tinggal ter-
ucap. Demikianlah yang diperbuat Musa kepada orang Israel, bukan
sebab ia enggan pergi kepada Tuhan , melainkan sebab ia enggan
meninggalkan mereka, khawatir kalau-kalau saat ia meninggalkan
mereka, mereka akan meninggalkan Tuhan . Musa sudah selesai meng-
ucapkan apa yang harus disampaikannya kepada mereka melalui
nasihat dan peringatan. Dalam pasal ini, ia mengumpulkan mereka
bersama untuk menguatkan mereka, terutama terkait peperangan
untuk menduduki tanah Kanaan, yang sekarang harus mereka lak-
sanakan. Sungguh membuat bangsa Israel berkecil hati bahwa Musa
harus diambil dari tengah-tengah mereka pada saat keberadaannya
sangat dibutuhkan. Meskipun Yosua terus berperang bagi mereka di
lembah, mereka menghendaki Musa untuk menjadi perantara bagi
mereka di puncak bukit, seperti yang telah dilakukannya (Kel. 17:10).
Akan namun , tidak ada penawar untuk ini: Musa tidak dapat giat lagi
(ay. 2). Bukan berarti Musa menjadi lumpuh oleh kelemahan jasmani
atau pikiran, sebab kekuatannya belum hilang (34:7), namun ia tidak
lagi dapat melaksanakan tugas jabatannya. Sebab,
Kitab Ulangan 31:1-8
1. Musa berumur seratus dua puluh tahun, dan sudah waktunya
bagi dia untuk berpikir meletakkan jabatannya dan kembali ke
tempat peristirahatannya. Ia yang telah mencapai usia yang
begitu lanjut, saat tujuh puluh atau delapan puluh tahun meru-
pakan batasan usia pada umumnya, seperti yang tampak dalam
doa Musa (Mzm. 90:10), boleh menganggap bahwa ia telah me-
nuntaskan masa kerjanya sebagai orang upahan.
2. Musa berada di bawah hukuman ilahi: Sungai Yordan ini tidak
akan kauseberangi. Dengan ini, kegunaan Musa dihentikan sepe-
nuhnya. Sampai di sini saja ia harus pergi, dan sampai di sini
saja ia harus melayani, jangan lebih. Demikianlah Tuhan telah me-
netapkannya, dan Musa menerimanya. Sebab saya sendiri tidak
tahu mengapa kita ingin hidup sehari lebih lama dari apa yang
telah ditetapkan Tuhan untuk kita kerjakan. Tidak pula kita akan
dimintai pertanggungjawaban atas waktu yang lebih lama dibandingkan
yang ditetapkan kepada kita. Akan namun , meskipun Musa sendiri
tidak boleh menyeberangi sungai Yordan, besar hasratnya untuk
menguatkan orang-orang yang harus pergi menyeberanginya.
I. Musa menguatkan orang Israel. Tidak pernah ada seorang pang-
lima yang mampu menyemangati para prajuritnya atas dasar-
dasar yang begitu kuat, seperti yang dipakai Musa untuk me-
nguatkan Israel di sini.
1. Musa meyakinkan mereka akan penyertaan Tuhan senantiasa
atas mereka (ay 3): TUHAN, Tuhan mu, yang telah memimpinmu
dan menjagamu sampai sekarang, akan menyeberang di de-
panmu. Dan orang-orang yang yakin bahwa mereka mem-
punyai Tuhan sebagai pemimpin mereka, akan mengikuti-Nya
dengan gagah berani. Musa mengulangi perkataan ini (ay. 6)
dengan memberi sebuah penekanan: “TUHAN, Tuhan mu,
sang Yahwe yang agung, yang yaitu milikmu di dalam ko-
venan, Dialah, Dia dan tidak kurang dari Dia, Dia dan bukan
yang lain, yang berjalan di depanmu. Dia, bukan hanya yang
melalui janji-Nya telah meyakinkanmu bahwa Dia akan ber-
jalan di depanmu, namun juga yang melalui tabut perjanjian-
Nya, yaitu tanda kehadiran-Nya yang terlihat, menunjukkan
kepadamu bahwa Dia betul-betul berjalan di depanmu.” Musa
kembali mengulangi perkataan itu dengan memperluas mak-
nanya: “Tidak hanya Ia menyeberang di depanmu pada awal-
nya, untuk membawa engkau masuk, namun juga Ia akan se-
nantiasa beserta engkau sepanjang waktu, bersama engkau
dan segala yang engkau miliki. Ia tidak akan membiarkan eng-
kau dan tidak akan meninggalkan engkau. Ia tidak akan menge-
cewakan pengharapan-pengharapanmu dalam segala kesesak-
an, tidak pula akan meninggalkan kepentinganmu. Setialah ke-
pada-Nya, maka Ia pun akan setia kepadamu.” Perkataan ini
diterapkan oleh sang rasul kepada seluruh Israel rohani kepu-
nyaan Tuhan untuk menguatkan iman dan pengharapan mere-
ka. Kepada kitalah diberitakan kabar kesukaan ini, sama
seperti kepada mereka, bahwa Ia sekali-kali tidak akan mem-
biarkan engkau dan Ia sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau (Ibr. 13:5).
2. Musa mempercayakan Yosua kepada orang Israel sebagai pe-
mimpin mereka: Yosua, dialah yang akan menyeberang di de-
panmu (ay. 3). Seorang yang tindak-tanduknya, keberanian-
nya, dan perhatiannya yang tulus terhadap kepentingan mere-
ka telah sejak lama mereka ketahui. Yosua juga yaitu se-
orang yang telah ditahbiskan dan ditetapkan Tuhan sebagai
pemimpin mereka, dan sebab itu, tanpa diragukan lagi, akan
diakui dan diberkati-Nya, dan dijadikan-Nya sebagai berkat
bagi mereka. Lihat Kitab Bilangan 27:18. Perhatikanlah, sung-
guh suatu dorongan yang besar bagi suatu bangsa jika , se-
bagai ganti beberapa alat yang berguna yang telah diambil dari
tengah-tengah mereka, Tuhan membangkitkan alat-alat lain
untuk melanjutkan pekerjaan-Nya.
3. Musa menjamin keberhasilan orang Israel. Bahkan panglima-
panglima perang yang paling hebat sekalipun, yang didukung
dengan segala sesuatu yang paling menguntungkan, harus
tetap mengakui bahwa hasil-hasil perang itu meragukan dan
tidak pasti. Pertempuran tidak selalu dimenangkan oleh pihak
yang kuat atau yang berani. Satu malapetaka yang tidak ter-
duga bisa saja menjungkirbalikkan pengharapan-pengharapan
yang paling tinggi sekalipun. Akan namun , Musa mendapat
perintah dari Tuhan untuk meyakinkan Israel bahwa, kendati
dengan keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan yang di
dalamnya mereka berperang, mereka pasti akan menang.
Seorang pengecut pun tentu akan bertarung jika ia sudah
yakin akan menjadi penakluk. Tuhan turun tangan untuk mela-
Kitab Ulangan 31:1-8
kukan pekerjaan itu, Dialah yang akan memunahkan bangsa-
bangsa itu. Israel hanya perlu melakukan sedikit hal lain
selain membagi-bagikan hasil rampasan, engkau akan memiliki
negeri mereka (ay. 3). Ada dua hal yang dapat menguatkan
pengharapan-pengharapan mereka akan kemenangan ini:
(1) Kemenangan-kemenangan yang telah mereka peroleh atas
Sihon dan Og (ay. 4). Dari kemenangan-kemenangan ini,
mereka dapat menarik kesimpulan tentang kuasa Tuhan ,
bahwa Ia mampu mengerjakan apa yang telah dikerjakan-
Nya, dan juga tentang maksud dan tujuan Tuhan , bahwa Ia
akan menyelesaikan apa yang telah dimulai-Nya. Demikian-
lah kita harus memetik pelajaran dari pengalaman kita.
(2) Perintah yang telah diberikan Tuhan kepada mereka untuk
menumpas orang Kanaan (7:2, 12:2), yang dirujuk Musa di
sini (ay. 5, dan haruslah kamu melakukan kepada mereka
tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu). Dari
sini mereka dapat menarik kesimpulan bahwa, jika Tuhan
telah memerintahkan mereka untuk memusnahkan orang
Kanaan, tidak diragukan lagi Ia akan memberi kuasa ke
tangan mereka untuk melakukannya. Perhatikanlah, apa-
bila Tuhan telah menjadikan sesuatu sebagai kewajiban kita,
maka beralasan bagi kita untuk menantikan kesempatan
dan pertolongan dari-Nya untuk melaksanakan kewajiban
itu. Dengan demikian, berdasar semuanya ini, Musa
memiliki cukup alasan untuk memerintahkan kepada
mereka, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu (ay. 6). Selagi
ada kuasa Tuhan yang bekerja bagi mereka, tidak ada alas-
an bagi mereka untuk takut kepada segala kuasa Kanaan
yang bekerja melawan mereka.
II. Musa menguatkan Yosua (ay. 7-8). Amatilah,
1. Meskipun Yosua merupakan seorang panglima perang yang
berpengalaman, dan seorang yang telah terbukti berjiwa
kesatria dan berhati teguh, dan yang telah memperlihatkan
keistimewaan dirinya melalui banyak perbuatan gagah berani,
namun Musa tetap memiliki alasan untuk memerintahkan
kepadanya, teguhkanlah hatimu, mengingat sekarang Yosua
sedang memasuki medan perang yang baru. Yosua pun sama
sekali tidak menganggapnya sebagai suatu penghinaan, atau
suatu perbuatan yang seolah-olah mempertanyakan keberani-
annya, untuk diperintah seperti itu, seperti terkadang kita
mendapati orang-orang yang berjiwa sombong dan cepat ma-
rah, sebab sakit hati, menganggap nasihat dan peringatan
sebagai celaan dan penghinaan. Yosua sendiri merasa sangat
senang diingatkan oleh Musa supaya kuat dan teguh.
2. Musa memberi amanat ini kepada Yosua di depan seluruh
orang Israel, agar mereka semakin patuh kepada dia yang me-
reka lihat telah dilantik dengan khidmat seperti itu, dan agar
Yosua semakin menjadikan dirinya teladan keberanian bagi
orang Israel, yang menjadi saksi atas amanat yang diberikan di
sini kepadanya dan juga kepada mereka sendiri.
3. Musa memberi kepada Yosua jaminan-jaminan yang sama
tentang penyertaan Tuhan , dan sebab itu tentang kemenangan
yang gemilang, seperti yang telah diberikannya kepada orang
Israel. Tuhan akan beserta dia, tidak akan meninggalkannya,
dan sebab itu ia pasti akan menunaikan tugas mulia, yang
untuknya ia dipanggil dan diutus: Engkau akan memimpin
mereka sampai mereka memiliki tanah perjanjian. Perhatikan-
lah, orang-orang yang disertai Tuhan pasti akan berhasil, dan
oleh sebab itu mereka harus meneguhkan hati mereka. De-
ngan Tuhan marilah kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah
perkasa, sebab bersama Dia kita pasti akan menang. Jika
kita melawan Iblis, ia pun akan lari, dan Tuhan segera akan
menghancurkannya di bawah kaki kita.
Pembacaan Hukum Taurat
(31:9-13)
9 Sesudah hukum Taurat itu dituliskan Musa, maka diberikannyalah kepada
imam-imam bani Lewi, yang mengangkut tabut perjanjian TUHAN, dan ke-
pada segala tua-tua Israel. 10 Dan Musa memerintahkan kepada mereka, de-
mikian: “Pada akhir tujuh tahun, pada waktu yang telah ditetapkan dalam
tahun penghapusan hutang, yaitu hari raya Pondok Daun, 11 jika seluruh
orang Israel datang menghadap hadirat TUHAN, Tuhan mu, di tempat yang
akan dipilih-Nya, maka haruslah engkau membacakan hukum Taurat ini di
depan seluruh orang Israel. 12 Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, pe-
rempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu,
supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Tuhan mu, dan
mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini, 13 dan
supaya anak-anak mereka, yang tidak mengetahuinya, dapat mendengarnya
Kitab Ulangan 31:9-13
dan belajar takut akan TUHAN, Tuhan mu, – selama kamu hidup di tanah, ke
mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.”
Hukum Taurat diberikan oleh Musa, demikianlah dikatakan dalam Ki-
tab Yohanes 1:17. Ia tidak hanya dipercaya untuk menyampaikannya
kepada angkatan itu, namun juga untuk meneruskannya kepada ang-
katan-angkatan yang akan datang. Dan dalam pasal ini terlihat bahwa
ia setia menjalankan kepercayaan yang diberikan kepadanya itu.
I. Hukum Taurat itu dituliskan Musa (ay. 9). Cendekiawan Uskup
Patrick memahaminya sebagai kelima kitab Musa, yang kerap
disebut sebagai hukum Taurat. Uskup Patrick menduga bahwa
meskipun Musa sebelumnya telah menulis sebagian besar isi
Pentateukh (kelima kitab Musa – pen.), namun ia belum menyele-
saikannya sampai sekarang. Kini, ia menorehkan tulisan tangan-
nya yang terakhir pada kumpulan kitab yang suci ini .
Banyak orang berpendapat bahwa hukum Taurat di sini harus
dipahami sebagai Kitab Ulangan ini. Terutama sebab disebutnya
sebagai hukum Taurat itu, yaitu inti sari yang tebal dari hukum
Taurat. Segala perkataan Musa kepada orang Israel yang telah
menghabiskan seluruh kitab ini dituliskannya, sebab ia mendapat
ilham ilahi dalam menuliskannya, sebagai firman Tuhan . Musa
menuliskan hukum Taurat ini,
1. Agar orang-orang yang telah mendengarnya dapat sering meli-
hatnya kembali sendiri, dan mengingatnya dalam benak mereka.
2. Agar hukum itu dapat diteruskan dengan lebih aman kepada
angkatan berikutnya. Perhatikanlah, jemaat telah menerima
berlimpah kebaikan dari tulisan, dan juga dari pemberitaan,
mengenai perkara-perkara ilahi. Iman tidak hanya timbul dari
pendengaran, namun juga dari pembacaan. Perhatian yang
sama yang diberikan kepada hukum Taurat, syukur kepada
Tuhan , juga diberikan kepada Injil. Segera Sesudah diberitakan,
Injil pun dituliskan, agar dapat menjangkau orang-orang yang
hidup pada masa di mana zaman akhir telah tiba.
II. Sesudah menuliskan hukum Taurat, Musa menyerahkannya ke-
pada para imam dan tua-tua untuk dijaga dan dipelihara. Ia me-
nyerahkan satu salinan asli kepada para imam, untuk diletakkan
di samping tabut perjanjian Tuhan (ay. 26), dan di sana salinan
asli itu akan tinggal tetap sebagai tolok ukur untuk menguji
semua salinan lainnya. Diduga bahwa Musa memberi pula
salinan yang lain kepada para tua-tua dari masing-masing suku,
untuk disalin oleh semua orang dari suku itu yang ditunjuk un-
tuk melakukannya. Sebagian penafsir mencermati bahwa hukum
Taurat ini dipercayakan kepada para tua-tua dan para imam, hal
ini untuk menyiratkan bahwa para pemimpin dengan kekuasaan
mereka, dan juga para hamba Tuhan dengan pengajaran mereka,
harus memelihara agama, dan harus memastikan bahwa hukum
itu tidak dilanggar atau menjadi hilang.
III. Musa menetapkan agar hukum Taurat ini dibacakan di depan
umum dalam seluruh kumpulan orang Israel setiap tahun ke-
tujuh. Ada kemungkinan besar bahwa Orang-orang Yahudi yang
saleh membacakan hukum-hukum ini setiap hari di dalam ke-
luarga mereka, dan memang sejak zaman dahulu hukum Musa di-
bacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat (Kis. 15:21).
Akan namun , agar hukum Taurat semakin diagungkan dan dihor-
mati, setiap satu kali dalam tujuh tahun, hukum itu harus di-
bacakan di dalam pertemuan raya. Meskipun kita membaca fir-
man Tuhan secara pribadi, kita tidak boleh menganggap tidak
perlu untuk mendengarkannya dibacakan di depan umum. Seka-
rang di sini Musa memberi arahan,
1. Kapan pembacaan hukum Taurat secara khidmat ini harus
dilakukan, agar saat pelaksanaannya turut menambah kekhid-
matannya. Pembacaan hukum Taurat di muka umum itu harus
dilaksanakan,
(1) Dalam tahun penghapusan hutang. Pada tahun itu, selu-
ruh negeri beristirahat, sehingga orang Israel bisa lebih
meluangkan waktu untuk menghadiri ibadah ini. Budak-
budak yang pada waktu itu dibebastugaskan, dan orang-
orang berhutang yang miskin yang pada waktu itu dibebas-
kan dari hutangnya, harus mengetahui bahwa, sebab
mereka mendapat keuntungan dari hukum Taurat, maka
sudah sepantasnya diharapkan agar mereka menaati hu-
kum itu. Oleh sebab itu, mereka harus menyerahkan diri
mereka sendiri menjadi hamba Tuhan , sebab Ia telah mele-
paskan belenggu mereka. Tahun penghapusan hutang ini
Kitab Ulangan 31:9-13
yaitu perlambang dari anugerah Injili, yang sebab itu
disebut sebagai tahun rahmat Tuhan. Sebab pengampunan
dan kemerdekaan kita oleh Kristus menggiatkan kita untuk
melaksanakan perintah-perintah-Nya (Luk. 1:74-75).
(2) Pada hari raya Pondok Daun di tahun itu. Pada perayaan
itu, mereka secara khusus diharuskan bersukaria di ha-
dapan Tuhan (Im. 23:40). Itulah sebabnya pada saat itu me-
reka harus membaca hukum Taurat, baik untuk mem-
benarkan kegembiraan mereka maupun untuk menjaganya
dalam batas-batas yang semestinya, serta untuk mengu-
duskan kegembiraan mereka, supaya mereka dapat men-
jadikan hukum Tuhan sebagai sesuatu yang menyukakan
mereka, dan dapat membacanya dengan senang hati dan
bukan sebagai suatu tugas.
2. Kepada siapa hukum Taurat harus dibacakan: Kepada seluruh
orang Israel (ay. 11), laki-laki, perempuan, dan anak-anak, dan
orang asing (ay. 12). Kaum perempuan dan anak-anak tidak
diwajibkan untuk pergi ke perayaan-perayaan lain, namun ha-
nya ke perayaan ini yang di dalamnya hukum Taurat dibaca-
kan. Perhatikanlah, Tuhan menghendaki agar semua orang me-
ngenal firman-Nya. Firman-Nya yaitu pedoman bagi semua
orang, dan oleh sebab itu harus dibacakan kepada semua
orang. Diduga bahwa, sebab seluruh Israel tidak mungkin ber-
kumpul di satu tempat, dan juga suara satu orang mustahil
dapat didengar semua orang, maka sebanyak mungkin orang
yang dapat ditampung oleh pelataran rumah Tuhan berkumpul
di sana, sementara yang lainnya pada waktu yang sama ber-
kumpul di rumah-rumah ibadah. Para ahli Yahudi berkata
bahwa orang-orang yang mendengarkan hukum Taurat itu
harus mempersiapkan hati mereka, dan mendengarkannya de-
ngan hormat dan takut, dan dengan sukacita dan gemetar,
seperti pada hari saat hukum Taurat diberikan di gunung
Sinai. meskipun terdapat orang-orang arif bijaksana yang me-
mahami seluruh isi hukum Taurat dengan sangat baik, namun
mereka harus tetap mendengarkan dengan penuh perhatian.
Sebab orang yang membacakannya yaitu utusan jemaat
untuk membuat firman Tuhan didengar. Saya berharap agar
orang-orang yang mendengar Injil dibacakan dan diberitakan
mau mempertimbangkan hal ini.
3. Oleh siapa hukum Taurat itu harus dibacakan: Haruslah eng-
kau membacakan hukum Taurat ini (ay. 11), “Engkau, hai
Israel,” oleh seseorang yang tepat yang ditunjuk untuk mela-
kukannya. Atau, “Engkau, hai Yosua,” yaitu pemimpin mere-
ka. Sejalan dengan itu, kita mendapati bahwa Yosua sendiri
memang membacakan hukum Taurat ini (Yos. 8:34-35). Begitu
pula dengan Yosia (2Taw. 34:30) dan Ezra (Neh. 8:4). Dan
orang Yahudi berkata bahwa raja sendiri, jika mereka
memilikinya, yaitu orang yang membacakan hukum Taurat
ini di pelataran bait Tuhan . Sebuah mimbar dipersiapkan untuk
keperluan itu di tengah-tengah pelataran, tempat berdirinya
sang raja, lalu kitab hukum Taurat diserahkan kepadanya oleh
imam besar, dan sang raja pun berdiri untuk menerimanya,
dan mengucapkan doa sebelum membacakannya (seperti yang
dilakukan semua orang yang akan membacakan hukum Tau-
rat di depan umum). lalu , jika sang raja berkenan, ia
dapat duduk dan membacakannya. namun menurut orang Ya-
hudi, jika ia membacakannya sambil berdiri, itu akan di-
pandang lebih terhormat, seperti yang dilakukan oleh raja
Agripa. Di sini izinkan saya untuk menyampaikan satu dugaan
mengapa Salomo disebut sebagai pengkhotbah, di dalam Kitab
Pengkhotbah yang ditulisnya, yaitu sebab ia menyampaikan
pokok kitab ini di dalam percakapan dengan orang
banyak, seusai melakukan pembacaan hukum Taurat di muka
umum pada hari raya Pondok Daun, sesuai dengan ketetapan
yang disampaikan di sini.
4. Untuk tujuan apa hukum Taurat harus dibacakan dengan
khidmat seperti itu.
(1) Agar angkatan sekarang dengan demikian dapat tetap me-
ngenal hukum Tuhan (ay. 12). Mereka harus mendengarkan-
nya, supaya mereka dapat belajar, dan takut akan Tuhan ,
dan melakukan dengan setia kewajiban mereka. Lihatlah di
sini apa yang harus berusaha kita capai dalam mendengar-
kan firman Tuhan. Kita harus mendengarkannya, supaya
kita dapat belajar dan bertumbuh dalam pengetahuan.
Setiap kali kita membaca Kitab Suci, kita akan mendapati
bahwa masih ada lebih banyak dan lebih banyak lagi yang
harus dipelajari darinya. Kita harus belajar, agar kita takut
akan Tuhan , artinya, agar kita dapat tergerak sebagaimana
Kitab Ulangan 31:14-21
mestinya oleh perkara-peraka ilahi. Dan kita harus takut
akan Tuhan , agar kita dapat melakukan dengan setia segala
perkataan hukum Taurat-Nya. Sebab sia-sia saja kita meng-
aku takut akan Tuhan jika kita tidak mematuhi-Nya.
(2) Agar angkatan berikutnya dapat diresapi dengan nilai-nilai
agama sejak dini (ay. 13). Bukan hanya supaya orang-orang
yang mengetahui sedikit dapat mengetahui lebih banyak,
melainkan juga supaya anak-anak yang tidak mengetahui-
nya dapat mengetahui hal ini sejak dini, betapa merupakan
kepentingan dan juga kewajiban mereka untuk takut akan
Tuhan .
Kemurtadan Dinubuatkan
(31:14-21)
14 lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “sebetulnya sudah dekat
waktunya bahwa engkau akan mati; maka panggillah Yosua dan berdirilah
bersama-sama dengan dia dalam Kemah Pertemuan, supaya Aku memberi
perintah kepadanya.” Lalu pergilah Musa dan Yosua berdiri dalam Kemah
Pertemuan. 15 Dan TUHAN menampakkan diri di kemah itu dalam tiang
awan, dan tiang awan itu berdiri pada pintu kemah. 16 TUHAN berfirman ke-
pada Musa: “Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama
dengan nenek moyangmu dan bangsa ini akan bangkit dan berzinah dengan
mengikuti Tuhan asing yang ada di negeri, ke mana mereka akan masuk;
mereka akan meninggalkan Aku dan mengingkari perjanjian-Ku yang Kuikat
dengan mereka. 17 Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap
mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku
terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa
malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata:
Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Tuhan kita tidak ada di
tengah-tengah kita? 18 namun Aku akan menyembunyikan wajah-Ku sama
sekali pada waktu itu, sebab segala kejahatan yang telah dilakukan mereka:
yaitu mereka telah berpaling kepada Tuhan lain. 19 Oleh sebab itu tuliskanlah
nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah di dalam mulut
mereka, supaya nyanyian ini menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel.
20 Sebab Aku akan membawa mereka ke tanah yang Kujanjikan dengan
sumpah kepada nenek moyang mereka, yaitu tanah yang berlimpah-limpah
susu dan madunya; mereka akan makan dan kenyang dan menjadi gemuk,
namun mereka akan berpaling kepada Tuhan lain dan beribadah kepadanya.
Aku ini akan dinista mereka dan perjanjian-Ku akan diingkari mereka.
21 Maka jika banyak kali mereka ditimpa malapetaka serta kesusahan,
maka nyanyian ini akan menjadi kesaksian terhadap mereka, sebab nyanyian
ini akan tetap melekat pada bibir keturunan mereka. Sebab Aku tahu niat
yang dikandung mereka pada hari ini, sebelum Aku membawa mereka ke
negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka.”
Pada perikop ini,
I. Musa dan Yosua dipanggil untuk menghadap keagungan ilahi di
pintu Kemah Pertemuan (ay. 14). Musa diberi tahu kembali bahwa
ia sesaat lagi akan meninggal dunia. Bahkan orang-orang yang
sudah sangat siap dan bersedia untuk mati pun perlu sering di-
ingatkan akan datangnya kematian yang sudah dekat. Oleh ka-
rena itu, Musa sendiri harus datang menemui Tuhan . Sebab apa
pun yang mempererat persekutuan kita dengan Tuhan akan sema-
kin mempersiapkan kita untuk menghadapi kematian. Musa juga
harus membawa serta Yosua untuk diperhadapkan kepada Tuhan
sebagai penerus, dan untuk menerima penugasan serta ama-
natnya. Musa dengan sigap memenuhi panggilan itu, sebab ia
bukan termasuk orang-orang yang memandang penerus mereka
dengan sinis, namun sebaliknya, ia bersukacita dalam diri Yosua.
II. Tuhan dengan penuh rahmat menemui mereka: Ia menampakkan
diri di kemah itu seperti Syekinah dulu menampakkan diri dalam
tiang awan (ay. 15). Ini yaitu satu-satunya saat dalam seluruh
Kitab Ulangan ini saat kita membaca tentang kemuliaan Tuhan
yang menampakkan diri, sementara kita sering kali membaca
tentangnya dalam tiga kitab sebelumnya. Hal ini mungkin menan-
dakan bahwa pada zaman akhir, di bawah hukum Injil, penam-
pakan-penampakan kemuliaan ilahi secara kasat mata seperti itu
tidak lagi sepatutnya diharapkan, namun kita harus menaruh per-
hatian pada perkataan nubuatan yang lebih meneguhkan.
III. Tuhan memberi tahu Musa bahwa, Sesudah kematiannya, kovenan
antara Israel dengan Tuhan mereka, yang telah dengan susah
payah diadakan Musa, pasti akan diingkari.
1. Bahwa Israel akan meninggalkan Tuhan (ay. 16). Kita boleh me-
yakini bahwa jika kovenan antara Tuhan dan manusia di-
langgar, kesalahan pasti ada di pihak manusia, dialah yang me-
langgarnya. Kita sudah sering kali menyaksikan, bahwa Tuhan
tidak pernah meninggalkan siapa saja sampai mereka me-
ninggalkan-Nya terlebih dahulu. Menyembah Tuhan -Tuhan orang
Kanaan, yang dahulu merupakan penduduk asli, namun mulai
sekarang harus dipandang sebagai orang asing di negeri itu,
tidak diragukan lagi akan dipandang meninggalkan Tuhan , dan,
Kitab Ulangan 31:14-21
seperti halnya perzinahan, merupakan pelanggaran terhadap
kovenan ini . Dengan demikian, orang-orang yang menu-
hankan uang mereka melalui ketamakan yang berkuasa, atau
yang menuhankan perut mereka melalui hawa nafsu yang ber-
kuasa, mereka itu memberontak terhadap Kristus, dan akan
dihakimi sebagai orang-orang yang demikian. Orang-orang
yang berpaling kepada Tuhan lain (ay. 18) berarti meninggalkan
Dia, yang mengasihi mereka dengan setia. Kemurtadan orang
Israel ini dinubuatkan sebagai akibat dari kesejahteraan mere-
ka (ay. 20): Mereka akan makan dan kenyang. Ini saja yang
hendak mereka capai saat mereka makan, yaitu untuk me-
muaskan nafsu makan mereka sendiri, dan lalu mereka
akan menjadi gemuk, lalu merasa aman dan menuruti hawa
nafsu. Rasa aman mereka akan mengikis rasa takut mereka
akan Tuhan dan penghakiman-penghakiman-Nya. Dan hawa
nafsu mereka akan mencondongkan mereka kepada penyem-
bahan-penyembahan berhala yang dilakukan bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Tuhan , yang merawat tubuh mereka untuk
memuaskan keinginannya. Perhatikanlah, Tuhan sudah menge-
tahui dengan jelas dan tanpa keliru mengenai segala kefasikan
orang fasik, dan sudah kerap kali membuat kovenan dengan
orang-orang yang telah diketahui-Nya akan berbuat khianat
sekeji-kejinya (Yes. 48:8), serta menganugerahkan banyak
kebaikan kepada orang-orang yang telah diketahui-Nya akan
berlaku sangat tidak tahu terima kasih.
2. Bahwa Tuhan pada waktu itu akan meninggalkan Israel. Dan
sudah sepantasnya Ia mencampakkan mereka yang sudah
mencampakkan-Nya dengan tidak sepantasnya (ay. 17): Mur-
ka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, dan Aku akan
meninggalkan mereka. Penyelenggaraan-Nya akan meninggal-
kan mereka, tidak lagi melindungi dan menyejahterakan mere-
ka, sehingga mereka lalu menjadi mangsa bagi semua bangsa
di sekitar mereka. Roh dan anugerah-Nya akan meninggalkan
mereka, tidak lagi mengajar dan menuntun mereka, sehingga
mereka lalu makin lama menjadi makin picik, hilang akal
sehat, dan berkeras hati dalam penyembahan-penyembahan
berhala mereka. Demikianlah mereka akan banyak kali ditimpa
malapetaka serta kesusahan (ay. 17, 21), yang akan menjadi
tanda-tanda yang begitu nyata dari murka Tuhan atas mereka,
sehingga mereka sendiri akan terpaksa mengakui: Bukankah
malapetaka ini menimpa kita, oleh sebab Tuhan kita tidak ada di
tengah-tengah kita? Orang-orang yang telah mengenyahkan
Tuhan dengan dosa mereka akan menemukan bahwa dengan
begitu mereka menimpakan segala malapetaka ke atas kepala
mereka sendiri. namun apa yang membuat kebinasaan mereka
menjadi lengkap yaitu bahwa Tuhan akan menyembunyikan
wajah-Nya dari mereka pada waktu itu, yaitu pada waktu
kesusahan dan kesesakan mereka (ay. 18). Apa pun kesusahan-
kesusahan lahiriah yang tengah kita hadapi, jika kita dapat
menyaksikan cahaya wajah Tuhan saja, kita akan merasa
tenang. Sebaliknya, jika Tuhan menyembunyikan wajah-Nya
dari kita dan doa-doa kita, maka kita akan binasa.
IV. Tuhan memerintahkan Musa untuk menyampaikan sebuah nyanyi-
an kepada bangsa Israel, yang dalam penulisannya ia akan men-
dapat ilham ilahi, dan yang akan menjadi kesaksian tetap bagi
Tuhan sebagai Tuhan yang setia kepada mereka dengan memberi
mereka peringatan, dan menjadi kesaksian yang menentang me-
reka sebagai orang-orang yang ingkar terhadap diri mereka sendiri
sebab tidak mengindahkan peringatan ini (ay. 19). Firman
Tuhan yang tertulis secara umum, seperti juga nyanyian ini secara
khusus, menjadi saksi bagi Tuhan melawan semua orang yang
mengingkari kovenan dengan-Nya. Firman itu akan menjadi suatu
kesaksian (Mat. 24:14). Hikmat manusia telah merancang banyak
cara untuk menyampaikan pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat, antara lain melalui hukum, sejarah, nubuatan, amsal,
dan, salah satunya, melalui nyanyian. Masing-masing cara ini
memiliki keuntungan-keuntungannya sendiri. Dan hikmat Tuhan
dalam Kitab Suci telah memanfaatkan semua cara itu, supaya
orang-orang yang masa bodoh dan tak acuh tidak dapat berdalih.
1. Nyanyian ini, jika dipergunakan dengan benar, dapat men-
jadi sarana untuk mencegah kemurtadan mereka. Sebab da-
lam penggubahannya, Tuhan mengarahkan pandangan pada
niat yang dikandung mereka sekarang, pada hari ini, sebelum
mereka dibawa ke negeri yang dijanjikan (ay. 21). Tuhan tahu
persis bahwa di dalam hati mereka terdapat bayangan yang
macam-macam dan menjijikkan tentang yang ilahi, serta ke-
condongan-kecondongan yang begitu kuat terhadap penyem-
Kitab Ulangan 31:22-30
bahan berhala, sehingga mereka akan berkobar-kobar saat
terkena percikan nyala api godaan itu. Oleh sebab itu, di da-
lam nyanyian ini, Tuhan memberi kepada mereka peringat-
an akan bahaya yang mengintai mereka di jalan itu. Perhati-
kanlah, firman Tuhan sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita, dan masuk ke dalam pikiran dan hati kita
secara mengherankan melalui teguran-teguran dan perbaikan-
perbaikannya (Ibr. 4:12). Bandingkan dengan 1 Korintus
14:25. Hamba-hamba Tuhan yang memberitakan firman Tuhan
tidaklah mengetahui apa yang ada di dalam pikiran manusia,
namun Tuhan , yang empunya firman itu, mengetahuinya dengan
sempurna.
2. Jika nyanyian ini tidak mencegah kemurtadan mereka, tetap-
lah nyanyian ini dapat membantu membawa mereka bertobat,
dan memulihkan mereka dari kemurtadan mereka. saat ke-
susahan-kesusahan menimpa mereka, nyanyian ini tidak akan
dilupakan, namun akan menjadi seperti cermin untuk memper-
lihatkan wajah mereka sendiri, agar mereka dapat merendah-
kan diri, dan kembali kepada Dia yang terhadap-Nya mereka
telah memberontak. Perhatikanlah, orang-orang yang dikasi-
hani Tuhan bisa saja dibiarkan-Nya jatuh, namun Dia akan me-
nyediakan jalan untuk memulihkan mereka. Obat telah diper-
siapkan terlebih dulu untuk menyembuhkan mereka.
Nyanyian Musa
(31:22-30)
22 Maka Musa menuliskan nyanyian ini dan mengajarkannya kepada orang
Israel. 23 Kepada Yosua bin Nun diberi-Nya perintah, firman-Nya: “Kuatkan
dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan membawa orang Israel ke nege-
ri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka, dan Aku akan menyertai
engkau.“ 24 saat Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu
dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan, 25 maka Musa me-
merintahkan kepada orang-orang Lewi pengangkut tabut perjanjian TUHAN,
demikian: 26 “Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut
perjanjian TUHAN, Tuhan mu, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau.
27 Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. sedang se-
karang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menun-
jukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati.
28 Suruhlah berkumpul kepadaku segala tua-tua sukumu dan para pengatur
pasukanmu, maka aku akan mengatakan hal yang berikut kepada mereka
dan memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap mereka. 29 Sebab aku
tahu, bahwa sesudah aku mati, kamu akan berlaku sangat busuk dan akan
menyimpang dari jalan yang telah kuperintahkan kepadamu. Sebab itu di
lalu hari malapetaka akan menimpa kamu, jika kamu berbuat yang
jahat di mata TUHAN, dan menimbulkan sakit hati-Nya dengan perbuatan
tanganmu.” 30 Lalu Musa menyampaikan ke telinga seluruh jemaah Israel
nyanyian ini sampai perkataan yang penghabisan.
Pada perikop ini,
I. Perintah diberikan kepada Yosua, yang memang sudah dikatakan
Tuhan (ay. 14) akan diberikan-Nya kepada Yosua. Ini pada dasar-
nya perintah yang sama yang telah diberikan Musa kepadanya
(ay. 7): Kuatkan dan teguhkanlah hatimu (ay. 23). Yosua sekarang
telah mendengar begitu banyak dari Tuhan mengenai kefasikan
dari bangsa yang akan dipimpinnya, yang tidak bisa tidak pasti
membuatnya berkecil hati. “Jangan gentar,” Tuhan berfirman, “se-
busuk apa pun mereka, engkau akan tetap menjaga perilakumu,
sebab Aku akan menyertai engkau. Engkau akan membuat mereka
menduduki tanah Kanaan. jika mereka lalu , oleh dosa
mereka, membuat diri mereka sendiri tercampakkan dari negeri itu
lagi, itu tidak akan menjadi kesalahanmu, tidak pula akan menjadi
aib bagimu. Oleh sebab itu, teguhkanlah hatimu.”
II. Penyerahan kitab hukum Taurat dengan khidmat kepada orang-
orang Lewi, untuk diletakkan di samping tabut perjanjian, di sini
diceritakan kembali (ay. 24-26), sesudah disampaikan sebelum-
nya (ay. 9). Hanya saja di sini orang-orang Lewi diberi petunjuk di
mana mereka harus menyimpan salinan asli kitab yang berharga
ini, yaitu bukan di dalam tabut perjanjian (di sana hanya tersim-
pan kedua loh batu yang bertuliskan hukum Tuhan ), melainkan di
dalam kotak lain di samping tabut perjanjian. Ada kemungkinan
bahwa kitab ini yaitu kitab yang sama yang ditemukan di dalam
rumah Tuhan, yang entah bagaimana caranya sudah salah tem-
pat, pada masa pemerintahan Yosia (2Taw. 34:14), sehingga ayat
berikut ini, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau, mung-
kin mengacu secara khusus pada peristiwa itu, yang terjadi begitu
jauh sesudahnya. Sebab dengan ditemukannya kitab ini, hukum
Taurat kembali dibacakan di muka umum oleh Yosia sendiri,
sebagai saksi melawan sebuah bangsa yang pada waktu itu sudah
matang untuk dihancurkan oleh orang Babel.
III. Nyanyian yang diberikan dalam pasal berikutnya, di sini disam-
paikan kepada Musa, dan oleh Musa kepada orang Israel. Musa
Kitab Ulangan 31:22-30
pertama-tama menuliskan nyanyian itu (ay. 22), sementara Roh
Tuhan menggubahnya, dan lalu Musa menyampaikannya ke
telinga seluruh jemaah Israel (ay. 30), dan mengajarkannya kepada
mereka (ay. 22). Maksudnya, Musa memberi salinan-salinan
dari nyanyian itu, lalu memerintahkan kepada mereka untuk
menghafalkannya. Nyanyian itu pertama-tama disampaikan dari
mulut ke mulut, dan Sesudah itu melalui tulisan, kepada para tua-
tua dan pengatur pasukan, sebagai perwakilan dari suku-suku
mereka masing-masing (ay. 28), untuk lalu oleh mereka
diteruskan kepada beberapa kaum dan keluarga mereka. Nyanyi-
an itu disampaikan kepada orang Israel dengan disertai seruan
yang khidmat kepada langit dan bumi untuk menjadi saksi atas
peringatan keras yang diberikan kepada mereka akan dampak-
dampak mematikan dari kemurtadan mereka terhadap Tuhan , dan
dengan disertai pernyataan akan kecilnya sukacita serta peng-
harapan Musa di dalam dan menyangkut diri mereka.
1. Musa menyatakan betapa kecilnya sukacita yang dirasakan-
nya atas orang Israel saat ia ada bersama-sama dengan
mereka (ay. 27). Bukan dengan amarah ia berkata, aku menge-
nal kedegilanmu, seperti dahulu ia pernah berkata dengan
gegabah, dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, namun
itu dikatakannya sebab ia sudah lama mengenal mereka:
kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN. Pem-
berontakan-pemberontakan mereka terhadap dirinya tidak dia
sebut-sebut. Pemberontakan-pemberontakan ini sudah sejak
lama diampuni dan dilupakannya. namun mereka harus dibuat
mendengarkan tentang pemberontakan-pemberontakan mere-
ka melawan Tuhan , agar mereka bertobat dan tidak pernah
mengulanginya lagi.
2. Betapa kecilnya pengharapan Musa atas orang Israel sekarang
di saat ia akan meninggalkan mereka. berdasar apa yang
telah dikatakan Tuhan kepadanya sekarang (ay. 16), lebih dari-
pada berdasar pengalamannya sendiri dengan mereka,
meskipun itu cukup mengecilkan hati, Musa memberi tahu
mereka, (ay. 29), aku tahu, bahwa sesudah aku mati, kamu
akan berlaku sangat busuk. Tidak diragukan lagi, sungguh
mendatangkan kesedihan luar biasa bagi orang baik ini untuk
dapat melihat, sebelum itu terjadi, kemurtadan dan kehancur-
an bangsa yang telah dipimpinnya dengan begitu susah payah,
supaya mereka mendapat kebaikan dan kebahagiaan. Akan
namun , yang menjadi penghiburan Musa yaitu bahwa ia telah
menunaikan kewajibannya, dan bahwa Tuhan akan dimuliakan,
jika bukan dalam berdiamnya bangsa Israel, maka dalam
terseraknya mereka. Demikian pula Tuhan kita Yesus, sesaat
sebelum kematian-Nya, menubuatkan kemunculan Mesias-
mesias palsu dan nabi-nabi palsu di masa yang akan datang
(Mat. 24:24). Kendati dengan kemunculan mereka itu, serta
segala kemurtadan yang terjadi pada zaman akhir, kita dapat
yakin bahwa alam maut tidak akan menguasai jemaat, sebab
dasar yang diletakkan Tuhan itu teguh.
PASAL 32
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Nyanyian yang, oleh ketetapan Tuhan , disampaikan Musa ke-
pada orang-orang Israel, sebagai peringatan tetap bagi mere-
ka, untuk berjaga-jaga supaya mereka tidak meninggalkan
Tuhan . Nyanyian ini menghabiskan sebagian besar dari pasal
ini, dan di dalamnya kita mendapati,
1. Kata-kata pendahuluan (ay. 1-2)
2. Sifat Tuhan yang luhur dan, bertentangan dengannya, sifat
bangsa Israel yang buruk (ay. 3-6).
3. Pengulangan tentang perkara-perkara besar yang telah
dilakukan Tuhan bagi bangsa itu, dan bertentangan dengan-
nya, gambaran tentang perilaku buruk mereka terhadap
Dia (ay. 7-18).
4. Nubuatan tentang penghakiman-penghakiman yang meng-
hancurkan dan memorak-porandakan yang akan ditimpa-
kan Tuhan atas bangsa itu sebab dosa-dosa mereka, yang
di dalamnya Tuhan dibenarkan di sini oleh banyaknya hal
yang memperberat kedurhakaan mereka (ay. 19-33).
5 Janji tentang kehancuran para musuh dan penindas me-
reka pada akhirnya, dan pembebasan yang gilang-gemi-
lang bagi orang-orang Israel yang tersisa (ay. 36-43).
II. Peringatan yang dengannya Musa menyampaikan nyanyian
ini kepada mereka (ay. 41-47)
III. Perintah-perintah yang diberikan Tuhan kepada Musa untuk
naik ke atas gunung Nebo dan mati di sana (ay. 48, dst).
Nyanyian Musa
(32:1-6)
1 “Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi
mendengarkan ucapan mulutku. 2 Mudah-mudahan pengajaranku menitik
laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke
atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan. 3 Se-
bab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Tuhan kita,
4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, sebab segala jalan-Nya adil,
Tuhan yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia. 5 Berlaku
busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupa-
kan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit. 6 Demikianlah eng-
kau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan
tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadi-
kan dan menegakkan engkau?
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Kata-kata pendahuluan atau pengantar yang menuntut perhatian,
yang mengawali nyanyian Musa ini (ay. 1-2). Musa memulai nya-
nyian itu,
1. Dengan seruan yang khidmat kepada langit dan bumi menge-
nai benar dan pentingnya hal yang hendak ia katakan, dan
mengenai adilnya tindakan-tindakan ilahi terhadap bangsa
pemberontak dan suka berpaling itu. Sebab ia telah mengata-
kan (31:28) bahwa dalam nyanyian ini ia akan memanggil
langit dan bumi untuk menjadi saksi terhadap mereka. Langit
dan bumi akan mendengar lebih cepat dibandingkan bangsa yang
suka melawan dan tidak berbudi ini. Sebab langit dan bumi
tidak memberontak dari kepatuhan terhadap Pencipta mereka,
namun tetap ada sekarang, menurut hukum-hukum-Nya, untuk
melayani Dia (Mzm. 119:89-91), dan sebab itu akan bangkit
dalam penghakiman melawan bangsa Israel yang suka mem-
berontak itu. Langit dan bumi akan menjadi saksi melawan
para pendosa, menjadi saksi atas peringatan yang diberikan
kepada mereka dan atas penolakan mereka untuk mendengar
peringatan itu, lihat Ayub 20:27, langit menyingkapkan kesa-
lahannya, dan bumi bangkit melawan dia. Atau langit dan
bumi di sini melambangkan para penghuni dari kedua tempat
itu, yaitu para malaikat dan manusia. Keduanya akan sepakat
untuk membenarkan Tuhan dalam tindakan-tindakan yang
diambil-Nya terhadap bangsa Israel, dan untuk memberitakan
keadilan-Nya (Mzm. 50:6; Why. 19:1-2).
Kitab Ulangan 32:1-6
2. Musa memulai nyanyiannya dengan sebuah permohonan yang
sungguh-sungguh mengenai apa yang hendak ia katakan
kepada bangsa itu (ay. 2): Mudah-mudahan pengajaranku me-
nitik laksana hujan. “Pengajaranku akan menjadi hujan yang
tercurah deras dan menyapu bersih orang-orang yang suka
memberontak,” begitulah salah satu terjemahan bahasa Aram
menjelaskan kalimat pertama. Kadang-kadang hujan memang
diturunkan untuk penghakiman, lihat saja hujan yang mem-
banjiri dunia purba dengan air bah. Begitu juga halnya dengan
firman Tuhan , sementara bagi sebagian orang firman itu meng-
hidupkan dan menyegarkan – bau kehidupan yang menghidup-
kan, bagi sebagian yang lain firman itu mengerikan dan mem-
binasakan – bau kematian yang mematikan. Firman Tuhan
akan menjadi laksana embun yang segar dan menyejukkan
bagi orang-orang yang mempersiapkan diri dengan benar un-
tuk menerimanya. Amatilah,
(1) Pokok nyanyian ini yaitu pengajaran. Musa sudah mem-
beri mereka nyanyian pujian dan ucapan syukur (Kel. 15),
namun yang ini yaitu nyanyian pengajaran. Sebab dalam
melantunkan mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani,
kita tidak saja memuliakan Tuhan , namun juga mengajar dan
menegur seorang akan yang lain (Kol. 3:16). Itulah sebab-
nya banyak mazmur Daud diberi judul Maschil – Nyanyian
pengajaran.
(2) Pengajaran ini sangat cocok dibandingkan dengan hujan
rintik-rintik dan hujan deras yang turun dari atas, untuk
menyuburkan tanah, dan melaksanakan tugas yang diem-
bannya (Yes. 55:10-11), dan yang tidak bergantung pada
hikmat atau kehendak manusia (Mi. 5:6). Suatu belas
kasihan bagi kita jika hujan ini sering turun atas kita,
dan sudah menjadi kewajiban kita untuk menghisapnya
(Ibr. 6:7).
(3) Musa berjanji bahwa pengajarannya akan menitik dan me-
netes laksana embun, dan laksana hujan rintik-rintik, yang
turun dengan senyap dan tanpa keributan. Firman Tuhan
yang diberitakan mungkin akan bermanfaat jika
disampaikan dengan lemah-lembut, dan meresap dengan
manis ke dalam hati dan perasaan orang-orang yang men-
dengarnya.
(4) Musa menubuatkan penerimaan dan sambutan mereka ter-
hadap pengajarannya, dan bahwa pengajarannya itu akan
menjadi manis, menyenangkan, dan disambut oleh mereka
laksana hujan oleh bumi yang dahaga (Mzm. 72:6). Dan fir-
man Tuhan kemungkinan akan mendatangkan kebaikan
bagi kita jika dapat diterima seperti itu.
(5) Cendekiawan Uskup Patrick memahaminya sebagai doa,
supaya pengajaran Musa yang dikirim dari sorga kepada
mereka dapat meresap ke dalam lubuk hati mereka dan
melembutkan mereka, seperti hujan melembutkan tanah,
dan dengan demikian membuat mereka menjadi subur
dalam kepatuhan.
II. Sebuah pernyataan yang penuh dengan kekaguman dan kegentar-
an mengenai kebesaran dan kebenaran Tuhan (ay. 3-4).
1. Musa memulai dengan pernyataan ini, dan meletakkannya
sebagai dasar pegangannya yang pertama,
(1) Untuk menjaga kehormatan Tuhan , supaya tidak ada celaan
yang dilontarkan kepada-Nya oleh sebab kefasikan umat-
Nya, Israel. Betapa pun fasik dan bejatnya orang-orang
yang disebut dengan nama-Nya, Ia tetap adil, benar, dan
semua hal baik lainnya, dan tidak boleh dipandang buruk
sebab kejahatan mereka.
(2) Untuk memperparah kefasikan Israel, yang mengenal dan
menyembah Tuhan yang demikian kudus, namun mereka
sendiri begitu tidak kudus. Dan,
(3) Untuk membenarkan Tuhan dalam perlakuan-perlakuan-
Nya terhadap mereka. Kita harus tetap percaya, bahwa
Tuhan itu benar, sekalipun hukum-Nya bagaikan samudera
raya yang hebat (Yer. 12:1; Mzm. 36:7).
2. Musa di sini menetapkan hati untuk menyerukan nama
TUHAN (ay. 3), supaya Israel, dengan mengetahui Tuhan seperti
apa yang telah mereka akui sebagai milik mereka itu, jangan
sampai menjadi orang-orang yang begitu bodoh hingga menu-
karkan Dia dengan Tuhan palsu, Tuhan sampah. Oleh sebab itu,
Musa meminta mereka untuk memberi hormat kepada Dia.
Akan sangat berguna bagi kita untuk mencegah dosa, dan
untuk menjaga supaya kita tetap setia menjalankan kewajiban
Kitab Ulangan 32:1-6
kita, jika kita senantiasa memelihara pikiran-pikiran yang
luhur dan mulia tentang Tuhan , dan memanfaatkan segala ke-
sempatan untuk mengungkapkan pikiran-pikiran itu: Berilah
hormat kepada Tuhan kita. Kita tidak dapat menambah kebesar-
an-Nya, sebab kebesaran-Nya itu tak terhingga, namun kita
harus mengakuinya, dan memuliakan Dia sebab nya. Nah,
saat Musa hendak menyatakan keagungan Tuhan , ia tidak
melakukannya dengan menjelaskan kekekalan dan kebesaran-
Nya yang tak terhingga, atau menggambarkan kecemerlangan
kemuliaan-Nya di dunia atas, namun dengan menunjukkan ke-
setiaan firman-Nya, kesempurnaan pekerjaan-pekerjaan-Nya,
serta hikmat dan keadilan dalam semua cara yang dipakai
untuk mengatur pemerintahan-Nya. Sebab di dalam semuanya
ini kemuliaan-Nya bersinar paling terang kepada kita, dan
inilah hal-hal yang dinyatakan tentang Dia, bagi kita dan bagi
anak-anak kita (ay. 4).
(1) Ia yaitu Gunung Batu. Begitulah Tuhan disebut sebanyak
enam kali dalam pasal ini, dan kitab Septuaginta sejak se-
mula menerjemahkan kata ini sebagai Theos, Tuhan . Hugh
Broughton (cendekiawan Inggris abad ketujuh belas – pen.),
menghitung bahwa Tuhan disebut sebagai Gunung Batu se-
lain dalam pasal ini sebanyak delapan belas kali di dalam
kitab Perjanjian Lama, meskipun di beberapa tempat diter-
jemahkan sebagai kekuatan. Tuhan yaitu Gunung Batu,
sebab Ia tidak berubah dan tidak tergoyahkan dalam diri-
Nya sendiri. Bagi semua orang yang mencari-Nya dan berlari
kepada-Nya, Ia yaitu tempat perlindungan yang tidak dapat
ditembus, dan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya,
Ia yaitu dasar yang teguh untuk selama-lamanya.
(2) Pekerjaan-Nya sempurna. Karya ciptaan-Nya demikian, se-
muanya sangat baik. Karya-karya penyelenggaraan-Nya
pun demikian, atau akan menjadi demikian pada waktu-
nya. Dan saat rahasia Tuhan disingkapkan, maka kesem-
purnaan semua pekerjaan-Nya akan tampak bagi seluruh
dunia. Segala sesuatu yang dilakukan Tuhan tidak dapat
ditambah ataupun dikurangi (Pkh. 3:14). Sekarang Tuhan
sedang menyempurnakan apa yang telah dijanjikan dan
dimulai-Nya untuk umat-Nya Israel. Dan dari penyempur-
naan pekerjaan ini mereka harus mengambil kesempatan
untuk memuliakan Dia atas kesempurnaan dari semua
pekerjaan-Nya. Pekerjaan-pekerjaan terbaik dari manusia ti-
daklah sempurna, pasti ada cacat celanya, dan dibiarkan
tidak terselesaikan. Akan namun , adapun Tuhan , pekerjaan-
Nya sempurna. Jika Ia memulai, Ia akan menyelesaikannya.
(3) Segala jalan-Nya adil. Semua tujuan dari jalan-jalan-Nya
yaitu benar, dan Ia bijak dalam memilih cara-cara untuk
mencapai tujuan-tujuan itu. Penghakiman menandakan
baik kebijaksanaan maupun keadilan. Jalan-jalan TUHAN
yaitu lurus (Hos. 14:10).
(4) Ia yaitu Tuhan yang setia, yang firman-Nya dapat kita per-
cayai dan andalkan, sebab Ia yang setia pada semua janji-
Nya pasti tidak akan berdusta, tidak pula semua ancaman-
Nya akan jatuh sia-sia ke tanah.
(5) Pada-Nya tiada kecurangan. Ia yaitu Tuhan yang tidak
pernah menipu siapa saja yang percaya kepada-Nya, tidak
pernah berlaku tidak adil kepada siapa saja yang berseru
memohon keadilan-Nya, tidak pula pernah bertindak keras
kepada siapa saja yang menyerahkan diri mereka kepada
belas kasihan-Nya.
(6) Adil dan benar Dia. Sama seperti Ia tidak akan menjahati
siapa saja dengan menghukum mereka lebih dibandingkan yang
pantas mereka terima, demikian pula Ia tidak akan lalai
membalas semua orang yang melayani Dia atau menderita
bagi-Nya. Ia memang adil dan benar, sebab Ia pasti akan
memberi perhatian supaya tidak ada seorang pun yang
akan merugi sebab -Nya. Nah, betapa satu ayat ini mem-
beri kita gagasan yang cemerlang dan menghibur tentang
Tuhan yang kita sembah. Dengan begitu betapa sangat ber-
alasan bagi kita untuk mengasihi-Nya dan takut akan Dia,
untuk hidup dengan bersuka di dalam Dia, bergantung
pada-Nya, dan mengabdi kepada-Nya! Inilah gunung batu
kita, dan tidak ada kecurangan pada-Nya, tidak pula mung-
kin ada (Mzm. 92:16).
III. Sebuah dakwaan berat yang ditujukan kepada Israel milik Tuhan ,
yang tabiatnya berbanding terbalik dalam segala hal dari tabiat
Tuhan Israel (ay. 5).
Kitab Ulangan 32:1-6
1. Mereka telah berlaku busuk terhadap Dia. (ay. 5, KJV: Mereka
telah membuat diri mereka sendiri menjadi busuk). Atau, ia
telah membuat dirinya sendiri menjadi busuk, yaitu seluruh
bangsa itu: Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu.
Tuhan tidak membusukkan mereka, sebab adil dan benar Dia.
namun mereka sendirilah yang menciptakan dosa dan kehan-
curan mereka, dan kedua hal itu tercakup dalam perkataan
ini. Mereka telah merusak diri mereka sendiri, Sebab tiap-tiap
orang dicobai oleh keinginannya sendiri, sebab ia diseret
olehnya. Dan mereka telah membinasakan diri mereka sendiri
(Hos. 13:9, KJV). Jikalau engkau mencemooh, engkau sendiri-
lah orang yang akan menanggung kesalahan dan penderitaan-
nya (Ams. 9:12)
2. Mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda.
Bahkan anak-anak Tuhan memiliki noda, selama mereka ada
dalam keadaan yang tidak sempurna ini. Sebab jika kita
berkata, bahwa kita tidak berdosa, tidak bernoda, maka kita
menipu diri kita sendiri. namun dosa Israel bukanlah seperti itu.
Dosa mereka bukan kelemahan yang berusaha mereka lawan,
yang terhadapnya mereka berjaga-jaga dan berdoa, melainkan
kejahatan yang memenuhi niat hati mereka. Sebab,
3. Mereka yaitu suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit,
yang digerakkan oleh roh pertentangan, dan sebab itu akan
melakukan apa yang dilarang sebab dilarang, akan menegak-
kan keinginan dan khayalan mereka sendiri yang bertentangan
dengan kehendak Tuhan , tidak sabar menerima teguran, tidak
suka diperbaharui, dan dengan murtad menempuh jalan yang
dipilih hatinya. Alkitab terjemahan bahasa Aram mengartikan
ayat ini demikian: Merekalah yang telah membuat diri mereka
sendiri terserak atau berubah, dan bukan Dia. Mereka yaitu
anak-anak yang menyembah berhala, suatu angkatan yang
telah merusak pekerjaannya sendiri, dan mengasingkan dirinya
sendiri. Para penyembah berhala tidak dapat melukai Tuhan ,
tidak pula dapat merusak pekerjaan-pekerjaan-Nya, atau mem-
buat-Nya menjadi orang asing bagi dunia ini. Lihat Ayub 35:6.
Tidak, semua luka yang mereka buat yaitu kepada diri
mereka dan pekerjaan-pekerjaan mereka sendiri. Cendekiawan
Uskup Patrick memberi pembacaan lain untuk ayat itu:
Adakah Tuhan melukainya? Maksudnya, “Apakah Tuhan Gunung
976
Batu itu harus disalahkan atas kejahatan-kejahatan yang me-
nimpa Israel? Tidak, anak-anak-Nya yaitu noda mereka,”
artinya, “Semua kejahatan yang menimpa mereka merupakan
buah dari kefasikan anak-anak mereka, sebab segenap ang-
katan itu bengkok dan belat-belit.” Semua orang yang dihan-
curkan, menghancurkan diri mereka sendiri. Mereka mati ka-
rena mereka ingin mati.
IV. Sebuah keluhan yang penuh kepedihan terhadap bangsa yang me-
nyulut murka ini atas sikap mereka yang tidak tahu terima kasih
(ay. 6): “Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap
TUHAN? Untuk selanjutnya janganlah kamu berperilaku begitu
hina dan tidak jujur terhadap-Nya seperti yang telah kamu laku-
kan.”
1. Musa mengingatkan mereka akan kewajiban-kewajiban yang
telah ditetapkan Tuhan atas mereka untuk melayani-Nya, dan
berpaut pada-Nya. Tuhan telah menjadi Bapa bagi mereka, te-
lah memperanakkan mereka, memberi mereka makan, meng-
gendong mereka, merawat mereka, dan menghadapi tingkah
laku mereka. Masakan mereka mau menginjak-injak hati se-
orang Bapa? Ia telah membeli mereka, telah mengeluarkan
begitu banyak mujizat untuk membawa mereka keluar dari
Mesir, telah memberi manusia sebagai ganti mereka, dan
bangsa-bangsa sebagai ganti nyawa mereka (Yes. 43:4). “Bu-
kankah Ia Bapamu, pemilikmu, demikian menurut sebagian
penafsir, yang memiliki hak milik yang tak terbantahkan
atas dirimu?” Dan lembu mengenal pemiliknya. “Ia telah men-
cipta engkau, menjadikan engkau, menegakkan engkau dan
membuat engkau tetap ada. Bukankah Ia telah berbuat demi-
kian? Dapatkah engkau menyangkal kewajiban-kewajiban yang
mengikatmu kepada-Nya, dengan menimbang perkara-perkara
besar yang telah dilakukan dan dirancangkan-Nya bagimu?”
Dan bukankah kewajiban-kewajiban kita sebagai orang Kristen
yang telah dibaptis sama besar dan kuatnya kepada Pencipta
kita yang telah menjadikan kita, Penebus kita yang telah mem-
beli kita, dan Pengudus kita yang telah menegakkan kita.
2. Dari sini Musa menyimpulkan betapa jahat jika mereka
meninggalkan Dia dan memberontak melawan-Nya. Sebab,
Kitab Ulangan 32:7-14
(1) Itu yaitu perbuatan yang rendah dan tidak tahu ber-
terima kasih: “Demikianlah engkau mengadakan pembalas-
an terhadap TUHAN? Inikah semua balasan yang engkau
berikan atas semua kebaikan-Nya kepadamu? Akankah ke-
kuatan-kekuatan yang engkau dapatkan dari-Nya engkau
pakai untuk melawan-Nya?” Lihat Mikha 6:3-4; Yohanes
10:32. Ini yaitu kejahatan yang begitu luar biasa hingga
seluruh dunia akan berseru, sungguh memalukan! Sebut
seseorang tidak tahu berterima kasih, maka engkau tidak
dapat memberinya sebutan yang lebih buruk lagi.
(2) Perbuatan itu yaitu kegilaan yang luar biasa: Hai bangsa
yang bebal dan tidak bijaksana! Bebal, dua kali lipat bebal!
Siapakah yang telah mempesona kamu? (Gal. 3:1). “Memang
sungguh bebal, jika engkau menentang Tuhan yang ke-
pada-Nya engkau begitu bergantung secara mutlak! jika
engkau meninggalkan Dia yang mengasihimu dengan setia
demi berhala kesia-siaan!” Perhatikanlah, semua orang
yang berdosa dengan sengaja, terutama para pendosa di
Israel, yaitu orang-orang yang paling tidak bijaksana dan
paling tidak tahu berterima kasih di dunia.
Nyanyian Musa
(32:7-14)
7 Ingatlah kepada zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan
yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, maka ia memberitahukannya ke-
padamu, kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu.
8 saat Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-
bangsa, saat Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan
wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. 9 namun bagian
TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya. 10 Dida-
pati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan
dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-
Nya sebagai biji mata-Nya. 11 Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sa-
rangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya,
menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, 12 demikianlah
TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada Tuhan asing menyertai dia. 13 Di-
buat-Nya dia berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, dan memakan
hasil dari ladang; dibuat-Nya dia mengisap madu dari bukit batu, dan mi-
nyak dari gunung batu yang keras, 14 dadih dari lembu sapi dan susu kam-
bing domba, dengan lemak anak-anak domba; dan domba-domba jantan dari
Basan dan kambing-kambing jantan, dengan gandum yang terbaik; juga
darah buah anggur yang berbuih engkau minum.
Musa sudah secara umum menggambarkan Tuhan kepada mereka
sebagai Pemberi rahmat yang agung bagi mereka, yang dalam rasa
syukur wajib mereka patuhi dan taati. Dalam ayat-ayat ini ia mem-
berikan contoh-contoh khusus mengenai kebaikan Tuhan kepada me-
reka dan kepedulian-Nya terhadap mereka.
1. Beberapa contoh berasal dari zaman dahulu kala, dan sebagai
buktinya ia menunjuk pada apa yang tertulis (ay. 7): Ingatlah
kepada zaman dahulu kala, artinya, “Ingatlah sejarah zaman itu,
dan penyelenggaraan Tuhan yang menakjubkan terhadap dunia
purba, dan terhadap nenek moyangmu Abraham, Ishak, dan
Yakub. Engkau akan menemukan serangkaian belas kasihan
yang senantiasa menyertai penyelenggaraan itu, dan berapa lama
sejak segala sesuatunya bekerja menuju apa yang sekarang sudah
terjadi.” Perhatikanlah, sejarah-sejarah yang dapat dipercaya me-
ngenai zaman-zaman purba itu luar biasa bermanfaat, dan ter-
utama sejarah jemaat pada waktu mulai berdiri, baik itu jemaat
Perjanjian Lama maupun jemaat Perjanjian Baru.
2. Beberapa contoh yang lain berasal dari zaman yang belum lama
ini, dan sebagai buktinya Musa menunjuk kepada para ayah dan
tua-tua mereka yang masih hidup sekarang dan yang tinggal
bersama mereka. Para orangtua harus dengan rajin mengajarkan
kepada anak-anak mereka, bukan hanya firman Tuhan , hukum-
hukum-Nya (6:7), dan makna dari ketetapan-ketetapan-Nya (Kel.
12:26-27), melainkan juga pekerjaan-pekerjaan-Nya, dan tata cara
penyelenggaraan-Nya. Lihat Mazmur 78:3-4, 6-7. Anak-anak ha-
rus berhasrat untuk memperoleh pengetahuan tentang hal-hal
yang akan bermanfaat untuk menggiatkan mereka dalam melak-
sanakan kewajiban mereka dan membimbing mereka di dalam-
nya.
Di sini ada tiga hal yang dibicarakan secara panjang lebar se-
bagai contoh-contoh dari kebaikan Tuhan kepada umat-Nya Israel,
dan kewajiban-kewajiban kuat yang mengikat mereka untuk tidak
pernah meninggalkan Dia:
I. Ditetapkannya tanah Kanaan sejak dini sebagai milik pusaka me-
reka. Sebab dalam hal ini Kanaan merupakan perlambang dan
bayangan dari milik pusaka sorgawi kita, bahwa milik pusaka itu
sudah ditetapkan dan dipersiapkan sejak dulu dalam rancangan-
rancangan ilahi (ay. 8). Amatilah,
Kitab Ulangan 32:7-14
1. saat bumi dibagi-bagikan di antara anak-anak manusia,
pada zaman Peleg, sesudah air bah, dan setiap kaum mene-
rima bagian mereka masing-masing, sebagai tempat yang ha-
rus mereka tinggali, dan lalu secara bertahap mereka
berkembang menjadi suatu bangsa, pada saat itulah Tuhan
menaruh perhatian pada Israel dalam pikiran dan pandangan-
Nya. Oleh sebab Tuhan sudah merancang tanah yang baik ini,
yang sedang mereka tuju sekarang, sebagai milik pusaka
mereka pada waktunya, maka Ia memerintahkan agar ketu-
runan orang Kanaan, dan bukan kaum-kaum lainnya yang
ada pada waktu itu, untuk menempati tanah itu sementara
waktu, untuk tetap mendudukinya, seolah-olah, sampai Israel
siap untuk memilikinya. Sebab kaum keturunan Kanaan
berada dibawah kutukan Nuh, yang olehnya mereka dihukum
dengan perhambaan dan kehancuran (Kej. 9:25). sebab itu
kaum-kaum itu akan dilenyapkan dengan lebih adil, lebih ter-
hormat, lebih mudah, dan lebih tuntas, saat sudah genap
waktunya bagi Israel untuk menduduki negeri itu. Dengan de-
mikian, Tuhan menetapkan batas-batas wilayah bangsa itu de-
ngan pandangan yang tertuju pada bilangan anak-anak Israel
yang sudah dirancangkan, supaya bangsa Israel dapat me-
nempati wilayah itu persis sebanyak seperti yang mereka per-
lukan. Dan sebagian penafsir mencermati bahwa Kanaan sen-
diri, dan kesebelas anaknya (Kej. 10:15, dst.) persis berjumlah
sama dengan kedua belas suku Israel. Perhatikanlah,
(1) Hikmat Tuhan telah menetapkan batas-batas kediaman ma-
nusia, dan menentukan tempat dan waktu hidup kita di
dunia (Kis. 17:26). saat Ia memberi bumi kepada anak-
anak manusia (Mzm. 115:16), bukan berarti bahwa setiap
orang dapat mengambil semau-maunya. Tidak, Ia mem-
bagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, dan
ingin supaya setiap orang mengetahui miliknya sendiri, dan
tidak melanggar harta milik satu sama lain.
(2) Hikmat yang tak terbatas dapat menjangkau secara luas,
dan merancang sebelumnya apa yang lalu terjadi
jauh sesudahnya. Tuhan mengenal semua pekerjaan-Nya
(Kis. 15:18, KJV), namun kita tidak (Pkh. 3:11).
(3) Dalam memerintah dunia, dan mengatur berbagai perkara
dari segala pemerintahan dan kerajaan, Tuhan yang maha
besar menaruh perhatian khusus pada jemaat dan umat-
Nya, serta memperhitungkan kebaikan mereka dalam se-
muanya. Lihat 2 Tawarikh 16:9; Yesaya 45:4. Orang-orang
Kanaan mengira bahwa mereka memiliki hak yang baik
dan pasti atas tanah mereka, sebagaimana bangsa-bangsa
di sekitar mereka berhak atas tanah mereka masing-ma-
sing. namun maksud Tuhan bukanlah demikian, mereka ha-
nyalah penyewa-penyewa, sampai bangsa Israel, tuan ta-
nah mereka, datang. Demikianlah Tuhan memenuhi tujuan-
tujuan baik-Nya sendiri kepada umat-Nya, melalui orang-
orang yang tidak mengenal Dia atau mengasihi-Nya, yang
tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan
hatinya (Yes. 10:7; Mi. 4:12).
2. Alasan dari perhatian khusus yang diberikan Tuhan kepada
bangsa ini, begitu lama sebelum mereka dilahirkan ataupun
terpikirkan, kalau boleh saya mengatakannya, di dunia kita,
semakin mengagungkan kebaikan itu, dan menimbulkan rasa
syukur yang tidak terungkapkan dengan kata-kata (ay. 9):
Sebab bagian TUHAN ialah umat-Nya. Seluruh dunia yaitu
milik-Nya. Ia yaitu pemilik dan yang empunya langit dan
bumi, namun jemaat-Nya yaitu milik-Nya secara istimewa. Je-
maat-Nya yaitu wilayah-Nya, kebun anggur-Nya, dan taman-
Nya yang berpagar. Ia bersuka secara khusus di dalamnya.
Jemaat-Nya yaitu kekasih jiwa-Nya. Di dalamnya Ia berjalan,
Ia tinggal. Di situlah tempat perhentian-Nya untuk selama-
lamanya. Ia peduli secara khusus terhadapnya, dan menjaga-
nya seperti biji mata-Nya. Ia mengharapkan hal-hal khusus
darinya, seperti yang diharapkan orang dari bagiannya. Ia
mendapat bayaran sewa berupa kehormatan, kemuliaan, dan
penyembahan yang jauh lebih besar dari sisa umat yang isti-
mewa itu, dibandingkan dari seluruh dunia yang lain. Bahwa
Tuhan akan menjadi bagian umat-Nya itu mudah dijelaskan,
sebab Ia yaitu sukacita dan kebahagiaan mereka. namun
bagaimana mereka akan menjadi bagian-Nya, sementara Ia
tidak membutuhkan mereka dan tidak pula dapat diuntung-
kan oleh mereka. Hal itu harus dikembalikan kepada tindak-
an-tindakan merendah yang menakjubkan yang dilakukan
Tuhan dalam memberi anugerah yang cuma-cuma. Ya
Kitab Ulangan 32:7-14
Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu, Engkau berkenan me-
nyebut dan memandang mereka seperti itu.
II. Dibentuknya mereka menjadi sebuah bangsa, supaya mereka
pantas memasuki milik pusaka ini, seperti ahli waris yang sudah
cukup umur, pada waktu yang ditetapkan oleh Sang Bapa. Dalam
hal ini Kanaan juga merupakan perlambang dari milik pusaka
sorgawi. Sebab, sama seperti milik pusaka itu sejak dari kekekal-
an dimaksudkan dan dirancang bagi seluruh Israel rohani kepu-
nyaan Tuhan , demikian pula mereka, saat waktunya tiba dilayak-
kan dan dipantaskan untuk memperoleh milik pusaka itu (Kol.
1:12). Itu memang pekerjaan yang butuh waktu. Pembebasan
bangsa Israel dari perbudakan, melalui kehancuran para penin-
das mereka, disertai dengan begitu banyak keajaiban yang dapat
disaksikan dan dirasakan dengan jelas oleh indra jasmani, dan
telah begitu sering dibicarakan, sehingga pembebasan itu tidak
perlu disebutkan lagi dalam nyanyian ini. namun pekerjaan-peker-
jaan Tuhan yang penuh rahmat atas mereka akan kurang diper-
hatikan dibandingkan pekerjaan-pekerjaan mulia yang telah dilaku-
kan-Nya untuk mereka, dan sebab itu Ia memilih untuk lebih
memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang penuh rahmat itu.
Banyak hal telah dilakukan untuk menggembleng bangsa ini, un-
tuk membentuk mereka menjadi suatu bentuk tertentu, dan un-
tuk melayakkan mereka bagi perkara-perkara besar yang telah di-
rancang untuk mereka di tanah perjanjian. Hal itu digambarkan
di sini dengan teramat elok.
1. Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun (ay. 10). Ini
merujuk, tidak diragukan lagi, pada padang gurun yang mela-
luinya Tuhan membawa mereka ke Kanaan, dan yang di dalam-
nya Ia menanggung begitu banyak kesusahan dalam mengha-
dapi mereka. Ini disebut sebagai sidang jemaah di padang
gurun (Kis. 7:38). Di sanalah jemaat itu dilahirkan, dibesarkan,
dan dididik, supaya segala sesuatunya tampak bersifat ilahi
dan berasal dari sorga, sebab di sana mereka tidak berhu-
bungan sama sekali dengan bagian mana pun dari bumi ini,
baik untuk makanan maupun pengetahuan. Akan namun , kare-
na Ia dikatakan mendapati mereka di sana, hal itu tampak
dirancang juga untuk menggambarkan baik keadaan maupun
sifat yang buruk dari bangsa itu saat Tuhan untuk pertama
kali tampil bagi mereka.
(1) Keadaan mereka sangat mengenaskan. Bagi mereka Mesir
yaitu padang gurun, dan padang belantara yang tandus
dan mengaum, sebab mereka hidup sebagai budak di sana.
Mereka berseru-seru sebab penindasan yang menimpa
mereka, dan sama sekali kebingungan dan hilang akal un-
tuk mendapat pertolongan. Di sanalah Tuhan mendapati me-
reka, dan dari sana Ia mengeluarkan mereka. Dan,
(2) Kecenderungan hati mereka sungguh tidak menjanjikan.
Betapa mereka pada umumnya tidak tahu menahu tentang
perkara-perkara rohani, begitu dungu dan tidak mudah
menerima kesan-kesan darinya, begitu cepat naik darah
dan maunya dituruti saja, begitu suka melawan dan ber-
bantah-bantah, dan bersamaan dengan itu, begitu kecan-
duan secara mengherankan pada penyembahan berhala
Mesir, sehingga tepatlah kalau dikatakan mereka ditemu-
kan di padang gurun. Sebab mengharapkan buah pelayan-
an yang baik kepada Tuhan dari bangsa yang berwatak seperti
itu sama saja dengan berharap menuai gandum dari padang
belantara yang tandus. Orang-orang yang sudah diper-
baharui dan dikuduskan oleh anugerah ilahi harus sering
mengingat siapakah mereka itu dalam keadaan asalnya.
2. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya. saat Tuhan mendapati
mereka di padang gurun, Ia tidak langsung membawa mereka
ke Kanaan, namun membuat mereka berputar-putar di padang
gurun itu, dan dengan begitu Ia mengajar mereka. Artinya,
(1) Dengan cara ini, Ia mengambil waktu untuk mengajar me-
reka, dan memberi kepada mereka perintah-perintah
yang mampu untuk mereka terima. Orang-orang yang be-
kerja mengajar orang lain tidak boleh berharap bahwa
mereka dapat melakukannya dengan sesaat . Orang-orang
yang belajar harus diberi waktu untuk belajar.
(2) Dengan cara ini Tuhan menguji iman, kesabaran, dan keber-
gantungan mereka pada-Nya, dan membiasakan mereka
pada kerasnya kehidupan di padang belantara, dan dengan
demikian Ia mengajar mereka. Setiap tahap mengandung
suatu pelajaran. Bahkan saat Ia menghajar mereka, Ia
Kitab Ulangan 32:7-14
dengan demikian mengajar mereka dari Taurat-Nya. Dikata-
kan (Mzm. 107:7) bahwa Ia membawa mereka menempuh
jalan yang lurus. Namun di sini dikatakan bahwa dikeli-
lingi-Nya mereka. Sebab Tuhan selalu membawa mereka
menempuh jalan yang lurus, sekalipun bagi kita tampak
berputar-putar. Dengan begitu, jalan yang terjauh terbukti,
kalau bukan jalan yang terdekat, maka jalan yang terbaik
untuk pulang ke Kanaan. Bagaimana Tuhan mengajar mere-
ka dijelaskan lama sesudah itu (Neh. 9:13), Engkau telah
memberi kepada mereka peraturan-peraturan yang adil,
hukum-hukum yang benar serta ketetapan-ketetapan dan
perintah-perintah yang baik. Dan terutama (Neh. 9:20), Eng-
kau memberi kepada mereka Roh-Mu yang baik untuk
mengajar mereka. Dan Ia mengajar mereka dengan ber-
hasil. Dapat kita bayangkan betapa tidak layaknya bangsa
itu bagi tanah Kanaan, seandainya mereka tidak terlebih
dahulu melewati pengajaran di padang belantara.
3. Dijaga-Nya dia sebagai biji mata-Nya, dengan segala perhatian
dan kelembutan yang dapat diberikan, dari pengaruh-pengaruh
jahat langit dan udara terbuka, dan segala bahaya yang meng-
intai dari padang gurun yang tidak bersahabat. Tiang awan dan
tiang api menjadi penuntun dan juga penjaga mereka.
4. Ia melakukan bagi mereka apa yang dilakukan oleh burung
rajawali bagi anak-anaknya di dalam sarang (ay. 11-12). Per-
umpamaan itu telah disinggung dalam Keluaran 19:4, Aku
telah mendukung kamu di atas sayap rajawali. Di sini perum-
pamaan itu dibicarakan secara panjang lebar. Burung rajawali
diketahui memiliki kasih sayang yang kuat terhadap anak-
anaknya, dan menunjukkan kasih sayang itu, bukan hanya
seperti makhluk-makhluk lain dengan melindungi mereka dan
memberi mereka makan, namun juga dengan mengajar dan me-
latih mereka untuk terbang. Untuk maksud ini, ia menggo-
yangbangkitkan mereka dari sarang tempat mereka berbaring,
melayang-layang di atas mereka, untuk menunjukkan kepada
mereka bagaimana mereka harus menggunakan sayap-sayap
mereka, dan lalu membiasakan mereka untuk terbang di
atas kepak sayapnya, sampai mereka bisa terbang sendiri. Hal
ini bisa juga dijadikan contoh bagi para orangtua untuk mela-
tih anak-anak mereka bekerja, dan tidak memanjakan mereka
dalam kemalasan dan kesukaan untuk berleha-leha. Tuhan ber-
buat demikian kepada Israel. saat mereka menyukai perbu-
dakan mereka, dan enggan meninggalkannya, Tuhan , melalui
tangan Musa, menggoyangbangkitkan mereka untuk merindu-
kan kebebasan, dan berkali-kali mencegah mereka kembali ke
rumah perbudakan. Ia membawa mereka keluar dari Mesir,
menuntun mereka ke padang gurun, dan pada akhirnya seka-
rang berhasil membawa mereka melewati padang gurun itu.
TUHAN sendiri menuntun dia. Ia tidak membutuhkan bantuan
apa pun, juga tidak mengajak siapa pun untuk menjadi rekan-
Nya dalam pencapaian itu. Hal itu menjadi alasan yang baik
mengapa mereka harus berbakti kepada Tuhan saja dan bu-
kan kepada yang lain, yang bersekutu, apalagi yang bersaing,
dengan-Nya. Tidak ada Tuhan asing bersama-Nya yang turut
membantu mewujudkan keselamatan Israel, dan sebab itu
tidak boleh ada yang ikut berbagi dalam penghormatan dan
pemujaan yang diberikan oleh Israel (Mzm. 81:10).
III. Menetapnya mereka di negeri yang baik. Hal ini telah dilaksana-
kan sebagian, saat dua setengah suku bermukim di sana
dengan bahagia, yang merupakan pertanda dari apa yang akan
dilakukan dengan segera dan pasti bagi suku-suku selebihnya.
1. Mereka diberkati dengan kemenangan-kemenangan yang gilang-
gemilang atas musuh-musuh mereka (ay. 13): Dibuat-Nya dia
berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, artinya, Tuhan
membawanya terus maju dengan penaklukan, dan membawa-
nya pulang dengan kemenangan. Ia berkendaraan mengatasi
bukit-bukit atau kota-kota benteng yang dibangun melawan-
nya, duduk dengan nyaman dan terhormat di atas bukit-bukit
Kanaan yang subur. Di Mesir mereka tampak hina, dan me-
mang hina, dalam kemiskinan dan kehinaan. namun di Kanaan
mereka tampak hebat, dan memang hebat, menjadi maju dan
kaya. Mereka berkendaraan dalam kemegahan, sebagai bangsa
yang diberi kehormatan dengan senang hati oleh Raja segala
raja.
2. Mereka diberkati dengan berlimpahnya segala sesuatu yang
baik. Bukan saja hasil ladang yang biasa, melainkan juga,
yang tidak lazim, madu yang keluar dari bukit batu, dan mi-
nyak dari gunung batu yang keras, yang mungkin menunjuk,
Kitab Ulangan 32:15-18
(1) Pada persediaan air segar yang keluar secara ajaib dari gu-
nung batu yang terus mengikuti mereka di padang gurun,
yang disebut sebagai madu dan minyak, sebab kekurang-
an yang mereka alami membuat air itu terasa manis dan
menyenangkan seperti madu dan minyak di lain waktu.
Atau,
(2) Pada berlimpahnya madu dan minyak yang akan mereka
temukan di Kanaan, bahkan di bagian-bagian tanah yang
paling tidak subur sekalipun. Gunung-gunung batu di
Kanaan akan memberi hasil yang lebih baik dibanding-
kan dengan ladang-ladang dan padang-padang rumput di
negeri-negeri lain. Hasil-hasil lain dari tanah Kanaan di-
sebutkan pada ayat 14. Begitu berlimpah dan begitu bera-
gamnya makanan sehat yang ada dan segala sesuatu yang
terbaik dari jenisnya, hingga setiap hidangan bisa saja
menjadi pesta kalau mereka mau. Ada roti istimewa yang
dibuat dari gandum terbaik, yang di sini (dalam terjemahan
KJV) disebut ginjal-ginjal gandum sebab sebutir gandum
memang mirip seperti sebuah ginjal, ada dadih dan susu
yang berlimpah-limpah, ada daging dari hewan ternak yang
cukup makan, dan untuk minum mereka, tidak kurang
dari darah buah anggur yang berbuih. Betapa Tuhan meru-
pakan Bapa yang murah hati bagi mereka, dan Pemberi
rahmat yang begitu baik. Ainsworth (rohaniwan Inggris
abad ketujuh belas – pen.), memandang kelimpahan akan
hal-hal yang baik di tanah Kanaan sebagai perlambang dari
kesuburan kerajaan Kristus, dan penghiburan-penghibur-
an sorgawi dari firman dan Roh-Nya. Sebab untuk anak-
anak kerajaan-Nya Ia menyediakan dadih dan susu, susu
yang murni dan yang rohani, dan makanan keras untuk
orang-orang dewasa, disertai dengan anggur yang menyu-
kakan hati.
Nyanyian Musa
(32:15-18)
15 Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, – bertam-
bah gemuk engkau, gendut dan tambun – dan ia meninggalkan Tuhan yang
telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya.
16 Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan Tuhan asing, mereka menim-
bulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian, 17 mereka mempersembahkan
korban kepada roh-roh jahat yang bukan Tuhan , kepada Tuhan yang tidak me-
reka kenal, Tuhan baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek mo-
yangmu tidak gentar. 18 Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah
kaulalaikan, dan telah kaulupakan Tuhan yang melahirkan engkau.
Di sini kita mendapati gambaran tentang kemurtadan Israel dari
Tuhan , yang tidak lama lagi akan terjadi, dan yang sudah cenderung
untuk mereka lakukan. Orang akan mengira bahwa sebuah bangsa
yang terikat oleh begitu banyak kewajiban terhadap Tuhan mereka,
dalam tugas, rasa syukur, dan kepentingan, tidak akan pernah
berpaling dari Dia. namun , sayang seribu sayang! Segera juga mereka
menyimpang. Di sini diberikan dua contoh besar dari kefasikan
mereka, dan keduanya sama saja dengan kemurtadan dari Tuhan :
I. Rasa aman dan hawa nafsu, kesombongan dan kekurangajaran,
dan hal-hal lain yang biasa terjadi saat orang menyalahgunakan
kelimpahan dan kemakmuran (ay. 15). Bangsa ini disebut Yes-
yurun, bangsa yang jujur; demikian menurut sebagian penafsir,
bangsa yang melihat, demikian menurut sebagian yang lain. Akan
namun , dengan segera mereka kehilangan nama baik dalam hal
pengetahuan dan juga kebajikan mereka. Oleh sebab sudah
banyak makan,
1. Mereka menjadi gemuk dan bertambah gendut, artinya, mereka
memanjakan diri dengan segala kemewahan dan pemuasan
nafsu, seolah-olah tidak ada pekerjaan lain selain merawat
tubuh untuk memuaskan keinginannya. Mereka bertambah
tambun, artinya, mereka bertambah besar dan susah bergerak,
melalaikan pekerjaan, dan tidak lagi layak untuk bekerja.
Mereka menjadi lamban dan bodoh, ceroboh dan tolol. Dan ini
merupakan akibat dari kelimpahan mereka. Demikianlah orang
bebal akan dibinasakan oleh kemakmurannya, (Ams. 1:32, KJV).
Namun, ini bukanlah yang terburuk.
2. Mereka menendang. Mereka menjadi congkak dan kurang ajar,
dan mengangkat tumit bahkan terhadap Tuhan sendiri. Jika
Tuhan menegur mereka, entah melalui nabi-nabi-Nya atau me-
lalui peenyelenggaraan-Nya, mereka menendang-nendang,
seperti seekor lembu betina liar atau lembu jantan yang tidak
terlatih. Dalam kegeraman mereka, mereka menganiaya para
nabi itu, dan menentang penyelenggaraan ilahi itu sendiri.
Kitab Ulangan 32:15-18
987
Demikianlah ia meninggalkan Tuhan yang telah menjadikan dia
(tidak memberi penghormatan yang semestinya kepada
Penciptanya, tidak pula memenuhi tujuan-tujuan ia dicipta-
kan), dan memberi penghinaan yang di luar batas kepada
gunung batu keselamatannya, seolah-olah ia tidak berutang
budi kepada-Nya atas perkenanan-perkenanan-Nya di masa
lalu, tidak pula bergantung pada-Nya untuk perkenanan-per-
kenanan di masa depan. Orang-orang yang menuhankan diri
dan perut mereka sendiri, dalam keangkuhan dan hawa nafsu,
dan tidak dapat menerima kalau ditegur tentang hal itu, pasti
dengan demikian meninggalkan Tuhan dan menunjukkan beta-
pa rendahnya mereka memandang Dia.
II. Penyembahan berhala merupakan contoh besar dari kemurtadan
mereka, dan yang disebabkan oleh kemurtadan sebelumnya, kare-
na kemurtadan itu membuat mereka muak dengan agama mere-
ka, ingin mengikuti kemauan sendiri, dan sangat suka akan peru-
bahan. Amatilah,
1. Tuhan -Tuhan seperti apa yang mereka pilih, dan yang kepadanya
mereka mempersembahkan korban, saat mereka meninggal-
kan Tuhan yang telah menjadikan mereka (ay. 16-17). Hal ini
memperparah dosa mereka, bahwa ibadah-ibadah yang sama
yang seharusnya mereka persembahkan kepada Tuhan yang
benar, malah mereka persembahkan,
(1) Kepada Tuhan -Tuhan asing, yang tidak dapat mengaku telah
melakukan kebaikan apa pun kepada mereka, atau yang
membuat mereka terikat kewajiban apa pun pada Tuhan -
Tuhan asing itu. Tuhan -Tuhan yang tidak mereka kenal, tidak
pula dapat mereka harapkan akan memberi keuntung-
an apa pun, sebab mereka yaitu Tuhan -Tuhan asing. Atau
mereka disebut sebagai Tuhan -Tuhan asing sebab mereka
memang berbeda dari satu-satunya Tuhan yang benar, yang
kepada-Nya bangsa Israel telah dipertunangkan dan seha-
rusnya setia.
(2) Kepada Tuhan -Tuhan baru, yang belum lama timbul. Sebab bah-
kan dalam agama, yang salah satu kehormatannya yaitu
bahwa ia sudah ada sejak dulu kala, orang yang pikirannya
sia-sia secara mengherankan suka akan segala sesuatu yang
baru, dan, dalam penghinaan terhadap Yang Lanjut Usianya,
menggandrungi Tuhan -Tuhan baru. Tuhan yang baru! Adakah
hal l