Syekh Siti Jenar yaitu salah satu wali yang memiliki ajaran dan pemikiran
kontroversial. Banyak ulama melihat ajaran Beliu dari sudut pandang tasawwuf
dan menjadikan persoalan yang timbul menjadi lain, karena dianggap
menyesatkan namun justru menjadi suatu ajaran yang sudah mencapai derajat
”fana”.
Apa dan bagaimana ajaran dan pemikiran Syekh Siti Jenar yang telah
menemukan ”sejati ning urip” hidup yang lahir. Apakah ajaran dan pemikiran
Beliu dapat kita petik untuk bekal kehidupan atau malah menyesatkan ....
Mari kita ungkap ajaran-ajaran Beliu serta membuka misteri yang selama ini
masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan,sbb:
AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEKH SITI JENAR :
. .... tidak usah kebanyakan teori semu, karena se sebenarnya ingsun
(saya) inilah Allah. Nyata ingsun yang sejati, bergelar Prabu Satmata, yang
tidak ada lain kesejatiannya yang disebut sebangsa Allah.
. Jika ada seseorang umat manusia yang percaya kepada kesatuan lain selain
Allah SWT, maka ia akan kecewa karena ia tidak akan memperoleh apa yang ia
inginkan.
. Allah itu yaitu keadaanku, lalu mengapa kawan-kawanku sama
memakai penghalang? Dan se sebenarnya aku ini yaitu haq Allah pun tiada
wujud dua; saya sekarang yaitu Allah, nanti Allah, dzahir bathin tetap Allah,
kenapa kawan-kawan masih memakai pelindung?.
. Sebenarnya keberadaan dzat yang nyata itu hanya berada pada
mantapnya tekad kita, tandanya tidak ada apa-apa, namun harus menjadi segala
niat kita yang sungguh-sungguh.
. Tidak usah banyak bertingkah, saya ini yaitu Allah . Ya, betul betul
saya ini yaitu Allah yang sebenarnya, bergelar Prabu Satmata, ketahuilah
bahwa tidak ada Allah yang lain selain saya.
. Saya ini mengajarkan ilmu untuk betul-betul dapat merasakan adanya
kemanunggalan. Sedangkan bangkai itu selamanya tidak ada. Adapun yang
dibicarakan sekarang yaitu ilmu yang sejati yang dapat membuka tabir
kehidupan. Dan lagi semuanya sama. Tidak ada tanda secara samar-samar,
bahwa benar-benar tidak ada perbedaan yang bagaimanapun, saya akan tetap
mempertahankan tegaknya ilmu ini .
. Bahwa se sebenarnya , lafadz Allah yaitu kesaksian akan Allah, yang
tanpa rupa dan tiada tampak akan membingungkan orang, karena diragukan
kebenarannya. Dia tidak mengetahui akan diri pribadinya yang sejati, sehingga
ia menjadi bingung. se sebenarnya nama Allah itu untuk menyebut wakil-Nya,
diucapkan untuk menyatakan yang dipuja dan menyatakan suatu janji. Nama itu
ditumbuhkan menjadi kalimat yang diucapkan Muhammad Rasulullah.
. ..... padahal sifat kafir berwatak jisim, yang akan membusuk, hancur
lebur bercampur tanah. Lain jika kita sejiwa dengan Dzat Yang Maha Luhur. Ia
gagah berani, Maha Sakti dalam syarak, menjelajahi alam semesta. Dia itu
pangeran saya, yang mengusai dan memerintah saya, yang bersifat
wahdaniyah, artinya menyatukan diri denga ciptaan-Nya. Ia dapat abadi
mengembara melebihi peluru atau anak sumpit, bukan budi bukan nyawa,
bukan hidup tanpa asal dari manapun, bukan pula kehendak tanpa tujuan. Dia
itu yang bersatu padu dengan wujud saya. Tiada susah payah, kodrat dan
kehendak-Nya, tiada kenal rintangan, sehingga pikiran keras dari keinginan
luluh tiada berdaya. Maka timbullah dari jiwa raga saya kearif-bijaksanaan saya
menjumpai ia sudah ada di sana.
. Syehk Lemah Bang namaku, Rasulullah ya aku sendiri, Muhammad ya
aku sendiri,Asma Allah itu sesungguhya dirilu, ya akulah yang menjadi Allah
ta’ala.
. Jika Anda menanyakan di mana rumah Allah , maka jawabnya tidaklah
sukar. Allah berada pada Dzat yang tempatnya tidak jauh, yaitu berada dalam
tubuh umat manusia . Tapi hanya orang yang terpilih saja yang bisa melihatnya, yaitu
orang-orang suni.
. Rahasia kesadaran kesejatian kehidupan, ya ingsun ini kesejahteraan
kehidupan, engkau sejatinya Allah, ya ingsun sejatinya Allah; yakni wujud yang
berbentuk itu sejati itu sejatinya Allah, sir (rahasia) itu Rasulullah, lisan
(pengucap) itu Allah, jasad Allah badan putih tanpa darah, sir Allah, rasa Allah,
rahasia rasa kesejatian Allah, ya ingsun (aku) ini sejatinya Allah.
. Adanya kehidupan itu karena pribadi, demikian pula keinginan hidup
itupun ditetapkan oleh diri sendiri, tidak mengenal roh, yang melestarikan
kehidupan, tiada turut merasakan sakit ataupun lelah. Suka dukapun musnah
karena tidak diinginkan oleh hidup. Dengan demikian hidupnya kehidupan itu
berdiri sendiri.
. Dzat wajibul maulana yaitu yang menjadi pemimpin budi yang menuju
ke semua kebaikan. Citra umat manusia hanya ada dalam keinginan yang tunggal.
Satu keinginan saja belum tentu dapat dilaksanankan dengan tepat, apalagi
dua. Nah cobala untuk memisahkan Dzat wajibul maulana dengan budi, agar
supaya umat manusia dapat menerima keinginan yang lain.
. Hyang Widi, kalau dikatakan dalam bahasa di dunia ini yaitu baka
bersifat abadi, tanpa antara tiada erat dengan sakit apapun rasa tidak enak, ia
berada baik disana, maupun di sini, bukan ini bukan itu. Oleh tingkah yang
banyak dilakukan dan yang tidak wajar, menuruti raga, yaitu sesuatu yang
baru.
. Gagasan adanya badan halus itu mematikan kehendak umat manusia . Di
manakah adanya Hyang Sukma, kecuali hanya diri pribadi. Kelilingilah
cakrawala dunia, membubunglah ke langit yang tinggi, selamilah dalam bumi
sampai lapisan ke tujuh, tiada ditemukan wujud yang mulia.
. Kemana saja sunyi senyap adanya; ke Utara, Selatan, Barat, Timur dang
Tengah, yang ada di sana hanya adanya di sini. Yang ada di sini bukan wujud
saya. Yang ada dalam diriku yaitu hampa dan sunyi. Isi dalam daging tubuh
yaitu isi perut yang kotor. Maka bukan jantung bukan otak yang pisah dari
tubuh, laju peasat bagaikan anak panah lepas dari busur, menjelajah Mekkah
dan Madinah.
. Saya ini bukan budi, bukan angan-angan hati, bukan pikiran yang sadar,
bukan niat, buka udara, bukan angin, bukan panas, dan bukan kekosongan
atau kehapaan. Wujud saya ini jasad, yang akhirnya menjadi jenazah, busuk
bercampur tanah dan debu. Napas saya mengelilingi dunia, tanah, api, air, dan
udara kembali ke tempat asalnya, sebab semuanya barang baru bukan asli.
. Maka saya ini Dzat sejiwa yang menyatu, menyukma dalam Hyang Widi.
Pangeran saya bersifat Jalil dan Jamal, artinya Maha Mulia dan Maha Idah. Ia
tidak mau sholat atas kehendak sendiri, tidak pula mau memerintah untuk
shalat kepada siapapun. Adapun shalat itu budi yang menyuruh, budi yang
laknat dan mencelakakan, tidak dapat dipercaya dan dituruti, karena
perintahnya berubah-ubah. Perkataannya tidak dapat dipegang, tidak jujur, jika
dituruti tidak jadi dan selalu mengajak mencuri.
. Syukur kalau saya sampai tiba di dalam kehidupan yang sejati. Dalam
alam kematian ini saya kaya akan dosa. Siang malam saya berdekatan dengan
api neraka. Sakit dan sehat saya temukan di dunia ini. Lain halnya apabila saya
sudah lepas dari alam kematian. Saya akan hidup sempurna, langgeng tiada ini
dan itu.
. Menduakan kerja bukan watak saya. Siapa yang mau mati dalam alam
kematian orang kaya akan dosa. Balik jika saya hidup yang tak kekak ajal, akan
langeng hidup saya, tida perlu ini dan itu. Akan namun saya disuruh untuk
memilih hidup ayau mati saya tidak sudi. Sekalipun saya hidup, biar saya
sendiri yang menetukan.
. .......Betapa banyak nikmat hidup manfaatnya mati. Kenikmatan ini
dijumpai dalam mati, mati yang sempurna teramat indah, umat manusia sejati yaitu
yang sudah meraih ilmu. Tiada dia mati, hidup selamanya, menyebutnya mati
berarti syirik, lantaran tak tersentuh lahat, hanya beralih tempatlah dia
memboyong kratonnya.
. Aku angkat saksi dihadapan Dzat-KU sendiri, se sebenarnya a tidak ada
Allah selain Aku. Dan Aku angkat saksi se sebenarnya Muhammad itu utusan-
KU, se sebenarnya yang disebut Allah yaitu ingsun (aku) diri sendiri. Rasul itu
rasul-KU, Muhammad itu cahaya-KU, aku Dzat yang hidup yang tak kena mati,
Akulah Dzat yang kekal yang tidak pernah berubah dalam segala keadaan.
Akulah Dzat yang bijaksana tidak ada yang samar sesuatupun, Akulah Dzat
Yang Maha Menguasai, Yang Kuasa dan Yang Bijaksana, tidak kekurangan
dalam pegertian, sempurna terang benderang, tidak terasa apa-apa, tidak
kelihatan apa-apa, hanyalah aku yang meliputi sekalian alam dengan kodrat-
KU.
. Janganlah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
keberadaan Allah. Disebut Imannya Iman.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
tempat manunggalnya Allah. Disebut Imannya Tauhid.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
sifatnya Allah. Disebut Imannya Syahadat.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
kewaspadaan Allah. Disebut Imannya Ma’rifat.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
menghadap Allah. Disebut Imannya Shalat.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
kehidupannya Allah. Disebut Imannya Kehidupan.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
kepunyaan dan keagungan Allah. Disebut Imannya Takbir.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau yaitu
pertemuan Allah. Disebut Imannya Saderah.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
kesucian Allah. Disebut Imannya Kematian.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau yaitu
wadahnya Allah. Disebut Imannya Junud.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
bertambahnya nikmat dan anugrah Allah. Disebut Imannya Jinabat.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
asma Nama Allah. Disebut Imannya Wudlu.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
ucapan Allah. Disebut Imannya Kalam.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu juru
bicara Allah. Disebut Imannya Akal.
. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau yaitu
wujud Allah, yaitu tempat berkumpulnya seluruh jagad makrokosmos, dunia
akhirat, surga neraka,arsy kursi, loh kalam, bumi langit, umat manusia , jin, iblis
laknat, malaikat, nabi, wali, orang mukmin, nyawa semua, itu berkumpul di
pucuknya jantung, yang disebut alam khayal (ala al-khayal). Disebut Imannya
Nur Cahaya.
. Yang disebut kodrat itu yang berkuasa, tiada yang mirip atau yang
menyamai. Kekuasannya tanpa piranti, keadaan wujudnya tidak ada baik luar
maupun dalam merupakan kesatuan, yang beraneka ragam.
. Iradat artinya kehendak yang tiada membicarakan, ilmu untuk
mengetahui keadaan, yang lepas jah dari panca indra bagaikan anak gumpitan
lepas tertiup.
. Inilah maksudnya syahadat: Asyhadu berarti jatuhnya rasa, Ilaha berarti
kesetian rasa, Ilallah berarti bertemunya rasa, Muhammad berartihasil karya
yang maujud dan Pangeran berarti kesejatian hidup.
. Mengertilah bahwa se sebenarnya inisyahadat sakarat, jika tidak tahu
maka sakaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya hanya
sperti hewan.
. Syahadat allah, allah badan lebur menjadi nyawa, nyawa lebur menjadi
cahaya, cahaya lebur menjadi roh, roh lebur menjadi rasa, rasa lebur sirna
kembali kepada yang sejati, tinggalah hanya Allah semata yang abadi dan
terkematian. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
. Syahadat Ananing Ingsun, Asyhadu keberadaan-KU, La Ilaha bentuk
wajahku, Ilallah Allah ku, se sebenarnya tidak ada Allah selain Aku, yaitu
badan dan nyawa seluruhnya. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
. Syahadat Panetep Panatagana yaitu, yang menjdai bertempatnya
Allah, menghadap kepada Allah, bayanganku yaitu roh Muhammad, yaitu
sejatinya umat manusia , yaitu wujudnya yang sempurna. (
. Kenikmatan mati tak dapat dihitung ....tersasar, tersesat, lagi terjerumus,
menjadikan kecemasan, menyusahkan dalam patihnya, justru bagi ilmu orang
remeh.....
. Segala sesuatu yang wujud, yang tersebar di dunia ini, bertentangan
denga sifat seluruh yang diciptakan, sebab isi bumi itu angkasa yang hampa.
. Shalat limakali sehari yaitu pujian dan dzikir yang merupakan
kebijaksanaan dalam hati menurut kehendak pribadi. Benar atau salah pribadi
sendiri yang akan menerima, dengan segala keberanian yang dimiliki.
. Pada permulaan saya shalat, budi saya mencuri, pada waktu saya dzikir,
budi saya melepaskan hati, menaruh hati kepada seseorang, kadang-kadang
menginginkan keduniaan yang banyak, lain dengan Dzat Maha yang bersama
diriku, Nah, saya inilah Yang Maha Suci, Dzat Maulana yang nyata, yang tidak
dapat dipikirkan dan tidak dapat dibayangkan.
. Syahadat, shalat, dan puasa itu yaitu amalan yang tidak diinginkan,
oleh karena itu tidak perlu dilakukan. Adapun zakat dan naik haji ke Makkah,
keduanya yaitu omong kosong. Itu semua yaitu palsu dan penipuan
terhadap sesama umat manusia . Menurut para auliya’ bila manuasia melakukannya
maka dia akan dapat pahala itu yaitu omong kosong, dan keduanya yaitu
orang yang tidak tahu.
. Tiada pernah saya menuruti perintah budi, bersujud-sujud di masjid
mengenakan jubah, pahalanya besok saja, bila dahi sudah menjadi tebal,
kepala, berbelang. se sebenarnya hal itu tidak masuk akal. Di dunia ini semua
umat manusia yaitu sama. Mereaka semua mengalami suka duka, menderita sakit
dan duka nestapa, tiada bedanya satu dengan yang lain. Oleh karena itu saya,
Siti Jenar, hanya setia pada satu hal, saja, yaitu Gusti Dzat Maulana.
. ....Gusti Dzat Maulana. Dialah yang luhur dan sangat sakti, yang
berkuasa Maha Besar, lagi pula memiliki dua puluh sifat, kuasa atas segala
kehendak-Nya. Dialah Maha Kuasa pangkal mula segala ilmu, Maha Mulia,
Maha Indah, Maha Sempurna, Maha Kuasa, Rupa warna-nya tanpa cacat,
seperti hamba-Nya. Di dalam raga umat manusia ia tiada tanpak. Ia sangat sakti
menguasai segala yang terjadi, dan menjelajahi seluruh alam semesta,
Ngindraloka.
. Hyang Widi, wjud yang tak tampak oleh mata, mirip dengan ia sendiri,
sifat-sifatnya mempunyai wujud, sperti penampakan raga yang tiada tanpak.
Warnanya melambangkan keselamatan, namun tanpa cahaya atau teja, halus,
lurus terus menerus, menggambarkan kenyataan tiada dusta, ibaratnya kekal
tiada bermula, sifat dahulu yang meniadakan permulaan, karena asal diri
pribadi.
. Mergertilah bahwa se sebenarnya ini syahadat sakarat, jika tidak tahu
maka sekaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya hanya
seperti hewan.
. Syekh Siti Jenar mengetahui benar di mana kemusnahan anta ya
mulya, yaitu Dzat yang melanggengkan budi, berdasarkan dalil ramaitu, ialah
dalil yang dapat memusnahkan beraneka ragam selubung, yaitu dapat lepas
bagaikan anak panah, tiada dapat diketahui di mana busurnya. Syari’at, tarekat,
hakekat, dan ma’rifat musnah tiada terpikirkan. Maka sampailah Syekh Siti
Jenar di istana sifat yang sejati.
. Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian yaitu
hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup langgeng
selamanya, dalam hidup ini yaitu ada surga dan neraka yang tidak dapat
ditolak oleh umat manusia . Jika umat manusia masuk surga berarti ia senang, bila umat manusia
bingung, kalut, risih, muak, dan menderita berarti ia masuk neraka. Maka
kenikmatan mati tak dapat dihitung.
. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca
indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang
mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat najis.
Oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup.
Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca
indera, tidak dapat dipakai sebagai pegangan hidup. Akal dapat menjadi gila,
sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang siang
malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagiaan orang lain.
Dengki juga akan menimbulkan kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya
membawa umat manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah
sampai sedemikian parahnya umat manusia biasanya baru menyesali perbuatannya.
. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, tulang, dan
sumsum busa rusak dan bagaimana cara Anda memperbaikinya. Biarpun
bersembahyang seribu kali setiap barinya akhirnya mati juga. Meskipun badan
Anda, Anda tutupi akhirnya kena debu juga. namun jika penampilan bentuknya
seperti Allah , apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa
tidak dapat. Alam semesta ini yaitu baru. Allah tidak akan membentuk dunia
ini dua kali dan juga tidak akan membuat dunia ini dua kali dan juga tidak akan
membuat tatanan baru.
. Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya yaitu
perbuatan Allah. Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya
yaitu dari Allah juga. Jadi sangat salah besar bila ada yang menganggap
bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk yaitu dari selain Allah. Oleh
karena itu Af’al allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri umat manusia .
Misalnya saat umat manusia menggoreskan pensil, di situlah terjadi perpaduan dua
kemampuan kodrati yang dipancarkan oleh Allah kepada makhluk-Nya, yaitu
kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari tangan seseorang itu
yaitu berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang, ”maksudnya
bukanlah engkau yang melempar, melainkan allah yang melempar ketika
engkau melempar.
. Di dunia ini kita merupakan mayat-mayat yang cepat juga akan menjadi
rusak dan bercampur tanah. Ketahuilah juga bahwa apa yang dinamakan
kawulo-gusti tidak berkaitan dengan seorang umat manusia biasa seperti yang lain-
lain. Kawulo dan Gusti itu sudah ada dalam diriku, siang dan malam tidak dapat
memisahkan diriku dari mereka. namun hanya untuk saat ini nama kawula-gusti
itu belaku, yakni selama saya mati. Nanti kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan
kawulo lenyap, yang tinggal hanya hidupku sendiri, ketentraman langgeng
dalam Anda sendiri. Bial kamu belum menyadari kata-kataku, maka dengan
tepat dapat dikatakan bahwa kamu masih terbenam dalam masa kematian. Di
sini memang terdapat banyak hihuran macam warna. Lebih banyak lagi hal-hal
yang menimbulkan hawa nafsu. namun kau tidak melihat, bahwa itu hanya
akibat panca indera. Itu hanya impian yang sama sekali tidak mengandung
kebenaran dan sebentar lagi akan cepat lenyap. Gilalah orng yang terikat
padanya. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan
kematian, satu-satunya yang ku usahakan ualah kembali kepada kehidupan.
. Bukan kehendak, angan-angan, bukan ingatan, pikir atau niat, hawa
nafsupun bukan, bukan juga kekosongan atau kehampaan, penampilanku
bagai mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu,
napsu terhembus ke segala penjuru dunia, tanah, api, air kembali sebagai
asalnya, yaitu kembali menjadi baru.
. Bumi, langit dan sebagainya yaitu kepunyaan seluruh umat manusia .
umat manusia lah yang memberi nama. Buktinya sebelum saya lahir tidak ada.
. se sebenarnya pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara ajaran
Islam dengan Syiwa Budha. Hanya nama, bahasa, serta tatanan yang berbeda.
Misalnya dalam Syiwa Budha dikenal Yang Maha Baik dan Pangkal
Keselamatan, sementara dalam Islam kita mengenal Allah al Jamal dan as
Salam. Jika Syiwa dkenal sebagai pangkal penciptaan yang dikenal dengan
Brahmana maka dalam Islam kita mengenal al Khaliq. Syiwa sebagai
penguasa makhluk disebut Prajapati, maka dalam Islam kita mengenal al
Maliku al Mulki. Jika Syiwa Maha Pemurah dan Pengasih disebut Sankara,
maka dalam Islam kita mengena ar-Rahman dan ar-Rahim.
. Kehilangan yaitu kepedihan. Berbahagialah engkau, wahai musafir
papa, yang tidak memiliki apa-apa maka tidak akan pernah kehilangan apa-
apa.
. Jika engkau kagum kepada seseorang yang engkau anggap Wali Allah,
jangan engkau terpancang pada kekaguman akan sosok dan perilaku yang
diperbuatnya. Sebab saat seseorang berada pada tahap kewalian, maka
keberadaab dirinya sebagi umat manusia telah lenyap, tenggelam ke dalam al
Waly.
. Kewalian bersifat terus menerus, hanya saja saat tenggelam dalam al
Waly. Berlangsungnya Cuma beberapa saat. Dan saat tenggelam ke dalam al
Waly itulah sang wali benar-benar menjadi pengejawantahan al Waly. Lanaran
itu sang wali memiliki kekeramatan yang tidak bisa diukur dengan akal pikiran
umat manusia , dimana karamah itu sediri pada hakekatnya pengejawantahan al
Waly. Dan lantaran itu pila yang dinamakan karamah yaitu sesuatu diluar
kehendak sang wali pribadi. Semua itu semata-mata kehendak-Nya mutlak.
. Kekasih Allah itu ibarat cahaya. Jika ia berada di kejahuan, kelihatan
sekali terangnya. Namun jika cahaya itu didekatkan ke mata, mata kita akan
silau dan tidak bisa melihatnya dengan jelas. Semakin dekat cahaya itu kemata
maka kita akan semakin buta tidak bisa melihatnya.
. Engkau bisa melihat cahaya kewalian pada diri seseorang yang jauh
darimu. Nemun engkau tidak bisa melihat cahaya kewalian yang memancar
dari diri orang-orang yang terdekat denganmu.
. Saya hanya akan memberi sebuah petunjuk yang bisa digunakan untuk
meniti jembatam (shiratal mustaqim) ajaib ke arahnya. Saya katakan ajaib
karena jembatan itu bisa menjauhkan sekaligus mendekatkan jarak mereka
yang meniti dengan tujuan yang hendak dicapai.
. Bagi kalangan awan, istighfar lazimnya dipahami ebagai upaya
memohon ampun kepada Allah sehingga mereka memperoleh pengampunan.
namun bagi para salik, istighfar yaitu upaya pembebasan dari belenggu
kekakuan kepada Allah sehingga memperoleh ampun yang menyingkap tabir
ghaib yang menyelubungi umat manusia . se sebenarnya di dalam asma al Ghaffar
terangkum makna Maha Pengampun dan juga Maha menutupi, Maha
Menyembunyikan dan Maha Menyelubungi.
. Semua itu terika itu benar, hanya nama dan caranya saja yang berbeda.
Justru ”cara” itu menjadi salah dan sesat ketika sang salik melihat menilai
terlalu tinggi ”cara” yang diikutinya sehinga menafikan ”cara” yang lain.
. Semua rintangan umat manusia itu berjumlah tujuh, karena kita yaitu
makhluk yang hidup di atas permukaan bumi. Allah membentangkan tujuh lapis
langit yang kokoh di atas kita, sebagaimana bumipun berlapis tujuh, dan
samuderapun berlapis tujuh. Bahkan neraka berlapis tujuh. Tidakkah anda
ketahui bahwa suragapun berjumlah tujuh. Tidakkah Anda ketahui bahwa
dalam beribadaaah kepada Allah umat manusia diberi piranti tujuh ayat yang diulang-
ulang dari Al-Quran untuk menghubungkang dengan-Nya? Tidakkah Anda
sadari bahwa saat Anda sujud anggota badan Anda yang menjadi tumpuan?
. Di dunia umat manusia mati. Siang malam umat manusia berpikir dalam alam
kematian, mengharap-harap akan permulaan hidupnya. Hal ini mengherankan
sekali. namun se sebenarnya umat manusia di dunia ini dalam alam kematian, sebab
di dunia ini banyak neraka yang dialami. Kesengsaraan, panas, dingin,
kebingungan, kekacauan, dan kehidupan umat manusia dalam alam yang nyata.
. Dalam alam ini umat manusia hidup mulia, mandiri diri pribadi, tiada diperlukan
lantaran ayah dan ibu. Ia beberbuat menurut keingginan sendiri tiada berasal
dari angin, air tanah, api, dan semua yang serba jasad. Ia tidak menginginkan
atau mengaharap-harapkan kerusakan apapun. Maka apa yang disebut Allah
ialah barang baru, direka-reka menurut pikiran dan perbuatan.
. Orang-orang muda dan bodoh banyak yang diikat oleh budi, cipta iblis
laknat, kafir, syetan, dan angan-angan yang muluk-muluk, yang menuntun
mereka ke yang bukan-bukan. Orang jatuh ke dalam neraka dunia karena
ditarik oleh panca indera, menuruti nafsu catur warna : hitam, merah, kuning,
serta putih, dalam jumlah yang besar sekali, yang masuk ke dalam jiwa
raganya.
. Saya merindukan hidup saya dulu, tatkala saya masih suci tiada
terbayangkang, tiada kenal arah, tiada kenal tempat, tiada tahu hitam, merah,
putih, hijau, biru dan kuning. Kapankah saya kembali ke kehidupan saya yang
dulu? Kelahiranku di dunia alam kematian itu demikian susah payahnya karena
saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.
. Kelahiranku di dunia kematian itu demikian susah payahnya karena saya
memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.
. Keinginan baru, kodrat, irodat, samak, basar dan ngaliman )’aliman).
Betul-betul terasa amat berat di alam kematian ini. Panca pranawa kudus, yaitu
lima penerangan suci, semua sifat saya, baik yang dalam maupun yang luar,
tidak ada yang saya semuanya iti berwujud najis, kotor dan akan menjadi
racun. Beraneka ragam terdapat ini dalam alam kematian ini. Di dunia
kematian, umat manusia terikat oleh panca indera, menggunakan keinginan hidup,
yang dua puluh sifatnya, sehingga saya hampir tergila-gila dalam dan kematian
ini.
. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca
indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang
mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat najis,
oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup.
Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca
indera, tidak dapat dipakai sebagai pandangan hidup. Akal dapat menjadi gila,
sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang siang
malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagian orang lain.
Dengki juga akan menimbulkal kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya
membawa umat manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah
samapai sedemikian parahnya manuasia biasanya baru menyesali
perbuatannya.
. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, sungsum,
bisa merusak dan bagaimana cara anda memperbaikinya. Biarpun
bersembahyang seribu kali tiap harinya akhirnya mati juga. Meskipun badan
anda, anda tutupi akhirnya kena debu juga. namun jika penampilan bentuknya
seperti Allah , apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa
tidak dapat. Alam semesta ini yaitu baru. Allah tidak akan membentuk dunia
ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.
. mayat-mayat berkeliaran kemana-mana, ke Utara dan ke Timur, mencari
makan dan sandang yang bagus dan permata serta perhiasan yang berkilauan,
tanpa mengetahui bahwa mereka yaitu mayat-mayat belaka. Yang naik
kereta, dokar atau bendi itu juga mayat, meskipun seringkali ia berwatak keji
terhadap sesamanya.
. Orang yang dihadapi oleh hamba sahayanya, duduk di kursi, kaya raya,
mempunyai tanah dan rumah yang mewah, mereka sangat senang dan
bangga. Apakah ia tidak tahu, bahwa semua benda yang terdapat di dunia akan
musnah menjadi tanah. Meskipun demikia ia bersifat sombong lagi congkak.
Oh, berbelas kasihan saya kepadanya. Ia tidak tahu akan sifat-sifat dan citra
dirinya sebagai mayat. Ia merasa dirinya yang paling cukup pandai.
. Di alam kematian ada surga dan neraka, dijumpai untung serta sial.
Keadaan di dunia seperti ini menurut Syekh Siti Jenar, sesuai dengan dalil
Samarakandi ”al mayit pikruhi fayajitu kabilahu” artinya se sebenarnya orang
yang mati, menemukan jiwa raga dan memperoleh pahala surga serta neraka.
. ”Keadaan itulah yang dialami umat manusia sekarang” demikian pendapat
Syekh Siti Jenar, yang pada akhirnya Siti Jenar siang malam berusaha untuk
mensucikan budi serta menguasai ilmu luhur dengan kemuliaan jiwa.
. Di alam kematian terdapat surga dan neraka, yakni bertemu dengan
kebahagian dan kecelakaan, dipenuhi oleh hamparan keduniawian. Ini cocok
dengan dalil Samarakandi analmayit pikutri, wayajidu katibahu.
se sebenarnya orang mati itu akan mendapatkan raga bangkainya, terkena
pahala surga serta neraka.
. Surga neraka tidaklah kekal dan dapat lebur, ataupun letaknya hanya
dalam rasa hati masing-masing pribadi, senang puas itulah surga, adapun
neraka ialah jengkel, kecewa dalam hati. Bahwa surga neraka terdapat dia
akhirat. Itulah hal yang semata khayal tidak termakan akal.
. se sebenarnya , meurut ajaran Islam pun, surga dan neraka itu tidak
kekal. Yang menganggap kekal surga neraka itu yaitu kalangan awam.
se sebenarnya mereka berdua wajib rusak dan binasa. Hanya Allah Dzat yang
wajib abadi, kekal, langgeng, dan azali.
. se sebenarnya , tempat kebahagian dan kemulian yang disebut swarga
oleh orang-orang Hindu-Budha, di dalam Islam disebut dengan nama Jannah
(taman), yang bermakna tempat sangat menyenangkan yang di dalamnya
hanya terdapat kebahagian dan kegembiraan. Hampir mirip dengan swarga
yang dikenal di dalam Syiwa-Budha, di dalam Islam dikenal ada tujuh surga
besar yang disebut ’alailliyyin,al-Firdaus, al-Adn, an-Na’im, al-Khuld, al-
Mawa, dan Darussalam. Di surga-surga itulah amalan orang-orang yang baik
ditempatkan sesuai amal ibadahnya selam hidup di dunia.
. Sementara itu, tidak berbeda dengan ajaran Syiwa-Budha yang meyakini
adanya Alam Bawah, yaitu neraka yang bertingkat-tingkat dan jumlahnya
sebanyak jenis siksaan, Islam pun mengajarkan demikian. Jika dalam ajaran
Syiwa-Budha dikenal ada tujuh neraka besar yaitu, Sutala, Wtala, Talata,
Mahatala, Satala, Atala, dan Patala. Maka dalam Islam juga dikenal tingkatan
neraka yaitu, Jahannam, Huthama, Hawiyah, Saqar, Jahim, dal Wail.
. Sebetulnya yang disebut awal dan akhir itu berda dalam cipta kita
pribadi, seumpama jasad di dalam kehidupan ini sebelum dilengkapi dengan
perabot lengkap, seperti umur tahun, disitu masih disebut sebagai awal,
maka disebut masyriq (timur) yang maknanya mengangkat atau awal
penetapan umat manusia , serta genapnya hidup.
. Yang saya sebut Maghrib (Barat) itu penghabisan, maksudnya saat
penghabisan mendekati akhir, maksudnya sesudah melali segala hidup di dunia.
Maka, sejatinya awal itu memulai, akhir mengakhiri. Jika memang bukan
adanya zaman alam dunia atau zaman akhirat, itu semua masih dalam
keadaan hidup semua.
. Untuk keadaan kematian saya sebut akhirat, hanyalah bentuk dari
bergantinya keadaan saja. Adapun se sebenarnya mati itu juga kiamat. Kiamat
itu perkumpulan, mati itu roh, jadi semua roh itu kalau sudah menjadi satu
hanya tinggal kesempurnaannya saja.
. Moksanya roh saya sebut mati, karena dari roh itu terwujud keberadaan
Dzat semua, letaknya kesempurnaan roh itu yaitu musnahnya Dzat. Akan
namun bagi penerapan ma’rifat hanya yang waspada dan tepat yang bisa
menerapkan aturannya. Disamping semua itu, se sebenarnya semuanya juga
hanya akan kembali kepada asalnya masing-masing.
. Ketahuilah, bahwa surga dan neraka itu dua wujud, terjadinya dari
keadaan, wujud makhluk itu dari kejadian. Surga dan neraka sekarang sudah
tampak, terbentuk oleh kejadian yang nyata.
. Saya berikan kiasan sebagai tanda bukti adanya surga, sekarang ini
sama sekali berdasarkan wujud dan kejadian di dunia. Surga yang luhur itu
terletak dalam perasaan hati yang senang. Tidak kurang orang duduk dalam
kereta yang bagus merasa sedih bahkan menangis tersedu-sedu, sedang
seorang pedagang keliling berjalan kaki sambil memikul barang dangangannya
menyanyi sepanjang jalan. Ia menyanyikan berbagai macam lagu dengan suara
yang terdengar mengalun merdu, sekalipun ia memikul, menggendong,
menjinjing atau menyunggi barang dagangannya pergi ke Semarang. Ia itu
menemukan surganya, karena merasa senang dan bahagia. Ia tidur di rumah
penginapan umum, berbantal kayu sebagai kalang kepala, dikerumuni
serangga penghisap darah, namun ia dapat tidur nyenyak.
. Orang disurga segala macam barang serba ada, kalau ingin bepergian
serba enak, karena kereta bendi tersedia untuk mondar-mandir kemana saja.
namun apabila nerakanya datang, menangislah ia bersama istri atau suaminya
dan anak-anaknya.
. umat manusia yang sejati itu ialah yang mempunyai hak dan kekuasaan
Allah yang Maha Kuasa, serta mandiri diri pribadi. Sebagai hamba ia menjadi
sukma, sedang Hyang Sukma menjadi nyawa. Hilangnya nyawa bersatu padu
dengan hampa dan kehampaan ini meliputi alam semesta.
. Adanya Allah karena dzikir, sebab dengan berdzikir orang menjadi tidak
tahu akan adanya Dzat dan sifat-sifatnya. Nama untuk menyebut Hyang
Manon, yaitu Yang Maha Tahu, menyatukan diri hingga lenyap dan terasa
dalam pribadi. Ya dia ya saya. Maka dalam hati timbul gagagasan, bahwa ia
yang berdzikir menjadi Dzat yang mulia. Dalam alam kelanggengan yang masih
di dunia ini, dimanapun sama saja, hanya umat manusia yang ada. Allah yang
dirasakan adanya waktu orang berdzikir, tidak ada, jadi gagasan yang palsu,
sebab pada hakikatnya adanya Allah yang demikian itu hanya karena nama
saja.
. umat manusia yang melebihi sesamanya, memiliki dua puluh sifat, sehingga
dalam hal ini antara agama Hindu-Budha Jawa dan Islam sudah campur. Di
samping itu roh dan nama sudah bersatu. Jadi tiada kesukaran lagi mengerti
akan hal ini dan semua sangat mudah dipahami.
. umat manusia hidup dalam alam dunia ini hanya mengadapai dua masalah
yang saling berpasangan, yaitu baik buruk berpasangan dengan kamu, hidup
berjodoh dengan mati, Allah berhadapan dengan hambanya.
. Orang hidup tiada mersakan ajal, orang berbuat baik tiada merasakan
berbuat buruk dan jiwa luhur tiada bertempat tinggal. Demikianlah pengetahuan
yang bijaksana, yang meliputi cakrawala kehidupan, yang tiada berusaha
mencari kemuliaan kematian, hidup terserah kehendak masing-masing.
. Keadaan hidup itu berupa bumi, angkasa, samudra dan gunung seisinya,
semua yang tumbuh di dunia, udara dan angin yang tersebar di mana-mana,
matahari dan bulan menyusup di langit dan keberadaan umat manusia sebagai yang
terutama.
. Allah bukan johor manik, yaitu ratna mutu manikam, bukan jenazah dan
rahasia yang gaib. Syahadat itu kepalsuan.
. akhirat di dunia ini tempatnya. Hidup dan matipun hanya didunia ini.
. Bayi itu berasal dari desakan. sesudah menjadi tua menuruti kawan.
Karena terbiasa waktu kanak-kanak berkumpul dengan anak, sesudah tua
berkumpul dengan orang tua. Berbincang-bincanglah mereka tentang nama
sunyi hampa, saling bohong membohongi, meskipun sifat-sifat dan wujud
mereka tidak diketahui.
. Takdir itu tiada kenal mundur, sebab semuanya itu ada dalam
kekuasaan Yang Murba Wasesa yang menguasai segala kejadian.
. Orang mati tidak akan merasakan sakit, yang merasakan sakit itu hidup
yang masih mandiri dalam raga. Apabila jiwa saya telah melakukan tugasnya,
maka dia akan kembali ke alam aning anung, alam yang tentram bahagia,
aman damai dan abadi. Oleh karena itu saya tidak takut akan bahaya apapun.
. Menurut pendapat saya. Yang disebut ilmu itu ialah segala sesuatu yang
tidak kelihatan oleh mata.
. Mana ada Hyang Maha Suci? Baik di dunia maupun di akhirat sunyi.
Yang ada saya pribadi. se sebenarnya besok saya hidup seorang diri tanpa
kawan yang menemani. Disitulah Dzatullah mesra bersatu menjadi saya.
. Karena saya di dunia ini mati, luar dlam saya sekarang ini, yang di
dalam hidupku besok, yang di luar kematianku sekarang.
. Orang yang ingin pulang ke alam kehidupan tidak sukar, lebih-lebih bagi
murid Siti Jenar, sebab ia sudah paham dengan mengusai sebelumnya. Di sini
dia tahu rasanya di sana, di sana dia tahu rasanya di sini.
. Tiada bimbang akan manunggalnya sukma, sukma dalam kehingan,
tersimpan dati sanubari, terbukalah tirai, tak lain antara sadar dan tidur, ibarat
kaluar dari mimpi, menyusupi rasa jati.
. umat manusia tidak boleh memiliki daya atau keinginan yang buruk dan jelek.
. umat manusia tidak boleh berbohong.
. umat manusia tidak boleh mengeluarkan suara yang jorok, buruk, saru, tidak
enak didengar, dan menyakiti orang lain.
. umat manusia tidak boleh memakan daging (hewan darat, udara ataupun air).
. umat manusia tidak boleh memakan nasi kecuali yang terbuat dari bahan
jagung.
. umat manusia tidak boleh mengkhianati terhadap sesama umat manusia .
. umat manusia tidak boleh meminum air yang tidak mengalir.
. umat manusia tidak boleh membuat dengki dan iri hari.
. umat manusia tidak boleh membuat fitnah.
. umat manusia tidak boleh membunuh seluruh isi jagad.
. umat manusia tidak boleh memakan ikan atau daging dari hewan yang rusuh,
tidak patut, tidak bersisik, atau tidak berbulu.
. Bila jiwa badan lenyap, orang menemukan kehidupan dalam sukma yang
sungguh nyata dan tanpa bandingan. Ia dapat diumpamakan dengan isinya
buah kamumu. Pramana menampilkannya manunggal dengan asalnya dan
dilahirkan olehnya.
. namun yang kau lihat, yang nampaknya sebagai sebuah boneka penuh
mutiara bercahaya indah, yang memancarkan sinar-sinar bernyala-nyala, itu
dinamakan pramana. Pramana itu kehidupan badan. Ia manunggal dengan
badan, namun tidak ambail bagian dalam suka dan dukanya. Ia berada di dalam
badan.
. Tanpa turut tidur dan makan tanpa menderita kesakitan atau kelaparan.
Bila ia terpisah dari badan, maka badan ikut tertinggal tanpa daya, lemah.
Pramana itulah yang mampu mengemban rasa, karena ia dihidupi oleh sukma.
Kepadanya diberi anugrah mengemban kehidupan yang dipandang sebagai
rahasia rasa nya Dzat.
. Penggosokan terjadi karena digerakkan oleh agin. Dari kayu yang
menjadi panas muncullah asap, kemudian api. Api maupun asap keluar dari
kayu. Perhatikanlah saat permulaan segala sesuatu, segala yang dapat diraba
dengan panca indera, keluar dari yang tidak kelihatan tersembunya.....
. Ada orang yang menyepi dipantai. Mereka melakukan konsentrasi di tepi
laut. Buka dua hal yang mereka pikirkan. Hanya Pencipta semesta alam yang
menjdai pusat perhatiannya. Karena kecewa belum dapat berjumpa dengan-
Nya, maka mereka lupa makan dan tidur.
. Badan jasmani disebut cermin lahir, karena merupakan cermin jauh dari
apa yang dicari dalam mencerminkan wajah dia yan ber-paes. Cermin batin
jauh lebih dekat.
. Siang malam terus menerus mereka lakukan shalat. Dengan tiada
hentinya terdengarlah pujian dan dzikir mereka. Dan kadang mereka mencari
tempat lain dan melakukan konsentrasi di kesunyian hutan. Luar biasalah
usaha mereka, hanya Penciptalahyang menjadi pusat pandangannya.
. Badan cacat kita cela, keutamaan kerendahan hati kita puji, namun
keadaan kita ialah digerakkan dan didorong olek sukma. namun sukma tidak
tampak, yang nampak hanya adan.
. Cermin batin itu bukanlah cermin yang dipakai orang-orang biasa.
Cermin ini sangat istemewa, karena mendekati kenyataan. Bila kau mengetahui
badan yang sejati itulah yang dinamakan kematian terpilih.
. Bila engkau melihat badanmu, Aku turut dilihat ... Bila kau tidak
memandang dirimu begitu, kau sungguh tersesat.
. Sukma tidak jauh dari pribadi. Ia tinggal di tempat itu jua. Ia jauh kalau
dipandang jauh, namun dekat kalau dianggap dekat. Ia tidak kelihatan, sebab
antara Dia dan umat manusia terdapat kekuadaan-Nya yang meresapi segala-
galanya.
. Hyang Sukma Purba menyembunyikan Diri terhadap peglihatan,
sehingga ia lenyap sama sekali dan tak dapat dilihat. Kontemplasi terhadap Dia
yang benar lenyap dan berhenti. Jalan untuk menemukan-Nya dilacak kembali
dari puncak gunung.
. namun Hyang Sukma sendiri tidak dapat dilihat. Cepat orang turun dari
gunung dan dengan seksama orang melihat ke kiri ke kanan. Namun Dia tidak
ditemukan, hati orang itu berlalu penuh duka cita dan kerinduan.
. Hendaklah waspada terhadap penghayatan roroning atunggil agar
tiada ragu terhadap bersatunya sukma, pengahayatan ini terbuka di dalam
penyepian, tersimpan di dalam kalbu. Adapun proses terungkapnya tabir
penutup alam gaib, laksana terlintasnya dlam kantuk bagi orang yang sedang
mengantuk. Penghayatan gaib itu datang laksana lintasan mimpi.
se sebenarnya orang yang telah menghayati semacam itu berarti telah
menerima anugrah Allah . Kembali ke alam sunyi. Tiada menghiraukan
kesenangan duniawi. Yang Maha Kuasa telah mencakup pada dirinya. Dia
telah kembali ke asal mulanya.....
. Mati raga orang-orang ulama yang mengundurkan diri di dalam
kesunyian hutan ialah hanya memperhatikan yang satu itu tanpa membiarkan
pandangan mereka menyinpang. Mereka tidak menghiraukan kesukaran
tempat tinggal mereka hanya Dialah yang melindungi badan hidup mereka yang
diperlihatkan. Tak ada sesuatu yang lain yang mereka pandang, hanya Sang
Penciptalah yang mereka perhatikan.
. Yang menciptakan mengemudi dunia yaitu tanpa rupa atau suara.
Kalbu umat manusia yang dipandang sebagai wisma-Nya. Carilah Dia dengan
sungguh-sungguh, jangan sampai pandanganmu terbelah menjadi dua.
Peliharalah baik-baik iman kepercayaanmu dan tolaklah hawa nafsumu.
. Bila kau masih menyembah dan memuji Allah dengan cara biasa, kau
baru memiliki pengetahuan yang kurang sempurna. Jangan terseyum seolah-
olah kau sudah mengerti, bila kau belum mengetahui ilmu sejati. Itu semua
hanya berupa tutur kata. Adapun kebenaran sejati ialah meninggalkan sembah
dan pujian yang diungkapkan dengan kata-kata.
. Sembah dan puji sempurna ialah tidak memandang lagi adanya Allah ,
serta mengenai adanya sendiri tidak lagi dipandang. Papan tulis dan tulisan
sudah lebur, kualitas tak ada lagi. Adamu tak dapat diubah. Lalu apa yang
masih mau dipandang. Tiadak ada lagi sesuatu. Maklumilah.