TAFSIF AL ATZAR 8


 u

bersih (Surat al-Ahzab), karena mengkhianatijanji dengan Rasulullah, dan

benteng Khaibar dimusnahkan.

"Mereka itulah orang-orang yang telah membeli kehidupan dunia di

Akhirat." (pangkal ayat 86). Alangkah tepat ungkapan ini! Untuk merebut

hidup dan kemegahan dunia yang fana, kedudukan pendeta-pendeta, keting￾gian dalam pandangan masyarakat pengikut yang bodoh'bodoh, mereka lem￾parkan isi Taurat mereka oleh karena kalau dituruti isiTaurat pegangan itu

sebenar-benarnya niscaya mereka terpaksa menerima al-Quran dan mengakui

Nabis.a.w. Kalau isiTaurat dan al-Quran itu mereka ikuti, selamatlah mereka

dunia dan akhirat. Apatah lagidiakhirat. Tetapimereka tidak mau menerima

kebahagiaan akhirat itu, untuk mempertahankan kemegahan dunia. Akhirnya

akhirat tidak dapat, dunia yang dipertahankan itu hilang pula dari tangan.

" M aka tidaklah akan diringankan bagi mereko siksoon if u. " Baik siksaan dunia

dengan kekalahan mereka yang berturut-turut, sehingga akhirnya di zaman

Khaliiah Umar bin Khathab, sisa-sisa mereka yang tinggalpun disapu bersih,

tidak boleh seorang juapun tinggal di Jazirah Arib. Padahal tidaklah mereka

dipaksa sekali juga masuk Islam, bahkan mereka diberi kehormatan sebagai

"Ahlul Kitab". Di akhiratpun niscaya azab itu tidak juga akan diringankan,"dan

tidaklah mereka akan ditolong." (ujung ayat 85).

Penolong yang sebenarnya di dalam kesusahan manusia hanyalah Tuhan.

Tetapi kalau Tuhan yang didurhakai, siapa orang lain yang akan sanggup

menolong?

Dan kalau kita fikirkan lagi, orang Yahudi di seluruh dunia di zaman

sekarang hanyalah kira-kira 15 juta banyaknya. Sedangkan kaum Muslimin

menurut catatan setengah pencatat telah mencatat jumlah sampai 500 juta'

Tersebar di seluruh tanah yang penting diTimur dan tersebar di mana-mana di

dunia. Berapa kali pula mereka telah berpecah sesama sendiri? Bukankah

seketika orang Islam dikeluarkan dariSpanyolhabis-habisan setelah kekalahan

Kerajaan Bani-Ahmar di Granada, tidak ada orang Islam darinegerilain yang

sungguh-sungguh membela? Bukankah peperangan hebat terjadi 300 tahun

yang lalu di antara Kerajaan Islam Turki dengan Kerajaan Islam Persia (lran)

karena pertentangan Mazhab pada lahirnya dan perebutan tanah kuasa pada

batinnya? Dan di saat-saat itu pulalah mulai berkembang penjajahan negara'

negara Barat kepada negara'negara Islam.

Moga-moga ayat yang dimulai untuk orang Bani Israil ini yang tinggal

tertulis untuk kita, meniadi i'tibar dan perbandingan bagi kita. Karena hukum

perjalanan sejarah di dunia ini telah diatur oleh Allah dalam satu aturan yang

adil, sebagaimana yang banyak ditulis oleh seorang ahli filsafat sejarah Islam

sendiri Allamah lbnu Khaldun.

Moga-moga kita bangkit kembali dengan berpedoman kepada al-Quran.

(87) Dan sesungguhnya telah Kami

berikan Kitab kepada Musa dan

Kami iringi di belakangnya dengan

beberapa Rasul, dan telah Kami

berikan kepada Isa anak Maryam

keterangan-keterangan dan Kami

sokong dia dengan RuhulQudus.

Maka apakah setiap datang kepa￾da kamu seorang Rasul dengan

yang tidak sesuai dengan hawa￾nafsu kamu, kamupun menyom￾bong? Maka sebagian kamu men￾dustakan dan sebagian kamu

membunuh.

(88) Dan mereka berkata: Hati kami

tertutup! Bukan! Tetapi mereka

telah dikutuki oleh Allah dari se￾bab kufur mereka, maka sedikit￾lah mereka yang beriman.

(89) Dan tatkala datang kepada mere￾ka Kitab dari sisi Allah, membe￾narkan bagi apa yang serta mere￾ka, padahal pernahlah mereka da￾hulu memohonkan kemenangan

atas orang-orang yang kafir. Maka

tatkala telah datang kepada mere￾ka apa yang telah mereka kenal

itu, merekapun tidak percaya ke￾padanya; maka kutuk Allahlah

atas orang-orang yang kafir.

(90) Alangkah buruknya harga yang

dengan itu mereka menjual diri

mereka, bahwa mereka kafiri apa

yang diturunkan Allah karena

dengki, bahwa diturunkan Allah

dari kurniaNya ke atas barang￾siap.a yang Dia kehendaki dari

hamba-hambaNya. Maka patutlah

mereka itu kena murka di atas

murka. Dan bagiorang yang kafir

adalah azab yang menghinakan.

(91) Dan apabila dikatakan kepada me￾reka: Percayalah kepada apa yang

diturunkan Allah. Mereka berka.

ta: Kamipercaya kepadaapa yang

diturunkan kepada kami, dan ka￾mi tidak hendak percaya kepada

apa yang di belakangnya. Padahal

dia itu adalah kebenaran, membe￾narkan apa yang ada serta mere￾ka. Katakanlah: Maka mengapa

kamu bunuh Nabi-nabi Allah da￾hulunya, jikalau kamu memang

beriman?

ru )z- z.t2 I )ozlz- zzi

.41.2i J/ ,.uf J;-- ..l\ !u 3l l;l

L

-r/ar-aaa2 t;2f, q"Li . otl-r-.,Ze{:r. i )- . 

.... 

if &

E

O'$*tJuu;r^;*it

Li lil .

9-- 9r

-zz z z ))>-./.r-r. l-. , "l

,o'el,e lt it;Ltl4 J ;t \U? 'J:i 6q6# *r,;;

{uy U c it -;V\ 'ri;fr

z /o\... "2

W,E_rA

239

t)zlz- zzl-2.2 ,)z

lJEdnl Jil q ttY, t

Kalau mereka insafi akan kebenaran, tidaklah patut mereka berlarut-larut

menentang Rasulullah s.a.w.: "Don sesungguhnya teloh Kami berikan Kitab

kepada Muso. " Yaitu Kitab raurat yang mereka pusakai itu. "Don Kamiiringi

di belakangnya dengan beberapa Rosul. " (pangkal ayat 87). Banyaklah Rasul￾rasul yang mengiringi kedatangan Musa, menegakkan syariat Taurat itu. Daud,

Sulaiman, Daniel dan Yasy'iya, Armiya, Hazqil, Zakariya dan puteranya yahya,

dan lain-lain; semuanya itu adalah Rasul-rasul kepada Bani Israil dan dari

kalangan Bani Israil sendiri; pendeknya kayalah mereka dengan kedatangan

Nabi'nabidan Rasul-rasul. "Don telah Kamiberikan kepada Isa onakMaryam

keterangan-keterangan."Yaitu mu'jizat-mu'jizat yang besar, sebagai menyem￾buhkan orang sakit kusta dengan izin Allah, menghidupkan orang matidengan

izin Allah, menyalangkan kembali mata orang yang telah buta dengan izin Allah.

"Dan Kami sokong dia dengan Ruhul Qudus."Yaitu Roh Kesucian. Setengah

ahli tafsir mengatakan bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril dan se￾tengahnya lagi mengatakan bahwa Roh lsa itu sendiridisuci-bersihkan Tuhan.

Nabi kita Muhammad s.a.w. pernah mendoakan kepada Tuhan agarHasan bin

Tsabit, syair beliau disokong dengan RuhulQudus. Maka semua Rasul itu, sejak

Musa sampai Isa dengan Kitab yang mereka bawa keterangan-keterangan,

yang mereka perlihatkan semuanya adalah untuk Bani Israil. Tetapitidak ada di

antara Rasul dan Nabi itu yang tidak mendapat gangguan darimereka demikian

juga. Sebab itu datanglah pertanyaan tempelak Tuhan: *Maka apkah setiap

datang kepada kamu *orang Rosul dengan yang tidok sesuoi dengo n hawa'

nalsu kamu, kamupun menyombong? Maka sebagian kamu mendustakan

don sebogion kamu membunuh." (ujung ayat 87).

Sukarlah bagi Bani Israil, sampaipun kepada zaman kita ini buat me￾ngelakkan diridari tempelak Tuhan yang seperti ini. Sebab didalam kilab-kitab

mereka sendiri bertemu catatan itu. Bahkan NabiMusa sendiriseketika dekat

ajalnya diperingatkan oleh Tuhan bahwa sepeninggaldia matikelak, kaumnya

ini akan menyembah dewa-dewa dan akan melanggar segala janjimereka' Di

dalam Zaburnya NabiArmiya yang sampai sekarang ada didalam kumpulan

"Perjanjian Lama", kita membaca ratap-tangis Nabi Armiya, dan kita membaca

penyesahh Hazqildan peringatan Yasy'iya atas bahaya negerimereka dilanda

habis oleh bangsa Babil. Kedatangan lsa Almasih pun tidak mereka terima

dengan baik, dan mereka menuduhnya anak di luar nikah. Maka disebutlah

kejahatan-kejahatan mereka itu, bahwa sebagian dari mereka mendustakan

setiap Nabi dan Rasul yang datang dan sebagian mereka pula, membunuh Nabi,

atau turut mempermudah terjadinya pembunuhan itu, sebagai yang dilakukan

kepada Nabi dua beranak Zakariya yang telah sangat tua dengan puteranya

Yahya yang telah jadiRasuldi usia muda remaja. Bahkan ada riwayat, tidak

kurang dari limapuluh atau tujuhpuluh orang Nabi Bani Israilyang dibunuh oleh

kaumnya sendiri.

"Dan mereka berkato: Hati kami tertutup." (pangkal ayat 88). Dengan

terus-terang karena sombongnya, mereka mengatakan kepada Rasulullah

s.a.w. seketika datang tempelak-tempelak semacam ini bahwa hati mereka

tertutup. Artinya pengajaran dari siapapun tidak akan masuk lagi,lalu disambut

Tuhan: "Bukan!" Bukan hati mereka yang tertutup. "Tetapi mereka telah

dikutuki oleh Atloh dari sebab kufur mereko. " Sebenarnya hati mereka bisa

baik kembali, tetapi sayang telah mereka sumbat sendirihatiitu dengan kufur,

laknat Allah datang: "Maka sedikitlah mereka yangberiman. " (ujung ayat 88).

Yang sedikit itulah yang menggabungkan dirinya kepada Islam, sebagai Ab￾dullah bin Salam dan beberapa orang yang damt dihitung dengan jari.

setengah tafsir mengatakan arti ghullun bukanlah hati tertutup. Tetapi

menafsirkan hati kami adalah perbendaharoon, atau pura yang penuh dengan

ilmu pengetahuan, kami tahu semua soal. Maka oleh karena mereka merasa

segala tahu, tidaklah mereka mau lagi menerima kebenaran dari mana sajapun

datangnya. Lalu disambut oleh iawaban wahyu itu, bukan hati mereka per￾bendaharaan segala ilmu, tetapi tempat simpanan segala kufur sehingga kutuk

Tuhanlah yang mereka derita.

"Dain tatkala datang kepda mereka Kitab dari sisi Alloh."(pangkalayat

89). Yaitu Kitab Suci al-Quran, dan Kitab yang datang itu "membenarkanbagi

apa wng ada serta mereka."Yaitu membenarkan isi Taurat, tidak ada selisih

pada pokok, sebab sama-sama berisi pengajaran Tauhid dan beberapa janji

sebagai yang telah berkali-kali diterangkan di atas tadi. "Podohal pmahlah

mereka dahulu'memohonkan kemenonEan ofos orang-orang ynng kafir."

Sebab sudah disebutkan dalam Taurat akan datang seorang Rasul untuk

menyempurnakan isi Taurat, dan itu sudah menjadi keyakinan mereka. Se￾hingga kalau mereka berhadapan dengan orang-orang kafir, yaitu orang-orang

musyrikin itu akan disapu bersih oleh Rasul itu. Malahan mereka kenaltanda￾tanda Rasul itu sebagaimana diisyaratkan di dalam Kitab mereka: "Maka

tatkala telah datang kepada mereka opa 1lrng telah mereka kenal itu, mereka￾pun tidok percaya kepdanya."

Menurut riwayat dari lbnu Ishaq, yang diterimanya dari orang tua-tua

Anshar, bahwa ayat ini turun ialah mengenai mereka dan orang Yahudi di

Madinah, bahwa di zaman jahiliyah pernah kami orang Madinah mengalahkan

mereka padahal kami belum memeluk lslam, dan mereka masih Ahlul-Kitab.

Meskipun telah kalah, tetapipemah rnereka mengatakan: Kinikamikalah, kelak

akan diutus Tuhan seorang Rasul. Kalau Rasul itu datang, kami semua akan

menjadipengikutnya. Masanya tidak lama lagi. Waktu itu kelak kamu semua.

nya ini akan kami sapu bersih, kami bunuh sebagai terbunuhnya kaum Aad dan

Iram. Dari riwayat ininyatalah bahwa disaat mereka pernah kalah berperang

dengan kafir-musyirik, mereka telah mengharapkan bahwa mereka akan men￾capai kemenangan kembali jika Rasul itu datang! Hal ini diingat benar oleh

orang tua-tua Anshar di Madinah. Sekarang Rasul itu telah datang. Tetapi apa

jadinya? Usahkan mereka bersedia jadi pengikutnya untuk berperang me￾negakkan agama bersama dia, bahkan mereka dustakan dan mereka kafir. Dan

orang-orang yang mereka hinakan dahulu itulah yang menjadipengikut Rasul

itu. "Maka kutuk Allohlah atas orang-orang yang kafir." (ujung ayat 89).

Apabila kutuk laknat sudah datang, apa saja yang dikerjakan menjadi serba￾salah.

" Alongkah b ur uknya ha rgo y a ng d e ngan i t u me r eka me nj ual diri me reko. "

(pangkal ayat 90). Itulah suatu penjualan diridan penggadaian pendirian yang

sangat rugi dan hina. Yaitu mempertukarkan kebenaran dengan kebatilan.

" fuhwa mereka kal iri apa y ang di t u runkan Alloh, kar e na de ngki. " In ilah sebab

yang utama, yaitu dengki, sehingga kesesatan jadi berlarut-larut. Apa yang

mereka dengkikan? "Bahwa diturunkan Alloh dari kurnioNyo ke atasbarang￾siapo yang Dia kehendaki dari hamba-homboNyo." Dengki! Mengapa Nabi

atau Rasul yang ditunggu itu tidak timbuldari kalangan mereka? Mengapa dari

orang Arab? Mengapa dari Bani lsmail, tidak dari Bani lsrail? Padahal memilih

s€orang Nabi atau Rasul adalah kehendak Tuhan, dan Tuhan pun tidak pernah

menjanjikan kepada mereka bahwa Nabi atau Rasul itu hanya akan diangkat

Tuhan dari Bani Israil saja. Karena kedengkian itu tidaklah mereka terima lagi

syariat yang dibawanya, walaupun isi syariat itu cocok sesuai dengan isi Kitab

mereka. Lantaran demikian: "Mako patutlah mereka itu kena murka di otos

murka." Kena murka Allah berlipatganda, karena kekufuran mereka berlipat￾ganda pula. Dengan memungkiri Muhammad s.a.w. mereka sudah dapat satukemurkaan, dan oleh karena Taurat menyuruh menyambut dan beriman

kepadanya mereka ingkari pula, dapatlah mereka murka yarrg kedua.

"Dan bagi orang yang kafir adalah azab yong menghinokon. " (ujung ayat

90). Maka dengan kalimat yang dipakai Tuhan bahwa bagi orang yang kafir

adalah azab yang menghinakan, tidak pandang bangsa, dia Bani lsrail atau

golongan yang lain. Karena hukum keadilan Tuhan itu berlaku dimana-mana

kepada siapapun yang melanggar. Supaya orang lain yangmembacanya jangan

hanya menghinakan orang Yahudi yang bersalah, tetapi hendaklah membawa

i'tibar bagi dirinya sendiri, supaya menjauhi kekufuran.

"Dan apbila dikatokan kepada mereka: Percayalah kepada apa wng

diturunkan AIIoh. "(pangkal ayat 91). Terimalah al-Quran dengan hati terbuka,

karena isinya adalah lanjutan jua daripada yang dibawa oleh Nabi-nabimu yang

dahulu itu. "Mereka berkota: Kami (hanya) percaya kepada aw yang di'

turunkan kepada kami, dan kami tidak hendok percaya kepoda apa (yang

diturunkan) di belakangnyo. " Taurat itu sudah cukup bagi kami. "Padahal dia

ifu" yaitu al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad s.a.w. itu "adalah

kebenaran, membenarkan apa yang ada serta mereka." Kalau mereka jujur

tentu hendaknya mereka terima dan iman, sebab kebenaran hanya satu. Tetapi

hati mereka tertutup oleh dengki dan hawanafsu. "Kofokanlah: Mengapa

kamu bunuh Nobinobi Allah dahulunya, iikalau kamu memang beriman?"

(ujung ayat 91). Oleh sebab itu teranglah bahwa dakwaanmu bahwa kamu

hanya beriman kepada yang diturunkan kepada kamu saja, dan tidak mau

menerima yang datang kemudian, pun adalah bohong semata-mata. Sebab

kalau benar itu saja yang kamu mau percayai, tidaklah akan kejadian beberapa

Nabi mati karena kamu bunuh. Tidak akan keiadian pembunuhan atas Utusan'

utusan Allah kalau memang kamu beriman kepada Kitab yang kamu pegang itu.

lnilah satu tangkisan yang amat jitu terhadap mereka.

(92) Dan sesungguhnya telah datang

kepada kamu Musa dengan ke￾terangan-keterangan, kemudian

kamu ambil (sembah) anak-lembu

sesudah itu, dan adalah kamu

orang-orang yang aniaya.

(93) Dan (insatlah) tatkala Kamiambil

perjanjian kamu, dan Kami ang￾katkan gunung diatas kamu. Lalu

Kami firmankan: Ambillah apa

yang Kami datangkan kepada ka-

mu dengan sungguh-sungguh dan

dengarkanlah! Mereka berkata:

Telah kami dengarkan dan kami

durhakai. Dan menyelusuplah ke

dalam hatimereka anak-lembu itu

lantaran kekafiran mereka. Kata￾kanlah: Alangkah buruknya apa

yang disuruhkan oleh iman kamu

itu, kalau memang kamu beriman.

(94) Katakanlah: Jika memang untuk

kamu negeri akhirat itu di sisi

(95) Sekali-kalimereka tidak akan me￾minta mati, tersebab apa yang

telah didahulukan oleh tangan

mereka. Dan Allah Maha Menge￾tahui akan orang-orang yang

zalim.

(96) Dan sesungguhnya akan engkau

dapati mereka itulah yang seloba￾loba manusia terhadap hidup, dan

lebih dariorang-orang yang musy￾rikin, ingin setiap orang dari me￾reka jikalau diberi umur seribu ta￾hun. Padahal tidaklah akan me￾nunda-nundanya dari azab pan￾jang umurnya itu. Dan AllahMaha

Melihat apa yang mereka kerja￾kan.

1 . l- z> ..) 2) - t ) ,1. .r...

efiFl V*et"ittt;uate

{ut?4=:,tft.q,S

3tat'St u(;:y;i

Allah telah ditentukan. tidak ada / ,.,..r.../ i. ) - ./ z z

basiorans-orang lain, makacoba- dl.}rl lri UrUl i.tt 7ZAV

lah minta mati itu, jika kamu me￾mang orang-orang 6"n


Kamu menyatakan bahwa kamu hanya akan beriman kepada Kitab yang

kamu terima, dan tidak mau beriman kepada yang di dalamnya. ltu hanya

cakapmu saja: "Don.sesungguhnya telah datangkepada kamu Musa dengan

keterangan-keterangan." (pangkal alnt 92)- Berapa baryak dia nsnpertuniuk￾kan kepada kamu mu'jizat kebesaran Allah. Meskip.m hal itu dituiukan ke￾banyakannya kepada Fir'aun namun kamu tentudapatnpnsambilltibardan

kejadian-keiadian itu. "Kemudbn lrormu orrrrDrll (lamu wfuh) arr,k-lrrnbu

sesudoh iru. " ltukah bukti bahwa kamu hanya berirnan kepada Fnsditurunkan

kepada kamu? " Adalah kamu orangorongyong anfuya. "(uitrngayat92). Yaitu

menganiaya dirimu sendiri, karena kamu dibebaskan dari tirdasan Fir'aun yang

menyembah berhala, oleh Allah Yang Maha Tunggal, padahal kamu sembah

lagi berhala anak-lembu setelah kamu d[selarrntkan. ltulah satu aniagp besar

terhadap diri sendiri.

" Dan (ingatlah) tatkala Kami ambil prjonjbn kamu, &n Kolrri angkatkan

gunung di otos kamu. Lalu Kami funrrnlrpin: Ambilkrh ap 31ang Kami

datargkan kewda kamu dengan su4gguh-sunggrrh fun dergarkanlah."

(panskal ayat 93).

Dengarkanlah segala ajaran yang disampaikan kepada kamu &ngan per￾antaraan Rasul Kami Musa dan Harun. Tetapi apa sambutan kamu atas

perjanjian itu, perjanjian yang sampai mengancam kamu akan rnenghimpitmu

dengan gunung? "Mereka berkata: Telah lrormi &nsarlcan funkomi durhokai."

Begitulah sambutan kamu atas perjanjian dan perintah Tuhan- Meskipun mulut

tidak berkata begitu, tetapi perbuatanmu rnenjawab begitu. Pengaruhapayang

telah nrasuk ke dalam hatimu sehingga sampai kamu berani rnendurhakai

sampai sedemikian rupa? Sebabnya ialah:'Dan menytelusrphh ke dalam hati

mereka anak-lembu itu lontaran kekafiran nrereka." Artinya pengaruh pe￾nyembahan kepada berhala anaklembu itu sr.rdah sangat rneresap ke dalam

hati mereka, sehingga walaupun tehh diancam akan dihimpit gunung, ualau￾pun telah diperintah supaya setia kepada hukum Taurat dengan sungguh￾sungguh, namun pengaruh anaklembu itu belum lagi kikis dari dalam hatinya.

"Kotakanlah" 

wahai Utusan Kami 

"Ahrgkah buruknya apa wng

disuruhkan oleh iman kamu itu, kalau nrlnungkamu berirnon."(ujung ayat

e3).

Kalau memang kamu beriman kepada syariat yang diturunkan kepada

Musa, padahal terbukti ancaman runtuh gunung tidak rnerubah perangaimu

dan perintah memegang Taurat sungguh-sungguh dengan nyata-nyata kamu

durhakai, memang amat buruklah pensaruh dari apa yang kamu katakan

beriman itu.

Tadi mereka menganggap Bani lsrail adalah kaum yang diistirneuakan

Allah. Di akhirat merekapun akan mendapat tempat yang lebih mulia daripada

tempat segala bangsa dan kaum di seluruh dunia. Mereka adalah kaum yang

handal, dipilih Tuhan buat melebihi segala banssa di dunia dan di akhirat. Kalau

mernang demikian keyakinan kamu: "Katakanlah"- Wahai Utusan Kami 

-

"Jiko memang untuk kamu negeri akhimt itu, di sisi Alhh sudoh ditentukan,


ffuk ada bqgl' orongorang hin, nrrrlro cobalah minta moti itu; iika komu

ttlrr,ltrr1g orong<rrong yang furlrrr." (ayat 9[).

Kar€na orang larrg sudah pkin bahwa dia telah disediakan tempat yang

mulia di akhirat, melebihi s€sah rmnusia di dunia ini, apalah artinya dunia.

Bukankah orang lain takut rrrcnghadap'i rnaut karena keyakinan itu. Keberanian

npnghadapi rnaut adalah bukti 1ang terang atas adanya keyakinan itu.

Sebelum rnereka rnenjawab, sudah nyata akan jawabnya. Mereka tidak

berani rnerrghadapi rnaut.

'Sekofi-koli mereka tkhk alron meminta mati." (pangkal ayat 95). Men￾dengar sebutan rnati saja rnereka sudah takut. Mengapa demikian? "Tersebab

apa wrg telah difuhului oleh tanEan mereka." Artinya, dosa sudah terlalu

barunk diperbmt di dunia ini dan hatisangat lekat kepada dunia. sebab itu

timbullalr takut rnereka kepada rnati. "Don Allali Maha Mengetahui akon

orarrg<lrong ynrg, zalim-" (uiung ayat 95). Allah Maha Mengetahui akan gerak￾gerik orargorang yang berlaku aniaya dengan melanggar segala perintah yang

ditentukan Tuhan.

Inipun dapatlah mmiadi i'tibar bagi kita bagaimana suasana dan perbedaan

serrnngt Bani Israil &ngan kaum Muslimin di masa itu. Muhajirinnya dan

Anstnmya. Muhajirin dan Anstnr yakin akan kebenaran agama mereka.

Mereka yakin bahura syariat yang mereka anut ini adalah benar. Dan mereka

berani rnernpertahankannya &ngan jiwa-raga mereka. Semuanya bersedia

rrnti untuk itu. Mereka berani! Sebab rnati bagi mereka adalah syahid. Yaitu

kesaksian atas adaqra kebenaranTuhan. Bukan karena mereka merasa bahwa

kahu telah rnengakui lslam dmgan sendirinya mereka mendapat tempat di

akhirat kelak. Malahan di akhir Surat ali Imran kelak akan berjumpa p€r￾mohonan orang Mu'min agar rrpreka diberi tempat istimewa di sisi Allah di

akhirat. Tetapi Tuhan dengar terang-terang menyampaikan jawaban bahwa

tenrpat istirrrcuradi sisi Allah titaklahakandiberikan kalau mereka belum berani

rnen&rita disakiti pada iahnKu, diusir dari rumahtangga dan kampung-hala￾rnan karena rnenegakkan cita agarna. Berani berperang, membunuh dan

terbunuh.*

Kesediaan rnati karern irnan adalah uiian yang penting bagi seorang yang

rrrcngku dirinya mu'min. Sebasai kata ahli:

a,Y)t1'1t|Jii

"Mati fuIah bukti cinta yanrg *jati."

'Don sesungguhnya alroln engl<au dopti mereka ituloh yong seloba-loba

monusir terffip hdw." (panskal ayat 96). Meskipun mereka mengaku

?berirnan kepada Kitab Wahyu yang diturunkan Tuhan. "Danlebihdariorang￾orang Wng musyrikin. " Orang-orang yang musyrikin menyembah berhala lebih

berani nrempertahankan berhala mereka, walaupun pendirian itu tidak benar.

Sebab mereka yakin pula bahwa dengan runtuhnya berhala itu artinya ialah

keruntuhan bagi kemegahan mereka dan nenek-moyang mereka. Tetapi Bani

Israilyang mereka pertahankan apa? Yang mereka tuju apa? Yangmereka tuju

ialah kemegahan hidup, mengumpul harta-benda sebanyak-banyaknya, walau￾pun dengan menternakkan uang (riba). Menguasai ekonomi setempat dan

memeras keringat orang yang lemah. Oleh sebab itu maka: "lngin setiap orang

dari mereka jikalau diberi umur seribu tohun." Oleh karena terikatnya hati

kepada dunia, tidak lagiingat kepada mati. Meskipun lidah tidak mengatakan

ingin hidup seribu tahun, tetapi kesan dari sikap dan perbuatan menunjukkan

demikian. Karena mengejar kegagahan dunia, persediaan untuk akhirat tidak

mereka acuhkan. Maka untuk menghindarkan penyakit sepertiyang menimpa

jiwa Bani Israil itu, Nabi s.a.w. bersabda:

\"Li,6,k --rilw :-stu i:v't' x* v

Beramallah untuk duniomu seakan-akan kamu akon hidup untuk selama￾nw.

Dan beramallah untuk akhiratmu seokon-okon engkau akan meningal

besok.

Tetapi ada juga orang berpendapat bahwa kerakusan orang Yahudi,

mencari kekayaan sebanyak-banyaknya sehingga mengesankan ingin hidup

seribu tahun, adalah karena didalam Kitab Taurat sendiritidak dibentangkan

halakhirat. Pada hemat kita, meskipun dalam Kitab Taurat yang sekarang itu

memang tidak disinggung banyak dari hal hidup sesudah mati, namun dalam

hati sanubari manusia yang beriman, mesti juga ada kesan tentang akhirat.

Pelajaran Budha pun tidak banyak menyinggung soal akhirat, tetapi kaum

pemeluk Budha tidak serakus orang Yahudi akan harta. Keduanya itu kita

hitung ialah pada umumnya: "Padahal tidaklah akan menunda-nundanya

dari azab panjang umur itu." Penundaan mati, perpanjangan umur tidak￾lah akan dapat menunda dari azab. Betapapun panjangnya umur, namun

akhirnya mesti mati. Janganlah disebut sebagai kata yang tinggi, yaitu seribu

tahun, sedangkan sehingga usia seratus tahun sajapun jasmani telah mulai

lemah dan rohani telah mulai tidak berdaya, dan akhirnya matijuga. Bertambah

panjang umur, kalau tidak ada amal, artinya hanya menambah banyak jumlah

dosa yang akan diperkirakan di hadapan Tuhan saja.

Tepatlah apa yang diungkapkan oleh penyair lndonesia yang terkenalal￾marhum Khairil Anwar bahwa: "Hidup hanyalah menunda kekalahan." Namun kekalahan pasti datang. "Dan Allah adalah Maha Melihat aw yong mereka

kerjakan." (ujung ayat 95).

Ke manapun akan meqyembunyikan diri, teropong penglihatan Tuhan

tidak lepas dari diri mereka. Dan semuanya kelak akan diperhitungkan di

hadapan hadhrat Allah dengan seksama. Kebohongan, iman yang pura-pura,

kerakusan kepada dunia, membanggakan diri tetapi takut mati, semuanya itu

adalah keruntuhan jiwa yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan

Tuhan.

(97) Katakanlah: Barangsiapa yang jadi

musuh dari Jibril, maka se￾sungguhnya dia itu telah me￾nurunkannya ke dalam hati eng￾kau dengan izin Allah, menyetujui

apa yang ada di hadapannya dan

petunjuk dan khabar gembira bagi

orang-orang yang beriman.

(98) Katakanlah: Barangsiapa yang jadi

musuh dari Allah dan Malaikat￾malaikatNya, dan Rasul-rasulNya,

dan Jibril dan Mikail, maka se￾sungguhnya Allah adalah musuh

dari orang-orang yang kafir.

(99) Dan sesungguhnya telah Kami

turunkan kepada engkau akan

ayat-ayat yang jelas-jelas. Dan

tidaklah kafir kepadanya melain￾kan orang-orang yang fasik.

(100) Dan apakah tiap-tiap kalimereka

membuat perjanjian dilenyapkan

(saja) oleh segolongan dari me￾reka? Bahkan terbanyak di

antara mereka tidaklah percaya.

Dan tatkala telah datang kepada

mereka seorang Rasul dari sisi

Allah, menyetujui apa yang ada

serta mereka, telah melempar￾kan segolongan dari mereka

yang diberi Kitab itu akan Kitab

Allah ke belakang mereka, s€-

olah-olah mereka tidak menge￾tahui.

Dtz2 z- so ll lz>2 * azz ola, !1y4J_rtl-,1. U,

Jsk:t 'z

.rl. =-.- , . a.. rr.. ..

rrt r ir-ll 4 ei + fn, !

- tl a't 4t

fl* A2e itl

@i'6{';?

"Katokanlah: Barangsiop yr:,ng jodri musuh dari Jbril, moko sesungguh￾nya dia itu telah menurunkannya ke dahlm tuti engkau dengan izin Allah."

(pangkal ayat 97). Ayat ini lanjutan dari tempelak-tempelak Tuhan yarg ter￾dahulu. Mereka tadi mengatakan bahwa rnereka hanp mau percala kepada

Kitab yang diturunkan kepada mereka saia dan tidak rnau percaya kepada

Kitab yang turun di belakang itu. Menurut satu riwayat Srang bertemu di dalam

kitab-kitab tafsir, salah satu sebabnya ialah setelah salah seorang pemuka

mereka bernama Abdullah bin Shuriya pemah bertanya kepada Nabi s.a.w.

Malaikat yang mana yang menurunkan alQuran kepada Muhamrnad s-a-w. itu.

Rasulullah menjawab bahwa yang membauanya dari Tuhan ialah Malaikat

Jibril. Terus dengan serta-merta AMullah bin Shuriya itu berkata bahwa

mereka tidak mau percaya al-Quran ialah karena Jibril itu yang membau,anya

kepada Nabi. Coba kalau Malaikat Mikail yang membawa, barangkali mereka

bisa iman. Kami orang Bani Israil, musuh &ngan Jibril. Ketika ditanyakan apa

sebab Jibril mereka musuhi, dia menjaurab karena Jibril itulah yang dahulu

pemah menyampaikan bahwa Baitul Maqdis satu waktu kelak akan hancur￾Dan memang hancurlah Baitul Maqdis. Ini jaruab AMullah bin Shuriya.

Hancurnya Baitul Maqdis ialah setelah negeri Israel diserang dan dihancur￾kan oleh Bukhtunashr (Nabukadneshar) Rah Babil, dan orang-orang Yahudi

ditawan dan dibawa ke negeri Babil beribu-ribu orang banyakny"a.

Dan satu riwayat lagi, pada suatu hari Unnr bin Khathab masuk ke dalam

salah satu Madrasah Yahudi. Ketika bercakap<akap tersebutlah oleh beliau

Jibril. Serta-merta pula Yahudi yang rnenyambutnya di situ berkata bahtra Jibril

itu musuh kami. Sebab dia banyak sekali membuka rahasia-rahasia kami

kepada Muhammad. Itulah Malaikat yang banyak sekali rnerusak dan rnem￾bawa azab. Lain dengan Mikail; itulah Malaikat yang rnemba'wa kesuburan dan

damai.

Meskipun kedua sebab turun ayat ini tersebut dalam kitab-kitab tafsir dan

hati kita kurang mantap menerirnanya, terutarna riunyat yang kedtn, namun

suatu hal adalah nyata, yaitu bahura rnereka tidak senang kepada Jibril;

mengapa masih saja membawa wahyu yang baru lagi, padahalTaurat sudah

cukup. Mengapa datang lagi kepada seorang Nabi yang bukan Bani israil,

sehingga martabat Bani Israil menjadidirerdahkan, sebab sudah ada pula Nabi

lain dari bangsa lain, yaitu bangsa Arab. Tetapi dengan ayat ini faham yang amat

dangkal itu dibantah. Apa sangkut-paut Jibril maka dia dimusuhi? Bukankah dia

hanya utusan? Bukan dari kehendaknya sendiri. Dia hanya menyampaikan

wahyu dari Alhh, dengan izin Allah ke dalam hati M uhammad.'Meny e t uj ui apa

yclry ada di lndapnnyo." Pokok isi al-Quran itu tidak berselidh, bahkan

bersetuiu dengan isi Kitab Taurat, yaitu menegakkan Tauhid kepada Allah

Subharnhu wa Ta'ala -"Dqr ptunjuk dan khabar gembira bagi orang-orong

. wryt berintan." (uiung ayal 971 -

Kamu musuhi Jibril lantaran dia membawa wahyu al-Quran kepada Mu￾hamrnad, padahal isi al-Quran tidak bertentangan dengan isi Taurat kamu.

Kalau bertentangan patutlah dia kamu musuhi. Dan bagi orang yang beriman,

al-Quran itu telah menjadi petunjuk dan membawa khabar yang gembira bagi

rnereka, bahura iman dan amal shalih yang mereka perbuat akan memberikan

bagi mereka hidup yang bahagia di akhirat kelak. Apa kesalahan Jibrilmaka dia

dimusuhr?

Maka pada ayat yang selanjutnya Tuhan bertindak membela UtusanNya

baik utusan yang berupa Malaikat ataupun yang berupa manusia:

"Kotakanhh: furangsiap WB jadi musuh dari Allah don malaikat￾moloikatNya, don Rosul-rosuAlyo, don J ibril dan Mikoil, moko sesun Eguhnyo

Alloh odalah musuh furi orarg-orong yang kofir." (ayat 98).

Meskipun mereka hanya menyebut memusuhi Jibril, berarti mereka me￾musuhi Allah. Barangsiapa rnemusuhi Rasul Allah, baik Muhammad atau

barangrnana Rasul yang lain, berarti rnereka memusuhi Allah. Demikian iuga

terhadap Jibril khusus, atau Mikail, yang di ayat ini disebut Mikala. Meskipun

mulut mereka tidak menyebut rnernusuhi Allah, namun dengan demikian

rnereka telah memusuhi Allah. Sebab itu Tuhan mendahulukan bahwa si

pemusuh itu terlebih dahulu adalah memusuhi Allah. Kalau telah ada yang

rnernandang musuh kepada Jibril, sebab dia yang membawa wahyu al-Quran,

tentu akan ada pula kelak yang rnemusuhi Mikala atau Mikail, kalau terlambat

datang musim hujan atau ladang kurang menghasilkan buah. Padahal baik

Rasul-rasul bangsa manusia, atau Rasul-rasul bangsa Malaikat, satupun tidak

ada yang memegang kuasa. Mereka hanya suruhan. Tanggungiawab adalah

pada Allah setnua dan mutlak. Dan akhimya dengan tegas Tuhan menyatakan

permusuhan yang dihadapkan oleh orang kafir kepada Malaikat-malaikat dan

Rasul-rasul itu adalah nyata rnenentang Allah. Sebab itu Allah pun memusuhi

pula kepada orang-orang yang kafir itu. Maka kalau terjadi pertentangan

dengan Allah, siapa yans kalah?

'Dan sesunggnrhryp t&h K@ni turunlan kepda engkau akan oyat'qyat

y@s jebsli(fu.'(pangkal a!,at 99). Ayat-ayat itu ialah perintah, suruhan dan

larangan dan peraturan dan pertananngan, dan aiakan buat berfikir. Sernuanya

diturunlon d€ngan ielas dan deltgatt keterangan yang cukup, tidak ada yang

nendatangkan ragu. Kalau orang sudi berfikir dan mempergunakan akal,

pastilatr alQuran itu diterinarrya dengan baik . "Da n tidaklah kafir kewdanlo.

melainkan orang-orang yong fosik." (ujung ayat 99). Orang yang fasik, yang

keluar daripada ialan yang benar, orang yang telah sakit jiwanya, sebagaimana

syair dari Bukhari:

* )-+u,rA,G'#J'({*it

,*1 Jr\3\bJi&;

Kadong-kadang mata melar.uon motahari, karena dio ditimpa penyakit

belas ftamad atou trachom).

Dan mulut menentang manbnyo air kareno ditimpa demam.

Sehingga keterangan betapapunjelasnya, tidak mau masuk lagike dalam

jiwa, karena diri telah dipenuhi oleh kefasikan, kejahatan dan kedurjanaan.

Segala helah dan dalih yang mereka pakai sehingga sampai memusuhi

Malaikat segala, lain tidak mernanglah karena jiwa telah mendurhaka. Karena

kedurhakaan itu akan macam-macam saja jawab mereka yang tidak masuk akal

yang remeh dan yang bisa dipatahkan oleh orang yang berakal sihat. Sebab itu

selanjutnya Tuhan bersabda:

"Apakah tiap tiap kali mereka membuat perjanjian, dilenyapkan (saja)

oleh segolongon dari mereka? Bahkon yang terbanyak di antara mereka

tidaklah percaya." (ayat 100).

Inilah satu ayat tempelak yang jitu. Berkali-kalimereka telah memperbuat

perjanjian dengan Allah, dengan perantaraan RasulAllah Musa a.s., pemimpin

mereka sendiri, dan tertulis bunyi perianjian itu di dalam Kitab yang mereka

pegang setia; maka berkali-kali pula mereka mungkiri perjanjian itu, meskipun

mereka mengatakan bersedia memegang Hukum Taurat. Sekarang datang

Utusan Tuhan yang baru; isi seruannya adalah memperkuat yang dahulu itu.

Maka apakah akan berulang lagi laku yang lama? Diperbuat janji yang baru, lalu

segolongan memungkirinya lagi dan melemparkan saja janji itu, sebagai kata

ahli-ahli siasat kita sekarang "janji di atas kertas?" Yang segolongan membuat

janji untuk dimungkiri, dan bagian yang terbesar tidak mau berjanji, karena

tidak percaya.

Sikap tidak mau percaya ini dijelaskan lagi pada ayat selanjutnya: 'Don

tatkala teloh datang kepada mereka seorongRosul di sisiAlloh. "(pangkal ayat

101). Yaitu Nabi Muhammad s.a.w. yang diturunkan kepadanya wahyu, "me￾nyetujw qo yang ada serta mereko", sama-sama berisi ajaran Tauhid, meng￾hormati ibtr-bapa, melarang berzina dan mencuri, mengasihi sesama manusia,

menyuruh mengasihi keluarga, anak-yatim dan fakir-miskin, menyuruh berlaku

baik kepada sesama manusia dan memperkuat ibadat sembahyang dan ber￾zakat. "Telah melemparkan sqgolongon dari mereko yang diberi kitab itu.

Yaitu mereka yang telah diberi Kitab Taurat itu, " akanKitab Allah ke belakans

mereka." Y aitu alQuran "Sqlah-oloh mereka tidak mengetohur'. " (uiung ayat

r01).

Seolaholah tidak mau tahu, atau seolah-olah mereka memandarg bahwa

apa yang bemama al-Quran itu tidak ada dan apa yang bemama RasulAllah

atau Nabi Allah itu tidak ada. Yang ada hanya orang-orang Arab dan yang

bemama Muhammad, adalah Arab biasa.

Inilah satu kekafiran yang memang sudah sengaja membeku: "Kami tidak

mau tahu! Habis perkara. Kalian mau apa?"

251

(102) Dan mereka ikut apa yang diceri￾terakan oleh syaitan-syaitan ten￾tang Kerajaan Sulaiman, padahal

tidaklah kafir Sulaiman, akan te￾tapi syaitan-syaitan itulah yang

kafir. Mereka ajarkan kepada

manusia sihir, dan apa yang di￾turunkan kepada kedua Malak di

Babil, Harut dan Marut. Padahal

mereka berdua tidak mengajar￾kan seseorang melainkan sesu￾dah keduanya berkata: Kami

tidak lain hanyalah suatu perco￾baan, maka janganlah kamu ka￾fir! Tetapi mereka pelajari dari

keduanya apa yang menceraikan

di antara seseorang dengan iste￾rinya. Dan tidaklah mereka

dapat membahayakan seseorang

dengan dia, melainkan dengan

izin Allah. Dan mereka pelajari

apa yang memberimudharat ke￾pada mereka dan tidak memberi

manfaat kepada mereka. Danse￾sungguhnya merekapun telah

tahu bahwa orang yangmembeli

nya tidaklah ada untuk mereka

bagian di akhirat. Dan amatlah

buruknya suatu harga yang de￾ngan itu mereka menjualdirime￾reka, jikalau mereka tahu.

(103) Padahal jikalau sekiranya mere￾ka beriman dan bertakwa, se-


sungguhnya pahala dari sisi

Allahhh yang lebih baik; jikalau

adalah mereka mengetahui.

(lOa) Wahai orang-orang yang ber￾irnan! Janganlah kamu berkata

Raina, tetapi katakanlah Un￾zhuma, dan dengarkanlah. Dan

bagi orang-orang yang kafir ada￾lah siksaan yang pedih.

Talsir Al-Azhor (Juzu' 1)

z )tnt.t..l€ltu .- dh \o/J-rr/aa.iJ^, litrJ ,,-il.r:e

'aiU|w{,i:t Ll'rCU

3i aaK-t, i;t, u,ttt

ttl

@dl

Tersebut di dalam Perjanjian Lama, dalam "Kitab Raja-raja I", Fasal 11 dari

ayat 1 sampai 10, bahwa Nabi kita Sulairnan alaihis salam di hari tuanya telah

-ery"-bah berhala, untuk rnenuruti kehendak isteri'isteri baginda yang ba￾nyak itu. Di situlah tersebut bahwa isteri baginda Sulaiman 700 dan gundiknva

300. Dikatakan pada ayat 3 bahwa segala isterinya itu menyesatkan baginda.

Sehinga baginda dirikan beberapa rumah penyembahan berhala, dan turut

baginda pergi menyembah berhala itu, sehingga Tuhan Allah murka kepada￾nyi, dan menyatakan bahwa setelah dia mangkat Kerajaannya akan mundur,

tidak semegah di zaman ayahnya Nabi Daud lagi. "Kitab raja-raja" yang

menuliskan ceritera Nabi Sulaiman murtad itu menurut kepercayaan orang

Yahudi adalah termasuk dalam gabungan Kitab Taurat juga. Dengan demikian

orang Yahudipun percaya bahwa Nabi Sulaiman telah kafir. Inilah yang diban￾tah keras oleh ayat ini.

'Dan mereka ikut apa yang diceriterakan oleh syaitan-qtaitan tentang

Kerajaan Suloimon, padahol tidaklah kafir Sulaiman, akon tetapi qtaitan'

syaitan itulah yang kafir." (uiung ayat 102).

Siapakah syaitan-syaitan itu? Bukan saia iblis halus yang syaitan, manusia

kasar itupun kalau telah membuat berbagai ragam dusta, terutama terhadap

kesucian Nabi Allah, adalah syaitan pula. Mereka itulah yang syaitan dan

mereka itulah yang kafir. Selain dari menuduh bahwa NabiSulaiman dihari

tuanya telah murtad, meninggalkan Allah dan menyembah dewa'dara dan

berhala-berhala, karena tertarik oleh isteri-isterinya. Mereka katakan pula

bahwa Nabi Sulaiman itu banyak sihimya. Kerajaan dipelihara atas kekuatan

sihin 'Mereka ajarkan kewda monusio sihir, don aw yang diturunkan

kepaco kdua Malak di Babil, Harut danMarut. "Syaitan-syaitan itu juga, yaitu

manusiamanusia syaitan mengajarkan sihir kepada orang dan mengatakan

pula bahua sihir itu adalah pusaka dari NabiSulaiman. NabiSulaimanmenyim￾pan berbagai ragam sihir di bawah MahligaiKerajaannya. Inilah ceritera syaitan￾syaitan pembuat bohong yang diterima mereka turun-temurun, sampai me￾nuduh Nabi Sulaiman telah murtad. Dicantumkan pula dalam Kitab yangndinamai pula Taurat. Ceritera yang tidak masuk akal terhadap seorang Nabi

Allah ini diikuti puh oleh Bani Israildi zarnan Rasulullah s.a.w., bahkan mereka

ceriterakan pula kepada orang Islam yang ada masa itu. Tidak! -kataTuhan￾Sulaiman tidak kafir. Yang kafir ialah syaitan'syaitan itu. Sebab itu apa yang

dicatat dalam "Kitab" yang dikatakan suci itu, bukanlah wahyu llahi, melainkan

wahyu syaitan. Di samping mengajarkan sihir tersebut pula ceritera tentang dua

orang Malak di negeri Babil, namanya yang seorang Harut dan yang seorang lagi

Marut.

Di dalam Qiraat yang umum bagi al'Quran disebut molokaini tetapi ada lagi

Qiraat lbnu Abbas dan Abu Aswad dan lain, yaitu Molilcoini; yang pertama

molak, artinya Malaikat. Yang kedua Malik, artinya raja' Jadi menurut yang

pertama, keduanya itu adalah Malaikat adanya.

Ada ahli tafsir menuruti bunyi Qiraat yang pertamaMalakaini, dua orang

Malaikat, menafsirkan bahwa memang dua Malaikat turun dari langit buat

membawa fitnah, tetapi mereka peringatkan kepada setiap orang yang hendak

datang belaiar sihir kepada mereka, bahwa kalau kamiajarkan sihir ini jangan

kamu pakai untuk yang buruk, sebab kami ini datang hanya sernata'mata

sebagai percobaan atau ujian bagi kamu. Itulah yang disebut di lanjutan ayat:

"Padahal mereka berdua tidaklah merqaiar seorong meloinkgn sesudoh

kduanya berkata: Kami ini tidak lain hanyalah suatu percobon, nnka

jcrnsclnlah kamu kafir. Tetapi mereka pelaiari donpada kduanya awyong

menceraikan di antara ses@rong dengan istennya."

Walaupun banyak ahli tafsir memakai tafsir ini, atau penafsir-penafsir

yang kemudian ikut menialin ceritera tafsir ini dengan tidak memakai

timbangannya sendiri, namun kita tidaklah puas dengan tafsir begini. Dua

Malaikat turun dari langit. Sengaja mengajarkan sihir kepada orang. Kepada

tiap orang yang belajar mereka katakan bahwa mereka datang hanyalah

sebagai fitnah, percobaan atau ujian Tuhan bagimereka. Kemudian diajarkan￾nya juga sihir itu. Yakni sihir yang berbahaya, yaitu ilmu bagairnana supaya

suami-isteri berkasih-kasihan bercerai karena pengaruh ilmu itu. Cobalah

saudara-saudara fikirkan! Cara mengajarkan sihir demikian itu bukanlah kayak

perbuatan Malaikat, tetapi perbuatan penipu, tentu maksud Malakaini, dua

Malaikat di sini adalah lain. Ahliahli tafsir yang lain mengatakan bahwa ada dua

orang yang dipandang orang sebagai orang shalih di negeriBabilitu, namanya

Harut dan Marut, sehingga lantaran terkenal shalihnya disebut orang mereka

malaikat. Sebagai pendusta'pendusta digelari syaitan-syaitan.

Menurut ahli tafsir yang berpendapat begini, kedua orang itu, Harut dan

Marut, karena dia orang baik-baik sampai dikatakan orang seperti malaikat.

Macam-macam ilmu yang mereka ajarkan. Ada juga yang meminta diajarkan

sihir, merekapun tahu ilmu itu, tetapi siapa yang hendak belaiar diberinya

nasihat terlebih dahulu, supaya jangan dipergunakan kepada yang buruk. Yang

belajar itu berjanji di hadapan keduanya tidak akan mempergunakan kepada

yang buruk, tetapi setelah mereka keluar dari tempat gurunya itu, mereka

pergunakanlah kepada yang buruk, sehingga dapat menceraikan suami dengan

isterinya. Ada lagi ahli tafsir menceriterakan bahwa tiap orang yang akan

belajar, disuruhnya dahulu pergi buang air-kecil. Setelah orang itu kembali, Ialu

ditanyai oleh Harut dan Marut itu, adakah yang keluar? Kalau hanya air￾kencing saia yang keluar, belumlah mereka mau mengajar. Tetapi setelah ada

yang mengatakan ada sesuatu yang keluar dari farajnya, langsung terbang

ke langit, barulah orang itu diajarkan. Karena iman orang itu telah keluar dari

dalam dirinya, karena yang terbang itu ialah imannya. Maka kafirlah dia dan

bisalah masuk pelajaran sihir kepadanya.

Ada pula satu riwayat lain yang lebih dahsyat. Dalam memberikan riwayat

ini dibawa-bawa pula nama sahabat Rasulullah s.a.w. yang shalih, yaitu Sayidina

AMullah bin Umar. Kononnya malaikat-malaikat di Iangit mengomel-ngomel

mengapa terlalu banyak anak Adam yang durhaka kepada Tuhan. Lalu Tuhan

menjawab: "Kalau kamu sekalian bertempat ditempat anak Adam itu, kamu￾pun akan mendurhakai Aku." Malaikat menjawab: "Bagaimana kami akan

durhaka, padahal kami siang dan malam hanya bertasbih memuji Engkau dan

mensucikan Engkau." Tuhan menjawab: "Sekarang cobalah pilih dua di antara

kamu dan suruhlah mereka keduanya pergi ke dunia. Supaya kamu ketahui

betapa sulitnya kedudukan anak Adam itu didunia." Maka dipilih dua diantara

Malaikat-malaikat itu, yaitu Harut dan Marut, diutus ke dunia. Rupanya se￾sampaidi dunia, benar saja mereka kena uji dengan ujian yang hebat. Mereka

bertemu dengan seorang perempuan yang amat cantik. Merekapun jatuh hati

dan timbul syahwat. Sehingga merekapun berbuat zinalah dengan perempuan

itu dan telah mulai pula meminum minuman keras. Maka murkalah Tuhan

kepada kedua Malaikat itu. Mereka disuruh memilih azab duniakah yang akan

mereka terima atau azab akhirat. Mereka pilihlah azab dunia, biar sampai

kiamat. Maka diazab Tuhanlah kedua Malaikat itu, tergantung sekarang ini di

antara langit dan bumi. Adapun perempuan yang telah menyebabkan mereka

jatuh itu namanya Zuhrah, dikutuk Tuhan berganti menjadi bintang. Maka

terbanglah dia ke langit sebelah Timur. Itulah dia bintang Zuhrah yang terbit

pagi itu (Bintang Timur).

Setengah ahli tafsir, sebagai as-Sayuthi dalam ad-DurrulManfsur menya￾linkan juga riwayat ini dengan tidak ada syarah (komentar) apa-apa. lbnu Katsir

menyalinkan juga sebagian. Tetapi penafsir al-Qurthubi membantah keras

riwayat ini, mengatakan tidak mungkin riwayat inidarisahabat yang mulia, Ibnu

Umar. Setelah diselidikibertemu lagisumber berita, yaitu dariKa'ab al-Ahbar

lagi, Pendeta Yahudi yang masuk Islam itu, yang dalam kehidupannya sehari￾hari adalah seorang Islam yang shalih. Tetapi dia suka sekali mendongeng￾dongeng seperti ini. Dialah sumber dari banyak penafsiran yang dinamai

Israiliyat.

Ibnu Katsir meskipun menyalinnya, namun dia dengan tegas menolak ini

semua. Kata beliau: "Kesimpulannya ialah bahwa semuanya inikembalikepada

ceritera-ceritera Bani Israil, sebab tidak ada dariHadis yang marfu' dan shahih

yang ada rantai hubungannya dengan Nabi kita os-Shodiq ol-Mashduq (yang

benar lagi dibenarkan), lagi Mo'shum, yang apabila beliau bercakap tidaklah

keluar dari kehendaknya sendiri. Dalam al-Quran kisah itu nyata, tidak panjanglebar seperti itu. Dan kita hanya beriman kepada yang tersebut dalam al-Quran,

menurut apa yang dikehendaki Allah." Demikian lbnu Katsir'

Orang Islam yang bebas berfikir, yang semata-mata berpegangkepada al'

Quran dan Hadis yang shahih, tidaklah tertarik mempercayai ceritera ini. Ini

adalah ceritera yang dikarang-karangkan saja oleh orang Yahudi. Campur￾aduk di antara dongeng-dongeng Yunani Kuno, yang mengatakan bahwa

bintang Seroja, atau bintang Tsuraiya yang oleh orang Yunani dinamai bintang

Venus. Bintang Venus menurut Mithologi orang Yunani, adalah Derrua dari

Kecantikan. Patung Venus Milo yang telah hilang tangannya, di zaman seka'

rang tersimpan di museum kota Paris. Dongeng Harut dan Marut dengan

bintang Zuhrah, atau Tsuraiya sebagai jelmaan dari perempuan cantik yang

dikatakan berbuat jahat dengan kedua malaikat itu ada terdapat dalam Talmud,

dalam'kitab Madrasa Yadkut Fasal33.lnilahyangdisalin begitu sajaolehorang￾orang Islam yang ketagihan dongeng, mereka masukkan ke dalam Tafsir al￾Quran. Ar-Razi menegaskan dalam tafsirnya bahwa kisah iniadalah dongeng

yang tak dapat diterima akal.

Keterangan yang kalut tentang Harut dan Marut ini banyak. Rupanya

seketika al-Quran membantah dongeng syaitan-syaitan tentang Kerajaan Nabi

Sulaiman, telah timbullagi dongeng lain yang tidak kurang lucunya.

Tetapipenafsir lbnu Jarir at-Thabari menafsirkan WamaUnzila. (Dan apa

yang diturunkan kepada dua Malak); huruf Mo mempunyai dua arti. Kadang￾kadang Mo artinya apa, dan kadangkadang artinya flidok. Maka menurut

penafsiran beliau ialah: "Dan tidaklah diturunkan kepada kedua Malak Harut

don Marut." Sebagai lanjutan dari kata "dan tidaklah kat'ir Sulaimon, " sebagai

membantah ceritera syaitan yang diikut-ikut oleh orang Yahudi itu, dan tidak

pula ada yang diturunkan kepada kedua Malak Harut dan Marut dinegeriBabil

itu. Sebab selain dari mereka yang mengikut ceritera syaitan-syaitan bahwa di

negeri Babil ada dua orang Malak, diturunkan kepada keduanya ilham tentang

sihir. Maka tidaklah mereka berdua mengajarkan sihir, dan tidaklah mereka

berdua memberi orang nasihat terlebih dahulu, karena mereka datang adalah

sebagai percobaan belaka, supaya mereka jangan kafir. Samasekali itu tidak

ada! Demikian tafsir lbnu Jarir. Samasekali itu hanya ceritera syaitan-syaitan

penipu yang mereka ikut-ikut saja.

Dari kesimpulan ayat ini maka teranglah bahwa selain ikut menuduhNabi

Sulaiman telah kafir, dan menuduh beliau banyak sihir, demikian juga dua

Malak guru sihir di negeri Babil, selain dari soal-saol itu, di Madinah di waktu itu

orang-orang Yahudi iuga banyak yang asyik dengan sihir. Tetapi siapa yang

dapat terpengaruh oleh sihir? Ialah orang yang lemah jiwanya, atau yang

p€rcaya bahwa ada lagi sesuatu yang memberi mudharat di luar kehendak

Allah. Sebab itu maka tersebutlah di lanjutan ayat dengan tegas: 'Don f idaklah

mereka dapat membahayakan ses@rong dengan dio, melainkan dengan bin

Allah." Artinya orang yang tidak diperlindungi Allah iualah yang dapat kena

sihir. Yaitu orang-orang yang terlebih dahulu jiwanyatelah lemah."Danmereka

petajari apa yang memberi mudharot kepado mereka, dan tidak memberi

manlaat kepada mereka."Disinilah dibukakejahatanbelajarsihir. Belajarsihir

tidak ada dengan maksud baik, melainkan akan membawa bahayasafabagidiri

yang mempelajarinya. Sebab segala sihir ialah hendak menganiaya orang lain,

atau hendak menentang peraturan Allah yang telah berlaku atas alam; hendak

menceraikan orang dengan bininya (kebenci). Hendak menawan hatiseorang

perempuan (pekasih). Hendak menuju menganiaya orang lain, sebagaigayung,

tinggam, teluh, tuju, pitunduk dan sebagainya. Makbul permintaan yang jahat

itu atau tidak makbul, namun tukang sihir tidak ada yang selamat hidupnya,

sebab dasar niatnya telah jahat.

Benar juga sebagian dongeng ahli tafsir itu, yaitu terbang iman dari dalam

diri terlebih dahulu, baru ilmu sihir itu bisa masuk. "Dan sesungguhnyo

merekapun telah tahu bahwa orang yang membelinya tidoklah ada untuk

mereko bagian di akhirat." Sebab di atas dunia mereka telah rnenyediakan

hidup untuk menganiaya orang lain, niscaya di akhirat bagian mereka tidak lain

dari neraka. Oleh sebab itu di dalam Hadis yang shahih tersebut saMa

Rasulullah s.a.w. bahwa sihir adalah salah satu dari tujuh dosa besar: 1. Syirik. 2.

Mendurhaka ibu dan bapa. 3. Mempercayai tukang tenung. 4. Berzina. 5.

Bersumpah palsu. 6. Sihir.dan 7. Lari dari medan perang. 

"Dan amatlah

buruknya wtu harga yarg dengan itu mereka menjual diri mereka, jikalau

mereka tahu." (ujung ayat 102).

Niscaya teranglah betapa hinanya menjual diri mereka. Mereka telah

menjual dan mereka pertukarkan dengan sihir. Tegasnya mereka beli sihir,

bukan dengan uang, tetapi dengan iman. Mereka sangka mereka mendapat

laba karena mengetahui sihir, padahal kerugianlah yang didapat. Tetapi mereka

tidak tahu itu, yang membawa mereka sengsara. Lantaran hati telah busuk,

mukapun selalu keruh dan kesat. Bayangan hati dicerminkan oleh muka.

" P adahal jikolau sekiranya mereka beriman dan bertakwa,sesungguhnyo

pahala dari sisi Allahlah yang lebih baik; iikalau adalah mereka mengetahui."

(ayat 103).

Artinya, kalaulah mereka langsung saja percaya kepada kebenaran yang

dibawa Nabi, dan hidup dengan bertakwa, tidak hanya berkeras kepala dan

asyik dengan sihir, bahagia jualah yang akan mereka rasai, karena pahala dari

Tuhan. Bukankah pahala dariTuhan itu lebih baik? Lebih membawa keberun.

tungan, daripada hanya sihir dan khayal yang tak menentu? Sampai memper￾cayai bahwa Nabi mereka sendiri, NabiSulaiman a.s. telah kafir. Tetapimereka

tidak mau tahu itu! Mereka masih berkeras pada hawanafsu dan mempertahan￾kan ajaran-ajaran pendeta-pendeta mereka yang telah banyak memutar-mutar

hukum mpnurut kemauan mereka sendiri.

Dengan ayat-ayat ini dua kesan yang kita dapat. Pertama al-Quran mem￾pertahankan kesucian NabiSulaiman. Orang Yahudi mengakui bahwa Sulai￾man adalah Rasul dan Nabi mereka dan Raja mereka. Tetapidengan semena￾mena telah mereka katakan bahwa dekat matinya beliau telah murtad. Nabi

Muhammad s.a.w. membantah keras tuduhan jahat itu, dengan al-Quran,

dengan Wahyu llahi, dan dalam ajaran Muhammad s.a.w. semua Nabiwajiblahdihormati dan titlak boleh dibedakan. Dan inipun telah meniadi dasar ftikad

dalam Islam, bahwasanya sekalian Rasul itu, yang diutus Allah membawa

Wahyu llahi kepada.manusia, mustahil melakukan dosa besar. Apatah lagi dosa

kembali menyembah derpa-dewa karena disesatkan oleh isterinya. Padahal

seorang Nabi diutus Tuhan ialah buat menghancurkan berhala.

Kesan yang kedua ialah beberapa buku gonjil yang tersiar dalam kalangan

kaum Muslimin di zaman mundumya, yang mengambil khosyiof dari ayat'ayat

al-Quran untuk satu maksud yang nyata-nyata sihir. Untuk menawan hati

perempuan (pekasih), untuk memisahkan sgami dengan isterinya (kebenci),

untuk memukul orang sehingga pingsan atau mati sekali, untuk menutup mulut

orang sehingga tidak berani membuka mulut seketika menagih piutang; semua￾nya it,, dengan ayat-ayat al-Quran! Apakah ini bukan ketularan Yahudi di

zaman RasuP Yang dipukul demikian keras oleh ayat inP

Sopon Sonfun Dengan Rosulullah S.A.W.

Setelah demikian banyak kata dihadapkan kepada Bani Israil, sekarang

dihadapkan tuntunan bagi orang yang Mu'min sendiri, pengikut setia daripada

Rasul, agar mereka menjaga sopan-santun. Karena salah satu sebab keruntu￾han jiwa Bani Israil itu ialah kerusakan akhlak mereka terutama terhadap

kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul mereka. Di antara sopan-santun itu ialah

kesopanan memilih kata-kata yang akan diucapkan. Pilihlah kata-kata yang

halus dan tidak bisa diartikan salah: "Wohai orang-orang yang beriman!

Janganlah kamu berkata: RA'INA, tetapi katakanlah UNZHURNA dan de￾ngarkanlah baik'baik." (pangkal ayat 104).

Sepintas lalu arti Ra'.ina ialah gembalakanlah kami, atau bimbinglah kami.

Dari kata Rf ayah dan yang digembalakan itu ialah Ra'iyyah (dalam bahasa

Indonesia menjadi rakyat). Tetapi dia bisa pula berarti lain, yaitu Ru'iy-no, yang

berarti tukang gembala kami. Satu kalijadi Ff il'amar, tetapisatu kalibisa pula

menjadi Ism-fa'il. Mohon supaya kami digembalakan, bisa ditukar artinya

menjadi engkau ini adalah tukang gembala kepunyaan kami. Dan bisa pula dari

ambilan kata Ro'unoh, yaitu orang yang tidak baik perangainya. Maka orang￾orang lain yang berniat jahat bisa saja dengan sengaja membawa arti kata itu

kepada yang bukan kamu maksud. Dan ada pula artinya yang lain yang lebih

buruk, yaitu: "Hai orang bodoh, tunggu sebentar." Oleh sebab itu hendaklah

kamu pilih kata yang artinya tidak dapat diputar-putar kepada maksud buruk.

Kata itu adalah l)nzhurna, artinya pandanglah kami, tiliklah kami. Pandangan

matapun boleh, pandangan hatipun boleh, namun kamitidak lepas dari bim￾bingan engkau. Dan diapun berarti beri peluanglah kami, dan juga berarti

dengarkaniah perkataan kami. Dengan kata (Jnzhurna tidak ada sudut butuk

buat orang masuk! Begitulah hendaknya sopan-santun orang yang beriman

terhadap RasulNya, yang juga menjadi ayah bagi seluruh Mu'min dan meniadi

guru. 'Don bagi orang-orang yang kafir odalah siksoon yang pedih." (ujung

ayat 104). Artinya, apabila orang yang beriman tidak lagi menjaga sopan￾santunnya dengan Nabinya, berkata sembarang kata, bercakap sembarang

cakap, disamakannya saja percakapan dengan orang biasa, alamat runtuhrah

budinya. Apabila budi telah runtuh, niscaya kian lama tertutup pintu iman dan

terbukalah pintu kufur. Dan kalau telah kufur, siksa yang pedihlah yang akan

diderita, baik di dunia ataupun di akhirat kelak.

Sedangkan kepada guru yang mengajar kita, hilanglah berkat apa yang

dipelajari kalau kita bercakap tidak dengan hormat kepadanya apatah lagi

kepada NabiMuhammad s.a.w. Perhatikanlah bagaimana jauhnya dari keso￾panan seketika Bani Israil itu berkata kepada Musa: "HaiMusa, cobalah tanya

kepada Tuhan engkau itu, lembu-betina yang macam mana yang dikehendaki￾nya dari kami!" Apakah mereka tidak mempunyai kata lain yang lebih sopan

dari itu terhadap seorang Rasul yang telah menyeberangkan mereka dari

Mesir, membebaskan mereka dari perbudakan Fir'aun?

Dan ayat inipun menuntun kita, baik dalam pergaulan murid terhadap

gurunya, atau rakyat terhadap pimpinan negaranya, ataupun dalam pergaulan

sesama sendiri, supaya dalam bercakap pilihlah kata-kata yang baik lagijitu

dengan niat yang baik dan jitu. Sebagaimana Nabiorang Cina, Khong Hu Cu

pernah juga mengatakan: "sebelum aku mengurus hal negara, lebih dahulu aku

hendak menyelesaikan pengertian dari tiap kata yang dipakai."

voltaire pijangga Prancis pun berkata: "sebelum dua orang bertukar

fikiran, hendaklah terlebih dahulu mereka bersepakat tentang artikalimat yang

hendak mereka bicarakan."

Ayat inipun menjadi tuntunan bagi kita dalam memilih kalimat-kalimat di

dalam surat-surat perjanjian (kontrak) dan lain-lain. Jangan dicampurkan kata￾kata yang bisa disalah-artikan atau berlain pengertian.

Di dalam surat-surat perjanjian bangsa yang kuat berkuasa terhadap

bangsa yang lemah terjajah, seumpama bangsa Belanda seketika memasukkan

pengaruhnya kepada raja-raja bangsa Indonesia zaman lampau, diperbuat

perjanjian itu dalam dua bahasa, satu naskah dalam bahasa Belanda, dan satu

naskah lagi dalam bahasa Melayu atau bahasa Daerah Jawa, Makassar dan lain￾lain. Tetapi di dalam surat itupun diterangkan, bahwa jika terdapat perselisihan

pengertian, maka naskah yang ditulis dalam bahasa Belandalah yang berlaku.

Kalimat-kalimat yang dipakai hendaklah yang tegas, yan5l maknanya dapat

diartikan dengan jujur, bukan kalimat yang dapat disalah-artikan.

(105) Tidaklah suka orang-orang kafir

dariAhlul-Kitab itu, dan tidak pu￾la orang musyrikin, bahwa akan

diturunkan kepada kamu barang

suatu kebaikan daripada Tuhan

kamu. Padahal Allah mengkhu￾suskan RahmatNya kepada ba-

rangsiapa yang Dia kehendaki,

dan Allah adalah mempunyai

kurnia yang luas.

(106) Tidaklah Kami mansukhkan dari

suatu ayat atau Kamijadikan dia

terlupa (niscaya) Kami datang￾kan yang lebih baik dariPadanYa

atau yang seumpamanYa. Tidak￾lah engkau ketahui bahwasanYa

Allah atas tiap-tiaP sesuatu ada￾lah Maha Kuasa.

(107) Tidaklah engkau ketahui bahwa￾sanya Allah, kepunyaanNYalah

kerajaan langit dan bumi, dan ti￾daklah ada bagi kamu selain

Allah, akan pelindung dan Peno￾long.

-.,. 

,2 7. z ).7 z . u / 

"

L, ,4.iU Lj q\Zs\'e .n il't I J;.-- J . s- v/rLt

., / , , 

,

. -l -- -, ^.7 ,z>z ,zt -z > tl

?G .f ..1' ni ir /i lr Wn

t,, ,. gL, d

{q -er\t;

,11h) 'aor ;- 

r"ar'{; 

. S,.

7t"r\ 'li1\

6z

(r.r) rJl

z z 3.

:,:.-Jl

/. t -

',r.ll\ JS> 

vz tJ z

*Tidaktah suka orang-orang kafir dari Ahlul-Kitab itu, dan tidak pula

orong musyrikin, bahwa akan diturunkan kepada kamu barang suatu ke￾baikan daripada Tuhan kamu." (pangkal ayat 105).

Mereka tidak senang jika pengajaran agama yang kamu terima dari Nabimu

itu bertambah kembang dan kamu bertambah maju. Sedang al-Quran yang

kamu terima itu, pimpinan dari Nabimu sendiri sudah terang akan membawa

berbagai kebaikan dan kebahagiaan bagi hidupmu. Kamu kian lama akan

bertambah kuat. Kabilah-kabilah yang ddhulu berpecah-belah, berperang￾perangan, sebagai Aus dan Khazraj sendiri yang satu keturunan darahnya,

dahulu berpecah dan berperang, sekarang bersatu di bawah pimpinan Rasul.

Maka Ahlul-Kitab, Yahudi dan Nasrani, demikian juga orang musyrikin pe￾nyembah berhala, tidaklah merasa senang melihat apabila kebaikan itu turun

kepada kamu. Apa sebab mereka tidak suka? Tidak lain hanyalah satu, yaitu

dengki.

Hal iniwajib kamu ketahuisupaya kamu pelihara baik-baik imanmu dan

persatuan sesamamu, sehingga kedengkian mereka itu jangan kelak mempe￾ngaruhi kamu dan jangan kamu mereka fitnahkan dengan berbagai dayaupaya,

(VinS di zaman sekarang kita namai propokasi). Di antaranya ialah yang telah

disebutkan di ayat sebelumnya tadi, yaitu memilih kata-kata yang tidak dapat

disalah-artikan. Kalau telah demikian, ketetapan hasad dan dengki mereka,

tidaklah akan mempan kepadamu.

Bagaimana usaha mereka akan memparP. " Padahal Allah mengkhususkon

RahmatNya kepada barangsiapa yang Dia kehendak."Kalau Rahmat itu telah

dikhususkan Tuhan, walaupun berkumpul sekalian orang yang dengki hendak

menghalanginya, tidaklah akan berhasil usaha mereka.

:i1v5e-9;4$13X!;

"Sesungguhnya tidaklah akan hina orang yang Engkau melindunginya,

dan tidaklah akan mulia orang yang Engkau memusuhinya."

"Dan Allah adalah mempunyai kurnia yangluas." (ujung ayat 105). Asal

kamu selalu memelihara Rahmat yang ada, maka kurnia yang luas itu akan

ditambahNya dan ditambahNya lagi, tidak terhitung-hitung.

Kemudian daripada itu Tuhan memperingatkan kepada orang-orangyang

beriman bahwasanya Rasul-rasul diutus Tuhan ganti-berganti, dan wahyu atau

Kitab Suci diturunkan berturut-turut. Semuanya itu memakai ayat-ayat, atau

tanda. Ayat diartikan juga mu'jizat. Ayat diartikan juga, syariat atau perintah￾Nabi berganti datang. Kitab berturut turun, zaman pun berganti. Tetapi pokok

hukum, yaitu percaya kepada Allah Yang Maha Esa, dan percaya akan Hari

Akhirat tetap berjalan, tidak berganti. Sebab itu Tuhan bersabda: *Tidaklah

Kami mansukhkan dari suatu ayat atau Kami jadikan dia terlupa, (niscqya)

Kami datangkan yang lebih baik daripadanya, atau yang seumpamanya-"

(pangkal ayat 106).

Arti yang asal dari nosikh ialah dua. Pertama menghapus atau menghilang

kan. Kedua menyalin. Misalnya ada satu tulisan dalam secarik kertas,lalu kita

rendamkan kertas itu ke dalam air, sehingga hapuslah tulisan itu kenaair; disini

monsukhnya berarti dihapuskan. Dan satu waktu ada sebuah buku berisi

tulisan, lalu disalin isi tulisan itu ke buku lain yang masih kosong. Maka buku

yang disalin ke buku lain itu dinamai monsukh, dengan artidisalin. Kadang

kadang bertemulah yang disalin atau yang dihapus itu, lalu diadakan gantinya.

Maka yang disalin atau dihapus dinamai monsukh dan pengganti atau salinan

dinamai nosikh. Orang yang menyalin atau menghapusnya dinamai nosikh; ism￾la'il.

Oleh sebab itu senantiasa kita mendengar bahwa kitab-kitab atau surat

yang disalin disebut naskhah. Setelah diambil menjadibahasa Indonesia kita

pakai menjadi noskoh. Pengertian naskah berdekat dengan aslinya. Misalnya

karangan yang masih ditulis tangan, belum dicetak (manuskrip).

Di dalam Surat 45, al-Jatsiyah ayat 29 bertemu perkataan nostonsikhu,

yang berarti kami tuliskan.

Di dalam Surat 7, al-Araf ayat 154 bertemu kata-kata naskhah; "Setelah

tenang Musa dari kemarahan, diambilnyalah alwah itu; dan di dalam noskhoh

adalah petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang ada rasa takut kepada

Tuhan mereka." 

,

Maka di dalam kedua ayat ini, yang berisi nosfonsikhu dan noskhoh

terdapatlah arti penulisan dan penyalinan. Kitab Taurat mempunyai naskhah,

dan amat manusia hidup ini ada naskhahnya dalam catatan tulisan Malaikat￾rnalaikat yang akan dibuka di akhirat.

Tentang nosokh dengan arti hapus, ada pula bertemu di dalam Surat 22, al￾Haj ayat 52, bertemu lagi nosokh dengan arti penghapusan. Di ayat itu

dikatakan bahwa tiap-tiap syaitan mencoba hendak memasukkan bisikan

pengaruhnya kepada seorang Rasul, selalu Tuhan menghapuskan pengaruh

q;aiian itu dari hati mereka Fayansakhullahu ma yulqtsy syaithanu: Di sini

teranglah arti nasakh ialah penghapusan.

Maka di dalam ayat yang tengah kita tafsirkan ini, arti mansukh ialah

dihapr.rskan, bukan disalinkan atau dituliskan. Dan ayat yangdimaksud disini,

bukanlah ayat al-Quran ada yang mansukh atau yang lupa, sehingga tidak

teringat lagi oleh Nabi, lalu ayat itu digantiTuhan dengan ayat yang lain, dengan

yang lebih baik atau yang sama. Atau yang mansukh seperti itu atau yang lupa

oleh Nabi, tidak ada. Yang dimaksud dengan ayat disini ialah artitanda, dan

yang sebenarnya dituju ialah mu'jizat. Nabi-nabi yang terdahulu telah diberi

Allah berbagai macam mu'jizat sebagai tanda bukti mereka telah diutusTuhan,

sesuai pula dengan kecerdasan ummat pada waktu itu. Berbagai mu jizat yang

telah terdahulu itu ada juga disebutkan didalamal-Quran. NabiMusamisalnya,

telah datang membawa ayat mu'jizat yaitu dia mempunyai tongkat yangdemi￾kian ganjil, Nabi Isa Almasih, telah disberiayat mu'jizat menyembuhkan orang

sakit balak dan menyalangkan orqng buta. Ayat itu telah mansukh, atau telah

digantidengan yang lebih baik dengan kedatangan Muhammad s.a.w. yaitu al￾Quran sebagai mu'jizat,terbesar. Tongkat Musa entah di mana sekarang, sudah

hilang karena sudah lama masanya. Tetapi al-Quran masih tetap sebagai

sediakala ketika dia diturunkan. Sehurufpun tidak berubah. Nabilsa Almasih di

kala hidupnya telah menyembuhkan orang sakit balak dan menyalangkan

orang buta dengan izin Allah, maka al'Quran yang dibawa Muhammad s.a.w.

pun telah menghidupkan orang yang mati hatinya dan buta fikirannya buat

segala zaman. Maka ayat al-Quran sebagaimu'jizat jauhlah lebih baik daripada

ayat terdahulu yang telah mansukh itu. Kitab-kitab Suci sendiripun telah

banyak terlupa; itupun diakui oleh setiap penyelidik yang insaf. Taurat yang asli

tidak ada lagi, orang Yahudi telah banyak melupakannya, sehingga catatan

yang tinggal sudah banyak campur.aduk. tniil Isa Almasih yang seiati entah di

rrnana tak diketahui, sebab lnjil baru dicatat berpuluh tahun sesudah beliau

meninggalkan dunia ini. Berpuluh-puluh injil itu diputuskan oleh pendeta￾pendeta gereja tidak boleh dipakai, hanya empat yang disahkan. Apakah

sudah nyata bahwa yang tidak disahkan itu salah semua?

Sekarang datanglah al-Quran. Betapapun haruslah diakui bahwa dialah

ayat yang lebih baik dan lebih terjaEa.Dahulu ada ayat lagi, yaitu hari istirahat orang Yahudi ialah harisabtu,

menurut syariat Musa. Sekarang digantiTuhan dengan ayat perintah baru yaitu

berjum'at bersama-sama pada hari Jum'at.

Dan banyak lagi Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang lain, mungkin telah

ditakdirkan Tuhan bahwa orang lupa apakah ayat-ayat dibawa olehRasul-rasul

dan Nabi-nabi itu. Kalau benarlah bahwa Nabi-nabi ada 124,000 dan Rasullebih

dari 300 orang, niscaya tidak semua akan dapat diingat orang lagiayat-ayat yang

diturunkan kepada mereka semuanya sudah mansukh. Dan sekarang datang

yang lebih baik dan ada juga yang sama baiknya. "Tidakkah engkau ketahui,;,

wahai utusan Kami "bahwasanya Allah atas tiap-tiap sesuofu adalah Maha

Kuasa." (ujung ayat 106).

Bukanlah karena RasulNya tidak tahu atau lupa, sehingga diberi peringatan

bahwa Tuhan Allah Maha Kuasa berbuat sekehendakNya. Melainkan yang

dimaksud ialah bahwa Tuhan memansukhkan satu ayat, menjadikan terlupa￾nya satu ayat difikirkan manusia dan menggantinya dengan yang lebih baik,

artinya yang lebih sesuai dengan zaman atau yang sama. Tuhan mengadakan

pertanyaap demikian adalah untuk menguatkan ingatan beliau, bagi meng￾hadapi orang-orang yang masih ragu. Terutama Ahlul-Kitab yang banyak

pertanyaannya, banyak sudi-siasatnya, mengapa ini dimansukhkan, mengapa

ini dihilangkan dan tidak dipakai lagi.

Tafsir beginilah jalan yang kita pilih terhadap ayat ini. Dan ada juga

penafsiran daripada Ulama-ulama ikutan kita bahwa ada ayat al-Quran sendiri

yang dimansukhkan. Ada yang dihilangkan lafaznya tetapi tetap hukumnya dan

ada yang lafaznya masih ada tetapi hukumnya tidak berlaku lagi, karena

dinasikhkan oleh ayat yang lain. Tidak kita kemukakan penafsiran menurut itu,

karena itu telah mengenaiKhilafiyah. Sebab ada pula segolongan Ulama yang

tidak mengakui adanya nasikh-mansukh.*

"Tidakkah engkau ketahui?" (pangkal ayat 107). Gaya pertanyaan seperti

ini adalah menguatkan kata, yang dinamai Istifham-Inkori. Tidakkah engkau

tahu wahai utusanKu? untuk menekankan perhatian kepada hal yang tengah

dibicarakan. "Bahwawnya Allah itu, kepunyaanl'lyalah kerajaan rangit dan

bumi." Dia Yang Maha Kuasa mengatur semuanya. Maka jika perhatian telah

ditumpahkan kepada Maha Kekuasaan yang meliputi semua langit dan bumi

itu, menjadi kecillah urusan menghapuskan satu ayat atau menjadikan suatu

ayat terlupa di hati manusia. Maha Kuasalah Tuhan mengatur dan mengganti￾nya dengan yang baru dan lebih baik, atau yang serupa. Karena semua langit

dengan berbagai isinya, dengan berjuta-juta bintangnya, dan bumipun dengin

semua isinya; lautnya, dan daratnya, adalah seluruhnya di bawah kuasaNya.

Dan yang menentukan perubahan ruang dan perbedaan waktu. Semuanya

beredar berirama. Pergaulan manusia, tingkat-tingkat kehidupan, tegaknya

kebenaran dan sirnanya kebatilan, semuanya menurut hukum-hukum yang

telah tertentu. Semuanya menurut Hukum Sunatullah, mempunyai illof dan

ma'lul, sebab dan akibat. Hanya manusia yang picik fikiran jualah yang tidak

mengerti akal hal itu: 'Don tidaklah ada bagi kamu, selain Allah, akan

pelindung dan penolong." (ujung ayat 107).

Yah, kalau manusia sudah faham bahwa kekuasaan atas semua langit dan

bumi adalah pada Allah semata-mata, sedang manusia hanyalah sekelompok

makhluk yang hidup di dalam bumi, dan bumi hanya satu bintang kecilsaja dari

antara berjuta-juta bintang yang dilingkungi langit, siapakah lagi kekuasaan lain

tempat berlindung, dan di mana lagi kekuatan lain yang dapat menolong?

Seluruh langit dan bumi adalah besar, tetapi Tuhan yang mencipta dan

menguasainya adalah Maha Besar. Langit dan bumi yang begitu besar, tiada

terjadi atas dayanya sendiri, melainkan atas kehendak Allahu Akbor itu.

Manusia kecil di dalam alam, tetapi bila dia insaf akan kedudukan dirinya

karena dia ada berakal, lekas-lekaslah dia melindungkan diri dan memohon

pertolongan kepada Allah. Lalu diungkapkan dengan kata: Iyyaka na'budu wa

iyyaka nasta'inu: Engkau saja yang kami sembah, dan kepada Engkau saja kami

memohon pertolongan.

Kesadaran manusia akan kekecilan dirinya itulah yang menyebabkan

diapun menjadi makhluk yang berartidi tengah-tengah alam ini.

263

(108) Atau apakah kamu hendak ber￾tanya kepada Rasul kamu se￾bagai telah ditanyai Musa di

waktu dulu? Dan barangsiapa

yang menukarkan dengan ke￾kafiran akan iman itu, maka

sungguh telah sesatlah dia dari

jalan yang lurus.

(109) Sukalah kebanyakan dari Ahlul￾Kitab itu kalau (dapat) mereka

mengembalikan kamu sesudah

iman menjadi kafir, karena

dengki dari dalam diri mereka

sesudah nyata kepada mereka

kebenaran. Maka beri maaflah

mereka dan biarkanlah, sehingga

Allah menunjukkan kuasal.,lya.

Sesungguhnya Allah atas tiap￾tiap sesuatu adalah Maha Kuasa.

Dan dirikanlah olehmu sembah￾yang dan keluarkanlah olehmu

akan zakat; dan apapun yang

kamu dahulukan untuk dirimu

dari kebaikan, niscaya akan

kamu dapatlah dia di sisi Allah;

sesungguhnya AIlah adalah me￾lihat apa yang kamu kerjakan.

i j,::;'i;iyir\jq;y)t't*V

G

/22 , t z nz n- l- tl )1y"4f481

@r3i34'1'tiy

Setelah Allah memberiajaran sopan-santun kepada ummat yang berinnn,

supaya mereka memilih kata-kata yang baik, yang tidak bisa disalah-artikan,

dilanjutkan lagi sekarang supaya mereka jangan meniru perangai-perangai Bani

Israil yang suka banyak tanya, banyak soal, yang bukan semata-mata unfuk

menghilangkan keraguan ; " Atau apakah kamu hendak bertanya kepda Rasul

kamu sebagai telah ditanyai Musn di waktu dulu?" (pangkal ayat lG).

Nabi s.a.w. akan bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan mana

yang musykil akan ditunggunya wahyu llahi memberikan penjelasan. Tetapi

dapatlah difahami bahwa dia pula orang yang datang bertanya hendak menyoat

guru, hendak mengukur dalam dangkal ilmunya. Adapun yang bertanya karena

hendak mencari helah dan memutar-mutar. Ada pula yang bertanya di hadapan

orang banyak, supaya kelihatan bahwa dia orang istimewa. Semuanya ini telah

dilakukan oleh Bani Israil kepada Musa. Sekarang timbulpertanyaan kepada

orang yang beriman, apakah kamu akan bertanya seperti itu pula kepadaNabi

kamu Muhammad s.a.w. Apakah perangaidemikian akan kamu contoh puh?

Maka dengan adanyd pertanyaan secara demikian, jelas sajalah maksudnya

bahwa orang yang beriman jangan menanya secara Bani Israil kepada Musa itu

terhadap Muhammad s.a.w. Sebab perbuatan yang demikian nyatalah bukan

timbul dari iman, melainkan dari perangai kufur jua adanya. Jika datang

perintah laksanakanlah dengan baik. Kalau tersangkut, pecahkan sendiri sang￾kutan itu, seakal-budimu. Kalau ada halyang tidak dibicarakan, bukanlah itu

karena lupa, melainkan disengaja untuk meringankan kamu. Maka barangsiapa

yang mau juga menanya-nanya seperti pertanyaan Yahudi itu, berartilah dia

menukar iman dengan kafir: "Dan barangsiapa yang menukorkan dengan

kekaliran akon iman itu, moka sungguh telah sesatlah dia dori jolan yang

lurlts." (ujung ayat 108).

Sesat dari jalan yang lurus, lalu memilih jalan yang berbelit.belit dengan

banyak mengemukakan pertanyaan, guna melepaskan diri, akhirnya tersesat

kepada kufur, terlepas dari kebenaran, tenggelam dalam keingkaran. Dan

memang kalau kita dalam masyarakat, kerapkali orang yang banyak per￾tanyaan itu adalah dengan maksud mencari jalan untuk melepaskan diri￾Sekarang karena belum lepas dari rangka peringatan kepada kaum yang

beriman tentang sikap menghadapi Ahlul-Kitab datang lagi ayat untuk rnen￾jelaskan lagi.

Tadi di ayat 105 sudah dijelaskan bahwa Ahlul-Kitab dan musyrikin tidaklah

bersenang hati kalau Allah menurunkan kebaikan kepada kaum yahg beriman.

Kalau mereka tidak senang atau tidak suka kaum beriman dianugerahiAllah

kebaikan, apakah kiranya yang mereka senangi?

"sukoloh kebonyakan Ahlul-Kitab itu kalau (dapat) mereka mengembali'

kan komu sesudoh iman menjadikafir, korena dengki dari dolam diri mereka,

sesudoh nyata kepada mereko kebenoran." (pangkal ayat 109). Maka kalau

baru sehingga tidak suka jika kaum beriman beroleh kebaikan, belumlah begitu

berbahaya. Tetapi kalau mereka telah mulai berusaha agar kamu kembali

menjadi kafir, inisudah lebih berbahaya. Kalau semata'mata tidak suka kaum

beriman mendapat kebaikan, itu namanya masih pasif. Tetapi kalau sudah

berusaha menarikmu kembali ke dalam suasana kekafiran, itu namanya sudah

mulai aktif. Artinya sudah mulai dijadikan usaha. Perasaan hatimereka tidak

mereka benamkan lagi, tetapi telah dijadikan rencana. Yang menjadi sebab

yang pokok ialah karena dengki. Halitu waiib, sewajib-wajibnya oleh kaum yang

beriman, supaya tetap awas dan waspada. Dan hendaklah senantiasa kamu

perdalam imanmu, perkuat agamamu. Kalau imanmu bertambah kuat, usaha

mereka itu tidaklah akan berhasil. Hanya orang yang bodoh yang akan suka

mengganti kembali Allah Yang Maha Esa dengan berhala atau dengan ke￾megahan dunia yang fana. "Maka beri maaflah mereka dan biarkanlah,

sehinggo Allah menunjukkon kuosol.Iyo. "

Sebab orang yang beriman sejati tidaklah akan mempan oleh usaha ahlul￾kitab itu mengkafirkan mereka kembali. lman kepada Allah adalah Nur, dan

pendirian yang mereka ajak kembalisupaya dipakai itu ialah Zhulumat (selap).

Cobalah perhatikan nanti bagaimana Allah memperlihatkan kuasaNya; bagai￾mana gagalnya usaha mereka. Dengan sikap mereka mengajak kembali kepada

yang gelap itu, mereka sebenarnya telah menentang kehendak Allah. Yaitu

Allah Yang Menguasai seluruh langit dan bumi. Mereka yang kafir itu hanya

memandang yang di keliling mereka saja. Mereka tidak memandang jauh dan

tidak mau insaf bahwasanya pendirian yang salah dan batil yang mereka

pertahankan itu akan hancur. Dan itu hanyalah soal waktu belaka. Orang yang

beriman diperintahkan Tuhan supaya membiarkan mereka, artinya jangan

gelisah. Tuhan memesankan: "Beri maaf merekol" Sebab mereka itu bodoh;

jangan kamu lekas marah. "Dan biarkonlah mereka. " Sebab di dalam per￾juangan menegakkan kebenaran di hadapan kebatilan, yang akan menang ialah

barangsiapa yang lebih panjang nafasnya. Biarkanlah mereka. Sebab segera

mereka akan kehabisan tenaga dan akal berhenti sendirinya. Pada waktu itu

kamu akan melihat betapa Allah memperlihatkan kuasaNya. Jangan kamu

terpesona oleh gelagak buih ketika haribanjir! Banjir akan segera reda, dan buih

akan hilang disirnakan angin. 'Sesungguhnya Allah otas tiap'tiap sesuolu

adalah Maho Kuasa." (ujung ayat 109)

Tuhan Allah yang menguasai langit dan bumi yang begitu besar dan luas

pada pandangan kita manusia, maka bagiTuhan Allah Yang Maha Kuasa itusoal kekufuran orang yang kafir itu hanyalah sekelumit soal kecil saja. Mudah

sajalah bagNya memutarkan keadaan. Kadang-kadang daripada yang tidak

disangka-sangka. Dan itu selalu kejadian dan telah beberapa kalidialamioleh

Rasul s.a.w. dan tiap orang yang beriman. Ingatlah bagaimana orang Quraisy

berusaha hendak mengepung Rasul dan hendak membunuhnya. Ingatlah kisah

kejadian-kejadian kecil yang terjadi seketika beliau bersembunyididalam gua.

Kekuasaan siapa yang menghambat mata mereka, sehingga mereka tidak

merungkukkan kepala di pintu gua, sehingga mereka tidak melihat Rasuldan

sahabatnya Abu Bakar yang tengah sembunyi, sedang Rasul dan Abu Bakar

melihat kaki-kaki mereka sehingga lutut? Oleh sebab itu maka yang amat

penting ialah memperteguh hati. Sebab benteng keislaman dan keimanan itu

wajib diperteguh. Maka irntuk memperteguhkannya ialah "Dan dirikonlah oteh￾mu sembahyong." (pangkal ayat 110). Selama ibadat sembahyangmu masih

tegak, selama suara azan masih berdengung memenuhi udara, ShalatilJama'-

oh masih berdiri, Jum'at masih ramai dikunjungi dengan shafnya yang teratur,

tidaklah ada satu usaha ahlul-kitab itu yang berhasil, sebab shaf ummat beriman

itu rapat dan teguh. "Dan keluarkonlah akan zakat."Artinya, janganlah bakhil

mu'min yang kaya, mengeluarkan harta membantu orang yang miskin. Sebab

miskin itu adalah pintu kepada kufur. Asal perut berisi kadang-kadang orang

tidak keberatan menjual agamanya. Bukan saja zakat yang wajib, malahan

segala sedekah, hadiah dan hibah tandanya hati murah, demikian juga mem￾berikan hartabenda untuk pembangunan segala usaha menegakkan agama,

jangan ditahan-tahan: "Dan apapun yang kamu dahulukan untuk dirimu dari

kebaikan, niscayo akan kamu dapatilah dr:o di sisi Allah."

Artinya, jika diberi Allah rezekidi zaman sekarang ini, keluarkan terlebih

dahulu sekarang juga, ini namanya telah dikirimkan terlebih dahulu untuk

persiapan diri sendiri di hadapan hadhrat Allah; semuanya tidak akan hilang sia.

sia. Semuanya kelak akan engkau dapati kembali di sisi Allah. Lebih baik

kirimkan harta itu terlebih dahulu dari sekarang. Sebab hartamu yang se￾benarnya ialah telah engkau belanjakan. Kalau engkau bakhil, engkau tahan￾tahan harta itu sementara engkau hidup ini, kelak jika engkau mati, tidaklah ada

faedahnya buat kamu samasekali. Maka kekuatan beribadat sembahyang,

mengeluarkan zakat dan kesudian mengeluarkan hartabenda, itulah dia pokok

penting di dalam menangkis serangan ahlul-kitab yang selalu berusaha keras

memutar haluan hidupmu darilslam kembalimenjadi kafir itu. "Sesungguhnyo

Allah, adalah melihat opa yang kamu kerjakon." (ujung ayat 110).

Dengan berusaha terus dan bergiat terus menunjukkan dan mengamalkan

iman, merapatkan hubungan dengan Allah dengan mendirikan sembahyang

dan mengeluarkan zakat bagi merapatkan hubungan sesama sendiri, maka

usaha mereka hendak mengkafirkan kamu kembali niscaya akan gagal. Allah

selalu melihat bagaimana kegiatan kamu.

(111) Dan mereka berkata: Sekali-kali /.. . -.. .itr t 1).2 z. )zz

tidak akan masuk ke syursa me


lainkan siapa-siapa yang iadi

Yahudi atau Nasrani. Yang be￾gitu hanyalah angan-angan me'

reka. K.atakanlah: Tuniukkan

alasan kamu jika memang kamu

orang-orang yang benar.

(112) Sekali-kali tidak! Barangsiapa

yang menyerahkan dirinYa ke'

pada Allah, dan diaPun berbuat

baik, maka untuknYalah Pahala￾nya di sisiTuhannya, dan tidak￾lah ada ketakutan atas mereka

dan tidaklah mereka akan ber￾dukacita.

(113) Dan berkata orang Yahudi:

Tidak ada orang'orang Nasrani

itu atas sesuatu. Dan berkata

orang-orang Nasrani: Tidak ada

orang Yahudi itu atas sesuatu.

Padahal mereka membaca Kitab.

Begitu jugalah orang-orang Yang

tidak berpengalaman, berkata

seumpama kata mereka itu'

Maka Allah akan memutuskan di

antara mereka di hari kiamat

pada barang yang telah mereka

perselisihkan itu.

(114) Dan siapakah yang lebih aniaya

dari orang'orang yang mengham￾bat mesjid'mesiid Allah, dariPada

akan disebut padanya namaNYa,

seraya berusaha mereka Pada

meruntuhkannya? Mereka itu

tidaklah akan masuk ke dalam'

nya, melainkan dengan keteku'

nan. Untuk mereka di dalam

dunia ini adalah kehinaan, dan

untuk mereka di akhirat adalah

azab yang besar.

Di ayat 110 di atas tadi Allah subhanahu wa Ta'ala memerintahkan

supaya Islam dan imanmu itu diamalkan, dijadikan kenyataan. Sembahyang

dirikan, zakat keluarkan dan hendaklah bermurah hatimengeluarkan harta￾benda untuk segala amal kebajikan. Dengan demikian maka usaha mereka

yang timbul dari hati dengki untuk mengkafirkan kamu kembali pasti gagal.

Tetapi kalau agama hanya sebutan saja, sembahyang sudah banyak ditinglal￾kan dan zakat tidak teratur keluarnya lagi, dan kaum Muslimin telah bakhil,

Ahlul-Kitab tersenyum gembira. Dia rupanya mengerti bahwa segi kekuatan

lslam ialah pada sejalannya iman dengan perbuatan. Kalau itu tidak ada lagi,

maka orang yang di zaman jahiliyah di bawah martabatnya dari orang yahudi

dan Nasrani akan kembali kepada keadaannya yang semula dan mereka akan

mendabik dada kembali mengatakan bahwa merekalah yang lebih tinggi. Itupun

masih mereka katakan;

"Dan mereka berkata: sekoli-koli tidok okon mosuk ke syurga melain￾kon siopo-siopa yang jadi Yahudi don Nosroni." (pangkal ayat lll). Inilah

perkataan sombong dari Yahudi dan Nasrani. Yaitu mereka berkata yangakan

masuk syurga hanyalah siapa yang menjadi Nasrani atau yahudi. Mengapa

mereka berkata demikian? Inilah karena agama telah mereka jadikan golongan.

Mereka tidak lagi menilai iman dan amal shalih seseorang. sebab yun! -"r"ku pertahankan ialah golongan. Apatah lagi memang jelas dengan memakai nama

Yahudi, yaitu nama suku yang terbesar dari duabelas suku Bani Israil dan nama

Nasrani, negeri Nazaret tempat lahir Nabi Isa, maka agama sudah menjadi

nama golongan. Sebab itu dijelaskan oleh lanjutan ayat: "yong beg itu hanyalah

angan'angan mereka." Yaitu satu ucapan yang tidak beralasan, yang hanya

timbuldari angan-angan dan khayal belaka. "Katakanlah: Tunjukkai alasan

kamu', jiko memang kamu orang-orong yang benar." (ujung ayat 111). Apa

sebabnya Yahudi mengatakan syurga hanya untuk orang yangjadi yahudi, apa

alasannya dan buktinya.

orang Nasrani berkata begitu pula; syurga hanya untuk orang Nasrani.

Apa sebabnya? Mengapa Yahudi tak boleh masuk?

Mereka diminta mengeluarkan alasan atau dalil yang masuk akal, bukan

hanya omoni; yaitu angan-angan, khayal-khayal yang bersimpang-siur.

Tunjukkan alasanmu! Inilah satu pokok yang ditegakkan olehajaran Islam

di dalam menjunjung tinggi agama. suatu dakwaan yang tidak ada alasan,

tidaklah dapat diterima. orang Yahudi mengatakan bahwa yang akan masuk

syurga hanya orang Yahudi! orang Nasrani mengatakan begitu pula, syurga

hanya untuk orang Nasrani. Mana alasan? Apa sebab? Ayat yang selanjltnya

membantah perkataan itu:

"sekoli-koli fidok/ (pangkal ayat 112). Perkataan yang benar iarah: "Bo￾rongsiopo yongmenyerahkan dirinya kepada Allah, dan diapunfurbuat baik,

moka untuknyolah pohalanya di sisi ruhonnya." Menyerahkan diri kepada

Tuhan, tunduk dengan segenap jiwa dan raga, tidak membantah dan iidak


mendurhakai, tidak menolak kebenaran. Lalu dibuktikan dengan kesudian

berbuat baik, beramal. Bukan mengakui menyerah kepada Tuhan dengan

mulut saja, melainkan mesti ada bukti. ltulah yang akan beroleh pahala dan

beroleh syurga Allah. Tidak peduli apa dia orang Arab atau Yahudi, Nasrani

atau Shabi'in. Pendirian ini pada ayat 62 pun telah diterangkan. .

"Dan tidaklah ada ketakutan atasmereka." Artinya, tidak ada rasa takut

akan mendapat azab dan siksa dan murka llahi, karena diri telah menyerah

kepadalrlya sejak semula, dan amalpun telah diperbuat. "Don tidaklah mereka

akan berdukacita." (ujung ayat 112). Tidak akan berdukacita bahwa amalan

tidak akan diterima dan usaha mereka akan sia'sia belaka. Sebab tujuan hidup

telah disediakan untuk Tuhan.

"Aslamawajhohu; artinya, mereka telah menyerahkan diri kepada Tuhan.

Itulah yang pasti masuk syurga. Aslomo menjadiYuslimu dan mashdarnya atau

pokok kata ialah Islom. Sebab itu orangyang Islamlahyangakanmasuksyurga,

walaupun tadinya dia dariYahudi, dariNasrani atau dari musyrik penyembah

berhala. Dia tinggalkan ikatan diri dengan yang lain itu, dia bebaskan diri

daripadanya dan menyerah buat kepada Tuhan. Dibuktikan pula dengan

perbuatan. Sehingga walaupun ada orang yang menyebut dirinya telah Islam,

tetapi sebutan saja, tidak diikuti oleh amal yang baik, tidaklah akan masuk ke

dalam syurga. Tidaklah akan bebas dia daripada rasa ketakutan dan dukacita.

Lantaran itu maka nama Islam bukanlah nama golongan. Bukan nama satu

keturunan dan bukan nama satu negeri. Islam itu ialah sikap hidup!

Pendirian yang masuk akal inibolehlah dibandingkan dengan pendakwaan

dan omoni mereka tadi, mana yang masuk akal dan mana yang benar.

Ayat ini telah menyumbat mulut orang yang mengakuidirinya Islam, tetapi

hanya mulut saja, padahal ketaatan kepada Tuhan tidak ada. Buktiamaltidak

ada. Pengertian tentang arti menyerah kepada Allah tidak ada. Mereka

lslam hanya karena keturunan atau tanda peta belaka. Maka sama sajalah

keadaan mereka, sama-sama amoni atau angan-angan dan khayal sebagai

orang Yahudi dan Nasrani itu pula.

Dan menjadipelajaran lagi bagi kita orang Islam;sekali'kali jangan menge￾mukakan suatu pendirian kalau tidak dengan alasan. Hatu Burhanakum:

Keluarkan alasanmu, telah menutup pintu taqlid turut-turutan dengan serapat￾rapatnya. Beragamalah dengan berfikir, pergunakanlah akal. Jangan hanya

beragama karena pusaka saja.

"Dan berkata orang Yahudi: Tidak ada orang'orang Nosroni ifu ofos

sesuofu. " (pangkal ayat 1 13). Pendeknya orang Nasrani itu tidak sebuah juga;

Kamilah yang benar! "Dan berkata orong'orang Nosroni: Tidak oda orang

Y ahudi itu otos sesuatu jua." Kamilah yang benar! " Padahal mereka membaca

Kifob. " Orang Yahudi membaca Kitab Taurat, di dalamnya dinyatakan bahwa

akan ada Nabi yang akan menyambung usahaNabi'nabiyang terdahulu. Orang

Nasrani pun membaca Kitab; yaitu Kitab Injil. Didalamnyapun tersebut bahwa

kedatangan lsa Almasih adalah menggenapkan isi Taurat, dan tidak akan

merubah isiTaurat. Di antara Kitab dengan Kitab tidak selisih, tetapipengikut

menjadi berselisih. Yang satu mengatakan yang lain tidak berdasar, tidak

sebuah juga. Yang lain berkata pula. "Bqgitu jugalah orang-orongyang tidak

berpengetahuan, berkata seumpoma kato mereka itu (pula)."Mengatakan diri

awaklah yang lebih, orang lain tidak ada yang benar. Orang musyrikin Arab

begitu pula berkata kepada Yahudi dan Nasrani. Orang Majusi Persia niscaya

begitu pula bicara terhadap pemeluk agama atau golongan yang lain, yaitu

sudah menjadi kebiasaan yang merata dan umum diantarasekalianorangyang

memeluk agama tidak dengan pen getahuan . " M oka Alloh okan memuf uskon di

antora mereka di hari kiamat pada barang yang telah mereka perselisihkan

ifu." (ujung ayat 113).

Telah dapat dikira-kirakan apa keputusan yang akan diambilTuhan ter.

hadap mereka semuanya, baik dia bernama Yahudi, Nasrani, Majusi, orang

Arab Makkah