sejarawan Yahudi) menceritakan kepada
kita tentang seorang wanita bangsawan yang membu-
nuh dan memakan anaknya sendiri, sebab begitu pa-
rahnya kelaparan. Dan Sesudah ia memakan separuh
dengan diam-diam (ay. 57), supaya ia dapat memakan-
nya sendiri, gerombolan orang banyak, sebab mencium
bau daging, masuk ke dalam rumahnya. Kepada mere-
ka, ia menunjukkan yang separuhnya lagi, yang telah ia
simpan untuk dimakan nanti, dan mengajak mereka
untuk berbagi daging itu bersamanya. Tidak ada yang
terlalu biadab bagi orang-orang yang telah ditinggalkan
Tuhan !
[2] Sakit-penyakit yaitu akibat lazim lainnya dari penge-
pungan yang menyesakkan dan lama, dan hal itu dian-
camkan di sini: Penyakit-penyakit yang jahat lagi lama (ay.
59). Penyakit-penyakit ini akan terus mengikuti orang
Yahudi ke mana pun mereka pergi sesudahnya, wabah
Mesir, kusta, barah, dan borok yang busuk (ay. 60). Bah-
kan, seolah-olah kesengsaraan-kesengsaraan tertentu
yang diancamkan di sini belum cukup, Musa menutup
sederet penyakit itu dengan ungkapan dan sebagainya
(ay. 61). Tuhan akan menimpakan ke atasmu berbagai-
bagai penyakit, dan berbagai-bagai pukulan, meskipun
penyakit dan pukulan itu tidak tertulis dalam kitab
Taurat ini. Orang-orang yang ditimpa kutuk Tuhan akan
mendapati bahwa separuh dari beratnya dan ngerinya
kutuk itu tidak diberitahukan kepada mereka.
(4) Bahwa sangat banyak dari mereka akan binasa, sehingga
pada mereka hanya sedikit orang yang tertinggal (ay. 62).
Bangsa itu yaitu bangsa yang telah dibuat menjadi sangat
banyak secara ajaib oleh Tuhan , sehingga mereka menjadi
seperti bintang-bintang di langit banyaknya. Akan namun ,
sebab dosa mereka, mereka menjadi berkurang dan mem-
bungkuk (Mzm. 107:38-39). Diperkirakan bahwa dalam
penghancuran bangsa Yahudi oleh orang Roma, seperti
yang tampak dari penjelasan yang diberikan Yosefus ten-
tangnya, lebih dari dua juta orang tewas oleh pedang di
beberapa tempat, selain orang-orang yang binasa sebab
kelaparan dan wabah penyakit. Dengan begitu, seluruh
negeri porak-poranda dan berubah menjadi padang gurun.
Kitab Ulangan 28:45-68
Sungguh mengerikan perkataan itu (ay. 63), seperti TUHAN
bergirang sebab kamu untuk berbuat baik kepadamu,
demikianlah Dia akan bergirang sebab kamu untuk mem-
binasakan kamu. Lihatlah di sini kemurahan Tuhan dan juga
kekerasan-Nya. Belas kasihan di sini bersinar gilang-gemi-
lang dalam kesenangan yang dirasakan Tuhan dalam ber-
buat baik, Dia bergirang di dalamnya. Namun, keadilan
pun di sini tampak tidak kalah berkilaunya dalam kese-
nangan yang dirasakan-Nya dalam membinasakan orang-
orang yang tidak bertobat. Bukan sebab keadilan itu
membuat makhluk ciptaan-Nya sengsara, melainkan kare-
na keadilan itu menegaskan kehormatan-Nya sendiri dan
melindungi tujuan-tujuan didirikannya pemerintahan-Nya.
Lihatlah betapa dosa yaitu perkara yang sangat jahat dan
keji, yang sampai membuat Tuhan , yang kebaikan-Nya tidak
terbatas itu, bergirang dalam kehancuran makhluk-makh-
luk ciptaan-Nya sendiri, bahkan orang-orang yang telah
menjadi umat kesayangan-Nya.
(5) Bahwa orang-orang yang tersisa akan diserakkan ke berba-
gai bangsa. Hukuman ini melengkapi kutuk mereka: TUHAN
akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa (ay. 64).
Ancaman ini digenapi secara luar biasa dalam keadaan
mereka yang terserak sekarang, sebab orang Yahudi dapat
dijumpai di hampir semua negara yang dimiliki oleh orang
Kristen ataupun orang Muslim. Dan jumlah mereka begitu
banyak hingga dikatakan bahwa, jika mereka dapat ber-
satu dalam satu kepentingan bersama, mereka akan men-
jadi satu kumpulan yang sangat tangguh, dan mampu
menghadapi negara-negara dan pemimpin-pemimpin yang
paling kuat sekalipun. namun mereka tinggal di bawah
kuasa kutuk ini, dan begitu terserak sehingga mereka tidak
dapat bersatu. Di sini dinubuatkan bahwa dalam keter-
serakan ini,
[1] Mereka tidak akan memiliki agama, atau tidak mem-
punyai agama untuk kegunaan apa pun. Mereka tidak
akan memiliki bait suci, atau mezbah, atau imamat,
sebab mereka akan beribadah kepada Tuhan lain. Seba-
gian penafsir berpendapat bahwa ancaman ini telah
digenapi dengan dipaksanya orang Yahudi di negara-
negara lain untuk menyembah patung-patung yang ada
di situ, yang membuat mereka sangat kesal.
[2] Mereka tidak akan mendapat tempat perhentian, tempat
perhentian untuk tubuh mereka: Tidak akan ada tempat
berjejak bagi telapak kakimu (ay. 65), sebaliknya, kakimu
akan terus berpindah-pindah, entah dalam pengharapan
untuk memperoleh keuntungan atau dalam ketakutan
akan penganiayaan. Bagi semua orang Yahudi yang me-
ngembara, tidak ada ketenangan pikiran (yang jauh lebih
buruk), yang ada hanyalah hati yang gelisah (ay. 65).
Mereka akan kuatir akan hidup mereka (ay. 66). Mereka
akan lelah dengan terang maupun gelap, yang kedua-
duanya akan disambut baik oleh pikiran yang tenang,
pada gilirannya masing-masing. namun bagi mereka baik
siang maupun malam akan menjadi kengerian (ay. 67).
Seperti itulah keadaan Ayub dulu (Ayb. 7:4), namun bagi
mereka keadaan ini akan berlangsung terus menerus
dan selamanya. Kebutaan dan kegelapan yang dikata-
kan rasul Paulus telah terjadi pada bangsa Israel, dan
kesalahan yang membuat punggung mereka terus-mene-
rus membungkuk (Rm. 11:8-10), pasti menimbulkan
kegelisahan dan kekejutan yang terus menerus. Orang-
orang yang ketakutan siang dan malam, dan selalu
merasa gelisah, akan menjadi siksaan bagi diri mereka
sendiri, dan bagi semua orang di sekitar mereka. Biar-
lah orang-orang baik berjuang melawannya, dan tidak
membiarkan masuk ketakutan yang menyiksa itu. Dan
janganlah orang fasik merasa aman dalam kefasikan-
nya, sebab hati mereka tidak akan bisa bertahan, tidak
pula tangan mereka akan kuat, saat kengerian-kengeri-
an Tuhan mengatur barisan untuk melawan mereka.
Orang-orang yang berkata pada waktu pagi, ah, kalau
malam sekarang, dan pada waktu malam, ah, kalau pagi
sekarang, menunjukkan, pertama, kegelisahan dan ke-
risauan yang terus-menerus, dengan mencaci maki
waktu sebab berjalan begitu lambat dan mengeluh be-
tapa setiap menit terasa lama. Hendaklah waktu ber-
harga bagi kita saat kita sedang mujur, maka waktu
tidak akan begitu membosankan bagi kita saat kita se-
Kitab Ulangan 28:45-68
dang menderita, seperti yang akan terasa demikian jika
kita tidak tahu menghargai waktu. Kedua, ketakutan
dan kengerian yang terus-menerus, ketakutan pada
pagi hari akan panah yang terbang di waktu siang, dan
sebab itu mereka berharap agar hari itu cepat ber-
akhir. namun apa yang terjadi kepada mereka sesudah
hari berakhir? Saat malam tiba, hati yang gemetar itu
tidak kalah cemasnya akan kedahsyatan malam (Mzm.
91:5-6). Berbahagialah orang-orang yang pikirannya,
sebab bersandar kepada Tuhan , tenang dan tidak takut
akan kedahsyatan malapetaka. Amatilah di sini, kenge-
rian timbul bukan hanya dari penglihatan mata, melain-
kan juga dari ketakutan di dalam hati, bukan hanya
dari bahaya-bahaya yang nyata, melainkan juga dari
bahaya-bahaya khayalan. Penyebab-penyebab ketakut-
an, Sesudah dicari tahu, sering kali terbukti sebagai cip-
taan-ciptaan khayalan semata-mata.
2. Pada bagian penutup pasal ini, Tuhan mengancam akan mening-
galkan mereka dalam keadaan seperti saat Dia mendapati me-
reka semula, di rumah perbudakan (ay. 68): TUHAN akan mem-
bawa engkau kembali ke Mesir, yaitu kembali ke keadaan yang
begitu menyedihkan seperti yang mereka alami saat mereka
menjadi budak orang Mesir, dan diperintah oleh orang Mesir
dengan kejam. Tuhan telah membawa mereka keluar dari Mesir,
dan berfirman, mereka tidak akan melihatnya lagi (17:16).
namun sekarang mereka akan direndahkan ke dalam keadaan
perbudakan yang sama seperti yang pernah mereka alami di
sana. Dijual kepada orang-orang asing saja sudah buruk, te-
tapi jauh lebih buruk dijual kepada musuh-musuh mereka.
Bahkan para budak dihargai sebagai budak, namun seorang Ya-
hudi akan mendapat nama yang begitu buruk yang menggam-
barkan segala sesuatu yang hina, sehingga saat ia ditunjuk-
kan untuk dijual, tidak ada orang yang mau membelinya. Hal
ini akan membuat tuan yang menjualnya semakin kejam kepa-
danya. Tiga puluh orang Yahudi (kata orang) dijual seharga
satu keping uang receh, seperti mereka menjual Juruselamat
kita seharga tiga puluh keping uang.
3. Secara keseluruhan,
(1) Penggenapan nubuat-nubuat ini atas bangsa Yahudi me-
nunjukkan bahwa Musa berbicara melalui Roh Tuhan , yang
pasti sudah dapat melihat kehancuran para pendosa sebe-
lum itu terjadi. Dan Musa memberi mereka peringatan
akan hal itu, supaya mereka dapat mencegahnya melalui
pertobatan yang sungguh-sungguh dan pada waktunya,
sebab jika tidak, mereka tidak akan dapat berdalih.
(2) Marilah kita belajar dari sini untuk merasa gentar dan
tidak berbuat dosa. Saya pernah mendengar tentang se-
orang yang fasik, yang, Sesudah membaca ancaman-ancam-
an dalam pasal ini, menjadi begitu geram sehingga ia mero-
bek lembaran ini dari Alkitab, seperti Yoyakim membakar
gulungan kitab milik Yeremia. namun apa gunanya merusak
sebuah salinan, sementara yang asli tetap tertulis dalam
keputusan hikmat ilahi, yang olehnya telah ditetapkan tan-
pa dapat diubah bahwa upah dosa ialah maut, entah orang
mau mendengarkan atau mengelak.
PASAL 29
ata-kata pertama dari pasal ini yaitu isi dari pasal itu sendiri,
“Inilah perkataan kovenan” (ay. 1), yaitu perkataan yang berikut
ini. Di sini ada,
I. Uraian singkat tentang tindakan-tindakan Tuhan terhadap
mereka, untuk membawa mereka masuk ke dalam kovenan
ini (ay. 2-8).
II. Perintah yang sungguh-sungguh kepada mereka untuk me-
megang kovenan itu (ay. 9).
III. Intisari dari kovenan itu sendiri (ay. 12-13).
IV. Perincian tentang orang-orang yang dibawa masuk ke dalam
kovenan ini (ay. 10-11, 14-15).
V. Penjelasan singkat tentang rancangan agung dari kovenan
ini, yaitu melawan penyembahan berhala (ay. 16-17).
VI. Pernyataan yang sangat sungguh-sungguh dan mengerikan
tentang murka Tuhan melawan orang-orang yang yakin betul
bahwa mereka akan selamat di jalan yang berdosa (ay. 18-
28).
VII. Penutup dari persepakatan ini, dengan pembedaan antara
hal-hal yang tersembunyi dan hal-hal yang disingkapkan (ay.
29).
Segala Belas Kasih Perlu Dikenang
(29:1-9)
1 Inilah perkataan perjanjian yang diikat Musa dengan orang Israel di tanah
Moab sesuai dengan perintah TUHAN, selain perjanjian yang telah diikat-Nya
dengan mereka di gunung Horeb. 2 Musa memanggil seluruh orang Israel ber-
kumpul, lalu berkata kepada mereka: “Sudah kamu lihat segala yang dilaku-
kan TUHAN di tanah Mesir di depan matamu terhadap Firaun dan terhadap
semua pegawainya dan terhadap seluruh negerinya: 3 cobaan-cobaan yang
besar yang telah dilihat oleh matamu sendiri, tanda-tanda dan mujizat-muji-
zat yang besar itu. 4 namun sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu
akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk men-
dengar. 5 Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui
padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu
tidak menjadi rusak di kakimu. 6 Roti tidak kamu makan, anggur atau mi-
numan yang memabukkan tidak kamu minum – supaya kamu tahu bahwa
Akulah TUHAN, Tuhan mu. 7 saat kamu sudah sampai ke tempat ini, maka
keluarlah Sihon, raja Hesybon, dan Og, raja Basan, mendatangi kita untuk
berperang, dan kita memukul mereka kalah, 8 merebut negeri mereka dan
memberi nya kepada orang Ruben, kepada orang Gad, dan kepada suku
Manasye yang setengah itu menjadi milik pusaka mereka. 9 Sebab itu laku-
kanlah perkataan perjanjian ini dengan setia, supaya kamu beruntung dalam
segala yang kamu lakukan.
Sebelumnya Musa sudah mengulangi dengan panjang lebar perintah-
perintah yang harus dipatuhi oleh umat sebagai bagian kovenan
mereka, dan janji-janji serta ancaman-ancaman yang akan dilak-
sanakan Tuhan , sesuai dengan perilaku mereka sebagai bagian dari
kovenan itu, dan di sini keseluruhannya dirangkum dalam persepa-
katan bersama. Kovenan yang sudah dibuat sebelumnya diperbaha-
rui di sini, dan Musa, dulu dan sekarang, masih tetap menjadi pe-
ngantaranya (ay. 1): TUHAN memerintahkan Musa untuk mengikat
perjanjian itu. Musa sendiri, meskipun seorang raja di Yesyurun,
tidak dapat membuat kovenan itu sendiri selain mengikuti petunjuk-
petunjuk yang diberikan Tuhan kepadanya. Hamba-hamba Tuhan
tidak berkuasa untuk menetapkan syarat-syarat kovenan. Mereka
hanya berkewajiban untuk melepaskan meterainya. Kovenan ini di-
katakan selain perjanjian yang diikat di gunung Horeb. Sebab, meski-
pun kovenannya sama, namun kovenan kali ini merupakan sebuah
maklumat dan pengesahan yang baru. Ada kemungkinan bahwa
sebagian orang Israel yang hidup pada waktu itu, meskipun belum
cukup umur untuk dilibatkan, namun sudah cukup umur untuk
memberi persetujuan mereka sendiri terhadap kovenan yang di-
buat di gunung Horeb. Sekalipun begitu, kovenan itu diperbaharui di
sini. Perhatikanlah, orang-orang yang dengan khidmat sudah meng-
ikat kovenan dengan Tuhan harus memanfaatkan segala kesempatan
untuk melakukannya lagi, seperti orang-orang yang sangat suka
dengan pilihan mereka sehingga tidak mau mengubahnya. namun
sebagian besar orang Israel pada waktu itu yaitu angkatan baru,
dan oleh sebab nya kovenan itu harus dibuat secara baru dengan
mereka, sebab pantas jika kovenan itu diperbaharui untuk anak-
anak kovenan.
Kitab Ulangan 29:1-9
I. Surat perjanjian biasa dimulai dengan uraian singkat. Begitu pula
dengan perjanjian ini, yang dimulai dengan pengulangan tentang
perkara-perkara besar yang sudah diperbuat Tuhan untuk mereka,
1. Sebagai dorongan bagi mereka untuk percaya bahwa Tuhan
benar-benar akan menjadi Tuhan bagi mereka. Sebab Ia tidak
akan berbuat begitu banyak untuk mereka seandainya Ia tidak
merancang sesuatu yang lebih. Dan apa yang sudah dilaku-
kan-Nya hingga saat ini hanyalah (seperti yang tampak dalam
penggambarannya) merupakan pembuka atau pengantar bagi
rencana-Nya ke depan. Bahkan, Ia telah menunjukkan diri-
Nya sebagai Tuhan dalam apa yang sudah dilakukan-Nya hing-
ga saat ini untuk mereka, yang dapat membesarkan harapan-
harapan mereka akan sesuatu yang besar, dan memenuhi
jangkauan serta cakupan yang luas dari janji yang penuh
makna itu, bahwa Tuhan akan menjadi Tuhan bagi mereka.
2. Sebagai ajakan bagi mereka untuk menjadi umat yang patuh
terhadap-Nya, dengan menimbang apa yang sudah dilakukan-
Nya untuk mereka.
II. Sebagai bukti dari apa yang diketengahkannya di sini, Musa me-
minta mereka untuk mempercayai mata mereka sendiri (ay. 2):
Sudah kamu lihat segala yang dilakukan TUHAN. Indra-indra
mereka sendiri yaitu bukti yang tak terbantahkan atas perkara
itu, bahwa Tuhan telah melakukan hal-hal yang besar untuk
mereka. Akal budi mereka sendiri yaitu hakim yang tak kurang
cakap atas apa yang disimpulkan Musa dari semuanya itu: Sebab
itu lakukanlah perkataan perjanjian ini dengan setia (ay. 9).
III. Hal-hal ini disampaikan Musa secara terinci, untuk menunjukkan
kuasa dan kebaikan Tuhan dengan tampil bagi mereka.
1. Pembebasan mereka dari Mesir (ay. 2-3). Melalui tanda-tanda
dan mujizat-mujizat yang menakjubkan, Firaun terkena tulah
dan dipaksa untuk membiarkan mereka pergi. Dan Israel diuji
(sebab berbagai tanda dan mujizat itu disebut sebagai cobaan-
cobaan), apakah mereka mau mempercayai Tuhan untuk melin-
dungi mereka dari tulah-tulah itu, dan menyelamatkan mere-
ka dengan semua tulah itu.
2. Perilaku mereka saat melewati padang gurun selama empat
puluh tahun (ay. 5-6). Di sana mereka dipimpin, diberi pakai-
an, dan diberi makan, melalui mujizat-mujizat. Meskipun jalan-
jalan di padang gurun itu bukan hanya tidak diketahui, namun
juga belum pernah diinjak orang, namun Tuhan memelihara me-
reka sehingga mereka tidak tersesat di sana. Dan seperti yang
dicermati Uskup Patrick, pada saat Paskah, saat mereka siap
menempuh perjalanan kasut-kasut yang oleh ketetapan Tuhan
mereka kenakan di Mesir, tidak pernah menjadi usang, namun
bisa mereka pakai sampai ke Kanaan (Kel. 12:11). Meskipun
mereka tidak hidup dengan makanan yang menyegarkan hati,
dan anggur yang menyukakan, melainkan dengan manna dan
air dari gunung batu, namun mereka menjadi orang-orang
yang kuat dan berani, orang-orang perkasa, dan mampu pergi
berperang. Melalui mujizat-mujizat ini, mereka menjadi tahu
bahwa Tuhan yaitu Tuhan , dan melalui belas kasih ini,
mereka menjadi tahu bahwa Dia yaitu Tuhan mereka.
3. Kemenangan yang mereka peroleh belum lama ini atas raja
Sihon dan Og, dan atas negeri yang baik yang telah mereka
duduki itu (ay. 7-8). Baik belas kasih yang dulu maupun belas
kasih yang baru haruslah kita manfaatkan sebagai dorongan
untuk berlaku taat.
IV. Dengan menyampaikan kenangan singkat ini,
1. Musa meratapi kebodohan mereka: namun sampai sekarang ini
TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti (ay. 4).
Bukan Tuhan yang harus dipersalahkan atas kebodohan, ke-
dunguan, dan ketidakpercayaan mereka, seolah-olah saat me-
reka hendak berdiri untuk menerima anugerah-Nya dan me-
mohon, Ia menolak memberi nya. Tidak, namun kesalahan
itu terpancang kuat pada diri mereka sendiri. “Tuhan, yang
yaitu Bapa segala roh, Tuhan yang mengikat kovenan dengan-
mu, dan yang selalu begitu kaya akan belas kasih kepadamu,
tidak diragukan lagi akan memahkotai semua pemberian-Nya
yang lain. Ia pasti akan memberimu hati untuk mengerti dan
mata untuk melihat, seandainya kamu, dengan hatimu yang
selalu tidak mau patuh dan melawan, mengacaukan segala
niat baik-Nya dan menerima anugerah-Nya dengan sia-sia.”
Perhatikanlah,
Kitab Ulangan 29:10-29
(1) Telinga yang mendengar, mata yang melihat, dan hati yang
mengerti, yaitu pemberian Tuhan . Semua orang yang me-
milikinya, mendapatkannya dari Dia.
(2) Tuhan tidak hanya memberi makanan dan pakaian, me-
lainkan juga kekayaan dan harta milik yang banyak, kepada
banyak orang yang tidak diberi-Nya anugerah. Banyak orang
menikmati pemberian-pemberian, namun tidak memiliki
hati untuk mengenali sang Pemberi, atau maksud dan pe-
makaian yang benar dari pemberian-pemberian-Nya itu.
(3) Kesiapan Tuhan untuk berbuat baik kepada kita dalam hal-
hal lain yaitu bukti nyata bahwa jika kita tidak mendapat
anugerah, pemberian terbaik dari semua pemberian itu,
maka itu salah kita sendiri dan bukan kesalahan-Nya. Ia
ingin mengumpulkan kita, namun kita tidak mau.
2. Musa memerintahkan mereka untuk taat: Sebab itu lakukan-
lah dengan setia (ay. 9). Perhatikanlah, kita terikat dalam ke-
wajiban memberi syukur dan kepentingan, serta dalam keha-
rusan dan kesetiaan, untuk melakukan perkataan perjanjian
dengan setia.
Perjanjian Diperbaharui
(29:10-29)
10 Kamu sekalian pada hari ini berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan mu: para
kepala sukumu, para tua-tuamu dan para pengatur pasukanmu, semua laki-
laki Israel, 11 anak-anakmu, perempuan-perempuanmu dan orang-orang
asing dalam perkemahanmu, bahkan tukang-tukang belah kayu dan tukang-
tukang timba air di antaramu, 12 untuk masuk ke dalam perjanjian TUHAN,
Tuhan mu, yaitu sumpah janji-Nya, yang diikat TUHAN, Tuhan mu, dengan eng-
kau pada hari ini, 13 supaya Ia mengangkat engkau sebagai umat-Nya pada
hari ini dan supaya Ia menjadi Tuhan mu, seperti yang difirmankan-Nya kepa-
damu dan seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek mo-
yangmu, yaitu kepada Abraham, Ishak dan Yakub. 14 Bukan hanya dengan
kamu saja aku mengikat perjanjian dan sumpah janji ini, 15 namun dengan
setiap orang yang ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan kita, yang
berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan kita, dan juga dengan setiap orang yang
tidak ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan kita. 16 Sebab kamu ini
tahu, bagaimana kita diam di tanah Mesir dan bagaimana kita berjalan dari
tengah-tengah segala bangsa yang negerinya kamu lalui, 17 dan kamu sudah
melihat dewa kejijikan dan berhala mereka, yaitu kayu dan batu, emas dan
perak itu, yang ada terdapat pada mereka. 18 Sebab itu janganlah di antara-
mu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku yang hatinya
pada hari ini berpaling meninggalkan TUHAN, Tuhan kita, untuk pergi ber-
bakti kepada Tuhan bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar yang
menghasilkan racun atau ipuh. 19 namun jika seseorang pada waktu men-
dengar perkataan sumpah serapah ini menyangka dirinya tetap diberkati, de-
ngan berkata: Aku akan selamat, walaupun aku berlaku degil – dengan demi-
kian dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan
– 20 maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu, namun murka dan
cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah
serapah yang tertulis dalam kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN
akan menghapuskan namanya dari kolong langit. 21 TUHAN akan memisah-
kan orang itu dari segala suku Israel supaya dia mendapat celaka, sesuai de-
ngan segala sumpah serapah perjanjian yang tertulis dalam kitab hukum
Taurat ini. 22 Maka keturunan yang akan datang, yaitu anak-anakmu yang
bangkit sesudah kamu, dan orang asing yang datang dari negeri jauh akan
berkata – jika mereka melihat hajaran dan penyakit yang dijatuhkan
TUHAN ke negeri itu, 23 seluruh tanahnya yang telah hangus oleh belerang
dan garam, yang tidak ditaburi, tidak menumbuhkan apa-apa dan tidak ada
tumbuh-tumbuhan apa pun yang timbul dari padanya, seperti pada waktu
ditunggangbalikkan-Nya Sodom, Gomora, Adma dan Zeboim, yaitu yang
ditunggangbalikkan TUHAN dalam murka dan kepanasan amarah-Nya –
24 bahkan segala bangsa akan berkata: Apakah sebabnya TUHAN berbuat de-
mikian kepada negeri ini? Apakah artinya murka yang hebat bernyala-nyala
ini? 25 Maka orang akan menjawab: Sebab mereka itu telah melalaikan
perjanjian TUHAN, Tuhan nenek moyang mereka, yaitu perjanjian yang diikat-
Nya dengan mereka saat mereka dibawa-Nya keluar dari tanah Mesir,
26 dan sebab mereka itu sudah pergi berbakti kepada Tuhan lain dan sujud
menyembah kepadanya, yaitu Tuhan yang tidak dikenal mereka dan yang
tidak diberikan TUHAN kepada mereka sebagai bagiannya. 27 Itulah sebabnya
murka TUHAN bangkit terhadap negeri ini, sehingga didatangkan ke atasnya
segala kutuk yang tertulis dalam kitab ini: 28 TUHAN telah menyentakkan
mereka dari tanah mereka dalam murka dan kepanasan amarah dan gusar-
Nya yang hebat, lalu melemparkan mereka ke negeri lain, seperti yang terjadi
sekarang ini. 29 Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Tuhan kita, namun
hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai
selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat
ini.”
Dari panjangnya kalimat-kalimat di sini, dan dari berlimpah serta
tajamnya ungkapan-ungkapannya, tampak bahwa Musa, sebab su-
dah mendekati akhir dari perkataannya, merasa sangat bergairah
dan bersemangat, dan sangat ingin menanamkan apa yang sudah di-
katakannya ke dalam pikiran umat yang tidak berpikir ini. Untuk
mengikat mereka lebih erat lagi pada Tuhan dan kewajiban, ia di sini
menutup tawaran, seperti yang tampak dalam penggambarannya,
antara mereka dan Tuhan , sebuah kovenan kekal, yang tidak akan
dilupakan Tuhan dan tidak boleh mereka lupakan. Dan ia melakukan-
nya dengan ungkapan yang sangat khidmat untuk menggantikan
upacara lahiriah yang tidak dilaksanakan (Kel. 24:4, dst.). Ia tidak
menuntut persetujuan dari mulut mereka, namun memperhadapkan
perkaranya secara jelas di depan mereka, dan lalu menyerah-
kannya kepada Tuhan dan hati nurani mereka sendiri. Amatilah,
Kitab Ulangan 29:10-29
I. Pihak-pihak dalam kovenan ini.
1. Dengan Tuhan Tuhan merekalah mereka mengikat kovenan (ay.
12). Kepada Dialah mereka harus menyerahkan diri, dan ke-
pada Dialah mereka harus menggabungkan diri. “Itu yaitu
sumpah-Nya. Ia telah menyusun kovenan itu dan menetap-
kannya. Ia menuntut persetujuanmu terhadap kovenan itu. Ia
telah bersumpah kepadamu, dan kepada-Nya engkau harus
disumpah.” Ini menuntut kita untuk bersikap tulus dan sung-
guh-sungguh, rendah hati dan hormat, dalam segala persepa-
katan-kovenan kita dengan Tuhan . Mengingat bahwa Dia yang
mengikat kovenan dengan kita yaitu Tuhan yang Mahabesar,
yang mengenal kita dengan sempurna dan yang memiliki
kekuasaan sepenuhnya atas diri kita.
2. Semua orang Israel harus dibawa masuk ke dalam kovenan
dengan-Nya. Mereka semua dipanggil untuk hadir (ay. 2), dan
semuanya datang berkumpul seperti yang diperintahkan. Dan
mereka diberi tahu (ay. 10) apa maksud dari kedatangan me-
reka menghadap Tuhan sekarang dalam satu tubuh, yaitu me-
reka akan masuk ke dalam kovenan dengan-Nya.
(1) Bahkan para pembesar mereka, yaitu para kepala suku
mereka, para tua-tua dan pengatur pasukan mereka, tidak
boleh berpikiran bahwa akan merendahkan kehormatan
mereka, atau mengurangi kekuasaan mereka, jika mereka
memasang kuk kovenan ini pada leher mereka, dan meng-
helanya bersama mereka. Justru merekalah yang harus
masuk ke dalam kovenan itu terlebih dahulu, untuk mem-
beri contoh yang baik kepada para bawahan mereka.
(2) Bukan kaum laki-laki saja, melainkan juga istri dan anak-
anak mereka, harus masuk ke dalam kovenan ini. Meski-
pun istri dan anak-anak mereka tidak dihitung dan dihim-
pun, namun mereka harus menggabungkan diri kepada
Tuhan (ay. 11). Amatilah, bahkan anak-anak kecil dapat di-
bawa masuk ke dalam kovenan dengan Tuhan , dan harus
diterima bersama-sama dengan orangtua mereka. Anak-
anak kecil, yang begitu kecil hingga harus digendong, ha-
rus dibawa kepada Kristus, dan akan diberkati oleh-Nya,
sebab orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan
Tuhan .
(3) Bukan kaum laki-laki Israel saja, melainkan juga orang
asing yang ada dalam perkemahan mereka, dibawa masuk
ke dalam kovenan dengan Tuhan Israel ini, asalkan ia sudah
menganut agama mereka hingga meninggalkan semua
Tuhan palsu. Sebab dia juga, meskipun orang asing, dalam
hal ini harus dipandang sebagai anak Abraham (Luk. 19:9).
Ini yaitu petunjuk awal dari perkenanan terhadap orang-
orang bukan Yahudi, dan kebaikan yang disediakan Tuhan
untuk mereka.
(4) Bukan orang-orang merdeka saja, melainkan juga tukang-
tukang belah kayu dan tukang-tukang timba air, pekerja
kasar yang paling hina yang ada di antara mereka. Perhati-
kanlah, sama seperti tak ada orang yang terlalu besar
untuk menempatkan diri mereka di bawah ikatan-ikatan
kovenan, demikian pula tak ada orang yang terlalu hina
untuk mewarisi berkat-berkat dari kovenan itu. Di dalam
Kristus tidak dibuat perbedaan antara budak dan orang
merdeka (Kol. 3:11). Adakah engkau hamba waktu engkau
dipanggil? Itu tidak apa-apa (1Kor. 7:21).
(5) Bukan hanya orang-orang yang sekarang hadir menghadap
Tuhan dalam perkumpulan yang khidmat ini yang dibawa ke
dalam kovenan, melainkan juga orang-orang yang tidak ada
di sana bersama-sama dengan mereka (ay. 15): Sama seper-
ti dengan setiap orang yang ada di sini pada hari ini ber-
sama-sama dengan kita, demikian pula dengan setiap orang
yang tidak ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan
kita. Begitulah ayat itu harus diartikan menurut Uskup
Patrick. Yaitu,
[1] Orang-orang yang tinggal di rumah termasuk di dalam-
nya. Meskipun mereka tidak bisa datang sebab sakit
atau urusan penting, mereka sebab itu tidak boleh
menganggap diri tidak diikutsertakan. Tidak, setiap orang
Israel ikut berbagi dalam berkat-berkat bersama. Orang-
orang yang tinggal di rumah turut berbagi jarahan, dan
sebab itu setiap orang Israel harus mengakui bahwa ia
terikat oleh persetujuan dari perwakilan mereka. Orang-
orang yang tidak bisa pergi ke rumah Tuhan harus
menjaga persekutuan rohani dengan orang-orang yang
Kitab Ulangan 29:10-29
pergi, dan hadir secara rohani saat mereka tidak hadir
secara jasmani.
[2] Angkatan-angkatan yang akan datang termasuk di da-
lamnya. Bahkan, salah satu terjemahan bahasa Aram
membacanya, semua angkatan yang sudah ada sejak
hari-hari pertama dunia, dan semua yang akan muncul
sampai akhir seluruh dunia, berdiri bersama kita di sini
pada hari ini. Dan dengan demikian, dengan meman-
dang kovenan ini sebagai masa dispensasi yang melam-
bangkan kovenan anugerah, kita melihat suatu ke-
saksian yang mulia akan sang Pengantara dari kovenan
itu, yang tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan
sampai selama-lamanya.
II. Rangkuman dari kovenan ini. Semua perintah dan semua janji
dari kovenan itu termuat dalam hubungan-kovenan antara Tuhan
dan mereka (ay. 13). Bahwa mereka akan ditetapkan, diangkat,
sebagai umat-Nya, untuk mematuhi dan menaati-Nya, untuk
mengabdi kepada-Nya dan bergantung pada-Nya. Dan bahwa Ia
akan menjadi Tuhan bagi mereka, sesuai dengan maksud dari
kovenan yang dibuat dengan bapak leluhur mereka, untuk mem-
buat mereka kudus, luhur, dan bahagia. Bapak leluhur mereka
disebutkan di sini, Abraham, Ishak, dan Yakub, sebagai teladan-
teladan kesalehan, yang harus berusaha ditiru oleh orang-orang
yang mengharapkan keuntungan apa saja dari kovenan yang
dibuat dengan mereka itu. Perhatikanlah, perenungan yang se-
mestinya tentang hubungan yang kita miliki dengan Tuhan sebagai
Tuhan kita, dan tentang kewajiban yang mengikat kita sebagai
umat bagi-Nya, cukup untuk menghantar kita pada semua tugas
dan semua penghiburan dari kovenan itu.
III. Maksud utama dari pembaharuan terhadap kovenan ini pada saat
ini yaitu untuk membentengi mereka terhadap godaan-godaan
penyembahan berhala. Meskipun dosa-dosa lain akan menjadi ke-
hancuran si pendosa, namun ini yaitu dosa yang kemungkinan
akan menjadi kehancuran mereka. Nah, mengenai hal ini Musa
menunjukkan,
1. Bahaya yang mengintai mereka untuk tergoda pada penyem-
bahan berhala (ay. 16-17): “Kamu ini tahu bahwa kita diam di
tanah Mesir, sebuah negeri yang kecanduan penyembahan
berhala. Sungguh baik seandainya di antara kamu tidak ada
sisa-sisa dari penularan penyembahan berhala itu. Kita telah
melalui bangsa-bangsa lain, bangsa Edom, bangsa Moab, dan
lain-lain, dan sudah melihat dewa kejijikan dan berhala mere-
ka. Dan sebagian dari antara kamu, ada kemungkinan, sudah
sangat menyukainya, dan masih menginginkannya, dan lebih
suka menyembah dewa kayu yang bisa mereka lihat dibandingkan
Roh tak terhingga yang tidak pernah mereka lihat.” Diharap-
kan bahwa ada orang-orang di antara mereka yang, semakin
mereka melihat dewa kejijikan dan berhala ini, semakin mere-
ka membencinya. namun ada orang-orang yang terpana saat
memandangnya, melihat hal-hal yang terkutuk itu, dan meng-
inginkannya.
2. Bahaya yang mengintai mereka jika mereka menyerah pada
godaan itu. Musa memberi mereka peringatan yang baik: me-
reka sendiri yang harus menanggung akibatnya jika mereka
meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada berhala-berhala.
Jika mereka tidak mau diikat dan ditahan oleh perintah-perin-
tah kovenan, maka mereka akan mendapati bahwa kutukan-
kutukan dari kovenan itu akan cukup kuat untuk mengikat
dan menahan mereka.
(1) Penyembahan berhala akan menjadi kehancuran orang per
orang dan keluarga mereka (ay. 18-21). Amatilah bagai-
mana ini terjadi,
[1] Dengan si pendosa ini (ay. 18). Pertama, dia ada-
lah orang yang hatinya berpaling meninggalkan Tuhan -
nya. Di sanalah kejahatan itu dimulai, di dalam hati
yang jahat dan tidak percaya, yang mencondongkan
orang untuk murtad dari Tuhan yang hidup kepada ber-
hala-berhala yang mati. Orang bahkan tergoda pada
dosa ini saat mereka dibuat menyimpang oleh hawa
nafsu dan khayalan mereka sendiri. Orang-orang yang
mulai berpaling dari Tuhan , dengan mengabaikan kewa-
jiban mereka kepada-Nya, dengan mudah tertarik pada
Tuhan -Tuhan lain. Dan orang-orang yang beribadah ke-
pada Tuhan -Tuhan lain pasti berpaling dari Tuhan yang
benar. Sebab, Ia tidak membolehkan adanya saingan. Ia
Kitab Ulangan 29:10-29
ingin menjadi segala-galanya atau tidak sama sekali.
Kedua, si pendosa ini yaitu akar yang menghasil-
kan racun atau ipuh. Yaitu, ia yaitu orang yang berba-
haya. sebab ia sendiri diracuni oleh dasar-dasar ajaran
dan kecenderungan-kecenderungan yang buruk, dengan
penghinaan secara diam-diam terhadap Tuhan Israel dan
ketetapan-ketetapan-Nya, dan pemujaan terhadap Tuhan
bangsa-bangsa, maka ia berusaha, dengan segala cara,
untuk merusak dan meracuni orang lain dan menarik
mereka pada penyembahan berhala. Inilah orang yang
buahnya yaitu racun (demikian kata itu diterjemahkan
(Hos. 10:4, KJV) dan ipuh. Hal ini sangat menimbulkan
murka Tuhan , dan akan menjadi, bagi semua yang ter-
goda olehnya, kepahitan pada akhirnya. Hal ini dirujuk
oleh sang rasul dalam Ibrani 12:15, di mana dalam hal
yang sama ia memperingatkan kita untuk berjaga-jaga
terhadap orang-orang yang akan menggoda kita untuk
meninggalkan iman Kristen. Mereka yaitu rumput liar
atau lalang di ladang, yang, jika dibiarkan begitu saja,
akan menyebar memenuhi seluruh ladang. Ragi yang se-
dikit ini mengancam akan menyebar ke seluruh adonan.
[2] Rasa amannya di dalam dosa. Ia meyakinkan dirinya
sendiri bahwa ia kebal hukum, meskipun ia bersikeras
dalam kedurhakaannya (ay. 19). Walaupun ia mende-
ngar perkataan sumpah serapah, sehingga ia tidak da-
pat beralasan tidak mengetahui bahaya yang meng-
ancam, seperti para penyembah berhala lain, namun ia
menyangka dirinya tetap diberkati. Ia menganggap diri-
nya aman dari murka Tuhan Israel, di bawah perlindung-
an dewa-dewa berhalanya. sebab itu ia berkata, “Aku
akan selamat, meskipun dalam agamaku aku dipimpin,
bukan oleh ketetapan Tuhan , melainkan oleh khayalanku
sendiri. Aku menghilangkan rasa haus dengan berma-
buk-mabukkan, dan menambahkan satu perbuatan fasik
dengan perbuatan fasik lain.” Para penyembah berhala
itu seperti pemabuk, hati mereka terpatri keras pada
berhala-berhala mereka, dan mereka gigih menarik orang
lain ke dalamnya bersama mereka. Pesta-pora biasanya
menyertai penyembahan berhala mereka (1Ptr. 4:3), se-
hingga ini menjadi celaka bagi para pemabuk, terutama
pemabuk-pemabuk Efraim, yang saat siuman, sebab
merasa haus, akan mencari anggur lagi (Ams. 23:35).
Dan orang-orang yang membuat diri mereka mabuk un-
tuk menghormati berhala-berhala mereka yaitu yang
terburuk dari para pemabuk. Perhatikanlah, pertama,
ada banyak orang yang berada di bawah kutukan Tuhan ,
namun menyangka dirinya diberkati. namun akan segera
didapati bahwa dengan menyangka diri mereka diber-
kati, mereka hanya menipu diri mereka sendiri. Kedua,
orang-orang yang sudah membuat diri mereka sendiri
percaya bahwa mereka akan selamat meskipun terus ber-
jalan di jalan dosa, mereka itu telah matang bagi kehan-
curan, dan sedikit saja harapan bagi mereka untuk ber-
tobat. Ketiga, kemabukan yaitu dosa yang mengeraskan
hati, dan membuat bejat hati nurani, sama seperti dosa-
dosa lain. Kemabukan yaitu dosa yang secara menghe-
rankan membuat orang tetap tergoda, meskipun mereka
baru saja merasakan masalah yang ditimbulkannya. Dan
herannya, mereka juga senang menarik orang lain ke
dalam dosa itu (Hab. 2:15). Begitu jugalah penyembahan
berhala, dosa yang menjerat seperti itu.
[3] Tindakan Tuhan yang keras dan adil terhadap si pendosa
sebab dosa berhala itu, dan sebab penghinaan dur-
haka yang diperbuatnya terhadap Tuhan dengan berkata
bahwa ia akan selamat meskipun ia terus berdosa, dan
dengan demikian mendustakan kebenaran kekal (Kej.
3:4). Hampir tidak ada ancaman dalam seluruh kitab
Tuhan yang terdengar lebih mengerikan dibandingkan ancam-
an ini. Oh, semoga saja orang-orang berdosa yang lan-
cang mau membacanya dan gemetar! Sebab kitab Tuhan
bukanlah hantu jadi-jadian untuk menakut-nakuti anak-
anak dan orang-orang bodoh, melainkan pernyataan
yang sungguh-sungguh tentang murka Tuhan melawan
kekafiran dan kejahatan manusia (ay. 20-21). Pertama,
TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu. Hari-hari
penangguhan-Nya, yang disalahgunakan orang itu, akan
dipersingkat, dan tidak akan ada belas kasih yang di-
ingat di tengah-tengah penghakiman. Kedua, murka dan
Kitab Ulangan 29:10-29
cemburu TUHAN, yang merupakan murka yang paling
ganas, akan menyala atasnya, seperti asap dapur per-
apian. Ketiga, sumpah serapah yang tertulis akan meng-
hinggapi dia, tidak hanya menimpanya untuk menakut-
nakuti dia, namun juga tinggal di atasnya, untuk me-
nenggelamkannya ke neraka yang paling dalam (Yoh.
3:36). Keempat, namanya akan dihapuskan, yaitu, ia sen-
diri akan dibinasakan, dan kenangan tentang dia akan
membusuk dan lenyap bersamanya. Kelima, ia akan dipi-
sahkan supaya mendapat celaka, yang merupakan peng-
ertian paling tepat dari sebuah kutukan. Ia akan terputus
dari semua kebahagiaan dan semua harapan untuk baha-
gia, dan ditandai untuk sengsara tanpa obat penawar.
Dan yang terakhir, semua ini sesuai dengan sumpah
serapah perjanjian, yang merupakan kutukan yang paling
menakutkan, sebab merupakan pembalasan yang adil
atas anugerah yang disalahgunakan.
(2) Penyembahan berhala akan menjadi kehancuran bangsa
mereka. Penyembahan berhala akan mendatangkan mala-
petaka-malapetaka ke atas negeri yang tidak menghiraukan
akar kepahitan ini, dan terjangkiti olehnya. Sejauh dosa itu
menyebar, sejauh itu pula penghakiman itu akan menye-
bar.
[1] Kehancuran itu digambarkan. Kehancuran itu dimulai
dengan tulah-tulah dan sakit penyakit (ay. 22), untuk
menguji apakah mereka akan dibuat berbalik melalui
penghakiman-penghakiman yang kecil. Akan namun , jika
mereka tidak mau, itu akan berakhir dengan penung-
gangbalikkan sehabis-habisnya, seperti penunggang-
balikkan Sodom (ay. 23). Sama seperti lembah itu, yang
sudah seperti taman Tuhan yang subur, diubah men-
jadi danau garam dan belerang, demikian pula tanah
Kanaan akan dibuat menjadi sunyi sepi dan tandus,
seperti yang terjadi sejak penghancurannya yang ter-
akhir oleh bangsa Romawi. Danau Sodom berbatasan
dekat dengan tanah Israel, supaya melaluinya mereka
dapat diingatkan akan kejahatan Sodom. Akan namun ,
sebab tidak belajar dari peringatan itu, mereka dibuat
seperti Sodom dalam kehancuran, sama seperti mereka
sudah menyerupai Sodom dalam dosa.
[2] Alasan untuk itu ditanyakan, dan ditetapkan. Pertama,
alasan itu akan ditanyakan oleh keturunan yang akan
datang (ay. 22), yang akan mendapati bahwa keadaan
bangsa mereka, dalam segala hal, yaitu kebalikan dari
keadaan yang dulu. Dan, saat mereka membaca se-
jarah maupun janji itu, mereka akan terperanjat me-
lihat perubahan itu. Orang asing juga, dan bangsa-
bangsa di sekitar mereka, serta orang perorangan, akan
bertanya, apakah sebabnya TUHAN berbuat demikian
kepada negeri ini? (ay. 24). Demikian pula kehancuran-
kehancuran besar digambarkan di tempat lain sebagai
sesuatu yang membuat tercengang orang-orang yang
melihatnya (1Raj. 9:8-9; Yer. 22:8-9). Sudah waktunya
bagi negeri-negeri sekitar untuk gemetar saat peng-
hakiman dimulai seperti itu pada rumah Tuhan (1Ptr.
4:17). Penekanan dari pertanyaan itu haruslah ditem-
patkan pada negeri ini, negeri Kanaan, negeri yang baik
ini, tanah yang permai di antara semua negeri, negeri
yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Sangat di-
sayangkan bahwa negeri yang baik seperti ini sampai
menjadi sunyi sepi, namun ini belum yang terburuk.
Negeri itu juga yaitu tanah suci, tanah Israel, bangsa
yang mengikat kovenan dengan Tuhan . Negeri itu yaitu
negeri Imanuel, negeri di mana Tuhan dikenal dan disem-
bah, namun demikian negeri itu menjadi tandus seperti
itu. Perhatikanlah,
1. Bukan hal baru bagi Tuhan untuk mendatangkan peng-
hakiman-penghakiman yang menghancurkan ke atas
suatu bangsa yang mengaku dekat dengan-Nya (Am.
3:2).
2. Ia tidak pernah melakukan ini tanpa alasan yang
baik.
3. Sudah menjadi kepentingan kita untuk menanyakan
alasannya, supaya kita dapat memuliakan Tuhan dan
belajar dari peringatan. Kedua, alasannya ditetapkan
di sini, sebagai jawaban atas pertanyaan itu. Per-
karanya akan begitu jelas hingga semua orang akan
Kitab Ulangan 29:10-29
berkata, itu sebab mereka telah melalaikan perjanji-
an TUHAN, Tuhan nenek moyang mereka (ay. 25). Per-
hatikanlah, Tuhan tidak pernah meninggalkan siapa
pun sebelum mereka terlebih dulu meninggalkan
Dia. namun orang-orang yang meninggalkan Tuhan
nenek moyang mereka sudah sewajarnya dicoret dari
warisan nenek moyang mereka. Mereka pergi dan
berbakti kepada Tuhan lain (ay. 26), Tuhan -Tuhan yang
tidak mereka kenal, yang tidak harus mereka sem-
bah dalam kewajiban ataupun rasa syukur. Sebab
Tuhan tidak memberi makhluk-makhluk ciptaan
untuk kita layani, namun untuk melayani kita. Dan
juga mereka tidak melakukan kebaikan kepada kita,
seperti sebagian orang membacanya, lebih dibandingkan
apa yang Tuhan mampukan mereka lakukan. Oleh
sebab itu, kita berutang kepada sang Pencipta, dan
bukan kepada makhluk ciptaan. sebab inilah Tuhan
murka terhadap bangsa Israel itu (ay. 27), dan me-
nyentakkan mereka dalam murka (ay. 28). Jadi, be-
tapa pun mengerikannya kehancuran itu, Tuhan
bertindak benar di dalamnya, yang diakui dalam
Daniel 9:11-14. Menurut Tuan Ainsworth, “Dengan
demikian hukum Musa meninggalkan orang-orang
berdosa di bawah kutukan, dan membuat mereka
dicabut dari tanah Tuhan. namun anugerah Kristus
kepada orang-orang berdosa yang bertobat dan per-
caya menanam mereka kembali di tanah mereka,
dan mereka tidak akan dicabut lagi, sebab dipeliha-
ra oleh kuasa Tuhan ” (Am. 9:15).
[3] Musa menutup nubuatannya tentang penolakan orang-
orang Yahudi tepat seperti Rasul Paulus menutup per-
kataannya tentang pokok bahasan yang sama, saat
nubuatan itu mulai digenapi (Rm. 11:33), sungguh tak
terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak
terselami jalan-jalan-Nya! Demikian pula di sini (ay. 29),
hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Tuhan kita.
Sebagian orang membuatnya menjadi satu kalimat, hal-
hal yang tersembunyi dari Tuhan Tuhan kita disingkap-
kan kepada kita dan anak-anak kita, sejauh kita ber-
kepentingan untuk mengetahuinya, dan Ia tidak berbuat
demikian kepada bangsa-bangsa lain. namun kita mem-
buatnya menjadi dua kalimat, yang dengannya, per-
tama, kita dilarang untuk mencari-cari tahu sebab
rasa penasaran rancangan-rancangan yang tersembunyi
dari Tuhan , dan berusaha menemukan jawabannya. Ja-
waban yang lengkap diberikan untuk pertanyaan itu,
apakah sebabnya TUHAN berbuat demikian kepada
negeri ini? Itu sudah cukup untuk membenarkan Tuhan
dan menegur kita. namun bisa jadi ada yang bertanya
lebih jauh mengapa Tuhan mau mengadakan mujizat-
mujizat secara besar-besaran seperti itu untuk mem-
bentuk sebuah umat, yang kemurtadan dan kehancur-
annya sudah Ia lihat dengan jelas. Mengapa Ia, dengan
anugerah-Nya yang mahakuasa, tidak mencegahnya.
Atau apa yang masih berniat untuk dilakukan-Nya de-
ngan mereka? Jika ada yang bertanya seperti itu, hen-
daklah mereka tahu bahwa ini yaitu pertanyaan-per-
tanyaan yang tidak bisa dijawab, dan sebab itu tidak
pantas untuk ditanyakan. Sungguh lancang bagi kita
untuk mengorek-ngorek Arcana imperii – rahasia-raha-
sia pemerintahan, dan untuk menanyakan alasan-alas-
an dari apa yang ada, yang tidak perlu kita ketahui.
Lihat Kisah Para Rasul 1:7; Yohanes 21:22; Kolose 2:18.
Kedua, kita diperintahkan dan didorong untuk mencari
tahu dengan tekun apa yang telah dinyatakan Tuhan :
hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-
anak kita. Perhatikanlah,
1. Walaupun Tuhan merahasiakan banyak rancangan-
Nya, namun ada cukup banyak yang dinyatakan un-
tuk memuaskan dan menyelamatkan kita. Ia tidak
pernah melalaikan apa yang berguna bagi kita, namun
hanya apa yang baik bagi kita untuk tidak kita keta-
hui.
2. Kita harus mengusahakan diri kita, dan juga anak-
anak kita, mengenal perkara-perkara tentang Tuhan
yang dinyatakan. Kita tidak hanya diperbolehkan un-
tuk menyelidikinya, namun juga berkepentingan untuk
melakukannya. Itu yaitu perkara-perkara yang sa-
Kitab Ulangan 29:10-29
ngat penting untuk diketahui oleh kita dan anggota
keluarga kita. Itu yaitu peraturan-peraturan yang
harus kita jadikan pedoman hidup, dan pemberian-
pemberian yang harus kita gunakan untuk menopang
hidup kita. Dan sebab itu, kita harus mempelajari-
nya sendiri dengan tekun, dan mengajarkannya de-
ngan tekun kepada anak-anak kita.
3. Semua pengetahuan yang kita peroleh dimaksudkan
untuk kita terapkan, sebab inilah tujuan dari semua
wahyu ilahi. Bukan untuk memberi kita pokok-pokok
bahasan yang menarik untuk dibahas dan diperbin-
cangkan, untuk menghibur diri kita sendiri dan te-
man-teman kita, melainkan supaya kita melakukan
segala perkataan hukum Taurat ini, dan diberkati
dalam perbuatan kita.
PASAL 30
rang akan berpikir bahwa ancaman-ancaman dalam penutup
pasal sebelumnya berarti akhir dari segalanya bagi bangsa
Israel, dan membuat keadaan mereka tanpa harapan untuk selama-
lamanya. namun dalam pasal ini, kita mendapati sebuah petunjuk
yang jelas tentang belas kasih yang disediakan Tuhan untuk mereka
pada waktu-waktu akan datang. Dengan begitu, belas kasih pada
akhirnya menang atas penghakiman, dan yang menentukan hasil
akhir. Di sini kita mendapati,
I. Janji-janji yang luar biasa besar dan berharga yang dibuat
untuk mereka, jika mereka bertobat dan kembali kepada
Tuhan (ay. 1-10).
II. Kebenaran iman diperhadapkan kepada mereka dalam ben-
tuk perintah yang jelas dan mudah untuk dijalankan (ay. 11-
14).
III. Pilihan untuk mengikuti perintah Tuhan itu diserahkan sepe-
nuhnya kepada bangsa Israel, disertai untung-ruginya yang
adil (ay. 15, dst.).
Janji-janji kepada Orang yang Bertobat
(30:1-10)
1 “Maka jika segala hal ini berlaku atasmu, yaitu berkat dan kutuk yang
telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hati-
mu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Tuhan mu, menghalau
engkau, 2 dan jika engkau berbalik kepada TUHAN, Tuhan mu, dan men-
dengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu
pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu, 3 maka TUHAN, Tuhan mu, akan memulihkan ke-
adaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau
kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Tuhan mu, telah menyerakkan
O
engkau. 4 Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung
langit, dari sana pun TUHAN, Tuhan mu, akan mengumpulkan engkau kembali
dan dari sana pun Ia akan mengambil engkau. 5 TUHAN, Tuhan mu, akan
membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu,
dan engkau pun akan memilikinya pula. Ia akan berbuat baik kepadamu dan
membuat engkau banyak melebihi nenek moyangmu. 6 Dan TUHAN, Tuhan -
mu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau menga-
sihi TUHAN, Tuhan mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
supaya engkau hidup. 7 TUHAN, Tuhan mu, akan menjatuhkan segala sumpah
serapah itu kepada musuhmu dan pembencimu, yang telah mengejar eng-
kau. 8 Engkau akan mendengarkan kembali suara TUHAN dan melakukan
segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. 9 TUHAN,
Tuhan mu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaan-
mu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bu-
mimu, sebab TUHAN, Tuhan mu, akan bergirang kembali sebab engkau dalam
keberuntunganmu, seperti Ia bergirang sebab nenek moyangmu dahulu –
10 jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu, dengan berpegang
pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan
jika engkau berbalik kepada TUHAN, Tuhan mu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu.”
Ayat-ayat ini bisa dianggap sebagai janji bersyarat atau sebagai nu-
buatan penuh.
I. Ayat-ayat itu terutama harus dianggap sebagai janji bersyarat,
dan dengan begitu menjadi milik semua orang dan semua bangsa,
dan bukan hanya Israel. Maksud dan tujuannya yaitu untuk
meyakinkan kita bahwa para pendosa besar, jika mereka menye-
sal dan bertobat, akan diampuni dosa-dosanya, dipulihkan dan
mendapat perkenanan Tuhan kembali. Inilah tujuan dari kovenan
anugerah. Kovenan anugerah memberi ruang bagi pertobatan
saat terjadi suatu pelanggaran, dan menjanjikan pengampunan
jika orang bertobat, yang tidak dijanjikan oleh kovenan yang
menekankan ketaatan pada hukum. Sekarang amatilah di sini,
1. Bagaimana pertobatan, yang merupakan syarat dari janji-janji
ini, digambarkan.
(1) Pertobatan dimulai dengan perenungan yang sungguh-sung-
guh (ay. 1). “Engkau harus mengingat-ingat apa yang su-
dah engkau lupakan atau abaikan.” Perhatikanlah, pere-
nungan yaitu langkah awal menuju pertobatan. Pertim-
bangkanlah dalam hati, hai orang-orang pemberontak (Yes.
46:8). Si anak hilang pertama-tama sadar diri, dan kemu-
dian datang kepada ayahnya. Apa yang harus mereka ingat
yaitu berkat dan kutuk. Jika saja orang-orang berdosa
Kitab Ulangan 30:1-10
mau merenungkan sungguh-sungguh kebahagiaan yang
terhilang dari mereka sebab dosa, dan kesengsaraan yang
mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri, maka mereka
pasti tidak akan menunda-nunda waktu untuk berbalik ke-
pada TUHAN, Tuhan mereka. Dengan bertobat, mereka dapat
terluput dari kesengsaraan itu dan memperoleh kembali
kebahagiaan itu. Si anak hilang mengingat berkat dan ku-
tuk saat ia merenungkan kemiskinan yang sedang dideri-
tanya dan kelimpahan makanan di rumah bapanya (Luk.
15:17).
(2) Pertobatan diwujudkan dalam perubahan hati yang tulus.
Dampak dari perenungan tidak bisa tidak pasti dukacita
dan rasa malu yang saleh (Yeh. 6:9; 7:16). namun apa yang
merupakan hidup dan jiwa dari pertobatan, dan yang tan-
panya ungkapan-ungkapan pertobatan yang sangat berapi-
api hanyalah gurauan belaka, yaitu berbalik kepada
TUHAN, Tuhan kita (ay. 2): Jika engkau berbalik (ay. 10) de-
ngan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Kita ha-
rus kembali setia kepada Tuhan sebagai Tuhan dan Pengu-
asa kita, kembali bergantung pada-Nya sebagai Bapa dan
Pemberi kita, kembali mengabdi kepada-Nya sebagai tujuan
tertinggi kita, dan kembali bersekutu dengan-Nya sebagai
Tuhan kita dalam kovenan. Kita harus kembali kepada Tuhan
dengan berpaling dari segala sesuatu yang menentang-Nya
atau menyaingi-Nya. Dan saat kita kembali kepada Tuhan ,
kita harus tulus, sepenuh hati dan jiwa, harus menyeluruh,
dengan segenap hati dan segenap jiwa.
(3) Pertobatan dibuktikan dengan ketaatan terus-menerus ke-
pada kehendak Tuhan yang kudus: Jika engkau mendengar-
kan suara-Nya (ay. 2), baik engkau maupun anak-anakmu.
Sebab tidak cukup bahwa kita sendiri melaksanakan kewa-
jiban kita, namun juga kita harus mendidik dan mengajak
anak-anak kita untuk melakukannya. Atau hal ini diselip-
kan di sini sebagai syarat dari diturunkannya berkat itu
kepada anak-anak mereka, yaitu asalkan anak-anak mere-
ka tetap melakukan kewajiban mereka kepada Tuhan juga.
[1] Ketaatan ini haruslah dilakukan dengan pandangan
yang tertuju kepada Tuhan : Engkau harus patuh kepada
suara-Nya (ay. 8), dan mendengarkannya (ay. 10).
[2] Ketaatan itu haruslah tulus, ceria, dan sepenuh hati: De-
ngan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu (ay. 2).
[3] Ketaatan itu haruslah timbul sebab kasih, dan kasih
itu haruslah dicurahkan dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu (ay. 6). Hati dan jiwalah yang
dilihat dan dituntut Tuhan . Ia harus memiliki hati dan
jiwa atau tidak memiliki apa-apa, dan Ia harus memi-
likinya sepenuhnya atau tidak sama sekali.
[4] Ketaatan itu haruslah menyeluruh: Sesuai dengan se-
gala yang kuperintahkan kepadamu (ay. 2), dan lagi (ay.
8), untuk melakukan segala perintah-Nya. Sebab orang
yang membiarkan dirinya melanggar satu perintah, mem-
buat dirinya bersalah atas semua perintah lain (Yak.
2:10). Hati yang lurus menghormati segala perintah Tuhan
(Mzm. 119:6, KJV).
2. Perkenanan apa yang dijanjikan atas pertobatan ini. Meskipun
mereka dibawa kepada Tuhan melalui permasalahan dan kesu-
sahan mereka, di negeri-negeri ke mana mereka dihalau (ay.
1), Tuhan akan menerima mereka dengan penuh rahmat ken-
dati demikian. Sebab untuk tugas inilah penderitaan-penderi-
taan dikirim, yaitu untuk membawa kita pada pertobatan.
Meskipun mereka terhalau ke ujung langit, namun dari sana
doa-doa mereka yang penuh pertobatan akan sampai ke
telinga Tuhan yang penuh rahmat, dan di sana perkenanan-Nya
akan mendapati mereka (ay. 4). Undique ad cælos tantundem
est viæ – Dari segala tempat, ada jalan yang sama menuju
sorga. Janji ini diserukan Nehemia dalam doanya untuk
orang-orang Israel yang terserak (Neh. 1:9). Dijanjikan di sini,
(1) Bahwa Tuhan akan menyayangi mereka, sebagai orang yang
pantas mendapat kasih sayang-Nya (ay. 3). Kepada orang-
orang berdosa yang terus berdosa, Tuhan murka (29:20),
namun kepada orang-orang yang bertobat dan meratapi diri
mereka sendiri, Ia berbelas kasihan (Yer. 31:18, 20). Orang-
orang yang bertobat dengan sungguh-sungguh merasa
sangat terhibur dengan belas kasihan dan rahmat dari
Tuhan , yang tidak pernah gagal, namun melimpah.
(2) Bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan mereka, dan me-
ngumpulkan mereka kembali dari segala bangsa, ke mana
Kitab Ulangan 30:1-10
941
mereka terserak (ay. 3), sejauh apa pun itu (ay. 4). Salah
satu Alkitab terjemahan bahasa Aram menerapkan ayat ini
pada Mesias, dengan menjelaskannya demikian: Firman
Tuhan akan mengumpulkan kamu melalui tangan Elia sang
imam besar, dan akan membawa kamu melalui tangan
Mesias sang raja. Sebab inilah kovenan Tuhan dengan sang
Mesias, bahwa Ia akan mengembalikan orang-orang Israel
yang masih terpelihara (Yes. 49:6). Dan inilah maksud dari
kematian-Nya, yaitu untuk mempersatukan anak-anak
Tuhan yang tercerai-berai (Yoh. 11:51-52). Kepada-Nya akan
berkumpul bangsa-bangsa.
(3) Bahwa Tuhan akan membawa mereka masuk ke negeri mere-
ka lagi (ay. 5). Perhatikanlah, orang-orang berdosa yang
bertobat tidak hanya dibebaskan dari kesengsaraan mere-
ka, namun juga dipulihkan sehingga mengalami kebahagia-
an sejati dalam perkenanan Tuhan . Negeri yang ke dalamnya
mereka dibawa masuk untuk mereka miliki, meskipun
tidak sama, dalam beberapa hal lebih baik dibandingkan negeri
yang dimiliki oleh Adam bapak pertama kita, yang darinya
ia diusir itu.
(4) Bahwa Tuhan akan berbuat baik kepada mereka (ay. 5) dan
bergirang sebab mereka dalam keberuntungan mereka (ay.
9). Sebab ada sukacita di sorga atas penyesalan dan per-
tobatan orang-orang berdosa. Ayah si anak yang hilang itu
bergirang sebab dia dalam keberuntungannya.
(5) Bahwa Tuhan akan membuat mereka banyak (ay. 5), dan
bahwa, saat mereka sudah bertambah banyak, setiap mu-
lut akan diberi makan: Ia akan melimpahi mereka dengan
kebaikan dalam segala pekerjaan mereka (ay. 9). Pertobatan
dan pembaharuan seluruh bangsa akan mendatangkan
kelimpahan, kedamaian, dan kemakmuran atas seluruh
bangsa. Dijanjikan bahwa, TUHAN akan melimpahi engkau
dengan hasil ternak dan hasil tanahmu, untuk kebaik-
anmu. Banyak orang mendapat kelimpahan yang men-
celakakan. Orang bebal dibinasakan oleh kemakmurannya.
Jika bersama dengan kemakmuran itu Tuhan memberi kita
anugerah untuk menggunakannya bagi kemuliaan-Nya,
maka kemakmuran itu yaitu untuk kebaikan.
(6) Bahwa Tuhan akan mengalihkan kutuk-kutuk yang sudah
menimpa mereka kepada musuh-musuh mereka (ay. 7).
saat Tuhan mengumpulkan mereka untuk mengokohkan
mereka kembali, mereka akan menemui banyak perlawan-
an. namun kutuk-kutuk yang sama yang sudah menjadi
beban bagi mereka, akan menjadi pertahanan mereka,
sebab semuanya dialihkan kepada seteru-seteru mereka.
Piala dengan isinya yang memusingkan akan diambil dari
tangan mereka, dan diberikan ke tangan orang-orang yang
menindas mereka (Yes. 51:22-23).
(7) Bahwa Tuhan akan memberi mereka anugerah-Nya untuk
mengubah hati mereka, dan memerintah dalam hati mere-
ka (ay. 6): TUHAN, Tuhan mu, akan menyunat hatimu, sehing-
ga engkau mengasihi TUHAN. Perhatikanlah,
[1] Hati harus disunat untuk mengasihi Tuhan . Kenajisan
jasmani harus dibersihkan, dan juga kebodohan hati,
seperti yang dijelaskan dalam Alkitab terjemahan bahasa
Aram. Lihat Kolose 2:11-12; Roma 2:29. Sunat yaitu
meterai kovenan. Hati dapat dikatakan sebagai telah di-
sunat untuk mengasihi Tuhan saat ia menyatu dalam
dan diikat kuat-kuat oleh ikatan untuk melakukan ke-
wajiban mengasihi Tuhan .
[2] yaitu pekerjaan anugerah Tuhan untuk menyunat hati,
dan untuk memancarkan kasih Tuhan di dalamnya. Dan
anugerah ini diberikan kepada semua orang yang ber-
tobat dan memohonkannya dengan sungguh-sungguh.
Bahkan, pertobatan itu lebih tampak sebagai janji dari-
pada perintah (ay. 8): Engkau akan mendengarkan kem-
bali suara TUHAN. Dia yang menuntut kita untuk kem-
bali, menjanjikan anugerah untuk memampukan kita
kembali. Jika anugerah itu tidak bekerja dengan ber-
hasil, itu salah kita sendiri. Dalam hal ini kovenan anu-
gerah tersusun dengan baik, bahwa apa saja yang di-
tuntut dalam kovenan itu, sudah dijanjikan. Berpaling-
lah kamu kepada teguran-Ku! sebetulnya , Aku hen-
dak mencurahkan Rohku (Ams. 1:23, KJV).
Kitab Ulangan 30:1-10
3. Dapat diamati bagaimana Musa di sini menyebut Tuhan sebagai
TUHAN Tuhan mu sebanyak dua belas kali dalam sepuluh ayat
ini, yang menyiratkan,
(1) Bahwa orang-orang yang bertobat dapat mengambil petun-
juk dan dorongan untuk kembali kepada Tuhan berdasar
hubungan mereka dengan-Nya. “Inilah kami, kami datang
kepada-Mu, sebab Engkaulah TUHAN, Tuhan kami (Yer.
3:22). Oleh sebab itu, kepada-Mulah kami pasti akan da-
tang, ke mana lagi kami harus pergi? sebab itu kami ber-
harap untuk mendapatkan perkenanan-Mu.”
(2) Bahwa orang-orang yang telah memberontak terhadap
Tuhan , jika mereka kembali kepada-Nya dan melakukan pe-
kerjaan mereka yang mula-mula, akan dipulihkan kepada
kehormatan dan kebahagiaan mereka yang dulu. Lekaslah
bawa ke mari jubah yang terbaik. Dalam ancaman-ancam-
an dalam pasal sebelumnya, Ia senantiasa disebut Tuhan,
Tuhan yang berkuasa dan Hakim atas semuanya. namun ,
dalam janji-janji dalam pasal ini, Ia disebut TUHAN Tuhan -
mu, Tuhan yang penuh anugerah, dan yang mengikat
kovenan denganmu.
II. Ini dapat juga dipandang sebagai nubuatan akan pertobatan dan
pemulihan orang-orang Yahudi: jika segala hal ini berlaku
atasmu (ay. 1), yaitu pertama-tama datang berkat, sesudah itu
kutuk, maka lalu akan datang belas kasihan yang telah
disediakan bagimu. Meskipun hati mereka mengeras secara me-
nyedihkan, namun anugerah Tuhan dapat melembutkan dan meng-
ubahnya. Dan pada saat itu, meskipun keadaan mereka sengsara
secara mengenaskan, penyelenggaraan Tuhan akan memperbaiki
semua keluh kesah mereka. Nah,
1. Sudah pasti bahwa nubuatan pertobatan ini tergenapi saat
mereka kembali dari pembuangan di Babel. Peristiwa itu men-
jadi contoh menakjubkan dari pertobatan dan pembaharuan
mereka sehingga Efraim, yang sudah bergabung dengan ber-
hala-berhala, meninggalkannya, dan berkata, apakah lagi sang-
kut pautku dengan berhala-berhala? Pembuangan di Babel ber-
hasil menyembuhkan mereka dari penyembahan berhala. Ke-
mudian Tuhan menanam mereka kembali di tanah mereka sen-
diri dan berbuat baik kepada mereka. Akan namun ,
2. Sebagian orang berpendapat bahwa nubuatan itu masih akan
digenapi lebih jauh lagi dalam pertobatan orang-orang Yahudi
yang sekarang terserak, pertobatan mereka atas dosa nenek
moyang mereka dalam menyalibkan Kristus, kembalinya mere-
ka kepada Tuhan melalui Kristus, dan masuknya mereka ke
dalam jemaat Kristen. namun , celaka! Siapakah yang akan
hidup, jika Tuhan melakukan hal itu?
Keuntungan-keuntungan Wahyu
(30:11-14)
11 “Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah
terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. 12 Tidak di langit tempat-
nya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk
mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita
melakukannya? 13 Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau
berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk meng-
ambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita mela-
kukannya? 14 namun firman ini sangat dekat kepadamu, yaitu di dalam mu-
lutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.
Musa di sini mendesak mereka untuk patuh, sebab perintah-Nya itu
sangat jelas dan mudah.
I. Hal ini benar adanya dengan hukum Musa. Mereka tidak akan
bisa mencari-cari alasan atas ketidaktaatan mereka dengan ber-
kata bahwa Tuhan telah memerintahkan kepada mereka apa yang
tidak dapat dipahami atau tidak dapat dilakukan, yang mustahil
untuk diketahui atau dikerjakan (ay. 11): Itu tidaklah terlalu sukar
bagimu (KJV: Itu tidak tersembunyi darimu). Yaitu,
1. Engkau tidak perlu mengirimkan utusan-utusan ke sorga (ay.
12), untuk mencari tahu apa yang harus engkau lakukan un-
tuk menyenangkan Tuhan . Engkau juga tidak perlu menyebe-
rang ke seberang laut (ay. 13), seperti yang dilakukan para fil-
suf, yang melakukan perjalanan melewati banyak daerah yang
jauh untuk mengejar ilmu. Tidak, engkau tidak harus ber-
susah payah seperti itu. Tidak pula perintah itu hanya terjang-
kau oleh orang-orang yang memiliki banyak harta atau
yang berbudi halus, namun perintah itu sangat dekat kepadamu
Kitab Ulangan 30:11-14
(ay. 14). Perintah itu tertulis dalam kitab-kitabmu, terukir
pada loh-loh, supaya orang yang sambil lalu dapat membaca-
nya. Bibir imam-imammu memelihara pengetahuan ini, dan,
saat timbul suatu kesulitan, engkau dapat mencari pengajaran
dari mulut mereka (Mal. 2:7). Perintah itu tidak disampaikan
dalam sebuah bahasa yang asing, namun ada dalam mulutmu.
Yaitu, dalam bahasa sehari-hari yang biasa engkau gunakan,
yang di dalamnya engkau dapat mendengarnya dibacakan, dan
dapat berbicara tentangnya dengan lancar di antara anak-
anakmu. Perintah itu tidak dibungkus dalam berbagai ungkap-
an dan lambang yang samar-samar untuk membingungkan
dan menghiburmu, atau dalam tulisan-tulisan bergambar, te-
tapi ada dalam hatimu. Sebaliknya, perintah itu disampaikan
dengan cara yang begitu rupa hingga disesuaikan dengan ke-
mampuanmu, bahkan dengan kemampuan orang yang paling
hina.”
2. “Perintah itu tidak terlalu sulit atau berat untukmu,” demi-
kianlah terjemahan Septuaginta membacanya (ay. 11). Engkau
tidak perlu berkata, “Berusaha melakukan semua yang dikata-
kan oleh hukum ini sama saja dengan berusaha memanjat ke
langit, atau terbang di atas sayap fajar ke ujung laut.” Tidak,
perkaranya tidak seperti itu. Itu bukanlah kuk yang tidak da-
pat ditanggung seperti yang digambarkan oleh sebagian orang
yang berprasangka buruk. Perintah itu memang merupakan
kuk yang berat dibandingkan dengan perintah Kristus (Kis.
15:10), namun tidak jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah
penyembahan berhala dari bangsa-bangsa sekitar. Tuhan mem-
bela diri-Nya di depan mereka bahwa Ia tidak memberati mere-
ka dengan menuntut korban sajian, atau menyusahi mereka
dengan menuntut kemenyan (Yes. 43:23; Mi. 6:3). Sebaliknya,
Ia terutama berbicara tentang hukum perilaku baik dan bu-
ruk, dan perintah-perintahnya: “Hukum itu sangat dekat de-
nganmu, sesuai dengan hukum alam, yang pasti akan ditemu-
kan dalam hati setiap orang, dan dalam mulut setiap orang,
jika saja ia mau merenungkannya. Dalam dirimu ada sesuatu
yang menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik (Rm. 7:16).
Oleh sebab itu, engkau tidak memiliki alasan untuk menge-
luhkan adanya kesulitan yang tidak dapat diatasi dalam men-
jalankannya.”
II. Kejelasan dan mudahnya perintah Tuhan itu benar adanya untuk
Injil Kristus, seperti yang dijelaskan oleh rasul Paulus, yang me-
nyebut Injil sebagai bahasa kebenaran sebab iman (Rm. 10:6-8).
Dan banyak penafsir berpendapat bahwa inilah yang terutama
dimaksudkan oleh Musa di sini. Sebab ia telah menulis tentang
Kristus (Yoh. 5:46). Inilah perintah Tuhan sekarang di bawah Injil,
yaitu supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya
(1Yoh. 3:23). Jika kita bertanya, seperti si orang buta, siapakah
Dia, Tuhan? atau di manakah Dia?, supaya kita percaya kepada-
Nya? (Yoh. 9:36), maka nas Kitab Suci ini memberi sebuah
jawaban. Kita tidak perlu pergi ke sorga, untuk menjemput-Nya di
sana, sebab Ia telah turun dari sana dalam penjelmaan-Nya. Kita
juga tidak perlu pergi ke bawah bumi, untuk menjemput-Nya di
sana, sebab dari sana Ia telah naik dalam kebangkitan-Nya. Teta-
pi firman itu, dan Kristus di dalam firman itu, dekat dengan kita.
Dengan begitu, jika kita percaya sepenuh hati bahwa janji-janji
tentang penjelmaan dan kebangkitan Mesias digenapi dalam Ye-
sus Tuhan kita, dan menerima-Nya seperti yang seharusnya, dan
mengakui-Nya dengan mulut kita, maka kita memiliki Kristus
bersama kita, dan kita akan diselamatkan. Dia yang membenar-
kan kita yaitu dekat, sangat dekat. Hukum Taurat itu jelas dan
mudah, namun Injil jauh lebih jelas dan mudah.
Kewajiban untuk Mengasihi Tuhan
(30:15-20)
15 Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan
keberuntungan, kematian dan kecelakaan, 16 sebab pada hari ini aku meme-
rintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Tuhan mu, dengan hidup me-
nurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan
dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diber-
kati oleh TUHAN, Tuhan mu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendu-
dukinya. 17 namun jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar,
bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada Tuhan lain
dan beribadah kepadanya, 18 maka aku memberitahukan kepadamu pada
hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di
tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendu-
dukinya. 19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu
pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat
dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun
keturunanmu, 20 dengan mengasihi TUHAN, Tuhan mu, mendengarkan suara-
Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umur-
mu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada
Kitab Ulangan 30:15-20
nenek moyangmu, yaitu kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk mem-
berikannya kepada mereka.”
Musa di sini menutup seruannya kepada umat Israel dengan terang
benderang, dengan api yang membara, supaya, jika mungkin, apa
yang sejauh ini sudah disampaikannya itu dapat merasuk dalam
pengertian dan perasaan umat yang tidak berpikir ini. Sebab, bahasa
seperti apa lagi yang bisa lebih menyentuh perasaan, dan lebih
mungkin menimbulkan kesan-kesan yang dalam dan langgeng? Cara
ia memperlakukan mereka begitu masuk akal, begitu bijaksana,
begitu penuh perasaan, dan begitu mengena dalam segala hal, hingga
semuanya itu betul-betul menunjukkan dirinya bersungguh-sung-
guh, sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak taat.
I. Musa menyatakan perkaranya dengan sangat adil. Ia membela
dirinya di depan mereka tentang perkara itu, apakah ia sudah me-
ngemukakan perkara itu sejelas seperti yang bisa mereka harap-
kan di depan mereka atau tidak.
1. Setiap orang ingin memperoleh kehidupan dan keberuntung-
an, dan luput dari kematian dan kecelakaan, mendambakan
kebahagiaan dan ngeri terhadap kesengsaraan. “Nah,” kata-
nya, “Aku telah menunjukkan kepadamu jalan untuk memper-
oleh semua kebahagiaan yang engkau damba-dambakan dan
untuk menghindari semua kesengsaraan. Taatlah, maka se-
muanya akan baik-baik saja, dan tidak ada yang kurang.”
Orangtua pertama kita memakan buah terlarang, dengan ber-
harap akan memperoleh pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat. namun pengetahuan yang menyengsarakan-lah
yang mereka dapat. Mereka memperoleh pengetahuan tentang
yang baik dengan kehilangan kebaikan itu, dan mendapatkan
pengetahuan tentang yang jahat dengan merasakan kejahatan
itu. Namun belas kasihan Tuhan terhadap manusia begitu rupa
hingga, bukannya menyerahkan dia kepada khayalannya sen-
diri, Ia malah mengaruniakan kepadanya, melalui firman-Nya,
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dan Ia mela-
kukannya dengan begitu rupa hingga akan membuatnya baha-
gia untuk selama-lamanya, jika bukan sebab salahnya sen-
diri.
2. Setiap orang digerakkan dan dipimpin dalam tindakan-tindak-
annya oleh harapan dan ketakutan, harapan akan kebaikan
dan ketakutan akan kejahatan, yang nyata maupun yang tam-
pak. “Nah,” kata Musa, “Aku sudah mencoba keduanya. Eng-
kau dapat saja ditarik untuk taat sebab berharap akan men-
dapat keuntungan dari ketaatanmu itu. Atau juga, engkau
mau taat sebab takut akan binasa sebab ketidaktaatanmu.
Namun dengan cara apa pun engkau mau taat, tidak ada ma-
salah, engkau tetap akan dibuat dekat dengan Tuhan dan kewa-
jibanmu. Akan namun , jika engkau tidak mau taat, engkau
pasti akan habis binasa.” Jadi, marilah kita mendengar kesim-
pulan dari seluruh perkara ini.
(1) Jika mereka dan keluarga mereka mau mengasihi Tuhan
dan melayani-Nya, maka mereka akan hidup dan bahagia
(ay. 16). Jika mereka mau mengasihi Tuhan , dan membukti-
kan ketulusan kasih mereka dengan mematuhi perintah-
perintah-Nya, dan jika mereka mau mematuhi perintah-
perintah-Nya dengan kesadaran hati nurani, dan melaku-
kannya sebab mengasihi Tuhan , maka Ia akan berbuat baik
kepada mereka. Dan mereka akan sangat berbahagia se-
perti yang pasti akan terjadi oleh sebab kasih dan berkat-
Nya.
(2) Jika mereka atau keturunan mereka pada suatu saat ber-
paling dari Tuhan , meninggalkan ibadah kepada-Nya, dan
menyembah Tuhan -Tuhan lain, maka ini pasti akan menjadi
kehancuran mereka (ay. 17-18). Amatilah, kehancuran di-
ancamkan bukan untuk setiap perbuatan ibadah yang ga-
gal mereka laksanakan, melainkan hanya sebab kemur-
tadan dan penyembahan berhala. Meskipun setiap pelang-
garan terhadap perintah pantas mendapatkan kutuk, na-
mun bangsa itu akan dihancurkan hanya oleh sebab
pelanggaran terhadap kovenan pernikahan. Tujuan dari
Perjanjian Baru banyak samanya. Perjanjian Baru, dengan
cara serupa, memperhadapkan kepada kita kehidupan dan
kematian, kebaikan dan kejahatan. Siapa yang percaya
akan diselamatkan, namun siapa yang tidak percaya akan
dihukum (Mrk. 16:16). Iman ini mencakup kasih dan ke-
taatan. Kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik,
mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, Tuhan
Kitab Ulangan 30:15-20
akan memberi hidup kekal. namun kepada mereka yang
mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebe-
naran, melainkan taat kepada kelaliman dan dengan begitu,
sebagai akibatnya, menyembah Tuhan -Tuhan lain dan beriba-
dah kepada mereka), maka mereka akan diganjar dengan
amarah dan murka Tuhan yang kekal. Tak pelak lagi, aki-
batnya yaitu penderitaan dan kesesakan bagi jiwa yang
kekal (Rm. 2:7-9).
II. Sesudah mengemukakan perkaranya seperti itu, Musa meminta
mereka untuk memilih sendiri, dengan memberi mereka petunjuk
untuk memilih dengan baik. Ia membela dirinya di hadapan sorga
dan bumi mengenai tindakannya yang adil dan setia terhadap
mereka (ay. 19). Mereka tidak bisa tidak pasti mengakui bahwa
apa pun hasilnya, ia telah membebaskan jiwanya. Oleh sebab itu,
supaya mereka dapat membebaskan jiwa mereka, ia meminta me-
reka untuk memilih kehidupan, yaitu memilih melaksanakan ke-
wajiban mereka, yang akan menjadi kehidupan mereka. Perhati-
kanlah,
1. Orang-orang yang memilih kehidupan akan memiliki kehi-
dupan. Orang-orang yang memilih perkenanan Tuhan dan per-
sekutuan dengan-Nya untuk kebahagiaan mereka, dan menin-
daklanjuti pilihan mereka sebagaimana mestinya, akan men-
dapatkan apa yang mereka pilih.
2. Orang-orang yang gagal mencapai kehidupan dan kebahagiaan
harus menyalahkan diri mereka sendiri. Mereka akan memi-
likinya seandainya mereka memilihnya saat itu diserahkan
pada pilihan mereka. namun mereka mati sebab mereka mau
mati. Yaitu, sebab mereka tidak menyukai kehidupan yang
dijanjikan dengan syarat-syarat yang diajukan.
III. Dalam ayat terakhir,
1. Musa menunjukkan kepada mereka, secara singkat, apa kewa-
jiban mereka, yaitu mengasihi Tuhan , dan mengasihi-Nya seba-
gai Tuhan, Wujud yang sangat bersahabat, dan sebagai Tuhan
mereka, Tuhan yang mengikat kovenan dengan mereka. Dan,
sebagai bukti dari kasih ini, mereka harus mendengarkan sua-
ra-Nya dalam segala hal. Dan dengan bertekun dalam kasih
dan kepatuhan ini, mereka harus berpaut pada-Nya, dan ja-
ngan meninggalkan-Nya dalam perasaan ataupun perbuatan.
2. Ia menunjukkan kepada mereka alasan mengapa harus patuh
pada kewajiban ini, dengan menimbang,
(1) Kebergantungan mereka pada Tuhan : Dia yaitu hidupmu
dan lanjut umurmu. Dia memberi hidup, memelihara hidup,
memulihkan hidup, dan memperpanjang hidup dengan
kuasa-Nya meskipun itu hidup yang rapuh, dan dengan
kesabaran-Nya meskipun itu hidup yang disia-siakan. Ia
mempermanis hidup dengan penghiburan-penghiburan-
Nya, dan Ia yaitu Tuhan yang berdaulat atas kehidupan.
Napas kita ada di tangan-Nya. Oleh sebab itu, kita berke-
pentingan untuk menjaga diri kita tetap dalam kasih-Nya.
Sebab sungguh baik jika Tuhan menjadi teman kita, dan
celakalah jika Ia menjadi musuh kita.
(2) Kewajiban mereka kepada-Nya oleh sebab janji tentang
Kanaan yang dibuat kepada nenek moyang mereka dan
yang disahkan oleh sumpah. Dan,
(3) Pengharapan-pengharapan mereka kepada-Nya untuk me-
nepati janji itu: “Kasihilah Tuhan , dan beribadahlah kepada-
Nya, supaya hatimu percaya teguh bahwa engkau akan
berdiam di tanah perjanjian yang dijanjikan-Nya itu, dan
bahwa Ia akan menopang engkau, yaitu Dia yang yaitu
hidupmu dan lanjut umurmu.” Semuanya ini kiranya men-
jadi dorongan bagi kita untuk bertekun dalam kasih dan ke-
taatan kepada Tuhan , yang yaitu sumber segala rahmat.
PASAL 3 1
Di dalam pasal ini, Musa, Sesudah mengakhiri khotbahnya,
I. Menguatkan orang Israel yang sekarang akan memasuki
Kanaan (ay. 1-6), dan juga Yosua yang akan memimpin mere-
ka (ay. 7-8, 23). lalu ,
II. Musa memastikan agar segala perkataannya ini selalu diingat
bangsa Israel Sesudah kematiannya,
1. Melalui kitab hukum Taurat yang,
(1) Ditulis.
(2) Diserahkan ke tangan para imam untuk dijaga (ay. 9,
24-27).
(3) Diperintahkan untuk dibacakan di depan umum se-
tiap tujuh tahun (ay. 10-13).
2. Melalui nyanyian yang diperintahkan Tuhan kepada Musa
untuk dipersiapkan sebagai pengajaran dan peringatan
bagi bangsa Israel.
(1) Tuhan memanggil Musa dan Yosua ke pintu Kemah Per-
temuan (ay. 14-15).
(2) Tuhan menubuatkan kemurtadan bangsa Israel dengan
berjalannya waktu, dan penghakiman-penghakiman
yang akan mereka timpakan atas diri mereka sendiri
sebab nya (ay. 16-18).
(3) Tuhan memerintahkan untuk menuliskan sebuah nya-
nyian sebagai saksi melawan mereka (ay. 19-21)
(4) Musa menuliskan nyanyian itu (ay. 22), lalu menyam-
paikannya kepada bangsa Israel, dengan menyatakan
maksud nyanyian itu diciptakan, seperti yang telah
diterimanya dari Tuhan (ay. 28, dst.).
Petuah-petuah yang Khidmat,
Yosua Dikuatkan
(31:1-8)
1 lalu pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada
seluruh orang Israel. 2 Berkatalah ia kepada mereka: “Aku sekarang berumur
seratus dua puluh tahun; aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah ber-
firman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. 3 TUHAN,
Tuhan mu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan
memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat
memiliki negeri mereka; Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu,
seperti yang difirmankan TUHAN. 4 Dan TUHAN akan melakukan terhadap
mereka seperti yang dilakukan-Nya terhadap Sihon dan Og, raja-raja orang
Amori, yang telah dipunahkan-Nya itu, dan terhadap negeri mereka. 5 TUHAN
akan menyerahkan mereka kepadamu dan haruslah kamu melakukan ke-
pada mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. 6 Kuatkan
dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar sebab me-
reka, sebab TUHAN, Tuhan mu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia
tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”
7 Lalu Musa memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh
orang Israel: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk
bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan
sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberi nya kepada mere-
ka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. 8 Sebab
TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai
engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan
engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.“
sebab enggan berpisah, kata pepatah, beribu kata selamat