Doktrin roh kudus 9

 


s menegur mereka karena telah menghukum mati 

Yesus dan mendesak mereka untuk bertobat. Kira-kira 

5000 orang menerima Kristus (Kis. 3:12-26; 4:4).

Orang-orang Yahudi agar percaya kepada Tuhan, karena

mujizat-mujizat yang dilakukan oleh para rasul. Alkitab 

mencatat bahwa tiap-tiap hari jumlah orang percaya 

bertambah (Kis. 5:12-14).

Lidia, sehingga hatinya terbuka oleh injil yang dikabarkan

Paulus, dan menerima baptisan air, bersama dengan 

keluarganya (Kis. 16:14-15).

Kepala penjara, yang bertanggungjawab menjaga Paulus

dan Silas, sehingga ia bertanya bagaimana caranya ia dapat 

diselamatkan. Selanjutnya, ia dan seisi keluarganya dibaptis 

di dalam Tuhan (Kis. 16:30-34).

(ii) Memimpin dan mensejahterakan gereja

Gereja masa awal berkembang dengan cepat dari kelompok kecil 

orang percaya menjadi kekuatan yang besar, yang “mengacaukan 

seluruh dunia” (ref. Luk. 12:32; Kis. 17:6). Faktor penting dalam 

perkembangannya yang cepat yaitu  kesediaan jemaat untuk 

berkorban; mengorbankan kekayaan, hak milik material, keselamatan 

diri, dan bahkan hidup mereka sendiri. Dalam tindakan-tindakan 

mereka, kita melihat penggenapan pengajaran Yesus mengenai sikap 

yang diminta dari setiap orang Kristen: “Setiap orang yang mau 

mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan 

mengikut Aku.” (Mat. 16:24). “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak 

jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; namun  jika ia mati, 

ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24).


290

Dari manakah dorongan ini berasal? Seorang percaya baru dapat 

mengorbankan dirinya demi Allah apabila ia telah mencapai kesadaran 

akan Dia dan besar kasih-Nya sepenuhnya. Kita melihat sikap seperti itu 

digenapi dalam diri Paulus, yang memahami bahwa tujuannya yaitu  

untuk hidup bagi Kristus (Gal. 2:20; 2Kor. 5:14-15). Inilah sebabnya 

mengapa ia dapat menganggap segala sesuatu sebagai sampah (Fil. 

3:8), dan mengapa ia dapat bersukacita di dalam penderitaan (2Kor. 

11:23-33; Kol. 1:24; 2Tim. 4:6-8). Sikap yang berpusat pada Allah ini 

hanya dimungkinkan karena Roh Kudus telah menyentuhnya secara 

mendalam (Rm. 5:5; Ef. 3:16-19). Dan apabila ini terjadi pada seluruh 

orang percaya di dalam gereja secara keseluruhan, tak kepalang 

tanggun gereja akan berkembang dan sejahtera. 

Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta menghasilkan 

pertobatan dan baptisan atas kurang lebih 3000 orang. Jemaat-jemaat 

baru mempersembahkan hidup mereka dalam doa di Bait Allah dan 

juga menjual harta kekayaan mereka, menyerahkan hasilnya ke kaki 

para rasul untuk memberikan manfaat bagi semua orang. Firman Allah 

menyebar sebegitu rupa sehingga jumlah jemaat bertambah-tambah 

di Yerusalem, dan bahkan imam-imam juga termasuk di antara mereka 

(Kis. 2:44-47; 4:32-35; 6:7).

Saat kita membaca catatan luar biasa mengenai jemaat mula-mula, 

kita melihat kehidupan yang dijalani dalam perbedaan yang sangat 

kentara dengan keegoisan dunia. Kita dapat menyimpulkan bahwa ini 

yaitu  pekerjaan Roh Kudus, yang menggerakkan hati mereka. Jemaat 

mula-mula ini diilhamkan untuk mengerti akan kasih Tuhan yang 

besar, dan menjawabnya dengan mengasihi Dia dan saudara-saudari 

seiman mereka.

sesudah  Stefanus mati sebagai martir, gereja di Yerusalem mulai 

mengalami penganiayaan yang hebat. Selain para rasul, sebagian besar 

jemaat terserak ke sepenjuru daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang 

Kristen yang terserak ini terus mengabarkan injil di tengah ancaman 

atas hidup mereka. Allah mendukung pekerjaan mereka dengan penuh 

kuasa melalui tanda dan mujizat. Dengan demikian injil kebenaran 

mencapai Samaria, dan menghasilkan sukacita besar di kota itu. 

Hal ini bahkan membuat seorang tukang sihir yang dahulu diikuti 

orang-orang bernama Simon bertobat. Para rasul mengutus Petrus 

dan Yohanes untuk mengunjungi jemaat Samaria; dan saat  mereka 

menumpangkan tangan dan berdoa bagi jemaat, mereka menerima 

Roh Kudus (Kis. 8:1-17). Kejadian ini menandai bagian bersejarah yang 

seringkali disebut sebagai “Pentakosta Samaria”4 oleh para teolog.


291

Murid-murid yang terserak di masa penganiayaan, menyebar ke 

tempat-tempat sejauh Fenisia, Siprus, dan Antiokhia. Awalnya, mereka 

mengabarkan injil hanya kepada orang-orang Yahudi. Namun tidak 

lama kemudian jemaat dari Siprus dan Kirene datang ke Antiokhia dan 

mengabarkan injil kepada orang-orang Yunani. Allah bekerja dengan 

mereka begitu rupa sehingga ada banyak orang bertobat. saat  

berita tentang injil yang berbuah di Antiokhia sampai kepada Gereja 

Yerusalem, para rasul mengutus Barnabas ke sana. saat  ia tiba dan 

melihat sendiri kasih karunia Allah, ia bersukacita dan mendorong 

mereka untuk tetap setia dan berdiri teguh di dalam Tuhan (Kis. 

11:19-23). Sejak saat itu, Antiokhia menjadi pusat komunitas Kristen 

dari bangsa-bangsa lain. Kekristenan akhirnya menjadi sebuah iman 

bagi segala bangsa.

Jadi, dari catatan pekerjaan Allah di Samaria dan Antiokhia, kita 

menyaksikan kuasa besar Roh Kudus. Di tengah-tengah penganiayaan, 

injil terus menyebar panjang dan lebar, mencapai Samaria dan dunia 

bangsa-bangsa bukan Yahudi. Tidak ada yang mampu membendung 

perkembangan gereja karena Roh Kudus terus menerus mengilhamkan 

jemaat untuk mengabarkan injil dan hidup dalam persembahan diri.

(iii) Mempercayakan gereja dengan misi yang besar    

namun  sebaliknya, sesudah  mereka melihat bahwa kepadaku telah 

dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, 

sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat —karena Ia 

yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul 

bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan 

kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.

Galatia 2:7-8

Petrus dipilih Allah untuk menjadi rasul bagi orang-orang Yahudi, 

sementara Paulus dipilih untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa lain. 

Walaupun pekerjaan mereka dipusatkan pada sasaran jemaat yang 

berbeda, mereka tidak menginjil hanya kepada kelompok-kelompok 

itu saja (ref. Kis. 10:44-48; 15:7; 9:19-22; 13:44-46). Lebih lagi, 

kesamaan kedua rasul ini yaitu  mereka mengabarkan injil yang sama, 

diilhamkan oleh Roh Kudus, dan menyadari sepenuhnya apa yang telah 

dipercayakan Allah kepada mereka.


292

Paulus menyebut dirinya sebagai “aku yaitu  rasul untuk bangsa-

bangsa bukan Yahudi” (Rm. 11:13) dan menyatakan bahwa tugasnya 

berasal dari Tuhan Yesus (Kis. 22:21; 26:17-18). Seperti tercatat dalam 

Alkitab, ia yaitu  pekerja yang setia, mengemban tugas perintisan yang 

penting ke berbagai bangsa sampai ia dipenjarakan (Ef. 3:1; 6:20) dan 

mati sebagai martir (2Tim. 4:6-8). Ia berhasil menyampaikan pesan 

Kristen ke banyak kota-kota bukan Yahudi.

Dalam Galatia 2:8, kita menemui kata “memberikan kekuatan”. 

Dalam teks asli Yunani, kata yang digunakan yaitu  energeo, yang 

berarti “sedang bekerja” dan “kuasa mujizat”5. Ini memberitahukan 

kita bahwa Roh Kudus-lah yang mengilhamkan Petrus untuk 

menjadi rasul bagi orang Yahudi dan kuasa dari atas inilah yang 

memungkinkannya menyelesaikan tugasnya. Begitu juga, Roh Kudus-

lah yang mengilhamkan Paulus untuk menjadi rasul untuk bangsa-

bangsa lain dan memberikan kuasa luar biasa kepadanya untuk 

melakukan tugasnya. Karena itu Paulus berkata:

Yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-

bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya 

bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai 

persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh 

Kudus. Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku 

bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu 

yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu 

untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan 

dan perbuatan.

Roma 15:16-18

Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku yaitu  seorang rasul, 

telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh 

tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.

2 Korintus 12:12

Sebagai orang-orang Kristen di masa sekarang, kita juga telah 

dipanggil oleh Allah untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus. Seperti 

bagian anggota tubuh yang mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda, 

kita perlu memahami bahwa kita masing-masing telah dipercayakan 

dengan berbagai macam karunia dan tugas yang berbeda-beda (1Kor. 

12:4-30). Agar tubuh Kristus dapat bertumbuh, kita harus melakukan 

tugas kita masing-masing dengan bekerja sama satu sama lain (Ef. 

4:11-16). Karena itu kita harus menyadari karunia rohani yang telah 


293

Allah berikan kepada kita, dan sifat pekerjaan yang diilhamkan Roh 

Kudus untuk kita lakukan. Hal yang penting, kita juga harus mempunyai 

semangat berkorban seperti pekerja-pekerja di masa gereja awal, 

seperti Petrus dan Paulus, yang bersedia taat kepada Tuhan hingga 

akhir (Kis. 21:10-14). Apabila kita melakukan pekerjaan Allah dengan 

hati yang demikian, maka kuasa Pentakosta akan diwujudkan dalam 

gereja sejati hari ini, kuasa yang sungguh-sungguh dapat menggoncang 

dunia.

(iv) Menubuatkan peristiwa yang akan datang

Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, namun  

oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

2 Petrus 1:21

Ada beberapa nabi di gereja mula-mula yang berbicara melalui 

pengilhaman Roh Kudus untuk mengungkapkan kehendak Allah 

kepada murid-murid (Kis. 13:1; 15:32; 21:8-9; Ef. 4:11). Pekerjaan 

mereka mengingatkan kita pada nabi-nabi di masa Perjanjian Lama. 

Bila kita melihat dalam Kisah Para Rasul, kita melihat bagaimana Roh 

Kudus mengilhamkan Agabus untuk menubuatkan kelaparan hebat di 

seluruh dunia, yang kemudian terjadi di masa pemerintahan Kaisar 

Klaudius (Kis. 11:27-28). 

Kita juga melihat bahwa Roh Kudus menyampaikan pesan-pesan 

nubuat kepada Rasul Paulus, menunjukkan apa yang akan ia hadapi 

dalam pelayanannya. Paulus telah menetapkan dalam Roh untuk 

pergi ke Yerusalem (Kis. 19:21), namun  Roh Kudus bersaksi kepadanya 

bahwa belenggu dan penderitaan menantikannya di tiap-tiap kota. Di 

Tirus, murid-murid diilhamkan oleh Roh untuk mendesaknya untuk 

tidak pergi ke Yerusalem (Kis. 21:3-4). Pada akhirnya, di rumah Filipus, 

Roh Kudus sekali lagi berbicara melalui Agabus, berkata kepadanya 

bahwa ia akan ditangkap oleh orang-orang Yahudi di kota itu dan 

ia akan dibawa kepada bangsa-bangsa lain (Kis. 21:8-11). Paulus 

memahami sepenuhnya apa yang akan terjadi pada dirinya, namun  

demi menyelesaikan pelayanannya, ia menetapkan hati untuk pergi 

juga. Nubuat-nubuat itu kemudian tergenapi (Kis. 21:27-36).

Selain menyampaikan hal-hal di masa depan melalui nubuat, 

Roh Kudus juga mengilhamkan orang-orang melalui penglihatan. 

Contoh yang terkenal didapat dari pengalaman Yohanes, sepeti dicatat 


294

dalam kitab Wahyu (Why. 1:1-3). Dalam kitab ini, kita melihat bahwa 

Roh Kudus memperlihatkan beberapa penglihatan kepada Yohanes, 

seperti:

Kemuliaan Tuhan. Ia diperintahkan untuk mencatat seluruh

penglihatan yang ia akan lihat ke dalam sebuah kitab, dan 

mengirimnya ke tujuh gereja (Why. 1:10-16).

Melihat sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta

itu duduk Seorang. Ini menandakan bahwa Allah akan 

membentangkan karunia-Nya, namun  juga akan melakukan 

penghakiman (Why. 4:2-3; ref. Ibr. 4:16; Mrk. 16:15-16; Yoh. 

12:48).

Penglihatan di padang gurun, seorang perempuan duduk

di atas seekor binatang berwarna merah ungu. Ini yaitu  

nubuat mengeai sebuah negara dunia yang kuat, badan 

politik, atau ideologi yang akan muncul untuk melawan 

Allah (Why. 17:3).

Penglihatan di gunung besar dan tinggi, dan kota yang besar,

yang yaitu  Yerusalem yang kudus, turun dari surga dan 

dari Allah. Roh Kudus memberitahukan Yohanes bahwa ini 

yaitu  gereja sejati, mempelai perempuan Kristus, dalam 

segala kemuliaannya (Why. 21:9-26; ref. Ef. 5:31-32).

(v) Menguduskan orang-orang percaya

Akan namun  kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena 

kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya 

telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan 

kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.

2 Tesalonika 2:13

Menurut ayat Alkitab ini, tahap-tahap keselamatan yaitu : 

panggilan dari Allah, percaya dalam kebenaran, dan pengudusan. 

Mengenai pengudusan, Paulus menunjukkan bahwa ini berasal dari 

pengilhaman Roh Kudus (ref. Rm. 15:16; 1Ptr. 1:2), karena:

Melalui Adam, manusia jatuh ke dalam dosa dan menjadi

hamba dosa. Jadi seseorang bisa saja ingin melakukan apa 

yang baik, namun  ia tidak berdaya melakukannya melalui 

usaha dirinya sendiri (Rm. 7:14-24).


295

Roh Kudus yaitu Roh yang cemburu, yang membuat orang

menyadari dosa-dosanya dan menuntunnya berjalan di 

jalan yang benar (Yoh. 16:8-9; Gal. 5:17-18; Ef. 4:30).

Roh Kudus memberikan kuasa dari atas kepada orang

percaya, untuk membebaskannya dari kuasa dosa dan 

maut, dan menolongnya membuang perbuatan-perbuatan 

daging (Luk. 24:49; Rm. 8:2, 13; Gal. 5:16).

Karena itu pengilhaman Roh Kudus sangat penting dalam 

pengudusan dan keselamatan orang Kristen. Maka Paulus mengingatkan 

kita, “Janganlah padamkan Roh” (1Tes. 5:19). Melalui doanya bagi 

jemaat Korintus, ia juga menunjukkan pentingnya penyertaan Roh 

Kudus: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan 

persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2Kor. 13:14).

Sebagai kesimpulan, kita dapat melihat dari contoh-contoh di atas 

bahwa Roh Kudus mengilhamkan banyak orang-orang yang berbeda 

di masa hujan awal, baik mereka yang telah menerima baptisan Roh 

Kudus maupun yang belum menerimanya.

10.3.4 Sebelum turunnya hujan akhir

sesudah  semua rasul-rasul wafat, Roh Kudus hujan awal berhenti 

tercurah. ada  jangka waktu lebih dari seribu tahun sebelum Roh 

Kudus dicurahkan kembali di awal tahun 1900-an. Di dalam jangka 

waktu ini, Roh Kudus tidak berhenti bekerja (ref. Yoh. 5:17), namun  

terus mengilhamkan banyak orang-orang Kristen yang saleh. Kita 

mengetahui ini karena kita melihat kenyataan bahwa Kekristenan 

sebagai iman keagamaan tidak hilang sama sekali. Sebaliknya, orang-

orang terus mendekat kepada Allah dan melayani-Nya. Lebih lagi, 

Roh Kudus sedang mempersiapkan hati orang-orang percaya untuk 

menerima pencurahan hujan akhir.

(i) Mengilhami orang-orang percaya untuk berjalan dalam 

kebenaran

Perjanjian Baru menandai masa anugerah dan pembenaran 

karena iman. Melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib, kebenaran 


296

Allah diwujudkan di luar Hukum Taurat (Rm. 3:21-28; 8:1-4). Alkitab 

memberitahukan kepada kita bahwa orang tidak dapat dibenarkan 

dari memegang Hukum Taurat, namun  dari iman di dalam Yesus (Rm. 

3:20; Gal. 3:22). Namun ini bukan berarti orang-orang Kristen tidak 

dapat berbuat sesuka hati dan menyukakan diri dalam kedagingan (Gal. 

5:13). Sebaliknya, mereka harus menjaga diri agar tetap kudus (2Kor.; 

6:14-18) dan tidak menyalahgunakan kebebasan yang diberikan Allah. 

Kita melihat bahwa Paulus menitikberatkan “iman yang bekerja oleh 

kasih” dan “yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah”. Yakobus 

juga mengajarkan kita bahwa “iman tanpa perbuatan-perbuatan 

yaitu  mati” (Yak. 2:14-16, 26). Segala persyaratan ini jauh melampaui, 

contohnya, formalitas penyunatan secara fisik (Gal. 5:6; 1Kor. 7:19).

Iman seorang Kristen tidak didasari pada kata-kata atau teori, 

namun  pada setiap tindakan kita (1Yoh. 3:17-18). Alkitab mengajarkan 

kita bagaimana menjalani iman kita dalam jalan yang nyata dan 

praktis:

Kita harus saling mengasihi, seperti Tuhan Yesus telah

mengasihi kita. Apabila kita melakukan ini, orang-orang 

lain akan mengetahui bahwa kita yaitu  murid-murid-Nya 

(Yoh. 13:34-35).

Kita harus menjadi garam dan terang dunia. Apabila orang

lain melihat perbuatan-perbuatan kita yang baik, mereka 

akan memuliakan Bapa kita di surga (Mat. 5:13-16).

Kita harus mendengarkan firman Allah dan memegangnya

untuk menerima berkat-berkat-Nya (Luk. 11:27-28).

Bukanlah pendengar firman yang dibenarkan Allah, namun

yang melakukan (Rm. 2:13).

Kita harus menjadi pelaku firman dan bukan pendengar

saja, bila tidak, kita hanya akan menipu diri sendiri (Yak. 

1:22-25).

Bila kita tidak berhasil melakukan kehendak Bapa, kita

tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, walaupun 

kita mengabarkan injil di dalam nama Tuhan Yesus dan 

melakukan tanda mujizat sekalipun (Mat. 7:21-23).

Kita harus hidup dalam iman yang murni dan tulus, seperti

yang diperlihatkan dalam segala tindakan kita (Fil. 2:12-18; 

1Tim. 1:5; 2Tim. 1:5).

sesudah  Roh Kudus hujan awal pergi, maka tak terelakkan, orang-

orang Kristen mengalami kekosongan rohani. Kemungkinan besar 


297

sebagian orang Kristen tidak menjalani hidup yang kudus. Namun kita 

mengetahui dari sejarah bahwa ada  banyak orang-orang Kristen 

yang saleh, yang hidup dalam kekudusan di masa yang sulit itu, dan 

membawa kemuliaan nama Tuhan. Para teolog seringkali menyatakan 

bahwa orang-orang ini dipenuhi oleh Roh Kudus, walaupun sebenarnya 

mereka diilhamkan oleh-Nya.

Tidak hanya orang-orang Kristen yang telah dibaptis dengan Roh 

Kudus yang dapat hidup kudus; mereka yang belum dibaptis juga dapat 

melakukannya. Ini mengingatkan kita dengan contoh yang sangat 

dikenal yang tercatat dalam Kisah Para Rasul. Lukas menjelaskannya 

kepada kita dengan cara ini:

Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira 

pasukan yang disebut pasukan Italia. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya 

takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi 

dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dalam suatu penglihatan, kira-kira 

jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk 

ke rumahnya dan berkata kepadanya: "Kornelius!" Ia menatap malaikat 

itu dan dengan takut ia berkata: "Ada apa, Tuhan?" Jawab malaikat itu: 

"Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah 

mengingat engkau.

Kisah Para Rasul 10:1-4

Kornelius dikenal baik karena perbuatan-perbuatan amal dan 

ibadahnya kepada Allah. Bahkan hamba-hambanya bersaksi mengenai 

dirinya, berkata, “Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut 

akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, 

telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat 

kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar 

apa yang akan kaukatakan.” (Kis. 10:22). Kita dapat menyimpulkan 

bahwa imannya tumbuh dari pengilhaman Roh Kudus, karena ia baru 

menerima baptisan Roh Kudus sesudah  Petrus menginjili keluarga dan 

dirinya (Kis. 10:44-46)


298

(ii) Mengilhamkan orang-orang percaya untuk memberitakan 

injil

Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus memerintahkan murid-

murid-Nya untuk pergi ke sepenjuru dunia untuk mengabarkan injil 

keselamatan (Mrk. 16:15). Hari ini tugas itu jatuh kepada kita yang telah 

dipilih oleh Tuhan karena kita yaitu  saksi-Nya (Luk. 24:48). Karena 

itu kita harus berani bersaksi akan segala hal yang telah kita lihat dan 

dengar (Kis. 4:20) dan membagikan injil dengan cuma-cuma, seperti 

kita juga telah menerimanya dengan cuma-cuma (Mat. 10:7-8).

Allah itu benar dan berbelas kasihan. Ia tidak menghendaki 

siapa pun binasa, namun  menginginkan semua orang bertobat dan 

diselamatkan (1Tim. 2:4; 2Ptr. 3:9). Untuk mencapai tujuan ilahi ini 

melalui perjalanan sejarah, Allah memilih bermacam-macam penginjil 

sesuai dengan kehendak hati-Nya untuk melakukan pekerjaan-Nya, 

mengilhamkan dan menuntun mereka melalui Roh Kudus. Pekerja-

pekerja ini seringkali mengorbankan segalanya demi Dia, kadang 

kala juga nyawa mereka. Mereka mencapai hal-hal besar: melakukan 

perjalanan penginjilan dunia, pergi ke tempat-tempat terpencil, 

dan kadang juga daerah-daerah yang berbahaya, dan mengalami 

penderitaan hebat demi Allah. Mereka menegur dosa, mendesak orang 

untuk bertobat, dan mendirikan banyak sekali gereja. Namun kita 

harus menyadari, walaupun pekerjaan-pekerjaan ini sangat besar, ini 

tidak menandakan bahwa mereka telah dibaptis dengan Roh Kudus. 

Pekerjaan mereka dapat disamakan dengan pekerjaan para nabi 

di dalam Perjanjian Lama, yang diilhamkan oleh Roh Allah untuk 

menyatakan iman yang tidak berakhir. Baik penginjil-penginjil ini 

maupun nabi-nabi Perjanjian Lama, keduanya telah mencapai hal-hal 

yang besar. namun  tidak mengalami baptisan Roh Kudus.

Di masa sebelum hujan akhir, gereja mengalami kemunduran 

rohani. Roh Kudus tidak lagi tinggal di dalam gereja. Injil yang 

sempurna hilang, dan tidak ada lagi tanda dan mujizat. Namun 

Kekristenan terus bertahan, dan injil yang terbatas terus diberitakan, 

di mana misionaris-misionaris menyatakan Yesus Kristus sebagai 

Juruselamat dan mendesak orang-orang untuk bertobat dari dosa-dosa 

mereka. Ada kemungkinan sebagian pekerja pada masa itu menginjil 

untuk maksud-maksud pribadi, bukan demi Allah, namun  kita perlu 

mengetahui ada banyak pekerja yang setia dan memegang iman yang 

murni, yang dengan giat mengemban pekerjaan Allah.


299

(iii) Mengilhamkan orang-orang percaya untuk melakukan 

penginjilan tertulis

Penginjilan tertulis senantiasa memegang peranan penting dalam 

memperkenalkan injil. Penginjilan ini diterapkan pada gereja mula-

mula untuk menyatakan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, dan masih 

digunakan sampai sekarang. Penginjilan ini sangat berguna karena 

dapat mencapai orang-orang jauh dan lebarnya, dan dapat bertahan 

melalui waktu.

Di sepanjang perjalanan sejarah, Allah memilih banyak orang 

untuk terlibat dalam pelayanan khusus ini. Alkitab mengatakan 

kepada kita bahwa orang-orang kudus di masa lampau menulis kitab-

kitab Perjanjian Lama melalui pengilhaman dari Allah (2Tim. 3:16; 

2Ptr. 1:21). Hari kita dapat membaca Alkitab Perjanjian Baru dan 

pengetahuan mengenai gereja mula-mula, karena pekerja-pekerja 

gereja mula-mula menuliskannya ke dalam bentuk literatur, bekerja 

di bawah pengilhaman Roh Allah (Ef. 3:1-5; Why. 1:1-2; 1Kor. 7:40). 

Begitu juga, karena pekerja-pekerja Allah menyebarkan pesan Yesus 

Kristus selama berabad-abad ini, maka Kekristenan telah menjadi 

agama yang mendunia pada hari ini.

Orang-orang Kristen di masa sekarang diuntungkan dengan 

berbagai jenis literatur yang sangat kaya, yang merupakan hasil 

pekerjaan Roh Kudus dalam menggerakkan orang-orang untuk 

meneruskan pengetahuan ini melalui bentuk tulisan. Contohnya:

Pembentukan lembaga-lembaga Alkitab di seluruh dunia,

dan penerjemahan Alkitab ke berbagai bahasa.

Kompilasi The Exhaustive Concordance of the Bible oleh 

James Strong, yang pertama kali diterbitkan di tahun 1890 

oleh Abingdon Press, New York. Karya ini memungkinkan 

mereka yang tidak dapat membaca teks asli untuk 

menikmati keuntungan yang sama dengan mereka yang 

dapat membaca teks asli.

Kompilasi tulisan injil yang menyatakan Yesus Kristus

sebagai Juruselamat bagi semua orang di seluruh dunia.

Penulisan buku-buku referensi yang merinci sejarah dan

geografi Alkitab, termasuk penemuan-penemuan arkeologi 

yang membuktikan integritas Alkitab.


300

Semua karya di atas digunakan untuk menceritakan tentang Yesus 

ke seluruh dunia. Walaupun sebagian tulisan hanya menyampaikan injil 

sebagian saja, karena penulis-penulisnya hanya mengetahui sebagian, 

mereka telah memenuhi peran yang penting dalam membuka jalan 

untuk menyingkap kebenaran yang sempurna dan sepenuhnya oleh 

gereja sejati.

10.3.5 Periode hujan akhir

Kita sekarang berada di masa hujan akhir. Pencurahan Roh Kudus, 

yang telah berhenti selama lebih dari seribu tahun, sekarang kembali 

dialami oleh umat percaya di gereja sejati. Namun kita perlu menyadari 

bahwa Roh Kudus terus mengilhamkan berbagai denominasi dan 

orang-orang Kristen, karena rencana Allah yaitu  agar injil diberitakan 

ke seluruh penjuru dunia (Mat. 24:14) dan agar pada akhirnya umat 

percaya dapat masuk ke dalam kawanan domba Allah yang sejati (Yoh. 

10:16).

Namun ini menjurus pada beberapa pertanyaan: apabila 

denominasi-denominasi berbeda diilhamkan oleh Roh Kudus, mengapa 

pengajaran mereka tidak sesuai dengan Alkitab? Mengapa mereka tidak 

bergabung dengan gereja sejati? Ada beberapa alasan. Pertama, banyak 

denominasi tidak mempunyai kebenaran karena mereka mewarisi 

pengajaran-pengajaran dan tradisi yang salah dari pendiri-pendiri 

mereka. Namun saat  gereja sejati membagikan injil yang seutuhnya 

kepada mereka, mereka juga akan mempunyai kesempatan untuk 

mengetahui dan mengikuti kebenaran. Kedua, hanya umat percaya 

yang saleh dan sungguh-sungguh mencari kebenaran-lah, yang akan 

dipanggil oleh Roh Kudus untuk bergabung menjadi satu kawanan 

domba bersama gereja sejati (Yoh. 10:16). Tiap denominasi atau 

individu yang menolak kebenaran akan terus menempuh keberadaan 

yang terpisah dari kawanan sejati.

Kesalahpahaman 6

Apakah gerakan ini (merujuk pada gerakan kharismatik) sungguh-

sungguh berasal dari Allah? Ini yaitu  pertanyaan besar. Pertama, 

gerakan ini awalnya mengakibatkan ketertarikan besar di gereja-gereja, 

dan banyak hamba-hamba Tuhan di negara-negara lain menerima 

karunia yang tidak biasanya, dan beribu-ribu menjadi percaya kepada 


301

Tuhan. Injil lalu tersebar ke berbagai tempat di seluruh dunia. Pada 

waktu yang sama, banyak orang percaya dipimpin untuk hidup kudus 

dan berkemenangan. Di antara mereka yaitu  pemimpin-pemimpin 

seperti Moody, Spurgeon, Torrey, Simpson, Moller, Alexander dan 

Roberts, dan sebagainya. Namun gerakan kharismatik dan hamba-

hamba Tuhan ini tidak bersatu, dan kita sulit mempercayai bahwa 

gerakan ini berasal dari Allah. Orang-orang dalam gerakan ini seringkali 

menganggap bahwa mereka dipenuhi oleh Roh Kudus, namun  pekerjaan 

mereka sebenarnya tidak melampaui pekerja-pekerja yang disebutkan 

di atas. Diperkirakan hampir satu juta orang berdosa dibawa kepada 

Tuhan oleh Moody sendirian. Kuasa yang ia terima dari Roh Kudus 

tidak ada bandingannya. Coba bayangkan, apakah ada satu saja dari 

denominasi kharismatik yang dapat menandinginya? Mengapa semua 

hamba-hamba Tuhan tidak dapat bersatu dengan yang lainnya?

ende Hu (hal. 7)

Apa kata Alkitab?

Apa yang disebut sebagai gerakan kharismatik (secara

kebetulan Gereja Yesus Sejati kadang-kadang dimasukkan 

ke dalam kategori ini) mengajarkan bahwa berbahasa roh 

yaitu  bukti baptisan Roh Kudus (Kis. 10:44-46). Gerakan 

ini memegang nubuat Allah bahwa orang-orang akan 

menerima Roh Kudus dengan cara ini (Kis. 2:38-39; Yoel 

2:28-29).

Pekerjaan penginjilan seperti yang dilakukan Moody dalam

menuntun berjuta-juta orang menjadi percaya kepada 

Tuhan di seluruh dunia dan mendorong orang percaya 

untuk hidup kudus, yaitu  dikarenakan pengilhaman Roh 

Kudus, bukan baptisan Roh Kudus.

Pesan yang disampaikan oleh penginjil-penginjil ini

bukanlah injil yang sempurna, karena injil mereka tidak 

sepenuhnya, dan kadang-kadang keliru. Namun pelayanan 

mereka berfungsi untuk mengenalkan Yesus Kristus 

sebagai Juruselamat bagi dunia dan mendesak orang untuk 

bertobat. Karena itu pekerjaan mereka dapat disamakan 

seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis (Luk. 3:3-6) dan 

Apolos (Kis. 18:24-28), keduanya membuka jalan untuk 

sesuatu yang lebih baik.

Moody dan penginjil-penginjil seperti dirinya memegang

kesalahpahaman yang sama mengenai berbahasa roh dan 

tidak menerima berbahasa roh sebagai bukti baptisan Roh.


302

Yesus berkata, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang

bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun 

juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka 

akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” (Yoh. 

10:16). Yang Yesus maksudkan, ada umat percaya yang akan 

menjawab panggilan dan pengilhaman Roh Kudus. Mereka 

akan mencari gereja sejati yang telah didirikan oleh Roh, 

menuruti kebenaran yang diberitakannya, dan berkumpul 

menjadi satu kawanan.

Hasil pelayanan seseorang tidak dapat digunakan untuk

menunjukkan apakah ia dipenuhi dengan Roh Kudus atau 

tidak. Apabila kita merenungkan pelayanan pekerja-pekerja 

di dalam Alkitab yang dicatat sebagai dipenuhi dengan 

Roh Kudus seperti Petrus dan Paulus, kemungkinan besar 

mereka tidak membawa orang sebanyak itu kepada Allah 

seperti penginjil-penginjil di akhir zaman.

Selain memberikan kuasa kepada seseorang melalui

baptisan Roh, Roh Kudus juga dapat mengilhamkan orang 

untuk melakukan pekerjaan Allah, seperti yang dilakukan 

nabi-nabi dalam Perjanjian Lama.

Kita harus menyadari bahwa tidak semua orang bekerja

melalui pengilhaman Roh Kudus. Beberapa mungkin 

bekerja karena kehendak mereka sendiri, atau karena 

motivasi-motivasi yang tidak terpuji (Fil. 1:15-16).

Kesimpulannya, kita dapat melihat bahwa Roh Kudus bekerja giat 

untuk mengilhamkan pekerja-pekerja Allah, baik di masa Perjanjian 

Lama, dan juga di masa sebelum pencurahan hujan awal. sesudah  masa 

hujan awal, barulah umat percaya dibaptis dengan Roh Kudus dan 

mengalami Allah yang diam di dalam hati mereka selamanya (Yoh. 

14:16). Pada saat itu, pekerjaan Roh Kudus sangat dinamis, bekerja 

di dalam hati umat percaya untuk mengilhamkan mereka melakukan 

kehendak Allah.

Kita juga melihat, bahwa di masa sebelum hujan akhir, saat Roh 

Kudus tidak turun kepada umat percaya, Ia terus mengilhamkan 

banyak orang-orang Kristen yang saleh untuk mengabarkan Yesus 

Kristus dan mempertahankan iman Kristen. Pelayanan mereka dapat 

disamakan dengan pelayanan Yohanes Pembaptis, yang mengajarkan 

pertobatan dan membuka jalan untuk pencurahan Roh Kudus (Mat. 

3:11; Yoh. 1:32-34).


303

Pola pekerjaan Allah ini mengingatkan kita akan kata-kata Tuhan 

Yesus: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” 

(Yoh. 5:17). Kita mengetahui bahwa kata-kata ini tidak menyebutkan 

tentang pekerjaan penciptaan Allah, karena alam semesta telah 

lama selesai diciptakan (Kej. 2:1-3), namun  menunjukkan pekerjaan 

penyelamatan-Nya. Kita melihat Allah bekerja dengan cara ini di 

sepanjang masa Perjanjian Lama dan terus melakukannya di masa 

sekarang. Ia tidak akan berhenti sampai Ia datang kembali (ref. Ef. 

1:14; 4:30).

Menurut nubuatan Nabi Hagai, pekerjaan Roh Kudus di masa 

hujan akhir akan lebih besar dari sebelumnya (Hag. 2:9). Roh Kudus 

meneruskan peran gandanya dalam memberikan kuasa kepada orang-

orang melalui baptisan Roh Kudus, dan juga menggerakkan mereka 

melalui pengilhaman Roh Kudus. Ini akan terus berlanjut hingga injil 

mencapai seluruh pelosok bumi dan domba-domba Allah datang dan 

berkumpul menjadi satu kawanan sejati.

10.4 Pandangan umum yang dipegang banyak gereja

Banyak gereja hingga saat ini dengan keliru melihat pengilhaman 

Roh Kudus sebagai baptisan Roh Kudus, karena mereka salah 

menafsirkan Alkitab dan kurangnya pengalaman rohani. Sebagian 

lagi tanpa sadar dikacaukan oleh pekerjaan Iblis. Ini terlihat pada 

penolakan-penolakan emosional terhadap berbahasa roh dari 

beberapa tempat, yang menyebutnya sebagai “sekte-sekte berbahasa 

roh”, “fanatisme”, atau bahkan “ilmu sihir”. Seperti contoh yang telah 

kita baca, mereka membandingkan orang-orang Kristen yang berdoa 

memohon Roh Kudus dengan perilaku sukacita yang berlebihan 

dari nabi-nabi Baal di masa Nabi Elia (1Raj. 18:27). Jadi kita melihat 

pendapat-pendapat serius, dan kadang bersifat hujatan ditujukan pada 

pekerjaan Roh Kudus oleh beberapa gereja yang bersungguh-sungguh 

membela apa yang mereka kira sebagai kebenaran.

10.4.1 Hujat terhadap Roh Kudus

Dosa paling berat bukanlah menghujat Anak Manusia, namun  

menghujat Roh Kudus. Yesus memberikan peringatan keras: “Sebab itu 

Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, 


304

namun  hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang 

mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, 

namun  jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia 

ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak” (Mat. 12:31-32).

Mengapa menghujat Roh Kudus lebih berat dosanya daripada 

menghujat Anak Manusia? Karena Anak Manusia datang ke dunia 

dengan status yang lebih rendah: Ia yaitu  Allah yang menjadi 

manusia. namun  Roh Kudus yaitu  Allah dalam kemuliaan-Nya yang 

sepenuhnya. Karena itu, orang-orang Yahudi bersalah karena telah 

menghujat Anak Manusia (Yoh. 10:30-33; 19:7), namun  mereka masih 

dapat diampuni. Namun sesudah  Yesus bangkit dan naik ke surga, Ia 

membuktikan kepada semua orang bahwa Ia yaitu  Allah, yang layak 

dipuji selama-lamanya. Lebih lagi, sesudah  Ia memperlihatkan diri-Nya 

sebagai Roh Kudus, Ia tidak dapat lagi dihujat.

Paulus berkata, “Karena itu karunia bahasa roh yaitu  tanda, 

bukan untuk orang yang beriman, namun  untuk orang yang tidak 

beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat yaitu  tanda, bukan 

untuk orang yang tidak beriman, namun  untuk orang yang beriman” 

(1Kor. 14:22). Di sini, kata “tanda” mempunyai arti “mujizat”6. Seperti 

mujizat kesembuhan dan pengusiran setan di dalam nama Tuhan Yesus, 

berbahasa roh merupakan bukti penyertaan Allah. Ini diperhitungkan 

sebagai tanda dan mujizat yang Yesus katakan akan mengikuti 

mereka yang percaya kepada-Nya (Mrk. 16:17-18). Berbahasa roh 

yaitu  sebuah tanda bagi orang-orang yang tidak percaya, untuk 

memperlihatkan kepada mereka bahwa seseorang telah menerima 

Roh Kudus (Kis. 10:44-46) dan Allah menyertainya (1Yoh. 3:24). 

Karena itu orang-orang yang dengan keras kepala menyatakan bahwa 

berbahasa roh yaitu  ilmu sihir, atau tanda kerasukan setan, bersalah 

karena telah menghujat Roh Kudus.

10.4.2 Belajar dari nasihat Gamaliel

Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu akan 

dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang 

membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 

Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik 

Bapa maupun Aku” (Yoh. 16:2-3). Kata-kata ini digenapi saat  gereja 

para rasul dianiaya. Mereka yang melakukan penganiayaan terhadap 

gereja, mengira bahwa mereka sedang melayani Allah dengan sepenuh 


305

hati (Kis. 7:54-60; 8:1-3; 12:1-3). Paulus sebelumnya berada di antara 

mereka dan secara pribadi bertanggungjawab atas kematian banyak 

orang Kristen (Kis. 22:3-4; Fil. 3:6).

Di masa-masa pegolakan inilah kita mendengar beberapa kata 

hikmat yang diucapkan Gamaliel, ahli Taurat yang dihormati di 

kalangan orang Yahudi:

Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak 

kamu perbuat terhadap orang-orang ini!... Karena itu aku berkata 

kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah 

mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, 

tentu akan lenyap,  namun  kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat 

melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu 

melawan Allah.

Kisah Para Rasul 5:35, 38-39

Nasihat Gamaliel dimaksudkan untuk menenangkan kemarahan 

Mahkamah Agama. Ia berkata kepada mereka untuk membiarkan 

para rasul, agar berhati-hati apabila terbukti bahwa mereka ternyata 

sedang melawan Allah. Nasihatnya ini mengingatkan kita dengan 

sebuah kenyataan penting: gereja yaitu  tubuh Kristus (Kol. 1:24), dan 

siapa pun yang menganiaya gereja, sebenarnya sedang menganiaya 

Kristus (Kis. 9:1-5). Dengan begitu, karena Roh Kudus yaitu  Roh 

Allah, siapa yang menganiaya gereja yang telah didirikan oleh Roh 

Kudus, sedang menganiaya Allah sendiri. Kita semua dapat belajar 

dari nasihat Gamaliel untuk tidak menghakimi pekerjaan Roh Kudus 

dengan sembrono dan tergesa-gesa.

10.4.3 Belajar dari kerendahan hati Apolos

Apolos yaitu  pekerja kunci dalam gereja para rasul, yang menjadi 

perabot Allah yang penuh kuasa dan dihormati di antara jemaat (1Kor. 

1:12; 3:4-6; 4:6). Ia yaitu  orang Yahudi yang lahir di Aleksandria, 

sebuah tempat pusat kebudayaan dan pengetahuan Yunani, setara 

dengan Athena, dan menitik berat pada pembelajaran dan debat umum. 

Apolos mengenal Injil dengan baik dan cakap dalam hal berbicara 

di depan umum dan perdebatan. Ia mempunyai kemampuan untuk 

mengajak baik orang Yahudi maupun Yunani. Saat menerima petunjuk 


306

dalam jalan Yesus, ia mulai mengabarkan-Nya dengan giat di bait-bait 

Allah.

Namun Apolos hanya mengetahui baptisan Yohanes, bukan 

baptisan Yesus. Baptisan Yohanes yaitu  baptisan pertobatan (Kis. 

19:4) karena tugasnya yaitu  untuk mendorong orang-orang untuk 

bertobat (Mat. 3:5-11; Luk. 3:8-14). Sebaliknya, baptisan Yesus yaitu  

baptisan penghapusan dosa (Kis. 2:38; 22:16) dan kelahiran kembali 

(Tit. 3:5). Lebih lagi, Yesus yaitu  Dia yang dapat membaptis orang 

dengan Roh Kudus (Yoh. 1:33; Kis. 1:5). Karena itu pertobatan bukanlah 

kelahiran kembali, namun  sekadar sebuah persyaratan untuk kelahiran 

kembali. Mereka yang bertobat, namun  tidak dilahirkan kembali melalui 

baptisan air di dalam nama Yesus, masih merupakan murid-murid 

Yohanes. Priskila dan Akwila, yang berasal dari kalangan pembuat 

tenda rendahan (Kis. 18:2-3), mengisi kekosongan pengetahuan 

Apolos dan berbicara kepadanya untuk menjelaskan injil dengan lebih 

tepat kepadanya (Kis. 18:24-26).

Ada perbedaan antara mengetahui tentang Yesus, dan mengetahui 

bahwa Yesus yaitu  Tuhan dan Juruselamat. Yang pertama yaitu  

pengetahuan yang dapat diketahui siapa saja, dan bahkan dibagikan 

kepada orang lain. Namun yang terakhir yaitu  pengetahuan sejati 

yang datang dari iman. Dari catatan tentang Apolos, kita mengetahui 

bahwa:

Pengetahuan diperlukan, karena kita tidak dapat percaya

kepada Yesus tanpa mengenal-Nya. Namun pengetahuan 

teologi tidak sama dengan iman.

Dengan pengetahuan dan hati yang tulus, orang dapat

mengabarkan injil, dan bahkan mengilhamkan orang lain. 

Namun tanpa dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh. 

3:5), orang tidak dapat mengabarkan injil yang sempurna.

Walaupun Apolos yaitu orang terpelajar dan cakap dalam

seni berdebat, ia masih kurang dalam hal pengetahuan dan 

iman.

Apolos mempunyai sikap rendah hati sehingga ia menerima

pengajaran dua orang murid yang berasal dari kalangan 

rendahan.

saat Apolos akhirnya mengerti akan injil Kristus yang

sempurna, ia menggunakan pengetahuan dan talentanya 

untuk membagikan injil itu kepada orang lain.


307

Kerendahan hati yang terlihat dalam diri Apolos bukanlah satu-

satunya kasus. Kita juga melihat sifat ini dalam diri sida-sida Etiopia, 

yang kepadanya Filipus diutus. saat  Filipus mendengarnya membaca 

kitab Yesaya, ia bertanya kepada sida-sida itu apakah ia mengerti 

apa yang sedang ia baca. Jawaban lembut sida-sida itu yaitu , 

“Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing 

aku?” (Kis. 8:31). Begitu juga, Lukas menceritakan kepada kita tentang 

orang-orang di Berea yang “lebih baik hatinya dari pada orang-orang 

Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan 

segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci 

untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di 

antara mereka yang menjadi percaya.” (Kis. 17:11-12).

Hari ini, ada  banyak penginjil-penginjil dari gereja-gereja 

yang tidak mendapatkan penyertaan Roh Kudus. Mereka dapat 

disamakan seperti Apolos: mereka mungkin terpelajar dan cakap, 

mengenal Alkitab dengan baik, bersungguh-sungguh dan taat dalam 

melayani Tuhan. Mereka juga mempunyai talenta untuk mengajar 

orang lain mengenai kasih Kristus dan prinsip-prinsip kehidupan 

Kristen; namun  mereka kekurangan pengertian akan injil keselamatan 

yang sepenuhnya. Karena itu mereka tidak dapat mengajarkan orang 

lain bagaimana dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh. 3:5), atau 

bagaimana masuk ke dalam kehidupan yang berlimpah dalam Kristus, 

atau bagaimana menerima kuasa dari atas untuk mengalahkan dosa 

(Yoh. 10:10; Luk. 24:49; Rm. 8:1-2, 13).

Kita perlu banyak belajar dari Apolos yang rendah hati, sehingga 

dapat belajar lebih lagi mengenai Yesus dari orang-orang lain. Apabila 

kita mempunyai hati dan pikiran yang sama seperti ini, maka kita juga 

akan diberkati dengan pengertian yang lebih jernih mengenai injil 

yang sempurna.

10.4.4 Peran Yohanes Pembaptis

Yohanes Pembaptis yaitu  pekerja perintisan yang 

bertanggungjawab mempersiapkan jalan Yesus (Yoh. 1:19-23). 

Apabila kita melihat catatan pelayanannya, kita melihat seseorang 

yang melayani Allah dengan kerendahan hati yang sangat tinggi, dan 

seseorang yang dapat memimpin orang kepada Juruselamat.


308

saat  Yohanes melihat Yesus, ia mengajarkan murid-muridnya 

untuk mengikut Kristus:

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang 

muridnya. Dan saat  ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak 

domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, 

lalu mereka pergi mengikut Yesus.

Yohanes 1:35-37

Kemudian sebuah perdebatan timbul antara murid-murid 

Yohanes dengan orang-orang Yahudi mengenai pengudusan. Masalah 

ini mungkin berkaitan dengan baptisan. Murid-murid Yohanes tentu 

telah menyadari bahwa Yesus menerima baptisan Yohanes (Mat. 

3:13-16), dan karena itu secara teknis Yesus yaitu  murid Yohanes. 

Sekarang mereka melihat bahwa Yesus sendiri melakukan baptisan 

dan mendapatkan perhatian orang-orang Yahudi, yang mulai mengikuti 

Dia. Karena itu murid-murid Yohanes datang kepadanya dan mengeluh, 

“Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan 

dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis 

juga dan semua orang pergi kepada-Nya” (Yoh. 3:26).

Yohanes menjawabnya dengan perkataan:

Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, 

kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat 

memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, namun  

aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, 

ialah mempelai laki-laki; namun  sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri 

dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar 

suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku 

itu penuh. Ia harus makin besar, namun  aku harus makin kecil.

Yohanes 3:27-30

Yohanes mengerti bahwa ia dan Yesus melakukan tugas yang 

berbeda. Yohanes bukan Kristus, namun  ia diutus untuk mendahului-

Nya; ia bukan si mempelai laki-laki namun  sahabat mempelai laki-laki. 

Bukan hanya ia tidak iri hati kepada Yesus, namun  Yohanes merasakan 

sukacita dan kepuasan yang besar. Ia sungguh yaitu  nabi yang layak 

di mata Allah.


309

Begitu juga, Allah telah lama bekerja dengan banyak gereja yang 

mempunyai peran seperti Yohanes Pembaptis. Mereka telah menyiapkan 

jalan bagi gereja sejati, yang telah datang untuk mengabarkan injil 

keselamatan yang sepenuhnya dan sempurna.

10.5 Kesimpulan

Kita sekarang ada di akhir zaman. Sebentar lagi waktunya akan 

tiba, saat Kristus akan menerima pengantinnya, yaitu gereja sejati. Roh 

Kudus hujan akhir telah turun, dan kuasa Pentakosta sedang mencapai 

tiap-tiap sudut bumi. Ia memanggil semua orang untuk mendengarkan 

dengan rendah hati mengenai injil yang sempurna dan menerimanya 

karena ia membawa keselamatan melalui Kristus Yesus.


Baptisan Roh Kudus yaitu  hal yang penting bagi keselamatan 

kita. Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika 

seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke 

dalam kerajaan Allah” (Yoh. 3:5). Lebih lagi, Roh Kudus mempunyai 

kepentingan besar dalam perjalanan iman dan pelayanan kita kepada 

Allah. Baptisan Roh menuju kepada: kehidupan baru di dalam Tuhan 

(Yeh. 37:14; kuasa dari atas untuk menuruti kebenaran (Kis. 1:8; Ef. 

6:17); kekuatan untuk membuang perbuatan-perbuatan kedagingan 

(Rm. 8:13; Gal. 5:16); pengudusan kita di dalam Kristus (2Tes. 2:13).

Roh Kudus juga tidak terpisahkan dengan gereja secara 

keseluruhan. Roh Kudus memberikan kuasa kepadanya untuk 

menyatakan kebenaran kepada dunia, untuk mempersiapkan 

kedatangan Tuhan yang kedua kalinya (Mat. 24:14; Why. 21:2, 9-10).

Sayangnya, banyak gereja-gereja Kristen tidak mengetahui 

kebenaran mengenai baptisan Roh Kudus. Sebaliknya mereka 

memegang berbagai macam kesalahpahaman yang dapat dirangkum 

menjadi seperti di bawah ini:

Kejadian di hari Pentakosta hanya terjadi satu kali dan tidak

akan pernah terulang.

Roh Kudus turun satu kali untuk selama-lamanya di

gereja masa awal, dan sejak itu semua orang percaya telah 

mempunyai Roh Kudus.

Roh Kudus yaitu sebuah karunia; Roh Kudus tidak didapat

melalui doa dan permohonan.

Kepercayaan-kepercayaan yang keliru ini telah mengakibatkan 

banyak orang Kristen tidak menerima baptisan Roh Kudus.

Pada bab ini kita akan meneliti beberapa kesalahpahaman yang 

umum terjadi dan melihat apa yang diajarkan Alkitab kepada kita. 


313

Semoga kiranya Roh Kudus membuka hati kita untuk menerima firman 

Allah (Mzm. 119:18; Ef. 1:17-18).

11.2 Pentakosta tidak akan pernah terulang kembali

Kesalahpahaman 1

Pentakosta berdiri sendiri. Baptisan Pentakosta tidak pernah dimaksudkan 

untuk menjadi pengalaman yang berulang. Roh Kudus hanya turun satu 

kali; dan sekarang Ia menyertai anak-anak Allah selamanya.

John H. Pickford (hal. 15)

Baptisan Roh Kudus muncul pada hari Pentakosta satu kali untuk 

selamanya.

H. G. Randolph (hal. 19)

Apa kata Alkitab?

Kejadian yang meliputi turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta 

(Kis. 2:1-4) telah menjadi sejarah dan memang tidak akan terjadi 

lagi secara persis. Namun tidak kalah benarnya, sesudah  hari itu Allah 

terus mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada umat percaya. Karena itu, 

pendapat bahwa “Roh Kudus hanya turun satu kali” tidak alkitabiah.

Kisah Para Rasul mencatat secara rinci tiga kejadian saat  Roh 

Kudus turun kembali, segera sesudah  hari Pentakosta:

Orang-orang di Samaria menerima Kristus dengan sukacita

melalui injil yang diberitakan oleh Filipus, dan karena 

tanda-tanda mujizat yang ia lakukan. Kemudian, saat  

para rasul pergi mengunjungi mereka untuk berdoa dan 

menumpangkan tangan kepada mereka, mereka menerima 

Roh Kudus (Kis. 8:5-8, 14-17). Sejarawan-sejarawan 

seringkali merujuk peristiwa ini sebagai “Pentakosta 

Samaria”1.

Petrus diutus untuk mengabarkan injil kepada Kornelius dan

keluarganya. Di saat menyampaikan khotbah, Roh Kudus 

turun ke atas semua orang yang mendengarkan firman 

Allah, sehingga jemaat dari kalangan orang Yahudi yang 

menyertai Petrus menjadi terheran-heran karena karunia 

Roh Kudus sekarang diberikan juga kepada bangsa-bangsa 


314

lain (Kis. 10:9-23, 44-48). Sejarawan-sejarawan menyebut 

kejadian ini sebagai “Pentakosta Romawi”.

Paulus bertemu dengan beberapa murid di Efesus yang telah

menerima baptisan Yohanes, namun  belum nenerima Roh 

Kudus. Ia membaptis ulang mereka di dalam nama Yesus 

dan menumpangkan tangan ke atas mereka, dan kemudian 

mereka menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-7). Sejarawan-

sejarawan menyebut kejadian ini sebagai “Pentakosta 

Efesus”.

Kejadian-kejadian sejarah ini memberitahukan kita bahwa 

kejadian ini bukanlah kejadian satu kali. Roh Kudus terus dicurahkan 

kepada umat percaya, dan memunculkan Pentakosta-Pentakosta 

lainnya yang penuh kuasa.

Sebelum Ia naik ke surga, Tuhan Yesus berkata kepada murid-

murid-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku 

dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan 

ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan 

kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai 

kepada akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Kata “Aku” yang pertama 

menunjukkan Tuhan Yesus sendiri, sementara “Aku” yang kedua 

menunjukkan Roh Kudus, yang akan bersama-sama dengan mereka 

“senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Ini dikarenakan Roh Kudus 

yaitu  “Roh Yesus” (Kis. 16:6-7) dan “Roh Kristus” (Rm. 8:9). Ia yaitu  

“Penolong lain” yang Yesus janjikan (Yoh. 14:16).

Kita melihat di dalam perkataan Yesus, ada  sebuah syarat yang 

ditempatkan pada penyertaan Roh Kudus yang kekal: murid-murid 

harus mengajarkan orang-orang untuk memegang segala perintah-

Nya, dan dengan begitu, memelihara mereka juga. Maka kita dapat 

menyimpulkan, bahwa saat  sebuah komunitas iman tidak memegang 

perintah-perintah Yesus, atau mengubah kebenaran, maka Roh Kudus 

tidak akan turun untuk menyertai mereka. Pesan ini diperkuat oleh 

ayat Alkitab lain, saat  Yesus dicatat berkata kepada murid-murid-

Nya, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala 

perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan 

kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu 

selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh. 14:15-17).

Sejarah gereja menunjukkan, bahwa saat  gereja sesudah  masa 

para rasul mengubah injil dan menyimpang dari pengajaran Kristus, 


315

Roh Kudus tidak lagi turun. Reformasi Martin Luther pun masih 

belum berhasil sepenuhnya memulihkan injil yang sempurna. Ini 

mengakibatkan sebuah masa kekeringan rohani yang berlangsung 

hingga lebih dari seribu tahun. Walaupun Roh Kudus terus 

mengilhamkan pekerja-pekerja yang setia di masa ini, tidak ada orang 

yang mengalami baptisan Roh Kudus. Maka pendapat Pickford bahwa 

“Roh Kudus hanya turun satu kali; dan sekarang Ia menyertai anak-

anak Allah selamanya” tidak tepat.

Kesalahpahaman 2

sesudah  hari Pentakosta, karunia Roh Kudus diterima begitu seseorang 

percaya kepada Kristus. Syarat satu-satunya hanyalah iman. Petrus 

menyatakan ini dengan jelas pada hari Pentakosta. “Bertobatlah dan 

hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama 

Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima 

karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38). Malah, Kristus menekankan kebenaran 

yang sama sebelum hari Pentakosta. “Barangsiapa percaya kepada-

Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan 

mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang 

akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu 

belum datang, karena Yesus belum dimuliakan” (Yoh. 7:38, 39). Ayat-

ayat ini juga memberikan kepastian lebih lanjut karena ayat-ayat ini 

memperlihatkan setiap orang percaya mendapatkan Roh Kudus dan 

menyimpulkan, “namun  jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan 

milik Kristus” (1Kor. 3:16; Rm. 8:9).

John H. Pickford (hal. 16)

Apa kata Alkitab?

Percaya kepada Yesus Kristus tentu saja merupakan sebuah 

kriteria kunci untuk dapat menerima Roh Kudus, dan kita dapat 

melihat hal ini dari komunikasi antara Paulus dan gereja-gereja. 

Contohnya, ia bertanya kepada Gereja Galatia, “Adakah kamu telah 

menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya 

kepada pemberitaan Injil?” (Gal. 3:2); dan berkata kepada Gereja 

di Efesus, “Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar 

firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu 

juga, saat  kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang 

dijanjikan-Nya itu” (Ef. 1:13). Namun, dari perkataan Paulus kita harus 

mencatat secara khusus pentingnya percaya dalam kebenaran, yaitu 


316

injil keselamatan yang sepenuhnya dan sempurna, melalui iman. Ini 

yaitu  karena hanya kebenaran-lah, yang sesuai dengan Alkitab, yang 

dapat menuntun kita untuk menerima baptisan Roh Kudus.

Pickford mengutip kata-kata Paulus di luar konteksnya: “Tidak 

tahukah kamu, bahwa kamu yaitu  bait Allah dan bahwa Roh Allah 

diam di dalam kamu?” (1Kor. 3:16), berpendapat bahwa ayat ini 

membuktikan bahwa semua orang percaya mempunyai Roh Kudus. 

Namun kita harus mengerti bahwa kata-kata Paulus ditujukan kepada 

Gereja Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus. Dengan demikian, 

kata-kata Paulus tidak dapat ditujukan kepada gereja-gereja yang tidak 

mempunyai penyertaan Roh Kudus. Kepada gereja-gereja demikian, 

Paulus mengingatkan, “jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan 

milik Kristus” (Rm. 8:9).

Kesalahpahaman 3

Pengajaran Roma 6:3-4 yaitu  bahwa seluruh Gereja disatukan 

dengan Kristus dalam kematian-Nya di kayu salib. Penyaliban ini 

tidak perlu diulang bagi tiap individu yang percaya agar dapat berkata, 

“Aku telah disalibkan dengan Kristus” (Gal. 2:19). Begitu juga, seluruh 

Gereja dibaptis ke dalam Tubuh Kristus pada hari Pentakosta (1Kor. 

12:13). Baptisan itu tidak perlu diulangi agar tiap individu yang percaya 

menyatakan, “aku telah dibaptis ke dalam Satu Tubuh”.

J. Oswalnd Sanders (hal. 67).

Apa kata Alkitab?

Memang benar bahwa penyaliban Kristus tidak perlu diulang, 

namun  itu tidak menghilangkan kenyataan bahwa setiap orang percaya 

harus menerima baptisan air di dalam nama Yesus, dan juga baptisan 

Roh Kudus (Yoh. 3:5).

Mengenai baptisan air, Roma 6:3-4 menyatakan bahwa kita 

disatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya pada saat kita dibaptis. 

Dengan begitu, maka orang yang belum dibaptis, belum mati dengan 

Kristus, sehingga tidak akan dapat bangkit bersama-Nya (Rm. 6:5). 

Paulus sendiri dengan percaya diri menyatakan, “Aku telah disalibkan 

dengan Kristus” (Gal. 2:19) karena ia telah menjalani sakramen ini.

Pentingnya baptisan air dapat dilihat dalam pesan yang 

disampaikan oleh Paulus dan Silas kepada kepala penjara, “Percayalah 


317

kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi 

rumahmu.” (Kis. 16:31). Sekilas pandang, tampaknya mereka hanya 

berkata kepada kepala penjara dan keluarganya untuk percaya, agar 

dapat diselamatkan. Namun kita tahu bahwa yang mereka maksud 

tidaklah sesederhana itu, karena apabila kita terus membaca, kita 

mengetahui bahwa keluarga kepala penjara itu tidak hanya percaya 

kepada injil (Kis. 16:32, 34), namun  mereka juga menerima baptisan air 

(Kis. 16:33).

Baptisan Roh Kudus tidak kalah pentingnya. Setiap orang percaya 

harus dibaptis dengan Roh Kudus agar mendapatkan keselamatan 

(Yoh. 3:5; Ef. 1:13-14). Alkitab berkata bahwa apabila kita menerima 

Roh Kudus, kita mendapatkan jaminan atas warisan surgawi, yaitu 

keselamatan kita.

Kita melihat bahwa pada hari Pentakosta, sekitar 120 orang 

menerima Roh Kudus. Namun pengalaman ini terpisah dengan apa 

yang dialami oleh jemaat-jemaat Samaria, Kornelius dan keluarganya, 

dan murid-murid di Efesus; mereka semua menerima Roh Kudus 

sesudah  Pentakosta berlalu, di waktu yang berbeda, dan di tempat yang 

berbeda. Maka kita dapat menyimpulkan, bahwa pencurahan Roh 

Kudus pada hari Pentakosta, bukanlah satu kali untuk selamanya.

Paulus berkata, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang 

Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, 

telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari 

satu Roh” (1Kor. 12:13). Paulus menyampaikan hal ini kepada Gereja 

Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus; ini tidak berlaku kepada 

gereja-gereja yang tidak mempunyai Roh Kudus. Kita perlu memahami 

bahwa gereja yang tidak mempunyai Roh Kristus, bukanlah milik-Nya 

(Rm. 8:9). 1 Korintus 12:13 tidak dapat digunakan untuk menjelaskan 

bahwa seluruh gereja telah dibaptis ke dalam tubuh Kristus oleh Roh 

Kudus pada hari Pentakosta.

Kesalahpahaman 4

namun  ada tujuh ayat yang berhubungan langsung dengan baptisan ini 

[yaitu baptisan Roh Kudus]: Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; 

Kis. 1:5, 6:16; 1Kor. 12:13. 

J.Oswald Sanders (hal.67)


318

Dr W. Graham Scroggie mengelompokkan ketujuh ayat yang 

dikutip Sander menjadi tiga kelompok:

Ayat yang memandang baptisan secara nubuatan, yang belum terjadi 

(Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5). Di setiap ayat ini 

terlihat sebuah titik waktu. Perkiraan-perkiraan ini merupakan nubuat, 

dan karena itu dapat segera diterapkan hanya kepada para murid, dan 

mereka terbatas pada sebuah titik waktu ‘tidak lama sejak itu’. Agar 

nubuat-nubuat ini dapat diterapkan pada umat percaya hari ini, maka 

ia harus disalibkan lagi di kayu salib dan membuat Pentakosta sebagai 

sebuah keperluan yang terus menerus dan kejadian yang seringkali 

terulang.

Ayat yang memandang baptisan sebagai doktrin, bila melihat peristiwa 

lalu (1Kor. 12:13).

Ayat yang memandang baptisan secara sejarah, dalam penggenapan 

pada saat ini (Kis. 2:1-4; 11:15-17). Secara sejarah diperlukan untuk 

memberikan dasar faktual bagi iman kita.

Ayat-ayat nubuatan menunjuk ke depan. Ke mana? Ayat-ayat doktrinal 

menunjuk ke belakang, ke mana? Menunjuk kepada kejadian bersejarah 

yaitu hari Pentakosta. Patut dicatat bahwa Petrus menemukan 

Pentakosta dan pengalaman di rumah Kornelius sebagai penggenapan 

janji Tuhan, yaitu baptisan Roh (Kis. 11:15-17).

W. Graham Scroggie

Apa kata Alkitab?

Singkatnya, Scroggie mengelompokkan ayat-ayat Alkitab yang 

berhubungan dengan baptisan Roh Kudus sebagai: 1) nubuatan (Mat. 

3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5); 2) doktrin (1Kor. 12:13); 

3) sejarah (Kis. 2:1-4; 11:15-17). Namun kita harus mengenali bahwa 

kategori-kategori ini dibentuk oleh pikiran Scroggie sendiri, sementara 

Alkitab tidak membuat perbedaan seperti itu.

Mengenai kategori pertama, yaitu “nubuat”, kita harus mengerti 

apakah yang dibahas dalam ayat-ayat ini. Tiga ayat Alkitab yang 

pertama: Matius 3:11, Markus 1:8, dan Lukas 3:16, berhubungan 

dengan catatan Yohanes Pembaptis membaptis orang-orang dengan 

air, dan nubuatnya bahwa Kristus akan membaptis dengan Roh 

Kudus. Yohanes 1:33 mencatat Yohanes Pembaptis melihat Roh Kudus 

turun kepada Yesus seperti burung merpati dan menyadari bahwa Ia 

yaitu  Yesus yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Kisah Para 


319

Rasul 1:5 mencatat Yesus berkata bahwa murid-murid akan segera 

dibaptis dengan Roh Kudus. Menurut Scroggie, kelima ayat Alkitab 

ini menubuatkan kejadian-kejadian yang akan digenapi hanya kepada 

murid-murid saja, dan pada waktu tertentu di masa depan, yaitu hari 

Pentakosta.

Namun kita melihat bahwa pendapat Scroggie tidak dapat 

dipertahankan apabila kita memikirkan: walaupun misalnya nubuat-

nubuat Yesus digenapi pada hari Pentakosta, nubuat-nubuat ini tetap 

digenapi sesudah  hari itu lewat. Roh Kudus terus dicurahkan kepada 

umat percaya, pada waktu yang berbeda-beda dan di tempat yang 

berbeda, seperti jemaat Samaria, Kornelius sekeluarga, dan murid-

murid di Efesus. Kelima ayat Alkitab yang disebutkan Scroggie masih 

berlaku pada kejadian-kejadian ini dan tidak hanya menunjukkan hari 

Pentakosta saja. Kenyataan ini dipertegas oleh laporan Petrus kepada 

gereja di Yerusalem, saat  ia bersaksi bahwa Roh Kudus telah turun 

kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan ia menyebutkan nubuat 

Yesus: “Yohanes membaptis dengan air, namun  kamu akan dibaptis 

dengan Roh Kudus” (Kis. 11:15-16; ref. 1:5). Dari laporan Petrus, 

kita dapat dengan yakin berkata bahwa Pentakosta benar-benar 

merupakan “sebuah keperluan yang terus menerus dan kejadian yang 

seringkali terulang”. Lebih lagi, tentu saja tidak ada tanda-tanda dari 

Alkitab yang memperlihatkan bahwa pencurahan Roh Kudus kepada 

Kornelius sekeluarga (atau umat percaya mana pun) melibatkan 

penyaliban kembali.

Tidak kalah pentingnya, kita tahu bahwa Roh Kudus terus 

dicurahkan kepada umat percaya di masa hujan akhir hari ini. Karena 

itu kategori Scroggie yang pertama ini masih berlaku pada keadaan 

orang-orang Kristen sekarang.

Berikutnya, kita sampai pada 1 Korintus 12:13, yang masuk ke 

dalam kategori Scroggie yang kedua, yaitu “doktrin”. Di dalam ayat 

ini tertulis: “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, 

maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah 

dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu 

Roh”. Scroggie berpendapat bahwa ayat ini mengajarkan bahwa semua 

orang percaya telah dibaptis oleh Roh Kudus ke dalam satu tubuh 

Kristus. Namun Scroggie mengutip ayat ini di luar konteks: Paulus 

menyampaikan pesan ini kepada Gereja Korintus, yaitu gereja yang 

didirikan oleh Roh Kudus. Tambah lagi, pesan ini dimaksudkan untuk 

membahas masalah khusus mengenai ketidakbersatuan di antara 

jemaatnya: antara jemaat dari kalangan Yahudi dan jemaat orang 


320

Yunani, antara hamba dan orang merdeka. Paulus berpesan kepada 

gereja bahwa seluruh jemaat yaitu  satu tubuh Kristus (ref. Ef. 2:12-

19; Gal. 3:27-29), dan tidak boleh ada perbedaan di antara jemaat, dan 

semua harus saling mengasihi dan memperhatikan (1Kor. 12:12-25). 

Karena itu ayat-ayat ini tidak membuktikan bahwa semua orang Kristen 

pada hari ini telah memerima Roh Kudus. Malah Paulus mengajarkan 

kepada kita bahwa sebuah komunitas iman yang tidak mempunyai Roh 

Kudus, tidak dapat mengaku sebagai milik Kristus (Rm. 8:9); dan lebih 

lanjut, komunitas-komunitas seperti ini tidak mempunyai kesamaan 

apa-apa dengan gereja mula-mula yang dimaksudkan Paulus dalam 

surat-suratnya.

Terakhir, kita sampai pada kategori Scroggie ketiga, yaitu 

“sejarah”. Kisah Para Rasul 2:1-4 mencatat pertama kalinya Roh Kudus 

dicurahkan pada hari Pentakosta, sementara Kisah Para Rasul 11:15-

17 mencatat laporan Petrus kepada gereja di Yerusalem, saat  ia 

menceritakan mengenai pencurahan Roh Kudus kepada Kornelius 

dan keluarganya; ia menjelaskannya sebagai pengalaman yang sama 

seperti yang dialami murid-murid pada hari Pentakosta. Seperti yang 

dinyatakan Scroggie, ayat-ayat ini memang membicarakan kejadian-

kejadian sejarah yang telah lewat, namun  kita perlu mencatat bahwa 

kedua ayat ini menceritakan dua kejadian yang berbeda, membuktikan 

bahwa pengalaman Pentakosta terulang.

Kesalahpahaman 5

Menulis tentang Dr. F. B. Meyer, Sanders berkata:

Dr. F. B. Meyer menyatakan bahwa beberapa tahun yang lalu, sesudah  

membahas masalah baptisan dan kepenuhan Roh Kudus dengan 

seksama, pemimpin-pemimpin Gerakan Keswick memutuskan bahwa 

istilah “baptisan” harus dikhususkan pada kejadian luar biasa dalam 

Kisah Para Rasul 2 dan 10, sementara memisahkan istilah “penuh” atau 

“diurapi” untuk menyebutkan pengalaman orang-orang percaya secara 

individual. Alasannya yaitu  karena Roh Kudus telah diturunkan kepada 

Gereja di masa ini, dan diberikan satu kali untuk selamanya, sehingga 

setiap jemaat dari Tubuh Kristus dapat menyatakan bagiannya dalam 

pencurahan-Nya yang penuh kasih karunia.

J. Oswald Sanders (hal. 66)


321

Apa kata Alkitab?

Hal pertama yang ingin disampaikan mengenai pendapat Sanders 

yaitu  adanya masalah arti kata. Kita tidak perlu membedakan istilah 

“baptisan”, “mempunyai”, atau “menerima” Roh Kudus, karena itu 

semua yaitu  hal yang sama. Malah sebenarnya kita melihat Alkitab 

menggunakan berbagai macam kata uraian untuk menjelaskan 

pengalaman Roh Kudus ini:

“dilahirkan dari air dan Roh” (Yoh. 3:5)

“saat Roh Kudus turun atasmu” (Kis. 1:8; ref. Kis. 19:6;

Luk. 24:49)

“Roh Kudus turun atas mereka” (Kis. 11:15; ref. Kis. 8:16)

“dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 11:16)

“karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38; ref.11:17)

“menerima Roh Kudus” (Kis. 8:15; ref. Kis. 8:17; 10:47; Gal.

3:14)

“dimeteraikan dengan Roh Kudus” (Ef. 1:13)

“pembaharuan oleh Roh Kudus, terhadap orang yang

dicurahkan-Nya” (Tit. 3:5; ref. Kis. 2:33)

Alkitab juga menggunakan kata “pengurapan” untuk menyebutkan 

baptisan Roh Kudus. Kita melihat istilah ini digunakan oleh:

Penatua Yohanes, saat berbicara mengenai peran Roh

Kudus dalam mengajarkan kebenaran kepada orang-orang 

percaya: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan 

yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak 

perlu kamu diajar oleh orang lain.” (1Yoh. 2:27).

Yesus, saat mengutip nubuat Nabi Yesaya: “Roh Tuhan

ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk 

menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin” 

(Luk. 4:18).

Penulis kitab Ibrani, yang juga menyebutkan nubuat Yesaya

saat menulis tentang Yesus: “sebab itu Allah, Allah-Mu telah 

mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan” 

(Ibr. 1:9).

Seperti yang kita lihat dari ayat-ayat ini, kata “pengurapan” 

menunjukkan Roh Kudus, sedangkan kata kerja “mengurapi” 

digunakan dalam konteks baptisan Roh Kudus. Dengan demikian kata 


322

“diurapi” yang disebutkan Sanders, mempunyai arti yang sama dengan 

“baptisan” Roh Kudus.

Sanders dengan tepat membawa perhatian kita pada kenyataan 

bahwa baik Kisah Para Rasul 2 (yang mencatat kejadian di hari 

Pentakosta) dan Kisah Para Rasul 10 (yang mencatat kejadian mengenai 

Kornelius dan keluarganya), keduanya yaitu  pengalaman jemaat 

mula-mula dalam baptisan Roh Kudus. Ini dipastikan oleh sebutan 

Yesus secara khusus mengenai hal ini sebagai pengalaman “baptisan”: 

“kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 1:5; 11:16).

Namun juga patut kita perhatikan yaitu  Lukas, yang menulis 

Kisah Para Rasul, menggunakan berbagai macam istilah untuk 

menjelaskan dua kejadian ini:

“Dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus” (Kis.

2:4)

“Kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38)

“Roh Kudus turun atas mereka, sama seperti dahulu atas

kita” (Kis. 11:15; ref. Kis. 10:44)

“Karunia Roh Kudus telah dicurahkan” (Kis. 10:45)

“…mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?”

(Kis. 10:47)

Pertanyaannya, apakah Lukas sedang menyebutkan masalah 

yang berbeda? Secara kategori tidak. Di semua ayat-ayat yang telah 

disebutkan, dengan jelas ia menuliskan mengenai “baptisan” Roh 

Kudus.

ada  kelemahan yang tak dapat dikesampingkan dalam 

pendapat bahwa kata “baptisan” harus dibatasi pada “kejadian-kejadian 

luar biasa” dalam Kisah Para Rasul 2 dan 10. Pada kenyataannya, kita 

melihat bahwa kedua kejadian dramatis ini dialami oleh orang-orang 

Samaria dalam Kisah Para Rasul 8, dan oleh murid-murid di Efesus 

di pasal 19. Lebih lagi, seperti dalam kejadian murid-murid di hari 

Pentakosta dan apa yang dialami Kornelius, orang-orang di sekitar 

mereka melihat fenomena ini (Kis. 8:17-19; Kis. 19:1-7). Karena itu 

tidak ada alasan untuk membedakan satu jenis kejadian ini sebagai 

“baptisan” dan lainnya tidak. 

Catatan-catatan Alkitab mengenai baptisan Roh Kudus ini juga 

bertolak belakang dengan kepercayaan Gerakan Keswick bahwa “Roh 

Kudus telah diturunkan kepada Gereja di masa ini, dan diberikan satu 


323

kali untuk selamanya” pada kejadian-kejadian yang dicatat dalam 

Kisah Para Rasul 2 dan 10.

Masalah kedua dalam pendapat Sanders yaitu  mengenai kata 

“penuh dengan Roh Kudus”. Ini yaitu  istilah yang digunakan Alkitab 

untuk menyampaikan sebuah arti tertentu. Istilah ini menunjukkan 

sebuah keadaan orang percaya yang sepenuhnya dituntun oleh 

Roh Kudus. Kebalikan dari keputusan Gerakan Keswick, Alkitab 

menggunakan istilah ini dalam konteks baik individual (Kis. 6:5; 9:17) 

maupun sekelompok orang percaya (Kis. 2:4; 4:31).

Pemenuhan umat Allah, sebelum pencurahan Roh Kudus

pada hari Pentakosta (Luk. 1:15, 67).

Baptisan dan pemenuhan Roh Kudus secara langsung pada

murid-murid dan Paulus (Kis. 2:4; 9:17).

Pemberian kuasa kepada Yesus dan para rasul oleh Roh

Kudus (Luk. 4:1, 14; Kis. 4:8-13, 31; 13:9-11).

Penuh dengan sukacita yang berasal dari kepenuhan Roh

Kudus (Kis. 13:50-52).

Pemberian karunia-karunia luar biasa pada pekerja-pekerja

Allah oleh Roh Kudus (Kis. 6:3, 5; 7:55, 59-60; 11:24).

Dari contoh-contoh di atas, kita melihat bahwa Roh Kudus 

memenuhi orang-orang, bahkan sebelum hari Pentakosta (Luk. 1:15, 

67). Namun pengalaman-pengalaman seperti itu serupa dengan apa 

yang dialami nabi-nabi Perjanjian Lama, saat  Roh Kudus turun 

kepada mereka, namun tidak “menyertai kamu [mereka] selama-

lamanya” (Yoh. 14:16). Ini dikarenakan saat itu belum genap waktunya 

Roh Kudus dicurahkan (Yoh. 7:37-39). Namun sejak hari Pentakosta, 

kita melihat bahwa pemenuhan Roh Kudus selalu dihubungkan dengan 

mereka yang telah menerima baptisan Roh Kudus (lihat Bab 13 untuk 

informasi mengenai pemenuhan Roh Kudus).

Kesalahpahaman 6

Pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun ke atas murid-murid dan mereka 

menerima kuasa. Dengan segera kita mengarahkan mata kepada hal-

hal menakjubkan, seperti deru-deru angin, rumah bergoncangan, dan 

lidah-lidah api bergelora, suara-suara bahasa roh, kerumunan banyak 

orang, dan kita seringkali mengharapkan hal luar biasa yang sama... 

Pentakosta tidak dapat terulang. Hanya ada satu Pentakosta.

L. L. Legters (hal. 48)


324

Apa kata Alkitab?

Baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang disertai dengan 

bukti berbahasa roh, sungguh layak disebut “menakjubkan”. Ini 

mengingatkan kita dengan perkataan Paulus: “Karena itu karunia 

bahasa roh yaitu  tanda, bukan untuk orang yang beriman, namun  untuk 

orang yang tidak beriman;” (1Kor. 14:22). Di sini ia menggunakan kata 

bahasa Yunani semeion, yang berarti “tanda”, menunjukkan sesuatu 

yang ajaib2. Yesus menggunakan istilah yang sama untuk menunjukkan 

tanda-tanda yang akan menyertai mereka yang percaya, termasuk 

berbahasa roh (Mrk. 16:17-18). Melalui tanda-tanda ini, orang-orang 

tidak percaya akan mengetahui bahwa Allah hidup di antara umat-Nya 

(1Yoh. 3:24).

Mengenai pendapat Legters bahwa “Pentakosta tidak dapat 

terulang. Hanya ada satu Pentakosta”, kita melihat bahwa Alkitab 

menyediakan bukti yang sebaliknya. Tercatat: Kornelius dan 

keluarganya menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46); murid-murid di 

Efesus menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-7); Paulus mengaku berbahasa 

roh lebih daripada semua jemaat di Korintus, dan berkata kepada 

mereka untuk tidak melarang jemaat berbahasa roh (1Kor. 14:18, 39). 

Karena itu jemaat dalam gereja mula-mula yang telah dibaptis dengan 

Roh Kudus, mereka semua mengalami mujizat berbahasa roh. Maka 

kita melihat dengan jelas bahwa berbahasa roh bukanlah fenomena 

yang hanya terjadi pada hari Pentakosta.

11.3 Semua orang percaya mempunyai Roh Kudus

Kesalahpahaman 7

Dia (Paulus) memastikan bahwa setiap orang percaya telah dibaptis 

dalam Roh, entah dia orang Yahudi atau Yunani, budak atau orang 

merdeka. Dan tujuan baptisan ini yaitu  untuk menunjukkan kesatuan 

tubuh Kristus. “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, 

maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah 

dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” 

(1Kor. 12:13). Perhatikanla


Related Posts:

  • Doktrin roh kudus 9 s menegur mereka karena telah menghukum mati Yesus dan mendesak mereka untuk bertobat. Kira-kira 5000 orang menerima Kristus (Kis. 3:12-26; 4:4).• Orang-orang Yahudi agar percaya kepada Tuhan, karena mu… Read More