bilangan ulangan 26

 


sejarawan Yahudi) menceritakan kepada 

kita tentang seorang wanita bangsawan yang membu-

nuh dan memakan anaknya sendiri, sebab  begitu pa-

rahnya kelaparan. Dan Sesudah  ia memakan separuh 

dengan diam-diam (ay. 57), supaya ia dapat memakan-

nya sendiri, gerombolan orang banyak, sebab  mencium 

bau daging, masuk ke dalam rumahnya. Kepada mere-

ka, ia menunjukkan yang separuhnya lagi, yang telah ia 

simpan untuk dimakan nanti, dan mengajak mereka 

untuk berbagi daging itu bersamanya. Tidak ada yang 

terlalu biadab bagi orang-orang yang telah ditinggalkan 

Tuhan ! 

[2] Sakit-penyakit yaitu  akibat lazim lainnya dari penge-

pungan yang menyesakkan dan lama, dan hal itu dian-

camkan di sini: Penyakit-penyakit yang jahat lagi lama (ay. 

59). Penyakit-penyakit ini akan terus mengikuti orang 

Yahudi ke mana pun mereka pergi sesudahnya, wabah 

Mesir, kusta, barah, dan borok yang busuk (ay. 60). Bah-

kan, seolah-olah kesengsaraan-kesengsaraan tertentu 

yang diancamkan di sini belum cukup, Musa menutup 

sederet penyakit itu dengan ungkapan dan sebagainya 

(ay. 61). Tuhan akan menimpakan ke atasmu berbagai-

bagai penyakit, dan berbagai-bagai pukulan, meskipun 

penyakit dan pukulan itu tidak tertulis dalam kitab 

Taurat ini. Orang-orang yang ditimpa kutuk Tuhan  akan 

mendapati bahwa separuh dari beratnya dan ngerinya 

kutuk itu tidak diberitahukan kepada mereka.  

(4) Bahwa sangat banyak dari mereka akan binasa, sehingga 

pada mereka hanya sedikit orang yang tertinggal (ay. 62). 

Bangsa itu yaitu  bangsa yang telah dibuat menjadi sangat 

banyak secara ajaib oleh Tuhan , sehingga mereka menjadi 

seperti bintang-bintang di langit banyaknya. Akan namun , 

sebab  dosa mereka, mereka menjadi berkurang dan mem-

bungkuk (Mzm. 107:38-39). Diperkirakan bahwa dalam 

penghancuran bangsa Yahudi oleh orang Roma, seperti 

yang tampak dari penjelasan yang diberikan Yosefus ten-

tangnya, lebih dari dua juta orang tewas oleh pedang di 

beberapa  tempat, selain orang-orang yang binasa sebab  

kelaparan dan wabah penyakit. Dengan begitu, seluruh 

negeri porak-poranda dan berubah menjadi padang gurun. 

Kitab Ulangan 28:45-68 

Sungguh mengerikan perkataan itu (ay. 63), seperti TUHAN 

bergirang sebab  kamu untuk berbuat baik kepadamu, 

demikianlah Dia akan bergirang sebab  kamu untuk mem-

binasakan kamu. Lihatlah di sini kemurahan Tuhan  dan juga 

kekerasan-Nya. Belas kasihan di sini bersinar gilang-gemi-

lang dalam kesenangan yang dirasakan Tuhan  dalam ber-

buat baik, Dia bergirang di dalamnya. Namun, keadilan 

pun di sini tampak tidak kalah berkilaunya dalam kese-

nangan yang dirasakan-Nya dalam membinasakan orang-

orang yang tidak bertobat. Bukan sebab  keadilan itu 

membuat makhluk ciptaan-Nya sengsara, melainkan kare-

na keadilan itu menegaskan kehormatan-Nya sendiri dan 

melindungi tujuan-tujuan didirikannya pemerintahan-Nya. 

Lihatlah betapa dosa yaitu  perkara yang sangat jahat dan 

keji, yang sampai membuat Tuhan , yang kebaikan-Nya tidak 

terbatas itu, bergirang dalam kehancuran makhluk-makh-

luk ciptaan-Nya sendiri, bahkan orang-orang yang telah 

menjadi umat kesayangan-Nya.  

(5) Bahwa orang-orang yang tersisa akan diserakkan ke berba-

gai bangsa. Hukuman ini melengkapi kutuk mereka: TUHAN 

akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa (ay. 64). 

Ancaman ini digenapi secara luar biasa dalam keadaan 

mereka yang terserak sekarang, sebab orang Yahudi dapat 

dijumpai di hampir semua negara yang dimiliki oleh orang 

Kristen ataupun orang Muslim. Dan jumlah mereka begitu 

banyak hingga dikatakan bahwa, jika mereka dapat ber-

satu dalam satu kepentingan bersama, mereka akan men-

jadi satu kumpulan yang sangat tangguh, dan mampu 

menghadapi negara-negara dan pemimpin-pemimpin yang 

paling kuat sekalipun. namun  mereka tinggal di bawah 

kuasa kutuk ini, dan begitu terserak sehingga mereka tidak 

dapat bersatu. Di sini dinubuatkan bahwa dalam keter-

serakan ini, 

[1] Mereka tidak akan memiliki  agama, atau tidak mem-

punyai agama untuk kegunaan apa pun. Mereka tidak 

akan memiliki  bait suci, atau mezbah, atau imamat, 

sebab  mereka akan beribadah kepada Tuhan  lain. Seba-

gian penafsir berpendapat bahwa ancaman ini telah 

digenapi dengan dipaksanya orang Yahudi di negara-

negara lain untuk menyembah patung-patung yang ada 

di situ, yang membuat mereka sangat kesal.  

[2] Mereka tidak akan mendapat tempat perhentian, tempat 

perhentian untuk tubuh mereka: Tidak akan ada tempat 

berjejak bagi telapak kakimu (ay. 65), sebaliknya, kakimu 

akan terus berpindah-pindah, entah dalam pengharapan 

untuk memperoleh keuntungan atau dalam ketakutan 

akan penganiayaan. Bagi semua orang Yahudi yang me-

ngembara, tidak ada ketenangan pikiran (yang jauh lebih 

buruk), yang ada hanyalah hati yang gelisah (ay. 65). 

Mereka akan kuatir akan hidup mereka (ay. 66). Mereka 

akan lelah dengan terang maupun gelap, yang kedua-

duanya akan disambut baik oleh pikiran yang tenang, 

pada gilirannya masing-masing. namun  bagi mereka baik 

siang maupun malam akan menjadi kengerian (ay. 67). 

Seperti itulah keadaan Ayub dulu (Ayb. 7:4), namun  bagi 

mereka keadaan ini akan berlangsung terus menerus 

dan selamanya. Kebutaan dan kegelapan yang dikata-

kan rasul Paulus telah terjadi pada bangsa Israel, dan 

kesalahan yang membuat punggung mereka terus-mene-

rus membungkuk (Rm. 11:8-10), pasti menimbulkan 

kegelisahan dan kekejutan yang terus menerus. Orang-

orang yang ketakutan siang dan malam, dan selalu 

merasa gelisah, akan menjadi siksaan bagi diri mereka 

sendiri, dan bagi semua orang di sekitar mereka. Biar-

lah orang-orang baik berjuang melawannya, dan tidak 

membiarkan masuk ketakutan yang menyiksa itu. Dan 

janganlah orang fasik merasa aman dalam kefasikan-

nya, sebab  hati mereka tidak akan bisa bertahan, tidak 

pula tangan mereka akan kuat, saat kengerian-kengeri-

an Tuhan  mengatur barisan untuk melawan mereka. 

Orang-orang yang berkata pada waktu pagi, ah, kalau 

malam sekarang, dan pada waktu malam, ah, kalau pagi 

sekarang, menunjukkan, pertama, kegelisahan dan ke-

risauan yang terus-menerus, dengan mencaci maki 

waktu sebab  berjalan begitu lambat dan mengeluh be-

tapa setiap menit terasa lama. Hendaklah waktu ber-

harga bagi kita saat kita sedang mujur, maka waktu 

tidak akan begitu membosankan bagi kita saat kita se-

Kitab Ulangan 28:45-68 

dang menderita, seperti yang akan terasa demikian jika 

kita tidak tahu menghargai waktu. Kedua, ketakutan 

dan kengerian yang terus-menerus, ketakutan pada 

pagi hari akan panah yang terbang di waktu siang, dan 

sebab  itu mereka berharap agar hari itu cepat ber-

akhir. namun  apa yang terjadi kepada mereka sesudah 

hari berakhir? Saat malam tiba, hati yang gemetar itu 

tidak kalah cemasnya akan kedahsyatan malam (Mzm. 

91:5-6). Berbahagialah orang-orang yang pikirannya, 

sebab  bersandar kepada Tuhan , tenang dan tidak takut 

akan kedahsyatan malapetaka. Amatilah di sini, kenge-

rian timbul bukan hanya dari penglihatan mata, melain-

kan juga dari ketakutan di dalam hati, bukan hanya 

dari bahaya-bahaya yang nyata, melainkan juga dari 

bahaya-bahaya khayalan. Penyebab-penyebab ketakut-

an, Sesudah  dicari tahu, sering kali terbukti sebagai cip-

taan-ciptaan khayalan semata-mata.  

2. Pada bagian penutup pasal ini, Tuhan  mengancam akan mening-

galkan mereka dalam keadaan seperti saat  Dia mendapati me-

reka semula, di rumah perbudakan (ay. 68): TUHAN akan mem-

bawa engkau kembali ke Mesir, yaitu kembali ke keadaan yang 

begitu menyedihkan seperti yang mereka alami saat  mereka 

menjadi budak orang Mesir, dan diperintah oleh orang Mesir 

dengan kejam. Tuhan  telah membawa mereka keluar dari Mesir, 

dan berfirman, mereka tidak akan melihatnya lagi (17:16). 

namun  sekarang mereka akan direndahkan ke dalam keadaan 

perbudakan yang sama seperti yang pernah mereka alami di 

sana. Dijual kepada orang-orang asing saja sudah buruk, te-

tapi jauh lebih buruk dijual kepada musuh-musuh mereka. 

Bahkan para budak dihargai sebagai budak, namun  seorang Ya-

hudi akan mendapat nama yang begitu buruk yang menggam-

barkan segala sesuatu yang hina, sehingga saat  ia ditunjuk-

kan untuk dijual, tidak ada orang yang mau membelinya. Hal 

ini akan membuat tuan yang menjualnya semakin kejam kepa-

danya. Tiga puluh orang Yahudi (kata orang) dijual seharga 

satu keping uang receh, seperti mereka menjual Juruselamat 

kita seharga tiga puluh keping uang. 

3. Secara keseluruhan, 

(1) Penggenapan nubuat-nubuat ini atas bangsa Yahudi me-

nunjukkan bahwa Musa berbicara melalui Roh Tuhan , yang 

pasti sudah dapat melihat kehancuran para pendosa sebe-

lum itu terjadi. Dan Musa memberi mereka peringatan 

akan hal itu, supaya mereka dapat mencegahnya melalui 

pertobatan yang sungguh-sungguh dan pada waktunya, 

sebab jika tidak, mereka tidak akan dapat berdalih.  

(2) Marilah kita belajar dari sini untuk merasa gentar dan 

tidak berbuat dosa. Saya pernah mendengar tentang se-

orang yang fasik, yang, Sesudah  membaca ancaman-ancam-

an dalam pasal ini, menjadi begitu geram sehingga ia mero-

bek lembaran ini dari Alkitab, seperti Yoyakim membakar 

gulungan kitab milik Yeremia. namun  apa gunanya merusak 

sebuah salinan, sementara yang asli tetap tertulis dalam 

keputusan hikmat ilahi, yang olehnya telah ditetapkan tan-

pa dapat diubah bahwa upah dosa ialah maut, entah orang 

mau mendengarkan atau mengelak.  

 

 

 

PASAL  29  

ata-kata pertama dari pasal ini yaitu  isi dari pasal itu sendiri, 

“Inilah perkataan kovenan” (ay. 1), yaitu perkataan yang berikut 

ini. Di sini ada,  

I. Uraian singkat tentang tindakan-tindakan Tuhan  terhadap 

mereka, untuk membawa mereka masuk ke dalam kovenan 

ini (ay. 2-8).  

II. Perintah yang sungguh-sungguh kepada mereka untuk me-

megang kovenan itu (ay. 9).  

III. Intisari dari kovenan itu sendiri (ay. 12-13).  

IV. Perincian tentang orang-orang yang dibawa masuk ke dalam 

kovenan ini (ay. 10-11, 14-15).  

V. Penjelasan singkat tentang rancangan agung dari kovenan 

ini, yaitu melawan penyembahan berhala (ay. 16-17).  

VI. Pernyataan yang sangat sungguh-sungguh dan mengerikan 

tentang murka Tuhan  melawan orang-orang yang yakin betul 

bahwa mereka akan selamat di jalan yang berdosa (ay. 18-

28).  

VII. Penutup dari persepakatan ini, dengan pembedaan antara 

hal-hal yang tersembunyi dan hal-hal yang disingkapkan (ay. 

29). 

Segala Belas Kasih Perlu Dikenang 

(29:1-9)  

1 Inilah perkataan perjanjian yang diikat Musa dengan orang Israel di tanah 

Moab sesuai dengan perintah TUHAN, selain perjanjian yang telah diikat-Nya 

dengan mereka di gunung Horeb. 2 Musa memanggil seluruh orang Israel ber-

kumpul, lalu berkata kepada mereka: “Sudah kamu lihat segala yang dilaku-

kan TUHAN di tanah Mesir di depan matamu terhadap Firaun dan terhadap 

semua pegawainya dan terhadap seluruh negerinya: 3 cobaan-cobaan yang 

besar yang telah dilihat oleh matamu sendiri, tanda-tanda dan mujizat-muji-

zat yang besar itu. 4 namun  sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu 

akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk men-

dengar. 5 Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui 

padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu 

tidak menjadi rusak di kakimu. 6 Roti tidak kamu makan, anggur atau mi-

numan yang memabukkan tidak kamu minum – supaya kamu tahu bahwa 

Akulah TUHAN, Tuhan mu. 7 saat  kamu sudah sampai ke tempat ini, maka 

keluarlah Sihon, raja Hesybon, dan Og, raja Basan, mendatangi kita untuk 

berperang, dan kita memukul mereka kalah, 8 merebut negeri mereka dan 

memberi nya kepada orang Ruben, kepada orang Gad, dan kepada suku 

Manasye yang setengah itu menjadi milik pusaka mereka. 9 Sebab itu laku-

kanlah perkataan perjanjian ini dengan setia, supaya kamu beruntung dalam 

segala yang kamu lakukan. 

Sebelumnya Musa sudah mengulangi dengan panjang lebar perintah-

perintah yang harus dipatuhi oleh umat sebagai bagian kovenan 

mereka, dan janji-janji serta ancaman-ancaman yang akan dilak-

sanakan Tuhan , sesuai dengan perilaku mereka sebagai bagian dari 

kovenan itu, dan di sini keseluruhannya dirangkum dalam persepa-

katan bersama. Kovenan yang sudah dibuat sebelumnya diperbaha-

rui di sini, dan Musa, dulu dan sekarang, masih tetap menjadi pe-

ngantaranya (ay. 1): TUHAN memerintahkan Musa untuk mengikat 

perjanjian itu. Musa sendiri, meskipun seorang raja di Yesyurun, 

tidak dapat membuat kovenan itu sendiri selain mengikuti petunjuk-

petunjuk yang diberikan Tuhan  kepadanya. Hamba-hamba Tuhan 

tidak berkuasa untuk menetapkan syarat-syarat kovenan. Mereka 

hanya berkewajiban untuk melepaskan meterainya. Kovenan ini di-

katakan selain perjanjian yang diikat di gunung Horeb. Sebab, meski-

pun kovenannya sama, namun kovenan kali ini merupakan sebuah 

maklumat dan pengesahan yang baru. Ada kemungkinan bahwa 

sebagian orang Israel yang hidup pada waktu itu, meskipun belum 

cukup umur untuk dilibatkan, namun sudah cukup umur untuk 

memberi  persetujuan mereka sendiri terhadap kovenan yang di-

buat di gunung Horeb. Sekalipun begitu, kovenan itu diperbaharui di 

sini. Perhatikanlah, orang-orang yang dengan khidmat sudah meng-

ikat kovenan dengan Tuhan  harus memanfaatkan segala kesempatan 

untuk melakukannya lagi, seperti orang-orang yang sangat suka 

dengan pilihan mereka sehingga tidak mau mengubahnya. namun  

sebagian besar orang Israel pada waktu itu yaitu  angkatan baru, 

dan oleh sebab nya kovenan itu harus dibuat secara baru dengan 

mereka, sebab pantas jika kovenan itu diperbaharui untuk anak-

anak kovenan. 

Kitab Ulangan 29:1-9 

I.   Surat perjanjian biasa dimulai dengan uraian singkat. Begitu pula 

dengan perjanjian ini, yang dimulai dengan pengulangan tentang 

perkara-perkara besar yang sudah diperbuat Tuhan  untuk mereka,  

1. Sebagai dorongan bagi mereka untuk percaya bahwa Tuhan  

benar-benar akan menjadi Tuhan  bagi mereka. Sebab Ia tidak 

akan berbuat begitu banyak untuk mereka seandainya Ia tidak 

merancang sesuatu yang lebih. Dan apa yang sudah dilaku-

kan-Nya hingga saat ini hanyalah (seperti yang tampak dalam 

penggambarannya) merupakan pembuka atau pengantar bagi 

rencana-Nya ke depan. Bahkan, Ia telah menunjukkan diri-

Nya sebagai Tuhan  dalam apa yang sudah dilakukan-Nya hing-

ga saat ini untuk mereka, yang dapat membesarkan harapan-

harapan mereka akan sesuatu yang besar, dan memenuhi 

jangkauan serta cakupan yang luas dari janji yang penuh 

makna itu, bahwa Tuhan  akan menjadi Tuhan  bagi mereka.  

2. Sebagai ajakan bagi mereka untuk menjadi umat yang patuh 

terhadap-Nya, dengan menimbang apa yang sudah dilakukan-

Nya untuk mereka. 

II. Sebagai bukti dari apa yang diketengahkannya di sini, Musa me-

minta mereka untuk mempercayai mata mereka sendiri (ay. 2): 

Sudah kamu lihat segala yang dilakukan TUHAN. Indra-indra 

mereka sendiri yaitu  bukti yang tak terbantahkan atas perkara 

itu, bahwa Tuhan  telah melakukan hal-hal yang besar untuk 

mereka. Akal budi mereka sendiri yaitu  hakim yang tak kurang 

cakap atas apa yang disimpulkan Musa dari semuanya itu: Sebab 

itu lakukanlah perkataan perjanjian ini dengan setia (ay. 9). 

III. Hal-hal ini disampaikan Musa secara terinci, untuk menunjukkan 

kuasa dan kebaikan Tuhan  dengan tampil bagi mereka.  

1. Pembebasan mereka dari Mesir (ay. 2-3). Melalui tanda-tanda 

dan mujizat-mujizat yang menakjubkan, Firaun terkena tulah 

dan dipaksa untuk membiarkan mereka pergi. Dan Israel diuji 

(sebab berbagai tanda dan mujizat itu disebut sebagai cobaan-

cobaan), apakah mereka mau mempercayai Tuhan  untuk melin-

dungi mereka dari tulah-tulah itu, dan menyelamatkan mere-

ka dengan semua tulah itu.  

2. Perilaku mereka saat  melewati padang gurun selama empat 

puluh tahun (ay. 5-6). Di sana mereka dipimpin, diberi pakai-

an, dan diberi makan, melalui mujizat-mujizat. Meskipun jalan-

jalan di padang gurun itu bukan hanya tidak diketahui, namun  

juga belum pernah diinjak orang, namun Tuhan  memelihara me-

reka sehingga mereka tidak tersesat di sana. Dan seperti yang 

dicermati Uskup Patrick, pada saat Paskah, saat  mereka siap 

menempuh perjalanan kasut-kasut yang oleh ketetapan Tuhan  

mereka kenakan di Mesir, tidak pernah menjadi usang, namun  

bisa mereka pakai sampai ke Kanaan (Kel. 12:11). Meskipun 

mereka tidak hidup dengan makanan yang menyegarkan hati, 

dan anggur yang menyukakan, melainkan dengan manna dan 

air dari gunung batu, namun mereka menjadi orang-orang 

yang kuat dan berani, orang-orang perkasa, dan mampu pergi 

berperang. Melalui mujizat-mujizat ini, mereka menjadi tahu 

bahwa Tuhan yaitu  Tuhan , dan melalui belas kasih ini, 

mereka menjadi tahu bahwa Dia yaitu  Tuhan  mereka.  

3. Kemenangan yang mereka peroleh belum lama ini atas raja 

Sihon dan Og, dan atas negeri yang baik yang telah mereka 

duduki itu (ay. 7-8). Baik belas kasih yang dulu maupun belas 

kasih yang baru haruslah kita manfaatkan sebagai dorongan 

untuk berlaku taat. 

IV. Dengan menyampaikan kenangan singkat ini, 

1. Musa meratapi kebodohan mereka: namun  sampai sekarang ini 

TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti (ay. 4). 

Bukan Tuhan  yang harus dipersalahkan atas kebodohan, ke-

dunguan, dan ketidakpercayaan mereka, seolah-olah saat me-

reka hendak berdiri untuk menerima anugerah-Nya dan me-

mohon, Ia menolak memberi nya. Tidak, namun  kesalahan 

itu terpancang kuat pada diri mereka sendiri. “Tuhan, yang 

yaitu  Bapa segala roh, Tuhan  yang mengikat kovenan dengan-

mu, dan yang selalu begitu kaya akan belas kasih kepadamu, 

tidak diragukan lagi akan memahkotai semua pemberian-Nya 

yang lain. Ia pasti akan memberimu hati untuk mengerti dan 

mata untuk melihat, seandainya kamu, dengan hatimu yang 

selalu tidak mau patuh dan melawan, mengacaukan segala 

niat baik-Nya dan menerima anugerah-Nya dengan sia-sia.” 

Perhatikanlah, 

Kitab Ulangan 29:10-29 


(1) Telinga yang mendengar, mata yang melihat, dan hati yang 

mengerti, yaitu  pemberian Tuhan . Semua orang yang me-

milikinya, mendapatkannya dari Dia.  

(2) Tuhan  tidak hanya memberi  makanan dan pakaian, me-

lainkan juga kekayaan dan harta milik yang banyak, kepada 

banyak orang yang tidak diberi-Nya anugerah. Banyak orang 

menikmati pemberian-pemberian, namun tidak memiliki  

hati untuk mengenali sang Pemberi, atau maksud dan pe-

makaian yang benar dari pemberian-pemberian-Nya itu.  

(3) Kesiapan Tuhan  untuk berbuat baik kepada kita dalam hal-

hal lain yaitu  bukti nyata bahwa jika kita tidak mendapat 

anugerah, pemberian terbaik dari semua pemberian itu, 

maka itu salah kita sendiri dan bukan kesalahan-Nya. Ia 

ingin mengumpulkan kita, namun  kita tidak mau. 

2. Musa memerintahkan mereka untuk taat: Sebab itu lakukan-

lah dengan setia (ay. 9). Perhatikanlah, kita terikat dalam ke-

wajiban memberi syukur dan kepentingan, serta dalam keha-

rusan dan kesetiaan, untuk melakukan perkataan perjanjian 

dengan setia. 

Perjanjian Diperbaharui  

(29:10-29)  

10 Kamu sekalian pada hari ini berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan mu: para 

kepala sukumu, para tua-tuamu dan para pengatur pasukanmu, semua laki-

laki Israel, 11 anak-anakmu, perempuan-perempuanmu dan orang-orang 

asing dalam perkemahanmu, bahkan tukang-tukang belah kayu dan tukang-

tukang timba air di antaramu, 12 untuk masuk ke dalam perjanjian TUHAN, 

Tuhan mu, yaitu  sumpah janji-Nya, yang diikat TUHAN, Tuhan mu, dengan eng-

kau pada hari ini, 13 supaya Ia mengangkat engkau sebagai umat-Nya pada 

hari ini dan supaya Ia menjadi Tuhan mu, seperti yang difirmankan-Nya kepa-

damu dan seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek mo-

yangmu, yaitu  kepada Abraham, Ishak dan Yakub. 14 Bukan hanya dengan 

kamu saja aku mengikat perjanjian dan sumpah janji ini, 15 namun  dengan 

setiap orang yang ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan kita, yang 

berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan  kita, dan juga dengan setiap orang yang 

tidak ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan kita. 16 Sebab kamu ini 

tahu, bagaimana kita diam di tanah Mesir dan bagaimana kita berjalan dari 

tengah-tengah segala bangsa yang negerinya kamu lalui, 17 dan kamu sudah 

melihat dewa kejijikan dan berhala mereka, yaitu  kayu dan batu, emas dan 

perak itu, yang ada terdapat pada mereka. 18 Sebab itu janganlah di antara-

mu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku yang hatinya 

pada hari ini berpaling meninggalkan TUHAN, Tuhan  kita, untuk pergi ber-

bakti kepada Tuhan  bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar yang 

menghasilkan racun atau ipuh. 19 namun  jika  seseorang pada waktu men-

dengar perkataan sumpah serapah ini menyangka dirinya tetap diberkati, de-

ngan berkata: Aku akan selamat, walaupun aku berlaku degil – dengan demi-

kian dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan 

– 20 maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu, namun  murka dan 

cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah 

serapah yang tertulis dalam kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN 

akan menghapuskan namanya dari kolong langit. 21 TUHAN akan memisah-

kan orang itu dari segala suku Israel supaya dia mendapat celaka, sesuai de-

ngan segala sumpah serapah perjanjian yang tertulis dalam kitab hukum 

Taurat ini. 22 Maka keturunan yang akan datang, yaitu  anak-anakmu yang 

bangkit sesudah kamu, dan orang asing yang datang dari negeri jauh akan 

berkata – jika  mereka melihat hajaran dan penyakit yang dijatuhkan 

TUHAN ke negeri itu, 23 seluruh tanahnya yang telah hangus oleh belerang 

dan garam, yang tidak ditaburi, tidak menumbuhkan apa-apa dan tidak ada 

tumbuh-tumbuhan apa pun yang timbul dari padanya, seperti pada waktu 

ditunggangbalikkan-Nya Sodom, Gomora, Adma dan Zeboim, yaitu  yang 

ditunggangbalikkan TUHAN dalam murka dan kepanasan amarah-Nya –  

24 bahkan segala bangsa akan berkata: Apakah sebabnya TUHAN berbuat de-

mikian kepada negeri ini? Apakah artinya murka yang hebat bernyala-nyala 

ini? 25 Maka orang akan menjawab: Sebab mereka itu telah melalaikan 

perjanjian TUHAN, Tuhan  nenek moyang mereka, yaitu  perjanjian yang diikat-

Nya dengan mereka saat  mereka dibawa-Nya keluar dari tanah Mesir,  

26 dan sebab mereka itu sudah pergi berbakti kepada Tuhan  lain dan sujud 

menyembah kepadanya, yaitu  Tuhan  yang tidak dikenal mereka dan yang 

tidak diberikan TUHAN kepada mereka sebagai bagiannya. 27 Itulah sebabnya 

murka TUHAN bangkit terhadap negeri ini, sehingga didatangkan ke atasnya 

segala kutuk yang tertulis dalam kitab ini: 28 TUHAN telah menyentakkan 

mereka dari tanah mereka dalam murka dan kepanasan amarah dan gusar-

Nya yang hebat, lalu melemparkan mereka ke negeri lain, seperti yang terjadi 

sekarang ini. 29 Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Tuhan  kita, namun  

hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai 

selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat 

ini.” 

Dari panjangnya kalimat-kalimat di sini, dan dari berlimpah serta 

tajamnya ungkapan-ungkapannya, tampak bahwa Musa, sebab  su-

dah mendekati akhir dari perkataannya, merasa sangat bergairah 

dan bersemangat, dan sangat ingin menanamkan apa yang sudah di-

katakannya ke dalam pikiran umat yang tidak berpikir ini. Untuk 

mengikat mereka lebih erat lagi pada Tuhan  dan kewajiban, ia di sini 

menutup tawaran, seperti yang tampak dalam penggambarannya, 

antara mereka dan Tuhan , sebuah kovenan kekal, yang tidak akan 

dilupakan Tuhan  dan tidak boleh mereka lupakan. Dan ia melakukan-

nya dengan ungkapan yang sangat khidmat untuk menggantikan 

upacara lahiriah yang tidak dilaksanakan (Kel. 24:4, dst.). Ia tidak 

menuntut persetujuan dari mulut mereka, namun  memperhadapkan 

perkaranya secara jelas di depan mereka, dan lalu  menyerah-

kannya kepada Tuhan  dan hati nurani mereka sendiri. Amatilah, 

Kitab Ulangan 29:10-29 


I. Pihak-pihak dalam kovenan ini.  

1. Dengan Tuhan Tuhan  merekalah mereka mengikat kovenan (ay. 

12). Kepada Dialah mereka harus menyerahkan diri, dan ke-

pada Dialah mereka harus menggabungkan diri. “Itu yaitu  

sumpah-Nya. Ia telah menyusun kovenan itu dan menetap-

kannya. Ia menuntut persetujuanmu terhadap kovenan itu. Ia 

telah bersumpah kepadamu, dan kepada-Nya engkau harus 

disumpah.” Ini menuntut kita untuk bersikap tulus dan sung-

guh-sungguh, rendah hati dan hormat, dalam segala persepa-

katan-kovenan kita dengan Tuhan . Mengingat bahwa Dia yang 

mengikat kovenan dengan kita yaitu  Tuhan  yang Mahabesar, 

yang mengenal kita dengan sempurna dan yang memiliki  

kekuasaan sepenuhnya atas diri kita.  

2. Semua orang Israel harus dibawa masuk ke dalam kovenan 

dengan-Nya. Mereka semua dipanggil untuk hadir (ay. 2), dan 

semuanya datang berkumpul seperti yang diperintahkan. Dan 

mereka diberi tahu (ay. 10) apa maksud dari kedatangan me-

reka menghadap Tuhan  sekarang dalam satu tubuh, yaitu me-

reka akan masuk ke dalam kovenan dengan-Nya.  

(1) Bahkan para pembesar mereka, yaitu para kepala suku 

mereka, para tua-tua dan pengatur pasukan mereka, tidak 

boleh berpikiran bahwa akan merendahkan kehormatan 

mereka, atau mengurangi kekuasaan mereka, jika mereka 

memasang kuk kovenan ini pada leher mereka, dan meng-

helanya bersama mereka. Justru merekalah yang harus 

masuk ke dalam kovenan itu terlebih dahulu, untuk mem-

beri contoh yang baik kepada para bawahan mereka.  

(2) Bukan kaum laki-laki saja, melainkan juga istri dan anak-

anak mereka, harus masuk ke dalam kovenan ini. Meski-

pun istri dan anak-anak mereka tidak dihitung dan dihim-

pun, namun mereka harus menggabungkan diri kepada 

Tuhan (ay. 11). Amatilah, bahkan anak-anak kecil dapat di-

bawa masuk ke dalam kovenan dengan Tuhan , dan harus 

diterima bersama-sama dengan orangtua mereka. Anak-

anak kecil, yang begitu kecil hingga harus digendong, ha-

rus dibawa kepada Kristus, dan akan diberkati oleh-Nya, 

sebab orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan 

Tuhan . 

(3) Bukan kaum laki-laki Israel saja, melainkan juga orang 

asing yang ada dalam perkemahan mereka, dibawa masuk 

ke dalam kovenan dengan Tuhan  Israel ini, asalkan ia sudah 

menganut agama mereka hingga meninggalkan semua 

Tuhan  palsu. Sebab dia juga, meskipun orang asing, dalam 

hal ini harus dipandang sebagai anak Abraham (Luk. 19:9). 

Ini yaitu  petunjuk awal dari perkenanan terhadap orang-

orang bukan Yahudi, dan kebaikan yang disediakan Tuhan  

untuk mereka.  

(4) Bukan orang-orang merdeka saja, melainkan juga tukang-

tukang belah kayu dan tukang-tukang timba air, pekerja 

kasar yang paling hina yang ada di antara mereka. Perhati-

kanlah, sama seperti tak ada orang yang terlalu besar 

untuk menempatkan diri mereka di bawah ikatan-ikatan 

kovenan, demikian pula tak ada orang yang terlalu hina 

untuk mewarisi berkat-berkat dari kovenan itu. Di dalam 

Kristus tidak dibuat perbedaan antara budak dan orang 

merdeka (Kol. 3:11). Adakah engkau hamba waktu engkau 

dipanggil? Itu tidak apa-apa (1Kor. 7:21).  

(5) Bukan hanya orang-orang yang sekarang hadir menghadap 

Tuhan  dalam perkumpulan yang khidmat ini yang dibawa ke 

dalam kovenan, melainkan juga orang-orang yang tidak ada 

di sana bersama-sama dengan mereka (ay. 15): Sama seper-

ti dengan setiap orang yang ada di sini pada hari ini ber-

sama-sama dengan kita, demikian pula dengan setiap orang 

yang tidak ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan 

kita. Begitulah ayat itu harus diartikan menurut Uskup 

Patrick. Yaitu,  

[1] Orang-orang yang tinggal di rumah termasuk di dalam-

nya. Meskipun mereka tidak bisa datang sebab  sakit 

atau urusan penting, mereka sebab  itu tidak boleh 

menganggap diri tidak diikutsertakan. Tidak, setiap orang 

Israel ikut berbagi dalam berkat-berkat bersama. Orang-

orang yang tinggal di rumah turut berbagi jarahan, dan 

sebab  itu setiap orang Israel harus mengakui bahwa ia 

terikat oleh persetujuan dari perwakilan mereka. Orang-

orang yang tidak bisa pergi ke rumah Tuhan harus 

menjaga persekutuan rohani dengan orang-orang yang 

Kitab Ulangan 29:10-29 

pergi, dan hadir secara rohani saat  mereka tidak hadir 

secara jasmani.  

[2] Angkatan-angkatan yang akan datang termasuk di da-

lamnya. Bahkan, salah satu terjemahan bahasa Aram 

membacanya, semua angkatan yang sudah ada sejak 

hari-hari pertama dunia, dan semua yang akan muncul 

sampai akhir seluruh dunia, berdiri bersama kita di sini 

pada hari ini. Dan dengan demikian, dengan meman-

dang kovenan ini sebagai masa dispensasi yang melam-

bangkan kovenan anugerah, kita melihat suatu ke-

saksian yang mulia akan sang Pengantara dari kovenan 

itu, yang tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan 

sampai selama-lamanya. 

II. Rangkuman dari kovenan ini. Semua perintah dan semua janji 

dari kovenan itu termuat dalam hubungan-kovenan antara Tuhan  

dan mereka (ay. 13). Bahwa mereka akan ditetapkan, diangkat, 

sebagai umat-Nya, untuk mematuhi dan menaati-Nya, untuk 

mengabdi kepada-Nya dan bergantung pada-Nya. Dan bahwa Ia 

akan menjadi Tuhan  bagi mereka, sesuai dengan maksud dari 

kovenan yang dibuat dengan bapak leluhur mereka, untuk mem-

buat mereka kudus, luhur, dan bahagia. Bapak leluhur mereka 

disebutkan di sini, Abraham, Ishak, dan Yakub, sebagai teladan-

teladan kesalehan, yang harus berusaha ditiru oleh orang-orang 

yang mengharapkan keuntungan apa saja dari kovenan yang 

dibuat dengan mereka itu. Perhatikanlah, perenungan yang se-

mestinya tentang hubungan yang kita miliki dengan Tuhan  sebagai 

Tuhan  kita, dan tentang kewajiban yang mengikat kita sebagai 

umat bagi-Nya, cukup untuk menghantar kita pada semua tugas 

dan semua penghiburan dari kovenan itu. 

III. Maksud utama dari pembaharuan terhadap kovenan ini pada saat 

ini yaitu  untuk membentengi mereka terhadap godaan-godaan 

penyembahan berhala. Meskipun dosa-dosa lain akan menjadi ke-

hancuran si pendosa, namun ini yaitu  dosa yang kemungkinan 

akan menjadi kehancuran mereka. Nah, mengenai hal ini Musa 

menunjukkan, 

1. Bahaya yang mengintai mereka untuk tergoda pada penyem-

bahan berhala (ay. 16-17): “Kamu ini tahu bahwa kita diam di 

tanah Mesir, sebuah negeri yang kecanduan penyembahan 

berhala. Sungguh baik seandainya di antara kamu tidak ada 

sisa-sisa dari penularan penyembahan berhala itu. Kita telah 

melalui bangsa-bangsa lain, bangsa Edom, bangsa Moab, dan 

lain-lain, dan sudah melihat dewa kejijikan dan berhala mere-

ka. Dan sebagian dari antara kamu, ada kemungkinan, sudah 

sangat menyukainya, dan masih menginginkannya, dan lebih 

suka menyembah dewa kayu yang bisa mereka lihat dibandingkan  

Roh tak terhingga yang tidak pernah mereka lihat.” Diharap-

kan bahwa ada orang-orang di antara mereka yang, semakin 

mereka melihat dewa kejijikan dan berhala ini, semakin mere-

ka membencinya. namun  ada orang-orang yang terpana saat  

memandangnya, melihat hal-hal yang terkutuk itu, dan meng-

inginkannya. 

2. Bahaya yang mengintai mereka jika mereka menyerah pada 

godaan itu. Musa memberi mereka peringatan yang baik: me-

reka sendiri yang harus menanggung akibatnya jika mereka 

meninggalkan Tuhan  untuk beribadah kepada berhala-berhala. 

Jika mereka tidak mau diikat dan ditahan oleh perintah-perin-

tah kovenan, maka mereka akan mendapati bahwa kutukan-

kutukan dari kovenan itu akan cukup kuat untuk mengikat 

dan menahan mereka. 

(1) Penyembahan berhala akan menjadi kehancuran orang per 

orang dan keluarga mereka (ay. 18-21). Amatilah bagai-

mana ini terjadi, 

[1] Dengan si pendosa ini  (ay. 18). Pertama, dia ada-

lah orang yang hatinya berpaling meninggalkan Tuhan -

nya. Di sanalah kejahatan itu dimulai, di dalam hati 

yang jahat dan tidak percaya, yang mencondongkan 

orang untuk murtad dari Tuhan  yang hidup kepada ber-

hala-berhala yang mati. Orang bahkan tergoda pada 

dosa ini saat  mereka dibuat menyimpang oleh hawa 

nafsu dan khayalan mereka sendiri. Orang-orang yang 

mulai berpaling dari Tuhan , dengan mengabaikan kewa-

jiban mereka kepada-Nya, dengan mudah tertarik pada 

Tuhan -Tuhan  lain. Dan orang-orang yang beribadah ke-

pada Tuhan -Tuhan  lain pasti berpaling dari Tuhan  yang 

benar. Sebab, Ia tidak membolehkan adanya saingan. Ia 

Kitab Ulangan 29:10-29 

ingin menjadi segala-galanya atau tidak sama sekali. 

Kedua, si pendosa ini  yaitu  akar yang menghasil-

kan racun atau ipuh. Yaitu, ia yaitu  orang yang berba-

haya. sebab  ia sendiri diracuni oleh dasar-dasar ajaran 

dan kecenderungan-kecenderungan yang buruk, dengan 

penghinaan secara diam-diam terhadap Tuhan  Israel dan 

ketetapan-ketetapan-Nya, dan pemujaan terhadap Tuhan  

bangsa-bangsa, maka ia berusaha, dengan segala cara, 

untuk merusak dan meracuni orang lain dan menarik 

mereka pada penyembahan berhala. Inilah orang yang 

buahnya yaitu  racun (demikian kata itu diterjemahkan 

(Hos. 10:4, KJV) dan ipuh. Hal ini sangat menimbulkan 

murka Tuhan , dan akan menjadi, bagi semua yang ter-

goda olehnya, kepahitan pada akhirnya. Hal ini dirujuk 

oleh sang rasul dalam Ibrani 12:15, di mana dalam hal 

yang sama ia memperingatkan kita untuk berjaga-jaga 

terhadap orang-orang yang akan menggoda kita untuk 

meninggalkan iman Kristen. Mereka yaitu  rumput liar 

atau lalang di ladang, yang, jika dibiarkan begitu saja, 

akan menyebar memenuhi seluruh ladang. Ragi yang se-

dikit ini mengancam akan menyebar ke seluruh adonan.  

[2] Rasa amannya di dalam dosa. Ia meyakinkan dirinya 

sendiri bahwa ia kebal hukum, meskipun ia bersikeras 

dalam kedurhakaannya (ay. 19). Walaupun ia mende-

ngar perkataan sumpah serapah, sehingga ia tidak da-

pat beralasan tidak mengetahui bahaya yang meng-

ancam, seperti para penyembah berhala lain, namun ia 

menyangka dirinya tetap diberkati. Ia menganggap diri-

nya aman dari murka Tuhan  Israel, di bawah perlindung-

an dewa-dewa berhalanya. sebab  itu ia berkata, “Aku 

akan selamat, meskipun dalam agamaku aku dipimpin, 

bukan oleh ketetapan Tuhan , melainkan oleh khayalanku 

sendiri. Aku menghilangkan rasa haus dengan berma-

buk-mabukkan, dan menambahkan satu perbuatan fasik 

dengan perbuatan fasik lain.” Para penyembah berhala 

itu seperti pemabuk, hati mereka terpatri keras pada 

berhala-berhala mereka, dan mereka gigih menarik orang 

lain ke dalamnya bersama mereka. Pesta-pora biasanya 

menyertai penyembahan berhala mereka (1Ptr. 4:3), se-

hingga ini menjadi celaka bagi para pemabuk, terutama 

pemabuk-pemabuk Efraim, yang saat  siuman, sebab  

merasa haus, akan mencari anggur lagi (Ams. 23:35). 

Dan orang-orang yang membuat diri mereka mabuk un-

tuk menghormati berhala-berhala mereka yaitu  yang 

terburuk dari para pemabuk. Perhatikanlah, pertama, 

ada banyak orang yang berada di bawah kutukan Tuhan , 

namun menyangka dirinya diberkati. namun  akan segera 

didapati bahwa dengan menyangka diri mereka diber-

kati, mereka hanya menipu diri mereka sendiri. Kedua, 

orang-orang yang sudah membuat diri mereka sendiri 

percaya bahwa mereka akan selamat meskipun terus ber-

jalan di jalan dosa, mereka itu telah matang bagi kehan-

curan, dan sedikit saja harapan bagi mereka untuk ber-

tobat. Ketiga, kemabukan yaitu  dosa yang mengeraskan 

hati, dan membuat bejat hati nurani, sama seperti dosa-

dosa lain. Kemabukan yaitu  dosa yang secara menghe-

rankan membuat orang tetap tergoda, meskipun mereka 

baru saja merasakan masalah yang ditimbulkannya. Dan 

herannya, mereka juga senang menarik orang lain ke 

dalam dosa itu (Hab. 2:15). Begitu jugalah penyembahan 

berhala, dosa yang menjerat seperti itu.  

[3] Tindakan Tuhan  yang keras dan adil terhadap si pendosa 

sebab  dosa berhala itu, dan sebab  penghinaan dur-

haka yang diperbuatnya terhadap Tuhan  dengan berkata 

bahwa ia akan selamat meskipun ia terus berdosa, dan 

dengan demikian mendustakan kebenaran kekal (Kej. 

3:4). Hampir tidak ada ancaman dalam seluruh kitab 

Tuhan  yang terdengar lebih mengerikan dibandingkan  ancam-

an ini. Oh, semoga saja orang-orang berdosa yang lan-

cang mau membacanya dan gemetar! Sebab kitab Tuhan  

bukanlah hantu jadi-jadian untuk menakut-nakuti anak-

anak dan orang-orang bodoh, melainkan pernyataan 

yang sungguh-sungguh tentang murka Tuhan  melawan 

kekafiran dan kejahatan manusia (ay. 20-21). Pertama, 

TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu. Hari-hari 

penangguhan-Nya, yang disalahgunakan orang itu, akan 

dipersingkat, dan tidak akan ada belas kasih yang di-

ingat di tengah-tengah penghakiman. Kedua, murka dan 

Kitab Ulangan 29:10-29 

cemburu TUHAN, yang merupakan murka yang paling 

ganas, akan menyala atasnya, seperti asap dapur per-

apian. Ketiga, sumpah serapah yang tertulis akan meng-

hinggapi dia, tidak hanya menimpanya untuk menakut-

nakuti dia, namun  juga tinggal di atasnya, untuk me-

nenggelamkannya ke neraka yang paling dalam (Yoh. 

3:36). Keempat, namanya akan dihapuskan, yaitu, ia sen-

diri akan dibinasakan, dan kenangan tentang dia akan 

membusuk dan lenyap bersamanya. Kelima, ia akan dipi-

sahkan supaya mendapat celaka, yang merupakan peng-

ertian paling tepat dari sebuah kutukan. Ia akan terputus 

dari semua kebahagiaan dan semua harapan untuk baha-

gia, dan ditandai untuk sengsara tanpa obat penawar. 

Dan yang terakhir, semua ini sesuai dengan sumpah 

serapah perjanjian, yang merupakan kutukan yang paling 

menakutkan, sebab  merupakan pembalasan yang adil 

atas anugerah yang disalahgunakan. 

(2) Penyembahan berhala akan menjadi kehancuran bangsa 

mereka. Penyembahan berhala akan mendatangkan mala-

petaka-malapetaka ke atas negeri yang tidak menghiraukan 

akar kepahitan ini, dan terjangkiti olehnya. Sejauh dosa itu 

menyebar, sejauh itu pula penghakiman itu akan menye-

bar. 

[1] Kehancuran itu digambarkan. Kehancuran itu dimulai 

dengan tulah-tulah dan sakit penyakit (ay. 22), untuk 

menguji apakah mereka akan dibuat berbalik melalui 

penghakiman-penghakiman yang kecil. Akan namun , jika 

mereka tidak mau, itu akan berakhir dengan penung-

gangbalikkan sehabis-habisnya, seperti penunggang-

balikkan Sodom (ay. 23). Sama seperti lembah itu, yang 

sudah seperti taman Tuhan yang subur, diubah men-

jadi danau garam dan belerang, demikian pula tanah 

Kanaan akan dibuat menjadi sunyi sepi dan tandus, 

seperti yang terjadi sejak penghancurannya yang ter-

akhir oleh bangsa Romawi. Danau Sodom berbatasan 

dekat dengan tanah Israel, supaya melaluinya mereka 

dapat diingatkan akan kejahatan Sodom. Akan namun , 

sebab  tidak belajar dari peringatan itu, mereka dibuat 

seperti Sodom dalam kehancuran, sama seperti mereka 

sudah menyerupai Sodom dalam dosa. 

[2] Alasan untuk itu ditanyakan, dan ditetapkan. Pertama, 

alasan itu akan ditanyakan oleh keturunan yang akan 

datang (ay. 22), yang akan mendapati bahwa keadaan 

bangsa mereka, dalam segala hal, yaitu  kebalikan dari 

keadaan yang dulu. Dan, saat  mereka membaca se-

jarah maupun janji itu, mereka akan terperanjat me-

lihat perubahan itu. Orang asing juga, dan bangsa-

bangsa di sekitar mereka, serta orang perorangan, akan 

bertanya, apakah sebabnya TUHAN berbuat demikian 

kepada negeri ini? (ay. 24). Demikian pula kehancuran-

kehancuran besar digambarkan di tempat lain sebagai 

sesuatu yang membuat tercengang orang-orang yang 

melihatnya (1Raj. 9:8-9; Yer. 22:8-9). Sudah waktunya 

bagi negeri-negeri sekitar untuk gemetar saat  peng-

hakiman dimulai seperti itu pada rumah Tuhan  (1Ptr. 

4:17). Penekanan dari pertanyaan itu haruslah ditem-

patkan pada negeri ini, negeri Kanaan, negeri yang baik 

ini, tanah yang permai di antara semua negeri, negeri 

yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Sangat di-

sayangkan bahwa negeri yang baik seperti ini sampai 

menjadi sunyi sepi, namun  ini belum yang terburuk. 

Negeri itu juga yaitu  tanah suci, tanah Israel, bangsa 

yang mengikat kovenan dengan Tuhan . Negeri itu yaitu  

negeri Imanuel, negeri di mana Tuhan  dikenal dan disem-

bah, namun demikian negeri itu menjadi tandus seperti 

itu. Perhatikanlah,  

1. Bukan hal baru bagi Tuhan  untuk mendatangkan peng-

hakiman-penghakiman yang menghancurkan ke atas 

suatu bangsa yang mengaku dekat dengan-Nya (Am. 

3:2).  

2. Ia tidak pernah melakukan ini tanpa alasan yang 

baik.  

3. Sudah menjadi kepentingan kita untuk menanyakan 

alasannya, supaya kita dapat memuliakan Tuhan  dan 

belajar dari peringatan. Kedua, alasannya ditetapkan 

di sini, sebagai jawaban atas pertanyaan itu. Per-

karanya akan begitu jelas hingga semua orang akan 

Kitab Ulangan 29:10-29 

berkata, itu sebab  mereka telah melalaikan perjanji-

an TUHAN, Tuhan  nenek moyang mereka (ay. 25). Per-

hatikanlah, Tuhan  tidak pernah meninggalkan siapa 

pun sebelum mereka terlebih dulu meninggalkan 

Dia. namun  orang-orang yang meninggalkan Tuhan  

nenek moyang mereka sudah sewajarnya dicoret dari 

warisan nenek moyang mereka. Mereka pergi dan 

berbakti kepada Tuhan  lain (ay. 26), Tuhan -Tuhan  yang 

tidak mereka kenal, yang tidak harus mereka sem-

bah dalam kewajiban ataupun rasa syukur. Sebab 

Tuhan  tidak memberi  makhluk-makhluk ciptaan 

untuk kita layani, namun  untuk melayani kita. Dan 

juga mereka tidak melakukan kebaikan kepada kita, 

seperti sebagian orang membacanya, lebih dibandingkan  

apa yang Tuhan  mampukan mereka lakukan. Oleh 

sebab itu, kita berutang kepada sang Pencipta, dan 

bukan kepada makhluk ciptaan. sebab  inilah Tuhan  

murka terhadap bangsa Israel itu (ay. 27), dan me-

nyentakkan mereka dalam murka (ay. 28). Jadi, be-

tapa pun mengerikannya kehancuran itu, Tuhan 

bertindak benar di dalamnya, yang diakui dalam 

Daniel 9:11-14. Menurut Tuan Ainsworth, “Dengan 

demikian hukum Musa meninggalkan orang-orang 

berdosa di bawah kutukan, dan membuat mereka 

dicabut dari tanah Tuhan. namun  anugerah Kristus 

kepada orang-orang berdosa yang bertobat dan per-

caya menanam mereka kembali di tanah mereka, 

dan mereka tidak akan dicabut lagi, sebab  dipeliha-

ra oleh kuasa Tuhan ” (Am. 9:15). 

[3] Musa menutup nubuatannya tentang penolakan orang-

orang Yahudi tepat seperti Rasul Paulus menutup per-

kataannya tentang pokok bahasan yang sama, saat  

nubuatan itu mulai digenapi (Rm. 11:33), sungguh tak 

terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak 

terselami jalan-jalan-Nya! Demikian pula di sini (ay. 29), 

hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Tuhan  kita. 

Sebagian orang membuatnya menjadi satu kalimat, hal-

hal yang tersembunyi dari Tuhan Tuhan  kita disingkap-

kan kepada kita dan anak-anak kita, sejauh kita ber-

kepentingan untuk mengetahuinya, dan Ia tidak berbuat 

demikian kepada bangsa-bangsa lain. namun  kita mem-

buatnya menjadi dua kalimat, yang dengannya, per-

tama, kita dilarang untuk mencari-cari tahu sebab  

rasa penasaran rancangan-rancangan yang tersembunyi 

dari Tuhan , dan berusaha menemukan jawabannya. Ja-

waban yang lengkap diberikan untuk pertanyaan itu, 

apakah sebabnya TUHAN berbuat demikian kepada 

negeri ini? Itu sudah cukup untuk membenarkan Tuhan  

dan menegur kita. namun  bisa jadi ada yang bertanya 

lebih jauh mengapa Tuhan  mau mengadakan mujizat-

mujizat secara besar-besaran seperti itu untuk mem-

bentuk sebuah umat, yang kemurtadan dan kehancur-

annya sudah Ia lihat dengan jelas. Mengapa Ia, dengan 

anugerah-Nya yang mahakuasa, tidak mencegahnya. 

Atau apa yang masih berniat untuk dilakukan-Nya de-

ngan mereka? Jika ada yang bertanya seperti itu, hen-

daklah mereka tahu bahwa ini yaitu  pertanyaan-per-

tanyaan yang tidak bisa dijawab, dan sebab  itu tidak 

pantas untuk ditanyakan. Sungguh lancang bagi kita 

untuk mengorek-ngorek Arcana imperii – rahasia-raha-

sia pemerintahan, dan untuk menanyakan alasan-alas-

an dari apa yang ada, yang tidak perlu kita ketahui. 

Lihat Kisah Para Rasul 1:7; Yohanes 21:22; Kolose 2:18. 

Kedua, kita diperintahkan dan didorong untuk mencari 

tahu dengan tekun apa yang telah dinyatakan Tuhan : 

hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-

anak kita. Perhatikanlah,  

1. Walaupun Tuhan  merahasiakan banyak rancangan-

Nya, namun ada cukup banyak yang dinyatakan un-

tuk memuaskan dan menyelamatkan kita. Ia tidak 

pernah melalaikan apa yang berguna bagi kita, namun  

hanya apa yang baik bagi kita untuk tidak kita keta-

hui.  

2. Kita harus mengusahakan diri kita, dan juga anak-

anak kita, mengenal perkara-perkara tentang Tuhan  

yang dinyatakan. Kita tidak hanya diperbolehkan un-

tuk menyelidikinya, namun  juga berkepentingan untuk 

melakukannya. Itu yaitu  perkara-perkara yang sa-

Kitab Ulangan 29:10-29 

ngat penting untuk diketahui oleh kita dan anggota 

keluarga kita. Itu yaitu  peraturan-peraturan yang 

harus kita jadikan pedoman hidup, dan pemberian-

pemberian yang harus kita gunakan untuk menopang 

hidup kita. Dan sebab  itu, kita harus mempelajari-

nya sendiri dengan tekun, dan mengajarkannya de-

ngan tekun kepada anak-anak kita.  

3. Semua pengetahuan yang kita peroleh dimaksudkan 

untuk kita terapkan, sebab inilah tujuan dari semua 

wahyu ilahi. Bukan untuk memberi kita pokok-pokok 

bahasan yang menarik untuk dibahas dan diperbin-

cangkan, untuk menghibur diri kita sendiri dan te-

man-teman kita, melainkan supaya kita melakukan 

segala perkataan hukum Taurat ini, dan diberkati 

dalam perbuatan kita.  

 

 

PASAL 30  

rang akan berpikir bahwa ancaman-ancaman dalam penutup 

pasal sebelumnya berarti akhir dari segalanya bagi bangsa 

Israel, dan membuat keadaan mereka tanpa harapan untuk selama-

lamanya. namun  dalam pasal ini, kita mendapati sebuah petunjuk 

yang jelas tentang belas kasih yang disediakan Tuhan  untuk mereka 

pada waktu-waktu akan datang. Dengan begitu, belas kasih pada 

akhirnya menang atas penghakiman, dan yang menentukan hasil 

akhir. Di sini kita mendapati,  

I. Janji-janji yang luar biasa besar dan berharga yang dibuat 

untuk mereka, jika  mereka bertobat dan kembali kepada 

Tuhan  (ay. 1-10).  

II. Kebenaran iman diperhadapkan kepada mereka dalam ben-

tuk perintah yang jelas dan mudah untuk dijalankan (ay. 11-

14).  

III. Pilihan untuk mengikuti perintah Tuhan  itu diserahkan sepe-

nuhnya kepada bangsa Israel, disertai untung-ruginya yang 

adil (ay. 15, dst.). 

Janji-janji kepada Orang yang Bertobat 

(30:1-10)  

1 “Maka jika  segala hal ini berlaku atasmu, yaitu  berkat dan kutuk yang 

telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hati-

mu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Tuhan mu, menghalau 

engkau, 2 dan jika  engkau berbalik kepada TUHAN, Tuhan mu, dan men-

dengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu 

pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu 

dan dengan segenap jiwamu, 3 maka TUHAN, Tuhan mu, akan memulihkan ke-

adaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau 

kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Tuhan mu, telah menyerakkan 

O

engkau. 4 Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung 

langit, dari sana pun TUHAN, Tuhan mu, akan mengumpulkan engkau kembali 

dan dari sana pun Ia akan mengambil engkau. 5 TUHAN, Tuhan mu, akan 

membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu, 

dan engkau pun akan memilikinya pula. Ia akan berbuat baik kepadamu dan 

membuat engkau banyak melebihi nenek moyangmu. 6 Dan TUHAN, Tuhan -

mu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau menga-

sihi TUHAN, Tuhan mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 

supaya engkau hidup. 7 TUHAN, Tuhan mu, akan menjatuhkan segala sumpah 

serapah itu kepada musuhmu dan pembencimu, yang telah mengejar eng-

kau. 8 Engkau akan mendengarkan kembali suara TUHAN dan melakukan 

segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. 9 TUHAN, 

Tuhan mu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaan-

mu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bu-

mimu, sebab TUHAN, Tuhan mu, akan bergirang kembali sebab  engkau dalam 

keberuntunganmu, seperti Ia bergirang sebab  nenek moyangmu dahulu –  

10 jika  engkau mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu, dengan berpegang 

pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan 

jika  engkau berbalik kepada TUHAN, Tuhan mu, dengan segenap hatimu 

dan dengan segenap jiwamu.” 

Ayat-ayat ini bisa dianggap sebagai janji bersyarat atau sebagai nu-

buatan penuh. 

I. Ayat-ayat itu terutama harus dianggap sebagai janji bersyarat, 

dan dengan begitu menjadi milik semua orang dan semua bangsa, 

dan bukan hanya Israel. Maksud dan tujuannya yaitu  untuk 

meyakinkan kita bahwa para pendosa besar, jika mereka menye-

sal dan bertobat, akan diampuni dosa-dosanya, dipulihkan dan 

mendapat perkenanan Tuhan  kembali. Inilah tujuan dari kovenan 

anugerah. Kovenan anugerah memberi ruang bagi pertobatan 

saat  terjadi suatu pelanggaran, dan menjanjikan pengampunan 

jika  orang bertobat, yang tidak dijanjikan oleh kovenan yang 

menekankan ketaatan pada hukum. Sekarang amatilah di sini, 

1. Bagaimana pertobatan, yang merupakan syarat dari janji-janji 

ini, digambarkan.  

(1) Pertobatan dimulai dengan perenungan yang sungguh-sung-

guh (ay. 1). “Engkau harus mengingat-ingat apa yang su-

dah engkau lupakan atau abaikan.” Perhatikanlah, pere-

nungan yaitu  langkah awal menuju pertobatan. Pertim-

bangkanlah dalam hati, hai orang-orang pemberontak (Yes. 

46:8). Si anak hilang pertama-tama sadar diri, dan kemu-

dian datang kepada ayahnya. Apa yang harus mereka ingat 

yaitu  berkat dan kutuk. Jika saja orang-orang berdosa 

Kitab Ulangan 30:1-10 

mau merenungkan sungguh-sungguh kebahagiaan yang 

terhilang dari mereka sebab  dosa, dan kesengsaraan yang 

mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri, maka mereka 

pasti tidak akan menunda-nunda waktu untuk berbalik ke-

pada TUHAN, Tuhan  mereka. Dengan bertobat, mereka dapat 

terluput dari kesengsaraan itu dan memperoleh kembali 

kebahagiaan itu. Si anak hilang mengingat berkat dan ku-

tuk saat  ia merenungkan kemiskinan yang sedang dideri-

tanya dan kelimpahan makanan di rumah bapanya (Luk. 

15:17).  

(2) Pertobatan diwujudkan dalam perubahan hati yang tulus. 

Dampak dari perenungan tidak bisa tidak pasti dukacita 

dan rasa malu yang saleh (Yeh. 6:9; 7:16). namun  apa yang 

merupakan hidup dan jiwa dari pertobatan, dan yang tan-

panya ungkapan-ungkapan pertobatan yang sangat berapi-

api hanyalah gurauan belaka, yaitu  berbalik kepada 

TUHAN, Tuhan  kita (ay. 2): Jika engkau berbalik (ay. 10) de-

ngan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Kita ha-

rus kembali setia kepada Tuhan  sebagai Tuhan dan Pengu-

asa kita, kembali bergantung pada-Nya sebagai Bapa dan 

Pemberi kita, kembali mengabdi kepada-Nya sebagai tujuan 

tertinggi kita, dan kembali bersekutu dengan-Nya sebagai 

Tuhan  kita dalam kovenan. Kita harus kembali kepada Tuhan  

dengan berpaling dari segala sesuatu yang menentang-Nya 

atau menyaingi-Nya. Dan saat  kita kembali kepada Tuhan , 

kita harus tulus, sepenuh hati dan jiwa, harus menyeluruh, 

dengan segenap hati dan segenap jiwa.  

(3) Pertobatan dibuktikan dengan ketaatan terus-menerus ke-

pada kehendak Tuhan  yang kudus: Jika engkau mendengar-

kan suara-Nya (ay. 2), baik engkau maupun anak-anakmu. 

Sebab tidak cukup bahwa kita sendiri melaksanakan kewa-

jiban kita, namun  juga kita harus mendidik dan mengajak 

anak-anak kita untuk melakukannya. Atau hal ini diselip-

kan di sini sebagai syarat dari diturunkannya berkat itu 

kepada anak-anak mereka, yaitu asalkan anak-anak mere-

ka tetap melakukan kewajiban mereka kepada Tuhan  juga.  

[1] Ketaatan ini haruslah dilakukan dengan pandangan 

yang tertuju kepada Tuhan : Engkau harus patuh kepada 

suara-Nya (ay. 8), dan mendengarkannya (ay. 10). 

[2] Ketaatan itu haruslah tulus, ceria, dan sepenuh hati: De-

ngan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu (ay. 2).  

[3] Ketaatan itu haruslah timbul sebab  kasih, dan kasih 

itu haruslah dicurahkan dengan segenap hatimu dan 

dengan segenap jiwamu (ay. 6). Hati dan jiwalah yang 

dilihat dan dituntut Tuhan . Ia harus memiliki hati dan 

jiwa atau tidak memiliki apa-apa, dan Ia harus memi-

likinya sepenuhnya atau tidak sama sekali.  

[4] Ketaatan itu haruslah menyeluruh: Sesuai dengan se-

gala yang kuperintahkan kepadamu (ay. 2), dan lagi (ay. 

8), untuk melakukan segala perintah-Nya. Sebab orang 

yang membiarkan dirinya melanggar satu perintah, mem-

buat dirinya bersalah atas semua perintah lain (Yak. 

2:10). Hati yang lurus menghormati segala perintah Tuhan  

(Mzm. 119:6, KJV). 

2. Perkenanan apa yang dijanjikan atas pertobatan ini. Meskipun 

mereka dibawa kepada Tuhan  melalui permasalahan dan kesu-

sahan mereka, di negeri-negeri ke mana mereka dihalau (ay. 

1), Tuhan  akan menerima mereka dengan penuh rahmat ken-

dati demikian. Sebab untuk tugas inilah penderitaan-penderi-

taan dikirim, yaitu untuk membawa kita pada pertobatan. 

Meskipun mereka terhalau ke ujung langit, namun dari sana 

doa-doa mereka yang penuh pertobatan akan sampai ke 

telinga Tuhan  yang penuh rahmat, dan di sana perkenanan-Nya 

akan mendapati mereka (ay. 4). Undique ad cælos tantundem 

est viæ – Dari segala tempat, ada jalan yang sama menuju 

sorga. Janji ini diserukan Nehemia dalam doanya untuk 

orang-orang Israel yang terserak (Neh. 1:9). Dijanjikan di sini,  

(1) Bahwa Tuhan  akan menyayangi mereka, sebagai orang yang 

pantas mendapat kasih sayang-Nya (ay. 3). Kepada orang-

orang berdosa yang terus berdosa, Tuhan  murka (29:20), 

namun  kepada orang-orang yang bertobat dan meratapi diri 

mereka sendiri, Ia berbelas kasihan (Yer. 31:18, 20). Orang-

orang yang bertobat dengan sungguh-sungguh merasa 

sangat terhibur dengan belas kasihan dan rahmat dari 

Tuhan , yang tidak pernah gagal, namun  melimpah.  

(2) Bahwa Tuhan  akan memulihkan keadaan mereka, dan me-

ngumpulkan mereka kembali dari segala bangsa, ke mana 

Kitab Ulangan 30:1-10 

 941 

mereka terserak (ay. 3), sejauh apa pun itu (ay. 4). Salah 

satu Alkitab terjemahan bahasa Aram menerapkan ayat ini 

pada Mesias, dengan menjelaskannya demikian: Firman 

Tuhan akan mengumpulkan kamu melalui tangan Elia sang 

imam besar, dan akan membawa kamu melalui tangan 

Mesias sang raja. Sebab inilah kovenan Tuhan  dengan sang 

Mesias, bahwa Ia akan mengembalikan orang-orang Israel 

yang masih terpelihara (Yes. 49:6). Dan inilah maksud dari 

kematian-Nya, yaitu untuk mempersatukan anak-anak 

Tuhan  yang tercerai-berai (Yoh. 11:51-52). Kepada-Nya akan 

berkumpul bangsa-bangsa.  

(3) Bahwa Tuhan  akan membawa mereka masuk ke negeri mere-

ka lagi (ay. 5). Perhatikanlah, orang-orang berdosa yang 

bertobat tidak hanya dibebaskan dari kesengsaraan mere-

ka, namun  juga dipulihkan sehingga mengalami kebahagia-

an sejati dalam perkenanan Tuhan . Negeri yang ke dalamnya 

mereka dibawa masuk untuk mereka miliki, meskipun 

tidak sama, dalam beberapa hal lebih baik dibandingkan  negeri 

yang dimiliki oleh Adam bapak pertama kita, yang darinya 

ia diusir itu.  

(4) Bahwa Tuhan  akan berbuat baik kepada mereka (ay. 5) dan 

bergirang sebab  mereka dalam keberuntungan mereka (ay. 

9). Sebab ada sukacita di sorga atas penyesalan dan per-

tobatan orang-orang berdosa. Ayah si anak yang hilang itu 

bergirang sebab  dia dalam keberuntungannya. 

(5) Bahwa Tuhan  akan membuat mereka banyak (ay. 5), dan 

bahwa, saat  mereka sudah bertambah banyak, setiap mu-

lut akan diberi makan: Ia akan melimpahi mereka dengan 

kebaikan dalam segala pekerjaan mereka (ay. 9). Pertobatan 

dan pembaharuan seluruh bangsa akan mendatangkan 

kelimpahan, kedamaian, dan kemakmuran atas seluruh 

bangsa. Dijanjikan bahwa, TUHAN akan melimpahi engkau 

dengan hasil ternak dan hasil tanahmu, untuk kebaik-

anmu. Banyak orang mendapat kelimpahan yang men-

celakakan. Orang bebal dibinasakan oleh kemakmurannya. 

Jika bersama dengan kemakmuran itu Tuhan  memberi kita 

anugerah untuk menggunakannya bagi kemuliaan-Nya, 

maka kemakmuran itu yaitu  untuk kebaikan.  

(6) Bahwa Tuhan  akan mengalihkan kutuk-kutuk yang sudah 

menimpa mereka kepada musuh-musuh mereka (ay. 7). 

saat  Tuhan  mengumpulkan mereka untuk mengokohkan 

mereka kembali, mereka akan menemui banyak perlawan-

an. namun  kutuk-kutuk yang sama yang sudah menjadi 

beban bagi mereka, akan menjadi pertahanan mereka, 

sebab  semuanya dialihkan kepada seteru-seteru mereka. 

Piala dengan isinya yang memusingkan akan diambil dari 

tangan mereka, dan diberikan ke tangan orang-orang yang 

menindas mereka (Yes. 51:22-23). 

(7) Bahwa Tuhan  akan memberi mereka anugerah-Nya untuk 

mengubah hati mereka, dan memerintah dalam hati mere-

ka (ay. 6): TUHAN, Tuhan mu, akan menyunat hatimu, sehing-

ga engkau mengasihi TUHAN. Perhatikanlah,  

[1] Hati harus disunat untuk mengasihi Tuhan . Kenajisan 

jasmani harus dibersihkan, dan juga kebodohan hati, 

seperti yang dijelaskan dalam Alkitab terjemahan bahasa 

Aram. Lihat Kolose 2:11-12; Roma 2:29. Sunat yaitu  

meterai kovenan. Hati dapat dikatakan sebagai telah di-

sunat untuk mengasihi Tuhan  saat  ia menyatu dalam 

dan diikat kuat-kuat oleh ikatan untuk melakukan ke-

wajiban mengasihi Tuhan .  

[2] yaitu  pekerjaan anugerah Tuhan  untuk menyunat hati, 

dan untuk memancarkan kasih Tuhan  di dalamnya. Dan 

anugerah ini diberikan kepada semua orang yang ber-

tobat dan memohonkannya dengan sungguh-sungguh. 

Bahkan, pertobatan itu lebih tampak sebagai janji dari-

pada perintah (ay. 8): Engkau akan mendengarkan kem-

bali suara TUHAN. Dia yang menuntut kita untuk kem-

bali, menjanjikan anugerah untuk memampukan kita 

kembali. Jika anugerah itu tidak bekerja dengan ber-

hasil, itu salah kita sendiri. Dalam hal ini kovenan anu-

gerah tersusun dengan baik, bahwa apa saja yang di-

tuntut dalam kovenan itu, sudah dijanjikan. Berpaling-

lah kamu kepada teguran-Ku! sebetulnya , Aku hen-

dak mencurahkan Rohku (Ams. 1:23, KJV). 

Kitab Ulangan 30:1-10 

3. Dapat diamati bagaimana Musa di sini menyebut Tuhan  sebagai 

TUHAN Tuhan mu sebanyak dua belas kali dalam sepuluh ayat 

ini, yang menyiratkan,  

(1) Bahwa orang-orang yang bertobat dapat mengambil petun-

juk dan dorongan untuk kembali kepada Tuhan  berdasar  

hubungan mereka dengan-Nya. “Inilah kami, kami datang 

kepada-Mu, sebab Engkaulah TUHAN, Tuhan  kami (Yer. 

3:22). Oleh sebab itu, kepada-Mulah kami pasti akan da-

tang, ke mana lagi kami harus pergi? sebab  itu kami ber-

harap untuk mendapatkan perkenanan-Mu.”  

(2) Bahwa orang-orang yang telah memberontak terhadap 

Tuhan , jika mereka kembali kepada-Nya dan melakukan pe-

kerjaan mereka yang mula-mula, akan dipulihkan kepada 

kehormatan dan kebahagiaan mereka yang dulu. Lekaslah 

bawa ke mari jubah yang terbaik. Dalam ancaman-ancam-

an dalam pasal sebelumnya, Ia senantiasa disebut Tuhan, 

Tuhan  yang berkuasa dan Hakim atas semuanya. namun , 

dalam janji-janji dalam pasal ini, Ia disebut TUHAN Tuhan -

mu, Tuhan  yang penuh anugerah, dan yang mengikat 

kovenan denganmu. 

II.  Ini dapat juga dipandang sebagai nubuatan akan pertobatan dan 

pemulihan orang-orang Yahudi: jika  segala hal ini berlaku 

atasmu (ay. 1), yaitu pertama-tama datang berkat, sesudah itu 

kutuk, maka lalu  akan datang belas kasihan yang telah 

disediakan bagimu. Meskipun hati mereka mengeras secara me-

nyedihkan, namun anugerah Tuhan  dapat melembutkan dan meng-

ubahnya. Dan pada saat itu, meskipun keadaan mereka sengsara 

secara mengenaskan, penyelenggaraan Tuhan  akan memperbaiki 

semua keluh kesah mereka. Nah,  

1. Sudah pasti bahwa nubuatan pertobatan ini tergenapi saat  

mereka kembali dari pembuangan di Babel. Peristiwa itu men-

jadi contoh menakjubkan dari pertobatan dan pembaharuan 

mereka sehingga Efraim, yang sudah bergabung dengan ber-

hala-berhala, meninggalkannya, dan berkata, apakah lagi sang-

kut pautku dengan berhala-berhala? Pembuangan di Babel ber-

hasil menyembuhkan mereka dari penyembahan berhala. Ke-

mudian Tuhan  menanam mereka kembali di tanah mereka sen-

diri dan berbuat baik kepada mereka. Akan namun ,  

2. Sebagian orang berpendapat bahwa nubuatan itu masih akan 

digenapi lebih jauh lagi dalam pertobatan orang-orang Yahudi 

yang sekarang terserak, pertobatan mereka atas dosa nenek 

moyang mereka dalam menyalibkan Kristus, kembalinya mere-

ka kepada Tuhan  melalui Kristus, dan masuknya mereka ke 

dalam jemaat Kristen. namun , celaka! Siapakah yang akan 

hidup, jika  Tuhan  melakukan hal itu? 

Keuntungan-keuntungan Wahyu  

(30:11-14)  

11 “Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah 

terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. 12 Tidak di langit tempat-

nya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk 

mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita 

melakukannya? 13 Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau 

berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk meng-

ambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita mela-

kukannya? 14 namun  firman ini sangat dekat kepadamu, yaitu  di dalam mu-

lutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan. 

Musa di sini mendesak mereka untuk patuh, sebab  perintah-Nya itu 

sangat jelas dan mudah. 

I. Hal ini benar adanya dengan hukum Musa. Mereka tidak akan 

bisa mencari-cari alasan atas ketidaktaatan mereka dengan ber-

kata bahwa Tuhan  telah memerintahkan kepada mereka apa yang 

tidak dapat dipahami atau tidak dapat dilakukan, yang mustahil 

untuk diketahui atau dikerjakan (ay. 11): Itu tidaklah terlalu sukar 

bagimu (KJV: Itu tidak tersembunyi darimu). Yaitu,  

1. Engkau tidak perlu mengirimkan utusan-utusan ke sorga (ay. 

12), untuk mencari tahu apa yang harus engkau lakukan un-

tuk menyenangkan Tuhan . Engkau juga tidak perlu menyebe-

rang ke seberang laut (ay. 13), seperti yang dilakukan para fil-

suf, yang melakukan perjalanan melewati banyak daerah yang 

jauh untuk mengejar ilmu. Tidak, engkau tidak harus ber-

susah payah seperti itu. Tidak pula perintah itu hanya terjang-

kau oleh orang-orang yang memiliki  banyak harta atau 

yang berbudi halus, namun  perintah itu sangat dekat kepadamu

Kitab Ulangan 30:11-14 

(ay. 14). Perintah itu tertulis dalam kitab-kitabmu, terukir 

pada loh-loh, supaya orang yang sambil lalu dapat membaca-

nya. Bibir imam-imammu memelihara pengetahuan ini, dan, 

saat  timbul suatu kesulitan, engkau dapat mencari pengajaran 

dari mulut mereka (Mal. 2:7). Perintah itu tidak disampaikan 

dalam sebuah bahasa yang asing, namun  ada dalam mulutmu. 

Yaitu, dalam bahasa sehari-hari yang biasa engkau gunakan, 

yang di dalamnya engkau dapat mendengarnya dibacakan, dan 

dapat berbicara tentangnya dengan lancar di antara anak-

anakmu. Perintah itu tidak dibungkus dalam berbagai ungkap-

an dan lambang yang samar-samar untuk membingungkan 

dan menghiburmu, atau dalam tulisan-tulisan bergambar, te-

tapi ada dalam hatimu. Sebaliknya, perintah itu disampaikan 

dengan cara yang begitu rupa hingga disesuaikan dengan ke-

mampuanmu, bahkan dengan kemampuan orang yang paling 

hina.”  

2. “Perintah itu tidak terlalu sulit atau berat untukmu,” demi-

kianlah terjemahan Septuaginta membacanya (ay. 11). Engkau 

tidak perlu berkata, “Berusaha melakukan semua yang dikata-

kan oleh hukum ini sama saja dengan berusaha memanjat ke 

langit, atau terbang di atas sayap fajar ke ujung laut.” Tidak, 

perkaranya tidak seperti itu. Itu bukanlah kuk yang tidak da-

pat ditanggung seperti yang digambarkan oleh sebagian orang 

yang berprasangka buruk. Perintah itu memang merupakan 

kuk yang berat dibandingkan dengan perintah Kristus (Kis. 

15:10), namun  tidak jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah 

penyembahan berhala dari bangsa-bangsa sekitar. Tuhan  mem-

bela diri-Nya di depan mereka bahwa Ia tidak memberati mere-

ka dengan menuntut korban sajian, atau menyusahi mereka 

dengan menuntut kemenyan (Yes. 43:23; Mi. 6:3). Sebaliknya, 

Ia terutama berbicara tentang hukum perilaku baik dan bu-

ruk, dan perintah-perintahnya: “Hukum itu sangat dekat de-

nganmu, sesuai dengan hukum alam, yang pasti akan ditemu-

kan dalam hati setiap orang, dan dalam mulut setiap orang, 

jika saja ia mau merenungkannya. Dalam dirimu ada sesuatu 

yang menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik (Rm. 7:16). 

Oleh sebab itu, engkau tidak memiliki  alasan untuk menge-

luhkan adanya kesulitan yang tidak dapat diatasi dalam men-

jalankannya.”

II.  Kejelasan dan mudahnya perintah Tuhan  itu benar adanya untuk 

Injil Kristus, seperti yang dijelaskan oleh rasul Paulus, yang me-

nyebut Injil sebagai bahasa kebenaran sebab  iman (Rm. 10:6-8). 

Dan banyak penafsir berpendapat bahwa inilah yang terutama 

dimaksudkan oleh Musa di sini. Sebab ia telah menulis tentang 

Kristus (Yoh. 5:46). Inilah perintah Tuhan  sekarang di bawah Injil, 

yaitu supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya 

(1Yoh. 3:23). Jika kita bertanya, seperti si orang buta, siapakah 

Dia, Tuhan? atau di manakah Dia?, supaya kita percaya kepada-

Nya? (Yoh. 9:36), maka nas Kitab Suci ini memberi  sebuah 

jawaban. Kita tidak perlu pergi ke sorga, untuk menjemput-Nya di 

sana, sebab Ia telah turun dari sana dalam penjelmaan-Nya. Kita 

juga tidak perlu pergi ke bawah bumi, untuk menjemput-Nya di 

sana, sebab dari sana Ia telah naik dalam kebangkitan-Nya. Teta-

pi firman itu, dan Kristus di dalam firman itu, dekat dengan kita. 

Dengan begitu, jika kita percaya sepenuh hati bahwa janji-janji 

tentang penjelmaan dan kebangkitan Mesias digenapi dalam Ye-

sus Tuhan kita, dan menerima-Nya seperti yang seharusnya, dan 

mengakui-Nya dengan mulut kita, maka kita memiliki Kristus 

bersama kita, dan kita akan diselamatkan. Dia yang membenar-

kan kita yaitu  dekat, sangat dekat. Hukum Taurat itu jelas dan 

mudah, namun  Injil jauh lebih jelas dan mudah. 

Kewajiban untuk Mengasihi Tuhan  

(30:15-20) 

15 Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan 

keberuntungan, kematian dan kecelakaan, 16 sebab  pada hari ini aku meme-

rintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Tuhan mu, dengan hidup me-

nurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan 

dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diber-

kati oleh TUHAN, Tuhan mu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendu-

dukinya. 17 namun  jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, 

bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada Tuhan  lain 

dan beribadah kepadanya, 18 maka aku memberitahukan kepadamu pada 

hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di 

tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendu-

dukinya. 19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu 

pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat 

dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun 

keturunanmu, 20 dengan mengasihi TUHAN, Tuhan mu, mendengarkan suara-

Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umur-

mu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada

Kitab Ulangan 30:15-20 

nenek moyangmu, yaitu  kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk mem-

berikannya kepada mereka.” 

Musa di sini menutup seruannya kepada umat Israel dengan terang 

benderang, dengan api yang membara, supaya, jika mungkin, apa 

yang sejauh ini sudah disampaikannya itu dapat merasuk dalam 

pengertian dan perasaan umat yang tidak berpikir ini. Sebab, bahasa 

seperti apa lagi yang bisa lebih menyentuh perasaan, dan lebih 

mungkin menimbulkan kesan-kesan yang dalam dan langgeng? Cara 

ia memperlakukan mereka begitu masuk akal, begitu bijaksana, 

begitu penuh perasaan, dan begitu mengena dalam segala hal, hingga 

semuanya itu betul-betul menunjukkan dirinya bersungguh-sung-

guh, sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak taat. 

I. Musa menyatakan perkaranya dengan sangat adil. Ia membela 

dirinya di depan mereka tentang perkara itu, apakah ia sudah me-

ngemukakan perkara itu sejelas seperti yang bisa mereka harap-

kan di depan mereka atau tidak.  

1. Setiap orang ingin memperoleh kehidupan dan keberuntung-

an, dan luput dari kematian dan kecelakaan, mendambakan 

kebahagiaan dan ngeri terhadap kesengsaraan. “Nah,” kata-

nya, “Aku telah menunjukkan kepadamu jalan untuk memper-

oleh semua kebahagiaan yang engkau damba-dambakan dan 

untuk menghindari semua kesengsaraan. Taatlah, maka se-

muanya akan baik-baik saja, dan tidak ada yang kurang.” 

Orangtua pertama kita memakan buah terlarang, dengan ber-

harap akan memperoleh pengetahuan tentang yang baik dan 

yang jahat. namun  pengetahuan yang menyengsarakan-lah 

yang mereka dapat. Mereka memperoleh pengetahuan tentang 

yang baik dengan kehilangan kebaikan itu, dan mendapatkan 

pengetahuan tentang yang jahat dengan merasakan kejahatan 

itu. Namun belas kasihan Tuhan  terhadap manusia begitu rupa 

hingga, bukannya menyerahkan dia kepada khayalannya sen-

diri, Ia malah mengaruniakan kepadanya, melalui firman-Nya, 

pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dan Ia mela-

kukannya dengan begitu rupa hingga akan membuatnya baha-

gia untuk selama-lamanya, jika bukan sebab  salahnya sen-

diri.  

2. Setiap orang digerakkan dan dipimpin dalam tindakan-tindak-

annya oleh harapan dan ketakutan, harapan akan kebaikan 

dan ketakutan akan kejahatan, yang nyata maupun yang tam-

pak. “Nah,” kata Musa, “Aku sudah mencoba keduanya. Eng-

kau dapat saja ditarik untuk taat sebab  berharap akan men-

dapat keuntungan dari ketaatanmu itu. Atau juga, engkau 

mau taat sebab  takut akan binasa sebab  ketidaktaatanmu. 

Namun dengan cara apa pun engkau mau taat, tidak ada ma-

salah, engkau tetap akan dibuat dekat dengan Tuhan  dan kewa-

jibanmu. Akan namun , jika engkau tidak mau taat, engkau 

pasti akan habis binasa.” Jadi, marilah kita mendengar kesim-

pulan dari seluruh perkara ini.  

(1) Jika mereka dan keluarga mereka mau mengasihi Tuhan  

dan melayani-Nya, maka mereka akan hidup dan bahagia 

(ay. 16). Jika mereka mau mengasihi Tuhan , dan membukti-

kan ketulusan kasih mereka dengan mematuhi perintah-

perintah-Nya, dan jika mereka mau mematuhi perintah-

perintah-Nya dengan kesadaran hati nurani, dan melaku-

kannya sebab  mengasihi Tuhan , maka Ia akan berbuat baik 

kepada mereka. Dan mereka akan sangat berbahagia se-

perti yang pasti akan terjadi oleh sebab  kasih dan berkat-

Nya.  

(2) Jika mereka atau keturunan mereka pada suatu saat ber-

paling dari Tuhan , meninggalkan ibadah kepada-Nya, dan 

menyembah Tuhan -Tuhan  lain, maka ini pasti akan menjadi 

kehancuran mereka (ay. 17-18). Amatilah, kehancuran di-

ancamkan bukan untuk setiap perbuatan ibadah yang ga-

gal mereka laksanakan, melainkan hanya sebab  kemur-

tadan dan penyembahan berhala. Meskipun setiap pelang-

garan terhadap perintah pantas mendapatkan kutuk, na-

mun bangsa itu akan dihancurkan hanya oleh sebab  

pelanggaran terhadap kovenan pernikahan. Tujuan dari 

Perjanjian Baru banyak samanya. Perjanjian Baru, dengan 

cara serupa, memperhadapkan kepada kita kehidupan dan 

kematian, kebaikan dan kejahatan. Siapa yang percaya 

akan diselamatkan, namun  siapa yang tidak percaya akan 

dihukum (Mrk. 16:16). Iman ini mencakup kasih dan ke-

taatan. Kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, 

mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, Tuhan  

Kitab Ulangan 30:15-20 

 

akan memberi  hidup kekal. namun  kepada mereka yang 

mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebe-

naran, melainkan taat kepada kelaliman dan dengan begitu, 

sebagai akibatnya, menyembah Tuhan -Tuhan  lain dan beriba-

dah kepada mereka), maka mereka akan diganjar dengan 

amarah dan murka Tuhan  yang kekal. Tak pelak lagi, aki-

batnya yaitu  penderitaan dan kesesakan bagi jiwa yang 

kekal (Rm. 2:7-9). 

II. Sesudah  mengemukakan perkaranya seperti itu, Musa meminta 

mereka untuk memilih sendiri, dengan memberi mereka petunjuk 

untuk memilih dengan baik. Ia membela dirinya di hadapan sorga 

dan bumi mengenai tindakannya yang adil dan setia terhadap 

mereka (ay. 19). Mereka tidak bisa tidak pasti mengakui bahwa 

apa pun hasilnya, ia telah membebaskan jiwanya. Oleh sebab itu, 

supaya mereka dapat membebaskan jiwa mereka, ia meminta me-

reka untuk memilih kehidupan, yaitu memilih melaksanakan ke-

wajiban mereka, yang akan menjadi kehidupan mereka. Perhati-

kanlah,  

1. Orang-orang yang memilih kehidupan akan memiliki  kehi-

dupan. Orang-orang yang memilih perkenanan Tuhan  dan per-

sekutuan dengan-Nya untuk kebahagiaan mereka, dan menin-

daklanjuti pilihan mereka sebagaimana mestinya, akan men-

dapatkan apa yang mereka pilih.  

2. Orang-orang yang gagal mencapai kehidupan dan kebahagiaan 

harus menyalahkan diri mereka sendiri. Mereka akan memi-

likinya seandainya mereka memilihnya saat  itu diserahkan 

pada pilihan mereka. namun  mereka mati sebab  mereka mau 

mati. Yaitu, sebab  mereka tidak menyukai kehidupan yang 

dijanjikan dengan syarat-syarat yang diajukan. 

III. Dalam ayat terakhir,  

1. Musa menunjukkan kepada mereka, secara singkat, apa kewa-

jiban mereka, yaitu mengasihi Tuhan , dan mengasihi-Nya seba-

gai Tuhan, Wujud yang sangat bersahabat, dan sebagai Tuhan  

mereka, Tuhan  yang mengikat kovenan dengan mereka. Dan, 

sebagai bukti dari kasih ini, mereka harus mendengarkan sua-

ra-Nya dalam segala hal. Dan dengan bertekun dalam kasih

dan kepatuhan ini, mereka harus berpaut pada-Nya, dan ja-

ngan meninggalkan-Nya dalam perasaan ataupun perbuatan.  

2. Ia menunjukkan kepada mereka alasan mengapa harus patuh 

pada kewajiban ini, dengan menimbang,  

(1) Kebergantungan mereka pada Tuhan : Dia yaitu  hidupmu 

dan lanjut umurmu. Dia memberi hidup, memelihara hidup, 

memulihkan hidup, dan memperpanjang hidup dengan 

kuasa-Nya meskipun itu hidup yang rapuh, dan dengan 

kesabaran-Nya meskipun itu hidup yang disia-siakan. Ia 

mempermanis hidup dengan penghiburan-penghiburan-

Nya, dan Ia yaitu  Tuhan yang berdaulat atas kehidupan. 

Napas kita ada di tangan-Nya. Oleh sebab itu, kita berke-

pentingan untuk menjaga diri kita tetap dalam kasih-Nya. 

Sebab sungguh baik jika Tuhan  menjadi teman kita, dan 

celakalah jika Ia menjadi musuh kita.  

(2) Kewajiban mereka kepada-Nya oleh sebab  janji tentang 

Kanaan yang dibuat kepada nenek moyang mereka dan 

yang disahkan oleh sumpah. Dan,  

(3) Pengharapan-pengharapan mereka kepada-Nya untuk me-

nepati janji itu: “Kasihilah Tuhan , dan beribadahlah kepada-

Nya, supaya hatimu percaya teguh bahwa engkau akan 

berdiam di tanah perjanjian yang dijanjikan-Nya itu, dan 

bahwa Ia akan menopang engkau, yaitu Dia yang yaitu  

hidupmu dan lanjut umurmu.” Semuanya ini kiranya men-

jadi dorongan bagi kita untuk bertekun dalam kasih dan ke-

taatan kepada Tuhan , yang yaitu  sumber segala rahmat.  

 

 

PASAL 3 1  

Di dalam pasal ini, Musa, Sesudah  mengakhiri khotbahnya,  

I. Menguatkan orang Israel yang sekarang akan memasuki 

Kanaan (ay. 1-6), dan juga Yosua yang akan memimpin mere-

ka (ay. 7-8, 23). lalu , 

II. Musa memastikan agar segala perkataannya ini selalu diingat 

bangsa Israel Sesudah  kematiannya,  

1. Melalui kitab hukum Taurat yang, 

(1) Ditulis. 

(2) Diserahkan ke tangan para imam untuk dijaga (ay. 9, 

24-27). 

(3) Diperintahkan untuk dibacakan di depan umum se-

tiap tujuh tahun (ay. 10-13). 

2. Melalui nyanyian yang diperintahkan Tuhan  kepada Musa 

untuk dipersiapkan sebagai pengajaran dan peringatan 

bagi bangsa Israel. 

(1) Tuhan  memanggil Musa dan Yosua ke pintu Kemah Per-

temuan (ay. 14-15).  

(2) Tuhan  menubuatkan kemurtadan bangsa Israel dengan 

berjalannya waktu, dan penghakiman-penghakiman 

yang akan mereka timpakan atas diri mereka sendiri 

sebab nya (ay. 16-18). 

(3) Tuhan  memerintahkan untuk menuliskan sebuah nya-

nyian sebagai saksi melawan mereka (ay. 19-21) 

(4) Musa menuliskan nyanyian itu (ay. 22), lalu menyam-

paikannya kepada bangsa Israel, dengan menyatakan 

maksud nyanyian itu diciptakan, seperti yang telah 

diterimanya dari Tuhan (ay. 28, dst.). 


Petuah-petuah yang Khidmat, 

Yosua Dikuatkan 

(31:1-8) 

1 lalu  pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada 

seluruh orang Israel. 2 Berkatalah ia kepada mereka: “Aku sekarang berumur 

seratus dua puluh tahun; aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah ber-

firman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. 3 TUHAN, 

Tuhan mu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan 

memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat 

memiliki negeri mereka; Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, 

seperti yang difirmankan TUHAN. 4 Dan TUHAN akan melakukan terhadap 

mereka seperti yang dilakukan-Nya terhadap Sihon dan Og, raja-raja orang 

Amori, yang telah dipunahkan-Nya itu, dan terhadap negeri mereka. 5 TUHAN 

akan menyerahkan mereka kepadamu dan haruslah kamu melakukan ke-

pada mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. 6 Kuatkan 

dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar sebab  me-

reka, sebab TUHAN, Tuhan mu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia 

tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”  

7 Lalu Musa memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh 

orang Israel: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk 

bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan 

sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberi nya kepada mere-

ka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. 8 Sebab 

TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai 

engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan 

engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.“ 

sebab  enggan berpisah, kata pepatah, beribu kata selamat