enerangkan Allah dalam keesaanNya: "Dan Tuhan kamu adolqh ruhan
Yang Moho Eso. " Artinya bahwasanya dalam menciptakan alam ini Dia tidak
bersekutu dengan yang lain; "La lloho illa Huwo." Tidak ada Tuhan melainkan
Dia sendirinya. sebab itu tidak ada yang layak buat dipuja dan disembah, me_
lainkan Dia. Kalau Allah yang menciptakan alam, bukanlah kepada terhala kita meminta terimakasih.
"Yong Maha Murah lagi Maha Penyayang.,,Terasalah kemurahanNya
dan kasih-sayangNya di dalam seluruh alam ini. SATU, tiada berserikat dan
Pemurah serta Pengasih. Maka ayat ini selain menanamkan rasa Tauhid, adalah
pula menanamkan rasa cinta. Rasa cinta adalah lebih mendalam jika kita selalu
suka menikmati keindahan alam sekeliling kita. Tuhan Allah bukanlah diakui
oleh akal saja adanya, bahkan juga dirasakan dan diresapkan dalam batin,
dalam kehalusan dan keindahan. Itulah sebabnya maka lanjutan ayat ini adalah
ayat yang menerangkan sebagian dari keindahan alam, yang lebih diketahui
apabila pengetahuan tentang alam bertambah mendalam.
Maka datanglah ayat selanjutnya, lihatlah alam sekeliling ini:
"sesungguhnya pada keiadian semua langit dan bumi." (pangkal ayat
164). Pertamo sekali diperhatikanlah kejadian semua langit dan bumi; menghadap dan menengadahlah ke langit yang tinggi itu. Berlapis-lapis banyaknya,
cuma mata kita dalam tubuh yang kecil ini hanya dapat melihatnya sedikit
sekali. Sungguhpun sedikit yang dapat dilihat sudahlah sangat mengagumkan;
Langit itu membawa perasaan kita menjadi jauh dan rawan sekali. Mengagumkan dia pada malam haridan menakjubkan dia pada siang hari. Disana terdapat
berjuta-juta bintang hanya sedikit yang dapat dilihat dengan mata, dan lebih
banyak lagiyang tidak terlihat. Bumiadalah salah satu daribintang-bintang yang
banyak itu. Kita yanb berdiam di bumiinimerasa bumisudah besar, padahaldia
hanya laksana sebutir pasir saja di antara bintang berjuta. Wahai, alangkah
dahsyatnya kekuasaan Tuhan di langit. Tidak mungkin semuanya itu terjadi
dengan sendirinya. Suatu masa lantaran kagumnya manusia pada bintangbintang, ada yang menyangka itulah Tuhan. Inimenjadi buktibahwa akaldan
perasaan manusia sejak zaman purbakala telah merasakan bahwa tidaklah
alam itu terjadi dengan sendirinya. Bertambah tinggi pengetahuan manusia
tentang ilmu falak, bertambah manusia kagum tentang sangat teraturnya
perjalanan cakrawala langit itu. Adanya peraturan memastikan fikiran sampai
kepada adanya yang mengatur.
Setelah lama kita menengadah ke langit, marilah menekur ke bumi; pada
kejadian bumipun adalah halyang menakjubkan. Ta jub yang tidak akan selesaiselesainya selama umur masih ada, selama akal masih berjalan dan selama bumi
itu masih terkembang. Dia hanya satu di antara berjuta bintang, tetapi alangkah
banyaknya rahasia yang terpendam di dalamnya. Perhatian atas kejadian bumi
adalah perhatian yang kedua. Bumi itu, hanya seperempat daratan, yang tiga
perempatnya adalah lautan. Dalam daratan yang seperempat itu berapa banyaknya rahasia kekayaan Ilahi yang terpendam dan berapalah baru yang
diketahui oleh manusia. Dan dalam lautan yang tiga perempat itu, baru berapa
yang terukur dan baru berapa yang diketahui. Tiap terbuka rahasia yang baru,
ternyatalah bahwa dibelakangnya berlapis-lapis lagirahasia kejadian yang lain.
Untuk mengetahui itu, hanya akal manusia jua yang berguna. Beribu-ribu
universitas didirikan bagi penyelidikan rahasia bumi, maka semuanya menga'
gumkan. Mungkinkah semuanya itu terjadidengan kebetulan? Apakah adanya
belerang, minyak tanah, emas, perak dan segala macam logam, garam dan lainlain itu terjadi tidak teratur? Ilmu telah mengatakan bahwa semuanya itu
teratur. Kalau tidak teratur, tidaklah dia menjadi ilmu!
Kemudian itu masuk kepada perhatian yang ketiga. "Dan perubahan
malom don siong. " Pergiliran bumi mengelilingi matahari dalam falaknya sendiri
yang menimbulkan hisab atau hitungan yang tepat, sampai dapat membagi
tahun, bulan, hari dan jam dan minit serta detik. Sampai dapat mengetahui
peredaran musim dalam setahun, sampai manusia hidup di dunia mencocokkan
diri dengan edaran malam dan siang itu, sampai manusia mencatat apa yang
Jinu1nut,'un sejarah; baik sejarah ummat manusia seluruhnya, atau sejarah
bung.u naik dan bangsa yang punah, atau sejarah orang seorang' mulai
lahiinya, hidup dan matinya. Teratur edaran malam dan siang itu karena teratur
p"r"durun bumi dan perjalanan matahari, sampai orang dapat menerka akan
'terjadi gerhana matahari 1,000 tahun lagi, bahkan 100,000 tahun lagi. Dapat
ma.,usia memastikannya dengan ilmu, bukan urusan tenung yang ghaib, karena
sangat teraturnya. Mungkinkah peraturan yang seperti ini terjadi sendirinya
dengan tidak ada Yang mengatur?
Kemudian itu masuk kepada perhatian yang keempat: "Dan kapal yang
berlayar di lautan membawa borangyangbermant'aat bogi monusia. "sesungguhnia sejak zaman purbakala manusia telah tahu membuat kapal. Makanya
i.".rri" berani mem-buat kapal, walaupun pada mulanya sangat sederhana
,"kuli, ialah karena kepada manusia telah diberikan pengetahuan tentang
;;;;J;;" angin dan kegunaan laut. Dengan kapal itu manusiapun mengenal
ukun -u.,u.ia di pulau dan benua lain dan terjadilah perhubungan antara
manusia karena pertukaran keperluan hidup. supaya ada pertukaran kepentingan hidup sehari-hari. Apabila tadiditerangkan, hanya seperempat bahagian
daiatan, dan tiga perempat bahagian adalah lautan. Beribu kali kapal ditengs"ru-kun taufan dan ombak yang besar, namun keinginan manusia hendak
6".tuvur tidaklah padam. Di dalam al-Quran, selain daripada ayat initerdapat
tidak kurang dari 23 kali sebutan kapal. Matahan di zaman Nabi Nuh telah
Jip"rsr.,uku; kapal untuk pengangkutan besar-besaran. Ini menjadi bukti
Uut *-u al-euran ielah membayangkan kesanggupan nranusia membuat yang
t"6in ,"rnpurna. Sehingga di zaman sekarang berla_yar de-ngan kapal-kapal
;;b"s;iE;;,ress ol Brilain, Queen Etizqbeth, Queen Mary, United Sfofes dan
i"i"-fir", "allah
laksana beitayar dalam sebuah negeri. Sampaiada kapalyang
rn"rnpunyui bioskop sendiri, pemandian besar, suratkabar harian sendiri, televisi sendiri, dan sebagainya. Kemudian telah berpindah pula ke udara dengan
berbagai ragam penerbangan, sesudah terlebih dahulu menyelam ke dasar laut
J"ngu"n kap-alselam, dan sekarang telah ada kapalselam yang dijalankan dengan
tenJga atom. Bagaimana manusia akan mencapai kemajuan yang sepesat ini
dalair perkapalan, sehingga hubungan dengan bahagian-bahagian dunia yang
beginijauh sudah demikian rapatnya? Ialah karena kepada manusia diberikan
ilm-u tentang pelayaran. Dengan mendapat ilmu itu mengertilah manusia akan
sebahagian kecil daripada rahasia alam. Dan kembalilah mereka kepada pokok
pangkal yaitu bahwa semuanya ini tidaklah terjadi dengan sia-sia atau
kebetulan. Pasti ada pengaturannya.
Kemudian itu masuk pula kepada perhatian yang kelimo: "Dan apa yang
diturunkan Altah dari langit daripoda oir, maka dihidupkonNyo dengan (air)
itu bumf sesudoh matinya, serayo diseborkonNya padanya dari tiap-tiap jenis
binatang." Di sini secara pendek diterangkan kepentingan air hujan, menghidupkan bumiyang telah mati. Bila hujan datang bupiitupun hidup kembati.
Tumbuhluh segala macam tumbuh-tumbuhan karena adanya air' Hujan itu ada
yang meresup t " bawah tanah, kelak menjadi telaga' Ada yang mengalir
menjadi sungai-sungai bandar berkali untuk mengairi sawah dan ladang, dan
alirannya yang terakhir melalui tempat yang rendah ialah ke laut. Kelak dari laut
akan menguap lagi ke udara, untuk menyusun diri lagi untuk menjadi hujan.
Dengan adanya hujan atau turunnya air dapatlah segala-galanya hidtrp, baik
tumbuh-tumbuhan atau binatang berbagai jenis, termasuk manusia sendiri.
Dan berusahalah manusia membuat irigasi, bendungan air, dam-dam besar.
Malahan satu bendungan besar telah dikenal dalam negeri Saba' 1,000 tahun
sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan ada ayat yang khas membicarakannya
dalam al-Quran, bagaimana kemakmuran negeri itu ketika bendungan air masih
dipelihara baik-baik, dan bagaimana pula bangsa itu menjadi punah setelah
bendungan itu tidak dipelihara lagi, sampai mereka mengembara kian ke mari
dibawa nasib.*
Perhatian yang keenam ialah: "don peredaran angin." Yang kita sebut di
zaman kita ini peredaran cuaca. Bahkan kepandaian manusia di zaman moden,
dalam rangka penyelidikan geofisika telah dapat mengetahui peredaran ke
timur dan ke baratnya, ke utara dan ke selatannya, menentukan pada jam
sekian akan keras angin, pada jam sekian udara agak panas sedikit, dan jam
sekian akan turun hujan. Bagaimana usaha manusia akan dapat mengetahui
sepasti itu, menjadi ilmu pengetahuan kalau bukan lantaran teraturnya. Siapakah pengatur itu? Niscaya adalah Tuhan!.
Perhatian yang ketujuh: "Dqn owan yang diperintah di antara langit dan
bumi." Pada ayat ini di antara angin dengan awan dipisahkan perhatiannya;
karena angin boleh dikatakan dekat kepada manusia setiap hari dan awan
beredar pada cakrawala yang lebih tinggi. Dia diperintah atau diatur beredar ke
sana dan beredar ke mari, membagi-bagikan hujan dan pergantian suhu pada
bumi. Bertambah moden hidup manusia bertambah penting perhatian kepada
pergeseran awan itu, untuk menentukan penerbangan kapal terbangdi udara.
Dan di ujung sebagai kuncinya Tuhan bersabda: "Adqlah semuanyo itu
tanda-tanda bagi koum yang berakal." (ujung ayat 164).
Fikirkanlah dan renurrgkan ketujuh soal yang dikemukakan Tuhan itu! Dia
menghendaki kita mempergunakan akal. Dia menghendaki manusia menjadi
sarjana dalam lapangan masing-masing. Mencari Tuhan setelah mempelajari
alam. Itu sebabnya maka di dalam surat Fathir (Surat 35 ayat 28), dengan tegas
Tuhan berkata:
( vrrlaU ) ',(i-!\ye.ait;rv-v3y
"Sesungguhnya yong akon takut kepada Allah, hanyalah orang.orang
yang berpengetahuan." (Fathir: 28)
Di ayat ini disebutkan ulamo, menurut artinya yang asli, yaitu orang yang
berilmu. Dengan ayat ini dapatlah kita fahamkan bahwasanya mencari Tuhan
dalam ajaran Islam ialah dengan memperdalam penyelidikan tentang alam.
Maka Tuhan Allah yang didapat dari sebab ilmu itu, jauh lebih mendalam
pengaruhnya atas jiwa dan budi daripada apa yang ditentukan ilmu Sifat 20, atau
susunan manusia atau ilmu theologi orang Kristen yang memberi bentuk Tuhan
itu sebagai manusia, atau Tuhan menjelmakan diri sebagai manusia'
Penyelidikan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah demikian tinggipada abad
kita ini rupanya telah membawa para sarjana kepada keimanan akan adanya
Tuhan menurut sist&n yang diajarkan oleh al-Quran ini. Beberapa buku
tentang kepercayaan kepada adanya Allah Yang Maha Kuasa, ditinjau dari segi
ilmu tetah banyak dikeluarkan orang. Satu di antaranya karangan Prof. Cresson
telah disalin ke dalam bahasa lndonesia dengan judul Monusia Tidok Hidup
Sendirian. Satu buku yang lain yang berjudulTelah Jelas Allah Di Zaman llmu
Pengetahuon. Beberapa orang ahli telah menulis dalam buku itu dan dari
bidangnya masing-masing tentang hal ini.*
Dari tulisan Dr. Frank Allan yang dimulai di halaman 7 dapat dikutip di
antaranya begini: "..... pastilah asal-usul alam ini ada penciptanya, yaitu yang
dahulu tidak ada permulaan. Yang Maha Tahu dan Maha Meliputi PengetahuanNya itu atas segala-galanya. Maha Kuat, yang kekuasaanNya tidak
terbatas. Pastilah seluruh yang ada ini Dia yang menciptakan ...-.
"Dan Dia adalah akal yang tidak berkesudahan, Dia Allah dengan sendirinya, dengan hikmat Yang Maha Sempurna mencipta bahagian-bahagian dari
proton itu, sehingga bisa menjadi penetapan dari hidup. Maka Dia bangunkan
dan Dia beri bentuk dan diberiNya anugerah rahasia hidup."
Di halaman 41 didapat pula tulisan Dr. George Earl David: "Bertambah
maju kendaraah ilmu pengetahuan dan bertambah jauh terbelakang segala
dongeng khurafat kuno, bertambahlah pula penilaian manusia terhadap agama
dan penyelidikan keagamaan.
"Mungkin banyak sebabnya yang mendorong manusia supaya meninjau
kembali soal-soal agama, tetapi kita percaya bahwa semuanya itu pulangnya
kepada satu sebab jua, yaitu keinginan manusia yang sangat juiur hendak
sampai kepada kebenaran.
"Maka hendaklah kita pisahkan dalam hal inidiantara melawan agama atau
keluar dari agama dengan atheist (tidak bertuhan, ilhad). Dan kita akuibahwa
orang yang keluar dari sebagian fikiran-fikiran kuno beragama yang diterima
dari ajaran setengah agama, karena hendak percaya kepada satu ujud Yang
Maha Kuasa dan Maha Agung belumlah dituduh bahwa orang itu telah o/heisl,
tidak mempercayai Tuhan. Orang semacam ini mungkin tidak memeluk suatu
agama, tetapi dia percaya bahwa Tuhan Allah ada. Bahkan boleh jadi imannya
kepada adanya Tuhan Allah berdiri atas sendi-sendi yang amat kokoh."
Maka kalau kita turutkan pelaiaran mencari Tuhan yang ada dalam alQuran dengan seksama, akan bertemulah kita dengan kenyataan bahwa
mencari Tuhan secara ilmiah moden ini telah mendekati kepada yang dikehendaki al-Quran.
Amat menarik lagi apa yang telah ditulis oleh Dr. Wolter Oscar Lindberg,
yang dimulai di halaman 33 di antaranya demikian: "Kegagalan beberapa
sarjana di dalam memahami dan menerima pokok-pokok dasar pendirian
tentang pengakuan adanya Tuhan dari segi ilmu pengetahuan'adalah dari
beberapa sebab. Dua di antaranya hendak kita sebutkan:
Pertama: Maka orang sampai tidak percaya kepada adanya Allah, ialah
karena langkah yang ditempuh oleh setengah organisasi atau gerakan internasional yang berdasarkan ofheist, menurut program politik tertentu, yang
bertujuan menyebarkan faham tidak bertuhan dan memerangi kepercayaan
kepada Allah. Sebab mereka pandang bahwa kalau kepercayaan kepada Tuhan
masih ada, sangatlah bertentangan dengan dasar gerakan itu.
Kedua: Walaupun telah bebas akal manusia dari ketakutan, tidak juga
mudah membebaskannya dari fanatik dan sentimen. Didalam sekalian gerakan
agama Kristen selalu ditanamkan kepercayaan, sejak dari masa kanak-kanak
bahwa Tuhan itu ialah berupa manusia, sebagai pengganti dari kepercayaan
bahwa manusia itu adalah Khalifah Allah di bumi ini. Dan setelah akal bertumbuh selanjutnya dan dilatih mempergunakannya dalam metode-metode
ilmu pengetahuan, maka rupa yang ditanamkan sejak masa kanak-kanak itu
tidak jugalah dapat mereka sesuaikan dengan jalan berfikir teratur atau logika
yang dapat diterima. Akhirnya setelah gagal segala usahamenyesuaikan fikiran
keagamaan yang kuno itu dengan metode berfikir ilmiah dan logika, kila dapati
ahli-ahli fikir yang demikian mencoba melepaskan dirinya dari kesulitan itu
dengan membuang habis fikiran tentang Allah. Setelah mereka sampai ke
dalam keadaan yang begini di dalam persangkaan bahwa mereka telah melepaskan diridaripada kekacauan fikiran agama bersamaan dengan hasil-hasil
yang menyebabkan kekacauan dalam jiwa, maka tidaklah mereka mau lagi
kembali memikir-mikirkan soalini, bahkan mereka tantang setiap fikiran baru
yang ada hubungannya dengan memperkatakan tentang Tuhan."
Menarik pula tulisan Dr. George Herbert Blunt, diantaranya di halaman 84:
"Semata-mata telah percaya tentang adanya Tuhan, belumlah menyebabkan seorang telah dapat disebut beriman. Karena setengah manusia takut akan
ikatan-ikatan yang dibelenggukan kepada kemerdekaan fikirannya karena
mengakui bahwa Allah itu ada. Ketakutan itu bukan tidak berdasar. Karena kita
saksikan kebanyakan sekte-sekte Kristen, sampaipun kepada sekte yang boleh
disebut besar, kerap memaksakan suatu macam fikiran kepadanya secara
diktator. Tidak syak lagi bahwa kediktatoran fikiran ini lain tidak hanyalah
bikinan manusia saja, bukan suatu keharusan dari agama. Misalnya Kitab Injil
sendiri; Dia memberi orang kebebasan berfikir seketika dia berfikir bersamasama."
Dan sebagai kuncinya kita salinkan perkataan Dr. John Adolf Bohler dari
halaman 104 dan 105:
"Dan pastilah kita dapat merasakan kodrat Allah pada sekalian peraturan
yang Dia jadikan dan undang-undang yang tunduk kepada sekalian yang ada.
Mungkin manusia ini sanggup menafsirkan segala yang sulit karena telah
mendapat rahasia dari peraturan-peraturan yang mengaturnya itu. Tetapi
-unu.iu lemah tak sanggup untuk membuat sendiri undang'undang itu, sebab
undang-undang itu adalah ciptaan Allah semata-mata. Kepandaian manusia
n".V"fifr mem6ongkar-bongkar rahasia itu untuk dipakainya mencapai rahasia
alam yang belum dia ketahui. Setiap undang-undang dan p€faturan yang
didapit olZh manusia sebenarnyalah akan memperdekatkannya kepada Allah,
dan-kemampuan untuk mencapaiNya. ttulah dia tanda-tanda yang dengan dia
Allah itu beitambah nyata. Mungkin buat mengenal Allah bukan ini saia jalan
satu-satunya. Mungkin juga Allah dapat kita kenal dari Kitab'kilab Suci misal'
nyu. f"tupl kejelasin ada Allah yang disaksikan pada penciptaanNya atas alam
vans kita rukrixan ini bolehlah dikatakan yang sepenting-pentingnya dipandang
dari segi kita."
Banyak lagi kata-kata lain dalam buku itu yang tidak dapat lengkap kalau
hanya kiia salin saja. Yang lebih baik ialah bila ditelaah seluruh isibuku itu, akan
memberikan kesan pada kita, bahwa dalam kalangan sarjana-sarjana alam yang
besar di zaman moden ini telah timbul suatu kepercayaan yang murniterhadap
adanya Allah, ialah sebagai akibat daripada mendalamnya ilmu pengetahuan'
terutama pengetahuan tehnik dan /isiko atau apa yang disebut ilmu pengeta'
huan eksakta.
Renungkan kembali ayat yang kita tafsirkan inidan baca kesan dariahli-ahli
dan sarjana itu, sampaikita kepada kesimpulan: "Dengan mempelaiarikeadaan
alam, kita akan sampai kepada kepercayaan akan adanya Allah'"
Si"t"- yang dianggap moden ini telah dimulaioleh al-Quran sejak 14 abad
yang lalu. -
ban dengarr ini kita mendapat kesan pula bahwasanya suatu ilmu pengetahtran moden yang menjauhkan diridaripada kepercayaan akan adanya Allah,
sudah terhitung kolot, atau dikacaukan oleh ambisi'ambisi politik golongan
tertentu.
(165) Dan setengah dari manusia ada
Yang mengarhbil Yang selain
Allah menjadi tandingan'tan'
dingan, yang mereka cintai
mereka itu sebagai mencintai
Allah. Tetapi orang'orang Yang
beriman terlebih cintalah mereka
akan Allah. Padahal, kalau me'
ngertilah orang-orang Yang zalim
ittl, seketika mereka melihat
azab, bahwasanYa kekuatan ada'
lah pada Allah, dan bahwasanYa
Allah adalah sangat pedih siksaNya.
Yaitu) tatkala melepaskan diri
orang-orang yang diikut dariPada
orang-orang yang mengikut, dan
mereka lihatlah azab, dan Putus'
lah dengan mereka segala hara'
pan.
(157) Dan berkatalah orang-orang
yang mengikut itu: Kalau sekiranya ada bagi kami (kesemPatan)
kembali (ke dunia), maka kamipun akan berlepas diri dari
mereka, sebagaimana mereka
telah berlePas diri dari kami.
Demikianlah Allah memPerlihat'
kan kepada mereka akan amalamal mereka, yang membawa
keluhan-keluhan atas mereka.
Dan sekali-kali tidaklah mereka
akan keluar dari neraka.
'rrlrtltrl#t--.ll
*v.l t i i^frfr ; 4:';i1 \;(;
zzt o)t zcl
1'rfdYl
@;6rc
b
, 1 I zt. ett h-E PVe n -rb
.. .\ l a
371
litt c
l4r i[
1fir ujtr jv
iv;;tA
lazztz /at, zz 11 ot rJ$.j;tujJU
"^1 *; a.K
Di Antara Pengikut Dengan Yang Diikut
Ayat yang telah lalu menyatakan dasar untuk mengenal Tuhan Allah dan
menanamkan Roh Tauhid di dalam hati sanubari. Mengenal Allah daribekas
perbuatanNya. Apabila renungan terhadap alam telah mendalam tidaklah
mungkin akan ada perasaan bahwa yang lain bersekutu dengan Allah. Maka
sekarang datanglah lanjutan ayat menerangkan darihal manusia yang tidak
mengerti Tauhid itu, lalu mempersekutukan yang lain dengan Allah:
,,Dan setengah dari manusia ada yong meng1mbil yang seloin Allah
menjadi tandingarl-tandingan, yang mereko cintai mereka itu sebagaimano
mencintai Allah," (pangkal ayat 165). Di dalam ayat disebut tandingan-tandingan itu dengan kala andadan dari kata mufrad niddun. Kita pilih artinya
dalim bahasa kita fondingan-tandingon, karena maksud kilaandadanitu amat
luas. Bukan saja dengan andadan itu orang mempersekutukan A|lah dengan
memuja dan menyembah, malahan lebih luas. Misalnya ada perintah lain atau
undang-undang lain yang lebih dipentingkan daripada perintah atau undangundang Allah, maka yang lain itu telah menjadi andadan. Mereka cintai yang
lain itu sebagaimana mencintai Allah. Lantaran itu cinta rnereka tehh terbagi.
Kalau cinta telah terbagi, bukanlah Tauhid lagi namanya. Dan lantaranTauhirt
tidak ada lagi, niscaya iman telah retak pula:
"Tetapi orang-orang yang beriman, terlebih cintalah mereka akan Allah-"
Meskipun orang yang beriman itu mencintai yang lain juga, namun cintanya
kepada yang lain itu, tidak lain hanyalah karena didorong oleh cintanya kepada
Allah. Misalnya mereka mencintai tanahair. Mereka mencintai tanahair sebab
tanahairnya itu adalah pemberian Allah. Mereka mencintai anak isteri, hartabenda dan lain-lain, karena semuanya itu dipandang sebagai amanat Allah yang
tidak boleh disia-siakan. Oleh sebab itu jika ditilik cinta mereka, nyatalah bahwa
cinta itu hanya satu jua, tidak terbagi.
Lantaran itu jelaslah betapa hebatnya ujian bagi Tauhid itu pada setiap
waktu. Kepentingan-kepentingan lain bisa saja menarik kita dengan tidak kita
sadari, sehingga berangsur-angsur keluar dari garis Tauhid: "Padalwl kolau
mengertilah orang-orang yang zalim itu, seketika mereka melihat azab, bahwasanya kekuatan adalah pada Allah, dan bahwasanya Allah adalahsongof
pedih siksoNyo." (ujung ayat 165).
Kalau mengertilah orang yang zalim itu bahwa kelak di akhirat akan
ternyata bahwa segala tandingan-tandingan itu tidak ada kekuatannya samasekali, walaupun apa macamnya dan siapapun orangnya, niscaya dari masa
hidup di dunia ini mereka tidak akan mengadakan tandingan-tandingan bagi
Allah. Dan lantaran dengan tandingan-tandingan itu mereka telah musyrik,
niscaya azab yang pedihlah yang akan mereka rasai waktu itu, dan tidak ada
satupun tandingan itu yang dapat menolong. Itulah sebabnya orang yang
memecah cinta itu disebutkan zolim, aniaya. Menganiaya diri sendiri jauh lebih
kejam daripada menganiaya orang lain. Sebagai pepatah orang tua-tua, orang
yang zalim kepada dirinya sendiri itu disebut: "Diraut ranjau, dihamburi."
Sebahagian besar orang menjadi zalim kepada dirinya sendiri adalah
karena menuruti ajakan orang lain. Mereka itu telah kehilangan perimbangan
peribadi. Mereka turut-turutan, mereka hanya taqlid, menurut dengan tidak
memakai pertimbangan diri sendiri kepada pendapat dan ajakan orang lain itu
sehingga perimbangan akal budi menjadi hilang. Kita telah lihat ayat-ayat yang
tersebut terlebih dahulu. Yakni untuk mengetahuiadanya Tuhan pakailah akal
sendiri merenungi alam. Kalau akal telah mendapat adanya Allah, mengapa
seterusnya akal itu hanya diserahkan kepada orang lain, tidak menurut peraturan Tuhan?
Dalam lslam sekarang bisa juga datang keruntuhan agama seperti yang
menimpa ummat-ummat yang dahulu. Kerusakan agama ummat yang dahulu
ialah karena aturan agama sudah sangat dicampuri oleh kepala-kepala agama,
oleh pendeta, uskup, rabbi dan sebagainya. Pemuka-pemuka agama itu yang
menentukan halal-haram, menambah-nambah agama, sehingga hilang yang asli
dibungkus oleh tambahan. Sehingga berkuasalah pemuka agama mencampakkan orang dari dalam agama, yang dalam agama Kristen Katholik misalnya,
disebut pengucilan, artinya suatu pendapat fikiran yang berbeda dari yang
diputuskan oleh gereja, dapatlah dihukum, dikeluarkan dari agama- Maka
keputusan itu tetaplah berlaku, tidak dapat dibantah. Terkenallah suatu masa
ada orang yang dibakar, disula, digunting lidah, dimasukkan ke dalam tong
pakai paku, lalu dbuling-gulingkan sampai mati. Dan semua hukum itu, katanya, adalah atas kehendak Tuhan!
Nafuu-nafsu manusia dalam Islam tentu tidak pula kurang dari nafsu
rnanusia yang lain. Kalau sekiranya ada sajalah sedikit lobang tempat masuk
untuk kekuasaan ahli agama tentang menentukan agama, tentu mereka akan
berbuat demikian pula. Syukurlah al-Quran mencela keras yang demikian,
rrnsih ada yang dapat membuka suara menegakkan kembali kehendak alQuran.
Kemudian sambungan ayat: *Nclitu) tatkala melepaskan diri orang-orang yang diikut daripado orangora ng wng mengtkut " (pangkal ayat 166). Demikianlah di akhirat kelak. Orang
yang hanya beriman ikut-ikutan, sehingga mencari tandingan Allah dengan
yang lain, yang zalim atas dirinya, ketika ditanya, mengapa mereka memilih
jalan yans lain, selain yang ditentukan Allah? Mereka akan menjawab: "Sebab
kami rnengikut kepada si fulan dan kepada guru anu. Dialah yang telah
rnenyesatkan kami!' Tetapi orang-orang yang diikut itu berlepas diri. Sebab
merekapun sedang menghadapi perkara mereka pula dengan Tuhan. Yang
diikut rnenrang salah, dan kesalahannya itu akan mereka pertanggungiawabkan di hadapan Allah- Tetapi yang mengikut salah pula, sebab mereka tidak
merrnkai akat sendiri. "Dan mereka lihatlah azab, dan putuslah dengan
npreka qslaharapn." (ujung ayat 165).
Azabpun berdiri di hadapan mata, tempat mengelak yang lain tidak adasesala harapan telah putus, hukuman mesti dijalani. Maka timbullah sesal:
*Dan berkstalah orang-orang yang mengikut itu: Kalau sekiranya ada
bqs!' komi (kes empotan) kembali (ke dunia)." (pangkal av at 16T l. Niscava kami
akan beramal yang baik, kami akan merobah hidup kami dan membetulkan
kembali jalan kami, dan memilih apa yang disukaioleh Allah, tidak akan kami
tandingkan lagi Allah dengan yang lain. Maka kalau kamidiberikesempatan lagi
kembali ke dunia dan bertemu kami kembalidengan orang-orang yang diikut
itu. "Moko komipun akan &rlepas diri dari mereka sebagaimana mereka telah
bertews diri dari kami-" Wahai! Itu semuanya hanya penyesalan. Masakan
setelah tiba di akhirat akan dibolehkan lagi kembali kepada masa lampau.
-Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka okan amal-amal
nrereko yang memfuwa keluhan-keluhan (penyesalan) atas mereko. " Karena
siksaan yang mereka terima tidaklah ada yang di luar dari keadilan. Itulah
sebabnya rnaka penyesalan itu semua hanya bersifat keluhan. Di waktu itu
kelak tirlak dapat diperbaiki lagi. "Dan sekali-kali tidaklah mereka akankeluar
da'i neraka." (uiung ayat 167).
sebab itu masa buat memperbaiki diri bukanlah pada waktu itu, melainkan
di masa sekarang ini, sedang kesempatan masih ada.
Dan dengan ayat ini jelaslah bahwasanya pimpinan yang diikut selain dari
pimpinan Allah atau pemuka-pemuka yang menentukan pula peraturan halal
dan haram, lain dari peraturan Allah, dan diikut pula peraturan itu menyerupai
mengikut peraturan Allah, sudahlah menjadikan pemuka itu tandingan-tandingan Allah, sudahlah mempersekutukan mereka itu dengan Allah. Lantaran
itu maka mempersekutukan atau mengadakan tandingan-tandingan itu bukanlah semata-mata menyembah-nyembah dan memuja-muja saja. Melainkan
kalau pemimpin atau pemuka-pemuka membuat peraturan, lalu peraturan
mereka lebih diutamakan dari peraturan Allah, maka terhitunglah orang yang
mengikuti itu dalam lingkungan musyrik; mempersekutukan pemuka-pemuka
itu dengan Allah.
(168) Wahai manusia! Makanlah dari
apa yang ada di bumi ini barang
yang halal lagi baik, dan jangan
kamu ikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya dia bagi
kamu adalah musuh yang sangat
nyata.
(169) YanS disuruhkannya kePada
kamu hanyalah hal yang jahat
dan hal yang keii, dan supaYa
kamu katakan terhadap Allah
hal-halyang tidak kamu ketahui.
(i70) Dan apabila dikatakan kepada
mereka: Ikutlah apa Yang diturunkan Allah! Mereka katakan:
Bahkan kami (hanya) mau mengikut apa yang telah terbiasa
atasnya nenek-moYang kami.
Bagaimana kalau keadaan
nenek-moyang mereka itu tidak
mengerti suatu aPaPun dan tidak
mendapat petunjuk?
(171) Dan perumpamaan orang'orang
yang tidak mau percaya itu ialah
seumpama orang yang menghimbau kepada barang yang tidak
mendengar kecuali panggilan
dan seruan; tuli, bisu, buta. Oleh
sebab itu tidaklah mereka berakal.
375
z ) sz z-)-
OtIt-.V *+
Karena Cari Makan
Setelah menerangkan bahaya ikut-ikutan, datanglah seruan Allah kepada
seluruh manusia agar mengatur makanan:
"Wahai manusia! Makanlah dari apa yang ada di bumi ini barang yang
halal lagi baik dan janganlah kamuikuti langkah'langkah syaitan." (pangkal
ayat 168).
Penting sekali peringatan ini dan ada hubungannya dengan ayat yang
sebelumnya. Kecurangan-kecurangan, penipuan dan mengelabui mata yang
bodoh, banyak ataupun sedikit adalah hubungannya dengan perut asal berisi.
Berapa perbuatan yang curang terjadi di atas dunia ini oleh karena mempertahankan syahwat perut. Maka apabila manusia telah mengatur makan minumnya, mencari dari sumber yang halal, bukan dari penipuan, bukan dari apa yang
di zaman moden ini dinamai korupsi, maka jiwa akan terpelihara daripada
kekasarannya. Dalam ayat ini tersebut yon g halal lagi boik. Makanan yang halal
ialah lawan dari yang haram; yang haram telah pula disebutkan dalam al-Quran,
yaitu yang tidak disembelih, daging babi, darah, dan yang disembelih untuk
berhala. Kalau tidak ada pantang yang demikian, halal dia dimakan. Tetapi
hendaklah pula yang baik meskipun halal. Batas-batas yang baik itu tentu dapat
dipertimbangkan oleh manusia. Misalnya daging lembu yang sudah disembelih,
lalu dimakan saja mentah-mentah. Meskipun halal tetapi tidaklah baik. Atau
kepunyaan orang lain yang diambil dengan tipudaya halus atau paksaan atau
karena segan menyegan. Karena segan diberikan orang juga, padahal hatinya
merasa tertekan. Atau bergabung keduanya, yaitu tidak halal dan tidak baik;
yaitu harta dicuri, atau seumpamanya. Ada juga umpama yang lain dari harta
yang tidak baik; yaitu menjual azimat kepada murid, ditulis di sana ayat-ayat,
katanya untuk tangkal penyakit dan kalau dipakai akan terlepas dari marabahaya. Murid tadi membelinya atau bersedekah pembayar harga: meskipun
tidak najis namun itu adalah penghasilan yang tidak baik.
Supaya lebih kita ketahuibetapa besarnya pengaruh makanan halalitu bagi
rohani manusia, maka tersebutlah dalam suatu riwayat yang disampaikan oleh
Ibnu Mardawaihi daripada lbnu Abbas, bahwa tatkala ayat ini dibaca orang di
hadapan Nabi s.a.w., yaitu ayat: "Wahai seluruh manusia, makanlah dari apa
yang di bumi ini, yang halallagibaik," maka berdirilah sahabat Rasulullah yang
terkenal, yaitu Sa'ad bin Abu Waqash. Dia memohon kepada Rasulullah supaya
beliau memohon kepada Allah agar apa saja permohonan doa yang disampaikannya kepada Tuhan, supaya dikabulkan oleh Tuhan. Maka berkatalah
Rasulullah s.a.w.:
Wahai So'ad! Perbaikilah makanan engkou, niscaya engkouakondijadi
kan Allah seorong yong mokbul doonya. DemiTuhon,yorg jiwoMuhammad
oda dalam tangonNya, sesungguhnya seorong loki laki yang melemp.rkan
suotu suopan yang horam ke dolam perutnya, mako tidokloh akan diterima
amalnya selama empatpuluh hari. Dan borangsiapa di antora hamba Allah
yang bertumbuh dagingnya dari hortq haram dan ribo, maka opi lebih fuik
baginya."
Artinya, lebih baik makan api daripada makan harta haram. Sebab api
dunia belum apa-apa jika dibandingkan dengan api neraka. Biar hangus perut
lantaran lapar daripada makan harta yang haramKemudian diperingatkan pula pada lanjutan ayat supaya jangan menuruti
langkah-langkah yang digariskan oleh syaitan. Sebab syaitan adahh musuh
yang nyata bagi manusia. Kalau syaitan mengajakkansatu langkah, pastilah itu
langkah membawa ke dalam kesesatan. Dia akan mengajarkan berbagai tipudaya, mengicuh dan asal perut berisi, tidaklah perduli dari rnana saja sumbernya. Syaitan akan bersedia menjadi pokrol mengajarkan bermacam jawaban
membela diri karena berbuat jahat. Keinginan syaitan ialah bahwa engkau jatuh,
jiwamu menjadi kasar, dan makanan yang masuk perutmu penambah darah
dagingmu, dari yang tidak halaldan tidak baik. Dengan demikian maka rusaklah
hidupmu.
Tentang langkah-langkah syaitan itu, menurut riwayat dari lbnu Abi Hatim
dari tafsiran Ibnu Abbas:
r@\i.W;}i1iTfi\AYY
"Apa sajapun yang menyalahi isi ol-Quron itu adolah largkah-langkoh
syaitan."
Menurut tafsiran dari lkrimah, Iangkah-langkah syaitan ialah segahrayuan
syaitan. Menurut Qatadah: "Segala maksiat yang dikerjakan, adahh itu dari
langkah-langkah yang ditunjukkan syaitan." Menurut said bin Jubair iahh
segala perbuatan buruk yang dibagus-baguskan oleh syaitan
Menurut riwayat AM bin Humaid dariIbnu Abbas: "Bahkan segala sumpah-sumpah yang timbul karena sedang marah, adalah termasuk langkahlangkah syaitan juga. Kaffarah (denda) sumpah karena marah itu ialah denda
sumpah biasa." Malahan menurut lbnu Mas'ud, misalnya kita haramkan untuk
diri kita sendiri suatu makanan yang dihalalkan Allah, itupun termasuk menuruti langkah-langkah syaitan. Dan menurut suatu riwayat dariAbd bin Humaid
dari Usman bin Ghayyast, bahwa dia ini bertanya kepada Jabir bin Zaid
(sahabat Nabi) tentang s€seorang yang bernazar akan menghiasi hidungnya
dengEn subang emas, maka menurut fatwa Jabir bin Zaid, nazar orang itu
adalah satu di antara langkah-langkah syaitan. Dia akan tetap dipandang
durhaka kepada Allah selama subang emas yang dipakai di hidung itu masih
dipakainya, dan dia wajib menebus (kaffarah) sumpah. Menurut Hasan alBishri, orang bersumpah hendak naik haji ke Makkah dengan merangkak,
itupun termasuk menuruti langkah-langkah syaitan. Sebab dengan merangkak
tidakhh haji dapat dilaksanakan.
Maka datanglah lanjutan aYat:
-Yang dbnihkannya* kryda kamu hanyaloh hol yargiahot dan yang
kei_- Yans ;ahat ialah sesah rnacam maksiat, pelanggaran dan kedurhakaan,
Uuit rt*t rgt"" ses.ltrLt rnanusia, atau merugikan diri sendiri, apatah lagi meruSit6n truUungan A[ah- YanS keji ialah segala perbuatan yang rnembawa
tepada zina- Kalau disambungkan kembali dengan suku ayat yang sebelumnya,
ialah bahwa kcba serakah kepada hartabenda, menyebabkan kesempatan yang
seluas-luasnya akan berbuat segala macam kedurhakaan; segala macam kejahatan, yang diakhiri dengan segala macam kemesuman hubungan lakilaki
dengan perempuan, yang menyebabkan kacaunya kehidupan dan keturunan.
Semua terrnasuk mengikuti langkah-langkah syaitan-syaitan.
Dan ujung ayat menerangfuan lagi: "Dan supoya kamu katakan terhadap
Allah hal-hal yang tidak kamu ketahui." (ujung ayat 169).
Sampai ke sanalah syaitan akan membawa larat. Asalnya ialah karena tidak
rneniaga diri dalam halmakan, dalam halsyahwat perut. Akhirnya berlarut-larut
rnenjadi kafir. Ketika telah gagal, karena tentu satu waktu akan gagal, maka
keluarlah perkataan terhadap Allah dengan tidak berketentuan, sehingga ada
yang meng3takan Allah tidak adil. Dan kalau orang telah kaya-raya karena
harta tllak halal, lalu ada orang yang memberikan nasihat, namun karena
petunjuk syaitan, dia akan berkata pula tentang Allah: "Apa Allah! Apa agama!
Mana dia Tuhan itu belum pernah aku melihatnya, aku tidak percaya bahwa Dia
ada."
Syaitan rrnsuk ke dalam segala pintu menurut tingkat orang yang dirnasuki- Dan kebanyakannya ialah karena mencari makanan pengisi perut.
Palins akhir syaitan berusaha supaya orang mengatakan terhadap Allah apa
yang tidak mereka ketahui- Kalau orang yang dia sesatkan sampai tidak
rrengpkui lagi adanya Allah, karena telah mabuk dengan maksiat maka syaitan-
an orang berani menambah agama, mengatakan peraturan Allah padahal I
bukan dari Allah. Mengatakan agama, padahal bukan agama. Lama-lama I
orangpun telah merasa itulah dia agama. Asalnya soal makanan juga. I
Satu misal; baru saja seorang mati, orang di dalam rumah keluarganya telah I
repot. Bukan repot hendak segera menguburkan simati, tetapi berbelanja ke I
pasar, membeli sayur-mayur, membeli lada garam, mencarikambingyangagak i
besar, bahkan kadang-kadang lembu atau kerbau untuk makan besar. Kata i
guru yang ada di kampung itu wajiblah simati itu sebelum diangkat ke kubur
I
didoakan terlebih dahulu, agar selamat dia berpulang ke akhirat. Untuk berdoa i
mereka itu makan besarl Kadang-kadang makan besar sebelum berangkat, I
atau makan besar pulang dari kubur.
Apakah ini dari agama?
Terang-terang Hadis menerangkan bahwa perbuatan ini adalah haram,
sama dengan meratap. Tetapi kalau di kampung itu juga ada orang kematian
tidak mengadakan jomuan makan besor itu dituduhlah dia menyalahi peraturan agama. Dikatakan bahwa orang yang telah matiitu tidak diselamatkan,
sebagai mati anjing saja.
Kemudian tidaklah putus makan-makan itu dihariketiga, keempat, kelima,
keenam, ketujuh, hari memarit (menembok) kubur, hari keempatpuluh setelah
matinya, hari keseratus dan penutup hari yang keseribu.
Dan ketika jenazah masih terbujur tadi juga, seketika orang di dekat
jenazah orang memperkatakan beberapa tahun si mati meninggalkan shalat.
Shalat yang dia tinggalkan selama hidup itu bisa dibayar lidyohnya kepada
"pengurus-pengurus agama" yang hadir ketika itu. Kadang-kadang terjadi
tawar-menawar.
Sejak bila mereka menerima perwakilan Allah buat menerima beras yang
dinamai lidvah itu? Padahal tidaklah masuk akal bahwa shalat sebagai tiang
aqama dapat dibayar dengan beras, dengan tawar-menawar. Bukan saia tidak
masuk akal, tetapi tidak ada samasekali dalam syara'. Demikian pintarnya
syaitan, sehingga kalau ada orang yang berani menegur, mereka yang menegur
itulah yang akan dituduh koum mudo yang mengobah-obah agama dan membongkar-bongkar masalah khilafiyah.
Belum cukup hingga itu saja; seketika jenazah itu telah diantarkan bersama-sama ke kubur, orang membaca salawat atau bacaan-bacaan yang lain,
dengan suara keras mengiringijenazah itu, di hadapan terbanglah payung, di
samping itu ada pula pedupaan yang asap kemenyan menjulang ke langit.
Padahal semuanya itu bukan agama. Tetapi siapa yang menegur akan disalahkan mengubah-ngubah agama.
Belum cukup hingga itu saja, sesampaidi kubur terjadilah apa yang dinamai
folgfn mayat. Tentang talqinitu sendiri memang ada khilafiyahnya. Tetapi di
beberapa tempat telah membawa bahaya besar jika hal itu dibuka-buka. Sebab
ada orang yang mengharapkan makan dan pakaian dari talqin itu. Di dekat
kuburan setelah kubur itu ditimbun dibentangkanlah kasur kecil, beralaskan
tikar indah. Di situ duduk tukang membaca talqin dan membacakannya dengan
suara yang merdu: Disediakan pula satu cerek yang mahaluntuk penyiram
kubur kefiknya, dan disediakan pula sehelaikain sarung untuk dipakaitukang
talqin seketika membacakannya. Sehabis upacara talqin itu semua barang tadi
adalah untuk si pembaca talqin. Dan atas rayuan syaitan orang berkeras
mengatakan bahwa itu adalah agama. Siapa yang tidak mengatakan dari agama,
dia akan dituduh memecah persatuan!
Bukan itu saja. Bahkan pada kubur-kubur orang yang dianggap keramat,
kubur ulama atau kuburan keturunan Saiyid yang tertentu diadakan houl sekali
setahun; makan besar di sana sambil membaca berbagaibacaan. Rakyat yang
awam dikerahkan menyediakan makanan, bergotong'royong menyediakan
segala perbekalan. Kalau kita katakan ini bukanlah agama, ini adalah me'
nu-buh-nu*bah dan mengatakan atas Allah barang yang tidak diketahui, maka
kitalah yang akan dituduh merusak agama.
Bukan itu saja, malahan ada orang yang digajikan buat membaca Surat
Yasin di satu kubur tiap-tiap pagi hari Jum'at. Kalau kita katakan bahwa ini
bukan agama, akan mendapatlah kita tuduhan merusak agama.
Inilah beberapa contoh kita kemukakan bahwa penambahan terhadap
agama, yang kadang-kadang dimasukkan oleh syaitan kerapkali rapat hubungannya dengan sool mokon!
Penulis"Tafsir"ini pernah berpengalaman; pada satu kota besar di Indonesia ini meninggal dunia seorang sahabat penulis. Maka pergilah saya ta'ziah
dan akan mengiringkan jenazah bersama-sama ke kuburan. Ketika akan
menyembahyangkan mayat, sayapun segera mengambil wudhu' hendak turut
menyembahyangkan. Tiba-tiba tangan saya ditarik oleh seorang teman seraya
katanya: "saudara tak usah ikut menyembahyangkan. Karena sudah disediakan orang-orang yang akan menyembahyangkan."
Kemudian fahamlah saya bahwa teman itu memandang fidok loyok saya
turut menyembahyangkan. Sebab sudah teradat bahwa yang menyembahyangkan itu kelak akan diberi sedekah kain, uang, beras dan lain-lain.
-
Hal-halyang diterangkan diatas adalah nasib dariorang yang telah memperturutkan langkah-langkah syaitan yang asalnya daripada makanan, sehingga
agamapun telah dikorupsikan.
Tetapi ada lagi orang yang telah dipengaruhi syaitan dalam lain bentuk,
yaitu dirayu syaitan supaya tetap memegang pendirian yang salah. lniterdapat
pada lanjutan ayat:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: lkutlah apa yang diturunkan
Allah." (pangkal ayat 170). Yaitu supaya kamu tujukan hidupmu kepada satu
tujuan saja, yaitu taat dan patuh kepada Allah, mengerjakan apa yang di'
perintahkan dan menghentikan apa yang dilarang. Janganlah kamu mengikuti
iangkah-langkah syaitan. Janganlah kamu mencari tandingan-tandingan yang
lain lagi bagiAllah. Janganlah kamu katakan terhadap Allah hal'halyang kamu
tidak tahu.
Tetapi apa jawaban mereka terhadap ajakan yang demikian? Karena
perdayaan syaitan juga: "Mereka berkata: Bahkan kami (hanya) mau me
ngikut aW yang telah terbiasa atasnya nenek-moyang kami." Benar ataupun
salah, adalah nenek-moyang kami. Kami akan mempertahankan pusaka mereka, yang tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan. Jawab begini
menunjukkan bahwa fikiran tidak berjalan beres lagi, atau berkeras mempertahankan adat lama pusaka usang. Bukan akal lagi yang berkuasa, melainkan
hawanafsu. Maka timbul pertanyaan Tuhan, untuk dibalikkan kepada mereka:
"Bagaimanakah kolau keadaan nenek-moyang mereka itu tidak mengerti
suatu apa dan tidak mendapat petunjuk?" (ujung ayat 170).
Lantaran nenek-moyang tidak mengerti suatu apa, maka pusaka yang
mereka tinggalkanpun tidak berarti suatu apa. Fikiran yang sihat dan akalyang
masih tetap berjalan, niscaya pasti akan meninjau kembali pusaka nenekmoyang itu. Mana yang buruk atau ditolak oleh akal. Barulah berhenti penolakan itu kalau akal telah diberhentikan bekerja: Artinya kalau sianak-cucu
itu membodoh. Kalau akal itu bekerja, niscaya dia akan bertanya: "Mengapa
nenek-moyang ini menyembah berhala patung-patung dari kayu dan batu?
Adakah benar-benar dapat berhala itu menolong? Padahal dialah yang dijagai,
bukan dia yang menjaga. Dialah yang diperbuat oleh manusia, bukan dia yang
membuat manusia. Dan akalpun akan berfikir apakah sikap nenek-moyang
yang seperti ini atas petunjuk dari Tuhan? Mungkinkah Tuhan akan mengajarkan.ialan yang sesat kepada mereka?
Anak-cucu yang hanya turut-turutan bertahan pada pusaka nenek-moyang
yang salah. Sebab itu merekapun menjadi serba-salah, apatah lagi tidak pula
suka tunduk kepada kebenaran. Karena pengaruh syaitan telah masuk. Mereka menjadi membeku dan membatu:
"Don perumpamaan orang-orong yong tidak mau percaya itu ialoh seumpama orang yang menghimbau kepada barang yang tidak mendengar."*
(pangkal ayat 171).
Meskipun ada nafas dalam diri mereka, meskipun mereka hidup, tetapi
karena alat penerima tidak ada di dalam, segala seruan tidak mendapat
sambutan: "kecuali pangilan don seruon".Artinya, paraulah suara memanggil,
koyaklah mulut menghimbau, tidaklah akan mereka perdulikan.
Sebab mereka telah "tuli, bisu, buto. " Mereka menjadi tuli walaupun telinga
mendengar, dan bisu walaupun mulut bisa bercakap, dan buta walaupun mata
mereka bisa melihat. Mereka menjadi tuli, bisu dan buta, karena jiwa merekalah
yang sebenarnya tuli, bisu dan buta; kelam yang di dalam; "Oleh sebab itu
tidaklah mereka berakal." (ujung ayat 171).
Dimisalkan di sini laksana orang yang menghimbau, ialah bila gembala
mengembalakan binatang-binatang ternaknya. Kerja binatang-binatang itu hanya makan, memamah biak. Sedang memakan rumput mulutnya mengunyah,
walaupun tidak sedang memakan rumput, namun mulutnya mengunyah juga.
Walaupun dia dihalau ke mana saja, tidaklah dia perduli. Yang penting baginya
ialah mengunyah. Mudharat atau manfaat tidak ada dalam perhitungan mereka,
sebab mereka telah terbiasa digembala orang. Walaupun sudah datangwaktu
buat meninggalkan tempat itu, mereka tidak akan berganjak kalau tidak
dihalau. Maka orang-orang yang menjadi pak Turut, atau yang disebut Muqolli.d
samalah dengan binatang dipadang pengembalaan itu. Tidak ada kegiatan dari
diri mereka sendiri. Tidak ada yang diharapkan daripada pendengaran, atau
suara atau penglihatan mereka. Matanya tidak bersinar selain dari sinar ke'
bodohan, sinar yang kosong dari isi. Ingatlah lembu yang telah dihalau ke
p€mbantaian akan dipotong. Walaupun telah bergelimpangan bangkai temannya karena disembelih, namun yang masih tinggal sepak-menyepak dan tan'
duk-menanduk juga sesama mereka. Karena tidak mereka ketahui bahwa yang
mereka hadapiadalah penyembelih mereka juga. Mereka tidak sempat berfikir
bahwa giliran akan tiba juga pada mereka.
Apabila diperhatikan susunan ayat, dapatlah kita maklumi bahwa ke'
hendak Tuhan hendaklah kita beragama dengan mempergunakan akalsendiri.
Sejak dari memikirkan alam, semua langit dan bumi, peredaran siang dan
malam, kapal berlayar di lautan membawa yang manfaat bagi manusia, dan
seterusnya sebagai yang tersebut dalam ayat 164 di atas; kita selalu disuruh
mempergunakan akal. Dengan demikian daerah akal diperluas dan dia dilatih
berfikir yang mendalam. Kemudian tentang memilih pendirian hidup, hendaklah diteruskan penggunaan fikiran itu. Bukanlah setiap yang didengar atau
diterima dari nenek-moyang langsung dilulur saja. Orang yang telah sans;up
berfikir tentang alam, janganlah sampai menjadi pak Turut dalam soal-soal
kepercayaan dan pendirian.
t. .t, ,t-lftrl
.-. I )l- .22 z i^ zLt z
* q\-f \rr, i/-ill kliy.iif-r;'sfr|3c
z ))nz lor. .. (rvr) OrJ,,
(u3) sesuilif*il::
"l'i:i# Jil: /tt l';it; 4t *iicy
(172) Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah daripada yang
baik-baik apa yang telah Kami
karuniakan kepada kamu, dan
bersyukurlah kepada Allah, jikalau memang hanya kepadaNya
kamu menyembah.
bangkai dan darah dan daging
babi dan apa yang disembelih
untuk yang selain Allah. Tetapi
barangsiapa yang terpaksa, bukan melanggar dan bukan me'
lampaui batas, maka tidaklah ada
dosa atasnya. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Pengampun
lagiMaha Penyayang.
Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang diturunkan Allah dari Kitab, dan
mereka jual dia dengan harga
yang sedikit, itulah mereka yang
tidak ada yang dimakannya dalam perutnya selain dari api neraka. Dan tidaklah akan bercakap Allah dengan mereka di
hari kiamat, dan tidaklah Dia
akan membersihkan mereka,
dan untuk mereka adalah azab
yang pedih.
(175) Itulah orang-orang yang telah
membeli kesesatan dengan petunjuk, dan azab dengan ampunan. Alangkah sabarnya mereka atas neraka.
(176) YanS demikian ialah karena sesungguhnya Allah telah me.
nurunkan Kitab dengan kebenaran. Dan sesungguhnya
yang masih berselisih dari hal
kitab itu adalah di dalam pecahbelah yang jauh.
,it i;i('b;-d:-r t rL
Ja. /..
)Ll; t:f. 'r;A; d ,=,'-gl
.a- i " ,, z 2)lzz z ..1
JUt )l i-hqJrKL-u clJlrt
'titp! ii'Ar W-'{i
uiiu:$it(j;t ,g,t:4j
t L zz >lzz s --z)
Ct._,U, Ir d.,
@;6i
dll';
Sool Makanan
Kalau telah ada seruan kepada seluruh manusia agar memakan makanan
yang halal dan baik, niscaya kepada kaum yang beriman perintah ini lebih
ditekankan lagi. Karena sebagai telah dijelaskan dahulu makanan sangatlah
berpengaruh kepada jiwa dan sikap hidup. Makanan menentukan juga kepada
kehalusan 'atau kekasaran budi seseorang. oleh sebab itu datanglah ayat:
"Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah doripada yang baik-baik
opa yang telah Kami karuniakan kepada komu. " (pangkal ayat 172). Makanan
yang baik-baik itu senantiasa disediakan oleh Tuhan asal kamu suka mengusahakannya. Buah-buahan lengkap tumbuh, binatang-binatang ternakpun
demikian pula. Asal kamu berusaha mencari dan memilih mana yang baik-baik
itu, pastilah kamu tidak akan kekurangan makanan. "Don bersyukurlah kepodo Altoh." Karena segala sesuatunya telah lengkap Dia sediakan bual kamu.
bun -"nurut penyelidikan ahli-ahli gizi, berbagai makanan itu mengandung
beberapa macam vitamin zat putih telur, zat besi, zat asam, kalori dan hormon
dan sebagainya, yang semuanya itu akan memperkuat tubuh manusia' Sebab
itu bersyukurlah kepada Allah, 'Jikolou memang hanya kepadaNya kamu
menyembah." (ujung aYat 1721.
M"-u.,g sudahlah patut kita mengerti, bahwa tidak ada selain Allah yang
telah menyediakan makanan yang baik itu buat kita. Dan terasalah dalam ayat
ini bahwasanya kita boleh makan asal yang baik. Dan kita makan dengan
bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan yang memberi kita makan. Sebab itu
memang hanya kepadaNya kita menyembah. Makannya orang yang beriman
bukanlah semata-mata soal perut berisi. Tetapi makan buat menguatkan
badan, yang dengan badan kuat dan sihat itu, fikiranpun terbuka dan syukur
kepada Tuhan bertambah mendalam.
Dan dengan ayat inipun nyata bahwa soal makanan dalam Islam tidaklah
dilarang-larang. Dalam agama zaman dahulu ataupun sampai sekarang dengan
pimpinin ketua-ketua agama kadang-kadang peribadatan kepada Tuhan diiangkut-sangkutkan dengan berbagai pantang makanan. Mesti memperbanyak
lapal, menghentikan makan ini dan makan itu. Melarang makan daging dan
sebagainya. Dengan maksud agar tubuh menjadi lemah. Dengan kelemahan
tubuh, kata mereka, jiwa akan mendapat kekuatannya. Kadang-kadang bukan
saja daging, malahan segala yang bernyawa tidak boleh dibunuh apa lagi
dimakan dagingnya. Kalau demikian halnya niscaya kegiatan buat hidup menjadi kendur, karena hanya mementingkan rohani, lalu jasmani tempat berdiamnya rohani itu menjadi lemah. Maka di dalam peraturan yang dituntunkan
klpada orang yang beriman ini disuruh memakan makanan yang baik baik,
yang sesuai untuk menyihatkan jiwa dan badan. Dengan makanan yang teratur
dan tidak banyak pantang dan larangan itu dapatlah lebih bersyukur menyembah kepada Tuhan. sehingga Nabi s.a.w. mengajarkan memulai makan
dengan membaca Bismillah dan sehabis makan mensyukurinya dengan
ucapan:
Surat Al-Baqorah (Ayat 172) 383
,.segolo pujian untuk Allah yang telah memberikan makon dan minum dan
menjadikan daku salah seorang yang berserah diri kepodaNya."
Tentu ada juga yang dilarang, yaitu makanan yang tidak termasuk baik.
Sebab makanan yang tidak baik akan merusakkan kesihatan dan merusakkan
juga bagi budi. Orang yang beriman tentu makanannya teratur. Sebab itu pula
ayat selanjutnya diterangkanlah makanan yang tidak baik itu.
Menurut penafsiran daripada Said bin Jubair, yang dimaksud dengan I
sabda, Tuhan: "Makanlah yang baik-baik apa yang Kami rezekikan kepada t
kamu," ialah dari yang halal. Menurut riwayat lbnu Jarir dariad Dhahhak. ialah t
rezeki yang halal. Menurut penafsiran dari Umar bin Abdul Aziz, yang di- |
maksud oleh ayat ini ialah segala macam usaha yang halal, bukan semata-mata t
makanan saja. I
Sebab segala usaha pada hakikatnya ialah mencari makan. t
Tersebut dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh lmam Ahmad dan t -u;;;'
:il.-;; ffi ;;, 1,6,;;3 j: u I
'ultw\tll,uYji |,3V :;;i$v,\,i4t;w*ryrl I
-;'"fi'Vfr JUJ W;,rfrq O\W Wv g gsr';r,gL I
ut g"#- J.j,:r5?,#;:U +Vt ubYlt I
-+;;ivti#J (V 13Y;J rrU -; 3V y@' $ i t3J;-*t I
"" :::'::::' :: .':,:.',:, -:: ::r:::: ^ |
nya Tuhan Allah itu odaloh baik, dqn Diopun tidok mqu menerimo kecuali I
yang boik pula. Dan sesungguhnyo Tuhan Alloh memerintahkan kaum Mu,. t
minin sebagaimano Diq memerintah kepada Rasul-rosul jua. Maka bersabdo- I
lahruhon: wohai sekalionRosu/, mqkanlohdoriyangba,ik-baikd.,namolkon I
lah yang shalih, sesungguhnya Aku otas yang komu amalkon odqrah me. I
ngetahui." (al-Mu'min: 51). Don sobdo Tuhan pula: Wahai orang-orang yang t
beriman makanlah olehmu daripada yang boik.boik opa yong tetai kaii I
rezekikan kepada kamu." Kemudian itu Rasululloh mengingatkan dari har I
seorang lakilaki yang telah musofir berlarot-laraf, kusuf-mosoi badannva. I
selalu menadahkan tangannya ke langit (menyeru): Ya Tuhan, yo Tuhonkui I
Padahal yang dimokannyamakananyongharam,yangdiminumiyaminuman I
iur!:!::,'::::::::: ":::::::::: I
tadi. sampai Rasulullah berpesan kepadasa'adbin Abu waqas, kalau dia ingin I
doanya makbul di sisi Tuhan, hendaklah dia menjaga makanannya, jangan I
sampaitermakan yang haram. Bahkan beberapa orang ulama ahlikerohanian
mengatakan, berkat pengalaman mereka, bahwasanya makanan itupun berpengaruh kepada mimpi. Untuk menghindarkan mimpi-mimpi yang buruk, dan
supaya beroleh mimpi yang benar (Ru'yatun Shadiqatun), hendaklah iasa
makanan. Perut yang penuh dengan makanan haram, akan mempengaruhijiwa
dan menyebabkan selalu berjumpa mimpi yang buruk. Dan Hadis inipun
memberi petunjuk kepada kita untuk menyelidiki sendiri kalau banyak doa kita
tidak mustajab di sisi Tuhan. Periksalah di mana salah kita, akan pekerjaan kita,
adakah kita berusaha di dalam hidup ini hanya sekedar perut akan berisi'
Bagaimana orang yang kotor batinnya akan dapat bersih doanya?
Perhatikanlah hal ini. Mula-mula pada ayat yang di atas tadi, kita bertemu
seruan Tuhan kepada seluruh manusia,baik yang memeluk Islam atau bukan,
supaya memakan rezeki yanghalal dan yang baik. Karena kelancangan berbuat
dusta dan kecurangan, lain tidak adalah karena perintah perut! Setelah itu
dijadikan seruan utama kepada orang-orang yang beriman sendiri, agar iman
mereka terpelihara. Kemudian bukan saja kepada orang yang beriman, bahkan
kepada Rasul-rasul Utusan Tuhan, diserukan pula supaya mereka makan dari
yang halal. Karena dengan makan dari harta yang halal itu, akan sucilah hati dan
dapatlah mengamalkan amal yang saleh.
Makanon Yang Haram
Kemudian daripada itu datanglah ayat yang selanjutnya menerangkanapaapa makanan yang haram, yang tidak ada lagi selisih padanya
"sesungguh nya tidak ada yang Dia haramkan atas kamu, selainbangkai,
dar ah, daging bab i dan apa y ang disemb elih u nt uk y ang s el ain Allah. " ( pangkal
ayat 173).
Bangkai ialah sekalian binatang bernyawa yang mati karena tidak disembelih. Entah mati karena terjatuh, entah mati karena terjepit, entah mati
karena berlaga, atau mati karena sakit. Doroh ialah sekalian macam darah,
walaupun darah binatang yang mati karena disembelih. Daging bobi, sudahlah
sama kita maklumi, yaitu seluruh yang dapat dimakan daripada tubuh babi, baik
dagingnya atau lemaknya, ataupun tulangnya yang dicencang bersama dagingnya. Baikpun babi liar (celeng), ataupun daging babi yang jinak dipelihara.
Menurut keterangan ahli tafsir al-Qurthubi, adalah ijma' (sefaham) di antara
ulama bahwa seluruh babi haram, kecuali bulunya. Sebab bulu itu tidaklah
dimakan orang.
Akal murnipun dapatlah menerima bahwa bangkaimemang kejidan jijik.
Sekarang datang agama memberitahukan bahwa dia tidak baik dimakan.
Tentang bangkai binatang, memang ahli-ahli kesihatan sangat menyuruh kita
hati-hati tentangnya. Sebab penyakit yang membawanya mati mungkin menular. Meminum darah atau memakan darah yang telah dibekukan, digulai atau
digoreng adalah kebiasaan orang yang belum maju dalam cara makan; masihseperti manusia yang hidup di gua batu di zaman purba. Daging babipun
patutlah juga diharamkan bila mengingat bahwa di antara segala binatang,
babilah yang paling kotor dan najis, sehingga bekas dari makanan kotor itulah
yang mempergemuk badannya, dan tidaklah patut jika badan kita sendiri
dipergemuk pula dengan itu. Di dalam badan babi itulah bisa berjangkit cacing
pita yang terkenal. Dan menurut keterangan ahli, daging babipun menyebabkan meningkatnya syahwat, yang akan menyusahkan pengendalian diri. Adapun larangan terhadap binatang-binatang yang disembelih untuk berhala, atau
atas nama berhala, atau untuk pujaan bagi berhala, dilarang, adalah sematamata menjaga kemurnian Tauhid. sebab itu maka sifatnya semata-mata keagamaan.
Pernah seorang pemuda zaman moden bertanya kepada penulis, mengapa
daging babi diharamkan, padahal daging babi itu enak sekali. Ada orang
berfatwa, kata pemuda itu, daging babi diharamkan karena dia terlalu suka
makan yang kotor dan makan najis manusia. Dia berkata: "Ayampun suka
makan najis manusia. Mengapa ayam tidak diharamkan? Ikan dalam tebatpun
dibesarkan dengan najis manusia, mengapa ikan tidak diharamkan?" Demikian
dia bertanya: Dan katanya pula: "Kata orang babi diharamkan oleh Islam sebab
di tubuhnya ada semacam cacing, yang baru bisa mati setelah dimasak daging
itu sekian derajat panasnya, sepuluh kali lipat dari panas biasa. Bagaimana
kalau kita masak dia dengan panas yang demikian? Niscaya sudah masak
dagingnya dan sudah mati cacingnya, maka hilanglah sebab haramnya."
Kepada redaksi Gema Islom di Jakarta pernah datang pertanyaan, apa
sebab Nabi Muhammad mengharamkan daging babi, sebab daging babi itu
terlalu enak? Apa benarkah Nabi Muhammad itu suka sekalimemakan daging
babi, sehingga kalau bertemu sahabat-sahabatnya, beliau selalu minta disajikan
daging babi? Dan pada satu ketika beliau minta diberi daging babi, orang tidak
. mau menyediakan, lalu beliau marah, sampai beliau haramkan? Karena demikian menurut keterangan seorang guru SMP di tempat kami dan guru itu
memeluk agama Kristen!
sebenarnya kalau pangkalan berfikir kita masih di atas iman, kalau Allah
telah menentukan bahwa daging babi haram dimakan, kitapun menerimanya
dengan penuh kepercayaan, dan tidak akan mencari lagi sebab-sebab dia
diharamkan. Jika kita mencari sebab-sebab dia diharamkan bukanlah karena
hendak merubah hukum yang telah nyata, tetapi untuk menguatkan hukum
tadi. Kaum Adventist, salah satu sekte Kristenpun berpendirian bahwa daging
babi haram dimakan, persis sebagai faham orang Islam. Merekapun mengemukakan hanya dalil-dalil kesihatan yang mereka tulis dalam sebuah buku
propaganda agama mereka yang bernama Buku Kesihatan.
Adapun keterangan guru SMP yang dinyatakan orang kepada redaksi
Gema /slom itu adalah suatu propaganda agama yang sangat murah dan
curang, yang tidak ada dasarnya samasekali. Memang dalam mempropagandakan agama mereka, kerapkali mereka tidak berkeberatan memakai juga katakata yang bohong. Padahal kalau kita hendak bersikap jujur, orang harus mengakui bahwa kotor dan kejinya daging babi itu telah dijelaskan sejak Nabi
Musa a.s. Sebab itu maka orang Yahudipun mengharamkan daging babi.
Di dalam Perjanjian Lama "Kitab Imamat Orang Levi", Fasal 11, ayat 7-8
ada tertulis demikian:
"Dan lagi babi, karena sesungguhnya kukunya terbelah dua, iaitu bersiratan kukunya, tetapi tiada memamah biak, maka haramlah ia kepadamu (7).
"Janganlah kamu makan daripada dagingnya dan jangan pula kamu menjamah bangkainya, maka haramlah ia kepadamu." (8).
Maka orang Kristen sekte Adventist yang ingin kembalikepadaaslihukum
Taurat tentang peraturan makanan memegang teguhlah akan peraturan ini.
Dan Nabi Isa Almasih a.s. menegaskan bahwa satu noktahpun daripada
hukum Taurat tidak hendak beliau robah. (Matius Fasal 5; ayat 18).
Tentang kekejian babi berkali-kali Nabi Isa Almasih mengambilnya jadi
perumpamaan, malahan dua orang yang dirasuk syaitan di Gadara, syaitansyaitan yang merasuknya itu telah diusir oleh Nabi Isa daridalam tubuh orang
itu dan disuruh masuk ke dalam tubuh babi, dan setelah syaitan-syaitan itu
masuk ke dalam tubuh babi itu, berlompatanlah babi itu dari tempat curam
masuk ke dalam tasik dan habis mati semua di sana.*
b"ngun demikian payahlah untuk mencaritafsir yang lain, bahwa Nabilsa
atau ajaran agama beliau yang aslimembolehkan makan babiyang kejiitu. Yaitu
babi tempat menghalau syaitan itu. Dengan ini pula teranglah tidak jujurnya
mereka yang mengatakan bahwa hanya Islam yang mengharamkan daging
babi. Cuma babi masih dimakan oleh orang Kristen setelah agama ini dipeluk
oleh orang Romawi, karena memang banyak hukum Taurat yang didinginkon
saja oleh pembawanya ke Romawi, sebab orang Romawi memang tidak suka
menjalankannya, di antaranya bersunat.
"Tetapi barangsiapa yang terpakso bukon melanggar dan bukan melampauibatas, maka tidak ada doso atasnya."Terpaksa karena tidak ada lagi
makanan yang lain, sehingga kalau tidak dimakan akan membawa kematian,
pada waktu itu diadakanlah rukhshoh yaitu keizinan memakan yang terlarang
itu. Yaitu semata-mata karena mempertahankan nyawa. Malahan kalau tidak
dimakan sehingga membawa kematian karena lapar, dihukumlah oleh agama
sebagai orang yang menyia-nyiakan nyawa. Dan lagi tidak melampaui batas.
Artinya kalau sudah hilang lapar segeralah hentikan dan jangan dimakan lagi.
"Sesungguhnya Alloh adalah Maha Pengampun" atas orang yang terpaksa
karena itu lalu memakannya, dan "MahaPenyoyong."(ujungayat 173). Karena
sayang kepada hambaNya tidak suka Allah, hambaNya itu mati kelaparan
padahaljalan buat mempertahankan hidup masih ada.
Di sini kita mendapat pedoman bahwasanya sekeras-keras hukum, namun
pengecualian mesti ada. Tidak suatu diri diberati memikul beban yang tidak
kuat jiwanya memikulnya. Dan menjadi haram pulalah hukumnya menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan. Bahkan wajiblah mempertahankan hidup dengan
segenap usaha. Itulah sebabnya maka diadakant' azimahyaitu kekuatan wibawa
hukum, tetapi di samping itu diadakan pula rukhshoh, pengecualian atau
dispensasi.
Adapun bagaimana batas-batas di antara azimah dan rukhshah, apabila
masanya diperbolehkan rukhshah, meskipun banyak juga menjadi pembicaraan di kalangan ulama Fiqh, oleh karena sejak beberapa ayat yang sebelumnya
kita sudah dididik mempergunakan akal, dan memperhalus perasaan dengan
mengingat bahwa Allah Pengampun dan Penyayang, terserahlah kepada diri
kita, iman di mana batas-batasnya itu. Sebab yang dipanggildi sini nyatahh
orang yang beriman! Niscaya orang yang beriman itu halus perasaannya dan
dapat merasakan mana yang diredhai Tuhan dan mana yang dicelaNya.
M eny embuny ikon K ebenar on
"Sesungguh nya orang-orong yang menyembunyikan apa yang difurunkan
Allah dari Kitab, dan mereka jual dia dengan harga yang sedikit, itulah mereka
yang tidok ada yang dimakannya di dalam perutnya seloin dari api neraka-"
(pangkal ayat 174). Kalau dari hal makanan yang halal dan yang baik telah
dianiurkan kepada seluruh manusia dan makanan yang baik-baik telah disuruh
makan kepada orang-orang beriman, dan supaya mereka iringi dengan syukur
kepada Allah, maka dalam ayat ini diperingatkan lagi satu macam penghasilan
yang akan dimakan yang terlalu jahat. Yaitu sengaja menyembunyikan kebenaran Kitab atau memutar-mutar artinya kepada yang lain karenamengharapkan
harga yang sedikit. Maka harga usaha mereka memutar-mutar isi Kitab yang
boleh dikatakan telah menjadi mata pencarian untuk makan baginya, adalah
sebagai menyalakan api neraka dalam perutnya.
Meskipun Asbobun Nuzul niscaya pendeta-pendeta Yahudi di Madinah
yang sengaja memutar arti ayat Kitab, yaitu Taurat, yang mencoba menyembunyikan isiTaurat karena isi itu menjelaskan kenabian NabiMuhammad s.a.w.
namun kita berpeganglah kepada pokok pendirian ulama Ushul Fiqh yang
terkenal:
7;At ".",:y I 6t r*,iJt:;i
"Yangmenjadi perhatian adalah umum tujuan kata, bukankhusus sebob
terjadinya."
Dalam segala agama dan segala masa, ada saja orang yang amat pintar,
sampai dapat disebut sarjana dalam hukum-hukum agama- Tetapi karena
ilmunya itu tidak diikat oleh iman, mudah saja baginya memutar-mutar atau
rrenyembunyikan maksud ayat atau suruhan atau larangan untuk menenggang
kenrauan orang yang diseganinya atau untuk memperkuat pengaruh.
lmam Ghazali banyak sekali menyebut tentang ulama-ulama yang datang
mengambil muka kepada orang-orang yang berkuasa, dan mudah sajalah
baginya kelak menyembunyikan hukum yang sebenarnya karena mencari
kedudukan atau karena takut. Untuk itu mereka dibayar. Kadang-kadang
densan diberi gehr yang indah-indah bunyinya, ataupun pangkat, ataupun kebesartrn, ataupun uang emas berpundi-pundi. Maka terpujilah dia oleh orangorang l,ang berkuasa, dikatakan ularna png pandai menyesuaikan diri, yang
rnaiu fikirannya, yang tidak terikat oleh suatu ketentuan dan sebagainya. Diapun bsenangrhatihh, padahal agamanya telah terjual.
Khabamya konon adalah orang menegur ulama yang demikian dalam
srratu negeri. Lalu dengan enaknya dia menjawab: "Di dalam al-Quran hanya
tersebut larangan menjual dengan harga yang sedikit. Kalau telah dijualdengan
harga yang banyak, tentu tidak terlarang lagi." Alangkah besar pengaruh
syaitan atas dirinya, sehingga sampai hati dia berbicara demikian. Padahal
berapapun terjual agarna itu, selama masih di dunia ini iuga, tetaplah sedikit
harga itu. Sebab segala macamyangbernama benda, walaupun bumi seisinya,
tidakhh dapat mengganti kerugian iman yang telah kosong dari dalam hati. Isi
perut orang yang menyembunyikan kebenaran itu ialah api neraka yang akan
membakar dirinya sendiri. Kalau dalam hati sanubarinya masih ada sisa-sisa
iman, dia akan menyesal tens-mmerus karena keiahatan perbuatannya- Dan
kalau perasaan itu sudah tidak ada lagi karena memang telah digantinya dengan
kebendaan emas perak atau pangkat, namanya telah pupus dari daftar hamba
Allah y"ang setia memegang amanat. Dengan tidak disadarinya dia telah jauh
dari saris yang ditempuh oleh Rasul dan orang-orang ikhlas.
sesala harga yang diambil untuk menjual kebenaran adalah sedikit, walaupun tertimbun emas sebesar gunung. Sebab ada sesuatu yang hilang dan tidak
dapat diganti lagi. Itu sebabnya maka setiap penjual kebenaran payah menentang rnata orang yang bersikap jujur. Kegagahan sikapnya hanya untuk menyembunyikan kelemahan batinnya. Meskipun penjual kebenaran kelihatan
seffrng hidupnya, berumah rancak, bermobil bagus, dipuja-puja, walaupun
sampai rnatinya dia dalam keadaan yang demikian, masih itu sedikit dan sangat
pendek. Sebab dia kehilangan suatu kekayaan yang tidak tepermanai, yaitu
kebahagiaan dan ketenteraman jiwa dan nikmat akhirat. Berapalah lama dunia
dibanding dengan akhirat? Berapalah banyaknya harga di dunia jika akhirnya
hanya tiga lapis kafan?
'Dan tidaklah akan bercakap Allah dengan mereka di hari kiamat, dan
Morklah Dia akan membersihkan mereka, dan untuk mereka adalah azab
yong pedih." (ujung ayat 174).
Hidupdi dunia hanya sebentar dengan keuntungan yang hanya sedikit. Hari
akhirat rnesti datang. Senrasa di dunia, karena ingin "dipandang orang,"
kebernran telah disembunyikan. Maut datang, akhirat menanti. Maka Tuhan
Allah "tllak rnemandang" kepada mereka, sebagai ungkapan bahasa "tidak
dipandans sebehh rnata." Apalagi harga diri kalau Allah tidak berkenan memandang? sedangkan di dunia ini saja di mana-mana orang menonjolkan diri
agar dapat dipandang oleh orang yang disegani. Merasa sangat hiba hatijika
beliau tidak berkenan memandang. sedangkan ketika bersalJm dengan orang
besar-besar, kecil rasanya diri kalau sedang bersalam itu beliau melihat kJ
tempat lain; bagaimana kalau di akhirat Tuhan tidak mau memandang? Belum
masuk neraka sudah mendapat hukum yang getir. "Dan tidakloh bia akan
membersihkan mereko," dengan memberikan ampunan. Sebagai di dunia
inipun dapat dirasakan; seorang yangdituduh melakukan kesalahan, kemudian
ternyata bahwa kesalahannya tidak terang. Dia tidak dihadapkan ke muka
pengadilan. Ketika dia dibebaskan dari tuntutan karena tidai< bersalah itu,
namanya dibersihkan darisegala tuduhan. Dia direhabilitasi. pembersihan yang
demikian tidak akan berlaku diakhirat terhadap sipenjualatau sipenyembunyf
kan kebenaran. 'Don untukmerekoodalah ozabyongpedih. "(ujung ayat 174).
Sebab kesalahannya amat besar, ialah:
"ltulah orang-orang yang teloh membeli kesesoton dengan petunjuk.
(pangkal avat 175). Selama inidia hidup dalam petunjuk; yang halal tetap halal,
yang haram tetap haram, lalu syaitan memperdayakannyi; "kalau engkau lurus-lurus saja, hidupmu itu tidak akan berubahl-Lihatr;h orang lai; ;;;; pendai menyesuaikan diri, hidupnya sudah senang sekarang." Lantiran perdal
yaan demikian berusahalah dia memutar balik kebenaran. Maksudnya berhasil,
hidup duniawinya senang, tetapi telah memilih jalan kesesatan. padahal dahulu
hidupnya sederhana, tetapijiwanya tenteram, sebab dia hidup dalam petunjuk.
"Don azab dengan ompunan." Arnpunan atas kealpaan berdikit-dikit tetapidi
dalam tujuan yang mulia, yakni mempertahankan kebenaran, telah meieka
tinggalkan. Sekarang yang mereka pilih adalah azab, siksa, siksaan batin dalam
dunia, azab neraka di akhirat. Yang dikandung berceceran, yang dikejar tidak
dapat. "Alongkoh sabarnyo mereka atas neraka/" (ujung ayat IZS).
-
sabar ataupun tidak sabar, namun mereka akan menjadi ahli neraka.
Tetapi di sini Tuhan memakai suatu ungkapan yang tinggi, yang kalau kita
tafsirkan ke dalam bahasa kita, dapat didekati dengan srsunun, "Alangkah
sampai hatinya dia melemparkan kebenaran, dan alangkah sampaihatinyi dia jadi ahli neraka."
Kenapa sampai demikian kerasnya azab yang mesti mereka terima?
"Yong demikian, ialah korena sesungguhnya Allah telah menurunkan
Kitab dengan kebenaran " (pangkal ayat fi6l.sedangkan kebenaran Allah itu
satu, tidak ada kata dua. Kebenaran tidak bisa diputar.putar dan didalih-dalih,
dan dibelah-belah. Apabila orang mencoba melawan atau memutar balik kebenaran, betapapun dia memuaskan dirinya, namun tidak berapa lama kemudian, kebenaran itu pasti timbulkembali. Manusia mempunyaibatas kekuatan,
sedang kebenaran tidak dapat dibatasi. Manusia akan mati, kebenaran tetap
hidup. Roda zaman selalu berputar, kecurangan selalu terbuka. orang dapat
merasai menang sementara, karena menentang kebenaran, akhirnya keiak
kebenaran itu akan mentertawakannya juga. Sebagai pantun Melayu:
Surat Al-Baqaroh (Ayat 175-176)
Jangan ditutuh bunga tanjung,
bunga cempaka rampak iua;
Jangan disepuh emas lancung,
Kilat tembaga nampak juga.
"Don sesungguhnya orang-orang yang masih berselisih dari hal kitab,
adalah di dalam pecah-belah yang jauh." (ujung ayat 176).
Tentu! Sebab kalau masing-masing telah membawakan tafsiran Kitab
mengandung kebenaran itu menurut kemauan sendiri, tentu akan timbul
perpecahan. Kian lama perpecahan itu tidak dapat dipertautkan lagi. Karena
bukan Kitab yang salah, tetapi permutarbalikkan Kitab itu yang salah. Orang
telah lebih mementingkan kehendak hawanafsunya daripada kehendak Allah.
Dan masing-masing mau menang sendiri. Bagi penyembunyi-penyembunyi
kebenaran ini, Kitab hanya membawa celaka, bukan membawa bahagia.
Seruan yang berkumandang di zaman kini dalam kebangunan ummat Islam
ialah agar kita semua kembali kepada Kitab dan Sunnah, atau al-Quran dan
Hadis. Karena salah satu sebab darikepecahan ummat Islam ialah setelah alQuran ditinggalkan dan hanya tinggal menjadi bacaan untuk mencaripahala,
sedang sumber agama telah diambil darikitab-kitab ulama. Pertikaian mazhab
mambawa perselisihan dan timbulnya golongan-golongan yang membawa faham sendiri-sendiri. Bahkan dalam satu mazhabpun bisa timbul selisih dan
perpecahan karena kelemahan-kelemahan sifat manusia. Orang-orang yang
diikut, sebab mereka adalah manusia, kerapkali dipengaruhioleh hawanafsu,
berkeras mempertahankan pendapat sendiri, walaupun salah dan tidak mau
meninjau lagi. Sehingga masalah-masalah ijtihadiyah menjadi pendirian yang
tidak berobah-robah lagi. Bukan sebagai Imam Syafi'i yang berani merobah
pendapat, sehingga ada pendapatnya yang Qadim (lama) dan ada yangJadid
(baru). Atau Imam Ahmad bin Hanbal yang terkenal dalam Fi ihdaqauloihi
(pada salah satu di antara dua katanya).
Dalam hal orang yang diikut itu berkeras pada suatu pendapat, sipengikutpun berkeras pula dalam taqlid. Sebab dengan sadar atau tidak mereka telah
menjadikan guru ikutan menjadi tandingan'tandingan Allah, atau ondadan.
Sekarang timbullah angin baru dalam dunia Islam kembali kepada al'Quran
dan Hadis, janganlah kita lupa bahwa berlawanan pendapat mesti timbuljuga.
Kalau kita telah dibolehkan berijtihad atau mengasah fikiran dan ada kebebasan
menyatakan fikiran itu, perlainan pendapat pasti ada. Itu bukanlah alamat
kemunduran, tetapi itulah alamat kemajuan. Tetapiperlainan pendapat karena
kebebasan berijtihad bukanlah mesti mengakibatkan perpecahan dan per'
musuhan, sebab timbulnya adalah dalam suasana merdeka dan saling mengerti.
Bekas dari kebebasan fikiran zaman dahulu itu sampaisekarang masih dapat
kita lihat pada kitab-kitab karangan orang-orangdahulu. Apabila seorang ulama
menyatakan pendapat dalam satu soal, tidak ketinggalan dia menerangkan
pendapat ulama yang lain, walaupun yang berjauhan fahamnya, dengan tidak
mencela pendapat yang berbeda itu. Sehingga dibukanya kesempatan buat
orang lain untuk menimbang dan meninjau. Setelah datang zaman Mutaakh
yang mempertahankan golongan sendiri, misalnya perkataanUJ&,79f; Wal oshohhu'indono (yans lebih sah di sisi kita. yaitu
mazhab kitif adalah begini).
Pendeknya kembali kepada al-Quran dan Hadis adalah perkara yang
mudah. Bahkan kadang-kadang nyata sekali bahwa bahasa al-Quran dan Hadis
itu .iauh lebih mudah difahamkan daripada bahasa yang dipakai ularna yang
datang di belakang itu. Memang, menjauh dari al-Quran dan Hadis bukan saia
merusak faham bahkan juga merusak bahasa. Dan lagi pokok utama dalam
kembali kepada al-Quran dan Hadis itu mudah pula, yaitu niaf yang sucidan
ikhlas. Niat sama menjunjung kebenaran. Sebab tadi dalam ayat sudah diterangkan bahwa kebenaran hanya satu dan yangmenentukannya ialahruhan.
Yang empunya kebenaran, bukan Kiyai Fulan atau Tuan Syaikh Anu. Kita
semuanya hanyalah hamba belaka daripada kebenaran. Dan segala hasil usaha
orang yang terdahulu; ijtihad, qiyas, tarjih dan istinbath dapat pula diiadikan
bahan oleh kita yang di belakang, untuk memudahkan usaha kita.
Berkata Imam Malik r.a.:
"Tidaklah akan jadibaik akhir doi ummat ini, meloinkon dengankemfuli
kepada apa yang memboikkan ummat ycrg dahulu."
(177) Bukanlah kebajikan itu lantaran
kamu memalingkan mukamu ke
arah timurdan barat. Akan tetapi
kebajikan itu ialah bahwa kamu
percaya kepada Allah dan hari
yang akhir dan Malaikat dan
Kitab dan Nabi-nabi. Dan memberikan harta atas cinta kepadanya, kepada keluarga yang hampir dan anak-anak yatim dan
orang-orang miskin dan anak
perjalanan dan orang-orang yang
meminta dan penebus hamba
sahaya. Dan mendirikan shalat
dan mengeluarkan zakat, dan
orang-orang yang akan memenuhi janji mereka apabila mereka
berjanji, dan orang-orang yang
sabar di waktu kepayahan dan
kesusahan dan seketika PePerangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar dan rnereka itulah
orang-orang yang bertakwa.
ri tit ) ,-i;l ";;,-A; z )42--) I z . -1.L, ?1. .
ib;'"JI f-r,rJ)l t It L-c
Dahulu telah dijelaskan benar-benar bahwasanya ke mana sajapun kita
rnenghadapkan muka, di sana adalah waiah Allah. Penentuan arah kiblat
bukanlah berarti bahwa di tempat yang diiadikan kiblat itu bersemayam Tuhan
Allah. Kiblat hanya sekedar penyatuan arah seluruh orang yang shalat, tandanya mereka mengikuti satu disiplin. sekarang diberi lagi keterangan lebih
rnendalam:
"Bukanhh kebaiikan itu lantaran komu memalingkon mukamu ke aroh
timur fun barat- Akan tetopi kebajikan itu iolah bahwa kamu percaya kepada
Altah dan hari yang akhir dan malaikot dan kitob don Nobi-nobi." (pangkal
ryat l77l- Artinya, meskipun telah kamu hadapkan mukamu ke timur dan ke
barat, ke Baitullah yang di Makkah atau ke Baitul Maqdis dahulunya, belumlah
berarti bahwa pekeriaan menghadap itu telah bemama kebajikan, sebelum dia
diisi dengan iman. Terutama bagt kamu orang Islam, menghadapmu ke timur
atau ke barat, menurut tempat kamu berdiri seketika kamu mengeriakan
shaht- Misalnya kita orang Indonesia arah ke barat dan orang Amerika arah ke
timur, belumlah itu berarti suatu kebajikan, kalau imanmu kepada yang mesti
diirrnni masih saia goyah. Atau herdaklah menghadapmu ke arah timur dan ke
arah barat didorong oleh iman.
Dimulai terlebih dahulu dengan iman kepada Allah dan iman kepada hari
akhirat, sebab di sinilah letak kunci iman. Dan keduanya itu benar-benar
rnenghendaki iman atau kepercayaan. Apatah lagi Allah tidak nampak oleh
rnata dan tidak pula ada orang yang telah pulang dari alam akhirat buat
rnenceritakan keadaan di sana. Mana yang telah mati tidak ada yang kembali
hi{up buat berceritera kepada kita tentang keadaan di sana. Sebab itu maka
keirnarnn kepada Allah benar-benar timbul dari keinsafan batin, demi setelah
rnelihat bekas nikrnatNya atas diri dan bekas kuasaNya atas alam. Pintu
serbang iman pertama ialah percaya kepada Allah dan yang percaya itu bukan
saia akal atau ilmu. tetapi menimbulkan dalam jiwa, taat, cinta dan setia,
menghambakan diri dan patuh. Timbulcemas kalau-kalau amal tidak diterima,
dan timbul keinginan dan kerinduan akan diberiNya kesempatan melihat
waiatNya di hari akhirat itu.
Iman kepada Allah dan hari akhirat menjadi pendorong untuk berbuat
kebaiikan. Moga-moga amal kita diridhai, iman kita diterima. Dia timbuldaripada rrn'rifat. Dia menimbulkan cahaya di dalam hati (Nur). Dan dia menimbulkan sernansat. Dia menimbulkan pengharapan buat hidup, buat bekerja dan
beriasa. lrrnn menimbulkan dinamika dalam diri, sehingga bekerja tidak karena
rnengharapkan puji sanjung sesama manusia.
Dengan sendirinya iman kepada Allah dan hari akhirat menimbulkan iman
kepada apa yang berhubungan dengan itu. Yaitu iman kepada Malaikat,
sebagai kekuatan yang telah ditentukan Allah melaksanakan tugas di dalam
alam ini. Apatah lagi Tuhanpun menyatakan dalam sabdaNya bahwa Malaikat
itu akan turun memberikan sokongan, sehingga kita tidak merasa takut atau
dukacita di dalam hidup ini, sebagai tersebut dalam surat Ho Mim as.Sajdah
(Surat 41, ayat 30). Dan dengan sendirinya menimbulkan kepercayaan akan
kitab, yaitu al-Quran yang telah datang sebagaiwahyu akan menjadi tuntunan di
dalam menempuh jalan yang lurus, yang diridhaiAllah. Dan dengan sendirinya
kepercayaan kepada kitab menyebabkan pula percaya kepada Nabi-nabi se.
muanya, yang nama mereka telah disebutkan di dalam kitab itu.
Kepercayaan hati atau iman ini, bukanlah semata-mata hafalan mulut,
tetapi pendirian hati. Dia membekas kepada perbuatan, sehingga segala gerak
langkah di dalam hidup tidak lain, melainkan sebagai akibat atau dorongan
daripada iman. Seumpama apabila kita merasai dan mengunyah.ngunyah
semacam daun kayu , kita mengenal rasanya dan mengetahui bahwa rasa yang
ada pada daun itu, rasa yang demikian jugalah yang akan terdapat pada
uratnya, pada kulit batangnya, pada dahan dan rantingnya, apatah lagi pada
buahnya. sebab daripada batang barangan tidaklah akan hasil buah delima.
Dan daripada lalang tidaklah akan keluar buah padi.
Kepercayaan akan adanya Malaikot adalah salah satu tiang lagidariiman.
Kita mengetahui bahwa Rasul-rasul utusan Tuhan adalah manusia biasa, untuk
menyampaikan wahyu Tuhan kepada Rasul itu adalah Malaikat sebagaiUtusan
Tuhan yang ghaib. Rasul-rasul itu sendiri yang mengatakan bahwa dia tidak
menerima wahyu itu dengan langsung dari Tuhan, melainkan memakai perantaraan, itulah Malaikat. Yang disebut juga dengan nama Jibril, atau disebut juga
Ruh, atau Ruhul Amin (Ruh yang dipercaya), sebagaiMuhammad juga disebut
Rusulul Amin. Dia disebut juga Ruhul Qudus, Roh Yong Suci. Dan lagi,
kepercayaan kepada Malaikat menimbulkan pula kekuatan dalam jiwa kita
sendiri. Beberapa ayat di dalam al-Quran menyatakan bahwa kepada manusia
yang teguh imannya, kokoh pendiriannya di dalam mempercayai Allah, akan
turun Malaikat. Sehingga bertambah kekuatan semangatnya menghadapi segala perjuangan hidup. Meskipun Malaikat yang turun ke dalam diri ummat
yang beriman itu tidaklah sama dengan Jibrilyang turun kepada Nabi-nabidan
Rasul-rasul.
Apakah hakikat Malaikat itu? Tuhan sendirilah yang tahu. Terapiapabila
kita selidikiperaturan dan perjalanan alam ini secara ilmiah, terutama tentang
perseimbangan kekuatan dalam alam, perseimbangan daya berat, sehingga
bintang-bintang yang berjuta-juta di atas lapangan cakrawala luas ini tidak
pernah terjatuh dan kacau, dapatlah kita yakini tentang adanya daya-daya dan
tenaga ghaib untukmengatur jalannya. lnipun dapat kita beri nama dalam
bahasa agama, yaitu Malaikat.
Orang yang mengakui percaya kepada adanya Malaikat, padahal dia
pengecut, bukanlah dia percaya sungguh-sungguh dari hati. Dia hanya me-
nganut kepercayaan hafalan. Sebab suatu kepercayaan membekas kepada
hidup.
bemikian pula halnya dengan kepercayaan kepada Ritab. Yangdimaksud
di sini ialah satu kitab, yaitu alQuran. Dengan menyebut satu kl?fr, telah
terbawa kitab-kitab yang lain, yaitu Taurat, Zabur dan lnjil. Sebab isi yang hakiki
dari segata kitab itu tetah tersimpulkepada satu kitab, al-Quran. Percaya akan
kitab ini artinya iatah mengetahui dan mengamalkan isinya, menerima segala
suruhan dan larangannya, menjunjung tinggi hukum-hukum yang tertera di
dalamnya. Dengan memegang teguh isi Kitab itu, keluarlah insan dari gelapgulita kepada terang-benderang petunjuk llahi. Dengan demikiantercapailah
kebaiikan.
Kepercayaan kepada Kitab itu diiringi lagi dengan kepercayaan kepada
Nabi.nabi Utusan Allah. Sebagaiseorang Muslim kita menjuniung tinggiseka'
lian Nabi, sejak Adam sampaikepada Muhammad s.a.w' Kepercayaan kepada
Nabi-nabi menyebabkan kita harus mengetahui peri'hidup daripada Nabi-nabi
itu. Bahwasanya mereka menyampaikan da'wah kebenaran llahi tidak selalu
menemui jalan yang datar, bahkan menempuh berbagai kesulitan dan kesuka'
ran, menambah pula akan iman kita bahwa menegakkan amar perintah llahidi
dalam alam ini tidaklah semudah hanya menghafalnya. Percaya kepada Nabinabi menimbulkan cita-cita didalam hatikita hendak meneladan hidup Nabinabi, pengorbanan mereka, penderitaan mereka didalam meneggkkan kebenaran.
Rukun iman mudah saja menghafalnya. Tetapi dengan telah menghafal
rukun iman betumlah berarti bahwa orang telah beriman.lman itu bisa naik dan
bertambah.tambah tidak ada batas, dan bisa juga menurun deriatnya dan hilang
samasekali. Iman adalah perjuangan hidup. Sebab akibat dari iman ialah
kesanggupan memikul cobaan. Tidak ada iman yang lepas dari cobaan. Itu
kelak akan kita temui dalam penafsiran ayat-ayat pertama dari Surat al-
'Ankabut (Surat 29).
Laniutan ayat ialah uiian yang pertama darilman: "Danmemberikanharta
atos cinta kepadonYa,"
lnilah ujian yang pertama dari iman yang tersebut tadi, ujian untuk me'
nyempurnakan kebajikan. Mencintai harta adalah nolurimanusia. Pada pokok
asatnya manusia itu telah dijadikan Allah dalam keadaan loba akan mengumpul
harta banyak.banyak dan kikir sekali buat mengeluarkannya kembali. lni
ditegaskan Tuhan di dalam Surat 70 (al-Ma'arij, ayat 19). Maka kalau iman tidak
ada, manusia ini akan diperbudak oleh harta karena nalurinya itu. Oleh sebab
itu maka menurut penafsiran dari AMullah bin Mas'ud, banyak orang memberi'
kan hartabenda, berderma, berkurban, namun didalam hati kecilnya terselip
rasa bakhil, karena dia ingin hidup dan dia takut akan kekurangan. Menurut
riwayat dari al-Baihaqi pernah seorang sahabat Rasulullah menanyakan memberikan harta di dalam hal sangat cinta kepadanya, sedang tiap-tiap kami ini
memang mencintai hartabenda kami. Rasulullah s.a.w. meniawab. "Memang!
Kamu berikan, sedang ketika kamu mernberikan itu, hatikamu sendiriberkata,
bagaimana kalau umur panjang, bagaimana kalau kita jatuh miskin?"
Oleh sebab itu maka bakhil adalah dasar jiwa manusia. Yangakan memerangi rasa bakhil itu lain tidak hanyalah iman. Ada kepercayaan dalam hati
bahwa harta yang dikeluarkan itu pasti akan datang gantinya. sebab harta yang
telah ada itupun dahulunya tidaklah ada pada kita.
Kemudian itu disebutkan pula, ke mana saja harta yang amat dikasihi itu
hendak diberikan. Pertama-tama disebut: "Kepada keluarga yang hampir.,,
Di sini kita bertemu lagi kehalusan al-Quran di dalam membimbing jiwa
manusia menempuh jalan kebajikan. sesudah dibuka rahasia hati manusia,
bahwa sebenarnya di dalam hati kecilnya manusia itu terlalu sayang akan
mengeluarkan harta yang amat dicintainya itu, yang telah dikumpulliannya
. dengan susah-payah, maka supayajangan terasa berat benarberceraidengin
harta itu disebutlah orang pertamayangpatut diberiharta, hadiah, bantuan Jan
sokongan. Yaitu keluarga yang terdekat. Entah saudara kandung yang melarat,
entah paman yang miskin. Karena meskipun dua orang seibu dan seayah pada
masa kecil hidup di bawah satu atap satu rumah, namun tatkala telah dewasa
akan dibawa untung nasib masing-masing, ada yang jaya dalam perjuangan
hidup dan ada yang tiap bergantung tiap jatuh. Dahulukanlah mereka!
Rasululiah s.a.w. telah bersabda:
'"i;r'\3 t; eV f;ls ;,.br'* i.l iftlt Jl'u-t5t
(1V a sltU ct^t ,H*,: {i> aV *rs JW,-, 4v}9 S1 srr,)
"Sedekah kepado orong miskin adalah semata-mata sedekah. Tapi kepada keluargo terdekat rahim dia jadi dua, yaitu sedekah dan menghubung tali
kosrh-soyong. " (Dirawikan oleh Ahmad, Termidzi, an-Nasa