parita suci 2

Anavajjāni kammāni
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
7) Āratī viratī pāpā
majja-pānā ca saññamo
Appamādo ca dhammesu
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
8) Gāravo ca nivāto ca
santuṭṭhī ca kataññutā
Kālena dhammassavanaṁ
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
9) Khantī ca sovacassatā
samaṇānañca dassanaṁ
Kālena Dhamma-sākacchā
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
  0) Tapo ca brahma-cariyañca
ariya-saccāna-dassanaṁ
Nibbāna-sacchi-kiriyā ca
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
    ) Phuṭṭhassa loka-dhammehi
cittaṁ yassa na kampati
Asokaṁ virajaṁ khemaṁ
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
    ) Etādisāni katvāna
sabbattham-aparājitā
Sabbattha sotthiṁ gacchanti
tan-tesaṁ maṅgalam-uttaman'ti.”
Demikianlah telah kudengar:
Pada suatu ketika Sang Bhagavā menetap di dekat Sāvatthī, di hutan Jeta, di 
Vihāra Anāthapiṇḍika.
Maka datanglah dewa, ketika hari menjelang pagi, dengan cahaya yang 
cemerlang menerangi seluruh hutan Jeta.
Menghampiri Sang Bhagavā, dan menghormati Beliau, lalu berdiri di satu sisi.
Sambil berdiri di satu sisi, dewa itu berkata kepada Sang Bhagavā dalam syair 
ini:
  ) “Banyak dewa dan manusia
Berselisih paham tentang Berkah
Yang diharap membawa keselamatan;
Terangkanlah, apakah Berkah Utama itu?”
  ) “Tak bergaul dengan orang yang tak bijaksana
Bergaul dengan mereka yang bijaksana
Menghormat mereka yang patut dihormat:
Itulah Berkah Utama.
3) Hidup di tempat yang sesuai
Berkat jasa-jasa dalam hidup yang lampau
Menuntun diri ke arah yang benar:
Itulah Berkah Utama.
4) Memiliki pengetahuan dan keterampilan
Terlatih baik dalam tata susila
Ramah tamah dalam ucapan:
Itulah Berkah Utama.
5) Membantu ayah dan ibu
Menyokong anak dan istri
Bekerja bebas dari pertentangan:
Itulah Berkah Utama.
6) Berdāna dan hidup sesuai dengan Dhamma
Menolong sanak keluarga
Bekerja tanpa cela:
Itulah Berkah Utama.
7) Menjauhi, tak melakukan kejahatan
Menghindari minuman keras
Tekun melaksanakan Dhamma:
Itulah Berkah Utama.
8) Selalu hormat dan rendah hati
Merasa puas dan berterima kasih
Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai:
Itulah Berkah Utama.
9) Sabar, rendah hati bila diperingatkan
Mengunjungi para pertapa
Membahas Dhamma pada saat yang sesuai:
Itulah Berkah Utama.
  0) Bersemangat menjalankan hidup suci
Menembus Empat Kesunyataan Mulia
Serta mencapai Nibbāna:
Itulah Berkah Utama.
    ) Meski tergoda oleh hal-hal duniawi
Namun batin tak tergoyahkan
Tiada susah, tanpa noda, penuh damai:
Itulah Berkah Utama.
    ) Karena dengan mengusahakan hal-hal itu
Manusia tak terkalahkan di mana pun juga
Serta berjalan aman ke mana juga:
Itulah Berkah Utama.”
    . KARAṆĪYA METTĀ SUTTA (Sutta tentang Kasih 
Sayang yang harus dikembangkan)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Karaṇīya-mettā suttaṁ bhaṇāma se.
Marilah kita mengucapkan Sutta tentang Kasih Sayang yang harus 
dikembangkan.
Bersama-sama :
  ) Karaṇīyam-attha-kusalena
yantaṁ santaṁ padaṁ abhisamecca,
Sakko ujū ca suhujū ca
suvaco cassa mudu anatimānī,
  ) Santussako ca subharo ca
appakicco ca sallahuka-vutti,
Santindriyo ca nipako ca
appagabbho kulesu ananugiddho.
3) Na ca khuddaṁ samācare kiñci
yena viññū pare upavadeyyuṁ.
Sukhino vā khemino hontu
sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
4) Ye keci pāṇa-bhūtatthi
tasā vā thāvarā vā anavasesā,
Dīghā vā ye mahantā vā
majjhimā rassakā aṇuka-thūlā,
5) Diṭṭhā vā ye va adiṭṭhā
ye ca dūre vasanti avidūre,
Bhūtā vā sambhavesī vā
sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
6) Na paro paraṁ nikubbetha
nātimaññetha katthaci naṁ kiñci,
Byārosanā paṭīgha-saññā
nāññam-aññassa dukkham-iccheyya.
7) Mātā yathā niyaṁ puttaṁ
āyusā eka-puttam-anurakkhe,
Evam-pi sabba-bhūtesu
māna-sambhāvaye aparimāṇaṁ.
8) Mettañca sabba-lokasmiṁ
māna-sambhāvaye aparimāṇaṁ,
Uddhaṁ adho ca tiriyañca
asambādhaṁ averaṁ asapattaṁ.
9) Tiṭṭhañcaraṁ nisinno vā
sayāno vā yāvatassa vigatam-iddho,
Etaṁ satiṁ adhiṭṭheyya
brahmam-etaṁ vihāraṁ idham-āhu.
  0) Diṭṭhiñca anupagamma
sīlavā dassanena sampanno,
Kāmesu vineyya gedhaṁ,
Na hi jātu gabbha-seyyaṁ punaretī'ti.
  ) Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan;
Untuk mencapai ketenangan,
Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.
  ) Merasa puas, mudah disokong/dilayani,
Tiada sibuk, sederhana hidupnya,
Tenang inderanya, berhati-hati,
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.
3) Tak berbuat kesalahan walau pun kecil,
Yang dapat dicela oleh Para Bijaksana,
Hendaklah ia berpikir: Semoga semua makhluk berbahagia dan tenteram;
Semoga semua makhluk berbahagia.
4) Makhluk hidup apa pun juga,
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali,
Yang panjang atau besar,
Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk.
5) Yang tampak atau tidak tampak,
Yang jauh atau pun dekat,
Yang telah lahir atau yang akan lahir,
Semoga semua makhluk berbahagia.
6) Jangan menipu orang lain,
Atau menghina siapa saja,
Jangan karena marah dan benci,
Mengharap orang lain celaka.
7) Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya,
Melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk,
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas.
8) Kasih sayangnya ke segenap alam semesta,
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas,
Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling,
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.
9) Selagi berdiri, berjalan atau duduk,
Atau berbaring, selagi tiada lelap,
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini,
Yang dikatakan: Berdiam dalam Brahma.
  0) Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang attā atau aku),
Dengan Sīla dan Penglihatan yang sempurna,
Hingga bersih dari nafsu indera,
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga.
  3. BRAHMAVIHĀRA PHARAṆĀ
(Peresapan Brahma-Vihāra)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Brahma-vihāra-pharaṇā karoma se.
Marilah kita mengucapkan Peresapan Brahma-Vihāra.
Bersama-sama :
(METTĀ) :
Ahaṁ sukhito homi
Niddukkho homi
Avero homi
Abyāpajjho homi
Anīgho homi
Sukhī attānaṁ pariharāmi.
Sabbe sattā sukhitā hontu
Niddukkhā hontu
Averā hontu
Abyāpajjhā hontu
Anīghā hontu
Sukhī attānaṁ pariharantu.
(KARUṆĀ) :
Sabbe sattā dukkhā pamuccantu.
(MUDITĀ) :
Sabbe sattā ma laddha-sampattito vigacchantu.
(UPEKKHĀ) :
Sabbe sattā
kammassakā
kamma-dāyādā
kamma-yonī
kamma-bandhū
kamma-paṭisaraṇā.
Yaṁ kammaṁ karissanti kalyāṇaṁ vā pāpakaṁ vā tassa dāyādā 
bhavissanti.
(CINTA KASIH) :
Semoga aku berbahagia
Bebas dari penderitaan
Bebas dari kebencian
Bebas dari penyakit
Bebas dari kesukaran
Semoga aku dapat mempertahankan kebahagiaanku sendiri.
Semoga semua makhluk berbahagia
Bebas dari penderitaan
Bebas dari kebencian
Bebas dari kesakitan
Bebas dari kesukaran
Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri.
(BELAS KASIH) :
Semoga semua makhluk bebas dari penderitaan.
(TURUT BAHAGIA) :
Semoga semua makhluk tidak kehilangan kesejahteraan yang telah mereka 
peroleh.
(KESEIMBANGAN BATIN) :
Semua makhluk
Memiliki karmanya sendiri
Mewarisi karmanya sendiri
Lahir dari karmanya sendiri
Berhubungan dengan karmanya sendiri
Terlindung oleh karmanya sendiri.
Apa pun karma yang diperbuatnya, baik atau buruk, itulah yang akan 
diwarisinya.
  4. ABHIṆHAPACCAVEKKHAṆA
(Kerap Kali Direnungkan)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Abhiṇha-paccavekkhaṇa-pāthaṁ bhaṇāma se.
Marilah kita mengucapkan Perenungan Kerap Kali.
Bersama-sama :
Jarā-dhammomhi
jaraṁ anatīto.
Byādhi-dhammomhi
byādhiṁ anatīto.
Maraṇa-dhammomhi
maraṇaṁ anatīto.
Sabbehi me piyehi manāpehi nānā-bhāvo vinā-bhāvo.
Kammassakomhi
kamma-dāyādo
kamma-yoni
kamma-bandhu
kamma-paṭisaraṇo.
Yaṁ kammaṁ karissāmi kalyāṇaṁ vā pāpakaṁ vā tassa dāyādo 
bhavissāmi.
Evaṁ amhehi abhiṇhaṁ paccavekkhitabbaṁ.
Aku akan menderita usia tua,
Aku belum mengatasi usia tua.
Aku akan menderita sakit,
Aku belum mengatasi penyakit.
Aku akan menderita kematian,
Aku belum mengatasi kematian.
Segala milikku yang kucintai dan kusenangi akan berubah, akan terpisah 
dariku.
Aku adalah pemilik karmaku sendiri
Pewaris karmaku sendiri
Lahir dari karmaku sendiri
Berhubungan dengan karmaku sendiri
Terlindung oleh karmaku sendiri.
Apa pun karma yang kuperbuat, baik atau buruk, itulah yang akan kuwarisi.
Hendaklah ini kerap kali direnungkan.
  5. SAMĀDHI : METTĀ BHĀVANĀ
(Meditasi : Pengembangan Kasih Sayang)
Pada akhir Samādhi, Pemimpin Puja Bakti mengucapkan :
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
Semoga semua makhluk berbahagia.
- - - - - atau - - - - -
Sabbe sattā sadā hontu, averā sukha-jīvino.
Semoga semua makhluk selamanya hidup berbahagia, bebas dari kebencian.
  6. ĀRĀDHANĀ TISARAṆA PAÑCASĪLA (Permohonan 
Tiga Perlindungan & Lima Latihan Sīla)
Apabila Puja Bakti dihadiri oleh bhikkhu, maka Pañcasīla (nomor 6)
dalam Tuntunan Puja Bakti ini tidak dibacakan. Setelah pembacaan
paritta selesai, hadirin memohon tuntunan Tisaraṇa dan Pañcasīla
kepada bhikkhu, dengan membacakan :
Hadirin Bersama-sama :
  ) Mayaṁ bhante,
Ti-saraṇena saha pañca sīlāni yācāma.
  ) Dutiyampi mayaṁ bhante,
Ti-saraṇena saha pañca sīlāni yācāma.
3) Tatiyampi mayaṁ bhante,
Ti-saraṇena saha pañca sīlāni yācāma.
  ) Bhante,
Kami memohon Tisaraṇa dan Pañcasīla.
  ) Untuk kedua kalinya, Bhante,
Kami memohon Tisaraṇa dan Pañcasīla.
3) Untuk ketiga kalinya, Bhante,
Kami memohon Tisaraṇa dan Pañcasīla.
- - - - - atau - - - - -
  ) Okāsa ahaṁ bhante,
Ti-saraṇena saddhiṁ pañca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi,
Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante.
  ) Dutiyampi okāsa ahaṁ bhante,
Ti-saraṇena saddhiṁ pañca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi,
Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante.
3) Tatiyampi okāsa ahaṁ bhante,
Ti-saraṇena saddhiṁ pañca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi,
Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante.
  ) Perkenankanlah, Bhante,
Berikan padaku Tisaraṇa serta Pañcasīla,
Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante.
  ) Untuk kedua kalinya, perkenankanlah, Bhante,
Berikan padaku Tisaraṇa serta Pañcasīla,
Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante.
3) Untuk ketiga kalinya, perkenankanlah, Bhante,
Berikan padaku Tisaraṇa serta Pañcasīla,
Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante.
Bhikkhu : Yam-ahaṁ vadāmi taṁ vadetha.
Ikutilah apa yang saya ucapkan.
Hadirin : Āma bhante.
Baik, Bhante.
Bhikkhu : Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammā-Sambuddhassa (tiga kali)
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (tiga kali)
Hadirin : (mengikuti)
Bhikkhu : (mengucapkan Tisaraṇa kalimat per kalimat)
Hadirin : (mengikuti apa yang diucapkan oleh bhikkhu kalimat per 
kalimat)
  ) Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
3) Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) aku berlindung kepada Buddha.
aku berlindung kepada Dhamma.
aku berlindung kepada Saṅgha (baca: Sang-gha).
  ) Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
3) Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
Bhikkhu : Ti-saraṇa gamanaṁ paripuṇṇaṁ.
Tisaraṇa telah diambil dengan lengkap.
Hadirin : Āma bhante.
Baik, Bhante.
Bhikkhu : (mengucapkan Pañcasīla kalimat per kalimat)
Hadirin : (mengikuti apa yang diucapkan oleh bhikkhu kalimat per 
kalimat)
  ) Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  ) Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
3) Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
4) Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
5) Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ 
samādiyāmi.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang 
tidak diberikan.
3) Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan asusila.
4) Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.
5) Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang 
dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.
Bhikkhu : Imāni pañca sikkhā-padāni.
Sīlena sugatiṁ yanti.
Sīlena bhoga-sampadā.
Sīlena nibbutiṁ yanti.
Tasmā sīlaṁ visodhaye.
Itulah yang dinamakan Lima Latihan.
Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat terlahir di alam bahagia.
Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat memperoleh kekayaan (dunia dan 
Dhamma).
Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat tercapainya Nibbāna.
Sebab itu anda harus melaksanakan Sīla dengan sempurna.
Hadirin : Āma bhante.
Baik, Bhante.
SĀDHU! SĀDHU! SĀDHU!
  7. ĀRĀDHANĀ PARITTA (Permohonan Paritta)
Permohonan Paritta ini dibacakan apabila umat mengundang
bhikkhu/sāmaṇera ke rumah atau pada acara upacara di vihāra, cetiya,
dan sebagainya. Hal ini dilakukan setelah permohonan Pañcasīla.
Permohonan Paritta ini adalah sebagai berikut :
  ) Vipatti-paṭibāhāya
sabba-sampatti-siddhiyā,
Sabba-dukkha-vināsāya
parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.
  ) Vipatti-paṭibāhāya
sabba-sampatti-siddhiyā,
Sabba-bhaya-vināsāya
parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.
3) Vipatti-paṭibāhāya
sabba-sampatti-siddhiyā,
Sabba-roga-vināsāya
parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.
  ) Untuk menolak mara bahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua dukkha
Sudilah membacakan paritta perlindungan.
  ) Untuk menolak mara bahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua rasa takut
Sudilah membacakan paritta perlindungan.
3) Untuk menolak mara bahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua penyakit
Sudilah membacakan paritta perlindungan.
  8. ĀRĀDHANĀ DHAMMADESANĀ
(Permohonan Dhammadesanā)
Permohonan Dhammadesanā ini dilaksanakan setelah Permohonan
Pañcasila di vihāra, cetiya, dan sebagainya pada bhikkhu, sāmaṇera
yang hadir pada waktu itu :
Brahmā ca lokādhipatī sahampati
Katañjalī andhivaraṁ ayācatha:
Santīdha sattāpparajakkha-jātikā
Desetu Dhammaṁ anukampimaṁ pajaṁ.
Brahma Sahampati, penguasa dunia ini
Merangkap kedua tangannya (berañjali) dan memohon:
Ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka;
Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka.
  9. DHAMMADESANĀ (Khotbah Dhamma)
Hadirin mendengarkan pembabaran Dhamma dengan sikap hormat*
dan penuh perhatian.
* Sikap hormat ini bisa berbentuk sikap duduk tenang berañjali dan
sebagainya.
  0. PEMBERKAHAN
Apabila Puja Bakti dihadiri bhikkhu, bhikkhu memberikan
pemberkahan
    . ETTĀVATĀ (Pelimpahan Jasa)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Ettāvatā diṇṇaṁ bhaṇāma se.
Marilah kita mengucapkan paritta Ettāvatā.
Bersama-sama :
  ) Ettāvatā ca amhehi
Sambhataṁ puñña-sampadaṁ
Sabbe devā anumodantu
Sabba-sampatti-siddhiyā.
  ) Ettāvatā ca amhehi
Sambhataṁ puñña-sampadaṁ
Sabbe bhūtā anumodantu
Sabba-sampatti-siddhiyā.
3) Ettāvatā ca amhehi
Sambhataṁ puñña-sampadaṁ
Sabbe sattā anumodantu
Sabba-sampatti-siddhiyā.
4) Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā
Devā nāgā mahiddhikā
Puññaṁ taṁ anumoditvā
Ciraṁ rakkhantu lokasanti
5) Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā
Devā nāgā mahiddhikā
Puññaṁ taṁ anumoditvā
Ciraṁ rakkhantu Indonesia
6) Idaṁ vo ñātinaṁ hotu
Sukhitā hontu ñātayo
(tiga kali)
7) Devo vassatu kālena
Sassa sampatti hotu ca
Phīto bhavatu loko ca
Rājā bhavatu dhammiko
8) Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā
Devā nāgā mahiddhikā
Puññaṁ taṁ anumoditvā
Ciraṁ rakkhantu Sāsanaṁ
9) Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā
Devā nāgā mahiddhikā
Puññaṁ taṁ anumoditvā
Ciraṁ rakkhantu Desanaṁ
  0) Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā
Devā nāgā mahiddhikā
Puññaṁ taṁ anumoditvā
Ciraṁ rakkhantu maṁ paraṁ'ti
  ) Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa;
Semoga semua dewa turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna.
  ) Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa;
Semoga semua makhluk halus turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna.
3) Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa;
Semoga semua makhluk hidup turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna.
4) Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa;
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi perdamaian dunia.
5) Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa;
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi Indonesia.
6) Semoga jasa-jasa ini melimpah
Pada sanak keluarga yang telah meninggal;
Semoga mereka berbahagia.
(tiga kali)
7) Semoga hujan tepat pada musimnya
Semoga dunia maju dengan pesat
Serta selalu bahagia dan damai
Semoga Pemerintah/Pemimpin berlaku lurus.
8) Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa;
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi Ajaran.
9) Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa;
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi pembabaran Dhamma.
  0) Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa;
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi kita semua.
  . ĀRĀDHANĀ TISARAṆA PAÑCASĪLA
Hadirin Bersama-sama :
  ) Mayaṁ bhante,
Ti-saraṇena saha pañca sīlāni yācāma.
  ) Dutiyampi mayaṁ bhante,
Ti-saraṇena saha pañca sīlāni yācāma.
3) Tatiyampi mayaṁ bhante,
Ti-saraṇena saha pañca sīlāni yācāma.
  ) Bhante,
Kami memohon Tisaraṇa dan Pañcasīla.
  ) Untuk kedua kalinya, Bhante,
Kami memohon Tisaraṇa dan Pañcasīla.
3) Untuk ketiga kalinya, Bhante,
Kami memohon Tisaraṇa dan Pañcasīla.
- - - - - atau - - - - -
  ) Okāsa ahaṁ bhante,
Ti-saraṇena saddhiṁ pañca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi,
Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante.
  ) Dutiyampi okāsa ahaṁ bhante,
Ti-saraṇena saddhiṁ pañca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi,
Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante.
3) Tatiyampi okāsa ahaṁ bhante,
Ti-saraṇena saddhiṁ pañca-sīlaṁ dhammaṁ yācāmi,
Anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante.
  ) Perkenankanlah, Bhante,
Berikan padaku Tisaraṇa serta Pañcasīla,
Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante.
  ) Untuk kedua kalinya, perkenankanlah, Bhante,
Berikan padaku Tisaraṇa serta Pañcasīla,
Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante.
3) Untuk ketiga kalinya, perkenankanlah, Bhante,
Berikan padaku Tisaraṇa serta Pañcasīla,
Anugerahkanlah padaku Sīla itu, Bhante.
Bhikkhu : Yam-ahaṁ vadāmi taṁ vadetha.
Ikutilah apa yang saya ucapkan.
Hadirin : Āma bhante.
Baik, Bhante.
Bhikkhu : Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammā-Sambuddhassa (tiga kali)
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (tiga kali)
Hadirin : (mengikuti)
Bhikkhu : (mengucapkan Tisaraṇa kalimat per kalimat)
Hadirin : (mengikuti apa yang diucapkan oleh bhikkhu kalimat per 
kalimat)
  ) Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
3) Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) aku berlindung kepada Buddha.
aku berlindung kepada Dhamma.
aku berlindung kepada Saṅgha (baca: Sang-gha).
  ) Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
3) Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
Bhikkhu : Ti-saraṇa gamanaṁ paripuṇṇaṁ.
Tisaraṇa telah diambil dengan lengkap.
Hadirin : Āma bhante.
Baik, Bhante.
Bhikkhu : (mengucapkan Pañcasīla kalimat per kalimat)
Hadirin : (mengikuti apa yang diucapkan oleh bhikkhu kalimat per 
kalimat)
  ) Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  ) Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
3) Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
4) Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
5) Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ 
samādiyāmi.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang 
tidak diberikan.
3) Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan asusila.
4) Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.
5) Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang 
dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.
Bhikkhu : Imāni pañca sikkhā-padāni.
Sīlena sugatiṁ yanti.
Sīlena bhoga-sampadā.
Sīlena nibbutiṁ yanti.
Tasmā sīlaṁ visodhaye.
Itulah yang dinamakan Lima Latihan.
Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat terlahir di alam bahagia.
Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat memperoleh kekayaan (dunia dan 
Dhamma).
Dengan melaksanakan Sīla akan berakibat tercapainya Nibbāna.
Sebab itu anda harus melaksanakan Sīla dengan sempurna.
Hadirin : Āma bhante.
Baik, Bhante.
SĀDHU! SĀDHU! SĀDHU!
  . ĀRĀDHANĀ PARITTA
  ) Vipatti-paṭibāhāya
sabba-sampatti-siddhiyā,
Sabba-dukkha-vināsāya
parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.
  ) Vipatti-paṭibāhāya
sabba-sampatti-siddhiyā,
Sabba-bhaya-vināsāya
parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.
3) Vipatti-paṭibāhāya
sabba-sampatti-siddhiyā,
Sabba-roga-vināsāya
parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.
  ) Untuk menolak mara bahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua dukkha
Sudilah membacakan paritta perlindungan.
  ) Untuk menolak mara bahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua rasa takut
Sudilah membacakan paritta perlindungan.
3) Untuk menolak mara bahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua penyakit
Sudilah membacakan paritta perlindungan.
3. ĀRĀDHANĀ DHAMMADESANĀ
Brahmā ca lokādhipatī sahampati
Katañjalī andhivaraṁ ayācatha:
Santīdha sattāpparajakkha-jātikā
Desetu Dhammaṁ anukampimaṁ pajaṁ.
Brahma Sahampati, penguasa dunia ini
Merangkap kedua tangannya (berañjali) dan memohon:
Ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka;
Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka.
PUBBABHĀGANAMAKĀRA
Handa mayaṁ Buddhassa Bhagavato Pubba-bhāga-namakāraṁ karoma 
se.
Bersama-sama :
Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammā-Sambuddhassa
(tiga kali)
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna
(tiga kali)
5. TISARAṆA
Handa mayaṁ Ti-saraṇa-gamana-pāṭhaṁ bhaṇāma se.
Bersama-sama :
  ) Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
3) Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) aku berlindung kepada Buddha.
aku berlindung kepada Dhamma.
aku berlindung kepada Saṅgha (baca: Sang-gha).
  ) Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
3) Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
6. PAÑCASĪLA
Handa mayaṁ Pañca-sikkhā-pada-pāṭhaṁ bhaṇāma se.
Bersama-sama :
  ) Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  ) Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
3) Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
4) Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
5) Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ 
samādiyāmi.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang 
tidak diberikan.
3) Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan asusila.
4) Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.
5) Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang 
dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.
7. AṬṬHAṄGASĪLA (Delapan Latihan Sīla)
  ) Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  ) Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
3) Abrahma-cariyā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
4) Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
5) Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ 
samādiyāmi.
6) Vikāla-bhojanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
7) Nacca-gīta-vādita-visūka-dassanā mālā-gandha-vilepana-dhāraṇa￾maṇḍana-vibhūsanaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
8) Uccāsayana-mahāsayanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang 
tidak diberikan.
3) Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan tidak suci.
4) Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.
5) Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang 
dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.
6) Aku bertekad akan melatih diri menghindari makan makanan setelah 
tengah hari.
7) Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak menari, menyanyi, bermain 
musik, pergi melihat tontonan-tontonan; menghindari memakai bunga￾bungaan, wangi-wangian dan alat-alat kosmetik untuk tujuan menghias 
dan mempercantik diri.
8) Aku bertekad akan melatih diri menghindari penggunaan tempat tidur 
dan tempat duduk yang tinggi dan mewah.
8. DASASĪLA (Sepuluh Latihan Sīla)
  ) Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  ) Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
3) Abrahma-cariyā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
4) Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
5) Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ 
samādiyāmi.
6) Vikāla-bhojanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
7) Nacca-gīta-vādita-visūka-dassanā veramaṇī sikkhā-padaṁ 
samādiyāmi.
8) Mālā-gandha-vilepana-dhāraṇa-maṇḍana-vibhūsanaṭṭhānā 
veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
9) Uccāsayana-mahāsayanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  0) Jataruparajata pattiggahana veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  ) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang 
tidak diberikan.
3) Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan tidak suci.
4) Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar
5) Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang 
dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.
6) Aku bertekad akan melatih diri menghindari makan makanan setelah 
tengah hari.
7) Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak menari, menyanyi, bermain 
musik serta pergi melihat tontonan-tontonan.
8) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pemakaian bunga-bungaan, 
wangi-wangian dan alat-alat kosmetik untuk tujuan menghias dan 
mempercantik diri.
9) Aku bertekad akan melatih diri menghindari penggunaan tempat tidur 
dan tempat duduk yang tinggi dan mewah.
  0) Aku bertekad akan melatih diri menghindari menerima emas dan perak 
(uang).



PARITTA UNTUK UPACARA MAṄGALA
(Upacara Menuju ke Kebahagiaan)

  . ĀRĀDHANĀ DEVATĀ (Mengundang Para Dewa)
Samantā cakkavāḷesu atrāgacchantu devatā, saddhammaṁ muni￾rājassa suṇantu sagga-mokkhadaṁ. Sagge kāme ca rūpe giri￾sikharataṭe cantalikkhe vimāne, dīpe raṭṭhe ca gāme taruvana-gahane
geha-vatthumhi khette. Bhummā cāyantu devā jala-thala-visame
yakkha-gandhabba-nāga, tiṭṭhantā santike yaṁ muni-vara-vacanaṁ
sādhavo me sunaṇtu.
Dhammassavana-kālo ayam-bhadantā (tiga kali)
Semoga semua dewa di alam semesta hadir di sini, mendengarkan Dhamma
nan Agung dari Sang Bijaksana, yang membimbing (umat) ke Surga dan ke
Kebebasan. Di alam surga dan di alam brahma, di puncak-puncak gunung, di
angkasa raya, di pulau-pulau, di desa-desa dan kota, di hutan belukar, di
sekeliling rumah dan ladang. Semoga dewa Bumi mendekat (datang) melalui
air, daratan atau pun angkasa, bersama-sama dengan yakkha, gandhabba
dan naga. Dan semoga di mana pun mereka berada, mereka dapat
mendengarkan sabda Sang Bijaksana, seperti berikut.
Sekarang tiba saatnya mendengar Dhamma (tiga kali)
Catatan :
Bila membaca paritta di vihāra, maka baris terakhir (tiga kali) diganti
dengan :
Buddha-dassana-kālo ayam-bhadantā.
Dhammassavana-kālo ayam-bhadantā.
Saṅgha-payirupāsanā-kālo ayam-bhadantā.
Sekarang tiba saatnya melihat Sang Buddha.
Sekarang tiba saatnya mendengar Sang Dhamma.
Sekarang tiba saatnya menghormat Sang Saṅgha.
  . PUBBABHĀGANAMAKĀRA
Handa mayaṁ Buddhassa Bhagavato Pubba-bhāga-namakāraṁ karoma 
se.
Bersama-sama :
Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammā-Sambuddhassa
(tiga kali)
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna
(tiga kali)
3. TISARAṆA
Handa mayaṁ Ti-saraṇa-gamana-pāṭhaṁ bhaṇāma se.
Bersama-sama :
  ) Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
3) Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) aku berlindung kepada Buddha.
aku berlindung kepada Dhamma.
aku berlindung kepada Saṅgha (baca: Sang-gha).
  ) Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
3) Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
4. NAMAKĀRASIDDHI GĀTHĀ
Handa mayaṁ Namakāra-siddhi gāthāyo bhaṇāma se.
  ) Yo cakkhumā moha-malāpakaṭṭho
Sāmaṁ va Buddho Sugato vimutto
Mārassa pāsā vinimocayanto
Pāpesi khemaṁ janataṁ vineyyaṁ
  ) Buddhaṁ varantaṁ sirasā namāmi
Lokassa nāthañca vināyakañca.
Tan-tejasā te jaya-siddhi hotu
Sabbantarāyā ca vināsamentu.
3) Dhammo dhajo yo viya tassa satthu
Dassesi lokassa visuddhi-maggaṁ
Niyyāniko dhamma-dharassa dhārī
Sātāvaho santikaro suciṇṇo.
4) Dhammaṁ varantaṁ sirasā namāmi
Mohappadālaṁ upasanta-dāhaṁ.
Tan-tejasā te jaya-siddhi hotu
Sabbantarāyā ca vināsamentu.
5) Saddhamma-senā Sugatānugo yo
Lokassa pāpūpakilesa-jetā
Santo sayaṁ santi-niyojako ca
Svākkhāta-dhammaṁ viditaṁ karoti.
6) Saṅghaṁ varantaṁ sirasā namāmi
Buddhānubuddhaṁ sama-sīla-diṭṭhiṁ.
Tan-tejasā te jaya-siddhi hotu
Sabbantarāyā ca vināsamentu.
  ) Penglihat yang telah melenyapkan kebodohan
Dia-lah Sang Buddha, Sang Sugata, Yang Telah Bebas
Ia telah terbebas dari jeratan Māra si jahat
Ia membimbing orang banyak ke Keselamatan.
  ) Saya bersujud kepada Buddha nan Mulia
Pelindung dan Pemimpin dunia;
Berkat kekuatan ini semoga anda mendapat kejayaan
Dan semua bahaya lenyap adanya.
3) Dhamma bagaikan bendera Sang Guru
Menunjukkan Jalan Kesucian pada dunia
Menyelamatkan para pelaksana Dhamma
Bila dilaksanakan dengan baik mengarah ke Kebahagiaan dan Kedamaian.
4) Saya bersujud kepada Dhamma nan Mulia
Pelenyap kebodohan, Penakluk kobaran api nafsu;
Berkat kekuatan ini semoga anda mendapat kejayaan

Dan semua bahaya lenyap adanya.
5) Dhamma Duta pengikut Sang Sugata
Penakluk kejahatan dan noda dalam dunia ini
Mereka sendiri dapat ketenangan, kedamaian dan tanpa ikatan
Setelah mereka mengetahui Dhamma yang sempurna dibabarkan.
6) Saya bersujud kepada Saṅgha nan Mulia
Yang mencapai Kesempurnaan dengan Sīla dan Ajaran Sang Buddha;
Berkat kekuatan ini semoga anda mendapat kejayaan
Dan semua bahaya lenyap adanya.
5. SACCAKIRIYĀ GĀTHĀ
Handa mayaṁ Sacca-kiriyā gāthāyo bhaṇāma se.
Bersama-sama :
  ) Natthi me saraṇaṁ aññaṁ
Buddho me saraṇaṁ varaṁ
Etena sacca-vajjena
Sotthi me/te hotu sabbadā.
  ) Natthi me saraṇaṁ aññaṁ
Dhammo me saraṇaṁ varaṁ
Etena sacca-vajjena
Sotthi me/te hotu sabbadā.
3) Natthi me saraṇaṁ aññaṁ
Saṅgho me saraṇaṁ varaṁ
Etena sacca-vajjena
Sotthi me/te hotu sabbadā.
  ) Tiada perlindungan lain bagiku
Sang Buddha-lah sesungguhnya Pelindungku
Berkat kesungguhan pernyataan ini
Semoga aku/anda selamat sejahtera.
  ) Tiada perlindungan lain bagiku
Dhamma-lah sesungguhnya Pelindungku
Berkat kesungguhan pernyataan ini
Semoga aku/anda selamat sejahtera.
3) Tiada perlindungan lain bagiku
Saṅgha-lah sesungguhnya Pelindungku
Berkat kesungguhan pernyataan ini
Semoga aku/anda selamat sejahtera.
6. MAHĀKĀRUṆIKONĀTHOTIĀDI GĀTHĀ
Handa mayaṁ Mahā-kāruṇiko-nātho-tiādi gāthāyo bhaṇāma se.
  ) Mahā-kāruṇiko nātho
Atthāya sabba-pāṇinaṁ
Pūretvā pāramī sabbā
Patto sambodhim-uttamaṁ.
Etena sacca-vajjena
Mā hontu sabbupaddavā.
  ) Mahā-kāruṇiko nātho
Hitāya sabba-pāṇinaṁ
Pūretvā pāramī sabbā
Patto sambodhim-uttamaṁ.
Etena sacca-vajjena
Mā hontu sabbupaddavā.
3) Mahā-kāruṇiko nātho
Sukhāya sabba-pāṇinaṁ
Pūretvā pāramī sabbā
Patto sambodhim-uttamaṁ.
Etena sacca-vajjena
Mā hontu sabbupaddavā.
  ) Sang Pelindung Yang Maha Welas Asih
Untuk kepentingan semua makhluk
Telah menyempurnakan semua Pāramitā
Mencapai Bodhi atas usaha-Nya sendiri;
Berkat kebenaran ucapan ini
Semoga semua musibah lenyap adanya.
  ) Sang Pelindung Yang Maha Welas Asih
Untuk kesejahteraan semua makhluk
Telah menyempurnakan semua Pāramitā
Mencapai Bodhi atas usaha-Nya sendiri;
Berkat kebenaran ucapan ini
Semoga semua musibah lenyap adanya.
3) Sang Pelindung Yang Maha Welas Asih
Untuk kebahagiaan semua makhluk
Telah menyempurnakan semua Pāramitā
Mencapai Bodhi atas usaha-Nya sendiri;
Berkat kebenaran ucapan ini
Semoga semua musibah lenyap adanya.
7. NAMOKĀRAṬṬHAKA GĀTHĀ
Handa mayaṁ Namo-kāra-aṭṭhaka gāthāyo bhaṇāma se.
  ) Namo Arahato Sammā-Sambuddhassa mahesino
  ) Namo uttama-dhammassa svākkhātasseva tenidha
3) Namo mahā-saṅghassāpi visuddha-sīla-diṭṭhino
4) Namo omātyāraddhassa ratanattayassa sādhukaṁ
5) Namo omakātītassa tassa vatthuttayassapi
6) Namo-kārappabhāvena vigacchantu upaddavā
7) Namo-kārānubhāvena suvatthi hotu sabbadā
8) Namo-kārassa tejena vidhimhi homi, tejavā.
  ) Sujudku pada Maha Pertapa, Buddha nan Suci tanpa noda.
  ) Sujudku pada Dhamma nan Mulia, yang telah dibabarkan dengan 
sempurna.
3) Sujudku pada Saṅgha nan Agung, yang ber-Sīla dan ber-Pandangan Suci.
4) Sujudku pada Sang Tiratana, yang Mulia berkahnya dengan ”AUM”.
5) Sujudku pada Tiratana, yang telah bebas dari kekejaman.
6) Dengan kekuatan sujudku ini, semoga semua gangguan lenyap.
7) Dengan kekuatan sujudku ini, semoga semuanya sejahtera.
8) Dengan sujudku yang lengkap ini, semoga saya sukses adanya.
8. MAṄGALA SUTTA
Handa mayaṁ Maṅgala suttaṁ bhaṇāma se.
Bersama-sama :
Evam-me sutaṁ:
Ekaṁ samayaṁ Bhagavā, Sāvatthiyaṁ viharati,
Jetavane Anāthapiṇḍikassa, ārāme.
Atha kho aññatarā devatā, abhikkantāya rattiyā abhikkanta-vaṇṇā 
kevala-kappaṁ Jetavanaṁ obhāsetva.
Yena Bhagavā tenupasaṅkami, upasaṅkamitvā Bhagavantaṁ 
abhivādetvā ekamantaṁ aṭṭhāsi.
Ekam-antaṁ ṭhitā kho sā devatā Bhagavantaṁ gāthāya ajjhabhāsi:
  ) “Bahū devā manussā ca
maṅgalāni acintayuṁ
Ākaṅkhamānā sotthānaṁ
brūhi maṅgalam-uttamaṁ.”
  ) “Asevanā ca bālānaṁ
paṇḍitānañca sevanā
Pūjā ca pūjanīyānaṁ
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
3) Paṭirūpa-desa-vāso ca
pubbe ca kata-puññatā
Atta-sammā-paṇidhi ca
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
4) Bāhu-saccañca sippañca
vinayo ca susikkhito
Subhāsitā ca yā vācā
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
5) Mātā-pitu-upaṭṭhānaṁ
putta-dārassa saṅgaho
Anākulā ca kammantā
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
6) Dānañca Dhamma-cariyā ca
ñātakānañca saṅgaho
Anavajjāni kammāni
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
7) Āratī viratī pāpā
majja-pānā ca saññamo
Appamādo ca dhammesu
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
8) Gāravo ca nivāto ca
santuṭṭhī ca kataññutā
Kālena dhammassavanaṁ
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
9) Khantī ca sovacassatā
samaṇānañca dassanaṁ
Kālena Dhamma-sākacchā
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
  0) Tapo ca brahma-cariyañca
ariya-saccāna-dassanaṁ
Nibbāna-sacchi-kiriyā ca
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
    ) Phuṭṭhassa loka-dhammehi
cittaṁ yassa na kampati
Asokaṁ virajaṁ khemaṁ
etam-maṅgalam-uttamaṁ.
    ) Etādisāni katvāna
sabbattham-aparājitā
Sabbattha sotthiṁ gacchanti
tan-tesaṁ maṅgalam-uttaman'ti.”
Demikianlah telah kudengar:
Pada suatu ketika Sang Bhagavā menetap di dekat Sāvatthī, di hutan Jeta, di 
Vihāra Anāthapiṇḍika.
Maka datanglah dewa, ketika hari menjelang pagi, dengan cahaya yang 
cemerlang menerangi seluruh hutan Jeta.
Menghampiri Sang Bhagavā, dan menghormati Beliau, lalu berdiri di satu sisi.
Sambil berdiri di satu sisi, dewa itu berkata kepada Sang Bhagavā dalam syair 
ini:
  ) “Banyak dewa dan manusia
Berselisih paham tentang Berkah
Yang diharap membawa keselamatan;
Terangkanlah, apakah Berkah Utama itu?”
  ) “Tak bergaul dengan orang yang tak bijaksana
Bergaul dengan mereka yang bijaksana
Menghormat mereka yang patut dihormat:
Itulah Berkah Utama.
3) Hidup di tempat yang sesuai
Berkat jasa-jasa dalam hidup yang lampau
Menuntun diri ke arah yang benar:
Itulah Berkah Utama.
4) Memiliki pengetahuan dan keterampilan
Terlatih baik dalam tata susila
Ramah tamah dalam ucapan:
Itulah Berkah Utama.
5) Membantu ayah dan ibu
Menyokong anak dan istri
Bekerja bebas dari pertentangan:
Itulah Berkah Utama.
6) Berdāna dan hidup sesuai dengan Dhamma
Menolong sanak keluarga
Bekerja tanpa cela:
Itulah Berkah Utama.
7) Menjauhi, tak melakukan kejahatan
Menghindari minuman keras
Tekun melaksanakan Dhamma:
Itulah Berkah Utama.
8) Selalu hormat dan rendah hati
Merasa puas dan berterima kasih
Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai:
Itulah Berkah Utama.
9) Sabar, rendah hati bila diperingatkan
Mengunjungi para pertapa
Membahas Dhamma pada saat yang sesuai:
Itulah Berkah Utama.
  0) Bersemangat menjalankan hidup suci
Menembus Empat Kesunyataan Mulia
Serta mencapai Nibbāna:
Itulah Berkah Utama.
    ) Meski tergoda oleh hal-hal duniawi
Namun batin tak tergoyahkan
Tiada susah, tanpa noda, penuh damai:
Itulah Berkah Utama.
    ) Karena dengan mengusahakan hal-hal itu
Manusia tak terkalahkan di mana pun juga
Serta berjalan aman ke mana juga:
Itulah Berkah Utama.”
9. RATANA SUTTA
Handa mayaṁ Ratana suttaṁ bhaṇāma se.
  ) Yānīdha bhūtāni samāgatāni,
Bhummāni vā yāni va antalikkhe.
Sabbe va bhūtā sumanā bhavantu,
Atho pi sakkacca suṇantu bhāsitaṁ.
  ) Tasmā hi bhūtā nisāmetha sabbe,
Mettaṁ karotha mānusiyā pajāya.
Divā ca ratto ca haranti ye baliṁ,
Tasmā hi ne rakkhatha appamattā.
3) Yaṁ kiñci vittaṁ idhā vā huraṁ vā,
Saggesu vā yaṁ ratanaṁ paṇītaṁ;
Na no samaṁ atthi Tathāgatena,
Idam pi Buddhe ratanaṁ paṇītaṁ;
Etena saccena suvatthi hotu.
4) Khayaṁ virāgaṁ amataṁ paṇītaṁ,
Yad-ajjhagā Sakya-munī samāhito;
Na tena dhammena samatthi kiñci,
Idam pi Dhamme ratanaṁ paṇītaṁ;
Etena saccena suvatthi hotu.
5) Yaṁ Buddha-seṭṭho parivaṇṇayī suciṁ,
Samādhim-ānantarikañ-ñām-āhu;
Samādhinā tena samo na vijjati,
Idam pi Dhamme ratanaṁ paṇītaṁ;
Etena saccena suvatthi hotu.
6) Ye puggalā aṭṭha sataṁ pasaṭṭhā,
Cattāri etāni yugāni honti;
Te dakkhiṇeyyā Sugatassa sāvaka,
Etesu dinnāni mahapphalāni;
Idam pi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
7) Ye suppayuttā manasā daḷhena,
Nikkāmino Gotama-sāsanamhi;
Te patti-pattā amataṁ vigayha,
Laddhā mudhā nibbutiṁ bhuñjamānā;
Idam pi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
8) Yathinda-khīlo paṭhaviṁ sito siyā,
Catubbhi vātebhi asampakampiyo.
Tathūpamaṁ sappurisaṁ vadāmi,
Yo ariya-saccāni avecca passati.
Idam pi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
9) Ye ariya-saccāni vibhāvayanti,
Gambhīra-paññena sudesitāni.
Kiñ-cāpi te honti bhusappamattā,
Na te bhavaṁ aṭṭhamam-ādiyanti.
Idam pi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
  0) Sahā vassa dassana-sampadāya,
Tayassu dhammā jahitā bhavanti.
Sakkāya-diṭṭhi vicikicchitañ-ca,
Sīlabbataṁ vā pi yad-atthi kiñci.
Catūhapāyehi ca vippamutto,
Cha cābhiṭhānāni abhabbo kātuṁ.
Idam pi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
    ) Kiñ-cāpi so kammaṁ karoti pāpakaṁ,
Kāyena vācā uda cetasā vā.
Abhabbo so tassa paṭicchadāya,
Abhabbatā diṭṭha-padassa vuttā.
Idam pi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
    ) Vanappagumbe yathā phussi-tagge,
Gimhāna-māse paṭhamasmiṁ gimhe.
Tathūpamaṁ Dhamma-varaṁ adesayi,
Nibbāna-gāmiṁ paramaṁ hitāya.
Idam pi Buddhe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
  3) Varo varañ-ñū vara-do varāharo,
Anuttaro Dhamma-varaṁ adesayi.
Idam pi Buddhe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
  4) Khīṇaṁ purāṇaṁ navaṁ natthi sambhavaṁ,
Viratta-cittāyatike bhavasmiṁ;
Te khīṇa-bījā aviruḷhi-chandā,
Nibbanti dhīrā yathāyaṁ padīpo;
Idam pi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ,
Etena saccena suvatthi hotu.
  5) Yānīdha bhūtāni samāgatāni,
Bhummāni vā yāni va antalikkhe.
Tathāgataṁ deva-manussa-pūjitaṁ,
Buddhaṁ namassāma suvatthi hotu.
  6) Yānīdha bhūtāni samāgatāni,
Bhummāni vā yāni va antalikkhe.
Tathāgataṁ deva-manussa-pūjitaṁ,
Dhammaṁ namassāma suvatthi hotu.
  7) Yānīdha bhūtāni samāgatāni,
Bhummāni vā yāni va antalikkhe.
Tathāgataṁ deva-manussa-pūjitaṁ,
Saṅghaṁ namassāma suvatthi hotu.
  ) Makhluk apa pun juga yang berkumpul di sini
Baik yang dari dunia, mau pun dari ruang angkasa
Berbahagialah! Perhatikanlah apa yang disabdakan.
  ) Maka itu, duhai para makhluk, perhatikanlah
Perlakukanlah umat manusia dengan cinta kasih
Lindungilah mereka dengan tekun, sebagaimana mereka 
Mempersembahkan sesajian kepadamu siang dan malam.
3) Harta apa pun juga yang terdapat di sini atau di alam-alam lain
Atau mustika tak ternilai apa pun juga di alam-alam surga
Satu pun tiada yang menyamai Sang Tathāgata
Sesungguhnya, pada Sang Buddha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
4) Pemusnahan nafsu, bebas dari nafsu, bebas dari kematian
Yang telah dicapai oleh Sang Sakya-Muni
Dengan Samādhi benar, tiada apa pun yang dapat menyamai-Nya;
Sesungguhnya, dalam Dhamma terdapat mustika tak ternilai ini.
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
5) Meditasi benar yang dipuji oleh Sang Buddha
Samādhi yang dapat memberikan hasil baik
Tiada satu pun yang dapat menyamai Samādhi ini
Sesungguhnya, dalam Dhamma terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
6) Delapan Makhluk Suci yang dipuji oleh para bijaksana
Merupakan empat pasang Makhluk Suci
Siswa-Siswa Sang Sugata ini berharga untuk diberi persembahan;
Apa yang dipersembahkan kepada mereka, menghasilkan pahala-pahala 
besar;
Sesungguhnya, dalam Saṅgha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
7) Mereka itu, yang bebas dari nafsu-nafsu, telah melaksanakan dengan 
tekad teguh Ajaran Sang Buddha Gotama;
Telah mencapai apa yang harus dicapai
Telah memperoleh kebebasan dari kematian
Mereka menikmati ketentraman yang tak ternilai
Sesungguhnya, dalam Saṅgha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
8) Bagaikan sebuah menara pintu kota beralas kokoh kuat
Tak tergoyahkan oleh angin dari empat penjuru
Demikianlah, kami menamakan orang bijaksana yang telah menembus 
Empat Kebenaran Ariya;
Sesungguhnya, dalam Saṅgha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
9) Mereka yang telah menembus Empat Kebenaran Ariya
Yang dibabarkan dengan jelas oleh Yang Maha Bijaksana
Sekali pun terkena godaan, mereka tidak akan lahir lagi sampai delapan 
kali;
Sesungguhnya, dalam Saṅgha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
  0) Tiga belenggu dipatahkan oleh yang memiliki Pandangan Benar, yakni: 
Sakkāya-Diṭṭhi (kepercayaan takhayul, tentang adanya diri), Vicikiccha 
(keraguan) dan
Sīlabbataparamasa (kepercayaan takhayul, bahwa upacara sembahyang 
dapat membebaskan manusia);
Ia telah bebas dari empat alam yang menyedihkan
Serta tak dapat melakukan enam kejahatan berat
Sesungguhnya, dalam Saṅgha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
    ) Perbuatan salah apa pun juga yang dilakukan dengan tubuh, ucapan dan 
pikiran, tak dapat ia menyembunyikannya;
Karena telah dikatakan bahwa perbuatan demikian
Tak mungkin dilakukan oleh orang yang telah melihat Nibbāna
Sesungguhnya, dalam Saṅgha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
    ) Bagaikan pohon dalam hutan yang berbunga pada awal musim panas;
Demikian Agunglah Dhamma yang menuju Nibbāna
Beliau telah membabarkan untuk kebahagiaan tertinggi
Sesungguhnya, pada Sang Buddha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
  3) Yang Tanpa Banding, Yang Maha Tahu, Sang Pembimbing Yang Terbaik.
Sang Pembawa Yang Terbaik telah membabarkan Dhamma
Sesungguhnya, pada Sang Buddha terdapat mustika tak ternilai ini.
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
  4) Yang lampau telah musnah, tiada penjelmaan baru
Pikiran mereka telah bebas dari kelahiran kembali
Para bijaksana telah memusnahkan benih-benih penjelmaan mereka dan
Nafsunya telah berakhir padam bagaikan lampu ini
Sesungguhnya, dalam Saṅgha terdapat mustika tak ternilai ini;
Demi kebenaran ini, semoga kita mendapat kebahagiaan.
  5) Makhluk apa pun juga yang berada di sini,
Baik dari dunia ini atau dari angkasa;
Marilah bersama-sama kita menghormat Sang Buddha
Sang Tathāgata, yang dipūjā oleh para dewa dan manusia,
Semoga kita mendapat kebahagiaan.
  6) Makhluk apa pun juga yang berada di sini,
Baik dari dunia ini atau dari angkasa;
Marilah bersama-sama kita menghormat Dhamma
Sang Tathāgata, yang dipūjā oleh para dewa dan manusia,
Semoga kita mendapat kebahagiaan.
  7) Makhluk apa pun juga yang berada di sini,
Baik dari dunia ini atau dari angkasa;
Marilah bersama-sama kita menghormat Saṅgha
Sang Tathāgata, yang dipūjā oleh para dewa dan manusia,
Semoga kita mendapat kebahagiaan.
  0. KARAṆĪYA METTĀ SUTTA
Handa mayaṁ Karaṇīya-mettā suttaṁ bhaṇāma se.
Bersama-sama :
  ) Karaṇīyam-attha-kusalena
yantaṁ santaṁ padaṁ abhisamecca,
Sakko ujū ca suhujū ca
suvaco cassa mudu anatimānī,
  ) Santussako ca subharo ca
appakicco ca sallahuka-vutti,
Santindriyo ca nipako ca
appagabbho kulesu ananugiddho.
3) Na ca khuddaṁ samācare kiñci
yena viññū pare upavadeyyuṁ
Sukhino vā khemino hontu
sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
4) Ye keci pāṇa-bhūtatthi
tasā vā thāvarā vā anavasesā,
Dīghā vā ye mahantā vā
majjhimā rassakā aṇuka-thūlā,
5) Diṭṭhā vā ye va adiṭṭhā
ye ca dūre vasanti avidūre,
Bhūtā vā sambhavesī vā
sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
6) Na paro paraṁ nikubbetha
nātimaññetha katthaci naṁ kiñci,
Byārosanā paṭīgha-saññā
nāññam-aññassa dukkham-iccheyya.
7) Mātā yathā niyaṁ puttaṁ
āyusā eka-puttam-anurakkhe,
Evam-pi sabba-bhūtesu
māna-sambhāvaye aparimāṇaṁ.
8) Mettañca sabba-lokasmiṁ
māna-sambhāvaye aparimāṇaṁ,
Uddhaṁ adho ca tiriyañca
asambādhaṁ averaṁ asapattaṁ.
9) Tiṭṭhañcaraṁ nisinno vā
sayāno vā yāvatassa vigatam-iddho,
Etaṁ satiṁ adhiṭṭheyya
brahmam-etaṁ vihāraṁ idham-āhu.
  0) Diṭṭhiñca anupagamma
sīlavā dassanena sampanno,
Kāmesu vineyya gedhaṁ,
Na hi jātu gabbha-seyyaṁ punaretī'ti.
  ) Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan;
Untuk mencapai ketenangan,
Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.
  ) Merasa puas, mudah disokong/dilayani,
Tiada sibuk, sederhana hidupnya,
Tenang inderanya, berhati-hati,
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.
3) Tak berbuat kesalahan walau pun kecil,
Yang dapat dicela oleh Para Bijaksana,
Hendaklah ia berpikir: Semoga semua makhluk berbahagia dan tenteram;
Semoga semua makhluk berbahagia.
4) Makhluk hidup apa pun juga,
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali,
Yang panjang atau besar,
Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk.
5) Yang tampak atau tidak tampak,
Yang jauh atau pun dekat,
Yang telah lahir atau yang akan lahir,
Semoga semua makhluk berbahagia.
6) Jangan menipu orang lain,
Atau menghina siapa saja,
Jangan karena marah dan benci,
Mengharap orang lain celaka.
7) Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya,
Melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk,
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas.
8) Kasih sayangnya ke segenap alam semesta,
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas,
Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling,
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.
9) Selagi berdiri, berjalan atau duduk,
Atau berbaring, selagi tiada lelap,
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini,
Yang dikatakan: Berdiam dalam Brahma.
  0) Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang attā atau aku),
Dengan Sīla dan Penglihatan yang sempurna,
Hingga bersih dari nafsu indera,
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga.
    . KHANDHA PARITTA
Handa mayaṁ Khandha parittaṁ bhaṇāma se.
  ) Virūpakkhehi me mettaṁ
Mettaṁ Erāpathehi me
Chabyā-puttehi me mettaṁ
Mettaṁ Kaṇhā-Gotamakehi ca
  ) Apādakehi me mettaṁ
Mettaṁ di-pādakehi me
Catuppadehi me mettaṁ
Mettaṁ bahuppadehi me
3) Mā maṁ apādako hiṁsi
Mā maṁ hiṁsi di-pādako
Mā maṁ catuppado hiṁsi
Mā maṁ hiṁsi bahuppado
4) Sabbe sattā sabbe pāṇā
Sabbe bhūtā ca kevalā
Sabbe bhadrāni passantu
Mā kiñci pāpamāgamā
5) Appamāṇo Buddho,
Appamāṇo Dhammo,
Appamāṇo Saṅgho,
6) Pamāṇa-vantāni siriṁ-sapāni,
Ahi vicchikā sata-padī uṇṇānābhī sarabū mūsikā,
7) Katā me rakkhā,
Katā me parittā,
Paṭikkamantu bhūtāni.
8) Sohaṁ namo Bhagavato,
Namo sattannaṁ Sammā-Sambuddhānaṁ.
  ) Cinta kasihku kepada suku ular-ular Virūpakkha
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Erāpatha
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Chabyā-putta
Cinta kasihku kepada suku ular-ular Kaṇhā-Gotamaka.
  ) Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk tanpa kaki
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki dua
Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki empat
Cinta kasihku kepada makhluk berkaki banyak.
3) Semoga kami tidak mendapat susah dari makhluk-makhluk tanpa kaki;
Juga tidak dari makhluk-makhluk berkaki dua
Semoga makhluk-makhluk berkaki empat tidak menyusahkan kami
Semoga makhluk-makhluk berkaki banyak tidak menyusahkan kami.
4) Semoga semua makhluk hidup
Semua yang dilahirkan dan yang belum lahir
Semoga semua tanpa terkecuali mendapat kebahagiaan
Semoga mereka bebas dari penderitaan.
5) Tak terhingga adalah kebijaksanaan Sang Buddha
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Dhamma
Tak terhingga adalah kebijaksanaan Saṅgha.
6) Terbebaslah makhluk-makhluk melata
Seperti ular-ular, ketungging-ketungging, lipan, laba-laba dan tikus.
7) Telah kami panjatkan doa perlindungan
Telah kami panjatkan paritta-paritta yang suci
Silakan makhluk-makhluk pergi dengan damai.
8) Terpujilah Sang Bhagavā
Terpujilah Tujuh Sammā-Sambuddha.
    . VAṬṬAKA PARITTA
Handa mayaṁ Vaṭṭaka parittaṁ bhaṇāma se.
  ) Atthi loke sīla-guṇo
Saccaṁ soceyyanuddayā
Tena saccena kāhāmi
Sacca-kiriyam-anuttaraṁ
  ) Āvajjitvā Dhamma-balaṁ
Saritvā pubbake jine
Sacca-balam-avassāya
Sacca-kiriyam-akāsahaṁ
3) Santi pakkhā apattanā
Santi pādā avañcanā
Mātā pitā ca nikkhantā
Jāta-veda paṭikkama
4) Saha sacce kate mayhaṁ
Mahāpajjalito sikhī
Vajjesi soḷasa karīsāni
Udakaṁ patvā yathā sikhī
Saccena me samo natthi
Esā me sacca-pāramī'ti.
  ) Dalam dunia ini terdapatlah berkah Sīla
Kebenaran, kesucian dan kasih sayang
Berdasarkan pada kebenaran ini saya akan
Berusaha sungguh-sungguh dengan tekad suci.
  ) Merenungkan kekuatan Dhamma
Dan mengingat “Para Penakluk” yang lampau
Berdasarkan pada kekuatan kebenaran ini
Saya melakukan tekad suci ini.
3) Ini adalah sayap-sayap yang tidak dapat terbang
Ini adalah kaki-kaki yang tidak dapat berjalan
Dan ayah serta ibu telah pergi
Api Jātaveda, kembali!
4) Perbuatan ini saya lakukan berdasarkan kebenaran
Kobaran jilatan api yang ganas
Seluas enam belas kubik terhenti
Bagaikan api yang tersiram air
Karena kebenaran tiada yang dapat kubandingkan
Inilah Sacca Pāramitā-ku.
  3. BUDDHĀNUSSATI
Handa mayaṁ Buddhānussati-nayaṁ karoma se.
Bersama-sama :
Iti pi so Bhagavā Arahaṁ Sammā-Sambuddho,
Vijjā-caraṇa-sampanno Sugato Lokavidū,
Anuttaro purisa-damma-sārathi satthā deva-manussānaṁ Buddho 
Bhagavā'ti.
Demikianlah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai 
Penerangan Sempurna;
Sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-Nya, Sempurna menempuh Sang 
Jalan (ke Nibbāna), Pengenal segenap alam;
Pembimbing manusia yang tiada taranya, Guru para dewa dan manusia, 
Yang Sadar (Bangun), Yang patut Dimuliakan.
(Diam sejenak merenungkan sifat-sifat Sang Buddha)
  4. DHAMMĀNUSSATI
Handa mayaṁ Dhammānussati-nayaṁ karoma se.
Bersama-sama :
Svākkhāto Bhagavatā Dhammo,
Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko,
Opanayiko paccattaṁ veditabbo viññūhī'ti.
Dhamma Sang Bhagavā telah sempurna dibabarkan;
Berada sangat dekat, tak lapuk oleh waktu, mengundang untuk dibuktikan;
Menuntun ke dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin 
masing-masing.
(Diam sejenak merenungkan sifat-sifat Dhamma)
  5. SAṄGHĀNUSSATI
Handa mayaṁ Saṅghānussati-nayaṁ karoma se.
Bersama-sama :
Supaṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho,
Uju-paṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho,
Ñāya-paṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho,
Sāmīci-paṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho,
Yadidaṁ cattāri purisa-yugāni aṭṭha purisa-puggalā:
Esa Bhagavato sāvaka-saṅgho,
Āhuneyyo pāhuneyyo dakkhiṇeyyo añjali-karaṇīyo,
Anuttaraṁ puññakkhettaṁ lokassā'ti.
Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak baik;
Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak lurus;
Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak benar;
Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak patut;
Mereka, merupakan empat pasang makhluk, terdiri dari delapan jenis 
Makhluk Suci *): Itulah Saṅgha Siswa Sang Bhagavā;
Patut menerima pemberian, tempat bernaung, persembahan serta 
penghormatan; Lapangan untuk menanam jasa, yang tiada taranya di alam 
semesta.
(Diam sejenak merenungkan sifat-sifat Saṅgha)
*) Mereka disebut Ariya Saṅgha: makhluk-makhluk yang telah
mencapai Sotāpatti Magga dan Phala, Sakadāgāmī Magga dan Phala,
Anāgāmī Magga dan Phala, dan Arahatta Magga dan Phala.
  6. AṄGULIMĀLA PARITTA
Yatohaṁ bhagini ariyāya jātiyā jāto,
Nābhijānāmi sañcicca pāṇaṁ jīvitā voropetā,
Tena saccena sotthi te
Hotu sotthi gabbhassa.
Saudari, sejak dilahirkan sebagai seorang Ariya
Aku tidak ingat dengan sengaja pernah membunuh suatu makhluk hidup apa 
pun;
Dengan pernyataan yang benar ini, semoga anda selamat
Semoga bayi dalam kandungan anda selamat.
  7. BOJJHAṄGA PARITTA
  ) Bojjhaṅgo sati-saṅkhāto
Dhammānaṁ vicayo tathā
Viriyam-pīti-passaddhi
Bojjhaṅgā ca tathāpare
Samādhupekkha-bojjhaṅgā
Sattete sabba-dassinā
Muninā sammadakkhātā
Bhāvitā bahulīkatā
Saṁvattanti abhiññāya
Nibbānāya ca bodhiyā
Etena sacca-vajjena
Sotthi te hotu sabbadā.
  ) Ekasmiṁ samaye nātho
Moggallānañca Kassapaṁ
Gilāne dukkhite disvā
Bojjhaṅge satta desayi
Te ca taṁ abhinanditvā
Rogā mucciṁsu taṁkhaṇe
Etena sacca-vajjena
Sotthi te hotu sabbadā.
3) Ekadā Dhamma-rājā pi
Gelaññenābhipīḷito
Cundattherena taññeva
Bhaṇāpetvāna sādaraṁ
Sammoditvā ca ābādhā
Tamhā vuṭṭhāsi ṭhānaso
Etena sacca-vajjena
Sotthi te hotu sabbadā.
4) Pahīnā te ca ābādhā
Tiṇṇannam-pi mahesinaṁ
Maggāhata-kilesā va
Pattānuppattidhammataṁ
Etena sacca-vajjena
Sotthi te hotu sabbadā.
  ) Faktor-faktor untuk mencapai Bodhi adalah: Sati (perhatian),
Dhamma-Vicayo (penyelidikan terhadap Dhamma),
Viriya (semangat), Pīti (kegiuran), Passaddhi (ketenangan),
Faktor lainnya adalah: Samādhi dan Upekkha (keseimbangan)
Ketujuh faktor ini telah diajarkan
Dengan jelas oleh Sang Mahā Muni (Suci)
Bila dikembangkan dan selalu dilatih
Akan menghasilkan Abhiññā (kemampuan batin tinggi),
Nibbāna dan Penerangan Sempurna;
Berkat kebenaran ucapan ini
Semoga anda selamat sejahtera.
  ) Pada suatu ketika Sang Pelindung
Melihat Yang Ariya Moggallāna dan Yang Ariya Kassapa sakit demam
Beliau mengulang ketujuh faktor Bodhi
Karena mereka merasa gembira
Seketika itu mereka sembuh.
Berkat kebenaran ucapan ini
Semoga anda selamat sejahtera.
3) Suatu ketika Sang Dhamma-Rāja sendiri sakit demam
Yang Ariya Cunda Thera (diminta) mengulangi
Sutta ini dengan khidmat
Karena merasa gembira
Maka seketika sembuhlah Sang Bhagavā.
Berkat kebenaran ucapan ini
Semoga anda selamat sejahtera.
4) Penyakit telah disembuhkan
Dari tiga Petapa Agung tersebut
Seperti Sang Jalan melenyapkan kekotoran batin
Tercapai sesuai dengan kebenaran Dhamma.
Berkat kebenaran ucapan ini
Semoga anda selamat sejahtera.
  8. ĀṬĀNĀṬIYA PARITTA
Handa mayaṁ Āṭānāṭiya parittaṁ bhaṇāma se.
  ) Vipassissa namatthu
Cakkhumantassa sirīmato
Sikhissa pi namatthu
Sabba-bhūtānukampino
  ) Vessabhussa namatthu
Nhātakassa tapassino
Namatthu Kakusandhassa
Māra-senappamaddino
3) Konāgamanassa namatthu
Brāhmaṇassa vusīmato
Kassapassa namatthu
Vippamuttassa sabbadhi
4) Aṅgīrasassa namatthu
Sakya-puttassa sirīmato
Yo imaṁ Dhammam-adesesi
Sabba-dukkhāpanūdanaṁ.
5) Ye cāpi nibbutā loke
Yathābhūtaṁ vipassisuṁ
Te janā apisuṇā
Mahantā vītasāradā
6) Hitaṁ deva-manussānaṁ
Yaṁ namassanti Gotamaṁ
Vijjā-caraṇa-sampannaṁ
Mahantaṁ vītasāradaṁ
7) Vijjā-caraṇa-sampannaṁ
Buddhaṁ vandāma Gotaman'ti
  ) Terpujilah Vipassi
Yang memiliki Penglihatan dan Keagungan
Terpujilah juga Sikhi
Yang bersimpati terhadap semua makhluk.
  ) Terpujilah Vessabhu
Pertapa pelenyap semua noda
Terpujilah Kakusandha
Penghancur Māra beserta bala tentaranya.
3) Terpujilah Koṇāgamana
Brāhmaṇa (Sejati) yang mencapai Kesempurnaan
Terpujilah Kassapa
Yang terbebas dari segala ketakhayulan.
4) Terpujilah Aṅgīrasa
Putra Sakya nan Agung
Yang telah mengajarkan Dhamma ini
Untuk melenyapkan semua dukkha.
5) Mereka semua mencapai Nibbāna dalam dunia
Setelah melihat dengan jelas sebagaimana adanya
Mereka, orang-orang yang ramah
Manusia-manusia besar yang telah matang dalam kebijaksanaan.
6) Demi manfaat para dewa dan manusia
Terpujilah Sang Gotama
Yang sempurna pengetahuan dan tindak-tanduk-Nya
Seorang manusia besar yang telah matang dalam kebijaksanaan
7) Sempurna pengetahuan dan tindak-tanduk-Nya
Kita menghormat Sang Buddha Gotama.
  9. JAYA PARITTA
Handa mayaṁ Jaya parittaṁ bhaṇāma se.
  ) Jayanto bodhiyā mūle
Sakyānaṁ nandi-vaḍḍhano
Evaṁ tvaṁ vijayo hohi
Jayassu jaya-maṅgale
  ) Aparājita-pallaṅke
Sīse paṭhavi-pokkhare
Abhiseke sabba-buddhānaṁ
Aggappatto pamodati
3) Sunakkhattaṁ sumaṅgalaṁ
Supabhātaṁ suhuṭṭhitaṁ
Sukhaṇo sumuhutto ca
Suyiṭṭhaṁ brahmacārisu
4) Padakkhiṇaṁ kāya-kammaṁ
Vācā-kammaṁ padakkhiṇaṁ
Padakkhiṇaṁ mano-kammaṁ
Paṇidhī te padakkhiṇā
Padakkhiṇāni katvāna
Labhantatthe, padakkhiṇe
  ) Kemenangan di bawah pohon Bodhi
Menambah kegembiraan (bangsa) Sakya
Maka semoga kemenangan menjadi milikmu
Dan semoga engkau memperoleh kejayaan.
  ) Dalam kedudukan yang tak terkalahkan
Di atas tempat suci nan mulia
Telah disucikan oleh Para Buddha
Ia bergembira dengan pencapaian termulia.
3) Bintang kebahagiaan, berkah keuntungan
Kebahagiaan, pengorbanan yang menguntungkan
Saat yang baik, detik-detik yang membahagiakan
Manakala berdāna dengan rela kepada Brahmacārī
4) Bila perbuatan benar
Bila perkataan benar dan
Bila pikiran benar
Maka benar pula cita-citanya.
Setelah melaksanakan kebenaran ini
Maka ia mencapai tujuan dengan kebenaran.
  0. ABHAYA PARITTA
Handa mayaṁ Abhaya Parittaṁ bhaṇāma se.
  ) Yan-dunnimittaṁ avamaṅgalañca
Yo cāmanāpo sakuṇassa saddo
Pāpaggaho dussupinaṁ akantaṁ
Buddhānubhāvena vināsamentu
  ) Yan-dunnimittaṁ avamaṅgalañca
Yo cāmanāpo sakuṇassa saddo
Pāpaggaho dussupinaṁ akantaṁ
Dhammānubhāvena vināsamentu
3) Yan-dunnimittaṁ avamaṅgalañca
Yo cāmanāpo sakuṇassa saddo
Pāpaggaho dussupinaṁ akantaṁ
Saṅghānubhāvena vināsamentu
  ) Tanda-tanda jelek dan tidak menyenangkan apa pun juga
Dan suara-suara burung yang tidak menyenangkan
Mimpi buruk yang tidak dikehendaki
Berkat kekuatan Sang Buddha, semoga lenyap adanya.
  ) Tanda-tanda jelek dan tidak menyenangkan apa pun juga
Dan suara-suara burung yang tidak menyenangkan
Mimpi buruk yang tidak dikehendaki
Berkat kekuatan Sang Dhamma, semoga lenyap adanya.
3) Tanda-tanda jelek dan tidak menyenangkan apa pun juga
Dan suara-suara burung yang tidak menyenangkan
Mimpi buruk yang tidak dikehendaki
Berkat kekuatan Sang Saṅgha, semoga lenyap adanya
    . DHAJAGGA PARITTA
  ) Araññe rukkhamūle vā,
suññāgāreva bhikkhavo;
Anussaretha Sambuddhaṁ,
bhayaṁ tumhāka no siyā.
  ) No ce Buddhaṁ sareyyātha,
lokajeṭṭhaṁ narāsabhaṁ;
Atha Dhammaṁ sareyyātha,
niyyānikaṁ sudesitaṁ.
3) No ce Dhammaṁ sareyyātha,
niyyānikaṁ sudesitaṁ;
Atha Saṅghaṁ sareyyātha,
puññakkhettaṁ anuttaraṁ.
4) Evaṁ Buddhaṁ sarantānaṁ,
Dhammaṁ Saṅghañca bhikkhavo;
Bhayaṁ vā chambhitattaṁ vā,
lomahaṁso na hessatī'ti.
  ) Sewaktu dalam hutan atau di bawah pohon
Atau di tempat yang sunyi, O para Siswa
Ingatlah pada Sang Buddha
Segala ketakutan tak akan ada.
  ) Jika tak ingat pada Sang Buddha, Guru Jagat
Pembimbing dewa dan manusia, ingatlah pada Dhamma
Yang menuntun kita ke Pembebasan
Yang telah diajarkan dengan jelas.
3) Jika tak ingat pada Dhamma
Yang menuntun kita ke Pembebasan
Yang telah diajarkan dengan jelas, ingatlah pada Saṅgha
Lapangan pembuat jasa yang tak ada bandingnya.
4) Jika engkau mengingat pada Sang Buddha, Dhamma dan Saṅgha;
O para Siswa, ketakutan atau kekhawatiran
Mengkirik atau bulu badan berdiri
Tak akan ada lagi.
    . DUKKHAPPATTĀDI GĀTHĀ
Handa mayaṁ Dukkhappattādi gāthāyo bhaṇāma se.
  ) Dukkhappattā ca niddukkhā
Bhayappattā ca nibbhayā
Sokappattā ca nissokā
Hontu sabbe pi pāṇino.
  ) Ettāvatā ca amhehi
Sambhataṁ puñña-sampadaṁ
Sabbe devānumodantu
Sabba-sampatti-siddhiyā.
3) Dānaṁ dadantu saddhāya
Sīlaṁ rakkhantu sabbadā
Bhāvanābhiratā hontu
Gacchantu devatāgatā.
4) Sabbe Buddhā balappattā
Paccekānañca yaṁ balaṁ
Arahantānañca tejena
Rakkhaṁ bandhāmi sabbaso.
  ) Bila mengalami penderitaan, semoga penderitaan lenyap
Bila mengalami ketakutan, semoga ketakutan lenyap
Bila mengalami pahit getir, semoga pahit getir lenyap
Semoga semua makhluk demikian adanya.
  ) Semoga simpanan jasa-jasa kebajikan
Yang telah kita timbun
Membawa kegembiraan bagi para dewa
Untuk tercapainya segala kebahagiaan dan kesejahteraan.
3) Dengan keyakinan hendaknya dāna diberikan
Hendaknya Sīla selalu dilaksanakan
Rajin melatih Samādhi
Agar terlahir di alam dewa (surga).
4) Dengan kekuatan Para Buddha
Beserta Para Pacceka Buddha
Dan Para Arahat seluruhnya
Semoga memperoleh perlindungan.
  3. BUDDHA JAYA MAṄGALA GĀTHĀ (Syair tentang 
Kemenangan Sempurna Sang Buddha)
  ) Bāhuṁ sahassam-abhinimmita-sāyudhantaṁ
Grīmekhalaṁ udita-ghora-sasena-māraṁ
Dānādi-dhamma-vidhinā jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-maṅgalāni.
  ) Mārātirekam-abhiyujjhita-sabba-rattiṁ
Ghorampanāḷavaka-makkham-athaddha yakkhaṁ
Khantī-sudanta-vidhinā jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-maṅgalāni.
3) Nāḷāgiriṁ gaja-varaṁ atimattabhūtaṁ
Dāvaggi-cakkam-asanīva sudāruṇantaṁ
Mettambuseka-vidhinā jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-maṅgalāni.
4) Ukkhitta-khaggam-atihattha sudāruṇantaṁ
Dhāvan-ti-yojana-pathaṅguli-mālavantaṁ
Iddhībhisaṅkhata-mano jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-maṅgalāni.
5) Katvāna kaṭṭham-udaraṁ iva gabbhinīyā
Ciñcāya duṭṭha-vacanaṁ jana-kāya-majjhe
Santena soma-vidhinā jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-maṅgalāni.
6) Saccaṁ vihāya mati-saccaka-vāda-ketuṁ
Vādābhiropita-manaṁ ati-andhabhūtaṁ
Paññā-padīpa-jalito jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-maṅgalāni.
7) Nandopananda-bhujagaṁ vibudhaṁ mahiddhiṁ
Puttena thera-bhujagena damāpayanto
Iddhūpadesa-vidhinā jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-maṅgalāni.
8) Duggāha-diṭṭhi-bhujagena sudaṭṭha-hatthaṁ
Brahmaṁ visuddhi-jutim-iddhi-bakābhidhānaṁ
Ñāṇāgadena vidhinā jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-maṅgalāni.
9) Etā'pi Buddha-jaya-maṅgala-aṭṭha-gāthā
Yo vācano dinadine sarate matandī
Hitvānaneka-vividhāni cupaddavāni
Mokkhaṁ sukhaṁ adhigameyya naro sapañño.
  ) Dengan seribu tangan, yang masing-masing memegang senjata
Dengan menunggang gajah Girimekhala, Māra bersama pasukannya 
meraung menakutkan;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan Dhamma-Dāna
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
  ) Lebih dari Māra yang membuat onar sepanjang malam
Adalah Yakkha Āḷavaka yang menakutkan, bengis dan congkak
Raja para Bijaksana menaklukkannya, menjinakkannya dengan kesabaran;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
3) Nāḷāgiri gajah mulia menjadi sangat gila
Sangat kejam bagaikan hutan terbakar, bagai senjata roda atau halilintar;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan percikan air cinta kasih;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
4) Sangat kejam, dengan pedang terhunus dalam tangan yang kokoh kuat;
Aṅgulimāla berlari mengejar sepanjang jalan tiga yojana dengan 
berkalung untaian jari;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan kemampuan pikiran sakti 
yang mengagumkan;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
5) Setelah membuat perutnya gendut seperti wanita hamil dengan 
mengikatkan sepotong kayu;
Ciñcā memfitnah di tengah-tengah banyak orang
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan sikap kesatria dan 
kedamaian;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
6) Saccaka, yang biasanya berkata menyimpang dari kebenaran
Dengan pikiran buta, mengembangkan teorinya bagaikan bendera;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan terangnya pelita 
kebijaksanaan;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
7) Nandopananda naga berpengertian salah memiliki kekuatan besar;
Putra Sang Buddha yang terkemuka (Moggallāna Thera) sebagai naga 
pergi untuk menjinakkan;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan kekuatan sakti
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
8) Bagaikan ular yang melilit pada lengan, demikian pandangan salah 
dimiliki;
Oleh Bakā, dewa Brahma yang memiliki sinar dan kekuatan
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan obat pengetahuan
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
9) Inilah delapan Syair Kemenangan Sempurna Sang Buddha
Yang seharusnya dibaca dan direnungkan setiap hari tanpa rasa malas;
Hingga mampu mengatasi berbagai rintangan
Orang bijaksana dapat mencapai Pembebasan dan Kebahagiaan.
  4. SO ATTHALADDHOTIĀDI GĀTHĀ
  ) So attha-laddho sukhito
Viruḷho Buddha-Sāsane
Arogo sukhito hohi
Saha sabbehi ñātibhi.
  ) Sā attha-laddhā sukhitā
Viruḷhā Buddha-Sāsane
Arogā sukhitā hohi
Saha sabbehi ñātibhi.
3) Te attha-laddhā sukhitā
Viruḷhā Buddha-Sāsane
Arogā sukhitā hotha
Saha sabbehi ñātibhi.
  ) Semoga dia (pria) memperoleh rejeki dan kebahagiaan
Serta mendapat kemajuan dalam Buddha-Sāsana
Semoga dia beserta sanak keluarganya
Sehat dan berbahagia hendaknya.
  ) Semoga dia (wanita) memperoleh rejeki dan kebahagiaan
Serta mendapat kemajuan dalam Buddha-Sāsana
Semoga dia beserta sanak keluarganya
Sehat dan berbahagia hendaknya.
3) Semoga mereka memperoleh rejeki dan kebahagiaan
Serta mendapat kemajuan dalam Buddha-Sāsana
Semoga mereka beserta sanak keluarganya
Sehat dan berbahagia hendaknya.
  5. SAKKATVĀ TIRATANAṀ PARITTA
  ) Sakkatvā Buddha-Ratanaṁ
Osathaṁ uttamaṁ varaṁ
Hitaṁ deva-manussānaṁ
Buddha-tejena sotthinā
Nassantupaddavā sabbe
Dukkhā vūpasamentu te.
  ) Sakkatvā Dhamma-Ratanaṁ
Osathaṁ uttamaṁ varaṁ
Pariḷāhūpasamanaṁ
Dhamma-tejena sotthinā
Nassantupaddavā sabbe
Bhayā vūpasamentu te.
3) Sakkatvā Saṅgha-Ratanaṁ
Osathaṁ uttamaṁ varaṁ
Āhuneyyaṁ pāhuneyyaṁ
Saṅgha-tejena sotthinā
Nassantupaddavā sabbe
Rogā vūpasamentu te.
  ) Bersujud pada Buddha-Ratana
Sesungguhnya jalan yang terbaik
Membawa kesejahteraan bagi para dewa dan manusia
Berkat kekuatan Sang Buddha
Semoga semua terlindung
Dan lenyaplah semua dukkha.
  ) Bersujud pada Dhamma-Ratana
Sesungguhnya jalan yang terbaik
Memadamkan nafsu indera
Berkat kekuatan Sang Dhamma
Semoga semua terlindung
Dan lenyaplah semua bahaya.
3) Bersujud pada Saṅgha-Ratana
Sesungguhnya jalan yang terbaik
Patut menerima pemberian dan pelayanan
Berkat kekuatan Sang Saṅgha
Semoga semua terlindung
Dan lenyaplah semua penyakit.
  6. MAHĀ JAYA MAṄGALA GĀTHĀ
  ) Yaṅkiñci ratanaṁ loke
Vijjati vividhā puthū
Ratanaṁ Buddha-samaṁ natthi
Tasmā sotthī bhavantu te.
  ) Yaṅkiñci ratanaṁ loke
Vijjati vividhā puthū
Ratanaṁ Dhamma-samaṁ natthi
Tasmā sotthī bhavantu te.
3) Yaṅkiñci ratanaṁ loke
Vijjati vividhā puthū
Ratanaṁ Saṅgha-samaṁ natthi
Tasmā sotthī bhavantu te.
  ) Permata apa pun yang terdapat
Dalam jagat raya ini
Tiada satu pun yang menyamai Buddha-Ratana
Semoga anda sejahtera.
  ) Permata apa pun yang terdapat
Dalam jagat raya ini
Tiada satu pun yang menyamai Dhamma-Ratana
Semoga anda sejahtera.
3) Permata apa pun yang terdapat
Dalam jagat raya in
Tiada satu pun yang menyamai Saṅgha-Ratana
Semoga anda sejahtera.
  7. SABBAROGATIĀDI GĀTHĀ
Sabba-roga-vinimutto
Sabba-santāpa-vajjito
Sabba-veram-atikkanto
Nibbuto ca tuvaṁ bhava
Semoga terbebas dari semua penyakit
Semoga semua duka cita lenyap
Terbebas dari permusuhan
Dan semoga anda mencapai Pembebasan.
  8. SABBĪTIYO
Sabbītiyo vivajjantu
Sabba-rogo vinassatu
Mā te bhavatvantarāyo
Sukhī dīghāyuko bhava
Abhivādana-sīlissa
Niccaṁ vuḍḍhāpacāyino
Cattāro dhammā vaḍḍhanti
Āyu vaṇṇo sukhaṁ balaṁ.
Semoga terhindar dari semua duka cita
Semoga terbebas dari semua penyakit
Semoga terlepas dari semua mara bahaya
Semoga anda umur panjang dan bahagia
Ia yang saleh dan selalu menghormat kepada yang lebih tua
Semoga empat keadaan ini berkembang, yakni:
Umur panjang, cantik/ganteng, bahagia dan kuat.
  9. AGGAPPASADA SUTTA GĀTHĀ
  ) Aggato ve pasannānaṁ
Aggaṁ Dhammaṁ vijānataṁ
Agge Buddhe pasannānaṁ
Dakkhiṇeyye anuttare
  ) Agge Dhamme pasannānaṁ
Virāgūpasame sukhe
Agge Saṅghe pasannānaṁ
Puññakkhette anuttare
3) Aggasmiṁ dānaṁ dadataṁ
Aggaṁ puññaṁ pavaḍḍhati
Aggaṁ āyu ca vaṇṇo ca
Yaso kitti sukhaṁ balaṁ
4) Aggassa dātā medhāvī
Agga-dhamma-samāhito
Deva-bhūto manusso vā
Aggappatto pamodatī'ti
  ) Bagi mereka yang berkeyakinan adalah amat mulia
Dhamma Agung yang dikenal adalah:
Berkeyakinan pada Buddha nan Agung
Pantas diberi persembahan dan tiada bandingnya.
  ) Berkeyakinan pada Dhamma nan Agung
Tanpa nafsu, tenang dan penuh bahagia
Berkeyakinan pada Saṅgha nan Agung
Ladang pembuatan jasa yang tiada bandingnya.
3) Setelah memberikan dāna nan mulia
Maka jasa kebajikan bertambah
Panjang umur, bertambah cantik/tampan
Terhormat, masyhur, kuat dan bahagia.
4) Orang bijaksana memberikan dengan kemampuannya
Mencapai Dhamma nan Tertinggi
Setelah mati terlahir sebagai dewa atau manusia
Mendapat kegembiraan yang amat besar.
30. CULLA MAṄGALA CAKKAVĀḶA
  ) Sabba-buddhānubhāvena
Sabba-dhammānubhāvena
Sabba-saṅghānubhāvena
Buddha-Ratanaṁ
Dhamma-Ratanaṁ
Saṅgha-Ratanaṁ
Tiṇṇaṁ ratanānaṁ
Ānubhāvena
Caturāsītisahassa-dhammakkhandhānubhāvena
Piṭakatyānubhāvena
Jinasāvakānubhāvena:
  ) Sabbe te rogā
Sabbe te bhayā
Sabbe te antarāyā
Sabbe te upaddavā
Sabbe te dunnimittā
Sabbe te avamaṅgalā vinassantu.
3) Āyu-vaḍḍhako
Dhana-vaḍḍhako
Siri-vaḍḍhako
Yasa-vaḍḍhako
Bala-vaḍḍhako
Vaṇṇa-vaḍḍhako
Sukha-vaḍḍhako
Hotu sabbadā.
4) Dukkha-roga-bhayā verā
Sokā sattu cupaddavā
Anekā antarāyāpi
Vinassantu ca tejasā
5) Jaya-siddhi dhanaṁ lābhaṁ
Sotthi bhāgyaṁ sukhaṁ balaṁ
Siri āyu ca vaṇṇo ca
Bhogaṁ vuḍḍhī ca yasavā
Sata-vassā ca āyū ca
Jīva-siddhī bhavantu te.
6) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-buddhānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
7) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-dhammānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
8) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-saṅghānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
  ) Dengan kekuatan semua Buddha
Dengan kekuatan semua Dhamma
Dengan kekuatan semua Saṅgha
Buddha Permata Mulia
Dhamma Permata Mulia
Saṅgha Permata Mulia
Tiga Permata Mulia
Dengan kekuatan-Nya
Dengan kekuatan 84.000 kelompok Dhamma
Dengan kekuatan Tipiṭaka
Dengan kekuatan Siswa-Siswa Sang Penakluk (dunia):
  ) Semoga semua penyakit
Semua mara bahaya
Semua rintangan
Semua bencana
Semua tanda-tanda jelek
Semua tanda-tanda tidak menyenangkan anda
Menjadi lenyap adanya.
3) Semoga usia
Kekayaan
Kemakmuran
Kemasyhuran
Kekuatan
Kecantikan
Kebahagiaan
Selalu bertambah
4) Semoga penderitaan, penyakit, bahaya, permusuhan
Kesedihan, malapetaka, bencana dan kesukaran
Serta segala macam rintangan
Semua lenyap dengan kekuatan ini.
5) Kejayaan, keberhasilan, kekayaan, keuntungan
Keselamatan, kemujuran, kebahagiaan, kekuatan
Kemakmuran, panjang usia, kecantikan
Kesejahteraan dan kemasyhuran, semoga bertambah
Dan panjang usia seratus tahun
Semoga keberhasilan dalam penghidupan menjadi milik anda.
6) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Buddha
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
7) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Dhamma
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
8) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Saṅgha
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
  . RATANATTAYĀNUBHAVĀDI GĀTHĀ
  ) Ratanattayānubhāvena
Ratanattaya-tejasā
Dukkha-roga-bhayā verā
Sokā sattu cupaddavā
Anekā antarāyāpi
Vinassantu asesato
  ) Jaya-siddhi dhanaṁ lābhaṁ
Sotthi bhāgyaṁ sukhaṁ balaṁ
Siri āyu ca vaṇṇo ca
Bhogaṁ vuḍḍhī ca yasavā
Sata-vassā ca āyū ca
Jīva-siddhī bhavantu te.
3) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-buddhānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
4) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-dhammānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
5) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-saṅghānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
  ) Berkat kekuatan Sang Tiratana
Berkat keampuhan Sang Tiratana
Semoga penderitaan, penyakit, bahaya, permusuhan
Kesedihan, malapetaka, bencana dan kesukaran
Serta segala macam rintangan
Semua lenyap tanpa sisa.
  ) Kejayaan, keberhasilan, kekayaan, keuntungan
Keselamatan, kemujuran, kebahagiaan, kekuatan
Kemakmuran, panjang usia, kecantikan
Kesejahteraan dan kemasyhuran, semoga bertambah
Dan panjang usia seratus tahun
Semoga keberhasilan dalam penghidupan menjadi milik anda.
3) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Buddha
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
4) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Dhamma
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
5) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Saṅgha
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
  . SUMAṄGALA GĀTHĀ I
  ) Hotu sabbaṁ sumaṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-buddhānubhāvena
Sotthī hontu nirantaraṁ
  ) Hotu sabbaṁ sumaṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-dhammānubhāvena
Sotthī hontu nirantaraṁ
3) Hotu sabbaṁ sumaṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-saṅghānubhāvena
Sotthī hontu nirantaraṁ
  ) Semoga segala berkah menjadi kenyataan
Semoga para dewa melindungi anda
Berkat kekuatan semua Buddha
Semoga anda selalu sejahtera.
  ) Semoga segala berkah menjadi kenyataan
Semoga para dewa melindungi anda
Berkat kekuatan semua Dhamma
Semoga anda selalu sejahtera.
3) Semoga segala berkah menjadi kenyataan
Semoga para dewa melindungi anda
Berkat kekuatan semua Saṅgha
Semoga anda selalu sejahtera.
33. SUMAṄGALA GĀTHĀ II
  ) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-buddhānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
  ) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-dhammānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
3) Bhavatu sabba-maṅgalaṁ
Rakkhantu sabba-devatā
Sabba-saṅghānubhāvena
Sadā sotthī bhavantu te.
  ) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Buddha
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
  ) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Dhamma
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
3) Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi anda
Dengan kekuatan semua Saṅgha
Semoga kesejahteraan ada pada anda.
34. PATTIDĀNA
  ) Puññassidāni katassa
Yānaññāni katāni me
Tesañca bhāgino hontu
Sattānantāppamāṇaka.
  ) Ye piyā guṇavantā ca
Mayhaṁ mātā-pitādayo
Diṭṭhā me cāpyadiṭṭhā vā
Aññe majjhatta-verino;
3) Sattā tiṭṭhanti lokasmiṁ
Te-bhummā catu-yonikā
Pañceka-catuvokārā
Saṁsarantā bhavābhave
4) Ñātaṁ ye pattidānam-me
Anumodantu te sayaṁ
Ye cimaṁ nappajānanti
Devā tesaṁ nivedayuṁ.
5) Mayā dinnāna-puññānaṁ
Anumodana-hetunā
Sabbe sattā sadā hontu
Averā sukha-jīvino
6) Khemappadañca pappontu
Tesāsā sijjhataṁ subhā.
  ) Semoga jasa-jasa yang kuperbuat
Kini atau di waktu lain
Diterima oleh semua makhluk di sini
Tak terbatas, tak ternilai.
  ) Mereka yang kukasihi serta berbudi luhur
Seperti ayah dan ibu
Yang terlihat dan tidak terlihat
Yang bersikap netral atau bermusuhan.
3) Makhluk-makhluk yang berada di alam semesta
Di tiga alam, empat jenis kelahiran
Terdiri dari lima, satu atau empat bagian
Mengembara di alam-alam besar kecil.
4) Semoga dengan persembahan jasaku ini
Setelah mengetahui mereka bergembira
Dan kepada mereka yang tidak mengetahui
Semoga para dewa memberitakannya.
5) Berkat jasa-jasa yang kupersembahkan ini
Yang membawa kegembiraan
Semoga semua makhluk selamanya
Hidup bahagia, bebas dari kebencian.
6) Semoga mereka mendapatkan jalan kedamaian
Semoga cita-cita luhur mereka tercapai.



PARITTA UNTUK UPACARA AVAMAṄGALA
(Upacara Dalam Duka)


  . PUBBABHĀGANAMAKĀRA
Handa mayaṁ Buddhassa Bhagavato Pubba-bhāga-namakāraṁ karoma 
se.
Bersama-sama :
Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammā-Sambuddhassa
(tiga kali)
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna
(tiga kali)
  . TISARAṆA
Handa mayaṁ Ti-saraṇa-gamana-pāṭhaṁ bhaṇāma se.
Bersama-sama :
  ) Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
3) Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
  ) aku berlindung kepada Buddha.
aku berlindung kepada Dhamma.
aku berlindung kepada Saṅgha (baca: Sang-gha).
  ) Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
3) Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
3. PABBATOPAMA GĀTHĀ
  ) Yathāpi selā vipulā
Nabhaṁ āhacca pabbatā
Samantā anupariyeyyuṁ
Nippothentā catuddisā
  ) Evaṁ jarā ca maccu ca
Adhivattanti pāṇino
Khattiye brāhmaṇe vesse
Sudde caṇḍāla-pukkuse
3) Na kiñci parivajjeti
Sabbam-evābhimaddati
Na tattha hatthīnaṁ bhūmi
Na rathānaṁ na pattiyā
Na cāpi manta-yuddhena
Sakkā jetuṁ dhanena vā
4) Tasmā hi paṇḍito poso
Sampassaṁ attham-attano
Buddhe Dhamme ca Saṅghe ca
Dhīro saddhaṁ nivesaye
5) Yo Dhammacārī kāyena
Vācāya uda cetasā
Idheva naṁ pasaṁsati
Pecca sagge pamodati.
  ) Bagaikan batu karang yang besar
Puncaknya menjulang ke angkasa
Berubah dan hancur
Karena pengikisan dari empat arah.
  ) Demikian pula kelapukan dan kematian
Menguasai semua makhluk, apakah dia:
Kesatria, brahmana, pedagang,
Pekerja, kasta buangan mau pun pembersih jalan.
3) Tidak seorang pun yang akan terbebas
Semuanya pasti menemui kematian
Dalam hal ini tidak ada tempat bagi gajah-gajah
Pasukan mau pun prajurit;
Tiada sesuatu pun yang dengan mantra perang
Atau kekayaan dapat mengatasi kematian.
4) Sebab itulah para bijaksana
Setelah melihat manfaat kebajikan bagi dirinya sendiri
Maka mereka memperkuat keyakinannya kepada:
Buddha, Dhamma dan Saṅgha.
5) Siapa saja yang melaksanakan Dhamma dengan baik
Dengan pikiran, ucapan dan perbuatan
Orang itu sangat terpuji
Dan setelah meninggal ia berbahagia di Surga.
4. ARIYADHANA GĀTHĀ
  ) Yassa saddhā Tathāgate
Acalā supatiṭṭhitā,
Sīlañca yassa kalyāṇaṁ
Ariya-kantaṁ pasaṁsitaṁ
  ) Saṅghe pasādo yassatthi
Ujubhūtañca dassanaṁ
Adaḷiddoti taṁ āhu
Amoghan-tassa jīvitaṁ
3) Tasmā saddhañca sīlañca
Pasādaṁ Dhamma-dassanaṁ
Anuyuñjetha medhāvī
Saraṁ Buddhāna-Sāsananti
  ) Ia yang yakin pada Tathāgata
Kokoh kuat serta tak tergoyahkan
Mempunyai Sīla yang baik
Disenangi dan dipuji oleh Para Ariya.
  ) Dia yang yakin pada Saṅgha
Teguh, lurus dan penuh perhatian
Mereka (Saṅgha) nyatakan: Ia tidak miskin
Dan tidak akan menderita di akhir hidupnya.
3) Sebab itu keyakinan, Sīla
Kepercayaan dan penembusan pada Dhamma
Haruslah dikembangkan oleh orang bijaksana
Dengan selalu ingat pada Buddha-Sāsana.
5. DHAMMANIYĀMA SUTTA
Evam-me sutaṁ:
Ekaṁ samayaṁ Bhagavā, Sāvatthiyaṁ viharati,
Jetavane Anāthapiṇḍikassa, ārāme.
Tatra kho Bhagavā bhikkhū āmantesi bhikkhavo'ti.
Bhadante'ti te bhikkhū Bhagavato paccassosuṁ.
Bhagavā etad-avoca.
“Uppādā vā bhikkhave Tathāgatānaṁ anuppādā vā Tathāgatānaṁ,
ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā Dhamma-niyāmatā:
Sabbe saṅkhārā aniccā'ti.
Taṁ Tathāgato abhisambujjhati abhisameti.
Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti, paññapeti paṭṭhappeti, 
vivarati vibhajati uttānīkaroti:
Sabbe saṅkhārā aniccā'ti.
Uppādā vā bhikkhave Tathāgatānaṁ anuppādā vā Tathāgatānaṁ,
ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhamma-niyāmata:
Sabbe saṅkhārā dukkhā'ti.
Taṁ Tathāgato abhisambujjhati abhisameti.
Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti, paññapeti paṭṭhappeti, 
vivarati vibhajati uttānīkaroti:
Sabbe saṅkhārā dukkhā'ti.
Uppādā vā bhikkhave Tathāgatānaṁ anuppādā vā Tathāgatānaṁ,
ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhamma-niyāmatā:
Sabbe dhammā anattā'ti.
Taṁ Tathāgato abhisambujjhati abhisameti.
Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti, paññapeti paṭṭhappeti, 
vivarati vibhajati uttānīkaroti:
Sabbe dhammā anattā'ti.”
Idam-avoca Bhagavā.
Attamanā te bhikkhū Bhagavato bhāsitaṁ, abhinandun'ti
Demikianlah telah kudengar:
Pada suatu ketika Sang Bhagavā bersemayam di dekat Sāvatthī, di hutan Jeta, 
milik Anāthapiṇḍika.
Sang Bhagavā bersabda kepada para bhikkhu: “O, para Bhikkhu.”
“Ya, Bhante.” jawab para bhikkhu kepada Sang Bhagavā.
Selanjutnya Sang Bhagavā bersabda:
“O, para Bhikkhu, apakah Para Tathāgata muncul di dunia atau tidak, 
terdapat kondisi yang tetap dari segala sesuatu (Dhamma), terdapat hukum 
yang pasti dari segala sesuatu, bahwa:
“Semua yang terbentuk tidak kekal.”
“Tathāgata mengetahui dan mengerti sepenuhnya hal itu.
Setelah sepenuhnya mengetahui dan mengerti, Ia memaklumkannya, 
menunjukkannya. Menegaskan, menandaskan, menjelaskan, menguraikan 
dan membentangkan bahwa:
“Semua yang terbentuk tidak kekal.”
“O, para Bhikkhu, apakah Para Tathāgata muncul di dunia atau tidak, 
terdapat kondisi yang tetap dari segala sesuatu, terdapat hukum yang pasti 
dari segala sesuatu, bahwa:
“Semua yang terbentuk adalah dukkha.”
“Tathāgata mengetahui dan mengerti sepenuhnya hal itu.
Setelah sepenuhnya mengetahui dan mengerti, Ia memaklumkannya, 
menunjukkannya. Menegaskan, menandaskan, menjelaskan, menguraikan 
dan membentangkan, bahwa:
“Semua yang terbentuk adalah dukkha.”
“O, para Bhikkhu, apakah Para Tathāgata muncul di dunia atau tidak, 
terdapat kondisi yang tetap dari segala sesuatu, terdapat hukum yang pasti 
dari segala sesuatu, bahwa:
“Segala sesuatu bukanlah aku.”
“Tathāgata mengetahui dan mengerti sepenuhnya hal itu.
Setelah sepenuhnya mengetahui dan mengerti, Ia memaklumkannya, 
menunjukkannya. Menegaskan, menandaskan, menjelaskan, menguraikan 
dan membentangkan, bahwa:
“Segala sesuatu bukanlah aku.”
Demikianlah sabda Sang Bhagavā. Mendengar sabda Sang Bhagavā tersebut, 
batin para bhikkhu dipenuhi kebahagiaan luhur.
6. TILAKKHAṆĀDI GĀTHĀ
  ) Sabbe saṅkhārā aniccā'ti
Yadā paññāya passati,
Atha nibbindati dukkhe:
Esa maggo visuddhiyā.
  ) Sabbe saṅkhārā dukkhā'ti
Yadā paññāya passati,
Atha nibbindati dukkhe:
Esa maggo visuddhiyā.
3) Sabbe dhammā anattā'ti
Yadā paññāya passati,
Atha nibbindati dukkhe:
Esa maggo visuddhiyā.
4) Appakā te manussesu
Ye janā pāra-gāmino
Athāyaṁ itarā pajā
Tīram-evānudhāvati.
5) Ye ca kho sammadakkhāte
Dhamme dhammānuvattino
Te janā pāramessanti
Maccudheyyaṁ suduttaraṁ.
6) Kaṇhaṁ dhammaṁ vippahāya
Sukkaṁ bhāvetha paṇḍito.
Okā anokam-āgamma
Viveke yattha dūramaṁ
7) Tatrābhiratim-iccheyya
Hitvā kāme akiñcano.
Pariyodapeyya attānaṁ

Citta-klesehi paṇḍito
8) Yesaṁ sambodhiyaṅgesu
Sammā cittaṁ subhāvitaṁ
Ādāna-paṭinissagge
Anupādāya ye ratā,
Khiṇāsavā jutimanto
Te loke parinibbutā'ti.
  ) Semua yang terbentuk tidak kekal
Bila dengan bijaksana orang melihatnya
Maka dukkha tidak akan ada lagi:
Inilah jalan untuk mencapai kesucian.
  ) Semua yang terbentuk adalah dukkha
Bila dengan bijaksana orang melihatnya
Maka dukkha tidak akan ada lagi:
Inilah jalan untuk mencapai kesucian.
3) Segala sesuatu adalah bukan aku
Bila dengan bijaksana orang melihatnya
Maka dukkha tidak akan ada lagi:
Inilah jalan untuk mencapai kesucian.
4) Di antara orang banyak, hanya sedikit
Yang sampai di pantai seberang;
Sebagian besar manusia hilir mudik
Di pantai sebelah sini.
5) Tetapi di antara orang banyak, hanya mereka
Yang melaksanakan Dhamma yang
Telah dibabarkan dengan jelas, dapat menyeberangi
Alam kematian yang sukar untuk diatasi.
6) Orang bijaksana akan melenyapkan kegelapan
Terlatih dalam cahaya terang; Setelah menjalani
Hidup tidak berkeluarga, berusaha keras untuk
Menikmati hidup dalam kesunyian.
7) Mereka yang menginginkan “cahaya terang yang hakiki”
Seharusnya meninggalkan kesenangan dunia
Tanpa memiliki harta dunia
Ia harus membersihkan batinnya.
8) Orang bijaksana demikian telah memiliki Bodhi
Batinnya telah berkembang sempurna
Telah melenyapkan kemelekatan
Bahagia dengan pikiran tanpa kemelekatan
Mereka yang bebas dari kekotoran batin serta bersinar terang
Mencapai Nibbāna dalam kehidupan ini.
7. VIJAYA SUTTA
  ) Caraṁ vā yadi vā tiṭṭhaṁ
nisinno uda vā sayaṁ,
Sammiñjeti pasāreti
esā kāyassa iñjanā.
  ) Aṭṭhi nahāru saṁyutto
taca maṁsā va lepano,
Chaviyā kayo paṭicchanno
yathābhūtaṁ na dissati.
3) Antapūro udarapūro
yakapeḷassa vatthīno,
Hadayassa papphāsassa
vakkassa pihakassa ca.
4) Siṅghāṇikāya kheḷassa
sedassa ca medassa ca,
Lohitassa lasikāya
Pittassa ca vasāya ca.
5) Athassa navahi sotehi
asucī savati sabbadā,
Akkhimhā akkhigūthako
kaṇṇamhā kaṇṇagūthako.
6) Siṅghāṇikā ca nāsato
mukhena vamatekadā,
Piṭṭaṁ semhañca vamati
kāyamhā sedajallikā.
7) Athassa susiraṁ sīsaṁ
matthaluṅgassa pūritaṁ,
Subhato naṁ maññatī bālo
avijjāya purakkhato.
8) Yadā ca so mato seti
uddhumāto vinīlako,
Apaviddho susānasmiṁ
anapekkhā honti ñātayo.
9) Khādanti naṁ suvānā ca
sigālā ca vakā kimī,
Kākā gijjhā ca khādanti
ye caññe santi pāṇino.
  0) Sutvāna Buddhavacanaṁ
bhikkhu paññāṇavā idha,
So kho naṁ parijānāti
yathābhūtañhi passati.
    ) Yathā idaṁ tathā etaṁ
yathā etaṁ tathā idaṁ,
Ajjhattañca bahiddhā ca
kāye chandaṁ virājaye.
    ) Chandarāga viratto so
bhikkhu paññāṇavā idha,
Ajjhagā amataṁ santiṁ
Nibbānaṁ padamaccutaṁ.
  3) Dipādako yaṁ asuci
duggandho parihīrati,
Nānākuṇa paparipūro
vissavanto tato tato.
  4) Etādisena kāyena
yo maññe uṇṇametave,
Param vā avājaneyya
kimaññatra adassanā'ti.
  ) Baik berjalan atau berdiri
Baik duduk atau berbaring
jika kita membungkukkan atau meluruskan badan
Ini hanya gerak dari badan.
  ) Tulang-tulang dan otot-otot
Dibalut dengan selaput-selaput daging
Badan ini diselubungi dengan kulit
Dengan demikian tidak terlihat yang sebenarnya.
3) Badan terdiri dari usus, lambung
Hati, gelembung air
Jantung dan paru-paru
Ginjal dan limpa kecil.
4) Dengan ingus, lendir
Peluh, getah bening, darah
Dan gajih (gemuk).
5) Melalui sembilan lubang
Kotoran terus menerus keluar
Kotoran mata melalui mata
Kotoran telinga melalui telinga.
6) Ingus mengalir melalui hidung
Ada kalanya empedu dan lendir dimuntahkan
Kotoran dan peluh keluar dari badan.
7) Dalam rongga kepala ada otak
Seseorang dungu karena kebodohan
Menganggap badan ini barang yang baik sekali.
8) Jika badan ini mati, sebagai bangkai
Di dalam kuburan, bengkak, biru dan
Tersia-sia, anggota keluarga tidak menginginkan lagi.
9) Mayat itu dimakan oleh anjing
Serigala, anjing hutan dan cacing-cacing
Burung gagak, burung nasar dan
Binatang-binatang lainnya.
  0) Dalam dunia ini, Siswa yang bijaksana
Setelah mendengar sabda Sang Buddha.
Mengerti dengan benar, karena
Ia melihat dengan sewajarnya.
    ) Seperti ini, badan ini
Seperti itu, badan ini akan terjadi
Lepaskanlah belenggu badan ini
Baik pribadi mau pun luar.
    ) Siswa yang bijaksana, yang bebas dari
Keinginan dan kemelekatan
Ia akan mencapai Nibbāna
Kekal tenang dan bebas dari kematian.
  3) Badan kotor yang berkaki dua
Yang membawa bau busuk
Penuh dengan kekotoran
Yang keluar dari berbagai tempat.
  4) Jika dengan badan yang demikian ini
Orang menganggap dirinya tinggi dan
Memandang rendah orang lain;
Apakah sebabnya? Hanyalah kebodohan!
8. PAṀSUKULĀ GĀTHĀ
  ) Aniccā vata saṅkhārā
Uppāda-vaya-dhammino
Uppajjitvā nirujjhanti
Tesaṁ vūpasamo sukho
  ) Sabbe sattā maranti ca
Mariṁsu ca marissare
Tathevāhaṁ marissāmi
Natthi me ettha saṁsayo.
  ) Segala yang terbentuk tidak kekal adanya
Bersifat timbul dan tenggelam
Setelah timbul akan hancur dan lenyap
Bahagia timbul setelah gelisah lenyap.
  ) Semua makhluk akan mengalami kematian
Mereka telah berkali-kali mengalami kematian, dan akan selalu demikian;
Begitu pula saya, pasti mengalami kematian juga
Keragu-raguan tentang ini tidak ada dalam diriku.
9. ETTĀVATĀ
Handa mayaṁ Ettāvatā diṇṇaṁ bhaṇāma se.
  ) Ettāvatā ca amhehi
Sambhataṁ puñña-sampadaṁ
Sabbe devā anumodantu
Sabba-sampatti-siddhiyā.
  ) Ettāvatā ca amhehi
Sambhataṁ puñña-sampadaṁ
Sabbe bhūtā anumodantu
Sabba-sampatti-siddhiyā.
3) Ettāvatā ca amhehi
Sambhataṁ puñña-sampadaṁ
Sabbe sattā anumodantu
Sabba-sampatti-siddhiyā.
4) Idaṁ vo ñātinaṁ hotu
Sukhitā hontu ñātayo
(tiga kali)
5) Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā
Devā nāgā mahiddhikā
Puññaṁ taṁ anumoditvā
Ciraṁ rakkhantu . . . . . . . . (sebutkan nama almarhum/almarhumah)
(tiga kali)
6) Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā
Devā nāgā mahiddhikā
Puññaṁ taṁ anumoditvā
Ciraṁ rakkhantu tvaṁ sadā'ti
SĀDHU! SĀDHU! SĀDHU!
  ) Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa;
Semoga semua dewa turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna.
  ) Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa;
Semoga semua makhluk halus turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna.
3) Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa;
Semoga semua makhluk hidup turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna.
4) Semoga jasa-jasa ini melimpah
Pada sanak keluarga yang telah meninggal;
Semoga mereka berbahagia.
(tiga kali)
5) Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa;
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi almarhum . . . . . . . .
(tiga kali)
6) Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa;
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi kita selamanya.




PARITTA KHUSUS

DHAMMACAKKAPPAVATTANA SUTTAṀ
Anuttaraṁ abhisambodhiṁ sambujjhitvā Tathāgato
Pathamaṁ yaṁ adesesi Dhammacakkaṁ anuttaraṁ
Sammadeva pavattento loke appativattiyaṁ
Yatthākkhātā ubho antā patipatti ca majjhimā
Catūsvāriyasaccesu visuddhaṁ ñāṇadassanaṁ
Desitaṁ dhammarājena sammāsambodhikittanaṁ
Nāmena vissutaṁ suttaṁ Dhammacakkappavattanaṁ
Veyyākaraṇapāthena saṅgītantam bhaṇāma se.
Evaṁ me sutaṁ:
Ekaṁ samayaṁ Bhagavā Bārāṇasiyaṁ viharati Isipatane Migadāye. 
Tatra kho Bhagavā pañcavaggiye bhikkhū āmantesi:
Dve me, bhikkhave, antā pabbajitena na sevitabbā: yo cāyaṁ 
kāmesu kāmasukhallikānuyogo; hīno, gammo, pothujjaniko, anariyo, 
anatthasañhito; yo cāyaṁ attakilam-athānuyogo; dukkho, anariyo, 
anatthasañhito.
Ete te, bhikkhave, ubho ante anupagamma majjhimā paṭipadā 
Tathāgatena abhisambuddhā cakkhukaraṇī, ñāṇakaraṇī, upasamāya, 
abhiññāya, sambodhāya, nibbānāya saṁvattati.
Katamā ca sā, bhikkhave, majjhimā paṭipadā Tathāgatena 
abhisambuddhā cakkhukaraṇī ñāṇakaraṇi, upasamāya, abhiññāya, 
sambodhāya, nibbānāya saṁvattati?
Ayameva ariyo aṭṭhaṅgiko maggo seyyathīdaṁ:
Sammā-diṭṭhi, sammā-saṅkappo, sammā-vācā, sammā-kammanto, 
sammā-ājīvo, sammā-vāyāmo, sammā-sati, sammā-samādhi.
Ayaṁ kho sā, bhikkhave, majjhimā paṭipadā Tathāgatena 
abhisambuddhā cakkhukaraṇī ñāṇakaraṇi, upasamāya, abhiññāya, 
sambodhāya, nibbānāya saṁvattati.
Idaṁ kho pana, bhikkhave, dukkhaṁ ariyasaccaṁ:
Jātipi dukkhā, jarāpi dukkhā, maraṇampi dukkhaṁ, soka-parideva￾dukkha-domanassupāyāsāpi dukkhā, appiyehi sampayogo dukkho, 
piyehi vippayogo dukkho, yampicchaṁ na labhati tampi dukkhaṁ, 
saṅkhittena pañcupādānakkhandā dukkhā.
Idaṁ kho pana, bhikkhave, dukkhasamudayo ariyasaccaṁ:
Yāyaṁ taṇhā ponobbhavikā nandirāgasahagatā tatra 
tatrābhinandinī seyyathīdaṁ: kāmataṇhā, bhavataṇhā, vibhavataṇhā.
Idaṁ kho pana, bhikkhave, dukkhanirodho ariyasaccaṁ:
Yo tassā yeva taṇhāya asesavirāganirodho, cāgo, paṭinissaggo, mutti, 
anālayo.
Idaṁ kho pana, bhikkhave, dukkhanirodhagāminī paṭipadā 
ariyasaccaṁ:
Ayameva ariyo aṭṭhaṅgiko maggo seyyathīdam: Sammā-diṭṭhi, 
sammā-saṅkappo, sammā-vācā, sammā-kammanto, sammā-ājīvo, 
sammā-vāyāmo, sammā-sati, sammā-samādhi.
Idaṁ dukkhaṁ ariyasaccanti me bhikkhave, pubbe ananussutesu 
dhammesu cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ udapādi, paññā udapādi, vijjā 
udapādi, āloko udapādi.
Taṁ kho panidaṁ dukkhaṁ ariyasaccaṁ pariññeyyanti me, 
bhikkhave, pubbe ananussutesu dhammesu cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ 
udapādi, paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Taṁ kho panidaṁ dukkhaṁ ariyasaccaṁ pariññātanti me, 
bhikkhave, pubbe ananussutesu dhammesu cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ 
udapādi, paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Idaṁ dukkhasamudayo ariyasaccanti me bhikkhave, pubbe 
ananussutesu dhammesu cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ udapādi, paññā 
udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Taṁ kho panidaṁ dukkhasamudayo, ariyasaccaṁ pahātabbanti 
me, bhikkhave, pubbe ananussutesu dhammesu cakkhuṁ udapādi, 
ñāṇaṁ udapādi, paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Taṁ kho panidaṁ dukkhasamudayo, ariyasaccaṁ pahīnanti me, 
bhikkhave, pubbe ananussutesu dhammesu cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ 
udapādi, paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Idaṁ dukkhanirodho ariyasaccanti me bhikkhave, pubbe ananussutesu 
dhammesu cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ udapādi, paññā udapādi, vijjā 
udapādi, āloko udapādi.
Taṁ kho panidaṁ dukkhanirodho ariyasaccaṁ sacchikātabbanti 
me, bhikkhave, pubbe ananussutesu dhammesu cakkhuṁ udapādi, 
ñāṇaṁ udapādi, paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Taṁ kho panidaṁ dukkhanirodho ariyasaccaṁ sacchikatanti me, 
bhikkhave, pubbe ananussutesu dhammesu cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ 
udapādi, paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Idaṁ dukkhanirodhagāminī patipadā ariyasaccanti me bhikkhave, 
pubbe ananussutesu dhammesu cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ udapādi, 
paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Taṁ kho panidaṁ dukkhanirodhagāminī patipadā ariyasaccaṁ 
bhāvetabbanti me, bhikkhave, pubbe ananussutesu dhammesu 
cakkhuṁ udapādi, ñāṇaṁ udapādi, paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko 
udapādi.
Taṁ kho panidaṁ dukkhanirodhagāminī patipadā ariyasaccaṁ 
bhāvitanti me, bhikkhave, pubbe ananussutesu dhammesu cakkhuṁ 
udapādi, ñāṇaṁ udapādi, paññā udapādi, vijjā udapādi, āloko udapādi.
Yāva kīvañca me, bhikkhave, imesu catūsu ariyasaccesu 
evantiparivaṭṭaṁ dvādasākāraṁ yathābhūtaṁ ñāṇadassanaṁ na 
suvisuddhaṁ ahosi, neva tāvāhaṁ, bhikkhave, sadevake loke samārake 
sabrahmake sassamaṇabrāhmaṇiyā pajāya sadevamanussāya 
anuttaraṁ sammāsambodhiṁ abhisambuddho paccaññāsiṁ.
Yato ca kho me, bhikkhave, imesu catūsu ariyasaccesu 
evantiparivaṭṭaṁ dvādasākāraṁ yathābhūtaṁ ñāṇadassanaṁ 
suvisuddham ahosi, athāham, bhikkhave, sadevake loke samārake 
sabrahmake sassamaṇabrāhmaṇiyā pajāya sadevamanussāya 
anuttaraṁ sammāsambodhiṁ abhisambuddho paccaññāsiṁ.
Ñāṇañca pana me dassanaṁ udapādi, “Akuppā me vimutti 
ayamantimā jāti, natthidāni punabbhavo” ti.
Idam avoca Bhagavā. Attamanā pañcavaggiyā bhikkhū Bhāgavato 
bhāsitaṁ abhinanduṁ.
Imasmiñca pana veyyākaraṇasmiṁ bhaññamāne āyasmato 
Koṇḍaññassa virajaṁ vītamalaṁ Dhammacakkhuṁ udapādi: “Yaṅkinci 
samudayadhammaṁ sabbantaṁ nirodhadhamman” ti.
Pavattite ca Bhagavatā Dhammacakke bhummā devā 
saddamanussāvesuṁ: “Etaṁ Bhagavatā Bārāṇasiyaṁ Isipatane 
Migadāye anuttaraṁ Dhammacakkaṁ pavattitaṁ appaṭivattiyaṁ 
samaṇena vā brāhmaṇena vā devena vā mārena vā brahmunā vā 
kenaci vā lokasmin” ti.
Bhummānaṁ devānaṁ saddaṁ sutvā, Cātummahārājikā devā 
saddamanussāvesuṁ. . . .
Cātummahārājikānaṁ devānaṁ saddaṁ sutvā, Tāvatiṁsā devā 
saddamanussāvesuṁ. . . .
Tāvatiṁsānaṁ devānaṁ saddaṁ sutvā, Yāmā devā 
saddamanussāvesuṁ. . . .
Yāmānaṁ devānaṁ saddaṁ sutvā, Tusitā devā 
saddamanussāvesuṁ. . . .
Tusitānaṁ devānaṁ saddaṁ sutvā, Nimmānaratī devā 
saddamanussāvesuṁ. . . .
Nimmānaratīnaṁ devānaṁ saddaṁ sutvā, Paranimmitavasavattī 
devā saddamanussāvesuṁ. . . .
Paranimmitavasavattīnaṁ devānaṁ saddaṁ sutvā, Brahmakāyikā 
devā saddamanussāvesuṁ: “Etaṁ Bhagavatā Bārāṇasiyaṁ Isipatane 
Migadāye anuttaraṁ Dhammacakkaṁ pavattitaṁ appaṭivattiyaṁ 
samaṇena vā brāhmaṇena vā devena vā mārena vā brahmunā vā 
kenaci vā lokasmin” ti.
Itiha tena khaṇena, tena muhuttena, yāva brahmalokā saddo 
abbhuggacchi. Ayañca dasasahassī lokadhātu saṅkampi sampakampi 
sampavedhi, appamāṇo ca oḷāro obhāso loke pāturahosi atikkammeva 
devānaṁ devānubhāvaṁ.
Atha kho Bhagavā udānaṁ udānesi: “Aññāsi vata bho Koṇḍañño, 
aññāsi vata bho Koṇḍañño” ti.
Itihidaṁ āyasmato Koṇḍaññassa Aññākoṇḍañño tveva nāmaṁ 
ahosī ti.
Dhammacakkappavattana Suttaṁ niṭṭhitaṁ