da vinci code tentang yesus

 



Satu dari pertanyaan-pertanyaan terbesar yang mencuat dalam Da Vinci Code

adalah, apakah Yesus menikah atau tidak? Tentu saja, tidak ada pernyataan bahwa 

Yesus memang menikah. Sebaliknya, tidak ada pernyataan yang mengatakan 

bahwa Yesus tidak menikah. 

Ketika Dr. Geza Vermes dari Universitas Oxford menjelaskan, ‘Injil benar￾benar tidak mengatakan apa-apa tentang status pernikahan Yesus. Pernyataan 

tentang kejadian seperti itu cukup tidak biasa dalam kalangan Yahudi Kuno.1

Namun, dalam empat Injil dinyatakan, bahwa banyak murid Yesus yang 

menikah, misalnya Peter. Lantas, mengapa Yesus harus tetap melajang? 

Sebaliknya, Injil Matius menyatakan, ‘Apakah kau belum membaca, bahwa Ia 

yang membuat mereka berpasangan lelaki dan perempuan. Untuk alasan itu 

seorang lelaki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan akan berpegang pada 

istrinya; dan mereka berdua menjadi satu daging?, ( 19: 4-5 ).2

Pernyataan seperti itu hampir tidak dapat disesuaikan dengan sebuah perintah 

untuk melajang. Lalu jika Yesus tidak berkhotbah tentang hidup melajang, maka 

ia tidak punya alasan untuk melakukannya. Menurut kebiasaan orang Yahudi, 

lelaki harus menikah.Jika Yesus tidak menikah, fakta ini akan sangat jelas sehingga akan menarik 

perhatian dan digunakan sebagai pijakan sifat dan jati dirinya. Jika memang 

begitu keadaanya, setidaknya salah satu dari empat Injil tersebut pasti akan 

menyebutkan perbedaan kebiasaan mencolok itu. Jika Yesus memang seorang 

lajang seperti yang diakui oleh tradisi, maka sangat aneh jika tidak ada rujukan 

tentang kelajangan. Ketiadaan rujukan seperti itu jelas menyatakan bahwa Yesus 

mengikuti kebiasaan dan adab zaman itu, Ia menikah.4

Berikut adalah argumen dari Dan Brown dalam Da Vinci Code : “ Dengan 

menggunakan latar belakang budaya sebagai saksi sangat tidak masuk akal jika 

Yesus tidak menikah sejak awal tugasnya sebagai pendeta bagi masyarakat. Jika 

bersikeras dengan kelajangannya, hal itu akan menciptakan sebuah kekacauan 

sebuah reaksi yang akan meninggalkan sejumlah rekaman jejak. Jadi kurangnya 

catatan perihal menikahnya Yesus di dalam Injil merupakan argumen yang kuat, 

dan bukannya sebuah kontradiksi hipotesa perkawinan.5

Hipotesa tentang perkawinan menjadi semakin dapat dipertahankan karena 

predikat ‘Rabbi’, yang diberikan kepada Yesus dalam keempat Injil. Masuk akal 

saja jika istilah itu digunakan dalam artian yang sangat luas, selain arti seorang 

yang mengajukan diri sebagai guru. Yesus memperlihatkan kemampuannya di 

depan para tetua di Temple, dan mengukuhkan bahwa ia bukan sekadar guru asal-

asalan. Tampaknya, ia telah menjalani pelatihan untuk menjadi seorang rabbi, dan 

dikenali secara resmi sebagai seorang rabbi .6

Ketika Yesus menjadi seorang rabbi, maka ia akan berhadapan dengan tradisi, 

termasuk juga dengan kepastian bahwa Yesus memang menikah. Hukum Yahudi 

sangat jelas menerangkan tentang hal ini: Seorang lelaki yang tidak menikah tidak 

boleh menjadi seorang rabbi. 

Dalam Injil Yohanes ada sebuah bagian yang berhubungan dengan 

pernikahan, yang kemungkinan merupakan pernikahan Yesus sendiri, yaitu 

pernikahan di Cana. Sungguh sebuah kisah yang cukup akrab, meski terdapat 

sejumlah keraguan yang tersamar dan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan 

pertimbangan 

Dari catatan Injil Yohanes, pernikahan di Cana adalah sebuah upacara 

sederhana setempat, yaitu sebuah perhelatan pernikahan khas desa, yang 

pengantin lelaki ataupun wanitanya tidak disebutkan namanya. Pada pesta 

pernikahan ini Yesus ‘dipanggil dengan sebutan khusus, yang membuat orang 

bertanya-tanya, karena ia belum memulai pengajarannya.7

Pada pernikahan itu, Maria memerintah putranya Yesus, untuk mengisi bejana 

anggur. Maria bersikap seolah dialah nyonya rumahnya : ‘Dan ketika mereka 

meminta anggur.’ Yesus menjawab padanya, ‘ Wanita apa yang harus aku lakukan 

padamu? Anggurku belum habis.’( Yohanes 2:3-4 ). Tetapi Maria, tanpa takut, 

mengabaikan protes putranya : ‘Ibunya berkata pada pelayan, apa pun yang 

dikatakan padamu, kerjakanlah. Lalu para pelayan dengan cepat melaksanakannya benar-benar seolah mereka memang sudah terbiasa menerima perintah dari Maria 

ataupun Yesus.8

Setelah itu Yesus memperlihatkan mukjizatnya yang pertama, ia mengubah air 

biasa menjadi minuman anggur. Sejauh yang dikatakan Alkitab itu, Yesus belum 

memperlihatkan kekuatannya hingga kini; lalu tidak ada alasan lagi bagi Maria 

untuk menduga bahwa Yesus memiliki kekuatan seperti itu. Lantas, mengapa 

mukjizat yang begitu unik dan suci diperlihatkan hanya untuk tujuan yang sangat 

biasa? Mengapa Maria mengajukan permintaan seperti itu? Yang lebih penting 

lagi, mengapa ‘dua orang tamu’ itu berkewajiban memperlihatkan jamuan 

layaknya mereka sebagai tuan rumah? Jawabannya: karena pernikahan Cana 

adalah pernikahan Yesus sendiri. Dan penambahan anggur adalah tanggung jawab 

tuan rumah-penyelenggara pesta pernikahan.9

 Begitu mukjizat ( mengubah air putih menjadi minuman anggur ) 

diperlihatkannya, ‘pemimpin pesta acara yang mencicipi anggur yang baru saja 

dikeluarkan, lalu ia memanggil pengantin pria, dan berkata padanya, ‘setiap lelaki 

pada awalnya minum anggur yang nikmat, lalu ketika orang-orang itu menjadi 

sangat mabuk, itu adalah hal yang sangat buruk. Tetapi kau telah menyimpan 

anggur yang bagus hingga sekarang. ( Yohanes 2:9-10 ). Kata-kata itu tampaknya 

memang jelas untuk Yesus. Menurut Alkitab, kata-kata tersebut ditujukan kepada 

pengantin pria’. Kesimpulannya : Yesus dan ‘si pengantin pria’ adalah orang yang 

sama.


Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ini diawali dengan : 

BAB I, Sebagai pendahuluan akan membahas latar belakang masalah, perumusan 

masalah, tujuan penulisan masalah dan sistematika penulisan. 

BAB II, Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. Dengan sub bagian: Sekilas 

tentang Dan Brown. The Da Vinci Code. Pernikahan Yesus dalam Da 

Vinci Code, jati diri istri Yesus, jati diri anak Yesus, jati diri saudara ipar 

Yesus. Ritual pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. 

BAB III, Respons tokoh-tokoh Kristen tentang pernikahan Yesus dalam Da Vinci 

Code. Dengan sub bagian: Darrel l. Bock, Erwin Lutzer, Martin Lunn, 

Angelo Amato, Tarcisio Cardinal Bertone, Trifena Yulianti, dan Analisis 

Respons.


Sekilas Tentang Dan Brown 

Sebagai pemusik, Dan Brown hampir saja menaklukkan Hollywood. Di 

tengah jalan dia berubah pikiran menjadi seorang novelis. Mirip kode-kode 

rahasia yang tersebar di dalam buku The Da Vinci Code, jalan hidup Brown pun 

menyimpan banyak rahasia. 

Berbicara soal kode rahasia, Dan Brown memang ahlinya. Bukan hanya 

dalam The Da Vinci Code, tiga karya Brown sebelumnya pun diilhami sesuatu 

yang buat awam masih menjadi misteri. Lihat saja Digital Fortress (Benteng 

Digital), yang terilhami kerja agen rahasia dalam memecahkan kode-kode lalu 

lintas informasi warga biasa. Atau Angels & Demons (Malaikat dan Iblis), yang 

idenya muncul dari kanal di lingkungan Vatikan. Bagiku, kode-kode itu 

menyenangkan,” jelas Brown, yang lahir di Exeter, New Hampshire, Amerika 

Serikat, 22 Juni 1964.10

Keluarga besar Dan Brown tumbuh dan berkembang berlandaskan tiga pilar: 

matematika, musik, dan bahasa. Sang kepala keluarga, Richard G. Brown, adalah 

seorang guru matematika yang mengajar di Philips Exeter Academy. Sedangkan 

ibunya pianis gereja, yang selalu mengingatkan pentingnya nilai-nilai religi buat 

Brown dan adik-adiknya, Valerie (lahir 1968) dan Gregory (lahir 1975). Bermodal tiga pilar itu, Brown kecil jadi punya banyak bakat. Benih 

keterampilan menulis datang dari Richard, yang terkenal sebagai penulis 

pendamping serial buku pelajaran matematika populer, buku pelajaran anjuran 

untuk seluruh sekolah di AS. Sedangkan naluri bermusik datang dari ibunya. 

Selain bermain kode di dalam rumah, Brown remaja juga mendapati 

kenyataan, Exeter punya banyak sekali klub klandestin (secara rahasia). Mereka 

punya tradisi klub persaudaraan dan kelompok rahasia. Salah satu kelompok di 

Exeter adalah “Improved Order of Red”, yang berawal dari perkumpulan “Sons of 

Liberty” (1765). Jumlah anggotanya sempat mencapai 500 ribuan orang pada 

1930-an. Kini pengikutya sekitar 30 ribuan orang.11

Dari umur 13-18 tahun, Brown bersekolah di Philips Exeter Academy. Meski 

berasrama di tengah kota, anak-anak akademi hidup bagaikan di dunia mereka 

sendiri. Orang luar nyaris tak ada dan tak pernah mau tahu kejadian di dalam 

asrama. Suasana itu semakin memperkuat pemahaman Brown terhadap kinerja 

perkumpulan rahasia. 

The Da Vinci Code, dengan jalan cerita penuh kode rahasia dan isinya yang 

padat, kerap membuat Brown buntu. Dia berharap dengan banyak sekali fakta 

sejarah. “Banyak sejarawan percaya, ketika menuntut keakuratan berbagai konsep 

menurut sejarah, sebaiknya kita terlebih dahulu bertanya pada diri kita sendiri: 

menurut sejarah, seberapa akuratkah sejarah itu sendiri? 

Dan Brown memprediksi, The Da Vinci Code akan berbeda dengan buku￾buku sebelumnya. Tidak hanya subjek bahasanya sensitif, tapi juga jumlah informasi dan fakta-fakta kabur yang ingin dia masukkan ke dalam buku sangat 

banyak. Brown harus meriset banyak aspek berbeda dari semua data yang hendak 

disisipkan dalam narasi.12

Pada akhirnya, The Da Vinci Code menggambarkan sejarah sebagaimana 

yang Brown pahami, setelah selama beberapa tahun melakukan perjalanan, riset, 

membaca, wawancara, dan eksplorasi. 

B. The Da Vinci Code 

The Da Vinci Code karangan Dan Brown mampu menarik perhatian dunia 

sejak pertama kali diliris pada tahun 2003. Hal ini bisa dilihat dari jumlah 

ekslempar yang mencapai 30 juta di seluruh dunia dan diterjemahkan dalam 44 

bahasa. Puncaknya dari semua ini adalah peluncuran film dengan judul yang 

sama. Walaupun apa yang disampaikan lewat film “tidak seberbahaya” apa yang 

ada di novel, namun bagaimanapun film tersebut mampu menarik perhatian gereja 

Kristen.13

Berbagai respons dari gereja Kristen tentang perikahan Yesus telah 

bermunculan. Sebagian sudah mengadakan protes damai (demo) menentang 

pemutaran film The Da Vinci Code. Sebagian yang lain cenderung menganggap 

remeh isu ini dan mengatakan “itu hanya sekedar novel, tidak perlu dipikirkan 

terlalu serius.” Dua sikap ini sebenarnya kurang tepat. Protes saja, tanpa disertai 

pembinaan teologi kepada jemaat, bisa berpotensi meneguhkan asumsi Brown 

bahwa ada konspirasi internasional untuk menghancurkan asumsi yang bertentangan dengan ajaran tradisional kekristenan. Sikap menganggap remeh 

juga tidak tepat, karena faktanya Da Vinci Code bukan sekedar novel. Pengaruh 

Da Vinci Code bagi pergumulan iman orang Kristen awam tidak bisa dipandang 

sebelah mata. 

Bagaimana gereja Kristen seharusnya merespons hal ini? Petrus 3:15. 

“Mengajarkan bahwa orang percaya harus siap sedia memberikan jawaban verbal 

(apologia) terhadap siapa saja yang mempertanyakan iman Kristiani.” Ide yang 

dituangkan dalam Da Vinci Code merupakan pertanyan terhadap kekristenan yang 

harus dijawab dengan penuh tanggung jawab.14

 

The Da Vinci Code, menguak sejarah Yesus dan Gereja yang selama 2000 

tahun terkunci rapat. Otoritas gereja kelimpungan membuat tangkisan. Mengapa 

para teolog, pastor, dan pendeta kelimpungan hingga sampai sibuk memberikan 

tangkisan? 

The Da Vinci Code bukanlah buku pertama yang mengantar publik ke 

diskusi yang selama ini hanya menarik perhatian segelintir sarjana Alkitab. Tafsir 

ala post-modern terhadap temuan arkeologis baru bukanlah hal baru. Pembicaraan 

soal itu makin menghangat dalam lima dekade ini, seiring dengan ditemukannya 

“Naskah Gulungan Laut Mati” The Dead Sea Scrolls di sebuah gua dekat 

Qumran di Gurun Judea tahun 1950, dan teks Gereja Koptik di kawasan Nag 

Hammadi Mesir, 1945.15

Tulisan dan fragmen itu ternyata bercerita soal Yesus dalam konteks 

pemahaman beragam komunitas. Isinya di luar wilayah keempat Injil atau kitab

Perjanjian Baru yang selama dua abad ini resmi diakui oleh gereja. Seperti kita 

tahu, keempat Injil itu adalah Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.16

Para sarjana kemudian menyebutnya temuan baru itu sebagai Injil Maria, 

Petrus, Philipus, Thomas. Dan sepertinya, tidak ada Injil lain pendukung Injil 

yang sekarang. Injil-Injil dari luar yang semuanya sekarang tidak mendukung 

ketuhanan Yesus, oleh gereja dianggap Injil Apokrifa atau Injil 

lemah/diragukan.17

Kemudian klaim Brown soal keilahian Yesus yang baru muncul setelah 

Konsili Nicea ternyata tak cocok dengan dokumen gereja perdana yang 

menyebutkan bahwa orang Kristen sejak awal telah percaya bahwa Yesus adalah 

Raja, Tuhan, dan Penyelamat. 

Di sisi lain, pihak gereja tradisional yang didominasi kepemimpinan pria 

berusaha menekan pengaruh Maria Magdalena dan memusnahkan rahasia 

tersebut. Pada awal abad ke-4 gereja menegaskan doktrin keilahian Yesus yang 

sebetulnya hanyalah manusia biasa yang juga menikah seperti orang Yahudi yang 

saleh lainnya.18

Gereja dipercaya telah menghancurkan berbagai tulisan Kristen kuno lain 

yang tidak sesuai dengan ajaran gereja tradisional melalui proses kanonisasi pada 

abad ke-4. Semua langkah ini bisa dilakukan gereja karena pada keputusan Kaisar 

Konstantinopel untuk menjadikan agama Kristen sebagai agama negara

Dalam periode selanjutnya, gereja tetap berusaha menghapus rahasia 

pernikahan Yesus dan Maria Magdalena melalui sekte Opus Dei. Pemusnahan ini 

terus berlanjut sampai kematian merupakan upaya The Priory of Sion untuk tetap 

meneruskan rahasia tersebut dan meminta Sophie supaya melanjutkan keturunan 

Yesus-Maria Magdalena.20

Penyelidikan yang teliti menunjukan bahwa Brown tidak melihat novelnya 

hanya sebagai fiksi semata. Ia tampaknya ingin menunjukkan bahwa Da Vinci

Code adalah sebuah novel sejarah (historical novel). Sebagai sebuah novel 

sejarah, Da Vinci Code menyiratkan fakta-fakta tertentu. Kenyataannya, novel ini 

belum layak dikategorikan sebagai novel sejarah. Apa yang dianggap fakta oleh 

Brown tidak lebih dari sekedar interprestasi Brown terhadap beberapa data. Hal 

ini jelas bisa berpotensi mengelabui dan membohongi harapan pembaca yang 

sejak awal melihat Da Vinci Code sebagai novel sejarah. Apa yang menyebabkan 

pembaca mendapat kesan bahwa Da Vinci Code adalah sebuah novel sejarah? 

Pertama, pada bagian kata pengantar Brown mengucapkan terima kasih 

kepada sejumlah institusi ternama yang telah membantu dia dalam melakukan 

riset sebelum penulisan Da Vinci Code. Ia bahkan secara khusus mengucapkan 

terima kasih kepada anggota Opus Dei yang bersedia menjadi nara sumber yang 

menceritakan pengalaman mereka di dalam Opus Dei, baik yang positif maupun 

yang negatif. Hal ini tentu saja akan memberikan kesan bahwa yang ditulis dalam 

Da Vinci Code merupakan hasil riset yang bertanggung jawab.Kedua, Brown menggunakan satu halaman khusus untuk menyatakan tiga 

fakta dalam Da Vinci Code. 

1. The Priory of Sion. Pada tahun 1975 Paris’s Bibliotheque Nationale 

menemukan perkamen yang dikenal dengan nama Les Dossiers Secrets, 

yang menunjukan beberapa anggota The Priory of Sion, misalnya Sir Isaac 

Newton, Botticelli, Victor Hugo dan Leonardo da Vinci.22

2. Opus Dei. Organisasi kaum rohaniawan ini merupakan kumpulan sekte 

Katholik yang sangat loyal. Opus Dei telah menjadi topik kontroversi 

sehubungan dengan pencucian otak, pemaksaan dan penyiksaan diri 

(corporal mortification) yang berbahaya. 

3. Semua diskripsi tentang karya seni, arsitektur, dokumen dan ritual-ritual 

rahasia. 

Ketiga, tokoh-tokoh fiktif dalam Da Vinci Code yang membuka kode rahasia 

ditampilkan Brown sebagai figur yang ilmiah, sehingga menimbulkan kesan apa 

yang mereka sampaikan berhubungan dengan kebenaran objektif. Robert Langdon 

diperkenalkan sebagai profesor dari Harvard dalam bidang simbol keagamaan 

(religious symbology). 

The Da Vinci Code, hanyalah salah satu dari sekian banyak produk yang 

berasal dari presuposisi tentang konspirasi international yang dilakukan pihak 

Gereja untuk menyeragamkan teologi mereka yang sebenarnya tidak didasarkan 

pada fakta.Meminjam ungkapan yang lebih akademis, Da Vinci Code merupakan salah 

satu versi dari perbedaan antara The Historical Jesus (Yesus yang ada dalam 

sejarah) dan The Christ of Faith (Yesus yang dipahami oleh gereja mula-mula). 

C. Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code 

Jika Yesus memang menikah dengan Magdalena, apakah pernikahan seperti 

itu memiliki tujuan khusus? Dengan kata lain, apakah pernikahan itu merupakan 

sesuatu yang lebih dari sekadar pernikahan konvensional? Mungkinkah itu 

sebuah persekutuan Dinasti, dengan tujuan dan akibat politis? Mungkinkah 

sebuah Dinasti yang dihasilkan dari sebuah pernikahan seperti itu mendapatkan 

gelar darah bangsawan?24

Apakah Yesus berasal dari Nazaret atau tidak, tetap tidak ada indikasi bahwa 

ia seorang ‘tukang kayu yang miskin.’ Tidak satu pun dari Alkitab 

menggambarkan Yesus seperti itu. Bahkan fakta berkata sebaliknya. Yesus 

tampak berpendidikan, menjalani pelatihan untuk menjadi seorang rabbi, dan 

bergaul dengan orang-orang kaya dan berpengaruh, juga dengan orang-orang 

miskin seperti Yusuf dari Arimathea, dan Nicodemus. 

Pernikahan itu bukan merupakan pesta sederhana yang biasa diadakan oleh 

orang biasa. Sebaliknya banyak terlihat tanda-tanda kemewahan dan 

kebangsawanan dari pesta masyarakat kelas tinggi, yang dihadiri oleh sekitar 

seratus orang tamu. Ada banyak pelayan yang bergegas mengerjakan perintah dari Maria dan Yesus, ada pula seorang ‘pemimpin pesta’ yang bertugas sebagai 

seorang kepala pelayan atau mungkin juga seorang bangsawan.25

Yang jelas, pesta itu menyediakan banyak anggur. Ketika Yesus’mengubah’ 

air biasa menjadi anggur, menurut ‘Good News Bible” ia menghasilkan tidak 

kurang dari delapan ratus botol, dan itu hanyalah tambahan dari yang telah 

diminum. 

Pernikahan di Cana merupakan acara mewah dari sebuah keluarga 

bangsawan. Kehadiran Yesus dan ibunya sudah menunjukan status apa yang 

dimiliki Yesus dalam darahnya sehingga sangat mungkin pesta pernikahan itu 

adalah pesta pernikahan Yesus. Mereka penghuni puri itu, karena jika tidak mana 

mungkin pelayan mematuhi perintah mereka. Jika Yesus seorang bangsawan, dan 

ia menikah dengan Magdalena, maka Magdalena pun juga berstatus sama 

dengannya.26

Menurut semua catatan Perjanjian Baru, Yesus adalah keturunan Daud￾keturunan Yudah. Menurut pandangan orang-orang suku Benjamit, hal tersebut 

menjadikan Yesus seorang perampas kekuasaan. Rasa tidak suka terhadap Yesus 

semakin menumpuk, apalagi jika ia menikahi seorang wanita suku Benjamit. 

Pernikahan semacam itu akan merupakan penggabungan Dinasti yang penting. 

Hal itu tidak saja memberikan Israel seorang raja-pendeta yang berkekuasaan 

besar, tetapi juga memperlihatkan fungsi simbolis akan kembalinya Yerusalem 

pada pemiliknya yang berhak. Jadi, hal itu akan berarti meningkatkan kesatuan yang populer, dukungan serta menggabungkan tuntunan apa pun yang dimiliki 

Yesus.27

Yesus mungkin saja adalah raja-pendeta dari keturunan Daud yang memiliki 

hak untuk menuntut tahta. Ia mungkin saja menggabungkan posisinya dengan cara 

melakukan pernikahan antar Dinasti yang penting secara simbolis. Ia mungkin 

telah bertindak untuk menyatukan negerinya, menggerakkan pendukung di 

belakangnya, mengusir para penindas, mendepak boneka mereka, dan 

memperbaiki keagungan kerajaan mereka seperti saat di bawah pimpinan 

Salomo.28

1. Jati Diri Istri Yesus 

Jika Yesus memang menikah, apakah Alkitab memuat jati diri istrinya? 

Ketika membahas masalah siapakah wanita-wanita yang ada di sekitar 

Yesus, maka kita mempunyai dua orang wanita, selain ibunya sendiri. Wanita 

pertama adalah Magdalena atau Maria dari desa Migdal (magdala) dari Galilee. 

Di dalam keempat Injil itu peran wanita ini benar-benar ambigu dan dituliskan 

samar-samar.29

Dalam catatan Markus dan Matius, wanita itu tidak disebutkan namanya, 

hingga akhir Injil. Nama wanita itu ada diantara pengikut Yesus. Dalam Injil 

Lukas, wanita itu muncul pada awal masa kependetaan Yesus, pada saat ia masih 

berkhotbah di Galilee. Tampaknya dia menemani Yesus dari Galilee ke Yudea, 

atau jika tidak, wanita itu berpindah antara dua kota tersebut bersamaan dengan kegiatan Yesus. Maka dengan sendirinya hal itu menyatakan bahwa wanita itu 

menikah dengan seseorang. 

Di Palestina pada masa Yesus, tidak mungkin terjadi seorang wanita yang 

belum menikah melakukan perjalanan tanpa seorang muhrim yang mengawalnya, 

atau melakukan perjalanan tanpa ditemani seorang guru agama di dalam 

kelompoknya. Sejumlah tradisi tampaknya tahu tentang fakta yang memalukan 

itu. Lantas beredarlah cacatan bahwa Magdalena menikah dengan salah satu 

murid Yesus. Jika memang begitu, maka hubungan khusus Magdalena dengan 

Yesus, serta kedekatan di antara mereka berdua akan membuahkan kecurigaan 

yang berujung pada tuduhan perselingkuhan.30

Lukas menyinggung tentang seorang wanita yang meminyaki Yesus. Dalam 

Injil Markus ada pernyataan perminyakan yang dilakukan oleh seorang wanita 

yang tidak disebutkan namanya. Baik Lukas maupun Markus tidak menjelaskan 

siapa wanita yang bersama Magdalena itu. Tetapi, Lukas melaporkan bahwa ia 

adalah seorang ‘wanita yang terjatuh atau pendosa.31

Jika Magdalena adalah seorang pendosa, maka ia pun juga seorang tuna 

susila seperti yang dinyatakan oleh tradisi populer. Lukas melaporkan, teman￾teman Magdalena termasuk seorang istri dari pejabat tinggi di istana Herod. 

Kedua wanita itu, bersama dengan yang lainnya mendukung Yesus dan para 

muridnya sebagai sumber kekuangan mereka. Wanita yang meminyaki Yesus juga 

seorang wanita yang penting. Dalam Injil Markus ada penekanan kuat pada 

upacara peminyakan tersebut. Upacara perminyakan ini adalah sebuah peristiwa yang berakibat besar. 

Alkitab memberikan penekanan karena ini bukanlah sebuah peristiwa spontanitas. 

Ritual ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan terencana. Harus diingat bahwa 

perminyakan merupakan upacara yang hanya dilakukan oleh seorang raja dan 

Messiah yang sah, yang artinya ‘Yang Diminyaki’. Ritual ini menyatakan bahwa 

Yesus telah menjadi seorang Messiah yang asli karena ia telah menjalani upacara 

perminyakan. Lalu wanita yang melakukan ritual tersebut tidak mungkin seorang 

wanita biasa.32

Setelah masa penyebaran ajaran Yesus, Magdalena bukanlah wanita biasa. 

Dalam Injil Kaum Gnostik, nama ‘Magdalena’ selalu berada di depan para wanita 

pengikut Yesus, seperti Simon Peter mengepalai murid-murid lelaki. Dan tentu 

saja, Magdalena adalah saksi pertama yang mengetahui makam kosong setelah 

peristiwa penyaliban. Yesus memperlihatkan kebangkitannya hanya kepada 

Magdalena saja.33

Dalam seluruh Alkitab, Yesus memperlakukan Magdalena dengan cara khas. 

Perlakuan seperti itu mungkin saja menimbulkan kecemburuan diantara para 

murid. Tampak jelas pada catatan tradisi terakhir, latar belakang Magdalena 

cukup gelap akibat rekaman sejarah yang didasari rasa cemburu. Gambaran 

Magdalena sebagai seorang wanita tuna susila merupakan cara yang berlebihan 

untuk balas dendam. Mereka terus menerus menuduh reputasi seorang wanita yang hubungannya dengan Yesus lebih dekat dari yang lainnya sehingga 

menimbulkan rasa iri.34

 

Ketika seorang pemeluk agama Kristen, baik dulu maupun yang sekarang 

merasa tidak senang dengan hubungan khusus antara Magdalena dan Yesus￾pemimpin spritual mereka, kemungkinan besar mereka akan menghilangkan jati 

diri wanita tersebut dari mata anak-cucunya. 

Apa pun status Magdalena di dalam Alkitab, dia bukan satu-satunya wanita 

yang (mungkin) merupakan istri Yesus. Ada sebuah nama lagi yang sering 

muncul dalam Injil, namanya Maria dari Bethani-saudara wanita Martha dan 

Lazarus.35

 

Injil Yohanes menyatakan bahwa ketika Lazarus sakit, saat itu Yesus sedang 

tidak berada di Bethani selama beberapa hari dan tinggal bersama murid￾muridnya di Yordania. Ketika mendengar apa yang terjadi, ia menunda 

keberangkatannya selama dua hari-sebuah reaksi yang membuat penasaran. 

Ketika ia tiba di sana, Martha bergegas menyambutnya dengan tangisan. “Tuan, 

jika anda ada di sini, saudara lelakiku tidak akan mati, (Yohanes 11-2). Ini 

sungguh mengherankan. Mengapa kehadiran Yesus dapat mencegah kematian 

seseorang?. Menariknya, hanya martha sendirian yang menyambut kedatangan 

Yesus, sedangkan Maria sedang duduk di dalam rumah dan tidak keluar hingga 

Yesus memerintahkannya. 

Tetapi, mengapa ia menemani Martha dan bergegas menyambut Yesus? 

Cukup masuk akal bagi Maria untuk duduk di dalam rumah ketika Yesus tiba di Bethani. Sesuai dengan kebiasaan Yahudi, dia akan duduk Shiveh-duduk berduka. 

Menurut kebiasaan orang-orang Yahudi, sesuai dengan hukum pada zaman itu, 

seorang wanita yang sedang duduk Shiveh’ dilarang untuk keluar rumah kecuali 

untuk menyambut suaminya. Dalam kejadian itu, Yesus dan Maria dari Bethani 

bersikap layaknya suami istri yang taat dengan tradisi Yahudi. 

Fakta-fakta tentang kemungkinan bahwa Maria Bethani adalah istri Yesus 

terpapar pula dalam Injil Lukas : “Sekarang sudah berlalu, namun ketika mereka 

pergi dan ia memasuki sebuah desa tertentu, seorang wanita bernama Martha 

menerima kunjungan Yesus dalam rumahnya. Martha memiliki seorang saudara 

wanita, yang juga duduk di kaki Yesus, dan mendengarkan kata-katanya. Tetapi 

martha mengeluh tentang pelayanan yang terlalu banyak, dan mendatanginya, lalu 

berkata, ‘Tuan, apakah kau tidak peduli bahwa saudara wanitaku membiarkan aku 

melayani sendirian? Karena itu mintalah dia untuk membantuku,’ Dan Yesus 

menjawab, serta berkata padanya, ‘Martha, Martha kau waspada dan bingung 

tentang banyak hal. Tetapi satu hal dibutuhkan : dan Maria telah memilih bagian 

yang baik itu, yang tidak akan diambil darinya.’ (Lukas 10:38-42).36

 

Tampaknya Yesus menggunakan semacam kewenangan terhadap Maria. 

Dari jawaban yang Yesus Berikan, tidak diragukan lagi untuk menafsirkan bahwa 

jawaban itu merupakan kiasan untuk sebuah pernikahan. Jelaslah bahwa Maria 

dari Bethani merupakan murid yang sama setianya seperti Magdalena. 

Jadi kesimpulannya adalah : Magdalena dikenali sebagai Maria Bethani. 

Magdalena juga dikenali sebagai wanita yang melakukan ritual peminyakan terhadap Yesus. Injil Yohanes menyatakan wanita yang melakukan ritual 

peminyakan terhadap Yesus adalah Maria Bethani.37

Yohanes menjelaskan dalam Injilnya : “Saat ini, seorang lelaki bernama 

Lazarus sedang sakit. Ia berasal dari Bethani, sebuah kota tempat tinggal Maria 

dan saudara wanitanya, Martha. (Maria itu adalah adik dari Lazarus yang sedang 

sakit, dan ia melakukan ritual peminyakan terhadap Yesus (Lord), dengan obat 

salep, dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya). (Yohanes 11:1-20. 

Lalu enam hari sebelum paskah, Yesus tiba di Bethani tempat Lazarus 

meninggal yang kemudian bangkit dari kematiannya. Di sana mereka 

menjamunya dengan makan malam, dan Martha melayani. Tetapi Lazarus ada di 

antara mereka yang duduk di meja. Kemudian Maria mengambil satu pon salep 

yang harum, sangat mahal, kemudian meminyaki kaki Yesus, lalu menyeka 

kakinya dengan rambutnya, sehingga rumah penuh dengan aroma salep. (Yohanes 

12:1-3). 

Maka jelaslah bahwa Maria Bethani dan wanita yang melakukan ritual 

perminyakan terhadap Yesus adalah wanita yang sama. Jika Yesus memang 

menikah, jelaslah hanya ada satu calon untuk istrinya-seorang wanita yang 

muncul berulang-ulang dalam Alkitab walau dengan nama yang berbeda-beda dan 

dengan peran yang berbeda juga.38

2. Jati Diri Anak Yesus 

Apakah ada bukti dalam Alkitab bahwa Yesus memiliki anak?


Tidak jelas apakah Yesus memiliki anak atau tidak, akan tetapi para rabbi 

diharapkan untuk memiliki anak. Jika Yesus seorang rabbi, maka akan tampak 

aneh jika ia tidak memiliki anak. Argumen ini tidak menyatakan sebuah fakta 

positif.39

Para cendikiawan modern tidak yakin tentang asal kata dan arti ‘Barabbas.’ 

‘Yesus Barabbas’ mungkin sebuah permainan kata dari ‘Yesus Barabi’ yang 

merupakan gelar rabi tertinggi dan yang paling terhormat serta diletakkan di 

belakang nama yang diberikan. Mungkin nama ‘Yesus Barabi’ (Yesus, putra 

Rabbi). Tapi, tak ada catatan di mana pun yang menjelaskan bahwa ayah Yesus 

adalah seorang rabi. Jika Yesus memiliki seorang putra dan diberi nama seperti 

namanya, putranya itu memang akan bernama ‘Yesus bar Rabbi.’ Kemungkinan 

demi kemungkinan terus muncul. ‘Yerus Barabbas’ mungkin juga berasal dari 

‘Yesus bar Abba,’ karena ‘Abba”artinya ayah dalam bahasa Ibrani. ‘Barabbas’ 

berarti’putra seorang ayah, yang merupakan bentuk kata penanda betapa 

istimewanya sang ayah. Jika sang ayah benar-benar’Ayah yang di Surga’, maka 

Barabbas boleh jadi lagi merujuk pada Yesus sendiri. Namun, jika Yesus sendiri 

adalah seorang ayah, maka Barabbas berarti nama putra Yesus.40

Apa pun artinya dan asal kata nama tersebut, sosok Barabbas benar-benar 

membuat penasaran. Pertama-tama, nama Barabbas seperti juga Magdalena telah 

dengan sengaja disembunyikan dan diberi label negatif. Barabbas digambarkan


sebagai seorang pencuri. Tetapi, jika Barabbas seperti yang dinyatakan oleh 

namanya, tentunya bukanlah seorang pencuri biasa.41

Lalu, mengapa namanya harus digelapkan? Kecuali jika sosok itu memang 

seseorang yang disembunyikan oleh penyuting Perjanjian Baru, agar tidak 

diketahui anak cucu. 

Masuk akal jika Barabbas adalah putra Yesus. Dipercaya bahwa Yesus 

dilahirkan sekitar tahun 6 M. peristiwa penyaliban terjadi tidak lebih dari tahun 36 

M, dan itu berarti Yesus berusia sekitar 42 tahun. Tetapi kalaupun ia meninggal 

dunia di usia 33 tahun, ia masih mungkin memiliki seorang putra. Sesuai dengan 

kebiasaan saat itu, ia menikah pada usia 16 atau 17 tahun. Namun kalaupun ia 

tidak menikah hingga ia berusia 20 tahun, ia masih mungkin memiliki seorang 

putra yang berusia 13 tahun, yang menurut kebiasaan Yudais, telah dianggap 

menjadi seorang lelaki. Kemungkinan masih ada anak-anak lainnya. Anak-anak 

tersebut mungkin berada dalam kandungan ibunya saat peristiwa penyaliban.42

3. Jati Diri Saudara Ipar Yesus 

Jika Magdalena dan Maria Bethani adalah wanita yang sama, dan jika wanita 

itu adalah istri Yesus, maka Lazarus adalah saudara ipar Yesus. Apakah ada fakta 

dalam Alkitab yang menyatakan bahwa ia menikmati kedudukan tersebut? 

Lazarus tidak muncul dalam Injil Lukas, Matius maupun Markus-walau 

peristiwa ‘bangkit dari kematian’ sempat mengisi catatan Markus sebelum 

dihilangkan. Lazarus dikenal anak-cucu umat Kristen dan umum, hanya melalui Injil Ke-4 milik Yohanes. Injil Yohanes juga memuat bukti-bukti bahwa Lazarus 

menikmati perlakuan khusus dari Yesus, dan ia tidak termasuk’ bangkit dari 

kematian’. Lazarus tampak akrab dengan Yesus daripada muris-murid lainnya. 

Namun, Alkitab tidak memasukkan dirinya di antara para murid Yesus.43

Tidak seperti para murid lainnya, Lazarus mengalami banyak ancaman. 

Menurut Injil Yohanes, ketika kepala pendeta ingin membunuh Yesus, ia juga 

menginginkan Lazarus (Yohanes 12:10). Lazarus tampak melakukan kegiatan atas 

nama Yesus, lebih banyak dibandingkan dengan apa yang dikerjakan murid-murid 

lainnya. Menurut teori hal itu sudah dapat menyatakan bahwa dirinya adalah 

seorang murid Yesus juga, namun ia tetap tidak dinyatakan seperti itu. Ia juga 

tidak hadir dalam peristiwa Penyaliban-ini sebuah tindakan yang memperlihatkan 

betapa ia tidak tahu berterimakasih padahal Yesus telah membangkitkannya dari 

kematian.44

Tampaknya Lazarus telah memulai ritus inisiasi, dan menjalani secara 

tradisional. Jauh sebelum Yesus datang ke Bethani, Lazarus mulai menjalani 

semacam ritus untuk memberi simbol terhadap kebangkitan kembali dan kelahiran 

kembali. Dalam hal ini, keinginan murid-murid untuk ‘mati bersamanya’ menjadi 

sangat dapat dipahami. Maria dan Martha pun bingung. Tetapi, mungkin mereka 

hanya salah tanggap tentang ritual inisiasi tersebut. Atau mungkin hanya salah 

dalam pelaksanaan ritual inisiasi-sesuatu yang tidak semestinya terjadi. 

Jika kejadian Lazarus memang merupakan sebuah ritual inisiasi, ia jelas 

menerima perlakuan yang khusus. Ia diinisiasi di hadapan para murid lainnya yang memandang iri terhadap hak khususnya. Tetapi, mengapa ia harus 

mengalami peristiwa yang sangat diinginkan murid-murid lain untuk juga ikut 

bersamanya? Mengapa kelompok mistis bid’ah seperti Carpocratian sangat 

mempersoalkan hal itu? Dan mengapa keseluruhan episode itu dihilangkan dari 

Injil Markus? Mungkinkah karena Lazarus memiliki hubungan khusus dengan 

Yesus? Yaitu sebagai saudara ipar lelaki. 

Ketika Yesus kembali ke Bethani dan menangis karena kematian Lazarus, 

para penonton menyerukan kata-kata si pembawa berita: ‘Lihatlah betapa ia 

mencintainya, (Yohanes 11-36). Pada Jamuan Malam Terakhir, ia 

memperlihatkan kedekatannya dengan Yesus, dan hanya kepadanyalah Yesus 

menceritakan bahwa sebuah pengkhianatan akan terjadi : “Sekarang salah satu 

murid Yesus menyandarkan dirinya pada dadanya, muridnya yang dikasihi Yesus. 

Simon Peter karena itu menunduk padanya, sehingga ia harus bertanya dengan 

siapa ia berbicara. Ia kemudian bersandar pada dada Yesus dan berkata padanya, 

‘Tuan, siapa itu? Yesus menjawab, ‘Dialah, yang akan kuberi suapan ketika aku 

telah mencelupkannya. Dan ketika ia telah mencelupkan suapan itu, ia 

memberikannya pada Yudas Iskariot, putra Simon. (Yohanes 13:23-26).45

Siapakah murid terkasih itu? Segala fakta menyatakan bahwa ia sebenarnya 

adalah Lazarus-ia yang dicintai Yesus. Tampaknya, Lazarus dan murid terkasih 

merupakan orang yang sama, dan Lazarus adalah jati diri Yohanes yang 

sesungguhnya. Menurut Prof. william Brownlee, seorang cendikiawan biblikal yang 

terkemuka dan salah satu dari yang terahli di bidang Dead Sea Scrolls (Gulungan

Laut Mati), berkata : ‘Berangkat dari fakta-fakta dalam Injil Yohanes, 

kesimpulannya bahwa Lazarus terkasih itu adalah Lazarus dari Bethani.46

Jika Lazarus dan murid terkasih adalah orang yang sama, hal itu akan 

menjelaskan sejumlah kejanggalan. Pertama, akan memecahkan misteri hilangnya 

Lazarus dari catatan Alkitab, lalu ketakhadirannya pada peristiwa Penyaliban. Jika 

Lazarus dan murid terkasih adalah satu orang yang sama. Lazarus hadir pada 

peristiwa Penyaliban. Dan Yesus memercayakan perawatan ibunya kepada 

Lazarus. Berikut adalah petikan dari Injil Yohanes saat Yesus berpesan pada 

Lazarus, layaknya seorang lelaki terhadap saudara ipar lelakinya : “Ketika Yesus 

melihat ibunya, dan murid yang berdiri di samping, yang dicintainya, ia berkata 

pada ibunya. ‘Wanita, lihatlah putramu!” Lalu ia berkata pada muridnya, Lihatlah 

ibumu, dan sejak saat itu murid tersebut membawa wanita itu ke dalam rumahnya 

sendiri. (Yohanes 19:26-27). 

Kata terakhir dari kutipan itu merupakan pembuka rahasia. Ketika murid￾murid lain telah meninggalkan rumah mereka di Galilee dan mereka tidak lagi 

memiliki rumah, Lazarus masih memiliki rumah-rumah yang bagus di Bethani, 

tempat Yesus biasa tinggal di sana juga. 

D. Ritual Pernikahan Yesus Dalam Da Vinci Code Peraturan yang mengatur pernikahan di lingkungan dinasti, seperti yang 

dilakukan oleh Yesus, pasti berbeda jauh dengan peraturan yang diikuti oleh 

rakyat Yahudi biasa. Satu-satunya alasan yang mengijinkan hubungan seks terjadi 

adalah untuk menjadi seorang ayah.47

 

Segala tatacara pernikahan/hubungan seks diatur dengan ketat. Laurence 

Gardner membahas topik itu dengan seksama dalam Blood of the Holy Grail.

48

 

Ada satu masa bertunangan selama tiga bulan dan hari pertama pernikahan 

dengan upacara perminyakan terjadi dalam bulan September. Hal tersebut 

menandai awal masa berpasangan. Namun, hubungan seksual baru boleh terjadi 

setelah pertengahan pertama bulan Desember tahun itu. Penundaan itu 

dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa si bayi akan lahir pada bulan September 

mendatang, yaitu bulan perdamaian (Atonement). Jika hubungan itu menghasilkan 

kehamilan, hubungan seksual hanya dapat dilanjutkan pada bulan Desember 

mendatang. Hingga hari pernikahan kedua, perempuan itu dianggap sebagai 

alama, yang artinya “perempuan muda “. Kata itu tidak memiliki konotasi 

seksual. Kata itu ditafsirkan sebagai “perawan”, artinya adalah “virgo intacto’ 

(perawan terlengkap); jelas ini arti yang benar. 49

Pada waktu pernikahan kedua, yaitu pada bulan Maret, pengantin perempuan 

sudah dalam keadaan hamil tiga bulan. Alasan penundaan selama tiga bulan itu 

adalah untuk melihat kemungkinan adanya keguguran kehamilan. Juga berarti, 

sang suami bisa saja mengundurkan diri dari pernikahan jika ternyata sang istri terbukti tidak subur. Pada bulan selain bulan Desember, saat hubungan seksual 

diijinkan, pasangan tersebut hidup terpisah. 

Pada saat mereka hidup terpisah, sang istri dianggap sebagai seorang janda 

yang artinya ada di satu tingkat lebih rendah dari alamah. Perempuan itu diminta 

untuk berduka bagi suaminya, hal ini dijelaskan pada Luke 7:38 “ketika istri 

berdiri di belakang suaminya, sambil menagis, dan mulai membasuh kaki 

suaminya dengan air matanya.” Jika Kristus telah ada dalam perut ibunya dalam 

masa Maria “menjanda”itu (dan tampaknya Maria sudah hamil Kristus ketika 

pernikahannya dengan Joseph belum sempurna) sehingga membuat Kristus adalah 

purta dari seorang janda.50

 

Salah satu dari minyak yang digunakan dalam ritual pernikahan adalah 

minyak Spikenard,51 yang oleh Maria Magdalena untuk meminyaki Yesus. Maria 

Magdalena meminyaki kepala Yesus di rumah Simon Zelotes, yang lebih dikenal 

sebagai Lazarus. Pada bulan Juni, 30 M. Maria Magdalena meminyaki kaki Yesus 

dengan minyak wangi Spikenard dalam pesta pernikahan di Cana. 

Jhon tidak menyebutkan adanya pernikahan sesungguhnya di Cana, dia 

hanya mengatakan ada pesta. Di antara para tamu ada para murid dan pengikut 

Gentiles yang “belum bersih.” Tampak jelas bahwa memang Yesus lah pengantin 

prianya dalam pesta tersebut. Ketika keributan yang terjadi karena arak anggur 

Komuni, ibunda Yesus mengatakan kepada pelayan-pelayan melakukan apa saja 

yang diperintahkan Yesus.

Sebenarnya para tamu tidak boleh membuat keributan. Upacara yang 

sebenarnya akan berlangsung pada bulan September yang mendatang. Maria 

Magdalena kembali meminyaki kaki Yesus pada bulan Maret, 33 M, dan 

menyekanya hingga kering dengan menggunakan rambutnya. Satu-satunya orang 

yang diijinkan melakukan perminyakan dengan Spikenard adalah istri Messiah 

dan satu-satunya waktu yang diijinkan adalah pada waktu upacara-upacara 

pernikahan pertama dan kedua. 

Para raja Mesir diijinkan untuk menikahi saudara perempuan mereka. Raja 

Yudah tidak mengikuti tata cara tersebut tetapi menganggap bahwa penerus tahta 

akan jatuh pada garis keturunan perempuan. Jhon the Baptist adalah Zadok dari 

garis keturunan lelaki dan para istri dari garis itu selalu mendapatkan gelar 

Elisheba (Elizabeth). Para istri dari dinasti Davidic, mendapat gelar Mary. Hal itu 

menjelaskan mengapa ibunda Yesus dan istrinya dipanggil Maria. 

Dalam salah satu Injil Gnostik, yaitu Injil Philip, yang ditekan oleh Gereja 

Kristen dan yang dalam Da Vinci Code dianggap oleh Sir Leigh Teabing, (yang 

mana Teabing adalah sebuah anagram) sebagai “ titik terbaik untuk memulai,” 

dimana dijelaskan tentang kasih sayang antara Maria Magdalena dan Yesus.52

Dan Brown mengulanginya untuk kita dalam Da Vinci Code: “ Dan 

pasangan dari sang Penyelamat adalah Maria Magdalena. Tetapi Kristus 

mencintainya lebih dari mencintai para muridnya yang lain. Dan dia sering 

mencium mulutnya.Para murid lainnya merasa tersinggung karenanya dan menyatakannya. 

Mereka mengatakannya pada Yesus, “mengapa Anda mencintainya lebih dari 

Anda mencintai kami? Sang Penyelamat menjawab dan berkata pada mereka, 

“Mengapa aku tidak mencintainya? Misteri pernikahan itu sangat hebat-karena 

tampaknya dunia tidak akan pernah ada. Sekarang keberadaan dunia tergantung 

pada lelaki dan keberadaan lelaki tergantung pada pernikahan.54

Mencium di mulut adalah tindakan yang hanya boleh dilakukan bagi orang 

yang sudah menikah. Dan Brown dalam Da Vinci Code, tidak menyebutkan apa 

yang tertera di dalam Injil Thomas, ketika Peter berkata, “perempuan tidak senilai 

dengan kehidupan.” Dan Yesus menjawab, “aku sendiri akan memimpinnya 

untuk menjadi lelaki. Karena setiap perempuan yang akan mengubah dirinya 

menjadi lelaki akan masuk ke Kerajaan Surga



Darrel L Bock adalah seorang sarjana muda jurusan kajian Injil Perjanjian 

Baru dan professor peneliti dari Dallas Universitas Theologi Amerika Serikat. 

Bock mendapatkan gelar PhD dari Universitas Skotlandia Aberdeen. 

Karyanya termasuk karangan tentang penghujatan dan pengagungan Tuhan 

ada dalam koleksinya Judaisme and The Final Examination of Jesus. 

Bock adalah mantan ketua dari Evangelical Theologi Society. Saat ini beliau 

adalah editor dari majalah Christianty Today, dan sering mempublikasikan artikel 

di Los Angeles Time dan surat kabar pagi Dallas Morning News. 

Bock lebih dikenal akhir-akhir ini dengan karyanya yang berkaitan dengan 

buku The Da Vinci Code karya Dan Brown. Dalam merespons implikasi teologi 

buku tersebut, Bock menulis ”Breaking The Da Vinci Code” dan bukunya 

menentang sejarah yang berhubungan dengan kitab Injil dengan berbagai macam 

pandangan-pandangan yang dikemukakan dalam The Da Vinci Code khususnya 

pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena.56

 

Bock juga banyak menulis artikel pada Beliefnet.com dan Christianity 

Today.Com. Buku karangan Bock yang terbaru adalah The Missing Gospel yang 

membantah Existensi dan Legitimasi kaum Kristen ortodok yang tidak resmi 

menurut UU gereja dengan ajaran dan kepercayaannya. Darrel L. Bock berpendapat, bahwa kesimpulan mengenai pernikahan Yesus 

dengan seorang wanita yang bernama Maria Magdalena dibuat dengan sembrono. 

Bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan suatu kejadian dalam suatu teks 

sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan bahasa dari teks tersebut, apalagi 

mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang berusia ribuan tahun tentunya secara 

logika dapat mengalami diversi bahasa semenjak Kitab tersebut ditulis dalam 

bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin, dan kemudian 

kedalam bahasa Inggris / Perancis yang merupakan bahasa terjemahan yang 

dipakai oleh Dan Brown. 

Selain kesimpulan mengenai pernikahan Yesus, Dan Brown juga membuat 

kesimpulan lain yang sangat kontroversial, dimana dikatakan bahwa dinasti 

Merovingian adalah merupakan dinasti kerurunan dari pasangan Yesus dan Maria 

Magdalena. Beberapa saat setelah Yesus disalib, beberapa murid yang setia pada 

Yesus kemudian melarikan Maria Magdalena yang pada saat itu juga membawa 

anak dari hasil perkawinannya dengan Yesus keluar dari Jerusalem. Setelah 

singgah di beberapa tempat, Maria Magdalena (dalam buku tersebut tidaklah jelas 

apakah Maria Magdalena sendiri ataukah keturunannya) kemudian menetap di 

daerah Languedoc, Perancis Selatan terutama daerah Languedoc yang termasuk 

juga desa yang bernama Rennes Ie Chateau merupakan wilayah yang menjadi 

awal dari penelitian Dan Brown.57

Dikisahkan kemudian setelah keturunan Maria Magdalena bercampur dengan 

masyarakat sekitar dan kemudian mereka juga menyebarkan populasi hingga masyarakat sekitar dan kemudian mereka juga menyebarkan populasi hingga


sampai ke daerah Viking, Germania, Visigoth, dan lainnya, mereka kemudian 

mendirikan sebuah kerajaan serta mendirikan dinasti yang bernama dinasti 

Merovingian. Pendiri dinasti Merovingian oleh keturunan Maria Magdalena (dan 

juga Yesus) ini menjelaskan mengapa raja-raja dari dinasti Merovingian 

diperlakukan sebagaimana layaknya raja-pendeta, seorang Raja Suci yang tidak 

hanya bertindak selaku simbol negara tetapi bertindak selaku pemimpin rohani 

dari rakyatnya.58

Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan Dan Brown mengenai sejarah 

Yesus, khususnya mengenai apakah Yesus pernah menikah atau tidak; terhadap 

pribadi Yesus sendiri Dr. Darrel L. Bock mengambil sikap berikut: 

1. Yesus / Isa adalah seseorang yang membawa pesan-pesan suci Tuhan sang 

maha penguasa alam ke bumi, dan itu menjadikan ia suci terlepas dari 

fakta apakah ia pernah menikah ataupun tidak. 

2. Kesucian Yesus / Isa harusnya dijadikan teladan bagi umat Kristen yang 

mempercayai keberadaan Yesus / Isa, bukannya justru dijadikan untuk 

memperuncing perbedaan antara umat yang percaya dengan keberadaan 

tersebut. 

B. Erwin Lutzer.

Erwin Lutzer lahir 3 Oktober 1941 di Satkatchewan Canada. Ia putra kelima 

dari pasangan Gustav dan Wanda Lutzer. Ia lulusan dari Winnipeg Bible 

Universitas dan Universitas Dallas Texas, dan ia lulus pada tahun 1967. Sekarang Erwin Lutzer menjabat sebagai Pastor Senior Moody Church di Chicago Amerika 

Serikat. 

Erwin Lutzer berpendapat bahwa salah satu sumber yang dipakai Dan Brown 

dalam menulis buku The Da Vinci Code adalah buku Holy Blood-Holy Grail

karya Lincoln. 

Yang paling menggemparkan dari buku itu adalah pertanyaan-pertanyaan di 

seputar kehidupan Yesus, seperti apakah Yesus menikah dan punya anak, apakah 

Maria Magdalena adalah istri Yesus, apakah keturunan Yesus masih ada sampai 

sekarang? 

Seperti pertanyaan : Apakah Yesus menikah? Asumsi awal yang dipakai oleh 

Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan seorang Nabi dan juga Guru 

(Rabbi), sedangkan dalam hukum Yahudi, baik yang tertulis maupun yang tidak 

tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda Yahudi untuk 

menikah jika telah menginjak usia akil balig. Dan juga ada hukum Yahudi yang 

tertulis yang mengatakan bahwa seorang baru bisa menjadi rabbi ( Guru ) jika 

telah menikah. ”Dari perspektf ini, Yesus haruslah menikah”.59

Di pihak lain, Alkitab dan sumber-sumber lain tidak secara ekplisit 

menyatakan bahwa Yesus menikah. Sumber lain dari kitab Apokrifa ( kitab-kitab 

yang dibuang ) juga secara implisit menyatakan bahwa Yesus menikah. Lalu 

dikatakan juga bahwa istri Yesus adalah Maria Magdalena. Magdalena yang 

digambarkan dalam Alkitab sebagai perempuan yang meminyaki kaki Yesus dan 

ikut menyaksikan kematian Yesus di kayu salib, serta perempuan pertama yang datang di kubur Yesus, telah digambarkan secara salah oleh gereja selama ribuan 

tahun dengan menyatakan sebagai pelacur. 

Magdalena menikah dengan Yesus dan mempunyai keturunan. Setelah 

kematian Yesus, Magdalena dengan disertai oleh pengikut Yesus melarikan diri 

ke Perancis bagian selatan ( Gaul ) yang telah lama dihuni oleh pemukim Yahudi. 

Disitulah keturunan Yesus menyebar, berketurunan dan mempunyai hubungan 

dengan Dinasti Merovingian yang menjadi Raja Franks pada abad ke-6-7 M. Holy 

Grail adalah simbolisasi dari keturunan Yesus dan bukanlah Piala Perjamuan jika 

diartikan secara harfiah.60

Apakah cerita itu benar ? Dan Brown menggunakan cara pengungkapan fakta 

yang cukup kuat. Ia menggunakan berbagai macam bukti dan fakta dari tulisan￾tulisan dan dokumen-dokumen abad pertengahan serta berburu informasi ke 

sumber-sumber sejarawan maupun pelaku peristiwa yang dapat dipercaya. 

Kelemahan terbesar justru di salah satu pernyataan Dan Brown: ”Alkitab 

( Perjanjian Baru ) adalah buku yang telah diubah, diganti, dan diedit ulang sesuai 

dengan kebutuhan pihak gereja saat itu, sehingga Alkitab tidak lagi menjadi 

sumber yang terpercaya dalam mengungkapkan cerita dibalik kehidupan Yesus.61

Kekuatan buku The Da Vinci Code adalah Dan Brown tidak mengambil 

kesimpulan tetapi mengatakan adanya suatu hipotesa. Bahwa hipotesa itu belum 

teruji benar dan masih dikaitkan dalam hubungan yang belum kuat adalah masalah 

lain, dan juga sumber dari kekurangan bagi siapapun yang meneliti tentang 

sejarah Yesus. 

Apakah hipotesa dalam buku The Da Vinci Code mempengaruhi iman 

seseorang ( orang Kristen, khususnya ) ? Bagi Erwin Lutzen tidak menjadi 

masalah. Pembuktian sejarah berada di posisi berseberangan dengan posisi iman. 

Pembuktian bahwa Yesus menikah dan mempunyai anak tidak menafikan iman 

orang Kristen. Tentunya ada yang ditakuti dalam buku itu, dan reaksi berlebihan 

dari pihak gereja dan agamis justru membuat fakta yang telah ada menjadi 

terdistorsi. 

C. Martin Lunn.

Martin Lunn dikenal sebagai seorang peneliti ahli masalah keturunan Davidic 

dan isu-isu lain yang dikenalkan oleh The Da Vinci Code. Lulusan dari program 

Master Sejarah dan jurnalisme ini pernah hidup di sepanjang daerah Timur 

Tengah, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, namun berdomisili di 

Barcelona. Dia juga seorang pimpinan besar ( Grand Master ) dari kelompok 

masyarakat naga ( The Dragon Society ) yang didirikan oleh King Sigismund dari 

Hungaria, tahun 1408.62

 

Martin Lunn berpendapat, bahwa Gereja Roma Katolik merasa disoroti 

karena The Da Vinci Code-dan nampak tak senang dengan sorotan mata kritis itu. 

Pihak gereja telah membela keyakinan para pengikutnya selama 2000 tahun dan 

dengan senang hati mengetahui bahwa keimanan mereka itu berjalan tanpa bukti. 

Agama Kristen tak mampu meyakinkan dengan berbagai macam bukti yang 

bisa mempertahankan pengikutnya dan lebih dari yang akhir abad suguhkan untuk membelanya di depan aneka penemuan ilmiah; yang ia berharap bahwa penemuan 

itu berhenti. 

Novel The Da Vinci Code adalah sebuah novel yang sukses bukan karena 

kejujuran yang mengikat, tapi karena alur cerita pembunuhnya, juga karena Dan 

Brown telah menstimulus pembacanya untuk melihat “kebenaran” yang telah 

lama diterima ( familiar truths ) ke dalam kebenaran yang tidak familier 

(nfamiliar ligtht).63

 

Dalam melakukannya ia telah merangsang pembaca untuk menambah 

pengetahuan tentang hal itu dan juga membuat ketidakpuasan untuk selalu 

mencari tahu apa yang terjadi dia akhir novel. Beberapa dari kita mengira bahwa 

ada semacam proses pengurangan selama dua dekade terakhir ini yang 

mengarahkan manusia pada hal pembukaan rahasia rohani ( spiritual revelation ). 

Pekerjaan semacam ini pernah dilakukan oleh film-film fiksi ilmiah seperti 

film trilogi Matrix dan hal-hal populer sebagai bagian dari fenomena esoterik 

semacam UFO dan garis panen nazca. Novel subversif milik Dan Brown-The Da

Vinci Code ini telah menyumbangkan banyak kepada perubahan yang telah terjadi 

di dunia ini.64

 

Kontoversi The Da Vinci Code, karya Dan Brown yang terbit 2003, kini 

disusul film dengan judul serupa; adaptasi dari novel tersebut, film The Da Vinci

Code diputar serentak di seluruh dunia. Bagi sebagian umat Kristen, khususnya 

kalangan Katolik, inilah karangan fiksi dan film paling menggemaskan dan 

mungkin saja menggoncang iman ( tentu bagi yang lemah imannya ). Heboh The Da Vinci Code memang terkait beberapa gambaran tentang aspek 

mendasar keyakinan Kristen. Novel dan film tersebut memuat gagasan-gagasan 

kurang lazim dan tidak dianut arus utama teologi kekristenan. Misalnya, di situ 

digemakan bahwa Yesus atau Isa Almasih bukanlah Tuhan, melainkan seorang 

manusia. Sebelum abad keempat, Yesus hanya dianggap manusia, namun Kaisar 

Imperium Romawi kala itu, Konstantin, mendewakan-Nya sesuai keyakinan 

lamanya yang paganis.65

Yang tak kalah menegangkan, Yesus juga diceritakan telah menikahi Maria 

Magdalena yang kemudian mengandung dan melahirkan anak-Nya. Karena itu, 

Magdalena mestinya mendapat penghormatan lebih. Sampai saat ini,masih dalam 

alur fiksi Brown, garis keturunan Yesus dari Magdalena masih eksis di Eropa. 

Imajinasi Brown masih melambung, bermain antara fakta dan fiksi. Alkisah 

sampai saat ini, komunitas bawah tanah Biarawan Sion masih mengagungkan 

sosok Magdalena dan berusaha menjaga kebenaran yang misterius itu. Selama 

berabad-abad, Gereja Katolik berusaha menutupi “kebenaran” itu, bahkan tak 

segan-segan membunuh orang-orang yang berusaha mengungkapnya.66

 

D. Angelo Amato. 

Angelo Amato adalah seorang pendeta yang mulia dan agung. Beliau lahir 

pada tanggal 8 Juni 1938, sekarang ini beliau menjadi Sekretaris dari Kongregasi 

Doktrin dan Keimanan Vatikan setelah penunjukan oleh Pope John Paul II pada 19 Desember 2002. Saat ini beliau melayani Gereja Joseph Ratzinger yang 

dipimpin oleh Pope Benedict XVI pada tahun 2005. 

Setelah Angelo Amato menyelesaikan masa percobaan di Salesian High 

School, beliau meneruskan Studi Philosophy dan Theologi di Roma. Beliau 

dinobatkan sebagai pendeta pada tanggal 22 Desember 1967, dan menjadi bagian 

dari Salesian Of Saint John Bosco. Kemudian meneruskan studinya di Universitas 

Salesian dengan spesialisasi pada Kristologi, pada tahun 1972 ia menjadi asisten 

pengajar pada Universitas tersebut. 

Pada tahun 1974 beliau memperoleh gelar Doktor dengan disertasinya” The 

Pronouncement Tridentine On The Need For Sacramental Confession in The 

Canons 6-9 session XIV. 

Angelo Amato berpendapat, bahwa buku The Da Vinci Code

menjungkirbalikkan pemahaman mapan Gereja Katolik. 

Berikut beberapa diantaranya : 

1. Perempuan di Jamuan Terakhir 

Tidak semua yang duduk di meja dalam Perjamuan Terakhir adalah laki￾laki. Satu dari tiga belas orang dalam lukisan tersohor The Last Supper 

karya Leonardo Da Vinci adalah perempuan, yaitu maria Magdalena. 

Maria duduk tepat di sisi kanan Yesus. Maria adalah sosok Yahudi ningrat 

dari klan Benjamin yang tidak lain adalah istri Yesus.67

 

2. Maria Pewaris Gereja


Pada Perjamuan Terakhir, Yesus telah menduga akan ditangkap dan 

disalib. Maka ia memberi Maria intruksi bagaimana melanjutkan 

Gerejanya. Yang diberi petunjuk adalah Maria, bukan Peter, Peter tidak 

puas karena dinomorduakan di bawah perempuan. Dalam lukisan Da 

Vinci, Peter mencondongkan tubuh ke arah Maria seolah mengancam.68

3. Cawan Suci adalah Maria 

Cawan suci adalah kiasan untuk Maria Magdalena, perempuan yang 

mewadahi darah Yesus, mengandung keturunan Yesus Kristus. Dalam diri 

Maria mengalir tiga kekuatan luar biasa. Kekuatan sebagai pengemban 

titak Yesus untuk mengemban ajarannya, kekuatan sebagai istri yang 

mengandung anak Yesus, dan kekuatan sebagai keturunan raja Yahudi. 

Gereja, untuk membela diri dari kekuatan Magdalena, mengabadikan 

profil Magdalena sebagai pelacur dan menguburkan bukti-bukti 

pernikahan Kristus dengan perempuan ini. Gereja menghancurkan segala 

kemungkinan Yesus kawin dan mempunyai keturunan.69

 

4. Anak cucu Yesus ada di Perancis 

Maria Magdalena hamil saat penyaliban Yesus. Untuk keamanan Maria 

tidak punya pilihan lain kecuali melarikan diri dari Tanah Suci. Dengan 

bantuan paman Yesus yang bisa dipercaya, Josef dari Arimatea, ia diam￾diam pergi ke Perancis. Disana ia melahirkan anak perempuan bernama 

Sarah. Pada abad ke-5, keturunan Yesus menikah dengan bangsawan Perancis, menciptakan garis keturunan Merovingian. Klan inilah yang 

mendirikan kota Paris. 

5. Gereja menghabisi keturunan Yesus 

Gereja terdahulu takut jika garis keturunan itu dibiarkan tumbuh, rahasia 

yang ditutup rapat akan terkuak, sehingga meruntuhkan doktrin 

fundamental Katolik. Di akhir abad ke-7 Vatikan bekerjasama dengan 

Pepin d’Heristal membunuh raja Perancis Dagobert. Pembunuhan 

Dagobert menyebabkan keturunan Merovingian musnah. Namun putra 

Dagobert, Sigisbert, berhasil lolos dan melanjutkan garis keturunan 

Merovingian. Salah satu keturunannya adalah Godefroi de Bouillion.70

 

E. Tarcisio Cardinal Bertone.

Tarcisio Cardinal Bertone, lahir pada tanggal 2 Desember 1934, ia adalah 

Wali Gereja/Pendeta Tinggi Italia pada Gereja Roma Katolik. Saat ini beliau 

menjadi sekretaris Kardinal Kenegaraaan dan menjadi Uskup besar Genoa tahun 

2002-2006. 

Bertone diangkat menjadi pejabat tinggi Gereja tahun 2003, dan pada tanggal 

10 Mei 2008, ia diberi gelar Uskup Besar Frascati, setelah kematian Kardinal 

Trujilo ia menepati jabatan peringkat tertinggi di Gereja. 

Bertone berpendapat bahwa, Gereja telah melakukan segalanya dengan 

kekuatannya untuk menyembunyikan informasi tentang pernikahan Kristus. Pada 

tahun 1958 sebuah naskah Ecumenical Patriarch of Contantinople (Patriarkh Oikumenis Kontantinopel) ditemukan di sebuah biara dekat Yerusalem oleh 

Morton Smith, seorang Profesor Sejarah Kuno di Columbia University.71

Dia menemukan sepucuk surat dari Uskup Clement dari Alexandaria (150M-

215M) yang ditulisnya untuk rekannya Theodore dalam sebuah buku tentang 

karya-karya St. Agustinus dari Antioch. Di dalamnya termasuk Injil Mark yang 

sudah kita kenal sebelumnya. Dia menyatakan bahwa bagian dari Injil tersebut 

harus diabaikan karena ajarannya yang tidak cocok dengan ajaran Gereja. Injil 

Mark merupakan Injil penting karena yang pertama ditulis dan merupakan dasar 

dari semua Injil lainnya. 

Bagian yang ditekan adalah bagian Lazarus, yang dikatakan Yesus telah 

secara ajaib, bangkit dari kematiannya. Lazarus menangis dari dalam kuburnya, 

supaya diketahui bahwa dia tidak mati ketika Yesus melihatnya. Keadaan yang 

sebenarnya adalah, Lazarus telah dikucilkan dan itu dianggap sebagai setara 

dengan mati. Masa pengucilan itu berlangsung selama empat hari. Pada hari 

ketiga Martha dan Maria mengirimkan pesan kepada Yesus, mengatakan bahwa 

Lazarus dalam keadaan sekarat karena kutukan. Lalu Yesus ke sana untuk 

menghidupkannya kembali, walau itu sesungguhnya di luar kemampuan Yesus. 

Kemudian, bagian yang dihilangkan adalah bagian kebangkitan itu dan 

berakhir dengan perempuan-perempuan yang berlarian keluar gua kosong. Dua 

belas ayat terakhir dari Injil Mark 16 yang kita miliki kini. 

Ketika kedatangan Yesus di rumah tempat Martha dan Maria tinggal seperti 

dijelaskan dalam Injil Jhon, hal itu memberikan kesan bahwa Maria merasa ragu untuk meninggalkan rumah itu. Namun pada bagian Injil Mark yang dihilangkan 

adalah bagian yang menjelaskan Maria keluar dari rumah Martha untuk 

menyambut Yesus, tetapi para murid Yesus menyuruhnya untuk kembali ke 

dalam. Alasannya adalah, sebagai istri Yesus, dia hanya diijinkan keluar rumah 

dengan ijin suaminya. 

Katolik Roma mengaku bahwa St. Peter adalah pendiri Gereja Katolik. Nama 

Peter berasal dari kata bahasa Yunani, petros, yang artinya batu. Nama itu 

diberikan Yesus padanya. Peter bereputasi sebagai seorang pembenci perempuan, 

atau seperti yang dituliskan Dan Brown dalam Da Vinci Code, “seorang yang 

membeda-bedakan jenis kelamin,” dan jika itu benar kita dapat mengerti mengapa 

Gereja yang dipimpin pembangunannya mengaibaikan perempuan sepanjang 

sejarahnya. Meski begitu, jika kita percaya bahwa Maria Magdalena cukup baik, 

tidak hanya sebagai murid Yesus yang paling setia, tetapi juga istrinya, kita harus 

bertanya pada diri kita sendiri mengapa Gereja tidak mau mengakui 

pernikahannya dengan Kristus? Dengan memberikan bukti, kita hanya dapat 

menyimpulkan, seperti yang dilakukan Dan Brown.72

Fakta-fakta yang diangkat oleh Dan Brown dalam Da Vinci Code dan 

kemudian dilayarlebarkan dalam bentuk film, VCD, dan DVD dianggap 

membongkar dasar-dasar kepercayaan gereja Kristen sedemikian jauhnya 

mengeksplorasi hingga akhirnya dianggap telah melecehkan dan menghina 

Gereja.

The Da Vinci Code, memang benar-benar menghebohkan dan menciptakan 

kontroversi yang tidak ada habis-habisnya. Sekurang kini ada 10 buku ynag ditulis 

oleh para teolog Kristen yang mencoba untuk menyanggah isi Da Vinci Code

tersebut. Banyak yang geram dengan karya Dan Brown tersebut, karena dianggap 

melecehkan Yesus, dan Vatikan. 

Pada pertengahan Maret 2005, ia menganjurkan agar toko buku Katolik 

memboikot Da Vinci Code. Salah satu alasannya, Da Vinci Code merupakan 

kebohongan yang memalukan. Ia khawatir, banyak orang mempercayai 

kebohongan di dalamnya dan kemudian menganggapnya sebagai sebuah 

kebenaran. 

Dalam Bible Perjanjian Baru disebutkan, bahwa saksi pertama kebangkitan 

Yesus-yang menyaksikan kuburan Yesus kosong-seorang wanita bernama Maria 

Magdalena. Jika dasar kepercayaan ini dibongkar, maka bisa dikatakan runtuhlah 

agama Kristen. Sebenarnya gagasan Dan Brown bukanlah gagasan yang benar￾benar baru dan orsinil. Tahun 1982, terbit buku Holy Blood, Holy Grail, yang 

bercerita tentang perkawinan Yesus dengan Maria Magdalena dan punya anak 

keturunan. 

 

F. Trifena Yulianti.

Ia dilahirkan pada tanggal 17 Juli 1978 di Jakarta, dan saat ini ia seorang 

aktivis Institute Theologia dan Keguruan Indonesia, dan ia juga seorang 

Gembala GBI Kharisma Pondok Cabe.

Ia berpendapat, bahwa Pencarian Holy Grail ( cawan cuci ) yang terdapat 

dalam buku The Da Vinci Code karya Dan Brown adalah pencarian untuk berlutut 

di depan tulang belulang Maria Magdalena. Sebuah pencarian untuk berdoa pada 

kaki sang terbuang.73

Tapi alur yang dibangun sebetulnya sederhana saja. Ada seorang kurator yang 

terbunuh, namanya Jacques Sauniere. Ia anggota kelompok persaudaraan rahasia. 

Kelompok itu beranggotakan : Isaac Newton, Robert Boyle, dan Leonardo Da 

Vinci. Mereka menyimpan rahasia, yang jika terkuak bakal mengguncangkan 

dogma Kristen. Apa itu? Bahwa Gereja telah meminggirkan peran perempuan, 

Maria Magdalena, padahal ia istri Yesus. Ratusan perempuan konon dibunuh 

ketika Perang Salib sebagai konsekuensi peminggiran terhadap perempuan. 

Pasanglah ayat berikut ini: Tuhan berfirman: tidak baik kalau manusia itu 

seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan 

dia ( Kejadian 2:18, alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia ). 

Celakanya, banyak tempat di Alkitab yang menempatkan perempuan bak 

babu. Misalnya di Surat Paulus kepada Umat di korintus: Dan dari perempuan 

ialah laki-laki. ( I Korintus 11:3 ). Atau di Kitab Kejadian 2: 22 yang berbunyi: 

Dan dari rusuk yang diambil Tuhan dari manusia itu, dibangunnyalah seorang 

perempuan. Atau lihat di Kitab Sirakh: Seorang anak perempuan membuat 

ayahnya berjaga-jaga dan tidur seorang bapak lenyap karena perempuan itu. Ada 

pula ayat berbunyi: Sebab dari pakaian datangnya ngengat dan kejahatan 

perempuan datang dari perempuan. Meskipun ada juga yang seperti Salomo

bilang dalam Kidung Agung, Sosok tubuhmu seumpama pohon kurma dan buah 

dadamu gugusannya.74

Nasib perempuan seperti diatas, bisa ditarik logikanya ketika Hawa memakan 

buah terlarang di surga. Kata Adam kepada Allah: Perempuan yang kau 

tempatkan di sisiku, dialah yang memberi buah dari pohon itu kepadaku, maka 

kumakan ( Kejadian 3:1 ). 

Tapi kita perlu ingat bahwa Allah mahakasih, mahaadil, mahamengetahui. Ia 

tak pernah sekalipun menempatkan ciptaannya dalam posisi terpuruk. Ia baik. Ia 

tunjukkan itu, di Alkitab juga, ketika Yesus lahir ke dunia sebagai juru selamat, 

melalui rahim seorang tak bernoda, Maria. 

Haruslah dilihat dengan nalar yang betul betapa Allah merancang kelahiran 

Kristus dari seorang perempuan waris darah Ibrahim dan Daud tersebut justru di 

saat perempuan itu belum dijamah, masih suci. 

Akhir kata, terlepas dari segala kontroversi yang dihadirkan dalam Da Vinci

Code, lebih baik kita ( umat beragama yang percaya akan kehadiran Yesus / Isa ) 

meneladani pribadi Yesus / Isa sebagai manusia pilihan yang diutus Tuhan untuk 

menyampaikan kalimat-Nya di bumi. 

G. Analisis Respons 

 Seperti pertanyaan: Apakah Yesus menikah? Asumsi awal yang dipakai oleh 

Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan seorang Nabi dan juga seorang 

Guru (Rabbi), sedangkan dalam hukum Yahudi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda Yahudi untuk 

menikah jika telah menginjak akil balig. Dan juga ada hukum Yahudi yang tertulis 

yang mengatakan bahwa seseorang baru bisa menjadi Rabbi (Guru) jika telah 

menikah. “Dari perspektif ini, Yesus haruslah menikah. 

Di pihak lain, Alkitab dan sumber-sumber lain tidak secara ekplisit 

menyatakan bahwa Yesus menikah. Sumber lain dari Kitab Apokrifa (kitab-kitab 

yang dibuang), juga secara implisit menyatakan bahwa Yesus menikah. Lalu 

dikatakan juga bahwa istri Yesus adalah Maria Magdalena. 

Magdalena yang digambarkan dalam Alkitab sebagai perempuan yang 

meminyaki kaki Yesus dan ikut menyaksikan kematian Yesus di kayu salib, serta 

perempuan pertama yang datang di kubur Yesus. 

Tapi kita perlu ingat, bahwa kesimpulan mengenai pernikahan Yesus dengan 

seorang wanita yang bernama Maria Magdalena dibuat dengan sembrono. 

Bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan suatu kejadian dalam suatu teks 

sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan bahasa dari teks tersebut, apalagi 

mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang berusia ribuan tahun tentunya secara 

logika dapat mengalami diversi bahasa semenjak Kitab tersebut ditulis dalam 

bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin, dan kemudian 

kedalam bahasa Inggris/Perancis yang merupakan bahasa terjemahan yang dipakai 

oleh Dan Brown dalam novel The Da Vinci Code. 

Selain kesimpulan mengenai pernikahan Yesus, Dan Brown juga membuat 

kesimpulan lain yang sangat kontrovesial, dimana dikatakan bahwa dinasti 

Merovingian adalah merupakan dinasti keturunan dari pasangan Yesus dan Maria

Magdalena. Beberapa saat setelah Yesus disalib, beberapa murid yang setia pada 

Yesus kemudian melarikan Maria Magdalena yang pada saat itu juga membawa 

anak dari hasil perkawinannya dengan Yesus keluar dari Jerussalem. Setelah 

singgah di beberapa tempat, Maria Magdalena (dalam The Da Vinci Code tidaklah 

jelas, apakah Maria Magdalena sendiri ataukah keturunannya), kemudian menetap 

di daerah Languedoc, Perancis Selatan. 

Apakah cerita itu benar? Dan Brown menggunakan cara pengungkapan fakta 

yang cukup kuat. Ia menggunakan berbagai macam bukti dan fakta dari tulisan￾tulisan dan dokumen-dokumen abad pertengahan serta berburu informasi ke 

sumber-sumber sejarawan maupun pelaku peristiwa yang dapat dipercaya. 

Kelemahan terbesar justru di salah satu pernyataan Dan Brown: “Alkitab 

(Perjanjian Baru) adalah buku yang telah diubah, diganti, dan diedit ulang sesuai 

dengan kebutuhan pihak Gereja saat itu, sehingga Alkitab tidak lagi menjadi 

sumber yang terpercaya dalam mengungkapkan cerita di balik kehidupan Yesus. 

Dan kekuatan The Da Vinci Code adalah Dan Brown tidak mengambil 

kesimpulan tetapi mengatakan adanya suatu hipotesa. Bahwa hipotesa itu belum 

teruji benar dan masih belum kuat bagi siapapun yang meneliti tentang sejarah 

Yesus. 

Apakah hipotesa dalam The Da Vinci Code mempengaruhi iman seseorang 

(orang Kristen, khususnya) ? Bagi tokoh-tokoh Kristen tidak menjadi masalah. 

Pembuktian sejarah berada di posisi berseberangan dengan posisi iman. 

Pembuktian bahwa Yesus menikah dan mempunyai keturunan tidak 

menafikan iman orang Kristen. Tentunya ada yang ditakuti dalam Da Vinci Code,

dan reaksi berlebihan dari pihak Gereja dan agamis justru membuat fakta yang 

telah ada menjadi terdistorsi.


Di dalam buku The Da Vinci Code, Dan Brown menyimpulkan bahwa 

peristiwa pernikahan di Cana yang merupakan tempat terjadinya mukjizat Yesus 

merubah air menjadi anggur adalah tak lain merupakan pernikahan Yesus sendiri. 

Hal ini menyebabkan para tokoh-tokoh Kristen berpendapat, bahwa 

kesimpulan Dan Brown mengenai pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena 

dibuat dengan sembrono. Karena bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan 

suatu kejadian dalam suatu teks sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan 

bahasa dari teks tersebut, apalagi mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang 

berusia ribuan tahun tentunya secara logika dapat mengalami diversi bahasa 

semenjak Kitab tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan 

ke dalam bahasa Latin, dan kemudian ke dalam bahasa Inggris dan Perancis. 

Asumsi awal yang dipakai oleh Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan 

seorang Nabi dan juga Rabbi, sedangkan dalam hukum Yahudi baik secara tertulis 

maupun yang tidak tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda 

Yahudi untuk menikah jika telah menginjak akil balig. Dan juga ada hukum 

Yahudi yang tertulis yang mengatakan bahwa seseorang baru bisa menjadi Rabbi 

jika telah menikah. 

Namun, terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan oleh Dan Brown mengenai 

apakah Yesus menikah atau tidak ; terhadap pribadi Yesus sendiri para tokoh￾tokoh Kristen mengambil sikap sebagai berikut :

1. Yesus / Isa adalah seseorang yang membawa pesan-pesan suci Tuhan sang 

maha penguasa alam ke bumi, dan itu menjadikan Ia suci terlepas dari 

fakta apakah Ia pernah menikah ataupun tidak. 

2. Kesucian Yesus / Isa harusnya dijadikan teladan bagi umat Kristen yang 

mempercayai keberadaan Yesus / Isa, bukan justru dijadikan untuk 

memperuncing perbedaan antara umat yang percaya dengan keberadaan 

tersebut. 

Akhir kata, terlepas dari segala kontroversi pernikahan Yesus yang 

dihadirkan dalam Da Vinci Code, penulis ingin menegaskan, bahwa Da Vinci

Code hanyalah sebuah novel, sebuah cerita fiksi, tetapi dihadapi dengan begitu 

serius oleh tokoh-tokoh Kristen. 

Novel yang dibaca oleh puluhan juta orang di dunia ini, bagaimana pun 

juga termasuk luar biasa dan digarap dengan riset yang serius.












Oleh : 

FUAD YUSTANTO SY

 

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA 

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT 

UIN SYARIF HIDAYATULLAH 

JAKARTA