.
Oleh ajaran Kristus kita dicerah-
kan dalam pengetahuan akan Bapa dan Anak. Oleh ajaran itu
kita dikuduskan bagi Bapa dan Anak. Lalu kita diperkaya
dengan kasih yang kudus kepada Bapa dan Anak, dan dengan
demikian dipersiapkan untuk menikmati Bapa dan Anak tanpa
akhir. Kamu memang sudah bersih sebab firman yang telah
Kukatakan kepadamu (Yoh. 15:3). Kemurnian ini membuat
kita layak bagi sorga. Sebagaimana Tuhan yang Mahabesar
telah menaruh meterai-Nya pada ajaran Kristus, demikian
pula Ia menjunjung tinggi ajaran itu. Kita harus menjaga
ajaran suci itu dalam iman dan kasih, sembari berharap atau
berkeinginan untuk sampai pada persekutuan yang terberkati
dengan Bapa dan Anak.
Peringatan terhadap Para Penyesat
(1:10-11)
10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini,
janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi
salam kepadanya. 11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia men-
dapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.
Di sini,
I. sesudah memberi peringatan yang semestinya mengenai para
penyesat, Rasul Yohanes memberi petunjuk mengenai bagai-
mana memperlakukan orang-orang seperti itu. Mereka tidak boleh
disambut sebagai hamba-hamba Kristus. Kristus Tuhan akan
membedakan hamba-hamba-Nya dari para penyesat, dan demikian
pula seharusnya murid-murid-Nya. Petunjuk itu bersifat melarang.
1. “Jangan mendukung mereka: Jikalau seorang datang kepada-
mu dan ia tidak membawa ajaran ini (mengenai Kristus sebagai
Anak Tuhan , sebagai Mesias dan yang diurapi Tuhan untuk
760
menebus dan menyelamatkan), janganlah kamu menerima dia
di dalam rumahmu.” Mungkin Ibu ini seperti Gayus, yang
tentangnya akan kita baca dalam surat berikutnya, seorang
kepala rumah tangga yang murah hati yang menjamu dengan
ramah hamba-hamba Tuhan dan orang-orang Kristen yang
sedang dalam perjalanan. Ada kemungkinan para penyesat ini
mengharapkan jamuan yang sama dengan orang lain, atau
dengan orang-orang terbaik yang datang ke sana (sebab
orang yang buta sering kali cukup berani), namun Rasul
Yohanes tidak mengizinkannya. “Jangan menerima mereka ke
dalam keluargamu.” Tentu saja orang-orang seperti itu boleh
dibantu jika memiliki kebutuhan yang mendesak, namun
tidak boleh didorong untuk melakukan kegiatan yang jahat.
Penyangkal iman yaitu perusak jiwa. Dan di sini dipandang
bahwa bahkan kaum wanita harus memiliki pemahaman
yang baik tentang masalah-masalah agama.
2. “Jangan berkati usaha-usaha mereka: Dan janganlah memberi
salam kepadanya. Jangan hadiri ibadah mereka dengan doa-
doa dan harapan-harapan baikmu.” Pekerjaan yang buruk
tidak boleh dikuduskan atau disarankan untuk mendapat ber-
kat ilahi. Tuhan tidak akan menjadi pelindung bagi kepalsuan,
godaan, dan dosa. Yang harus kita doakan supaya berhasil ada-
lah pelayanan Injil. Sebaliknya, penyebaran kesalahan yang
mematikan, jika tidak bisa kita cegah, janganlah sekali-kali
kita dukung. Lalu,
II. Inilah alasan diberikannya petunjuk seperti itu, larangan untuk
mendukung dan melindungi si penyesat: Sebab barangsiapa
memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatan-
nya yang jahat. Dengan memberi perkenanan dan kasih sa-
yang, berarti kita ambil bagian dalam dosanya. Bisa jadi kita
berbagi dalam kejahatan-kejahatan orang lain. Betapa orang
Kristen harus bijak dan waspada! Ada banyak cara untuk berbagi
kesalahan atas pelanggaran-pelanggaran orang lain. Itu bisa dila-
kukan dengan berdiam diri yang tidak semestinya, bersikap lam-
ban, tidak peduli, ikut memberi sumbangsih secara pribadi,
memberi dukungan dan bantuan secara umum, menyetujui di
dalam hati, meminta maaf dan memberi pembelaan secara
Surat 2 Yohanes 1:12-13
761
terbuka. Semoga Tuhan mengampuni kesalahan kita dari dosa-
dosa orang lain!
Penutup dan Salam
(1:12-13)
12 Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau mela-
kukannya dengan kertas dan tinta, namun aku berharap datang sendiri ke-
padamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu, supaya sempurna-
lah sukacita kita. 13 Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu yang
terpilih.
Rasul Yohanes menutup surat ini,
1. Dengan menunda banyak hal untuk dibicarakan nanti secara
pribadi: Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku
tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, namun aku
berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan
muka dengan kamu, supaya sempurnalah sukacita kita. Di sini
dianggap bahwa ada beberapa hal yang lebih baik dibicarakan
dibandingkan dituliskan. Menggunakan pena dan tinta bisa menda-
tangkan rahmat dan kesenangan, namun bertemu dan berbicara
langsung lebih lagi mendatangkan rahmat dan kesenangan. Rasul
Yohanes belum terlalu tua untuk bepergian, apalagi untuk tujuan
pelayanan. Persekutuan para kudus harus dijaga dengan segala
cara, dan persekutuan mereka harus bisa menghasilkan sukacita
satu sama lain. Hamba-hamba Tuhan yang baik dapat dibuat
bersukacita oleh teman-teman Kristen mereka. Supaya aku ada di
antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh
imanmu maupun oleh imanku (Rm. 1:12).
2. Dengan menyampaikan ucapan salam dari beberapa keluarga
dekat sang Ibu: Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu
yang terpilih. Anugerah begitu berlimpah terhadap keluarga ini. Di
sini kita melihat ada dua saudari yang terpilih, dan mungkin
anak-anak mereka yang juga terpilih. Betapa mereka akan menga-
gumi anugerah ini di sorga! Rasul Yohanes berkenan merendah
hanya untuk menyelipkan apa yang merupakan kewajiban para
keponakan (bisa kita katakan begitu), atau salam bakti para
keponakan, terhadap bibi mereka. Kewajiban dari saudara-sau-
dara yang lebih rendah harus didorong dengan pujian. Tak ada
keraguan bahwa Rasul Yohanes mudah didekati, dan mau ber-
762
bicara dengan siapa saja dengan ramah dan saleh, dan ia siap
untuk menambah sukacita sang Ibu yang baik ini dalam hal kepo-
nakan-keponakannya dan juga anak-anaknya. Semoga ada banyak
wanita yang beroleh anugerah seperti itu, yang bersukacita
dalam keturunan-keturunan dan saudara-saudara mereka yang
lain, yang juga beroleh anugerah! Amin.
Surat
3 Yohanes
Tafsiran
SURAT 3 Yohanes
ersekutuan kristiani diterapkan dan dihargai melalui surat.
Orang Kristen akan diakui saat orang melihat mereka mewu-
judkan pengakuan mereka untuk tunduk pada Injil Kristus dalam
bentuk tindakan yang sesuai dengan pengakuan mereka itu. Yang
menyemangati dan menyenangkan orang-orang yang murah hati dan
senang mengabdi untuk kesejahteraan umum yaitu berbuat baik
bagi banyak orang. Untuk tujuan inilah Rasul Yohanes mengirim
surat yang membangkitkan semangat ini kepada temannya, Gayus.
Di dalam surat itu dia juga mengeluh tentang semangat dan perbuat-
an seorang hamba Tuhan tertentu yang sungguh bertentangan, dan
meneguhkan kesaksian yang bagus mengenai seorang pelayan lain
yang lebih pantas ditiru.
P
PASAL 1
alam surat ini Rasul Yohanes menyampaikan ucapan selamat
kepada Gayus atas kesejahteraan jiwanya (ay. 1-2), atas ke-
masyhuran yang dia miliki di antara orang-orang Kristen yang baik
(ay. 3-4), dan atas kebaikan hati dan keramahannya kepada pelayan-
pelayan Kristus (ay. 5-6). Dia mengeluh tentang perlakuan menghina
dari Diotrefes yang ingin menjadi terkemuka (ay. 9-10), memuji
Demetrius (ay. 12), dan menyatakan harapannya untuk mengunjungi
Gayus dalam waktu dekat (ay. 13-14).
Salam dan Doa
(1:1-2)
1 Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
2 Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-
sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.
Di sini kita melihat,
I. Penulis kudus yang menulis dan mengirimkan surat ini .
Memang yang diberitahukan di sini bukan namanya, melainkan
sebuah ciri yang lebih umum. Penatua, seseorang yang yaitu
demikian sebab umur dan jabatan. Penghormatan dan penghar-
gaan harus diberikan sebab keduanya. Beberapa orang memper-
tanyakan apakah penulis ini yaitu Rasul Yohanes atau bukan.
Namun, gaya dan semangatnya tampak menyolok dalam surat
ini . Orang-orang yang dikasihi Kristus akan mengasihi sau-
dara-saudaranya demi Dia. Gayus tidak mungkin menanyakan
dari siapa surat ini datang. Rasul Yohanes mungkin me-
nyandang lebih banyak lagi ciri-ciri yang terkenal, namun tidak
D
768
pantas bagi pelayan-pelayan Kristus untuk senang menggunakan
gelar-gelar yang sombong dan angkuh. Dia hampir menyetarakan
dirinya dengan gembala-gembala jemaat yang lebih biasa, saat dia
menyebut dirinya sendiri sebagai penatua. Atau, mungkin saja,
kebanyakan pelayan Tuhan yang luar biasa, rasul-rasul, saat itu
sudah meninggal dunia, dan orang kudus yang masih hidup ini
lebih senang untuk tetap lanjut dengan pelayanan yang sudah
ada, dengan menyandang gelar yang lebih umum, yaitu penatua.
Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai
teman penatua (1Ptr. 5:1).
II. Orang yang diberi salam dan hormat melalui surat ini . Surat
sebelumnya ditujukan kepada seorang ibu yang terpilih, surat ini
kepada seorang bapak pilihan. Orang-orang seperti ini pantas
untuk dihormati dan dihargai. Dia digambarkan,
1. Dengan namanya, yaitu Gayus. Kita membaca tentang bebe-
rapa orang dengan nama itu, khususnya orang yang dibaptis
oleh Rasul Paulus di Korintus, yang mungkin juga yaitu
pemberi tumpangan dan penjamu rasul di sana (Rm. 16:23).
Jika ini bukanlah dia, maka ini yaitu saudaranya dalam hal
nama, kedudukan, dan watak. Lalu,
2. Dengan ungkapan-ungkapan baik dari Rasul Yohanes kepada
dia: kekasih, dan yang kukasihi dalam kebenaran. Kasih yang
diungkapkan yaitu biasa untuk menyalakan kasih. Ini tam-
paknya menunjukkan ketulusan kasih Rasul Yohanes atau
kesalehan dari kasihnya. Ketulusan kasih itu: yang kukasihi
dalam kebenaran, demi kebenaran, yaitu kasih yang tinggal
dan berjalan di dalam kebenaran seperti yang ada di dalam
Yesus. Mengasihi teman-teman kita demi kebenaran yaitu
kasih yang sejati, kasih yang sesuai dengan Injil dan saleh.
III. Salam atau sambutan, yang berisi sebuah doa, yang diawali de-
ngan sebuah panggilan penuh kasih sayang, Saudaraku yang
kekasih, engkau yang terkasih di dalam Kristus. Pelayan Tuhan
yang ingin mendapatkan kasih harus menunjukkan kasih itu
sendiri. Di sini ada ,
1. Pendapat yang baik dari Rasul Yohanes tentang temannya,
bahwa jiwanya baik-baik saja. Kesejahteraan jiwa itu memang
Surat 3 Yohanes 1:3-8
769
ada. Ini yaitu berkat terbesar di seberang sorga sini. Ini meng-
haruskan adanya kelahiran kembali, dan sebuah persediaan
batiniah untuk kehidupan rohani. Simpanan persediaan ini
terus bertambah, dan sementara harta-harta rohani meningkat,
jiwa berada di jalan yang benar menuju kerajaan kemuliaan.
2. Keinginannya yang baik untuk temannya supaya tubuhnya
baik-baik dan sehat-sehat saja sama seperti jiwanya. Anugerah
dan kesehatan yaitu dua pendamping yang kaya. Anugerah
akan memperbaiki kesehatan, dan kesehatan akan mendaya-
gunakan anugerah. Sudah berkali-kali terjadi bahwa jiwa yang
sejahtera berdiam di dalam tubuh yang memiliki banyak
kelemahan. Anugerah harus dijalankan dengan ketundukan
kepada pengaturan Tuhan yang seperti itu. Namun kita dapat
betul-betul berharap dan berdoa supaya orang-orang yang
memiliki jiwa yang sejahtera dapat memiliki tubuh yang sehat
pula. Anugerah pada diri mereka akan bersinar cemerlang
dalam bidang kegiatan yang lebih luas.
Sifat Gayus
(1:3-8)
3 Sebab aku sangat bersukacita, saat beberapa saudara datang dan mem-
beri kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau
hidup dalam kebenaran. 4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari
pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran. 5 Saudaraku
yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau
berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka yaitu
orang-orang asing. 6 Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat
tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka
dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Tuhan . 7
Sebab sebab nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima
sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan . 8 Kita wajib me-
nerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian
dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati,
I. Kesaksian baik yang telah diterima Rasul Yohanes mengenai
temannya ini: Beberapa saudara datang dan memberi kesaksian
tentang hidupmu dalam kebenaran (ay. 3). Mereka telah memberi
kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu (ay. 6). Di sini kita
dapat melihat,
770
1. Kesaksian atau hal yang disaksikan mengenai Gayus, yaitu
kebenaran yang ada pada dirinya, kenyataan imannya, ketu-
lusan beragamanya, dan kesetiaan pengabdiannya kepada
Tuhan . Dan ini terlihat jelas melalui amalnya, yang mencakup
kasihnya kepada saudara-saudara, kebaikan kepada orang-
orang miskin, keramahannya kepada orang-orang Kristen
asing, dan kesiapannya untuk menerima mereka menginap di
rumahnya demi pelayanan Injil. Iman harus bekerja dengan
kasih. Itu memberi kemilau pada dan oleh tugas-tugas
kasih, dan membuat orang lain terdorong untuk memuji ketu-
lusannya.
2. Saudara-saudara saksi yang pernah tinggal dengan Gayus
memberi pernyataan dan kesaksian. Kesaksian yang baik
sudah sepantasnya datang dari orang-orang yang telah mene-
rima hal yang baik. Walaupun nama baik hanya merupakan
penghargaan kecil untuk pelayanan yang mahal, namun itu
lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan tidak akan
ditolak oleh orang yang jujur dan saleh.
3. Orang-orang yang mendengarkan atau menilai di tempat
laporan dan kesaksian itu diberikan, yaitu di hadapan jemaat.
Tampaknya ini yaitu jemaat tempat Rasul Yohanes saat itu
tinggal. Jemaat yang mana, kita tidak pasti. Pada kesempatan
apa mereka harus bersaksi sedemikian rupa tentang iman dan
kasihnya di hadapan jemaat, kita tidak tahu. Mungkin sebab
luapan hati mulut berbicara. Tidak ada yang dapat mereka
lakukan selain bersaksi tentang apa yang mereka temukan dan
rasakan. Mungkin mereka hendak meminta doa jemaat bagi
kelangsungan hidup dan karya guna seorang penopang yang
demikian, supaya dia dapat baik-baik dan sehat-sehat saja
dalam segala sesuatu, sama seperti jiwanya baik-baik saja.
II. Kesaksian yang diberikan Rasul Yohanes sendiri tentang dia, yang
juga didahului dengan sebuah sebutan yang penuh kasih: Sau-
daraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di
mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara,
sekalipun mereka yaitu orang-orang asing (ay. 5).
1. Dia ramah, baik kepada saudara-saudara, bahkan kepada
orang-orang asing. Bahwa mereka yaitu milik Kristus sudah
cukup untuk membuat mereka diterima di rumah Gayus. Atau
Surat 3 Yohanes 1:3-8
771
dia baik kepada saudara-saudara dari jemaat yang sama de-
ngan dirinya, dan kepada orang-orang yang datang dari jauh.
Semua orang yang termasuk saudara seiman diterimanya
dengan baik.
2. Dia tampaknya memiliki jiwa yang berwawasan luas. Dia dapat
mengabaikan perbedaan-perbedaan kecil di antara orang-orang
Kristen yang sungguh-sungguh, dan suka bercakap-cakap de-
ngan semua orang yang memakai rupa Kristus dan melakukan
pekerjaan-Nya. Dan,
3. Dia teliti dalam pekerjaannya: “Engkau bertindak sebagai orang
percaya (engkau melakukan pekerjaan dengan setia) di mana
engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara. Eng-
kau mengerjakannya sebagai hamba yang setia, dan dari
Tuhan Kristus engkau dapat mengharapkan upah yang sudah
ditentukan bagimu.” Jiwa-jiwa yang setia seperti itu dapat
mendengar pujian-pujian untuk mereka sendiri tanpa menjadi
sombong. Pujian terhadap hal yang baik dalam diri kita dimak-
sudkan bukan supaya kita sombong, melainkan supaya kita
terdorong untuk melanjutkan perbuatan baik, dan dengan
demikian akan menjadi lebih baik.
III. Kegembiraan Rasul Yohanes atas hal ini, atas kesaksian yang baik
itu sendiri, dan atas dasar yang baik dari kesaksian itu: Aku
sangat bersukacita, saat beberapa saudara datang dan memberi
kesaksian dst. (ay. 3). Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar
dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenar-
an, sesuai petunjuk agama Kristen. Bukti terbaik kita memiliki
kebenaran yaitu jika kita hidup dalam kebenaran. Orang-orang
baik akan sangat gembira dengan kesejahteraan jiwa orang lain,
dan mereka senang mendengar tentang anugerah dan kebaikan
yang didapat orang lain. Mereka memuliakan Tuhan sebab aku.
Kasih tidak iri hati, melainkan bergembira sebab nama baik
orang lain. Sama seperti hal itu merupakan kegembiraan bagi
orang tua yang baik, demikian pula hal itu akan merupakan
kegembiraan bagi pelayan-pelayan Tuhan yang baik, jika melihat
anak-anak mereka membuktikan ketulusan mereka dalam hal
agama, dan memperindah pengakuan iman mereka.
772
IV. Petunjuk yang Rasul Yohanes berikan kepada temannya mengenai
perlakuan lebih lanjut terhadap saudara-saudara yang bersama-
sama dengan dia: Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau meno-
long mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang
berkenan kepada Tuhan . Tampaknya sudah menjadi hal yang biasa
pada masa itu untuk mengasihi sesama saudara dengan cara
mengurus pelayan-pelayan Tuhan dan orang-orang Kristen yang
sedang dalam perjalanan, setidaknya beberapa hal dalam perja-
lanan mereka (1Kor. 16:6). yaitu suatu kebaikan bagi seorang
asing jika dia dituntun di jalannya, dan suatu hal yang menye-
nangkan bagi orang yang sedang dalam perjalanan jika dia ber-
temu dengan teman yang cocok. Ini yaitu pekerjaan yang dapat
dilakukan dengan suatu cara yang berkenan kepada Tuhan , dengan
suatu cara yang sesuai kehendak Tuhan , atau sesuai dengan rasa
hormat dan hubungan yang kita miliki kepada Tuhan . Orang
Kristen harus mempertimbangkan bukan hanya apa yang harus
mereka lakukan, melainkan juga apa yang dapat mereka lakukan,
apa yang sangat terhormat dan terpuji yang dapat mereka laku-
kan: orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur.
Orang Kristen harus melakukan bahkan tindakan-tindakan yang
paling biasa dalam hidup dan berdasar kehendak baik dengan
cara yang berkenan kepada Tuhan , sambil melayani Tuhan , dan
memuliakan-Nya.
V. Alasan-alasan perilaku yang sesuai arahan ini, ada dua:
1. Sebab sebab nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak
menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal
Tuhan . Tampak bahwa orang-orang ini yaitu saudara-saudara
yang melayani Tuhan, bahwa mereka pergi untuk mengabar-
kan Injil dan menyebarluaskan Kekristenan. Mungkin mereka
diutus oleh rasul ini sendiri. Mereka pergi untuk membuat
orang-orang yang tidak mengenal Tuhan menjadi percaya. Ini
yaitu pelayanan yang sangat unggul. Mereka pergi untuk
Tuhan dan sebab nama-Nya. Yang menjadi tujuan tertinggi
hamba Tuhan, dan harus menjadi penggerak dan alasan
utamanya, yaitu mengumpulkan dan membangun sebuah
umat demi nama-Nya. Mereka juga pergi untuk membawa Injil
berkeliling dengan cuma-cuma, memberitakannya tanpa
bayaran ke mana pun mereka pergi: Tidak menerima sesuatu
Surat 3 Yohanes 1:9-11
773
pun dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan . Ini layak
mendapatkan kehormatan dua kali lipat. Ada orang-orang
yang tidak dipanggil untuk memberitakan Injil sendiri namun
dapat menyumbang untuk kemajuannya. Injil harus mencapai
orang-orang yang baru pertama kali mendengarnya diberita-
kan, tanpa bayaran. Orang-orang yang tidak mengenal Injil
tidak dapat diharapkan menghargainya. Jemaat-jemaat dan
pejuang-pejuang Kristen harus bekerja sama untuk mendu-
kung pemberitaan agama kudus di negeri-negeri penyembah
berhala. Jiwa-jiwa sosial harus bekerja sama menurut bebe-
rapa kemampuan mereka. Orang-orang yang suka berbicara
tentang Injil Kristus dengan cuma-cuma harus dibantu oleh
orang-orang yang suka berbicara melalui dompet mereka.
2. Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita
boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebe-
naran, untuk agama yang benar. Hukum dan peraturan dari
Kristus yaitu agama yang benar. Itu sudah ditegaskan kebe-
narannya oleh Tuhan . Orang yang setia di dalamnya dan benar
sesuai dengannya akan sungguh-sungguh menginginkan,
mendoakan, dan menyumbang untuk penyebarannya di dunia.
Dengan banyak cara biarlah kebenaran ditolong dan dibantu.
Orang-orang yang tidak dapat memberitakannya sendiri dapat
menyambut, menyertai, membantu dan mendukung orang-
orang yang mengerjakannya.
Sifat Diotrefes
(1:9-11)
9 Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, namun Diotrefes yang ingin men-
jadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. 10 sebab
itu, jika aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan
yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar
terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja
tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, namun juga mencegah
orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu
dari jemaat. 11 Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat,
melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Tuhan , namun
barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Tuhan .
I. Di sini ada satu contoh dan watak yang sangat berbeda, seorang
pejabat, seorang pelayan dalam jemaat, kurang murah hati, ku-
774
rang berwawasan luas, dan kurang komunikatif jika dibandingkan
dengan orang-orang Kristen biasa. Kadang-kadang bisa saja ada
para pelayan Tuhan yang tampak kurang terpuji. Mengenai pela-
yan ini, kita perhatikan,
1. Namanya bukan sebuah nama Yahudi: Diotrefes, dengan jiwa
yang tidak kristiani.
2. Watak dan jiwanya, penuh dengan kesombongan dan nafsu
terhadap kekuasaan: Dia ingin menjadi orang terkemuka. Kege-
lisahan ini menyergap dan bekerja dengan cepat. Mencintai
ketenaran, mengejar kedudukan tertinggi dalam jemaat Tuhan ,
yaitu sifat yang tidak pantas untuk pelayan-pelayan Kristus.
3. Penghinaannya terhadap wewenang, surat, dan teman-teman
Rasul Yohanes.
(1) Terhadap wewenangnya: Segala perbuatan yang telah dila-
kukannya bertentangan dengan penetapan kami, meleter
melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami. Aneh jika
penghinaan bisa melambung begitu tinggi! namun nafsu ter-
hadap kekuasaan akan menghasilkan kedengkian terhadap
orang-orang yang menghalanginya. Kedengkian dan niat
jahat dalam hati akan cenderung meluap lewat bibir. Baik
hati maupun mulut harus dijaga.
(2) Terhadap suratnya: Aku telah menulis sedikit kepada je-
maat (ay. 9), yaitu pujian untuk saudara-saudara tertentu.
namun Diotrefes tidak mau mengakui kami, tidak mau meng-
akui surat kami dan kesaksian di dalamnya. Tampaknya
ini yaitu jemaat tempat Gayus menjadi anggota. Jemaat
Injil tampaknya menjadi jenis komunitas yang kepadanya
surat dapat ditulis dan disampaikan. Jemaat-jemaat Injil
dapat benar-benar mengharapkan dan diberi surat keper-
cayaan tentang orang-orang asing yang ingin diterima di
antara mereka. Rasul Yohanes tampaknya menulis dekat
dan dengan saudara-saudara ini. Bagi jiwa yang bercita-
cita tinggi sebab nafsu terhadap kekuasaan, wewenang
atau surat rasuli tidak berarti apa-apa.
(3) Terhadap teman-temannya, saudara-saudara yang dipuji
oleh Rasul Yohanes: Ia sendiri bukan saja tidak mau mene-
rima saudara-saudara yang datang, namun juga mencegah
orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan
Surat 3 Yohanes 1:9-11
775
orang-orang itu dari jemaat (ay. 10). Mungkin ada beberapa
perbedaan atau kebiasaan-kebiasaan yang berbeda di
antara orang-orang Kristen Yahudi dan bukan Yahudi. Para
gembala jemaat harus sungguh-sungguh mempertimbang-
kan perbedaan-perbedaan apa yang dapat diterima. Gem-
bala jemaat tidak dapat memiliki kebebasan penuh, atau-
pun berkuasa seperti seorang tuan atas para pewaris Tuhan .
Suatu hal yang buruk jika kita tidak melakukan kebaikan,
namun lebih buruk lagi jika menghalangi orang-orang yang
mau melakukannya. Kekuasaan gerejawi dan hukuman
gerejawi sering disalahgunakan. Banyak orang yang diusir
keluar dari jemaat padahal seharusnya mereka diterima di
sana dengan puas dan senang. namun celakalah orang-
orang yang mengusir keluar saudara-saudara yang oleh
Kristus Tuhan akan diterima ke dalam persekutuan dan
kerajaan-Nya sendiri.
4. Ancaman Rasul Yohanes terhadap orang yang semena-mena
dan sombong ini: sebab itu, jika aku datang, aku akan
meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukan-
nya (ay. 10). Aku akan ingat untuk mengecam perbuatan-
perbuatannya itu. Ini tampaknya menegaskan wewenang ra-
suli. namun tampaknya Rasul Yohanes tidak mengadakan
pengadilan episkopal, yang dengannya Diotrefes bisa disuruh
datang untuk diadili. Namun dia akan datang untuk mena-
ngani perkara ini di dalam jemaat tempat perkara itu terjadi.
Tindakan-tindakan yang semena-mena dan tirani di dalam
gereja harus ditegur. Semoga hal ini bisa diterima oleh orang
yang memiliki kekuasaan itu!
II. Inilah nasihat mengenai watak yang berbeda itu, larangan untuk
meniru contoh yang seperti itu, dan tentu saja semua kejahatan
yang mana pun: Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang
jahat, melainkan yang baik (ay. 11). Janganlah meniru kejahatan
yang tidak kristiani dan menghancurkan seperti itu, namun seba-
liknya kejarlah kebaikan, dalam hikmat, kesucian, damai sejah-
tera, dan kasih. Peringatan dan nasihat bukannya tidak dibutuh-
kan oleh orang-orang yang sudah baik. Peringatan-peringatan dan
nasihat-nasihat itu lebih mungkin diterima jika dibubuhi dengan
776
kasih. Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat.
Kepada peringatan dan nasihat ini sebuah alasan ditambahkan.
1. Kepada nasihat itu: Tirulah yang baik, sebab barangsiapa ber-
buat baik (dengan tulus dan ikhlas berbuat baik, sebab
senang melakukannya), ia berasal dari Tuhan , lahir dari Tuhan .
Melakukan kebaikan yaitu bukti dari hubungan kita yang
membahagiakan sebagai anak Tuhan .
2. Kepada peringatan itu: Janganlah meniru yang jahat, sebab
barangsiapa berbuat jahat (dengan kemauan pikirannya me-
ngejar yang jahat), ia tidak pernah melihat Tuhan , tidak memiliki
kepekaan yang semestinya terhadap sifat dan kehendak-Nya
yang kudus. Para pembuat kejahatan biasa mengaku-ngaku
atau membual dengan sia-sia bahwa mereka memiliki hubung-
an dengan Tuhan .
Sifat Demetrius; Kesimpulan dan Salam
(1:12-15)
12 Tentang Demetrius semua orang memberi kesaksian yang baik, malah
kebenaran sendiri memberi kesaksian yang demikian. Dan kami juga mem-
beri kesaksian yang baik tentang dia, dan engkau tahu, bahwa kesaksian
kami yaitu benar. 13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, namun
aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena. 14 Aku harap
segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. 15 Damai
sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabat-sahabatmu. Sampaikanlah
salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu.
Di sini kita mendapati,
I. Sifat seseorang lainnya, seorang Demetrius, yang tidak banyak
dikenal. Namun di sini namanya akan hidup. Sebuah nama dalam
Injil, sebuah ketenaran di dalam jemaat-jemaat, lebih baik dari-
pada anak-anak lelaki dan wanita . Sifatnya mendatangkan
penghargaan baginya. Penghargaan untuknya:
1. Dari semua orang: Tentang Demetrius semua orang memberi
kesaksian yang baik. Hanya sedikit orang yang dibicarakan
dengan baik oleh semua orang, dan terkadang sulit untuk
menjadi seperti itu. Namun kejujuran dan kebaikan kepada
semua orang yaitu jalan menuju (dan terkadang menghasil-
kan) tepuk tangan dari semua orang.
Surat 3 Yohanes 1:12-15
777
2. Pantas diterima dan beralasan kuat: Malah kebenaran sendiri
memberi kesaksian yang demikian (ay. 12). Sebagian orang men-
dapatkan kesaksian yang baik, namun bukan dari kebenaran itu
sendiri. Berbahagialah orang-orang yang jiwa dan perilakunya
membuat mereka dipuji di hadapan Tuhan dan manusia.
3. Diperkuat oleh kesaksian Rasul Yohanes dan teman-teman-
nya: Dan kami juga memberi kesaksian yang baik tentang dia,
dan itu diketahui oleh Gayus sendiri: Dan engkau (engkau dan
teman-temanmu) tahu, bahwa kesaksian kami yaitu benar.
Mungkin Demetrius ini dikenal oleh jemaat di mana Rasul
Yohanes saat itu tinggal, dan jemaat di mana Gayus tinggal.
Suatu hal yang baik jika dikenal dengan baik, dan dikenal
sebab baik. Kita harus siap memberi kesaksian kita
mengenai orang-orang yang baik. Suatu hal yang baik bagi
orang-orang yang dipuji jika orang-orang yang memuji mereka
dapat menyentuh hati nurani orang-orang yang paling menge-
nal mereka.
II. Kesimpulan surat ini, yang di dalamnya kita dapat mengamati,
1. Beberapa hal yang dikemukakan mengenai percakapan lang-
sung secara pribadi: Banyak hal yang harus kutuliskan ke-
padamu, namun aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta
dan pena. Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan
berbicara berhadapan muka (ay. 13-14). Ada banyak hal yang
mungkin lebih pantas untuk dibicarakan secara langsung
dibandingkan melalui surat. Pertemuan kecil pribadi dapat meng-
hemat waktu, kerepotan, dan biaya banyak surat, dan orang-
orang Kristen yang baik dapat benar-benar merasa senang
bertemu satu sama lain.
2. Ucapan berkat: Damai sejahtera menyertai engkau! (ay. 15).
Segala kebahagiaan besar menyertai engkau. Orang-orang yang
baik dan bahagia biasanya mengharapkan orang lain demikian
pula.
3. Salam dari orang banyak yang dikirimkan kepada Gayus: Sa-
lam dari sahabat-sahabatmu. Seorang sahabat dalam karya
penyebarluasan agama pantas dikenang bersama-sama. Dan
orang-orang saleh ini menunjukkan persahabatan mereka
dengan agama sama seperti dengan Gayus.
778
4. Salam khusus dari Rasul Yohanes kepada orang-orang Kristen
di jemaat atau di dekat Gayus: Sampaikanlah salamku kepada
sahabat-sahabat satu per satu. Saya ragu tidak bisa memberi
salam secara pribadi kepada banyak orang. Namun kita harus
belajar rendah hati seperti halnya mengasihi. Yang terendah di
dalam jemaat Kristus harus diberi salam. Dan orang-orang
yang berharap untuk hidup bersama-sama di sorga dapat
saling memberi salam dan menyapa satu sama lain di bumi.
Dan Rasul Yohanes yang telah bersandar di dada Kristus itu
benar-benar menyimpan sahabat-sahabat Kristus di hatinya.
Surat
Yudas
Tafsiran
SURAT Yudas
aya penulisan surat ini dirancang (seperti halnya beberapa surat
lain) secara umum atau am, sebab tidak ditujukan langsung
kepada orang, keluarga, atau jemaat tertentu, namun kepada seluruh
masyarakat Kristen pada masa itu, yang baru percaya kepada
Kristus, baik dari agama Yahudi maupun penyembahan berhala. Su-
rat ini sedang dan akan tetap berlangsung, kekal, dan sangat ber-
manfaat di dalam serta kepada jemaat selama Kekristenan, seperti
halnya waktu, tetap berlangsung. Jangkauannya secara umum sa-
ngat mirip dengan pasal kedua dari surat kedua Petrus, yang sebab
sudah dijelaskan, tidak begitu perlu dibahas lagi. Surat ini dirancang
untuk memperingatkan kita terhadap para penyesat dan penyesatan
mereka, untuk mengilhami kita supaya mengasihi dan menaruh
perhatian sungguh-sungguh pada kebenaran (kebenaran yang telah
terbukti jelas dan penting). Hal ini harus dilakukan dalam kekudus-
an, yang di dalamnya, kasih terhadap sesama manusia, atau kasih
persaudaraan yang tulus dan tidak berpihak, merupakan sifat paling
penting dan perbuatan yang tidak terpisahkan. Kebenaran yang
harus kita pegang teguh dan harus kita usahakan agar dikenal dan
tidak boleh ditinggalkan orang lain, memiliki dua sifat khusus: yakni
kebenaran yang nyata dalam Yesus (Ef. 4:21), dan juga kebenaran
seperti yang nampak dalam ibadah kita (Tit. 1:1). Injil yaitu Injil
Kristus. Ia telah mengungkapkannya kepada kita, dan Dialah yang
merupakan pokok utamanya. Oleh sebab itu mutlak wajib bagi kita
untuk mempelajari sebisa-bisanya segala sesuatu tentang pribadi,
sifat-sifat, dan jabatan-jabatan-Nya. Ketidakpedulian terhadap kewa-
jiban ini sungguh tidak dapat dimaafkan bila dilakukan orang-orang
yang menyebut diri orang Kristen. Kita tahu hanya dari mata air se-
perti apa kita dapat sepenuhnya menarik semua pengetahuan yang
penting yang mendatangkan keselamatan. Selanjutnya, surat ini juga
merupakan pengajaran perihal kesalehan. Pengajaran seperti apa
pun yang menyetujui hawa nafsu cemar manusia tidak mungkin ber-
asal dari Tuhan , tidak peduli seperti apa pun dalih dan kepura-puraan
yang ditunjukkan. Kesalahan-kesalahan yang berbahaya bagi jiwa
manusia juga muncul di tengah jemaat. Pada waktu semua orang
tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang. Namun, sebab
hikmat dan kebaikan hati dari Tuhan Sang Pemelihara maka saat
kesalahan-kesalahan itu mulai muncul dan menampakkan diri, ada
setidaknya beberapa rasul yang masih hidup sehingga dapat menen-
tangnya dan memperingatkan jemaat. Kita cenderung berpikir, andai-
kata kita hidup pada zaman mereka, kita tentunya akan sangat dilin-
dungi terhadap upaya dan kelicikan para penyesat. Bagaimanapun,
kita memiliki kesaksian dan peringatan mereka, dan ini sudah cu-
kup. Jika kita tidak mau mempercayai tulisan mereka, kita tentunya
juga tidak mempercayai atau memperhatikan perkataan mereka,
seandainya kita hidup di tengah-tengah mereka dan bercakap-cakap
secara pribadi dengan mereka.
PASAL 1
Kita temukan di sini,
I. Uraian penulis surat ini, tabiat jemaat, serta berkat-berkat
dan hak-hak istimewa perkumpulan orang-orang yang ber-
bahagia itu (ay. 1-2).
II. Alasan mengapa ia menulis surat ini (ay. 3).
III. Tabiat orang-orang fasik dan menyimpang, yang sudah mun-
cul di dalam jemaat yang masih bayi itu, dan yang akan di-
gantikan oleh orang-orang lain yang sama jahatnya di kemu-
dian hari (ay. 4).
IV. Peringatan supaya tidak mendengarkan dan menjadi peng-
ikut orang-orang semacam itu, serta peringatan terhadap
kedahsyatan murka Tuhan atas orang-orang Israel yang tidak
percaya dan menggerutu dalam perjalanan mereka keluar
dari Mesir. Juga, peringatan yang diambil dari perkara para
malaikat yang jatuh, serta dari perkara dosa dan penghu-
kuman atas Sodom dan Gomora (ay. 5-7).
V. Dengan orang-orang seperti inilah Rasul Yudas menyama-
kan para penyesat itu, yang mengenai mereka ia memperi-
ngatkan jemaat supaya berhati-hati. Ia menggambarkan
mereka secara terperinci (termasuk ay. 8-13).
VI. Kemudian (terutama sebab sesuai dengan alasan Rasul
Yudas) ia mengutip nubuat dari zaman dahulu tentang
Henokh yang menubuatkan dan menggambarkan penghu-
kuman yang akan datang (ay. 14-15).
VII. Ia berbicara lebih lengkap perihal tabiat penyesat, dan ber-
jaga-jaga terhadap pelanggaran yang bisa saja cenderung
dilakukan orang-orang tulus sebab diperbolehkan berbuat
hal-hal seperti itu, dengan menunjukkan bahwa hal itu
telah dinubuatkan jauh sebelumnya dan pasti akan terjadi
(ay. 16-19).
VIII. Ia menasihati mereka agar bertekun di dalam iman, ber-
sungguh-sungguh di dalam doa, berjaga-jaga supaya tidak
menjauh dari kasih Tuhan , dan tetap mengharapkan hidup
kekal (ay. 20-21).
IX. Ia menunjukkan cara bertindak terhadap orang-orang yang
melakukan perbuatan salah dan memalukan (ay. 22-23).
X. Mengakhiri dengan pujian penuh rasa takjub bagi Tuhan di
dalam kedua ayat terakhir.
Berkat Kerasulan
(1:1-2)
1 Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka,
yang terpanggil, yang dikasihi dalam Tuhan Bapa, dan yang dipelihara untuk
Yesus Kristus. 2 Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.
Di sini kita melihat atau pendahuluan, dan di dalam-
nya ada ,
I. Uraian penulis surat ini, Yudas, atau Yehuda. Ia memiliki nama
sama dengan salah satu leluhurnya, bapa gereja, putra Yakub,
yakni putra paling terkenal meskipun bukan yang sulung, dan
dari keturunannya inilah (sebagai ahli waris langsung) Sang Me-
sias datang. Ini merupakan nama yang bernilai, terkenal, dan
terhormat, namun,
1. Ada juga orang bernama sama yang jahat. Seseorang bernama
Yudas (salah satu dari kedua belas murid dengan nama bela-
kang Iskariot, nama tanah kelahirannya) yang ternyata se-
orang pengkhianat jahat, yang mengkhianati Tuhannya dan
Tuhan kita. Nama-nama yang sama bisa saja umum dipakai
orang-orang yang terbaik dan terjahat. Mungkin baik untuk
diberi nama sama dengan orang-orang baik yang terkenal, namun
kita tidak dapat menarik kesimpulan dari situ apa jadinya kita
nanti di kemudian hari, meskipun kita bisa tahu orang-orang
macam apa yang diinginkan dan diharapkan orangtua atau
leluhur kita bagi kita. Namun,
2. Yudas kita yang satu ini orang yang sama sekali berbeda. Ia
seorang rasul, seperti halnya Iskariot. Namun, ia murid dan
Surat Yudas 1:1-2
pengikut Kristus yang sungguh-sungguh, tidak seperti Yudas
yang satunya lagi. Ia pelayan Yesus Kristus yang setia, sedang-
kan yang lain seorang pengkhianat dan pembunuh. Itulah
sebabnya di sini yang satu dibedakan dari yang lain dengan
sangat hati-hati. Catatan Dr. Manton mengenai hal ini yaitu
bahwa Tuhan sangat memperhatikan nama baik para hamba-
Nya yang tulus dan berjasa. Kalau begitu, mengapa kita harus
membesar-besarkan nama baik dan jasa kita atau sesama
kita? Di sini rasul kita ini menyebut dirinya sendiri sebagai
hamba Yesus Kristus, dan memandang gelar ini sangat terhor-
mat. Lebih terhormat menjadi hamba Kristus yang tulus dan
berjasa dibandingkan menjadi raja duniawi, tidak peduli sebesar
apa pun kuasa dan kemakmurannya. Rasul Yudas bisa saja
menyatakan diri bersaudara dengan Kristus secara jasmani,
namun ia justru melepaskan hak ini dan lebih suka bermegah
sebagai hamba-Nya. Amatilah,
(1) Sungguh merupakan kehormatan yang lebih besar menjadi
hamba Yesus Kristus yang setia dibandingkan bersaudara de-
ngan-Nya secara jasmani. Banyak dari antara saudara-sau-
dara Kristus secara alami dan juga para leluhur-Nya, yang
akhirnya binasa. Bukan sebab tidak memiliki kasih
sayang alami terhadap diri-Nya sebagai manusia, melain-
kan sebab ketidaksetiaan dan kedegilan hati mereka. Ka-
rena itu, mereka yang merupakan keturunan serta kerabat
dekat orang-orang paling terkenal seharusnya bisa menjadi
contoh kesalehan yang baik dan membuat orang cemburu
kepada mereka dengan cemburu ilahi. Anak laki-laki Nuh
bisa saja selamat di dalam bahtera dari air bah penghan-
curan sementara, namun akhirnya hanyut di dalam air bah
murka ilahi dan menanggung siksaan api kekal. Kristus
sendiri berkata kepada kita bahwa orang yang mendengar
dan melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah sau-
dara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku wanita , dialah ibu-
Ku (Mat. 12:48-50). Jadi, orang seperti ini lebih terhormat
dan beruntung dalam memiliki hubungan dengan-Nya, di-
bandingkan dengan kerabat-Nya secara alami yang dianggap
terdekat dan terkasih dengan-Nya (lihat Mat. 12:48-50).
(2) sebab itu, Rasul Yudas menyebut diri sebagai hamba,
meskipun ia seorang rasul, pejabat terhormat di dalam
kerajaan Kristus. Merupakan kehormatan besar bagi pela-
yan Tuhan yang rendah namun tulus hati (dan ini juga
berlaku bagi setiap orang Kristen yang tulus), bahwa ia
yaitu hamba Yesus Kristus. Sebelum ditunjuk sebagai
rasul, mereka yaitu hamba, dan sesudah menjadi rasul,
mereka tetaplah hamba. sebab itu, singkirkan segala ke-
inginan para pelayan Kristus untuk menguasai satu sama
lain ataupun menguasai domba-domba yang dipercayakan
kepada mereka. Biarlah kita senantiasa memperhatikan
pesan Penebus kita, Tidaklah demikian di antara kamu
(Mat. 20:25-26). Dan Rasul Yudas juga menyebut dirinya
saudara Yakobus, yaitu orang yang digelari para penulis
kuno sebagai penilik jemaat pertama Yerusalem, yang tabiat
serta kesyahidannya disebut oleh Yosefus, yang menyata-
kan Yakobus sebagai salah satu penyebab utama penghan-
curan mengerikan atas kota dan bangsa itu dengan keja-
hatan yang sedemikian keji. Nah, dengan Yakobus inilah
Yudas kita ini bersaudara, namun saya tidak bisa memasti-
kan apakah ini dalam arti yang sebenar-benarnya atau
dalam arti luas. Bagaimanapun, Rasul Yudas menganggap-
nya sebagai kehormatan sebab ia yaitu saudara dari
tokoh seperti itu. Kita pun patut menghormati mereka yang
melebihi kita dalam hal usia, karunia, anugerah, dan kedu-
dukan. Janganlah merasa iri kepada mereka, menyanjung
mereka, ataupun mengikuti teladan mereka semata jika
kita memiliki alasan untuk berpikir bahwa mereka
bertindak salah. Demikianlah Rasul Paulus menentang Ra-
sul Petrus secara terang-terangan, meskipun ia sangat
menghormati dan mengasihinya, saat melihat bahwa
Petrus pantas dipersalahkan, artinya, benar-benar patut
dipersalahkan (Gal. 2:11 dst.).
II. Di sini kita diberi tahu kepada siapa surat ini ditujukan, yakni ke-
pada semua orang yang terpanggil, yang dikasihi dalam Tuhan
Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. Saya akan meng-
awali dengan kata yang terpanggil, yakni yang dipanggil sebagai
orang-orang Kristen berdasar perasaan kasih, yang sebenarnya
belum tentu pantas demikian, atau berdasar penilaian atau
pendapat yang kita berikan satu sama lain. Sebab apa yang tidak
Surat Yudas 1:1-2
tampak, tidak seharusnya kita perhitungkan saat berurusan
dan mengecam satu sama lain, sekalipun kita melakukannya de-
ngan niat jujur namun sebenarnya salah melangkah. Gereja tidak
menganggap diri (saya yakin tidak seharusnya) boleh menghakimi
apa yang tersembunyi (hal-hal yang diungkapkan sebelum waktu-
nya), supaya semangat kita yang gegabah dan tidak masuk akal
tidak menimbulkan lebih banyak kerugian dibandingkan manfaat.
Lalang dan gandum itu (jika Kristus yaitu Hakimnya) harus
tumbuh bersama sampai waktu menuai (Mat. 13:28-30). Kemu-
dian, dengan menggunakan sarana yang tepat, Dia sendirilah
yang akan memisahkan keduanya pada waktunya nanti. Kita
harus berpikiran yang terbaik sebaik mungkin tentang setiap
orang, sampai hal yang sebaliknya tampak. Janganlah terburu-
buru menerima atau menyebarkan, apalagi sampai mereka-reka
sendiri, sifat-sifat buruk dari saudara-saudara kita. Paling tidak,
inilah yang bisa kita perbuat menurut gambaran Rasul Paulus
yang luas dan unggul perihal kasih terhadap sesama (1Kor. 13).
Inilah yang patut kita perhatikan dalam bertindak. Sebelum kita
lakukan itu, gereja-gereja Kristen akan (seperti yang sayang sekali
terjadi dewasa ini) dipenuhi sikap iri hati dan mementingkan diri
sendiri, kekacauan dan segala macam perbuatan jahat (Yak. 3:16).
Atau, Rasul Yudas boleh jadi berbicara tentang mereka sebagai
yang terpanggil menjadi orang Kristen, melalui pemberitaan firman
Tuhan, yang mereka terima dengan senang hati, dan mereka akui
serta mereka percayai dengan sungguh hati, dan dengan demikian
diterima di dalam perkumpulan dan persekutuan jemaat, dengan
Kristus sebagai Kepala, dan orang-orang percaya sebagai anggota.
Orang-orang percaya sejati yaitu orang-orang percaya yang sung-
guh-sungguh dan diakui dengan nyata. Perhatikanlah, orang-orang
Kristen yaitu orang-orang yang terpanggil, dipanggil keluar dari
dunia, dari roh serta watak jahatnya, mengatasi dunia, ke hal-hal
yang lebih luhur dan baik, ke sorga, dan ke hal-hal yang tidak
kelihatan dan kekal. Mereka dipanggil keluar dari dosa kepada
Kristus, dari kesia-siaan kepada kesungguhan hati, dari kecemar-
an kepada kekudusan. Dan ini dilakukan demi mengejar tujuan
dan kasih karunia ilahi, dan mereka yang ditentukan-Nya dari
semula, mereka itu juga dipanggil-Nya (Rm. 8:30). Nah, mereka
yang terpanggil seperti itu yaitu ,
1. Mereka yang dikuduskan: dikasihi dalam Tuhan Bapa. Pengu-
dusan biasanya disebut di dalam Kitab Suci sebagai karya Roh
Kudus, namun di sini dihubungkan dengan Tuhan Bapa, sebab
Roh Kudus mengerjakannya sebagai Roh Bapa dan Anak. Per-
hatikanlah, semua orang yang berhasil dipanggil yaitu
mereka yang telah dikuduskan, boleh mengambil bagian dalam
kodrat ilahi (2Ptr. 1:4), sebab tanpa kekudusan tidak seorang-
pun akan melihat Tuhan (Ibr. 12:14). Amatilah, kekudusan kita
bukanlah hasil perbuatan kita sendiri. Jika ada orang yang
dikuduskan, maka hal itu terjadi oleh Tuhan Bapa, termasuk
Anak atau Roh, sebab mereka yaitu satu, satu Tuhan . Keru-
sakan dan kecemaran kita berasal dari diri kita sendiri, namun
pengudusan dan pembaharuan kita berasal dari Tuhan dan
kasih karunia-Nya. Oleh sebab itu, jika kita binasa dalam
kejahatan kita, maka kita sendirilah yang harus dipersalah-
kan. Namun, jika kita dikuduskan dan dimuliakan, maka
seluruh hormat serta kemuliaan haruslah diberikan kepada
Tuhan , dan hanya kepada Dia saja. Saya mengakui bahwa
sungguh sulit memberi keterangan yang jernih dan jelas
tentang hal ini, namun kita tidak boleh menyangkal ataupun
mengabaikan kebenaran yang diperlukan, sebab kita tidak
dapat sepenuhnya mempersatukan bagian-bagiannya. jika
kita berpikir mampu melakukannya, kita bisa saja menyangkal
bahwa kita dapat bergeser dari kedudukan kita sekarang ini,
meskipun sebaliknyalah yang kita lihat setiap saat.
2. Orang-orang yang terpanggil dan dikuduskan dipelihara untuk
Yesus Kristus. Sama seperti Tuhan sendiri yang telah mulai
mengerjakan kasih karunia di dalam jiwa manusia, demikian
juga Dia sendirilah yang memelihara dan menyempurnakan-
nya. Apa yang telah dimulai oleh-Nya akan disempurnakan-
Nya juga. Meskipun kita senantiasa berubah-ubah, Dia tetap
sama selamanya. Janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-
Mu (Mzm. 138:8). Oleh sebab itu, janganlah kita mempercaya-
kan diri kepada kemampuan kita, atau kepada kasih karunia
yang telah kita terima, namun kepada Dia dan Dia saja, sambil
tetap berusaha keras dengan semua sarana yang tepat dan
telah ditetapkan, untuk menjaga diri sebagaimana kita berha-
rap Dia akan menjaga kita. Perhatikanlah,
Surat Yudas 1:3-7
(1) Orang-orang percaya dipelihara dari gerbang neraka, dan
dibawa kepada kemuliaan sorga.
(2) Semua orang yang dipelihara itu, dipelihara di dalam Yesus
Kristus, di dalam Dia sebagai kubu dan benteng mereka,
hanya jika mereka ada di dalam-Nya, serta semata-
mata melalui penyatuan dengan-Nya.
III. Kita juga mendapati permohonan berkat rasuli: Rahmat, damai
sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu. Dari rahmat, damai
sejahtera, dan kasih Tuhan sajalah mengalir semua penghiburan
bagi kita, demikian juga kenikmatan sejati dalam hidup ini, dan
semua pengharapan kita akan hidup yang lebih baik.
1. Rahmat Tuhan merupakan mata air bagi semua kebaikan yang
kita miliki atau harapkan. Rahmat tidak saja tersedia bagi
mereka yang merana, namun juga bagi yang bersalah.
2. Sesudah rahmat, ada damai sejahtera, yang kita peroleh
saat kita sadar telah menerima rahmat. Kita tidak dapat
memiliki damai sejahtera sejati dan kekal, selain dari apa yang
mengalir dari pendamaian kita dengan Tuhan melalui Yesus
Kristus.
3. Sama seperti halnya rahmat menimbulkan damai sejahtera,
demikian juga damai sejahtera menimbulkan kasih, kasih-Nya
kepada kita, kasih kita kepada-Nya, dan kasih persaudaraan
kita (kasih karunia bagi yang terlupakan dan yang sangat
terabaikan) terhadap sesama. Rasul Yudas berdoa agar hal-hal
ini terus berlipat ganda, supaya orang-orang Kristen tidak
hanya memuaskan diri dengan serpihan-serpihannya, namun
supaya jiwa-jiwa dan masyarakat dipenuhi dengannya. Per-
hatikanlah, Tuhan siap memenuhi kita dengan seluruh kasih
karunia, dan kepenuhan di dalam setiap kasih karunia. Jika
kita berkekurangan, maka kita tidak berkekurangan di dalam
Dia, namun di dalam diri kita sendiri.
Keselamatan Bersama;
Tugu Peringatan akan Penghakiman
(1:3-7)
3 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh
berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku
merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu,
supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disam-
paikan kepada orang-orang kudus. 4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang
telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang
telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka yaitu orang-orang yang
fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Tuhan kita untuk melampiaskan
hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan
Tuhan kita, Yesus Kristus. 5 namun , sekalipun kamu telah mengetahui se-
muanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu
bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun
sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya. 6 Dan bahwa Ia
menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan
mereka, namun yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan beleng-
gu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, 7
sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara
yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang
tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada
semua orang.
Di sini ada ,
I. Tujuan Rasul Yudas dalam menulis surat ini kepada orang-orang
Yahudi dan bukan Yahudi yang baru bertobat. Yakni, untuk me-
neguhkan mereka di dalam iman Kristen serta perilaku dan pera-
ngai yang benar-benar sesuai dan sejalan dengan iman ini .
Mereka harus memberi pengakuan terbuka dan berani, ter-
utama saat mengalami perlawanan sengit, apakah itu dalam rupa
penyesatan licik maupun aniaya berat yang tidak berperikemanu-
siaan. Namun, kita harus sangat berhati-hati untuk memastikan
agar iman Kristen sejatilah yang kita percayai, akui, sebarkan,
dan perjuangkan. Bukan sekadar lambang-lambang yang mem-
beda-bedakan golongan ini atau itu, dan bukan apa pun yang
muncul sesudah tulisan-tulisan dari para pemberita Injil dan
rasul-rasul kudus yang terilhami. Amatilah di sini,
1. Keselamatan Injil merupakan keselamatan bersama. Artinya,
penawaran itu tulus kepada seluruh umat manusia yang
mendengarnya: sebab demikianlah bunyi perintah itu, Pergilah
ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk,
dan seterusnya (Mrk. 16:15-16). Tuhan sungguh menghendaki
apa yang dikatakan-Nya. Ia tidak membanjiri kita dengan
kata-kata kosong, apa pun yang dilakukan manusia. Oleh
sebab itu tidak seorang pun yang dikucilkan untuk menerima
manfaat dari penawaran dan undangan penuh rahmat ini.
Hanya mereka yang degil dan tidak mau bertobatlah yang
Surat Yudas 1:3-7
akhirnya mengucilkan diri sendiri. Barangsiapa yang mau,
hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma
(Why. 22:17). Kebenaran tawaran itu disediakan bagi semua
orang percaya, dan hanya kepada orang-orang seperti itu. Hal
ini tersedia baik bagi orang lemah maupun orang kuat. Ja-
nganlah seorang pun tawar hati sebab perintah-perintah
tersembunyi yang tidak begitu dipahaminya dan yang tidak
berhubungan dengan dirinya. Perintah-perintah Tuhan merupa-
kan rahasia, sedang perjanjian-perjanjian-Nya sungguh je-
las. “Semua orang Kristen sejati bersatu di dalam Kristus seba-
gai Kepala bagi semua, digerakkan oleh Roh yang satu dan
sama, dipimpin dengan satu aturan, berjumpa di satu takhta
anugerah, dan berharap segera bersua di dalam satu warisan
bersama.” Ini memang sungguh agung, namun seagung apa,
kita tidak bisa, atau belum perlu mengetahuinya. namun ,
hal itu pasti akan terjadi, dan melebihi segala pengharapan
dan penantian kita sekarang ini.
2. Keselamatan bersama ini merupakan inti dari iman semua
orang kudus. Pengajaran inilah yang mereka setujui dengan
sepenuh hati. Mereka menghargainya sebagai perkataan yang
benar dan patut diterima sepenuhnya (1Tim. 1:15). Ini merupa-
kan iman yang telah, atau satu kali untuk selama-lamanya,
telah disampaikan kepada orang-orang kudus, yang kepadanya
tidak ada lagi yang dapat ditambahkan, yang darinya tidak ada
yang bisa dikurangi, dan yang di dalamnya tidak ada setitik
pun yang harus diubah. Di situ biarlah kita tetap tinggal. Di
situlah kita aman. jika kita bergeser satu langkah saja,
maka kita menghadapi bahaya akan terjerat atau tersesat.
3. Para rasul dan pemberita Injil semuanya menulis kepada kita
perihal keselamatan bersama ini. Hal ini tidak dapat diragu-
kan oleh orang-orang yang telah membaca tulisan-tulisan
mereka dengan saksama. Sungguh janggal jika ada yang
berpikir bahwa mereka menulis terutama untuk memelihara
rencana dan pendapat tertentu, apalagi jika itu mereka laku-
kan untuk sesuatu yang tidak pernah atau mampu mereka
pikirkan. Sudah cukup jika mereka telah menyampaikan
semuanya kepada kita melalui pengilhaman Roh Kudus, se-
gala sesuatu yang penting bagi setiap orang untuk dipercayai
dan dilakukan, guna memperoleh manfaat pribadi dalam kese-
lamatan bersama itu.
4. Mereka yang memberitakan atau menulis tentang keselamatan
bersama itu harus melakukannya dengan baik dan tekun.
Mereka tidak boleh mempersembahkan kepada Tuhan atau
umat-Nya sesuatu yang tidak menuntut harga untuk mereka
bayarkan, atau nyaris cuma-cuma, yang tanpa jerih payah dan
pikiran (2Sam. 24:24). Kalau tidak, itu sama saja dengan
memperlakukan Tuhan dengan tidak hormat, dan manusia
dengan tidak adil. Rasul Yudas (meskipun terilhami oleh Roh
Kudus) berusaha keras menulis tentang keselamatan bersama
ini dengan sangat tekun. Jadi, kalau begitu, apa jadinya de-
ngan orang-orang yang (sekalipun tidak diilhami oleh Roh
Kudus) tidak tekun, atau nyaris tanpa usaha sedikit pun,
hanya menyampaikan kepada umat (bahkan di dalam nama
Tuhan ), quicquid in buccam venerit – apa pun yang akan terjadi,
dengan menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, namun tidak peduli
bagaimana mereka mengartikan atau menerapkannya? Mereka
yang berbicara tentang hal-hal kudus harus senantiasa
mengucapkannya dengan sangat hormat, peduli, dan tekun.
5. Orang-orang yang telah menerima ajaran tentang keselamatan
bersama ini harus berjuang keras untuk itu. Dengan bersung-
guh-sungguh (KJV), tidak dengan ganas. Mereka yang berjuang
demi mempertahankan iman Kristen, atau di jalan Kekris-
tenan, harus berjuang menurut aturan, atau mereka akan
kehilangan kerja keras mereka dan menghadapi bahaya besar
kehilangan mahkota mereka (2Tim. 2:5). Amarah manusia
tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan (Yak. 1:20).
Berdusta demi kebenaran tidak baik, sedang memaki-maki
demi kebenaran juga tidak lebih baik. Amatilah, orang-orang
yang telah menerima kebenaran harus berjuang untuknya.
namun , bagaimana? Seperti yang dilakukan sang Rasul, yakni
dengan menderita dengan sabar dan tabah, tidak dengan
membuat orang lain menderita jika mereka tidak mau
segera menerima setiap gagasan yang (terbukti ataupun tidak)
kita sebut sebagai iman atau hal mendasar. Janganlah kita
membiarkan diri kehilangan setiap bagian penting dari iman
Kristen, dengan melakukan hal-hal licik atau dengan per-
buatan-perbuatan palsu yang tampak masuk akal dan hebat
Surat Yudas 1:3-7
namun sebenarnya mengelabui untuk menyesatkan orang (Ef.
4:14). Rasul Paulus menceritakan kepada kita bahwa ia mem-
beritakan Injil (perhatikanlah, Injil) dalam perjuangan yang
berat (1Tes. 2:2), maksudnya (seperti yang saya pahami),
dengan kesungguhan hati, dengan penuh semangat, dan
perhatian mendalam untuk keberhasilan apa yang diberita-
kannya. Namun, jika kita memahami istilah perjuangan da-
lam arti yang diterima secara umum, maka kita harus mem-
pertimbangkan tanpa sikap memihak dengan siapa sang Rasul
berhadapan dan bagaimana caranya, yang kurang pantas
untuk diuraikan dengan panjang lebar di sini.
II. Alasan mengapa Rasul Yudas harus menuliskan pokok ini. Sama
seperti perilaku buruk menyebabkan munculnya hukum yang
baik, demikian juga kesalahan berbahaya sering kali memuncul-
kan kesempatan bagi kemunculan pembelaan terhadap kebenar-
an-kebenaran penting. Amatilah di sini,
1. Orang-orang fasik merupakan musuh terbesar iman kepada
Kristus dan ketenteraman jemaat. Orang-orang yang menyang-
kali atau merusak yang satu dan mengganggu yang lain, di
sini disebut sebagai orang-orang yang fasik. Kita bisa menda-
patkan kebenaran dengan tenteram (hal yang paling didamba-
kan) seandainya tidak ada orang lain (baik hamba Tuhan
maupun orang Kristen biasa) di gereja dan jemaat kita selain
orang-orang yang benar-benar saleh. namun ini merupakan
suatu berkat yang hampir tidak bisa ditemukan atau diharap-
kan di seberang sorga ini. Orang-orang fasik menimbulkan
rasa cemas, semata-mata demi mendahulukan dan memaju-
kan tujuan-tujuan mereka yang mementingkan diri sendiri,
ambisius, dan tamak. Hal ini telah menjadi penyakit gereja
pada masa-masa lalu, dan saya khawatir tidak ada zaman
yang akan benar-benar bebas dari orang-orang dan perilaku
seperti itu sepanjang waktu. Amatilah, tidak ada suatu pun
yang mampu memisahkan kita dari jemaat, selain hal yang
memisahkan kita dari Kristus. Yakni, ketidakpercayaan dan
kefasikan yang merajalela. Kita harus menjauhi pikiran yang
menyebut golongan atau orang-orang tertentu sebagai orang
fasik atau tidak percaya, terutama melakukannya tanpa bukti,
atau seperti yang sering terjadi, tanpa ada alasan sedikit pun
ke arah itu. Orang-orang fasik yaitu mereka yang hidup tan-
pa Tuhan di dalam dunia, yang tidak peduli terhadap Tuhan dan
hati nurani. Orang-orang seperti itu harus ditakuti dan dengan
sendirinya dijauhi. Bukan hanya mereka jahat sebab dosa
perbuatan, melainkan fasik sebab dosa-dosa kelalaian juga.
Contohnya, mereka menolak berdoa di hadapan Tuhan , tidak
berani menegur orang kaya saat sudah menjadi tugas mere-
ka untuk melakukannya, sebab takut kehilangan perkenan
dan keuntungan yang dijanjikan kepada mereka, yang melaku-
kan pekerjaan Tuhan dengan lengah.
2. Orang-orang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Tuhan
kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, yang lebih
berani berbuat dosa sebab kasih karunia Tuhan yang telah
dan masih melimpah dengan begitu luar biasa. Mereka yaitu
orang-orang yang dikeraskan hatinya di dalam ketidaksalehan
mereka oleh tingkat dan kepenuhan kasih karunia Injil yang
sebenarnya bertujuan menjauhkan manusia dari dosa dan
membawa mereka kepada Tuhan . Oleh sebab itu, mengerjakan
hawa nafsu dengan giat di bawah kasih karunia sebesar itu
dan memakai kasih karunia itu menjadi kesempatan untuk
mengerjakan segala kecemaran dengan rakus dan mengeras-
kan hati sedemikian rupa padahal kasih karunia merupakan
sarana terakhir dan penuh kuasa untuk menarik diri kita
keluar dari hawa nafsu itu, sama saja dengan membuat diri
menjadi orang berdosa yang paling kotor, buruk, dan tidak
berpengharapan.
3. Orang-orang yang menyalahgunakan kasih karunia Tuhan un-
tuk melampiaskan hawa nafsu, sebenarnya sudah menyangkal
satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. Artinya,
mereka menyangkal agama alami dan agama wahyu. Mereka
menyerang dasar agama alami, sebab mereka menyangkal
satu-satunya Penguasa. Mereka menjungkirbalikkan seluruh
susunan agama wahyu, sebab mereka telah menyangkal
Tuhan kita, Yesus Kristus. Tujuan utama-Nya dalam menegak-
kan agama wahyu di dunia yaitu untuk membawa kita ke-
pada Tuhan . Menyangkal agama wahyu sebenarnya sama de-
ngan menjungkirbalikkan agama alami, sebab keduanya ber-
diri atau jatuh bersama-sama, dan mereka saling menghasil-
kan terang dan menguatkan satu sama lain. Semoga saja para
Surat Yudas 1:3-7
penganut paham keilahian modern yang hidup di tengah
terang Injil mau memikirkan hal ini dengan sungguh, berhati-
hati, tekun, dan tidak memihak, serta memeriksa apa yang
menghalangi mereka menerima Injil, sementara mereka sendiri
mengaku telah sepenuhnya diyakinkan akan semua asas serta
kewajiban agama alami! Tidaklah masuk akal rasanya untuk
menerima agama yang satu dan menolak yang lainnya. Orang
bisa saja berpikir bahwa lebih adil jika menerima atau me-
nolak kedua-duanya, meskipun cara yang lebih masuk akal,
terutama di zaman ini, yaitu mengerjakan bagian masing-
masing.
4. Orang-orang yang menyalahgunakan kasih karunia Tuhan un-
tuk melampiaskan hawa nafsu, ditentukan untuk menerima
hukuman. Mereka telah berdosa terhadap obat terakhir, yang
paling mujarab dan sempurna, sehingga tidak ada lagi peng-
ampunan. Orang-orang yang berbuat dosa seperti itu harus
mati sebab luka-luka dan penyakit mereka, serta sejak lama
telah ditentukan untuk dihukum, apa pun makna ungkapan
itu. Namun, bagaimana jadinya jika para penerjemah Kitab
Suci berpikir bahwa sungguh tepat untuk menerjemahkannya
dengan kata-kata palai progegrammenoi – dituliskan sejak lama
sebelumnya, sebagai orang-orang yang sebab dosa dan kebo-
dohan mereka sendiri pantas dihukum? Orang-orang Kristen
biasa tidak terganggu dengan pikiran-pikiran suram, penuh
keraguan, dan membingungkan tentang penjatuhan hukuman
sejak semula, yang tidak begitu bisa dipahami akal pikiran
yang paling kuat sekalipun dan nyaris tidak tertahankan,
tanpa menimbulkan kerugian besar. Belum cukupkah peri-
ngatan dini yang diberikan para penulis yang terilhami ini,
bahwa para penyesat dan orang-orang fasik seperti itu akan
muncul di kemudian hari, dan bahwa setiap orang yang telah
diperingatkan sebelumnya, harus mempersenjatai diri terlebih
dulu untuk menghadapi mereka?
5. Kita harus sungguh-sungguh berjuang mempertahankan iman,
guna melawan orang-orang yang hendak mencemari atau meru-
saknya, seperti mereka yang telah masuk menyelusup. Para
penyelusup ini sungguhlah orang-orang bejat, namun sering
kali tidak disadari dengan baik oleh mereka yang lemah dan bo-
doh, bahkan oleh mereka yang masuk menyelusup dan me-
nyangka bahwa ipse dixit atau pernyataan mereka yang belum
terbukti kebenarannya harus dianggap sebagai hukum bagi
semua pengikut dan pengagum mereka. Para hamba Tuhan
yang setia dan rendah hati pastilah merupakan penolong bagi
umat mereka untuk memperoleh sukacita, damai sejahtera,
dan penghiburan, dan bukannya tuan atas iman mereka! Siapa
pun yang berusaha mencemari iman itu, harus kita lawan de-
ngan sungguh-sungguh. Semakin giat dan licik alat-alat serta
kaki tangan Iblis hendak merampas kebenaran dari kita, sema-
kin gigih kita harus mempertahankannya, namun dengan selalu
waspada untuk tidak mengata-ngatai yang buruk terhadap
orang-orang, golongan-golongan, ataupun perasaan mereka.
III. Peringatan tegas yang diberikan Rasul Yudas di dalam nama
Kristus kepada orang-orang yang sesudah mengakui agama-Nya
yang kudus, kemudian meninggalkan dan membuktikan bahwa
pengakuan mereka palsu (ay. 5-7). Di sini penghakiman Tuhan
sebelumnya ke atas orang berdosa disebutkan lagi, dengan tujuan
untuk menyadarkan dan membuat takut orang-orang yang diperi-
ngatkan di dalam surat ini. Amatilah, penghakiman Tuhan sering
kali diumumkan dan dilaksanakan in terrorem – sebagai peringat-
an kepada orang-orang lain, lebih dibandingkan langsung untuk
menyatakan rasa tidak senang tertentu terhadap para pelanggar
itu sendiri. Ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak merasa kurang
senang dengan mereka, namun setidaknya Ia lebih marah terhadap
orang-orang lain yang untuk saat ini telah melarikan diri. Aku
ingin mengingatkan kamu. Walaupun kita sudah tahu, kita tetap
masih perlu diingatkan lagi. Oleh sebab itu, pelayanan yang tetap
akan selalu dibutuhkan dan digunakan dalam jemaat Kristen,
walaupun semua pengajaran tentang iman dan pokok-pokok yang
perlu, diungkapkan dalam kata-kata yang begitu jelas, atau
melalui akibat langsung yang begitu dekat dan jelas, sehingga
dengan sambil lalu pun orang masih dapat membaca dan mema-
haminya. Tidak diperlukan penerjemah yang sempurna, baik yang
benar-benar atau berpura-pura sempurna, untuk maksud tujuan
itu. Beberapa orang memberi kesan (dengan lemah), “Jika Ki-
tab Suci sudah jelas berisi segala sesuatu yang diperlukan untuk
memperoleh keselamatan, apa perlu atau gunanya lagi pelayanan
yang tetap? Bukankah cukup bagi kita untuk tinggal di rumah
Surat Yudas 1:3-7
saja dan membaca Alkitab?” Di sini sang rasul yang diilhami itu
menjawab keberatan ini secara lengkap meskipun tidak secara
keseluruhan. Khotbah tidak dimaksudkan untuk mengajarkan
kepada kita sesuatu yang baru di dalam setiap khotbah, sesuatu
yang belum pernah kita dengar sama sekali, namun untuk meng-
ingatkan kita, mengembalikan ingatan kita kepada hal-hal yang
terlupakan, untuk memengaruhi kerinduan kita, serta menarik
dan meneguhkan ketetapan hati kita, supaya kehidupan kita
dapat sejalan dengan iman kita. Sekalipun kamu telah mengetahui
semuanya itu, kamu masih harus mengetahuinya dengan lebih
baik. Masih ada banyak hal yang telah kita ketahui, namun sa-
yangnya sudah kita lupakan. Tidak bergunakah jika kita
diingatkan kembali akan semua hal itu? Nah, hal-hal apa sajakah
yang harus diingat kembali oleh kita sebagai orang Kristen?
1. Pembinasaan orang-orang Israel yang tidak percaya di padang
gurun (ay. 5). Paulus mengingatkan orang-orang Korintus ten-
tang hal ini (1Kor. 10). Sepuluh ayat pertama dalam pasal itu
(mengingat bahwa Kitab Suci senantiasa merupakan tafsiran
terbaik bagi isinya sendiri) merupakan penjelasan terbaik
tentang ayat kelima surat Yudas ini. Oleh sebab itu janganlah
seorang pun menganggap ringan hak istimewa mereka yang
ada pada mereka, sebab banyak orang yang dibawa keluar
dari Mesir melalui serangkaian mujizat menakjubkan, tetap
binasa di padang gurun sebab ketidakpercayaan mereka.
Janganlah kamu sombong, namun takutlah! (Rm. 11:20). Sebab
itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di
antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan
masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku (Ibr. 4:1).
Mereka mengalami banyak mujizat bagaikan makanan sehari-
hari mereka. Namun, mereka binasa dalam ketidakpercayaan
mereka. Kita memiliki keuntungan yang lebih besar (bahkan
jauh lebih besar) dibandingkan mereka. Biarlah kesalahan mereka
(yang mematikan) menjadi peringatan keras bagi kita.
2. Di sini kita juga diingatkan perihal kejatuhan para malaikat
(ay. 6). Ada beberapa besar malaikat yang meninggalkan tem-
pat kediaman mereka. Yakni, yang tidak senang dengan kedu-
dukan dan tempat tugas yang telah ditetapkan Sang Raja
Agung alam semesta bagi mereka. Mereka menyangka (seperti
halnya para hamba Tuhan yang tidak puas dalam zaman kita,
atau boleh saya katakan dalam setiap zaman) mereka layak
menerima yang lebih baik. Sebagai pelayan, mereka ingin
menjadi yang berdaulat, dan sebagai akibatnya, Yang Tertinggi
dan Berdaulat harus menjadi pelayan mereka, yakni melaku-
kan segala sesuatu dan hanya apa yang mereka inginkan dari-
Nya. Demikianlah kesombongan menjadi penyebab utama dan
langsung dari kejatuhan mereka. Demikianlah mereka mening-
galkan kedudukan mereka, serta memberontak melawan Tuhan ,
Pencipta dan Tuhan mereka yang berdaulat. Namun, Tuhan
tidak menyayangkan mereka (setinggi dan seagung apa pun
kedudukan mereka). Tuhan tidak mau tunduk kepada mereka.
Ia mencampakkan mereka, seperti raja yang bijaksana dan
baik akan memperlakukan pelayan yang mementingkan diri
sendiri dan penuh tipu daya. Tuhan yang agung dan Mahatahu
bukannya tidak tahu, seperti yang sering terjadi pada raja-raja
dunia yang paling bijaksana dan baik sekalipun, maksud tu-
juan apa yang sedang mereka rencanakan. Kemudian, apa
yang lalu terjadi pada mereka? Mereka menyangka sudah me-
nantang dan membuat gentar Dia yang Mahakuasa. Ternyata
Tuhan terlampau kuat bagi mereka, dan Ia melemparkan mere-
ka ke dalam neraka. Mereka yang tidak mau menjadi pelayan
bagi Pencipta mereka dan enggan menaati kehendak-Nya dan
tidak taat pada batas-batas keadaan mereka, telah dibuat
menjadi tawanan keadilan-Nya, dan ditahan dengan belenggu
abadi di dalam dunia kekelaman. Di sini kita melihat keadaan
para malaikat yang jatuh: mereka ditahan dengan belenggu, di
bawah kuasa dan keadilan ilahi, dibelenggu sampai pengha-
kiman pada hari besar. Mereka ada di dalam dunia kekelaman,
meskipun mereka pernah menjadi malaikat terang. Begitu
mengerikannya keadaan mereka di dalam kekelaman itu hing-
ga mereka terus bertempur melawan Tuhan , seolah-olah masih
memiliki sekelumit harapan untuk menang dan mengatasi
pertentangan itu. Benar-benar keinginan bodoh yang mengeri-
kan! Terang dan kebebasan berjalan bersama, sedang be-
lenggu dan kekelaman begitu serasi satu sama lain! Setan-
setan yang pernah menjadi malaikat terbaik itu, ditahan, dan
seterusnya. Amatilah, tidak perlu diragukan lagi bahwa akan
datang penghakiman. Para malaikat yang jatuh ditahan sam-
pai penghakiman pada hari besar. Jadi masakan manusia yang
Surat Yudas 1:8-15
jatuh akan lolos dari penghakiman itu? Tentu saja tidak. Biar-
lah setiap pembaca memikirkan hal ini sebelum terlambat.
Belenggu mereka disebut abadi, sebab sungguh mustahil bagi
mereka untuk melepaskan diri darinya atau melarikan diri.
Mereka ditahan dan diikat kuat dengannya. Keputusan, ke-
adilan, dan murka Tuhan merupakan belenggu yang menahan
para malaikat yang jatuh itu dengan sangat kuat. Dengarlah
dan takutlah, wahai umat manusia fana yang berdosa!
3. Di sini Rasul Yudas mengingatkan kita perihal penghancuran
Sodom dan Gomora (ay. 7). Sama seperti, dan seterusnya. Hal
ini mengingatkan kita akan penghancuran Pentapolis, atau
kelima kota, perihal kesengsaraan orang-orang terkutuk yang
disebabkan oleh danau yang menyala dengan api dan bele-
rang. Mereka bersalah sebab melakukan kejahatan keji yang
tidak pantas disebut-sebut ataupun dipikirkan, selain dengan
rasa jijik dan kebencian yang mendalam. Kehancuran mereka
merupakan peringatan keras yang harus diperhatikan semua
orang, supaya mereka menjauhi keinginan-keinginan daging
yang berjuang melawan jiwa (1Ptr. 2:11). “Hawa nafsu seperti
ini telah membakar orang-orang Sodom dengan api dari langit,
dan sekarang mereka sedang menanggung siksaan api kekal.
Oleh sebab itu perhatikanlah, ja