TAFSIF AL ATZAR 20

 




cerita lain menyerupai ini, yang tidak kurang ganjilnya. Meskipun misalnya kita


tidak tahu dari mana iumbernya, bagaimanakah pengaruh cerita begini dalam


penafsiran al-Quran, terutama dari zaman sekarang? Apakah penafsiran al￾Quran menjadi kurang hebat kalau tidak dicampurkan cerita yang demikian?


Adapun Nabi yang bernama Hazqial (Hezekiel) memang ada pada Bani


lsrail dan ada Kitab Wahyunya di dalam Perjanjian Lama. Tetapi cerita 30,000


orang mati, lalu tulang-tulangnya terus berdarah berdaging, hidup dan pulang


ke kampung tidaklah bertemu dalam kitab itu. Yang ada hanyalah bahwa Nabi


Hazqialmemberi ingat Bani Israil, kaumnya supaya kembali kepada hukum


yangdiperintahkan Allah, jangan mendurhaka juga. Karena kalau mendurhaka


juga, mereka akan dimusnahkan, akan dihancur-leburkan. Peringatan Hazqial


ini, karena tidak diacuhkan mereka, memang datanglah kecelakaan itu. Bani


Israil dijadikan budak oleh bangsa Babil, dihalau beribu-ribu ke Babil;Jerusalem


dihancurkan.Setelah bangsa Persia menang atas bangsa Babil, barulah raja Persia


mengizinkan Bani Israil membangunkan negerinya kembali; baru mereka hi￾dup.


Setelah ditilik di dalam Kitab Nabi Hazqial, tidak ada bertemu sumber


Israiliyat ini, walaupun kalau bertemu tidak juga kita akan segera percaya. Maka


ternyatalah tafsiran Muhammad bin Marwan as-Suddi ini lebih Israiliyat dari￾pada Israiliyat, dan kita sebagai penafsir zaman sekarang tidaklah merasa


berdosa kalau tidak menerima penafsiran dongengan itu.


(246) Tidakkah engkau perhatikan,


dari hal pemuka-pemuka Bani


Israil sesudah Musa? Seketika


mereka berkata kepada seorang


Nabi mereka: Angkatlah untuk


kami seorang raja, supaya kami


berperang pada jalan Allah! Ber￾kata dia: Apakah tidak akan ter￾jadi kelak, kalau diperintahkan


atas kamu berperang, bahwa


kamu tidak akan mau berpe￾rang? Mereka menjawab: Bagai￾mana kami tidak akan mau ber￾perang pada jalan Allah, padahal


kami telah diusir dari kampung


halaman kami dan anak-anak


kami. Tetapi setelah diperintah￾kan kepada mereka berperang,


berpalinglah mereka, kecuali se￾dikit dari antara mereka. Dan


Allah mengetahui orang-orang


yang aniaya.


(247) Dan berkatalah kepada mereka


Nabi mereka itu: Sesungguhnya


Allah telah melantik untuk kamu


Thalut menjadi Raja. Mereka


berkata: Adakah patut dia ber￾kuasa atas kami, padahal kami


lebih berhak dengan kekuasaan


itu daripadanya. Sedang dia tidak


diberi kemampuan dan harta.


Berkata dia: Sesungguhnya Allah


telah memilih dia atas kamu, dan


telah melebihkannya keluasan


daripada pengetahuan dan tu￾buh. Dan Allah memberikankerajaanNya kepada barangsia￾pa yang Dia kehendaki. Dan


Allah adalah Maha Luas, lagiMe￾ngetahui.


(2u18) Dan berkata kepada mereka


Nabi mereka: Sesungguhnya


tanda kerajaannya ialah bahwa


akan datang kepada kamu tabut


itu. Di dalamnya ada sesuatu


yang menenteramkan hati dari


Tuhan kamu, dan sisa dari apa


yang ditinggalkan oleh keluarga


Musa dan keluarga Harun, yang


dipikul akan dia oleh Malaikat.


Sesungguhnya pada yang demi￾kian itu adalah tanda bagikamu,


jika sungguh kamu orang yang


beriman.


I -.1 zt a ole . ,t. ...


,.rl z ,(1, il, Jl rr+ d JU,


Memilih Pemimpin


Setelah pada ayat di atas Tuhan mengemukakan suatu perbandingan, yaitu


satu kaum yang karena takut mati menjadi mati, dan bisa hidup kembaliasal


semangat untuk hidup timbul kembali pada kaum itu, sekarang Tuhan menyu￾ruh lagi memperhatikan suatu kejadian pada Bani Israil.


Setelah mereka diseberangkan dariMesir oleh NabiMusa dan dikarantina￾kan di padang Tih empatpuluh tahun lamanya, dengan pimpinan NabiYusya'


mereka dapat juga menempuh negeri yang telah dijanjikan Tuhan untuk


mereka, tanah Kanaan atau kemudian menjadi Jerusalem. Setelah beberapa


lama kemudian, semangat mereka menjadi kendor, pemimpin-pemimpin yang


kuat tidak timbul lagi, sehingga bangsa Palestina bangsa asli negeri itu bangkit


kembali. Maka mereka desaklah Bani Israilsehingga lemah dan runtuh. Imam￾imamatau ketua-ketua mereka berganti-ganti naik,tetapi tidak ada yang kuat


memimpin mereka untuk bangun kembali sebagai dahulu pernah mereka rasai.


Yang tinggal hanyalah Nabi-nabiyang bergiliran datang. Nabi-nabiitupun kalau


tidak mereka senangi, ada yang mereka bunuh. Tetapiada diantara Nabiitu


menurut ahli-ahli tafsir, Samuel namanya. Usianya telah tua tetapi fikirannya


sangat diharapkan orang. Di zaman Nabi Samuel inilah timbulfikiran Banilsrail


atas perlunya seorang raja yang akan memimpin mereka.Di sinilah yang akan dikisahkan oleh ayat yang akan kita uraikan ini:


"Tidakkah engkau perhatikan dari hal pemuka-pemuka Bani Isroi/ se￾sudoh Musa?" (pangkal ayat 246). Yaitu beberapa lama masanya sesudah Nabi


Musa meninggal: "sekef ika mereka berkata kepoda seorang Nabi mereka."


Yang namanya SAMUEL itu. '?ngkof lah untuk kami seorang raja, supoye


kami berperang pada jalan Allah."


Rupanya oleh karena sudah merasa kesengsaraan karena tindasan orang


Palestina, yang menyebabkan mereka kian lama kian hina, terasalah dalam


fikiran pemuka-pemuka mereka bahwa kesengsaraan itu hanya dapat diatasi


kalau ada raja yang akan memimpin yang dapat menyatukan mereka semua.


Karena salah satu sebab dari kehinaan yang menimpa suatu kaum ialah karena


adanya pemuka-pemuka yang masing-masing merasa diri lebih tinggidan tidak


mau tunduk kepada yang lain, sehingga mudah bagimusuh mengadu domba


mereka. Mendengarkan usulan ketua-ketua yang demikian kepada NabiSa￾muel. "Berk ata dia: Apokah tidak akan terjadi kelak, kalau diperintohkan atas


kamu berryrang, bahwa komu tidak okan mau berperang?" Samuel berkata


demikian, karena rupanya beliau telah mengetahui semangat bangsa yang telah


amat rusak itu. Mereka meminta raja buat memimpin mereka berperang. Nanti


permintaan mereka dikabulkan sehingga ada raja itu. Tetapi karena semangat


kaum itu memang telah rusak, diajak berperang mereka tidak mau, mereka


takut menghadapi musuh, sehingga pengangkatan raja itu percuma saja. Atau


perintah raja itu tidak diacuhkan, karena akan ada saja cacatnya pada pan￾dangan mereka, maklumlah raja itu manusia. Lantaran itu pengangkatan raja


tidak juga akan berfaedah kalau s€mangat berjuang dan berkorban itu masih


dingin (melempem) sebagai selama ini juga. Mendengar pertanyaan Nabi


Samuel yang demiki an, " M e re ko menj awab : Bagaimana k ami t idak akan mau


berperang pado jalan Allah, padahal kami teloh diusir dari kampung haloman


kami dan anak-anok komi. " Negeri telah dirampas orang, kekuasaan tidak ada


lagi, dan anak-anak telah ditawan orang, yang kalau tidak segera bangkit


berperang pada ajalan Allah, niscaya kamiakan bertambah sengsara dan hina.


Mendengar jawaban yang demikian, nyatalah sebelum berhadapan dengan


bahaya itu mulut mereka keras, seakan-akan timbul dari semangat yang berapi￾api. Tetapi setelah berhadap-hadapan dengan musuh, semangat mereka men￾jadi dingin sebagai es. ltu yang dikatakan di ujung ayat: "Tetapi setelah


diperintohkan kepada mereka berperang, berpalinglah mereka kecuali sedikit


dari ontara mereka. Dan Allah mengetahui akan orong-orang yong aniaya."


(ujung ayat246l.


Serupalah dengan cerita Mak Samah di salah satu daerah di Sumatera


Barat pada masa pergerakan kemerdekaan mulai tumbuh kira-kira tahun 1926.


Apabila dia bertemu dengan kami, selalu dia setengah berpidato menyalakan


semangat berkobar.kobar. Dia tidak takut polisi, tidak takut engku Demang,


tidak takut serdadu Belanda, tanahair pasti merdeka, kalau perlu berontak.


Sambil berkata-kata itu diputar-putarkannya dan dilentik-lentikkannya kumis￾nya ke atas. Tiba-tiba di jalanraya lalulah engku MenteriPolisi. Seorang teman


menegur: "Mak Samah! Ada Menteri Polisi!" Dia terkejut, rupanya akalnyatidak hilang, dibarutnya kumisnya turun dan dalam sekejap berputar haluan


pidatonya, tetapi lebih keras dari yang tadi: Apa yang kita takutkan kepada


pemerintah, berani kerana benar, takut kerana salah. Datang tagihan belasting


dan rodi kita bayar, peraturan kita taati, kepada orang di atas kita berlaku


hormat. Dia berpidato demikian bersemangat dan keras, sehingga kedengaran


oleh Menteri Polisi yang mengangguk-angguk lantaran senang, dan kami yang


mendengar PaYah menahan tertawa.


Orang-orang yang keras mulut, tetapi jiwa pengecut itu adalah orang


aniaya. Aniaya kepada diri sendiri, sebab orang-orang semacam itulah yang


akan menjadi penghalang dari cita-cita yang besar'


Duduk perkara diterangkan selanjutnya:


,,Dan berkatalah kepodo mereka Nobi mereka itu." (pangkal avat 2471.


Yaitu Nabi Samuel: "sesungguhnya Allah telah melantik unluk kamu Thalut


menjadi raja."Didalam Kitab Perjanjian Lama disebut namanya Syaul. Tetapi


kita-kaum Muslimin niscaya mengikut yang diwahyukan al-Quran yaitu Thalut.


Permohonan Bani Israil meminta untuk mereka dilantikkan seorang rafa itu


rupanya dikabulkan Tuhan. Samuel diberi wahyu bahwa raja itu ialah Thalut


dan beliau sampaikan kepada mereka. Tetapi apa yang disangka sejak semula


oleh Nabi Samuel memang bertemu. Setelah dimaklumkan kepada mereka


yang akan menjadi raja mereka ialah Thalut dengan serta-merta membantah:


i'Mireka berkata: Adakah ptut dia berkuoso atas kami, podahal kami lebih


berhak dengan kekuosoon itu doripadonya, sedang dio tidak diberi kemam'


puan dan iarta." Di sini nampak lagi penyakit yang menyebabkan mereka


dapat ditindas oleh bangsa Palestina; semua pemuka merasa berhak' baik


karena keturunan atau karena kekayaan. Seorang Nabi Samuel memilih Thalut


jadi raja mereka. Mereka kenal dia; dia bukan asal raja-raja dan bukan orang


'kuya, 


tagaimana kami akan tunduk kepadanya. Kalau hanya itu yang akan


dijadikanlaia, kamilah yang lebih berhak. Mereka katakan komipadahal yang


akan menjadi raja hanya seorang. Di antara yang berkaml itu- kalau diangkat


seorang, yang lain menyengkilang dan membangkang pula kelak. Mendengar


bantahan meieka yang demikian, samuelpun menjawab: Berkata dia: "sesung￾guhnya Ailah telah memilih di olos kamu." Jadi pemilihan Thalut menjadi raja


6ufantatr karena kehendak Samuel, melainkan kehendak Allah. Sebabnya dia


yang dipilih Tuhan ialah karena ada kelebihannya dalam hal yang lebih penting


iurrpua'u keturunan dan kekayaan'. "Don telah melebihkannyo keluason dari￾podo p"ng"tahuan dan tubuh." Seorang pemimpin revolusi, memerdekakan


'kur1nnyu -dari tindasan musuh tidak perlu seorang berketurunan raia, sebab


banyak di antara kamu yang keturunan orang-orang mulia di zaman dahulu'


dan banyak di antara kamu yang mampu banyak harta, tetapi kamu tidak


mempunyai ilmu dan kemauan untuk berjuang, berperang dan memerintah.


Tambahan lagi tidak mempunyai tubuh yang sihat dan tampan, sebagailayak￾nya seorang raja atau pemimpin. Pada Thalut inilah kelebihannya;dia berilmu


dun rn"-prnyai tubuh yang layak buat iadi raja. Tambahan laqi: "Dan Allah


member ikan kerojoanNya kepo do barangsiapa y ang Dia kehendaki." Artinya


kalau Tuhan akan mengangkat seseorang ke puncak kekuasaan, meskipun dia


bukan asal raja ataupun orang kaya, dengan sendirinya dia akan naik, tidak


dapat dihalangi oleh siapa juapun, sejarah menunjukkan yang demikian. Bah￾kan tiap'tiap raja-raja yang mendirikan kerajaan yang mula-mula bukan jualah


mereka asal raja. Anak keturunan merekalah baru yang dinamai keturunan


raja. "Dan Allah odalah Moha Luas, lagi Mengetohui."


Tuhan Maha Luas, bukan memandang yang hanya di hadapan, sebagai


pandangan kamu. Bukan memandang Thalut yang sekarang, sebelum dia resmi


menjadi pemimpin kamu tetapi Thalut masa depan dalam kekuasaannya


memimpin kamu berperang. Dan Tuhan lebih mengetahui akan kesanggupan￾nya daripada kamu.


Disinial-Quran telah meninggalkan dua pokok dasar buat memirih orang


yang akan menjadi pemimpin, atau pemegang puncak kekuasaan. Pertama ilmu


kedua tubuh. Terutama ilmu berkenaan dengan tugas yang sedang dihadapi￾nya, sehingga dia tidak ragu-ragu menjalankan pimpinan. Yang terpenting


sekali ialah ilmu dalam cara mempergunakan tenaga. Pemimpin tertinggi itu


tidak perlu tahu segala cabang ilmu, tetapi wajib tahu memilih tenaga yuntikun


ditugaskan menghadapisuatu pekerjaan. ltulah ilmu pimpinan. Disinilah maka


saiyidina Umar bin Khathab seketika memerintah pernah mengakui terus￾terang bahwa Abu Bakar lebih pintar daridia memilih tenaga. Abu Bakar telah


memilih Khalid bin walid menjadi kepala perang padahal Umar kurang setuju.


sebab ada beberapa tabiat Khalid yang tidak disukainya, sehingga setelah Abu


Bakar wafat dan dia naik menggantikan jadi Khalifah, maka perintahnya yang


mula-mula sekali ialah menurunkan Khalid darijabatannya. Khalid menyerah￾kan jabatannya dengan patuh kepada Abu ubaidah, penggantinya. Bertahun￾tahun kemudian setelah Khalid bin walid meninggal mengakulah Umardengan


terus-terang bahwa Abu Bikar lebih berilmu daiipadanya, meletakkan orlng


pada tempatnya: "the right man in the right place", menempatkan orang yang


benar di tempat yang benar. cacat Khalid pada pandangan umar ialah kareni


agamanya kurang begitu dalam, sebagai Abu Ubaidah, meskipun cacatnya


dalam beragama itu tidak juga ada. Sedang Abu Bakar melihat bahwa Khalid itu


dalam memimpin peperangan jarang taranya. Abu Ubaidah meskipun lebih


alim, tidaklah sepintar Khalid dalam ilmu perang. Sehingga di saat itu Khalid


tetap membantunya dari belakang, walaupun dia hanya telah menjadiseorang


serdadu biasa.


Itulah maksud ilmu. Hal ini pernah diterangkan panjang-lebar oleh lbnu


Taimiyah dalam bukunya os-Siosoh as-Syar'iyah.


Yang dimaksud dengan tubuh ialah kesihatan, bentuk tampan, yang


menimbulkan simpati. Oleh sebab itu maka ulama-ulama Fiqh banyak berpen￾dapat bahwa seseorang yang badannya cacat (invalid)jangan dijadikan iaja.


Kecuali cacat yang didapatnya di dalam peperangan, karena bertempur, di


dalam melakukan tugas.


"Don berkata kepado mereka Nobi mereko. "(pangkal ayat 2zlg), menun￾jukkan tanda-tanda raja yang telah diangkat itu: "sesu ngguhnya tonda kerajaannyo ioloh bahwa akan datang kepada kamu tabut ifu." Tabut, atau peti


pusaka peninggalan Nabi Musa tempat meletakkan naskah perjanjian Bani


israil dengan Allah: "Di do lamnyo ada sesuatu yang menenteromkan hoti dori


Tuhan kamu." Sebab dianya berisi naskah-naskah asli pusaka Musa, yang


kamu kenangkan itu tentu hatimu jadi tenteram, dan semangatmu akan timbul


untuk berjuang, mengingat jasa-jasa Musa kepada kamu dahulunya, "don siso


dari apa yang ditinggalkan oleh keluarga Musa dan keluarga Harun, yang


dipikul akan dio oleh Maloikot." Demikianlah Nabi samuel menerangkan


tentang kerajaan Thalut itu. "sesungguhnya podo yang demikian itu adoloh


t ondo bogi komu ; i ika sungguh kamu orang- orong y ong ber iman. " ( ujung ayat


249',).


Hal ini semua diterangkan oleh Nabi Samuel kepada mereka, supaya


mereka jangan ragu-ragu dan takut juga. Mendengar nama tabut itu sajapun,


moga-moga semangat mereka akan timbul kembali. Karena seketika bangsa


Palestina telah memerangi mereka dan mereka kalah, tabut yang mulia itu yang


terbuat dari kayu cendana bersalut emas telah dirampas oleh orang Palestina.


Tetapi rupanya setelah mereka rampas, telah membawa sial kepada mereka.


Berjangkit penyakit bawasir dan tikus menjadi-iadi menghabiskan makanan


mereka, sehingga mereka kembalikan segera kepada NabiSamuelyang ketika


itu menjadi lmam Bani Israil. Mereka hantarkan dengan dimuat pada sebuah


pedati yang ditarik oleh dua ekor lembu. Adalah suatu keajaiban bahwa lembu


itu berjalan sendiri, tahu saia dia ke mana dia akan pergi, tidak ada orang yang


menghalaukan. Sebab keajaiban itu nyatalah bahwa Malaikat yang menuntun


kedua lembu itu.


Demikianlah ummat Yahudi di zaman Musa, dengan wahyu Tuhan disuruh


membuat tabut, bernama "Tabut Perjanjian Allah", yang dihormati sebagai


perlambang oleh Bani Israil. Yaitu untuk memusatkan perhatian mereka ke'


pada isi yang di dalamnya, diantaranya ialah naskah Perjanjian-perjanjian Bani


israit dengan Tuhan, dan catatan-catatan Taurat pusaka Nabi Musa. Supaya


timbul kepada mereka kebanggaan diri, sebab perlambang-perlambang demi'


kian banyak mereka lihat pada kerajaan Fir'aun *masa mereka diMesir' Maka


setelah Nabi Muhammad s.a.w. diutus Tuhan melanjutkan intisari Tauhid'


tabut.tabut begitu tidak ada lagi dalam syariat lslam, dan mesiid tempat


beribadat wajib bersih dariperlambang-perlambang sepertiitu' Oleh Banilsrail


diapun bukan disembah sebagai menyembah Tuhan.


Tabut Perjanjian Allah bersama naskah asliTaurat habis terbakar seketika


kemudian Nabukadnezar raia Babil menjarah Jerusalem dan membakar Hai￾kal, rumah suci yang didirikan oleh NabiSulaiman.


Dalam tafsir.tafsir banyak cerita Israiliyat, apatah lagi kalau sudah berke￾naan dengan Bani tsrail. Tetapi ada pula yang lebih lagi dari lsrailiyat. Di


antaranya ialah cerita bahwa tabut itu didatangkan langsung dari syurga


bersami-sama Nabi Adam. Padahal di dalam Kitab "Perjanjian Lama" Pasal 25,


panjang-lebar cerita pembuatan Tabut itu, tidak tersebut'sebut bahwa dia di￾terima sebagai pusaka NabiAdam!Tentang sokinoh begitu pula.


Sokinoh berarti ketenteraman atau rahmat; dapatlah kita memahamkan


bahwa setelah melihat Tabut itu datang, orang-orang Bani Israil menjadi


tenteram hatinya. Karena dia adalah laksana perlambang didalam peperangan


yang tengah mereka hadapi. Tetapibeberapa ahli tafsir telah membawakan pula


berbagai riwayat tentang sokinoh itu. Satu riwayat mengatakan sokinoh itu


adalah seekor kucing yang mempunyai dua mata yang bercahaya-cahaya,


bersinar-sinar. Kalau kedua angkatan perang itu telah bertemu muncullah


kucing itu daridalam Tabut. lalu sinar matanya menimbulkan takut pada musuh


orang Palestina itu, sehingga mereka lari simpang-siur.


Riwayat lain lagi mengatakan bahwa muka kucing itu menyerupaimuka


manusia, tetapi sangat menakutkan, dan dia memancarkan angin yang keras.


satu riwayat lagi mengatakan bahwa sokinoh itu ialah suatu yang bentuk￾nya angin, mukanya seperti muka kucing, dia mempunyai dua sayap dan


mempunyai ekor sebagai ekor kucing.


satu riwayat lagi mengatakan bahwa sokinoh itu adalah nama darisebuah


piala dibawa dari dalam syurga, terbikin dari emas, yang dipergunakan untuk


meletakkan air guna membasuh hati Nabi-nabi.


satu riwayat lagi, sokinoh ialah Roh Allah sendiri yang bercakap-cakap


dengan sendirinya. Katanya, kalau mereka bertengkar-tengkar, maka piala


sakinah itu bercakap dengan sendirinya membenarkan mana yang benar dan


menyalahkan mana yang salah.


Melihat bersimpang-siurnya cerita-cerita ini nyatalah bahwa s€muanya


tidak ada yang benar. semua cerita ini ialah Israiliyat yang dimasukkan oleh


orang Yahudi ke dalam penafsiran, dan ditompung saja, semuanya oleh orang


yang menafsirkan. Padahal tidak ada riwayat yang shahih daripada Nabi yang


dapat menyokong salah satu daripada tafsiran itu. Yang terang ialah bahwa


sokinoh artinya ialah tenferom, ketetapanhoti,keteguhansemangat,sehingga


tidak berganjak lagi.


Yang tepat adalah tafsiran Ibnu Abbas; Sokinoh artinya Rahmah.


Atau tafsiran Ibnu Abbas juga;sokinoh artinya Thuma'ninoh.


Atau tafsiran al-Hasan; sokinoh ialah yang membuat hati mereka ren￾teram.


Atau tafsiran Qatadah; sokinoh ialah ol-woqor, artinya Rasa Kerendahon


Hofi mengharap pertolongan Tuhan, agar menang menghadapi musuh.


Diterangkan lagi bahwa selain dari dalam peti(tabut) itu ada sesuatu yang


menenteramkan hati dari Tuhan, ada pula siso dariapa yang ditinggalkan oleh


keluarga Musa dan keluarga Harun.


Siso adalah terjemahan dan fuqiyatun.


Di sinipun terdapat banyak tafsiran. Kata setengahnya sisa itu iatah pe￾cahan batu Taurat yang dihempaskan NabiMusa ke tanah karena murkanya


kepada Samiri.* Kata satu tafsir lagi tongkat NabiMusa, dan satu tafsir ligi


menambahkan dengan tongkat Nabi Harun. Yang dapat kita pertanggung-

jawabkan sekarang ialah bahwa yang di dalam peti itu ialah kitab Taurat yang


dicatat oleh Nabi Musa.


Lantaran adanya sisa warisan Musa itu di dalam Tabut tersebut, &ngan


sendirinya timbullah Sokinoh, atau ketenteraman hati peiuang Bani Israil di


bawah pimpinan Thalut hendak merebut kemerdekaannya kembali. Kita rnak￾lum, baik di zaman purbakala, ataupun kepada zaman moden kita sekarang ini,


sengaja dibuat beberapa perlambang untuk membulatkan tekad dan menebal￾kan semangat. Dibuat suatu perlambang lalu dipertahankan mati-matian.


Ketika Nabi kita menaklukkan Khaibar, seketika benteng-benteng Khaibar


akan mulai diserbu, malamnya Nabi s.a.w. mengatakan bahwa beliau besok


pagi akan menyerahkan bendera peperangan kepada seorang yang dicintai


Allah dan Rasul; besoknya beliau serahkanlah bendera itu kepada Ali bin Abu


Thalib.


Dalam peperangan Mu'tah yang terkenal, Rasulullah menyerahkan ben￾dera peperangan kepada tiga orang berturut-turut; Kalau Ja far bin Abu Thalib


tewas, hendaklah bendera dikibarkan oleh Zaid bin Haritsah, dan kalau dia


meninggal pula, hendaklah bendera dikibarkan oleh Abdullah bin Rawahah.


Setelah berlaku takdir Tuhan, ketiga pahlawan itu tewas menunaikan syahid￾nya berturut-turut sebagai disyaratkan Nabi, bendera dikibarkan oleh Khalid


bin Walid. Dengan beberapa kenyataan ini kita melihat bahwa di zaman


kejayaan Islam lambang perjuangan itupun dipelihara.


Tanda takluk karena tak dapat melawan lagi, seorang pemimpin per￾lawanan menyerahkan pedang atau kerisnya. Trunojoyo seketika memberon￾tak kepada Kompeni dan Amangkurat II menyerahkan kerisnyakepada Kapten


Jonker. Dalam perlawanan penulis tafsir inike Amerika (7952) sempat lewat di


West Point. Akademi Angkatan Perang Amerika yang terkenal. Bertemu dalam


musiumnya tongkat komando Marshal Goering, yang diserahkannya kepada


Komandan Tertinggi Sekutu Jendral Eissenhower. Tanda taklukan.


Maka Bani Israil di bawah pimpinan Thalut diberikan lambangperjuangan


Tabut (peti) pusaka NabiMusa, yang didalamnya ada Siso pusaka Musa dan


Harun, dipikuloleh Malaikat, dan didalamnya ada penumbuh semangat kete￾tapan hati (Sakinah) untuk berjuang.


(249) Maka tatkala telah berangkat


Thalut dengan tentaranya, ber￾katalah dia: Sesungguhnya Allah


akan mengujimu dengan satu


sungai. Maka barangsiapa yang


minum daripadanya, tidaklah dia


dari golonganku. Dan barangsia￾pa yang tidak mengecapnya, se￾sungguhnya dia itulah dari golo￾nganku, kecuali barangsiapa


yang menceduk satu cedukandengan tangannya. Maka mi￾numlah mereka daripadanya, ke￾cuali sedikit dari antara mereka.


Maka setelah mereka menyebe￾ranginya; dia dan orang-orang


yang beriman sertanya, berkata￾lah mereka: Sesungguhnya


tidaklah ada kesanggupan bagi


kami hari ini terhadap Jalut dan


tentaranya. Berkata orang-orang


yang percaya bahwa mereka


akan menemui Allah: Berapa


banyak golongan yang sedikit


mengalahkan golongan yang


banyak dengan izin Allah? Dan


sesungguhnya Allah adalah be￾serta orang-orang yang sabar.


(250) Dan tatkala mereka berhadap￾hadapan dengan Jalut dan ten￾taranya itu berkatalah mereka:


Ya Tuhan kami! Tumpahkanlah


kepada kami kesabaran, dan te￾guhkanlah kaki kami, dan tolong￾lah kami di dalam menghadapi


kaum yang kafir.


(251) Maka dapatlah mereka menga￾lahkan mereka itu dengan izin


Allah, seraya membunuhlah


Daud akan Jalut, dan diberikan


Allah kepadanya kerajaan dan


hikmat, dan diajarkanNya kepa￾daNya apa yang Dia kehendaki.


Dan kalau bukanlah ada perta￾hanan Allah terhadap manusia,


yang sebahagian mereka dengan


yang sebahagian, sesungguhnya


telah rusaklah bumi. Akan tetapi


Allah mempunyai kurnia atas se￾luruh alam.


(252) Yang demikian itu adalah ayat￾ayat Allah. Kami ceriterakan dia

kepada engkau dengan benar.


Dan sesungguhnya engkau ada￾lah seorang di antara orang￾orang yang diutus.


/ lrrr)u //a. (p+,Jrl Julr


Setelah Thalut menerima jabatan raja dan ketua-ketua Bani Israilpun telah


menerima apa yang disampaikan oleh Nabi Samuel itu, mulailah Thalut meme'


gang pimpinan dan menguji tanda kesetiaan kaumnya Bani Israil itu kepada


perintahnya:


"Maka tatkalq teloh berangkat Thalut dengan tentaranya." (pangkal ayat


249), hendak berperang dengan orang Palestina,"berkatalah dia:Sesung￾guhnya Allah akan menguji kamu dengan sofu sungoi. " Dalam perjalanan kita


ini kelak kita bertemu lalu menyeberangi sebuah sungai. Menurut ahli-ahlitafsir


ialah sungai Jordan., "Maka barangsiapa yang minum daripadanya, tidaklah


dia dari golonganku. Dan barangsiopo yang tidak mengecapnyo, sesungguh￾nyo dia itulah dari golonganku, kecuali barongsiapa yang menceduk satu


cedukan dengan tangannyo."


Inilah satu perintah harian yang mengandung ujian. Barangsiapa yang tidak


minum samasekali, itulah yang dipandang tentara setia, termasuk golongan


yang dipercaya dari raja Thalut. Siapa yang minum dipandang bukanlah


pengikut yang setia, kecuali yang meminum hanya seceduk telapak tangan.


Yang meminum seceduk telapak tangan ini boleh juga dimasukkan pengikut,


tetapi mutu kedudukannya tentu tidak sama dengan yang tidak minum sama￾sekali. Thalut mengatakan bahwa bertemu sungai ini benar-benar satu ujian


dari Allah. Karena di dalam perjalanan jauh dengan satu angkatan perang, baik


siang maupun malam, bertemulah air jernih mengalir, jaranglah orang yang


dapat menahan selera. Tetapi kalau orang setia kepada pimpinan, perintah


itulah yang akan dilaksanakannya, walaupun haus akan ditahannya.


Tetapi oleh karena sudah terbiasa mengabaikan perintah dan memandang


enteng disiplin, terjadilah pelanggaran, tidak dituruti perintah itu dengan se￾penuhnya: "Maka minumlah mereka daripadanya kecuoli sedikir dari antara


mereka."


Ini satu ujian yang akan berbekas nanti kepada semangat berperang:


"Maka setelah mereko menyeberanginya; dia dan orang-orang yang


beriman sertanya," baik yang tidak minum sedikit juga, atau yang minum


sepuas-puasnya, menyeberanglah dari sungai it u,"berkatalah mereka: Sesung￾guhnya tidaklah ada kesanggupan bagi kami hari ini terhadap Jalut dan


tentaranya." Rupanya sesampai di seberang sungai sudah kelihatan tentara


musuh orang Palestina itu di bawah pimpinan kepala perang mereka yang


bernama Jalut. Amat banyak tentara mereka, berlipatganda lebih banyak dari


tentara Bani Israil. Sebahagian besar dari pengikut Thalut sudah merasa payah;


di antaranya ialah payah karena terlalu banyak minum di hari panas, sudah


hendak berhenti saja. Apatah lagi melihat musuh amat banyak dari jauh.Mereka telah menerima salah satu akibat dari ujian kesetiaan pimpinan mereka.


"Berkata orang-orang yang percaya bahwa mereka okan menemui Allah."


Ialah orang-orang yang ketika kena ujian tadi telah lulus dari ujian taat-setia


kepada pemimpin mereka. "Berapa banyak golongan yang sedikit mengalah￾kan golongan yang banyak dengna izin Allah. Don sesungguhnya Allah adalah


beserta orang-orang yang sabar." (ujung ayat249).


Niscaya yang berkata begini ialah yang berperang mempunyai tujuan, yaitu


percaya bahwa kalau mereka mati di dalam mempertahankan jalan Allah,


mereka akan menemui Allah. Bagi mereka ketakutan tidak ada. Bahkan mati


karena mempertahankan keyakinan dan iman, adalah mati yang mulia. Pengi￾kut-pengikut yang seperti inilah yang dikehendaki Thalut sebagai raja atau


kepala perang. Mereka itupun berkeyakinan, bahwa meskipun bilangan musuh


berlipatganda dan pihak kita hanya sedikit, yang penting bukanlah banyak dan


sedikitnya bilangan, tetapi teguhnya keyakinan dan baiknya pimpinan. Mung￾kin, memang banyak orang Palestina tetapi pimpinannya tidak teguh. Mereka


tidak mempunyai pimpinan seperti Thalut. Kemudian merekapun menekankan


bahwasanya di dalam menghadapi musuh sabarlah yang penting. Yaitu teguh


hati di dalam penyerbuan dan teguh pula seketika bertahan, dan jangan


pencemas. Mungkin golongan yang berkata itu telah melihat tanda-tanda


bahwa pihak musuh sombong karena banyak bilangan dan selama ini telah


berkali-kali mengalahkan Bani Israil.


Mereka yang karena keteguhan semangat dari golongan yang sedikit itu,


yang tidak minum ketika menyeberang sungai, atau minum hanya seceduk, dan


mendapat kepercayaan pula dari raja Thalut, diberi baginda gelar kehormatan


"golonganku"; sipenakut-penakut yang lain tadipun pulihlah semangat mereka


kembali. Merekapun turutlah kepada suara yang kuat iman, itu buat terus


tampil ke muka berhadapan dengan musuh:


"Dan tqtkala mereka berhadap-hadapan dengan Jqlut dan tentaranya


itu, berkatalah mereka: Ya Tuhan kami! Tumpahkanlah kepada kami kesa'


baran, dan teguhkanlah kqki kami, dan tolonglah kami di dalam menghadapi


orang yang kafir." (ayat 250).


Di saat yang penting dan genting itu, mereka dengan semangat baja telah


melindungkan diri kepada Tuhan, memohon dikuatkan dan dilimpahkan ke￾pada mereka kesabaran, jangan sampai berganjak kaki buat mundur walaupun


setapak di dalam menghadapi musuh, sampai menang dengan pertolongan


Tuhan.


Bani Israil di bawah pimpinan raja mereka Thalut, karena kesabaran dan


keteguhan hati, sebab kuatnya keyakinan atas sucinya apa yang mereka


perjuangkan, dan ditambah lagi dengan kesetiaan dan ketaatan mereka kepada


komando raja mereka: "Maka dapatlah mereka mengalahkan mereka itu


dengan izin Allah." (pangkal ayat 251). Yakni dapatlah tentara Palestina di


bawah pimpinan Jalut itu mereka kalahkan, sebab Allah yang mengizinkan.


Diizinkan oleh Allah karena mereka berperang dengan sungguh-sungguh,


dengan sabar dan benar-benar menyerah diri kepada Tuhan, dan bersedia mati,agar bertemu dengan Tuhan. "Seroyo membunuhlah Daud akanJolul. "Dalam


peperangan itulah muncul seorang anak yang masih sangat muda bernama


Daud bin Esai, yang tadinya tidak diperhatikan, karena hanya seorang anak


kecil pengembala kambing, masih berat baginya memikul pedang karena


kecilnya. Tetapi pimpinan perang Palestina yang bernama Jalut (orang Kristen


menyebutnya Goliat) yang tubuhnya sangat besar telah dibunuh oleh Daud


dengan satu kepintaran melemparkan batu dengan pelanting, tepat kena kepala


orang itu dan pecah. Setelah musuh itu mati, kepalanya dikerat oleh Daud dan


dibawanya menghadap raja Thalut. Maka timbullah kasih-sayang Thalut ke￾pada anak itu, sampai diangkatnya jadi menantunya. Dan dialah kelak, pemuda


Daud ini, yang akan timbul bintangnya menjadi raja Bani Israil setelah mundur


nama Thalut. "Dan diberikan Allah kepadanya kerajaon dan hikmot."


Kerajaan: itulah takhta Daud yang terkenal, raja merangkap Nabi yang


telah membawa Bani Israil ke puncak kemegahan.


Hikmat: ialah karena kepadanya diturunkan sebuah Zabur atau Mazmur


untuk memuja Allah yang penuh dengan kata-kata hikmat: "DondiajarkonNyo


kepadonya apa yang Dio kehendoki. " Di antara ajaran Allah yang terpenting


kepadanya ialah kepandaiannya membuat pakaian-pakaian baju besi untuk


berperang, dan di samping kepandaian beliau membuat pakaian peperangan


dari besi, beliaupun pandai menabuh kecapi yang bila tiba masanya beliau


pergunakan untuk menyanyikan nama Allah Yang Kudus. Maka bersabdalah


Tuhan selanjutnya: "Dan kalau bukqnlah ada pertahanan Allah terhadap


monusia yang sebahogian mereka dengan yang sebohagion, sesungguhnya


telah rusaklah bumi. Akan tetapi Alloh mempunyai kumio atas seluruh alam."


(ujung ayat 251).


Kemenangan Bani Israil kembali, yang beberapa tahun lamanya telah


ditindas oleh orang Palestina, adalah hal yang telah demikian sewajarnya dalam


pergaulan hidup. Kehidupan di dunia ini adalah pertarungan si kuat dengan si


lemah. Kalau si lemah tidak bertahan, dia akan hancur oleh si kuat. Ayat ini


menegaskan hal itu dengan tepat sekali. Apa yang dinamai orang sekarang


"perjuangan untuk hidup" atau "struggle for life" sudah ada sejak zaman purba


dan diakui adanya oleh al-Quran. Ayat ini dan beberapa ayat yang lain me￾negaskan.


Maka apabila si kuat hendak berleluasa menindas, ditakdirkan Tuhan


timbul rasa pertahanan diri pada yang lemah. Dalam Kongres Muhammadiyah


di Bukittinggi tahun 1930, guru dan ayah penulis, Dr. Syekh Abdulkarim


Amrullah mengatakan: "Sedangkan cacing dipijakkan lagi menggeleong, ko￾nonlah manusia." (lnilah salah satu perkataan beliau yang dicatat pemerintah


penjajah yang menyebabkan beliau dibuang darisumatera Barat dan diasing


kan ke Sukabumi di tahun 1941). Maka kalau si lemah tidak mempunyai


semangat bertahan, niscaya rusaklah bumi ini, dan musnah ummat manusia,


sebagaimana musnahnya binatang-binatang purbakala sebelum sejarah yang


ditemukan orang rartgka-rangkanya setelah terbenam berjuta-juta tahun. Maka


bagi manusia ini, Tuhan mentakdirkan adanya imbangan kekuatan, ada per￾gelaran naik dan pergelaran turun, dan oleh karena manusia itupun berakal,dapat jugalah dengan akalnya itu mereka memikirkan bahwa tidaklah satu


golongan dapat hidup tenteram dengan sebab kekuatannya, kalau tidak dia


menenggang yang lemah.


Ayat inipun memberikan bahan pemikiran bagi kita dalam merenungkan


pergaulan hidup manusia dahulu dan sekarang, di dalam merenungkan sejarah


kehidupan manusia di dalam dunia ini: "Dan kalau bukanlah ada pertahanan


Allah terhadap manusia, yang sebahagian mereka dengan yang sebahagian,


sesungguhnya telah rusaklah bumi." Telah lamalah bumi rusak. Dirusakkan


oleh manusia-manusia zalim dan bernafsu angkaramurka, yang merasa dirinya


sudah sangat kuat, lalu berbuat leluasa dan sewenang-wenang.


Di dalam sejarah yang diriwayatkan oleh ayat ini terdapatlah betapa


besarnya kerusakan yang dibawakan oleh Jalut pemimpin Palestina, menindas


dan menginjak-injak Bani Israil. Untuk melawannya, Bani Israil perlu ada


mempunyai raja atau pemimpin baru yang bersemangat, yang mempunyai


syarat-syarat sebagai pemimpin. Tetapi perang keputusan ditentukan oleh


suatu hal yang tidak termasuk taksiran manusia. Kekalahan bangsa Palestina


akhirnya bukan ditentukan oleh Thalut, melainkan oleh seorang anak kecil


bemama Daud. Dengan batu berajut dilemparnya Jalut dari jauh, sehingga


pecah kepalanya. Siapa yang menyangka bahwa Jalut yang gagah perkasa,


yang tubuhnya tegap tinggi besar itu akan kalah oleh seorang budak kecil?


Dahulu dari itu telah kejadian pula pada Musa menghadapiFir'aun. Siapa


yang menyangka bahwa "anak angkat" si Fir'aun senidiri yang akan meruntuh￾kan kekuasaannya?


Di mana-mana dalam sejarah dunia selalu terdapat kekuatan yang me￾rusak. Tetapididalam sejarah pula tersebut bahwa kekuatan yang merusak itu


akhirnya dipecah dan dihancurkan oleh kekuatan yang tadinya disangka lemah,


yang tadinya tidak disangka-sangka. Inilah yang disyaratkan oleh ahlisejarah


lnggeris yang terkenal di zaman ini, Arnold Toynbee, bahwa tiap-tiap ada


tantangan pasti ada jawaban, tiap-tiap ada challenge, pasti ada response.


Peraduan di antara tantangan dan jawaban itdlah yang menimbulkan ke￾seimbangan, sehingga tenaga pengrusakan bisa dibatasi.


Untuk memahamkan ayat ini lebih dalam lagi, ingat dan bacalah kembali


ayat 244 sampai 206 yang telah kita tafsirkan di atas tadi. Di ketiga ayat itu


diterangkan tentang setengah manusia besar omong, berani bersumpah me￾nyebut nama Allah, padahal dia adalah musuh paling besar. Kalau dia berkuasa,


diapun berjalan di atas bumi membawa kerusakan dan merusak-binasakan


tanam-tanaman dan temak; padahal Tuhan tidak menyukaikerusakan. Dan


kalau ditegur, merasa banggalah mereka dengan dosa, sehingga jahanamlah


tempat orang yang seperti ini.


Ini adalah contoh dari tengah manusia yang merusak.


Tetapi pada ayat selanjutnya, yaitu ayat 207 diterangkan Tuhan pula bahwa


ada pula manusia yang telah menjual habis dirinya dan jiwanya kepada Allah


semata-mata. Maka orang yang telah menjualdiri kepada Allah itulah yang akan


berani menghadapi tanaga-tenaga pengrusak tadi, karena mereka hanya meng￾harapkan redha Allah semata-mata. Oleh sebab itu betapapun hebat kerusakanyang dibawa oleh tenaga perusak, namun selalu akan timbul yang menghambat,


menyetop supaya berhenti. Mereka itu tidak takut mati, tidak gentar meng￾hadapi kekuatan lawan, sebab seluruh hidupnya telah diserahkannya kepada


Allah. Kalaupun bandingan kekuatan adalah laksana bandingan usia Daud


dengan kegagahan perkasaan Jalut.


Maka datanglah lanjutan ayat:


"Yang demikian itu adolah ayat-ayat Allah; Kami ceiterakan dia kepdo


engkau dengan benar." (pangkal ayat 2521. Artinya, bahwasanya cerita atau


kisah pengangkatan Thalut menjadi raja, dan seorang anak kecil bernama Daud


dapat membunuh Jalut, lalu keterangan Tuhan bahwa pertahanan Allah atas


manusia, untuk menghambat kerusakan di bumi adalah ayat, atau tanda, atau


beberapa tanda daripada peraturan Allah di dalam pergaulan manusia, yang


disampaikan jadi peringatan kepada Nabi kita Muhammad s.a.w. Dan cerita


yang dikisahkan ini adalah cerita yang benar pernah kejadian. Bukan suatu


dongeng untuk pengenakkan bicara. Bukan misalnya sebagai cerita "sri Rama"


atau "Ramayana" yang mengkisahkan bahwa tentara kera di bawah pimpinan


Hanoman dapat mengalahkan Rahwana dengan tentara dan kekuatan yang


besar.


Kemudian datanglah penutup ayat: "Don sesungguhnya engkau odalah


seorong di antora orang-orang yong diufus. " (ujung ayat 252). Dengan ujung


ayat ini, berartilah bahwa Nabi Muhammad s.a.w. diberi peringatan oleh Tuhan


memimpin ummat manusia, hendaklah beliau mengambil i'tibar dan pengajaran


dari cerita yang benar ini; bahwa betapapun kelihatan lemahnya bilangan


pengikut beliau dibandingkan dengan kekuatan musuh yang ada di sekeliling,


namun selalu kejadian bahwa golongan yang kecil akhirnya kelak dapat menga￾lahkan golongan yang besar dengan izin Allah. Asal saja pihak yang beriman itu


menyusun diri dengan teratur, dengan berdisiplin, dengan ketaatan yang


dipimpin kepada yang memimpin; dipimpin oleh seorang pemimpin yang dapat


dipercaya karena ada Bosthotan fil-ilmi wal-jismi, keluasan pada ilmu dan


tubuh. Di dalam perjuangan kelak ruhan sendiripun akan turun tangan dengan


caranya sendiri, sebagaimana telah kejadian bahwa Jalut yang gagah perkasa


dapat dihancurkan oleh budak kecil Daud yang tidak disangka-sangka.


Dan anjuran Tuhan'ini telah dijalankan oleh Nabi Muhammad s.a.w.


dengan seksama. Pimpinan tertinggi perjuangan Islam adalah beliau sendiri.


Dan beliau mempunyai cukup syarat fil-ilmi wol-jismi. Dalam peperangan


Badar yang terkenal 300 orang yang beriman golongan kecil telah dapat


mengalahkan dan menghancur-leburkan tentara Quraisy yang lebih 1,000


orang dengan izin Allah. Dan suatu kejadian yang tidak disangka-sangka, yang


hampir menyerupai kejadian Daud dengan Jalutpun telah kejadian di sana;


Abdullah bin Mas'ud yang kecil kerdil mengalahkan dan menewaskan Abu


Jahal yang gagah perkasa.


AYAT ALLAH TERDAPAT DI MANA.MANA.





SURAT


AL-BAOARAH


(Lembu Betina)


Ayat 253 hingga 286


Muqaddimah Juzu' 3


Juzu' yang ketiga, adalah mengandung lanjutan dan penutup dari Surat al￾Baqarah, kemudian itu diteruskan kepada Surat ali Imran. Sepertiga Juzu'


adalah akhir dari al-Baqarah dan dua pertiga selanjutnya mengenaiSurat ali


Imran.


Di akhir Juzu' kedua kita temuikisah Banilsrailsesudah meninggalNabi


Musa. Mereka meminta kepada Nabi mereka supaya dicarikan seorang Raja


yang akan memimpin mereka berperang pada Jalan Allah menghadapi musuh


yang telah berlakt, aniaya kepada mereka. Sudah kita fahami bagaimana


kenaikan Thalut, kemudian itu kebangkitan Daud menjadiRaja dan Nabi dan


bagaimana pula kehancuran Raja Palestina yang gagah perkasa bernamaJalut.


Dengan cerita itu kita mendapat kesan bahwasanya FI-Atan atau golongan


kecil bisa saja mengalahkan golongan yang besar dengan izin Allah. Keizinan


Allah akan diberikan asal saja golongan kecil teguh disiplinnya, setia kepada


pemimpinnya dan intisari dari semuanya, yaitu beriman dan takwa.


Di akhir-akhir Juzu' kedua itu kita mendapat pengajaran bahwa seorang


Rasulullah itu bukanlah sebagaimana yang kerapkalidigambarkan oleh orang


yang bodoh-bodoh, bahwa mereka hanya mengajak kepada jalan akhirat saja,


atau laksana digambarkan pada tokoh guru-guru Tasauf yang mengajak pengi￾kut dan muridnya supaya mengutuk dunia. Melainkan sebaliknya, bahwasanya


seorang Rasul Allah itu selain dari menyampaikan Wahyu Tuhan kepada


manusia, merekapun pemimpin. Kalau keadaan menghendakiRasul itupun bisa


jadi kepala perang dan juga menjadi Raja darisatu negeri. Sebagaimana yang


telah terlihiat pada diri NabiDaud.


Dalam rangka Zaman Madinah, zaman membentuk Ummat Islam yang


hidup yang dibangun dengan satu Fikroh, yaitu dasar pemikiran, satu ideologi,


dapatlah kita maklumi apa maksud kisah Thalut diangkat jadi Raja itu dan


kemudian muncul Daud membunuh Jalut. Lalu kemudian dia yang mengganti￾kan tempat Thalut menjadiMaharaja Besar Banilsrail.


Sekarang akan masuklah kita kepada penafsiran Juzu'yang ketiga. Juzu'


ini dimulai dengan ayat 253 lanjutan Surat al-Baqarah itu yang menerangkan


kedudukan Rasul-rasulAllah, Utusan-utusan Tuhan Allah ke dalam alam ini.


Tuhan mengatakan bahwa masing-masing Rasul itu mempunyai kelebihan


sendiri-sendiri, sehingga yang satu menggenapkan yang lain di dalam membina

peri-kemanusiaan, membangun ummat yang bertauhid, percaya kepada ke￾esaan Allah. Diberi pula kita ilmu perikeadaan suatu masyarakat setelah


seorang Rasul meninggal.Yaituperselisihan-perselisihan yang timbul, ada yang


beriman dan ada yang kafir. Dikatakan bahwa itu adalah kehendak Tuhan yang


tidak dapat dielakkan, y'ang kita dapat mengambil kesimpulan kelak bahwasa￾nya menegakkan iman tidaklah semudah yang kita sangka, dia menghendaki


ujian dan saringan (seleksi) perbenturan faham-faham manusia. Perbenturan


itulah kelaknya yang menjadi tapis penyisih di antara yang hak dengan yang


batil, sehingga dapat diambil kesan bahwa hidup itu tidaklah sunyi dariper￾juangan.


Pada lanjutan Surat al-Baqarah ini kita mendapat banyak tuntunan lagi. D


?ntaranya ialah penjelasan Kalirnat Tauhid, mutlak kekuasaan Allah yang


tertera pada ayat 255, yang lebih masyhur dengan sebutan AYAruL KURSI.


Diketengahkan pendirian Islam dalam ayat ini. Pendirian yang dapat dike￾tengah-ketepikan, yang dapat dipertanggungjawabkan pada seluruh ruang dan


waktu. Dalam ayat itulah dirumuskan pendirian dan pegangan hidup seorang


Muslim, sehingga Muslim berani menghadapi segala tantangan dalam zaman


mana juapun atau tempat mana juapun. Sehingga pada ayat selanjutnya, ayat


256, Tuhan menegaskan bahwa dalam agama tidak ada paksaan. Agama yang


dimaksudkan di sini ialah Islam. Islam tidak akan dijalankan dengan paksaan,


orang tidak akan dipaksa dengan pistol supaya menerima pendirian ini, karena


pendirian yang benar dengan pendirian yang salah, sudah nyrata perbedaannya.


Asal orang sudah berani membebaskan dirinya daripada mempertuhan THA￾GHUT, yaitu segala macam keberhalaan dan dia percaya kepada Allah, pasti


agama ini diterimanya. Sebab Allah mengeluarkan orang dari gelapgulita,


kepada lapangan yang terang-benderang, sedang Thaghut membawa orang


dari tempat yang terang-benderang kepada mangan yang gelapgulita, kelam


picik.


Setelah menjelaskan pendirian demikian, maka diuraikanlah dua peristiwa


yang mengenai Nabi Ibrahim dalam menegakkan Kalimat Tauhid. (Ayat Kursi)


itu. Dia berhadapan dengan seorang Thaghut, yang merasa diri sangat ber￾kuasa, sebab menjadi raja. Ketika Ibrahim mengatakan bahwa Tuhan Allah


itulah yang menghidupkan dan mematikan, si raja dengan sombong mengata￾kan bahwa diapun berkuasa menghidupkan dan mematikan. Dia merasa


dirinya berserikat dengan Allah menguasai alam ini. Lalu Ibrahim menantang￾nya: Kalau benar engkau merasa kuasa menghidupkan dan mematikan, sebab


engkau raja, cobalah terbitkan Matahari dari Barat, sebab Allah menerbitkan


matahari dari Timur. Si Raja terdiam.


Dengan hujjah yang demikian, si Raja pastiTERPAKSA, mau tidak mau


TERPAKSA terdiam, TERPAKSA tidak dapat r.nengangkat muka lagi. Maka


orang tidak dapat DIPAKSA memeluk menganut suatu agama, kalau jiwanya


sendiri tidak dapat menerima karena tidak benar. Sebaliknya hati orang


terpaksa menerima, walaupun tidak dipaksakan, kalau yang dikatakan itu


benar.


Memang tidak ada paksaan dalam agama. Tetapi kalau agama itu benar


dan manusia tidak sanggup lagi membantahnya, tentu yang memaksanya


mengakui ialah jiwa murninya sendiri. Sehingga pada saat itu, jika ada orang


datang memaksanya melepaskan'keyakinannya, dia bersedia mati.Peristiwa yang kedua ialah Nabi lbrahim memohon kepada Tuhan agar


diperlihatkan kepadanya bagaimana caranya Tuhan menghidupkan kembali


makhluk yang telah mati. Lalu Tuhan memerintahkan mengumpulkan empat


ekor burung. Keempat burung itu dicincang lumat, lalu disuruh Tuhan Nabi


Ibrahim mengantarkan keempat ekor burung itu ke puncak empat buah bukit.


Lalu mereka dipanggil kembali, dan merekapun datang sebagai sediakala.


Pergiliran di antara benda yang diberinyawa lalu mati, lalu benda itu diberi


nyawa kembali, baik ditukar bentuk atau tidak, adalah hal yang dapat kita


renungkan sehari-hari dalam alam ini. Sebab itu tidaklah mustahilkalau kelak


kemudian hari tulang-tulang kita yang telah mumuk dibajui kembali dengan


tubuh. Entah berapa lama prosesnya Tuhanlah yang Maha Tahu. Tetapi di ayat


ini Tuhan memperlihatkan kepada hamba kekasihnya Ibrahim proses yang


hanya sebentar waktu.


Di tengah di antara kedua cerita Ibrahim itu diselingiTuhan pula dengan


kisah sebuah desa yang mati telah 100 tahun, lalu dihidupkan kembali.


Peristiwa ini dan kedua peristiwa Nabi Ibrahim adalah pengokoh dari


AYATUL KURSI (ayat 255 Surat al-Baqarah) tadi.


Sesudah itu maka amanat yang telah digembeleng dengan Iman dan Tauhid


itu disuruh beramal. Disuruh membebaskan dirinya daripada pengaruh benda,


atau Thaghut tadi. Disuruh, dihasung, diberi ingat bahwasanya bakhiladalah


satu gejala darisyirik. Ummat yang telah mengaku keesaan Allah tidak mungkin


menjadi orang bakhil. Ummat ini akan tetap kokoh berdiri selama mereka


masih berani melepaskan dirinya daripada pengaruh hartabenda. Dianjurkan


berkurban, bernafkah, berlomba mengeluarkan hartabenda untuk menegak￾kan Jalan Allah. Sejak dari ayat 261 sampai ayat 274, artinya 14 ayat, adalah ayat


hasungan menyuruh menafkahkan harta padaJalan Allah. Bagaimana manfaat￾nya bagi orang yang dermawan, bagaimana kebahagiaan mereka di dunia dan


ganjaran mulia di akhirat dan bagaimana cara melakukan pengurbanan itu,


semua diuraikan. Sesudah itu diterangkanlah bahaya RIBA, membungakan


hartabenda dengan memeras keringat orang lain, dariayat2T4 sampai ayat 281,


yaitu delapan ayat. Sesudah itu bertemulah satu ayat panjang, ayat yang paling


panjang terdapat di seluruh al-Quran, yaitu ayat 282, memberikan tuntunan


kalau terjadi perjanjian hutang-piutang dan perjanjian-perjanjian yang berkena￾an dengan pemindahan hak, hendaklah ditulis dengan terang, memakai dua


saksi. Kalau tidak dapat melengkapkan dua saksi laki-laki, maka satu laki-laki


boleh digantikan dengan dua orang perempuan. Di ayat 283 diperkuat lagi


menyuruh catatkan dengan keterangan yang jelas kalau dalam perjalanan


sedang orang yang bisa menulis tidak ada, boleh diadakan agunan. Pemegang


agunan hendaklah memegang amanat dengan setia berdasar takwa kepada


Allah.


Sesudah semuanya itu diterangkan, kita dibawa kembali ke pangkalan.


Yaitu di dalam meletakkan dasar-dasar hubungan di antara manusia sesama


manusia, jangan lupa bahwa kita ini selalu dalam tilikan Allah, yaitu Tuhan Yang


Maha Kuasa atas semua langit dan bumi, dan apa saja yang kita nyatakan atau


sembunyikan, teguh janji dan setia, atau mungkir dan khianat, namun Tuhan


Tahu. (ayat 284).


Sesudah itu datanglah dua ayat penutup Surat. Pada ayat 285 diingatkan


bahwa kita ini adalah di bawah bimbingan Rasul. Dan Rasul itu sendiripercaya


teguh kepada apa yang diturunkan Allah kepadanya. Niscaya orang-orang yang


berimanpun demikian pula.

Kalau Tuhan di permulaan ayat Juzu' ketiga bersabda, bahwa Dia melebih￾kan seorang Rasul dari yang lain, namun orang yang beriman tidaklah demikian,


karena mu'min itu sadar bahwa dia makhluk, bukan Khaliq. Mereka percaya


kepada segala Rasul, sebab inti ajaran segala Rasul itu hanya satu, yaitu apa


yang telah dirumuskan pada Ayatul Kursi tadi. Dan setelah mengakuipercaya


dalam hati, mulutnya menyatakan kepercayaan itu, menyatakan selalu taat dan


setia. Mendengarkan Wahyu Ilahi dan sedia memikul segala perintah. Dan


mengakui kekurangan diri dan kealpaan, lalu memohon ampun. Sebab insaf


berapa lamapun hidup di dunia ini, namun akhirnya akan kembali kepada


Tuhan juga. (285).


Kemudian itu datanglah doa penutup, (ayat 286) yang menerangkan bahwa


Allah tidaklah memikulkan kepada suatu diri kecuali apa yang dapat dipikulnya,


dan buruk baik hasil pekerjaan seseorang, adalah tanggungiawabnya sendiri,


lalu ditutup dengan doa moga-moga Tuhan jangan mengambilberat kelupaan


dan kelalaian yang tak disengaja, dan jangan kiranya hukum dan tuntutan yang


telah dilakukan Tuhan terhadap Ummat yang dahulu ditimpakan pula kepada


kami yang datang di belakang ini, dan jangan dipikulkan pula beban yang tak


dapat kiranya dipikul, lalu ditutup dengan memohon ampun dan belas-kasihan:


"Engkaulah Tuhan kami, berilah kami pertolongon di dolam menghadapi


orang-orang yang tidak mau percaya."


Doa penutup Surat al-Baqarah ini menunjukkan bahwa Masyarakat Islam


telah mulai terbentuk. Ibarat sebuah bahtera, dia telah mulai berlayar meng￾harungi lautan besar. Ombak dan gelombang akan ditempuh, angin badaiakan


bertemu. Dan Nabi Muhammad s.a.w. menjadi Nakhoda dari bahtera itu.


Mohon Allah memberikan kekuatan.


Sesudah itu kelak kita akan masuk ke dalam Surat yang ketiga, yaitu Surat


ali-lmran. Separoh daripada Surat ali-lmran termasuk dalam Juzu'3 ini, dan


yang separohnya lagi termasuk dalam Juzu' 4. Dalam kata pendahuluan dari


Surat ali-lmran kelak akan kita uraikan pula sepintas-lalu apa yang jadi isi


daripada Surat ali-lmran, sebagai Surat ke2 yang terpanjang dalam al-Quran


(200 ayat), dan diturunkan di Madinah juga.


(253) Rasul-rasul itu, Kami lebihkan se￾bahagian mereka daripada seba￾hagian; di antara mereka ada


yang berkata-kata Allah kepada￾nya dan Dia tinggikan derajat se￾tengah mereka, dan telah Kami


berikan beberapa keterangan ke￾pada lsa anak Maryam dan Kami


sokong dia dengan Ruhul￾Qudus; dan kalau Allah meng￾hendaki tidaklah berbunuh-bu￾nuhan orang-orang yang se-

sudah mereka, akan tetapi me￾reka telah berselisih sesudah


datang kepada mereka ketera￾ngan-keterangan itu. Maka di


antara mereka ada yang beriman


dan di antara mereka ada yang


kufur. Dan jikalau Allah meng￾hendaki, niscaya tidaklah mere￾ka akan berbunuh-bunuhan.


Akan tetapi Allah berbuat apa


yang Dia kehendaki.


(254) Wahai orang-orang yang ber￾iman! Belanjakanlah sebahagian


dari apa yang telah Kami lturnia￾kan kepada kamu, sebelum


datang kepada kamu suatu hari,


yang tidak ada perdagangan


padanya, dan tidak ada persaha￾batan dan tidak ada syafa'at; dan


orang-orang yang kafir itulah


orang-orang yang zalim.


o )zzo- -zt I zoz;t 2); 


-z z .a


u!;r ,!rrr+#t rt+t, y


e


-a .a. a. a- a 2c z aa :i 2oz- ,V)t -{ a fi:;it a e


i;c'i$_'^t -;f), 


i ilJt v' i'tl


o I 1-2t z i. tll-z


\t;tVY);..Ir !rL- aa


.. D* 3 r;z zlz 1 oz rtiC=Y cy_ ciu- dl E C


L


Jr;;rJti liiii $ ";L


z ) z-))


i,J^lr}Jl f..o


v;",


Pada ayat yang telah lalu telah diterangkan tentang seorang Rasul Allah,


yang mulanya hanya s€orang pemuda pengtimbala, memikulpedang sajapun


dia belum snggup, tetapi muncul namanya di medan perang melawan orang


Palestina, karena kepandaiannya melantingkan batu, hingga kena kepala Jalut


lalu pecah dan mati. Pemuda pengembala itu ialah Daud alaihis-salam, yang


diangkat Tuhan menjadiRasul merangkap menjadi raja dariBani Israilsesudah


Thalut. Setelah dia diangkat menjadi Rasul menjalankan Syariat Nabi Musa,


diapun diberi sebuah Zabur, atau Mazrnur.


Ayat 252 itu telah menarik perhatian kita tentang Rasul Allah yang bernama


Daud, raja besar Bani lsrail. Dengan mengenangkan Daud, niscaya orang


terkenang akan puteranya Sulaiman. Dengan menyebut nama Daud niscaya


orang terkenang kepada Nabi-nabi yang sebelumnya dan sesudahnya. Setelah


itu datang pula isyarat di ujung ayat252 itu yang memperingatkan kepada Nabi


Muhammad s.a.w. bahwa beliaupun termasuk di dalam golongan utusan￾utusan Allah yang mulia dan pilihan itu. Maka terbayanglah dalam ingatan kita


setelah membaca ayat-ayat ini bahwa Allah telah mengutus Rasul-rasulNya


pada tiap-tiap zaman, masing-masing menurut ruang dan waktunya dan me￾nurut pula keadaan ummat yang diajak dengan da'wah supaya menurut petun￾juk yang mereka sampaikan. Sebab itu maka lanjutan sabda Tuhan pada ayat


253 menuntun ingatan kita kepada rasul-rasul itu:

Rosul-rosul itu, Kami lebihkon sebohogion mereka doripda yang seba￾hagian." (pangkal ayat 253).


Macam-macamlah kelebihan Rasul-rasul itu dijadikan oleh Tuhan, sehing￾ga tidaklah sama keadaan mereka, sebab tidak pula sama keadaan ummat yang


mereka hadapi.


Seumpama Daud dan Sulaiman itu, dilebihkan Tuhan mereka dengan


menjadi raja, sedang Nabi-nabi yang lain tidak ada yang menjadi raja. NabiNuh


dilebihkan dengan panjang usianya, NabiMusa dilebihkan dengan tongkatnya,


Nabi lbrahim dilebihkan dengan perkembangan keturunannya, dan lain-lain


sebagainya. Martabat mereka itupun dilebihkan pula yang sebahagian daripada


yang sebahagian.


"Di antara mereka ada yong berkata-kata Allah kepadanyo." Sebagai￾mana yang dijelaskan dalam beberapa ayat di dalam al-Quran, yaitu NabiMusa


a.s. Dan demikian juga Nabi kita Muhammad s.a.w. seketika beliau dipanggil


Mi'raj, berkata-kata juga Tuhan terhadapnya. Tetapi tidaklah dapat kita me￾ngaji lebih dalam bagaimana cara berkata-kata itu sebab sudah mengenaihal


yang ghaib. Dapatlah dibaca pada Surat as.Syura (Surat 42 ayatSl), bahwasa￾nya Allah Ta'ala menyampaikan titah kepada Rasul-rasulNya itu tidak lebih


daripada tiga cara, pertama dengan menurunkan Wahyu, kedua dari belakang


dinding (hijab), ketiga dengan mengutus Malaikat.


Menurut pendapat setengah ahli tafsir, Tuhan bercakap dengan RasulNya


yaitu dengan Musa dan Muhammad s.a.w. itu ialah dengan cara yang kedua,


yaitu dari belakang dinding (hijab), sebab seketika beliau kembali dari Mi'raj,


Abu Zar bertanya adakah dia dapat melihat Tuhan,.beliau menjawab tidak


dapat dia melihat Tuhan karena didinding oleh Nur belaka, Nur yang berlapis￾lapis. Bahkan Jibril utusan istimewa Ilahi tidak dapat melihat Tuhan, tersebab


dinding Nur itu juga.


Lalu dilanjutkan bunyi ay at : " D an D ia t inggikan deraj at set engah mereka."


Sebagai derajat yang telah dicapai olehNabi kita Muhammads.a.w. sebagai


penutup dari sekalianNabi-nabi danRasul-rasul, dipanggilmi'rajke tempat yang


tertinggi dan pulang kembali dengan selamat. Dalam hal membangun cita￾citanyadidunia inipun dilebih ditinggikan derajatnya. Dia berpindah dari


Makkah ke Madinah, dan sebelum dia meninggal sempat juga dia merebut


negeriMakkah itu kembali. Sedang NabiMusa setelah menyeberangkan Bani


lsrail dari Mesir ke Tanah yang dijanjikan, beliau telah meninggal sebelum Bani


Israil dapat dibawanya ke negeri yang dijanjikan itu. Nabi Isa Almasih tidak kuat


menentang kekuasaan bangsa Romawi, sehingga dengan halus beliau berkata:


"Berikanlah hak Allah kepada Allah dan hak Kaisr kepada Kakor. " Sedang


Nabi Muhammad s.a.w. meninggalkan kekuasaan yang nyata, menurut istilah


sekarang de facto dan de jure, yang belum dikebumikan jenazah beliau sebelum


diangkat pengganti beliau dalam pimpinan kekuasaan duniawi, untuk menegak￾kan perintah Tuhan. Bahkan belum sampai 20 tahun setelah beliau wafat,


khalifah-khalifah beliau telah dapat menundukkan dua buah kerajaan besar


pada masa itu, yaitu kerajaan Romawi dan kerajaan Persia.Dan telah Kami birikon beberapa keterangan kepada Ix anak Maryam


dan Kami sokong dio dengan Ruhul-Qudus. " Diri beliau sendiriadalah sebagai


keterangan yang hidup dari kebesaran dan kekuasaan Tuhan, sebab lahirnya


ke dunia tidak menurutijalan biasa itu.


Maka berikutlah keterangan-keterangan yang lain, sebagai menyembuh￾kan orang sakit, menyalangkan mata orang yang telah buta, bahkan meng'


hidupkan orang yang baru saja meninggal dunia. Semuanya dengan izin Allah.


Dan lsa Almasih itu disokong oleh Ruhul-Qudus, yaitu Roh yang sucisebagai￾mana tersebut juga di dalam Surat an-Nahl (Lebah), surat 16, ayat 102, bahwa


Nabi kita Muhammad s.a.w. pun disokong dengan Ruhul-Qudus, Roh yang


suci, bahkan segala Rasul disokong dengan Roh yang suci. Maka bagi kita


pemeluk Islam, Roh yang suciitu bukanlah sebagian daripada tiga Tuhan, tetapi


makhluk yang diciptakan Allah jua adanya.


Demikianlah diantara banyak RasulTuhan, tiga orang Rasulutama telah


diisyaratkan Tuhan dalam ayat ini, yaitu Musa yang telah diajak Tuhan ber￾cakap, Muhammad yang mencapai derajat tertinggi dan Isa Almasih yang


membawa banyak keterangan. Bagaimanapun kenyataan perselisihan di antara


pengikut ketiga Rasul itu namun ketiga ajaran beliau telah menuntun per￾tumbuhan rohaniah dalam alam dunia ini.


Pada ayat ini Tuhan jelaskan bahwa Dia melebihkan sebahagian Rasul


daripada yang sebahagian, tetapi kepada kita manusia tidaklah disuruhkan


supaya melebihkan seorang Rasul dan mengurangkan martabat yang lain.


Tuhan telah mengaiarkan kepada kita dalam ayat 136 yang telah lalu, dan juga


nanti pada ayat penutup dari Surat al-Baqarah ini (ayat 285), bahwa kita ummat


ini tidaklah membeda-bedakan Rasul. Maka sikap kita kepada sekalian Rasul


Allah adalah laksana sikap kita ketika melihat bintang-bintang berkelap-kelip


cahayanya di tengah malam. Kita telah mengerti bahwa bintang-bintang itu


tidak sama letaknya, ada yang lebih tinggi, dan ada yang lebih tinggilagi. Namun


bagi kita yang melihat dari bumi, semuanya sama tingginya.


Pada lanjutan ayat bersabdalah Tuhan: "Dan kalau Allah menghendoki


tidaklah berbunuh-bunuhan orang'orang yang sesudah mereka, akan tetapi


mereka telah berselisih sesudoh datang kepada mereka keterangan-keterong


an itu."


Ayat ini menerangkan suatu kenyataan yang selalu kita saksikan baik


dalam sejarah yang telah lalu, atau sejarah zaman sekarang atau selanjutnya.


Yaitu bahwa petunjuk Tuhan telah datang. Kita selalu mengharap bahwa Tuhan


itu akan membawa persatuan ummat manusia, sebab sumbernya hanya dari


satu tempat, yaitu Allah. Ajaran sekalian Rasul itu, kalau digali-gali sampai


kepada hakikatnya, hanyalah ajaran yang satu juga. Kita ambilisiKitab-kitab


Suci, sejak dari Taurat, Mazmur atau Zabur, Injil sampai kepada al'Quran,


diambil sarinya, akan bertemu hanya satu ajaran, yaitu tentang adanya yang


Maha Kuasa. Sebab itu kalau Allah menghendaki tidaklah akan terjadi ber￾bunuh-bunuhan karena perbedaan agama. Meskipun misalnya berbagai-bagai


nama yang diberikan Allah itu, ada yang menyebutnya Yehovah, Aloha,


Brahman atau Allah atau Tuhan. isihatiketika mengucapkannya hanyalah satu.yaitu mengungkapkan tentang Zat Yang Maha Kuasa. Tetapi bagaimana dalam


kenyataan? Di dalam segala agama terdapat kejadian yang sama. Sesudah


Rasul-rasulmeninggal terjadilah perselisihan, bahkan sampaiberbunuh-bunuh￾an.


Berkelahi, berperang, pertumpahan darah; baik di antara agatna dengan


agama, ataupun di antara pengikut satu agama. Di dalam Sejarah Agama


Kristen kita dapati, bahwa belum 100 tahun Nabi lsa Almasih wafat, telah


terjadi perpecahan Kristen yang amat hebat, sehingga terbagi-bagi dan ter.


pecah, satu mazhab atau Sekte memerangi atau memusuhi Sekte yang lain,


padahal semuanya itu kejadian setelah mereka mendapat keterangan. Bahkan


sebelum pemberontakan kaum Kristen Protestant dibawah pimpinan Luther


terhadap Gereja Katholik di bawah kuasa Paus, lama sebelum itu, bahkan


sebelum lahir lagi NabiMuhammad, telah terpecah menjadiGereja Kerajaan


Roma, Gereja Yacobin dan Gereja Nestourian, Gereja Timur dan Gereja


Barat. Di zaman sekarang inipun dalam kalangan Protestant sendiri telah


terpecah tidak kurang menjadi 200 Sekte, yang satu mengkafirkan yang lain.


Yang satu mengatakan bahwa gereja merekalah yang paling benar di sisiTuhan.


Dalam kalangan Islam sendiripun terjadi hal yang demikian. Jenazah Rasul


s.a.w. terlambat menguburkannya selama dua hari, sebab mulaiselisih tentang


siapa yang lebih berhak akan jadi ganti beliau menjadi Khalifah beliau. Dan


kemudian itu terjadi pertumpahan darah yang hebat, memusnahkan berpuluh


ribu pemeluk Islam karena peperangan saudara di antara Ali dengan Mu'awi￾yah. Kemudian itu timbul pertentangan kaum Khawarij dengan kaum.Syi'ah.


Dan di zaman Daulat Bani Abbas, telah terjadipula berkali-kalipertumpahan


darah di antara sesama pemeluk faham Sunnidalam perkara-perkara kecil yang


sepatutnya tidak menjadi pangkal selisih.


Kadang-kadang soal amalan yang kecil-kecil membawa tumpahnya darah,


bahkan sampaimenghancurkan negara. Sampai kepada kita di hari ini, masih


saja kaum Syi'ah mempertahankan, bahwa yang berhak menjadi pengganti


Rasulullah s.a.w. hanyalah AIibin Abu Thalib, padahalsusunan keadaan dalam


Dunia lslam sudah berbeda daripada 14 abad yang lain. Jatuhnya Kerajaan Bani


Abbas di Baghdad, karena diserang, dijarah dan dijajah oleh bangsa Mongol


ialah karena Khalifahnya orang Sunni, dan wazir besar (perdana menterinya)


orang Syi'ah; dan sejarah mengatakan bahwa Waziral-'Aiqami itulah yang


membuka rahasia pertahanan Baghdad kepada Holako Khan, sehingsa Bagh￾dad diserbu dan dihancurkan, dan Khalifah dibunuh dan akhirnya Wazir itu


sendiri dibunuh pula.


Di Baghdad pernah terjadi bunuh-membunuh di antara pemeluk Islam


Mazhab Syaf idengan pemeluk Mazhab Hanbali karena perkara menjaharkan


Bismillah, perkelahian penganut Mazhab Syafi'idengan Mazhab Hanafi telah


sampai menghancur-leburkan negeri Merv sebagai pusat ibukota wilayah


Khurasan.


Di abad-abad kelS Masehi, amat hebat pertarungan Kerajaan Turkide.


ngan Kerajaan lran, dan dengan terang-terang kedua pihak mengatakan bahwa


mereka berperang adalah karena mempertahankan kesucian Mazhab merekamasing-masing, sebab Turki adalah Sunni Hanafi, dan Iran Syi'ah. Di dalam


abad kel9, Kerajaan Turki menyuruh Mohammad Ali Parya Penguasa Negeri


Mesir memerangi penganut faham Wahaby di Tanah Arab. Untuk ini dibuat


propaganda di seluruh Dunia lslam, bahwa Wahaby itu telah keluar dari garis


lslam yang benar, sehingga sisa dakinya sampai sekarang masih bersarang


dalam otak golongan tua dalam Islam.


Di tanahair kita Indonesia, di zaman-zarnan yang lampau, kuranglah kita


mendergar terjadi pertumpahan darah karena perlainan Mazhab di dalam


lslam. Karena kebetulan Mazhab yang masuk ke rnari @a umumnya hanyalah


satu, yaitu Mazhab Sunni Syafi'iyah. Tetapi kemudian setelah tersebar pula


buku-buku agarn r yang lebih luas dan pandangan yang lebih jauh, timbullah


berlainan pendapat dan timbul perselisihan di antara ularna dengan ulama, lalu


mempengaruhi kepada orang:orang awam. Di permulaan abad ke20 ini (1905)


mulai timbul selisih di antara ulama-ulama yang memp€rtahankan Tou,rossul


dan Wasl'ihh, rnerabithahkan guru ketika melakukan Suluk, dengan ularna yang


membantah dan mengatakannya tiada berasal dari ajaran Rasul, dan telah jatuh


kepada Syirik. Di Sumatera Barat timbul pertentangan ulama-ulama kaum tua


deng3n kaum muda. DiJawa sejak tahun l9l0 timbulperselisihan demikian


pula. Golongan muda menjelnra jadi Muharnmadiyah pada tahun 1912 dan


golongan tua menjelnn menjadi Noh datul Ulamapada tahun 1q25. Di kalangan


orang Arab yang hijrah ke Indonesia timbul perselisihan di antara kaum


keturunan Sayyrd yang dikenal dengan sebutan Alawiyin, dengan yang bukan


Sayyid yang menjelrna menjadi PerkumpulanAl-lrswd; dan sampai jugaterjadi


pertumpahan darah di Banyuwangi kira-kira pada tahun 1930.


Bukti-bukti yang kita kemukakan dari seiarah Islam ini, baik di zatn rn￾zannn lampau atau sejarah pertentangan agarna di Indonesia, barulah se￾kelumit saja jika dibandingkan dengan pertentangan karena agatna dalam


Dunia Kristen di Eropa sendiri. Berapa banyak korban yang harus diberikan


karena pertentangan agama dalam Dunia Barat. Terutama setelah Konsili para


Pendeta memutuskan suatu kepercayaan yang mesti dianut, misalnya tentang


menuhankan Nabi Isa. Demikian pula bagaimana hebat dan nrengerikan pe￾perangan-peperangan agama yang teriadi di antara kaum Katholik dengan


kaum Protestant, sampai berpuluh tahun. Bahkan salah satu sebab ber￾boyong pindah ke Amerika di permulaan Abad Ketujuhbelas, ialah karena lori


dari sebab tekanan dan paksaan yang ngeri dari pihak yang berlainan faham,


sehingga orang yang pindah itu disebut pilgrim, yang berarti perjalanan suci.


Terjadinya Perang Salib sejak l0 abad yang lalu, yang dilancarkan oleh


Dunia Kristen kepada Dunia Islam, yang tidak pemah berhenti sampai se￾karang ini, lain tidak ialah karena sesudah nrendapat keterangan yang dibawa


oleh Rasul. Keterangan itu benar, tetapi rnereka tidak rnau mmerima. Karena


agatna mereka bukan kepunyaan Tuhan, melainkan kepunyaan penguasa￾penguasa gereia. Kedatangan ajaran Nabi Muhammad s.a.w. yang mem￾bebaskan manusia daripada perbudakan fikiran, sangat bertentangan dmgan


kepentingan rnereka.

D€rnikianlah seiarah telah mernbuktikan bunyi ayat ini, batwasanya se￾tehh datang keterangan-keterangan Allah &ngan sejelas-jelasnya, timbulhh


perselbihan, 3;aitu satu hal yang pada pendapat kita sepintas-lalu tllak nrestinya


keiadian. Maka datanghh laniutan ayat:


'Dan iilrolou Ailah nr'nslrltfuki, niscqyo tidakloh mereka akon ber￾hnuh-bunulwr. Akon tetafi Allah brlrbtnt ry yang Dda keherflaki." (ujung


ryat 253).


Densan bunyr ayat ini ielas bahwa jika Allah meqghendaki, niscaya mereka


tidak akan berbunuh-bunuhan, terseliplah satu faham bahwa berbunuh-bunuh￾an, hunr-hara yang timbul dari bencimembenci, tidaklah disukai oleh rnanusia


dan tidak pula disukai tentunya oleh Allah. Siapa pula orang yang senang


dengan keadaan yang selalu rusuh? Tetapi men(Fpa rnaka di ujun[ ayat Tuhan


nrengatakan bahua Allah berbuat sekehendakNya? Adakah di dalam ayat ini


sr.ratu hal yang akan rnernbawa kila kepada faham Joboriyah, yaifu mmyerah￾kan segah sesuatu kepada takdir belaka, sehingga kita tidak berikhtiar lagi?


Untuk rnenrahami ayat ini, wajiblah kila kembali menilik ilmu jiwa manusia


(Pqrcholos) dan iknu kemasyarakatan (Sociologi). Dan terlebih dahulu hen￾dakhh kita ingat bahura manusia dijadikan oleh Allah lah daripada kejadian


rnakhluk yang lain. Manusia diberikan akal buat mmimbang buruk dan baik,


mudharat dan rnanfaat. seluruh manusia yang berakal budi tidaklah menyukai


yang buruk, dan tidaklah menginginkan yang mudharat. Manusia itu selalu


rnencari mana yang lebih benar dan mana yang lebih rnanfaat. Akal manusia


diffikan pula tidak sama pertumbuhannya;bertinggi berendah. Di samping itu,


kehidupan rnanusia dan pertumbuhan akalnya itu sehlu dipensaruhi oleh alam


sekelilingnya, oleh lirgkungannya. oleh sebab itu maka penilaiannya terhadap


kebenaran tidak puhlah sama. Ada orang yang pintar yang disebut khouosh.


Ada orang !/ang perdapat akalnya hanya sederhana saja yang disebut otuom.


Kadang-kadang orang hidup sebagai katak di Qwah tempurung, menyangka


bahwa yang di sekelilingnya itu sudah langit, sebab itu disalahkannya orang


yang rnenyatakan bahwa yang rn€lingkunginya itu belumlah langit, barulah


tempurung. Di sini sudah mulai timbul tampang dari perselisihan.


Kadang-kadang manusia terpengaruh dalam lingkungannya. Katanya di￾dmgar orang, perintahnya diikuti. Golongan semacam ini titlak mau ada


tandhgan dan gondirgon terhadap dirinya. Sebab itu bilamana saja terdengar


srara baru, yang berbeda daripada yang disuarakannya, dia pasti rnenentang,


wahupun suara baru ifu bmar.


Kadang-kadarg timbul perselisihan karena perebutan politik, karena pe￾ngaruh golongan, karena takut kedahuluan, yah, kadang-kadang karena propa￾kasimusuh.


Perbedaan pendapat akal, dmgan tidak disadari telah ditunggangi oleh


hawanafsu. Sehingga akhirnya darahpun tertumpah, sedang yang kusut tidak￾lah selesai. Sebab itu rnaka perselisihan dan pertumpahan darah, berbunuh￾bunuhan, bukanlah karena perbedaan pendapat akal melainkan karena do￾rcngan hawanafsu. Keterangan dan penjelasan yang dibawa Rasul, dikaburkan


oleh hawa dan nafsu.Kalau denrikian adakah kiranya terselib takdir buruk dari Allah, sehingga


kita artikan bahwasanya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki akan kita terima


dengan pandangan yang buruk?


Niscaya tidak!


Di sini kita bertemu bahwa jalan yang ditempuh oleh manusia, dengan


pengaruh akal dan hawanafsunya, membawa manusia kepada ketentuan Tu￾han; tidak ada jalan lain!


Di dalam ayat ini kita telah bertemu bahwasanya perpecahan dan per￾tumpahan darah setelah menerima agama, setelah menerima keterangan Ra￾sul-rasul, pada hakikatnya tidaklah dikehendakiAllah. Tetapi karena manusia


memperturutkan hawanafsunya, maka agama telah membawanya kepada


perpecahan. Maka hendaklah pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh


manusia di atas permukaan bumi ini dalam berabad-abad inidijadikan i'tibar


oleh manusia yang datang di belakang. Khusus bagi ummat Islam sendiri, diberi


ingatlah mereka, apabila terjadi selisih fikiran, supaya segera kembali kepada


pokok. Menurut pepatah: "Kusut di ujung tali, kembalilah ke pangkal tali."


Terjadi selisih dalam agama, maka kembalilah kepada Kitab Allah dan Sunnah


Rasul. Dan jika terjadi perselisihan dalam soal-soalpolitik, kembalilah kepada


keputusan Ulil-Amri, sebagaimana yang diatur oleh Syara', yaitu yang dinamai


Ahlusy-Syuro. Yang di dalam zaman moden dinamai "wakil-wakil rakyat", atau


orang-orang yang dipercaya oleh ummat.


Ulil-Umri melakukan musyawarat memutuskan perselisihan yang berke￾naan dengan urusan dunia politik, sehingga tidak timbul diktator. Dalam urusan


yang berkenaan dengan agama, dilarang taqlid. Di dalam Islam kedudukan


ulama agama bukanlah sebagai kedudukan pendeta dalam agama Nasrani.


Bukanlah fatwa ulama suatu omor yang tidak boleh dibanding dan disanggah.


Fatwa itu hanya berlaku selama sesuaidengan isial-Quran dan Sunnah Nabi.


Adapun al-Quran, inilah satu-satunya Kitab Suci yang isinya terang tidak ada


selisih. Dalam Agama lslam betapapun adnya perselisihan faham, misalnya


antara Khawarij dengan Syi'ah, Mu'tazilah atau Jahmiyah, namun pegangan


pada al-Quran adalah satu. Oleh sebab itu jalan kepada persatuan amat mudah


dalam Islam, daripada dalam agama yang lain-lain. Perselisihan dalam hal


Akidah tidaklah menyebabkan timbulnya jurang yang dalam di antara pihak￾pihak yang berselisi\.


Sungguhpun hebat pertentangan kepercayaan di antara Dunia, K.risten,


namun dalam abad ke20 ini pemuka-pemuka agama mereka telah berusirha


hendak mencarititik-titik pertemuan. Maka dalam Dunia lslam mencarititik￾titik pertemuan ini lebih mudah daripada dalam agama Kristen, asal ada


kemauan. Apatah lagi setelah zaman akhir-akhir ini terasa benar tekanan


negara-negara penjajah terhadap Islam.


Kembali ke dalam al-Quran dan Sunnah Rasul, bukan berartimenghenti￾kan kebebasan fikiran. Di antara orang Mujtahid dengan Mujtahid yang lain


selalu terdapat perbedaan pendapat. Imam Malik, Imam Syafi'i dan lmam


Ahmad bin Hanbaldikenaloleh setiap orang yang mengetahui riwayat hidup


mereka, bahwa mereka itu adalah guru dengan murid. Imam Ahmad binHanbal adalah murid dari Imam Syafi'i dan Imam Syafi'i adalah murid darilmam


Malik. Ketiganya telah bersimpang menjadi tiga Mazhab, dan empat dengan


Mazhab lmam Hanafi. Di antara mereka timbul rasa hormat-menghormati


pendapat. Baru timbul selisih pada pengikut yang taqlid, sehingga mazhab


pendapat fikiran sudah berganti menjadi satu agama sendiri.


Kita ambil misal dua perkumpulan terbesar dinegerikita ini, yakniMuham￾madiyah dan Nahdhatul-Ulama. Keduanya masih tetap menganggap sah sem￾bahyang masing-masing. Tidak ada orang Nahdhatul-Ulama memfatwakan


bahwa tirJak sah menjadima'mum di belakang lmam orang Muhammadiyah;


demikian pula sebaliknya. Dan tidak sampai ada mesjid sendiri-sendiri sebagai


Gereja Baptist, Metodist, Adventist, Prysbiterian, dan lain-lain. Sebab pada


akidah pokok, Nahdhatul-Ulama dan Muhammadiyah adalah sama. Timbul


perselisihan ialah kalau pengikut kedua belah pihak telah fanatik pada golo￾ngan, atau setelah dicampuri oleh peltarungan politik. Pada saat-saat yang


penting telah ada tempat mereka kembali yaitu al-Quran dan Sunnah. Kalau


tidak demikian, niscaya mereka akan hancur; tikam-menikam, bunuh-mem￾bunuh sama sendiri, sehingga berlaku bunyi ujung ayat, bahwa Allah berbuat


apa yang Dia kehendaki, yang tidak dapat dielakkan!


Maka didalam segala perselisihan fikiran diantara sesama ummat Allah,


namun di hati sanubari kedua pihak selalu tersimpan sesuatu yang amat


diingatkan, yang mencari kebenaran Allah. Keberanian manusia memerangi


hawanafsunya, memanglah satu perjuangan yang jadi pusat dari segala per￾juangan. Allah menghendakikarena kita sesama manusia sama bebas berfikir


supaya perselisihan hilang. Di diri masing-masing kita ada satu bakat atau benih


yang baik. Sebab itu maka di dalam al-Baqarah inijuga, yangdahulu telah kita


tafsirkan (ayat 148) bersaMalah Tuhan:


$+r.i2.1 gtTg$,1;u


"Berbmba-lombalahkamuberbuatkeboikan." (al-Baqarah:1218)


Failosuf kita yang besar, Savid Jamaluddin al-Afghany, seketika dikeritik


orangkarena tiap-tiap pemeluk suatu agama mengatakan bahwa agamanyalah


yang benar. Pengeritik itu berkata bahwa dengan demikian permusuhanlah


yang timbul. Maka Sayid yang mulia itu telah menjawab, bahwa hal yang


demikian tidak boleh dipandang darisegiburuknya saja. Hanya kefanatikan dan


membanggakan golongan sendiri, itulah yang membawa celaka perpecahan.


Tetapi kalau masing-masing pemeluk agama berlomba menegakkan kebajikan


dan beramal shalih, maka perlombaan kepada kemajuan dan kebajikanlah yang


akan timbul di dalam dunia ini. Dan menurut beliau, perlombaan orang baik￾baik dan beriman, beramal shalih didalam segala agama di dunia ini, adalah


salah satu jalan yang membawa dunia kepada yang lebih maju.Wallcli orang-orang yang beimanlBelanjokanlah *bahagian dari ap


y ang telah Kami kumiakan kepda kamu, *belum datang kepoda kamu suatu


hari,yangtidakadaperdagangan padanya." (pangkalayat 254).Ayatinisenafas


dengan ayat yang sebelumnya. Terhadap kebenaran manusia tidak sama, ada


yang beriman dan ada yang kafir. Selisih-faham akan hilang dari dunia ini,


demikian telah ditentukan oleh Tuhan. Maka kamu yang telah mengakui


beriman, apakah kewajiban kamu kalau begitu?Cukupkah kalau kamu hanya


mengaku beriman tetapi tidak mau membelanjakan hartabenda yangtelah


dianugerahkan Allah buat menegakkan jalan Allah?Cukupkah imanmu itu


hanya pengakuan mulut, tetapi peti simpanan uang kamu, kamu tutup rapat


dan tidak boleh isinya dikeluarkan? Kalau demikian sikap di dalam pengakuan


iman, pastilah kamu akan kalah di dalim perlombaan hidup dan dalam perlom￾baan menegakkan keyakinan. Kalau cahaya agamamu ineniadi muram dan


guram oleh karena kebakhilan kamu, apakah yang akan terjadi? Betapapun


sucinya citamu, pastilah kamu akan kalah. Kalau kehendak agamamu tidak


berjalan, maka yang bertanggungjawab adalah kamu sendiri- Di hadapan Tuhan


di hariKiamat pertanggung jawab itu mesti dijalankan. Sampai diakhirat kelak


tidak ada lagi perdagangan. Tidak ada lagijual-beli. Uang, kekayaan, pengaruh


yang bes4r selama di dunia, tidaklah dapat dipergunakan di akhirat buat


membeli ampunan Tuhan atas kesalahan yang diperbuat dikala hidup. "Don


tidak ada persahabatan dan tidak ada syafa'at "Misalnya meskipun engkau


bersahabat karib dengan seorang yang besar dalam hal agama, misalnya


seorang alim, tidaklah sahabat itu dapat menolongmu di waktu itu. Dan


syafa'atpun tidak; yaitu mengharapkan pengaruh dari seseorang di sisi Tuhan,


supaya Tuhan meringankan azab atas diri yang bersalah. Untuk menghindar￾kan bahaya di akhirat itu, lain tidak hanyalah keinsafan sekarang. Hartabenda


yang telah dikumiakan Allah kepada kita, kalau kita telah mengaku beriman,


janganlah disangka kepunyaan sendiri. Dahulu dia tidak ada pada kita, dan


kalau kita mati, diapun tidak kita yang menguasai lagi. Bahkan sedang dalam


tanganpun bisa dicabut Tuhan. Mengapa tidak dipergunakan untuk mem￾bangun kebajikan di dunia, padahal diri mengaku beriman?


Sebab itu maka pangkal ayat ialah seruan kepada orang yang beriman.


Orang yang beriman pasti mengakui kenyataan. Kalau dia bakhil tandanya


imannya telah sumbing.


Watak manusia dua macam; setengah orang diberi kata rayuan, ajakan


halus, yang dinamai Targhib. Maka pada ayat 245 kepada orang yang halus


begini Tuhan berkata lain. Tuhan bertanya. Siapakah gerangan yang sudi


meminjami Tuhan dengan suatu pinjaman yang baik? Agar kelak dibayarTuhan


dengan berlipatganda? Dan dengan halus pula Tuhan mengakui bahwa Dia


memberi kadang-kadang anugerah dengan lebar luas dan kadang-kadang


dengan berbatas-batas; namun semuanya akan kembali kepada Tuhan jua.Tetapi di ayat yang tengah kita bicarakan ini Tuhan bukan bersabda


"meminjam". Sebab ada orang yang banyak mendengar kata demikian. Di ayat


ini diperingatkan bahwa rezeki yang kamu pakai dan kamu makan itu dari


Tuhan asalnya: Razaqnakum. Kami kurniakan kepada kamu. Ayat ini tidak


targhib lagi, melainkan sudah tarhib. Tidak bujuk rayu tetapi ancaman. Kalau


kamu mengakui beriman, padahal kamu bakhil, dan padahal yang akan kamu


keluarkan itu bukan kamu punya, melainkan anugerah llahi, maka awaslah


kamu bila dipanggil di hadapan Tuhan kelak. Sebab itu maka ujung ayat


berbunyi:


"Dan orang-orang yang kafir itulah orang-orang yang zalim." (ujung ayat


2s4).


Pangkal ayat ialah perintah kepada orang yang beriman. Sebab itu maka


uiung ayat jika menyebut kafir, ialah orang beriman yang kafir. Kafir itu ada yang


kafir ingkar kepada Tuhan samasekali, kafir kepada akhirat. Tetapi ada lagi


kafir dalam pengakuan iman. Dia sembahyang juga, puasa juga, tetapi dia


menolak ajakan membelanjakan harta pada jalan Allah, dia bakhil. Saku￾sakunya dijahitnya, peti uangnya ditutupnya. Diajakberkorbanpada jalanAllah


diapun malas, bahkan diapun takut. Akhirnya agamanya mundur, Sabilillah


tidak berdiri, ummat menjadi bodoh, hakikat agama tidak tegak lagi. Yang


selesai menjadi kusut dan yang jernih menjadi keruh. Siapa yang aniaya jadinya?


Ialah si bakhil tadi karena dia menolak (kufur) kepada ketentuan kebenaran.


(255) Tuhan Allah tidak adaTuhan me￾lainkan Dia, Yang Hidup, Yang


berdiri sendiriNya. Dia tidak di￾hampiri oleh kantuk dan tidak


(pula) oleh tidur. Kepunyaan￾Nyalah apa yang ada di semua


langit dan apa yang di bumi.


Siapa yang akan memohonkan


syafa'at di sisiNya kalau bukan


dengan izinNya? Dia mengetahui


apa yang di hadapan mereka dan


apa yang di belakang mereka,


sedang mereka tidaklah meliputi


sesuatu juapun daripada ilmu￾Nya, kecuali apa yang Dia kehen￾daki. Meliputi pengetahuanNya


akan semua langit dan bumi, dan


tidaklah memberatNya memeli￾hara keduanya; dan Dia adalah


Maha Tinggi, lagi Maha Agung.

Ayat Kursi


Pada ayat-ayat yang sebelumnya kita telah diberi pengertian yang dalam


sekalitentang perjuangan hidup. Ketika membicarakan Banilsrail mencariraja


lama sesudah Nabi Musa meninggal, demikian juga sesudah Daud menang


berhadapan dengan Jalut, kita telah diberi pengertian bahwa Tuhan memberi.


kekuatan kepada yang lemah buat mempertahankan diri daripada tindasan


yang lebih kuat. Di ayat berikutnya diterangkan pula bahwa Tuhan telah


mentakdirkan manusia berselisih dan bertengkar. Tetapi kitapun telah diberi


tahu bahwasanya intijiwa manusia selalu ingin kepada kebenaran, tidak suka


kepada yang mudharat dan suka kepada yang manfaat. Bertambah dipelajari


keadaan manusia, bertambah kita tafakkur akan kekuasaan Tuhan. Niscaya


timbullah pertanyaan: Siapa Tuhan? Tuhan itu ialah: ALLAH. Tidak ada


TUHAN melainkan DIAI (pangkalayat 255).


Apa arti Tuhan? Tuhan ialah yang menurut naluri manusia wajib dipuji,


dipuja, disembah disanjung. Tuhan itu ialah Kekuasaan Tertinggiyang mutlak,


yang diakuiADANya oleh akalmanusia yang sihat. Dia tidak dapat ditangkap


oleh pancaindera dan tidak kelihatan oleh mata, tetapi akal murni manusia


mengakui akan adanya Kekuasaan Tertinggi itu. Bekas perbuatanNya inilah


yang membuktikan bahwa DIA ADA. Bertambah mendalam pengetahuan


dalam segala segi, bertambah jelas adanya peraturan dalam alam ini. Akal


manusia membuktikan adanya akal raya, akal agung. Kecil rasanya manusia di


hadapan akal yang agung itu. sehingga akhirnya ahli filsafat keagamaan sampai


kepada kesimpulan akal (logika) bahwa yang ADA itu ialah ILMU. Maka


ilmu adalah salah satu daripada sifatNya atau namaNya.


Maka terdapatlah di dalarn yang diadakanNya itu HIDUP. Maka timbullah


kesan bahwasanya segala yang hidup ini, baik manusia dengan akalnya atau


nabatat (tumbuh-tumbuhan) dengan kesuburannya, atau hoyou,,onat (bina￾tang-binatang) dengan nalurinya; semuanya itu hidup, pasti diberi hidup oleh


yang sebenar HIDUP.


Dalam akal mencari-cari itu datanglah tuntunan ayat ini: Yang ADA itulah


ALLAH! Tidak Tuhan, artinya tidak ada yang patut dipuja, disembah, dimulia￾kan, melainkan DIA. Sebab tidak ada yang berkuasa seperti DIA. "yang Hidup,


yang berdiri sendirNyo." Mustahil artinya tidak serupa dalam akal bahwa


segala yang didapati hidup iniadalah hidup dengan sendirinya, atau dia hidup


tetapi hidupnya itu berasal dari tidak apa-apa atau bersumber dari yang mati.


Boleh untuk mengetahui ini kita pinjam perkataan Socrates: "Kenallah


dirimu!" Dan boleh kita meminjam perkataan pelopor ahli filsafat moden


Descartes: "Aku berfikir, sebob itu oku odoJ"Dan boleh kita lanjutkan kepada


kata ahli agama: "Barangsiapa mengenal dirinya, niscoyo kenallah dia akan


Tuhannya."


Kita hidup dan alam sekeliling kelihatan hidup. Niscaya hidup yang ada ini


adalah bersumber daripada HIDUP yang sebenar hidup. ALLAH itulah yang


HIDUP. Atau boleh diteruskan; ALLAH ITIJLAH HIDUP. Dan Dia berdirisendiriNya, artinya tidak Dia bersekutu dengan yang lain, sebab persekutuan


adalah alamat dari kelemahan. Kedua atau ketiga yang bersekutu, makanya


bersekutu ialah apabila kedua atau ketiganya lemah berdiri sendiri-sendiri.


Maka yang sanggup berdiri sendiri itulah dia yang ALLAH'


Kita ini hidup. Kesadaran kita akan adanya diri kitalah yang menunjukkan


bahwa kita hidup. Kemudian kita coba menoleh kepada alam yang disekeliling


kita; kepada tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan. Kepada berbagai buah￾buahan dan berbagai rasanya; ada mangga, ada rambutan, ada durian, ada


jeruk berbagai ragam. Semuanya tumbuh dalam setumpak tanah. Tanah yang


dihisapnya tempatnya hidup, tanah yang itu juga. Air hujan yang turunpun air


hujan yang itu juga, bahkan angin yang berhembus sepoi-sepoipun yang itu


juga. Mengapa semuanya itu jadi hidup dan masing-masing membawa rasa


sendiri-sendiri dan warna sendiri-sendiri; Mengapa jeruk yang asam-pahit ber'


dekat tumbuh dengan nenas yang manis? Kadang-kadang buah yang masih


mengkal bercampur dan bertambah masak dan ranum menjadi manis rasanya,


Apakah semuanya itu terjadiatas kehendak hidup daritumbuh-tumbuhan itu


sendiri, hasil permusy awaratan mereka? Niscaya mustahil!


Kita lihat ikan yang hidup di air tawar (ikan darat) dan yang hidup di air asin


(ikan laut). Kita pindahkan ke dalam aquarium, kita lihat pagi dan petang;


alangkah tenteram ikan-ikan itu hidup di dalam air, padahal kita sendiritidak


sanggup pindah buat hidup didalam air itu. Para ahlidapat mengatakan bahwa


karena adanya insong pada ikan, maka ikanpun sanggup hidup dalam air, tidak


sanggup hidup di darat. Mengapa para ohli itu tidak membuatkan insang


kepada manusia, sehingga manusia dapat hidup di dalam air, karena bumi itu


sudah terlalu sempit buat tempat berkelahi?


Ikan yang hidup di dalam air asin sekali-sekali tidaklah pernah asin. Setelah


ikan itu mati, barulah dia dapat dijadikan ikon osin. Namun selama dia masih


hidup di dalam air yang sangat asin, dia sendiri selamanya tidak akan asin.


Seorang penyelidik kuman, duduk dengan tekun di hadapan mikroskop￾nya melihat dan meneropong seekor tungau atau tuma atau kutu. Ternyata


bahwa tungau, tuma dan kutu yang amat keci