alam malaikat 2


 ungguhnya Muhammad itu melibat tibril di ifuh ydng teran{." (QS.

At-Takwiir: 23). Beliau menjawab: "Itu adalah Jibril. Aku tidak

pernah melihatnya dalam bentuk aslinya, kecuali dua kali. Aku pernah

melihatnya turun dari langit, sedang besar tubuhnya menutupi apa

yatgada di antara langit dan bumi."60

Dari 'Abdullah bin Mas'ud gg mengenai firman Allah t99 :

4tJi qiCj,i66K* *Maka jadilab dia dekat (pada Mubammad sejarak)

dua ujung busur lanab atau lebib dekat |oyi).(QS. An-Najm 9), ia

berkata: "Yang dimaksud adalah Muhamm ad M melihat Jibril yang

memiliki 600 sayap."61

Masih dari'Abdullah bin Mas'ud gg 

ia berkata:


"Rasulullah W, melihat Jibril dalam bentuk aslinya. Malaikat itu

memiliki 600 sayap dan setiap sayapnya menutupi ufuk. Dari sayap￾sayapnya berj atuhan62 mutiara dan permat a y 

^ngberwarna-warni 

^ng hanya diketahui oleh Allah."u'

nya, a1-Qur-an dan as-Sunnah telah menerangkan

Jibril lpi dengan sifat-sifat agung yangdimilikinya. Maka mengetahui

sifat-sifat tersebut, meyakini dan menyifati Malaikat ini dengannya,fitga

mencintainya dan mengagungkannya, sungguh semua itu merupakan

bagian dari beriman kepadanya.



2) Mika-il

Di antara nama Malaikat (yang bersifat khusus$ adalah Mika-il lpr.

Nama ini disebutkan di dalam al-Qur-an dan as-sunnah (hadits).

Allah W berfirman:


" Barang siapa ydng menjadi musub Allab, Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul￾Rasul-Nya, Jibril dan Mika-il, maka sesunggubnya Allah adalab musub

orang-ord.ng kafir." (QS. Al-Baqarah: 98)

Telah dijelaskan bahwa Mika-il senantiasa beribadah kepada

Allah. Dengan kata lain, ia juga merupakan hamba Allah.

Al-Qurthubi berkata: 'Kata Mika-il memiliki enam penyebutan,

sebagai berikut:

,) J€t(, (Miikaa-yiil), dengan dua huruf yd. tanpa huruf bamzab,

adalah bacaan Nafi'.

b) &Ki (Miikaa-iil), dengan satu huruf ya dan diikuti setelahnya

dengan bamzab, adalah bacaan Hamzah.

.) J:S+ (Miikaal), tarrpahuruf ya dan hamzz.b,adalah bahasa penduduk

I{ijaz dan merupakan bacaan Abu'Amrdan Hafsh dari'Ashim. Ketiga

bacaan tersebut diriwayatkan dari Ibnu Katsir.

Ka'ab bin Malik berkata (dalam bait sya'irnya) :

Pada waktu Perang Badar, kami menemui kalian dan kami men

dapatkan bantuan

Bersama dengan pertolongan itu ada Mikal dan Jibril.


Yang lainnya berkata:

Mereka menyembah salib dan mendustakan Muhammad,

Jibril, dan mendustakan Mikal.u'

d) JZ* @Iiika-iil), seperti halnya kata pfu (Miika'iit) yangmeng

gunakan hamzab danya, merupakan bacaan Ibnu Muhaishin.

.) ,W Quliikayiil), dengan dua huruf ya, adalah bacaan al-A'masy.

0 .-13t(, (Miihaa-al), sebagaimana dikatakan J;V)\ Qsraa-al) dengan

huruf bamzab yang difat-hab-kan.66

Penyebutan nama Mika-il 1&E" juga diriwayatkan dalam beberapa

hadits. Di antaranya hadits Samurah bin Jundab, ia berkata bahwa

Rasulullah ffi bersabda:


"Semalam aku melihat dua orang laki-laki datang kepadaku lalu

berkata: 'Yang menyalakan api adalah Malik penjaga Neraka. Aku

Jibril dan ini adalah Mika-i1.'"67

Tentang tugasnya, Ibnu Katsi, 'rit)5 menyebutkan bahwa Mika-il

ditugaskan untuk menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh￾tumbuhan,yan1dari keduanyalahlahirlah rizki di dunia ini. Dia me￾miliki para pembantu yang melaksanakan setiap apay^rtgia perintah￾kan berdasarkan perintah Rabbnya, yakni meniupkan angin dan awan

sebagaimana dikehendaki Allah Yang Maha Mulia."


Mengenai tugas Mika-il ini, Ibnu Katsir berargumen dengan

hadits Ibnu 'Abbas ,*6. Di dalamnya disebutkan bahwa Nabi ffi

bertanya kepada Jibril l$i tentang tugas Mika-il? Jibril menjawab:

"Menumbuhkan tanaman dan mengatur hujan."6e

Adapun sifat malaikat ini telah disebutkan dalam hadits dari Anas

bin Malik g , dariNabi ffi, beliau bertanyakepadaJibril: "Mengapa

aku tidak pernah melihat Mika-il tertawa?" Ia menjawab: "Mika-il tidak

pernah tertawa sejak diciptakannya Neraka."70

Dera1at hadits ini dha'if sehingga tidak dapat dijadikan sebagai

sandaran (hujjah). Kita meyakini kabar yang diriwayatkan secara

shahih mengenai sifatnya, yakni bahwasanya dia merupakan salah

satu Malaikat yang paling mulia. Malaikat yang bernama Mika-il ini

ditugaskan Allah untuk menumbuhkan tanaman dan mengatur hujan.

Tidak ada satu pun hadits shahih yangdapat dijadikan pegangan,

khususny a yang menjelaskan tentang ciri-ciri fisik Mika-il, meskipun

ciri-ciri fisiknya termasuk dalam keumuman nash-nash yang menerang￾kan tentang sifat-sifat Malaikat t@.Hlalini akan dijelaskan pada pem￾bahasan kemudian, insya Allab.

3) Israfil

Nama Malaikat Israfil ,S; tidak disebutkan di dalam al-Qur￾an, tetapi nama tersebut diterangkan dalam hadits-hadits shahih. Di

antaranyaadalah hadits'Aisyah €9, : "Apabila Rasulullah ffi bangun

shalat malam, beliau membaca:

'Ya Allah, RabbJabra-il, Mika-il, dan Israfil. Yang menciptakan langit

dan bumi, Yang mengetahui yang tampak dan yang tidak tampak.

Engkau yang memutuskan (perkara) di antara hamba-hamba-Mu

pada apa yang mereka perselisihkan. Berilah aku petunjuk terhadap

ap a y ang dip erselisihkan p adany a, berup a keben aran den gan izin-Mu.

Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa y^ngEngkau

kehendaki kepada jalan yang lurus.'"7r

Yang masyhur di kalangan p^ra ahli tafsir adalah Israfil 24;

ditugaskan meniup ash-Sbuur (sangkakala). Ash-Shuur adalah tanduk

yangditiup oleh Israfil. Kata asb-Sbuursendiri disebutkan dalam banyak

ayat, di antaranya firman Allah di bawah ini:

*Apabila sangkakala ditiup maka tidaklab ada lagi pertalian nasab di

antara mereka pada bari itu dan tidak pula mereka saling bertanya."

(QS. A1-Mu'minuun: 101)

"Dd,n (ngd.tkh) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terbejutlab segala

yang di langit dan segala ydng di bumi...." (QS. An-Naml: 87)

"Ddn d.itiuplab sangkakala. Itulah hari terlaksantmya ancarndn.- (QS.

Qaaf:20)

Tiupan sangkakala tersebut dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama,

tiupan yang menyebabkan semua makhluk tersentak. Kedua, tiupan

yang menyebabkan semua makhluk yang masih hidup pingsan dan

mati. Ketiga, tiupan yar,g menyebabkan semua makhluk bangkit

menuju Rabb alam semesta.

Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa tiupan tersebut

hanya terjadi dua kali.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Sbabiib-nya dari 'Abdullah

bin'Amr c#,ia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:

t 'Kemudian, sangkakala ditiup. Maka tidak ada seorang pun yarrg

mendengarnya melainkan tengkuknya bergoyang ke bawah dan

ke atas."72 Beliau (Rasulullah ffi) melanjutkan: "Yang pertama kali

mendengarnya adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki

telaga untanya." Beliau (Rasulullah #) melanjutkan lagi: "Orang itu

pun pingsan lalu disusul oleh manusia lainnya." Sesudah itu, Allah

mengutus-atau beliau (Rasulullah M_) berkata: 'Allah menurunkan￾hujan seolah-olah seperti sperma kaum laki-laki atau bagaikan

naungan ... lalu darinya tumbuhlah jasad-jasad manusia. Selanjutnya,

sangkakala ditiup untuk yang kedua kalinya, kemudian mereka

bangkit menunggu (keputusan yang ditetapkan untuk mereka*).'"2:

Al-Qurthubi'+i$5 berkata: 'LJmmat telah sepakat bahwa yang

meniup sangkakala adalah Israfil ,ptr. Abul Haitsam menegaskan:

Barang siapa mengingkari bahwa sangkakala itu adalah sebuah tanduk

maka dia sama dengan orang yang mengingkari'Arsy, Miizan, dan

Shiraatb. Dia pun memberikan penakwilan baginya."'o

Meskipun pendapat ini sangat masyhur dan ummat pun telah

berijma' mengenainya, sebagaimana dikatakan oleh al-Qurthubi,

bahwasanya kalian tidak akan mendapatkan ulama yangmembicarakan

tentang asb-Sbuur (sangkakala) melainkan ia menyebutkan bahwa

yang meniupnya adalah Israfil. Akan tetapi, setelah mengkaji dan

meneliti, ternyata saya tidak menemukan satu hadits shahih pun yang

menunjukkan bahwl- yang meniupnya adalah Israfil lMi walauPun

hadits yang berbicara mengenai tiupan, jumlah tiupan, dan sifat

peniupann ya, serta Malaikat yang meniupnya, sangat banyak.

Hanya saja, Ibnu Jarir ath-Thabari +SZ berkata (setelah me￾nyebutkan pendapat para ulama mengenai hakikat tiupan tersebut):

"Menurut kami, yangbenar dari berbagai pendapat mengenai hal itu

adalah sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits Rasulullah M;

beliau bersabda:' Sesunggu hny a Israfil telah memasukkan asb - Sb uur ke

dalam mulutnya dan menundukkan dahinya sambil menunggu kapan

ia diperintahkan (untuk meniupnya*), lalu dia pun meniupnya."t

Rasulullah W,jrg bersabda:

" A sh - Sb uur adalah tanduk y ang ditiup. "

Hadits tersebut shahih dengan laf.azh ini, tidak seperti hadits

yangpertama. Adapun hadits pertama, yangdi dalamnya dengan jelas

disebutkan nama Israfil, adalah hadits dha'if yangtidak dapat dijadikan

sebagai hujjah. Terdapat hadits shahih rentang hal itu, tetapi tanpa

disenai penyebutan nama Israfil, yaitthadits Abu Sa'id al-Khudri gE 

,

ia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:

"Bagaimana aku bisa bersenang-senang, seme ntara sang peniup

sangkakala telah memasukkan ujung sangkakala ke dalam mulutnya

dan siap menerima perintah. Kapan dia akan diperintahkan untuk

meniupnya, maka ia pun akan melakukannya." (Al-Hadits),,

Oleh karena itu, saya tidak tahu apa sebenarnya landasan ljma'

yangdisebutkan oleh al-Qurthubi ,;uSZ di atas, yangsebelumnya juga

telah disebutkan oleh al-Halimi, bahkan disebutkan oleh banyak

ulama lainnya. Sementara itu, sudah dimaklumi bahwa hal-hal ghaib

tidak boleh diyakini melainkan jika ia diambil dari hadits-hadits

shahih. Dengan kata lain, tidak cukup menetapkannyahanyadengan

berdasarkan kemasyhuran periwayatannya di kalangan para ulama

secara tunrn-temurun.

Mungkin, wallaahu a'lAm, yangmembuat hal ini sangat masyhur

adalah penyebutan hadits-hadits ini dalam Bab "ar-Riqaaq." Tambahan

pula, para ulama biasanya bersikap lebih longgar dalam masalah hadits

seputar nasihat dan penyucian jiwa. Namun, apabila seseorang sampai

berkeyakinan bahwa Israfil ditugaskan untuk meniup sangakakala,

maka itu termasuk masalah 'aqidah, bukan lagi masalah nasihat,

sehingga tidak pantas bersikap longgar terhadap hal tersebut.

Dalam hal ini kita harus membedakan antara beriman kepada

sangkakala dan jumlah tiupan dengan Malaikat yang meniupnya.

Sebab, perihal sangkakala dan jumlah tiupannya telah ditegaskan

dalam al-Qur-an dan as-Sunnah. Adapun mengenai yang ditugaskan

untuk meniupnya, yaitu Israfil ,P;, al-Qur-an dan as-Sunnah tidak

menyebutkannya, uallaabu d.'lArn."

Nabi ffi dalam do'anya yang lalu menyebutkan nama Jibril,

Mika-il, dan Israfil. Hal ini menunjukkan keagungan dan ketinggian

deralatketiga Malaikat tersebut di sisi Allah, serta menerangkan betapa

agungnya tugas yangdiembankan kepada mereka.

a) Malik Penjaga Neraka

Nama ini disebutkan dalam firman Allah tH:

"Mereka berseru: 'Hai Malik! Biarlah Rabbmu membunub kami saja.'

Dia menjauab: 'Kamu ahan tetd,p tinggdl (di Neraka ini)."'(QS. Az￾Zrtkhru{:77)

Ibnu Jarir 4!fi5 berkata: "Allah W menuturkan ketika orang-orang

durhaka dimasukkan ke dalam Neraka. Allah menyiksa mereka dengan

siksaan yangberat. Oleh karena itu, mereka menyenr Malik, penjaga

Neraka: 4 :reJ$,A-i*$'HaiMalik! Biarlah Rabbmu membunub kami

saja.' Matsudnya, hendaklah Rabbmu mematikan kami.""

Al-Qurthubi berkata: "Firman Allah BE'{ AFrV,6i}. "Mereka

berseru:'Hai Malik!"'Yang dimaksud adalah peniaga Neraka. Malik

diciptakan lantaran kemurkaan-Nya. Jika Malaikat tersebut membentakNeraka, niscaya apiny a akan saling memaka n antara y angsatu dengan

yanglainnya."

Nash-nash ini tidak bertentangan dengan firman Allah W :

4;r"^S-W$ "Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga)."

(QS. Al-Mirddatstsir: 30) Sebab, memang benar penjaga Neraka

berjumlah sembilan belas, hanya sajayangpaling besar adalah Malaikat

Malik. Itulah mengapa ia disebutkan secara khusus, anllaabu a'lam.

Nabi ffi sendiri pernah melihatnya, sebagaimana dalam hadits

Isra' dan Mi'raj. Dalam hadits tersebut Rasulullah ffi bersabda:


"Pada malam aku diisra'kan, aku melihat Musa dalam sosok laki-laki

berkulit sawo matang, benubuh tinggi, dan berambut keriting, seolah￾olah dia berasal dari kabilah Syanu-ah. Aku pun melihat 'Isa dalam

sosok laki-laki berpostur sedang, berkulit merah keputlh-putihan,

dan berambut lurus. Aku juga melihat Malik, penlaga Neraka." (Al￾Hadits)81

Berdasarkan dalil-dalil di atas, jelaslah bahwa penjaga Neraka

adalah Malik. Dialah penjagaNeraka y{Lgpaling besar. Sementara itu,

di b awahn y a t e r dap at p ar a p e mb antu dan M al ai kat Z ab aniyy ah, y arrlg

jumlahny aharryadiketahui oleh Allah. Kita berlindung diri dari Neraka.

Pelu dijelaskan di sini tentang kabar yangmasyhur di kalangan

masyarakat bahwasanya Ridwan dianggap sebagai penjagaSurga. Ibnu

Katsir berkata: "PenjagaSurga adalah seorang Malaikat yangbernama

Ridwan. Hal itu dengan jelas disebutkan dalam beberapa hadits."82

Sepeninya-ualhahu a'km-yang ia malsud adalah hadits Ibnu 'Abbas

yangdi dalamnya disebutkan: Jibril berkata kepada Nabi ffi: '\U(ahai

Muhammad, bergembiralah. Malaikat ini adalah Ridwan, penjaga

Surga." (A1-Hadits)s3

Deralat hadits ini dha'if. Oleh karena itu, nama ini tidak dapat

ditetapkan bagi Malaikat penjaga Surga, anllaahu a'lam.

5) Malaikat Maut

Demikianlah sifat ini (maksudnya Malakul Maut'd) disebutkan

dalam al-Qur-an dan as-Sunnah. Penamaan Malaikat ini dengan lzra-il,

sebagaimana yarrgmasyhur di tengah masyarakat, tidaklah benar.

Allah \H berfirman:

" Katakanlah:'Malaikat nxdut ydng diserahi untuk (mencabut nyaana)mu

akan mematikann?u, kemudian banya kEodo Rabbmulah kamu akan

dikembalikd,n. " (QS. As-Sajdah: 1 1).


Ddn dialab ydng rnempunyai kekuasaan tertinggi di atas se?nua hamba￾Nya, dan diutus-Nya hepadamu Malaikat-Malaikat penjaga, sebingga

apabila datang kematian kepada salab seordng di antara kamu, ia

diuafatkan oleh Malaikat-Malaikat Kami, dan Malaikat-Malaibat Kami

itu tidak rnelalaikan kerutajibannyd." (QS. Al-An'aam: 51)

Pembahasan menyeluruh dan dalil-dalil seputar masalah ini

akan disebutkan pada penjelasan yangakan datang, insya Allab. Kami

menjelaskan sebagialnya di sini untuk menjelaskan ketidakbenaran

penamaan Malaikat Maut dengan lzra-rl.

6) Munkar dan Nakir

Dua nama ini disebutkan dalam hadits-hadits tentang fitnah

kubur-kita berlindung diri darinya.Di antaranya hadits Abu Hurairah

.Eb,ia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:

;

"Apabila mayit telah dikubur-atau beliau bersabda: salah seorang dari

kalian (telah dikubur)-maka dua Malaikat yang hitam dan bermata

biru datang kepadanya. Salah seorang dari keduanya bernama Munkar

danyanglain bernama Nakir. Lanras, keduanya bertanya: "Ap" yang

kamu ketahui mengenai laki-laki ini?" (Al-Hadits)80

Ibnul'Arabi al-Maliki berkata: "Dinamai Munkar dengan nama

yang bersifat umum, mencakup setiap orang yarlg ditanya, baik

Mukmin maupun kafir. Ia dinamai demikian karena setiap orang yang

melihatnya pasti akan menghindariny a. Hal itu disebabkan keduanya

begitu menyeramkan: rupanya sangat jelek, ucapannya kasar, dan

mereka memegangalat pemukul yangsangat menakutkan. Ini adalah

fitnah (ujian) pertama yang dialami seorang Mukmin di kehidupan

akhirat, sedangkan ia merupakan awal siksaan yangakan dialami orang

kafir. Namun, Allah meneguhkan orang Mukmin dengan karunia dan

janji-Nya. Dia mengajarkan kepada mereka hujjah sehingga orang

Mukmin tersebut tidak mempedulikan (ujian) keduanya. Sebaliknya,

Allah menghinakan orang kafir sehingga ia menjawab dengan gagap

lalu terdiam. Maka kemurkaan dan siksaan Allah pun dijatuhkan

kepada mereka.

Kebenaran kedua nama ini disebutkan oleh para ulama Salaf,

sesuai dengan'aqidah mereka.

Abu Ja'far ath-Thahawi berkata: "Kita beriman dengan adanya

adzab kubur bagi orangyangberhak mendapatkannya, juga kepada

pertanyaan Munkar dan Nakir di dalam kubur (yaitu) mengenai Rabb,

agama,dan Nabi-Ny.; berdasarkan berita-b erita y ang datangdari Nabi

ffi dan para Sahabat o&. beliau. Kubur itu akan menjadi salah satu

taman Surga atau salah satu jurang Neraka."s6

Pensyarah kitab Aqiidab atb-Tbahaaatiyyab, Ibnu Abil'Izz al-Hanafi

4!fi5, berkata: "Banyak hadits Rasulullah M y 

menj elask an adzab

kubur dan kenik matanny a bagi mereka y angberhak mendapatkannya;

demikian juga pertanyaandua orang Malaikat (di dalam kubur). Maka

dari itu,wajib hukumnya meyakini dan mengimani kebenaran berita

tersebut. Kita tidak boleh membicarakan tentang bagaimana cararLya.

Sebab, akal tidak akan mampu mencernanya karena memang tidak

adayangmenyamainya di dunia ini. Sebenarnya, syart'attidak datang

dengan sesuatu y^ng mustahil menurut akal, hanya saja terkadang

menyebutkan sesuatu yang tidak mampu dicerna akal

7) Harut dan Marut

Ffarut dan Marut adalah nama dua Malaikat yang mulia. Ada

banyak kisah dan dongeng yang ditulis berkaitan dengan keduanya,

yangkebanyakan diambil dari Ahlul Kitab. Nama kedua Malaikat ini

disebutkan dalam al-Qur-an, yaitu firman Allah W:


"DAn mereka mengikuti apa ydng dibaca oleb syaitan-syaitan pada

rndsa h.erajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahan Sulaiman itu

mengerjakan sibir), padabal Sulaiman tidak kafi.r (tidah mengerjakan

sibir), banya syaitan-syaitan itulab ydng kafir (mengerjakan sibir). Mereka

mmgajarkan sibir kepada manusia dan apayangditurunkan kepada dua

orangMalaikat di negeri Babil,yaitu Harut dan Marut, sedangkeduarrya

tidak mengajarkan (sesuatu) bepada seordng pun sebelum mmgatakan:

'Sesungubnya bami banya cobaan (bagimu), sebab itu janganlab kamu

hofir'. Mdka mereka mempelajari dari hedua Makikat itu apayangdmgan

sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seordng $uami) dengan

isterirrya. Dan mereka itu (abli sibir) tidak memberi mudbarat dengan

sihirnya kepada seorang pun hecuali dengan izin Allah. Dan mereha

mempelajari sesuatu yangtidak membri mudbarat kepadanya dan juga

tidah memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telab mqakini

baban barang siapa ydng menukarnya (Kitab Allab) dengan sihir itu,

tiadalah baginya keuntungan di akbirat, dan amat jabatlab perbuatan

mereka menjual dirinya dengan sibir, kalau mereka mengetabur.' (QS.

Al-Baqarah: 102)

Ayat ini dengan tegas menyebutkan bahwa Flarut dan Marut

adalah dua Malaikat yang diturunkan ke bumi sebagrifitnab (tajian)bagi

manusia. Keduanya memperingatkan orang yang datang kepadanya

untuk mempelaj ari apa (sihir) yangmereka bawa.

Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai maksud ayat ini.

Mereka juga berselisih tentang Malaikat Harut dan Marut itu. Di

antara mereka ada y angberpendapat : " Sesun gguhnya keduanya adalah

Malaikat yangAllah d.a;j beri kemampuan untuk bermaksiat, seperri

halnya jin dan manusia. Allah menurunkan keduanya ke bumi untuk

menguji mereka."

Ada j u ga y ang be rp endap at : " Kedua ny a adalah r ap. Lafadz inz a a I

(menurunkan) dalam ayatinibermakna ilbam dan pengajaran.

Yang lain berpendapat: "Keduanya adalah laki-laki yang

menampakkan keshalihan hingga keduanya menyerupai Malaikat,

lalu Allah menyebutkan keduanya dengan sifat yang terkenal dari

mereka."

Ada pula yang berpendapat: "Ked:uanya adalah penyihir dari

penduduk Babil."

Ada juga yangberpendapat: "Huruf u (ma) padalafazh

*bermakna al-lubdu,ytrLgaftLnya tidak. Maksudnya,

sisungguhnya Allah tidak menurunkan sihir kepada keduanya."88

Ibnu Jarir '1;tS5 menguatkan pendap ^t yang mengatakan bahwa

keduanya adalah Malaikat yangditurunkan sebagai fitnah (ujian) bagi

manusia. Ia berkata: "Diturunkannya sihir itu oleh Allah kepada kedua

Malaikat tersebut, lalu keduanya mengajarkannya kepada manusia.

Perbuatan ini bukanlah dosa karena keduanya mengajarkan sihir

tersebut atas izin Allah, yakni setelah keduanya memberitahukan

(manusia) tentang mereka sebagai fitnah (ujian) bagi anak Adam.

Keduanya melarang manusia untuk mempelajari dan mengamalkan

sihir, serta mencegah mereka berbuat kekafiran. Dalam hal ini, yang

berdosa adalah mereka yang mempelajarinya dari kedua Malaikat

tersebut lalu mengamalkannya. Sebab, Allah \1M telah melarang orang￾orang untuk mempelajari dan mengamalkan sihir. Seandainya Allah

membolehkan manusia untuk mempelajari sihir, niscaya hal itu tidak

termasuk perbuatan dosa. Demikian pula, kedua Malaikat tersebut

tidak berdosa lantaran mengajarkanflya; sebab keduanya mengetahui

sihir karena Allah sendiri yangmenurunkannya kepada mereka."8e

IbnuJarir melanjutkan: 'Jika apayangtelah kami jelaskan di atas

masih rancu bagi orang yang aw am, " lalu ia berk ata: "Bagimana mungkin

Malaikat boleh mengajarkan kepada manusia untuk memisahkanantara

suami dan isteri. Bagaimana mungkin juga diturunkannya sihir kepada

kedua Malaikat tersebut dinisbatkan kepada Allah Mj" ?"

Jawabannya: "sesungguhnya Allah Yang Mahamulia telah

memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya segala yang Dia perintahkan

dan segala yang Dia larang. Kemudian, Allah memerintahkan dan

melaran g setelah me reka men getah ui apa-ap a y angtelah diperintahkan

dan dilarang tersebut. Seandainya tidak demikian, niscaya perintah dan

larangantersebut tidak mungkin bisa dipahami. Dengan demikian, sihir

merupakan salah satu hal yangAllah larangterhadap hamba-hamba-Nya

dari kalangan manusia. Maka dari itu, tidak dapat dipungkiri bahwasanya

Allah Yang Mahamuliamengaprkan kepada kedua Malaikat yang Dia

sebutkan di dalam al-Qur-an, lalu menjadikan keduanya sebagai ujian

bagi manusia, sebagaimana yang Allah firmankan tatkala keduanya

mengingatkan kepada orang yarg hendak mempelajari sihir dari

mereka: 'Sesunggubnya kami banya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah

kamu kafirJ (QS. Al-Baqarah: 102). Peringatan itu tidak lain untuk

menguji hamba-hamba-Nya yangtelah dilarang untuk memisahkan

antarra suami dan isteri serta dari perbuatan sihir.

Maka Allah pun membersihkan orang-orang Mukmin dengan

menghalangi mereka dari mempelqarnya. Sebalikny a.,Diamenghinakan

orang kafir yang mempelajari sihir dan kekafiran dari keduanya.

Kedua Malaikat-ketika mengajarkannya kepada manusia-berada

dalam kondisi taat kepada Allah karena hal itu mereka lakukan

atas izin dari-Nya. Ada sekelompok waliyullah (wali Allah) yang

disembah, namun hal itu tidaklah menjadi dosa karena mereka tidak

memerintahkan manusia untuk menyemb ahnya. Terkadang sebagian

manusia menyemb ahny a, sedan gkan y angdisemb ah itu melaran gnya.

Demikian pula kiranya kedua Malaikat tersebut, mereka tidak berdosa

karena perbuatan sihir orangyang mempelajarinya sebab keduanya

telah melarang dan menasihati mereka untuk tidak melakuan perbuatan

itu dengan mengatakan:'Sesungguhnya hami banyalab cobaan Bagimu),

sebab itu janganlab kamu kafir.' (QS. A1-Baqarah: 102). Sungguh,

keduanya telah menunaikan apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka, yakni untuk mengucapkan perin gatan tersebut. "e0

Demikianlah penjelasan IbnuJarir atas pertanyaan yang dilontar￾kan oleh orang-orang awam tadi.

Insya Allab, pendapat inilah yangbenar dalam masalah ini, yaitu

b ahwasanya keduan y a adalah Malaikat y ang diturunkan sebagai fitnah

(ujian) bagi manusia, anallaabu a'lam.

Adapun riwayat yang menyebutkan kisah keduanya bersama

seorang wanita bernama az-Zuharah, sedang keduanya telah me￾lakukan perbuatan durhaka kepada Allah, maka kisah tersebut

hanyalah dongeng yangberasal dari Bani Isra-il. Tidak ada satu pun

hadits marfu' yangshahih yangmenjelaskan tentang kisah tersebut.Oleh karena itu, berpegangpadamakna zbabir (lahir) dariayattersebut

(QS. Al-Baqarah: 102) adalah lebih baik, anllaabu a'lam.

S) Ar-Ra'du

Ibnu Jarir ath-Thabari +SZ berkata: "Adapun ar-Ra'du, para

ulama berbeda pendapat tentangnya. Sebagian mereka berpendapat

bahwa dia adalah Malaikat yangmenggiring awan dengan hentakan.

Pendapat ini dinisbatkan kepada'Ali,Ibnu'Abbas, Abu Shalih, Syahr

bin Hausyab, dan'Ikrimah.

Yang lainnya berpendapat: "Ar-Ra'du adalah angin yang ber￾sembunyi di bawah awan lalu naik ke atas sehingga keluarlah suara

darinya." Pendapat ini dinisbatkan kepada Ibnu 'Abbas dan Abul

Ja'd.st

Ulama yang lain lagi berpendapat: "Dia adalah suara benturan

awan."

Ulama yang menamai Malaikat yang ditugaskan untuk

menerbangkan awan dengan ar-Ra'du berpegang pada hadits y^ng

di riwayatkan oleh at-Tirmid zi dan y ang lainny a dari Ibnu' Abb as 9,,

ia berkata: "Orang-orang Yahudi mendatangi Nabi ffi dan bertanya:

''$7ahai Abul Qasim, beritahukanlah kami tentang ar-Ra'du?'Beliau

menjawab: 'Dia adalah Malaikat yang ditugaskan untuk menggiring

awan. Ia membawa pemukul api yang digunakan untuk menggiring

awan ke arah mana sajayangAllah kehendaki.'Mereka bertanyalagi:

'Apakah suara yang kita dengarkan ini?'Beliau menjawab: 'Suara

awan ketika Malaikat tersebut menggiringnyahingga ke tempat yarLg

diperintahkan kepadanya.' Mereka berkata:'Engkau benar.' Mereka

bertanya lagi: 'Beritahukan kepada kami tentang 

^p^y^ngdiharamkan Bani Isra-i1 terhadap diri mereka sendiri?' Beliau menjawab: 'Ia

(Ya'kub-"d) pernah menderita sakit pada pangkal paha. Ia pun tidak

mendapatkan sesuatu yang dapat menyembuhkannya, kecuali dagingunta dan susunya. Oleh sebab itu, dia pun mengharamkannya' . Mereka

menjawab:'Engkau Benar.'"e3

Terdapat banyak atsdry^ng semakna dengan riwayat di atas,

yakni hadits dari Ibnu 'Abbas, 'Ali, dan Sahabat lainnya. Namun,

mayoritas d.tsd.r tersebut tidak dapat dijadikan sebagai hujjah.

Hadits ini menunjukkan adanya Malaikat yang menggiring

awan, bahkan suara yarLg terdengar darinya (yaitu petir-'d) boleh

jadi merupakan suara Malaikat dan mungkin juga merupakan suara

benturan awan.'Walaupun demikian, hadits ini tidak menunjukkan￾utallazbu a'km-penamaan Malaikat ymgditugaskan untuk menggiring

awan dengan ar-Ra'd. Memang benar, sesungguhnya Malaikat yang

ditugaskan untuk menurunkan hujan adalah Mika-il )p;. Malaikat

ini memiliki pembantu-pembantu yang membantunya melaksanakan

ap a y ang diperintahkan-Nya. eo

Ibnu Katsi, +SZ berkata: "Mika-il ditugaskan untuk menurunkan

hujan dan menumbuhkan tanaman, yang dari keduanya diciptakan

berbagai macam rizki di dunia ini. Mika-il memiliki pembantu￾pembantu yang akan melaksanakan apa y ang ia perintahkan berdasarkan

perintah Rabbnya. Mereka menerbangkan angin dan menggiring awan

sebagaimanayangdikehendaki oleh Rabb Mj , anllaabu a'lam."et

Derajat hadits tentang Mika-il, yaitu bahwasanya tugasnya

adalah menggiring awan, lebih kuat daripada hadits Ibnu 'Abbas

yang menjelaskan penamaan Malaikat penggiring awan itu dengan

ar-Ra'd.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 'u!$Z brrkata: "Mengenai ra'd

(petir*d) dan kilat, telah disebutkan dalam sebuah hadits marfu'pada

(Sunan) at-Tirmidzi dan yanglainnya, bahwasanya Nabi ffi pernah

ditanya tentang ra'd. Beliau menjawab: 'Malaikat yang ditugaskan

untuk mengurus awan ... Diriwayatkan pula dari sebagian Salaf

beberapa pendapat yangtidak bertentangan dengan riwayat tersebut,

seperti: 'sesungguhnya dia adalah suara benturan awan yang disebabkan

tekanan terhadapnya.' Pendapat ini tidaklah bertentangan dengan

pendapat sebelumnya, karena ra'd adalah bentuk masbdar dari kata

rd'AdA, yar'adu, ra'dan. Demikian pula, raa'id dinamaka n ra'd (dengan

bentuk masbdar) sebagaimana 'aadil (orang y^ng adil) dapat |uga

disebut 'adlan (dengan bentuk mashdar). Sebuah gerakan pasti akan

menimbulkan suara, maka Malaikatlah yang menggerakkan awan

lalu memindahkannya dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

Semua gerakan di alam ini, baik yangdi atas maupun yangdi bawah,

berasal dari Malaikat, sebagaimana suara manusia yang berasal dari

gesekan kedua bibir, lidah, gigi, dan kerongkongannya. Dengan suara

tersebut manusia dapat benasbih kepada Rabbnya, serta menyuruh

sesamanya kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar.

Dengan demikian, ar-ra'd adalah suara digiringnya awan."e6

Kesimpul annya, Allah menugaskan Malaikat untuk menggiring

awan ke mana saja sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Adapun

suara yang terdengar dari awan tersebut, kemungkinan itu adalah

suara Malaikat atau suara gesekan awan. Yang jelas, kita tidak dapat

memastikan bahwa nama Malaikat y^ngditugaskan untuk menggiring

awan adalah ar-Ra'd. Kalaupun nama tersebut kita nisbatkan untuknya,

maka itu pun lebih dikarenakan dialah yangmenyebabkan munculnya

suara tersebut. lVallaahu a'lam.

3. Sebagian nama yang dinisbatkan kepada Malaikat secara

tidak benar

Terdapat beberapa nama yang dinisbatkan kepada Malaikat,

tetapi sebenarnya tidak memiliki sandaran dalil yang shahih, baik dari

al-Qur-an maupun as-Sunnah. Di antara nama-nama tersebut adalah

sebagai berikut.

1) 'Izra-il

Sudah masyhur di tengah masyarakat bahwa'Izra-rladalah nama

Malaikat pencabut nyawa. Nama ini tidak disebutkan dalam al-Qur￾an dan hadits shahih, namun disebutkan dalam beberapa d.tsdr para

Tabi'in yang(hal ini"d) tidak dapat dijadikan sebagai hujjah. Jadi, tidak

boleh menamakan Malaikat maut (pencabut nyawa) dengan nama ini

karena penamaan tersebut tidak didasarkan oleh dalil yang shahih,

uallaabu a'lam.

2) Raqib dan'Atid

Sebagian orang berpendapat bahwa keduanya adalah nama dua

Malaikat, berdasarkan firman Allah ti&:

*Tiada sud.tu ucapd.n pun yd.ng diucapkannya melainkan ada di dekatnya

Malaikat pengaa)as ydng selalu hadir (Raqib dan 'Atid)" (QS. Qaaf: 18)

Yang benar-anllaahu a'lam-adalah kedua nama tersebut me￾rupakan sifat bagi para Malaikat pencatat (amal perbuatan manusia-'d).

Penjelasan rinci tentang masalah ini akan diberikan pada pembahasan

selanjutny a, insya A llab.

Abusy Syaikh (dalam kitab al-'Azhamab) dan as-suyuthi (dalam

kitab al-Habaa-ik) menyebutkan banyak nama Malaikat, tetapi tidak

ada satu pun yang shahih. Di antaranya, Isma'il, Shadqalan, Syarahil,

Harahil, Rayafil, Dzulqarn ain, D zun Nuurain, ad-Dik, as-Sakinah,

Rama-il, dan Irtiya-il.

Semua nama yang disebutkan di atas tidaklah shahih sehingga

tidak boleh meyakini nama-nama tersebut. Sebaliknya, (kita) harus

senantiasa berpe gang kepada ap a y angtelah ditetapkan dalam al-Qur-an

dan as-Sunnah. Sepertinya,nama-nama ini didapatkan dari Ahlul Kitab,

sebagaimana yang akan Anda ketahui pada penjelasan selanjutnya,

wallaahu a'lam.

4. Menamakan Malaikat dengan al-Ruubaaniyyiin

Penamaan Malaikat dengan al-Ruuhaaniyyiin telah masyhur di

kalangan banyak ulama.

Al-Halimi'*55 berkata: "Pasal penamaan para Malaikat dengan

ar-Ruubaanlryiin ( i;y11;u:lt yakni dengan men-dhammah-kan hurud r).

Maknanya, mereka adalah ruh-ruh yangtidak disenai dengan sesuatu

apapun, baik air atau pun tanah, dan mereka tidak dapat dilihat lantaran

halusnya ... Allah sendiri telah menamakan Jibril dengan ar-Ruubul

Amiin dan Ruuhul Qudus... sebagian orang berkata: 'Sesungguhnya

Malaikat itu adalah Rauhaaniyyab, dengan men-fat-bah-kanhtrd ra.

Artinya, para Malaikat tidak dibatasi oleh ruang, melainkan mereka

berada di tempat yangluas lagi lebar."e?

Ibnul Atsir ffi berkata: nKata' ar-Ruub aani1ry iin' diriwayatkan

de n gan men- db a m m a b -kan atau men-fat - b ah -kan huruf r a. S ep erriny a,

kata tersebut dinisbatkan kepad akata rub atau rauh yang aninyatiupan

angin; sedangkan huruf alif dan nun adalah tambahan penisbatan.

Maksudnya di sini adalah mereka (ptara Malaikat) adalah jasad halus

yangtidak dapat dilihat mata."e8

Penamaan ini merupakan penamaan secara terminologi. Nama

tersebut tidak disebutkan dalam al-Qur-an maupun as-Sunnah. Sesung-

6guhnya jasad Malaikat adalah jasad hakiki yang Allah ciptakan dari

cahaya. Dia juga menganugerahkan kepada mereka sifat-sifat istimewa,

di antaranya kita tidak mampu melihatnya. Telah disebutkan bahwa

Nabi ffi melihat Jibril }H; dalam bentuk aslinya sebanyak dua

kali. Para Malaikat memiliki jasad dan bentuk, tetapi Allah tidak

memberikan kepada kita kemampuan untuk melihatnya.

Sementara itu, kata Ruuhaaniyyab memberikan kesan bahwa

mereka adalah ruh-ruh yangtidak memiliki jasad dan bentuk. Pada

beberapa pembahasan sebelumnya juga telah dijelaskan makna ar￾Ruuhul Amiin dan Ruubul Qudus, sebagaimana ()ibril) dinamai

demikian karena tugasnya menurunkan wahyu, yang memiliki

kedudukan seperti ruh bagi jasad yangpadanyalah terdapat kehidupan

di dunia dan akhirat.ee Dengan demikian,yanglebih utama adalah tidak

menamakan Malaikat dengan nama ini karena penamaan tersebut tidak

shahih. Di antara para ulama ada pula yang menyebutkan nama ini

bagi kelompok Malaikat tertentu.

Al-Halimi e\5 juga berkata: "Ada yang berpendapat bahwa

Malaikat pembawa rahmatlah yar.g disebut dengan Rauhaaniyyiin

(dengan menfat-hab-kan huruf ra)...artinya: Berasal dari ruh."to'

Al-Baihaqi'i!$5 meriwayatkan dalam kitab asy-Syu'ab dari 'Ali

, secara mauquf, ia berkata: 'sesungguhnya di langit ketujuh

terdapat sebuah tempat yang disebut Hazbiratul Quds. Di dalamnya

terdapat Malaikat-Malaikat yargbernama ar-Ruuhaanfiryiin.Jika tiba

Lailatul Qodor, para Malaikat itu meminta izin kepada Rabb mereka

untuk turun ke bumi, lalu Rabb mengizinkan mereka. Tidak ada

satu masjid pun yangmereka temui di dalamnyaterdapat orang yang

sedang shalat, serta tidak pula mereka bertemu dengan seseorang di

jalan,melainkan mereka akan mendo'akannya sehingga orang tersebut

mendapatkan keberkahan.' rol

Namun, riwayat ini tidak shahih. Jadi, penamaan ini pun tidak

dapat dibenarkan, uallaahu a'lam.


5. Penamaan Malaikat dengan al-Karuubiyyiin

Banyak ulama yangmemberikan nama ini kepada para Malaikat

pembawa'Arsy dan Malaikat yang berada di sekitar mereka. Kata ini

diucapkan dengan men-fat-bab-kan huruf kaf dan men-dbammab-kan

huni. ra.

Ibnu Katsir '#E berkata: "Malaikat terbagi menjadi beberapa

kelompok, sesuai dengan tugas y^ngAllah berikan kepada mereka. Di

antara mereka ada Malaikat pembawa'Arsy ... dan di antara mereka

ada al-Karuubiiyyiin, yaitu para Malaikat yang berada di sekitar'Arsy.

Mereka adalah Malaikat-Malaikat termulia bersama para pembawa

'Arsy."'o'

Al-Baihaqi'1!'i5 berkata: "'Wahab bin Munabbih menyebutkan

bahwa al-Karuubiiyyiin adalah Malaikat penghuni langit ketujuh.

Mereka menangis dan meratap.to'

Dalil mereka dalam masalah ini adalah hadits yangdiriwayatkan

dariJabir qb ,iaberkata bahwa Rasulullah ffi bersabda: "Sesungguhnya

Allah memiliki Malaikat-Malaikat, di antara mereka terdapat al￾Karuubiiyyiin.larak antara telinga dan tengkuknya adalah sejauh

perjalanan 700 tahun seekor burung yangterbang dengan kecepatan

tinggi."tu

Dalil lainnya ialah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu'Abbas

cfy,,ia berkata: "Al-Karuubiiyyiin memiliki delapan bagian. Setiap

bagian dari mereka sebanyak jumlah manusia dan jin."to5

Demikian juga riwayat dari'lJtsman al-A'raj,''u ia berkata:


sesungguhnya angin berada di bawah sayap Malaikat al-Karuubiilryiin,

para pembawa'Arsy."ro?

Akan tetapi, ketiga dalil di atas berderapt dba'ifsehingga tidak

dapat dijadikan sebagai hujjah.

Para ulama berbeda pendapat mengenai makna al-Karuubilryiin,

sebagai berikut:

Al-Hulaimi'utS5 berkata: "Ada yang berpendapat ... Malaikat

adzab adalah al-Karuubiiyyiin, yang diambil dari kata al-Karb

(kesusahan)."'ot

Sebagian mereka mengatakan: 'Nama ini berasal dari kata al￾karab. Para Malaikat tersebut berada dalam keadaan sangat sedih,

menangis, dan meratap. Telah disebutkan sebelumnya bahwa pendapat

ini berasal dari \fahab bin Munabbih."

Al-Khaththabi q!fi5 berkata: 'Kata karaba berarti dekat dengan

sesuatu yangingin dicapai. Dari makna inilah kiranya nama Malaikat

al-Karuubiiytiin tersebut diambil, yaitu mereka y^ng dekat (kepada

Allah).

Sebagian lainnya berpendapat: "Mereka dinamai al-Karuubilryiin

karena membawa kesusahan kepada orang-orang kafir, namun pendapat

ini tidak berarti apa-apa."toe

Ibnul Atsir 'r!ti5 berk^ta dalam an-Nibaayb: "Kata karaba artinya

mendekat, sedangkan subjeknya disebut kaarib. Dalam hadits Abul

'Aliyah disebutkan bahwa al-Karuubiiyyiin' adalah penghulu para

Malaikat, yaitu mereka y^ngdekat ftepada Allah). (Di dalam bahasa

Arab-"d) dikatakan bagi setiap hewan yangmemiliki persendian kuat:

'Innabuu lamakrabil kbalqi', maksudnya hewan tersebut sangat kuat.

Meskipun demikian, uraian yangpertama lebih jelasKesimpularnya, penyebutan nama ini bagi Malaikat tidaklah

benar karena hal itu tidak disebutkan dalam al-Qur-an dan as-Sunnah.

Adapun penyifatan Malaikat dengan al-Qurb (dekat kepada Allah)

adalah benar, sebagimana hal itu disebutkan dalam firman Allah W:


*Al-Masib sekali-kali tidak enggan menjadi bamba bagi Allab, dan tidak

(pula enggan) Malaikat-Malaikat yang terdekat (kepada Allab). Barang

siapa ydng enggan dari menyembab-Nya, dan menyombongkan diri,

nanti Allab akan rnengurnpulkan mereka sernud. kepada-Nya. " (QS. An￾Nisaa': 172)

Al-Muqarrabiin (mereka yang dekat kepada Allah) disebutkan

di dalam dalil, namun al-Karuubiiyyiin tidak disebutkan, uallaabu

Penjelasan tentang Malaikat pembawa 'Arsy akan diberikan

secara terperinci pada pembahasan khusus.

6. Apakah Iblis termasuk Malaikat?

Para ulama berbeda pendapat mengenai Iblis, apakah dia termasuk

Malaikat atauJin? Sebagian mereka mengatakan bahwa Iblis merupakan

salah satu jenis Malaikat yan1diciptakan dari api yang sangat panas,

sedangkan Malaikat linnyadiciptakan dari cahaya. Mereka berargumen

dengan perintah Allah kepada Iblis untuk sujud. Seandainya Iblis bukan

termasuk Malaikat, niscaya mereka tidak diperintah untuk sujud

kepada Adam, serta pasti Allah tidak akan mengingkari perbuatan

mereka y angen ggan bersuj ud. Mereka mene gask an: "P ada p rinsip nya,

dalam konteks istitsnaa' (pengecualian), al-mustatsna (sestatu yang

dikecualikan) terdiri dari jenis yargsama dengan al-mustatsna minbu

(objek asalnya). Dalam firman-Nya:


oDan (ingatlab) ketika Karni berfirman kepadapara Malaikat: 'sujudlah

kamu kepada Adam,'maha sujudlab mereka kecuali lblis ...." (QS. A1-

Baqarah: 34)

Allah mengecualikan Iblis setelah menyebutkan Malaikat. Hal

itu menunjukkan bahwasanya Iblis termasuk golongan Malaikat.

Di antara ulama yar.g berpendapat demikian adalah Ibnu Jarir

'+i;8, sebagaimana di dalam tafsirnya."'

Yang lainnya berpendapat: "sesungguhnya Iblis bukan Malaikat,

tetapi termasuk golongan jin yang diciptakan dari api, atau api yang

sangat panas, atau dari bara api. Ini berdasarkan firman Allah tiM:

"DAn (ingatlab) ketika Kami berfi.rrnan kepadapara Malaikat: 'sujudlah

kamu kepada Adam, maka sujudlab mereka, kecuali lblis. Di"4 adalab dari

golongan jin, maka ia mendurbakai perintah Rabbnya. Patutkab hamu

mengambil dia dan turundn-turundnrryd sebagai pentimpin selain dari￾Ku, sedang mereka adalab musubmu? Arnat burublah lblis itu sebagai

p enganti (dari Allab) bagi orang-orang y dng zbalim." (QS. Al-Kahfi: 50)

Mereka berkata: "Al-Qur-an menunjukkan bahwa semua Malaikat

bersujud kepada Adam, sebagaimana termaktub dalam firman-Nya:

"Maka bersujudlab para Malaikat itu semuanya bersamA-sdrnd

Ketiga redaksi di atas menunjukkan keumuman dan keluasan

cakupan maknanya. Sebab, isim jarna' (kata benda jamak) dalam

konteks ma'rifuh (dengan alif dan lam) menunjukkan sifat umum.

Dengan demikian, makna firman Allah W, *'|"<ili"#$ "Maka

bersujudlah para Malaikat itu." mencakup t.*Lm ivlalaikai seperti

halnya konteks seperti itu juga disebutkan dalam sebuah hadits:

('U')\3

"Rabb bagi para Malaikat dan ar-Ruuh"tt3

Jadi, Allah adalah Rabb semua Malaikat. Firman Allah \H:

('fu* " semuanyai' jugamenunjukkan keumuman, sebab kata ini

berfung3i sebagai ta-kid (penegas) terhadap kalimat yangbersifat umum

tersebut. Maka dari itu, jelaslah bahwasanya Iblis bukan termasuk jenis

Malaikat.

Mereka (ptaraulama) berkata: "selain itu,Iblis diciptakan dari api,

sedangkan Malaikat diciptakan dari cahaya sehingga materi penciptaan

keduanya berbeda. Tabiat mereka pun berbeda. Allah menyifati para

Malaikat dengan firman-Nya:

*... (Mereka) tidak mendurbakai Allah terbadap dpd yang diperintahkan￾Nya kepada mereka dan selalu mengerjakd.n apd ydng diperintabkdn."

(QS. At-Tahriim: 6)

Allah juga mensifati mereka dengan firman-Nya:

Mereka tiada lnernpunyai rasa angkub untuk menyembab-Nya dan

tiada (pula) rnerasd letib. Mereka selalu bertasbib malam dan siangtiada

benti-hentirry o. " (QS. Al-Anbiyaa' : 19 -20)

Berbeda dengan syaitan (Iblis), ia disifati dengan kebalikan dari

sifat-sifat Malaikat tersebut dikarenakan sikap takaburnya, sebagaimana

firman Allah tgg:

"... Kecuali lblis, ia enggan dan takabur, dan adalab ia termasuk golongan

ordng-ordngyang kafi.r." (QS. Al-Baqarah: 3a)

Meskipun demikian, perintah untuk bersujud kepada Adam

diucapkan kepada para Malaikat tatkala Iblis bersama mereka, yakni

ketika masih beribadah di langit atau sebelum diturunkan ke bumi,

meskipun hatinya penuh dengan kekafiran dan kesombongan. Hal

ini berani bahwa perintah tersebut ditujukan kepada semua Malaikat

sehingga pengecualian seperti itu benar. OIeh sebab itulah, Allah W

berfirman' 4.r+;LyLl;i;3* "Maka mereka semudnyd sujud, kecuali

I bl is ." Ap abila t idak (dimalinai de mikian), maka sesun gguh ny ^-tanPa diragukan-Iblis bukanlah kelompok Malaikat, sebagaimana disebutkan

dalam ayat surat a1-Kahfi yang lalu.

Istitsna' (pengecualian) model ini disebut istitsna' rnunqdtbi'

(mustatsna terdiri dari jenis yangberbeda dengan mustdtsnd. minbu'd).

Hal ini sebagaimana dicontohkan para ahli tata bahasa Arab :1r;iyi4t;t;

"Orang-orang telah datang, kecuali seekor keledai." Demikianlah bahasa

Arab yangfasih. (Pada contoh itu) seekor keledai dikecualikan dari

orang-orang meskipun bukan dari jenis mereka.

Di antara ulama yang berpegang kepada pendapat ini adalah

Syaikhul lslam Ibnu Taimiy^h'ri'sz.Ia berkata: "Yang benar bahwa Iblis

termasuk golongan Malaikat jika dilihat dari segi bentuknya, namun

tidak termasuk golongan mereka jika dilihat dari asal penciPtaan￾nya.nya, pendapat y^ng mengatakan bahwa Iblis tidak

termasuk golongan Malaikat lebih kuat, uallaabu a'lam.

7. Hukum memberi nama dengan nama Malaikat

Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum memberi nama

dengan nama para Malaikat adalah makruh. Di antara mereka yang

berpendapat demikian adalah Ibnul Qayyim 4W.Ia berkata: "Di

antara nama-nama yang makruh (dipergunakan) adalah nama para

Malaikat, seperti Jibril, Mika-il, dan Israfil. Makruh hukumnya

menamal seseorang dengan nama-nama tersebut."

Ibnul Qayyim melanjutkan: 'Asyhab berkata: Malik pernah

ditanyatentang hukum memberi namaJibril (untuk manusia*). Maka

Malik pun memakruhkan hal itu dan tidak menyukainya.o"'

Al-Baghawi ttW berkata: "Makruh hukumnya memberi nama

dengan nama para Malaikat, sepefti Jibril dan Mika-il, karena 'tImar

bin al-Khaththab membenci hal tersebut. Selain itu, tidak pernah

pula diriwayatkan dari salah seorang Sahabat atau Tabi'in bahwa ia

menamakan puteranya dengan nama salah satu Malaikat. Ini adalah

pendapat Humaid bin Zanjaw alh."

Al-Baghawi ltW melanjutkan: "Ada yangberpendapat bahwa hal

itu dimakruhkan karena khawatir jika orang tersebut dicela, dilaknat

atau dicaci (oleh sesama manusia-'d) sementara ia menyandang nama

Malaikat.'tt6

Boleh jadi mereka berargumen dengan hadits:

"Namailah dengan nama-namaparaNabi dan janganlah kalian menamai

dengan nama-nam a para Malaikat.Dt tT

'Abdurrazzaqberkata: "Dari Ma'mar, ia bercerita: 'Aku pernah

bertanya kepada Hammad bin Abi Sulaiman: 'Bagaimana pendapatmumengenai seseorang yang bernama Jibril atau Mika-il?' Ia menjawab:

'Tidak mengapa.'""t

Imam an-Nawawi '+it)Y" berpendapat: "Madzhab kami dan

Madzhab jumhur membolehkan seseorang memberi nama dengan

nama para Nabi dan Malaikat ... karena pelarangan tersebut tidak ada

dasarnya yarLgshahih dari Nabi ffi. Oleh sebab itu, penamaan tersebut

tidaklah makruh.""'

Pendapat yang lebih kvat-wallaahu a'lam-bahwa di antara

nama Malaikat ada yang bersifat musytarah, artifly^ nama tersebut

jtgalazim dipergunakan oleh manusia, sePerti Malik; tetapi ada pula

yangkhusus bagi mereka, seperti Jibril, Mika-il, dan Israfil. Untuk

nama-nam a y angbersifat rnusytard.k, hukum y angtampak j elas adalah

boleh mempergunakannya untuk nama manusia. Sebab, Nabi ffi

tidak mengubah nama Malik yangsangat terkenal pada zaman beliau.

Seandainy a namatersebut makruh, niscaya beliau Pasti mengubahnya

seb agaima na y ang dil akukan te rhadap nama-nam a lainny a.

Adapun nama-nam a yangkhusus untuk Malaikat, sePerti Jibril,

Israfil, dan Mika-il, maka hukum yang tampak jelas-wallaabu a'lam￾adalah makruh mempergunakannya. Sebab, tidak ada seorang Pun

Sahabat maupun Tabi'in yang memPergunakan nama tersebut.

Sementara itu Nabi ffi telah memerintahkan kita untuk mengikuti

jalan dan petunjuk mereka. Jadi, meninggalkan perbuatan tersebut

adalah lebih utama, uallaabu a'larn.

Sudah menjadi kebiasaan banyak orang menyebut wanita￾wanita yangbekerja di rumah-rumah sakit dengan Malaikat Rabmat.

Penamaan seperti ini tentu tidak diperbolehkan karena para Malaikat

bukanlah perempuan. Kebiasa an yangmerupaka n taqlid (ikut-ikutan

tanpa berdasarkan dalil shahih) kepada selain kaum Muslimin ini wajib

ditinggalk an, uallaabu a'lam.


A. Sifat-Sifat Fisik Malaikat

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai materi

penciptaan Malaikat, yaitu mereka diciptakan dari cahaya. Mereka pun

memiliki fisik hakikiyangtelah Allah lebihkan dengan beberapa sifat

yangkhusus dibanding manusia. Dalam pembahas anini-insya Allah￾saya akan menyebutkan sifat-sifat fisik mereka dalam beberapa poin.

l. Fisik dan kekuatan Malaikat

Malaikat memiliki tubuh yargsangat besar dan kekuatan mereka

sangat luar biasa.Terdapat banyak nash, baik dari al-Qur-an maupun

as-Sunnah, y^ng menunjukkan bahwa Allah \iM telah menciptakan

para Malaikat dalam bentuk yarLgsangat besar dan kuat, sesuai dengan

tugas-tugas agung yangAllah perintahkan kepada mereka, baik di langit

maupun di bumi.

Allah \H berfirman:

Hai orang-ordng yang beriman, pelibaralah dirimu dan keluargamu dari

api Neraka ydng bahan bakarnya adalab manusia dan batu, penjaganya

Malaikat-Malaikat ydng kasar, ydng keras, dan tidak mendurbakai

Allab terhadap apa yd.ng diperintabkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan d.pd. yang diperintahkd.n." (QS. At-Tahriim: 6)

Dalam tafsir ayat ini disebutkan bahwa para Malaikat memiliki

hati yang tegar, fisik yang besar, dan kekuatanyangsangat luar biasa

di mana api yang dapat melelehkan besi dan batu, tidak akan mem￾bahayakan mereka.r

Allah lW juga berfirman:


"Ibrahim bertanya: 'Apakab urusanrnu., bai para utusan?' Mereka

mmjawab: 'Sesunggubnya kami diutus kepada kaumydngberdosa (kaum

Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah (yong

kera),ydngditandai di sisi Rabbmu untuk (membinasakan) orang-ordng

ydng melampaui batas.'" (QS. Adz-Dzaariyaat: 31-34)

i

"Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Lutb itu

ydngdi atas ke bauab (Kami balikkan), dan Kami bujani mereka dengan

batu dari tanah yangterbakar dengan bertubi-turr. " (QS. Hud: 82)

'Yang diajarkan h epadanya oleh fiibril) y ang sangat kuat.Yang mempunyai

akal yang cerdas; dan (Jibril itu) rnenarnpdkkan diri dengan rupd, yang

asli.' (QS. An-Najm: 5-6)


sesunguhnya al-Qur-an itu bmar-benar fi.rman (Allah yang dibaua oleb)

utusd.n ydng mulia (libril). Yang rnernpunydi keleuatant lnng mempunyai

kedudukan tinggi di sisi Allab ydng lnernpunyai 'Arsy. Yang ditaati di

sana (di alam Malaikat) lagi dipercaya." (QS. At-Takwiir: 19-21)

Masih banyak ay^t-ayat lain yang semakna dengan ayat-ayat di

atas.

Adapun dalil yang berasal dari as-Sunnah adalah hadits 'Aisyah

r#, , bahwa ia bertanya kepada Rasulullah ffi: "'Wahai Rasulullah,

adakah hariyanglebih berat bagimu selain dari perang Uhud?" Beliau

menjawab:

"Aku telah mengalami (berbagai ujian) dari kaummu, namun hari

yangpaling berat bagiku ialah hari al-'Aqabab.2 Aku mengajak Ibnu

:ebdi yrtil bin 'Abdi Kulal saat iru,3 namun ia tidak menerima ajakanku.

Aku pun pergi melangkah ke depan dalam keadaan gundah hinggabaru

t.rrrdrr ketika sampai di Qarnuts Tsa'alib.a Ketika kuangkat kepalaku,

terlyataaku sudah berada di bawah naungan awan. Tiba-tiba, di sana

aku melihat Jibril memanggilku seraya berkata: 'sesungguhnya Allah

Mj mendengar apayangtelah diucapkan oleh kaummu dan jawaban

mereka kepadamu. Allah telah mengutus kepadamu Malaikat yarLg

mengurus gunung ini dan engkau dapat memerintahkan kepadanya

apa pun yatgkau inginkan terhadap mereka.'"

Rasulullah melanjutkan: "Malaikat Pengurus gunung tersebut

memanggil dan memberi salam kepadaku, kemudian berkata: ''$7ahai

Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar ucaPan kaummu

kepadamu dan aku adalah Malaikat yang mengurus gunung ini.


Allah telah mengutusku kepadamu agar engkau memerinrahkanku

melakukan apa yang engkau kehendaki. Jika engkau mau, aku akan

menimpakan al-Akhsyabain kepada mereka.' Maka Rasulullah ffi

menjawab: 'Aku berharap agar Allah mengeluarkan dari kerurunan

mereka orang-orangyangberibadah kepada Allah semata dan tidak

menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.'"t

Hadits ini mengandung beberapa keterangan, di antaratya:

,) Beratnya ujian yang dialami Nabi M

dari kaumnya ketika

beliau mengajak mereka kepada Islam.

b) Kemurahan hati dan kesabaran Nabi ffi atas ummatnya serra

rasa kasih dan sayang beliau kepada mereka. Sebab, seandainya beliau

tidak sabar menghadapi kaumnya, niscaya ummat ini telah binasa. oleh

karena itu, Allah telah menganugerahkan nikmat ini atas kita melalui

firman-Nya:

5 Allgkhyi (I[/1180, no. 3059), Kitab'Bad-ul Khalqi" dan Muslim EI/1420, no. 1295), Kitab

"al-Jiha,l was Sair." Al-Ahhsyabain adalah nama dua gunung yang mengitari kota Makkah. Salah

satunya bernama Abu Qubais. Gunung itu dinamakan demikian karern b..

"Sunggub telah datang kepadatnu seordng Rasul dari kaummu sendiri,

berat terasa olehnya penderitadnrnu, sdngd,t menginginkan (keimanan

dan keselarnatd.n) bagimu, d.rnat belas kasiban lagi perryaydng terbadap

orang-orang Mukmin." (QS. At-Taubah: 128)

Semoga Allah senantiasa bershalawat dan menganugerahkan

keselamatan kepadanya, serta memberi balasan yangterbaik kepada

seorang Nabi atas ummatnya. Kewajiban seorang da'iyangmenyenr

ummat kepada Allah adalah mencontoh Rasulullah ffi, yaitu dengan

mengasihi manusia, metyayangi dan memperhatikan mereka, serta

memulai dakwahnya sebagaimana dahulu Rasulull ah W,memulainya,

dan menjadikan itu sebagai tujuan dakwahnyaagar manusia mengesakan

Allah tiij dalamberibadah


.) Poin inilah yang menjadi dalil keagungan Malaikat pengurus

gunung tersebut. Kekuatan serta fisiknya yaflg besar membuatnya

mampu menimpakan dua buah gunung besar kepada penduduk

Makkah, seandainya Nabi ffi memerintahkannya untuk melakukan

hal tersebut.

Di antara riwayatyangmenunjukkan besarnya fisik dan kekuatan

Malaikat adalah hadits Jabir bin'Abdullah cF,, bahwasanya Rasulullah

ffi bersabda:

"Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah seorang Malaikat

pemikul 'Arsy. Sesungguhnyajarak antaraujung telinga dan pundak y,

sejauh perjalanan 700 tahun."6

Suatu yarlgwajar apabila Malaikat memiliki tubuh sebesar itu.

Sebab, mereka membawa makhluk Allah yang paling besar, yaitu 'Arsy.

Sifat-sifat malaikat itu akan dijelaskan secara detail pada pembahasan

khusus tentang Malaikat pembawa 'Arsy, insya Allab.

Telah disebutkan pula sebelumnya bahwa Nabi ffi pernah

melihat Jibril dalam bentuk aslinya yangmenutupi ufuk.

Dalam (salah satu) hadits tentang turunnya wahyu, yakni yang

diriwayatkan dari 'Aisyah #, , disebutkan bahwa al-Harits bin

Hisyam gB bertanya kepada Rasulullah Mr "'Wahai Rasulullah,

bagaimanawahyu itu diturunkan kepadamu?" Rasulullah ffi menjawab:

"Terkadang wahyu itu turun kepadaku seperti bunyi lonceng, cara

itulah yangpaling berat bagiku; lalu wahyu terputus dariku ketika

aku telah mengerti apa y^ng disampaikan. Pada kesempatan lain,

seorang Malaikat datang kepadaku dalam wujud seorang laki-laki, lalu


ia berbicara kepadaku dan aku pun mengerti apayangdiucapkannya."

'Aisyah @, berkata: "Aku pernah melihat beliau ketika wahyu

tengah diturunkan kepadanya, yakni pada suatu hari yang sangat

dingin. Setelah wahyu tersebut terputus darinya, sungguh keningnya

mengeluarkan kerin gat."'

Masih dari 'Aisyah ,aE;,, ia berkata: "... hingga datang kepada

Nabi kebenaran ketika beliau sedang berada di gua Hira. Datanglah

Malaikat dan berkata kepadanya:'Bacalah!' Beliau menjawab: 'Aku

tidak dapat membaca.'Rasulullah bercerita: 'Malaikat itu pun menarik

dan memelukku sehingga aku merasa kepayahan."'8

Nash-nash di atas menunjukkan keagungan para Malaikat lySE,

juga penggambaran penciptaan dan fisik mereka yang sangat besar.

Maka dari itu, kita wajib meyakini dan mengimani hal itu serta

mensifati mereka dengannya.

2. Sayap Malaikat

Allah melebihkan paraMalaikat dari manusia dengan memberikan

sayap yarlgmembuat mereka dapat terbang di antara langit dan bumi,

dengan kecepatan yang sangat tinggi, melebihi segala yangpernah

dikenal manusia di dunia ini.

Allah W berfirman:

*Segala puji bagi Allab Pencipta langit dan bumi, ydng menjadiban

Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk rnengilrus berbagai trMcarn urusan)

yang rneTnpurrydi sa.yap, masing-masing (ada ydng) dua, tiga dan empat.

Allab menambabkan pada ciptaan-Nyd. d.pa. ydng dikebendaki-Nya.

Sesungguhnya Allab Mabakuasa atas segala sesud.tu." (QS. Faathir: 1)Ibnu Katsir 4iM berkata:'Artinya, di antara mereka adayang

memiliki dua sayap, adayangmemiliki tiga sayap, adayangmemiliki

empat sayap, dan ada pula yang memiliki lebih dari itu."'

Telah disinggung sebelumnya bahwa Nabi ffi pernah melihat

Jibril memiliki 600 sayap. Di antara yang menunjukkan hal tersebut

adalah hadits'Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: "Rasulullah M,melihat

Jibril dalam bentuk aslinya yatgmemiliki 600 sayap. Setiap s yapnya

menutupi ufuk. Dari sayap itu jatuh mutiara dan permata yang

berwarna-warni y ang hanya diketahui oleh Allah. "'0

Hadits ini menunjukkan bahwa sayap Malaikat mencapai 600,

bahkan mungkin lebih dari itu, wallaabu a'lam. Hadits tersebut juga

menunjukkan bahwa sayap Malaikat berukuran besar, indah, dan

memiliki warna seperti mutiara dan permata. Sayap-sayap tersebut

sangat mulia dan agung. Allah memuliak an paraulama dan orang-orang

ytngmenuntut ilmu dengan hadirnya paraMalaikat menghamparkan

sayapnya untuk mereka di majelis-majelis mereka.

Dari Abu Hurairah *!b ,iaberkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:

"Sesungguhnya Allah memiliki Malaikat-Malaikat y angberkeliling di

jalan-jalan mencari orang yangsedang berdzikir mengingat Allah. Jika

mereka menemukan sekelompok orang yangsedang berdzikir kepada

Allah, maka mereka akan saling memanggil: 'Kemarilah kepada tujuan

kalian.' Beliau bersabda:'Maka mereka pun mengelilingi kaum tersebut

dengan sayap-sayap mereka sampai ke langit dunia.'"rr (Al-Hadits).Jika Malaikat bertemu dengan orang yangsedang menuntut ilmu,

maka ia pun berhenti terbang dan segera meletakkan sayapnya karena

senang dengan ap;-yangdiperbuat orang tersebut. Hal ini disebutkan

dalam hadits Shafwan bin'Asal, dari Nabi ffi, beliau bersabda:

"Sesungguhnya para Malaikat benar-benar akan meletakkan sayapnya

untuk para penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang mereka

lakukan."'2

Nash-nash ini menunjukkan bahwa sayap Malaikat ada