Doktrin roh kudus 2

 


orang-orang percaya mengerti kebenaran (1Yoh. 2:27). Sebagai 

pemberi kekuatan, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada orang-

orang percaya untuk bersaksi bagi Kristus (Kis. 2:4, 14-36; 4:19-20, 

31). Sebagai saksi, Roh Kudus memberi kesaksian bagi Yesus Kristus 

dan menasehati umat Kristen dalam kesaksian mereka tentang Dia 

(Mrk. 13:11; Luk. 12:11-12). 

Tulisan Yohanes lainnya yang memuat kata parakletos ditemukan 

dalam 1 Yohanes 2:1. Seringkali diterjemahkan “Pembela”, kata 

parakletos pada ayat ini menyampaikan arti terkenal dari bahasa 

Latin advocatus (“pembela hukum untuk terdakwa”), yang merupakan 

sebuah istilah yang berasal dari pengadilan hukum. Baik parakletos dan 

advocatus berarti “orang yang dipanggil untuk membantu”, terutama 

dalam konteks seseorang yang menghadapi dakwaan atau menghadapi 

pengadilan. Sebagai hasil dari etimologi hukum parakletos, beberapa 

penerjemah merasa bahwa parakletos pantas diterjemahkan sebagai 

“pembela hukum ilahi”. Praktik umum dalam pengadilan hukum jaman 

kuno, yaitu  datang ke hadapan pengadilan dengan satu teman yang 

berpengaruh atau lebih, yang akan mendampingi dan menengahi. 

Mereka disebut parakletos (dalam bahasa Yunani kuno) atau advocatus 

(dalam bahasa Latin). Mereka akan membela kasus temannya seakan-

akan itu yaitu  kasus mereka sendiri.

Bab 2: Sebutan-Sebutan Roh Kudus

42

saat  Yesus naik ke surga, Dia menjadi Pembela orang-orang 

percaya (1Yoh. 2:1), menengahi mereka menghadapi tuduhan-tuduhan 

Iblis yang terus-menerus (Rm. 8:33-34; Why. 12:10; Ibr. 7:22-25). Oleh 

karena itu, sekarang Yesus menjadi perantara dan bertindak sebagai 

Pembela kita di surga; namun  Dia juga memberikan Roh Kudus untuk 

menjadi perantara dan membela kita di dunia. Paulus menjelaskan 

peran Roh Kudus demikian: “Demikian juga Roh membantu kita dalam 

kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus 

berdoa; namun  Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan 

keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki 

hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan 

kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus” (Rm. 8:26-27).

Kita dapat melihat bahwa peran Yesus sebagai Pembela selama 

pelayanan-Nya di bumi tampak serupa dengan peran yang Ia sekarang 

pegang di surga (Luk. 22:31-32; Yoh. 17:9-10, 15, 17, 20). namun  saat  

Yesus masih sebagai manusia, pekerjaan-Nya tampak terbatas: Ia 

hanya dapat berada di satu tempat pada suatu saat, dan hanya dapat 

memberikan bantuan, pimpinan dan penghiburan secara terbatas 

untuk murid-murid-Nya. namun  Yesus menjanjikan mereka Pembela 

dalam Roh Kudus yang bebas dari segala keterbatasan secara fisik – 

Ia akan tinggal dalam hati mereka untuk menasehati, menghibur dan 

membantu mereka (Yoh. 14:17, 20, 23). Pengalaman murid-murid 

saat menerima baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kis. 2) 

memungkinkan mereka sungguh-sungguh mengerti penghiburan 

Yesus yang awalnya membingungkan: “yaitu  lebih berguna bagi 

kamu, jika Aku pergi” (Yoh. 16:7).

2.5 Roh hikmat dan wahyu

Dalam Efesus 1:17, Roh Kudus disebut sebagai “Roh hikmat dan 

wahyu”. Ini disebabkan karena Roh Kudus memberikan hikmat dan 

mengungkapkan maksud-maksud Allah yang tersembunyi, seperti 

rencana-rencana-Nya di masa depan (lihat 1Ptr. 1:10-12 dan Yud. 14-

15 untuk pengajaran lebih lanjut).

Berikut ini yaitu  beberapa contoh bagaimana Roh Kudus atas 

hikmat dan wahyu menuntun umat Allah di masa Perjanjian Lama:

Dengan Roh Allah dan hikmat, Yusuf mengartikan mimpi-

mimpi Firaun yang menubuatkan rencana Allah di masa 


43

depan untuk Mesir. Karena pengartian dari Yusuf, Firaun 

menunjuk Yusuf sebagai perdana menteri di Mesir (Kej. 

41:37-41).

Bezaleel dari suku Yehuda, dan Aholiab dari suku Dan,

dipenuhi dengan Roh hikmat dari Allah untuk menciptakan 

rancangan yang artistik (dengan menggunakan emas, perak 

dan perunggu) untuk keperluan kemah suci, sesuai dengan 

pola dan kehendak Allah. Kemudian, dengan Roh Allah, 

mereka juga dapat mengajarkannya kepada orang lain (Kel. 

35:30-36:2).

sesudah Musa menumpangkan tangan kepadanya, Yosua

dipenuhi Roh hikmat untuk memimpin bangsa Israel masuk 

ke tanah Kanaan (Ul. 34:9).

Daniel dipenuhi dengan Roh hikmat dan wahyu dari Allah

untuk mengartikan mimpi dan penglihatan. Contohnya, 

saat  Nebukadnezar, Raja Babel, bermimpi tentang masa 

depan kerajaan Babel, dia ingin agar orang-orang bijaknya 

mengartikan mimpi itu, tanpa memberitahu mereka apa 

mimpinya. Daniel dapat memberitahu raja tentang mimpi 

itu dan juga menafsirkannya. Hasilnya, Daniel menjadi 

kepala semua orang bijaksana di Babel (Dan. 2:46-48). Lalu 

melalui wahyu dari Roh Kudus, dia menyampaikan pesan 

tentang hukuman, yang ditulis dengan jari Allah, kepada 

Belsyazar, penerus Nebukadnezar. Pesan itu menubuatkan 

tentang kejatuhan raja tersebut dan kota Babel (Dan. 5:10-

16, 25-30).

Dalam 1 Korintus 2:11, Paulus menulis: “Siapa gerangan di antara 

manusia yang tahu, apa yang ada  di dalam diri manusia selain 

roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak 

ada orang yang tahu, apa yang ada  di dalam diri Allah selain Roh 

Allah.” Hikmat Allah jauh melampaui hikmat manusia. Itulah sebabnya 

kita bahkan tidak dapat sepenuhnya memahami betapa berlimpahnya 

anugerah Tuhan dalam hidup kita, atau betapa Maha Kuasanya 

Dia. Hanya dengan dipenuhi Roh hikmat dan wahyu-Nya, kita dapat 

memahami dan mengerti kedalaman hikmat, anugerah dan kuasa 

Tuhan (Rm. 11:33-34; Ef. 1:17-21).

Roh Allah menjadi bagian terpenting dalam pewahyuan injil 

keselamatan. Sesungguhnya injil yaitu  hikmat Allah; dan tanpa 

Roh-Nya, kita tidak dapat mengetahuinya, atau setidaknya tidak 

Bab 2: Sebutan-Sebutan Roh Kudus

44

sepenuhnya. Inilah sebabnya Yesus menjanjikan Roh Kudus-Nya, 

seorang "Penolong", untuk memungkinkan kita mengerti kebenaran 

ini:

namun  Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam 

nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu 

dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan 

kepadamu.

Yohanes 14:26

Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, namun  sekarang 

kamu belum dapat menanggungnya. namun  apabila Ia datang, yaitu 

Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; 

sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, namun  segala 

sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan 

memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Yohanes 16:12-13

Perjalanan iman Rasul Paulus yaitu  sebuah penggambaran 

kuasa wahyu Roh Kudus. Sebelum ia menjadi pengikut Kristus, Paulus 

sudah mempunyai pengetahuan dalam hal Kitab Suci. Namun segala 

pengetahuannya itu tidak membuatnya mengerti kebenaran tentang 

Yesus kristus. sesudah  Roh Kudus membuka matanya, barulah ia dapat 

melihat:

Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa 

Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan 

menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya 

kepadaku, namun  aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.

Galatia 1:11-12

Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan 

kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu 

bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti 

yang telah kutulis di atas dengan singkat. Apabila kamu membacanya, 

kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia 

Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan 

kepada anak-anak manusia, namun  yang sekarang dinyatakan di dalam 

Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus.

efesus 3:2-5


45

2.6 Sebutan lain Roh Kudus

Selain empat sebutan Roh Kudus di atas, ada banyak sebutan 

lainnya yang tercatat dalam Alkitab, yang dengan jelas menyatakan 

hakekat dan sifat-Nya:

A. Sebutan yang menunjukkan bahwa Dia yaitu  Roh Allah 

yang sejati:

Roh Allah (Mat. 3:16; Rm. 8:9, 14; 1Kor. 2:11; 3:16)

Roh TUHAN (Hak. 3:10; 1Sam. 10:6; 2Raj. 2:16; Yes.

11:2; Luk. 4:18)

Roh Bapa (Mat. 10:20)

Roh Allah yang hidup (2Kor. 3:3)

Roh Allah yang kudus (Dan. 4:8, 9, 18; 5:11)

B. Sebutan yang menunjukkan bahwa Dia yaitu  Roh Yesus:

Roh Kristus (Rm. 8:9; 1Ptr. 1:11)

Roh Yesus (Kis. 16:7)

Roh Yesus Kristus (Flp. 1:19)

Roh Tuhan (Kis. 5:9; 2Kor. 3:17-18)

Roh Anak (Gal. 4:6; Rm. 8:15)

C. Sebutan lain:

Roh (Mat. 4:1; Luk. 2:27; Yoh. 3:5, 6, 8, 34)

Roh Kekal (Ibr. 9:14)

Roh kemuliaan (1Ptr. 4:14)

Roh hikmat dan pengertian, Roh penasehat dan kuasa,

roh pengetahuan dan takut akan TUHAN (Yes. 11:2)

Roh yang rela (Mzm. 51:12)

Roh yang mengadili dan yang membakar (Yes. 4:4)

Roh kasih karunia (Ibr. 10:29)

Roh pengasihan dan roh permohonan (Za. 12:10)

Roh keadilan (Yes. 28:6)

Roh kekudusan (Rm. 1:4)

Roh yang baik (Neh. 9:20)


Perlambangan Alkitab yaitu  penggunaan tanda-tanda atau 

benda-benda untuk mewakili ide dan konsep yang bersifat abstrak. 

Dalam beberapa hal, lambang-lambang ini menunjukkan peristiwa-

peristiwa dalam sejarah, atau peristiwa pada saat penulisan. Dalam hal 

lain, mereka menggambarkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di 

masa depan.

Lambang-lambang dapat menghidupkan makna dan nuansa 

rohani yang dalam. Contohnya, lambang dapat memungkinkan kita 

memperoleh pengertian yang lebih kaya mengenai sifat-sifat ilahi yang 

Tuhan kehendaki untuk orang-orang percaya lakukan: kekudusan, 

semangat untuk berkorban, kekuatan, dan seterusnya. Contoh-contoh 

dalam Alkitab seperti jubah putih, yang melambangkan kekudusan 

(Why. 3:4); salib yang melambangkan pengorbanan diri (Mat. 16:24); 

dan tongkat, yang melambangkan kekuatan (Kel. 4:17, 20; Bil. 24:17). 

Semua lambang ini mewujudkan konsep-konsep abstrak yang mereka 

wakili, melukiskan gambaran yang jauh lebih kaya daripada kata-kata.

Alkitab juga memuat model, yang merupakan gambar, perwakilan, 

atau lambang dari sesuatu yang akan terjadi, seperti sebuah peristiwa 

dalam Perjanjian Lama yang menggambarkan peristiwa lain dalam 

Perjanjian Baru. Sebuah contoh model dalam Alkitab yaitu  Nuh dan 

keluarganya yang “selamat dari air bah” dalam bahtera; peristiwa ini 

menggambarkan baptisan air, yang dianggap sebagai “kiasan” dalam 

Perjanjian Baru (1Ptr. 3:21).

Entah kita sedang berbicara tentang lambang atau model, kita 

tidak boleh lupa bahwa mereka tidak dapat menggantikan kenyataan – 

mereka hanya merupakan petunjuk.

Tujuan bab ini yaitu  untuk menyampaikan beberapa 

penggunaan lambang dalam Alkitab yang indah dan ekonomis untuk 

menggambarkan Roh Kudus.


49

3.2 Lambang-lambang dalam Alkitab

Alkitab menggunakan empat belas lambang dan atau model 

berbeda untuk menggambarkan karakter Roh Kudus dan pekerjaan-

Nya.

3.2.1 Burung Merpati

Burung merpati mempunyai tradisi panjang Kekristenan dalam 

perlambangan Roh Kudus. Ini disebabkan karena merpati mempunyai 

banyak sifat yang menggambarkan Roh Allah.

Burung merpati yaitu  mahluk monogami, yang hanya mempunyai 

satu pasangan sepanjang hidup mereka. Begitu terkenalnya kesetiaan 

mereka, sehingga Raja Salomo menggunakan burung merpati untuk 

melambangkan mempelai wanita yang ideal dalam Kidung Agung 

(Kid. 5:2; 6:9). Sama seperti burung merpati, Roh Kudus mengasihi 

dengan setia, dengan sabar menanti orang-orang percaya yang tersesat 

untuk kembali kepada-Nya. Berbicara secara rohani, bila kita berjalan 

menjauhi Tuhan, kita bersalah karena tidak setia karena membuat Roh 

berduka (Ef. 4:30) dan menginginkan kita dengan perasaan cemburu 

(Yak. 4:4-5; 2Kor. 11:2).

Ciri lain dari burung merpati yaitu  hubungan mereka yang 

dekat dan khusus dengan rumah mereka. Bahkan sesudah  terbang 

jauh, mereka selalu menemukan jalan pulang (Yes. 60:8). Alkitab 

memberitahukan kita bahwa gereja yaitu  keluarga Allah (1Tim. 3:15; 

Ef. 2:19-22; 1Kor. 3:16), yaitu tempat berdiamnya Roh Kudus. Jika kita 

dipimpin oleh Roh Allah, walaupun kita mungkin tersandung dalam 

perjalanan kerohanian kita, namun  kita akan selalu menemukan jalan 

pulang ke rumah Tuhan.

Burung merpati juga melambangkan damai. saat  kita 

mengizinkan Roh Kudus menjadi Pendamai kita, kita akan hidup damai 

dengan Tuhan dan sesama (Yoh. 16:7; 1Yoh. 2:1; Ef. 2:14-18). Rasul 

Paulus mengajarkan kita bahwa damai sejahtera merupakan ciri dari 

buah Roh Kudus (Gal. 5:22).

Burung merpati yaitu  mahluk yang lemah lembut dan 

melambangkan kelemahlembutan Roh Kudus (Mat. 10:16). Paulus 

memberitahukan kita bahwa kelemahlembutan merupakan bagian 

Bab 3: Lambang Roh Kudus

50

lain dari buah Roh Kudus (Gal. 5:23). Jadi, bila kita dipenuhi Roh Allah, 

kita dapat mempunyai sifat ini, seperti Yesus (Mat. 11:29).

Burung merpati juga melambangkan kemurnian dan kesucian. 

Itulah sebabnya Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk 

menjadi tulus seperti burung merpati (Mat. 10:16).

Dalam Alkitab, burung merpati digunakan sebagai pembawa 

berita (Kej. 8:8-11). Demikian juga, Roh Kudus memberi kesaksian 

tentang Yesus Kristus (Yoh. 15:26) dan membawa kabar baik-Nya 

kepada umat manusia.

Dalam Perjanjian Lama, burung merpati dianggap hewan yang 

kudus yang dapat dipakai sebagai korban bakaran (Im. 1:14). Mereka 

dipisahkan dari burung-burung yang tidak kudus seperti burung 

gagak. Kita melihat perbedaan antara burung merpati dan burung 

gagak digambarkan dalam catatan peristiwa air bah pada zaman Nuh. 

Sebelum air bah surut, kemungkinan bumi penuh dengan mayat-

mayat manusia dan hewan. Alkitab mencatat bahwa Nuh mengutus 

seekor burung gagak untuk memeriksa apakah air telah surut, namun  

dia tidak kembali (Kej. 8:7). Kita tahu bahwa burung gagak mempunyai 

kecenderungan memakan bangkai, karena itu kita dapat menduga 

mengapa si burung gagak tidak kembali. Burung jenis ini dianggap 

tidak kudus karena alasan yang masuk akal (Im. 11:13, 15). Sebaliknya, 

burung merpati, yang juga diutus Nuh, tidak dapat menemukan tempat 

yang kering untuk tinggal dan kembali ke bahtera (Kej. 8:8-9).

Pesan yang didapat dari kejadian di atas yaitu , sama seperti 

burung merpati, Roh Kudus itu suci dan murni, dan tidak akan datang 

kepada orang yang tidak kudus, yang bercabang hati dan penuh dengan 

keinginan daging. Jika kita tidak hidup kudus, seperti saat  Roh Kudus 

tidak dapat menemukan “tempat yang kering” dalam hati kita, Ia tidak 

akan membangun rumah-Nya di dalam diri kita (Yak. 4:8).

Alkitab mencatat Nuh mengutus burung merpati sebanyak tiga 

kali untuk memeriksa apakah air bah telah surut (Kej. 8:8-12). Kejadian 

ini menubuatkan pola hubungan Roh Kudus dengan umat manusia. 

saat  burung merpati diutus untuk pertama kali, ia kembali karena 

air bah belum surut: peristiwa ini menggambarkan periode Perjanjian 

Lama saat  Roh Kudus belum turun (Yoh. 7:39). Yang kedua kali, 

burung merpati itu kembali dengan sehelai daun zaitun segar yang 

baru saja dipetik: ini menggambarkan pencurahan Roh Kudus pada 

gereja mula-mula, yang dimulai pada hari Pentakosta, namun  kemudian 

berhenti (yaitu, masa hujan awal di musim gugur; Ul. 11:14; Yl. 2:23; 


51

ref. Mzm. 52:8; Yer. 11:16; Rm. 11:17). Ketigakalinya, burung merpati 

tidak kembali: ini menggambarkan pencurahan Roh Kudus pada hari-

hari terakhir (yaitu, masa hujan akhir musim semi; Ul. 11:14; Yl. 2:23). 

Alkitab memberitahukan kita, bahwa pada masa hujan akhir, Roh 

Kudus akan tinggal di dalam gereja sejati Allah sampai Tuhan datang 

kembali untuk memusnahkan dunia, kali ini dengan api (yaitu, masa 

musim panas; ref Mat. 24:32).

3.2.2  Embun

Lambang kedua Roh Kudus yaitu  embun. Sama seperti embun, 

Roh Kudus memberikan kita kepenuhan anugerah Tuhan. Tuhan 

mencurahkan Roh Kudus-Nya yang berharga untuk memenuhi dan 

menghibur hati kita, walaupun kita kadang-kadang tidak setia kepada-

Nya dan mengkhianati kasih-Nya. Dia juga senantiasa memberikan 

anugerah-Nya kepada ciptaan-Nya, dengan kasih dan setia, hari demi 

hari (Ams. 19:12; Hos. 14:5).

Alkitab menyamakan hati manusia seperti sebidang ladang (Mat. 

13:1-9, 18-23). Tanpa kelembaban yang cukup, tanah akan menjadi 

tandus dan tidak berguna (Yer. 4:3). Embun, yang melembabkan tanah, 

melambangkan pembaruan yang dilakukan Roh Kudus setiap hari (ref. 

2Kor. 4:13-16; Ibr. 6:7; Tit. 3:5). saat  Roh Kudus masuk ke dalam hati 

kita, tanah tandus akan berubah menjadi ladang yang subur, dan roh 

manusia yang letih lesu mendapatkan pembaruan hidup (Yes. 26:19).

Sepanjang siang yang panas, kelembaban terjadi karena 

penguapan, dan kemudian menghasilkan embun pada malam hari 

yang dingin. Tanaman menjadi terpelihara, sehingga memungkinkan 

mereka bertumbuh dan bertahan pada siang hari. Semakin panas suhu 

udara di siang hari, maka semakin banyak embun yang dihasilkan 

pada malam hari. Hal itu mengingatkan kita tentang peran Roh Kudus 

saat membantu gereja mula-mula: semakin besar penganiayaan yang 

dihadapinya, semakin besar Roh Kudus memenuhi gereja (Kis. 5:40-41; 

7:54-60; 13:50-52). Pada saat-saat paling sulit, murid-murid dipenuhi 

Roh Kudus dan sukacita untuk mengatasi penderitaan dan kesusahan. 

Roh Kudus membantu mereka mengangkat tangan yang lemah, 

menguatkan lutut yang goyah, dan menguatkan mereka sepanjang 

perjalanan rohani menuju kerajaan kekal Allah (Ibr. 12:12).

Bab 3: Lambang Roh Kudus

52

Embun juga melambangkan keindahan, yang terlihat saat  

matahari pagi menerangi tanah. Seperti beribu-ribu berlian, embun 

memantulkan keagungan sinar matahari dengan melepaskan kilauan 

cahaya. Walaupun kita tidak tidak dapat memperbandingkan nilai Roh 

Kudus dengan harta duniawi apapun, Alkitab melukiskan gambaran 

simbolis yang beragam untuk menyampaikan sifat Roh dan kemuliaan 

Allah (Mat. 13:43; Why. 21:10).

3.2.3 Hujan

Roh Kudus juga dilambangkan dengan hujan. Hujan mewakili 

kebenaran Allah dan kasih-Nya yang berlimpah (Hos. 10:12; Mat. 5:45). 

Alkitab berkata bahwa Dia mencurahkan hujan baik untuk orang benar 

maupun tidak benar (Mat. 5:45). Demikian juga, Dia mencurahkan Roh 

Kudus-Nya kepada semua orang, baik bangsa Yahudi maupun bangsa-

bangsa lain (Kis. 11:15-18; Hos. 6:3).

sesudah  musim kering, ladang-ladang terbuka seringkali menjadi 

kering dan tandus. Hanya dengan kelembaban yang cukup dari embun 

dan hujan, barulah mereka dapat menghasilkan (Im. 26:4). Curahan 

hujan melunakkan tanah itu agar siap ditanam (Mzm. 65:10) dan 

memungkinkan benih berakar dan bertunas. Hati manusia dapat 

diumpamakan seperti ladang yang kering dan keras: sebelum benih 

kebenaran dapat berakar dan tumbuh dalam hati kita, kita memerlukan 

curahan Roh Kudus untuk mengubah hati kita yang keras menjadi hati 

yang lembut (Mk 4:14). Yang penting, kita harus belajar untuk tunduk 

pada kehendak Tuhan (Yeh. 36:26-27; Yak. 1:21) dan dipenuhi dengan 

Roh-Nya, sehingga kita dapat menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23; 

Ef. 5:9).

Di Palestina kuno, dua musim hujan yang utama ada di musim 

gugur dan musim semi (Ul. 11:14; Yer. 5:24; Yak. 5:7). Hujan musim 

gugur jatuh sebelum musim tanam, sementara hujan musim semi 

jatuh sebelum menuai. Sama seperti hujan musim gugur dan hujan 

musim semi di Palestina, Roh Kudus dicurahkan dalam dua masa yang 

berbeda. Kita menyebut pencurahan Roh Kudus yang pertama sebagai 

hujan musim gugur atau hujan awal. Masa hujan awal ini dimulai 

dengan turunnya Roh Kudus yang pertama kali pada hari Pentakosta, 

yang menandai awal dari gereja mula-mula (Kis. 2:1-4, 41). Kita 

menyebut pencurahan Roh Kudus yang kedua sebagai hujan musim 


53

semi atau hujan akhir, yang dianugerahkan Allah pada gereja sejati di 

akhir zaman (Mal. 4:5; Why. 7:2-3; Ef. 1:13).

3.2.4 Air

Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan 

lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke 

atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.

Yesaya 44:3

Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 

namun  barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak 

akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan 

kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus 

memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Yohanes 4:13-14

Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri 

dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan 

minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh 

Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." 

Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang 

percaya kepada-Nya.

Yohanes 7:37-39

Air, termasuk dalam wujudnya sebagai embun dan hujan, yaitu  

lambang Alkitab yang paling sering digunakan untuk melambangkan 

Roh Kudus. Ketiga ayat di atas menggunakan perlambangan ini. Mereka 

semua menguraikan kemampuan Roh untuk melegakan kehausan 

rohani seseorang.

Di Rafidim, orang Israel bersungut-sungut kepada Musa karena 

mereka tidak mempunyai air minum. Maka Allah menyuruh Musa 

memukul batu dengan tongkatnya. sesudah  Musa berbuat demikian, air 

keluar dari batu tersebut, dan semua orang mendapatkan minum (Kel. 

17:1-6). Peristiwa yang dicatat dalam Perjanjian Lama ini, mungkin 

yaitu  penggunaan lambang air yang pertama untuk melambangkan 

Roh Kudus. Rasul Paulus menjelaskan manfaat rohaninya dengan 

berkata, “Dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, 

sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, 

dan batu karang itu ialah Kristus” (1Kor. 10:4). Sama seperti air dari 

batu di Rafidim yang memberikan hidup dan sukacita kepada orang 

Bab 3: Lambang Roh Kudus

54

Israel, demikian juga sekarang, Tuhan Yesus Kristus mencurahkan Roh 

Kudus-Nya, seperti sungai, memberikan kita kehidupan dan sukacita.

Dengan melihat sifat air dan apa yang diwakilinya, kita dapat 

memperoleh pengetahuan rohani yang berlimpah tentang sifat Roh 

Kudus.

Air yaitu  alat untuk membersihkan (Ibr. 10:22). Piring dan 

perabot yang kotor dapat dicuci bersih dengan air (Im. 11:32). Dalam 

Perjanjian Lama, air sering digunakan dalam upacara pentahiran (Kel. 

29:4; Bil. 8:7). Sekarang pada masa Perjanjian Baru, Roh Kudus juga 

membersihkan kita dari kehidupan yang berdosa. Dia tinggal dalam 

hati kita, menguduskan kita, sampai pekerjaan keselamatan Tuhan 

digenapi (Rm. 15:16; 2Tes. 2:13).

Kita sering menganggap air itu halus, tenang dan lembut; namun , 

sungai yang deras, taufan dan tsunami semuanya memperlihatkan 

kekuatan air yang sangat besar; kekuatan yang dapat sangat 

mempengaruhi dunia dan kehidupan kita. Begitu juga umat Kristen 

dapat memperoleh kuasa rohani dari atas, yaitu kuasa Roh Kudus. 

(Luk. 24:49; Kis. 1:8).

Ahli filsafat China, Lao Tze, menuliskan sifat air dalam Tao Te 

Ching-nya yang terkenal:

Sungai-sungai dan lautan dapat menerima penghargaan dan 

penghormatan dari hulu sungai, yaitu  karena kemampuan mereka 

untuk menjadi lebih rendah; - karena itulah mereka yaitu  raja dari 

semuanya.

Lao Tze (bab 66)

Kecenderungan air yaitu  selalu mengalir ke bawah. Semakin ke 

bawah, semakin besar volume airnya. Ciri ini dapat melambangkan 

pekerjaan Roh Kudus: sama seperti air mengalir ke bawah, demikian 

juga Roh Kudus mengalir ke dalam hati orang-orang yang rendah hati. 

Seperti Alkitab berkata, “Allah menentang orang yang congkak, namun  

mengasihani orang yang rendah hati.” (1Ptr. 5:5).

Sifat air yang cair memungkinkannya mengisi berbagai macam 

tempat, baik besar maupun kecil. Demikian juga, Roh Kudus akan 

memenuhi setiap orang yang datang dengan tulus kepada Tuhan (ref. 

Kis. 2:39; 10:34). Selain itu, semakin besar tempatnya, semakin banyak 

air yang ditampungnya. Dan demikian juga, Roh Kudus akan memenuhi 


55

orang-orang yang sungguh-sungguh haus dan memberikan ruang bagi 

Dia dalam hati mereka (Mat. 5:6; Luk. 1:53).

Sama seperti air memelihara kehidupan segala yang bernapas, 

demikian juga Roh Kudus memelihara kehidupan rohani kita 

dalam Kristus. Jika kita dipenuhi Roh Kudus, kita dapat mempunyai 

kehidupan yang berlimpah, mengalahkan dosa dan menghasilkan buah 

Roh Kudus (Why. 22:1-2, 17; Yoh. 10:10; Rm. 8:2; Gal. 5:22-23). Orang 

Kristen yang dipenuhi Roh akan dapat merasakan damai sejahtera dan 

sukacita yang Dia berikan, walaupun ia ada dalam penderitaan (Rm. 

14:17; 1Tes. 1:6). Walaupun kita mempunyai kelemahan-kelemahan 

dan menghadapi pencobaan-pencobaan kehidupan, melalui kuasa Roh 

Kudus, kita dapat memelihara pengharapan kita dalam Kristus (Rm. 

15:13).

3.2.5 Sungai

Yehezkiel 47:1-12 mencatat bagaimana Roh Allah menuntun 

Nabi Yehezkiel ke pintu bait Allah. Di sana dia mendapat penglihatan 

tentang air yang mengalir dari bawah ambang bait, menuju ke arah 

timur. saat  penglihatan Yehezkiel berlanjut, air yang naik semakin 

lama semakin tinggi. Ayat 6-12 menggambarkan berbagai fungsi air. 

Bait Allah melambangkan Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 2:21), sementara 

air yang keluar dari bait tersebut melambangkan Roh Kudus yang 

diutus-Nya (Yoh. 7:37-39; 16:7). Dengan mempelajari Yehezkiel 47:1-

12, kita dapat memperoleh pengetahuan rohani melalui perlambangan 

sungai.

Yehezkiel berkata, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan 

menurun ke Araba-Yordan” (Yeh. 47:8). Dalam bahasa Ibrani, Arabah 

berarti padang gurun dan lambang hati manusia, yang seringkali 

kosong dan tandus (Yer. 4:3-4). Hati manusia memerlukan Roh Kudus 

untuk memeliharanya.

“saat [air dari bait itu] mencapai laut [Laut Mati], airnya menjadi

sembuh” (Yeh. 47:8 versi New King James). Penglihatan Yehezkiel 

tentang air yang masuk ke Laut Mati melambangkan penderitaan dan 

kekosongan yang seringkali membebani hati kita. namun  saat  Roh 

Kudus mengalir seperti sungai ke dalam hati kita, maka kita dapat 

disembuhkan dan disegarkan (Mat. 11:28; Yoh. 16:33; 4:14).

Bab 3: Lambang Roh Kudus

56

“Sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup 

yang berkeriapan di sana akan hidup” (Yeh. 47:9a). Sungai memberikan 

hidup kepada semua yang dilewatinya. Demikian juga, saat  kita 

dipenuhi Roh Kudus, Dia akan memberikan kita kehidupan rohani 

yang dinamis. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan bagaimana 

kita hidup: kita harus senantiasa mengejar kepenuhan Roh Kudus 

sehingga kita dapat mengalahkan kedagingan dan keinginannya (Rm. 

8:2; Gal. 2:20; 6:14; Flp. 3:8).

“Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air 

itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu 

mengalir, semuanya di sana hidup” (Yeh. 47:9b). Sama seperti ikan 

di dalam sungai yang bergantung pada air untuk hidup, kehidupan 

rohani orang Kristen juga bergantung pada Roh Kudus. Alkitab 

memberitahukan kita bahwa setiap ranting yang terpisah dari pokok 

anggur yang benar akan menjadi kering dan mati (Yoh. 15:5-6). Oleh 

karena itu, kita harus berjaga-jaga dan tidak meninggalkan Roh Kudus, 

atau kita akan kehilangan hidup baru yang telah Tuhan berikan kepada 

kita (Rm. 8:6).

“Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya 

mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran 

pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan 

di laut besar, sangat banyak” (Yeh. 47:10). Alkitab mengajarkan 

kita bahwa “menangkap ikan” mengandung arti mengabarkan injil 

keselamatan, sementara “penangkap ikan” yaitu  orang-orang yang 

memberitakannya (Mat. 4:19). Dengan cara ini, kita mengerti bahwa 

perkataan Yehezkiel “ikan-ikan itu…sangat banyak”, menggambarkan 

terbukanya pintu keselamatan untuk banyak orang (Gal. 3:28). 

Nubuat ini telah digenapi pada gereja rasul-rasul, dimulai dari hari 

Pentakosta, saat  Roh Kudus memberi kuasa kepada para rasul untuk 

memberitakan firman Tuhan kepada semua orang dari segala bangsa. 

Sekarang, kuasa yang sama diberikan kepada gereja sejati oleh Roh 

Kudus hujan akhir.

 “namun  rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, 

itu menjadi tempat mengambil garam” (Yeh. 47:11). Di sini, rawa-

rawa dan paya-paya mengilustrasikan orang-orang yang tersesat 

dalam pengejaran akan hal-hal duniawi dan kepuasan akan keinginan 

daging mereka. Mereka tidak mau bertobat, dan menolak anugerah 

keselamatan Allah (Luk. 12:16-21; 16:19; Mat. 22:1-7), sehingga tidak 

layak menerima hidup baru (Yoh. 3:19-20; 14:17) dan pemulihan 

rohani (Gal. 5:16-17; 2Tim. 3:6-7).


57

“Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon 

buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-

habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu 

mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan 

daunnya menjadi obat” (Yeh. 47:12). Di sini, “pohon” melambangkan 

orang-orang percaya (Yes. 5:7), sementara “buah-buah” yaitu  

pekerjaan-pekerjaan mereka yang dilakukan dengan baik (Luk. 

13:6-9). Orang percaya yang dipenuhi oleh Roh Kudus dapat hidup 

berkelimpahan dan menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23; Ef. 5:9; Flp. 

1:11; Why. 22:1-2). Selain itu, Roh Kudus memberi mereka kuasa untuk 

melakukan mujizat, yang meneguhkan injil yang telah dipercayakan 

kepada mereka untuk diberitakan (Mrk. 16:20; Ibr. 2:4).

Dalam Yeh 47:2-5, Yehezkiel melihat air dari Bait Allah muncul 

semakin lama semakin tinggi, dari semata kaki, sampai menjadi sungai 

yang tidak dapat diseberangi. Air yang meninggi ini melambangkan 

Roh Kudus yang bertambah dalam dan kuat, yang dinyatakan saat  

kita memasuki kedalaman Roh Kudus. Dari tingkat air yang meninggi 

ini, kita mempelajari pelajaran penting yang lain: pekerjaan Roh akan 

semakin bertumbuh pesat dan penuh kuasa untuk membangun Bait 

Allah di akhir zaman (Hag. 2:9).

3.2.6 Minyak

Dalam Alkitab, Roh Kudus sering dilambangkan dengan minyak. 

Kita tidak asing dengan fungsi minyak sebagai pelumas, yang digunakan 

dalam permesinan untuk mengurangi gesekan dan mencegah panas 

yang berlebihan. Analoginya, gereja sama seperti sebuah mesin yang 

mempunyai banyak bagian, atau tubuh yang mempunyai banyak 

anggota (1Kor. 12:12). Roh Kudus mengurapi hati orang-orang percaya 

sehingga mereka dapat hidup bersama dalam damai sejahtera dan 

kesatuan (Yeh. 11:19; Ef. 4:3).

Dari Perjanjian Lama, kita tahu bahwa pengurapan dengan minyak 

dipakai dalam upacara pentahbisan imam, raja dan nabi (Kel. 29:7-9; 

Im. 8:12; 1Raj. 19:16). Alkitab juga memberitahukan kita bahwa Tuhan 

Yesus diurapi oleh Allah melalui Roh Kudus (Kis. 4:27; 10:38) untuk 

menjadi: Imam Besar, yang menguduskan diri-Nya untuk penebusan 

dosa-dosa manusia (Ibr. 9:11-15); Raja, memerintah kerajaan Allah 

(Yoh. 18:36-37; Kis. 5:31); dan Nabi, menyampaikan pesan injil (Luk. 

4:18; Kis. 3:22). Sekarang, umat Kristen di gereja sejati juga diurapi 

Bab 3: Lambang Roh Kudus

58

oleh Roh Allah (2Kor. 1:21) untuk memungkinkan mereka melakukan 

tugas keimaman, tugas kerajaan dan tugas kenabian (1Ptr. 2:5; Why. 

5:10; 1Kor. 14:31).

Selanjutnya, pengurapan minyak dapat menandakan sebuah 

pemberian anugerah (Ibr. 10:29). Pada zaman dulu, minyak sering 

dipakai untuk menyembuhkan luka, seperti yang diilustrasikan 

dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang baik (Mrk. 6:13; 

Luk. 10:34; Yak. 5:14-15). Demikian juga, Roh Kudus memberikan 

anugerah rohani (2Tes. 2:13; Ibr. 10:29). Seringkali, keadaan jiwa kita 

dapat disamakan seperti orang malang dalam perumpamaan itu, yang 

dirampok, dipukuli, dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Sama 

seperti kasih dan anugerah menyelamatkan orang itu, demikian juga 

kita disembuhkan dan diselamatkan oleh pengurapan minyak dari 

anugerah Roh Allah (1Yoh. 2:20).

Dalam Perjanjian Lama, minyak juga dipakai dalam upacara 

pentahiran untuk membersihkan kusta (Im. 14:16-18), yang yaitu  

lambang dosa. Sama seperti minyak, Roh Kudus mempunyai kuasa 

untuk mentahirkan orang-orang percaya dari dosa-dosa mereka.

Alkitab mencatat bagaimana Elisa menambahkan minyak untuk 

seorang janda miskin untuk dapat tetap hidup (2Raj. 4:2-7). Sama 

seperti minyak yang memelihara janda itu, Roh Kudus memberikan 

kita anugerah yang berlimpah. Selain itu, tanpa Dia, kita tidak dapat 

mempunyai kehidupan rohani.

Pada zaman dulu, minyak dipakai sebagai bahan bakar lampu 

(Im. 24:2). Sebagai orang Kristen, kita yaitu  pelita-pelita yang 

memancarkan terang (Mat. 5:14). Hanya bila kita mempunyai cukup 

minyak, kita dapat menyinarkan kemuliaan Tuhan untuk menerangi 

kegelapan dunia (Mat. 25:4; 5:16; 1Ptr. 2:12). Jika kita siap menyambut 

Tuhan dengan pelita-pelita berisi minyak dan menyala dengan terang, 

maka kita dapat dengan sukacita masuk ke dalam pesta perkawinan 

dengan-Nya (Mat. 25:10; Why. 19:9). Sebaliknya, jika kita tidak siap 

saat Dia menemui kita, kita tidak akan diterima masuk. Saat itu 

bertobat sudah terlambat – kita akan menemukan diri kita menangis di 

luar dalam keputusasaan (Mat. 25:11-12). Nasihat yang disampaikan 

yaitu : bersiaplah sekarang, sementara kita masih mempunyai waktu 

untuk mengejar kepenuhan Roh Kudus dan hidup dengan kudus. 

Dengan demikian, kita dapat dengan yakin menanti kedatangan Tuhan 

yang kedua, saat  Dia akan mengumpulkan mempelai wanita-Nya, 

yang yaitu  gereja sejati (Why. 19:7).


59

Dalam kitab Ibrani, Roh Kudus juga disebut “minyak kesukaan” 

(Ibr. 1:9). Ini mengajarkan kita, jika dipenuhi Roh Kudus, kita akan 

mempunyai sukacita yang berlimpah (1Tes. 1:6) dan keberanian untuk 

mengatasi ketakutan kita (Kis. 9:31). Paulus memberitahukan kita 

bahwa sukacita yaitu  ciri lain dari buah Roh Kudus (Gal. 5:22).

3.2.7 Meterai

Meterai sudah umum digunakan sejak zaman dahulu. Sampai 

sekarang meterai terus dipakai untuk menjamin dokumen dan 

perjanjian untuk membuktikan wewenang dan keaslian mereka. 

Contohnya, meterai dari pengadilan menjamin kekuasaan hukum. 

Demikian juga meterai raja pada sebuah dekrit kerajaan menjamin 

keputusan raja yang sah. Pada zaman Persia kuno, dekrit raja tidak 

dapat ditarik kembali (Est. 8:8). Bahkan raja sendiri tidak dapat 

mengubah dekritnya bila sudah dimeteraikan (Dan. 6:8, 12, 15-18) 

untuk melindungi keabsahannya. Titah raja yaitu  hukum.

Roh Kudus dapat disamakan seperti sebuah meterai dari Allah, 

Raja segala raja (1Tim. 6:15). Jika kita ada di bawah pemerintahan Allah, 

kita tidak lagi berada di bawah perbudakan dosa. Yang terpenting, jika 

meterai-Nya ada  pada dahi kita (Ef. 4:30), kita akan terlepas dari 

murka-Nya pada hari terakhir (Why. 7:2-3; 3:10).

Seperti telah disebutkan, meterai raja mewakili integritas, 

kekuasaan dan wewenang raja tersebut. Barangsiapa mengenakan 

meterai raja, bertindak dengan wewenang penuh dari raja tersebut. 

Karena kita (gereja) mempunyai meterai Allah, yaitu Roh Kudus, kita 

diberi kuasa untuk mengampuni, atau untuk menahan dan mendakwa 

dunia atas dosa-dosanya (Yoh. 20:22–23; Mat. 16:19; 18:18).

sesudah  Tuhan Yesus dibaptis, Dia dimeterai dengan Roh Kudus. 

Dan suara Bapa surgawi memberi kesaksian bahwa Yesus sungguh-

sungguh yaitu  Anak yang Ia kasihi (Mat. 3:16-17). Jika kita percaya 

kepada Yesus dan injil yang sepenuhnya, kita akan dimeteraikan 

dengan Roh Kudus yang telah dijanjikan Allah (Ef. 1:13). Dengan cara 

ini, Tuhan meneguhkan bahwa kita yaitu  anak-anak-Nya. Karena 

inilah, Rasul Paulus berkata, “Roh sendiri memberi kesaksian kepada 

roh kita bahwa kita yaitu  anak-anak Allah…dan sebagai ahli waris 

bersama Kristus” (Rm. 8:16-17).

Bab 3: Lambang Roh Kudus

60

Bahasa dan lambang Roh Kudus sebagai meterai ditemukan 

dalam surat Paulus kepada jemaat Efesus. Alasannya yaitu  karena 

referensi meterai sebagai sebuah perjanjian pembelian sangat dikenali 

oleh jemaat dalam kota yang terkenal dengan perdagangan kayu ini. 

Bickersteth memberikan kita pengetahuan mengenai penggunakan 

meterai di masa itu:

Metode pembelian saat itu yaitu  seperti ini: sesudah  pedagang memilih 

kayu yang akan ia beli, ia memeteraikan kayu-kayu pilihannya dengan 

menggunakan stempel hak kepemilikannya, yang merupakan tanda 

kepemilikan yang diakui secara umum. Seringkali pedagang tidak 

membawa kayu pembeliannya pada saat itu; kayu-kayunya ditinggalkan 

di pelabuhan bersama dengan kayu-kayu lain yang mengapung di air, 

namun  kayu-kayu itu telah dipilih, dibeli dan dibubuhi meterai; dan pada 

waktunya si pedagang mengutus hamba kepercayaannya dengan 

membawa stempel, mencari kayu-kayu dengan cap meterai yang sama, 

mengklaim dan membawanya kepada tuannya.

edward Henry Bickersteth (hal. 176)

Sebagai pengikut Yesus, kita telah dimeteraikan dengan Roh Kudus. 

Meterai kita menandakan bahwa kita bukan lagi milik kita sendiri, 

namun  milik Yesus yang telah membeli kita dengan darah-Nya (1Kor. 

6:19-20). Jemaat di Efesus mengerti mengenai pentingnya meterai 

dalam hak kepemilikan, sehingga Paulus memanfaatkan pengetahuan 

mereka sepenuhnya untuk menyampaikan bagaimana Roh Kudus telah 

memeteraikan mereka sampai pada hari penebusan mereka (Ef. 1:13, 

4:30). Paulus ingin menyadarkan mereka, bahwa mereka bukan lagi 

milik mereka sendiri – sekarang mereka yaitu  milik Yesus Kristus. 

Alkitab membuat hal ini menjadi sangat jelas, karena pada meterai 

Allah tertulis: “Tuhan mengenal orang-orang kepunyaan-Nya” (2Tim. 

2:19).

3.2.8 Jaminan

Pada Efesus 1:14, kita menemukan kata Yunani arrabon1 yang 

berarti sebuah jaminan. Kata ini biasanya dipakai untuk menunjukkan 

simpanan yang diberikan sebagai jaminan, sementara pembayaran 

penuh akan dilakukan di kemudian hari. Hal ini sudah biasa dilakukan 

oleh orang-orang Yunani dan Romawi dalam urusan perdagangan.


61

Dalam suratnya, Paulus menggunakan kata ini untuk menjelaskan 

tentang Roh Kudus sebagai janji warisan surgawi orang Kristen. Kelak, 

orang-orang yang dikasihi Tuhan akan menikmati kerajaan yang telah 

dipersiapkan untuk mereka sejak permulaan dunia. Ini merupakan 

kasih karunia yang akan digenapi pada saat kedatangan Tuhan yang 

kedua (1Ptr. 1:13). Sementara menunggu waktu penggenapannya, 

Allah memberikan kita suatu jaminan untuk memastikan janji-Nya.

Roh Kudus bersaksi bersama dengan roh kita bahwa kita yaitu  

anak-anak Allah, dan mempunyai hak atas warisan surgawi (Rm. 8:16-

17). Mengetahui hal ini, kita harus bersyukur akan status yang mulia 

ini dan mengarahkan pikiran kita pada hal-hal di atas (Kol. 3:2), karena 

pengharapan kita yang sejati ada di atas, tempat Allah tinggal dalam 

kemuliaan-Nya yang sempurna. Maka, untuk mengenal Yesus Kristus 

lebih baik, kita harus menganggap segala sesuatu dari dunia sebagai 

kerugian (Flp. 3:8).

Roh Kudus menjamin kehidupan kekal (2Kor. 5:4-5) dan 

kebangkitan kita dari kematian menjadi tubuh rohani (2Kor. 5:1-3). 

Dengan jaminan Roh Kudus, kita mempunyai pengharapan hidup ini 

dan tidak perlu takut akan kematian. Kita dapat melihat ke depan, ke 

masa saat  kita akan bersama-sama dengan Tuhan (2Kor. 5:6-8).

Roh Kudus menjamin janji-janji-Nya kepada kita. Alkitab berkata, 

“Sebab Kristus yaitu  "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh 

Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah. Sebab Dia yang 

telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, 

yaitu  Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya 

atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai 

jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita” (2Kor. 1:20-22). 

Ayub berkata, “Biarlah Engkau menjadi jaminanku bagi-Mu sendiri! 

Siapa lagi yang dapat membuat persetujuan bagiku?” (Ayb. 17:3). 

Pemazmur juga berkata, “Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan” 

(Mzm. 86:17). Dari ayat-ayat ini, kita mengetahui betapa pentingnya 

mempunyai jaminan pengharapan akan masa depan kita.

3.2.9 Api

Nabi Yesaya berkata, “Dan orang yang tertinggal di Sion dan 

yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di 

Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila TUHAN telah 

Bab 3: Lambang Roh Kudus

62

membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda 

darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili 

dan yang membakar” (Yes. 4:3-4). Di sini, Yesaya berbicara tentang “roh 

yang membakar”, menunjukkan pada sebutan lain Roh Kudus. Istilah 

Yesaya “kekotoran puteri Sion”, mengacu pada ketidakmurnian dan dosa 

gereja. namun , sesudah  Roh Kudus membakar hangus ketidakmurnian 

umat Allah, mereka akan “tercatat di antara orang yang beroleh hidup 

di Yerusalem”. Dengan kata lain, gereja akan menerima hidup kekal.

Pandai besi menggunakan api untuk memurnikan logam. Api itu 

membuang semua ketidakmurnian untuk menghasilkan logam yang 

murni dan mengkilap (Mal. 3:2-3). Sama seperti api milik seorang 

pandai besi, Roh Kudus secara rohani memurnikan, memperbaharui 

(2Kor. 6:6; Tit. 3:5) dan menguduskan orang-orang percaya (1Ptr. 

1:2).

Pada zaman Nabi Yesaya, Allah menyampaikan sebuah pesan 

penting untuk memberitahukan umat-Nya bahwa mereka memerlukan 

roh yang membakar untuk membuang ketidak-kudusan mereka. 

Demikian juga umat Allah pada masa sekarang, kota dan gereja kudus-

Nya, harus dimurnikan untuk mewujudkan kemuliaan Yerusalem 

Baru, seperti yang dilukiskan dalam kitab Wahyu (Why. 21:11,18-27; 

ref. Yes. 1:25).

Api mempunyai kekuatan untuk melarutkan logam dan unsur-

unsurnya, melebur mereka menjadi benda yang padat (ref. 2Ptr. 3:10-

12). Berbicara secara rohani, Roh Kudus dapat melarutkan sifat-sifat 

kita yang mencari kepentingan pribadi dan berpusat pada diri sendiri. 

Roh Kudus juga dapat membuang batasan dan perbedaan yang sering 

kita pasang di dalam gereja, seperti garis-garis pemisahan rasial dan 

sosial. Di bawah pimpinan Roh, Allah dapat menyatukan orang-orang 

berbeda menjadi satu di dalam Kristus Yesus (Ef. 4:3; Gal. 3:28).

saat  api membakar, kibaran api dan asapnya naik ke langit. 

Demikian juga, saat  Roh Allah membakar semakin panas dalam diri 

kita dan memenuhi hati kita, kita tidak akan lagi merasa tertarik pada 

kesenangan dalam dosa di dunia. Sebaliknya, kita akan terdorong untuk 

meninggalkannya. Dan lagi, dengan pimpinan dan kuasa Roh Kudus, 

kita dapat berpusat pada perkara-perkara rohani dan hidup menurut 

pengajaran Tuhan (Mat. 6:19-20; Kol. 3:1-4). Rasul Paulus memberikan 

kita teladan yang baik, karena dia mengizinkan Roh Kudus membakar 

dengan hebat dalam hatinya untuk membuang semua keinginan dan 

ambisi pribadinya. Roh dari api di dalam dirinya mengobarkan hasrat 


63

yang besar untuk senantiasa bersama dengan Yesus (2Kor. 5:1-8; Flp. 

1:23) dan menganggap segala sesuatu sebagai kerugian, dibandingkan 

dengan anugerah karena mengenal Dia (Flp. 3:7-8).

Sejak zaman Perjanjian Lama, kuasa Roh Kudus untuk 

menumbuhkan rasa tidak mementingkan diri selalu dipelajari sebagai 

pelajaran rohani. Dalam peperangannya melawan orang Midian, 

Gideon memenangkan perang melawan musuh-musuhnya dengan 

memecahkan buyung untuk menyingkapkan cahaya dari suluh yang 

ada di dalam (Hak. 7:16-23). Tindakan simbolis ini mengajarkan 

kita tentang kekuatan tersembunyi pada kehadiran Roh Allah. Hanya 

apabila kita menunjukkan kerelaan untuk membuang “ke-aku-an” kita, 

maka terang dan kemuliaan Yesus dapat dinyatakan di dalam diri kita 

(2Kor. 4:10).

Roh yang membakar juga memberi kita kuasa untuk memberitakan 

injil dengan semangat keberanian. Contohnya, Roh Kudus memberi 

kuasa kepada murid-murid pada hari Pentakosata (Yoh. 20:19; Kis. 

4:31). Umat Kristen di masa awal bahkan memberitakan injil dengan 

begitu berani sehingga mereka disebutkan sebagai “orang-orang yang 

telah mengacaukan seluruh dunia” (Kis. 17:6). Semangat penginjilan 

Allah juga membakar dalam diri Nabi Yeremia, yang tidak dapat 

menahan diri untuk berbicara dalam nama Tuhan (Yer. 20:9; ref. Mzm. 

39:3; Ayb. 32:17-22). Kita berdoa agar Tuhan memberikan gereja sejati 

hari ini roh membakar yang sama.

3.2.10 Tiang awan dan tiang api

Alkitab menuliskan, “TUHAN berjalan di depan mereka, pada 

siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan 

pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga 

mereka dapat berjalan siang dan malam.  Dengan tidak beralih tiang 

awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam 

di depan bangsa itu” (Kel. 13:21-22). Tiang awan dan tiang api, yang 

memimpin umat pilihan, melambangkan Roh Kudus.

sesudah  keluar dari Mesir, orang Israel menempuh perjalanan 

selama empat puluh tahun lamanya di padang gurun. Perjalanan itu 

tentu terlihat seakan tidak pernah berakhir. Tanpa pedoman untuk 

memimpin jalan mereka sepanjang siang atau cahaya yang cukup 

terang untuk memimpin mereka pada malam hari, mustahil bagi 

Bab 3: Lambang Roh Kudus

64

mereka untuk menemukan jalan yang benar ke tanah perjanjian. 

Namun Allah menyediakan tiang awan pada waktu siang dan tiang 

api pada waktu malam untuk menuntun mereka. Bila kita membaca 

membaca teks Perjanjian Lama, kelihatannya ada dua tiang yang 

berbeda. Namun sesungguhnya hanya ada satu tiang, yang mempunyai 

dua bentuk berbeda. Tiang itu tidak pernah meninggalkan umat Allah 

dan senantiasa bertindak sebagai penuntun, memimpin mereka masuk 

ke Kanaan dengan selamat.

Allah menyediakan tiang api untuk memberikan tuntunan dan 

cahaya bagi bangsa Israel, sehingga mereka dapat melanjutkan 

perjalanan mereka pada waktu malam (Kel. 40:38). Sekarang, mungkin 

kadang-kadang kita merasa tersesat  dalam perjalanan hidup, namun  

kita tidak boleh lupa bahwa Roh Allah yaitu  Penuntun dan Penolong 

yang maha hadir. Dia sama seperti cahaya api, yang menuntun kita, 

walaupun dunia ada dalam kegelapan. Kita dapat merasa yakin bahwa 

pada akhirnya Tuhan akan memimpin kita ke Kanaan rohani, yang 

yaitu  rumah surgawi kita.

Berkaitan dengan keluarnya bangsa Israel dari Mesir, Alkitab 

menuliskan hal ini: “Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang 

tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang 

mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di 

belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang 

Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan 

kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat 

mendekati yang lain, semalam-malaman itu” (Kel. 14:19-20).

saat  tentara Mesir mengejar bangsa Israel, tiang awan bergerak 

memisahkan umat Allah dan bangsa Mesir, dan melingkupi bangsa 

Mesir dengan awan kegelapan. Herannya, tiang awan bersinar terang 

bagi bangsa Israel (ref. 1Tes. 5:4).

Peristiwa ini kaya akan pengajaran rohani. Dia mengajarkan 

kita bahwa Roh Kudus dapat membuka dan menutup mata rohani 

seseorang. Bagi bangsa Mesir, Roh Kudus memberikan kegelapan. 

Demikian juga, bagi orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, 

atau yang mengeraskan hati, Tuhan mungkin menutup mata mereka 

seterusnya dalam kegelapan rohani (ref. Rm. 1:28; Ef. 4:18; 2Tes. 

2:11). Bagi kita yang percaya, kita harus berusaha menjadi “anak-

anak terang” dengan berjalan di bawah pimpinan dan perlindungan 

Tuhan (1Tes. 5:5). Tuhan Yesus pernah berkata, “Akulah terang dunia; 

barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, 


65

melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yoh. 8:12). Roh Kudus 

yaitu  Roh Tuhan (2Kor. 3:17), dan orang-orang yang percaya kepada-

Nya harus berusaha keras untuk mengikuti pimpinan Roh-Nya. Kita 

tidak boleh lagi berjalan dalam kegelapan rohani, karena, sama seperti 

bangsa Israel, kita telah dianugerahi terang Roh Allah.

Tiang awan dan tiang api bukan hanya memimpin bangsa Israel 

melalui padang gurun, namun  juga dipakai sebagai perisai untuk 

melindungi mereka dari musuh-musuh mereka pada saat bahaya. Jadi 

kita jangan melupakan anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita 

saat  Dia mencurahkan Roh-Nya untuk tinggal di dalam diri kita. Roh 

Kudus bukan hanya menuntun dan memimpin kita dalam menjalani 

hidup, namun  Dia juga melindungi kita dari kematian rohani. saat  

kita dicobai untuk jatuh ke dalam dosa, atau untuk meninggalkan jalan 

yang benar, Dia memanggil kita kembali. Oleh karena itu, telinga kita 

harus peka dengan panggilan-Nya – untuk mendengarkan, dan tidak 

menolak panggilan-Nya.

Rasul Paulus juga menulis tentang tiang awan dan tiang api: 

“Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek 

moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa 

mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa 

mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut” (1Kor. 

10:1-2). Dari sini kita mengetahui bahwa bangsa Israel menyeberangi 

Laut Merah dan perjalanan mereka di bawah tiang awan dan tiang api 

menggambarkan baptisan air dan baptisan Roh Kudus.

3.2.11 Terang

Seperti telah disebut sebelumnya, Roh Kudus dilambangkan 

dengan api. Api memancarkan terang, jadi terang juga melambangkan 

Roh Kudus. saat  Asaf menulis mazmur untuk mengingatkan umat 

Allah tentang pembebasan mereka dari Mesir, dia menulis, “Dituntun-

Nya mereka dengan awan pada waktu siang, dan semalam suntuk 

dengan terang api” (Mzm. 78:14).

Yesus berkata, “Allah yaitu  Roh” (Yoh. 4:24), dan Yakobus pernah 

menyebut Allah sebagai “Bapa terang” (Yak. 1:17). Jadi Allah, yang 

yaitu  Roh, yaitu  sumber terang kita. Dia yaitu  terang sejati yang 

bersinar untuk memimpin semua orang yang dengan tekun dan tulus 

mencari Dia.

Bab 3: Lambang Roh Kudus

66

Terang mempunyai banyak sifat, yang bila dipelajari, membantu 

kita mengerti mengapa Alkitab menggunakan terang untuk 

melambangkan Roh Kudus:

Terang menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dalam

gelap (Yoh. 3:20; Ef. 5:13). Demikian juga, Roh Kudus 

menyingkapkan kegelapan dalam jiwa kita. Kenyataan 

ini digambarkan dalam contoh dua orang Kristen pada 

gereja mula-mula: Ananias dan Safira, yang ketahuan 

telah mendustai Roh Kudus. Mereka mengalami akhir 

yang tragis sesudah  tipu daya mereka disingkapkan (Kis. 

5:1-16). Peristiwa ini mengingatkan kita pada perkataan 

Salomo: “Karena Allah akan membawa setiap perbuatan 

ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang 

tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat” (Pkh. 12:14; 

ref Luk. 12:2).

Terang melambangkan kebaikan. Bila terang bersinar dalam

kegelapan, kegelapan tidak dapat menguasainya (Yoh. 1:5). 

Terang mempunyai kuasa untuk menghalau kegelapan. 

Oleh karena itu kejahatan tidak dapat menerima terang Roh 

Allah (Yoh. 14:17); sebaliknya, Roh Kudus memencarkan 

kegelapan. Maka selanjutnya, di mana ada kejahatan, Roh 

Kudus tidak akan ada di sana. Karena alasan inilah kita 

harus hidup kudus dan saleh jika kita menginginkan Roh 

Allah terus memenuhi hati dan hidup kita.

Matahari yaitu sumber cahaya alami kita. Matahari tidak

membeda-bedakan siapa pun, namun  sinar kehangatannya 

sama kepada setiap orang (Mat. 5:45). Demikian juga, Roh 

Kudus menerangi semua orang dengan indah. Sama seperti 

matahari, Roh Kudus memberikan kita kehangatan rohani 

dan kehidupan dan mengeluarkan kita dari bayang-bayang 

kegelapan dan maut (ref. Mat. 4:16; Luk. 1:78-79). 

3.2.12 Pedang

Kitab Kejadian memberikan kita referensi paling awal tentang 

pedang sebagai lambang bagi Roh Kudus: “Berfirmanlah TUHAN Allah: 

"Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, 

tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai 

ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon 

kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-


67

lamanya." Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia 

mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu 

dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub 

dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk 

menjaga jalan ke pohon kehidupan” (Kej. 3:22-24).

sesudah  Adam dan Hawa jatuh dari kasih karunia Allah, mereka 

diusir dari Taman Eden dan dijauhkan dari pohon kehidupan. Akibatnya, 

seluruh umat manusia kehilangan anugerah kehidupan kekal, karena 

Allah telah memperingatkan Adam dan Hawa bahwa mereka akan mati 

jika memakan buah terlarang dari pohon pengetahuan tentang yang 

baik dan jahat (Kej. 2:17). Untuk menjaga manusia agar tidak kembali 

ke Taman Eden, Allah menempatkan kerub dan pedang yang bernyala-

nyala untuk menjaga taman itu.

Taman Eden yang jasmani melambangkan Taman Eden surgawi. 

Sama seperti Eden jasmani, Taman Eden di surga juga mempunyai 

pohon kehidupan (Why. 22:14). Sejak kejatuhan umat manusia sampai 

datangnya keselamatan Allah. Dia telah memeteraikan jalan menuju 

pohon kehidupan dengan pedang. Tidak seorang pun dapat masuk 

ke dalam taman itu, dan tidak seorang pun dapat menemukan jalan 

menuju hidup kekal, karena dosa tidak memungkinkan manusia 

mendapatkannya. namun  Tuhan kita Yesus Kristus, melalui kematian-

Nya di kayu salib, membuka kembali jalan ini (Mat. 27:50-51; Ibr. 

10:19-20). Oleh karena itu, Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran 

dan hidup. Tidak seorang pun sampai kepada Bapa jika tidak melalui 

Aku” (Yoh. 14:6; 10:9). Dia yaitu  satu-satunya jalan yang karenanya 

kita dapat menerima keselamatan dan kehidupan kekal.

Pedang yang bernyala-nyala di pintu masuk Taman Eden, yang 

melambangkan Roh Kudus, mempunyai kekuatan untuk membunuh 

dan memusnahkan. Siapa pun yang ingin masuk untuk memperoleh 

kehidupan kekal, ia harus terlebih dahulu menghadapi kematian. 

Paulus mengajarkan kita bahwa kita semua harus mati dan dikubur 

bersama Kristus melalui baptisan air (Rm. 6:3) karena, hanya apabila 

tubuh kita yang penuh dosa ini hancur, barulah kita dapat memperoleh 

kehidupan kekal di dalam Tuhan (Rm. 6:6, 19, 23). sesudah  itu kita 

harus menerima baptisan Roh Kudus untuk mematikan perbuatan-

perbuatan tubuh kita, dan kita dapat hidup (Rm. 8:13; Gal. 5:16).

Jadi, pedang yang bernyala-nyala, yang pernah menutup jalan 

menuju kehidupan kekal, tidak menandakan bahwa kita ditakdirkan 

untuk hidup dalam keputusasaan. namun  dia telah membuka kembali 

Bab 3: Lambang Roh Kudus

68

jalan menuju keselamatan untuk kita. Dia menyatakan dua kebenaran 

bahwa manusia harus mati melalui baptisan air dan dilahirkan 

kembali melalui Roh Kudus Allah. Hanya dengan begitu, kita baru 

dapat masuk ke dalam kerajaan Allah dan menerima kehidupan kekal 

(Yoh. 3:4;Tit. 3:5). Dan dari Alkitab, kita tahu bahwa Roh Kudus bekerja 

dalam baptisan air dan baptisan Roh (Yoh. 3:5; 1Kor. 6:11; 12:13). 

Karena alasan ini, Rasul Paulus memberitahukan jemaat di Galatia 

bahwa mereka telah “memulai dalam Roh” (Gal. 3:3). Demikian juga, 

perjalanan kita kembali menuju kehidupan kekal dimulai dengan Roh 

Kudus. Selain melalui Dia, tidak ada jalan lain untuk kembali ke Taman 

Eden.

Rasul Paulus memberikan kita pengetahuan lebih lanjut mengenai 

hubungan antara pedang dan Roh Kudus dalam suratnya kepada jemaat 

di Efesus. Paulus menulis: “Pedang Roh, yaitu firman Allah” (Ef. 6:17). 

Perkataannya memberitahu kita bahwa:

Pedang melambangkan Roh Kudus.

Sebagai senjata, Roh Kudus memberikan kita kemampuan

untuk menghancurkan keinginan daging kita, dan 

mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan (ref. Ef. 6:12).

Pedang Roh yaitu firman Allah. Hanya bila kita

diperlengkapi dengan pedang, maka kita dapat mempunyai 

keberanian untuk maju berperang dalam peperangan 

rohani kita melawan kuasa-kuasa kegelapan. 

Pedang Roh Allah mempunyai kekuatan. Alkitab berkata, “Sebab 

firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata 

dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan 

roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan 

dan pikiran hati kita” (Ibr. 4:12). Firman Allah, sama seperti pedang 

yang tajam, dapat menembus hati kita, menyelidiki pikiran dan motif 

kita. Sayangnya, Ananias dan Safira mengira mereka dapat mencobai 

Roh Kudus, dan membayar kesalahan itu dengan nyawa mereka (Kis. 

5:3; 9-10). Kita harus belajar dari kesalahan mereka; daripada menguji 

seberapa jauh kita dapat mendesak Roh Kudus dengan hidup tidak 

benar, kita harus bersandar pada Roh Kudus sebagai sumber kekuatan 

rohani kita. Dengan pedang Roh, kita dapat membuang keinginan jahat 

kita dan juga memberitakan Firman Allah kepada semua orang yang 

memerlukannya.


69

3.2.13 Angin

Kata Ibrani untuk “angin” yaitu  ruah2. Istilah ini sering 

diterjemahkan sebagai “roh”, “napas” dan “udara”. Kata Yunaninya 

yaitu  pneuma dan artinya “angin”, “roh” dan “nafas”3. Dalam tiga 

kesempatan, Alkitab menggunakan “angin” untuk melambangkan Roh 

Kudus: 1)Yeh. 37:5-10; 2) Yoh. 3:8; 3)Kis. 2:2.

Ayat alkitab pertama berbunyi, “Maka firman-Nya kepadaku: 

"Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak 

manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman 

Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, 

dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya 

mereka hidup kembali." Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-

Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga 

mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara 

yang sangat besar” (Yeh 37:9-10).

Ayat dari Yehezkiel ini yaitu  salah satu ayat Perjanjian Lama yang 

penting, saat  angin digunakan sebagai lambang bagi Roh Kudus. Ayat 

ini menyampaikan penglihatan Nabi Yehezkiel tentang bangkitnya 

kuasa Roh Kudus. Jika kita membaca ayat ini dalam konteksnya, kita 

akan menemukan ayat berikutnya yang menjelaskan pesan Yehezkiel 

ini. Dalam Yehezkiel 37:14, Tuhan berkata, “Aku akan memberikan 

Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali.” Dari sini kita 

melihat bahwa Roh Kudus memberikan kehidupan. Berhubungan 

dengan bangkitnya kuasa Roh ini, Rasul Paulus berkata, “Dan jika Roh 

Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di 

dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari 

antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu 

oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu” (Rm. 8:11).

Pada ayat kedua, Yesus mengajarkan, “Angin [atau Roh] bertiup

ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, namun  engkau tidak 

tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya 

dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3:8). Yesus berbicara 

tentang Roh Kudus sebagai angin, yang bertiup ke mana dia mau dan 

tidak dapat dikekang. Dia juga memenuhi bumi sebagai kekuatan yang 

tidak dapat dilihat dan diraba. Dari perkataan Yesus, kita belajar bahwa 

sifat angin menyatakan sifat rohani Roh Kudus.

Pada ayat ketiga, angin sebagai lambang dari Roh Kudus, dengan 

penuh kekuatan diwujudkan pada hari Pentakosta, saat  Roh Kudus 


dicurahkan kepada murid-murid Yesus. Kisah Para Rasul pasal 2 

menggambarkan peristiwa ini: “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu 

bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di 

mana mereka duduk” (Kis. 2:2, 4).

3.2.14 Tujuh mata

Kitab-kitab nubuat dalam Alkitab kadang-kadang menggunakan 

perlambangan “tujuh mata” untuk menjelaskan Roh Allah:

Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua—

satu permata yang bermata tujuh.

Zakharia 3:9

Yang tujuh ini yaitu  mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi.

Zakharia 4:10

Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan 

di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah 

disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah 

yang diutus ke seluruh bumi.

Wahyu 5:6

Angka “tujuh” yaitu  lambang kelengkapan atau kesempurnaan; 

sementara “mata” melambangkan hikmat. Jadi tujuh mata pada ayat 

di atas mewakili kesempurnaan dan hikmat rohani Allah. Tujuh 

mata juga melambangkan sifat Roh Kudus yang maha melihat, yaitu 

kemahatahuan-Nya. Dia menyelidiki hal-hal terdalam dari Allah (1Kor. 

2:10), dapat merasakan pekerjaan setan (Kis. 16:16-18), dan melihat 

sampai ke hati kita yang paling dalam (Kis. 5:1-11). Allah mengawasi 

orang yang baik dan yang jahat (Ams. 15:3); tidak ada yang tersembunyi 

dari pandangan-Nya. Mengetahui hal ini, kita harus berusaha untuk 

hidup kudus, murni dan benar.



Roh Kudus secara langsung turun tangan untuk mendirikan gereja 

Tuhan, baik pada zaman para rasul, maupun pada zaman sekarang. 

Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta menjadi sangat penting 

karena menandakan pemulihan dan dikumpulkannya umat Tuhan 

yang terserak, seperti yang dinubuatkan dalam Yehezkiel 36 dan 

37. Dahulu, Allah menyerakkan orang-orang yang ada di dunia dan 

mengacaubalaukan bahasa mereka di Menara Babel (Kej. 11:1-9), 

sekarang Dia mengumpulkan mereka kembali dan menyatukan bahasa 

mereka dengan memuji-muji kebesaran Allah (Kis. 2:4-11).

4.2 Definisi gereja

Kata Yunani untuk “gereja” yaitu  ekklesia yang berasal dari kata 

ek, yang artinya “keluar dari”, dan klesis, yang artinya “panggilan”1. Jadi 

terjemahan hurufiah dari ekklesia yaitu  “kumpulan yang terpanggil”. 

Dalam dunia kuno, ekklesia yaitu  “perkumpulan yang sah” dalam 

kota-kota Yunani (yang juga dikenal dengan “perkumpulan umum”). 

sesudah  mendengar tiupan terompet dari kota, warga kota akan keluar 

dan berkumpul bersama. Yesus juga menggunakan kata “kumpulan” 

untuk mereferensikan gereja-Nya (Mat. 16:18).

Banyak teks-teks kuno penting, seperti versi bahasa Yunani dari 

Perjanjian Lama (Septuagint), menggunakan ekklesia pada kata Ibrani 

qahal untuk mengacu pada kumpulan umat perjanjian Allah dalam 

Perjanjian Lama (contoh, Ul. 23:2-9). Contohnya, ekklesia digunakan 

untuk menggambarkan segenap bangsa Israel sebelum masuk ke 

dalam kemah pertemuan (ref. ekklesia dalam Kis. 7:38; 19:32, 39, 41; 

Ibr. 2:12).

namun , ada  perbedaan penting antara umat Tuhan yang 

berkumpul di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di 


73

Perjanjian Baru, kumpulan milik Allah, yaitu gereja, telah “dibeli dengan 

darah-Nya” (Kis. 20:28). Sebaliknya, di zaman Perjanjian Lama, yang 

dilakukan melalui darah anak lembu dan kambing, dosa-dosa mereka 

tetap tinggal (Ibr. 9:18 dst.; 10:4).

4.3 Sifat gereja

Gereja tidak dapat disamakan seperti perkumpulan sekuler atau 

sosial lainnya, karena, dari definisinya, gereja mempunyai perbedaan 

yang sangat mendasar, karena ia yaitu  kumpulan yang dipanggil 

oleh Allah. Gereja yaitu  milik Tuhan karena Dia telah membeli gereja 

dengan darah-Nya (Kis. 20:28; 1Kor. 6:19; ref. “Gereja-Ku” dalam Mat. 

16:18). Kelompok-kelompok sekuler tidak perlu mempertimbangkan 

Tuhan dalam aktivitas apa pun yang mereka lakukan, sebaliknya 

gereja harus melakukan segalanya dengan berfokus pada Tuhan. 

Selain itu, kelompok-kelompok sekuler dapat mengeluarkan orang-

orang berdasarkan kriteria yang telah mereka tentukan sebelumnya, 

sementara, gereja harus taat pada kehendak Tuhan dan membuka 

pintu gereja bagi semua orang (ref. Kis. 9-11).

Tidak seperti organisasi-organisasi sekuler dengan tingkat 

jabatan organisasional mereka (ref. Mat. 20:20-8), jemaat gereja 

tidak dibedakan berdasarkan kedudukan atau jabatan, namun , dengan 

pelayanan. Oleh karena itu, para penatua, pendeta dan diaken ditunjuk 

sebagai hamba-hamba Tuhan (ref. “hamba” dalam Rm. 1:1), yang harus 

memimpin dan membangun gereja dengan teladan rohani mereka 

(1Ptr. 5:1-4; Ef. 4:11-13; 1Tim. 3:1).

4.4 Asal mula gereja

Abraham yaitu  bapa leluhur yang pertama (Ibr. 7:4), bapa iman 

bagi orang Israel dan Yahudi (Mat. 3:9; Kis. 13:26) dan secara rohani, 

juga sebagai bapa iman bagi semua orang yang percaya kepada Kristus 

(Rm. 4:11; Gal. 3:28-29). Sebelum mereka mengenal Allah yang Esa, 

Abraham dan keluarga ayahnya menyembah allah palsu (Yos. 24:2). 

namun  Allah secara khusus memilih Abraham dan ia dipisahkan untuk 

menjadi awal dari suatu bangsa yang kudus (Kej. 12:1-3).

Bab 4: Roh Kudus dan Gereja

74

Alkitab memberikan berbagai penjelasan mengenai umat Allah, 

bangsa Israel, di antaranya: “kudus dan terpisah dari bangsa-bangsa 

lain” (Im. 20:26); “bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung 

di antara bangsa-bangsa kafir” (Bil. 23:9); dan “bangsa yang dipilih 

TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa 

yang di atas muka bumi” (Ul. 14:2). Umat pilihan dalam Perjanjian 

Lama merupakan gambaran awal gereja dalam Perjanjian Baru, yang 

akan Yesus panggil dan beli dengan darah-Nya sendiri.

Kelahiran Yesus ke dunia menandai awal dari berakhirnya 

perjanjian umat Allah di bawah hukum Taurat (Mat. 11:13; Yoh. 4:23; 

Ibr. 8:7-13). Hal ini bukan berarti gereja menggantikan bangsa Israel; 

namun , gereja menjadi pembaruan umat pilihan Allah, dan bangsa Israel 

termasuk di antara umat itu (Rm. 11).

Tuhan Yesus memanggil dan mengkhususkan sebuah kelompok 

inti yang terdiri dari duabelas orang murid untuk menjadi pengikut-

Nya secara pribadi (Mrk. 3:13; Yoh. 15:19). Tugas mereka yaitu  untuk 

mencapai seluruh penjuru dunia (Mat. 28:16; Kis. 1:16). Mereka akan 

bekerja, bukan dengan kekuatan mereka sendiri, namun  dengan kuasa 

Roh Kudus. Kuasa ini kemudian datang melalui pencurahan Roh Kudus 

pada hari Pentakosta. Hal itu memungkinkan Petrus menyampaikan 

kesaksian yang penuh kuasa, yang menggerakkan 3000 orang untuk 

bertobat dan gereja mula-mula pun berdiri.

4.5 Pekerjaan Roh Kudus di gereja

4.5.1 Mengarahkan pekerjaan gereja

Roh Kudus bekerja secara aktif selama masa gereja mula-mula. 

Kegiatan gereja diadakan, diarahkan dan dimungkinkan oleh Roh 

Allah. Petunjuk yang dinyatakan oleh Roh Kudus dengan segera ditaati 

tanpa diperdebatkan (Kis. 8:29-30). saat  Roh Kudus melarang 

pelayanan di daerah tertentu, rasul-rasul tidak berani memaksakan 

kehendak mereka sendiri, namun  menyesuaikan rencana perjalanan 

mereka dengan kehendak Roh Kudus (Kis. 16:6-8). Roh membuat 

peraturan-peraturan gereja dan memberikan gereja wewenang untuk 

melaksanakannya. Para rasul hanya merupakan alat dalam pekerjaan 

Roh Kudus (Kis 15:28-29; 16:4-5). Hari ini di gereja sejati, kita harus 

memastikan agar kita mempunyai semangat ketaatan yang sama 

kepada Roh Kudus saat  kita melayani Tuhan.


75

Sebelum Roh Kudus turun ke atas murid-murid Yesus pada hari 

Pentakosta, mereka telah memperdebatkan siapa yang terbesar 

dalam kerajaan yang baru (Mat. 20:20-28), bahkan pada malam Yesus 

dikhianati (Luk. 22:24-27). namun  sesudah  mereka menerima baptisan 

Roh Kudus, mereka berubah sepenuhnya. Mereka mulai memahami 

kerendahan hati dan bersyukur akan kuasa dan anugerah rohani yang 

datang dari Tuhan (Kis. 10:25-26; 14:8-15; 1Kor. 3:5-7; 1Kor. 4:7; Yak. 

1:17). 

Yesus Kristus yaitu  kepala gereja, maka gereja harus taat kepada-

Nya (Ef. 4:15; Rm. 12:5). Sebab tubuh tidak dapat bekerja sendiri tanpa 

kepala; namun , tubuh harus mengikuti pimpinan kepala. Sekarang dalam 

gereja sejati, kita harus berjaga-jaga agar tidak menaruh kehendak 

manusia di atas kehendak Tuhan, dan jatuh di dalam keadaan: hukum 

dan politik manusia menggantikan pemerintahan Roh Kudus; peraturan 

dan ketetapan manusia menutupi kehendak Roh Kudus; pemikiran 

manusia dinilai lebih tinggi daripada iman; dan talenta menggantikan 

karunia rohani. Seluruh pekerjaan gereja, termasuk memilih pemimpin 

gereja, harus didasarkan pada prinsip-prinsip rohani.

Wahyu 1-3 berisi wahyu-wahyu Yohanes yang berasal dari Tuhan. 

Di pulau Patmos, ia menulis tujuh surat kepada gereja-gereja di Efesus, 

Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia (Why. 1:9-

11). Di akhir setiap surat, Yohanes menyimpulkan, “Barangsiapa 

mempunyai telinga, baiklah dia mendengar apa yang dikatakan Roh 

kepada gereja” (Why. 2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22). Hari ini kita harus 

memikirkan dengan seksama pengajaran-pengajaran rohani yang 

telah diberikan kepada tujuh gereja ini.

Gereja Yesus Sejati didirikan oleh Roh Kudus di akhir zaman ini. 

Gereja masa akhir mempunyai tugas untuk memulihkan gereja rasul 

masa awal. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya, gereja harus 

bertindak selaras dengan prinsip-prinsip dan teladan yang diwariskan 

oleh para rasul. Yang terpenting, Roh Kudus harus memerintah gereja 

secara pribadi.

Bab 4: Roh Kudus dan Gereja

76

4.5.2 Mengutus para pekerja

Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti 

Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." 

Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: 

"Terimalah Roh Kudus.”

Yohanes 20:21-22

Jika kita memberitakan injil, kita harus diutus oleh Tuhan.

Roma 10:15

Menerima Roh Kudus yaitu  syarat bagi seseorang untuk 

memberitakan Injil dengan kekuatan dan kuasa-Nya, karena Roh-

lah yang memperlengkapi kita untuk menjadi saksi-saksi-Nya (Luk. 

24:48-49; Kis. 1:8). Melalui Alkitab, kita dapat melihat bagaimana 

Roh Kudus mengubah murid-murid yang sebelumnya lemah dan 

ketakutan, menjadi saksi-saksi Kristus yang penuh kuasa. Kisah Para 

Rasul menggambarkan murid-murid sebagai orang “yang dipenuhi 

Roh Kudus”, mengucapkan firman Tuhan “dengan berani”, dan menjadi 

saksi yang “penuh kuasa” (Kis. 4:31, 33).

Paulus pernah berkata, “Baik perkataanku maupun pemberitaanku 

tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, namun  

dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan 

bergantung pada hikmat manusia, namun  pada kekuatan Allah” (1Kor. 

2:4-5). Dia menambahkan, “Sebab Injil yang kami beritakan bukan 

disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, namun  juga dengan 

kekuatan oleh Roh” (1Tes. 1:5). Di sini, kita melihat perbedaan 

mendasar antara memberitakan firman Tuhan dan menyampaikan 

pengetahuan duniawi: memberitakan injil jauh melampaui kefasihan 

bicara dan kepintaran – namun  didasarkan pada kekuatan dari Roh 

Kudus.

Setiap pekerja gereja harus ditunjuk oleh Roh Kudus, bukan hanya 

penilik atau uskup (Kis. 13:1-4; 20:28). Alkitab mencatat:

Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid 

berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami 

melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-

saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan 

yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk 

tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa 


77

dan pelayanan Firman." Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu 

mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 2:2-6

Ayat ini menunjukkan bagaimana Roh Kudus berperan penuh 

dalam gereja mula-mula. Bukan hanya para pendeta dan penatua yang 

secara pribadi dipisahkan untuk pekerj


Related Posts:

  • Doktrin roh kudus 2 orang-orang percaya mengerti kebenaran (1Yoh. 2:27). Sebagai pemberi kekuatan, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada orang-orang percaya untuk bersaksi bagi Kristus (Kis. 2:4, 14-36; 4:19-20, 31). Sebagai saksi… Read More