bilangan ulangan 27


  tinggal ter-

ucap. Demikianlah yang diperbuat Musa kepada orang Israel, bukan 

sebab  ia enggan pergi kepada Tuhan , melainkan sebab  ia enggan 

meninggalkan mereka, khawatir kalau-kalau saat  ia meninggalkan 

mereka, mereka akan meninggalkan Tuhan . Musa sudah selesai meng-

ucapkan apa yang harus disampaikannya kepada mereka melalui 

nasihat dan peringatan. Dalam pasal ini, ia mengumpulkan mereka  

bersama untuk menguatkan mereka, terutama terkait peperangan 

untuk menduduki tanah Kanaan, yang sekarang harus mereka lak-

sanakan. Sungguh membuat bangsa Israel berkecil hati bahwa Musa 

harus diambil dari tengah-tengah mereka pada saat keberadaannya 

sangat dibutuhkan. Meskipun Yosua terus berperang bagi mereka di 

lembah, mereka menghendaki Musa untuk menjadi perantara bagi 

mereka di puncak bukit, seperti yang telah dilakukannya (Kel. 17:10). 

Akan namun , tidak ada penawar untuk ini: Musa tidak dapat giat lagi 

(ay. 2). Bukan berarti Musa menjadi lumpuh oleh kelemahan jasmani 

atau pikiran, sebab  kekuatannya belum hilang (34:7), namun  ia tidak 

lagi dapat melaksanakan tugas jabatannya. Sebab, 

Kitab Ulangan 31:1-8 

1. Musa berumur seratus dua puluh tahun, dan sudah waktunya 

bagi dia untuk berpikir meletakkan jabatannya dan kembali ke 

tempat peristirahatannya. Ia yang telah mencapai usia yang 

begitu lanjut, saat  tujuh puluh atau delapan puluh tahun meru-

pakan batasan usia pada umumnya, seperti yang tampak dalam 

doa Musa (Mzm. 90:10), boleh menganggap bahwa ia telah me-

nuntaskan masa kerjanya sebagai orang upahan. 

2. Musa berada di bawah hukuman ilahi: Sungai Yordan ini tidak 

akan kauseberangi. Dengan ini, kegunaan Musa dihentikan sepe-

nuhnya. Sampai di sini saja ia harus pergi, dan sampai di sini 

saja ia harus melayani, jangan lebih. Demikianlah Tuhan  telah me-

netapkannya, dan Musa menerimanya. Sebab saya sendiri tidak 

tahu mengapa kita ingin hidup sehari lebih lama dari apa yang 

telah ditetapkan Tuhan  untuk kita kerjakan. Tidak pula kita akan 

dimintai pertanggungjawaban atas waktu yang lebih lama dibandingkan  

yang ditetapkan kepada kita. Akan namun , meskipun Musa sendiri 

tidak boleh menyeberangi sungai Yordan, besar hasratnya untuk 

menguatkan orang-orang yang harus pergi menyeberanginya.  

I. Musa menguatkan orang Israel. Tidak pernah ada seorang pang-

lima yang mampu menyemangati para prajuritnya atas dasar-

dasar yang begitu kuat, seperti yang dipakai Musa untuk me-

nguatkan Israel di sini. 

1. Musa meyakinkan mereka akan penyertaan Tuhan  senantiasa 

atas mereka (ay 3): TUHAN, Tuhan mu, yang telah memimpinmu 

dan menjagamu sampai sekarang, akan menyeberang di de-

panmu. Dan orang-orang yang yakin bahwa mereka mem-

punyai Tuhan  sebagai pemimpin mereka, akan mengikuti-Nya 

dengan gagah berani. Musa mengulangi perkataan ini (ay. 6) 

dengan memberi  sebuah penekanan: “TUHAN, Tuhan mu, 

sang Yahwe yang agung, yang yaitu  milikmu di dalam ko-

venan, Dialah, Dia dan tidak kurang dari Dia, Dia dan bukan 

yang lain, yang berjalan di depanmu. Dia, bukan hanya yang 

melalui janji-Nya telah meyakinkanmu bahwa Dia akan ber-

jalan di depanmu, namun  juga yang melalui tabut perjanjian-

Nya, yaitu tanda kehadiran-Nya yang terlihat, menunjukkan 

kepadamu bahwa Dia betul-betul berjalan di depanmu.” Musa 

kembali mengulangi perkataan itu dengan memperluas mak-

nanya: “Tidak hanya Ia menyeberang di depanmu pada awal-

nya, untuk membawa engkau masuk, namun  juga Ia akan se-

nantiasa beserta engkau sepanjang waktu, bersama engkau 

dan segala yang engkau miliki. Ia tidak akan membiarkan eng-

kau dan tidak akan meninggalkan engkau. Ia tidak akan menge-

cewakan pengharapan-pengharapanmu dalam segala kesesak-

an,  tidak pula akan meninggalkan kepentinganmu. Setialah ke-

pada-Nya, maka Ia pun akan setia kepadamu.” Perkataan ini 

diterapkan oleh sang rasul kepada seluruh Israel rohani kepu-

nyaan Tuhan  untuk menguatkan iman dan pengharapan mere-

ka. Kepada kitalah diberitakan kabar kesukaan ini, sama 

seperti kepada mereka, bahwa Ia sekali-kali tidak akan mem-

biarkan engkau dan Ia sekali-kali tidak akan meninggalkan 

engkau (Ibr. 13:5). 

2. Musa mempercayakan Yosua kepada orang Israel sebagai pe-

mimpin mereka: Yosua, dialah yang akan menyeberang di de-

panmu (ay. 3). Seorang yang tindak-tanduknya, keberanian-

nya, dan perhatiannya yang tulus terhadap kepentingan mere-

ka telah sejak lama mereka ketahui. Yosua juga yaitu  se-

orang yang telah ditahbiskan dan ditetapkan Tuhan  sebagai 

pemimpin mereka, dan sebab  itu, tanpa diragukan lagi, akan 

diakui dan diberkati-Nya, dan dijadikan-Nya sebagai berkat 

bagi mereka. Lihat Kitab Bilangan 27:18. Perhatikanlah, sung-

guh suatu dorongan yang besar bagi suatu bangsa jika , se-

bagai ganti beberapa alat yang berguna yang telah diambil dari 

tengah-tengah mereka, Tuhan  membangkitkan alat-alat lain 

untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. 

3. Musa menjamin keberhasilan orang Israel. Bahkan panglima-

panglima perang yang paling hebat sekalipun, yang didukung 

dengan segala sesuatu yang paling menguntungkan, harus 

tetap mengakui bahwa hasil-hasil perang itu meragukan dan 

tidak pasti. Pertempuran tidak selalu dimenangkan oleh pihak 

yang kuat atau yang berani. Satu malapetaka yang tidak ter-

duga bisa saja menjungkirbalikkan pengharapan-pengharapan 

yang paling tinggi sekalipun. Akan namun , Musa mendapat 

perintah dari Tuhan  untuk meyakinkan Israel bahwa, kendati 

dengan keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan yang di 

dalamnya mereka berperang, mereka pasti akan menang. 

Seorang pengecut pun tentu akan bertarung jika  ia sudah 

yakin akan menjadi penakluk. Tuhan  turun tangan untuk mela-

Kitab Ulangan 31:1-8 

kukan pekerjaan itu, Dialah yang akan memunahkan bangsa-

bangsa itu. Israel hanya perlu melakukan sedikit hal lain 

selain membagi-bagikan hasil rampasan, engkau akan memiliki 

negeri mereka (ay. 3). Ada dua hal yang dapat menguatkan 

pengharapan-pengharapan mereka akan kemenangan ini: 

(1) Kemenangan-kemenangan yang telah mereka peroleh atas 

Sihon dan Og (ay. 4). Dari kemenangan-kemenangan ini, 

mereka dapat menarik kesimpulan tentang kuasa Tuhan , 

bahwa Ia mampu mengerjakan apa yang telah dikerjakan-

Nya, dan juga tentang maksud dan tujuan Tuhan , bahwa Ia 

akan menyelesaikan apa yang telah dimulai-Nya. Demikian-

lah kita harus memetik pelajaran dari pengalaman kita. 

(2) Perintah yang telah diberikan Tuhan  kepada mereka untuk 

menumpas orang Kanaan (7:2, 12:2), yang dirujuk Musa di 

sini (ay. 5, dan haruslah kamu melakukan kepada mereka 

tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu). Dari 

sini mereka dapat menarik kesimpulan bahwa, jika Tuhan  

telah memerintahkan mereka untuk memusnahkan orang 

Kanaan, tidak diragukan lagi Ia akan memberi  kuasa ke 

tangan mereka untuk melakukannya. Perhatikanlah, apa-

bila Tuhan  telah menjadikan sesuatu sebagai kewajiban kita, 

maka beralasan bagi kita untuk menantikan kesempatan 

dan pertolongan dari-Nya untuk melaksanakan kewajiban 

itu. Dengan demikian, berdasar  semuanya ini, Musa 

memiliki  cukup alasan untuk memerintahkan kepada 

mereka, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu (ay. 6). Selagi 

ada kuasa Tuhan  yang bekerja bagi mereka, tidak ada alas-

an bagi mereka untuk takut kepada segala kuasa Kanaan 

yang bekerja melawan mereka. 

II. Musa menguatkan Yosua (ay. 7-8). Amatilah, 

1. Meskipun Yosua merupakan seorang panglima perang yang 

berpengalaman, dan seorang yang telah terbukti berjiwa 

kesatria dan berhati teguh, dan yang telah memperlihatkan 

keistimewaan dirinya melalui banyak perbuatan gagah berani, 

namun Musa tetap memiliki  alasan untuk memerintahkan 

kepadanya, teguhkanlah hatimu, mengingat sekarang Yosua 

sedang memasuki medan perang yang baru. Yosua pun sama 

sekali tidak menganggapnya sebagai suatu penghinaan, atau 

suatu perbuatan yang seolah-olah mempertanyakan keberani-

annya, untuk diperintah seperti itu, seperti terkadang kita 

mendapati orang-orang yang berjiwa sombong dan cepat ma-

rah, sebab  sakit hati, menganggap nasihat dan peringatan 

sebagai celaan dan penghinaan. Yosua sendiri merasa sangat 

senang diingatkan oleh Musa supaya kuat dan teguh. 

2. Musa memberi  amanat ini kepada Yosua di depan seluruh 

orang Israel, agar mereka semakin patuh kepada dia yang me-

reka lihat telah dilantik dengan khidmat seperti itu, dan agar 

Yosua semakin menjadikan dirinya teladan keberanian bagi 

orang Israel, yang menjadi saksi atas amanat yang diberikan di 

sini kepadanya dan juga kepada mereka sendiri. 

3. Musa memberi  kepada Yosua jaminan-jaminan yang sama 

tentang penyertaan Tuhan , dan sebab  itu tentang kemenangan 

yang gemilang, seperti yang telah diberikannya kepada orang 

Israel. Tuhan  akan beserta dia, tidak akan meninggalkannya, 

dan sebab  itu ia pasti akan menunaikan tugas mulia, yang 

untuknya ia dipanggil dan diutus: Engkau akan memimpin 

mereka sampai mereka memiliki tanah perjanjian. Perhatikan-

lah, orang-orang yang disertai Tuhan  pasti akan berhasil, dan 

oleh sebab  itu mereka harus meneguhkan hati mereka. De-

ngan Tuhan  marilah kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah 

perkasa, sebab  bersama Dia kita pasti akan menang. Jika 

kita melawan Iblis, ia pun akan lari, dan Tuhan  segera akan 

menghancurkannya di bawah kaki kita. 

Pembacaan Hukum Taurat 

(31:9-13) 

9 Sesudah  hukum Taurat itu dituliskan Musa, maka diberikannyalah kepada 

imam-imam bani Lewi, yang mengangkut tabut perjanjian TUHAN, dan ke-

pada segala tua-tua Israel. 10 Dan Musa memerintahkan kepada mereka, de-

mikian: “Pada akhir tujuh tahun, pada waktu yang telah ditetapkan dalam 

tahun penghapusan hutang, yaitu  hari raya Pondok Daun, 11 jika  seluruh 

orang Israel datang menghadap hadirat TUHAN, Tuhan mu, di tempat yang 

akan dipilih-Nya, maka haruslah engkau membacakan hukum Taurat ini di 

depan seluruh orang Israel. 12 Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, pe-

rempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, 

supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Tuhan mu, dan 

mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini, 13 dan 

supaya anak-anak mereka, yang tidak mengetahuinya, dapat mendengarnya

Kitab Ulangan 31:9-13 

dan belajar takut akan TUHAN, Tuhan mu, – selama kamu hidup di tanah, ke 

mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.” 

Hukum Taurat diberikan oleh Musa, demikianlah dikatakan dalam Ki-

tab Yohanes 1:17. Ia tidak hanya dipercaya untuk menyampaikannya 

kepada angkatan itu, namun  juga untuk meneruskannya kepada ang-

katan-angkatan yang akan datang. Dan dalam pasal ini terlihat bahwa 

ia setia menjalankan kepercayaan yang diberikan kepadanya itu. 

I. Hukum Taurat itu dituliskan Musa (ay. 9). Cendekiawan Uskup 

Patrick memahaminya sebagai kelima kitab Musa, yang kerap 

disebut sebagai hukum Taurat. Uskup Patrick menduga bahwa 

meskipun Musa sebelumnya telah menulis sebagian besar isi 

Pentateukh (kelima kitab Musa – pen.), namun ia belum menyele-

saikannya sampai sekarang. Kini, ia menorehkan tulisan tangan-

nya yang terakhir pada kumpulan kitab yang suci ini . 

Banyak orang berpendapat bahwa hukum Taurat di sini  harus 

dipahami sebagai Kitab Ulangan ini. Terutama sebab  disebutnya 

sebagai hukum Taurat itu, yaitu inti sari yang tebal dari hukum 

Taurat. Segala perkataan Musa kepada orang Israel yang telah 

menghabiskan seluruh kitab ini dituliskannya, sebab ia mendapat 

ilham ilahi dalam menuliskannya, sebagai firman Tuhan . Musa 

menuliskan hukum Taurat ini, 

1. Agar orang-orang yang telah mendengarnya dapat sering meli-

hatnya kembali sendiri, dan mengingatnya dalam benak mereka. 

2. Agar hukum itu dapat diteruskan dengan lebih aman kepada 

angkatan berikutnya. Perhatikanlah, jemaat telah menerima 

berlimpah kebaikan dari tulisan, dan juga dari pemberitaan, 

mengenai perkara-perkara ilahi. Iman tidak hanya timbul dari 

pendengaran, namun  juga dari pembacaan. Perhatian yang 

sama yang diberikan kepada hukum Taurat, syukur kepada 

Tuhan , juga diberikan kepada Injil. Segera Sesudah  diberitakan, 

Injil pun dituliskan, agar dapat menjangkau orang-orang yang 

hidup pada masa di mana zaman akhir telah tiba. 

II. Sesudah  menuliskan hukum Taurat, Musa menyerahkannya ke-

pada para imam dan tua-tua untuk dijaga dan dipelihara. Ia me-

nyerahkan satu salinan asli kepada para imam, untuk diletakkan 

di samping tabut perjanjian Tuhan (ay. 26), dan di sana salinan 

asli itu akan tinggal tetap sebagai tolok ukur untuk menguji 

semua salinan lainnya. Diduga bahwa Musa memberi  pula 

salinan yang lain kepada para tua-tua dari masing-masing suku, 

untuk disalin oleh semua orang dari suku itu yang ditunjuk un-

tuk melakukannya. Sebagian penafsir mencermati bahwa hukum 

Taurat ini dipercayakan kepada para tua-tua dan para imam, hal 

ini untuk menyiratkan bahwa para pemimpin dengan kekuasaan 

mereka, dan juga para hamba Tuhan dengan pengajaran mereka, 

harus memelihara agama, dan harus memastikan bahwa hukum 

itu tidak dilanggar atau menjadi hilang. 

III. Musa menetapkan agar hukum Taurat ini dibacakan di depan 

umum dalam seluruh kumpulan orang Israel setiap tahun ke-

tujuh. Ada kemungkinan besar bahwa Orang-orang Yahudi yang 

saleh membacakan hukum-hukum ini setiap hari di dalam ke-

luarga mereka, dan memang sejak zaman dahulu hukum Musa di-

bacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat (Kis. 15:21). 

Akan namun , agar hukum Taurat semakin diagungkan dan dihor-

mati, setiap satu kali dalam tujuh tahun, hukum itu harus di-

bacakan di dalam pertemuan raya. Meskipun kita membaca fir-

man Tuhan secara pribadi, kita tidak boleh menganggap tidak 

perlu untuk mendengarkannya dibacakan di depan umum. Seka-

rang di sini Musa memberi arahan, 

1. Kapan pembacaan hukum Taurat secara khidmat ini harus 

dilakukan, agar saat pelaksanaannya turut menambah kekhid-

matannya. Pembacaan hukum Taurat di muka umum itu harus 

dilaksanakan, 

(1) Dalam tahun penghapusan hutang. Pada tahun itu, selu-

ruh negeri beristirahat, sehingga orang Israel bisa lebih 

meluangkan waktu untuk menghadiri ibadah ini. Budak-

budak yang pada waktu itu dibebastugaskan, dan orang-

orang berhutang yang miskin yang pada waktu itu dibebas-

kan dari hutangnya, harus mengetahui bahwa, sebab  

mereka mendapat keuntungan dari hukum Taurat, maka 

sudah sepantasnya diharapkan agar mereka menaati hu-

kum itu. Oleh sebab itu, mereka harus menyerahkan diri 

mereka sendiri menjadi hamba Tuhan , sebab  Ia telah mele-

paskan belenggu mereka. Tahun penghapusan hutang ini 

Kitab Ulangan 31:9-13 

yaitu  perlambang dari anugerah Injili, yang sebab  itu 

disebut sebagai tahun rahmat Tuhan. Sebab pengampunan 

dan kemerdekaan kita oleh Kristus menggiatkan kita untuk 

melaksanakan perintah-perintah-Nya (Luk. 1:74-75). 

(2) Pada hari raya Pondok Daun di tahun itu. Pada perayaan 

itu, mereka secara khusus diharuskan bersukaria di ha-

dapan Tuhan  (Im. 23:40). Itulah sebabnya pada saat itu me-

reka harus membaca hukum Taurat, baik untuk mem-

benarkan kegembiraan mereka maupun untuk menjaganya 

dalam batas-batas yang semestinya, serta untuk mengu-

duskan kegembiraan mereka, supaya mereka dapat men-

jadikan hukum Tuhan  sebagai sesuatu yang menyukakan 

mereka, dan dapat membacanya dengan senang hati dan 

bukan sebagai suatu tugas. 

2. Kepada siapa hukum Taurat harus dibacakan: Kepada seluruh 

orang Israel (ay. 11), laki-laki, perempuan, dan anak-anak, dan 

orang asing (ay. 12). Kaum perempuan dan anak-anak tidak 

diwajibkan untuk pergi ke perayaan-perayaan lain, namun  ha-

nya ke perayaan ini yang di dalamnya hukum Taurat dibaca-

kan. Perhatikanlah, Tuhan  menghendaki agar semua orang me-

ngenal firman-Nya. Firman-Nya yaitu  pedoman bagi semua 

orang, dan oleh sebab itu harus dibacakan kepada semua 

orang. Diduga bahwa, sebab  seluruh Israel tidak mungkin ber-

kumpul di satu tempat, dan juga suara satu orang mustahil 

dapat didengar semua orang, maka sebanyak mungkin orang 

yang dapat ditampung oleh pelataran rumah Tuhan berkumpul 

di sana, sementara yang lainnya pada waktu yang sama ber-

kumpul di rumah-rumah ibadah. Para ahli Yahudi berkata 

bahwa orang-orang yang mendengarkan hukum Taurat itu 

harus mempersiapkan hati mereka, dan mendengarkannya de-

ngan hormat dan takut, dan dengan sukacita dan gemetar, 

seperti pada hari saat  hukum Taurat diberikan di gunung 

Sinai. meskipun terdapat orang-orang arif bijaksana yang me-

mahami seluruh isi hukum Taurat dengan sangat baik, namun 

mereka harus tetap mendengarkan dengan penuh perhatian. 

Sebab orang yang membacakannya yaitu  utusan jemaat 

untuk membuat firman Tuhan  didengar. Saya berharap agar 

orang-orang yang mendengar Injil dibacakan dan diberitakan 

mau mempertimbangkan hal ini. 

3. Oleh siapa hukum Taurat itu harus dibacakan: Haruslah eng-

kau membacakan hukum Taurat ini (ay. 11), “Engkau, hai 

Israel,” oleh seseorang yang tepat yang ditunjuk untuk mela-

kukannya. Atau, “Engkau, hai Yosua,” yaitu  pemimpin mere-

ka. Sejalan dengan itu, kita mendapati bahwa Yosua sendiri 

memang membacakan hukum Taurat ini (Yos. 8:34-35). Begitu 

pula dengan Yosia (2Taw. 34:30) dan Ezra (Neh. 8:4). Dan 

orang Yahudi berkata bahwa raja sendiri, jika  mereka 

memilikinya, yaitu  orang yang membacakan hukum Taurat 

ini di pelataran bait Tuhan . Sebuah mimbar dipersiapkan untuk 

keperluan itu di tengah-tengah pelataran, tempat berdirinya 

sang raja, lalu kitab hukum Taurat diserahkan kepadanya oleh 

imam besar, dan sang raja pun berdiri untuk menerimanya, 

dan mengucapkan doa sebelum membacakannya (seperti yang 

dilakukan semua orang yang akan membacakan hukum Tau-

rat di depan umum). lalu , jika  sang raja berkenan, ia 

dapat duduk dan membacakannya. namun  menurut orang Ya-

hudi, jika  ia membacakannya sambil berdiri, itu akan di-

pandang lebih terhormat, seperti yang dilakukan oleh raja 

Agripa. Di sini izinkan saya untuk menyampaikan satu dugaan 

mengapa Salomo disebut sebagai pengkhotbah, di dalam Kitab 

Pengkhotbah yang ditulisnya, yaitu  sebab  ia menyampaikan 

pokok kitab ini  di dalam percakapan dengan orang 

banyak, seusai melakukan pembacaan hukum Taurat di muka 

umum pada hari raya Pondok Daun, sesuai dengan ketetapan 

yang disampaikan di sini. 

4. Untuk tujuan apa hukum Taurat harus dibacakan dengan 

khidmat seperti itu. 

(1) Agar angkatan sekarang dengan demikian dapat tetap me-

ngenal hukum Tuhan  (ay. 12). Mereka harus mendengarkan-

nya, supaya mereka dapat belajar, dan takut akan Tuhan , 

dan melakukan dengan setia kewajiban mereka. Lihatlah di 

sini apa yang harus berusaha kita capai dalam mendengar-

kan firman Tuhan. Kita harus mendengarkannya, supaya 

kita dapat belajar dan bertumbuh dalam pengetahuan. 

Setiap kali kita membaca Kitab Suci, kita akan mendapati 

bahwa masih ada lebih banyak dan lebih banyak lagi yang 

harus dipelajari darinya. Kita harus belajar, agar kita takut 

akan Tuhan , artinya, agar kita dapat tergerak sebagaimana

Kitab Ulangan 31:14-21 

 mestinya oleh perkara-peraka ilahi. Dan kita harus takut 

akan Tuhan , agar kita dapat melakukan dengan setia segala 

perkataan hukum Taurat-Nya. Sebab sia-sia saja kita meng-

aku takut akan Tuhan  jika  kita tidak mematuhi-Nya. 

(2) Agar angkatan berikutnya dapat diresapi dengan nilai-nilai 

agama sejak dini (ay. 13). Bukan hanya supaya orang-orang 

yang mengetahui sedikit dapat mengetahui lebih banyak, 

melainkan juga supaya anak-anak yang tidak mengetahui-

nya dapat mengetahui hal ini sejak dini, betapa merupakan 

kepentingan dan juga kewajiban mereka untuk takut akan 

Tuhan . 

Kemurtadan Dinubuatkan 

(31:14-21) 

14 lalu  berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “sebetulnya  sudah dekat 

waktunya bahwa engkau akan mati; maka panggillah Yosua dan berdirilah 

bersama-sama dengan dia dalam Kemah Pertemuan, supaya Aku memberi 

perintah kepadanya.” Lalu pergilah Musa dan Yosua berdiri dalam Kemah 

Pertemuan. 15 Dan TUHAN menampakkan diri di kemah itu dalam tiang 

awan, dan tiang awan itu berdiri pada pintu kemah. 16 TUHAN berfirman ke-

pada Musa: “Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama 

dengan nenek moyangmu dan bangsa ini akan bangkit dan berzinah dengan 

mengikuti Tuhan  asing yang ada di negeri, ke mana mereka akan masuk; 

mereka akan meninggalkan Aku dan mengingkari perjanjian-Ku yang Kuikat 

dengan mereka. 17 Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap 

mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku 

terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa 

malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata: 

Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Tuhan  kita tidak ada di 

tengah-tengah kita? 18 namun  Aku akan menyembunyikan wajah-Ku sama 

sekali pada waktu itu, sebab  segala kejahatan yang telah dilakukan mereka: 

yaitu  mereka telah berpaling kepada Tuhan  lain. 19 Oleh sebab itu tuliskanlah 

nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah di dalam mulut 

mereka, supaya nyanyian ini menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel.  

20 Sebab Aku akan membawa mereka ke tanah yang Kujanjikan dengan 

sumpah kepada nenek moyang mereka, yaitu  tanah yang berlimpah-limpah 

susu dan madunya; mereka akan makan dan kenyang dan menjadi gemuk, 

namun  mereka akan berpaling kepada Tuhan  lain dan beribadah kepadanya. 

Aku ini akan dinista mereka dan perjanjian-Ku akan diingkari mereka.  

21 Maka jika  banyak kali mereka ditimpa malapetaka serta kesusahan, 

maka nyanyian ini akan menjadi kesaksian terhadap mereka, sebab nyanyian 

ini akan tetap melekat pada bibir keturunan mereka. Sebab Aku tahu niat 

yang dikandung mereka pada hari ini, sebelum Aku membawa mereka ke 

negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka.” 

Pada perikop ini, 

I. Musa dan Yosua dipanggil untuk menghadap keagungan ilahi di 

pintu Kemah Pertemuan (ay. 14). Musa diberi tahu kembali bahwa 

ia sesaat lagi akan meninggal dunia. Bahkan orang-orang yang 

sudah sangat siap dan bersedia untuk mati pun perlu sering di-

ingatkan akan datangnya kematian yang sudah dekat. Oleh ka-

rena itu, Musa sendiri harus datang menemui Tuhan . Sebab apa 

pun yang mempererat persekutuan kita dengan Tuhan  akan sema-

kin mempersiapkan kita untuk menghadapi kematian. Musa juga 

harus membawa serta Yosua untuk diperhadapkan kepada Tuhan  

sebagai penerus, dan untuk menerima penugasan serta ama-

natnya. Musa dengan sigap memenuhi panggilan itu, sebab  ia 

bukan termasuk orang-orang yang memandang penerus mereka 

dengan sinis, namun  sebaliknya, ia bersukacita dalam diri Yosua.  

II. Tuhan  dengan penuh rahmat menemui mereka: Ia menampakkan 

diri di kemah itu seperti Syekinah dulu menampakkan diri dalam 

tiang awan (ay. 15). Ini yaitu  satu-satunya saat dalam seluruh 

Kitab Ulangan ini saat  kita membaca tentang kemuliaan Tuhan  

yang menampakkan diri, sementara kita sering kali membaca 

tentangnya dalam tiga kitab sebelumnya. Hal ini mungkin menan-

dakan bahwa pada zaman akhir, di bawah hukum Injil, penam-

pakan-penampakan kemuliaan ilahi secara kasat mata seperti itu 

tidak lagi sepatutnya diharapkan, namun  kita harus menaruh per-

hatian pada perkataan nubuatan yang lebih meneguhkan. 

III. Tuhan  memberi tahu Musa bahwa, Sesudah  kematiannya, kovenan 

antara Israel dengan Tuhan  mereka, yang telah dengan susah 

payah diadakan Musa, pasti akan diingkari. 

1. Bahwa Israel akan meninggalkan Tuhan  (ay. 16). Kita boleh me-

yakini bahwa jika  kovenan antara Tuhan  dan manusia di-

langgar, kesalahan pasti ada di pihak manusia, dialah yang me-

langgarnya. Kita sudah sering kali menyaksikan, bahwa Tuhan  

tidak pernah meninggalkan siapa saja sampai mereka me-

ninggalkan-Nya terlebih dahulu. Menyembah Tuhan -Tuhan  orang 

Kanaan, yang dahulu merupakan penduduk asli, namun  mulai 

sekarang harus dipandang sebagai orang asing di negeri itu, 

tidak diragukan lagi akan dipandang meninggalkan Tuhan , dan, 

Kitab Ulangan 31:14-21 

seperti halnya perzinahan, merupakan pelanggaran terhadap 

kovenan ini . Dengan demikian, orang-orang yang menu-

hankan uang mereka melalui ketamakan yang berkuasa, atau 

yang menuhankan perut mereka melalui hawa nafsu yang ber-

kuasa, mereka itu memberontak terhadap Kristus, dan akan 

dihakimi sebagai orang-orang yang demikian. Orang-orang 

yang berpaling kepada Tuhan  lain (ay. 18) berarti meninggalkan 

Dia, yang mengasihi mereka dengan setia. Kemurtadan orang 

Israel ini dinubuatkan sebagai akibat dari kesejahteraan mere-

ka (ay. 20): Mereka akan makan dan kenyang. Ini saja yang 

hendak mereka capai saat  mereka makan, yaitu  untuk me-

muaskan nafsu makan mereka sendiri, dan lalu  mereka 

akan menjadi gemuk, lalu merasa aman dan menuruti hawa 

nafsu. Rasa aman mereka akan mengikis rasa takut mereka 

akan Tuhan  dan penghakiman-penghakiman-Nya. Dan hawa 

nafsu mereka akan mencondongkan mereka kepada penyem-

bahan-penyembahan berhala yang dilakukan bangsa-bangsa 

yang tidak mengenal Tuhan , yang merawat tubuh mereka untuk 

memuaskan keinginannya. Perhatikanlah, Tuhan  sudah menge-

tahui dengan jelas dan tanpa keliru mengenai segala kefasikan 

orang fasik, dan sudah kerap kali membuat kovenan dengan 

orang-orang yang telah diketahui-Nya akan berbuat khianat 

sekeji-kejinya (Yes. 48:8), serta menganugerahkan banyak 

kebaikan kepada orang-orang yang telah diketahui-Nya akan 

berlaku sangat tidak tahu terima kasih. 

2. Bahwa Tuhan  pada waktu itu akan meninggalkan Israel. Dan 

sudah sepantasnya Ia mencampakkan mereka yang sudah 

mencampakkan-Nya dengan tidak sepantasnya (ay. 17): Mur-

ka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, dan Aku akan 

meninggalkan mereka. Penyelenggaraan-Nya akan meninggal-

kan mereka, tidak lagi melindungi dan menyejahterakan mere-

ka, sehingga mereka lalu menjadi mangsa bagi semua bangsa 

di sekitar mereka. Roh dan anugerah-Nya akan meninggalkan 

mereka, tidak lagi mengajar dan menuntun mereka, sehingga 

mereka lalu makin lama menjadi makin picik, hilang akal 

sehat, dan berkeras hati dalam penyembahan-penyembahan 

berhala mereka. Demikianlah mereka akan banyak kali ditimpa 

malapetaka serta kesusahan (ay. 17, 21), yang akan menjadi 

tanda-tanda yang begitu nyata dari murka Tuhan  atas mereka,

sehingga mereka sendiri akan terpaksa mengakui: Bukankah 

malapetaka ini menimpa kita, oleh sebab Tuhan  kita tidak ada di 

tengah-tengah kita? Orang-orang yang telah mengenyahkan 

Tuhan  dengan dosa mereka akan menemukan bahwa dengan 

begitu mereka menimpakan segala malapetaka ke atas kepala 

mereka sendiri. namun  apa yang membuat kebinasaan mereka 

menjadi lengkap yaitu  bahwa Tuhan  akan menyembunyikan 

wajah-Nya dari mereka pada waktu itu, yaitu  pada waktu 

kesusahan dan kesesakan mereka (ay. 18). Apa pun kesusahan-

kesusahan lahiriah yang tengah kita hadapi, jika kita dapat 

menyaksikan cahaya wajah Tuhan  saja, kita akan merasa 

tenang. Sebaliknya, jika Tuhan  menyembunyikan wajah-Nya 

dari kita dan doa-doa kita, maka kita akan binasa. 

IV. Tuhan  memerintahkan Musa untuk menyampaikan sebuah nyanyi-

an kepada bangsa Israel, yang dalam penulisannya ia akan men-

dapat ilham ilahi, dan yang akan menjadi kesaksian tetap bagi 

Tuhan  sebagai Tuhan  yang setia kepada mereka dengan memberi 

mereka peringatan, dan menjadi kesaksian yang menentang me-

reka sebagai orang-orang yang ingkar terhadap diri mereka sendiri 

sebab  tidak mengindahkan peringatan ini  (ay. 19). Firman 

Tuhan  yang tertulis secara umum, seperti juga nyanyian ini secara 

khusus, menjadi saksi bagi Tuhan  melawan semua orang yang 

mengingkari kovenan dengan-Nya. Firman itu akan menjadi suatu 

kesaksian (Mat. 24:14). Hikmat manusia telah merancang banyak 

cara untuk menyampaikan pengetahuan tentang yang baik dan 

yang jahat, antara lain melalui hukum, sejarah, nubuatan, amsal, 

dan, salah satunya, melalui nyanyian. Masing-masing cara ini  

memiliki keuntungan-keuntungannya sendiri. Dan hikmat Tuhan  

dalam Kitab Suci telah memanfaatkan semua cara itu, supaya 

orang-orang yang masa bodoh dan tak acuh tidak dapat berdalih. 

1. Nyanyian ini, jika  dipergunakan dengan benar, dapat men-

jadi sarana untuk mencegah kemurtadan mereka. Sebab da-

lam penggubahannya, Tuhan  mengarahkan pandangan pada 

niat yang dikandung mereka sekarang, pada hari ini, sebelum 

mereka dibawa ke negeri yang dijanjikan (ay. 21). Tuhan  tahu 

persis bahwa di dalam hati mereka terdapat bayangan yang 

macam-macam dan menjijikkan tentang yang ilahi, serta ke-

condongan-kecondongan yang begitu kuat terhadap penyem-

Kitab Ulangan 31:22-30 

bahan berhala, sehingga mereka akan berkobar-kobar saat  

terkena percikan nyala api godaan itu. Oleh sebab  itu, di da-

lam nyanyian ini, Tuhan  memberi  kepada mereka peringat-

an akan bahaya yang mengintai mereka di jalan itu. Perhati-

kanlah, firman Tuhan  sanggup membedakan pertimbangan dan 

pikiran hati kita, dan masuk ke dalam pikiran dan hati kita 

secara mengherankan melalui teguran-teguran dan perbaikan-

perbaikannya (Ibr. 4:12). Bandingkan dengan 1 Korintus 

14:25. Hamba-hamba Tuhan yang memberitakan firman Tuhan  

tidaklah mengetahui apa yang ada di dalam pikiran manusia, 

namun  Tuhan , yang empunya firman itu, mengetahuinya dengan 

sempurna. 

2. Jika nyanyian ini tidak mencegah kemurtadan mereka, tetap-

lah nyanyian ini dapat membantu membawa mereka bertobat, 

dan memulihkan mereka dari kemurtadan mereka. saat  ke-

susahan-kesusahan menimpa mereka, nyanyian ini tidak akan 

dilupakan, namun  akan menjadi seperti cermin untuk memper-

lihatkan wajah mereka sendiri, agar mereka dapat merendah-

kan diri, dan kembali kepada Dia yang terhadap-Nya mereka 

telah memberontak. Perhatikanlah, orang-orang yang dikasi-

hani Tuhan  bisa saja dibiarkan-Nya jatuh, namun Dia akan me-

nyediakan jalan untuk memulihkan mereka. Obat telah diper-

siapkan terlebih dulu untuk menyembuhkan mereka. 

Nyanyian Musa  

(31:22-30) 

22 Maka Musa menuliskan nyanyian ini dan mengajarkannya kepada orang 

Israel. 23 Kepada Yosua bin Nun diberi-Nya perintah, firman-Nya: “Kuatkan 

dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan membawa orang Israel ke nege-

ri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka, dan Aku akan menyertai 

engkau.“ 24 saat  Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu 

dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan, 25 maka Musa me-

merintahkan kepada orang-orang Lewi pengangkut tabut perjanjian TUHAN, 

demikian: 26 “Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut 

perjanjian TUHAN, Tuhan mu, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau. 

27 Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. sedang  se-

karang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menun-

jukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati. 

28 Suruhlah berkumpul kepadaku segala tua-tua sukumu dan para pengatur 

pasukanmu, maka aku akan mengatakan hal yang berikut kepada mereka 

dan memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap mereka. 29 Sebab aku 

tahu, bahwa sesudah aku mati, kamu akan berlaku sangat busuk dan akan 

menyimpang dari jalan yang telah kuperintahkan kepadamu. Sebab itu di 

lalu  hari malapetaka akan menimpa kamu, jika  kamu berbuat yang 

jahat di mata TUHAN, dan menimbulkan sakit hati-Nya dengan perbuatan 

tanganmu.” 30 Lalu Musa menyampaikan ke telinga seluruh jemaah Israel 

nyanyian ini sampai perkataan yang penghabisan. 

Pada perikop ini, 

I. Perintah diberikan kepada Yosua, yang memang sudah dikatakan 

Tuhan  (ay. 14) akan diberikan-Nya kepada Yosua. Ini pada dasar-

nya perintah yang sama yang telah diberikan Musa kepadanya 

(ay. 7): Kuatkan dan teguhkanlah hatimu (ay. 23). Yosua sekarang 

telah mendengar begitu banyak dari Tuhan  mengenai kefasikan 

dari bangsa yang akan dipimpinnya, yang tidak bisa tidak pasti 

membuatnya berkecil hati. “Jangan gentar,” Tuhan  berfirman, “se-

busuk apa pun mereka, engkau akan tetap menjaga perilakumu, 

sebab  Aku akan menyertai engkau. Engkau akan membuat mereka 

menduduki tanah Kanaan. jika  mereka lalu , oleh dosa 

mereka, membuat diri mereka sendiri tercampakkan dari negeri itu 

lagi, itu tidak akan menjadi kesalahanmu, tidak pula akan menjadi 

aib bagimu. Oleh sebab itu, teguhkanlah hatimu.” 

II. Penyerahan kitab hukum Taurat dengan khidmat kepada orang-

orang Lewi, untuk diletakkan di samping tabut perjanjian, di sini 

diceritakan kembali (ay. 24-26), sesudah disampaikan sebelum-

nya (ay. 9). Hanya saja di sini orang-orang Lewi diberi petunjuk di 

mana mereka harus menyimpan salinan asli kitab yang berharga 

ini, yaitu  bukan di dalam tabut perjanjian (di sana hanya tersim-

pan kedua loh batu yang bertuliskan hukum Tuhan ), melainkan di 

dalam kotak lain di samping tabut perjanjian. Ada kemungkinan 

bahwa kitab ini yaitu  kitab yang sama yang ditemukan di dalam 

rumah Tuhan, yang entah bagaimana caranya sudah salah tem-

pat, pada masa pemerintahan Yosia (2Taw. 34:14), sehingga ayat 

berikut ini, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau, mung-

kin mengacu secara khusus pada peristiwa itu, yang terjadi begitu 

jauh sesudahnya. Sebab dengan ditemukannya kitab ini, hukum 

Taurat kembali dibacakan di muka umum oleh Yosia sendiri, 

sebagai saksi melawan sebuah bangsa yang pada waktu itu sudah 

matang untuk dihancurkan oleh orang Babel. 

III. Nyanyian yang diberikan dalam pasal berikutnya, di sini disam-

paikan kepada Musa, dan oleh Musa kepada orang Israel. Musa 

Kitab Ulangan 31:22-30 

pertama-tama menuliskan nyanyian itu (ay. 22), sementara Roh 

Tuhan  menggubahnya, dan lalu  Musa menyampaikannya ke 

telinga seluruh jemaah Israel (ay. 30), dan mengajarkannya kepada 

mereka (ay. 22). Maksudnya, Musa memberi  salinan-salinan 

dari nyanyian itu, lalu memerintahkan kepada mereka untuk 

menghafalkannya. Nyanyian itu pertama-tama disampaikan dari 

mulut ke mulut, dan Sesudah  itu melalui tulisan, kepada para tua-

tua dan pengatur pasukan, sebagai perwakilan dari suku-suku 

mereka masing-masing (ay. 28), untuk lalu  oleh mereka 

diteruskan kepada beberapa  kaum dan keluarga mereka. Nyanyi-

an itu disampaikan kepada orang Israel dengan disertai seruan 

yang khidmat kepada langit dan bumi untuk menjadi saksi atas 

peringatan keras yang diberikan kepada mereka akan dampak-

dampak mematikan dari kemurtadan mereka terhadap Tuhan , dan 

dengan disertai pernyataan akan kecilnya sukacita serta peng-

harapan Musa di dalam dan menyangkut diri mereka. 

1. Musa menyatakan betapa kecilnya sukacita yang dirasakan-

nya atas orang Israel saat  ia ada bersama-sama dengan 

mereka (ay. 27). Bukan dengan amarah ia berkata, aku menge-

nal kedegilanmu, seperti dahulu ia pernah berkata dengan 

gegabah, dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, namun  

itu dikatakannya sebab  ia sudah lama mengenal mereka: 

kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN. Pem-

berontakan-pemberontakan mereka terhadap dirinya tidak dia 

sebut-sebut. Pemberontakan-pemberontakan ini sudah sejak 

lama diampuni dan dilupakannya. namun  mereka harus dibuat 

mendengarkan tentang pemberontakan-pemberontakan mere-

ka melawan Tuhan , agar mereka bertobat dan tidak pernah 

mengulanginya lagi. 

2. Betapa kecilnya pengharapan Musa atas orang Israel sekarang 

di saat ia akan meninggalkan mereka. berdasar  apa yang 

telah dikatakan Tuhan  kepadanya sekarang (ay. 16), lebih dari-

pada berdasar  pengalamannya sendiri dengan mereka, 

meskipun itu cukup mengecilkan hati, Musa memberi tahu 

mereka, (ay. 29), aku tahu, bahwa sesudah aku mati, kamu 

akan berlaku sangat busuk. Tidak diragukan lagi, sungguh 

mendatangkan kesedihan luar biasa bagi orang baik ini untuk 

dapat melihat, sebelum itu terjadi, kemurtadan dan kehancur-

an bangsa yang telah dipimpinnya dengan begitu susah payah, 

supaya mereka mendapat kebaikan dan kebahagiaan. Akan 

namun , yang menjadi penghiburan Musa yaitu  bahwa ia telah 

menunaikan kewajibannya, dan bahwa Tuhan  akan dimuliakan, 

jika bukan dalam berdiamnya bangsa Israel, maka dalam 

terseraknya mereka. Demikian pula Tuhan kita Yesus, sesaat 

sebelum kematian-Nya, menubuatkan kemunculan Mesias-

mesias palsu dan nabi-nabi palsu di masa yang akan datang 

(Mat. 24:24). Kendati dengan kemunculan mereka itu, serta 

segala kemurtadan yang terjadi pada zaman akhir, kita dapat 

yakin bahwa alam maut tidak akan menguasai jemaat, sebab  

dasar yang diletakkan Tuhan  itu teguh.   

 

 

 

PASAL 32  

Dalam pasal ini kita mendapati, 

I. Nyanyian yang, oleh ketetapan Tuhan , disampaikan Musa ke-

pada orang-orang Israel, sebagai peringatan tetap bagi mere-

ka, untuk berjaga-jaga supaya mereka tidak meninggalkan 

Tuhan . Nyanyian ini menghabiskan sebagian besar dari pasal 

ini, dan di dalamnya kita mendapati,  

1. Kata-kata pendahuluan (ay. 1-2)  

2. Sifat Tuhan  yang luhur dan, bertentangan dengannya, sifat  

bangsa Israel yang buruk (ay. 3-6).  

3. Pengulangan tentang perkara-perkara besar yang telah 

dilakukan Tuhan  bagi bangsa itu, dan bertentangan dengan-

nya, gambaran tentang perilaku buruk mereka terhadap 

Dia (ay. 7-18).  

4. Nubuatan tentang penghakiman-penghakiman yang meng-

hancurkan dan memorak-porandakan yang akan ditimpa-

kan Tuhan  atas bangsa itu sebab  dosa-dosa mereka, yang 

di dalamnya Tuhan  dibenarkan di sini oleh banyaknya hal 

yang memperberat kedurhakaan mereka (ay. 19-33).  

5 Janji tentang kehancuran para musuh dan penindas me-

reka pada akhirnya, dan pembebasan yang gilang-gemi-

lang bagi orang-orang Israel yang tersisa (ay. 36-43).  

II. Peringatan yang dengannya Musa menyampaikan nyanyian 

ini kepada mereka (ay. 41-47)  

III. Perintah-perintah yang diberikan Tuhan  kepada Musa untuk 

naik ke atas gunung Nebo dan mati di sana (ay. 48, dst). 

 



Nyanyian Musa  

(32:1-6)  

1 “Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi 

mendengarkan ucapan mulutku. 2 Mudah-mudahan pengajaranku menitik 

laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke 

atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan. 3 Se-

bab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Tuhan  kita,  

4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, sebab  segala jalan-Nya adil, 

Tuhan  yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia. 5 Berlaku 

busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupa-

kan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit. 6 Demikianlah eng-

kau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan 

tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadi-

kan dan menegakkan engkau? 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Kata-kata pendahuluan atau pengantar yang menuntut perhatian, 

yang mengawali nyanyian Musa ini (ay. 1-2). Musa memulai nya-

nyian itu,  

1. Dengan seruan yang khidmat kepada langit dan bumi menge-

nai benar dan pentingnya hal yang hendak ia katakan, dan 

mengenai adilnya tindakan-tindakan ilahi terhadap bangsa 

pemberontak dan suka berpaling itu. Sebab ia telah mengata-

kan (31:28) bahwa dalam nyanyian ini ia akan memanggil 

langit dan bumi untuk menjadi saksi terhadap mereka. Langit 

dan bumi akan mendengar lebih cepat dibandingkan  bangsa yang 

suka melawan dan tidak berbudi ini. Sebab langit dan bumi 

tidak memberontak dari kepatuhan terhadap Pencipta mereka, 

namun  tetap ada sekarang, menurut hukum-hukum-Nya, untuk 

melayani Dia (Mzm. 119:89-91), dan sebab  itu akan bangkit 

dalam penghakiman melawan bangsa Israel yang suka mem-

berontak itu. Langit dan bumi akan menjadi saksi melawan 

para pendosa, menjadi saksi atas peringatan yang diberikan 

kepada mereka dan atas penolakan mereka untuk mendengar 

peringatan itu, lihat Ayub 20:27, langit menyingkapkan kesa-

lahannya, dan bumi bangkit melawan dia. Atau langit dan 

bumi di sini melambangkan para penghuni dari kedua tempat 

itu, yaitu para malaikat dan manusia. Keduanya akan sepakat 

untuk membenarkan Tuhan  dalam tindakan-tindakan yang 

diambil-Nya terhadap bangsa Israel, dan untuk memberitakan 

keadilan-Nya (Mzm. 50:6; Why. 19:1-2).  

Kitab Ulangan 32:1-6 

2. Musa memulai nyanyiannya dengan sebuah permohonan yang 

sungguh-sungguh mengenai apa yang hendak ia katakan 

kepada bangsa itu (ay. 2): Mudah-mudahan pengajaranku me-

nitik laksana hujan. “Pengajaranku akan menjadi hujan yang 

tercurah deras dan menyapu bersih orang-orang yang suka 

memberontak,” begitulah salah satu terjemahan bahasa Aram 

menjelaskan kalimat pertama. Kadang-kadang hujan memang 

diturunkan untuk penghakiman, lihat saja hujan yang mem-

banjiri dunia purba dengan air bah. Begitu juga halnya dengan 

firman Tuhan , sementara bagi sebagian orang firman itu meng-

hidupkan dan menyegarkan – bau kehidupan yang menghidup-

kan, bagi sebagian yang lain firman itu mengerikan dan mem-

binasakan – bau kematian yang mematikan. Firman Tuhan 

akan menjadi laksana embun yang segar dan menyejukkan 

bagi orang-orang yang mempersiapkan diri dengan benar un-

tuk menerimanya. Amatilah,  

(1) Pokok nyanyian ini yaitu  pengajaran. Musa sudah mem-

beri mereka nyanyian pujian dan ucapan syukur (Kel. 15), 

namun  yang ini yaitu  nyanyian pengajaran. Sebab dalam 

melantunkan mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani, 

kita tidak saja memuliakan Tuhan , namun  juga mengajar dan 

menegur seorang akan yang lain (Kol. 3:16). Itulah sebab-

nya banyak mazmur Daud diberi judul Maschil – Nyanyian 

pengajaran. 

(2) Pengajaran ini sangat cocok dibandingkan dengan hujan 

rintik-rintik dan hujan deras yang turun dari atas, untuk 

menyuburkan tanah, dan melaksanakan tugas yang diem-

bannya (Yes. 55:10-11), dan yang tidak bergantung pada 

hikmat atau kehendak manusia (Mi. 5:6). Suatu belas 

kasihan bagi kita jika  hujan ini sering turun atas kita, 

dan sudah menjadi kewajiban kita untuk menghisapnya 

(Ibr. 6:7).  

(3) Musa berjanji bahwa pengajarannya akan menitik dan me-

netes laksana embun, dan laksana hujan rintik-rintik, yang 

turun dengan senyap dan tanpa keributan. Firman Tuhan 

yang diberitakan mungkin akan bermanfaat jika  

disampaikan dengan lemah-lembut, dan meresap dengan 

manis ke dalam hati dan perasaan orang-orang yang men-

dengarnya.  


(4) Musa menubuatkan penerimaan dan sambutan mereka ter-

hadap pengajarannya, dan bahwa pengajarannya itu akan 

menjadi manis, menyenangkan, dan disambut oleh mereka 

laksana hujan oleh bumi yang dahaga (Mzm. 72:6). Dan fir-

man Tuhan  kemungkinan akan mendatangkan kebaikan 

bagi kita jika  dapat diterima seperti itu.  

(5) Cendekiawan Uskup Patrick memahaminya sebagai doa, 

supaya pengajaran Musa yang dikirim dari sorga kepada 

mereka dapat meresap ke dalam lubuk hati mereka dan 

melembutkan mereka, seperti hujan melembutkan tanah, 

dan dengan demikian membuat mereka menjadi subur 

dalam kepatuhan. 

II. Sebuah pernyataan yang penuh dengan kekaguman dan kegentar-

an mengenai kebesaran dan kebenaran Tuhan  (ay. 3-4).  

1. Musa memulai dengan pernyataan ini, dan meletakkannya 

sebagai dasar pegangannya yang pertama, 

(1) Untuk menjaga kehormatan Tuhan , supaya tidak ada celaan 

yang dilontarkan kepada-Nya oleh sebab  kefasikan umat-

Nya, Israel. Betapa pun fasik dan bejatnya orang-orang 

yang disebut dengan nama-Nya, Ia tetap adil, benar, dan 

semua hal baik lainnya, dan tidak boleh dipandang buruk 

sebab  kejahatan mereka.  

(2) Untuk memperparah kefasikan Israel, yang mengenal dan 

menyembah Tuhan  yang demikian kudus, namun mereka 

sendiri begitu tidak kudus. Dan,  

(3) Untuk membenarkan Tuhan  dalam perlakuan-perlakuan-

Nya terhadap mereka. Kita harus tetap percaya, bahwa 

Tuhan  itu benar, sekalipun hukum-Nya bagaikan samudera 

raya yang hebat (Yer. 12:1; Mzm. 36:7).  

2. Musa di sini menetapkan hati untuk menyerukan nama 

TUHAN (ay. 3), supaya Israel, dengan mengetahui Tuhan  seperti 

apa yang telah mereka akui sebagai milik mereka itu, jangan 

sampai menjadi orang-orang yang begitu bodoh hingga menu-

karkan Dia dengan Tuhan  palsu, Tuhan  sampah. Oleh sebab  itu, 

Musa meminta mereka untuk memberi hormat kepada Dia. 

Akan sangat berguna bagi kita untuk mencegah dosa, dan 

untuk menjaga supaya kita tetap setia menjalankan kewajiban 

Kitab Ulangan 32:1-6 

kita, jika  kita senantiasa memelihara pikiran-pikiran yang 

luhur dan mulia tentang Tuhan , dan memanfaatkan segala ke-

sempatan untuk mengungkapkan pikiran-pikiran itu: Berilah 

hormat kepada Tuhan  kita. Kita tidak dapat menambah kebesar-

an-Nya, sebab kebesaran-Nya itu tak terhingga, namun  kita 

harus mengakuinya, dan memuliakan Dia sebab nya. Nah, 

saat  Musa hendak menyatakan keagungan Tuhan , ia tidak 

melakukannya dengan menjelaskan kekekalan dan kebesaran-

Nya yang tak terhingga, atau menggambarkan kecemerlangan 

kemuliaan-Nya di dunia atas, namun  dengan menunjukkan ke-

setiaan firman-Nya, kesempurnaan pekerjaan-pekerjaan-Nya, 

serta hikmat dan keadilan dalam semua cara yang dipakai 

untuk mengatur pemerintahan-Nya. Sebab di dalam semuanya 

ini kemuliaan-Nya bersinar paling terang kepada kita, dan 

inilah hal-hal yang dinyatakan tentang Dia, bagi kita dan bagi 

anak-anak kita (ay. 4).  

(1) Ia yaitu  Gunung Batu. Begitulah Tuhan  disebut sebanyak 

enam kali dalam pasal ini, dan kitab Septuaginta sejak se-

mula menerjemahkan kata ini sebagai Theos, Tuhan . Hugh 

Broughton (cendekiawan Inggris abad ketujuh belas – pen.), 

menghitung bahwa Tuhan  disebut sebagai Gunung Batu se-

lain dalam pasal ini sebanyak delapan belas kali di dalam 

kitab Perjanjian Lama, meskipun di beberapa tempat diter-

jemahkan sebagai kekuatan. Tuhan  yaitu  Gunung Batu, 

sebab Ia tidak berubah dan tidak tergoyahkan dalam diri-

Nya sendiri. Bagi semua orang yang mencari-Nya dan berlari 

kepada-Nya, Ia yaitu  tempat perlindungan yang tidak dapat 

ditembus, dan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya, 

Ia yaitu  dasar yang teguh untuk selama-lamanya.  

(2) Pekerjaan-Nya sempurna. Karya ciptaan-Nya demikian, se-

muanya sangat baik. Karya-karya penyelenggaraan-Nya 

pun demikian, atau akan menjadi demikian pada waktu-

nya. Dan saat  rahasia Tuhan  disingkapkan, maka kesem-

purnaan semua pekerjaan-Nya akan tampak bagi seluruh 

dunia. Segala sesuatu yang dilakukan Tuhan  tidak dapat 

ditambah ataupun dikurangi (Pkh. 3:14). Sekarang Tuhan  

sedang menyempurnakan apa yang telah dijanjikan dan 

dimulai-Nya untuk umat-Nya Israel. Dan dari penyempur-

naan pekerjaan ini mereka harus mengambil kesempatan

untuk memuliakan Dia atas kesempurnaan dari semua 

pekerjaan-Nya. Pekerjaan-pekerjaan terbaik dari manusia ti-

daklah sempurna, pasti ada cacat celanya, dan dibiarkan 

tidak terselesaikan. Akan namun , adapun Tuhan , pekerjaan-

Nya sempurna. Jika Ia memulai, Ia akan menyelesaikannya.  

(3) Segala jalan-Nya adil. Semua tujuan dari jalan-jalan-Nya 

yaitu  benar, dan Ia bijak dalam memilih cara-cara untuk 

mencapai tujuan-tujuan itu. Penghakiman menandakan 

baik kebijaksanaan maupun keadilan. Jalan-jalan TUHAN 

yaitu  lurus (Hos. 14:10).  

(4) Ia yaitu  Tuhan  yang setia, yang firman-Nya dapat kita per-

cayai dan andalkan, sebab Ia yang setia pada semua janji-

Nya pasti tidak akan berdusta, tidak pula semua ancaman-

Nya akan jatuh sia-sia ke tanah.  

(5) Pada-Nya tiada kecurangan. Ia yaitu  Tuhan  yang tidak 

pernah menipu siapa saja yang percaya kepada-Nya, tidak 

pernah berlaku tidak adil kepada siapa saja yang berseru 

memohon keadilan-Nya, tidak pula pernah bertindak keras 

kepada siapa saja yang menyerahkan diri mereka kepada 

belas kasihan-Nya. 

(6) Adil dan benar Dia. Sama seperti Ia tidak akan menjahati 

siapa saja dengan menghukum mereka lebih dibandingkan  yang 

pantas mereka terima, demikian pula Ia tidak akan lalai 

membalas semua orang yang melayani Dia atau menderita 

bagi-Nya. Ia memang adil dan benar, sebab Ia pasti akan 

memberi perhatian supaya tidak ada seorang pun yang 

akan merugi sebab -Nya. Nah, betapa satu ayat ini mem-

beri kita gagasan yang cemerlang dan menghibur tentang 

Tuhan  yang kita sembah. Dengan begitu betapa sangat ber-

alasan bagi kita untuk mengasihi-Nya dan takut akan Dia, 

untuk hidup dengan bersuka di dalam Dia, bergantung 

pada-Nya, dan mengabdi kepada-Nya! Inilah gunung batu 

kita, dan tidak ada kecurangan pada-Nya, tidak pula mung-

kin ada (Mzm. 92:16).  

III. Sebuah dakwaan berat yang ditujukan kepada Israel milik Tuhan , 

yang tabiatnya berbanding terbalik dalam segala hal dari tabiat 

Tuhan  Israel (ay. 5).  

Kitab Ulangan 32:1-6 

1. Mereka telah berlaku busuk terhadap Dia. (ay. 5, KJV: Mereka 

telah membuat diri mereka sendiri menjadi busuk). Atau, ia 

telah membuat dirinya sendiri menjadi busuk, yaitu seluruh 

bangsa itu: Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. 

Tuhan  tidak membusukkan mereka, sebab adil dan benar Dia. 

namun  mereka sendirilah yang menciptakan dosa dan kehan-

curan mereka, dan kedua hal itu tercakup dalam perkataan 

ini. Mereka telah merusak diri mereka sendiri, Sebab tiap-tiap 

orang dicobai oleh keinginannya sendiri, sebab  ia diseret 

olehnya. Dan mereka telah membinasakan diri mereka sendiri 

(Hos. 13:9, KJV). Jikalau engkau mencemooh, engkau sendiri-

lah orang yang akan menanggung kesalahan dan penderitaan-

nya (Ams. 9:12) 

2. Mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda. 

Bahkan anak-anak Tuhan  memiliki noda, selama mereka ada 

dalam keadaan yang tidak sempurna ini. Sebab jika kita 

berkata, bahwa kita tidak berdosa, tidak bernoda, maka kita 

menipu diri kita sendiri. namun  dosa Israel bukanlah seperti itu. 

Dosa mereka bukan kelemahan yang berusaha mereka lawan, 

yang terhadapnya mereka berjaga-jaga dan berdoa, melainkan 

kejahatan yang memenuhi niat hati mereka. Sebab,  

3. Mereka yaitu  suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit, 

yang digerakkan oleh roh pertentangan, dan sebab  itu akan 

melakukan apa yang dilarang sebab  dilarang, akan menegak-

kan keinginan dan khayalan mereka sendiri yang bertentangan 

dengan kehendak Tuhan , tidak sabar menerima teguran, tidak 

suka diperbaharui, dan dengan murtad menempuh jalan yang 

dipilih hatinya. Alkitab terjemahan bahasa Aram mengartikan 

ayat ini demikian: Merekalah yang telah membuat diri mereka 

sendiri terserak atau berubah, dan bukan Dia. Mereka yaitu  

anak-anak yang menyembah berhala, suatu angkatan yang 

telah merusak pekerjaannya sendiri, dan mengasingkan dirinya 

sendiri. Para penyembah berhala tidak dapat melukai Tuhan , 

tidak pula dapat merusak pekerjaan-pekerjaan-Nya, atau mem-

buat-Nya menjadi orang asing bagi dunia ini. Lihat Ayub 35:6. 

Tidak, semua luka yang mereka buat yaitu  kepada diri 

mereka dan pekerjaan-pekerjaan mereka sendiri. Cendekiawan 

Uskup Patrick memberi  pembacaan lain untuk ayat itu: 

Adakah Tuhan  melukainya? Maksudnya, “Apakah Tuhan  Gunung 


 976

Batu itu harus disalahkan atas kejahatan-kejahatan yang me-

nimpa Israel? Tidak, anak-anak-Nya yaitu  noda mereka,” 

artinya, “Semua kejahatan yang menimpa mereka merupakan 

buah dari kefasikan anak-anak mereka, sebab segenap ang-

katan itu bengkok dan belat-belit.”  Semua orang yang dihan-

curkan, menghancurkan diri mereka sendiri. Mereka mati ka-

rena mereka ingin mati.  

IV. Sebuah keluhan yang penuh kepedihan terhadap bangsa yang me-

nyulut murka ini atas sikap mereka yang tidak tahu terima kasih 

(ay. 6): “Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap 

TUHAN? Untuk selanjutnya janganlah kamu berperilaku begitu 

hina dan tidak jujur terhadap-Nya seperti yang telah kamu laku-

kan.”  

1. Musa mengingatkan mereka akan kewajiban-kewajiban yang 

telah ditetapkan Tuhan  atas mereka untuk melayani-Nya, dan 

berpaut pada-Nya. Tuhan  telah menjadi Bapa bagi mereka, te-

lah memperanakkan mereka, memberi mereka makan, meng-

gendong mereka, merawat mereka, dan menghadapi tingkah 

laku mereka. Masakan mereka mau menginjak-injak hati se-

orang Bapa? Ia telah membeli mereka, telah mengeluarkan 

begitu banyak mujizat untuk membawa mereka keluar dari 

Mesir, telah memberi  manusia sebagai ganti mereka, dan 

bangsa-bangsa sebagai ganti nyawa mereka (Yes. 43:4). “Bu-

kankah Ia Bapamu, pemilikmu, demikian menurut sebagian 

penafsir, yang memiliki  hak milik yang tak terbantahkan 

atas dirimu?” Dan lembu mengenal pemiliknya. “Ia telah men-

cipta engkau, menjadikan engkau, menegakkan engkau dan 

membuat engkau tetap ada. Bukankah Ia telah berbuat demi-

kian? Dapatkah engkau menyangkal kewajiban-kewajiban yang 

mengikatmu kepada-Nya, dengan menimbang perkara-perkara 

besar yang telah dilakukan dan dirancangkan-Nya bagimu?” 

Dan bukankah kewajiban-kewajiban kita sebagai orang Kristen 

yang telah dibaptis sama besar dan kuatnya kepada Pencipta 

kita yang telah menjadikan kita, Penebus kita yang telah mem-

beli kita, dan Pengudus kita yang telah menegakkan kita.  

2. Dari sini Musa menyimpulkan betapa jahat jika  mereka 

meninggalkan Dia dan memberontak melawan-Nya. Sebab, 

  

Kitab Ulangan 32:7-14 


(1) Itu yaitu  perbuatan yang rendah dan tidak tahu ber-

terima kasih: “Demikianlah engkau mengadakan pembalas-

an terhadap TUHAN? Inikah semua balasan yang engkau 

berikan atas semua kebaikan-Nya kepadamu? Akankah ke-

kuatan-kekuatan yang engkau dapatkan dari-Nya engkau 

pakai untuk melawan-Nya?” Lihat Mikha 6:3-4; Yohanes 

10:32. Ini yaitu  kejahatan yang begitu luar biasa hingga 

seluruh dunia akan berseru, sungguh memalukan! Sebut 

seseorang tidak tahu berterima kasih, maka engkau tidak 

dapat memberinya sebutan yang lebih buruk lagi.  

(2) Perbuatan itu yaitu  kegilaan yang luar biasa: Hai bangsa 

yang bebal dan tidak bijaksana! Bebal, dua kali lipat bebal! 

Siapakah yang telah mempesona kamu? (Gal. 3:1). “Memang 

sungguh bebal, jika  engkau menentang Tuhan  yang ke-

pada-Nya engkau begitu bergantung secara mutlak! jika  

engkau meninggalkan Dia yang mengasihimu dengan setia 

demi berhala kesia-siaan!” Perhatikanlah, semua orang 

yang berdosa dengan sengaja, terutama para pendosa di 

Israel, yaitu  orang-orang yang paling tidak bijaksana dan 

paling tidak tahu berterima kasih di dunia.  

Nyanyian Musa  

(32:7-14)  

7 Ingatlah kepada zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan 

yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, maka ia memberitahukannya ke-

padamu, kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu.  

8 saat  Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-

bangsa, saat  Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan 

wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. 9 namun  bagian 

TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya. 10 Dida-

pati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan 

dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-

Nya sebagai biji mata-Nya. 11 Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sa-

rangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, 

menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, 12 demikianlah 

TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada Tuhan  asing menyertai dia. 13 Di-

buat-Nya dia berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, dan memakan 

hasil dari ladang; dibuat-Nya dia mengisap madu dari bukit batu, dan mi-

nyak dari gunung batu yang keras, 14 dadih dari lembu sapi dan susu kam-

bing domba, dengan lemak anak-anak domba; dan domba-domba jantan dari 

Basan dan kambing-kambing jantan, dengan gandum yang terbaik; juga 

darah buah anggur yang berbuih engkau minum. 

Musa sudah secara umum menggambarkan Tuhan  kepada mereka 

sebagai Pemberi rahmat yang agung bagi mereka, yang dalam rasa 

syukur wajib mereka patuhi dan taati. Dalam ayat-ayat ini ia mem-

berikan contoh-contoh khusus mengenai kebaikan Tuhan  kepada me-

reka dan kepedulian-Nya terhadap mereka.  

1. Beberapa contoh berasal dari zaman dahulu kala, dan sebagai 

buktinya ia menunjuk pada apa yang tertulis (ay. 7): Ingatlah 

kepada zaman dahulu kala, artinya, “Ingatlah sejarah zaman itu, 

dan penyelenggaraan Tuhan  yang menakjubkan terhadap dunia 

purba, dan terhadap nenek moyangmu Abraham, Ishak, dan 

Yakub. Engkau akan menemukan serangkaian belas kasihan 

yang senantiasa menyertai penyelenggaraan itu, dan berapa lama 

sejak segala sesuatunya bekerja menuju apa yang sekarang sudah 

terjadi.” Perhatikanlah, sejarah-sejarah yang dapat dipercaya me-

ngenai zaman-zaman purba itu luar biasa bermanfaat, dan ter-

utama sejarah jemaat pada waktu mulai berdiri, baik itu jemaat 

Perjanjian Lama maupun jemaat Perjanjian Baru.  

2. Beberapa contoh yang lain berasal dari zaman yang belum lama 

ini, dan sebagai buktinya Musa menunjuk kepada para ayah dan 

tua-tua mereka yang masih hidup sekarang dan yang tinggal 

bersama mereka. Para orangtua harus dengan rajin mengajarkan 

kepada anak-anak mereka, bukan hanya firman Tuhan , hukum-

hukum-Nya (6:7), dan makna dari ketetapan-ketetapan-Nya (Kel. 

12:26-27), melainkan juga pekerjaan-pekerjaan-Nya, dan tata cara 

penyelenggaraan-Nya. Lihat Mazmur 78:3-4, 6-7. Anak-anak ha-

rus berhasrat untuk memperoleh pengetahuan tentang hal-hal 

yang akan bermanfaat untuk menggiatkan mereka dalam melak-

sanakan kewajiban mereka dan membimbing mereka di dalam-

nya.  

Di sini ada tiga hal yang dibicarakan secara panjang lebar se-

bagai contoh-contoh dari kebaikan Tuhan  kepada umat-Nya Israel, 

dan kewajiban-kewajiban kuat yang mengikat mereka untuk tidak 

pernah meninggalkan Dia: 

I. Ditetapkannya tanah Kanaan sejak dini sebagai milik pusaka me-

reka. Sebab dalam hal ini Kanaan merupakan perlambang dan 

bayangan dari milik pusaka sorgawi kita, bahwa milik pusaka itu 

sudah ditetapkan dan dipersiapkan sejak dulu dalam rancangan-

rancangan ilahi (ay. 8). Amatilah, 

Kitab Ulangan 32:7-14 

1. saat  bumi dibagi-bagikan di antara anak-anak manusia, 

pada zaman Peleg, sesudah air bah, dan setiap kaum mene-

rima bagian mereka masing-masing, sebagai tempat yang ha-

rus mereka tinggali, dan lalu  secara bertahap mereka 

berkembang menjadi suatu bangsa, pada saat itulah Tuhan  

menaruh perhatian pada Israel dalam pikiran dan pandangan-

Nya. Oleh sebab  Tuhan  sudah merancang tanah yang baik ini, 

yang sedang mereka tuju sekarang, sebagai milik pusaka 

mereka pada waktunya, maka Ia memerintahkan agar ketu-

runan orang Kanaan, dan bukan kaum-kaum lainnya yang 

ada pada waktu itu, untuk menempati tanah itu sementara 

waktu, untuk tetap mendudukinya, seolah-olah, sampai Israel 

siap untuk memilikinya. Sebab kaum keturunan Kanaan 

berada dibawah kutukan Nuh, yang olehnya mereka dihukum 

dengan perhambaan dan kehancuran (Kej. 9:25). sebab  itu 

kaum-kaum itu akan dilenyapkan dengan lebih adil, lebih ter-

hormat, lebih mudah, dan lebih tuntas, saat  sudah genap 

waktunya bagi Israel untuk menduduki negeri itu. Dengan de-

mikian, Tuhan  menetapkan batas-batas wilayah bangsa itu de-

ngan pandangan yang tertuju pada bilangan anak-anak Israel 

yang sudah dirancangkan, supaya bangsa Israel dapat me-

nempati wilayah itu persis sebanyak seperti yang mereka per-

lukan. Dan sebagian penafsir mencermati bahwa Kanaan sen-

diri, dan kesebelas anaknya (Kej. 10:15, dst.) persis berjumlah 

sama dengan kedua belas suku Israel. Perhatikanlah, 

(1) Hikmat Tuhan  telah menetapkan batas-batas kediaman ma-

nusia, dan menentukan tempat dan waktu hidup kita di 

dunia (Kis. 17:26). saat  Ia memberi  bumi kepada anak-

anak manusia (Mzm. 115:16), bukan berarti bahwa setiap 

orang dapat mengambil semau-maunya. Tidak, Ia mem-

bagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, dan 

ingin supaya setiap orang mengetahui miliknya sendiri, dan 

tidak melanggar harta milik satu sama lain.  

(2) Hikmat yang tak terbatas dapat menjangkau secara luas, 

dan merancang sebelumnya apa yang lalu  terjadi 

jauh sesudahnya. Tuhan  mengenal semua pekerjaan-Nya 

(Kis. 15:18, KJV), namun  kita tidak (Pkh. 3:11).  

(3) Dalam memerintah dunia, dan mengatur berbagai perkara 

dari segala pemerintahan dan kerajaan, Tuhan  yang maha

besar menaruh perhatian khusus pada jemaat dan umat-

Nya, serta memperhitungkan kebaikan mereka dalam se-

muanya. Lihat 2 Tawarikh 16:9; Yesaya 45:4. Orang-orang 

Kanaan mengira bahwa mereka memiliki hak yang baik 

dan pasti atas tanah mereka, sebagaimana bangsa-bangsa 

di sekitar mereka berhak atas tanah mereka masing-ma-

sing. namun  maksud Tuhan  bukanlah demikian, mereka ha-

nyalah penyewa-penyewa, sampai bangsa Israel, tuan ta-

nah mereka, datang. Demikianlah Tuhan  memenuhi tujuan-

tujuan baik-Nya sendiri kepada umat-Nya, melalui orang-

orang yang tidak mengenal Dia atau mengasihi-Nya, yang 

tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan 

hatinya (Yes. 10:7; Mi. 4:12).  

2. Alasan dari perhatian khusus yang diberikan Tuhan  kepada 

bangsa ini, begitu lama sebelum mereka dilahirkan ataupun 

terpikirkan, kalau boleh saya mengatakannya, di dunia kita, 

semakin mengagungkan kebaikan itu, dan menimbulkan rasa 

syukur yang tidak terungkapkan dengan kata-kata (ay. 9): 

Sebab bagian TUHAN ialah umat-Nya. Seluruh dunia yaitu  

milik-Nya. Ia yaitu  pemilik dan yang empunya langit dan 

bumi, namun  jemaat-Nya yaitu  milik-Nya secara istimewa. Je-

maat-Nya yaitu  wilayah-Nya, kebun anggur-Nya, dan taman-

Nya yang berpagar. Ia bersuka secara khusus di dalamnya. 

Jemaat-Nya yaitu  kekasih jiwa-Nya. Di dalamnya Ia berjalan, 

Ia tinggal. Di situlah tempat perhentian-Nya untuk selama-

lamanya. Ia peduli secara khusus terhadapnya, dan menjaga-

nya seperti biji mata-Nya. Ia mengharapkan hal-hal khusus 

darinya, seperti yang diharapkan orang dari bagiannya. Ia 

mendapat bayaran sewa berupa kehormatan, kemuliaan, dan 

penyembahan yang jauh lebih besar dari sisa umat yang isti-

mewa itu, dibandingkan dari seluruh dunia yang lain. Bahwa 

Tuhan  akan menjadi bagian umat-Nya itu mudah dijelaskan, 

sebab  Ia yaitu  sukacita dan kebahagiaan mereka. namun  

bagaimana mereka akan menjadi bagian-Nya, sementara Ia 

tidak membutuhkan mereka dan tidak pula dapat diuntung-

kan oleh mereka. Hal itu harus dikembalikan kepada tindak-

an-tindakan merendah yang menakjubkan yang dilakukan 

Tuhan  dalam memberi  anugerah yang cuma-cuma. Ya 

Kitab Ulangan 32:7-14 

Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu, Engkau berkenan me-

nyebut dan memandang mereka seperti itu.  

II. Dibentuknya mereka menjadi sebuah bangsa, supaya mereka 

pantas memasuki milik pusaka ini, seperti ahli waris yang sudah 

cukup umur, pada waktu yang ditetapkan oleh Sang Bapa. Dalam 

hal ini Kanaan juga merupakan perlambang dari milik pusaka 

sorgawi. Sebab, sama seperti milik pusaka itu sejak dari kekekal-

an dimaksudkan dan dirancang bagi seluruh Israel rohani kepu-

nyaan Tuhan , demikian pula mereka, saat  waktunya tiba dilayak-

kan dan dipantaskan untuk memperoleh milik pusaka itu (Kol. 

1:12). Itu memang pekerjaan yang butuh waktu. Pembebasan 

bangsa Israel dari perbudakan, melalui kehancuran para penin-

das mereka, disertai dengan begitu banyak keajaiban yang dapat 

disaksikan dan dirasakan dengan jelas oleh indra jasmani, dan 

telah begitu sering dibicarakan, sehingga pembebasan itu tidak 

perlu disebutkan lagi dalam nyanyian ini. namun  pekerjaan-peker-

jaan Tuhan  yang penuh rahmat atas mereka akan kurang diper-

hatikan dibandingkan  pekerjaan-pekerjaan mulia yang telah dilaku-

kan-Nya untuk mereka, dan sebab  itu Ia memilih untuk lebih 

memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang penuh rahmat itu. 

Banyak hal telah dilakukan untuk menggembleng bangsa ini, un-

tuk membentuk mereka menjadi suatu bentuk tertentu, dan un-

tuk melayakkan mereka bagi perkara-perkara besar yang telah di-

rancang untuk mereka di tanah perjanjian. Hal itu digambarkan 

di sini dengan teramat elok.  

1. Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun (ay. 10). Ini 

merujuk, tidak diragukan lagi, pada padang gurun yang mela-

luinya Tuhan  membawa mereka ke Kanaan, dan yang di dalam-

nya Ia menanggung begitu banyak kesusahan dalam mengha-

dapi mereka. Ini disebut sebagai sidang jemaah di padang 

gurun (Kis. 7:38). Di sanalah jemaat itu dilahirkan, dibesarkan, 

dan dididik, supaya segala sesuatunya tampak bersifat ilahi 

dan berasal dari sorga, sebab  di sana mereka tidak berhu-

bungan sama sekali dengan bagian mana pun dari bumi ini, 

baik untuk makanan maupun pengetahuan. Akan namun , kare-

na Ia dikatakan mendapati mereka di sana, hal itu tampak 

dirancang juga untuk menggambarkan baik keadaan maupun

sifat yang buruk dari bangsa itu saat  Tuhan  untuk pertama 

kali tampil bagi mereka.  

(1) Keadaan mereka sangat mengenaskan. Bagi mereka Mesir 

yaitu  padang gurun, dan padang belantara yang tandus 

dan mengaum, sebab mereka hidup sebagai budak di sana. 

Mereka berseru-seru sebab  penindasan yang menimpa 

mereka, dan sama sekali kebingungan dan hilang akal un-

tuk mendapat pertolongan. Di sanalah Tuhan  mendapati me-

reka, dan dari sana Ia mengeluarkan mereka. Dan,  

(2) Kecenderungan hati mereka sungguh tidak menjanjikan. 

Betapa mereka pada umumnya tidak tahu menahu tentang 

perkara-perkara rohani, begitu dungu dan tidak mudah 

menerima kesan-kesan darinya, begitu cepat naik darah 

dan maunya dituruti saja, begitu suka melawan dan ber-

bantah-bantah, dan bersamaan dengan itu, begitu kecan-

duan secara mengherankan pada penyembahan berhala 

Mesir, sehingga tepatlah kalau dikatakan mereka ditemu-

kan di padang gurun. Sebab mengharapkan buah pelayan-

an yang baik kepada Tuhan  dari bangsa yang berwatak seperti 

itu sama saja dengan berharap menuai gandum dari padang 

belantara yang tandus. Orang-orang yang sudah diper-

baharui dan dikuduskan oleh anugerah ilahi harus sering 

mengingat siapakah mereka itu dalam keadaan asalnya.  

2. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya. saat  Tuhan  mendapati 

mereka di padang gurun, Ia tidak langsung membawa mereka 

ke Kanaan, namun  membuat mereka berputar-putar di padang 

gurun itu, dan dengan begitu Ia mengajar mereka. Artinya,  

(1) Dengan cara ini, Ia mengambil waktu untuk mengajar me-

reka, dan memberi  kepada mereka perintah-perintah 

yang mampu untuk mereka terima. Orang-orang yang be-

kerja mengajar orang lain tidak boleh berharap bahwa 

mereka dapat melakukannya dengan sesaat . Orang-orang 

yang belajar harus diberi waktu untuk belajar. 

(2) Dengan cara ini Tuhan  menguji iman, kesabaran, dan keber-

gantungan mereka pada-Nya, dan membiasakan mereka 

pada kerasnya kehidupan di padang belantara, dan dengan 

demikian Ia mengajar mereka. Setiap tahap mengandung 

suatu pelajaran. Bahkan saat  Ia menghajar mereka, Ia 

Kitab Ulangan 32:7-14 

dengan demikian mengajar mereka dari Taurat-Nya. Dikata-

kan (Mzm. 107:7) bahwa Ia membawa mereka menempuh 

jalan yang lurus. Namun di sini dikatakan bahwa dikeli-

lingi-Nya mereka. Sebab Tuhan  selalu membawa mereka 

menempuh jalan yang lurus, sekalipun bagi kita tampak 

berputar-putar. Dengan begitu, jalan yang terjauh terbukti, 

kalau bukan jalan yang terdekat, maka jalan yang terbaik 

untuk pulang ke Kanaan. Bagaimana Tuhan  mengajar mere-

ka dijelaskan lama sesudah itu (Neh. 9:13), Engkau telah 

memberi  kepada mereka peraturan-peraturan yang adil, 

hukum-hukum yang benar serta ketetapan-ketetapan dan 

perintah-perintah yang baik. Dan terutama (Neh. 9:20), Eng-

kau memberi  kepada mereka Roh-Mu yang baik untuk 

mengajar mereka. Dan Ia mengajar mereka dengan ber-

hasil. Dapat kita bayangkan betapa tidak layaknya bangsa 

itu bagi tanah Kanaan, seandainya mereka tidak terlebih 

dahulu melewati pengajaran di padang belantara.  

3. Dijaga-Nya dia sebagai biji mata-Nya, dengan segala perhatian 

dan kelembutan yang dapat diberikan, dari pengaruh-pengaruh 

jahat langit dan udara terbuka, dan segala bahaya yang meng-

intai dari padang gurun yang tidak bersahabat. Tiang awan dan 

tiang api menjadi penuntun dan juga penjaga mereka.  

4. Ia melakukan bagi mereka apa yang dilakukan oleh burung 

rajawali bagi anak-anaknya di dalam sarang (ay. 11-12). Per-

umpamaan itu telah disinggung dalam Keluaran 19:4, Aku 

telah mendukung kamu di atas sayap rajawali. Di sini perum-

pamaan itu dibicarakan secara panjang lebar. Burung rajawali 

diketahui memiliki kasih sayang yang kuat terhadap anak-

anaknya, dan menunjukkan kasih sayang itu, bukan hanya 

seperti makhluk-makhluk lain dengan melindungi mereka dan 

memberi mereka makan, namun  juga dengan mengajar dan me-

latih mereka untuk terbang. Untuk maksud ini, ia menggo-

yangbangkitkan mereka dari sarang tempat mereka berbaring, 

melayang-layang di atas mereka, untuk menunjukkan kepada 

mereka bagaimana mereka harus menggunakan sayap-sayap 

mereka, dan lalu  membiasakan mereka untuk terbang di 

atas kepak sayapnya, sampai mereka bisa terbang sendiri. Hal 

ini bisa juga dijadikan contoh bagi para orangtua untuk mela-

tih anak-anak mereka bekerja, dan tidak memanjakan mereka 

dalam kemalasan dan kesukaan untuk berleha-leha. Tuhan  ber-

buat demikian kepada Israel. saat  mereka menyukai perbu-

dakan mereka, dan enggan meninggalkannya, Tuhan , melalui 

tangan Musa, menggoyangbangkitkan mereka untuk merindu-

kan kebebasan, dan berkali-kali mencegah mereka kembali ke 

rumah perbudakan. Ia membawa mereka keluar dari Mesir, 

menuntun mereka ke padang gurun, dan pada akhirnya seka-

rang berhasil membawa mereka melewati padang gurun itu. 

TUHAN sendiri menuntun dia. Ia tidak membutuhkan bantuan 

apa pun, juga tidak mengajak siapa pun untuk menjadi rekan-

Nya dalam pencapaian itu. Hal itu menjadi alasan yang baik 

mengapa mereka harus berbakti kepada Tuhan saja dan bu-

kan kepada yang lain, yang bersekutu, apalagi yang bersaing, 

dengan-Nya. Tidak ada Tuhan  asing bersama-Nya yang turut 

membantu mewujudkan keselamatan Israel, dan sebab  itu 

tidak boleh ada yang ikut berbagi dalam penghormatan dan 

pemujaan yang diberikan oleh Israel (Mzm. 81:10).  

III. Menetapnya mereka di negeri yang baik. Hal ini telah dilaksana-

kan sebagian, saat  dua setengah suku bermukim di sana 

dengan bahagia, yang merupakan pertanda dari apa yang akan 

dilakukan dengan segera dan pasti bagi suku-suku selebihnya.  

1. Mereka diberkati dengan kemenangan-kemenangan yang gilang-

gemilang atas musuh-musuh mereka (ay. 13): Dibuat-Nya dia 

berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, artinya, Tuhan  

membawanya terus maju dengan penaklukan, dan membawa-

nya pulang dengan kemenangan. Ia berkendaraan mengatasi 

bukit-bukit atau kota-kota benteng yang dibangun melawan-

nya, duduk dengan nyaman dan terhormat di atas bukit-bukit 

Kanaan yang subur. Di Mesir mereka tampak hina, dan me-

mang hina, dalam kemiskinan dan kehinaan. namun  di Kanaan 

mereka tampak hebat, dan memang hebat, menjadi maju dan 

kaya. Mereka berkendaraan dalam kemegahan, sebagai bangsa 

yang diberi kehormatan dengan senang hati oleh Raja segala 

raja.  

2. Mereka diberkati dengan berlimpahnya segala sesuatu yang 

baik. Bukan saja hasil ladang yang biasa, melainkan juga, 

yang tidak lazim, madu yang keluar dari bukit batu, dan mi-

nyak dari gunung batu yang keras, yang mungkin menunjuk,

Kitab Ulangan 32:15-18 


(1) Pada persediaan air segar yang keluar secara ajaib dari gu-

nung batu yang terus mengikuti mereka di padang gurun, 

yang disebut sebagai madu dan minyak, sebab  kekurang-

an yang mereka alami membuat air itu terasa manis dan 

menyenangkan seperti madu dan minyak di lain waktu. 

Atau,  

(2) Pada berlimpahnya madu dan minyak yang akan mereka 

temukan di Kanaan, bahkan di bagian-bagian tanah yang 

paling tidak subur sekalipun. Gunung-gunung batu di 

Kanaan akan memberi  hasil yang lebih baik dibanding-

kan dengan ladang-ladang dan padang-padang rumput di 

negeri-negeri lain. Hasil-hasil lain dari tanah Kanaan di-

sebutkan pada ayat 14. Begitu berlimpah dan begitu bera-

gamnya makanan sehat yang ada dan segala sesuatu yang 

terbaik dari jenisnya, hingga setiap hidangan bisa saja 

menjadi pesta kalau mereka mau. Ada roti istimewa yang 

dibuat dari gandum terbaik, yang di sini (dalam terjemahan 

KJV) disebut ginjal-ginjal gandum sebab sebutir gandum 

memang mirip seperti sebuah ginjal, ada dadih dan susu 

yang berlimpah-limpah, ada daging dari hewan ternak yang 

cukup makan, dan untuk minum mereka, tidak kurang 

dari darah buah anggur yang berbuih. Betapa Tuhan  meru-

pakan Bapa yang murah hati bagi mereka, dan Pemberi 

rahmat yang begitu baik. Ainsworth (rohaniwan Inggris 

abad ketujuh belas – pen.), memandang kelimpahan akan 

hal-hal yang baik di tanah Kanaan sebagai perlambang dari 

kesuburan kerajaan Kristus, dan penghiburan-penghibur-

an sorgawi dari firman dan Roh-Nya. Sebab untuk anak-

anak kerajaan-Nya Ia menyediakan dadih dan susu, susu 

yang murni dan yang rohani, dan makanan keras untuk 

orang-orang dewasa, disertai dengan anggur yang menyu-

kakan hati.  

Nyanyian Musa 

(32:15-18)  

15 Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, – bertam-

bah gemuk engkau, gendut dan tambun – dan ia meninggalkan Tuhan  yang 

telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya. 

16 Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan Tuhan  asing, mereka menim-

bulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian, 17 mereka mempersembahkan 

korban kepada roh-roh jahat yang bukan Tuhan , kepada Tuhan  yang tidak me-

reka kenal, Tuhan  baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek mo-

yangmu tidak gentar. 18 Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah 

kaulalaikan, dan telah kaulupakan Tuhan  yang melahirkan engkau. 

Di sini kita mendapati gambaran tentang kemurtadan Israel dari 

Tuhan , yang tidak lama lagi akan terjadi, dan yang sudah cenderung 

untuk mereka lakukan. Orang akan mengira bahwa sebuah bangsa 

yang terikat oleh begitu banyak kewajiban terhadap Tuhan  mereka, 

dalam tugas, rasa syukur, dan kepentingan, tidak akan pernah 

berpaling dari Dia. namun , sayang seribu sayang! Segera juga mereka 

menyimpang. Di sini diberikan dua contoh besar dari kefasikan 

mereka, dan keduanya sama saja dengan kemurtadan dari Tuhan :  

I. Rasa aman dan hawa nafsu, kesombongan dan kekurangajaran, 

dan hal-hal lain yang biasa terjadi saat  orang menyalahgunakan 

kelimpahan dan kemakmuran (ay. 15). Bangsa ini disebut Yes-

yurun, bangsa yang jujur; demikian menurut sebagian penafsir, 

bangsa yang melihat, demikian menurut sebagian yang lain. Akan 

namun , dengan segera mereka kehilangan nama baik dalam hal 

pengetahuan dan juga kebajikan mereka. Oleh sebab  sudah 

banyak makan,  

1. Mereka menjadi gemuk dan bertambah gendut, artinya, mereka 

memanjakan diri dengan segala kemewahan dan pemuasan 

nafsu, seolah-olah tidak ada pekerjaan lain selain merawat 

tubuh untuk memuaskan keinginannya. Mereka bertambah 

tambun, artinya, mereka bertambah besar dan susah bergerak, 

melalaikan pekerjaan, dan tidak lagi layak untuk bekerja. 

Mereka menjadi lamban dan bodoh, ceroboh dan tolol. Dan ini 

merupakan akibat dari kelimpahan mereka. Demikianlah orang 

bebal akan dibinasakan oleh kemakmurannya, (Ams. 1:32, KJV). 

Namun, ini bukanlah yang terburuk.  

2. Mereka menendang. Mereka menjadi congkak dan kurang ajar, 

dan mengangkat tumit bahkan terhadap Tuhan  sendiri. Jika 

Tuhan  menegur mereka, entah melalui nabi-nabi-Nya atau me-

lalui peenyelenggaraan-Nya, mereka menendang-nendang, 

seperti seekor lembu betina liar atau lembu jantan yang tidak 

terlatih. Dalam kegeraman mereka, mereka menganiaya para 

nabi itu, dan menentang penyelenggaraan ilahi itu sendiri. 

Kitab Ulangan 32:15-18 

 987 

Demikianlah ia meninggalkan Tuhan  yang telah menjadikan dia 

(tidak memberi  penghormatan yang semestinya kepada 

Penciptanya, tidak pula memenuhi tujuan-tujuan ia dicipta-

kan), dan memberi  penghinaan yang di luar batas kepada 

gunung batu keselamatannya, seolah-olah ia tidak berutang 

budi kepada-Nya atas perkenanan-perkenanan-Nya di masa 

lalu, tidak pula bergantung pada-Nya untuk perkenanan-per-

kenanan di masa depan. Orang-orang yang menuhankan diri 

dan perut mereka sendiri, dalam keangkuhan dan hawa nafsu, 

dan tidak dapat menerima kalau ditegur tentang hal itu, pasti 

dengan demikian meninggalkan Tuhan  dan menunjukkan beta-

pa rendahnya mereka memandang Dia.  

II. Penyembahan berhala merupakan contoh besar dari kemurtadan 

mereka, dan yang disebabkan oleh kemurtadan sebelumnya, kare-

na kemurtadan itu membuat mereka muak dengan agama mere-

ka, ingin mengikuti kemauan sendiri, dan sangat suka akan peru-

bahan. Amatilah,  

1. Tuhan -Tuhan  seperti apa yang mereka pilih, dan yang kepadanya 

mereka mempersembahkan korban, saat  mereka meninggal-

kan Tuhan  yang telah menjadikan mereka (ay. 16-17). Hal ini 

memperparah dosa mereka, bahwa ibadah-ibadah yang sama 

yang seharusnya mereka persembahkan kepada Tuhan  yang 

benar, malah mereka persembahkan,  

(1) Kepada Tuhan -Tuhan  asing, yang tidak dapat mengaku telah 

melakukan kebaikan apa pun kepada mereka, atau yang 

membuat mereka terikat kewajiban apa pun pada Tuhan -

Tuhan  asing itu. Tuhan -Tuhan  yang tidak mereka kenal, tidak 

pula dapat mereka harapkan akan memberi  keuntung-

an apa pun, sebab mereka yaitu  Tuhan -Tuhan  asing. Atau 

mereka disebut sebagai Tuhan -Tuhan  asing sebab  mereka 

memang berbeda dari satu-satunya Tuhan  yang benar, yang 

kepada-Nya bangsa Israel telah dipertunangkan dan seha-

rusnya setia.  

(2) Kepada Tuhan -Tuhan  baru, yang belum lama timbul. Sebab bah-

kan dalam agama, yang salah satu kehormatannya yaitu  

bahwa ia sudah ada sejak dulu kala, orang yang pikirannya 

sia-sia secara mengherankan suka akan segala sesuatu yang

baru, dan, dalam penghinaan terhadap Yang Lanjut Usianya, 

menggandrungi Tuhan -Tuhan  baru. Tuhan  yang baru! Adakah 

hal l