dak
ada keselamatan lain yang dapat dibandingkan dengannya.
Begitu besar hingga tidak seorang pun mampu mengutara-
kannya dengan sempurna, ataupun memahami betapa
besar keselamatan itu. Ini merupakan keselamatan agung
yang disingkapkan Injil, sebab Injil menyingkapkan perihal
Juruselamat yang agung, Juruselamat yang menyatakan
bahwa Tuhan diperdamaikan dengan hakikat serta kepri-
badian kita. Injil menunjukkan bagaimana kita dapat dise-
lamatkan dari dosa dan kesengsaraan yang teramat besar,
serta dipulihkan kepada kesucian dan kebahagiaan yang
sangat besar. Injil menyingkapkan seorang Pengudus
agung kepada kita, supaya kita dapat memenuhi syarat
untuk menerima keselamatan, dan untuk membawa kita
kepada Juruselamat itu. Injil mengungkapkan masa penye-
lenggaraan anugerah yang luar biasa, yakni sebuah per-
janjian yang baru. Piagam perjanjian perbuatan baik dan
sarananya ditetapkan bagi semua orang yang datang meng-
ikatkan diri dengan perjanjian itu.
(3) Bagaimana dosa terhadap Injil digambarkan: hal ini dinya-
takan sebagai menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar
itu. Suatu sikap memandang rendah anugerah penyelamat-
an Tuhan di dalam Kristus, dengan meremehkannya, tidak
memedulikannya, dan tidak menganggapnya sebagai se-
Surat Ibrani 2:1-4
suatu yang berharga untuk mengenalnya. Juga, sikap tidak
menghormati nilai kasih karunia Injil ataupun kebutuhan
mereka akan Injil serta kebinasaan mereka tanpa Injil.
Sikap tidak berusaha keras untuk mencerna dan mengakui
kebenarannya, ataupun mencerna kebaikannya sehingga
bersedia menerimanya serta menerapkannya bagi diri sen-
diri. Dengan melakukan hal-hal inilah orang nyata-nyata
mengabaikan keselamatan yang besar ini. Maka marilah
kita berhati-hati agar tidak didapati berada di antara
orang-orang berdosa celaka dan fasik yang mengabaikan
kasih karunia Injil.
(4) Bagaimana kesengsaraan orang-orang berdosa seperti itu
digambarkan: Kesengsaraan mereka itu tidak terelakkan
(ay. 3): bagaimanakah kita akan luput? Ini menyiratkan,
[1] Bahwa mereka yang memandang rendah keselamatan
ini telah dijatuhi hukuman, telah ditangkap, dan telah
berada di dalam tangan keadilan. Mereka berada dalam
keadaan seperti itu sebab dosa Adam, dan sebab
mereka telah semakin terikat oleh pelanggaran sendiri.
Barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah
hukuman (Yoh. 3:18).
[2] Bahwa tidak ada jalan keluar untuk menghindari hu-
kuman ini selain menerima keselamatan besar yang
tersingkap di dalam Injil. Barangsiapa mengabaikannya,
akan menerima murka Tuhan yang tetap tinggal di atas
mereka. Mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.
Mereka tidak dapat keluar atau menghindar dari kutuk-
annya.
[3] Bahwa masih tersedia kutukan dan hukuman yang le-
bih berat bagi semua orang yang menolak kasih karunia
Tuhan di dalam Kristus. Mereka tidak akan dapat melari-
kan diri dari kutukan paling berat ini. Mereka tidak
dapat bersembunyi pada hari besar itu, tidak dapat
menyangkal kenyataan, tidak dapat menyuap sang
hakim, ataupun lari dari penjara. Tidak ada lagi pintu
rahmat yang terbuka bagi mereka. Tidak akan ada lagi
korban persembahan bagi dosa. Mereka tidak bisa dipu-
lihkan lagi. Di sini, ketidakmampuan menghindar dari
kesengsaraan seperti itu diungkapkan melalui pertanya-
an: bagaimanakah kita akan luput? Ini merupakan seru-
an umum kepada akal budi, kepada hati nurani orang-
orang berdosa itu sendiri. Ini juga merupakan tantang-
an terhadap semua kekuatan dan kepintaran mereka,
terhadap semua kepentingan dan perhubungan mereka,
apakah semuanya itu mampu menemukan atau me-
maksakan jalan keluar untuk menghindarkan mereka
dari pembalasan keadilan dan murka Tuhan . Ini menyi-
ratkan bahwa mereka yang mengabaikan keselamatan
besar ini tidak saja akan kehilangan kekuatan, namun
juga tidak akan bisa berteriak minta tolong dan berdalih
pada hari penghakiman itu. Jika mereka ditanya apa
yang mereka harus katakan supaya hukuman itu ja-
nganlah dijatuhkan ke atas mereka, maka mereka akan
diam membisu, dihukum sendiri oleh hati nurani mere-
ka sendiri, bahkan mereka akan mengalami kesengsara-
an yang lebih berat dibandingkan orang-orang yang meng-
abaikan wewenang hukum Taurat ataupun berbuat
dosa di luar hukum Taurat.
3. Alasan lain untuk menguatkan nasihat Rasul Paulus itu diam-
bil dari martabat dan keunggulan sang Pribadi yang melalui-
Nya Injil mulai diberitakan (ay. 3): keselamatan yang sebesar
itu mula-mula diberitakan oleh Tuhan, yaitu Tuhan Yesus
Kristus yang yaitu Yehovah, Tuhan atas Kehidupan dan
kemuliaan, Tuhan atas segala sesuatu. Dengan semuanya ini,
Ia memiliki hikmat yang sempurna dan tidak bisa salah,
memiliki kebaikan yang tak terhingga dan tidak ada habis-
habisnya, kebenaran dan kesetiaan yang tidak meragukan dan
tidak akan berubah, kedaulatan dan wewenang mutlak, serta
kekuasaan yang tidak dapat dilawan. Tuhan atas segala se-
suatu yang agung inilah yang pertama mulai memberitakan
Injil dengan terus terang dan jelas, tanpa perlambang dan
bayangan seperti pada masa sebelum Ia datang. Nah, sebab
itu pastilah diharapkan bahwa semua orang kiranya menghor-
mati Tuhan ini dan mengindahkan Injil yang mulai diberitakan
oleh seorang seperti ini yang tidak pernah diperkatakan oleh
seorang manusia manapun.
4. Alasan lain diambil dari sifat dan tabiat orang-orang yang
menjadi saksi-saksi bagi Kristus dan Injil (ay. 3-4): Keselamat-
Surat Ibrani 2:1-4
an yang sebesar itu diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka
yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat
dipercayai, sedang Tuhan meneguhkan kesaksian mereka.
Amatilah,
(1) Penyebaran Injil dilanjutkan dan ditegaskan oleh mereka
yang telah mendengar perkataan Kristus, yakni oleh para
pemberita Injil dan rasul, yang merupakan saksi mata dan
mendengar sendiri apa yang telah mulai dilakukan dan
diajarkan Yesus Kristus (Kis. 1:1). Para saksi ini tidak
memiliki tujuan duniawi atau kepentingan sendiri un-
tuk melayani dengan cara ini. Tidak ada suatu pun yang
dapat membujuk mereka untuk memberi bukti selain
kemuliaan sang Penebus serta keselamatan mereka dan
orang-orang lain. Dengan kesaksian mereka itu, mereka
membahayakan diri sendiri akan kehilangan segala sesua-
tu yang mereka sayangi di dalam kehidupan ini. Banyak
dari antara mereka yang memeteraikan hidup mereka
dengan darah mereka sendiri.
(2) Tuhan meneguhkan kesaksian mereka yang menjadi saksi
bagi Kristus. Ia bersaksi bahwa mereka diberi kuasa dan
diutus oleh-Nya untuk memberitakan Kristus dan kesela-
matan melalui Dia kepada dunia. Dan bagaimanakah Dia
meneguhkan kesaksian mereka? Tidak saja dengan mem-
beri mereka rasa damai dalam pikiran mereka, kesabaran
dalam semua penderitaan mereka, serta keberanian dan
sukacita tak terkatakan (meskipun hal-hal ini menjadi ke-
saksian bagi mereka sendiri), namun juga meneguhkan ke-
saksian mereka melalui tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan
oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan sebab Roh
Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
[1] Dengan tanda-tanda, yakni tanda-tanda yang menyata-
kan kehadiran-Nya yang penuh rahmat bersama mere-
ka, dan kuasa-Nya yang bekerja melalui mereka.
[2] Dengan mujizat-mujizat, yakni mujizat-mujizat yang
melebihi kekuatan alam, dan di luar hukum alam, yang
begitu luar biasa hingga membuat orang-orang yang
melihatnya dipenuhi rasa takjub dan kagum, serta yang
menggerakkan hati mereka untuk memperhatikan peng-
ajaran yang diberitakan, dan menyelidikinya.
[3] Melalui berbagai-bagai penyataan kekuasaan, atau per-
buatan ajaib, yang Pelakunya mahakuasa hingga ber-
tentangan dengan akal budi.
[4] Melalui karunia Roh Kudus, yang membuat mereka me-
menuhi syarat, yang memampukan dan mendorong me-
reka untuk melakukan pekerjaan sesuai panggilan me-
reka, yaitu rupa-rupa karunia yang dibagikan oleh Roh
Kudus (1Kor. 12:4, dst.). Semuanya ini menurut kehen-
dak-Nya. Hanya sebab kehendak Tuhan sajalah kita
memperoleh dasar yang pasti bagi iman kita, dan dasar
yang kuat bagi pengharapan kita dalam menerima Injil.
Sama seperti ada tanda-tanda dan mujizat-mujizat
saat hukum Taurat disampaikan, yang dengannya
Tuhan memberi kesaksian atas wewenang serta keung-
gulannya, demikian pula Ia memberi kesaksian atas
Injil melalui mujizat-mujizat yang lebih besar dan hebat,
sebab Injil merupakan masa penyelenggaraan yang
lebih unggul dan kekal.
Tujuan Penderitaan Kristus
(2:5-9)
5 Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan
datang, yang kita bicarakan ini. 6 Ada orang yang pernah memberi kesaksian
di dalam suatu nas, katanya: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingat-
nya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? 7 Namun
Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah
dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan
dan hormat, 8 segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya.”
Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatupun
yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. namun sekarang ini belum
kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. 9 namun Dia,
yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh sebab penderitaan
maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia
Tuhan Ia mengalami maut bagi semua manusia.
sesudah menyampaikan pengajaran mengenai keunggulan pribadi
Kristus yang melampaui para malaikat, Rasul Paulus sekarang kem-
Surat Ibrani 2:5-9
bali membahas pokok yang menyenangkan itu dan selanjutnya men-
jelaskan (ay. 5), Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia tak-
lukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini.
I. Di sini Rasul Paulus mengajukan sebuah pernyataan negatif, dan
juga sebuah pernyataan positif, yakni bahwa keadaan jemaat Injil,
yang di sini disebut sebagai dunia yang akan datang, tidak takluk
kepada malaikat-malaikat, namun berada di bawah pemeliharaan
dan pengarahan khusus sang Penebus sendiri. Keadaaan jemaat,
baik pada saat sekarang maupun nanti saat sudah lebih
dipulihkan saat penguasa dunia ini disingkirkan dan semua
kerajaan di dunia menjadi kerajaan Kristus, tidak diserahkan
kepada pemerintahan para malaikat. Sebaliknya, Yesus Kristus
yang akan memegang kuasa penuh dan memerintah. Ia tidak
menggunakan pelayanan para malaikat untuk memberitakan Injil,
seperti yang dahulu dilakukan-Nya untuk menyampaikan hukum
Taurat kepada dunia lama atau kuno. Dunia yang baru ini
diserahkan kepada Kristus, dan hanya takluk sepenuhnya kepada
Dia semata dalam semua urusan yang bersifat rohani dan kekal.
Kristus mengatur jemaat Injil, yang sekaligus memperlihatkan
kehormatan Kristus serta kebahagiaan dan keselamatan jemaat.
Yang pasti, baik pembentukan jemaat Injil pertama maupun pem-
binaan ataupun pengelolaan selanjutnya, termasuk penghakiman
serta penyempurnaan akhirnya, tidak diserahkan kepada para
malaikat, namun kepada Kristus. Tuhan tidak akan mempercayakan
perkara sebesar itu kepada makhluk-makhluk suci-Nya. Para ma-
laikat-Nya terlampau lemah untuk memikul tanggung jawab
sebesar itu.
II. Kita memiliki Kitab Suci, yang di dalamnya ada uraian peri-
hal Yesus yang terberkati itu, yang kepadanya dunia Injil diserah-
kan. Hal ini dikutip dari Mazmur 8:5-7. Ada orang yang pernah
memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: “Apakah manu-
sia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga
Engkau mengindahkannya? Perkataan ini dianggap dapat diterap-
kan kepada umat manusia secara umum, namun juga kepada
Tuhan Yesus Kristus seperti dalam kitab Ibrani ini.
1. Dapat diterapkan kepada umat manusia secara umum, dalam
artian, ada perasaan penuh syukur kepada Tuhan yang agung
atas sikap merendah dan kebaikan-Nya yang luar biasa ke-
pada anak-anak manusia.
(1) Dengan mengingat-ingat serta memperhatikan sikap dan
kebaikan-Nya itu, bahkan telah dirancang-Nya jauh sebe-
lumnya dalam hikmat kasih-Nya. Segala kebaikan atau
perkenanan Tuhan kepada manusia bersumber dari pikiran-
pikiran-Nya yang kekal dan rencana-rencana-Nya yang
penuh rahmat bagi mereka. sebab itu, rasa hormat yang
wajib kita berikan kepada Tuhan bersumber dari ingatan
kita terhadap-Nya. Tuhan senantiasa mengingat kita, jadi
janganlah kita pernah melupakan Dia.
(2) Dengan melawat mereka. Rencana Tuhan untuk berbuat
baik kepada manusia terlihat dari kunjungan-kunjungan-
Nya yang penuh rahmat kepada mereka. Ia datang untuk
menemui kita, melihat bagaimana keadaan kita, apa yang
sedang kita derita atau butuhkan, bahaya apa saja yang
menghadang kita, serta kesulitan-kesulitan apa yang se-
dang kita hadapi. Melalui kunjungan-Nya itu, roh kita ter-
pelihara. Marilah kita mengingat Tuhan setiap hari dengan
menghampiri Dia sebagaimana yang menjadi kewajiban
kita.
(3) Dengan menjadikan manusia sebagai penguasa atas semua
ciptaan di dunia yang lebih rendah ini, sebagai batu pen-
juru bangunan, sebagai yang pertama dibuat Tuhan , hanya
sedikit di bawah para malaikat dalam hal tubuh jasmani
sementara hidup di bumi, dan akan dijadikan seperti para
malaikat, sejajar dengan mereka, pada hari kebangkitan
orang-orang benar (Luk. 20:36).
(4) Dengan memahkotai manusia dengan kemuliaan dan ke-
hormatan, kehormatan memiliki kuasa dan berbagai keca-
kapan jiwa yang mulia, organ-organ serta bagian-bagian
tubuh yang luar biasa sehingga ia dapat terhubung dengan
kedua dunia itu dan mampu melayani kepentingan serta
menikmati kebahagiaan keduanya.
(5) Dengan memberinya hak untuk menguasai makhluk-
makhluk ciptaan yang lebih rendah, yang terus berlaku
Surat Ibrani 2:5-9
selama ia tetap bersekutu dengan Tuhan dan menjalankan
kewajibannya terhadap-Nya.
2. Diterapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, dan semua yang di-
sebutkan di sini hanya dapat diterapkan kepada-Nya (ay. 8-9).
Di sini dapat diamati,
(1) Apa yang menyebabkan sampai Tuhan menunjukkan semua
kebaikan hati-Nya kepada manusia dengan memberi
Kristus demi dan kepada mereka. Jawabannya, yaitu kasih
karunia Tuhan . Sebab, apakah manusia?
(2) Apa hasil dari kasih karunia cuma-cuma Tuhan berkenaan
dengan diberikannya Kristus demi dan kepada kita, seperti
yang dinyatakan dalam kesaksian Kitab Suci ini.
[1] Bahwa dengan sadar Tuhan memberi Kristus demi
kita dalam bentuk perjanjian penebusan.
[2] Bahwa Tuhan mengutus Kristus demi kepentingan kita.
Telah disepakati di antara Mereka bahwa dalam kege-
napan waktunya, Kristus akan datang ke dunia untuk
menjadi korban persembahan agung.
[3] Bahwa Tuhan telah menjadikan-Nya sedikit lebih rendah
dibandingkan malaikat, dengan menjadikan-Nya manusia,
supaya Ia dapat menderita dan merendahkan diri sam-
pai mati.
[4] Bahwa Tuhan memahkotai kodrat manusia Kristus de-
ngan kemuliaan dan kehormatan, yaitu dalam rupa ke-
beradaan-Nya yang kudus sepenuhnya, dan memiliki
Roh tanpa batas, dan juga melalui persekutuan-Nya
yang tak terlukiskan dengan kodrat Ilahi sebagai pribadi
kedua dari Tritunggal, yakni seluruh kepenuhan ke-
Tuhan an berdiam di dalam diri-Nya secara jasmani. Su-
paya melalui semua penderitaan-Nya, Ia dapat sepenuh-
nya mengalami kematian demi setiap orang, benar-
benar merasakan dan mengalami kesengsaraan yang
pahit dari kematian yang memalukan, menyakitkan,
dan terkutuk di salib, sehingga dengan demikian me-
nempatkan seluruh umat manusia ke dalam suatu
keadaan pencobaan yang baru.
[5] Bahwa sebagai imbalan atas kehinaan-Nya dalam mene-
rima kematian yang penuh penderitaan itu, Ia dimahko-
tai dengan kemuliaan dan kehormatan, dinaikkan ke
martabat tertinggi di sorga, serta memiliki kuasa sepe-
nuhnya atas segala sesuatu. Demikianlah firman Tuhan
pada zaman dahulu disempurnakan di dalam Kristus,
yang belum pernah dicapai atau digenapi di dalam diri
manusia mana pun yang pernah hidup di muka bumi.
Tujuan Penderitaan Kristus
(2:10-13)
10 Sebab memang sesuai dengan keadaan Tuhan – yang bagi-Nya dan oleh-Nya
segala sesuatu dijadikan –, yaitu Tuhan yang membawa banyak orang kepada
kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada
keselamatan, dengan penderitaan. 11 Sebab Ia yang menguduskan dan me-
reka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia
tidak malu menyebut mereka saudara, 12 kata-Nya: “Aku akan memberitakan
nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-
tengah jemaat,” 13 dan lagi: “Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,”
dan lagi: “Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan
Tuhan kepada-Ku.”
sesudah berbicara perihal kematian Kristus, di sini Rasul Paulus se-
lanjutnya memberi penjelasan dengan tujuan untuk mencegah dan
menyingkirkan aib salib. Ia melakukan ini dengan menunjukkan ba-
gaimana Tuhan berkenan bahwa Kristus harus menderita dan betapa
manusia akan diuntungkan melalui semua penderitaan itu.
I. Bagaimana sesuai kehendak Tuhan , Kristus harus menderita: Me-
mang sudah sepatutnya Tuhan – yang menciptakan segala sesuatu
untuk maksud-Nya sendiri – membuat Yesus penyelamat yang
sempurna melalui penderitaan (ay. 10). Di sini,
1. Tuhan digambarkan sebagai tujuan akhir dan penyebab per-
tama dari segala sesuatu, dan sebab itu sudah sepatutnya Ia
perlu menjaga kemuliaan-Nya sendiri dalam segala sesuatu
yang dilakukan-Nya. Ia tidak sembarangan bertindak begitu
saja sampai mempermalukan diri sendiri, namun supaya Ia
boleh mendapatkan kemuliaan dari segala sesuatu.
2. Tuhan dinyatakan telah bertindak luar biasa dengan mengutus
tokoh agung ini untuk melaksanakan karya penebusan, di
dalam pilihan menyangkut tujuan maupun sarananya.
Surat Ibrani 2:10-13
(1) Di dalam pilihan menyangkut tujuan, yakni untuk mem-
bawa beberapa besar anak-anak-Nya kepada kemuliaan
dalam menikmati hak-hak istimewa mulia dari Injil, dan
kemuliaan yang kelak akan diperoleh di sorga. Suatu ke-
muliaan sesungguhnya, kemuliaan kekal yang melebihi se-
galanya. Amatilah di sini,
[1] Kita harus menjadi anak-anak Tuhan , baik melalui peng-
angkatan sebagai anak dan kelahiran baru, sebelum
kita dapat dibawa kepada kemuliaan sorga. Sorga meru-
pakan warisannya, dan hanya mereka yang merupakan
anak-anak Tuhan sajalah yang berhak menerima warisan
itu.
[2] Semua orang percaya yang sungguh-sungguh yaitu
anak-anak Tuhan : semua orang yang menerima-Nya di-
beri-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Tuhan , yaitu
mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh. 1:12).
[3] Meskipun jumlah anak-anak Tuhan di satu tempat pada
suatu masa hanya sedikit, namun saat mereka semua
dihimpun, maka tampaklah bahwa jumlah mereka ba-
nyak. Kristus merupakan yang sulung di antara semua
saudara.
[4] Semua anak Tuhan , tidak peduli sebanyak apa atau se-
jauh mana mereka tercerai berai, pada akhirnya akan
dikumpulkan untuk dibawa kepada kemuliaan.
(2) Di dalam pilihan menyangkut sarananya.
[1] Dalam menemukan pribadi yang layak demikian men-
jadi pemimpin keselamatan kita. Orang-orang yang di-
selamatkan harus datang kepada keselamatan itu di
bawah bimbingan pemimpin yang pantas untuk tujuan
ini . Mereka semua harus terdaftar di bawah panji-
panji pemimpin ini. Mereka harus mampu melewati
kesukaran sebagai prajurit Kristus yang baik. Mereka
harus mengikuti pemimpin mereka, dan mereka yang
melakukannya akan selamat serta mewarisi kemuliaan
dan kehormatan yang agung.
[2] Dengan menyempurnakan pemimpin keselamatan kita
ini melalui segala penderitaan. Tuhan Bapa menjadikan
Tuhan Yesus Kristus pemimpin dari keselamatan kita
40
(artinya, Ia menahbiskan, menetapkan-Nya untuk me-
laksanakan tugas kudus itu, dan mengutus-Nya untuk
itu). Ia membuat-Nya menjadi pemimpin yang sempur-
na, yang memiliki hikmat, keberanian, dan kekuatan
sempurna oleh Roh Tuhan yang ada di dalam diri-Nya
tanpa batas. Ia telah dibuat sempurna melalui segala
penderitaan. Yaitu, ia menyempurnakan karya penebus-
an kita dengan mencurahkan darah-Nya, sehingga de-
ngan demikian memenuhi syarat sepenuhnya untuk
menjadi Perantara di antara Tuhan dan manusia. Ia me-
nemukan jalan-Nya menuju mahkota melalui salib, dan
begitu pula harusnya dengan umat-Nya. Dr. Owen yang
terhormat mengamati bahwa dengan dikuduskan serta
disempurnakan melalui penderitaan, Tuhan Yesus Kris-
tus telah menguduskan jalan penderitaan bagi semua
pengikut-Nya agar dapat melewatinya menuju kemulia-
an. Dengan demikian penderitaan mereka menjadi se-
suatu yang penting dan tidak terelakkan, sehingga me-
reka menjadi terhormat, berguna, dan menguntungkan.
II. Rasul Paulus menunjukkan betapa mereka dapat memperoleh
manfaat melalui salib dan penderitaan Kristus. Sama seperti tidak
ada suatu pun yang tidak patut pada diri Tuhan dan Kristus,
demikian pula ada hal yang sangat menguntungkan bagi
manusia di dalam semua penderitaan ini. Melalui penderitaanlah
manusia dibawa ke dalam persekutuan yang dekat dengan Kris-
tus, dan ke dalam hubungan yang penuh kasih.
1. Ke dalam persekutuan yang dekat: Sebab Ia yang mengudus-
kan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari
Satu (ay. 11). Amatilah, Kristus sendirilah yang menguduskan.
Ia telah menebus dan mengutus Roh yang menguduskan. Dia
yaitu pemimpin dari semua pengaruh yang menguduskan.
Roh itu menguduskan sebagai Roh Kristus. Orang-orang yang
percaya dengan sungguh hati yaitu mereka yang telah
dikuduskan, diberkati dengan asas-asas dan kuasa yang ku-
dus, terpisah dan dijauhkan dari segala perbuatan yang buruk
dan keji supaya digunakan bagi tujuan-tujuan yang luhur dan
kudus. Sebab seperti itulah mereka seharusnya, sebelum
dapat dibawa kepada kemuliaan. Nah, Kristus, yang menjadi
Surat Ibrani 2:10-13
pelaku karya pengudusan ini, dan orang-orang Kristen, yang
merupakan pihak yang menerima, yaitu Satu. Bagaimana
dan mengapa?
(1) Mereka semua berasal dari satu Bapa sorgawi, yakni Tuhan .
Tuhan yaitu Bapa dari Kristus melalui asal-usul yang kekal
dan pembuahan yang ajaib. Dia juga Bapa dari orang-orang
Kristen melalui pengangkatan anak dan kelahiran kembali.
(2) Mereka berasal dari satu bapa jasmani, yakni Adam. Kris-
tus dan orang-orang percaya memiliki sifat atau kodrat
manusiawi yang sama.
(3) Mereka berasal dari Satu roh serta satu tabiat yang kudus
dan sorgawi. Mereka yang berada di dalam Kristus memiliki
pikiran yang sama, meskipun tidak dalam takaran yang
sama. Roh yang sama memberi tahu dan menggerakkan
kepala serta seluruh anggota tubuh.
2. Ke dalam hubungan penuh kasih. Hal ini tercapai melalui per-
satuan itu. Di sini, Rasul Paulus pertama-tama menyatakan
seperti apa hubungan itu. Sesudah itu ia mengutip tiga ayat
dari Perjanjian Lama untuk menggambarkan dan membukti-
kannya.
(1) Rasul Paulus menyatakan seperti apa hubungan itu: Kris-
tus dan orang-orang percaya berasal dari Satu, dan sebab
itu Ia tidak malu menyebut mereka saudara. Amatilah,
[1] Kristus dan orang-orang percaya bersaudara. Mereka
bukan saja tulang dari tulang-Nya dan daging dari da-
ging-Nya, melainkan juga roh dari Roh-Nya – bersau-
dara melalui darah-Nya, baik di sorga maupun di bumi.
[2] Kristus tidak malu mengakui hubungan ini. Ia tidak
malu menyebut mereka saudara, yang merupakan sua-
tu kebaikan dan sikap merendah yang luar biasa dalam
diri-Nya, mengingat betapa hinanya mereka secara
kodrat dan betapa jahatnya mereka oleh sebab dosa. Ia
tidak akan pernah merasa malu terhadap orang yang
tidak malu terhadap Dia dan yang berusaha keras
untuk tidak menjadi aib serta mempermalukan Dia dan
diri sendiri.
(2) Rasul Paulus menggambarkan hal ini melalui tiga ayat dari
firman Tuhan.
[1] Ayat pertama diambil dari Mazmur 22:23. Aku akan
memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku,
dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat (KJV).
Mazmur ini merupakan sebuah nubuatan yang menon-
jol tentang Kristus, yang diawali dengan perkataan-Nya
di atas salib, Tuhan ku, Tuhan ku, mengapa Engkau mening-
galkan aku? Di sini dinubuatkan, Pertama, bahwa Kris-
tus pasti memiliki gereja atau jemaat di dunia, sekum-
pulan sukarelawan yang bersedia mengikuti Dia atas
kehendak sendiri. Kedua, bahwa mereka ini tidak saja
bersaudara satu sama lain, namun juga bersaudara
dengan Kristus. Ketiga, bahwa Ia akan memberitakan
nama Bapa-Nya kepada mereka, yaitu, kodrat dan sifat-
sifat-Nya, pikiran dan kehendak-Nya. Ia melakukan ini
langsung secara pribadi saat Ia tinggal di antara
manusia, dan juga melalui Roh-Nya yang dicurahkan ke
atas murid-murid-Nya, yang memampukan mereka
untuk menyebarkan pengetahuan tentang Tuhan kepada
dunia dari satu angkatan kepada angkatan berikutnya,
sampai kepada kesudahan dunia. Keempat, bahwa
Kristus akan menyanyikan lagu pujian bagi Bapa-Nya di
tengah jemaat. Kemuliaan Bapa yaitu apa yang ada
dalam perhatian-Nya. Hati-Nya diarahkan kepada ke-
muliaan Bapa-Nya itu, dan Ia rela mengorbankan diri
untuk itu, dan ingin agar umat-Nya bergabung ber-
sama-Nya dalam kemuliaan itu.
[2] Ayat kedua diambil dari Mazmur 18:3. Dan lagi: Aku
akan menaruh kepercayaan kepada-Nya. Mazmur terse-
but menceritakan kesukaran-kesukaran yang dihadapi
Daud, sebagai perlambang Kristus, dan bagaimana ia
dalam semua kesukaran menaruh kepercayaan kepada
Tuhan . Nah, ini menunjukkan bahwa di samping kodrat
Ilahi-Nya yang tidak memerlukan dukungan, Ia harus
mengenakan kodrat lain yang membutuhkan dukungan
yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan saja. Ia menderi-
ta dan dipercaya sebagai kepala dan pemimpin kita.
Owen in locum. Saudara-saudara-Nya harus menderita
dan menaruh kepercayaan juga.
Surat Ibrani 2:14-18
[3] Ayat ketiga diambil dari Yesaya 8:18. Sesungguhnya, ini-
lah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Tuhan
kepada-Ku. Ini membuktikan bahwa Kristus benar-be-
nar seorang manusia sejati, sebab orangtua dan anak-
anak memiliki sifat atau kodrat yang sama. Anak-anak
dari Kristus diberikan kepada-Nya oleh Bapa dalam
rencana kasih-Nya yang kekal dan perjanjian perdamai-
an yang ada di antara Dia dan Kristus. Anak-anak ini
diberikan kepada Kristus pada saat mereka bertobat.
saat mereka memegang perjanjian-Nya, maka Kristus
menerima mereka, berkuasa atas mereka, bersukacita
atas mereka, menyempurnakan semua urusan mereka,
membawa mereka ke sorga, dan di sana mempersembah-
kan mereka kepada Bapa-Nya. Sesungguhnya, inilah Aku
dan anak-anak yang telah diberikan Tuhan kepada-Ku.
Inkarnasi Kristus
(2:14-18)
14 sebab anak-anak itu yaitu anak-anak dari darah dan daging, maka Ia
juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan
mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang
berkuasa atas maut; 15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan
mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh sebab
takutnya kepada maut. 16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat
yang Ia kasihani, namun keturunan Abraham yang Ia kasihani. 17 Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-
saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan
dan yang setia kepada Tuhan untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. 18
Sebab oleh sebab Ia sendiri telah menderita sebab pencobaan, maka Ia
dapat menolong mereka yang dicobai.
Di sini Rasul Paulus melanjutkan penjelasannya dengan menegaskan
perihal penjelmaan Kristus (ay. 16), yang tidak mengambil rupa ma-
laikat namun rupa keturunan Abraham. Ia juga menunjukkan alasan
dan tujuan mengapa Ia melakukan hal itu.
I. Inkarnasi Kristus ditegaskan sebagai berikut: Sebab sesungguh-
nya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, namun keturunan
Abraham yang Ia kasihani (ay. 16). Ia mengambil bagian dalam
darah dan daging. Walaupun sebagai Tuhan Ia sudah ada sejak
kekekalan, namun di dalam kegenapan waktu, Ia mengambil rupa
kita untuk dipersatukan dengan kodrat Ilahi-Nya, dan menjadi
manusia sesungguhnya. Ia tidak menolong para malaikat namun
menolong keturunan Abraham. Para malaikat yang jatuh dibiar-
kan pergi oleh-Nya, dan dibiarkan dalam penghukuman, najis dan
dikuasai dosa mereka, tanpa pengharapan atau pertolongan. Kris-
tus tidak pernah berencana menjadi Juruselamat bagi malaikat-
malaikat yang jatuh itu. Mereka seperti sebatang pohon yang
tumbang dan tetap tergeletak selamanya. Itulah sebabnya Ia tidak
mengambil rupa mereka. Rupa atau kodrat malaikat tidak dapat
menjadi korban pendamaian bagi dosa manusia. Nah, sebab
Kristus memutuskan untuk memulihkan keturunan Abraham ser-
ta membangkitkan mereka dari kejatuhan mereka, maka Ia meng-
ambil rupa manusia dari seseorang yang berasal dari keturunan
Abraham, supaya rupa yang sama dan telah berdosa itu dapat
menderita, demi memulihkan kodrat manusia menuju suatu
pengharapan dan juga ujian, serta semua orang yang telah mene-
rima rahmat-Nya menuju perkenan khusus dan keselamatan.
Sekarang ada pengharapan dan pertolongan bagi orang-orang
yang paling berdosa, di dalam dan melalui Kristus. Di sini telah
ditebus harga yang cukup dan sesuai bagi semua orang, sebab
terlaksana di dalam rupa kita. sebab itu, marilah kita semua
mengenali hari saat kita mendapat kunjungan yang penuh rah-
mat itu, dan memanfaatkan belas kasihan istimewa yang telah di-
nyatakan kepada manusia yang jatuh, tidak kepada para malaikat
yang jatuh.
II. Alasan dan tujuan inkarnasi Kristus dinyatakan.
1. sebab anak-anak itu yaitu anak-anak dari darah dan da-
ging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan menda-
pat bagian dalam keadaan mereka (ay. 14). Sebab tidak ada
rupa yang lebih mulia atau lebih hina dibandingkan rupa manusia
berdosa yang dapat menderita seperti itu bagi dosa manusia
sampai dapat memenuhi keadilan Tuhan , dan mengangkat
manusia kepada suatu keadaan yang berpengharapan, dan
membuat orang-orang percaya menjadi anak-anak Tuhan , dan
dengan demikian bersaudara dengan Kristus.
2. Kristus menjadi manusia supaya Ia dapat mati. Sebagai Tuhan ,
ia tidak dapat mati, dan oleh sebab itu Ia mengambil rupa dan
keadaan lain. Di sinilah kasih Tuhan yang luar biasa itu tam-
pak, yaitu bahwa saat Kristus tahu Ia harus menderita da-
Surat Ibrani 2:14-18
lam rupa kita dan bagaimana Ia harus mati di dalam rupa itu,
Ia bersedia menanggungnya dengan sepenuh hati. Tuhan tidak
dapat menerima korban sembelihan dan korban sajian yang
berlaku dalam hukum Taurat sebagai pendamaian. sebab itu
disiapkan tubuh jasmani bagi Kristus, dan Ia berkata, Sung-
guh, aku datang, aku suka melakukan kehendak-Mu.
3. Supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis,
yang berkuasa atas maut (ay. 14). Iblis yaitu pelaku dosa
pertama, dan penggoda pertama untuk berbuat dosa, semen-
tara dosa merupakan penyebab yang menghasilkan maut. Da-
pat dikatakan bahwa ia memiliki kuasa atas maut, mengingat
bahwa ia menarik manusia kepada dosa yang menuju maut,
sebab ia sering kali diizinkan untuk menggertak hati nurani
manusia dengan rasa takut akan kematian. Selain itu, ia ada-
lah algojo yang melaksanakan keadilan Ilahi, dengan menyeret
jiwa manusia dari tubuh jasmani ke takhta Tuhan untuk mene-
rima penghukuman. Iblis juga merupakan penyiksa manusia
sesudah sebelum itu ia menjadi penggodanya. Dalam hal ini,
dapat dikatakan bahwa ia memiliki kuasa atas maut. Namun,
sekarang Kristus telah menghancurkan dia yang memiliki kua-
sa atas maut itu sedemikian rupa, supaya ia tidak dapat me-
nahan siapa pun di bawah kuasa kematian rohani. Ia juga
tidak dapat menarik siapa pun ke dalam dosa (penyebab yang
mendatangkan maut), menuntut jiwa siapa pun dari tubuh
jasmaninya, atau menjatuhkan hukuman ke atas siapa pun
selain mereka yang memilih untuk terus menjadi budak-
budaknya atas kehendak sendiri, dan tetap memusuhi Tuhan .
4. Supaya Ia dapat membebaskan umat-Nya dari belenggu keta-
kutan akan maut yang sering kali menguasai mereka. Hal ini
dapat mengacu kepada orang-orang kudus dari Perjanjian
Lama yang lebih berada di bawah roh perhambaan, sebab
pada masa itu kehidupan dan kekekalan belum begitu disoroti
seperti sekarang melalui pemberitaan Injil. Atau, hal ini juga
bisa mengacu kepada seluruh umat Tuhan , baik dari Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru, yang pikirannya sering kali
dipenuhi ketakutan yang membingungkan perihal kematian
dan kekekalan. Kristus menjadi manusia dan mati untuk
membebaskan mereka dari kebingungan jiwa itu, dengan cara
memberitahukan kepada mereka bahwa maut bukan saja mu-
suh yang telah dikalahkan, namun juga sahabat yang telah di-
perdamaikan, yang tidak dikirim untuk menyakiti jiwa atau
memisahkannya dari kasih Tuhan , namun untuk mengakhiri
semua penderitaan dan keluhan mereka, serta untuk memberi
mereka jalan masuk menuju hidup dan kebahagiaan kekal.
Dengan demikian, bagi mereka, sekarang maut tidak berada di
tangan Iblis lagi, namun di tangan Kristus. Maut bukanlah
pelayan Iblis, melainkan pelayan Kristus. Bukan neraka yang
mengikuti kematian, melainkan sorga bagi semua orang yang
berada di dalam Kristus.
5. Kristus harus dijadikan sama seperti saudara-saudara-Nya,
supaya Ia dapat menjadi imam besar yang murah hati dan
setia dalam hal-hal yang berkaitan dengan keadilan dan ke-
hormatan Tuhan , serta juga yang berkaitan dengan dukungan
dan penghiburan bagi umat-Nya. Ia harus setia kepada Tuhan
dan murah hati kepada manusia.
(1) Dalam hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan , dengan keadil-
an-Nya, dan kehormatan-Nya – untuk mengadakan penda-
maian bagi dosa-dosa manusia, semua sifat dari kodrat
Ilahi termasuk semua orang yang hidup di dalamnya, un-
tuk menyelaraskan pemulihan manusia, dan sepenuhnya
memperdamaikan Tuhan dengan manusia. Amatilah, sebab
dosa, terjadilah jurang lebar dan perselisihan di antara
Tuhan dengan manusia. Namun, dengan menjadi manusia
dan mengorbankan nyawa-Nya, Kristus telah mengangkat
perselisihan itu dan mengadakan pendamaian sedemikian
rupa, sehingga Tuhan bersedia menerima semua orang yang
datang kepada-Nya melalui Kristus dan masuk ke dalam
anugerah dan persahabatan-Nya.
(2) Dalam hal-hal yang berkaitan dengan umat-Nya, dan de-
ngan dukungan serta penghiburan bagi mereka: Sebab oleh
sebab Ia sendiri telah menderita sebab pencobaan, maka
Ia dapat menolong mereka yang dicobai (ay. 18). Amatilah di
sini,
[1] Penderitaan Kristus yang mendalam: Ia sendiri telah
menderita sebab pencobaan, dan semua pencobaan
yang dialami-Nya tidaklah sedikit. Ia telah dicobai, ha-
nya tidak berbuat dosa (4:15).
Surat Ibrani 2:14-18
[2] Belas kasihan Kristus: Ia dapat menolong mereka yang
dicobai. Ia tersentuh dan ikut merasakan kelemahan
kita sebagai tabib yang lembut dan cakap. Ia tahu ba-
gaimana harus menangani jiwa-jiwa merana yang meng-
alami pencobaan, sebab Ia sendiri juga telah merasakan
sakit dari penyakit yang sama, namun bukan sebab
dosa, melainkan sebab pencobaan dan kesusahan
jiwa. Ia ingat dukacita dan pencobaan yang dialami-Nya
sendiri, sehingga Ia turut merasakan pencobaan-pen-
cobaan yang dialami umat-Nya dan siap menolong
mereka. Amatilah di sini, Pertama, orang-orang Kristen
terbaik turut menjadi sasaran pencobaan, bahkan
banyak pencobaan, sementara hidup di dunia ini. Jadi
janganlah kita berharap akan bebas sama sekali dari
pencobaan di dunia ini. Kedua, pencobaan membawa
jiwa kita kepada kesesakan dan bahaya yang begitu
berat hingga membutuhkan dukungan dan pertolongan.
Ketiga, Kristus siap dan bersedia menolong orang-orang
yang dalam pencobaan mereka memohon pertolongan
kepada-Nya. Ia pernah menjadi manusia dan dicobai,
supaya dalam segala hal Ia memenuhi syarat untuk
menolong umat-Nya.
PASAL 3
alam pasal ini Rasul Paulus menerapkan apa yang telah dikata-
kannya dalam pasal sebelumnya mengenai jabatan imam dari
Kristus,
I. Dalam bentuk nasihat yang sungguh-sungguh, memohon su-
paya Imam Besar ini, yang sudah dinyatakan kepada kita, di-
perhatikan dengan sepenuh hati oleh orang-orang percaya
(ay. 1-6).
II. Kemudian ia menambahkan banyak nasihat dan peringatan
penting (ay. 7, sampai selesai).
Perhatian yang Sepantasnya
Diberikan kepada Kristus
(3:1-6)
1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam
panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui,
yaitu Yesus, 2 yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagai-
mana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. 3 Sebab Ia dipandang layak
mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangun-
an lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. 4 Sebab setiap rumah
dibangun oleh seorang ahli bangunan, namun ahli bangunan segala sesuatu
ialah Tuhan . 5 Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Tuhan sebagai
pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemu-
dian, 6 namun Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan
rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang
pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati penerapan dari ajaran yang dipa-
parkan dalam bagian penutup pasal sebelumnya mengenai jabatan
imam dari Yesus Kristus Tuhan kita. Dan amatilah,
I. Betapa dengan sungguh-sungguh dan penuh perasaan Rasul Pau-
lus mengajak orang-orang Kristen untuk banyak-banyak mere-
nungkan Imam Besar ini, dan menjadikan-Nya sebagai pusat per-
hatian mereka dengan segenap hati. Dan sesungguhnya tak se-
orang pun di bumi atau di sorga yang layak memperoleh segenap
perenungan kita lebih dibandingkan Dia. Supaya nasihat ini lebih
berhasil, cermatilah,
1. Sapaan penuh hormat yang dipakai untuk menyapa orang-
orang yang ditulisi surat ini oleh Rasul Paulus: Hai saudara-
saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan
sorgawi.
(1) Saudara-saudara, bukan hanya saudara-saudaraku, me-
lainkan juga saudara-saudara Kristus, dan di dalam Dia
saudara-saudara bagi semua orang kudus. Semua umat
Tuhan itu bersaudara, dan harus mengasihi dan hidup se-
perti sesama saudara.
(2) Saudara-saudara yang kudus. Kudus bukan hanya dalam
pengakuan mulut dan sebutan saja, melainkan juga dalam
pegangan hidup dan perbuatan, di dalam hati dan kehi-
dupan. Sebutan ini adakalanya dijadikan bahan olok-olok:
“Inilah mereka,” demikian orang berkata, “saudara-saudara
yang kudus.” namun sungguh berbahaya main-main dengan
alat yang tajam seperti itu: Janganlah kamu mencemooh,
supaya tali belenggumu jangan semakin keras. Hendaklah
orang-orang yang direndahkan dan dihina seperti itu ber-
usaha untuk betul-betul menjadi saudara-saudara yang
kudus, dan membuktikan diri mereka demikian di hadapan
Tuhan . Supaya dengan begitu mereka tidak perlu malu de-
ngan sebutan itu atau takut dengan cemoohan orang-orang
duniawi. Pada suatu saat nanti orang-orang yang men-
cemooh sebutan ini akan mengaku bahwa memang sung-
guh merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan terbe-
sar bagi orang-orang kudus itu untuk ditempatkan di da-
lam persaudaraan suci ini.
(3) Yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi – yang
mendapat bagian dalam sarana anugerah, dan dalam Roh
anugerah, yang datang dari sorga, dan yang oleh-Nya
orang-orang Kristen benar-benar dipanggil dari kegelapan
Surat Ibrani 3:1-6
menuju terang yang ajaib. Panggilan yang menurunkan
sorga ke dalam jiwa-jiwa manusia, juga mengangkat mere-
ka ke dalam sifat dan perilaku sorgawi, dan mempersiap-
kan mereka untuk hidup selama-lamanya bersama Tuhan di
sorga.
2. Gelar-gelar yang Rasul Paulus berikan kepada Kristus, yang
diinginkannya supaya mereka perhatikan,
(1) Sebagai Rasul dari pengakuan iman kita, Pemimpin Ter-
tinggi jemaat Injil, Sang Utusan dan Utusan utama yang di-
kirim Tuhan kepada umat manusia, untuk melakukan tugas
paling penting. Sebagai Pewahyu agung dari pengakuan
iman yang kita anut dan dari harapan yang kita akui kita
miliki.
(2) Bukan hanya Rasul, melainkan juga Imam Besar, dari peng-
akuan iman kita, Pejabat Utama Perjanjian Lama dan juga
Perjanjian Baru, Kepala jemaat dalam setiap keadaan, dan di
setiap masa penyelenggaraan (dispensasi), yang berdasar
penebusan dan kepengantaraan-Nya kita mengaku bergan-
tung untuk mendapat pengampunan dosa dan perkenanan
Tuhan .
(3) Sebagai Kristus, Mesias, yang diurapi dan dalam segala hal
memenuhi syarat untuk mengemban tugas baik sebagai
Rasul maupun Imam Besar.
(4) Sebagai Yesus, Juruselamat kita, Penyembuh kita, Tabib
agung bagi jiwa kita, yang diperlambangkan dengan ular
tembaga yang diangkat Musa di padang gurun, supaya
orang-orang yang dipagut ular tedung melihat padanya dan
diselamatkan.
II. Kita berutang kewajiban kepada Dia yang menyandang semua ge-
lar yang luhur dan terhormat ini, dan kewajiban itu yaitu untuk
memandang Dia seperti apa yang sudah digambarkan itu. Pan-
danglah Dia sebagai siapa Dia itu sendiri, siapa Dia bagi kita, dan
siapa Dia bagi kita di akhirat nanti dan untuk selama-lamanya.
Pandanglah Dia, pancangkanlah pikiranmu pada-Nya dengan per-
hatian yang sungguh-sungguh, dan berbuatlah terhadap Dia
sebagaimana yang dituntut. Pandanglah Yesus, yang memimpin
kamu dalam iman, dan yang membawa iman kamu itu kepada
kesempurnaan. Mengenai hal ini perhatikanlah,
1. Banyak orang yang mengaku beriman kepada Kristus tidak
memandang Dia sebagaimana layaknya. Dia tidak begitu se-
ring direnungkan sebagaimana yang sepantasnya, dan seba-
gaimana Ia ingin direnungkan, oleh orang-orang yang mengha-
rapkan keselamatan dari Dia.
2. Merenungkan Kristus dengan sungguh-sungguh dan dengan
segenap hati betul-betul akan sangat menguntungkan kita un-
tuk menambah pengenalan kita akan Dia, dan untuk menggu-
gah kasih, kepatuhan, dan pengandalan kita kepada-Nya.
3. Bahkan mereka yang yaitu saudara-saudara kudus, dan
mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, perlu menggugah
satu sama lain untuk lebih merenungkan Kristus dibandingkan
yang sudah mereka lakukan, untuk lebih sering lagi memikir-
kan Dia. Umat-Nya yang terbaik sekalipun masih terlalu
jarang dan terlalu sedikit memikirkan Dia.
4. Kita harus memandang Kristus sebagaimana Ia digambarkan
kepada kita dalam Kitab Suci, dan dari situ kita harus mem-
bentuk pemahaman kita tentang Dia, bukan berdasar
gagasan dan khayalan kita sendiri yang sia-sia.
III. Kita mendapati beberapa alasan yang dibuat untuk mempertegas
kewajiban memandang Kristus sebagai Rasul dan Imam Besar
yang kita akui ini.
1. Alasan pertama berdasar kesetiaan-Nya (ay. 2). Kristus setia
kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa
pun setia dalam segenap rumah-Nya.
(1) Kristus yaitu Pengantara yang sudah ditetapkan. Tuhan
Bapa telah mengutus dan memeteraikan Dia untuk tugas itu,
dan sebab itu kepengantaraan-Nya berkenan pada Bapa.
(2) Ia setia pada ketetapan itu, dengan menuruti semua aturan
dan ketentuan kepengantaraan-Nya secara tepat, dan sepe-
nuhnya menjalankan kepercayaan yang sudah diberikan
kepada Dia oleh Bapa-Nya dan umat-Nya.
(3) Bahwa Ia setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya,
sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya.
Musa setia dalam menjalankan tugasnya terhadap jemaat
Surat Ibrani 3:1-6
Yahudi dalam Perjanjian Lama, dan demikian pula halnya
dengan Kristus dalam Perjanjian Baru. Ini alasan yang
tepat untuk ditegaskan kepada orang-orang Yahudi, yang
memandang kesetiaan Musa dengan begitu luhur, padahal
kesetiaannya itu hanyalah perlambang dari kesetiaan Kris-
tus.
2. Alasan lain berdasar kemuliaan dan keunggulan Kristus
atas Musa (ay. 3-6). Oleh sebab itu mereka lebih diwajibkan
lagi untuk memandang Kristus.
(1) Kristus yaitu sang pembangun rumah, sedang Musa
hanyalah salah seorang anggota di dalamnya. Yang dimak-
sud dengan rumah di sini yaitu jemaat Tuhan , umat Tuhan
yang disatukan bersama-sama di bawah Kristus yang mem-
bangun dan mengepalai jemaat itu, dan di bawah perwira-
perwira bawahan yang menjalankan ketetapan-ketetapan-
Nya sesuai hukum-Nya. Kristus yaitu pembangun rumah
jemaat ini di sepanjang zaman. Musa yaitu pelayan di
rumah itu, dan di bawah Kristus dia berperan dalam
mengatur dan membangun rumah itu, namun Kristuslah
pembuat segalanya. Sebab Dia yaitu Tuhan , dan tidak ada
lagi selain Tuhan yang dapat membangun jemaat, entah
untuk meletakkan dasarnya atau meneruskan bangunan di
atasnya. Kuasa yang diperlukan untuk membangun jemaat
itu tidak kurang dari kuasa untuk menciptakan dunia.
Dunia diciptakan dari ketiadaan, sementara jemaat diba-
ngun dari bahan-bahan yang sama sekali tidak layak untuk
bangunan seperti itu. Kristus, yang yaitu Tuhan , meng-
gambar denah jemaat, menyediakan bahan-bahan bangun-
an, dan oleh kekuatan yang mahakuasa memampukan se-
muanya itu untuk membentuk bangunan. Dia telah mera-
patkan dan menyatukan rumah-Nya ini, telah menata rapih
susunan-susunannya, dan memahkotai semuanya dengan
hadirat-Nya sendiri, yang merupakan kemuliaan sesung-
guhnya dari rumah Tuhan ini.
(2) Kristus yaitu kepala rumah ini, dan juga pembangunnya
(ay. 5-6). Rumah ini disebut rumah-Nya, sebagai Anak Tuhan .
Musa hanyalah seorang pelayan yang setia, sebagai ke-
saksian untuk hal-hal yang akan disingkapkan kemudian.
Kristus, sebagai Anak Tuhan yang kekal, yaitu pemilik sah
dan penguasa yang berdaulat atas jemaat. Musa hanyalah
sebagai pemerintah perlambang, sebagai kesaksian untuk
semua hal yang menyangkut jemaat, yang akan disingkap-
kan dengan lebih jelas, lengkap, dan menghibur di dalam
Injil oleh Roh Kristus. Dan sebab itu Kristus layak menda-
pat kemuliaan, perhatian, dan pandangan yang lebih besar
dibandingkan Musa. Alasan ini disimpulkan oleh Rasul Paulus,
[1] Dengan menghubungkannya dengan dia sendiri dan
semua orang percaya yang sungguh-sungguh (ay. 6).
Dan rumah-Nya ialah kita. Setiap dari kita secara pri-
badi, sebab kita yaitu bait Roh Kudus, dan Kristus
berdiam dalam diri kita oleh iman. Dan kita semua
secara bersama-sama, sebab kita dipersatukan oleh
ikatan anugerah, kebenaran, ketetapan-ketetapan, atur-
an Injil, dan ibadah.
[2] Dengan memberi gambaran tentang ciri-ciri orang
yang merupakan bagian dari rumah ini: “Jika kita sam-
pai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan
dan pengharapan yang kita megahkan. Yaitu, jika kita
dengan berani dan terang-terangan tetap mengakui
kebenaran-kebenaran Injil, yang di atasnya pengharap-
an kita akan anugerah dan kemuliaan dibangun. Dan
jika kita hidup atas dasar dan demi menggapai pengha-
rapan-pengharapan itu, sehingga kita dapat mengalami
sukacita yang kudus di dalam menjalani hidup yang
demikian. Dengan cara ini kita akan tetap teguh sampai
pada akhirnya, kendati dengan semua halangan yang
akan kita hadapi dalam menjalankannya.” Jadi kamu
lihat bahwa bukan hanya harus ada permulaan yang
baik di jalan-jalan Kristus, melainkan juga keteguhan
dan ketekunan di jalan-jalan itu sampai pada akhirnya.
Di sini kita mendapati petunjuk tentang apa yang harus
dilakukan oleh orang-orang yang ingin ikut ambil ba-
gian dalam martabat dan hak-hak istimewa rumah
Kristus. Pertama, mereka harus menerima kebenaran-
kebenaran Injil dalam pikiran dan hati mereka. Kedua,
mereka harus membangun harapan-harapan akan
kebahagiaan di atas kebenaran-kebenaran itu. Ketiga,
Surat Ibrani 3:7-19
mereka harus mengakui secara terang-terangan kebe-
naran-kebenaran itu. Keempat, mereka harus berusaha
hidup menurut kebenaran-kebenaran itu sampai mere-
ka terbukti demikian, sehingga mereka dapat bersuka-
cita dalam pengharapan, dan lalu sesudah itu mereka
harus bertekun dalam segala hal sampai pada akhirnya.
Singkatnya, mereka harus hidup secara dekat, tetap,
berani, dan terus-menerus di dalam iman dan peng-
amalan Injil, supaya Tuan mereka, saat Dia datang,
dapat mengakui dan berkenan kepada mereka.
Peringatan-peringatan terhadap Kemurtadan
(3:7-19)
7 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: “Pada hari ini, jika kamu
mendengar suara-Nya, 8 janganlah keraskan hatimu seperti dalam
kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, 9 di mana nenek
moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka
melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. 10 Itulah
sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat
hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, 11 sehingga Aku bersumpah dalam
murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” 12 Waspyaitu ,
hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan ada seorang yang
hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh sebab ia murtad dari Tuhan yang
hidup. 13 namun nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih
dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi
tegar hatinya sebab tipu daya dosa. 14 sebab kita telah beroleh bagian di
dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada
keyakinan iman kita yang semula. 15 namun jika pernah dikatakan: “Pada
hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti
dalam kegeraman”, 16 siapakah mereka yang membangkitkan amarah Tuhan ,
sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang
keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? 17 Dan siapakah yang Ia murkai
empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang
mayatnya bergelimpangan di padang gurun? 18 Dan siapakah yang telah Ia
sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya?
Bukankah mereka yang tidak taat? 19 Demikianlah kita lihat, bahwa mereka
tidak dapat masuk oleh sebab ketidakpercayaan mereka.
Dalam perikop ini Rasul Paulus terus menekankan kepada mereka
berbagai nasihat dan peringatan yang sungguh-sungguh sampai pada
bagian penutup. Dan ia mengutip sebuah nas dari Kitab Mazmur
95:7, dst., yang di dalamnya amatilah,
I. Apa yang dinasihatkannya kepada mereka, yaitu supaya mereka
segera memperhatikan panggilan Kristus saat ini. “Dengarlah
suara-Nya, setujui, sepakati, dan pertimbangkanlah apa yang di-
katakan Tuhan di dalam Kristus kepadamu. Terapkanlah itu pada
dirimu sendiri dengan segala perasaan dan usaha yang pantas,
dan mulailah melakukannya hari ini juga, sebab esok mungkin
sudah terlambat.”
II. Apa yang diperingatkannya kepada mereka, yaitu supaya mereka
tidak mengeraskan hati, tuli terhadap panggilan dan nasihat
Kristus: “saat Ia memberi tahu kamu tentang kejahatan dosa,
kemuliaan kekudusan, pentingnya menerima Dia dengan iman se-
bagai Juruselamatmu, janganlah tutup telinga dan hatimu mela-
wan suara seperti itu.” Perhatikanlah, mengeraskan hati yaitu
sumber bagi semua dosa kita yang lain.
III. Dengan contoh siapa ia memperingatkan mereka, yaitu contoh
umat Israel bapak leluhur mereka di padang gurun: Seperti dalam
kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun. Ini merujuk
pada nas Kitab Suci yang luar biasa itu tentang tempat bernama
Masa dan Meriba (Kel. 17:2-7). Amatilah,
1. Masa pencobaan sering kali menjadi masa kegeraman.
2. Membuat Tuhan murka, saat Ia sedang menguji kita, semen-
tara kita melihat bahwa hidup kita sepenuhnya bergantung
pada Dia, yaitu perbuatan membangkitkan amarah disertai
dengan saksi.
3. Dosa-dosa orang lain, terutama saudara-saudara kita, harus
menjadi peringatan bagi kita. Dosa-dosa dan penghukuman
nenek moyang kita harus kita ingat, supaya kita tidak meng-
ikuti contoh-contoh buruk mereka. Nah, berkenaan dengan
dosa nenek moyang orang Yahudi, yang direnungkan di sini,
amatilah,
(1) Seperti apa keadaan nenek moyang mereka ini, saat
mereka berbuat dosa seperti itu: mereka sedang berada di
padang gurun, dibawa keluar dari Mesir, namun belum ma-
suk ke Kanaan, yang dengan memikirkannya saja seharus-
nya dapat menahan mereka dari berbuat dosa.
(2) Dosa yang atasnya mereka bersalah: mereka mencobai
Tuhan dan membuat-Nya murka. Mereka tidak mempercayai
Surat Ibrani 3:7-19
Tuhan , bersungut-sungut terhadap Musa, dan tidak mau mem-
perhatikan suara Tuhan .
(3) Yang memperberat dosa mereka: mereka berdosa di padang
gurun, di mana mereka sungguh sangat bergantung lang-
sung kepada Tuhan . Mereka berdosa saat Tuhan menguji
mereka. Mereka berdosa saat mereka melihat pekerjaan-
pekerjaan-Nya, yaitu pekerjaan-pekerjaan ajaib yang dila-
kukan untuk membebaskan mereka dari Mesir, dan untuk
memberi mereka persediaan dan penopang hidup dari hari
ke hari di padang gurun. Mereka terus berbuat dosa ter-
hadap Tuhan seperti itu selama empat puluh tahun. Kekeji-
an ini teramat memperberat dosa mereka.
(4) Sumber dari dosa-dosa yang sangat parah seperti itu ada-
lah,
[1] Mereka sesat hati. Dan kesesatan hati ini menimbulkan
banyak kesalahan lain dalam bibir dan hidup mereka.
[2] Mereka tidak mengenal jalan-jalan Tuhan , meskipun Ia
sudah berjalan mendahului mereka. Mereka tidak me-
ngenal jalan-jalan-Nya. Entah itu jalan-jalan pemeli-
haraan-Nya yang di dalamnya Ia sudah berjalan meng-
hampiri mereka, ataupun jalan-jalan perintah-Nya yang
di dalamnya mereka seharusnya berjalan menghampiri
Tuhan . Mereka tidak mencermati pemeliharaan-pemeli-
haraan-Nya ataupun menjalankan ketetapan-ketetapan-
Nya dengan cara yang benar.
(5) Kebencian Tuhan yang wajar dan besar terhadap dosa-dosa
mereka, namun juga kesabaran besar yang ditunjukkan-
Nya terhadap mereka (ay. 10): Itulah sebabnya Aku murka
kepada angkatan itu. Perhatikanlah,
[1] Semua dosa, terutama dosa yang dilakukan oleh orang-
orang yang mengaku umat Tuhan yang beroleh hak
istimewa, tidak hanya membuat Tuhan murka dan ter-
hina, namun juga mendukakan Dia.
[2] Tuhan enggan menghancurkan umat-Nya di dalam atau
sebab dosa mereka. Lama Ia menunggu untuk berbelas
kasihan kepada mereka.
[3] Tuhan menyimpan catatan yang tepat tentang berapa
kali orang terus berbuat dosa terhadap Dia, dan men-
dukakan Dia dengan dosa-dosa mereka. namun pada ak-
hirnya, jika mereka terus mendukakan Roh Tuhan de-
ngan dosa-dosa mereka, maka dosa-dosa mereka akan
dibuat mendukakan roh mereka sendiri, baik dengan
cara dihakimi atau memohon belas kasihan.
(6) Penghakiman yang tak dapat diganggu gugat dijatuhkan
atas mereka pada akhirnya sebab dosa-dosa mereka. Tuhan
bersumpah dalam murka-Nya bahwa mereka tidak akan
masuk ke dalam tempat perhentian-Nya, entah perhentian
Kanaan duniawi ataupun sorgawi. Perhatikanlah,
[1] Dosa, jika terus dilakukan, akan menyalakan murka
ilahi, dan membakar hangus orang-orang berdosa.
[2] Murka Tuhan akan menyingkapkan dirinya dalam kepu-
tusan yang benar untuk menghancurkan orang yang
tidak mau bertobat. Ia akan bersumpah dalam murka-
Nya, bukan dengan gegabah, melainkan dengan benar,
dan murka-Nya akan membuat mereka senantiasa da-
lam keadaan gelisah. Tidak ada kesempatan beristirahat
di bawah murka Tuhan .
IV. Pelajaran apa yang dipetik Rasul Paulus dari contoh buruk dan
mengerikan mereka itu (ay. 12-13, dst.). Ia memberi peringat-
an yang semestinya terhadap orang-orang Ibrani, dan memper-
tegasnya dengan suatu desakan yang penuh kasih sayang.
1. Ia memberi peringatan yang semestinya kepada orang-
orang Ibrani. Kata yang dipakai yaitu waspyaitu , blepete –
perhatikanlah itu. “Lihat sekelilingmu. Berjaga-jagalah terha-
dap musuh-musuh baik di dalam maupun di luar dirimu.
Berhati-hatilah. Kamu sudah tahu apa yang membuat nenek
moyangmu tidak dapat memasuki Kanaan, dan yang membuat
mayat mereka berserakan di padang gurun. Waspyaitu su-
paya kamu tidak jatuh ke dalam dosa, jerat, dan hukuman
mengerikan yang sama. sebab kamu tahu bahwa Kristus
yaitu Kepala jemaat, Pribadi yang jauh lebih besar dibandingkan
Musa, maka penghinaan kamu terhadap-Nya pasti merupakan
dosa yang lebih besar dibandingkan penghinaan mereka terhadap
Musa. Jadi kamu terancam hukuman yang lebih keras dari-
pada mereka.” Perhatikanlah, kehancuran orang lain harus
Surat Ibrani 3:7-19
menjadi peringatan bagi kita untuk waspada terhadap penye-
bab kehancuran mereka. Kejatuhan Israel haruslah selamanya
menjadi peringatan bagi semua orang yang datang sesudah
mereka. Sebab semuanya ini telah menimpa mereka sebagai
contoh (1Kor. 10:11), dan harus kita ingat. Waspyaitu ! Siapa
yang mau sampai di sorga dengan selamat harus memperhati-
kan dengan awas sekeliling mereka.
2. Rasul Paulus menegaskan peringatan itu dengan suatu desak-
an yang penuh kasih sayang: “Hai saudara-saudara, bukan
hanya saudara-saudara dalam daging, melainkan juga di da-
lam Tuhan. Saudara-saudara yang aku kasihi, yang bagi
kesejahteraanmu telah lama aku berjerih payah.” Dan di sini
ia berbicara secara panjang lebar tentang hal yang diperingat-
kannya: Waspyaitu , hai saudara-saudara, supaya di antara
kamu jangan ada seorang yang hatinya jahat dan yang
tidak percaya oleh sebab ia murtad dari Tuhan yang hidup. Di
sini perhatikanlah,
(1) Hati yang tidak percaya yaitu hati yang jahat. Ketidakper-
cayaan yaitu dosa besar, ia membusukkan hati manusia.
(2) Hati yang jahat dan tidak percaya yaitu dasar dari semua
dosa kita dalam meninggalkan Tuhan . Itu merupakan lang-
kah besar menuju kemurtadan. Sekali saja kita membiar-
kan diri tidak mempercayai Tuhan , kita bisa segera mening-
galkan-Nya.
(3) Saudara-saudara seiman perlu diperingatkan terhadap ke-
murtadan. Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri,
hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
3. Rasul Paulus menambahkan nasihat yang baik pada peringat-
an itu, dan menganjurkan mereka pada apa yang akan men-
jadi penangkal melawan hati yang jahat dan tidak percaya ini,
yaitu bahwa mereka harus menasihati seorang akan yang lain
setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini” (ay. 13).
Amatilah,
(1) Kita harus melakukan segala kebaikan yang dapat kita la-
kukan satu terhadap yang lain selama kita bersama-sama,
yang hanya untuk waktu sebentar saja dan tak pasti.
(2) sebab hari esok bukanlah milik kita, kita harus meman-
faatkan hari ini sebaik-baiknya.
(3) Jika orang-orang Kristen tidak saling menasihati setiap
hari, maka mereka ada dalam bahaya menjadi tegar hati
sebab tipu daya dosa. Perhatikanlah,
[1] Ada banyak tipu daya di dalam dosa. Dosa tampak ba-
gus, namun sebenarnya kotor. Dosa tampak menye-
nangkan, namun sebenarnya merusak. Dosa menjanjikan
banyak hal, namun tidak melaksanakan apa-apa.
[2] Tipu daya dosa itu membuat hati menjadi tegar. Satu
dosa dibiarkan akan mempersiapkan dosa lain. Setiap
perbuatan dosa meneguhkan kebiasaan berdosa. Ber-
dosa melawan hati nurani yaitu cara untuk mengebal-
kan hati nurani. Oleh sebab itu, harus menjadi kepe-
dulian setiap orang untuk menasihat diri sendiri dan
orang lain supaya waspada terhadap dosa.
4. Rasul Paulus menghibur orang-orang yang tidak hanya memu-
lai dengan baik, namun juga yang bertahan dengan baik, dan
bertekun sampai pada akhirnya (ay. 14): sebab kita telah ber-
oleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang
sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang
semula. Di sini amatilah,
(1) Hak istimewa orang-orang kudus: mereka telah beroleh ba-
gian di dalam Kristus, yaitu bagian di dalam Roh Kristus, ko-
drat Kristus, anugerah-anugerah Kristus, kebenaran Kristus,
dan hidup Kristus. Mereka berkepentingan dalam segala ke-
punyaan Kristus, dalam segala apa yang menyangkut Dia,
dan dalam segala apa yang telah Dia lakukan, atau dapat
Dia lakukan.
(2) Syarat mereka mendapat hak istimewa itu, yaitu ketekunan
mereka dalam mengakui dan hidup dalam Kristus dan Ke-
kristenan secara berani dan terang-terangan sampai pada
akhirnya. Bukan berarti bahwa mereka tidak akan berte-
kun, sebab mereka dipelihara oleh kuasa Tuhan yang maha-
kuasa melalui iman supaya mereka selamat, melainkan
bahwa desakan untuk memperoleh keselamatan seperti itu
yaitu suatu cara yang dengannya Kristus membantu
umat-Nya untuk bertekun. Hal ini akan membuat mereka
waspada dan tekun, sehingga menjaga mereka dari kemur-
tadan. Di sini perhatikanlah,
Surat Ibrani 3:7-19
[1] Semangat yang sama yang dengannya orang-orang Kris-
ten memulai di jalan-jalan Tuhan harus mereka perta-
hankan dan buktikan sampai pada akhirnya. Siapa
yang memulai dengan sungguh-sungguh, dengan segala
perasaan dan bersemangat, tekad yang kudus, dan ke-
bergantungan yang disertai kerendahan hati, harus me-
neruskannya dengan semangat yang sama. namun ,
[2] Banyak sekali orang pada awal pengakuan iman me-
nunjukkan keberanian dan keyakinan yang besar, te-
tapi mereka tidak berpegang teguh pada iman itu sam-
pai pada akhirnya.
[3] Ketekunan dalam iman yaitu bukti terbaik dari ketu-
lusan iman kita.
5. Rasul Paulus kembali melanjutkan apa yang sudah dia kutip
sebelumnya dari Mazmur 95:7, dst., dan ia menerapkannya
langsung pada orang-orang dari angkatannya (ay. 15-16, dst.).
namun jika pernah dikatakan: Pada hari ini, dst. Seolah-
olah ia berkata, “Apa yang dikutip sebelumnya dari Kitab Suci
bukan hanya untuk masa-masa sebelumnya, melainkan juga
untuk kamu sekarang, dan untuk semua orang yang akan
datang sesudah kamu. Agar kamu berjaga-jaga untuk tidak ja-
tuh ke dalam dosa-dosa yang sama, supaya jangan kamu ja-
tuh ke dalam kutukan yang sama.” Rasul Paulus berkata
kepada mereka bahwa meskipun sebagian orang yang sudah
mendengar suara Tuhan memang betul-betul membangkitkan
amarah-Nya, namun tidak semua orang berbuat demikian.
Perhatikanlah,
(1) Meskipun sebagian besar pendengar membangkitkan mur-
ka Tuhan dengan ketidakpercayaan mereka, namun ada se-
bagian lain yang percaya pada apa yang disampaikan ke-
pada mereka.
(2) Meskipun mendengarkan firman yaitu sarana biasa me-
nuju keselamatan, namun, kalau tidak didengarkan, itu
akan membuat orang terbuka bagi murka Tuhan .
(3) Tuhan ingin memiliki umat sisa yang mau patuh pada
suara-Nya, dan Ia akan memperhatikan umat itu dan me-
nyebut mereka dengan hormat.
(4) Seandainya pun umat sisa ini sampai tertimpa musibah
bersama-sama orang berdosa, namun mereka akan beroleh
bagian dalam keselamatan kekal, sedang para pende-
ngar firman yang tidak taat akan binasa selama-lamanya.
6. Rasul Paulus memberi beberapa pertanyaan atas apa yang
sudah disebutkan sebelumnya, dan memberi jawaban yang
tepat untuknya (ay. 17-19): Dan siapakah yang Ia murkai
empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat
dosa? Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, dst.? Dari sini
perhatikanlah,
(1) Tuhan berduka hanya terhadap umat-Nya yang berbuat
dosa terhadap Dia, dan terus berbuat dosa.
(2) Tuhan paling berduka dan murka dengan dosa-dosa yang
dilakukan di depan umum oleh kebanyakan orang dari
suatu bangsa. jika dosa sudah mewabah, dosa itu
membangkitkan murka yang paling dahsyat.
(3) Meskipun Tuhan murka untuk waktu yang lama, dan bersa-
bar untuk waktu yang lama, namun saat ditekan oleh
beratnya kefasikan yang merajalela di mana-mana, pada
akhirnya Ia akan membebaskan diri-Nya dari orang-orang
yang melakukan pelanggaran secara umum dengan peng-
hakiman-penghakiman yang diberikan di hadapan umum.
(4) Ketidakpercayaan (dengan pemberontakan yang merupakan
akibatnya) yaitu dosa dunia yang membawa kutukan
besar, terutama jika dilakukan oleh mereka yang telah
mendapat pewahyuan tentang pikiran dan kehendak Tuhan .
Dosa ini menutup hati Tuhan , dan menutup gerbang-ger-
bang sorga bagi mereka. Dosa ini menempatkan mereka di
bawah murka dan kutukan Tuhan , dan meninggalkan mere-
ka di situ. Sehingga dalam kebenaran dan keadilan pada
diri-Nya sendiri, Tuhan berkewajiban untuk mencampakkan
mereka untuk selama-lamanya.
PASAL 4
ang Rasul, sesudah di pasal sebelumnya memberi penjelasan
tentang dosa dan hukuman bagi bangsa Yahudi pada zaman da-
hulu, melanjutkan uraiannya di pasal ini,
I. Untuk menyatakan bahwa hak-hak istimewa yang kita
peroleh dari Kristus di bawah Injil jauh melebihi hak-hak
istimewa jemaat Yahudi di bawah hukum Musa. Oleh sebab
itu, ini menjadi alasan mengapa kita harus memanfaatkan
hak-hak itu dengan benar (ay. 1-4).
II. Ia mengemukakan sebab mengapa orang-orang Ibrani pada
masa lalu tidak mendapat manfaat atas hak-hak istimewa
dari ibadah mereka (ay. 2). Kemudian,
III. Ia meneguhkan hak-hak istimewa yang dimiliki oleh orang-
orang yang percaya, dan kemalangan yang menimpa orang-
orang yang tetap tidak percaya (ay. 3-10).
IV. Ia menutup uraiannya dengan berbagai alasan dan dorongan
yang tepat dan kuat supaya orang beriman dan taat.
Keistimewaan Injil;
Peringatan terhadap Kemurtadan
(4:1-10)
1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara
kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam
perhentian-Nya masih berlaku. 2 sebab kepada kita diberitakan juga kabar
kesukaan sama seperti kepada mereka, namun firman pemberitaan itu tidak
berguna bagi mereka, sebab tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman
dengan mereka yang mendengarnya. 3 Sebab kita yang beriman, akan masuk
ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: “Sehingga Aku bersumpah da-
lam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,” sekalipun
pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. 4 Sebab tentang hari
ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: “Dan Tuhan berhenti pada hari
ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.” 5 Dan dalam nas itu kita baca: “Mereka
takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” 6 Jadi sudah jelas, bahwa ada
beberapa orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedang mereka
yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk
sebab ketidaktaatan mereka. 7 Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari,
yaitu “hari ini”, saat Ia sesudah sekian lama berfirman dengan perantaraan
Daud seperti dikatakan di atas: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-
Nya, janganlah keraskan hatimu!” 8 Sebab, andaikata Yosua telah membawa
mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Tuhan tidak akan berkata-kata
kemudian tentang suatu hari lain. 9 Jadi masih tersedia suatu hari
perhentian, hari ketujuh, bagi umat Tuhan . 10 Sebab barangsiapa telah masuk
ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya,
sama seperti Tuhan berhenti dari pekerjaan-Nya.
Di sini,
I. Rasul Paulus menyatakan bahwa hak-hak istimewa yang kita per-
oleh melalui Kristus di bawah Injil tidak hanya sama besar, namun
juga lebih besar dibandingkan yang dinikmati orang-orang di bawah
hukum Musa. Dia merinci bahwa ada janji yang masih berlaku
bagi kita untuk masuk ke dalam perhentian-Nya. Maksudnya,
bahwa kita akan masuk ke dalam hubungan perjanjian dengan
Kristus, dan masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan melalui
Kristus. Selain itu, ada janji bagi kita juga untuk bertumbuh sam-
pai kita disempurnakan di dalam kemuliaan. Kita sudah banyak
mengetahui banyak penyingkapan tentang perhentian ini, tentang
berbagai cara dan petunjuk terbaik mengenai bagaimana kita
dapat mencapai perhentian itu. Janji akan perhentian rohani ini
yaitu janji yang ditinggalkan bagi kita oleh Tuhan Yesus Kristus
di dalam pesan dan wasiat terakhir-Nya, sebagai sebuah warisan
yang berharga. Tugas kita yaitu memastikan bahwa kita mewa-
risi perhentian ini . Kita juga harus menyatakan hak atas
perhentian itu, serta merebut kebebasan dari cengkeraman dosa,
Iblis, dan daging. Oleh hal-hal inilah jiwa manusia diperhamba-
kan dan dijauhkan dari perhentian jiwa yang sesungguhnya. Kita
harus memastikan pula bahwa kita terbebas dari kuk Taurat
beserta segala upacara dan ibadahnya yang melelahkan, serta
dapat menikmati hidup dalam damai sejahtera dengan Tuhan di
dalam ketetapan dan pemeliharaan-Nya, dan di dalam hati nurani
kita. Dengan demikian, kita memiliki pandangan dan jaminan
akan perhentian yang sempurna dan kekal di sorga.
Surat Ibrani 4:1-10
II. Rasul Paulus membuktikan kebenaran pernyataannya, bahwa
kita memiliki berbagai keuntungan yang sama besar dengan
orang-orang di bawah hukum Musa. Sebab ia berkata (ay. 2),
kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada
mereka. Injil yang sama pada dasarnya diberitakan di dalam ke-
dua Perjanjian yang ada, walaupun tidak dengan begitu jelas. Injil
di dalam Perjanjian Lama tidak diberitakan sejelas di dalam Per-
janjian Baru. Hak-hak istimewa terbaik yang dimiliki oleh orang-
orang Yahudi pada zaman lampau yaitu keistimewaan Injil bagi
mereka. Korban-korban persembahan dan berbagai upacara di
dalam Perjanjian Lama merupakan Injil dari masa penyelenggara-
an hukum pada masa itu. Dan apa saja yang istimewa di dalam
masa itu, semuanya memiliki kaitan dengan Kristus. Nah, jika
ini yang menjadi hak mereka yang paling istimewa, maka kita
tidak lebih rendah dibandingkan mereka, sebab kita juga memiliki
Injil sama seperti mereka, dan malah lebih murni dan lebih jelas
dibandingkan yang mereka miliki.
III. Sekali lagi dia mengemukakan alasan mengapa begitu sedikit
orang Yahudi pada masa lampau yang mendapatkan manfaat dari
masa penyelenggaraan Injil yang mereka nikmati. Alasan ini
ialah sebab kurangnya iman. namun firman pemberitaan itu tidak
berguna bagi mereka, sebab tidak bertumbuh bersama-sama oleh
iman dengan mereka yang mendengarnya (ay. 2). Perhatikan,
1. Firman diberitakan kepada kita supaya berguna bagi kita, su-
paya kita bisa memperoleh kekayaan rohani dari firman ter-
sebut. Firman yaitu suatu harta yang diberikan kepada kita
untuk mendapatkan hikmat, berkah yang kaya bagi jiwa.
2. Di sepanjang abad, sudah amat banyak pendengar yang tidak
mendapatkan manfaat dari firman. Banyak orang kelihatannya
kerap mendengar khotbah, mendengarkan firman Tuhan , namun
tidak memperoleh apa-apa dari situ bagi jiwa mereka. Orang-
orang yang mendengar, namun tidak memperoleh apa-apa
yaitu orang yang amat sangat rugi.
3. Bahwa yang menjadi dasar dari segala penyebab mengapa kita
tidak memperoleh manfaat dari firman yaitu ketidak-per-
cayaan kita. Kita tidak menambahkan iman kepada apa yang
kita dengar. Iman di dalam diri pendengarl