Doktrin roh kudus 8

 


enafsiran. Tidak ada orang yang 

dapat mengerti bahasa roh, yang berdoa dalam roh pun tidak (1Kor. 

14:2). Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahasa ini: mengucapkan 

hal-hal yang rahasia (1Kor. 14:2), membangun orang yang berdoa 

menggunakannya (1Kor. 14:4), dan tanda bagi orang-orang yang belum 

percaya (1Kor. 14:22).

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

252

Kedua, ada jenis berbahasa roh yang berbeda untuk berkhotbah. 

Bahasa roh ini diucapkan kepada jemaat dan merupakan karunia 

khusus yang bertujuan untuk mengajar dan membangun jemaat. 

Bahasa roh ini harus ditafsirkan untuk mengetahui artinya (1Kor. 

14:27).

Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jemaat Gereja 

Korintus menggunakan karunia berbahasa roh mereka dengan tidak 

sepatutnya. Contohnya, mereka berkata-kata dalam bahasa roh kepada 

jemaat, walaupun tidak ada yang menafsirkannya. Karena itu Paulus 

menulis 1 Korintus pasal 14 untuk menegur praktik mereka yang tidak 

tertib. Di pasal ini, ia menyebutkan hal-hal ini:

Orang yang bernubuat, yaitu yang menyampaikan pesan

Allah dengan kata-kata manusia melalui pengilhaman Roh 

Kudus untuk membangun jemaat, lebih besar daripada 

orang yang berkata-kata dalam bahasa roh namun  tidak ada 

yang menafsirkannya (1Kor. 14:4-5).

Bahasa roh yang disampaikan kepada jemaat tidak dapat

membangun siapapun apabila tidak ditafsirkan (1Kor. 

14:6).

Alat-alat musik saja menghasilkan bunyi-bunyi yang

berbeda, sehingga yang mendengar dapat mengetahui 

sebuah lagu (1Kor. 14:7).

Bila sebuah nafiri tidak menghasilkan bunyi yang terang,

tidak ada orang yang bersiap-siap berperang (1Kor. 14:8).

Bila seseorang berkata-kata dalam bahasa roh kepada

jemaat tanpa ada yang menafsirkan, tidak ada orang yang 

dapat mengerti apa yang ia sampaikan; itu akan menjadi 

seperti orang yang berkata-kata ke udara (1Kor. 14:9).

Ada banyak macam bahasa di dunia, semuanya mempunyai

artinya sendiri-sendiri. Mereka yang tidak mengerti bahasa 

itu menjadi seperti orang-orang asing di hadapan orang 

yang berbicara, begitu juga sebaliknya (1Kor. 14:10-11).

Di dalam gereja, lebih baik mengucapkan lima kata yang

dapat dimengerti ketimbang beribu-ribu kata dalam bahasa 

roh (1Kor. 14:19).

Bila orang tidak percaya melihat jemaat berkumpul di

gereja dan berkata-kata dalam bahasa roh satu sama lain, 

mereka akan melihatnya sebagai kegilaan (1Kor. 14:23).

Di gereja, segala hal harus dilakukan untuk membangun,

dan berbahasa roh tidak terkecuali (1Kor. 14:12, 26).


253

Karunia nabi takluk kepada nabi. Allah tidak menghendaki

kekacauan, namun  damai sejahtera (1Kor. 14:32-33).

Berkata-kata dalam bahasa roh untuk berkhotbah yaitu  salah satu 

dari antara banyak karunia rohani, yang bertujuan untuk membangun 

jemaat. Roh Kudus mencurahkan karunia ini kepada siapa yang Ia 

kehendaki (1Kor. 12:8-11); tidak semua orang yang mempunyai Roh 

Kudus akan mendapatkannya. Karena itu, saat  Paulus menyebutkan 

karunia ini, ia membicarakannya berhubungan dengan karunia-

karunia lain, khususnya karunia untuk menafsirkan bahasa roh (1Kor. 

14:26-27; 1Kor. 12:10, 28, 30). Ini secara jelas memisahkannya dari 

bahasa roh yang menandai baptisan Roh Kudus.

Jemaat Gereja Korintus menyalahgunakan karunia-karunia 

rohani mereka, dengan menggunakannya untuk menonjolkan diri 

mereka di hadapan orang-orang. Karena itu di pasal yang sama, paulus 

menyampaikan tata aturan berikut ini dalam hal penggunaan bahasa 

roh saat beribadah:

Hanya dua, atau paling banyak, tiga orang berkata-kata

dalam bahasa roh (ayat 27).

Jemaat bergiliran saat berkata-kata dalam bahasa roh

(ayat 27).

Bahasa roh harus ditafsirkan (ayat 27).

Bila tidak ada yang menafsirkan, orang harus tetap diam di

gereja, menahan diri berkata-kata dalam bahasa roh kepada 

jemaat. Ia hanya boleh “berkata-kata kepada dirinya sendiri 

dan kepada Allah” (ayat 28).

Karunia “berkata-kata dalam bahasa roh” memungkinkan 

seseorang berbicara kepada jemaat saat  ada yang menafsirkannya 

(1Kor. 14:27-28). Namun pada beberapa kesempatan mungkin 

seseorang tiba-tiba didorong oleh Roh Kudus untuk menyampaikan 

pesan dari Allah (ref. Ayb. 32:17-22; Yer. 20:9). Pada saat demikian, 

Allah akan menunjuk seseorang untuk menafsirkannya, mungkin orang 

itu sendiri, mungkin orang lain. Paulus menasihati, di kesempatan 

seperti itu, pembicara pertama yang berbahasa roh harus diam 

untuk memungkinkan orang yang menafsirkannya berbicara. Dengan 

demikian, jemaat dapat bernubuat secara bergiliran sehingga semua 

orang dapat belajar dan terbangun (1Kor. 14:30-31).

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

254

Paulus menulis kepada jemaat Korintus, menasihati mereka 

untuk menjaga ketertiban saat  jemaat berkumpul sehingga segala 

sesuatu dapat dilakukan untuk membangun (1Kor. 14:26). Ia berkata, 

“Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki 

kekacauan, namun  damai sejahtera… Segala sesuatu harus berlangsung 

dengan sopan dan teratur” (1Kor. 14:32-33, 40). Namun Paulus tidak 

menginginkan mereka salah paham dan tidak menyukai, atau bahkan 

melarang berkata-kata dalam bahasa roh. Karena itu ia menambahkan, 

“Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh” 

(1Kor. 14:39). Ia juga membagikan pengalamannya sendiri kepada 

mereka: “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah 

yang berdoa… Aku akan berdoa dengan rohku… Aku mengucap syukur 

kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari 

pada kamu semua.” (1Kor. 14:14-15, 18).

Kesalahpahaman 17

Ada banyak perkumpulan kharismatik yang katanya jemaatnya 

dipenuhi Roh Kudus, namun  semuanya tampak tidak tertib. Kalau 

mereka tidak berteriak-teriak dengan keras, mereka menyanyi-nyanyi 

dengan keras, menyebutnya nyanyian roh. Lalu ada di antara mereka 

yang memperlihatkan ketidaktertiban yang lebih kecil, dengan secara 

bersamaan berbahasa roh saat beribadah atau berbahasa roh dalam 

kelompok kecil. Dapatkah keadaan seperti ini ditemukan dalam Alkitab? 

Bahkan di pasal 14 dalam 1 Korintus, yang banyak mendiskusikan 

masalah berbahasa roh, berbahasa roh saat beribadah tidak dianjurkan. 

Hanya dua, atau paling banyak tiga orang yang boleh berbicara, dan 

mereka harus melakukannya bergiliran dengan diikuti oleh orang yang 

menafsirkan. Begitu juga kita membaca di ayat 33, “Sebab Allah tidak 

menghendaki kekacauan, namun  damai sejahtera”. Kekacauan bukan 

berasal dari Allah, dan kita harus mengingat bahwa Allah kita yaitu  

Allah damai sejahtera.

ende Hu (hal. 7-8)

Apa kata Alkitab?

Tentu ada masalah dalam ketertiban apabila jemaat

berteriak-teriak histeris secara emosional di gereja. Namun 

kita perlu mengakui bahwa ada beberapa tindakan yang 

murni diilhamkan oleh Roh Kudus.


255

Fenomena menyanyi dalam roh dicatat dalam Alkitab:

Paulus berkata, “aku akan menyanyi dan memuji dengan 

rohku” (1Kor. 14:15). Ia juga mengajarkan kita untuk 

“berkata-kata[lah] seorang kepada yang lain dalam mazmur,

kidung puji-pujian dan nyanyian rohani” (Ef. 5:19; ref. Kol. 

3:16). Menyanyi dalam roh dimungkinkan oleh Roh Kudus 

dan bukan tanda kekacauan.

saat Paulus menasihati gereja untuk hanya mengizinkan

dua atau tiga orang berbicara dalam bahasa roh (1Kor. 

14:27), ia sedang membicarakan penggunaan bahasa roh 

untuk berkhotbah, bukan bahasa roh dalam doa pribadi. 

Kita tidak akan berpikir untuk membatasi jumlah orang 

percaya yang berdoa bersama di gereja dengan bahasa 

pengertian manusia, begitu juga kita tidak membatasi 

jumlah orang yang berdoa dalam bahasa roh.

Tulisan “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, namun

damai sejahtera” oleh Paulus, ditujukan kepada Gereja 

Korintus yang tidak tertib dalam beribadah, yang terjadi 

karena mereka menggunakan bahasa roh untuk berkhotbah 

kepada jemaat tanpa ada yang menafsirkannya, dan mereka 

tidak bergiliran.

Paulus tidak pernah melarang berbahasa roh. Apa yang ia

lakukan yaitu  memberikan sebuah tata aturan kepada 

gereja untuk menggunakan karunia ini dengan sepatutnya. 

Dengan hati-hati ia berkata, “Janganlah melarang orang 

yang berkata-kata dengan bahasa roh” (1Kor. 14:39).

9.7 Pengalaman Pentakosta

Pentakosta, yang juga disebut sebagai hari raya “Tujuh Minggu” 

(ref. Kel. 34:22; Ul. 16:10), menandai berakhirnya panen. Pada bahasa 

Yunani, Pentakosta berarti “ke-50”, karena Pentakosta jatuh pada hari 

ke-50 sesudah  Paskah, dihitung dari hari ke-2 perayaan itu (Im. 23:15-

17)6. Di masa itu, perayaan ini yaitu  perayaan yang paling semarak 

dan membawa orang-orang Yahudi dari segala penjuru dunia bersama-

sama berkumpul di Yerusalem. Allah memilih Pentakosta pertama 

sesudah  kebangkitan dan kenaikan Kristus untuk mencurahkan Roh 

Kudus-Nya yang kudus kepada orang-orang perjanjian baru. Dengan 

demikian, Pentakosta mendapatkan makna dan kepentingan yang 

baru.

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

256

Berbahasa roh yaitu  sebuah tanda yang dramatis, membuat 

orang-orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia terheran-heran dan 

ingin melihat apa yang sedang terjadi. Ini menyediakan kesempatan 

yang baik bagi Petrus untuk bersaksi bahwa pencurahan Roh Kudus, 

yang baru saja mereka saksikan, terjadi karena Yesus Kristus yang telah 

mereka salibkan telah bangkit dan dimuliakan (Kis. 2:22-23, 30-33). 

Dengan demikian, injil keselamatan sampai pada pendengar pertama 

yang dimaksud (yaitu Yerusalem), sesuai dengan rencana Allah (Kis. 

1:8).

Kesalahpahaman 18

Banyak gereja melihat ayat-ayat pada Kisah Para Rasul 2:1-13 

sebagai sebuah kejadian saat  murid-murid Yesus tidak berbicara 

dalam bahasa roh, namun  dalam bahasa-bahasa asing, menyatakan 

bahwa inilah yang didengar orang-orang Yahudi yang datang ke 

Yerusalem. Mereka juga menyimpulkan bahwa orang-orang Kristen 

yang pada hari ini mengaku berbicara dalam bahasa roh, mengucapkan 

bahasa yang tidak dapat dimengerti, jadi pengalaman ini berbeda 

dengan pengalaman Pentakosta di masa para rasul.

Apa kata Alkitab?

saat  Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, walaupun bahasa 

yang diucapkan para rasul dapat dimengerti, kita dapat menyimpulkan 

itu bukan bahasa-bahasa asing karena beberapa alasan ini:

Kita melihat Roh Kudus memenuhi murid-murid Yesus dan

menggerakkan mereka untuk “berkata-kata dalam bahasa-

bahasa lain” (Kis. 2:4). Kemudian Paulus menjelaskan 

bahasa roh sebagai mengucapkan hal-hal yang rahasia 

kepada Allah (1Kor. 14:2). Namun bahasa roh membawa 

pesan yang mempunyai arti yang dapat diungkapkan 

apabila ditafsirkan (1Kor 14:27-28). Apa yang terjadi di 

hari Pentakosta yaitu , Allah memberikan kemampuan 

untuk menafsirkan bahasa roh kepada orang-orang Yahudi 

yang mendengarnya. Ini membuat mereka mendengarkan 

para murid Yesus “berkata-kata dalam bahasa [kita] sendiri

tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” 


257

(Kis. 2:11). Ini yaitu  pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus 

dalam memberikan tanda kepada orang-orang Yahudi 

(1Kor. 14:22). Pekerjaan ini menghasilkan pertobatan 

mereka: hati nurani mereka tersentuh, mereka bertobat, 

dan dibaptis di dalam nama Yesus Kristus (Kis. 2:37-41).

Kemampuan untuk menafsirkan bahasa roh yaitu sebuah

karunia yang diberikah oleh Allah sesuai dengan kehendak-

Nya (1Kor. 12:10-11, 30; 14:26-28). Kadang-kadang karunia 

ini diberikan sebagai karunia yang bersifat sementara 

apabila diperlukan agar orang dapat mendengar dan 

mengerti isi pesan khusus dari Allah. Ini yaitu  apa yang 

dialami oleh orang-orang Yahudi di hari Pentakosta. Kita 

juga melihat bagaimana orang-orang percaya dari bangsa 

Yahudi yang datang ke rumah Kornelius menerima karunia 

yang sama: Roh Kudus membuat mereka mendengar 

Kornelius dan keluarganya “berkata-kata dalam bahasa roh 

dan memuliakan Allah” (Kis. 10:44-46).

Dari pengalaman kita mengetahui bahwa saat sekelompok

orang, walaupun hanya kelompok kecil, berbicara sekaligus, 

orang-orang lain mengalami kesulitan untuk mendengar 

dan mengerti apa yang sedang diucapkan. Kesulitan ini 

menjadi sangat besar saat  ini terjadi pada kelompok 

yang berjumlah besar. Di hari Pentakosta, ada 120 orang 

murid yang dipenuhi oleh Roh Kudus, semuanya berbahasa 

roh di saat yang sama. Campuran suara-suara dan tingkat 

kebisingan yang terjadi mungkin sangat besar. Namun yang 

mengejutkan, di tengah-tengah keadaan seperti itu orang-

orang Yahudi yang datang ke Yerusalem dari sekitar 15 

negara, mendengar murid-murid berbicara dengan bahasa 

negara mereka masing-masing (Kis. 2:8). Tidak hanya itu, 

mereka dapat memahami isi pesan itu, yaitu “perbuatan-

perbuatan besar yang dilakukan Allah” (Kis. 2:11).

ada hal yang menarik pada catatan “orang-orang

Yahudi yang saleh” (Kis. 2:5). Ini yaitu  orang-orang saleh 

yang telinganya dibuka oleh Allah sehingga dapat mengerti 

bahasa roh dalam bentuk bahasa mereka sendiri (Kis. 2:5-

12). Sebaliknya, ada “orang lain” (Kis. 2:13) yang tidak 

mengerti apa yang sedang diucapkan murid-murid, dan 

mengejek mereka sebagai orang-orang yang sedang mabuk. 

Karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa bila bahasa roh 

yang diucapkan murid-murid yaitu  bahasa-bahasa asing, 

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

258

maka baik orang-orang Yahudi yang saleh maupun orang-

orang ini tentu dapat mengerti apa yang sedang diucapkan 

murid-murid Yesus.

Kesalahpahaman 19

Di hari Pentakosta, perlu dicatat bahwa bahasa itu bukanlah bahasa 

yang tidak dikenali, namun  dalam beberapa bahasa dari berbagai negara 

yang berkumpul pada saat itu. Sejauh yang dituliskan dalam Alkitab, ini 

tidak pernah terjadi lagi.

J. Oswald Sanders (hal 72)

Kesalahpahaman 20

Karunia berbahasa roh pada hari Pentakosta yaitu  bahasa tertentu 

dari orang-orang tertentu untuk menyampaikan injil kepada mereka (Kis. 

2:6-11). Pentakosta berdiri sendiri. Baptisan Roh Kudus tidak pernah 

dimaksudkan sebagai pengalaman yang berulang.

John H. Pickford (hal 12 dan 14).

Kesalahpahaman 21

[Mengacu pada Kisah Para Rasul 2:1-4] saat  orang-orang percaya 

dipenuhi oleh Roh Kudus, mereka berbicara dengan bahasa lain. 

Dalam keadaan kesurupan, mereka mengucapkan bahasa-bahasa dari 

negara-negara lain yang mereka sendiri tidak mengerti, namun  dimengerti 

oleh orang-orang dari bangsa mereka masing-masing… sesudah  hari 

Pentakosta, fenomena bahasa roh terjadi di Gereja Korintus dan tempat-

tempat lain. Walaupun mereka juga “berkata-kata dalam bahasa roh”, 

ini bukan lagi fenomena Pentakosta, karena fenomena ini bukan tanda 

yang selalu menyertai pencurahan Roh Kudus, namun  sebuah fenomena 

yang telah berakhir. Karena itu, mereka yang berharap membangkitkan 

kembali mujizat khusus ini di masa sekarang, telah keliru menganggap 

bahwa ketiadaan mujizat ini menandakan tidak adanya Roh Kudus. 

Mereka telah keliru memahami arti sesungguhnya dari pencurahan Roh 

Kudus. Roh Kudus yang telah turun pada hari Pentakosta masih terus 

bersama kita hingga hari ini.

Kurosaki Koukichi


259

Pendapat para penulis di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Di hari Pentakosta, murid-murid mengucapkan bahasa-

bahasa yang berbeda dari negara-negara asal orang-orang 

Yahudi yang datang ke Yerusalem.

saat murid-murid berbicara dengan bahasa-bahasa asing,

mereka ada dalam keadaan kesurupan.

Fenomena pada hari Pentakosta yaitu perwujudan khusus

pencurahan Roh Kudus.

Roh Kudus yang dicurahkan pada hari Pentakosta terus

tinggal bersama orang-orang Kristen hingga hari ini.

Kita tidak bisa menyamakan ketiadaan tanda berbahasa

roh dengan ketiadaan Roh Kudus.

Pengalaman berbahasa roh di masa sekarang berbeda sama

sekali dengan fenomena di hari Pentakosta.

Apa kata Alkitab?

Murid-murid Yesus berkata-kata dalam bahasa roh, bukan

bahasa-bahasa asing. Orang-orang Yahudi dari negara-

negara lain mengerti apa yang mereka ucapkan karena 

Allah memberikan mereka karunia sementara untuk 

menafsirkannya. Kejadian serupa terjadi saat  rumah 

tangga Kornelius menerima Roh Kudus, dan orang-orang 

percaya dari bangsa Yahudi mendengar mereka “berkata-

kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 

10:46).

saat murid-murid Yesus berkata-kata dalam bahasa roh,

mereka tidak sedang berada dalam keadaan “kesurupan”. 

Sebaliknya, pikiran mereka sadar dan jernih, karena mereka 

menyadari bahwa orang-orang di sekeliling mereka merasa 

takjub dan sebagian ada yang mengejek-ejek mereka (Kis. 

2:5-8; 13-15).

Berbahasa roh yaitu tanda pasti bahwa seseorang telah

menerima Roh Kudus (Kis. 10:46). Bahasa roh tidak selalu 

harus dapat dimengerti (1Kor. 14:2). saat  jemaat Efesus 

berbahasa roh, tidak ada tanda-tanda bahwa ada orang 

yang mengerti bahasa itu, namun  mereka dipastikan telah 

menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-6).

Pencurahan Roh Kudus menjadi fenomena yang umum

terjadi, setiap kali disertai dengan berbahasa roh. Ini 

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

260

menjadi tema utama injil seperti yang diberitakan para 

rasul. Contohnya, Petrus mendesak orang-orang Yahudi 

untuk bertobat dan dibaptis agar mereka juga dapat 

menerima karunia ini (Kis. 2:38).

Ada lima kejadian baptisan Roh Kudus dicatat dalam Kisah

Para Rasul (Kis. 2:4; 8:17; 9:17; 10:44; 19:6), menunjukkan 

bahwa pengalaman Pentakosta terulang, membuktikan 

bahwa ini bukanlah kejadian khusus.

9.8 Karunia menafsiran bahasa roh

Karunia menafsirkan bahasa roh dapat ditemukan di antara umat 

percaya di gereja sejati hari ini. Apabila kita melihat di dalam Alkitab 

dan pada pengalaman-pengalaman jemaat Gereja Yesus Sejati, kita 

melihat bahwa ada beberapa cara Roh Kudus membuat seseorang 

mengerti bahasa roh:

Seperti pada kejadian yang dialami orang-orang Yahudi

yang saleh di hari Pentakosta, Allah membuat orang yang 

mendengar dapat mendengar bahasa roh dengan bahasa 

mereka sendiri.

Allah menyingkapkan arti bahasa roh kepada pendengar

sesudah  ia yang berbicara selesai mengutarakannya.

Orang yang berkata-kata dalam bahasa roh tidak mengerti

artinya pada saat ia mengucapkannya, namun  kemudian 

Allah membuatnya mampu menafsirkan pesan itu.

Orang menafsirkan sesudah ia berbicara dalam bahasa roh,

kalimat per kalimat.

Orang yang berkata-kata dalam bahasa roh mengerti apa

yang sedang ia katakan, namun  mengetahui bahwa Roh Kudus 

akan menggerakkan orang lain untuk menafsirkannya. 

Dalam kejadian seperti ini, orang yang menafsirkannya 

akan datang ke muka untuk mengartikan pesan berbahasa 

roh. Pesan yang disampaikan akan sama persis dengan apa 

yang dipahami oleh orang yang berbicara dalam bahasa 

roh.

Orang yang berbicara dalam bahasa roh tidak mengerti

artinya, namun  Allah menggerakkan orang kedua untuk 

menafsirkannya.


261

9.9 Kesaksian jemaat Gereja Yesus Sejati

9.9.1 Kesaksian 1

Kesaksian ini mengenai Saudara Chen Ahgui dari Desa Boai, 

Propinsi Heping di Taichung, Taiwan. Saudara Chen jatuh sakit 

karena tetanus pada tanggal 26 Juli 1959 dan tidak dapat bangkit 

dari tempat tidurnya. Walaupun ia dirawat oleh tiga dokter berbeda, 

mereka tidak berhasil mengobatinya. Pada akhirnya ia memutuskan 

untuk menghentikan pengobatan medis, dan berdoa kepada Allah 

memohon belas kasihan dan kesembuhan. Di saat yang sama, gereja 

mendoakannya.

Pada saat sebuah sesi doa, seorang saudari bernama Lin Qiuju 

menafsirkan bahasa rohnya sendiri dalam dialek asli suku Taiwan 

pegunungan. Pesannya yaitu : “Ada dosa dalam kelompok ini.” 

Mendengar ini, jemaat bertobat. Namun doa-doa untuk Saudara Chen 

tetap tak terjawab.

Pada sesi doa lain, Saudari Lin sekali lagi menafsirkan bahasa 

rohnya, berkata, “Di antara yang berdoa ada orang yang telah melakukan 

dosa mematikan. Orang ini harus diusir. Ia tidak boleh turut berdoa.” 

saat  hal ini diselidiki, pesan ini terbukti benar; mereka mendapati 

seseorang di antara mereka telah melakukan dosa. Gereja menuruti 

Roh Kudus dan memberhentikan keanggotaan orang ini.

saat  mereka berdoa kembali untuk Saudara Chen, ia mulai 

membaik: pernapasan, air muka dan keadaannya secara umum mulai 

pulih. Lalu pada saat sesi doa pagi, Saudari Lin menafsirkan bahasa 

roh untuk menyampaikan pesan kepada Saudara Chen: “Sekarang 

kamu akan disembuhkan dari sakitmu.” Sejak hari itu, Saudara Chen 

mengalami pemulihan yang cepat: ia dapat makan, duduk, berdiri, dan 

akhirnya dapat berjalan. Tidak lama kemudian ia sembuh total.

9.9.2 Kesaksian 2

Di tahun 1927, saat  Gereja Yesus Sejati baru didirikan di Taiwan, 

jemaat Taichung mengadakan kebaktian mereka di lantai atas sebuah 

tempat usaha milik Penatua Filemon Kuo. Pada saat itu, hanya ada 

sedikit pendeta, sehingga gereja menugaskan jemaat untuk bergiliran 

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

262

menyampaikan khotbah. sesudah  kebaktian, pendeta-pendeta akan 

memberikan komentar kepada jemaat yang berkhotbah.

Pada hari Sabat siang, seorang saudara bernama Yang Guichuan 

baru saja selesai menyampaikan khotbah dan sedang turun dari 

mimbar, dan tiba-tiba ia didorong oleh Roh Kudus untuk berkata-kata 

dalam bahasa roh kepada Diaken Qian. Saudara Yang berbicara dengan 

tegas dan penting, menunjuk jarinya ke arah Diaken Qian dengan 

sikap seperti orang menegur. Namun Saudara Yang tidak mengerti apa 

yang sedang ia katakan, dan ia juga tidak mengerti apa yang sedang ia 

lakukan.

sesudah  Saudara Yang selesai berbicara, Diaken Qian berdiri 

dan berkata kepada jemaat, “Apa yang baru saja saya dengar yaitu  

sebuah pesan dalam dialek Fujian. Saudara Yang berkata kepada saya, 

‘walaupun kamu ada di Taiwan, hatimu ada di Fujian. Kamu harus 

menginjil di Taiwan dengan sepenuh hati!’”.

Saudara Yang yaitu  orang asli Taiwan, dan tidak dapat berbicara 

dialek Fujian. Tambah lagi, saat ia berbicara kepada Diaken Qian, 

jemaat mendengarnya berbicara dalam bahasa roh. Namun Roh Kudus 

menggerakkan Diaken Qian mendengar bahasa roh itu sebagai bahasa 

dialeknya sendiri. Jemaat kemudian mengerti bahwa Diaken Qian, yang 

berasal dari Fujian, China, merasa rindu dengan kampung halaman, 

sehingga tidak dapat memusatkan perhatian pada pelayanan di gereja. 

Roh Kudus menegurnya, mengingatkannya untuk tetap waspada dan 

menyelesaikan tugas dari Tuhan. Mendengar pesan ini, Diaken Qian 

dengan rendah hati bertobat dan menjadi lebih giat dalam melakukan 

pekerjaan Allah.

9.9.3 Kesaksian 3

Pada suatu sore di tahun 1927, Taichung, Taiwan, Penatua Gideon 

Huang sedang memimpin kebaktian. Di penghujung kebaktian, jemaat 

berlutut untuk berdoa memohon Roh Kudus. Saudara Yang Guichuan 

dipenuhi oleh Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa roh. Ia 

mengerti makna bahasa roh ini, namun  mengetahui bahwa Allah akan 

menetapkan orang lain untuk menafsirkannya. sesudah  doa selesai, 

orang yang mendengar dan mengerti bahasa roh itu merasa Roh Kudus 

mendesaknya untuk menafsirkan, namun  tidak merasa cukup berani 

untuk berdiri.


263

Saudara Yang lalu berkata kepada jemaat, “Ada seorang saudara 

di antara kita yang dapat mengerti bahasa roh yang saya ucapkan 

saat berdoa. Mohon untuk tidak merasa takut untuk berdiri dan 

menafsirkannya.”

Terdorong oleh kata-kata itu, Saudara Yang Quan (ayah Yang 

Guichuan) berdiri dan menyampaikan pesan ini: “Karena iman Henokh 

terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian” (ref. Ibr. 11:5).

Allah mengetahui sejak dahulu bahwa Saudara Yang Quan 

merasa ragu mengenai berbahasa roh, dan memberikan pesan khusus 

kepadanya melalui Roh Kudus untuk menguatkan imannya.

9.9.4 Kesaksian 4

Pada saat kebaktian sore beberapa bulan kemudian, saat jemaat 

sedang berlutut berdoa memohon Roh Kudus, Saudara Tsai Mouhuang 

dari Taiwan masuk ke dalam aula. Roh Kudus menggerakkan Saudara 

Yang Guichuan untuk menafsirkan bahasa rohnya sendiri kepada 

jemaat: “Ada seseorang di antara jemaat yang telah melakukan dosa 

mematikan.”

saat  gereja menyelidiki hal ini, gereja mendapati bahwa 

Saudara Tsai telah melakukan perzinahan. Ia lalu diberhentikan 

keanggotaannya.

9.9.5 Kesaksian 5

Di tahun 1947, Gereja Yesus Sejati baru saja berdiri di Korea. 

Jemaatnya sangat sedikit, dan tidak ada pendeta. Jemaat tidak mengenal 

Alkitab dengan baik dan kelaparan akan Firman Allah. Tantangan 

khusus yang dihadapi gereja yaitu  membeda-bedakan ajaran sesat. 

Untungnya, Roh Kudus memberikan karunia menafsirkan bahasa roh 

kepada Saudari Bai Rende di Kimchun.

Sejak September tahun itu dan beberapa tahun kemudian, Roh 

Kudus menggerakkan Saudari Bai untuk menafsirkan bahasa rohnya 

sendiri untuk membangun jemaat. Di tiap kesempatan, hal-hal berikut 

ini terjadi:

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

264

Ia pertama-tama berdoa dalam bahasa roh, sesudah

itu bahasa rohnya berubah untuk memungkinkannya 

berkhotbah.

sesudah berkhotbah dalam bahasa roh, ia sendiri

menafsirkannya dalam bahasa Korea. Ia tidak mengerti 

bahasa roh yang ia ucapkan saat ia mengucapkannya; ia 

baru mengerti artinya saat Roh Kudus menggerakkannya 

untuk menafsirkannya.

Roh Kudus mengilhaminya untuk menafsirkan bahasa

roh dengan pelan-pelan dan jelas, sehingga jemaat dapat 

mengerti pesan yang disampaikan.

Ia pertama-tama menafsirkan pesan Alkitab dan kemudian

memberikan referensi-referensi Alkitab yang berkaitan 

dengan pesan itu. saat  pendengar menyelidiki apa yang 

telah ia tafsirkan, mereka mendapati kata-katanya sesuai 

dengan Alkitab.

Yang mengherankan, Saudari Bai sendiri tidak mengenal Alkitab 

dengan baik. Lebih lagi, pesan-pesan yang ia sampaikan melalui 

pengilhaman Roh Kudus dapat memenuhi kebutuhan gereja dan 

jemaat di tiap kesempatan.

9.9.6 Kesaksian 6 

Di bulan September 1947, Saudara Pei Xianglong dan Pu Changhuan 

sedang membicarakan masalah baptisan air dan baptisan Roh Kudus 

dengan seorang penatua dari Gereja Presbiterian. Di waktu yang sama, 

Saudari Bai Rende sedang mengasingkan diri ke pegunungan untuk 

berdoa dengan ditemani beberapa jemaat. Bersama-sama mereka 

memohon kepada Allah untuk memimpin pekerjaan penginjilan yang 

sedang dilakukan oleh kedua saudara ini.

sesudah  selesai berdoa, Saudari Bai menafsirkan bahasa 

rohnya sendiri untuk menyingkapkan pesan berikut: “Terang yang 

sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam 

dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, namun  

dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, 

namun  orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. namun  


265

semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi 

anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (ref. 

Yoh. 1:9-12).

Mendengar ini, Saudara Hong Chongpei segera meninggalkan 

pegunungan untuk mencari Saudara Pei dan Saudara Pu. Ia membagikan 

pesan dari Roh Kudus ini kepada mereka, dan berpesan bahwa Gereja 

Yesus Sejati yaitu  tubuh Kristus; dunia akan menolak gereja ini seperti 

mereka menolak Allah. Namun mereka yang menerima injil sejati yang 

diberitakan oleh gereja akan mendapatkan berkat, karena Allah akan 

menjadikan mereka anak-anak-Nya.

9.9.7 Kesaksian 7

Pada bulan Februari 1949, baptisan air dilakukan di sebuah sungai 

di dekat gereja Kimchun, Korea. sesudah  baptisan, jemaat kembali ke 

gereja untuk berdoa.

Saat berdoa, Roh Kudus menggerakkan Saudari Bai Rende untuk 

menafsirkan bahasa rohnya sendiri. Pesannya: “Dalam Dia kamu telah 

disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, namun  

dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh 

yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, 

dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu 

kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang 

mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh 

karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-

sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita” 

(ref. Kol. 2:11-13).

Roh Kudus berbicara melalui bahasa roh untuk mengajar orang-

orang percaya di Kimchun secara pribadi tentang kebenaran baptisan 

air: bahwa baptisan air mempunyai kuasa untuk menghapus dosa, dan 

menandai kematian, penguburan dan kebangkitan seseorang bersama 

Kristus.

9.9.8 Kesaksian 8

Saudara Pei Xianglong yaitu  benih pertama penginjilan di Korea. 

Dia menjadi Kristen di Osaka, Jepang pada tahun 1941. Di bulan Januari 

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

266

1945, ia kembali ke Korea, dan dengan gigih mengabarkan kebenaran. 

Ia juga berdoa dengan tekun agar Gereja Yesus Sejati dapat berdiri di 

sana. Namun di tahun 1951 ia melepaskan pelayanan untuk berbisnis. 

Dua tahun kemudian, bisnisnya bangkrut dan ia menghadapi hutang 

yang bertimbun-timbun. Pada suatu malam, saat ia sedang membaca 

Alkitab, ia membaca Mazmur 94:12. Saat membacanya, ia menangis 

penuh pertobatan.

Enam bulan kemudian, Saudari Bai memberinya sebuah pesan 

dari Roh Kudus: “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini 

kamu sesaat  harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 

Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—

yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji 

kemurniannya dengan api—sehingga kamu memperoleh puji-pujian 

dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan 

diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu 

mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang 

tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan 

yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, 

yaitu keselamatan jiwamu.” (ref. 1Ptr. 1:6-9).

Saudara Pei sangat terhibur oleh pesan-pesan ini, dan kembali 

melanjutkan pelayanan dengan semangat yang lebih besar untuk 

Tuhan.

9.9.9 Kesaksian 9

Kemudian muncul masalah yang berkembang di gereja Korea. 

Saudara Pu Changhuan didapati bersikap tidak sopan dengan jemaat 

perempuan.

Di hari yang sama pada tahun 1953, saat Saudara Pei Xianglong 

menerima pesan penghiburan dari Roh Kudus, Saudari Bai menafsirkan 

pesan berbeda untuk Saudara Pu: “Hal ini harus kamu lakukan, karena 

kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah 

tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan 

sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. 

Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita 

menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan 

perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti 

pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan 


267

dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri 

hati. namun  kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan 

senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan 

keinginannya.” (ref. Rm. 13:11-14).

Namun sayang sekali, bahkan sesudah  mendengarkan pesan Roh 

Kudus ini pun, Saudara Pu tidak mau bertobat. Dua atau tiga tahun 

kemudian ia melakukan dosa perzinahan dan dikeluarkan dari gereja.

Pertanyaan Ulasan

1. Apakah baptisan Roh Kudus?

2. Jelaskan bukti menerima Roh Kudus.

3. Jelaskan kegunaan berbahasa roh yang berbeda.

4. Apakah perbedaan antara berdoa dalam bahasa roh dengan 

berkata-kata dalam bahasa roh?

5. Mengapa Allah memilih hari Pentakosta untuk mencurahkan 

Roh Kudus yang dijanjikan-Nya?

6. Apa yang salah dalam pandangan-pandangan berikut ini?

a. Setiap orang percaya menerima Roh Kudus, namun  

belum tentu dibaptis dengan Roh Kudus.

b. Orang percaya dapat dipenuhi Roh Kudus, tanpa perlu 

dibaptis oleh Roh Kudus.

c. Tidak ada catatan Alkitab mengenai orang menerima 

Roh Kudus.

d. Orang tidak perlu merasakan apa-apa saat ia menerima 

Roh Kudus.

e. Pengalaman jemaat Samaria membuktikan bahwa 

orang dapat menerima Roh Kudus tanpa perlu 

berbahasa roh.

f. Berbahasa roh bukanlah pengalaman umum di masa 

para rasul, seperti dibuktikan oleh keterheranan jemaat 

Yahudi saat Kornelius dan keluarganya berbahasa roh.

g. Berbahasa roh yaitu  tanda yang sementara di masa 

para rasul, dan tidak lagi dialami oleh orang-orang 

Kristen.

h. Paul berkata bahwa berbahasa roh yaitu  tanda 

ketiadaannya pengendalian diri.

i. Pertanyaan Paulus “Apakah semuanya berbahasa roh” 

menunjukkan bahwa berbahasa roh hanyalah salah 

Bab 9: Baptisan Roh Kudus

268

satu dari banyak karunia rohani.

j. Paulus berkata bahwa berbahasa roh yaitu  karunia 

yang lebih rendah dan terbatas.

k. Gereja-gereja yang jemaatnya berteriak dalam doa 

dan menyanyikan nyanyian-nyanyian rohani, sedang 

menunjukkan perilaku yang menunjukkan kekacauan 

dan ketidaktertiban (ref. 1Kor. 14:33).

l. Paulus mengajarkan bahwa seluruh jemaat tidak boleh 

berbahasa roh di waktu yang sama: hanya dua atau tiga 

yang boleh melakukannya, saat ada yang menafsirkan, 

dan mereka harus bergiliran (1Kor. 14:27-28).

m. Bahasa roh yang diucapkan di hari Pentakosta bukanlah 

bahasa rohani, namun  bahasa-bahasa asing.



Roh Kudus mendirikan Gereja Yesus Sejati pada tahun 1917 

dan mulai memanggil orang-orang Kristen ke dalam satu kawanan 

melalui injil yang sejati dan sepenuhnya, sesuai dengan penggenapan 

nubuat Yesus (Yoh. 10:16). Allah meneguhkan pelayanan gereja 

dengan mencurahkan Roh-Nya kepada orang-orang percaya dan 

memberikan tanda dan mujizat. Namun beberapa penulis Kristen 

dari gereja dan denominasi lain meragukan pekerjaan Roh Kudus 

dan mengkritik pengalaman-pengalaman ini secara terbuka. Kritikan 

mereka memperlihatkan kesalahpahaman mendasar mengenai apa 

yang disebut baptisan Roh Kudus dan apa yang disebut pengilhaman 

Roh Kudus.

Dalam bab ini, kita akan meluruskan beberapa kesalahpahaman 

mengenai dua hal ini, dan melihat perbedaan di antara keduanya.

10.2 Beberapa kesalahpahaman umum

Kesalahpahaman 1

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun 

yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" 

dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus yaitu  Tuhan", 

selain oleh Roh Kudus.

1 Korintus 12:3

Banyak gereja mengutip ayat ini, menyatakan bahwa kemampuan 

seseorang untuk menyatakan Yesus sebagai Juruselamatnya, yaitu  

bukti yang cukup untuk menentukan bahwa ia telah menerima Roh 

Kudus. Apa yang tidak mereka sadari, yaitu  adanya perbedaan antara 

pekerjaan Roh Kudus untuk mengilhamkan dan menyadarkan orang 

untuk percaya kepada Yesus (seperti apa yang disebutkan Paulus 


271

dalam 1 Korintus 12:3), dan baptisan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus 

yaitu  janji dari Yesus, yang berkata bahwa Roh Kudus akan datang 

untuk diam di antara umat percaya selamanya (Yoh. 14:16-17). Kita 

dapat berkata dengan yakin bahwa semua orang yang telah dibaptis 

dengan Roh Kudus pertama-tama diilhamkan oleh Roh; namun ini 

bukan berarti semua orang yang diilhamkan oleh Roh telah menerima 

baptisan Roh Kudus.

Dengan jelas kita melihat perbedaan antara pengilhaman Roh 

Kudus dan baptisan Roh Kudus pada beberapa contoh dari Alkitab:

Pertama, kita mengetahui bahwa saat Yesus bangkit, Ia muncul 

di hadapan Thomas yang meragukan kebangkitannya. Melihat Tuhan 

yang telah bangkit, ia berseru, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh. 20:28). 

Ini yaitu  contoh seseorang yang memanggil nama Yesus untuk 

mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Allahnya, namun  kita mengetahui 

bahwa pada hari Pentakosta barulah ia sungguh-sungguh menerima 

Roh Kudus. 

Kedua, kita mempunyai catatan mengenai jemaat Samaria (Kis. 

8:14-17). Mereka telah menerima injil Yesus Kristus melalui penginjilan 

yang dilakukan Filipus dan telah menerima baptisan air. Namun 

mereka belum menerima Roh Kudus sampai para rasul kemudian pergi 

mengunjungi mereka dan menumpangkan tangan (Kis. 8:14-17).

Ketiga, dalam catatan para rasul di Efesus, kita melihat bahwa 

mereka telah percaya di dalam Tuhan saat Paulus bertemu dengan 

mereka, namun mereka belum menerima Roh Kudus. Malah mereka 

belum pernah mendengar tentang Roh Kudus. Bahkan sesudah  Paulus 

membaptis mereka dalam nama Yesus pun, mereka tidak langsung 

menerima Roh Kudus; sesudah  Paulus menumpangkan tangan ke atas 

mereka, barulah Roh Kudus turun kepada mereka, dan mereka mulai 

berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat (Kis. 19:1-6).

Kesalahpahaman 2

Fredrik Wisloff, seorang Teolog Norwegia, menulis:

Ia [Alkitab] berkata: Semua orang Kristen mempunyai Roh Allah. “namun  

jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Rm. 8:9)…

Siapakah yang membangunkan Anda dari tidur ketidakpedulian Anda? 

Siapakah yang menyadarkan Anda dari dosa-dosa Anda? Siapakah 


272

yang membawa Anda kepada Kristus dan memuliakan Dia? …Bukankah 

Roh Kudus-lah yang melakukan semua ini?

Fredrik Wisloff (hal. 238-239)

Apa kata Alkitab?

Catatan Alkitab mengenai jemaat di Samaria (Kis. 8:14-

17) dan Efesus (Kis. 19:1-6) bertolak belakang dengan 

pernyataan Wisloff. Kedua kelompok jemaat ini sudah 

“dibangunkan” pada saat mereka menjadi Kristen, namun 

mereka belum menerima Roh Kudus. sesudah  menerima 

baptisan air dan penumpangan tangan dari para rasul, 

barulah mereka menerima baptisan Roh.

Kebangunan rohani seseorang saat ia menyadari dosa-

dosanya, dan kemudian mencari Yesus, sudah jelas 

merupakan pekerjaan Roh Kudus, karena Ia-lah yang 

menggerakkan orang untuk berbalik kepada Kristus. Namun 

itu tidak sama, dan bukan merupakan bukti menerima Roh 

Kudus.

Kesalahpahaman 3

Wisloff membicarakan jemaat Korintus dengan mengutip 1 

Korintus 3:16:

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu yaitu  bait Allah dan bahwa Roh 

Allah diam di dalam kamu?”. Roh Allah tinggal di dalam hati mereka 

tanpa perlu mereka menyadari kenyataan itu.

Fredrik Wisloff (hal. 330)

Apa kata Alkitab?

Saat Roh Kudus turun kepada seseorang, orang itu

menyadarinya, begitu juga orang-orang di sekelilingnya 

(Kis. 2:33). Jemaat Korintus tentu telah mengerti akan hal 

ini.

Saat jemaat Samaria menerima Roh Kudus, hal itu jelas

terlihat oleh Simon, karena sesudah  itu kita mengetahui 

bahwa ia mencoba untuk membeli kuasa ini (Kis. 8:12-19).


273

saat Kornelius dan keluarganya menerima Roh Kudus,

jemaat Yahudi melihat kejadian itu dan terheran-heran 

karena karunia ini juga diberikan kepada bangsa-bangsa 

bukan Yahudi (Kis. 10:45).

Kata-kata Paulus, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu yaitu

bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor. 

3:16), tidak menunjukkan ketidaktahuan mereka bahwa 

mereka telah menerima Roh Kudus, namun  menunjukkan 

sikap mereka yang kurang menghargai status mereka 

dalam Kristus. Paulus mengingatkan mereka mengenai 

nilai status mereka, untuk menjaga diri mereka tetap kudus, 

dan tidak mendukakan Roh Kudus. Ia menambahkan, “Jika 

ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan 

membinasakan dia. Sebab bait Allah yaitu  kudus dan bait 

Allah itu ialah kamu.” (1Kor. 3:17).

Kesalahpahaman 4

Wisloff mengutip tulisan seorang teolog Jerman, Johan Arndt:

Rasa sakit hati karena dosa yaitu  bukti terbaik bahwa Roh Kudus 

tinggal di dalam hati Anda.

Fredrik Wisloff (hal. 252)

Apa kata Alkitab?

Alkitab memang mengajarkan kita bahwa Roh Kudus dapat

membuat seseorang meratapi dosa-dosanya; namun  Ia dapat 

melakukan hal ini sebelum ia bertobat atau dibaptis dengan 

Roh Kudus. Karena itu hal ini bukanlah bukti mutlak bahwa 

seseorang telah menerima baptisan Roh. Contohnya, kita 

melihat dalam Alkitab, Roh Kudus menggerakkan orang-

orang yang mendengarkan para rasul di hari Pentakosta 

untuk bereaksi pada injil yang diberitakan Petrus. Tertulis 

di Alkitab, mereka “sangat terharu” dan terdorong untuk 

bertanya apakah yang harus mereka perbuat untuk dapat 

selamat (Kis. 2:37). Di sini Roh Kudus bekerja untuk 

menyadarkan mereka akan dosa-dosa mereka; namun  


274

mereka masih perlu bertobat, dibaptis, dan menerima Roh 

Kudus (Kis. 2:38).

Selain Roh Kudus, hukum atau firman Tuhan juga dapat

menggelitik hati nurani orang. Kedua hal ini mempunyai 

kuasa untuk memperlihatkan perbedaan antara benar dan 

salah, baik dan jahat (Rm. 2:14-15). Contohnya dalam kitab 

Roma, Paulus menulis mengenai bagaimana ia menyadari 

dosa-dosanya melalui hukum Taurat dan pergumulan 

batinnya (Rm. 7:21-24).

Kesalahpahaman 5

Pernyataan bahwa siapa yang tidak berbahasa roh belum menerima Roh 

Kudus terlalu mutlak! Sejak zaman kuno hingga sekarang, telah banyak 

orang Kristen yang saleh di seluruh dunia yang mengasihi Tuhan, dan 

banyak yang telah menyerahkan diri mereka menjadi pelayan-pelayan 

Allah yang hebat. Namun mereka semua tidak berbahasa roh: apakah 

ini berarti mereka tidak mempunyai Roh Kudus?

Wang Mingdao (hal. 15)

Apa kata Alkitab?

Mereka yang diilhamkan oleh Roh Kudus dapat mengasihi

Tuhan dan mempersembahkan hidup mereka kepada-

Nya, seperti juga mereka yang telah menerima Roh Kudus. 

Namun hidup kudus saja bukanlah bukti baptisan dalam 

Roh.

Kornelius juga yaitu orang yang saleh, melakukan

pekerjaan-pekerjaan amal dan berdoa senantiasa kepada 

Allah. Pelayan-pelayannya sendiri bersaksi bahwa ia 

yaitu  orang benar, takut akan Allah, dan dikenal baik oleh 

komunitas Yahudi (Kis. 10:1-2, 22). Namun Alkitab mencatat 

bahwa ia belum menerima Roh Kudus saat Petrus bertemu 

dengannya. Kornelius sekeluarga baru mendapatkan Roh 

Kudus saat sedang mendengarkan khotbah Petrus. Baptisan 

Roh Kudus terwujud dalam berbahasa roh (Kis. 10:44-46).

Apolos mengenal Alkitab dengan baik; dan sesudah

mengetahui tentang Yesus, ia mengabarkan-Nya dengan 

tekun (Kis. 18:24-25). Ia yaitu  orang yang mempunyai 

keberanian dan semangat bagi Allah. Namun kita 


275

mengetahui bahwa ia belum menerima baptisan Roh Kudus, 

karena Alkitab menyatakan, “ia hanya mengetahui baptisan 

Yohanes” (Kis. 18:25). Kita dapat menyimpulkan bahwa 

sesudah  Akwila dan Priskila menemuinya untuk menjelaskan 

injil sepenuhnya kepadanya, barulah ia menyadari akan 

baptisan Roh Kudus yang datang dari Yesus Kristus (ref. 

Mat. 3:11; Yoh. 1:32-33; Kis. 2:33).

10.3 Pengilhaman Roh Kudus pada periode berbeda dalam 

sejarah

Dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, kita dapat melihat 

bukti-bukti pekerjaan Roh Kudus dalam mengilhamkan orang-

orang untuk melakukan pekerjaan Allah. Dengan melihat beberapa 

contoh, kita dapat memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai 

perbedaan antara pengilhaman Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus.

10.3.1 Periode Perjanjian Lama

Sejak semula, Allah bermaksud untuk mendirikan kerajaan-Nya 

di bumi. Sebagai bagian dari rencana-Nya, Ia menciptakan Adam dan 

memberikan perintah yang harus ia pegang (Kej. 2:16-17). Walaupun 

Allah mampu menciptakan lebih banyak orang, Ia hanya menciptakan 

satu saja dengan harapan untuk menghasilkan keturunan ilahi (Mal. 

2:15). Sayangnya Adam melanggar perintah-Nya dan mengakibatkan 

dosa masuk ke dalam dunia (Rm. 5:12). Manusia kehilangan gambar 

dan rupa Allah dan jatuh ke dalam keruntuhan moral yang curam, 

hingga bahkan anak-anak Allah pun mengikuti jalan dunia yang jahat 

(Kej. 4:8, 19-24; 6:1-4). Hingga pada satu saat, dalam kekesalannya 

Allah berkata, “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam 

manusia, karena manusia itu yaitu  daging” (Kej. 6:3). Allah hendak 

meninggalkan manusia dan membiarkan mereka melakukan apa yang 

mereka kehendaki. Perkataan “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya 

tinggal di dalam manusia” sangat penting. Ini menunjukkan bahwa 

sebelum kejatuhan umat manusia dalam dosa, Roh Allah senantiasa 

mengilhamkan anak-anak-Nya untuk hidup dalam kemurnian dan 

kekudusan. Namun sekarang, Ia meninggalkan mereka dalam jalan-

jalan keduniawian mereka.


276

sesudah  Adam, kita melihat bahwa sifat pekerjaan Roh Kudus 

berubah, dari mengilhamkan seluruh umat pilihan Allah, menjadi 

hanya mengilhamkan segelintir orang pilihan saja. Orang-orang ini Ia 

gerakkan dengan tujuan untuk mengemban tugas-tugas ilahi khusus, 

pada saat dibutuhkan.

(i) Mengilhamkan nabi-nabi

Namun bertahun-tahun lamanya engkau melanjutkan sabar-

Mu terhadap mereka. Dengan Roh-Mu engkau memperingatkan 

mereka, yakni dengan perantaraan para nabi-Mu, namun  mereka tidak 

menghiraukannya, sehingga engkau menyerahkan mereka ke tangan 

bangsa-bangsa segala negeri.

Nehemia 9:30

Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, namun  

oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

2 Petrus 1:21

Di masa Perjanjian Lama, pekerjaan Roh Kudus banyak terlihat 

dalam pengilhaman para nabi. Ia menggerakkan mereka untuk 

menyampaikan pesan kepada umat pilihan, dan untuk menuntun 

mereka ke jalan yang benar (ref. 1Sam. 3:21). Alkitab mencatat contoh-

contoh berikut:

Musa, yang memimpin dan menjadi hakim atas bangsa

Israel melalui pimpinan Roh Kudus (Bil. 11:17 dst.; Yes. 

63:10-12).

Elisa menerima dua bagian Roh Allah, sehingga ia mampu

meneruskan pekerjaan Elia (2Raj. 2:9-15).

Mikha, diilhamkan untuk menubuatkan kebenaran kepada

Ahab, sesuai dengan wahyu Allah. Mikha tidak mau 

mengutarakan kata-kata yang sekadar untuk menyenangkan 

telinga raja (1Raj. 22:13-23).

Roh Kudus datang kepada Azarya, yang menggerakkannya

untuk memberitahukan Raja Asa dan bangsanya untuk 

menghancurkan patung-patung berhala, memperbaiki 

mezbah Tuhan dan mengadakan perjanjian untuk mencari 

Tuhan (2Taw. 15:1-15).

Roh Kudus datang kepada Yahaziel, untuk menolongnya

menyampaikan pesan dorongan kepada Raja Yosafat dan 


277

bangsanya. Ia berkata kepada mereka agar tidak takut 

kepada musuh-musuh mereka, dan mengetahui bahwa 

Allah akan menyelamatkan mereka (2Taw. 20:14-19).

Roh Kudus berbicara kepada orang-orang pilihan melalui

Yesaya, berkata kepada mereka bahwa hati mereka telah 

menjadi keras dan telinga mereka sulit mendengar, dan 

mata mereka tertutup, karena mereka tidak lagi dapat 

mengerti firman Allah (Yes. 6:9-13; Kis. 28:25-27).

Yeremia, yang merasakan firman Tuhan seperti api yang

bergelora di dalam hatinya, mendorongnya untuk berbicara 

(Yer. 20:7-10).

Roh Allah turun kepada Yehezkiel dan mendorongnya

untuk pergi dan memperingatkan bangsa Israel atas 

pemberontakan mereka, dan mendesak mereka untuk 

meninggalkan dosa dan menghindari maut (Yeh. 2:1-7; 

3:16-21).

Roh Allah mengilhamkan Daniel untuk menafsirkan

tulisan di dinding untuk Raja Belsyazar, dan menubuatkan 

kematiannya dan kehancuran kerajaannya (Dan. 5:5-31).

Roh Tuhan memenuhi Mikha dengan kuasa, keadilan,

keperkasaan, untuk menegur bangsa Israel atas dosa-dosa 

mereka (Mik. 3:8).

(ii) Mengilhamkan hakim-hakim

saat  Yosua meninggal, bangsa Israel kehilangan seorang 

pemimpin rohani yang sangat penting. Saat mereka menetap di tanah 

perjanjian, mereka mulai menikmati sebuah kehidupan yang mudah 

dan berkelimpahan, lupa untuk menghormati dan bersyukur kepada 

Allah. Lebih parah lagi, mereka mengikuti praktik-praktik jahat yang 

dilakukan bangsa-bangsa lain dengan menyembah berhala-berhala 

mereka. Mereka tidak berhasil memisahkan diri mereka dan hidup 

kudus. Karena itu Allah bertindak agar mereka mengubah jalan mereka 

yang jahat: Allah membiarkan bangsa-bangsa musuh menyerang 

mereka. Namun Ia juga Allah yang berbelas kasihan: setiap kali mereka 

bertobat dan berseru kepada-Nya memohon pertolongan, Ia senantiasa 

menjawab doa-doa mereka dengan mengilhamkan hakim-hakim untuk 

bermunculan dan memimpin menyelamatkan mereka. 

Kita melihat bahwa Allah menggerakkan bermacam-macam 

hakim untuk menyelamatkan umat-Nya:


278

Roh Allah turun kepada Otniel, sehingga ia mampu

mengalahkan Kusyan-Risyataim, raja Mesopotamia, 

sehingga bangsa Israel menikmati empat puluh tahun 

kedamaian (Hak. 3:9-11).

Roh Tuhan datang kepada Gideon, sehingga ia

membunyikan terompet untuk mengumpulkan segenap 

bangsa Israel melawan orang Midian. sesudah  mengalahkan 

mereka, bangsa Israel menikmati empat puluh tahun masa 

kedamaian (Hak. 6:34-35; 7:19-25; 8:28).

Roh Tuhan datang kepada Yefta, sehingga ia dapat melawan

bangsa Amon. Ia mengalahkan mereka dan menduduki dua 

puluh kota (Hak. 11:29-33).

Roh Tuhan datang dengan penuh kuasa kepada Simson,

sehingga ia mempunyai kuasa untuk mencabik seekor singa 

dengan tangan kosong dan membunuh 1000 orang Filistin 

hanya dengan menggunakan tulang rahang keledai (Hak. 

14:5-6; 15:12-18).

(iii) Mengilhamkan imam

Di dalam Perjanjian Lama, imam-imam diurapi secara khusus 

untuk melayani Allah. Mereka bertindak sebagai penengah antara 

Allah dan manusia, mempersembahkan korban untuk pengampunan 

dosa (Im. 1:3-9; Ibr. 5:1-3; 9:6-7). Sebelumnya peran ini dipegang oleh 

kepala keluarga. Alkitab mencatat, contohnya, Nuh, Abraham, Ishak, 

Yakub, dan Ayub, mereka mempersembahkan korban persembahan 

kepada Allah (Kej. 8:20; 22:13; 26:25; 33:18-20; Ayb. 1:5). Ini terus 

berlanjut hingga masa Hukum Taurat, saat  tugas-tugas keimaman 

diberikan kepada Harun dan keturunannya (Kel. 29:9, 29; 40:12-15; 

Bil. 25:11-13).

Pekerjaan utama para imam yaitu  mengurus tabut perjanjian 

dan melakukan upacara-upacara ibadah. Roh Kudus tampaknya 

jarang mengilhamkan mereka untuk melakukan tugas-tugas khusus. 

Hanya ada satu catatan alkitabiah yang menyebutkannya: saat  Allah 

berbicara melalui Zakharia untuk menegur umat pilihan karena telah 

melanggar perintah-perintah-Nya. Namun bukannya mendengar, 

mereka merajam Zakharia sampai mati (2Taw. 24:20-22).


279

(iv) Mengilhamkan raja-raja

Kerajaan Israel berdiri melalui pemerintahan Saul (1Sam. 9:17; 

10:1). Sebelumnya, Allah sendiri-lah yang berkuasa atas bangsa Israel. 

Namun umat Israel berkeras hati menginginkan seorang raja, seperti 

bangsa-bangsa lain. Ada dua alasan mengapa mereka bersikeras. 

Pertama, kedua anak Nabi Samuel tidak layak untuk memimpin 

mereka; mereka tidak berjalan di jalan Tuhan, namun  menerima suap 

dan memutarbalikkan keadilan (1Sam. 8:1-5). Kedua, bangsa Israel 

terus menerus berada di bawah ancaman bangsa-bangsa musuh 

(1Sam. 8:7; 12:12-18).

Sayangnya, sejarah memperlihatkan bahwa raja-raja Israel hanya 

dapat memimpin sampai pada keberhasilan yang terbatas. Contohnya, 

Saul tidak menaati perintah Allah, sehingga Allah menolaknya (1Sam. 

13:8-15; 15:10-23). Ia digantikan oleh Daud, orang yang mencari hati 

Allah (1Sam. 16:1-3). Berikutnya, Salomo menjadi raja (1Raj. 1:28-

40), namun  ia jatuh dalam penyembahan berhala karena istri-istri dari 

bangsa lain. Anaknya, Rehabeam, tidak mau mendengar nasihat tua-tua 

Israel dan akhirnya bangsa Israel terbelah (1Raj. 11:1-13; 12:1-20).

Dari seluruh raja-raja Israel dan Yehuda, kita melihat bahwa Roh 

Kudus hanya mengilhami Saul dan Daud. Alkitab mencatat bagaimana 

Roh Kudus turun ke atas Saul, sehingga ia bernubuat di antara para 

nabi dan “berubah menjadi manusia lain” (1Sam. 10:6-10); memimpin 

umat pilihan untuk mengalahkan bangsa Amon (1Sam. 11:1-11). Kita 

juga melihat Roh Kudus turun dengan penuh kuasa kepada Daud sejak 

hari ia diurapi menjadi raja (1Sam. 16:13). Roh Kudus mengilhaminya 

untuk: bernubuat bahwa Kristus akan menjadi Raja selama-lamanya, 

dan orang-orang akan mengikuti satu gembala ini (2Sam. 23:1-5; 

ref. Mzm. 89:20-29; Yeh. 37:24-28); memperlihatkan petunjuk untuk 

pembangunan Bait Allah, yang kemudian ia berikan kepada Salomo 

untuk diselesaikan (1Taw. 28:11-12); menyebut Kristus sebagai 

“Tuhan” dan mengetahui bahwa Ia akan mengalahkan musuh-musuh-

Nya (Mat. 22:42-44; Mzm. 110:1); menubuatkan pengkhianatan Yudas 

terhadap Yesus (Kis. 1:16; Mzm. 41:9).


280

(v) Mengilhamkan orang lain

Selain mengilhamkan para nabi, hakim dan raja, Roh Kudus juga 

datang kepada beberapa orang lain, untuk memberi mereka kuasa 

memimpin umat pilihan dan menyelesaikan tugas-tugas khusus. 

Beberapa di antara mereka yaitu :

Yusuf, yang diberikan hikmat untuk menafsirkan mimpi

Firaun dan menubuatkan kejadian-kejadian penting yang 

akan dihadapi Mesir (Kej. 41:25-32, 37-41).

Perajin-perajin peralatan imam (Kel. 28:2-3).

Bezaleel, yang diberikan hikmat, pengertian, dan

pengetahuan dalam segala macam pekerjaan, untuk 

membuat tabut perjanjian dan perabotan kemah: 

rancangan-rancangan seni, kerajinan emas, perak, tembaga, 

kayu dan batu-batu permata (Kel. 31:2-5; 35:30-33).

Tujuh puluh tua-tua Israel, yang diberikan kuasa untuk

menolong Musa menghakimi umat pilihan dan bernubuat 

(Bil. 11:16-17, 24-25).

Eldad dan Medad, yang digerakkan untuk bernubuat di

dalam kemah (Bil. 11:26-29).

Yosua, dipenuhi dengan roh hikmat, untuk bertindak

sebagai penerus Musa (Bil. 27:15-20; Ul. 34:9).

Amasai, kepala tiga puluh orang, yang diilhamkan Roh untuk

mengetahui bahwa Allah ada di sisi Daud dan memimpin 

orang-orang untuk mengikuti dia (1Taw. 12:18).

Orang-orang Yehuda, yang tergerak untuk melakukan apa

yang diperintahkan Raja Hizkia dan pemimpin-pemimpin 

sesuai dengan perintah Tuhan (2Taw. 30:12).

Elihu, yang menegur Ayub tanpa memihak-mihak (Ayb.

32:15-22).

A. Perbedaan ciri pengilhaman dan baptisan Roh Kudus

Walaupun keduanya berasal dari Roh yang sama, pengilhaman 

Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus berbeda dalam hal sifat dan 

mengeluarkan hasil yang berbeda.


281

Pengilhaman Roh Kudus terlihat dalam:

Datang kepada seseorang untuk menolongnya mencapai

tugas atau misi tertentu. sesudah  selesai, Roh Kudus 

meninggalkannya (Yeh. 3:22, 24; 37:1).

Pemberian kuasa Roh kepada seseorang, contohnya,

dengan memberikan keberanian, walaupun dalam bahaya 

kematian. Namun begitu tugas itu selesai, Roh itu pergi, dan 

orang yang ditinggalkan tidak lagi berbeda dengan orang 

lain (1Raj. 18:17-46; 19:1-14).

Pemilihan seseorang untuk menjadi pelayan Allah; orang

yang diutus untuk melaksanakan tugas tertentu (Yeh. 

2:1-3).

Tidak adanya bahasa roh (Yunani: glossolalia).

Baptisan Roh Kudus tampak melalui:

Berbahasa roh (Kis. 10:44-46; 19:6).

Tetap tinggal bersama orang percaya (Yoh. 14:16-18).

Kuasa untuk mengubah kehidupan orang percaya dan

memberikan kuasa untuk melakukan segala hal melalui 

Kristus (Kis. 4:19-20; 5:40-42; Rm. 8:2; Gal. 5:16; Ef. 3:16; 

Fil. 4:13).

Pemeteraian orang percaya sebagai anak Allah, sebagai

pewaris keselamatan, dan mendapatkan bagian dalam 

kemuliaan bersama Kristus (Rm. 8:15-17; Ef. 1:13-14).

Penengahan-Nya bagi orang percaya dalam doa (Rm. 8:26-

27).

B. Mengapa baptisan Roh Kudus?

Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus bekerja untuk mengilhamkan 

para nabi, hakim, imam, dan raja, sehingga mereka dapat memimpin 

bangsa Israel untuk berjalan di jalan yang benar. Ada beberapa masa 

saat  keadaan rohani bangsa Israel dipulihkan, namun  pada akhirnya 

bangsa itu menjadi terlalu bengkok hati sehingga tidak dapat ditolong 

dengan jalan seperti ini (Yer. 17:9; 13:23). Jalan satu-satunya agar 

mereka dapat berbalik kepada Allah dan memegang status dan 

perintah-Nya, yaitu  apabila Roh Kudus datang dan hidup di dalam 

hati mereka. Karena itu, Allah mengilhamkan nabi-nabi-Nya untuk 

menubuatkan masa Ia akan mencurahkan Roh-Nya kepada segenap 


282

umat manusia (Yoel 2:28-29), pada segala suku bangsa dari berbagai 

macam warna kulit, umur, dan status, untuk mengubah hati mereka 

dari batu menjadi daging. Ia juga akan menuliskan hukum-hukum-Nya 

di dalam hati mereka (Yeh. 36:26-27; Yer. 31:31-34). Penggenapan 

nubuat-nubuat ini akan mewujudkan keinginan Musa yang menggebu-

gebu: “Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena 

TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!” (Bil. 11:29).

10.3.2 Sebelum turunnya hujan awal

Sebelum turunnya Roh Kudus masa hujan awal, ada masa transisi 

antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Orang-orang masuk ke 

zaman anugerah, yang ditandai dengan kedatangan Yesus Kristus, 

Juruselamat, ke dunia (Mrk. 1:14-15; Yoh. 4:21-23; Yoh. 1:17). Melalui 

kematian-Nya di kayu salib, Ia mengakhiri zaman Hukum Taurat (Mat. 

11:13; Kol. 2:14-17; Ibr. 9:10). Roh Kudus bekerja di masa transisi ini 

untuk mengilhamkan orang-orang tertentu untuk menyatakan Yesus 

sebagai Mesias yang telah lama ditunggu dan menyatakan misi-Nya 

untuk menyelamatkan umat manusia. Pekerjaan pengilhaman Roh 

Kudus di masa ini dijelaskan di bawah ini.

(i) Memberitakan kedatangan Yesus ke dunia

Malaikat Gabriel muncul di hadapan Maria untuk menyampaikan 

berita bahwa ia akan segera memperoleh anak, yang akan ia namai 

Yesus. Kemudian, saat ia pergi ke rumah Zakharia untuk melihat 

Elisabet, bayi di dalam rahim Elisabet melonjak pada saat Maria 

memberikan salam. Elisabet dipenuhi Roh Kudus untuk menyatakan:

Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah 

rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi 

aku? Sebab sesungguhnya, saat  salammu sampai kepada telingaku, 

anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, 

yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, 

akan terlaksana.

Lukas 1:42-45


283

Roh Kudus mengilhamkannya untuk mengerti akan pentingnya 

kehamilan Maria dan menggerakkannya untuk menyebutkan bayi itu 

sebagai “Tuhanku” (Luk. 1:43). Ia yakin pesan dari malaikat itu akan 

digenapi.

Saat kita membaca jawaban Maria, yang berbentuk nyanyian 

pujian yang indah, sekali lagi kita melihat Roh Kudus mengilhamkannya 

dalam pilihan kata-katanya:

Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, 

Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. 

Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut 

aku berbahagia,  karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-

perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya yaitu  kudus. Dan rahmat-

Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan 

kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan 

orang-orang yang congkak hatinya;  Ia menurunkan orang-orang yang 

berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;  Ia 

melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh 

orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;  Ia menolong Israel, 

hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-

Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya 

untuk selama-lamanya.

Lukas 1:46-55

(ii) Memperlihatkan sekilas pandang pelayanan yang akan 

dilakukan Yesus

saat  Yohanes Pembaptis lahir, Ayahnya, Zakharia, dipenuhi oleh 

Roh Kudus, yang menggerakkannya untuk menubuatkan pekerjaan 

yang akan dilakukan oleh Yohanes dan juga Yesus:

Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa 

kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan 

bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,  —seperti yang 

telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang 

kudus—  untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan 

semua orang yang membenci kita,  untuk menunjukkan rahmat-Nya 

kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang 

kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa 

leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan 


284

musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan 

kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.

Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; 

karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan 

jalan bagi-Nya,  untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan 

keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh 

rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat 

kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang 

diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan 

kaki kita kepada jalan damai sejahtera.

Lukas 1:68-79

Di sini kita melihat bahwa Zakharia menyampaikan tentang 

pelayanan Yesus untuk menyelamatkan bangsa Israel, sesuai dengan 

perjanjian yang dibuat oleh Allah kepada Abraham. Anak Zakharia, 

Yohanes, akan melayani sebagai nabi Allah, berjalan sebelum Yesus 

untuk mempersiapkan jalan-Nya.

Kita juga melihat Roh Kudus bekerja menggerakkan Simeon, orang 

benar dan saleh, yang sedang menantikan penghiburan atas Israel. 

Begitu memasuki Bait Allah, Roh Kudus memberitahukan kepadanya 

siapakah anak yang dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk disunat. Ia 

diilhamkan oleh Roh Kudus untuk menatang Bayi itu dengan tangannya 

dan memuliakan Allah:

Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, 

sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan 

yang dari pada-Mu, yang telah engkau sediakan di hadapan segala 

bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain 

dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.

Lukas 2:29-32

Melalui Roh Kudus, Simeon juga bernubuat mengenai pekerjaan 

Yesus. Ia berkata kepada Maria, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan 

untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan 

untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan —dan 

suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri—, supaya menjadi nyata 

pikiran hati banyak orang.” (Luk. 2:34-35).

Di Bait Allah juga ada  seorang nabiah lanjut usia yang setia 

bernama Hana, seorang janda berumur delapan puluh empat tahun. 

Ia menyembah Allah siang dan malam dalam doa dan puasa. Seperti 


285

Simeon, ia segera mengetahui siapakah Bayi itu. Alkitab mencatat, 

“Dan pada saat  itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur 

kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang 

menantikan kelepasan untuk Yerusalem” (Luk. 2:38). Dari catatan ini, 

kita dapat melihat bahwa Roh Kudus-lah yang memberitahukan Hana 

siapakah bayi Yesus, dan menggerakkannya untuk bersaksi kepada 

orang-orang mengenai Dia.

(iii) Menyatakan identitas Yesus

saat  Yesus datang ke tempat Yohanes Pembaptis sedang 

melakukan baptisan air, Yohanes menyadari bahwa Ia yaitu  Mesias. 

Ia menyatakan:

Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang 

kumaksud saat  kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang 

seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. 

Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, namun  untuk itulah aku 

datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." 

Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun 

dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan akupun tidak 

mengenal-Nya, namun  Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan 

air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke 

atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis 

dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: 

Ia inilah Anak Allah

Yohanes 1:29-34

Sebelumnya Yohanes Pembaptis tidak mengetahui siapakah 

Mesias. Namun ia melihat Roh Kudus turun kepada Yesus seperti seekor 

burung merpati dan mendengar suara Allah berbicara menyatakan 

identitas-Nya (ref. Luk. 3:21-22). Wahyu secara langsung dari Roh 

Kudus ini membuat Yohanes dapat menyatakan dengan penuh kuasa 

bahwa Yesus yaitu  Anak Allah, yang datang untuk menghapus dosa-

dosa di dunia, dan yang akan membaptis orang dengan Roh Kudus.

Di masa pelayanan Yesus, hanya sedikit orang saja yang 

menyadari hal ini seperti Yohanes: beberapa mengira Yesus yaitu  

Yohanes Pembaptis; yang lain mengira Ia yaitu  Elia, Yeremia, atau 

salah satu nabi lainnya. Namun saat  Yesus bertanya kepada Petrus 

siapakah diri-Nya, ia menjawab dengan percaya diri: “Engkau yaitu  


286

Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat. 16:16). Kata Yesus kepadanya: 

“Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang 

menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat. 

16:17).

Tuhan Yesus berkata kepada banyak orang bahwa Ia yaitu  roti 

hidup yang telah datang dari surga: siapa saja yang minum darah-Nya 

dan memakan daging-Nya akan mendapatkan kehidupan kekal, dan 

akan dibangkitkan di hari terakhir. Banyak di antara murid-murid-

Nya tidak mengerti pengajaran ini, dan berkata, “Perkataan ini keras, 

siapakah yang sanggup mendengarkannya?” (Yoh. 6:60) dan kemudian 

meninggalkan-Nya.

Melihat ini, Yesus bertanya kepada kedua belas murid-Nya, 

“Apakah kamu tidak mau pergi juga?” (Yoh. 6:67).

Petrus kemudian menjawab: "Tuhan, kepada siapakah kami akan 

pergi? Perkataan-Mu yaitu  perkataan hidup yang kekal; dan kami 

telah percaya dan tahu, bahwa Engkau yaitu  Yang Kudus dari Allah.” 

(Yoh. 6:68-69).

Orang-orang lain datang dan pergi karena mereka tidak sungguh-

sungguh mengenal siapakah Yesus, namun  tidak seperti mereka, Petrus 

mengenal Tuhan dan menetapkan hati untuk mengikuti Dia hingga 

akhir. Pengertian Petrus dengan sangat jelas berasal dari pengilhaman 

Roh Kudus. Ini mengingatkan kata-kata Paulus: “Karena itu aku mau 

meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata 

oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada 

seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus yaitu  Tuhan," selain oleh 

Roh Kudus” (1Kor. 12:3).

Sebagai kesimpulan, di masa Perjanjian Lama, dan sebelum 

pencurahan hujan awal, Roh Kudus dengan giat mengilhamkan orang-

orang. Namun pengilhaman Roh ini tidak dapat dikelirukan dengan 

baptisan Roh. Ada beberapa alasan:

Pekerjaan Allah yang turun menjadi manusia harus

diselesaikan sebelum pekerjaan Allah dalam Roh dapat 

dimulai: Yesus harus kembali ke surga, sebelum Roh Kudus 

dapat turun. Ini menjelaskan mengapa Ia berkata kepada 

murid-murid-Nya: “yaitu  lebih berguna bagi kamu, jika 

Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu 

tidak akan datang kepadamu, namun  jikalau Aku pergi, Aku 

akan mengutus Dia kepadamu.” (Yoh. 16:7).


287

Yesus harus dimuliakan terlebih dahulu: bangkit dari

kematian, naik ke surga, dan duduk di sebelah kanan Bapa 

sebelum Ia menurunkan Roh Kudus (Kis. 2:30-33). Karena 

itu Yohanes mencatat, “Dan pada hari terakhir, yaitu pada 

puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa 

haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa 

percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: 

Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." 

Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh 

mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum 

datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yoh. 7:37-39).

Yesus harus memegang peran Penengah antara manusia

dan Allah, di mana ia akan berdoa kepada Bapa untuk 

mengirimkan Roh Kudus: “Aku akan minta kepada Bapa, 

dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong 

yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya” (Yoh. 

14:16).

10.3.3 Periode hujan awal

Di masa hujan awal, kita melihat Roh Kudus bekerja dengan cara 

yang baru: Ia mulai mengilhamkan baik orang percaya maupun tidak 

percaya. Khususnya, Ia menggerakkan dengan aktif mereka-mereka 

yang mendengarkan injil untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai 

Juruselamat mereka, agar bertobat dan diselamatkan. Di saat yang 

sama, Ia mengilhamkan mereka yang sudah percaya dan menerima 

baptisan Roh, untuk terus berjalan di jalan-Nya dan melakukan 

pekerjaan-Nya. Kita sekarang akan melihat dua fungsi Roh Kudus ini.

(i) Mendesak orang-orang berbalik kepada Tuhan

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun 

yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" 

dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus yaitu  Tuhan", 

selain oleh Roh Kudus.

1 Korintus 12:3

Perkataan “terkutuklah Yesus” dalam teks Yunani disebutkan 

sebagai Anáthema1 Ieesoús2, yang menunjukkan sebuah kutukan yang 


288

berasal dari lubuk hati; “Yesus yaitu  Tuhan” dalam teks aslinya yaitu  

Kúrios3 Ieesoús, menunjukkan sebuah seruan dari hati. Yang pertama 

yaitu  sesuatu yang akan orang dengar dari musuh-musuh Yesus, 

karena tidak masuk akal apabila seseorang yang diilhamkan oleh Roh 

Allah mengutarakan perkataan demikian. Yang kedua yaitu  kata-kata 

kesadaran yang diilhamkan Roh Kudus (Mat. 10:32; Rm. 10:9-10).

Di permukaan, kelihatannya mengakui bahwa “Yesus yaitu  Tuhan” 

yaitu  perkara yang sangat mudah. Apa susahnya menyatakan iman 

seseorang di hadapan orang lain? Namun apabila kita memperhatikan 

keadaan masyarakat di masa para rasul, kita akan menyadari bahwa 

menjadi Kristen, atau menyatakan iman secara terang-terangan, 

merupakan tantangan besar:

Banyak orang Yahudi sulit menerima Yesus sebagai Mesias,

karena Ia tidak cocok dengan pengharapan mereka. 

Alkitab menjelaskan bahwa ia berasal dari latar belakang 

masyarakat bawah, dan “semaraknyapun tidak ada” 

(Yes. 52:14; 53:1-3). Selama pelayanan-Nya, Ia seringkali 

dihadapkan pada keraguan dan pandangan meremehkan 

(2Kor. 5:16; Mat. 13:53-58).

Di masa itu, tiap orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai

Tuhan akan dikeluarkan dari komunitas iman mereka (Yoh. 

9:22) dan mungkin juga dianiaya (Kis. 8:1-3; 9:1-2; 22:4; 

26:9-11). Mengaku “Yesus yaitu  Tuhan” setara dengan 

menyangkal Yahweh sebagai Allah.

Orang-orang Yunani mungkin telah terpapar dengan filosofi-

filosofi berbeda, seperti ajaran Gnostik. Ini membuat mereka 

sulit menerima bahwa Allah, hakiki yang ilahi, dapat datang 

dalam rupa manusia untuk mati di kayu salib (1Kor. 1:18-

23; 1Yoh. 4:2-3).

Di bawah kekuasaan Romawi, orang yang mengaku “Yesus

yaitu  Tuhan” di depan umum, menghadapi ancaman 

tuduhan pengkhianatan terhadap Kaisar Romawi. Bila 

didapati bersalah, ia dapat dijatuhi hukuman mati (1Kor. 

12:2-3).

Jadi kita dapat melihat, bahwa apabila bukan dari pengilhaman 

Roh Kudus, hanya akan ada sedikit orang yang percaya kepada Yesus, 

atau menyatakan iman mereka secara terang-terangan di depan 

umum.


289

Namun dari Kisah Para Rasul kita melihat Roh Kudus bekerja 

secara aktif sejak hari Pentakosta untuk menggerakkan banyak orang 

untuk bertobat dan menerima injil. Contohnya, kita melihat Roh Kudus 

mengilhamkan:

Orang-orang Yahudi, yang merayakan hari raya Pentakosta,

sehingga mereka menyadari dosa-dosa mereka dan mencari 

keselamatan melalui Yesus Kristus. Kira-kira 3000 orang 

menerima baptisan air (Kis. 2:37-41).

Petrus, untuk menyembuhkan orang yang lumpuh sejak

lahir dan berkhotbah tentang Yesus kepada kerumuman 

orang Yahudi yang terheran-heran melihat mujizat itu. 

Petru


Related Posts:

  • Doktrin roh kudus 8 enafsiran. Tidak ada orang yang dapat mengerti bahasa roh, yang berdoa dalam roh pun tidak (1Kor. 14:2). Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahasa ini: mengucapkan hal-hal yang rahasia (1Kor. 14:2), memb… Read More