enafsiran. Tidak ada orang yang
dapat mengerti bahasa roh, yang berdoa dalam roh pun tidak (1Kor.
14:2). Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahasa ini: mengucapkan
hal-hal yang rahasia (1Kor. 14:2), membangun orang yang berdoa
menggunakannya (1Kor. 14:4), dan tanda bagi orang-orang yang belum
percaya (1Kor. 14:22).
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
252
Kedua, ada jenis berbahasa roh yang berbeda untuk berkhotbah.
Bahasa roh ini diucapkan kepada jemaat dan merupakan karunia
khusus yang bertujuan untuk mengajar dan membangun jemaat.
Bahasa roh ini harus ditafsirkan untuk mengetahui artinya (1Kor.
14:27).
Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jemaat Gereja
Korintus menggunakan karunia berbahasa roh mereka dengan tidak
sepatutnya. Contohnya, mereka berkata-kata dalam bahasa roh kepada
jemaat, walaupun tidak ada yang menafsirkannya. Karena itu Paulus
menulis 1 Korintus pasal 14 untuk menegur praktik mereka yang tidak
tertib. Di pasal ini, ia menyebutkan hal-hal ini:
• Orang yang bernubuat, yaitu yang menyampaikan pesan
Allah dengan kata-kata manusia melalui pengilhaman Roh
Kudus untuk membangun jemaat, lebih besar daripada
orang yang berkata-kata dalam bahasa roh namun tidak ada
yang menafsirkannya (1Kor. 14:4-5).
• Bahasa roh yang disampaikan kepada jemaat tidak dapat
membangun siapapun apabila tidak ditafsirkan (1Kor.
14:6).
• Alat-alat musik saja menghasilkan bunyi-bunyi yang
berbeda, sehingga yang mendengar dapat mengetahui
sebuah lagu (1Kor. 14:7).
• Bila sebuah nafiri tidak menghasilkan bunyi yang terang,
tidak ada orang yang bersiap-siap berperang (1Kor. 14:8).
• Bila seseorang berkata-kata dalam bahasa roh kepada
jemaat tanpa ada yang menafsirkan, tidak ada orang yang
dapat mengerti apa yang ia sampaikan; itu akan menjadi
seperti orang yang berkata-kata ke udara (1Kor. 14:9).
• Ada banyak macam bahasa di dunia, semuanya mempunyai
artinya sendiri-sendiri. Mereka yang tidak mengerti bahasa
itu menjadi seperti orang-orang asing di hadapan orang
yang berbicara, begitu juga sebaliknya (1Kor. 14:10-11).
• Di dalam gereja, lebih baik mengucapkan lima kata yang
dapat dimengerti ketimbang beribu-ribu kata dalam bahasa
roh (1Kor. 14:19).
• Bila orang tidak percaya melihat jemaat berkumpul di
gereja dan berkata-kata dalam bahasa roh satu sama lain,
mereka akan melihatnya sebagai kegilaan (1Kor. 14:23).
• Di gereja, segala hal harus dilakukan untuk membangun,
dan berbahasa roh tidak terkecuali (1Kor. 14:12, 26).
253
• Karunia nabi takluk kepada nabi. Allah tidak menghendaki
kekacauan, namun damai sejahtera (1Kor. 14:32-33).
Berkata-kata dalam bahasa roh untuk berkhotbah yaitu salah satu
dari antara banyak karunia rohani, yang bertujuan untuk membangun
jemaat. Roh Kudus mencurahkan karunia ini kepada siapa yang Ia
kehendaki (1Kor. 12:8-11); tidak semua orang yang mempunyai Roh
Kudus akan mendapatkannya. Karena itu, saat Paulus menyebutkan
karunia ini, ia membicarakannya berhubungan dengan karunia-
karunia lain, khususnya karunia untuk menafsirkan bahasa roh (1Kor.
14:26-27; 1Kor. 12:10, 28, 30). Ini secara jelas memisahkannya dari
bahasa roh yang menandai baptisan Roh Kudus.
Jemaat Gereja Korintus menyalahgunakan karunia-karunia
rohani mereka, dengan menggunakannya untuk menonjolkan diri
mereka di hadapan orang-orang. Karena itu di pasal yang sama, paulus
menyampaikan tata aturan berikut ini dalam hal penggunaan bahasa
roh saat beribadah:
• Hanya dua, atau paling banyak, tiga orang berkata-kata
dalam bahasa roh (ayat 27).
• Jemaat bergiliran saat berkata-kata dalam bahasa roh
(ayat 27).
• Bahasa roh harus ditafsirkan (ayat 27).
• Bila tidak ada yang menafsirkan, orang harus tetap diam di
gereja, menahan diri berkata-kata dalam bahasa roh kepada
jemaat. Ia hanya boleh “berkata-kata kepada dirinya sendiri
dan kepada Allah” (ayat 28).
Karunia “berkata-kata dalam bahasa roh” memungkinkan
seseorang berbicara kepada jemaat saat ada yang menafsirkannya
(1Kor. 14:27-28). Namun pada beberapa kesempatan mungkin
seseorang tiba-tiba didorong oleh Roh Kudus untuk menyampaikan
pesan dari Allah (ref. Ayb. 32:17-22; Yer. 20:9). Pada saat demikian,
Allah akan menunjuk seseorang untuk menafsirkannya, mungkin orang
itu sendiri, mungkin orang lain. Paulus menasihati, di kesempatan
seperti itu, pembicara pertama yang berbahasa roh harus diam
untuk memungkinkan orang yang menafsirkannya berbicara. Dengan
demikian, jemaat dapat bernubuat secara bergiliran sehingga semua
orang dapat belajar dan terbangun (1Kor. 14:30-31).
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
254
Paulus menulis kepada jemaat Korintus, menasihati mereka
untuk menjaga ketertiban saat jemaat berkumpul sehingga segala
sesuatu dapat dilakukan untuk membangun (1Kor. 14:26). Ia berkata,
“Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki
kekacauan, namun damai sejahtera… Segala sesuatu harus berlangsung
dengan sopan dan teratur” (1Kor. 14:32-33, 40). Namun Paulus tidak
menginginkan mereka salah paham dan tidak menyukai, atau bahkan
melarang berkata-kata dalam bahasa roh. Karena itu ia menambahkan,
“Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh”
(1Kor. 14:39). Ia juga membagikan pengalamannya sendiri kepada
mereka: “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah
yang berdoa… Aku akan berdoa dengan rohku… Aku mengucap syukur
kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari
pada kamu semua.” (1Kor. 14:14-15, 18).
Kesalahpahaman 17
Ada banyak perkumpulan kharismatik yang katanya jemaatnya
dipenuhi Roh Kudus, namun semuanya tampak tidak tertib. Kalau
mereka tidak berteriak-teriak dengan keras, mereka menyanyi-nyanyi
dengan keras, menyebutnya nyanyian roh. Lalu ada di antara mereka
yang memperlihatkan ketidaktertiban yang lebih kecil, dengan secara
bersamaan berbahasa roh saat beribadah atau berbahasa roh dalam
kelompok kecil. Dapatkah keadaan seperti ini ditemukan dalam Alkitab?
Bahkan di pasal 14 dalam 1 Korintus, yang banyak mendiskusikan
masalah berbahasa roh, berbahasa roh saat beribadah tidak dianjurkan.
Hanya dua, atau paling banyak tiga orang yang boleh berbicara, dan
mereka harus melakukannya bergiliran dengan diikuti oleh orang yang
menafsirkan. Begitu juga kita membaca di ayat 33, “Sebab Allah tidak
menghendaki kekacauan, namun damai sejahtera”. Kekacauan bukan
berasal dari Allah, dan kita harus mengingat bahwa Allah kita yaitu
Allah damai sejahtera.
ende Hu (hal. 7-8)
Apa kata Alkitab?
• Tentu ada masalah dalam ketertiban apabila jemaat
berteriak-teriak histeris secara emosional di gereja. Namun
kita perlu mengakui bahwa ada beberapa tindakan yang
murni diilhamkan oleh Roh Kudus.
255
• Fenomena menyanyi dalam roh dicatat dalam Alkitab:
Paulus berkata, “aku akan menyanyi dan memuji dengan
rohku” (1Kor. 14:15). Ia juga mengajarkan kita untuk
“berkata-kata[lah] seorang kepada yang lain dalam mazmur,
kidung puji-pujian dan nyanyian rohani” (Ef. 5:19; ref. Kol.
3:16). Menyanyi dalam roh dimungkinkan oleh Roh Kudus
dan bukan tanda kekacauan.
• saat Paulus menasihati gereja untuk hanya mengizinkan
dua atau tiga orang berbicara dalam bahasa roh (1Kor.
14:27), ia sedang membicarakan penggunaan bahasa roh
untuk berkhotbah, bukan bahasa roh dalam doa pribadi.
Kita tidak akan berpikir untuk membatasi jumlah orang
percaya yang berdoa bersama di gereja dengan bahasa
pengertian manusia, begitu juga kita tidak membatasi
jumlah orang yang berdoa dalam bahasa roh.
• Tulisan “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, namun
damai sejahtera” oleh Paulus, ditujukan kepada Gereja
Korintus yang tidak tertib dalam beribadah, yang terjadi
karena mereka menggunakan bahasa roh untuk berkhotbah
kepada jemaat tanpa ada yang menafsirkannya, dan mereka
tidak bergiliran.
• Paulus tidak pernah melarang berbahasa roh. Apa yang ia
lakukan yaitu memberikan sebuah tata aturan kepada
gereja untuk menggunakan karunia ini dengan sepatutnya.
Dengan hati-hati ia berkata, “Janganlah melarang orang
yang berkata-kata dengan bahasa roh” (1Kor. 14:39).
9.7 Pengalaman Pentakosta
Pentakosta, yang juga disebut sebagai hari raya “Tujuh Minggu”
(ref. Kel. 34:22; Ul. 16:10), menandai berakhirnya panen. Pada bahasa
Yunani, Pentakosta berarti “ke-50”, karena Pentakosta jatuh pada hari
ke-50 sesudah Paskah, dihitung dari hari ke-2 perayaan itu (Im. 23:15-
17)6. Di masa itu, perayaan ini yaitu perayaan yang paling semarak
dan membawa orang-orang Yahudi dari segala penjuru dunia bersama-
sama berkumpul di Yerusalem. Allah memilih Pentakosta pertama
sesudah kebangkitan dan kenaikan Kristus untuk mencurahkan Roh
Kudus-Nya yang kudus kepada orang-orang perjanjian baru. Dengan
demikian, Pentakosta mendapatkan makna dan kepentingan yang
baru.
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
256
Berbahasa roh yaitu sebuah tanda yang dramatis, membuat
orang-orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia terheran-heran dan
ingin melihat apa yang sedang terjadi. Ini menyediakan kesempatan
yang baik bagi Petrus untuk bersaksi bahwa pencurahan Roh Kudus,
yang baru saja mereka saksikan, terjadi karena Yesus Kristus yang telah
mereka salibkan telah bangkit dan dimuliakan (Kis. 2:22-23, 30-33).
Dengan demikian, injil keselamatan sampai pada pendengar pertama
yang dimaksud (yaitu Yerusalem), sesuai dengan rencana Allah (Kis.
1:8).
Kesalahpahaman 18
Banyak gereja melihat ayat-ayat pada Kisah Para Rasul 2:1-13
sebagai sebuah kejadian saat murid-murid Yesus tidak berbicara
dalam bahasa roh, namun dalam bahasa-bahasa asing, menyatakan
bahwa inilah yang didengar orang-orang Yahudi yang datang ke
Yerusalem. Mereka juga menyimpulkan bahwa orang-orang Kristen
yang pada hari ini mengaku berbicara dalam bahasa roh, mengucapkan
bahasa yang tidak dapat dimengerti, jadi pengalaman ini berbeda
dengan pengalaman Pentakosta di masa para rasul.
Apa kata Alkitab?
saat Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, walaupun bahasa
yang diucapkan para rasul dapat dimengerti, kita dapat menyimpulkan
itu bukan bahasa-bahasa asing karena beberapa alasan ini:
• Kita melihat Roh Kudus memenuhi murid-murid Yesus dan
menggerakkan mereka untuk “berkata-kata dalam bahasa-
bahasa lain” (Kis. 2:4). Kemudian Paulus menjelaskan
bahasa roh sebagai mengucapkan hal-hal yang rahasia
kepada Allah (1Kor. 14:2). Namun bahasa roh membawa
pesan yang mempunyai arti yang dapat diungkapkan
apabila ditafsirkan (1Kor 14:27-28). Apa yang terjadi di
hari Pentakosta yaitu , Allah memberikan kemampuan
untuk menafsirkan bahasa roh kepada orang-orang Yahudi
yang mendengarnya. Ini membuat mereka mendengarkan
para murid Yesus “berkata-kata dalam bahasa [kita] sendiri
tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah”
257
(Kis. 2:11). Ini yaitu pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus
dalam memberikan tanda kepada orang-orang Yahudi
(1Kor. 14:22). Pekerjaan ini menghasilkan pertobatan
mereka: hati nurani mereka tersentuh, mereka bertobat,
dan dibaptis di dalam nama Yesus Kristus (Kis. 2:37-41).
• Kemampuan untuk menafsirkan bahasa roh yaitu sebuah
karunia yang diberikah oleh Allah sesuai dengan kehendak-
Nya (1Kor. 12:10-11, 30; 14:26-28). Kadang-kadang karunia
ini diberikan sebagai karunia yang bersifat sementara
apabila diperlukan agar orang dapat mendengar dan
mengerti isi pesan khusus dari Allah. Ini yaitu apa yang
dialami oleh orang-orang Yahudi di hari Pentakosta. Kita
juga melihat bagaimana orang-orang percaya dari bangsa
Yahudi yang datang ke rumah Kornelius menerima karunia
yang sama: Roh Kudus membuat mereka mendengar
Kornelius dan keluarganya “berkata-kata dalam bahasa roh
dan memuliakan Allah” (Kis. 10:44-46).
• Dari pengalaman kita mengetahui bahwa saat sekelompok
orang, walaupun hanya kelompok kecil, berbicara sekaligus,
orang-orang lain mengalami kesulitan untuk mendengar
dan mengerti apa yang sedang diucapkan. Kesulitan ini
menjadi sangat besar saat ini terjadi pada kelompok
yang berjumlah besar. Di hari Pentakosta, ada 120 orang
murid yang dipenuhi oleh Roh Kudus, semuanya berbahasa
roh di saat yang sama. Campuran suara-suara dan tingkat
kebisingan yang terjadi mungkin sangat besar. Namun yang
mengejutkan, di tengah-tengah keadaan seperti itu orang-
orang Yahudi yang datang ke Yerusalem dari sekitar 15
negara, mendengar murid-murid berbicara dengan bahasa
negara mereka masing-masing (Kis. 2:8). Tidak hanya itu,
mereka dapat memahami isi pesan itu, yaitu “perbuatan-
perbuatan besar yang dilakukan Allah” (Kis. 2:11).
• ada hal yang menarik pada catatan “orang-orang
Yahudi yang saleh” (Kis. 2:5). Ini yaitu orang-orang saleh
yang telinganya dibuka oleh Allah sehingga dapat mengerti
bahasa roh dalam bentuk bahasa mereka sendiri (Kis. 2:5-
12). Sebaliknya, ada “orang lain” (Kis. 2:13) yang tidak
mengerti apa yang sedang diucapkan murid-murid, dan
mengejek mereka sebagai orang-orang yang sedang mabuk.
Karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa bila bahasa roh
yang diucapkan murid-murid yaitu bahasa-bahasa asing,
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
258
maka baik orang-orang Yahudi yang saleh maupun orang-
orang ini tentu dapat mengerti apa yang sedang diucapkan
murid-murid Yesus.
Kesalahpahaman 19
Di hari Pentakosta, perlu dicatat bahwa bahasa itu bukanlah bahasa
yang tidak dikenali, namun dalam beberapa bahasa dari berbagai negara
yang berkumpul pada saat itu. Sejauh yang dituliskan dalam Alkitab, ini
tidak pernah terjadi lagi.
J. Oswald Sanders (hal 72)
Kesalahpahaman 20
Karunia berbahasa roh pada hari Pentakosta yaitu bahasa tertentu
dari orang-orang tertentu untuk menyampaikan injil kepada mereka (Kis.
2:6-11). Pentakosta berdiri sendiri. Baptisan Roh Kudus tidak pernah
dimaksudkan sebagai pengalaman yang berulang.
John H. Pickford (hal 12 dan 14).
Kesalahpahaman 21
[Mengacu pada Kisah Para Rasul 2:1-4] saat orang-orang percaya
dipenuhi oleh Roh Kudus, mereka berbicara dengan bahasa lain.
Dalam keadaan kesurupan, mereka mengucapkan bahasa-bahasa dari
negara-negara lain yang mereka sendiri tidak mengerti, namun dimengerti
oleh orang-orang dari bangsa mereka masing-masing… sesudah hari
Pentakosta, fenomena bahasa roh terjadi di Gereja Korintus dan tempat-
tempat lain. Walaupun mereka juga “berkata-kata dalam bahasa roh”,
ini bukan lagi fenomena Pentakosta, karena fenomena ini bukan tanda
yang selalu menyertai pencurahan Roh Kudus, namun sebuah fenomena
yang telah berakhir. Karena itu, mereka yang berharap membangkitkan
kembali mujizat khusus ini di masa sekarang, telah keliru menganggap
bahwa ketiadaan mujizat ini menandakan tidak adanya Roh Kudus.
Mereka telah keliru memahami arti sesungguhnya dari pencurahan Roh
Kudus. Roh Kudus yang telah turun pada hari Pentakosta masih terus
bersama kita hingga hari ini.
Kurosaki Koukichi
259
Pendapat para penulis di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Di hari Pentakosta, murid-murid mengucapkan bahasa-
bahasa yang berbeda dari negara-negara asal orang-orang
Yahudi yang datang ke Yerusalem.
• saat murid-murid berbicara dengan bahasa-bahasa asing,
mereka ada dalam keadaan kesurupan.
• Fenomena pada hari Pentakosta yaitu perwujudan khusus
pencurahan Roh Kudus.
• Roh Kudus yang dicurahkan pada hari Pentakosta terus
tinggal bersama orang-orang Kristen hingga hari ini.
• Kita tidak bisa menyamakan ketiadaan tanda berbahasa
roh dengan ketiadaan Roh Kudus.
• Pengalaman berbahasa roh di masa sekarang berbeda sama
sekali dengan fenomena di hari Pentakosta.
Apa kata Alkitab?
• Murid-murid Yesus berkata-kata dalam bahasa roh, bukan
bahasa-bahasa asing. Orang-orang Yahudi dari negara-
negara lain mengerti apa yang mereka ucapkan karena
Allah memberikan mereka karunia sementara untuk
menafsirkannya. Kejadian serupa terjadi saat rumah
tangga Kornelius menerima Roh Kudus, dan orang-orang
percaya dari bangsa Yahudi mendengar mereka “berkata-
kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis.
10:46).
• saat murid-murid Yesus berkata-kata dalam bahasa roh,
mereka tidak sedang berada dalam keadaan “kesurupan”.
Sebaliknya, pikiran mereka sadar dan jernih, karena mereka
menyadari bahwa orang-orang di sekeliling mereka merasa
takjub dan sebagian ada yang mengejek-ejek mereka (Kis.
2:5-8; 13-15).
• Berbahasa roh yaitu tanda pasti bahwa seseorang telah
menerima Roh Kudus (Kis. 10:46). Bahasa roh tidak selalu
harus dapat dimengerti (1Kor. 14:2). saat jemaat Efesus
berbahasa roh, tidak ada tanda-tanda bahwa ada orang
yang mengerti bahasa itu, namun mereka dipastikan telah
menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-6).
• Pencurahan Roh Kudus menjadi fenomena yang umum
terjadi, setiap kali disertai dengan berbahasa roh. Ini
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
260
menjadi tema utama injil seperti yang diberitakan para
rasul. Contohnya, Petrus mendesak orang-orang Yahudi
untuk bertobat dan dibaptis agar mereka juga dapat
menerima karunia ini (Kis. 2:38).
• Ada lima kejadian baptisan Roh Kudus dicatat dalam Kisah
Para Rasul (Kis. 2:4; 8:17; 9:17; 10:44; 19:6), menunjukkan
bahwa pengalaman Pentakosta terulang, membuktikan
bahwa ini bukanlah kejadian khusus.
9.8 Karunia menafsiran bahasa roh
Karunia menafsirkan bahasa roh dapat ditemukan di antara umat
percaya di gereja sejati hari ini. Apabila kita melihat di dalam Alkitab
dan pada pengalaman-pengalaman jemaat Gereja Yesus Sejati, kita
melihat bahwa ada beberapa cara Roh Kudus membuat seseorang
mengerti bahasa roh:
• Seperti pada kejadian yang dialami orang-orang Yahudi
yang saleh di hari Pentakosta, Allah membuat orang yang
mendengar dapat mendengar bahasa roh dengan bahasa
mereka sendiri.
• Allah menyingkapkan arti bahasa roh kepada pendengar
sesudah ia yang berbicara selesai mengutarakannya.
• Orang yang berkata-kata dalam bahasa roh tidak mengerti
artinya pada saat ia mengucapkannya, namun kemudian
Allah membuatnya mampu menafsirkan pesan itu.
• Orang menafsirkan sesudah ia berbicara dalam bahasa roh,
kalimat per kalimat.
• Orang yang berkata-kata dalam bahasa roh mengerti apa
yang sedang ia katakan, namun mengetahui bahwa Roh Kudus
akan menggerakkan orang lain untuk menafsirkannya.
Dalam kejadian seperti ini, orang yang menafsirkannya
akan datang ke muka untuk mengartikan pesan berbahasa
roh. Pesan yang disampaikan akan sama persis dengan apa
yang dipahami oleh orang yang berbicara dalam bahasa
roh.
• Orang yang berbicara dalam bahasa roh tidak mengerti
artinya, namun Allah menggerakkan orang kedua untuk
menafsirkannya.
261
9.9 Kesaksian jemaat Gereja Yesus Sejati
9.9.1 Kesaksian 1
Kesaksian ini mengenai Saudara Chen Ahgui dari Desa Boai,
Propinsi Heping di Taichung, Taiwan. Saudara Chen jatuh sakit
karena tetanus pada tanggal 26 Juli 1959 dan tidak dapat bangkit
dari tempat tidurnya. Walaupun ia dirawat oleh tiga dokter berbeda,
mereka tidak berhasil mengobatinya. Pada akhirnya ia memutuskan
untuk menghentikan pengobatan medis, dan berdoa kepada Allah
memohon belas kasihan dan kesembuhan. Di saat yang sama, gereja
mendoakannya.
Pada saat sebuah sesi doa, seorang saudari bernama Lin Qiuju
menafsirkan bahasa rohnya sendiri dalam dialek asli suku Taiwan
pegunungan. Pesannya yaitu : “Ada dosa dalam kelompok ini.”
Mendengar ini, jemaat bertobat. Namun doa-doa untuk Saudara Chen
tetap tak terjawab.
Pada sesi doa lain, Saudari Lin sekali lagi menafsirkan bahasa
rohnya, berkata, “Di antara yang berdoa ada orang yang telah melakukan
dosa mematikan. Orang ini harus diusir. Ia tidak boleh turut berdoa.”
saat hal ini diselidiki, pesan ini terbukti benar; mereka mendapati
seseorang di antara mereka telah melakukan dosa. Gereja menuruti
Roh Kudus dan memberhentikan keanggotaan orang ini.
saat mereka berdoa kembali untuk Saudara Chen, ia mulai
membaik: pernapasan, air muka dan keadaannya secara umum mulai
pulih. Lalu pada saat sesi doa pagi, Saudari Lin menafsirkan bahasa
roh untuk menyampaikan pesan kepada Saudara Chen: “Sekarang
kamu akan disembuhkan dari sakitmu.” Sejak hari itu, Saudara Chen
mengalami pemulihan yang cepat: ia dapat makan, duduk, berdiri, dan
akhirnya dapat berjalan. Tidak lama kemudian ia sembuh total.
9.9.2 Kesaksian 2
Di tahun 1927, saat Gereja Yesus Sejati baru didirikan di Taiwan,
jemaat Taichung mengadakan kebaktian mereka di lantai atas sebuah
tempat usaha milik Penatua Filemon Kuo. Pada saat itu, hanya ada
sedikit pendeta, sehingga gereja menugaskan jemaat untuk bergiliran
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
262
menyampaikan khotbah. sesudah kebaktian, pendeta-pendeta akan
memberikan komentar kepada jemaat yang berkhotbah.
Pada hari Sabat siang, seorang saudara bernama Yang Guichuan
baru saja selesai menyampaikan khotbah dan sedang turun dari
mimbar, dan tiba-tiba ia didorong oleh Roh Kudus untuk berkata-kata
dalam bahasa roh kepada Diaken Qian. Saudara Yang berbicara dengan
tegas dan penting, menunjuk jarinya ke arah Diaken Qian dengan
sikap seperti orang menegur. Namun Saudara Yang tidak mengerti apa
yang sedang ia katakan, dan ia juga tidak mengerti apa yang sedang ia
lakukan.
sesudah Saudara Yang selesai berbicara, Diaken Qian berdiri
dan berkata kepada jemaat, “Apa yang baru saja saya dengar yaitu
sebuah pesan dalam dialek Fujian. Saudara Yang berkata kepada saya,
‘walaupun kamu ada di Taiwan, hatimu ada di Fujian. Kamu harus
menginjil di Taiwan dengan sepenuh hati!’”.
Saudara Yang yaitu orang asli Taiwan, dan tidak dapat berbicara
dialek Fujian. Tambah lagi, saat ia berbicara kepada Diaken Qian,
jemaat mendengarnya berbicara dalam bahasa roh. Namun Roh Kudus
menggerakkan Diaken Qian mendengar bahasa roh itu sebagai bahasa
dialeknya sendiri. Jemaat kemudian mengerti bahwa Diaken Qian, yang
berasal dari Fujian, China, merasa rindu dengan kampung halaman,
sehingga tidak dapat memusatkan perhatian pada pelayanan di gereja.
Roh Kudus menegurnya, mengingatkannya untuk tetap waspada dan
menyelesaikan tugas dari Tuhan. Mendengar pesan ini, Diaken Qian
dengan rendah hati bertobat dan menjadi lebih giat dalam melakukan
pekerjaan Allah.
9.9.3 Kesaksian 3
Pada suatu sore di tahun 1927, Taichung, Taiwan, Penatua Gideon
Huang sedang memimpin kebaktian. Di penghujung kebaktian, jemaat
berlutut untuk berdoa memohon Roh Kudus. Saudara Yang Guichuan
dipenuhi oleh Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa roh. Ia
mengerti makna bahasa roh ini, namun mengetahui bahwa Allah akan
menetapkan orang lain untuk menafsirkannya. sesudah doa selesai,
orang yang mendengar dan mengerti bahasa roh itu merasa Roh Kudus
mendesaknya untuk menafsirkan, namun tidak merasa cukup berani
untuk berdiri.
263
Saudara Yang lalu berkata kepada jemaat, “Ada seorang saudara
di antara kita yang dapat mengerti bahasa roh yang saya ucapkan
saat berdoa. Mohon untuk tidak merasa takut untuk berdiri dan
menafsirkannya.”
Terdorong oleh kata-kata itu, Saudara Yang Quan (ayah Yang
Guichuan) berdiri dan menyampaikan pesan ini: “Karena iman Henokh
terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian” (ref. Ibr. 11:5).
Allah mengetahui sejak dahulu bahwa Saudara Yang Quan
merasa ragu mengenai berbahasa roh, dan memberikan pesan khusus
kepadanya melalui Roh Kudus untuk menguatkan imannya.
9.9.4 Kesaksian 4
Pada saat kebaktian sore beberapa bulan kemudian, saat jemaat
sedang berlutut berdoa memohon Roh Kudus, Saudara Tsai Mouhuang
dari Taiwan masuk ke dalam aula. Roh Kudus menggerakkan Saudara
Yang Guichuan untuk menafsirkan bahasa rohnya sendiri kepada
jemaat: “Ada seseorang di antara jemaat yang telah melakukan dosa
mematikan.”
saat gereja menyelidiki hal ini, gereja mendapati bahwa
Saudara Tsai telah melakukan perzinahan. Ia lalu diberhentikan
keanggotaannya.
9.9.5 Kesaksian 5
Di tahun 1947, Gereja Yesus Sejati baru saja berdiri di Korea.
Jemaatnya sangat sedikit, dan tidak ada pendeta. Jemaat tidak mengenal
Alkitab dengan baik dan kelaparan akan Firman Allah. Tantangan
khusus yang dihadapi gereja yaitu membeda-bedakan ajaran sesat.
Untungnya, Roh Kudus memberikan karunia menafsirkan bahasa roh
kepada Saudari Bai Rende di Kimchun.
Sejak September tahun itu dan beberapa tahun kemudian, Roh
Kudus menggerakkan Saudari Bai untuk menafsirkan bahasa rohnya
sendiri untuk membangun jemaat. Di tiap kesempatan, hal-hal berikut
ini terjadi:
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
264
• Ia pertama-tama berdoa dalam bahasa roh, sesudah
itu bahasa rohnya berubah untuk memungkinkannya
berkhotbah.
• sesudah berkhotbah dalam bahasa roh, ia sendiri
menafsirkannya dalam bahasa Korea. Ia tidak mengerti
bahasa roh yang ia ucapkan saat ia mengucapkannya; ia
baru mengerti artinya saat Roh Kudus menggerakkannya
untuk menafsirkannya.
• Roh Kudus mengilhaminya untuk menafsirkan bahasa
roh dengan pelan-pelan dan jelas, sehingga jemaat dapat
mengerti pesan yang disampaikan.
• Ia pertama-tama menafsirkan pesan Alkitab dan kemudian
memberikan referensi-referensi Alkitab yang berkaitan
dengan pesan itu. saat pendengar menyelidiki apa yang
telah ia tafsirkan, mereka mendapati kata-katanya sesuai
dengan Alkitab.
Yang mengherankan, Saudari Bai sendiri tidak mengenal Alkitab
dengan baik. Lebih lagi, pesan-pesan yang ia sampaikan melalui
pengilhaman Roh Kudus dapat memenuhi kebutuhan gereja dan
jemaat di tiap kesempatan.
9.9.6 Kesaksian 6
Di bulan September 1947, Saudara Pei Xianglong dan Pu Changhuan
sedang membicarakan masalah baptisan air dan baptisan Roh Kudus
dengan seorang penatua dari Gereja Presbiterian. Di waktu yang sama,
Saudari Bai Rende sedang mengasingkan diri ke pegunungan untuk
berdoa dengan ditemani beberapa jemaat. Bersama-sama mereka
memohon kepada Allah untuk memimpin pekerjaan penginjilan yang
sedang dilakukan oleh kedua saudara ini.
sesudah selesai berdoa, Saudari Bai menafsirkan bahasa
rohnya sendiri untuk menyingkapkan pesan berikut: “Terang yang
sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam
dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, namun
dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
namun orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. namun
265
semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (ref.
Yoh. 1:9-12).
Mendengar ini, Saudara Hong Chongpei segera meninggalkan
pegunungan untuk mencari Saudara Pei dan Saudara Pu. Ia membagikan
pesan dari Roh Kudus ini kepada mereka, dan berpesan bahwa Gereja
Yesus Sejati yaitu tubuh Kristus; dunia akan menolak gereja ini seperti
mereka menolak Allah. Namun mereka yang menerima injil sejati yang
diberitakan oleh gereja akan mendapatkan berkat, karena Allah akan
menjadikan mereka anak-anak-Nya.
9.9.7 Kesaksian 7
Pada bulan Februari 1949, baptisan air dilakukan di sebuah sungai
di dekat gereja Kimchun, Korea. sesudah baptisan, jemaat kembali ke
gereja untuk berdoa.
Saat berdoa, Roh Kudus menggerakkan Saudari Bai Rende untuk
menafsirkan bahasa rohnya sendiri. Pesannya: “Dalam Dia kamu telah
disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, namun
dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh
yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan,
dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu
kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang
mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh
karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-
sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita”
(ref. Kol. 2:11-13).
Roh Kudus berbicara melalui bahasa roh untuk mengajar orang-
orang percaya di Kimchun secara pribadi tentang kebenaran baptisan
air: bahwa baptisan air mempunyai kuasa untuk menghapus dosa, dan
menandai kematian, penguburan dan kebangkitan seseorang bersama
Kristus.
9.9.8 Kesaksian 8
Saudara Pei Xianglong yaitu benih pertama penginjilan di Korea.
Dia menjadi Kristen di Osaka, Jepang pada tahun 1941. Di bulan Januari
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
266
1945, ia kembali ke Korea, dan dengan gigih mengabarkan kebenaran.
Ia juga berdoa dengan tekun agar Gereja Yesus Sejati dapat berdiri di
sana. Namun di tahun 1951 ia melepaskan pelayanan untuk berbisnis.
Dua tahun kemudian, bisnisnya bangkrut dan ia menghadapi hutang
yang bertimbun-timbun. Pada suatu malam, saat ia sedang membaca
Alkitab, ia membaca Mazmur 94:12. Saat membacanya, ia menangis
penuh pertobatan.
Enam bulan kemudian, Saudari Bai memberinya sebuah pesan
dari Roh Kudus: “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini
kamu sesaat harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—
yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api—sehingga kamu memperoleh puji-pujian
dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu
mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang
tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan
yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu,
yaitu keselamatan jiwamu.” (ref. 1Ptr. 1:6-9).
Saudara Pei sangat terhibur oleh pesan-pesan ini, dan kembali
melanjutkan pelayanan dengan semangat yang lebih besar untuk
Tuhan.
9.9.9 Kesaksian 9
Kemudian muncul masalah yang berkembang di gereja Korea.
Saudara Pu Changhuan didapati bersikap tidak sopan dengan jemaat
perempuan.
Di hari yang sama pada tahun 1953, saat Saudara Pei Xianglong
menerima pesan penghiburan dari Roh Kudus, Saudari Bai menafsirkan
pesan berbeda untuk Saudara Pu: “Hal ini harus kamu lakukan, karena
kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah
tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan
sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.
Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita
menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan
perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti
pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan
267
dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri
hati. namun kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan
senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan
keinginannya.” (ref. Rm. 13:11-14).
Namun sayang sekali, bahkan sesudah mendengarkan pesan Roh
Kudus ini pun, Saudara Pu tidak mau bertobat. Dua atau tiga tahun
kemudian ia melakukan dosa perzinahan dan dikeluarkan dari gereja.
Pertanyaan Ulasan
1. Apakah baptisan Roh Kudus?
2. Jelaskan bukti menerima Roh Kudus.
3. Jelaskan kegunaan berbahasa roh yang berbeda.
4. Apakah perbedaan antara berdoa dalam bahasa roh dengan
berkata-kata dalam bahasa roh?
5. Mengapa Allah memilih hari Pentakosta untuk mencurahkan
Roh Kudus yang dijanjikan-Nya?
6. Apa yang salah dalam pandangan-pandangan berikut ini?
a. Setiap orang percaya menerima Roh Kudus, namun
belum tentu dibaptis dengan Roh Kudus.
b. Orang percaya dapat dipenuhi Roh Kudus, tanpa perlu
dibaptis oleh Roh Kudus.
c. Tidak ada catatan Alkitab mengenai orang menerima
Roh Kudus.
d. Orang tidak perlu merasakan apa-apa saat ia menerima
Roh Kudus.
e. Pengalaman jemaat Samaria membuktikan bahwa
orang dapat menerima Roh Kudus tanpa perlu
berbahasa roh.
f. Berbahasa roh bukanlah pengalaman umum di masa
para rasul, seperti dibuktikan oleh keterheranan jemaat
Yahudi saat Kornelius dan keluarganya berbahasa roh.
g. Berbahasa roh yaitu tanda yang sementara di masa
para rasul, dan tidak lagi dialami oleh orang-orang
Kristen.
h. Paul berkata bahwa berbahasa roh yaitu tanda
ketiadaannya pengendalian diri.
i. Pertanyaan Paulus “Apakah semuanya berbahasa roh”
menunjukkan bahwa berbahasa roh hanyalah salah
Bab 9: Baptisan Roh Kudus
268
satu dari banyak karunia rohani.
j. Paulus berkata bahwa berbahasa roh yaitu karunia
yang lebih rendah dan terbatas.
k. Gereja-gereja yang jemaatnya berteriak dalam doa
dan menyanyikan nyanyian-nyanyian rohani, sedang
menunjukkan perilaku yang menunjukkan kekacauan
dan ketidaktertiban (ref. 1Kor. 14:33).
l. Paulus mengajarkan bahwa seluruh jemaat tidak boleh
berbahasa roh di waktu yang sama: hanya dua atau tiga
yang boleh melakukannya, saat ada yang menafsirkan,
dan mereka harus bergiliran (1Kor. 14:27-28).
m. Bahasa roh yang diucapkan di hari Pentakosta bukanlah
bahasa rohani, namun bahasa-bahasa asing.
Roh Kudus mendirikan Gereja Yesus Sejati pada tahun 1917
dan mulai memanggil orang-orang Kristen ke dalam satu kawanan
melalui injil yang sejati dan sepenuhnya, sesuai dengan penggenapan
nubuat Yesus (Yoh. 10:16). Allah meneguhkan pelayanan gereja
dengan mencurahkan Roh-Nya kepada orang-orang percaya dan
memberikan tanda dan mujizat. Namun beberapa penulis Kristen
dari gereja dan denominasi lain meragukan pekerjaan Roh Kudus
dan mengkritik pengalaman-pengalaman ini secara terbuka. Kritikan
mereka memperlihatkan kesalahpahaman mendasar mengenai apa
yang disebut baptisan Roh Kudus dan apa yang disebut pengilhaman
Roh Kudus.
Dalam bab ini, kita akan meluruskan beberapa kesalahpahaman
mengenai dua hal ini, dan melihat perbedaan di antara keduanya.
10.2 Beberapa kesalahpahaman umum
Kesalahpahaman 1
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun
yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!"
dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus yaitu Tuhan",
selain oleh Roh Kudus.
1 Korintus 12:3
Banyak gereja mengutip ayat ini, menyatakan bahwa kemampuan
seseorang untuk menyatakan Yesus sebagai Juruselamatnya, yaitu
bukti yang cukup untuk menentukan bahwa ia telah menerima Roh
Kudus. Apa yang tidak mereka sadari, yaitu adanya perbedaan antara
pekerjaan Roh Kudus untuk mengilhamkan dan menyadarkan orang
untuk percaya kepada Yesus (seperti apa yang disebutkan Paulus
271
dalam 1 Korintus 12:3), dan baptisan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus
yaitu janji dari Yesus, yang berkata bahwa Roh Kudus akan datang
untuk diam di antara umat percaya selamanya (Yoh. 14:16-17). Kita
dapat berkata dengan yakin bahwa semua orang yang telah dibaptis
dengan Roh Kudus pertama-tama diilhamkan oleh Roh; namun ini
bukan berarti semua orang yang diilhamkan oleh Roh telah menerima
baptisan Roh Kudus.
Dengan jelas kita melihat perbedaan antara pengilhaman Roh
Kudus dan baptisan Roh Kudus pada beberapa contoh dari Alkitab:
Pertama, kita mengetahui bahwa saat Yesus bangkit, Ia muncul
di hadapan Thomas yang meragukan kebangkitannya. Melihat Tuhan
yang telah bangkit, ia berseru, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh. 20:28).
Ini yaitu contoh seseorang yang memanggil nama Yesus untuk
mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Allahnya, namun kita mengetahui
bahwa pada hari Pentakosta barulah ia sungguh-sungguh menerima
Roh Kudus.
Kedua, kita mempunyai catatan mengenai jemaat Samaria (Kis.
8:14-17). Mereka telah menerima injil Yesus Kristus melalui penginjilan
yang dilakukan Filipus dan telah menerima baptisan air. Namun
mereka belum menerima Roh Kudus sampai para rasul kemudian pergi
mengunjungi mereka dan menumpangkan tangan (Kis. 8:14-17).
Ketiga, dalam catatan para rasul di Efesus, kita melihat bahwa
mereka telah percaya di dalam Tuhan saat Paulus bertemu dengan
mereka, namun mereka belum menerima Roh Kudus. Malah mereka
belum pernah mendengar tentang Roh Kudus. Bahkan sesudah Paulus
membaptis mereka dalam nama Yesus pun, mereka tidak langsung
menerima Roh Kudus; sesudah Paulus menumpangkan tangan ke atas
mereka, barulah Roh Kudus turun kepada mereka, dan mereka mulai
berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat (Kis. 19:1-6).
Kesalahpahaman 2
Fredrik Wisloff, seorang Teolog Norwegia, menulis:
Ia [Alkitab] berkata: Semua orang Kristen mempunyai Roh Allah. “namun
jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Rm. 8:9)…
Siapakah yang membangunkan Anda dari tidur ketidakpedulian Anda?
Siapakah yang menyadarkan Anda dari dosa-dosa Anda? Siapakah
272
yang membawa Anda kepada Kristus dan memuliakan Dia? …Bukankah
Roh Kudus-lah yang melakukan semua ini?
Fredrik Wisloff (hal. 238-239)
Apa kata Alkitab?
• Catatan Alkitab mengenai jemaat di Samaria (Kis. 8:14-
17) dan Efesus (Kis. 19:1-6) bertolak belakang dengan
pernyataan Wisloff. Kedua kelompok jemaat ini sudah
“dibangunkan” pada saat mereka menjadi Kristen, namun
mereka belum menerima Roh Kudus. sesudah menerima
baptisan air dan penumpangan tangan dari para rasul,
barulah mereka menerima baptisan Roh.
• Kebangunan rohani seseorang saat ia menyadari dosa-
dosanya, dan kemudian mencari Yesus, sudah jelas
merupakan pekerjaan Roh Kudus, karena Ia-lah yang
menggerakkan orang untuk berbalik kepada Kristus. Namun
itu tidak sama, dan bukan merupakan bukti menerima Roh
Kudus.
Kesalahpahaman 3
Wisloff membicarakan jemaat Korintus dengan mengutip 1
Korintus 3:16:
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu yaitu bait Allah dan bahwa Roh
Allah diam di dalam kamu?”. Roh Allah tinggal di dalam hati mereka
tanpa perlu mereka menyadari kenyataan itu.
Fredrik Wisloff (hal. 330)
Apa kata Alkitab?
• Saat Roh Kudus turun kepada seseorang, orang itu
menyadarinya, begitu juga orang-orang di sekelilingnya
(Kis. 2:33). Jemaat Korintus tentu telah mengerti akan hal
ini.
• Saat jemaat Samaria menerima Roh Kudus, hal itu jelas
terlihat oleh Simon, karena sesudah itu kita mengetahui
bahwa ia mencoba untuk membeli kuasa ini (Kis. 8:12-19).
273
• saat Kornelius dan keluarganya menerima Roh Kudus,
jemaat Yahudi melihat kejadian itu dan terheran-heran
karena karunia ini juga diberikan kepada bangsa-bangsa
bukan Yahudi (Kis. 10:45).
• Kata-kata Paulus, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu yaitu
bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor.
3:16), tidak menunjukkan ketidaktahuan mereka bahwa
mereka telah menerima Roh Kudus, namun menunjukkan
sikap mereka yang kurang menghargai status mereka
dalam Kristus. Paulus mengingatkan mereka mengenai
nilai status mereka, untuk menjaga diri mereka tetap kudus,
dan tidak mendukakan Roh Kudus. Ia menambahkan, “Jika
ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah yaitu kudus dan bait
Allah itu ialah kamu.” (1Kor. 3:17).
Kesalahpahaman 4
Wisloff mengutip tulisan seorang teolog Jerman, Johan Arndt:
Rasa sakit hati karena dosa yaitu bukti terbaik bahwa Roh Kudus
tinggal di dalam hati Anda.
Fredrik Wisloff (hal. 252)
Apa kata Alkitab?
• Alkitab memang mengajarkan kita bahwa Roh Kudus dapat
membuat seseorang meratapi dosa-dosanya; namun Ia dapat
melakukan hal ini sebelum ia bertobat atau dibaptis dengan
Roh Kudus. Karena itu hal ini bukanlah bukti mutlak bahwa
seseorang telah menerima baptisan Roh. Contohnya, kita
melihat dalam Alkitab, Roh Kudus menggerakkan orang-
orang yang mendengarkan para rasul di hari Pentakosta
untuk bereaksi pada injil yang diberitakan Petrus. Tertulis
di Alkitab, mereka “sangat terharu” dan terdorong untuk
bertanya apakah yang harus mereka perbuat untuk dapat
selamat (Kis. 2:37). Di sini Roh Kudus bekerja untuk
menyadarkan mereka akan dosa-dosa mereka; namun
274
mereka masih perlu bertobat, dibaptis, dan menerima Roh
Kudus (Kis. 2:38).
• Selain Roh Kudus, hukum atau firman Tuhan juga dapat
menggelitik hati nurani orang. Kedua hal ini mempunyai
kuasa untuk memperlihatkan perbedaan antara benar dan
salah, baik dan jahat (Rm. 2:14-15). Contohnya dalam kitab
Roma, Paulus menulis mengenai bagaimana ia menyadari
dosa-dosanya melalui hukum Taurat dan pergumulan
batinnya (Rm. 7:21-24).
Kesalahpahaman 5
Pernyataan bahwa siapa yang tidak berbahasa roh belum menerima Roh
Kudus terlalu mutlak! Sejak zaman kuno hingga sekarang, telah banyak
orang Kristen yang saleh di seluruh dunia yang mengasihi Tuhan, dan
banyak yang telah menyerahkan diri mereka menjadi pelayan-pelayan
Allah yang hebat. Namun mereka semua tidak berbahasa roh: apakah
ini berarti mereka tidak mempunyai Roh Kudus?
Wang Mingdao (hal. 15)
Apa kata Alkitab?
• Mereka yang diilhamkan oleh Roh Kudus dapat mengasihi
Tuhan dan mempersembahkan hidup mereka kepada-
Nya, seperti juga mereka yang telah menerima Roh Kudus.
Namun hidup kudus saja bukanlah bukti baptisan dalam
Roh.
• Kornelius juga yaitu orang yang saleh, melakukan
pekerjaan-pekerjaan amal dan berdoa senantiasa kepada
Allah. Pelayan-pelayannya sendiri bersaksi bahwa ia
yaitu orang benar, takut akan Allah, dan dikenal baik oleh
komunitas Yahudi (Kis. 10:1-2, 22). Namun Alkitab mencatat
bahwa ia belum menerima Roh Kudus saat Petrus bertemu
dengannya. Kornelius sekeluarga baru mendapatkan Roh
Kudus saat sedang mendengarkan khotbah Petrus. Baptisan
Roh Kudus terwujud dalam berbahasa roh (Kis. 10:44-46).
• Apolos mengenal Alkitab dengan baik; dan sesudah
mengetahui tentang Yesus, ia mengabarkan-Nya dengan
tekun (Kis. 18:24-25). Ia yaitu orang yang mempunyai
keberanian dan semangat bagi Allah. Namun kita
275
mengetahui bahwa ia belum menerima baptisan Roh Kudus,
karena Alkitab menyatakan, “ia hanya mengetahui baptisan
Yohanes” (Kis. 18:25). Kita dapat menyimpulkan bahwa
sesudah Akwila dan Priskila menemuinya untuk menjelaskan
injil sepenuhnya kepadanya, barulah ia menyadari akan
baptisan Roh Kudus yang datang dari Yesus Kristus (ref.
Mat. 3:11; Yoh. 1:32-33; Kis. 2:33).
10.3 Pengilhaman Roh Kudus pada periode berbeda dalam
sejarah
Dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, kita dapat melihat
bukti-bukti pekerjaan Roh Kudus dalam mengilhamkan orang-
orang untuk melakukan pekerjaan Allah. Dengan melihat beberapa
contoh, kita dapat memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai
perbedaan antara pengilhaman Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus.
10.3.1 Periode Perjanjian Lama
Sejak semula, Allah bermaksud untuk mendirikan kerajaan-Nya
di bumi. Sebagai bagian dari rencana-Nya, Ia menciptakan Adam dan
memberikan perintah yang harus ia pegang (Kej. 2:16-17). Walaupun
Allah mampu menciptakan lebih banyak orang, Ia hanya menciptakan
satu saja dengan harapan untuk menghasilkan keturunan ilahi (Mal.
2:15). Sayangnya Adam melanggar perintah-Nya dan mengakibatkan
dosa masuk ke dalam dunia (Rm. 5:12). Manusia kehilangan gambar
dan rupa Allah dan jatuh ke dalam keruntuhan moral yang curam,
hingga bahkan anak-anak Allah pun mengikuti jalan dunia yang jahat
(Kej. 4:8, 19-24; 6:1-4). Hingga pada satu saat, dalam kekesalannya
Allah berkata, “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam
manusia, karena manusia itu yaitu daging” (Kej. 6:3). Allah hendak
meninggalkan manusia dan membiarkan mereka melakukan apa yang
mereka kehendaki. Perkataan “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya
tinggal di dalam manusia” sangat penting. Ini menunjukkan bahwa
sebelum kejatuhan umat manusia dalam dosa, Roh Allah senantiasa
mengilhamkan anak-anak-Nya untuk hidup dalam kemurnian dan
kekudusan. Namun sekarang, Ia meninggalkan mereka dalam jalan-
jalan keduniawian mereka.
276
sesudah Adam, kita melihat bahwa sifat pekerjaan Roh Kudus
berubah, dari mengilhamkan seluruh umat pilihan Allah, menjadi
hanya mengilhamkan segelintir orang pilihan saja. Orang-orang ini Ia
gerakkan dengan tujuan untuk mengemban tugas-tugas ilahi khusus,
pada saat dibutuhkan.
(i) Mengilhamkan nabi-nabi
Namun bertahun-tahun lamanya engkau melanjutkan sabar-
Mu terhadap mereka. Dengan Roh-Mu engkau memperingatkan
mereka, yakni dengan perantaraan para nabi-Mu, namun mereka tidak
menghiraukannya, sehingga engkau menyerahkan mereka ke tangan
bangsa-bangsa segala negeri.
Nehemia 9:30
Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, namun
oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
2 Petrus 1:21
Di masa Perjanjian Lama, pekerjaan Roh Kudus banyak terlihat
dalam pengilhaman para nabi. Ia menggerakkan mereka untuk
menyampaikan pesan kepada umat pilihan, dan untuk menuntun
mereka ke jalan yang benar (ref. 1Sam. 3:21). Alkitab mencatat contoh-
contoh berikut:
• Musa, yang memimpin dan menjadi hakim atas bangsa
Israel melalui pimpinan Roh Kudus (Bil. 11:17 dst.; Yes.
63:10-12).
• Elisa menerima dua bagian Roh Allah, sehingga ia mampu
meneruskan pekerjaan Elia (2Raj. 2:9-15).
• Mikha, diilhamkan untuk menubuatkan kebenaran kepada
Ahab, sesuai dengan wahyu Allah. Mikha tidak mau
mengutarakan kata-kata yang sekadar untuk menyenangkan
telinga raja (1Raj. 22:13-23).
• Roh Kudus datang kepada Azarya, yang menggerakkannya
untuk memberitahukan Raja Asa dan bangsanya untuk
menghancurkan patung-patung berhala, memperbaiki
mezbah Tuhan dan mengadakan perjanjian untuk mencari
Tuhan (2Taw. 15:1-15).
• Roh Kudus datang kepada Yahaziel, untuk menolongnya
menyampaikan pesan dorongan kepada Raja Yosafat dan
277
bangsanya. Ia berkata kepada mereka agar tidak takut
kepada musuh-musuh mereka, dan mengetahui bahwa
Allah akan menyelamatkan mereka (2Taw. 20:14-19).
• Roh Kudus berbicara kepada orang-orang pilihan melalui
Yesaya, berkata kepada mereka bahwa hati mereka telah
menjadi keras dan telinga mereka sulit mendengar, dan
mata mereka tertutup, karena mereka tidak lagi dapat
mengerti firman Allah (Yes. 6:9-13; Kis. 28:25-27).
• Yeremia, yang merasakan firman Tuhan seperti api yang
bergelora di dalam hatinya, mendorongnya untuk berbicara
(Yer. 20:7-10).
• Roh Allah turun kepada Yehezkiel dan mendorongnya
untuk pergi dan memperingatkan bangsa Israel atas
pemberontakan mereka, dan mendesak mereka untuk
meninggalkan dosa dan menghindari maut (Yeh. 2:1-7;
3:16-21).
• Roh Allah mengilhamkan Daniel untuk menafsirkan
tulisan di dinding untuk Raja Belsyazar, dan menubuatkan
kematiannya dan kehancuran kerajaannya (Dan. 5:5-31).
• Roh Tuhan memenuhi Mikha dengan kuasa, keadilan,
keperkasaan, untuk menegur bangsa Israel atas dosa-dosa
mereka (Mik. 3:8).
(ii) Mengilhamkan hakim-hakim
saat Yosua meninggal, bangsa Israel kehilangan seorang
pemimpin rohani yang sangat penting. Saat mereka menetap di tanah
perjanjian, mereka mulai menikmati sebuah kehidupan yang mudah
dan berkelimpahan, lupa untuk menghormati dan bersyukur kepada
Allah. Lebih parah lagi, mereka mengikuti praktik-praktik jahat yang
dilakukan bangsa-bangsa lain dengan menyembah berhala-berhala
mereka. Mereka tidak berhasil memisahkan diri mereka dan hidup
kudus. Karena itu Allah bertindak agar mereka mengubah jalan mereka
yang jahat: Allah membiarkan bangsa-bangsa musuh menyerang
mereka. Namun Ia juga Allah yang berbelas kasihan: setiap kali mereka
bertobat dan berseru kepada-Nya memohon pertolongan, Ia senantiasa
menjawab doa-doa mereka dengan mengilhamkan hakim-hakim untuk
bermunculan dan memimpin menyelamatkan mereka.
Kita melihat bahwa Allah menggerakkan bermacam-macam
hakim untuk menyelamatkan umat-Nya:
278
• Roh Allah turun kepada Otniel, sehingga ia mampu
mengalahkan Kusyan-Risyataim, raja Mesopotamia,
sehingga bangsa Israel menikmati empat puluh tahun
kedamaian (Hak. 3:9-11).
• Roh Tuhan datang kepada Gideon, sehingga ia
membunyikan terompet untuk mengumpulkan segenap
bangsa Israel melawan orang Midian. sesudah mengalahkan
mereka, bangsa Israel menikmati empat puluh tahun masa
kedamaian (Hak. 6:34-35; 7:19-25; 8:28).
• Roh Tuhan datang kepada Yefta, sehingga ia dapat melawan
bangsa Amon. Ia mengalahkan mereka dan menduduki dua
puluh kota (Hak. 11:29-33).
• Roh Tuhan datang dengan penuh kuasa kepada Simson,
sehingga ia mempunyai kuasa untuk mencabik seekor singa
dengan tangan kosong dan membunuh 1000 orang Filistin
hanya dengan menggunakan tulang rahang keledai (Hak.
14:5-6; 15:12-18).
(iii) Mengilhamkan imam
Di dalam Perjanjian Lama, imam-imam diurapi secara khusus
untuk melayani Allah. Mereka bertindak sebagai penengah antara
Allah dan manusia, mempersembahkan korban untuk pengampunan
dosa (Im. 1:3-9; Ibr. 5:1-3; 9:6-7). Sebelumnya peran ini dipegang oleh
kepala keluarga. Alkitab mencatat, contohnya, Nuh, Abraham, Ishak,
Yakub, dan Ayub, mereka mempersembahkan korban persembahan
kepada Allah (Kej. 8:20; 22:13; 26:25; 33:18-20; Ayb. 1:5). Ini terus
berlanjut hingga masa Hukum Taurat, saat tugas-tugas keimaman
diberikan kepada Harun dan keturunannya (Kel. 29:9, 29; 40:12-15;
Bil. 25:11-13).
Pekerjaan utama para imam yaitu mengurus tabut perjanjian
dan melakukan upacara-upacara ibadah. Roh Kudus tampaknya
jarang mengilhamkan mereka untuk melakukan tugas-tugas khusus.
Hanya ada satu catatan alkitabiah yang menyebutkannya: saat Allah
berbicara melalui Zakharia untuk menegur umat pilihan karena telah
melanggar perintah-perintah-Nya. Namun bukannya mendengar,
mereka merajam Zakharia sampai mati (2Taw. 24:20-22).
279
(iv) Mengilhamkan raja-raja
Kerajaan Israel berdiri melalui pemerintahan Saul (1Sam. 9:17;
10:1). Sebelumnya, Allah sendiri-lah yang berkuasa atas bangsa Israel.
Namun umat Israel berkeras hati menginginkan seorang raja, seperti
bangsa-bangsa lain. Ada dua alasan mengapa mereka bersikeras.
Pertama, kedua anak Nabi Samuel tidak layak untuk memimpin
mereka; mereka tidak berjalan di jalan Tuhan, namun menerima suap
dan memutarbalikkan keadilan (1Sam. 8:1-5). Kedua, bangsa Israel
terus menerus berada di bawah ancaman bangsa-bangsa musuh
(1Sam. 8:7; 12:12-18).
Sayangnya, sejarah memperlihatkan bahwa raja-raja Israel hanya
dapat memimpin sampai pada keberhasilan yang terbatas. Contohnya,
Saul tidak menaati perintah Allah, sehingga Allah menolaknya (1Sam.
13:8-15; 15:10-23). Ia digantikan oleh Daud, orang yang mencari hati
Allah (1Sam. 16:1-3). Berikutnya, Salomo menjadi raja (1Raj. 1:28-
40), namun ia jatuh dalam penyembahan berhala karena istri-istri dari
bangsa lain. Anaknya, Rehabeam, tidak mau mendengar nasihat tua-tua
Israel dan akhirnya bangsa Israel terbelah (1Raj. 11:1-13; 12:1-20).
Dari seluruh raja-raja Israel dan Yehuda, kita melihat bahwa Roh
Kudus hanya mengilhami Saul dan Daud. Alkitab mencatat bagaimana
Roh Kudus turun ke atas Saul, sehingga ia bernubuat di antara para
nabi dan “berubah menjadi manusia lain” (1Sam. 10:6-10); memimpin
umat pilihan untuk mengalahkan bangsa Amon (1Sam. 11:1-11). Kita
juga melihat Roh Kudus turun dengan penuh kuasa kepada Daud sejak
hari ia diurapi menjadi raja (1Sam. 16:13). Roh Kudus mengilhaminya
untuk: bernubuat bahwa Kristus akan menjadi Raja selama-lamanya,
dan orang-orang akan mengikuti satu gembala ini (2Sam. 23:1-5;
ref. Mzm. 89:20-29; Yeh. 37:24-28); memperlihatkan petunjuk untuk
pembangunan Bait Allah, yang kemudian ia berikan kepada Salomo
untuk diselesaikan (1Taw. 28:11-12); menyebut Kristus sebagai
“Tuhan” dan mengetahui bahwa Ia akan mengalahkan musuh-musuh-
Nya (Mat. 22:42-44; Mzm. 110:1); menubuatkan pengkhianatan Yudas
terhadap Yesus (Kis. 1:16; Mzm. 41:9).
280
(v) Mengilhamkan orang lain
Selain mengilhamkan para nabi, hakim dan raja, Roh Kudus juga
datang kepada beberapa orang lain, untuk memberi mereka kuasa
memimpin umat pilihan dan menyelesaikan tugas-tugas khusus.
Beberapa di antara mereka yaitu :
• Yusuf, yang diberikan hikmat untuk menafsirkan mimpi
Firaun dan menubuatkan kejadian-kejadian penting yang
akan dihadapi Mesir (Kej. 41:25-32, 37-41).
• Perajin-perajin peralatan imam (Kel. 28:2-3).
• Bezaleel, yang diberikan hikmat, pengertian, dan
pengetahuan dalam segala macam pekerjaan, untuk
membuat tabut perjanjian dan perabotan kemah:
rancangan-rancangan seni, kerajinan emas, perak, tembaga,
kayu dan batu-batu permata (Kel. 31:2-5; 35:30-33).
• Tujuh puluh tua-tua Israel, yang diberikan kuasa untuk
menolong Musa menghakimi umat pilihan dan bernubuat
(Bil. 11:16-17, 24-25).
• Eldad dan Medad, yang digerakkan untuk bernubuat di
dalam kemah (Bil. 11:26-29).
• Yosua, dipenuhi dengan roh hikmat, untuk bertindak
sebagai penerus Musa (Bil. 27:15-20; Ul. 34:9).
• Amasai, kepala tiga puluh orang, yang diilhamkan Roh untuk
mengetahui bahwa Allah ada di sisi Daud dan memimpin
orang-orang untuk mengikuti dia (1Taw. 12:18).
• Orang-orang Yehuda, yang tergerak untuk melakukan apa
yang diperintahkan Raja Hizkia dan pemimpin-pemimpin
sesuai dengan perintah Tuhan (2Taw. 30:12).
• Elihu, yang menegur Ayub tanpa memihak-mihak (Ayb.
32:15-22).
A. Perbedaan ciri pengilhaman dan baptisan Roh Kudus
Walaupun keduanya berasal dari Roh yang sama, pengilhaman
Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus berbeda dalam hal sifat dan
mengeluarkan hasil yang berbeda.
281
Pengilhaman Roh Kudus terlihat dalam:
• Datang kepada seseorang untuk menolongnya mencapai
tugas atau misi tertentu. sesudah selesai, Roh Kudus
meninggalkannya (Yeh. 3:22, 24; 37:1).
• Pemberian kuasa Roh kepada seseorang, contohnya,
dengan memberikan keberanian, walaupun dalam bahaya
kematian. Namun begitu tugas itu selesai, Roh itu pergi, dan
orang yang ditinggalkan tidak lagi berbeda dengan orang
lain (1Raj. 18:17-46; 19:1-14).
• Pemilihan seseorang untuk menjadi pelayan Allah; orang
yang diutus untuk melaksanakan tugas tertentu (Yeh.
2:1-3).
• Tidak adanya bahasa roh (Yunani: glossolalia).
Baptisan Roh Kudus tampak melalui:
• Berbahasa roh (Kis. 10:44-46; 19:6).
• Tetap tinggal bersama orang percaya (Yoh. 14:16-18).
• Kuasa untuk mengubah kehidupan orang percaya dan
memberikan kuasa untuk melakukan segala hal melalui
Kristus (Kis. 4:19-20; 5:40-42; Rm. 8:2; Gal. 5:16; Ef. 3:16;
Fil. 4:13).
• Pemeteraian orang percaya sebagai anak Allah, sebagai
pewaris keselamatan, dan mendapatkan bagian dalam
kemuliaan bersama Kristus (Rm. 8:15-17; Ef. 1:13-14).
• Penengahan-Nya bagi orang percaya dalam doa (Rm. 8:26-
27).
B. Mengapa baptisan Roh Kudus?
Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus bekerja untuk mengilhamkan
para nabi, hakim, imam, dan raja, sehingga mereka dapat memimpin
bangsa Israel untuk berjalan di jalan yang benar. Ada beberapa masa
saat keadaan rohani bangsa Israel dipulihkan, namun pada akhirnya
bangsa itu menjadi terlalu bengkok hati sehingga tidak dapat ditolong
dengan jalan seperti ini (Yer. 17:9; 13:23). Jalan satu-satunya agar
mereka dapat berbalik kepada Allah dan memegang status dan
perintah-Nya, yaitu apabila Roh Kudus datang dan hidup di dalam
hati mereka. Karena itu, Allah mengilhamkan nabi-nabi-Nya untuk
menubuatkan masa Ia akan mencurahkan Roh-Nya kepada segenap
282
umat manusia (Yoel 2:28-29), pada segala suku bangsa dari berbagai
macam warna kulit, umur, dan status, untuk mengubah hati mereka
dari batu menjadi daging. Ia juga akan menuliskan hukum-hukum-Nya
di dalam hati mereka (Yeh. 36:26-27; Yer. 31:31-34). Penggenapan
nubuat-nubuat ini akan mewujudkan keinginan Musa yang menggebu-
gebu: “Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena
TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!” (Bil. 11:29).
10.3.2 Sebelum turunnya hujan awal
Sebelum turunnya Roh Kudus masa hujan awal, ada masa transisi
antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Orang-orang masuk ke
zaman anugerah, yang ditandai dengan kedatangan Yesus Kristus,
Juruselamat, ke dunia (Mrk. 1:14-15; Yoh. 4:21-23; Yoh. 1:17). Melalui
kematian-Nya di kayu salib, Ia mengakhiri zaman Hukum Taurat (Mat.
11:13; Kol. 2:14-17; Ibr. 9:10). Roh Kudus bekerja di masa transisi ini
untuk mengilhamkan orang-orang tertentu untuk menyatakan Yesus
sebagai Mesias yang telah lama ditunggu dan menyatakan misi-Nya
untuk menyelamatkan umat manusia. Pekerjaan pengilhaman Roh
Kudus di masa ini dijelaskan di bawah ini.
(i) Memberitakan kedatangan Yesus ke dunia
Malaikat Gabriel muncul di hadapan Maria untuk menyampaikan
berita bahwa ia akan segera memperoleh anak, yang akan ia namai
Yesus. Kemudian, saat ia pergi ke rumah Zakharia untuk melihat
Elisabet, bayi di dalam rahim Elisabet melonjak pada saat Maria
memberikan salam. Elisabet dipenuhi Roh Kudus untuk menyatakan:
Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah
rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi
aku? Sebab sesungguhnya, saat salammu sampai kepada telingaku,
anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia,
yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan,
akan terlaksana.
Lukas 1:42-45
283
Roh Kudus mengilhamkannya untuk mengerti akan pentingnya
kehamilan Maria dan menggerakkannya untuk menyebutkan bayi itu
sebagai “Tuhanku” (Luk. 1:43). Ia yakin pesan dari malaikat itu akan
digenapi.
Saat kita membaca jawaban Maria, yang berbentuk nyanyian
pujian yang indah, sekali lagi kita melihat Roh Kudus mengilhamkannya
dalam pilihan kata-katanya:
Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah,
Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut
aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-
perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya yaitu kudus. Dan rahmat-
Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan
kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan
orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang
berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia
melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh
orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel,
hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-
Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya
untuk selama-lamanya.
Lukas 1:46-55
(ii) Memperlihatkan sekilas pandang pelayanan yang akan
dilakukan Yesus
saat Yohanes Pembaptis lahir, Ayahnya, Zakharia, dipenuhi oleh
Roh Kudus, yang menggerakkannya untuk menubuatkan pekerjaan
yang akan dilakukan oleh Yohanes dan juga Yesus:
Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa
kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan
bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, —seperti yang
telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang
kudus— untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan
semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya
kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang
kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa
leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan
284
musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan
kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.
Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi;
karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan
jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan
keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh
rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat
kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang
diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan
kaki kita kepada jalan damai sejahtera.
Lukas 1:68-79
Di sini kita melihat bahwa Zakharia menyampaikan tentang
pelayanan Yesus untuk menyelamatkan bangsa Israel, sesuai dengan
perjanjian yang dibuat oleh Allah kepada Abraham. Anak Zakharia,
Yohanes, akan melayani sebagai nabi Allah, berjalan sebelum Yesus
untuk mempersiapkan jalan-Nya.
Kita juga melihat Roh Kudus bekerja menggerakkan Simeon, orang
benar dan saleh, yang sedang menantikan penghiburan atas Israel.
Begitu memasuki Bait Allah, Roh Kudus memberitahukan kepadanya
siapakah anak yang dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk disunat. Ia
diilhamkan oleh Roh Kudus untuk menatang Bayi itu dengan tangannya
dan memuliakan Allah:
Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan
yang dari pada-Mu, yang telah engkau sediakan di hadapan segala
bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.
Lukas 2:29-32
Melalui Roh Kudus, Simeon juga bernubuat mengenai pekerjaan
Yesus. Ia berkata kepada Maria, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan
untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan —dan
suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri—, supaya menjadi nyata
pikiran hati banyak orang.” (Luk. 2:34-35).
Di Bait Allah juga ada seorang nabiah lanjut usia yang setia
bernama Hana, seorang janda berumur delapan puluh empat tahun.
Ia menyembah Allah siang dan malam dalam doa dan puasa. Seperti
285
Simeon, ia segera mengetahui siapakah Bayi itu. Alkitab mencatat,
“Dan pada saat itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur
kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang
menantikan kelepasan untuk Yerusalem” (Luk. 2:38). Dari catatan ini,
kita dapat melihat bahwa Roh Kudus-lah yang memberitahukan Hana
siapakah bayi Yesus, dan menggerakkannya untuk bersaksi kepada
orang-orang mengenai Dia.
(iii) Menyatakan identitas Yesus
saat Yesus datang ke tempat Yohanes Pembaptis sedang
melakukan baptisan air, Yohanes menyadari bahwa Ia yaitu Mesias.
Ia menyatakan:
Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang
kumaksud saat kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang
seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.
Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, namun untuk itulah aku
datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel."
Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun
dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan akupun tidak
mengenal-Nya, namun Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan
air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke
atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis
dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian:
Ia inilah Anak Allah
Yohanes 1:29-34
Sebelumnya Yohanes Pembaptis tidak mengetahui siapakah
Mesias. Namun ia melihat Roh Kudus turun kepada Yesus seperti seekor
burung merpati dan mendengar suara Allah berbicara menyatakan
identitas-Nya (ref. Luk. 3:21-22). Wahyu secara langsung dari Roh
Kudus ini membuat Yohanes dapat menyatakan dengan penuh kuasa
bahwa Yesus yaitu Anak Allah, yang datang untuk menghapus dosa-
dosa di dunia, dan yang akan membaptis orang dengan Roh Kudus.
Di masa pelayanan Yesus, hanya sedikit orang saja yang
menyadari hal ini seperti Yohanes: beberapa mengira Yesus yaitu
Yohanes Pembaptis; yang lain mengira Ia yaitu Elia, Yeremia, atau
salah satu nabi lainnya. Namun saat Yesus bertanya kepada Petrus
siapakah diri-Nya, ia menjawab dengan percaya diri: “Engkau yaitu
286
Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat. 16:16). Kata Yesus kepadanya:
“Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat.
16:17).
Tuhan Yesus berkata kepada banyak orang bahwa Ia yaitu roti
hidup yang telah datang dari surga: siapa saja yang minum darah-Nya
dan memakan daging-Nya akan mendapatkan kehidupan kekal, dan
akan dibangkitkan di hari terakhir. Banyak di antara murid-murid-
Nya tidak mengerti pengajaran ini, dan berkata, “Perkataan ini keras,
siapakah yang sanggup mendengarkannya?” (Yoh. 6:60) dan kemudian
meninggalkan-Nya.
Melihat ini, Yesus bertanya kepada kedua belas murid-Nya,
“Apakah kamu tidak mau pergi juga?” (Yoh. 6:67).
Petrus kemudian menjawab: "Tuhan, kepada siapakah kami akan
pergi? Perkataan-Mu yaitu perkataan hidup yang kekal; dan kami
telah percaya dan tahu, bahwa Engkau yaitu Yang Kudus dari Allah.”
(Yoh. 6:68-69).
Orang-orang lain datang dan pergi karena mereka tidak sungguh-
sungguh mengenal siapakah Yesus, namun tidak seperti mereka, Petrus
mengenal Tuhan dan menetapkan hati untuk mengikuti Dia hingga
akhir. Pengertian Petrus dengan sangat jelas berasal dari pengilhaman
Roh Kudus. Ini mengingatkan kata-kata Paulus: “Karena itu aku mau
meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata
oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada
seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus yaitu Tuhan," selain oleh
Roh Kudus” (1Kor. 12:3).
Sebagai kesimpulan, di masa Perjanjian Lama, dan sebelum
pencurahan hujan awal, Roh Kudus dengan giat mengilhamkan orang-
orang. Namun pengilhaman Roh ini tidak dapat dikelirukan dengan
baptisan Roh. Ada beberapa alasan:
• Pekerjaan Allah yang turun menjadi manusia harus
diselesaikan sebelum pekerjaan Allah dalam Roh dapat
dimulai: Yesus harus kembali ke surga, sebelum Roh Kudus
dapat turun. Ini menjelaskan mengapa Ia berkata kepada
murid-murid-Nya: “yaitu lebih berguna bagi kamu, jika
Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu
tidak akan datang kepadamu, namun jikalau Aku pergi, Aku
akan mengutus Dia kepadamu.” (Yoh. 16:7).
287
• Yesus harus dimuliakan terlebih dahulu: bangkit dari
kematian, naik ke surga, dan duduk di sebelah kanan Bapa
sebelum Ia menurunkan Roh Kudus (Kis. 2:30-33). Karena
itu Yohanes mencatat, “Dan pada hari terakhir, yaitu pada
puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa
haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa
percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh
mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum
datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yoh. 7:37-39).
• Yesus harus memegang peran Penengah antara manusia
dan Allah, di mana ia akan berdoa kepada Bapa untuk
mengirimkan Roh Kudus: “Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong
yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya” (Yoh.
14:16).
10.3.3 Periode hujan awal
Di masa hujan awal, kita melihat Roh Kudus bekerja dengan cara
yang baru: Ia mulai mengilhamkan baik orang percaya maupun tidak
percaya. Khususnya, Ia menggerakkan dengan aktif mereka-mereka
yang mendengarkan injil untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Juruselamat mereka, agar bertobat dan diselamatkan. Di saat yang
sama, Ia mengilhamkan mereka yang sudah percaya dan menerima
baptisan Roh, untuk terus berjalan di jalan-Nya dan melakukan
pekerjaan-Nya. Kita sekarang akan melihat dua fungsi Roh Kudus ini.
(i) Mendesak orang-orang berbalik kepada Tuhan
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun
yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!"
dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus yaitu Tuhan",
selain oleh Roh Kudus.
1 Korintus 12:3
Perkataan “terkutuklah Yesus” dalam teks Yunani disebutkan
sebagai Anáthema1 Ieesoús2, yang menunjukkan sebuah kutukan yang
288
berasal dari lubuk hati; “Yesus yaitu Tuhan” dalam teks aslinya yaitu
Kúrios3 Ieesoús, menunjukkan sebuah seruan dari hati. Yang pertama
yaitu sesuatu yang akan orang dengar dari musuh-musuh Yesus,
karena tidak masuk akal apabila seseorang yang diilhamkan oleh Roh
Allah mengutarakan perkataan demikian. Yang kedua yaitu kata-kata
kesadaran yang diilhamkan Roh Kudus (Mat. 10:32; Rm. 10:9-10).
Di permukaan, kelihatannya mengakui bahwa “Yesus yaitu Tuhan”
yaitu perkara yang sangat mudah. Apa susahnya menyatakan iman
seseorang di hadapan orang lain? Namun apabila kita memperhatikan
keadaan masyarakat di masa para rasul, kita akan menyadari bahwa
menjadi Kristen, atau menyatakan iman secara terang-terangan,
merupakan tantangan besar:
• Banyak orang Yahudi sulit menerima Yesus sebagai Mesias,
karena Ia tidak cocok dengan pengharapan mereka.
Alkitab menjelaskan bahwa ia berasal dari latar belakang
masyarakat bawah, dan “semaraknyapun tidak ada”
(Yes. 52:14; 53:1-3). Selama pelayanan-Nya, Ia seringkali
dihadapkan pada keraguan dan pandangan meremehkan
(2Kor. 5:16; Mat. 13:53-58).
• Di masa itu, tiap orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai
Tuhan akan dikeluarkan dari komunitas iman mereka (Yoh.
9:22) dan mungkin juga dianiaya (Kis. 8:1-3; 9:1-2; 22:4;
26:9-11). Mengaku “Yesus yaitu Tuhan” setara dengan
menyangkal Yahweh sebagai Allah.
• Orang-orang Yunani mungkin telah terpapar dengan filosofi-
filosofi berbeda, seperti ajaran Gnostik. Ini membuat mereka
sulit menerima bahwa Allah, hakiki yang ilahi, dapat datang
dalam rupa manusia untuk mati di kayu salib (1Kor. 1:18-
23; 1Yoh. 4:2-3).
• Di bawah kekuasaan Romawi, orang yang mengaku “Yesus
yaitu Tuhan” di depan umum, menghadapi ancaman
tuduhan pengkhianatan terhadap Kaisar Romawi. Bila
didapati bersalah, ia dapat dijatuhi hukuman mati (1Kor.
12:2-3).
Jadi kita dapat melihat, bahwa apabila bukan dari pengilhaman
Roh Kudus, hanya akan ada sedikit orang yang percaya kepada Yesus,
atau menyatakan iman mereka secara terang-terangan di depan
umum.
289
Namun dari Kisah Para Rasul kita melihat Roh Kudus bekerja
secara aktif sejak hari Pentakosta untuk menggerakkan banyak orang
untuk bertobat dan menerima injil. Contohnya, kita melihat Roh Kudus
mengilhamkan:
• Orang-orang Yahudi, yang merayakan hari raya Pentakosta,
sehingga mereka menyadari dosa-dosa mereka dan mencari
keselamatan melalui Yesus Kristus. Kira-kira 3000 orang
menerima baptisan air (Kis. 2:37-41).
• Petrus, untuk menyembuhkan orang yang lumpuh sejak
lahir dan berkhotbah tentang Yesus kepada kerumuman
orang Yahudi yang terheran-heran melihat mujizat itu.
Petru