlah anugerah-anugerah-Mu dalam diri mereka,
dan jadikanlah mereka semakin lama semakin layak bagi
pekerjaan mereka.”
(2) Agar Tuhan mau menerima mereka dalam pelayanan-pela-
yanan mereka: “Berkenanlah kepada pekerjaannya, baik
demi dirinya sendiri maupun demi orang-orang yang dila-
yaninya.” Perkenanan Tuhan yaitu hal utama yang harus
kita tuju, dan harus berusaha kita raih sekeras mungkin,
dalam segenap ibadah kita, entah manusia berkenan ke-
pada kita atau tidak (2Kor. 5:9). Perkenanan Tuhan yaitu
berkat yang paling berharga yang dapat kita inginkan baik
bagi diri kita sendiri maupun orang lain.
(3) Agar Tuhan mau melakukan bagian-Nya untuk melawan se-
mua seterunya: Remukkanlah pinggang orang yang mela-
wan dia. Musa menduga bahwa hamba-hamba Tuhan akan
memiliki banyak musuh. Sebagian akan membenci me-
reka sebab kesetiaan mereka, dan berusaha mencelaka-
kan mereka. Sebagian yang lain akan merasa iri hati terha-
dap mereka sebab pemeliharaan Tuhan terhadap mereka,
dan berusaha merampasnya dari mereka. Yang lain lagi
akan menentang mereka dalam melaksanakan tugas jabat-
an dan tidak mau tunduk pada putusan para imam.
Sementara beberapa orang lain akan berusaha untuk meng-
gulingkan jabatan keimaman itu sendiri. Nah, Musa berdoa
agar Tuhan berkenan mementahkan segala upaya jahat
seperti itu, dan membuat kejahatan itu berbalik m